[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Arab tidak identik dgn Islam. kalau identik maka kendaraan islami adalah onta :) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah Arab identik dg Islam? Bagaimana dg Arab Kristen yg ada di Lebanon? Mereka pakai jubah juga tapi bukan Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sarinesia sarinesia@ wrote: pernah seorang ustadz mengatakan, barangsiapa meniru-niru suatu kaum maka dia termasuk dalam golongannya. maka memakai jas dan dasi ... haram.
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Apakah Arab identik dg Islam? Bagaimana dg Arab Kristen yg ada di Lebanon? Mereka pakai jubah juga tapi bukan Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sarinesia [EMAIL PROTECTED] wrote: pernah seorang ustadz mengatakan, barangsiapa meniru-niru suatu kaum maka dia termasuk dalam golongannya. maka memakai jas dan dasi ... haram. memakai celana levis ... haram. memakai kopiyah.. haram.. karena bukan pakean Islam. memakai Baju Koko.. haram karena pakean orang China. pake tesbeh.. haram karena budaya Budha. yg islami pake jubah.. ke arab-araban hehehe juga pernah seorang tidak mau sholat tahiyatul masjid di mushola.. karena katanya bukan masjid dan tidak ada tahiyatul mushola. juga tidak mau sholat tahiyatul masjid sebelum masjidnya diwakafkan karena masih milik pribadi bukan milik Allah. Sehingga tahiyatul masjid di masjid Jami' Yogya haram juga karena masih milik Sultan (Raja Yogya).. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono masarcon@ wrote: pak chodjim, yg dibubarkan itu antara lain, juga konser Chrisye dalam rangka konser amal untuk Tsunami di Aceh. bahkan rekan saya yg anak HT dan kerja di bagian humasnya rektorat IPB pun mendukung aksi pembubaran itu. weleh weleh weleh ... salam weleh weleh, ari condro http://papabonbon.wordpress.com Achmad Chodjim wrote: Lucu, di IPB (Institut Pertanian Bogor) tahun lalu, dalam upaya peringatan Harlah IPB ada yang menyelenggarakan pagelaran musik (band, dangdut). Ee... pada waktu siap manggung beberapa truk mahasiswa (?) membubarkan acara itu, alasan haram band dan dangdut di IPB. Tapi, kalau nasyidan bahkan hanya musik mulud belaka tanpa instrimun musik malah dipaksakan kehadirannya. Lho, apa tumon? Wassalam, chodjim [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Itulah sebabnya 2 tahun yang lalu saya di milis ini dengan gigih untuk menyerukan Penegakan Pancasila kembali di bumi pertiwi ini. Dengan Pancasila, maka tak akan ada pemaksaan budaya asing (arab, timur tengah, eropa, amerika atau yang lainnya). Dengan Pancasila maka suburlah keanekaragaman Islam, dan bukan pemeluk Islam yang seragam. Sehingga, bagi yang beragama Islam, akan ada variasi selamatan vs non-selamatan, ziarah kubur vs non-ziarah kubur, gamelan, melayu, qasidahan, dls; tidak seperti sekarang ini tampak ada gerakan nasyid dan mengharamkan yang lain. Lucu, di IPB (Institut Pertanian Bogor) tahun lalu, dalam upaya peringatan Harlah IPB ada yang menyelenggarakan pagelaran musik (band, dangdut). Ee... pada waktu siap manggung beberapa truk mahasiswa (?) membubarkan acara itu, alasan haram band dan dangdut di IPB. Tapi, kalau nasyidan bahkan hanya musik mulud belaka tanpa instrimun musik malah dipaksakan kehadirannya. Lho, apa tumon? Inilah kesalahan kita dalam berbangsa. Bila sebuah bangsa meninggalkan budayanya, tinggal tunggu keambrukannya... Budaya adalah ibu kandung masyarakat! Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 09, 2007 9:27 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair Bung Chodjim Betul sih budaya Jawa itu benar2 melting pot dari bermacam sumber. Kita seharusnya bangga dg fakta ini. Toleransinya orang Jawa itu akibat dari ini. Tapi koq apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang pasir yg tandus itu? Ini pertanyaan saya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Budaya Jawa itu bukan berbasis pada agama Hindu atau Buddha. Sebaliknya, ketika Hindu dan Buddha masuk Jawa, mereka mencoba melakukan penyesuaian sehingga terbentuklah akulturasi dan asimilasi budaya. Itulah sebabnya Jawa menciptakan gamelan dan tidak terpengaruh oleh musik India yang Hindu dan Buddha. Hingga hari ini yang menyerap musik India adalah komunitas Melayu. Di Hindu Bali (Dharma) ada nyepi yang tidak dijumpai di India. Di Jawa ada selamatan 1,2,3,7,40, 100 dan 1000 untuk kematian, tapi tak ada di India, Tibet atau negeri-negeri Hindu dan Buddha lainnya. Justru pola selamatan itu dipertahankan oleh mereka yang Hindu, Buddha, Islam atau Kristen. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, March 08, 2007 4:27 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair Bung Aly, Memang ada beberapa negara di Teluk yg berhasil membangun kesejahteraan. UAE dan Qatar saya kira contoh yg sangat baik. Dan keduanya adalah spt yg Anda sebut Kerajaan Islam, bukan demokrasi modern yg kita kenal. Kalau tidak salah saya pernah bertanya apa betul demokrasi itu cocok utk semua? Yg diperlukan ialah ketertiban dan keadilan bagi manusia utk maju. Selama rajanya berniat menegakkan keadilan maka rakyat pasti OK. Tapi sering dalam sejarah raja itu suka keenakan dan lupa lagi sama rakyat. Ini yg mau dicegah. Makanya demokrasi dibentuk karena bukan demi kebebasan mengangkat pemimpin negara melalui pemilu tapi kekuatan hukum utk MEMECATnya yg lebih penting kalau udah enggak benar. Selagi mulai masa jabatan semua pemimpin akan manis2 dan berdedikasi. Honeymoon period. Eh udah kelamaan maka jadi keenakan dan terus semaunya. Ini kelemahan universal manusia. Terasa bagi saya zina dan aurat itu mewarnai obsesi dunia Islam. Dan ini dampaknya sangat membatasi kehidupan seni misalnya. Padahal seni pasti nyerempet2 aurat dan zina. Tapi seni itu memperkaya kehidupan. Kalau semua yg nyerempet2 aurat dan zina dilarang ya maka kehidupan akan lebih tandus. Selama perut kenyang tandus ya enggak apa2, tapi kalau sudah kenyang masih tandus juga, ya ngapain lagi dong hidup ini? Oleh karena itu saya menyayangkan juga terjadinya penandusan budaya di pulau Jawa akibat pengaruh budaya padang pasir ini. Seperti pengalaman saya di padang pasir Maroko, ya demikianlah Islam lahir di padang pasir, bukan Sahara tapi Arabia. Budaya padang pasir itu khusus karena memang alamnya keras. Akibatnya budaya itu ya menyesuaikan alam yg keras dan tandus itu. Bayangkan aja hiburan tiap malam cuma nyanyi2 di api unggun dg rebana. Ya masa kehidupan seni cuma demikian? Padahal di Jawa ada gamelan, sendratari, lawakan, dsb dsb. Jauh lebih kaya. Dan keindahan ini semua mau ditukar dg budaya padang pasir yg tandus? Engga habis pikir saya. Jadi dalam menegakkan agama kita juga harus lihat unsur budayanya spt yg dilakukan oleh NU. Budaya itu penting utk kehidupan. Di Indonesia terutama budaya Jawa yg basisnya Hindu itu tidak menerima budaya Arab begitu saja sehingga perlu ratusan
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
pak chodjim, yg dibubarkan itu antara lain, juga konser Chrisye dalam rangka konser amal untuk Tsunami di Aceh. bahkan rekan saya yg anak HT dan kerja di bagian humasnya rektorat IPB pun mendukung aksi pembubaran itu. weleh weleh weleh ... salam weleh weleh, ari condro http://papabonbon.wordpress.com Achmad Chodjim wrote: Lucu, di IPB (Institut Pertanian Bogor) tahun lalu, dalam upaya peringatan Harlah IPB ada yang menyelenggarakan pagelaran musik (band, dangdut). Ee... pada waktu siap manggung beberapa truk mahasiswa (?) membubarkan acara itu, alasan haram band dan dangdut di IPB. Tapi, kalau nasyidan bahkan hanya musik mulud belaka tanpa instrimun musik malah dipaksakan kehadirannya. Lho, apa tumon? Wassalam, chodjim [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
pernah seorang ustadz mengatakan, barangsiapa meniru-niru suatu kaum maka dia termasuk dalam golongannya. maka memakai jas dan dasi ... haram. memakai celana levis ... haram. memakai kopiyah.. haram.. karena bukan pakean Islam. memakai Baju Koko.. haram karena pakean orang China. pake tesbeh.. haram karena budaya Budha. yg islami pake jubah.. ke arab-araban hehehe juga pernah seorang tidak mau sholat tahiyatul masjid di mushola.. karena katanya bukan masjid dan tidak ada tahiyatul mushola. juga tidak mau sholat tahiyatul masjid sebelum masjidnya diwakafkan karena masih milik pribadi bukan milik Allah. Sehingga tahiyatul masjid di masjid Jami' Yogya haram juga karena masih milik Sultan (Raja Yogya).. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: pak chodjim, yg dibubarkan itu antara lain, juga konser Chrisye dalam rangka konser amal untuk Tsunami di Aceh. bahkan rekan saya yg anak HT dan kerja di bagian humasnya rektorat IPB pun mendukung aksi pembubaran itu. weleh weleh weleh ... salam weleh weleh, ari condro http://papabonbon.wordpress.com Achmad Chodjim wrote: Lucu, di IPB (Institut Pertanian Bogor) tahun lalu, dalam upaya peringatan Harlah IPB ada yang menyelenggarakan pagelaran musik (band, dangdut). Ee... pada waktu siap manggung beberapa truk mahasiswa (?) membubarkan acara itu, alasan haram band dan dangdut di IPB. Tapi, kalau nasyidan bahkan hanya musik mulud belaka tanpa instrimun musik malah dipaksakan kehadirannya. Lho, apa tumon? Wassalam, chodjim [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Agama sebagai way of life itu bagian budaya. Agama sebagai pengalaman spiritual itu urusan pribadi. Apa ada definisi lain? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Itu benar bukan, kucing sudah keluar dari dalam karung. Menurut Dana P. agama bagian dari budaya, jadi hirarki budaya lebih tinggi dari agama. Perbandingan: Suku Minang bagian dari Bangsa Indonesia. Hirarki bangsa Indonesia lebih tinggi dari Suku Minang. Fakultas adalah bagian dari Universitas, hirarki Universitas lebih tinggi dari Fakultas. Akhirnya kucing keluar dari dalam karung. HMNA - Original Message - From: Dan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, March 10, 2007 16:46 Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair Memang agama adalah bagian dari budaya. Apa yg diturunkan oleh Allah kepada RasuluLlah tidak kita pertanyakan lagi. Apa yg dipahami oleh RasuluLlah kita tidak pertanyakan lagi. Yang selalu saya pertanyaan ialah apakah pemahaman kita, pemahaman pak HMNA, pemahaman Osama bin Laden, pemahaman Ibnu Khaldun dan lain2nya sudah sesuai dg keinginan Allah? Bagaimana kita menguji benar tidaknya pemahaman itu? Bagi saya uji utama ada di kadar maslahat. Kalau pemahaman tidak membawa maslahat malah mudarat ya berarti tidak benar. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: 1. Dana P: apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang pasir yg tandus itu? 2. Mia: kalau di antara orang berjilbab, jangan berjilbab - diantara orang nggak berjilbab, pake jilbab...looh hehehe +++ HMNA: 1. Dana P dari dahulu tidak berubah, Islam dianggapnya budaya, yaitu budaya padang pasir, jadi dari hati kecilnya terpatri, Islam itu adalah hasil olah budi Muhammad, bukan berasal dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Memang agama adalah bagian dari budaya. Apa yg diturunkan oleh Allah kepada RasuluLlah tidak kita pertanyakan lagi. Apa yg dipahami oleh RasuluLlah kita tidak pertanyakan lagi. Yang selalu saya pertanyaan ialah apakah pemahaman kita, pemahaman pak HMNA, pemahaman Osama bin Laden, pemahaman Ibnu Khaldun dan lain2nya sudah sesuai dg keinginan Allah? Bagaimana kita menguji benar tidaknya pemahaman itu? Bagi saya uji utama ada di kadar maslahat. Kalau pemahaman tidak membawa maslahat malah mudarat ya berarti tidak benar. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: 1. Dana P: apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang pasir yg tandus itu? 2. Mia: kalau di antara orang berjilbab, jangan berjilbab - diantara orang nggak berjilbab, pake jilbab...looh hehehe +++ HMNA: 1. Dana P dari dahulu tidak berubah, Islam dianggapnya budaya, yaitu budaya padang pasir, jadi dari hati kecilnya terpatri, Islam itu adalah hasil olah budi Muhammad, bukan berasal dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Itu benar bukan, kucing sudah keluar dari dalam karung. Menurut Dana P. agama bagian dari budaya, jadi hirarki budaya lebih tinggi dari agama. Perbandingan: Suku Minang bagian dari Bangsa Indonesia. Hirarki bangsa Indonesia lebih tinggi dari Suku Minang. Fakultas adalah bagian dari Universitas, hirarki Universitas lebih tinggi dari Fakultas. Akhirnya kucing keluar dari dalam karung. HMNA - Original Message - From: Dan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, March 10, 2007 16:46 Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair Memang agama adalah bagian dari budaya. Apa yg diturunkan oleh Allah kepada RasuluLlah tidak kita pertanyakan lagi. Apa yg dipahami oleh RasuluLlah kita tidak pertanyakan lagi. Yang selalu saya pertanyaan ialah apakah pemahaman kita, pemahaman pak HMNA, pemahaman Osama bin Laden, pemahaman Ibnu Khaldun dan lain2nya sudah sesuai dg keinginan Allah? Bagaimana kita menguji benar tidaknya pemahaman itu? Bagi saya uji utama ada di kadar maslahat. Kalau pemahaman tidak membawa maslahat malah mudarat ya berarti tidak benar. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: 1. Dana P: apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang pasir yg tandus itu? 2. Mia: kalau di antara orang berjilbab, jangan berjilbab - diantara orang nggak berjilbab, pake jilbab...looh hehehe +++ HMNA: 1. Dana P dari dahulu tidak berubah, Islam dianggapnya budaya, yaitu budaya padang pasir, jadi dari hati kecilnya terpatri, Islam itu adalah hasil olah budi Muhammad, bukan berasal dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Bung Chodjim Betul sih budaya Jawa itu benar2 melting pot dari bermacam sumber. Kita seharusnya bangga dg fakta ini. Toleransinya orang Jawa itu akibat dari ini. Tapi koq apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang pasir yg tandus itu? Ini pertanyaan saya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Budaya Jawa itu bukan berbasis pada agama Hindu atau Buddha. Sebaliknya, ketika Hindu dan Buddha masuk Jawa, mereka mencoba melakukan penyesuaian sehingga terbentuklah akulturasi dan asimilasi budaya. Itulah sebabnya Jawa menciptakan gamelan dan tidak terpengaruh oleh musik India yang Hindu dan Buddha. Hingga hari ini yang menyerap musik India adalah komunitas Melayu. Di Hindu Bali (Dharma) ada nyepi yang tidak dijumpai di India. Di Jawa ada selamatan 1,2,3,7,40, 100 dan 1000 untuk kematian, tapi tak ada di India, Tibet atau negeri-negeri Hindu dan Buddha lainnya. Justru pola selamatan itu dipertahankan oleh mereka yang Hindu, Buddha, Islam atau Kristen. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, March 08, 2007 4:27 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair Bung Aly, Memang ada beberapa negara di Teluk yg berhasil membangun kesejahteraan. UAE dan Qatar saya kira contoh yg sangat baik. Dan keduanya adalah spt yg Anda sebut Kerajaan Islam, bukan demokrasi modern yg kita kenal. Kalau tidak salah saya pernah bertanya apa betul demokrasi itu cocok utk semua? Yg diperlukan ialah ketertiban dan keadilan bagi manusia utk maju. Selama rajanya berniat menegakkan keadilan maka rakyat pasti OK. Tapi sering dalam sejarah raja itu suka keenakan dan lupa lagi sama rakyat. Ini yg mau dicegah. Makanya demokrasi dibentuk karena bukan demi kebebasan mengangkat pemimpin negara melalui pemilu tapi kekuatan hukum utk MEMECATnya yg lebih penting kalau udah enggak benar. Selagi mulai masa jabatan semua pemimpin akan manis2 dan berdedikasi. Honeymoon period. Eh udah kelamaan maka jadi keenakan dan terus semaunya. Ini kelemahan universal manusia. Terasa bagi saya zina dan aurat itu mewarnai obsesi dunia Islam. Dan ini dampaknya sangat membatasi kehidupan seni misalnya. Padahal seni pasti nyerempet2 aurat dan zina. Tapi seni itu memperkaya kehidupan. Kalau semua yg nyerempet2 aurat dan zina dilarang ya maka kehidupan akan lebih tandus. Selama perut kenyang tandus ya enggak apa2, tapi kalau sudah kenyang masih tandus juga, ya ngapain lagi dong hidup ini? Oleh karena itu saya menyayangkan juga terjadinya penandusan budaya di pulau Jawa akibat pengaruh budaya padang pasir ini. Seperti pengalaman saya di padang pasir Maroko, ya demikianlah Islam lahir di padang pasir, bukan Sahara tapi Arabia. Budaya padang pasir itu khusus karena memang alamnya keras. Akibatnya budaya itu ya menyesuaikan alam yg keras dan tandus itu. Bayangkan aja hiburan tiap malam cuma nyanyi2 di api unggun dg rebana. Ya masa kehidupan seni cuma demikian? Padahal di Jawa ada gamelan, sendratari, lawakan, dsb dsb. Jauh lebih kaya. Dan keindahan ini semua mau ditukar dg budaya padang pasir yg tandus? Engga habis pikir saya. Jadi dalam menegakkan agama kita juga harus lihat unsur budayanya spt yg dilakukan oleh NU. Budaya itu penting utk kehidupan. Di Indonesia terutama budaya Jawa yg basisnya Hindu itu tidak menerima budaya Arab begitu saja sehingga perlu ratusan tahun utk masuk. Mungkin sekarang adalah akhir2nya dari budaya Jawa ini. Sayang sekali memang. It's here! Your new message! Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar. http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Biarin aja soal budaya berlangsung secara alamiah. Karakter Indonesia emang gitu, terbuka dengan pengaruh asing. Menurut KA sifat menerima orang asing adalah modal yang mesti dimenej. Kalau aku liat nggak banyak kultur lain yang demikian terbuka seperti Nusantara (termasuk Thai, Phil). Gw orang Betawi aja salah satu keseniannya rebana, nyanyian arab selain pantunan. gimane si.. Asal kondisinya tetep demokratis, dan nggak diambil alih Hisbut Tahrir karena mereka anti demokrasi. Makanya, kalau di antara orang berjilbab, jangan berjilbab - diantara orang nggak berjilbab, pake jilbab...looh hehehe... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Chodjim Betul sih budaya Jawa itu benar2 melting pot dari bermacam sumber. Kita seharusnya bangga dg fakta ini. Toleransinya orang Jawa itu akibat dari ini. Tapi koq apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang pasir yg tandus itu? Ini pertanyaan saya.
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
1. Dana P: apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang pasir yg tandus itu? 2. Mia: kalau di antara orang berjilbab, jangan berjilbab - diantara orang nggak berjilbab, pake jilbab...looh hehehe +++ HMNA: 1. Dana P dari dahulu tidak berubah, Islam dianggapnya budaya, yaitu budaya padang pasir, jadi dari hati kecilnya terpatri, Islam itu adalah hasil olah budi Muhammad, bukan berasal dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW 2. Mia hendaknya tidak bermain-main dengan Firman Allah: -- WLYDHRBN BKHMRHN 'ALY JYWBHN (S. ALNWR, 24:31), dibaca: -- walyadhribna bikhumurihinna 'ala- juyu-bihinna (s. annu-r). WLYDHRBN - walyadhribna dalam ayat (24:31) terdapat Lam Al Amr (Lam yang menyatakan perintah), maka kata tersebut berarti: Diperintahkan kepada mereka menutupkan, sehingga ayat (24:31) terjemahannya adalah: -- Diperintahkan kepada mereka menutupkan khumur mereka ke atas dada mereka. Mereka dalam ayat (24:31) adalah terjemahan dari hinna, kata ganti ketiga perempuan jamak (plural), sehingga dirangkaikan menjadi satu kata dengan kata benda sebelumnya: .bikhumurihinna dan juyu-bihinna. Informsi dari Ummu l-Mu'minin Sitti Aisyah RA, bahwa perempuan Arab yang beragama Islam sebelum turun ayat (24:31) dari segi budaya sudah mengenal khimar, namun khimar itu tidak menutup lekuk buah dada dan juga tidak menutup leher sehingga perhiasannya kelihatan baik yang dileher maupun di sebelah luar dadanya, maksudnya di sebelah luar baju yang menutup dadanya. Khimar yang menjulur panjang ke bawah (selanjutnya diperpendek dengan sebutan khimar-panjang) belumlah dikenal sebelum ayat (24:31), buktinya, mereka merobek kain selubung mereka untuk dialihfungsikan menjadi khimar-panjang. Jika mereka sudah biasa memakai khimar-panjang tentunya itu telah tersedia dan tak perlu lagi menyulap kain selubung menjadi khimar-panjang darurat. Jelaslah, khimar-panjang yang menutup lekuk buah dada bukan tradisi dan budaya Arab, yang bermuatan lokal, tetapi ajaran yang disyariatkan Islam. Inilah penjelasan secara normatif maupun secara historis budaya khimar yang tidak menutup leher dan tidak menutup lekuk buah dada disempurnakan dengan perintah syari'at: WLYDHRBN BKHMRHN 'ALY JYWBHN (diperintahkan kepada mereka menutupkan khumur mereka ke atas dada mereka). Khumur adalah bentuk jama' (plural) dari khimar, artinya tutup kepala. Ummu l-Mu'minin Sitti Aisyah RA menceritakan bahwa sesaat setelah turunnya ayat (24:31) perempuan-perempuan Islam segera mengambil kain selubung mereka, kemudian merobek sisinya dan memakainya sebagai khimar. Khimar, bentuk pluralnya adalah khumur yang berarti kerudung atau tutup kepala, yang dalam bahasa Indonesia kontemporer disebut jilbab, padahal jilbab, bentuk pluralnya jalabib artinya baju longgar yang menutupi lekuk-lekuk tubuh. Boleh jadi ini karena salah transfer dari Ibnu Abbas yang mengatakan: Mukminaat jika keluar diperintahkan untuk menutup kepala mereka dengan jilbab, sehingga makna jilbab ini di Indonesia dan beberapa Negara sekitarnya telah bergeser menjadi kain yang rapat sebagai penutup rambut, kudung atau telekung (Indonesia), tudung (di Malaysia). Padahal yang dimaksud oleh Ibnu Abbas baju longgar itu pada bagian atasnya disambung dengan bagian untuk menutup kepala seperti pada pakaian musim dingin di Eropah dan Eskimo. Nowadays baju longgar itu dikenal di Arab dan di Mesir sebagai jalabiyyah/galabiyyah (di Mesir jim dibaca gim, hurufnya sama, fonemnya beda), di Asia tenggara jubah, di Maroko jellabah, di kalangan bangsa Tuareg tegelmoust, di Afghanistan burqa, dan di Pakistan gamis dikombinasi dengan celana panjang. Fyi, di beberapa negeri-negeri itu nowadays baju kurung panjang pakai pnutup kepala itu merupakan pakaian unisex. Ya, Allah, saya telah sampaikan: Ballighu anniy walaw ayah (sampaikan dariku walaupun seayat). Mudah-mudahan terlepaslah hambaMu ini dari dosa tidak menyampaikan kepada manusia apa yang hambaMu ini ketahui. WaLlahu a'lamu bisshawab. Wassalam, bagi yang dapat Hidayah HMNA - Original Message - From: Mia [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 09, 2007 22:51 Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair Biarin aja soal budaya berlangsung secara alamiah. Karakter Indonesia emang gitu, terbuka dengan pengaruh asing. Menurut KA sifat menerima orang asing adalah modal yang mesti dimenej. Kalau aku liat nggak banyak kultur lain yang demikian terbuka seperti Nusantara (termasuk Thai, Phil). Gw orang Betawi aja salah satu keseniannya rebana, nyanyian arab selain pantunan. gimane si.. Asal kondisinya tetep demokratis, dan nggak diambil alih Hisbut Tahrir karena mereka anti demokrasi. Makanya, kalau di antara orang berjilbab, jangan berjilbab - diantara orang nggak berjilbab, pake jilbab...looh hehehe... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Chodjim Betul sih budaya
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu
mbak Chae, Saya persilahkan para pendukung negara berbasis syariat Islam supaya dapat memberikan penjelasannya. Ayo pak HMNA, bung Aly, bung Jano Ko, dan lainnya tolong beri penjelasannya. Wassalam DP --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau saya sendiri Pak Dana lebih cenderung untuk mempertanyakan bagaimana suatu negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam bisa memiliki anggka yang cukup signifikan tentang kekerasan terhadap perempuan. Ini saya kutip dari koran Tempo interaktif dtd 7 March 2006 TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Komisi Nasional Perempuan, Kamala Chandra Kirana, mengatakan bahwa terjadi peningkatan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga yang terjadi sepanjang 2005. Meningkat sebesar 82 persen dari tahun 2004, katanya di kantornya, Jakarta, hari ini. Berdasarkan data Komnas Perempuan, selama 2005 terjadi 20.391 kasus kekerasan terhadap perempuan, yang ditangani oleh 215 lembaga di provinsi. Angka itu menunjukan peningkatan 45 persen, dibandingkan 2004 yaitu 14.020 kasus. Sebanyak 82 persen di antaranya adalah kekerasan dalam rumah tangga. Namun ironisnya, menurut Kamala, data itu hanya yang ada di Komnas Perempuan. Jumlah nyata kekerasan tak terdata, ia berpendapat jumlahnya lebih besar lagi. Karena kejadian ini adalah populasi yang tersembunyi. Masih banyak data lainya, hanya saja kembali kepertanyaan semula..mengapa kekerasan kepada perempuan terjadi di negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam padahal Islam ini didaulat sebagai agama yang melindungi perempuan dan merupakan perintis/pioner dalam hal membebaskan dan menikngkatkan derajat kaum perempuan lebih dari 1400 tahun yang lalu... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ wrote: Baiklah, Selamat sejahtera Anda berbahagia, Tapi boleh saya tanya sama mbak Chae, Mia, dan lainnya? Bagaimana dg perempuan2 korban poligami boleh kita survey juga? Bagaimana dg TKW di luar negeri? Bagaimana dg para pelacur yg harus melacur karena ditinggal suami tanpa perlindungan hukum yg cukup, dsb dsb... Baiklah memang pertanyaan ini apakah perempuan bahagia dalam sistem Islam merupakan pertanyaan yg maut dan telak. Barangkali belum pernah ada yg menanyakan. Yg ada adalah ungkapan2 frustrasi dari para perempuan di milis ini tetapi belum pernah langsung ditanya apakah perempuan bahagia dalam sistem Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas florapamungkas@ wrote: Tolong kalau ada yang mau bikin survey tentang siapakah dari wanita yang berbahagia dengan sistem Islam, maka saya akan mengajukan diri sebagai muslimah yang berbahagia happy...happy! Dan saya yakin daftarnya akan semakin panjang bererot bin bejibun ... don't be silly ... :-D Salam bahagia, Flora -- Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu Posted by: Dan dana.pamilih@ hifibuff007 Wed Mar 7, 2007 2:36 am (PST) Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya bagaimana? Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan dengan mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya. Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam sudah hebat. Iya dulu hebat, sekarang gimana? Koq jarang sekali yg kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam. Jarang saya dengar. Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak berpendidikan yg cukup? Atau memang sistemnya sudah sempurna? [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Bung Aly, Memang ada beberapa negara di Teluk yg berhasil membangun kesejahteraan. UAE dan Qatar saya kira contoh yg sangat baik. Dan keduanya adalah spt yg Anda sebut Kerajaan Islam, bukan demokrasi modern yg kita kenal. Kalau tidak salah saya pernah bertanya apa betul demokrasi itu cocok utk semua? Yg diperlukan ialah ketertiban dan keadilan bagi manusia utk maju. Selama rajanya berniat menegakkan keadilan maka rakyat pasti OK. Tapi sering dalam sejarah raja itu suka keenakan dan lupa lagi sama rakyat. Ini yg mau dicegah. Makanya demokrasi dibentuk karena bukan demi kebebasan mengangkat pemimpin negara melalui pemilu tapi kekuatan hukum utk MEMECATnya yg lebih penting kalau udah enggak benar. Selagi mulai masa jabatan semua pemimpin akan manis2 dan berdedikasi. Honeymoon period. Eh udah kelamaan maka jadi keenakan dan terus semaunya. Ini kelemahan universal manusia. Terasa bagi saya zina dan aurat itu mewarnai obsesi dunia Islam. Dan ini dampaknya sangat membatasi kehidupan seni misalnya. Padahal seni pasti nyerempet2 aurat dan zina. Tapi seni itu memperkaya kehidupan. Kalau semua yg nyerempet2 aurat dan zina dilarang ya maka kehidupan akan lebih tandus. Selama perut kenyang tandus ya enggak apa2, tapi kalau sudah kenyang masih tandus juga, ya ngapain lagi dong hidup ini? Oleh karena itu saya menyayangkan juga terjadinya penandusan budaya di pulau Jawa akibat pengaruh budaya padang pasir ini. Seperti pengalaman saya di padang pasir Maroko, ya demikianlah Islam lahir di padang pasir, bukan Sahara tapi Arabia. Budaya padang pasir itu khusus karena memang alamnya keras. Akibatnya budaya itu ya menyesuaikan alam yg keras dan tandus itu. Bayangkan aja hiburan tiap malam cuma nyanyi2 di api unggun dg rebana. Ya masa kehidupan seni cuma demikian? Padahal di Jawa ada gamelan, sendratari, lawakan, dsb dsb. Jauh lebih kaya. Dan keindahan ini semua mau ditukar dg budaya padang pasir yg tandus? Engga habis pikir saya. Jadi dalam menegakkan agama kita juga harus lihat unsur budayanya spt yg dilakukan oleh NU. Budaya itu penting utk kehidupan. Di Indonesia terutama budaya Jawa yg basisnya Hindu itu tidak menerima budaya Arab begitu saja sehingga perlu ratusan tahun utk masuk. Mungkin sekarang adalah akhir2nya dari budaya Jawa ini. Sayang sekali memang. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: Tuk P Dana ARi. itulah sgt di sayangkahn. satu kabupaten memiliki potensi oil/gas tp rakyat sekitar kabupaten tsb masih baanyaak yg miskin bahkan listrik pun masih ada yg belum dpt sampai sekarang.. Qatar pintar mengelolanya smp ada subsidi mahar gratis bwt bujangan yg mau kawin Rp75Jt dari kerajaan 2 minggu cair, kalau mau sekolah ke LN pemerintah sgt termakasih dibiayai penuh generasinya dan akan diberikan jabatan.. Sistem negara Qatar : SISTEM KERAJAAN ISLAM hanya di qatar bebas tp mengikuti sistem dan org2 asli pendatang baik muslim-non muslim harus taat.. bila tdk kena denda penjara 1- minggu lalu kena denda mahal.. contoh: Non muslim tdk boleh minuman keras kecuali di tempat yg ditunjuk (tempat2 sgt terbatas dan beberapa hotel saja) dan harus menunjukkan ID bahwa dia non muslim dan penghasilan minimal QR 2,500 atau sekitar Rp 6jt.. Memanggil sebutanspt ; cewek dtang donk.. bila polisi lewat bisa dikurung 3 hari... dstnya... jilbab bebas... umumnya yg muslim bila tdk pakai jilbab akan maulu sendiri.. karena akan dibilang dia pasti bukan muslim (kafir) no probelm for him... tp bila polisi tau dia wanita muslim akan menasihatinya.. itu saja yg saya tau... nanti sy berkelana Saudi-qatar lagi insya Alloh.. 6 april dengan keluarga.. sewa mobil.. ayo kunjungi qatar.. spy daerah anda di kabupaten anda tinggal atau jakarta bisa spt Qatar..org pribumi jd mimpi nyata.. kaya dan islami. kebebasan dan mengikuti sistem baik muslim non-muslim baik pria dan wanita..semua ada sistem dan tempatnya. slm ali. --- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul penduduk segitu kecil menghasilkan devisa $30 miliar! Ya gimana enggak makmur. Terus jugaa saya lihat di data lain, negara cuma membelanjakan separuhnya sehingga itu duit engga habis2. Ya memang beda dg situasi kita. Dulu dari minyaknya kita sempat dapat segitu juga cuma habis dipakai perang di Aceh dan di Timor. Maroko penduduknya 30 juta-an dan enggak punya minyak sebanyak itu. Qatar itu perkecualian. Juga mereka sempat jadi protektoratnya Inggris ya? Jadi ketertiban dan keamanannya model Inggris? Hukumnya juga berbasis Inggris? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, waluya56 waluya56@ wrote: Ikut nimbrung Pak. Ini data tentang Qatar dari http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/middle_east/country_profiles/791921. stm. Perhatikan jumlah populasinya, hanya 628.000 orang!. Jangankan dengan Indonesia, dengan Bandung pun masih kalah jauh (Bandung berpenduduk 2 juta lebih). Jumlah penduduk Qatar, sama
Fwd: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu
Pak Dan, et all Wah, jadi ramai nih diskusinya. Met Diskusi deh. Erina Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: To: wanita-muslimah@yahoogroups.com From: Dan [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 08 Mar 2007 09:03:19 - Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu mbak Chae, Saya persilahkan para pendukung negara berbasis syariat Islam supaya dapat memberikan penjelasannya. Ayo pak HMNA, bung Aly, bung Jano Ko, dan lainnya tolong beri penjelasannya. Wassalam DP --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau saya sendiri Pak Dana lebih cenderung untuk mempertanyakan bagaimana suatu negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam bisa memiliki anggka yang cukup signifikan tentang kekerasan terhadap perempuan. Ini saya kutip dari koran Tempo interaktif dtd 7 March 2006 TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Komisi Nasional Perempuan, Kamala Chandra Kirana, mengatakan bahwa terjadi peningkatan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga yang terjadi sepanjang 2005. Meningkat sebesar 82 persen dari tahun 2004, katanya di kantornya, Jakarta, hari ini. Berdasarkan data Komnas Perempuan, selama 2005 terjadi 20.391 kasus kekerasan terhadap perempuan, yang ditangani oleh 215 lembaga di provinsi. Angka itu menunjukan peningkatan 45 persen, dibandingkan 2004 yaitu 14.020 kasus. Sebanyak 82 persen di antaranya adalah kekerasan dalam rumah tangga. Namun ironisnya, menurut Kamala, data itu hanya yang ada di Komnas Perempuan. Jumlah nyata kekerasan tak terdata, ia berpendapat jumlahnya lebih besar lagi. Karena kejadian ini adalah populasi yang tersembunyi. Masih banyak data lainya, hanya saja kembali kepertanyaan semula..mengapa kekerasan kepada perempuan terjadi di negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam padahal Islam ini didaulat sebagai agama yang melindungi perempuan dan merupakan perintis/pioner dalam hal membebaskan dan menikngkatkan derajat kaum perempuan lebih dari 1400 tahun yang lalu... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ wrote: Baiklah, Selamat sejahtera Anda berbahagia, Tapi boleh saya tanya sama mbak Chae, Mia, dan lainnya? Bagaimana dg perempuan2 korban poligami boleh kita survey juga? Bagaimana dg TKW di luar negeri? Bagaimana dg para pelacur yg harus melacur karena ditinggal suami tanpa perlindungan hukum yg cukup, dsb dsb... Baiklah memang pertanyaan ini apakah perempuan bahagia dalam sistem Islam merupakan pertanyaan yg maut dan telak. Barangkali belum pernah ada yg menanyakan. Yg ada adalah ungkapan2 frustrasi dari para perempuan di milis ini tetapi belum pernah langsung ditanya apakah perempuan bahagia dalam sistem Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas florapamungkas@ wrote: Tolong kalau ada yang mau bikin survey tentang siapakah dari wanita yang berbahagia dengan sistem Islam, maka saya akan mengajukan diri sebagai muslimah yang berbahagia happy...happy! Dan saya yakin daftarnya akan semakin panjang bererot bin bejibun ... don't be silly ... :-D Salam bahagia, Flora -- Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu Posted by: Dan dana.pamilih@ hifibuff007 Wed Mar 7, 2007 2:36 am (PST) Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya bagaimana? Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan dengan mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya. Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam sudah hebat. Iya dulu hebat, sekarang gimana? Koq jarang sekali yg kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam. Jarang saya dengar. Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak berpendidikan yg cukup? Atau memang sistemnya sudah sempurna? [Non-text portions of this message have been removed] - Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Fwd: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu
diindonesia byk kekerasan thd perempuan ; spt pembantu.. berapa byk sudah yg disiksa.. terlebih yg bekerja di org indocin / WNI asal cina... tdk ada sistem yg mengatur pembokat2 ini di indonesia.. ksihan ya... pengalaman yg saya tahu di qatar pernah ada housemaid (pembantu perempuan) asal indonesia dipukuli smp tinggal di rumah sakit... krn ada beberapa org2 arab qatar masih berbudaya keras spt arab saudi non madinah. mayoritas org2 qatar 70% lemah lembuh dan tdk byk bicara.. spt org kita byk bicara doang loh... teori doang .. Qatar implementasi sistemnya jaaauuuh lebih baik walau mereka org2 qatar tdk sepintar org2 indonesia. karena mempunyai sistem negera yg baik di qatar melindungi hak2 pekerja walau hanya pembantu dan pendatang lagi.. maka di pengadilan si tuan rumah di tahan penjara dan di lepaskan setelah membayar seluruh biaya rumah sakit yg sangat mhl biaya di qatar, uang kompensasi minimal 70 juta rupiah dan tiket pulang ke indonesia. Mampir dong ke Qatar P dana.. jd tdk selalu fans dengan inggris saja.. org2 inggris aja byk yg main ke qatar .. dan org2 qatar byk juga kalau liburan biasanya ke inggris. Skrng melirik tour ke malaysa, thailand, china dan pendidikan selain inggris skrng ada yg minat ke australia krn ke amrik/canada agak jauh... slm, --- Erina [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Dan, et all Wah, jadi ramai nih diskusinya. Met Diskusi deh. Erina Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: To: wanita-muslimah@yahoogroups.com From: Dan [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 08 Mar 2007 09:03:19 - Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu mbak Chae, Saya persilahkan para pendukung negara berbasis syariat Islam supaya dapat memberikan penjelasannya. Ayo pak HMNA, bung Aly, bung Jano Ko, dan lainnya tolong beri penjelasannya. Wassalam DP --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau saya sendiri Pak Dana lebih cenderung untuk mempertanyakan bagaimana suatu negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam bisa memiliki anggka yang cukup signifikan tentang kekerasan terhadap perempuan. Ini saya kutip dari koran Tempo interaktif dtd 7 March 2006 TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Komisi Nasional Perempuan, Kamala Chandra Kirana, mengatakan bahwa terjadi peningkatan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga yang terjadi sepanjang 2005. Meningkat sebesar 82 persen dari tahun 2004, katanya di kantornya, Jakarta, hari ini. Berdasarkan data Komnas Perempuan, selama 2005 terjadi 20.391 kasus kekerasan terhadap perempuan, yang ditangani oleh 215 lembaga di provinsi. Angka itu menunjukan peningkatan 45 persen, dibandingkan 2004 yaitu 14.020 kasus. Sebanyak 82 persen di antaranya adalah kekerasan dalam rumah tangga. Namun ironisnya, menurut Kamala, data itu hanya yang ada di Komnas Perempuan. Jumlah nyata kekerasan tak terdata, ia berpendapat jumlahnya lebih besar lagi. Karena kejadian ini adalah populasi yang tersembunyi. Masih banyak data lainya, hanya saja kembali kepertanyaan semula..mengapa kekerasan kepada perempuan terjadi di negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam padahal Islam ini didaulat sebagai agama yang melindungi perempuan dan merupakan perintis/pioner dalam hal membebaskan dan menikngkatkan derajat kaum perempuan lebih dari 1400 tahun yang lalu... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ wrote: Baiklah, Selamat sejahtera Anda berbahagia, Tapi boleh saya tanya sama mbak Chae, Mia, dan lainnya? Bagaimana dg perempuan2 korban poligami boleh kita survey juga? Bagaimana dg TKW di luar negeri? Bagaimana dg para pelacur yg harus melacur karena ditinggal suami tanpa perlindungan hukum yg cukup, dsb dsb... Baiklah memang pertanyaan ini apakah perempuan bahagia dalam sistem Islam merupakan pertanyaan yg maut dan telak. Barangkali belum pernah ada yg menanyakan. Yg ada adalah ungkapan2 frustrasi dari para perempuan di milis ini tetapi belum pernah langsung ditanya apakah perempuan bahagia dalam sistem Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas florapamungkas@ wrote: Tolong kalau ada yang mau bikin survey tentang siapakah dari wanita yang berbahagia dengan sistem Islam, maka saya akan mengajukan diri sebagai muslimah yang berbahagia happy...happy! Dan saya yakin daftarnya akan semakin panjang bererot bin bejibun ... don't be silly ... :-D Salam bahagia, Flora -- Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu Posted by: Dan dana.pamilih@ hifibuff007 Wed Mar 7, 2007 2:36 am (PST) Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya bagaimana? Kita tidak bisa menutup mata atas praktek
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Mas Dana, Budaya Jawa itu bukan berbasis pada agama Hindu atau Buddha. Sebaliknya, ketika Hindu dan Buddha masuk Jawa, mereka mencoba melakukan penyesuaian sehingga terbentuklah akulturasi dan asimilasi budaya. Itulah sebabnya Jawa menciptakan gamelan dan tidak terpengaruh oleh musik India yang Hindu dan Buddha. Hingga hari ini yang menyerap musik India adalah komunitas Melayu. Di Hindu Bali (Dharma) ada nyepi yang tidak dijumpai di India. Di Jawa ada selamatan 1,2,3,7,40, 100 dan 1000 untuk kematian, tapi tak ada di India, Tibet atau negeri-negeri Hindu dan Buddha lainnya. Justru pola selamatan itu dipertahankan oleh mereka yang Hindu, Buddha, Islam atau Kristen. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, March 08, 2007 4:27 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair Bung Aly, Memang ada beberapa negara di Teluk yg berhasil membangun kesejahteraan. UAE dan Qatar saya kira contoh yg sangat baik. Dan keduanya adalah spt yg Anda sebut Kerajaan Islam, bukan demokrasi modern yg kita kenal. Kalau tidak salah saya pernah bertanya apa betul demokrasi itu cocok utk semua? Yg diperlukan ialah ketertiban dan keadilan bagi manusia utk maju. Selama rajanya berniat menegakkan keadilan maka rakyat pasti OK. Tapi sering dalam sejarah raja itu suka keenakan dan lupa lagi sama rakyat. Ini yg mau dicegah. Makanya demokrasi dibentuk karena bukan demi kebebasan mengangkat pemimpin negara melalui pemilu tapi kekuatan hukum utk MEMECATnya yg lebih penting kalau udah enggak benar. Selagi mulai masa jabatan semua pemimpin akan manis2 dan berdedikasi. Honeymoon period. Eh udah kelamaan maka jadi keenakan dan terus semaunya. Ini kelemahan universal manusia. Terasa bagi saya zina dan aurat itu mewarnai obsesi dunia Islam. Dan ini dampaknya sangat membatasi kehidupan seni misalnya. Padahal seni pasti nyerempet2 aurat dan zina. Tapi seni itu memperkaya kehidupan. Kalau semua yg nyerempet2 aurat dan zina dilarang ya maka kehidupan akan lebih tandus. Selama perut kenyang tandus ya enggak apa2, tapi kalau sudah kenyang masih tandus juga, ya ngapain lagi dong hidup ini? Oleh karena itu saya menyayangkan juga terjadinya penandusan budaya di pulau Jawa akibat pengaruh budaya padang pasir ini. Seperti pengalaman saya di padang pasir Maroko, ya demikianlah Islam lahir di padang pasir, bukan Sahara tapi Arabia. Budaya padang pasir itu khusus karena memang alamnya keras. Akibatnya budaya itu ya menyesuaikan alam yg keras dan tandus itu. Bayangkan aja hiburan tiap malam cuma nyanyi2 di api unggun dg rebana. Ya masa kehidupan seni cuma demikian? Padahal di Jawa ada gamelan, sendratari, lawakan, dsb dsb. Jauh lebih kaya. Dan keindahan ini semua mau ditukar dg budaya padang pasir yg tandus? Engga habis pikir saya. Jadi dalam menegakkan agama kita juga harus lihat unsur budayanya spt yg dilakukan oleh NU. Budaya itu penting utk kehidupan. Di Indonesia terutama budaya Jawa yg basisnya Hindu itu tidak menerima budaya Arab begitu saja sehingga perlu ratusan tahun utk masuk. Mungkin sekarang adalah akhir2nya dari budaya Jawa ini. Sayang sekali memang. It's here! Your new message! Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar. http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Gw nggak habis pikir soal USD 10 juta dollar yang diurus Yusril dan Hamid A beberapa tahun lalu waktu Tommy masih di penjara. Dan kenapa kok baru pada tahu sekarang? Gw sampe nyebut2 astaghfirullah moral Yusril, Hamid dll ini. Kata media mereka ngelaporin ke SBY, beberapa BUMN dan Kementrian lain...yaitu untuk melegalkan duit Tommy ini. Ini bukannya semacam konspirasi? Peran Yusril itu seperti pengacaranya Tommy, yaitu ngurusin duitnya Tommy yang dikirim Paribas ke rekening Pemerintah trus diputihkan Yusril untuk rekening Tommy. Kenapa harus ngurusin kepentingan Tommy? Biarin saja dia yang ngurusin uangnya sendiri selepas penjara. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya : 1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan 2. tommy suharto masih bisa narik 20 juta euro dari BNP Paribas - bank perancis, dan ketika dikonsultasikan ke yusril ihza, dia malah meloloskan gitu aja. tahu kantor pengacara yg mengurus cairnya duit itu, kantor pengacara ihza dan ihza. dodol tenan :D
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Yang menarik ialah mengapa Soeharto harus mundur, padahal dibelakangnya terdapat TNI yang galak? - Original Message - From: Muhammad Aly To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 07, 2007 8:23 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair Soeharto mengundurkan diri jaman orba.. suatu kemajuan..! setelah jaman orba ya tuganya Mbak Mega-Gusdur - smp skrng SBY... seharusnya setelah bergulingnya Soeharto harus ada perubahan yg signifikan bukannya negara dan bangsa makin kandas sengsara...terlebih SBY harus menunjukkan kemajuan demokrasi.. termasukkasus korupsi tommy sidang soeharto.. khan biasa waktu mau kampanye termasuk Yusril.. atau akhirnya demokrasi lipstik doang...??? tapi soeharto bosnya militer siapa yg berani ya dari president2 setelahnya..? --- Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya : 1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan 2. tommy suharto masih bisa narik 20 juta euro dari BNP Paribas - bank perancis, dan ketika dikonsultasikan ke yusril ihza, dia malah meloloskan gitu aja. tahu kantor pengacara yg mengurus cairnya duit itu, kantor pengacara ihza dan ihza. dodol tenan :D Muhammad Aly wrote: P Dana : Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia jaman Orba...? Jaman orba masih lebih baik di indonesia dibanding di inggris apalagi amrik.. buktinya nih.. Soeharto mau mengundurkan diri setelah mhs/i menduduki kantor MPR/DPR.. Soeharto hebat juga berani mengundurkan diri cink... !! demokrasi yg luar biasa dan sgt positif dlm sejarah indonesia dimata international dan bangsa kita. [Non-text portions of this message have been removed] __ Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.446 / Virus Database: 268.18.7/712 - Release Date: 3/6/2007 3:42 PM [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Teokrasi di Inggris adalah formalnya karena raja Inggris itu ketika Inggris memisahkan diri dari Vatican di jaman raja Henry ke VIII akhir abad ke 16 menyatakan dirinya Kepala Gereja Anglikan. Pada masa ini banyak negara memisahkan diri dari Vatican. Pada masa itu Vatican memimpin agama dan raja memimpin negara. Karena raja Henry itu berpoligami,karena enggak punya keturunan laki2 jadi ada kesalahan genetik pada dirinya bukan pada istri2nya, maka dia membuat aliran baru dimana dia mengetuainya. Sejarahnya begitu. Jadi secara formal memang demikian, tetapi secara positif tidak lagi karena raja/ratu hanya bersifat ceremonial. Monarki konstitusional spt Inggris sudah tidak memiliki kewenangan apa2, karena sudah dilucuti semua kewenangan itu. Jadi raja/ratu itu spt ondel2 aja diarak2 dipuja2 tapi enggak bisa apa2. Tapi kenyataannya dalam kehidupan sehari2 Inggris adalah negara sekuler yg demokratis. Silahkan datang sendiri dan menilainya. Tapi ada yg saya kurang sreg di Inggris dari segi demokrasi ialah yaitu bahwa House of Lords (ekivalen dg Senat di AS) tidak dipilih melalui pemilu, padahal semua legislasi dari House of Commons (ekivalen dg House of Representatives) harus disetujui mereka. Kerangka Inggris feodal banget sampai nama dari lembaga nya aja: Rumah Bangsawan vs Rumah Orang Kebanyakan. Menyebalkan memang feodalisme ini. Tapi kenyataannya secara praktek tidak teokratis. Para pemuka gereja Anglikan enggak punya kekuasaan apa2. Paling cuma mengawinkan orang di gereja spt penghulu. Toh masyarakatnya sudah terdidik enggak perlu diangoni oleh pemuka agama lagi. Gampangnya dalam pembuktian empiris suatu sistem datanglah ke negara tsb utk beberapa lama dan bandingkan sendiri dg mata kepala bagaimana perbedaannya. Pembuktian empiris ini utk melengkapi debat teori. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, khaidarmak [EMAIL PROTECTED] wrote: Ohoi, teokrasinya Inggris ini menarik sekali, mas Wikan. Mungkin bisa dibabar lebih lanjut. Kalau Israel mah jelas sekali, sebutannya aja jewish state. Khaidar http://leluconsinga.wordpress.com --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi, dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik. Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate) terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum. Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang sebagai contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, tapi ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai demokrasi beragama (religious democracy), alih2 theokrasi. Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya supreme leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi, supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki konstitutional sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara. Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, jadi tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998. Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa jadi tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih menghargai raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi negara. Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar di wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy Oh, ternyata Israel dan Inggris juga termasuk di dalamnya. Apa maksudnya ini? Condolezza Rice termasuk yang memuji2 Israel sebagai negara yang demokratis. Nyatanya bentuk pemerintahan Israel adalah theokratis. Jadi demokratis/theokratisnya suatu negara, jangan2 hanya didasarkan oleh persepsi Amerika saja, bukan kenyataan sebenarnya. Inggris? Ternyata negara theokratis juga dengan kerajaan sebagai Supreme Governor dari Gereja Inggris dan Pelindung Kepercayaan. Jadi Pak Dana, lupakanlah Inggris sebagai negara demokratis, karena nyatanya dia adalah theokratis. Mau berdebat soal istilah? Silakan saja. Kalau misalnya Iran Anda sebut sebagai theokratis, Inggris juga bisa dong saya sebut sebagai theokratis. Ini saya ngambilnya dari Wikipedia lho, bukan pendapat subjektif saya pribadi. Selanjutnya ... Pendapat Pak Dana
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Suharto mundur karena tekanan AS. Clinton sudah alergi sama dia. Kalau waktu itu Bush jadi presiden, Suharto masih berkuasa sekarang. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang menarik ialah mengapa Soeharto harus mundur, padahal dibelakangnya terdapat TNI yang galak? - Original Message - From: Muhammad Aly To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 07, 2007 8:23 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair Soeharto mengundurkan diri jaman orba.. suatu kemajuan..! setelah jaman orba ya tuganya Mbak Mega-Gusdur - smp skrng SBY... seharusnya setelah bergulingnya Soeharto harus ada perubahan yg signifikan bukannya negara dan bangsa makin kandas sengsara...terlebih SBY harus menunjukkan kemajuan demokrasi.. termasukkasus korupsi tommy sidang soeharto.. khan biasa waktu mau kampanye termasuk Yusril.. atau akhirnya demokrasi lipstik doang...??? tapi soeharto bosnya militer siapa yg berani ya dari president2 setelahnya..? --- Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya : 1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan 2. tommy suharto masih bisa narik 20 juta euro dari BNP Paribas - bank perancis, dan ketika dikonsultasikan ke yusril ihza, dia malah meloloskan gitu aja. tahu kantor pengacara yg mengurus cairnya duit itu, kantor pengacara ihza dan ihza. dodol tenan :D Muhammad Aly wrote: P Dana : Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia jaman Orba...? Jaman orba masih lebih baik di indonesia dibanding di inggris apalagi amrik.. buktinya nih.. Soeharto mau mengundurkan diri setelah mhs/i menduduki kantor MPR/DPR.. Soeharto hebat juga berani mengundurkan diri cink... !! demokrasi yg luar biasa dan sgt positif dlm sejarah indonesia dimata international dan bangsa kita. [Non-text portions of this message have been removed] __ Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.446 / Virus Database: 268.18.7/712 - Release Date: 3/6/2007 3:42 PM [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Memang Chae, pemahaman Islam yg sekarang memerlukan pencerahan total, reformasi total. Saya ingat awal2nya di milis saya habis dimaki2 karena saya bilang Islam perlu dicerahkan. Tapi makin lama, sudah berapa tahun ya?, makin terasa betapa mendesaknya kebutuhan pencerahan ini. Silahkan baca pengalaman tangan pertama di Afghanistan http://www.timesonline.co.uk/tol/comment/columnists/guest_contributors /article1480090.ece yang baru terbit pagi ini. Tentu saja laki2 muslim tidak merasa ada yg salah dg pemahaman Islam karena memang sistemnya mengutamakan kepentingan laki2 muslim dan menomorduakan kepentingan anggota masyarakat lain, perempuan dan minoritas. Jadi enggak heran ada resistansi yg luar biasa baik dari laki2 muslim apalagi ulamanya thd gerakan pencerahan. Laki2 muslim tidak merasakan tidak enaknya jadi perempuan di masyarakat Islam terbelakang spt Afghanistan, jadi karena tidak merasakan tertekan ya tentu tidak ada yg perlu dipusingkan. Toh bukan mereka yg ditekan, cuma perempuan dan kafir. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan sebagai istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21), perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan laki-laki (Qs.33:59) ...Masih mau lanjut..;)) In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote: Jano - ko = Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ? Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis F dan banyak membaca. Diskusi - membaca - diskusi - membaca. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak, yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka juga bertasbih kepada Allah SWT. Salam manis ---ooo0ooo--- Dan dana.pamilih@ wrote: Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban Islam oleh karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa Pencerahan, dsb dsb. Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan pemikiran2 filsuf mana yg dianut? Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi saya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi, dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik. Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate) terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum. Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
mengenaskan. Setiap insiden berdarah rejim berkuasa di Aljazair melemparkan tuduhan FIS berada di belakangnya. Tuduhan itu tanpa kritis disiarkan media massa internasional. Namun kebenaran tidak menunggu hingga Hari Pengadilan sesudah kiamat. Sepandai- pandai tupai melompat akhirnya jatuh jua. Masih di dunia ini rejim berkuasa di Aljazair tidak dapat mencuci tangannya dari lumuran darah rakyatnya. Bungkusan yang berbau busuk ini berhasil dibongkar oleh para wartawan Inggris secara terpisah, yaitu Robert Fisk dari harian Independent, John Sweeney dari The Observer, Anthony Loyds dari The Times dan Sairah Shah dari TV Channel Four. Hasil investigasi dari para wartawan tersebut berhasil membongkar sebahagian kejahatan Jenderal M.Lamari, pejabar rejim militer Aljazair. The Observer edisi Ahad, 16 November 1997 menurunkan wawancara eksklusif dengan seorang bekas anggota intelejen bernama Joseph yang mengaku berpartisipasi aktif dalam sejumlah pembunuhan. Karena begitu takutnya ia lari ke London setelah hati nuraninya tidak tahan lagi untuk melaksanakan tugas membantai sesama warga Aljazair sendiri dan melaksanakan aksi terorisme internasional. Dialah yang melaksanakan aksi pemboman di Paris serta menggorok leher tujuh pelaut Italia itu. Pengakuan Joseph ini diperkuat pula oleh agen rahasia lain bernama Hakim yang diwawancarai oleh harian Le Monde di Paris. Akibatnya di ibu kota Prancis itu digelas demonstrasi terbesar selama 20 tahun terakhir ini di Paris yang menuntut Hakim yang didalangi oleh Jenderal M.Mediani dengan panggilan rahasianya Tawfiq. Pemboman di Paris dan penggorokan pelaut Italia itu menimbulkan krisis diplomatik antara Italia dan Prancis di satu pihak dengan Aljazair pada pihak yang lain. Wahai rejim militer Aljazair! Sepandai-pandai membungkus barang yang busuk akhirnya berbau juga. Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh jua. Di dunia ini telah terbongkar, apatah pula di Hari Pengadilan kelak. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b. *** Makassar, 21 Desember 1997 [H.Muh.Nur Abdurrahman] ** ** * - Original Message - From: Dan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 06, 2007 18:28 Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi. Saya sendiri enggak tahu persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan terimakasih sudah diberikan di sini. Saya hanya melihat hasil akhirnya saja bahwa Aljazair tidak aman karena militansi dari kelompok Islam radikal. Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah mekanisme demokrasi tetapi bukan demokrasi itu sendiri. Seperti Hitler dan partai Nazi-nya dipilih secara demokratis tetapi setelah itu mereka menjadi totalitarianisme dan melanggar segala macam HAM. Demokrasi memerlukan lebih dari pemilu. Topik ini pernah saya bahas dg pak HMNA. Memang sering demokrasi disalahtafsirkan hanya sbg voting dimana 50%+1 adalah si pemenang. Demokrasi memerlukan juga kelembagaan moderen yg berjalan baik. Tanpa itu semua belum demokrasi namanya. Dan akan menjurus ke sana. Contoh aja jaman Orba, diktator yg di angkat oleh pemilu yg 'demokratis'. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: Pak Dana, awal mulanya krisis di Aljazair kan pada pemilu tahun 1991 di mana partai islam FIS menang, terus dibatalkan sama pihak militer. FIS dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang, aktivisnya dikejar2. Wajar kalau mereka mengadakan perlawanan dan angkat senjata terhadap pihak militer. Aneh ya. Padahal pemilunya sendiri demokratis. Giliran partai Islam yang menang terus dibatalkan begitu saja sama pihak militer. Negara barat yang suka gembar-gembor soal demokrasi seperti Amerika, juga diam dan tutup mata, tidak mengecam aksi yang dilakukan pihak militer tersebut. Kalau misalnya militer tidak membatalkan hasil pemilu tersebut, partai Islam menang dan memimpin tentu saja tidak terjadi perang saudara. Pak Dana harus banyak2 belajar sejarah untuk dapat mengenal mana sebab mana akibat. Jadi tidak menggeneralisir bahwa golongan islam cenderung untuk radikal. Dalam kasus FIS ini, mereka telah ambil jalan yang konstitusional, tapi di-bypass oleh pihak militer. Coba, bagaimana ini Pak, ditinjau dari sisi demokrasi? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/5/07, Dan dana.pamilih@ wrote: Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu negara2 kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri. Saya sendiri memang belum check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 kecil dalam negara
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Dan wrote: Silahkan baca pengalaman tangan pertama di Afghanistan http://www.timesonl ine.co.uk/ tol/comment/ columnists/ guest_contributo rs http://www.timesonline.co.uk/tol/comment/columnists/guest_contributors /article1480090. ece Buat yg pengen baca, saya copy paste di bawah ini. Oh ya, buat rekan Khaidar, The famous Ibn waraq akan mengeluarkan tulisan mengkonter Edward said. Sebagai spesialis Edward Said, anda kudu liat liat lebih dahulu. huehehehehhe infornya ada di bagian bawah artikel ini. How my eyes were opened to the barbarity of Islam Is it racist to condemn fanaticism? Phyllis Chesler Once I was held captive in Kabul. I was the bride of a charming, seductive and Westernised Afghan Muslim whom I met at an American college. The purdah I experienced was relatively posh but the sequestered all-female life was not my cup of chai --- nor was the male hostility to veiled, partly veiled and unveiled women in public. When we landed in Kabul, an airport official smoothly confiscated my US passport. Don't worry, it's just a formality, my husband assured me. I never saw that passport again. I later learnt that this was routinely done to foreign wives --- perhaps to make it impossible for them to leave. Overnight, my husband became a stranger. The man with whom I had discussed Camus, Dostoevsky, Tennessee Williams and the Italian cinema became a stranger. He treated me the same way his father and elder brother treated their wives: distantly, with a hint of disdain and embarrassment. In our two years together, my future husband had never once mentioned that his father had three wives and 21 children. Nor did he tell me that I would be expected to live as if I had been reared as an Afghan woman. I was supposed to lead a largely indoor life among women, to go out only with a male escort and to spend my days waiting for my husband to return or visiting female relatives, or having new (and very fashionable) clothes made. In America, my husband was proud that I was a natural-born rebel and free thinker. In Afghanistan, my criticism of the treatment of women and of the poor rendered him suspect, vulnerable. He mocked my horrified reactions. But I knew what my eyes and ears told me. I saw how poor women in chadaris were forced to sit at the back of the bus and had to keep yielding their place on line in the bazaar to any man. I saw how polygamous, arranged marriages and child brides led to chronic female suffering and to rivalry between co-wives and half-brothers; how the subordination and sequestration of women led to a profound estrangement between the sexes --- one that led to wife-beating, marital rape and to a rampant but hotly denied male prison-like homosexuality and pederasty; how frustrated, neglected and uneducated women tormented their daughter-in-laws and female servants; how women were not allowed to pray in mosques or visit male doctors (their husbands described the symptoms in their absence). Individual Afghans were enchantingly courteous --- but the Afghanistan I knew was a bastion of illiteracy, poverty, treachery and preventable diseases. It was also a police state, a feudal monarchy and a theocracy, rank with fear and paranoia. Afghanistan had never been colonised. My relatives said: Not even the British could occupy us. Thus I was forced to conclude that Afghan barbarism was of their own making and could not be attributed to Western imperialism. Long before the rise of the Taleban, I learnt not to romanticise Third World countries or to confuse their hideous tyrants with liberators. I also learnt that sexual and religious apartheid in Muslim countries is indigenous and not the result of Western crimes --- and that such colourful tribal customs are absolutely, not relatively, evil. Long before al-Qaeda beheaded Daniel Pearl in Pakistan and Nicholas Berg in Iraq, I understood that it was dangerous for a Westerner, especially a woman, to live in a Muslim country. In retrospect, I believe my so-called Western feminism was forged in that most beautiful and treacherous of Eastern countries. Nevertheless, Western intellectual-ideologues, including feminists, have demonised me as a reactionary and racist Islamophobe for arguing that Islam, not Israel, is the largest practitioner of both sexual and religious apartheid in the world and that if Westerners do not stand up to this apartheid, morally, economically and militarily, we will not only have the blood of innocents on our hands; we will also be overrun by Sharia in the West. I have been heckled, menaced, never-invited, or disinvited for such heretical ideas --- and for denouncing the epidemic of Muslim-on-Muslim violence for which tiny Israel is routinely, unbelievably scapegoated. However, my views have found favour with the bravest and most enlightened people alive. Leading secular Muslim and ex-Muslim dissidents --- from Egypt, Bangladesh, Iran,
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Memang Chae, pemahaman Islam yg sekarang memerlukan pencerahan total, reformasi total. Saya ingat awal2nya di milis saya habis dimaki2 karena saya bilang Islam perlu dicerahkan. Tapi makin lama, sudah berapa tahun ya?, makin terasa betapa mendesaknya kebutuhan pencerahan ini. Silahkan baca pengalaman tangan pertama di Afghanistan http://www.timesonline.co.uk/tol/comment/columnists/guest_contributors /article1480090.ece yang baru terbit pagi ini. Tentu saja laki2 muslim tidak merasa ada yg salah dg pemahaman Islam karena memang sistemnya mengutamakan kepentingan laki2 muslim dan menomorduakan kepentingan anggota masyarakat lain, perempuan dan minoritas. Jadi enggak heran ada resistansi yg luar biasa baik dari laki2 muslim apalagi ulamanya thd gerakan pencerahan. Laki2 muslim tidak merasakan tidak enaknya jadi perempuan di masyarakat Islam terbelakang spt Afghanistan, jadi karena tidak merasakan tertekan ya tentu tidak ada yg perlu dipusingkan. Toh bukan mereka yg ditekan, cuma perempuan dan kafir. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan sebagai istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21), perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan laki-laki (Qs.33:59) ...Masih mau lanjut..;)) In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote: Jano - ko = Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ? Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis F dan banyak membaca. Diskusi - membaca - diskusi - membaca. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak, yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka juga bertasbih kepada Allah SWT. Salam manis ---ooo0ooo--- Dan dana.pamilih@ wrote: Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban Islam oleh karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa Pencerahan, dsb dsb. Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan pemikiran2 filsuf mana yg dianut? Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi saya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi, dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik. Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate) terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum. Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan dengan
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Ya saya akan coba insya allah berkunjung ke sana. Kadang2 memang bosan juga berdebat mengenai sistem syariat padahal saya sendiri belum pernah mengunjungi negara syariat utk perbandingan empiris. Benarkah pria-wanita sejajar? Apa definisi sejajar di sini? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau ingin tahu demokrasi islam cobalah kunjungi spt Qatar negara kerajaan islam yg menjadi salah satu contoh negara2 islam maju ; rakyat, pendatang dan pemerintah menyatu.. islam dan non-muslim bersatu...saling menghargai.. sistem islami berjalan dengan baik dan warga non muslim pun terlindungi. pria - wanita sejajar. rakyat damai tdk ada huru-hara.. tdk ada demo.. ibadah aman.. konsumen terjaga kesehatannya dll.. coba saja datang ke qatar visit visa 1 minggu atau telpon teman2 anda buktikan dech... dan bandingkan dengan kerjaaan inggris dan amrik... --- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: oke, Pak Dana ... demokrasi di barat (Amerika, Inggris, dll) adalah satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di dunia Islam (negara2 Islam atau negara yang mayoritas penduduknya Islam). Apakah dapat diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang menjadi permasalahan. Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan demokrasi tidak sejalan. Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa demokrasi sesuai dengan Islam. Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim maupun non-muslim. Sekarang realitanya. Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi dalam pemerintahannya, mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu saja Islam). Namun banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal atau menghambat kemenangan partai-partai Islam tersebut. Beberapa contoh sudah dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di Aljazair, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini mengemuka. Partai2 bernuansa Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam NAZI-nya Hitler yang jika menang kemudian akan membantai dan menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai islam, termasuk juga dari kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan untuk mencegah agar partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk dengan cara pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character assasination), atau cara2 yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau pembunuhan tokoh2-nya. Kenapa partai islam dicurigai sektarian? Sementara di Jerman, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya, banyak partai bernuansa agama yang berdiri dan menjadi pemenang dalam pemilu (Kristen Demokrat, Kristen Sosialis, dsb). Jika pendirian partai2 bernuansa agama bisa diterapkan di negara2 Kristen atau yang mayoritas penduduknya beragama Kristen (atau dulunya beragama Kristen), kenapa tidak pada negara2 Islam atau negara2 yang penduduknya mayoritas Islam? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mekanisme demokrasi tidak otomatis membentuk demokrasi karena harus ada niat dan tindakan serta checks--balances yg bekerja baik. ok Tapi apakah Hitler bisa diperhentikan waktu itu? Tdk bisa. Apakah Suharto mudah diperhentikan waktu itu? Tidak juga. Saya kira kita banyak buang2 waktu kalau cuma mengecam kebijakan politik AS dan Inggris yg sebenarnya tidak ada sangkut paut langsung dg kepentingan kita sebagai bangsa Indonesia. Yg terpaut cuma sentimen agama. Sentimen agama bukan unsur terpenting dalam membela kepentingan bangsa. Apa kepentingan bangsa terpenting dalam hubungan kita dg AS dan Inggris: investasi dan pendidikan. Ini yg harus kita kejar dan manfaatkan sebesar2nya. Demokrasi AS memang penuh money politics. Di Inggris tidak spt itu. Di Jerman, Belanda, Perancis malah enggak sama sekali. Varian demokrasi mana yg paling cocok memang perlu didefinisikan oleh bangsa itu sendiri. Tolok ukur keberhasilan demokrasi cukup universal sehingga ketidaklengkapan dalam praktek selama tolok utamanya OK, biasanya OK. Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center. http://autos.yahoo.com/green_center/
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Di Indonesia, sudah ada propinsi berbasis syariah, yaitu Aceh. Silahkan jalankan dengan baik sehingga rakyat bisa melihat bahwa sistem itu lebih baik dari sistemnya NKRI. Kalau memang berjalan baik pasti kan banyak yg ingin menerapkannya. Jalankanlah dg sebaik2nya sambil promosikan dg keterbukaan bagi semua orang utk datang dan mengamati proses pelaksanaannya. Jangan ganggu kebebasan pers dan akademis. Pak HMNA sudah ingin juga menerapkan hal yg sama dan dg jalan konstitusional. Silahkan jalankan dg baik. Tapi mohon ingat bahwa sistem Anda itu harus transparan. Kalau tidak berarti ada yg ingin ditutupi lho. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, khaidarmak [EMAIL PROTECTED] wrote: Iya. Saya sering membaca argumen2 penuh prasangka spt itu. Kelompok orang2 paranoid ini takut kalau partai pemenang pemilu nantinya akan membunuh demokrasi. Karena itu, biar demokrasinya tidak mati mereka harus membunuh proses demokrasi terlebih dulu. Menyedihkan sekali. Salam, Khaidar http://leluconsinga.wordpress.com --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: Selanjutnya ... Pendapat Pak Dana lebih bernuansa prasangka ketimbang kebenaran. Karena nyatanya, pada partai2 Islam yang menjadi peserta bahkan pemenang pemilu di beberapa negara seperti Aljazair, Mesir, Turki, Palestina, kebanyakan dari mereka diserobot dengan cara yang tidak adil. Jadi bagaimana mau membuktikan diri bahwa partai Islam jadi rahmatan lil'alamin kalau senantiasa dicurangi seperti itu?
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu yang suci ?
Chae ( manusia ) berkata = Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki!! !!), perempuan sebagai istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21) , perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan laki-laki (Qs.33:59) ...Masih mau lanjut..;)) Jano - ko = Jano - ko bertanya, apakah chae bermaksud dan berniat mengritik Al Qur'an, apakah chae bermaksud mengritik Allah ? Apakah chae mau menyamakan dirinya dengan Tuhan ? Sore. ---ooo0ooo--- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan sebagai istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21), perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan laki-laki (Qs.33:59) ...Masih mau lanjut..;)) In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Jano - ko = Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ? Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis F dan banyak membaca. Diskusi - membaca - diskusi - membaca. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak, yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka juga bertasbih kepada Allah SWT. Salam manis ---ooo0ooo--- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban Islam oleh karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa Pencerahan, dsb dsb. Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan pemikiran2 filsuf mana yg dianut? Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi saya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi, dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik. Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate) terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum. Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu yang suci ?
Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya bagaimana? Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan dengan mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya. Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam sudah hebat. Iya dulu hebat, sekarang gimana? Koq jarang sekali yg kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam. Jarang saya dengar. Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak berpendidikan yg cukup? Atau memang sistemnya sudah sempurna? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Chae ( manusia ) berkata = Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki!! !!), perempuan sebagai istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21) , perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan laki-laki (Qs.33:59) ...Masih mau lanjut..;)) Jano - ko = Jano - ko bertanya, apakah chae bermaksud dan berniat mengritik Al Qur'an, apakah chae bermaksud mengritik Allah ? Apakah chae mau menyamakan dirinya dengan Tuhan ? Sore. ---ooo0ooo--- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan sebagai istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21), perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan laki-laki (Qs.33:59) ...Masih mau lanjut..;)) In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote: Jano - ko = Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ? Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis F dan banyak membaca. Diskusi - membaca - diskusi - membaca. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak, yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka juga bertasbih kepada Allah SWT. Salam manis ---ooo0ooo--- Dan dana.pamilih@ wrote: Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban Islam oleh karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa Pencerahan, dsb dsb. Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan pemikiran2 filsuf mana yg dianut? Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi saya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi, dan semestinya Pak Dana juga tidak
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu yang suci ?
Menurut Pak Janoko jika saya mengkritik pemahaman terhadap Qur'an, apakah saya dibisa dikatakan sebagai mengkritik Gusti Allah??? wah istigfar atuh Pak, masa Gusti Allah disamakan dengan Qur'an??? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Chae ( manusia ) berkata = Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki!! !!), perempuan sebagai istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21) , perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan laki-laki (Qs.33:59) ...Masih mau lanjut..;)) Jano - ko = Jano - ko bertanya, apakah chae bermaksud dan berniat mengritik Al Qur'an, apakah chae bermaksud mengritik Allah ? Apakah chae mau menyamakan dirinya dengan Tuhan ? Sore. ---ooo0ooo--- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan sebagai istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21), perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan laki-laki (Qs.33:59) ...Masih mau lanjut..;)) In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote: Jano - ko = Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ? Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis F dan banyak membaca. Diskusi - membaca - diskusi - membaca. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak, yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka juga bertasbih kepada Allah SWT. Salam manis ---ooo0ooo--- Dan dana.pamilih@ wrote: Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban Islam oleh karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa Pencerahan, dsb dsb. Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan pemikiran2 filsuf mana yg dianut? Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi saya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi, dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik. Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate) terhadap kemampuan negara2
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
kalau anda sdh mampir ke negara islam spt maroko . why not try to Qatar..? nanti ketemu jawabannya .. tanyakan dengan kedutaan RI di qatar bagaimana qatar..? org2 indonesia bgmn sistem di qatar..? apa lebih buruk dari indonesia.. atau lebih baik..? 1 minggu cukup --- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya saya akan coba insya allah berkunjung ke sana. Kadang2 memang bosan juga berdebat mengenai sistem syariat padahal saya sendiri belum pernah mengunjungi negara syariat utk perbandingan empiris. Benarkah pria-wanita sejajar? Apa definisi sejajar di sini? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau ingin tahu demokrasi islam cobalah kunjungi spt Qatar negara kerajaan islam yg menjadi salah satu contoh negara2 islam maju ; rakyat, pendatang dan pemerintah menyatu.. islam dan non-muslim bersatu...saling menghargai.. sistem islami berjalan dengan baik dan warga non muslim pun terlindungi. pria - wanita sejajar. rakyat damai tdk ada huru-hara.. tdk ada demo.. ibadah aman.. konsumen terjaga kesehatannya dll.. coba saja datang ke qatar visit visa 1 minggu atau telpon teman2 anda buktikan dech... dan bandingkan dengan kerjaaan inggris dan amrik... --- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: oke, Pak Dana ... demokrasi di barat (Amerika, Inggris, dll) adalah satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di dunia Islam (negara2 Islam atau negara yang mayoritas penduduknya Islam). Apakah dapat diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang menjadi permasalahan. Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan demokrasi tidak sejalan. Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa demokrasi sesuai dengan Islam. Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim maupun non-muslim. Sekarang realitanya. Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi dalam pemerintahannya, mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu saja Islam). Namun banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal atau menghambat kemenangan partai-partai Islam tersebut. Beberapa contoh sudah dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di Aljazair, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini mengemuka. Partai2 bernuansa Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam NAZI-nya Hitler yang jika menang kemudian akan membantai dan menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai islam, termasuk juga dari kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan untuk mencegah agar partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk dengan cara pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character assasination), atau cara2 yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau pembunuhan tokoh2-nya. Kenapa partai islam dicurigai sektarian? Sementara di Jerman, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya, banyak partai bernuansa agama yang berdiri dan menjadi pemenang dalam pemilu (Kristen Demokrat, Kristen Sosialis, dsb). Jika pendirian partai2 bernuansa agama bisa diterapkan di negara2 Kristen atau yang mayoritas penduduknya beragama Kristen (atau dulunya beragama Kristen), kenapa tidak pada negara2 Islam atau negara2 yang penduduknya mayoritas Islam? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mekanisme demokrasi tidak otomatis membentuk demokrasi karena harus ada niat dan tindakan serta checks--balances yg bekerja baik. ok Tapi apakah Hitler bisa diperhentikan waktu itu? Tdk bisa. Apakah Suharto mudah diperhentikan waktu itu? Tidak juga. Saya kira kita banyak buang2 waktu kalau cuma mengecam kebijakan politik AS dan Inggris yg sebenarnya tidak ada sangkut paut langsung dg kepentingan kita sebagai bangsa Indonesia. Yg terpaut cuma sentimen agama. Sentimen agama bukan unsur terpenting dalam membela kepentingan bangsa. Apa kepentingan bangsa terpenting dalam hubungan kita dg AS dan Inggris: investasi dan pendidikan. Ini yg harus kita kejar dan manfaatkan sebesar2nya. Demokrasi AS memang penuh money politics. Di Inggris tidak spt itu. Di Jerman, Belanda, Perancis malah enggak sama sekali. Varian demokrasi mana yg paling cocok memang perlu didefinisikan oleh bangsa itu sendiri. Tolok ukur keberhasilan demokrasi cukup universal sehingga ketidaklengkapan dalam praktek selama tolok utamanya OK, biasanya OK. Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center. http://autos.yahoo.com/green_center/ Finding
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu yang suci ?
Begitulah Pak Dana, kadang umat Islam sekarang ini lupa jika Qur'ansendiri diturunkan kepada bangsa yang mempunyai peradaban yang jauh tertinggal dari sekarang ini dengan demikian tentu saja aplikasi yang diterapkan tentu saja penuh dengan keterbatasan. Adanya perbedaan tingkat peradaban, tingkat tekhnologi, perbedaan sistem, kulture dan budaya tentu saja membuat apa yang dulu menjadi baik dan merupakan sebuah solusi berbalik menjadi hambatan dan masalah. 1400 tahun lebih seorang Muhammad saw, Rasul pilihan Allah telah membuat satu terobosan yang revolusioner dengan memberikan hak-hak perempuan dalam hal warisan (kepemilikan), Persaksian (hukum), Baiat (hak pilih/berpolitik), Jilbab (keberadaan diwilayah publik) dll. Hal2 tersebut telah mengangkat derajat dan kedudukan perempuan untuk setara dengan laki-laki. Lalu bagaimana dengan sekarang?? bagian warisan perempuan yang hanya 1/2 dari bagian laki-laki menjadi legimitasi bahwa kapasitas perempuan hanya bagian dari laki-laki alias perempuan hanya menjadi makhluk no.2 setelah laki-laki. persaksian perempuan 2:1 denga laki-laki pun sama-sama melegimitasi keberadaan perempuan yang hanya setengah dari laki-laki, apalagi masalah jilbab yang dulu merupakan sarana agar perempuan bisa tetap tampil diwilayah publik walaupun malam hari sekarang malah mengekang perempuan dalam tubuhnya sendiri.:( --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya bagaimana? Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan dengan mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya. Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam sudah hebat. Iya dulu hebat, sekarang gimana? Koq jarang sekali yg kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam. Jarang saya dengar. Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak berpendidikan yg cukup? Atau memang sistemnya sudah sempurna? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote: Chae ( manusia ) berkata = Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki!! !!), perempuan sebagai istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21) , perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan laki-laki (Qs.33:59) ...Masih mau lanjut..;)) Jano - ko = Jano - ko bertanya, apakah chae bermaksud dan berniat mengritik Al Qur'an, apakah chae bermaksud mengritik Allah ? Apakah chae mau menyamakan dirinya dengan Tuhan ? Sore. ---ooo0ooo--- Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan sebagai istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21), perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan laki-laki (Qs.33:59) ...Masih mau lanjut..;)) In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote: Jano - ko = Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ? Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis F dan banyak membaca. Diskusi - membaca - diskusi - membaca. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak, yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
ha ha ... Pak Dana ini pinter sekali ngeles padahal demo anti Bush dan anti perang Irak begitu banyak digelar di Amerika oleh jutaan warga Amerika, dan demonya jauh lebih bagus dan terorganisir ketimbang demo di Indonesia yang paling2 cuman dihadiri maksimal ribuan warga. Dari awalnya perang di Irak sudah tidak disetujui oleh warga Amerika, termasuk PBB. Tapi Bush tetep saja ngotot. Apakah ini demokratis? Akhir-akhir ini, popularitas Bush sudah semakin melorot, dan diperkirakan Amerika bakal menderita kekalahan dalam perang Irak paling tidak mengalami yang terjadi di Vietnam. Pemilu antara yang lalu membuktikan bahwa orang2 memilih partai demokrat untuk menunjukkan perlawanan terhadap partai republiknya Bush dan kebijakan perangnya. Sekarang Bush jadi lame duck tapi tetep aja gak bisa turun kan? Itu gara2 demokrasi juga. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/7/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari segi kepentingan rakyat Inggris, kesalahan Blair dalam kebijakan Irak itu adalah salah satu kesalahan saja, karena ada banyak segi keberhasilan Blair dalam pemerintahannya selama 10th masa kepemimpinannya. Jadi bagi rakyat Inggris satu salah besar, barangkali ada 20 keberhasilan besar. Jadi tidak cukup utk diturunkan, tetapi cukup utk tidak dipilih kembali. Soal Bush saya enggak ngerti karena sistem AS lain. Tapi yg pasti Bush dan Blair itu tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat Irak yg malang itu. Bush dan Blair bertanggung jawab kepada rakyat dan parlemen masing2. Suharto juga turun karena rakyat minta dia turun. Dia tidak turun karena rakyat Australia minta dia turun! Bagi rakyat Irak kesalahan ini fatal sekali. Tapi bagi rakyat Indonesia, apa ruginya kita? Apakah Irak itu sumber beras bagi kita? Apakah supply minyak kita terganggu? Apakah saudara kandung kita ada yg kena bom di Baghdad? Tidak ada kan? Kecuali ketersinggungan sentimen agama yg tidak rasional itu, bukan? Cuma memicu kemarahan agama tapi tidak ada kerugian material apapun bagi bangsa kita! Terus ada yg mau mengorbankan nyawa pergi ke Irak demi memuaskan nafsu amarah? Silahkanlah kalau mau, lumayan kan mengurangi statistik pengangguran? Coba lihatlah persoalan ini secara proporsional terutama dari kepentingan bangsa Indonesia bukan kepentingan rakyat Irak. Kita tidak ada kewajiban apa2 thd rakyat Irak, kewajiban kita yg utama adalah kepada bangsa sendiri dulu, baru bangsa lain, itupun kalau sempat. Kalau enggak sempat ya enggak apa2 kan?
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu
Tolong kalau ada yang mau bikin survey tentang siapakah dari wanita yang berbahagia dengan sistem Islam, maka saya akan mengajukan diri sebagai muslimah yang berbahagia happy...happy! Dan saya yakin daftarnya akan semakin panjang bererot bin bejibun ... don't be silly ... :-D Salam bahagia, Flora -- Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu Posted by: Dan [EMAIL PROTECTED] hifibuff007 Wed Mar 7, 2007 2:36 am (PST) Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya bagaimana? Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan dengan mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya. Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam sudah hebat. Iya dulu hebat, sekarang gimana? Koq jarang sekali yg kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam. Jarang saya dengar. Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak berpendidikan yg cukup? Atau memang sistemnya sudah sempurna? [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Kadar kesalahannya besar tapi kadar merugikan negaranya tidak terlalu besar. Dia di demo tapi tidak di impeach. BELUM ADA gerakan utk mengimpeach Bush di Senat maupun House of Representative di AS. Uji keberhasilan demokrasi itu yg terpenting di dalam negeri dulu baru di luar negeri, soalnya presiden dan PM itu digaji oleh pajak rakyat mereka sendiri. Seperti yg saya bilang kesalahan ini besar tetapi tidak cukup besar bagi kepentingan negara masing2 utk memecat presiden/PM-nya. Anda dan saya bukan rakyat AS atau Inggris tentu tidak ada hak utk memecat mereka. Kita bisa protes tetapi mekanisme demokrasi mereka tetap ada dan kalau belum diturunkan ya belum turun kan sudah dapat mandat sampai akhir jabatan. Kalau mereka tidak diminta turun oleh rakyat mereka ya tidak akan turun. Tapi mekanisme utk memecat presiden itu ADA. Dan pernah dijalankan spt waktu jaman Nixon. Nixon dipecat karena dia dianggap menghianati rakyat AS dg menipu melalui penyadapan telpon dsb selama berkampanye. Penghianatan ini tak termaafkan. Bukan karena perang Vietnam. Di Inggris tinggal menunggu vote of non confidence di parlemen, tetapi belum ada yg mengusulkan. Demokrasi tidak menjamin 100% tegaknya keadilan bagi setiap insan di dunia walaupun telah berhasil dg sukes mencegah ketidakadilan2 yg serius (major injustice) spt kediktatoran, pelanggaran HAM berat, dsb, dsb. Mungkin hanya dengan syariat Islam dapat dicapai 100% tegaknya keadilan bagi setiap insan di dunia tanpa memandang bulu sejak diturunkannya wahyu pertama sampai detik ini. Wah hebat sekali tentunya!:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: ha ha ... Pak Dana ini pinter sekali ngeles padahal demo anti Bush dan anti perang Irak begitu banyak digelar di Amerika oleh jutaan warga Amerika, dan demonya jauh lebih bagus dan terorganisir ketimbang demo di Indonesia yang paling2 cuman dihadiri maksimal ribuan warga. Dari awalnya perang di Irak sudah tidak disetujui oleh warga Amerika, termasuk PBB. Tapi Bush tetep saja ngotot. Apakah ini demokratis? Akhir-akhir ini, popularitas Bush sudah semakin melorot, dan diperkirakan Amerika bakal menderita kekalahan dalam perang Irak paling tidak mengalami yang terjadi di Vietnam. Pemilu antara yang lalu membuktikan bahwa orang2 memilih partai demokrat untuk menunjukkan perlawanan terhadap partai republiknya Bush dan kebijakan perangnya. Sekarang Bush jadi lame duck tapi tetep aja gak bisa turun kan? Itu gara2 demokrasi juga. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/7/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari segi kepentingan rakyat Inggris, kesalahan Blair dalam kebijakan Irak itu adalah salah satu kesalahan saja, karena ada banyak segi keberhasilan Blair dalam pemerintahannya selama 10th masa kepemimpinannya. Jadi bagi rakyat Inggris satu salah besar, barangkali ada 20 keberhasilan besar. Jadi tidak cukup utk diturunkan, tetapi cukup utk tidak dipilih kembali. Soal Bush saya enggak ngerti karena sistem AS lain. Tapi yg pasti Bush dan Blair itu tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat Irak yg malang itu. Bush dan Blair bertanggung jawab kepada rakyat dan parlemen masing2. Suharto juga turun karena rakyat minta dia turun. Dia tidak turun karena rakyat Australia minta dia turun! Bagi rakyat Irak kesalahan ini fatal sekali. Tapi bagi rakyat Indonesia, apa ruginya kita? Apakah Irak itu sumber beras bagi kita? Apakah supply minyak kita terganggu? Apakah saudara kandung kita ada yg kena bom di Baghdad? Tidak ada kan? Kecuali ketersinggungan sentimen agama yg tidak rasional itu, bukan? Cuma memicu kemarahan agama tapi tidak ada kerugian material apapun bagi bangsa kita! Terus ada yg mau mengorbankan nyawa pergi ke Irak demi memuaskan nafsu amarah? Silahkanlah kalau mau, lumayan kan mengurangi statistik pengangguran? Coba lihatlah persoalan ini secara proporsional terutama dari kepentingan bangsa Indonesia bukan kepentingan rakyat Irak. Kita tidak ada kewajiban apa2 thd rakyat Irak, kewajiban kita yg utama adalah kepada bangsa sendiri dulu, baru bangsa lain, itupun kalau sempat. Kalau enggak sempat ya enggak apa2 kan?
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Betul penduduk segitu kecil menghasilkan devisa $30 miliar! Ya gimana enggak makmur. Terus jugaa saya lihat di data lain, negara cuma membelanjakan separuhnya sehingga itu duit engga habis2. Ya memang beda dg situasi kita. Dulu dari minyaknya kita sempat dapat segitu juga cuma habis dipakai perang di Aceh dan di Timor. Maroko penduduknya 30 juta-an dan enggak punya minyak sebanyak itu. Qatar itu perkecualian. Juga mereka sempat jadi protektoratnya Inggris ya? Jadi ketertiban dan keamanannya model Inggris? Hukumnya juga berbasis Inggris? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, waluya56 [EMAIL PROTECTED] wrote: Ikut nimbrung Pak. Ini data tentang Qatar dari http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/middle_east/country_profiles/791921. stm. Perhatikan jumlah populasinya, hanya 628.000 orang!. Jangankan dengan Indonesia, dengan Bandung pun masih kalah jauh (Bandung berpenduduk 2 juta lebih). Jumlah penduduk Qatar, sama dengan jumlah penduduk satu kabupaten, atau bahkan satu kecamatan di Jawa. Mengatur satu kecamatan tentu saja lebih mudah dibanding mengatur sebuah negara yang jumlah penduduknya nomor 5 di Dunia. Penduduk Indonesia sekarang hampir 250 juta orang, 500 kalilipat dari penduduk Qatar. Full name: The State of Qatar Population: 628,000 (UN, 2005) Capital: Doha Area: 11,437 sq km (4,416 sq miles) Major language: Arabic Major religion: Islam Life expectancy: 71 years (men), 76 years (women) (UN) Monetary unit: 1 Riyal = 100 dirhams Main exports: Oil, gas GNI per capita: n/a Internet domain: .qa International dialling code: +974 Salam, WALUYA --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: kalau anda sdh mampir ke negara islam spt maroko . why not try to Qatar..? nanti ketemu jawabannya .. tanyakan dengan kedutaan RI di qatar bagaimana qatar..? org2 indonesia bgmn sistem di qatar..? apa lebih buruk dari indonesia.. atau lebih baik..? 1 minggu cukup --- Dan dana.pamilih@ wrote: Ya saya akan coba insya allah berkunjung ke sana. Kadang2 memang bosan juga berdebat mengenai sistem syariat padahal saya sendiri belum pernah mengunjungi negara syariat utk perbandingan empiris. Benarkah pria-wanita sejajar? Apa definisi sejajar di sini? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: kalau ingin tahu demokrasi islam cobalah kunjungi spt Qatar negara kerajaan islam yg menjadi salah satu contoh negara2 islam maju ; rakyat, pendatang dan pemerintah menyatu.. islam dan non-muslim bersatu...saling menghargai.. sistem islami berjalan dengan baik dan warga non muslim pun terlindungi. pria - wanita sejajar. rakyat damai tdk ada huru-hara.. tdk ada demo.. ibadah aman.. konsumen terjaga kesehatannya dll.. coba saja datang ke qatar visit visa 1 minggu atau telpon teman2 anda buktikan dech... dan bandingkan dengan kerjaaan inggris dan amrik... --- Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: oke, Pak Dana ... demokrasi di barat (Amerika, Inggris, dll) adalah satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di dunia Islam (negara2 Islam atau negara yang mayoritas penduduknya Islam). Apakah dapat diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang menjadi permasalahan. Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan demokrasi tidak sejalan. Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa demokrasi sesuai dengan Islam. Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim maupun non-muslim. Sekarang realitanya. Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi dalam pemerintahannya, mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu saja Islam). Namun banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal atau menghambat kemenangan partai-partai Islam tersebut. Beberapa contoh sudah dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di Aljazair, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini mengemuka. Partai2 bernuansa Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam NAZI-nya Hitler yang jika menang kemudian akan membantai dan menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai islam, termasuk juga dari kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan untuk mencegah agar partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk dengan cara pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character assasination), atau cara2 yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau pembunuhan tokoh2-nya. Kenapa partai islam dicurigai sektarian? Sementara di Jerman, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya, banyak partai bernuansa agama yang berdiri dan menjadi pemenang dalam pemilu (Kristen Demokrat, Kristen Sosialis,
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: Buat yg pengen baca, saya copy paste di bawah ini. Oh ya, buat rekan Khaidar, The famous Ibn waraq akan mengeluarkan tulisan mengkonter Edward said. Sebagai spesialis Edward Said, anda kudu liat liat lebih dahulu. huehehehehhe infornya ada di bagian bawah artikel ini. Sebenarnya yg mengkonter Edward Said udah banyak om. Salah satunya, Amir Taheri yg pengagum monarchy-nya shah iran itu. Btw, Ibn Warraq ini agak aneh juga. Ngakunya atheis, tapi deket ama gedung putih. Salam, Khaidar http://leluconsinga.wordpress.com
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
1. tanya pak, kenapa yg pake jilbab di qatar kok jarang. 2. kenapa orang arab dari negara lain banyak yg bebas minum minuman keras dan beli alkohol di sana [mostly hotel] 3. kenapa disana tidak ada mutawa dan FPI ? 4. malah kata temen saya yg jadi pilot di qatar air, pramugarinya dari berbagai bangsa (23 etnis dan bangsa), dan yg dipilih yg semlohei semua. tanya kenapa . Muhammad Aly wrote: kalau anda sdh mampir ke negara islam spt maroko . why not try to Qatar..? nanti ketemu jawabannya .. tanyakan dengan kedutaan RI di qatar bagaimana qatar..? org2 indonesia bgmn sistem di qatar..? apa lebih buruk dari indonesia.. atau lebih baik..? 1 minggu cukup [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu
Pak Dana, Kalau kita bicara sistem Islam ini kan tidak tunggal atau satu bentuk saja, sebetulnya apa sih yang disebut sistem Islam itu sendiri masih jadi wacana yang diperdebatkan. Bagi saya sendiri sistem Islam adalah sebuah sistem yang berlandaskan keadilan dan juga kesejahteraan(atau dalam bahasan Qur'an nya di sebut kemaslahatan) ini bisa dilihat dalam Qur'an sendiri sbb: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan. QS. 4:135 Pendapat saya bahwa landasan utama dari sistem Islam adalah keadilan dan kemaslahatan (kesejahteraan). Lalu mengapa dalam sejarah Islam sendiri ada bentuk-bentuk hukum yang JIKA DI APLIKASIKAN PADA MASYARAKAT SEKARANG INI TIDAK MEMENUHI SEMANGAT DARI LANDASANYA SENDIRI YAITU KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN?? Kita jangan lupa bahwa sistem Islam ini diberikan kepada masyarakat yang terus bergerak secara dinamis, mengalami perubahan dan memiliki dinamika kehidupan. Sehingga apa yang aplikasikan dari sistem Islam dalam bentuknya tidak bisa dipatenkan sebagai bentuk tunggal dari sistem Islam karena bentuk-bentuk hukum Islam hanya merupakan MEDIA/ALAT/SARANA SAJA DALAM MENERAPKAN LANDASAN DARI SISTEM ISLAM YAITU KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN. Contoh simplenya begini, Nabi memerintahkan para prajurit untuk memelihara jenggot sebagai tanda untuk membedakan pasukanya dengan pasukan musuh. Cara seperti ini cukup effektif dimasanya tapi apakah cara ini masih di effektif untuk diterapkan pada zaman sekarang. Dan lebih ngawur lagi ketika memelihara jenggot jadi suatu hal yang berkekuatan hukum (sunah) padahal sudah tidak ada lagi faedah/keutamaanya. Hal semacam ini kan banyak terjadi dalam bentuk2 hukum yang dulu diterapkan didalam masyarakat Islam, seperti pada hukum jilbab, hukum waris, persaksian, rumah tangga dll termasuk dalam urusan poligami juga. Saya sendiri berpikir bahwa dalam Qur'an terbagi 2 bagian utama, dimana landasan2 Islami lebih banyak turun dalam ayat2 makiyah yang lebih bersifat universal dan permanen sedangkan dalam ayat2 madaniah lebih kearah lokal dan temporal. Gitu dulu Pak Dana, nanti saya sambung lagi...;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Baiklah, Selamat sejahtera Anda berbahagia, Tapi boleh saya tanya sama mbak Chae, Mia, dan lainnya? Bagaimana dg perempuan2 korban poligami boleh kita survey juga? Bagaimana dg TKW di luar negeri? Bagaimana dg para pelacur yg harus melacur karena ditinggal suami tanpa perlindungan hukum yg cukup, dsb dsb... Baiklah memang pertanyaan ini apakah perempuan bahagia dalam sistem Islam merupakan pertanyaan yg maut dan telak. Barangkali belum pernah ada yg menanyakan. Yg ada adalah ungkapan2 frustrasi dari para perempuan di milis ini tetapi belum pernah langsung ditanya apakah perempuan bahagia dalam sistem Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas florapamungkas@ wrote: Tolong kalau ada yang mau bikin survey tentang siapakah dari wanita yang berbahagia dengan sistem Islam, maka saya akan mengajukan diri sebagai muslimah yang berbahagia happy...happy! Dan saya yakin daftarnya akan semakin panjang bererot bin bejibun ... don't be silly ... :-D Salam bahagia, Flora -- Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu Posted by: Dan dana.pamilih@ hifibuff007 Wed Mar 7, 2007 2:36 am (PST) Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya bagaimana? Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan dengan mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya. Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam sudah hebat. Iya dulu hebat, sekarang gimana? Koq jarang sekali yg kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam. Jarang saya dengar. Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak berpendidikan yg cukup? Atau memang sistemnya sudah sempurna? [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Mas Arkon itu senang gaya satir dan sejenisnya. Maka apa yang disampaikan jangan ditanggapi secara literal. Salam. chodjim - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 07, 2007 2:12 PM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair Mas Arcon iki piye sih ? Kalau yang di bawah itu bukan karena demokrasi di Indonesia, mas. Itu mah karena hukum di negara kita itu yang nggak jalan (gak main kalau kata orang jawa). Tapi saya ngerti kok. Mas Arcon lagi pura-pura jaka sembung aja he..he..he.. Kalau demokrasi sama Islam ya ngga bisa disatukan dong mas. Wong demokrasi itu artinya mengikuti apa kata rakyat banyak. Sedangkan Islam 'kan mengikuti kata Allah dan Rasul. Jadi beda kan ? -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ari Condrowahono Sent: Wednesday, March 07, 2007 3:04 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya : 1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan 2. tommy suharto masih bisa narik 20 juta euro dari BNP Paribas - bank perancis, dan ketika dikonsultasikan ke yusril ihza, dia malah meloloskan gitu aja. tahu kantor pengacara yg mengurus cairnya duit itu, kantor pengacara ihza dan ihza. dodol tenan :D Muhammad Aly wrote: P Dana : Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia jaman Orba...? Jaman orba masih lebih baik di indonesia dibanding di inggris apalagi amrik.. buktinya nih.. Soeharto mau mengundurkan diri setelah mhs/i menduduki kantor MPR/DPR.. Soeharto hebat juga berani mengundurkan diri cink... !! demokrasi yg luar biasa dan sgt positif dlm sejarah indonesia dimata international dan bangsa kita. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/hOt0.A/lOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM --~- === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu
Kalau saya sendiri Pak Dana lebih cenderung untuk mempertanyakan bagaimana suatu negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam bisa memiliki anggka yang cukup signifikan tentang kekerasan terhadap perempuan. Ini saya kutip dari koran Tempo interaktif dtd 7 March 2006 TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Komisi Nasional Perempuan, Kamala Chandra Kirana, mengatakan bahwa terjadi peningkatan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga yang terjadi sepanjang 2005. Meningkat sebesar 82 persen dari tahun 2004, katanya di kantornya, Jakarta, hari ini. Berdasarkan data Komnas Perempuan, selama 2005 terjadi 20.391 kasus kekerasan terhadap perempuan, yang ditangani oleh 215 lembaga di provinsi. Angka itu menunjukan peningkatan 45 persen, dibandingkan 2004 yaitu 14.020 kasus. Sebanyak 82 persen di antaranya adalah kekerasan dalam rumah tangga. Namun ironisnya, menurut Kamala, data itu hanya yang ada di Komnas Perempuan. Jumlah nyata kekerasan tak terdata, ia berpendapat jumlahnya lebih besar lagi. Karena kejadian ini adalah populasi yang tersembunyi. Masih banyak data lainya, hanya saja kembali kepertanyaan semula..mengapa kekerasan kepada perempuan terjadi di negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam padahal Islam ini didaulat sebagai agama yang melindungi perempuan dan merupakan perintis/pioner dalam hal membebaskan dan menikngkatkan derajat kaum perempuan lebih dari 1400 tahun yang lalu... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Baiklah, Selamat sejahtera Anda berbahagia, Tapi boleh saya tanya sama mbak Chae, Mia, dan lainnya? Bagaimana dg perempuan2 korban poligami boleh kita survey juga? Bagaimana dg TKW di luar negeri? Bagaimana dg para pelacur yg harus melacur karena ditinggal suami tanpa perlindungan hukum yg cukup, dsb dsb... Baiklah memang pertanyaan ini apakah perempuan bahagia dalam sistem Islam merupakan pertanyaan yg maut dan telak. Barangkali belum pernah ada yg menanyakan. Yg ada adalah ungkapan2 frustrasi dari para perempuan di milis ini tetapi belum pernah langsung ditanya apakah perempuan bahagia dalam sistem Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas florapamungkas@ wrote: Tolong kalau ada yang mau bikin survey tentang siapakah dari wanita yang berbahagia dengan sistem Islam, maka saya akan mengajukan diri sebagai muslimah yang berbahagia happy...happy! Dan saya yakin daftarnya akan semakin panjang bererot bin bejibun ... don't be silly ... :-D Salam bahagia, Flora -- Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu Posted by: Dan dana.pamilih@ hifibuff007 Wed Mar 7, 2007 2:36 am (PST) Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya bagaimana? Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan dengan mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya. Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam sudah hebat. Iya dulu hebat, sekarang gimana? Koq jarang sekali yg kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam. Jarang saya dengar. Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak berpendidikan yg cukup? Atau memang sistemnya sudah sempurna? [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
P Waluya.. sy py teman juga waluya suka humoris di bidang biologi dulu ... tinggal di jak-ut..? maaf kalau salah.. org asli qatar (kaum hitam putih) hanya max 1 juta tahun 2006. pendatangnya sekitar 5 juta. Jd total 6 juta... pendatang lebih banyak dan makan-tidur eenaaak ... dari org amrik yg paling ujung, south africa,.. org inggris, org jerman, perancis byk disini... jd tekhnisi atau tenaga ahli atau jd security spt org amrik enak banget makan gaji security dengan fasilitas GM indonesia..walau pangkat kopral amrik... Jd tekhnisi di oil/gas walau tekhnisi beda denga kerja di oil/gas pertamina. di qatar walau tekhnisi bisa kebeli mbl camry bekerja 1-2 tahun. yg mau melamar nanti sy kasih websitenya terpercaya.. --- waluya56 [EMAIL PROTECTED] wrote: Ikut nimbrung Pak. Ini data tentang Qatar dari http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/middle_east/country_profiles/791921. stm. Perhatikan jumlah populasinya, hanya 628.000 orang!. Jangankan dengan Indonesia, dengan Bandung pun masih kalah jauh (Bandung berpenduduk 2 juta lebih). Jumlah penduduk Qatar, sama dengan jumlah penduduk satu kabupaten, atau bahkan satu kecamatan di Jawa. Mengatur satu kecamatan tentu saja lebih mudah dibanding mengatur sebuah negara yang jumlah penduduknya nomor 5 di Dunia. Penduduk Indonesia sekarang hampir 250 juta orang, 500 kalilipat dari penduduk Qatar. Full name: The State of Qatar Population: 628,000 (UN, 2005) Capital: Doha Area: 11,437 sq km (4,416 sq miles) Major language: Arabic Major religion: Islam Life expectancy: 71 years (men), 76 years (women) (UN) Monetary unit: 1 Riyal = 100 dirhams Main exports: Oil, gas GNI per capita: n/a Internet domain: .qa International dialling code: +974 Salam, WALUYA --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau anda sdh mampir ke negara islam spt maroko . why not try to Qatar..? nanti ketemu jawabannya .. tanyakan dengan kedutaan RI di qatar bagaimana qatar..? org2 indonesia bgmn sistem di qatar..? apa lebih buruk dari indonesia.. atau lebih baik..? 1 minggu cukup --- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya saya akan coba insya allah berkunjung ke sana. Kadang2 memang bosan juga berdebat mengenai sistem syariat padahal saya sendiri belum pernah mengunjungi negara syariat utk perbandingan empiris. Benarkah pria-wanita sejajar? Apa definisi sejajar di sini? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: kalau ingin tahu demokrasi islam cobalah kunjungi spt Qatar negara kerajaan islam yg menjadi salah satu contoh negara2 islam maju ; rakyat, pendatang dan pemerintah menyatu.. islam dan non-muslim bersatu...saling menghargai.. sistem islami berjalan dengan baik dan warga non muslim pun terlindungi. pria - wanita sejajar. rakyat damai tdk ada huru-hara.. tdk ada demo.. ibadah aman.. konsumen terjaga kesehatannya dll.. coba saja datang ke qatar visit visa 1 minggu atau telpon teman2 anda buktikan dech... dan bandingkan dengan kerjaaan inggris dan amrik... --- Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: oke, Pak Dana ... demokrasi di barat (Amerika, Inggris, dll) adalah satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di dunia Islam (negara2 Islam atau negara yang mayoritas penduduknya Islam). Apakah dapat diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang menjadi permasalahan. Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan demokrasi tidak sejalan. Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa demokrasi sesuai dengan Islam. Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim maupun non-muslim. Sekarang realitanya. Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi dalam pemerintahannya, mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu saja Islam). Namun banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal atau menghambat kemenangan partai-partai Islam tersebut. Beberapa contoh sudah dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di Aljazair, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini mengemuka. Partai2 bernuansa Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam NAZI-nya Hitler yang jika menang kemudian akan membantai dan menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai islam, termasuk juga dari kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan untuk mencegah agar partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk dengan cara pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character assasination), atau cara2 yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau pembunuhan tokoh2-nya. Kenapa partai islam dicurigai sektarian? Sementara di Jerman, Belanda,
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Tuk P Dana ARi. itulah sgt di sayangkahn. satu kabupaten memiliki potensi oil/gas tp rakyat sekitar kabupaten tsb masih baanyaak yg miskin bahkan listrik pun masih ada yg belum dpt sampai sekarang.. Qatar pintar mengelolanya smp ada subsidi mahar gratis bwt bujangan yg mau kawin Rp75Jt dari kerajaan 2 minggu cair, kalau mau sekolah ke LN pemerintah sgt termakasih dibiayai penuh generasinya dan akan diberikan jabatan.. Sistem negara Qatar : SISTEM KERAJAAN ISLAM hanya di qatar bebas tp mengikuti sistem dan org2 asli pendatang baik muslim-non muslim harus taat.. bila tdk kena denda penjara 1- minggu lalu kena denda mahal.. contoh: Non muslim tdk boleh minuman keras kecuali di tempat yg ditunjuk (tempat2 sgt terbatas dan beberapa hotel saja) dan harus menunjukkan ID bahwa dia non muslim dan penghasilan minimal QR 2,500 atau sekitar Rp 6jt.. Memanggil sebutanspt ; cewek dtang donk.. bila polisi lewat bisa dikurung 3 hari... dstnya... jilbab bebas... umumnya yg muslim bila tdk pakai jilbab akan maulu sendiri.. karena akan dibilang dia pasti bukan muslim (kafir) no probelm for him... tp bila polisi tau dia wanita muslim akan menasihatinya.. itu saja yg saya tau... nanti sy berkelana Saudi-qatar lagi insya Alloh.. 6 april dengan keluarga.. sewa mobil.. ayo kunjungi qatar.. spy daerah anda di kabupaten anda tinggal atau jakarta bisa spt Qatar..org pribumi jd mimpi nyata.. kaya dan islami. kebebasan dan mengikuti sistem baik muslim non-muslim baik pria dan wanita..semua ada sistem dan tempatnya. slm ali. --- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul penduduk segitu kecil menghasilkan devisa $30 miliar! Ya gimana enggak makmur. Terus jugaa saya lihat di data lain, negara cuma membelanjakan separuhnya sehingga itu duit engga habis2. Ya memang beda dg situasi kita. Dulu dari minyaknya kita sempat dapat segitu juga cuma habis dipakai perang di Aceh dan di Timor. Maroko penduduknya 30 juta-an dan enggak punya minyak sebanyak itu. Qatar itu perkecualian. Juga mereka sempat jadi protektoratnya Inggris ya? Jadi ketertiban dan keamanannya model Inggris? Hukumnya juga berbasis Inggris? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, waluya56 [EMAIL PROTECTED] wrote: Ikut nimbrung Pak. Ini data tentang Qatar dari http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/middle_east/country_profiles/791921. stm. Perhatikan jumlah populasinya, hanya 628.000 orang!. Jangankan dengan Indonesia, dengan Bandung pun masih kalah jauh (Bandung berpenduduk 2 juta lebih). Jumlah penduduk Qatar, sama dengan jumlah penduduk satu kabupaten, atau bahkan satu kecamatan di Jawa. Mengatur satu kecamatan tentu saja lebih mudah dibanding mengatur sebuah negara yang jumlah penduduknya nomor 5 di Dunia. Penduduk Indonesia sekarang hampir 250 juta orang, 500 kalilipat dari penduduk Qatar. Full name: The State of Qatar Population: 628,000 (UN, 2005) Capital: Doha Area: 11,437 sq km (4,416 sq miles) Major language: Arabic Major religion: Islam Life expectancy: 71 years (men), 76 years (women) (UN) Monetary unit: 1 Riyal = 100 dirhams Main exports: Oil, gas GNI per capita: n/a Internet domain: .qa International dialling code: +974 Salam, WALUYA --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: kalau anda sdh mampir ke negara islam spt maroko . why not try to Qatar..? nanti ketemu jawabannya .. tanyakan dengan kedutaan RI di qatar bagaimana qatar..? org2 indonesia bgmn sistem di qatar..? apa lebih buruk dari indonesia.. atau lebih baik..? 1 minggu cukup --- Dan dana.pamilih@ wrote: Ya saya akan coba insya allah berkunjung ke sana. Kadang2 memang bosan juga berdebat mengenai sistem syariat padahal saya sendiri belum pernah mengunjungi negara syariat utk perbandingan empiris. Benarkah pria-wanita sejajar? Apa definisi sejajar di sini? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: kalau ingin tahu demokrasi islam cobalah kunjungi spt Qatar negara kerajaan islam yg menjadi salah satu contoh negara2 islam maju ; rakyat, pendatang dan pemerintah menyatu.. islam dan non-muslim bersatu...saling menghargai.. sistem islami berjalan dengan baik dan warga non muslim pun terlindungi. pria - wanita sejajar. rakyat damai tdk ada huru-hara.. tdk ada demo.. ibadah aman.. konsumen terjaga kesehatannya dll.. coba saja datang ke qatar visit visa 1 minggu atau telpon teman2 anda buktikan dech... dan bandingkan dengan kerjaaan inggris dan amrik... --- Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: oke, Pak Dana ... demokrasi di barat (Amerika, Inggris, dll) adalah satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di dunia Islam (negara2 Islam atau negara yang
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi. Saya sendiri enggak tahu persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan terimakasih sudah diberikan di sini. Saya hanya melihat hasil akhirnya saja bahwa Aljazair tidak aman karena militansi dari kelompok Islam radikal. Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah mekanisme demokrasi tetapi bukan demokrasi itu sendiri. Seperti Hitler dan partai Nazi-nya dipilih secara demokratis tetapi setelah itu mereka menjadi totalitarianisme dan melanggar segala macam HAM. Demokrasi memerlukan lebih dari pemilu. Topik ini pernah saya bahas dg pak HMNA. Memang sering demokrasi disalahtafsirkan hanya sbg voting dimana 50%+1 adalah si pemenang. Demokrasi memerlukan juga kelembagaan moderen yg berjalan baik. Tanpa itu semua belum demokrasi namanya. Dan akan menjurus ke sana. Contoh aja jaman Orba, diktator yg di angkat oleh pemilu yg 'demokratis'. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Dana, awal mulanya krisis di Aljazair kan pada pemilu tahun 1991 di mana partai islam FIS menang, terus dibatalkan sama pihak militer. FIS dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang, aktivisnya dikejar2. Wajar kalau mereka mengadakan perlawanan dan angkat senjata terhadap pihak militer. Aneh ya. Padahal pemilunya sendiri demokratis. Giliran partai Islam yang menang terus dibatalkan begitu saja sama pihak militer. Negara barat yang suka gembar-gembor soal demokrasi seperti Amerika, juga diam dan tutup mata, tidak mengecam aksi yang dilakukan pihak militer tersebut. Kalau misalnya militer tidak membatalkan hasil pemilu tersebut, partai Islam menang dan memimpin tentu saja tidak terjadi perang saudara. Pak Dana harus banyak2 belajar sejarah untuk dapat mengenal mana sebab mana akibat. Jadi tidak menggeneralisir bahwa golongan islam cenderung untuk radikal. Dalam kasus FIS ini, mereka telah ambil jalan yang konstitusional, tapi di-bypass oleh pihak militer. Coba, bagaimana ini Pak, ditinjau dari sisi demokrasi? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/5/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu negara2 kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri. Saya sendiri memang belum check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 kecil dalam negara itu tapi dari larangan dari Deplunya Inggris utk berkunjung ke sana berarti memang benar2 bahaya. Jalur kereta api ke Maroko sudah lama ditutup, dan menurut BBC sering diserbu dan penumpangnya pada dibantai. BBC kalau udah ngomong enggak sembarangan. Bohongnya Blair mengenai WMD-nya Irak aja mereka yg bongkar. Dalam dunia moderen ada namanya integritas. Apapun insiden yg terjadi, situasi itu menunjukkan tidak adanya tertib hukum alias ada anasir2 anarkis dan tidak berjalannya (mandeg, dysfunctional) mekanisme demokrasi. Lihat saja kelompok pak HMNA (DI/TII) aja udah pakai jalur konstitusional sekarang, enggak angkat senjata spt dulu. Mudah2an yg di Aljazair akan sadar ada jalur lain selain jalur anarki.
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
oke pak, demokrasi memang tidak hanya sekedar pemilu atau voting 50% + 1. tapi itu juga kan yang digembar-gemborkan oleh barat selama ini? pemilu presiden di Amerika Serikat saja sebelumnya (tahun 2000) akhirnya hasilnya ditentukan oleh Makhamah Agung, gara2 suara yang seimbang antara George W Bush dan Al Gore. Pada Pemilu 2004 diduga ada kecurangan dengan pengabaian suara2 golongan minoritas seperti suku asli Amerika, Afro-Amerika, Hispanik dll. Lihat ... negara yang demokrasinya maju saja bermain2 dengan pemilunya dan tidak benar-benar fair melaksanakan pemilu. Wajar kalau banyak rakyat Amerika saat ini yang merasa kecolongan dalam memilih presiden. Ternyata presiden yang dipilih bukanlah sebenar-benar atau sejujur-jujur presiden dalam pemilihan yang jujur dan adil. Lalu apa? Demokrasi mensyaratkan keterwakilan dari semua golongan, termasuk golongan minoritas. Demokrasi juga mensyaratkan pemilu yang jujur dan adil, yang kalau Pak Dana baca, pasti banyak pula kontroversinya di Amerika Serikat (soal pemilu yang sebenarnya lebih didukung oleh calon yang punya duit ketimbang kandidat yang benar2 berprestasi dan mempunyai kinerja yang bagus. tanpa duit dan dukungan dari kapitalis termasuk perusahaan minyak, industri senjata, dan lobby-lobby yahudi, seorang calon presiden AS tidak bisa meraup suara banyak). AS sendiri banyak berkoar-koar soal pelaksanaan demokrasi di Timur Tengah. Makanya dia menyerbu Irak karena menganggap pemimpinnya diktator dan tidak demokratis. Well, okelah. Tapi saat partai Hamas menang dalam pemilu di Palestina apa yang dilakukan AS? Berusaha memboikot hasil pemilu dan tidak mendukung pemerintahan partai Hamas dengan menghentikan bantuan yang selama ini mengalir pada pemerintah Palestina. Lelucon macam apa yang dimainkan Amerika, Pak Dana? Ini adalah bukti kebijakan standard ganda yang dilakukan oleh pemerintah demokratis AS. Tatkala pemerintah demokratis yang tidak sesuai kehendaknya yang menang dan berkuasa, maka ia tidak mendukungnya. Tapi pemerintahan yang diktator seperti di Arab Saudi atau Pakistan bisa didukung oleh AS karena ia sesuai dengan kehendaknya. Soal Hitler, itu hal yang lain. Bagaimanapun ia lahir dari pemilu yang demokratis dan didukung rakyatnya. Kalau Pak Dana percaya pada demokrasi, termasuk mekanisme pemilu di dalamnya, tentu percaya bahwa Hitler adalah pemimpin yang didukung oleh rakyatnya. Ambisinya untuk menjadikan negara Jerman negara yang maju bukanlah ambisinya pribadi, melainkan keinginan sebagian besar rakyat jerman saat itu. Sekarang bandingkan Hitler dengan GW Bush. Keduanya sama2 lahir dari pemilu yang demokratis. Dan keduanya sama2 berambisi menjadikan negaranya sebagai negara yang maju dan terkemuka. Keduanya sama2 didukung oleh rakyatnya. Penentangnya tentu saja bukan orang yang patriotis dari sisi negara. Oke, keduanya juga melakukan penyerangan kepada negara lain, pembunuhan dan pembasmian secara massal. Bedanya cuman, saat ini Hitler kalah perang dan sudah mati bunuh diri, sementara GW Bush belum. Mungkin suatu saat kelak, sejarah juga akan mencatat bahwa GW Bush adalah seorang penjahat perang yang menyerang negara Irak Afganishtan tanpa alasan. ... dan keduanya lahir dari sistem pemerintahan yang demokratis. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi. Saya sendiri enggak tahu persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan terimakasih sudah diberikan di sini. Saya hanya melihat hasil akhirnya saja bahwa Aljazair tidak aman karena militansi dari kelompok Islam radikal. Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah mekanisme demokrasi tetapi bukan demokrasi itu sendiri. Seperti Hitler dan partai Nazi-nya dipilih secara demokratis tetapi setelah itu mereka menjadi totalitarianisme dan melanggar segala macam HAM. Demokrasi memerlukan lebih dari pemilu. Topik ini pernah saya bahas dg pak HMNA. Memang sering demokrasi disalahtafsirkan hanya sbg voting dimana 50%+1 adalah si pemenang. Demokrasi memerlukan juga kelembagaan moderen yg berjalan baik. Tanpa itu semua belum demokrasi namanya. Dan akan menjurus ke sana. Contoh aja jaman Orba, diktator yg di angkat oleh pemilu yg 'demokratis'.
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Mekanisme demokrasi tidak otomatis membentuk demokrasi karena harus ada niat dan tindakan serta checks--balances yg bekerja baik. Demokrasi tidak sempurna tetapi ada satu hal penting yg merupakan uji utama dari demokrasi ialah bukan pemilu pada awalnya saja tetapi apakah pada saat kemudian rakyat memiliki kewenangan utk dapat memecat atau tidak memilih kembali pemimpin mereka yg sudah tidak disukai lagi? Di AS dan Inggris bisa. Bush dan Blair sudah tamat riwayat politiknya. Tapi apakah Hitler bisa diperhentikan waktu itu? Tdk bisa. Apakah Suharto mudah diperhentikan waktu itu? Tidak juga. Saya kira kita banyak buang2 waktu kalau cuma mengecam kebijakan politik AS dan Inggris yg sebenarnya tidak ada sangkut paut langsung dg kepentingan kita sebagai bangsa Indonesia. Yg terpaut cuma sentimen agama. Sentimen agama bukan unsur terpenting dalam membela kepentingan bangsa. Apa kepentingan bangsa terpenting dalam hubungan kita dg AS dan Inggris: investasi dan pendidikan. Ini yg harus kita kejar dan manfaatkan sebesar2nya. Demokrasi AS memang penuh money politics. Di Inggris tidak spt itu. Di Jerman, Belanda, Perancis malah enggak sama sekali. Varian demokrasi mana yg paling cocok memang perlu didefinisikan oleh bangsa itu sendiri. Tolok ukur keberhasilan demokrasi cukup universal sehingga ketidaklengkapan dalam praktek selama tolok utamanya OK, biasanya OK. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: oke pak, demokrasi memang tidak hanya sekedar pemilu atau voting 50% + 1. tapi itu juga kan yang digembar-gemborkan oleh barat selama ini? pemilu presiden di Amerika Serikat saja sebelumnya (tahun 2000) akhirnya hasilnya ditentukan oleh Makhamah Agung, gara2 suara yang seimbang antara George W Bush dan Al Gore. Pada Pemilu 2004 diduga ada kecurangan dengan pengabaian suara2 golongan minoritas seperti suku asli Amerika, Afro-Amerika, Hispanik dll. Lihat ... negara yang demokrasinya maju saja bermain2 dengan pemilunya dan tidak benar-benar fair melaksanakan pemilu. Wajar kalau banyak rakyat Amerika saat ini yang merasa kecolongan dalam memilih presiden. Ternyata presiden yang dipilih bukanlah sebenar-benar atau sejujur-jujur presiden dalam pemilihan yang jujur dan adil. Lalu apa? Demokrasi mensyaratkan keterwakilan dari semua golongan, termasuk golongan minoritas. Demokrasi juga mensyaratkan pemilu yang jujur dan adil, yang kalau Pak Dana baca, pasti banyak pula kontroversinya di Amerika Serikat (soal pemilu yang sebenarnya lebih didukung oleh calon yang punya duit ketimbang kandidat yang benar2 berprestasi dan mempunyai kinerja yang bagus. tanpa duit dan dukungan dari kapitalis termasuk perusahaan minyak, industri senjata, dan lobby-lobby yahudi, seorang calon presiden AS tidak bisa meraup suara banyak). AS sendiri banyak berkoar-koar soal pelaksanaan demokrasi di Timur Tengah. Makanya dia menyerbu Irak karena menganggap pemimpinnya diktator dan tidak demokratis. Well, okelah. Tapi saat partai Hamas menang dalam pemilu di Palestina apa yang dilakukan AS? Berusaha memboikot hasil pemilu dan tidak mendukung pemerintahan partai Hamas dengan menghentikan bantuan yang selama ini mengalir pada pemerintah Palestina. Lelucon macam apa yang dimainkan Amerika, Pak Dana? Ini adalah bukti kebijakan standard ganda yang dilakukan oleh pemerintah demokratis AS. Tatkala pemerintah demokratis yang tidak sesuai kehendaknya yang menang dan berkuasa, maka ia tidak mendukungnya. Tapi pemerintahan yang diktator seperti di Arab Saudi atau Pakistan bisa didukung oleh AS karena ia sesuai dengan kehendaknya. Soal Hitler, itu hal yang lain. Bagaimanapun ia lahir dari pemilu yang demokratis dan didukung rakyatnya. Kalau Pak Dana percaya pada demokrasi, termasuk mekanisme pemilu di dalamnya, tentu percaya bahwa Hitler adalah pemimpin yang didukung oleh rakyatnya. Ambisinya untuk menjadikan negara Jerman negara yang maju bukanlah ambisinya pribadi, melainkan keinginan sebagian besar rakyat jerman saat itu. Sekarang bandingkan Hitler dengan GW Bush. Keduanya sama2 lahir dari pemilu yang demokratis. Dan keduanya sama2 berambisi menjadikan negaranya sebagai negara yang maju dan terkemuka. Keduanya sama2 didukung oleh rakyatnya. Penentangnya tentu saja bukan orang yang patriotis dari sisi negara. Oke, keduanya juga melakukan penyerangan kepada negara lain, pembunuhan dan pembasmian secara massal. Bedanya cuman, saat ini Hitler kalah perang dan sudah mati bunuh diri, sementara GW Bush belum. Mungkin suatu saat kelak, sejarah juga akan mencatat bahwa GW Bush adalah seorang penjahat perang yang menyerang negara Irak Afganishtan tanpa alasan. ... dan keduanya lahir dari sistem pemerintahan yang demokratis. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi. Saya sendiri enggak tahu persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Amrik gaya demokrat preman dunia... hampir sama dengan demokrasi ala orba soeharto. hanya soeharto kelas nasional. Org2 amrik sendiri yg humanist sdh alergi ngelihat si bushet.eh si bush! apalagi org2 eropa alergi baaangeet kecuali inggris dan sekutunya spt australia. thn 2008 sebentar lagi.. nanti juga masyarakat amrik melihat yg sesungguhnya siapa yg betul2 demokrasi sesuai nurani manusia... biarlah masa yg menunggu menghajar si Raja preman intl ini.. . --- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: oke pak, demokrasi memang tidak hanya sekedar pemilu atau voting 50% + 1. tapi itu juga kan yang digembar-gemborkan oleh barat selama ini? pemilu presiden di Amerika Serikat saja sebelumnya (tahun 2000) akhirnya hasilnya ditentukan oleh Makhamah Agung, gara2 suara yang seimbang antara George W Bush dan Al Gore. Pada Pemilu 2004 diduga ada kecurangan dengan pengabaian suara2 golongan minoritas seperti suku asli Amerika, Afro-Amerika, Hispanik dll. Lihat ... negara yang demokrasinya maju saja bermain2 dengan pemilunya dan tidak benar-benar fair melaksanakan pemilu. Wajar kalau banyak rakyat Amerika saat ini yang merasa kecolongan dalam memilih presiden. Ternyata presiden yang dipilih bukanlah sebenar-benar atau sejujur-jujur presiden dalam pemilihan yang jujur dan adil. Lalu apa? Demokrasi mensyaratkan keterwakilan dari semua golongan, termasuk golongan minoritas. Demokrasi juga mensyaratkan pemilu yang jujur dan adil, yang kalau Pak Dana baca, pasti banyak pula kontroversinya di Amerika Serikat (soal pemilu yang sebenarnya lebih didukung oleh calon yang punya duit ketimbang kandidat yang benar2 berprestasi dan mempunyai kinerja yang bagus. tanpa duit dan dukungan dari kapitalis termasuk perusahaan minyak, industri senjata, dan lobby-lobby yahudi, seorang calon presiden AS tidak bisa meraup suara banyak). AS sendiri banyak berkoar-koar soal pelaksanaan demokrasi di Timur Tengah. Makanya dia menyerbu Irak karena menganggap pemimpinnya diktator dan tidak demokratis. Well, okelah. Tapi saat partai Hamas menang dalam pemilu di Palestina apa yang dilakukan AS? Berusaha memboikot hasil pemilu dan tidak mendukung pemerintahan partai Hamas dengan menghentikan bantuan yang selama ini mengalir pada pemerintah Palestina. Lelucon macam apa yang dimainkan Amerika, Pak Dana? Ini adalah bukti kebijakan standard ganda yang dilakukan oleh pemerintah demokratis AS. Tatkala pemerintah demokratis yang tidak sesuai kehendaknya yang menang dan berkuasa, maka ia tidak mendukungnya. Tapi pemerintahan yang diktator seperti di Arab Saudi atau Pakistan bisa didukung oleh AS karena ia sesuai dengan kehendaknya. Soal Hitler, itu hal yang lain. Bagaimanapun ia lahir dari pemilu yang demokratis dan didukung rakyatnya. Kalau Pak Dana percaya pada demokrasi, termasuk mekanisme pemilu di dalamnya, tentu percaya bahwa Hitler adalah pemimpin yang didukung oleh rakyatnya. Ambisinya untuk menjadikan negara Jerman negara yang maju bukanlah ambisinya pribadi, melainkan keinginan sebagian besar rakyat jerman saat itu. Sekarang bandingkan Hitler dengan GW Bush. Keduanya sama2 lahir dari pemilu yang demokratis. Dan keduanya sama2 berambisi menjadikan negaranya sebagai negara yang maju dan terkemuka. Keduanya sama2 didukung oleh rakyatnya. Penentangnya tentu saja bukan orang yang patriotis dari sisi negara. Oke, keduanya juga melakukan penyerangan kepada negara lain, pembunuhan dan pembasmian secara massal. Bedanya cuman, saat ini Hitler kalah perang dan sudah mati bunuh diri, sementara GW Bush belum. Mungkin suatu saat kelak, sejarah juga akan mencatat bahwa GW Bush adalah seorang penjahat perang yang menyerang negara Irak Afganishtan tanpa alasan. ... dan keduanya lahir dari sistem pemerintahan yang demokratis. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi. Saya sendiri enggak tahu persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan terimakasih sudah diberikan di sini. Saya hanya melihat hasil akhirnya saja bahwa Aljazair tidak aman karena militansi dari kelompok Islam radikal. Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah mekanisme demokrasi tetapi bukan demokrasi itu sendiri. Seperti Hitler dan partai Nazi-nya dipilih secara demokratis tetapi setelah itu mereka menjadi totalitarianisme dan melanggar segala macam HAM. Demokrasi memerlukan lebih dari pemilu. Topik ini pernah saya bahas dg pak HMNA. Memang sering demokrasi disalahtafsirkan hanya sbg voting dimana 50%+1 adalah si pemenang. Demokrasi memerlukan juga kelembagaan moderen yg berjalan baik. Tanpa itu semua belum demokrasi namanya. Dan akan menjurus ke sana. Contoh aja jaman Orba, diktator yg di angkat oleh pemilu yg 'demokratis'. TV
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
oke, Pak Dana ... demokrasi di barat (Amerika, Inggris, dll) adalah satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di dunia Islam (negara2 Islam atau negara yang mayoritas penduduknya Islam). Apakah dapat diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang menjadi permasalahan. Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan demokrasi tidak sejalan. Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa demokrasi sesuai dengan Islam. Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim maupun non-muslim. Sekarang realitanya. Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi dalam pemerintahannya, mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu saja Islam). Namun banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal atau menghambat kemenangan partai-partai Islam tersebut. Beberapa contoh sudah dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di Aljazair, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini mengemuka. Partai2 bernuansa Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam NAZI-nya Hitler yang jika menang kemudian akan membantai dan menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai islam, termasuk juga dari kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan untuk mencegah agar partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk dengan cara pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character assasination), atau cara2 yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau pembunuhan tokoh2-nya. Kenapa partai islam dicurigai sektarian? Sementara di Jerman, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya, banyak partai bernuansa agama yang berdiri dan menjadi pemenang dalam pemilu (Kristen Demokrat, Kristen Sosialis, dsb). Jika pendirian partai2 bernuansa agama bisa diterapkan di negara2 Kristen atau yang mayoritas penduduknya beragama Kristen (atau dulunya beragama Kristen), kenapa tidak pada negara2 Islam atau negara2 yang penduduknya mayoritas Islam? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mekanisme demokrasi tidak otomatis membentuk demokrasi karena harus ada niat dan tindakan serta checks--balances yg bekerja baik. ok Tapi apakah Hitler bisa diperhentikan waktu itu? Tdk bisa. Apakah Suharto mudah diperhentikan waktu itu? Tidak juga. Saya kira kita banyak buang2 waktu kalau cuma mengecam kebijakan politik AS dan Inggris yg sebenarnya tidak ada sangkut paut langsung dg kepentingan kita sebagai bangsa Indonesia. Yg terpaut cuma sentimen agama. Sentimen agama bukan unsur terpenting dalam membela kepentingan bangsa. Apa kepentingan bangsa terpenting dalam hubungan kita dg AS dan Inggris: investasi dan pendidikan. Ini yg harus kita kejar dan manfaatkan sebesar2nya. Demokrasi AS memang penuh money politics. Di Inggris tidak spt itu. Di Jerman, Belanda, Perancis malah enggak sama sekali. Varian demokrasi mana yg paling cocok memang perlu didefinisikan oleh bangsa itu sendiri. Tolok ukur keberhasilan demokrasi cukup universal sehingga ketidaklengkapan dalam praktek selama tolok utamanya OK, biasanya OK.
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Persoalan utama apakah demokrasi Islam itu benar2 demokrasi. Apakah penguasa benar2 bertanggung jawab pada rakyat bukan kepada Tuhan saja? Apakah ada transparansi yg memuaskan dalam hal menjalankan negara? Apakah rakyat benar2 bisa menurunkan penguasa yg tidak lagi disukainya? Praktek dan pengalaman negara2 syariat atau bermayoritas Islam itu ternyata tidak menjawab pertanyaan2 di atas secara memuaskan. Konsep pemerintahan Islam itu umumnya teokratis. Saya pernah debat sama pak HMNA dan dia bilang Iran bukan teokrasi. Terus saya tanya memang presidennya bisa gonta ganti tapi Supreme Leader (Ayatullah) nya bisa diganti enggak? Bukannya seumur hidup dan hanya bertanggung jawab kepada Tuhan bukan kepada rakyat? Ini teokrasi namanya. Indonesia lebih demokratis karena memang kita sekarang ini negara demokrasi beneran bukan cuma namanya doang. Di Eropah banyak partai dg nama Kristen tetapi mereka tidak mendukung seorang pemuka agama utk duduk di pemerintahan dan yg tidak bisa diganti karena hanya bertanggung jawab kpd Tuhan. Mereka tidak teokratis. Bernuansa agama tetapi tetap demokratis. Ini sih OK OK saja. Di Indonesia juga banyak partai bernuansa agama yg demikian. Malahan Pancasila itu sila pertamanya apa? Mengapa teokrasi itu tidak disukai? Karena memang enak kalau cuma bertanggung jawab kpd Tuhan. Memilih sendiri karena merasa paling mengerti Tuhan (Mana ada Tuhan terdaftar sbg pencoblos dlm pemilu) dan tidak pernah dihukum kalau salah karena nanti Tuhan akan menghukum di neraka (mana ada setiap tahun pidato menghadap Tuhan dan ditayangkan di televisi dan kemudian Tuhan menerima atau menolak tanggungjawabnya). Terus selama mewakili Tuhan di dunia kekuasaannya absolut lagi. Saya juga mau dong ... Enak banget soalnya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: oke, Pak Dana ... demokrasit di barat (Amerika, Inggris, dll) adalah satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di dunia Islam (negara2 Islam atau negara yang mayoritas penduduknya Islam). Apakah dapat diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang menjadi permasalahan. Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan demokrasi tidak sejalan. Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa demokrasi sesuai dengan Islam. Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim maupun non-muslim. Sekarang realitanya. Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi dalam pemerintahannya, mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu saja Islam). Namun banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal atau menghambat kemenangan partai-partai Islam tersebut. Beberapa contoh sudah dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di Aljazair, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini mengemuka. Partai2 bernuansa Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam NAZI-nya Hitler yang jika menang kemudian akan membantai dan menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai islam, termasuk juga dari kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan untuk mencegah agar partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk dengan cara pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character assasination), atau cara2 yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau pembunuhan tokoh2-nya. Kenapa partai islam dicurigai sektarian? Sementara di Jerman, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya, banyak partai bernuansa agama yang berdiri dan menjadi pemenang dalam pemilu (Kristen Demokrat, Kristen Sosialis, dsb). Jika pendirian partai2 bernuansa agama bisa diterapkan di negara2 Kristen atau yang mayoritas penduduknya beragama Kristen (atau dulunya beragama Kristen), kenapa tidak pada negara2 Islam atau negara2 yang penduduknya mayoritas Islam? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mekanisme demokrasi tidak otomatis membentuk demokrasi karena harus ada niat dan tindakan serta checks--balances yg bekerja baik. ok Tapi apakah Hitler bisa diperhentikan waktu itu? Tdk bisa. Apakah Suharto mudah diperhentikan waktu itu? Tidak juga. Saya kira kita banyak buang2 waktu kalau cuma mengecam kebijakan politik AS dan Inggris yg sebenarnya tidak ada sangkut paut langsung dg kepentingan kita sebagai bangsa Indonesia. Yg terpaut cuma sentimen agama. Sentimen agama bukan unsur terpenting dalam membela kepentingan bangsa. Apa kepentingan bangsa terpenting dalam hubungan kita dg AS dan Inggris: investasi dan pendidikan. Ini yg harus kita kejar dan manfaatkan sebesar2nya. Demokrasi AS memang penuh money politics. Di Inggris tidak spt itu. Di Jerman, Belanda, Perancis malah enggak sama sekali. Varian demokrasi mana yg paling cocok memang perlu didefinisikan oleh bangsa itu sendiri. Tolok ukur keberhasilan demokrasi cukup universal sehingga ketidaklengkapan dalam praktek selama tolok utamanya OK, biasanya OK.
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Kelakuan Bush Blair ini memang merusak tatanan dunia. Dan mereka akan turun dg reputasi buruk. Tapi ada keunggulan demokratis di sini, rakyat bisa tidak memilih mereka lagi. Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia jaman Orba, di Saudi Arabia sekarang. Di AS dan Inggris mayoritas sudah merasa bahwa kebijakan Irak ini salah. Parlemen Inggris sudah memutuskan utk menarik tentaranya dari Irak. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: Amrik gaya demokrat preman dunia... hampir sama dengan demokrasi ala orba soeharto. hanya soeharto kelas nasional. Org2 amrik sendiri yg humanist sdh alergi ngelihat si bushet.eh si bush! apalagi org2 eropa alergi baaangeet kecuali inggris dan sekutunya spt australia. thn 2008 sebentar lagi.. nanti juga masyarakat amrik melihat yg sesungguhnya siapa yg betul2 demokrasi sesuai nurani manusia... biarlah masa yg menunggu menghajar si Raja preman intl ini.. . --- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: oke pak, demokrasi memang tidak hanya sekedar pemilu atau voting 50% + 1. tapi itu juga kan yang digembar-gemborkan oleh barat selama ini? pemilu presiden di Amerika Serikat saja sebelumnya (tahun 2000) akhirnya hasilnya ditentukan oleh Makhamah Agung, gara2 suara yang seimbang antara George W Bush dan Al Gore. Pada Pemilu 2004 diduga ada kecurangan dengan pengabaian suara2 golongan minoritas seperti suku asli Amerika, Afro-Amerika, Hispanik dll. Lihat ... negara yang demokrasinya maju saja bermain2 dengan pemilunya dan tidak benar-benar fair melaksanakan pemilu. Wajar kalau banyak rakyat Amerika saat ini yang merasa kecolongan dalam memilih presiden. Ternyata presiden yang dipilih bukanlah sebenar-benar atau sejujur-jujur presiden dalam pemilihan yang jujur dan adil. Lalu apa? Demokrasi mensyaratkan keterwakilan dari semua golongan, termasuk golongan minoritas. Demokrasi juga mensyaratkan pemilu yang jujur dan adil, yang kalau Pak Dana baca, pasti banyak pula kontroversinya di Amerika Serikat (soal pemilu yang sebenarnya lebih didukung oleh calon yang punya duit ketimbang kandidat yang benar2 berprestasi dan mempunyai kinerja yang bagus. tanpa duit dan dukungan dari kapitalis termasuk perusahaan minyak, industri senjata, dan lobby-lobby yahudi, seorang calon presiden AS tidak bisa meraup suara banyak). AS sendiri banyak berkoar-koar soal pelaksanaan demokrasi di Timur Tengah. Makanya dia menyerbu Irak karena menganggap pemimpinnya diktator dan tidak demokratis. Well, okelah. Tapi saat partai Hamas menang dalam pemilu di Palestina apa yang dilakukan AS? Berusaha memboikot hasil pemilu dan tidak mendukung pemerintahan partai Hamas dengan menghentikan bantuan yang selama ini mengalir pada pemerintah Palestina. Lelucon macam apa yang dimainkan Amerika, Pak Dana? Ini adalah bukti kebijakan standard ganda yang dilakukan oleh pemerintah demokratis AS. Tatkala pemerintah demokratis yang tidak sesuai kehendaknya yang menang dan berkuasa, maka ia tidak mendukungnya. Tapi pemerintahan yang diktator seperti di Arab Saudi atau Pakistan bisa didukung oleh AS karena ia sesuai dengan kehendaknya. Soal Hitler, itu hal yang lain. Bagaimanapun ia lahir dari pemilu yang demokratis dan didukung rakyatnya. Kalau Pak Dana percaya pada demokrasi, termasuk mekanisme pemilu di dalamnya, tentu percaya bahwa Hitler adalah pemimpin yang didukung oleh rakyatnya. Ambisinya untuk menjadikan negara Jerman negara yang maju bukanlah ambisinya pribadi, melainkan keinginan sebagian besar rakyat jerman saat itu. Sekarang bandingkan Hitler dengan GW Bush. Keduanya sama2 lahir dari pemilu yang demokratis. Dan keduanya sama2 berambisi menjadikan negaranya sebagai negara yang maju dan terkemuka. Keduanya sama2 didukung oleh rakyatnya. Penentangnya tentu saja bukan orang yang patriotis dari sisi negara. Oke, keduanya juga melakukan penyerangan kepada negara lain, pembunuhan dan pembasmian secara massal. Bedanya cuman, saat ini Hitler kalah perang dan sudah mati bunuh diri, sementara GW Bush belum. Mungkin suatu saat kelak, sejarah juga akan mencatat bahwa GW Bush adalah seorang penjahat perang yang menyerang negara Irak Afganishtan tanpa alasan. ... dan keduanya lahir dari sistem pemerintahan yang demokratis. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi. Saya sendiri enggak tahu persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan terimakasih sudah diberikan di sini. Saya hanya melihat hasil akhirnya saja bahwa Aljazair tidak aman karena militansi dari kelompok Islam radikal. Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah mekanisme demokrasi tetapi bukan demokrasi itu sendiri. Seperti Hitler dan partai
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi, dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik. Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate) terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum. Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang sebagai contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, tapi ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai demokrasi beragama (religious democracy), alih2 theokrasi. Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya supreme leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi, supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki konstitutional sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara. Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, jadi tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998. Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa jadi tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih menghargai raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi negara. Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar di wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy Oh, ternyata Israel dan Inggris juga termasuk di dalamnya. Apa maksudnya ini? Condolezza Rice termasuk yang memuji2 Israel sebagai negara yang demokratis. Nyatanya bentuk pemerintahan Israel adalah theokratis. Jadi demokratis/theokratisnya suatu negara, jangan2 hanya didasarkan oleh persepsi Amerika saja, bukan kenyataan sebenarnya. Inggris? Ternyata negara theokratis juga dengan kerajaan sebagai Supreme Governor dari Gereja Inggris dan Pelindung Kepercayaan. Jadi Pak Dana, lupakanlah Inggris sebagai negara demokratis, karena nyatanya dia adalah theokratis. Mau berdebat soal istilah? Silakan saja. Kalau misalnya Iran Anda sebut sebagai theokratis, Inggris juga bisa dong saya sebut sebagai theokratis. Ini saya ngambilnya dari Wikipedia lho, bukan pendapat subjektif saya pribadi. Selanjutnya ... Pendapat Pak Dana lebih bernuansa prasangka ketimbang kebenaran. Karena nyatanya, pada partai2 Islam yang menjadi peserta bahkan pemenang pemilu di beberapa negara seperti Aljazair, Mesir, Turki, Palestina, kebanyakan dari mereka diserobot dengan cara yang tidak adil. Jadi bagaimana mau membuktikan diri bahwa partai Islam jadi rahmatan lil'alamin kalau senantiasa dicurangi seperti itu? Soal Iran, Bapak bisa lihat sendiri, bagaimana seorang Ahmadinejad yang sederhana bisa menjadi pemenang pemilu di Iran. Di Amerika, mana bisa seorang yang gak punya duit bisa jadi presiden? Lihat dan renungkan Pak Dana. Betapa di Amerika, kekuatan duit itu begitu utama untuk pelaksanaan demokrasi. Sehingga akhirnya banyak warga yang putus asa dan memilih untuk tidak memilih dalam pemilu. Apakah ini benar demokrasi, atau sebenarnya kekuasaan/kekuatan uang (Duitcracy)? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Persoalan utama apakah demokrasi Islam itu benar2 demokrasi. Apakah penguasa benar2 bertanggung jawab pada rakyat bukan kepada Tuhan saja? Apakah ada transparansi yg memuaskan dalam hal menjalankan negara? Apakah rakyat benar2 bisa menurunkan penguasa yg tidak lagi disukainya? Praktek dan pengalaman negara2 syariat atau bermayoritas Islam itu ternyata tidak menjawab pertanyaan2 di atas secara memuaskan. Konsep pemerintahan Islam itu umumnya teokratis. Saya pernah debat sama pak HMNA dan dia bilang Iran bukan teokrasi. Terus saya tanya memang presidennya bisa gonta ganti tapi Supreme Leader (Ayatullah) nya bisa diganti enggak? Bukannya seumur hidup dan hanya bertanggung jawab kepada Tuhan bukan kepada rakyat? Ini teokrasi namanya. Indonesia lebih demokratis karena memang kita sekarang ini negara demokrasi beneran bukan cuma namanya doang.
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban Islam oleh karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa Pencerahan, dsb dsb. Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan pemikiran2 filsuf mana yg dianut? Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi saya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi, dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik. Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate) terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum. Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang sebagai contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, tapi ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai demokrasi beragama (religious democracy), alih2 theokrasi. Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya supreme leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi, supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki konstitutional sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara. Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, jadi tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998. Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa jadi tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih menghargai raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi negara. Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar di wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy Oh, ternyata Israel dan Inggris juga termasuk di dalamnya. Apa maksudnya ini? Condolezza Rice termasuk yang memuji2 Israel sebagai negara yang demokratis. Nyatanya bentuk pemerintahan Israel adalah theokratis. Jadi demokratis/theokratisnya suatu negara, jangan2 hanya didasarkan oleh persepsi Amerika saja, bukan kenyataan sebenarnya. Inggris? Ternyata negara theokratis juga dengan kerajaan sebagai Supreme Governor dari Gereja Inggris dan Pelindung Kepercayaan. Jadi Pak Dana, lupakanlah Inggris sebagai negara demokratis, karena nyatanya dia adalah theokratis. Mau berdebat soal istilah? Silakan saja. Kalau misalnya Iran Anda sebut sebagai theokratis, Inggris juga bisa dong saya sebut sebagai theokratis. Ini saya ngambilnya dari Wikipedia lho, bukan pendapat subjektif saya pribadi. Selanjutnya ... Pendapat Pak Dana lebih bernuansa prasangka ketimbang kebenaran. Karena nyatanya, pada partai2 Islam yang menjadi peserta bahkan pemenang pemilu di beberapa negara seperti Aljazair, Mesir, Turki, Palestina, kebanyakan dari mereka diserobot dengan cara yang tidak adil. Jadi bagaimana mau membuktikan diri bahwa partai Islam jadi rahmatan lil'alamin kalau senantiasa dicurangi seperti itu? Soal Iran, Bapak bisa lihat sendiri, bagaimana seorang Ahmadinejad yang sederhana bisa menjadi pemenang pemilu di Iran. Di Amerika, mana bisa seorang yang gak punya duit bisa jadi presiden? Lihat dan renungkan Pak Dana. Betapa di Amerika, kekuatan duit itu begitu utama untuk pelaksanaan demokrasi. Sehingga akhirnya banyak warga yang putus asa dan memilih untuk tidak memilih dalam pemilu. Apakah ini benar demokrasi, atau sebenarnya kekuasaan/kekuatan uang (Duitcracy)? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Persoalan utama apakah demokrasi Islam itu benar2 demokrasi. Apakah penguasa
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Ohoi, teokrasinya Inggris ini menarik sekali, mas Wikan. Mungkin bisa dibabar lebih lanjut. Kalau Israel mah jelas sekali, sebutannya aja jewish state. Khaidar http://leluconsinga.wordpress.com --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi, dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik. Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate) terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum. Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang sebagai contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, tapi ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai demokrasi beragama (religious democracy), alih2 theokrasi. Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya supreme leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi, supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki konstitutional sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara. Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, jadi tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998. Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa jadi tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih menghargai raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi negara. Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar di wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy Oh, ternyata Israel dan Inggris juga termasuk di dalamnya. Apa maksudnya ini? Condolezza Rice termasuk yang memuji2 Israel sebagai negara yang demokratis. Nyatanya bentuk pemerintahan Israel adalah theokratis. Jadi demokratis/theokratisnya suatu negara, jangan2 hanya didasarkan oleh persepsi Amerika saja, bukan kenyataan sebenarnya. Inggris? Ternyata negara theokratis juga dengan kerajaan sebagai Supreme Governor dari Gereja Inggris dan Pelindung Kepercayaan. Jadi Pak Dana, lupakanlah Inggris sebagai negara demokratis, karena nyatanya dia adalah theokratis. Mau berdebat soal istilah? Silakan saja. Kalau misalnya Iran Anda sebut sebagai theokratis, Inggris juga bisa dong saya sebut sebagai theokratis. Ini saya ngambilnya dari Wikipedia lho, bukan pendapat subjektif saya pribadi. Selanjutnya ... Pendapat Pak Dana lebih bernuansa prasangka ketimbang kebenaran. Karena nyatanya, pada partai2 Islam yang menjadi peserta bahkan pemenang pemilu di beberapa negara seperti Aljazair, Mesir, Turki, Palestina, kebanyakan dari mereka diserobot dengan cara yang tidak adil. Jadi bagaimana mau membuktikan diri bahwa partai Islam jadi rahmatan lil'alamin kalau senantiasa dicurangi seperti itu? Soal Iran, Bapak bisa lihat sendiri, bagaimana seorang Ahmadinejad yang sederhana bisa menjadi pemenang pemilu di Iran. Di Amerika, mana bisa seorang yang gak punya duit bisa jadi presiden? Lihat dan renungkan Pak Dana. Betapa di Amerika, kekuatan duit itu begitu utama untuk pelaksanaan demokrasi. Sehingga akhirnya banyak warga yang putus asa dan memilih untuk tidak memilih dalam pemilu. Apakah ini benar demokrasi, atau sebenarnya kekuasaan/kekuatan uang (Duitcracy)? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Persoalan utama apakah demokrasi Islam itu benar2 demokrasi. Apakah penguasa benar2 bertanggung jawab pada rakyat bukan kepada Tuhan saja? Apakah ada transparansi yg memuaskan dalam hal menjalankan negara? Apakah rakyat benar2 bisa menurunkan penguasa yg tidak lagi disukainya? Praktek dan pengalaman negara2 syariat atau bermayoritas Islam itu ternyata tidak menjawab pertanyaan2 di atas secara memuaskan. Konsep pemerintahan Islam itu umumnya teokratis. Saya pernah debat sama pak HMNA dan dia bilang Iran bukan teokrasi. Terus saya tanya memang presidennya bisa gonta ganti tapi Supreme Leader (Ayatullah) nya bisa diganti enggak? Bukannya seumur hidup dan hanya bertanggung jawab kepada Tuhan bukan kepada rakyat? Ini teokrasi namanya. Indonesia lebih demokratis karena memang kita sekarang ini negara demokrasi beneran bukan cuma namanya doang.
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Mas DANA berkata = Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi saya. == Jano - ko = Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ? Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis F dan banyak membaca. Diskusi - membaca - diskusi - membaca. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak, yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka juga bertasbih kepada Allah SWT. Salam manis ---ooo0ooo--- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban Islam oleh karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa Pencerahan, dsb dsb. Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan pemikiran2 filsuf mana yg dianut? Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi saya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi, dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik. Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate) terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum. Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang sebagai contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, tapi ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai demokrasi beragama (religious democracy), alih2 theokrasi. Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya supreme leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi, supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki konstitutional sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara. Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, jadi tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998. Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa jadi tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih menghargai raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi negara. Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar di wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy Oh, ternyata Israel dan Inggris juga termasuk di dalamnya. Apa maksudnya ini? Condolezza Rice termasuk yang memuji2 Israel sebagai negara yang demokratis. Nyatanya bentuk pemerintahan Israel adalah theokratis. Jadi demokratis/theokratisnya suatu negara, jangan2 hanya didasarkan oleh persepsi Amerika saja, bukan kenyataan sebenarnya. Inggris? Ternyata negara theokratis juga dengan kerajaan sebagai Supreme Governor dari Gereja Inggris dan Pelindung Kepercayaan. Jadi Pak Dana, lupakanlah Inggris sebagai negara demokratis, karena nyatanya dia adalah theokratis. Mau berdebat soal istilah? Silakan saja. Kalau misalnya Iran Anda sebut sebagai
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Iya. Saya sering membaca argumen2 penuh prasangka spt itu. Kelompok orang2 paranoid ini takut kalau partai pemenang pemilu nantinya akan membunuh demokrasi. Karena itu, biar demokrasinya tidak mati mereka harus membunuh proses demokrasi terlebih dulu. Menyedihkan sekali. Salam, Khaidar http://leluconsinga.wordpress.com --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Selanjutnya ... Pendapat Pak Dana lebih bernuansa prasangka ketimbang kebenaran. Karena nyatanya, pada partai2 Islam yang menjadi peserta bahkan pemenang pemilu di beberapa negara seperti Aljazair, Mesir, Turki, Palestina, kebanyakan dari mereka diserobot dengan cara yang tidak adil. Jadi bagaimana mau membuktikan diri bahwa partai Islam jadi rahmatan lil'alamin kalau senantiasa dicurangi seperti itu?
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan sebagai istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21), perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan laki-laki (Qs.33:59) ...Masih mau lanjut..;)) In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Jano - ko = Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ? Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis F dan banyak membaca. Diskusi - membaca - diskusi - membaca. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak, yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka juga bertasbih kepada Allah SWT. Salam manis ---ooo0ooo--- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban Islam oleh karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa Pencerahan, dsb dsb. Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan pemikiran2 filsuf mana yg dianut? Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi saya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi, dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik. Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate) terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum. Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang sebagai contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, tapi ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai demokrasi beragama (religious democracy), alih2 theokrasi. Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya supreme leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi, supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki konstitutional sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara. Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, jadi tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998. Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa jadi tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih menghargai raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi negara. Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar di wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy Oh, ternyata
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Fisk dari harian Independent, John Sweeney dari The Observer, Anthony Loyds dari The Times dan Sairah Shah dari TV Channel Four. Hasil investigasi dari para wartawan tersebut berhasil membongkar sebahagian kejahatan Jenderal M.Lamari, pejabar rejim militer Aljazair. The Observer edisi Ahad, 16 November 1997 menurunkan wawancara eksklusif dengan seorang bekas anggota intelejen bernama Joseph yang mengaku berpartisipasi aktif dalam sejumlah pembunuhan. Karena begitu takutnya ia lari ke London setelah hati nuraninya tidak tahan lagi untuk melaksanakan tugas membantai sesama warga Aljazair sendiri dan melaksanakan aksi terorisme internasional. Dialah yang melaksanakan aksi pemboman di Paris serta menggorok leher tujuh pelaut Italia itu. Pengakuan Joseph ini diperkuat pula oleh agen rahasia lain bernama Hakim yang diwawancarai oleh harian Le Monde di Paris. Akibatnya di ibu kota Prancis itu digelas demonstrasi terbesar selama 20 tahun terakhir ini di Paris yang menuntut Hakim yang didalangi oleh Jenderal M.Mediani dengan panggilan rahasianya Tawfiq. Pemboman di Paris dan penggorokan pelaut Italia itu menimbulkan krisis diplomatik antara Italia dan Prancis di satu pihak dengan Aljazair pada pihak yang lain. Wahai rejim militer Aljazair! Sepandai-pandai membungkus barang yang busuk akhirnya berbau juga. Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh jua. Di dunia ini telah terbongkar, apatah pula di Hari Pengadilan kelak. WaLla-hu a'lamu bishshawa-b. *** Makassar, 21 Desember 1997 [H.Muh.Nur Abdurrahman] * - Original Message - From: Dan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 06, 2007 18:28 Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi. Saya sendiri enggak tahu persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan terimakasih sudah diberikan di sini. Saya hanya melihat hasil akhirnya saja bahwa Aljazair tidak aman karena militansi dari kelompok Islam radikal. Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah mekanisme demokrasi tetapi bukan demokrasi itu sendiri. Seperti Hitler dan partai Nazi-nya dipilih secara demokratis tetapi setelah itu mereka menjadi totalitarianisme dan melanggar segala macam HAM. Demokrasi memerlukan lebih dari pemilu. Topik ini pernah saya bahas dg pak HMNA. Memang sering demokrasi disalahtafsirkan hanya sbg voting dimana 50%+1 adalah si pemenang. Demokrasi memerlukan juga kelembagaan moderen yg berjalan baik. Tanpa itu semua belum demokrasi namanya. Dan akan menjurus ke sana. Contoh aja jaman Orba, diktator yg di angkat oleh pemilu yg 'demokratis'. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Dana, awal mulanya krisis di Aljazair kan pada pemilu tahun 1991 di mana partai islam FIS menang, terus dibatalkan sama pihak militer. FIS dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang, aktivisnya dikejar2. Wajar kalau mereka mengadakan perlawanan dan angkat senjata terhadap pihak militer. Aneh ya. Padahal pemilunya sendiri demokratis. Giliran partai Islam yang menang terus dibatalkan begitu saja sama pihak militer. Negara barat yang suka gembar-gembor soal demokrasi seperti Amerika, juga diam dan tutup mata, tidak mengecam aksi yang dilakukan pihak militer tersebut. Kalau misalnya militer tidak membatalkan hasil pemilu tersebut, partai Islam menang dan memimpin tentu saja tidak terjadi perang saudara. Pak Dana harus banyak2 belajar sejarah untuk dapat mengenal mana sebab mana akibat. Jadi tidak menggeneralisir bahwa golongan islam cenderung untuk radikal. Dalam kasus FIS ini, mereka telah ambil jalan yang konstitusional, tapi di-bypass oleh pihak militer. Coba, bagaimana ini Pak, ditinjau dari sisi demokrasi? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/5/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu negara2 kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri. Saya sendiri memang belum check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 kecil dalam negara itu tapi dari larangan dari Deplunya Inggris utk berkunjung ke sana berarti memang benar2 bahaya. Jalur kereta api ke Maroko sudah lama ditutup, dan menurut BBC sering diserbu dan penumpangnya pada dibantai. BBC kalau udah ngomong enggak sembarangan. Bohongnya Blair mengenai WMD-nya Irak aja mereka yg bongkar. Dalam dunia moderen ada namanya integritas. Apapun insiden yg terjadi, situasi itu menunjukkan tidak adanya tertib hukum alias ada anasir2 anarkis dan tidak berjalannya (mandeg, dysfunctional) mekanisme demokrasi. Lihat saja kelompok pak HMNA (DI/TII) aja udah pakai jalur konstitusional sekarang
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
kalau ingin tahu demokrasi islam cobalah kunjungi spt Qatar negara kerajaan islam yg menjadi salah satu contoh negara2 islam maju ; rakyat, pendatang dan pemerintah menyatu.. islam dan non-muslim bersatu...saling menghargai.. sistem islami berjalan dengan baik dan warga non muslim pun terlindungi. pria - wanita sejajar. rakyat damai tdk ada huru-hara.. tdk ada demo.. ibadah aman.. konsumen terjaga kesehatannya dll.. coba saja datang ke qatar visit visa 1 minggu atau telpon teman2 anda buktikan dech... dan bandingkan dengan kerjaaan inggris dan amrik... --- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: oke, Pak Dana ... demokrasi di barat (Amerika, Inggris, dll) adalah satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di dunia Islam (negara2 Islam atau negara yang mayoritas penduduknya Islam). Apakah dapat diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang menjadi permasalahan. Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan demokrasi tidak sejalan. Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa demokrasi sesuai dengan Islam. Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim maupun non-muslim. Sekarang realitanya. Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi dalam pemerintahannya, mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu saja Islam). Namun banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal atau menghambat kemenangan partai-partai Islam tersebut. Beberapa contoh sudah dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di Aljazair, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini mengemuka. Partai2 bernuansa Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam NAZI-nya Hitler yang jika menang kemudian akan membantai dan menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai islam, termasuk juga dari kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan untuk mencegah agar partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk dengan cara pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character assasination), atau cara2 yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau pembunuhan tokoh2-nya. Kenapa partai islam dicurigai sektarian? Sementara di Jerman, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya, banyak partai bernuansa agama yang berdiri dan menjadi pemenang dalam pemilu (Kristen Demokrat, Kristen Sosialis, dsb). Jika pendirian partai2 bernuansa agama bisa diterapkan di negara2 Kristen atau yang mayoritas penduduknya beragama Kristen (atau dulunya beragama Kristen), kenapa tidak pada negara2 Islam atau negara2 yang penduduknya mayoritas Islam? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mekanisme demokrasi tidak otomatis membentuk demokrasi karena harus ada niat dan tindakan serta checks--balances yg bekerja baik. ok Tapi apakah Hitler bisa diperhentikan waktu itu? Tdk bisa. Apakah Suharto mudah diperhentikan waktu itu? Tidak juga. Saya kira kita banyak buang2 waktu kalau cuma mengecam kebijakan politik AS dan Inggris yg sebenarnya tidak ada sangkut paut langsung dg kepentingan kita sebagai bangsa Indonesia. Yg terpaut cuma sentimen agama. Sentimen agama bukan unsur terpenting dalam membela kepentingan bangsa. Apa kepentingan bangsa terpenting dalam hubungan kita dg AS dan Inggris: investasi dan pendidikan. Ini yg harus kita kejar dan manfaatkan sebesar2nya. Demokrasi AS memang penuh money politics. Di Inggris tidak spt itu. Di Jerman, Belanda, Perancis malah enggak sama sekali. Varian demokrasi mana yg paling cocok memang perlu didefinisikan oleh bangsa itu sendiri. Tolok ukur keberhasilan demokrasi cukup universal sehingga ketidaklengkapan dalam praktek selama tolok utamanya OK, biasanya OK. Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center. http://autos.yahoo.com/green_center/
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
P Dana : Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia jaman Orba...? Jaman orba masih lebih baik di indonesia dibanding di inggris apalagi amrik.. buktinya nih.. Soeharto mau mengundurkan diri setelah mhs/i menduduki kantor MPR/DPR.. Soeharto hebat juga berani mengundurkan diri cink... !! demokrasi yg luar biasa dan sgt positif dlm sejarah indonesia dimata international dan bangsa kita. coba bush Blair masih nanggring aja tuh smp skrng di singgasananya.. mana demokrasinya di inggris amrik..??? kalu bush mau mengundurkan diri sy akan angkat jempol 1000x tuk P Dana dan sujud syukur! so demokrasi indonesia lebih baik khan.. hanya sistem yg belum berjalan dan penanganan korupsi saja yg belum terarah dengan baik dan tdk tegas...krn penguasa2 indonesia doyan diiming2 dolar US pounsterling, terbukti byk yg nyimpan duit di inggris, amrik, swiss dll.. slm, --- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Kelakuan Bush Blair ini memang merusak tatanan dunia. Dan mereka akan turun dg reputasi buruk. Tapi ada keunggulan demokratis di sini, rakyat bisa tidak memilih mereka lagi. Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia jaman Orba, di Saudi Arabia sekarang. Di AS dan Inggris mayoritas sudah merasa bahwa kebijakan Irak ini salah. Parlemen Inggris sudah memutuskan utk menarik tentaranya dari Irak. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: Amrik gaya demokrat preman dunia... hampir sama dengan demokrasi ala orba soeharto. hanya soeharto kelas nasional. Org2 amrik sendiri yg humanist sdh alergi ngelihat si bushet.eh si bush! apalagi org2 eropa alergi baaangeet kecuali inggris dan sekutunya spt australia. thn 2008 sebentar lagi.. nanti juga masyarakat amrik melihat yg sesungguhnya siapa yg betul2 demokrasi sesuai nurani manusia... biarlah masa yg menunggu menghajar si Raja preman intl ini.. . --- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: oke pak, demokrasi memang tidak hanya sekedar pemilu atau voting 50% + 1. tapi itu juga kan yang digembar-gemborkan oleh barat selama ini? pemilu presiden di Amerika Serikat saja sebelumnya (tahun 2000) akhirnya hasilnya ditentukan oleh Makhamah Agung, gara2 suara yang seimbang antara George W Bush dan Al Gore. Pada Pemilu 2004 diduga ada kecurangan dengan pengabaian suara2 golongan minoritas seperti suku asli Amerika, Afro-Amerika, Hispanik dll. Lihat ... negara yang demokrasinya maju saja bermain2 dengan pemilunya dan tidak benar-benar fair melaksanakan pemilu. Wajar kalau banyak rakyat Amerika saat ini yang merasa kecolongan dalam memilih presiden. Ternyata presiden yang dipilih bukanlah sebenar-benar atau sejujur-jujur presiden dalam pemilihan yang jujur dan adil. Lalu apa? Demokrasi mensyaratkan keterwakilan dari semua golongan, termasuk golongan minoritas. Demokrasi juga mensyaratkan pemilu yang jujur dan adil, yang kalau Pak Dana baca, pasti banyak pula kontroversinya di Amerika Serikat (soal pemilu yang sebenarnya lebih didukung oleh calon yang punya duit ketimbang kandidat yang benar2 berprestasi dan mempunyai kinerja yang bagus. tanpa duit dan dukungan dari kapitalis termasuk perusahaan minyak, industri senjata, dan lobby-lobby yahudi, seorang calon presiden AS tidak bisa meraup suara banyak). AS sendiri banyak berkoar-koar soal pelaksanaan demokrasi di Timur Tengah. Makanya dia menyerbu Irak karena menganggap pemimpinnya diktator dan tidak demokratis. Well, okelah. Tapi saat partai Hamas menang dalam pemilu di Palestina apa yang dilakukan AS? Berusaha memboikot hasil pemilu dan tidak mendukung pemerintahan partai Hamas dengan menghentikan bantuan yang selama ini mengalir pada pemerintah Palestina. Lelucon macam apa yang dimainkan Amerika, Pak Dana? Ini adalah bukti kebijakan standard ganda yang dilakukan oleh pemerintah demokratis AS. Tatkala pemerintah demokratis yang tidak sesuai kehendaknya yang menang dan berkuasa, maka ia tidak mendukungnya. Tapi pemerintahan yang diktator seperti di Arab Saudi atau Pakistan bisa didukung oleh AS karena ia sesuai dengan kehendaknya. Soal Hitler, itu hal yang lain. Bagaimanapun ia lahir dari pemilu yang demokratis dan didukung rakyatnya. Kalau Pak Dana percaya pada demokrasi, termasuk mekanisme pemilu di dalamnya, tentu percaya bahwa Hitler adalah pemimpin yang didukung oleh rakyatnya. Ambisinya untuk menjadikan negara Jerman negara yang maju bukanlah ambisinya pribadi, melainkan keinginan sebagian besar rakyat jerman saat itu. Sekarang bandingkan Hitler dengan GW Bush. Keduanya sama2 lahir dari pemilu yang demokratis. Dan keduanya sama2 berambisi menjadikan negaranya sebagai negara yang maju dan terkemuka. Keduanya sama2 didukung oleh rakyatnya. Penentangnya
RE: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Mas Arcon iki piye sih ? Kalau yang di bawah itu bukan karena demokrasi di Indonesia, mas. Itu mah karena hukum di negara kita itu yang nggak jalan (gak main kalau kata orang jawa). Tapi saya ngerti kok. Mas Arcon lagi pura-pura jaka sembung aja he..he..he.. Kalau demokrasi sama Islam ya ngga bisa disatukan dong mas. Wong demokrasi itu artinya mengikuti apa kata rakyat banyak. Sedangkan Islam 'kan mengikuti kata Allah dan Rasul. Jadi beda kan ? -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ari Condrowahono Sent: Wednesday, March 07, 2007 3:04 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya : 1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan 2. tommy suharto masih bisa narik 20 juta euro dari BNP Paribas - bank perancis, dan ketika dikonsultasikan ke yusril ihza, dia malah meloloskan gitu aja. tahu kantor pengacara yg mengurus cairnya duit itu, kantor pengacara ihza dan ihza. dodol tenan :D Muhammad Aly wrote: P Dana : Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia jaman Orba...? Jaman orba masih lebih baik di indonesia dibanding di inggris apalagi amrik.. buktinya nih.. Soeharto mau mengundurkan diri setelah mhs/i menduduki kantor MPR/DPR.. Soeharto hebat juga berani mengundurkan diri cink... !! demokrasi yg luar biasa dan sgt positif dlm sejarah indonesia dimata international dan bangsa kita. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/hOt0.A/lOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Soeharto mengundurkan diri jaman orba.. suatu kemajuan..! setelah jaman orba ya tuganya Mbak Mega-Gusdur - smp skrng SBY... seharusnya setelah bergulingnya Soeharto harus ada perubahan yg signifikan bukannya negara dan bangsa makin kandas sengsara...terlebih SBY harus menunjukkan kemajuan demokrasi.. termasukkasus korupsi tommy sidang soeharto.. khan biasa waktu mau kampanye termasuk Yusril.. atau akhirnya demokrasi lipstik doang...??? tapi soeharto bosnya militer siapa yg berani ya dari president2 setelahnya..? --- Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya : 1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan 2. tommy suharto masih bisa narik 20 juta euro dari BNP Paribas - bank perancis, dan ketika dikonsultasikan ke yusril ihza, dia malah meloloskan gitu aja. tahu kantor pengacara yg mengurus cairnya duit itu, kantor pengacara ihza dan ihza. dodol tenan :D Muhammad Aly wrote: P Dana : Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia jaman Orba...? Jaman orba masih lebih baik di indonesia dibanding di inggris apalagi amrik.. buktinya nih.. Soeharto mau mengundurkan diri setelah mhs/i menduduki kantor MPR/DPR.. Soeharto hebat juga berani mengundurkan diri cink... !! demokrasi yg luar biasa dan sgt positif dlm sejarah indonesia dimata international dan bangsa kita. [Non-text portions of this message have been removed] Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
oom Aly, 1. good poin di postingan mbak tri budi sebelum ini. demokrasinya sih udah lebih baik karena ada transpransi dan keterbukaan. dan orang lebih bebas menyuarakan pendapat. untuk sisi itu indonesia lebih baik dibanding jaman oom harto. 2. tapi penegakan hukum emang ndak jalan seperti yg diharapkan. padahal penegakan hukum yg tidak pandang bulu ini salah satu pilar jalannya demokrasi. kalo dibilang dgn gaya kroya, kita tuh orangnya ndak punya tradisi strong execution. maskulinitasnya kurang. sehingga wacana tetap jadi wacana pelaksanaan kurang. tahu sendiri di medan itu, raja mafia oloan sitompul bisa tetap berkuasa. padahal dia udah jela al capone sejak tahun 80an. lha gimana yg boss besarmodel suharto bisa tersentuh, raja raja kecil aja ngebababtnya gak bisa. saya dah pernah cerita kan, kalo jaringan novotel mampu menggusur kapolsek bukit tinggi out of office, ketika dia menggerebek transaksi narkoba di sana. itu cerita kecil dari daerah yg sunyi bersih :D gimana yg daerah pusat bisnis dan kekayaan. kalo keliatan bersih, karena dalamnya busuknya ndak ketulungan kayak rimba jakarta ini.cuman pintar model penampilan ajah ceritanya ... ;p 3. kalau mbak tri budi mengangap islam ndak kompatibel dengan demokrasi, beberapa waktu lalu saya pernah kirim poin poin penelitian ISLAM AND DEMOCRACY Micro-Level Indications of Compatibility, STEVEN RYAN HOFMANN, Indiana University. itu postingan tgl 8 februari. kesimpulannya dari perbandingan beberapa negara, antara umat islam dgn umat kristen orthodoks, justru umat islam lebih siap [dan lebih kompatibel] berdemokrasi. 4. tanya juga. filipina udah mendahului indoensia untuk aktivitas menggulingkan marcos. dan sampai sekarang kroni marcos [anak anaknya] malah bisa fight back jadi senator di negara bagian sana. apa menurut sampean filipina juga masih belum bisa demokrasi, atau demokrasinya lisptik ? belum lagi mereka suka meneror islam sehingga orang sala perlu main bom boman, terutama para hero dari abu sayyaf yg bermarkas di jolo jolo. pengen tahu aja pendapat sampean ttg negera tetangga kita. 5. malaysia bikin ribut lagi dengan indonesia. padahal mereka sama sama urmpun melayu, san sama sama islam. dari sipadan ligitan, dialnjut ambalat. eh, belakangan ini, emreka kapal kapal tempurnya bolak balik melewati jalur perairan indonsia seara ilegal. ini maksudnya apa ??? demokrasi di malaysia menurut sampean lebih baik dari indoensia gak ? kalo secara ekonomi lebih baik gak ? gina puspita bolak balik main ke boss darul arqamnya si imam ashaari itu. apa sebaiknya dia berhenti aja bisnis dgn malaysia ? supaya devisa indoensia tidak lari ke sana ??? atau harus mengangkat alah satu ornag idnoensia jadi khalifah, trus malaysia diakuisisis jadi bagian dari kekhalifahan saja ??? === http://www.metrotvn ews.com/berita. asp?id=34375 http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=34375 PANGARMATIM: NIAT PERMUSUHAN MALAYSIA MENINGKAT Metrotvnews. com, Surabaya: Kondisi keamanana di perairan Ambalat, perbatasan Indonesia dan Malaysia, kian memanas. Itu terjadi karena kapal perang dan pesawat Malaysia terus-menerus melakukan pelanggaran batas wilayah. Hal tersebut diutarakan Panglima Armada Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Muklas Sidik di Surabaya, Kamis (1/3) kemarin. Bahkan, kata Sidik, intensintas pelanggaran kian meningkat. Berdasarkan data di Gugus Tempur Koarmatim selama 2006, kapal dan pesawat Malaysia melakukan 35 kali pelanggaran batas wilayah. Selama 2007, Malaysia melakukan 7 kali pelanggaran di bulan Januari dan 17 kali di bulan Februari. Jadi, niat bermusuhannya saya nilai meningkat berdasarkan fakta dan data, kata Sidik. === Muhammad Aly wrote: Soeharto mengundurkan diri jaman orba.. suatu kemajuan..! setelah jaman orba ya tuganya Mbak Mega-Gusdur - smp skrng SBY... seharusnya setelah bergulingnya Soeharto harus ada perubahan yg signifikan bukannya negara dan bangsa makin kandas sengsara...terlebih SBY harus menunjukkan kemajuan demokrasi.. termasukkasus korupsi tommy sidang soeharto.. khan biasa waktu mau kampanye termasuk Yusril.. atau akhirnya demokrasi lipstik doang...??? tapi soeharto bosnya militer siapa yg berani ya dari president2 setelahnya.. ? --- Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] com mailto:masarcon%40lge.com wrote: demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya : 1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan 2. tommy suharto masih bisa narik 20 juta euro dari BNP Paribas - bank perancis, dan ketika dikonsultasikan ke yusril ihza, dia malah meloloskan gitu aja. tahu kantor pengacara yg mengurus cairnya duit itu, kantor pengacara ihza dan ihza. dodol tenan :D [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Sorry Pak Dana, ada buktinya bahwa itu adalah fatwa (mungkin link-nya?) atau cuman denger2 saja, semacam gossip gitu? kalau cuman gossip atau denger2 saja, itu bukan hal yang bisa terpercaya, bukan begitu? dan dari Rasulullah SAW kita senantiasa diingatkan untuk berislah, check and recheck terhadap suatu berita apalagi kalau itu adalah fitnah. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/4/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Setiap manusia pada umumnya baik dan berniat baik. Komentar saya mengenai Aljazair itu memang dari teman saya di Maroko yg bilang demikian. Pemerintah Maroko berusaha mencegah orang Aljazair militan masuk ke negara mereka. Pemerintah Aljazair mungkin masih baru menggalang kekuatan dan berusaha menyatukan bermacam2 kepentingan politik yg ada di sana. Tetapi fatwa MEMBUNUH SETIAP ORANG ASING memang pernah dikeluarkan oleh suatu kelompok militan dan dieksekusi oleh sekelompok gerombolan bersenjata. Dan kelompok militan ini tentunya mengaku diri Islam. Saya yakin rakyatnya baik2 dan pemerintahnya berniat baik tetapi ada kelompok yg tdk baik dan tidak berniat baik sehingga terjadi kegentingan situasi politik spt sekarang. Oleh karena itu melalui milis ini kita harus hati2 dan dapat memilah mana yg Islam sesungguhnya dan mana yg sesat. Keduanya menggunakan simbol yg persis sama. Takbirnya sama, kitabnya sama, lafaznya sama, bajunya mirip, jenggotnya sama,dsb,dsb. Tetapi yg membedakan adalah bahwa niat baik akan tercermin dan terasa dari perangai mereka yg menganut Islam sesungguhnya.
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu negara2 kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri. Saya sendiri memang belum check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 kecil dalam negara itu tapi dari larangan dari Deplunya Inggris utk berkunjung ke sana berarti memang benar2 bahaya. Jalur kereta api ke Maroko sudah lama ditutup, dan menurut BBC sering diserbu dan penumpangnya pada dibantai. BBC kalau udah ngomong enggak sembarangan. Bohongnya Blair mengenai WMD-nya Irak aja mereka yg bongkar. Dalam dunia moderen ada namanya integritas. Apapun insiden yg terjadi, situasi itu menunjukkan tidak adanya tertib hukum alias ada anasir2 anarkis dan tidak berjalannya (mandeg, dysfunctional) mekanisme demokrasi. Lihat saja kelompok pak HMNA (DI/TII) aja udah pakai jalur konstitusional sekarang, enggak angkat senjata spt dulu. Mudah2an yg di Aljazair akan sadar ada jalur lain selain jalur anarki. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Sorry Pak Dana, ada buktinya bahwa itu adalah fatwa (mungkin link-nya?) atau cuman denger2 saja, semacam gossip gitu? kalau cuman gossip atau denger2 saja, itu bukan hal yang bisa terpercaya, bukan begitu? dan dari Rasulullah SAW kita senantiasa diingatkan untuk berislah, check and recheck terhadap suatu berita apalagi kalau itu adalah fitnah. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/4/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Setiap manusia pada umumnya baik dan berniat baik. Komentar saya mengenai Aljazair itu memang dari teman saya di Maroko yg bilang demikian. Pemerintah Maroko berusaha mencegah orang Aljazair militan masuk ke negara mereka. Pemerintah Aljazair mungkin masih baru menggalang kekuatan dan berusaha menyatukan bermacam2 kepentingan politik yg ada di sana. Tetapi fatwa MEMBUNUH SETIAP ORANG ASING memang pernah dikeluarkan oleh suatu kelompok militan dan dieksekusi oleh sekelompok gerombolan bersenjata. Dan kelompok militan ini tentunya mengaku diri Islam. Saya yakin rakyatnya baik2 dan pemerintahnya berniat baik tetapi ada kelompok yg tdk baik dan tidak berniat baik sehingga terjadi kegentingan situasi politik spt sekarang. Oleh karena itu melalui milis ini kita harus hati2 dan dapat memilah mana yg Islam sesungguhnya dan mana yg sesat. Keduanya menggunakan simbol yg persis sama. Takbirnya sama, kitabnya sama, lafaznya sama, bajunya mirip, jenggotnya sama,dsb,dsb. Tetapi yg membedakan adalah bahwa niat baik akan tercermin dan terasa dari perangai mereka yg menganut Islam sesungguhnya.
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Pak Dana, awal mulanya krisis di Aljazair kan pada pemilu tahun 1991 di mana partai islam FIS menang, terus dibatalkan sama pihak militer. FIS dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang, aktivisnya dikejar2. Wajar kalau mereka mengadakan perlawanan dan angkat senjata terhadap pihak militer. Aneh ya. Padahal pemilunya sendiri demokratis. Giliran partai Islam yang menang terus dibatalkan begitu saja sama pihak militer. Negara barat yang suka gembar-gembor soal demokrasi seperti Amerika, juga diam dan tutup mata, tidak mengecam aksi yang dilakukan pihak militer tersebut. Kalau misalnya militer tidak membatalkan hasil pemilu tersebut, partai Islam menang dan memimpin tentu saja tidak terjadi perang saudara. Pak Dana harus banyak2 belajar sejarah untuk dapat mengenal mana sebab mana akibat. Jadi tidak menggeneralisir bahwa golongan islam cenderung untuk radikal. Dalam kasus FIS ini, mereka telah ambil jalan yang konstitusional, tapi di-bypass oleh pihak militer. Coba, bagaimana ini Pak, ditinjau dari sisi demokrasi? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/5/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu negara2 kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri. Saya sendiri memang belum check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 kecil dalam negara itu tapi dari larangan dari Deplunya Inggris utk berkunjung ke sana berarti memang benar2 bahaya. Jalur kereta api ke Maroko sudah lama ditutup, dan menurut BBC sering diserbu dan penumpangnya pada dibantai. BBC kalau udah ngomong enggak sembarangan. Bohongnya Blair mengenai WMD-nya Irak aja mereka yg bongkar. Dalam dunia moderen ada namanya integritas. Apapun insiden yg terjadi, situasi itu menunjukkan tidak adanya tertib hukum alias ada anasir2 anarkis dan tidak berjalannya (mandeg, dysfunctional) mekanisme demokrasi. Lihat saja kelompok pak HMNA (DI/TII) aja udah pakai jalur konstitusional sekarang, enggak angkat senjata spt dulu. Mudah2an yg di Aljazair akan sadar ada jalur lain selain jalur anarki.
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
P Dana, militan sich byk ada dimana2.. diindo jg byk dengan berbagai istilah.. diinggris juga ada militan.. kalau gak ada militan di kerajaan inggris tdk akan tuh prince lady die mati di mbl mercy baru yg py sistem safety security yg tinggi... apalagi militan sepak bola inggris lebih byk dari militan bonek2 arek2 suroboyo.. coba lihat kalau pertandingan sepak bola di negara mana saja weleh3.. militan bikin kacau balau negara orang... apakah kerajaan inggris bisa sbg contoh..? apakah tony blair bisa sbg panutan..? inggris kalau gak ada amrik australia gmn nasibnya ya..? ehm2.. bgmnpun Al-Qur'an Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup kita...pelita hidup seorang muslim.. ya mulai dari sahabat2nya kanjeng Nabi SAW kita tahu... setiap sholat harus diresapi dua kalimat shahadat Alloh TuhanKu Muhammad SAW NabiKu..walau aku makan nasi singkong/ubi/gorengan... bukan Prince Wales Tony beler eh blair krn selalu mkn sandwich bertumpuk yg lupa daratan he3.. slm canda.. weleh3... --- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu negara2 kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri. Saya sendiri memang belum check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 kecil dalam negara itu tapi dari larangan dari Deplunya Inggris utk berkunjung ke sana berarti memang benar2 bahaya. Jalur kereta api ke Maroko sudah lama ditutup, dan menurut BBC sering diserbu dan penumpangnya pada dibantai. BBC kalau udah ngomong enggak sembarangan. Bohongnya Blair mengenai WMD-nya Irak aja mereka yg bongkar. Dalam dunia moderen ada namanya integritas. Apapun insiden yg terjadi, situasi itu menunjukkan tidak adanya tertib hukum alias ada anasir2 anarkis dan tidak berjalannya (mandeg, dysfunctional) mekanisme demokrasi. Lihat saja kelompok pak HMNA (DI/TII) aja udah pakai jalur konstitusional sekarang, enggak angkat senjata spt dulu. Mudah2an yg di Aljazair akan sadar ada jalur lain selain jalur anarki. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Sorry Pak Dana, ada buktinya bahwa itu adalah fatwa (mungkin link-nya?) atau cuman denger2 saja, semacam gossip gitu? kalau cuman gossip atau denger2 saja, itu bukan hal yang bisa terpercaya, bukan begitu? dan dari Rasulullah SAW kita senantiasa diingatkan untuk berislah, check and recheck terhadap suatu berita apalagi kalau itu adalah fitnah. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 3/4/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Setiap manusia pada umumnya baik dan berniat baik. Komentar saya mengenai Aljazair itu memang dari teman saya di Maroko yg bilang demikian. Pemerintah Maroko berusaha mencegah orang Aljazair militan masuk ke negara mereka. Pemerintah Aljazair mungkin masih baru menggalang kekuatan dan berusaha menyatukan bermacam2 kepentingan politik yg ada di sana. Tetapi fatwa MEMBUNUH SETIAP ORANG ASING memang pernah dikeluarkan oleh suatu kelompok militan dan dieksekusi oleh sekelompok gerombolan bersenjata. Dan kelompok militan ini tentunya mengaku diri Islam. Saya yakin rakyatnya baik2 dan pemerintahnya berniat baik tetapi ada kelompok yg tdk baik dan tidak berniat baik sehingga terjadi kegentingan situasi politik spt sekarang. Oleh karena itu melalui milis ini kita harus hati2 dan dapat memilah mana yg Islam sesungguhnya dan mana yg sesat. Keduanya menggunakan simbol yg persis sama. Takbirnya sama, kitabnya sama, lafaznya sama, bajunya mirip, jenggotnya sama,dsb,dsb. Tetapi yg membedakan adalah bahwa niat baik akan tercermin dan terasa dari perangai mereka yg menganut Islam sesungguhnya. Have a burning question? Go to www.Answers.yahoo.com and get answers from real people who know.
Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Mas Dana, rakyat aljazair itu sama dengan kita berusaha menuju kestabilan ekonomi, keamanan bahkan demokrasinya lebih maju dari kita.. So Jgn lgsung memberikan fonis ketikan Mas Dana : Di Aljazair katanya ada fatwa utk membunuh SETIAP ORANG ASING. Weleh weleh Islam model apa ini? sy ketemu org2 aljazair baik2 tuh sama dengan org2 jawa byk yg lemah lembut.. malah ada aljazair yg py istri org bandung...langgeng perkawinannya py anak he3... lebih keras org pakistan dari aljazair.. slm chatting, --- http://www.kompas.com/kompas-cetak/0405/25/ln/1040867.htm Reformasi Arab dan Pengalaman Aljazair TUNTUTAN reformasi di dunia Arab telah terdengar nyaring sejak tragedi 11 September 2001. Tidak sedikit dari penguasa dan intelektual Arab telah berbicara pula dengan segala argumentasinya tentang bahaya dan dampak negatif dari reformasi politik dan konstitusi secara komprehensif di dunia Arab. Mereka berpendapat reformasi itu hanya menimbulkan situasi tidak stabil dan membuka jalan bagi tampilnya kekuatan radikal di tampuk kekuasaan. PENGALAMAN Aljazair selalu dijadikan contoh dan dalih untuk menunda atau memperlambat proses reformasi itu di dunia Arab yang memberi otoritas pada rakyat untuk memilih dan mengganti pemerintah mereka melalui pemilu. Pengalaman Aljazair itu adalah kemenangan Front Penyelamat Islam (FIS) dalam pemilu bebas pertama pada tahun 1991 sejak negara itu meraih kemerdekaannya dari kolonial Perancis tahun 1962. Militer lalu membatalkan hasil pemilu tersebut yang menyebabkan terjadinya pertumpahan darah hingga saat ini yang telah menelan korban sekitar 150.000 jiwa. Para penguasa dan sejumlah intelektual Arab berkesimpulan bahwa menggelar pemilu yang bebas, jujur, dan adil sudah dipastikan akan memberi kemenangan pada kubu Islam, seperti yang terjadi di Aljazair. Pada gilirannya, akan disusul pertumpahan darah pula antara kubu radikal dan moderat. Akan tetapi, perkembangan terakhir di Aljazair saat ini menunjukkan hal yang berbeda sama sekali dari kesimpulan para penguasa dan sejumlah intelektual Arab tersebut. Meskipun kekerasan atau setidaknya ketegangan belum reda sama sekali, Aljazair dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengalami perkembangan baru yang sangat positif dalam konteks proses demokrasi. Aljazair kini sudah berhasil melampaui masa krisisnya serta mampu menggores laju demokrasi secara signifikan. Bahkan, Aljazair bisa menjadi negara pelopor yang mengusung demokrasi di dunia Arab. ALJAZAIR pada 8 April 2004 telah menggelar pemilu presiden yang oleh pengawas internasional dan Arab dinilai sebagai titik balik sejarah modern negara itu. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor. Pertama, pemilu presiden Aljazair terakhir dinilai oleh pengamat dan pengawas yang terjun langsung di lapangan sebagai pemilu yang paling transparan, jujur, dan adil sejak tahun 1962. Komite nasional yang mewakili semua partai dan tim pengawas asing serta Liga Arab telah mengawasi langsung jalannya pemungutan suara di tempat-tempat pemungutan suara (TPS). Kompas yang sempat mengunjungi sejumlah TPS di Kota Algiers pada 8 April lalu menyaksikan langsung perwakilan beberapa partai politik yang ikut mengawasi proses pemungutan suara. Menurut aturan main pemilu yang disepakati semua partai politik, wakil beberapa partai harus hadir pada semua TPS yang tersebar di seluruh negeri. Kedua, pemilu presiden itu melibatkan enam kandidat yang berasal dari berbagai partai dan latar belakang ideologi, yang hasilnya tidak bisa diketahui pasti sebelum penghitungan suara selesai. Ini berbeda dengan pemilu tahun 1994 dan 1999 yang hasilnya sudah diketahui sebelumnya. Ketiga, lembaga militer yang sering disebut sebagai penguasa de facto di Aljazair menegaskan kenetralannya dalam pemilu presiden terakhir itu. Berbeda pada pemilu tahun 1994 dan 1999. Pada Pemilu 1994, militer secara terang-terangan mendukung kandidat Leamine Zeroual, dan pada Pemilu 1999 mencalonkan secara resmi kandidat Abdelaziz Bouteflika. Pada Pemilu 2004, Kepala Staf AB Aljazair Muhammad Lemari selalu menegaskan, militer akan menerima kandidat mana pun yang dipilih rakyat meskipun yang terpilih nanti kandidat Abdellah Djaballah dari Partai Islah yang beraliran Islam. Keempat, tampilnya kandidat Abdellah Djaballah dari Partai Islah yang beraliran Islam menunjukkan sistem politik Aljazair terakhir ini telah mengakomodasi kekuatan Islam moderat. Kelima, kandidat Louiza Hanoune dari Partai Buruh merupakan wanita Arab pertama yang memimpin sebuah partai politik dan wanita Arab kedua (setelah wanita Arab Mauritania Aisyah Binti Jaddan) yang mencalonkan sebagai presiden. Hal itu menunjukkan kemajuan status wanita dalam kehidupan politik di Aljazair. PEMILU presiden Aljazair terakhir menunjukkan beberapa perkembangan positif yang sangat penting dalam kehidupan sosial dan politik negara itu. Lembaga militer dan politik Aljazair, meskipun terlibat konflik sengit berdarah dengan FIS dan kelompok Islam lainnya yang belum reda penuh sampai saat ini,
[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
Setiap manusia pada umumnya baik dan berniat baik. Komentar saya mengenai Aljazair itu memang dari teman saya di Maroko yg bilang demikian. Pemerintah Maroko berusaha mencegah orang Aljazair militan masuk ke negara mereka. Pemerintah Aljazair mungkin masih baru menggalang kekuatan dan berusaha menyatukan bermacam2 kepentingan politik yg ada di sana. Tetapi fatwa MEMBUNUH SETIAP ORANG ASING memang pernah dikeluarkan oleh suatu kelompok militan dan dieksekusi oleh sekelompok gerombolan bersenjata. Dan kelompok militan ini tentunya mengaku diri Islam. Saya yakin rakyatnya baik2 dan pemerintahnya berniat baik tetapi ada kelompok yg tdk baik dan tidak berniat baik sehingga terjadi kegentingan situasi politik spt sekarang. Oleh karena itu melalui milis ini kita harus hati2 dan dapat memilah mana yg Islam sesungguhnya dan mana yg sesat. Keduanya menggunakan simbol yg persis sama. Takbirnya sama, kitabnya sama, lafaznya sama, bajunya mirip, jenggotnya sama,dsb,dsb. Tetapi yg membedakan adalah bahwa niat baik akan tercermin dan terasa dari perangai mereka yg menganut Islam sesungguhnya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, rakyat aljazair itu sama dengan kita berusaha menuju kestabilan ekonomi, keamanan bahkan demokrasinya lebih maju dari kita.. So Jgn lgsung memberikan fonis ketikan Mas Dana : Di Aljazair katanya ada fatwa utk membunuh SETIAP ORANG ASING. Weleh weleh Islam model apa ini? sy ketemu org2 aljazair baik2 tuh sama dengan org2 jawa byk yg lemah lembut.. malah ada aljazair yg py istri org bandung...langgeng perkawinannya py anak he3... lebih keras org pakistan dari aljazair.. slm chatting, --- http://www.kompas.com/kompas-cetak/0405/25/ln/1040867.htm Reformasi Arab dan Pengalaman Aljazair TUNTUTAN reformasi di dunia Arab telah terdengar nyaring sejak tragedi 11 September 2001. Tidak sedikit dari penguasa dan intelektual Arab telah berbicara pula dengan segala argumentasinya tentang bahaya dan dampak negatif dari reformasi politik dan konstitusi secara komprehensif di dunia Arab. Mereka berpendapat reformasi itu hanya menimbulkan situasi tidak stabil dan membuka jalan bagi tampilnya kekuatan radikal di tampuk kekuasaan. PENGALAMAN Aljazair selalu dijadikan contoh dan dalih untuk menunda atau memperlambat proses reformasi itu di dunia Arab yang memberi otoritas pada rakyat untuk memilih dan mengganti pemerintah mereka melalui pemilu. Pengalaman Aljazair itu adalah kemenangan Front Penyelamat Islam (FIS) dalam pemilu bebas pertama pada tahun 1991 sejak negara itu meraih kemerdekaannya dari kolonial Perancis tahun 1962. Militer lalu membatalkan hasil pemilu tersebut yang menyebabkan terjadinya pertumpahan darah hingga saat ini yang telah menelan korban sekitar 150.000 jiwa. Para penguasa dan sejumlah intelektual Arab berkesimpulan bahwa menggelar pemilu yang bebas, jujur, dan adil sudah dipastikan akan memberi kemenangan pada kubu Islam, seperti yang terjadi di Aljazair. Pada gilirannya, akan disusul pertumpahan darah pula antara kubu radikal dan moderat. Akan tetapi, perkembangan terakhir di Aljazair saat ini menunjukkan hal yang berbeda sama sekali dari kesimpulan para penguasa dan sejumlah intelektual Arab tersebut. Meskipun kekerasan atau setidaknya ketegangan belum reda sama sekali, Aljazair dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengalami perkembangan baru yang sangat positif dalam konteks proses demokrasi. Aljazair kini sudah berhasil melampaui masa krisisnya serta mampu menggores laju demokrasi secara signifikan. Bahkan, Aljazair bisa menjadi negara pelopor yang mengusung demokrasi di dunia Arab. ALJAZAIR pada 8 April 2004 telah menggelar pemilu presiden yang oleh pengawas internasional dan Arab dinilai sebagai titik balik sejarah modern negara itu. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor. Pertama, pemilu presiden Aljazair terakhir dinilai oleh pengamat dan pengawas yang terjun langsung di lapangan sebagai pemilu yang paling transparan, jujur, dan adil sejak tahun 1962. Komite nasional yang mewakili semua partai dan tim pengawas asing serta Liga Arab telah mengawasi langsung jalannya pemungutan suara di tempat-tempat pemungutan suara (TPS). Kompas yang sempat mengunjungi sejumlah TPS di Kota Algiers pada 8 April lalu menyaksikan langsung perwakilan beberapa partai politik yang ikut mengawasi proses pemungutan suara. Menurut aturan main pemilu yang disepakati semua partai politik, wakil beberapa partai harus hadir pada semua TPS yang tersebar di seluruh negeri. Kedua, pemilu presiden itu melibatkan enam kandidat yang berasal dari berbagai partai dan latar belakang ideologi, yang hasilnya tidak bisa diketahui pasti sebelum penghitungan suara selesai. Ini berbeda dengan pemilu tahun 1994 dan 1999 yang hasilnya sudah diketahui sebelumnya. Ketiga, lembaga militer yang sering disebut sebagai penguasa de facto di Aljazair