Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-18 Terurut Topik bos gila
tul neng dewi..
 rupanya tukang  sunat masa kini bukan hanya tukang sunat alat kelamin aja, 
kini muncul  tukang sunat buku.. gunting tambal, potong, jadi deh.
  
Safira [EMAIL PROTECTED] wrote:   
   Tidak semua kisah sejarah islam tercantum di dalam buku hadist.
  Namun tuk kisah Bilal r.a. antum bisa cari di buku Ibnu Katsir (Al 
  hidayah wan Nihayah)tuk halamannya maaf ana lupa.
  Tapi kalo antum tertarik silahkan aja baca versi lengkapnya dan jgn 
  beli yg versi terjemahan krn bakalan di sunat isinya ama si 
  penerbit Darul Haq (yg condong ke )
  
  Memang benar ada pula kisah yg antum sebutkan dan tercatat di buku 
  hadist dan Sayidina Umar pun bertabaruk kepada Ibnu Abbas (bukan 
  NAbi SAW).
  Jadi tak benar bertabaruk (mencari berkah) di khususkan hanya untuk 
  Nabi SAW. Karena sahabat (Umar R.a.) pun melakukan kepada Ibnu Abbas 
  r.a. 
  
  Demikian saudaraku yg kumuliakan Al-Fatih 
  
  Salam
  Abah
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Setahu saya yang bertawasul minta hujan itu Umar ra kepada paman 
   Nabi SAW Abbas ra, kalau Bilal ra tolong beri nomor haditnya dan 
   nama penulis hadits tsb..
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira 
   dewirengganis02@ wrote:
   
Mas Fatih yang di ridhoi Allah. Amiiin
Kenapa tabaruk harus di batasi oleh zaman hidupnya Nabi SAW saja?

Imam Ahmad bin Hambal tidak hanya menyimpan satu helai rambut 
  Nabi 
SAW tapi menyimpan 3 helai rambut beliau SAW yang mulia.
dan beliau berpesan di kala akhir hayatnya agar ke 3 helai itu 
  di 
letak kan di jenazah beliau kelak dengan rincian sebagai berikut.
1 helai rambut di mata kanan dan 1 helai di mata kiri dan 1 
  helai 
lagi di bibir (mulut) beliau.

Dan pernah suatu hari ketika Imam Ahmad sakit beliau bertabaruk 
  di 
kuburan gurunya Imam Syafi'i untuk penyembuhan penyakitnya.

Bagaimana dengan doanya Sayidina Bilal r.a. bertabruk 
  (bertawasul) 
di kuburan Nabi SAW meminta hujan di Madinah ketika terjadi 
  musim 
panas yg sangat panjang. Dan tak lama kemudian hujan pun turun 
  dan 
beliau SAW bertitip salam kepda Sayidina Umar r.a. melalui Bilal 
   r.a.
dan ketika salam itu disampaikan kepada Umar r.a. beliau pun 
menangis menahan rindu kepada Nabi SAW.
 
Semoga hal ini menjawab pertanyaan dan keraguan antum

Salam
Abah 
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ 
wrote:

 Budi, seorang al-albani tetap manusia biasa dan bisa khilaf 
   namun 
 bukan dengan seenaknya anda caci maki. Bagaimana mungkin dia 
   anda 
 caci maki sementara karya-karya beliau banyak dijadikan 
   referensi 
 ulama-ulama sedunia saat ini. Gak ada yang berfikiran picik 
seperti 
 anda. 
 
 Kembali ke masalah tabarruk, hadits yang anda bawakan itu 
  hanya 
 berkaitan dengan Nabi SAW ketika masih hidup dan kekhususan 
  bagi 
 beliau saja. Nabi SAW adalah maksum dijaga lisan dan hatinya, 
Allah 
 lah yang membimbingnya dikala khilaf jadi tidak mungkin Nabi 
 Muhammad SAW tergelincir kepada perbuatan keliru dikarenakan 
   pasti 
 Allah ta'ala langsung menegurnya. Demikian ketika beliau 
menjadikan 
 air liur sebagai perantara obat dengan izin Allah ta'ala. 
   Kemudian 
 kisah para sahabat dalam Adabul Mufrad yang anda sebutkan itu 
   yang 
 mereka harapkan hanya bekas bekas Rasulullah SAW bukan orang 
shalih 
 lain sekalipun sederajat dengan Abu Bakar ra, Umar ra atau Ali 
   ra 
 misalnya. Bahkan Imam Ahmad pun sampai menyimpan sehelai 
  rambut 
 beliau SAW. dan hal ini tidak masalah. 
 Lalu bagaimana dng sekarang banyak orang latah ikut-ikutan ke 
 kuburan wali mencari berkah, panjang jimat ketika benda benda 
pusaka 
 warisan kerajaan Islam diarak dengan dalih mencari berkah 
 (tabarruk). Mengusap dan menciup kuburan orang-orang shalih 
   dengan 
 harapan do'anya terkabul apakah anda yakin perbuatan mereka 
  100%
 terhindar  dan tidak bercampur dengan khurafat dan kesyirikan. 
 Bukankah ini yang ditakutkan oleh Nabi SAW dalam sabdanya? 
  Jika  
 Nabi SAW saja jelas-jelas sudah mengkhawatirkan hal-hal tsb 
   apakah 
 masih pantas kita mendahului beliau dengan mengatakan hal itu 
 baik...?
 Dan bagaimana jika mereka  mengatakan begini, Setelah saya 
 bertabarruk di kuburan si fulan bin fulan alhamdulilah 
  dagangan 
saya 
 laris. Bagaimana tanggung jawab anda dihadapan Allah ta'ala 
  di 
 yaumul hisab yang membolehkan hal-hal tsb dilakukan. 
 
 Kemudian adakah para khulafaurrasyidin melakukan tradisi 
   berkumpul 
 di makam Rasulullah SAW untuk bertabarruk?
 saya tunggu jawabannya..
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ 
 wrote:
 
  ngapain gue baca buku tulisan koplok  wahabi 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-17 Terurut Topik s.mono
assalamualaikum wr wb.
salam kenal semua,
menurut saya yang awam. yang utama itu pengamalannya, coba saja 
bedakan rasanya berdzikir 33x dengan 1000x, insya Allah akan beda 
rasa dan manfaatnya.
untk menjawab pertanyan2 semacam itu (spt jumlah rakaat sholat, 
jumlah amalan dzikir dll..), menurut saya tidak hanya cukup dari 
hadist dan sbgnya. tapi coba dirasakan dengan diamalkan. mencoba 
khusyu ketika mengamalkannya.mudah2 ALLAH memberikan jawabannya.
khasiat dari ayat2 Alquran itu tak terbatas. rahasianya ada pada 
Gusti Allah.
wassalamualaikum wr wb.
mono,bdg

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Maaf telat nih ngasih pendapatnye... tapi mungkin dah ada juga 
yang pendapetnya same..

   Bukannya Alloh memang sudah Maha kuasa, jadi tidak perlu di 
ingat dengan jumlah.. masa Alloh lupa ma kita??? ane pikir gini, 
tanda kita mengabdi dengan orang tua aja.. bukan dengan nyebutin 
namanya terus atau inget atau muji orang tua kita terus kan...?
tapi menjalankan apa yang seharusnya yang menjadi kewajiban 
seorang anak sebagai orang tua,, iya ga. 
 
 Safira [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Kalo ada orang berdzikir (wirid) setelah sholat di 
kritisi .. maka 
 kritisilah diri anda sendiri yg tidak menjalankan amalan tersebut 
 (sunnah Nabi SAW).
 
 sudah jelas di hadisth Bukhori bagi siapa yg membaca 
 padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir dan diakhiri LAA 
ILAAHA 
 ILLAALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHQODIR maka Allah mengampuni 
dosa-
 dosa kita walaupun sebanyak buih di lautan.
 
 Salam
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
 KARTIKAB@ wrote:
 
  Tidak sholat, tidak zikir,tidak bertasbih, sekaligus tidak ber 
 amal bukanlah suatu kerugian Bagi Allah.
  
  Ya,..Allah gusti juragan pangeran kula
  Pengayom, penglipur, sarto pendekar kulo
  Margo pundi kampung mboten gonjang ganjing
  Kayu kembang rukun mamum imam eling
  
  Kalau demikian siapa?.siapayang butuh, Allah lebih kaya
  
  
  -Original Message-
  From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
 [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan
  Sent: Friday, January 12, 2007 5:00 PM
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com
  Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
  
  
  
  ng ...
  
  yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
  he he he...
  
  di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...
  
  
  salam 33x.
  :-)
  
  
  
  
  
  On 1/12/07, Kartika, Bambang  [EMAIL PROTECTED] 
 mailto:KARTIKAB@ com wrote: 
  
  
  
  Assalamualaikum Wr.wb
  
  Sebelumnya mohon ma'af, 
  
  Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 
 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang 
lain 
 bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan 
 tanya, pertanyaan saya
  
  1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan 
sifar 
 Rahman dan Rahimnya Gusti Allah?
  
  2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat 
gandakan 
 pahalanya?
  
  3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam 
sehari ?
  
  Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak 
 sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN 
 LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, 
 namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung 
 cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X 
 takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena 
 bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini 
sudah 
 penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 
33X 
 kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain.
  
  Wassalam
  
  
  
  
  -Original Message-
  From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com 
 yahoogroups.com [mailto: [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf 
 Of banganut
  Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
  To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com 
 yahoogroups.com
  
  Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
  
  
  
  
  Enak sekali ...
  cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih 
dilautan.
  
  Mohon di kritisi ...
  
  wassalam
  
  anut
  
  --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
 yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
   barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 
33X, 
 lalu
  alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya 
walau
  sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
  
   gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, 
tulisan
  33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya 
 kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang 
 telah
   dikaruniakan kepada dirinya?).
  
   Tarjamahan

Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-17 Terurut Topik wandysulastra
Bapak2 sekalian, amalan yang jelas2 sudah ditentukan oleh Rasulullah 
jumlahnya, kalau menurut saran saya ikutilah apa adanya. 
Sesungguhnya Rasulullah lebih mengetahui hikmah dan rahasia dibalik 
pembatasan tersebut.

Sebaliknya, jika ada amalan yang oleh Rasulullah tidak dibatasi 
jumlahnya, maka tidak pantas bagi kita kemudian memberikan batasan 
sekian dan sekian.

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Waalaikumsalam Wr.wb.
  
 Memang semua mendasar untuk yang 33X memiliki dasarnya, misalkan 
ada yang 1000X apakah ini salah menurut saya tidak, coba kembalikan 
kehati nurani semuanya itu benar, landasi amalan / ibadah dengan 
iklas dengan niat menyandarkan diri ini hanya kepada Allah, Jika 
engkau berjalan mendekatiKu aku akan berlari menghampirimu, jika 
engkau berlari mendekati Aku maka sesungguhnya Aku ada bersamamu.
  
 Saudaraku. janganlah amalan amalan sunah menjadikan 
perpecahan. Ibarat berdagang amalan wajib itu adalah modalnya, dan 
yang sunah itu adalah untungnya.
  
 Salam
 Bambang kartika
  
 
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] Behalf Of s.mono
 Sent: Wednesday, January 17, 2007 5:26 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 
Kali?
 
 
 
 assalamualaikum wr wb.
 salam kenal semua,
 menurut saya yang awam. yang utama itu pengamalannya, coba saja 
 bedakan rasanya berdzikir 33x dengan 1000x, insya Allah akan beda 
 rasa dan manfaatnya.
 untk menjawab pertanyan2 semacam itu (spt jumlah rakaat sholat, 
 jumlah amalan dzikir dll..), menurut saya tidak hanya cukup dari 
 hadist dan sbgnya. tapi coba dirasakan dengan diamalkan. mencoba 
 khusyu ketika mengamalkannya.mudah2 ALLAH memberikan jawabannya.
 khasiat dari ayat2 Alquran itu tak terbatas. rahasianya ada pada 
 Gusti Allah.
 wassalamualaikum wr wb. 
 mono,bdg
 
 --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, joseph khaidar 
 paulus_hanedsabeni@ wrote:
 
  Maaf telat nih ngasih pendapatnye... tapi mungkin dah ada juga 
 yang pendapetnya same..
  
  Bukannya Alloh memang sudah Maha kuasa, jadi tidak perlu di 
 ingat dengan jumlah.. masa Alloh lupa ma kita??? ane pikir gini, 
 tanda kita mengabdi dengan orang tua aja.. bukan dengan nyebutin 
 namanya terus atau inget atau muji orang tua kita terus kan...?
  tapi menjalankan apa yang seharusnya yang menjadi kewajiban 
 seorang anak sebagai orang tua,, iya ga. 
  
  Safira dewirengganis02@ wrote:
  Kalo ada orang berdzikir (wirid) setelah sholat di 
 kritisi .. maka 
  kritisilah diri anda sendiri yg tidak menjalankan amalan 
tersebut 
  (sunnah Nabi SAW).
  
  sudah jelas di hadisth Bukhori bagi siapa yg membaca 
  padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir dan diakhiri LAA 
 ILAAHA 
  ILLAALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHQODIR maka Allah mengampuni 
 dosa-
  dosa kita walaupun sebanyak buih di lautan.
  
  Salam
  
  --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
  KARTIKAB@ wrote:
  
   Tidak sholat, tidak zikir,tidak bertasbih, sekaligus tidak ber 
  amal bukanlah suatu kerugian Bagi Allah.
   
   Ya,..Allah gusti juragan pangeran kula
   Pengayom, penglipur, sarto pendekar kulo
   Margo pundi kampung mboten gonjang ganjing
   Kayu kembang rukun mamum imam eling
   
   Kalau demikian siapa?.siapayang butuh, Allah lebih kaya
   
   
   -Original Message-
   From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%
40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:keluarga-
  [EMAIL PROTECTED] mailto:islam%40yahoogroups.com com]On 
Behalf Of Ramdan
   Sent: Friday, January 12, 2007 5:00 PM
   To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com
   Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
   
   
   
   ng ...
   
   yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
   he he he...
   
   di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...
   
   
   salam 33x.
   :-)
   
   
   
   
   
   On 1/12/07, Kartika, Bambang  [EMAIL PROTECTED] 
  mailto:KARTIKAB@ com wrote: 
   
   
   
   Assalamualaikum Wr.wb
   
   Sebelumnya mohon ma'af, 
   
   Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang 
usianya 
  63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang 
 lain 
  bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini 
akan 
  tanya, pertanyaan saya
   
   1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan 
 sifar 
  Rahman dan Rahimnya Gusti Allah?
   
   2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat 
 gandakan 
  pahalanya?
   
   3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam 
 sehari ?
   
   Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak 
  sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN 
  LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, 
  namun demikian masih

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-17 Terurut Topik Ramdan

he he he...
tinggal dikembalikan saja ke diri masing2, apakah bedialog ini (khusunya di
milis) adalah untuk menimba ilmu dan untuk menambah wawasan bahwa diluar
yang kita tahu dan pahami ada pengetahuan dan pemahaman lain, ato untuk
menunjukkan diri sendiri saja yang benar dan yang lain salah... :-)

kalo untuk menyampaikan sesuatu yang dianggap benar (karena selama ini diri
sendiri sudah mengamalkanya) dan ternyata banyak ditolak oleh para
pembaca/pendengar, ya ga usah ngotot,
toh niat utamanya adalah menyampaikan apa yang dianggap 'benar'.

ah... jadi inget akan kalimat amalku untuk ku, amal mu untuk mu..

salam damai
:-)


On 1/18/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote:


   Assalamualaikum Wr.wb.

Memang benar kalau melihat dari hadis saja, bukankah ada Alquran dan
hadis, maksud kami disini adalah menghindari perpecahan, ma'af bodohnya
orang islam ya seperti ini, mempermasalahkan yang sunah dengan menciptakan
permusuhan , cacimaki, dan hinaan lainya, mengapa bodoh?? karena sunah
tidak dilakukan juga tidak apa-apa justru yang menyakiti hati orang lain apa
lagi sesama muslim itulah yang mendatangkan Latnatullah, bukankah semua
muslim bersaudara? siapa yang ingkar terhadap sabda Kanjeng Rosulalloh
tersebut? ya...mereka yang saling gontok-gontokan, dunia ini bisa saja aman
kalau kita berebut salah atau mengakui kesalahan, bukan berebut benarnya
sendiri, mengapa di permasalahkan kalau semuanya memiliki dasar, kewenangan
kita semua hanya menyampaikan bukan menghukumi, jangan sia-siakan sesuatu
yang sudah tercatat sebagai kebacikan hanya akan terhapus dengan hal yang
sebenarnya sangat mudah diatasi.

Mohon ma'af kalau ada yang tersirat sehingga tidak berkenan.

Wassalam

Bambang Kartika



-Original Message-
*From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
s.com]*On Behalf Of *wandysulastra
*Sent:* Thursday, January 18, 2007 9:17 AM
*To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
*Subject:* Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

 Bapak2 sekalian, amalan yang jelas2 sudah ditentukan oleh Rasulullah
jumlahnya, kalau menurut saran saya ikutilah apa adanya.
Sesungguhnya Rasulullah lebih mengetahui hikmah dan rahasia dibalik
pembatasan tersebut.

Sebaliknya, jika ada amalan yang oleh Rasulullah tidak dibatasi
jumlahnya, maka tidak pantas bagi kita kemudian memberikan batasan
sekian dan sekian.

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
Kartika, Bambang
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Waalaikumsalam Wr.wb.




Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-17 Terurut Topik bos gila
belum pernah ada hadits, atau ucapan  sahabat, atau tabi'in, atau para Imam dan 
muhadditsin yg mengingkari  tawassul pd yg telah wafat.
  
  wallahu a'lam

al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:   
   Setahu saya yang bertawasul minta hujan itu Umar ra kepada paman 
  Nabi SAW Abbas ra, kalau Bilal ra tolong beri nomor haditnya dan 
  nama penulis hadits tsb..
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Safira 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Mas Fatih yang di ridhoi Allah. Amiiin
   Kenapa tabaruk harus di batasi oleh zaman hidupnya Nabi SAW saja?
   
   Imam Ahmad bin Hambal tidak hanya menyimpan satu helai rambut Nabi 
   SAW tapi menyimpan 3 helai rambut beliau SAW yang mulia.
   dan beliau berpesan di kala akhir hayatnya agar ke 3 helai itu di 
   letak kan di jenazah beliau kelak dengan rincian sebagai berikut.
   1 helai rambut di mata kanan dan 1 helai di mata kiri dan 1 helai 
   lagi di bibir (mulut) beliau.
   
   Dan pernah suatu hari ketika Imam Ahmad sakit beliau bertabaruk di 
   kuburan gurunya Imam Syafi'i untuk penyembuhan penyakitnya.
   
   Bagaimana dengan doanya Sayidina Bilal r.a. bertabruk (bertawasul) 
   di kuburan Nabi SAW meminta hujan di Madinah ketika terjadi musim 
   panas yg sangat panjang. Dan tak lama kemudian hujan pun turun dan 
   beliau SAW bertitip salam kepda Sayidina Umar r.a. melalui Bilal 
  r.a.
   dan ketika salam itu disampaikan kepada Umar r.a. beliau pun 
   menangis menahan rindu kepada Nabi SAW.

   Semoga hal ini menjawab pertanyaan dan keraguan antum
   
   Salam
   Abah 
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih al.fatih@ 
   wrote:
   
Budi, seorang al-albani tetap manusia biasa dan bisa khilaf 
  namun 
bukan dengan seenaknya anda caci maki. Bagaimana mungkin dia 
  anda 
caci maki sementara karya-karya beliau banyak dijadikan 
  referensi 
ulama-ulama sedunia saat ini. Gak ada yang berfikiran picik 
   seperti 
anda. 

Kembali ke masalah tabarruk, hadits yang anda bawakan itu hanya 
berkaitan dengan Nabi SAW ketika masih hidup dan kekhususan bagi 
beliau saja. Nabi SAW adalah maksum dijaga lisan dan hatinya, 
   Allah 
lah yang membimbingnya dikala khilaf jadi tidak mungkin Nabi 
Muhammad SAW tergelincir kepada perbuatan keliru dikarenakan 
  pasti 
Allah ta'ala langsung menegurnya. Demikian ketika beliau 
   menjadikan 
air liur sebagai perantara obat dengan izin Allah ta'ala. 
  Kemudian 
kisah para sahabat dalam Adabul Mufrad yang anda sebutkan itu 
  yang 
mereka harapkan hanya bekas bekas Rasulullah SAW bukan orang 
   shalih 
lain sekalipun sederajat dengan Abu Bakar ra, Umar ra atau Ali 
  ra 
misalnya. Bahkan Imam Ahmad pun sampai menyimpan sehelai rambut 
beliau SAW. dan hal ini tidak masalah. 
Lalu bagaimana dng sekarang banyak orang latah ikut-ikutan ke 
kuburan wali mencari berkah, panjang jimat ketika benda benda 
   pusaka 
warisan kerajaan Islam diarak dengan dalih mencari berkah 
(tabarruk). Mengusap dan menciup kuburan orang-orang shalih 
  dengan 
harapan do'anya terkabul apakah anda yakin perbuatan mereka 100%
terhindar  dan tidak bercampur dengan khurafat dan kesyirikan. 
Bukankah ini yang ditakutkan oleh Nabi SAW dalam sabdanya? Jika  
Nabi SAW saja jelas-jelas sudah mengkhawatirkan hal-hal tsb 
  apakah 
masih pantas kita mendahului beliau dengan mengatakan hal itu 
baik...?
Dan bagaimana jika mereka  mengatakan begini, Setelah saya 
bertabarruk di kuburan si fulan bin fulan alhamdulilah dagangan 
   saya 
laris. Bagaimana tanggung jawab anda dihadapan Allah ta'ala di 
yaumul hisab yang membolehkan hal-hal tsb dilakukan. 

Kemudian adakah para khulafaurrasyidin melakukan tradisi 
  berkumpul 
di makam Rasulullah SAW untuk bertabarruk?
saya tunggu jawabannya..

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ 
wrote:

 ngapain gue baca buku tulisan koplok  wahabi seperti albani. 
  dia 
sendiri bukan sanad gurunya maqtu', tapi  malah tak punya sanad 
guru, cuma nukil dari buku buku..
   
   terus mo dibilang Muhaddits yg model  gene?, muhaddits itu 
  dia 
jumpa dg periwayat haditsnya, atau paling  tidak dia punya sanad 
   ke 
periwayat hadits, gurunya mesti sampai  sanadnya pada imam 
   Bukhari, 
Imam syafii dan imam imam lainnya, baru dia  boleh ambil 
  pendapat 
dan ijtihad..
   
   periwayat yg sanadnya maqtu' saja sudah tidak bisa dijadikan 
hujjah dan sandaran hukum, tidak tsiqah karena riwayatnya 
  majhul, 
   
   apalagi kalau ini bukan maqtu; lagi, malah ngga ada sanad 
gurunya kepada para muhadditsin..
   
   jadi cuma ulama tukil2an dari buku yg  tersisa masa kini, 
  dia 
bukan musnid, (pemegang sanad), di indonesia ada  beberapa 
  Musnid, 
tapi sudah lama wafat, tuh AL Allamah Alhabib Ali bin  
  Abdurrahman 

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-17 Terurut Topik bos gila
laen dong, Qardhawiy itu banyak  memberikan fatwa yg menyimpang dari 
ahlussunnah waljamaah, seperti  mengada adakan zakat profesi, darimana 
datangnya ini zakat profesi, ini  Bid'ah dhalalah ! 
  
  memang sih maksudnya baik, supaya  muslimin banyak berinfak, tapi sebut 
SHADAQAH jangan sebut ZAKAT,  karena kalau zakat maka jadi fardhu hukumnya, yg 
tak mengeluarkannya  maka ia berhak diperangi. 
  
  ini kan namanya membuat hukum atas hukum.. membuat syariah baru yg diada 
adakan.
  
  wajar aja ditentang..
  
  ulama dunia mana yg mengakui  Qardhawi?, cuma wahabi aja yg mengakuinya, 
kalau guruku sih emang bukan  malaikat, anda mencaci dia juga dia ngga rugi, 
cuma mulut anda aja yg  makin kotor dan busuk karena mencaci seorang ulama yg 
siang dan  malamnya berkhidmat untuk ummat..
  
  guruku hanya orang biasa, bukan  lettingan yusuf qardhawi yg ngarang puluhan 
kitab, tapi guruku  membimbing ratusan ribu muslimin untuk dekat pada Allah, 
dan aku yakin  kalau dijumlahkan orang yg tobat ditangan qardhawi dan guruku, 
pasti  banyakan guruku, atau syeikh hisyam, atau arifin ilham, karena mereka  
ini mengajak kepada tobat dan dzikir, mengajak menghindari maksiat,  laen dg 
Qardhawiy yg menusuk fatwa imam2 terdahulu, memusyrikkan orng  muslim
  
  dan elu belajar syarat wudhu dan cebok dulu deh yg bener.. baru berfatwa..
  
  ude tua, ga baek maki2 orang shalih, entar kojornya su'ulkhotimah lo..

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Nah ini orang yang ngga sadar akan kesalahan diri sendiri. Siapa 
  yang suka memfitnah ulama? Jelas2 anda sendiri yang melakukan itu, 
  Ibn Abd Wahhab, Al-albani, al-Qardhawi, ibn Baz, bahkan ustadz lokal 
  dari era muslim, syariah online, yang tdk tahu menahu soal wahabi 
  saja dicaci dan dicela habis2an. Anda tahu siapa itu al-Qardhawi? 
  Beliau adalah ulama kaliber dunia yang kontrbusinya dalam islam 
  sudah tidak dapat dihitung dengan jari, dan karena fatwa2nya yang 
  terkenal moderat, beliau banyak diterima oleh sebagian besar umat 
  islam di dunia. Saya tidak menyebut Ibn Abd Wahhab dan yang lainnya, 
  karena dalam hal ini mereka sering dianggap sebagai Ulama dari 
  aliran keras yaitu wahabi. Walaupun sebenarnya karya2 mereka banyak 
  dijadikan rujukan ulama2 pada saat ini.
  
  Tapi lucunya, begitu saya sedikit mengomentari ulama anda yaitu yang 
  mulia al habib Munzir al musawwa, eh anda seperti kebekaran jenggot, 
  dan mengatakan saya tukang fitnah, hehehehe... 
  
  Nah, sekarang kalau saya balik tanya, Siapa itu Munzir? Berapa 
  banyak orang di dunia ini yang mengenal beliau? Sudah berapa banyak 
  kitab yang dikarang oleh beliau? 
  
  Coba anda bandingkan jawabannya dengan ulama2 yang sering anda hina 
  diatas...
  
  Makanya saya kan udah bilang, kalau tdk mau ulamanya dikatain, ya 
  jangan suka ngatain ulama orang lain dong... :)
  
  Terang aja gimana Bang Paulus ngga kasih komentar kalau Islam yang 
  rahmatan lil 'alamin udah ngga ada, kalau contoh yang dilihat adalah 
  manusia macam si budi ini yang hobinya nyerocos ngga karuan menghina 
  dan merendahkan orang lain
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   mas joseph.. saranku ngga usah diskusi sama kakek kakek yg kalau 
  ditanya sarat sah wudhu aja ngga tau, 
 
 doain aje kakek kakek model gini, biar dpt hidayah dan diberi 
  wafat husnulkhotimah.. 
 
 udah tua bangka malah memfitnah ulama,  kalo liat tingkah 
  lakunya sih, bakal mati su'ulkhotimah yg model gini, 
 
 benci pada keturunan Rasul saw, memfitnah orang shalih, da'i 
  besar yg  tobat ditangannya puluhan ribu orang, ee malah dicari 
  cari  kebusukannya, orang tua kayak gini yg anda mau ajak diskusi?
   
   joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:  
   okeh dah bang kalo gitu... kita belajar kitabulloh masing- 
  masing tempatnye.
 meskipun  ane kaga ngarti dan kaga tau di milis ini mane dan 
  siape yang ingkar  sunnah...! tapi kalo diskusi ma bang wandy enak 
  ane bawaannye... tapi  jangan sewotan tar jantungan lagi...   
  
 bang  ane pernah denger ma pernah bace, ada orang-orang yang 
  percaye bakalan  ada rosul lagi.. itu pegimane bang, ingkar sunnah 
  kaga bang... ane  sempet pegimane gitu bang dengernye...
  
 paulus hamed sabeni
   
   wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pan ane udeh bilang dari dulu, kalo ada orang yang anti 
  hadits terus 
   ceramah disini, ampe kapan pun ngga bakalan ketemu. Dari judul 
   milisnye aje ente pasti paham dong kalau ini adalah milis 
   Ahlussunnah, bukan milis ingkar Sunnah :)
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
   paulus_hanedsabeni@ wrote:
   
oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu...
kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan 
   ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar 
  

Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-17 Terurut Topik wandysulastra
Sebenarnya forum2 diskusi seperti ini yang mempermasalahkan sesuatu 
itu sunnah atau bukan, diperbolehkan atau tidak, adalah hal yang 
sangat baik jika dilandasi kepada ilmu (alquran dan Sunnah). Insya 
Alloh hal tersebut merupakan bagian dari tholabul ilmu yang 
diperintahkan oleh Rasulullah. Dan karena media yang digunakan dalam 
berdiskusi ini adalah tulisan, seringkali kita salah memahami maksud 
yang ingin disampaikan oleh sipenulis. Hal inilah yang kadang 
membuat kita seperti gontok-gontokan... :)

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamualaikum Wr.wb.
  
 Memang benar kalau melihat dari hadis saja, bukankah ada Alquran 
dan hadis, maksud kami disini adalah menghindari perpecahan, ma'af 
bodohnya orang islam ya seperti ini, mempermasalahkan yang sunah 
dengan menciptakan permusuhan , cacimaki, dan hinaan lainya, mengapa 
bodoh?? karena sunah tidak dilakukan juga tidak apa-apa justru 
yang menyakiti hati orang lain apa lagi sesama muslim itulah yang 
mendatangkan Latnatullah, bukankah semua muslim bersaudara? siapa 
yang ingkar terhadap sabda Kanjeng Rosulalloh tersebut? ya...mereka 
yang saling gontok-gontokan, dunia ini bisa saja aman kalau kita 
berebut salah atau mengakui kesalahan, bukan berebut benarnya 
sendiri, mengapa di permasalahkan kalau semuanya memiliki dasar, 
kewenangan kita semua hanya menyampaikan bukan menghukumi, jangan 
sia-siakan sesuatu yang sudah tercatat sebagai kebacikan hanya akan 
terhapus dengan hal yang sebenarnya sangat mudah diatasi.
  
 Mohon ma'af kalau ada yang tersirat sehingga tidak berkenan.
  
 Wassalam
  
 Bambang Kartika
  
  
 
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wandysulastra
 Sent: Thursday, January 18, 2007 9:17 AM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 
Kali?
 
 
 
 Bapak2 sekalian, amalan yang jelas2 sudah ditentukan oleh 
Rasulullah 
 jumlahnya, kalau menurut saran saya ikutilah apa adanya. 
 Sesungguhnya Rasulullah lebih mengetahui hikmah dan rahasia 
dibalik 
 pembatasan tersebut.
 
 Sebaliknya, jika ada amalan yang oleh Rasulullah tidak dibatasi 
 jumlahnya, maka tidak pantas bagi kita kemudian memberikan batasan 
 sekian dan sekian.
 
 Salam :)
 WnS
 
 --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
 KARTIKAB@ wrote:
 
  Waalaikumsalam Wr.wb.
  
  Memang semua mendasar untuk yang 33X memiliki dasarnya, misalkan 
 ada yang 1000X apakah ini salah menurut saya tidak, coba 
kembalikan 
 kehati nurani semuanya itu benar, landasi amalan / ibadah dengan 
 iklas dengan niat menyandarkan diri ini hanya kepada Allah, Jika 
 engkau berjalan mendekatiKu aku akan berlari menghampirimu, jika 
 engkau berlari mendekati Aku maka sesungguhnya Aku ada bersamamu.
  
  Saudaraku. janganlah amalan amalan sunah menjadikan 
 perpecahan. Ibarat berdagang amalan wajib itu adalah modalnya, dan 
 yang sunah itu adalah untungnya.
  
  Salam
  Bambang kartika
  
  
  -Original Message-
  From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com [mailto:keluarga-
 [EMAIL PROTECTED] mailto:islam%40yahoogroups.com com]On Behalf 
Of s.mono
  Sent: Wednesday, January 17, 2007 5:26 PM
  To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com
  Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 
 Kali?
  
  
  
  assalamualaikum wr wb.
  salam kenal semua,
  menurut saya yang awam. yang utama itu pengamalannya, coba saja 
  bedakan rasanya berdzikir 33x dengan 1000x, insya Allah akan 
beda 
  rasa dan manfaatnya.
  untk menjawab pertanyan2 semacam itu (spt jumlah rakaat sholat, 
  jumlah amalan dzikir dll..), menurut saya tidak hanya cukup dari 
  hadist dan sbgnya. tapi coba dirasakan dengan diamalkan. mencoba 
  khusyu ketika mengamalkannya.mudah2 ALLAH memberikan jawabannya.
  khasiat dari ayat2 Alquran itu tak terbatas. rahasianya ada pada 
  Gusti Allah.
  wassalamualaikum wr wb. 
  mono,bdg
  
  --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
 yahoogroups.com, joseph khaidar 
  paulus_hanedsabeni@ wrote:
  
   Maaf telat nih ngasih pendapatnye... tapi mungkin dah ada juga 
  yang pendapetnya same..
   
   Bukannya Alloh memang sudah Maha kuasa, jadi tidak perlu di 
  ingat dengan jumlah.. masa Alloh lupa ma kita??? ane pikir gini, 
  tanda kita mengabdi dengan orang tua aja.. bukan dengan nyebutin 
  namanya terus atau inget atau muji orang tua kita terus kan...?
   tapi menjalankan apa yang seharusnya yang menjadi kewajiban 
  seorang anak sebagai orang tua,, iya ga. 
   
   Safira dewirengganis02@ wrote:
   Kalo ada orang berdzikir (wirid) setelah sholat di 
  kritisi .. maka 
   kritisilah diri anda sendiri yg tidak menjalankan amalan 
 tersebut 
   (sunnah Nabi SAW).
   
   sudah jelas di hadisth Bukhori bagi siapa yg membaca 
   padahal

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-17 Terurut Topik bos gila
kalo ada hadits yg mengajari maka  jangan diingkari dong mas paulus, masalahnya 
kan bukan itung2an sama  Allah nya, tapi ingkar thd hadits kan jadi berat lagi, 
sholat juga ada  itungannya kan, 5 waktu, sekian rakaat, justru shalat semuanya 
pakai  itung2an, yg ngga pake itung2an cuma shalat Mutlak aja, dan itupun pake  
itung2an ruku dan sujudnya.
  
  puasa juga pake itung2an, sebulan yg wajib, masuk bulannya juga pake 
itung2an, qodho nya juga pake itung2an,
  
  zakat juga itung2an, haji juga itung2an tanggalnye..
  
  makenye jangan lupe ma itung2an..  he..he..` jangan itung2an diatas itung2an 
aja.. ntar jadi gile  itung2an.. kayak si kakek kopyor tuh,, kebanyakan ngitung 
buku..   hue,,he,.,he.,.

joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote:   
   
Maaf telat nih ngasih pendapatnye... tapi mungkin dah ada juga yang pendapetnya 
same..
   
  Bukannya  Alloh memang sudah Maha kuasa, jadi tidak perlu di ingat dengan  
jumlah.. masa Alloh lupa ma kita??? ane pikir gini, tanda kita mengabdi  dengan 
orang tua aja.. bukan dengan nyebutin namanya terus  atau inget atau muji orang 
tua kita terus kan...?
   tapi menjalankan apa yang seharusnya yang menjadi kewajiban seorang anak 
sebagai orang tua,, iya ga. 

Safira [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalo ada orang berdzikir (wirid) setelah sholat di kritisi .. maka 
kritisilah diri anda sendiri yg tidak menjalankan amalan tersebut 
(sunnah Nabi SAW).

sudah jelas di hadisth Bukhori bagi siapa yg membaca 
padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir dan diakhiri LAA ILAAHA 
ILLAALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHQODIR maka Allah mengampuni dosa-
dosa kita walaupun sebanyak buih di lautan.

Salam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tidak sholat, tidak zikir,tidak bertasbih, sekaligus tidak ber 
amal bukanlah suatu kerugian Bagi Allah.
 
 Ya,..Allah gusti juragan pangeran kula
 Pengayom, penglipur, sarto pendekar kulo
 Margo pundi kampung mboten gonjang ganjing
 Kayu kembang rukun mamum imam   eling
 
 Kalau demikian siapa?.siapayang butuh, Allah lebih kaya
 
 
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan
 Sent: Friday, January 12, 2007 5:00 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
 
 
 
 ng ...
 
 yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
 he he he...
 
 di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...
 
 
 salam 33x.
 :-)
 
 
 
 
 
 On 1/12/07, Kartika, Bambang  [EMAIL PROTECTED]   
mailto:[EMAIL PROTECTED] com wrote: 
 
 
 
 Assalamualaikum Wr.wb
 
 Sebelumnya mohon ma'af, 
 
 Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 
63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain 
bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan 
tanya, pertanyaan saya
 
 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar 
Rahman dan Rahimnya Gusti Allah?
 
 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan 
pahalanya?
 
 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ?
 
 Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak 
sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN 
LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, 
namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung   
cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X 
takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena 
bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah 
penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X 
kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain.
 
 Wassalam
 
 
 
 
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com 
yahoogroups.com [mailto: [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf 
Of banganut
 Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
 To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com 
yahoogroups.com
 
 Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
   
 
 
 
 Enak sekali ...
 cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
 
 Mohon di kritisi ...
 
 wassalam
 
 anut
 
 --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
 
  Sabda Rasulullah saw :
 
  barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, 
lalu
 alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
 sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
 
  gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
 33 kali adalah Tiga puluh tiga
  kali.
  Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya 
kurang
  paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
 
  (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang 
telah
  dikaruniakan kepada

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-17 Terurut Topik bos gila
menurut anda saudaraku yg baru, pendapat anda gimana tentang wahabi?

s.mono [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 assalamualaikum wr wb.
  salam kenal semua,
  menurut saya yang awam. yang utama itu pengamalannya, coba saja 
  bedakan rasanya berdzikir 33x dengan 1000x, insya Allah akan beda 
  rasa dan manfaatnya.
  untk menjawab pertanyan2 semacam itu (spt jumlah rakaat sholat, 
  jumlah amalan dzikir dll..), menurut saya tidak hanya cukup dari 
  hadist dan sbgnya. tapi coba dirasakan dengan diamalkan. mencoba 
  khusyu ketika mengamalkannya.mudah2 ALLAH memberikan jawabannya.
  khasiat dari ayat2 Alquran itu tak terbatas. rahasianya ada pada 
  Gusti Allah.
  wassalamualaikum wr wb.
  mono,bdg
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Maaf telat nih ngasih pendapatnye... tapi mungkin dah ada juga 
  yang pendapetnya same..
  
 Bukannya Alloh memang sudah Maha kuasa, jadi tidak perlu di 
  ingat dengan jumlah.. masa Alloh lupa ma kita??? ane pikir gini, 
  tanda kita mengabdi dengan orang tua aja.. bukan dengan nyebutin 
  namanya terus atau inget atau muji orang tua kita terus kan...?
  tapi menjalankan apa yang seharusnya yang menjadi kewajiban 
  seorang anak sebagai orang tua,, iya ga. 
   
   Safira [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalo ada orang berdzikir (wirid) setelah sholat di 
  kritisi .. maka 
   kritisilah diri anda sendiri yg tidak menjalankan amalan tersebut 
   (sunnah Nabi SAW).
   
   sudah jelas di hadisth Bukhori bagi siapa yg membaca 
   padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir dan diakhiri LAA 
  ILAAHA 
   ILLAALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHQODIR maka Allah mengampuni 
  dosa-
   dosa kita walaupun sebanyak buih di lautan.
   
   Salam
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
   KARTIKAB@ wrote:
   
Tidak sholat, tidak zikir,tidak bertasbih, sekaligus tidak ber 
   amal bukanlah suatu kerugian Bagi Allah.

Ya,..Allah gusti juragan pangeran kula
Pengayom, penglipur, sarto pendekar kulo
Margo pundi kampung mboten gonjang ganjing
Kayu kembang rukun mamum imam eling

Kalau demikian siapa?.siapayang butuh, Allah lebih kaya


-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
   [EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan
Sent: Friday, January 12, 2007 5:00 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?



ng ...

yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
he he he...

di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...


salam 33x.
:-)





On 1/12/07, Kartika, Bambang  [EMAIL PROTECTED] 
   mailto:KARTIKAB@ com wrote: 



Assalamualaikum Wr.wb

Sebelumnya mohon ma'af, 

Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang usianya 
   63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang 
  lain 
   bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan 
   tanya, pertanyaan saya

1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan 
  sifar 
   Rahman dan Rahimnya Gusti Allah?

2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat 
  gandakan 
   pahalanya?

3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam 
  sehari ?

Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak 
   sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN 
   LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, 
   namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung 
   cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X 
   takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena 
   bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini 
  sudah 
   penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 
  33X 
   kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain.

Wassalam




-Original Message-
From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com 
   yahoogroups.com [mailto: [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf 
   Of banganut
Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com 
   yahoogroups.com

Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?




Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih 
  dilautan.

Mohon di kritisi ...

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
   yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 
  33X, 
   lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya 
  walau

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-16 Terurut Topik bos gila
kata siapa istilah sunnah ngga disebut  dalam Alqur'an?, Katakanlah bila 
kalian mencintai Allah maka ikutilah  aku, niscaya kalian akan dicintai Allah
  
  sungguh pada diri rasulullah itu ada uswah hasanah bagi mereka yg 
menginginkan Allah dan kebahagiaan di hari akhir

  dan banyak lagi ayat2 semacam ini yg merujuk pada seluruh gerak gerik Rasul 
saw..
  
  ah.. ngkong, kalo ga tau jangan sembarang ngomong dong..
  
  joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 
wih.. jadi panjang dan rame nih
   
  tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah..

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan 
membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya 
saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al-
Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya 
dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua   sumber tersebut 
tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan 
pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 
al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk 
kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya 
ikuti Al Qiran, itu saja
 
 [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah 
menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada 
mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang 
besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. 
 
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Bukan itu masalahnya Kang...
 
 Yang jadi masalah adalah   kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima 
 adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. 
 Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai 
 penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk 
menegakkan 
 sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. 
 Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, 
 berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. 
 
 Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat 
Allah, 
 baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan
===




 

-
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. 
   http://id.mail.yahoo.com/
  


 
-
Sucker-punch spam with award-winning protection.
 Try the free Yahoo! Mail Beta.

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-16 Terurut Topik bos gila
suse kalo mau nafsir nafsir dan berfatwa, tapi yg dipake buku terjemah.. dhoif..

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Boneng Bang! Hehehe...
  
  Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar bareng 
  kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. Coba 
  kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 
  tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman 
  sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga??
  
  Salam :)
  WnS
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   wih.. jadi panjang dan rame nih
  
 tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah..
   
   wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah 
  hanya dengan 
   membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang 
  lainnya 
   saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al-
   Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya 
   dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber 
  tersebut 
   tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan 
   pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali 
  ayat2 
   al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk 
   kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :)
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ 
   wrote:
   
Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya 
   ikuti Al Qiran, itu saja

[29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah 
   menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan 
  kepada 
   mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang 
   besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. 

wandysulastra wandysulastra@ wrote:
Bukan itu masalahnya Kang...

Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima 
adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran 
  saja. 
Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah 
  sebagai 
penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk 
   menegakkan 
sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. 
Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, 
berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. 

Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat 
   Allah, 
baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan
   ===
   
   
   

   
  
   -
   Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik 
  terhadap spam. 
http://id.mail.yahoo.com/
  
  
  
  


 
-
Expecting? Get great news right away with email Auto-Check.
Try the Yahoo! Mail Beta.

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-16 Terurut Topik bos gila
mas joseph.. saranku ngga usah diskusi sama kakek kakek yg kalau ditanya sarat 
sah wudhu aja ngga tau, 
  
  doain aje kakek kakek model gini, biar dpt hidayah dan diberi wafat 
husnulkhotimah.. 
  
  udah tua bangka malah memfitnah ulama,  kalo liat tingkah lakunya sih, bakal 
mati su'ulkhotimah yg model gini, 
  
  benci pada keturunan Rasul saw, memfitnah orang shalih, da'i besar yg  tobat 
ditangannya puluhan ribu orang, ee malah dicari cari  kebusukannya, orang tua 
kayak gini yg anda mau ajak diskusi?

joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote:   
   
okeh dah bang kalo gitu... kita belajar kitabulloh masing- masing tempatnye.
  meskipun  ane kaga ngarti dan kaga tau di milis ini mane dan siape yang 
ingkar  sunnah...! tapi kalo diskusi ma bang wandy enak ane bawaannye... tapi  
jangan sewotan tar jantungan lagi...   
   
  bang  ane pernah denger ma pernah bace, ada orang-orang yang percaye bakalan  
ada rosul lagi.. itu pegimane bang, ingkar sunnah kaga bang... ane  sempet 
pegimane gitu bang dengernye...
   
  paulus hamed sabeni

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pan ane udeh bilang dari dulu, kalo ada orang yang anti hadits terus 
ceramah disini, ampe kapan pun ngga bakalan ketemu. Dari judul 
milisnye aje ente pasti paham dong kalau ini adalah milis 
Ahlussunnah, bukan milis ingkar Sunnah :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu...
 kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan 
ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar 
di sonoh... ilmu yang kita dapet ilmu sini ma ilmu sonoh lagi dah.. 
iya toh!!
 
 tapi nda apalah tar juga kalo dah waktunya kite bakalan kenal 
iya ndak mas...
 
 paulus haned sabeni
 
 wandysulastra   [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Boneng Bang! Hehehe...
 
 Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar 
bareng 
 kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. 
Coba 
 kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 
 tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman 
 sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga??
 
 Salam :)
 WnS
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
 paulus_hanedsabeni@ wrote:
 
  wih.. jadi panjang dan rame nih
  
  tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah..
  
  wandysulastra wandysulastra@ wrote:
  Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah 
 hanya dengan   
  membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang 
 lainnya 
  saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al-
  Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya 
  dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber 
 tersebut 
  tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan 
  pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali 
 ayat2 
  al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk 
  kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :)
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ 
  wrote:
  
   Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim 
ya 
  ikuti Al Qiran,   itu saja
   
   [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami 
telah 
  menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan 
 kepada 
  mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang 
  besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. 
   
   wandysulastra wandysulastra@ wrote:
   Bukan itu masalahnya Kang...
   
   Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak 
menerima 
   adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran 
 saja. 
   Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah 
 sebagai 
   penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk 
  menegakkan 
   sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. 
   Begitupun   dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, 
   berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. 
   
   Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat 
  Allah, 
   baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan
  ===
  
  
  
  
  
  
  -
  Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik 
 terhadap spam. 
  http://id.mail.yahoo.com/
 
 
 
 
 
 
 
 -
 Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik 
terhadap spam. 
 http://id.mail.yahoo.com/





 

-
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
  


 
-
Need a quick answer? Get one in minutes from people who know. Ask your question 
on Yahoo! Answers.

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-16 Terurut Topik Safira
Kalo ada orang berdzikir (wirid) setelah sholat di kritisi .. maka 
kritisilah diri anda sendiri yg tidak menjalankan amalan tersebut 
(sunnah Nabi SAW).

sudah jelas di hadisth Bukhori bagi siapa yg membaca 
padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X takbir dan diakhiri LAA ILAAHA 
ILLAALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHQODIR maka Allah mengampuni dosa-
dosa kita walaupun sebanyak buih di lautan.

Salam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tidak sholat, tidak zikir,tidak bertasbih, sekaligus tidak ber 
amal bukanlah suatu kerugian Bagi Allah.
  
 Ya,..Allah gusti juragan pangeran kula
 Pengayom, penglipur, sarto pendekar kulo
 Margo pundi kampung mboten gonjang ganjing
 Kayu kembang rukun mamum imam eling
  
 Kalau demikian siapa?.siapayang butuh,  Allah lebih kaya
  
 
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan
 Sent: Friday, January 12, 2007 5:00 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
 
 
 
 ng ...
 
 yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
 he he he...
 
 di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...
 
 
 salam 33x.
 :-)
 
 
 
 
 
 On 1/12/07, Kartika, Bambang  [EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED] com wrote: 
 
 
 
 Assalamualaikum Wr.wb
  
 Sebelumnya mohon ma'af, 
  
 Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad  yang usianya 
63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain 
bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan 
tanya,  pertanyaan saya
  
 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar 
Rahman dan Rahimnya Gusti Allah?
  
 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan 
pahalanya?
  
 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ?
  
 Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak 
sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN 
LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, 
namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung 
cebok dan  klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X 
takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena 
bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah 
penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X 
kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain.
  
 Wassalam
  
  
  
 
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com 
yahoogroups.com [mailto: [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf 
Of banganut
 Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
 To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com 
yahoogroups.com
 
 Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
 
 
 
 
 Enak sekali ...
 cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
 
 Mohon di kritisi ...
 
 wassalam
 
 anut
 
 --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
 
  Sabda Rasulullah saw :
 
  barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, 
lalu
 alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
 sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
 
  gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
 33 kali adalah Tiga puluh tiga
  kali.
  Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya 
kurang
  paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
  mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
 
  (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang 
telah
  dikaruniakan kepada dirinya?).
 
  Tarjamahan ayat itu adalah:
 
  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 
Sebanyak
 30
  kali.
 
  Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT 
anugerahkan
  kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
 Allah
  Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
 
  Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
  puluh tiga kali,
 
  (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, 
kelakuan menguap).
 
  Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup 
Al
  Bandungi.
  (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
  adalah sebagian dari iman).
 
  Salam
 
  --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
 wrote:
  
   *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
  
   An-Nisa : 103-104
   Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau 
mengurangi
 atau
   menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
  bacaan itu
   sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
 sudah
  jadi
   dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah 
dan
  RasulNya
   saja yang mengetahui.
  
   Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
 (Subhanallah),
   adalah ungkapan seorang hamba

Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-16 Terurut Topik Safira
Mas Fatih yang di ridhoi Allah. Amiiin
Kenapa tabaruk harus di batasi oleh zaman hidupnya Nabi SAW saja?

Imam Ahmad bin Hambal tidak hanya menyimpan satu helai rambut Nabi 
SAW tapi menyimpan 3 helai rambut beliau SAW yang mulia.
dan beliau berpesan di kala akhir hayatnya agar ke 3 helai itu di 
letak kan di jenazah beliau kelak dengan rincian sebagai berikut.
1 helai rambut di mata kanan dan 1 helai di mata kiri dan 1 helai 
lagi di bibir (mulut) beliau.

Dan pernah suatu hari ketika Imam Ahmad sakit beliau bertabaruk di 
kuburan gurunya Imam Syafi'i untuk penyembuhan penyakitnya.

Bagaimana dengan doanya Sayidina Bilal r.a. bertabruk (bertawasul) 
di kuburan Nabi SAW meminta hujan di Madinah ketika terjadi musim 
panas yg sangat panjang. Dan tak lama kemudian hujan pun turun dan 
beliau SAW bertitip salam kepda Sayidina Umar r.a. melalui Bilal r.a.
dan ketika salam itu disampaikan kepada Umar r.a. beliau pun 
menangis menahan rindu kepada Nabi SAW.
 
Semoga hal ini menjawab pertanyaan dan keraguan antum

Salam
Abah 
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, al.fatih [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Budi, seorang al-albani tetap manusia biasa dan bisa khilaf namun 
 bukan dengan seenaknya anda caci maki. Bagaimana mungkin dia anda 
 caci maki sementara karya-karya beliau banyak dijadikan referensi 
 ulama-ulama sedunia saat ini. Gak ada yang berfikiran picik 
seperti 
 anda. 
 
 Kembali ke masalah tabarruk, hadits yang anda bawakan itu hanya 
 berkaitan dengan Nabi SAW ketika masih hidup dan kekhususan bagi 
 beliau saja. Nabi SAW adalah maksum dijaga lisan dan hatinya, 
Allah 
 lah yang membimbingnya dikala khilaf jadi tidak mungkin Nabi 
 Muhammad SAW tergelincir kepada perbuatan keliru dikarenakan pasti 
 Allah ta'ala langsung menegurnya. Demikian ketika beliau 
menjadikan 
 air liur sebagai perantara obat dengan izin Allah ta'ala. Kemudian 
 kisah para sahabat dalam Adabul Mufrad yang anda sebutkan itu yang 
 mereka harapkan hanya bekas bekas Rasulullah SAW bukan orang 
shalih 
 lain sekalipun sederajat dengan Abu Bakar ra, Umar ra atau Ali ra 
 misalnya. Bahkan Imam Ahmad pun sampai menyimpan sehelai rambut 
 beliau SAW. dan hal ini tidak masalah. 
 Lalu bagaimana dng sekarang banyak orang latah ikut-ikutan ke 
 kuburan wali mencari berkah, panjang jimat ketika benda benda 
pusaka 
 warisan kerajaan Islam diarak dengan dalih mencari berkah 
 (tabarruk). Mengusap dan menciup kuburan orang-orang shalih dengan 
 harapan do'anya terkabul apakah anda yakin perbuatan mereka 100%
 terhindar  dan tidak bercampur dengan khurafat dan kesyirikan. 
 Bukankah ini yang ditakutkan oleh Nabi SAW dalam sabdanya? Jika  
 Nabi SAW saja jelas-jelas sudah mengkhawatirkan hal-hal tsb apakah 
 masih pantas kita mendahului beliau dengan mengatakan hal itu 
 baik...?
 Dan bagaimana jika mereka  mengatakan begini, Setelah saya 
 bertabarruk di kuburan si fulan bin fulan alhamdulilah dagangan 
saya 
 laris. Bagaimana tanggung jawab anda dihadapan Allah ta'ala di 
 yaumul hisab yang membolehkan hal-hal tsb dilakukan. 
 
 Kemudian adakah para khulafaurrasyidin melakukan tradisi berkumpul 
 di makam Rasulullah SAW untuk bertabarruk?
 saya tunggu jawabannya..
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ 
 wrote:
 
  ngapain gue baca buku tulisan koplok  wahabi seperti albani. dia 
 sendiri bukan sanad gurunya maqtu', tapi  malah tak punya sanad 
 guru, cuma nukil dari buku buku..

terus mo dibilang Muhaddits yg model  gene?, muhaddits itu dia 
 jumpa dg periwayat haditsnya, atau paling  tidak dia punya sanad 
ke 
 periwayat hadits, gurunya mesti sampai  sanadnya pada imam 
Bukhari, 
 Imam syafii dan imam imam lainnya, baru dia  boleh ambil pendapat 
 dan ijtihad..

periwayat yg sanadnya maqtu' saja sudah tidak bisa dijadikan 
 hujjah dan sandaran hukum, tidak tsiqah karena riwayatnya majhul, 

apalagi kalau ini bukan maqtu; lagi, malah ngga ada sanad 
 gurunya kepada para muhadditsin..

jadi cuma ulama tukil2an dari buku yg  tersisa masa kini, dia 
 bukan musnid, (pemegang sanad), di indonesia ada  beberapa Musnid, 
 tapi sudah lama wafat, tuh AL Allamah Alhabib Ali bin  Abdurrahman 
 Alhabsyi kwitang, dia Musnid, dia pemegang sanad terbanyak  
 dimasanya, 6000 hadits yg ada padanya yg ia punya sanad ke  
 Kutubussab'ah (Bukhari, muslim, Tirmidzi, abu dawud, Nasai, Ibn 
 Majah  dan Ahmad bin Hanbal).

dia juga sudah hafidh (hafal 100 ribu  hadits dg sanad dan 
 matannya), makanya orang pada tabarruk dan ziarah  ke makamnya, 
 memang orang shalih, ribuan yg masuk islam ditangannya,  
akhlaknya? 
 wah.. sesuai dg keluasan ilmunya..

ada seorang yg sangat benci pada dia,  dia suruh muridnya 
kirim 
 sembako tiap bulan pada orng itu, tapi jangan  sampai dia tahu 
bahwa 
 itu dari Habib Ali, bertahun2 tu orng terus  mencaci habib ali 
tanpa 
 tahu bahwa sedekah sembako yg ia terima adalah  dari habib ali, 
 sampai habib ali wafat... tu orang masih benci dan  maki2 habib 
ali..

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-16 Terurut Topik bos gila
gini lho mas fatih, maaf kalau saya  barangkali agak lugas mengenai al abani, 
dia itu tidak ada ulama yg  mengakuinya selain ulama wahabi saja,
  
  ok saya beristighfar karena telah mencaci seorang muslim, saya hanya  emosi 
karena kitab2nya banyak menyesatkan orang, membuat orng muslim  memusyrikkan 
satu sama lain,
  
  mengenai tabarruk dg selain Rasul saw sudah dilakukan oleh Rasul saw dg  
ludah itu, beliau saw sendiri yg berkata : BISMILLAH TURBAT ARDHINA,  BIRIIQATI 
BA'DHINA..  dst, Dengan Nama Allah, dan Tanah bumi kami,  demi air liur 
sebagian dari kami, ...
  
  ini menunjukkan beliau saw ingin mengenalkan bahwa air liur orang  selain 
beliau saw pun dipakai oleh beliau saw untuk berobat..
  
  bukankah seorang kafir yg diobati oleh sahabat dg air liur yg dibacai  surat 
alfatihah?, lalu kafir itu sembuh lalu mereka memberi kambing  pada sahabat,  
lalu Rasul saw malah ikut makan daging hadiah itu  (shahihain Bukhari dan 
Muslim),
  
  tak pernah ada larangan akan hal ini, tak ada hadits mengharamkan tabarruk 
kepada selai Rasul saw, 
  
  mengenai perbuatan orang tabarruk ke kuburan dll itu tak bisa kita  katakan 
musyrik, karena Rasul saw tak pernah merisaukan itu,  sebagaimana hadits beliau 
saw : demi Allah, aku tak risau syirik  menimpa kalian, yg kutakutkan adalah 
diluaskannya dunia kepada kalian  (shahih Bukhari).
  
  mengenai tabarruk2 di kubur itu, kita tak bisa menuduh mereka musyrik,  
kecuali kalau mereka bicara bahwa ada tuhan selain Allah, atau kubur2  itu 
adalah saingan Allah, 
  
  kalau tidak maka ya itu tidak sunnah, tapi bukan syirik, 
  
  bila kita lihat orang pakai blangkon, mandi di air kembang, lalu pakai keris, 
menyalakan dupa, lalu duduk..
  
  lalu ada orang kedua mandi di shower, lalu masuk kolam penuh busa, lalu  
pakai jas dan dasi, lalu semprotkan pewangi, lalu duduk, 
  
  apa bedanya?, semuanya adat kafir, keduanya bermaksud membersihkan  diri, 
tapi kita langsung vonis musyrik padahal Rasul saw melarang itu, 
  
  ketika sahabat membunuh seorang yg mengucap syahadat, lalu Rasul saw  
bertanya : apakah kau bunuh orng yg mengucap laa ilaaha illallah?, zeyd  
berkata : dia hanya berlindung dg syahadat dan pura2, maka Rasul saw  berkata 
:: APA KAU BELAH DADANYA..??!!, terus berkali kali Rasul saw  mengulangi 
ucapan itu,,(shahih Muslim) 
  
ini  menunjukkan bahwa Rasul saw melarang kita menuduh sembarangan, iman itu  
dalam hati, tak boleh dituduh musyrik semaunya, kecuali bila mereka  benar 
benar mengucapkannya, 
  
  para peziarah itu mengakui syahadat,  sholat, tak mau sujud kecuali pada 
Allah, bagaimana wahabi2 menuduhnya  musyrik??. Rasul saw telah melarangnya dan 
wahabi mengingkarinya..
  
  maaf mas fatih kalau saya kemarin tidak sopan, beribu maaf.
  
  
al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:   
   Budi, seorang al-albani tetap manusia biasa dan bisa khilaf namun 
  bukan dengan seenaknya anda caci maki. Bagaimana mungkin dia anda 
  caci maki sementara karya-karya beliau banyak dijadikan referensi 
  ulama-ulama sedunia saat ini. Gak ada yang berfikiran picik seperti 
  anda. 
  
  Kembali ke masalah tabarruk, hadits yang anda bawakan itu hanya 
  berkaitan dengan Nabi SAW ketika masih hidup dan kekhususan bagi 
  beliau saja. Nabi SAW adalah maksum dijaga lisan dan hatinya, Allah 
  lah yang membimbingnya dikala khilaf jadi tidak mungkin Nabi 
  Muhammad SAW tergelincir kepada perbuatan keliru dikarenakan pasti 
  Allah ta'ala langsung menegurnya. Demikian ketika beliau menjadikan 
  air liur sebagai perantara obat dengan izin Allah ta'ala. Kemudian 
  kisah para sahabat dalam Adabul Mufrad yang anda sebutkan itu yang 
  mereka harapkan hanya bekas bekas Rasulullah SAW bukan orang shalih 
  lain sekalipun sederajat dengan Abu Bakar ra, Umar ra atau Ali ra 
  misalnya. Bahkan Imam Ahmad pun sampai menyimpan sehelai rambut 
  beliau SAW. dan hal ini tidak masalah. 
  Lalu bagaimana dng sekarang banyak orang latah ikut-ikutan ke 
  kuburan wali mencari berkah, panjang jimat ketika benda benda pusaka 
  warisan kerajaan Islam diarak dengan dalih mencari berkah 
  (tabarruk). Mengusap dan menciup kuburan orang-orang shalih dengan 
  harapan do'anya terkabul apakah anda yakin perbuatan mereka 100%
  terhindar  dan tidak bercampur dengan khurafat dan kesyirikan. 
  Bukankah ini yang ditakutkan oleh Nabi SAW dalam sabdanya? Jika  
  Nabi SAW saja jelas-jelas sudah mengkhawatirkan hal-hal tsb apakah 
  masih pantas kita mendahului beliau dengan mengatakan hal itu 
  baik...?
  Dan bagaimana jika mereka  mengatakan begini, Setelah saya 
  bertabarruk di kuburan si fulan bin fulan alhamdulilah dagangan saya 
  laris. Bagaimana tanggung jawab anda dihadapan Allah ta'ala di 
  yaumul hisab yang membolehkan hal-hal tsb dilakukan. 
  
  Kemudian adakah para khulafaurrasyidin melakukan tradisi berkumpul 
  di makam Rasulullah SAW untuk bertabarruk?
  saya tunggu jawabannya..
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-16 Terurut Topik wandysulastra
Nah ini orang yang ngga sadar akan kesalahan diri sendiri. Siapa 
yang suka memfitnah ulama? Jelas2 anda sendiri yang melakukan itu, 
Ibn Abd Wahhab, Al-albani, al-Qardhawi, ibn Baz, bahkan ustadz lokal 
dari era muslim, syariah online, yang tdk tahu menahu soal wahabi 
saja dicaci dan dicela habis2an. Anda tahu siapa itu al-Qardhawi? 
Beliau adalah ulama kaliber dunia yang kontrbusinya dalam islam 
sudah tidak dapat dihitung dengan jari, dan karena fatwa2nya yang 
terkenal moderat, beliau banyak diterima oleh sebagian besar umat 
islam di dunia. Saya tidak menyebut Ibn Abd Wahhab dan yang lainnya, 
karena dalam hal ini mereka sering dianggap sebagai Ulama dari 
aliran keras yaitu wahabi. Walaupun sebenarnya karya2 mereka banyak 
dijadikan rujukan ulama2 pada saat ini.

Tapi lucunya, begitu saya sedikit mengomentari ulama anda yaitu yang 
mulia al habib Munzir al musawwa, eh anda seperti kebekaran jenggot, 
dan mengatakan saya tukang fitnah, hehehehe... 

Nah, sekarang kalau saya balik tanya, Siapa itu Munzir? Berapa 
banyak orang di dunia ini yang mengenal beliau? Sudah berapa banyak 
kitab yang dikarang oleh beliau? 

Coba anda bandingkan jawabannya dengan ulama2 yang sering anda hina 
diatas...

Makanya saya kan udah bilang, kalau tdk mau ulamanya dikatain, ya 
jangan suka ngatain ulama orang lain dong... :)

Terang aja gimana Bang Paulus ngga kasih komentar kalau Islam yang 
rahmatan lil 'alamin udah ngga ada, kalau contoh yang dilihat adalah 
manusia macam si budi ini yang hobinya nyerocos ngga karuan menghina 
dan merendahkan orang lain

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 mas joseph.. saranku ngga usah diskusi sama kakek kakek yg kalau 
ditanya sarat sah wudhu aja ngga tau, 
   
   doain aje kakek kakek model gini, biar dpt hidayah dan diberi 
wafat husnulkhotimah.. 
   
   udah tua bangka malah memfitnah ulama,  kalo liat tingkah 
lakunya sih, bakal mati su'ulkhotimah yg model gini, 
   
   benci pada keturunan Rasul saw, memfitnah orang shalih, da'i 
besar yg  tobat ditangannya puluhan ribu orang, ee malah dicari 
cari  kebusukannya, orang tua kayak gini yg anda mau ajak diskusi?
 
 joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] 
wrote:  
 okeh dah bang kalo gitu... kita belajar kitabulloh masing- 
masing tempatnye.
   meskipun  ane kaga ngarti dan kaga tau di milis ini mane dan 
siape yang ingkar  sunnah...! tapi kalo diskusi ma bang wandy enak 
ane bawaannye... tapi  jangan sewotan tar jantungan lagi...   

   bang  ane pernah denger ma pernah bace, ada orang-orang yang 
percaye bakalan  ada rosul lagi.. itu pegimane bang, ingkar sunnah 
kaga bang... ane  sempet pegimane gitu bang dengernye...

   paulus hamed sabeni
 
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Pan ane udeh bilang dari dulu, kalo ada orang yang anti 
hadits terus 
 ceramah disini, ampe kapan pun ngga bakalan ketemu. Dari judul 
 milisnye aje ente pasti paham dong kalau ini adalah milis 
 Ahlussunnah, bukan milis ingkar Sunnah :)
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
 paulus_hanedsabeni@ wrote:
 
  oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu...
  kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan 
 ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar 
 di sonoh... ilmu yang kita dapet ilmu sini ma ilmu sonoh lagi 
dah.. 
 iya toh!!
  
  tapi nda apalah tar juga kalo dah waktunya kite bakalan kenal 
 iya ndak mas...
  
  paulus haned sabeni
  
  wandysulastra   wandysulastra@ wrote:
  Boneng Bang! Hehehe...
  
  Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar 
 bareng 
  kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. 
 Coba 
  kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 
  tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan 
pemahaman 
  sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga??
  
  Salam :)
  WnS
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
  paulus_hanedsabeni@ wrote:
  
   wih.. jadi panjang dan rame nih
   
   tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah..
   
   wandysulastra wandysulastra@ wrote:
   Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah 
  hanya dengan   
   membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang 
  lainnya 
   saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam 
al-
   Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan 
kedudukannya 
   dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber 
  tersebut 
   tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep 
dan 
   pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali 
  ayat2 
   al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. 
Yuk 
   kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :)
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf 
wongmaruf@ 
   wrote:
   
Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku 
muslim 

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-15 Terurut Topik Ramdan
kang,
kalo nabi Isya yang menurut sebagian besar muslimin bakalan turun lagi
ke dunia ntar sebelum kiamat gimana? sebagai apa beliau posisinya? apa
sebagai nabi? kan kata nabi Muhammad spt yg akang kutip tidak ada nabi
ato rosul lagi yang bakalan turun.

kalo turun tidak membawa syareat baru lha untuk apa? masa seorang
Dajjal hrs dibunuh dengan bantuan nabi yang sudah meninggal?

salam
:-)

On 1/15/07, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalo ada orang yang percaya akan ada Rosul lagi setelah Muhammad
 saw, itu artinya die udah jelas2 menyalahi al-Quran dan Sunnah. Ngga
 usah didenger dan ngga usah percaye ama yang model begituan deh...

 Di dalam Alquran disebutkan:

 Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di
 antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan
 adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS 33:40)

 Kemudian juga dalam Khutbah terakhirnya, Rasulullah bersabda:

  ... Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang
 selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh itu wahai manusia,
 nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku
 sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua
 perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-
 duanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al-
 Qur'an dan Sunnahku.

 Dan masih banyak lagi hadits yang menyebutkan tentang hal ini.

 Salam :)
 WnS

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  okeh dah bang kalo gitu... kita belajar kitabulloh masing-
 masing tempatnye.
meskipun ane kaga ngarti dan kaga tau di milis ini mane dan
 siape yang ingkar sunnah...! tapi kalo diskusi ma bang wandy enak
 ane bawaannye... tapi jangan sewotan tar jantungan lagi...
 
bang ane pernah denger ma pernah bace, ada orang-orang yang
 percaye bakalan ada rosul lagi.. itu pegimane bang, ingkar sunnah
 kaga bang... ane sempet pegimane gitu bang dengernye...
 
paulus hamed sabeni
 
  wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pan ane udeh bilang dari dulu, kalo ada orang yang anti
 hadits terus
  ceramah disini, ampe kapan pun ngga bakalan ketemu. Dari judul
  milisnye aje ente pasti paham dong kalau ini adalah milis
  Ahlussunnah, bukan milis ingkar Sunnah :)
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar
  paulus_hanedsabeni@ wrote:
  
   oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu...
   kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan
  ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar
  di sonoh... ilmu yang kita dapet ilmu sini ma ilmu sonoh lagi
 dah..
  iya toh!!
  
   tapi nda apalah tar juga kalo dah waktunya kite bakalan kenal
  iya ndak mas...
  
   paulus haned sabeni
  
   wandysulastra wandysulastra@ wrote:
   Boneng Bang! Hehehe...
  
   Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar
  bareng
   kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2..
  Coba
   kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2
   tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan
 pemahaman
   sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga??
  
   Salam :)
   WnS
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar
   paulus_hanedsabeni@ wrote:
   
wih.. jadi panjang dan rame nih
   
tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah..
   
wandysulastra wandysulastra@ wrote:
Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah
   hanya dengan
membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang
   lainnya
saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam
 al-
Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan
 kedudukannya
dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber
   tersebut
tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep
 dan
pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali
   ayat2
al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu.
 Yuk
kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :)
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf
 wongmaruf@
wrote:

 Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku
 muslim
  ya
ikuti Al Qiran, itu saja

 [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami
  telah
menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan
   kepada
mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat
 yang
besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.

 wandysulastra wandysulastra@ wrote:
 Bukan itu masalahnya Kang...

 Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak
  menerima
 adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran
   saja.
 Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah
   sebagai
 penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk
menegakkan
 sholat, lantas hadits 

RE: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-15 Terurut Topik Kartika, Bambang
Tidak sholat, tidak zikir,tidak bertasbih, sekaligus tidak ber amal bukanlah 
suatu kerugian Bagi Allah.
 
Ya,..Allah gusti juragan pangeran kula
Pengayom, penglipur, sarto pendekar kulo
Margo pundi kampung mboten gonjang ganjing
Kayu kembang rukun mamum imam eling
 
Kalau demikian siapa?.siapayang butuh,  Allah lebih kaya
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan
Sent: Friday, January 12, 2007 5:00 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?



ng ...

yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
he he he...

di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...


salam 33x.
:-)





On 1/12/07, Kartika, Bambang  [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] 
com wrote: 



Assalamualaikum Wr.wb
 
Sebelumnya mohon ma'af, 
 
Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad  yang usianya 63 tahun jauh 
lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada 
umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya,  pertanyaan saya
 
1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan 
Rahimnya Gusti Allah?
 
2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya?
 
3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ?
 
Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan 
sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, 
mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang 
sholatnya seperti capung cebok dan  klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X 
hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena 
bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh 
dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah 
saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain.
 
Wassalam
 
 
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com 
[mailto: [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut
Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
To: keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com yahoogroups.com

Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?




Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.

Mohon di kritisi ...

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).

 Salam

 --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
 yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
jiwa yang
  bersih saja

Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-15 Terurut Topik wandysulastra
Bagi orang yang mengakui Alquran dan Sunnah tidak akan meyakini akan 
ada nabi lagi setelah Nabi saw.

Allah telah menyempurnakan agama-Nya dan mencukupkan wahyu-Nya 
kepada Muhmmad Saw, sebagaimana firman Allah Ta'ala: Pada hari ini 
telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan 
kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Kuridhai Islam menjadi agama bagimu.

Hadits2 yang secara jelas dan tegas menyebutkan berakhirnya kenabian 
pada Nabi saw, diantaranya adalah seperti berikut:

Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari ayahnya, bahwasanya Nabi 
bersabda, Aku adalah Muhammad; dan aku adalah Ahmad; dan aku adalah 
sang penghapus yang denganku dihapus kekafiran; aku adalah sang 
penghimpun yang semua manusia dihimpun di belakangku; aku adalah 
yang datang paling belakang; yaitu yang tidak ada lagi dibelakangnya 
nabi. (HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi)

Dari Tsauban ia berkata, bersabda Rasulullah Saw, Dan sesungguhnya 
akan ada pada umatku para pendusta sebanyak tiga puluh orang, 
semuanya mengaku sebagai nabi, padahal aku adalah penutup para nabi 
dan tidak ada lagi nabi sesudahku! (HR Abu Dawud dan Abu Nu'aim)

Mengenai Imam Mahdi, ahlussunnah tidak pernah mengingkari 
kedatangannya. Banyak hadits2 shahih yang menunjukkan hal tersebut. 
Diantaranya,

Dari Abu Sa'id Al-Khudri ra bahwa Rasulullah bersabda :

Pada masa akhir umatku akan muncul Al-Mahdi. Pada waktu itu Allah 
menurunkan banyak hujan, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, 
memberikan banyak harta (penghasilan), banyak ternak, umat menjadi 
mulia, dan dia hidup selama tujuh atau delapan tahun. 

Dari Jabir ra, ia berkata: Rasulullah bersabda:

Isa bin Maryam akan turun, lalu pemimpin mereka, Al-Mahdi, 
berkata. 'Marilah shalat bersama kami!' Isa menjawab, 'Tidak! 
Sesungguhnya sebagian mereka menjadi amir (pemimpin) bagi sebagian 
yang lain sebagai penghormatan dari Allah kepada umat ini. ' 

Dari Abi Sa'id Al-Khudri ra, ia berkata: Rasulullah bersabda:

Dari antara keturunan kami akan ada orang yang Isa Ibnu Maryam 
melakukan shalat di belakangnya.  

Sebagaimana hadits yang menyebutkan kedatangan Imam Mahdi, bahwa 
kelak Isa as akan sholat dibelakang beliau, yang menunjukkan bahwa 
beliau turun dengan mengikuti syariat yang sudah ada. 

Mengenai turunnya Nabi Isa, ada banyak dalil yang menguatkannya.

Dalam surat Az- Zukhruf: 61, disebutkan:

Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang 
hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu; 
dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.

Ayat tersebut menunjukkan turunnya Isa as ke bumi sebelum datangnya 
hari kiamat merupakan pertanda telah dekatnya hari kiamat. 

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas ra mengenai 
penafsiran ayat ini:

Bahwa yang dimaksud ialah keluarnya Isa 'alaihissalam sebelum 
terjadinya hari kiamat. [Musnad Ahmad 4: 329 hadits nomor 21921]

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, Yang benar bahwa dhamir atau kata 
ganti pada lafal (innahu/sesungguhnya dia) itu kembali kepada Isa, 
sebab konteks pembicaraan ayat ini mengenai Isa. [Tafsir Ibnu 
Katsir 7: 222].

Sedangkan dalil2 dari sunnah banyak sekali, satu diantaranya adalah 
seperti yang diriwayatkan Imam Muslim dari Jabir ra, ia berkata: 
Saya mendengar Rasulullah bersabda:
Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berjuang membela 
kebenaran dengan memperoleh pertolongan hingga datangnya hari 
kiamat Kemudian akan turun Isa putra Maryam 'alaihissalam, lalu 
pemimpin mereka berkata (kepada Isa), Silakan Anda shalat mengimami 
kami! Isa menjawab, Tidak usah, sesungguhnya sebagian kalian adalah 
pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai kemunculan dari Allah bagi 
umat ini. [Shahih Muslim 2: 193-194].

Mengenai realisasinya,  setuju dengan anda, yaitu hanya orang yang 
beriman sejati yang mengetahui ilmunya... :)

Salam,
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Orang yang menyandarkan khataman nabi QS.33/40 adalah orang yang 
berfikiran cetek, kalau mereka mau membuka-buka hadist yang mereka 
yakini dan mengfimani dengan benar maka mereka akan menemukan soal 
kedatangan Imam Mahdi di akhir jaman.

   Imam Mahdi adalah imam yang terpuji, orang yang terpuji dalam 
bahasa Arab adalah yaitu Muhammad. 

   Apalagi al Quran menyatakan bahwa sebagai Robbul Alamin Allah 
tidak akan lalai dan membiarkan manusia terus menerus dzolim 
(QS.14/42}

   Banyak yang mengimani bahwa Isa akan turun kembali untuk 
membunuh dajjal. Cuma karena tidak faham wahyu maka Isa diimani 
sebagai nabi Isa yang nyrosot dari langit dan membunuh dajjal 
sebagai membunuh makhluk antah berantah yang bermata satu.

   Kalau mau cerdas Isa adalah Imam Mahdi atau Rasulullah yang 
diutus nAllah yang dibangkitkan dari orang yang ummiy dan dajjal 
adalah system kekuasaan super power yang di komandani oleh barat.

   Tentang bagaimana realisasinya hanya orang yang beriman sejati 
yang mengetahui ilmunya.

   Sedang orang yang murah obral 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-14 Terurut Topik bos gila
]On Behalf Of banganut
 Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
   Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?



   Enak sekali ...
 cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih 
  dilautan.

 Mohon di kritisi ...

 wassalam

 anut

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
wrote:
 
  Sabda Rasulullah saw :
 
  barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 
  33X,
lalu
 alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya 
  walau
 sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
 
  gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, 
  tulisan
 33 kali adalah Tiga puluh tiga
  kali.
  Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
kurang
  paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
  mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
 
  (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat 
  yang
telah
  dikaruniakan kepada dirinya?).
 
  Tarjamahan ayat itu adalah:
 
  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Sebanyak
 30
  kali.
 
  Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
anugerahkan
  kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat 
  yang
 Allah
  Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
 
  Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah 
  tashbih tiga
  puluh tiga kali,
 
  (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
kelakuan menguap).
 
  Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang 
  Ucup
Al
  Bandungi.
  (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah 
  air
  adalah sebagian dari iman).
 
  Salam
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto 
  pratikno.ananto@
 wrote:
  
   *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
  
   An-Nisa : 103-104
   Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
mengurangi
 atau
   menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, 
  bahwa
  bacaan itu
   sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep 
  yang
 sudah
  jadi
   dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya 
  Allah
dan
  RasulNya
   saja yang mengetahui.
  
   Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
 (Subhanallah),
   adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan 
  yang
Maha
  Sempurna
   dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
refleksi
 tulus
   dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
melihat
 maslah,
   jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. 
  jernih
 melihat
  rahmat
   Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak 
  terbatas dan
 tak
   hitungan.
  
  
  
   Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap 
  Tuhan
 serba
   memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap 
  terima
 kasih,
  bisa
   memuji keMaha-MuliaanNya.
  
   Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. 
  Hanya
 jiwa yang
   bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
kasih
 itulah
   diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji 
  hanya
 bagai
  Allah).
  
   Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di
hadapan
  Tuhan. Diri
   seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha 
  Segala.
Tak
 ada
   apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, 
  betapa
 Maha
   Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
 kesadaran
  itulah,
   lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, 
  bahwa
 Tuhan
   sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
  
   Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang 
  seimbang
dan
  terukur.
   Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat 
  seimbang
  disesuaikan
   dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih 
  dan
tidak
 pula
   kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk.
Yang
  tahu kenapa
   tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan
kapsul
 yang
   besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat 
  resep
 saja yang
   tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati 
  saja.
  
   Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-
hamdu
  lilah 33
   kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing 
  akan
 terbaca
   sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara 
  kumulatif
 terbaca
   sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, 
  maka

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-14 Terurut Topik Ramdan
 [mailto:keluarga-
   [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut
Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
  Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
   
   
   
  Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih
 dilautan.
   
Mohon di kritisi ...
   
wassalam
   
anut
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
   wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah
 33X,
   lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya
 walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan,
 tulisan
33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
   kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat
 yang
   telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
   Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
   anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat
 yang
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah
 tashbih tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
   kelakuan menguap).

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang
 Ucup
   Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah
 air
 adalah sebagian dari iman).

 Salam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto
 pratikno.ananto@
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
   mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya,
 bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep
 yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya
 Allah
   dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan
 yang
   Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
   refleksi
tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
   melihat
maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan.
 jernih
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak
 terbatas dan
tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap
 Tuhan
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap
 terima
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur.
 Hanya
jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
   kasih
itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji
 hanya
bagai
 Allah).
 
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di
   hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha
 Segala.
   Tak
ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia,
 betapa
Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam,
 bahwa
Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
 
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang
 seimbang
   dan
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat
 seimbang
 disesuaikan
  dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih
 dan
   tidak
pula
  kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk.
   Yang
 tahu kenapa
  tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan
   kapsul
yang
  besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat
 resep
saja yang
  tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati
 saja.
 
  Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-
   hamdu
 lilah 33
  kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing
 akan
terbaca
  sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara
 kumulatif
terbaca
  sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu,
 maka
total
  berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan,
   jumlahnya
  14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari,
 jika
  benar-benar dibaca

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-14 Terurut Topik wong ma'ruf
Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya ikuti Al 
Qiran, itu saja
   
  [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan 
kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya 
dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang 
yang beriman. 

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bukan itu masalahnya Kang...

Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima 
adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. 
Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai 
penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan 
sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. 
Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, 
berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. 

Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, 
baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 kang,
 yang pertama-tama harus diikuti dan dipatuhi apakah hadits nabi 
ato al Qur'an..?
 tentunya kita sepakat al Qur'an, bukan..?
 jadi jika ada yang memahami bahwa dzikir yang utama tidak ada
 hitungan2 nya boleh2 saja dong... :-)
 
 tetapi jika berdzikir dengan mengucapkan tahlil tahmid dan lainnya
 seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad, sholullohu alaihi 
wasallama,
 silahkan cari haditsnya.
 
 banyak orang memahami bahwa dzikir itu ada yang diucapkan,
 (di-jahar-kan), ada yang tidak dicapkan (sirri), dan ada juga yang
 ditunjukkan dengan perilaku.
 nah kebanyakan hadits 'hanya' menunjukkan dzikir yang dijaharkan
 dengan hitungan tertentu.
 
 apakah Nabi berdikir hanya yang di-jahar-kan saja? kalo saya yakin
 seorang semua Nabi dan Rosul berdzikir tanpa putus sedetikpun 
sampai
 akhir hayatnya. nah dzikir yang tanpa putus ini dilakukan secara 
sirri
 dan hitungannya menjadi tak hingga... :-)
 
 Bahkan sahabat Abu Bakar dan Ali, rhodiallohuanh, pernah berkata
 'tidak sesaat pun hatiku lalai dalam mengingat Alloh...'
 
 salam...
 :-)
 
 On 1/13/07, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau anda mengakui hadits Nabi, pasti anda akan menemukan 
tuntunan
  dzikiran apa saja yang biasa dibaca atau dianjurkan oleh
  Rasulullah... :)
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@
  wrote:
  
   Allah memang menyuruh manusia berdzikir, tetapi tidak ada 
suruhan
  untuk menghitung-hitung jumlag asmaul husna yang mesti 
dilantunkan,
  melainkan berdzikirlah setiap waktu dan dalam segala kondisi agar
  hidup manusia terjaga dari aturan-aturan lain selain yang 
diturunkan
  Allah.
  
   Dzikirnya manusia adalah dengan Al Dzikru (al Quran) sehingga
  manusia terjaga dari perbuatan yang menodai perintah dan larangan
  Allah didalam al Quran. Sehingga system hidup dan kehidupan ini 
bisa
  diatur hanya berdasarkan apa-apa yang diturunkan Allah kepada
  RasulNya.
  
   Bserdzikir dengan mengulang asmaul husna tidak ada perintah 
yang
  diundangkan Allah, Allah tidak perlu dipuji-puji tetapi perlu
  ditaati hukum-hukumNya.
  
   Itu saja
  
  
   Ramdan ramdan.ramdan@ wrote:
   ng ...
  
   yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
   he he he...
  
   di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...
  
  
   salam 33x.
   :-)
  
  
  
   On 1/12/07, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote:
   Assalamualaikum Wr.wb
  
   Sebelumnya mohon ma'af,
  
   Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad yang 
usianya
  63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang 
lain
  bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan
  tanya, pertanyaan saya
  
   1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan
  sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah?
  
   2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat
  gandakan pahalanya?
  
   3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam
  sehari ?
  
   Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak
  sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN
  LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah,
  namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung
  cebok dan klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X
  takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena
  bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini 
sudah
  penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 
33X
  kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang 
lain.
  
   Wassalam
  
  
  
   -Original Message-
   From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
  [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut
   Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com
   Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
  
  
  
   Enak sekali ...
   cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-14 Terurut Topik bos gila
 asmaul husna tidak ada perintah yang
  diundangkan Allah, Allah tidak perlu dipuji-puji tetapi perlu
  ditaati hukum-hukumNya.
  
 Itu saja
  
  
   Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 ng ...
  
   yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
   he he he...
  
   di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...
  
  
   salam 33x.
   :-)
  
  
  
 On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Assalamualaikum Wr.wb
  
 Sebelumnya mohon ma'af,
  
 Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad  yang usianya
  63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain
  bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan
  tanya,  pertanyaan saya
  
 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan
  sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah?
  
 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat
  gandakan pahalanya?
  
 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam
  sehari ?
  
 Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak
  sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN
  LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah,
  namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung
  cebok dan  klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X
  takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena
  bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah
  penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X
  kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain.
  
 Wassalam
  
  
  
   -Original Message-
   From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
  [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut
   Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
  
  
  
 Enak sekali ...
   cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
  
   Mohon di kritisi ...
  
   wassalam
  
   anut
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
  wrote:
   
Sabda Rasulullah saw :
   
barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X,
  lalu
   alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
   sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
   
gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
   33 kali adalah Tiga puluh tiga
kali.
Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
  kurang
paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
   
(entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
  telah
dikaruniakan kepada dirinya?).
   
Tarjamahan ayat itu adalah:
   
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
  Sebanyak
   30
kali.
   
Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
  anugerahkan
kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
   Allah
Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
   
Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
puluh tiga kali,
   
(namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
  kelakuan menguap).
   
Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup
  Al
Bandungi.
(walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
adalah sebagian dari iman).
   
Salam
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
   wrote:

 *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*

 An-Nisa : 103-104
 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
  mengurangi
   atau
 menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
bacaan itu
 sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
   sudah
jadi
 dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah
  dan
RasulNya
 saja yang mengetahui.

 Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
   (Subhanallah),
 adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang
  Maha
Sempurna
 dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
  refleksi
   tulus
 dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
  melihat
   maslah,
 jernih melihat Tuhan, melihat segala

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-14 Terurut Topik wandysulastra
Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan 
membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya 
saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al-
Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya 
dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut 
tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan 
pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 
al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk 
kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya 
ikuti Al Qiran, itu saja

   [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah 
menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada 
mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang 
besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. 
 
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Bukan itu masalahnya Kang...
 
 Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima 
 adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. 
 Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai 
 penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk 
menegakkan 
 sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. 
 Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, 
 berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. 
 
 Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat 
Allah, 
 baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan
===



Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-14 Terurut Topik joseph khaidar
wih.. jadi panjang dan rame nih
   
  tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah..

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah hanya dengan 
membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya 
saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al-
Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya 
dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber tersebut 
tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan 
pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali ayat2 
al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk 
kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya 
ikuti Al Qiran, itu saja
 
 [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah 
menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada 
mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang 
besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. 
 
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Bukan itu masalahnya Kang...
 
 Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima 
 adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. 
 Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai 
 penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk 
menegakkan 
 sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. 
 Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, 
 berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. 
 
 Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat 
Allah, 
 baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan
===



 


-
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. 
 http://id.mail.yahoo.com/

Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-14 Terurut Topik wandysulastra
Boneng Bang! Hehehe...

Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar bareng 
kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. Coba 
kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 
tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman 
sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga??

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 wih.. jadi panjang dan rame nih

   tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah..
 
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah 
hanya dengan 
 membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang 
lainnya 
 saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al-
 Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya 
 dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber 
tersebut 
 tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan 
 pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali 
ayat2 
 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk 
 kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :)
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ 
 wrote:
 
  Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya 
 ikuti Al Qiran, itu saja
  
  [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah 
 menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan 
kepada 
 mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang 
 besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. 
  
  wandysulastra wandysulastra@ wrote:
  Bukan itu masalahnya Kang...
  
  Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima 
  adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran 
saja. 
  Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah 
sebagai 
  penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk 
 menegakkan 
  sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. 
  Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, 
  berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. 
  
  Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat 
 Allah, 
  baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan
 ===
 
 
 
  
 
   
 -
 Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik 
terhadap spam. 
  http://id.mail.yahoo.com/





Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-14 Terurut Topik joseph khaidar
oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu...
  kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan ketemu solusi 
dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar di sonoh... ilmu yang kita 
dapet ilmu sini ma ilmu sonoh lagi dah.. iya toh!!
   
  tapi nda apalah tar juga kalo dah waktunya kite bakalan kenal iya ndak mas...
   
  paulus haned sabeni

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Boneng Bang! Hehehe...

Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar bareng 
kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. Coba 
kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 
tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman 
sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga??

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 wih.. jadi panjang dan rame nih
 
 tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah..
 
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah 
hanya dengan 
 membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang 
lainnya 
 saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al-
 Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya 
 dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber 
tersebut 
 tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan 
 pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali 
ayat2 
 al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk 
 kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :)
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ 
 wrote:
 
  Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim ya 
 ikuti Al Qiran, itu saja
  
  [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah 
 menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan 
kepada 
 mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang 
 besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. 
  
  wandysulastra wandysulastra@ wrote:
  Bukan itu masalahnya Kang...
  
  Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima 
  adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran 
saja. 
  Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah 
sebagai 
  penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk 
 menegakkan 
  sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. 
  Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, 
  berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. 
  
  Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat 
 Allah, 
  baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan
 ===
 
 
 
 
 
 
 -
 Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik 
terhadap spam. 
 http://id.mail.yahoo.com/




 


-
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. 
 http://id.mail.yahoo.com/

Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-14 Terurut Topik wandysulastra
Pan ane udeh bilang dari dulu, kalo ada orang yang anti hadits terus 
ceramah disini, ampe kapan pun ngga bakalan ketemu. Dari judul 
milisnye aje ente pasti paham dong kalau ini adalah milis 
Ahlussunnah, bukan milis ingkar Sunnah :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu...
   kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan 
ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar 
di sonoh... ilmu yang kita dapet ilmu sini ma ilmu sonoh lagi dah.. 
iya toh!!

   tapi nda apalah tar juga kalo dah waktunya kite bakalan kenal 
iya ndak mas...

   paulus haned sabeni
 
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Boneng Bang! Hehehe...
 
 Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar 
bareng 
 kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. 
Coba 
 kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 
 tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman 
 sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga??
 
 Salam :)
 WnS
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
 paulus_hanedsabeni@ wrote:
 
  wih.. jadi panjang dan rame nih
  
  tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah..
  
  wandysulastra wandysulastra@ wrote:
  Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah 
 hanya dengan 
  membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang 
 lainnya 
  saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al-
  Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya 
  dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber 
 tersebut 
  tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan 
  pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali 
 ayat2 
  al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk 
  kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :)
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ 
  wrote:
  
   Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim 
ya 
  ikuti Al Qiran, itu saja
   
   [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami 
telah 
  menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan 
 kepada 
  mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang 
  besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. 
   
   wandysulastra wandysulastra@ wrote:
   Bukan itu masalahnya Kang...
   
   Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak 
menerima 
   adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran 
 saja. 
   Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah 
 sebagai 
   penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk 
  menegakkan 
   sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. 
   Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, 
   berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. 
   
   Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat 
  Allah, 
   baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan
  ===
  
  
  
  
  
  
  -
  Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik 
 terhadap spam. 
  http://id.mail.yahoo.com/
 
 
 
 
  
 
   
 -
 Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik 
terhadap spam. 
  http://id.mail.yahoo.com/





Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-14 Terurut Topik joseph khaidar
okeh dah bang kalo gitu... kita belajar kitabulloh masing- masing tempatnye.
  meskipun ane kaga ngarti dan kaga tau di milis ini mane dan siape yang ingkar 
sunnah...! tapi kalo diskusi ma bang wandy enak ane bawaannye... tapi jangan 
sewotan tar jantungan lagi...   
   
  bang ane pernah denger ma pernah bace, ada orang-orang yang percaye bakalan 
ada rosul lagi.. itu pegimane bang, ingkar sunnah kaga bang... ane sempet 
pegimane gitu bang dengernye...
   
  paulus hamed sabeni

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pan ane udeh bilang dari dulu, kalo ada orang yang anti hadits terus 
ceramah disini, ampe kapan pun ngga bakalan ketemu. Dari judul 
milisnye aje ente pasti paham dong kalau ini adalah milis 
Ahlussunnah, bukan milis ingkar Sunnah :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 oh... gitu maksudnye kirain ane semacem private gitu...
 kalo gitumah ane tau.. yah udah kalo ginimah.. kaga bakalan 
ketemu solusi dari setiap masale.. ane belajar disini ente belajar 
di sonoh... ilmu yang kita dapet ilmu sini ma ilmu sonoh lagi dah.. 
iya toh!!
 
 tapi nda apalah tar juga kalo dah waktunya kite bakalan kenal 
iya ndak mas...
 
 paulus haned sabeni
 
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Boneng Bang! Hehehe...
 
 Maksud ane sama2 ntu, bukan berarti kite ketemu terus belajar 
bareng 
 kaya anak SD. Maksudnya kite same2 belajar di tempat masing2.. 
Coba 
 kite belajar lagi memahami al-Quran dengan merujuk kepada kitab2 
 tafsir ulama terdahulu, bukan cuma ngartiin berdasarkan pemahaman 
 sendiri, gitu Bang ... Boneng ngga??
 
 Salam :)
 WnS
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar 
 paulus_hanedsabeni@ wrote:
 
  wih.. jadi panjang dan rame nih
  
  tapi yang bener mau belajar al-qur'an same2... yang boneng ah..
  
  wandysulastra wandysulastra@ wrote:
  Saudaraku, Al-quran tidak dapat dipahami secara harfiah 
 hanya dengan 
  membanding-bandingkan antara ayat yang satu dengan ayat yang 
 lainnya 
  saja. Istilah Sunnah dan Hadis Nabi yang tidak disebut dalam al-
  Qur'an secara jelas bukan berarti dapat membatalkan kedudukannya 
  dari sisi syari'at, karena dasar rujukan kepada dua sumber 
 tersebut 
  tidak terletak pada nama atau istilah, tetapi kepada konsep dan 
  pengertian yang ada dalam al-Qur'an itu sendiri. Banyak sekali 
 ayat2 
  al-quran yang menunjukkan konsep dan pengertian seperti itu. Yuk 
  kita sama2 lagi belajar memahami al-quran dengan baik... :)
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@ 
  wrote:
  
   Lho kok bawa-bawa issue kelompok, kalau memang mengaku muslim 
ya 
  ikuti Al Qiran, itu saja
   
   [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami 
telah 
  menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan 
 kepada 
  mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang 
  besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. 
   
   wandysulastra wandysulastra@ wrote:
   Bukan itu masalahnya Kang...
   
   Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak 
menerima 
   adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran 
 saja. 
   Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah 
 sebagai 
   penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk 
  menegakkan 
   sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. 
   Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, 
   berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. 
   
   Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat 
  Allah, 
   baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan
  ===
  
  
  
  
  
  
  -
  Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik 
 terhadap spam. 
  http://id.mail.yahoo.com/
 
 
 
 
 
 
 
 -
 Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik 
terhadap spam. 
 http://id.mail.yahoo.com/




 


-
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-13 Terurut Topik bos gila
ada hadits untuk berdzikir tanpa  hitungan, ada yg hadits dg hitungan, jangan 
berpanut pada ALqur'an dan  menafikan hadits, karena Alqur'an dan Hadits sama 
sama dari Allah  kepada Rasul saw..
  
  menyebut dan memanggil nama  Allah  itu perintah Allah swt :  Sungguh Allah 
memiliki  Asma'ulhusna (Nama Nama Mulia), maka Serulah dg nama nama itu: (QS Al 
 A'raf 180). 
  
  Allah tak butuh pujian, tapi pujian itu diperintah oleh Allah swt untuk  
memujinya, ALHAMDULILLAHIRABBIL 'ALAMIN itu apa kalau bukan harus  memuji Nya?. 
dan ratusan ayat lain yg menyuruh kita menyucikannya dan  memujinya,
  
  ni sahmudin juga modelnye..

 
-
Looking for earth-friendly autos? 
 Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center.  

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-13 Terurut Topik Ramdan
kang,
yang pertama-tama harus diikuti dan dipatuhi apakah hadits nabi ato al Qur'an..?
tentunya kita sepakat al Qur'an, bukan..?
jadi jika ada yang memahami bahwa dzikir yang utama tidak ada
hitungan2 nya boleh2 saja dong... :-)

tetapi jika berdzikir dengan mengucapkan tahlil tahmid dan lainnya
seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad, sholullohu alaihi wasallama,
silahkan cari haditsnya.

banyak orang memahami bahwa dzikir itu ada yang diucapkan,
(di-jahar-kan), ada yang tidak dicapkan (sirri), dan ada juga yang
ditunjukkan dengan perilaku.
nah kebanyakan hadits 'hanya' menunjukkan dzikir yang dijaharkan
dengan hitungan tertentu.

apakah Nabi berdikir hanya yang di-jahar-kan saja? kalo saya yakin
seorang semua Nabi dan Rosul berdzikir tanpa putus sedetikpun sampai
akhir hayatnya. nah dzikir yang tanpa putus ini dilakukan secara sirri
dan hitungannya menjadi tak hingga... :-)

Bahkan sahabat Abu Bakar dan Ali, rhodiallohuanh,  pernah berkata
'tidak sesaat pun hatiku lalai dalam mengingat Alloh...'

salam...
:-)

On 1/13/07, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalau anda mengakui hadits Nabi, pasti anda akan menemukan tuntunan
 dzikiran apa saja yang biasa dibaca atau dianjurkan oleh
 Rasulullah... :)

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
  Allah memang menyuruh manusia berdzikir, tetapi tidak ada suruhan
 untuk menghitung-hitung jumlag asmaul husna yang mesti dilantunkan,
 melainkan berdzikirlah setiap waktu dan dalam segala kondisi agar
 hidup manusia terjaga dari aturan-aturan lain selain yang diturunkan
 Allah.
 
Dzikirnya manusia adalah dengan Al Dzikru (al Quran) sehingga
 manusia terjaga dari perbuatan yang menodai perintah dan larangan
 Allah didalam al Quran. Sehingga system hidup dan kehidupan ini bisa
 diatur hanya berdasarkan apa-apa yang diturunkan Allah kepada
 RasulNya.
 
Bserdzikir dengan mengulang asmaul husna tidak ada perintah yang
 diundangkan Allah, Allah tidak perlu dipuji-puji tetapi perlu
 ditaati hukum-hukumNya.
 
Itu saja
 
 
  Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote:
ng ...
 
  yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
  he he he...
 
  di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...
 
 
  salam 33x.
  :-)
 
 
 
On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Assalamualaikum Wr.wb
 
Sebelumnya mohon ma'af,
 
Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad  yang usianya
 63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain
 bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan
 tanya,  pertanyaan saya
 
1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan
 sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah?
 
2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat
 gandakan pahalanya?
 
3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam
 sehari ?
 
Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak
 sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN
 LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah,
 namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung
 cebok dan  klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X
 takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena
 bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah
 penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X
 kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain.
 
Wassalam
 
 
 
  -Original Message-
  From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
 [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut
  Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
 
 
 
Enak sekali ...
  cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
 
  Mohon di kritisi ...
 
  wassalam
 
  anut
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
 wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
   barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X,
 lalu
  alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
  sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
  
   gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
  33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
 kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
 telah
   dikaruniakan kepada dirinya?).
  
   Tarjamahan ayat itu adalah:
  
   Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
 Sebanyak
  30
   kali.
  
   Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
 anugerahkan
   kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
  Allah
   Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-13 Terurut Topik bos gila
ngapain gue baca buku tulisan koplok  wahabi seperti albani. dia sendiri bukan 
sanad gurunya maqtu', tapi  malah tak punya sanad guru, cuma nukil dari buku 
buku..
  
  terus mo dibilang Muhaddits yg model  gene?, muhaddits itu dia jumpa dg 
periwayat haditsnya, atau paling  tidak dia punya sanad ke periwayat hadits, 
gurunya mesti sampai  sanadnya pada imam Bukhari, Imam syafii dan imam imam 
lainnya, baru dia  boleh ambil pendapat dan ijtihad..
  
  periwayat yg sanadnya maqtu' saja sudah tidak bisa dijadikan hujjah dan 
sandaran hukum, tidak tsiqah karena riwayatnya majhul, 
  
  apalagi kalau ini bukan maqtu; lagi, malah ngga ada sanad gurunya kepada para 
muhadditsin..
  
  jadi cuma ulama tukil2an dari buku yg  tersisa masa kini, dia bukan musnid, 
(pemegang sanad), di indonesia ada  beberapa Musnid, tapi sudah lama wafat, tuh 
AL Allamah Alhabib Ali bin  Abdurrahman Alhabsyi kwitang, dia Musnid, dia 
pemegang sanad terbanyak  dimasanya, 6000 hadits yg ada padanya yg ia punya 
sanad ke  Kutubussab'ah (Bukhari, muslim, Tirmidzi, abu dawud, Nasai, Ibn Majah 
 dan Ahmad bin Hanbal).
  
  dia juga sudah hafidh (hafal 100 ribu  hadits dg sanad dan matannya), makanya 
orang pada tabarruk dan ziarah  ke makamnya, memang orang shalih, ribuan yg 
masuk islam ditangannya,  akhlaknya? wah.. sesuai dg keluasan ilmunya..
  
  ada seorang yg sangat benci pada dia,  dia suruh muridnya kirim sembako tiap 
bulan pada orng itu, tapi jangan  sampai dia tahu bahwa itu dari Habib Ali, 
bertahun2 tu orng terus  mencaci habib ali tanpa tahu bahwa sedekah sembako yg 
ia terima adalah  dari habib ali, sampai habib ali wafat... tu orang masih 
benci dan  maki2 habib ali..
  
  nah tu orang mulai nagih, kemana  jatah sembako saya yg biasa anda berikan 
pada saya tiap bulan??, kok  anda ngga kirim lagi??, saya punya salah apa??. 
si murid habib ali  berkata : yang mau ngempanin elu sembako siape??, gue dah 
pengen injek  kepale elu dari dulu, itu habib ali yg suru gue ngirim ke elu 
tiap  bulan..!!, langsung deh gempor tu orang.. sekarang ia selalsu ziarah  ke 
makam habib ali.. tuh.. modelnya pakar hadits begitu..
  
  tabarruk pada shalihin dilakukan oleh Nabi Muhammad saw:
  
  Allah memuji Nabi saw dan  Umar bin Khattab ra yg menjadikan Maqam Ibrahim as 
(bukan makamnya, tetapi  tempat ibrahim as berdiri dan berdoa di depan kaÂ’bah 
yg dinamakan Maqam Ibrahim  as) sebagai tempat shalat (musholla), sebagaimana 
firman Nya : “Dan mereka  menjadikan tempat berdoanya Ibrahim sebagai tempat 
shalat” (QS Al Imran 97),  maka jelaslah bahwa Allah swt memuliakan tempat 
hamba hamba Nya berdoa, bahkan  Rasul saw pun bertabarruk dengan tempat 
berdoanya Ibrahim as, dan Allah memuji  perbuatan itu.
  
  Rasul saw sendiri menjadikan  air liur orang mukmin sebagai berkah untuk 
pengobatan, sebagaimana sabda beliau  : “Dengan Nama Allah atas tanah bumi 
kami, demi air liur sebagian dari kami,sembuhlah  yg sakit pada kami, dg izin 
tuhan kami” (shahih Bukhari hadits  no.5413), ucapan beliau saw : “demi air 
liur sebagian dari kami”  menunjukkan  bahwa air liur orang mukmin dapat 
menyembuhkan penyakit, dsn Rasul saw  bertabarruk dan tawassul pada air liur 
mukminin, dg izin Allah swt  tentunya, sebagaimana dokter pun dapat 
menyembuhkan, namun dg izin  Allah pula  tentunya.
  
  diriwayatkan pula bahwa salah seorang tabi'in bertanya pada Anas :  apakah 
tanganmu ini pernah menyentuh Rasul saw?, maka anas menjawab :  betul, maka 
tabi'in itu menciumi tangan anas ra (Adabul Mufrad oleh  Imam Bukhari)
  
  diriwayatkan pula salah salmah bin Al Uku' ra berkata : aku berbai'at  pada 
nabi saw dengan tanganku ini.., maka seorang tabi'in merangkak  dan menciumi 
tangannya itu (Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari).
  tabarruk ini bukan ngambil kemuliaan  makhluk, tapi mengambil bekas turunnya 
cahaya keridhoan Allah, entah  pada benda (hajarul aswad) atau pada manusia, 
atau pada bumi tempat  sujud, sebagaimana tempat doa nabi Ibrahim as..
  wahabi emang pade bodo..
  

  
al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:   
   Udah gak usah bawa-bawa nama al-albani dia rahimahullah jauh dan 
  amat sangat jauh ilmunya di atas ente, budi. Justru yang gak mau 
  membaca kitab-kitab dia lah yang gak mau memahami sunnah. Dia ahlul 
  hadits dan ahlul sunnah dan atsar dan dia tidak seperti yang ente 
  tuduhkan banyak menentang imam-imam, he..he..bahkan sebaliknya budi, 
  cuma dia gak mau yang namanya taqlid sesuai degan wasiat para imam 
  itu sendiri. Lha ente wasiat imam aja ente gak denger malah nuduh 
  dia menentang imam-imam, fakta atau qila wa qola ente? Buktikan 
  dengan fakta penentangan al-albani terhadap imam-imam secara 
  ilmiah...udah mulai ngaco nih kalau mikir. Emang kitab karya beliau 
  apa aja yang ente punya? Kalau ente mau belajar hadits belajarlah 
  dari dia. Biar gak gampang ngigau.. 
  
  Nih ente nulis ini:
  karena kalau sunnah maka mustahil Khalifah  Abubakar shiddiq ra tak 
  melakukannya,
  
  

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-13 Terurut Topik wandysulastra
Bukan itu masalahnya Kang...

Yang jadi masalah adalah kelompoknya wong ma'ruf tidak menerima 
adanya hadits nabi. Mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran saja. 
Padahal seperti yang kita ketahui bahwa Hadits Nabi adalah sebagai 
penjelas Al-Quran. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menegakkan 
sholat, lantas hadits Nabi menerangkan tentang tatacaranya. 
Begitupun dengan perintah2 lainnya seperti berhaji, berzakat, 
berqurban, termasuk dalam perintah memperbanyak dzikir. 

Hati yang selalu berdzikir adalah hati yang selalu mengingat Allah, 
baik yang diwujudkan dengan lisan, maupun perbuatan

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 kang,
 yang pertama-tama harus diikuti dan dipatuhi apakah hadits nabi 
ato al Qur'an..?
 tentunya kita sepakat al Qur'an, bukan..?
 jadi jika ada yang memahami bahwa dzikir yang utama tidak ada
 hitungan2 nya boleh2 saja dong... :-)
 
 tetapi jika berdzikir dengan mengucapkan tahlil tahmid dan lainnya
 seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad, sholullohu alaihi 
wasallama,
 silahkan cari haditsnya.
 
 banyak orang memahami bahwa dzikir itu ada yang diucapkan,
 (di-jahar-kan), ada yang tidak dicapkan (sirri), dan ada juga yang
 ditunjukkan dengan perilaku.
 nah kebanyakan hadits 'hanya' menunjukkan dzikir yang dijaharkan
 dengan hitungan tertentu.
 
 apakah Nabi berdikir hanya yang di-jahar-kan saja? kalo saya yakin
 seorang semua Nabi dan Rosul berdzikir tanpa putus sedetikpun 
sampai
 akhir hayatnya. nah dzikir yang tanpa putus ini dilakukan secara 
sirri
 dan hitungannya menjadi tak hingga... :-)
 
 Bahkan sahabat Abu Bakar dan Ali, rhodiallohuanh,  pernah berkata
 'tidak sesaat pun hatiku lalai dalam mengingat Alloh...'
 
 salam...
 :-)
 
 On 1/13/07, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau anda mengakui hadits Nabi, pasti anda akan menemukan 
tuntunan
  dzikiran apa saja yang biasa dibaca atau dianjurkan oleh
  Rasulullah... :)
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf wongmaruf@
  wrote:
  
   Allah memang menyuruh manusia berdzikir, tetapi tidak ada 
suruhan
  untuk menghitung-hitung jumlag asmaul husna yang mesti 
dilantunkan,
  melainkan berdzikirlah setiap waktu dan dalam segala kondisi agar
  hidup manusia terjaga dari aturan-aturan lain selain yang 
diturunkan
  Allah.
  
 Dzikirnya manusia adalah dengan Al Dzikru (al Quran) sehingga
  manusia terjaga dari perbuatan yang menodai perintah dan larangan
  Allah didalam al Quran. Sehingga system hidup dan kehidupan ini 
bisa
  diatur hanya berdasarkan apa-apa yang diturunkan Allah kepada
  RasulNya.
  
 Bserdzikir dengan mengulang asmaul husna tidak ada perintah 
yang
  diundangkan Allah, Allah tidak perlu dipuji-puji tetapi perlu
  ditaati hukum-hukumNya.
  
 Itu saja
  
  
   Ramdan ramdan.ramdan@ wrote:
 ng ...
  
   yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
   he he he...
  
   di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...
  
  
   salam 33x.
   :-)
  
  
  
 On 1/12/07, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote:
   Assalamualaikum Wr.wb
  
 Sebelumnya mohon ma'af,
  
 Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad  yang 
usianya
  63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang 
lain
  bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan
  tanya,  pertanyaan saya
  
 1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan
  sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah?
  
 2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat
  gandakan pahalanya?
  
 3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam
  sehari ?
  
 Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak
  sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN
  LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah,
  namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung
  cebok dan  klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X
  takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena
  bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini 
sudah
  penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 
33X
  kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang 
lain.
  
 Wassalam
  
  
  
   -Original Message-
   From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
  [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut
   Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
  
  
  
 Enak sekali ...
   cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih 
dilautan.
  
   Mohon di kritisi ...
  
   wassalam
  
   anut
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
  wrote:
   
Sabda Rasulullah saw :
   
barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 
33X,
  lalu
   alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya 
walau
   sebanyak

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-13 Terurut Topik bos gila
-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
   [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut
Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
  Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
   
   
   
  Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
   
Mohon di kritisi ...
   
wassalam
   
anut
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
   wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X,
   lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
   kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
   telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
   Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
   anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
   kelakuan menguap).

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup
   Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).

 Salam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
   mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah
   dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang
   Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
   refleksi
tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
   melihat
maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
   kasih
itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
bagai
 Allah).
 
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di
   hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala.
   Tak
ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
 
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang
   dan
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
 disesuaikan
  dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan
   tidak
pula
  kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk.
   Yang
 tahu kenapa
  tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan
   kapsul
yang
  besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
saja yang
  tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
 
  Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-
   hamdu
 lilah 33
  kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
terbaca
  sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif
terbaca
  sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka
total
  berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan,
   jumlahnya
  14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika
  benar-benar dibaca

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-12 Terurut Topik Ramdan

ng ...

yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
he he he...

di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...


salam 33x.
:-)



On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote:


   Assalamualaikum Wr.wb

Sebelumnya mohon ma'af,

Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad  yang usianya 63 tahun
jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada
umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya,  pertanyaan saya

1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman
dan Rahimnya Gusti Allah?

2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan
pahalanya?

3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ?

Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali,
bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah
nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak
orang yang sholatnya seperti capung cebok dan  klepat bubar , padahal 33X
tasbih, 33X hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa
demikian? karena bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia
ini sudah penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong
33X kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain.

Wassalam




-Original Message-
*From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
s.com]*On Behalf Of *banganut
*Sent:* Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
*To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
*Subject:* [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

 Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.

Mohon di kritisi ...

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).

 Salam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
Ananto pratikno.ananto@
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
bagai
 Allah).
 
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
 
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
 disesuaikan

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-12 Terurut Topik wong ma'ruf
Allah memang menyuruh manusia berdzikir, tetapi tidak ada suruhan untuk 
menghitung-hitung jumlag asmaul husna yang mesti dilantunkan, melainkan 
berdzikirlah setiap waktu dan dalam segala kondisi agar hidup manusia terjaga 
dari aturan-aturan lain selain yang diturunkan Allah.
   
  Dzikirnya manusia adalah dengan Al Dzikru (al Quran) sehingga manusia terjaga 
dari perbuatan yang menodai perintah dan larangan Allah didalam al Quran. 
Sehingga system hidup dan kehidupan ini bisa diatur hanya berdasarkan apa-apa 
yang diturunkan Allah kepada RasulNya.
   
  Bserdzikir dengan mengulang asmaul husna tidak ada perintah yang diundangkan 
Allah, Allah tidak perlu dipuji-puji tetapi perlu ditaati hukum-hukumNya.
   
  Itu saja
  

Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  ng ...

yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
he he he...

di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...


salam 33x.
:-)



  On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote:
Assalamualaikum Wr.wb
   
  Sebelumnya mohon ma'af, 
   
  Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad  yang usianya 63 tahun 
jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada 
umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya,  pertanyaan saya
   
  1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan 
Rahimnya Gusti Allah?
   
  2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya?
   
  3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ?
   
  Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan 
sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, 
mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang 
sholatnya seperti capung cebok dan  klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X 
hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena 
bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh 
dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah 
saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain.
   
  Wassalam
   
   
   
-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf 
Of banganut
Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
  Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?



  Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.

Mohon di kritisi ...

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).

 Salam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-12 Terurut Topik wandysulastra
Kalau anda mengakui hadits Nabi, pasti anda akan menemukan tuntunan 
dzikiran apa saja yang biasa dibaca atau dianjurkan oleh 
Rasulullah... :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wong ma'ruf [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Allah memang menyuruh manusia berdzikir, tetapi tidak ada suruhan 
untuk menghitung-hitung jumlag asmaul husna yang mesti dilantunkan, 
melainkan berdzikirlah setiap waktu dan dalam segala kondisi agar 
hidup manusia terjaga dari aturan-aturan lain selain yang diturunkan 
Allah.

   Dzikirnya manusia adalah dengan Al Dzikru (al Quran) sehingga 
manusia terjaga dari perbuatan yang menodai perintah dan larangan 
Allah didalam al Quran. Sehingga system hidup dan kehidupan ini bisa 
diatur hanya berdasarkan apa-apa yang diturunkan Allah kepada 
RasulNya.

   Bserdzikir dengan mengulang asmaul husna tidak ada perintah yang 
diundangkan Allah, Allah tidak perlu dipuji-puji tetapi perlu 
ditaati hukum-hukumNya.

   Itu saja
   
 
 Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote:
   ng ...
 
 yang 33x itu untuk Alloh ato untuk kita sendiri..?
 he he he...
 
 di Qur'an tertulis: ...Afdhloludzikri; La Ilaha Ilalloh...
 
 
 salam 33x.
 :-)
 
 
 
   On 1/12/07, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Assalamualaikum Wr.wb

   Sebelumnya mohon ma'af, 

   Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad  yang usianya 
63 tahun jauh lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain 
bahkan kepada umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan 
tanya,  pertanyaan saya

   1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan 
sifar Rahman dan Rahimnya Gusti Allah?

   2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat 
gandakan pahalanya?

   3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam 
sehari ?

   Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak 
sekuwali, bahkan sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN 
LEZAT SEKALI, sudah nikmat, mudah tapi ingat jangan dipermudah, 
namun demikian masih banyak orang yang sholatnya seperti capung 
cebok dan  klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X hamdala, 33X 
takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena 
bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah 
penuh dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X 
kepada Allah saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain.

   Wassalam



 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-
[EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of banganut
 Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
   Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
 
 
 
   Enak sekali ...
 cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
 
 Mohon di kritisi ...
 
 wassalam
 
 anut
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ 
wrote:
 
  Sabda Rasulullah saw :
 
  barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, 
lalu
 alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
 sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
 
  gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
 33 kali adalah Tiga puluh tiga
  kali.
  Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya 
kurang
  paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
  mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
 
  (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang 
telah
  dikaruniakan kepada dirinya?).
 
  Tarjamahan ayat itu adalah:
 
  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 
Sebanyak
 30
  kali.
 
  Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT 
anugerahkan
  kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
 Allah
  Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
 
  Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
  puluh tiga kali,
 
  (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, 
kelakuan menguap).
 
  Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup 
Al
  Bandungi.
  (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
  adalah sebagian dari iman).
 
  Salam
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
 wrote:
  
   *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
  
   An-Nisa : 103-104
   Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau 
mengurangi
 atau
   menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
  bacaan itu
   sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
 sudah
  jadi
   dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah 
dan
  RasulNya
   saja yang mengetahui.
  
   Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
 (Subhanallah),
   adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang 
Maha
  Sempurna
   dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah 
refleksi
 tulus
   dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam 
melihat
 maslah,
   jernih melihat

RE: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-11 Terurut Topik Kartika, Bambang
Assalamualaikum Wr.wb
 
Sebelumnya mohon ma'af, 
 
Dari sekian banyak Nabi hanya Kanjeng Nabi Muhamad  yang usianya 63 tahun jauh 
lebih pendek usia Beliau dari pada Nabi-nabi yang lain bahkan kepada 
umat-umatnya yang sekarang, justru saya disini akan tanya,  pertanyaan saya
 
1.Apakah kita sebagai umat Kanjeng Nabi masih sangsi dengan sifar Rahman dan 
Rahimnya Gusti Allah?
 
2.Bagaimana dengan sholat berjama'ah yang katanya dilipat gandakan pahalanya?
 
3.Bagaimana jika Allah memerintahkan kita sholat 75X dalam sehari ?
 
Kalau bicara enak sekali saya ikut andil saja memang uwenak sekuwali, bahkan 
sak hu ha, lebih dari itu ISLAM ITU NIKMAT DAN LEZAT SEKALI, sudah nikmat, 
mudah tapi ingat jangan dipermudah, namun demikian masih banyak orang yang 
sholatnya seperti capung cebok dan  klepat bubar , padahal 33X tasbih, 33X 
hamdala, 33X takbir Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengapa demikian? karena 
bukan lagi masyarakat takut kepada Allah akan tetapi dunia ini sudah penuh 
dengan manusia-manusia yang sombong dan pelit,iya dong 33X kepada Allah 
saja pelit bagaimana dengan sedekah untuk orang lain.
 
Wassalam
 
 
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of 
banganut
Sent: Tuesday, January 02, 2007 9:22 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?



Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.

Mohon di kritisi ...

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).

 Salam

 --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
 yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
bagai
 Allah).
 
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
 
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
 disesuaikan
  dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak
pula
  kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang
 tahu kenapa
  tablet sekecil ini cukup diminum

Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-11 Terurut Topik al.fatih
Udah gak usah bawa-bawa nama al-albani dia rahimahullah jauh dan 
amat sangat jauh ilmunya di atas ente, budi. Justru yang gak mau 
membaca kitab-kitab dia lah yang gak mau memahami sunnah. Dia ahlul 
hadits dan ahlul sunnah dan atsar dan dia tidak seperti yang ente 
tuduhkan banyak menentang imam-imam, he..he..bahkan sebaliknya budi, 
cuma dia gak mau yang namanya taqlid sesuai degan wasiat para imam 
itu sendiri. Lha ente wasiat imam aja ente gak denger malah nuduh 
dia menentang imam-imam, fakta atau qila wa qola ente? Buktikan 
dengan fakta penentangan al-albani terhadap imam-imam secara 
ilmiah...udah mulai ngaco nih kalau mikir. Emang kitab karya beliau 
apa aja yang ente punya? Kalau ente mau belajar hadits belajarlah 
dari dia. Biar gak gampang ngigau.. 

Nih ente nulis ini:
karena kalau sunnah maka mustahil Khalifah  Abubakar shiddiq ra tak 
melakukannya,

saya tanya apakah Abu Bakar ra? menyuruh tabarruk kepada sahabat 
Rasulullah SAW yang lain setelah Rasulullah SAW wafat. Misal 
mentabarruki bekas air wudhunya Abu Bakar ra? Atau pada masa Umar 
ra, Ustman ra, Ali ra apakah mereka semua menyuruh hal yang sama 
untuk bertabarruk dengan air bekas wudhunya, atau air minumnya, 
rambutnya dll kalau memang tabarruk kepada selain Rasulullah SAW itu 
sunnah?
saya tunggu penjelasan ente...

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 ngkong.. maaf, al albani itu wahabi, ucapannya banyak menentang 
fatwa imam imam..
   
   kita ahlussunnah waljamaah tidak mengambil ilmu dari ulama yg 
tidak punya sanad guru.
   
   dan kita tak bisa menerima ucapannya :  Orang yang memiliki 
ilmu tentang sunnah, pasti meyakini disyariatkannya shalat malam 
berjama'ah pada bulan Ramadhan, yaitu shalat yang lebih dikenal 
sebutan shalat tarawih.  
   ini ucapan tanpa sandaran Nash dalil apa2, kosong dan hanya 
mengandalkan perasaan, duh,.. ngga deh ye..
   
   para Imam Imam telah menjelaskan dan  tak satupun yg sependapat 
dg pendapat ini, semua mengatakan tarawih  adalah bid'ah hasanah, 
karena kalau sunnah maka mustahil Khalifah  Abubakar shiddiq ra tak 
melakukannya, 
   
   kalau itu sunnah maka pasti  dijalankan, sebagaimana sunah 
sunnah yg lain seperti siwak, shalat  dhuha, shalat kusuf dll, Rasul 
saw ada atau wafat tetap dijalankan..  namun in tidak dilakukan, 
   
   Mustahil Khalifah abubakar menghapus sunnah dalam khilafahnya,
   
   dan Umar ra sendiri berkata Ni'mal Bid'ah hadzihi (inilah 
sebaik baik bid'ah).
   
   sunnah adalah melakukan shalat malam, namun melakukannya 
berjamaah bukan sunnah karena Rasul saw sendiri membubarkannya.
   
   mengenai Rasul saw takut hal itu akan  menjadi wajib, maka telah 
banyak hal hal lain yg dilakukan oleh Rasul  saw namun sahabat 
memahaminya bahwa itu sunnah.
   
   yg wajib telah beliau saw jelaskan,  dan yg sunnah telah pula 
dijelaskan, dan hal hal yg ditinggalkan oleh  beliau saw 
ditinggalkan pula oleh sahabat.
   
   dan tarawih baru dilakukan di zaman umar ra, dan ia sendiri yg 
mengatakannya BID'AH.
   
   oleh sebab itu ada ikhtilaf jumlah rakaatnya, 11, 13, 23, dll
   
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] 
wrote:  Memang benar 
istilah tarawih belum ada pada zaman Nabi. Pada saat 
   itu salat tarawih hanya disebut dengan solat malam atau qiyamul 
   lail. 
   
   Al-Albani berkata Orang yang memiliki ilmu tentang sunnah, 
pasti 
   meyakini disyariatkannya shalat malam berjama'ah pada bulan 
   Ramadhan, yaitu shalat yang lebih dikenal sebutan shalat 
tarawih. 
   
   Jadi sholat malam dibulan Ramdhan itu adalah yang disebut dengan 
   sholat tarawih. Sholat ini kemudian disebut tarawih karena dalam 
   pelaksanaannya yang diselingi duduk sebentar, yang 
   berarti 'istirahat. 
   
   Pelaksanaannya yang dilakukan berjamaah sekali lagi bukanlah hal 
   yang bid'ah karena Rasulullah telah menetapkan disyari'atkannya 
hal 
   tersebut, Rasulullah juga menegakkannya, dan Rasulullah juga 
telah 
   menjelaskan keutamaannya. Mengenai kemudian Rasulullah 
menghentikan 
   melakukan sholat tersebut secara berjamaah di mesjidnya, hal itu 
   karena sebab2 yang sudah dijelaskan sebelumnya.
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ 
   wrote:
   
sory gue nyempil dikit, Rasul saw tak  pernah melakukan shalat 
   tarawih di masa hidup beliau saw, beliau hanya  melakukan shalat 
   malam berjamaah, dan bukan tarawih.
  
  karena tarawih maknanya adalah  istirahat sebentar, 
dinamakan 
   shalat tarawih karena Umar ra menjadikan  disela sela shalat 
malam 
   berjamaah itu ada istirahatnya, diantara dua,  empat rakaat 
   istirahat sebentar lalu terus lagi..
  
  makanya ini bid;ah hasanah, karena  Rasul saw tak pernah 
   melakukan yg model begitu,  semua riwayat  tentang shalat malam 
   Rasul saw di bulan ramadhan tak ada yg menyebutkan  tarawih.

joseph khaidar paulus_hanedsabeni@ 
   wrote: 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-09 Terurut Topik bos gila
nah,,,die baru sadar sekarang, elu baru tau kalau otak elu itu masih cakepan 
otak udang..?
  
  hue...he...he..., 
  
  ini pujian, bukan hinaan, sebab otak orng yg mengkritik hadits adalah otak 
orang yg murtad, 
  
  gue ga bilang otak elu murtad, cuma kalah aja ama otak udang.

banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Wah baru kusadari di sini selain ada yang mengingari hadits ada juga
  yang berakal hewan
  
  wassalam
  
  anut
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   yah.. betul, tapi akal hewan jauh lebih baik dari akal yg mengingkari
  hadits...
  
   banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Perbedaan hewan dengan manusia itu adalah
  akal, kalau hewan nyerodok
 saja seperti babi ngak mikir, sedangkan manusia menggunakan akal
 memahami apa maksud sesungguhnya dari kehendak Allah itu.
  
 wassalam
  
 anut
  
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
 
  memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih
  nabi
 Muhammad saw,
 
naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw..
 
  Ananto pratikno.ananto@ wrote:
  ga boleh dikritisi bang...
nanti dimarahin ama om wandy...:))
 
salam,
ananto
 
 
On 1/2/07, banganut banganut@ wrote:Enak sekali ...
  cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
 
  Mohon di kritisi ...
 
  wassalam
 
  anut
 
  --- In   keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
  wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
   barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X,
  lalu
  alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
  sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
  
   gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
 
  33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
  kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
  telah
   dikaruniakan kepada dirinya?).
  
   Tarjamahan ayat itu adalah:
  
   Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
  Sebanyak
  30
   kali.
  
   Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
  anugerahkan
   kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
  Allah
   Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih
  tiga
   puluh tiga kali,
  
   (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan
  menguap).
  
   Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup
  Al
   Bandungi.
   (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
   adalah sebagian dari iman).
  
   Salam
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto  @
  wrote:
   
*Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
   
An-Nisa : 103-104
Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
  mengurangi
  atau
menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
   bacaan itu
sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
  sudah
   jadi
dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah
  dan
   RasulNya
saja yang mengetahui.
   
Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
  (Subhanallah),
adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang
  Maha
   Sempurna
dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
  refleksi
  tulus
dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
  melihat
  maslah,
jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
  melihat
   rahmat
Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas
  dan
  tak
hitungan.
   
   
   
Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
  serba
memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
  kasih,
   bisa
memuji keMaha-MuliaanNya.
   
Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
  jiwa yang
bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
  kasih
  itulah
diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
  bagai
   Allah).
   
Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di
  hadapan
   Tuhan. Diri
seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala.
  Tak
  ada
apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha 

RE: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik Raflis Amin
Assalamu’alaikum,
Kalau kita baca hadist, apa bila Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, 
mereka selalu menjawab Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui.
Hendaknya kalau ada cara-cara ibadah yang telah ditentukan oleh Alah dan 
Rasulnya, tentunya kita akan berkata Sami’nya wa atha’na.
 
 
Salam,
 
 
RF
 
 
 
 
 
 
 
-Original Message-
From: wandysulastra [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, January 02, 2007 5:29 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
 
Terimakasih Pak Budi

Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan 
bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 
1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah 
mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya 
kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa 
rahasia dibalik angka 33 itu... :)

--- In HYPERLINK mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED], 
bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Sabda Rasulullah saw :
 
 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, 
lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya 
walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
 
 gotholoco [EMAIL PROTECTED] 
wrote: Kalau dieja 
atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya 
kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: 
 
 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang 
telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).
 
 Tarjamahan ayat itu adalah: 
 
 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 
Sebanyak 30
 kali.
 
 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT 
anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang 
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
 
 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
 puluh tiga kali, 
 
 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, 
kelakuan menguap).
 
 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup 
Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).
 
 Salam
 
 --- In HYPERLINK mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED], 
 Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
  
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau 
mengurangi atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang 
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah 
dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
  
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih 
(Subhanallah)-,
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang 
Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah 
refleksi tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam 
melihat maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih 
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas 
dan tak
  hitungan.
  
  
  
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan 
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima 
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
  
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya 
jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima 
kasih itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya 
bagai
 Allah).
  
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di 
hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. 
Tak ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, 
betapa Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari 
kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, 
bahwa Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
  
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang 
dan
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
 disesuaikan
  dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan 
tidak pula
  kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. 
Yang
 tahu kenapa
  tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan 
kapsul yang
  besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep 
saja yang
  tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
  
  Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-
hamdu
 lilah 33
  kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan 
terbaca
  sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif 
terbaca
  sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, 
maka total
  berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik wandysulastra
Walaupun secara umum boleh meninggalkan yang sunnah, namun jika hal 
itu dilakukan secara SENGAJA karena sikap meremehkan atau bahkan 
tidak menyukainya, maka  ulama berpendapat hal itu adalah perbuatan 
FASIK yang patut  dicela. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengaku 
ummat Muhammad SAW, tapi tidak menyukai sunnahnya. Padahal dengan 
sangat tegas Allah memerintahkan kita untuk mentaati beliau.

Begitu pula dengan orang yang secara SENGAJA melanggar atau tidak 
mengikuti apa yang sudah beliau tetapkan. Mereka yang lebih 
mengikuti akal dan hawa nafsunya sendiri daripada mengikuti apa yang 
sudah ditinggalkan oleh Rasulullah padahal mereka MENGETAHUInya, 
seperti yang dikatakan Imam Malik Fitnah manakah yang lebih besar 
daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang 
ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam?

Lihatlah bagaimana generasi di masa sahabat dan sesudahnya yang 
merupakan generasi terbaik ummat yang sepatutnya menjadi tauladan 
kita dalam berittiba' kepada Rasullah. Mereka sangat tekun melakukan 
amalan2 sunnah dan perbuatan2 yang dipandang utama untuk 
menyempurnakan perbuatan2 wajib. Mereka tidak membedakan antara 
amalan yang sunnah maupun yang wajib dalam beramal sholeh. Mereka 
berusaha untuk tidak melenceng sedikitpun dari apa yang sudah 
diajarkan Rasullah. Sedangkan para Imam ahli fiqh perlu menjelaskan 
perbedaan antara yang sunnah dan yang wajib hanyalah untuk 
menjelaskan konsekwensi hukum diantara keduanya jika hal itu 
ditinggalkan. Sehingga orang tidak beranggapan bahwa antara amalan 
tambahan dengan amalan utama, keduanya merupakan hal yang wajib 
untuk dikerjakan. Padahal jika kondisinya tidak memungkin, amalan 
sunnah boleh ditinggalkan dan tidak memiliki konsekuensi sebagaimana 
amalan wajib.

Jadi kesimpulannya, jika memang kita memiliki waktu yang cukup, apa 
salahnya jika kita mencoba lebih mendekatkan diri kepada Allah 
dengan melakukan amalan2 sunnah sebagaimana yang Rasulullah ajarkan 
seperti yang dilakukan para sahabat dan orang2 sesudahnya... :) 

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Jadi kesimpulannya ngak masalahkan kalau ngak ngewirid atau 
ngewirid
 dengan bacanya kurang atau lebih dari 33x ?
 
 wassalam
 
 anut
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
 wandysulastra@ wrote:
 
  Fleksibel dalam Islam bukan berarti setiap orang boleh membuat
  aturan baru yang sudah ditentukan oleh syariat sebagaimana yang
  banyak ditunjukan oleh hadits maupun atsar. Memang benar 
konstruksi
  syariat Islam berdiri diatas kemudahan dan bukan kesulitan, QS 
al-
  maidah:6 menyebutkan,
  Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak 
membersihkan
  kamu dan menyempurnakan nikmatnya bagimu, supaya kamu bersyukur
 




Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik bos gila
inilah pendapat otak kufur.. mereka menganggap mengkritik hadits adalah hal yg 
sama dg iseng, bukan hal yg tabu..
  

banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 sebegitu takutnya anda dengan logika sehingga bersikap kritispun seperti
  tabu sekaleee,
  jangan sampai seperti ortodok yang ngak mikir
  
  wassalam
  
  anut
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   mengingkari hadits hukumnya kufur, beda antara mohon penjelasan,
  dengan mengkritik / mengingkari.
  
   tentunya kedalaman makna dalam beramal adalah kunci kemuliaan amal
  tersebut, yakinnya akan hal itu merupakan suatu cara untuk mendapatkan
  kemuliaan itu.
  
   lalu kalau logika sudah berani menghukumi hadits, maka sebentar lagi
  logika akan menentang semua syariah, utk apa pergi haji, muter2in batu,
  bolak balik dibukit di arab, desak2an tyerinjak2 hanya untuk ngumpulin
  kerikil dan melemparkannya, lalu kumpul di padang luas, bisa tertular
  penyakit sedunia..
  
 lalu akhirnya logika akan menentang shalat, tunggang tungging,
  geleng sono sini, mo ngapain?
  
 terakhir ia akan menghukumi tuhan,  karena tak guna beriman pada
  tuhan pengecut yg tak mau memperlihatkan wajahnya..
  
 inilah kebusukan logika.
  
   banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat
  orang ngebaca al fatihah dan
 ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara
  keseluruhan.
 Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih jangan
 terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat
  Allah
 tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah
  
 Kang Wandy,  melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai
  kena
 azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan
 berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ?
  
 Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau pakai
 biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti
  benar
 33x.
  
 wassalam
  
 anut
  
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
 wandysulastra@ wrote:
 
  Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu
  ketika
  setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih
  dahulu.
  Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat
  pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari
  apa
  yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat
  tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain
  lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja.
 
  Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang
  ditinggalkan Rasulullah?
 
  Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan:
 
  Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar
  daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang
  ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam?
  Sesungguhnya
  Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi
  perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang
  pedih '
 
  Salam :)
  WnS
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@
  wrote:
  
   ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau
  ghairu
   mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang
  dari
  33x
   atau lebih dari 33x  apakah batal hukumnya ?
  
   mohon pencerahan
  
   wassalam
  
   anut
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
   wandysulastra@ wrote:
   
Terimakasih Pak Budi
   
Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil,
  dan
bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200,
  atau
1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena
  Rasulullah
mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan
  tanya
kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu
  apa
rahasia dibalik angka 33 itu... :)
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

   barangsiapa yg membacas setiap  selesai shalat
  subhanallah
  33X,
lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah  Akbar 33X maka dihapus
  dosanya
walau sebanyak buih di lautan (Shahih  Bukhari)

 gotholoco gotholoco@
wrote:  Kalau
  dieja
atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa
  saya
kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman,
  dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

   (entah apakah karena manusia 

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik bos gila
sory gue nyempil dikit, Rasul saw tak  pernah melakukan shalat tarawih di masa 
hidup beliau saw, beliau hanya  melakukan shalat malam berjamaah, dan bukan 
tarawih.

karena  tarawih maknanya adalah istirahat sebentar, dinamakan shalat 
tarawih  karena Umar ra menjadikan disela sela shalat malam berjamaah itu ada  
istirahatnya, diantara dua, empat rakaat istirahat sebentar lalu terus  lagi..

makanya  ini bid;ah hasanah, karena Rasul saw tak pernah melakukan yg model 
 begitu,  semua riwayat tentang shalat malam Rasul saw di bulan ramadhan  tak 
ada yg menyebutkan tarawih.

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bang Paul, bener nih ente kaga tau?
  
  Pertanyaan ente kok ada yang rada2 aneh sih... :)
  
  Tapi ya udahlah, ane coba jawab semampu ane ya Bang...
  
  1. kapan si sholat tarawih dilakuin ?
  
  Sholat tarawih dilakukan selepas isya', banyak hadits yang 
  menunjukkannya. Ada yang melaksanakannya di awal malam tapi ada juga 
  yang diakhir malam. Bahkan pernah dalam satu riwayat disebutkan para 
  sahabat melakukan sholat tarawih berjama'ah sampai menjelang subuh.
  
  2. emang rosul pernah tarawih ? emang sempet?
  
  Dari hadits yang ane sebutin (dan masih ada hadits lain) jelas 
  menunjukkan kalau Rasulullah Tarawih. Lah, emang sempet? Nah, ini 
  pertanyaan yang menurut ane rada aneh... Ente jawab sendiri deh, 
  kira2 rasulullah pernah ngga melalaikan sesuatu yang diperintahkan 
  Allah dengan alasan ngga sempet... :)
  
  3. fungsinya tarawih apan si ?
  
  Fungsi ibadah sunnah secara umum adalah untuk mendekatkan diri 
  kepada Allah. Khusus untuk sholat tarawih (qiyamu Ramadhan) 
  diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah 
  bersabda: Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamu Ramadhan dengan penuh 
  keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, akan diampunkan segala 
  dosa yang dilakukannya sebelum itu. 
  
  Sedangkan mengenai hadits2 yang menyebutkan keutamaan2 tarawih yang 
  begitu banyak, menurut para ahli hadits riwayat2 tersebut tidak 
  pernah ditemukan dalam kitab2 hadits. Mengenai hakikat yang 
  terkandung di dalamnya, hanya Allah dan RasulNya yang lebih 
  mengetahui.
  
  4. waktu Umar tarawih kondisi islam udah gimane?
  
  Seperti yang disebutkan dalam hadits Aisyah, bahwa Rasulullah 
  mengimami sholat tarawih berjamaah selama tiga malam. Kemudian 
  beliau meninggalkannya karena takut menjadi wajib. Setelah itu 
  orang2 kemudian melaksanakan tarawih berpencar-pencar baik secara 
  sendiri2 maupun dengan mengadakan jamaah masing2. Kondisi ini 
  bertahan hingga awal masa pemerintahan Khalifah Umar.
  
  Riwayat lengkapnya adalah sbb, dari 'Aisyah ia berkata : 
  Artinya : Pernah orang-orang shalat (malam) di masjid Rasulullah 
  shallallahu 'alaihi wa sallam, pada bulan Ramadhan dengan sendiri-
  sendiri, orang-orang itu mempunyai sedikit hafalan Al-Qur'an, lalu 
  ada kurang lebih lima atau enam orang, atau lebih sedikit atau lebih 
  banyak dari jumlah itu yang mengikuti shalatnya Nabi 
  shallallahu 'alaihi wa sallam. ('Aisyah berkata) : Kemudian 
  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, menyuruh aku mendirikan 
  tikar di pintu kamarku, lalu aku kerjakan. Kemudian Ia keluar ke 
  pintu sesudah shalat Isya' yang terakhir. Ia ('Aisyah) berkata : 
  Lalu orang-orang yang di masjid mengerumuni beliau, lalu Rasulullah 
  shallallahu 'alaihi wa sallam, shalat bersama mereka, shalat malam 
  yang panjang, kemudian beliau berpaling dan masuk (ke rumah), beliau 
  tinggalkan tikar itu sebagaimana adanya. Ketika pagi hari orang-
  orang memperbincangkan shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa 
  sallam bersama mereka yang di masjid pada malam itu. (Akibatnya) 
  orang-orang berkumpul lebih banyak lagi sehingga masjid menjadi 
  penuh sesak. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar pada 
  malam yang kedua, maka orang-orang shalat mengikuti shalatnya. Pada 
  pagi harinya orang-orang menceritakan kejadian itu, sehingga 
  bertambah banyaklah pengunjung di malam yang ke tiga, pada malam itu 
  beliau keluar dan orang-orang shalat mengikuti shalatnya. (Akhirnya) 
  pada hari keempat masjid tidak mampu lagi menampung pengunjungnya, 
  maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Isya' bersama 
  mereka, kemudian beliau masuk rumahnya dan orang-orang memastikan 
  hal itu. 'Aisyah melanjutkan : Beliau bertanya kepadaku : Bagaimana 
  orang-orang bisa menjadi seperti itu ya 'Aisyah ?. Aku menjawab : Ya 
  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ! Orang-orang mendengar 
  tentang shalatmu bersama mereka yang di masjid tadi malam, oleh 
  karena itu mereka berkumpul agar engkau mau shalat bersama mereka. 
  Beliau berkata : 'Gulunglah tikarmu ini ya 'Aisyah', lalu aku 
  kerjakan. Malam itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidur 
  dengan tidak lalai, sedangkan orang-orang mengetahui tempatnya, 
  kemudian masuklah beberapa orang dari mereka sambil berkata : As-
  Shalat ! hingga 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik bos gila
mending jadi bini gue aje deh.. gue kan gile di internet doang, kalo diluaran 
mah kagak..

humaeroh [EMAIL PROTECTED] wrote: 
   
tap,,,apa karena ga dihisab trus menjadi pilhan   tuk jadi orang gila...???
  oOoowww ga deh mending jadi orang waras trus   masuk surga deh,,,hehhee
   
  maaf guyon aja
   
   
  - Original Message - 
From: bos gila 
To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, January 03, 2007 3:47 PM
Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?


mereka bebas, tidak dihisab

gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote:
Agar diskusi lebih berkembang jauh, maka patut juga direnungkan 
  atau
dibahas, yang dimulai dari pertanyaan dari saya. 
Pertanyaannya   adalah apakah orang gila itu suci dan kelak tidak
dihisab dan langsung   masuk surga???

Mohon dibantah.
:)


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com,   Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ga boleh   dikritisi bang...
 nanti dimarahin ama om wandy...:))
   
 salam,
 ananto
 
 
 On 1/2/07, banganut   [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Enak sekali   ...
  cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih   dilautan.
 
  Mohon di kritisi ...
   
  wassalam
 
  anut
   
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
keluarga-islam%40yahoogroups.com,
bos gila pemudasuci@ wrote:
  
 Sabda Rasulullah saw :
  
   barangsiapa   yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
  
 gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan,   
 tulisan
  33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah   mengapa saya kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman   dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang   berbunyi:
  
   (entah apakah karena manusia   sering/suka lupa akan nikmat yang telah
   dikaruniakan   kepada dirinya?).
  
   Tarjamahan ayat itu   adalah:
  
   Maka nikmat Tuhan kamu yang   manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
  30
 kali.
  
   Maka untuk mengingatkan akan   nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
   kepada kita semua   maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
  Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah   tashbih tiga
   puluh tiga kali,
  
 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan   
 menguap).
  
   Yang jelas kutipan ayat itu   dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
   Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah   
 air
   adalah sebagian dari iman).
  
 Salam
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
keluarga-islam%40yahoogroups.com,
Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
 
*Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
atau
menambah tidak ada Nash yang tegas   melarang. Masalahnya, bahwa
   bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
   jadi
dan tinggal menelan   saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
 RasulNya
saja yang mengetahui.
 
Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini:   Bacaan tasbih
  (Subhanallah),
adalah   ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
 Sempurna
dan bersih dari segala sifat kurang.   Pensucian ini adalah refleksi
  tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
maslah,
jernih melihat Tuhan, melihat segala   pemberian Tuhan. jernih
  melihat
 rahmat
Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi,   tak terbatas dan
  tak
hitungan.
 
   
   
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap   
  Tuhan
  serba
memberi, barulah jiwa itu   bisa bersyukur, bisa berucap terima
  kasih,
 bisa
memuji keMaha-MuliaanNya.
 
Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu   bersyukur. Hanya
  jiwa yang
bersih saja   yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
itulah
diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah   (Segala puji hanya
  bagai
   Allah).
 
Ternyata si hamba itu sudah menyadari   keadaan dirinya di hadapan
   Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala.
  Tak
  ada
apa-apanya diri ini di hadapan   Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
  Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
kesadaran
   itulah,
lahir ungkapan   yang lkeluar dari lubuk hati paling

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik bos gila
justru akal digunakan untuk taat pada Allah, bukan mengkritik hukum Allah.. 
  
  akal seperti ini berarti menganggap Allah itu harus sesuai dg akalnya, kalau 
tak sesuai maka tak perlu beriman kepada Nya..

Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:   
   
akal adalah karunia Gusti Allah yang tiada taranya buat manusia...
  memahami al qur'an, jika nurut saja tanpa make akal insya allah ga  akan 
nyampe2 tapi seperti kata Gus Mus, ada yg aneh dengan orang2  yg menentang 
seseorang bersikap kritis terhadap agamanya sendiri  sekalipun...  
   
  di saat kita berpikir pake akal, malah dituduh yg engga2...:(
   
  salam,
  ananto
  =
   
  Kau ini Bagaimana atawa Aku Harus Bagaimana  
  Oleh: KH. A. Mustofa Bisri
   
  Kau ini bagaimana? 
  Kau bilang aku merdeka 
  Kau memilihkan untukku segalanya 
  Kau suruh aku berpikir 
  Aku berpikir kau tuduh aku kapir 
   
  Aku harus bagaimana? 
  Kau bilang bergeraklah 
  Aku bergerak kau curigai 
  Kau bilang jangan banyak tingkah 
  Aku diam saja kau waspadai 
   
  Kau ini bagaimana? 
  Kau suruh aku memegang prinsip 
  Aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku 
  Kau suruh toleran 
  Aku tolerah kau bilang aku plin-plan 
   
  Aku harus bagaimana? 
  Aku kau suruh maju 
  aku mau maju kau srimpung kakiku 
  Kaus suruh aku bekerja 
  Aku bekerja kau ganggu aku 
   
  Kau ini bagaimana: 
  Kau suruh aku takwa 
  Khutbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa 
  Kau suruh aku mengikutimu 
  Langkahmu tak jelas arahanya 
   
  Aku harus bagaimana? 
  Aku kau suruh menghormati hukum 
  Kebijaksanaanmu menyepelekannya 
  Aku kau suruh berdisiplin 
  Kau menyontohkan yang lain 
   
  Kau ini bagaimana? 
  Kau bilang Tuhan sangat dekat 
  Kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat 
  Kau bilang kau suka bertikai 
   
  Aku harus bagaimana? 
  Aku kau suruh membangun 
  Aku membangun kau merusakkannya 
  Aku kau suruh menabung 
  Aku menabung kau menghabiskannya 
   
  Kau ini bagaimana? 
  Kau suruh aku menggarap sawah 
  Sawahku kau tanami rumah-rumah 
  Kau bilang aku harus punya rumah 
  Aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah 
   
  Aku harus bagaimana 
  Aku kau larang berjudi 
  Permainan spekulasinya menjadi-jadi 
  Aku kau suruh bertanggung jawab 
  Kau sendiri terus berucap Wallahu a'lam bissawab 
   
  Kau ini bagaimana? 
  Kau suruh aku jujur 
  Aku jujur kau tipu aku 
  Kau suruh aku sabar 
  Aku sabar kau injak tengkukku 
   
  Aku harus bagaimana? 
  Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku 
  Sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu 
  Kau bilang kau selalu memikirkanku 
  aku sapa saja kau merasa terganggu 
   
  Kau ini bagaimana
  Kau bilang bicaralah 
  Aku bicara kau bilang aku ceriwis 
  Kau bilang jangan banyak bicara 
  aku bungkam kau tuduh aku apatis 
   
  Aku harus bagaimana? 
  Kau bilang kritiklah 
  Aku kritik kau marah 
  Kau bilang carikan alternatifnya 
  Aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja 
   
  Kau ini bagaimana? 
  Aku bilang terserah kau 
  Kau tak mau 
  Aku bilang terserah kita 
  Kau tak suka 
  Aku bilang terserah aku 
  Kau Memakiku 
   
  Kau ini bagaimana ? 
  Aku harus bagaimana ?
  

 
  On 1/3/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:Perbedaan hewan 
dengan manusia itu adalah akal, kalau hewan nyerodok
saja seperti babi ngak mikir, sedangkan manusia menggunakan akal
memahami apa maksud sesungguhnya dari kehendak Allah itu.
  
wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:  

 memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih nabi
Muhammad saw,

 naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw..

   Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 ga boleh dikritisi bang...
 nanti dimarahin ama om wandy...:))

 salam,
 ananto


 On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ...   

 cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.

 Mohon di kritisi ...

 wassalam

 anut

 --- In   keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
 
  Sabda Rasulullah saw :  
 
  barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
 alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
 sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)  
 
  gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan

 33 kali adalah Tiga puluh tiga
  kali.
  Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang  
  paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
  mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
 
  (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
dikaruniakan kepada dirinya?).
 
  Tarjamahan ayat itu adalah:
 
  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
 30
  kali.  
 
  Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
  kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
 Allah
  Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.  
 
  Jadi untuk 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik bos gila
coba anda renungkan, saya kan cuma menegur, bukan menggebuki, tentunya tdk 
pantas seorang muslim mengingkari hadits nabinya, 
  
  tidak bisa ajaran samawi ini dikiaskan dg akal, kalau masuk akal baru nerima, 
kalau ga masuk akal maka kufur, ga bisa gitu..
  
  pemikiran busuk macam ini akan terus  merambah, sampai2 nanti anda mulai 
mengingkari haji, kenapa harus muter  muter di bangunan tua?, kenapa harus 
bolak balik diantara dua bukit?
  
  kenapa harus desak2an setengah mampus hanya untuk melempari patok batu dengan 
kerikil 7 buah?
  
  lalu setelah muter2 gitu, lempar2 batu, bolak balik desak2an sana sini, terus 
pulang diampunin deh.. udah gitu doang??
  
  logika menjawab : yah kan harus khusyu..
  
  lalu logika busuk bertanya lagi : lha  khusyu tapi kenapa harus kucing2an dan 
muter2 gitu, kenapa ngga duduk  aja dan berdoa, kenapa harus lempar2an batu..
  
  ntar lagi anda tak percaya pada tuhan karena memang ngga pernah terlihat..
  
  afala ta'qilun, afala tatafakkarun, afala tatadabbarun, anda berakal ?
  
  
banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 afala ta'qilun, afala tatafakkarun, afala tatadabbarun, anda berakal ?
  
  wassalam
  
  anut
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   naudzubillah dari hati busuk yg tak percaya hadits nabi Muhammad saw,
  anda muslim ?
  
   banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Enak sekali ...
 cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
  
 Mohon di kritisi ...
  
 wassalam
  
 anut
  
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
 
  Sabda Rasulullah saw :
 
  barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X,
  lalu
 alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
 sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
 
  gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
 33 kali adalah Tiga puluh tiga
kali.
Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
  kurang
paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
 
(entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
  telah
dikaruniakan kepada dirinya?).
 
Tarjamahan ayat itu adalah:
 
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
  Sebanyak
 30
kali.
 
Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
  anugerahkan
kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
 Allah
Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
 
Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih
  tiga
puluh tiga kali,
 
(namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan
  menguap).
 
Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup
  Al
Bandungi.
(walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
adalah sebagian dari iman).
 
Salam
 
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
 wrote:

 *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*

 An-Nisa : 103-104
 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
  mengurangi
 atau
 menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
bacaan itu
 sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
 sudah
jadi
 dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah
  dan
RasulNya
 saja yang mengetahui.

 Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
 (Subhanallah),
 adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang
  Maha
Sempurna
 dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
  refleksi
 tulus
 dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
  melihat
 maslah,
 jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
 melihat
rahmat
 Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas
  dan
 tak
 hitungan.



 Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
 serba
 memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
 kasih,
bisa
 memuji keMaha-MuliaanNya.

 Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
 jiwa yang
 bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
  kasih
 itulah
 diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
 bagai
Allah).

 Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di
  hadapan
Tuhan. Diri
 seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala.
  Tak
 ada
 apa-apanya diri ini 

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik bos gila
sory gue nyempil dikit, Rasul saw tak  pernah melakukan shalat tarawih di masa 
hidup beliau saw, beliau hanya  melakukan shalat malam berjamaah, dan bukan 
tarawih.
  
  karena tarawih maknanya adalah  istirahat sebentar, dinamakan shalat 
tarawih karena Umar ra menjadikan  disela sela shalat malam berjamaah itu ada 
istirahatnya, diantara dua,  empat rakaat istirahat sebentar lalu terus lagi..
  
  makanya ini bid;ah hasanah, karena  Rasul saw tak pernah melakukan yg model 
begitu,  semua riwayat  tentang shalat malam Rasul saw di bulan ramadhan tak 
ada yg menyebutkan  tarawih.

joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] wrote:   
   
Mas  wandy, sekedar tanye aja mas. tulisan mas jadi nambah ilmu sejarah  ane... 
tapi maaf ye mas ane mo tanye karena ane beneran kage tau..
   
  1. kapan si sholat tarawih dilakuin ?
  2. emang rsoul pernah tarawih ? emang sempet?
  3, fungsinya tarawih apan si ?
  4. waktu Umar tarawih kondisi islam udah gimane/
   
  ane beneran kage tau nih... jadi jawabnye yang rada jelasan ya mas...
   
  Alhamdulillah
  Paulus Hamed Sabeni

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ya semua itu adalah demi kemaslahatan ummat, dan tindakan Umar ra 
yang menyatukan orang-orang untuk melaksanakan shalat tarawih dalam 
satu jamaah sholat adalah sesuatu yang mempunyai dasar dan sandaran 
dalam syariat, sehingga perbuatan itu tidak dapat dianggap sebagai 
suatu bid'ah. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdurrahman bin Abdul 
Qaari bahwa ia berkata:

Aku berjalan bersama Umar Ibnul Khattab pada malam bulan Ramadhan 
menuju masjid. Pada saat itu kami menemukan masyarakat melakukan 
sholat tarawih secara terpisah-pisah. Ada yang sholat sendirian dan 
adapula yang sholat dengan diikuti oleh beberapa orang makmum. 
Melihat itu Umar berkata,'Aku berpendapat seandainya semua orang 
disatukan dalam jamaah sholat tarawih dibawah pimpinan satu orang 
imam niscaya akan lebih baik.' Dan rencananya Umar akan mengangkat 
Ubay bin Ka'ab sebagai imam   sholat mereka. Kemudian pada malam 
lainnya, aku kembali berjalan bersama umar menuju masjid. Saat itu 
kami telah mendapati orang-orang sedang melaksanakan sholat tarawih 
dibawah pimpinan satu imam sholat mereka. Melihat itu Umar 
berkomentar,'Bidah yang paling baik adalah iniÂ…'

Kata bid'ah yang diucapkan Umar adalah dalam pengertian etimologis, 
dan bukan dalam pengertian terminologi syariat. Karena pada dasarnya 
sholat tarawih secara berjamaah itu sendiri pernah terjadi pada masa 
Nabi SAW, dan saat itupun sebenarnya orang-orang sudah banyak yang 
melaksanakan sholat tarawih berjamaah tapi dengan jumlah jamaah yang 
kecil dan terpisah-pisah. Hal baru yang dilakukan oleh Umar adalah 
dengan menyatukan jamaah yang terpisah-pisah tersebut menjadi satu 
kesatuan jamaah sholat tarawih dibawah pimpinan satu Imam sholat, 
yaitu Ubay bin Ka'ab.

Rasulullah sendiri pada masa beliau telah mendorong kaum muslimin 
untuk   melaksanakan sholat tarawih secara berjamaah. Setelah beberapa 
malam beliau mendapati begitu banyak orang yang berkumpul untuk 
melaksanakan sholat tarawih bersama beliau, beliau tidak menemui 
mereka untuk sholat bersama. Kemudian pada pagi harinya beliau 
bersabda,
Aku melihat apa yang kalian lakukan itu, dan yang menghalangi 
diriku untuk keluar dan sholat (tarawih) bersama kalian adalah 
karena aku TAKUT jika sholat itu sampai DIWAJIBKAN atas kamu. 
(muttafaq `alaih)

Jadi, alasan Nabi tidak keluar untuk sholat tarawih berjamaah pada 
malam2 berikutnya adalah karena TAKUT (khawatir) jika kemudian Allah 
mewajibkan sholat tarawih tersebut. Inilah faktor penyebab mengapa 
Rasulullah tidak melanjutkan sholat tarawih berjamaah. Setelah Nabi 
wafat, hukum syariat telah sempurna dan tidak akan lagi mengalami 
perubahan. Sehingga faktor yang menghalangi dilaksanakannya shalat 
tarawih dalam satu kesatuan jamaah pun sudah   tidak ada lagi.

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 lalu bagaimana dengan shalat tarawih yg dilakukan oleh Rasul saw 
lalu dihentikan dan tidak diberlakukan lagi oleh Rasul saw, lalu 
malah dilakukan lagi oleh Umar bin Khattab ra.
 tentunya demi maslahat ummat..
 
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] 
wrote: Tentu NILAI 
SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa 
 yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya 
saya 
 lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. 
 Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan 
Rasulullah 
 mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang 
 diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah 
PENAMBAHAN 
 yang   dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. 
Artinya, 
 mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan 
lebih 
 utama, walaupun kelihatannya lebih simple.
 
 Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? 
 Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2?
 
 Sekali lagi mari kita renungkan 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik banganut
Wah baru kusadari di sini selain ada yang mengingari hadits ada juga
yang berakal hewan

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 yah.. betul, tapi akal hewan jauh lebih baik dari akal yg mengingkari
hadits...

 banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Perbedaan hewan dengan manusia itu adalah
akal, kalau hewan nyerodok
   saja seperti babi ngak mikir, sedangkan manusia menggunakan akal
   memahami apa maksud sesungguhnya dari kehendak Allah itu.

   wassalam

   anut

   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
   
memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih
nabi
   Muhammad saw,
   
  naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw..
   
Ananto pratikno.ananto@ wrote:
ga boleh dikritisi bang...
  nanti dimarahin ama om wandy...:))
   
  salam,
  ananto
   
   
  On 1/2/07, banganut banganut@ wrote:Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
   
Mohon di kritisi ...
   
wassalam
   
anut
   
--- In   keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X,
lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
   
33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih
tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan
menguap).

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup
Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).

 Salam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto  @
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah
dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang
Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
refleksi
tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
melihat
maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas
dan
tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
kasih
itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
bagai
 Allah).
 
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di
hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala.
Tak
ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia,
betapa
Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam,
bahwa
Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
 
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang
dan
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
 disesuaikan
  dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan
tidak
pula
  kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk.
Yang
 tahu kenapa
  tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan
kapsul
yang
  

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik banganut
Belajar lagi, ya ? jangan bosan belajar ... sambil istighfar 30 tiga
kali
atau tanya ke habib, ya ? pan belum lulus belajar sama habib

wasssalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 nah.. ini lho.. bego, tapi sombong.. hue..he...he...,

 didalam syariah, semua riwayat yg lebih dahulu, lebih dipegang
daripada yg sesudahnya, Imam Bukhari menukil hadits itu dan Imam Bukhari
lebih luas pemahamannya daripada Imam Muslim yg muridnya,

 dan Imam Muslim tidak meralat atau memperjelas ucapan gurunya Imam
Bukhari, hanya meriwayatkan hadits lain dg sanad lain..

   diantara dua hadits yg bertentangan ini, tentunya kita memilih
hadits Bukhari dari pd hadits Muslim..

 lain lagi hal nya kalau Imam Muslim men syarahkan hadits gurunya itu,
tentunya kita terima, karena tentu si murid lebih tahu tentang maksud
gurunya daripada kita yg jauh puluhan generasi sesudah mereka.

   belajar ma gue mengkenye.. hue..he...he..

 banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari mana rumusan menilai kebenaran
dilihat dari status kalau guru lebih
   dipegang daripada murid ?

   wassalam

   anut

   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
   
tapi shahih Bukhari lebih dipegang dari shahih muslim, dan Imam
Muslim
   adalah murid Imam Bukhari, baca sejarah dong..
   
wandysulastra wandysulastra@ wrote: Om Nanto, saya kan hanya
   mengutip tulisan anda yang menyebutkan
  jangan bertanya kenapa dan kenapa tentang hal ini, hehehehe
   
  Sekedar tambahan, dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa amalan
ini
  hanya akan menghapus dosa-dosa KECIL saja, tidak termasuk dosa
yang
  besar. Setuju dengan Om Anut bahwa amalan ini bukan hanya
sekedar
  dibaca kemudian dosa terhapus, namun ada syarat2 tertentu yang
harus
  dipenuhinya...
   
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
  
   ga boleh dikritisi bang...
   nanti dimarahin ama om wandy...:))
  
   salam,
   ananto
  
  
   On 1/2/07, banganut banganut@ wrote:
   
  Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih
   dilautan.
   
Mohon di kritisi ...
   
wassalam
   
anut
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
  40yahoogroups.com,
bos gila pemudasuci@ wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah
   33X,
  lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya
   walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan,
   tulisan
33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa
saya
  kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman,
dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat
yang
  telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
  Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
  anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat
   yang
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah
  tashbih tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
  kelakuan menguap).

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang
   Ucup
  Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai
tanah
   air
 adalah sebagian dari iman).

 Salam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
  40yahoogroups.com,
Ananto pratikno.ananto@
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
  mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya,
   bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat
resep
   yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya
  Allah dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan
   yang
  Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini
adalah
  refleksi
tulus
  dengan harapan jiwa hamba 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik banganut
Kalau meremehkan atau tidak menyukai, insya Allah ngak sampai seperti
itu warga di KI ini.

ada suatu kisah, pada masa kholifah usman bin affan, pada waktu
musyawarah tibalah waktu shalat zhuhur, sehingga ada yang hendak
mengintrufsikan akar musyawarah dihentikan untuk segera sholat. Tetapi
Kholifah menjawab, aku lebih tahu dari pada yang engkau ketahui.

Ada juga suatu ketika rasulullah sehabis shalat ashar sholat sunnat lalu
istri Nabi (aisyah) bertanya apakah sesudah shalat ashar ada shalat
sunnat ? jawab Nabi tidak, tetapi setelah aku sholat zhuhur aku tidak
sempat shalat sunnat karena banyak sahabat yang bertanya kepadaku
sehingga masuklah waktu shalat ashzar, maka aku membayar shalat sunnat
tersebut sekarang

semoga bermanfaat kisah ini

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Walaupun secara umum boleh meninggalkan yang sunnah, namun jika hal
 itu dilakukan secara SENGAJA karena sikap meremehkan atau bahkan
 tidak menyukainya, maka  ulama berpendapat hal itu adalah perbuatan
 FASIK yang patut  dicela. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengaku
 ummat Muhammad SAW, tapi tidak menyukai sunnahnya. Padahal dengan
 sangat tegas Allah memerintahkan kita untuk mentaati beliau.

 Begitu pula dengan orang yang secara SENGAJA melanggar atau tidak
 mengikuti apa yang sudah beliau tetapkan. Mereka yang lebih
 mengikuti akal dan hawa nafsunya sendiri daripada mengikuti apa yang
 sudah ditinggalkan oleh Rasulullah padahal mereka MENGETAHUInya,
 seperti yang dikatakan Imam Malik Fitnah manakah yang lebih besar
 daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang
 ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam?

 Lihatlah bagaimana generasi di masa sahabat dan sesudahnya yang
 merupakan generasi terbaik ummat yang sepatutnya menjadi tauladan
 kita dalam berittiba' kepada Rasullah. Mereka sangat tekun melakukan
 amalan2 sunnah dan perbuatan2 yang dipandang utama untuk
 menyempurnakan perbuatan2 wajib. Mereka tidak membedakan antara
 amalan yang sunnah maupun yang wajib dalam beramal sholeh. Mereka
 berusaha untuk tidak melenceng sedikitpun dari apa yang sudah
 diajarkan Rasullah. Sedangkan para Imam ahli fiqh perlu menjelaskan
 perbedaan antara yang sunnah dan yang wajib hanyalah untuk
 menjelaskan konsekwensi hukum diantara keduanya jika hal itu
 ditinggalkan. Sehingga orang tidak beranggapan bahwa antara amalan
 tambahan dengan amalan utama, keduanya merupakan hal yang wajib
 untuk dikerjakan. Padahal jika kondisinya tidak memungkin, amalan
 sunnah boleh ditinggalkan dan tidak memiliki konsekuensi sebagaimana
 amalan wajib.

 Jadi kesimpulannya, jika memang kita memiliki waktu yang cukup, apa
 salahnya jika kita mencoba lebih mendekatkan diri kepada Allah
 dengan melakukan amalan2 sunnah sebagaimana yang Rasulullah ajarkan
 seperti yang dilakukan para sahabat dan orang2 sesudahnya... :)

 Salam :)
 WnS

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@
 wrote:
 
  Jadi kesimpulannya ngak masalahkan kalau ngak ngewirid atau
 ngewirid
  dengan bacanya kurang atau lebih dari 33x ?
 
  wassalam
 
  anut
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
  wandysulastra@ wrote:
  
   Fleksibel dalam Islam bukan berarti setiap orang boleh membuat
   aturan baru yang sudah ditentukan oleh syariat sebagaimana yang
   banyak ditunjukan oleh hadits maupun atsar. Memang benar
 konstruksi
   syariat Islam berdiri diatas kemudahan dan bukan kesulitan, QS
 al-
   maidah:6 menyebutkan,
   Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
 membersihkan
   kamu dan menyempurnakan nikmatnya bagimu, supaya kamu bersyukur
  
 





[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik banganut
Coba anda renungkan, saya kan cuma menegur, bukan menggebuki, tentunya
tdk pantas seorang muslim mengingkari akal karunia ilahi

Jangan takut jadi orang berakal, karena dengan akal Allah memuliakan
kita

wassalam

anut


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 coba anda renungkan, saya kan cuma menegur, bukan menggebuki, tentunya
tdk pantas seorang muslim mengingkari hadits nabinya,

 tidak bisa ajaran samawi ini dikiaskan dg akal, kalau masuk akal baru
nerima, kalau ga masuk akal maka kufur, ga bisa gitu..

 pemikiran busuk macam ini akan terus merambah, sampai2 nanti anda
mulai mengingkari haji, kenapa harus muter muter di bangunan tua?,
kenapa harus bolak balik diantara dua bukit?

   kenapa harus desak2an setengah mampus hanya untuk melempari patok
batu dengan kerikil 7 buah?

   lalu setelah muter2 gitu, lempar2 batu, bolak balik desak2an sana
sini, terus pulang diampunin deh.. udah gitu doang??

   logika menjawab : yah kan harus khusyu..

 lalu logika busuk bertanya lagi : lha khusyu tapi kenapa harus
kucing2an dan muter2 gitu, kenapa ngga duduk aja dan berdoa, kenapa
harus lempar2an batu..

   ntar lagi anda tak percaya pada tuhan karena memang ngga pernah
terlihat..

   afala ta'qilun, afala tatafakkarun, afala tatadabbarun, anda berakal
?


 banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: afala ta'qilun, afala tatafakkarun, afala
tatadabbarun, anda berakal ?

   wassalam

   anut

   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
   
naudzubillah dari hati busuk yg tak percaya hadits nabi Muhammad
saw,
   anda muslim ?
   
banganut banganut@ wrote:
   Enak sekali ...
  cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih
dilautan.
   
  Mohon di kritisi ...
   
  wassalam
   
  anut
   
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
   barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah
33X,
   lalu
  alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya
walau
  sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
  
   gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan,
tulisan
  33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa
saya
   kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat
yang
   telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).
  
 Tarjamahan ayat itu adalah:
  
 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
   Sebanyak
  30
 kali.
  
 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
   anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat
yang
  Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih
   tiga
 puluh tiga kali,
  
 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan
   menguap).
  
 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang
Ucup
   Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah
air
 adalah sebagian dari iman).
  
 Salam
  
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto
pratikno.ananto@
  wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
   mengurangi
  atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya,
bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep
yang
  sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya
Allah
   dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
  (Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan
yang
   Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
   refleksi
  tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
   melihat
  maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan.
jernih
  melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak
terbatas
   dan
  tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap
Tuhan
  serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap
terima
  kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur.
Hanya
  jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi
berterima
   kasih
  itulah
   

Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-04 Terurut Topik wandysulastra
Memang benar istilah tarawih belum ada pada zaman Nabi. Pada saat 
itu salat tarawih hanya disebut dengan solat malam atau qiyamul 
lail. 

Al-Albani berkata Orang yang memiliki ilmu tentang sunnah, pasti 
meyakini disyariatkannya shalat malam berjama'ah pada bulan 
Ramadhan, yaitu shalat yang lebih dikenal sebutan shalat tarawih. 

Jadi sholat malam dibulan Ramdhan itu adalah yang disebut dengan 
sholat tarawih. Sholat ini kemudian disebut tarawih karena dalam 
pelaksanaannya yang diselingi duduk sebentar, yang 
berarti 'istirahat. 

Pelaksanaannya yang dilakukan berjamaah sekali lagi bukanlah hal 
yang bid'ah karena Rasulullah telah menetapkan disyari'atkannya hal 
tersebut, Rasulullah juga menegakkannya, dan Rasulullah juga telah 
menjelaskan keutamaannya. Mengenai kemudian Rasulullah menghentikan 
melakukan sholat tersebut secara berjamaah di mesjidnya, hal itu 
karena sebab2 yang sudah dijelaskan sebelumnya.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 sory gue nyempil dikit, Rasul saw tak  pernah melakukan shalat 
tarawih di masa hidup beliau saw, beliau hanya  melakukan shalat 
malam berjamaah, dan bukan tarawih.
   
   karena tarawih maknanya adalah  istirahat sebentar, dinamakan 
shalat tarawih karena Umar ra menjadikan  disela sela shalat malam 
berjamaah itu ada istirahatnya, diantara dua,  empat rakaat 
istirahat sebentar lalu terus lagi..
   
   makanya ini bid;ah hasanah, karena  Rasul saw tak pernah 
melakukan yg model begitu,  semua riwayat  tentang shalat malam 
Rasul saw di bulan ramadhan tak ada yg menyebutkan  tarawih.
 
 joseph khaidar [EMAIL PROTECTED] 
wrote:  
 Mas  wandy, sekedar tanye aja mas. tulisan mas jadi nambah ilmu 
sejarah  ane... tapi maaf ye mas ane mo tanye karena ane beneran 
kage tau..

   1. kapan si sholat tarawih dilakuin ?
   2. emang rsoul pernah tarawih ? emang sempet?
   3, fungsinya tarawih apan si ?
   4. waktu Umar tarawih kondisi islam udah gimane/




Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik bos gila
memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih nabi Muhammad 
saw, 
  
  naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw..

Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:   
   
ga boleh dikritisi bang...
  nanti dimarahin ama om wandy...:))
   
  salam,
  ananto

 
  On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.

Mohon di kritisi ...

wassalam

anut

--- In   keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau  
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan   

33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan  
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:
  
 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang  
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).  

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).  

 Salam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto  @
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa  
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.  
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi  
tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan  
tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima  
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih  
itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
bagai
 Allah).
 
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
 Tuhan. Diri  
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari  
kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
 
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan  
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
 disesuaikan
  dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak
pula
  kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang  
 tahu kenapa
  tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul
yang
  besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
saja yang
  tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.  
 
  Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu
 lilah 33
  kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
terbaca  
  sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif
terbaca
  sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka
total
  berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya  
  14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika
  benar-benar dibaca
  secara sungguhan dan diresapi.
 
  Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai  
 bersyukur,
  bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas
secara
 aktif
  dan teresapi dalam satu bulan.
 
  Dilanjutkan dengan membaca kalimah tahlil  La ilah illa Allah,  
 Tiada Tuhan
  selain Allah. Sekian kali. Lalu berdoa. Berdoa memohon kebaikan
di
 Dunia
  dan kebaikan di Akhirat. Sungguh rangkaian 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik bos gila
perlu diketahui bahwa hal hal yg sunnah itu boleh ditambah dan boleh  dikurangi 
bila membawa manfaat bagi muslimin, karena itu merupakan  Bid;ah hasanah, 
seperti zakat profesi yg tak pernah ada zaman dulu,  sekarang diada2kan krn 
merupakan maslahat bagi muslimin, 
  
  demikian pula dzikir dan amal sunnah lainnya.

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Terimakasih Pak Budi
  
  Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan 
  bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 
  1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah 
  mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya 
  kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa 
  rahasia dibalik angka 33 itu... :)
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
 
 barangsiapa yg membacas setiap  selesai shalat subhanallah 33X, 
  lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah  Akbar 33X maka dihapus dosanya 
  walau sebanyak buih di lautan (Shahih  Bukhari)
   
   gotholoco [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:  Kalau dieja 
  atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya 
  kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: 
 
 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang 
  telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).
 
 Tarjamahan ayat itu adalah: 
 
 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 
  Sebanyak 30
 kali.
 
 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT 
  anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang 
  Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
 
 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
 puluh tiga kali, 
 
 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, 
  kelakuan menguap).
 
 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup 
  Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).
 
 Salam
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ 
  wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
  
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau 
  mengurangi atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang 
  sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah 
  dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
  
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih 
  (Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang 
  Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah 
  refleksi tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam 
  melihat maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih 
  melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas 
  dan tak
  hitungan.
  
  
  
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan 
  serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima 
  kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
  
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya 
  jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima 
  kasih itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya 
  bagai
 Allah).
  
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di 
  hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. 
  Tak ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, 
  betapa Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari 
  kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, 
  bahwa Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
  
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang 
  dan
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
 disesuaikan
  dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan 
  tidak pula
  kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. 
  Yang
 tahu kenapa
  tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan 
  kapsul yang
  besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep 
  saja yang
  tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
  
  Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik bos gila

kok ada ya muslim model gini, 
  
  Allah itu tidak pelit mengampuni, bukan model congor elo yg kikir..
  
  tentunya bukan tasbih yg diucapkan dg  hati yg busuk, tapi tasbih yg betul2 
mengagungkan Nama Nya hingga hati  suci dg makna tauhid.. 
  
  dan ketidak percayaan pada hadits hukumnya kufur.
  
  
banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 kalau ngak di kritisi nanti ada yang memahami cukup ngewirid 33x ngak
  perlu ibadah yang lain, kalau bikin dosa ngak apa-apa,nanti masuk sorga
  juga sebab cukup ngewiridd 33x dosa sudah dihapus lalu masuk sorga
  dengan berlenggang , enak tenaaan mas
  
  wassalam
  
  anut
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   ga boleh dikritisi bang...
   nanti dimarahin ama om wandy...:))
  
   salam,
   ananto
  
  
   On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
  Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
   
Mohon di kritisi ...
   
wassalam
   
anut
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com
  keluarga-islam%40yahoogroups.com,
bos gila pemudasuci@ wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X,
  lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
  kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
  telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
  anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).

 Salam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
  keluarga-islam%40yahoogroups.com,
Ananto pratikno.ananto@
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
  mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah
  dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang
  Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
  refleksi
tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
  kasih
itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
bagai
 Allah).
 
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala.
  Tak
ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
 
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang
  dan
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
 disesuaikan
  dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan
  tidak
pula
  kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang
 tahu kenapa
  tablet sekecil ini cukup diminum sekali 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik bos gila
mereka bebas, tidak dihisab

gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Agar diskusi lebih berkembang jauh, maka patut juga direnungkan atau
  dibahas, yang dimulai dari pertanyaan dari saya.  
  Pertanyaannya adalah apakah orang gila itu suci dan kelak tidak
  dihisab dan langsung masuk surga???
  
  Mohon dibantah.
  :)
   
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   ga boleh dikritisi bang...
   nanti dimarahin ama om wandy...:))
   
   salam,
   ananto
   
   
   On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
  Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
   
Mohon di kritisi ...
   
wassalam
   
anut
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com
  keluarga-islam%40yahoogroups.com,
bos gila pemudasuci@ wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).

 Salam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
  keluarga-islam%40yahoogroups.com,
Ananto pratikno.ananto@
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
bagai
 Allah).
 
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
 
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
 disesuaikan
  dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak
pula
  kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang
 tahu kenapa
  tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul
yang
  besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
saja yang
  tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
 
  Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu
 lilah 33
  kali dan Allah Akbar juga demikian, maka 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik bos gila
Umar bin Khattab ra mengada adakan shalat malam berjamaah tarawih yg sudah 
dihentikan oleh rasul saw, dan ia berkata : Inilah sebaik baik Bid;ah. dan 
dimasa itu masih ada ribuan sahabat, namun semua setuju.

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika 
  setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu. 
  Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat 
  pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa 
  yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat 
  tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain 
  lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja.
  
  Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang 
  ditinggalkan Rasulullah? 
  
  Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan:
  
  Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar
  daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang
  ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya
  Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi
  perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang
  pedih '
  
  Salam :)
  WnS
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu
   mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari 
  33x
   atau lebih dari 33x  apakah batal hukumnya ?
   
   mohon pencerahan
   
   wassalam
   
   anut
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
   wandysulastra@ wrote:
   
Terimakasih Pak Budi
   
Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan
bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau
1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah
mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya
kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa
rahasia dibalik angka 33 itu... :)
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

   barangsiapa yg membacas setiap  selesai shalat subhanallah 
  33X,
lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah  Akbar 33X maka dihapus dosanya
walau sebanyak buih di lautan (Shahih  Bukhari)

 gotholoco gotholoco@
wrote:  Kalau 
  dieja
atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
telah
   dikaruniakan kepada dirinya?).

   Tarjamahan ayat itu adalah:

   Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Sebanyak 30
   kali.

   Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
anugerahkan
   kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat 
  yang
Allah
   Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah 
  tashbih tiga
   puluh tiga kali,

   (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
kelakuan menguap).

   Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang 
  Ucup
Al
   Bandungi.
   (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah 
  air
   adalah sebagian dari iman).

   Salam

   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto 
  pratikno.ananto@
wrote:
   
*Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
   
An-Nisa : 103-104
Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
mengurangi atau
menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, 
  bahwa
   bacaan itu
sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep 
  yang
sudah
   jadi
dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya 
  Allah
dan
   RasulNya
saja yang mengetahui.
   
Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan 
  yang
Maha
   Sempurna
dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
refleksi tulus
dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
melihat maslah,
jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
   rahmat
Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas
dan tak
hitungan.
   
   
   
Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap 
  Tuhan
serba
memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap 
  terima
kasih,
   

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik bos gila
tapi shahih Bukhari lebih dipegang dari shahih muslim, dan Imam Muslim adalah 
murid Imam Bukhari, baca sejarah dong..

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Om Nanto, saya kan hanya mengutip tulisan anda yang menyebutkan 
  jangan bertanya kenapa dan kenapa tentang hal ini, hehehehe
  
  Sekedar tambahan, dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa amalan ini 
  hanya akan menghapus dosa-dosa KECIL saja, tidak termasuk dosa yang 
  besar. Setuju dengan Om Anut bahwa amalan ini bukan hanya sekedar 
  dibaca kemudian dosa terhapus, namun ada syarat2 tertentu yang harus 
  dipenuhinya...
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   ga boleh dikritisi bang...
   nanti dimarahin ama om wandy...:))
   
   salam,
   ananto
   
   
   On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
  Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
   
Mohon di kritisi ...
   
wassalam
   
anut
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
  40yahoogroups.com,
bos gila pemudasuci@ wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, 
  lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya 
  kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang 
  telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 
  Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT 
  anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah 
  tashbih tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, 
  kelakuan menguap).

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup 
  Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).

 Salam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
  40yahoogroups.com,
Ananto pratikno.ananto@
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau 
  mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya 
  Allah dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang 
  Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah 
  refleksi
tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam 
  melihat
maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas 
  dan
tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima 
  kasih
itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
bagai
 Allah).
 
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di 
  hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha 
  Segala. Tak
ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, 
  betapa
Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, 
  bahwa
Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
 
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang 
  seimbang dan
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
 disesuaikan
  dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan 
  tidak
pula
  kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. 
  Yang
 tahu kenapa
  tablet sekecil ini 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik bos gila
naudzubillah dari hati busuk yg tak percaya hadits nabi Muhammad saw, anda 
muslim ?

banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Enak sekali ...
  cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
  
  Mohon di kritisi ...
  
  wassalam
  
  anut
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
   barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
  alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
  sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
  
   gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
  33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).
  
 Tarjamahan ayat itu adalah:
  
 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
  30
 kali.
  
 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
  Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
 puluh tiga kali,
  
 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).
  
 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).
  
 Salam
  
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
  atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
  sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
  (Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
  tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
  maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
  melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
  tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
  serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
  kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
  jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
  itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
  bagai
 Allah).
 
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
  ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
  Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
  kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
  Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
 
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
 disesuaikan
  dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak
  pula
  kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang
 tahu kenapa
  tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul
  yang
  besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
  saja yang
  tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
 
  Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu
 lilah 33
  kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
  terbaca
  sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif
  terbaca
  sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka
  total
  berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya
  14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika
  benar-benar dibaca
  secara sungguhan dan diresapi.
 
  Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai
 bersyukur,
  bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas
  secara
 aktif
  dan teresapi dalam satu 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik bos gila
mengingkari hadits hukumnya kufur, beda antara mohon penjelasan, dengan 
mengkritik / mengingkari.
  
  tentunya kedalaman makna dalam beramal  adalah kunci kemuliaan amal tersebut, 
yakinnya akan hal itu merupakan  suatu cara untuk mendapatkan kemuliaan itu.
  
  lalu kalau logika sudah berani  menghukumi hadits, maka sebentar lagi logika 
akan menentang semua  syariah, utk apa pergi haji, muter2in batu, bolak balik 
dibukit di  arab, desak2an tyerinjak2 hanya untuk ngumpulin kerikil dan  
melemparkannya, lalu kumpul di padang luas, bisa tertular penyakit  sedunia..
  
  lalu akhirnya logika akan menentang shalat, tunggang tungging, geleng sono 
sini, mo ngapain?
  
  terakhir ia akan menghukumi tuhan,  karena tak guna beriman pada tuhan 
pengecut yg tak mau memperlihatkan wajahnya..
  
  inilah kebusukan logika.

banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah dan 
  ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara keseluruhan.
  Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih jangan
  terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat Allah
  tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah
  
  Kang Wandy,  melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai kena
  azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan
  berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ?
  
  Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau pakai
  biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti benar
  33x.
  
  wassalam
  
  anut
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika
   setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu.
   Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat
   pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa
   yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat
   tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain
   lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja.
  
   Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang
   ditinggalkan Rasulullah?
  
   Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan:
  
   Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar
   daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang
   ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya
   Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi
   perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang
   pedih '
  
   Salam :)
   WnS
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@
   wrote:
   
ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu
mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari
   33x
atau lebih dari 33x  apakah batal hukumnya ?
   
mohon pencerahan
   
wassalam
   
anut
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
wandysulastra@ wrote:

 Terimakasih Pak Budi

 Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan
 bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau
 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah
 mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya
 kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa
 rahasia dibalik angka 33 itu... :)

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
 wrote:
 
  Sabda Rasulullah saw :
 
barangsiapa yg membacas setiap  selesai shalat subhanallah
   33X,
 lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah  Akbar 33X maka dihapus dosanya
 walau sebanyak buih di lautan (Shahih  Bukhari)
 
  gotholoco gotholoco@
 wrote:  Kalau
   dieja
 atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga
kali.
Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
 kurang
paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
 
(entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
 telah
dikaruniakan kepada dirinya?).
 
Tarjamahan ayat itu adalah:
 
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
 Sebanyak 30
kali.
 
Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
 anugerahkan
kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat
   yang
 Allah
Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
 
Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah
   tashbih tiga
puluh tiga kali,
 
(namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
 kelakuan menguap).
 
Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang
  

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik bos gila
menurut Ijma', afdhaliyah adalah Abubakar Asshiddiq ra.

al.fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:   
   Nambahin dikit ya kang...
  
  Di antara sabahat yang utama yang sangat berittiba kepada Rasulullah 
  adalah Umar dan Ustman radhiyallahu 'anhum. Merekalah salah satunya 
  yang kata Rasul wajib dipengang sunnahnya selain dari pada sunah 
  beliau sendiri. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnadnya.
  
  Dari Ibnu Al Musayab, bahwasanya Ustman ra pergi untuk melaksanakan 
  ibadah haji, ketika dia berada di tengah perjalanan, seseorang 
  mengatakan kepada Ali radiyallahu `anhu, Sesungguhnya dilarang 
  mengerjakan umrah ke haji secara tamattu. Ali radhiyallahu `anhu 
  kemudian berkata kepada sahabatnya jika ia berangkat maka 
  berangkatlah kalian semua. Ali radhiyallahu `anhu dan sahabatnya 
  lalu berniat dan bertalbiyah untuk umrah, namun Ustman 
  radhiyallahu `anhu tidak berbicara kepadanya dalam hal itu. Ali 
  radhiyallahu `anhu kemudian berkata kepada Ustman 
  radhiyallahu `anhu,Bukankah aku telah dikabarkan bahwa engkau telah 
  melarang tamattu umrah?, Ustman radhiyallahu `anhu 
  menjawab.Benar. Ali radhiyallahu `anhu berkata, Jadi engkau belum 
  mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam pernah 
  bertamattu. Ustaman radhiyallahu `anhu menjawab,Benar.
  
  Dari Ya'la bin Umayah, ia berkata,Aku thawaf bersama Umar 
  radhiyallahu `anhu ketika sampai di sudut yang menyambung ke pintu 
  Ka'bah dan Hajar Aswad, lalu aku menarik tangannya untuk memberi 
  salam kepadanya. Namu ia (Umar) berkata,Tidakkah engkau pernah 
  melakukan thawaf bersama Rasulullah?, Aku menjawab,Ya pernah. 
  Umar radhiyallahu `anhu kemudian berkata,Pernahkah engkau melihat 
  beliau memberi salam kepadanya?. Aku menjawab,Tidak. Umar 
  radhiyallahu `anhu berkata,Tinggalkan hal itu, karena sesungguhnya 
  pada Rasulullah ada teladan yang baik untukmu.
  
  Dari hadits di atas Umar dan Ustman radhiyallahu `anhum sama sekali 
  tidak memerintahkan sesuatu yang Rasulullah pun tidak memerintahkan 
  dan melakukannya. Jika mereka berdua tidak pernah mendengar atau 
  melihat Rasulullah melakukan sesuatu maka cukuplah mereka diam dan 
  meninggalkan apa yang akan menyelisihinya. Cukup bagi mereka 
  Rasulullah sebagai contoh.
  
  Wallahu'alam bis shawab
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa 
   yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya 
   lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. 
   Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan 
  Rasulullah 
   mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang 
   diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah 
  PENAMBAHAN 
   yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. 
  Artinya, 
   mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan 
  lebih 
   utama, walaupun kelihatannya lebih simple.

   Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? 
   Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2?
   
   Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan tentang 
   perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah,
   
   Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang datang
   kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu
   Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia 
   berkata,Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi 
  wa 
   sallam ihram Ia berkata, Saya ingin ihram dari masjid dari 
  samping 
   makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), Ia berkata, Jangan 
   kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah, 
  Ia 
   berkata, Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya 
  menambahkan 
   beberapa mil saja! Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar 
   daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang 
   ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? 
  Sesungguhnya 
   Allah berfirman, Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi 
   perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang 
   pedih (QS 24:63).'
   
   Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat
   seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit
   fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, Wahai
   Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah akan
   menyiksa saya karena shalat? Ia menjawab : Tidak, tetapi Allah 
  akan
   menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah
   
   Sedangkan bagi mereka yang suka meninggalkan ibadah sunnah, 
  walaupun 
   hukumnya tidak mendapat dosa, tapi hal itu merupakan kerugian yang 
   sangat besar. Karena mengerjakan ibadah Sunnah merupakan satu cara 
   agar kita menjadi dekat kepada Allah, sehingga Allah mencintai 
  kita. 
   Tekun menjalankan dan mengamalkan sunnah adalah berarti Patuh dan 
   ta`at 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik humaeroh
tap,,,apa karena ga dihisab trus menjadi pilhan tuk jadi orang gila...???
oOoowww ga deh mending jadi orang waras trus masuk surga deh,,,hehhee

maaf guyon aja


  - Original Message - 
  From: bos gila 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 03, 2007 3:47 PM
  Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?


  mereka bebas, tidak dihisab

  gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote:

Agar diskusi lebih berkembang jauh, maka patut juga direnungkan atau
dibahas, yang dimulai dari pertanyaan dari saya. 
Pertanyaannya adalah apakah orang gila itu suci dan kelak tidak
dihisab dan langsung masuk surga???

Mohon dibantah.
:)


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ga boleh dikritisi bang...
 nanti dimarahin ama om wandy...:))
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Enak sekali ...
  cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
 
  Mohon di kritisi ...
 
  wassalam
 
  anut
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
keluarga-islam%40yahoogroups.com,
  bos gila pemudasuci@ wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
   barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
  alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
  sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
  
   gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
  33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
   dikaruniakan kepada dirinya?).
  
   Tarjamahan ayat itu adalah:
  
   Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
  30
   kali.
  
   Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
   kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
  Allah
   Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
   puluh tiga kali,
  
   (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).
  
   Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
   Bandungi.
   (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
   adalah sebagian dari iman).
  
   Salam
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
keluarga-islam%40yahoogroups.com,
  Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
   
*Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
   
An-Nisa : 103-104
Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
  atau
menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
   bacaan itu
sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
  sudah
   jadi
dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
   RasulNya
saja yang mengetahui.
   
Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
  (Subhanallah),
adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
   Sempurna
dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
  tulus
dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
  maslah,
jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
  melihat
   rahmat
Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
  tak
hitungan.
   
   
   
Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
  serba
memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
  kasih,
   bisa
memuji keMaha-MuliaanNya.
   
Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
  jiwa yang
bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
  itulah
diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
  bagai
   Allah).
   
Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
   Tuhan. Diri
seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
  ada
apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
  Maha
Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
  kesadaran
   itulah,
lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
  Tuhan
sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
   
Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan
   terukur.
Ibarat obat yang diresep

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik banganut
afala ta'qilun, afala tatafakkarun, afala tatadabbarun, anda berakal ?

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 naudzubillah dari hati busuk yg tak percaya hadits nabi Muhammad saw,
anda muslim ?

 banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:
Enak sekali ...
   cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.

   Mohon di kritisi ...

   wassalam

   anut

   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
   
Sabda Rasulullah saw :
   
barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X,
lalu
   alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
   sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
   
gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
   33 kali adalah Tiga puluh tiga
  kali.
  Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
kurang
  paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
  mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
   
  (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
telah
  dikaruniakan kepada dirinya?).
   
  Tarjamahan ayat itu adalah:
   
  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Sebanyak
   30
  kali.
   
  Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
anugerahkan
  kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
   Allah
  Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
   
  Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih
tiga
  puluh tiga kali,
   
  (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan
menguap).
   
  Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup
Al
  Bandungi.
  (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
  adalah sebagian dari iman).
   
  Salam
   
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
   wrote:
  
   *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
  
   An-Nisa : 103-104
   Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
mengurangi
   atau
   menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
  bacaan itu
   sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
   sudah
  jadi
   dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah
dan
  RasulNya
   saja yang mengetahui.
  
   Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
   (Subhanallah),
   adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang
Maha
  Sempurna
   dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
refleksi
   tulus
   dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
melihat
   maslah,
   jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
   melihat
  rahmat
   Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas
dan
   tak
   hitungan.
  
  
  
   Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
   serba
   memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
   kasih,
  bisa
   memuji keMaha-MuliaanNya.
  
   Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
   jiwa yang
   bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
kasih
   itulah
   diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
   bagai
  Allah).
  
   Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di
hadapan
  Tuhan. Diri
   seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala.
Tak
   ada
   apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia,
betapa
   Maha
   Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
   kesadaran
  itulah,
   lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam,
bahwa
   Tuhan
   sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
  
   Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang
dan
  terukur.
   Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
  disesuaikan
   dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan
tidak
   pula
   kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk.
Yang
  tahu kenapa
   tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan
kapsul
   yang
   besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
   saja yang
   tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
  
   Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat,
Al-hamdu
  lilah 33
   kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
   terbaca
   sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif
   terbaca
   sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu,
maka
   total
   berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan,
jumlahnya
   14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika
   benar-benar dibaca
   secara 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik banganut
sebegitu takutnya anda dengan logika sehingga bersikap kritispun seperti
tabu sekaleee,
jangan sampai seperti ortodok yang ngak mikir

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 mengingkari hadits hukumnya kufur, beda antara mohon penjelasan,
dengan mengkritik / mengingkari.

 tentunya kedalaman makna dalam beramal adalah kunci kemuliaan amal
tersebut, yakinnya akan hal itu merupakan suatu cara untuk mendapatkan
kemuliaan itu.

 lalu kalau logika sudah berani menghukumi hadits, maka sebentar lagi
logika akan menentang semua syariah, utk apa pergi haji, muter2in batu,
bolak balik dibukit di arab, desak2an tyerinjak2 hanya untuk ngumpulin
kerikil dan melemparkannya, lalu kumpul di padang luas, bisa tertular
penyakit sedunia..

   lalu akhirnya logika akan menentang shalat, tunggang tungging,
geleng sono sini, mo ngapain?

   terakhir ia akan menghukumi tuhan,  karena tak guna beriman pada
tuhan pengecut yg tak mau memperlihatkan wajahnya..

   inilah kebusukan logika.

 banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat
orang ngebaca al fatihah dan
   ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara
keseluruhan.
   Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih jangan
   terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat
Allah
   tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah

   Kang Wandy,  melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai
kena
   azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan
   berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ?

   Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau pakai
   biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti
benar
   33x.

   wassalam

   anut

   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
   wandysulastra@ wrote:
   
Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu
ketika
setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih
dahulu.
Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat
pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari
apa
yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat
tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain
lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja.
   
Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang
ditinggalkan Rasulullah?
   
Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan:
   
Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar
daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang
ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam?
Sesungguhnya
Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi
perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang
pedih '
   
Salam :)
WnS
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@
wrote:

 ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau
ghairu
 mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang
dari
33x
 atau lebih dari 33x  apakah batal hukumnya ?

 mohon pencerahan

 wassalam

 anut

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
 wandysulastra@ wrote:
 
  Terimakasih Pak Budi
 
  Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil,
dan
  bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200,
atau
  1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena
Rasulullah
  mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan
tanya
  kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu
apa
  rahasia dibalik angka 33 itu... :)
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
  wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
 barangsiapa yg membacas setiap  selesai shalat
subhanallah
33X,
  lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah  Akbar 33X maka dihapus
dosanya
  walau sebanyak buih di lautan (Shahih  Bukhari)
  
   gotholoco gotholoco@
  wrote:  Kalau
dieja
  atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa
saya
  kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman,
dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat
yang
  telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).
  
 Tarjamahan ayat itu adalah:
  
 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
  Sebanyak 30
 kali.
  
 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
  anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat
yang
  Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
 Jadi 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik banganut
Sabda Rasulullah saw :
   barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau 
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

Nah, hadits yang anda sampaikan diatas sudah anda kritisi sendiri
he..he...he.. jadinya begini :

barangsiapa yg membaca (bukan tasbih yg diucapkan dg  hati yg busuk,
tapi tasbih yg betul2 mengagungkan Nama Nya hingga hati  suci dg makna
tauhid) setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X,
lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau  sebanyak buih di
lautan (Shahih Bukhari)

Dengan anda kritisi seperti itu, semakin jelas maksud hadits tersebut. 
Entar tukang zina yang pakai  bagaimana, tukang korupsi bagaimana ?
seenak udelnya mereka berlepas dari hukum dengan alasan sudah ngewirid
33x. enak tenaaan

wassalam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:


 kok ada ya muslim model gini,

   Allah itu tidak pelit mengampuni, bukan model congor elo yg kikir..

 tentunya bukan tasbih yg diucapkan dg hati yg busuk, tapi tasbih yg
betul2 mengagungkan Nama Nya hingga hati suci dg makna tauhid..

   dan ketidak percayaan pada hadits hukumnya kufur.


 banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau ngak di kritisi nanti ada yang
memahami cukup ngewirid 33x ngak
   perlu ibadah yang lain, kalau bikin dosa ngak apa-apa,nanti masuk
sorga
   juga sebab cukup ngewiridd 33x dosa sudah dihapus lalu masuk sorga
   dengan berlenggang , enak tenaaan mas

   wassalam

   anut
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
   wrote:
   
ga boleh dikritisi bang...
nanti dimarahin ama om wandy...:))
   
salam,
ananto
   
   
On 1/2/07, banganut banganut@ wrote:

   Enak sekali ...
 cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih
dilautan.

 Mohon di kritisi ...

 wassalam

 anut

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
   keluarga-islam%40yahoogroups.com,
 bos gila pemudasuci@ wrote:
 
  Sabda Rasulullah saw :
 
  barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah
33X,
   lalu
 alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya
walau
 sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
 
  gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan,
tulisan
 33 kali adalah Tiga puluh tiga
  kali.
  Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
   kurang
  paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
  mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
 
  (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
   telah
  dikaruniakan kepada dirinya?).
 
  Tarjamahan ayat itu adalah:
 
  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Sebanyak
 30
  kali.
 
  Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
   anugerahkan
  kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat
yang
 Allah
  Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
 
  Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih
tiga
  puluh tiga kali,
 
  (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan
menguap).
 
  Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang
Ucup Al
  Bandungi.
  (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah
air
  adalah sebagian dari iman).
 
  Salam
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
   keluarga-islam%40yahoogroups.com,
 Ananto pratikno.ananto@
 wrote:
  
   *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
  
   An-Nisa : 103-104
   Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
   mengurangi
 atau
   menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya,
bahwa
  bacaan itu
   sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep
yang
 sudah
  jadi
   dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya
Allah
   dan
  RasulNya
   saja yang mengetahui.
  
   Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
 (Subhanallah),
   adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan
yang
   Maha
  Sempurna
   dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
   refleksi
 tulus
   dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
melihat
 maslah,
   jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
 melihat
  rahmat
   Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas
dan
 tak
   hitungan.
  
  
  
   Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap
Tuhan
 serba
   memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap
terima
 kasih,
  bisa
   memuji keMaha-MuliaanNya.
  
   Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur.
Hanya
 jiwa yang
   bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
   kasih
 itulah
  

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik banganut
Dari mana rumusan menilai kebenaran dilihat dari status kalau guru lebih
dipegang daripada murid ?

wassalam

anut


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 tapi shahih Bukhari lebih dipegang dari shahih muslim, dan Imam Muslim
adalah murid Imam Bukhari, baca sejarah dong..

 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Om Nanto, saya kan hanya
mengutip tulisan anda yang menyebutkan
   jangan bertanya kenapa dan kenapa tentang hal ini, hehehehe

   Sekedar tambahan, dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa amalan ini
   hanya akan menghapus dosa-dosa KECIL saja, tidak termasuk dosa yang
   besar. Setuju dengan Om Anut bahwa amalan ini bukan hanya sekedar
   dibaca kemudian dosa terhapus, namun ada syarat2 tertentu yang harus
   dipenuhinya...

   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
   wrote:
   
ga boleh dikritisi bang...
nanti dimarahin ama om wandy...:))
   
salam,
ananto
   
   
On 1/2/07, banganut banganut@ wrote:

   Enak sekali ...
 cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih
dilautan.

 Mohon di kritisi ...

 wassalam

 anut

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
   40yahoogroups.com,
 bos gila pemudasuci@ wrote:
 
  Sabda Rasulullah saw :
 
  barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah
33X,
   lalu
 alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya
walau
 sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
 
  gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan,
tulisan
 33 kali adalah Tiga puluh tiga
  kali.
  Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
   kurang
  paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
  mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
 
  (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
   telah
  dikaruniakan kepada dirinya?).
 
  Tarjamahan ayat itu adalah:
 
  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
   Sebanyak
 30
  kali.
 
  Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
   anugerahkan
  kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat
yang
 Allah
  Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
 
  Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah
   tashbih tiga
  puluh tiga kali,
 
  (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
   kelakuan menguap).
 
  Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang
Ucup
   Al
  Bandungi.
  (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah
air
  adalah sebagian dari iman).
 
  Salam
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
   40yahoogroups.com,
 Ananto pratikno.ananto@
 wrote:
  
   *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
  
   An-Nisa : 103-104
   Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
   mengurangi
 atau
   menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya,
bahwa
  bacaan itu
   sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep
yang
 sudah
  jadi
   dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya
   Allah dan
  RasulNya
   saja yang mengetahui.
  
   Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
 (Subhanallah),
   adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan
yang
   Maha
  Sempurna
   dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
   refleksi
 tulus
   dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
   melihat
 maslah,
   jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
 melihat
  rahmat
   Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas
   dan
 tak
   hitungan.
  
  
  
   Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap
Tuhan
 serba
   memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap
terima
 kasih,
  bisa
   memuji keMaha-MuliaanNya.
  
   Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur.
Hanya
 jiwa yang
   bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
   kasih
 itulah
   diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji
hanya
 bagai
  Allah).
  
   Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di
   hadapan
  Tuhan. Diri
   seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha
   Segala. Tak
 ada
   apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia,
   betapa
 Maha
   Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
 kesadaran
  itulah,
   lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam,
   bahwa
 Tuhan
   sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
  
   Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang
   seimbang dan
  terukur.
   Ibarat obat yang 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik banganut
Perbedaan hewan dengan manusia itu adalah akal, kalau hewan nyerodok
saja seperti babi ngak mikir, sedangkan manusia menggunakan akal
memahami apa maksud sesungguhnya dari kehendak Allah itu.

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih nabi
Muhammad saw,

   naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw..

 Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 ga boleh dikritisi bang...
   nanti dimarahin ama om wandy...:))

   salam,
   ananto


   On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:Enak sekali ...
 cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.

 Mohon di kritisi ...

 wassalam

 anut

 --- In   keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
 
  Sabda Rasulullah saw :
 
  barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
 alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
 sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
 
  gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan

 33 kali adalah Tiga puluh tiga
  kali.
  Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
  paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
  mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
 
  (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
  dikaruniakan kepada dirinya?).
 
  Tarjamahan ayat itu adalah:
 
  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
 30
  kali.
 
  Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
  kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
 Allah
  Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
 
  Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
  puluh tiga kali,
 
  (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).
 
  Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
  Bandungi.
  (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
  adalah sebagian dari iman).
 
  Salam
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto  @
 wrote:
  
   *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
  
   An-Nisa : 103-104
   Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
 atau
   menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
  bacaan itu
   sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
 sudah
  jadi
   dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
  RasulNya
   saja yang mengetahui.
  
   Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
 (Subhanallah),
   adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
  Sempurna
   dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
 tulus
   dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
 maslah,
   jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
 melihat
  rahmat
   Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
 tak
   hitungan.
  
  
  
   Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
 serba
   memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
 kasih,
  bisa
   memuji keMaha-MuliaanNya.
  
   Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
 jiwa yang
   bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
 itulah
   diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
 bagai
  Allah).
  
   Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
  Tuhan. Diri
   seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
 ada
   apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
 Maha
   Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
 kesadaran
  itulah,
   lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
 Tuhan
   sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
  
   Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan
  terukur.
   Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
  disesuaikan
   dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak
 pula
   kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang
  tahu kenapa
   tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul
 yang
   besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
 saja yang
   tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
  
   Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu
  lilah 33
   kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
 terbaca
   sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif
 terbaca
   sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka
 total
   berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya
   14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika
   benar-benar dibaca
   secara sungguhan dan diresapi.
  
   Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai
  bersyukur,
  

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik banganut
Perkara fadhilah, berita gembira, pahala itu semua adalah buah dari
akibat bila menjalankan suatu perintah atau meninggalkan suatu larangan

Dalam Islam ada rambu-rambu yang membuat batasan, selama pagar tersebut
tidak dilanggar maka posisi masih aman. Apalagi dalam perkara sunnah,
saya yang setahu saya jika diamalkan berpahala jika ditinggalkan tidak
apa-apa. selanjutnya tinggal di tengok dalam perkara mu'akadkah atau
ghoiru mu'akad.

Kembali kepada persoalan wirid, jika persoalan nilainya sama maka tentu
tidak masalah jika ada yang lebih atau kurang dari 33x. Apalagi kalau
kita melihat hati manusia ada yang sudah seperti batu, dan kita tahu
hati membatu tidak bisa ditetesi dengan 33x tetesan wiridan terkadang
bisa saja hati butuh  lebih dari itu. Wallahu a'lam

wassalam

anut


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa
 yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya
 lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan.
 Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan Rasulullah
 mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang
 diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah PENAMBAHAN
 yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. Artinya,
 mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan lebih
 utama, walaupun kelihatannya lebih simple.

 Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah?
 Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2?

 Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan tentang
 perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah,

 Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang datang
 kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu
 Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia
 berkata,Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
 sallam ihram Ia berkata, Saya ingin ihram dari masjid dari samping
 makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), Ia berkata, Jangan
 kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah, Ia
 berkata, Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya menambahkan
 beberapa mil saja! Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar
 daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang
 ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya
 Allah berfirman, Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi
 perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang
 pedih (QS 24:63).'

 Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat
 seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit
 fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, Wahai
 Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah akan
 menyiksa saya karena shalat? Ia menjawab : Tidak, tetapi Allah akan
 menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah

 Sedangkan bagi mereka yang suka meninggalkan ibadah sunnah, walaupun
 hukumnya tidak mendapat dosa, tapi hal itu merupakan kerugian yang
 sangat besar. Karena mengerjakan ibadah Sunnah merupakan satu cara
 agar kita menjadi dekat kepada Allah, sehingga Allah mencintai kita.
 Tekun menjalankan dan mengamalkan sunnah adalah berarti Patuh dan
 ta`at kepada Rasulullah. Allah berfirman,

 Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya,
 dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar
 (perintah-perintahnya) (QS 8:20)

 Berkata Abu Bakar as Shiddiq, Tiada sesuatu pun yang pernah
 dilakukan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kecuali aku
 melakukannya dan tidak pernah aku meninggalkannya. Aku bimbang jika
 aku meninggalkan sedikit saja yang beliau perintahkan, maka aku akan
 menyimpang.

 Salam :)
 WnS

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@
 wrote:
 
  wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah dan
  ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara
 keseluruhan.
  Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih
 jangan
  terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat
 Allah
  tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah
 
  Kang Wandy,  melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai
 kena
  azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan
  berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ?
 
  Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau
 pakai
  biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti
 benar
  33x.
 
  wassalam
 
  anut
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
  wandysulastra@ wrote:
  
   Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu
 ketika
   setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih
 dahulu.
   Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat
   pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari
 apa
   yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik Ananto

akal adalah karunia Gusti Allah yang tiada taranya buat manusia...
memahami al qur'an, jika nurut saja tanpa make akal insya allah ga akan
nyampe2 tapi seperti kata Gus Mus, ada yg aneh dengan orang2 yg
menentang seseorang bersikap kritis terhadap agamanya sendiri sekalipun...

di saat kita berpikir pake akal, malah dituduh yg engga2...:(

salam,
ananto
=


Kau ini Bagaimana atawa Aku Harus Bagaimana

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri



Kau ini bagaimana?

Kau bilang aku merdeka

Kau memilihkan untukku segalanya

Kau suruh aku berpikir

Aku berpikir kau tuduh aku kapir



Aku harus bagaimana?

Kau bilang bergeraklah

Aku bergerak kau curigai

Kau bilang jangan banyak tingkah

Aku diam saja kau waspadai



Kau ini bagaimana?

Kau suruh aku memegang prinsip

Aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Kau suruh toleran

Aku tolerah kau bilang aku plin-plan



Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh maju

aku mau maju kau srimpung kakiku

Kaus suruh aku bekerja

Aku bekerja kau ganggu aku



Kau ini bagaimana:

Kau suruh aku takwa

Khutbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa

Kau suruh aku mengikutimu

Langkahmu tak jelas arahanya



Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh menghormati hukum

Kebijaksanaanmu menyepelekannya

Aku kau suruh berdisiplin

Kau menyontohkan yang lain



Kau ini bagaimana?

Kau bilang Tuhan sangat dekat

Kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat

Kau bilang kau suka bertikai



Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh membangun

Aku membangun kau merusakkannya

Aku kau suruh menabung

Aku menabung kau menghabiskannya



Kau ini bagaimana?

Kau suruh aku menggarap sawah

Sawahku kau tanami rumah-rumah

Kau bilang aku harus punya rumah

Aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah



Aku harus bagaimana

Aku kau larang berjudi

Permainan spekulasinya menjadi-jadi

Aku kau suruh bertanggung jawab

Kau sendiri terus berucap Wallahu a'lam bissawab



Kau ini bagaimana?

Kau suruh aku jujur

Aku jujur kau tipu aku

Kau suruh aku sabar

Aku sabar kau injak tengkukku



Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku

Sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu

Kau bilang kau selalu memikirkanku

aku sapa saja kau merasa terganggu



Kau ini bagaimana

Kau bilang bicaralah

Aku bicara kau bilang aku ceriwis

Kau bilang jangan banyak bicara

aku bungkam kau tuduh aku apatis



Aku harus bagaimana?

Kau bilang kritiklah

Aku kritik kau marah

Kau bilang carikan alternatifnya

Aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja



Kau ini bagaimana?

Aku bilang terserah kau

Kau tak mau

Aku bilang terserah kita

Kau tak suka

Aku bilang terserah aku

Kau Memakiku



Kau ini bagaimana ?

Aku harus bagaimana ?



On 1/3/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:


  Perbedaan hewan dengan manusia itu adalah akal, kalau hewan nyerodok
saja seperti babi ngak mikir, sedangkan manusia menggunakan akal
memahami apa maksud sesungguhnya dari kehendak Allah itu.

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih nabi
Muhammad saw,

 naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw..

 Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 ga boleh dikritisi bang...
 nanti dimarahin ama om wandy...:))

 salam,
 ananto


 On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Enak sekali ...
 cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.

 Mohon di kritisi ...

 wassalam

 anut

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
bos gila pemudasuci@ wrote:
 
  Sabda Rasulullah saw :
 
  barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
 alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
 sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
 
  gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan

 33 kali adalah Tiga puluh tiga
  kali.
  Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
  paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
  mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
 
  (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
  dikaruniakan kepada dirinya?).
 
  Tarjamahan ayat itu adalah:
 
  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
 30
  kali.
 
  Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
  kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
 Allah
  Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
 
  Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
  puluh tiga kali,
 
  (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).
 
  Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
  Bandungi.
  (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
  adalah sebagian dari iman).
 
  Salam
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com,
Ananto pratikno.ananto @
 wrote:
  
   *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
  
   

Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-03 Terurut Topik joseph khaidar
Mas wandy, sekedar tanye aja mas. tulisan mas jadi nambah ilmu sejarah ane... 
tapi maaf ye mas ane mo tanye karena ane beneran kage tau..
   
  1. kapan si sholat tarawih dilakuin ?
  2. emang rsoul pernah tarawih ? emang sempet?
  3, fungsinya tarawih apan si ?
  4. waktu Umar tarawih kondisi islam udah gimane/
   
  ane beneran kage tau nih... jadi jawabnye yang rada jelasan ya mas...
   
  Alhamdulillah
  Paulus Hamed Sabeni

wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ya semua itu adalah demi kemaslahatan ummat, dan tindakan Umar ra 
yang menyatukan orang-orang untuk melaksanakan shalat tarawih dalam 
satu jamaah sholat adalah sesuatu yang mempunyai dasar dan sandaran 
dalam syariat, sehingga perbuatan itu tidak dapat dianggap sebagai 
suatu bid'ah. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdurrahman bin Abdul 
Qaari bahwa ia berkata:

Aku berjalan bersama Umar Ibnul Khattab pada malam bulan Ramadhan 
menuju masjid. Pada saat itu kami menemukan masyarakat melakukan 
sholat tarawih secara terpisah-pisah. Ada yang sholat sendirian dan 
adapula yang sholat dengan diikuti oleh beberapa orang makmum. 
Melihat itu Umar berkata,'Aku berpendapat seandainya semua orang 
disatukan dalam jamaah sholat tarawih dibawah pimpinan satu orang 
imam niscaya akan lebih baik.' Dan rencananya Umar akan mengangkat 
Ubay bin Ka'ab sebagai imam sholat mereka. Kemudian pada malam 
lainnya, aku kembali berjalan bersama umar menuju masjid. Saat itu 
kami telah mendapati orang-orang sedang melaksanakan sholat tarawih 
dibawah pimpinan satu imam sholat mereka. Melihat itu Umar 
berkomentar,'Bidah yang paling baik adalah iniÂ…'

Kata bid'ah yang diucapkan Umar adalah dalam pengertian etimologis, 
dan bukan dalam pengertian terminologi syariat. Karena pada dasarnya 
sholat tarawih secara berjamaah itu sendiri pernah terjadi pada masa 
Nabi SAW, dan saat itupun sebenarnya orang-orang sudah banyak yang 
melaksanakan sholat tarawih berjamaah tapi dengan jumlah jamaah yang 
kecil dan terpisah-pisah. Hal baru yang dilakukan oleh Umar adalah 
dengan menyatukan jamaah yang terpisah-pisah tersebut menjadi satu 
kesatuan jamaah sholat tarawih dibawah pimpinan satu Imam sholat, 
yaitu Ubay bin Ka'ab.

Rasulullah sendiri pada masa beliau telah mendorong kaum muslimin 
untuk melaksanakan sholat tarawih secara berjamaah. Setelah beberapa 
malam beliau mendapati begitu banyak orang yang berkumpul untuk 
melaksanakan sholat tarawih bersama beliau, beliau tidak menemui 
mereka untuk sholat bersama. Kemudian pada pagi harinya beliau 
bersabda,
Aku melihat apa yang kalian lakukan itu, dan yang menghalangi 
diriku untuk keluar dan sholat (tarawih) bersama kalian adalah 
karena aku TAKUT jika sholat itu sampai DIWAJIBKAN atas kamu. 
(muttafaq `alaih)

Jadi, alasan Nabi tidak keluar untuk sholat tarawih berjamaah pada 
malam2 berikutnya adalah karena TAKUT (khawatir) jika kemudian Allah 
mewajibkan sholat tarawih tersebut. Inilah faktor penyebab mengapa 
Rasulullah tidak melanjutkan sholat tarawih berjamaah. Setelah Nabi 
wafat, hukum syariat telah sempurna dan tidak akan lagi mengalami 
perubahan. Sehingga faktor yang menghalangi dilaksanakannya shalat 
tarawih dalam satu kesatuan jamaah pun sudah tidak ada lagi.

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 lalu bagaimana dengan shalat tarawih yg dilakukan oleh Rasul saw 
lalu dihentikan dan tidak diberlakukan lagi oleh Rasul saw, lalu 
malah dilakukan lagi oleh Umar bin Khattab ra.
 tentunya demi maslahat ummat..
 
 wandysulastra [EMAIL PROTECTED] 
wrote: Tentu NILAI 
SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa 
 yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya 
saya 
 lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. 
 Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan 
Rasulullah 
 mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang 
 diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah 
PENAMBAHAN 
 yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. 
Artinya, 
 mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan 
lebih 
 utama, walaupun kelihatannya lebih simple.
 
 Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? 
 Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2?
 
 Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan 
tentang 
 perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah,
 
 Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang 
datang
 kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu
 Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia 
 berkata,Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa 
 sallam ihram Ia berkata, Saya ingin ihram dari masjid dari 
samping 
 makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), Ia berkata, Jangan 
 kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa 
fitnah, Ia 
 berkata, Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya 
menambahkan 
 beberapa mil saja! Ia berkata, Fitnah manakah 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik bos gila
Sabda Rasulullah saw :
  
  barangsiapa yg membacas setiap  selesai shalat subhanallah 33X, lalu 
alhamdulillah 33X, lalu Allah  Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak 
buih di lautan (Shahih  Bukhari)

gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga
  kali.
  Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
  paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
  mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: 
  
  (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
  dikaruniakan kepada dirinya?).
  
  Tarjamahan ayat itu adalah: 
  
  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30
  kali.
  
  Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
  kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah
  Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
  Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
  puluh tiga kali, 
  
  (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).
  
  Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
  Bandungi.
  (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
  adalah sebagian dari iman).
  
  Salam
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
   
   An-Nisa : 103-104
   Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau
   menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
  bacaan itu
   sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah
  jadi
   dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
  RasulNya
   saja yang mengetahui.
   
   Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah),
   adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
  Sempurna
   dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus
   dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah,
   jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat
  rahmat
   Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak
   hitungan.
   
   
   
   Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba
   memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih,
  bisa
   memuji keMaha-MuliaanNya.
   
   Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang
   bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah
   diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai
  Allah).
   
   Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
  Tuhan. Diri
   seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada
   apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa Maha
   Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari kesadaran
  itulah,
   lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa Tuhan
   sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
   
   Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan
  terukur.
   Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
  disesuaikan
   dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak pula
   kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang
  tahu kenapa
   tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul yang
   besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep saja yang
   tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
   
   Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu
  lilah 33
   kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan terbaca
   sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif terbaca
   sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka total
   berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya
   14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika
   benar-benar dibaca
   secara sungguhan dan diresapi.
   
   Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai
  bersyukur,
   bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas secara
  aktif
   dan teresapi dalam satu bulan.
   
   Dilanjutkan dengan membaca kalimah tahlil  La ilah illa Allah,
  Tiada Tuhan
   selain Allah. Sekian kali. Lalu berdoa. Berdoa memohon kebaikan di
  Dunia
   dan kebaikan di Akhirat. Sungguh rangkaian bacaan yang bagus dan sangat
   religius.
   
   Haruskah wiridan dilakukan dengan duduk setelah usai shalat seperti
   kebiasaan kita? Ya tidak. Bisa saja Anda berwiridan, membaca-baca
  kalimah
   thayyibah sambil tiduran, dengan jalan-jalan, termasuk dengan jungkiran
   sekalipun.
   
   Ayat studi ini memberi kebebasan cara berdzikir, yakni sambil
  berdiri, duduk
   atau tiduran  fadzkuru Allah qiyama wa qu'uda wa 'ala junubihim . 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik wandysulastra
Memang seperti inilah yang seharusnya kita lakukan dalam beribadah. 
Apa2 yang sudah diajarkan rasulullah, lakukanlah apa adanya tanpa 
menambah atau mengurangi dan tanpa harus bertanya kenapa dan 
kenapa... :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
 An-Nisa : 103-104
 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi 
atau
 menambah TIDAK ADA NASH YANG TEGAS MELARANG. Masalahnya, bahwa 
bacaan itu
 sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah 
jadi
 dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan 
RasulNya
 saja yang mengetahui.
 
=



[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik wandysulastra
Terimakasih Pak Budi

Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan 
bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau 
1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah 
mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya 
kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa 
rahasia dibalik angka 33 itu... :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Sabda Rasulullah saw :
   
   barangsiapa yg membacas setiap  selesai shalat subhanallah 33X, 
lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah  Akbar 33X maka dihapus dosanya 
walau sebanyak buih di lautan (Shahih  Bukhari)
 
 gotholoco [EMAIL PROTECTED] 
wrote:  Kalau dieja 
atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya 
kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: 
   
   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang 
telah
   dikaruniakan kepada dirinya?).
   
   Tarjamahan ayat itu adalah: 
   
   Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 
Sebanyak 30
   kali.
   
   Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT 
anugerahkan
   kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang 
Allah
   Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
   
   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
   puluh tiga kali, 
   
   (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, 
kelakuan menguap).
   
   Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup 
Al
   Bandungi.
   (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
   adalah sebagian dari iman).
   
   Salam
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ 
wrote:
   
*Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*

An-Nisa : 103-104
Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau 
mengurangi atau
menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
   bacaan itu
sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang 
sudah
   jadi
dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah 
dan
   RasulNya
saja yang mengetahui.

Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih 
(Subhanallah),
adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang 
Maha
   Sempurna
dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah 
refleksi tulus
dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam 
melihat maslah,
jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih 
melihat
   rahmat
Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas 
dan tak
hitungan.



Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan 
serba
memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima 
kasih,
   bisa
memuji keMaha-MuliaanNya.

Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya 
jiwa yang
bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima 
kasih itulah
diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya 
bagai
   Allah).

Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di 
hadapan
   Tuhan. Diri
seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. 
Tak ada
apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, 
betapa Maha
Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari 
kesadaran
   itulah,
lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, 
bahwa Tuhan
sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.

Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang 
dan
   terukur.
Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
   disesuaikan
dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan 
tidak pula
kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. 
Yang
   tahu kenapa
tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan 
kapsul yang
besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep 
saja yang
tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.

Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-
hamdu
   lilah 33
kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan 
terbaca
sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif 
terbaca
sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, 
maka total
berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, 
jumlahnya
14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika
benar-benar dibaca
secara sungguhan dan diresapi.

Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai
   bersyukur,
bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas 
secara
   aktif
dan teresapi dalam satu bulan.

Dilanjutkan dengan membaca 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik banganut
Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.

Mohon di kritisi ...

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
   dikaruniakan kepada dirinya?).

   Tarjamahan ayat itu adalah:

   Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
30
   kali.

   Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
   kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
Allah
   Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
   puluh tiga kali,

   (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).

   Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
   Bandungi.
   (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
   adalah sebagian dari iman).

   Salam

   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
wrote:
   
*Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
   
An-Nisa : 103-104
Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
atau
menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
   bacaan itu
sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
   jadi
dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
   RasulNya
saja yang mengetahui.
   
Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
   Sempurna
dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
tulus
dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
maslah,
jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
   rahmat
Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
tak
hitungan.
   
   
   
Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
kasih,
   bisa
memuji keMaha-MuliaanNya.
   
Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
jiwa yang
bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
itulah
diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
bagai
   Allah).
   
Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
   Tuhan. Diri
seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
ada
apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
Maha
Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
kesadaran
   itulah,
lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
Tuhan
sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
   
Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan
   terukur.
Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
   disesuaikan
dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak
pula
kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang
   tahu kenapa
tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul
yang
besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
saja yang
tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
   
Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu
   lilah 33
kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
terbaca
sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif
terbaca
sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka
total
berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya
14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika
benar-benar dibaca
secara sungguhan dan diresapi.
   
Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai
   bersyukur,
bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas
secara
   aktif
dan teresapi dalam satu bulan.
   
Dilanjutkan dengan membaca kalimah tahlil  La ilah illa Allah,
   Tiada Tuhan
selain Allah. Sekian kali. Lalu berdoa. Berdoa memohon kebaikan
di
   Dunia
dan kebaikan di Akhirat. Sungguh rangkaian bacaan yang bagus dan
sangat
religius.
   
Haruskah wiridan dilakukan dengan duduk setelah usai shalat
seperti
kebiasaan kita? Ya tidak. Bisa saja Anda berwiridan, membaca-baca
   kalimah
thayyibah sambil tiduran, dengan 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik Ananto

ga boleh dikritisi bang...
nanti dimarahin ama om wandy...:))

salam,
ananto


On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:


  Enak sekali ...
cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.

Mohon di kritisi ...

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sabda Rasulullah saw :

 barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)

 gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:

 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).

 Tarjamahan ayat itu adalah:

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
30
 kali.

 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.

 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
 puluh tiga kali,

 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).

 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
 adalah sebagian dari iman).

 Salam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
Ananto pratikno.ananto@
wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
(Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
bagai
 Allah).
 
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
kesadaran
 itulah,
  lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
Tuhan
  sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
 
  Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan
 terukur.
  Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
 disesuaikan
  dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak
pula
  kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang
 tahu kenapa
  tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul
yang
  besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
saja yang
  tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
 
  Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu
 lilah 33
  kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
terbaca
  sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif
terbaca
  sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka
total
  berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya
  14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika
  benar-benar dibaca
  secara sungguhan dan diresapi.
 
  Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, bisa pandai
 bersyukur,
  bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan di atas
secara
 aktif
  dan teresapi dalam satu bulan.
 
  Dilanjutkan dengan membaca kalimah tahlil  La ilah illa Allah,
 Tiada Tuhan
  selain Allah. Sekian kali. Lalu berdoa. Berdoa memohon kebaikan
di
 Dunia
  dan kebaikan di Akhirat. Sungguh rangkaian bacaan yang bagus dan
sangat
  religius.
 
  Haruskah wiridan dilakukan dengan duduk setelah usai shalat
seperti
  kebiasaan kita? Ya tidak. Bisa saja Anda berwiridan, membaca-baca
 kalimah
  thayyibah sambil tiduran, dengan 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik banganut
ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu
mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari 33x
atau lebih dari 33x  apakah batal hukumnya ?

mohon pencerahan

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Terimakasih Pak Budi

 Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan
 bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau
 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah
 mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya
 kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa
 rahasia dibalik angka 33 itu... :)

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
 wrote:
 
  Sabda Rasulullah saw :
 
barangsiapa yg membacas setiap  selesai shalat subhanallah 33X,
 lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah  Akbar 33X maka dihapus dosanya
 walau sebanyak buih di lautan (Shahih  Bukhari)
 
  gotholoco gotholoco@
 wrote:  Kalau dieja
 atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga
kali.
Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
 kurang
paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
 
(entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
 telah
dikaruniakan kepada dirinya?).
 
Tarjamahan ayat itu adalah:
 
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
 Sebanyak 30
kali.
 
Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
 anugerahkan
kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
 Allah
Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
 
Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
puluh tiga kali,
 
(namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
 kelakuan menguap).
 
Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup
 Al
Bandungi.
(walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
adalah sebagian dari iman).
 
Salam
 
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
 wrote:

 *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*

 An-Nisa : 103-104
 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
 mengurangi atau
 menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
bacaan itu
 sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
 sudah
jadi
 dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah
 dan
RasulNya
 saja yang mengetahui.

 Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
 (Subhanallah),
 adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang
 Maha
Sempurna
 dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
 refleksi tulus
 dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
 melihat maslah,
 jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
 melihat
rahmat
 Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas
 dan tak
 hitungan.



 Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
 serba
 memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
 kasih,
bisa
 memuji keMaha-MuliaanNya.

 Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
 jiwa yang
 bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
 kasih itulah
 diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
 bagai
Allah).

 Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di
 hadapan
Tuhan. Diri
 seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala.
 Tak ada
 apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia,
 betapa Maha
 Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
 kesadaran
itulah,
 lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam,
 bahwa Tuhan
 sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.

 Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang
 dan
terukur.
 Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
disesuaikan
 dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan
 tidak pula
 kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk.
 Yang
tahu kenapa
 tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan
 kapsul yang
 besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
 saja yang
 tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.

 Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-
 hamdu
lilah 33
 kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
 terbaca
 sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif
 terbaca
 sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu,
 maka total
 berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan,
 jumlahnya
 14.850kali. Sebuah 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik banganut
kalau ngak di kritisi nanti ada yang memahami cukup ngewirid 33x ngak
perlu ibadah yang lain, kalau bikin dosa ngak apa-apa,nanti masuk sorga
juga sebab cukup ngewiridd 33x dosa sudah dihapus lalu masuk sorga
dengan berlenggang , enak tenaaan mas

wassalam

anut
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 ga boleh dikritisi bang...
 nanti dimarahin ama om wandy...:))

 salam,
 ananto


 On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Enak sekali ...
  cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
 
  Mohon di kritisi ...
 
  wassalam
 
  anut
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
keluarga-islam%40yahoogroups.com,
  bos gila pemudasuci@ wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
   barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X,
lalu
  alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
  sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
  
   gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
  33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
telah
   dikaruniakan kepada dirinya?).
  
   Tarjamahan ayat itu adalah:
  
   Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
  30
   kali.
  
   Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
anugerahkan
   kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
  Allah
   Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
   puluh tiga kali,
  
   (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).
  
   Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
   Bandungi.
   (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
   adalah sebagian dari iman).
  
   Salam
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
keluarga-islam%40yahoogroups.com,
  Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
   
*Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
   
An-Nisa : 103-104
Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
mengurangi
  atau
menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
   bacaan itu
sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
  sudah
   jadi
dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah
dan
   RasulNya
saja yang mengetahui.
   
Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
  (Subhanallah),
adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang
Maha
   Sempurna
dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
refleksi
  tulus
dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
  maslah,
jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
  melihat
   rahmat
Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
  tak
hitungan.
   
   
   
Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
  serba
memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
  kasih,
   bisa
memuji keMaha-MuliaanNya.
   
Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
  jiwa yang
bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
kasih
  itulah
diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
  bagai
   Allah).
   
Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
   Tuhan. Diri
seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala.
Tak
  ada
apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
  Maha
Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
  kesadaran
   itulah,
lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
  Tuhan
sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
   
Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang
dan
   terukur.
Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
   disesuaikan
dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan
tidak
  pula
kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang
   tahu kenapa
tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul
  yang
besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
  saja yang
tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
   
Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu
   lilah 33
kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
  terbaca
sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif
  terbaca
sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka
  total
berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan,
jumlahnya
14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika
benar-benar dibaca
secara sungguhan dan diresapi.
   
Logikanya, jiwa 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik gotholoco
Agar diskusi lebih berkembang jauh, maka patut juga direnungkan atau
dibahas, yang dimulai dari pertanyaan dari saya.  
Pertanyaannya adalah apakah orang gila itu suci dan kelak tidak
dihisab dan langsung masuk surga???

Mohon dibantah.
:)
 

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ga boleh dikritisi bang...
 nanti dimarahin ama om wandy...:))
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Enak sekali ...
  cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
 
  Mohon di kritisi ...
 
  wassalam
 
  anut
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
keluarga-islam%40yahoogroups.com,
  bos gila pemudasuci@ wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
   barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
  alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
  sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
  
   gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
  33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
   dikaruniakan kepada dirinya?).
  
   Tarjamahan ayat itu adalah:
  
   Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
  30
   kali.
  
   Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
   kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
  Allah
   Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
   puluh tiga kali,
  
   (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).
  
   Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
   Bandungi.
   (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
   adalah sebagian dari iman).
  
   Salam
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
keluarga-islam%40yahoogroups.com,
  Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
   
*Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
   
An-Nisa : 103-104
Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
  atau
menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
   bacaan itu
sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
  sudah
   jadi
dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
   RasulNya
saja yang mengetahui.
   
Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
  (Subhanallah),
adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
   Sempurna
dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
  tulus
dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
  maslah,
jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
  melihat
   rahmat
Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
  tak
hitungan.
   
   
   
Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
  serba
memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
  kasih,
   bisa
memuji keMaha-MuliaanNya.
   
Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
  jiwa yang
bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
  itulah
diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
  bagai
   Allah).
   
Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
   Tuhan. Diri
seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
  ada
apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
  Maha
Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
  kesadaran
   itulah,
lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
  Tuhan
sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
   
Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan
   terukur.
Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
   disesuaikan
dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak
  pula
kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang
   tahu kenapa
tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul
  yang
besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
  saja yang
tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
   
Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu
   lilah 33
kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
  terbaca
sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif
  terbaca
sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, maka
  total
berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu bulan, jumlahnya
14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus sanubari, jika
benar-benar dibaca
secara sungguhan dan diresapi.
   
Logikanya, jiwa sesorang muslim 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik wandysulastra
Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika 
setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu. 
Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat 
pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa 
yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat 
tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain 
lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja.

Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang 
ditinggalkan Rasulullah? 

Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan:

Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar
daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang
ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya
Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi
perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang
pedih '

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu
 mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari 
33x
 atau lebih dari 33x  apakah batal hukumnya ?
 
 mohon pencerahan
 
 wassalam
 
 anut
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
 wandysulastra@ wrote:
 
  Terimakasih Pak Budi
 
  Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan
  bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau
  1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah
  mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya
  kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa
  rahasia dibalik angka 33 itu... :)
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
  wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
 barangsiapa yg membacas setiap  selesai shalat subhanallah 
33X,
  lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah  Akbar 33X maka dihapus dosanya
  walau sebanyak buih di lautan (Shahih  Bukhari)
  
   gotholoco gotholoco@
  wrote:  Kalau 
dieja
  atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga
 kali.
 Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
  kurang
 paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
 mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
 (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
  telah
 dikaruniakan kepada dirinya?).
  
 Tarjamahan ayat itu adalah:
  
 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
  Sebanyak 30
 kali.
  
 Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
  anugerahkan
 kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat 
yang
  Allah
 Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
 Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah 
tashbih tiga
 puluh tiga kali,
  
 (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
  kelakuan menguap).
  
 Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang 
Ucup
  Al
 Bandungi.
 (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah 
air
 adalah sebagian dari iman).
  
 Salam
  
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto 
pratikno.ananto@
  wrote:
 
  *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
 
  An-Nisa : 103-104
  Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
  mengurangi atau
  menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, 
bahwa
 bacaan itu
  sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep 
yang
  sudah
 jadi
  dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya 
Allah
  dan
 RasulNya
  saja yang mengetahui.
 
  Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
  (Subhanallah),
  adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan 
yang
  Maha
 Sempurna
  dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
  refleksi tulus
  dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
  melihat maslah,
  jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
  melihat
 rahmat
  Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas
  dan tak
  hitungan.
 
 
 
  Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap 
Tuhan
  serba
  memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap 
terima
  kasih,
 bisa
  memuji keMaha-MuliaanNya.
 
  Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. 
Hanya
  jiwa yang
  bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima
  kasih itulah
  diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji 
hanya
  bagai
 Allah).
 
  Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di
  hadapan
 Tuhan. Diri
  seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha 
Segala.
  Tak ada
  apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia,
  betapa Maha
  Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak 

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik ahmad faqih

Bila mulai gila sebelum akil baligh, maka dianya tidak punya dosa.
Bila gilanya setelah akil baligh, maka ada dua kemungkinan :  dihisab, lalu
masuk syurga atau neraka.  Tergantung amalannya, dan akhir hayatnya gimana.

Gitu kali, ya? :)

Salam,
Faqih


On 1/3/07, gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote:


  Agar diskusi lebih berkembang jauh, maka patut juga direnungkan atau
dibahas, yang dimulai dari pertanyaan dari saya.
Pertanyaannya adalah apakah orang gila itu suci dan kelak tidak
dihisab dan langsung masuk surga???

Mohon dibantah.
:)


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ga boleh dikritisi bang...
 nanti dimarahin ama om wandy...:))

 salam,
 ananto


 On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Enak sekali ...
  cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
 
  Mohon di kritisi ...
 
  wassalam
 
  anut
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com
keluarga-islam%40yahoogroups.com,
  bos gila pemudasuci@ wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
   barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
  alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
  sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
  
   gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
  33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
   dikaruniakan kepada dirinya?).
  
   Tarjamahan ayat itu adalah:
  
   Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
  30
   kali.
  
   Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
   kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
  Allah
   Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
   puluh tiga kali,
  
   (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).
  
   Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
   Bandungi.
   (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
   adalah sebagian dari iman).
  
   Salam
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com
keluarga-islam%40yahoogroups.com,
  Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
   
*Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
   
An-Nisa : 103-104
Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
  atau
menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
   bacaan itu
sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
  sudah
   jadi
dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
   RasulNya
saja yang mengetahui.
   
Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
  (Subhanallah),
adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
   Sempurna
dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
  tulus
dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
  maslah,
jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
  melihat
   rahmat
Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
  tak
hitungan.
   
   
   
Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
  serba
memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
  kasih,
   bisa
memuji keMaha-MuliaanNya.
   
Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
  jiwa yang
bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
  itulah
diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
  bagai
   Allah).
   
Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
   Tuhan. Diri
seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
  ada
apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
  Maha
Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
  kesadaran
   itulah,
lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
  Tuhan
sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
   
Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang seimbang dan
   terukur.
Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
   disesuaikan
dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan tidak
  pula
kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. Yang
   tahu kenapa
tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan kapsul
  yang
besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
  saja yang
tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
   
Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-hamdu
   lilah 33
kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
  

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik wandysulastra
Om Nanto, saya kan hanya mengutip tulisan anda yang menyebutkan 
jangan bertanya kenapa dan kenapa tentang hal ini, hehehehe

Sekedar tambahan, dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa amalan ini 
hanya akan menghapus dosa-dosa KECIL saja, tidak termasuk dosa yang 
besar. Setuju dengan Om Anut bahwa amalan ini bukan hanya sekedar 
dibaca kemudian dosa terhapus, namun ada syarat2 tertentu yang harus 
dipenuhinya...

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 ga boleh dikritisi bang...
 nanti dimarahin ama om wandy...:))
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Enak sekali ...
  cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
 
  Mohon di kritisi ...
 
  wassalam
 
  anut
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
40yahoogroups.com,
  bos gila pemudasuci@ wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
   barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, 
lalu
  alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
  sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
  
   gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
  33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya 
kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang 
telah
   dikaruniakan kepada dirinya?).
  
   Tarjamahan ayat itu adalah:
  
   Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 
Sebanyak
  30
   kali.
  
   Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT 
anugerahkan
   kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
  Allah
   Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah 
tashbih tiga
   puluh tiga kali,
  
   (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, 
kelakuan menguap).
  
   Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup 
Al
   Bandungi.
   (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
   adalah sebagian dari iman).
  
   Salam
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%
40yahoogroups.com,
  Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
   
*Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
   
An-Nisa : 103-104
Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau 
mengurangi
  atau
menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
   bacaan itu
sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
  sudah
   jadi
dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya 
Allah dan
   RasulNya
saja yang mengetahui.
   
Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
  (Subhanallah),
adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang 
Maha
   Sempurna
dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah 
refleksi
  tulus
dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam 
melihat
  maslah,
jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
  melihat
   rahmat
Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas 
dan
  tak
hitungan.
   
   
   
Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
  serba
memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
  kasih,
   bisa
memuji keMaha-MuliaanNya.
   
Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
  jiwa yang
bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima 
kasih
  itulah
diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
  bagai
   Allah).
   
Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di 
hadapan
   Tuhan. Diri
seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha 
Segala. Tak
  ada
apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, 
betapa
  Maha
Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
  kesadaran
   itulah,
lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, 
bahwa
  Tuhan
sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
   
Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang 
seimbang dan
   terukur.
Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat seimbang
   disesuaikan
dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak berlebih dan 
tidak
  pula
kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai petunjuk. 
Yang
   tahu kenapa
tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, sedangkan 
kapsul
  yang
besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter pembuat resep
  saja yang
tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup mentaati saja.
   
Bila Subahanallah dibaca 33 kali setiap usai shalat, Al-
hamdu
   lilah 33
kali dan Allah Akbar juga demikian, maka masing-masing akan
  terbaca
sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara kumulatif
  terbaca
sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu minggu, 
maka
  total
berjumlah 3465 kali. Jika 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik joseph khaidar
nambahin yah..
   
  orang gila masuk surga? ane juga kurang faham.. tapi yang ane tau, apa 
penyebab yang membuat orang ntu gila... memang ada orang yang dalam ibadahnye 
gugur karena keterbatasan fisik atawa akalne. jangan musingin ntu orang masuk 
mane.. mungkin diri kite sekarang juge dah gile dengan mencintai kehidupan yang 
ga jelas kaye gini.. 
   
  terus kalo dosa di hapus dengan bacaan 33 kali, para rosul ga perlu berjuang 
biar islam ni dzohir... emang si ane ga terlalu ngikutin masaleh ni... tapi 
Alloh selalu meminjam barang lain untuk menceritakan barang yang lain.. emang 
bener kate Nabi Muhammad kalo kamu mencintai Alloh ikutilah aku, tapi bukan 
secara fisik.. dan ane rase temen2 juga tau.. layaknya isa dalam alkitab bilang 
kalo kau mencintai Alloh ikutilah aku maka kau harus siap disasah dan memanggul 
salib.. musa ga perlu muter2 selama 40 tahun di gurun sinai supaya dya 
mendapatkan surga. 
   
  tar ane tambahin lagi...
   
  Paulus hamed  sabeni

gotholoco [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Agar diskusi lebih berkembang jauh, maka patut juga direnungkan atau
dibahas, yang dimulai dari pertanyaan dari saya. 
Pertanyaannya adalah apakah orang gila itu suci dan kelak tidak
dihisab dan langsung masuk surga???

Mohon dibantah.
:)


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ga boleh dikritisi bang...
 nanti dimarahin ama om wandy...:))
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 1/2/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Enak sekali ...
  cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan.
 
  Mohon di kritisi ...
 
  wassalam
 
  anut
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
keluarga-islam%40yahoogroups.com,
  bos gila pemudasuci@ wrote:
  
   Sabda Rasulullah saw :
  
   barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu
  alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau
  sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
  
   gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan
  33 kali adalah Tiga puluh tiga
   kali.
   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang
   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
  
   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah
   dikaruniakan kepada dirinya?).
  
   Tarjamahan ayat itu adalah:
  
   Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak
  30
   kali.
  
   Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan
   kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang
  Allah
   Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
  
   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga
   puluh tiga kali,
  
   (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap).
  
   Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al
   Bandungi.
   (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air
   adalah sebagian dari iman).
  
   Salam
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
keluarga-islam%40yahoogroups.com,
  Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
   
*Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
   
An-Nisa : 103-104
Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi
  atau
menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa
   bacaan itu
sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang
  sudah
   jadi
dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan
   RasulNya
saja yang mengetahui.
   
Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
  (Subhanallah),
adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha
   Sempurna
dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi
  tulus
dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat
  maslah,
jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
  melihat
   rahmat
Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan
  tak
hitungan.
   
   
   
Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan
  serba
memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima
  kasih,
   bisa
memuji keMaha-MuliaanNya.
   
Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya
  jiwa yang
bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih
  itulah
diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya
  bagai
   Allah).
   
Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan
   Tuhan. Diri
seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak
  ada
apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha Mulia, betapa
  Maha
Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak tertandingi. Dari
  kesadaran
   itulah,
lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling dalam, bahwa
  Tuhan
sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan Allah Akbar.
   
Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik banganut
wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah dan 
ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara keseluruhan.
Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih jangan
terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat Allah
tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah

Kang Wandy,  melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai kena
azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan
berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ?

Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau pakai
biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti benar
33x.

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika
 setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu.
 Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat
 pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa
 yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat
 tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain
 lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja.

 Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang
 ditinggalkan Rasulullah?

 Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan:

 Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar
 daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang
 ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya
 Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi
 perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang
 pedih '

 Salam :)
 WnS

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@
 wrote:
 
  ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu
  mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari
 33x
  atau lebih dari 33x  apakah batal hukumnya ?
 
  mohon pencerahan
 
  wassalam
 
  anut
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
  wandysulastra@ wrote:
  
   Terimakasih Pak Budi
  
   Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan
   bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau
   1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah
   mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya
   kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa
   rahasia dibalik angka 33 itu... :)
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
   wrote:
   
Sabda Rasulullah saw :
   
  barangsiapa yg membacas setiap  selesai shalat subhanallah
 33X,
   lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah  Akbar 33X maka dihapus dosanya
   walau sebanyak buih di lautan (Shahih  Bukhari)
   
gotholoco gotholoco@
   wrote:  Kalau
 dieja
   atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga
  kali.
  Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
   kurang
  paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
  mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
   
  (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
   telah
  dikaruniakan kepada dirinya?).
   
  Tarjamahan ayat itu adalah:
   
  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
   Sebanyak 30
  kali.
   
  Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
   anugerahkan
  kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat
 yang
   Allah
  Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
   
  Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah
 tashbih tiga
  puluh tiga kali,
   
  (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
   kelakuan menguap).
   
  Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang
 Ucup
   Al
  Bandungi.
  (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah
 air
  adalah sebagian dari iman).
   
  Salam
   
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto
 pratikno.ananto@
   wrote:
  
   *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
  
   An-Nisa : 103-104
   Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
   mengurangi atau
   menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya,
 bahwa
  bacaan itu
   sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep
 yang
   sudah
  jadi
   dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya
 Allah
   dan
  RasulNya
   saja yang mengetahui.
  
   Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih
   (Subhanallah),
   adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan
 yang
   Maha
  Sempurna
   dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah
   refleksi tulus
   dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam
   melihat maslah,
   jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih
   melihat
  rahmat
   

Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik Ananto

hehehe...

kalo saya lupa bawa biji tasbih, biasanya suka bolak balik dan ga yakin...
ini sudah 33 apa masih 32? kalau ga yakin biasanya diulang lagi... hehehe...
kalau diulang lagi, berarti 33 + 32 = 65 kali... itupun kalau ga yakinnya
sekali... la gimana kalo ga yakin nya 5 kali? silahkan hitung sendiri...
cape kan?

salam,
ananto


On 1/3/07, banganut [EMAIL PROTECTED] wrote:


  wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah dan
ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara keseluruhan.
Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih jangan
terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat Allah
tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah

Kang Wandy, melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai kena
azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan
berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ?

Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau pakai
biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti benar
33x.

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
wandysulastra
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu ketika
 setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih dahulu.
 Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat
 pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari apa
 yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat
 tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain
 lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja.

 Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang
 ditinggalkan Rasulullah?

 Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan:

 Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar
 daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang
 ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya
 Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi
 perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang
 pedih '

 Salam :)
 WnS

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
banganut banganut@
 wrote:
 
  ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau ghairu
  mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang dari
 33x
  atau lebih dari 33x apakah batal hukumnya ?
 
  mohon pencerahan
 
  wassalam
 
  anut
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com,
wandysulastra
  wandysulastra@ wrote:
  
   Terimakasih Pak Budi
  
   Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan perintah/Dalil, dan
   bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 200, atau
   1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena Rasulullah
   mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan tanya
   kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa
   rahasia dibalik angka 33 itu... :)
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com,
bos gila pemudasuci@
   wrote:
   
Sabda Rasulullah saw :
   
barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah
 33X,
   lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya
   walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari)
   
gotholoco gotholoco@
   wrote: Kalau
 dieja
   atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga
kali.
Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya
   kurang
paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan
mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
   
(entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang
   telah
dikaruniakan kepada dirinya?).
   
Tarjamahan ayat itu adalah:
   
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
   Sebanyak 30
kali.
   
Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT
   anugerahkan
kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat
 yang
   Allah
Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
   
Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah
 tashbih tiga
puluh tiga kali,
   
(namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
   kelakuan menguap).
   
Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang
 Ucup
   Al
Bandungi.
(walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah
 air
adalah sebagian dari iman).
   
Salam
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam%40yahoogroups.com,
Ananto
 pratikno.ananto@
   wrote:

 *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*

 An-Nisa : 103-104
 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau
   mengurangi atau
 menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya,
 bahwa
bacaan itu
 sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep
 yang
   sudah
jadi
 dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya
 Allah
   dan
RasulNya
 saja yang mengetahui.

 Tapi, jika 

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik wandysulastra
Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa 
yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya 
lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. 
Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan Rasulullah 
mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang 
diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah PENAMBAHAN 
yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. Artinya, 
mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan lebih 
utama, walaupun kelihatannya lebih simple.
 
Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? 
Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2?

Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan tentang 
perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah,

Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang datang
kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu
Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia 
berkata,Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam ihram Ia berkata, Saya ingin ihram dari masjid dari samping 
makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), Ia berkata, Jangan 
kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah, Ia 
berkata, Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya menambahkan 
beberapa mil saja! Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar 
daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang 
ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? Sesungguhnya 
Allah berfirman, Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi 
perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang 
pedih (QS 24:63).'

Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat
seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit
fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, Wahai
Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah akan
menyiksa saya karena shalat? Ia menjawab : Tidak, tetapi Allah akan
menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah

Sedangkan bagi mereka yang suka meninggalkan ibadah sunnah, walaupun 
hukumnya tidak mendapat dosa, tapi hal itu merupakan kerugian yang 
sangat besar. Karena mengerjakan ibadah Sunnah merupakan satu cara 
agar kita menjadi dekat kepada Allah, sehingga Allah mencintai kita. 
Tekun menjalankan dan mengamalkan sunnah adalah berarti Patuh dan 
ta`at kepada Rasulullah. Allah berfirman, 

Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, 
dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar 
(perintah-perintahnya) (QS 8:20) 

Berkata Abu Bakar as Shiddiq, Tiada sesuatu pun yang pernah 
dilakukan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kecuali aku 
melakukannya dan tidak pernah aku meninggalkannya. Aku bimbang jika 
aku meninggalkan sedikit saja yang beliau perintahkan, maka aku akan 
menyimpang. 

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah dan 
 ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara 
keseluruhan.
 Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih 
jangan
 terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat 
Allah
 tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah
 
 Kang Wandy,  melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, sampai 
kena
 azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan
 berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ?
 
 Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau 
pakai
 biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah pasti 
benar
 33x.
 
 wassalam
 
 anut
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
 wandysulastra@ wrote:
 
  Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu 
ketika
  setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih 
dahulu.
  Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang sahabat
  pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang dari 
apa
  yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta sahabat
  tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, selain
  lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja.
 
  Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang
  ditinggalkan Rasulullah?
 
  Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan:
 
  Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar
  daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang
  ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? 
Sesungguhnya
  Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi
  perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang
  pedih '
 
  Salam :)
  WnS
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@
  wrote:
  
   ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau 
ghairu
   mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca kurang 
dari
  33x
   atau lebih dari 33x  apakah batal hukumnya ?
  

[keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?

2007-01-02 Terurut Topik al.fatih
Nambahin dikit ya kang...

Di antara sabahat yang utama yang sangat berittiba kepada Rasulullah 
adalah Umar dan Ustman radhiyallahu 'anhum. Merekalah salah satunya 
yang kata Rasul wajib dipengang sunnahnya selain dari pada sunah 
beliau sendiri. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnadnya.

Dari Ibnu Al Musayab, bahwasanya Ustman ra pergi untuk melaksanakan 
ibadah haji, ketika dia berada di tengah perjalanan, seseorang 
mengatakan kepada Ali radiyallahu `anhu, Sesungguhnya dilarang 
mengerjakan umrah ke haji secara tamattu. Ali radhiyallahu `anhu 
kemudian berkata kepada sahabatnya jika ia berangkat maka 
berangkatlah kalian semua. Ali radhiyallahu `anhu dan sahabatnya 
lalu berniat dan bertalbiyah untuk umrah, namun Ustman 
radhiyallahu `anhu tidak berbicara kepadanya dalam hal itu. Ali 
radhiyallahu `anhu kemudian berkata kepada Ustman 
radhiyallahu `anhu,Bukankah aku telah dikabarkan bahwa engkau telah 
melarang tamattu umrah?, Ustman radhiyallahu `anhu 
menjawab.Benar. Ali radhiyallahu `anhu berkata, Jadi engkau belum 
mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam pernah 
bertamattu. Ustaman radhiyallahu `anhu menjawab,Benar.


Dari Ya'la bin Umayah, ia berkata,Aku thawaf bersama Umar 
radhiyallahu `anhu ketika sampai di sudut yang menyambung ke pintu 
Ka'bah dan Hajar Aswad, lalu aku menarik tangannya untuk memberi 
salam kepadanya. Namu ia (Umar) berkata,Tidakkah engkau pernah 
melakukan thawaf bersama Rasulullah?, Aku menjawab,Ya pernah. 
Umar radhiyallahu `anhu kemudian berkata,Pernahkah engkau melihat 
beliau memberi salam kepadanya?. Aku menjawab,Tidak. Umar 
radhiyallahu `anhu berkata,Tinggalkan hal itu, karena sesungguhnya 
pada Rasulullah ada teladan yang baik untukmu.

Dari hadits di atas Umar dan Ustman radhiyallahu `anhum sama sekali 
tidak memerintahkan sesuatu yang Rasulullah pun tidak memerintahkan 
dan melakukannya. Jika mereka berdua tidak pernah mendengar atau 
melihat Rasulullah melakukan sesuatu maka cukuplah mereka diam dan 
meninggalkan apa yang akan menyelisihinya. Cukup bagi mereka 
Rasulullah sebagai contoh.

Wallahu'alam bis shawab




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa 
 yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya 
 lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. 
 Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan 
Rasulullah 
 mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang 
 diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah 
PENAMBAHAN 
 yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. 
Artinya, 
 mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan 
lebih 
 utama, walaupun kelihatannya lebih simple.
  
 Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? 
 Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2?
 
 Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan tentang 
 perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah,
 
 Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang datang
 kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu
 Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia 
 berkata,Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi 
wa 
 sallam ihram Ia berkata, Saya ingin ihram dari masjid dari 
samping 
 makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), Ia berkata, Jangan 
 kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah, 
Ia 
 berkata, Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya 
menambahkan 
 beberapa mil saja! Ia berkata, Fitnah manakah yang lebih besar 
 daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang 
 ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? 
Sesungguhnya 
 Allah berfirman, Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi 
 perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang 
 pedih (QS 24:63).'
 
 Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat
 seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit
 fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, Wahai
 Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah akan
 menyiksa saya karena shalat? Ia menjawab : Tidak, tetapi Allah 
akan
 menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah
 
 Sedangkan bagi mereka yang suka meninggalkan ibadah sunnah, 
walaupun 
 hukumnya tidak mendapat dosa, tapi hal itu merupakan kerugian yang 
 sangat besar. Karena mengerjakan ibadah Sunnah merupakan satu cara 
 agar kita menjadi dekat kepada Allah, sehingga Allah mencintai 
kita. 
 Tekun menjalankan dan mengamalkan sunnah adalah berarti Patuh dan 
 ta`at kepada Rasulullah. Allah berfirman, 
 
 Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, 
 dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar 
 (perintah-perintahnya) (QS 8:20) 
 
 Berkata Abu Bakar as Shiddiq, Tiada sesuatu pun yang pernah 
 dilakukan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kecuali