[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-15 Terurut Topik total_sacrifice
Arab tidak identik dgn Islam. kalau identik maka kendaraan islami
adalah onta :)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apakah Arab identik dg Islam? Bagaimana dg Arab Kristen yg ada di
 Lebanon?  Mereka pakai jubah juga tapi bukan Islam.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sarinesia sarinesia@ wrote:
 
  pernah seorang ustadz mengatakan, barangsiapa meniru-niru suatu kaum
  maka dia termasuk dalam golongannya.
  maka memakai jas dan dasi ... haram.




[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-13 Terurut Topik Dan
Apakah Arab identik dg Islam? Bagaimana dg Arab Kristen yg ada di
Lebanon?  Mereka pakai jubah juga tapi bukan Islam.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sarinesia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 pernah seorang ustadz mengatakan, barangsiapa meniru-niru suatu kaum
 maka dia termasuk dalam golongannya.
 maka memakai jas dan dasi ... haram.
 memakai celana levis ... haram.
 memakai kopiyah.. haram.. karena bukan pakean Islam.
 memakai Baju Koko.. haram karena pakean orang China.
 pake tesbeh.. haram karena budaya Budha. 
 yg islami pake jubah.. ke arab-araban hehehe
 
 juga pernah seorang tidak mau sholat tahiyatul masjid di mushola..
 karena katanya bukan masjid dan tidak ada tahiyatul mushola. juga
 tidak mau sholat tahiyatul masjid sebelum masjidnya diwakafkan karena
 masih milik pribadi bukan milik Allah. Sehingga tahiyatul masjid di
 masjid Jami' Yogya haram juga karena masih milik Sultan (Raja Yogya)..
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono
 masarcon@ wrote:
 
  pak chodjim,
  
  yg dibubarkan itu antara lain, juga konser Chrisye dalam rangka
konser 
  amal untuk Tsunami di Aceh.  bahkan rekan saya yg anak HT dan
kerja di 
  bagian humasnya rektorat IPB pun mendukung aksi pembubaran itu. 
weleh 
  weleh weleh ... 
  
  salam weleh weleh,
  ari condro
  http://papabonbon.wordpress.com
  
  
  Achmad Chodjim wrote:
  
  
  
   Lucu, di IPB (Institut Pertanian Bogor) tahun lalu, dalam upaya 
   peringatan Harlah IPB ada yang menyelenggarakan pagelaran musik
 (band, 
   dangdut). Ee... pada waktu siap manggung beberapa truk mahasiswa
(?) 
   membubarkan acara itu, alasan haram band dan dangdut di IPB. Tapi, 
   kalau nasyidan bahkan hanya musik mulud belaka tanpa instrimun
musik 
   malah dipaksakan kehadirannya. Lho, apa tumon?
  
  
   Wassalam,
   chodjim
  
  
  
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-12 Terurut Topik Achmad Chodjim
Itulah sebabnya 2 tahun yang lalu saya di milis ini dengan gigih untuk 
menyerukan Penegakan Pancasila kembali di bumi pertiwi ini. Dengan Pancasila, 
maka tak akan ada pemaksaan budaya asing (arab, timur tengah, eropa, amerika 
atau yang lainnya).

Dengan Pancasila maka suburlah keanekaragaman Islam, dan bukan pemeluk Islam 
yang seragam. Sehingga, bagi yang beragama Islam, akan ada variasi selamatan vs 
non-selamatan, ziarah kubur vs non-ziarah kubur, gamelan, melayu, qasidahan, 
dls; tidak seperti sekarang ini tampak ada gerakan nasyid dan mengharamkan 
yang lain. 

Lucu, di IPB (Institut Pertanian Bogor) tahun lalu, dalam upaya peringatan 
Harlah IPB ada yang menyelenggarakan pagelaran musik (band, dangdut). Ee... 
pada waktu siap manggung beberapa truk mahasiswa (?) membubarkan acara itu, 
alasan haram band dan dangdut di IPB. Tapi, kalau nasyidan bahkan hanya musik 
mulud belaka tanpa instrimun musik malah dipaksakan kehadirannya. Lho, apa 
tumon?

Inilah kesalahan kita dalam berbangsa. Bila sebuah bangsa meninggalkan 
budayanya, tinggal tunggu keambrukannya... Budaya adalah ibu kandung masyarakat!

Wassalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Dan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, March 09, 2007 9:27 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair


  Bung Chodjim

  Betul sih budaya Jawa itu benar2 melting pot dari bermacam sumber. 
  Kita seharusnya bangga dg fakta ini. Toleransinya orang Jawa itu
  akibat dari ini.

  Tapi koq apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang
  pasir yg tandus itu?

  Ini pertanyaan saya.

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Mas Dana,
   
   Budaya Jawa itu bukan berbasis pada agama Hindu atau Buddha.
  Sebaliknya, ketika Hindu dan Buddha masuk Jawa, mereka mencoba
  melakukan penyesuaian sehingga terbentuklah akulturasi dan asimilasi
  budaya.
   
   Itulah sebabnya Jawa menciptakan gamelan dan tidak terpengaruh oleh
  musik India yang Hindu dan Buddha. Hingga hari ini yang menyerap musik
  India adalah komunitas Melayu.
   
   Di Hindu Bali (Dharma) ada nyepi yang tidak dijumpai di India. Di
  Jawa ada selamatan 1,2,3,7,40, 100 dan 1000 untuk kematian, tapi tak
  ada di India, Tibet atau negeri-negeri Hindu dan Buddha lainnya.
  Justru pola selamatan itu dipertahankan oleh mereka yang Hindu,
  Buddha, Islam atau Kristen.
   
   Wassalam,
   chodjim 
   
   
   - Original Message - 
   From: Dan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, March 08, 2007 4:27 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)-
  aljazair
   
   
   Bung Aly,
   
   Memang ada beberapa negara di Teluk yg berhasil membangun
   kesejahteraan. UAE dan Qatar saya kira contoh yg sangat baik.
   
   Dan keduanya adalah spt yg Anda sebut Kerajaan Islam, bukan demokrasi
   modern yg kita kenal. Kalau tidak salah saya pernah bertanya apa
   betul demokrasi itu cocok utk semua? Yg diperlukan ialah ketertiban
   dan keadilan bagi manusia utk maju. Selama rajanya berniat menegakkan
   keadilan maka rakyat pasti OK. Tapi sering dalam sejarah raja itu
   suka keenakan dan lupa lagi sama rakyat. Ini yg mau dicegah. Makanya
   demokrasi dibentuk karena bukan demi kebebasan mengangkat pemimpin
   negara melalui pemilu tapi kekuatan hukum utk MEMECATnya yg lebih
   penting kalau udah enggak benar. Selagi mulai masa jabatan semua
   pemimpin akan manis2 dan berdedikasi. Honeymoon period. Eh udah
   kelamaan maka jadi keenakan dan terus semaunya. Ini kelemahan
   universal manusia.
   
   Terasa bagi saya zina dan aurat itu mewarnai obsesi dunia Islam. Dan
   ini dampaknya sangat membatasi kehidupan seni misalnya. Padahal seni
   pasti nyerempet2 aurat dan zina. Tapi seni itu memperkaya kehidupan.
   Kalau semua yg nyerempet2 aurat dan zina dilarang ya maka kehidupan
   akan lebih tandus. Selama perut kenyang tandus ya enggak apa2, tapi
   kalau sudah kenyang masih tandus juga, ya ngapain lagi dong hidup ini?
   Oleh karena itu saya menyayangkan juga terjadinya penandusan budaya
   di pulau Jawa akibat pengaruh budaya padang pasir ini. 
   
   Seperti pengalaman saya di padang pasir Maroko, ya demikianlah Islam
   lahir di padang pasir, bukan Sahara tapi Arabia. Budaya padang pasir
   itu khusus karena memang alamnya keras. Akibatnya budaya itu ya
   menyesuaikan alam yg keras dan tandus itu. Bayangkan aja hiburan tiap
   malam cuma nyanyi2 di api unggun dg rebana. Ya masa kehidupan seni
   cuma demikian? Padahal di Jawa ada gamelan, sendratari, lawakan, dsb
   dsb. Jauh lebih kaya. Dan keindahan ini semua mau ditukar dg budaya
   padang pasir yg tandus? Engga habis pikir saya.
   
   Jadi dalam menegakkan agama kita juga harus lihat unsur budayanya spt
   yg dilakukan oleh NU. Budaya itu penting utk kehidupan. Di Indonesia
   terutama budaya Jawa yg basisnya Hindu itu tidak menerima budaya Arab
   begitu saja sehingga perlu ratusan

Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-12 Terurut Topik Ari Condrowahono
pak chodjim,

yg dibubarkan itu antara lain, juga konser Chrisye dalam rangka konser 
amal untuk Tsunami di Aceh.  bahkan rekan saya yg anak HT dan kerja di 
bagian humasnya rektorat IPB pun mendukung aksi pembubaran itu.  weleh 
weleh weleh ... 

salam weleh weleh,
ari condro
http://papabonbon.wordpress.com


Achmad Chodjim wrote:



 Lucu, di IPB (Institut Pertanian Bogor) tahun lalu, dalam upaya 
 peringatan Harlah IPB ada yang menyelenggarakan pagelaran musik (band, 
 dangdut). Ee... pada waktu siap manggung beberapa truk mahasiswa (?) 
 membubarkan acara itu, alasan haram band dan dangdut di IPB. Tapi, 
 kalau nasyidan bahkan hanya musik mulud belaka tanpa instrimun musik 
 malah dipaksakan kehadirannya. Lho, apa tumon?


 Wassalam,
 chodjim




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-12 Terurut Topik sarinesia
pernah seorang ustadz mengatakan, barangsiapa meniru-niru suatu kaum
maka dia termasuk dalam golongannya.
maka memakai jas dan dasi ... haram.
memakai celana levis ... haram.
memakai kopiyah.. haram.. karena bukan pakean Islam.
memakai Baju Koko.. haram karena pakean orang China.
pake tesbeh.. haram karena budaya Budha. 
yg islami pake jubah.. ke arab-araban hehehe

juga pernah seorang tidak mau sholat tahiyatul masjid di mushola..
karena katanya bukan masjid dan tidak ada tahiyatul mushola. juga
tidak mau sholat tahiyatul masjid sebelum masjidnya diwakafkan karena
masih milik pribadi bukan milik Allah. Sehingga tahiyatul masjid di
masjid Jami' Yogya haram juga karena masih milik Sultan (Raja Yogya)..

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 pak chodjim,
 
 yg dibubarkan itu antara lain, juga konser Chrisye dalam rangka konser 
 amal untuk Tsunami di Aceh.  bahkan rekan saya yg anak HT dan kerja di 
 bagian humasnya rektorat IPB pun mendukung aksi pembubaran itu.  weleh 
 weleh weleh ... 
 
 salam weleh weleh,
 ari condro
 http://papabonbon.wordpress.com
 
 
 Achmad Chodjim wrote:
 
 
 
  Lucu, di IPB (Institut Pertanian Bogor) tahun lalu, dalam upaya 
  peringatan Harlah IPB ada yang menyelenggarakan pagelaran musik
(band, 
  dangdut). Ee... pada waktu siap manggung beberapa truk mahasiswa (?) 
  membubarkan acara itu, alasan haram band dan dangdut di IPB. Tapi, 
  kalau nasyidan bahkan hanya musik mulud belaka tanpa instrimun musik 
  malah dipaksakan kehadirannya. Lho, apa tumon?
 
 
  Wassalam,
  chodjim
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-11 Terurut Topik Dan
Agama sebagai way of life itu bagian budaya.  Agama sebagai pengalaman
spiritual itu urusan pribadi.  Apa ada definisi lain?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Itu benar bukan, kucing sudah keluar dari dalam karung. Menurut Dana P.
 agama bagian dari budaya, jadi hirarki budaya lebih tinggi dari agama.
 Perbandingan: Suku Minang bagian dari Bangsa Indonesia. Hirarki bangsa
 Indonesia lebih tinggi dari Suku Minang. Fakultas adalah bagian dari
 Universitas, hirarki Universitas lebih tinggi dari Fakultas.
Akhirnya kucing
 keluar dari dalam karung.
 
 HMNA
 
 - Original Message - 
 From: Dan [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Saturday, March 10, 2007 16:46
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair
 
 
  Memang agama adalah bagian dari budaya.  Apa yg diturunkan oleh Allah
  kepada RasuluLlah tidak kita pertanyakan lagi.  Apa yg dipahami oleh
  RasuluLlah kita tidak pertanyakan lagi.
 
  Yang selalu saya pertanyaan ialah apakah pemahaman kita, pemahaman pak
  HMNA, pemahaman Osama bin Laden, pemahaman Ibnu Khaldun dan lain2nya
  sudah sesuai dg keinginan Allah?  Bagaimana kita menguji benar
  tidaknya pemahaman itu?  Bagi saya uji utama ada di kadar maslahat.
  Kalau pemahaman tidak membawa maslahat malah mudarat ya berarti tidak
  benar.
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
  mnabdurrahman@ wrote:
  
   1. Dana P:
   apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang pasir yg
  tandus
   itu?
  
   2. Mia:
   kalau di antara orang berjilbab, jangan berjilbab - diantara
orang nggak
   berjilbab, pake jilbab...looh hehehe
   +++
   HMNA:
   1. Dana P dari dahulu tidak berubah, Islam dianggapnya budaya, yaitu
  budaya
   padang pasir, jadi dari hati kecilnya terpatri, Islam itu adalah
  hasil olah
   budi Muhammad, bukan berasal dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi
  Muhammad
   SAW
 
 __
 Apakah Anda Yahoo!?
 Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik
terhadap spam  
 http://id.mail.yahoo.com





[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-10 Terurut Topik Dan
Memang agama adalah bagian dari budaya.  Apa yg diturunkan oleh Allah
kepada RasuluLlah tidak kita pertanyakan lagi.  Apa yg dipahami oleh
RasuluLlah kita tidak pertanyakan lagi.

Yang selalu saya pertanyaan ialah apakah pemahaman kita, pemahaman pak
HMNA, pemahaman Osama bin Laden, pemahaman Ibnu Khaldun dan lain2nya
sudah sesuai dg keinginan Allah?  Bagaimana kita menguji benar
tidaknya pemahaman itu?  Bagi saya uji utama ada di kadar maslahat. 
Kalau pemahaman tidak membawa maslahat malah mudarat ya berarti tidak
benar.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 1. Dana P:
 apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang pasir yg
tandus
 itu?
 
 2. Mia:
 kalau di antara orang berjilbab, jangan berjilbab - diantara orang nggak
 berjilbab, pake jilbab...looh hehehe
 +++
 HMNA:
 1. Dana P dari dahulu tidak berubah, Islam dianggapnya budaya, yaitu
budaya
 padang pasir, jadi dari hati kecilnya terpatri, Islam itu adalah
hasil olah
 budi Muhammad, bukan berasal dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad
 SAW
 




Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-10 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Itu benar bukan, kucing sudah keluar dari dalam karung. Menurut Dana P.
agama bagian dari budaya, jadi hirarki budaya lebih tinggi dari agama.
Perbandingan: Suku Minang bagian dari Bangsa Indonesia. Hirarki bangsa
Indonesia lebih tinggi dari Suku Minang. Fakultas adalah bagian dari
Universitas, hirarki Universitas lebih tinggi dari Fakultas. Akhirnya kucing
keluar dari dalam karung.

HMNA

- Original Message - 
From: Dan [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Saturday, March 10, 2007 16:46
Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair


 Memang agama adalah bagian dari budaya.  Apa yg diturunkan oleh Allah
 kepada RasuluLlah tidak kita pertanyakan lagi.  Apa yg dipahami oleh
 RasuluLlah kita tidak pertanyakan lagi.

 Yang selalu saya pertanyaan ialah apakah pemahaman kita, pemahaman pak
 HMNA, pemahaman Osama bin Laden, pemahaman Ibnu Khaldun dan lain2nya
 sudah sesuai dg keinginan Allah?  Bagaimana kita menguji benar
 tidaknya pemahaman itu?  Bagi saya uji utama ada di kadar maslahat.
 Kalau pemahaman tidak membawa maslahat malah mudarat ya berarti tidak
 benar.

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  1. Dana P:
  apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang pasir yg
 tandus
  itu?
 
  2. Mia:
  kalau di antara orang berjilbab, jangan berjilbab - diantara orang nggak
  berjilbab, pake jilbab...looh hehehe
  +++
  HMNA:
  1. Dana P dari dahulu tidak berubah, Islam dianggapnya budaya, yaitu
 budaya
  padang pasir, jadi dari hati kecilnya terpatri, Islam itu adalah
 hasil olah
  budi Muhammad, bukan berasal dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi
 Muhammad
  SAW

__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 


[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-09 Terurut Topik Dan
Bung Chodjim

Betul sih budaya Jawa itu benar2 melting pot dari bermacam sumber. 
Kita seharusnya bangga dg fakta ini.  Toleransinya orang Jawa itu
akibat dari ini.

Tapi koq apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang
pasir yg tandus itu?

Ini pertanyaan saya.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mas Dana,
 
 Budaya Jawa itu bukan berbasis pada agama Hindu atau Buddha.
Sebaliknya, ketika Hindu dan Buddha masuk Jawa, mereka mencoba
melakukan penyesuaian sehingga terbentuklah akulturasi dan asimilasi
budaya.
 
 Itulah sebabnya Jawa menciptakan gamelan dan tidak terpengaruh oleh
musik India yang Hindu dan Buddha. Hingga hari ini yang menyerap musik
India adalah komunitas Melayu.
 
 Di Hindu Bali (Dharma) ada nyepi yang tidak dijumpai di India. Di
Jawa ada selamatan 1,2,3,7,40, 100 dan 1000 untuk kematian, tapi tak
ada di India, Tibet atau negeri-negeri Hindu dan Buddha lainnya.
Justru pola selamatan itu dipertahankan oleh mereka yang Hindu,
Buddha, Islam atau Kristen.
 
 Wassalam,
 chodjim  
 
 
   - Original Message - 
   From: Dan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, March 08, 2007 4:27 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)-
aljazair
 
 
   Bung Aly,
 
   Memang ada beberapa negara di Teluk yg berhasil membangun
   kesejahteraan. UAE dan Qatar saya kira contoh yg sangat baik.
 
   Dan keduanya adalah spt yg Anda sebut Kerajaan Islam, bukan demokrasi
   modern yg kita kenal. Kalau tidak salah saya pernah bertanya apa
   betul demokrasi itu cocok utk semua? Yg diperlukan ialah ketertiban
   dan keadilan bagi manusia utk maju. Selama rajanya berniat menegakkan
   keadilan maka rakyat pasti OK. Tapi sering dalam sejarah raja itu
   suka keenakan dan lupa lagi sama rakyat. Ini yg mau dicegah. Makanya
   demokrasi dibentuk karena bukan demi kebebasan mengangkat pemimpin
   negara melalui pemilu tapi kekuatan hukum utk MEMECATnya yg lebih
   penting kalau udah enggak benar. Selagi mulai masa jabatan semua
   pemimpin akan manis2 dan berdedikasi. Honeymoon period. Eh udah
   kelamaan maka jadi keenakan dan terus semaunya. Ini kelemahan
   universal manusia.
 
   Terasa bagi saya zina dan aurat itu mewarnai obsesi dunia Islam. Dan
   ini dampaknya sangat membatasi kehidupan seni misalnya. Padahal seni
   pasti nyerempet2 aurat dan zina. Tapi seni itu memperkaya kehidupan.
   Kalau semua yg nyerempet2 aurat dan zina dilarang ya maka kehidupan
   akan lebih tandus. Selama perut kenyang tandus ya enggak apa2, tapi
   kalau sudah kenyang masih tandus juga, ya ngapain lagi dong hidup ini?
   Oleh karena itu saya menyayangkan juga terjadinya penandusan budaya
   di pulau Jawa akibat pengaruh budaya padang pasir ini. 
 
   Seperti pengalaman saya di padang pasir Maroko, ya demikianlah Islam
   lahir di padang pasir, bukan Sahara tapi Arabia. Budaya padang pasir
   itu khusus karena memang alamnya keras. Akibatnya budaya itu ya
   menyesuaikan alam yg keras dan tandus itu. Bayangkan aja hiburan tiap
   malam cuma nyanyi2 di api unggun dg rebana. Ya masa kehidupan seni
   cuma demikian? Padahal di Jawa ada gamelan, sendratari, lawakan, dsb
   dsb. Jauh lebih kaya. Dan keindahan ini semua mau ditukar dg budaya
   padang pasir yg tandus? Engga habis pikir saya.
 
   Jadi dalam menegakkan agama kita juga harus lihat unsur budayanya spt
   yg dilakukan oleh NU. Budaya itu penting utk kehidupan. Di Indonesia
   terutama budaya Jawa yg basisnya Hindu itu tidak menerima budaya Arab
   begitu saja sehingga perlu ratusan tahun utk masuk. Mungkin sekarang
   adalah akhir2nya dari budaya Jawa ini. Sayang sekali memang.
 
 
It's here! Your new message! 
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/
   
 
 
 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-09 Terurut Topik Mia
Biarin aja soal budaya berlangsung secara alamiah. Karakter 
Indonesia emang gitu, terbuka dengan pengaruh asing. Menurut KA 
sifat menerima orang asing adalah modal yang mesti dimenej. Kalau 
aku liat nggak banyak kultur lain yang demikian terbuka seperti 
Nusantara (termasuk Thai, Phil).

Gw orang Betawi aja salah satu keseniannya rebana, nyanyian arab 
selain pantunan. gimane si..

Asal kondisinya tetep demokratis, dan nggak diambil alih Hisbut 
Tahrir karena mereka anti demokrasi. Makanya, kalau di antara orang 
berjilbab, jangan berjilbab - diantara orang nggak berjilbab, pake 
jilbab...looh hehehe...

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Bung Chodjim
 
 Betul sih budaya Jawa itu benar2 melting pot dari bermacam sumber. 
 Kita seharusnya bangga dg fakta ini.  Toleransinya orang Jawa itu
 akibat dari ini.
 
 Tapi koq apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya 
padang
 pasir yg tandus itu?
 
 Ini pertanyaan saya.




Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-09 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
1. Dana P:
apa perlu disetip sehingga jadi dimiripkan dg budaya padang pasir yg tandus
itu?

2. Mia:
kalau di antara orang berjilbab, jangan berjilbab - diantara orang nggak
berjilbab, pake jilbab...looh hehehe
+++
HMNA:
1. Dana P dari dahulu tidak berubah, Islam dianggapnya budaya, yaitu budaya
padang pasir, jadi dari hati kecilnya terpatri, Islam itu adalah hasil olah
budi Muhammad, bukan berasal dari wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW

2. Mia hendaknya tidak bermain-main dengan Firman Allah:
-- WLYDHRBN  BKHMRHN  'ALY  JYWBHN  (S. ALNWR, 24:31), dibaca:
-- walyadhribna bikhumurihinna 'ala- juyu-bihinna (s. annu-r).

WLYDHRBN - walyadhribna dalam ayat (24:31) terdapat Lam Al Amr (Lam yang
menyatakan perintah), maka kata tersebut berarti: Diperintahkan kepada
mereka menutupkan, sehingga ayat (24:31) terjemahannya adalah:
-- Diperintahkan kepada mereka menutupkan khumur mereka ke atas dada mereka.

Mereka dalam ayat (24:31) adalah terjemahan dari hinna, kata ganti ketiga
perempuan jamak (plural), sehingga dirangkaikan menjadi satu kata dengan
kata benda sebelumnya: .bikhumurihinna dan juyu-bihinna.

Informsi dari Ummu l-Mu'minin Sitti Aisyah RA, bahwa perempuan Arab yang
beragama Islam sebelum turun ayat (24:31) dari segi budaya sudah mengenal
khimar, namun khimar itu tidak menutup lekuk buah dada dan juga tidak
menutup leher sehingga perhiasannya kelihatan baik yang dileher maupun di
sebelah luar dadanya, maksudnya di sebelah luar baju yang menutup dadanya.
Khimar yang menjulur panjang ke bawah (selanjutnya diperpendek dengan
sebutan khimar-panjang) belumlah dikenal sebelum ayat (24:31), buktinya,
mereka merobek kain selubung mereka untuk dialihfungsikan menjadi
khimar-panjang. Jika mereka sudah biasa memakai khimar-panjang tentunya itu
telah tersedia dan tak perlu lagi menyulap kain selubung menjadi
khimar-panjang darurat. Jelaslah, khimar-panjang yang menutup lekuk buah
dada bukan tradisi dan budaya Arab, yang bermuatan lokal, tetapi ajaran yang
disyariatkan Islam. Inilah penjelasan secara normatif maupun secara historis
budaya khimar yang tidak menutup leher dan tidak menutup lekuk buah dada
disempurnakan dengan perintah syari'at: WLYDHRBN  BKHMRHN  'ALY  JYWBHN
(diperintahkan kepada mereka menutupkan khumur mereka ke atas dada mereka).

Khumur adalah bentuk jama' (plural) dari khimar, artinya tutup kepala. Ummu
l-Mu'minin Sitti Aisyah RA menceritakan bahwa sesaat setelah turunnya ayat
(24:31) perempuan-perempuan Islam segera mengambil kain selubung mereka,
kemudian merobek sisinya dan memakainya sebagai khimar.

Khimar, bentuk pluralnya adalah khumur yang berarti kerudung atau tutup
kepala, yang dalam bahasa Indonesia kontemporer disebut jilbab, padahal
jilbab, bentuk pluralnya jalabib artinya baju longgar yang menutupi
lekuk-lekuk tubuh. Boleh jadi ini karena salah transfer dari Ibnu Abbas
yang mengatakan: Mukminaat jika keluar diperintahkan untuk menutup kepala
mereka dengan jilbab, sehingga makna jilbab ini di Indonesia dan beberapa
Negara sekitarnya telah bergeser menjadi kain yang rapat sebagai penutup
rambut, kudung atau telekung (Indonesia), tudung (di Malaysia). Padahal yang
dimaksud oleh Ibnu Abbas baju longgar itu pada bagian atasnya disambung
dengan bagian untuk menutup kepala seperti pada pakaian musim dingin di
Eropah dan Eskimo. Nowadays baju longgar itu dikenal di Arab dan di Mesir
sebagai jalabiyyah/galabiyyah (di Mesir jim dibaca gim, hurufnya sama,
fonemnya beda), di Asia tenggara jubah, di Maroko jellabah, di kalangan
bangsa Tuareg tegelmoust, di Afghanistan burqa, dan di Pakistan gamis
dikombinasi dengan celana panjang. Fyi, di beberapa negeri-negeri itu
nowadays baju kurung panjang pakai pnutup kepala itu merupakan pakaian
unisex.

Ya, Allah, saya telah sampaikan: Ballighu anniy walaw ayah (sampaikan
dariku walaupun seayat). Mudah-mudahan terlepaslah hambaMu ini dari dosa
tidak menyampaikan kepada manusia apa yang hambaMu ini ketahui. WaLlahu
a'lamu bisshawab.

Wassalam, bagi yang dapat Hidayah

HMNA


- Original Message - 
From: Mia [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, March 09, 2007 22:51
Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair


 Biarin aja soal budaya berlangsung secara alamiah. Karakter
 Indonesia emang gitu, terbuka dengan pengaruh asing. Menurut KA
 sifat menerima orang asing adalah modal yang mesti dimenej. Kalau
 aku liat nggak banyak kultur lain yang demikian terbuka seperti
 Nusantara (termasuk Thai, Phil).

 Gw orang Betawi aja salah satu keseniannya rebana, nyanyian arab
 selain pantunan. gimane si..

 Asal kondisinya tetep demokratis, dan nggak diambil alih Hisbut
 Tahrir karena mereka anti demokrasi. Makanya, kalau di antara orang
 berjilbab, jangan berjilbab - diantara orang nggak berjilbab, pake
 jilbab...looh hehehe...

 salam
 Mia

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
  Bung Chodjim
 
  Betul sih budaya

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu

2007-03-08 Terurut Topik Dan
mbak Chae,

Saya persilahkan para pendukung negara berbasis syariat Islam supaya
dapat memberikan penjelasannya.

Ayo pak HMNA, bung Aly, bung Jano Ko, dan lainnya tolong beri
penjelasannya.

Wassalam

DP


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau saya sendiri Pak Dana lebih cenderung untuk mempertanyakan
 bagaimana suatu negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam bisa
 memiliki anggka yang cukup signifikan tentang kekerasan terhadap
 perempuan.
 
 Ini saya kutip dari koran Tempo interaktif dtd 7 March 2006
 
 TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Komisi Nasional Perempuan, Kamala
 Chandra Kirana, mengatakan bahwa terjadi peningkatan kekerasan
 terhadap perempuan dalam rumah tangga yang terjadi sepanjang 2005.
 Meningkat sebesar 82 persen dari tahun 2004, katanya di kantornya,
 Jakarta, hari ini.
 
 Berdasarkan data Komnas Perempuan, selama 2005 terjadi 20.391 kasus
 kekerasan terhadap perempuan, yang ditangani oleh 215 lembaga di
 provinsi. Angka itu menunjukan peningkatan 45 persen, dibandingkan
 2004 yaitu 14.020 kasus. Sebanyak 82 persen di antaranya adalah
 kekerasan dalam rumah tangga.
 
 Namun ironisnya, menurut Kamala, data itu hanya yang ada di Komnas
 Perempuan. Jumlah nyata kekerasan tak terdata, ia berpendapat
 jumlahnya lebih besar lagi. Karena kejadian ini adalah populasi yang
 tersembunyi.
 
 Masih banyak data lainya, hanya saja kembali kepertanyaan
 semula..mengapa kekerasan kepada perempuan terjadi di negara dengan
 mayoritas penduduk beragama Islam padahal Islam ini didaulat sebagai
 agama yang melindungi perempuan dan merupakan perintis/pioner dalam
 hal membebaskan dan menikngkatkan derajat kaum perempuan lebih dari
 1400 tahun yang lalu... 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ wrote:
 
  Baiklah, 
  
  Selamat sejahtera Anda berbahagia,
  
  Tapi boleh saya tanya sama mbak Chae, Mia, dan lainnya?
  
  Bagaimana dg perempuan2 korban poligami boleh kita survey juga? 
  Bagaimana dg TKW di luar negeri?  Bagaimana dg para pelacur yg harus
  melacur karena ditinggal suami tanpa perlindungan hukum yg cukup, dsb
  dsb...
  
  Baiklah memang pertanyaan ini apakah perempuan bahagia dalam sistem
  Islam merupakan pertanyaan yg maut dan telak.  Barangkali belum pernah
  ada yg menanyakan.  Yg ada adalah ungkapan2 frustrasi dari para
  perempuan di milis ini tetapi belum pernah langsung ditanya apakah
  perempuan bahagia dalam sistem Islam.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
  florapamungkas@ wrote:
  
   
   Tolong kalau ada yang mau bikin survey tentang siapakah dari
 wanita yang
   berbahagia dengan sistem Islam, maka saya akan mengajukan diri
sebagai
   muslimah yang berbahagia  happy...happy!  Dan saya yakin
  daftarnya akan
   semakin panjang bererot bin bejibun ...
   
   don't be silly ... :-D
   
   
   Salam bahagia,
   
   Flora
   
   --
   
   Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair   -  mengritik sesuatu 
   Posted by: Dan dana.pamilih@   hifibuff007 
   Wed Mar 7, 2007 2:36 am (PST) 
   Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya
   bagaimana?
   
   Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan
dengan
   mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya.
   
   Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam
   sudah hebat. Iya dulu hebat, sekarang gimana? Koq jarang sekali yg
   kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam. Jarang saya
   dengar. Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak
   berpendidikan yg cukup? Atau memang sistemnya sudah sempurna? 
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
 





[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-08 Terurut Topik Dan
Bung Aly,

Memang ada beberapa negara di Teluk yg berhasil membangun
kesejahteraan.  UAE dan Qatar saya kira contoh yg sangat baik.

Dan keduanya adalah spt yg Anda sebut Kerajaan Islam, bukan demokrasi
modern yg kita kenal.  Kalau tidak salah saya pernah bertanya apa
betul demokrasi itu cocok utk semua?  Yg diperlukan ialah ketertiban
dan keadilan bagi manusia utk maju.  Selama rajanya berniat menegakkan
keadilan maka rakyat pasti OK.  Tapi sering dalam sejarah raja itu
suka keenakan dan lupa lagi sama rakyat.  Ini yg mau dicegah.  Makanya
demokrasi dibentuk karena bukan demi kebebasan mengangkat pemimpin
negara melalui pemilu tapi kekuatan hukum utk MEMECATnya yg lebih
penting kalau udah enggak benar.  Selagi mulai masa jabatan semua
pemimpin akan manis2 dan berdedikasi. Honeymoon period.  Eh udah
kelamaan maka jadi keenakan dan terus semaunya. Ini kelemahan
universal manusia.

Terasa bagi saya zina dan aurat itu mewarnai obsesi dunia Islam. Dan
ini dampaknya sangat membatasi kehidupan seni misalnya. Padahal seni
pasti nyerempet2 aurat dan zina.  Tapi seni itu memperkaya kehidupan.
 Kalau semua yg nyerempet2 aurat dan zina dilarang ya maka kehidupan
akan lebih tandus.  Selama perut kenyang tandus ya enggak apa2, tapi
kalau sudah kenyang masih tandus juga, ya ngapain lagi dong hidup ini?
 Oleh karena itu saya menyayangkan juga terjadinya penandusan budaya
di pulau Jawa akibat pengaruh budaya padang pasir ini. 

Seperti pengalaman saya di padang pasir Maroko, ya demikianlah Islam
lahir di padang pasir, bukan Sahara tapi Arabia.  Budaya padang pasir
itu khusus karena memang alamnya keras.  Akibatnya budaya itu ya
menyesuaikan alam yg keras dan tandus itu.  Bayangkan aja hiburan tiap
malam cuma nyanyi2 di api unggun dg rebana.  Ya masa kehidupan seni
cuma demikian? Padahal di Jawa ada gamelan, sendratari, lawakan, dsb
dsb. Jauh lebih kaya.  Dan keindahan ini semua mau ditukar dg budaya
padang pasir yg tandus?  Engga habis pikir saya.

Jadi dalam menegakkan agama kita juga harus lihat unsur budayanya spt
yg dilakukan oleh NU.  Budaya itu penting utk kehidupan.  Di Indonesia
terutama budaya Jawa yg basisnya Hindu itu tidak menerima budaya Arab
begitu saja sehingga perlu ratusan tahun utk masuk.  Mungkin sekarang
adalah akhir2nya dari budaya Jawa ini.  Sayang sekali memang.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tuk P Dana  ARi.
 
 itulah sgt di sayangkahn. satu kabupaten memiliki
 potensi oil/gas tp rakyat sekitar kabupaten tsb masih
 baanyaak yg miskin bahkan listrik pun masih ada yg
 belum dpt sampai sekarang.. Qatar pintar mengelolanya
 smp ada subsidi mahar gratis bwt bujangan yg mau kawin
 Rp75Jt dari kerajaan 2 minggu cair, kalau mau sekolah
 ke LN pemerintah sgt termakasih dibiayai penuh
 generasinya dan akan diberikan jabatan.. 
 Sistem negara Qatar : SISTEM KERAJAAN ISLAM
 hanya di qatar bebas tp mengikuti sistem dan org2 asli
  pendatang baik muslim-non muslim harus taat.. bila
 tdk kena denda penjara 1- minggu lalu kena denda
 mahal.. contoh:
 Non muslim tdk boleh minuman keras kecuali di tempat
 yg ditunjuk (tempat2 sgt terbatas dan beberapa hotel
 saja) dan harus menunjukkan ID bahwa dia non muslim
 dan penghasilan minimal QR 2,500 atau sekitar Rp 6jt..
 
 Memanggil sebutanspt ; cewek dtang donk.. bila
 polisi lewat bisa dikurung 3 hari...
 dstnya...
 
 jilbab bebas... umumnya yg muslim bila tdk pakai
 jilbab akan maulu sendiri.. karena akan dibilang dia
 pasti bukan muslim (kafir) no probelm for him... tp
 bila polisi tau dia wanita muslim akan menasihatinya..
 
 itu saja yg saya tau... nanti sy berkelana Saudi-qatar
 lagi insya Alloh.. 6 april  dengan keluarga.. sewa
 mobil..
 
 ayo kunjungi qatar.. spy daerah anda di kabupaten anda
 tinggal atau jakarta bisa spt Qatar..org pribumi jd
 mimpi nyata.. kaya dan islami. kebebasan dan
 mengikuti sistem baik muslim  non-muslim baik pria
 dan wanita..semua ada sistem dan tempatnya.
 
 slm
 ali.  
 --- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Betul penduduk segitu kecil menghasilkan devisa $30
  miliar! Ya gimana
  enggak makmur.  Terus jugaa saya lihat di data lain,
  negara cuma
  membelanjakan separuhnya sehingga itu duit engga
  habis2.
  
  Ya memang beda dg situasi kita.  Dulu dari minyaknya
  kita sempat dapat
  segitu juga cuma habis dipakai perang di Aceh dan di
  Timor.
  
  Maroko penduduknya 30 juta-an dan enggak punya
  minyak sebanyak itu.
  
  Qatar itu perkecualian.  Juga mereka sempat jadi
  protektoratnya
  Inggris ya?  Jadi ketertiban dan keamanannya model
  Inggris?  Hukumnya
  juga berbasis Inggris?
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, waluya56
  waluya56@ wrote:
  
   Ikut nimbrung Pak. Ini data tentang Qatar dari 
  
 
 http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/middle_east/country_profiles/791921.
   stm. Perhatikan jumlah populasinya, hanya 628.000
  orang!. Jangankan 
   dengan Indonesia, dengan Bandung pun masih kalah
  jauh (Bandung 
   berpenduduk 2 juta lebih). Jumlah penduduk Qatar,
  sama 

Fwd: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu

2007-03-08 Terurut Topik Erina
Pak Dan, et all
  Wah, jadi ramai nih diskusinya.
   
  Met Diskusi deh.
   
  Erina

  
Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
From: Dan [EMAIL PROTECTED]
Date: Thu, 08 Mar 2007 09:03:19 -
Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - 
mengritik sesuatu

mbak Chae,

Saya persilahkan para pendukung negara berbasis syariat Islam supaya
dapat memberikan penjelasannya.

Ayo pak HMNA, bung Aly, bung Jano Ko, dan lainnya tolong beri
penjelasannya.

Wassalam

DP

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau saya sendiri Pak Dana lebih cenderung untuk mempertanyakan
 bagaimana suatu negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam bisa
 memiliki anggka yang cukup signifikan tentang kekerasan terhadap
 perempuan.
 
 Ini saya kutip dari koran Tempo interaktif dtd 7 March 2006
 
 TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Komisi Nasional Perempuan, Kamala
 Chandra Kirana, mengatakan bahwa terjadi peningkatan kekerasan
 terhadap perempuan dalam rumah tangga yang terjadi sepanjang 2005.
 Meningkat sebesar 82 persen dari tahun 2004, katanya di kantornya,
 Jakarta, hari ini.
 
 Berdasarkan data Komnas Perempuan, selama 2005 terjadi 20.391 kasus
 kekerasan terhadap perempuan, yang ditangani oleh 215 lembaga di
 provinsi. Angka itu menunjukan peningkatan 45 persen, dibandingkan
 2004 yaitu 14.020 kasus. Sebanyak 82 persen di antaranya adalah
 kekerasan dalam rumah tangga.
 
 Namun ironisnya, menurut Kamala, data itu hanya yang ada di Komnas
 Perempuan. Jumlah nyata kekerasan tak terdata, ia berpendapat
 jumlahnya lebih besar lagi. Karena kejadian ini adalah populasi yang
 tersembunyi.
 
 Masih banyak data lainya, hanya saja kembali kepertanyaan
 semula..mengapa kekerasan kepada perempuan terjadi di negara dengan
 mayoritas penduduk beragama Islam padahal Islam ini didaulat sebagai
 agama yang melindungi perempuan dan merupakan perintis/pioner dalam
 hal membebaskan dan menikngkatkan derajat kaum perempuan lebih dari
 1400 tahun yang lalu... 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ wrote:
 
  Baiklah, 
  
  Selamat sejahtera Anda berbahagia,
  
  Tapi boleh saya tanya sama mbak Chae, Mia, dan lainnya?
  
  Bagaimana dg perempuan2 korban poligami boleh kita survey juga? 
  Bagaimana dg TKW di luar negeri? Bagaimana dg para pelacur yg harus
  melacur karena ditinggal suami tanpa perlindungan hukum yg cukup, dsb
  dsb...
  
  Baiklah memang pertanyaan ini apakah perempuan bahagia dalam sistem
  Islam merupakan pertanyaan yg maut dan telak. Barangkali belum pernah
  ada yg menanyakan. Yg ada adalah ungkapan2 frustrasi dari para
  perempuan di milis ini tetapi belum pernah langsung ditanya apakah
  perempuan bahagia dalam sistem Islam.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
  florapamungkas@ wrote:
  
   
   Tolong kalau ada yang mau bikin survey tentang siapakah dari
 wanita yang
   berbahagia dengan sistem Islam, maka saya akan mengajukan diri
sebagai
   muslimah yang berbahagia happy...happy! Dan saya yakin
  daftarnya akan
   semakin panjang bererot bin bejibun ...
   
   don't be silly ... :-D
   
   
   Salam bahagia,
   
   Flora
   
   --
   
   Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu 
   Posted by: Dan dana.pamilih@ hifibuff007 
   Wed Mar 7, 2007 2:36 am (PST) 
   Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya
   bagaimana?
   
   Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan
dengan
   mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya.
   
   Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam
   sudah hebat. Iya dulu hebat, sekarang gimana? Koq jarang sekali yg
   kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam. Jarang saya
   dengar. Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak
   berpendidikan yg cukup? Atau memang sistemnya sudah sempurna? 
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
 




 

 
-
 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Fwd: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu

2007-03-08 Terurut Topik Muhammad Aly
diindonesia byk kekerasan thd perempuan ; spt
pembantu.. berapa byk sudah yg disiksa.. terlebih yg
bekerja di org indocin / WNI asal cina... tdk ada
sistem yg mengatur pembokat2 ini di indonesia.. ksihan
ya...

pengalaman yg saya tahu di qatar pernah ada housemaid
(pembantu perempuan) asal indonesia dipukuli smp
tinggal di rumah sakit... krn ada beberapa org2 arab
qatar masih berbudaya keras spt arab saudi non
madinah. mayoritas org2 qatar 70% lemah lembuh dan tdk
byk bicara.. spt org kita byk bicara doang loh...
teori doang .. Qatar implementasi sistemnya jaaauuuh
lebih baik walau mereka org2 qatar tdk sepintar org2
indonesia.

karena mempunyai sistem negera yg baik di qatar
melindungi hak2 pekerja walau hanya pembantu dan
pendatang lagi.. maka di pengadilan si tuan rumah di
tahan penjara dan di lepaskan setelah membayar seluruh
biaya rumah sakit yg sangat mhl biaya di qatar, uang
kompensasi minimal 70 juta rupiah dan tiket pulang ke
indonesia.

Mampir dong ke Qatar P dana.. jd tdk selalu fans
dengan inggris saja.. org2 inggris aja byk yg main ke
qatar .. dan org2 qatar byk juga kalau liburan
biasanya ke inggris. Skrng melirik tour ke malaysa,
thailand, china dan pendidikan selain inggris skrng
ada yg minat ke australia krn ke amrik/canada agak
jauh...

slm,


--- Erina [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Dan, et all
   Wah, jadi ramai nih diskusinya.

   Met Diskusi deh.

   Erina
 
   
 Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 From: Dan [EMAIL PROTECTED]
 Date: Thu, 08 Mar 2007 09:03:19 -
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah
 di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu
 
 mbak Chae,
 
 Saya persilahkan para pendukung negara berbasis
 syariat Islam supaya
 dapat memberikan penjelasannya.
 
 Ayo pak HMNA, bung Aly, bung Jano Ko, dan lainnya
 tolong beri
 penjelasannya.
 
 Wassalam
 
 DP
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Kalau saya sendiri Pak Dana lebih cenderung untuk
 mempertanyakan
  bagaimana suatu negara dengan mayoritas penduduk
 beragama Islam bisa
  memiliki anggka yang cukup signifikan tentang
 kekerasan terhadap
  perempuan.
  
  Ini saya kutip dari koran Tempo interaktif dtd 7
 March 2006
  
  TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Komisi Nasional
 Perempuan, Kamala
  Chandra Kirana, mengatakan bahwa terjadi
 peningkatan kekerasan
  terhadap perempuan dalam rumah tangga yang terjadi
 sepanjang 2005.
  Meningkat sebesar 82 persen dari tahun 2004,
 katanya di kantornya,
  Jakarta, hari ini.
  
  Berdasarkan data Komnas Perempuan, selama 2005
 terjadi 20.391 kasus
  kekerasan terhadap perempuan, yang ditangani oleh
 215 lembaga di
  provinsi. Angka itu menunjukan peningkatan 45
 persen, dibandingkan
  2004 yaitu 14.020 kasus. Sebanyak 82 persen di
 antaranya adalah
  kekerasan dalam rumah tangga.
  
  Namun ironisnya, menurut Kamala, data itu hanya
 yang ada di Komnas
  Perempuan. Jumlah nyata kekerasan tak terdata, ia
 berpendapat
  jumlahnya lebih besar lagi. Karena kejadian ini
 adalah populasi yang
  tersembunyi.
  
  Masih banyak data lainya, hanya saja kembali
 kepertanyaan
  semula..mengapa kekerasan kepada perempuan terjadi
 di negara dengan
  mayoritas penduduk beragama Islam padahal Islam
 ini didaulat sebagai
  agama yang melindungi perempuan dan merupakan
 perintis/pioner dalam
  hal membebaskan dan menikngkatkan derajat kaum
 perempuan lebih dari
  1400 tahun yang lalu... 
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan
 dana.pamilih@ wrote:
  
   Baiklah, 
   
   Selamat sejahtera Anda berbahagia,
   
   Tapi boleh saya tanya sama mbak Chae, Mia, dan
 lainnya?
   
   Bagaimana dg perempuan2 korban poligami boleh
 kita survey juga? 
   Bagaimana dg TKW di luar negeri? Bagaimana dg
 para pelacur yg harus
   melacur karena ditinggal suami tanpa
 perlindungan hukum yg cukup, dsb
   dsb...
   
   Baiklah memang pertanyaan ini apakah perempuan
 bahagia dalam sistem
   Islam merupakan pertanyaan yg maut dan telak.
 Barangkali belum pernah
   ada yg menanyakan. Yg ada adalah ungkapan2
 frustrasi dari para
   perempuan di milis ini tetapi belum pernah
 langsung ditanya apakah
   perempuan bahagia dalam sistem Islam.
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora
 Pamungkas
   florapamungkas@ wrote:
   

Tolong kalau ada yang mau bikin survey tentang
 siapakah dari
  wanita yang
berbahagia dengan sistem Islam, maka saya akan
 mengajukan diri
 sebagai
muslimah yang berbahagia happy...happy!
 Dan saya yakin
   daftarnya akan
semakin panjang bererot bin bejibun ...

don't be silly ... :-D


Salam bahagia,

Flora

--

Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair -
 mengritik sesuatu 
Posted by: Dan dana.pamilih@ hifibuff007 
Wed Mar 7, 2007 2:36 am (PST) 
Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi
 praktek di lapangannya
bagaimana?

Kita tidak bisa menutup mata atas praktek

Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-08 Terurut Topik Achmad Chodjim
Mas Dana,

Budaya Jawa itu bukan berbasis pada agama Hindu atau Buddha. Sebaliknya, ketika 
Hindu dan Buddha masuk Jawa, mereka mencoba melakukan penyesuaian sehingga 
terbentuklah akulturasi dan asimilasi budaya.

Itulah sebabnya Jawa menciptakan gamelan dan tidak terpengaruh oleh musik India 
yang Hindu dan Buddha. Hingga hari ini yang menyerap musik India adalah 
komunitas Melayu.

Di Hindu Bali (Dharma) ada nyepi yang tidak dijumpai di India. Di Jawa ada 
selamatan 1,2,3,7,40, 100 dan 1000 untuk kematian, tapi tak ada di India, Tibet 
atau negeri-negeri Hindu dan Buddha lainnya. Justru pola selamatan itu 
dipertahankan oleh mereka yang Hindu, Buddha, Islam atau Kristen.

Wassalam,
chodjim  


  - Original Message - 
  From: Dan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, March 08, 2007 4:27 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair


  Bung Aly,

  Memang ada beberapa negara di Teluk yg berhasil membangun
  kesejahteraan. UAE dan Qatar saya kira contoh yg sangat baik.

  Dan keduanya adalah spt yg Anda sebut Kerajaan Islam, bukan demokrasi
  modern yg kita kenal. Kalau tidak salah saya pernah bertanya apa
  betul demokrasi itu cocok utk semua? Yg diperlukan ialah ketertiban
  dan keadilan bagi manusia utk maju. Selama rajanya berniat menegakkan
  keadilan maka rakyat pasti OK. Tapi sering dalam sejarah raja itu
  suka keenakan dan lupa lagi sama rakyat. Ini yg mau dicegah. Makanya
  demokrasi dibentuk karena bukan demi kebebasan mengangkat pemimpin
  negara melalui pemilu tapi kekuatan hukum utk MEMECATnya yg lebih
  penting kalau udah enggak benar. Selagi mulai masa jabatan semua
  pemimpin akan manis2 dan berdedikasi. Honeymoon period. Eh udah
  kelamaan maka jadi keenakan dan terus semaunya. Ini kelemahan
  universal manusia.

  Terasa bagi saya zina dan aurat itu mewarnai obsesi dunia Islam. Dan
  ini dampaknya sangat membatasi kehidupan seni misalnya. Padahal seni
  pasti nyerempet2 aurat dan zina. Tapi seni itu memperkaya kehidupan.
  Kalau semua yg nyerempet2 aurat dan zina dilarang ya maka kehidupan
  akan lebih tandus. Selama perut kenyang tandus ya enggak apa2, tapi
  kalau sudah kenyang masih tandus juga, ya ngapain lagi dong hidup ini?
  Oleh karena itu saya menyayangkan juga terjadinya penandusan budaya
  di pulau Jawa akibat pengaruh budaya padang pasir ini. 

  Seperti pengalaman saya di padang pasir Maroko, ya demikianlah Islam
  lahir di padang pasir, bukan Sahara tapi Arabia. Budaya padang pasir
  itu khusus karena memang alamnya keras. Akibatnya budaya itu ya
  menyesuaikan alam yg keras dan tandus itu. Bayangkan aja hiburan tiap
  malam cuma nyanyi2 di api unggun dg rebana. Ya masa kehidupan seni
  cuma demikian? Padahal di Jawa ada gamelan, sendratari, lawakan, dsb
  dsb. Jauh lebih kaya. Dan keindahan ini semua mau ditukar dg budaya
  padang pasir yg tandus? Engga habis pikir saya.

  Jadi dalam menegakkan agama kita juga harus lihat unsur budayanya spt
  yg dilakukan oleh NU. Budaya itu penting utk kehidupan. Di Indonesia
  terutama budaya Jawa yg basisnya Hindu itu tidak menerima budaya Arab
  begitu saja sehingga perlu ratusan tahun utk masuk. Mungkin sekarang
  adalah akhir2nya dari budaya Jawa ini. Sayang sekali memang.


   It's here! Your new message! 
   Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
   http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/
  



   

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Mia
Gw nggak habis pikir soal USD 10 juta dollar yang diurus Yusril dan 
Hamid A beberapa tahun lalu waktu Tommy masih di penjara.  Dan 
kenapa kok baru pada tahu sekarang?

Gw sampe nyebut2 astaghfirullah moral Yusril, Hamid dll ini. Kata 
media mereka ngelaporin ke SBY, beberapa BUMN dan Kementrian 
lain...yaitu untuk melegalkan duit Tommy ini. Ini  bukannya semacam 
konspirasi? 

Peran Yusril itu seperti pengacaranya Tommy, yaitu ngurusin duitnya 
Tommy yang dikirim Paribas ke rekening Pemerintah trus diputihkan 
Yusril untuk rekening Tommy. Kenapa harus ngurusin kepentingan 
Tommy? Biarin saja dia yang ngurusin uangnya sendiri selepas penjara.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya :
 
 1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan
 2. tommy suharto masih bisa narik 20 juta euro dari BNP Paribas - 
bank 
 perancis, dan ketika dikonsultasikan ke yusril ihza, dia malah 
 meloloskan gitu aja. tahu kantor pengacara yg mengurus cairnya 
duit itu, 
 kantor pengacara ihza dan ihza.
 
 dodol tenan :D
 
 
 




Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Sunny
Yang menarik ialah mengapa Soeharto harus mundur, padahal dibelakangnya 
terdapat TNI yang galak?


  - Original Message - 
  From: Muhammad Aly 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, March 07, 2007 8:23 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair


  Soeharto mengundurkan diri jaman orba.. suatu
  kemajuan..! setelah jaman orba ya tuganya Mbak
  Mega-Gusdur - smp skrng SBY...
  seharusnya setelah bergulingnya Soeharto harus ada
  perubahan yg signifikan bukannya negara dan bangsa
  makin kandas  sengsara...terlebih SBY harus
  menunjukkan kemajuan demokrasi.. termasukkasus korupsi
  tommy  sidang soeharto.. khan biasa waktu mau
  kampanye termasuk Yusril.. atau akhirnya demokrasi
  lipstik doang...??? tapi soeharto bosnya militer siapa
  yg berani ya dari president2 setelahnya..?

  --- Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote:

   demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya :
   
   1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan
   2. tommy suharto masih bisa narik 20 juta euro dari
   BNP Paribas - bank 
   perancis, dan ketika dikonsultasikan ke yusril ihza,
   dia malah 
   meloloskan gitu aja. tahu kantor pengacara yg
   mengurus cairnya duit itu, 
   kantor pengacara ihza dan ihza.
   
   dodol tenan :D
   
   
   
   Muhammad Aly wrote:
   
P Dana : Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia
   jaman
Orba...?
   
Jaman orba masih lebih baik di indonesia dibanding
   di
inggris apalagi amrik.. buktinya nih.. Soeharto
   mau
mengundurkan diri setelah mhs/i menduduki kantor
MPR/DPR.. Soeharto hebat juga berani mengundurkan
   diri
cink... !! demokrasi yg luar biasa dan sgt positif
   dlm
sejarah indonesia dimata international dan bangsa
kita.
   
   
   
   
   [Non-text portions of this message have been
   removed]
   
   

  __
  Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. 
  Try the Yahoo! Mail Beta.
  http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html 


   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.5.446 / Virus Database: 268.18.7/712 - Release Date: 3/6/2007 3:42 
PM


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Dan
Teokrasi di Inggris adalah formalnya karena raja Inggris itu ketika 
Inggris memisahkan diri dari Vatican di jaman raja Henry ke VIII 
akhir abad ke 16 menyatakan dirinya Kepala Gereja Anglikan.  Pada 
masa ini banyak negara memisahkan diri dari Vatican. Pada masa itu 
Vatican memimpin agama dan raja memimpin negara.  Karena raja Henry 
itu berpoligami,karena enggak punya keturunan laki2 jadi ada 
kesalahan genetik pada dirinya bukan pada istri2nya, maka dia membuat 
aliran baru dimana dia mengetuainya.  Sejarahnya begitu.

Jadi secara formal memang demikian, tetapi secara positif tidak lagi 
karena raja/ratu hanya bersifat ceremonial.  Monarki konstitusional 
spt Inggris sudah tidak memiliki kewenangan apa2, karena sudah 
dilucuti semua kewenangan itu.  Jadi raja/ratu itu spt ondel2 aja 
diarak2 dipuja2 tapi enggak bisa apa2.

Tapi kenyataannya dalam kehidupan sehari2 Inggris adalah negara 
sekuler yg demokratis.  Silahkan datang sendiri dan menilainya.  Tapi 
ada yg saya kurang sreg di Inggris dari segi demokrasi ialah yaitu 
bahwa House of Lords (ekivalen dg Senat di AS) tidak dipilih melalui 
pemilu, padahal semua legislasi dari House of Commons (ekivalen dg 
House of Representatives) harus disetujui mereka.  Kerangka Inggris 
feodal banget sampai nama dari lembaga nya aja: Rumah Bangsawan vs 
Rumah Orang Kebanyakan.  Menyebalkan memang feodalisme ini.  Tapi 
kenyataannya secara praktek tidak teokratis.  Para pemuka gereja 
Anglikan enggak punya kekuasaan apa2.  Paling cuma mengawinkan orang 
di gereja spt penghulu.  Toh masyarakatnya sudah terdidik enggak 
perlu diangoni oleh pemuka agama lagi.

Gampangnya dalam pembuktian empiris suatu sistem datanglah ke negara 
tsb utk beberapa lama dan bandingkan sendiri dg mata kepala bagaimana 
perbedaannya.  Pembuktian empiris ini utk melengkapi debat teori.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, khaidarmak [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Ohoi, teokrasinya Inggris ini menarik sekali, mas Wikan. Mungkin 
bisa
 dibabar lebih lanjut. Kalau Israel mah jelas sekali, sebutannya aja
 jewish state.
 
 Khaidar
 http://leluconsinga.wordpress.com
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
 wikan.danar@ wrote:
 
  ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke 
demokrasi,
  dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena 
Pak
  Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang
  mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik.
  
  Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar
  berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate)
  terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal 
kalau
  mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan
  negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah 
mempunyai
  presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum.
  
  Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan
  dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang 
sebagai
  contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, 
tapi
  ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai
  demokrasi beragama (religious democracy), alih2 theokrasi.
  Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya 
supreme
  leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi,
  supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki 
konstitutional
  sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara.
  Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan
  pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, 
jadi
  tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998.
  
  Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa 
jadi
  tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih 
menghargai
  raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak
  bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi
  negara.
  
  Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar 
di
  wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy
  Oh, ternyata Israel dan Inggris juga termasuk di dalamnya.
  Apa maksudnya ini? Condolezza Rice termasuk yang memuji2 Israel
  sebagai negara yang demokratis. Nyatanya bentuk pemerintahan 
Israel
  adalah theokratis. Jadi demokratis/theokratisnya suatu negara, 
jangan2
  hanya didasarkan oleh persepsi Amerika saja, bukan kenyataan
  sebenarnya.
  
  Inggris? Ternyata negara theokratis juga dengan kerajaan sebagai
  Supreme Governor dari Gereja Inggris dan Pelindung 
Kepercayaan.
  Jadi Pak Dana, lupakanlah Inggris sebagai negara demokratis, 
karena
  nyatanya dia adalah theokratis. Mau berdebat soal istilah? Silakan
  saja. Kalau misalnya Iran Anda sebut sebagai theokratis, Inggris 
juga
  bisa dong saya sebut sebagai theokratis. Ini saya ngambilnya dari
  Wikipedia lho, bukan pendapat subjektif saya pribadi.
  
  Selanjutnya ...
  Pendapat Pak Dana 

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Dan
Suharto mundur karena tekanan AS.  Clinton sudah alergi sama dia.  
Kalau waktu itu Bush jadi presiden, Suharto masih berkuasa sekarang.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yang menarik ialah mengapa Soeharto harus mundur, padahal 
dibelakangnya terdapat TNI yang galak?
 
 
   - Original Message - 
   From: Muhammad Aly 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, March 07, 2007 8:23 AM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)-
 aljazair
 
 
   Soeharto mengundurkan diri jaman orba.. suatu
   kemajuan..! setelah jaman orba ya tuganya Mbak
   Mega-Gusdur - smp skrng SBY...
   seharusnya setelah bergulingnya Soeharto harus ada
   perubahan yg signifikan bukannya negara dan bangsa
   makin kandas  sengsara...terlebih SBY harus
   menunjukkan kemajuan demokrasi.. termasukkasus korupsi
   tommy  sidang soeharto.. khan biasa waktu mau
   kampanye termasuk Yusril.. atau akhirnya demokrasi
   lipstik doang...??? tapi soeharto bosnya militer siapa
   yg berani ya dari president2 setelahnya..?
 
   --- Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya :

1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan
2. tommy suharto masih bisa narik 20 juta euro dari
BNP Paribas - bank 
perancis, dan ketika dikonsultasikan ke yusril ihza,
dia malah 
meloloskan gitu aja. tahu kantor pengacara yg
mengurus cairnya duit itu, 
kantor pengacara ihza dan ihza.

dodol tenan :D



Muhammad Aly wrote:

 P Dana : Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia
jaman
 Orba...?

 Jaman orba masih lebih baik di indonesia dibanding
di
 inggris apalagi amrik.. buktinya nih.. Soeharto
mau
 mengundurkan diri setelah mhs/i menduduki kantor
 MPR/DPR.. Soeharto hebat juga berani mengundurkan
diri
 cink... !! demokrasi yg luar biasa dan sgt positif
dlm
 sejarah indonesia dimata international dan bangsa
 kita.




[Non-text portions of this message have been
removed]


 
   __
   Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. 
   Try the Yahoo! Mail Beta.
   http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html 
 
 

 
 
 
--
 
 
   No virus found in this incoming message.
   Checked by AVG Free Edition.
   Version: 7.5.446 / Virus Database: 268.18.7/712 - Release Date: 
3/6/2007 3:42 PM
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Dan
Memang Chae, pemahaman Islam yg sekarang memerlukan pencerahan total, 
reformasi total.  Saya ingat awal2nya di milis saya habis dimaki2 
karena saya bilang Islam perlu dicerahkan.  Tapi makin lama, sudah 
berapa tahun ya?, makin terasa betapa mendesaknya kebutuhan 
pencerahan ini.

Silahkan baca pengalaman tangan pertama di Afghanistan 

http://www.timesonline.co.uk/tol/comment/columnists/guest_contributors
/article1480090.ece

yang baru terbit pagi ini.

Tentu saja laki2 muslim tidak merasa ada yg salah dg pemahaman Islam 
karena memang sistemnya mengutamakan kepentingan laki2 muslim dan 
menomorduakan kepentingan anggota masyarakat lain, perempuan dan 
minoritas.  Jadi enggak heran ada resistansi yg luar biasa baik dari 
laki2 muslim apalagi ulamanya thd gerakan pencerahan.  Laki2 muslim 
tidak merasakan tidak enaknya jadi perempuan di masyarakat Islam 
terbelakang spt Afghanistan, jadi karena tidak merasakan tertekan ya 
tentu tidak ada yg perlu dipusingkan.  Toh bukan mereka yg ditekan, 
cuma perempuan dan kafir.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak
 setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai 
pemimpin
 perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari 
bagian
 laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang
 tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga 
bagaimana
 perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa
 harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan 
sebagai
 istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21),
 perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan
 lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di
 perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi
 keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan
 laki-laki (Qs.33:59)
 
 ...Masih mau lanjut..;))
  In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote:
 
Jano - ko =
 
Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ?
 
Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu
 mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono
 
Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah
 pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu
 terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya 
Francis
 F  dan banyak membaca.
 
Diskusi - membaca - diskusi - membaca.
 
 
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus
 ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia
 tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak,
 yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka
 juga bertasbih kepada Allah SWT.
  
 
Salam manis
 
 
---ooo0ooo---
 
 

  Dan dana.pamilih@ wrote:
Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari 
peradaban
 Islam oleh
  karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh
  perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan 
pemikiran
  dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas 
evolusi
  dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa
  Pencerahan, dsb dsb.
  
  Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti 
saya
  menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan
  belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir
  Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul
  buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur 
pemikiran
  filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi 
negara
  demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan
  pemikiran2 filsuf mana yg dianut?
  
  Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah 
masih
  belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini
  bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi 
perempuan
  tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi 
bagi
 saya.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
  wikan.danar@ wrote:
  
   ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke 
demokrasi,
   dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena 
Pak
   Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang
   mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik.
   
   Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar
   berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate)
   terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal 
kalau
   mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam 
dengan
   negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah 
mempunyai
   presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum.
   
   Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana 

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Dan
 mengenaskan. Setiap  insiden berdarah rejim 
berkuasa di
 Aljazair  melemparkan tuduhan  FIS  berada  di belakangnya. 
Tuduhan  itu
 tanpa  kritis disiarkan  media  massa  internasional.  Namun  
kebenaran
 tidak menunggu  hingga Hari Pengadilan sesudah kiamat.  Sepandai-
pandai
 tupai  melompat  akhirnya  jatuh jua. Masih di  dunia  ini  rejim 
berkuasa
 di Aljazair tidak dapat mencuci tangannya dari  lumuran darah 
rakyatnya.
 
 Bungkusan yang berbau busuk ini berhasil dibongkar oleh  para 
wartawan
 Inggris secara terpisah, yaitu Robert Fisk dari  harian 
Independent,  John
 Sweeney dari The Observer, Anthony Loyds  dari The Times dan Sairah 
Shah
 dari TV Channel Four. Hasil investigasi dari  para  wartawan  
tersebut
 berhasil  membongkar   sebahagian kejahatan Jenderal M.Lamari, 
pejabar rejim
 militer Aljazair.
 
 The Observer edisi Ahad, 16 November 1997 menurunkan wawancara 
eksklusif
 dengan  seorang  bekas  anggota   intelejen   bernama Joseph   
yang
 mengaku  berpartisipasi  aktif  dalam   sejumlah pembunuhan. Karena 
begitu
 takutnya ia lari ke London setelah hati nuraninya  tidak  tahan 
lagi untuk
 melaksanakan  tugas  membantai sesama  warga  Aljazair sendiri dan
 melaksanakan  aksi  terorisme internasional.  Dialah yang 
melaksanakan aksi
 pemboman  di  Paris serta menggorok leher tujuh pelaut Italia itu.
 
 Pengakuan Joseph ini diperkuat pula oleh agen rahasia  lain 
bernama
 Hakim yang diwawancarai oleh harian Le Monde di  Paris. 
Akibatnya  di ibu
 kota Prancis itu digelas  demonstrasi  terbesar selama 20 tahun 
terakhir ini
 di Paris yang menuntut Hakim  yang didalangi  oleh  Jenderal 
M.Mediani
 dengan  panggilan  rahasianya Tawfiq.  Pemboman  di Paris dan 
penggorokan
 pelaut  Italia  itu menimbulkan  krisis diplomatik antara Italia 
dan Prancis
 di  satu pihak dengan Aljazair pada pihak yang lain.
 
 Wahai  rejim  militer  Aljazair!  Sepandai-pandai  membungkus 
barang  yang
 busuk akhirnya berbau juga.  Sepandai-pandai  tupai melompat  
akhirnya
 jatuh  jua. Di dunia  ini  telah  terbongkar, apatah pula di Hari 
Pengadilan
 kelak. WaLla-hu a'lamu  bishshawa-b.
 
 *** Makassar, 21 Desember 1997
 [H.Muh.Nur Abdurrahman]
 
 
**
**
 *
 
 - Original Message - 
 From: Dan [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, March 06, 2007 18:28
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- 
aljazair
 
 
  Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi.  Saya sendiri enggak 
tahu
  persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan terimakasih 
sudah
  diberikan di sini.  Saya hanya melihat hasil akhirnya saja bahwa
  Aljazair tidak aman karena militansi dari kelompok Islam radikal.
 
  Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah mekanisme demokrasi
  tetapi bukan demokrasi itu sendiri.  Seperti Hitler dan partai
  Nazi-nya dipilih secara demokratis tetapi setelah itu mereka 
menjadi
  totalitarianisme dan melanggar segala macam HAM.  Demokrasi 
memerlukan
  lebih dari pemilu. Topik ini pernah saya bahas dg pak HMNA.  
Memang
  sering demokrasi disalahtafsirkan hanya sbg voting dimana 50%+1 
adalah
  si pemenang.
 
  Demokrasi memerlukan juga kelembagaan moderen yg berjalan baik.  
Tanpa
  itu semua belum demokrasi namanya.  Dan akan menjurus ke sana.  
Contoh
  aja jaman Orba, diktator yg di angkat oleh pemilu yg 'demokratis'.
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
  wikan.danar@ wrote:
  
   Pak Dana, awal mulanya krisis di Aljazair kan pada pemilu tahun 
1991
   di mana partai islam FIS menang, terus dibatalkan sama pihak 
militer.
   FIS dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang, 
aktivisnya
   dikejar2. Wajar kalau mereka mengadakan perlawanan dan angkat 
senjata
   terhadap pihak militer.
  
   Aneh ya. Padahal pemilunya sendiri demokratis. Giliran partai 
Islam
   yang menang terus dibatalkan begitu saja sama pihak militer. 
Negara
   barat yang suka gembar-gembor soal demokrasi seperti Amerika, 
juga
   diam dan tutup mata, tidak mengecam aksi yang dilakukan pihak 
militer
   tersebut. Kalau misalnya militer tidak membatalkan hasil pemilu
   tersebut, partai Islam menang dan memimpin tentu saja tidak 
terjadi
   perang saudara.
  
   Pak Dana harus banyak2 belajar sejarah untuk dapat mengenal 
mana sebab
   mana akibat. Jadi tidak menggeneralisir bahwa golongan islam 
cenderung
   untuk radikal. Dalam kasus FIS ini, mereka telah ambil jalan 
yang
   konstitusional, tapi di-bypass oleh pihak militer. Coba, 
bagaimana ini
   Pak, ditinjau dari sisi demokrasi?
  
   salam,
   --
   wikan
   http://wikan.multiply.com
  
  
   On 3/5/07, Dan dana.pamilih@ wrote:
   
Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu 
negara2
 kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri.  Saya sendiri 
memang belum
 check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 
kecil dalam
 negara

Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Ari Condrowahono


Dan wrote:

 Silahkan baca pengalaman tangan pertama di Afghanistan
 http://www.timesonl ine.co.uk/ tol/comment/ columnists/ 
 guest_contributo rs 
 http://www.timesonline.co.uk/tol/comment/columnists/guest_contributors
 /article1480090. ece



Buat yg pengen baca, saya copy paste di bawah ini.  Oh ya, buat rekan 
Khaidar, The famous Ibn waraq akan mengeluarkan tulisan mengkonter 
Edward said.  Sebagai spesialis Edward Said, anda kudu liat liat lebih 
dahulu.  huehehehehhe   infornya ada di bagian bawah artikel ini.


How my eyes were opened to the barbarity of Islam
Is it racist to condemn fanaticism?
Phyllis Chesler

Once I was held captive in Kabul. I was the bride of a charming, 
seductive and Westernised Afghan Muslim whom I met at an American 
college. The purdah I experienced was relatively posh but the 
sequestered all-female life was not my cup of chai --- nor was the male 
hostility to veiled, partly veiled and unveiled women in public.

When we landed in Kabul, an airport official smoothly confiscated my US 
passport. Don't worry, it's just a formality, my husband assured me. I 
never saw that passport again. I later learnt that this was routinely 
done to foreign wives --- perhaps to make it impossible for them to 
leave. Overnight, my husband became a stranger. The man with whom I had 
discussed Camus, Dostoevsky, Tennessee Williams and the Italian cinema 
became a stranger. He treated me the same way his father and elder 
brother treated their wives: distantly, with a hint of disdain and 
embarrassment.

In our two years together, my future husband had never once mentioned 
that his father had three wives and 21 children. Nor did he tell me that 
I would be expected to live as if I had been reared as an Afghan woman. 
I was supposed to lead a largely indoor life among women, to go out only 
with a male escort and to spend my days waiting for my husband to return 
or visiting female relatives, or having new (and very fashionable) 
clothes made.

In America, my husband was proud that I was a natural-born rebel and 
free thinker. In Afghanistan, my criticism of the treatment of women and 
of the poor rendered him suspect, vulnerable. He mocked my horrified 
reactions. But I knew what my eyes and ears told me. I saw how poor 
women in chadaris were forced to sit at the back of the bus and had to 
keep yielding their place on line in the bazaar to any man.

I saw how polygamous, arranged marriages and child brides led to chronic 
female suffering and to rivalry between co-wives and half-brothers; how 
the subordination and sequestration of women led to a profound 
estrangement between the sexes --- one that led to wife-beating, marital 
rape and to a rampant but hotly denied male prison-like homosexuality 
and pederasty; how frustrated, neglected and uneducated women tormented 
their daughter-in-laws and female servants; how women were not allowed 
to pray in mosques or visit male doctors (their husbands described the 
symptoms in their absence).

Individual Afghans were enchantingly courteous --- but the Afghanistan I 
knew was a bastion of illiteracy, poverty, treachery and preventable 
diseases. It was also a police state, a feudal monarchy and a theocracy, 
rank with fear and paranoia. Afghanistan had never been colonised. My 
relatives said: Not even the British could occupy us. Thus I was 
forced to conclude that Afghan barbarism was of their own making and 
could not be attributed to Western imperialism.

Long before the rise of the Taleban, I learnt not to romanticise Third 
World countries or to confuse their hideous tyrants with liberators. I 
also learnt that sexual and religious apartheid in Muslim countries is 
indigenous and not the result of Western crimes --- and that such 
colourful tribal customs are absolutely, not relatively, evil. Long 
before al-Qaeda beheaded Daniel Pearl in Pakistan and Nicholas Berg in 
Iraq, I understood that it was dangerous for a Westerner, especially a 
woman, to live in a Muslim country. In retrospect, I believe my 
so-called Western feminism was forged in that most beautiful and 
treacherous of Eastern countries.

Nevertheless, Western intellectual-ideologues, including feminists, have 
demonised me as a reactionary and racist Islamophobe for arguing that 
Islam, not Israel, is the largest practitioner of both sexual and 
religious apartheid in the world and that if Westerners do not stand up 
to this apartheid, morally, economically and militarily, we will not 
only have the blood of innocents on our hands; we will also be overrun 
by Sharia in the West. I have been heckled, menaced, never-invited, or 
disinvited for such heretical ideas --- and for denouncing the epidemic 
of Muslim-on-Muslim violence for which tiny Israel is routinely, 
unbelievably scapegoated.

However, my views have found favour with the bravest and most 
enlightened people alive. Leading secular Muslim and ex-Muslim 
dissidents --- from Egypt, Bangladesh, Iran, 

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Dan
Memang Chae, pemahaman Islam yg sekarang memerlukan pencerahan total,
reformasi total. Saya ingat awal2nya di milis saya habis dimaki2
karena saya bilang Islam perlu dicerahkan. Tapi makin lama, sudah
berapa tahun ya?, makin terasa betapa mendesaknya kebutuhan
pencerahan ini.

Silahkan baca pengalaman tangan pertama di Afghanistan

http://www.timesonline.co.uk/tol/comment/columnists/guest_contributors
/article1480090.ece

yang baru terbit pagi ini.

Tentu saja laki2 muslim tidak merasa ada yg salah dg pemahaman Islam
karena memang sistemnya mengutamakan kepentingan laki2 muslim dan
menomorduakan kepentingan anggota masyarakat lain, perempuan dan
minoritas. Jadi enggak heran ada resistansi yg luar biasa baik dari
laki2 muslim apalagi ulamanya thd gerakan pencerahan. Laki2 muslim
tidak merasakan tidak enaknya jadi perempuan di masyarakat Islam
terbelakang spt Afghanistan, jadi karena tidak merasakan tertekan ya
tentu tidak ada yg perlu dipusingkan. Toh bukan mereka yg ditekan,
cuma perempuan dan kafir.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak
 setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai 
pemimpin
 perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari 
bagian
 laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang
 tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga 
bagaimana
 perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa
 harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan 
sebagai
 istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21),
 perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan
 lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di
 perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi
 keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan
 laki-laki (Qs.33:59)
 
 ...Masih mau lanjut..;))
  In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote:
 
Jano - ko =
 
Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ?
 
Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu
 mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono
 
Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah
 pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu
 terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya 
Francis
 F  dan banyak membaca.
 
Diskusi - membaca - diskusi - membaca.
 
 
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus
 ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia
 tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak,
 yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka
 juga bertasbih kepada Allah SWT.
  
 
Salam manis
 
 
---ooo0ooo---
 
 

  Dan dana.pamilih@ wrote:
Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari 
peradaban
 Islam oleh
  karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh
  perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan 
pemikiran
  dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas 
evolusi
  dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa
  Pencerahan, dsb dsb.
  
  Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti 
saya
  menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan
  belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir
  Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul
  buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur 
pemikiran
  filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi 
negara
  demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan
  pemikiran2 filsuf mana yg dianut?
  
  Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah 
masih
  belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini
  bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi 
perempuan
  tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi 
bagi
 saya.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
  wikan.danar@ wrote:
  
   ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke 
demokrasi,
   dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena 
Pak
   Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang
   mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik.
   
   Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar
   berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate)
   terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal 
kalau
   mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam 
dengan
   negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah 
mempunyai
   presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum.
   
   Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan
   dengan 

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Dan
Ya saya akan coba insya allah berkunjung ke sana. 
Kadang2 memang bosan juga berdebat mengenai sistem syariat padahal
saya sendiri belum pernah mengunjungi negara syariat utk perbandingan
empiris.

Benarkah pria-wanita sejajar?  Apa definisi sejajar di sini?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 kalau ingin tahu demokrasi islam cobalah kunjungi spt
 Qatar negara kerajaan islam yg menjadi salah satu
 contoh negara2 islam maju ; 
 rakyat, pendatang dan pemerintah menyatu.. islam dan
 non-muslim bersatu...saling menghargai.. sistem islami
 berjalan dengan baik dan warga non muslim pun
 terlindungi. pria - wanita sejajar. rakyat damai tdk
 ada huru-hara.. tdk ada demo.. ibadah aman.. konsumen
 terjaga kesehatannya dll.. coba saja datang ke qatar
 visit visa 1 minggu atau telpon teman2 anda buktikan
 dech... dan bandingkan dengan kerjaaan inggris dan
 amrik...
 
 
 --- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
  oke, Pak Dana ... demokrasi di barat (Amerika,
  Inggris, dll) adalah
  satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di
  dunia Islam (negara2
  Islam atau negara yang mayoritas penduduknya Islam).
  Apakah dapat
  diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang menjadi
  permasalahan.
  
  Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan
  demokrasi tidak sejalan.
  Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa
  demokrasi sesuai dengan Islam.
  Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim
  maupun non-muslim.
  
  Sekarang realitanya.
  Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi dalam
  pemerintahannya,
  mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu saja
  Islam). Namun
  banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal
  atau menghambat
  kemenangan partai-partai Islam tersebut. Beberapa
  contoh sudah
  dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di Aljazair,
  Ikhwanul Muslimin
  di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini mengemuka.
  Partai2 bernuansa
  Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam
  NAZI-nya Hitler yang
  jika menang kemudian akan membantai dan
  menyingkirkan lawan-lawan
  politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai islam,
  termasuk juga dari
  kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan untuk
  mencegah agar
  partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk
  dengan cara
  pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character
  assasination), atau cara2
  yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau
  pembunuhan tokoh2-nya.
  
  Kenapa partai islam dicurigai sektarian? Sementara
  di Jerman, Belanda,
  dan negara-negara Eropa lainnya, banyak partai
  bernuansa agama yang
  berdiri dan menjadi pemenang dalam pemilu (Kristen
  Demokrat, Kristen
  Sosialis, dsb). Jika pendirian partai2 bernuansa
  agama bisa diterapkan
  di negara2 Kristen atau yang mayoritas penduduknya
  beragama Kristen
  (atau dulunya beragama Kristen), kenapa tidak pada
  negara2 Islam atau
  negara2 yang penduduknya mayoritas Islam?
  
  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com
  
  On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  
   Mekanisme demokrasi tidak otomatis membentuk
  demokrasi karena harus
ada niat dan tindakan serta checks--balances yg
  bekerja baik.
ok
Tapi apakah Hitler bisa diperhentikan waktu itu? 
  Tdk bisa. Apakah
Suharto mudah diperhentikan waktu itu?  Tidak
  juga.
  
Saya kira kita banyak buang2 waktu kalau cuma
  mengecam kebijakan
politik AS dan Inggris yg sebenarnya tidak ada
  sangkut paut langsung
dg kepentingan kita sebagai bangsa Indonesia.  Yg
  terpaut cuma
sentimen agama.  Sentimen agama bukan unsur
  terpenting dalam membela
kepentingan bangsa.
  
Apa kepentingan bangsa terpenting dalam hubungan
  kita dg AS dan
Inggris:  investasi dan pendidikan.  Ini yg harus
  kita kejar dan
manfaatkan sebesar2nya.
  
Demokrasi AS memang penuh money politics.  Di
  Inggris tidak spt itu.
Di Jerman, Belanda, Perancis malah enggak sama
  sekali.  Varian
demokrasi mana yg paling cocok memang perlu
  didefinisikan oleh bangsa
itu sendiri.  Tolok ukur keberhasilan demokrasi
  cukup universal
sehingga ketidaklengkapan dalam praktek selama
  tolok utamanya OK,
biasanya OK.
  
 
 
 
  


 Looking for earth-friendly autos? 
 Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center.
 http://autos.yahoo.com/green_center/





[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Dan
Di Indonesia, sudah ada propinsi berbasis syariah, yaitu Aceh. 
Silahkan jalankan dengan baik sehingga rakyat bisa melihat bahwa
sistem itu lebih baik dari sistemnya NKRI.  Kalau memang berjalan baik
pasti kan banyak yg ingin menerapkannya.

Jalankanlah dg sebaik2nya sambil promosikan dg keterbukaan bagi semua
orang utk datang dan mengamati proses pelaksanaannya. Jangan ganggu
kebebasan pers dan akademis.

Pak HMNA sudah ingin juga menerapkan hal yg sama dan dg jalan
konstitusional.  Silahkan jalankan dg baik.  Tapi mohon ingat bahwa
sistem Anda itu harus transparan. Kalau tidak berarti ada yg ingin
ditutupi lho.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, khaidarmak [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Iya. Saya sering membaca argumen2 penuh prasangka spt itu. Kelompok
 orang2 paranoid ini takut kalau partai pemenang pemilu nantinya akan
 membunuh demokrasi. Karena itu, biar demokrasinya tidak mati mereka
 harus membunuh proses demokrasi terlebih dulu. Menyedihkan sekali.
 
 Salam,
 
 Khaidar
 http://leluconsinga.wordpress.com
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
 wikan.danar@ wrote:
  Selanjutnya ...
  Pendapat Pak Dana lebih bernuansa prasangka ketimbang kebenaran.
  Karena nyatanya, pada partai2 Islam yang menjadi peserta bahkan
  pemenang pemilu di beberapa negara seperti Aljazair, Mesir, Turki,
  Palestina, kebanyakan dari mereka diserobot dengan cara yang tidak
  adil. Jadi bagaimana mau membuktikan diri bahwa partai Islam jadi
  rahmatan lil'alamin kalau senantiasa dicurangi seperti itu?





Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu yang suci ?

2007-03-07 Terurut Topik jano ko
Chae ( manusia ) berkata =
   
  Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak
setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin
perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian
laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang
tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana
perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa
harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki!! !!), perempuan sebagai
istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21) ,
perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan
lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di
perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi
keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan
laki-laki (Qs.33:59)

...Masih mau lanjut..;))

  
   
  Jano - ko =
   
  Jano - ko bertanya, apakah chae bermaksud dan berniat mengritik Al Qur'an, 
apakah chae bermaksud mengritik Allah  ?
   
  Apakah chae mau menyamakan dirinya dengan Tuhan ?
   
  Sore.
   
   
  ---ooo0ooo---
  

Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak
setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin
perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian
laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang
tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana
perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa
harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan sebagai
istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21),
perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan
lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di
perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi
keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan
laki-laki (Qs.33:59)

...Masih mau lanjut..;))
In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Jano - ko =
 
 Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ?
 
 Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu
mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono
 
 Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah
pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu
terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis
F dan banyak membaca.
 
 Diskusi - membaca - diskusi - membaca.
 
 
 Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus
ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia
tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak,
yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka
juga bertasbih kepada Allah SWT.
 
 
 Salam manis
 
 
 ---ooo0ooo---
 
 
 
 Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban
Islam oleh
 karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh
 perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran
 dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi
 dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa
 Pencerahan, dsb dsb.
 
 Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya
 menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan
 belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir
 Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul
 buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran
 filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara
 demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan
 pemikiran2 filsuf mana yg dianut?
 
 Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih
 belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini
 bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan
 tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi
saya.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
 wikan.danar@ wrote:
 
  ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi,
  dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak
  Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang
  mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik.
  
  Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar
  berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate)
  terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau
  mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan
  negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai
  presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum.
  
  Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan
  dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang 

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu yang suci ?

2007-03-07 Terurut Topik Dan
Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya
bagaimana?

Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan dengan
mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya.

Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam
sudah hebat.  Iya dulu hebat, sekarang gimana?  Koq jarang sekali yg
kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam.  Jarang saya
dengar.  Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak
berpendidikan yg cukup?  Atau memang sistemnya sudah sempurna? 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Chae ( manusia ) berkata =

   Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak
 setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin
 perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian
 laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang
 tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana
 perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa
 harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki!! !!), perempuan sebagai
 istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21) ,
 perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan
 lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di
 perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi
 keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan
 laki-laki (Qs.33:59)
 
 ...Masih mau lanjut..;))
 
   

   Jano - ko =

   Jano - ko bertanya, apakah chae bermaksud dan berniat mengritik Al
Qur'an, apakah chae bermaksud mengritik Allah  ?

   Apakah chae mau menyamakan dirinya dengan Tuhan ?

   Sore.


   ---ooo0ooo---
   
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam
memang tidak
 setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin
 perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian
 laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang
 tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana
 perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa
 harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan sebagai
 istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21),
 perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan
 lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di
 perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi
 keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan
 laki-laki (Qs.33:59)
 
 ...Masih mau lanjut..;))
 In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote:
 
  Jano - ko =
  
  Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ?
  
  Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu
 mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono
  
  Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah
 pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu
 terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis
 F dan banyak membaca.
  
  Diskusi - membaca - diskusi - membaca.
  
  
  Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus
 ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia
 tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak,
 yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka
 juga bertasbih kepada Allah SWT.
  
  
  Salam manis
  
  
  ---ooo0ooo---
  
  
  
  Dan dana.pamilih@ wrote:
  Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban
 Islam oleh
  karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh
  perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran
  dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi
  dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa
  Pencerahan, dsb dsb.
  
  Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya
  menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan
  belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir
  Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul
  buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran
  filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara
  demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan
  pemikiran2 filsuf mana yg dianut?
  
  Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih
  belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini
  bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan
  tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi
 saya.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
  wikan.danar@ wrote:
  
   ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi,
   dan semestinya Pak Dana juga tidak 

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu yang suci ?

2007-03-07 Terurut Topik Chae
Menurut Pak Janoko jika saya mengkritik pemahaman terhadap Qur'an,
apakah saya dibisa dikatakan sebagai mengkritik Gusti Allah??? wah
istigfar atuh Pak, masa Gusti Allah disamakan dengan Qur'an???

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Chae ( manusia ) berkata =

   Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak
 setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin
 perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian
 laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang
 tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana
 perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa
 harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki!! !!), perempuan sebagai
 istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21) ,
 perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan
 lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di
 perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi
 keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan
 laki-laki (Qs.33:59)
 
 ...Masih mau lanjut..;))
 
   

   Jano - ko =

   Jano - ko bertanya, apakah chae bermaksud dan berniat mengritik Al
Qur'an, apakah chae bermaksud mengritik Allah  ?

   Apakah chae mau menyamakan dirinya dengan Tuhan ?

   Sore.


   ---ooo0ooo---
   
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam
memang tidak
 setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin
 perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian
 laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang
 tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana
 perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa
 harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan sebagai
 istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21),
 perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan
 lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di
 perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi
 keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan
 laki-laki (Qs.33:59)
 
 ...Masih mau lanjut..;))
 In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote:
 
  Jano - ko =
  
  Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ?
  
  Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu
 mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono
  
  Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah
 pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu
 terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis
 F dan banyak membaca.
  
  Diskusi - membaca - diskusi - membaca.
  
  
  Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus
 ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia
 tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak,
 yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka
 juga bertasbih kepada Allah SWT.
  
  
  Salam manis
  
  
  ---ooo0ooo---
  
  
  
  Dan dana.pamilih@ wrote:
  Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban
 Islam oleh
  karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh
  perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran
  dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi
  dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa
  Pencerahan, dsb dsb.
  
  Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya
  menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan
  belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir
  Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul
  buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran
  filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara
  demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan
  pemikiran2 filsuf mana yg dianut?
  
  Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih
  belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini
  bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan
  tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi
 saya.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
  wikan.danar@ wrote:
  
   ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi,
   dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak
   Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang
   mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik.
   
   Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar
   berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate)
   terhadap kemampuan negara2 

Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Muhammad Aly
kalau anda sdh mampir ke negara islam spt maroko . why
not try to Qatar..? 
nanti ketemu jawabannya .. tanyakan dengan kedutaan RI
di qatar bagaimana qatar..? org2 indonesia bgmn sistem
di qatar..? apa lebih buruk dari indonesia.. atau
lebih baik..? 1 minggu cukup


--- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ya saya akan coba insya allah berkunjung ke sana. 
 Kadang2 memang bosan juga berdebat mengenai sistem
 syariat padahal
 saya sendiri belum pernah mengunjungi negara syariat
 utk perbandingan
 empiris.
 
 Benarkah pria-wanita sejajar?  Apa definisi sejajar
 di sini?
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  kalau ingin tahu demokrasi islam cobalah kunjungi
 spt
  Qatar negara kerajaan islam yg menjadi salah satu
  contoh negara2 islam maju ; 
  rakyat, pendatang dan pemerintah menyatu.. islam
 dan
  non-muslim bersatu...saling menghargai.. sistem
 islami
  berjalan dengan baik dan warga non muslim pun
  terlindungi. pria - wanita sejajar. rakyat damai
 tdk
  ada huru-hara.. tdk ada demo.. ibadah aman..
 konsumen
  terjaga kesehatannya dll.. coba saja datang ke
 qatar
  visit visa 1 minggu atau telpon teman2 anda
 buktikan
  dech... dan bandingkan dengan kerjaaan inggris dan
  amrik...
  
  
  --- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   oke, Pak Dana ... demokrasi di barat (Amerika,
   Inggris, dll) adalah
   satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di
   dunia Islam (negara2
   Islam atau negara yang mayoritas penduduknya
 Islam).
   Apakah dapat
   diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang
 menjadi
   permasalahan.
   
   Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan
   demokrasi tidak sejalan.
   Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa
   demokrasi sesuai dengan Islam.
   Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim
   maupun non-muslim.
   
   Sekarang realitanya.
   Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi
 dalam
   pemerintahannya,
   mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu
 saja
   Islam). Namun
   banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal
   atau menghambat
   kemenangan partai-partai Islam tersebut.
 Beberapa
   contoh sudah
   dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di
 Aljazair,
   Ikhwanul Muslimin
   di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini
 mengemuka.
   Partai2 bernuansa
   Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam
   NAZI-nya Hitler yang
   jika menang kemudian akan membantai dan
   menyingkirkan lawan-lawan
   politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai
 islam,
   termasuk juga dari
   kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan
 untuk
   mencegah agar
   partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk
   dengan cara
   pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character
   assasination), atau cara2
   yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau
   pembunuhan tokoh2-nya.
   
   Kenapa partai islam dicurigai sektarian?
 Sementara
   di Jerman, Belanda,
   dan negara-negara Eropa lainnya, banyak partai
   bernuansa agama yang
   berdiri dan menjadi pemenang dalam pemilu
 (Kristen
   Demokrat, Kristen
   Sosialis, dsb). Jika pendirian partai2 bernuansa
   agama bisa diterapkan
   di negara2 Kristen atau yang mayoritas
 penduduknya
   beragama Kristen
   (atau dulunya beragama Kristen), kenapa tidak
 pada
   negara2 Islam atau
   negara2 yang penduduknya mayoritas Islam?
   
   salam,
   --
   wikan
   http://wikan.multiply.com
   
   On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
   
Mekanisme demokrasi tidak otomatis membentuk
   demokrasi karena harus
 ada niat dan tindakan serta checks--balances
 yg
   bekerja baik.
 ok
 Tapi apakah Hitler bisa diperhentikan waktu
 itu? 
   Tdk bisa. Apakah
 Suharto mudah diperhentikan waktu itu?  Tidak
   juga.
   
 Saya kira kita banyak buang2 waktu kalau cuma
   mengecam kebijakan
 politik AS dan Inggris yg sebenarnya tidak
 ada
   sangkut paut langsung
 dg kepentingan kita sebagai bangsa Indonesia.
  Yg
   terpaut cuma
 sentimen agama.  Sentimen agama bukan unsur
   terpenting dalam membela
 kepentingan bangsa.
   
 Apa kepentingan bangsa terpenting dalam
 hubungan
   kita dg AS dan
 Inggris:  investasi dan pendidikan.  Ini yg
 harus
   kita kejar dan
 manfaatkan sebesar2nya.
   
 Demokrasi AS memang penuh money politics.  Di
   Inggris tidak spt itu.
 Di Jerman, Belanda, Perancis malah enggak
 sama
   sekali.  Varian
 demokrasi mana yg paling cocok memang perlu
   didefinisikan oleh bangsa
 itu sendiri.  Tolok ukur keberhasilan
 demokrasi
   cukup universal
 sehingga ketidaklengkapan dalam praktek
 selama
   tolok utamanya OK,
 biasanya OK.
   
  
  
  
   
 


  Looking for earth-friendly autos? 
  Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos'
 Green Center.
  http://autos.yahoo.com/green_center/
 
 
 
 



 

Finding 

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu yang suci ?

2007-03-07 Terurut Topik Chae
Begitulah Pak Dana, kadang umat Islam sekarang ini lupa jika
Qur'ansendiri diturunkan kepada bangsa yang mempunyai peradaban yang
jauh tertinggal dari sekarang ini dengan demikian tentu saja aplikasi
yang diterapkan tentu saja penuh dengan keterbatasan.

Adanya perbedaan tingkat peradaban, tingkat tekhnologi, perbedaan
sistem, kulture dan budaya tentu saja membuat apa yang dulu menjadi
baik dan merupakan sebuah solusi berbalik menjadi hambatan dan masalah.

1400 tahun lebih seorang Muhammad saw, Rasul pilihan Allah telah
membuat satu terobosan yang revolusioner dengan memberikan hak-hak
perempuan dalam hal warisan (kepemilikan), Persaksian (hukum), Baiat
(hak pilih/berpolitik), Jilbab (keberadaan diwilayah publik) dll. Hal2
tersebut telah mengangkat derajat dan kedudukan perempuan untuk setara
dengan laki-laki.

Lalu bagaimana dengan sekarang??

bagian warisan perempuan yang hanya 1/2 dari bagian laki-laki menjadi
legimitasi bahwa kapasitas perempuan hanya bagian dari laki-laki alias
perempuan hanya menjadi makhluk no.2 setelah laki-laki. persaksian
perempuan 2:1 denga laki-laki pun sama-sama melegimitasi keberadaan
perempuan yang hanya setengah dari laki-laki, apalagi masalah jilbab
yang dulu merupakan sarana agar perempuan bisa tetap tampil diwilayah
publik walaupun malam hari sekarang malah mengekang perempuan dalam
tubuhnya sendiri.:(


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya
 bagaimana?
 
 Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan dengan
 mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya.
 
 Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam
 sudah hebat.  Iya dulu hebat, sekarang gimana?  Koq jarang sekali yg
 kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam.  Jarang saya
 dengar.  Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak
 berpendidikan yg cukup?  Atau memang sistemnya sudah sempurna? 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote:
 
  Chae ( manusia ) berkata =
 
Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak
  setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin
  perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian
  laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang
  tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana
  perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa
  harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki!! !!), perempuan
sebagai
  istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21) ,
  perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan
  lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di
  perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi
  keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan
  laki-laki (Qs.33:59)
  
  ...Masih mau lanjut..;))
  

 
Jano - ko =
 
Jano - ko bertanya, apakah chae bermaksud dan berniat mengritik Al
 Qur'an, apakah chae bermaksud mengritik Allah  ?
 
Apakah chae mau menyamakan dirinya dengan Tuhan ?
 
Sore.
 
 
---ooo0ooo---

  
  Chae chairunisa_mahadewi@ wrote:
Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam
 memang tidak
  setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin
  perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian
  laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang
  tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana
  perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa
  harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan sebagai
  istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21),
  perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan
  lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di
  perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi
  keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan
  laki-laki (Qs.33:59)
  
  ...Masih mau lanjut..;))
  In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote:
  
   Jano - ko =
   
   Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ?
   
   Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu
  mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono
   
   Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah
  pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu
  terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis
  F dan banyak membaca.
   
   Diskusi - membaca - diskusi - membaca.
   
   
   Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus
  ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia
  tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak,
  yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur 

Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
ha ha ... Pak Dana ini pinter sekali ngeles
padahal demo anti Bush dan anti perang Irak begitu banyak digelar di
Amerika oleh jutaan warga Amerika, dan demonya jauh lebih bagus dan
terorganisir ketimbang demo di Indonesia yang paling2 cuman dihadiri
maksimal ribuan warga.
Dari awalnya perang di Irak sudah tidak disetujui oleh warga Amerika,
termasuk PBB. Tapi Bush tetep saja ngotot. Apakah ini demokratis?
Akhir-akhir ini, popularitas Bush sudah semakin melorot, dan
diperkirakan Amerika bakal menderita kekalahan dalam perang Irak
paling tidak mengalami yang terjadi di Vietnam.
Pemilu antara yang lalu membuktikan bahwa orang2 memilih partai
demokrat untuk menunjukkan perlawanan terhadap partai republiknya Bush
dan kebijakan perangnya.
Sekarang Bush jadi lame duck tapi tetep aja gak bisa turun kan? Itu
gara2 demokrasi juga.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 3/7/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Dari segi kepentingan rakyat Inggris, kesalahan Blair dalam kebijakan
  Irak itu adalah salah satu kesalahan saja, karena ada banyak segi
  keberhasilan Blair dalam pemerintahannya selama 10th masa kepemimpinannya.

  Jadi bagi rakyat Inggris satu salah besar, barangkali ada 20
  keberhasilan besar.  Jadi tidak cukup utk diturunkan, tetapi cukup utk
  tidak dipilih kembali.

  Soal Bush saya enggak ngerti karena sistem AS lain.  Tapi yg pasti
  Bush dan Blair itu tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat Irak
  yg malang itu.  Bush dan Blair bertanggung jawab kepada rakyat dan
  parlemen masing2. Suharto juga turun karena rakyat minta dia turun.
  Dia tidak turun karena rakyat Australia minta dia turun!

  Bagi rakyat Irak kesalahan ini fatal sekali.  Tapi bagi rakyat
  Indonesia, apa ruginya kita?  Apakah Irak itu sumber beras bagi kita?
   Apakah supply minyak kita terganggu?  Apakah saudara kandung kita ada
  yg kena bom di Baghdad?  Tidak ada kan?  Kecuali ketersinggungan
  sentimen agama yg tidak rasional itu, bukan?  Cuma memicu kemarahan
  agama tapi tidak ada kerugian material apapun bagi bangsa kita!  Terus
  ada yg mau mengorbankan nyawa pergi ke Irak demi memuaskan nafsu
  amarah?  Silahkanlah kalau mau, lumayan kan mengurangi statistik
  pengangguran?

  Coba lihatlah persoalan ini secara proporsional terutama dari
  kepentingan bangsa Indonesia bukan kepentingan rakyat Irak.  Kita
  tidak ada kewajiban apa2 thd rakyat Irak, kewajiban kita yg utama
  adalah kepada bangsa sendiri dulu, baru bangsa lain, itupun kalau
  sempat.  Kalau enggak sempat ya enggak apa2 kan?


[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu

2007-03-07 Terurut Topik Flora Pamungkas

Tolong kalau ada yang mau bikin survey tentang siapakah dari wanita yang
berbahagia dengan sistem Islam, maka saya akan mengajukan diri sebagai
muslimah yang berbahagia  happy...happy!  Dan saya yakin daftarnya akan
semakin panjang bererot bin bejibun ...

don't be silly ... :-D


Salam bahagia,

Flora

--

Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair   -  mengritik sesuatu 
Posted by: Dan [EMAIL PROTECTED]   hifibuff007 
Wed Mar 7, 2007 2:36 am (PST) 
Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya
bagaimana?

Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan dengan
mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya.

Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam
sudah hebat. Iya dulu hebat, sekarang gimana? Koq jarang sekali yg
kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam. Jarang saya
dengar. Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak
berpendidikan yg cukup? Atau memang sistemnya sudah sempurna? 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Dan
Kadar kesalahannya besar tapi kadar merugikan negaranya tidak terlalu
besar.  Dia di demo tapi tidak di impeach.  BELUM ADA gerakan utk
mengimpeach Bush di Senat maupun House of Representative di AS.

Uji keberhasilan demokrasi itu yg terpenting di dalam negeri dulu baru
 di luar negeri, soalnya presiden dan PM itu digaji oleh pajak rakyat
mereka sendiri.

Seperti yg saya bilang kesalahan ini besar tetapi tidak cukup besar
bagi kepentingan negara masing2 utk memecat presiden/PM-nya.
Anda dan saya bukan rakyat AS atau Inggris tentu tidak ada hak utk
memecat mereka.  Kita bisa protes tetapi mekanisme demokrasi mereka
tetap ada dan kalau belum diturunkan ya belum turun kan sudah dapat
mandat sampai akhir jabatan. 

Kalau mereka tidak diminta turun oleh rakyat mereka ya tidak akan
turun.  Tapi mekanisme utk memecat presiden itu ADA.  Dan pernah
dijalankan spt waktu jaman Nixon.  Nixon dipecat karena dia dianggap
menghianati rakyat AS dg menipu melalui penyadapan telpon dsb selama
berkampanye.   Penghianatan ini tak termaafkan. Bukan karena perang
Vietnam.

Di Inggris tinggal menunggu vote of non confidence di parlemen, tetapi
belum ada yg mengusulkan.

Demokrasi tidak menjamin 100% tegaknya keadilan bagi setiap insan di
dunia walaupun telah berhasil dg sukes mencegah ketidakadilan2 yg
serius (major injustice) spt kediktatoran, pelanggaran HAM berat, dsb,
dsb.  

Mungkin hanya dengan syariat Islam dapat dicapai 100% tegaknya
keadilan bagi setiap insan di dunia tanpa memandang bulu sejak
diturunkannya wahyu pertama sampai detik ini.  Wah hebat sekali
tentunya!:) 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 ha ha ... Pak Dana ini pinter sekali ngeles
 padahal demo anti Bush dan anti perang Irak begitu banyak digelar di
 Amerika oleh jutaan warga Amerika, dan demonya jauh lebih bagus dan
 terorganisir ketimbang demo di Indonesia yang paling2 cuman dihadiri
 maksimal ribuan warga.
 Dari awalnya perang di Irak sudah tidak disetujui oleh warga Amerika,
 termasuk PBB. Tapi Bush tetep saja ngotot. Apakah ini demokratis?
 Akhir-akhir ini, popularitas Bush sudah semakin melorot, dan
 diperkirakan Amerika bakal menderita kekalahan dalam perang Irak
 paling tidak mengalami yang terjadi di Vietnam.
 Pemilu antara yang lalu membuktikan bahwa orang2 memilih partai
 demokrat untuk menunjukkan perlawanan terhadap partai republiknya Bush
 dan kebijakan perangnya.
 Sekarang Bush jadi lame duck tapi tetep aja gak bisa turun kan? Itu
 gara2 demokrasi juga.
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 3/7/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  Dari segi kepentingan rakyat Inggris, kesalahan Blair dalam kebijakan
   Irak itu adalah salah satu kesalahan saja, karena ada banyak segi
   keberhasilan Blair dalam pemerintahannya selama 10th masa
kepemimpinannya.
 
   Jadi bagi rakyat Inggris satu salah besar, barangkali ada 20
   keberhasilan besar.  Jadi tidak cukup utk diturunkan, tetapi
cukup utk
   tidak dipilih kembali.
 
   Soal Bush saya enggak ngerti karena sistem AS lain.  Tapi yg pasti
   Bush dan Blair itu tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat
Irak
   yg malang itu.  Bush dan Blair bertanggung jawab kepada rakyat dan
   parlemen masing2. Suharto juga turun karena rakyat minta dia turun.
   Dia tidak turun karena rakyat Australia minta dia turun!
 
   Bagi rakyat Irak kesalahan ini fatal sekali.  Tapi bagi rakyat
   Indonesia, apa ruginya kita?  Apakah Irak itu sumber beras bagi kita?
Apakah supply minyak kita terganggu?  Apakah saudara kandung
kita ada
   yg kena bom di Baghdad?  Tidak ada kan?  Kecuali ketersinggungan
   sentimen agama yg tidak rasional itu, bukan?  Cuma memicu kemarahan
   agama tapi tidak ada kerugian material apapun bagi bangsa kita! 
Terus
   ada yg mau mengorbankan nyawa pergi ke Irak demi memuaskan nafsu
   amarah?  Silahkanlah kalau mau, lumayan kan mengurangi statistik
   pengangguran?
 
   Coba lihatlah persoalan ini secara proporsional terutama dari
   kepentingan bangsa Indonesia bukan kepentingan rakyat Irak.  Kita
   tidak ada kewajiban apa2 thd rakyat Irak, kewajiban kita yg utama
   adalah kepada bangsa sendiri dulu, baru bangsa lain, itupun kalau
   sempat.  Kalau enggak sempat ya enggak apa2 kan?





[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Dan
Betul penduduk segitu kecil menghasilkan devisa $30 miliar! Ya gimana
enggak makmur.  Terus jugaa saya lihat di data lain, negara cuma
membelanjakan separuhnya sehingga itu duit engga habis2.

Ya memang beda dg situasi kita.  Dulu dari minyaknya kita sempat dapat
segitu juga cuma habis dipakai perang di Aceh dan di Timor.

Maroko penduduknya 30 juta-an dan enggak punya minyak sebanyak itu.

Qatar itu perkecualian.  Juga mereka sempat jadi protektoratnya
Inggris ya?  Jadi ketertiban dan keamanannya model Inggris?  Hukumnya
juga berbasis Inggris?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, waluya56 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ikut nimbrung Pak. Ini data tentang Qatar dari 
 http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/middle_east/country_profiles/791921.
 stm. Perhatikan jumlah populasinya, hanya 628.000 orang!. Jangankan 
 dengan Indonesia, dengan Bandung pun masih kalah jauh (Bandung 
 berpenduduk 2 juta lebih). Jumlah penduduk Qatar, sama dengan jumlah 
 penduduk satu kabupaten, atau bahkan satu kecamatan di Jawa. 
 Mengatur satu kecamatan tentu saja lebih mudah dibanding mengatur 
 sebuah negara yang jumlah penduduknya nomor 5 di Dunia. Penduduk 
 Indonesia sekarang hampir 250 juta orang, 500 kalilipat dari 
 penduduk Qatar.
 
 Full name: The State of Qatar 
 Population: 628,000 (UN, 2005) 
 Capital: Doha 
 Area: 11,437 sq km (4,416 sq miles) 
 Major language: Arabic 
 Major religion: Islam 
 Life expectancy: 71 years (men), 76 years (women) (UN) 
 Monetary unit: 1 Riyal = 100 dirhams 
 Main exports: Oil, gas 
 GNI per capita: n/a 
 Internet domain: .qa 
 International dialling code: +974
 
 Salam,
 WALUYA
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
 assalamualaikum_hello@ wrote:
 
  kalau anda sdh mampir ke negara islam spt maroko . why
  not try to Qatar..? 
  nanti ketemu jawabannya .. tanyakan dengan kedutaan RI
  di qatar bagaimana qatar..? org2 indonesia bgmn sistem
  di qatar..? apa lebih buruk dari indonesia.. atau
  lebih baik..? 1 minggu cukup
  
  
  --- Dan dana.pamilih@ wrote:
  
   Ya saya akan coba insya allah berkunjung ke sana. 
   Kadang2 memang bosan juga berdebat mengenai sistem
   syariat padahal
   saya sendiri belum pernah mengunjungi negara syariat
   utk perbandingan
   empiris.
   
   Benarkah pria-wanita sejajar?  Apa definisi sejajar
   di sini?
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
   assalamualaikum_hello@ wrote:
   
kalau ingin tahu demokrasi islam cobalah kunjungi
   spt
Qatar negara kerajaan islam yg menjadi salah satu
contoh negara2 islam maju ; 
rakyat, pendatang dan pemerintah menyatu.. islam
   dan
non-muslim bersatu...saling menghargai.. sistem
   islami
berjalan dengan baik dan warga non muslim pun
terlindungi. pria - wanita sejajar. rakyat damai
   tdk
ada huru-hara.. tdk ada demo.. ibadah aman..
   konsumen
terjaga kesehatannya dll.. coba saja datang ke
   qatar
visit visa 1 minggu atau telpon teman2 anda
   buktikan
dech... dan bandingkan dengan kerjaaan inggris dan
amrik...


--- Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@
wrote:

 oke, Pak Dana ... demokrasi di barat (Amerika,
 Inggris, dll) adalah
 satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di
 dunia Islam (negara2
 Islam atau negara yang mayoritas penduduknya
   Islam).
 Apakah dapat
 diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang
   menjadi
 permasalahan.
 
 Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan
 demokrasi tidak sejalan.
 Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa
 demokrasi sesuai dengan Islam.
 Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim
 maupun non-muslim.
 
 Sekarang realitanya.
 Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi
   dalam
 pemerintahannya,
 mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu
   saja
 Islam). Namun
 banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal
 atau menghambat
 kemenangan partai-partai Islam tersebut.
   Beberapa
 contoh sudah
 dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di
   Aljazair,
 Ikhwanul Muslimin
 di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini
   mengemuka.
 Partai2 bernuansa
 Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam
 NAZI-nya Hitler yang
 jika menang kemudian akan membantai dan
 menyingkirkan lawan-lawan
 politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai
   islam,
 termasuk juga dari
 kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan
   untuk
 mencegah agar
 partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk
 dengan cara
 pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character
 assasination), atau cara2
 yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau
 pembunuhan tokoh2-nya.
 
 Kenapa partai islam dicurigai sektarian?
   Sementara
 di Jerman, Belanda,
 dan negara-negara Eropa lainnya, banyak partai
 bernuansa agama yang
 berdiri dan menjadi pemenang dalam pemilu
   (Kristen
 Demokrat, Kristen
 Sosialis, 

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik khaidarmak
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Buat yg pengen baca, saya copy paste di bawah ini.  Oh ya, buat rekan 
 Khaidar, The famous Ibn waraq akan mengeluarkan tulisan mengkonter 
 Edward said.  Sebagai spesialis Edward Said, anda kudu liat liat lebih 
 dahulu.  huehehehehhe   infornya ada di bagian bawah artikel ini.
 

Sebenarnya yg mengkonter Edward Said udah banyak om. Salah satunya,
Amir Taheri yg pengagum monarchy-nya shah iran itu. Btw, Ibn Warraq
ini agak aneh juga. Ngakunya atheis, tapi deket ama gedung putih.

Salam,

Khaidar
http://leluconsinga.wordpress.com



Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Ari Condrowahono
1. tanya pak, kenapa yg pake jilbab di qatar kok jarang.
2. kenapa orang arab dari negara lain banyak yg bebas minum minuman 
keras dan beli alkohol di sana [mostly hotel]
3. kenapa disana tidak ada mutawa dan FPI ?
4. malah kata temen saya yg jadi pilot di qatar air, pramugarinya dari 
berbagai bangsa (23 etnis dan bangsa), dan yg dipilih yg semlohei 
semua.  tanya kenapa .


Muhammad Aly wrote:

 kalau anda sdh mampir ke negara islam spt maroko . why
 not try to Qatar..?
 nanti ketemu jawabannya .. tanyakan dengan kedutaan RI
 di qatar bagaimana qatar..? org2 indonesia bgmn sistem
 di qatar..? apa lebih buruk dari indonesia.. atau
 lebih baik..? 1 minggu cukup




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu

2007-03-07 Terurut Topik Chae
Pak Dana,

Kalau kita bicara sistem Islam ini kan tidak tunggal atau satu bentuk
saja, sebetulnya apa sih yang disebut sistem Islam itu sendiri masih
jadi wacana yang diperdebatkan.

Bagi saya sendiri sistem Islam adalah sebuah sistem yang berlandaskan
keadilan dan juga kesejahteraan(atau dalam bahasan Qur'an nya di sebut
kemaslahatan) ini bisa dilihat dalam Qur'an sendiri sbb:

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun
miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan. QS. 4:135

Pendapat saya bahwa landasan utama dari sistem Islam adalah keadilan
dan kemaslahatan (kesejahteraan). Lalu mengapa dalam sejarah Islam
sendiri ada bentuk-bentuk hukum yang JIKA DI APLIKASIKAN PADA
MASYARAKAT SEKARANG INI TIDAK MEMENUHI SEMANGAT DARI LANDASANYA
SENDIRI YAITU KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN??

Kita jangan lupa bahwa sistem Islam ini diberikan kepada masyarakat
yang terus bergerak secara dinamis, mengalami perubahan dan memiliki
dinamika kehidupan. Sehingga apa yang aplikasikan dari sistem Islam
dalam bentuknya tidak bisa dipatenkan sebagai bentuk tunggal dari
sistem Islam karena bentuk-bentuk hukum Islam hanya merupakan
MEDIA/ALAT/SARANA SAJA DALAM MENERAPKAN LANDASAN DARI SISTEM ISLAM
YAITU KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN.

Contoh simplenya begini, Nabi memerintahkan para prajurit untuk
memelihara jenggot sebagai tanda untuk membedakan pasukanya dengan
pasukan musuh. Cara seperti ini cukup effektif dimasanya tapi apakah
cara ini masih di effektif untuk diterapkan pada zaman sekarang. Dan
lebih ngawur lagi ketika memelihara jenggot jadi suatu hal yang
berkekuatan hukum (sunah) padahal sudah tidak ada lagi faedah/keutamaanya.

Hal semacam ini kan banyak terjadi dalam bentuk2 hukum yang dulu
diterapkan didalam masyarakat Islam, seperti pada hukum jilbab, hukum
waris, persaksian, rumah tangga dll termasuk dalam urusan poligami juga.

Saya sendiri berpikir bahwa dalam Qur'an terbagi 2 bagian utama,
dimana landasan2 Islami lebih banyak turun dalam ayat2 makiyah yang
lebih bersifat universal dan permanen sedangkan dalam ayat2 madaniah
lebih kearah lokal dan temporal.

Gitu dulu Pak Dana, nanti saya sambung lagi...;)



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Baiklah, 
 
 Selamat sejahtera Anda berbahagia,
 
 Tapi boleh saya tanya sama mbak Chae, Mia, dan lainnya?
 
 Bagaimana dg perempuan2 korban poligami boleh kita survey juga? 
 Bagaimana dg TKW di luar negeri?  Bagaimana dg para pelacur yg harus
 melacur karena ditinggal suami tanpa perlindungan hukum yg cukup, dsb
 dsb...
 
 Baiklah memang pertanyaan ini apakah perempuan bahagia dalam sistem
 Islam merupakan pertanyaan yg maut dan telak.  Barangkali belum pernah
 ada yg menanyakan.  Yg ada adalah ungkapan2 frustrasi dari para
 perempuan di milis ini tetapi belum pernah langsung ditanya apakah
 perempuan bahagia dalam sistem Islam.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
 florapamungkas@ wrote:
 
  
  Tolong kalau ada yang mau bikin survey tentang siapakah dari
wanita yang
  berbahagia dengan sistem Islam, maka saya akan mengajukan diri sebagai
  muslimah yang berbahagia  happy...happy!  Dan saya yakin
 daftarnya akan
  semakin panjang bererot bin bejibun ...
  
  don't be silly ... :-D
  
  
  Salam bahagia,
  
  Flora
  
  --
  
  Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair   -  mengritik sesuatu 
  Posted by: Dan dana.pamilih@   hifibuff007 
  Wed Mar 7, 2007 2:36 am (PST) 
  Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya
  bagaimana?
  
  Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan dengan
  mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya.
  
  Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam
  sudah hebat. Iya dulu hebat, sekarang gimana? Koq jarang sekali yg
  kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam. Jarang saya
  dengar. Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak
  berpendidikan yg cukup? Atau memang sistemnya sudah sempurna? 
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Achmad Chodjim
Mas Arkon itu senang gaya satir dan sejenisnya. Maka apa yang disampaikan 
jangan ditanggapi secara literal.

Salam.
chodjim



  - Original Message - 
  From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, March 07, 2007 2:12 PM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair



  Mas Arcon iki piye sih ? Kalau yang di bawah itu bukan karena demokrasi
  di Indonesia, mas. Itu mah karena hukum di negara kita itu yang nggak
  jalan (gak main kalau kata orang jawa).

  Tapi saya ngerti kok. Mas Arcon lagi pura-pura jaka sembung aja
  he..he..he..

  Kalau demokrasi sama Islam ya ngga bisa disatukan dong mas. Wong
  demokrasi itu artinya mengikuti apa kata rakyat banyak. Sedangkan Islam
  'kan mengikuti kata Allah dan Rasul. Jadi beda kan ?

  -Ning 

  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ari Condrowahono
  Sent: Wednesday, March 07, 2007 3:04 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)-
  aljazair

  demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya :

  1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan 2. tommy suharto masih bisa
  narik 20 juta euro dari BNP Paribas - bank perancis, dan ketika
  dikonsultasikan ke yusril ihza, dia malah meloloskan gitu aja. tahu
  kantor pengacara yg mengurus cairnya duit itu, kantor pengacara ihza dan
  ihza.

  dodol tenan :D

  Muhammad Aly wrote:
  
   P Dana : Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia jaman Orba...?
  
   Jaman orba masih lebih baik di indonesia dibanding di inggris apalagi 
   amrik.. buktinya nih.. Soeharto mau mengundurkan diri setelah mhs/i 
   menduduki kantor MPR/DPR.. Soeharto hebat juga berani mengundurkan 
   diri cink... !! demokrasi yg luar biasa dan sgt positif dlm sejarah 
   indonesia dimata international dan bangsa kita.
  

  [Non-text portions of this message have been removed]

   Yahoo! Groups Sponsor ~--
  Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design.
  http://us.click.yahoo.com/hOt0.A/lOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM
  --~- 

  ===
  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
  http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
   
  Yahoo! Groups Links



   

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair - mengritik sesuatu

2007-03-07 Terurut Topik Chae
Kalau saya sendiri Pak Dana lebih cenderung untuk mempertanyakan
bagaimana suatu negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam bisa
memiliki anggka yang cukup signifikan tentang kekerasan terhadap
perempuan.

Ini saya kutip dari koran Tempo interaktif dtd 7 March 2006

TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Komisi Nasional Perempuan, Kamala
Chandra Kirana, mengatakan bahwa terjadi peningkatan kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah tangga yang terjadi sepanjang 2005.
Meningkat sebesar 82 persen dari tahun 2004, katanya di kantornya,
Jakarta, hari ini.

Berdasarkan data Komnas Perempuan, selama 2005 terjadi 20.391 kasus
kekerasan terhadap perempuan, yang ditangani oleh 215 lembaga di
provinsi. Angka itu menunjukan peningkatan 45 persen, dibandingkan
2004 yaitu 14.020 kasus. Sebanyak 82 persen di antaranya adalah
kekerasan dalam rumah tangga.

Namun ironisnya, menurut Kamala, data itu hanya yang ada di Komnas
Perempuan. Jumlah nyata kekerasan tak terdata, ia berpendapat
jumlahnya lebih besar lagi. Karena kejadian ini adalah populasi yang
tersembunyi.

Masih banyak data lainya, hanya saja kembali kepertanyaan
semula..mengapa kekerasan kepada perempuan terjadi di negara dengan
mayoritas penduduk beragama Islam padahal Islam ini didaulat sebagai
agama yang melindungi perempuan dan merupakan perintis/pioner dalam
hal membebaskan dan menikngkatkan derajat kaum perempuan lebih dari
1400 tahun yang lalu... 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Baiklah, 
 
 Selamat sejahtera Anda berbahagia,
 
 Tapi boleh saya tanya sama mbak Chae, Mia, dan lainnya?
 
 Bagaimana dg perempuan2 korban poligami boleh kita survey juga? 
 Bagaimana dg TKW di luar negeri?  Bagaimana dg para pelacur yg harus
 melacur karena ditinggal suami tanpa perlindungan hukum yg cukup, dsb
 dsb...
 
 Baiklah memang pertanyaan ini apakah perempuan bahagia dalam sistem
 Islam merupakan pertanyaan yg maut dan telak.  Barangkali belum pernah
 ada yg menanyakan.  Yg ada adalah ungkapan2 frustrasi dari para
 perempuan di milis ini tetapi belum pernah langsung ditanya apakah
 perempuan bahagia dalam sistem Islam.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
 florapamungkas@ wrote:
 
  
  Tolong kalau ada yang mau bikin survey tentang siapakah dari
wanita yang
  berbahagia dengan sistem Islam, maka saya akan mengajukan diri sebagai
  muslimah yang berbahagia  happy...happy!  Dan saya yakin
 daftarnya akan
  semakin panjang bererot bin bejibun ...
  
  don't be silly ... :-D
  
  
  Salam bahagia,
  
  Flora
  
  --
  
  Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair   -  mengritik sesuatu 
  Posted by: Dan dana.pamilih@   hifibuff007 
  Wed Mar 7, 2007 2:36 am (PST) 
  Ajaran di atas kertas memang baik, tetapi praktek di lapangannya
  bagaimana?
  
  Kita tidak bisa menutup mata atas praktek kezaliman di lapangan dengan
  mengambil ayat2 suci sebagai tamengnya.
  
  Dan juga jangan mencari pembenaran dg mengutip lho kan dulu Islam
  sudah hebat. Iya dulu hebat, sekarang gimana? Koq jarang sekali yg
  kita dengar perempuan merasa bahagia dalam sistem Islam. Jarang saya
  dengar. Apakah karena mereka tidak tahu hak mereka karena tidak
  berpendidikan yg cukup? Atau memang sistemnya sudah sempurna? 
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Muhammad Aly
P Waluya..
sy py teman juga waluya suka humoris di bidang biologi
dulu ... tinggal di jak-ut..? maaf kalau salah..

org asli qatar (kaum hitam  putih) hanya max 1 juta
tahun 2006. pendatangnya sekitar 5 juta.
Jd total 6 juta... pendatang lebih banyak dan
makan-tidur eenaaak ... dari org amrik yg paling
ujung, south africa,.. org inggris, org jerman,
perancis byk disini... jd tekhnisi atau tenaga ahli
atau jd security spt org amrik enak banget makan
gaji security dengan fasilitas GM indonesia..walau
pangkat kopral amrik... 
Jd tekhnisi di oil/gas walau tekhnisi beda denga kerja
di oil/gas pertamina. di qatar walau tekhnisi bisa
kebeli mbl camry bekerja 1-2 tahun.
yg mau melamar nanti sy kasih websitenya
terpercaya..

--- waluya56 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ikut nimbrung Pak. Ini data tentang Qatar dari 

http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/middle_east/country_profiles/791921.
 stm. Perhatikan jumlah populasinya, hanya 628.000
 orang!. Jangankan 
 dengan Indonesia, dengan Bandung pun masih kalah
 jauh (Bandung 
 berpenduduk 2 juta lebih). Jumlah penduduk Qatar,
 sama dengan jumlah 
 penduduk satu kabupaten, atau bahkan satu kecamatan
 di Jawa. 
 Mengatur satu kecamatan tentu saja lebih mudah
 dibanding mengatur 
 sebuah negara yang jumlah penduduknya nomor 5 di
 Dunia. Penduduk 
 Indonesia sekarang hampir 250 juta orang, 500
 kalilipat dari 
 penduduk Qatar.
 
 Full name: The State of Qatar 
 Population: 628,000 (UN, 2005) 
 Capital: Doha 
 Area: 11,437 sq km (4,416 sq miles) 
 Major language: Arabic 
 Major religion: Islam 
 Life expectancy: 71 years (men), 76 years (women)
 (UN) 
 Monetary unit: 1 Riyal = 100 dirhams 
 Main exports: Oil, gas 
 GNI per capita: n/a 
 Internet domain: .qa 
 International dialling code: +974
 
 Salam,
 WALUYA
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  kalau anda sdh mampir ke negara islam spt maroko .
 why
  not try to Qatar..? 
  nanti ketemu jawabannya .. tanyakan dengan
 kedutaan RI
  di qatar bagaimana qatar..? org2 indonesia bgmn
 sistem
  di qatar..? apa lebih buruk dari indonesia.. atau
  lebih baik..? 1 minggu cukup
  
  
  --- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Ya saya akan coba insya allah berkunjung ke
 sana. 
   Kadang2 memang bosan juga berdebat mengenai
 sistem
   syariat padahal
   saya sendiri belum pernah mengunjungi negara
 syariat
   utk perbandingan
   empiris.
   
   Benarkah pria-wanita sejajar?  Apa definisi
 sejajar
   di sini?
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad
 Aly
   assalamualaikum_hello@ wrote:
   
kalau ingin tahu demokrasi islam cobalah
 kunjungi
   spt
Qatar negara kerajaan islam yg menjadi salah
 satu
contoh negara2 islam maju ; 
rakyat, pendatang dan pemerintah menyatu..
 islam
   dan
non-muslim bersatu...saling menghargai..
 sistem
   islami
berjalan dengan baik dan warga non muslim pun
terlindungi. pria - wanita sejajar. rakyat
 damai
   tdk
ada huru-hara.. tdk ada demo.. ibadah aman..
   konsumen
terjaga kesehatannya dll.. coba saja datang ke
   qatar
visit visa 1 minggu atau telpon teman2 anda
   buktikan
dech... dan bandingkan dengan kerjaaan inggris
 dan
amrik...


--- Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@
wrote:

 oke, Pak Dana ... demokrasi di barat
 (Amerika,
 Inggris, dll) adalah
 satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi
 di
 dunia Islam (negara2
 Islam atau negara yang mayoritas penduduknya
   Islam).
 Apakah dapat
 diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang
   menjadi
 permasalahan.
 
 Sebagian berpendapat bahwa antara Islam
 dengan
 demokrasi tidak sejalan.
 Sementara sebagian yang lain berpendapat
 bahwa
 demokrasi sesuai dengan Islam.
 Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2
 muslim
 maupun non-muslim.
 
 Sekarang realitanya.
 Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi
   dalam
 pemerintahannya,
 mereka membentuk partai bernuansa agama
 (tentu
   saja
 Islam). Namun
 banyak hal yang kemudian mengganjal dan
 menjegal
 atau menghambat
 kemenangan partai-partai Islam tersebut.
   Beberapa
 contoh sudah
 dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di
   Aljazair,
 Ikhwanul Muslimin
 di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini
   mengemuka.
 Partai2 bernuansa
 Islam dikesankan sebagai partai fasis
 semacam
 NAZI-nya Hitler yang
 jika menang kemudian akan membantai dan
 menyingkirkan lawan-lawan
 politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai
   islam,
 termasuk juga dari
 kaum militer, bersatu padu menggalang
 kekuatan
   untuk
 mencegah agar
 partai Islam tidak menang dalam pemilu,
 termasuk
 dengan cara
 pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character
 assasination), atau cara2
 yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau
 pembunuhan tokoh2-nya.
 
 Kenapa partai islam dicurigai sektarian?
   Sementara
 di Jerman, Belanda,

Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-07 Terurut Topik Muhammad Aly
Tuk P Dana  ARi.

itulah sgt di sayangkahn. satu kabupaten memiliki
potensi oil/gas tp rakyat sekitar kabupaten tsb masih
baanyaak yg miskin bahkan listrik pun masih ada yg
belum dpt sampai sekarang.. Qatar pintar mengelolanya
smp ada subsidi mahar gratis bwt bujangan yg mau kawin
Rp75Jt dari kerajaan 2 minggu cair, kalau mau sekolah
ke LN pemerintah sgt termakasih dibiayai penuh
generasinya dan akan diberikan jabatan.. 
Sistem negara Qatar : SISTEM KERAJAAN ISLAM
hanya di qatar bebas tp mengikuti sistem dan org2 asli
 pendatang baik muslim-non muslim harus taat.. bila
tdk kena denda penjara 1- minggu lalu kena denda
mahal.. contoh:
Non muslim tdk boleh minuman keras kecuali di tempat
yg ditunjuk (tempat2 sgt terbatas dan beberapa hotel
saja) dan harus menunjukkan ID bahwa dia non muslim
dan penghasilan minimal QR 2,500 atau sekitar Rp 6jt..

Memanggil sebutanspt ; cewek dtang donk.. bila
polisi lewat bisa dikurung 3 hari...
dstnya...

jilbab bebas... umumnya yg muslim bila tdk pakai
jilbab akan maulu sendiri.. karena akan dibilang dia
pasti bukan muslim (kafir) no probelm for him... tp
bila polisi tau dia wanita muslim akan menasihatinya..

itu saja yg saya tau... nanti sy berkelana Saudi-qatar
lagi insya Alloh.. 6 april  dengan keluarga.. sewa
mobil..

ayo kunjungi qatar.. spy daerah anda di kabupaten anda
tinggal atau jakarta bisa spt Qatar..org pribumi jd
mimpi nyata.. kaya dan islami. kebebasan dan
mengikuti sistem baik muslim  non-muslim baik pria
dan wanita..semua ada sistem dan tempatnya.

slm
ali.  
--- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Betul penduduk segitu kecil menghasilkan devisa $30
 miliar! Ya gimana
 enggak makmur.  Terus jugaa saya lihat di data lain,
 negara cuma
 membelanjakan separuhnya sehingga itu duit engga
 habis2.
 
 Ya memang beda dg situasi kita.  Dulu dari minyaknya
 kita sempat dapat
 segitu juga cuma habis dipakai perang di Aceh dan di
 Timor.
 
 Maroko penduduknya 30 juta-an dan enggak punya
 minyak sebanyak itu.
 
 Qatar itu perkecualian.  Juga mereka sempat jadi
 protektoratnya
 Inggris ya?  Jadi ketertiban dan keamanannya model
 Inggris?  Hukumnya
 juga berbasis Inggris?
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, waluya56
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Ikut nimbrung Pak. Ini data tentang Qatar dari 
 

http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/middle_east/country_profiles/791921.
  stm. Perhatikan jumlah populasinya, hanya 628.000
 orang!. Jangankan 
  dengan Indonesia, dengan Bandung pun masih kalah
 jauh (Bandung 
  berpenduduk 2 juta lebih). Jumlah penduduk Qatar,
 sama dengan jumlah 
  penduduk satu kabupaten, atau bahkan satu
 kecamatan di Jawa. 
  Mengatur satu kecamatan tentu saja lebih mudah
 dibanding mengatur 
  sebuah negara yang jumlah penduduknya nomor 5 di
 Dunia. Penduduk 
  Indonesia sekarang hampir 250 juta orang, 500
 kalilipat dari 
  penduduk Qatar.
  
  Full name: The State of Qatar 
  Population: 628,000 (UN, 2005) 
  Capital: Doha 
  Area: 11,437 sq km (4,416 sq miles) 
  Major language: Arabic 
  Major religion: Islam 
  Life expectancy: 71 years (men), 76 years (women)
 (UN) 
  Monetary unit: 1 Riyal = 100 dirhams 
  Main exports: Oil, gas 
  GNI per capita: n/a 
  Internet domain: .qa 
  International dialling code: +974
  
  Salam,
  WALUYA
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad
 Aly 
  assalamualaikum_hello@ wrote:
  
   kalau anda sdh mampir ke negara islam spt maroko
 . why
   not try to Qatar..? 
   nanti ketemu jawabannya .. tanyakan dengan
 kedutaan RI
   di qatar bagaimana qatar..? org2 indonesia bgmn
 sistem
   di qatar..? apa lebih buruk dari indonesia..
 atau
   lebih baik..? 1 minggu cukup
   
   
   --- Dan dana.pamilih@ wrote:
   
Ya saya akan coba insya allah berkunjung ke
 sana. 
Kadang2 memang bosan juga berdebat mengenai
 sistem
syariat padahal
saya sendiri belum pernah mengunjungi negara
 syariat
utk perbandingan
empiris.

Benarkah pria-wanita sejajar?  Apa definisi
 sejajar
di sini?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,
 Muhammad Aly
assalamualaikum_hello@ wrote:

 kalau ingin tahu demokrasi islam cobalah
 kunjungi
spt
 Qatar negara kerajaan islam yg menjadi salah
 satu
 contoh negara2 islam maju ; 
 rakyat, pendatang dan pemerintah menyatu..
 islam
dan
 non-muslim bersatu...saling menghargai..
 sistem
islami
 berjalan dengan baik dan warga non muslim
 pun
 terlindungi. pria - wanita sejajar. rakyat
 damai
tdk
 ada huru-hara.. tdk ada demo.. ibadah aman..
konsumen
 terjaga kesehatannya dll.. coba saja datang
 ke
qatar
 visit visa 1 minggu atau telpon teman2 anda
buktikan
 dech... dan bandingkan dengan kerjaaan
 inggris dan
 amrik...
 
 
 --- Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@
 wrote:
 
  oke, Pak Dana ... demokrasi di barat
 (Amerika,
  Inggris, dll) adalah
  satu hal (one thing) ... bagaimana
 demokrasi di
  dunia Islam (negara2
  Islam atau negara yang 

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Dan
Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi.  Saya sendiri enggak tahu
persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan terimakasih sudah
diberikan di sini.  Saya hanya melihat hasil akhirnya saja bahwa
Aljazair tidak aman karena militansi dari kelompok Islam radikal.

Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah mekanisme demokrasi
tetapi bukan demokrasi itu sendiri.  Seperti Hitler dan partai
Nazi-nya dipilih secara demokratis tetapi setelah itu mereka menjadi
totalitarianisme dan melanggar segala macam HAM.  Demokrasi memerlukan
lebih dari pemilu. Topik ini pernah saya bahas dg pak HMNA.  Memang
sering demokrasi disalahtafsirkan hanya sbg voting dimana 50%+1 adalah
si pemenang.

Demokrasi memerlukan juga kelembagaan moderen yg berjalan baik.  Tanpa
itu semua belum demokrasi namanya.  Dan akan menjurus ke sana.  Contoh
aja jaman Orba, diktator yg di angkat oleh pemilu yg 'demokratis'.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Dana, awal mulanya krisis di Aljazair kan pada pemilu tahun 1991
 di mana partai islam FIS menang, terus dibatalkan sama pihak militer.
 FIS dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang, aktivisnya
 dikejar2. Wajar kalau mereka mengadakan perlawanan dan angkat senjata
 terhadap pihak militer.
 
 Aneh ya. Padahal pemilunya sendiri demokratis. Giliran partai Islam
 yang menang terus dibatalkan begitu saja sama pihak militer. Negara
 barat yang suka gembar-gembor soal demokrasi seperti Amerika, juga
 diam dan tutup mata, tidak mengecam aksi yang dilakukan pihak militer
 tersebut. Kalau misalnya militer tidak membatalkan hasil pemilu
 tersebut, partai Islam menang dan memimpin tentu saja tidak terjadi
 perang saudara.
 
 Pak Dana harus banyak2 belajar sejarah untuk dapat mengenal mana sebab
 mana akibat. Jadi tidak menggeneralisir bahwa golongan islam cenderung
 untuk radikal. Dalam kasus FIS ini, mereka telah ambil jalan yang
 konstitusional, tapi di-bypass oleh pihak militer. Coba, bagaimana ini
 Pak, ditinjau dari sisi demokrasi?
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 
 On 3/5/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu negara2
   kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri.  Saya sendiri memang belum
   check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 kecil dalam
   negara itu tapi dari larangan dari Deplunya Inggris utk berkunjung ke
   sana berarti memang benar2 bahaya.
 
   Jalur kereta api ke Maroko sudah lama ditutup, dan menurut BBC sering
   diserbu dan penumpangnya pada dibantai.  BBC kalau udah ngomong
enggak
   sembarangan.  Bohongnya Blair mengenai WMD-nya Irak aja mereka yg
   bongkar.  Dalam dunia moderen ada namanya integritas.
 
   Apapun insiden yg terjadi, situasi itu menunjukkan tidak adanya
tertib
   hukum alias ada anasir2 anarkis dan tidak berjalannya (mandeg,
   dysfunctional) mekanisme demokrasi.
 
   Lihat saja kelompok pak HMNA (DI/TII) aja udah pakai jalur
   konstitusional sekarang, enggak angkat senjata spt dulu.
 
   Mudah2an yg di Aljazair akan sadar ada jalur lain selain jalur
anarki.





Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
oke pak, demokrasi memang tidak hanya sekedar pemilu atau voting 50% +
1. tapi itu juga kan yang digembar-gemborkan oleh barat selama ini?
pemilu presiden di Amerika Serikat saja sebelumnya (tahun 2000)
akhirnya hasilnya ditentukan oleh Makhamah Agung, gara2 suara yang
seimbang antara George W Bush dan Al Gore. Pada Pemilu 2004 diduga ada
kecurangan dengan pengabaian suara2 golongan minoritas seperti suku
asli Amerika, Afro-Amerika, Hispanik dll. Lihat ... negara yang
demokrasinya maju saja bermain2 dengan pemilunya dan tidak benar-benar
fair melaksanakan pemilu. Wajar kalau banyak rakyat Amerika saat ini
yang merasa kecolongan dalam memilih presiden. Ternyata presiden yang
dipilih bukanlah sebenar-benar atau sejujur-jujur presiden dalam
pemilihan yang jujur dan adil.

Lalu apa? Demokrasi mensyaratkan keterwakilan dari semua golongan,
termasuk golongan minoritas. Demokrasi juga mensyaratkan pemilu yang
jujur dan adil, yang kalau Pak Dana baca, pasti banyak pula
kontroversinya di Amerika Serikat (soal pemilu yang sebenarnya lebih
didukung oleh calon yang punya duit ketimbang kandidat yang benar2
berprestasi dan mempunyai kinerja yang bagus. tanpa duit dan dukungan
dari kapitalis termasuk perusahaan minyak, industri senjata, dan
lobby-lobby yahudi, seorang calon presiden AS tidak bisa meraup suara
banyak).

AS sendiri banyak berkoar-koar soal pelaksanaan demokrasi di Timur
Tengah. Makanya dia menyerbu Irak karena menganggap pemimpinnya
diktator dan tidak demokratis. Well, okelah. Tapi saat partai Hamas
menang dalam pemilu di Palestina apa yang dilakukan AS? Berusaha
memboikot hasil pemilu dan tidak mendukung pemerintahan partai Hamas
dengan menghentikan bantuan yang selama ini mengalir pada pemerintah
Palestina. Lelucon macam apa yang dimainkan Amerika, Pak Dana? Ini
adalah bukti kebijakan standard ganda yang dilakukan oleh pemerintah
demokratis AS. Tatkala pemerintah demokratis yang tidak sesuai
kehendaknya yang menang dan berkuasa, maka ia tidak mendukungnya. Tapi
pemerintahan yang diktator seperti di Arab Saudi atau Pakistan bisa
didukung oleh AS karena ia sesuai dengan kehendaknya.

Soal Hitler, itu hal yang lain. Bagaimanapun ia lahir dari pemilu yang
demokratis dan didukung rakyatnya. Kalau Pak Dana percaya pada
demokrasi, termasuk mekanisme pemilu di dalamnya, tentu percaya bahwa
Hitler adalah pemimpin yang didukung oleh rakyatnya. Ambisinya untuk
menjadikan negara Jerman negara yang maju bukanlah ambisinya pribadi,
melainkan keinginan sebagian besar rakyat jerman saat itu.

Sekarang bandingkan Hitler dengan GW Bush. Keduanya sama2 lahir dari
pemilu yang demokratis. Dan keduanya sama2 berambisi menjadikan
negaranya sebagai negara yang maju dan terkemuka. Keduanya sama2
didukung oleh rakyatnya. Penentangnya tentu saja bukan orang yang
patriotis dari sisi negara. Oke, keduanya juga melakukan penyerangan
kepada negara lain, pembunuhan dan pembasmian secara massal. Bedanya
cuman, saat ini Hitler kalah perang dan sudah mati bunuh diri,
sementara GW Bush belum. Mungkin suatu saat kelak, sejarah juga akan
mencatat bahwa GW Bush adalah seorang penjahat perang yang menyerang
negara Irak  Afganishtan tanpa alasan.

... dan keduanya lahir dari sistem pemerintahan yang demokratis.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi.  Saya sendiri enggak tahu
  persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan terimakasih sudah
  diberikan di sini.  Saya hanya melihat hasil akhirnya saja bahwa
  Aljazair tidak aman karena militansi dari kelompok Islam radikal.

  Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah mekanisme demokrasi
  tetapi bukan demokrasi itu sendiri.  Seperti Hitler dan partai
  Nazi-nya dipilih secara demokratis tetapi setelah itu mereka menjadi
  totalitarianisme dan melanggar segala macam HAM.  Demokrasi memerlukan
  lebih dari pemilu. Topik ini pernah saya bahas dg pak HMNA.  Memang
  sering demokrasi disalahtafsirkan hanya sbg voting dimana 50%+1 adalah
  si pemenang.

  Demokrasi memerlukan juga kelembagaan moderen yg berjalan baik.  Tanpa
  itu semua belum demokrasi namanya.  Dan akan menjurus ke sana.  Contoh
  aja jaman Orba, diktator yg di angkat oleh pemilu yg 'demokratis'.


[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Dan
Mekanisme demokrasi tidak otomatis membentuk demokrasi karena harus
ada niat dan tindakan serta checks--balances yg bekerja baik.

Demokrasi tidak sempurna tetapi ada satu hal penting yg merupakan uji
utama dari demokrasi ialah bukan pemilu pada awalnya saja tetapi
apakah pada saat kemudian rakyat memiliki kewenangan utk dapat memecat
atau tidak memilih kembali pemimpin mereka yg sudah tidak disukai lagi?

Di AS dan Inggris bisa.  Bush dan Blair sudah tamat riwayat politiknya.

Tapi apakah Hitler bisa diperhentikan waktu itu?  Tdk bisa. Apakah
Suharto mudah diperhentikan waktu itu?  Tidak juga.

Saya kira kita banyak buang2 waktu kalau cuma mengecam kebijakan
politik AS dan Inggris yg sebenarnya tidak ada sangkut paut langsung
dg kepentingan kita sebagai bangsa Indonesia.  Yg terpaut cuma
sentimen agama.  Sentimen agama bukan unsur terpenting dalam membela
kepentingan bangsa. 

Apa kepentingan bangsa terpenting dalam hubungan kita dg AS dan
Inggris:  investasi dan pendidikan.  Ini yg harus kita kejar dan
manfaatkan sebesar2nya.

Demokrasi AS memang penuh money politics.  Di Inggris tidak spt itu. 
Di Jerman, Belanda, Perancis malah enggak sama sekali.  Varian
demokrasi mana yg paling cocok memang perlu didefinisikan oleh bangsa
itu sendiri.  Tolok ukur keberhasilan demokrasi cukup universal
sehingga ketidaklengkapan dalam praktek selama tolok utamanya OK,
biasanya OK.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 oke pak, demokrasi memang tidak hanya sekedar pemilu atau voting 50% +
 1. tapi itu juga kan yang digembar-gemborkan oleh barat selama ini?
 pemilu presiden di Amerika Serikat saja sebelumnya (tahun 2000)
 akhirnya hasilnya ditentukan oleh Makhamah Agung, gara2 suara yang
 seimbang antara George W Bush dan Al Gore. Pada Pemilu 2004 diduga ada
 kecurangan dengan pengabaian suara2 golongan minoritas seperti suku
 asli Amerika, Afro-Amerika, Hispanik dll. Lihat ... negara yang
 demokrasinya maju saja bermain2 dengan pemilunya dan tidak benar-benar
 fair melaksanakan pemilu. Wajar kalau banyak rakyat Amerika saat ini
 yang merasa kecolongan dalam memilih presiden. Ternyata presiden yang
 dipilih bukanlah sebenar-benar atau sejujur-jujur presiden dalam
 pemilihan yang jujur dan adil.
 
 Lalu apa? Demokrasi mensyaratkan keterwakilan dari semua golongan,
 termasuk golongan minoritas. Demokrasi juga mensyaratkan pemilu yang
 jujur dan adil, yang kalau Pak Dana baca, pasti banyak pula
 kontroversinya di Amerika Serikat (soal pemilu yang sebenarnya lebih
 didukung oleh calon yang punya duit ketimbang kandidat yang benar2
 berprestasi dan mempunyai kinerja yang bagus. tanpa duit dan dukungan
 dari kapitalis termasuk perusahaan minyak, industri senjata, dan
 lobby-lobby yahudi, seorang calon presiden AS tidak bisa meraup suara
 banyak).
 
 AS sendiri banyak berkoar-koar soal pelaksanaan demokrasi di Timur
 Tengah. Makanya dia menyerbu Irak karena menganggap pemimpinnya
 diktator dan tidak demokratis. Well, okelah. Tapi saat partai Hamas
 menang dalam pemilu di Palestina apa yang dilakukan AS? Berusaha
 memboikot hasil pemilu dan tidak mendukung pemerintahan partai Hamas
 dengan menghentikan bantuan yang selama ini mengalir pada pemerintah
 Palestina. Lelucon macam apa yang dimainkan Amerika, Pak Dana? Ini
 adalah bukti kebijakan standard ganda yang dilakukan oleh pemerintah
 demokratis AS. Tatkala pemerintah demokratis yang tidak sesuai
 kehendaknya yang menang dan berkuasa, maka ia tidak mendukungnya. Tapi
 pemerintahan yang diktator seperti di Arab Saudi atau Pakistan bisa
 didukung oleh AS karena ia sesuai dengan kehendaknya.
 
 Soal Hitler, itu hal yang lain. Bagaimanapun ia lahir dari pemilu yang
 demokratis dan didukung rakyatnya. Kalau Pak Dana percaya pada
 demokrasi, termasuk mekanisme pemilu di dalamnya, tentu percaya bahwa
 Hitler adalah pemimpin yang didukung oleh rakyatnya. Ambisinya untuk
 menjadikan negara Jerman negara yang maju bukanlah ambisinya pribadi,
 melainkan keinginan sebagian besar rakyat jerman saat itu.
 
 Sekarang bandingkan Hitler dengan GW Bush. Keduanya sama2 lahir dari
 pemilu yang demokratis. Dan keduanya sama2 berambisi menjadikan
 negaranya sebagai negara yang maju dan terkemuka. Keduanya sama2
 didukung oleh rakyatnya. Penentangnya tentu saja bukan orang yang
 patriotis dari sisi negara. Oke, keduanya juga melakukan penyerangan
 kepada negara lain, pembunuhan dan pembasmian secara massal. Bedanya
 cuman, saat ini Hitler kalah perang dan sudah mati bunuh diri,
 sementara GW Bush belum. Mungkin suatu saat kelak, sejarah juga akan
 mencatat bahwa GW Bush adalah seorang penjahat perang yang menyerang
 negara Irak  Afganishtan tanpa alasan.
 
 ... dan keduanya lahir dari sistem pemerintahan yang demokratis.
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi.  Saya sendiri enggak tahu
   persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan 

Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Muhammad Aly
Amrik gaya demokrat preman dunia... hampir sama dengan
demokrasi ala orba soeharto. hanya soeharto kelas
nasional.
Org2 amrik sendiri yg humanist sdh alergi ngelihat si
bushet.eh si bush! apalagi org2 eropa alergi baaangeet
kecuali inggris dan sekutunya spt australia.
thn 2008 sebentar lagi.. nanti juga masyarakat amrik
melihat yg sesungguhnya siapa yg betul2 demokrasi
sesuai nurani manusia... biarlah masa yg menunggu
menghajar si Raja preman intl ini.. .




--- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 oke pak, demokrasi memang tidak hanya sekedar pemilu
 atau voting 50% +
 1. tapi itu juga kan yang digembar-gemborkan oleh
 barat selama ini?
 pemilu presiden di Amerika Serikat saja sebelumnya
 (tahun 2000)
 akhirnya hasilnya ditentukan oleh Makhamah Agung,
 gara2 suara yang
 seimbang antara George W Bush dan Al Gore. Pada
 Pemilu 2004 diduga ada
 kecurangan dengan pengabaian suara2 golongan
 minoritas seperti suku
 asli Amerika, Afro-Amerika, Hispanik dll. Lihat ...
 negara yang
 demokrasinya maju saja bermain2 dengan pemilunya dan
 tidak benar-benar
 fair melaksanakan pemilu. Wajar kalau banyak rakyat
 Amerika saat ini
 yang merasa kecolongan dalam memilih presiden.
 Ternyata presiden yang
 dipilih bukanlah sebenar-benar atau
 sejujur-jujur presiden dalam
 pemilihan yang jujur dan adil.
 
 Lalu apa? Demokrasi mensyaratkan keterwakilan dari
 semua golongan,
 termasuk golongan minoritas. Demokrasi juga
 mensyaratkan pemilu yang
 jujur dan adil, yang kalau Pak Dana baca, pasti
 banyak pula
 kontroversinya di Amerika Serikat (soal pemilu yang
 sebenarnya lebih
 didukung oleh calon yang punya duit ketimbang
 kandidat yang benar2
 berprestasi dan mempunyai kinerja yang bagus. tanpa
 duit dan dukungan
 dari kapitalis termasuk perusahaan minyak, industri
 senjata, dan
 lobby-lobby yahudi, seorang calon presiden AS tidak
 bisa meraup suara
 banyak).
 
 AS sendiri banyak berkoar-koar soal pelaksanaan
 demokrasi di Timur
 Tengah. Makanya dia menyerbu Irak karena menganggap
 pemimpinnya
 diktator dan tidak demokratis. Well, okelah. Tapi
 saat partai Hamas
 menang dalam pemilu di Palestina apa yang dilakukan
 AS? Berusaha
 memboikot hasil pemilu dan tidak mendukung
 pemerintahan partai Hamas
 dengan menghentikan bantuan yang selama ini mengalir
 pada pemerintah
 Palestina. Lelucon macam apa yang dimainkan Amerika,
 Pak Dana? Ini
 adalah bukti kebijakan standard ganda yang dilakukan
 oleh pemerintah
 demokratis AS. Tatkala pemerintah demokratis yang
 tidak sesuai
 kehendaknya yang menang dan berkuasa, maka ia tidak
 mendukungnya. Tapi
 pemerintahan yang diktator seperti di Arab Saudi
 atau Pakistan bisa
 didukung oleh AS karena ia sesuai dengan
 kehendaknya.
 
 Soal Hitler, itu hal yang lain. Bagaimanapun ia
 lahir dari pemilu yang
 demokratis dan didukung rakyatnya. Kalau Pak Dana
 percaya pada
 demokrasi, termasuk mekanisme pemilu di dalamnya,
 tentu percaya bahwa
 Hitler adalah pemimpin yang didukung oleh rakyatnya.
 Ambisinya untuk
 menjadikan negara Jerman negara yang maju bukanlah
 ambisinya pribadi,
 melainkan keinginan sebagian besar rakyat jerman
 saat itu.
 
 Sekarang bandingkan Hitler dengan GW Bush. Keduanya
 sama2 lahir dari
 pemilu yang demokratis. Dan keduanya sama2 berambisi
 menjadikan
 negaranya sebagai negara yang maju dan terkemuka.
 Keduanya sama2
 didukung oleh rakyatnya. Penentangnya tentu saja
 bukan orang yang
 patriotis dari sisi negara. Oke, keduanya juga
 melakukan penyerangan
 kepada negara lain, pembunuhan dan pembasmian secara
 massal. Bedanya
 cuman, saat ini Hitler kalah perang dan sudah mati
 bunuh diri,
 sementara GW Bush belum. Mungkin suatu saat kelak,
 sejarah juga akan
 mencatat bahwa GW Bush adalah seorang penjahat
 perang yang menyerang
 negara Irak  Afganishtan tanpa alasan.
 
 ... dan keduanya lahir dari sistem pemerintahan yang
 demokratis.
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi.  Saya
 sendiri enggak tahu
   persis apa latar belakang militansi di Aljazair
 dan terimakasih sudah
   diberikan di sini.  Saya hanya melihat hasil
 akhirnya saja bahwa
   Aljazair tidak aman karena militansi dari
 kelompok Islam radikal.
 
   Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah
 mekanisme demokrasi
   tetapi bukan demokrasi itu sendiri.  Seperti
 Hitler dan partai
   Nazi-nya dipilih secara demokratis tetapi setelah
 itu mereka menjadi
   totalitarianisme dan melanggar segala macam HAM. 
 Demokrasi memerlukan
   lebih dari pemilu. Topik ini pernah saya bahas dg
 pak HMNA.  Memang
   sering demokrasi disalahtafsirkan hanya sbg
 voting dimana 50%+1 adalah
   si pemenang.
 
   Demokrasi memerlukan juga kelembagaan moderen yg
 berjalan baik.  Tanpa
   itu semua belum demokrasi namanya.  Dan akan
 menjurus ke sana.  Contoh
   aja jaman Orba, diktator yg di angkat oleh pemilu
 yg 'demokratis'.
 



 

TV 

Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
oke, Pak Dana ... demokrasi di barat (Amerika, Inggris, dll) adalah
satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di dunia Islam (negara2
Islam atau negara yang mayoritas penduduknya Islam). Apakah dapat
diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang menjadi permasalahan.

Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan demokrasi tidak sejalan.
Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa demokrasi sesuai dengan Islam.
Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim maupun non-muslim.

Sekarang realitanya.
Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi dalam pemerintahannya,
mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu saja Islam). Namun
banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal atau menghambat
kemenangan partai-partai Islam tersebut. Beberapa contoh sudah
dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di Aljazair, Ikhwanul Muslimin
di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini mengemuka. Partai2 bernuansa
Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam NAZI-nya Hitler yang
jika menang kemudian akan membantai dan menyingkirkan lawan-lawan
politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai islam, termasuk juga dari
kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan untuk mencegah agar
partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk dengan cara
pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character assasination), atau cara2
yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau pembunuhan tokoh2-nya.

Kenapa partai islam dicurigai sektarian? Sementara di Jerman, Belanda,
dan negara-negara Eropa lainnya, banyak partai bernuansa agama yang
berdiri dan menjadi pemenang dalam pemilu (Kristen Demokrat, Kristen
Sosialis, dsb). Jika pendirian partai2 bernuansa agama bisa diterapkan
di negara2 Kristen atau yang mayoritas penduduknya beragama Kristen
(atau dulunya beragama Kristen), kenapa tidak pada negara2 Islam atau
negara2 yang penduduknya mayoritas Islam?

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Mekanisme demokrasi tidak otomatis membentuk demokrasi karena harus
  ada niat dan tindakan serta checks--balances yg bekerja baik.
  ok
  Tapi apakah Hitler bisa diperhentikan waktu itu?  Tdk bisa. Apakah
  Suharto mudah diperhentikan waktu itu?  Tidak juga.

  Saya kira kita banyak buang2 waktu kalau cuma mengecam kebijakan
  politik AS dan Inggris yg sebenarnya tidak ada sangkut paut langsung
  dg kepentingan kita sebagai bangsa Indonesia.  Yg terpaut cuma
  sentimen agama.  Sentimen agama bukan unsur terpenting dalam membela
  kepentingan bangsa.

  Apa kepentingan bangsa terpenting dalam hubungan kita dg AS dan
  Inggris:  investasi dan pendidikan.  Ini yg harus kita kejar dan
  manfaatkan sebesar2nya.

  Demokrasi AS memang penuh money politics.  Di Inggris tidak spt itu.
  Di Jerman, Belanda, Perancis malah enggak sama sekali.  Varian
  demokrasi mana yg paling cocok memang perlu didefinisikan oleh bangsa
  itu sendiri.  Tolok ukur keberhasilan demokrasi cukup universal
  sehingga ketidaklengkapan dalam praktek selama tolok utamanya OK,
  biasanya OK.


[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Dan
Persoalan utama apakah demokrasi Islam itu benar2 demokrasi.  Apakah
penguasa benar2 bertanggung jawab pada rakyat bukan kepada Tuhan saja?

Apakah ada transparansi yg memuaskan dalam hal menjalankan negara? 
Apakah rakyat benar2 bisa menurunkan penguasa yg tidak lagi disukainya?

Praktek dan pengalaman negara2 syariat atau bermayoritas Islam itu
ternyata tidak menjawab pertanyaan2 di atas secara memuaskan.

Konsep pemerintahan Islam itu umumnya teokratis.  Saya pernah debat
sama pak HMNA dan dia bilang Iran bukan teokrasi. Terus saya tanya
memang presidennya bisa gonta ganti tapi Supreme Leader (Ayatullah)
nya bisa diganti enggak?  Bukannya seumur hidup dan hanya bertanggung
jawab kepada Tuhan bukan kepada rakyat?  Ini teokrasi namanya.

Indonesia lebih demokratis karena memang kita sekarang ini negara
demokrasi beneran bukan cuma namanya doang.

Di Eropah banyak partai dg nama Kristen tetapi mereka tidak mendukung
seorang pemuka agama utk duduk di pemerintahan dan yg tidak bisa
diganti karena hanya bertanggung jawab kpd Tuhan. Mereka tidak
teokratis.  Bernuansa agama tetapi tetap demokratis. Ini sih OK OK
saja.  Di Indonesia juga banyak partai bernuansa agama yg demikian. 
Malahan Pancasila itu sila pertamanya apa?

Mengapa teokrasi itu tidak disukai?  Karena memang enak kalau cuma
bertanggung jawab kpd Tuhan.  Memilih sendiri karena merasa paling
mengerti Tuhan (Mana ada Tuhan terdaftar sbg pencoblos dlm pemilu) dan
tidak pernah dihukum kalau salah karena nanti Tuhan akan menghukum di
neraka (mana ada setiap tahun pidato menghadap Tuhan dan ditayangkan
di televisi dan kemudian Tuhan menerima atau menolak
tanggungjawabnya).  Terus selama mewakili Tuhan di dunia kekuasaannya
absolut lagi.  Saya juga mau dong ...  Enak banget soalnya.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 oke, Pak Dana ... demokrasit di barat (Amerika, Inggris, dll) adalah
 satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di dunia Islam (negara2
 Islam atau negara yang mayoritas penduduknya Islam). Apakah dapat
 diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang menjadi permasalahan.
 
 Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan demokrasi tidak sejalan.
 Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa demokrasi sesuai
dengan Islam.
 Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim maupun non-muslim.
 
 Sekarang realitanya.
 Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi dalam pemerintahannya,
 mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu saja Islam). Namun
 banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal atau menghambat
 kemenangan partai-partai Islam tersebut. Beberapa contoh sudah
 dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di Aljazair, Ikhwanul Muslimin
 di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini mengemuka. Partai2 bernuansa
 Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam NAZI-nya Hitler yang
 jika menang kemudian akan membantai dan menyingkirkan lawan-lawan
 politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai islam, termasuk juga dari
 kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan untuk mencegah agar
 partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk dengan cara
 pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character assasination), atau cara2
 yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau pembunuhan tokoh2-nya.
 
 Kenapa partai islam dicurigai sektarian? Sementara di Jerman, Belanda,
 dan negara-negara Eropa lainnya, banyak partai bernuansa agama yang
 berdiri dan menjadi pemenang dalam pemilu (Kristen Demokrat, Kristen
 Sosialis, dsb). Jika pendirian partai2 bernuansa agama bisa diterapkan
 di negara2 Kristen atau yang mayoritas penduduknya beragama Kristen
 (atau dulunya beragama Kristen), kenapa tidak pada negara2 Islam atau
 negara2 yang penduduknya mayoritas Islam?
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  Mekanisme demokrasi tidak otomatis membentuk demokrasi karena harus
   ada niat dan tindakan serta checks--balances yg bekerja baik.
   ok
   Tapi apakah Hitler bisa diperhentikan waktu itu?  Tdk bisa. Apakah
   Suharto mudah diperhentikan waktu itu?  Tidak juga.
 
   Saya kira kita banyak buang2 waktu kalau cuma mengecam kebijakan
   politik AS dan Inggris yg sebenarnya tidak ada sangkut paut langsung
   dg kepentingan kita sebagai bangsa Indonesia.  Yg terpaut cuma
   sentimen agama.  Sentimen agama bukan unsur terpenting dalam membela
   kepentingan bangsa.
 
   Apa kepentingan bangsa terpenting dalam hubungan kita dg AS dan
   Inggris:  investasi dan pendidikan.  Ini yg harus kita kejar dan
   manfaatkan sebesar2nya.
 
   Demokrasi AS memang penuh money politics.  Di Inggris tidak spt itu.
   Di Jerman, Belanda, Perancis malah enggak sama sekali.  Varian
   demokrasi mana yg paling cocok memang perlu didefinisikan oleh bangsa
   itu sendiri.  Tolok ukur keberhasilan demokrasi cukup universal
   sehingga ketidaklengkapan dalam praktek selama tolok utamanya OK,
   biasanya OK.





[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Dan
Kelakuan Bush  Blair ini memang merusak tatanan dunia.  Dan mereka
akan turun dg reputasi buruk.

Tapi ada keunggulan demokratis di sini, rakyat bisa tidak memilih
mereka lagi.  Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia jaman Orba, di
Saudi Arabia sekarang.

Di AS dan Inggris mayoritas sudah merasa bahwa kebijakan Irak ini
salah.  Parlemen Inggris sudah memutuskan utk menarik tentaranya dari
Irak.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Amrik gaya demokrat preman dunia... hampir sama dengan
 demokrasi ala orba soeharto. hanya soeharto kelas
 nasional.
 Org2 amrik sendiri yg humanist sdh alergi ngelihat si
 bushet.eh si bush! apalagi org2 eropa alergi baaangeet
 kecuali inggris dan sekutunya spt australia.
 thn 2008 sebentar lagi.. nanti juga masyarakat amrik
 melihat yg sesungguhnya siapa yg betul2 demokrasi
 sesuai nurani manusia... biarlah masa yg menunggu
 menghajar si Raja preman intl ini.. .
 
 
 
 
 --- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
  oke pak, demokrasi memang tidak hanya sekedar pemilu
  atau voting 50% +
  1. tapi itu juga kan yang digembar-gemborkan oleh
  barat selama ini?
  pemilu presiden di Amerika Serikat saja sebelumnya
  (tahun 2000)
  akhirnya hasilnya ditentukan oleh Makhamah Agung,
  gara2 suara yang
  seimbang antara George W Bush dan Al Gore. Pada
  Pemilu 2004 diduga ada
  kecurangan dengan pengabaian suara2 golongan
  minoritas seperti suku
  asli Amerika, Afro-Amerika, Hispanik dll. Lihat ...
  negara yang
  demokrasinya maju saja bermain2 dengan pemilunya dan
  tidak benar-benar
  fair melaksanakan pemilu. Wajar kalau banyak rakyat
  Amerika saat ini
  yang merasa kecolongan dalam memilih presiden.
  Ternyata presiden yang
  dipilih bukanlah sebenar-benar atau
  sejujur-jujur presiden dalam
  pemilihan yang jujur dan adil.
  
  Lalu apa? Demokrasi mensyaratkan keterwakilan dari
  semua golongan,
  termasuk golongan minoritas. Demokrasi juga
  mensyaratkan pemilu yang
  jujur dan adil, yang kalau Pak Dana baca, pasti
  banyak pula
  kontroversinya di Amerika Serikat (soal pemilu yang
  sebenarnya lebih
  didukung oleh calon yang punya duit ketimbang
  kandidat yang benar2
  berprestasi dan mempunyai kinerja yang bagus. tanpa
  duit dan dukungan
  dari kapitalis termasuk perusahaan minyak, industri
  senjata, dan
  lobby-lobby yahudi, seorang calon presiden AS tidak
  bisa meraup suara
  banyak).
  
  AS sendiri banyak berkoar-koar soal pelaksanaan
  demokrasi di Timur
  Tengah. Makanya dia menyerbu Irak karena menganggap
  pemimpinnya
  diktator dan tidak demokratis. Well, okelah. Tapi
  saat partai Hamas
  menang dalam pemilu di Palestina apa yang dilakukan
  AS? Berusaha
  memboikot hasil pemilu dan tidak mendukung
  pemerintahan partai Hamas
  dengan menghentikan bantuan yang selama ini mengalir
  pada pemerintah
  Palestina. Lelucon macam apa yang dimainkan Amerika,
  Pak Dana? Ini
  adalah bukti kebijakan standard ganda yang dilakukan
  oleh pemerintah
  demokratis AS. Tatkala pemerintah demokratis yang
  tidak sesuai
  kehendaknya yang menang dan berkuasa, maka ia tidak
  mendukungnya. Tapi
  pemerintahan yang diktator seperti di Arab Saudi
  atau Pakistan bisa
  didukung oleh AS karena ia sesuai dengan
  kehendaknya.
  
  Soal Hitler, itu hal yang lain. Bagaimanapun ia
  lahir dari pemilu yang
  demokratis dan didukung rakyatnya. Kalau Pak Dana
  percaya pada
  demokrasi, termasuk mekanisme pemilu di dalamnya,
  tentu percaya bahwa
  Hitler adalah pemimpin yang didukung oleh rakyatnya.
  Ambisinya untuk
  menjadikan negara Jerman negara yang maju bukanlah
  ambisinya pribadi,
  melainkan keinginan sebagian besar rakyat jerman
  saat itu.
  
  Sekarang bandingkan Hitler dengan GW Bush. Keduanya
  sama2 lahir dari
  pemilu yang demokratis. Dan keduanya sama2 berambisi
  menjadikan
  negaranya sebagai negara yang maju dan terkemuka.
  Keduanya sama2
  didukung oleh rakyatnya. Penentangnya tentu saja
  bukan orang yang
  patriotis dari sisi negara. Oke, keduanya juga
  melakukan penyerangan
  kepada negara lain, pembunuhan dan pembasmian secara
  massal. Bedanya
  cuman, saat ini Hitler kalah perang dan sudah mati
  bunuh diri,
  sementara GW Bush belum. Mungkin suatu saat kelak,
  sejarah juga akan
  mencatat bahwa GW Bush adalah seorang penjahat
  perang yang menyerang
  negara Irak  Afganishtan tanpa alasan.
  
  ... dan keduanya lahir dari sistem pemerintahan yang
  demokratis.
  
  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com
  
  On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  
   Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi.  Saya
  sendiri enggak tahu
persis apa latar belakang militansi di Aljazair
  dan terimakasih sudah
diberikan di sini.  Saya hanya melihat hasil
  akhirnya saja bahwa
Aljazair tidak aman karena militansi dari
  kelompok Islam radikal.
  
Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah
  mekanisme demokrasi
tetapi bukan demokrasi itu sendiri.  Seperti
  Hitler dan partai

Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi,
dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak
Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang
mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik.

Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar
berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate)
terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau
mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan
negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai
presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum.

Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan
dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang sebagai
contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, tapi
ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai
demokrasi beragama (religious democracy), alih2 theokrasi.
Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya supreme
leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi,
supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki konstitutional
sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara.
Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan
pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, jadi
tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998.

Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa jadi
tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih menghargai
raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak
bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi
negara.

Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar di
wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy
Oh, ternyata Israel dan Inggris juga termasuk di dalamnya.
Apa maksudnya ini? Condolezza Rice termasuk yang memuji2 Israel
sebagai negara yang demokratis. Nyatanya bentuk pemerintahan Israel
adalah theokratis. Jadi demokratis/theokratisnya suatu negara, jangan2
hanya didasarkan oleh persepsi Amerika saja, bukan kenyataan
sebenarnya.

Inggris? Ternyata negara theokratis juga dengan kerajaan sebagai
Supreme Governor dari Gereja Inggris dan Pelindung Kepercayaan.
Jadi Pak Dana, lupakanlah Inggris sebagai negara demokratis, karena
nyatanya dia adalah theokratis. Mau berdebat soal istilah? Silakan
saja. Kalau misalnya Iran Anda sebut sebagai theokratis, Inggris juga
bisa dong saya sebut sebagai theokratis. Ini saya ngambilnya dari
Wikipedia lho, bukan pendapat subjektif saya pribadi.

Selanjutnya ...
Pendapat Pak Dana lebih bernuansa prasangka ketimbang kebenaran.
Karena nyatanya, pada partai2 Islam yang menjadi peserta bahkan
pemenang pemilu di beberapa negara seperti Aljazair, Mesir, Turki,
Palestina, kebanyakan dari mereka diserobot dengan cara yang tidak
adil. Jadi bagaimana mau membuktikan diri bahwa partai Islam jadi
rahmatan lil'alamin kalau senantiasa dicurangi seperti itu?

Soal Iran, Bapak bisa lihat sendiri, bagaimana seorang Ahmadinejad
yang sederhana bisa menjadi pemenang pemilu di Iran. Di Amerika, mana
bisa seorang yang gak punya duit bisa jadi presiden? Lihat dan
renungkan Pak Dana. Betapa di Amerika, kekuatan duit itu begitu utama
untuk pelaksanaan demokrasi. Sehingga akhirnya banyak warga yang putus
asa dan memilih untuk tidak memilih dalam pemilu. Apakah ini benar
demokrasi, atau sebenarnya kekuasaan/kekuatan uang (Duitcracy)?

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Persoalan utama apakah demokrasi Islam itu benar2 demokrasi.  Apakah
  penguasa benar2 bertanggung jawab pada rakyat bukan kepada Tuhan saja?

  Apakah ada transparansi yg memuaskan dalam hal menjalankan negara?
  Apakah rakyat benar2 bisa menurunkan penguasa yg tidak lagi disukainya?

  Praktek dan pengalaman negara2 syariat atau bermayoritas Islam itu
  ternyata tidak menjawab pertanyaan2 di atas secara memuaskan.

  Konsep pemerintahan Islam itu umumnya teokratis.  Saya pernah debat
  sama pak HMNA dan dia bilang Iran bukan teokrasi. Terus saya tanya
  memang presidennya bisa gonta ganti tapi Supreme Leader (Ayatullah)
  nya bisa diganti enggak?  Bukannya seumur hidup dan hanya bertanggung
  jawab kepada Tuhan bukan kepada rakyat?  Ini teokrasi namanya.

  Indonesia lebih demokratis karena memang kita sekarang ini negara
  demokrasi beneran bukan cuma namanya doang.


[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Dan
Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban Islam oleh
karena itu wajar jika ada yg skeptis.  Demokrasi di Barat itu penuh
perjuangan dan tidak lahir begitu saja.  Tetapi perkembangan pemikiran
dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi
dan catatan sejarahnya.  Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa
Pencerahan, dsb dsb.

Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya
menentang.  Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan
belum mapan.  Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir
Islam mengenai demokrasi.  Apakah Anda dapat memberi nama dan judul
buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran
filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara
demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan
pemikiran2 filsuf mana yg dianut?

Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih
belum setaranya posisi hukum perempuan.  Dan ketidak setaraan ini
bertentangan dg HAM yg paling dasar.  Ada demokrasi tetapi perempuan
tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan?  Ini belum demokrasi bagi saya.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi,
 dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak
 Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang
 mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik.
 
 Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar
 berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate)
 terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau
 mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan
 negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai
 presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum.
 
 Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan
 dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang sebagai
 contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, tapi
 ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai
 demokrasi beragama (religious democracy), alih2 theokrasi.
 Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya supreme
 leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi,
 supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki konstitutional
 sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara.
 Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan
 pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, jadi
 tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998.
 
 Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa jadi
 tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih menghargai
 raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak
 bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi
 negara.
 
 Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar di
 wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy
 Oh, ternyata Israel dan Inggris juga termasuk di dalamnya.
 Apa maksudnya ini? Condolezza Rice termasuk yang memuji2 Israel
 sebagai negara yang demokratis. Nyatanya bentuk pemerintahan Israel
 adalah theokratis. Jadi demokratis/theokratisnya suatu negara, jangan2
 hanya didasarkan oleh persepsi Amerika saja, bukan kenyataan
 sebenarnya.
 
 Inggris? Ternyata negara theokratis juga dengan kerajaan sebagai
 Supreme Governor dari Gereja Inggris dan Pelindung Kepercayaan.
 Jadi Pak Dana, lupakanlah Inggris sebagai negara demokratis, karena
 nyatanya dia adalah theokratis. Mau berdebat soal istilah? Silakan
 saja. Kalau misalnya Iran Anda sebut sebagai theokratis, Inggris juga
 bisa dong saya sebut sebagai theokratis. Ini saya ngambilnya dari
 Wikipedia lho, bukan pendapat subjektif saya pribadi.
 
 Selanjutnya ...
 Pendapat Pak Dana lebih bernuansa prasangka ketimbang kebenaran.
 Karena nyatanya, pada partai2 Islam yang menjadi peserta bahkan
 pemenang pemilu di beberapa negara seperti Aljazair, Mesir, Turki,
 Palestina, kebanyakan dari mereka diserobot dengan cara yang tidak
 adil. Jadi bagaimana mau membuktikan diri bahwa partai Islam jadi
 rahmatan lil'alamin kalau senantiasa dicurangi seperti itu?
 
 Soal Iran, Bapak bisa lihat sendiri, bagaimana seorang Ahmadinejad
 yang sederhana bisa menjadi pemenang pemilu di Iran. Di Amerika, mana
 bisa seorang yang gak punya duit bisa jadi presiden? Lihat dan
 renungkan Pak Dana. Betapa di Amerika, kekuatan duit itu begitu utama
 untuk pelaksanaan demokrasi. Sehingga akhirnya banyak warga yang putus
 asa dan memilih untuk tidak memilih dalam pemilu. Apakah ini benar
 demokrasi, atau sebenarnya kekuasaan/kekuatan uang (Duitcracy)?
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Persoalan utama apakah demokrasi Islam itu benar2 demokrasi.  Apakah
   penguasa 

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik khaidarmak
Ohoi, teokrasinya Inggris ini menarik sekali, mas Wikan. Mungkin bisa
dibabar lebih lanjut. Kalau Israel mah jelas sekali, sebutannya aja
jewish state.

Khaidar
http://leluconsinga.wordpress.com

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi,
 dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak
 Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang
 mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik.
 
 Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar
 berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate)
 terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau
 mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan
 negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai
 presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum.
 
 Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan
 dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang sebagai
 contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, tapi
 ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai
 demokrasi beragama (religious democracy), alih2 theokrasi.
 Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya supreme
 leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi,
 supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki konstitutional
 sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara.
 Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan
 pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, jadi
 tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998.
 
 Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa jadi
 tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih menghargai
 raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak
 bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi
 negara.
 
 Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar di
 wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy
 Oh, ternyata Israel dan Inggris juga termasuk di dalamnya.
 Apa maksudnya ini? Condolezza Rice termasuk yang memuji2 Israel
 sebagai negara yang demokratis. Nyatanya bentuk pemerintahan Israel
 adalah theokratis. Jadi demokratis/theokratisnya suatu negara, jangan2
 hanya didasarkan oleh persepsi Amerika saja, bukan kenyataan
 sebenarnya.
 
 Inggris? Ternyata negara theokratis juga dengan kerajaan sebagai
 Supreme Governor dari Gereja Inggris dan Pelindung Kepercayaan.
 Jadi Pak Dana, lupakanlah Inggris sebagai negara demokratis, karena
 nyatanya dia adalah theokratis. Mau berdebat soal istilah? Silakan
 saja. Kalau misalnya Iran Anda sebut sebagai theokratis, Inggris juga
 bisa dong saya sebut sebagai theokratis. Ini saya ngambilnya dari
 Wikipedia lho, bukan pendapat subjektif saya pribadi.
 
 Selanjutnya ...
 Pendapat Pak Dana lebih bernuansa prasangka ketimbang kebenaran.
 Karena nyatanya, pada partai2 Islam yang menjadi peserta bahkan
 pemenang pemilu di beberapa negara seperti Aljazair, Mesir, Turki,
 Palestina, kebanyakan dari mereka diserobot dengan cara yang tidak
 adil. Jadi bagaimana mau membuktikan diri bahwa partai Islam jadi
 rahmatan lil'alamin kalau senantiasa dicurangi seperti itu?
 
 Soal Iran, Bapak bisa lihat sendiri, bagaimana seorang Ahmadinejad
 yang sederhana bisa menjadi pemenang pemilu di Iran. Di Amerika, mana
 bisa seorang yang gak punya duit bisa jadi presiden? Lihat dan
 renungkan Pak Dana. Betapa di Amerika, kekuatan duit itu begitu utama
 untuk pelaksanaan demokrasi. Sehingga akhirnya banyak warga yang putus
 asa dan memilih untuk tidak memilih dalam pemilu. Apakah ini benar
 demokrasi, atau sebenarnya kekuasaan/kekuatan uang (Duitcracy)?
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Persoalan utama apakah demokrasi Islam itu benar2 demokrasi.  Apakah
   penguasa benar2 bertanggung jawab pada rakyat bukan kepada Tuhan
saja?
 
   Apakah ada transparansi yg memuaskan dalam hal menjalankan negara?
   Apakah rakyat benar2 bisa menurunkan penguasa yg tidak lagi
disukainya?
 
   Praktek dan pengalaman negara2 syariat atau bermayoritas Islam itu
   ternyata tidak menjawab pertanyaan2 di atas secara memuaskan.
 
   Konsep pemerintahan Islam itu umumnya teokratis.  Saya pernah debat
   sama pak HMNA dan dia bilang Iran bukan teokrasi. Terus saya tanya
   memang presidennya bisa gonta ganti tapi Supreme Leader (Ayatullah)
   nya bisa diganti enggak?  Bukannya seumur hidup dan hanya bertanggung
   jawab kepada Tuhan bukan kepada rakyat?  Ini teokrasi namanya.
 
   Indonesia lebih demokratis karena memang kita sekarang ini negara
   demokrasi beneran bukan cuma namanya doang.





Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik jano ko
Mas DANA berkata =
   
  Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih
belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini
bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan
tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi saya.

  ==
   
  Jano - ko =
   
  Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ?
   
  Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu mulianya 
kedudukan wanita di Islam, ngono
   
  Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah pengertian antara 
barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya kita 
paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis F  dan banyak membaca.
   
  Diskusi - membaca - diskusi - membaca.
   
   
  Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus ingat bahwa 
didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia tapi juga mahluk yang 
lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak, yang juga membutuhkan peraturan 
untuk mengatur mereka, ingat, mereka juga bertasbih kepada Allah SWT.

   
  Salam manis
   
   
  ---ooo0ooo---
   
   
  
Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban Islam oleh
karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh
perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran
dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi
dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa
Pencerahan, dsb dsb.

Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya
menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan
belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir
Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul
buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran
filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara
demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan
pemikiran2 filsuf mana yg dianut?

Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih
belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini
bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan
tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi saya.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi,
 dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak
 Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang
 mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik.
 
 Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar
 berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate)
 terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau
 mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan
 negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai
 presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum.
 
 Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan
 dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang sebagai
 contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, tapi
 ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai
 demokrasi beragama (religious democracy), alih2 theokrasi.
 Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya supreme
 leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi,
 supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki konstitutional
 sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara.
 Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan
 pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, jadi
 tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998.
 
 Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa jadi
 tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih menghargai
 raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak
 bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi
 negara.
 
 Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar di
 wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy
 Oh, ternyata Israel dan Inggris juga termasuk di dalamnya.
 Apa maksudnya ini? Condolezza Rice termasuk yang memuji2 Israel
 sebagai negara yang demokratis. Nyatanya bentuk pemerintahan Israel
 adalah theokratis. Jadi demokratis/theokratisnya suatu negara, jangan2
 hanya didasarkan oleh persepsi Amerika saja, bukan kenyataan
 sebenarnya.
 
 Inggris? Ternyata negara theokratis juga dengan kerajaan sebagai
 Supreme Governor dari Gereja Inggris dan Pelindung Kepercayaan.
 Jadi Pak Dana, lupakanlah Inggris sebagai negara demokratis, karena
 nyatanya dia adalah theokratis. Mau berdebat soal istilah? Silakan
 saja. Kalau misalnya Iran Anda sebut sebagai 

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik khaidarmak
Iya. Saya sering membaca argumen2 penuh prasangka spt itu. Kelompok
orang2 paranoid ini takut kalau partai pemenang pemilu nantinya akan
membunuh demokrasi. Karena itu, biar demokrasinya tidak mati mereka
harus membunuh proses demokrasi terlebih dulu. Menyedihkan sekali.

Salam,

Khaidar
http://leluconsinga.wordpress.com

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Selanjutnya ...
 Pendapat Pak Dana lebih bernuansa prasangka ketimbang kebenaran.
 Karena nyatanya, pada partai2 Islam yang menjadi peserta bahkan
 pemenang pemilu di beberapa negara seperti Aljazair, Mesir, Turki,
 Palestina, kebanyakan dari mereka diserobot dengan cara yang tidak
 adil. Jadi bagaimana mau membuktikan diri bahwa partai Islam jadi
 rahmatan lil'alamin kalau senantiasa dicurangi seperti itu?




[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Chae
Bagaimana tidak dikatakan bahwa perempuan dalam Islam memang tidak
setara dengan laki-laki jika laki-laki masih dianggap sebagai pemimpin
perempuan (Qs.4:34), jika perempuan hanya mendapatkan 1/2 dari bagian
laki-laki dalam hal waris (Qs.4:11), jika perempuan berbuat hal yang
tidak menyenangkan maka dia boleh dipukul (Qs.4:34) dan juga bagaimana
perempuan menjadi saksi haruslah dua orang, juga perempuan diperkosa
harus menhadirkan 4 saksi (mana mungki), perempuan sebagai
istri boleh diganti-ganti kayak pake kaos kaki saja (Qs.4:20-21),
perempuan juga boleh dikoleksi jika laki-laki menyenangi perempuan
lebih dari satu, bisa koleksi sampai 4 orang (Qs.4:3),perempuan di
perlakukan sebagai setan bagi laki-laki sehingga wajib di keberi
keberadaanya dari padangan laki-laki, ini semua untuk kepentingan
laki-laki (Qs.33:59)

...Masih mau lanjut..;))
 In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Jano - ko =

   Mas kapan tho mau berhenti ber - ignorance ria ?

   Sebaiknya mas Dana lebih banyak membaca Al Qur'an supaya tahu
mulianya kedudukan wanita di Islam, ngono

   Ignorance alias ndeso itu yang menyebabkan timbulnya salah
pengertian antara barat - timur - islam, yang sebenarnya tidak perlu
terjadi seandainya kita paling tidak mengikuti pola diskusinya Francis
F  dan banyak membaca.

   Diskusi - membaca - diskusi - membaca.


   Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, tapi bung Dana harus
ingat bahwa didunia ini yang berhak untuk hidup bukan hanya manusia
tapi juga mahluk yang lain, baik yang mahluk ghaib atau yang tidak,
yang juga membutuhkan peraturan untuk mengatur mereka, ingat, mereka
juga bertasbih kepada Allah SWT.
 

   Salam manis


   ---ooo0ooo---


   
 Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Demokrasi modern yg kita kenal bukan lahir dari peradaban
Islam oleh
 karena itu wajar jika ada yg skeptis. Demokrasi di Barat itu penuh
 perjuangan dan tidak lahir begitu saja. Tetapi perkembangan pemikiran
 dan filosofi menuju demokrasi moderen spt sekarang itu jelas evolusi
 dan catatan sejarahnya. Dari filosofi Yunani, Magna Carta, Masa
 Pencerahan, dsb dsb.
 
 Saya terus terang ikut kelompok yg skeptis tetapi bukan berarti saya
 menentang. Cuma kurang yakin aja karena buktinya belum banyak dan
 belum mapan. Saya sendiri juga belum pernah baca tulisan2 pemikir
 Islam mengenai demokrasi. Apakah Anda dapat memberi nama dan judul
 buku yg perlu saya baca sehingga saya bisa mengikuti alur pemikiran
 filosofisnya dari masyarakat kesukuan di jazirah Arabia menjadi negara
 demokrasi moderen itu apa saja tahapan2 yg telah dilalui dan
 pemikiran2 filsuf mana yg dianut?
 
 Salah satu yg kurang sreg bagi saya dalam demokrasi Islam ialah masih
 belum setaranya posisi hukum perempuan. Dan ketidak setaraan ini
 bertentangan dg HAM yg paling dasar. Ada demokrasi tetapi perempuan
 tidak memperoleh kebebasan dan kesetaraan? Ini belum demokrasi bagi
saya.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
 wikan.danar@ wrote:
 
  ya Pak Dana, negara2 Islam juga tengah berubah menuju ke demokrasi,
  dan semestinya Pak Dana juga tidak menyangsikan hal itu, karena Pak
  Dana telah menyebutkan contohnya Indonesia sebagai negara yang
  mayoritas muslim melaksanakan demokrasi dengan baik.
  
  Kalau Pak Dana menyamaratakan bahwa negara2 Islam tidak pintar
  berdemokrasi, berarti Pak Dana mengganggap remeh (underestimate)
  terhadap kemampuan negara2 Islam tersebut berdemokrasi. Padahal kalau
  mau fair, ayo dibandingkan antara demokrasi di negara Islam dengan
  negara Amerika. Satu hal saja. Indonesia dan Pakistan pernah mempunyai
  presiden/perdana menteri perempuan, sementara Amerika belum.
  
  Selanjutnya saya tertarik soal theokrasi yang Pak Dana benturkan
  dengan demokrasi. Pak Dana mengambil contoh Iran yang dibilang sebagai
  contoh negara theokrasi. Oke, banyak orang berpendapat demikian, tapi
  ada pula yang berpendapat lain. Misalnya dengan menyebut sebagai
  demokrasi beragama (religious democracy), alih2 theokrasi.
  Pelaksanaan pemilu di Iran juga bagus dan lancar. Yang namanya supreme
  leader juga gak seenaknya sendiri memutuskan. Pada beberapa sisi,
  supreme leader seperti halnya raja pada negara2 monarki konstitutional
  sebagai lambang spiritual dan penentu akhir dari sistem bernegara.
  Artinya pada suatu saat negara chaos karena kudeta atau ketiadaan
  pimpinan, maka ada supreme leader yang bakal menangani negara, jadi
  tidak sampai ancur2-an seperti Indonesia pada Mei 1998.
  
  Kita juga bisa belajar dan melihat betapa kudeta di Thailand bisa jadi
  tidak berdarah karena peranan raja yang besar. Orang masih menghargai
  raja, meskipun perdana menteri sudah diturunkan. Militer pun tidak
  bakal semena2, karena ada raja yang bakal menjadi kata akhir bagi
  negara.
  
  Terus, saya baca lagi negara2 yang termasuk theokrasi dari daftar di
  wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Theocracy
  Oh, ternyata 

Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
 Fisk dari  harian Independent,  John
Sweeney dari The Observer, Anthony Loyds  dari The Times dan Sairah Shah
dari TV Channel Four. Hasil investigasi dari  para  wartawan  tersebut
berhasil  membongkar   sebahagian kejahatan Jenderal M.Lamari, pejabar rejim
militer Aljazair.

The Observer edisi Ahad, 16 November 1997 menurunkan wawancara eksklusif
dengan  seorang  bekas  anggota   intelejen   bernama Joseph   yang
mengaku  berpartisipasi  aktif  dalam   sejumlah pembunuhan. Karena begitu
takutnya ia lari ke London setelah hati nuraninya  tidak  tahan lagi untuk
melaksanakan  tugas  membantai sesama  warga  Aljazair sendiri dan
melaksanakan  aksi  terorisme internasional.  Dialah yang melaksanakan aksi
pemboman  di  Paris serta menggorok leher tujuh pelaut Italia itu.

Pengakuan Joseph ini diperkuat pula oleh agen rahasia  lain bernama
Hakim yang diwawancarai oleh harian Le Monde di  Paris. Akibatnya  di ibu
kota Prancis itu digelas  demonstrasi  terbesar selama 20 tahun terakhir ini
di Paris yang menuntut Hakim  yang didalangi  oleh  Jenderal M.Mediani
dengan  panggilan  rahasianya Tawfiq.  Pemboman  di Paris dan penggorokan
pelaut  Italia  itu menimbulkan  krisis diplomatik antara Italia dan Prancis
di  satu pihak dengan Aljazair pada pihak yang lain.

Wahai  rejim  militer  Aljazair!  Sepandai-pandai  membungkus barang  yang
busuk akhirnya berbau juga.  Sepandai-pandai  tupai melompat  akhirnya
jatuh  jua. Di dunia  ini  telah  terbongkar, apatah pula di Hari Pengadilan
kelak. WaLla-hu a'lamu  bishshawa-b.

*** Makassar, 21 Desember 1997
[H.Muh.Nur Abdurrahman]


*

- Original Message - 
From: Dan [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, March 06, 2007 18:28
Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair


 Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi.  Saya sendiri enggak tahu
 persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan terimakasih sudah
 diberikan di sini.  Saya hanya melihat hasil akhirnya saja bahwa
 Aljazair tidak aman karena militansi dari kelompok Islam radikal.

 Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah mekanisme demokrasi
 tetapi bukan demokrasi itu sendiri.  Seperti Hitler dan partai
 Nazi-nya dipilih secara demokratis tetapi setelah itu mereka menjadi
 totalitarianisme dan melanggar segala macam HAM.  Demokrasi memerlukan
 lebih dari pemilu. Topik ini pernah saya bahas dg pak HMNA.  Memang
 sering demokrasi disalahtafsirkan hanya sbg voting dimana 50%+1 adalah
 si pemenang.

 Demokrasi memerlukan juga kelembagaan moderen yg berjalan baik.  Tanpa
 itu semua belum demokrasi namanya.  Dan akan menjurus ke sana.  Contoh
 aja jaman Orba, diktator yg di angkat oleh pemilu yg 'demokratis'.

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Pak Dana, awal mulanya krisis di Aljazair kan pada pemilu tahun 1991
  di mana partai islam FIS menang, terus dibatalkan sama pihak militer.
  FIS dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang, aktivisnya
  dikejar2. Wajar kalau mereka mengadakan perlawanan dan angkat senjata
  terhadap pihak militer.
 
  Aneh ya. Padahal pemilunya sendiri demokratis. Giliran partai Islam
  yang menang terus dibatalkan begitu saja sama pihak militer. Negara
  barat yang suka gembar-gembor soal demokrasi seperti Amerika, juga
  diam dan tutup mata, tidak mengecam aksi yang dilakukan pihak militer
  tersebut. Kalau misalnya militer tidak membatalkan hasil pemilu
  tersebut, partai Islam menang dan memimpin tentu saja tidak terjadi
  perang saudara.
 
  Pak Dana harus banyak2 belajar sejarah untuk dapat mengenal mana sebab
  mana akibat. Jadi tidak menggeneralisir bahwa golongan islam cenderung
  untuk radikal. Dalam kasus FIS ini, mereka telah ambil jalan yang
  konstitusional, tapi di-bypass oleh pihak militer. Coba, bagaimana ini
  Pak, ditinjau dari sisi demokrasi?
 
  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com
 
 
  On 3/5/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu negara2
kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri.  Saya sendiri memang belum
check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 kecil dalam
negara itu tapi dari larangan dari Deplunya Inggris utk berkunjung ke
sana berarti memang benar2 bahaya.
  
Jalur kereta api ke Maroko sudah lama ditutup, dan menurut BBC sering
diserbu dan penumpangnya pada dibantai.  BBC kalau udah ngomong
 enggak
sembarangan.  Bohongnya Blair mengenai WMD-nya Irak aja mereka yg
bongkar.  Dalam dunia moderen ada namanya integritas.
  
Apapun insiden yg terjadi, situasi itu menunjukkan tidak adanya
 tertib
hukum alias ada anasir2 anarkis dan tidak berjalannya (mandeg,
dysfunctional) mekanisme demokrasi.
  
Lihat saja kelompok pak HMNA (DI/TII) aja udah pakai jalur
konstitusional sekarang

Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Muhammad Aly
kalau ingin tahu demokrasi islam cobalah kunjungi spt
Qatar negara kerajaan islam yg menjadi salah satu
contoh negara2 islam maju ; 
rakyat, pendatang dan pemerintah menyatu.. islam dan
non-muslim bersatu...saling menghargai.. sistem islami
berjalan dengan baik dan warga non muslim pun
terlindungi. pria - wanita sejajar. rakyat damai tdk
ada huru-hara.. tdk ada demo.. ibadah aman.. konsumen
terjaga kesehatannya dll.. coba saja datang ke qatar
visit visa 1 minggu atau telpon teman2 anda buktikan
dech... dan bandingkan dengan kerjaaan inggris dan
amrik...


--- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 oke, Pak Dana ... demokrasi di barat (Amerika,
 Inggris, dll) adalah
 satu hal (one thing) ... bagaimana demokrasi di
 dunia Islam (negara2
 Islam atau negara yang mayoritas penduduknya Islam).
 Apakah dapat
 diterapkan (applicable) atau tidak? Ini yang menjadi
 permasalahan.
 
 Sebagian berpendapat bahwa antara Islam dengan
 demokrasi tidak sejalan.
 Sementara sebagian yang lain berpendapat bahwa
 demokrasi sesuai dengan Islam.
 Dan pendapat ini dianut baik oleh orang2 muslim
 maupun non-muslim.
 
 Sekarang realitanya.
 Pada saat muslim mengadopsi sistem demokrasi dalam
 pemerintahannya,
 mereka membentuk partai bernuansa agama (tentu saja
 Islam). Namun
 banyak hal yang kemudian mengganjal dan menjegal
 atau menghambat
 kemenangan partai-partai Islam tersebut. Beberapa
 contoh sudah
 dikemukakan sebelumnya, antara lain FIS di Aljazair,
 Ikhwanul Muslimin
 di Mesir, Hamas di Palestina. Trend ini mengemuka.
 Partai2 bernuansa
 Islam dikesankan sebagai partai fasis semacam
 NAZI-nya Hitler yang
 jika menang kemudian akan membantai dan
 menyingkirkan lawan-lawan
 politiknya. Oleh karena itu, lawan2 partai islam,
 termasuk juga dari
 kaum militer, bersatu padu menggalang kekuatan untuk
 mencegah agar
 partai Islam tidak menang dalam pemilu, termasuk
 dengan cara
 pemfitnahan, pembunuhan nama baik (character
 assasination), atau cara2
 yang lebih kasar lainnya, misal kudeta atau
 pembunuhan tokoh2-nya.
 
 Kenapa partai islam dicurigai sektarian? Sementara
 di Jerman, Belanda,
 dan negara-negara Eropa lainnya, banyak partai
 bernuansa agama yang
 berdiri dan menjadi pemenang dalam pemilu (Kristen
 Demokrat, Kristen
 Sosialis, dsb). Jika pendirian partai2 bernuansa
 agama bisa diterapkan
 di negara2 Kristen atau yang mayoritas penduduknya
 beragama Kristen
 (atau dulunya beragama Kristen), kenapa tidak pada
 negara2 Islam atau
 negara2 yang penduduknya mayoritas Islam?
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 3/6/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  Mekanisme demokrasi tidak otomatis membentuk
 demokrasi karena harus
   ada niat dan tindakan serta checks--balances yg
 bekerja baik.
   ok
   Tapi apakah Hitler bisa diperhentikan waktu itu? 
 Tdk bisa. Apakah
   Suharto mudah diperhentikan waktu itu?  Tidak
 juga.
 
   Saya kira kita banyak buang2 waktu kalau cuma
 mengecam kebijakan
   politik AS dan Inggris yg sebenarnya tidak ada
 sangkut paut langsung
   dg kepentingan kita sebagai bangsa Indonesia.  Yg
 terpaut cuma
   sentimen agama.  Sentimen agama bukan unsur
 terpenting dalam membela
   kepentingan bangsa.
 
   Apa kepentingan bangsa terpenting dalam hubungan
 kita dg AS dan
   Inggris:  investasi dan pendidikan.  Ini yg harus
 kita kejar dan
   manfaatkan sebesar2nya.
 
   Demokrasi AS memang penuh money politics.  Di
 Inggris tidak spt itu.
   Di Jerman, Belanda, Perancis malah enggak sama
 sekali.  Varian
   demokrasi mana yg paling cocok memang perlu
 didefinisikan oleh bangsa
   itu sendiri.  Tolok ukur keberhasilan demokrasi
 cukup universal
   sehingga ketidaklengkapan dalam praktek selama
 tolok utamanya OK,
   biasanya OK.
 



 

Looking for earth-friendly autos? 
Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center.
http://autos.yahoo.com/green_center/


Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Muhammad Aly
P Dana : Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia jaman
Orba...?

Jaman orba masih lebih baik di indonesia dibanding di
inggris apalagi amrik.. buktinya nih.. Soeharto mau
mengundurkan diri setelah mhs/i menduduki kantor
MPR/DPR.. Soeharto hebat juga berani mengundurkan diri
cink... !! demokrasi yg luar biasa dan sgt positif dlm
sejarah indonesia dimata international dan bangsa
kita.

coba bush  Blair masih nanggring aja tuh smp skrng di
singgasananya.. mana demokrasinya di inggris 
amrik..??? kalu bush mau mengundurkan diri sy akan
angkat jempol 1000x tuk P Dana dan sujud syukur!
so demokrasi indonesia lebih baik khan.. hanya sistem
yg belum berjalan dan penanganan korupsi saja yg belum
terarah dengan baik dan tdk tegas...krn penguasa2
indonesia doyan diiming2 dolar US  pounsterling,
terbukti byk yg nyimpan duit di inggris, amrik, swiss
dll..

slm,



--- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kelakuan Bush  Blair ini memang merusak tatanan
 dunia.  Dan mereka
 akan turun dg reputasi buruk.
 
 Tapi ada keunggulan demokratis di sini, rakyat bisa
 tidak memilih
 mereka lagi.  Nah apakah hal ini terjadi di
 Indonesia jaman Orba, di
 Saudi Arabia sekarang.
 
 Di AS dan Inggris mayoritas sudah merasa bahwa
 kebijakan Irak ini
 salah.  Parlemen Inggris sudah memutuskan utk
 menarik tentaranya dari
 Irak.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Amrik gaya demokrat preman dunia... hampir sama
 dengan
  demokrasi ala orba soeharto. hanya soeharto kelas
  nasional.
  Org2 amrik sendiri yg humanist sdh alergi ngelihat
 si
  bushet.eh si bush! apalagi org2 eropa alergi
 baaangeet
  kecuali inggris dan sekutunya spt australia.
  thn 2008 sebentar lagi.. nanti juga masyarakat
 amrik
  melihat yg sesungguhnya siapa yg betul2 demokrasi
  sesuai nurani manusia... biarlah masa yg menunggu
  menghajar si Raja preman intl ini.. .
  
  
  
  
  --- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   oke pak, demokrasi memang tidak hanya sekedar
 pemilu
   atau voting 50% +
   1. tapi itu juga kan yang digembar-gemborkan
 oleh
   barat selama ini?
   pemilu presiden di Amerika Serikat saja
 sebelumnya
   (tahun 2000)
   akhirnya hasilnya ditentukan oleh Makhamah
 Agung,
   gara2 suara yang
   seimbang antara George W Bush dan Al Gore. Pada
   Pemilu 2004 diduga ada
   kecurangan dengan pengabaian suara2 golongan
   minoritas seperti suku
   asli Amerika, Afro-Amerika, Hispanik dll. Lihat
 ...
   negara yang
   demokrasinya maju saja bermain2 dengan pemilunya
 dan
   tidak benar-benar
   fair melaksanakan pemilu. Wajar kalau banyak
 rakyat
   Amerika saat ini
   yang merasa kecolongan dalam memilih presiden.
   Ternyata presiden yang
   dipilih bukanlah sebenar-benar atau
   sejujur-jujur presiden dalam
   pemilihan yang jujur dan adil.
   
   Lalu apa? Demokrasi mensyaratkan keterwakilan
 dari
   semua golongan,
   termasuk golongan minoritas. Demokrasi juga
   mensyaratkan pemilu yang
   jujur dan adil, yang kalau Pak Dana baca, pasti
   banyak pula
   kontroversinya di Amerika Serikat (soal pemilu
 yang
   sebenarnya lebih
   didukung oleh calon yang punya duit ketimbang
   kandidat yang benar2
   berprestasi dan mempunyai kinerja yang bagus.
 tanpa
   duit dan dukungan
   dari kapitalis termasuk perusahaan minyak,
 industri
   senjata, dan
   lobby-lobby yahudi, seorang calon presiden AS
 tidak
   bisa meraup suara
   banyak).
   
   AS sendiri banyak berkoar-koar soal pelaksanaan
   demokrasi di Timur
   Tengah. Makanya dia menyerbu Irak karena
 menganggap
   pemimpinnya
   diktator dan tidak demokratis. Well, okelah.
 Tapi
   saat partai Hamas
   menang dalam pemilu di Palestina apa yang
 dilakukan
   AS? Berusaha
   memboikot hasil pemilu dan tidak mendukung
   pemerintahan partai Hamas
   dengan menghentikan bantuan yang selama ini
 mengalir
   pada pemerintah
   Palestina. Lelucon macam apa yang dimainkan
 Amerika,
   Pak Dana? Ini
   adalah bukti kebijakan standard ganda yang
 dilakukan
   oleh pemerintah
   demokratis AS. Tatkala pemerintah demokratis
 yang
   tidak sesuai
   kehendaknya yang menang dan berkuasa, maka ia
 tidak
   mendukungnya. Tapi
   pemerintahan yang diktator seperti di Arab Saudi
   atau Pakistan bisa
   didukung oleh AS karena ia sesuai dengan
   kehendaknya.
   
   Soal Hitler, itu hal yang lain. Bagaimanapun ia
   lahir dari pemilu yang
   demokratis dan didukung rakyatnya. Kalau Pak
 Dana
   percaya pada
   demokrasi, termasuk mekanisme pemilu di
 dalamnya,
   tentu percaya bahwa
   Hitler adalah pemimpin yang didukung oleh
 rakyatnya.
   Ambisinya untuk
   menjadikan negara Jerman negara yang maju
 bukanlah
   ambisinya pribadi,
   melainkan keinginan sebagian besar rakyat jerman
   saat itu.
   
   Sekarang bandingkan Hitler dengan GW Bush.
 Keduanya
   sama2 lahir dari
   pemilu yang demokratis. Dan keduanya sama2
 berambisi
   menjadikan
   negaranya sebagai negara yang maju dan
 terkemuka.
   Keduanya sama2
   didukung oleh rakyatnya. Penentangnya 

RE: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)

Mas Arcon iki piye sih ? Kalau yang di bawah itu bukan karena demokrasi
di Indonesia, mas. Itu mah karena hukum di negara kita itu yang nggak
jalan (gak main kalau kata orang jawa).

Tapi saya ngerti kok. Mas Arcon lagi pura-pura jaka sembung aja
he..he..he..

Kalau demokrasi sama Islam ya ngga bisa disatukan dong mas. Wong
demokrasi itu artinya mengikuti apa kata rakyat banyak. Sedangkan Islam
'kan mengikuti kata Allah dan Rasul. Jadi beda kan ?

-Ning 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ari Condrowahono
Sent: Wednesday, March 07, 2007 3:04 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)-
aljazair

demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya :

1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan 2. tommy suharto masih bisa
narik 20 juta euro dari BNP Paribas - bank perancis, dan ketika
dikonsultasikan ke yusril ihza, dia malah meloloskan gitu aja. tahu
kantor pengacara yg mengurus cairnya duit itu, kantor pengacara ihza dan
ihza.

dodol tenan :D



Muhammad Aly wrote:

 P Dana : Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia jaman Orba...?

 Jaman orba masih lebih baik di indonesia dibanding di inggris apalagi 
 amrik.. buktinya nih.. Soeharto mau mengundurkan diri setelah mhs/i 
 menduduki kantor MPR/DPR.. Soeharto hebat juga berani mengundurkan 
 diri cink... !! demokrasi yg luar biasa dan sgt positif dlm sejarah 
 indonesia dimata international dan bangsa kita.




[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--
Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/hOt0.A/lOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
 
Yahoo! Groups Links





Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Muhammad Aly
Soeharto mengundurkan diri jaman orba.. suatu
kemajuan..! setelah jaman orba ya tuganya Mbak
Mega-Gusdur - smp skrng SBY...
seharusnya setelah bergulingnya Soeharto harus ada
perubahan yg signifikan bukannya negara dan bangsa
makin kandas  sengsara...terlebih SBY harus
menunjukkan kemajuan demokrasi.. termasukkasus korupsi
tommy  sidang soeharto.. khan biasa waktu mau
kampanye termasuk Yusril.. atau akhirnya demokrasi
lipstik doang...??? tapi soeharto bosnya militer siapa
yg berani ya dari president2 setelahnya..?


--- Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote:

 demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya :
 
 1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan
 2. tommy suharto masih bisa narik 20 juta euro dari
 BNP Paribas - bank 
 perancis, dan ketika dikonsultasikan ke yusril ihza,
 dia malah 
 meloloskan gitu aja. tahu kantor pengacara yg
 mengurus cairnya duit itu, 
 kantor pengacara ihza dan ihza.
 
 dodol tenan :D
 
 
 
 Muhammad Aly wrote:
 
  P Dana : Nah apakah hal ini terjadi di Indonesia
 jaman
  Orba...?
 
  Jaman orba masih lebih baik di indonesia dibanding
 di
  inggris apalagi amrik.. buktinya nih.. Soeharto
 mau
  mengundurkan diri setelah mhs/i menduduki kantor
  MPR/DPR.. Soeharto hebat juga berani mengundurkan
 diri
  cink... !! demokrasi yg luar biasa dan sgt positif
 dlm
  sejarah indonesia dimata international dan bangsa
  kita.
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 



 

Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. 
Try the Yahoo! Mail Beta.
http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html 


Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-06 Terurut Topik Ari Condrowahono
oom Aly,


1. good poin di postingan mbak tri budi sebelum ini.  demokrasinya sih 
udah lebih baik karena ada transpransi dan keterbukaan. dan orang lebih 
bebas menyuarakan pendapat.   untuk sisi itu indonesia lebih baik 
dibanding jaman oom harto.

2. tapi penegakan hukum emang ndak jalan seperti yg diharapkan.  padahal 
penegakan hukum yg tidak pandang bulu ini salah satu pilar jalannya 
demokrasi.  kalo dibilang dgn gaya kroya, kita tuh orangnya ndak punya 
tradisi strong execution.  maskulinitasnya kurang.  sehingga wacana 
tetap jadi wacana pelaksanaan kurang.  tahu sendiri di medan itu, raja 
mafia oloan sitompul bisa tetap berkuasa.  padahal dia udah jela al 
capone sejak tahun 80an.  lha gimana yg boss besarmodel suharto bisa 
tersentuh, raja raja kecil aja ngebababtnya gak bisa.

saya dah pernah cerita kan, kalo jaringan novotel mampu menggusur 
kapolsek bukit tinggi out of office, ketika dia menggerebek transaksi 
narkoba di sana.  itu cerita kecil dari daerah yg sunyi bersih :D  
gimana yg daerah pusat bisnis dan kekayaan.  kalo keliatan bersih, 
karena dalamnya busuknya ndak ketulungan kayak rimba jakarta ini.cuman 
pintar model penampilan ajah ceritanya ... ;p

3. kalau mbak tri budi mengangap islam ndak kompatibel dengan demokrasi, 
beberapa waktu lalu saya pernah kirim poin poin penelitian ISLAM AND 
DEMOCRACY Micro-Level Indications of Compatibility, STEVEN RYAN HOFMANN, 
Indiana University.  itu postingan tgl 8 februari.  kesimpulannya dari 
perbandingan beberapa negara, antara umat islam dgn umat kristen 
orthodoks, justru umat islam lebih siap [dan lebih kompatibel] berdemokrasi.

4. tanya juga.  filipina udah mendahului indoensia untuk aktivitas 
menggulingkan marcos.  dan sampai sekarang kroni marcos [anak anaknya] 
malah bisa fight back jadi senator di negara bagian sana.  apa menurut 
sampean filipina juga masih belum bisa demokrasi, atau demokrasinya 
lisptik ?  belum lagi mereka suka meneror islam sehingga orang sala 
perlu main bom boman, terutama para hero dari abu sayyaf yg bermarkas di 
jolo jolo.  pengen tahu aja pendapat sampean ttg negera tetangga kita.

5. malaysia bikin ribut lagi dengan indonesia.  padahal mereka sama sama 
urmpun melayu, san sama sama islam. dari sipadan ligitan, dialnjut 
ambalat. eh, belakangan ini, emreka kapal kapal tempurnya bolak balik 
melewati jalur perairan indonsia seara ilegal.  ini maksudnya apa ???  
demokrasi di malaysia menurut sampean lebih baik dari indoensia gak ?  
kalo secara ekonomi lebih baik gak ?  gina puspita bolak balik main ke 
boss darul arqamnya si imam ashaari itu.  apa sebaiknya dia berhenti aja 
bisnis dgn malaysia ? supaya devisa indoensia tidak lari ke sana ???  
atau harus mengangkat alah satu ornag idnoensia jadi khalifah, trus 
malaysia diakuisisis jadi bagian dari kekhalifahan saja ???


===


http://www.metrotvn ews.com/berita. asp?id=34375 
http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=34375

PANGARMATIM: NIAT PERMUSUHAN MALAYSIA MENINGKAT

Metrotvnews. com, Surabaya: Kondisi keamanana di perairan Ambalat,
perbatasan Indonesia dan Malaysia, kian memanas. Itu terjadi karena
kapal perang dan pesawat Malaysia terus-menerus melakukan pelanggaran
batas wilayah. Hal tersebut diutarakan Panglima Armada Timur
(Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Muklas Sidik di Surabaya, Kamis (1/3)
kemarin.

Bahkan, kata Sidik, intensintas pelanggaran kian meningkat.
Berdasarkan data di Gugus Tempur Koarmatim selama 2006, kapal dan
pesawat Malaysia melakukan 35 kali pelanggaran batas wilayah. Selama
2007, Malaysia melakukan 7 kali pelanggaran di bulan Januari dan 17
kali di bulan Februari. Jadi, niat bermusuhannya saya nilai meningkat
berdasarkan fakta dan data, kata Sidik.


===


Muhammad Aly wrote:

 Soeharto mengundurkan diri jaman orba.. suatu
 kemajuan..! setelah jaman orba ya tuganya Mbak
 Mega-Gusdur - smp skrng SBY...
 seharusnya setelah bergulingnya Soeharto harus ada
 perubahan yg signifikan bukannya negara dan bangsa
 makin kandas  sengsara...terlebih SBY harus
 menunjukkan kemajuan demokrasi.. termasukkasus korupsi
 tommy  sidang soeharto.. khan biasa waktu mau
 kampanye termasuk Yusril.. atau akhirnya demokrasi
 lipstik doang...??? tapi soeharto bosnya militer siapa
 yg berani ya dari president2 setelahnya.. ?

 --- Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] com mailto:masarcon%40lge.com 
 wrote:

  demokrasi indoensia memang lebih baik, buktinya :
 
  1. pak harto tetep ndak masuk pengadilan
  2. tommy suharto masih bisa narik 20 juta euro dari
  BNP Paribas - bank
  perancis, dan ketika dikonsultasikan ke yusril ihza,
  dia malah
  meloloskan gitu aja. tahu kantor pengacara yg
  mengurus cairnya duit itu,
  kantor pengacara ihza dan ihza.
 
  dodol tenan :D
 




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-05 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Sorry Pak Dana,
ada buktinya bahwa itu adalah fatwa (mungkin link-nya?)
atau cuman denger2 saja, semacam gossip gitu?
kalau cuman gossip atau denger2 saja, itu bukan hal yang bisa
terpercaya, bukan begitu?
dan dari Rasulullah SAW kita senantiasa diingatkan untuk berislah,
check and recheck terhadap suatu berita apalagi kalau itu adalah
fitnah.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 3/4/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Setiap manusia pada umumnya baik dan berniat baik.  Komentar saya
  mengenai Aljazair itu memang dari teman saya di Maroko yg bilang
  demikian.  Pemerintah Maroko berusaha mencegah orang Aljazair militan
  masuk ke negara mereka.

  Pemerintah Aljazair mungkin masih baru menggalang kekuatan dan
  berusaha menyatukan bermacam2 kepentingan politik yg ada di sana.

  Tetapi fatwa MEMBUNUH SETIAP ORANG ASING memang pernah dikeluarkan
  oleh suatu kelompok militan dan dieksekusi oleh sekelompok gerombolan
  bersenjata.  Dan kelompok militan ini tentunya mengaku diri Islam.

  Saya yakin rakyatnya baik2 dan pemerintahnya berniat baik tetapi ada
  kelompok yg tdk baik dan tidak berniat baik sehingga terjadi
  kegentingan situasi politik spt sekarang.

  Oleh karena itu melalui milis ini kita harus hati2 dan dapat memilah
  mana yg Islam sesungguhnya dan mana yg sesat.  Keduanya menggunakan
  simbol yg persis sama.  Takbirnya sama, kitabnya sama, lafaznya sama,
  bajunya mirip, jenggotnya sama,dsb,dsb. Tetapi yg membedakan adalah
  bahwa niat baik akan tercermin dan terasa dari perangai mereka yg
  menganut Islam sesungguhnya.


[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-05 Terurut Topik Dan
Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu negara2
kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri.  Saya sendiri memang belum
check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 kecil dalam
negara itu tapi dari larangan dari Deplunya Inggris utk berkunjung ke
sana berarti memang benar2 bahaya.

Jalur kereta api ke Maroko sudah lama ditutup, dan menurut BBC sering
diserbu dan penumpangnya pada dibantai.  BBC kalau udah ngomong enggak
sembarangan.  Bohongnya Blair mengenai WMD-nya Irak aja mereka yg
bongkar.  Dalam dunia moderen ada namanya integritas.

Apapun insiden yg terjadi, situasi itu menunjukkan tidak adanya tertib
hukum alias ada anasir2 anarkis dan tidak berjalannya (mandeg,
dysfunctional) mekanisme demokrasi.

Lihat saja kelompok pak HMNA (DI/TII) aja udah pakai jalur
konstitusional sekarang, enggak angkat senjata spt dulu.

Mudah2an yg di Aljazair akan sadar ada jalur lain selain jalur anarki.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sorry Pak Dana,
 ada buktinya bahwa itu adalah fatwa (mungkin link-nya?)
 atau cuman denger2 saja, semacam gossip gitu?
 kalau cuman gossip atau denger2 saja, itu bukan hal yang bisa
 terpercaya, bukan begitu?
 dan dari Rasulullah SAW kita senantiasa diingatkan untuk berislah,
 check and recheck terhadap suatu berita apalagi kalau itu adalah
 fitnah.
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 3/4/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  Setiap manusia pada umumnya baik dan berniat baik.  Komentar saya
   mengenai Aljazair itu memang dari teman saya di Maroko yg bilang
   demikian.  Pemerintah Maroko berusaha mencegah orang Aljazair militan
   masuk ke negara mereka.
 
   Pemerintah Aljazair mungkin masih baru menggalang kekuatan dan
   berusaha menyatukan bermacam2 kepentingan politik yg ada di sana.
 
   Tetapi fatwa MEMBUNUH SETIAP ORANG ASING memang pernah dikeluarkan
   oleh suatu kelompok militan dan dieksekusi oleh sekelompok gerombolan
   bersenjata.  Dan kelompok militan ini tentunya mengaku diri Islam.
 
   Saya yakin rakyatnya baik2 dan pemerintahnya berniat baik tetapi ada
   kelompok yg tdk baik dan tidak berniat baik sehingga terjadi
   kegentingan situasi politik spt sekarang.
 
   Oleh karena itu melalui milis ini kita harus hati2 dan dapat memilah
   mana yg Islam sesungguhnya dan mana yg sesat.  Keduanya menggunakan
   simbol yg persis sama.  Takbirnya sama, kitabnya sama, lafaznya sama,
   bajunya mirip, jenggotnya sama,dsb,dsb. Tetapi yg membedakan adalah
   bahwa niat baik akan tercermin dan terasa dari perangai mereka yg
   menganut Islam sesungguhnya.





Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-05 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Pak Dana, awal mulanya krisis di Aljazair kan pada pemilu tahun 1991
di mana partai islam FIS menang, terus dibatalkan sama pihak militer.
FIS dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang, aktivisnya
dikejar2. Wajar kalau mereka mengadakan perlawanan dan angkat senjata
terhadap pihak militer.

Aneh ya. Padahal pemilunya sendiri demokratis. Giliran partai Islam
yang menang terus dibatalkan begitu saja sama pihak militer. Negara
barat yang suka gembar-gembor soal demokrasi seperti Amerika, juga
diam dan tutup mata, tidak mengecam aksi yang dilakukan pihak militer
tersebut. Kalau misalnya militer tidak membatalkan hasil pemilu
tersebut, partai Islam menang dan memimpin tentu saja tidak terjadi
perang saudara.

Pak Dana harus banyak2 belajar sejarah untuk dapat mengenal mana sebab
mana akibat. Jadi tidak menggeneralisir bahwa golongan islam cenderung
untuk radikal. Dalam kasus FIS ini, mereka telah ambil jalan yang
konstitusional, tapi di-bypass oleh pihak militer. Coba, bagaimana ini
Pak, ditinjau dari sisi demokrasi?

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com


On 3/5/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu negara2
  kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri.  Saya sendiri memang belum
  check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 kecil dalam
  negara itu tapi dari larangan dari Deplunya Inggris utk berkunjung ke
  sana berarti memang benar2 bahaya.

  Jalur kereta api ke Maroko sudah lama ditutup, dan menurut BBC sering
  diserbu dan penumpangnya pada dibantai.  BBC kalau udah ngomong enggak
  sembarangan.  Bohongnya Blair mengenai WMD-nya Irak aja mereka yg
  bongkar.  Dalam dunia moderen ada namanya integritas.

  Apapun insiden yg terjadi, situasi itu menunjukkan tidak adanya tertib
  hukum alias ada anasir2 anarkis dan tidak berjalannya (mandeg,
  dysfunctional) mekanisme demokrasi.

  Lihat saja kelompok pak HMNA (DI/TII) aja udah pakai jalur
  konstitusional sekarang, enggak angkat senjata spt dulu.

  Mudah2an yg di Aljazair akan sadar ada jalur lain selain jalur anarki.


Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-05 Terurut Topik Muhammad Aly
P Dana,
militan sich byk ada dimana2.. diindo jg byk dengan
berbagai istilah.. diinggris juga ada militan.. kalau
gak ada militan di kerajaan inggris tdk akan tuh
prince lady die mati di mbl mercy baru yg py sistem
safety  security yg tinggi... apalagi militan sepak
bola inggris lebih byk dari militan bonek2 arek2
suroboyo.. coba lihat kalau pertandingan sepak bola di
negara mana saja weleh3.. militan bikin kacau balau
negara orang...
apakah kerajaan inggris bisa sbg contoh..?
apakah tony blair bisa sbg panutan..?

inggris kalau gak ada amrik  australia gmn nasibnya
ya..? ehm2..

bgmnpun Al-Qur'an  Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman
hidup kita...pelita hidup seorang muslim.. ya mulai
dari sahabat2nya kanjeng Nabi SAW kita tahu... 

setiap sholat harus diresapi dua kalimat shahadat
Alloh TuhanKu  Muhammad SAW NabiKu..walau aku makan
nasi  singkong/ubi/gorengan... bukan Prince Wales 
Tony beler eh blair krn selalu mkn sandwich bertumpuk
yg lupa daratan he3..

slm canda.. weleh3...
 
--- Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt
 DI/TII dulu negara2
 kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri.  Saya
 sendiri memang belum
 check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka
 negara2 kecil dalam
 negara itu tapi dari larangan dari Deplunya Inggris
 utk berkunjung ke
 sana berarti memang benar2 bahaya.
 
 Jalur kereta api ke Maroko sudah lama ditutup, dan
 menurut BBC sering
 diserbu dan penumpangnya pada dibantai.  BBC kalau
 udah ngomong enggak
 sembarangan.  Bohongnya Blair mengenai WMD-nya Irak
 aja mereka yg
 bongkar.  Dalam dunia moderen ada namanya
 integritas.
 
 Apapun insiden yg terjadi, situasi itu menunjukkan
 tidak adanya tertib
 hukum alias ada anasir2 anarkis dan tidak
 berjalannya (mandeg,
 dysfunctional) mekanisme demokrasi.
 
 Lihat saja kelompok pak HMNA (DI/TII) aja udah pakai
 jalur
 konstitusional sekarang, enggak angkat senjata spt
 dulu.
 
 Mudah2an yg di Aljazair akan sadar ada jalur lain
 selain jalur anarki.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar
 Sunindyo
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Sorry Pak Dana,
  ada buktinya bahwa itu adalah fatwa (mungkin
 link-nya?)
  atau cuman denger2 saja, semacam gossip gitu?
  kalau cuman gossip atau denger2 saja, itu bukan
 hal yang bisa
  terpercaya, bukan begitu?
  dan dari Rasulullah SAW kita senantiasa diingatkan
 untuk berislah,
  check and recheck terhadap suatu berita apalagi
 kalau itu adalah
  fitnah.
  
  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com
  
  On 3/4/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  
   Setiap manusia pada umumnya baik dan berniat
 baik.  Komentar saya
mengenai Aljazair itu memang dari teman saya di
 Maroko yg bilang
demikian.  Pemerintah Maroko berusaha mencegah
 orang Aljazair militan
masuk ke negara mereka.
  
Pemerintah Aljazair mungkin masih baru
 menggalang kekuatan dan
berusaha menyatukan bermacam2 kepentingan
 politik yg ada di sana.
  
Tetapi fatwa MEMBUNUH SETIAP ORANG ASING memang
 pernah dikeluarkan
oleh suatu kelompok militan dan dieksekusi oleh
 sekelompok gerombolan
bersenjata.  Dan kelompok militan ini tentunya
 mengaku diri Islam.
  
Saya yakin rakyatnya baik2 dan pemerintahnya
 berniat baik tetapi ada
kelompok yg tdk baik dan tidak berniat baik
 sehingga terjadi
kegentingan situasi politik spt sekarang.
  
Oleh karena itu melalui milis ini kita harus
 hati2 dan dapat memilah
mana yg Islam sesungguhnya dan mana yg sesat. 
 Keduanya menggunakan
simbol yg persis sama.  Takbirnya sama,
 kitabnya sama, lafaznya sama,
bajunya mirip, jenggotnya sama,dsb,dsb. Tetapi
 yg membedakan adalah
bahwa niat baik akan tercermin dan terasa dari
 perangai mereka yg
menganut Islam sesungguhnya.
 
 
 
 



 

Have a burning question?  
Go to www.Answers.yahoo.com and get answers from real people who know.


Re: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-04 Terurut Topik Muhammad Aly
Mas Dana, rakyat aljazair itu sama dengan kita
berusaha menuju kestabilan ekonomi, keamanan bahkan
demokrasinya lebih maju dari kita..

So Jgn lgsung memberikan fonis ketikan Mas Dana : 
Di Aljazair katanya ada fatwa utk membunuh SETIAP
ORANG ASING.  Weleh weleh Islam model apa ini?

sy ketemu org2 aljazair baik2 tuh sama dengan org2
jawa byk yg lemah lembut.. malah ada aljazair yg py
istri org bandung...langgeng perkawinannya  py anak
he3... lebih keras org pakistan dari aljazair..

slm chatting,


--- 
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0405/25/ln/1040867.htm
Reformasi Arab dan Pengalaman Aljazair 


TUNTUTAN reformasi di dunia Arab telah terdengar
nyaring sejak tragedi 11 September 2001. Tidak sedikit
dari penguasa dan intelektual Arab telah berbicara
pula dengan segala argumentasinya tentang bahaya dan
dampak negatif dari reformasi politik dan konstitusi
secara komprehensif di dunia Arab. Mereka berpendapat
reformasi itu hanya menimbulkan situasi tidak stabil
dan membuka jalan bagi tampilnya kekuatan radikal di
tampuk kekuasaan.

PENGALAMAN Aljazair selalu dijadikan contoh dan dalih
untuk menunda atau memperlambat proses reformasi itu
di dunia Arab yang memberi otoritas pada rakyat untuk
memilih dan mengganti pemerintah mereka melalui
pemilu. Pengalaman Aljazair itu adalah kemenangan
Front Penyelamat Islam (FIS) dalam pemilu bebas
pertama pada tahun 1991 sejak negara itu meraih
kemerdekaannya dari kolonial Perancis tahun 1962.
Militer lalu membatalkan hasil pemilu tersebut yang
menyebabkan terjadinya pertumpahan darah hingga saat
ini yang telah menelan korban sekitar 150.000 jiwa.

Para penguasa dan sejumlah intelektual Arab
berkesimpulan bahwa menggelar pemilu yang bebas,
jujur, dan adil sudah dipastikan akan memberi
kemenangan pada kubu Islam, seperti yang terjadi di
Aljazair. Pada gilirannya, akan disusul pertumpahan
darah pula antara kubu radikal dan moderat.

Akan tetapi, perkembangan terakhir di Aljazair saat
ini menunjukkan hal yang berbeda sama sekali dari
kesimpulan para penguasa dan sejumlah intelektual Arab
tersebut. Meskipun kekerasan atau setidaknya
ketegangan belum reda sama sekali, Aljazair dalam
beberapa tahun terakhir ini telah mengalami
perkembangan baru yang sangat positif dalam konteks
proses demokrasi.

Aljazair kini sudah berhasil melampaui masa krisisnya
serta mampu menggores laju demokrasi secara
signifikan. Bahkan, Aljazair bisa menjadi negara
pelopor yang mengusung demokrasi di dunia Arab.

ALJAZAIR pada 8 April 2004 telah menggelar pemilu
presiden yang oleh pengawas internasional dan Arab
dinilai sebagai titik balik sejarah modern negara itu.
Hal tersebut disebabkan beberapa faktor.

Pertama, pemilu presiden Aljazair terakhir dinilai
oleh pengamat dan pengawas yang terjun langsung di
lapangan sebagai pemilu yang paling transparan, jujur,
dan adil sejak tahun 1962. Komite nasional yang
mewakili semua partai dan tim pengawas asing serta
Liga Arab telah mengawasi langsung jalannya pemungutan
suara di tempat-tempat pemungutan suara (TPS).

Kompas yang sempat mengunjungi sejumlah TPS di Kota
Algiers pada 8 April lalu menyaksikan langsung
perwakilan beberapa partai politik yang ikut mengawasi
proses pemungutan suara. Menurut aturan main pemilu
yang disepakati semua partai politik, wakil beberapa
partai harus hadir pada semua TPS yang tersebar di
seluruh negeri.

Kedua, pemilu presiden itu melibatkan enam kandidat
yang berasal dari berbagai partai dan latar belakang
ideologi, yang hasilnya tidak bisa diketahui pasti
sebelum penghitungan suara selesai. Ini berbeda dengan
pemilu tahun 1994 dan 1999 yang hasilnya sudah
diketahui sebelumnya.

Ketiga, lembaga militer yang sering disebut sebagai
penguasa de facto di Aljazair menegaskan kenetralannya
dalam pemilu presiden terakhir itu. Berbeda pada
pemilu tahun 1994 dan 1999. Pada Pemilu 1994, militer
secara terang-terangan mendukung kandidat Leamine
Zeroual, dan pada Pemilu 1999 mencalonkan secara resmi
kandidat Abdelaziz Bouteflika.

Pada Pemilu 2004, Kepala Staf AB Aljazair Muhammad
Lemari selalu menegaskan, militer akan menerima
kandidat mana pun yang dipilih rakyat meskipun yang
terpilih nanti kandidat Abdellah Djaballah dari Partai
Islah yang beraliran Islam.

Keempat, tampilnya kandidat Abdellah Djaballah dari
Partai Islah yang beraliran Islam menunjukkan sistem
politik Aljazair terakhir ini telah mengakomodasi
kekuatan Islam moderat.

Kelima, kandidat Louiza Hanoune dari Partai Buruh
merupakan wanita Arab pertama yang memimpin sebuah
partai politik dan wanita Arab kedua (setelah wanita
Arab Mauritania Aisyah Binti Jaddan) yang mencalonkan
sebagai presiden. Hal itu menunjukkan kemajuan status
wanita dalam kehidupan politik di Aljazair.

PEMILU presiden Aljazair terakhir menunjukkan beberapa
perkembangan positif yang sangat penting dalam
kehidupan sosial dan politik negara itu. Lembaga
militer dan politik Aljazair, meskipun terlibat
konflik sengit berdarah dengan FIS dan kelompok Islam
lainnya yang belum reda penuh sampai saat ini, 

[wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- aljazair

2007-03-04 Terurut Topik Dan
Setiap manusia pada umumnya baik dan berniat baik.  Komentar saya
mengenai Aljazair itu memang dari teman saya di Maroko yg bilang
demikian.  Pemerintah Maroko berusaha mencegah orang Aljazair militan
masuk ke negara mereka.

Pemerintah Aljazair mungkin masih baru menggalang kekuatan dan
berusaha menyatukan bermacam2 kepentingan politik yg ada di sana.

Tetapi fatwa MEMBUNUH SETIAP ORANG ASING memang pernah dikeluarkan
oleh suatu kelompok militan dan dieksekusi oleh sekelompok gerombolan
bersenjata.  Dan kelompok militan ini tentunya mengaku diri Islam.

Saya yakin rakyatnya baik2 dan pemerintahnya berniat baik tetapi ada
kelompok yg tdk baik dan tidak berniat baik sehingga terjadi
kegentingan situasi politik spt sekarang.

Oleh karena itu melalui milis ini kita harus hati2 dan dapat memilah
mana yg Islam sesungguhnya dan mana yg sesat.  Keduanya menggunakan
simbol yg persis sama.  Takbirnya sama, kitabnya sama, lafaznya sama,
bajunya mirip, jenggotnya sama,dsb,dsb. Tetapi yg membedakan adalah
bahwa niat baik akan tercermin dan terasa dari perangai mereka yg
menganut Islam sesungguhnya.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Dana, rakyat aljazair itu sama dengan kita
 berusaha menuju kestabilan ekonomi, keamanan bahkan
 demokrasinya lebih maju dari kita..
 
 So Jgn lgsung memberikan fonis ketikan Mas Dana : 
 Di Aljazair katanya ada fatwa utk membunuh SETIAP
 ORANG ASING.  Weleh weleh Islam model apa ini?
 
 sy ketemu org2 aljazair baik2 tuh sama dengan org2
 jawa byk yg lemah lembut.. malah ada aljazair yg py
 istri org bandung...langgeng perkawinannya  py anak
 he3... lebih keras org pakistan dari aljazair..
 
 slm chatting,
 
 
 --- 
 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0405/25/ln/1040867.htm
 Reformasi Arab dan Pengalaman Aljazair 
 
 
 TUNTUTAN reformasi di dunia Arab telah terdengar
 nyaring sejak tragedi 11 September 2001. Tidak sedikit
 dari penguasa dan intelektual Arab telah berbicara
 pula dengan segala argumentasinya tentang bahaya dan
 dampak negatif dari reformasi politik dan konstitusi
 secara komprehensif di dunia Arab. Mereka berpendapat
 reformasi itu hanya menimbulkan situasi tidak stabil
 dan membuka jalan bagi tampilnya kekuatan radikal di
 tampuk kekuasaan.
 
 PENGALAMAN Aljazair selalu dijadikan contoh dan dalih
 untuk menunda atau memperlambat proses reformasi itu
 di dunia Arab yang memberi otoritas pada rakyat untuk
 memilih dan mengganti pemerintah mereka melalui
 pemilu. Pengalaman Aljazair itu adalah kemenangan
 Front Penyelamat Islam (FIS) dalam pemilu bebas
 pertama pada tahun 1991 sejak negara itu meraih
 kemerdekaannya dari kolonial Perancis tahun 1962.
 Militer lalu membatalkan hasil pemilu tersebut yang
 menyebabkan terjadinya pertumpahan darah hingga saat
 ini yang telah menelan korban sekitar 150.000 jiwa.
 
 Para penguasa dan sejumlah intelektual Arab
 berkesimpulan bahwa menggelar pemilu yang bebas,
 jujur, dan adil sudah dipastikan akan memberi
 kemenangan pada kubu Islam, seperti yang terjadi di
 Aljazair. Pada gilirannya, akan disusul pertumpahan
 darah pula antara kubu radikal dan moderat.
 
 Akan tetapi, perkembangan terakhir di Aljazair saat
 ini menunjukkan hal yang berbeda sama sekali dari
 kesimpulan para penguasa dan sejumlah intelektual Arab
 tersebut. Meskipun kekerasan atau setidaknya
 ketegangan belum reda sama sekali, Aljazair dalam
 beberapa tahun terakhir ini telah mengalami
 perkembangan baru yang sangat positif dalam konteks
 proses demokrasi.
 
 Aljazair kini sudah berhasil melampaui masa krisisnya
 serta mampu menggores laju demokrasi secara
 signifikan. Bahkan, Aljazair bisa menjadi negara
 pelopor yang mengusung demokrasi di dunia Arab.
 
 ALJAZAIR pada 8 April 2004 telah menggelar pemilu
 presiden yang oleh pengawas internasional dan Arab
 dinilai sebagai titik balik sejarah modern negara itu.
 Hal tersebut disebabkan beberapa faktor.
 
 Pertama, pemilu presiden Aljazair terakhir dinilai
 oleh pengamat dan pengawas yang terjun langsung di
 lapangan sebagai pemilu yang paling transparan, jujur,
 dan adil sejak tahun 1962. Komite nasional yang
 mewakili semua partai dan tim pengawas asing serta
 Liga Arab telah mengawasi langsung jalannya pemungutan
 suara di tempat-tempat pemungutan suara (TPS).
 
 Kompas yang sempat mengunjungi sejumlah TPS di Kota
 Algiers pada 8 April lalu menyaksikan langsung
 perwakilan beberapa partai politik yang ikut mengawasi
 proses pemungutan suara. Menurut aturan main pemilu
 yang disepakati semua partai politik, wakil beberapa
 partai harus hadir pada semua TPS yang tersebar di
 seluruh negeri.
 
 Kedua, pemilu presiden itu melibatkan enam kandidat
 yang berasal dari berbagai partai dan latar belakang
 ideologi, yang hasilnya tidak bisa diketahui pasti
 sebelum penghitungan suara selesai. Ini berbeda dengan
 pemilu tahun 1994 dan 1999 yang hasilnya sudah
 diketahui sebelumnya.
 
 Ketiga, lembaga militer yang sering disebut sebagai
 penguasa de facto di Aljazair