Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
tul neng dewi.. rupanya tukang sunat masa kini bukan hanya tukang sunat alat kelamin aja, kini muncul tukang sunat buku.. gunting tambal, potong, jadi deh. Safira [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak semua kisah sejarah islam tercantum di dalam buku hadist. Namun tuk kisah Bilal r.a. antum bisa cari di buku Ibnu Katsir (Al hidayah wan Nihayah)tuk halamannya maaf ana lupa. Tapi kalo antum tertarik silahkan aja baca versi lengkapnya dan jgn beli yg versi terjemahan krn bakalan di sunat isinya ama si penerbit Darul Haq (yg condong ke ) Memang benar ada pula kisah yg antum sebutkan dan tercatat di buku hadist dan Sayidina Umar pun bertabaruk kepada Ibnu Abbas (bukan NAbi SAW). Jadi tak benar bertabaruk (mencari berkah) di khususkan hanya untuk Nabi SAW. Karena sahabat (Umar R.a.) pun melakukan kepada Ibnu Abbas r.a. Demikian saudaraku yg kumuliakan Al-Fatih Salam Abah --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Setahu saya yang bertawasul minta hujan itu Umar ra kepada paman Nabi SAW Abbas ra, kalau Bilal ra tolong beri nomor haditnya dan nama penulis hadits tsb.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira dewirengganis02@ wrote: Mas Fatih yang di ridhoi Allah. Amiiin Kenapa tabaruk harus di batasi oleh zaman hidupnya Nabi SAW saja? Imam Ahmad bin Hambal tidak hanya menyimpan satu helai rambut Nabi SAW tapi menyimpan 3 helai rambut beliau SAW yang mulia. dan beliau berpesan di kala akhir hayatnya agar ke 3 helai itu di letak kan di jenazah beliau kelak dengan rincian sebagai berikut. 1 helai rambut di mata kanan dan 1 helai di mata kiri dan 1 helai lagi di bibir (mulut) beliau. Dan pernah suatu hari ketika Imam Ahmad sakit beliau bertabaruk di kuburan gurunya Imam Syafi'i untuk penyembuhan penyakitnya. Bagaimana dengan doanya Sayidina Bilal r.a. bertabruk (bertawasul) di kuburan Nabi SAW meminta hujan di Madinah ketika terjadi musim panas yg sangat panjang. Dan tak lama kemudian hujan pun turun dan beliau SAW bertitip salam kepda Sayidina Umar r.a. melalui Bilal r.a. dan ketika salam itu disampaikan kepada Umar r.a. beliau pun menangis menahan rindu kepada Nabi SAW. Semoga hal ini menjawab pertanyaan dan keraguan antum Salam Abah --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ wrote: Budi, seorang al-albani tetap manusia biasa dan bisa khilaf namun bukan dengan seenaknya anda caci maki. Bagaimana mungkin dia anda caci maki sementara karya-karya beliau banyak dijadikan referensi ulama-ulama sedunia saat ini. Gak ada yang berfikiran picik seperti anda. Kembali ke masalah tabarruk, hadits yang anda bawakan itu hanya berkaitan dengan Nabi SAW ketika masih hidup dan kekhususan bagi beliau saja. Nabi SAW adalah maksum dijaga lisan dan hatinya, Allah lah yang membimbingnya dikala khilaf jadi tidak mungkin Nabi Muhammad SAW tergelincir kepada perbuatan keliru dikarenakan pasti Allah ta'ala langsung menegurnya. Demikian ketika beliau menjadikan air liur sebagai perantara obat dengan izin Allah ta'ala. Kemudian kisah para sahabat dalam Adabul Mufrad yang anda sebutkan itu yang mereka harapkan hanya bekas bekas Rasulullah SAW bukan orang shalih lain sekalipun sederajat dengan Abu Bakar ra, Umar ra atau Ali ra misalnya. Bahkan Imam Ahmad pun sampai menyimpan sehelai rambut beliau SAW. dan hal ini tidak masalah. Lalu bagaimana dng sekarang banyak orang latah ikut-ikutan ke kuburan wali mencari berkah, panjang jimat ketika benda benda pusaka warisan kerajaan Islam diarak dengan dalih mencari berkah (tabarruk). Mengusap dan menciup kuburan orang-orang shalih dengan harapan do'anya terkabul apakah anda yakin perbuatan mereka 100% terhindar dan tidak bercampur dengan khurafat dan kesyirikan. Bukankah ini yang ditakutkan oleh Nabi SAW dalam sabdanya? Jika Nabi SAW saja jelas-jelas sudah mengkhawatirkan hal-hal tsb apakah masih pantas kita mendahului beliau dengan mengatakan hal itu baik...? Dan bagaimana jika mereka mengatakan begini, Setelah saya bertabarruk di kuburan si fulan bin fulan alhamdulilah dagangan saya laris. Bagaimana tanggung jawab anda dihadapan Allah ta'ala di yaumul hisab yang membolehkan hal-hal tsb dilakukan. Kemudian adakah para khulafaurrasyidin melakukan tradisi berkumpul di makam Rasulullah SAW untuk bertabarruk? saya tunggu jawabannya.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: ngapain gue baca buku tulisan koplok wahabi
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
assalamualaikum wr wb. salam kenal semua, menurut saya yang awam. yang utama itu pengamalannya, coba saja bedakan rasanya berdzikir 33x dengan 1000x, insya Allah akan beda rasa dan manfaatnya. untk menjawab pertanyan2 semacam itu (spt jumlah rakaat sholat, jumlah amalan dzikir dll..), menurut saya tidak hanya cukup dari hadist dan sbgnya. tapi coba dirasakan dengan diamalkan. mencoba khusyu ketika mengamalkannya.mudah2 ALLAH memberikan jawabannya. khasiat dari ayat2 Alquran itu tak terbatas. rahasianya ada pada Gusti Allah. wassalamualaikum wr wb. mono,bdg --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf telat nih ngasih pendapatnye... tapi mungkin dah ada juga yang pendapetnya same.. Bukannya Alloh memang sudah Maha kuasa, jadi tidak perlu di ingat dengan jumlah.. masa Alloh lupa ma kita??? ane pikir gini, tanda kita mengabdi dengan orang tua aja.. bukan dengan nyebutin namanya terus atau inget atau muji orang tua kita terus kan...? tapi menjalankan apa yang seharusnya yang menjadi kewajiban seorang anak sebagai orang tua,, iya ga. Safira [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo ada orang berdzikir (wirid) setelah sholat di kritisi .. maka kritisilah diri anda sendiri yg tidak menjalankan amalan tersebut (sunnah Nabi SAW). sudah jelas di hadisth Bukhori bagi siapa yg membaca padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir dan diakhiri LAA ILAAHA ILLAALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHQODIR maka Allah mengampuni dosa- dosa kita walaupun sebanyak buih di lautan. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Tidak sholat, tidak zikir,tidak bertasbih, sekaligus tidak ber amal bukanlah suatu kerugian Bagi Allah. Ya,..Allah gusti juragan pangeran kula Pengayom, penglipur, sarto pendekar kulo Margo pundi kampung mboten gonjang ganjing Kayu kembang rukun mamum imam eling Kalau demikian siapa?.siapayang butuh, Allah lebih kaya -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan Sent: Friday, January 12, 2007 5:00 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] mailto:KARTIKAB@ com wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto: [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Bapak2 sekalian, amalan yang jelas2 sudah ditentukan oleh Rasulullah jumlahnya, kalau menurut saran saya ikutilah apa adanya. Sesungguhnya Rasulullah lebih mengetahui hikmah dan rahasia dibalik pembatasan tersebut. Sebaliknya, jika ada amalan yang oleh Rasulullah tidak dibatasi jumlahnya, maka tidak pantas bagi kita kemudian memberikan batasan sekian dan sekian. Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Waalaikumsalam Wr.wb. Memang semua mendasar untuk yang 33X memiliki dasarnya, misalkan ada yang 1000X apakah ini salah menurut saya tidak, coba kembalikan kehati nurani semuanya itu benar, landasi amalan / ibadah dengan iklas dengan niat menyandarkan diri ini hanya kepada Allah, Jika engkau berjalan mendekatiKu aku akan berlari menghampirimu, jika engkau berlari mendekati Aku maka sesungguhnya Aku ada bersamamu. Saudaraku. janganlah amalan amalan sunah menjadikan perpecahan. Ibarat berdagang amalan wajib itu adalah modalnya, dan yang sunah itu adalah untungnya. Salam Bambang kartika -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of s.mono Sent: Wednesday, January 17, 2007 5:26 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? assalamualaikum wr wb. salam kenal semua, menurut saya yang awam. yang utama itu pengamalannya, coba saja bedakan rasanya berdzikir 33x dengan 1000x, insya Allah akan beda rasa dan manfaatnya. untk menjawab pertanyan2 semacam itu (spt jumlah rakaat sholat, jumlah amalan dzikir dll..), menurut saya tidak hanya cukup dari hadist dan sbgnya. tapi coba dirasakan dengan diamalkan. mencoba khusyu ketika mengamalkannya.mudah2 ALLAH memberikan jawabannya. khasiat dari ayat2 Alquran itu tak terbatas. rahasianya ada pada Gusti Allah. wassalamualaikum wr wb. mono,bdg --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote: Maaf telat nih ngasih pendapatnye... tapi mungkin dah ada juga yang pendapetnya same.. Bukannya Alloh memang sudah Maha kuasa, jadi tidak perlu di ingat dengan jumlah.. masa Alloh lupa ma kita??? ane pikir gini, tanda kita mengabdi dengan orang tua aja.. bukan dengan nyebutin namanya terus atau inget atau muji orang tua kita terus kan...? tapi menjalankan apa yang seharusnya yang menjadi kewajiban seorang anak sebagai orang tua,, iya ga. Safira dewirengganis02@ wrote: Kalo ada orang berdzikir (wirid) setelah sholat di kritisi .. maka kritisilah diri anda sendiri yg tidak menjalankan amalan tersebut (sunnah Nabi SAW). sudah jelas di hadisth Bukhori bagi siapa yg membaca padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir dan diakhiri LAA ILAAHA ILLAALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHQODIR maka Allah mengampuni dosa- dosa kita walaupun sebanyak buih di lautan. Salam --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Tidak sholat, tidak zikir,tidak bertasbih, sekaligus tidak ber amal bukanlah suatu kerugian Bagi Allah. Ya,..Allah gusti juragan pangeran kula Pengayom, penglipur, sarto pendekar kulo Margo pundi kampung mboten gonjang ganjing Kayu kembang rukun mamum imam eling Kalau demikian siapa?.siapayang butuh, Allah lebih kaya -Original Message- From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam% 40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] mailto:islam%40yahoogroups.com com]On Behalf Of Ramdan Sent: Friday, January 12, 2007 5:00 PM To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] mailto:KARTIKAB@ com wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
he he he... tinggal dikembalikan saja ke diri masing2, apakah bedialog ini (khusunya di milis) adalah untuk menimba ilmu dan untuk menambah wawasan bahwa diluar yang kita tahu dan pahami ada pengetahuan dan pemahaman lain, ato untuk menunjukkan diri sendiri saja yang benar dan yang lain salah... :-) kalo untuk menyampaikan sesuatu yang dianggap benar (karena selama ini diri sendiri sudah mengamalkanya) dan ternyata banyak ditolak oleh para pembaca/pendengar, ya ga usah ngotot, toh niat utamanya adalah menyampaikan apa yang dianggap 'benar'. ah... jadi inget akan kalimat amalku untuk ku, amal mu untuk mu.. salam damai :-) On 1/18/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Wr.wb. Memang benar kalau melihat dari hadis saja, bukankah ada Alquran dan hadis, maksud kami disini adalah menghindari perpecahan, ma'af bodohnya orang islam ya seperti ini, mempermasalahkan yang sunah dengan menciptakan permusuhan , cacimaki, dan hinaan lainya, mengapa bodoh?? karena sunah tidak dilakukan juga tidak apa-apa justru yang menyakiti hati orang lain apa lagi sesama muslim itulah yang mendatangkan Latnatullah, bukankah semua muslim bersaudara? siapa yang ingkar terhadap sabda Kanjeng Rosulalloh tersebut? ya...mereka yang saling gontok-gontokan, dunia ini bisa saja aman kalau kita berebut salah atau mengakui kesalahan, bukan berebut benarnya sendiri, mengapa di permasalahkan kalau semuanya memiliki dasar, kewenangan kita semua hanya menyampaikan bukan menghukumi, jangan sia-siakan sesuatu yang sudah tercatat sebagai kebacikan hanya akan terhapus dengan hal yang sebenarnya sangat mudah diatasi. Mohon ma'af kalau ada yang tersirat sehingga tidak berkenan. Wassalam Bambang Kartika -Original Message- *From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] s.com]*On Behalf Of *wandysulastra *Sent:* Thursday, January 18, 2007 9:17 AM *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Subject:* Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Bapak2 sekalian, amalan yang jelas2 sudah ditentukan oleh Rasulullah jumlahnya, kalau menurut saran saya ikutilah apa adanya. Sesungguhnya Rasulullah lebih mengetahui hikmah dan rahasia dibalik pembatasan tersebut. Sebaliknya, jika ada amalan yang oleh Rasulullah tidak dibatasi jumlahnya, maka tidak pantas bagi kita kemudian memberikan batasan sekian dan sekian. Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Waalaikumsalam Wr.wb.
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
belum pernah ada hadits, atau ucapan sahabat, atau tabi'in, atau para Imam dan muhadditsin yg mengingkari tawassul pd yg telah wafat. wallahu a'lam al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Setahu saya yang bertawasul minta hujan itu Umar ra kepada paman Nabi SAW Abbas ra, kalau Bilal ra tolong beri nomor haditnya dan nama penulis hadits tsb.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Fatih yang di ridhoi Allah. Amiiin Kenapa tabaruk harus di batasi oleh zaman hidupnya Nabi SAW saja? Imam Ahmad bin Hambal tidak hanya menyimpan satu helai rambut Nabi SAW tapi menyimpan 3 helai rambut beliau SAW yang mulia. dan beliau berpesan di kala akhir hayatnya agar ke 3 helai itu di letak kan di jenazah beliau kelak dengan rincian sebagai berikut. 1 helai rambut di mata kanan dan 1 helai di mata kiri dan 1 helai lagi di bibir (mulut) beliau. Dan pernah suatu hari ketika Imam Ahmad sakit beliau bertabaruk di kuburan gurunya Imam Syafi'i untuk penyembuhan penyakitnya. Bagaimana dengan doanya Sayidina Bilal r.a. bertabruk (bertawasul) di kuburan Nabi SAW meminta hujan di Madinah ketika terjadi musim panas yg sangat panjang. Dan tak lama kemudian hujan pun turun dan beliau SAW bertitip salam kepda Sayidina Umar r.a. melalui Bilal r.a. dan ketika salam itu disampaikan kepada Umar r.a. beliau pun menangis menahan rindu kepada Nabi SAW. Semoga hal ini menjawab pertanyaan dan keraguan antum Salam Abah --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ wrote: Budi, seorang al-albani tetap manusia biasa dan bisa khilaf namun bukan dengan seenaknya anda caci maki. Bagaimana mungkin dia anda caci maki sementara karya-karya beliau banyak dijadikan referensi ulama-ulama sedunia saat ini. Gak ada yang berfikiran picik seperti anda. Kembali ke masalah tabarruk, hadits yang anda bawakan itu hanya berkaitan dengan Nabi SAW ketika masih hidup dan kekhususan bagi beliau saja. Nabi SAW adalah maksum dijaga lisan dan hatinya, Allah lah yang membimbingnya dikala khilaf jadi tidak mungkin Nabi Muhammad SAW tergelincir kepada perbuatan keliru dikarenakan pasti Allah ta'ala langsung menegurnya. Demikian ketika beliau menjadikan air liur sebagai perantara obat dengan izin Allah ta'ala. Kemudian kisah para sahabat dalam Adabul Mufrad yang anda sebutkan itu yang mereka harapkan hanya bekas bekas Rasulullah SAW bukan orang shalih lain sekalipun sederajat dengan Abu Bakar ra, Umar ra atau Ali ra misalnya. Bahkan Imam Ahmad pun sampai menyimpan sehelai rambut beliau SAW. dan hal ini tidak masalah. Lalu bagaimana dng sekarang banyak orang latah ikut-ikutan ke kuburan wali mencari berkah, panjang jimat ketika benda benda pusaka warisan kerajaan Islam diarak dengan dalih mencari berkah (tabarruk). Mengusap dan menciup kuburan orang-orang shalih dengan harapan do'anya terkabul apakah anda yakin perbuatan mereka 100% terhindar dan tidak bercampur dengan khurafat dan kesyirikan. Bukankah ini yang ditakutkan oleh Nabi SAW dalam sabdanya? Jika Nabi SAW saja jelas-jelas sudah mengkhawatirkan hal-hal tsb apakah masih pantas kita mendahului beliau dengan mengatakan hal itu baik...? Dan bagaimana jika mereka mengatakan begini, Setelah saya bertabarruk di kuburan si fulan bin fulan alhamdulilah dagangan saya laris. Bagaimana tanggung jawab anda dihadapan Allah ta'ala di yaumul hisab yang membolehkan hal-hal tsb dilakukan. Kemudian adakah para khulafaurrasyidin melakukan tradisi berkumpul di makam Rasulullah SAW untuk bertabarruk? saya tunggu jawabannya.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: ngapain gue baca buku tulisan koplok wahabi seperti albani. dia sendiri bukan sanad gurunya maqtu', tapi malah tak punya sanad guru, cuma nukil dari buku buku.. terus mo dibilang Muhaddits yg model gene?, muhaddits itu dia jumpa dg periwayat haditsnya, atau paling tidak dia punya sanad ke periwayat hadits, gurunya mesti sampai sanadnya pada imam Bukhari, Imam syafii dan imam imam lainnya, baru dia boleh ambil pendapat dan ijtihad.. periwayat yg sanadnya maqtu' saja sudah tidak bisa dijadikan hujjah dan sandaran hukum, tidak tsiqah karena riwayatnya majhul, apalagi kalau ini bukan maqtu; lagi, malah ngga ada sanad gurunya kepada para muhadditsin.. jadi cuma ulama tukil2an dari buku yg tersisa masa kini, dia bukan musnid, (pemegang sanad), di indonesia ada beberapa Musnid, tapi sudah lama wafat, tuh AL Allamah Alhabib Ali bin Abdurrahman
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
laen dong, Qardhawiy itu banyak memberikan fatwa yg menyimpang dari ahlussunnah waljamaah, seperti mengada adakan zakat profesi, darimana datangnya ini zakat profesi, ini Bid'ah dhalalah ! memang sih maksudnya baik, supaya muslimin banyak berinfak, tapi sebut SHADAQAH jangan sebut ZAKAT, karena kalau zakat maka jadi fardhu hukumnya, yg tak mengeluarkannya maka ia berhak diperangi. ini kan namanya membuat hukum atas hukum.. membuat syariah baru yg diada adakan. wajar aja ditentang.. ulama dunia mana yg mengakui Qardhawi?, cuma wahabi aja yg mengakuinya, kalau guruku sih emang bukan malaikat, anda mencaci dia juga dia ngga rugi, cuma mulut anda aja yg makin kotor dan busuk karena mencaci seorang ulama yg siang dan malamnya berkhidmat untuk ummat.. guruku hanya orang biasa, bukan lettingan yusuf qardhawi yg ngarang puluhan kitab, tapi guruku membimbing ratusan ribu muslimin untuk dekat pada Allah, dan aku yakin kalau dijumlahkan orang yg tobat ditangan qardhawi dan guruku, pasti banyakan guruku, atau syeikh hisyam, atau arifin ilham, karena mereka ini mengajak kepada tobat dan dzikir, mengajak menghindari maksiat, laen dg Qardhawiy yg menusuk fatwa imam2 terdahulu, memusyrikkan orng muslim dan elu belajar syarat wudhu dan cebok dulu deh yg bener.. baru berfatwa.. ude tua, ga baek maki2 orang shalih, entar kojornya su'ulkhotimah lo.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah ini orang yang ngga sadar akan kesalahan diri sendiri. Siapa yang suka memfitnah ulama? Jelas2 anda sendiri yang melakukan itu, Ibn Abd Wahhab, Al-albani, al-Qardhawi, ibn Baz, bahkan ustadz lokal dari era muslim, syariah online, yang tdk tahu menahu soal wahabi saja dicaci dan dicela habis2an. Anda tahu siapa itu al-Qardhawi? Beliau adalah ulama kaliber dunia yang kontrbusinya dalam islam sudah tidak dapat dihitung dengan jari, dan karena fatwa2nya yang terkenal moderat, beliau banyak diterima oleh sebagian besar umat islam di dunia. Saya tidak menyebut Ibn Abd Wahhab dan yang lainnya, karena dalam hal ini mereka sering dianggap sebagai Ulama dari aliran keras yaitu wahabi. Walaupun sebenarnya karya2 mereka banyak dijadikan rujukan ulama2 pada saat ini. Tapi lucunya, begitu saya sedikit mengomentari ulama anda yaitu yang mulia al habib Munzir al musawwa, eh anda seperti kebekaran jenggot, dan mengatakan saya tukang fitnah, hehehehe... Nah, sekarang kalau saya balik tanya, Siapa itu Munzir? Berapa banyak orang di dunia ini yang mengenal beliau? Sudah berapa banyak kitab yang dikarang oleh beliau? Coba anda bandingkan jawabannya dengan ulama2 yang sering anda hina diatas... Makanya saya kan udah bilang, kalau tdk mau ulamanya dikatain, ya jangan suka ngatain ulama orang lain dong... :) Terang aja gimana Bang Paulus ngga kasih komentar kalau Islam yang rahmatan lil 'alamin udah ngga ada, kalau contoh yang dilihat adalah manusia macam si budi ini yang hobinya nyerocos ngga karuan menghina dan merendahkan orang lain --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: mas joseph.. saranku ngga usah diskusi sama kakek kakek yg kalau ditanya sarat sah wudhu aja ngga tau, doain aje kakek kakek model gini, biar dpt hidayah dan diberi wafat husnulkhotimah.. udah tua bangka malah memfitnah ulama, kalo liat tingkah lakunya sih, bakal mati su'ulkhotimah yg model gini, benci pada keturunan Rasul saw, memfitnah orang shalih, da'i besar yg tobat ditangannya puluhan ribu orang, ee malah dicari cari kebusukannya, orang tua kayak gini yg anda mau ajak diskusi? joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: okeh dah bang kalo gitu... kita belajar kitabulloh masing- masing tempatnye. meskipun ane kaga ngarti dan kaga tau di milis ini mane dan siape yang ingkar sunnah...! tapi kalo diskusi ma bang wandy enak ane bawaannye... tapi jangan sewotan tar jantungan lagi... bang ane pernah denger ma pernah bace, ada orang-orang yang percaye bakalan ada rosul lagi.. itu pegimane bang, ingkar sunnah kaga bang... ane sempet pegimane gitu bang dengernye... paulus hamed sabeni wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Pan ane udeh bilang dari dulu, kalo ada orang yang anti hadits terus ceramah disini, ampe kapan pun ngga bakalan ketemu. Dari judul milisnye aje ente pasti paham dong kalau ini adalah milis Ahlussunnah, bukan milis ingkar Sunnah :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote: oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu... kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Sebenarnya forum2 diskusi seperti ini yang mempermasalahkan sesuatu itu sunnah atau bukan, diperbolehkan atau tidak, adalah hal yang sangat baik jika dilandasi kepada ilmu (alquran dan Sunnah). Insya Alloh hal tersebut merupakan bagian dari tholabul ilmu yang diperintahkan oleh Rasulullah. Dan karena media yang digunakan dalam berdiskusi ini adalah tulisan, seringkali kita salah memahami maksud yang ingin disampaikan oleh sipenulis. Hal inilah yang kadang membuat kita seperti gontok-gontokan... :) Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Wr.wb. Memang benar kalau melihat dari hadis saja, bukankah ada Alquran dan hadis, maksud kami disini adalah menghindari perpecahan, ma'af bodohnya orang islam ya seperti ini, mempermasalahkan yang sunah dengan menciptakan permusuhan , cacimaki, dan hinaan lainya, mengapa bodoh?? karena sunah tidak dilakukan juga tidak apa-apa justru yang menyakiti hati orang lain apa lagi sesama muslim itulah yang mendatangkan Latnatullah, bukankah semua muslim bersaudara? siapa yang ingkar terhadap sabda Kanjeng Rosulalloh tersebut? ya...mereka yang saling gontok-gontokan, dunia ini bisa saja aman kalau kita berebut salah atau mengakui kesalahan, bukan berebut benarnya sendiri, mengapa di permasalahkan kalau semuanya memiliki dasar, kewenangan kita semua hanya menyampaikan bukan menghukumi, jangan sia-siakan sesuatu yang sudah tercatat sebagai kebacikan hanya akan terhapus dengan hal yang sebenarnya sangat mudah diatasi. Mohon ma'af kalau ada yang tersirat sehingga tidak berkenan. Wassalam Bambang Kartika -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of wandysulastra Sent: Thursday, January 18, 2007 9:17 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Bapak2 sekalian, amalan yang jelas2 sudah ditentukan oleh Rasulullah jumlahnya, kalau menurut saran saya ikutilah apa adanya. Sesungguhnya Rasulullah lebih mengetahui hikmah dan rahasia dibalik pembatasan tersebut. Sebaliknya, jika ada amalan yang oleh Rasulullah tidak dibatasi jumlahnya, maka tidak pantas bagi kita kemudian memberikan batasan sekian dan sekian. Salam :) WnS --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Waalaikumsalam Wr.wb. Memang semua mendasar untuk yang 33X memiliki dasarnya, misalkan ada yang 1000X apakah ini salah menurut saya tidak, coba kembalikan kehati nurani semuanya itu benar, landasi amalan / ibadah dengan iklas dengan niat menyandarkan diri ini hanya kepada Allah, Jika engkau berjalan mendekatiKu aku akan berlari menghampirimu, jika engkau berlari mendekati Aku maka sesungguhnya Aku ada bersamamu. Saudaraku. janganlah amalan amalan sunah menjadikan perpecahan. Ibarat berdagang amalan wajib itu adalah modalnya, dan yang sunah itu adalah untungnya. Salam Bambang kartika -Original Message- From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] mailto:islam%40yahoogroups.com com]On Behalf Of s.mono Sent: Wednesday, January 17, 2007 5:26 PM To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? assalamualaikum wr wb. salam kenal semua, menurut saya yang awam. yang utama itu pengamalannya, coba saja bedakan rasanya berdzikir 33x dengan 1000x, insya Allah akan beda rasa dan manfaatnya. untk menjawab pertanyan2 semacam itu (spt jumlah rakaat sholat, jumlah amalan dzikir dll..), menurut saya tidak hanya cukup dari hadist dan sbgnya. tapi coba dirasakan dengan diamalkan. mencoba khusyu ketika mengamalkannya.mudah2 ALLAH memberikan jawabannya. khasiat dari ayat2 Alquran itu tak terbatas. rahasianya ada pada Gusti Allah. wassalamualaikum wr wb. mono,bdg --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote: Maaf telat nih ngasih pendapatnye... tapi mungkin dah ada juga yang pendapetnya same.. Bukannya Alloh memang sudah Maha kuasa, jadi tidak perlu di ingat dengan jumlah.. masa Alloh lupa ma kita??? ane pikir gini, tanda kita mengabdi dengan orang tua aja.. bukan dengan nyebutin namanya terus atau inget atau muji orang tua kita terus kan...? tapi menjalankan apa yang seharusnya yang menjadi kewajiban seorang anak sebagai orang tua,, iya ga. Safira dewirengganis02@ wrote: Kalo ada orang berdzikir (wirid) setelah sholat di kritisi .. maka kritisilah diri anda sendiri yg tidak menjalankan amalan tersebut (sunnah Nabi SAW). sudah jelas di hadisth Bukhori bagi siapa yg membaca padahal
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
kalo ada hadits yg mengajari maka jangan diingkari dong mas paulus, masalahnya kan bukan itung2an sama Allah nya, tapi ingkar thd hadits kan jadi berat lagi, sholat juga ada itungannya kan, 5 waktu, sekian rakaat, justru shalat semuanya pakai itung2an, yg ngga pake itung2an cuma shalat Mutlak aja, dan itupun pake itung2an ruku dan sujudnya. puasa juga pake itung2an, sebulan yg wajib, masuk bulannya juga pake itung2an, qodho nya juga pake itung2an, zakat juga itung2an, haji juga itung2an tanggalnye.. makenye jangan lupe ma itung2an.. he..he..` jangan itung2an diatas itung2an aja.. ntar jadi gile itung2an.. kayak si kakek kopyor tuh,, kebanyakan ngitung buku.. hue,,he,.,he.,. joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf telat nih ngasih pendapatnye... tapi mungkin dah ada juga yang pendapetnya same.. Bukannya Alloh memang sudah Maha kuasa, jadi tidak perlu di ingat dengan jumlah.. masa Alloh lupa ma kita??? ane pikir gini, tanda kita mengabdi dengan orang tua aja.. bukan dengan nyebutin namanya terus atau inget atau muji orang tua kita terus kan...? tapi menjalankan apa yang seharusnya yang menjadi kewajiban seorang anak sebagai orang tua,, iya ga. Safira [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo ada orang berdzikir (wirid) setelah sholat di kritisi .. maka kritisilah diri anda sendiri yg tidak menjalankan amalan tersebut (sunnah Nabi SAW). sudah jelas di hadisth Bukhori bagi siapa yg membaca padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir dan diakhiri LAA ILAAHA ILLAALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHQODIR maka Allah mengampuni dosa- dosa kita walaupun sebanyak buih di lautan. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak sholat, tidak zikir,tidak bertasbih, sekaligus tidak ber amal bukanlah suatu kerugian Bagi Allah. Ya,..Allah gusti juragan pangeran kula Pengayom, penglipur, sarto pendekar kulo Margo pundi kampung mboten gonjang ganjing Kayu kembang rukun mamum imam eling Kalau demikian siapa?.siapayang butuh, Allah lebih kaya -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan Sent: Friday, January 12, 2007 5:00 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] com wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto: [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
menurut anda saudaraku yg baru, pendapat anda gimana tentang wahabi? s.mono [EMAIL PROTECTED] wrote: assalamualaikum wr wb. salam kenal semua, menurut saya yang awam. yang utama itu pengamalannya, coba saja bedakan rasanya berdzikir 33x dengan 1000x, insya Allah akan beda rasa dan manfaatnya. untk menjawab pertanyan2 semacam itu (spt jumlah rakaat sholat, jumlah amalan dzikir dll..), menurut saya tidak hanya cukup dari hadist dan sbgnya. tapi coba dirasakan dengan diamalkan. mencoba khusyu ketika mengamalkannya.mudah2 ALLAH memberikan jawabannya. khasiat dari ayat2 Alquran itu tak terbatas. rahasianya ada pada Gusti Allah. wassalamualaikum wr wb. mono,bdg --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf telat nih ngasih pendapatnye... tapi mungkin dah ada juga yang pendapetnya same.. Bukannya Alloh memang sudah Maha kuasa, jadi tidak perlu di ingat dengan jumlah.. masa Alloh lupa ma kita??? ane pikir gini, tanda kita mengabdi dengan orang tua aja.. bukan dengan nyebutin namanya terus atau inget atau muji orang tua kita terus kan...? tapi menjalankan apa yang seharusnya yang menjadi kewajiban seorang anak sebagai orang tua,, iya ga. Safira [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo ada orang berdzikir (wirid) setelah sholat di kritisi .. maka kritisilah diri anda sendiri yg tidak menjalankan amalan tersebut (sunnah Nabi SAW). sudah jelas di hadisth Bukhori bagi siapa yg membaca padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir dan diakhiri LAA ILAAHA ILLAALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHQODIR maka Allah mengampuni dosa- dosa kita walaupun sebanyak buih di lautan. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Tidak sholat, tidak zikir,tidak bertasbih, sekaligus tidak ber amal bukanlah suatu kerugian Bagi Allah. Ya,..Allah gusti juragan pangeran kula Pengayom, penglipur, sarto pendekar kulo Margo pundi kampung mboten gonjang ganjing Kayu kembang rukun mamum imam eling Kalau demikian siapa?.siapayang butuh, Allah lebih kaya -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan Sent: Friday, January 12, 2007 5:00 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] mailto:KARTIKAB@ com wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto: [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
kata siapa istilah sunnah ngga disebut dalam Alqur'an?, Katakanlah bila kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya kalian akan dicintai Allah sungguh pada diri rasulullah itu ada uswah hasanah bagi mereka yg menginginkan Allah dan kebahagiaan di hari akhir dan banyak lagi ayat2 semacam ini yg merujuk pada seluruh gerak gerik Rasul saw.. ah.. ngkong, kalo ga tau jangan sembarang ngomong dong.. joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: wih.. jadi panjang dan rame nih tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al- Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] wrote: Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya ikuti Al Qiran, itu saja [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Bukan itu masalahnya Kang... Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan === - Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/ - Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta.
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
suse kalo mau nafsir nafsir dan berfatwa, tapi yg dipake buku terjemah.. dhoif.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Boneng Bang! Hehehe... Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar bareng kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. Coba kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga?? Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: wih.. jadi panjang dan rame nih tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al- Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ wrote: Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya ikuti Al Qiran, itu saja [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Bukan itu masalahnya Kang... Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan === - Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/ - Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta.
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
mas joseph.. saranku ngga usah diskusi sama kakek kakek yg kalau ditanya sarat sah wudhu aja ngga tau, doain aje kakek kakek model gini, biar dpt hidayah dan diberi wafat husnulkhotimah.. udah tua bangka malah memfitnah ulama, kalo liat tingkah lakunya sih, bakal mati su'ulkhotimah yg model gini, benci pada keturunan Rasul saw, memfitnah orang shalih, da'i besar yg tobat ditangannya puluhan ribu orang, ee malah dicari cari kebusukannya, orang tua kayak gini yg anda mau ajak diskusi? joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: okeh dah bang kalo gitu... kita belajar kitabulloh masing- masing tempatnye. meskipun ane kaga ngarti dan kaga tau di milis ini mane dan siape yang ingkar sunnah...! tapi kalo diskusi ma bang wandy enak ane bawaannye... tapi jangan sewotan tar jantungan lagi... bang ane pernah denger ma pernah bace, ada orang-orang yang percaye bakalan ada rosul lagi.. itu pegimane bang, ingkar sunnah kaga bang... ane sempet pegimane gitu bang dengernye... paulus hamed sabeni wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Pan ane udeh bilang dari dulu, kalo ada orang yang anti hadits terus ceramah disini, ampe kapan pun ngga bakalan ketemu. Dari judul milisnye aje ente pasti paham dong kalau ini adalah milis Ahlussunnah, bukan milis ingkar Sunnah :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu... kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar di sonoh... ilmu yang kita dapet ilmu sini ma ilmu sonoh lagi dah.. iya toh!! tapi nda apalah tar juga kalo dah waktunya kite bakalan kenal iya ndak mas... paulus haned sabeni wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Boneng Bang! Hehehe... Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar bareng kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. Coba kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga?? Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote: wih.. jadi panjang dan rame nih tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah.. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al- Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ wrote: Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya ikuti Al Qiran, itu saja [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Bukan itu masalahnya Kang... Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan === - Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/ - Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/ - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! - Need a quick answer? Get one in minutes from people who know. Ask your question on Yahoo! Answers.
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Kalo ada orang berdzikir (wirid) setelah sholat di kritisi .. maka kritisilah diri anda sendiri yg tidak menjalankan amalan tersebut (sunnah Nabi SAW). sudah jelas di hadisth Bukhori bagi siapa yg membaca padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir dan diakhiri LAA ILAAHA ILLAALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHQODIR maka Allah mengampuni dosa- dosa kita walaupun sebanyak buih di lautan. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak sholat, tidak zikir,tidak bertasbih, sekaligus tidak ber amal bukanlah suatu kerugian Bagi Allah. Ya,..Allah gusti juragan pangeran kula Pengayom, penglipur, sarto pendekar kulo Margo pundi kampung mboten gonjang ganjing Kayu kembang rukun mamum imam eling Kalau demikian siapa?.siapayang butuh, Allah lebih kaya -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan Sent: Friday, January 12, 2007 5:00 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] com wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto: [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Mas Fatih yang di ridhoi Allah. Amiiin Kenapa tabaruk harus di batasi oleh zaman hidupnya Nabi SAW saja? Imam Ahmad bin Hambal tidak hanya menyimpan satu helai rambut Nabi SAW tapi menyimpan 3 helai rambut beliau SAW yang mulia. dan beliau berpesan di kala akhir hayatnya agar ke 3 helai itu di letak kan di jenazah beliau kelak dengan rincian sebagai berikut. 1 helai rambut di mata kanan dan 1 helai di mata kiri dan 1 helai lagi di bibir (mulut) beliau. Dan pernah suatu hari ketika Imam Ahmad sakit beliau bertabaruk di kuburan gurunya Imam Syafi'i untuk penyembuhan penyakitnya. Bagaimana dengan doanya Sayidina Bilal r.a. bertabruk (bertawasul) di kuburan Nabi SAW meminta hujan di Madinah ketika terjadi musim panas yg sangat panjang. Dan tak lama kemudian hujan pun turun dan beliau SAW bertitip salam kepda Sayidina Umar r.a. melalui Bilal r.a. dan ketika salam itu disampaikan kepada Umar r.a. beliau pun menangis menahan rindu kepada Nabi SAW. Semoga hal ini menjawab pertanyaan dan keraguan antum Salam Abah --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Budi, seorang al-albani tetap manusia biasa dan bisa khilaf namun bukan dengan seenaknya anda caci maki. Bagaimana mungkin dia anda caci maki sementara karya-karya beliau banyak dijadikan referensi ulama-ulama sedunia saat ini. Gak ada yang berfikiran picik seperti anda. Kembali ke masalah tabarruk, hadits yang anda bawakan itu hanya berkaitan dengan Nabi SAW ketika masih hidup dan kekhususan bagi beliau saja. Nabi SAW adalah maksum dijaga lisan dan hatinya, Allah lah yang membimbingnya dikala khilaf jadi tidak mungkin Nabi Muhammad SAW tergelincir kepada perbuatan keliru dikarenakan pasti Allah ta'ala langsung menegurnya. Demikian ketika beliau menjadikan air liur sebagai perantara obat dengan izin Allah ta'ala. Kemudian kisah para sahabat dalam Adabul Mufrad yang anda sebutkan itu yang mereka harapkan hanya bekas bekas Rasulullah SAW bukan orang shalih lain sekalipun sederajat dengan Abu Bakar ra, Umar ra atau Ali ra misalnya. Bahkan Imam Ahmad pun sampai menyimpan sehelai rambut beliau SAW. dan hal ini tidak masalah. Lalu bagaimana dng sekarang banyak orang latah ikut-ikutan ke kuburan wali mencari berkah, panjang jimat ketika benda benda pusaka warisan kerajaan Islam diarak dengan dalih mencari berkah (tabarruk). Mengusap dan menciup kuburan orang-orang shalih dengan harapan do'anya terkabul apakah anda yakin perbuatan mereka 100% terhindar dan tidak bercampur dengan khurafat dan kesyirikan. Bukankah ini yang ditakutkan oleh Nabi SAW dalam sabdanya? Jika Nabi SAW saja jelas-jelas sudah mengkhawatirkan hal-hal tsb apakah masih pantas kita mendahului beliau dengan mengatakan hal itu baik...? Dan bagaimana jika mereka mengatakan begini, Setelah saya bertabarruk di kuburan si fulan bin fulan alhamdulilah dagangan saya laris. Bagaimana tanggung jawab anda dihadapan Allah ta'ala di yaumul hisab yang membolehkan hal-hal tsb dilakukan. Kemudian adakah para khulafaurrasyidin melakukan tradisi berkumpul di makam Rasulullah SAW untuk bertabarruk? saya tunggu jawabannya.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: ngapain gue baca buku tulisan koplok wahabi seperti albani. dia sendiri bukan sanad gurunya maqtu', tapi malah tak punya sanad guru, cuma nukil dari buku buku.. terus mo dibilang Muhaddits yg model gene?, muhaddits itu dia jumpa dg periwayat haditsnya, atau paling tidak dia punya sanad ke periwayat hadits, gurunya mesti sampai sanadnya pada imam Bukhari, Imam syafii dan imam imam lainnya, baru dia boleh ambil pendapat dan ijtihad.. periwayat yg sanadnya maqtu' saja sudah tidak bisa dijadikan hujjah dan sandaran hukum, tidak tsiqah karena riwayatnya majhul, apalagi kalau ini bukan maqtu; lagi, malah ngga ada sanad gurunya kepada para muhadditsin.. jadi cuma ulama tukil2an dari buku yg tersisa masa kini, dia bukan musnid, (pemegang sanad), di indonesia ada beberapa Musnid, tapi sudah lama wafat, tuh AL Allamah Alhabib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi kwitang, dia Musnid, dia pemegang sanad terbanyak dimasanya, 6000 hadits yg ada padanya yg ia punya sanad ke Kutubussab'ah (Bukhari, muslim, Tirmidzi, abu dawud, Nasai, Ibn Majah dan Ahmad bin Hanbal). dia juga sudah hafidh (hafal 100 ribu hadits dg sanad dan matannya), makanya orang pada tabarruk dan ziarah ke makamnya, memang orang shalih, ribuan yg masuk islam ditangannya, akhlaknya? wah.. sesuai dg keluasan ilmunya.. ada seorang yg sangat benci pada dia, dia suruh muridnya kirim sembako tiap bulan pada orng itu, tapi jangan sampai dia tahu bahwa itu dari Habib Ali, bertahun2 tu orng terus mencaci habib ali tanpa tahu bahwa sedekah sembako yg ia terima adalah dari habib ali, sampai habib ali wafat... tu orang masih benci dan maki2 habib ali..
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
gini lho mas fatih, maaf kalau saya barangkali agak lugas mengenai al abani, dia itu tidak ada ulama yg mengakuinya selain ulama wahabi saja, ok saya beristighfar karena telah mencaci seorang muslim, saya hanya emosi karena kitab2nya banyak menyesatkan orang, membuat orng muslim memusyrikkan satu sama lain, mengenai tabarruk dg selain Rasul saw sudah dilakukan oleh Rasul saw dg ludah itu, beliau saw sendiri yg berkata : BISMILLAH TURBAT ARDHINA, BIRIIQATI BA'DHINA.. dst, Dengan Nama Allah, dan Tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami, ... ini menunjukkan beliau saw ingin mengenalkan bahwa air liur orang selain beliau saw pun dipakai oleh beliau saw untuk berobat.. bukankah seorang kafir yg diobati oleh sahabat dg air liur yg dibacai surat alfatihah?, lalu kafir itu sembuh lalu mereka memberi kambing pada sahabat, lalu Rasul saw malah ikut makan daging hadiah itu (shahihain Bukhari dan Muslim), tak pernah ada larangan akan hal ini, tak ada hadits mengharamkan tabarruk kepada selai Rasul saw, mengenai perbuatan orang tabarruk ke kuburan dll itu tak bisa kita katakan musyrik, karena Rasul saw tak pernah merisaukan itu, sebagaimana hadits beliau saw : demi Allah, aku tak risau syirik menimpa kalian, yg kutakutkan adalah diluaskannya dunia kepada kalian (shahih Bukhari). mengenai tabarruk2 di kubur itu, kita tak bisa menuduh mereka musyrik, kecuali kalau mereka bicara bahwa ada tuhan selain Allah, atau kubur2 itu adalah saingan Allah, kalau tidak maka ya itu tidak sunnah, tapi bukan syirik, bila kita lihat orang pakai blangkon, mandi di air kembang, lalu pakai keris, menyalakan dupa, lalu duduk.. lalu ada orang kedua mandi di shower, lalu masuk kolam penuh busa, lalu pakai jas dan dasi, lalu semprotkan pewangi, lalu duduk, apa bedanya?, semuanya adat kafir, keduanya bermaksud membersihkan diri, tapi kita langsung vonis musyrik padahal Rasul saw melarang itu, ketika sahabat membunuh seorang yg mengucap syahadat, lalu Rasul saw bertanya : apakah kau bunuh orng yg mengucap laa ilaaha illallah?, zeyd berkata : dia hanya berlindung dg syahadat dan pura2, maka Rasul saw berkata :: APA KAU BELAH DADANYA..??!!, terus berkali kali Rasul saw mengulangi ucapan itu,,(shahih Muslim) ini menunjukkan bahwa Rasul saw melarang kita menuduh sembarangan, iman itu dalam hati, tak boleh dituduh musyrik semaunya, kecuali bila mereka benar benar mengucapkannya, para peziarah itu mengakui syahadat, sholat, tak mau sujud kecuali pada Allah, bagaimana wahabi2 menuduhnya musyrik??. Rasul saw telah melarangnya dan wahabi mengingkarinya.. maaf mas fatih kalau saya kemarin tidak sopan, beribu maaf. al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Budi, seorang al-albani tetap manusia biasa dan bisa khilaf namun bukan dengan seenaknya anda caci maki. Bagaimana mungkin dia anda caci maki sementara karya-karya beliau banyak dijadikan referensi ulama-ulama sedunia saat ini. Gak ada yang berfikiran picik seperti anda. Kembali ke masalah tabarruk, hadits yang anda bawakan itu hanya berkaitan dengan Nabi SAW ketika masih hidup dan kekhususan bagi beliau saja. Nabi SAW adalah maksum dijaga lisan dan hatinya, Allah lah yang membimbingnya dikala khilaf jadi tidak mungkin Nabi Muhammad SAW tergelincir kepada perbuatan keliru dikarenakan pasti Allah ta'ala langsung menegurnya. Demikian ketika beliau menjadikan air liur sebagai perantara obat dengan izin Allah ta'ala. Kemudian kisah para sahabat dalam Adabul Mufrad yang anda sebutkan itu yang mereka harapkan hanya bekas bekas Rasulullah SAW bukan orang shalih lain sekalipun sederajat dengan Abu Bakar ra, Umar ra atau Ali ra misalnya. Bahkan Imam Ahmad pun sampai menyimpan sehelai rambut beliau SAW. dan hal ini tidak masalah. Lalu bagaimana dng sekarang banyak orang latah ikut-ikutan ke kuburan wali mencari berkah, panjang jimat ketika benda benda pusaka warisan kerajaan Islam diarak dengan dalih mencari berkah (tabarruk). Mengusap dan menciup kuburan orang-orang shalih dengan harapan do'anya terkabul apakah anda yakin perbuatan mereka 100% terhindar dan tidak bercampur dengan khurafat dan kesyirikan. Bukankah ini yang ditakutkan oleh Nabi SAW dalam sabdanya? Jika Nabi SAW saja jelas-jelas sudah mengkhawatirkan hal-hal tsb apakah masih pantas kita mendahului beliau dengan mengatakan hal itu baik...? Dan bagaimana jika mereka mengatakan begini, Setelah saya bertabarruk di kuburan si fulan bin fulan alhamdulilah dagangan saya laris. Bagaimana tanggung jawab anda dihadapan Allah ta'ala di yaumul hisab yang membolehkan hal-hal tsb dilakukan. Kemudian adakah para khulafaurrasyidin melakukan tradisi berkumpul di makam Rasulullah SAW untuk bertabarruk? saya tunggu jawabannya.. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Nah ini orang yang ngga sadar akan kesalahan diri sendiri. Siapa yang suka memfitnah ulama? Jelas2 anda sendiri yang melakukan itu, Ibn Abd Wahhab, Al-albani, al-Qardhawi, ibn Baz, bahkan ustadz lokal dari era muslim, syariah online, yang tdk tahu menahu soal wahabi saja dicaci dan dicela habis2an. Anda tahu siapa itu al-Qardhawi? Beliau adalah ulama kaliber dunia yang kontrbusinya dalam islam sudah tidak dapat dihitung dengan jari, dan karena fatwa2nya yang terkenal moderat, beliau banyak diterima oleh sebagian besar umat islam di dunia. Saya tidak menyebut Ibn Abd Wahhab dan yang lainnya, karena dalam hal ini mereka sering dianggap sebagai Ulama dari aliran keras yaitu wahabi. Walaupun sebenarnya karya2 mereka banyak dijadikan rujukan ulama2 pada saat ini. Tapi lucunya, begitu saya sedikit mengomentari ulama anda yaitu yang mulia al habib Munzir al musawwa, eh anda seperti kebekaran jenggot, dan mengatakan saya tukang fitnah, hehehehe... Nah, sekarang kalau saya balik tanya, Siapa itu Munzir? Berapa banyak orang di dunia ini yang mengenal beliau? Sudah berapa banyak kitab yang dikarang oleh beliau? Coba anda bandingkan jawabannya dengan ulama2 yang sering anda hina diatas... Makanya saya kan udah bilang, kalau tdk mau ulamanya dikatain, ya jangan suka ngatain ulama orang lain dong... :) Terang aja gimana Bang Paulus ngga kasih komentar kalau Islam yang rahmatan lil 'alamin udah ngga ada, kalau contoh yang dilihat adalah manusia macam si budi ini yang hobinya nyerocos ngga karuan menghina dan merendahkan orang lain --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: mas joseph.. saranku ngga usah diskusi sama kakek kakek yg kalau ditanya sarat sah wudhu aja ngga tau, doain aje kakek kakek model gini, biar dpt hidayah dan diberi wafat husnulkhotimah.. udah tua bangka malah memfitnah ulama, kalo liat tingkah lakunya sih, bakal mati su'ulkhotimah yg model gini, benci pada keturunan Rasul saw, memfitnah orang shalih, da'i besar yg tobat ditangannya puluhan ribu orang, ee malah dicari cari kebusukannya, orang tua kayak gini yg anda mau ajak diskusi? joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: okeh dah bang kalo gitu... kita belajar kitabulloh masing- masing tempatnye. meskipun ane kaga ngarti dan kaga tau di milis ini mane dan siape yang ingkar sunnah...! tapi kalo diskusi ma bang wandy enak ane bawaannye... tapi jangan sewotan tar jantungan lagi... bang ane pernah denger ma pernah bace, ada orang-orang yang percaye bakalan ada rosul lagi.. itu pegimane bang, ingkar sunnah kaga bang... ane sempet pegimane gitu bang dengernye... paulus hamed sabeni wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Pan ane udeh bilang dari dulu, kalo ada orang yang anti hadits terus ceramah disini, ampe kapan pun ngga bakalan ketemu. Dari judul milisnye aje ente pasti paham dong kalau ini adalah milis Ahlussunnah, bukan milis ingkar Sunnah :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote: oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu... kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar di sonoh... ilmu yang kita dapet ilmu sini ma ilmu sonoh lagi dah.. iya toh!! tapi nda apalah tar juga kalo dah waktunya kite bakalan kenal iya ndak mas... paulus haned sabeni wandysulastra wandysulastra@ wrote: Boneng Bang! Hehehe... Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar bareng kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. Coba kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga?? Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote: wih.. jadi panjang dan rame nih tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah.. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al- Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ wrote: Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
kang, kalo nabi Isya yang menurut sebagian besar muslimin bakalan turun lagi ke dunia ntar sebelum kiamat gimana? sebagai apa beliau posisinya? apa sebagai nabi? kan kata nabi Muhammad spt yg akang kutip tidak ada nabi ato rosul lagi yang bakalan turun. kalo turun tidak membawa syareat baru lha untuk apa? masa seorang Dajjal hrs dibunuh dengan bantuan nabi yang sudah meninggal? salam :-) On 1/15/07, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo ada orang yang percaya akan ada Rosul lagi setelah Muhammad saw, itu artinya die udah jelas2 menyalahi al-Quran dan Sunnah. Ngga usah didenger dan ngga usah percaye ama yang model begituan deh... Di dalam Alquran disebutkan: Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS 33:40) Kemudian juga dalam Khutbah terakhirnya, Rasulullah bersabda: ... Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua- duanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al- Qur'an dan Sunnahku. Dan masih banyak lagi hadits yang menyebutkan tentang hal ini. Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: okeh dah bang kalo gitu... kita belajar kitabulloh masing- masing tempatnye. meskipun ane kaga ngarti dan kaga tau di milis ini mane dan siape yang ingkar sunnah...! tapi kalo diskusi ma bang wandy enak ane bawaannye... tapi jangan sewotan tar jantungan lagi... bang ane pernah denger ma pernah bace, ada orang-orang yang percaye bakalan ada rosul lagi.. itu pegimane bang, ingkar sunnah kaga bang... ane sempet pegimane gitu bang dengernye... paulus hamed sabeni wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Pan ane udeh bilang dari dulu, kalo ada orang yang anti hadits terus ceramah disini, ampe kapan pun ngga bakalan ketemu. Dari judul milisnye aje ente pasti paham dong kalau ini adalah milis Ahlussunnah, bukan milis ingkar Sunnah :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote: oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu... kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar di sonoh... ilmu yang kita dapet ilmu sini ma ilmu sonoh lagi dah.. iya toh!! tapi nda apalah tar juga kalo dah waktunya kite bakalan kenal iya ndak mas... paulus haned sabeni wandysulastra wandysulastra@ wrote: Boneng Bang! Hehehe... Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar bareng kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. Coba kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga?? Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote: wih.. jadi panjang dan rame nih tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah.. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al- Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ wrote: Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya ikuti Al Qiran, itu saja [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Bukan itu masalahnya Kang... Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan sholat, lantas hadits
RE: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Tidak sholat, tidak zikir,tidak bertasbih, sekaligus tidak ber amal bukanlah suatu kerugian Bagi Allah. Ya,..Allah gusti juragan pangeran kula Pengayom, penglipur, sarto pendekar kulo Margo pundi kampung mboten gonjang ganjing Kayu kembang rukun mamum imam eling Kalau demikian siapa?.siapayang butuh, Allah lebih kaya -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan Sent: Friday, January 12, 2007 5:00 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] com wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto: [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Bagi orang yang mengakui Alquran dan Sunnah tidak akan meyakini akan ada nabi lagi setelah Nabi saw. Allah telah menyempurnakan agama-Nya dan mencukupkan wahyu-Nya kepada Muhmmad Saw, sebagaimana firman Allah Ta'ala: Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Kuridhai Islam menjadi agama bagimu. Hadits2 yang secara jelas dan tegas menyebutkan berakhirnya kenabian pada Nabi saw, diantaranya adalah seperti berikut: Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari ayahnya, bahwasanya Nabi bersabda, Aku adalah Muhammad; dan aku adalah Ahmad; dan aku adalah sang penghapus yang denganku dihapus kekafiran; aku adalah sang penghimpun yang semua manusia dihimpun di belakangku; aku adalah yang datang paling belakang; yaitu yang tidak ada lagi dibelakangnya nabi. (HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi) Dari Tsauban ia berkata, bersabda Rasulullah Saw, Dan sesungguhnya akan ada pada umatku para pendusta sebanyak tiga puluh orang, semuanya mengaku sebagai nabi, padahal aku adalah penutup para nabi dan tidak ada lagi nabi sesudahku! (HR Abu Dawud dan Abu Nu'aim) Mengenai Imam Mahdi, ahlussunnah tidak pernah mengingkari kedatangannya. Banyak hadits2 shahih yang menunjukkan hal tersebut. Diantaranya, Dari Abu Sa'id Al-Khudri ra bahwa Rasulullah bersabda : Pada masa akhir umatku akan muncul Al-Mahdi. Pada waktu itu Allah menurunkan banyak hujan, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan banyak harta (penghasilan), banyak ternak, umat menjadi mulia, dan dia hidup selama tujuh atau delapan tahun. Dari Jabir ra, ia berkata: Rasulullah bersabda: Isa bin Maryam akan turun, lalu pemimpin mereka, Al-Mahdi, berkata. 'Marilah shalat bersama kami!' Isa menjawab, 'Tidak! Sesungguhnya sebagian mereka menjadi amir (pemimpin) bagi sebagian yang lain sebagai penghormatan dari Allah kepada umat ini. ' Dari Abi Sa'id Al-Khudri ra, ia berkata: Rasulullah bersabda: Dari antara keturunan kami akan ada orang yang Isa Ibnu Maryam melakukan shalat di belakangnya. Sebagaimana hadits yang menyebutkan kedatangan Imam Mahdi, bahwa kelak Isa as akan sholat dibelakang beliau, yang menunjukkan bahwa beliau turun dengan mengikuti syariat yang sudah ada. Mengenai turunnya Nabi Isa, ada banyak dalil yang menguatkannya. Dalam surat Az- Zukhruf: 61, disebutkan: Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu; dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. Ayat tersebut menunjukkan turunnya Isa as ke bumi sebelum datangnya hari kiamat merupakan pertanda telah dekatnya hari kiamat. Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas ra mengenai penafsiran ayat ini: Bahwa yang dimaksud ialah keluarnya Isa 'alaihissalam sebelum terjadinya hari kiamat. [Musnad Ahmad 4: 329 hadits nomor 21921] Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, Yang benar bahwa dhamir atau kata ganti pada lafal (innahu/sesungguhnya dia) itu kembali kepada Isa, sebab konteks pembicaraan ayat ini mengenai Isa. [Tafsir Ibnu Katsir 7: 222]. Sedangkan dalil2 dari sunnah banyak sekali, satu diantaranya adalah seperti yang diriwayatkan Imam Muslim dari Jabir ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berjuang membela kebenaran dengan memperoleh pertolongan hingga datangnya hari kiamat Kemudian akan turun Isa putra Maryam 'alaihissalam, lalu pemimpin mereka berkata (kepada Isa), Silakan Anda shalat mengimami kami! Isa menjawab, Tidak usah, sesungguhnya sebagian kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai kemunculan dari Allah bagi umat ini. [Shahih Muslim 2: 193-194]. Mengenai realisasinya, setuju dengan anda, yaitu hanya orang yang beriman sejati yang mengetahui ilmunya... :) Salam, WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] wrote: Orang yang menyandarkan khataman nabi QS.33/40 adalah orang yang berfikiran cetek, kalau mereka mau membuka-buka hadist yang mereka yakini dan mengfimani dengan benar maka mereka akan menemukan soal kedatangan Imam Mahdi di akhir jaman. Imam Mahdi adalah imam yang terpuji, orang yang terpuji dalam bahasa Arab adalah yaitu Muhammad. Apalagi al Quran menyatakan bahwa sebagai Robbul Alamin Allah tidak akan lalai dan membiarkan manusia terus menerus dzolim (QS.14/42} Banyak yang mengimani bahwa Isa akan turun kembali untuk membunuh dajjal. Cuma karena tidak faham wahyu maka Isa diimani sebagai nabi Isa yang nyrosot dari langit dan membunuh dajjal sebagai membunuh makhluk antah berantah yang bermata satu. Kalau mau cerdas Isa adalah Imam Mahdi atau Rasulullah yang diutus nAllah yang dibangkitkan dari orang yang ummiy dan dajjal adalah system kekuasaan super power yang di komandani oleh barat. Tentang bagaimana realisasinya hanya orang yang beriman sejati yang mengetahui ilmunya. Sedang orang yang murah obral
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al- hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
[mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al- hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika benar-benar dibaca
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya ikuti Al Qiran, itu saja [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Bukan itu masalahnya Kang... Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: kang, yang pertama-tama harus diikuti dan dipatuhi apakah hadits nabi ato al Qur'an..? tentunya kita sepakat al Qur'an, bukan..? jadi jika ada yang memahami bahwa dzikir yang utama tidak ada hitungan2 nya boleh2 saja dong... :-) tetapi jika berdzikir dengan mengucapkan tahlil tahmid dan lainnya seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad, sholullohu alaihi wasallama, silahkan cari haditsnya. banyak orang memahami bahwa dzikir itu ada yang diucapkan, (di-jahar-kan), ada yang tidak dicapkan (sirri), dan ada juga yang ditunjukkan dengan perilaku. nah kebanyakan hadits 'hanya' menunjukkan dzikir yang dijaharkan dengan hitungan tertentu. apakah Nabi berdikir hanya yang di-jahar-kan saja? kalo saya yakin seorang semua Nabi dan Rosul berdzikir tanpa putus sedetikpun sampai akhir hayatnya. nah dzikir yang tanpa putus ini dilakukan secara sirri dan hitungannya menjadi tak hingga... :-) Bahkan sahabat Abu Bakar dan Ali, rhodiallohuanh, pernah berkata 'tidak sesaat pun hatiku lalai dalam mengingat Alloh...' salam... :-) On 1/13/07, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau anda mengakui hadits Nabi, pasti anda akan menemukan tuntunan dzikiran apa saja yang biasa dibaca atau dianjurkan oleh Rasulullah... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ wrote: Allah memang menyuruh manusia berdzikir, tetapi tidak ada suruhan untuk menghitung-hitung jumlag asmaul husna yang mesti dilantunkan, melainkan berdzikirlah setiap waktu dan dalam segala kondisi agar hidup manusia terjaga dari aturan-aturan lain selain yang diturunkan Allah. Dzikirnya manusia adalah dengan Al Dzikru (al Quran) sehingga manusia terjaga dari perbuatan yang menodai perintah dan larangan Allah didalam al Quran. Sehingga system hidup dan kehidupan ini bisa diatur hanya berdasarkan apa-apa yang diturunkan Allah kepada RasulNya. Bserdzikir dengan mengulang asmaul husna tidak ada perintah yang diundangkan Allah, Allah tidak perlu dipuji-puji tetapi perlu ditaati hukum-hukumNya. Itu saja Ramdan ramdan.ramdan@ wrote: ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
asmaul husna tidak ada perintah yang diundangkan Allah, Allah tidak perlu dipuji-puji tetapi perlu ditaati hukum-hukumNya. Itu saja Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al- Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] wrote: Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya ikuti Al Qiran, itu saja [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Bukan itu masalahnya Kang... Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan ===
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
wih.. jadi panjang dan rame nih tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al- Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] wrote: Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya ikuti Al Qiran, itu saja [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Bukan itu masalahnya Kang... Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan === - Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Boneng Bang! Hehehe... Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar bareng kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. Coba kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga?? Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: wih.. jadi panjang dan rame nih tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al- Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ wrote: Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya ikuti Al Qiran, itu saja [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Bukan itu masalahnya Kang... Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan === - Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu... kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar di sonoh... ilmu yang kita dapet ilmu sini ma ilmu sonoh lagi dah.. iya toh!! tapi nda apalah tar juga kalo dah waktunya kite bakalan kenal iya ndak mas... paulus haned sabeni wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Boneng Bang! Hehehe... Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar bareng kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. Coba kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga?? Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: wih.. jadi panjang dan rame nih tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al- Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ wrote: Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya ikuti Al Qiran, itu saja [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Bukan itu masalahnya Kang... Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan === - Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/ - Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Pan ane udeh bilang dari dulu, kalo ada orang yang anti hadits terus ceramah disini, ampe kapan pun ngga bakalan ketemu. Dari judul milisnye aje ente pasti paham dong kalau ini adalah milis Ahlussunnah, bukan milis ingkar Sunnah :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu... kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar di sonoh... ilmu yang kita dapet ilmu sini ma ilmu sonoh lagi dah.. iya toh!! tapi nda apalah tar juga kalo dah waktunya kite bakalan kenal iya ndak mas... paulus haned sabeni wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Boneng Bang! Hehehe... Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar bareng kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. Coba kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga?? Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote: wih.. jadi panjang dan rame nih tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah.. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al- Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ wrote: Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya ikuti Al Qiran, itu saja [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Bukan itu masalahnya Kang... Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan === - Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/ - Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
okeh dah bang kalo gitu... kita belajar kitabulloh masing- masing tempatnye. meskipun ane kaga ngarti dan kaga tau di milis ini mane dan siape yang ingkar sunnah...! tapi kalo diskusi ma bang wandy enak ane bawaannye... tapi jangan sewotan tar jantungan lagi... bang ane pernah denger ma pernah bace, ada orang-orang yang percaye bakalan ada rosul lagi.. itu pegimane bang, ingkar sunnah kaga bang... ane sempet pegimane gitu bang dengernye... paulus hamed sabeni wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Pan ane udeh bilang dari dulu, kalo ada orang yang anti hadits terus ceramah disini, ampe kapan pun ngga bakalan ketemu. Dari judul milisnye aje ente pasti paham dong kalau ini adalah milis Ahlussunnah, bukan milis ingkar Sunnah :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu... kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar di sonoh... ilmu yang kita dapet ilmu sini ma ilmu sonoh lagi dah.. iya toh!! tapi nda apalah tar juga kalo dah waktunya kite bakalan kenal iya ndak mas... paulus haned sabeni wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Boneng Bang! Hehehe... Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar bareng kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. Coba kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga?? Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote: wih.. jadi panjang dan rame nih tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah.. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al- Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ wrote: Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya ikuti Al Qiran, itu saja [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Bukan itu masalahnya Kang... Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan === - Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/ - Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/ - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
ada hadits untuk berdzikir tanpa hitungan, ada yg hadits dg hitungan, jangan berpanut pada ALqur'an dan menafikan hadits, karena Alqur'an dan Hadits sama sama dari Allah kepada Rasul saw.. menyebut dan memanggil nama Allah itu perintah Allah swt : Sungguh Allah memiliki Asma'ulhusna (Nama Nama Mulia), maka Serulah dg nama nama itu: (QS Al A'raf 180). Allah tak butuh pujian, tapi pujian itu diperintah oleh Allah swt untuk memujinya, ALHAMDULILLAHIRABBIL 'ALAMIN itu apa kalau bukan harus memuji Nya?. dan ratusan ayat lain yg menyuruh kita menyucikannya dan memujinya, ni sahmudin juga modelnye.. - Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center.
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
kang, yang pertama-tama harus diikuti dan dipatuhi apakah hadits nabi ato al Qur'an..? tentunya kita sepakat al Qur'an, bukan..? jadi jika ada yang memahami bahwa dzikir yang utama tidak ada hitungan2 nya boleh2 saja dong... :-) tetapi jika berdzikir dengan mengucapkan tahlil tahmid dan lainnya seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad, sholullohu alaihi wasallama, silahkan cari haditsnya. banyak orang memahami bahwa dzikir itu ada yang diucapkan, (di-jahar-kan), ada yang tidak dicapkan (sirri), dan ada juga yang ditunjukkan dengan perilaku. nah kebanyakan hadits 'hanya' menunjukkan dzikir yang dijaharkan dengan hitungan tertentu. apakah Nabi berdikir hanya yang di-jahar-kan saja? kalo saya yakin seorang semua Nabi dan Rosul berdzikir tanpa putus sedetikpun sampai akhir hayatnya. nah dzikir yang tanpa putus ini dilakukan secara sirri dan hitungannya menjadi tak hingga... :-) Bahkan sahabat Abu Bakar dan Ali, rhodiallohuanh, pernah berkata 'tidak sesaat pun hatiku lalai dalam mengingat Alloh...' salam... :-) On 1/13/07, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau anda mengakui hadits Nabi, pasti anda akan menemukan tuntunan dzikiran apa saja yang biasa dibaca atau dianjurkan oleh Rasulullah... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] wrote: Allah memang menyuruh manusia berdzikir, tetapi tidak ada suruhan untuk menghitung-hitung jumlag asmaul husna yang mesti dilantunkan, melainkan berdzikirlah setiap waktu dan dalam segala kondisi agar hidup manusia terjaga dari aturan-aturan lain selain yang diturunkan Allah. Dzikirnya manusia adalah dengan Al Dzikru (al Quran) sehingga manusia terjaga dari perbuatan yang menodai perintah dan larangan Allah didalam al Quran. Sehingga system hidup dan kehidupan ini bisa diatur hanya berdasarkan apa-apa yang diturunkan Allah kepada RasulNya. Bserdzikir dengan mengulang asmaul husna tidak ada perintah yang diundangkan Allah, Allah tidak perlu dipuji-puji tetapi perlu ditaati hukum-hukumNya. Itu saja Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
ngapain gue baca buku tulisan koplok wahabi seperti albani. dia sendiri bukan sanad gurunya maqtu', tapi malah tak punya sanad guru, cuma nukil dari buku buku.. terus mo dibilang Muhaddits yg model gene?, muhaddits itu dia jumpa dg periwayat haditsnya, atau paling tidak dia punya sanad ke periwayat hadits, gurunya mesti sampai sanadnya pada imam Bukhari, Imam syafii dan imam imam lainnya, baru dia boleh ambil pendapat dan ijtihad.. periwayat yg sanadnya maqtu' saja sudah tidak bisa dijadikan hujjah dan sandaran hukum, tidak tsiqah karena riwayatnya majhul, apalagi kalau ini bukan maqtu; lagi, malah ngga ada sanad gurunya kepada para muhadditsin.. jadi cuma ulama tukil2an dari buku yg tersisa masa kini, dia bukan musnid, (pemegang sanad), di indonesia ada beberapa Musnid, tapi sudah lama wafat, tuh AL Allamah Alhabib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi kwitang, dia Musnid, dia pemegang sanad terbanyak dimasanya, 6000 hadits yg ada padanya yg ia punya sanad ke Kutubussab'ah (Bukhari, muslim, Tirmidzi, abu dawud, Nasai, Ibn Majah dan Ahmad bin Hanbal). dia juga sudah hafidh (hafal 100 ribu hadits dg sanad dan matannya), makanya orang pada tabarruk dan ziarah ke makamnya, memang orang shalih, ribuan yg masuk islam ditangannya, akhlaknya? wah.. sesuai dg keluasan ilmunya.. ada seorang yg sangat benci pada dia, dia suruh muridnya kirim sembako tiap bulan pada orng itu, tapi jangan sampai dia tahu bahwa itu dari Habib Ali, bertahun2 tu orng terus mencaci habib ali tanpa tahu bahwa sedekah sembako yg ia terima adalah dari habib ali, sampai habib ali wafat... tu orang masih benci dan maki2 habib ali.. nah tu orang mulai nagih, kemana jatah sembako saya yg biasa anda berikan pada saya tiap bulan??, kok anda ngga kirim lagi??, saya punya salah apa??. si murid habib ali berkata : yang mau ngempanin elu sembako siape??, gue dah pengen injek kepale elu dari dulu, itu habib ali yg suru gue ngirim ke elu tiap bulan..!!, langsung deh gempor tu orang.. sekarang ia selalsu ziarah ke makam habib ali.. tuh.. modelnya pakar hadits begitu.. tabarruk pada shalihin dilakukan oleh Nabi Muhammad saw: Allah memuji Nabi saw dan Umar bin Khattab ra yg menjadikan Maqam Ibrahim as (bukan makamnya, tetapi tempat ibrahim as berdiri dan berdoa di depan ka’bah yg dinamakan Maqam Ibrahim as) sebagai tempat shalat (musholla), sebagaimana firman Nya : “Dan mereka menjadikan tempat berdoanya Ibrahim sebagai tempat shalat” (QS Al Imran 97), maka jelaslah bahwa Allah swt memuliakan tempat hamba hamba Nya berdoa, bahkan Rasul saw pun bertabarruk dengan tempat berdoanya Ibrahim as, dan Allah memuji perbuatan itu. Rasul saw sendiri menjadikan air liur orang mukmin sebagai berkah untuk pengobatan, sebagaimana sabda beliau : “Dengan Nama Allah atas tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami,sembuhlah yg sakit pada kami, dg izin tuhan kami” (shahih Bukhari hadits no.5413), ucapan beliau saw : “demi air liur sebagian dari kami” menunjukkan bahwa air liur orang mukmin dapat menyembuhkan penyakit, dsn Rasul saw bertabarruk dan tawassul pada air liur mukminin, dg izin Allah swt tentunya, sebagaimana dokter pun dapat menyembuhkan, namun dg izin Allah pula tentunya. diriwayatkan pula bahwa salah seorang tabi'in bertanya pada Anas : apakah tanganmu ini pernah menyentuh Rasul saw?, maka anas menjawab : betul, maka tabi'in itu menciumi tangan anas ra (Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari) diriwayatkan pula salah salmah bin Al Uku' ra berkata : aku berbai'at pada nabi saw dengan tanganku ini.., maka seorang tabi'in merangkak dan menciumi tangannya itu (Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari). tabarruk ini bukan ngambil kemuliaan makhluk, tapi mengambil bekas turunnya cahaya keridhoan Allah, entah pada benda (hajarul aswad) atau pada manusia, atau pada bumi tempat sujud, sebagaimana tempat doa nabi Ibrahim as.. wahabi emang pade bodo.. al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Udah gak usah bawa-bawa nama al-albani dia rahimahullah jauh dan amat sangat jauh ilmunya di atas ente, budi. Justru yang gak mau membaca kitab-kitab dia lah yang gak mau memahami sunnah. Dia ahlul hadits dan ahlul sunnah dan atsar dan dia tidak seperti yang ente tuduhkan banyak menentang imam-imam, he..he..bahkan sebaliknya budi, cuma dia gak mau yang namanya taqlid sesuai degan wasiat para imam itu sendiri. Lha ente wasiat imam aja ente gak denger malah nuduh dia menentang imam-imam, fakta atau qila wa qola ente? Buktikan dengan fakta penentangan al-albani terhadap imam-imam secara ilmiah...udah mulai ngaco nih kalau mikir. Emang kitab karya beliau apa aja yang ente punya? Kalau ente mau belajar hadits belajarlah dari dia. Biar gak gampang ngigau.. Nih ente nulis ini: karena kalau sunnah maka mustahil Khalifah Abubakar shiddiq ra tak melakukannya,
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Bukan itu masalahnya Kang... Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: kang, yang pertama-tama harus diikuti dan dipatuhi apakah hadits nabi ato al Qur'an..? tentunya kita sepakat al Qur'an, bukan..? jadi jika ada yang memahami bahwa dzikir yang utama tidak ada hitungan2 nya boleh2 saja dong... :-) tetapi jika berdzikir dengan mengucapkan tahlil tahmid dan lainnya seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad, sholullohu alaihi wasallama, silahkan cari haditsnya. banyak orang memahami bahwa dzikir itu ada yang diucapkan, (di-jahar-kan), ada yang tidak dicapkan (sirri), dan ada juga yang ditunjukkan dengan perilaku. nah kebanyakan hadits 'hanya' menunjukkan dzikir yang dijaharkan dengan hitungan tertentu. apakah Nabi berdikir hanya yang di-jahar-kan saja? kalo saya yakin seorang semua Nabi dan Rosul berdzikir tanpa putus sedetikpun sampai akhir hayatnya. nah dzikir yang tanpa putus ini dilakukan secara sirri dan hitungannya menjadi tak hingga... :-) Bahkan sahabat Abu Bakar dan Ali, rhodiallohuanh, pernah berkata 'tidak sesaat pun hatiku lalai dalam mengingat Alloh...' salam... :-) On 1/13/07, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau anda mengakui hadits Nabi, pasti anda akan menemukan tuntunan dzikiran apa saja yang biasa dibaca atau dianjurkan oleh Rasulullah... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ wrote: Allah memang menyuruh manusia berdzikir, tetapi tidak ada suruhan untuk menghitung-hitung jumlag asmaul husna yang mesti dilantunkan, melainkan berdzikirlah setiap waktu dan dalam segala kondisi agar hidup manusia terjaga dari aturan-aturan lain selain yang diturunkan Allah. Dzikirnya manusia adalah dengan Al Dzikru (al Quran) sehingga manusia terjaga dari perbuatan yang menodai perintah dan larangan Allah didalam al Quran. Sehingga system hidup dan kehidupan ini bisa diatur hanya berdasarkan apa-apa yang diturunkan Allah kepada RasulNya. Bserdzikir dengan mengulang asmaul husna tidak ada perintah yang diundangkan Allah, Allah tidak perlu dipuji-puji tetapi perlu ditaati hukum-hukumNya. Itu saja Ramdan ramdan.ramdan@ wrote: ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al- hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika benar-benar dibaca
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- *From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] s.com]*On Behalf Of *banganut *Sent:* Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Subject:* [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Allah memang menyuruh manusia berdzikir, tetapi tidak ada suruhan untuk menghitung-hitung jumlag asmaul husna yang mesti dilantunkan, melainkan berdzikirlah setiap waktu dan dalam segala kondisi agar hidup manusia terjaga dari aturan-aturan lain selain yang diturunkan Allah. Dzikirnya manusia adalah dengan Al Dzikru (al Quran) sehingga manusia terjaga dari perbuatan yang menodai perintah dan larangan Allah didalam al Quran. Sehingga system hidup dan kehidupan ini bisa diatur hanya berdasarkan apa-apa yang diturunkan Allah kepada RasulNya. Bserdzikir dengan mengulang asmaul husna tidak ada perintah yang diundangkan Allah, Allah tidak perlu dipuji-puji tetapi perlu ditaati hukum-hukumNya. Itu saja Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Kalau anda mengakui hadits Nabi, pasti anda akan menemukan tuntunan dzikiran apa saja yang biasa dibaca atau dianjurkan oleh Rasulullah... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] wrote: Allah memang menyuruh manusia berdzikir, tetapi tidak ada suruhan untuk menghitung-hitung jumlag asmaul husna yang mesti dilantunkan, melainkan berdzikirlah setiap waktu dan dalam segala kondisi agar hidup manusia terjaga dari aturan-aturan lain selain yang diturunkan Allah. Dzikirnya manusia adalah dengan Al Dzikru (al Quran) sehingga manusia terjaga dari perbuatan yang menodai perintah dan larangan Allah didalam al Quran. Sehingga system hidup dan kehidupan ini bisa diatur hanya berdasarkan apa-apa yang diturunkan Allah kepada RasulNya. Bserdzikir dengan mengulang asmaul husna tidak ada perintah yang diundangkan Allah, Allah tidak perlu dipuji-puji tetapi perlu ditaati hukum-hukumNya. Itu saja Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: ng ... yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..? he he he... di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh... salam 33x. :-) On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat
RE: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Assalamualaikum Wr.wb Sebelumnya mohon ma'af, Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya, pertanyaan saya 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah? 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya? 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ? Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain. Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of banganut Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Udah gak usah bawa-bawa nama al-albani dia rahimahullah jauh dan amat sangat jauh ilmunya di atas ente, budi. Justru yang gak mau membaca kitab-kitab dia lah yang gak mau memahami sunnah. Dia ahlul hadits dan ahlul sunnah dan atsar dan dia tidak seperti yang ente tuduhkan banyak menentang imam-imam, he..he..bahkan sebaliknya budi, cuma dia gak mau yang namanya taqlid sesuai degan wasiat para imam itu sendiri. Lha ente wasiat imam aja ente gak denger malah nuduh dia menentang imam-imam, fakta atau qila wa qola ente? Buktikan dengan fakta penentangan al-albani terhadap imam-imam secara ilmiah...udah mulai ngaco nih kalau mikir. Emang kitab karya beliau apa aja yang ente punya? Kalau ente mau belajar hadits belajarlah dari dia. Biar gak gampang ngigau.. Nih ente nulis ini: karena kalau sunnah maka mustahil Khalifah Abubakar shiddiq ra tak melakukannya, saya tanya apakah Abu Bakar ra? menyuruh tabarruk kepada sahabat Rasulullah SAW yang lain setelah Rasulullah SAW wafat. Misal mentabarruki bekas air wudhunya Abu Bakar ra? Atau pada masa Umar ra, Ustman ra, Ali ra apakah mereka semua menyuruh hal yang sama untuk bertabarruk dengan air bekas wudhunya, atau air minumnya, rambutnya dll kalau memang tabarruk kepada selain Rasulullah SAW itu sunnah? saya tunggu penjelasan ente... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: ngkong.. maaf, al albani itu wahabi, ucapannya banyak menentang fatwa imam imam.. kita ahlussunnah waljamaah tidak mengambil ilmu dari ulama yg tidak punya sanad guru. dan kita tak bisa menerima ucapannya : Orang yang memiliki ilmu tentang sunnah, pasti meyakini disyariatkannya shalat malam berjama'ah pada bulan Ramadhan, yaitu shalat yang lebih dikenal sebutan shalat tarawih. ini ucapan tanpa sandaran Nash dalil apa2, kosong dan hanya mengandalkan perasaan, duh,.. ngga deh ye.. para Imam Imam telah menjelaskan dan tak satupun yg sependapat dg pendapat ini, semua mengatakan tarawih adalah bid'ah hasanah, karena kalau sunnah maka mustahil Khalifah Abubakar shiddiq ra tak melakukannya, kalau itu sunnah maka pasti dijalankan, sebagaimana sunah sunnah yg lain seperti siwak, shalat dhuha, shalat kusuf dll, Rasul saw ada atau wafat tetap dijalankan.. namun in tidak dilakukan, Mustahil Khalifah abubakar menghapus sunnah dalam khilafahnya, dan Umar ra sendiri berkata Ni'mal Bid'ah hadzihi (inilah sebaik baik bid'ah). sunnah adalah melakukan shalat malam, namun melakukannya berjamaah bukan sunnah karena Rasul saw sendiri membubarkannya. mengenai Rasul saw takut hal itu akan menjadi wajib, maka telah banyak hal hal lain yg dilakukan oleh Rasul saw namun sahabat memahaminya bahwa itu sunnah. yg wajib telah beliau saw jelaskan, dan yg sunnah telah pula dijelaskan, dan hal hal yg ditinggalkan oleh beliau saw ditinggalkan pula oleh sahabat. dan tarawih baru dilakukan di zaman umar ra, dan ia sendiri yg mengatakannya BID'AH. oleh sebab itu ada ikhtilaf jumlah rakaatnya, 11, 13, 23, dll wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang benar istilah tarawih belum ada pada zaman Nabi. Pada saat itu salat tarawih hanya disebut dengan solat malam atau qiyamul lail. Al-Albani berkata Orang yang memiliki ilmu tentang sunnah, pasti meyakini disyariatkannya shalat malam berjama'ah pada bulan Ramadhan, yaitu shalat yang lebih dikenal sebutan shalat tarawih. Jadi sholat malam dibulan Ramdhan itu adalah yang disebut dengan sholat tarawih. Sholat ini kemudian disebut tarawih karena dalam pelaksanaannya yang diselingi duduk sebentar, yang berarti 'istirahat. Pelaksanaannya yang dilakukan berjamaah sekali lagi bukanlah hal yang bid'ah karena Rasulullah telah menetapkan disyari'atkannya hal tersebut, Rasulullah juga menegakkannya, dan Rasulullah juga telah menjelaskan keutamaannya. Mengenai kemudian Rasulullah menghentikan melakukan sholat tersebut secara berjamaah di mesjidnya, hal itu karena sebab2 yang sudah dijelaskan sebelumnya. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: sory gue nyempil dikit, Rasul saw tak pernah melakukan shalat tarawih di masa hidup beliau saw, beliau hanya melakukan shalat malam berjamaah, dan bukan tarawih. karena tarawih maknanya adalah istirahat sebentar, dinamakan shalat tarawih karena Umar ra menjadikan disela sela shalat malam berjamaah itu ada istirahatnya, diantara dua, empat rakaat istirahat sebentar lalu terus lagi.. makanya ini bid;ah hasanah, karena Rasul saw tak pernah melakukan yg model begitu, semua riwayat tentang shalat malam Rasul saw di bulan ramadhan tak ada yg menyebutkan tarawih. joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ wrote:
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
nah,,,die baru sadar sekarang, elu baru tau kalau otak elu itu masih cakepan otak udang..? hue...he...he..., ini pujian, bukan hinaan, sebab otak orng yg mengkritik hadits adalah otak orang yg murtad, gue ga bilang otak elu murtad, cuma kalah aja ama otak udang. banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah baru kusadari di sini selain ada yang mengingari hadits ada juga yang berakal hewan wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: yah.. betul, tapi akal hewan jauh lebih baik dari akal yg mengingkari hadits... banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Perbedaan hewan dengan manusia itu adalah akal, kalau hewan nyerodok saja seperti babi ngak mikir, sedangkan manusia menggunakan akal memahami apa maksud sesungguhnya dari kehendak Allah itu. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih nabi Muhammad saw, naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw.. Ananto pratikno.ananto@ wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut banganut@ wrote:Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto @ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha
RE: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Assalamu’alaikum, Kalau kita baca hadist, apa bila Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, mereka selalu menjawab Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui. Hendaknya kalau ada cara-cara ibadah yang telah ditentukan oleh Alah dan Rasulnya, tentunya kita akan berkata Sami’nya wa atha’na. Salam, RF -Original Message- From: wandysulastra [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 02, 2007 5:29 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? Terimakasih Pak Budi Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa rahasia dibalik angka 33 itu... :) --- In HYPERLINK mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED], bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In HYPERLINK mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED], Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah)-, adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al- hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Walaupun secara umum boleh meninggalkan yang sunnah, namun jika hal itu dilakukan secara SENGAJA karena sikap meremehkan atau bahkan tidak menyukainya, maka ulama berpendapat hal itu adalah perbuatan FASIK yang patut dicela. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengaku ummat Muhammad SAW, tapi tidak menyukai sunnahnya. Padahal dengan sangat tegas Allah memerintahkan kita untuk mentaati beliau. Begitu pula dengan orang yang secara SENGAJA melanggar atau tidak mengikuti apa yang sudah beliau tetapkan. Mereka yang lebih mengikuti akal dan hawa nafsunya sendiri daripada mengikuti apa yang sudah ditinggalkan oleh Rasulullah padahal mereka MENGETAHUInya, seperti yang dikatakan Imam Malik Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Lihatlah bagaimana generasi di masa sahabat dan sesudahnya yang merupakan generasi terbaik ummat yang sepatutnya menjadi tauladan kita dalam berittiba' kepada Rasullah. Mereka sangat tekun melakukan amalan2 sunnah dan perbuatan2 yang dipandang utama untuk menyempurnakan perbuatan2 wajib. Mereka tidak membedakan antara amalan yang sunnah maupun yang wajib dalam beramal sholeh. Mereka berusaha untuk tidak melenceng sedikitpun dari apa yang sudah diajarkan Rasullah. Sedangkan para Imam ahli fiqh perlu menjelaskan perbedaan antara yang sunnah dan yang wajib hanyalah untuk menjelaskan konsekwensi hukum diantara keduanya jika hal itu ditinggalkan. Sehingga orang tidak beranggapan bahwa antara amalan tambahan dengan amalan utama, keduanya merupakan hal yang wajib untuk dikerjakan. Padahal jika kondisinya tidak memungkin, amalan sunnah boleh ditinggalkan dan tidak memiliki konsekuensi sebagaimana amalan wajib. Jadi kesimpulannya, jika memang kita memiliki waktu yang cukup, apa salahnya jika kita mencoba lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amalan2 sunnah sebagaimana yang Rasulullah ajarkan seperti yang dilakukan para sahabat dan orang2 sesudahnya... :) Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi kesimpulannya ngak masalahkan kalau ngak ngewirid atau ngewirid dengan bacanya kurang atau lebih dari 33x ? wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Fleksibel dalam Islam bukan berarti setiap orang boleh membuat aturan baru yang sudah ditentukan oleh syariat sebagaimana yang banyak ditunjukan oleh hadits maupun atsar. Memang benar konstruksi syariat Islam berdiri diatas kemudahan dan bukan kesulitan, QS al- maidah:6 menyebutkan, Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmatnya bagimu, supaya kamu bersyukur
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
inilah pendapat otak kufur.. mereka menganggap mengkritik hadits adalah hal yg sama dg iseng, bukan hal yg tabu.. banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: sebegitu takutnya anda dengan logika sehingga bersikap kritispun seperti tabu sekaleee, jangan sampai seperti ortodok yang ngak mikir wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: mengingkari hadits hukumnya kufur, beda antara mohon penjelasan, dengan mengkritik / mengingkari. tentunya kedalaman makna dalam beramal adalah kunci kemuliaan amal tersebut, yakinnya akan hal itu merupakan suatu cara untuk mendapatkan kemuliaan itu. lalu kalau logika sudah berani menghukumi hadits, maka sebentar lagi logika akan menentang semua syariah, utk apa pergi haji, muter2in batu, bolak balik dibukit di arab, desak2an tyerinjak2 hanya untuk ngumpulin kerikil dan melemparkannya, lalu kumpul di padang luas, bisa tertular penyakit sedunia.. lalu akhirnya logika akan menentang shalat, tunggang tungging, geleng sono sini, mo ngapain? terakhir ia akan menghukumi tuhan, karena tak guna beriman pada tuhan pengecut yg tak mau memperlihatkan wajahnya.. inilah kebusukan logika. banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah dan ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara keseluruhan. Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih jangan terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat Allah tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah Kang Wandy, melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai kena azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ? Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau pakai biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti benar 33x. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu. Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja. Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah? Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan: Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih ' Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari 33x atau lebih dari 33x apakah batal hukumnya ? mohon pencerahan wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Terimakasih Pak Budi Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa rahasia dibalik angka 33 itu... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
sory gue nyempil dikit, Rasul saw tak pernah melakukan shalat tarawih di masa hidup beliau saw, beliau hanya melakukan shalat malam berjamaah, dan bukan tarawih. karena tarawih maknanya adalah istirahat sebentar, dinamakan shalat tarawih karena Umar ra menjadikan disela sela shalat malam berjamaah itu ada istirahatnya, diantara dua, empat rakaat istirahat sebentar lalu terus lagi.. makanya ini bid;ah hasanah, karena Rasul saw tak pernah melakukan yg model begitu, semua riwayat tentang shalat malam Rasul saw di bulan ramadhan tak ada yg menyebutkan tarawih. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Bang Paul, bener nih ente kaga tau? Pertanyaan ente kok ada yang rada2 aneh sih... :) Tapi ya udahlah, ane coba jawab semampu ane ya Bang... 1. kapan si sholat tarawih dilakuin ? Sholat tarawih dilakukan selepas isya', banyak hadits yang menunjukkannya. Ada yang melaksanakannya di awal malam tapi ada juga yang diakhir malam. Bahkan pernah dalam satu riwayat disebutkan para sahabat melakukan sholat tarawih berjama'ah sampai menjelang subuh. 2. emang rosul pernah tarawih ? emang sempet? Dari hadits yang ane sebutin (dan masih ada hadits lain) jelas menunjukkan kalau Rasulullah Tarawih. Lah, emang sempet? Nah, ini pertanyaan yang menurut ane rada aneh... Ente jawab sendiri deh, kira2 rasulullah pernah ngga melalaikan sesuatu yang diperintahkan Allah dengan alasan ngga sempet... :) 3. fungsinya tarawih apan si ? Fungsi ibadah sunnah secara umum adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Khusus untuk sholat tarawih (qiyamu Ramadhan) diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamu Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, akan diampunkan segala dosa yang dilakukannya sebelum itu. Sedangkan mengenai hadits2 yang menyebutkan keutamaan2 tarawih yang begitu banyak, menurut para ahli hadits riwayat2 tersebut tidak pernah ditemukan dalam kitab2 hadits. Mengenai hakikat yang terkandung di dalamnya, hanya Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. 4. waktu Umar tarawih kondisi islam udah gimane? Seperti yang disebutkan dalam hadits Aisyah, bahwa Rasulullah mengimami sholat tarawih berjamaah selama tiga malam. Kemudian beliau meninggalkannya karena takut menjadi wajib. Setelah itu orang2 kemudian melaksanakan tarawih berpencar-pencar baik secara sendiri2 maupun dengan mengadakan jamaah masing2. Kondisi ini bertahan hingga awal masa pemerintahan Khalifah Umar. Riwayat lengkapnya adalah sbb, dari 'Aisyah ia berkata : Artinya : Pernah orang-orang shalat (malam) di masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, pada bulan Ramadhan dengan sendiri- sendiri, orang-orang itu mempunyai sedikit hafalan Al-Qur'an, lalu ada kurang lebih lima atau enam orang, atau lebih sedikit atau lebih banyak dari jumlah itu yang mengikuti shalatnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. ('Aisyah berkata) : Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, menyuruh aku mendirikan tikar di pintu kamarku, lalu aku kerjakan. Kemudian Ia keluar ke pintu sesudah shalat Isya' yang terakhir. Ia ('Aisyah) berkata : Lalu orang-orang yang di masjid mengerumuni beliau, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, shalat bersama mereka, shalat malam yang panjang, kemudian beliau berpaling dan masuk (ke rumah), beliau tinggalkan tikar itu sebagaimana adanya. Ketika pagi hari orang- orang memperbincangkan shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama mereka yang di masjid pada malam itu. (Akibatnya) orang-orang berkumpul lebih banyak lagi sehingga masjid menjadi penuh sesak. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar pada malam yang kedua, maka orang-orang shalat mengikuti shalatnya. Pada pagi harinya orang-orang menceritakan kejadian itu, sehingga bertambah banyaklah pengunjung di malam yang ke tiga, pada malam itu beliau keluar dan orang-orang shalat mengikuti shalatnya. (Akhirnya) pada hari keempat masjid tidak mampu lagi menampung pengunjungnya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Isya' bersama mereka, kemudian beliau masuk rumahnya dan orang-orang memastikan hal itu. 'Aisyah melanjutkan : Beliau bertanya kepadaku : Bagaimana orang-orang bisa menjadi seperti itu ya 'Aisyah ?. Aku menjawab : Ya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ! Orang-orang mendengar tentang shalatmu bersama mereka yang di masjid tadi malam, oleh karena itu mereka berkumpul agar engkau mau shalat bersama mereka. Beliau berkata : 'Gulunglah tikarmu ini ya 'Aisyah', lalu aku kerjakan. Malam itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidur dengan tidak lalai, sedangkan orang-orang mengetahui tempatnya, kemudian masuklah beberapa orang dari mereka sambil berkata : As- Shalat ! hingga
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
mending jadi bini gue aje deh.. gue kan gile di internet doang, kalo diluaran mah kagak.. humaeroh [EMAIL PROTECTED] wrote: tap,,,apa karena ga dihisab trus menjadi pilhan tuk jadi orang gila...??? oOoowww ga deh mending jadi orang waras trus masuk surga deh,,,hehhee maaf guyon aja - Original Message - From: bos gila To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 03, 2007 3:47 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? mereka bebas, tidak dihisab gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Agar diskusi lebih berkembang jauh, maka patut juga direnungkan atau dibahas, yang dimulai dari pertanyaan dari saya. Pertanyaannya adalah apakah orang gila itu suci dan kelak tidak dihisab dan langsung masuk surga??? Mohon dibantah. :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
justru akal digunakan untuk taat pada Allah, bukan mengkritik hukum Allah.. akal seperti ini berarti menganggap Allah itu harus sesuai dg akalnya, kalau tak sesuai maka tak perlu beriman kepada Nya.. Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: akal adalah karunia Gusti Allah yang tiada taranya buat manusia... memahami al qur'an, jika nurut saja tanpa make akal insya allah ga akan nyampe2 tapi seperti kata Gus Mus, ada yg aneh dengan orang2 yg menentang seseorang bersikap kritis terhadap agamanya sendiri sekalipun... di saat kita berpikir pake akal, malah dituduh yg engga2...:( salam, ananto = Kau ini Bagaimana atawa Aku Harus Bagaimana Oleh: KH. A. Mustofa Bisri Kau ini bagaimana? Kau bilang aku merdeka Kau memilihkan untukku segalanya Kau suruh aku berpikir Aku berpikir kau tuduh aku kapir Aku harus bagaimana? Kau bilang bergeraklah Aku bergerak kau curigai Kau bilang jangan banyak tingkah Aku diam saja kau waspadai Kau ini bagaimana? Kau suruh aku memegang prinsip Aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku Kau suruh toleran Aku tolerah kau bilang aku plin-plan Aku harus bagaimana? Aku kau suruh maju aku mau maju kau srimpung kakiku Kaus suruh aku bekerja Aku bekerja kau ganggu aku Kau ini bagaimana: Kau suruh aku takwa Khutbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa Kau suruh aku mengikutimu Langkahmu tak jelas arahanya Aku harus bagaimana? Aku kau suruh menghormati hukum Kebijaksanaanmu menyepelekannya Aku kau suruh berdisiplin Kau menyontohkan yang lain Kau ini bagaimana? Kau bilang Tuhan sangat dekat Kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat Kau bilang kau suka bertikai Aku harus bagaimana? Aku kau suruh membangun Aku membangun kau merusakkannya Aku kau suruh menabung Aku menabung kau menghabiskannya Kau ini bagaimana? Kau suruh aku menggarap sawah Sawahku kau tanami rumah-rumah Kau bilang aku harus punya rumah Aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah Aku harus bagaimana Aku kau larang berjudi Permainan spekulasinya menjadi-jadi Aku kau suruh bertanggung jawab Kau sendiri terus berucap Wallahu a'lam bissawab Kau ini bagaimana? Kau suruh aku jujur Aku jujur kau tipu aku Kau suruh aku sabar Aku sabar kau injak tengkukku Aku harus bagaimana? Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku Sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu Kau bilang kau selalu memikirkanku aku sapa saja kau merasa terganggu Kau ini bagaimana Kau bilang bicaralah Aku bicara kau bilang aku ceriwis Kau bilang jangan banyak bicara aku bungkam kau tuduh aku apatis Aku harus bagaimana? Kau bilang kritiklah Aku kritik kau marah Kau bilang carikan alternatifnya Aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja Kau ini bagaimana? Aku bilang terserah kau Kau tak mau Aku bilang terserah kita Kau tak suka Aku bilang terserah aku Kau Memakiku Kau ini bagaimana ? Aku harus bagaimana ? On 1/3/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:Perbedaan hewan dengan manusia itu adalah akal, kalau hewan nyerodok saja seperti babi ngak mikir, sedangkan manusia menggunakan akal memahami apa maksud sesungguhnya dari kehendak Allah itu. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih nabi Muhammad saw, naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw.. Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
coba anda renungkan, saya kan cuma menegur, bukan menggebuki, tentunya tdk pantas seorang muslim mengingkari hadits nabinya, tidak bisa ajaran samawi ini dikiaskan dg akal, kalau masuk akal baru nerima, kalau ga masuk akal maka kufur, ga bisa gitu.. pemikiran busuk macam ini akan terus merambah, sampai2 nanti anda mulai mengingkari haji, kenapa harus muter muter di bangunan tua?, kenapa harus bolak balik diantara dua bukit? kenapa harus desak2an setengah mampus hanya untuk melempari patok batu dengan kerikil 7 buah? lalu setelah muter2 gitu, lempar2 batu, bolak balik desak2an sana sini, terus pulang diampunin deh.. udah gitu doang?? logika menjawab : yah kan harus khusyu.. lalu logika busuk bertanya lagi : lha khusyu tapi kenapa harus kucing2an dan muter2 gitu, kenapa ngga duduk aja dan berdoa, kenapa harus lempar2an batu.. ntar lagi anda tak percaya pada tuhan karena memang ngga pernah terlihat.. afala ta'qilun, afala tatafakkarun, afala tatadabbarun, anda berakal ? banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: afala ta'qilun, afala tatafakkarun, afala tatadabbarun, anda berakal ? wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: naudzubillah dari hati busuk yg tak percaya hadits nabi Muhammad saw, anda muslim ? banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini
Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
sory gue nyempil dikit, Rasul saw tak pernah melakukan shalat tarawih di masa hidup beliau saw, beliau hanya melakukan shalat malam berjamaah, dan bukan tarawih. karena tarawih maknanya adalah istirahat sebentar, dinamakan shalat tarawih karena Umar ra menjadikan disela sela shalat malam berjamaah itu ada istirahatnya, diantara dua, empat rakaat istirahat sebentar lalu terus lagi.. makanya ini bid;ah hasanah, karena Rasul saw tak pernah melakukan yg model begitu, semua riwayat tentang shalat malam Rasul saw di bulan ramadhan tak ada yg menyebutkan tarawih. joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas wandy, sekedar tanye aja mas. tulisan mas jadi nambah ilmu sejarah ane... tapi maaf ye mas ane mo tanye karena ane beneran kage tau.. 1. kapan si sholat tarawih dilakuin ? 2. emang rsoul pernah tarawih ? emang sempet? 3, fungsinya tarawih apan si ? 4. waktu Umar tarawih kondisi islam udah gimane/ ane beneran kage tau nih... jadi jawabnye yang rada jelasan ya mas... Alhamdulillah Paulus Hamed Sabeni wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya semua itu adalah demi kemaslahatan ummat, dan tindakan Umar ra yang menyatukan orang-orang untuk melaksanakan shalat tarawih dalam satu jamaah sholat adalah sesuatu yang mempunyai dasar dan sandaran dalam syariat, sehingga perbuatan itu tidak dapat dianggap sebagai suatu bid'ah. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdurrahman bin Abdul Qaari bahwa ia berkata: Aku berjalan bersama Umar Ibnul Khattab pada malam bulan Ramadhan menuju masjid. Pada saat itu kami menemukan masyarakat melakukan sholat tarawih secara terpisah-pisah. Ada yang sholat sendirian dan adapula yang sholat dengan diikuti oleh beberapa orang makmum. Melihat itu Umar berkata,'Aku berpendapat seandainya semua orang disatukan dalam jamaah sholat tarawih dibawah pimpinan satu orang imam niscaya akan lebih baik.' Dan rencananya Umar akan mengangkat Ubay bin Ka'ab sebagai imam sholat mereka. Kemudian pada malam lainnya, aku kembali berjalan bersama umar menuju masjid. Saat itu kami telah mendapati orang-orang sedang melaksanakan sholat tarawih dibawah pimpinan satu imam sholat mereka. Melihat itu Umar berkomentar,'Bidah yang paling baik adalah iniÂ…' Kata bid'ah yang diucapkan Umar adalah dalam pengertian etimologis, dan bukan dalam pengertian terminologi syariat. Karena pada dasarnya sholat tarawih secara berjamaah itu sendiri pernah terjadi pada masa Nabi SAW, dan saat itupun sebenarnya orang-orang sudah banyak yang melaksanakan sholat tarawih berjamaah tapi dengan jumlah jamaah yang kecil dan terpisah-pisah. Hal baru yang dilakukan oleh Umar adalah dengan menyatukan jamaah yang terpisah-pisah tersebut menjadi satu kesatuan jamaah sholat tarawih dibawah pimpinan satu Imam sholat, yaitu Ubay bin Ka'ab. Rasulullah sendiri pada masa beliau telah mendorong kaum muslimin untuk melaksanakan sholat tarawih secara berjamaah. Setelah beberapa malam beliau mendapati begitu banyak orang yang berkumpul untuk melaksanakan sholat tarawih bersama beliau, beliau tidak menemui mereka untuk sholat bersama. Kemudian pada pagi harinya beliau bersabda, Aku melihat apa yang kalian lakukan itu, dan yang menghalangi diriku untuk keluar dan sholat (tarawih) bersama kalian adalah karena aku TAKUT jika sholat itu sampai DIWAJIBKAN atas kamu. (muttafaq `alaih) Jadi, alasan Nabi tidak keluar untuk sholat tarawih berjamaah pada malam2 berikutnya adalah karena TAKUT (khawatir) jika kemudian Allah mewajibkan sholat tarawih tersebut. Inilah faktor penyebab mengapa Rasulullah tidak melanjutkan sholat tarawih berjamaah. Setelah Nabi wafat, hukum syariat telah sempurna dan tidak akan lagi mengalami perubahan. Sehingga faktor yang menghalangi dilaksanakannya shalat tarawih dalam satu kesatuan jamaah pun sudah tidak ada lagi. Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: lalu bagaimana dengan shalat tarawih yg dilakukan oleh Rasul saw lalu dihentikan dan tidak diberlakukan lagi oleh Rasul saw, lalu malah dilakukan lagi oleh Umar bin Khattab ra. tentunya demi maslahat ummat.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan Rasulullah mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah PENAMBAHAN yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. Artinya, mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan lebih utama, walaupun kelihatannya lebih simple. Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2? Sekali lagi mari kita renungkan
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Wah baru kusadari di sini selain ada yang mengingari hadits ada juga yang berakal hewan wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: yah.. betul, tapi akal hewan jauh lebih baik dari akal yg mengingkari hadits... banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Perbedaan hewan dengan manusia itu adalah akal, kalau hewan nyerodok saja seperti babi ngak mikir, sedangkan manusia menggunakan akal memahami apa maksud sesungguhnya dari kehendak Allah itu. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih nabi Muhammad saw, naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw.. Ananto pratikno.ananto@ wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut banganut@ wrote:Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto @ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Belajar lagi, ya ? jangan bosan belajar ... sambil istighfar 30 tiga kali atau tanya ke habib, ya ? pan belum lulus belajar sama habib wasssalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: nah.. ini lho.. bego, tapi sombong.. hue..he...he..., didalam syariah, semua riwayat yg lebih dahulu, lebih dipegang daripada yg sesudahnya, Imam Bukhari menukil hadits itu dan Imam Bukhari lebih luas pemahamannya daripada Imam Muslim yg muridnya, dan Imam Muslim tidak meralat atau memperjelas ucapan gurunya Imam Bukhari, hanya meriwayatkan hadits lain dg sanad lain.. diantara dua hadits yg bertentangan ini, tentunya kita memilih hadits Bukhari dari pd hadits Muslim.. lain lagi hal nya kalau Imam Muslim men syarahkan hadits gurunya itu, tentunya kita terima, karena tentu si murid lebih tahu tentang maksud gurunya daripada kita yg jauh puluhan generasi sesudah mereka. belajar ma gue mengkenye.. hue..he...he.. banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari mana rumusan menilai kebenaran dilihat dari status kalau guru lebih dipegang daripada murid ? wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: tapi shahih Bukhari lebih dipegang dari shahih muslim, dan Imam Muslim adalah murid Imam Bukhari, baca sejarah dong.. wandysulastra wandysulastra@ wrote: Om Nanto, saya kan hanya mengutip tulisan anda yang menyebutkan jangan bertanya kenapa dan kenapa tentang hal ini, hehehehe Sekedar tambahan, dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa amalan ini hanya akan menghapus dosa-dosa KECIL saja, tidak termasuk dosa yang besar. Setuju dengan Om Anut bahwa amalan ini bukan hanya sekedar dibaca kemudian dosa terhapus, namun ada syarat2 tertentu yang harus dipenuhinya... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut banganut@ wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Kalau meremehkan atau tidak menyukai, insya Allah ngak sampai seperti itu warga di KI ini. ada suatu kisah, pada masa kholifah usman bin affan, pada waktu musyawarah tibalah waktu shalat zhuhur, sehingga ada yang hendak mengintrufsikan akar musyawarah dihentikan untuk segera sholat. Tetapi Kholifah menjawab, aku lebih tahu dari pada yang engkau ketahui. Ada juga suatu ketika rasulullah sehabis shalat ashar sholat sunnat lalu istri Nabi (aisyah) bertanya apakah sesudah shalat ashar ada shalat sunnat ? jawab Nabi tidak, tetapi setelah aku sholat zhuhur aku tidak sempat shalat sunnat karena banyak sahabat yang bertanya kepadaku sehingga masuklah waktu shalat ashzar, maka aku membayar shalat sunnat tersebut sekarang semoga bermanfaat kisah ini wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Walaupun secara umum boleh meninggalkan yang sunnah, namun jika hal itu dilakukan secara SENGAJA karena sikap meremehkan atau bahkan tidak menyukainya, maka ulama berpendapat hal itu adalah perbuatan FASIK yang patut dicela. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengaku ummat Muhammad SAW, tapi tidak menyukai sunnahnya. Padahal dengan sangat tegas Allah memerintahkan kita untuk mentaati beliau. Begitu pula dengan orang yang secara SENGAJA melanggar atau tidak mengikuti apa yang sudah beliau tetapkan. Mereka yang lebih mengikuti akal dan hawa nafsunya sendiri daripada mengikuti apa yang sudah ditinggalkan oleh Rasulullah padahal mereka MENGETAHUInya, seperti yang dikatakan Imam Malik Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Lihatlah bagaimana generasi di masa sahabat dan sesudahnya yang merupakan generasi terbaik ummat yang sepatutnya menjadi tauladan kita dalam berittiba' kepada Rasullah. Mereka sangat tekun melakukan amalan2 sunnah dan perbuatan2 yang dipandang utama untuk menyempurnakan perbuatan2 wajib. Mereka tidak membedakan antara amalan yang sunnah maupun yang wajib dalam beramal sholeh. Mereka berusaha untuk tidak melenceng sedikitpun dari apa yang sudah diajarkan Rasullah. Sedangkan para Imam ahli fiqh perlu menjelaskan perbedaan antara yang sunnah dan yang wajib hanyalah untuk menjelaskan konsekwensi hukum diantara keduanya jika hal itu ditinggalkan. Sehingga orang tidak beranggapan bahwa antara amalan tambahan dengan amalan utama, keduanya merupakan hal yang wajib untuk dikerjakan. Padahal jika kondisinya tidak memungkin, amalan sunnah boleh ditinggalkan dan tidak memiliki konsekuensi sebagaimana amalan wajib. Jadi kesimpulannya, jika memang kita memiliki waktu yang cukup, apa salahnya jika kita mencoba lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amalan2 sunnah sebagaimana yang Rasulullah ajarkan seperti yang dilakukan para sahabat dan orang2 sesudahnya... :) Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: Jadi kesimpulannya ngak masalahkan kalau ngak ngewirid atau ngewirid dengan bacanya kurang atau lebih dari 33x ? wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Fleksibel dalam Islam bukan berarti setiap orang boleh membuat aturan baru yang sudah ditentukan oleh syariat sebagaimana yang banyak ditunjukan oleh hadits maupun atsar. Memang benar konstruksi syariat Islam berdiri diatas kemudahan dan bukan kesulitan, QS al- maidah:6 menyebutkan, Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmatnya bagimu, supaya kamu bersyukur
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Coba anda renungkan, saya kan cuma menegur, bukan menggebuki, tentunya tdk pantas seorang muslim mengingkari akal karunia ilahi Jangan takut jadi orang berakal, karena dengan akal Allah memuliakan kita wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: coba anda renungkan, saya kan cuma menegur, bukan menggebuki, tentunya tdk pantas seorang muslim mengingkari hadits nabinya, tidak bisa ajaran samawi ini dikiaskan dg akal, kalau masuk akal baru nerima, kalau ga masuk akal maka kufur, ga bisa gitu.. pemikiran busuk macam ini akan terus merambah, sampai2 nanti anda mulai mengingkari haji, kenapa harus muter muter di bangunan tua?, kenapa harus bolak balik diantara dua bukit? kenapa harus desak2an setengah mampus hanya untuk melempari patok batu dengan kerikil 7 buah? lalu setelah muter2 gitu, lempar2 batu, bolak balik desak2an sana sini, terus pulang diampunin deh.. udah gitu doang?? logika menjawab : yah kan harus khusyu.. lalu logika busuk bertanya lagi : lha khusyu tapi kenapa harus kucing2an dan muter2 gitu, kenapa ngga duduk aja dan berdoa, kenapa harus lempar2an batu.. ntar lagi anda tak percaya pada tuhan karena memang ngga pernah terlihat.. afala ta'qilun, afala tatafakkarun, afala tatadabbarun, anda berakal ? banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: afala ta'qilun, afala tatafakkarun, afala tatadabbarun, anda berakal ? wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: naudzubillah dari hati busuk yg tak percaya hadits nabi Muhammad saw, anda muslim ? banganut banganut@ wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Memang benar istilah tarawih belum ada pada zaman Nabi. Pada saat itu salat tarawih hanya disebut dengan solat malam atau qiyamul lail. Al-Albani berkata Orang yang memiliki ilmu tentang sunnah, pasti meyakini disyariatkannya shalat malam berjama'ah pada bulan Ramadhan, yaitu shalat yang lebih dikenal sebutan shalat tarawih. Jadi sholat malam dibulan Ramdhan itu adalah yang disebut dengan sholat tarawih. Sholat ini kemudian disebut tarawih karena dalam pelaksanaannya yang diselingi duduk sebentar, yang berarti 'istirahat. Pelaksanaannya yang dilakukan berjamaah sekali lagi bukanlah hal yang bid'ah karena Rasulullah telah menetapkan disyari'atkannya hal tersebut, Rasulullah juga menegakkannya, dan Rasulullah juga telah menjelaskan keutamaannya. Mengenai kemudian Rasulullah menghentikan melakukan sholat tersebut secara berjamaah di mesjidnya, hal itu karena sebab2 yang sudah dijelaskan sebelumnya. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: sory gue nyempil dikit, Rasul saw tak pernah melakukan shalat tarawih di masa hidup beliau saw, beliau hanya melakukan shalat malam berjamaah, dan bukan tarawih. karena tarawih maknanya adalah istirahat sebentar, dinamakan shalat tarawih karena Umar ra menjadikan disela sela shalat malam berjamaah itu ada istirahatnya, diantara dua, empat rakaat istirahat sebentar lalu terus lagi.. makanya ini bid;ah hasanah, karena Rasul saw tak pernah melakukan yg model begitu, semua riwayat tentang shalat malam Rasul saw di bulan ramadhan tak ada yg menyebutkan tarawih. joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas wandy, sekedar tanye aja mas. tulisan mas jadi nambah ilmu sejarah ane... tapi maaf ye mas ane mo tanye karena ane beneran kage tau.. 1. kapan si sholat tarawih dilakuin ? 2. emang rsoul pernah tarawih ? emang sempet? 3, fungsinya tarawih apan si ? 4. waktu Umar tarawih kondisi islam udah gimane/
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih nabi Muhammad saw, naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw.. Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto @ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika benar-benar dibaca secara sungguhan dan diresapi. Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai bersyukur, bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas secara aktif dan teresapi dalam satu bulan. Dilanjutkan dengan membaca kalimah tahlil La ilah illa Allah, Tiada Tuhan selain Allah. Sekian kali. Lalu berdoa. Berdoa memohon kebaikan di Dunia dan kebaikan di Akhirat. Sungguh rangkaian
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
perlu diketahui bahwa hal hal yg sunnah itu boleh ditambah dan boleh dikurangi bila membawa manfaat bagi muslimin, karena itu merupakan Bid;ah hasanah, seperti zakat profesi yg tak pernah ada zaman dulu, sekarang diada2kan krn merupakan maslahat bagi muslimin, demikian pula dzikir dan amal sunnah lainnya. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih Pak Budi Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa rahasia dibalik angka 33 itu... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat,
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
kok ada ya muslim model gini, Allah itu tidak pelit mengampuni, bukan model congor elo yg kikir.. tentunya bukan tasbih yg diucapkan dg hati yg busuk, tapi tasbih yg betul2 mengagungkan Nama Nya hingga hati suci dg makna tauhid.. dan ketidak percayaan pada hadits hukumnya kufur. banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau ngak di kritisi nanti ada yang memahami cukup ngewirid 33x ngak perlu ibadah yang lain, kalau bikin dosa ngak apa-apa,nanti masuk sorga juga sebab cukup ngewiridd 33x dosa sudah dihapus lalu masuk sorga dengan berlenggang , enak tenaaan mas wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
mereka bebas, tidak dihisab gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Agar diskusi lebih berkembang jauh, maka patut juga direnungkan atau dibahas, yang dimulai dari pertanyaan dari saya. Pertanyaannya adalah apakah orang gila itu suci dan kelak tidak dihisab dan langsung masuk surga??? Mohon dibantah. :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Umar bin Khattab ra mengada adakan shalat malam berjamaah tarawih yg sudah dihentikan oleh rasul saw, dan ia berkata : Inilah sebaik baik Bid;ah. dan dimasa itu masih ada ribuan sahabat, namun semua setuju. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu. Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja. Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah? Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan: Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih ' Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari 33x atau lebih dari 33x apakah batal hukumnya ? mohon pencerahan wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Terimakasih Pak Budi Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa rahasia dibalik angka 33 itu... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih,
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
tapi shahih Bukhari lebih dipegang dari shahih muslim, dan Imam Muslim adalah murid Imam Bukhari, baca sejarah dong.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Om Nanto, saya kan hanya mengutip tulisan anda yang menyebutkan jangan bertanya kenapa dan kenapa tentang hal ini, hehehehe Sekedar tambahan, dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa amalan ini hanya akan menghapus dosa-dosa KECIL saja, tidak termasuk dosa yang besar. Setuju dengan Om Anut bahwa amalan ini bukan hanya sekedar dibaca kemudian dosa terhapus, namun ada syarat2 tertentu yang harus dipenuhinya... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
naudzubillah dari hati busuk yg tak percaya hadits nabi Muhammad saw, anda muslim ? banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika benar-benar dibaca secara sungguhan dan diresapi. Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai bersyukur, bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas secara aktif dan teresapi dalam satu
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
mengingkari hadits hukumnya kufur, beda antara mohon penjelasan, dengan mengkritik / mengingkari. tentunya kedalaman makna dalam beramal adalah kunci kemuliaan amal tersebut, yakinnya akan hal itu merupakan suatu cara untuk mendapatkan kemuliaan itu. lalu kalau logika sudah berani menghukumi hadits, maka sebentar lagi logika akan menentang semua syariah, utk apa pergi haji, muter2in batu, bolak balik dibukit di arab, desak2an tyerinjak2 hanya untuk ngumpulin kerikil dan melemparkannya, lalu kumpul di padang luas, bisa tertular penyakit sedunia.. lalu akhirnya logika akan menentang shalat, tunggang tungging, geleng sono sini, mo ngapain? terakhir ia akan menghukumi tuhan, karena tak guna beriman pada tuhan pengecut yg tak mau memperlihatkan wajahnya.. inilah kebusukan logika. banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah dan ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara keseluruhan. Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih jangan terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat Allah tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah Kang Wandy, melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai kena azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ? Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau pakai biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti benar 33x. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu. Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja. Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah? Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan: Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih ' Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari 33x atau lebih dari 33x apakah batal hukumnya ? mohon pencerahan wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Terimakasih Pak Budi Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa rahasia dibalik angka 33 itu... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
menurut Ijma', afdhaliyah adalah Abubakar Asshiddiq ra. al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote: Nambahin dikit ya kang... Di antara sabahat yang utama yang sangat berittiba kepada Rasulullah adalah Umar dan Ustman radhiyallahu 'anhum. Merekalah salah satunya yang kata Rasul wajib dipengang sunnahnya selain dari pada sunah beliau sendiri. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnadnya. Dari Ibnu Al Musayab, bahwasanya Ustman ra pergi untuk melaksanakan ibadah haji, ketika dia berada di tengah perjalanan, seseorang mengatakan kepada Ali radiyallahu `anhu, Sesungguhnya dilarang mengerjakan umrah ke haji secara tamattu. Ali radhiyallahu `anhu kemudian berkata kepada sahabatnya jika ia berangkat maka berangkatlah kalian semua. Ali radhiyallahu `anhu dan sahabatnya lalu berniat dan bertalbiyah untuk umrah, namun Ustman radhiyallahu `anhu tidak berbicara kepadanya dalam hal itu. Ali radhiyallahu `anhu kemudian berkata kepada Ustman radhiyallahu `anhu,Bukankah aku telah dikabarkan bahwa engkau telah melarang tamattu umrah?, Ustman radhiyallahu `anhu menjawab.Benar. Ali radhiyallahu `anhu berkata, Jadi engkau belum mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam pernah bertamattu. Ustaman radhiyallahu `anhu menjawab,Benar. Dari Ya'la bin Umayah, ia berkata,Aku thawaf bersama Umar radhiyallahu `anhu ketika sampai di sudut yang menyambung ke pintu Ka'bah dan Hajar Aswad, lalu aku menarik tangannya untuk memberi salam kepadanya. Namu ia (Umar) berkata,Tidakkah engkau pernah melakukan thawaf bersama Rasulullah?, Aku menjawab,Ya pernah. Umar radhiyallahu `anhu kemudian berkata,Pernahkah engkau melihat beliau memberi salam kepadanya?. Aku menjawab,Tidak. Umar radhiyallahu `anhu berkata,Tinggalkan hal itu, karena sesungguhnya pada Rasulullah ada teladan yang baik untukmu. Dari hadits di atas Umar dan Ustman radhiyallahu `anhum sama sekali tidak memerintahkan sesuatu yang Rasulullah pun tidak memerintahkan dan melakukannya. Jika mereka berdua tidak pernah mendengar atau melihat Rasulullah melakukan sesuatu maka cukuplah mereka diam dan meninggalkan apa yang akan menyelisihinya. Cukup bagi mereka Rasulullah sebagai contoh. Wallahu'alam bis shawab --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan Rasulullah mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah PENAMBAHAN yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. Artinya, mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan lebih utama, walaupun kelihatannya lebih simple. Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2? Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan tentang perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah, Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang datang kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia berkata,Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ihram Ia berkata, Saya ingin ihram dari masjid dari samping makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), Ia berkata, Jangan kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah, Ia berkata, Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya menambahkan beberapa mil saja! Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih (QS 24:63).' Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, Wahai Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat? Ia menjawab : Tidak, tetapi Allah akan menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah Sedangkan bagi mereka yang suka meninggalkan ibadah sunnah, walaupun hukumnya tidak mendapat dosa, tapi hal itu merupakan kerugian yang sangat besar. Karena mengerjakan ibadah Sunnah merupakan satu cara agar kita menjadi dekat kepada Allah, sehingga Allah mencintai kita. Tekun menjalankan dan mengamalkan sunnah adalah berarti Patuh dan ta`at
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
tap,,,apa karena ga dihisab trus menjadi pilhan tuk jadi orang gila...??? oOoowww ga deh mending jadi orang waras trus masuk surga deh,,,hehhee maaf guyon aja - Original Message - From: bos gila To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 03, 2007 3:47 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali? mereka bebas, tidak dihisab gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Agar diskusi lebih berkembang jauh, maka patut juga direnungkan atau dibahas, yang dimulai dari pertanyaan dari saya. Pertanyaannya adalah apakah orang gila itu suci dan kelak tidak dihisab dan langsung masuk surga??? Mohon dibantah. :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
afala ta'qilun, afala tatafakkarun, afala tatadabbarun, anda berakal ? wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: naudzubillah dari hati busuk yg tak percaya hadits nabi Muhammad saw, anda muslim ? banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika benar-benar dibaca secara
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
sebegitu takutnya anda dengan logika sehingga bersikap kritispun seperti tabu sekaleee, jangan sampai seperti ortodok yang ngak mikir wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: mengingkari hadits hukumnya kufur, beda antara mohon penjelasan, dengan mengkritik / mengingkari. tentunya kedalaman makna dalam beramal adalah kunci kemuliaan amal tersebut, yakinnya akan hal itu merupakan suatu cara untuk mendapatkan kemuliaan itu. lalu kalau logika sudah berani menghukumi hadits, maka sebentar lagi logika akan menentang semua syariah, utk apa pergi haji, muter2in batu, bolak balik dibukit di arab, desak2an tyerinjak2 hanya untuk ngumpulin kerikil dan melemparkannya, lalu kumpul di padang luas, bisa tertular penyakit sedunia.. lalu akhirnya logika akan menentang shalat, tunggang tungging, geleng sono sini, mo ngapain? terakhir ia akan menghukumi tuhan, karena tak guna beriman pada tuhan pengecut yg tak mau memperlihatkan wajahnya.. inilah kebusukan logika. banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah dan ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara keseluruhan. Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih jangan terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat Allah tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah Kang Wandy, melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai kena azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ? Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau pakai biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti benar 33x. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu. Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja. Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah? Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan: Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih ' Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari 33x atau lebih dari 33x apakah batal hukumnya ? mohon pencerahan wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Terimakasih Pak Budi Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa rahasia dibalik angka 33 itu... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) Nah, hadits yang anda sampaikan diatas sudah anda kritisi sendiri he..he...he.. jadinya begini : barangsiapa yg membaca (bukan tasbih yg diucapkan dg hati yg busuk, tapi tasbih yg betul2 mengagungkan Nama Nya hingga hati suci dg makna tauhid) setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) Dengan anda kritisi seperti itu, semakin jelas maksud hadits tersebut. Entar tukang zina yang pakai bagaimana, tukang korupsi bagaimana ? seenak udelnya mereka berlepas dari hukum dengan alasan sudah ngewirid 33x. enak tenaaan wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: kok ada ya muslim model gini, Allah itu tidak pelit mengampuni, bukan model congor elo yg kikir.. tentunya bukan tasbih yg diucapkan dg hati yg busuk, tapi tasbih yg betul2 mengagungkan Nama Nya hingga hati suci dg makna tauhid.. dan ketidak percayaan pada hadits hukumnya kufur. banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau ngak di kritisi nanti ada yang memahami cukup ngewirid 33x ngak perlu ibadah yang lain, kalau bikin dosa ngak apa-apa,nanti masuk sorga juga sebab cukup ngewiridd 33x dosa sudah dihapus lalu masuk sorga dengan berlenggang , enak tenaaan mas wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut banganut@ wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Dari mana rumusan menilai kebenaran dilihat dari status kalau guru lebih dipegang daripada murid ? wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: tapi shahih Bukhari lebih dipegang dari shahih muslim, dan Imam Muslim adalah murid Imam Bukhari, baca sejarah dong.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Om Nanto, saya kan hanya mengutip tulisan anda yang menyebutkan jangan bertanya kenapa dan kenapa tentang hal ini, hehehehe Sekedar tambahan, dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa amalan ini hanya akan menghapus dosa-dosa KECIL saja, tidak termasuk dosa yang besar. Setuju dengan Om Anut bahwa amalan ini bukan hanya sekedar dibaca kemudian dosa terhapus, namun ada syarat2 tertentu yang harus dipenuhinya... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut banganut@ wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Perbedaan hewan dengan manusia itu adalah akal, kalau hewan nyerodok saja seperti babi ngak mikir, sedangkan manusia menggunakan akal memahami apa maksud sesungguhnya dari kehendak Allah itu. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih nabi Muhammad saw, naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw.. Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto @ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika benar-benar dibaca secara sungguhan dan diresapi. Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai bersyukur,
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Perkara fadhilah, berita gembira, pahala itu semua adalah buah dari akibat bila menjalankan suatu perintah atau meninggalkan suatu larangan Dalam Islam ada rambu-rambu yang membuat batasan, selama pagar tersebut tidak dilanggar maka posisi masih aman. Apalagi dalam perkara sunnah, saya yang setahu saya jika diamalkan berpahala jika ditinggalkan tidak apa-apa. selanjutnya tinggal di tengok dalam perkara mu'akadkah atau ghoiru mu'akad. Kembali kepada persoalan wirid, jika persoalan nilainya sama maka tentu tidak masalah jika ada yang lebih atau kurang dari 33x. Apalagi kalau kita melihat hati manusia ada yang sudah seperti batu, dan kita tahu hati membatu tidak bisa ditetesi dengan 33x tetesan wiridan terkadang bisa saja hati butuh lebih dari itu. Wallahu a'lam wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan Rasulullah mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah PENAMBAHAN yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. Artinya, mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan lebih utama, walaupun kelihatannya lebih simple. Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2? Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan tentang perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah, Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang datang kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia berkata,Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ihram Ia berkata, Saya ingin ihram dari masjid dari samping makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), Ia berkata, Jangan kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah, Ia berkata, Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya menambahkan beberapa mil saja! Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih (QS 24:63).' Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, Wahai Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat? Ia menjawab : Tidak, tetapi Allah akan menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah Sedangkan bagi mereka yang suka meninggalkan ibadah sunnah, walaupun hukumnya tidak mendapat dosa, tapi hal itu merupakan kerugian yang sangat besar. Karena mengerjakan ibadah Sunnah merupakan satu cara agar kita menjadi dekat kepada Allah, sehingga Allah mencintai kita. Tekun menjalankan dan mengamalkan sunnah adalah berarti Patuh dan ta`at kepada Rasulullah. Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintahnya) (QS 8:20) Berkata Abu Bakar as Shiddiq, Tiada sesuatu pun yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kecuali aku melakukannya dan tidak pernah aku meninggalkannya. Aku bimbang jika aku meninggalkan sedikit saja yang beliau perintahkan, maka aku akan menyimpang. Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah dan ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara keseluruhan. Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih jangan terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat Allah tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah Kang Wandy, melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai kena azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ? Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau pakai biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti benar 33x. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu. Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
akal adalah karunia Gusti Allah yang tiada taranya buat manusia... memahami al qur'an, jika nurut saja tanpa make akal insya allah ga akan nyampe2 tapi seperti kata Gus Mus, ada yg aneh dengan orang2 yg menentang seseorang bersikap kritis terhadap agamanya sendiri sekalipun... di saat kita berpikir pake akal, malah dituduh yg engga2...:( salam, ananto = Kau ini Bagaimana atawa Aku Harus Bagaimana Oleh: KH. A. Mustofa Bisri Kau ini bagaimana? Kau bilang aku merdeka Kau memilihkan untukku segalanya Kau suruh aku berpikir Aku berpikir kau tuduh aku kapir Aku harus bagaimana? Kau bilang bergeraklah Aku bergerak kau curigai Kau bilang jangan banyak tingkah Aku diam saja kau waspadai Kau ini bagaimana? Kau suruh aku memegang prinsip Aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku Kau suruh toleran Aku tolerah kau bilang aku plin-plan Aku harus bagaimana? Aku kau suruh maju aku mau maju kau srimpung kakiku Kaus suruh aku bekerja Aku bekerja kau ganggu aku Kau ini bagaimana: Kau suruh aku takwa Khutbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa Kau suruh aku mengikutimu Langkahmu tak jelas arahanya Aku harus bagaimana? Aku kau suruh menghormati hukum Kebijaksanaanmu menyepelekannya Aku kau suruh berdisiplin Kau menyontohkan yang lain Kau ini bagaimana? Kau bilang Tuhan sangat dekat Kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat Kau bilang kau suka bertikai Aku harus bagaimana? Aku kau suruh membangun Aku membangun kau merusakkannya Aku kau suruh menabung Aku menabung kau menghabiskannya Kau ini bagaimana? Kau suruh aku menggarap sawah Sawahku kau tanami rumah-rumah Kau bilang aku harus punya rumah Aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah Aku harus bagaimana Aku kau larang berjudi Permainan spekulasinya menjadi-jadi Aku kau suruh bertanggung jawab Kau sendiri terus berucap Wallahu a'lam bissawab Kau ini bagaimana? Kau suruh aku jujur Aku jujur kau tipu aku Kau suruh aku sabar Aku sabar kau injak tengkukku Aku harus bagaimana? Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku Sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu Kau bilang kau selalu memikirkanku aku sapa saja kau merasa terganggu Kau ini bagaimana Kau bilang bicaralah Aku bicara kau bilang aku ceriwis Kau bilang jangan banyak bicara aku bungkam kau tuduh aku apatis Aku harus bagaimana? Kau bilang kritiklah Aku kritik kau marah Kau bilang carikan alternatifnya Aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja Kau ini bagaimana? Aku bilang terserah kau Kau tak mau Aku bilang terserah kita Kau tak suka Aku bilang terserah aku Kau Memakiku Kau ini bagaimana ? Aku harus bagaimana ? On 1/3/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Perbedaan hewan dengan manusia itu adalah akal, kalau hewan nyerodok saja seperti babi ngak mikir, sedangkan manusia menggunakan akal memahami apa maksud sesungguhnya dari kehendak Allah itu. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih nabi Muhammad saw, naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw.. Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto @ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Mas wandy, sekedar tanye aja mas. tulisan mas jadi nambah ilmu sejarah ane... tapi maaf ye mas ane mo tanye karena ane beneran kage tau.. 1. kapan si sholat tarawih dilakuin ? 2. emang rsoul pernah tarawih ? emang sempet? 3, fungsinya tarawih apan si ? 4. waktu Umar tarawih kondisi islam udah gimane/ ane beneran kage tau nih... jadi jawabnye yang rada jelasan ya mas... Alhamdulillah Paulus Hamed Sabeni wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya semua itu adalah demi kemaslahatan ummat, dan tindakan Umar ra yang menyatukan orang-orang untuk melaksanakan shalat tarawih dalam satu jamaah sholat adalah sesuatu yang mempunyai dasar dan sandaran dalam syariat, sehingga perbuatan itu tidak dapat dianggap sebagai suatu bid'ah. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdurrahman bin Abdul Qaari bahwa ia berkata: Aku berjalan bersama Umar Ibnul Khattab pada malam bulan Ramadhan menuju masjid. Pada saat itu kami menemukan masyarakat melakukan sholat tarawih secara terpisah-pisah. Ada yang sholat sendirian dan adapula yang sholat dengan diikuti oleh beberapa orang makmum. Melihat itu Umar berkata,'Aku berpendapat seandainya semua orang disatukan dalam jamaah sholat tarawih dibawah pimpinan satu orang imam niscaya akan lebih baik.' Dan rencananya Umar akan mengangkat Ubay bin Ka'ab sebagai imam sholat mereka. Kemudian pada malam lainnya, aku kembali berjalan bersama umar menuju masjid. Saat itu kami telah mendapati orang-orang sedang melaksanakan sholat tarawih dibawah pimpinan satu imam sholat mereka. Melihat itu Umar berkomentar,'Bidah yang paling baik adalah iniÂ…' Kata bid'ah yang diucapkan Umar adalah dalam pengertian etimologis, dan bukan dalam pengertian terminologi syariat. Karena pada dasarnya sholat tarawih secara berjamaah itu sendiri pernah terjadi pada masa Nabi SAW, dan saat itupun sebenarnya orang-orang sudah banyak yang melaksanakan sholat tarawih berjamaah tapi dengan jumlah jamaah yang kecil dan terpisah-pisah. Hal baru yang dilakukan oleh Umar adalah dengan menyatukan jamaah yang terpisah-pisah tersebut menjadi satu kesatuan jamaah sholat tarawih dibawah pimpinan satu Imam sholat, yaitu Ubay bin Ka'ab. Rasulullah sendiri pada masa beliau telah mendorong kaum muslimin untuk melaksanakan sholat tarawih secara berjamaah. Setelah beberapa malam beliau mendapati begitu banyak orang yang berkumpul untuk melaksanakan sholat tarawih bersama beliau, beliau tidak menemui mereka untuk sholat bersama. Kemudian pada pagi harinya beliau bersabda, Aku melihat apa yang kalian lakukan itu, dan yang menghalangi diriku untuk keluar dan sholat (tarawih) bersama kalian adalah karena aku TAKUT jika sholat itu sampai DIWAJIBKAN atas kamu. (muttafaq `alaih) Jadi, alasan Nabi tidak keluar untuk sholat tarawih berjamaah pada malam2 berikutnya adalah karena TAKUT (khawatir) jika kemudian Allah mewajibkan sholat tarawih tersebut. Inilah faktor penyebab mengapa Rasulullah tidak melanjutkan sholat tarawih berjamaah. Setelah Nabi wafat, hukum syariat telah sempurna dan tidak akan lagi mengalami perubahan. Sehingga faktor yang menghalangi dilaksanakannya shalat tarawih dalam satu kesatuan jamaah pun sudah tidak ada lagi. Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: lalu bagaimana dengan shalat tarawih yg dilakukan oleh Rasul saw lalu dihentikan dan tidak diberlakukan lagi oleh Rasul saw, lalu malah dilakukan lagi oleh Umar bin Khattab ra. tentunya demi maslahat ummat.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan Rasulullah mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah PENAMBAHAN yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. Artinya, mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan lebih utama, walaupun kelihatannya lebih simple. Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2? Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan tentang perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah, Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang datang kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia berkata,Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ihram Ia berkata, Saya ingin ihram dari masjid dari samping makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), Ia berkata, Jangan kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah, Ia berkata, Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya menambahkan beberapa mil saja! Ia berkata, Fitnah manakah
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika benar-benar dibaca secara sungguhan dan diresapi. Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai bersyukur, bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas secara aktif dan teresapi dalam satu bulan. Dilanjutkan dengan membaca kalimah tahlil La ilah illa Allah, Tiada Tuhan selain Allah. Sekian kali. Lalu berdoa. Berdoa memohon kebaikan di Dunia dan kebaikan di Akhirat. Sungguh rangkaian bacaan yang bagus dan sangat religius. Haruskah wiridan dilakukan dengan duduk setelah usai shalat seperti kebiasaan kita? Ya tidak. Bisa saja Anda berwiridan, membaca-baca kalimah thayyibah sambil tiduran, dengan jalan-jalan, termasuk dengan jungkiran sekalipun. Ayat studi ini memberi kebebasan cara berdzikir, yakni sambil berdiri, duduk atau tiduran fadzkuru Allah qiyama wa qu'uda wa 'ala junubihim .
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Memang seperti inilah yang seharusnya kita lakukan dalam beribadah. Apa2 yang sudah diajarkan rasulullah, lakukanlah apa adanya tanpa menambah atau mengurangi dan tanpa harus bertanya kenapa dan kenapa... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah TIDAK ADA NASH YANG TEGAS MELARANG. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. =
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Terimakasih Pak Budi Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa rahasia dibalik angka 33 itu... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al- hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika benar-benar dibaca secara sungguhan dan diresapi. Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai bersyukur, bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas secara aktif dan teresapi dalam satu bulan. Dilanjutkan dengan membaca
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika benar-benar dibaca secara sungguhan dan diresapi. Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai bersyukur, bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas secara aktif dan teresapi dalam satu bulan. Dilanjutkan dengan membaca kalimah tahlil La ilah illa Allah, Tiada Tuhan selain Allah. Sekian kali. Lalu berdoa. Berdoa memohon kebaikan di Dunia dan kebaikan di Akhirat. Sungguh rangkaian bacaan yang bagus dan sangat religius. Haruskah wiridan dilakukan dengan duduk setelah usai shalat seperti kebiasaan kita? Ya tidak. Bisa saja Anda berwiridan, membaca-baca kalimah thayyibah sambil tiduran, dengan
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika benar-benar dibaca secara sungguhan dan diresapi. Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai bersyukur, bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas secara aktif dan teresapi dalam satu bulan. Dilanjutkan dengan membaca kalimah tahlil La ilah illa Allah, Tiada Tuhan selain Allah. Sekian kali. Lalu berdoa. Berdoa memohon kebaikan di Dunia dan kebaikan di Akhirat. Sungguh rangkaian bacaan yang bagus dan sangat religius. Haruskah wiridan dilakukan dengan duduk setelah usai shalat seperti kebiasaan kita? Ya tidak. Bisa saja Anda berwiridan, membaca-baca kalimah thayyibah sambil tiduran, dengan
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari 33x atau lebih dari 33x apakah batal hukumnya ? mohon pencerahan wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih Pak Budi Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa rahasia dibalik angka 33 itu... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al- hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
kalau ngak di kritisi nanti ada yang memahami cukup ngewirid 33x ngak perlu ibadah yang lain, kalau bikin dosa ngak apa-apa,nanti masuk sorga juga sebab cukup ngewiridd 33x dosa sudah dihapus lalu masuk sorga dengan berlenggang , enak tenaaan mas wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika benar-benar dibaca secara sungguhan dan diresapi. Logikanya, jiwa
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Agar diskusi lebih berkembang jauh, maka patut juga direnungkan atau dibahas, yang dimulai dari pertanyaan dari saya. Pertanyaannya adalah apakah orang gila itu suci dan kelak tidak dihisab dan langsung masuk surga??? Mohon dibantah. :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika benar-benar dibaca secara sungguhan dan diresapi. Logikanya, jiwa sesorang muslim
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu. Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja. Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah? Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan: Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih ' Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari 33x atau lebih dari 33x apakah batal hukumnya ? mohon pencerahan wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Terimakasih Pak Budi Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa rahasia dibalik angka 33 itu... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Bila mulai gila sebelum akil baligh, maka dianya tidak punya dosa. Bila gilanya setelah akil baligh, maka ada dua kemungkinan : dihisab, lalu masuk syurga atau neraka. Tergantung amalannya, dan akhir hayatnya gimana. Gitu kali, ya? :) Salam, Faqih On 1/3/07, gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Agar diskusi lebih berkembang jauh, maka patut juga direnungkan atau dibahas, yang dimulai dari pertanyaan dari saya. Pertanyaannya adalah apakah orang gila itu suci dan kelak tidak dihisab dan langsung masuk surga??? Mohon dibantah. :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Om Nanto, saya kan hanya mengutip tulisan anda yang menyebutkan jangan bertanya kenapa dan kenapa tentang hal ini, hehehehe Sekedar tambahan, dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa amalan ini hanya akan menghapus dosa-dosa KECIL saja, tidak termasuk dosa yang besar. Setuju dengan Om Anut bahwa amalan ini bukan hanya sekedar dibaca kemudian dosa terhapus, namun ada syarat2 tertentu yang harus dipenuhinya... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam% 40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan terukur. Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang disesuaikan dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang tahu kenapa tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja. Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al- hamdu lilah 33 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total berjumlah 3465 kali. Jika
Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
nambahin yah.. orang gila masuk surga? ane juga kurang faham.. tapi yang ane tau, apa penyebab yang membuat orang ntu gila... memang ada orang yang dalam ibadahnye gugur karena keterbatasan fisik atawa akalne. jangan musingin ntu orang masuk mane.. mungkin diri kite sekarang juge dah gile dengan mencintai kehidupan yang ga jelas kaye gini.. terus kalo dosa di hapus dengan bacaan 33 kali, para rosul ga perlu berjuang biar islam ni dzohir... emang si ane ga terlalu ngikutin masaleh ni... tapi Alloh selalu meminjam barang lain untuk menceritakan barang yang lain.. emang bener kate Nabi Muhammad kalo kamu mencintai Alloh ikutilah aku, tapi bukan secara fisik.. dan ane rase temen2 juga tau.. layaknya isa dalam alkitab bilang kalo kau mencintai Alloh ikutilah aku maka kau harus siap disasah dan memanggul salib.. musa ga perlu muter2 selama 40 tahun di gurun sinai supaya dya mendapatkan surga. tar ane tambahin lagi... Paulus hamed sabeni gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Agar diskusi lebih berkembang jauh, maka patut juga direnungkan atau dibahas, yang dimulai dari pertanyaan dari saya. Pertanyaannya adalah apakah orang gila itu suci dan kelak tidak dihisab dan langsung masuk surga??? Mohon dibantah. :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran itulah, lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar. Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah dan ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara keseluruhan. Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih jangan terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat Allah tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah Kang Wandy, melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai kena azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ? Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau pakai biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti benar 33x. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu. Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja. Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah? Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan: Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih ' Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari 33x atau lebih dari 33x apakah batal hukumnya ? mohon pencerahan wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Terimakasih Pak Budi Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa rahasia dibalik angka 33 itu... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
hehehe... kalo saya lupa bawa biji tasbih, biasanya suka bolak balik dan ga yakin... ini sudah 33 apa masih 32? kalau ga yakin biasanya diulang lagi... hehehe... kalau diulang lagi, berarti 33 + 32 = 65 kali... itupun kalau ga yakinnya sekali... la gimana kalo ga yakin nya 5 kali? silahkan hitung sendiri... cape kan? salam, ananto On 1/3/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah dan ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara keseluruhan. Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih jangan terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat Allah tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah Kang Wandy, melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai kena azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ? Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau pakai biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti benar 33x. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu. Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja. Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah? Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan: Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih ' Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari 33x atau lebih dari 33x apakah batal hukumnya ? mohon pencerahan wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Terimakasih Pak Budi Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa rahasia dibalik angka 33 itu... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan Rasulullah mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah PENAMBAHAN yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. Artinya, mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan lebih utama, walaupun kelihatannya lebih simple. Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2? Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan tentang perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah, Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang datang kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia berkata,Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ihram Ia berkata, Saya ingin ihram dari masjid dari samping makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), Ia berkata, Jangan kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah, Ia berkata, Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya menambahkan beberapa mil saja! Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih (QS 24:63).' Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, Wahai Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat? Ia menjawab : Tidak, tetapi Allah akan menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah Sedangkan bagi mereka yang suka meninggalkan ibadah sunnah, walaupun hukumnya tidak mendapat dosa, tapi hal itu merupakan kerugian yang sangat besar. Karena mengerjakan ibadah Sunnah merupakan satu cara agar kita menjadi dekat kepada Allah, sehingga Allah mencintai kita. Tekun menjalankan dan mengamalkan sunnah adalah berarti Patuh dan ta`at kepada Rasulullah. Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintahnya) (QS 8:20) Berkata Abu Bakar as Shiddiq, Tiada sesuatu pun yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kecuali aku melakukannya dan tidak pernah aku meninggalkannya. Aku bimbang jika aku meninggalkan sedikit saja yang beliau perintahkan, maka aku akan menyimpang. Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah dan ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara keseluruhan. Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih jangan terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat Allah tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah Kang Wandy, melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai kena azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ? Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau pakai biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti benar 33x. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu. Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja. Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah? Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan: Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih ' Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@ wrote: ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari 33x atau lebih dari 33x apakah batal hukumnya ?
[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
Nambahin dikit ya kang... Di antara sabahat yang utama yang sangat berittiba kepada Rasulullah adalah Umar dan Ustman radhiyallahu 'anhum. Merekalah salah satunya yang kata Rasul wajib dipengang sunnahnya selain dari pada sunah beliau sendiri. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnadnya. Dari Ibnu Al Musayab, bahwasanya Ustman ra pergi untuk melaksanakan ibadah haji, ketika dia berada di tengah perjalanan, seseorang mengatakan kepada Ali radiyallahu `anhu, Sesungguhnya dilarang mengerjakan umrah ke haji secara tamattu. Ali radhiyallahu `anhu kemudian berkata kepada sahabatnya jika ia berangkat maka berangkatlah kalian semua. Ali radhiyallahu `anhu dan sahabatnya lalu berniat dan bertalbiyah untuk umrah, namun Ustman radhiyallahu `anhu tidak berbicara kepadanya dalam hal itu. Ali radhiyallahu `anhu kemudian berkata kepada Ustman radhiyallahu `anhu,Bukankah aku telah dikabarkan bahwa engkau telah melarang tamattu umrah?, Ustman radhiyallahu `anhu menjawab.Benar. Ali radhiyallahu `anhu berkata, Jadi engkau belum mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam pernah bertamattu. Ustaman radhiyallahu `anhu menjawab,Benar. Dari Ya'la bin Umayah, ia berkata,Aku thawaf bersama Umar radhiyallahu `anhu ketika sampai di sudut yang menyambung ke pintu Ka'bah dan Hajar Aswad, lalu aku menarik tangannya untuk memberi salam kepadanya. Namu ia (Umar) berkata,Tidakkah engkau pernah melakukan thawaf bersama Rasulullah?, Aku menjawab,Ya pernah. Umar radhiyallahu `anhu kemudian berkata,Pernahkah engkau melihat beliau memberi salam kepadanya?. Aku menjawab,Tidak. Umar radhiyallahu `anhu berkata,Tinggalkan hal itu, karena sesungguhnya pada Rasulullah ada teladan yang baik untukmu. Dari hadits di atas Umar dan Ustman radhiyallahu `anhum sama sekali tidak memerintahkan sesuatu yang Rasulullah pun tidak memerintahkan dan melakukannya. Jika mereka berdua tidak pernah mendengar atau melihat Rasulullah melakukan sesuatu maka cukuplah mereka diam dan meninggalkan apa yang akan menyelisihinya. Cukup bagi mereka Rasulullah sebagai contoh. Wallahu'alam bis shawab --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan Rasulullah mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah PENAMBAHAN yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. Artinya, mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan lebih utama, walaupun kelihatannya lebih simple. Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2? Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan tentang perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah, Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang datang kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia berkata,Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ihram Ia berkata, Saya ingin ihram dari masjid dari samping makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), Ia berkata, Jangan kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah, Ia berkata, Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya menambahkan beberapa mil saja! Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya Allah berfirman, Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih (QS 24:63).' Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, Wahai Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat? Ia menjawab : Tidak, tetapi Allah akan menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah Sedangkan bagi mereka yang suka meninggalkan ibadah sunnah, walaupun hukumnya tidak mendapat dosa, tapi hal itu merupakan kerugian yang sangat besar. Karena mengerjakan ibadah Sunnah merupakan satu cara agar kita menjadi dekat kepada Allah, sehingga Allah mencintai kita. Tekun menjalankan dan mengamalkan sunnah adalah berarti Patuh dan ta`at kepada Rasulullah. Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintahnya) (QS 8:20) Berkata Abu Bakar as Shiddiq, Tiada sesuatu pun yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kecuali