Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah
Pak Ary jangan salah mengerti juga. Ini bukan masalah empati bukan masalah sapa yg bener sapa yg salah. Tapi inilah realita keberagaman ibadah tiap agama :-) Di Islam, dalam ibadah shalat kiblat itu suatu yg prinsip, bukan berarti kita mau memberhalakan yg jadi kiblat. Itu poin utamanya. Kita sepakat. Di agama lain ritual ibadah mereka juga punya hal yg prinsip yg tidak sama dengan kita. Tapi bukan masalah kiblat/arah, atau memberhalakan patung Saya sejak semula tidak menganggap kristen memberhalakan patung, lha wong kenyataannya gak gitu. [ saya kan hidup dengan oran nasrani puluhan tahun :-) ] Saya juga pernah kok lihat ibadah mereka [masuk gereja ] Shalat perlu arah, setuju dengan istilahnya Pak HMNA karena juga tatacara shalat yg unik. Ada gerakan2 yg perlu ruang cukup lebar, lha kalo gak punya arah yg pasti bisa dong sholatnya amprokan, kalo lagi berjamaah :-) Sedangkan di nasrani tatacara ibadah mereka lebih luwes. Ke gereja itu ibarat kita shalat jamaah di masjid. Kalo di rumah mereka bisa melakukan ibadat sambil duduk, berlutut mau madep mana juga gak pa-pa, mau pake baju yg gak nutup aurat nggak usah suci juga ndak apa2. Yg sering saya lihat adalah melingkar dengan imamnya di tengah atau ada juga yg seperti anak sekolahan. Di komunitas kristen advent hari ke 7 bahkan 'gereja' nya seperti rumah/gedung biasa, karena mereka tidak suka hiasan2, mereka kan juga tidak berhias misalnya pake kalung salib. Di kristen ortodoks bahkan mereka beribadah ada yg seperti kalo kita zikiran, duduk lesehan sambil menyanyi kidung2, yg perempuan memakai kerudung, imamnya memakai gamis kayak orang Arab tapi hitam dan tanpa kafiyeh :-) Arah kiblat itu juga jadi kepedulian gak melulu untuk sholat tapi juga 'fengshui' letak tempat tidur misalanya. Afdolnya menghadap kiblat, orang mati dikubur juga gitu. Di perumahan islamic village, karawaci tangerang konon bikin rumah konsepnya juga mengarah ke model rumah islami. -- Masalahnya sekarang Nisa seolah [ seolah nih ya] yg dapat saya cerna tulisannya;menganggap bahwa agama non Islam juga punya 'tradisi' yg sama dengan penuturan : 'jikalau' tentang cara ibadah [ masalah kiblat/arah ] yaitu dengan memberhalakan patung. Untuk masalah agama itu ngomong; "jikalau; jika, kalau, umpama" hal yg sensitif :-) Saya kan dah pengumuman dari dulu bahwa WM itu juga di baca oleh anggota diam, yg non muslim juga banyak. Saya itu seperti penyambung lidah bagi mereka :-) Kalo di milisnya Pak Radityo memang mereka saling 'berantem', tapi di WM; non muslim itu jadi penonton. Kemudian kalo keyakinan mereka diomongin meskipun hanya dengan 'misalnya'- jikalau' pasti ada juga yg nasping. Hingga perlu Pak HMNA di milis tetangga itu juga kasih kotbah :-) Atau ada juga yg japri saya. Salam :-) l.meilany - Original Message - From: asetijadi2004 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 08, 2007 1:58 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah mbak Mei, saya kira memang nggak nyambung. IMHO, Mbak Chae itu mau bilang, adalah TERSESAT jika kita TIDAK PUNYA EMPATI (ini kata kunci) untuk mengerti orang lain dan cuman dengan keras kepala bilang GUE YANG BENER, ELO SALAH. BAGI KITA MUSLIM, dan saya kira mbak Chae juga sudah tahu, tentu saja menghadap ka'bah itu BUKAN penyembahan berhala. Dan BAGI MEREKA NON MUSLIM, keberadaan patung-patung atau simbol-simbol itu juga BUKAN penyembahan berhala. Kalo mbak Mei bilang itu 'pemusatan' (apapun artinya). Ya MIRIP begitu itu juga lah makna patung2 itu bagi MEREKA. Nah, kita yang muslim ini sering SOK TAHU DAN USIL bilang bahwa orang yang beragama lain itu MENYEMBAH BERHALA. salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya pikir Nisa salah mengerti:-) > Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] ketika shalat. > Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke arah Masjidil Haram. > Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah. > Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas supaya gak nyasar :-) > > Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram. > Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah. > > Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, Trimurti itu sebagai media pemusatan? > Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-) > Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : pastur, pendeta, pedande misalnya yg memimpin > peribadatan. > Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti misalnya di masjid sering banyak lukisan > kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, keramik yg ber
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Nah ini dia baru mak nyusss.:-) Trimakasih Pak HMNA. Ternyata susah sekali mendiskripsikan Ka'bah sesuai yg saya maksud dengan menuangkannya di tulisan. Trimakasih skali lagi Salam l.meilany - Original Message - From: H. M. Nur Abdurrahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 07, 2007 10:11 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah itu hanya arah qiblat, bukan media pemusatan pikiran, hanya pemusatan arah saja. Shalat dalam kendaraan misalnya di atas pesawat terbang yang arah terbangnya membelakangi Makkah, maka orang shalat itu tidak menghadap Ka'bah. Atau sedang kabut, tidak punya pedoman, ya diperkirakan saja di mana itu arah Qiblat. Dan setelah selesai shalat, udara cerah kembali, kabut sudah hilang dan ternyata shalat kita waktu kabut itu tadi tidak betul arahnya, alias tidak menghadap ke Ka'bah, maka shalat TIDAK PERLU DIULANGI. Ummat Islam sangat dianjurkan shalat berjamaah. Kalau tidak ada aturan shalat menghadap Ka'bah, dan yang mau shalat Maghrib itu terdiri atas orang Cina, Arab, Indian, Eskimo, Indonesia, Le Soto (tahu Le Soto itu di mana?) dan masing-masing ngotot mau menghadap ke Ibu Kota negaranya masing-masing, dan berunding, berunding, belum ada keputusan, sudah masuk waktu 'Isya, karena waktu Maghrib itu pendek, tidak jadilah itu shalat. Jadi kalau mau pakai otak sedikit, maka itu penentuan arah qiblat ke Ka'bah, itu masalah teknis saja. Think ! Wassalam HMNA Posted by: "Chae" [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) - Sekarang dengan penyimpanan 1GB http://id.mail.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
sebenarnya mencari lokasi ka'bah jauh lebih kompleks daripada sekedar mencari arah mata angin, barat, timur, utara, selatan. saya nggak kebayang, kalau misalnya ditaruh di suatu lokasi, saya tidak akan tahu di mana ka'bah, kecuali saya melihat peta, kemudian tahu arah lokasi saya dengan ka'bah, kemudian menentukan di mana arah itu di lokasi saya berada. syukur Alhamdulillah teknologi GPS sekarang bisa memudahkan penentuan lokasi dan arah ka'bah. kalau soal teknis, menurut saya gampangan orang jepang menghadap matahari, tinggal cari arah timur dan hormat pada matahari. makanya jaman penjajahan orang2 ribut dengan jepang. gara2 orang islam di indonesia sholat menghadap barat (kiblat), sementara penjajah jepang nyuruh menghadap timur. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/7/07, H. M. Nur Abdurrahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > Ka'bah itu hanya arah qiblat, bukan media pemusatan pikiran, hanya pemusatan > arah saja. Shalat dalam kendaraan misalnya di atas pesawat terbang yang arah > terbangnya membelakangi Makkah, maka orang shalat itu tidak menghadap Ka'bah. > Atau sedang kabut, tidak punya pedoman, ya diperkirakan saja di mana itu arah > Qiblat. Dan setelah selesai shalat, udara cerah kembali, kabut sudah hilang > dan ternyata shalat kita waktu kabut itu tadi tidak betul arahnya, alias > tidak menghadap ke Ka'bah, maka shalat TIDAK PERLU DIULANGI. > > Ummat Islam sangat dianjurkan shalat berjamaah. Kalau tidak ada aturan > shalat menghadap Ka'bah, dan yang mau shalat Maghrib itu terdiri atas orang > Cina, Arab, Indian, Eskimo, Indonesia, Le Soto (tahu Le Soto itu di mana?) > dan masing-masing ngotot mau menghadap ke Ibu Kota negaranya masing-masing, > dan berunding, berunding, belum ada keputusan, sudah masuk waktu 'Isya, > karena waktu Maghrib itu pendek, tidak jadilah itu shalat. Jadi kalau mau > pakai otak sedikit, maka itu penentuan arah qiblat ke Ka'bah, itu masalah > teknis saja.
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Dear Abah, Dalam kasus agama lain juga begitu Abah, patung dan ornamen lainya merupakan petunjuk arah saja ...kebayang kan kalau pas berdoa sama-sama kalau tidak ada patung atau ornamen yang lainya bisa-bisa saling munggungin;)) jadi sama kan hanya masalah teknis saja..itu kalau mau pake otak loh!!!:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ka'bah itu hanya arah qiblat, bukan media pemusatan pikiran, hanya pemusatan arah saja. Shalat dalam kendaraan misalnya di atas pesawat terbang yang arah terbangnya membelakangi Makkah, maka orang shalat itu tidak menghadap Ka'bah. Atau sedang kabut, tidak punya pedoman, ya diperkirakan saja di mana itu arah Qiblat. Dan setelah selesai shalat, udara cerah kembali, kabut sudah hilang dan ternyata shalat kita waktu kabut itu tadi tidak betul arahnya, alias tidak menghadap ke Ka'bah, maka shalat TIDAK PERLU DIULANGI. > > Ummat Islam sangat dianjurkan shalat berjamaah. Kalau tidak ada aturan shalat menghadap Ka'bah, dan yang mau shalat Maghrib itu terdiri atas orang Cina, Arab, Indian, Eskimo, Indonesia, Le Soto (tahu Le Soto itu di mana?) dan masing-masing ngotot mau menghadap ke Ibu Kota negaranya masing-masing, dan berunding, berunding, belum ada keputusan, sudah masuk waktu 'Isya, karena waktu Maghrib itu pendek, tidak jadilah itu shalat. Jadi kalau mau pakai otak sedikit, maka itu penentuan arah qiblat ke Ka'bah, itu masalah teknis saja. > Think ! > Wassalam > HMNA > > > > Posted by: "Chae" chairunisa_mahadewi@ chairunisa_mahadewi > Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) > Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang > kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka > berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) > > > - > Sekarang dengan penyimpanan 1GB > http://id.mail.yahoo.com/ > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Ka'bah itu hanya arah qiblat, bukan media pemusatan pikiran, hanya pemusatan arah saja. Shalat dalam kendaraan misalnya di atas pesawat terbang yang arah terbangnya membelakangi Makkah, maka orang shalat itu tidak menghadap Ka'bah. Atau sedang kabut, tidak punya pedoman, ya diperkirakan saja di mana itu arah Qiblat. Dan setelah selesai shalat, udara cerah kembali, kabut sudah hilang dan ternyata shalat kita waktu kabut itu tadi tidak betul arahnya, alias tidak menghadap ke Ka'bah, maka shalat TIDAK PERLU DIULANGI. Ummat Islam sangat dianjurkan shalat berjamaah. Kalau tidak ada aturan shalat menghadap Ka'bah, dan yang mau shalat Maghrib itu terdiri atas orang Cina, Arab, Indian, Eskimo, Indonesia, Le Soto (tahu Le Soto itu di mana?) dan masing-masing ngotot mau menghadap ke Ibu Kota negaranya masing-masing, dan berunding, berunding, belum ada keputusan, sudah masuk waktu 'Isya, karena waktu Maghrib itu pendek, tidak jadilah itu shalat. Jadi kalau mau pakai otak sedikit, maka itu penentuan arah qiblat ke Ka'bah, itu masalah teknis saja. Think ! Wassalam HMNA Posted by: "Chae" [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) - Sekarang dengan penyimpanan 1GB http://id.mail.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah
kemanapun melangkah apapapun yg kita > kerjakan, Allah melihat. > > Gusti Allah ora sare, begitulah kira2nya ayah saya dulu bilang :-) > > > > Patung2 Yesus, Bunda Maria, Budha tidak diberhalakan [ di sembah]. > Kalo disembah masakan miniatur patung itu bisa > > dijual dipasar, toko suvenir untuk hiasan, pajangan, ngganjel > kertas dll. Itu kan hanya sebuah benda yg tak ada ruhnya. > > Benda2 itu bukan berhala. Berhala itu dituhankan, dihormati:-) > > > > Jadi seperti Pak Wikan bilang; bahwa terjadi salah mengerti. Bahwa > berhala itu kan artinya patung dewa2 yg dipuja/disembah. > > Lha Yesus, Bunda Maria, Budha kan juga manusia, bukan berhala > seperti latha, uzza, manat :-) > > :-) > > > > salam > > l.meilany > > > > - Original Message - > > From: Chae > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Monday, May 07, 2007 2:10 PM > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama > sama? > > > > > > Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama > yang > > kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka > > berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > wrote: > > > > > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > > > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > > > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah > berada. > > > > > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang > perintah > > Allah untuk > > > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > > > > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non > Islam. > > > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada > > satu titik - kiblat - masjidil haram. > > > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat > didunia > > ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > > > Subhanallah! > > > > > > Salam > > > l.meilany > > > > > > - Original Message - > > > From: Chae > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama > sama? > > > > > > > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > > > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) > kadang > > > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak > waspada dan > > > jauh dari intropeksi diri.. > > > > > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali > sehari > > > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, > > tetapi > > > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran > dan > > > > kepercayaan menyimpang... > > > > > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak > ada di > > > qur'an > > > > dan nyata2 menyembah patung. > > > > > > > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain > islam > > dalam > > > > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah > > kepada > > > > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Dan > > > > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > > 05/01/2007 03:45 PM > > > > Please respond to wanita-muslimah > > > > > > > > > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - > > > semua agama sama? > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan > sering > > > > juga mereka memiliki k
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah
mbak Mei, saya kira memang nggak nyambung. IMHO, Mbak Chae itu mau bilang, adalah TERSESAT jika kita TIDAK PUNYA EMPATI (ini kata kunci) untuk mengerti orang lain dan cuman dengan keras kepala bilang GUE YANG BENER, ELO SALAH. BAGI KITA MUSLIM, dan saya kira mbak Chae juga sudah tahu, tentu saja menghadap ka'bah itu BUKAN penyembahan berhala. Dan BAGI MEREKA NON MUSLIM, keberadaan patung-patung atau simbol-simbol itu juga BUKAN penyembahan berhala. Kalo mbak Mei bilang itu 'pemusatan' (apapun artinya). Ya MIRIP begitu itu juga lah makna patung2 itu bagi MEREKA. Nah, kita yang muslim ini sering SOK TAHU DAN USIL bilang bahwa orang yang beragama lain itu MENYEMBAH BERHALA. salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya pikir Nisa salah mengerti:-) > Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] ketika shalat. > Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke arah Masjidil Haram. > Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah. > Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas supaya gak nyasar :-) > > Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram. > Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah. > > Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, Trimurti itu sebagai media pemusatan? > Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-) > Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : pastur, pendeta, pedande misalnya yg memimpin > peribadatan. > Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti misalnya di masjid sering banyak lukisan > kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, keramik yg bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, digeletakan begitu saja, katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering pesan, lebih murah daripada nyewa orang untuk menulis > seluas dinding masjid :-) > Di rumah2 bahkan ada pigura ayat kursi, surat yasin, asmaul husna, apakah itu di berhalakan. > Itu kan cuma hiasan. Dibuat dari tinta emas, benang emas, kruistik, lukisan, ukiran dll. > Lina Alwi-Koestoer sang arsitek [ kemanakah dia ] tentu lebih tahu... :-) > Tapi kan ada juga memang 'memberhalakan'; katanya tarok pigura ayat kursi dekat pintu masuk supaya rumahnya aman sejahtera, nggak kemasukkan maling? > Sebenarnya kan pigura itu sebagai pengingat, jadi ketika lewat pintu itu 10 x, 10 x pulalah ayat kursi di baca :-). > Kita jadi 'eling' -sadar kemanapun melangkah apapapun yg kita kerjakan, Allah melihat. > Gusti Allah ora sare, begitulah kira2nya ayah saya dulu bilang :-) > > Patung2 Yesus, Bunda Maria, Budha tidak diberhalakan [ di sembah]. Kalo disembah masakan miniatur patung itu bisa > dijual dipasar, toko suvenir untuk hiasan, pajangan, ngganjel kertas dll. Itu kan hanya sebuah benda yg tak ada ruhnya. > Benda2 itu bukan berhala. Berhala itu dituhankan, dihormati:-) > > Jadi seperti Pak Wikan bilang; bahwa terjadi salah mengerti. Bahwa berhala itu kan artinya patung dewa2 yg dipuja/disembah. > Lha Yesus, Bunda Maria, Budha kan juga manusia, bukan berhala seperti latha, uzza, manat :-) > :-) > > salam > l.meilany > > ----- Original Message - > From: Chae > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Monday, May 07, 2007 2:10 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang > kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka > berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" wrote: > > > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. > > > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah > Allah untuk > > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. > > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada > satu titik - kiblat - masjidil haram. > > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia > ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > > Subhanallah! > > > > Salam > > l.meilany > > > > - Original Message - > > From: Chae > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Ra mudheng aku mba ... eh ampun, gak pake 'disobek-sobek' kaannn...?! salam ampun, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Begini Pak Satriyo saya jadi berpikir dengan apa yg saya bilang. > Kata 'pemusatan' kok jadi ada salah pengertian [ ada member WM diam yg bilang] > > Kata, kalimat2 yg di tuliskan memang suka susah dimengerti. > > Jadi pada teman member diam/tetangga WM bisanya cuma sms-an, maksute begini : > > Kalo dari rumah saya menuju ke Blok M arahnya ke timur. > Yg jadi tujuan saya adalah Blok M [ kalo sholat adalah Allah] > Untuk menuju ke arah blok M saya harus melangkahkan kaki ke arah timur, > arah timur itu diartikan dengan kiblat. > > Kalo saya berada di Tebet kan harus ke arah barat untuk sampai ke blok M. > > Jadi Blok M adalah pusat dimana kita bertemu. [ Mosok nulis di milis saja ndak mau] > Puaaa yapuass :-D > > Salam puas > l.meilany > > > - Original Message - > From: satriyo > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, May 08, 2007 9:01 AM > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > Setuju mbakyu, > tapi semua di dunia ini tidak ada yang kebetulan lhoo ... masa si > Allah tidak ada grand scenario buat ciptaan-Nya sendiri? hehehe ... > Yang saya tahu dari apa yang pernah saya 'teliti' ternyata posisi > ka'bah itu menunjukkan sec geograifs 'centre' dari bumi ini, baik > daratan maupun lautannya. Kan memang konon Ka'bah adalah bangunan > pertama di bumi yang dibangun oleh nabi Adam atas perintah Allah. > > Jadi "pemusatan" atau apalah namanya, tidak berlaku dalam Islam jika > yang dimaksud adalah perantaran, karena dalam Islam sajalah manusia > itu punya direct contact dengan Allah Sang Pencipta, Maha Segala. > Adapun jika "pemusatan" itu maksudnya adalah konsentrasi, atau > khusyu, dalam Islam ya aktifitas yang dominan untuk itu adalah spt > mbak bilang, shalat. Sedemikian dahsyat nilai shalat hingga Rasul > mengabarkan bahwa amal pertama yang dihisab Allah atas anak Adam > adalah shalatnya. > allaahu a'lam > > salam, > satriyo > ;-] > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > wrote: > > > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah > berada. > > > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah > Allah untuk > > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non > Islam. > > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada > satu titik - kiblat - masjidil haram. > > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia > ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > > Subhanallah! > > > > Salam > > l.meilany > > > > - Original Message - > > From: Chae > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama > sama? > > > > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang > > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada > dan > > jauh dari intropeksi diri.. > > > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali > sehari > > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, > tetapi > > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran > dan > > > kepercayaan menyimpang... > > > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada > di > > qur'an > > > dan nyata2 menyembah patung..... > > > > > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam > dalam > > > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah > kepada > > > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > >
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Begini Pak Satriyo saya jadi berpikir dengan apa yg saya bilang. Kata 'pemusatan' kok jadi ada salah pengertian [ ada member WM diam yg bilang] Kata, kalimat2 yg di tuliskan memang suka susah dimengerti. Jadi pada teman member diam/tetangga WM bisanya cuma sms-an, maksute begini : Kalo dari rumah saya menuju ke Blok M arahnya ke timur. Yg jadi tujuan saya adalah Blok M [ kalo sholat adalah Allah] Untuk menuju ke arah blok M saya harus melangkahkan kaki ke arah timur, arah timur itu diartikan dengan kiblat. Kalo saya berada di Tebet kan harus ke arah barat untuk sampai ke blok M. Jadi Blok M adalah pusat dimana kita bertemu. [ Mosok nulis di milis saja ndak mau] Puaaa yapuass :-D Salam puas l.meilany - Original Message - From: satriyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 08, 2007 9:01 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Setuju mbakyu, tapi semua di dunia ini tidak ada yang kebetulan lhoo ... masa si Allah tidak ada grand scenario buat ciptaan-Nya sendiri? hehehe ... Yang saya tahu dari apa yang pernah saya 'teliti' ternyata posisi ka'bah itu menunjukkan sec geograifs 'centre' dari bumi ini, baik daratan maupun lautannya. Kan memang konon Ka'bah adalah bangunan pertama di bumi yang dibangun oleh nabi Adam atas perintah Allah. Jadi "pemusatan" atau apalah namanya, tidak berlaku dalam Islam jika yang dimaksud adalah perantaran, karena dalam Islam sajalah manusia itu punya direct contact dengan Allah Sang Pencipta, Maha Segala. Adapun jika "pemusatan" itu maksudnya adalah konsentrasi, atau khusyu, dalam Islam ya aktifitas yang dominan untuk itu adalah spt mbak bilang, shalat. Sedemikian dahsyat nilai shalat hingga Rasul mengabarkan bahwa amal pertama yang dihisab Allah atas anak Adam adalah shalatnya. allaahu a'lam salam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - kiblat - masjidil haram. > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > Subhanallah! > > Salam > l.meilany > > - Original Message - > From: Chae > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan > jauh dari intropeksi diri.. > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > > kepercayaan menyimpang... > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di > qur'an > > dan nyata2 menyembah patung. > > > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam > > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada > > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > > > > > > > > > > Dan > > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > 05/01/2007 03:45 PM > > Please respond to wanita-muslimah > > > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - > semua agama sama? > > > > > > > > > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering > > juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan > > akan datang di masa depan. > > > > Ini sih normal2 aja. Namanya jug
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Nisa coba simak tulisan saya yg pertama . Saya sama sekali tidak mengatakan Ka'bah sebagai media 'pemusatan' Yang jadi arah/kiblat pemusatan shalat kita adalah Masjidil Haram. Masjidil Haram adalah masjid pertama yg dibuat Rasulullah dengan patokan keberadaan Ka'bah sebagai bangunan pertama dibangun oleh Ibrahim as dan Ismail as di atas bumi yg digunakan untuk menyembah Allah [ bukan menyembah berhala] seperti firman dalam Ali Imran 96 Ka'bah disebut juga Baitullah - rumah Allah atau Baitul 'Atiq [ rumah kemerdekaan] Jadi jangan diputar balikkan :-) Orang lebih senang menyebut Ka'bah sebagai kiblat daripada masjidil haram; artinya kan : Rasulullah telah memberikan contoh yg baik gimana kita memperlakukan ka'bah, hajar aswad. Yg sebenarnya kita tidak memberhalakan ka'bah, hajar aswad, tapi tak bolehkah kita kagum? Sebagaimana seorang ibu yg bangga dan kagum misalnya dengan nilai rapor anaknya, apa artinya si ibu lantas memberhalakan rapor, nilai dan di pajang di bingkai di tempel di tembok :-) Orang kristen karismatik anti patung2, anti hiasan2, oranamen2 berbentuk makhluk hidup. 'Patung2' lukisan orang kudus adalah semata-mata ornamen/hiasan bukan untuk diberhalakan. Misalnya saja patung2 riwayat kelahiran Isa di palungan bisa saja di punyai seorang anak yg menyamakannya dengan koleksi boneka barbie :-) salam l.meilany - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 07, 2007 2:58 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu. JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media "pemusatan" seperti yang dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama dengan kedudukan ka'bah.:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ibu Chairunisa, > Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di "...bagaimana kalau itu juga > berlaku didalam agama-agama..." ? > Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata > ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini > juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) > sebagai media "pemusatan"? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam > pun punya "berhala" dan dalam islam "berhala" itu hanya sebagai > media "pemusatan"? > Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan "pemusatan" itu apa ya? > > terima kasih, > > salam, > satriyo > ;-] > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama > yang > > kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka > > berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > wrote: > > > > > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > > > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > > > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah > berada. > > > > > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah > > Allah untuk > > > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > > > > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non > Islam. > > > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada > > satu titik - kiblat - masjidil haram. > > > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia > > ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > > > Subhanallah! > > > > > > Salam > > > l.meilany > > > > > > - Original Message - > > > From: Chae > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama > sama? > > > > > > > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > > > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) > kadang > > > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak > waspada dan > > > jauh dari intropeksi diri.. > > > > > > Kalau buda
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah
Saya pikir Nisa salah mengerti:-) Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] ketika shalat. Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke arah Masjidil Haram. Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah. Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas supaya gak nyasar :-) Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram. Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah. Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, Trimurti itu sebagai media pemusatan? Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-) Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : pastur, pendeta, pedande misalnya yg memimpin peribadatan. Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti misalnya di masjid sering banyak lukisan kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, keramik yg bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, digeletakan begitu saja, katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering pesan, lebih murah daripada nyewa orang untuk menulis seluas dinding masjid :-) Di rumah2 bahkan ada pigura ayat kursi, surat yasin, asmaul husna, apakah itu di berhalakan. Itu kan cuma hiasan. Dibuat dari tinta emas, benang emas, kruistik, lukisan, ukiran dll. Lina Alwi-Koestoer sang arsitek [ kemanakah dia ] tentu lebih tahu... :-) Tapi kan ada juga memang 'memberhalakan'; katanya tarok pigura ayat kursi dekat pintu masuk supaya rumahnya aman sejahtera, nggak kemasukkan maling? Sebenarnya kan pigura itu sebagai pengingat, jadi ketika lewat pintu itu 10 x, 10 x pulalah ayat kursi di baca :-). Kita jadi 'eling' -sadar kemanapun melangkah apapapun yg kita kerjakan, Allah melihat. Gusti Allah ora sare, begitulah kira2nya ayah saya dulu bilang :-) Patung2 Yesus, Bunda Maria, Budha tidak diberhalakan [ di sembah]. Kalo disembah masakan miniatur patung itu bisa dijual dipasar, toko suvenir untuk hiasan, pajangan, ngganjel kertas dll. Itu kan hanya sebuah benda yg tak ada ruhnya. Benda2 itu bukan berhala. Berhala itu dituhankan, dihormati:-) Jadi seperti Pak Wikan bilang; bahwa terjadi salah mengerti. Bahwa berhala itu kan artinya patung dewa2 yg dipuja/disembah. Lha Yesus, Bunda Maria, Budha kan juga manusia, bukan berhala seperti latha, uzza, manat :-) :-) salam l.meilany - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 07, 2007 2:10 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - kiblat - masjidil haram. > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > Subhanallah! > > Salam > l.meilany > > - Original Message ----- > From: Chae > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan > jauh dari intropeksi diri.. > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > > kepercayaan menyimpang... > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di > qur'an > > dan nyata2 menyembah patung. > > > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam > > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada > > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > &
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Setuju mbakyu, tapi semua di dunia ini tidak ada yang kebetulan lhoo ... masa si Allah tidak ada grand scenario buat ciptaan-Nya sendiri? hehehe ... Yang saya tahu dari apa yang pernah saya 'teliti' ternyata posisi ka'bah itu menunjukkan sec geograifs 'centre' dari bumi ini, baik daratan maupun lautannya. Kan memang konon Ka'bah adalah bangunan pertama di bumi yang dibangun oleh nabi Adam atas perintah Allah. Jadi "pemusatan" atau apalah namanya, tidak berlaku dalam Islam jika yang dimaksud adalah perantaran, karena dalam Islam sajalah manusia itu punya direct contact dengan Allah Sang Pencipta, Maha Segala. Adapun jika "pemusatan" itu maksudnya adalah konsentrasi, atau khusyu, dalam Islam ya aktifitas yang dominan untuk itu adalah spt mbak bilang, shalat. Sedemikian dahsyat nilai shalat hingga Rasul mengabarkan bahwa amal pertama yang dihisab Allah atas anak Adam adalah shalatnya. allaahu a'lam salam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - kiblat - masjidil haram. > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > Subhanallah! > > Salam > l.meilany > > - Original Message - > From: Chae > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan > jauh dari intropeksi diri.. > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > > kepercayaan menyimpang... > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di > qur'an > > dan nyata2 menyembah patung. > > > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam > > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada > > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > > > > > > > > > > Dan > > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > 05/01/2007 03:45 PM > > Please respond to wanita-muslimah > > > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - > semua agama sama? > > > > > > > > > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering > > juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan > > akan datang di masa depan. > > > > Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun > > demikian semua demi tujuan yg baik. > > > > Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari > > perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. > > Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. > > > > Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak > > boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah > > pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg > > sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar > > dan ngocol... > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" > > wrote: > > > > > > > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai > > utusan > > > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi > > masing2 > > > bangsa te
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
gama adalah SAMA. Kesamaannya adalah semua agama membawa misi kebaikan, > kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain serta alam. > Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-) > > Tapi mengenai "kebenaran" hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan. > Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai untuk saya > Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-) > Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya di alam sana agamanya musti sama :-) > Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara. > > Salam > l.meilany > > > > - Original Message - > From: Chae > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) > > > Mba Mia dan Mba Mei, > > Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran > mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan > saja dalam berumah tangga itu berat "menyatukanya" apalagi dengan > pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip > untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering > saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali > mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah > resiko seorang Ibu he..he..he..;)) > > Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti > tidak ada "khususan" dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak > mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal > masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik > awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita > gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain > yang menggunakan peta yang berbeda adalah "beda" dengan tujuan kita. > KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH > SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya > diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG > HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai > > Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara Islam. > > Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah > > bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri. Melupakan kenyataan ini > > adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri. Dan kemudian > > jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya > > dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia > > bagaimana Islam dan Muslim itu. > > > > Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan > > terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar dulu, > > kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan nggak > > boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, > > bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan > > mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu? Be a > > good Muslim! > > > > Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota > > keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk > > setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a good > > Muslim' > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > > wrote: > > > > > > Nimbrung : > > > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. > > > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan > > sinkretisme :-) > > > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme > > yg lagi mulai naik daun di Indonesia > > > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah > > > > > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 > > selain ke monumen cinta Taj Mahal > > > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan > > mendapatkan juga keterangan/leaflet > > > mengenai sejarah munculnya Baha'i. > > > > > > Salam > > >
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
pernyataan ibu chae ini masuk akal kok. banyak orang non-muslim yang mengira bahwa orang Islam itu menyembah Ka'bah. Terus Islam itu agama orang Arab, dewanya namanya Allah, dan tidak sama dengan Tuhan yang di Bible. Yah stereotyp semacam ini mungkin terjadi, karena gak ada komunikasi dari pihak lain, akhirnya informasi diberikan oleh orang non-muslim sendiri yang "sok tahu" tentang Islam. Bagusnya, belakangan ini dari kalangan muslim berusaha untuk memberikan informasi yang benar tentang Islam, bahwa Islam itu agama universal (bukan khusus untuk orang Arab), tidak menyembah Ka'bah, tidak menyembah babi (ada lho orang non-muslim yang berpikir orang Islam menyembah babi karena dianalogikan orang Hindu tidak memakan sapi), nabi2-nya sama dengan nabi orang kristen, dan Allah itu Tuhan seperti dalam Bible. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/7/07, Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat > muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu. > JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media "pemusatan" seperti yang > dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana > jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama > dengan kedudukan ka'bah.:)
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
gt; bilang kristen ke gereja juga enggak pernah. > > Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-) > > Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut > pelajaran agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara > bahasa daerah dan agama itu tidak diajarkan. > > > > Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo > bulan puasa kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib. > > Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan > selalu khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-) > > Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu > saya minum sampanye anggur merah/putih. > > > > Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama > ngapain ada yg beragama Islam, > > ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu? > > Tapi, "moral ajaran" semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah > semua agama membawa misi kebaikan, > > kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain > serta alam. > > Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-) > > > > Tapi mengenai "kebenaran" hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan. > > Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai > untuk saya > > Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa > bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg > membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-) > > Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya > punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula > anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya > di alam sana agamanya musti sama :-) > > Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, > pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara. > > > > Salam > > l.meilany > > > > > > > > - Original Message - > > From: Chae > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama > sama? (Dialog imaginer) > > > > > > Mba Mia dan Mba Mei, > > > > Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran > > mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan > > saja dalam berumah tangga itu berat "menyatukanya" apalagi dengan > > pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip > > untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering > > saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali > > mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah > > resiko seorang Ibu he..he..he..;)) > > > > Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti > > tidak ada "khususan" dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak > > mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal > > masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik > > awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita > > gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain > > yang menggunakan peta yang berbeda adalah "beda" dengan tujuan kita. > > KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH > > SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya > > diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG > > HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6) > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > > > Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai > > > Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara > Islam. > > > Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah > > > bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri. Melupakan kenyataan > ini > > > adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri. Dan > kemudian > > > jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya > > > dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia > > > bagaimana Islam dan Muslim itu. > > > > > > Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan > > > terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar dulu, > > > kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutu
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
terima kasih, ... sebuah diskusi yang renyah ... salam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > hehehehe:)) lebih baik baca e-mailnya Mba Mei dulu yang membahas > ,masalah ini sebelumnya:)) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > Terima kasih ... tapi ibu menjawab yang mana dari sekian pertanyaan > > saya? > > > > salam, > > satriyo > > ;-] > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > wrote: > > > > > > Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan > > umat > > > muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu. > > > JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media "pemusatan" seperti yang > > > dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana > > > jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama > > > dengan kedudukan ka'bah.:) > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > > > > > Ibu Chairunisa, > > > > Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di "...bagaimana kalau itu > > juga > > > > berlaku didalam agama-agama..." ? > > > > Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan > > kata > > > > ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini > > > > juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi > > saya) > > > > sebagai media "pemusatan"? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw > > Islam > > > > pun punya "berhala" dan dalam islam "berhala" itu hanya sebagai > > > > media "pemusatan"? > > > > Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan "pemusatan" itu apa ya? > > > > > > > > terima kasih, > > > > > > > > salam, > > > > satriyo > > > > ;-] > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > > > wrote: > > > > > > > > > > Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama- > > agama > > > > yang > > > > > kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka > > > > > berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) > > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > > > > wrote: > > > > > > > > > > > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > > > > > > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan > > Allah > > > > > > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah > > > > berada. > > > > > > > > > > > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang > > perintah > > > > > Allah untuk > > > > > > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > > > > > > > > > > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman > > non > > > > Islam. > > > > > > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas > > pada > > > > > satu titik - kiblat - masjidil haram. > > > > > > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat > > didunia > > > > > ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > > > > > > Subhanallah! > > > > > > > > > > > > Salam > > > > > > l.meilany > > > > > > > > > > > > - Original Message - > > > > > > From: Chae > > > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > > > > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > > > > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua > > agama > > > > sama? > > > > > > > > > > > > > > > > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman > > Nabi?? > > > > > > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) > > > > kadang > > > > > > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak > > > > wa
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
hehehehe:)) lebih baik baca e-mailnya Mba Mei dulu yang membahas ,masalah ini sebelumnya:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Terima kasih ... tapi ibu menjawab yang mana dari sekian pertanyaan > saya? > > salam, > satriyo > ;-] > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan > umat > > muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu. > > JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media "pemusatan" seperti yang > > dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana > > jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama > > dengan kedudukan ka'bah.:) > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > > > Ibu Chairunisa, > > > Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di "...bagaimana kalau itu > juga > > > berlaku didalam agama-agama..." ? > > > Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan > kata > > > ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini > > > juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi > saya) > > > sebagai media "pemusatan"? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw > Islam > > > pun punya "berhala" dan dalam islam "berhala" itu hanya sebagai > > > media "pemusatan"? > > > Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan "pemusatan" itu apa ya? > > > > > > terima kasih, > > > > > > salam, > > > satriyo > > > ;-] > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > > wrote: > > > > > > > > Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama- > agama > > > yang > > > > kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka > > > > berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > > > wrote: > > > > > > > > > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > > > > > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan > Allah > > > > > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah > > > berada. > > > > > > > > > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang > perintah > > > > Allah untuk > > > > > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > > > > > > > > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman > non > > > Islam. > > > > > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas > pada > > > > satu titik - kiblat - masjidil haram. > > > > > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat > didunia > > > > ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > > > > > Subhanallah! > > > > > > > > > > Salam > > > > > l.meilany > > > > > > > > > > - Original Message - > > > > > From: Chae > > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > > > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > > > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua > agama > > > sama? > > > > > > > > > > > > > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman > Nabi?? > > > > > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) > > > kadang > > > > > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak > > > waspada dan > > > > > jauh dari intropeksi diri.. > > > > > > > > > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 > kali > > > sehari > > > > > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > > > > > > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui > isa, > > > > tetapi > > > > > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Terima kasih ... tapi ibu menjawab yang mana dari sekian pertanyaan saya? salam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat > muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu. > JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media "pemusatan" seperti yang > dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana > jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama > dengan kedudukan ka'bah.:) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > Ibu Chairunisa, > > Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di "...bagaimana kalau itu juga > > berlaku didalam agama-agama..." ? > > Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata > > ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini > > juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) > > sebagai media "pemusatan"? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam > > pun punya "berhala" dan dalam islam "berhala" itu hanya sebagai > > media "pemusatan"? > > Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan "pemusatan" itu apa ya? > > > > terima kasih, > > > > salam, > > satriyo > > ;-] > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > wrote: > > > > > > Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama- agama > > yang > > > kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka > > > berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > > wrote: > > > > > > > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > > > > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > > > > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah > > berada. > > > > > > > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah > > > Allah untuk > > > > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > > > > > > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non > > Islam. > > > > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada > > > satu titik - kiblat - masjidil haram. > > > > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia > > > ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > > > > Subhanallah! > > > > > > > > Salam > > > > l.meilany > > > > > > > > - Original Message - > > > > From: Chae > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama > > sama? > > > > > > > > > > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > > > > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) > > kadang > > > > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak > > waspada dan > > > > jauh dari intropeksi diri.. > > > > > > > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali > > sehari > > > > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > > > > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, > > > tetapi > > > > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran > > dan > > > > > kepercayaan menyimpang... > > > > > > > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak > > ada di > > > > qur'an > > > > > dan nyata2 menyembah patung. > > > > > > > > > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain > > islam > > > dalam > > > > > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah > > > kepada > > > > > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Enggak malu Mba Mei, saya malah salut dengan Mba Mei yang sudah bisa mengambil keputusan dan menanggung resiko pada usia 14 tahun. Padahal saya sewaktu usia 14 tahun masih hidup di dunia dongeng:)) Agama Bagi saya ibarat kendaraan untuk mencapai satu tujuan, tentu saja mengoperasikan kendaraan itu berbeda-beda. Semisal sepeda dengan mobi, motor dengan pesawat terbang, dan kereta api dengan kapal laut. Setiap orang akan memilih kendaraan yang sesuai dengan "kemampuanya" tentu saja hal yang "buruk" memaksakan orang yang hanya mampu memakai sepeda untuk menaiki pesawat walau kita menunjukan bukti-bukti bahwa dengan naik pesawat akan lebih terasa nyaman dan cepat. Jadi memang benar secara syariat agama satu dengan yang lain berbeda-beda tapi semua agama adalah sama pada fungsi dan kedudukan;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Nisadear, saya produk beda agama. > Terus terang saja saya bilang dengan sdikit rasa malu bahwa saya baru mengenal shalat ketika umur 14 tahun. > Kemudian shalat saya masih gak bener, bolong2, amburadul sampai saya usia 20-an tahun. > Selanjutnya suka banyak terombang-ambing sebelum akhirnya lapor pada DIA. > Yes! Saya adalah muslim, tunjukanlah selalu kebaikan dan yg benar, mudahkanlah segala urusan, bukakanlah hati ini untuk menerima yg Engkau perintahkan > :-) > > Kedua orang tua saya entah gimana critanya nggak sedikitpun ngajarin anak2nya agama. > Tapi kami tahu bahwa agama mereka berbeda. Bapak saya shalat dan sering menggeletakan buku > tata cara shalat sembarangan tapi kami anak2nya nggak pernah sedikitpun menyentuh. > > Kami cuma diajari mengenai perilaku, moral/akhlak yg baik. Nggak pernah kedengaran kata2 neraka surga, > dosa atau pahala. > Tapi entah kenapa, kalo orang bilang takdir, hidayah atau apalah ahirnya waktu saya umur SMP; saya di sekolahkan > di perguruan muhammadiyah. Ibu saya juga gak protes karena di sekolah itu juga ada beberapa murid yg nasrani. > Padahal sekolah itu lebih mahal daripada sekolah negeri yg ada di tempat kami tinggal. > > Dari situlah kami mulai kenal agama dan bisa menemukan mana yg baik - sesuai bagi kami. > Kalo mau dipikir secara logika mustinya agama nasranilah yg bisa mendapat hati pada kami. > Mengingat sampai sekarang famili dari pihak Ibu hampir semuanya nasrani, bahkan ada yg jadi pastur, pendeta. > Dari keluarga ayah saya juga Islamnya cuma sedikit. > > Jadi menurut saya, jika kita menghadapi kenyataan yg beda, sebaiknya kita bisa menerima keberadaan yg berbeda > itu tidak dengan lebur kedalamnya, harus punya identitas diri. > Islam bagi saya bukan begitu saja terjadi atau taken for granted, tradisi atau apalah. > > Dulu saya ingat waktu masih umur 10 tahunan ditanya agama kamu apa? Saya diam saja. Mau bilang Islam, shalat, puasa saja enggak tahu. Mau bilang kristen ke gereja juga enggak pernah. > Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-) > Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut pelajaran agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara bahasa daerah dan agama itu tidak diajarkan. > > Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo bulan puasa kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib. > Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan selalu khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-) > Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu saya minum sampanye anggur merah/putih. > > Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg beragama Islam, > ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu? > Tapi, "moral ajaran" semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah semua agama membawa misi kebaikan, > kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain serta alam. > Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-) > > Tapi mengenai "kebenaran" hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan. > Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai untuk saya > Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-) > Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya di alam sana agamanya musti sama :-) > Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara. > > Salam > l.meilany > > > > - Original Message - > From: Chae > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Monday, April 30, 2007 1:3
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu. JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media "pemusatan" seperti yang dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama dengan kedudukan ka'bah.:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ibu Chairunisa, > Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di "...bagaimana kalau itu juga > berlaku didalam agama-agama..." ? > Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata > ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini > juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) > sebagai media "pemusatan"? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam > pun punya "berhala" dan dalam islam "berhala" itu hanya sebagai > media "pemusatan"? > Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan "pemusatan" itu apa ya? > > terima kasih, > > salam, > satriyo > ;-] > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama > yang > > kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka > > berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > wrote: > > > > > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > > > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > > > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah > berada. > > > > > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah > > Allah untuk > > > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > > > > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non > Islam. > > > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada > > satu titik - kiblat - masjidil haram. > > > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia > > ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > > > Subhanallah! > > > > > > Salam > > > l.meilany > > > > > > - Original Message - > > > From: Chae > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama > sama? > > > > > > > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > > > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) > kadang > > > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak > waspada dan > > > jauh dari intropeksi diri.. > > > > > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali > sehari > > > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, > > tetapi > > > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran > dan > > > > kepercayaan menyimpang... > > > > > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak > ada di > > > qur'an > > > > dan nyata2 menyembah patung. > > > > > > > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain > islam > > dalam > > > > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah > > kepada > > > > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Dan > > > > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > > 05/01/2007 03:45 PM > > > > Please respond to wanita-muslimah > > > > > > > > > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - > > > semua agama sama? > > > > > > > > > > > > > &g
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Ibu Chairunisa, Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di "...bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama..." ? Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) sebagai media "pemusatan"? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam pun punya "berhala" dan dalam islam "berhala" itu hanya sebagai media "pemusatan"? Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan "pemusatan" itu apa ya? terima kasih, salam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang > kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka > berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" wrote: > > > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. > > > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah > Allah untuk > > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. > > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada > satu titik - kiblat - masjidil haram. > > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia > ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > > Subhanallah! > > > > Salam > > l.meilany > > > > - Original Message - > > From: Chae > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang > > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan > > jauh dari intropeksi diri.. > > > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari > > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, > tetapi > > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > > > kepercayaan menyimpang... > > > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di > > qur'an > > > dan nyata2 menyembah patung. > > > > > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam > dalam > > > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah > kepada > > > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Dan > > > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > 05/01/2007 03:45 PM > > > Please respond to wanita-muslimah > > > > > > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - > > semua agama sama? > > > > > > > > > > > > > > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering > > > juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan > > > akan datang di masa depan. > > > > > > Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan > walaupun > > > demikian semua demi tujuan yg baik. > > > > > > Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari > > > perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. > > > Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. > > > > > > Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita > tidak > > > boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah > > > pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg > > > sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar > > > dan n
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - kiblat - masjidil haram. > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > Subhanallah! > > Salam > l.meilany > > - Original Message - > From: Chae > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan > jauh dari intropeksi diri.. > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > > kepercayaan menyimpang... > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di > qur'an > > dan nyata2 menyembah patung. > > > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam > > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada > > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > > > > > > > > > > Dan > > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > 05/01/2007 03:45 PM > > Please respond to wanita-muslimah > > > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - > semua agama sama? > > > > > > > > > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering > > juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan > > akan datang di masa depan. > > > > Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun > > demikian semua demi tujuan yg baik. > > > > Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari > > perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. > > Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. > > > > Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak > > boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah > > pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg > > sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar > > dan ngocol... > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" > > wrote: > > > > > > > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai > > utusan > > > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi > > masing2 > > > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > > > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > > > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah > Nabi > > > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). > Sebagaimana > > > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O > People! No > > > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. > > Reason > > > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. > > I leave > > > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow > > these, you > > > will never go astray." > > &g
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Bu Mei : Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg beragama Islam, - Jano - ko : Pemberitahuan saja, chae itu sekarang sudah berpedoman kepada Piagam Madinah koq. Itu saja. Wassalam --oo0oo-- "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Nisadear, saya produk beda agama. Terus terang saja saya bilang dengan sdikit rasa malu bahwa saya baru mengenal shalat ketika umur 14 tahun. Kemudian shalat saya masih gak bener, bolong2, amburadul sampai saya usia 20-an tahun. Selanjutnya suka banyak terombang-ambing sebelum akhirnya lapor pada DIA. Yes! Saya adalah muslim, tunjukanlah selalu kebaikan dan yg benar, mudahkanlah segala urusan, bukakanlah hati ini untuk menerima yg Engkau perintahkan :-) Kedua orang tua saya entah gimana critanya nggak sedikitpun ngajarin anak2nya agama. Tapi kami tahu bahwa agama mereka berbeda. Bapak saya shalat dan sering menggeletakan buku tata cara shalat sembarangan tapi kami anak2nya nggak pernah sedikitpun menyentuh. Kami cuma diajari mengenai perilaku, moral/akhlak yg baik. Nggak pernah kedengaran kata2 neraka surga, dosa atau pahala. Tapi entah kenapa, kalo orang bilang takdir, hidayah atau apalah ahirnya waktu saya umur SMP; saya di sekolahkan di perguruan muhammadiyah. Ibu saya juga gak protes karena di sekolah itu juga ada beberapa murid yg nasrani. Padahal sekolah itu lebih mahal daripada sekolah negeri yg ada di tempat kami tinggal. Dari situlah kami mulai kenal agama dan bisa menemukan mana yg baik - sesuai bagi kami. Kalo mau dipikir secara logika mustinya agama nasranilah yg bisa mendapat hati pada kami. Mengingat sampai sekarang famili dari pihak Ibu hampir semuanya nasrani, bahkan ada yg jadi pastur, pendeta. Dari keluarga ayah saya juga Islamnya cuma sedikit. Jadi menurut saya, jika kita menghadapi kenyataan yg beda, sebaiknya kita bisa menerima keberadaan yg berbeda itu tidak dengan lebur kedalamnya, harus punya identitas diri. Islam bagi saya bukan begitu saja terjadi atau taken for granted, tradisi atau apalah. Dulu saya ingat waktu masih umur 10 tahunan ditanya agama kamu apa? Saya diam saja. Mau bilang Islam, shalat, puasa saja enggak tahu. Mau bilang kristen ke gereja juga enggak pernah. Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-) Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut pelajaran agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara bahasa daerah dan agama itu tidak diajarkan. Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo bulan puasa kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib. Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan selalu khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-) Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu saya minum sampanye anggur merah/putih. Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg beragama Islam, ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu? Tapi, "moral ajaran" semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah semua agama membawa misi kebaikan, kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain serta alam. Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-) Tapi mengenai "kebenaran" hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan. Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai untuk saya Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-) Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya di alam sana agamanya musti sama :-) Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara. Salam l.meilany - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) Mba Mia dan Mba Mei, Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan saja dalam berumah tangga itu berat "menyatukanya" apalagi dengan pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah resiko seorang Ibu he..he..he..;)) Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti tidak ada "khususan" dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak mencapai satu titik tujuan maka
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - kiblat - masjidil haram. Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. Subhanallah! Salam l.meilany - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan jauh dari intropeksi diri.. Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > kepercayaan menyimpang... > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an > dan nyata2 menyembah patung. > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > Dan <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 05/01/2007 03:45 PM > Please respond to wanita-muslimah > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering > juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan > akan datang di masa depan. > > Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun > demikian semua demi tujuan yg baik. > > Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari > perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. > Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. > > Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak > boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah > pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg > sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar > dan ngocol... > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" > wrote: > > > > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai > utusan > > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi > masing2 > > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. > Reason > > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. > I leave > > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow > these, you > > will never go astray." > > > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious > Scriptures, bahwa > > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 > dari kitab > > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. > Sebagaimana > > disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi > > penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Nisadear, saya produk beda agama. Terus terang saja saya bilang dengan sdikit rasa malu bahwa saya baru mengenal shalat ketika umur 14 tahun. Kemudian shalat saya masih gak bener, bolong2, amburadul sampai saya usia 20-an tahun. Selanjutnya suka banyak terombang-ambing sebelum akhirnya lapor pada DIA. Yes! Saya adalah muslim, tunjukanlah selalu kebaikan dan yg benar, mudahkanlah segala urusan, bukakanlah hati ini untuk menerima yg Engkau perintahkan :-) Kedua orang tua saya entah gimana critanya nggak sedikitpun ngajarin anak2nya agama. Tapi kami tahu bahwa agama mereka berbeda. Bapak saya shalat dan sering menggeletakan buku tata cara shalat sembarangan tapi kami anak2nya nggak pernah sedikitpun menyentuh. Kami cuma diajari mengenai perilaku, moral/akhlak yg baik. Nggak pernah kedengaran kata2 neraka surga, dosa atau pahala. Tapi entah kenapa, kalo orang bilang takdir, hidayah atau apalah ahirnya waktu saya umur SMP; saya di sekolahkan di perguruan muhammadiyah. Ibu saya juga gak protes karena di sekolah itu juga ada beberapa murid yg nasrani. Padahal sekolah itu lebih mahal daripada sekolah negeri yg ada di tempat kami tinggal. Dari situlah kami mulai kenal agama dan bisa menemukan mana yg baik - sesuai bagi kami. Kalo mau dipikir secara logika mustinya agama nasranilah yg bisa mendapat hati pada kami. Mengingat sampai sekarang famili dari pihak Ibu hampir semuanya nasrani, bahkan ada yg jadi pastur, pendeta. Dari keluarga ayah saya juga Islamnya cuma sedikit. Jadi menurut saya, jika kita menghadapi kenyataan yg beda, sebaiknya kita bisa menerima keberadaan yg berbeda itu tidak dengan lebur kedalamnya, harus punya identitas diri. Islam bagi saya bukan begitu saja terjadi atau taken for granted, tradisi atau apalah. Dulu saya ingat waktu masih umur 10 tahunan ditanya agama kamu apa? Saya diam saja. Mau bilang Islam, shalat, puasa saja enggak tahu. Mau bilang kristen ke gereja juga enggak pernah. Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-) Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut pelajaran agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara bahasa daerah dan agama itu tidak diajarkan. Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo bulan puasa kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib. Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan selalu khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-) Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu saya minum sampanye anggur merah/putih. Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg beragama Islam, ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu? Tapi, "moral ajaran" semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah semua agama membawa misi kebaikan, kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain serta alam. Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-) Tapi mengenai "kebenaran" hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan. Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai untuk saya Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-) Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya di alam sana agamanya musti sama :-) Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara. Salam l.meilany - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) Mba Mia dan Mba Mei, Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan saja dalam berumah tangga itu berat "menyatukanya" apalagi dengan pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah resiko seorang Ibu he..he..he..;)) Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti tidak ada "khususan" dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain yang menggunakan peta yang berbeda adalah "beda" dengan tujuan kita. KI
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Pak Dana, Semua agama membawa misi kedamaian, kebajikan. Jangan dilihat agamanya tapi penganutnya. Kebetulan saja di Indonesia banyak Islam, jadi perilaku umat Islamlah yg kelihatan. Masalah kebenaran juga demikian. Islam dulu lahir di tengah masyarakat yg nomaden, rentan terhadap pertikaian antar suku untuk mempertahankan kepemilikan. Ketika dimasa sekarang corak/tradisi itu tetap di lakukan pada masyarakat muslim dunia yg sudah dikotak2-an dalam sebuah institusi [ negara] maka yg terjadi adalah adalah penistaan satu sama lain. Saya benar, situ salah :-) Misalnya: Ketika dahulunya jihad dimaknai sebagai upaya mempertahankan Islam, apakah sekarang jihad bisa dipahami sebagai upaya mempertahankan/membela agama? Urusannya kan sekarang politik. Itulah kemudian yg menimbulkan imej yg kurang sedap. Umat Islam dianggap senang kekerasan. Karena bagi para pelakunya menganggap itu sebagai kebenaran yg harus dilakukan demi menggapai ridha Allah. Seperti masa belasan abad lalu, perbedaan harus diperangi, dikerasi. Islam adalah agama pembebasan, kedamaian dan keselamatan. Mustinya bagaimana kita umat Islam memperjuangkan upaya itu dalam kehidupan bermasyarakat. Salam l.meilany - Original Message - From: Dan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 01, 2007 3:45 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan akan datang di masa depan. Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun demikian semua demi tujuan yg baik. Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar dan ngocol... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai utusan > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi masing2 > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. Reason > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. I leave > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow these, you > will never go astray." > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious Scriptures, bahwa > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 dari kitab > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. Sebagaimana > disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi > penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas kitab2 > itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga > kemurniannya dari tangan2 yang corrupt. > > Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 Allah yang > diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus. Namun, > sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada kitab2 > sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan > dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala. > > Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad SAW adalah > sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu > berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and will stay > forever. > > Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau > saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA, perguruan > tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian > dari kehidupan saya.
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Blaming Islam
Mas Dana : Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar dan ngocol... = Jano - ko : Hanya mau tanya aja, pernyataan mas dana itu masuk kategori "hate crime" engga ya ? Jano - ko koreksi, yang benar umat islam itu selalu "dikacau". Siapa yang ngacau ?, mungkin kita bisa minta informasi kepada para orientalist, disini ada engga yang menjadi anggota orientalist ? -- http://www.milligazette.com/dailyupdate/2006/200612033_blaming_islam_islamophobia.htm BLAMING ISLAM Blaming Islam for the lack of democratic and scientific developments in Muslim countries is not a new idea but an old enterprise rooted in the nineteenth and twentieth century European Orientalism. The late Edward Said succeeded, in the 1980s, in unmasking Orientalist notions within Western academia and exposing its false pretense. In his seminal work, Orientalism, Said demonstrated that Orientalist views of Islam were used to justify the European colonial ambitions in the Muslim world. --- Nah silahkan mas dana belajar yang rajin, hayati dan resapi artikel diatas, jangan sampai mas dana menjadi korban dari "BRAINWASHING", lebih baik mencuci hati kita supaya cermerlang. Malem WIB --oo0oo-- Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan akan datang di masa depan. Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun demikian semua demi tujuan yg baik. Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar dan ngocol... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai utusan > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi masing2 > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. Reason > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. I leave > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow these, you > will never go astray." > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious Scriptures, bahwa > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 dari kitab > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. Sebagaimana > disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi > penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas kitab2 > itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga > kemurniannya dari tangan2 yang corrupt. > > Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 Allah yang > diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus. Namun, > sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada kitab2 > sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan > dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala. > > Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad SAW adalah > sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu > berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and will stay > forever. > > Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau > saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA, perguruan > tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian > dari kehidupan saya. > Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya laksanakan > adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir. > > Wassalam, > Flora > > --- > Re: The Name of Al
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
> Saya mungkin tidak lebih tahu dari ibu atau siapapun di milis ini, > tapi setidaknya ada perbedaan ketika kita memandang hal yang sama. = Sama Pak, saya juga tidak lebih tahu dari siapapun;) mari kita berbagi saja.. > Dari uraian singkat ibu saya tangkap bahwa ibu merasa bahwa beragama, atau memilih untuk memeluk dan menjalankan satu agama, jika memang agama itu baik otomatis penganutnya juga harus baik. Dari apa yang saya tangkap ini saya akan coba jelaskan tanggapan saya. = Agama adalah way of life kalau tidak salah demikian kan Pak? jadi kalau hadil akhirnya baik apakah boleh kita katakan bahwa way of lifenya baik? > > Pertama mohon bedakan antara Islam sebagai sebuah sistem panduan > hidup yang berasal dari pencipta alam ini, dan muslim, penganut > Islam. Islam sebagai sebuah petunjuk tentu tidak mungkin cacat dan > punya potensi buruk karena sumbernya adalah Allah, yang Maha segala. > Dan Islam sebagai sebuah panduan atau petunjuk Allah bagi manusia > adalah 'sama' sejak zaman penciptaan Adam as, hingga akhir zaman, > saat wafatnya Isa as setelah ia diturunkan Allah kembali ke dunia dan > datangnya hari Kiamat. = Ok, tapi saya re-confirm dulu apakah Islam yang anda maksud sebagai nilai2 universal atau Islam dalam konteks syariat yang dibawa Nabi Muhammad saw?? > Saya katakan 'sama' karena bersumber dari Allah dan tujuannya adalah > petunjuk, hudan, bagi manusia. 'Bedanya' adalah bahwa tiap terjadi > penyimpangan, maka Allah turunkan Nabi untuk melurukannya, dan Rasul > jika itu adalah sebuah syariat, atau hukum yang menyempurnakan yang > sebelumnya, spt Al-Qur'an menyempurnakan Injil, Injil menyempurnakan > Taurat, dst. Semakin ke penghujung waktu, semakin lengkap dan utuhlah > syariat Islam itu. Maka dari itu semua Nabi dan Rasul adalah muslim > karena mereka membawa Islam dari Allah swt. = Adakah dasarnya mengenai hujah bahwa Injil menyempurnakan Taurat dan Al-Qur'an menyempurnakan Injil?? > Dari sedikit uraian di atas, terlihat bahwa secara umum, Islam > tetaplah wahyu Allah, sebagai petunjuk bagi manusia. Dengan demikian, > siapapun bisa mengikuti petunjuk itu, tapi tidak berarti hasilnya > sama. Artinya, ketika ibu memegang sebuah buku manual atau peta, dan > saya memegang hal yang sama, apakah pasti apa yang ibu kerjakan dalam > upaya mengikuti manual atau peta itu sama dengan yang saya kerjakan? > Tidak bukan? Apalagi dengan nafsu yang dimilikinya, manusia > bisa 'memanipulasi' petunjuk itu, dan sejarah membuktikan itu terjadi > kepada Taurat dan Injil. Hal yang sama tentu juga 'sedang' terjadi > dengan Al-Qur'an. Bedanya, Allah sendiri yang 'berjanji' untuk selalu > menjaga agar isi Al-Qur'an tetap terjaga. Salah satu bukti adalah, > hanya Al-Qur'an kitab suci yang paling banyak dibaca dan dihafal > huruf per huruf, bahkan ada yang hingga hafal tafsirnya, atau hafal > kitab2 yang membahas Al-Qur'an! Tidak ada kitab lain yang nasibnya > spt Al-Qur'an al-Karim! = Saya mau tanya? jika Allah berjanji menjaga Al-Qur'an dalam hal isinya, apakah ada janji bahwa Allah akan menjaga juga kemurnian dari pelaksanaan Al-Qur'an?? > Sejauh ini, terlihat bahwa tidak berbanding lurus bahwa Islam=muslim > atau sebaliknya. Islam sebagai wahyu Allah tdk akan pernah berubah > dan tidak mungkin berisi sesuatu yang buruk. Manusia di lain pihak > bukanlah 'robot' atau 'komputer' yang tidak punya kemauan atau hawa > nafsu, elemen bak pisau bermata dua, artinya ketika dimanage, nafsu > itu menjadi kendaraan kita, tapi jika dibiarkan liar, akan balik > menunggangi kita. Nah saat nafsu yang berkuasa itulah maka seolah > AGAMA atau ISLAM itu jadi jelek, sejelek (asosiasinya) dengan MUSLIM, > penganutnya! = Apakah ini berlaku juga untuk ajaran diluar Islam?? dimana sama dengan umat Islam...umat2 yang lain juga ada yang baik dan ada yang tidak baik...bagaimana kesimpulanya??
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Pak Fadhli, Bagaimana kalau patung2 yang ada di dalam umat Budha dan hindu sama fungsinya dengan Ka'bah?? Dan bagaimana dengan Islam yang masih murni yang anda maksud, bisa dijelaskan??;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > assalamu 'alaikum wr.wb > BUKAN BEGITU MAKSDU SAYA BU' > > Ka'bah itu adalah rumah ibadah yang dibangun oleh ibrahim... dan kita > disuruh menyembah dia karena perintah tuhan... (tuhan mengabulkan do'a > ibrahim) > kalau mengenai ajaran, islam masih murni disamping banyak juga aliran2 > yang menyimpang yang muncul akir2 ini... > muhammad sudah menjamin, kalo kita g bakal tersesat jika kita berpegang > kepada al qur'an dan hadist. dan nyata2 alqur'an dan hadist itu masih asli > bahkan sampai kiamat nanti (untuk alqur'an) > nabi muhammad sudah berkata dan mengklaim bahwa, suatu saat nanti > (menjelang kiamat) akan ada 71 golonganqu, 1 yang selamat dan yang lain > masuk neraka... > > kalo mbak udah berpikir kayak gitu, itu adalah termasuk sirik mbak... > kita mengelilingi ka'bah harus dengan niat atas perintah tuhan, dan bukan > ada tuah2nya disana... > > wassalam > > > > > > > > > > > > Chae <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 05/01/2007 04:21 PM > Please respond to wanita-muslimah > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan > jauh dari intropeksi diri.. > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > > kepercayaan menyimpang... > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di > qur'an > > dan nyata2 menyembah patung. > > > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam > > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada > > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > > > > > > > > > > Dan > > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > 05/01/2007 03:45 PM > > Please respond to wanita-muslimah > > > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > > Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - > semua agama sama? > > > > > > > > > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering > > juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan > > akan datang di masa depan. > > > > Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun > > demikian semua demi tujuan yg baik. > > > > Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari > > perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. > > Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. > > > > Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak > > boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah > > pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg > > sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar > > dan ngocol... > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" > > wrote: > > > > > > > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai > > utusan > > > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi > > masing2 > > > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > > > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > > > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah > Nabi > > > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). > Sebagaimana > > > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O > People! No > > > Prophet or apostle will come after me and
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
assalamu 'alaikum wr.wb BUKAN BEGITU MAKSDU SAYA BU' Ka'bah itu adalah rumah ibadah yang dibangun oleh ibrahim... dan kita disuruh menyembah dia karena perintah tuhan... (tuhan mengabulkan do'a ibrahim) kalau mengenai ajaran, islam masih murni disamping banyak juga aliran2 yang menyimpang yang muncul akir2 ini... muhammad sudah menjamin, kalo kita g bakal tersesat jika kita berpegang kepada al qur'an dan hadist. dan nyata2 alqur'an dan hadist itu masih asli bahkan sampai kiamat nanti (untuk alqur'an) nabi muhammad sudah berkata dan mengklaim bahwa, suatu saat nanti (menjelang kiamat) akan ada 71 golonganqu, 1 yang selamat dan yang lain masuk neraka... kalo mbak udah berpikir kayak gitu, itu adalah termasuk sirik mbak... kita mengelilingi ka'bah harus dengan niat atas perintah tuhan, dan bukan ada tuah2nya disana... wassalam Chae <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/01/2007 04:21 PM Please respond to wanita-muslimah To: wanita-muslimah@yahoogroups.com cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan jauh dari intropeksi diri.. Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > kepercayaan menyimpang... > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an > dan nyata2 menyembah patung. > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > Dan <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 05/01/2007 03:45 PM > Please respond to wanita-muslimah > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering > juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan > akan datang di masa depan. > > Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun > demikian semua demi tujuan yg baik. > > Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari > perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. > Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. > > Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak > boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah > pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg > sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar > dan ngocol... > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" > wrote: > > > > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai > utusan > > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi > masing2 > > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. > Reason > > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. > I leave > > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow > these, you > > will never go astray." > > > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious > Scriptures, bahwa > > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 > dari kitab > > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabia
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan jauh dari intropeksi diri.. Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > kepercayaan menyimpang... > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an > dan nyata2 menyembah patung. > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > Dan <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 05/01/2007 03:45 PM > Please respond to wanita-muslimah > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering > juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan > akan datang di masa depan. > > Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun > demikian semua demi tujuan yg baik. > > Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari > perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. > Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. > > Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak > boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah > pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg > sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar > dan ngocol... > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" > wrote: > > > > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai > utusan > > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi > masing2 > > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. > Reason > > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. > I leave > > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow > these, you > > will never go astray." > > > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious > Scriptures, bahwa > > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 > dari kitab > > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. > Sebagaimana > > disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi > > penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas > kitab2 > > itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga > > kemurniannya dari tangan2 yang corrupt. > > > > Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 > Allah yang > > diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus. > Namun, > > sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada > kitab2 > > sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan > > dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala. > > > > Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad > SAW adalah > > sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu > > berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and > will stay > > forever. > > > > Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau > > saya melihat foto saya waktu mas
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
> Lina: Karena idealnya beragama harus pake otak, gak telen mentah2 > apa kata para ulama masing2 agama. Chae: Kalau menurut saya dalam beragama tidak lepas dari akar budaya yang ada dilingkungan kita terutama keluarga makanya enggak salah kalau kita beragama dengan dasar taken for grandted, tapi yang paling penting justru ketika kita menjalani atau menjabarkan agama itu dalam kehidupan kita sehari-hari yang harus maka hal inilah yang harus dilandasi otak/pemikiran tidak asal di cuci otak dan hidup dalam dokrinitas atau dogma-dogma yang justru mematikan kreativitas kita dalam beragama. > Lina: Bukan setengah hati, mbak. Tapi harus berfikir dikotomis Chae: Pemikiran dikotomis ini lah yang seringkali menyesatkan, jauh dari sikap bijaksana. Setiap saat Qur'an mengingatkan kita untuk menghilangkan pemikiran dikotomis salah satu contohnya dengan mengatakan bahwa Taurat, injil dan Qur'an adalah sama. Juga contoh lain tentang kesamaan untuk golongan Islam, Yahudi, kristen, Majusi, dan Shaabiin dll. > Lina: Kalo saya sih buat pribadi ya mesti absolut, tidak mendua. > Buat pribadi tidak ada kebenaran ganda. Tidak perlu menerima > kebenaran agama lain. Yang penting bisa hidup rukun dengan agama > lain. Kebenaran agama lain, itu urusan orang lain tsb. Kalo sampe > mbak Chae, misalnya, membetulkan keimanan trinitas yang Isa (as) itu > Tuhan, ya keimanan mbak perlu dipertanyakan. Chae: Kenapa harus dipertanyakan??;)) dan apakah bisa kita hidup berdampingan "sejajar" dalam "keseimbangan" jika dalam diri kita sendiri ada keyakinan "gue bener" dan "elo salah"?? bagaimana bisa hidup rukun?? damai?? jangan2 ini cuman kamuflase saja:)) > Lina: Bergantung apa ukuran 'baik' itu Chae: ukuran baik yang saya tahu adalah tidak berbuat kerusakan dan kejahatan di muka bumi. > Lina: Dialog ini menjadi aneh ketika mamanya memulai dengan kata > memaksa/hal yang buruk tsb...:-) Chae: hi..hi..hi.. :))buruk kah??? maksudnya?? > Lina: Kalo anak saya pasti menjawab,"karena Allah gak perlu masuk > surga, maaa. Yang mau masuk surga itu manusi. Jadi, itu emang > urusan manusia. Chae: he..he..he..urusan memasukan seseorang ke surga itu urusan Allah, kita mah cuman kuat di "NIAT" jadi enggak ada otoritas kita untuk menghakimi yang lain apakah dia masuk surga apa tidak...setidaknya anak saya lebih memahaminya:)) > Lina: Ini bukan menghakimi, maaa. Ini diskusi! Chae: ha..ha..ha...:)) > Mamaku sayang, aku mau tanya deh. Kata mama kan manusia itu > representative Allah. Allah kan Maha Tahu ya ma, pastinya > representativenya tau dong, ma. meskipun gak Maha. Allah kan Maha > Menghakimi, pastinya manusia juga bisa dong menghakimi tapi tidak > Maha...:-). Jadi, manusia itu memang terbatas krn gak ada Mahanya. > Jadi, manusia itu bisa menghakimi sebatas ilmu dan yg dimiliki saja. > Makanya banyak hakim, maaa termasuk hakim garis...:-)) > priiit! out! Chae: Untuk itu sayang... KARENA KITA TIDAK MAHA MAKA JANGAN MENGHAKIMI SESUATU YANG KITA TIDAK TAHU ATAU PENGETAHUAN KITA TERBATAS AKAN HAL ITU...kalau kita berbuat seperti itu maka kita termasuk yang MELAMPAUI BATAS:)) > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > wrote: > > > > > > Iya mbak Chae, itu intinya. Idealnya, beragama itu tidak 'taken > for > > > granted' tapi kalo bernegara idealnya memang 'taken for granted' > > > (mau pindah kewargaan-negara ya bisa saja, tapi tetep aja > asalnya > > > dia orang Indonesia itu gak bisa dihapus). > > > > > > Kalau 'semua agama sama' dengan arti demikian sih buat saya no > > > problem. Semua agama baik bagi masing-masing pemeluknya. Semua > agama > > > mengajarkan kebaikan bagi masing2 pemeluknya. > > > > > > wassalam, > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > > > wrote: > > > > > > > > Mba Lina & Mba Mia, > > > > > > > > Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah "kebenaran > > > agama" > > > > karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama > seperti > > > > ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita > > > menerima > > > > agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan > kosnep > > > taken > > > > for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan > sendirinya > > > > kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya > kita > > > > berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, > ARTINYA > > > ADA > > > > BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA. > > > > > > > > Semua agama sama, dalam arti bahwa setiap ajaran agama berusaha > > > > membentuk umatnya menjadi manusia yang terbaik, bagi alam > semesta > > > > sehingga manusia bisa MENJADI REPRESENTATIVE KEBERADAAN TUHAN > DI > > > > DUNIA.Kalau pemikiran saya justru inti point inilah yang > menjadi > > > dasar > > > > bagaimana kita memandang bahwa setiap agama adalah benar > > > adanya...ini > > > > sebanarnya masih menggantung tapi sedikit2 saja dulu bukan apa- > apa > > > > tapi saya sendiri juga
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
ASSALAMU 'ALAIKUM WR WB... dmana2 pasti ada orang jahat jangan salahkan agama tentang itu.. qita tidak boleh membenarkan agama selain islam selain dengan konteks al'quran... memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan kepercayaan menyimpang... demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an dan nyata2 menyembah patung. menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni Dan <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/01/2007 03:45 PM Please respond to wanita-muslimah To: wanita-muslimah@yahoogroups.com cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan akan datang di masa depan. Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun demikian semua demi tujuan yg baik. Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar dan ngocol... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai utusan > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi masing2 > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. Reason > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. I leave > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow these, you > will never go astray." > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious Scriptures, bahwa > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 dari kitab > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. Sebagaimana > disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi > penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas kitab2 > itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga > kemurniannya dari tangan2 yang corrupt. > > Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 Allah yang > diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus. Namun, > sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada kitab2 > sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan > dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala. > > Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad SAW adalah > sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu > berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and will stay > forever. > > Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau > saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA, perguruan > tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian > dari kehidupan saya. > Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya laksanakan > adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir. > > Wassalam, > Flora > > --- > Re: The Name of Allah - semua agama sama? > Posted by: "satriyo" [EMAIL PROTECTED] satriyo_as > Wed Apr 25, 2007 8:42 pm (PST) > dst... > > Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak, > apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Tolong dong kasih bocoran, ajaran mana yang paling beres, ... ga ngaco, ... pengeen banget deh jadi beres dan ga ngaco. baidewei, Dana ikut ajaran apa? salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering > juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan > akan datang di masa depan. > > Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun > demikian semua demi tujuan yg baik. > > Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari > perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. > Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. > > Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak > boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah > pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg > sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar > dan ngocol... > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" > wrote: > > > > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai > utusan > > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi > masing2 > > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. > Reason > > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. > I leave > > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow > these, you > > will never go astray." > > > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious > Scriptures, bahwa > > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 > dari kitab > > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. > Sebagaimana > > disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi > > penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas > kitab2 > > itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga > > kemurniannya dari tangan2 yang corrupt. > > > > Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 > Allah yang > > diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus. > Namun, > > sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada > kitab2 > > sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan > > dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala. > > > > Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad > SAW adalah > > sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu > > berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and > will stay > > forever. > > > > Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau > > saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA, > perguruan > > tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian > > dari kehidupan saya. > > Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya > laksanakan > > adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir. > > > > Wassalam, > > Flora > > > > --- > > Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > Posted by: "satriyo" efikoe@ satriyo_as > > Wed Apr 25, 2007 8:42 pm (PST) > > dst... > > > > Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak, > > apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung > > itu "saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 > > yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya > > rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2" ...! > > --- > > Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > Posted by: "Chae" chairunisa_mahadewi@ chairunisa_mahadewi > > Wed Apr 25, 2007 7:53 pm (PST) > > Mbak Flora, > > > > . dst... > > > > dan saya pikir bahwa > > kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui > > karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan > > kitabnya masing2. > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan akan datang di masa depan. Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun demikian semua demi tujuan yg baik. Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar dan ngocol... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai utusan > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi masing2 > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. Reason > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. I leave > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow these, you > will never go astray." > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious Scriptures, bahwa > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 dari kitab > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. Sebagaimana > disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi > penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas kitab2 > itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga > kemurniannya dari tangan2 yang corrupt. > > Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 Allah yang > diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus. Namun, > sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada kitab2 > sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan > dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala. > > Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad SAW adalah > sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu > berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and will stay > forever. > > Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau > saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA, perguruan > tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian > dari kehidupan saya. > Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya laksanakan > adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir. > > Wassalam, > Flora > > --- > Re: The Name of Allah - semua agama sama? > Posted by: "satriyo" [EMAIL PROTECTED] satriyo_as > Wed Apr 25, 2007 8:42 pm (PST) > dst... > > Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak, > apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung > itu "saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 > yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya > rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2" ...! > --- > Re: The Name of Allah - semua agama sama? > Posted by: "Chae" [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi > Wed Apr 25, 2007 7:53 pm (PST) > Mbak Flora, > > . dst... > > dan saya pikir bahwa > kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui > karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan > kitabnya masing2. > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
erasa nggak pernah terancam dengan 'a > > good > > > > Muslim' > > > > > > > > salam > > > > Mia > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > > > > wrote: > > > > > > > > > > Nimbrung : > > > > > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. > > > > > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan > > > > sinkretisme :-) > > > > > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan > > sinkretisme > > > > yg lagi mulai naik daun di Indonesia > > > > > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah > > > > > > > > > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 > > > > selain ke monumen cinta Taj Mahal > > > > > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan > > > > mendapatkan juga keterangan/leaflet > > > > > mengenai sejarah munculnya Baha'i. > > > > > > > > > > Salam > > > > > l.meilany > > > > > > > > > > - Original Message - > > > > > From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) > > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > > > Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM > > > > > Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua > > > > agama sama? (Dialog imaginer) > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak > > Chae > > > > > dengan putrinya, Annisa > > > > > > > > > > ... > > > > > > > > > > "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? > > > > > eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? > > > > > > > > > > "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" > > > > > > > > > > " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil- > > Nya > > > > dengan > > > > > rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan > > benar > > > > adanya." > > > > > > > > > > "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa > > sayang > > > > mam?? > > > > > > > > > > "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat > > > > kebaikan > > > > > di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita > > saling > > > > > berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita > > memanggil- > > > > Nya > > > > > maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua > > > > > makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan > > > > sebutan > > > > > yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita > > > > berbuat > > > > > kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang > > kita > > > > > panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang > > ada > > > > > didalam dada kita sendiri. > > > > > > > > > > "ohhh"...katanya... > > > > > > > > > > Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi > > saya > > > > aja > > > > > (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? > > Saya > > > > tau > > > > > mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan > > lembut > > > > hati > > > > > kok. > > > > > > > > > > "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja > > ya, > > > > > asalkan dengan rasa sayang ?" > > > > > > > > > > "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." > > > > > > > > > > "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang > > > > gini : > > > > > Ya Yesus, ampunkanlah dosaku > > > > > Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku > > > > > Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku > > waktu > > > > kecil. > > > > > Amiin. > > > > > Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" > > > > > > > > > > "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." > > > > > > > > > > ... > > > > > > > > > > Wassalaam, > > > > > -Ning > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > > >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mba Lina, > > Mengapa idealnya dalam beragama seseorang tidak boleh "taken for > grandted"?? Lina: Karena idealnya beragama harus pake otak, gak telen mentah2 apa kata para ulama masing2 agama. > > Saya pikir agama tidak begitu saja tumbuh dalam diri seseorang tapi > mempunyai akar sejarah yang memang tidak lepas dari titik awal > seseorang untuk berkembang (asli Mba, susah menerangkanya;) > > Masalahnya dalam memandang semua agama sama, kita seringkali setengah> hati dan kadang bersikap mendua...hal ini terjadi ketika kita> menghadapi satu permasalahn mengenai "Klaim kebenaran". Lina: Bukan setengah hati, mbak. Tapi harus berfikir dikotomis > > Apakah bisa kita menerima bahwa dalam agama lain pun ada yang namanya> "jalan kebenaran". Ketika kita memeluk satu agama dan kemudian kita di> doktrin tentang ke absolutan dari kebenaran agama kita maka secara> otomatis kita di giring dalam satu pemikiran bahwa tidak ada kebenaran> dalam agama lain. Kita mungkin bisa menerima keberadaan agama lain> tapi apakah kita bisa menerima kebenaran agama lain?? seringkali> orang-orang yang bisa menerima kebenaran dalam agama lain diragukan> "keimanannya" terhadap agama yang di anutnya, apakah memang dengan> mengakui kebenaran dalam agama lain dengan demikian keimanan kita> sendiri dipertanyakan?? Lina: Kalo saya sih buat pribadi ya mesti absolut, tidak mendua. Buat pribadi tidak ada kebenaran ganda. Tidak perlu menerima kebenaran agama lain. Yang penting bisa hidup rukun dengan agama lain. Kebenaran agama lain, itu urusan orang lain tsb. Kalo sampe mbak Chae, misalnya, membetulkan keimanan trinitas yang Isa (as) itu Tuhan, ya keimanan mbak perlu dipertanyakan. > > Bagi saya pribadi agama adalah suatu cara/jalan untuk menempuh satu > process pembentukan diri menjadi "khalifah" dan process pembentukan > ini akan bermacam-macam cara (agama) karena seperti yang saya sebutkan> dari awal bahwa ini tidak terlepas dari ruang lingkup titik awal> seseorang. Artinya dalam Islam kita bisa menjadi be good muslim, dalam> kristen kita bisa jadi be a good kristen, dalam hindu kita bisa jadi> be good hindu, dalam budha kita bisa jadi be good budha, dalam Yahudi> bisa jadi be good Yahudi, dalam kejawawen bisa jadi be good kejawan,> dalam sintho bisa jadi be good sintho dll Lina: Bergantung apa ukuran 'baik' itu > > Saya termasuk yang percaya bahwa semua agama bisa membawa kita menjadi> seorang "khalifah" atau representative Allah. > > Pernah menjadi dialog antara saya dan putri sulung saya mengenai ini. > > Kaka: " Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan > masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak> jahat?? > > "Apakah masuk neraka atau surga adalah hal sangat penting, sayang??" > > "Iya lah Mam, bukankah kita semua menginginkan untuk bisa masuk surga"?? > > " menurut Kaka baiknya bagaimana??" memaksa mereka untuk menerima Islam"?? Lina: Dialog ini menjadi aneh ketika mamanya memulai dengan kata memaksa/hal yang buruk tsb...:-) > > Bidadariku cuman bisa menggelengkan kepalanya, baginya ide "memaksa"> adalah hal yang buruk, jangan kan soal agama dari hal yang kecil saja> kami terbiasa mendidik agar tidak pernah memaksakan kehendak pada> orang lain. > > "Sayang, menurutmu siapakah yang berhak memutuskan seseorang masuk > surga atau neraka??" > > "Hanya Allah SWT saja, Mam"?? > > "Lalu untuk apa urusan Surga dan Neraka menjadi masalah mu"? Lina: Kalo anak saya pasti menjawab,"karena Allah gak perlu masuk surga, maaa. Yang mau masuk surga itu manusi. Jadi, itu emang urusan manusia. > > Kupeluk erat anaku,"Sayang...jika demikian tidak perlu kita menghakimi> orang lain dengan masalah Surga dan Neraka karena kita tidak pernah> memiliki otoritas untuk menentukanya bahkan untuk diri kita> sendiri...yang seharusnya kita lakukan adalah menjadi orang yang bisa> menciptakan surga di dunia ini surga bagi dirinya, bagi> orang-orang yang dicintainya dan surga bagi semua umat > manusia...karena kita tidak pernah tahu apakah kita akan mendapatkan> surga nantinya Lina: Ini bukan menghakimi, maaa. Ini diskusi! Mamaku sayang, aku mau tanya deh. Kata mama kan manusia itu representative Allah. Allah kan Maha Tahu ya ma, pastinya representativenya tau dong, ma. meskipun gak Maha. Allah kan Maha Menghakimi, pastinya manusia juga bisa dong menghakimi tapi tidak Maha...:-). Jadi, manusia itu memang terbatas krn gak ada Mahanya. Jadi, manusia itu bisa menghakimi sebatas ilmu dan yg dimiliki saja. Makanya banyak hakim, maaa termasuk hakim garis...:-)) priiit! out! > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Iya mbak Chae, itu intinya. Idealnya, beragama itu tidak 'taken for > > granted' tapi kalo bernegara idealnya memang 'taken for granted' > > (mau pindah kewargaan-negara ya bisa saja, tapi tetep aja asalnya > > dia ora
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
gaimana Islam dan Muslim itu. > > > > > > Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan > > > terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar dulu, > > > kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan > nggak > > > boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, > > > bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan > > > mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu? Be > a > > > good Muslim! > > > > > > Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota > > > keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk > > > setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a > good > > > Muslim' > > > > > > salam > > > Mia > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > > > wrote: > > > > > > > > Nimbrung : > > > > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. > > > > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan > > > sinkretisme :-) > > > > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan > sinkretisme > > > yg lagi mulai naik daun di Indonesia > > > > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah > > > > > > > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 > > > selain ke monumen cinta Taj Mahal > > > > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan > > > mendapatkan juga keterangan/leaflet > > > > mengenai sejarah munculnya Baha'i. > > > > > > > > Salam > > > > l.meilany > > > > > > > > - Original Message - > > > > From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > > Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM > > > > Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua > > > agama sama? (Dialog imaginer) > > > > > > > > > > > > > > > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak > Chae > > > > dengan putrinya, Annisa > > > > > > > > ... > > > > > > > > "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? > > > > eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? > > > > > > > > "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" > > > > > > > > " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil- > Nya > > > dengan > > > > rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan > benar > > > adanya." > > > > > > > > "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa > sayang > > > mam?? > > > > > > > > "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat > > > kebaikan > > > > di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita > saling > > > > berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita > memanggil- > > > Nya > > > > maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua > > > > makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan > > > sebutan > > > > yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita > > > berbuat > > > > kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang > kita > > > > panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang > ada > > > > didalam dada kita sendiri. > > > > > > > > "ohhh"...katanya... > > > > > > > > Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi > saya > > > aja > > > > (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? > Saya > > > tau > > > > mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan > lembut > > > hati > > > > kok. > > > > > > > > "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja > ya, > > > > asalkan dengan rasa sayang ?" > > > > > > > > "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." > > > > > > > > "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang > > > gini : > > > > Ya Yesus, ampunkanlah dosaku > > > > Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku > > > > Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku > waktu > > > kecil. > > > > Amiin. > > > > Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" > > > > > > > > "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." > > > > > > > > ... > > > > > > > > Wassalaam, > > > > -Ning > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Ibu-ibu sekalian, Singkat kata, saya dan istri mengambil kebijakan bahwa anak-anak harus percaya dan yakin kebenaran Islam dan Islam itu satu-satunya yang benar, tapi di sisi lain, mereka tidak boleh menjelek-jelekkan atau menghina agama dan pemeluk agama lain. Dan setelah mereka dewasa, lebih faqih dengan Diin-nya, Islam, dan setelah mereka juga tahu tentang agama-agama lain, saya akan persilahkan mereka untuk memutuskan bagaimana bersikap. Toh Al-Qur'an dan Al-Hadis/As-Sunnah juga jelas, gamblang dan lengkap dalam memberika gambaran ini, di antaranya "laa ikraaha fiddiin" dan surat Al-Kaafiruun. sulitnya adalah ketika mereka keluar rumah, maka dominasi keluarga agak sedikit tergeser atau terganggu oleh pengaruh lingkungan, termasuk keluarga besar. jadi memang semua bermula dari rumah, dari kita sebagai orang tua. Saya selalu memegang hadis Rasul yang intinya apapun juga, kita sebagai orang tua tetap bertanggung jawab atas 'fitrah' anak kita, apakah kelak tetap muslim, atau menjadi kafir/non-muslim. maaf jika tidak nyambung. salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mba Mia dan Mba Mei, > > Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran > mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan > saja dalam berumah tangga itu berat "menyatukanya" apalagi dengan > pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip > untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering > saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali > mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah > resiko seorang Ibu he..he..he..;)) > > Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti > tidak ada "khususan" dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak > mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal > masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik > awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita > gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain > yang menggunakan peta yang berbeda adalah "beda" dengan tujuan kita. > KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH > SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya > diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG > HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6) > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai > > Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara Islam. > > Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah > > bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri. Melupakan kenyataan ini > > adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri. Dan kemudian > > jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya > > dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia > > bagaimana Islam dan Muslim itu. > > > > Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan > > terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar dulu, > > kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan nggak > > boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, > > bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan > > mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu? Be a > > good Muslim! > > > > Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota > > keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk > > setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a good > > Muslim' > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > > wrote: > > > > > > Nimbrung : > > > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. > > > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan > > sinkretisme :-) > > > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme > > yg lagi mulai naik daun di Indonesia > > > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah > > > > > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 > > selain ke monumen cinta Taj Mahal > > > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan > > mendapatkan juga keterangan/leaflet > > > mengenai sejarah munculnya Baha'i. > > > > > > Salam > > > l.meilany >
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Chae : Kaka: " Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak jahat?? = Jano - ko : Hanya mau menambahkan saja, seharusnya chae menjelaskan secara tuntas apakah itu Islam, sambil menggiring keng puteri / ananda, untuk mulai belajar membuka Al Qur'an dan Hadis, gitu. Jano-ko khawatir kalau chae tidak menjelaskan definisi dan apa itu islam maka akan membuat puterinya jadi tambah bingung. Bisa saja dimulai dengan menjelaskan apa itu Rukun Islam, Rukun Iman dst. Ini hanya saran lho. Gitu. Selamat siang. --oo0oo-- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mba Lina, Mengapa idealnya dalam beragama seseorang tidak boleh "taken for grandted"?? Saya pikir agama tidak begitu saja tumbuh dalam diri seseorang tapi mempunyai akar sejarah yang memang tidak lepas dari titik awal seseorang untuk berkembang (asli Mba, susah menerangkanya;) Masalahnya dalam memandang semua agama sama, kita seringkali setengah hati dan kadang bersikap mendua...hal ini terjadi ketika kita menghadapi satu permasalahn mengenai "Klaim kebenaran". Apakah bisa kita menerima bahwa dalam agama lain pun ada yang namanya "jalan kebenaran". Ketika kita memeluk satu agama dan kemudian kita di doktrin tentang ke absolutan dari kebenaran agama kita maka secara otomatis kita di giring dalam satu pemikiran bahwa tidak ada kebenaran dalam agama lain. Kita mungkin bisa menerima keberadaan agama lain tapi apakah kita bisa menerima kebenaran agama lain?? seringkali orang-orang yang bisa menerima kebenaran dalam agama lain diragukan "keimanannya" terhadap agama yang di anutnya, apakah memang dengan mengakui kebenaran dalam agama lain dengan demikian keimanan kita sendiri dipertanyakan?? Bagi saya pribadi agama adalah suatu cara/jalan untuk menempuh satu process pembentukan diri menjadi "khalifah" dan process pembentukan ini akan bermacam-macam cara (agama) karena seperti yang saya sebutkan dari awal bahwa ini tidak terlepas dari ruang lingkup titik awal seseorang. Artinya dalam Islam kita bisa menjadi be good muslim, dalam kristen kita bisa jadi be a good kristen, dalam hindu kita bisa jadi be good hindu, dalam budha kita bisa jadi be good budha, dalam Yahudi bisa jadi be good Yahudi, dalam kejawawen bisa jadi be good kejawan, dalam sintho bisa jadi be good sintho dll Saya termasuk yang percaya bahwa semua agama bisa membawa kita menjadi seorang "khalifah" atau representative Allah. Pernah menjadi dialog antara saya dan putri sulung saya mengenai ini. Kaka: " Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak jahat?? "Apakah masuk neraka atau surga adalah hal sangat penting, sayang??" "Iya lah Mam, bukankah kita semua menginginkan untuk bisa masuk surga"?? " menurut Kaka baiknya bagaimana??" memaksa mereka untuk menerima Islam"?? Bidadariku cuman bisa menggelengkan kepalanya, baginya ide "memaksa" adalah hal yang buruk, jangan kan soal agama dari hal yang kecil saja kami terbiasa mendidik agar tidak pernah memaksakan kehendak pada orang lain. "Sayang, menurutmu siapakah yang berhak memutuskan seseorang masuk surga atau neraka??" "Hanya Allah SWT saja, Mam"?? "Lalu untuk apa urusan Surga dan Neraka menjadi masalah mu"? Kupeluk erat anaku,"Sayang...jika demikian tidak perlu kita menghakimi orang lain dengan masalah Surga dan Neraka karena kita tidak pernah memiliki otoritas untuk menentukanya bahkan untuk diri kita sendiri...yang seharusnya kita lakukan adalah menjadi orang yang bisa menciptakan surga di dunia ini surga bagi dirinya, bagi orang-orang yang dicintainya dan surga bagi semua umat manusia...karena kita tidak pernah tahu apakah kita akan mendapatkan surga nantinya --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Iya mbak Chae, itu intinya. Idealnya, beragama itu tidak 'taken for > granted' tapi kalo bernegara idealnya memang 'taken for granted' > (mau pindah kewargaan-negara ya bisa saja, tapi tetep aja asalnya > dia orang Indonesia itu gak bisa dihapus). > > Kalau 'semua agama sama' dengan arti demikian sih buat saya no > problem. Semua agama baik bagi masing-masing pemeluknya. Semua agama > mengajarkan kebaikan bagi masing2 pemeluknya. > > wassalam, > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Mba Lina & Mba Mia, > > > > Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah "kebenaran > agama" > > karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti > > ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita > menerima > > agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep > taken > > for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya > > kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita > > berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA > ADA > > BEBERAPA KASUS
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Mba Lina, Mengapa idealnya dalam beragama seseorang tidak boleh "taken for grandted"?? Saya pikir agama tidak begitu saja tumbuh dalam diri seseorang tapi mempunyai akar sejarah yang memang tidak lepas dari titik awal seseorang untuk berkembang (asli Mba, susah menerangkanya;) Masalahnya dalam memandang semua agama sama, kita seringkali setengah hati dan kadang bersikap mendua...hal ini terjadi ketika kita menghadapi satu permasalahn mengenai "Klaim kebenaran". Apakah bisa kita menerima bahwa dalam agama lain pun ada yang namanya "jalan kebenaran". Ketika kita memeluk satu agama dan kemudian kita di doktrin tentang ke absolutan dari kebenaran agama kita maka secara otomatis kita di giring dalam satu pemikiran bahwa tidak ada kebenaran dalam agama lain. Kita mungkin bisa menerima keberadaan agama lain tapi apakah kita bisa menerima kebenaran agama lain?? seringkali orang-orang yang bisa menerima kebenaran dalam agama lain diragukan "keimanannya" terhadap agama yang di anutnya, apakah memang dengan mengakui kebenaran dalam agama lain dengan demikian keimanan kita sendiri dipertanyakan?? Bagi saya pribadi agama adalah suatu cara/jalan untuk menempuh satu process pembentukan diri menjadi "khalifah" dan process pembentukan ini akan bermacam-macam cara (agama) karena seperti yang saya sebutkan dari awal bahwa ini tidak terlepas dari ruang lingkup titik awal seseorang. Artinya dalam Islam kita bisa menjadi be good muslim, dalam kristen kita bisa jadi be a good kristen, dalam hindu kita bisa jadi be good hindu, dalam budha kita bisa jadi be good budha, dalam Yahudi bisa jadi be good Yahudi, dalam kejawawen bisa jadi be good kejawan, dalam sintho bisa jadi be good sintho dll Saya termasuk yang percaya bahwa semua agama bisa membawa kita menjadi seorang "khalifah" atau representative Allah. Pernah menjadi dialog antara saya dan putri sulung saya mengenai ini. Kaka: " Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak jahat?? "Apakah masuk neraka atau surga adalah hal sangat penting, sayang??" "Iya lah Mam, bukankah kita semua menginginkan untuk bisa masuk surga"?? " menurut Kaka baiknya bagaimana??" memaksa mereka untuk menerima Islam"?? Bidadariku cuman bisa menggelengkan kepalanya, baginya ide "memaksa" adalah hal yang buruk, jangan kan soal agama dari hal yang kecil saja kami terbiasa mendidik agar tidak pernah memaksakan kehendak pada orang lain. "Sayang, menurutmu siapakah yang berhak memutuskan seseorang masuk surga atau neraka??" "Hanya Allah SWT saja, Mam"?? "Lalu untuk apa urusan Surga dan Neraka menjadi masalah mu"? Kupeluk erat anaku,"Sayang...jika demikian tidak perlu kita menghakimi orang lain dengan masalah Surga dan Neraka karena kita tidak pernah memiliki otoritas untuk menentukanya bahkan untuk diri kita sendiri...yang seharusnya kita lakukan adalah menjadi orang yang bisa menciptakan surga di dunia ini surga bagi dirinya, bagi orang-orang yang dicintainya dan surga bagi semua umat manusia...karena kita tidak pernah tahu apakah kita akan mendapatkan surga nantinya --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Iya mbak Chae, itu intinya. Idealnya, beragama itu tidak 'taken for > granted' tapi kalo bernegara idealnya memang 'taken for granted' > (mau pindah kewargaan-negara ya bisa saja, tapi tetep aja asalnya > dia orang Indonesia itu gak bisa dihapus). > > Kalau 'semua agama sama' dengan arti demikian sih buat saya no > problem. Semua agama baik bagi masing-masing pemeluknya. Semua agama > mengajarkan kebaikan bagi masing2 pemeluknya. > > wassalam, > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Mba Lina & Mba Mia, > > > > Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah "kebenaran > agama" > > karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti > > ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita > menerima > > agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep > taken > > for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya > > kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita > > berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA > ADA > > BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA. > > > > Semua agama sama, dalam arti bahwa setiap ajaran agama berusaha > > membentuk umatnya menjadi manusia yang terbaik, bagi alam semesta > > sehingga manusia bisa MENJADI REPRESENTATIVE KEBERADAAN TUHAN DI > > DUNIA.Kalau pemikiran saya justru inti point inilah yang menjadi > dasar > > bagaimana kita memandang bahwa setiap agama adalah benar > adanya...ini > > sebanarnya masih menggantung tapi sedikit2 saja dulu bukan apa-apa > > tapi saya sendiri juga masing pusing;)) > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > > > Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran > > > negara' mungkin ku
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
an perasaanya dan mencerminkan kesempurnaan > yang ada dalam imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang > disembahnya.." > > Anak saya yang terkecil (TK), nyeletuk : > "Jadi menurut teman mama itu, orang Kristen boleh ya berdoa pada Dewa ?" > > > Wah, bingung juga jawabnya. Pertanyaan itu mencerminkan bahwa paradigma > berfikir anak saya itu adalah memang ALlah, Yesus & Dewa itu sesuatu > yang berbeda. Ya saya jawab : " Ya, itu menurut teman mama itu lho de'.. > Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak benar > pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu > ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali ALLAH dan > nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan.." > > Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan "kadang-kadang kita ngaku- ngaku > bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... Misalnya > Game, atau film kartun.." He..he..he.. soalnya anak-anak kadang- kadang > kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat.. > > Wassalaam, > -Ning > > > > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany > Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > (Dialog imaginer) > > > > Nimbrung : > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan > sinkretisme :-) > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg > lagi mulai naik daun di Indonesia > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke > monumen cinta Taj Mahal > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan > juga keterangan/leaflet > mengenai sejarah munculnya Baha'i. > > Salam > l.meilany > > - Original Message - > From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> > Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM > Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > (Dialog imaginer) > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae > dengan putrinya, Annisa > > ... > > "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? > eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? > > "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" > > " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan > rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya." > > "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? > > "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan > di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling > berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil- Nya > maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua > makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan > yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat > kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita > panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada > didalam dada kita sendiri. > > "ohhh"...katanya... > > Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja > (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau > mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati > kok. > > "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, > asalkan dengan rasa sayang ?" > > "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." > > "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : > Ya Yesus, ampunkanlah dosaku > Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku > Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil. > Amiin. > Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" > > "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." > > ... > > Wassalaam, > -Ning > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Iya mbak Chae, itu intinya. Idealnya, beragama itu tidak 'taken for granted' tapi kalo bernegara idealnya memang 'taken for granted' (mau pindah kewargaan-negara ya bisa saja, tapi tetep aja asalnya dia orang Indonesia itu gak bisa dihapus). Kalau 'semua agama sama' dengan arti demikian sih buat saya no problem. Semua agama baik bagi masing-masing pemeluknya. Semua agama mengajarkan kebaikan bagi masing2 pemeluknya. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mba Lina & Mba Mia, > > Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah "kebenaran agama" > karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti > ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita menerima > agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep taken > for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya > kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita > berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA ADA > BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA. > > Semua agama sama, dalam arti bahwa setiap ajaran agama berusaha > membentuk umatnya menjadi manusia yang terbaik, bagi alam semesta > sehingga manusia bisa MENJADI REPRESENTATIVE KEBERADAAN TUHAN DI > DUNIA.Kalau pemikiran saya justru inti point inilah yang menjadi dasar > bagaimana kita memandang bahwa setiap agama adalah benar adanya...ini > sebanarnya masih menggantung tapi sedikit2 saja dulu bukan apa-apa > tapi saya sendiri juga masing pusing;)) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran > > negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa > > jadi kayak agama, misalnya the promised land. > > > > "Semua agama adalah sama" memang sungguh gampang disalahartikan > > karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang > > kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. > > Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang > > disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter > > terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti > > semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang > > mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah > > dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > > lain...lha.. > > > > Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial > > philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, > > peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. > > Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, > > sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah > > saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak > > terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:- > > ) > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > wrote: > > > > > > Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada > > > pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, > > > keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang > > > tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang > > > sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. > > > > > > Pemisalan: > > > *** > > > Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. > > > Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran > > > Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini. > > > > > > Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, > > > AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang > > > Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja > > > kan?) > > > *** > > > Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara- > > > negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-) > > > > > > Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran > > > dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan > > > AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi > > > ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama > > > Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya > > > mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang > > > dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu > > > contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 "Hai Ahli > > > Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil > > > [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu > > > mengetahuinya?". Menyembunyikan kebenaran adalah salah
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Mba Mia dan Mba Mei, Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan saja dalam berumah tangga itu berat "menyatukanya" apalagi dengan pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah resiko seorang Ibu he..he..he..;)) Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti tidak ada "khususan" dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain yang menggunakan peta yang berbeda adalah "beda" dengan tujuan kita. KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai > Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara Islam. > Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah > bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri. Melupakan kenyataan ini > adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri. Dan kemudian > jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya > dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia > bagaimana Islam dan Muslim itu. > > Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan > terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar dulu, > kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan nggak > boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, > bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan > mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu? Be a > good Muslim! > > Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota > keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk > setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a good > Muslim' > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > wrote: > > > > Nimbrung : > > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. > > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan > sinkretisme :-) > > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme > yg lagi mulai naik daun di Indonesia > > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah > > > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 > selain ke monumen cinta Taj Mahal > > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan > mendapatkan juga keterangan/leaflet > > mengenai sejarah munculnya Baha'i. > > > > Salam > > l.meilany > > > > - Original Message - > > From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM > > Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua > agama sama? (Dialog imaginer) > > > > > > > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae > > dengan putrinya, Annisa > > > > ... > > > > "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? > > eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? > > > > "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" > > > > " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya > dengan > > rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar > adanya." > > > > "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang > mam?? > > > > "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat > kebaikan > > di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling > > berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil- > Nya > > maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua > > makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan > sebutan > > yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Sejawat WM semua, Saya sangat senang bisa bertukar pandang dengan anda semua, baik yang tidak setuju dengan pernyataan "Semua agama sama" maupun yang setuju, dan masing-masing sejauh ini mengedepankan hujjahnya dengan harapan agar pihak lain mau menerima pendapatnya, atau setidaknya pihak lain mau mengerti mengapa pendapatnya seperti demikian. Memang keberagaman itu indah ... to a certain point, menurut saya. Eniwe, ada satu hal yang ingin saya tanyakan tanggapannya di sini, dan ada hal lain yang terkait sebagai konsekuensinya. Begini, saya sebagai yang setuju dengan menyatakan bahwa pernyataan/kalimat "semuga agama sama" itu tidak benar, atau dengan kata lain saya tidak sepakat menyatakan semua agama sama, punya sedikit kelemahan. Saya masih jauh dari memahami Islam terutama dari segi hikmah dan praktis, dan untuk itu saya selalu memohon kepada Allah agar saya dipahamkan tentang Islam ini, agar 'faqih' dalam 'Diin' ini. Tapi dalam keterbatasan saya, memahami ... dan terlebih lagi memahamkan orang lain (membuat orang lain jadi paham), saya tetap punya 'gut-feeling' atau instinct yang kuat untuk meyakini bahwa Islam itu berbeda dari agama/keyakinan/ideologi/keimanan/pandangan-hdiup lain sehingga (yang benar dan) kebenaran itu hanya ada di Islam. Sampai di sini saya kira (semoga) jelas posisi saya. Nah, hal lain yang sebetulnya patut tapi belum saya lakukan adalah lebih mengetahui agama lain sebelum saya yakin seberapa sama dengan Islam. Mana mungkin saya bisa menyatakan A itu sama dengan B, C dan D ketika saya hanya tahu A saja, sedangkan terhadap B, C dan D saya hanya asumsi/kira-kira/menduga? Pertanyaan saya, apakah yang mengatakan semua agama sama di milis ini memang tahu benar agama2 lain (sebagaiman asumsi saya) seperti tahunya akan Islam? Ini belum ke masalah Sophia perrennis/hikmah abadi/universal religion ... yang akan lain lagi saya kira thread nya krn lebih ke filsafat. Mungkin Ibu Mia mau mencoba memulai share dengan kita soal ini, lepas dari siapa di depan atau belakang. terim kasih, salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mba Lina & Mba Mia, > > Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah "kebenaran agama" > karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti > ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita menerima > agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep taken > for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya > kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita > berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA ADA > BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA. > > Semua agama sama, dalam arti bahwa setiap ajaran agama berusaha > membentuk umatnya menjadi manusia yang terbaik, bagi alam semesta > sehingga manusia bisa MENJADI REPRESENTATIVE KEBERADAAN TUHAN DI > DUNIA.Kalau pemikiran saya justru inti point inilah yang menjadi dasar > bagaimana kita memandang bahwa setiap agama adalah benar adanya...ini > sebanarnya masih menggantung tapi sedikit2 saja dulu bukan apa-apa > tapi saya sendiri juga masing pusing;)) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran > > negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa > > jadi kayak agama, misalnya the promised land. > > > > "Semua agama adalah sama" memang sungguh gampang disalahartikan > > karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang > > kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. > > Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang > > disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter > > terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti > > semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang > > mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah > > dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > > lain...lha.. > > > > Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial > > philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, > > peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. > > Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, > > sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah > > saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak > > terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:- > > ) > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > wrote: > > > > > > Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada > > > pemisalan perbandingan keben
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Mba Lina & Mba Mia, Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah "kebenaran agama" karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita menerima agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep taken for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA ADA BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA. Semua agama sama, dalam arti bahwa setiap ajaran agama berusaha membentuk umatnya menjadi manusia yang terbaik, bagi alam semesta sehingga manusia bisa MENJADI REPRESENTATIVE KEBERADAAN TUHAN DI DUNIA.Kalau pemikiran saya justru inti point inilah yang menjadi dasar bagaimana kita memandang bahwa setiap agama adalah benar adanya...ini sebanarnya masih menggantung tapi sedikit2 saja dulu bukan apa-apa tapi saya sendiri juga masing pusing;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran > negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa > jadi kayak agama, misalnya the promised land. > > "Semua agama adalah sama" memang sungguh gampang disalahartikan > karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang > kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. > Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang > disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter > terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti > semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang > mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah > dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. > > Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial > philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, > peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. > Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, > sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah > saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak > terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:- > ) > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada > > pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, > > keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang > > tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang > > sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. > > > > Pemisalan: > > *** > > Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. > > Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran > > Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini. > > > > Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, > > AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang > > Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja > > kan?) > > *** > > Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara- > > negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-) > > > > Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran > > dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan > > AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi > > ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama > > Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya > > mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang > > dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu > > contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 "Hai Ahli > > Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil > > [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu > > mengetahuinya?". Menyembunyikan kebenaran adalah salah. > > > > Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab > > suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin > > suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya > > yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian > dengan > > AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang > > dari Allah SWT. > > > > Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan > > incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang > > mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan > > tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan > > mengusir (meme
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Mungkin Mba Ning benar bahwa paradigma berfikir anak kecil itu adalah memang ALlah, Yesus & Dewa itu sesuatu yang berbeda. Apa yang saya alami sejak kecil dari TK,SD,SMP dan sampai SMA di dokrin oleh lingkungan baik di rumah dan disekolah juga di lingkungan tepat tinggal ditanamkan kepercayaan bahwa Tuhan antar agama berbeda-beda. Dan sejauh itu pemahaman tsb baik-baik saja sampai ketika saya menjadi seorang Ibu dan melihat kenyataan bahwa anak-anak saya mendapatkan dokrinitas yang sama. Dan akibatnya ada sikap "perbedaan" yang menimbulkan gap-gap yang memisahkan. Ketika ada pemikiran bahwa tiap agama mempunyai satu Tuhan yang berbeda dengan Tuhan2 dari agama yang lain maka muncul sikap untuk saling membela untuk tuhanya masing-masing, muncul sikap permusuhan yang dilatarbelakangi "perjuangan untuk membela tuhanya masing-masing". Sehingga kita terbiasa menghakimi seseorang dari BAGAIMANA DIA MENYEMBAH TUHAN TAPI LEBIH KEPADA APA YANG DIA SEMBAH.. Dengan demikian sering kali membutakan mata kita, seperti contoh bagaimana kita sering mencari-cari pembenaran terhadap tindakan Imam Samudra cs, FPI cs yang mengusung nama Tuhan dalam perbuatan "jahatnya" dan justru kita berburuk sangka pada bantuan asing untuk kemanusiaan. Padahal dalam Qur'an sendiri ada penegasan untuk mempunyai prinsip mencari persamaan daripada perbedaan termasuk ke masalah keberadan Tuhan QS. 3:64 Saya dan suami sering mengajak anak-anak kami untuk senantiasa bertukar pikiran, saling mengutarakan permasalahn dari sudut pandang masing-masing dan kami menekankan pada anak-anak untuk menilai segala sesuatunya dari sisi perbuatan seseorang dan bukan dari apa yang dia percayai, hubungan manusia dan Tuhanya adalah sebauh hubungan yang sangat pribadi karena Tuhan sangat dekat dengan hamba-hamba-Nya lebih dekat daripada urat lehernya QS. 50:16 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Cerita awal minggu nih. > > Kemarin, seusai maghrib berjamaah, saya bercerita pada keluarga (suami > dan anak-anak), mengenai dialog ini. Sebagai kongklusi, saya bilang > gini. > "Jadi, menurut teman mama itu, orang boleh memanggil tuhan dengan nama > apa saja, asal itu memuaskan perasaanya dan mencerminkan kesempurnaan > yang ada dalam imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang > disembahnya.." > > Anak saya yang terkecil (TK), nyeletuk : > "Jadi menurut teman mama itu, orang Kristen boleh ya berdoa pada Dewa ?" > > > Wah, bingung juga jawabnya. Pertanyaan itu mencerminkan bahwa paradigma > berfikir anak saya itu adalah memang ALlah, Yesus & Dewa itu sesuatu > yang berbeda. Ya saya jawab : " Ya, itu menurut teman mama itu lho de'.. > Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak benar > pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu > ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali ALLAH dan > nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan.." > > Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan "kadang-kadang kita ngaku-ngaku > bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... Misalnya > Game, atau film kartun.." He..he..he.. soalnya anak-anak kadang-kadang > kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat.. > > Wassalaam, > -Ning > > > ____ > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany > Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > (Dialog imaginer) > > > > Nimbrung : > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan > sinkretisme :-) > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg > lagi mulai naik daun di Indonesia > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke > monumen cinta Taj Mahal > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan > juga keterangan/leaflet > mengenai sejarah munculnya Baha'i. > > Salam > l.meilany > > - Original Message - > From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> > Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM > Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > (Dialog imaginer) > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae > dengan putrinya, Annisa > > ... > > "menurut Kaka mana yang benar
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
mbak Ning, IMHO, saya kira dialog mbak Ning sama mbak Chae agak nggak nyambung. Dalam arti nggak masuk point dari masing-masing. Persoalan kita kan, apakah Tuhan yang dimaksud oleh semua orang dalam banyak agama itu sama. Apakah ketika orang Kristen bilang "Allah, Tuhan Bapak", orang Islam bilang "Allah", orang Hindu "Sang Hyang Tunggal" itu mengacu pada hakekat yang sama. Pembicaraan level "Tuhan Yesus", "Dewa Brahma" sebetulnya tidak mengacu pada hakekat yang sama, tapi sudah pada urusan fiqh masing- masing agama. Kalau contoh di-Islam mungkin berada pada level urusan syafaat Rasul, atau ridho wali dll. Tentu saja kalo orang Islam bilang "Tuhan Yesus" untuk mengacu Tuhan, atau orang Hindu bilang "Allah" malah jadi ngawur sesuai dengan "kata- kata ngawur dari fiqh masing-masing agama". Kalo istilah mas Aman, dari sisi Islam dari sisi keislaman. "Tuhan Yesus" tentu saja berbeda dengan "Allah". Peng-ilahan Isa adalah kesalahan yang jelas bagi orang Islam. Tapi jika bicara dalam konteks Trinitas orang Kristen yang ternyata bermakna sangat cair, yang berevolusi terus, itulah syariat mereka, fiqh mereka. (ini tentu saja good-sign buat kita orang Islam jika kita percaya pada universalitas nilai-nilai Islam yang akan muncul dengan sendirinya sehingga kita apresiatif dengan evolusi mereka, bahkan introspeksi thd kemandegan kita, jika ada, jangan malah di- ece, diejek atau dicaci). Sehingga saya menilai, mbak Chae sudah memberikan jawaban yang cantik ketika "orang boleh memanggil tuhan dengan nama apa saja, asal itu memuaskan perasaanya dan mencerminkan kesempurnaan yang ada dalam imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang disembahnya.." sehingga pas jika orang Islam akan memanggil dengan kata-kata "Allah" atau misalkan dengan sesuatu yang netral seperti "Gusti Pangeran"("Al- Malik", O' Lord), Gusti sing ora sare ("Ya Rabb"), karena nama-nama itulah yang memuaskan perasaan dalam mengacu pada zat yang serba Maha itu. Orang Islam yang terpuaskan mengacu Tuhan dengan "Allah,Tuhan Bapak" untuk mengacu tentu secara fiqh bukan orang Islam , tapi orang Kristen. Bagi Orang Islam, Tuhan itu namanya "Allah", bagi orang Kristen ada "Allah, Tuhan Bapak" dll. Itu kita, umat Islam disyariatkan untuk bersaksi bahwa semua Tuhan itu sesungguhnya Tuhan yang satu. Kita tidak boleh bilang Tuhan-nya orang Kristen itu berbeda dengan Tuhan kita, karena hal itu malah berarti kita mensejajarkan Allah dengan yang lain. Bahwa kita menganggap ada masalah tengan Teologi agama lain, itu persoalan lain. Yang masalah itu orang yang cuman maen-maen dalam mengacu Tuhan, karena ukurannya bukan kesungguhan mengacu pada zat itu, tapi bisa jadi lebih ke arah penghambaan kepada diri sendiri. salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Cerita awal minggu nih. > > Kemarin, seusai maghrib berjamaah, saya bercerita pada keluarga (suami > dan anak-anak), mengenai dialog ini. Sebagai kongklusi, saya bilang > gini. > "Jadi, menurut teman mama itu, orang boleh memanggil tuhan dengan nama > apa saja, asal itu memuaskan perasaanya dan mencerminkan kesempurnaan > yang ada dalam imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang > disembahnya.." > > Anak saya yang terkecil (TK), nyeletuk : > "Jadi menurut teman mama itu, orang Kristen boleh ya berdoa pada Dewa ?" > > > Wah, bingung juga jawabnya. Pertanyaan itu mencerminkan bahwa paradigma > berfikir anak saya itu adalah memang ALlah, Yesus & Dewa itu sesuatu > yang berbeda. Ya saya jawab : " Ya, itu menurut teman mama itu lho de'.. > Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak benar > pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu > ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali ALLAH dan > nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan.." > > Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan "kadang-kadang kita ngaku- ngaku > bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... Misalnya > Game, atau film kartun.." He..he..he.. soalnya anak-anak kadang- kadang > kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat.. > > Wassalaam, > -Ning > > > > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany > Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > (Dialog imaginer) > > > > Nimbrung : > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialo
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Jeng Rani : dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan komentar anda yang ndak nyambung blass.. udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu. Jani - ki : -- Al Qur'an 2. Al Baqarah 148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. --- Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu'anhu telah berkata : Telah datang seorang arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia menyatakan tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya Tanyalah apa yang engkau kehendaki : Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain nescaya Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat --- 4. Di dalam Hadis Qudsi yang artinya : Satu kebaikan akan diganda sepuluh malah lebih, manakala satu kejahatan tetap dikira satu (tidak diganda) ataupun aku mengampuninya. Sekalipun kamu menemuiKu(selepas ,mati) dengan dosa sebesar bumi tetapi tidak syirik kepadaKu dengan sesuatu maka Aku akan menemuinya dengan mengampuni dosa sebesar itu. - Dipetik dari kitab Al-Ittihafat - Al Qur'an Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (al Baqarah :120) -- Wassalam ---oo0oo--- Rani Kirana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas JaN OKO komentar-komentar anda kayak iklan di TV aja..nongol tanpa diundang..dan cenderung menyebalkan karena mengganggu alur cerita.. dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan komentar anda yang ndak nyambung blass.. udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu. tapi yang harus anda lakukan adalah belajar menulis yang baik dan benar..; logika anda juga perlu anda atur supaya dapat memahami dan dipahami orang lain.. salam hari Ahad Rani --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mia : > > Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. > > === > > Jano - ko : > > Chae sudah "deklarasi" koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia. > > Selamat pagi lagi > > > --oo0oo-- > > > Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran > negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa > jadi kayak agama, misalnya the promised land. > > "Semua agama adalah sama" memang sungguh gampang disalahartikan > karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang > kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. > Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang > disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter > terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti > semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang > mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah > dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. > > Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial > philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, > peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. > Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, > sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah > saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak > terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:- > ) > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada > > pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, > > keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang > > tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang > > seband
RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Cerita awal minggu nih. Kemarin, seusai maghrib berjamaah, saya bercerita pada keluarga (suami dan anak-anak), mengenai dialog ini. Sebagai kongklusi, saya bilang gini. "Jadi, menurut teman mama itu, orang boleh memanggil tuhan dengan nama apa saja, asal itu memuaskan perasaanya dan mencerminkan kesempurnaan yang ada dalam imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang disembahnya.." Anak saya yang terkecil (TK), nyeletuk : "Jadi menurut teman mama itu, orang Kristen boleh ya berdoa pada Dewa ?" Wah, bingung juga jawabnya. Pertanyaan itu mencerminkan bahwa paradigma berfikir anak saya itu adalah memang ALlah, Yesus & Dewa itu sesuatu yang berbeda. Ya saya jawab : " Ya, itu menurut teman mama itu lho de'.. Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak benar pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali ALLAH dan nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan.." Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan "kadang-kadang kita ngaku-ngaku bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... Misalnya Game, atau film kartun.." He..he..he.. soalnya anak-anak kadang-kadang kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat.. Wassalaam, -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) Nimbrung : Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan sinkretisme :-) Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg lagi mulai naik daun di Indonesia Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke monumen cinta Taj Mahal sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan juga keterangan/leaflet mengenai sejarah munculnya Baha'i. Salam l.meilany - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae dengan putrinya, Annisa ... "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya." "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada didalam dada kita sendiri. "ohhh"...katanya... Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati kok. "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, asalkan dengan rasa sayang ?" "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : Ya Yesus, ampunkanlah dosaku Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil. Amiin. Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." ... Wassalaam, -Ning [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - 2 : 147
Jano - ko : Hallo jeng Rani, Dibawah ini tak ulang lagi katanya mia : --- Mia = Sesungguhnya inti > semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang > mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah > dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. jano - ko : Sebelum jano-ko menjawab, jano-ko mau bertanya dulu kepada jeng Rani tentang apa yang disebut dengan "perennial philosophy" ( the existence of a universal set of truths and values common to all peoples and cultures ) yang dicetuskan oleh Augostino Steuco in his book entitled: De perenni philosophia libri X (1540). Mia juga bisa turut menjelaskan. Yang kedua, saya tidak mau menggunakan kata filsafat yang kaitannya dengan Islam, kalau bicara filsafat dan Islam harus dilakukan pada ruangan tertutup. Karena kebenaran dalam filsafat itu bisa apa saja, sedangkan kebenaran dalam islam itu adalah dari Allah. --- Al Qur'an [2.147] Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. Daripada jano-ko menggunakan istilah Perennial Philosophy, lebih baik gimana kalau jano-ko menggunakan istilah "kebenaran" ? Nah tolong jeng Rani menjelaskan kebenaran menurut Islam dan kebenaran menurut suku Baduy. Bisa juga lho jeng Rani menjelaskan versi kebenarannya jeng Rani. Ini tidak membuka aib dan ngrasani lho, tapi diskusi ilmiah, Wajar saja kalau mia juga pusing, bagaimanamungkin mia ini bicara soal perennial philosophy, sedangkan mia masih suka menilai pak HMNA dengan penilaian menurut ukurannya sendiri ? Nah kalau mia ini menilai orang lain dengan ukurannya sendiri berarti mia telah terjebak oleh dirinya sendiri, yaitu mengingkari perennial philosophy yang mia sebutkan itu. Ingat lho, Perennial Philosophy itu juga mengakui kebenaran Islam yang diyakini oleh pak HMNA. Apa pendapatmu wahai mia ? Monggo. :) --oo0oo-- Rani Kirana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas JaN OKO komentar-komentar anda kayak iklan di TV aja..nongol tanpa diundang..dan cenderung menyebalkan karena mengganggu alur cerita.. dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan komentar anda yang ndak nyambung blass.. udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu. tapi yang harus anda lakukan adalah belajar menulis yang baik dan benar..; logika anda juga perlu anda atur supaya dapat memahami dan dipahami orang lain.. salam hari Ahad Rani --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mia : > > Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. > > === > > Jano - ko : > > Chae sudah "deklarasi" koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia. > > Selamat pagi lagi > > > --oo0oo-- > > > Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran > negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa > jadi kayak agama, misalnya the promised land. > > "Semua agama adalah sama" memang sungguh gampang disalahartikan > karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang > kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. > Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang > disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter > terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti > semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang > mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah > dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. > > Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial > philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, > peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. > Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, > sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah > saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak > terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:- > ) > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada > > pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, > > keberadaan,
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Mas JaN OKO komentar-komentar anda kayak iklan di TV aja..nongol tanpa diundang..dan cenderung menyebalkan karena mengganggu alur cerita.. dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan komentar anda yang ndak nyambung blass.. udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu. tapi yang harus anda lakukan adalah belajar menulis yang baik dan benar..; logika anda juga perlu anda atur supaya dapat memahami dan dipahami orang lain.. salam hari Ahad Rani --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mia : > > Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. > > === > > Jano - ko : > > Chae sudah "deklarasi" koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia. > > Selamat pagi lagi > > > --oo0oo-- > > > Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran > negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa > jadi kayak agama, misalnya the promised land. > > "Semua agama adalah sama" memang sungguh gampang disalahartikan > karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang > kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. > Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang > disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter > terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti > semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang > mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah > dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. > > Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial > philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, > peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. > Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, > sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah > saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak > terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:- > ) > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada > > pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, > > keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang > > tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang > > sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. > > > > Pemisalan: > > *** > > Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. > > Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran > > Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini. > > > > Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, > > AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang > > Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja > > kan?) > > *** > > Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara- > > negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-) > > > > Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran > > dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan > > AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi > > ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama > > Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya > > mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang > > dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu > > contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 "Hai Ahli > > Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil > > [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu > > mengetahuinya?". Menyembunyikan kebenaran adalah salah. > > > > Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab > > suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin > > suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya > > yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian > dengan > > AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang > > dari Allah SWT. > > > > Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan > > incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang > > mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan > > tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan > > m
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Kalau saya nggak salah baca dalam ngikutin thread ini, ungkapan 'semua agama sama', menurut mba Chae salah satunya dikaitkan dengan amal perbuatan dan pikiran kita (taqwa), dan itulah inti beragama, bukan eklusivitas kebenaran kelompok Muslim, Yahudi dsb. Namun sejujurnya, saya nggak tau cara mengungkapkannya dalam kalimat2 diskusi kita. Ngomongin perennial philosophy juga mungkin sulit untuk dicerna, tapi kalau bilang 'semua agama sama' akan mengundang kesalahpahaman. Ini sama ribetnya seperti ngomongin evolusi 'manusia keturunan monyet'. 'Semua agama sama' dan perennial philosophy yang berdasarkan fakta keberagaman, adalah wacana masa depan yang pasti akan kita masuki. Mba Chae sudah berada di garis depan. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Jadi saya juga kurang sependapat dengan Nisa bahwa semua agama sama. Yg dapat saya pahami adalah idealnya kita bisa menerima keberadaan keperyaan yg lain dalam bermasyarakat. sepanjang ia tidak meresahkan/kriminal. > > > Salam > l.meilany >
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Mia : Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang lain...lha.. === Jano - ko : Chae sudah "deklarasi" koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia. Selamat pagi lagi --oo0oo-- Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa jadi kayak agama, misalnya the promised land. "Semua agama adalah sama" memang sungguh gampang disalahartikan karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang lain...lha.. Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:- ) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada > pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, > keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang > tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang > sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. > > Pemisalan: > *** > Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. > Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran > Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini. > > Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, > AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang > Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja > kan?) > *** > Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara- > negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-) > > Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran > dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan > AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi > ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama > Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya > mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang > dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu > contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 "Hai Ahli > Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil > [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu > mengetahuinya?". Menyembunyikan kebenaran adalah salah. > > Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab > suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin > suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya > yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian dengan > AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang > dari Allah SWT. > > Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan > incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang > mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan > tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan > mengusir (memerangi penduduk yg didalam tanah tsb?) Apakah kitab > suci benar? Kitab suci itu yg dimaksud ayat QS2:41 dan QS3:3 yg mbak > kutip? > > wassalam, > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Jika kita berpatokan pada apa yang dinyatakan Qur'an makaseharusnya > > sikap melabeli kitab2 lain dengan nilai salah. > > > > Seringkali kita terjebak pemikiran bahwa ketika kita mengakui > > kebenaran kita lain semisal taurat atau injil maka konsekwensinya > kita > > harus menjadi pengikut agama yahudi atau kristen. Apa benar > > konsekwensinya demikian?? semisal kita mengakui keberadaan dan > > kebenaran serta kesejajaran bangsa-bangsa di dunia ini bukan > berarti > > dengan kemudian kita jadi multi kebangsaan kan?? > > Say
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara Islam. Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri. Melupakan kenyataan ini adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri. Dan kemudian jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia bagaimana Islam dan Muslim itu. Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar dulu, kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan nggak boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu? Be a good Muslim! Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a good Muslim' salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Nimbrung : > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan sinkretisme :-) > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg lagi mulai naik daun di Indonesia > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke monumen cinta Taj Mahal > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan juga keterangan/leaflet > mengenai sejarah munculnya Baha'i. > > Salam > l.meilany > > - Original Message - > From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM > Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) > > > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae > dengan putrinya, Annisa > > ... > > "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? > eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? > > "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" > > " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan > rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya." > > "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? > > "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan > di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling > berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil- Nya > maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua > makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan > yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat > kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita > panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada > didalam dada kita sendiri. > > "ohhh"...katanya... > > Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja > (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau > mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati > kok. > > "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, > asalkan dengan rasa sayang ?" > > "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." > > "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : > Ya Yesus, ampunkanlah dosaku > Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku > Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil. > Amiin. > Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" > > "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." > > ... > > Wassalaam, > -Ning > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa jadi kayak agama, misalnya the promised land. "Semua agama adalah sama" memang sungguh gampang disalahartikan karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang lain...lha.. Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:- ) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada > pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, > keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang > tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang > sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. > > Pemisalan: > *** > Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. > Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran > Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini. > > Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, > AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang > Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja > kan?) > *** > Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara- > negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-) > > Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran > dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan > AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi > ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama > Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya > mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang > dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu > contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 "Hai Ahli > Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil > [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu > mengetahuinya?". Menyembunyikan kebenaran adalah salah. > > Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab > suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin > suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya > yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian dengan > AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang > dari Allah SWT. > > Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan > incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang > mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan > tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan > mengusir (memerangi penduduk yg didalam tanah tsb?) Apakah kitab > suci benar? Kitab suci itu yg dimaksud ayat QS2:41 dan QS3:3 yg mbak > kutip? > > wassalam, > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Jika kita berpatokan pada apa yang dinyatakan Qur'an makaseharusnya > > sikap melabeli kitab2 lain dengan nilai salah. > > > > Seringkali kita terjebak pemikiran bahwa ketika kita mengakui > > kebenaran kita lain semisal taurat atau injil maka konsekwensinya > kita > > harus menjadi pengikut agama yahudi atau kristen. Apa benar > > konsekwensinya demikian?? semisal kita mengakui keberadaan dan > > kebenaran serta kesejajaran bangsa-bangsa di dunia ini bukan > berarti > > dengan kemudian kita jadi multi kebangsaan kan?? > > Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan Injil. Saya > menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan Indonesia??? > > > > Al-Qur'an sendiri lebih banyak menekankan kesamaan, kebenaran dan > > diakuinya kitab-kitab lain. > > > > Dan berimanlah kamu kepada apa ang telah Aku turunkan (al-Qur'an) > yang > > membenarkan apa yang ada padamu (Taurat),... (QS. 2:41) > > > > Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; > > membenarkan
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Nambahin keterangan Flora : Islam itu dari bahasa Arab artinya: "tunduk dan patuh terhadap perintah". Oleh karenanya ada sebagian yg mengatakan bahwa agama samawi [ agama nasrani ] adalah juga islam. Menurut keyakinan 'agama Islam' para Nabi-rasul adalah manusia2 yg tunduk dan patuh pada Tuhan. Bermula dari kisah Adam as yg harus diimani/dipercaya. Sedangkan Musa as adalah keturunan Ibrahim as Ibrahim dalam keyakinan agama Islam adalah seorang rasul yg mengajak bangsanya agar mereka hanya percaya pada Tuhan Yg Esa [monotheisme ]. [Dalam Kejadian 12 Ibrahim/Abraham adalah 'bapa' bangsa Israel dan Arab. Karena kepercayaannya yg kuat maka Ibrahim juga dinamakan Bapa segala orang yg percaya - Di Islam sesuai QS 46:35- Ibrahim as, Nuh as, Musa as, Isa as dan Muhammad SAW termasuk dalam golongan 'Ulul Azmi' atau mereka yg punya keteguhan hati ] Sedangkan 'agama Islam' yg saat ini dipraktekkan adalah kelanjutan agama Ibrahim yg kemudian Alloh SWT menyempurnakan dengan memberi petunjuk tata cara peribadahan, hukum2 sosial kemasyarakatan, budi pekerti dan lainnya yg jika di ringkas ada 10 macam; melalui Muhammad SAW tatkala beliau bertafakur, beribadah menurut agama Ibrahim as. Penyempurnaan agama Ibrahim inilah yg 'dibumikan' dan diberi judul Al Qur'an kemudian contoh praktek, pelaksanaan bertambah melalui yg dilakukan, dikatakan oleh Muhammad SAW yg di sebut sebagai hadis. Keduanya menjadi tuntunan bagi yg mengaku beragama islam. Jadi sebenernya Islam adalah penyempurnaan dari agama yg terdahulu. Jika kemudian seperti disinggung Nisa masih ada yg nggak mau sempurna dan kemudian kita bisa 'menerima' keberadaan kepercayaan yg lain; menurut saya adalah sebagai sikap pluralistik dalam beragama. Di kehidupan sekarang berpluralisme terhadap lain kepercayaan merupakan upaya untuk mengeliminir perbedaan yg menimbulkan ketidak serasian dalam bermasyarakat. Kan cagub DKI dari PKS juga gak akan menutup tempat2 yg dianggap maksiat :-))) Jadi saya juga kurang sependapat dengan Nisa bahwa semua agama sama. Yg dapat saya pahami adalah idealnya kita bisa menerima keberadaan keperyaan yg lain dalam bermasyarakat. sepanjang ia tidak meresahkan/kriminal. Emha Ainun Nadjib [EAN] budayawan yg dianggap mengkampanyekan pluralitas agama mengilustrasikan masalah pluralisme ini dengan indah. Menurut EAN; agama itu ibarat isteri yg kita cintai yg kita tahu seluk beluk tubuhnya. Kemudian ketika kumpul2 dengan para pria beristeri lainnya apakah kita akan mengritik isteri masing2. Misalnya isterimu itu jelek, jari kakinya 12, misalnya. Atau akankah kita bilang isterimu sama dengan isteriku? Biar gimanapun isteri kita tetap yg tercantik, terbaik, tersayang gak sama dengan yg lain :-) Isteri itu belahan jiwa. Begitu juga menyikapi agama yg kita anut seperti kata sasterawan entah siapa lupa namanya; dengan tuturannya yg beraroma sufi mengatakan bahwa jiwa agama [ Alloh] itu adalah sumber kehidupan ia menyatu dengan darah. Apapun yg kita lakukan kita senantiasa menyertakan DIA. Kecuali sih kalo beragamanya dipaksa, terpaksa - lain soal; jiwanya selalu gelisah :-) Salam l.meilany - Original Message - From: Flora Pamungkas To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, April 25, 2007 10:29 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah berprosesnya/ perjalanannya agama Islam. Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam. Dalam S. Ar R'ad ayat 38-39 difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk manusia, yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah geografisnya para nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja. QS 13:38-39. "Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami jadikan bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan suatu ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitabnya." "Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan ayat yang Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab." Proses perjalanan ajaran Allah ini mencapai puncak kesempurnaannya, berupa kitabNya yang terakhir, yaitu Al Qur'an dan ajaran ini diberiNya judul/nama: ISLAM. Ajaran ini final, tuntas, berlaku hingga akhir jaman. Oleh karenanya, Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terakhir/ penutup, adalah Nabi untuk seluruh manusia di manapun wilayahnya, dari sejak 1400 tahun yang lalu hingga akhir jaman nanti. Maka seharusnya, manusia jaman sekarang ini dan jaman kemudian, hingga akhir jaman nanti, adalah pengikut ajaran Al Qur'an dan meneladani nabi Muhammad SAW, sebagai muslim. Karena Al Qur'an adalah kitab yang paling akhir, maka ajaran di dalamnyalah yang paling valid. Namun, Allah juga mengingatkan dalam S. Al Baqarah 256: Tida
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Nimbrung : Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan sinkretisme :-) Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg lagi mulai naik daun di Indonesia Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke monumen cinta Taj Mahal sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan juga keterangan/leaflet mengenai sejarah munculnya Baha'i. Salam l.meilany - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae dengan putrinya, Annisa ... "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya." "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada didalam dada kita sendiri. "ohhh"...katanya... Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati kok. "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, asalkan dengan rasa sayang ?" "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : Ya Yesus, ampunkanlah dosaku Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil. Amiin. Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." ... Wassalaam, -Ning [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > SATRIYO: > sammaaa ... saya juga tidak punya. ;-) > Tapi apakah BERARTI kutipan di atas tidak ada AKURASInya? Jika memang > ingin tahuu banget ya sumaonggo, ga mahal ko buku yang > jilid 1 nya. Gantian anda yang bantu saya ... ;-) Chae: hi..hi..hi.. (kalau ketawa gini boleh ndak??;)) yaaa namanya catatan penulis tanpa data otentik bisa disamakan posisinya sebagai pendapat semata, justru KALAU SAYA PIKIR lebih otentik data yang menyatakan bahwa Raja Najasi itu Kristen. > SATRIYO: > Waduh cah wadon ngakak ngono ... weleh weleh ... ra apik to. > enwei, ... ko jadi saya yang anda tuding ya? justru anda yang > menggunakan asumsi, kesimpulan dan tidak bisa menunjukkan data ko ... > kan anda yang make-make piagam, ya pakelah dengan benar ... dan > akurat. ;-) Chae: loh..loh... kan pendapat saya berdasarkan bahwa adanya komunitas Nasrani dizaman Nabi (ini otentik loh!!!) sedangkan pendapay anda yang menyatakan sebaliknya itu berdasarkan apa?? bukan maksud balik menuding tapi kalau mengeluarkan statement harus bisa dipertanggung jawabkan..oce;)) > SATRIYO: > Lho memangnya yang saya bilang apa? > Ko ngguyu maning ... ki. > Memang sama mengakui keberadaan artinya memang mereka ada dan > mengakui KEBENARAN ajaran mereka? piye to ... iya iay ini dulu aja > cappeee deee Chae: Jadi confirmed nich bahwa Nabi Mengakui keberadaan agama Yahudi?? ini dulu dech...tinggal jawab Iya atau tidak...sekali lagi KEBERADAAN... > SATRIYO: > Memangnya saya tanyakan mut'ah? Artinya apa memang bagi anda hanya > soal Mut'ah yang bagi anda mewakili klaim anda bahwa ada perubahan > dalam Qur'an yang perubahan itu bagi anda sama dengan perubahan > Taurat dan Injil di tangan kaum yahudi dan nasrani? Chae: ho..ho..ho.. (boleh kan ketawa kaya gini;)), kan saya hanya membuktikan bahwa ada penghapusan ayat didalam Qur'an dengan masalah nikah mut'ah kalau menurut anda berbeda dengan perubahan Taurat dan Injil, silahkan ditunjukan perbedaanyaoce;)) > SATRIYO: > ya gampang kalo jelas pertanyaannya. lagi-lagi kan itu dari persepsi > anda. jangan gitu terus donggg ... > Kalo begitu anda menghalalkan mut'ah? Kalo ya bukankah RASUL yang > atas wahyu Allah membatalkannya? Silakan cari sendiri dalilnya, saya > sudah bantu tegaskan bahwa bukan manusia yang mengubah Quran, dalam > konteks anda ttg mut'ah, tapi Allah melalui Rasulnya ... > > Silakan anda juga belajar lagi dan baca lagi ... jika mau tidak > disuapi terus ... di mata saya begitu. Chae: ha..ha..ha..ha.. (sekali-kali boleh dong ketawa lepas karena bahagia). wahyu Allah yang mana yang diturunkan kepada Nabi sehingga Nabi bisa membatalkan ayat Qs.4:24...ay dijawab;)) Saya yang disuapin tapi kok saya yang pegang sendok???;))) hehehehehe... >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. Pemisalan: *** Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini. Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja kan?) *** Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara- negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-) Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu mengetahuinya?". Menyembunyikan kebenaran adalah salah. Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian dengan AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang dari Allah SWT. Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan mengusir (memerangi penduduk yg didalam tanah tsb?) Apakah kitab suci benar? Kitab suci itu yg dimaksud ayat QS2:41 dan QS3:3 yg mbak kutip? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Jika kita berpatokan pada apa yang dinyatakan Qur'an makaseharusnya > sikap melabeli kitab2 lain dengan nilai salah. > > Seringkali kita terjebak pemikiran bahwa ketika kita mengakui > kebenaran kita lain semisal taurat atau injil maka konsekwensinya kita > harus menjadi pengikut agama yahudi atau kristen. Apa benar > konsekwensinya demikian?? semisal kita mengakui keberadaan dan > kebenaran serta kesejajaran bangsa-bangsa di dunia ini bukan berarti > dengan kemudian kita jadi multi kebangsaan kan?? Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan Injil. Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan Indonesia??? > > Al-Qur'an sendiri lebih banyak menekankan kesamaan, kebenaran dan > diakuinya kitab-kitab lain. > > Dan berimanlah kamu kepada apa ang telah Aku turunkan (al-Qur'an) yang > membenarkan apa yang ada padamu (Taurat),... (QS. 2:41) > > Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; > membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan > Taurat dan Injil. (QS. 3:3) > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > > Sebagai muslimah saya menyatakan AlQur'an yang benar, maka > > konsekwensinya bagi saya (muslimah), kitab suci lain salah. Lha > > buktinya saya tidak menyatakan saya adalah Kristen atopun Budha. > > > > Menurut saya sih, ini bukan soal menghakimi tapi tak ingin mendua. > > > > Saya juga bisa maklum kalo kemudian orang Kristen bilang Alkitab > > (Injil) yang benar yang lain salah. > > > > Sebagai konsekwensinya lagi saya sih gak sakit kalo AlQur'an > > dihakimi. Kasihan saja sama orang2 yang menghakiminya. > > > > Konsekwensi aja. > > > > Saya juga mengatakan ada kebenaran dalam Injil dan kitab suci lain. > > Tapi itu tidak berarti bhw kitab Injil adalah benar. Ketika dalam > > Injil or kitab suci lain itu berkesesuain dgn AlQur'an itu lah yang > > benar. Jadi AlQur'an itu merupakan filter. > > > > wassalam, > > >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Chae: kok ndak ada keterangan mengani Raja Najasi masuk Islam kecuali > di Footnote yang hanya merupakan catatan penulis saja, sedangkan > penulis (KH Moenawar Cholil) kalau memang ada keterangan di Bab 16 > (jilid 1) silahkan di posting disini datanya, saya enggak bisa cross > check karena ndak punya bukunya;) SATRIYO: sammaaa ... saya juga tidak punya. ;-) Tapi apakah BERARTI kutipan di atas tidak ada AKURASInya? Jika memang ingin tahuu banget ya sumaonggo, ga mahal ko buku yang jilid 1 nya. Gantian anda yang bantu saya ... ;-) > > > Chae: ha..ha..ha..:)) menurut anda sekutu yang dimaksud itu siapa?? > coba saya ingin tahu dari sudut pandang anda?? dan berdasarkan apa > anda menolak persepsi saya bahwa sekutu itu umat Nasrani?? sedangkan > saya merujuk kepada keberadaan umat Nasrani di zaman Rasul SATRIYO: Waduh cah wadon ngakak ngono ... weleh weleh ... ra apik to. enwei, ... ko jadi saya yang anda tuding ya? justru anda yang menggunakan asumsi, kesimpulan dan tidak bisa menunjukkan data ko ... kan anda yang make-make piagam, ya pakelah dengan benar ... dan akurat. ;-) > > hi..hi..hi.;)). jadi anda setuju Nabi mengakui keberadaan Keberadaan > Yahudi??? ini dulu dech... SATRIYO: Lho memangnya yang saya bilang apa? Ko ngguyu maning ... ki. Memang sama mengakui keberadaan artinya memang mereka ada dan mengakui KEBENARAN ajaran mereka? piye to ... iya iay ini dulu aja cappeee deee > > > > Chae: ok, saya coba pelan-pelan biar mudah bagi anda, dalam Qs.4:24 > ada penghalalan Nikah Mut'ah tapi bagi golongan suni dan juga > mayoritas muslim di Indonesia yaitu Ahli Sunah wal Jama'ah, nikah > mut'ah itu haram dengan kata lain ada penghapusan terhadap Qs.4:24. > kira-kira sudah jelas;)) SATRIYO: Memangnya saya tanyakan mut'ah? Artinya apa memang bagi anda hanya soal Mut'ah yang bagi anda mewakili klaim anda bahwa ada perubahan dalam Qur'an yang perubahan itu bagi anda sama dengan perubahan Taurat dan Injil di tangan kaum yahudi dan nasrani? > > > Chae: ha..ha..ha..ha.. senangnya berdiskusi dengan anda;)) saya hanya > tanya anda sendiri bagaimana bersikap soal nikah Mut'ah apakah tetap > menghalalkan sesuai Qs.4:24 atau menghapuskan kehalalanya alias > mengharamkan nikah mut'ah yang berarti MENGHAPUSKAN AYAT > QS.2:24...GAMPANG KOK BUAT DIJAWAB;)) SATRIYO: ya gampang kalo jelas pertanyaannya. lagi-lagi kan itu dari persepsi anda. jangan gitu terus donggg ... Kalo begitu anda menghalalkan mut'ah? Kalo ya bukankah RASUL yang atas wahyu Allah membatalkannya? Silakan cari sendiri dalilnya, saya sudah bantu tegaskan bahwa bukan manusia yang mengubah Quran, dalam konteks anda ttg mut'ah, tapi Allah melalui Rasulnya ... Silakan anda juga belajar lagi dan baca lagi ... jika mau tidak disuapi terus ... di mata saya begitu. salam, satriyo
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > SATRIYO: > Nah yang lebih lengkap ada di jilid 2 dari 3 jilid Kelengkapan Tarikh > Nabi Muhammad saw karangan KH Moenawar Cholil, Bab 34: Surat-surat > dakwah Nabi Muhammad saw, Sub-bab L: Sambutan Ash-Himah Najasyi, ada > kisahnya. Mau tahu ...? Hehehe ... semoga AKURAT ... ;-) > > Saya kutip ya, "Ash-Himah Najasyi, Raja Habsyi, menerima utusan Nabi > saw yang membawa surat dakwah beliau dengan ramah dan sopan, karena > Raja Habsyi ini pernah menerima kaum muslimin yang hijrah ke > negerinya, yaitu pada tahun 5 hijrah.136 > > Najasyi, ketika menerima surat dakwah dari Nabi saw, yang dibawa oleh > Amr bin Umayyah adh-Dhamri, meletakkan surat itu di atas kedua > matanya. Lalu, turunlah ia dari kursi yang didudukinya lantas duduk > di atas tanah. Seketika itu juga ia menyatakan telah memeluk Islam. > Kemudian ia menyuruh orang supaya mengambilkan sebuah bejana kecil > yang terbuat dari gading gajah dan surat dari Nabi saw itu lalu ia > simpat baik-baik di tempat itu. Sesudah selesai penyambutannya > terhadap utusan pembawa surat NAbi saw itu, ia menulis kepada Nabi > saw yang berbunyi ..." > > (Maaf suratnya panjang dan tidak saya kutip) > > Demikian jawaban surat ... > > Menurut riwayat yang lain, Nabi saw mengirim dua helai surat kepada > Najasy. Satu surat berisi dakwah seperti di atas dan satu surat yang > lain berisi urusan Ummu Habibah anak wanita Abu Sufyan, yang ketika > itu dalam keadaan janda di negeri HAbsyi." > > (footnote 136: Sebenarnya Najasyi yang dikirimi surat oleh Nabi saw > itu sudah megnikuti Islam sejak kedatangan rombongan kaum muslimin > yang hijrah ke Habsyi. Lihat, bab 16 (jilid 1). Sebagai bukti bahwa > ia telah sejak lama memeluk Islam dapat dilihat isi surat jawabannya > terahadap surat dakwah NAbi saw yang dikirimkan pada akhir tahum 6 > hijrah. Juga dapat ditilik dari pembelaannya dan perlindungannya atas > rombongan kaum muslimin yang hijrah ke Habsyi pada tahun 5 atau 7 > kenabian, sebagaimana telah diuraikan (Pen.)) > > Demikian kutipannya. Chae: kok ndak ada keterangan mengani Raja Najasi masuk Islam kecuali di Footnote yang hanya merupakan catatan penulis saja, sedangkan penulis (KH Moenawar Cholil) kalau memang ada keterangan di Bab 16 (jilid 1) silahkan di posting disini datanya, saya enggak bisa cross check karena ndak punya bukunya;) > SATRIYO: > Maaf, memang ada data akurat bahwa SEKUTU itu memang termasuk > nasrani? Memang ketika itu Nasrani diakui keberadannya, tapi itu juga > sama dengan ini piagam Madinah, mengakui keberadaan Yahudi dan > agamanya, TAPI TIDAK KEBENARAN kedua agama itu!!! Pleas deh ... Chae: ha..ha..ha..:)) menurut anda sekutu yang dimaksud itu siapa?? coba saya ingin tahu dari sudut pandang anda?? dan berdasarkan apa anda menolak persepsi saya bahwa sekutu itu umat Nasrani?? sedangkan saya merujuk kepada keberadaan umat Nasrani di zaman Rasul hi..hi..hi.;)). jadi anda setuju Nabi mengakui keberadaan Keberadaan Yahudi??? ini dulu dech... > SATRIYO: > Ini belum menjawab. Tolong dong jawabannya yang nyambung dan AKURAT. > Apalagi main KESIMPULAN SENDIRI: "bagi kaum golongan suni termasuk > ahli sunah wal jama'ah, nikah mut'ah adalah haram, berarti > merubah ..." wah enak kalo MENGEMBANGKAN cara diskusi spt ini ... > > > > Omong-omong apakah anda termasuk orang yang menghalalkan nikah > mut'ah??? Chae: ok, saya coba pelan-pelan biar mudah bagi anda, dalam Qs.4:24 ada penghalalan Nikah Mut'ah tapi bagi golongan suni dan juga mayoritas muslim di Indonesia yaitu Ahli Sunah wal Jama'ah, nikah mut'ah itu haram dengan kata lain ada penghapusan terhadap Qs.4:24. kira-kira sudah jelas;)) > SATRIYO: > Lho yang ungkit2 Mut'ah kan anda? Pandai ya membalik-balik > pernyataan. Sing eling too .. > > BTW, BISA AKURAT SEPERTI SAYA DALAM MEMBERIKAN DASAR PERNYATAAN? > SEJAUH INI ANDA MENJAWAB TAPI SESUKA ANDA ... CONTOHNYA SOAL MENGUBAH > AYAT, APA IYA ANDA SUDAH MENJAWAB SESUAI PERTANYAAN SAYA... ;-) Chae: ha..ha..ha..ha.. senangnya berdiskusi dengan anda;)) saya hanya tanya anda sendiri bagaimana bersikap soal nikah Mut'ah apakah tetap menghalalkan sesuai Qs.4:24 atau menghapuskan kehalalanya alias mengharamkan nikah mut'ah yang berarti MENGHAPUSKAN AYAT QS.2:24...GAMPANG KOK BUAT DIJAWAB;)) > > salam, > satriyo >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Chae: Anda punya reff kisah Muhammad dari Haekal, silahkan di baca > disana ada informasi bahwa Raja Najasi adalah seorang Kristen, dan > sekarang silahkan anda berikan data akurat mengenai masuk Islamnya > Raja Najasi secara diam-diam yang anda klaim sebelumnya:) SATRIYO: Nah yang lebih lengkap ada di jilid 2 dari 3 jilid Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw karangan KH Moenawar Cholil, Bab 34: Surat-surat dakwah Nabi Muhammad saw, Sub-bab L: Sambutan Ash-Himah Najasyi, ada kisahnya. Mau tahu ...? Hehehe ... semoga AKURAT ... ;-) Saya kutip ya, "Ash-Himah Najasyi, Raja Habsyi, menerima utusan Nabi saw yang membawa surat dakwah beliau dengan ramah dan sopan, karena Raja Habsyi ini pernah menerima kaum muslimin yang hijrah ke negerinya, yaitu pada tahun 5 hijrah.136 Najasyi, ketika menerima surat dakwah dari Nabi saw, yang dibawa oleh Amr bin Umayyah adh-Dhamri, meletakkan surat itu di atas kedua matanya. Lalu, turunlah ia dari kursi yang didudukinya lantas duduk di atas tanah. Seketika itu juga ia menyatakan telah memeluk Islam. Kemudian ia menyuruh orang supaya mengambilkan sebuah bejana kecil yang terbuat dari gading gajah dan surat dari Nabi saw itu lalu ia simpat baik-baik di tempat itu. Sesudah selesai penyambutannya terhadap utusan pembawa surat NAbi saw itu, ia menulis kepada Nabi saw yang berbunyi ..." (Maaf suratnya panjang dan tidak saya kutip) Demikian jawaban surat ... Menurut riwayat yang lain, Nabi saw mengirim dua helai surat kepada Najasy. Satu surat berisi dakwah seperti di atas dan satu surat yang lain berisi urusan Ummu Habibah anak wanita Abu Sufyan, yang ketika itu dalam keadaan janda di negeri HAbsyi." (footnote 136: Sebenarnya Najasyi yang dikirimi surat oleh Nabi saw itu sudah megnikuti Islam sejak kedatangan rombongan kaum muslimin yang hijrah ke Habsyi. Lihat, bab 16 (jilid 1). Sebagai bukti bahwa ia telah sejak lama memeluk Islam dapat dilihat isi surat jawabannya terahadap surat dakwah NAbi saw yang dikirimkan pada akhir tahum 6 hijrah. Juga dapat ditilik dari pembelaannya dan perlindungannya atas rombongan kaum muslimin yang hijrah ke Habsyi pada tahun 5 atau 7 kenabian, sebagaimana telah diuraikan (Pen.)) Demikian kutipannya. > > > SATRIYO: > > Kok malah membalikkan kata-kata sih?!! Justru anda yang harus > > menjelaskan dasar asumsi anda dan buktikan bukan asal kutip. Itu sih > > anak TK (meniru ucapan yang lain di milis ini) juga bisa. Anda > > memberikan suatu asumsi tapi tidak jelas bagaimana anda sampai pada > > asumsi anda. Kan saya tandaskan bahwa anda tidak bisa menafsirkan > > suatu kesepakatan yang eksplisit. Tapi anda bersiteguh. Malah > > sekarang menuntut saya sesuatu yang sudah jelas ada di kesepakatan > > Madinah itu seolah saya yang berasumsi ... piye to?!! > > Chae: ha..ha..ha.. coba anda periksa pasal 25 isi piagam medinah yangs > saya posting, ini saya kutip lagi.."kaum Yahudi dan kaum Muslimin, > bebas memeluk agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan sekutu > dan diri mereka sendiri. > > Jelas tertulis disana mengenai kebebasan memeluk agama masing-masing > baik muslim dan Yahudi BESERTA SEKUTU dan ketika zaman Rasul kaum > Nasrani/kristen sudah ada jadi agama tsb pun diakui keberadanya... (INI > DASAR ARGUMENTASI SAYA) > > MANA DASAR ARGUMENTASI ANDA YANG MENYATAKAN BAHWA RASUL TIDAK MENGAKUI > KEBERADAAN AGAMA YAHUDI DAN KRISTEN??;)) SATRIYO: Maaf, memang ada data akurat bahwa SEKUTU itu memang termasuk nasrani? Memang ketika itu Nasrani diakui keberadannya, tapi itu juga sama dengan ini piagam Madinah, mengakui keberadaan Yahudi dan agamanya, TAPI TIDAK KEBENARAN kedua agama itu!!! Pleas deh ... > > > SATRIYO: > > Silakan anda tunjukkan dari mana anda tahu ada 'MANUSIA yang SEKARANG > > MENGHARAMKAN nikah mut'ah yang ada dalam Qs.4:24' ...! Ini artinya > > bukan sekedar kemampuan nalar/logika tapi dalil yang jelas untuk itu, > > apapun itu. > > > > Dan dari mana kesamaan antara nasikh-mansukh di Al-Qur'an > > dengan 'yang dilakukan oleh MANUSIA SEPERTI YANG TERJADI PADA TAURAT > > DAN INJIL' ... jika memang anda bisa buktikan bahwa memang 'YANG > > TERJADI PADA TAURAT DAN INJIL' itu adalah sebuah proses yang HALAL > > untuk disamakan dengan nasikh-mansukh di Al-Qur'an. > > Chae: hi..hi..hi... bagi kaum golongan suni termasuk ahli sunah wal > jama'ah, nikah mut'ah adalah haram, berarti merubah apa yang ada pada > Qs.4:24 dan ini sama dgn yang terjadi pada Taurat dan Injil kecuali > anda bisa menunjukan bedanya dimana. SATRIYO: Ini belum menjawab. Tolong dong jawabannya yang nyambung dan AKURAT. Apalagi main KESIMPULAN SENDIRI: "bagi kaum golongan suni termasuk ahli sunah wal jama'ah, nikah mut'ah adalah haram, berarti merubah ..." wah enak kalo MENGEMBANGKAN cara diskusi spt ini ... > > Omong-omong apakah anda termasuk orang yang menghalalkan nikah mut'ah??? SATRIYO: Lho yang ungkit2 M
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > SATRIYO: > Apakah ketika anda menyampaikan informasi yang sama soal najasyi anda > sertakan bukti akurat? Apa saya harus spt orang lain? Apa tidak bisa > anda misalnya dengan akses yang anda punya, spt google atau wikipedia > misalnya, menelusurinya sendiri? Saya menyampaikan apa yang saya > ketahui sebagaimana yang saya baca ... dan jika anda tidak percaya > silakan saja, toh bukan hanya saya yang tahu hal yang sama. Bisa anda > cek ke milis ini atau milis lain .. kalo mau. Dan tolong perhatikan > menggunakan kata-kata. Saya tidak menyimpulkan apa-apa, tapi > menyatakan/meyampaikan apa yang saya tahu. Anda tahu dong sekadar > menyatakan dan menyimpulkan? Dari mana pula anda bisa menuduh saya > menyimpulkan? Karena anda tidak tahu apa yang saya tahu? Chae: Anda punya reff kisah Muhammad dari Haekal, silahkan di baca disana ada informasi bahwa Raja Najasi adalah seorang Kristen, dan sekarang silahkan anda berikan data akurat mengenai masuk Islamnya Raja Najasi secara diam-diam yang anda klaim sebelumnya:) > SATRIYO: > Kok malah membalikkan kata-kata sih?!! Justru anda yang harus > menjelaskan dasar asumsi anda dan buktikan bukan asal kutip. Itu sih > anak TK (meniru ucapan yang lain di milis ini) juga bisa. Anda > memberikan suatu asumsi tapi tidak jelas bagaimana anda sampai pada > asumsi anda. Kan saya tandaskan bahwa anda tidak bisa menafsirkan > suatu kesepakatan yang eksplisit. Tapi anda bersiteguh. Malah > sekarang menuntut saya sesuatu yang sudah jelas ada di kesepakatan > Madinah itu seolah saya yang berasumsi ... piye to?!! Chae: ha..ha..ha.. coba anda periksa pasal 25 isi piagam medinah yangs saya posting, ini saya kutip lagi.."kaum Yahudi dan kaum Muslimin, bebas memeluk agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan sekutu dan diri mereka sendiri. Jelas tertulis disana mengenai kebebasan memeluk agama masing-masing baik muslim dan Yahudi BESERTA SEKUTU dan ketika zaman Rasul kaum Nasrani/kristen sudah ada jadi agama tsb pun diakui keberadanya...(INI DASAR ARGUMENTASI SAYA) MANA DASAR ARGUMENTASI ANDA YANG MENYATAKAN BAHWA RASUL TIDAK MENGAKUI KEBERADAAN AGAMA YAHUDI DAN KRISTEN??;)) > SATRIYO: > Silakan anda tunjukkan dari mana anda tahu ada 'MANUSIA yang SEKARANG > MENGHARAMKAN nikah mut'ah yang ada dalam Qs.4:24' ...! Ini artinya > bukan sekedar kemampuan nalar/logika tapi dalil yang jelas untuk itu, > apapun itu. > > Dan dari mana kesamaan antara nasikh-mansukh di Al-Qur'an > dengan 'yang dilakukan oleh MANUSIA SEPERTI YANG TERJADI PADA TAURAT > DAN INJIL' ... jika memang anda bisa buktikan bahwa memang 'YANG > TERJADI PADA TAURAT DAN INJIL' itu adalah sebuah proses yang HALAL > untuk disamakan dengan nasikh-mansukh di Al-Qur'an. Chae: hi..hi..hi... bagi kaum golongan suni termasuk ahli sunah wal jama'ah, nikah mut'ah adalah haram, berarti merubah apa yang ada pada Qs.4:24 dan ini sama dgn yang terjadi pada Taurat dan Injil kecuali anda bisa menunjukan bedanya dimana. Omong-omong apakah anda termasuk orang yang menghalalkan nikah mut'ah??? reff untuk nikah mut'ah:http://arsipmoslem.wordpress.com/2007/02/10/nikah-mutah-zina-berkedok/
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > SATRIYO: > > Arah dari pertanyaan saya kepada anda adalah dapatkah anda > > membuktikan bahwa saat Rasul (entah karena hormat atau apa, yang > > sejauh semata-mata asumsi dan bukan bukti dari anda) mengangkat > > Najasy sebagai saksi status Najasy itu masih Kristen atau sudah > > Muslim ... sederhana kan? Saya akan berusaha sejelas mungkin agar > > anda mengerti ... > > ;-) > > > Chae: terima kasih semoga cara menjelaskan anda bisa tetap baik > seperti ini;), Raja Najasi dikenal sebagai raja beragama Kristen dan > ketika ada yang mengatakan bahwa dia masuk Islam secara "diam-diam" > seharusnya pihak yang memberikan informasi terbaru tsb harus > membuktikan kapan Raja Najasi masuk Islam dan bagaimana sehingga kita > bisa cross check apakah ketika dia menikahkan Rasul dan Ummu Habibah > sudah berstatus Islam atau tidak?? Coba anda tiru "ABAH" ku tersayang, > tidak sekedar kasih kesimpulan saja tapi berikut dasar2 dari > kesimpulanya walau masih bisa di perdebatkan. SATRIYO: Apakah ketika anda menyampaikan informasi yang sama soal najasyi anda sertakan bukti akurat? Apa saya harus spt orang lain? Apa tidak bisa anda misalnya dengan akses yang anda punya, spt google atau wikipedia misalnya, menelusurinya sendiri? Saya menyampaikan apa yang saya ketahui sebagaimana yang saya baca ... dan jika anda tidak percaya silakan saja, toh bukan hanya saya yang tahu hal yang sama. Bisa anda cek ke milis ini atau milis lain .. kalo mau. Dan tolong perhatikan menggunakan kata-kata. Saya tidak menyimpulkan apa-apa, tapi menyatakan/meyampaikan apa yang saya tahu. Anda tahu dong sekadar menyatakan dan menyimpulkan? Dari mana pula anda bisa menuduh saya menyimpulkan? Karena anda tidak tahu apa yang saya tahu? > > > > SATRIYO: > > Anda menyatakan "Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk > > kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya > > masing2." Nah ini kan namanya asumsi, anda melebarkan atau > > menerjemahkan sesuatu yang tidak termaktub dalam perjanjian antara > > dua pihak dan anda menariknya sedemikian rupa hingga anda memaksa > > memasukkan pihak lain yang sama sekali tidak terlibat perjanjian. > > Dengan kata lain, itu kan kata anda, bukan pernyataan atau > > kesepakatan pihak Muslim maupun Yahudi ketika itu. Yang juga perlu > > anda cermati, sebelum kesepakatan dengan Yahudi, terlebih dahulu > > Rasul memastikan adanya kesepakatan 'internal' kaum muslim. Jadi > > sepantasnya anda tidak mencari-cari 'tafsir bi ra'yi' atas teks > > kesepakatan yang sifatnya eksplisit. Mana bisa kesepakatan itu > > sengaja meluangkan tempat untuk multiinterpretasi/implisitas? Jangan > > samakan dengan Al-Qur'an, karena Al-Qur'an bukan kesepakatan > > sebagaimana piagam madinah atau kesepakatan lain antar manusia. > > Apalagi dalam pernyataan anda, anda menggunakan kata 'bisa' yang > > artinya anda pun tidak pasti dan hanya 'mengira' saja. > > Chae:Asumsi saya berdasarkan pasal 25 ada Piagam medinah dimana setiap > orang berhak memeluk agamanya masing2, sedangkan asumsi anda yang > mengatakan sebaliknya berdasarkan apa???;) ayooo kembangkan cara > diskusnya SATRIYO: Kok malah membalikkan kata-kata sih?!! Justru anda yang harus menjelaskan dasar asumsi anda dan buktikan bukan asal kutip. Itu sih anak TK (meniru ucapan yang lain di milis ini) juga bisa. Anda memberikan suatu asumsi tapi tidak jelas bagaimana anda sampai pada asumsi anda. Kan saya tandaskan bahwa anda tidak bisa menafsirkan suatu kesepakatan yang eksplisit. Tapi anda bersiteguh. Malah sekarang menuntut saya sesuatu yang sudah jelas ada di kesepakatan Madinah itu seolah saya yang berasumsi ... piye to?!! > > > > SATRIYO: > > Hubugannya apa dengan pertanyaan saya? Saya kan bertanya bagaimana > > mungkin anda menyamakan 'nasikh-mansukh' Al-Qur'an yang 'devinely > > inspired' dengan perubahan yang terjadi dalam Taurat dan Injil yang > > mutlak merupakan hasil tangan manusia? Dan anda sekarang menyamakan > > dan mensejajarkan NABI (ketika anda 'bertameng' kepada beliau soal > > Mut'ah yang anda klaim dilakukan 'sekarang ini' oleh 'umat islam > > sendiri') dengan manusia biasa yang korup, yaitu mereka yang telah > > mengobrak-abrik wahyu Allah dalam Taurat dan Injil? > > > > Mohon yang konsisten dalam berdiskusi jadi tidak menambah masalah. > > jawab saja pertanyaan saya to the point tanpa mancari dalih ke hal > > lain yang malah melebarkan masalah. > > Chae: Loh dalam hal nikah mut'ah yang ada dalam Qs.4:24 diaman oleh > MANUSIA JUSTRU SEKARANG DIHARAMKAN, artinya ada perubahan yang > dilakukan oleh MANUSIA SEPERTI YANG TERJADI PADA TAURAT DAN INJIL; SATRIYO: Silakan anda tunjukkan dari mana anda tahu ada 'MANUSIA yang SEKARANG MENGHARAMKAN nikah mut'ah yang ada dalam Qs.4:24' ...! Ini artinya bukan sekedar kemampuan nalar/logika tapi dalil yang jelas untuk itu, apapun itu. Dan dari ma
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Tambahan, karena tiba-tiba saya teringat pernah membaca di Sirah Ibn Hisyam: "tatkala delegasi Najasi datang kepada Rasulullah saw., maka Rasulullah sendiri berdiri untuk memberikan sambutan kepada mereka, dan sahabah beliau menanyakan kepada beliau, "Ya Rasulullah cukuplah oleh kami saja". Rasulullah saw. bersabda, "Dia (Raja Abesinia) memperlakukan sahabah-sahabah kami dengan baik. Dia sangat menghormatinya. Dan dia telah mendudukkannya di dekatnya, oleh karena itu saya menyukai bahwa saya sendiri yang membayar (membalas) kebaikan itu". --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > <[EMAIL PROTECTED]: > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah > maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang > melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. > Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip > "Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan > upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas > kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi." > > Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan > terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. > > SATRIYO: > Arah dari pertanyaan saya kepada anda adalah dapatkah anda > membuktikan bahwa saat Rasul (entah karena hormat atau apa, yang > sejauh semata-mata asumsi dan bukan bukti dari anda) mengangkat > Najasy sebagai saksi status Najasy itu masih Kristen atau sudah > Muslim ... sederhana kan? Saya akan berusaha sejelas mungkin agar > anda mengerti ... > ;-) > > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: > Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil > yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa > man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla > baitihi > > Artinya: > > "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu > umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK > AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI > MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan > dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan > warganya. > > Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani, > artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. > > SATRIYO: > Anda menyatakan "Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk > kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya > masing2." Nah ini kan namanya asumsi, anda melebarkan atau > menerjemahkan sesuatu yang tidak termaktub dalam perjanjian antara > dua pihak dan anda menariknya sedemikian rupa hingga anda memaksa > memasukkan pihak lain yang sama sekali tidak terlibat perjanjian. > Dengan kata lain, itu kan kata anda, bukan pernyataan atau > kesepakatan pihak Muslim maupun Yahudi ketika itu. Yang juga perlu > anda cermati, sebelum kesepakatan dengan Yahudi, terlebih dahulu > Rasul memastikan adanya kesepakatan 'internal' kaum muslim. Jadi > sepantasnya anda tidak mencari-cari 'tafsir bi ra'yi' atas teks > kesepakatan yang sifatnya eksplisit. Mana bisa kesepakatan itu > sengaja meluangkan tempat untuk multiinterpretasi/implisitas? Jangan > samakan dengan Al-Qur'an, karena Al-Qur'an bukan kesepakatan > sebagaimana piagam madinah atau kesepakatan lain antar manusia. > Apalagi dalam pernyataan anda, anda menggunakan kata 'bisa' yang > artinya anda pun tidak pasti dan hanya 'mengira' saja. > > Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana > ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal > Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan jika > anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan > penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah??? > > SATRIYO: > Hubugannya apa dengan pertanyaan saya? Saya kan bertanya bagaimana > mungkin anda menyamakan 'nasikh-mansukh' Al-Qur'an yang 'devinely > inspired' dengan perubahan yang terjadi dalam Taurat dan Injil yang > mutlak merupakan hasil tangan manusia? Dan anda sekarang menyamakan > dan mensejajarkan NABI (ketika anda 'bertameng' kepada beliau soal > Mut'ah yang anda klaim dilakukan 'sekarang ini' oleh 'umat islam > sendiri') dengan manusia biasa yang korup, yaitu mereka yang telah > mengobrak-abrik wahyu Allah dalam Taurat dan Injil? > > Mohon yang konsisten dalam berdiskusi jadi tidak menambah masalah. > jawab saja pertanyaan saya to the point tanpa mancari dalih ke hal > lain yang malah melebarkan masalah. > > salam, > satriyo > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > > > > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > > > > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi meni
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah
Rasanya memang terjawab Pak Janoko dimana semua agama memang harus dipandang sama kedudukanya untuk diakui, dihormati dan juga dilindungi. Yang berhak menghakimi hanya Allah SWT saja. Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. (QS. 22:17) Dan Din yang dimaksud bukan sekedar syariat islam tapi islam sebagai dasar dari Ketauhidan seperti hal nya islamnya Ibrahim, Musa, Daud, Isa dan Muhammad saw. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Chae : > > Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah > pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum > Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga > terhadap pengikut-pengikut/ sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. > > > = > > > Jano - ko : > > > Terjawab sudah pertanyaan Chae yang berbunyi dibawah ini : > > "Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah > sama???" > > --- > > Piagam Madina dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa perbedaan dihormati ( perbedaan menurut konsep Islam ). > Dengan kata lain tidak semua agama sama, Islam mempunyai istilah sendiri untuk menjelaskan sesuatu yang oleh orang awam disebut "agama" yaitu sebutlah Islam dengan " Ad Diin" > > --- > > Masalah kebebasan memeluk apa yang diyakini, sudah ada didalam Al Qur'an sebelum HAM lahir dibarat. > Mengenai hal tersebut sudah jano-ko posting kemarin dulu, untuk itu jano-ko ulang lagi informasinya. > > -- > > TIDAK ADA PAKSAAN DALAM MASALAH TERSEBUT. > > Al Qur'an > > There should be no coercion in the matter of faith." (2:256) > > > > Terjemahan lengkap : > > 2. Al Baqarah > 256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. > > [162]. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t. > > --- > > Pengakuan chae terhadap Piagam Madinah Pasal 25, secara otomatis juga menerima Piagam Madinah dengan khusus khususnya Pasal 23 yang berbunyi, > > Pasal 23 Apabila timbul perbezaan pendapat di antara kamu di dalam suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) Muhammad SAW. > > --- > > Berarti juga menerima firman Allah didalam Al Qur'an dibawah ini, > > if (!document.layers) document.write('') --- > > "Those who do not judge by what God has sent down are the disbelievers." 5:44 > > Terjemahan : > > 5. Al Maa'idah > Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. > > --- > > > Wassalam > > > --oo0oo-- > > > Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah > pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum > Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga > terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. > > Coba Bapa pelajari ayatberikut ini semoga panjenengan makin ok..;) > > Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka > mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka > berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh > bukan orang yang beriman. (QS. 5:43) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko wrote: > > > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: > > > > Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil > > yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa > > man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla > > baitihi > > > > Artinya: > > > > "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu > > umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK > > AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI > > MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan > > dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan > > warganya. > > > > === > > > > Jano - ko : > > > > Hanya ingin membandingkan saja, > > > > Piagam Madinah > > > > Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara > (ummat) dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama > mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan > ini berlaku juga terhadap p
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
ara Nabi dan mereka berkaitan dengan teologis, > terutama menyangkut dengan Nabi Isa. Perbedaan itulah yang kemudian menjadi > latar belakang turunnya QS Ali 'Imran (3): 59-61. > (Untuk menghemat ruangan ayat aslinya tidak ditransliterasi, langsung > artinya saja-HMNA-): > 59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti > (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, Kemudian Allah > berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia. > 60. (Apa yang telah kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang > dari Tuhanmu, Karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. > 61. Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang > meyakinkan kamu), Maka Katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil > anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri > kamu, diri kami dan diri kamu; Kemudian marilah kita bermubahalah(*) kepada > Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang > dusta. > > (*) > Mubahalah ialah masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda > pendapat mendoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, agar Allah > menjatuhkan la'nat kepada pihak yang berdusta. nabi mengajak utusan Nasrani > Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani-HMNA- > > *** > > > Inilah umpan balik dari saya. > > Flavius Valerius Aurelius Constantinus (280 - 337) M, Roman emperor (306 - > 377) M. Persuaded to adopt Chritianiy, became sole Emperor of the West (312) > M; called the great Council of Nicaea (325) M at which Nicene Creed was > adopted. [Webster's Biographical Dictionary, Spring field, USA, pg. 342]. > The Creed of Nicaea: "We believe in one God the Father, Almighty, maker of > all things visible and invisible; and in one Lord Jesus Christ, the Son of > God, begotten of the Father, only begotten that is, from the substance of > the Father; God from God, light from light, Very God from Very God".." (The > History of Christianity, a Lion handbook, p. 177). Creed ini menguatkan > doctrine Athanasius, di mana dalam council doctrine Athanasius memenangkan > secara mayoritas doctrine Arius Alexander bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu > Tuhan yang selalu Ada dan tidak mempunyai asal usul, Dia Ada tanpa > keberadaan sebelumnya. Dalam hal ini Arius membedakan antara unsur > keistimewaan yang tetap ada di dalam Tuhan, yang merupakan kekuatan yang > kekal dengan unsur keistimewaan Jesus sebagai suatu kelebihan yang > diberikan oleh Tuhan selayaknya seorang Nabi. > > Penganut doctrine Athanasius kemudian dikenal dengan Trinitarian Christian > yang mayoritas sampai sekarang, sedangkan doctrine Arius dikenal dengan > Unitarian Christian, yang sekarang merupakan golongan minoritas, yaitu ummat > Qibthi (Copti) di Mesir. Secara teologis Unitarian Christian ini sangat > dekat dengan ajaran Islam, seperti yang didemontrasikan oleh Najasi sebagai > garis sambil berkata: "Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya > tidak lebih dari garis ini." Ini menunjukkan bahwa Najasi penganut doctrine > Arius Alexander. Sedangkan para delegasi dari Najran adalah pengatut > Trinitarian Chistian, sehingga secara teologis tidak bisa ketemu dengan > ajaran Islam, yang menjadi asbabun nuzul, latar belakang turunnya ayat > tentang mubahalah. Wallahu a'lamu bisshawab. > > *** Makassar, 26 November 2006 > [H.Muh.Nur Abdurrahman] > > > > > > - Original Message - > From: "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Thursday, April 26, 2007 10:52 > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > > Mba Flora, > > > > Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga > > dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan > > rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen. > > > > Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu > > mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb? > > > > Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb, > > bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat > > didalam Qur'an?? > > > > Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil > > saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita > > menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa > > kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui > > karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan > > ki
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah
Chae : Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/ sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. = Jano - ko : Terjawab sudah pertanyaan Chae yang berbunyi dibawah ini : "Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah sama???" --- Piagam Madina dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa perbedaan dihormati ( perbedaan menurut konsep Islam ). Dengan kata lain tidak semua agama sama, Islam mempunyai istilah sendiri untuk menjelaskan sesuatu yang oleh orang awam disebut "agama" yaitu sebutlah Islam dengan " Ad Diin" --- Masalah kebebasan memeluk apa yang diyakini, sudah ada didalam Al Qur'an sebelum HAM lahir dibarat. Mengenai hal tersebut sudah jano-ko posting kemarin dulu, untuk itu jano-ko ulang lagi informasinya. -- TIDAK ADA PAKSAAN DALAM MASALAH TERSEBUT. Al Qur'an There should be no coercion in the matter of faith." (2:256) Terjemahan lengkap : 2. Al Baqarah 256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [162]. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t. --- Pengakuan chae terhadap Piagam Madinah Pasal 25, secara otomatis juga menerima Piagam Madinah dengan khusus khususnya Pasal 23 yang berbunyi, Pasal 23 Apabila timbul perbezaan pendapat di antara kamu di dalam suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) Muhammad SAW. --- Berarti juga menerima firman Allah didalam Al Qur'an dibawah ini, if (!document.layers) document.write('') --- "Those who do not judge by what God has sent down are the disbelievers." 5:44 Terjemahan : 5. Al Maa'idah Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. --- Wassalam --oo0oo-- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. Coba Bapa pelajari ayatberikut ini semoga panjenengan makin ok..;) Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh bukan orang yang beriman. (QS. 5:43) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: > > Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil > yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa > man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla > baitihi > > Artinya: > > "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu > umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK > AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI > MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan > dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan > warganya. > > === > > Jano - ko : > > Hanya ingin membandingkan saja, > > Piagam Madinah > > Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara (ummat) dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat kejahatan, yang menimpa diri orang yang bersangkutan dan keluarganya. > > --- > > Lumayan, chae ada kemajuan, menerima Piagam Madinah, nasehat jano-ko kepada chae,...silahkan chae juga menerima pasal-pasal dari Piagam Madinah yang lain, salah satunya adalah Pasal 23 Piagam Madinah > > Pasal 23 Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) Muhammad SAW. > > --- > > Selamat untuk chae yang telah dengan ikhlas berpedoman kepada Al Qur'an, Hadis dan Sunah Nabi Muhammad SAW. > > Wassalam > > > --oo0oo-- > > > > > > > > > Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > <[EMAIL PROTECTED]: > SATRIYO: > Arah dari pertanyaan saya kepada anda adalah dapatkah anda > membuktikan bahwa saat Rasul (entah karena hormat atau apa, yang > sejauh semata-mata asumsi dan bukan bukti dari anda) mengangkat > Najasy sebagai saksi status Najasy itu masih Kristen atau sudah > Muslim ... sederhana kan? Saya akan berusaha sejelas mungkin agar > anda mengerti ... > ;-) Chae: terima kasih semoga cara menjelaskan anda bisa tetap baik seperti ini;), Raja Najasi dikenal sebagai raja beragama Kristen dan ketika ada yang mengatakan bahwa dia masuk Islam secara "diam-diam" seharusnya pihak yang memberikan informasi terbaru tsb harus membuktikan kapan Raja Najasi masuk Islam dan bagaimana sehingga kita bisa cross check apakah ketika dia menikahkan Rasul dan Ummu Habibah sudah berstatus Islam atau tidak?? Coba anda tiru "ABAH" ku tersayang, tidak sekedar kasih kesimpulan saja tapi berikut dasar2 dari kesimpulanya walau masih bisa di perdebatkan. > SATRIYO: > Anda menyatakan "Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk > kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya > masing2." Nah ini kan namanya asumsi, anda melebarkan atau > menerjemahkan sesuatu yang tidak termaktub dalam perjanjian antara > dua pihak dan anda menariknya sedemikian rupa hingga anda memaksa > memasukkan pihak lain yang sama sekali tidak terlibat perjanjian. > Dengan kata lain, itu kan kata anda, bukan pernyataan atau > kesepakatan pihak Muslim maupun Yahudi ketika itu. Yang juga perlu > anda cermati, sebelum kesepakatan dengan Yahudi, terlebih dahulu > Rasul memastikan adanya kesepakatan 'internal' kaum muslim. Jadi > sepantasnya anda tidak mencari-cari 'tafsir bi ra'yi' atas teks > kesepakatan yang sifatnya eksplisit. Mana bisa kesepakatan itu > sengaja meluangkan tempat untuk multiinterpretasi/implisitas? Jangan > samakan dengan Al-Qur'an, karena Al-Qur'an bukan kesepakatan > sebagaimana piagam madinah atau kesepakatan lain antar manusia. > Apalagi dalam pernyataan anda, anda menggunakan kata 'bisa' yang > artinya anda pun tidak pasti dan hanya 'mengira' saja. Chae:Asumsi saya berdasarkan pasal 25 ada Piagam medinah dimana setiap orang berhak memeluk agamanya masing2, sedangkan asumsi anda yang mengatakan sebaliknya berdasarkan apa???;) ayooo kembangkan cara diskusnya > SATRIYO: > Hubugannya apa dengan pertanyaan saya? Saya kan bertanya bagaimana > mungkin anda menyamakan 'nasikh-mansukh' Al-Qur'an yang 'devinely > inspired' dengan perubahan yang terjadi dalam Taurat dan Injil yang > mutlak merupakan hasil tangan manusia? Dan anda sekarang menyamakan > dan mensejajarkan NABI (ketika anda 'bertameng' kepada beliau soal > Mut'ah yang anda klaim dilakukan 'sekarang ini' oleh 'umat islam > sendiri') dengan manusia biasa yang korup, yaitu mereka yang telah > mengobrak-abrik wahyu Allah dalam Taurat dan Injil? > > Mohon yang konsisten dalam berdiskusi jadi tidak menambah masalah. > jawab saja pertanyaan saya to the point tanpa mancari dalih ke hal > lain yang malah melebarkan masalah. Chae: Loh dalam hal nikah mut'ah yang ada dalam Qs.4:24 diaman oleh MANUSIA JUSTRU SEKARANG DIHARAMKAN, artinya ada perubahan yang dilakukan oleh MANUSIA SEPERTI YANG TERJADI PADA TAURAT DAN INJIL; > > salam, > satriyo > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > > > > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > > > > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu > Habibah > > maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga > yang > > melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. > > Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip > > "Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan > > upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas > > kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi." > > > > Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan > > terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. > > > > > > > > Satriyo: [2] "... dizaman Rasul saja > > > > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", > > > Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu > copy > > > paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan > > > Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani. > > > > > > > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: > > Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil > > yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa > > man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla > > baitihi > > > > Artinya: > > > > "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu > > umah. Ked
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Kalo contoh soal Rasul menghormati umat nasrani, salah satunya jelas terlihat pada kisah ketika Rasul mempersilahkan delegasi Najran untuk beribadah di mesjid. Wow..rasul mempersilahkan delegasi Najran untuk beribadah di mesjid nabawi. Kalo kita sih, mereka beribadah kebaktian di rumahnya saja kadang-kadang masih punya rasa dengki, dengan bilang mengganggulah atau apapun juga alasannya ;-) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > <[EMAIL PROTECTED]: > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah > maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang > melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. > Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip > "Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan > upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas > kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi." > > Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan > terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. > > SATRIYO: > Arah dari pertanyaan saya kepada anda adalah dapatkah anda > membuktikan bahwa saat Rasul (entah karena hormat atau apa, yang > sejauh semata-mata asumsi dan bukan bukti dari anda) mengangkat > Najasy sebagai saksi status Najasy itu masih Kristen atau sudah > Muslim ... sederhana kan? Saya akan berusaha sejelas mungkin agar > anda mengerti ... > ;-) > > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: > Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil > yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa > man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla > baitihi > > Artinya: > > "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu > umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK > AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI > MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan > dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan > warganya. > > Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani, > artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. > > SATRIYO: > Anda menyatakan "Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk > kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya > masing2." Nah ini kan namanya asumsi, anda melebarkan atau > menerjemahkan sesuatu yang tidak termaktub dalam perjanjian antara > dua pihak dan anda menariknya sedemikian rupa hingga anda memaksa > memasukkan pihak lain yang sama sekali tidak terlibat perjanjian. > Dengan kata lain, itu kan kata anda, bukan pernyataan atau > kesepakatan pihak Muslim maupun Yahudi ketika itu. Yang juga perlu > anda cermati, sebelum kesepakatan dengan Yahudi, terlebih dahulu > Rasul memastikan adanya kesepakatan 'internal' kaum muslim. Jadi > sepantasnya anda tidak mencari-cari 'tafsir bi ra'yi' atas teks > kesepakatan yang sifatnya eksplisit. Mana bisa kesepakatan itu > sengaja meluangkan tempat untuk multiinterpretasi/implisitas? Jangan > samakan dengan Al-Qur'an, karena Al-Qur'an bukan kesepakatan > sebagaimana piagam madinah atau kesepakatan lain antar manusia. > Apalagi dalam pernyataan anda, anda menggunakan kata 'bisa' yang > artinya anda pun tidak pasti dan hanya 'mengira' saja. > > Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana > ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal > Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan jika > anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan > penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah??? > > SATRIYO: > Hubugannya apa dengan pertanyaan saya? Saya kan bertanya bagaimana > mungkin anda menyamakan 'nasikh-mansukh' Al-Qur'an yang 'devinely > inspired' dengan perubahan yang terjadi dalam Taurat dan Injil yang > mutlak merupakan hasil tangan manusia? Dan anda sekarang menyamakan > dan mensejajarkan NABI (ketika anda 'bertameng' kepada beliau soal > Mut'ah yang anda klaim dilakukan 'sekarang ini' oleh 'umat islam > sendiri') dengan manusia biasa yang korup, yaitu mereka yang telah > mengobrak-abrik wahyu Allah dalam Taurat dan Injil? > > Mohon yang konsisten dalam berdiskusi jadi tidak menambah masalah. > jawab saja pertanyaan saya to the point tanpa mancari dalih ke hal > lain yang malah melebarkan masalah. > > salam, > satriyo > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > > > > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > > > > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu > Habibah > > maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga > yang > > melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kaw
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]: Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip "Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi." Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. SATRIYO: Arah dari pertanyaan saya kepada anda adalah dapatkah anda membuktikan bahwa saat Rasul (entah karena hormat atau apa, yang sejauh semata-mata asumsi dan bukan bukti dari anda) mengangkat Najasy sebagai saksi status Najasy itu masih Kristen atau sudah Muslim ... sederhana kan? Saya akan berusaha sejelas mungkin agar anda mengerti ... ;-) Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla baitihi Artinya: "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya. Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. SATRIYO: Anda menyatakan "Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2." Nah ini kan namanya asumsi, anda melebarkan atau menerjemahkan sesuatu yang tidak termaktub dalam perjanjian antara dua pihak dan anda menariknya sedemikian rupa hingga anda memaksa memasukkan pihak lain yang sama sekali tidak terlibat perjanjian. Dengan kata lain, itu kan kata anda, bukan pernyataan atau kesepakatan pihak Muslim maupun Yahudi ketika itu. Yang juga perlu anda cermati, sebelum kesepakatan dengan Yahudi, terlebih dahulu Rasul memastikan adanya kesepakatan 'internal' kaum muslim. Jadi sepantasnya anda tidak mencari-cari 'tafsir bi ra'yi' atas teks kesepakatan yang sifatnya eksplisit. Mana bisa kesepakatan itu sengaja meluangkan tempat untuk multiinterpretasi/implisitas? Jangan samakan dengan Al-Qur'an, karena Al-Qur'an bukan kesepakatan sebagaimana piagam madinah atau kesepakatan lain antar manusia. Apalagi dalam pernyataan anda, anda menggunakan kata 'bisa' yang artinya anda pun tidak pasti dan hanya 'mengira' saja. Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan jika anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah??? SATRIYO: Hubugannya apa dengan pertanyaan saya? Saya kan bertanya bagaimana mungkin anda menyamakan 'nasikh-mansukh' Al-Qur'an yang 'devinely inspired' dengan perubahan yang terjadi dalam Taurat dan Injil yang mutlak merupakan hasil tangan manusia? Dan anda sekarang menyamakan dan mensejajarkan NABI (ketika anda 'bertameng' kepada beliau soal Mut'ah yang anda klaim dilakukan 'sekarang ini' oleh 'umat islam sendiri') dengan manusia biasa yang korup, yaitu mereka yang telah mengobrak-abrik wahyu Allah dalam Taurat dan Injil? Mohon yang konsisten dalam berdiskusi jadi tidak menambah masalah. jawab saja pertanyaan saya to the point tanpa mancari dalih ke hal lain yang malah melebarkan masalah. salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah > maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang > melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. > Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip > "Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan > upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas > kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi." > > Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan > terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. > > > > > Satriyo: [2] "... dizaman Rasul saja > > > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", > > Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy > > paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan > > Rasul mengakui a
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah
Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. Coba Bapa pelajari ayatberikut ini semoga panjenengan makin ok..;) Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh bukan orang yang beriman. (QS. 5:43) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: > > Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil > yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa > man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla > baitihi > > Artinya: > > "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu > umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK > AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI > MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan > dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan > warganya. > > === > > Jano - ko : > > Hanya ingin membandingkan saja, > > Piagam Madinah > > Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara (ummat) dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat kejahatan, yang menimpa diri orang yang bersangkutan dan keluarganya. > > --- > > Lumayan, chae ada kemajuan, menerima Piagam Madinah, nasehat jano-ko kepada chae,...silahkan chae juga menerima pasal-pasal dari Piagam Madinah yang lain, salah satunya adalah Pasal 23 Piagam Madinah > > Pasal 23 Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) Muhammad SAW. > > --- > > Selamat untuk chae yang telah dengan ikhlas berpedoman kepada Al Qur'an, Hadis dan Sunah Nabi Muhammad SAW. > > Wassalam > > > --oo0oo-- > > > > > > > > > Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah > maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang > melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. > Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip > "Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan > upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas > kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi." > > Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan > terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. > > > > > Satriyo: [2] "... dizaman Rasul saja > > > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", > > Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy > > paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan > > Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani. > > > > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: > Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil > yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa > man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla > baitihi > > Artinya: > > "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu > umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK > AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI > MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan > dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan > warganya. > > Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani, > artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. > > > SATRIYO: > > Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. > > Coba saya ulang pertanyaan saya, "apakah ibu menyamakan proses > > penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan > > manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in > > meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta > > nasrani?" atau lebih jelasnya, "Apakah ibu menyamakan tindakan Allah > > melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri, > > dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi, > > rahi/pendeta) yang atas kemauan sendiri dan disengaja mengubah dan > > mengganti isi Taurat dan
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Jika kita berpatokan pada apa yang dinyatakan Qur'an makaseharusnya sikap melabeli kitab2 lain dengan nilai salah. Seringkali kita terjebak pemikiran bahwa ketika kita mengakui kebenaran kita lain semisal taurat atau injil maka konsekwensinya kita harus menjadi pengikut agama yahudi atau kristen. Apa benar konsekwensinya demikian?? semisal kita mengakui keberadaan dan kebenaran serta kesejajaran bangsa-bangsa di dunia ini bukan berarti dengan kemudian kita jadi multi kebangsaan kan?? Al-Qur'an sendiri lebih banyak menekankan kesamaan, kebenaran dan diakuinya kitab-kitab lain. Dan berimanlah kamu kepada apa ang telah Aku turunkan (al-Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat),... (QS. 2:41) Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. (QS. 3:3) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> > Sebagai muslimah saya menyatakan AlQur'an yang benar, maka > konsekwensinya bagi saya (muslimah), kitab suci lain salah. Lha > buktinya saya tidak menyatakan saya adalah Kristen atopun Budha. > > Menurut saya sih, ini bukan soal menghakimi tapi tak ingin mendua. > > Saya juga bisa maklum kalo kemudian orang Kristen bilang Alkitab > (Injil) yang benar yang lain salah. > > Sebagai konsekwensinya lagi saya sih gak sakit kalo AlQur'an > dihakimi. Kasihan saja sama orang2 yang menghakiminya. > > Konsekwensi aja. > > Saya juga mengatakan ada kebenaran dalam Injil dan kitab suci lain. > Tapi itu tidak berarti bhw kitab Injil adalah benar. Ketika dalam > Injil or kitab suci lain itu berkesesuain dgn AlQur'an itu lah yang > benar. Jadi AlQur'an itu merupakan filter. > > wassalam, >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Enggak apa-apa kok Mba Ning, saya juga kadang suka lemot, biar lemot tapi yang penting niatnya yang baik;) Maksudnya begini Mba Ning... Anak saya mengakui banyak nama panggilan untuk dirinya dan semuanya benar karena memanggil dengan rasa sayang tapi untuk dirinya sendiri dia tetap memanggil dengan nama yang dia yakini/dia percaya/ dan dgn panggilan yang dia gunakan dia merasa nyaman dan terpenuhi keberadaanya. Begitu juga dengan kita ketika memanggil Tuhan, setiap orang akan memanggilnya dengan panggilan yang paling dia percaya, paling dia yakini...panggilan yang mampu mengisi semua imaginasi dan keberadaan akan Sang Pencipta bagi dirinya. Jadi prinsip untuk mengakui bahwa kebenaran akan nama panggilan Tuhan bagi setiap individu tidak begitu saja membuat seseorang dgn mudah berpaling dari "kepercayaanya". Mudah-mudahan bisa dipahami ya...tapi kalau dirasa masih lemot jangan sungkan untuk bertanya lagi;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Saya baca e-mail yang di bawah itu, ngga nemu tuh jawabannya, mbak. > > Apa maksudnya mbak itu, Allah itu boleh saja dipanggil dengan nama apa > saja, yang penting memanggilnya dengan rasa sayang. Tapi Allah sendiri > menggunakan nama Allah untuk diri-Nya, bukan Yesus, bukan Dewa ataupun > yang lainnya. Apa begitu maksudnya mbak ? (Saya analogikan dari Annisa > yang membolehkan dirinya dipanggil dengan nama apa saja, asal > memanggilnya dengan rasa sayang. Tetapi ia sendiri menggunakan nama Kaka > untuk dirinya) > > Berarti dialog imajiner yang saya buat "benar" dong ya ? Maksudnya, > kalau Annisa mau berdoa dengan menyebut Yesus, Dewa, Allah atau apa pun > sebutan nama tuhan dari agama lain, akan mbak benarkan. Gitu ya ? > > Sorry kalau saya lemot. > > Wass, > -Ning > > -Original Message- > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae > Sent: Thursday, April 26, 2007 1:11 PM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > (Dialog imaginer) > > > saya enggak marah kok, soalnya sering di ingatkan sama si kecil kalau > saya marah sedikit aja sudah kaya nenek sihir;) > > mungkin MBa Ning belum baca yang ini atau mungkin sudah...mudah2'an bisa > memberikan jawabanya..:)) > > Anak saya memanggil dirinya dengan sebutan Kaka, sama dengan yang saya > dan ayah serta adiknya jika memanggil dirinya. Tentu saja dia memiliki > alasan kenapa dia sendiri menggunakan panggilan Kaka, padahal bagi > dirinya nama panggilan lainya yang berbeda seperti Ninis, Cayu, > Nengce..adalah benar adanya karena dia merasakan bahwa Nama panggilan > itu digunakan untuk memberikan kasih sayang padanya. > > Tapi kenapa dia sendiri menggunakan nama Kaka untuk dirinya, tidak dgn > Ninis, Cayu atau Nengce bahkan sekarang Om nya kalau panggil pake nama > Tuyil (tuyul kecil karena suka minta dijajanin terus hi..hi..hi..;) > > Saya belum bertanya langsung pada anaknya hanya sekedar analisa seorang > Ibu saja bahwa dengan sebutan Kaka, anak sulungku merasakan > "kesempurnaanya" dari berbagai sisi, salah satunya pengakuan > keberadaanya sebagai yang pertama, memiliki tanggung jawab lebih > terhadap adiknya dll. > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih > \(Ning\)" wrote: > > > > > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae > > dengan putrinya, Annisa > > > > ... > > > > "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? > > eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? > > > > "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" > > > > " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan > > > rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar > adanya." > > > > "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? > > > > "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan > > > di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling > > berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya > > maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua > > makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan > > yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat > > kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita > > panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada > > didalam dada kita sendiri. > > > > "oh
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Ramlah binti Abi Sofyan adalah isteri dari 'Ubaidillah bin Jahsy al-Asadiy, anak saudara perempuan ayah Nabi SAW, kakak Zainab binti Jahsiy, Ummul Mu'minin. 'Ubaidillah sudah msuk Islam bersama-sama Ramlah, sedangkan ayahnya Abu Sufyan masih kafir. Ramlah menghindar dari gangguan ayahnya, lalu suami isteri menjadi rombongan Muhajirin pertama ke Habasyah dalam keadaan hamil tua. Dia meninggalkan Abu Sufyan di Makkah dalam keadaan marah, dan keganasannya menggila. Sesampainya di Habasyah Ramlah yang hamil tua melahirkan puternya yang pertama Habibah binti 'Ubaidillah, itulah sebabnya Ramlah dipanggil dengan nama Ummu Habibah. Di Habasyah 'Ubaidillah murtad beralih agama menjadi Nasrani dan berupaya menarik isterinya masuk Nasrani pula, tetapi Ummu Habibah tidak mau, sehingga mereka bercerai. Dalam keadaan janda di negeri orang pada suatu hari ada orang mengetuk pintunya minta izin untuk masuk. Ia seorang budak perempuan milik Raja Najasi. Ummu Habibah memuka pintu , lalu budak perempuan itu masuk sambil menyodorkan surat dari Raja Najasi yang berbunyi: "Raja Najasi berkata kepadamu: Wakilkanlah siapa yang akan menikahkanmu dengan Nabi berbangsa Arab, karena sudah datang seorang utusan kepada Raja, agar Raja meminang engkau untuk beliau." Ummu Habibah menrima pinangan itu. Maka Najasi mengundang kaum Muslimin yang berada di Habasyah. Raja Najsi mulai berbicara dengan perantaraan penterjemah: "Sesungguhnya Muhammad Bin Abdullah mengirim surat kepada saya, agar saya menikahkan beliau dengan Ummu Habibah bnti Abu Sufyan, siapa di antara kalian yang paling dekat hubungan keluarganya?" Najasi mendapat jawaban: "Khalid bin Sa'id." Maka Najsipun mengalihkan pembicaraaan kepada Khalid dan berkata: "Saudara Khalid, nikahkanlah Ummu Habibah dengan Nabi Muhammad SAW(*), saya menjdi waklinya, dan atas nama beliau saya memberikan mahar untuknya sebesar empat ratus dinar.Lalu Khalid menikahkan RasuluLlah SAW dengan Ummu Habibah: "Saya telah melakukan yang diminta RasuluLlah SAW. Saya nikahkan beliau dengan Ummu Habibah dengan mahar empat ratus dinar." --- (*) Pada waktu itu Najasi sudah masuk Islam secara diam-diam, itulah sebabnya menyebut Nabi dengan Nabi Muhammad SAW . Pada waktu Najasi wafat, setelah sampai berita itu ke Madinah, RasuluLlah SAW bersama sahabat melakukan shalat Ghaib untuk Najasi. Hanya orang Islamlah yang dishalat jenazahkan dan dishalat ghaibkan, sehingga itulah bukti bahwa Najasi memang sudah menganut Islam. - Original Message - From: "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, April 26, 2007 18:33 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah > maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang > melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. > Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip > "Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan > upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas > kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi." > > Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan > terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. > > > > > Satriyo: [2] "... dizaman Rasul saja > > > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", > > Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy > > paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan > > Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani. > > > > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: > Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil > yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa > man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla > baitihi > > Artinya: > > "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu > umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK > AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI > MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan > dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan > warganya. > > Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani, > artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. > > > SATRIYO: > > Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. > > Coba saya ulang pertanyaan saya, "apakah ibu menyamakan proses &g
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai utusan sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi masing2 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: “O People! No Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. Reason well, therefore O People! and understand words that I convey to you. I leave behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow these, you will never go astray.” Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious Scriptures, bahwa dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 dari kitab itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas kitab2 itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga kemurniannya dari tangan2 yang corrupt. Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 Allah yang diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus. Namun, sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada kitab2 sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala. Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad SAW adalah sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and will stay forever. Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian dari kehidupan saya. Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya laksanakan adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir. Wassalam, Flora --- Re: The Name of Allah - semua agama sama? Posted by: "satriyo" [EMAIL PROTECTED] satriyo_as Wed Apr 25, 2007 8:42 pm (PST) dst... Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak, apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung itu "saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2" ...! --- Re: The Name of Allah - semua agama sama? Posted by: "Chae" [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi Wed Apr 25, 2007 7:53 pm (PST) Mbak Flora, . dst... dan saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
ing pihak diantara orang-orang yang berbeda pendapat mendoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan la'nat kepada pihak yang berdusta. nabi mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani-HMNA- *** Inilah umpan balik dari saya. Flavius Valerius Aurelius Constantinus (280 - 337) M, Roman emperor (306 - 377) M. Persuaded to adopt Chritianiy, became sole Emperor of the West (312) M; called the great Council of Nicaea (325) M at which Nicene Creed was adopted. [Webster's Biographical Dictionary, Spring field, USA, pg. 342]. The Creed of Nicaea: "We believe in one God the Father, Almighty, maker of all things visible and invisible; and in one Lord Jesus Christ, the Son of God, begotten of the Father, only begotten that is, from the substance of the Father; God from God, light from light, Very God from Very God".." (The History of Christianity, a Lion handbook, p. 177). Creed ini menguatkan doctrine Athanasius, di mana dalam council doctrine Athanasius memenangkan secara mayoritas doctrine Arius Alexander bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Tuhan yang selalu Ada dan tidak mempunyai asal usul, Dia Ada tanpa keberadaan sebelumnya. Dalam hal ini Arius membedakan antara unsur keistimewaan yang tetap ada di dalam Tuhan, yang merupakan kekuatan yang kekal dengan unsur keistimewaan Jesus sebagai suatu kelebihan yang diberikan oleh Tuhan selayaknya seorang Nabi. Penganut doctrine Athanasius kemudian dikenal dengan Trinitarian Christian yang mayoritas sampai sekarang, sedangkan doctrine Arius dikenal dengan Unitarian Christian, yang sekarang merupakan golongan minoritas, yaitu ummat Qibthi (Copti) di Mesir. Secara teologis Unitarian Christian ini sangat dekat dengan ajaran Islam, seperti yang didemontrasikan oleh Najasi sebagai garis sambil berkata: "Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya tidak lebih dari garis ini." Ini menunjukkan bahwa Najasi penganut doctrine Arius Alexander. Sedangkan para delegasi dari Najran adalah pengatut Trinitarian Chistian, sehingga secara teologis tidak bisa ketemu dengan ajaran Islam, yang menjadi asbabun nuzul, latar belakang turunnya ayat tentang mubahalah. Wallahu a'lamu bisshawab. *** Makassar, 26 November 2006 [H.Muh.Nur Abdurrahman] ################ ----- Original Message - From: "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, April 26, 2007 10:52 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > Mba Flora, > > Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga > dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan > rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen. > > Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu > mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb? > > Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb, > bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat > didalam Qur'an?? > > Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil > saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita > menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa > kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui > karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan > kitabnya masing2. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah > > berprosesnya/ perjalanannya agama Islam. > > Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam. Dalam S. Ar R'ad > ayat 38-39 > > difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk > manusia, > > yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah geografisnya para > > nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja. > > > > QS 13:38-39. > > > > "Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami > jadikan > > bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan > suatu > > ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitabnya." > > > > "Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan > ayat yang > > Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab." > > > > Proses perjalanan ajaran Allah ini mencapai puncak kesempurnaannya, > berupa > > kitabNya yang terakhir, yaitu Al Qur'an dan ajaran ini diberiNya > judul/nama: > > ISLAM. Ajaran ini final, tuntas, berlaku hingga akhir jaman. Oleh > > karenanya, Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terakhir/ > penutup, > > adalah Nabi untuk seluruh manusia di manapun wilayahnya, dari sejak 1400 > &g
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah
Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla baitihi Artinya: "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya. === Jano - ko : Hanya ingin membandingkan saja, Piagam Madinah Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara (ummat) dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat kejahatan, yang menimpa diri orang yang bersangkutan dan keluarganya. --- Lumayan, chae ada kemajuan, menerima Piagam Madinah, nasehat jano-ko kepada chae,...silahkan chae juga menerima pasal-pasal dari Piagam Madinah yang lain, salah satunya adalah Pasal 23 Piagam Madinah Pasal 23 Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) Muhammad SAW. --- Selamat untuk chae yang telah dengan ikhlas berpedoman kepada Al Qur'an, Hadis dan Sunah Nabi Muhammad SAW. Wassalam --oo0oo-- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip "Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi." Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. > > Satriyo: [2] "... dizaman Rasul saja > > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", > Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy > paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan > Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani. > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla baitihi Artinya: "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya. Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. > SATRIYO: > Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. > Coba saya ulang pertanyaan saya, "apakah ibu menyamakan proses > penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan > manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in > meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta > nasrani?" atau lebih jelasnya, "Apakah ibu menyamakan tindakan Allah > melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri, > dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi, > rahi/pendeta) yang atas kemauan sendiri dan disengaja mengubah dan > mengganti isi Taurat dan Injil sesuai nafsu mereka?" ... Jelas bu? > Jadi saya tidak meminta contoh ayat di Quran yang menggambarkan > Allah 'meralat' firmannya sendiri. Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan jika anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah??? > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Mudah-mudahan anda juga memberikan hal yang berimbang yaaa;) > > > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > > > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu > Habibah > > maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Naja
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "sir BATS" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > On Thu, 26 Apr 2007 09:52:41 +0700, Chae <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > Mba Flora, > > > > Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga > > dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan > > rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen. > > > > Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu > > mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb? > > > > Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb, > > bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat > > didalam Qur'an?? > > > > Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil > > saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita > > menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa > > kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui > > karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan > > kitabnya masing2. > > sebagai Muslim kita memang hanya berpegang pada al-Qur'an ; kitab lain mah > sebodo amat. Tapi kalao kemudian kita "menghujat" manusia lain yang > mempercayai kitab lain, ini baru akan mengganggu ketertiban umum. Sebagai > muslim saya menyatakan hanya al-Qur'an yang benar. Kitab Injil, Injul, > Injal, Inul tidak benar :=) tapi kalao ada yang mempercayai kitab2 tsb ya > silahkan saja. "Tidak ada paksaan dalam agama". Saya merasa tidak punya > hak untuk menghakimi kitab lain, seperti saya juga akan merasa sakit bila > kitab yg saya yakini dihakimi orang lain. > > quote : > suci yang engkau yakini, indah yang engkau cintai . > > -- > Linux Registered User # 421968 > Sebagai muslimah saya menyatakan AlQur'an yang benar, maka konsekwensinya bagi saya (muslimah), kitab suci lain salah. Lha buktinya saya tidak menyatakan saya adalah Kristen atopun Budha. Menurut saya sih, ini bukan soal menghakimi tapi tak ingin mendua. Saya juga bisa maklum kalo kemudian orang Kristen bilang Alkitab (Injil) yang benar yang lain salah. Sebagai konsekwensinya lagi saya sih gak sakit kalo AlQur'an dihakimi. Kasihan saja sama orang2 yang menghakiminya. Konsekwensi aja. Saya juga mengatakan ada kebenaran dalam Injil dan kitab suci lain. Tapi itu tidak berarti bhw kitab Injil adalah benar. Ketika dalam Injil or kitab suci lain itu berkesesuain dgn AlQur'an itu lah yang benar. Jadi AlQur'an itu merupakan filter. wassalam,
RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Saya baca e-mail yang di bawah itu, ngga nemu tuh jawabannya, mbak. Apa maksudnya mbak itu, Allah itu boleh saja dipanggil dengan nama apa saja, yang penting memanggilnya dengan rasa sayang. Tapi Allah sendiri menggunakan nama Allah untuk diri-Nya, bukan Yesus, bukan Dewa ataupun yang lainnya. Apa begitu maksudnya mbak ? (Saya analogikan dari Annisa yang membolehkan dirinya dipanggil dengan nama apa saja, asal memanggilnya dengan rasa sayang. Tetapi ia sendiri menggunakan nama Kaka untuk dirinya) Berarti dialog imajiner yang saya buat "benar" dong ya ? Maksudnya, kalau Annisa mau berdoa dengan menyebut Yesus, Dewa, Allah atau apa pun sebutan nama tuhan dari agama lain, akan mbak benarkan. Gitu ya ? Sorry kalau saya lemot. Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Thursday, April 26, 2007 1:11 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) saya enggak marah kok, soalnya sering di ingatkan sama si kecil kalau saya marah sedikit aja sudah kaya nenek sihir;) mungkin MBa Ning belum baca yang ini atau mungkin sudah...mudah2'an bisa memberikan jawabanya..:)) Anak saya memanggil dirinya dengan sebutan Kaka, sama dengan yang saya dan ayah serta adiknya jika memanggil dirinya. Tentu saja dia memiliki alasan kenapa dia sendiri menggunakan panggilan Kaka, padahal bagi dirinya nama panggilan lainya yang berbeda seperti Ninis, Cayu, Nengce..adalah benar adanya karena dia merasakan bahwa Nama panggilan itu digunakan untuk memberikan kasih sayang padanya. Tapi kenapa dia sendiri menggunakan nama Kaka untuk dirinya, tidak dgn Ninis, Cayu atau Nengce bahkan sekarang Om nya kalau panggil pake nama Tuyil (tuyul kecil karena suka minta dijajanin terus hi..hi..hi..;) Saya belum bertanya langsung pada anaknya hanya sekedar analisa seorang Ibu saja bahwa dengan sebutan Kaka, anak sulungku merasakan "kesempurnaanya" dari berbagai sisi, salah satunya pengakuan keberadaanya sebagai yang pertama, memiliki tanggung jawab lebih terhadap adiknya dll. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae > dengan putrinya, Annisa > > ... > > "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? > eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? > > "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" > > " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan > rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya." > > "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? > > "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan > di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling > berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya > maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua > makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan > yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat > kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita > panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada > didalam dada kita sendiri. > > "ohhh"...katanya... > > Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja > (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau > mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati > kok. > > "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, > asalkan dengan rasa sayang ?" > > "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." > > "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : > Ya Yesus, ampunkanlah dosaku > Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku > Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil. > Amiin. > Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" > > "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." > > > ... > > Wassalaam, > -Ning > === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip "Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi." Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. > > Satriyo: [2] "... dizaman Rasul saja > > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", > Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy > paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan > Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani. > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla baitihi Artinya: "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya. Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. > SATRIYO: > Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. > Coba saya ulang pertanyaan saya, "apakah ibu menyamakan proses > penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan > manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in > meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta > nasrani?" atau lebih jelasnya, "Apakah ibu menyamakan tindakan Allah > melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri, > dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi, > rahi/pendeta) yang atas kemauan sendiri dan disengaja mengubah dan > mengganti isi Taurat dan Injil sesuai nafsu mereka?" ... Jelas bu? > Jadi saya tidak meminta contoh ayat di Quran yang menggambarkan > Allah 'meralat' firmannya sendiri. Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan jika anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah??? > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Mudah-mudahan anda juga memberikan hal yang berimbang yaaa;) > > > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > > > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu > Habibah > > maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga > yang > > melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. > > > > Satriyo: [2] "... dizaman Rasul saja > > > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", > > > > Chae: silahkan check isi Piagam Medinah; > > > > Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil > > yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa > > man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla > baitihi > > > > Artinya: > > > > "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu > > umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, bebas > memeluk > > agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan sekutu dan diri > > mereka sendiri. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan > > dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan > warganya. > > > > Satriyo: [3] "...Soal penhapusan > > > ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi > juga > > > apply terhadap Qur'an juga." > > > > Chae: satu contoh saja ya Pak;) Qs.4:15 di nasikh oleh Qs.24:2 > > > > Pak Satriyo, saya sudah kasih tiga dari yang anda minta, silahkan > > jawab permintaan saya tentang masalah Raja Najasi masuk > Islam...ok:)) > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > > > Ibu Chairunisa, > > > > > > Sebagaimana ibu menanyakan 'data akurat' atas pernyataan saya, > agar > > > imbang saya juga tanyakan data akurat ibu atas pernyataan ibu > kepada > > > mba Flora, yaitu [1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", [2] "... dizaman Rasul > saja > > > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", [3] "...Soal penhapusan > > > ayat, ini
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
On Thu, 26 Apr 2007 09:52:41 +0700, Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mba Flora, > > Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga > dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan > rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen. > > Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu > mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb? > > Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb, > bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat > didalam Qur'an?? > > Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil > saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita > menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa > kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui > karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan > kitabnya masing2. sebagai Muslim kita memang hanya berpegang pada al-Qur'an ; kitab lain mah sebodo amat. Tapi kalao kemudian kita "menghujat" manusia lain yang mempercayai kitab lain, ini baru akan mengganggu ketertiban umum. Sebagai muslim saya menyatakan hanya al-Qur'an yang benar. Kitab Injil, Injul, Injal, Inul tidak benar :=) tapi kalao ada yang mempercayai kitab2 tsb ya silahkan saja. "Tidak ada paksaan dalam agama". Saya merasa tidak punya hak untuk menghakimi kitab lain, seperti saya juga akan merasa sakit bila kitab yg saya yakini dihakimi orang lain. quote : suci yang engkau yakini, indah yang engkau cintai . -- Linux Registered User # 421968
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Ibu Chairunisa, Ibu nampaknya yakin sekali ya sudah memberikan yang saya minta tanpa konfirmasi/tabayun lagi kepada saya sebagai pihak yang meminta. Ini seperti anak ibu minta makan, lalu ibu suapkan sesendok nasi lalu sudah. Apakah memang itu yang sepatutnya? Tentu tidak bukan. Jadi sebelum saya memberi yang ibu minta, yaitu perihal masuk islamnya Raja Najasy, penguasa Habsy/Habasyah, saya minta ibu perhatikan lagi apa yang ibu rasa sudah berikan (dan memadai bagi ibu) kepada saya: Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. SATRIYO: Sebelum ibu meminta saya memeriksa ke sumber rujukan, tentu lebih baik ibu sebutkan sumber mana yang ibu pakai. Bukankah sudah saya minta untuk 'akurat' yang maknanya ya jelas, tidak hanya bagi ibu juga bagi saya. Jadi mohon beri tahu sumber data akurat ibu agar bisa saya corss-check tentang raja non-muslim yang menjadi saksi nikah muslim ini, dan hubungannya dengan penghormatan Rasul atas beliau sebagai seorang kristen dan bukan hanya raja. Satriyo: [2] "... dizaman Rasul saja > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", Chae: silahkan check isi Piagam Medinah; SATRIYO: Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani. Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla baitihi Artinya: "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, bebas memeluk agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan sekutu dan diri mereka sendiri. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya. SATRIYO: Bagian yang ibu kutip ini sama sekali tidak menunjukkan pengakuan atas dua ajaran, bahkan pengakuan atas ajaran yahudi saja tidak, sedangkan tidak ada disebut nasrani di sana. maaf ... Satriyo: [3] "...Soal penhapusan > ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi juga > apply terhadap Qur'an juga." Chae: satu contoh saja ya Pak;) Qs.4:15 di nasikh oleh Qs.24:2 SATRIYO: Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. Coba saya ulang pertanyaan saya, "apakah ibu menyamakan proses penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta nasrani?" atau lebih jelasnya, "Apakah ibu menyamakan tindakan Allah melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri, dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi, rahi/pendeta) yang atas kemauan sendiri dan disengaja mengubah dan mengganti isi Taurat dan Injil sesuai nafsu mereka?" ... Jelas bu? Jadi saya tidak meminta contoh ayat di Quran yang menggambarkan Allah 'meralat' firmannya sendiri. salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mudah-mudahan anda juga memberikan hal yang berimbang yaaa;) > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah > maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang > melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. > > Satriyo: [2] "... dizaman Rasul saja > > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", > > Chae: silahkan check isi Piagam Medinah; > > Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil > yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa > man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla baitihi > > Artinya: > > "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu > umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, bebas memeluk > agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan sekutu dan diri > mereka sendiri. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan > dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya. > > Satriyo: [3] "...Soal penhapusan > > ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi juga > > apply terhadap Qur'an juga." > > Chae: satu contoh saja ya Pak;) Qs.4:15 di nasikh oleh Qs.24:2 > > Pak Satriyo, saya sudah kasih tiga dari yang anda minta, silahkan > jawab permintaan saya tentang masalah Raja Najasi masuk Islam...ok:)) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > Ibu Chairunisa, > > > > Sebagaimana ibu
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Mudah-mudahan anda juga memberikan hal yang berimbang yaaa;) Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. Satriyo: [2] "... dizaman Rasul saja > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", Chae: silahkan check isi Piagam Medinah; Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla baitihi Artinya: "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, bebas memeluk agama masing-masing. Demikian pula halnya dengan sekutu dan diri mereka sendiri. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya. Satriyo: [3] "...Soal penhapusan > ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi juga > apply terhadap Qur'an juga." Chae: satu contoh saja ya Pak;) Qs.4:15 di nasikh oleh Qs.24:2 Pak Satriyo, saya sudah kasih tiga dari yang anda minta, silahkan jawab permintaan saya tentang masalah Raja Najasi masuk Islam...ok:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ibu Chairunisa, > > Sebagaimana ibu menanyakan 'data akurat' atas pernyataan saya, agar > imbang saya juga tanyakan data akurat ibu atas pernyataan ibu kepada > mba Flora, yaitu [1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", [2] "... dizaman Rasul saja > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", [3] "...Soal penhapusan > ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi juga > apply terhadap Qur'an juga." > > Sekiranya data akurat ibu itu dari hadis atau riwayat, mohon sebutkan > sumbernya artinya siapa rawinya, apakah shahih atau tidak, termasuk > matannya. Untuk #2, selain sumber data yang ibu pakai, sekiranya di > data itu tidak disebutkan 'diakui' dari mana ibu > menyimpulkan 'diakui' nya itu? Untuk #3, apakah ibu menyamakan proses > penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan > manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in > meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta > nasrani? Mohon ibu sertakan rujukan dalil ibu berupa data akurat > sekiranya bagi ibu penghapusan itu sama saja. > > Lalu untuk pernyataan ibu dalam menanggapi saya, dari mana ibu > peroleh data akurat bahwa [1] Pengiriman surat oleh Rasul kepada para > Raja2 di wilayah lain berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul > berusaha menegaskan kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure, > [2] tidak ada penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti > ajaran islam, [3] Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah > malah di adopsi oleh sebagian umat Islam, [4] ayat2 tsb turun karena > adanya pertanyaan tentang Isa as dari para sahabat Nabi dan juga dari > para pendeta dan dgn turunya ayat tersebut justru Qur'an mengajak > kepada mencari persamaan dan bukan kepada perbedaan, ...? > > Untuk #4, dalam asbabunnuzul atau sebab2 turunnya suatu ayat(2) -- > saya gunakan yang terbitan CV Diponegoro -- disebutkan di sana bahwa > yang menanyakan hanyalah para pendeta, dan Allah lalu menurunkan > ayat2 sebelum Ali Imran 64, yaitu ayat 59-63. Di ayat 63 jelas Allah > kabarkan bahwa Rasul mengajak para pendeta Najran diutus untuk > berdialog dengan beliau dan menanyakan Isa as itu untuk bermubahalah, > untuk memastikan aakah Isa versi Nasrani atau Islam yang benar, tapi > mereka takut dan sebagai gantinya mereka memberi jizyah. > > Terima kasih buat sodoran ayat2nya, dan setelah saya 'telaah' ayat2 > Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19, saya tetap terhenyak > bahkan terperangan karena hampir semua merupakan bagian dari > rangkaian ayat, sehingga tidak bisa ditelaah tanpa melihat ayat2 > sebelum dan atau sesudahnya. Untuk 5:19, yang juga rangkaian dari > ayat sebelum dan sesudahnya, jelas dinyatakan di sana bahwa ahli > kitab (yahudi dan nasrani) oleh Allah diutuskan Rasul sebagai pembawa > berita gembira dan 'bukti' bahwa mereka telah didatangkan Rasul > dengan syariat baru untuk diikuti, dan otomatis mereka harus > meninggalkan syariat mereka yang berasal dari Taurat asli Musa as dan > Injil asli Isa as, yang telah mereka ubah dan ganti isinya ... dan > Allah berulangkali nyatakan ini, QS. 2:135, 4:171, 5:15,59,65,68. > > di bagian lain firman2NYA Allah jelas mengelompokkan Yahudi dan > Nasrani (ahli kitab) pada posisi yang bersebrangan dengan muslim. > Apakah ini masih belum menunjukkan bahwa agama mereka itu beda, dan > dakwah kepada mereka adalah mengajak mereka kembali ke syariat asli > Musa as dan Isa as, y
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Koreksi, yang saya maksud, Ali imran ayat 61, bukan 63, tentang mubahalah. salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ibu Chairunisa, > > Sebagaimana ibu menanyakan 'data akurat' atas pernyataan saya, agar > imbang saya juga tanyakan data akurat ibu atas pernyataan ibu kepada > mba Flora, yaitu [1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", [2] "... dizaman Rasul saja > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", [3] "...Soal penhapusan > ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi juga > apply terhadap Qur'an juga." > > Sekiranya data akurat ibu itu dari hadis atau riwayat, mohon sebutkan > sumbernya artinya siapa rawinya, apakah shahih atau tidak, termasuk > matannya. Untuk #2, selain sumber data yang ibu pakai, sekiranya di > data itu tidak disebutkan 'diakui' dari mana ibu > menyimpulkan 'diakui' nya itu? Untuk #3, apakah ibu menyamakan proses > penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan > manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in > meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta > nasrani? Mohon ibu sertakan rujukan dalil ibu berupa data akurat > sekiranya bagi ibu penghapusan itu sama saja. > > Lalu untuk pernyataan ibu dalam menanggapi saya, dari mana ibu > peroleh data akurat bahwa [1] Pengiriman surat oleh Rasul kepada para > Raja2 di wilayah lain berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul > berusaha menegaskan kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure, > [2] tidak ada penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti > ajaran islam, [3] Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah > malah di adopsi oleh sebagian umat Islam, [4] ayat2 tsb turun karena > adanya pertanyaan tentang Isa as dari para sahabat Nabi dan juga dari > para pendeta dan dgn turunya ayat tersebut justru Qur'an mengajak > kepada mencari persamaan dan bukan kepada perbedaan, ...? > > Untuk #4, dalam asbabunnuzul atau sebab2 turunnya suatu ayat(2) -- > saya gunakan yang terbitan CV Diponegoro -- disebutkan di sana bahwa > yang menanyakan hanyalah para pendeta, dan Allah lalu menurunkan > ayat2 sebelum Ali Imran 64, yaitu ayat 59-63. Di ayat 63 jelas Allah > kabarkan bahwa Rasul mengajak para pendeta Najran diutus untuk > berdialog dengan beliau dan menanyakan Isa as itu untuk bermubahalah, > untuk memastikan aakah Isa versi Nasrani atau Islam yang benar, tapi > mereka takut dan sebagai gantinya mereka memberi jizyah. > > Terima kasih buat sodoran ayat2nya, dan setelah saya 'telaah' ayat2 > Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19, saya tetap terhenyak > bahkan terperangan karena hampir semua merupakan bagian dari > rangkaian ayat, sehingga tidak bisa ditelaah tanpa melihat ayat2 > sebelum dan atau sesudahnya. Untuk 5:19, yang juga rangkaian dari > ayat sebelum dan sesudahnya, jelas dinyatakan di sana bahwa ahli > kitab (yahudi dan nasrani) oleh Allah diutuskan Rasul sebagai pembawa > berita gembira dan 'bukti' bahwa mereka telah didatangkan Rasul > dengan syariat baru untuk diikuti, dan otomatis mereka harus > meninggalkan syariat mereka yang berasal dari Taurat asli Musa as dan > Injil asli Isa as, yang telah mereka ubah dan ganti isinya ... dan > Allah berulangkali nyatakan ini, QS. 2:135, 4:171, 5:15,59,65,68. > > di bagian lain firman2NYA Allah jelas mengelompokkan Yahudi dan > Nasrani (ahli kitab) pada posisi yang bersebrangan dengan muslim. > Apakah ini masih belum menunjukkan bahwa agama mereka itu beda, dan > dakwah kepada mereka adalah mengajak mereka kembali ke syariat asli > Musa as dan Isa as, yaitu Islam dalam bentuknya yang sempurna, yaitu > syariat yang dibawa oleh Muhammad saw? > > Untuk data akurat (saya tidak terlalu paham maksud ibu) yang ibu > minta, dengan mudah bisa ibu lihat di buku2 tentang riwayat hidup > Rasul atau Sirah nabawiyah, atau juga riwayat hidup para Shahabat. > Agak lama dan sulit ya jika ibu menuntut harus saya hidangkan saat > ini juga semua data itu. Semoga ibu sudah pernah beli satu atau dua > buku sejarah Nabi/Rasul. Yang populer adalah karangan Haekal. > > terima kasih, > > salam, > satriyo > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > > > Satriyo:Tidak hanya sampai di sana, tanpa diketahui sebagian besar > > rakyatnya, sang Raja memeluk Islam hingga akhir hayatnya. > > > > Chae: Adakah data akurat mengenai masuk Islamnya Raja Habasya?? > > > > Satriyo:Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa > > negara2 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum > > nasrani romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. > > > > Chae: Pengiriman surat oleh Rasul kepada para Raja2 di wilayah lain > > berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul berusaha menegaskan > > kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure. Buktinya tidak ada > > penyerangan terhadap negar
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Ibu Chairunisa, Sebagaimana ibu menanyakan 'data akurat' atas pernyataan saya, agar imbang saya juga tanyakan data akurat ibu atas pernyataan ibu kepada mba Flora, yaitu [1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen...", [2] "... dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui ...", [3] "...Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga." Sekiranya data akurat ibu itu dari hadis atau riwayat, mohon sebutkan sumbernya artinya siapa rawinya, apakah shahih atau tidak, termasuk matannya. Untuk #2, selain sumber data yang ibu pakai, sekiranya di data itu tidak disebutkan 'diakui' dari mana ibu menyimpulkan 'diakui' nya itu? Untuk #3, apakah ibu menyamakan proses penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta nasrani? Mohon ibu sertakan rujukan dalil ibu berupa data akurat sekiranya bagi ibu penghapusan itu sama saja. Lalu untuk pernyataan ibu dalam menanggapi saya, dari mana ibu peroleh data akurat bahwa [1] Pengiriman surat oleh Rasul kepada para Raja2 di wilayah lain berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul berusaha menegaskan kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure, [2] tidak ada penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti ajaran islam, [3] Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah malah di adopsi oleh sebagian umat Islam, [4] ayat2 tsb turun karena adanya pertanyaan tentang Isa as dari para sahabat Nabi dan juga dari para pendeta dan dgn turunya ayat tersebut justru Qur'an mengajak kepada mencari persamaan dan bukan kepada perbedaan, ...? Untuk #4, dalam asbabunnuzul atau sebab2 turunnya suatu ayat(2) -- saya gunakan yang terbitan CV Diponegoro -- disebutkan di sana bahwa yang menanyakan hanyalah para pendeta, dan Allah lalu menurunkan ayat2 sebelum Ali Imran 64, yaitu ayat 59-63. Di ayat 63 jelas Allah kabarkan bahwa Rasul mengajak para pendeta Najran diutus untuk berdialog dengan beliau dan menanyakan Isa as itu untuk bermubahalah, untuk memastikan aakah Isa versi Nasrani atau Islam yang benar, tapi mereka takut dan sebagai gantinya mereka memberi jizyah. Terima kasih buat sodoran ayat2nya, dan setelah saya 'telaah' ayat2 Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19, saya tetap terhenyak bahkan terperangan karena hampir semua merupakan bagian dari rangkaian ayat, sehingga tidak bisa ditelaah tanpa melihat ayat2 sebelum dan atau sesudahnya. Untuk 5:19, yang juga rangkaian dari ayat sebelum dan sesudahnya, jelas dinyatakan di sana bahwa ahli kitab (yahudi dan nasrani) oleh Allah diutuskan Rasul sebagai pembawa berita gembira dan 'bukti' bahwa mereka telah didatangkan Rasul dengan syariat baru untuk diikuti, dan otomatis mereka harus meninggalkan syariat mereka yang berasal dari Taurat asli Musa as dan Injil asli Isa as, yang telah mereka ubah dan ganti isinya ... dan Allah berulangkali nyatakan ini, QS. 2:135, 4:171, 5:15,59,65,68. di bagian lain firman2NYA Allah jelas mengelompokkan Yahudi dan Nasrani (ahli kitab) pada posisi yang bersebrangan dengan muslim. Apakah ini masih belum menunjukkan bahwa agama mereka itu beda, dan dakwah kepada mereka adalah mengajak mereka kembali ke syariat asli Musa as dan Isa as, yaitu Islam dalam bentuknya yang sempurna, yaitu syariat yang dibawa oleh Muhammad saw? Untuk data akurat (saya tidak terlalu paham maksud ibu) yang ibu minta, dengan mudah bisa ibu lihat di buku2 tentang riwayat hidup Rasul atau Sirah nabawiyah, atau juga riwayat hidup para Shahabat. Agak lama dan sulit ya jika ibu menuntut harus saya hidangkan saat ini juga semua data itu. Semoga ibu sudah pernah beli satu atau dua buku sejarah Nabi/Rasul. Yang populer adalah karangan Haekal. terima kasih, salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Satriyo:Tidak hanya sampai di sana, tanpa diketahui sebagian besar > rakyatnya, sang Raja memeluk Islam hingga akhir hayatnya. > > Chae: Adakah data akurat mengenai masuk Islamnya Raja Habasya?? > > Satriyo:Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa > negara2 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum > nasrani romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. > > Chae: Pengiriman surat oleh Rasul kepada para Raja2 di wilayah lain > berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul berusaha menegaskan > kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure. Buktinya tidak ada > penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti ajaran islam. > Benar tidak?? Saya pikir ajaran Islam lebih banyak dikembangkan oleh > dakwah dan bukan oleh sebuah ultimatum pemaksaan:)) > > Satriyo:Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang > sudah memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang > mushhaf/kitab Taurat, dan beliau bahkan menim
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Monggo bersyahadat
Chae ber. Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah > sama??? Jano - ko : Sebaiknya Chae menganjurkan semua pemeluk agama yang belum "syahadat" segera bersyahadat dan menerima Rukun Islam dan Rukun Iman. --- Rukun Islam, yaitu: Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah selain Allah dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasul Allah. Menunaikan shalat lima kali sehari. Berpuasa pada bulan Ramadhan. Membayar zakat. Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu --- Kita semua sudah tahu dan menghayati Rukun Iman Rukun Iman : Iman kepada Allah Iman kepada malaikat Allah Iman kepada kitab-kitab Allah Iman kepada nabi dan rasul Allah Iman kepada hari kiamat Iman kepada qada dan qadar Sebaiknya Chae menganjurkan kepada semua pemeluk agama didunia untuk menerima Rukun Iman tersebut diatas. Monggo. Selamat siang --oo0oo-- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Satriyo:Tidak hanya sampai di sana, tanpa diketahui sebagian besar rakyatnya, sang Raja memeluk Islam hingga akhir hayatnya. Chae: Adakah data akurat mengenai masuk Islamnya Raja Habasya?? Satriyo:Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa negara2 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum nasrani romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. Chae: Pengiriman surat oleh Rasul kepada para Raja2 di wilayah lain berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul berusaha menegaskan kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure. Buktinya tidak ada penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti ajaran islam. Benar tidak?? Saya pikir ajaran Islam lebih banyak dikembangkan oleh dakwah dan bukan oleh sebuah ultimatum pemaksaan:)) Satriyo:Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang sudah memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang mushhaf/kitab Taurat, dan beliau bahkan menimpali dengan perkataan (kurang lebih) "Wahai Umar, sekiranya Musa masih hidup niscaya dia akan mengikuti aku!" Chae:Untuk hadis tsb, bisa di beritahukan secara keseluruhan isi hadis tsb dan juga matanya?? bsia kita telaah maksud dan tujuan hadis tsb juga apakah hadis tsb shahih atau tidak mau dari sisi matan maupun sanad. Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah malah di adopsi oleh sebagian umat Islam. Satriyo: > Lalu bagaimana dengan ayat ini, "Katakanlah: "Hai, Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada 'kalimatun sawaa' (common terms/kalimat[ketetapan] yang tiada perselihan) di antara kami dan kalian, bahwa tidak kita beribadah kepada/sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah, "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim," yang berasal dari Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 64. Chae: Bukankah ayat2 tsb turun karena adanya pertanyaan tentang Isa as dari para sahabat Nabi dan juga dari para pendeta dan dgn turunya ayat tersebut justru Qur'an mengajak kepada mencari persamaan dan bukan kepada perbedaan. Dan banyak juga dalam terdapat dalam Qur'an perintah agar orang Yahudi dan Nasrani kembali kepada Taurat dan Injil salah satunya Qs.5:68 dan QS. 3:23 Satriyo:> Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak,> apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung itu "saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2" ...! Chae: Coba Tela'ah Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19 sehingga anda tidak terhenyak lagi:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bu Chairunisa, > > Mohon diingat bahwa saat Hijrah pertama ke Habasya (sekarang kira- > kira Ethiopia-Somalia), Raja Habsyi sempat hampir menolak para > muhajirin krn "fitnah" utusan Quraisy (saya lupa nama pemimpin > utusannya itu), tapi setelah salah seorang Shahabat menjelaskan > sebisanya apa itu Islam, wa bil khusus, penggalan surat Maryam, maka > beliau mengurungkan niatnya mengusir muhajirin dan malah > mengembalikan 'haidah' utusan Quraisy. Tidak hanya sampai di sana, > tanpa diketahui sebagian besar rakyatnya, sang Raja memeluk Islam > hingga akhir hayatnya. Dan dg alasan inilah Rasul meminta sebagian > shahabat hijrah 'kecil' ke Habasyah, bukan sekedar rasa Hormat. > > Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa negara2 > adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum nasrani > romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. Jelas sekali bahwa Rasul > memang menjalankan 'tugas' beliau yaitu mengajak manusia kepada Islam. > > Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang sudah > memeluk Islam) yang satu saat ke
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Satriyo:Tidak hanya sampai di sana, tanpa diketahui sebagian besar rakyatnya, sang Raja memeluk Islam hingga akhir hayatnya. Chae: Adakah data akurat mengenai masuk Islamnya Raja Habasya?? Satriyo:Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa negara2 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum nasrani romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. Chae: Pengiriman surat oleh Rasul kepada para Raja2 di wilayah lain berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul berusaha menegaskan kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure. Buktinya tidak ada penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti ajaran islam. Benar tidak?? Saya pikir ajaran Islam lebih banyak dikembangkan oleh dakwah dan bukan oleh sebuah ultimatum pemaksaan:)) Satriyo:Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang sudah memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang mushhaf/kitab Taurat, dan beliau bahkan menimpali dengan perkataan (kurang lebih) "Wahai Umar, sekiranya Musa masih hidup niscaya dia akan mengikuti aku!" Chae:Untuk hadis tsb, bisa di beritahukan secara keseluruhan isi hadis tsb dan juga matanya?? bsia kita telaah maksud dan tujuan hadis tsb juga apakah hadis tsb shahih atau tidak mau dari sisi matan maupun sanad. Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah malah di adopsi oleh sebagian umat Islam. Satriyo: > Lalu bagaimana dengan ayat ini, "Katakanlah: "Hai, Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada 'kalimatun sawaa' (common terms/kalimat[ketetapan] yang tiada perselihan) di antara kami dan kalian, bahwa tidak kita beribadah kepada/sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah, "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim," yang berasal dari Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 64. Chae: Bukankah ayat2 tsb turun karena adanya pertanyaan tentang Isa as dari para sahabat Nabi dan juga dari para pendeta dan dgn turunya ayat tersebut justru Qur'an mengajak kepada mencari persamaan dan bukan kepada perbedaan. Dan banyak juga dalam terdapat dalam Qur'an perintah agar orang Yahudi dan Nasrani kembali kepada Taurat dan Injil salah satunya Qs.5:68 dan QS. 3:23 Satriyo:> Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak,> apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung itu "saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2" ...! Chae: Coba Tela'ah Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19 sehingga anda tidak terhenyak lagi:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bu Chairunisa, > > Mohon diingat bahwa saat Hijrah pertama ke Habasya (sekarang kira- > kira Ethiopia-Somalia), Raja Habsyi sempat hampir menolak para > muhajirin krn "fitnah" utusan Quraisy (saya lupa nama pemimpin > utusannya itu), tapi setelah salah seorang Shahabat menjelaskan > sebisanya apa itu Islam, wa bil khusus, penggalan surat Maryam, maka > beliau mengurungkan niatnya mengusir muhajirin dan malah > mengembalikan 'haidah' utusan Quraisy. Tidak hanya sampai di sana, > tanpa diketahui sebagian besar rakyatnya, sang Raja memeluk Islam > hingga akhir hayatnya. Dan dg alasan inilah Rasul meminta sebagian > shahabat hijrah 'kecil' ke Habasyah, bukan sekedar rasa Hormat. > > Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa negara2 > adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum nasrani > romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. Jelas sekali bahwa Rasul > memang menjalankan 'tugas' beliau yaitu mengajak manusia kepada Islam. > > Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang sudah > memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang mushhaf/kitab > Taurat, dan beliau bahkan menimpali dengan perkataan (kurang > lebih) "Wahai Umar, sekiranya Musa masih hidup niscaya dia akan > mengikuti aku!" > > Apakah semua hal di atas menunjukkan "kebenaran kedua ajaran itu"? > Apakah logis Rasul masih berusaha 'mendakwahkan' Islam > pada 'kebenaran' lain yang setara? Aneh, kan? > > Lalu bagaimana dengan ayat ini, "Katakanlah: "Hai, Ahli Kitab, > marilah (berpegang) kepada 'kalimatun sawaa' (common terms/kalimat > [ketetapan] yang tiada perselihan) di antara kami dan kalian, bahwa > tidak kita beribadah kepada/sembah kecuali Allah dan tidak kita > persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita > menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika > mereka berpaling maka katakanlah, "Saksikanlah, bahwa kami adalah > orang-orang Muslim," yang berasal dari Al-Qur'an surat Ali Imran ayat > 64. Menurut asbabunnuzul, ayat-ayat yang sebelumnya (59-63) turun > karena Rasul ingin menjelaskan duduk perkara sebenarnya siapa itu Isa > as kepada utusan Kristen arab dari Najran.
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
saya enggak marah kok, soalnya sering di ingatkan sama si kecil kalau saya marah sedikit aja sudah kaya nenek sihir;) mungkin MBa Ning belum baca yang ini atau mungkin sudah...mudah2'an bisa memberikan jawabanya..:)) Anak saya memanggil dirinya dengan sebutan Kaka, sama dengan yang saya dan ayah serta adiknya jika memanggil dirinya. Tentu saja dia memiliki alasan kenapa dia sendiri menggunakan panggilan Kaka, padahal bagi dirinya nama panggilan lainya yang berbeda seperti Ninis, Cayu, Nengce..adalah benar adanya karena dia merasakan bahwa Nama panggilan itu digunakan untuk memberikan kasih sayang padanya. Tapi kenapa dia sendiri menggunakan nama Kaka untuk dirinya, tidak dgn Ninis, Cayu atau Nengce bahkan sekarang Om nya kalau panggil pake nama Tuyil (tuyul kecil karena suka minta dijajanin terus hi..hi..hi..;) Saya belum bertanya langsung pada anaknya hanya sekedar analisa seorang Ibu saja bahwa dengan sebutan Kaka, anak sulungku merasakan "kesempurnaanya" dari berbagai sisi, salah satunya pengakuan keberadaanya sebagai yang pertama, memiliki tanggung jawab lebih terhadap adiknya dll. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae > dengan putrinya, Annisa > > ... > > "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? > eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? > > "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" > > " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan > rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya." > > "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? > > "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan > di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling > berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya > maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua > makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan > yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat > kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita > panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada > didalam dada kita sendiri. > > "ohhh"...katanya... > > Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja > (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau > mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati > kok. > > "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, > asalkan dengan rasa sayang ?" > > "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." > > "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : > Ya Yesus, ampunkanlah dosaku > Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku > Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil. > Amiin. > Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" > > "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." > > > ... > > Wassalaam, > -Ning >
RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae dengan putrinya, Annisa ... "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya." "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada didalam dada kita sendiri. "ohhh"...katanya... Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati kok. "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, asalkan dengan rasa sayang ?" "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : Ya Yesus, ampunkanlah dosaku Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil. Amiin. Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." ... Wassalaam, -Ning
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Bu Chairunisa, Mohon diingat bahwa saat Hijrah pertama ke Habasya (sekarang kira- kira Ethiopia-Somalia), Raja Habsyi sempat hampir menolak para muhajirin krn "fitnah" utusan Quraisy (saya lupa nama pemimpin utusannya itu), tapi setelah salah seorang Shahabat menjelaskan sebisanya apa itu Islam, wa bil khusus, penggalan surat Maryam, maka beliau mengurungkan niatnya mengusir muhajirin dan malah mengembalikan 'haidah' utusan Quraisy. Tidak hanya sampai di sana, tanpa diketahui sebagian besar rakyatnya, sang Raja memeluk Islam hingga akhir hayatnya. Dan dg alasan inilah Rasul meminta sebagian shahabat hijrah 'kecil' ke Habasyah, bukan sekedar rasa Hormat. Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa negara2 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum nasrani romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. Jelas sekali bahwa Rasul memang menjalankan 'tugas' beliau yaitu mengajak manusia kepada Islam. Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang sudah memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang mushhaf/kitab Taurat, dan beliau bahkan menimpali dengan perkataan (kurang lebih) "Wahai Umar, sekiranya Musa masih hidup niscaya dia akan mengikuti aku!" Apakah semua hal di atas menunjukkan "kebenaran kedua ajaran itu"? Apakah logis Rasul masih berusaha 'mendakwahkan' Islam pada 'kebenaran' lain yang setara? Aneh, kan? Lalu bagaimana dengan ayat ini, "Katakanlah: "Hai, Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada 'kalimatun sawaa' (common terms/kalimat [ketetapan] yang tiada perselihan) di antara kami dan kalian, bahwa tidak kita beribadah kepada/sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah, "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim," yang berasal dari Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 64. Menurut asbabunnuzul, ayat-ayat yang sebelumnya (59-63) turun karena Rasul ingin menjelaskan duduk perkara sebenarnya siapa itu Isa as kepada utusan Kristen arab dari Najran. Dan ketika mereka 'klaim' bahwa mereka sudah lebih dahulu Islam daripada Rasul, maka Rasul mengajak mereka ber-mubahalah (spt tertera di ayat 61) dan ternyata utusan itu takut melakukannya dan memilih membayar jizyah. Bagaimana mungkin ini terjadi jika "semua agama sama/benar" dst dengan berbagai macam dalih dan argumen? Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak, apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung itu "saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2" ...! salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mba Flora, > > Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga > dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan > rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen. > > Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu > mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb? > > Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb, > bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat > didalam Qur'an?? > > Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil > saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita > menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa > kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui > karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan > kitabnya masing2. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" > wrote: > > > > Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah > > berprosesnya/ perjalanannya agama Islam. > > Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam. Dalam S. Ar R'ad > ayat 38-39 > > difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk > manusia, > > yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah geografisnya para > > nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja. > > > > QS 13:38-39. > > > > "Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami > jadikan > > bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan > suatu > > ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitabnya." > > > > "Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan > ayat yang > > Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab." > > > > Proses perjalanan ajaran Allah ini mencapai puncak kesempurnaannya, > berupa > > kitabNya yang terakhir, yaitu Al Qur'an dan ajaran ini diberiNya > judul/nama: > > ISLAM. Ajaran ini final, tuntas, berlaku hingga akhir jaman. Oleh > > karenanya, Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terakhir/ > penutup, > > adalah Nabi untuk seluruh manusia di manap
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Mba Flora, Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen. Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb? Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb, bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat didalam Qur'an?? Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah > berprosesnya/ perjalanannya agama Islam. > Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam. Dalam S. Ar R'ad ayat 38-39 > difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk manusia, > yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah geografisnya para > nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja. > > QS 13:38-39. > > "Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami jadikan > bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan suatu > ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitabnya." > > "Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan ayat yang > Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab." > > Proses perjalanan ajaran Allah ini mencapai puncak kesempurnaannya, berupa > kitabNya yang terakhir, yaitu Al Qur'an dan ajaran ini diberiNya judul/nama: > ISLAM. Ajaran ini final, tuntas, berlaku hingga akhir jaman. Oleh > karenanya, Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terakhir/ penutup, > adalah Nabi untuk seluruh manusia di manapun wilayahnya, dari sejak 1400 > tahun yang lalu hingga akhir jaman nanti. Maka seharusnya, manusia jaman > sekarang ini dan jaman kemudian, hingga akhir jaman nanti, adalah pengikut > ajaran Al Qur'an dan meneladani nabi Muhammad SAW, sebagai muslim. Karena > Al Qur'an adalah kitab yang paling akhir, maka ajaran di dalamnyalah yang > paling valid. > > > Namun, Allah juga mengingatkan dalam S. Al Baqarah 256: Tidak ada paksaan > memasuki agama Islam > > > 256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah > jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa > yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya > ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. > Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. > > > [162]. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s > w.t. > > Bagi saya, ajaran yang dibawa oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, itu > adalah masa lalu, sejarah yang sudah selesai. Karena adalah hak Allah untuk > membatalkan atau mengkonfirm ajaranNya. Dan, obviously, Allah sudah > menetapkan Al Qur'an yang sempurna dan berlaku kekal, maka saya sebagai > manusia jaman kini, ya ikut apa yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. > > > Wassalam, > Flora > > - > > Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan ibu Chairunisa :-) > Posted by: "Chae" [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi > Tue Apr 24, 2007 9:07 pm (PST) > dst.. > > Kalau kita lihat dalam Qur'an sendiri ada menyatakan bahwa agama yang > dibawa Ibrahim as, Musa as, Daud as, Sulaiman as, Isa as dll adalah > sama dengan yang dibawa Nabi Muhammad saw. Padahal kita tahu bahwa > secara syariat Taurat, Zabur, Injil berbeda-beda baik dari sisi > Muamalah dan juga dari sisi Habluminallah nya. > > Persamaan dari ajaran yang dibawa oleh para Nabi adalah azas yang > mendasarinya yaitu mengusung konsep Tauhid. > > Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah sama??? > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah berprosesnya/ perjalanannya agama Islam. Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam. Dalam S. Ar R'ad ayat 38-39 difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk manusia, yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah geografisnya para nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja. QS 13:38-39. "Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami jadikan bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan suatu ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitabnya." "Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan ayat yang Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab." Proses perjalanan ajaran Allah ini mencapai puncak kesempurnaannya, berupa kitabNya yang terakhir, yaitu Al Qur'an dan ajaran ini diberiNya judul/nama: ISLAM. Ajaran ini final, tuntas, berlaku hingga akhir jaman. Oleh karenanya, Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terakhir/ penutup, adalah Nabi untuk seluruh manusia di manapun wilayahnya, dari sejak 1400 tahun yang lalu hingga akhir jaman nanti. Maka seharusnya, manusia jaman sekarang ini dan jaman kemudian, hingga akhir jaman nanti, adalah pengikut ajaran Al Qur'an dan meneladani nabi Muhammad SAW, sebagai muslim. Karena Al Qur'an adalah kitab yang paling akhir, maka ajaran di dalamnyalah yang paling valid. Namun, Allah juga mengingatkan dalam S. Al Baqarah 256: Tidak ada paksaan memasuki agama Islam 256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [162]. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s w.t. Bagi saya, ajaran yang dibawa oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, itu adalah masa lalu, sejarah yang sudah selesai. Karena adalah hak Allah untuk membatalkan atau mengkonfirm ajaranNya. Dan, obviously, Allah sudah menetapkan Al Qur'an yang sempurna dan berlaku kekal, maka saya sebagai manusia jaman kini, ya ikut apa yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Wassalam, Flora - Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan ibu Chairunisa :-) Posted by: "Chae" [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi Tue Apr 24, 2007 9:07 pm (PST) dst.. Kalau kita lihat dalam Qur'an sendiri ada menyatakan bahwa agama yang dibawa Ibrahim as, Musa as, Daud as, Sulaiman as, Isa as dll adalah sama dengan yang dibawa Nabi Muhammad saw. Padahal kita tahu bahwa secara syariat Taurat, Zabur, Injil berbeda-beda baik dari sisi Muamalah dan juga dari sisi Habluminallah nya. Persamaan dari ajaran yang dibawa oleh para Nabi adalah azas yang mendasarinya yaitu mengusung konsep Tauhid. Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah sama??? [Non-text portions of this message have been removed]