[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Mas Sukris. Matur nuwun. Saya tunggu draft surat dari mas Sukris, nanti langsung tak sediakan.. Selamat ber akhir minggu. Wassalam Susilo -Original Message- From: edy christiono [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 9 Dec 2003 21:03:26 +0700 Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Pak Susilo, Maaf pertama kami overlook email bapak, kedua mungkin kami salah tafsir, sejauh ini kami bertanggung jawab mengenai : 1.Perijinan penerjunan (airspace /notam) 2.Pelaksanaan penerjunan (penyiapan penerjun, dz master crew, pesawat terbang) 3.Peminjaman 2 buah tenda pleton ke Lanud Suryadharma (lebih dekat drpd ke Wingdik paskhas) 4.truk reo (kalau diperlukan) sejauh ini utk item di atas A-ok. Tentunya memang dari pihak Panitia sebaiknya menyiapkan surat permohonan ijin penggunaan lapangan kepada penguasa lingkungan/daerah polisi baik utk kegiatan tea walk - end point maupun penerjunan okasi penerjunan. Kami weekend ini ke kalijati lagi, kami akan cek kepada siapa surat ijin diajukan untuk penggunaan tempat. Mohon nanti pak Susilo dapat membantu penyiapan suratnya. Demikian yang kami dapat sampaikan, terimakasih atas perhatiannya. wassalam, edy chris - Original Message - From: Susilo Siswoutomo [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, December 07, 2003 7:52 AM Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Mas Eddy Sukris, anda ditunggu pada rapat Panitia hari Selasa nanti lho. Ngomong ngomong mas Eddy sudah jadi kirim surat ijin pakai lapangan bola belum ya? Sampai nanti Wassalam Susilo -Original Message- From: Edy Christiono [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 06 Dec 2003 12:37:54 +0700 Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Gadis di seberang lautan tampak, istri di pelupuk mata tidak tampak. hehehe istri dipelupuk mata sih nampak.cuman gadis yang diseberang itu lhobikin gemes... --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip: http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Pemimpin dan Parpol yg cocok utk negeri ini ? [ was Fw: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi]
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Hallo Gank! Pemilu dan Pemilihan Presiden baru sudah di depan mata. Kita di Mahawarman memang selama ini tidak ikutan politik, walaupun kita memonitor politik agar bisa menentukan posisi di dunia kang ouw negeri ini. Mahawarman memang bukan organisasi Politik, akan tetapi kita (kalau mau) bisa menjadi pressure groups dengan memberikan opini dan telaah yg baik untuk organisasi politik, demi kemajuan bangsa. Dari diskusi terakhir soal korupsi kita sepakat perlu adanya homogenitas agar bangsa ini bisa maju dg cepat, setidaknya ada satu yg sama y.i. sistem nilai yg diakui secara bersama (Panca Sila). Di Panca Sila ada disebutkan mengenai tujuan jangka panjang kita y.i. Masyarakat Adil Makmur, akan tetapi untuk menuju kesana diperlukan tujuan jangka antara (jangka pendek dan menengah), serta pemimpin yg sanggup mengimplementasikan visi dan misi negara ini. Pertanyaannya sekarang, kriteria/pertanyaan apa yg cocok kita ajukan ke Partai Politik dan Calon Presiden mendatang agar rakyat kita tidak salah memilih Parpol dan Presidennya ? Begin forwarded message: Date: Thu, 11 Dec 2003 11:17:10 +0700 From: Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Thu, 11 Dec 2003 07:13:46 +0700 Chatief Kunjaya wrote: Benar sekali pak, kita membutuhkan sesuatu yang menjadi acuan bersama dalam bertindak di masyarakat. Sampai sekarang saya kira Pancasila-lah yang bisa menjadi acuan bersama sehingga kita bisa bersatu. Tapi sayang cara-cara sosialisasinya yang salah, terlalu artificial terlalu dipaksakan sehingga banyak pihak menjadi antipati terhadap penataran P4 (termasuk saya) Memang maksud baik akan tetapi jika cara penanganan tidak bagus hasilnya juga tidak bagus. Mengenai homogenitas dan heterogenitas, seperti juga kita tidak dapat memilih untuk dilahirkan oleh siapa, kita juga tidak bisa memilih untuk homogen atau heterogen. Masing-masing ada keuntungannya ada kekurangannya. Bayangkan pak, kalau tubuh kita ini kepala semua atau tangan semua, nggak ada kaki nggak ada jantung, nggak ada dada. Oh...seram Kalau ibarat tubuh kita, ada pemersatu/koordinatornya y.i. otak (dan hati kalau menurut konsep Islam). Tapi untuk bisa bersatu memang kita membutuhkan sesuatu yang sama, common values. Untuk itulah para pendiri Republik Indonesia menggali Pancasila dan menentukan bahasa pemersatu. Singkatnya apa yang baik dari homogenitas dan heterogenitas kita ambil, kita ramu dan kita nikmati, sementara yang jelek-jeleknya sedapat mungkin dijauhkan, bagaimana caranya ya ? Kalau mengambil analogi tubuh kita diatas, maka yg diperlukan adalah seorang pemimpin yg visioner (menggunakan hati/insting dan otaknya untuk berpikir dg baik) dan administrator (menggunakan hati/insting dan otaknya utk melakukan koordinasi semua bagian tubuh). Visioner dan administrator tidak usah harus di satu orang (kalau kita tidak punya Superman macam itu), bisa dua orang yg berbeda akan tetapi mengerti satu sama lain. -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 --- Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] wrote: Budaya Jepang berbeda dg budaya kita, mrk lbh individual sementara kita komunal. Dalam kacamata kita mereka terlihat seperti individual tetapi kenyataanya mereka adalah orang yang sangat koperatif sesama mereka, dan ini sudah diakui, bahwa kerja kelompok orang jepang sangat efektif. Kekuatan kelompok itu dibangun dari SD, contohnya saat berangkat sekolah atau pulang sekolah harus bersama-sama, kalau ada yang tertinggal harus ditunggu, kalau terlambat dihukum semua termasuk orang yang dituakan diantara mereka, ya seperti latihan menwa (kebetulan rumah saya dekat SD). Selain itu tingkat persaingan antar individu ditekan, misalnya teman yang pintar harus membantu teman yang bodoh, kemudian maju bersama2, tidak boleh ada yang tinggal kelas dalam satu kelas, dan tidak ada siswa teladan atau siswa juara, pemberian penghargaan ditujukan untuk karya, sehingga orientasi dan paradigma masyarakat tidak dibangun atas nilai tetapi atas karya, karena hanya mereka yang bisa berkarya dan berbuat banyak untuk masyarakat yang dapat eksis dan layak dihargai. Orang bodoh yang rajin lebih dihargai ketimbang orang pintar yag malas. Tempo hari anak seorang teman yang sudah kelas 5 di Indoensia karena umurnya masih 10 tahun maka dia harus duduk dikelas 4 di jepang. Tidak ada siswa teladan apalagi penghargaan seperti cum-laude dan sebangsanya. Justru pola pendidikan individual sangat ketara di Indonesia, bahkan anak2 yang pintar bisa loncat kelas, bisa menyandang gelar hebat tanpa dituntut karyanya, begitupun anak2 yang kaya bisa memlih sekolah dengan tingkat prestise seperti apapun. Anak-anak yang bodoh dan miskin hanyalah sampah, justru mereka yang harusnya dikasihani. Kita jangan membikin negara yang membedakan manusia dengan milai-nilai semcam ini, yang hanya akan mucul adalah kecemburuan, kekecewaan, permusuhan dan akhirnya antitesa...revolusi. Selain itu masyarakat jepang sangat homogen semntara kita sangat heterogen. Komunitas yang dibangun dengan tingat heterogen yang tinggi memerlukan energi extra yang mungkin lebih besar dari energi internal. Di banyak keluarga, asalkan milik keluarga maka sering dianggap dan diperlakukan sebagai milik sendiri :-))) Preferensi itu sering terbawa-bawa ke masyarakat, terlihat dg perlakukan banyak orang terhadap barang-2x/asset milik publik (pemerintah/negara). Lihat saja soal pemakaian fasilitas umum (taman, telepon umum dst), penyerobotan tanah, bantaran kali/kereta yg digunakan utk hunian. Ada ide cara memberikan penyadaran yg pas kepada mereka ? Ini mungkin masalah hukum dimana sejak awal hukum tidak diterapkan dengan sungguh2 dan sering dilanggar. Kalau hukum tidak bisa mengatasi ini pasti ada sesatu yang tidak beres dengan hukumnya atau pelaksananya. Selain itu tingkat pendidikan rata2 yang masih rendah,... misalnya ada kabupaten di pulau jawa yang lebih dari separuh pendudukanya tidak tamat SD, nah kalau orang2 yang tidak tamat SD ini ke jakarta apa yang akan terjadi? Kalau dikatakan mereka melanggar hukum, mereka hanya akan melongo. Apa itu hukum? Kalau pembangunan sektor pendidikan di Indonesia masih seperti ini, ya tetap aja repot. BTW. Bagaimana dg trend bunuh diri anak-2x SD/SMP/SMA di Jepang, apakah ada penurunan ? IMHO itu salah satu dampak individualism (mungkin yg ekstrim atau salah arah). Banyak yang mepengaruhi angka bunuh diri dijepang: 1. Tidak beragama, kalau gagal atau kecewa maka yang paling mudah adalah bunuh diri, dan nggak perlu takut masuk neraka, orang mereka nggak percaya neraka. Di Indoensia banyak yang pengen bunuh diri tetapi taku masuk neraka. 2. Budaya, bunuh diri merupakan simbol keberania dan bertanggung jawab. Sebenarnya anka bunuh diri itu cukup besar tetapi masih kecil jika dibandingkan degan angka bunuh diri saat perang dulu, atau zaman2 sebelum perang dunia, dimana pelakunya adalah para tentara dan samurai. Kalau main di benteng Himeji, sebuah tempat peninggalan dari ratusan tahun lalu, terdapat ruang khusus untuk melakukan harakiri. Selain itu ada riwayat cerita lama yang mengisahkan pembuangan orang tua (jompo) yang sudah tidak produktif kegunung2 atau ketempat2 tertentu. Jadi seolah-olah hidup hanya memperpanjang penderitaan. 3. Untuk anak2 SD dan SMP terkadang PR yang banyak dari sekolah bisa menjadi malapetaka. Saya sendiri kadang kasihan kalau lihat anak teman saya mengerjakan PR sampai larut malam, umumnya hal sepele yang dikerjakan, misalnya menulis kanji. Ada ribuan kanji yang harus dihapal beserta kombinasinya dan ini memrlukan energi yang luar biasa besarnya (bandingkan dengan anak kita yang cukup mengusaia 26 hurup udah bisa baca koran). Jadi jangan heran kalau tamat SMP disini belum bisa baca koran jepang. Untuk anak SMA umumnya masalah koibito (pacar) bisa pemicu bunuh diri. 4. Fantasi film-film kartun,komik dan game yang
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Tue, 9 Dec 2003 23:01:27 -0800 (PST) Rifki Muhida wrote: Budaya Jepang berbeda dg budaya kita, mrk lbh individual sementara kita komunal. Dalam kacamata kita mereka terlihat seperti individual tetapi kenyataanya mereka adalah orang yang sangat koperatif sesama mereka, dan ini sudah diakui, bahwa kerja kelompok orang jepang sangat efektif. Kekuatan kelompok itu dibangun dari SD, contohnya saat berangkat sekolah atau pulang sekolah harus bersama-sama, kalau ada yang tertinggal harus ditunggu, kalau terlambat dihukum semua termasuk orang yang dituakan diantara mereka, ya seperti latihan menwa (kebetulan rumah saya dekat SD). Bagus sekali, alangkah baiknya jika Depdiknas kita memperhatikan hal ini, y.i. mencakup soal pengajaran bukan sekedar pendidikan formal. Kalau Depdiknas tidak bisa, maka siswa tsb perlu mengikuti pendidikan Resimen Mahasiswa yg pada prakteknya melakukan hal yg sama/mirip (heran... kenapa banyak mahasiswa/orang tua yg tidak menyadari hal ini shg Menwa sekarang ini malah jadi kurang diminati :-( ). Justru pola pendidikan individual sangat ketara di Indonesia, bahkan anak2 yang pintar bisa loncat kelas, bisa menyandang gelar hebat tanpa dituntut karyanya, begitupun anak2 yang kaya bisa memlih sekolah dengan tingkat prestise seperti apapun. Ini pola Amerika, mungkin dampak dari banyaknya Doktor di Depdiknas yg lulusan Amerika. Selain itu masyarakat jepang sangat homogen semntara kita sangat heterogen. Komunitas yang dibangun dengan tingat heterogen yang tinggi memerlukan energi extra yang mungkin lebih besar dari energi internal. Anda benar, faktor homogen ini penting. Rasanya saya pernah posting di milis ini soal komentar teman saya dari Jamaika yg bilang betapa beratnya tugas Presiden di negeri ini agar bisa memajukan bangsanya karena heterogenitas ini. Tindakan Pak Harto dulu yg mensosialisasikan Panca Sila secara merata dan berkesinambungan adalah tindakan yg benar dan mesti diteruskan (IMHO of course), krn Panca Silalah yg mrpkan sistem nilai yg harus jadi acuan bersama di negeri ini, bukan adat Jawa, Sunda, Batak, Melayu atau lainnya. Saya ingat betapa Astra dulu mau keluarkan uang dan waktu yg besar hanya untuk mensosialisasikan Panca Dharma Astra demi homogenitas (mulai karyawan terendah s/d tertinggi di training P4 dan Panca Dharma Astra, di konsinyir di Training Center Sunter sana, tidak ngantor). -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Hello rekan Syarif, Di kantor saya, tdk ada larangan dan batasan dalam beremail dan berinternet. + maksudnya mungkin tidak ada secara tertulis ? Atau memang tertulis ? Membolehkan beremail dan berinternet ria secara tertulis sih memang tidak ada. Tapi melarang juga tidak. Yang ada adalah 'Ethics of Business Conduct' yang saya tandatangani ketika diangkat sbg. karyawan. Didalam dokumen itu, yang menyangkut kepentingan karyawan disebutkan a.l. bhw perusahaan melindungi hak2 privacy karyawan dan karyawan berhak menggunakan seluruh resources perusahaan secara bebas dalam melaksanakan fungsinya. Ini saya artikan sebagai boleh 'beremail dan berinternet ria', dengan tentu saja sejauh fungsi sebagai karyawan terpenuhi. Benar tidaknya pengertian saya diatas dapat dilihat dari sikap perusahaan yang tidak mensensor situs2 'hot', tidak merecord jam pergi/pulang karyawan ke/dari kantor, diperbolehkannya karyawan mengambil sendiri ATK yang dibutuhkan tanpa harus melapor, dibebas quota-kannya kapasitas email karyawan dan tidak pernah ada kasus karyawan ditegur boss karena dalam jam kerja kedapatan sedang bermain game, beremail atau berinternet. + Barangkali, ya barangkali, yang kita perlu tanya adalah + nurani kita, apakah kita sudah korupsi, atau berniat + mengorupsi ? Menurut saya memang pengawal kita yang paling utama adalah hati nurani kita sendiri, ya moral kita itu. Dan, moral kita itu hanya bisa baik kalau kita tinggal didalam habitat yang baik. Kalau habitatnya sudah kacau balau dan rusak berat, maka menurut saya satu2nya cara agar moral kita itu dapat kembali baik adalah kalau kita memperbaikinya secara kolektif, tidak sendiri2. + Kelemahan manusia juga adalah bhw kalau sudah +terbiasa mengambil (mengorupsi) sedikit (in-signifikan) + - dan tak ada yang menghukum, akan mengambil lagi +agak lebih besar - sampai akhirnya sangat besar. Jadi, +kata pak ustadz, mendingan samasekali jangan dimulai +dari kecil / sedikit Saya kira ini kembali lagi tergantung pada bagaimana habitat dimana kita tinggal itu. Kalau habitatnya baik sehingga 'korupsi' yang dilakukan itu selalu terjaga dalam batas toleransi, maka nggak perlu khawatir kalau dia akan menjadi besar. Kalau toch 'korupsi' itu kebablasan, saya kira yang berwenang nggak akan tinggal diam. Mereka pasti akan mengeluarkan 'rules'. Maka siapa yang melanggar 'rules' itu akan kena sangsi. Dan sangsi itu sendiri harus diterapkan tanpa pandang bulu. Dengan cara ini, maka 'korupsi' yang terjadi dapat kembali ditekan ke batas wajar. Di kantor saya, 'rules' untuk misalnya email, internet dan ATK tidak diterapkan. Ini mungkin karena habitat kerja yang ada sekarang dipandang direksi cukup baik, sehingga 'korupsi' yang terjadi masih dipandang berada dalam batas wajar. Kepercayaan yang diberikan Direksi kepada karyawan ini menurut saya berkontribusi pada 'mem-beradabkan' dan 'memanusiakan' karyawan. Moralitas si karyawan akan meningkat dengan sendirinya, dan akibatnya 'korupsi' yang terjadi akan tetap terjaga dalam batas wajar. Oleh karena itu saya sangat tidak setuju dengan pengajaran moral dan keyakinan yang dilakukan dengan cara2 menekan, menakut-nakuti apalagi mengintimidasi. Cara2 ini hanya akan membuat orang yang diajarkan itu 'bermuka seribu', seperti yang terjadi di republik kita tercinta ini. Pengajaran moral dan keyakinan menurut saya lebih tepat dilakukan dengan cara memperlakukan manusia sebagai makhluk yang beradab, kecuali kalau kita hidup dijaman jahiliah. + Saya dulu (tahun 70-an 80-an) suka membawa pulang +(nyolong) sendok / pisau perak dari pesawat terbang utk +memorabilia, juga kunci hotel atau barang kecil lain. Untuk pesawat terbang, segala perlengkapan yang tidak boleh dibawa pulang penumpang biasanya dikumpulkan kembali oleh cabin-crew sebelum landing (blankets, head-sets), atau diberitahu untuk jangan 'digondol' (life-vests). Tapi untuk sendok, garpu dan gelas, airlines pada umumnya sudah menghitungnya sebagai komponen biaya, jadi no problem kalau dibawa pulang. Mas Koni barangkali bisa confirm ini. Untuk hotel, amenities yang disediakan (coffe, tea, gula, creamer, bath-jelly, shampo, gosok gigi, dsb), juga sudah masuk dalam komponen biaya, jadi jangan punya perasaan bersalah kalau itu dibawa pulang. Untuk hotel2 besar malah handukpun boleh 'digondol', cuma kita nggak enak aja. Magnetic-Card untuk masuk kamar kalau kita nggak kembalikan juga nggak apa2, hanya kalau kunci kamar yang konvensional memang harus dikembalikan. Mungkin rekan yang berkecimpung di perhotelan bisa meng-confrim ini. Salam hangat, HermanSyah XIV. --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip :
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Hello Pak Syafril, Ah Anda pakai kata-2x yg lebih baik dari saya, ini sebenarnya inti dari pendapat saya yg kurang menyetujui segala aturan/hukum harus di/tertulis. Apalagi di Indonesia ini ada anekdot hukum dibuat untuk dilanggar Saya belum baca email anda ketika saya menanggapi emailnya rekan Syarif. Pas giliran email anda saya baca, wah mirip dgn tanggapan saya itu. Berarti kita satu pemikiran nih. That's great! Salam hangat, HS XIV. --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 10, 2003 10:41 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi Kepercayaan yang diberikan Direksi kepada karyawan ini menurut saya berkontribusi pada 'mem-beradabkan' dan 'memanusiakan' karyawan. Moralitas si karyawan akan meningkat dengan sendirinya, dan akibatnya 'korupsi' yang terjadi akan tetap terjaga dalam batas wajar. Oleh karena itu saya sangat tidak setuju dengan pengajaran moral dan keyakinan yang dilakukan dengan cara2 menekan, menakut-nakuti apalagi mengintimidasi. Cara2 ini hanya akan membuat orang yang diajarkan itu 'bermuka seribu', seperti yang terjadi di republik kita tercinta ini. Pengajaran moral dan keyakinan menurut saya lebih tepat dilakukan dengan cara memperlakukan manusia sebagai makhluk yang beradab, kecuali kalau kita hidup dijaman jahiliah. Saya sangat setuju dengan statement toleransi ini. Cuman ini kan sifatnya relatif. Gimana kita bisa menilai bahwa refreshing (saya lebih setuju menggunakan refreshing disini) yang kita lakukan masih dalam batas toleransi. Beberapa orang melakukannya misalnya dengan merokok, berinternet (tanpa sensor), minum kopi, jogging, ke toko, jemput anak disekolah, kalau anda tinggal di belanda 6-kali setahun harus ikut jagain anak2 disekolah waktu istirahat, dll. Semuanya kan harus sama2 jalan. Menurut saya, kalau memang jenis kerjaan memungkinkan, di satu hari kita bisa produktif lebih dari 8 jam. Maka di lain hari kita bisa menggunakan waktu kantor untuk kepentingan pribadi. Sepanjang dalam seminggu kita bisa menunjukkan bahwa kita produktif sebanyak 40 jam. Untuk itu si manajemen (bersama si pekerja) mendefiniskan projek/pekerjaan yang jelas baik dalam bentuk isi maupun time-stamp. Sehingga setiap hari senin, kita membicarakan progress mingguan. Dari sini kita dan juga si bos bisa menilai apakah kita berproduksi sesuai harapan dengan bereferensi pada project description tadi. Jadi kita tidak punya perasaan bersalah jika kadang2 sebagian jam kantor kita gunakan untuk kepentingan lain (dalam batas2 code of conduct yang kita tanda tangani). Pengalaman saya kerja 4 tahun di industri di Indonesia, pihak manajemen tidak bisa memberikan kita project description yang jelas. Sehingga kita tidak bisa menilai productifitas kita, pihak manjemen juga nggak bisa. Akhirnya banyak karyawan yang ngobrol atau ke kantin ber-jam2. Penyelesainnya dilakukan dengan represive, misalnya nggak boleh keluar kantor dalam jam kantor, kantin hanya dibuka waktu makan siang saja, akses internet dibatasi, dll. Padahal ini sangat dibutuhkan baik untuk refreshing maupun sebagai kewajiban. Sebagai tambahan yang cukup menarik. Konsep diatas sudah diterapkan di Sekolah dasar di Belanda. Anak saya yang sekarang duduk di kelas 5, setiap awal minggu mereka mendefiniskan pelajaran2 apa saja yang akan di perlajari dalam minggu yang bersangkutan. Ini dilakukan oleh guru bersama degan si murid. Hal ini tertulis dalam agenda mereka sehingga orang tua juga mengetahuinya. Sehingga guru, anak dan orang tua bisa menilai kemajuan anak dengan objektif. Menyuruh anak belajar juga semakin mudah, misalnya nggak boleh nonton tv sebelum pekerjaan rumahnya selesai. Salam, Made Mahardika --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Wed, 10 Dec 2003 12:52:18 +0100 Made Mahardika wrote: Sebagai tambahan yang cukup menarik. Konsep diatas sudah diterapkan di Sekolah dasar di Belanda. Anak saya yang sekarang duduk di kelas 5, setiap awal minggu mereka mendefiniskan pelajaran2 apa saja yang akan di perlajari dalam minggu yang bersangkutan. Ini dilakukan oleh guru bersama degan si murid. Wow level SD sudah begitu ? Seingat saya dosen saya dulu yg menggunakan cara ini cuma 1 orang y.i. Pak Sulaiman Nasseri (Elektro), dan yg rada mirip-2x adalah Pak Hariadi Supangkat (Fisika). Berat akan tetapi menarik caranya Pak Sulaiman itu, yg membuat mudah hanyalah krn di Elektro (kala itu) kami cuma punya 1 buku pegangan (acuan) utk satu mata kuliah, shg silabusnya praktis mengikuti buku itu saja (bisa dibilang ngikutin daftar isi). Kalau mahasiswanya banyak baca dari buku-2x lain, pasti seru diskusi di kelas saat itu. -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 -Original Message- From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 10, 2003 1:11 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Wed, 10 Dec 2003 12:52:18 +0100 Made Mahardika wrote: Sebagai tambahan yang cukup menarik. Konsep diatas sudah diterapkan di Sekolah dasar di Belanda. Anak saya yang sekarang duduk di kelas 5, setiap awal minggu mereka mendefiniskan pelajaran2 apa saja yang akan di perlajari dalam minggu yang bersangkutan. Ini dilakukan oleh guru bersama degan si murid. Wow level SD sudah begitu ? Saya juga kaget. Tapi melihat kesibukan kita yang sangat ketat, dengan cara ini kita bisa me-match antara program kerja kita dan jatah waktu untuk membantu si anak. Hal ini sangat penting karena guru tidak bisa memberikan sepenuhnya waktu yang dibutuhkan oleh si murid. Untungnya, sekolah sudah memberikan program mereka untuk setahun ke depan. Jadi paling nggak hal2 pokok kita sudah bisa plan. Tetapi kadang2 ada perubahan mendadak. Disinilah kita butuh korupsi waktu kerja dalam batas2 toleransi. Tanpa adanya toleransi yang diceritakan rekan Hermansyah, roda kehidupan di Belanda nggak bisa jalan. Seingat saya dosen saya dulu yg menggunakan cara ini cuma 1 orang y.i. Pak Sulaiman Nasseri (Elektro), dan yg rada mirip-2x adalah Pak Hariadi Supangkat (Fisika). Berat akan tetapi menarik caranya Pak Sulaiman itu, yg membuat mudah hanyalah krn di Elektro (kala itu) kami cuma punya 1 buku pegangan (acuan) utk satu mata kuliah, shg silabusnya praktis mengikuti buku itu saja (bisa dibilang ngikutin daftar isi). Kalau mahasiswanya banyak baca dari buku-2x lain, pasti seru diskusi di kelas saat itu. Lucunya di Belanda ini, tidak ada buku standard. Pemerintah hanya memberikan guidelines saja, apa2 yang harus diketahui/dipahami. Detail gimana pelajaran diberikan diserahkan kepada sekolah masing2. Kita tahu ada banyak cara untuk mendidik anak dari sudut psikologi anak. Karena itu dibelanda ada beberapa type sekolah. Ditiap sekolah ada juga perwakilan murid. Kita bersama-sama dengan guru dan pengurus sekolah, merinci secara lebih detail bagaimana sebaiknya pelajaran itu diberikan kepada anak. Gimana kegiatan extra kurikuler diberikan guna mendukung pendidikan. Kontribusi orang tua sangat dominan baik uang, terutama tenaga. Tanpa bantuan tenaga orang tua, nggak ada sekolah di belanda yang bisa jalan. Dengan demikian majoritas anak2 (paling nggak ditingkat SD, saya baru tahu ditingkat ini) dibelanda mendapat bimbingan yang intensif baik dari lingkungan sekolah dan juga keluarga. Dengan keikutsertaan orang tua, tingkat percaya diri anak jadi tinggi karena mereka tidak merasa berada dilingkungan asing. Kalau saya lihat keluarga di Indonesia, perhatian orang tua kurang aktif guna mendukung proses belaja anak. Salam, Made Mahardika --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Wed, 10 Dec 2003 12:52:18 +0100 Made Mahardika wrote: Menurut saya, kalau memang jenis kerjaan memungkinkan, di satu hari kita bisa produktif lebih dari 8 jam. Maka di lain hari kita bisa menggunakan waktu kantor untuk kepentingan pribadi. Sepanjang dalam seminggu kita bisa menunjukkan bahwa kita produktif sebanyak 40 jam. Saya dari dulu bermimpi untuk bisa membuat workmanship untuk setiap item pekerjaan shg bisa mengukur jam produktif karyawan. Saya pernah merasakannya saat kerja praktek di Garuda Maintenance Shop dulu kala, tp nggak punya bayangan pasti utk pekerjaan di lingkungan perkantoran secara umum. Bagaimana sih cara mengukur jam produktif di tempat kerja Anda ? -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Wah ceritanya pak Rifki membuat saya ingat waktu masih kuliah di Jepang Memang kesan saya juga mereka lebih komunal, bahkan saya mempunyai kesan bahwa cita-citanya Karl Marx untuk membangun masyarakat komunal yang sejahtera itu paling berhasil di Jepang. Betul nggak ya ? soalnya pengetahuan saya tentang komunisme sepotong-sepotong, he...he...he maklum dulu tabu sih. Saya tambahin ya pak Rifki, Kalau dilihat dari cara mereka memakai namanya saja terasa bahwa orang Jepang lebih mementingkan kelompok daripada individu. Kalau berkenalan selalu yang diperkenalkan adalah nama keluarganya, bukan nama kecilnya. Anak-anak SD di Jepang tidak boleh memilih sekolah, sekolahnya sudah ditentukan oleh kantor kecamatan (yang terdekat dari rumah). Sekolah tidak boleh diantar, harus jalan, mengikuti suatu rute yang aman supaya cepat mandiri. Saya kira lebih tepat kalau dikatakan orang Jepang bukan individualis tapi mandiri. Sedapat mungkin apa urusan mereka mereka atasi sendiri, tapi bersedia menolong orang lain. Ada satu prinsip yang pernah saya dengar dari orang Jepang : Jibun ni kibishiku, hito ni yasashiku. Artinya kita harus bersikap keras, disiplin terhadap diri sendiri, tapi harus bersikap lembut dan penolong kepada orang lain. Coba kalau prinsip ini diajarkan dan dilatihkan kepada setiap anak di Indonesia, wah, hasilnya bakal luar biasa. Ada pengalaman menarik lagi, saya punya teman seorang asociate professor di Centre for South East Asian Studies, Kyoto University. Suatu kali dia menemui saya Bandung dengan mobil yang penyok. Saya tanya kenapa, dia bilang karena kebiasaan di Jepang beda dg di Indonesia. Kalau di Jepang, kita mau belok kanan di perempatan, memberi lampu ke pihak yang berlawanan, artinya silahkan duluan kalau di Indonesia artinya gua duluan. Jadi waktu dia melihat lampu mobil di seberang menyala, merasa dipersilahkan, maka... jegr aja. Tapi nampaknya akhir-akhir ini ada gejala, sikap komunal mereka meluntur ya ? Karena pengaruh Barat yang individual semakin besar mungkin ? Salam, Kunjaya Rifki Muhida writes: Dalam kacamata kita mereka terlihat seperti individual tetapi kenyataanya mereka adalah orang yang sangat koperatif sesama mereka, dan ini sudah diakui, bahwa kerja kelompok orang jepang sangat efektif. Kekuatan kelompok itu dibangun dari SD, contohnya saat berangkat sekolah atau pulang sekolah harus bersama-sama, kalau ada yang tertinggal harus ditunggu, kalau terlambat dihukum semua termasuk orang yang dituakan diantara mereka, ya seperti latihan menwa (kebetulan rumah saya dekat SD). Selain itu tingkat persaingan antar individu ditekan, misalnya teman yang pintar harus membantu teman yang bodoh, kemudian maju bersama2, tidak boleh ada yang tinggal kelas dalam satu kelas, dan tidak ada siswa teladan atau siswa juara, pemberian penghargaan ditujukan untuk karya, sehingga orientasi dan paradigma masyarakat tidak dibangun atas nilai tetapi atas karya, karena hanya mereka yang bisa berkarya dan berbuat banyak untuk masyarakat yang dapat eksis dan layak dihargai. Orang bodoh yang rajin lebih dihargai ketimbang orang pintar yag malas. Tempo hari anak seorang teman yang sudah kelas 5 di Indoensia karena umurnya masih 10 tahun maka dia harus duduk dikelas 4 di jepang. Tidak ada siswa teladan apalagi penghargaan seperti cum-laude dan sebangsanya. Justru pola pendidikan individual sangat ketara di Indonesia, bahkan anak2 yang pintar bisa loncat kelas, bisa menyandang gelar hebat tanpa dituntut karyanya, begitupun anak2 yang kaya bisa memlih sekolah dengan tingkat prestise seperti apapun. Anak-anak yang bodoh dan miskin hanyalah sampah, justru mereka yang harusnya dikasihani. Kita jangan membikin negara yang membedakan manusia dengan milai-nilai semcam ini, yang hanya akan mucul adalah kecemburuan, kekecewaan, permusuhan dan akhirnya antitesa...revolusi. Selain itu masyarakat jepang sangat homogen semntara kita sangat heterogen. Komunitas yang dibangun dengan tingat heterogen yang tinggi memerlukan energi extra yang mungkin lebih besar dari energi internal. Ini mungkin masalah hukum dimana sejak awal hukum tidak diterapkan dengan sungguh2 dan sering dilanggar. Kalau hukum tidak bisa mengatasi ini pasti ada sesatu yang tidak beres dengan hukumnya atau pelaksananya. Selain itu tingkat pendidikan rata2 yang masih rendah,... misalnya ada kabupaten di pulau jawa yang lebih dari separuh pendudukanya tidak tamat SD, nah kalau orang2 yang tidak tamat SD ini ke jakarta apa yang akan terjadi? Kalau dikatakan mereka melanggar hukum, mereka hanya akan melongo. Apa itu hukum? Kalau pembangunan sektor pendidikan di Indonesia masih seperti ini, ya tetap aja repot. Banyak yang mepengaruhi angka bunuh diri dijepang: 1. Tidak beragama, kalau gagal atau kecewa maka yang paling mudah adalah bunuh diri, dan nggak
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 -Original Message- From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 10, 2003 2:00 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Wed, 10 Dec 2003 12:52:18 +0100 Made Mahardika wrote: Menurut saya, kalau memang jenis kerjaan memungkinkan, di satu hari kita bisa produktif lebih dari 8 jam. Maka di lain hari kita bisa menggunakan waktu kantor untuk kepentingan pribadi. Sepanjang dalam seminggu kita bisa menunjukkan bahwa kita produktif sebanyak 40 jam. Saya dari dulu bermimpi untuk bisa membuat workmanship untuk setiap item pekerjaan shg bisa mengukur jam produktif karyawan. Saya pernah merasakannya saat kerja praktek di Garuda Maintenance Shop dulu kala, tp nggak punya bayangan pasti utk pekerjaan di lingkungan perkantoran secara umum. Bagaimana sih cara mengukur jam produktif di tempat kerja Anda ? Semuanya didasarkan atas project description (Perusahan tempat saya berkerja mendevelop software untuk mechanical systems). Pendefinisian project description sangat rinci, salah satunya adalah tahapan pelaksanaanya dan berapa lama butuh waktu. Persiapannya butuh waktu 2 a 3 minggu. Setiap project biasanya berlangsung 3 bulan. Kemudian kita sendiri punya program mingguan, apa2 saja yang akan dikerjakan yang mana suverpisor juga terima kopinya. Nah kalau semua progam yang kita rencanakan dalam seminggu itu selesai maka kita katakan bahwa kita productif (jadi kalau lebih cepat selesai, kita punya extra waktu untuk yang lain). Bukan berarti kalau program mingguan nggak selesai, lalu kita nggak produktif. Kalau memang ada kesulitan, terutama karena factor teknis, dan kita langsung menjelaskan kesulitan itu kepada supervisor maka, jika perlu, project schedule akan diubah jika memungkinkan atau limitasi dari project diperketat. Hal ini kita anggap juga productif. Semuanya tertulis dan terarsip. Konsep ini tentu akan jalan jika interkasi antara supervisor dengan pelaksana relatif erat. Salam, Made Mahardika --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Nambahin informasi rekan Made sedikit ah, Saya nggak tahu gimana sistem SD di Gouda, tempat rekan Made tinggal, tapi kalau di Delft ada 3 sistem SD: 1- Sistem Klasik 2- Sistem Dalton 3- Sistem Montessori Sistem Klasik sama dengan SD di Indonesia -segala sesuatunya ditentukan oleh guru-, namun beberapa tahun terakhir ini sudah mulai mengarah ke sistem Dalton. Sistem Dalton sendiri merupakan perpaduan antara sistem Klasik dan Sistem Montessori. Sistem Montessori adalah sistem dimana anak dibimbing secara individual dan dilatih untuk mandiri dengan antara lain dibimbing membuat planning belajar setiap minggu. Planning mingguan ini setelah diakumulatif harus dapat mencapai target bulanan yang ditentukan oleh guru. Karena planning mingguan ini sifatnya sangat individual, maka nggak heran kalau dalam suatu minggu seorang anak didik lebih banyak pergi ke ruang workshop untuk membuat prakarya, sementara anak didik yang lain justru ke ruang komputer untuk membuat karya tulis. Sekalipun demikian, guru juga tidak melupakan pemberian tugas2 kelompok, karena ini penting untuk proses sosialisasi anak didik. Dalam sistem Montessori ini anak didik belajar dengan didukung oleh berbagai macam alat bantu, sehingga anak tidak belajar secara menghapal buta, melainkan selalu ada visualisasinya. Cara ini membuat suatu pokok bahasan menjadi semakin mudah dicerna. Anak saya bersekolah di SD Montessori ini sebelum di SMP. Barangkali anaknya Made bersekolah di SD yang juga menerapkan sistem Montessori ini. Dalam setiap sekolah apapun tipenya, peran Orang Tua dalam membantu sekolah sangat krusial, dan semua dilakukan dengan senang hati dan saling bantu membantu tanpa bayaran. Istri saya sempat bertugas selama 2 tahun sebagai Pengasuh Perpustakaan Sekolah bersama para orang tua murid lainnya. Para orang tua murid ini seminggu sekali secara bergantian melayani anak2 mereka meminjam dan mengembalikan buku perpustakaan. Keterlibatan orang tua terhadap sekolah ini juga berlanjut sampai ke tingkat sekolah menengah. Anak saya tahun ini duduk di kelas 1 SMP. Buku2 pelajarannya dipinjamkan sekolah. Para orang tua murid yg dapat meluangkan waktunya diminta menyusun buku2 tsb kedalam box-box sebelum dibagikan kepada para murid. Ini semua dilakukan secara suka rela tanpa bayaran. Paling2 dapet kopi, teh dan kue-kue kecil dari sekolah. Di tingkat Sekolah Menengah ini, yang baru saja diperbaiki lagi kurikulumnya (kalau nggak salah th. 2002) sekolah juga memberikan porsi individual yang semakin besar kepada anak didik. Dalam 3 tahun pertama, peran guru dan mentor dalam proses belajar-mengajar masih dominan, tapi dalam 3 tahun kedua, sudah mendekati sistem di universitas, dimana kemandirian dan kesadaran anak didik yang lebih dominan. Salam hangat, HermanSyah XIV. Made Mahardika [EMAIL PROTECTED] 12/10/2003 13:48 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 -Original Message- From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 10, 2003 1:11 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Wed, 10 Dec 2003 12:52:18 +0100 Made Mahardika wrote: Sebagai tambahan yang cukup menarik. Konsep diatas sudah diterapkan di Sekolah dasar di Belanda. Anak saya yang sekarang duduk di kelas 5, setiap awal minggu mereka mendefiniskan pelajaran2 apa saja yang akan di perlajari dalam minggu yang bersangkutan. Ini dilakukan oleh guru bersama degan si murid. Wow level SD sudah begitu ? Saya juga kaget. Tapi melihat kesibukan kita yang sangat ketat, dengan cara ini kita bisa me-match antara program kerja kita dan jatah waktu untuk membantu si anak. Hal ini sangat penting karena guru tidak bisa memberikan sepenuhnya waktu yang dibutuhkan oleh si murid. Untungnya, sekolah sudah memberikan program mereka untuk setahun ke depan. Jadi paling nggak hal2 pokok kita sudah bisa plan. Tetapi kadang2 ada perubahan mendadak. Disinilah kita butuh korupsi waktu kerja dalam batas2 toleransi. Tanpa adanya toleransi yang diceritakan rekan Hermansyah, roda kehidupan di Belanda nggak bisa jalan. Seingat saya dosen saya dulu yg menggunakan cara ini cuma 1 orang y.i. Pak Sulaiman Nasseri (Elektro), dan yg rada mirip-2x adalah Pak Hariadi Supangkat (Fisika). Berat akan tetapi menarik caranya Pak Sulaiman itu, yg membuat mudah hanyalah krn di Elektro (kala itu) kami cuma punya 1 buku pegangan (acuan) utk satu mata kuliah, shg silabusnya praktis mengikuti buku itu saja
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Pak Syafril Yth., Ini pendapat saya : Benar sekali pak, kita membutuhkan sesuatu yang menjadi acuan bersama dalam bertindak di masyarakat. Sampai sekarang saya kira Pancasila-lah yang bisa menjadi acuan bersama sehingga kita bisa bersatu. Tapi sayang cara-cara sosialisasinya yang salah, terlalu artificial terlalu dipaksakan sehingga banyak pihak menjadi antipati terhadap penataran P4 (termasuk saya) Mengenai homogenitas dan heterogenitas, seperti juga kita tidak dapat memilih untuk dilahirkan oleh siapa, kita juga tidak bisa memilih untuk homogen atau heterogen. Masing-masing ada keuntungannya ada kekurangannya. Bayangkan pak, kalau tubuh kita ini kepala semua atau tangan semua, nggak ada kaki nggak ada jantung, nggak ada dada. Oh...seram Di dalam heterogenitas kita bisa saling mengisi, saling menutup kekurangan, saling mendukung, membuat hidup lebih bervariasi, lebih indah. Tapi untuk bisa bersatu memang kita membutuhkan sesuatu yang sama, common values. Untuk itulah para pendiri Republik Indonesia menggali Pancasila dan menentukan bahasa pemersatu. Singkatnya apa yang baik dari homogenitas dan heterogenitas kita ambil, kita ramu dan kita nikmati, sementara yang jelek-jeleknya sedapat mungkin dijauhkan, bagaimana caranya ya ? salam, Kunjaya Syafril Hermansyah writes: Anda benar, faktor homogen ini penting. Rasanya saya pernah posting di milis ini soal komentar teman saya dari Jamaika yg bilang betapa beratnya tugas Presiden di negeri ini agar bisa memajukan bangsanya karena heterogenitas ini. Tindakan Pak Harto dulu yg mensosialisasikan Panca Sila secara merata dan berkesinambungan adalah tindakan yg benar dan mesti diteruskan (IMHO of course), krn Panca Silalah yg mrpkan sistem nilai yg harus jadi acuan bersama di negeri ini, bukan adat Jawa, Sunda, Batak, Melayu atau lainnya. Saya ingat betapa Astra dulu mau keluarkan uang dan waktu yg besar hanya untuk mensosialisasikan Panca Dharma Astra demi homogenitas (mulai karyawan terendah s/d tertinggi di training P4 dan Panca Dharma Astra, di konsinyir di Training Center Sunter sana, tidak ngantor). -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Thu, 11 Dec 2003 07:13:46 +0700 Chatief Kunjaya wrote: Benar sekali pak, kita membutuhkan sesuatu yang menjadi acuan bersama dalam bertindak di masyarakat. Sampai sekarang saya kira Pancasila-lah yang bisa menjadi acuan bersama sehingga kita bisa bersatu. Tapi sayang cara-cara sosialisasinya yang salah, terlalu artificial terlalu dipaksakan sehingga banyak pihak menjadi antipati terhadap penataran P4 (termasuk saya) Memang maksud baik akan tetapi jika cara penanganan tidak bagus hasilnya juga tidak bagus. Mengenai homogenitas dan heterogenitas, seperti juga kita tidak dapat memilih untuk dilahirkan oleh siapa, kita juga tidak bisa memilih untuk homogen atau heterogen. Masing-masing ada keuntungannya ada kekurangannya. Bayangkan pak, kalau tubuh kita ini kepala semua atau tangan semua, nggak ada kaki nggak ada jantung, nggak ada dada. Oh...seram Kalau ibarat tubuh kita, ada pemersatu/koordinatornya y.i. otak (dan hati kalau menurut konsep Islam). Tapi untuk bisa bersatu memang kita membutuhkan sesuatu yang sama, common values. Untuk itulah para pendiri Republik Indonesia menggali Pancasila dan menentukan bahasa pemersatu. Singkatnya apa yang baik dari homogenitas dan heterogenitas kita ambil, kita ramu dan kita nikmati, sementara yang jelek-jeleknya sedapat mungkin dijauhkan, bagaimana caranya ya ? Kalau mengambil analogi tubuh kita diatas, maka yg diperlukan adalah seorang pemimpin yg visioner (menggunakan hati/insting dan otaknya untuk berpikir dg baik) dan administrator (menggunakan hati/insting dan otaknya utk melakukan koordinasi semua bagian tubuh). Visioner dan administrator tidak usah harus di satu orang (kalau kita tidak punya Superman macam itu), bisa dua orang yg berbeda akan tetapi mengerti satu sama lain. -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Saya kira memang kita musti sepaham dulu dengan apa yg dimaksud korupsi. Menurut salah satu definisi di Encarta Dictionary, corruption disebutkan sebagai: dishonest exploitation of power for personal gain. Meriem Webster Dictionary bilang: inducement to wrong by improper or unlawful means (as bribery) Cambridge Dictionary bilang: illegal, immoral or dishonest behaviour, especially by people in positions of power Jadi, ada unsur2 'tidak mengikuti rules (unlawful)', 'tidak jujur', 'terutama bagi orang yang memiliki kekuasaan', dan dipergunakan 'untuk kepentingan pribadi'. Kalau 'rules' di kantor memperbolehkan karyawannya ber email dan berinternet ria dengan bebas, maka berjam2pun kita email2an dan berinternet2an tentu itu nggak masuk kategori korupsi. Di kantor saya, tdk ada larangan dan batasan dalam beremail dan berinternet. Sensor thd situs2 'hot'pun pun tidak dilakukan. Bahkan masuk kantorpun boleh jam berapa saja, asalkan ketika musti rapat hadir tepat waktu. Yang penting adalah semua tugas selesai on schedule. Maka, dengan rule spt ini, saya merasa tidak ada beban ketika harus menumpahkan segala pikiran saya untuk milis Yon I ini selama berjam2, he he he. Malah suatu waktu ketika boss saya menghampiri saya untuk suatu keperluan pekerjaan, pas lihat monitor komputer saya yang dipenuhi dengan bahasa Indonesia dari atas sampai bawah, dia cuma bilang, U, saya nggak ngerti apa yang kamu tulis itu. Saya sendiri nggak pernah di interogasi sebagai mata2 sampai saat ini, ha ha ha. Saya kira model kerja spt di kantor saya ini sudah mulai menjadi semacam 'standard' di Eropa Barat ini, terutama untuk software oriented companies. Di Indonesia, kalau kita lihat cerita pak Syafril, juga kelihatannya sudah mengarah kesana. Jadi, korupsi yg kita singgung selama ini rasanya jelas yaitu suatu 'dishonest acts' yang dilakukan secara 'unlawful' (melanggar rules), terutama oleh orang2 yang memiliki kekuasaan, yang dilakukan untuk kepentingan pribadi. Sebagai karyawan yang tidak memiliki kekuasaan, kita dapat dianggap melakukan korupsi bisa juga tidak, tergantung rules yang berlaku di perusahaan kita kerja. Tapi, ada suatu ketika dimana orang2 yang tidak memiliki kekuasaan melanggar rules tapi menurut saya masih dapat dikategorikan sebagai bukan tindakan korupsi. Misalnya masalah ATK. Di kantor saya setiap karyawan bebas mengambil keperluan ATK seberapa dia butuhkan, asal saja itu untuk keperluan pekerjaan. Jadi, saya boleh saja ambil 10 ballpoint sekaligus misalnya, dimana 1 saya gunakan, sementara 9 sisanya saya bagi2kan ke anak saya dan ke ponakan2 saya di Indonesia. Mengambil 10 ballpoint ini saya nggak ditegur. Tapi moral saya bilang, kalau perusahaan saya porotin begini, nanti overheadnya jadi gede, lalu jadi bangkrut, padahal bukan disebabkan oleh kepentingan kantor, lalu sekian banyak orang termasuk saya musti cari kerja baru, wah repot. Jadi, saya cukup ambil 2 ballpoint saja, yang satu saya pakai, yang satu lagi saya bawa pulang buat anak saya. Ini menurut saya tidak masuk kategori korupsi karena kerugian yang ditimbulkannya terhadap perusahaan sangat tidak significant. Jadi, diluar unsur2 yang telah disebutkan diatas, menurut saya ada satu unsur lainnya yang perlu ditambahkan dalam definisi korupsi yaitu: khusus untuk orang2 yang tidak memiliki kekuasaan, menimbulkan kerugian yang signifikan kepada pihak lain. Salam hangat, HermanSyah XIV. Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] 12/09/2003 03:26 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Tue, 9 Dec 2003 07:31:24 +0700 [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju dengan apa2 yang Bapak kemukakan. Saya juga memakai fasilitas kantor untuk membuat surat ini dan beberapa kegiatan lainnya yang tidak untuk saya pribadi, tetapi hal tsb masih dalam batas2 yang sesuai dengan kebijakan kantor, sehingga saya masih bisa mempertanggung-jawabkannya. Ha..ha..ha.. itu point yg bagus, bukan sufi yg hanya mengurus diri sendiri yg diperlukan negeri ini, melainkan sufi yg mau terjun ke masyarakat, memperbaiki akhlak masyarakat sesuai dg porsi dan kemampuannya. Saya lebih dari Pak Harry dalam menggunakan fasilitas kantor, listserver inikan punyanya kantor (walaupun perusahaan ini milik saya tp saya tidak bayar sewa bulanan dari kantong sendiri). Bisa dibilang listserver ini hidup dari subsidi silang, biayanya mengambil dari biaya sosial dari kantor saya. Kembali kemasalah Sufi, karena mencari Sufi yg mau membantu masyarakat itu sulit, maka seorang Harry Kusna pun jadilah :-) -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Tue, 9 Dec 2003 00:21:06 -0800 (PST) Rifki Muhida wrote: Saya lebih dari Pak Harry dalam menggunakan fasilitas kantor, listserver inikan punyanya kantor (walaupun perusahaan ini milik saya tp saya tidak bayar sewa bulanan dari kantong sendiri). Bisa dibilang listserver ini hidup dari subsidi silang, biayanya mengambil dari biaya sosial dari kantor saya. Kalau seandainya Pak Hari dan pak Safril diajukan kepengadilan dengan da'waan korupsi, menggunakan fasilitas kantor (walaupun jumlahnya sangat kecil), bagaimana membuat pembelaanyasementara belum ada perjanjian tertulis untuk itu. Ha...ha..ha.. Anda nggak teliti dg tulisan biaya sosial yg saya tulis diatas. Kami ini bisnisnya adalah internet services, bbr aplikasi yg kami gunakan didapat secara free dari Internet (listserver ini mulai dari O/S, ListServer, MailServer bahkan List/News Archive kitapun menggunakan full OpenSource). Kami tidak membayar satu sen pun ke Developer O/S dan aplikasi yg kami pakai, bahkan kami dibantu oleh ybs melalui diskusi di Mailing List dan News Groups, atau private mail. Saat ini kami belum mampu memberikan donasi yg cukup kepada komunitas Internet yg telah bersusah payah membangun O/S dan aplikasi ini, yg bisa kami berikan adalah kami berikan services free (yg mudah-2x an berkualitas) juga kepada komunitas Internet sebagai timbal baliknya. Services free inilah yg kami sebut dg biaya sosial, sbg rasa terimakasih kami/perusahaan terhadap masyarakat. Jadi penggunaan listserver ini secara free tercakup dalam kebijakan perusahaan, kebetulan saja komunitas Resimen Mahawarman ikut menikmatinya. Listserver ini juga hosting utk Free Mailing List utk diskusi soal OpenSource dan aplikasi-2x nya, ftpserver kami hosting aplikasi-2x OpenSource sehingga komunitas OpenSource di Indonesia bisa secara cepat mendownload file-2x yg diperlukan krn lokasi server kami yg berada di Indonesia (hemat bandwidth). -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Tue, 9 Dec 2003 10:18:34 +0100 [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya kira memang kita musti sepaham dulu dengan apa yg dimaksud korupsi. Ah ya.. ini pandangan yg paling benar, dalam diskusi terminologinya memang sebaiknya sepakat dulu biar tidak rancu. Kalau 'rules' di kantor memperbolehkan karyawannya ber email dan berinternet ria dengan bebas, maka berjam2pun kita email2an dan berinternet2an tentu itu nggak masuk kategori korupsi. Di kantor saya, tdk ada larangan dan batasan dalam beremail dan berinternet. Sensor thd situs2 'hot'pun pun tidak dilakukan. Bahkan masuk kantorpun boleh jam berapa saja, asalkan ketika musti rapat hadir tepat waktu. Yang penting adalah semua tugas selesai on schedule. Maka, dengan rule spt ini, saya merasa tidak ada beban ketika harus menumpahkan segala pikiran saya untuk milis Yon I ini selama berjam2, he he he. Malah suatu waktu ketika boss saya menghampiri saya untuk suatu keperluan pekerjaan, pas lihat monitor komputer saya yang dipenuhi dengan bahasa Indonesia dari atas sampai bawah, dia cuma bilang, U, saya nggak ngerti apa yang kamu tulis itu. Saya sendiri nggak pernah di interogasi sebagai mata2 sampai saat ini, ha ha ha. Wah cocok banget tuh dg saya, ada lowongan nggak ya disitu he..he..he.. Saya kira model kerja spt di kantor saya ini sudah mulai menjadi semacam 'standard' di Eropa Barat ini, terutama untuk software oriented companies. Di Indonesia, kalau kita lihat cerita pak Syafril, juga kelihatannya sudah mengarah kesana. Sudah ada yg memulainya, http://www.balicamp.com dkk. Jadi, korupsi yg kita singgung selama ini rasanya jelas yaitu suatu 'dishonest acts' yang dilakukan secara 'unlawful' (melanggar rules), terutama oleh orang2 yang memiliki kekuasaan, yang dilakukan untuk kepentingan pribadi. Sebagai karyawan yang tidak memiliki kekuasaan, kita dapat dianggap melakukan korupsi bisa juga tidak, tergantung rules yang berlaku di perusahaan kita kerja. Tepat. Tapi, ada suatu ketika dimana orang2 yang tidak memiliki kekuasaan melanggar rules tapi menurut saya masih dapat dikategorikan sebagai bukan tindakan korupsi. Misalnya masalah ATK. Di kantor saya setiap karyawan bebas mengambil keperluan ATK seberapa dia butuhkan, asal saja itu untuk keperluan pekerjaan. Jadi, saya boleh saja ambil 10 ballpoint sekaligus misalnya, dimana 1 saya gunakan, sementara 9 sisanya saya bagi2kan ke anak saya dan ke ponakan2 saya di Indonesia. Mengambil 10 ballpoint ini saya nggak ditegur. Tapi moral saya bilang, kalau perusahaan saya porotin begini, nanti overheadnya jadi gede, lalu jadi bangkrut, padahal bukan disebabkan oleh kepentingan kantor, lalu sekian banyak orang termasuk saya musti cari kerja baru, wah repot. Jadi, saya cukup ambil 2 ballpoint saja, yang satu saya pakai, yang satu lagi saya bawa pulang buat anak saya. Ini menurut saya tidak masuk kategori korupsi karena kerugian yang ditimbulkannya terhadap perusahaan sangat tidak significant. Bagus sekali. Di tempat saya, kami mencoba utk menerapkan unsur intrapreneurship sejauh mungkin. Karyawan (sales) tahu persis cost setiap barang yg dijual dan brp profitnya, mereka harus memanage business cycle masing-2x (mulai dari Sales Order s/d Collection), bukan hanya Sales Cycle; demikian pula halnya dg bagian services. Setiap bagian (lain) tahu bahwa mereka merupakan bagian dari business cycle, jika dia kerja tidak bagus maka ya nggak usah mengharapkan gaji tinggi malah mungkin nggak gajian ha..ha..ha... Jadi, diluar unsur2 yang telah disebutkan diatas, menurut saya ada satu unsur lainnya yang perlu ditambahkan dalam definisi korupsi yaitu: khusus untuk orang2 yang tidak memiliki kekuasaan, menimbulkan kerugian yang signifikan kepada pihak lain. Nice words. -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Pak Syafril, Wah cocok banget tuh dg saya, ada lowongan nggak ya disitu he..he..he.. Ada, cuma syaratnya musti bisa bahasa Urdu dan mau makan keju dan ikan Haring mentah, ha ha ha. Salam hangat, HS XIV. --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 100% betul Pak Rastihatmaksud saya yang di seberang jalan Dago, tapi malem minggu tea' sampai repot mau nyebrangnya saking padatnya lalu lintas.akhirnya cuman dapet memandangnya saja sambil makan jagung bakar.ati2 he he he bukan apa2 istri lagi disebelah sama-sama makan jagung bakar.. nasib tulungagung... sukris - Original Message - From: Rastihat [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, December 06, 2003 1:58 PM Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Bukan diseberang lautan, tapi diseberang jalan - Original Message - From: Edy Christiono [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, December 06, 2003 12:37 PM Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Gadis di seberang lautan tampak, istri di pelupuk mata tidak tampak. hehehe istri dipelupuk mata sih nampak.cuman gadis yang diseberang itu lhobikin gemes... --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Pak Susilo, Maaf pertama kami overlook email bapak, kedua mungkin kami salah tafsir, sejauh ini kami bertanggung jawab mengenai : 1.Perijinan penerjunan (airspace /notam) 2.Pelaksanaan penerjunan (penyiapan penerjun, dz master crew, pesawat terbang) 3.Peminjaman 2 buah tenda pleton ke Lanud Suryadharma (lebih dekat drpd ke Wingdik paskhas) 4.truk reo (kalau diperlukan) sejauh ini utk item di atas A-ok. Tentunya memang dari pihak Panitia sebaiknya menyiapkan surat permohonan ijin penggunaan lapangan kepada penguasa lingkungan/daerah polisi baik utk kegiatan tea walk - end point maupun penerjunan okasi penerjunan. Kami weekend ini ke kalijati lagi, kami akan cek kepada siapa surat ijin diajukan untuk penggunaan tempat. Mohon nanti pak Susilo dapat membantu penyiapan suratnya. Demikian yang kami dapat sampaikan, terimakasih atas perhatiannya. wassalam, edy chris - Original Message - From: Susilo Siswoutomo [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, December 07, 2003 7:52 AM Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Mas Eddy Sukris, anda ditunggu pada rapat Panitia hari Selasa nanti lho. Ngomong ngomong mas Eddy sudah jadi kirim surat ijin pakai lapangan bola belum ya? Sampai nanti Wassalam Susilo -Original Message- From: Edy Christiono [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 06 Dec 2003 12:37:54 +0700 Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Gadis di seberang lautan tampak, istri di pelupuk mata tidak tampak. hehehe istri dipelupuk mata sih nampak.cuman gadis yang diseberang itu lhobikin gemes... --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Rekans CORPS sekalian , Penyampaian Harry , tanggapan bung Syafril , kekhawatiran Andoko , Hermansyah , dan kesufi an rekan Eddy Gaffar dan komentar rekans lainnya memang sangat beragam , tergantung sudut pandang dan keyakinan masing2 ,.. Tetapi , persoalan bangsa yang begitu besar , memerlukan tekad dan semangat yang jauh lebih besar lagi , ..juga pengorbanan . Mengapa kita menyakiti diri kita sendiri dengan mengorek-ngorek dan mengoreksi segala kelakuan kita sendiri yang sudah pasti dilahirkan dengan segala kekurangan dan ketidak sempurnaan ?? Tekad dan keyakinan yang ada pada diri kita , sebenarnya sudah berfungsi sebagai screen-sensor yang paling canggih untuk bisa menghindarkan diri kita dari tindakan tercela ,..secara otomatis , tanpa dikorek2 lagi . Kalau kita mau maju bertempur , lengkapilah diri kita dengan segala keperluan perang , termasuk menaikkan semangat tempurnya ,... Kalau kita cuma sibuk ngurusi diri sendiri , kapan kita bisa menggempur musuh yang makin bersimaharajalela ?? Siapkah kita ?? Wassalam , Priyo PS --Original Message- From: Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 9 Dec 2003 09:26:55 +0700 Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Tue, 9 Dec 2003 07:31:24 +0700 [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju dengan apa2 yang Bapak kemukakan. Saya juga memakai fasilitas kantor untuk membuat surat ini dan beberapa kegiatan lainnya yang tidak untuk saya pribadi, tetapi hal tsb masih dalam batas2 yang sesuai dengan kebijakan kantor, sehingga saya masih bisa mempertanggung-jawabkannya. Ha..ha..ha.. itu point yg bagus, bukan sufi yg hanya mengurus diri sendiri yg diperlukan negeri ini, melainkan sufi yg mau terjun ke masyarakat, memperbaiki akhlak masyarakat sesuai dg porsi dan kemampuannya. Saya lebih dari Pak Harry dalam menggunakan fasilitas kantor, listserver inikan punyanya kantor (walaupun perusahaan ini milik saya tp saya tidak bayar sewa bulanan dari kantong sendiri). Bisa dibilang listserver ini hidup dari subsidi silang, biayanya mengambil dari biaya sosial dari kantor saya. Kembali kemasalah Sufi, karena mencari Sufi yg mau membantu masyarakat itu sulit, maka seorang Harry Kusna pun jadilah :-) -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip: http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Date: Tue, 9 Dec 2003 00:21:06 -0800 (PST) From: Rifki Muhida [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi Kalau seandainya Pak Hari dan pak Safril diajukan kepengadilan dengan da'waan korupsi, menggunakan fasilitas kantor (walaupun jumlahnya sangat kecil), bagaimana membuat pembelaanyasementara belum ada perjanjian tertulis untuk itu. Pak Rifki, Setiap tahun saya menanda tangani perjanjian Business Standard Compliance di tempat saya bekerja. Sebagai pegangan, kami sebagai pekerja mempunyai buku Standard of Business Conduct dan berdasarkan buku ini saya bisa mengatakan bahwa apa yang saya lakukan dapat saya pertanggung-jawabkan. Di sisi lain buku ini juga merefleksikan budaya/idealisme perusahaan tempat saya bekerja, dimana yang saya tangkap, kejujuran, idealisme yang realistis merupakan pegangan bagi kami2 sebagai pekerjanya. Tempat saya bekerja mendukung partisipasi sosial pekerja di lingkungannya, tentunya dengan batas2 tertentu mengacu kepada buku tsb. Mudah2an saya dan teman2 yang lain selalu bisa berada dalam batas2 tsb. Amin. Wassalam, Harry Kusna --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Pak Harry, Kalau boleh dapat copy buku tsb. mungkin bisa bermanfaat buat kami di Pertamina. Terima kasih. Salam Hafzal -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 10 Desember 2003 16:22 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Date: Tue, 9 Dec 2003 00:21:06 -0800 (PST) From: Rifki Muhida [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi Kalau seandainya Pak Hari dan pak Safril diajukan kepengadilan dengan da'waan korupsi, menggunakan fasilitas kantor (walaupun jumlahnya sangat kecil), bagaimana membuat pembelaanyasementara belum ada perjanjian tertulis untuk itu. Pak Rifki, Setiap tahun saya menanda tangani perjanjian Business Standard Compliance di tempat saya bekerja. Sebagai pegangan, kami sebagai pekerja mempunyai buku Standard of Business Conduct dan berdasarkan buku ini saya bisa mengatakan bahwa apa yang saya lakukan dapat saya pertanggung-jawabkan. Di sisi lain buku ini juga merefleksikan budaya/idealisme perusahaan tempat saya bekerja, dimana yang saya tangkap, kejujuran, idealisme yang realistis merupakan pegangan bagi kami2 sebagai pekerjanya. Tempat saya bekerja mendukung partisipasi sosial pekerja di lingkungannya, tentunya dengan batas2 tertentu mengacu kepada buku tsb. Mudah2an saya dan teman2 yang lain selalu bisa berada dalam batas2 tsb. Amin. Wassalam, Harry Kusna --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Wed, 10 Dec 2003 08:21:46 +0700 Syarif Hidayat wrote: Kalau 'rules' di kantor memperbolehkan karyawannya ber email dan berinternet ria dengan bebas, maka berjam2pun kita email2an dan berinternet2an tentu itu nggak masuk kategori korupsi. Di kantor saya, tdk ada larangan dan batasan dalam beremail dan berinternet. + maksudnya mungkin tidak ada secara tertulis ? Atau memang tertulis ? Kalau di tempat saya tidak tertulis. S/d saat ini saya (masih) berpendapat bahwa manusia yg terlalu diatur dengan hukum-2x tertulis adalah manusia yg kurang bermartabat (maaf kalau tidak sependapat), semua aturan-2x yg sifatnya kondisional dan situasional diberlakukan secara temporal (diberlakukan dan ditarik melalui tulisan di Internal Mailing List saja). Di tempat saya, hanya Company Philosophy dan Prosedur MINU (Administrasi umum, spt cara pembuatan nomor surat dsb) saja yg tertulis secara resmi. Semua aturan-2x yg ada merupakan interpretasi dari company philosophy. Jadi, diluar unsur2 yang telah disebutkan diatas, menurut saya ada satu unsur lainnya yang perlu ditambahkan dalam definisi korupsi yaitu: khusus untuk orang2 yang tidak memiliki kekuasaan, menimbulkan kerugian yang signifikan kepada pihak lain. + Barangkali, ya barangkali, yang kita perlu tanya adalah nurani kita, apakah kita sudah korupsi, atau berniat mengorupsi ? Saya sering mendengar orang ngomong dan menulis soal nurani ini sbg tolok ukur, menurut pandangan saya pandangan itu tidak tepat, krn nurani sifatnya dinamis, bisa berubah-ubah dan sangat relatif/subjectif. Sebagai contoh, orang-2x yg lama beraktitas di ruang gawat darurat rumah sakit umum sering dikatakan nuraninya tumpul, krn korban yg sudah terluka parah (menurut pandangan awam) kok ya ditangani dg alon-2x saja. Yg seharusnya jadi tolok ukur adalah sistem nilai (company philosophy ) dari rumah sakit itu, yg mestinya diturunkan dari sistem nilai yg berlaku umum di masyarakat kita (Indonesia). + Kelemahan manusia juga adalah bhw kalau sudah terbiasa mengambil (mengorupsi) sedikit (in-signifikan) - dan tak ada yang menghukum, akan mengambil lagi agak lebih besar - sampai akhirnya sangat besar. Jadi, kata pak ustadz, mendingan samasekali jangan dimulai dari kecil / sedikit Nah itu dia, dampaknya preferensi dia terhadap hal-2x yg baik dan buruk menjadi berubah (dpl nurani sbg referensi diapun berubah). + Saya dulu (tahun 70-an 80-an) suka membawa pulang (nyolong) sendok / pisau perak dari pesawat terbang utk memorabilia, juga kunci hotel atau barang kecil lain. Sekarang rasanya punya hutang yg harus dibayar. Gimana ya bayarnya ? Airlines ybs sudah bangkrut dan Hotelnya entah masih ada entah bubar, lagipula ongkos kirim pos kesana mahal banget karena kunci kan berat. Ha...ha...ha... kalau itu mah soal lain, pihak airline/hotel sudah memperhitungkan hal itu didalam biaya marketing (kalau marketing manager blm menghitung yg begituan wah ya ). -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Mon, 8 Dec 2003 14:09:07 +0700 [EMAIL PROTECTED] wrote: mohon maaf, apakah yang membahas buku tentang korupsi telah terlepas dari korupsi, apakah itu korupsi uang, waktu, fasilitas kantor untuk keperluan pribadi. Tentunya kalau kita masih terlibat korupsi kurang etis rasanya membahas penanggulangan korupsi, jadinya maling teriak maling. Jadi menurut saya sih tetap pada : 1. mulailah dari diri sendiri 2. mulailah dari hal yang kecil 3. mulailah dari sekarang mohon maaf atas kekeliruan saya atau bila ada yang kurang berkenan. salam Nah ini dia contoh alumni kita yg ditanyakan Pak Susilo muncul kepermukaan. -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Kalo gurunya laki-laki, setahu saya kencingnya pasti berdiri. Jadi peribahasa itu menggambarkan hal yang memang sewajarnya begitu, tapi si murid kencing berlari itu yang engga beres, kebelet aja kali..!! (Sorry engga nyambung dengan topik yang dibicarakan). Djan2. Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] wrote: 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Sat, 6 Dec 2003 09:10:41 +0700 Andoko wrote: kalau menurut saya, Korupsi itu tidak bisa diberantas hanya dari pimpinan, tapi juga dari bawah, jadi kesimpulannya, pemberantasan korupsi harus serentak, secara tegas diberlakukan dari atas sampai ke bawah. Wah sampeyan lupa peribahasa nenek moyang kita guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Kalau Dirut tidak korupsi, mana berani Direktur nyoba-2x, kalau Direktur tidak korupsi mana berani Manager korupsi, kalau manager tidak korupsi mana berani supervisor korupsi. Kalau yg diatas tidak korupsi, maka dengan sangat enak (ringan hati) dia melakukan tindakan tegas terhadap bawahannya, tidak sebaliknya (belum pernah kejadian bahwa bawahan menindak tegas atasan yg melakukan pelanggaran he..he..he.). -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman - Do you Yahoo!? New Yahoo! Photos - easier uploading and sharing --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Sat, 6 Dec 2003 09:10:41 +0700 Andoko wrote: kalau menurut saya, Korupsi itu tidak bisa diberantas hanya dari pimpinan, tapi juga dari bawah, jadi kesimpulannya, pemberantasan korupsi harus serentak, secara tegas diberlakukan dari atas sampai ke bawah. Wah sampeyan lupa peribahasa nenek moyang kita guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Kalau Dirut tidak korupsi, mana berani Direktur nyoba-2x, kalau Direktur tidak korupsi mana berani Manager korupsi, kalau manager tidak korupsi mana berani supervisor korupsi. Kalau yg diatas tidak korupsi, maka dengan sangat enak (ringan hati) dia melakukan tindakan tegas terhadap bawahannya, tidak sebaliknya (belum pernah kejadian bahwa bawahan menindak tegas atasan yg melakukan pelanggaran he..he..he.). -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 tapi, kalau kita berantas atasnya (saja), yang dibawah-bawah ini suatu saat toh bakal jadi penerusnya kan pak? Kalau pendapat saya, untuk memberantas korupsi, harus ditetapkan suatu undang-undang yang komplit-melibas siapapun yang melakukan korupsi, baik dari atas maupun dari bawah. salam, andoko 9677.08.32536 - Original Message - From: Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, December 08, 2003 11:48 AM Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Sat, 6 Dec 2003 09:10:41 +0700 Andoko wrote: kalau menurut saya, Korupsi itu tidak bisa diberantas hanya dari pimpinan, tapi juga dari bawah, jadi kesimpulannya, pemberantasan korupsi harus serentak, secara tegas diberlakukan dari atas sampai ke bawah. Wah sampeyan lupa peribahasa nenek moyang kita guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Kalau Dirut tidak korupsi, mana berani Direktur nyoba-2x, kalau Direktur tidak korupsi mana berani Manager korupsi, kalau manager tidak korupsi mana berani supervisor korupsi. Kalau yg diatas tidak korupsi, maka dengan sangat enak (ringan hati) dia melakukan tindakan tegas terhadap bawahannya, tidak sebaliknya (belum pernah kejadian bahwa bawahan menindak tegas atasan yg melakukan pelanggaran he..he..he.). -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Pak Syafril Yth., Ada route korupsi lain : Bawahan mengeluh ke atasan, butuh uang, untuk anak sekolah, untuk anak sakit, padahal gaji PNS kecil. Atasan tidak bisa membantu, waktu bawahan mulai kotupsi, atasan tutup mata lantaran kasihan. Eh jadi tuman, korupsinya makin gede. Supaya aman si bawahan rutin kirim upeti ke atasan. Si Atasan semakin tidak enak hati menindak bawahannya. Ini route bottom up he...he...he. Untuk mencegah yang seperti ini. Pertama yang harus dilakukan adalah menaikkan gaji pegawai negri dulu, terutama yang terbawah, supaya layak. Pada saat yang bersamaan perketat hukum, sampai penerapan hukuman mati untuk koruptor besar, untuk memberantas yang korupsi lantaran serakah. Itu masih belum cukup, karena aparat hukum juga sudah bergelimangan korupsi. Perlu social pressure dari masyarakat, terutama dari kalangan terdidik baik, melalui media massa. Bersediakah Bapak dan ibu terus menerus mengritik, menghantam dan menolak tindakan korupsi ? Kalau sendiri-sendiri, mungkin mudah diintimidasi tapi kalau banyak sekali orang yang bicara, saya rasa bisa efektif. Tul nggak pak ? salam, Kunjaya Syafril Hermansyah writes: Wah sampeyan lupa peribahasa nenek moyang kita guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Kalau Dirut tidak korupsi, mana berani Direktur nyoba-2x, kalau Direktur tidak korupsi mana berani Manager korupsi, kalau manager tidak korupsi mana berani supervisor korupsi. Kalau yg diatas tidak korupsi, maka dengan sangat enak (ringan hati) dia melakukan tindakan tegas terhadap bawahannya, tidak sebaliknya (belum pernah kejadian bahwa bawahan menindak tegas atasan yg melakukan pelanggaran he..he..he.). -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Mon, 8 Dec 2003 12:38:59 +0700 Andoko wrote: tapi, kalau kita berantas atasnya (saja), yang dibawah-bawah ini suatu saat toh bakal jadi penerusnya kan pak? Masak sih ada atasan yg sengaja membiarkan bawahannya untuk melakukan korupsi ? Kalau tolok ukur sempai-kohai (lihat posting saya di thread lain) diterapkan, maka ukuran keberhasilan seorang atasan adalah dg melihat keberhasilan anak buahnya. Anak buah jelek, artinya performance/konduite si atasan juga jelek. Memang si bawahan (yg baik, terpilih) suatu saat akan jadi penerus si atasan, akan tetapi kalau sudah sekian tahun terbiasa dg tidak berkorupsi maka saat dia jadi atasan dia tidak akan korupsi (akan ada nyeri psikologis utk melakukannya). Diapun sudah punya pegangan bagaimana cara melakukan tindakan terhadap bawahan yg melakukan korupsi. Kalau pendapat saya, untuk memberantas korupsi, harus ditetapkan suatu undang-undang yang komplit-melibas siapapun yang melakukan korupsi, baik dari atas maupun dari bawah. Kata Petugas Kebersihan kalau kita ingin menyapu atau mengepel ruangan yg kotor harus pakai sapu/lap (plus air) yg bersih, kalau tidak malah coreng moreng hasilnya. Dg kekuasaan maka Hukum bisa komplit-plit ditekuk-tekuk, putar balik. Mana berani bawahan mengkoreksi (menindak) atasan yg punya kuasa membuat Undang-Undang ? Dg kehebatan pleidoi Lawyer jempolan yg dibayar mahal, maka Hakim bisa menyerah terhadap dia (atau lewat Mafia Peradilan, jika perlu). Coba lihat kasus BLBI, mana pemilik/pengurus Bank yg sudah dieksekusi ? Salim group punya banyak perusahan/pabrik di China sana yg profitable, eh rakyat kita malah disuruh membiayai/subsidi perusahaan-2xnya yg merugi disini, demikian pula dg Modern Groups dan banyak lagi. Bahkan ketua DPR kitapun masih enak-2x nongkrong dirumahnya yg nyaman sekalipun sudah diputus bersalah 2 kali oleh Pengadilan (Negeri dan Tinggi) :-( -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Ikut nimbrung sedikit ah!!! Siapa ya bekas alumni Yon I Mahawarman yang sekarang jadi pejabat yang bisa memberi contoh contoh dan mempraktekkan semua yang ditulis ini? Barangkali kita kita bisa menyampaikan dan menghimbau sekali lagi sekedar menghimbau agar beliau beliau yang lagi pegang kekuasaan, termasuk anggota DPR kita yang terhormat untuk peduli dan mulai ikut bersih bersih korupsi. Soalnya makin lama makin mengerikan level korupsi yang sudah terjadi. Apa ya yang bisa kita lakukan atas nama Corps untuk usaha tsb. Wassalam Susilo Siswoutomo EMOI - Wisma GKBI 31st Floor Phone: 62 21 571 5126 Fax : 62 21 571 5057 Mobile: 0811 84 25 43 E-mail : [EMAIL PROTECTED] Chatief Kunjaya [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 12/08/03 12:48 PM Please respond to yonsatu 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Pak Syafril Yth., Ada route korupsi lain : Bawahan mengeluh ke atasan, butuh uang, untuk anak sekolah, untuk anak sakit, padahal gaji PNS kecil. Atasan tidak bisa membantu, waktu bawahan mulai kotupsi, atasan tutup mata lantaran kasihan. Eh jadi tuman, korupsinya makin gede. Supaya aman si bawahan rutin kirim upeti ke atasan. Si Atasan semakin tidak enak hati menindak bawahannya. Ini route bottom up he...he...he. Untuk mencegah yang seperti ini. Pertama yang harus dilakukan adalah menaikkan gaji pegawai negri dulu, terutama yang terbawah, supaya layak. Pada saat yang bersamaan perketat hukum, sampai penerapan hukuman mati untuk koruptor besar, untuk memberantas yang korupsi lantaran serakah. Itu masih belum cukup, karena aparat hukum juga sudah bergelimangan korupsi. Perlu social pressure dari masyarakat, terutama dari kalangan terdidik baik, melalui media massa. Bersediakah Bapak dan ibu terus menerus mengritik, menghantam dan menolak tindakan korupsi ? Kalau sendiri-sendiri, mungkin mudah diintimidasi tapi kalau banyak sekali orang yang bicara, saya rasa bisa efektif. Tul nggak pak ? salam, Kunjaya Syafril Hermansyah writes: Wah sampeyan lupa peribahasa nenek moyang kita guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Kalau Dirut tidak korupsi, mana berani Direktur nyoba-2x, kalau Direktur tidak korupsi mana berani Manager korupsi, kalau manager tidak korupsi mana berani supervisor korupsi. Kalau yg diatas tidak korupsi, maka dengan sangat enak (ringan hati) dia melakukan tindakan tegas terhadap bawahannya, tidak sebaliknya (belum pernah kejadian bahwa bawahan menindak tegas atasan yg melakukan pelanggaran he..he..he.). -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups: gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 tapi lucu lho... dulu ada cerita (saya ga ingat betul tokohnya siapa, jadi lebih baik ga saya tulis namanya), dia diwawancara sewaktu akan menduduki jabatan tinggi di Indonesia, langsung disiarkan di TV, terus, ada peserta yang nanya, Bapak dulu waktu dari bawah sampai sekarang pernah korupsi ndak? langsung deh jawabannya melintir kesana kesini, padahal kalau kalau memang ngga pernah korupsi, jawabannya kan gampang, cukup satu kata tidak :-D Andoko 9677.08.32536 - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, December 08, 2003 1:00 PM Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Ikut nimbrung sedikit ah!!! Siapa ya bekas alumni Yon I Mahawarman yang sekarang jadi pejabat yang bisa memberi contoh contoh dan mempraktekkan semua yang ditulis ini? Barangkali kita kita bisa menyampaikan dan menghimbau sekali lagi sekedar menghimbau agar beliau beliau yang lagi pegang kekuasaan, termasuk anggota DPR kita yang terhormat untuk peduli dan mulai ikut bersih bersih korupsi. Soalnya makin lama makin mengerikan level korupsi yang sudah terjadi. Apa ya yang bisa kita lakukan atas nama Corps untuk usaha tsb. Wassalam Susilo Siswoutomo EMOI - Wisma GKBI 31st Floor Phone: 62 21 571 5126 Fax : 62 21 571 5057 Mobile: 0811 84 25 43 E-mail : [EMAIL PROTECTED] Chatief Kunjaya [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 12/08/03 12:48 PM Please respond to yonsatu 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Pak Syafril Yth., Ada route korupsi lain : Bawahan mengeluh ke atasan, butuh uang, untuk anak sekolah, untuk anak sakit, padahal gaji PNS kecil. Atasan tidak bisa membantu, waktu bawahan mulai kotupsi, atasan tutup mata lantaran kasihan. Eh jadi tuman, korupsinya makin gede. Supaya aman si bawahan rutin kirim upeti ke atasan. Si Atasan semakin tidak enak hati menindak bawahannya. Ini route bottom up he...he...he. Untuk mencegah yang seperti ini. Pertama yang harus dilakukan adalah menaikkan gaji pegawai negri dulu, terutama yang terbawah, supaya layak. Pada saat yang bersamaan perketat hukum, sampai penerapan hukuman mati untuk koruptor besar, untuk memberantas yang korupsi lantaran serakah. Itu masih belum cukup, karena aparat hukum juga sudah bergelimangan korupsi. Perlu social pressure dari masyarakat, terutama dari kalangan terdidik baik, melalui media massa. Bersediakah Bapak dan ibu terus menerus mengritik, menghantam dan menolak tindakan korupsi ? Kalau sendiri-sendiri, mungkin mudah diintimidasi tapi kalau banyak sekali orang yang bicara, saya rasa bisa efektif. Tul nggak pak ? salam, Kunjaya Syafril Hermansyah writes: Wah sampeyan lupa peribahasa nenek moyang kita guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Kalau Dirut tidak korupsi, mana berani Direktur nyoba-2x, kalau Direktur tidak korupsi mana berani Manager korupsi, kalau manager tidak korupsi mana berani supervisor korupsi. Kalau yg diatas tidak korupsi, maka dengan sangat enak (ringan hati) dia melakukan tindakan tegas terhadap bawahannya, tidak sebaliknya (belum pernah kejadian bahwa bawahan menindak tegas atasan yg melakukan pelanggaran he..he..he.). -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups: gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Mon, 08 Dec 2003 12:48:19 +0700 Chatief Kunjaya wrote: Ada route korupsi lain : Bawahan mengeluh ke atasan, butuh uang, untuk anak sekolah, untuk anak sakit, padahal gaji PNS kecil. Atasan tidak bisa membantu, waktu bawahan mulai kotupsi, atasan tutup mata lantaran kasihan. Eh jadi tuman, korupsinya makin gede. Supaya aman si bawahan rutin kirim upeti ke atasan. Si Atasan semakin tidak enak hati menindak bawahannya. Ini route bottom up he...he...he. Wah ya ini salah satu contoh penerapan HAM yg salah kaprah spt yg dibilang Mas Priyo he...he...he... Ini ada cerita (faktual) lain, bagian purchasing minta kickback dari supplier tp hasil kickbacknya minta disetorkan/kirim ke rekening Panitia Pembangunan Mesjid tertentu... sungguh rumit hitungan amal dan dosanya ;-( Untuk mencegah yang seperti ini. Pertama yang harus dilakukan adalah menaikkan gaji pegawai negri dulu, terutama yang terbawah, supaya layak. Ini soal yg rumit, krn yg namanya manusia tidak pernah kenal puas, pengertian layak satu dg orang yg lain bisa berbeda. Tindakan menaikkan gaji utk pegawai negeri ini sudah dilakukan dikalangan terbatas, pejabat-2x di lingkungan BUMN (termasuk Bank Pelat Merah dan BI) itu gajinya gede lho, Dirut BRI/BNI itu gaji dan fasilitasnya melebihi presiden/menteri kita... tp Anda dengar sendiri ada kasus pembobolan (perhatikan kata _ke/di_bobol bukan _ke_bobolan) di Bank BNI/BRI dan kalau melihat tulisan Mas Priyo (lihat thread Keteladanan, Kepemimpinan ...) Menurut saya yg bodoh, seorang atasan mirip seorang guru atau pelatih bagi bawahannya; dia harus mampu memotivasi bawahannya, mampu memberi pengertian bahwa hidup yg nyaman adalah hidup yg menyadari batas-2x dirinya sendiri dan berusaha meningkatkan batasan/limit yg dimiliki dg melakukan latihan secara berkesinambungan. Belanjakan uang sesuai dg pemasukan (nenek moyang bilang jangan besar pasak daripada tiang), makin tinggi jabatan tentunya pemasukan akan makin besar. Kalau lingkungan kita tidak mendukung perkebangan diri kita, ya pindah lingkunganlah. Pada saat yang bersamaan perketat hukum, sampai penerapan hukuman mati untuk koruptor besar, untuk memberantas yang korupsi lantaran serakah. Itu masih belum cukup, karena aparat hukum juga sudah bergelimangan korupsi. Yg berhak membuat hukum dan melakukan penyidikan pelanggaran hukum mesti bersih juga, saya setuju, Perlu social pressure dari masyarakat, terutama dari kalangan terdidik baik, melalui media massa. Di negeri ini, media massa kalah melawan preman (ingat kasus Tempo ?), jadi bagaimana ya enaknya ? -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Bukan diseberang lautan, tapi diseberang jalan - Original Message - From: Edy Christiono [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, December 06, 2003 12:37 PM Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Gadis di seberang lautan tampak, istri di pelupuk mata tidak tampak. hehehe istri dipelupuk mata sih nampak.cuman gadis yang diseberang itu lhobikin gemes... --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Hallo Senior, rekan2 yang banyak ketemu di Mako dan yunior2, WCDS, Kenalan dulu ya Saya Ahya Rusdi, mantan Danyon XII, angkatan XVIII, Jurusan Kimia 1983. Saya selalu baca kiriman di milis yonsatu, hanya belum sempat nulis2. Kemana ekek2 yang lain ya ? Sebab menurut sensus ekek Yon I sampai saya lulus saja sudah 450 orang. Saya masih mengenal Bu Nungki, Pak Agus Sulistyo, Pak Kennedy, Pak Koni, Pak Priyo ex Danyon. Pak Arifin Panigoro (pernah minta donasi), Pak Haryanto Danutirto. Tentang KKN saya sedih mendengarnya dan can do nothing lah sekarang ini, tapi saya ada concern sedikit (dan minta tanggapan ) : Bagaimana caranya kita bisa mengumpulkan potensi terpendam dalam jiwa ekek2 ex YON I yang terkesan selama ini tidak terkelola dengan baik ? Mungkin dari sini kita bisa memulai sesuatu. Kerjakan dengan teriakaannn... YON I Rusdi Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote: 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Assalamu'alaikum Rekans CORPS sekalian , On Fri, 5 Dec 2003 09:51:19 +0100 Hermansyah wrote : Bukannya banyak sekali orang2 pinter dari Univ. Negeri yg direkrut sbg pejabat pemerintah? Ketika masih bertugas di Universitasnya saya kira mereka itu pada bersih kan? Lalu, kenapa pas jadi pejabat pemerintah (atau pejabat BUMN) jadi berubah ya? Banyak syeeitaaan kali ya di instansi2 pemerintah dan BUMN kita itu. (PPS) Dimas Hermansyah , korupsi hanya bisa diberantas dengan keteladanan pimpinan dan penegakan hukum tanpa pandang bulu . Melihat pada sosok pemimpin saat ini dan cara mereka berdalih macam2 dalam berbagai persoalan korupsi , menunjukkan bahwa mereka masih dahaga dan kelaparan ,.. Kaum intelektual dari Perguruan Tinggi , adalah sosok lemah yang terlanjur ada didalam sistim yang bobrok . Jadi , bisa kebawa-bawa dengan arus korupsi yang diteladani dari para pemimpin korup tersebut . Di jaman Reformasi ini, apakah orang2 pinter dan bersih nggak bisa berbuat apa2? (PPS) Kira2 apa yang dilakukan oleh Hatta Rajasa (aktivis SALMAN) , Heri Akhmadi (DM ITB) , Daryatmo (DM ITB) , Al Hilal Hamdi (DM ITB) , dll. segudang alumni2 ITB yang notabene teman2 kita juga disana ??? Dimas , untuk mengatasi korupsi perlu perjuangan dan konsistensi kuat . Kuatkah kita ??? Dimas Hermansyah , kita selalu berharap , bahwa kelompok CORPS Ekek akan tetap ingat pada janji kita PANCA DHARMA SATYA dan terhindar dari tindakan yang tercela tersebut . Selamat belajar dan berjuang di negeri Kincir angin ,.. terimakasih atas kiriman ucapan selamatnya . Wassalam , Priyo PS --- --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman - Do you Yahoo!? Protect your identity with Yahoo! Mail AddressGuard --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Mas Eddy Sukris, anda ditunggu pada rapat Panitia hari Selasa nanti lho. Ngomong ngomong mas Eddy sudah jadi kirim surat ijin pakai lapangan bola belum ya? Sampai nanti Wassalam Susilo -Original Message- From: Edy Christiono [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 06 Dec 2003 12:37:54 +0700 Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Gadis di seberang lautan tampak, istri di pelupuk mata tidak tampak. hehehe istri dipelupuk mata sih nampak.cuman gadis yang diseberang itu lhobikin gemes... --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip: http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Hello Pak Kun, Bukannya banyak sekali orang2 pinter dari Univ. Negeri yg direkrut sbg pejabat pemerintah? Ketika masih bertugas di Universitasnya saya kira mereka itu pada bersih kan? Lalu, kenapa pas jadi pejabat pemerintah (atau pejabat BUMN) jadi berubah ya? Banyak syeeitaaan kali ya di instansi2 pemerintah dan BUMN kita itu. Kemungkinan lain adalah, para orang Univ. yg direkrut itu memang waktu di Universitasnya sdh nggak bersih juga, makanya mereka diangkat jadi pejabat pemerintah/BUMN karena dianggap pasti tidak akan mengacak-ngacak sistem pemerintahan 'kotor' yang sudah mapan itu. Di jaman Reformasi ini, apakah orang2 pinter dan bersih nggak bisa berbuat apa2? Salam hangat, HermanSyah XIV. Chatief Kunjaya [EMAIL PROTECTED] 12/04/2003 12:26 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi Pak Hermansyah Yth., Orang-orang yang pinter dan bersih kebanyakan maunya ngerem di universitas negri sih. Coba kalau yang bersih dan pintar itu mau terjun ke pemerintahan, mungkin bisa lain ceritanya. Atau sebenarnya mau, cuma... banyak pelaku-pelaku KKN di pemerintahan yang menghalangi-halangi ? Salam, Kunjaya --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Assalamu'alaikum Rekans CORPS sekalian , On Fri, 5 Dec 2003 09:51:19 +0100 Hermansyah wrote : Bukannya banyak sekali orang2 pinter dari Univ. Negeri yg direkrut sbg pejabat pemerintah? Ketika masih bertugas di Universitasnya saya kira mereka itu pada bersih kan? Lalu, kenapa pas jadi pejabat pemerintah (atau pejabat BUMN) jadi berubah ya? Banyak syeeitaaan kali ya di instansi2 pemerintah dan BUMN kita itu. (PPS) Dimas Hermansyah , korupsi hanya bisa diberantas dengan keteladanan pimpinan dan penegakan hukum tanpa pandang bulu . Melihat pada sosok pemimpin saat ini dan cara mereka berdalih macam2 dalam berbagai persoalan korupsi , menunjukkan bahwa mereka masih dahaga dan kelaparan ,.. Kaum intelektual dari Perguruan Tinggi , adalah sosok lemah yang terlanjur ada didalam sistim yang bobrok . Jadi , bisa kebawa-bawa dengan arus korupsi yang diteladani dari para pemimpin korup tersebut . Di jaman Reformasi ini, apakah orang2 pinter dan bersih nggak bisa berbuat apa2? (PPS) Kira2 apa yang dilakukan oleh Hatta Rajasa (aktivis SALMAN) , Heri Akhmadi (DM ITB) , Daryatmo (DM ITB) , Al Hilal Hamdi (DM ITB) , dll. segudang alumni2 ITB yang notabene teman2 kita juga disana ??? Dimas , untuk mengatasi korupsi perlu perjuangan dan konsistensi kuat . Kuatkah kita ??? Dimas Hermansyah , kita selalu berharap , bahwa kelompok CORPS Ekek akan tetap ingat pada janji kita PANCA DHARMA SATYA dan terhindar dari tindakan yang tercela tersebut . Selamat belajar dan berjuang di negeri Kincir angin ,.. terimakasih atas kiriman ucapan selamatnya . Wassalam , Priyo PS --- --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 WCDS, kalau menurut saya, Korupsi itu tidak bisa diberantas hanya dari pimpinan, tapi juga dari bawah, jadi kesimpulannya, pemberantasan korupsi harus serentak, secara tegas diberlakukan dari atas sampai ke bawah. Kadang kita menyalahkan para pemimpin di negeri ini, sedangkan kalau saya lihat, kita pribadi sendiri masih banyak yang perlu diperbaiki, Seperti kata pepatah : Gadis di seberang lautan tampak, istri di pelupuk mata tidak tampak. hehehe Contoh kasus yang simpel, misalnya : 1. Berapa orang di milist ini yang bikin SIM dengan cara nembak ? itukan memupuk para sersan-sersan polisi untuk korupsi, sehingga dia nanti kalau jadi pimpinan, kebiasaan itu akan terbawa terus. 2. Berapa orang yang menyogok polisi kalau kena tilang? 3. Beberapa hari yang lalu di milist kuadran-empat, ada yang bertanya, bagaimana cara kita menghindari pungli/pungutan tidak resmi kalau kita membuka badan usaha. Yang terlintas di pikiran saya, apakah kita dengan menghindari pungutan liar, secara otomatis dia akan menaati pungutan yang resmi? Jadi, saya rasa, korupsi (seperti kata Bang Napi di SCTV) terjadi karena ada kesempatan :D, pelakunya memang para pimpinan diatas, tapi kesempatannya datang dari kalangan kita-kita sendiri. Salam, Andoko 9677.08.32536 - Original Message - From: Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, December 06, 2003 5:43 AM Subject: [yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Assalamu'alaikum Rekans CORPS sekalian , On Fri, 5 Dec 2003 09:51:19 +0100 Hermansyah wrote : Bukannya banyak sekali orang2 pinter dari Univ. Negeri yg direkrut sbg pejabat pemerintah? Ketika masih bertugas di Universitasnya saya kira mereka itu pada bersih kan? Lalu, kenapa pas jadi pejabat pemerintah (atau pejabat BUMN) jadi berubah ya? Banyak syeeitaaan kali ya di instansi2 pemerintah dan BUMN kita itu. (PPS) Dimas Hermansyah , korupsi hanya bisa diberantas dengan keteladanan pimpinan dan penegakan hukum tanpa pandang bulu . Melihat pada sosok pemimpin saat ini dan cara mereka berdalih macam2 dalam berbagai persoalan korupsi , menunjukkan bahwa mereka masih dahaga dan kelaparan ,.. Kaum intelektual dari Perguruan Tinggi , adalah sosok lemah yang terlanjur ada didalam sistim yang bobrok . Jadi , bisa kebawa-bawa dengan arus korupsi yang diteladani dari para pemimpin korup tersebut . Di jaman Reformasi ini, apakah orang2 pinter dan bersih nggak bisa berbuat apa2? (PPS) Kira2 apa yang dilakukan oleh Hatta Rajasa (aktivis SALMAN) , Heri Akhmadi (DM ITB) , Daryatmo (DM ITB) , Al Hilal Hamdi (DM ITB) , dll. segudang alumni2 ITB yang notabene teman2 kita juga disana ??? Dimas , untuk mengatasi korupsi perlu perjuangan dan konsistensi kuat . Kuatkah kita ??? Dimas Hermansyah , kita selalu berharap , bahwa kelompok CORPS Ekek akan tetap ingat pada janji kita PANCA DHARMA SATYA dan terhindar dari tindakan yang tercela tersebut . Selamat belajar dan berjuang di negeri Kincir angin ,.. terimakasih atas kiriman ucapan selamatnya . Wassalam , Priyo PS --- --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 On Sat, 6 Dec 2003 09:10:41 +0700 Andoko (A) wrote: 1. Berapa orang di milist ini yang bikin SIM dengan cara nembak ? itukan memupuk para sersan-sersan polisi untuk korupsi, sehingga dia nanti kalau jadi pimpinan, kebiasaan itu akan terbawa terus. Perpanjang SIM/STNK kurang dari 1 jam di Jakarta. 2. Berapa orang yang menyogok polisi kalau kena tilang? Ikutan sidang Tilang di Pengadilan Negeri cuma 15 menit paling lama 1 jam (lebih singkat dpd nunggu di Bandara/Stasiun saat mau keluar kota), bayar denda langsung beres. Kalau males ikutan formal sidangnya juga bisa, tunggu s/d sidang selesai lalu hubungi panitera dan bayar denda resmi; yg terakhir ini tidak sengaja saya lakukan krn saat itu sidang dimajukan jamnya akibat ada sidang kasusnya Tommy Suharto di PN Jakarta Pusat bbr waktu ybl. 3. Beberapa hari yang lalu di milist kuadran-empat, ada yang bertanya, bagaimana cara kita menghindari pungli/pungutan tidak resmi kalau kita membuka badan usaha. Bikin PT nggak susah, paling 3 - 7 hari kalau dilakukan sendiri. Untuk semua diatas yg penting sabar nunggu antrian dan ...keringetan krn hawa yg panas dikerumunan dan tahan bau yg macem-2x he..he..he... BTW. Yg paling lama dan menyebalkan memang kalau berurusan dengan orang Pajak/Keuangan (mis. Dispenda utk urusan denda STNK, Kantor Pajak utk urusan NPWP atau bayar PPN/PPH), terkadang bisa berhari-hari untuk urusan yg sepele (hanya terjadi jika ada kondisi tidak normal, mis. surat kurang, komputer down). -- syafril --- Syafril Hermansyah[EMAIL PROTECTED] List Administrator/Moderators yonsatu/[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 wah, kalau di Bandung, pak, aku terakhir iseng buat SIM motor sendiri, kronologisnya jadi kayak gini: - hari pertama, datang jam 12 siang, disuruh pulang, katanya ga bakal keburu - hari kedua, ikut tes kesehatan+tes tertulis+foto, dari jam 9 sampai jam 3 sore - hari ketiga, baru SIMnya jadi Sidang tilang, aku pernah ikutan sekali. sidangnya memang 10-15 menit Pak, cuma nunggu antriannya memang cukup (sangat)lama + tatapan sinis dan sindiran dari petugas sana kenapa ga titip tilang saja sih? kesannya kayak saya orang sok jujur :D Sekedar intermezzo, ada rekan saya suatu hari kena tilang, kena 10 ribu, dia cerita ke rekannya (seorang polisi, pangkatnya lumayan lah buat tingkat polres), kata temannya lain kali ke gua aja, tilang-tilang aja, ga usah takut, nanti SIM-nya tak ambilin alhasil, suatu saat dia kena tilang lagi, harga tilangnya 25 ribu, dia semangat minta ditilang, polisinya sudah banting harga sampai 10 ribu, dia bilang tilang aja Pak, saya sempat koq ikut sidang sorenya, dia hubungi temannya, dan seperti janji temannya, besok paginya temannya datang, membawa SIM dia. Sampai situ teman saya bilang kesaya goblok juga gua ya, polisi udah banting harga sampai 10 ribu, gua masih nolak, sekarang temen gua sendiri yang dateng, masak gua kasih 10 ribu? jadinya malah gua kasih 50rb. Salam Andoko 9677.08.32536 --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman
[yonsatu] Re: Buku Pemberantasan Korupsi
8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Pak Hermansyah Yth., Orang-orang yang pinter dan bersih kebanyakan maunya ngerem di universitas negri sih. Coba kalau yang bersih dan pintar itu mau terjun ke pemerintahan, mungkin bisa lain ceritanya. Atau sebenarnya mau, cuma... banyak pelaku-pelaku KKN di pemerintahan yang menghalangi-halangi ? Salam, Kunjaya [EMAIL PROTECTED] writes: 8-- Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697 --8 Buku kecil yg sangat menarik. Thanks rekan Purnomo. Raibnya uang negara sekitar 300 trilyun rupiah setiap tahun karena KKN, wow...menyedihkan sekali! Kacaunya mindset seluruh bangsa Indonesia, terutama para pemimpin dan para pengusaha, yang menilai KKN sebagai suatu hal yang wajar, aduh...menyebalkan sekali! Hilangnya kepercayaan terhadap diri sendiri sehingga tidak berani mengelola negeri sendiri tanpa komando dari bangsa lain, manggut2 dan manut2 sama bangsa lain, busyet...memalukan sekali! Sedemikian takut munculnya gejolak sosial, dan takut hidup sengsara sehingga selalu berusaha cari hutang kemana-mana sekalipun harus mempertuan si pemberi hutang, edhuaan...sontoloyo sekali! Semakin banyaknya orang pinter dalam 58 tahun merdeka tapi berbanding terbalik dengan kesempurnaan falsafah hidupnya, alamaak...barbar sekali! Betapa rusak berat mental bangsa kita ini. Betapa bejat moral yang dimilikinya. Jika demikian adanya, seorang Kwik Kian Gie tidak akan mampu menjadi 'Mesiah' untuk menyelamatkan negeri ini dari 'kehancurannya'. Menurut saya, pandangan KKG ini harus segera diikuti oleh gerakan massa. Revolusi moral harus segera terjadi. Kalau tidak percuma saja Bung Karno menolak pengunduran kemerdekaan Indonesia selama 10-15 tahun, dan percuma juga Bung Hatta memilih Indonesia tenggelam daripada dijajah terus menerus, percuma pula berjatuhannya korban2 mahasiswa di tahun2 78 dan 97. Sebagai organisasi yang berdiri diatas semua golongan dan yang cinta tanah air, barangkali Corps (dan dalam batas tertentu didukung oleh Yon I dengan paradigma baru) dapat turut serta menjadi gaung pandangan KKG tsb., dan jika mungkin turut menjadi salah satu motor masyarakat dalam gerakan moral yang mungkin diberi nama Gerakan Moral Penghancuran KKN atau GeMPur KKN!. Selamat Idul Fitri 2003, Mohon maaf lahir bathin, buat rekan2 yang sudah kembali dari cuti. Salam hangat, HermanSyah XIV. [EMAIL PROTECTED] 12/04/2003 02:03 Please respond to anggota To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[anggota] [LulusanTFITB] Buku Pemberantasan Korupsi Dari milist tetangga.. Purnomo Rusdiono - Forwarded by Purnomo RUSDIONO/ID/CEGELEC on 12/04/03 08:36 AM - Iman Enoch [EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED] stra.co.idcc: [EMAIL PROTECTED], Alan Witarlan [EMAIL PROTECTED] 12/04/03 08:07 AM Subject: [LulusanTFITB] Buku Pemberantasan Korupsi Please respond to lulusantfitb Dear all, Mungkin ada yang berminat membaca tulisan ini setalah kembali dari liburan yang cukup panjang, sekadar untuk pencerahan diri. Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakan, mohon maaf lahir dan batin. Wassalam, Iman Enoch (See attached file: 2003-12-01 Buku Pemberantasan Korupsi oleh KKG.zip) --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip: http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman --[YONSATU - ITB]-- Arsip : http://yonsatu.mahawarman.net News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman News Arsip : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman