Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB

2012-01-30 Thread danny . hilman
Taufik,
Menurut kacamata manusia-nya gini: sebaiknya anda berhenti jadi kuda.  Kalo mau 
bisa naik kuda datang ke tempat saresehan ikut mendengarkan/berdiskusi. Tapi 
kudanya diparkir aja karena ga boleh masuk. :-) 

DHN
   
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "ok.taufik" 
Date: Tue, 31 Jan 2012 01:54:42 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK 
PURBA - SKP BSB
Kacamata kudanya kira2 begini, sampai berasumsi gunung merupakan piramida itu 
ranah keilmuan arkeologi, sementara survey kebumian hanya data mentah, tak 
lazim rasanya ahli kebumian berselisih pendapat dan berasumsi atas diluar 
disiplin keilmuan kebumian dengan menggunakan hasil survey kebumian, kesannya 
kan terlampau maksa dan latah. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Bambang P. Istadi" 
Date: Tue, 31 Jan 2012 08:18:23 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA
 KATASTROPIK PURBA - SKP BSB
Waduh, nama saya disebut-sebut. Saya pikir terlepas dari layak tidaknya dibuat 
acara ini, pertemuan untuk bertukar pikiran, beradu argumentasi, saling 
mengerti posisi masing2, bertukar data, sah2 saja meskipun berakhir dengan 
"agree to disagree" tidak masalah. Tidak ada salahnya kalau kita coba mengerti 
dari perspektif mereka dan tidak mengunakan kacamata kuda. Mungkin saja dengan 
masukan2 dari para pakar geologi, penelitian dan survey yang mereka lakukan 
lebih tajam dan akan membuktikan bahwa tidak ada piramda, hanya fenomena alam 
belaka.

Kalau soal lumpur, prinsip saya keterbukaan, saya paparkan ke-3 hipotesa 
(blowout, mud volcano dan geothermal), ungkapan fakta, data serta argumentasi 
masing2, biarkan publik yang menentukan pilihannya. Penelitian Mazzini baru2 
ini, hasil isotop deuterium, Helium malah memperkuat adanya proses hydrothermal 
yang cukup dalam. Disinilah profesionalitas dan integritas kita diuji, yang 
penting jangan sampai melakukan kebohongan publik. Sayapun selalu menawarkan 
rekan2 dalam dan luar negeri untuk datang, lihat dan menguji data2 pemboran. 
Diluar pendapat masing2, secara pribadi, yang kontrapun saya tetap respect dan 
menghargai pendapat mereka, tidak masalah. Saya beberapa kali ngopi2 dengan 
Davies, Manga atau makan siang dengan Tingay, berkunjung kekantor cak Andang 
dan ikut menghadiri perkawian emasnya pak Koesoema. Baru2 malah saya 
menginterview kang Rudi Rubiandini untuk majalah SPE. Jadi, apapun pendapat 
kita soal piramida asalkan masih dalam ranah scientific dan berargumentasi 
dengan kaidah2 ilimiah secara profesional, saya pikir tidak masalah.

Salam,
Bambang


On Jan 30, 2012, at 10:14 PM, "bosman batubara" 
mailto:bosman200...@yahoo.com>> wrote:


 1.  Saya sepakat dengan Pak Taufiq. Saya tidak bisa mengikuti dengan lengkap, 
tetapi sepertinya Mang Okim yang membantah dengan survey lapangan. Saya pikir 
tidak usah dilayani saja kelompok istana ini, kecuali kalau memang benar2 
percaya bahwa Gunung apa namanya itu, adalah piramida. Kalau percaya ya, 
silahkan... agak cari-cari pekerjaan juga kelompok istana ini, padahal 
sebenarnya banyak yang bisa dikerjakan. Apalagi yang berhubungan dengan 
bencana. Kok malah seminar soal katastrofi purba, wong bencana yang sekarang 
aja enggak terurus. Apa alasannya ya? kok nama timnya "Katastrofi Purba"? Kalau 
mau tau sejarah, rasanya enggak usah perlu kayak gini, dari awal saya sudah 
belajar geologi sejarah dan terbiasa menerangkan sejarah geologi.
 2.  Yang kedua, boleh2 aja sih riset, tetapi enggak perlulah gembar-gembor 
begini. kalau ngerasa emang risetnya kelas dunia dan berbobot, silahkan 
disubmit ke journal2, selesai, dan orang dunia jadi tahu. ini malah 
publikasinya di portal berita. Untuk yang beini, sekali lagi saya salut sama 
Pak Bambang Istadi, seperti apapun sikap dan posisinya soal Lumpur.
 3.  di satu sisi ini ada bagusnya untuk ilmu kebumian, karena menjadi ajang 
sosialisasi bagi masyarkat luas, tetapi di sisi lain bisa menjadi bumerang 
kalau pakar kebumian banyak yang terlibat dan di kemudian hari ternyata cuma 
besar di gembar-gembor.
 4.  Kira-kira begitu, selamat sarasehan aja ya..., semoga nemu sesuatu yang 
baru, :)
 5.  Oh ya, satu lagi, saya jadi gatal menanggapi karena ini melibatkan istana. 
andai ada milyuner yang mau riset sesuka hatinya dan berkoar2 sesuka hatinya, 
mungkin tidak segatal ini perasaan pengen komen.

tabik
bosman batubara


From: Ok Taufik mailto:ok.tau...@gmail.com>>
To: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Monday, January 30, 2012 3:05 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK 
PURBA - SKP BSB

Lucu juga sarasehan ini, dari judulnya saja sudah rancu dengan para 
pembicaranya, saya tak habis pikir bagaimana mereka berani mengundng pa

Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB

2012-01-30 Thread danny . hilman
Iya Abah  untuk umum, tapi kata panitia harus daftar  karena masalah tempat 
sehingga dibatasi sampai 100 orang pendaftar.

Wass
DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Yanto R. Sumantri" 
Date: Mon, 30 Jan 2012 20:36:41 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK 
PURBA - SKP BSB
Danny

Apakah saresehan ini terbuka untuk umum .
Karena saya ini katagorinya "umum" , apakah boleh hadir ?
Tks .

si Abah




 From: "danny.hil...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, January 31, 2012 10:08 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK 
PURBA - SKP BSB
 

Taufik,
Menurut kacamata manusia-nya gini: sebaiknya anda berhenti jadi kuda.  Kalo mau 
bisa naik kuda datang ke tempat saresehan ikut mendengarkan/berdiskusi. Tapi 
kudanya diparkir aja karena ga boleh masuk. :-) 

DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI


From:  "ok.taufik"  
Date: Tue, 31 Jan 2012 01:54:42 +
To: 
ReplyTo:   
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK 
PURBA - SKP BSB
Kacamata kudanya kira2 begini, sampai berasumsi gunung merupakan piramida itu 
ranah keilmuan arkeologi, sementara survey kebumian hanya data mentah, tak 
lazim rasanya ahli kebumian berselisih pendapat dan berasumsi atas diluar 
disiplin keilmuan kebumian dengan menggunakan hasil survey kebumian, kesannya 
kan terlampau maksa dan latah. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  "Bambang P. Istadi"  
Date: Tue, 31 Jan 2012 08:18:23 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:   
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK 
PURBA - SKP BSB

Waduh, nama saya disebut-sebut. Saya pikir terlepas dari layak tidaknya dibuat 
acara ini, pertemuan untuk bertukar pikiran, beradu argumentasi, saling 
mengerti posisi masing2, bertukar data, sah2 saja meskipun berakhir dengan 
"agree to disagree" tidak masalah. Tidak ada salahnya kalau kita coba mengerti 
dari perspektif mereka dan tidak mengunakan kacamata kuda. Mungkin saja dengan 
masukan2 dari para pakar geologi, penelitian dan survey yang mereka lakukan 
lebih tajam dan akan membuktikan bahwa tidak ada piramda, hanya fenomena alam 
belaka.

Kalau soal lumpur, prinsip saya keterbukaan, saya paparkan ke-3 hipotesa 
(blowout, mud volcano dan geothermal), ungkapan fakta, data serta argumentasi 
masing2, biarkan publik yang menentukan pilihannya. Penelitian Mazzini baru2 
ini, hasil isotop deuterium, Helium malah memperkuat adanya proses hydrothermal 
yang cukup dalam. Disinilah profesionalitas dan integritas kita diuji, yang 
penting jangan sampai melakukan kebohongan publik. Sayapun selalu menawarkan 
rekan2 dalam dan luar negeri untuk datang, lihat dan menguji data2 pemboran. 
Diluar pendapat masing2, secara pribadi, yang kontrapun saya tetap respect dan 
menghargai pendapat mereka, tidak masalah. Saya beberapa kali ngopi2 dengan 
Davies, Manga atau makan siang dengan Tingay, berkunjung kekantor cak Andang 
dan ikut menghadiri perkawian emasnya pak Koesoema. Baru2 malah saya 
menginterview kang Rudi Rubiandini untuk majalah SPE. Jadi, apapun pendapat 
kita soal piramida asalkan masih dalam ranah
 scientific dan berargumentasi dengan kaidah2 ilimiah secara profesional, saya 
pikir tidak masalah.

Salam,
Bambang



On Jan 30, 2012, at 10:14 PM, "bosman batubara"  wrote:


1. Saya sepakat dengan Pak Taufiq. Saya tidak bisa mengikuti dengan 
lengkap, tetapi sepertinya Mang Okim yang membantah dengan survey lapangan. 
Saya pikir tidak usah dilayani saja kelompok istana ini, kecuali kalau memang 
benar2 percaya bahwa Gunung apa namanya itu, adalah piramida. Kalau percaya ya, 
silahkan... agak cari-cari pekerjaan juga kelompok istana ini, padahal 
sebenarnya banyak yang bisa dikerjakan. Apalagi yang berhubungan dengan 
bencana. Kok malah seminar soal katastrofi purba, wong bencana yang sekarang 
aja enggak terurus. Apa alasannya ya? kok nama timnya "Katastrofi Purba"? Kalau 
mau tau sejarah, rasanya enggak usah perlu kayak gini, dari awal saya sudah 
belajar geologi sejarah dan terbiasa menerangkan sejarah geologi. 
>
>   2. Yang kedua, boleh2 aja sih riset, tetapi enggak perlulah 
> gembar-gembor begini. kalau ngerasa emang risetnya kelas dunia dan berbobot, 
> silahkan disubmit ke journal2, selesai, dan orang dunia jadi tahu. ini malah 
> publikasinya di portal berita. Untuk yang beini, sekali lagi saya salut sama 
> Pak Bambang Istadi, seperti apapun sikap dan posisinya soal Lumpur.
>
>   3. di satu sisi ini ada bagusnya untuk ilmu kebumian, karena menjadi 
> ajang sosialisasi bagi masyarkat luas, tetapi di si

Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB

2012-01-30 Thread danny . hilman
Sorry Fik, gw pikir ente di Jkt.  Kalo dari Bdg mah pake Kuda Panther 
aja...baaru pinter. :-)
Soal TS, gw ama Cak Andang jauh lebih dongkol lagi...karena yg jadi korban 
langsung :-).  FYI, yang pertama nemu 'keunikan' Sadahurip bukan TS kok, mereka 
ngaku2 aja + pake properti orang (data geolistrik dsb) tanpa ijin buat numpang 
beken.  Untuk TS 5% ilmiah + 95% "dawuh eyang" sudah valid (dalam keyakinan 
mereka).
TS itu juga ga ada hubungan sama sekali dgn SKP seperti yg anyak diberItakan 
media.  
Di zaman bebas info spt sekarang.  Kita, yang katanya kaum terpelajarlah yang 
harus lebih arif dan bijak menyimaknya sehingga tidak gampang terpancing isu2 
ngawur murahan. Tapi jangan juga sampai ketinggalan berita 'emas' yang terbalut 
oleh 'lumpur' media massa :-) Pisss :-)

Salam
Danny

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "ok.taufik" 
Date: Tue, 31 Jan 2012 05:31:15 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK 
PURBA - SKP BSB
Kang masih mikir ke jkt kudanya mo nyewa ato beli, satu putar taman ganeca saja 
20rb, berapa pula bdg-jkt pp naik kuda sewaan?. Btw kurang sreg saja dengan " 
loncatan logika" tim TS tersebut, dari asumsi sumir berdasarkan bìsikan yang 
"tak ilmiah" kemudian ada isu bangunan Man Made dan dengan patriotiknya 
dilanjutkan berkembang isu sejarah nenek moyang yang gilang gemilang. Sementara 
hasil survey kebumian yg bebas nilai hanya jadi bunga2 dari "keilmiahan 
piramid" tersebut. Awam dan juga masmedia bisa saja subjektif dalam memahami 
isu ini. Mugi2 para ahli kebumian tak terpeleset oleh  ìsu heboh ini.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: danny.hil...@gmail.com
Date: Tue, 31 Jan 2012 03:08:50 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK 
PURBA - SKP BSB
Taufik,
Menurut kacamata manusia-nya gini: sebaiknya anda berhenti jadi kuda.  Kalo mau 
bisa naik kuda datang ke tempat saresehan ikut mendengarkan/berdiskusi. Tapi 
kudanya diparkir aja karena ga boleh masuk. :-) 

DHN
   
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "ok.taufik" 
Date: Tue, 31 Jan 2012 01:54:42 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK 
PURBA - SKP BSB
Kacamata kudanya kira2 begini, sampai berasumsi gunung merupakan piramida itu 
ranah keilmuan arkeologi, sementara survey kebumian hanya data mentah, tak 
lazim rasanya ahli kebumian berselisih pendapat dan berasumsi atas diluar 
disiplin keilmuan kebumian dengan menggunakan hasil survey kebumian, kesannya 
kan terlampau maksa dan latah. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Bambang P. Istadi" 
Date: Tue, 31 Jan 2012 08:18:23 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA
 KATASTROPIK PURBA - SKP BSB
Waduh, nama saya disebut-sebut. Saya pikir terlepas dari layak tidaknya dibuat 
acara ini, pertemuan untuk bertukar pikiran, beradu argumentasi, saling 
mengerti posisi masing2, bertukar data, sah2 saja meskipun berakhir dengan 
"agree to disagree" tidak masalah. Tidak ada salahnya kalau kita coba mengerti 
dari perspektif mereka dan tidak mengunakan kacamata kuda. Mungkin saja dengan 
masukan2 dari para pakar geologi, penelitian dan survey yang mereka lakukan 
lebih tajam dan akan membuktikan bahwa tidak ada piramda, hanya fenomena alam 
belaka.

Kalau soal lumpur, prinsip saya keterbukaan, saya paparkan ke-3 hipotesa 
(blowout, mud volcano dan geothermal), ungkapan fakta, data serta argumentasi 
masing2, biarkan publik yang menentukan pilihannya. Penelitian Mazzini baru2 
ini, hasil isotop deuterium, Helium malah memperkuat adanya proses hydrothermal 
yang cukup dalam. Disinilah profesionalitas dan integritas kita diuji, yang 
penting jangan sampai melakukan kebohongan publik. Sayapun selalu menawarkan 
rekan2 dalam dan luar negeri untuk datang, lihat dan menguji data2 pemboran. 
Diluar pendapat masing2, secara pribadi, yang kontrapun saya tetap respect dan 
menghargai pendapat mereka, tidak masalah. Saya beberapa kali ngopi2 dengan 
Davies, Manga atau makan siang dengan Tingay, berkunjung kekantor cak Andang 
dan ikut menghadiri perkawian emasnya pak Koesoema. Baru2 malah saya 
menginterview kang Rudi Rubiandini untuk majalah SPE. Jadi, apapun pendapat 
kita soal piramida asalkan masih dalam ranah scientific dan berargumentasi 
dengan kaidah2 ilimiah secara profesional, saya pikir tidak masalah.

Salam,
Bambang


On Jan 30, 2012, at 10:14 PM, "bosman batubara" 
mailto:bosman200...@yahoo.com>> wrote:


 1.  Saya sepakat dengan Pak Taufiq. Saya tidak bisa mengikuti dengan lengkap, 
tetapi sepertinya Mang Okim yang me

Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB

2012-01-31 Thread danny . hilman

Tidak bisa simpel jawab hubungannya pak kalo status 'Gunung Sadahurip'nya saja 
belum terkuak jelas. Urgensinya apa Pak?  Sy tidak paham

DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id
Date: Wed, 1 Feb 2012 03:28:55 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK 
PURBA - SKP BSB
Maaf, tetapi yg saya tanya itu hubungan 'piramid Sadahurip' dg katastropik 
event. Soal catastrophic event apakah global atau local, tdk ada masalah. RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Date: Wed, 1 Feb 2012 09:14:37 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK 
PURBA - SKP BSB

Pak Koesoema ysh,

Perkenankan  saya ngobrol agak panjang sedikit.  Yang dimaksud katastrofi
disini tidak harus katastrofi global seperti letusan Toba yang konon
memusnahkan 95% populasi mahluk hidup (termasuk Homo Sapiens/manusia).  

Ahli geologi kita fasih bercerita tentang sedimentary basin dan proses
geologi dalam skala jutaan dan puluhan juta, terutama di Zaman Tersier.
Tapi cobalah tanya tentang sejarah geologi Indonesia dalam kurun satu juta
tahun terakhir dan lebih kritikal lagi dalam kurun 20.000 tahun terakhir,
proses geologi yang banyak membentuk bentang alam yang  kita lihat sekarang,
dimana terjadi kenaikan muka air laut dari -130m di bawah present sea level
samapi muka airlaut sekarang yang membuat daratan besar Sunda menjadi
sebagian besar tenggelam dan terpecah menjadi Jawa-Sumatra-Kalimantan dan
daratan besar Sahul terpecah menjadi Australia, wilayah NTT dan Papua.
Adakah bencana katastrofi yang terjadi?  Pengetahuan geologi kita pada
perioda ini masih sangat minim untuk menjawab apa-apa.   Dari rekonstruksi
Global Sea-level changes pada perioda 20.000 - ~14.800 tahun lalu msl (mean
sea level) naik 15m dari ~-125m (di bawah present msl) ke ~-110m, jadi
kenaikan rata-rata msl (mean-sea-level) sekitar 3 mm/tahun - artinya dua
kali lebih cepat dari the  present global Eustatic sea-level changes (1-2
mm/tahun).  Kemudian pada  ~14.800 BP terjadi kenaikan msl yang sangat tajam
- sekitar 30 meter dari -110m ke -85m hanya dalam kurun waktu ~1000 tahun
(paling lama) atau sampai dengan ~13.800 BP, artinya minimal rata-rata
naiknya Global sea level adalah 3cm/tahun!  Namun  mungkin saja naik 30
meter ini dalam tempo yang jauh lebih singkat, atau jangan-jangan "instant"
- pastinya tidak tahu karena datanya kurang banyak.  Dari 13.000 - 12.000 BP
air laut kembali naik ~20m total atau rata-rata naik 2cm/tahun  sehingga msl
menjadi -60m di tahun 12.000 BP; Laut Jawa masih sebagian besar daratan.
Sejak 11.000 - 7000-an BP air laut naik terus sampai sekitar   ~2m di atas
present sea level atau naik rata-rata sekitar 1.5 cm/tahun.  State of Art
pengetahuan kita belum mengetahui apa penyebab kenaikan laut yang sangat
cepat atau bahkan mungkin ada yang tiba-tiba tersebut.  Apakah semua itu
akibat akselerasi pencairan es karena pemanasan global akibat cosmic atau
atmospheric semata. Ataukan ada kejadian katastrofi geologi yang memicunya.
Ada seorang professor geologi dari US (saya lupa namanya) yang pernah
memberikan seminar di AGU Fall Meeting San Fransisco tahun 2000-an  bahwa
dia yakin bahwa ada  letusan gunung api Krakatau Purba yang meletus tahun
11,000 tahunan lalu, meskipun dari tafsiran Pararaton terjadinya sekitar
tahun 400 Masehi (menurut professor itu ini tafsiran salah).  Menurut hemat
saya, walau tidak ada katastropik besar yang tiba-tiba, naiknya airlaut
beberapa cm/tahun saja pastinya disertai oleh perubahan iklim yang
luarbinasa, dan ini  sudah LETHAL untuk (peradaban) manusia - jadi bolehlah
kita sebut "slow catastrophic" (ngarang sedikit pak J ).  

 

Kalo boleh saya menyerempet agama sedikit, Banjir besar nabi Nuh paling
masuk akal terjadi ketika perioda antara 14.800 sampai 7000 tahun lalu.
Setelah itu tidak ada banjir besar dalam sejarah geolog.  Lebih tua lagi
adalah ketika peralihan Jaman Es sebelumnya, yaitu sekitar 120.000 tahun
lalu, tapi terlalu tua saya kira karena ini terjadi ketika homo Sapiens
belum mengalami loncatan inteligensi pada sekitar 98.000 tahun lalu itu.
Saya lebih curiga lagi karena ada Ayat Qur'an bilang kurang lebih "Setelah
banjir besar itu maka Aku perintahkan bumi untuk menelan kembali air yang
dimuntahkannya" - artinya siapa tahu grafik Global Sea-Level Changes in the
last 20.000 years yang kita tahu itu "missing" satu "spike"tsunami, air laut
naik sangat-sangat tinggi  dengan cepat kemudian turun ke posisi yang tetap
lebih tinggi dari sebelumnya.  Wallahu Alam.

 

Hubungan dengan Sadahurip? Sekarang ini belum jelas.  Tapi hipotesisnya
apabila kita beranggapan bahwa manusia sekitar 10.000 tahunan lalu dan lebih
muda adalah primitif (misalnya atas dasar penemuan manu

Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI

2012-02-16 Thread danny . hilman
Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh.  Ijin diperoleh dari 
Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya.
Barusan saya ngobrol dgn  Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang 
protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ?


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Budi Brahmantyo" 
Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Memang begitu selentingannya.
Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam
Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari
LIPI.

Nah lho???

BB





> Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI,
> sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada "tokoh" LIPI yang yang ikut
> sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut.
>
> 2012/2/17 Ismail 
>
>> **
>> Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN
>> dan
>> tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi
>> terkait didaerah tsb
>>
>> Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional
>> tapi
>> perorangan dalam Tim tsb
>>
>>
>> Sent by Liamsi's Mobile Phone
>> --
>> *From: *"yahdi zaim" 
>> *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 +
>> *To: *
>> *ReplyTo: *
>> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
>>
>> Pak RDP dan Rekans,
>> Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada
>> berita: "Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI" yg berita
>> singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan
>> pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin.
>> Wah bakal tambah ramai nih...
>> Wslm,
>> Zaim
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> --
>> *From: *Rovicky Dwi Putrohari 
>> *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700
>> *To: *e_rid...@yahoo.com; IAGI
>> *ReplyTo: *
>> *Cc: *refere...@yahoogroups.com;
>> alumni_gamais_...@yahoogroups.com
>> *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
>>
>> Waaa,
>> Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan
>> keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada
>> sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis
>> itu
>> baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah
>> menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan
>> karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta   Sains
>> ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg
>> tidak sepaham dengan promotornya  Dan sains itu tidak ada loncatan
>> besar yng datangnya "ujug-ujug mak pluk".
>> Mohon maaf saja  Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari
>> kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti.
>>
>> Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin
>> pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan
>> penelitian
>> seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan
>> rasa
>> ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak
>> menarik
>> karema kemasan atau pengungkapan yang rumit.
>>
>> Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak
>> memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah "persistent"
>> dalam
>> bahasa mudahnya "tekun" dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau
>> memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia
>> tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu,
>> jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No.
>> No
>>  Bukan seperti itu "reward" atau penghargaan yang diperoleh oleh
>> seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah "nama"
>> anda
>> akan dikenal dan "dikenang". Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat
>> adalah sebuah amal jariah.
>>
>> Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang
>> kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu
>> hal
>> lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil
>> risetnya. Sikap "low profile", lembah manah, sopan, membuat orang
>> memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau d

Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI

2012-02-17 Thread danny . hilman
Engga ada yang kepepet pak. Biasa2 aja. Intinya Kata KaDisBudpar yang protes 
itu tidak merepresentasikan. Kaum budayawan Garut tapi pemikiran satu atau 
beberapa orang saja.  Perkara itu mau disebut Oknum atau bukan ya engga 
masalah... Yg jelas Pihak aparat setempat juga masyarakat di sekitar G Padang 
tidak ada yg protes.  Malah sangat senang pak.  Bayangkan, yg tadinya 
pengunjung hanya sedikit sekarang bisa 1000 sehari.  Jalan juga katanya mau 
dibagusin dsb dll.
Gitu Pak.  



Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Yanto R. Sumantri" 
Date: Fri, 17 Feb 2012 00:04:05 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Danny

Oknum apa ???
Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu 
berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini.
Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam 
macam lagi.

terima kasih.

si Abah



 From: "danny.hil...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
 
Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh.  Ijin diperoleh dari 
Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya.
Barusan saya ngobrol dgn  Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang 
protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ?


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Budi Brahmantyo" 
Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Memang begitu selentingannya.
Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam
Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari
LIPI.

Nah lho???

BB





> Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI,
> sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada "tokoh" LIPI yang yang ikut
> sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut.
>
> 2012/2/17 Ismail 
>
>> **
>> Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN
>> dan
>> tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi
>> terkait didaerah tsb
>>
>> Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional
>> tapi
>> perorangan dalam Tim tsb
>>
>>
>> Sent by Liamsi's Mobile Phone
>> --
>> *From: *"yahdi zaim" 
>> *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 +
>> *To: *
>> *ReplyTo: *
>> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
>>
>> Pak RDP dan Rekans,
>> Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada
>> berita: "Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI" yg berita
>> singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan
>> pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin.
>> Wah bakal tambah ramai nih...
>> Wslm,
>> Zaim
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> --
>> *From: *Rovicky Dwi Putrohari 
>> *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700
>> *To: *e_rid...@yahoo.com; IAGI
>> *ReplyTo: *
>> *Cc: *refere...@yahoogroups.com;
>> alumni_gamais_...@yahoogroups.com
>> *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
>>
>> Waaa,
>> Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan
>> keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada
>> sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis
>> itu
>> baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah
>> menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan
>> karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta   Sains
>> ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg
>> tidak sepaham dengan promotornya  Dan sains itu tidak ada loncatan
>> besar yng datangnya "ujug-ujug mak pluk".
>> Mohon maaf saja  Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari
>> kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti.
>>
>> Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin
>> pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan
>> penelitian
>> seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan
>> rasa
>> ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak
>> menarik
>> karema kemasan atau pengungkapan yang rumit.
>

Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam?

2012-02-17 Thread danny . hilman
Ada. Folklorenya: Massa batuan yang hilang di Lembah Batu Rahong itu dulu 
diambil dan dipindahkan ke G Sadahurip.  Waktu sy tanya gimana caranya? Jawaban 
tetua di sana:"Ah gampil etamah,ngan sapaculeun". :-). Wk wk wk

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: parlaunga...@gmail.com
Date: Fri, 17 Feb 2012 09:16:00 
To: IAGI
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam?
Adakah cerita dongeng/legenda rakyat ttg Sadahurip? Biasanya di Indonesia kalau 
ada bentuk alam/batu yang aneh ada dongengnya, misalnya Batu Malinkundang, 
Sangkuriang (Tangkuban Perahu), dll. 
Salam, 
Laung 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: hse...@gmail.com
Date: Fri, 17 Feb 2012 09:14:00 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam?
Ternyata saya punya pandangan yang mirip dengan Pak Ben.  Waktu saya nulis, 
saya belum baca tulisan Pak Ben.  He he  Se-idea rupanya!
Cheers,
Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: benyamin sembiring 
Date: Thu, 16 Feb 2012 17:33:58 
To: 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam?
Gunung Sadahurip : Piramida Alam?



Menyimak diskusi tentang Gunung Sadahurip apakah sebuah piramida buatan
manusia atau gunung bentukan alam sangat menarik. Masing-masing punya
argumentasi nya.

Dari diskusi ini ada beberpa hal yang menjadi ketertarikan saya untuk
mengambil “kesimpulan sementara” tentang perdebatan ini, yaitu :

1.   - Piramida bukan saja harus mengacu kepada piramida besar ,
Giza,  yang
ada di mesir.  Menurut saya pernyataan ini bahwa apabila ada bentukan mirip
piramida bisa saja dikatan piramida walaupun tidak mengikuti aturan
piramida di Mesir

2.  -  Hasil penelitian beberapa ahli geologi bahwa di Gunung Sadahurip
terdapat batuan beku yang berbentuk columnar joint, andesit dll. Sehingga
kelompok ini menapsirkan bahwa Gunung Sadahurip adalah bentukan alam yang
mirip piramida.

3.  -  Ada juga sekelompok ahli geologi yang melakukan penelitian di
Gunung Sadahurip bahwa disana ditemukan sisa sisa/bekas aktivitas manusia
(artefak/ekofak). Bahkan kelompok ini juga melakukan penelitian geofisika
sehingga yakin betul bentukan tersebut berbeda (ada bedanya) dengan
bentukan alam biasa. Kelompok ini meyakini bahwa Gunung Sadahurip adalah
piramida buatan manusia.

Ada banyak bentukan alam yang dipergunakan oleh manusia untuk membangun
suatu tempat beraktivitas, bisa saja itu tempat hunian maupun tempat
pemujaan. Misalnya Gua Gajah di Bali, Gua Selomangleng di Kediri. Paling
tidak kedua tempat itu adalah batuan bentukan alam yang dibangun oleh
manusia untuk keperluan beribadah, mungkin. Namun dilakukan berbabagi
bentukan sehingga tempat itu bukan murni hasil bentukan alam, tapi sudah
ada modifikasi manusia. Nah..bisakah Gunung Sadahurip seperti itu?


Yang ingin saya katakan bahwa ada banyak bentukan alam yang bisa
dipergunakan oleh manusia untuk berbagai keperluannya. Jadi kalau Gunung
Sadahurip yang berbentuk piramida itu dipergunakan oleh manusia untuk
keperluannya dan membangun sesuatu disana adalah hal yang wajar saja.
Apalagi kalau piramida gak harus mengacu kepada bentuk piramida Giza.


Memperhatikan hal di atas apakah tidak mungkin Gunung Sadahurip adalah
gunung bentukan alam, yang kebetulan berbentuk piramida, dimanfaatkan
manusia untuk dijadikan tempat untuk keperluan manusia saat itu. Begitu
cerdasnya manusia saat itu, untuk apa mengangkat batuan sekian banyaknya
untuk buat piramida, toh sudah ada gunung bentukan alam yang bisa
dipergunakan, tinggal memolesnya saja menjadi seperti yang diinginkan. Bisa
saja membangun suatu bangunan di puncak ataupun sisi lain sehingga
diperkirakan beberapa ahli ada sebuah ruangan hasil karya manusia.


Oleh karena itu, jadilah Gunung Sadahurip adalah Piramida Alam.


Terlalu dini memang.


Salam

Benyamin Sembiring



Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI

2012-02-17 Thread danny . hilman
Wartawan PR-nya lagi mabuk cendol kali pak.  Awas ketularan :-) 

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Bandono Salim" 
Date: Fri, 17 Feb 2012 12:50:25 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Mnrt koran pr, itu kuncennya dan petinggi kampung pada ikut protes.
Tapi siapa sih berani protes ke presiden?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Yanto R. Sumantri" 
Date: Fri, 17 Feb 2012 00:45:16 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Oh gitu ya Danny , syukurlah , jadi si Abah suudon.
Jadi tambah banyak ya pengunjungnya ! Iya tuh saya juga jadi pengen nengok 
gunung Padang.
Nuhun infona 

Saya berpendapat bahwa diskusi mengenai Gn Padang , Sadahurip dan pyramide 
merupakan hal yang memberikan  dampak positip  "awareness" masyarakat  terhadap 
ilmu pengetahuan

Berbeda pendapat kan biasa dalam ilmu ..pengetahuan.

si Abah




 From: "danny.hil...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, February 17, 2012 3:33 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
 

Engga ada yang kepepet pak. Biasa2 aja. Intinya Kata KaDisBudpar yang protes 
itu tidak merepresentasikan. Kaum budayawan Garut tapi pemikiran satu atau 
beberapa orang saja.  Perkara itu mau disebut Oknum atau bukan ya engga 
masalah... Yg jelas Pihak aparat setempat juga masyarakat di sekitar G Padang 
tidak ada yg protes.  Malah sangat senang pak.  Bayangkan, yg tadinya 
pengunjung hanya sedikit sekarang bisa 1000 sehari.  Jalan juga katanya mau 
dibagusin dsb dll.
Gitu Pak. 



Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI


From:  "Yanto R. Sumantri"  
Date: Fri, 17 Feb 2012 00:04:05 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:   
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI

Danny

Oknum apa ???
Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu 
berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini.
Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam 
macam lagi.

terima kasih.

si Abah



 From: "danny.hil...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
 
Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh.  Ijin diperoleh dari 
Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya.
Barusan saya ngobrol dgn  Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang 
protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ?


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Budi Brahmantyo" 
Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Memang begitu selentingannya.
Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak
 Himam
Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari
LIPI.

Nah lho???

BB





> Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI,
> sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada "tokoh" LIPI yang yang ikut
> sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut.
>
> 2012/2/17 Ismail 
>
>> **
>> Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN
>> dan
>> tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi
>> terkait didaerah tsb
>>
>> Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional
>> tapi
>> perorangan dalam Tim tsb
>>
>>
>> Sent by Liamsi's Mobile Phone
>>
 --
>> *From: *"yahdi zaim" 
>> *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 +
>> *To: *
>> *ReplyTo: *
>> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
>>
>> Pak RDP dan Rekans,
>> Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada
>> berita: "Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI" yg berita
>> singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan
>> pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin.
>> Wah bakal tambah ramai nih...
>> Wslm,
>>
 Zaim
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> --
>> *From: *Rovicky Dwi Putrohari 
>> *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700
>> *To: *e_rid...@yahoo.com; IAGI
>> *ReplyTo: *
>> *Cc: *refere...@yahoogroups.com;
>> alumni_gamais_...@yahoogroups.com
>> *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti

Re: [iagi-net-l] Re: History time line

2012-03-02 Thread danny . hilman
Terimakasih atas kesediaannya mau bantu Mas Avi.

Wass
DHN


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sat, 3 Mar 2012 05:28:28 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: History time line
Sayang mas Band ga bisa datang ke Soepomo untuk lihat presentasi DHN dan ma ADB 
saya kira udah runtun dan layak dpt bintang

Lanjut aja mas Dany di publish di Nature as you wish, I can be you help to 
review kalo perlu

Salut sama Danny dan ADB

Bravo

Avi Al Haj
0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Bandono Salim" 
Date: Sat, 3 Mar 2012 02:21:39 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: History time line
Sukur pa D bisa menggabung geokronology, dgn arkeologi. Memang perkembangan 
jaman batu bisa bertumpuk dengan jaman skarang. Buktinya masyarakat jaman batu 
di irian/papua ktm dengan manusia modern.
Mohon dpt dipahami. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 3 Mar 2012 08:54:00 
To: IAGI; 
geologi...@googlegroups.com
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Re: History time line
Imajinasi liar saya seringkali muncul ketika melihat sebuah time line
seperti itu.

Selama ini kita mengatakan bahwa GeoArkeologi diterjemahkan sebagai bantuan
ilmu geologi dalam pekerjaan arkeologi. Diantaranya yang paling utama
adalah "dating" penentuan umur. Namun ketika arkeologi atau sejarah
digambarkan sebagai sebuah time line dimana geologist sudah semestinya
mengerti dunia 4 dimensi akan mampu "berinteraksi" dengan ilmu arkeologi.
Jadi bukan hanya sekdar sebagai membantu tetapi justru memasukkan teori,
kaidah serta hukum-hukum geologi kedalamnya.

Tidak hanya sekedar carbon dating, tidak hanya sekdar GPR, dan juga bukan
hanya Geolistrik saja untuk emengaplikasikan GeoArkeologi.

Litho vs chrono

Dalam ilmu geologi atau stratigrafi kita mengenal konsep korelasi dengan
menggunakan kaidah lithostratigrafi dan chronostratigrafi, keduanya jelas
sangat berbeda namun memiliki manfaat yang khusus ketika diunakan.
Pendekatananya berbeda, hasilnya berbeda dan implikasinyapun pasti akan
berbeda ketika menjelaskan " sejarah geologi". Menguhubungkan atau
mengkorelasikan jbatuan atau fasies "sejenis" berbeda dengan menghubungkan
batuan yang "seumur".

Demikian juga dalam ilmu sejarah arkeologi atau atntropologi. Yang disebut
denga Megalithik, bukan sebuah nama umur atau zaman. Megalithik dapat juga
berarti budaya, budaya manusia dimana memanfaatkan batu batuan alam, atau
mungkin bahkan bentukan alam yg berhubungan dengan alam (cmiiw). Sehingga
ketika kita menemukan situs megalithik tidak mungkin serta merta mengatakan
bahwa situs itu berusia ribuan tahun. Situs Machu Pichu dikenal sebagai
situs megalitik, namun diperkirakan dibangunn abad ke 15 oleh Inca. Sebelum
kolonialisme menyebar. Padahal abad 8 pun Indonesia sudah mampu membuat
candi megah Borobudur. Bahkan budaya megalith masih juga dapat dijumpai
hingga sekarang.

Jadi jangan hanya berpikir GeoArkeologi akan berperan dalam hal timing atau
dating situs dan pengenalam bawah permukaannya saja. Kalau geolog mengajari
sekuence stratigrafi dan bahkan konsep geologi moderen lainnya tentusaja
arkeologi akan berkembang.

Salam whik en

Rdp
"halllah whik en kok serius"

On Saturday, March 3, 2012, Rovicky Dwi Putrohari  wrote:
> Bagi seorang "visual" seperti saya, mengerti atau memandang dunia dengan
gambar lebih memudahkan ketimbang membaca text ataupun dijelaskan dengan
perkataan yg mudah bagi si "auditory". Sejarah yg digambarkan seperti ini
memudahkan seorang "visual" seperti saya utk memahaminya.
> Sejarah dalam gambar ini memperlihatkan seolah-olah sejarah dunia manusia
"dimulai" dan didominasi dari Eropa. Apakah benar ? Mungkin saja tidak, ini
menjadi demikian karena dibuat dan digali oleh orang-orang Eropa. Sehingga
Eropa terlihat "penuh".
> Sejarah Indonesia tidak atau sedikit saja, karena "penggali" sejarahnya
yg kurang.
> Seandainya saja ada arkeolog yg berkenan membuat "peta perjalanan"
sejarah dalam sebuah "time line".
>
> Mimpi mode on.
>
> Rdp
>
> --
> "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"
>

-- 
*"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*



Re: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA

2012-09-14 Thread danny . hilman
Apakabar Mas Bas,  sebaiknya di simak dulu e-mail saya ttg ini
 
Salam
Danny

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: basuki puspoputro 
Date: Fri, 14 Sep 2012 04:09:51 
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI; Geo 
Unpad; Eksplorasi 
BPMIGAS
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA
Waduhhh, sewaktu yangkung SMA tahun 1961 dalam mata pelajaran ilmu bumi alam 
sngai purba tersebut sudah diajarkan, sungguh pahit berita yang diketengahkan 
pak Awang ini. semoga hanya pelaku posting saja yang kurang pas.
 
Salam,
yangkung



From: Awang Satyana 
To: IAGI ; Forum HAGI ; Geo Unpad 
; Eksplorasi BPMIGAS 
 
Sent: Thursday, 13 September 2012, 23:20
Subject: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA

Sebuah berita bertajuk: Ditemukan, Jejak Sungai Purba di Utara Laut JawaSabtu, 
18 Februari 2012 , di-posting seorang rekan di FB sebuah Group malam ini.  
Dilaporkan bahwa sungai2 purba ini ditemukan Tim Bencana Katastrofi Purba. 
Mungkin wartawannya ngawur ya...Perlu klarifikasi serius atas berita ini, 
meskipun ditulis Februari 2012. Sungai2 purba atau lebih tepatnya sungai2 
tenggelam di Laut Jawa sampai Selat Malaka adalah isu lama, tentu saja 
penemunya bukan Tim Bencana Katastrofi Purba dan jejaknya juga bukan ditemukan 
oleh Dr. Wahyu Triyoso. Sungai-sungai purba di Laut Jawa dan Selat Malaka itu 
sudah ditemukan hampir 100 tahun lalu dan sudah dipublikasikan oleh GAF 
Molengraaff dan M Weber pada tahun 1919 dalam makalah berjudul "Het verband 
tusschen den plistoceenen ijstijd en het ontstaan der Soenda-Zee en de invloed 
daarvan op de verspreiding der koraalriffen en on de land- en zoetwater fauna" 
(Wis- en Nat. Afd. Kon. Akad. v. Wetensch., Amsterdam,
 29 Nov 1919, 28, 497-544). Molengraaff adalah seorang ahli geologi dan Weber 
adalah seorang ahli biologi pada zaman Belanda di Indonesia. Garis Weber, garis 
kesetimbangan fauna Asiatik dan Australia di Indonesia bagian tengah adalah 
berasal dari namanya.Di Laut Jawa itu dan Selat Malaka itu, Molengraaff dari 
tahun 1919 telah memetakan alur-alur sungai yang tenggelam  (drowning river 
system) yang terbagi menjadi dua alur sungai utama, yang dinamainya Sungai 
Sunda Utara di bawah Selat Malaka dan Sungai Sunda Selatan di bawah Laut Jawa. 
Nama lain kedua alur utama sungai itu juga sering disebut sebagai Sistem Sungai 
Molengraaff, mengikuti nama penemunya. Sungai Sunda Utara mempunyai daerah hulu 
di Sumatra dan Kalimantan Barat, dan bermuara ke Laut Cina Selatan, sedangkan 
Sungai Sunda Selatan mempunyai hulu di Jawa dan Kalimantan Selatan dengan muara 
di Selat Makassar. Lembah-lembah sungai yang terbenam ini sebagian sudah 
tertimbun lumpur. Tetapi
 penelitian geologi kelautan sejak akhir 1950-an oleh beberapa ekspedisi 
kelautan bekerja sama dengan pihak asing telah dapat mengenal keberadaan 
sungai2 besar ini. Dua lembah sungai besar di selatan Kalimantan Selatan, 
sebelah selatan Sampit, misalnya ditunjukkan di buku bagus tentang oseanografi 
Indonesia tulisan Anugerah Nontji (Djambatan, 1987): "Laut Nusantara". Lebar 
lembah2 sungai ini antara 400-500 meter, dasar sungai purba ini 17-24 meter 
lebih dalam daripada dasar laut sekitarnya, dan terisi oleh endapan setebal 
8-15 meter.Weber juga menunjukkan bahwa adanya sistem sungai-sungai Sunda ini 
dibuktikan oleh banyaknya persamaan jenis ikan tawar di sungai2 pesisir timur 
Sumatra dengan ikan2 di pesisir barat Kalimantan, padahal antara Kalimantan 
Barat dan Kalimantan Timur tidak ada persamaan.Karena glasiasi-deglasiasi yang 
terus terjadi secara siklus di wilayah Paparan Sunda, sehingga saat glasiasi 
air laut menyurut dan turun lalu menyingkapkan
 paparan menjadi daratan (Sundaland) sebab air laut tertarik ke kutub2 Bumi 
menjadi es; dan saat deglasiasi terjadi pencairan es di kutub2 Bumi lalu air 
laut di mana2 naik, maka Sundaland kembali tenggelam menjadi Paparan Sunda 
(Sunda Shelf).Hasil penelitian geologi dapat menunjukkan jejak sejarah Paparan 
Sunda dan Sundaland. Kira2 170.000 tahun lampau muka laut berada kira-kira 200 
meter lebih rendah dari sekarang, tersingkaplah Sundaland. Lalu dalam 125.000 
tahun terakhir, air laut ini secara bertahap naik, tetapi belum mencapai posisi 
seperti sekarang. Pada sekitar 7000 tahun yang lalu, posisinya seperti 
sekarang, 4000 tahun yang lampau 5 m melampaui posisi sekarang, lalu turun lagi 
dan sejak 1000 tahun yang lalu posisinya sudah seperti sekarang.Yang namanya 
siklus glasiasi dan deglasiasi tak pernah terjadi mendadak turun atau naik, 
apalagi terjadi dalam semalam seperti banjir dalam dongeng Atlantis yang 
dituturkan Plato. Dan yang namanya sistem
 sungai2 Sunda tak berhubungan dengan peradaban tinggi ala dongeng Atlantis. 
Kecuali  kalau submarine archaeology kelak menemukan banyak bukti2 kebudayaan 
tinggi terkubur di lembah2 sungai2 Sunda itu tetapi bukan beras

Re: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA

2012-10-02 Thread Danny Hilman
ung dan  Gunung Sadahurip Garut dengan metode geolistrik dan
> georadar  . Di  Gunung Padang , klaim tentang tersembunyinya bangunan
> piramida / budaya di perut Gunung Padang tidak lagi oleh Yayasan Turangga
> Seta melainkan  oleh Tim Bencana Katastropik Purba / Stafsus Presiden
> Bidang
> Bantuan Sosial dan Bencana , yang selain melakukan survey geolistrik dan
> georadar, melakukan juga pemboran inti dan ekskavasi arkeologi ( mendapat
> kritikan tajam dari masyarakat arkeologi ).
>
>
>
> Kegiatan penelitian  Tim Bencana Katastropik Purba  di Gunung Padang
> kemudian dihentikan dan diambil alih oleh lembaga yang lebih berwenang
> secara hukum yaitu Puslit Arkeologi Nasional . Temuan-temuan imaginer yang
> telah diumumkan ke khalayak ramai seperti tentang adanya lapisan pasir
> sebagai peredam gempa yang sengaja diayak oleh manusia prasejarah lebih
> sepuluh ribu tahun yang lalu,  tiang pintu gerbang setinggi 18 meter, ruang
> kosong di perut G.Padang yang diduga menyimpan logam berat ( baca Tempo 27
> Agustus : Mimpi Emas di Gunung Padang ) , demikian juga bangunan "piramida
> "
> raksasa yang diperkirakan 10 kali lebih besar dari Candi Borobudur, tidak
> sempat  dibuktikan dan tampaknya akan tinggal sebagai hayalan belaka.
> Kepala
> Puslit Arkenas yang ditugasi melanjutkan penelitian dengan visi dan misi
> yang berbeda langsung memberikan pernyataan di Pikiran Rakyat bahwa :
> Piramida Itu Omong Kosong ( PR 28 Agustus 2012 ).
>
>
>
> Itulah rekan-rekan , garis besar ceramah mang Okim tentang gunung piramida.
> Semoga saja pesan yang tersurat dan tersirat dalam ceramah mang Okim  dapat
> ditangkap oleh rekan-rekan IAGI Komwil Kaltim yang relatif masih muda-muda.
> Alangkah eloknya  kalau setiap langkah yang kita lakukan , apalagi yang
> namanya penelitian ilmiah, dapat memberikan kesejukan dan kesegaran  bagi
> semua pihak, bukannya gejolak dan sakit hati bagi individu ataupun lembaga
> yang secara hukum berwenang, tetapi  tersingkir oleh kekuasaan .  Di
> kesimpulan ceramah mang Okim ditulis tentang  penghargaan NOBEL yang
> diungkapkan di Pikiran Rakyat, yang walaupun senda gurau tetapi terkesan
> menjadi salah satu tujuan dari penelitian Gunung Padang ( kalau berhasil
> menemukan yang dicari ! ).
>
>
>
> Semoga bermanfaat,
>
> Wassalam,
>
>
>
> Mang Okim
>
>
>
> LAMPIRAN  GAMBAR
>
>
>
> DSCN9722-40.jpg
>
> Gambar 1 : Pak Aussie Gautama memperkenalkan  mang Okim, didampingi Pak
> Noor
> Syarifuddin.
>
>
>
> DSCN9737-40.jpg
>
> Gambar 2 : Sessi foto bersama anggota IAGI Pengda Kaltim.
>
> Tampak di kiri  neng Ai,  pasangan Bu Aniek dan Pak Dicky ( Eddy Soedigdjo
> ).
>
>
>
> cid:image010.jpg@01CDA07B.4C746350
>
> Gambar 3 :  Topik ceramah: Tinjauan Piramida G.Lalakon, G. Sadahurip, dan
> G.
> Padang
>
>  dari Perspektif Geologi
>
>
>
> cid:image012.jpg@01CDA07B.4C746350
>
> Gambar 4 : Hipotesis awal dari  Yayasan Turangga Seta ( tersebar luas di
> seluruh jagad )
>
>
>
>
>
> Gambar 5 : Survey geolistrik di G. Sadahurip Garut, dan interpretasinya.
>
>
>
>
>
>
>
>
> KESIMPULAN GUNUNG PADANG
>
>
>
> *   Arkeologi  :  Situs Megalitik Gunung Padang adalah Punden Berundak
> yang dibangun pada kisaran tahun 2500-1500 SM , dengan bahan columnar joint
> in situ yang disusun dengan penguatan struktur yang juga tersusun dari
> columnar joint andesit.
>
> *   Ahli Gunung Api Purba :  G. Padang adalah leher/sumbat lava di
> dalam
> kawah gunung api purba, berstruktur kekar kolom yg sudah roboh berserakan
> kemudian ditata oleh manusia (masa lalu) sebagai punden berundak utk lokasi
> pemujaan, namun karena sebab tertentu (tanah longsor & gempa bumi?)
> kemudian
> ditinggalkan/ditelantarkan.
>
> *   Puslit  Arkenas : Fokus penelitian mendatang bukan untuk memburu
> adanya konstruksi mirip piramida terbesar di dunia melainkan penelitian
> yang
> berkaitan dengan upaya pelestarian, rekonstruksi bangunan situs , dan
> cakupan luas situs.
>
> *   Mang Okim : Buat apa memburu kejayaan masa lalu, apalagi
> penghargaan
> NOBEL, kalau masyarakat di sekitar Situs Megalitik Punden Berundak Gunung
> Padang yang sudah dinyatakan terbesar di kawasan Asia Tenggara masih saja
> hidup di bawah garis kemiskinan.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>


-- 
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia


Re: [iagi-net-l] Andang Protes

2011-05-26 Thread danny . hilman
Lucunya saya malah engga pernah diberi kesempatan ngomong perihal pemicuan 
gempa (kalo mau dihubung-hubungkan)  :-)
Tapi ngeri juga kalo ikut ngomong...takut disantet. LOL

Salam
Danny


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Andang Bachtiar" 
Date: Fri, 27 May 2011 10:15:59 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Andang Protes
Iya, Prof, yang di Jambi itu saya yang merekomendasikan. Terimakasih atas
kesediaannya.

 

Kembali ke Simposium: ada tambahan ganjelan lagi.

 

Seperti diceritakan oleh Awang di laporan pandangan mata, ada presenter
bule: Amanda Clarke dari ASU (Arizona State University) yang presentasi
bagaimana gempa memicu mudvolcano, geyser, gunung api dsb. (Tapi) untuk
kasus gempa Yogja dan Lusi, Amanda tak membahas secara khusus sebab
memerlukan data lebih lanjut. Lha, ini bule cewek belum bikin riset tentang
LuSi, hanya berdasarkan pengalaman2 dia di luaran, malah boleh presentasi.
Meskipun panitia kelihatannya cenderung senang dengan bule/expat tapi ini
keterlaluan, masak yang kayak gini dikasi slot bicara juga.

 

Hehehehe,..sudah ah. Nanti malah berlarut-larut.

 

Salam

 

ADB

 

  _  

From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Friday, May 27, 2011 9:22 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes

 

Ya maksud saya seolah-olah usulannya "diperhatikan" dengan menambahnya
pembicara dari dalam negeri/universitas di Indonesia. Tapi yang diajukan
jelas kemana arahnya.

Saya pun juga dikadalin. Saya sebenarnya juga diundang menghadiri simposium,
bahkan ditelepon beberapa kali. Namun setelah saya baca flyer-nya, saya
lihat jelas ke mana arahnya dan maksudnya. Sayapun menyatakan tidak bisa
hadlir karena saya kebetulan ada acara presentasi/rapat di Jakarta.

Waktu saya di Jambi minggu yang lalu untuk menjadi panelist dalam suatu
diskusi mengenai bagihasil minyak bagi Jambi (katanya direkomendasikan oleh
Pak Andang juga) saya terus menerus ditelepon oleh seorang wartawati dari
TVOne, katanya dia ditugaskan mewawancara saya, mengenai dunia perminyakan
Indonesia. Akhirnya saya setuju dan wawancara berlangsung di kamar hotel di
Jakarta. Wawancara berlangsung mungkin lebih dari 30 menit dan juga muncul
pertanyaan mengenai Lumpur Lapindo. Off the record saya katakan, "kalian itu
bagaimana, kan saya tahu siapa yang punya TVOne dan pendapat saya mengenai
masalah itu kan jelas saya utarakan pada wawancara". Saya katakan pasti
kalau sudah sampai di editor, hasil wawancara ini bakal kena editing berat,
bahkan mungkin juga tidak akan ditayangkan."

Mereka sih senyum-senyum saja.

Ternyata benar sekali, pada acara Tahukah Anda kemarin sore saya hanya
muncul beberapa detik saja membicarakan mengenai 'Indonesia sebagai
net-importer oil dan sudah keluar dari OPEC' (hal yang kurang relevant),
sedangkan yang muncul lainnya Prof Sukendar dan Ir Sunu (dari Lapindo) yang
berbicara mengenai Lusi cukup panjang lebar. Saya sendiri tidak nonton acara
itu karena masih dalam perjalanan dari Jakarta ke Bandung.

Wah jadi dikadalin juga, walaupun sudah tahu apa yang akan terjadi.

Wassalam

RPK

- Original Message - 

From: Andang Bachtiar <mailto:abacht...@cbn.net.id>  

To: iagi-net@iagi.or.id 

Sent: Friday, May 27, 2011 8:50 AM

Subject: RE: [iagi-net-l] Andang Protes

 

Koreksi Prof, saya tidak ikut datang di Symposium. Jadi, luput dijadikan
kadal.

 

Note (lagi):

 

1.  Kalau memang benar mau berorientasi pada penyelesaian ke depan, akan
lebih logis, elegan, dan bermanfaat simposiumnya membahas bagaimana disain
3D/4D seismic, disain MT, disain subsidence GPS survey-nya dikaitkan dengan
modeling subsidence, perluasan area terdampak, dan kemungkinan pengaruhnya
pada infrastruktur yang ada maupun yg direncanakan dibangun (jalan tol,
jalan kereta, jalan biasa, lapangan2 migas, jalur2 pipa, dsb) 
2.  Dan akan lebih klop kalau kawan2 dari Badan Geologi sebagai lembaga
geologi resmi pemerintah juga diundang  2-3 orang untuk mempresentasikan
berbagai hasil riset mereka dalam 3 tahun terakhir ini (geokimia, amblesan,
struktur dangkal, air tanah, dsb), termasuk rencana akuisisi seismic 3D yang
sekarang sedang dalam proses tender dsb. 
3.  Format workshop lebih cocok dari pada symposium: spy hasilnya
kongkrit ke depan. 

 

Salam

 

ADB

 


  _  


From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Friday, May 27, 2011 8:17 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes

 

Wah sebetulnya saya sudah tidak ingin berkomentar lagi mengenai Lumpur
Lapindo ini

Tapi, maaf saja, Pak Andang. Anda kelihatannya akhirnya dikadalin juga

Hehe
Wassalam

RPK

- Original Message - 

From: abacht...@cbn.net.id 

To: iagi-net@iagi.or.id 

Sent: Friday, May 27, 2011 5:53 AM

Subject: Re: [iagi-net-l] Andang Protes

 

Saya menuliskannya sebagai catatan (note) di facebook saya SEMINGGU yg lal

Re: [iagi-net-l] Andang Protes

2011-05-27 Thread Danny Hilman
Betul yang dikatakan Pak Hardy bahwa " tidak bisa menyetir pendapat para
ilmuwan mancanegara yang telah memiliki reputasi."
Makanya ilmuwan yang punya reputasi kalo kira-kira bakal "merusak acara" ya
mendingan jangan dikasih kesempatan ngomong (jadi engga perlu di-setir2) ...
gitu aja kok repot  :-)

Salam,
DHN

2011/5/27 Nataniel Mangiwa 

> Perasaan saya jaman sekarang itu segala hal yang menyangkut uang itu harus
> jelas asal-usulnya. Yang namanya Humanitus Foundation dan Badan
> Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) itu kira2 siapa yang mendanai ya?
> Mungkin negara kalau BPLS tapi kalau Humanitus Foundation (HF) kira-kira
> dari mana dananya? Pembicara expat2 itu datang ke Indonesia apa mungkin
> mereka bayar dengan uang masing2, lalu semuanya akomodasi dll sepertinya
> tidak sedikit tuh biayanya (Rusia, Amerika dll).
>
> Kalau gedung DPR baru diprotes karena buang2 uang, sepertinya ini juga
> mungkin bisa diprotes karena terlalu buang2 uang bayar expat untuk datang
> dan bicara (demi sains?). Atau memang sudah tidak ada SDM dalam negeri yang
> sehebat mereka2 expat2 ini. Menurut tingkat ekonomi saya uang tersebut
> banyak, tapi mungkin menurut HF dan BPLS peanut.
>
> Lebih bagus lagi kalau lain kali simposium model begini panggil pembicara
> 1expat per negara asing, Amerika, Rusia, Brazil, Jepang dll. Setelah mereka
> semua datang, hasilnya di publish lalu kita tuan rumah selamat membaca.
> Semoga expat2 tersebut benar2 tulus ingin membantu memberikan solusi untuk
> Lusi dan rakyat yang terkena imbas Lusi. Konon kabarnya expat sangat
> objektif "kata Hardi, guru besar ilmu geologi. Kami, katanya, tidak bisa
> menyetir pendapat para ilmuwan mancanegara yang telah memiliki reputasi."
>
> Salam Expat!
> Natan
>
> 2011/5/26 R.P.Koesoemadinata 
>
>  Apakah betul mengirimkan surat protes atas terselenggaranya Symposium on
>> Indonesia's mud volcano yang berlangsung pada 25-26 Mei 2011 di Sidoarjo
>> sebagai mana dikutip Wartawan Tempo di Tempo Online hari ini?
>> http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/05/26/brk,20110526-336947,id.html
>>
>> Wassalam
>> RPK
>>
>
>


-- 
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia


Re: [iagi-net-l] Apakah gempa 2012 ini terpicu atau akan memicu ?

2012-04-12 Thread danny . hilman
Yang pertama perlu digaris bawahi dari kejadian gempa ini adalah merupakan 
Gempa Strike-slip Terbesar sepanjang sejarah rekaman data seismik di seluruh 
Dunia.
 
Perihal Picu-memicu ini memang menarik, tapi tidak mudah dikuantifikasikan.  
Faktanya memang seperti 'bersahut-sahutan'.  Waktu tahun 2000 ketika terjadi 
Gempa di Bengkulu M7.8-7.0 ("couplet" gempa strike-slip fault  di "subducted 
oceanic plate" da, megathrust di sekitar Enggano) kemudian diikuti oleh gempa 
strike slip di Samudra Hindia (M7.9).
Pemicuan gempa bisa diuraikan dalam tiga hal: 1. Deformasi patahan gempa 
menyebabkan "shadow stress" pada sekelilingnya - alias ada penambahan static 
stress.  Ini yang paling populer dan sering di-makalahkan namun tidak bisa 
menerangkan banyak hal - termasuk,nenurut saya, picu memicu antara NER-IFZ dan 
Zona Subduksi. 2. Goncangan dari Gelombang gempa yang merambat ke sekeliling 
juga bisa memicu gempa pada patahan-patahan aktif di sekitarnya yang kebetulan 
strain accumulationnya sudah penuh - efek dynamic stress.  Menurut saya ini 
yang lebih signifikan karena efeknya bisa sampai jauh dan besar. namun sangat 
sedikit dibahas dalam paper2 (mungkin karena susah menguraikannya).  3. Fault 
displacement yang terjadi langsung bisa memberikan tambahan strain pada patahan 
aktif disekitarnya.  Dalam hal ini, gempa strike-slip fault M 8.6 dan 8.2 
(_USGS) kemarin itu displacementnya akan menyodok Zona subduksi.  Displacement 
dari M 8.6 bisa mencapai 15 m sepanjang patahan lebih dari 1000 km.  Apabila 
strike-slip fault ini sampai ke-zona subduksi maka sama saja pada bagian itu 
megathrust di zona subduksinya akan mendapat tambahan akumulasi strain instant 
yang setara dengan displacement tsb.
Dalam kondisi "interseismic" si Megathrust hanya mendapat tambahan strain 
sebesar hanya sekitar 5 cm/tahun (setara dgn kecepatan gerak lempeng).  Nah 
sodokan strike-slip 5m saja setara dengan akumulasi interseismic selama 100 
tahun!   Alasan ke-3 ini yang saya paling suka. Dari gempa kemarin yang 
kelihatannya yang  mendapat sodokan paling telak adalah segmen megathrust di 
wilayah Simelue NAD...Segmen Mentawai mungkin kebagian juga jatah 10-20 cm 
(harus dimodelkan dulu "displacement field"nya).  Kita lihat saja bagaimana 
responnya.

Salam
Danny
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Thu, 12 Apr 2012 09:10:52 
To: IAGI; Forum HAGI; 

Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Apakah gempa 2012 ini terpicu atau akan memicu ?

PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-06-16 Thread danny . hilman

Di artikel itu disebutkan ada data treering dan historical record di seluruh 
dunia, jadI wajar saja kalo akurasinya bisa 1-2 tahun.  Yang dperdebatkan 
adalah gunung yang mana?
Surprise juga kalo G Rinjani yg meletus kita yang punya gunung ga tahu, malah 
orang luar yg nemukannya. Padahal seharusnya ada dalam sejarah (masa 
Majapahit). Bagaimana impact-nya ke masyarakat/kerajaan waktu itu ya?
Kalo benar Rinjani, satu fakta nyata kita sangat sedikit mempelajari sejarah 
dan bencana2 di massa lalu.

Saya akan cari juga di data coral rings sekitar tahun itu, sisapa tahu ada 
sesuatu.  Yg jelas data erupsi Tambora 1815 terlihat jelas pada rekaman koral.

Frank Lavigne itu rasanya bukan volcanologist. Dia dulu ikut studi tsunami Aceh 
dan membuat film dan animasi yg bagus. Dia istrinya orang Jogya klo ga salah.

Salam
DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio 
Date: Sat, 16 Jun 2012 05:42:53 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?
wah hebat ya dating system nya sampai tahu thn nya dengan ketepatan 2 tahun  
(1257 atau 1258).
lah kalau ngak salah katanya saat itu Gunung Toba yang meledak?


fbs




 From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" 
 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:31 PM
Subject: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?
 

Gunung mana ya ?

Rdp
http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano_mystery_may_be_solved

13th Century Volcano Mystery May Be Solved - Science News
SELFOSS, Iceland — One of the biggest mysteries in volcanology may finally have 
a solution. An eruption long thought to have gone off in the year 1258, 
spreading cooling sulfur particles around the globe, happened the year before 
in Indonesia, scientists report.
Until now, researchers have known a big volcano went off somewhere in the world 
around that time, but they didn’t know exactly where or when.
The new report still remains something of a mystery. Franck Lavigne, a 
geoscientist at Panthéon-Sorbonne University's Laboratory of Physical Geography 
in Meudon, France, showed data and close-up photographs of the remains of the 
perpetrator volcano on June 14 at an American Geophysical Union conference on 
volcanism and the atmosphere. But he declined to name the specific volcano, 
saying he had agreed with his international colleagues not to identify it until 
the work is published in a peer-reviewed journal.
“We have new and solid evidence for the biggest volcanic eruption in 7,000 
years,” Lavigne said.
Consensus in the meeting hallways was that he showed pictures of Indonesia. 
Lavigne would say only that Indonesia has more than 130 active volcanoes.
Scientists know a big eruption must have happened in the mid-13th century 
because ice cores from Greenland and Antarctica dating to that time contain 
huge amounts of sulfur. Tree rings, historical records and other evidence also 
show that the planet cooled soon thereafter. Big volcanic eruptions can spew 
sulfur particles into the upper atmosphere, where they spread around the globe 
and reflect sunlight, temporarily chilling the planet.
Leading candidates for the 1258 eruption have included Mexico’s El Chichón, 
which also erupted in 1982, and Quilotoa in the Ecuadorean Andes. But the 
chemical composition of rocks from those volcanoes, among other factors, don’t 
really match the 1258 sulfur from ice cores.
At the meeting, Lavigne showed geochemical analyses of rocks from his mystery 
volcano. They matched the chemistry of the polar sulfur almost perfectly. The 
rocks come from a caldera, the collapsed remains left behind after a large 
volcanic eruption drains an underground magma chamber.
Newly unearthed historical records and other evidence show that climate changes 
were already happening in the region by the winter of 1257-1258, Lavigne said. 
“We think the eruption may have been in the late spring or summer of 1257,” he 
said. That’s nearly a year earlier than previously thought.
Computer simulations suggest the eruption sent pumice flying into the air more 
than 40 kilometers high, showering debris for tens of kilometers around. The 
eruption would have ranked a 7 on the volcanic explosivity scale that measures 
an eruption’s magnitude. That scale tops out at 8.
Still, volcanologists have spent decades looking for the source of the 
1257/1258 eruption. It’s not yet clear whether Lavigne will be able to marshal 
enough evidence to convince everyone else.


-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"


Re: [iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Thread danny . hilman
Waduhh... Masa interogasi laporan singkat-populer hasil riset harus  dicurigai 
dan pake diarah-arahkan segala kesimpulannya Pak? Kaya kasus LAPINDO aja :-)  
Memangnya siapa yang untung kalo di bukit itu ada bangunan pra-sejarah? :-) 
Sebenarnya saya sih maunya diarahkan ke Mba Anya Dwinov, namun apa daya Bang 
Effendi Gozali yang lebih agresif  :-) wa ka kak.
 
 

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Bandono Salim" 
Date: Sun, 29 Jul 2012 07:08:50 
To: Iagi
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Juriga ya mas, ada batu dibalik udang?
Iya pintu rahasia tidak terungkap sedikitpun.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: nyoto - ke-el 
Date: Sun, 29 Jul 2012 14:07:11 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Diskusinya sepertinya di-arah2kan utk kesimpulan ada bangunan prasejarah
disitu, tempat pemujaan ruh "nenek moyang"...?  padahal kalau ditemukannya
natural "columnar joints" itu memang jelas ada, dari kenampakan batuan2
andesit berbentuk kotak2 kubus & kubus panjang yg berserakan didaerah
puncak bukitnya ... tapi kalau kesimpulan ada bangunan prasejarah (situs)
disitu .???  Wallahualam ...

Data pemboran yg menunjukkan adanya/ditemukannya perlapisan batuan &
lapisan batu pasir halus dan lapisan tanah 7 m tebalnya dipermukaan, itu
semua sangat umum dijumpai di endapan gunung berapi (volcanic deposite atau
volcaniclastik rock yg pengendapanannya dipengaruhi oleh kegiatan sungai yg
bisa sebagai penyaring alam yg sangat bagus waktu pengendapannya, sehingga
bisa terjadi lapisan2 endapan pasir halus bersortasi bagus, selang seling
dg lapisan pasir agak kasar atau kasar dan kadang2 konglomeratik, yg banyak
dijumpai pada endapan volcaniclastic Pleistocene, yg tersebar dipermukaan
pulau Jawa).

Wass,
nyoto




2012/7/29 

> **
>
> Kayaknya diskusinya msh sama dg diskusi2 dimilis, blm ada perkembangan,
> lbh2 spt yg dikatakan adanya pintu msk. Fz
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: *Rovicky Dwi Putrohari 
> *Date: *Sun, 29 Jul 2012 10:23:15 +0700
> *To: *IAGI
> *ReplyTo: *
> *Subject: *[iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
>
>
> INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
>
> GlobalTV, Minggu (29/7), Jam 11.30-13.00
>
> Topik: Paparan Lengkap Gunung Padang (Peradaban Tertua Dunia?)
>
> Tim Terpadu Penelitian Mandiri dgn Narasumber:
>
> 1. Danny Hilman/GL-ITB'80, Pakar Geotek LIPI;
> 2. Andang Bacthiar/GL-ITB'79, Pakar Paleosedimentasi;
> 3. Pon Purajatnika/AR-ITB'80, Pakar Arsitek dan Kawasan;
> 4. Ali Akbar/FIB-UI'96, Pakar Arkeologi UI.
>
> --
> *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*
>



Re: [iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Thread danny . hilman
Wah,  Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak.
Tadi engga nonton ya Pak? 


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Bandono Salim" 
Date: Sun, 29 Jul 2012 11:26:55 
To: Iagi
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Dari 1914 juga sdh diketahui, ada pundenberundak to Kang Dany.
Jadi apa untungnya kelompok Mandiri (jelmaan dari team bencana purba) menyebut 
lagi temuan sebagai punden berundak lagi?
Kata openhymer lebih baik jika kita menemukan artefak purba dari pada piramid. 
Lah artefak purba sdh lama ditemukan, di pacitan (sdh publikasi arkenas) di 
banjarnegara berlimpah, saking ketidak tauan, dihancurkan untk bahan lantai. 
Informasi saja. 
Salam, bdn.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: danny.hil...@gmail.com
Date: Sun, 29 Jul 2012 09:11:47 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Waduhh... Masa interogasi laporan singkat-populer hasil riset harus  dicurigai 
dan pake diarah-arahkan segala kesimpulannya Pak? Kaya kasus LAPINDO aja :-)  
Memangnya siapa yang untung kalo di bukit itu ada bangunan pra-sejarah? :-) 
Sebenarnya saya sih maunya diarahkan ke Mba Anya Dwinov, namun apa daya Bang 
Effendi Gozali yang lebih agresif  :-) wa ka kak.
 
 

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Bandono Salim" 
Date: Sun, 29 Jul 2012 07:08:50 
To: Iagi
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Juriga ya mas, ada batu dibalik udang?
Iya pintu rahasia tidak terungkap sedikitpun.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: nyoto - ke-el 
Date: Sun, 29 Jul 2012 14:07:11 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Diskusinya sepertinya di-arah2kan utk kesimpulan ada bangunan prasejarah
disitu, tempat pemujaan ruh "nenek moyang"...?  padahal kalau ditemukannya
natural "columnar joints" itu memang jelas ada, dari kenampakan batuan2
andesit berbentuk kotak2 kubus & kubus panjang yg berserakan didaerah
puncak bukitnya ... tapi kalau kesimpulan ada bangunan prasejarah (situs)
disitu .???  Wallahualam ...

Data pemboran yg menunjukkan adanya/ditemukannya perlapisan batuan &
lapisan batu pasir halus dan lapisan tanah 7 m tebalnya dipermukaan, itu
semua sangat umum dijumpai di endapan gunung berapi (volcanic deposite atau
volcaniclastik rock yg pengendapanannya dipengaruhi oleh kegiatan sungai yg
bisa sebagai penyaring alam yg sangat bagus waktu pengendapannya, sehingga
bisa terjadi lapisan2 endapan pasir halus bersortasi bagus, selang seling
dg lapisan pasir agak kasar atau kasar dan kadang2 konglomeratik, yg banyak
dijumpai pada endapan volcaniclastic Pleistocene, yg tersebar dipermukaan
pulau Jawa).

Wass,
nyoto




2012/7/29 

> **
>
> Kayaknya diskusinya msh sama dg diskusi2 dimilis, blm ada perkembangan,
> lbh2 spt yg dikatakan adanya pintu msk. Fz
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: *Rovicky Dwi Putrohari 
> *Date: *Sun, 29 Jul 2012 10:23:15 +0700
> *To: *IAGI
> *ReplyTo: *
> *Subject: *[iagi-net-l] INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
>
>
> INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
>
> GlobalTV, Minggu (29/7), Jam 11.30-13.00
>
> Topik: Paparan Lengkap Gunung Padang (Peradaban Tertua Dunia?)
>
> Tim Terpadu Penelitian Mandiri dgn Narasumber:
>
> 1. Danny Hilman/GL-ITB'80, Pakar Geotek LIPI;
> 2. Andang Bacthiar/GL-ITB'79, Pakar Paleosedimentasi;
> 3. Pon Purajatnika/AR-ITB'80, Pakar Arsitek dan Kawasan;
> 4. Ali Akbar/FIB-UI'96, Pakar Arkeologi UI.
>
> --
> *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*
>



Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik

2012-09-05 Thread danny . hilman
Apa yang bikin bingung ya ?
Interpretasi DATA bisa salah tapi ga sama dengan Hipotesis.
Baik dan akuratnya interpretasi sangat tgt dari seberapa baik data, 
processingnya, dan keahlian serta pengalaman si interpreter, juga seberapa 
komplek obyeknya. Konteks  tentu saja penting.
Apabila tidak mungkin diinterpretasi tunggal (ada dua atau lebih 
kemungkinannya),  ya itulah hasilnya. Tentu si interpreter bisa mengemukakan yg 
mana yang dianggap paling mungkin.
Tapi kalo image-nya sudah sangat jelas (karena hi-res dan obyeknya 'simpel') ya 
interpretasinya juga straight forward, seperti interpretasi tulang patah dari 
xray atau struktur besi yang bengkok di dalam beton dilihar dari hi-res GPR.

DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: bsap...@geodin.net
Date: Wed, 5 Sep 2012 07:53:20 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik
Your point exactly...

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: noor syarifuddin 
Date: Wed, 5 Sep 2012 00:49:56 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik
uppsss...
saya malah jadi bingung saya rasa pembacaan citra geofisika (georadar, 
geolistrik maupun seismik) itu memang sifatnya interpretatif/tafsiran... 
makanya sangat tergantung kontek dan hipotesis yang dipakai dalam prosesnya
interpretasi seismik di daerah delta dan turbidit laut dalam, tentu sangat 
dipengaruhi konteknya... kalau sama sekali nggak tahu settingya, ya bisa 
ketukar-tukar..
 
 
salam,

From: Danny Hilman Natawidjaja 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, September 5, 2012 12:26 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik


Rekan Bob,
“Kalimat” itu khusus ditujukan untuk meluruskan bahwa ‘INTERPRETASI’ bukan 
‘HIPOTESIS’. Itu poinnya.
Menurut hemat saya pemindaian geofisik (georadar, geolistrik, seisik dll) bisa 
dianalogikan dengan pemindaian/imaging dalam dunia kedokteran seperti 
ultrasonografi dan x-ray.  Tentu kejelasan hasil image terantung dari resolusi, 
obyek dll.  Georadar dengan frekuensi tinggi (misalnya lebih dari 1GHz) biasa 
dipakai untuk mendeteksi/melihat adanya ‘tulang’ beton yang patah atau bengkok 
atau retakan pada struktur di dalam suatu bangunan sehingga ahli sipil dapat 
memperbaikinya dengan tepat sasaran tanpa harus bongkar-bongkar dulu, sama 
seperti dokter yang mendiagnosa tangan anda dengan x-ray untuk mengobatinya 
bukan?  
Georadar dengan frekuensi yang lebih rendah dapat dipakai untuk melihat 
struktur dan stratigrafi detil dari lapisan tanah/batuan sama halnya seperti 
survey seismik refeksi dengan frekuensi tinggi.  Limitasi nya makin tinggi 
frekuensi yang dipakai (untuk menajamkan resolusinya) akan makin dangkal 
penetrasinya atau “skin-depth”nya.   Jadi harus menentukan optimum desain-nya 
sesuai target. Banyak cara untuk membuat hasil pemindaian menjadi lebih jelas, 
seperti membuat 3-D survey atau mengaplikasikan prinsip tomografi.  Singkatnya 
detil-teknis dari berbagai teknik pemindaian tentu beda tapi fungsi dan 
tujuannya bisa dianalogikan.  
 
Salam
DHN
 
From:bob yuris [mailto:bopol...@yahoo.com] 
Sent: 04 September 2012 20:02
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik
 
Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu “Georadar & Geolistrik”
Yth Bapak / Ibu Geologist,
Saya belum pernah sekalipun membaca hasil penelitian ilmiah mengenai Piramida 
atau Punden Berundak di Gunung Padang dari sumber manapun. Saya hanya membaca 
laporan utama Tempo Edisi 27 Agu – 2 Sep 2012 dengan judul sampul: Mimpi Emas 
di Gunung Padang. Tempo memaparkannya secara menarik dan berimbang, baik dari 
sisi tim peneliti terpadu maupun dari pihak yang tidak sepaham.
Tempo edisi 3-9 September 2012, memuat surat pembaca dari Bapak DR. Danny 
Hilman Natawidjaja. Isinya kurang lebih tanggapan Bapak Danny atas tulisan Prof 
Mundardjito dan Junus S. Atmodjo pada Tempo edisi G Padang. Ada bagian kalimat 
tanggapan dari Pak Danny yang saya kutipkan disini: 
“ Interpretasi georadar dan geolistrik oleh geolog sama dengan imaji 
ultrasonografi atau sinar-X oleh dokter”.
Saya sepenuhnya tidak paham apa itu interpretasi georadar dan geolistrik, hanya 
kalau sinar-X, saya bingung juga kalau dikatakan hasilnya “Interpretasi”. Saya 
punya pengalaman disinar-X karena patah tulang ruas telapak tangan, hasil 
rontgennya diperlihatkan oleh dokter kepada saya. Saya lihat betul bahwa ruas 
tangan saya patah dan tidak perlu lagi pembuktian dengan pembedahan untuk 
meyakinkan bahwa ruas tulang tangan saya benar-benar patah.
Pertanyaan saya, apa yang dimaksud dengan “interpretasi Georadar dan 
Geolistrik” ?. Apakah produknya seperti gambaran patah tulang ruas tangan yang 
tidak perlu lagi pembuktian dengan pembedahan ?
Mohon pencerahan Bapak Danny dan atau juga Bapak/Ibu Geolog yan

Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik

2012-09-05 Thread danny . hilman

Yang ngomong pertama 'jelas-jelasan' kan Bung Bob Yuris ttg X-Ray tulang patah 
yg engga pake interpretasi dokter juga udah jelas.  Nah contoh anda ttg 
interpretasi USG yg bisa salah itu setuju banget.  Artinya dokter juga bisa 
salah kaya geolog toh. 
Jadi membandingkan interpretasi geolog dan dokter bentul kan?  :-)

Ngomong-ngomong kalo misalnya Bung Mino interpretasi narik garis patahan dari 
Seismic section bisa dibilang jelas engga ya?  Atau masih hipotesa?  :-) wk wk 
wk

DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: noor syarifuddin 
Date: Wed, 5 Sep 2012 03:17:38 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik
Kang Dhanny,
apa yang dimaksud atau apa kriteria "sangat jelas" itu..?
- menghadapi outcrops yang di depan mata saja bisa beda penafsirannya...
- dr kandungan juga suka kesulitan menentukan jenis kelamin bayi padahal sudah 
via USG yang Hi-res ...:-)
 
 
 
salam,

From: "danny.hil...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, September 5, 2012 4:05 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik


Apa yang bikin bingung ya ?
Interpretasi DATA bisa salah tapi ga sama dengan Hipotesis.
Baik dan akuratnya interpretasi sangat tgt dari seberapa baik data, 
processingnya, dan keahlian serta pengalaman si interpreter, juga seberapa 
komplek obyeknya. Konteks tentu saja penting.
Apabila tidak mungkin diinterpretasi tunggal (ada dua atau lebih 
kemungkinannya), ya itulah hasilnya. Tentu si interpreter bisa mengemukakan yg 
mana yang dianggap paling mungkin.
Tapi kalo image-nya sudah sangat jelas (karena hi-res dan obyeknya 'simpel') ya 
interpretasinya juga straight forward, seperti interpretasi tulang patah dari 
xray atau struktur besi yang bengkok di dalam beton dilihar dari hi-res GPR.

DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI
From: bsap...@geodin.net 
Date: Wed, 5 Sep 2012 07:53:20 +
To: 
ReplyTo:  
Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik
Your point exactly...

Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: noor syarifuddin  
Date: Wed, 5 Sep 2012 00:49:56 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  
Subject: Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik

uppsss...
saya malah jadi bingung saya rasa pembacaan citra geofisika (georadar, 
geolistrik maupun seismik) itu memang sifatnya interpretatif/tafsiran... 
makanya sangat tergantung kontek dan hipotesis yang dipakai dalam prosesnya
interpretasi seismik di daerah delta dan turbidit laut dalam, tentu sangat 
dipengaruhi konteknya... kalau sama sekali nggak tahu settingya, ya bisa 
ketukar-tukar..
 
 
salam,

From: Danny Hilman Natawidjaja 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, September 5, 2012 12:26 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik


Rekan Bob,
“Kalimat” itu khusus ditujukan untuk meluruskan bahwa ‘INTERPRETASI’ bukan 
‘HIPOTESIS’. Itu poinnya.
Menurut hemat saya pemindaian geofisik (georadar, geolistrik, seisik dll) bisa 
dianalogikan dengan pemindaian/imaging dalam dunia kedokteran seperti 
ultrasonografi dan x-ray.  Tentu kejelasan hasil image terantung dari resolusi, 
obyek dll.  Georadar dengan frekuensi tinggi (misalnya lebih dari 1GHz) biasa 
dipakai untuk mendeteksi/melihat adanya ‘tulang’ beton yang patah atau bengkok 
atau retakan pada struktur di dalam suatu bangunan sehingga ahli sipil dapat 
memperbaikinya dengan tepat sasaran tanpa harus bongkar-bongkar dulu, sama 
seperti dokter yang mendiagnosa tangan anda dengan x-ray untuk mengobatinya 
bukan?  
Georadar dengan frekuensi yang lebih rendah dapat dipakai untuk melihat 
struktur dan stratigrafi detil dari lapisan tanah/batuan sama halnya seperti 
survey seismik refeksi dengan frekuensi tinggi.  Limitasi nya makin tinggi 
frekuensi yang dipakai (untuk menajamkan resolusinya) akan makin dangkal 
penetrasinya atau “skin-depth”nya.   Jadi harus menentukan optimum desain-nya 
sesuai target. Banyak cara untuk membuat hasil pemindaian menjadi lebih jelas, 
seperti membuat 3-D survey atau mengaplikasikan prinsip tomografi.  Singkatnya 
detil-teknis dari berbagai teknik pemindaian tentu beda tapi fungsi dan 
tujuannya bisa dianalogikan.  
 
Salam
DHN
 
From:bob yuris [mailto:bopol...@yahoo.com] 
Sent: 04 September 2012 20:02
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik

Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu “Georadar & Geolistrik”
Yth Bapak / Ibu Geologist,
Saya belum pernah sekalipun membaca hasil penelitian ilmiah mengenai Piramida 
atau Punden Berundak di Gunung Padang dari sumber manapun. Saya hanya membaca 
laporan utama Tempo Edisi 27 Agu – 2 Sep 2012 dengan judul sampul: Mimpi Emas 
di Gunung Padang. Tempo memaparkannya s

Re: [iagi-net-l] Fwd: gempa lokal di trenggalek

2011-02-18 Thread danny . hilman
Fenomena gempa kecil yang terjadi terus menerus dalam jangka cukup lama biasa 
disebut earthquake swarm. Ini banyak terjadi di Sumatra dan daerah lainnya. 
Yang aneh, biasanya tidak disertai suara-suara seperti yg dilaporkan.  Saya 
curiga apakah ini berhubungan dengan aktifitas volkanik (bukan tektonik)?  
Nanti saya lihat lokasinya di peta.

Salam,
DHN
 


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Fri, 18 Feb 2011 20:20:37 
To: geologi...@googlegroups.com; 
IAGI; Forum HAGI
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Fwd: gempa lokal di trenggalek
Wah ada pertanyaan bikin aku mumet nih.
Mas Gus Hend, Pak Awang, kawan2 BMKG atau kawan2 lain apa pernah kesana ?

Rdp

-- Forwarded message --
From: MUHAMMAD MUSTANGIN 
Date: Fri, 18 Feb 2011 20:52:11 +0800 (SGT)
Subject: gempa lokal di trenggalek
To: rovi...@gmail.com

saya ingin share kejadian disekitar saya, karena saya sering baca blog
anda dan kemungkinan ada kaitannya dengan geologi.

menurut berita di
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/11/02/07/162886-suara-dentuman-misterius-resahkan-warga-trenggalek

ternyata kemungkinan ini diakibatkan oleh gempa lokal(hasil
menyaksikan presentasi yang dilakukan oleh bmkg yang melakukan
penelitian selama beberapa hari)
ini kesimpulan dari presentasi tersebut

KESIMPULAN SEMENTARA
1.   Dari hasil monitoring getaran seismik, di Kab. Trenggalek tgl. 15
s/d 18 Pebr. 2011, terekam 25 event (kejadian getaran gempa). Getaran
dengan perkiraan arah  dominan yang  bervariasi  220o-260o   (Barat –
Barat Daya) , dengan pusat getaran beradapada jarak antara 4 – 40
km dari desa Timahan (lokasi II), kecamatan Kampak.
2.  Kekuatan getaran terbesar  hasil pengamatan di Kampak, adalah 3.2
SR (Skala Richter) terjadi pada tgl. 16 Pebruari 2011, pusat gempa
berada pada:  8.00 LS- 111.78 BT, +- 20.5 Km Timur Laut Timahan,
dirasakan pada skala Intensitas II MMI.
3.  BMKG melalui Pusat Gempa Nasional merilis bahwa: Tanggal 10
Pebruari 2011, terjadi gempabumi   dengan parameter: Kekuatan 2.6 SR,
waktu 22  46 49 WIB, lokasi  7.90LS-111.63BT (31 Km Tenggara Madiun),
kedalaman 10 Km, dirasakan di Trenggalek dan Ponorogo I-II MMI
4.  Pada umumnya Kekuatan getaran di Kec. Kampak selama survey ≤ 3 SR
dan efek getaran (Intensitas) yang ditimbulkan, secara empiris  antara
I–II MMI artinya bhw: dikelompokkan pada tingkat bahaya RENDAH, dan
getaran yang dirasakan juga bersifat lokal, hanya daerah yang
berdekatan dengan sumber getaran yang dapat merasakan efeknya.
5.  Untuk mengetahui manifestasi dari asal sumber getaran masih
dibutuhkan studi lebih lanjut dari disiplin ilmu yang terkait (dalam
hal ini Geology atau Lembaga Riset lainnya).

saya ada beberapa pertanyaan, kalau berkenan tolong dibalas ya.
1. kenapa ini baru terjadi akhir2 ini nggak terjadi sejak dulu?
2. kok gempa di dalam bumi bisa mengeluarkan suara gemuruh?
3. apa ada kemungkinan gempa2 tersebut bisa membesar?



-- 
Sent from my mobile device

*"Success is a mind set, not just an achievement"*


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-04-30 Thread Danny Hilman
ati Cianjur
> tersebut kemudian mendapat reaksi yang sangat keras dari Pak Andi Arief,
> Stafsus Presiden ( beliaulah yang memperkenalkan istilah Petisi 34 ).
>
>
>
> Ekskavasi TTMGP akhirnya dihentikan
>
>
>
> Puji syukur kehadlirat Tuhan YMK bahwa setelah Pak Andi Arief sempat
> meradang pada 27 April dengan  mencap beliau-beliau yang hadir di diskusi
> ilmiah sebagai PENJAHAT INTELEKTUAL dan  mengharuskan 3 Menteri Kabinet dan
> 1 Wamen   untuk mundur dari jabatannya karena dituduh mendukung petisi,
> maka
> pada 28 April beliau sudah agak melunak dengan mengharapkan agar Tim Petisi
> 34 dapat duduk bersama dengan TTPMGP untuk mendiskusikan hasil penelitian
> masing-masing. Pada 29 April, akhirnya Pak Andi Arief mengumumkan bahwa
> TTPMGP akan menghentikan ekskavasi lanjutannya yang direncanakan pada
> tanggal 11 Mei.  Dengan demikian maka acara kunjungan Ibu Negara ke G.
> Padang kemungkinan besar dibatalkan juga .
>
>
>
> Untuk mang Okim sendiri, alhamdulilah selain  mendapat gelar Doktor , dapat
> juga cap sebagai  penjahat intelektual dan  geolog gaeg. Yang sungguh
> mengherankan  adalah tuduhan bahwa mang Okimlah yang menyebar luaskan
> tentang adanya  harta karun di perut G. Padang dan gunung - gunung piramida
> lainnya. Mungkin karena kemarahan yang tidak terkendali maka Pak Andi Arief
> menyangka bahwa mang Okimlah  komandan Turangga Seta yang sejak awal
> menginspirasi Tim Katastropik Purba tentang adanya bangunan piramida dan
> timbunan harta karun di perut G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G. Padang.
> Sebagai pelengkap, di bawah ini mang Okim lampirkan reaksi spontan dari Pak
> Andi Arief seperti yang disiarkan di Merdeka Online.
>
>
>
> Salam cinta Geo-Arkeologi,
>
>
>
> Mang Okim
>
>
>
>
> 
>
> 
> ---
>
> Rakyat Merdeka Online
>
>  <http://www.rmol.co/> Home
>
>  <http://www.addthis.com/bookmark.php?v=250&username=irvandeddy> More
> Sharing ServicesShare |
> <
> http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka
> mi-Berhenti-<http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Kami-Berhenti->>
> Share on facebook
> <
> http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka
> mi-Berhenti-<http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Kami-Berhenti->>
> Share on twitter Share on google
> <
> http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka
> mi-Berhenti-<http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Kami-Berhenti->>
> Share on favorites
>
> PIRAMIDA GUNUNG PADANG
> Andi Arief: Petisi Tak Membuat Kami Berhenti
> Sabtu, 27 April 2013 , 17:39:00 WIB
>
> Laporan: Aldi Gultom
>
>
>
>
>
> http://www.rmol.co/images/berita/normal/684773_05400027042013_Gunung_Padang.
> jpg<http://www.rmol.co/images/berita/normal/684773_05400027042013_Gunung_Padang.jpg>
>
>
>
>
>
> RMOL. Staf Khusus Presiden Andi Arief kembali menegaskan bahwa penelitian
> yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri tidak dalam rangka mencari harta
> karun seperti yang dituduhkan segelintir peneliti lain dari Pusat
> Penelitian
> Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Kemarin (Jumat, 26/4) Puslit Arkenas
> menggelar pertemuan yang diakhiri dengan penandatanganan petisi yang
> meminta
> Presiden SBY menghentikan penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri yang
> dikordinir kantor Andi Arief.
>
> Dalam pesan yang dikirimkan Andi Arief beberapa saat lalu (Sabtu, 27/4)
> Andi
> Arief menjawab tuduhan lain bahwa penelitian yang dilakukan DR. Danny
> Hilman
> Natawidjaja cs itu merusak areal situs megalitikum. Andi menegaskan bahwa
> penelitian mereka lakukan di luar kawasan cagar budaya situs megalitikum.
> Berikut adalah penjelasan utuh Andi Arief tersebut:
>
> ADALAH geolog DR. Sudjatmiko yang selalu bilang kemana-mana bahwa Tim
> Terpadu ini mencari harta karun. Bahkan kemarin geolog gaek itu menyatakan
> bahwa dipastikan ada harta karun di bawah situs Gunung Padang.Inilah
> kekeliruan mendasar dari Sudjatmiko. Pertama kami tidak pernah kenal yang
> namanya Karun. Dan kami sampai saat ini tidak tertarik pada cerita Karun
> yang memiliki emas yang kuncinya saja segudang. Sangatlah aneh jika ada
> yang
> berpendapat ada harta Karun. Geolog Sudjatmiko terperangkap dalam pandangan
> seakan-akan Karun itu memiliki harta banyak.
>
> Kedua, secara tak sadar ia menyatakan cerita harta karun itu ada di bumi
> Indonesia. Artinya, secara tak sadar Sudj

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-04-30 Thread Danny Hilman
-
>
> Rakyat Merdeka Online
>
> <http://www.rmol.co/> Home
>
> <http://www.addthis.com/bookmark.php?v=250&username=irvandeddy> More
> Sharing ServicesShare |
> <
> http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka
> mi-Berhenti-> Share on facebook
> <
> http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka
> mi-Berhenti-> Share on twitter Share on google
> <
> http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka
> mi-Berhenti-> Share on favorites
>
> PIRAMIDA GUNUNG PADANG
> Andi Arief: Petisi Tak Membuat Kami Berhenti
> Sabtu, 27 April 2013 , 17:39:00 WIB
>
> Laporan: Aldi Gultom
>
>
>
>
> http://www.rmol.co/images/berita/normal/684773_05400027042013_Gunung_Padang
> .
> jpg
>
>
>
>
>
> RMOL. Staf Khusus Presiden Andi Arief kembali menegaskan bahwa penelitian
> yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri tidak dalam rangka mencari harta
> karun seperti yang dituduhkan segelintir peneliti lain dari Pusat
> Penelitian
> Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Kemarin (Jumat, 26/4) Puslit Arkenas
> menggelar pertemuan yang diakhiri dengan penandatanganan petisi yang
> meminta
> Presiden SBY menghentikan penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri yang
> dikordinir kantor Andi Arief.
>
> Dalam pesan yang dikirimkan Andi Arief beberapa saat lalu (Sabtu, 27/4)
> Andi
> Arief menjawab tuduhan lain bahwa penelitian yang dilakukan DR. Danny
> Hilman
> Natawidjaja cs itu merusak areal situs megalitikum. Andi menegaskan bahwa
> penelitian mereka lakukan di luar kawasan cagar budaya situs megalitikum.
> Berikut adalah penjelasan utuh Andi Arief tersebut:
>
> ADALAH geolog DR. Sudjatmiko yang selalu bilang kemana-mana bahwa Tim
> Terpadu ini mencari harta karun. Bahkan kemarin geolog gaek itu menyatakan
> bahwa dipastikan ada harta karun di bawah situs Gunung Padang.Inilah
> kekeliruan mendasar dari Sudjatmiko. Pertama kami tidak pernah kenal yang
> namanya Karun. Dan kami sampai saat ini tidak tertarik pada cerita Karun
> yang memiliki emas yang kuncinya saja segudang. Sangatlah aneh jika ada
> yang
> berpendapat ada harta Karun. Geolog Sudjatmiko terperangkap dalam pandangan
> seakan-akan Karun itu memiliki harta banyak.
>
> Kedua, secara tak sadar ia menyatakan cerita harta karun itu ada di bumi
> Indonesia. Artinya, secara tak sadar Sudjatmiko mengakui ada masa pra
> sejarah yang maju di Indonesia. Berdasarkan riset yang ada, selama dua
> tahun
> ini kami tidak mendeteksi di dalam bangunan itu ada peninggalan si Karun.
> Kami mengendus, dengan menggunakan berbagai pendekatan dan teknologi
> canggih, ada satu maha karya berupa bangunan yang didirikan dengan
> teknologi
> canggih, dan di dalam bangunan itu terindikasi ada satu teknologi 'luar
> biasa' yang bisa mengagetkan kita semua yang merasa saat ini hidup di zaman
> sudah maju. Jelas sudah. Tim ini tak memikirkan Karun yang menurut
> Sudjatmiko ada dan lahir seta meninggalkan harta di bumi Indonesia.
>
> Kami sedang mengungkap peradaban tinggi leluhur kita yang selama ini
> ditimbun. Belum jelas apakah perang atau bencana yang menyebabkan Mahakarya
> Agung ini ditimbun. Adalah Prof. Munardjito yang selalu mengkampanyekan
> bahwa situs megalitikum Gunung Padang akan rusak karena riset Tim Terpadu
> sehingga sampai membuat pertisi segala. Munardjito adalah arkeolog yang
> mendadak peduli situs ini setelah hasil riset Tim Terpadu ramai
> diberitakan.
> Seperti diketahui bersama semua arkeolog itu hanya mengakui bahwa yang
> dinamakan situs megalitikum Gunung Padang adalah luasan tanah di atas situs
> yang ukurannya sekitar 900 meter per segi, beserta batu-batu yang
> bergelimpangan di atasnya. Entah apa yang membuat arkeolog kemudian
> menyebutkan tanah seluas itu beserta batu bergelimpangan itu sebagai
> mahakarya agung nenek moyang kita seperti dalam paper Lutfi Yondri.
> Penghinaan terhadap kita semua kalau mahakarya agung itu adalah hanya batu
> bergelimpangan di tanah yang areal yang hanya 900 meter per segi.
>
> Dimana riset ini merusak situs megalitkum? Semua riset setelah 7 Februari
> 2011 dilakukan di luar situs. Ada di tanah masyarakat, ada di tanah negara.
> Miris, jika dibandingkan dengan peneliti asing yang bebas dimana-mana
> mengutak-atik berbagai situs bukan untuk kepentingan bangsa ini.Belum ada
> satu bukti yang menyatakan riset ini merusak situs. Tetapi semua orang tahu
> bahwa arkeolog yang berteriak kami merusak situs, justru dialah yang
> merusak
> situs dengan memasang menara di areal situs itu. Orang itu bernama Lutfi
> Yondri.
>
> Dari kesemua ini, adalah hal yang aneh jika arkeolog menentang riset ini.
> Bukankah se

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-04-30 Thread Danny Hilman
t dan kehormatan Presiden dan Ibu Negara yang selama ini
>> terkesan mendapatkan masukan-masukan yang tidak benar. Tepat pada pukul
>> 22.00, pembahasan petisi yang dipimpin oleh Drs. Junus Satrio Atmodjo
>> berhasil dirampungkan dan ditanda-tangani oleh 34 peserta. Petisi yang
>> dikirimkan ke Presiden dengan tembusan ke 3 Kementerian dan Bupati Cianjur
>> tersebut kemudian mendapat reaksi yang sangat keras dari Pak Andi Arief,
>> Stafsus Presiden ( beliaulah yang memperkenalkan istilah Petisi 34 ).
>>
>>
>>
>> Ekskavasi TTMGP akhirnya dihentikan
>>
>>
>>
>> Puji syukur kehadlirat Tuhan YMK bahwa setelah Pak Andi Arief sempat
>> meradang pada 27 April dengan  mencap beliau-beliau yang hadir di diskusi
>> ilmiah sebagai PENJAHAT INTELEKTUAL dan  mengharuskan 3 Menteri Kabinet
>> dan
>> 1 Wamen  untuk mundur dari jabatannya karena dituduh mendukung petisi,
>> maka
>> pada 28 April beliau sudah agak melunak dengan mengharapkan agar Tim
>> Petisi
>> 34 dapat duduk bersama dengan TTPMGP untuk mendiskusikan hasil penelitian
>> masing-masing. Pada 29 April, akhirnya Pak Andi Arief mengumumkan bahwa
>> TTPMGP akan menghentikan ekskavasi lanjutannya yang direncanakan pada
>> tanggal 11 Mei.  Dengan demikian maka acara kunjungan Ibu Negara ke G.
>> Padang kemungkinan besar dibatalkan juga .
>>
>>
>>
>> Untuk mang Okim sendiri, alhamdulilah selain  mendapat gelar Doktor ,
>> dapat
>> juga cap sebagai  penjahat intelektual dan  geolog gaeg. Yang sungguh
>> mengherankan  adalah tuduhan bahwa mang Okimlah yang menyebar luaskan
>> tentang adanya  harta karun di perut G. Padang dan gunung - gunung
>> piramida
>> lainnya. Mungkin karena kemarahan yang tidak terkendali maka Pak Andi
>> Arief
>> menyangka bahwa mang Okimlah  komandan Turangga Seta yang sejak awal
>> menginspirasi Tim Katastropik Purba tentang adanya bangunan piramida dan
>> timbunan harta karun di perut G. Lalakon, G. Sadahurip, dan G. Padang.
>> Sebagai pelengkap, di bawah ini mang Okim lampirkan reaksi spontan dari
>> Pak
>> Andi Arief seperti yang disiarkan di Merdeka Online.
>>
>>
>>
>> Salam cinta Geo-Arkeologi,
>>
>>
>>
>> Mang Okim
>>
>>
>>
>>
>> 
>>
>> 
>> ---
>>
>> Rakyat Merdeka Online
>>
>> <http://www.rmol.co/> Home
>>
>> <http://www.addthis.com/bookmark.php?v=250&username=irvandeddy> More
>> Sharing ServicesShare |
>> <
>> http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka
>> mi-Berhenti-> Share on facebook
>> <
>> http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka
>> mi-Berhenti-> Share on twitter Share on google
>> <
>> http://www.rmol.co/read/2013/04/27/108157/Andi-Arief:-Petisi-Tak-Membuat-Ka
>> mi-Berhenti-> Share on favorites
>>
>> PIRAMIDA GUNUNG PADANG
>> Andi Arief: Petisi Tak Membuat Kami Berhenti
>> Sabtu, 27 April 2013 , 17:39:00 WIB
>>
>> Laporan: Aldi Gultom
>>
>>
>>
>>
>>
>> http://www.rmol.co/images/berita/normal/684773_05400027042013_Gunung_Padang
>> .
>> jpg
>>
>>
>>
>>
>>
>> RMOL. Staf Khusus Presiden Andi Arief kembali menegaskan bahwa penelitian
>> yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri tidak dalam rangka mencari harta
>> karun seperti yang dituduhkan segelintir peneliti lain dari Pusat
>> Penelitian
>> Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Kemarin (Jumat, 26/4) Puslit Arkenas
>> menggelar pertemuan yang diakhiri dengan penandatanganan petisi yang
>> meminta
>> Presiden SBY menghentikan penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri yang
>> dikordinir kantor Andi Arief.
>>
>> Dalam pesan yang dikirimkan Andi Arief beberapa saat lalu (Sabtu, 27/4)
>> Andi
>> Arief menjawab tuduhan lain bahwa penelitian yang dilakukan DR. Danny
>> Hilman
>> Natawidjaja cs itu merusak areal situs megalitikum. Andi menegaskan bahwa
>> penelitian mereka lakukan di luar kawasan cagar budaya situs megalitikum.
>> Berikut adalah penjelasan utuh Andi Arief tersebut:
>>
>> ADALAH geolog DR. Sudjatmiko yang selalu bilang kemana-mana bahwa Tim
>> Terpadu ini mencari harta karun. Bahkan kemarin geolog gaek itu menyatakan
>> bahwa dipastikan ada harta karun di bawah situs Gunung Padang.Inilah
>> kekeliruan mendasar dari Sudjat

Re: [iagi-net] PETISI 34 : SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN

2013-05-01 Thread danny . hilman
Maksudnya apa ya Bah?
Politik siapa dan untuk apa?

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Yanto R. Sumantri" 
Sender: 
Date: Wed, 1 May 2013 04:17:12 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] PETISI 34 :  SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
Mang OKIM 

Selamat atas jasa Anda untuk tetap berpijak dijalan yang lurus , yaitu jalan 
yang didasarkan atas pemikiran pemikiran ilmiah.

Sebenarnya perbedaan pendapat dalam ilmu apalagi geologi atau arkeologi adalah 
hal yang wajar , akan menjadi tidak wajar , apabila disusupi oleh kepentingan 
politik.

Sekali lagi hatur nuhun ,

si Abah



 From: Sujatmiko 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI  
Sent: Tuesday, April 30, 2013 7:59 PM
Subject: [iagi-net] PETISI 34 :  SITUS GUNUNG PADANG TERSELAMATKAN
 

Rekan-rekan IAGI yang budiman,




Mang Okim sungguh tidak menduga diberikan kepercayaan menjadi nara sumber di
Diskusi Ilmiah Sehari yang digelar oleh Puslit Arkenas di Pejaten Jakarta
pada Jum'at 26 April 2013 dengan tema :  Rasionalitas Gunung Padang dan
Piramida Atlantis. Adalah Prof.Ris. H. Truman Simanjuntak yang menelpon mang
Okim beberapa hari sebelumnya untuk minta kesediaan mang Okim. Mungkin
karena Dr.Budi Brahmantyo , Koordinator KRCB, tidak berada di tempat, maka
mang Okim ketiban pulung. Selain mang Okim dari KRCB,  dari Bandung diundang
juga Prof.Ris.Sutikno Bronto yang didampingi Ir.Pudjo Asmoro MSc. dari PSG,
Dr. Ony Suganda dari PVMBG., dan  Drs. Lutfi Yondrie dari Balar Bandung.
Karena dari awalnya mang Okim memang kurang sependapat dengan
hipotesis-hipotesis Tim Katastropik Purba bentukan Stafsus Presiden Bidang
Bantuan Sosial dan Bencana, maka mang Okim langsung saja menerima undangan
Prof Truman tersebut.



Yang hadir di diskusi ilmiah sekitar 40 orang ( 6 Profesor, banyak Doktor,
banyak S2 dan S1, serta wartawan cetak dan elektronik ). Diskusinya dipimpin
Drs Bambang Budi Utomo, Peneliti Utama Puslit Arkenas , didampingi oleh
Dr.Bambang Sulistyanto, Ka.Puslit Arkenas. Sebagai pembukaan, Prof Truman
Simanjuntak memaparkan tentang makna rasionalitas, halusinasi, dan hipotesis
Atlantis yang terkesan dijadikan pegangan oleh Tim Terpadu Penelitian
Mandiri Gunung Padang (TTPMGP). Selanjutnya dijelaskan  tentang penelitian
TTPMGP yang inappropriate, yang tidak mematuhi Undang-undang Cagar Budaya
dan mengabaikan proses yang baku ( karena memburu temuan ). Selain dari itu,
TTPMGP dianggap terlalu cepat memberikan interpretasi temuannya yang  tanpa
digodog langsung dilempar ke sarana publik. TTPMGP dianggap juga kurang
memahami prasejarah nasional sehingga memunculkan hal-hal sensasional
seperti adanya bangunan budaya yang maha hebat di perut G. Padang, teknologi
lebih maju dari Mesir purba, dan lain-lain. Prof. Truman menyinggung juga
tentang pseudo archeology, fantastic archeology, dll.nya.



Jalannya diskusi dan lahirnya petisi



Nara sumber  lainnya yang mendapat kesempatan  berbicara adalah Prof.
Mundardjito dari UI, Prof. Sutikno Bronto dari PSG, Drs. Lutfi Yondri dari
Balar Bandung, Dr. Ony Suganda dari PVMBG Bandung, Prof. Wahyu Hantoro dari
LIPI, Drs. Junus Satrio Atmodjo Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, mang
Okim dari KRCB, dan lain-lainnya. Hal-hal yang disampaikan meliputi antara
lain legalitas penelitian Tim Mandiri termasuk  leadernya, MOP dari setiap
penelitian arkeologi, arkeolog pendamping dari instansi terkait sesuai
dengan yang diamanatkan dalam UU Cagar Budaya, pengerahan tenaga massa yang
dapat membahayakan keselamatan cagar budaya, dan lain-lain. Mang Okim
sendiri mengawali sharingnya dengan menyitir pesan Frederic Lahee  : One
must be careful not to draw conclusions from too brief an examination (Field
Geology, 1961, hal. 41). Karena mengabaikan pesan tersebut maka muncullah
interpretasi sensasional yang langsung diumumkan ke luar,  antara lain
tentang piramida tertinggi di dunia, pasir ayakan manusia purba lebih 10.000
tahun yang lalu, semen perekat kekar kolom, gumpalan besi sisa pekerjaan
metalurgi ribuan tahun yang lalu, pintu gerbang 18 meter, pintu masuk ke
ruangan di perut G. Padang yang diduga kuat mengandung  emas  murni,
bangunan budaya berukuran lebih 10 kali Borobudur,  dll.



Diskusi ilmiah yang direncanakan berlangsung dari pkl 13.00 sampai pkl 16.00
terpaksa diperpanjang sampai pkl 22.00 karena seluruh peserta  sepakat untuk
membuat petisi ke Presiden SBY dengan harapan agar beliau dapat segera
menghentikan  sepak terjang  TTPMGP yang selama ini dianggap telah
mengabaikan norma-norma hukum dan MOP penelitian arkeologi. Tujuan hakiki
dari petisi tersebut selain menyelamatkan Situs G.Padang adalah juga untuk
menjaga  martabat dan kehormatan Presiden dan Ibu Negara yang selama ini
terkesan mendapatkan masukan-masukan yang tidak benar. Tepat pada pukul
22.00, pembahasan petisi yang dipimpin oleh Drs. Junus Satrio Atmodjo
berhasil dirampungkan dan ditan

Re: [iagi-net] age of homo sapines....Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-05 Thread danny . hilman
Bung Mino kayanya kurang nyimak inti permasalahannya deh. Bukan ttg ilmiah
Orang bertanya atau kritik atau mledek ya perlu disambut supaya tdk kecewa.  
Yang sy defence bukan saya tapi kebenaran. Sy sih biasa2 aja kok.

Kamana wae euy?


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: Ben Sapiie 
Sender: 
Date: Sun, 5 May 2013 17:49:18 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] age of homo sapinesRe: [iagi-net] SITUS GUNUNG 
PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Wah kelihatannya dua kubu sudah menggali Kampak perang nih utk urusan 
penelitian Gunung Padang.  Menyimak diskusinya sudah sangat menarik walaupun 
akhirnya tetap tidak memberikan kesimpulan maupun keyakinan yg pasti paling 
tidak buat saya. Karena sejauh ini argumennya belum berimbang baik metoda 
maupun sample yang dianalisa. Agak sulit kalau perdebatan ilmiah tetapi 
membanding interpretasinya bukan datanya dulu. Harapan saya utk berargumentasi 
ilmiah harus Ada duplikasi analisa atau bahkan memberikan alternatif metoda 
yang dapat dijadikan acuan secara kuantitatif. 

Misalnya sample semen, kekar kolom dan juga dating method. Sudah banyak contoh 
dalam paper ilmiah yang memberikan perbedaan dalam hasil analisa utk sample 
yang sama. Belum lagi masalah kontaminasi dalam pengambilan dll. Hal yang 
menarik jika benar adalah homo sapien yang 23,000  sdh sangat maju. Terus 
terang saya skeptic ... Tetapi cukup menarik utk diikuti..

DH tidak perlu terlalu defensif saya kira ini Hal biasa dalam science seperti 
yang diperlihatkan dalam sejarah. Pak Sujatmiko dengan group juga harus 
demikian paling tidak bisa hrs berargumentasi secara seimbang dengan hasil team 
independen. Sebagai contoh, sampai saat ini juga masih Ada yang mengatut teori 
expanding earth misalnya atau anti dengan plate tectonic.  Sejarah 
memperlihatkan bahwa perjalanan utk pembuktian sebuah teori atau hipotesa bisa 
sangat panjang  Atau tidak berakhir..

Sayangnya bukti yang dapat menyakinkan kebenaran ini utk Gn. Padang sekarang 
kelihatannya akan tertunda..

Salam,

Ben Sapiie









Send from my iPad 

On May 5, 2013, at 4:54 PM, Franciscus B Sinartio  wrote:

> http://en.wikipedia.org/wiki/Human
> 
> sekedar memperlancar diskusi,  ini saya kasih link ke wikipedia ttg umur  
> hamo sapiens.
> 
> saya cut dan paste sedikit juga
> 
> Humans (Homo sapiens) are primates of the family Hominidae, and the only 
> extant species of the genus Homo.[2][3] Humans are characterized by having a 
> large brain relative to body size, with a particularly well developed 
> neocortex, prefrontal cortex and temporal lobes, making them capable of 
> abstract reasoning, language, introspection, problem solving and culture 
> through social learning. This mental capability, combined with an adaptation 
> to bipedal locomotion that frees the hands for manipulating objects, has 
> allowed humans to make far greater use of tools than any other species. 
> Humans are the only extant species known to build firesand cook their food, 
> as well as the only known species to clothe themselves and create and use 
> numerous other technologies and arts. The scientific study of humans is the 
> discipline of anthropology.
> Humans are uniquely adept at utilizing systems of symbolic communication such 
> as language and art for self-expression, the exchange of ideas, and 
> organization. Humans create complex social structures composed of many 
> cooperating and competing groups, from families and kinship networks to 
> states. Social interactions between humans have established an extremely wide 
> variety of values, social norms, and rituals, which together form the basis 
> of human society. Humans are noted for their desire to understand and 
> influence their environment, seeking to explain and manipulate phenomena 
> through science, philosophy, mythology, and religion.
> Homo sapiens originated in Africa, where it reached anatomical modernity 
> about 200,000 years ago and began to exhibit full behavioral modernity around 
> 50,000 years ago.[4] The human lineage diverged from the last common ancestor 
> with its closest living relative, the chimpanzee, some five million years 
> ago, evolving into the Australopithecines and eventually the genus Homo.[5] 
> The first Homo species to move out of Africa wasHomo erectus, the African 
> variety of which, together with Homo heidelbergensis, is considered to be the 
> immediate ancestor of modern humans.



Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-06 Thread danny . hilman
Tim belum pernah merencanakan eskavasi besar pak.  Yang mau dilakukan adalah 
testpit dangkal, itupun dilakukan oleh Tim Arkeologi UI bukan oleh Tim Geologi


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: benyamin sembiring 
Sender: 
Date: Mon, 6 May 2013 16:21:48 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Salam,

Pak Dani, menurut saya inilah akar permasalahannya, sehingga para pendekar
Prof Arkeologi dll "sangat marah". Mengapa harus marah, karena tim yg Bapak
pimpin tidak mempunyai temuan baru, data arkeologi baru, artefak baru yg
cukup significan tapi akan melakukan penggalian arkeologi besar besaran.
Perlu kita ingat bahwa ini adalah ranah arkeologi, sudah tentu data
arkeologi lah yg bicara.
Apa yg bapak temukan dari geofsika, pengamatan geologi lapangan itu hanya
data pendukung, belum bisa dikatakan hasil peradaban manusia, bukan data
arkeologi.
Jadi menurut mereka tim ini "menyalahi" kaidah harus dihentikan.
Ini menurut saya pak.

Seperti dalam kasus hukum yg sudah final (inkrah gimana tulisannya ya..),
kasus bisa diangkat kembali apabila ditemukannya/didapatnya bukti baru yg
sangat kuat.

Apapun sukses deh pak

benz


Pada 6 Mei 2013 16.05, Danny Hilman Natawidjaja menulis:

> ‘Artefak’ atau ‘Fitur’ budaya yang banyak terlihat sekarang adalah susunan
> batu-batu kolom dan dugaan semen itulah.  Tim Pak Ali Akbar ada juga sih
> menemukan beberapa artefak lain atau  ‘artepak’ yang seperti anda maksud,
> tapi belum ada yang benar-benar signifikan.Dalam tahapan eksplorasi
> seperti sekarang, kita sebagai ahli geologi fungsinya adalah membantu
> bidang arkeologi ini untuk menyingkap artefak dan fitur budaya yang
> sekarang masih ‘diselimuti’ oleh faktor ‘batu’ (dan tanah) itu.  Apabila
> nanti tersingkap, tugas utama ahli geologi selesai  sudah.  Para arkeolog
> yang maju di depan.
>
> ** **
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
> *benyamin
> sembiring
> *Sent:* 06 Mei 2013 15:31
>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>
> ** **
>
> salam,
>
> Pak data arkeologi itu yg saya maksud adalah artefak? Bukan kah seharusnya
> artefak yg berbicara, bukan batu yang berbicara.
>
> Arkeolog berbicara atas dasar artefak dan geolog bicara atas dasar batu.**
> **
>
> Saya pikir kalo artefak yg berbicara masalah ini tidak akan panjang.
>
> ** **
>
> semoga sukses pak penggaliannya
>
> gali terus pak supaya terungkap kebenaran bahwa Indonesia punya peradaban
> yg maju
>
>
> salam
>
> benz
>
> ** **
>
> ** **
>
> Pada 6 Mei 2013 15.11, Danny Hilman Natawidjaja 
> menulis:
>
> Saya tidak mengerti pertanyaannya.  Ada kerancuan beda pengertian di
> sini.  Coba dibaca teliti dulu uraian saya di bawah.Karbon yang
> didating bukan sisa pembakaran tapi karbon alamiah dari sisa-sisa renik
> tumbuhan atau hewan.  Maksud data arkeologi itu apa ya di sini?  Penelitian
> di Gunung Padang tidak ditujukan untuk penelitian gempa.  
>
>  
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
> *benyamin
> sembiring
> *Sent:* 06 Mei 2013 15:01
>
>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
>
>  
>
> Salam,
>
> Jadi yg diambil untuk penentuan adalah sisa sisa pembakaran (arang) pada
> situs tersebut.
>
> Dari mana kita tahu bahwa arang tersebut adalah merupakan sisa sisa dari
> peradaban, bisa saja terjadi kebakaran hutan dan meninggalkan banyak arang
> di situs tersebut.
>
> Jadi data yg dipergunakan masih belum merupakan data arkeologi. 
>
> Pak Data arkeologi nya yg mana?
>
>  
>
> Pak Dani, pertanyaan ini sederhana,
>
> Apakah kita bisa menjawab hal arkeologi tapi menggunakan data geologi? ***
> *
>
>  
>
> maksud saya begini pak,
>
> Bapak sebgai ahli gempa, apakah bisa menawab terjadinya gempa (geolog)
> dengan menggunakan cerita rakyat (sosiolog)? Apakah itu benar secara
> scientifik.
>
> Salam
> benz
>
>  
>
> Pada 6 Mei 2013 14.36, Danny Hilman Natawidjaja 
> menulis:
>
> Tentang umur pasir yang ditemukan di kedalaman 8-10 meter di bor-nya Mas
> Andang.
>
> Umur itu umur karbon yang terdapat dalam pasir.  Karbon-karbon itu
> diasumsikan berasal dari renik-renik organisma yang mati, sehingga kita
> menganggap umur karbon itu sama dengan umur pengendapan lapisan pasir.
>
> Setting lokasi pasir itu ada diantara (rongga) lapisan kolom-kolom
>

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Thread danny . hilman
Lintasan Geolistrik untuk Bukit G Padang sudah banyak. Sudah 3D.
Kalau lintasan yg khusus dibuat dgn resolusi sangat tinggi (spacing 1m) di 
sekitar lokasi penggalian ada 5 lintasan. 3 lines Barat - Timur (termasuk yg 
dipampang di artikel Viva News) dan 2 line Utara - Selatan (crossline).  Semua 
lines konsisten satu sama lain. Tidak hanya satu model sebetulnya, ada dua 
macam best-fit model (utk setiap lintasan) dgn tingkat akurasi yg sama 
tingginya (RMS ~5%). Tidak ada yg di Clip.  Tidak dilakukan survey micro 
magnetic.  Yg dilakukan survey GPR. Hasil GPR dan Geolistrik konsisten.
Demikian Pak.


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: kartiko samodro 
Sender: 
Date: Wed, 8 May 2013 07:59:30 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Pak Danny

Tulisan di vivanews, untuk lintasan resistivity apakah memang hanya
ada 1 lintasan ? mungkin kalau ada 3/4 lintasan inline crossline bisa
lebih memberikan gambaran bentuk high resistivity yang dianggap
sebagai struktur bawah permukaannya.

Selain itu hasil resistivity di bagian bawah tepat di bawah daerah
yang dianggap sebagai struktur banguan di bawah permukaan seperti di
clip, apakah masih rahasia atau memang ada masalah teknis ?

Bagaimana dengan overlay micro magnetic dengan resistivitynya apakah
ada koherensi interpretasi dan saling mengkonfirmasi ?

Salam

Kartiko

On 5/7/13, Danny Hilman Natawidjaja  wrote:
> Salam IAGI,
>
> Bagi yang serius ingin mengerti salah satu topik perdebatan Gunung Padang,
> dan juga untuk rekan-rekan yang ingin melihat susunan batu kolom
> 'ber-semen'
> yang dihebohkan itu. Ini dia foto-foto dan uraiannya.
>
>
>
>
>
> P1090031_adj_sm.jpg
>
>
>
> Foto 1. Batu kolom (columnar joint) disusun horisontal berarah barat-timur
> yang tersingkap di dinding antara teras satu dan dua.  Menurut kami dinding
> batu-batu kolom disusun rapih bak 'batu bata' umurnya lebih tua dari situs
> Gunung Padang yang bergaya menhir-menhir yang didirikan diatasnya.  Dengan
> kata lain yang membuat dua gaya menyusun batu ini dari dua generasi yang
> berbeda.  Situs Gunung Padang bergaya menhir ( lebih muda) memang produk
> budaya sederhana (hanya menyusun ulang dari yang sudah ada) - baik Tim
> Petisi 34 (ARKENAS) ataupun Tim mandiri tidak ada perbedaan pendapat, tapi
> yang disusun rapih di bawahnya adalah hasil budaya tinggi.  Perhatikan
> bahwa
> ada 'material bukan tanah' diantara kolom-kolom batu tersebut.
>
>
>
> Lutfi_Kotakgali2005_AI.jpg
>
> Foto 2  Adalah Kotak Gali Balai Arkeologi tahun 2005 di Teras satu
> memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat di
> dinding (horisontal dan berarah barat-timur).  Dua-duanya memperlihatkan
> ada
> lapisan material yang membungkus atau yang berada diantara batu-batu kolom
> tersebut.  Balai Arkeologi/ARKENAS/Tim Petisi 34 menganggap susunan batu
> kolom yang berada kurang dari satu meter di bawah permukaan ini sebagai
> SUMBER BATUAN ALAMIAH (INSITU) yang ditambang untuk membuat situs batu-batu
> menhir di atasnya, dan menyebut material diantara batu kolom tersebut
> sebagai 'Kerak Lempung'.  Tim Mandiri Terpadu berpendapat bahwa susunan
> batu
> kolom yang terlihat di dinding ataupun di bawah tanah ini TIDAK DALAM
> POSISI
> INSITU (NON-ALAMIAH) melainkan sudah disusun sangat rapih oleh manusia.
> Alasan utamanya karena kami tahu lapisan batuan di bawah situs ini
> HORISONTAL/sejajar permukaan, artinya batu-batu kolom ini SEJAJAR LAPISAN.
> Batu-batu kolom ini hanya bisa disebut masih dalam posisi alamiah (insitu)
> jika dan hanya jika merupakan INTRUSI VERTIKAL (baca tautan makalah yang
> dikirim oleh Sdr Rozak).  Faktanya TIDAK ADA INTRUSI VERTIKAL di sini
> (dari
> data geolistrik dan georadar).  Tim Mandiri menyebut 'kerak lempung'nya
> Balai Arkeologi tersebut sebagai 'semen purba'.  Selanjutnya, Perhatikan
> bahwa di kotak gali terlihat bahwa antara susunan batu ber-semen dan situs
> menhir di atasnya dipisahkan oleh lapisan tanah.  Jadi GAP WAKTU-nya
> terlihat jelas diwakili oleh lapisan tanah berbongkah batu tersebut.
> Sedangkan pada dinding antara Teras 1 dan 2 (Foto 1) gap waktu ini tidak
> terlihat karena tidak ada lapisan tanah yang memisahkannya (mirip 'hiatus'
> dalam geologi).
>
>
>
>
>
> KOtakGali-AbeMAr2013.jpg
>
>
>
> Foto 3. Kotak Gali Tim Arkeologi UI - DR. Ali Akbar di lereng timur
> memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat
> pada
> Kotak Gali Balai Arkeologi tahun 2005 di Teras 1 (Foto 2) dan di dinding
> teras (Foto 1). Arah batu kolomnya sama, yaitu barat-timur.  Terlihat ada
> satu batu kolom ya

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG

2013-05-07 Thread danny . hilman
Utk data lebih lengkap tidak di Milist Public ini pak. Kalau di ruang seminar 
sih sudah sering di-share.  Secara bertahap akan dipublish ke publik pak.  
Karena analisisnya juga masih terus, bertahap juga.  Survey magnetic hanya 
dilakukan di atas situs tidak di luar pagar di lereng timur ini.

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: kartiko samodro 
Sender: 
Date: Wed, 8 May 2013 11:03:35 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
Pak Danny

Apakah hasil 3Dnya boleh dishare di millist ini ? atau masih confidential ?

Mas Andang yang menyampaikan bahwa sudah dilakukan micro magnetic juga
di gunung Padang, sedang yang belum dilakukan adalah micro gravity.

Salam

Kartiko

On 5/8/13, danny.hil...@gmail.com  wrote:
> Lintasan Geolistrik untuk Bukit G Padang sudah banyak. Sudah 3D.
> Kalau lintasan yg khusus dibuat dgn resolusi sangat tinggi (spacing 1m) di
> sekitar lokasi penggalian ada 5 lintasan. 3 lines Barat - Timur (termasuk yg
> dipampang di artikel Viva News) dan 2 line Utara - Selatan (crossline).
> Semua lines konsisten satu sama lain. Tidak hanya satu model sebetulnya, ada
> dua macam best-fit model (utk setiap lintasan) dgn tingkat akurasi yg sama
> tingginya (RMS ~5%). Tidak ada yg di Clip.  Tidak dilakukan survey micro
> magnetic.  Yg dilakukan survey GPR. Hasil GPR dan Geolistrik konsisten.
> Demikian Pak.
>
>
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
> Geoteknologi - LIPI
>
> -Original Message-
> From: kartiko samodro 
> Sender: 
> Date: Wed, 8 May 2013 07:59:30
> To: 
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : BELAJAR DARI ARKEOLOG
> Pak Danny
>
> Tulisan di vivanews, untuk lintasan resistivity apakah memang hanya
> ada 1 lintasan ? mungkin kalau ada 3/4 lintasan inline crossline bisa
> lebih memberikan gambaran bentuk high resistivity yang dianggap
> sebagai struktur bawah permukaannya.
>
> Selain itu hasil resistivity di bagian bawah tepat di bawah daerah
> yang dianggap sebagai struktur banguan di bawah permukaan seperti di
> clip, apakah masih rahasia atau memang ada masalah teknis ?
>
> Bagaimana dengan overlay micro magnetic dengan resistivitynya apakah
> ada koherensi interpretasi dan saling mengkonfirmasi ?
>
> Salam
>
> Kartiko
>
> On 5/7/13, Danny Hilman Natawidjaja  wrote:
>> Salam IAGI,
>>
>> Bagi yang serius ingin mengerti salah satu topik perdebatan Gunung
>> Padang,
>> dan juga untuk rekan-rekan yang ingin melihat susunan batu kolom
>> 'ber-semen'
>> yang dihebohkan itu. Ini dia foto-foto dan uraiannya.
>>
>>
>>
>>
>>
>> P1090031_adj_sm.jpg
>>
>>
>>
>> Foto 1. Batu kolom (columnar joint) disusun horisontal berarah
>> barat-timur
>> yang tersingkap di dinding antara teras satu dan dua.  Menurut kami
>> dinding
>> batu-batu kolom disusun rapih bak 'batu bata' umurnya lebih tua dari
>> situs
>> Gunung Padang yang bergaya menhir-menhir yang didirikan diatasnya.
>> Dengan
>> kata lain yang membuat dua gaya menyusun batu ini dari dua generasi yang
>> berbeda.  Situs Gunung Padang bergaya menhir ( lebih muda) memang produk
>> budaya sederhana (hanya menyusun ulang dari yang sudah ada) - baik Tim
>> Petisi 34 (ARKENAS) ataupun Tim mandiri tidak ada perbedaan pendapat,
>> tapi
>> yang disusun rapih di bawahnya adalah hasil budaya tinggi.  Perhatikan
>> bahwa
>> ada 'material bukan tanah' diantara kolom-kolom batu tersebut.
>>
>>
>>
>> Lutfi_Kotakgali2005_AI.jpg
>>
>> Foto 2  Adalah Kotak Gali Balai Arkeologi tahun 2005 di Teras satu
>> memperlihatkan susunan batu kolom yang persis sama dengan yang terlihat
>> di
>> dinding (horisontal dan berarah barat-timur).  Dua-duanya memperlihatkan
>> ada
>> lapisan material yang membungkus atau yang berada diantara batu-batu
>> kolom
>> tersebut.  Balai Arkeologi/ARKENAS/Tim Petisi 34 menganggap susunan batu
>> kolom yang berada kurang dari satu meter di bawah permukaan ini sebagai
>> SUMBER BATUAN ALAMIAH (INSITU) yang ditambang untuk membuat situs
>> batu-batu
>> menhir di atasnya, dan menyebut material diantara batu kolom tersebut
>> sebagai 'Kerak Lempung'.  Tim Mandiri Terpadu berpendapat bahwa susunan
>> batu
>> kolom yang terlihat di dinding ataupun di bawah tanah ini TIDAK DALAM
>> POSISI
>> INSITU (NON-ALAMIAH) melainkan sudah disusun sangat rapih oleh manusia.
>> Alasan utamanya karena kami tahu lapisan batuan di bawah situs ini
>> HORISO

Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

2013-06-03 Thread danny . hilman
Itu dia. Ke saya dia engga ngaku.  Menarik juga kalo dia pernah mengakui 
percaya Atlantis dan lokasinya di wilayah Pacific (bagian) barat :-) 

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: bandon...@gmail.com
Sender: 
Date: Mon, 3 Jun 2013 10:50:05 
To: Iagi
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist
Yaa setau saya begitu, kan Dani yang pernah ketemu.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Sender: 
Date: Mon, 3 Jun 2013 16:48:04 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist
Masa sih S.Oppenheimer bilang gitu pak?  Setahu saya dia mengaku selalu
menghindari perihal Atlantis (meskipun tidak berarti dia tidak percaya).

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: 03 Juni 2013 16:21
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Peneliti dan penyelam, bukan plato. Coba nanti aku cari lagi, semoga masih
tersimpan. Bahkkan ada yang bilang itu bagian dari wilayah ghair/ ah lupa
deh, wilayah pantai baratlaut spanyol. yang musnah karena tsunami.
Kalau yang bilang atlantis ada di pasifik barat daya yaa openheimer lah;
jang juga bicara di seminar budaya sunda di bogor th 2010 lalu.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Sender:  

Date: Mon, 3 Jun 2013 15:21:46 +0700

To: 

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Siapa yang bilang ada di Azores Pak?  Mbah Plato engga bilang begitu J

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: 03 Juni 2013 15:18
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Dari plato tidak bohong, dikatakan itu ada di Azores, suatu kepulauan di
barat Spanyol ( separo nyolong?) Kalau ada tulisan di majah science, hehehe
nomernya lupa.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _____  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Sender:  

Date: Mon, 3 Jun 2013 15:03:47 +0700

To: 

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Bukan Cuma dua professor Pak Ban, tapi buanyak buanget di seluruh dunia yang
menyatakan Atlantis itu tidak benar (khayalan).  Tidak heran kalo dianggap
kerjaan pemimpi.  Tapi sebelum dianggap mimpi sebaiknya dibaca dulu buku-nya
("Plato tidak bohong...") baru dibahas/di-comment/di-kritik dsb sehingga
menjadi bermanfaat dan menarik.  Dijamin tidak membosankan dan akan banyak
"surprise" setelah membaca buku itu... hmm maaf jadi agak promosi nih J.
Iya benar, di berita kok jadi dari ITB ya.  Kalo lulusan ITB sih memang iya
J

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: 03 Juni 2013 14:21
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Walah, kan 2 profesor sudah menyatakan itu tidak benar,
1 prof RP Koesoema dinata (ITB) dan 
2 Prof Adjat Sudradjat (Unpad) 
pada th 2010 waktu seminar internasional budaya Sunda di Bogor. 

Setelaah membaca info baru ini, apa ada perubahan pendapat Prof?

Salam hormat.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: koeso...@melsa.net.id 

Sender:  

Date: Mon, 3 Jun 2013 07:14:24 +

To: 

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Yang ngomong katanya orang ITB lho!
RPK

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: bandon...@gmail.com 

Sender:  

Date: Mon, 3 Jun 2013 07:09:51 +

To: Iagi

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

Mimpi kalee. 
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Muhammad Razi  

Sender:  

Date: Mon, 3 Jun 2013 10:16:04 +0400

To: 

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net] Atlantis was located in S-E Asia: Geologist

 

 

FYI berita koran singapur hari ini  


Atlantis was located in S-E Asia: Geologist


Published on Jun 02, 2013   

By Wahyudi Soeriaatmadja Indonesia Correspondent In Jakarta

The mythical island of Atlantis was in our neighbourhood, a veteran
Indonesian geologist claims in a controversial new book.

Dr Danny Hilman Natawidjaja of the Bandung Institute of Technology said the
description of the island by ancient Greek philosopher Plato perfectly fits
Indonesia when "Sundaland" existed.

Sundaland is the biogeographical region of South-east Asia which encompassed
the Sunda Shelf, the part of the Asian continental shelf that was exposed
during the last Ice Age. It included the Malay peninsula and the large
islands of Borneo, Java, Sumatra and their surroundings.

People have over the ages debated the possible existence 

Re: [iagi-net] Rekam jejak tsunami masa lampau di Aceh

2013-06-12 Thread danny . hilman
Tentu.  Dalam skala global katastrofi peradaban dunia bisa musnah karena 
tumbukan meteor besar, atau letusan gunung api sekelas Toba, atau perang 
nuklir. 

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Sender: 
Date: Wed, 12 Jun 2013 11:22:04 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Rekam jejak tsunami masa lampau di Aceh
Memang begitu tabiat manusia kalau menang maka babat habis termasuk sisa 
budaya, apalagi dari Majapahit ke sesudahnya terjadi pergeseran budaya dari 
Hindu ke Islam

Kalau disisakan itu mungkin krn pengaruh kebutuhan turis aja spt Cordova di 
Spanyol

Saya sangat setuju musnahnya peradaban itu krn tangan2 manusia juga yg 
merupakan satu opsi dan tidak harus begitu

Demikian juga dg bencana alam (baca tsunami) bisa memusnahkan bangsa, tapi dari 
Historical Record tidak juga selalu begitu lihat gempa dan tsunami sudah 
terjadi di sepanjang pantai selatan Sumatra tapi yg kita lihat sekarang bahwa 
budaya tidak punah akibat itu, Contoh Aceh Mentawai Padang Bengkulu dsb

Salam
Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: yustinus yuwono 
Sender: 
Date: Wed, 12 Jun 2013 18:06:13 
To: iagi-net
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Rekam jejak tsunami masa lampau di Aceh

This message is eligible for Automatic Cleanup! 
(yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com) 
Add cleanup rule: 
https://www.boxbe.com/popup?url=https%3A%2F%2Fwww.boxbe.com%2Fcleanup%3Ftoken%3Dn79LTURVAy4O6B1PBUlcIHNujF5LiiJGZ7MB2BSU8p8TOPjjFx7SL6H19Q%252BeyHbiKVhWP8szxb1NO%252FgA8%252FoD3A0HpZIXmsAdAIraPhRZsrxoY3QnnEw10vkLA3O6W9EXkYmCqMRs1X7PQ0tSxwDxtcI19L5arLsg%26key%3DnQyiKHubWFiFbqe%252BahapDz0uRLfUWAnjxqAJrW1b%252FHU%253D&tc_serial=14359464570&tc_rand=205966501&utm_source=stf&utm_medium=email&utm_campaign=ANNO_CLEANUP_ADD&utm_content=001
More info: 
http://blog.boxbe.com/general/boxbe-automatic-cleanup?tc_serial=14359464570&tc_rand=205966501&utm_source=stf&utm_medium=email&utm_campaign=ANNO_CLEANUP_ADD&utm_content=001



Re: [iagi-net] Proklamasi

2013-08-16 Thread danny . hilman
MERDEKA !

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: abacht...@cbn.net.id
Sender: 
Date: Fri, 16 Aug 2013 23:28:07 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Proklamasi
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segenap geologist dan oleh sebab 
itu, maka penjajahan di dunia geologi harus dihapuskan, karena tidak sesuai 
dengan peri kegeologian dan profesionalisme.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan geologi Indonesia belum sampailah kepada 
saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan geologist Indonesia 
kedepan pintu gerbang kemerdekaan geologist Indonesia yang merdeka, mumpuni, 
berdaulat, peka nuraninya dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan 
luhur, supaya bekerja sebagai geologist dg bebas, maka geologist Indonesia 
perlu dengan segera menyatakan kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu sikap mental dan gerak laku geologi 
Indonesia yang melindungi segenap kekayaan data, analisis, dan fenomena geologi 
Indonesia dan seluruh sumber daya kebumian Indonesia dan untuk memajukan 
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan 
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan 
sosial, maka perlu segera disusun Kemerdekaan Geologi Indonesia itu dalam suatu 
Undang-undang Geologi Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Badan 
Geologi Indonesia (bukan Badan Geologi KESDM) yang berdaulat dengan berdasarkan 
kepada: Keterbukaan data, Kebebasan riset yang adil dan beradab, Persatuan 
Geologi Indonesia, dan Kegeologian yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan 
dalam Analisis/Sintesis, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi 
seluruh obyek/subyek geologi Indonesia.

ADB, geologist merdeka
17 Agustus 2013
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net] Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?

2013-09-17 Thread danny . hilman
Kan ada Pak Yuwono yg ahli gunung api :-)

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Hadiyanto Sapardi" 
Sender: 
Date: Tue, 17 Sep 2013 15:21:36 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?
Jangan-2 ini non-volcanic arc seperti pulau-2 di selatan pulau  sumatra,
tapi belon sempat  muncul ya.??? Ayo kang DHL beri kami pencerahan dong.
Entong pencerahan Gunung Padang teyuuus.

Nuhun atas kesediaan kang DHL.  

 

Salam

HDS

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: Tuesday, September 17, 2013 1:38 PM
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?

 

Wah, yaa benjolan saja kalee. Ada juga yang seperti pilar, atau berbentuk
perisai. 
Mari ahli gn api, silakan pak Rambo.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: ET Paripurno  

Sender:  

Date: Tue, 17 Sep 2013 13:02:43 +0700

To: iagi-net

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?

 

Gunungapi yang belum pernah erupsi :). Terus apa dong? 
ET

ET Paripurno
+62818260162
paripu...@upnyk.ac.id
www.geohazard.blog.com

On Sep 17, 2013 9:45 AM,  wrote:

BukAnkah banyak tonjolan di dasar lautan? Kalau gng api, pasti ada
aktifitasnya. Mungkin terlalu dalam,sehingga tak terdeteksi di permukaan,

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari  

Sender:  

Date: Tue, 17 Sep 2013 08:01:01 +0700

To: Forum HAGI; IAGI;
geologi...@googlegroups.com

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net] Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?

 


Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?


Ahmad Luthfi - Okezone


Selasa, 17 September 2013 05:01 wib


Description: Image removed by sender. detail berita


Ilustrasi gunung bawah laut (Foto: BBC) 


JAKARTA - Temuan gunung api di bawah laut Bengkulu
<http://techno.okezone.com/read/2013/09/16/56/866763/bppt-teliti-temuan-gunu
ng-api-bawah-laut-di-bengkulu> membuat Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) mengungkap asal-usul daratan 'menonjol' di dasar laut
tersebut. BPPT serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan
melakukan kajian lebih mendalam untuk mengungkap apakah itu memang gunung
api aktif atau tidak.

BPPT melalui balai teknologi survei kelautan telah mencari dan memetakan
dasar laut di Samudera Hindia, hingga selatan Jawa. Lokasi yang 'kebetulan'
ditemukannya gunung api tersebut berada di barat Bengkulu.

"Ada indikasi gunung laut. Lokasi ini mengacu pada penemuan di 2009," kata
staf survei di balai teknologi kelautan, BPPT, Dwi Hariyanto di Jakarta,
Senin (16/9/2013).

Ia melanjutkan, BPPT telah melakukan pemetaan sebanyak 2 kali. "Pertama
Oktober 2010, menggunakan kapal Barunajaya 3, peralatan multibeam 12Khz.
Lalu, Barunajaya 4, pada Desember 2010 dengan kekuatan multibeam 50Khz.
Peralatan multibeam ini untuk medium water," jelasnya.

Berdasarkan gambar yang diperoleh, terlihat adanya 2 puncak gunung dengan
diameter sekira 40-50 kilometer. Di gunung bagian selatan, puncaknya berada
di 1.300 meter dan di bagian utara, puncaknya berada di 1.400 meter di bawah
permukaan laut. 

BPPT juga melakukan penelitian oceanography, CTD untuk mengukur temperatur
air. Ia menyimpulkan, BPPT benar mengonfirmasi temuan tugu gunung, namun
tidak menemukan anomali pada temperatur air. "Agar disurvei lebih detail,
(mengetahui) gunung api aktif atau tidak, serta penamaan gunung itu,"
tuturnya.

Potensi Tsunami
Menurut Sri Hardiastuti, Balai Teknologi Survei Kelautan, BPPT, adanya
gunung api bawah laut juga kemungkinan bisa menimbulkan tsunami.

Menurutnya, ini masih harus dikaji apakah bentuk tonjolan tersebut berasal
dari material lempeng samudera atau benua. "Perlu sampel material,"
ungkapnya

Bila benar itu adalah gunung api aktif, maka harus ada langkah antisipasi.
Ia mengatakan, ada beda antara gunung api darat dan di laut. "(Kalau) gempa,
jelas. Tsunami bisa saja terjadi," tambahnya.

Potensi tsunami juga bergantung dari besarnya runtuhan atau gempa. Hal ini
juga dibenarkan oleh Wahyu W. Pandoe, kepala program operasional, Ocean
Climate dan Tsunami Buoy, BPPT. Menurutnya, apabila muncul gempa yang kuat
di dasar laut, maka kemungkinan tsunami juga dapat terjadi.

Menurutnya, tonjolan di dasar laut ini bisa muncul akibat proses subduksi
('penunjaman'). Meskipun demikian, ia mengimbau agar seluruh pihak serta
masyarakat untuk tidak khawatir, sebab gunung api tersebut aktif atau
tidaknya baru dapat ditentukan setelah penelitian lanjutan.

Seharusnya survei bisa digelar pada 2012, lanjutnya, tetapi terkendala.
Sehingga, kendala tersebut menunda pelaksanaan penelitian. BPPT akan
menyiapkan survei lanjutan, serta bekerjasama dengan pihak-pihak terkait,
termasuk bidang Vulkanologi

Re: [iagi-net] Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?

2013-09-17 Thread danny . hilman
Gunung Padang geologi di bawahnya merupakan bagian dari G Api Purba


Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: "Hadiyanto Sapardi" 
Sender: 
Date: Tue, 17 Sep 2013 15:59:40 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?
Tks kang DHL, lupa euy kalau Gunung Padang mah bukan Gunung tapi "pasir" bhs
sundanya ya? 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
danny.hil...@gmail.com
Sent: Tuesday, September 17, 2013 3:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?

 

Kan ada Pak Yuwono yg ahli gunung api :-)

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

  _  

From: "Hadiyanto Sapardi"  

Sender:  

Date: Tue, 17 Sep 2013 15:21:36 +0700

To: 

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net] Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?

 

Jangan-2 ini non-volcanic arc seperti pulau-2 di selatan pulau  sumatra,
tapi belon sempat  muncul ya.??? Ayo kang DHL beri kami pencerahan dong.
Entong pencerahan Gunung Padang teyuuus.

Nuhun atas kesediaan kang DHL.  

 

Salam

HDS

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
bandon...@gmail.com
Sent: Tuesday, September 17, 2013 1:38 PM
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net] Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?

 

Wah, yaa benjolan saja kalee. Ada juga yang seperti pilar, atau berbentuk
perisai. 
Mari ahli gn api, silakan pak Rambo.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: ET Paripurno  

Sender:  

Date: Tue, 17 Sep 2013 13:02:43 +0700

To: iagi-net

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?

 

Gunungapi yang belum pernah erupsi :). Terus apa dong? 
ET

ET Paripurno
+62818260162
paripu...@upnyk.ac.id
www.geohazard.blog.com

On Sep 17, 2013 9:45 AM,  wrote:

BukAnkah banyak tonjolan di dasar lautan? Kalau gng api, pasti ada
aktifitasnya. Mungkin terlalu dalam,sehingga tak terdeteksi di permukaan,

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari  

Sender:  

Date: Tue, 17 Sep 2013 08:01:01 +0700

To: Forum HAGI; IAGI;
geologi...@googlegroups.com

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net] Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?

 


Gunung Api Bawah Laut Bengkulu Berpotensi Tsunami?


Ahmad Luthfi - Okezone


Selasa, 17 September 2013 05:01 wib


Description: Image removed by sender. detail berita


Ilustrasi gunung bawah laut (Foto: BBC) 


JAKARTA - Temuan gunung api di bawah laut Bengkulu
<http://techno.okezone.com/read/2013/09/16/56/866763/bppt-teliti-temuan-gunu
ng-api-bawah-laut-di-bengkulu> membuat Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) mengungkap asal-usul daratan 'menonjol' di dasar laut
tersebut. BPPT serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan
melakukan kajian lebih mendalam untuk mengungkap apakah itu memang gunung
api aktif atau tidak.

BPPT melalui balai teknologi survei kelautan telah mencari dan memetakan
dasar laut di Samudera Hindia, hingga selatan Jawa. Lokasi yang 'kebetulan'
ditemukannya gunung api tersebut berada di barat Bengkulu.

"Ada indikasi gunung laut. Lokasi ini mengacu pada penemuan di 2009," kata
staf survei di balai teknologi kelautan, BPPT, Dwi Hariyanto di Jakarta,
Senin (16/9/2013).

Ia melanjutkan, BPPT telah melakukan pemetaan sebanyak 2 kali. "Pertama
Oktober 2010, menggunakan kapal Barunajaya 3, peralatan multibeam 12Khz.
Lalu, Barunajaya 4, pada Desember 2010 dengan kekuatan multibeam 50Khz.
Peralatan multibeam ini untuk medium water," jelasnya.

Berdasarkan gambar yang diperoleh, terlihat adanya 2 puncak gunung dengan
diameter sekira 40-50 kilometer. Di gunung bagian selatan, puncaknya berada
di 1.300 meter dan di bagian utara, puncaknya berada di 1.400 meter di bawah
permukaan laut. 

BPPT juga melakukan penelitian oceanography, CTD untuk mengukur temperatur
air. Ia menyimpulkan, BPPT benar mengonfirmasi temuan tugu gunung, namun
tidak menemukan anomali pada temperatur air. "Agar disurvei lebih detail,
(mengetahui) gunung api aktif atau tidak, serta penamaan gunung itu,"
tuturnya.

Potensi Tsunami
Menurut Sri Hardiastuti, Balai Teknologi Survei Kelautan, BPPT, adanya
gunung api bawah laut juga kemungkinan bisa menimbulkan tsunami.

Menurutnya, ini masih harus dikaji apakah bentuk tonjolan tersebut berasal
dari material lempeng samudera atau benua. "Perlu sampel material,"
ungkapnya

Bila benar itu adalah gunung api aktif, maka harus ada langkah antisipasi.
Ia mengatakan, ada beda antara gunung api darat dan di laut. "(Kalau) gempa,
jelas. Tsunami bisa saja terjadi," tambahnya.

Potensi tsunami juga bergantung dari besarnya runtuhan atau gempa. Hal ini
juga dibenarkan oleh Wah

Re: [iagi-net] SITUS GUNUNG PADANG : CATATAN DARI DISKUSI ILMIAH DI LIPI BANDUNG

2014-03-25 Thread Danny Hilman
 oleh
> TTRM  seharusnya ditinjau ulang karena beberapa hasil eksplorasi bijih
> besi,
> baik oleh mang Okim sendiri di Sumatera Selatan, ataupun oleh tim Badan
> Geologi di Sulawesi Tengah ,  Jawa Timur, dan di daerah lain,  kandungan
> besi di batuan bijih besi berkisar dari 48 % sampai 70 %  ( berupa mineral
> hematit atau magnetit ). Sementara itu, semen Portland Gresik jenis I (SII
> 0013.18) , kandungan total unsur hematit (Fe2O3) dan magnetitnya (Fe3O4)
> tidak lebih dari 6 %.  Dan kalau kita kembali ke text book, dalam buku Rock
> & Mineral karangan  Dietrich & Skinner 1979 disebutkan bahwa : 1. Any
> sedimentary rock containing more than 15 % iron  is termed iron formation.
> Selain dari itu dinyatakan juga bahwa dalam batuan andesit-basalt
> terkandung
> secara umum 50 % SiO2 , 10 % Oksida besi , dan 6 % Magnesium . Ditambah
> dengan bukti-bukti di singkapan ( pseudo layerings dll ), maka lebih
> ariflah
> kalau tafsirannya tidak ke semen purba melainkan ke  tanah pelapukan kekar
> kolom atau " columnar weathering".
>
>
>
> Masalah lainnya yang juga bisa mengganjal adalah hipotesis tentang adanya
> "chamber " atau ruang budaya di perut Gunung Padang yang sesuai dengan
> guyonan Pak Danny di forum, ada kemungkinan berisi " brankas " ( mungkin
> hal
> inilah  yang memancing RI 1  untuk nekat berkunjung ke Gunung Padang ).
> Sebagai perbandingan, bulan lalu  mang Okim sempat mengabadikan panorama
> gunung api di kawasan  Madinah - Mekah dan mempelajarinya dari beberapa
> literatur. Di kawasan Harrat Kishb atau Padang Lava Kishb  yang luasnya
> 5980
> km2 dan terbentuk sekitar 2 jutaan tahun yang lalu ( Plio-Pleistosen ),
> terdedeksi adanya 162 Scoria Cones, 1 Shield Volcano, 9 Lava  Domes, dan 1
> Whaleback Lava Flow. Di kawasan ini ditemukan juga banyak " lava tubes "
> atau terowongan lava beragam ukuran yang oleh penulisnya dijelaskan proses
> terjadinya dengan sangat sederhana dan sangat mudah dimengerti ( termasuk
> adanya interval yang  resistivitynya lebih dari 1.000 Ohm meter yang
> berkaitan dengan weathered basalt !!!). Untuk Gunung Padang yang menurut
> Pak
> Danny terdeteksi adanya  vent atau leher  lava berikut  lidah lavanya, maka
> hipotesis lava tube mungkin lebih tepat dari pada "cultural chamber" atau
> ruang budaya.  Masukan dari mang Okim ini, yang disampaikan di forum
> diskusi
> , alhamdulilah diakomodir oleh Pak Danny sebagai suatu kemungkinan.
>
>
>
> Konsekwensi revisi hipotesis semen purba dan cultural chamber
>
>
>
> Seandainya TTRM berbesar hati dan tidak terbebani untuk merevisi hipotesis
> semen purba berusia 13.000 - 23.000 tahun yang bisa dibuktikan merupakan
> tanah pelapukan  sebagai  hasil "columnar weathering", maka seluruh
> penelitian bawah permukaan yang dilakukan oleh TTRM  akan menjadi
> penelitian
> murni  geologi-geofisika , demikian juga dengan hipotesis "cultural
> chamber"
> yang kemungkinan besar bisa merupakan " lava tube ". Sehubungan dengan
> itulah maka mang Okim menyarankan dan mengharapkan agar para pakar
> geologi-geofisika TTRM tidak menerobos masuk terlalu dalam ke ranah
> arkeologi dan apalagi mengumumkan hipotesis-hipotesis yang oleh banyak
> kalangan dianggap kontoversial  sehingga  sempat memancing lahirnya Petisi
> April 2013.  Kemaren dulu Sabtu 22 Maret 2014, mang Okim dan pak Lutfi
> diminta memandu tayangan DAAI TV di Gunung Padang.  Pada kesempatan
> tersebut
> mang Okim meneliti kembali beberapa singkapan  di kawasan Gunung Padang dan
> menjadi lebih yakin lagi bahwa Gunung Padang adalah sisa Gunung Api Purba
> yang bagian atasnya (saja) telah dimanfaatkan oleh manusia Megalitik
> sebagai
> punden berundak.  Mang Okim mohon beribu maaf kalau saran dan masukan mang
> Okim ini kurang berkenan,
>
>
>
> Salam cinta Geo-Arkeologi,
>
>
>
> Mang Okim
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> 
> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
> JAKARTA,15-18 September 2014
> 
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> 
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> --------
> Subscribe: iagi-net-subsc

Re: [iagi-net] MOHON PENCERAHAN : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY

2014-09-26 Thread Danny Hilman
ng dan saya ikut di
> dalam kegiatan tersebut. Saat itu tengah booming dan menjadi topik utama di
> milis iaginet saat itu tetapi dari sekian yg booming itu hanya beberapa
> orang saja yg ikut. Dimana saat itu fieldtrip ini setahu saya bsifat netral
> karena tak ada pihak pro dan kontra. Dalam fieldtrip itupun kami bertukar
> pikiran di mana saat itu terdapat prof. Ongkosongo , pak rovicky, dan
> kelompok fieldtrip IAGI bandung (kalau tak salah rombongan pak Bambang
> priadi)
>
> Di akui atau tidak dari 3 X kunjungan saya ke situs purba ini, dampak
> kunjungan presiden ke G. Padang telah memberikan banyak perubahan termasuk
> pembenahan sarana dan prasarana yg saat itu wisatawan hanya 1000-2000
> orang/ bulan saat ini bisa mencapai lebih dari 8 rb/ bln . Jalanan ke area
> ini jauh lebih baik di bandingkan tahun 2012 ke area ini.  Walaupun di akui
> masih banyak jalan blubang dan kurangnya fasilitas penunjang ke area ini
> apabila kita hendak bacpackeran (menggunakan fasilitas umum).
>
> Saat ini penerangan di area gunung padang sudah sangat baik, bahkan
> lampu-lampu sudah hampir menghiasi area ini sampai ke area puncak (CMIIW),
> tetapi masyarakat adat paham betul dgn mlakukan penghematan dgn tdk
> menghidupkan lampu di teras teras G. Padang. Terlihat juga juru kunci di
> sana pun bukanlah orang yg 1-2 tahun bergelut dengan dunia pariwisata dan
> tentunya tahu betul bagaimana merawat area G. Padang. Ketika kunjungan ke
> dua saya (fieldtrip FGMI) beberapa kali mengamati ternyata banyak batuan
> batuan G. Padang yg di gunakan masyarakat sebagai material jalan, pondasi
> rumah, tangga dan sebagainya. Sehingga akan sangat yakin tentunya , G.
> Padang ini hanya 85% material saja yg utuh.
>
> Sudah seharusnya juga perdebatan masalah G. Padang di seleaaikan pula dgn
> cara "Back to Basic, look at The Rock" agar semua pmasalahan tahu bagaimana
> proses proses TTRM G. Padang apakah sudah sesuai atau medialah yg telah
> menjual berita berita tanpa konfirmasi dari pakarnya.
>
> Terakhir saya berkunjung ke sana di akhir agustus 2014. Dan menakjubkan
> saat ini sarana dan pra sarananya jauh lebih mendukung dari kunjungan
> pertama ataupun kedua. Jalan jalan mulai di aspal, petunjuk ke arah lokasi
> G. Padang pun sudah banyak sehingga memudahkan travel ke sana. Bahkan yang
> ingin menikmati matahari terbenam dan terbit di puncak G. Padang dan ingin
> bermalam, warga sana sudah menyediakan rumah mereka sebagai tempat menginap
> yg sederhana.
>
> Penggambaran di beberapa media yg boleh di bilang ada yg kontra dan pro
> sebenarnya akan sangat baik kalau kita datang sendiri. Terlepas dari esensi
> sains yg di debatkan, Gunung Padang sudah menjadi warisan dunia. Bahkan
> banyak turis dan peneliti asing sudah mulai datang kemari sekedar ingin
> membuktikan berita tersebut. Tampaknya perlu memang kalangan kalangan yg
> ingin tahu sendiri seperti apa Gunung Padang harus berkunjung mengamati
> sendiri bagaimana batu -batu tersebut tersusun, bagaimana juga posisi
> Gunung Padang terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan bangunan sebesar itu
> mungkin sangat menarik mempelajari tentang budaya waktu itu kenapa ada
> bangunan se-megah itu kalau tak ada peradaban yg cukup besar juga di area
> tsb.
>
> Masalah apakah gunung padang itu di buat manusia ataupun proses vulkanisme
> dan sebagainya tak bisa di selesaikan di milis inu tetapi datang langsung
> agar terbuka sudah pemikiran kita. .  Bilapun bertentangan dengan konsep yg
> ada maka perlu adanya koreksi koreksi supaya bisa jadi bahan masukan untuk
> geologist muda ke depannya. . . . . .
>
> Sehat selalu utk Pak Sujatmiko dan Pak Danny Hilman dkk. . . .
>
> Salam
>
> Rizqi Syawal
>
> (Mungkin bisa sekali lagi fieldtrip sekaligus serah terima pengurusan IAGI
> (Pak Rovicky ke Pak Daru di G. PADANG))
>
> Luarbiasa Mang Okim, walaupun sudah sangat sibuk dgn dunia batu Mulia tapi
> selalu meluangkan waktu utk rajin mengikuti dan memberikan komentar ttg G
> Padang di berbagai media. Alangkah lebih baik kalau sekalian meluangkan
> waktu ke G Padang dan memberikan analisa langsung di depan singkapan
> geologinya yang saya yakin belum pernah dilihat oleh Mang Okim karena
> memang baru disingkap :-)
>
> Silahkan datang Mang,supaya tidak disangka 'yang tahu sedikit biasanya
> merasa paling tahu' ehem...
>
>
>
> Salam,
>
> DHN
>
>
>
> Sent from my BlackBerry 10 smartphone.
>
> *From: *Bandono Salim
>
> *Sent: *Kamis, 25 September 2014 20:27
>
> *To: *Iagi
>
> *Reply To: *iagi-net@iagi.or.id
>
> *Subject: *Re: [iagi-net] RE: [economicgeology] Re: [iagi-net] MOHON
> PENCERAHAN
> : ANCAMAN DARI PAK ANDI ARIEF, STAFSUS PRESIDEN SBY
>
>
>
> Biasanya mang, orang yang tau hanya

Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG (DARI FB)

2014-10-03 Thread Danny Hilman
dono Salim 
>> wrote:
>>
>>> [image: Boxbe] <https://www.boxbe.com/overview> This message is
>>> eligible for Automatic Cleanup! (bandon...@gmail.com) Add cleanup rule
>>> <https://www.boxbe.com/popup?url=https%3A%2F%2Fwww.boxbe.com%2Fcleanup%3Ftoken%3D4onANu5KFqvXdbV6TEISHeQFhdZ%252BBXCruphaukZyMXJf6JGQzhDtZs65IML1G304kdAVz3aAE5AbJFFzI7YrgKX8F%252F2Nphi8kcP92O%252FhFOfVwLrQyGkxjxzxoqANH1qz3FcmLptG3y0%253D%26key%3DBclEgWN5tmZYjbEnlEW4AsNJZMDo1DMEWcGQmbsGeKY%253D&tc_serial=18792910261&tc_rand=2138186345&utm_source=stf&utm_medium=email&utm_campaign=ANNO_CLEANUP_ADD&utm_content=001>
>>> | More info
>>> <http://blog.boxbe.com/general/boxbe-automatic-cleanup?tc_serial=18792910261&tc_rand=2138186345&utm_source=stf&utm_medium=email&utm_campaign=ANNO_CLEANUP_ADD&utm_content=001>
>>>
>>> Apa yang saya lihat, memang ada pelapukan dan "penyemenan". "Semen"
>>> dapat dilihat di dinding antara teras 1 dan teras 2; berupa tanah yang
>>> terdapat di antara kolom batu.
>>> Pelapukan mengulit bawang juga dapat dilihat di beberapa tempat.
>>> Kenampakan mengulit bawang ini yang jadi masalah apakah ini hasil
>>> penyemenan atau hasil pelapukan. Lah ini yang harus dilihat secara
>>> milroskopis atawa x ray. Ditelitinya juga lapis demi lapis;
>>> sehingga jelas perbedaannya.
>>> Dilihat juga "semen" yang dijumpai tersingkap di permukaan maupun semen
>>> yang ada di bawah permukaan,  yang konon  ceritanya sangat lengket.
>>> Memang perlu waktu dan biaya  serta ahli mineralogi.
>>> Begitu yang sedang aku usahakan. Semoga diijinkan mengambil dan
>>> memeriksa semen dan "semen" serta pelapukan atau ubahan pada kolom batu
>>> yang ada di gn Padang.
>>> Salam sejahtera.bdn.
>>> Pada 2 Okt 2014 08:28, "wildanto p nusantara" 
>>> menulis:
>>>
>>>> menarik sekali penjelasan pak dani di gunung padang kmarin lalu.
>>>>
>>>> dengan temuan terbaru yg diceritakan kmarin, nampaknya seperti bangunan
>>>> megalitik yg terus berevolusi yg tetap dipakai sampai masa sejarah. (koin
>>>> dengan kandungan nikel kemungkinan besar berasal dr abad 18 karena nikel br
>>>> ditemukan di tahun 1750-an).
>>>>
>>>> mungkin bisa lebih seru klo ada field trip yg bisa ikutan rapelling
>>>> turun ke lubang penggalian.
>>>>
>>>> salam
>>>> wildan
>>>> On Oct 2, 2014 7:54 AM, "Danny Hilman Natawidjaja" <
>>>> danny.hil...@gmail.com> wrote:
>>>>
>>>>>  Aneh, Pak Bandono kan sudah lihat sendiri bukti-buktinya di lapangan
>>>>> (dan waktu itu tidak menyanggah). Silahkan berbagi pandangan dengan
>>>>> teman-teman tentang apa yang dilihat bukan malah menyitir berita media 
>>>>> lagi
>>>>> dan membuat pernyataan mblunder.
>>>>> Sebaiknya tidak memperdebatkan istilah piramid atau bukan karena
>>>>> IAGI-net kan forum ilmiah geologi pak. Deskripsi data dan analisa akan
>>>>> lebih menarik dan berguna bagi kita semua.
>>>>>
>>>>> Salam
>>>>> DHN
>>>>>
>>>>> Sent from my BlackBerry 10 smartphone.
>>>>>*From: *Bandono Salim
>>>>> *Sent: *Kamis, 2 Oktober 2014 07:03
>>>>> *To: *Iagi
>>>>> *Reply To: *iagi-net@iagi.or.id
>>>>> *Subject: *Re: [iagi-net] UNDANGAN PEMBUKTIAN PIRAMIDA GUNUNG PADANG
>>>>> (DARI FB)
>>>>>
>>>>>  Bukan piramid, tertulis di kompas tgl 1-Okt 2004.
>>>>> Hipotesis piramid belum terbukti.
>>>>> Salam hormat, bdn.
>>>>> Pada 1 Okt 2014 08:08, "Bandono Salim"  menulis:
>>>>>
>>>>>> Hehehe kita tunggu semoga waktunya dapat sesuai
>>>>>> Pengin lihat yang di teras lima; yang waktu kesono blm dapat
>>>>>> diperlihatkan.
>>>>>> Mumpung belum ditutup.
>>>>>> Salam sejahtera.bdn.
>>>>>> Pada 1 Okt 2014 08:42, "Ok Taufik"  menulis:
>>>>>>
>>>>>>> kan bisa minta di undang lagi
>>>>>>>
>>>>>>> 2014-10-01 7:29 GMT+07:00 Bandono Salim :
>>>>>>>
>>>>>>>> Kan sdh lewar undangannya.
>>>>>>>> Pada 1 Okt 2014 08:22, "Ok Taufik"  menulis:
>>>>>>>>
>>>>>>>>  Betul nih Mang Okim..nggak seru kalau debatny

Re: [iagi-net] Ekskursi ke Situs Megalitikum Gn Padang

2014-10-22 Thread Danny Hilman
Panitia ekskursi dan calon peserta ysh,
Saya sarankan sebaiknya ekskursi diarahkan ke partisipasi aktif dari para
peserta untuk observasi,  khususnya dalam deskripsi-analisa
outcrops/kotakgali; kemudian mencoba menyimpulkan apa yang dilihat.
Mungkin dapat dibagi beberapa kelompok kalau banyak.  Nanti setelah session
observasi baru diadakan diskusi bareng.Tentu dalam diskusi dapat diperkaya
dengan tambahan data-data dari survey geofisika bawah permukaan dan sampel
bor.  Tapi fokusnya sebaiknya diskusi outcrops, karena itu yang dilihat
sama-sama.
Jadi jangan dimulai dengan mendengarkan para peneliti berkicau dan terus
dilanjutkan dengan masih mendengarkan para penelitinya mengoceh di setiap
outcrop, sementara para peserta senyum-senyum, manggut-manggut atau
geleng-geleng ; atau hanya tepuk tangan kalau para penelitinya bertengkar
:-)
Saran saja...

Salam,
DHN


2014-10-21 10:34 GMT+07:00 Iryanto Rompo :

> Dear Rekan2 IAGI,
>
> Semalam sy mencoba mengirim flyer tentang kegiatan Ekskursi Gn Padang ke
> milis ini tetapi nampaknya email sy bouncing. Untuk informasi detail
> tentang kegiatan ini bisa dilihat melalui link dibawah ini:
>
> https://www.dropbox.com/s/pu6q70uzqyt6vdr/Flyer%20Gn%20Padang.jpg?dl=0
>
> Seperti yg telah didiskusikan melalui milis ini, MGEI bekerjasama dengan
> IAGI JBB dan SM-IAGI ITB akan melaksanakan Ekskursi ke gn Padang pada
> hari Sabtu tanggal 1 November 2014. Acara Ekskursi akan diawali oleh
> presentasi dari Bpk. Danny Hilman, Sutikno Bronto dan Ketua IAGI, kemudian
> dilanjutkan dengan kunjungan ke lapangan dan berdiskusi.
>
> Kami sebagai panitia, mengakomodir peserta yg akan berangkat baik dari
> Bandung maupun dari Jakarta. Untuk yg berangkat dari Bandung bisa
> menghubungi Bpk. Nurcahyo Basuki (HP: 081210712350) dan yang akan berangkat
> via Jakarta dan sekitarnya bisa menghubungi saya (Iryanto Rompo HP:
> 08111555665).
>
> Dimohon kepada yg berminat untuk segera mendaftarkan diri, karena seat
> kami batasi (Bandung dan Jkt). Kami juga menyediakan diskon khusus buat
> adik2 mahasiswa yg ingin ikut. Demikian, terima kasih.
>
> Salam,
> IR
> Iryanto Rompo *||* *riexx[at]yahoo.co.uk <http://yahoo.co.uk>** |**|* 
> *iryanto.rompo[at]gmail.com
> <http://gmail.com>* *|**| riexx(**YM**)* *||* *iryanto.rompo (**skype**)*
>
> *MAKE EVERYTHING AS SIMPLE AS POSSIBLE BUT NOT SIMPLER (ALBERT EINSTEIN)*
>
> 
> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
> JAKARTA,15-18 September 2014
> 
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> 
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
> 
>
>


-- 
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

Re: [iagi-net] -batuan-aneh-di-geopark-ciletuh

2016-07-08 Thread Danny Hilman
Kalo dari foto-fotonya kemungkinan besar bukan produk alamiah.
Dalam proses geologi, biasanya bentukan seperti itu terjadi karena erosi
air yang cukup deras (seperti di pinggir laut atau sungai deras) pada
batuan berlapis. Meskipun aneh juga karena bongkah2nya semua berbentuk
tiang/kolom bukan bongkah-bongkah yangbentuknya tidak beraturan.  Di foto
kelihatannya batuannya masif, tidak menunjukan adanya perlapisan; artinya
lekukan yang terjadi sepertinya bukan efek dari erosi pada lebih dari satu
lapisan dengan kekerasan berbeda.  Dan batuan-batuan tersebut tidak
terlihat dipinggir sungai atau pantai tapi kelihatannya berguguran dari
sumbernya yang dekat.salah satu batu bidak tersebut memperlihatkan bagian
bawahnya berbentuk kotak (kubus) sedangkan bagian atasnya selinder... dan
tidak terlihat ada perlapisan atau perbedaan batuan... namun sekali lagi
resolusi fotonya kurang tinggi.  Teka-teki yang sangat menarik.

salam,
DHN



On Fri, Jul 8, 2016 at 4:46 PM, Amir Al Amin  wrote:

> Kok kayak hasil bioturbasi, tapi besar.,.
>
> ayo tebak2an, bikinan manusia atau bukan :-)
>
>
> http://news.detik.com/berita/3232889/area-temuan-batuan-aneh-di-geopark-ciletuh-meluas-warga-lakukan-pengamanan
> --
> ***
> Amir Al Amin
> Operations/ Wellsite Geologist
> (62)811592902
> amir13120[at]yahoo.com
> amir.al.amin[at]gmail.com
> 
>
> 
>
> Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
> Bandung , October 10-13 2016
> for further information please visit our website at
> http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id
>
> 
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
> No. Rek: 123 0085005314
> Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)
> No. Rekening: 255-1088580
>
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
>
>


-- 
Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia



Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
Bandung , October 10-13 2016
for further information please visit our website at 
http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314
Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)
No. Rekening: 255-1088580


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

RE: [iagi-net-l] Fwd: AEIC EarthQuake Information -- Info Gempa Mag:5.0 SR, 11-Jan-12 04:00:53 WIB, Lok:2.39 LU,93.18 BT (325 km BaratDaya KAB-SIMEULUE), Kedlmn:59 Km ::BMKG

2012-01-10 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Benar. Lokasinya di oceanic plate.  Yang jelas ini bukan thrusting di zona
subduksi (megathrust)

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, January 11, 2012 7:00 AM
To: IAGI; Forum HAGI
Subject: [iagi-net-l] Fwd: AEIC EarthQuake Information -- Info Gempa Mag:5.0
SR, 11-Jan-12 04:00:53 WIB, Lok:2.39 LU,93.18 BT (325 km BaratDaya
KAB-SIMEULUE), Kedlmn:59 Km ::BMKG

 

Kalau melihat lokasinya sepertinya bukan thrust ya?

Rdp

-- Forwarded message --
From: ASEAN Earthquake Information Centre
Date: Wednesday, January 11, 2012
Subject: AEIC EarthQuake Information -- Info Gempa Mag:5.0 SR, 11-Jan-12
04:00:53 WIB, Lok:2.39 LU,93.18 BT (325 km BaratDaya KAB-SIMEULUE),
Kedlmn:59 Km ::BMKG
To: rovi...@gmail.com


Event:
   Public ID  bmg2012asbd
   Preferred Origin IDOrigin#20120110210445.065487.34441
   Preferred Magnitude ID Origin#20120110210445.065487.34441#netMag.M
   Description
 region name: Off West Coast of Northern Sumatra
   Creation time  2012-01-10 21:03:28

Origin:
   Public ID  Origin#20120110210445.065487.34441
   Date   2012-01-10
   Time   21:00:53.2  +/-  0.7 s
   Latitude 2.39 deg  +/-6 km
   Longitude   93.18 deg  +/-6 km
   Depth  59 km   +/-   51 km
   Agency BMG
   Mode   manual
   Status confirmed
   Creation time  2012-01-10 21:04:45
   Residual RMS  0.6 s
   Azimuthal gap 166 deg

5 Network magnitudes:
   MLv   5.15 +/- 0.16   4BMG
   mb4.72 +/- 0.25   6BMG
   mB4.441BMG
   Mw(mB)3.591BMG
   M 5.016 preferred  BMG

16 Phase arrivals:
   sta  net   dist azi  phase   time res wt  sta
   SNSI  IA3.1  90  P   21:01:40.4   0.2 M  1.0  SNSI
   MLSI  IA3.7  60  P   21:01:47.6  -0.5 M  1.0  MLSI
   TPTI  IA4.1  78  P   21:01:53.1   0.0 M  1.0  TPTI
   GSI   IA4.5 104  P   21:01:58.8  -0.4 M  1.0  GSI
   LHMI  IA4.7  53  P   21:02:01.9   0.3 M  1.0  LHMI
   KCSI  IA4.7  76  P   21:02:03.2   1.4 M  1.0  KCSI
   PSI   PS5.7  87  P   21:02:16.2   0.3 M  1.0  PSI
   PSI   IA5.7  87  P   21:02:16.1   0.2 M  1.0  PSI
   PKDT  TM7.5  43  P   21:02:38.7  -1.2 M  1.0  PKDT
   KUM   MY8.0  69  P   21:02:45.9  -0.7 M  1.0  KUM
   IPM   MY8.1  75  P   21:02:47.8  -0.4 M  1.0  IPM
   MASI  IA   10.6 121  P   21:03:22.2  -0.1 M  1.0  MASI
   PHET  TM   12.2  31  P   21:03:45.2   0.3 M  1.0  PHET
   HALK  GE   13.0 287  P   21:03:55.1  -0.0 M  1.0  HALK
   SRDT  TM   13.2  26  P   21:03:59.1   0.6 M  1.0  SRDT
   MALK  GE   13.9 296  P   21:04:08.8   1.1 MX 0.0  MALK

13 Station magnitudes:
   sta  net   dist azi  type   value   resamp per
   SNSI  IA3.1  90  MLv 5.34  0.19N/A  N/A
   MLSI  IA3.7  60  MLv 5.21  0.06N/A  N/A
   TPTI  IA4.1  78  MLv 4.91 -0.25N/A  N/A
   GSI   IA4.5 104  MLv 5.12 -0.032.49317
   PSI   PS5.7  87  mb  4.56 -0.16 55.104 0.96
   PSI   IA5.7  87  mb  4.31 -0.41 30.084 0.94
   PKDT  TM7.5  43  mb  4.60 -0.12N/A  N/A
   KUM   MY8.0  69  mb  4.80  0.07N/A  N/A
   IPM   MY8.1  75  mb  4.88  0.16N/A  N/A
   MASI  IA   10.6 121  mb  5.41  0.69N/A  N/A
   PHET  TM   12.2  31  mB  4.44  0.00N/A  N/A
   PHET  TM   12.2  31  mb  4.39 -0.33N/A  N/A
   HALK  GE   13.0 287  mb  5.09  0.37N/A  N/A




-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



RE: [iagi-net-l] Fwd: AEIC EarthQuake Information -- Info Gempa Mag:5.0 SR, 11-Jan-12 04:00:53 WIB, Lok:2.39 LU,93.18 BT (325 km BaratDaya KAB-SIMEULUE), Kedlmn:59 Km ::BMKG

2012-01-10 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Data focal mechanisms atau CMT-solution di bawah menunjukan bahwa gempa ini
adalah strike-slip faulting.  Lokasinya ada di  lempeng Samudra Hindia.  Di
Lempeng samudra ini struktur yang dominan adalah "transform ridges"yang
berarah NNE-SSW, yang paling besar dinamai Investigator Fracture Zone
(IFZ)".  Gempa M 7.3 ini posisinya diantara IFZ dan palung Sumatra.  

Nah melihat posisi tektoniknya ini, kelihatannya gempa ini adalah
strike-slip fault - SINISTRAL (lihat CMT solution di bawah - kemungkinannya
dekstral dengan strike ENE-WNW atau sinistral dengan strike NNE-SSW).
Sebetulnya system transform fault NNE-SSW ini sudah tidak aktif lagi , tapi
pergerakan tektonik sekarang membuat BLOK BESAR LEMPENG SAMUDRA HINDIA
BER_ROTASI SEARAH JARUM JAM sehingga menyebabkan system patahan strike-slip
ini DIREAKTIFASI LAGI (mekanisme DOMNO PRINCIPLE).  Gempa seperti ini sudah
banyak terjadi.  Waktu setelah gempa Bengkulu tahun 2000 juga terjadi gempa
strike-slip sinistral di Lautan Hindia dengan magnitude Mw7.9.

 

Yang saya heran, Gempa besar M 7.3 ini kok LUPUT TIDAK DI BROADCAST BMKG ya?


 

Salam,

Danny

 

Catatan: yang mau lihat langsung laporan USGS ikut saja link ini:
http://earthquake.usgs.gov/earthquakes/recenteqsww/Quakes/usc0007ir5.php

 

---Lampiran CMT-USGS-

January 10, 2012, OFF W COAST OF NORTHERN SUMATRA, MW=7.2

 

Meredith Nettles

 

CENTROID-MOMENT-TENSOR  SOLUTION

GCMT EVENT: C201201101837A  

DATA: II LD IU CU MN G  IC GE DK

L.P.BODY WAVES:146S, 349C, T= 50

MANTLE WAVES:  148S, 343C, T=150

SURFACE WAVES: 136S, 330C, T= 50

TIMESTAMP:  Q-20120110175354

CENTROID LOCATION:

ORIGIN TIME:  18:37:13.2 0.1

LAT: 2.51N 0.00;LON: 92.99E 0.00

DEP: 14.2  0.4;TRIANG HDUR:  9.6

MOMENT TENSOR: SCALE 10**26 D-CM

RR=-0.432 0.023; TT=-2.870 0.020

PP= 3.300 0.023; RT=-1.850 0.119

RP=-1.400 0.117; TP=-6.010 0.020

PRINCIPAL AXES:

1.(T) VAL=  6.978;PLG= 2;AZM= 59

2.(N)   0.335;71;154

3.(P)  -7.315;19;328

BEST DBLE.COUPLE:M0= 7.15*10**26

NP1: STRIKE=105;DIP=76;SLIP=-168

NP2: STRIKE= 12;DIP=78;SLIP= -15

 

-##   

-   -##   

  --- P - 

-   -#

   --# T  

  ---#

  --- 

 #####

##-##

##-##

###---###

  ##- 

  --- 

   ###--  

#--   

  ##- 

###   

##-   

 

 

 

From: yudieiskan...@gmail.com [mailto:yudieiskan...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, January 11, 2012 7:47 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: AEIC EarthQuake Information -- Info Gempa
Mag:5.0 SR, 11-Jan-12 04:00:53 WIB, Lok:2.39 LU,93.18 BT (325 km BaratDaya
KAB-SIMEULUE), Kedlmn:59 Km ::BMKG

 

Artinya apa kang Danny.. Mohon pencerahannya dong

Nuhun
Yudie

Sent from my own
powered by ABC

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Date: Wed, 11 Jan 2012 07:22:12 +0700

To: ; 'Forum HAGI'

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: AEIC EarthQuake Information -- Info Gempa
Mag:5.0 SR, 11-Jan-12 04:00:53 WIB, Lok:2.39 LU,93.18 BT (325 km BaratDaya
KAB-SIMEULUE), Kedlmn:59 Km ::BMKG

 

Benar. Lokasinya di oceanic plate.  Yang jelas ini bukan thrusting di zona
subduksi (megathrust)

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, January 11, 2012 7:00 AM
To: IAGI; Forum HAGI
Subject: [iagi-net-l] Fwd: AEIC EarthQuake Information -- Info Gempa Mag:5.0
SR, 11-Jan-12 04:00:53 WIB, Lok:2.39 LU,93.18 BT (325 km BaratDaya
KAB-SIMEULUE), Kedlmn:59 Km ::BMKG

 

Kalau melihat lokasinya sepertinya bukan thrust ya?

Rdp

-- Forwarded message --
From: ASEAN Earthquake Information Centre
Date: Wednesday, January 11, 2012
Subject: AEIC EarthQuake Information -- Info Gempa Mag:5.0 SR, 11-Jan-12
04:00:53 WIB, Lok:2.39 LU,93.18 BT (325 km BaratDaya KAB-SIMEULUE),
Kedlmn:59 Km ::BMKG
To: rovi...@gmail.com


Event:
   Public ID  bmg2012asbd
   Preferred Origin IDOrigin#20120110210445.065487.34441
   Preferred Magnitude ID Origin#20120110210445.065487.34441#netMag.M
   Description
 region name: Off West Coast of Northern Sumatra
   Creation time  2012-01-10 21:03:28

Origin:
   Public ID  Origin#20120110210445.065487.34441
   Date   2012-01-10
   Time   21:00:53.2  +/-  0.7 s
   Latitude 2.39 deg  +/-6 km
   Longitude   93.18 deg  +/-6 km
   Depth  59 km   +/-   51 km
   Agency BMG
   Mode   manual
   Status confirmed
   Creation time  

RE: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB

2012-01-31 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Pak Koesoema ysh,

Perkenankan  saya ngobrol agak panjang sedikit.  Yang dimaksud katastrofi
disini tidak harus katastrofi global seperti letusan Toba yang konon
memusnahkan 95% populasi mahluk hidup (termasuk Homo Sapiens/manusia).  

Ahli geologi kita fasih bercerita tentang sedimentary basin dan proses
geologi dalam skala jutaan dan puluhan juta, terutama di Zaman Tersier.
Tapi cobalah tanya tentang sejarah geologi Indonesia dalam kurun satu juta
tahun terakhir dan lebih kritikal lagi dalam kurun 20.000 tahun terakhir,
proses geologi yang banyak membentuk bentang alam yang  kita lihat sekarang,
dimana terjadi kenaikan muka air laut dari -130m di bawah present sea level
samapi muka airlaut sekarang yang membuat daratan besar Sunda menjadi
sebagian besar tenggelam dan terpecah menjadi Jawa-Sumatra-Kalimantan dan
daratan besar Sahul terpecah menjadi Australia, wilayah NTT dan Papua.
Adakah bencana katastrofi yang terjadi?  Pengetahuan geologi kita pada
perioda ini masih sangat minim untuk menjawab apa-apa.   Dari rekonstruksi
Global Sea-level changes pada perioda 20.000 - ~14.800 tahun lalu msl (mean
sea level) naik 15m dari ~-125m (di bawah present msl) ke ~-110m, jadi
kenaikan rata-rata msl (mean-sea-level) sekitar 3 mm/tahun - artinya dua
kali lebih cepat dari the  present global Eustatic sea-level changes (1-2
mm/tahun).  Kemudian pada  ~14.800 BP terjadi kenaikan msl yang sangat tajam
- sekitar 30 meter dari -110m ke -85m hanya dalam kurun waktu ~1000 tahun
(paling lama) atau sampai dengan ~13.800 BP, artinya minimal rata-rata
naiknya Global sea level adalah 3cm/tahun!  Namun  mungkin saja naik 30
meter ini dalam tempo yang jauh lebih singkat, atau jangan-jangan "instant"
- pastinya tidak tahu karena datanya kurang banyak.  Dari 13.000 - 12.000 BP
air laut kembali naik ~20m total atau rata-rata naik 2cm/tahun  sehingga msl
menjadi -60m di tahun 12.000 BP; Laut Jawa masih sebagian besar daratan.
Sejak 11.000 - 7000-an BP air laut naik terus sampai sekitar   ~2m di atas
present sea level atau naik rata-rata sekitar 1.5 cm/tahun.  State of Art
pengetahuan kita belum mengetahui apa penyebab kenaikan laut yang sangat
cepat atau bahkan mungkin ada yang tiba-tiba tersebut.  Apakah semua itu
akibat akselerasi pencairan es karena pemanasan global akibat cosmic atau
atmospheric semata. Ataukan ada kejadian katastrofi geologi yang memicunya.
Ada seorang professor geologi dari US (saya lupa namanya) yang pernah
memberikan seminar di AGU Fall Meeting San Fransisco tahun 2000-an  bahwa
dia yakin bahwa ada  letusan gunung api Krakatau Purba yang meletus tahun
11,000 tahunan lalu, meskipun dari tafsiran Pararaton terjadinya sekitar
tahun 400 Masehi (menurut professor itu ini tafsiran salah).  Menurut hemat
saya, walau tidak ada katastropik besar yang tiba-tiba, naiknya airlaut
beberapa cm/tahun saja pastinya disertai oleh perubahan iklim yang
luarbinasa, dan ini  sudah LETHAL untuk (peradaban) manusia - jadi bolehlah
kita sebut "slow catastrophic" (ngarang sedikit pak J ).  

 

Kalo boleh saya menyerempet agama sedikit, Banjir besar nabi Nuh paling
masuk akal terjadi ketika perioda antara 14.800 sampai 7000 tahun lalu.
Setelah itu tidak ada banjir besar dalam sejarah geolog.  Lebih tua lagi
adalah ketika peralihan Jaman Es sebelumnya, yaitu sekitar 120.000 tahun
lalu, tapi terlalu tua saya kira karena ini terjadi ketika homo Sapiens
belum mengalami loncatan inteligensi pada sekitar 98.000 tahun lalu itu.
Saya lebih curiga lagi karena ada Ayat Qur'an bilang kurang lebih "Setelah
banjir besar itu maka Aku perintahkan bumi untuk menelan kembali air yang
dimuntahkannya" - artinya siapa tahu grafik Global Sea-Level Changes in the
last 20.000 years yang kita tahu itu "missing" satu "spike"tsunami, air laut
naik sangat-sangat tinggi  dengan cepat kemudian turun ke posisi yang tetap
lebih tinggi dari sebelumnya.  Wallahu Alam.

 

Hubungan dengan Sadahurip? Sekarang ini belum jelas.  Tapi hipotesisnya
apabila kita beranggapan bahwa manusia sekitar 10.000 tahunan lalu dan lebih
muda adalah primitif (misalnya atas dasar penemuan manusia Gua Pawon dan
banyak ditemukan artefak-artefak sederhana dari obsidian di sekitar danau
bandung purba), maka apabila ada orang yang bisa menemukan suatu tinggalan
purba pertanda ada peradaban maju yang umurnya lebih dari 10.000 tahun lalu,
apapun bentuknya (bisa berupa pyramid, bangunan lain, perangkat modern dari
logam dll)  baik di Sadahurip atau dimanapun di Indonesia, maka berdasarkan
prinsip geologi yang bapak ajarkan dulu ini berarti ada
KETIDAKSELARAN/UNCONFORMITY dari stratigrafi peradaban.  Dan
ketidakselarasan ini bisa "bencana katastropik geologi".  Alternatifnya,
mungkin ada perang 'bharatayuda' yang konon pake nuklir purba (kalau ini
bercanda Pak, maap) J 

 

Melanjutkan obrolan, barangkali Pak Koesoema ingat, dulu kita pernah ketemu
di bandara dan saya bertanya kepada bapak  tentang kenapa para ahli geologi,
paleontologi, arkeologi sepertinya yakin benar bahwa "10.000 BC and bey

RE: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB

2012-01-31 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Oo, itukan berita asbun dari Viva News Pak.  Sudah diklarifikasi oleh email
ADB kemarin  ke Viva News dgn cc ke iagi-net.  

Saresehan itu judulnya ""MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK
PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL", jadi
memang tidak melulu membahas bencana-nya.

 

Wass

DHN

 

 

From: koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Wednesday, February 01, 2012 12:43 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA
KATASTROPIK PURBA - SKP BSB

 

Sarasehan ini kan temanya BKP Bencana Katastropik Purba, di mana tafsiran G.
Sadahurip sebagai piramid buatan manusia dibahas. Pertanyaannya apakah
relevansi Katastropik Purba dengan G. Sadahurip yg ditafsirkan sebagai
piramid? Apakah G. Sadahurip itu 'dibangun' pada waktu adanya suatu bencana
alam? RPK 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: danny.hil...@gmail.com 

Date: Wed, 1 Feb 2012 04:11:29 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA
KATASTROPIK PURBA - SKP BSB

 


Tidak bisa simpel jawab hubungannya pak kalo status 'Gunung Sadahurip'nya
saja belum terkuak jelas. Urgensinya apa Pak? Sy tidak paham

DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

  _  

From: koeso...@melsa.net.id 

Date: Wed, 1 Feb 2012 03:28:55 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA
KATASTROPIK PURBA - SKP BSB

 

Maaf, tetapi yg saya tanya itu hubungan 'piramid Sadahurip' dg katastropik
event. Soal catastrophic event apakah global atau local, tdk ada masalah.
RPK

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Date: Wed, 1 Feb 2012 09:14:37 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA
KATASTROPIK PURBA - SKP BSB

 

Pak Koesoema ysh,

Perkenankan  saya ngobrol agak panjang sedikit.  Yang dimaksud katastrofi
disini tidak harus katastrofi global seperti letusan Toba yang konon
memusnahkan 95% populasi mahluk hidup (termasuk Homo Sapiens/manusia).  

Ahli geologi kita fasih bercerita tentang sedimentary basin dan proses
geologi dalam skala jutaan dan puluhan juta, terutama di Zaman Tersier.
Tapi cobalah tanya tentang sejarah geologi Indonesia dalam kurun satu juta
tahun terakhir dan lebih kritikal lagi dalam kurun 20.000 tahun terakhir,
proses geologi yang banyak membentuk bentang alam yang  kita lihat sekarang,
dimana terjadi kenaikan muka air laut dari -130m di bawah present sea level
samapi muka airlaut sekarang yang membuat daratan besar Sunda menjadi
sebagian besar tenggelam dan terpecah menjadi Jawa-Sumatra-Kalimantan dan
daratan besar Sahul terpecah menjadi Australia, wilayah NTT dan Papua.
Adakah bencana katastrofi yang terjadi?  Pengetahuan geologi kita pada
perioda ini masih sangat minim untuk menjawab apa-apa.   Dari rekonstruksi
Global Sea-level changes pada perioda 20.000 - ~14.800 tahun lalu msl (mean
sea level) naik 15m dari ~-125m (di bawah present msl) ke ~-110m, jadi
kenaikan rata-rata msl (mean-sea-level) sekitar 3 mm/tahun - artinya dua
kali lebih cepat dari the  present global Eustatic sea-level changes (1-2
mm/tahun).  Kemudian pada  ~14.800 BP terjadi kenaikan msl yang sangat tajam
- sekitar 30 meter dari -110m ke -85m hanya dalam kurun waktu ~1000 tahun
(paling lama) atau sampai dengan ~13.800 BP, artinya minimal rata-rata
naiknya Global sea level adalah 3cm/tahun!  Namun  mungkin saja naik 30
meter ini dalam tempo yang jauh lebih singkat, atau jangan-jangan "instant"
- pastinya tidak tahu karena datanya kurang banyak.  Dari 13.000 - 12.000 BP
air laut kembali naik ~20m total atau rata-rata naik 2cm/tahun  sehingga msl
menjadi -60m di tahun 12.000 BP; Laut Jawa masih sebagian besar daratan.
Sejak 11.000 - 7000-an BP air laut naik terus sampai sekitar   ~2m di atas
present sea level atau naik rata-rata sekitar 1.5 cm/tahun.  State of Art
pengetahuan kita belum mengetahui apa penyebab kenaikan laut yang sangat
cepat atau bahkan mungkin ada yang tiba-tiba tersebut.  Apakah semua itu
akibat akselerasi pencairan es karena pemanasan global akibat cosmic atau
atmospheric semata. Ataukan ada kejadian katastrofi geologi yang memicunya.
Ada seorang professor geologi dari US (saya lupa namanya) yang pernah
memberikan seminar di AGU Fall Meeting San Fransisco tahun 2000-an  bahwa
dia yakin bahwa ada  letusan gunung api Krakatau Purba yang meletus tahun
11,000 tahunan lalu, meskipun dari tafsiran Pararaton terjadinya sekitar
tahun 400 Masehi (menurut professor itu ini tafsiran salah).  Menurut hemat
saya, walau tidak ada katastropik besar yang tiba-tiba, naiknya airlaut
beberapa cm/tahun saja pastinya disertai oleh perubahan iklim yang
luarbinasa, dan ini  sudah LETHAL untuk (peradaban) manusia - jadi bolehlah
kita sebut "slow catastrophic" (ngarang sedikit pak 

RE: [iagi-net-l] Vulkanolog-Arkeolog-Geolog Patahkan Teori Piramid Sadahurip

2012-02-03 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Benar.  Aneh tapi nyata.  Bagi saya fenomena seminar "darurat" ini malah
lebih menarik dari isyu seminarnya itu sendiri.

Perihal "seminar yang kesimpulannya sudah dibuat sebelum dimulai" seperti
yang ditakutkan oleh Pak Koesoema akan terjadi pada tanggal 7 Februari nanti
kelihatannya malah sudah terjadi nih.  IAGI Pengda Jabar-Banten berpolitik?
Atau dipolitisir?

 

Salam

DHN

 

From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Friday, February 03, 2012 3:17 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Vulkanolog-Arkeolog-Geolog Patahkan Teori Piramid
Sadahurip

 

Aneh, setahu saya sebagai anggota PP IAGI saat ini, IAGI tidak atau belum
merencanakan seminar atau apa pun berkaitan dengan 'isu' piramida 'Gunung
Sadahurip'. Atau mungkin IAGI Pengda Jabar-Banten yang mengadakan seminar
tsb? Atau Kompas yang salah kutip?

 

Salam,
Syaiful

* PP IAGI, Ketua Bidang Kehumasan, Pendidikan, dan PIT

2012/2/3 Sulastama Raharja 

Vulkanolog-Arkeolog-Geolog Patahkan Teori Piramid Sadahurip
Didit Putra Erlangga Rahardjo | Marcus Suprihadi

Simpang siur mengenai teori keberadaan piramid di Gunung Sadahurip,
Kabupaten Garut, dengan Gunung Lalakon, Kabupaten Bandung, dijawab
oleh gabungan ahli gunung api, geologi, dan arkeologi sekaligus.
Hasilnya, peluang keberadaan bangunan piramida di kedua gunung itu
sangat kecil dan mendekati nihil.

Kesimpulan tersebut mengemuka dalam seminar yang khusus membahas teori
tersebut yang diselenggarakan Ikatan Ahli Geologi Indonesia di
Bandung, Jumat (3/2/2012). Hadir sebagai pembicara, Sujatmiko, geolog,
Sutikno Bronto (vulkanolog), dan Lutfi Yondri (arkeolog).

Sutikno mengawali dengan memaparkan bahwa gundukan berbentuk limas di
dua gunung tersebut bukanlah disebabkan tangan manusia melainkan
proses pembentukan alamiah oleh gunung api muda. Bentuk limas
disebabkan energi dan volume magma saat menerobos serta geometri zona
lemah yang diterobos.

"Gunung ini adalah kerucut lava gunung api kuarter yang muncul dari
kompleks gunung api talagabodas," ujar Sutikno.

Sujatmiko melanjutkan bahwa berdasarkan ilmu geologi dasar saja bisa
diketahui bahwa Gunung Sadahurip maupun Lalakon berisi batuan, bukan
struktur piramida buatan manusia.

"Satu hal yang bisa diambil manfaatnya, kontroversi ini merangsang
minat masyarakat untuk belajar geologi dan lebih mengerti alam
mereka," ujar Sujatmiko.

Sama halnya dengan dua orang sebelumnya, Lutfi mengatakan bahwa dari
sudut pandang arkeologi, tidak ada penemuan artefak yang mendukung
keberadaan piramid di sana. Bila memang ada upaya dari manusia untuk
membangun sebuah struktur seperti piramid, seharusnya ada artefak yang
ditemukan di sekitarnya seperti bekas peralatan dan sebagainya.

"Dalam lintasan sejarah Indonesia, tidak ditemukan bekas kebudayaan
yang terkait dengan piramida," kata Lutfi.

Dia pun membandingkan piramida di Mesir yang didominasi dataran dan
dihubungkan dengan pola pikir manusia zaman dulu yang beranggapan bisa
dekat dengan apa yang disembah bila berada di tempat tinggi.
Dibandingkan dengan kondisi Jawa Barat yang berbukit-bukit, sudah
banyak artefak yang mengindikasikan orang di masa lalu lebih memilih
untuk mengubah puncak gunung sebagai tempat ritual daripada membangun
struktur lagi.
 Simpang siur mengenai teori keberadaan piramid di Gunung Sadahurip,
Kabupaten Garut, dengan Gunung Lalakon, Kabupaten Bandung, dijawab
oleh gabungan ahli gunung api, geologi, dan arkeologi sekaligus.
Hasilnya, peluang keberadaan bangunan piramida di kedua gunung itu
sangat kecil dan mendekati nihil.

Kesimpulan tersebut mengemuka dalam seminar yang khusus membahas teori
tersebut yang diselenggarakan Ikatan Ahli Geologi Indonesia di
Bandung, Jumat (3/2/2012). Hadir sebagai pembicara, Sujatmiko, geolog,
Sutikno Bronto (vulkanolog), dan Lutfi Yondri (arkeolog).

Sutikno mengawali dengan memaparkan bahwa gundukan berbentuk limas di
dua gunung tersebut bukanlah disebabkan tangan manusia melainkan
proses pembentukan alamiah oleh gunung api muda. Bentuk limas
disebabkan energi dan volume magma saat menerobos serta geometri zona
lemah yang diterobos.

"Gunung ini adalah kerucut lava gunung api kuarter yang muncul dari
kompleks gunung api talagabodas," ujar Sutikno.

Sujatmiko melanjutkan bahwa berdasarkan ilmu geologi dasar saja bisa
diketahui bahwa Gunung Sadahurip maupun Lalakon berisi batuan, bukan
struktur piramida buatan manusia.

"Satu hal yang bisa diambil manfaatnya, kontroversi ini merangsang
minat masyarakat untuk belajar geologi dan lebih mengerti alam
mereka," ujar Sujatmiko.

Sama halnya dengan dua orang sebelumnya, Lutfi mengatakan bahwa dari
sudut pandang arkeologi, tidak ada penemuan artefak yang mendukung
keberadaan piramid di sana. Bila memang ada upaya dari manusia untuk
membangun sebuah struktur seperti piramid, seharusnya ada artefak yang
ditemukan di sekitarnya seperti bekas peralatan dan sebagainya.

"Dalam lintasan sejarah Indonesia, tidak ditemukan bekas kebudayaan
yang terkait dengan piramida," kata Lutfi

RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-04 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Mang Okim dan Rekan-rekan IAGI yang baik,

Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda.

Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih
dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu  tgl 2 Februari kemarin.  Saya
juga hadir ketika rombongan Pak Gumilar dan Mang Oppenheimer  bertemu dan
berbincang-bincang dengan Presiden SBY.  

 

Oppenheimer adalah seorang dokter spesialisasi di bidang genetika. Obyek
utama dari riset beliau adalah DNA manusia dari berbagai pelosok Indonesia,
Asia, Afrika, dll. Saya sangat kagum dengan kemampuan dari riset DNA ini,
meskipun terusterang belum mengerti sepenuhnya.  Yang jelas, dari DNA
manusia yang hidup di satu wilayah kita bisa merekonstruksi evolusi
perkembangan DNA tersebut sampai sampai puluhan ribu tahun ke belakang
dengan ketelitian yang mengagumkan (meskipun tentu saja tidak seakurat
radiometric dating untuk time histories-nya).  Nah berdasarkan riset DNA,
manusia Indonesia yang hidup sekarang dapat diketahui bahwa nenek moyang nya
sudah di Nusantara sejak 60.000 tahun lalu.  Ini sangat menarik, karena
kemungkinannya adalah permulaan masa re-populasi manusia setelah Letusan
Katastropik Toba!

Dari meneliti DNA ini pula Openheimer dapat memetakan pergerakan populasi
manusia purba. Yang membuat saya "excited" adalah hasil pemetaan DNA yang
menunjukan adanya penyebaran populasi tiba-tiba dari manusia (human
dispersions) sebagai respon terhadap bencana banjir besar (kenaikan airlaut
yang sangat cepat atau tiba-tiba) sebanyak tiga kali yaitu dalam perioda
15.000 sampai dengan 8.000 tahun lalu (seperti yang pernah saya uraikan di
email ke Pak Koesoema).  Alhamdulillah, saya juga dapat Info baru dari
Oppenheimer bahwa diduga kuat terjadi banjir katastropik purba sekitar 8000
tahun lalu (6000 SM) ditandai oleh "human dispersal" tsb .  Jadi banjir
katastropik ini tidak hanya terjadi pada sekitar 14.800 tahun lalu dan
12.000-an tahun lalu saja seperti yang saya pahami sebelumnya.

 

Ngomong-ngomong soal penggenangan daratan Sunda sejak 20.000 s/d 8000 tahun
lalu itu, Openheimer bilang bahwa dia terpaksa ngomong bak geologist untuk
bukunya tsb, dan dengan rendah hati minta maaf kalau salah-salah katanya
(sambil tersenyum). Kemudian kita ngobrol tentang betapa indah permainya
"lembah" Laut Jawa pada waktu masa sebelum tergenang laut, yaitu sebuah
dataran padang rumput yang sangat luas dialiri oleh sungai yang sangat besar
yang berhulu ke Pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan sekarang, juga
dikelilingi oleh hutan tropis, dan gunung-gunung api... benar-benar Eden in
the East. Ingat juga bahwa pada jaman dingin diantara 20.000 s/d 10.000
tahun lalu iklim masih ekstrim - dan wilayah yang paling tidak ekstrim adaah
di dekat khatulistiwa (Saya dengarbaru-baru ini ada larangan ke beberapa
Negara di Eropa karena iklim di sana sangat ekstrim - banyak orang
meninggal...). Saya bercanda bahwa:"kalau saya adalah bangsa yang paling
adikuasa di Dunia waktu itu maka sudah dipastikan wilayah Indonesia
khususnya lembah Laut Jawa yang akan saya diami (kalau perlu saya taklukan
dulu penduduk aslinya)" -  Oppenheimer tertawa, lalu bilang: "Benar, tentu
saja; Saya yakin bahwa manusia  Nusantara Purba mendiami wilayah dataran
rendah tersebut sebelum digenangi air". Lalu teman di sebelah langsung
nyeletuk iseng: " Jadi Pak Oppenheimer percaya bahwa Atlantis itu di
Indonesia".  Ini jawaban Oppenheimer: "Hmm, saya selalu berusaha menghindari
nama itu (bukannya tidak percaya) karena setiap saya bilang Atlantis
orang-orang langsung memalingkan muka".  Katanya sambil mesem-mesem.
Kemudian teman di sebelah saya nyeletuk lagi:" Sudah dengar tentang Piramid
Sadahurip?  Apakah Pak Oppenheimer percaya Piramid itu ada"? (dalam hati
saya: "waduhh konyol juga nih teman...kaya pertanyaan wartawan aja J).
Jawaban Oppenheimer, seperti yang saya duga: "Hmm, yeahh, that's
interesting, but forgive me that I always be skeptical to hear such things
until I know the facts".  Teman itu terlihat agak kecewa, tapi saya bisikan
:" Jawaban dia justru bagus, artinya dia peneliti beneran; kalau dia bilang
percaya saya malah akan kecewa".  Kemudian saya cerita bahwa kami menemukan
hard facts yang menakjubkan di Gunung Padang - yang dikenal sebagai Situs
Megalitikum.  Saya cerita sedikit - dan Oppenheimer kelihatannya sangat
tertarik, dia bilang ingin sekali berdiskusi tentang masalah "scientific
findings" detil di Gunung Padang.  Dia bilang kalau punya waktu ingin
berkunjung ke sana.  Oppenheimer sebetulnay berencana datang pada acara tgl
7 Februari, tapi minta maaf tidak bisa karena harus segera ke Bali untuk
persiapan acara Seminar Kebudayaan di Sanur yang diadakan oleh UI.  

 

Kemudian Oppenheimer bilang bahwa tentu saja akan sangat mengagumkan apabila
kita dapat menemukan artefak berupa sebuah  Monumen/bangunan purba yang
megah, meskipun demikian dia tidak riset kearah sana karena terlalu susah
katanya (dalam hati saya:"tentu saja, ente kan dokter... ).  "Yang saya cari
adalah domestikasi/pe

RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-07 Thread Danny Hilman Natawidjaja
a pada batas Kapur-Tersier yang kemudian disebutnya KT-boundary 
pada Gubio Shale di Itali. Gejala ini dijelaskan dengan adanya benturan 
meteor di selatan Teluk Mexico, dan menjadi sangat populer untuk menjelaskan

punahnya dinosaurus. Bukti-bukti untuk ini banyak ditemukan dalam bentuknya 
jelaga, shocked quartz dan banyak lagi. Selain itu para ahli mulai mencari 
kawah2 meteor lainnya yang banyak diketemukan. Punahnya fauna Paleozoic di 
jelaskan pula dengan benturan asteroid, sehingga terjadi bencana jenis ini 
harus diakui sebagai proses geologi yang lumrah. Nah mulai lah kembali 
prinsip malapetaka ini atau disebut Neo-Catastrophism. Selain benturan 
asteroid sekrang juga keberadaan supervolcanic eruption mulai disadari yang 
dapat merubah iklim dunia dengan "nuclear winternya" dan kepunahan kehidupan

massal, dan mulai dikenalnya konsep supervolcano yang tidak berbentuk 
kerucut, seperti Toba Supervolcano, Yellowstone Supervolcano. Juga 
keberadaan flood-basalt seperti Deccan Trap, Siberian Trap, Columbia 
Plateau, sekarang ini ditafsirkan sebagai suatu letupan yang dahsyat yang 
mengeluarkan abu dan gas-gas CO2 dan belerang dan menjadi malapetaka untuk 
seluruh dunia.

Saluran televisi seperti National Geographic, Discover Channel, BBC 
Knowledge, History sangat rajin menayangkan masalah malapetaka global ini. 
Silahkan simak di Indovision atau Cable Vision. Namun 'mainstream" geology 
kelihatannya belum terlalu terpengaruhi dengan fakta-fakta ini dan masih 
mempertahankan Uniformitarianism. Paling tidak merevisinya dengan apa yang 
disebut "Punctuated Uniformitarianism" (proses-proses geologi  berjalan 
seperti biasa, tetapi diwarnai dengan terjadinya katastrofi pada waktu-waktu

tertentu). Apakah prinsip ini sekarang sudah diajarkan pada matakuliah 
Geologi Dasar Gl 101 atau Geologi Sejarah, saya tidak tahu. Sebagaimana 
dijelaskan di atas Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam

ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. 
Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak 
bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan 
unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb.

Saya baru sadar dari penjelasan Pak Danny Hilman, bahwa Prinsip 
Neo-Catastrophism ini sekarang juga kelihatannya diterapkan dibidang 
arkeologi, bahwa suatu peradaban itu berakhir oleh karena suatu bencana, 
meskipun bencana yang bersifat lokal, seperti Peradaban Maya dengan 
piramide-nya berakhir karena bencana perubahan iklim yang dahsyat, atau 
peradaban Borobudur dengan letusan Merapi. Makanya research-nya Pak Andang 
dan Pak Danny ini giat mencari bukti-bukti adanya peristiwa bencana purba, 
seperti tsunami, gempa bumi, ledakan gunung api dan mencoba menghubungkan 
dengan peradaban dalam bentuk piramide atau bangunan megalithik. Maka tidak 
aneh kalau "bergabung" dengan team Katastrophic Purba dan keterkaitannya 
dengan "piramid"

Mudah-mudahan hal pencerahan ini adalah seusai dengan yang dimaksud Pak 
Danny dan Pak Andang.

RPK

- Original Message - 
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
To: 
Sent: Saturday, February 04, 2012 9:33 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY


> Mang Okim dan Rekan-rekan IAGI yang baik,
>
> Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda.
>
> Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih
> dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu  tgl 2 Februari kemarin.  Saya
> juga hadir ketika rombongan Pak Gumilar dan Mang Oppenheimer  bertemu dan
> berbincang-bincang dengan Presiden SBY.
>
>
>
> Oppenheimer adalah seorang dokter spesialisasi di bidang genetika. Obyek
> utama dari riset beliau adalah DNA manusia dari berbagai pelosok 
> Indonesia,
> Asia, Afrika, dll. Saya sangat kagum dengan kemampuan dari riset DNA ini,
> meskipun terusterang belum mengerti sepenuhnya.  Yang jelas, dari DNA
> manusia yang hidup di satu wilayah kita bisa merekonstruksi evolusi
> perkembangan DNA tersebut sampai sampai puluhan ribu tahun ke belakang
> dengan ketelitian yang mengagumkan (meskipun tentu saja tidak seakurat
> radiometric dating untuk time histories-nya).  Nah berdasarkan riset DNA,
> manusia Indonesia yang hidup sekarang dapat diketahui bahwa nenek moyang 
> nya
> sudah di Nusantara sejak 60.000 tahun lalu.  Ini sangat menarik, karena
> kemungkinannya adalah permulaan masa re-populasi manusia setelah Letusan
> Katastropik Toba!
>
> Dari meneliti DNA ini pula Openheimer dapat memetakan pergerakan populasi
> manusia purba. Yang membuat saya "excited" adalah hasil pemetaan DNA yang
> menunjukan adanya penyebaran populasi tiba-tiba dari manusia (human
> dispersions) sebagai respon terhadap bencana banjir besar (kenaikan 
> airlaut
> yang sangat cepat atau tiba-tib

RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

2012-02-07 Thread Danny Hilman Natawidjaja
KE PR5ESIDEN SBY
>
>
>
> Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih yang
> prinsip yang mendasar (fundamental prinsiple) baru yaitu kembalinya
> Catastrophism Principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori
> Malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang
> Archeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan
> karena adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global.
>
>
>
> Sebagaimana diketahui ilmu geologi modern dinyatakan setelah munculnya
> Prinsip Uniformitarianism dari James Hutton yang melawan prinsip 
> Malapetaka,
> yang terutama meng-"invoke" adanya suatu  bencana global) untuk
> perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi, khususnya kepunahan massal
> yang pada waktu itu diketahui dari penelitian fossil, adanya urut-urutan
> lapisan yang masing-masing mengandung susunan (assemblage) fossil tertentu
> dibandingkan dengan urutan lapisan yang di atas maupun di bawahnya, yang
> oleh Cuvier disebabkan terjadi malapetaka global setiap kalinya (kalau 
> tidak
> salah dinyatakan ada 13 kali bencana global). Prinsip ini secara telak
> dikalahkan dengan prinsip uniformitarianism, di mana proses2 di bumi
> berjalan seragam, kepunahan massal masih dapat diterangkan dengan evolusi
> yang dipercepat (tentu sangat diperkuat dengan ajaran Darwin). Juga
> gejala-gejala besar seperti Grand Canyon, Pegunungan Himalaya, dsb tidak
> perlu dijelaskan dengan suatu event yang katastropik, cukup dengan 
> proses-2
> yang berlangsung sekarang yang sangat perlahan-perlahan tetapi berilah 
> waktu
> jutaan, bahkan ratusan juta tahun maka gejala geologi yang maha besar itu
> akan terwujud. Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam
> ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak.
>
>
>
> Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak
> bumi, tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan
> unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb.
> Namun prinsip katastrophism mulai muncul kembali dengan hasil temuan 
> Alvarez
> ayah-anak (Alvarez Sr adalah nuclear physicist, Alvarez Jr. Geologist) di
> tahun 80-an, yang menemukan adanya peningkatan kadar isotop Irridium yang
> luar biasa pada batas Kapur-Tersier yang kemudian disebutnya KT-boundary
> pada Gubio Shale di Itali. Gejala ini dijelaskan dengan adanya benturan
> meteor di selatan Teluk Mexico, dan menjadi sangat populer untuk 
> menjelaskan
> punahnya dinosaurus. Bukti-bukti untuk ini banyak ditemukan dalam 
> bentuknya
> jelaga, shocked quartz dan banyak lagi. Selain itu para ahli mulai mencari
> kawah2 meteor lainnya yang banyak diketemukan. Punahnya fauna Paleozoic di
> jelaskan pula dengan benturan asteroid, sehingga terjadi bencana jenis ini
> harus diakui sebagai proses geologi yang lumrah.
>
>
>
> Nah mulai lah kembali prinsip malapetaka ini atau disebut 
> Neo-Catastrophism.
> Selain benturan asteroid sekrang juga keberadaan supervolcanic eruption
> mulai disadari yang dapat merubah iklim dunia dengan nuclear winternya" 
> dan
> kepunahan kehidupan massal, dan mulai dikenalnya konsep supervolcano yang
> tidak berbentuk kerucut, seperti Toba Supervolcano, Yellowstone
> Supervolcano. Juga keberadaan flood-basalt seperti Deccan Trap, Siberian
> Trap, Columbia Plateau, sekarang ini ditafsirkan sebagai suatu letupan 
> yang
> dahsyat yang mengeluarkan abu dan gas-gas CO2 dan belerang dan menjadi
> malapetaka untuk seluruh dunia.
>
>
>
> Saluran televisi seperti National Geographic, Discover Channel, BBC
> Knowledge, History sangat rajin enayangkan masalah malapetaka global ini.
> Silahkan simak di Indovision atau Cable Vision. Namun 'mainstream" geology
> kelihatannya belum terlalu terpengaruhi dengan fakta-fakta ini dan masih
> mempertahankan Uniformitarianism. Paling tidak merevisinya dengan apa yang
> disebut "Punctuated Uniformitarianism" (proses-proses geologi  berjalan
> seperti biasa, tetapi diwarnai dengan terjadinya katastrofi pada 
> waktu-waktu
> tertentu). Apakah prinsip ini sekarang sudah diajarkan pada matakuliah
> Geologi Dasar Gl 101 atau Geologi Sejarah, saya tidak tahu. Sebagaimana
> dijelaskan di atas Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama 
> dalam
> ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak.
> Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak
> bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan
> unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb.
>
>
>
> Saya baru sadar dari penjelasan Pak Danny Hilman, bahwa Prinsip
> Neo-Catastrophism ini sek

[iagi-net-l] Resume Saresehan Peradaban dan Katastropik Purba, Tgl 7 Februari 2012

2012-02-10 Thread Danny Hilman Natawidjaja
is Jaman Pra Sejarah.  Kami mendapat dukungan dan banyak
masukan berharga dari Pak Agus dan Pak Ali ini.  Sambutannya hadirin
luarbiasa.  Di akhir presentasi Dekan Fak Kebudayaan UI menyatakan
kegembiraannya bahwa katanya penemuan-penemuan ini,khususnya di Gunung
Padang, adalah sangat fenomenal.  Diharapkan hal ini akan menjadi pemicu
untuk studi-studi baru menguak masa silam Indonesia.  Beliau juga secara
spontan mengatakan idenya untuk mengembangkan Program Pasca dan Lab
Arkeologi dengan tambahan metoda Arkeo-geologi seperti yang diterapkan oleh
tim Katastropik.  Rencana  Pak Dekan ini langsung mendapat sambutan positif
dari Pak Gumilar, Rektor UI, yang juga hadir mengikuti seminar dengan
antusias.  Pak Oppenheimer yang diminta komentarnya oleh moderator
menyatakan kagum dan sangat menikmati presentasi hasil penelitian Gunung
Padang.  Beliau bilang: " I am really impressed that you have done all the
geological-geophysical surveys so thouroughly and carefully with an amazing
result.  I would love to hear the next progress  In my next visit to
Indonesia, I would certainly will come to visit Gunung Padang."  Cerminan
kerendahan hati seorang ilmuwan, setelah sebelumnya di Jakarta beliau
menyatakan "skeptical" tentang penemuan ini kalau belum melihat data dan
analisanya.

Wassalam.
Danny Hilman Natawidjaja



-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Tuesday, February 07, 2012 6:31 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY

Kelihatannya dibahas juga Sadahurip di Sarasehan Peradaban dan Katastrofik
Purba Selasa ini, entah seru entah tidak, tetapi usul saya di milist ini
beberapa waktu yg lalu utk dibor saja (mungkin juga usul pemboran itu sdh
ada yg mengusulkan terlebih dulu) kelihatannya diterima, cuman terlalu
banyak sampai 4, padahal 1 saja cukup. Namun jika piramid (maaf), bangunan
tua itu tdk diketemukan, core samplesnya tetap bermanfaat dapat dianalisa
petrografi dan petrokimia, isotope dsb  digunakan disertasi doktor mengenai
bagaimana terjadinya bentuk2 volkanik seperti kerucut piramid ini. The 150
million rupiah doktor!
Namun saya masih penasaran sebetulnya bagaimana gambaran penampang
geolistrik secara detail sehingga ditafsirkan adanya piramid (uup's)
bangunan di dalamnya serta dihubungkan dg katastropik purba? Di Blog yg
dirujuk mengenai hal ini gambarnya sangat kecil dan tidak jelas. RPK
--Original Message--
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Sent: Feb 6, 2012 16:29

Tapi apakah ada disebut keruntuhan itu yg disebabkan bencana?





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Resume Saresehan Peradaban dan Katastropik Purba, Tgl 7 Februari 2012

2012-02-11 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Mas Rovicky,
Kalau materi umum dan yang sudah resmi di publikasi (di Jurnal) tentu boleh
di-share.
Tapi data-analisa yang masih "in progress" tentunya belum bisa.

Salam
Danny

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, February 11, 2012 10:03 AM
To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Resume Saresehan Peradaban dan Katastropik Purba,
Tgl 7 Februari 2012

Mas danny,
Apakah ada yg bisa dishare materi usaha mitigasi ini ? Siapa tahu bisa saya
share ke rekan-rekan kita di manca negara dalam acara Geosea2012 bulan depan
di Bangkok yg dihadiri kawan-kawan geosaintis seluruh Southeast Asia.
Suwun

Rp

Sent from my iPad

On Feb 11, 2012, at 12:43 AM, "Danny Hilman Natawidjaja"
 wrote:

> IAGI-netter yang budiman,
> Mohon maaf baru dapat me-respon email karena sedang mengikuti
Int.Conference
> Kebudayaan yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Kebudayaan UI di Sanur Bali,
> saya dan ADB diminta untuk bicara bersama Prof. Oppenheimer kemarin.
> 
> Saresehan "Menguak Tabir Peradaban dan Bencana Katastropik Purba di
> Nusantara untuk Memperkuat  Karakter dan Ketahanan Nasional" Tgl 7
Februari
> kemarin berlangsung dengan sangat meriah dihadiri oleh sekitar 500-an
> pengunjung dari berbagai kalangan dan juga bidang keilmuan.  Luarbiasanya
> lagi, sebagian besar pengunjung setia duduk dari pkl 9 pagi sampai selesai
> (pkl 16:00).  Sebagian malah sudah datang sejak pkl 7 pagi, dan sebagian
> tidak kebagian makan siang tapi rela duduk sambil menahan lapar sampai
sore.
> Uniknya saresehan ditutup tanpa sesi kesimpulan.  Pasalnya panitia lupa
> mempersiapkan dan melakukannya, dan mereka juga heran kok bisa sampai
> lupa... Mungkin terlalu excited dengan jalannya saresehan yang kata
> pengunjung memang seru.  Jadi perkenankan saya mencoba membuat resume-nya.
> Silahkan bagi rekan-rekan yang kebetulan hadir di saresehan untuk
mengoreksi
> atau menambah-kurangi resume ini.
> 
> Presentasi dimulai dari perkenalan tentang Tim Bencana Katastropik Purba
> (apa, siapa, visi, konsep, hipotesa kerja, metoda, dan goals).  Kemudian
> dilanjutkan dengan presentasi singkat oleh DHN dan ADB tentang hasil
> penelitian di Banda Aceh, Batujaya, dan Trowulan.  DHN presentasi tentang
> temuan dua gempa besar yang terjadi sekitar tahun 1390 dan 1440 M  di Aceh
> yang diikuti tsunami sebesar yang terjadi pada tahun 2004.  Bukti berupa
> data pengangkatan dari koral mikroatol di P. Simelue dan lapisan endapan
> tsunami yang ditemukan di dekat Kota Banda Aceh.  Pada lapisan tsunami
> banyak ditemukan artefak-artefak keramik.  Dua bencana tsunami ini diduga
> berperan besar dalam keruntuhan kerajaan Samudra Pasai yang kemudian
diikuti
> dengan kemunculan Kerajaan Iskandar Muda.  Adanya 'diskontinuitas' dari
> peralihan dua kerajaan ini banyak membuat para sejarawan bingung.  Baru
> mereka mengerti setelah tahu peristiwa bencana tsunami ini.  Sebetulnya
> 'kenangan' tentang bencana tsunami ini masih ada dalam masyarakat Aceh
> sekarang yaitu dengan adanya istilah IEU-BEUNA (Airbesar) namun sayangnya
> mereka sudah tidak paham lagi apa maksud dari kata itu... sampai terjadi
> lagi bencana serupa tahun 2004.  
> 
> Selanjutnya ADB mempresentaskan tentang penelitian di Situs Batujaya,
> Krawang. Survey Georadar memperlihatkan bahwa di beberapa situs bangunan
> batubata merah yang hanya tersembul beberapa meter saja dipermukaan
ternyata
> dibawahnya ada bangunan yang terkubur sampai 15 meter yang bisa merupakan
> bagian bangunan dengan umur sama (Abad 4 Masehi) atau peninggalan
peradaban
> yang lebih tua lagi.  ADB juga menguraikan bahwa di sekitar situs
ditemukan
> endapan marin (laut). jadi dulunya situs ada di dekat garis pantai.
> Kemudian ADB juga memperlihatkan sayatan horizontal dari hasil survey
> seismic 3D di utara Jakarta yang memperlihatkan jejak sungai purba dengan
> jelas sekali dan mengemukakan pentingnya dunia industri minyak
menyumbangkan
> data seismic hanya sebatas data Pleistosen-Holosen yang tidak ada gunanya
> untuk ekslorasi minyak tapi akan banyak manfaatnya untuk penelitian
pemetaan
> Patahan Aktif, pemetaan paleogeografi, kebencanaan, dll.  Untuk Trowulan,
> ADB memperlihatkan bahwa dari hasil survey Georadar dan pemboran tangan
> dangkal juga analisa carbon dating ditemukan bahwa (jejak) kanal besar
yang
> disimpulkan oleh para arkeolog dibuat pada Jaman Majapahit ternyata
> posisinya ada di bawah "ketidakselarasan" struktur batamerah Majapahit di
> (dekat) permukaan, atau dengan kata lain kanal itu dibuat oleh peradaban
> sebelum Majapahit.  Hasil carbon dating menunjukan bahwa umur dari lapisan
> peradaban di bawah Majapahit itu sekitar 600 SM (kelahiran Budha).  Dari
> berbagai singkapan karena penggalian tanah yang diambil untuk industri
> pembuat

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-11 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Para Arkeolog sudah meneliti di Situs Gunung Padang ini sejak tahun 1980-an.
Pak Luthfi Yondri itu salah satunya yang meniliti situs tahun 2000-an.
Oleh para arkeolog keliatannya penelitian Situs Gunung Padang ini SUDAH
DIANGGAP SELESAI.  Metoda arkeologi tidak akan mampu mengungkap bangunan
yang terkubur karena SOP-nya kalau ada artefak baru bisa gali.  Kalau
digali, misalnya, sudah 2 meter tidak ketemu artfak, ya sudah berhenti,
tidak ada alasan lagi bagi mereka untuk mneruskan penelitian.  Pak Lutfi itu
tahun 2000 sudah trencing ampai sekitar 1.8 meter (ini tipikal) di beberapa
lokasi di atas situs.  Dia hanya ketemu lapisan dari kolom-kolom andesit
yang ditata.  Meskipun sebenarnya kolom-kolom andesit itu sangat
mencurigakan karena seperti dilumuri semen tapi dia kelihatannya tidak punya
alasan cukup kuat untuk meneruskan penggalian lebih lanjut.  Untuk
subsurface eksploration tentunya para arkeolog tidak akan bisa, hanya geolog
yang bisa.  Kalau Arkeolog-nya sehebat Indiana Jones sih mungkin bisa :-) 

Ke depan kita memang akan lebih bahu-membahu dengan para arkeolog dan ahli
lainnya juga. Misalnya apabila kami harus memindahkan batu-batu situs yang
berserakan untuk keperluan nge-bor, tentu ini butuh bantuan ahli khusus yang
dapat memindahkan dan nanti mengembalikannya ke tempat asal persis seperti
semula.  Untuk nge-bor lebih ke-dalampun tentu harus ada konsultasi dengan
ahli-nya yang ngerti struktur dlsb tidak bisa asal bor saja karena kita
berhadapan dengan produk peradaban/teknologi yang masih asing; Bisa saja ada
'ranjau'nya.  Sekarang sudah saatnya kita bekerja bahu-membahu secara
inter-disipliner pak.  "Jangan pake kacamata Kuda", kata Ok.Taufik sih  :-)

Salam
DHN


-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com] 
Sent: Saturday, February 11, 2012 3:53 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Sukendar Asikin ikut prihatin dg cuci darahnya dan saya sangat respect
kepada bpk meskipun saya tidak kuliah di ITB tapi justru saya banyak belajar
dari teman2 UPN Yogya setelah menerima kuliah dari bpk jadi indirect saya
ini murid bapak juga

Saya kira cara penalaran pak SA sama dg yg saya rasakan bahwa bisa saja ini
peristiwa proses pembentukan kolumnar join yg mungkin berbarengan dg tempat
BUDAYA yg mirip Piramid, kalo memang ini di duga sebagai remnant of culture
mestinya yo Arkeolog yg turun juga, biasanya cara bongkar Arkeolog sudah
sngat sistimatis krn mrk kuliah untuk cracking masalah yg kaya gitu

Balik ke pokok masalah kalo memang ini di duga Piiramid biar Arkeolog yg
kerja yg Geologist diluar dulu

Kalo ada biaya selama dipake buat yg berbau sain saya kira ya OK2 saja

Pak SA tetap semangat ya and believe you can pak

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Sukendar Asikin 
Date: Sat, 11 Feb 2012 15:24:48 
To: 
Reply-To: 
Cc: 
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Sebenarnya saya agak enggan untuk memberikan pendapat atau komentar terhadap
rame-2 "piramida" ini, karena ini akan menyalahi metoda atau cara-2 untuk
melakukan interpretasi geologi. Waktu memberi kuliah lapangan di
Karangsambung, saya selalu menekankan pentingnya melakukan pengamatan
lapangan dengan teliti. Singkapan itu harus diraba, diukur unsur-2
geologinya (jurus/kemringan bidang, orientasindan plunge kalau garis
dll).bentuknya diperikan dll.

Dari kedua piramida yang diributkan ini, tidak satupun yang saya kunjungi,
amati apalagi melakukan pengukuran-2. Jadi singkatnya apa yang saya
kemukakan disini, pasti akan diketawain oleh pk ADB, pk Miko, pk Sutikno
Bronto dll. Yang disamping mereka ini adalah pakar-2 dibidangnya, juga
bergelut di lapangan.

Sejak saya sakit ginjal dan harus cuci darah 3 x seminggu, saya sudah tidak
bisa jalan-2 seperti waktu di Karangsambung.

Bekal saya dalam menyampaikan penafsiran ini, hanya apa yang saya lihat di
TV dan membaca tulisan-2 dalam millis iagi ini. Jadi kalau ada yang
mengatskan saya bicara ngawur, saya akan menerima dengan besar hati
dan..hapunten tidak didasarkan kepada kaidah-2 yang selalu saya
ajarkan kalau kuliah lapangan.

Intinya adalah :
1. Tampilan di TV-ONE  dari G.Padang, batuan yang tergeletak
berserakan di kaki
 Piramid dalam mata saya (sekali lagi maaf karena bukan di
lapangan), sepertinya
 bentuk-2 "columnar joints" yang biasanya kita jumpai pada
igneous intrusion ( dike, 
 sill ) atau lava, yang membeku dalam kondisi tertentu
(jenis magma dan kedudu-
 kannya terhadap bidang pindinginan (cooling surface).
 Saya coba mempersamakannya dengan "devil tower" di Wyoming,
AS. (kalau yang 
 inimemang saya melihat dan merabanya di lapangan). Di
buku-2  pelajaran
 geologi juga banyak digunakan.

  2. Bentuk piramid itu adalah bentuk intrusi (volcanic chamber,
pipe) yang

RE: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

2012-02-12 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Itu dia masalahnya.  Banyak para arkeologi menentukan umur sebuah situs
disamakan dengan umur artefak yang ditemukan disekitarnya padahal belum
tentu begitu.  Apa yang diuraikan Pak David benar.  Kita bisa menentukan
umur ABSOLUT berdasarkan prinsip superposisi.  Yang paling baik kalau bisa
menemukan permukaan tanah purba (paleosoil) ketika bangunan situs itu
didirikan untuk dilakukan carbon dating-nya.  Bisa juga men-dating lapisan
tanah yang menimbunnya.  Atau bisa juga men-dating situs bangunan-nya itu
sendiri (tergantung dari apa bahannya) atau berbagai material yang kita
anggap insitu atau seumur dengan bangunannya, misalnya ada sisa-sisa kayu
yang terselip diantara tumpukan batu candi (ketika membangunnya dulu).
Teknik dating yang bisa dipakaipun banyak, selain carbon dating ada U-Th
yang jauh lebih akurat (saya biasa pakai untuk men-dating koral), dll.

Bottom-line-nya, untuk melakukan penentuan umur absolute pada situs sukar
untuk dilakukan oleh seorang arkeolog.  Harus benar-benar hati-hati, sampel
apa yang diambil dan posisi stratigrafinya dimana.  Prosedur ini biasa kami
lakukan pada penelitian Paleoseismologi dan Paleotsunami.

Umumnya para arkeolog menentukan umur RELATIF (bukan absolute) dari
artefak-artefaknya atau catatan kuno, prasasti dll.  Makanya untuk
menguraikan situs Megalitikum yang tidak diketahui peradaban/sejarah
kebudayannya juga belum ditemukan tulisan, para arkeolog pasti kebingungan,
akhirnya interpretasinya banyak dikirakira saja.

 

DHN

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Sunday, February 12, 2012 9:46 PM
To: IAGI; geologi...@googlegroups.com
Subject: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

 

Saya tertarik tentang bagaimana melakukan dating atauentarikhan sebuah situs
arkeologi ? Apakah sama dengan petarikhan batuan ?
Kalau ditempat sebuah situs megalitik diketemukan artefak yg meripakan
peninggalan jaman perunggu, apakah ditarikh sebagai peninggalan megalitik
atau peninggalan jaman perunggu ?

Karena bisa menjadi salah tafsir apabila saya menganggap situs ini
peninggalan megalitik yang memiliki tehnologi tinggi di jamannya. Ataukah
memang hatus begitu cara penarikan kesimpulan atau interpretasinya ?

Salam
Rdp

-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-13 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut "cinder cone" (bhs Prancisnya "Cone de
cendre"). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula. Demikian juga 3 lapisan
pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah disaring oleh tangan
manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam gempa untuk melindungi
bangunan "piramida" G. Padang ( dari pengamatan quick look, pasir halus
tersebut mirip dengan volcanic ash ).
 
Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang ditemukan di kaki ,
di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut pelajaran geologi
dasar dapat memberikan kesimpulan  bahwa gunung tersebut merupakan satu
kesatuan produk gunung api masif, sami mawon, tidak berlaku lagi karena
dugaan adanya anomali geolistrik di perut gunungnya. Kesimpulan dari Prof.
Sutikno Bronto bahwa G. Sadahurip adalah tinggalan gunung api purba, juga
dipatahkan karena gunung tersebut tidak menunjukkan adanya kaldera atau vent
erupsi ( padahal fenomena semacam ini cukup lazim di gunung api purba dan
bahkan masuk dalam klasifikas gunung api dari Arthur Holmes, 1984 ).

Diumumkan ke seluruh jagad

Untuk saat ini, " Indonesia " bisa berbangga karena Staf Khusus Presiden
telah berani mengumumkan ke seluruh jagad bahwa 2 dari 7 temuan piramida di
dunia terdapat di Indonesia yaitu G. Sadahurip di Garut dan G. Padang di
Cianjur. Klaim ini tampaknya didukung penuh oleh Presiden SBY yang langsung
menginstruksikan : LANJUTKAN !!! 

Akhirul kata, marilah kita semua do'akan semoga keyakinan Staf Khusus
Presiden dengan Tim BKP- nya akan terbukti. Seandainya benar-benar terbukti,
maka mang Okim perkirakan akan banyak profesional di bidang Geologi,
Arkeologi , dan Gunung Api Purba yang akan menanggalkan profesinya dan
beralih ke juru

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-13 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Semua hasil geolistrik dll kami presentasikan di seminar tgl 7 Feb Pak.
Waktu itu acara ini disiarkan via streaming video oleh Telkom, jadi
seharusnya filenya beerdar didunia maya.  Juga waktu Int.Conf. Kebudayaan di
Bali tgl 9 kami presentasikan lagi. Jadi sudah bukan data rahasia lagi
(terutama untuk yang hadir di seminar). Meskipun untuk sharing data tentunya
ada aturan main dan kode etik ilmiahnya karena data ini belum kami publish
resmi di Jurnal Ilmiah, masih terus diolah dan dianalisa datanya.  Misalnya,
seorang peneliti suka juga men-sharing adatnya ke seseorang yang punya
keahlian khusus untuk dianalisa dan kemudian dia menjjadi co-author di
publikasinya.  Setelah paper-nya published, maka data-data dan semua
analisisnya biasanya dapat dilihat, dipakai ataupun dianalisis ulang oleh
publik. No Problem. 
Perlu ditimbang juga bahwa untuk memasukkan paper ke Jurnal prestigious
seperti Science atau Nature, apabila ada data dan analisanya yang sudah
pernah dipublish (walaupun tidak resmi, misalnya di web-site) paper-nya bisa
ditolak mentah-mentah.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:55 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Dapatkah kami melihat hasil geolistriknya?
Tapi kalo msh rahasia yaa tidak memaksa.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut "cinder cone" (bhs Prancisnya "Cone de
cendre"). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusi

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-13 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Poll berdasarkan agama dan keyakinan masing-masing ya Pak ?  J 

 

From: mbatack [mailto:mbat...@yahoo.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 2:48 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lha coba saja dilakukan polling pendapat diantara mailister IAGI-net, berapa
yang pro piramider, berapa yang pro cinderconer. Forecastku kayaknya akan
10-90 untuk yang pro cinder coner. Mungkin makah 2-98

PTA atau Minarwan biasanya ahli kala urusan poll-poll-an ini..

Bambang

 


  _  


From: Bandono Salim 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO


Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut "cinder cone" (bhs Prancisnya "Cone de
cendre"). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula. Demikian juga 3 lapisan
pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah disaring oleh tangan
manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam gempa untuk melindungi
bangunan "piramida" G. Padang ( dari pengamatan quick look, pasir halus
tersebut mirip dengan volcanic ash ).

Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang ditemukan di kaki ,
di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut pelajaran geologi
dasar dapat memberikan kesimpulan  bahwa gunung tersebut merupakan satu
kesatuan produk gunung api masif, sami mawon, tidak berlaku lagi karena
dugaan adanya anomali geolistrik di perut gunungnya. Kesimpulan dari Prof.
Sutikno Bronto bahwa G. Sadahurip adalah tinggalan gunung api purba, juga
dipatahkan karena gunung tersebut tidak menunjukkan adanya kaldera atau vent
erupsi ( padahal fenomena semacam ini cukup lazim di gunung api purba dan
bahkan masuk dalam klasifikas gunung api dari Arthur Holmes, 1984 ).

Diumumkan ke seluruh jagad

Untuk saat ini, " Indonesia " bisa berbangga karena Staf Khusus Presiden
telah berani mengumumkan ke seluruh jagad bahwa 2 dari 7 temuan piramida di
dunia terdapat di Indonesia yaitu G. Sadahurip di Garut dan G. Padang di
Cianjur. Klaim ini tampaknya didukung penuh oleh Presiden SBY yang langsung
menginstruksikan : LANJUTKAN !!! 

Akhirul kata, marilah kita semua do'akan semoga keyakinan Staf Khusus
Presiden dengan Tim BKP- nya akan terbukti. Seandainya benar-benar terbukti,
maka mang Okim perkirakan akan banyak profes

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Di IAGI-NET ini dari awal diskusi rasanya tidak ada orang yang bawa-bawa
"menyan" pak.  Apa cuma saya saja yang engga mencium bau menyan yah?

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 7:11 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Kalo prof sartono (alm) kan landasan fikir geologi dan arkeologinya maton. 
Kalau berbasic "menyan" untuk geologi, lha ya aku gak tau.
Semoga geologis n geofisika nya benar saja.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: o - musakti  

Date: Tue, 14 Feb 2012 04:04:48 -0800 (PST)

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 


Mbang...mbang . 
Kata alm. pak Sartono dulu 'kalau semua orang bilang A sedangkan saya bilang
B , apakah pasti saya yang salah ?'
Jangan ikut 2 an poling kaya soal Lusi di capetown dulu, ah..

 

  _  

From: mbatack ; 
To: iagi-net@iagi.or.id ; 
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO 
Sent: Tue, Feb 14, 2012 7:47:43 AM 


Lha coba saja dilakukan polling pendapat diantara mailister IAGI-net, berapa
yang pro piramider, berapa yang pro cinderconer. Forecastku kayaknya akan
10-90 untuk yang pro cinder coner. Mungkin makah 2-98

PTA atau Minarwan biasanya ahli kala urusan poll-poll-an ini..

Bambang

 


  _  


From: Bandono Salim 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO


Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono"  >
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To:  >
Reply-To:  >
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut "cinder cone" (bhs Prancisnya "Cone de
cendre"). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id  ] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id  
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula. Demikian juga 3 lapisan
pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah disaring oleh tangan
manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam gempa untuk melindungi
bangunan "piramida" G. Padang ( dari pengamatan quick look, pasir halus
tersebut mirip dengan volcanic ash ).

Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang ditemukan di kaki ,
di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut pelajaran geologi
dasar dapat memberikan kesimpulan  bahwa gunung tersebut merupakan satu
kesatuan produk gunung api masif, sami mawon, tidak berlaku lagi karena
dugaan adanya anomali geolistrik di perut gunungnya. Kesimpulan dari Prof.
Sutikno Bront

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Selamat pagi,

Benar, tentu sukar kalau diskusi hanya berdasarkan "tebak-tebak buah
manggis", termasuk argumen bahwa volcanic stratigrafi itu sangat kompleks,
jadi apapun hasil interpretasi data geologi-geofisikanya divonis pasti salah
kecuali fenomena yang sudah dikenal seperti lava dome, cinder cone, dsb.  Di
bangku kuliah geologi kita memang tidak pernah diajarkan untuk
menginterpretasikan bentukan non-geologi.  Data, processing dan interpretasi
dari masing-masing pendapat harus dipresentasikan dalam seminar sehingga
jelas apa tebak-tebakannya.  Silahkan IAGI memprakarsai ini.

Hampir tidak ada Data yang bisa mengatakan satu kebenaran (ilmiah).  Yang
ada adalah pemodelan dari data.  Sebaik apa modelnya tergantung dari
seberapa baik "constraint data"-nya juga penjelasan interpretasinya.
Selebihnya, orang bisa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing :-) 

Salam
DHN


-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 10:40 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya saja
tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya dilewatkan
outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada
basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan, kalau
saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely. Kita
kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk
morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun
sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah walaupun ruangan  tdk
diketemukan. Begitupun para anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2
diketemukan, kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk
ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera. RPK
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: mufar...@gmail.com
Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap argumentasi selalu
dipatahkan dengan kalimat "geolistrik gunung padang gak begitu" hehehe

Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya 

Cheers
Razi 

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut "cinder cone" (bhs Prancisnya "Cone de
cendre"). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta t

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Thread Danny Hilman Natawidjaja
He he he Bung Mino akhirnya gatel juga neh :-)
Riset Oppenheimer (berdasarkan genetika-DNA dan artefak) menunjukkan bahwa
Nusantara sudah menjadi pusat peradaban sebelum 10.000 tahun lalu. Jadi
Teori yang mengatakan peradaban Nusantara berkembang karena imigran dari
utara ("out of Taiwan") menjadi SALAH.  Saat ini teori Oppenheimer belum
didukung oleh bukti2 kebudayaan dan arkeologi (sejarah) Indonesia yang
memang baru bisa menembus sampai 400 M saja (i.e. Kutei dan Tarumanagara),
itupun datanya masih compang-camping!  Bukti peradaban purba yang tinggi di
wilayah Asia, seperti Mesir (pyramid) atau Lembah Harapa (India) berumur
tidak lebih tua dari 3000 SM.  Artinya ribuan tahun setelah kejadian
Katastropik-Banjir Besar Terakhir di Nusantara sekitar 6000 SM.  Nah apakah
KETIADAAN BUKTI peradaban pra-sejarah di Indonesia ini mau kita simpulkan
sebagai TIDAK ADA atau karena "BARELY EXPLORED"? Go figure

Ngomong-ngomong pro-kontra teori geologi, jadi ingat masa kuliah dulu waktu
terjadi pertarungan sengit antara "Teori Olisostrom-Delapsi nya Alm Pak
Sartono" dan "Mainstream Geologi" - terutama diwakili oleh Kubu Tektonik Pak
Sukendar.
Kubu Delapsi meng-klain bahwa strike-dip di singkapan tidak ada gunanya
diukur dan diproyeksikan ke penampang geologi ...  Yang kasihan para
mahasiswa yang menjadi 'epilepsi' karena terjepit oleh pertarungan dua kubu
ini :-))

Salam
DHN

-Original Message-
From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@geodin.net] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 6:17 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
(termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum
gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik sharing informasi
saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan argumen yang
dibicarakan lebih jelas.

Salam,

Ben Sapiie

2012/2/14  :
> Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya saja
tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya dilewatkan
outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada
basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan, kalau
saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely. Kita
kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk
morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun
sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah walaupun ruangan  tdk
diketemukan. Begitupun para anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2
diketemukan, kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk
ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera. RPK
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -Original Message-
> From: mufar...@gmail.com
> Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11
> To: 
> Reply-To: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
>
> Pak Danny,
> Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap argumentasi selalu
dipatahkan dengan kalimat "geolistrik gunung padang gak begitu" hehehe
>
> Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya
>
> Cheers
> Razi
>
> -Original Message-
> From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
> Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45
> To: 
> Reply-To: 
> Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
> Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan
berguna.
> Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
> Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
> untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
> geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.
>
> Salam
> DHN
>
> -Original Message-
> From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
> Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
>
> Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.
>
> Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
> bawah gn padang maupun sadahurip, ber

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Iya, baru ingat lagi bahwa dulu para mahasiswa terpaksa buat dua skripsi
dari satu data singkapan yang sama!
Kok bisa ya?  Apakah di dalam sidang para ex-mahasiswa itu disuruh memilih
mana diantara dua thesisnya yang benar-benar diyakini? Ata mereka terpaksa
ambil sikap BBSB (Bingung dan Bungkam Seribu Bahasa)? Untung bisa lulus.

Ini contoh ekstrim, kalau hanya berdasarkan data geologi permukaan saja bisa
ditafsirkan dengan 'semena-mena' ... coba kalau di 'geo-listrik'... wk wk
wk.


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 7:39 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Hehe untuk ukuran kecil, yang disebut "nose" oleh alm proff memang terlihat
arahnya, kalau ukuran buesar, bisa dikaburkan dengan antiklinorium.
Betul, Den, aku sdh bicara jg waktu beliau msh sugeng. Di kamar beliau.
 Krn data delapsi juga dijumpai di wilayah desertasi prof suyono,
budibrahmantyo  memperlihatkan pada saya, ketika skripsi di ciajur selatan.
Kasihan tu sama mhs bimbingannya sampai bikin dua skripsi, untuk geologi
konvensional dan delapsi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Date: Wed, 15 Feb 2012 07:24:55 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
He he he Bung Mino akhirnya gatel juga neh :-)
Riset Oppenheimer (berdasarkan genetika-DNA dan artefak) menunjukkan bahwa
Nusantara sudah menjadi pusat peradaban sebelum 10.000 tahun lalu. Jadi
Teori yang mengatakan peradaban Nusantara berkembang karena imigran dari
utara ("out of Taiwan") menjadi SALAH.  Saat ini teori Oppenheimer belum
didukung oleh bukti2 kebudayaan dan arkeologi (sejarah) Indonesia yang
memang baru bisa menembus sampai 400 M saja (i.e. Kutei dan Tarumanagara),
itupun datanya masih compang-camping!  Bukti peradaban purba yang tinggi di
wilayah Asia, seperti Mesir (pyramid) atau Lembah Harapa (India) berumur
tidak lebih tua dari 3000 SM.  Artinya ribuan tahun setelah kejadian
Katastropik-Banjir Besar Terakhir di Nusantara sekitar 6000 SM.  Nah apakah
KETIADAAN BUKTI peradaban pra-sejarah di Indonesia ini mau kita simpulkan
sebagai TIDAK ADA atau karena "BARELY EXPLORED"? Go figure

Ngomong-ngomong pro-kontra teori geologi, jadi ingat masa kuliah dulu waktu
terjadi pertarungan sengit antara "Teori Olisostrom-Delapsi nya Alm Pak
Sartono" dan "Mainstream Geologi" - terutama diwakili oleh Kubu Tektonik Pak
Sukendar.
Kubu Delapsi meng-klain bahwa strike-dip di singkapan tidak ada gunanya
diukur dan diproyeksikan ke penampang geologi ...  Yang kasihan para
mahasiswa yang menjadi 'epilepsi' karena terjepit oleh pertarungan dua kubu
ini :-))

Salam
DHN

-Original Message-
From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@geodin.net] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 6:17 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
(termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum
gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik sharing informasi
saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan argumen yang
dibicarakan lebih jelas.

Salam,

Ben Sapiie

2012/2/14  :
> Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya saja
tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya dilewatkan
outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada
basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan, kalau
saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely. Kita
kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk
morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun
sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah walaupun ruangan  tdk
diketemukan. Begitupun para anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2
diketemukan, kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk
ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera. RPK
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -Original Message-
> From: mufar...@gmail.com
> Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:1

RE: [iagi-net-l] Lusi Update

2012-02-14 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Atau fenomena gangguang yang diambil alih alam..

 

From: Jerry Sihombing [mailto:jerry.c.sihomb...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 9:48 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi Update

 

fenomena alam yang alamiah tapi di-ganggu-in ya pak?

2012/2/15 Sukendar Asikin 

Inilah yang pernah saya usulkan sebagai salah satu opsi pada saat awal-2
terjadinya fenomena ini (kalau tidak salah waktu ada pertemuan di r.rapat pk
mentri), karena saya menganggap ini sebagai fenomena alam jadi biarlah
mengatur sendiri, mencari jalan sendiri dan kewajiban kita mengamati
daerah-2 yang membahayakan penduduk dan memindahkannya.

Sent from my iPad


On 15 Feb 2012, at 07:03, "Bandono Salim"  wrote:

> Kalau begitu, biartkan saja lumpur dan air mengalir secara alami, mencari
tempatnya sendiri.
> Kalau penanggulan tidak bagus betul, di bawah air merembas, di tengah air
dlm lumpur mendorong, yaa lama2 pecahlah tanggul tersebut.
> Salam selamat.
> Powered by Telkomsel BlackBerryR
>
> -Original Message-
> From: amienwid...@yahoo.com
> Date: Tue, 14 Feb 2012 23:08:55
> To: 
> Reply-To: 
> Subject: [iagi-net-l] Lusi Update
> Pagi ini saya di Lusi bersama trans7
> Ini beberapa foto tanggul,
> Ada yang retak, ada yg ngrembes dan lihatlah rumah yg mulai mriring. Di
jalan Porong ya sudah ada rembesan
>
>



PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com


Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman
abstrak 28 Februari 2012.


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
-

 



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Ngomong-ngomong menurut Mang Okim Bukit Situs Gunung Padang termasuk apa dalam 
klasifikasi Arthur Holmes itu?  Dapat info yang memetakan geologi wilayah 
Cianjur ini katanya Mang Okim.

Ngomong-ngomong Situs Gunung Pawon, saya denger gossip, katanya di-awal 
publikasi ke masyarakat oleh Tim KRCB supaya Gua Pawon dijadikan situs, para 
arkeolog menentang dan memaki habis-habisan pendapat Tim KRCB.  Mereka katakana 
bahwa hal itu sangat tidak masuk akal!  Namun setelah faktanya tidak 
terbantahkan lagi eh malah para Arkeolog (entah dari balai atau Arkenas?) 
meng-klaim bahwa yang menemukan peninggalan Gua Pawon itu mereka! atas dasar 
'laporan dari masyarakat' (jadi anggauta KRCB dianggap masyarakat).  Yang lebih 
menyedihkan katanya fossil manusia purba berumur 10.000 tahun itu HANCUR 
ditangan para arkeolog karena sembrono penanganan-nya.  Demikian isyu yang saya 
terima.  Benar atau tidak Mang?


-Original Message-
From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 7:13 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Rakhmadi, 

KRCB singkatan dari Kelompok Riset Cekungan Bandung, satu kelompok ilmuwan  
multi disiplin yang tidak berafiliasi dengan organisasi apapun. 

Dalam kiprahnya sejak tahun 2000, kelompok ini telah berhasil menemukan Situs 
Gua Pawon dan melestarikannya melalui perjuangan "ilmiah" yg tidak ringan 
(Buku:Amanat Gua Pawon ). Taman Jasper Tasikmalaya juga ditemukan kelompok ini 
dan berhasil diselamatkan (Buku: Taman Jaspet Tasikmalaya). Di Purbalingga, 
KRCB dengan approach ilmiahnya berhasil meyakinkan Pemkab Purbalingga sehingga 
membangun Museum Artefak dan menerbitkan buku " Misteri Batu Klawing ". 

Kelompok independen ini dipimpin oleh Dr.Budi Brahmantyo yang saat ini menjabat 
Ketua Prodi T.Geologi ITB. Karena kantornya di tempat mang Okim maka rekan2 
anggota termasuk Pak Bandono meminta mang Okim untuk jadi Sekjennya ( mestinya 
disebut Sekretaris saja, tetapi kadang2 perlu juga nyombong dikit --- ta' iya 
!).

Semoga jelas ya Pak. 
Wassalam,
Mang Okim
-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 23:40:09 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
KRCB itu apa mang Okim

Suwun
Very nice elaboration
NPA 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Sujatmiko" 
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya " mainly lava flows ". Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


--

RE: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

2012-02-16 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Tentu kalau Lab yang baik sih harusnya tahu prosedur standar kalibrasi umur.

Silahkan dibaca saja Paper-nya Paul J.Reimer et al: INTCAL04 TERRESTRIAL
RADIOCARBON AGE CALIBRATION, 0-26 CAL KYR BP di Jurnal Radiocarbon Vol. 46
Nr 3, 2004.  Mereka juga membuat program untuk kalibrasi namanya "Calib 611"
Bisa diunduh gratis programnya di web.  PDF file dari paper ini juga mudah
didapat di web.  Saya punya juga.  Ini pelajaran 101-nya C-14 dating pak.

 

Salam

DHN

 

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 5:07 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

 

Pak Danny yang baik.

Pentarikhan radiometri apapun (C14, K/Ar dll.) ada prosedurnya. Atmosferik
radioactive sudah diperhitungkan oleh lab dan ada factor koreksi/
pengukuran, bahkan satu tempat kalau diukur atmospheric radioaktifnya akan
berbeda dengan tempat lain meskipun dalam waktu yang sama. Jadi sekarangpun
kita bs ngukur dengan baik asal mengikuti prosedur. Nah lab juga punya
prosedur, bila atmosferik back ground melampaui batas, biasanya hasilnya
di-reject. Batuan yang kita ukur pasti berumur sebelum th 1950 kan? Jadi gk
masalah dengan melimpahnya bahan radioaktif setelah th 1950. Kualitas sample
juga berpengaruh besar, pengambilan sample juga ada prosedurnya, misalnya
sampling C14, sampelnya setelah diambil lalu dibungkus aluminium foil di
lapangan.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 9:49 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

 

"Uncalibrated radiocarbon age - BP me-refer ke 1950 karena setelah 1950 AD
banyak percobaan bom atom dan berbagai pelepasan carbon akibat maraknya
dunia industri sehingga level carbon-14 di atmosphere kacau balau.
Perhitungan  carbon dating sangat tergantung pada variasi level carbon di
atmosfer ini sehingga sudah tidak mungkin menghitung peluruhan C-14 setelah
1950.  Radiocarbon age (BP) harus dikonversi/dikalibrasi ke "calendar age"
karena level carbon ini tidak tetap tapi bervariasi.  Seperti hasil carbon
dating dari sampel di Gunung Padang dari kedalaman 3.5 m yaitu sekitar 5500
Radiocarbon age BP, maka ini kalau dikonversi ke calendar age menjadi
sekitar 6700 BP (calendar age) atau 4700 BC (SM). Ini saya sertakan  graph
umum untuk kalibrasi radiocarbon age sampai 7000 BP.

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 13, 2012 5:43 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?

 

Terimakasih pak RPK, jadi ingat lagi.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

 



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita "encourage" orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-----
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Yustinus Suyatno Yuwono" 
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut "cinder cone" (bhs Prancisnya "Cone de
cendre"). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com


Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman
abstrak 28 Februari 2012.


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lis

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO- GUA PAWON

2012-02-16 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Meneruskan penbahasan dari info Mang Okim,
Terimakasih atas info aktual tentang penemuan Situs Gunung Pawon.
Kasus Situs Gua Pawon itu sungguh harus dapat perhatian yang serius.
Benarkah masalah ini sudah "diluruskan"?
Tindakan BALAR yang tidak mengakui, bahkan 'merampok' penemuan Gua Pawon itu 
adalah hal yang sangat serius.  Lebih parah dari kasus   'plagiarisms' .  
Dengar kabar ARKENAS malah pro ke KRCB sebagai penemunya.  Mungkin berkaitan 
juga dengan KaPus-nya yang backgroundnya Geologi/Geofisika.  Tapi gara-gara 
dibela-in oleh ARKENAS, katanya BALAR jadi kalap, alih-alih berterimakasih ke 
penemu asli Gua Pawon (khususnya kepada 3 orang penemu pertamanya) malah 
mencoba membuat tuntutan hukum kepada KRCB karena dianggap melanggar 
undang=undang kearkeologian - katanya hanya arkeolog yang boleh meneliti situs 
purbakala!  Luar biasa ...
Nah, apakah sekarang sudah ada pengakuan resmi dari BALAR atau masyarakat 
arkeolog tentang penemu sejati Situs Gua pawon?  Apakah mereka sudah minta maaf 
secara terbuka setelah melakukan tindakan "dipoyok dilebok"nya? Bahkan harusnya 
'minta ampun dulu' tuh pake mau nuntut secara hukum segala...
Kalau belum terjadi... ya belum lurus  masalahnya...  Nanti kejadian seperti 
itu bisa berulang lagi seperti yang ditakutkan oleh Pak Arifin Sodli... Tapi 
KRCB kayanya sudah kepalang "dance with the wolf" ya Mang? :-)
Jangan-jangan kasus "pyramid" ini bakal "dipoyok dilebok" juga nantinya.  Mohon 
maaf banyak bercanda...piss

DHN

-Original Message-
From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 9:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Yth Pak Danny,

Selamat pagi Pak Danny, semoga selalu dalam sehat wal'afiat. Kalau ada 
kesempatan, kapan-kapan ditunggu sebagai guest speaker di Rotary meeting ya. 
Dua minggu lalu mang Okim ngasi topik dari sisi geologi , lain kali Pak Danny 
dari sisi geologi terapannya. Tentunya akan sangat menarik kalau anggota kita 
diberi pencerahan tentang bagaimana para ahli geologi melakukan dialog ilmiah 
yang segar dan dalam suasana bersahabat.

Mengenai G.Padang, penjelasan Pak Tikno di Seminar Badan Geologi sudah cukup 
jelas dan tegas. Beliau mengidentifikasi adanya singkapan columnar joint in 
situ di salah satu sisi dari dasar Punden Berundak G.Padang. Kesimpulan beliau: 
G.Padang tidak beda dengan ratusan gunung2 kecil berbentuk piramida lainnya, 
yaitu gunung api purba yang tersusun dari aliran lava ( lava dome ). Di atas 
gunung purba ini manusia megalit membangun punden berundak

Mengenai back ground temuan Situs Gua Pawon , penentangan Balar Bandung lebih 
disebabkan oleh faktor jealousy atau kecemburuan pimpinannya atas laporan KRCB 
yang langsung ke Menteri Budpar ( karena sudah lebih setahun sejak temuan KRCB, 
no action ). Ketika itu mang Okim buka polemik dengan Balar di PR. Pernyataan 
bukan Situs oleh BALAR dalam polemik tersebut sekali lagi karena unsur 
kecemburuan (untuk itu PR memuat 3 tulisan mang Okim a/n KRCB ). Sehubungan 
dengan itu, mang Okim kaget sekali ketika kontroversi BALAR diungkap lagi di 
depan forum Seminar Badan Geologi. Seperti diketahui, prinsip KRCB adalah 
meluruskan yang kurang lurus. Setelah itu tak usah diungkit2 lagi laah, kan 
pahalanya jadi hilang --- ta' iya.

Untuk masalah gunung piramida ini, KRCB juga pada posisi seperti temuan Situs 
Gua Pawon artinya ingin meluruskan. Pak Budi dan mang Okim sudah coba buka 
dialog di Pikiran Rakyat ( 3 artikel ). Sejauh ini belum ada yang menanggapi. 
Mang Okim bahkan disuruh mengklarifikasi / minta maaf oleh Stafsus Presiden 
karena dianggap merendahkan institusinya (mang Okim tawarkan hak jawab). Di 
media maya, mang Okim bahkan dikritik secara vulgar  oleh Tim BKP. Walaupun 
demikian, alhamdulilah tidak ada dendam. Di seminar Jkt, mang Okim malah 
berangkulan dengan pimpinan Tim BKP dan Pak Andi Arief.

Sehubungan dengan hal2 di atas, marilah kita berdialog dalam suasana saling 
menghargai. Pendapat yang kurang setuju dgn hipotesis piramida sudah bagaikan 
bola salju, yang terakhir dari ahli/pakar astronomi ( bagian dasar G.Sadahurip 
bahkan dikatakan segi 5 tidak beraturan, bukan segi 4 ).

Demikian dulu ya Pak Danny. Sampai bertemu di lain kesempatan, semoga bisa di 
meeting Rotary kapan-kapan.

Salam sejahtera,

Mang Okim

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Date: Thu, 16 Feb 2012 08:22:40 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Ngomong-ngomong menurut Mang Okim Bukit Situs Gunung Padang termasuk apa dalam 
klasifikasi Arthur Holmes itu?  Dapat info yang memetakan geologi wilayah 
Cianjur ini katanya Mang Okim.

Ngomong-ngomong Situs Gunung Pawon, saya denger gossip, katanya di-awal 
publikasi ke masyarakat oleh Tim KRCB supaya Gua Pawon dijadikan situs, para 
arkeolog menentang dan memaki habis-habisan

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Mang Okim yang selalu bersemangat,
Benar, saya memang anggauta Rotary yang paling kedul Mang :-)

Pak Tikno ke G.Padang dengan saya (entah kalau beliau sengaja datang sendiri).  
Kami TIDAK pernah menemukan ada singkapan columnar joint tuh. ADB yang sudah 
berkeliling dalam radius beberapa km dari G.Padang pun tidak menemukan "source" 
untuk columnar andesit yang ditata di situs G. Padang  Yang ada di bukit 
G.Padang hanya bongkahan kolom-kolom itu di dekat permukaan atau yang masih 
membentuk teras disekeliling bukitnya. Waktu itu Pak Tikno cenderung 
menginterpretasikan bukit G.Padang sebagai bentukan intrusi batuan beku yang 
kemudian meleler ke samping, atau anak gunung api purba dari Bukit Karuhun yang 
diduga oleh Pak Tikno sebagai bekas kaldera purba.  Saya, kalau hanya 
berdasarkan data permukaan saja pun akan cenderung sependapat dengan Pak Tikno, 
apalagi melihat banyak singkapan alterasi batuan di wilayah kaki bukit 
G.Padang.  Masalahnya, data geolistrik, georadar, dan pemboran berbicara 
lain... 

DHN


-Original Message-
From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 9:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Yth Pak Danny,

Selamat pagi Pak Danny, semoga selalu dalam sehat wal'afiat. Kalau ada 
kesempatan, kapan-kapan ditunggu sebagai guest speaker di Rotary meeting ya. 
Dua minggu lalu mang Okim ngasi topik dari sisi geologi , lain kali Pak Danny 
dari sisi geologi terapannya. Tentunya akan sangat menarik kalau anggota kita 
diberi pencerahan tentang bagaimana para ahli geologi melakukan dialog ilmiah 
yang segar dan dalam suasana bersahabat.

Mengenai G.Padang, penjelasan Pak Tikno di Seminar Badan Geologi sudah cukup 
jelas dan tegas. Beliau mengidentifikasi adanya singkapan columnar joint in 
situ di salah satu sisi dari dasar Punden Berundak G.Padang. Kesimpulan beliau: 
G.Padang tidak beda dengan ratusan gunung2 kecil berbentuk piramida lainnya, 
yaitu gunung api purba yang tersusun dari aliran lava ( lava dome ). Di atas 
gunung purba ini manusia megalit membangun punden berundak

Mengenai back ground temuan Situs Gua Pawon , penentangan Balar Bandung lebih 
disebabkan oleh faktor jealousy atau kecemburuan pimpinannya atas laporan KRCB 
yang langsung ke Menteri Budpar ( karena sudah lebih setahun sejak temuan KRCB, 
no action ). Ketika itu mang Okim buka polemik dengan Balar di PR. Pernyataan 
bukan Situs oleh BALAR dalam polemik tersebut sekali lagi karena unsur 
kecemburuan (untuk itu PR memuat 3 tulisan mang Okim a/n KRCB ). Sehubungan 
dengan itu, mang Okim kaget sekali ketika kontroversi BALAR diungkap lagi di 
depan forum Seminar Badan Geologi. Seperti diketahui, prinsip KRCB adalah 
meluruskan yang kurang lurus. Setelah itu tak usah diungkit2 lagi laah, kan 
pahalanya jadi hilang --- ta' iya.

Untuk masalah gunung piramida ini, KRCB juga pada posisi seperti temuan Situs 
Gua Pawon artinya ingin meluruskan. Pak Budi dan mang Okim sudah coba buka 
dialog di Pikiran Rakyat ( 3 artikel ). Sejauh ini belum ada yang menanggapi. 
Mang Okim bahkan disuruh mengklarifikasi / minta maaf oleh Stafsus Presiden 
karena dianggap merendahkan institusinya (mang Okim tawarkan hak jawab). Di 
media maya, mang Okim bahkan dikritik secara vulgar  oleh Tim BKP. Walaupun 
demikian, alhamdulilah tidak ada dendam. Di seminar Jkt, mang Okim malah 
berangkulan dengan pimpinan Tim BKP dan Pak Andi Arief.

Sehubungan dengan hal2 di atas, marilah kita berdialog dalam suasana saling 
menghargai. Pendapat yang kurang setuju dgn hipotesis piramida sudah bagaikan 
bola salju, yang terakhir dari ahli/pakar astronomi ( bagian dasar G.Sadahurip 
bahkan dikatakan segi 5 tidak beraturan, bukan segi 4 ).

Demikian dulu ya Pak Danny. Sampai bertemu di lain kesempatan, semoga bisa di 
meeting Rotary kapan-kapan.

Salam sejahtera,

Mang Okim

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Date: Thu, 16 Feb 2012 08:22:40 
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Ngomong-ngomong menurut Mang Okim Bukit Situs Gunung Padang termasuk apa dalam 
klasifikasi Arthur Holmes itu?  Dapat info yang memetakan geologi wilayah 
Cianjur ini katanya Mang Okim.

Ngomong-ngomong Situs Gunung Pawon, saya denger gossip, katanya di-awal 
publikasi ke masyarakat oleh Tim KRCB supaya Gua Pawon dijadikan situs, para 
arkeolog menentang dan memaki habis-habisan pendapat Tim KRCB.  Mereka katakana 
bahwa hal itu sangat tidak masuk akal!  Namun setelah faktanya tidak 
terbantahkan lagi eh malah para Arkeolog (entah dari balai atau Arkenas?) 
meng-klaim bahwa yang menemukan peninggalan Gua Pawon itu mereka! atas dasar 
'laporan dari masyarakat' (jadi anggauta KRCB dianggap masyarakat).  Yang lebih 
menyedihkan katanya fossil manusia purba berumur 10.000 tahun itu HANCUR 
ditangan para arkeolog karena sembrono penanganan-nya.  Demikian isyu yang saya 
terima.  Benar 

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
"ketidakselaran" budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra
Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya
'tidak selaras'.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang
jadi 'kurang waras'  J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran
dan training untuk 'membaca' sejarah geologi dari masa pra-manusia
(jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik
pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi
tambang.  Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah
geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.
Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan,
tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi  mana teras-teras sungai
mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb;  dan
bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam 'destruktif' dan
'konstruktif' yang terlihat sekarang.  Belum lagi tentang proses-proses
gunung api Kuarter-Holosen dan produk-produknya.  "Alot'nya membahas
'masalah piramid' tidak terlepas dari "lack of knowledge" kita dibidang ini.
Mudah-mudahan 'isue piramid' dapat memberikan angin segar kepada bidang yang
dianggap kering ini, sehingga  nyanyian orang yang berkiprah di bidang ini
tidak lagi terlalu serak tapi menjadi serak-serak basah sehingga merdu.

 

Selamat berakhir pekan.

DHN

 

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:04 PM
To: IAGI
Subject: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Fyi,

-- Forwarded message --
From:
Date: Sunday, February 26, 2012
Subject: ARTIKEL KORAN PR
To: rovi...@gmail.com
Cc: z...@gc.itb.ac.id


Ass.w.w.,
Pak Rovicky,
Maaf saya pakai Japri karena kalau pakai jalur IAGI tidak bisa kirim file.
Terlampir dalam attach file saya kirim tulisan saya di Koran Harian
Pikiran Rakyat yang terbit di tahun 1997. Tulisan tersebut saya temukan
tidak sengaja ketika beres2 dan bongkar2 berkas saya yang berantakan di
kantor. Saya kirim copy artikel ini sekedar untuk diketahui bahwa saya
sudah lama mencoba memasyarakatkan Geologi untuk bidang Budaya
(baca:arkeologi). Telah lama sebenarnya saya di bawah dan bersama Almarhum
Prof. Sartono mengembangkan Geologi Kuarter dan Geoarkeologi di ITB dan
Indonesia. Dari sekian upaya kami, salah satunya adalah melalui tulisan
populer di koran yaitu Pikiran Rakyat.
Sekedar bacaan Akhir Pekan.
Wslm,
Zaim


-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter - Resen),
termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan
arkeo-geologi.  Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg
kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat "the big picture"
dibalik masalah 'piramida' , tidak terlalu di'cupat'kan ( J maap. nebeng
istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan: 

Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake
geology untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik
bentang alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa
dengan 'pengajaran geologi singkapan'.  Dalam setiap fieldtrip di masa
kuliahnya, saya 'dipaksa' untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang
ada di bentang alam.  Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai
sekarang pun terus terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu
decade terakhir lebih banyak waktu dihabiskan untuk memelototi
geologi-koral-mikroatol di Mentawai, jadi masih harus banyak belajar lagi J.
Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 1999 itu, para ahli geologi di sana
sangat sukar menerima keberadaan jalur patahan aktif kalau 'hanya'
berdasarkan analisis morpho tektonik.  Dalam konsep mereka, jalur patahan
hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat dalam singkapan.
Sekarang tentunya tidak lagi.

 

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll,
khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang
kualitas para lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof
Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono,
Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
"ketidakselaran" budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra
Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya
'tidak selaras'.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang
jadi 'kurang waras'  J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran
dan training untuk 'membaca' sejarah geologi dari masa pra-manusia
(jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik
pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi
tambang.  Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah
geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.
Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan,
tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi  mana teras-teras sungai
mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb;  dan
bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam 'destruktif' dan
'konstruktif' yang terlihat sekarang. 

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Bukan "mainstream science" pak, tapi "mainstream geologi di Indonesia"
(mungkin dunia, saya tidak tahu).   Ini memang sejalan dengan prinsip
ekonomi. No doubt.

 

From: rakhmadi.avia...@gmail.com [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 11:46 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat desk
top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis dari main
stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut mungkin tapi
buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih senang mempelajari
yg bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka tidak terarik dg
holocene sedimen

Avi 0666
Lagi jagong

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _____  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Date: Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter - Resen),
termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan
arkeo-geologi.  Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg
kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat "the big picture"
dibalik masalah 'piramida' , tidak terlalu di'cupat'kan ( J maap. nebeng
istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan: 

Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake
geology untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik
bentang alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa
dengan 'pengajaran geologi singkapan'.  Dalam setiap fieldtrip di masa
kuliahnya, saya 'dipaksa' untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang
ada di bentang alam.  Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai
sekarang pun terus terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu
decade terakhir lebih banyak waktu dihabiskan untuk memelototi
geologi-koral-mikroatol di Mentawai, jadi masih harus banyak belajar lagi J.
Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 1999 itu, para ahli geologi di sana
sangat sukar menerima keberadaan jalur patahan aktif kalau 'hanya'
berdasarkan analisis morpho tektonik.  Dalam konsep mereka, jalur patahan
hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat dalam singkapan.
Sekarang tentunya tidak lagi.

 

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll,
khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang
kualitas para lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof
Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono,
Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
"ketidakselaran" budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra
Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya
'tidak selaras'.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang
jadi 'kurang waras'  J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama k

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Thread Danny Hilman Natawidjaja
 geluti. Tetapi tentunya itu tidak
membuat kita terus menutup diri dan menganggap kebenaran persepsi kita
adalah segalanya (kebenaran kita yg paling benar). Kalau kita tidak mengerti
suatu disiplin ilmu lain secara mendalam, marilah kita belajar menyimak dan
mendengarkan dengan baik, supaya bisa mendapatkan berkah hidayah pengetahuan
yg bermanfaat darinya. Kalau ingin bertanya dan beropini, marilah bertanya,
berdiskusi, beropini dengan sehat, sopan, santun dan menyenangkan.

Insyaallah semua jadi berkah, kalau kita bisa saling menyebarkan ukhuwah.

Salam Njagong (Reunian) juga, cak!!!

ADB

Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?)
bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak
manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg
tdk essensial...

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: rakhmadi.avia...@gmail.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 04:46:03 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat desk
top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis dari main
stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut mungkin tapi
buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih senang mempelajari
yg bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka tidak terarik dg
holocene sedimen

Avi 0666
Lagi jagong

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Date: Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter - Resen),
termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan
arkeo-geologi.  Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg
kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat "the big picture"
dibalik masalah 'piramida' , tidak terlalu di'cupat'kan ( J maap. nebeng
istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan: 

Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake
geology untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik
bentang alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa
dengan 'pengajaran geologi singkapan'.  Dalam setiap fieldtrip di masa
kuliahnya, saya 'dipaksa' untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang
ada di bentang alam.  Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai
sekarang pun terus terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu
decade terakhir lebih banyak waktu dihabiskan untuk memelototi
geologi-koral-mikroatol di Mentawai, jadi masih harus banyak belajar lagi J.
Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 1999 itu, para ahli geologi di sana
sangat sukar menerima keberadaan jalur patahan aktif kalau 'hanya'
berdasarkan analisis morpho tektonik.  Dalam konsep mereka, jalur patahan
hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat dalam singkapan.
Sekarang tentunya tidak lagi.

 

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll,
khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang
kualitas para lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof
Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono,
Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.

Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian 'geologi-gua' ini adalah
"frontier research" yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut,
karang digua ini adalah "multi-proxy recorder" yang luarbiasa untuk
reknstruksi paleoclimate dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya
lapisan tahun seperti kambrium di pohon dan juga bisa di-dating dengan
sangat akurat (+/- beberapa tahun dan bahkan bulan!) oleh metoda U-Th
radiometric dating.  Bedanya kalau koral lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi
untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core stalagtit sepanjang 1 meter saja
span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU dan LIPI ini berambisi untuk
merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 500.000 tahun kebelakang.
Dalam beberapa tahun mendatang data geologi-gua-tropis ini akan menjadi
rival atau lebih tepatnya padanan untuk data dari kutub (ice-core) yang
selama ini menjadi sumber data utama untuk plaeoclimate-environment.
Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela
menjadi 'manusia gua' di jaman modern sekarang ini J

 

Wass

DHN

 

From: AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan
Bahama. Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d
100m. Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi
disiplin mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja
para penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua
di bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku "...", dicirikan
dengan "defect" pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai
kebiasaan suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan,
demikian juga kepala eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada
suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan
Karibia ke Amerika Utara.

Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel
stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara
bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan
panjang pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium,
sedangkan utk stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana
perubahan iklim berlangsung di dunia.

Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur
arus laut atlantik yang dilewati oleh sirkulasi air panas dari afrika dan
juga arus dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang
hidup di kepulauan ini.

Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah
stalagtit dan stalagmit, yg juga berlaku sbg recorder perubahan iklim dan
muka air laut. Dari conto stalagmit yang diambil sendiri, memberikan rekaman
kurang lebih dari sekitar 200.000thn y.l. S/d saat ini. Dari hasil analisis
dsimpulkan ada beberapa peristiwa pembanjiran/ sea level rise/ atau tepatnya
mungkin MFS ya? (nah ini cara analisisnya gmn, klo di delta kan shale yg plg
tebal yah? He...he.. :))

Ada hal lainnya yang tak kalah menarik, yaitu dari setiap peristiwa flooding
/ MFS tersebut selalu didahului oleh "garis hitam-kemerahan" yang tebal.
Data sample menunjukan bahwa ada skrt 4 atau 5 (lupa?). Dimana dari hasil
dating peristiwa "hitam kemerahan" tadi secara geologi relatif singkat,
"hanya" berlangsung kurang lebih 40-50thn. Endapan hitam-kemerahan ini
selain di stalagtit juga muncul di gua, sebagai lapisan tipis kurang lebih
2-5cm. Setelah diteliti secara kimia ternyata garis hitam tsb berasal dari
unsur besi. Asumsi saya, material pembuat garis tersebut berasal dari hasil
erupsi gunung api, ternyata dari hasil studi kimia, unsur penyusunnya
berasal dari pasir Gurun Sahara yang tentu saja berjarak sekian ribu mil
dari Bahama.
Sehingga bisa disimpulkan sebelum peristiwa "banjir" atau sea level rise,
biasanya didahului oleh peristiwa "kering" yang relatif pendek yaitu sktr
40-50 thn, kemudian ditutup oleh "banjir".

Dibandingkan dengan masa skrg, dimana isu pemanasan global juga sedang naik
daun, bumi relatif sedang memanas, setidak2nya sudah cukup lama, yaitu dari
thn 1970'an. Wah... Bahaya donk, berarti tinggal nunggu banjirnya aja?


Salam,
Argo - 3711
- Semalam nonton tivinya sambil ngantuk, tanpa x-check dgn literature, mohon
maaf jk salah2 tulis -

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Dan

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Selamat pagi.

Wah, Pak Ban ini serius amat ya J

Kan lebih baik menjadi orang waras yang merasa ‘masih kurang waras’ disbanding 
orang edan yang merasa paling waras…wk wk wk

Perihal apakah kepribadian dan kebudayaan di Jaman Kejayaan Kerajaan (sebelum 
1500 M) ‘selaras’ dengan kebufayaan manusia Indonesia sekarang adalah hal yang 
tidak sederhana tentunya, tapi yang jelas masa kita sekarang dipisahkan oleh 
ratusan tahun masa kolonial dari jaman kejayaan itu.  Dan kita dengan berbagai 
cara dibuat ‘hilang ingatan’ akan jati diri dan akar (sejarah) bangsa (oleh 
para penjajah).  Jangan-jangan usaha ini masih di-“maintain” sampai sekarang 
(secara terselubung).

 

Sekedar contoh kecil.  Bangunan Candi Batujaya dari abad 4 Masehi, khususnya 
kualitas batubatanya itu luarbiasa bagusnya (dan sudah teruji ketahanannya 
selama 1600 tahun).  Kata orang ahli material jauh lebih bagus dari umumnya 
batubata jaman sekarang.  Nah, bisa dibilang perkembangan teknologi yang tidak 
selaras bukan?  Orang jaman sekarang umumnya hanya tahu kehebatan 
bangunan-bangunan yang dibuat Belanda saja.

 

Wass

DHN

 

 

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 27, 2012 4:34 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar.

Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak 
banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY
TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda.

Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti 
peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku 
sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan 
masih nyambung.

Mungkin erosi budaya dan pendidikan "sekuler" itu yang menyebabkan rasa ketidak 
selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir "dunia 
barat/baru".

Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya 
kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak 
nurut pola pikir "dunia modern"?
Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr 
maksud, lha aku kan bukan budayawan
Salam n selamat pagi.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: bosman batubara  

Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST)

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian 
"ketidakselarasan budaya" dan budaya yang "kurang waras"? Makasih duluan...

 

tabik

bosman batubara 

 

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK (macam, 
prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. 
 Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut 
laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak 
sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang 
lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, 
dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 
meter.  Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’.   Interaksi dari perubahan 
muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian 
bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban 
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” 
budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari 
Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’.  
Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’  
J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis 
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh 
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter 
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan 
training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan 
juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan 
ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang.  Tapi kita 
umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG 
ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.  Geologiawan Indonesia umum

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-28 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Waduuh kok kesan Pak Yatno seperti itu ya?

Mohon dibaca lagi lebih tenang k e-mail saya dan e-mail2 sebelumnya pak.

Rasanya ulasan saya tidak pake kesel tuh  biasa-biasa saja.  "Lack of
knowledge" disini tidak juga dimaksudkan untuk mendeskriditkan atau
melecehkan siapa2 kok pak.

 

Denger - denger teman2 di ITB lagi seneng hobi iseng-iseng mengukur diri
dengan citation index ini he he he.  Saya engga punya akses ke SCORPUS pak,
tapi kebetulan ketemu "search engine" gratis di
http://code.google.com/p/citations-gadget/.  Menurut situs ini, Paper Pak
Yatno banyak juga ya, sampai 400-an dsengan "H-Index" 11.  Tapi saya lebih
banyak pak, paper sampai 1200-an dengan H Index 19  J  

Silahkan teman-teman yang iseng mencoba juga.

 

Salam

DHN

 

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Tuesday, February 28, 2012 4:20 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mas Miko, 

Rekan Danny saya liat dari tulisannya di bawah ini keliatan kesal dengan
produk akhir lulusan Geologi ITB, kenapa minatnya kurang sekali di bidang
Geologi Kwarter. Tapi cara nulisnya begitu, akhirnya ya ada yang menangkap
kesannya melecehkan lembaga pendidikan kita (ITB). Kekesalan serupa yang
saya alami ketika tidak ada mhs yang berminat di Petrologi Volkanik dan
Pemetaan Volkanik (dulu). Memang kesan tulisan Danny dapat ditangkap kita-
kita ini ( geologiwan Indonesia ) :"lack of knowledge" pada bidang tertentu,
karena makin berkembangnya ilmu makin dituntut spesialisasi yang makin
mendalam. Oleh karena itu, saya hanya mau memberi komentar yang betul-2 saya
tahu, supaya saya tidak dicap "lack of knowledge", atau dianggap sok pintar.
Di bidang science sebetulnya sekarang ini mudah sekali menilai seseorang
dengan melihat karya ilmiahnya (termasuk bidangnya apa), dengan klik google,
untuk melihat "citation index". Dari citation index ini akan kelihatan siapa
saja yang dianggap Danny sebagai "lack of knowledge"

 

Salam,

YSY (tidak kesal bila tidak ada yang berminat pada bidangnya)

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll,
khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang
kualitas para lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof
Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono,
Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
"ketidakselaran" budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra
Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya
'tidak selaras'.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang
jadi 'kurang waras'  J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran
dan training untuk 'membaca' sejarah geologi dari masa pra-manusia
(jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik
pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi
tambang.  Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah
geologi dari BENTANG ALAM yang kita l

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-28 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Benar sekali Pak.  Pak Ilik memang pemegang rekor.  Topik beliau yang diminati 
berbagai spesialisasi (geologi, solid geophysics, seismology dll) tentu menjadi 
factor yang mem-boost nilai CI-nya.

Paper tomography-nya, terutama yang pertama (1997) ini memang sangat fenomenal, 
dan software tomography yang beliau kembangkan sejak disertasinya sudah menjadi 
acuan dunia.

 

Salam

DHN

 

 

 

From: E. Suryana [mailto:ec...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, February 29, 2012 12:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny yang baik,

ngomong2 ttg CI, kita patut berbangga karena ilmuwan/geosaintis kita Sri 
Widiyantoro, professor seismologi pertama ITB&Indonesia, papernya berjudul “The 
Evidence for deep mantle circulation from Global tomography” yang dimuat di 
jurnal sangat bergengsi di dunia “Nature” volume 386, Tahun 1997, misalnya 
telah dirujuk 576 kali!!! Sri Widiyantoro telah menulis 18 paper yang dimuat di 
jurnal-jurnal papan atas, selain Nature juga antara lain dimuat di jurnal 
sangat kredibel di dunia yakni “Science”, “Review of Geophysics”, “Journal of 
Geophysical Research-Solid Earth”, “Earth and Planetary Science Letters”. Total 
Times Cited (jumlah paper dirujuk) Sri Widiyantoro versi Scopus adalah 1.472 
sedangkan versi ISI Web of Knowledge adalah 1.240, merupakan yang tertinggi di 
Asean. Jadi sebenarnya ukuran ilmuwan itu berkelas dunia,rekam jejaknya sudah 
pasti terukur dan pasti juga tidak ada acara klaim-klaiman hehehe

 

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, February 29, 2012 12:14 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Waduuh kok kesan Pak Yatno seperti itu ya?

Mohon dibaca lagi lebih tenang k e-mail saya dan e-mail2 sebelumnya pak.

Rasanya ulasan saya tidak pake kesel tuh  biasa-biasa saja.  “Lack of 
knowledge” disini tidak juga dimaksudkan untuk mendeskriditkan atau melecehkan 
siapa2 kok pak.

 

Denger – denger teman2 di ITB lagi seneng hobi iseng-iseng mengukur diri dengan 
citation index ini he he he.  Saya engga punya akses ke SCORPUS pak, tapi 
kebetulan ketemu “search engine” gratis di 
http://code.google.com/p/citations-gadget/.  Menurut situs ini, Paper Pak Yatno 
banyak juga ya, sampai 400-an dsengan “H-Index” 11.  Tapi saya lebih banyak 
pak, paper sampai 1200-an dengan H Index 19  J  

Silahkan teman-teman yang iseng mencoba juga.

 

Salam

DHN

 

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Tuesday, February 28, 2012 4:20 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mas Miko, 

Rekan Danny saya liat dari tulisannya di bawah ini keliatan kesal dengan produk 
akhir lulusan Geologi ITB, kenapa minatnya kurang sekali di bidang Geologi 
Kwarter. Tapi cara nulisnya begitu, akhirnya ya ada yang menangkap kesannya 
melecehkan lembaga pendidikan kita (ITB). Kekesalan serupa yang saya alami 
ketika tidak ada mhs yang berminat di Petrologi Volkanik dan Pemetaan Volkanik 
(dulu). Memang kesan tulisan Danny dapat ditangkap kita- kita ini ( geologiwan 
Indonesia ) :“lack of knowledge” pada bidang tertentu, karena makin 
berkembangnya ilmu makin dituntut spesialisasi yang makin mendalam. Oleh karena 
itu, saya hanya mau memberi komentar yang betul-2 saya tahu, supaya saya tidak 
dicap “lack of knowledge”, atau dianggap sok pintar. Di bidang science 
sebetulnya sekarang ini mudah sekali menilai seseorang dengan melihat karya 
ilmiahnya (termasuk bidangnya apa), dengan klik google, untuk melihat “citation 
index”. Dari citation index ini akan kelihatan siapa saja yang dianggap Danny 
sebagai “lack of knowledge”

 

Salam,

YSY (tidak kesal bila tidak ada yang berminat pada bidangnya)

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya 
di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para 
lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas 
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof Sukendar, 
Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof Zaim, 
dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK (macam, 
prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal s

RE: [iagi-net-l] Re: History time line

2012-03-02 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Sampai saat ini Sejarah Dunia dimulai sejak 3000 BC dan tentu saja cenderung
berpihak ke kejayaan Eropa kalau yang menulisnya bule, meskipun sekitar 3000
BC Lembah Harapa di India sudah menjadi Kota Metropolis Dunia.  Sejarah
Nusantara kelihatannya dimulai dengan Masa Supremasi peradaban dunia sebelum
6000 BC . tapi masih gelap.wallahualam.

 

Marker beds geologi yang utama untuk menyusun sekuen stratigrafi peradaban
manusia adalah kejadian bencana katastropik.

 

Selamat berakhir pecan

 

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, March 03, 2012 8:54 AM
To: IAGI; geologi...@googlegroups.com
Subject: [iagi-net-l] Re: History time line

 

Imajinasi liar saya seringkali muncul ketika melihat sebuah time line
seperti itu.

Selama ini kita mengatakan bahwa GeoArkeologi diterjemahkan sebagai bantuan
ilmu geologi dalam pekerjaan arkeologi. Diantaranya yang paling utama adalah
"dating" penentuan umur. Namun ketika arkeologi atau sejarah digambarkan
sebagai sebuah time line dimana geologist sudah semestinya mengerti dunia 4
dimensi akan mampu "berinteraksi" dengan ilmu arkeologi. Jadi bukan hanya
sekdar sebagai membantu tetapi justru memasukkan teori, kaidah serta
hukum-hukum geologi kedalamnya.

Tidak hanya sekedar carbon dating, tidak hanya sekdar GPR, dan juga bukan
hanya Geolistrik saja untuk emengaplikasikan GeoArkeologi.

Litho vs chrono

Dalam ilmu geologi atau stratigrafi kita mengenal konsep korelasi dengan
menggunakan kaidah lithostratigrafi dan chronostratigrafi, keduanya jelas
sangat berbeda namun memiliki manfaat yang khusus ketika diunakan.
Pendekatananya berbeda, hasilnya berbeda dan implikasinyapun pasti akan
berbeda ketika menjelaskan " sejarah geologi". Menguhubungkan atau
mengkorelasikan jbatuan atau fasies "sejenis" berbeda dengan menghubungkan
batuan yang "seumur".

Demikian juga dalam ilmu sejarah arkeologi atau atntropologi. Yang disebut
denga Megalithik, bukan sebuah nama umur atau zaman. Megalithik dapat juga
berarti budaya, budaya manusia dimana memanfaatkan batu batuan alam, atau
mungkin bahkan bentukan alam yg berhubungan dengan alam (cmiiw). Sehingga
ketika kita menemukan situs megalithik tidak mungkin serta merta mengatakan
bahwa situs itu berusia ribuan tahun. Situs Machu Pichu dikenal sebagai
situs megalitik, namun diperkirakan dibangunn abad ke 15 oleh Inca. Sebelum
kolonialisme menyebar. Padahal abad 8 pun Indonesia sudah mampu membuat
candi megah Borobudur. Bahkan budaya megalith masih juga dapat dijumpai
hingga sekarang.

Jadi jangan hanya berpikir GeoArkeologi akan berperan dalam hal timing atau
dating situs dan pengenalam bawah permukaannya saja. Kalau geolog mengajari
sekuence stratigrafi dan bahkan konsep geologi moderen lainnya tentusaja
arkeologi akan berkembang.

Salam whik en

Rdp
"halllah whik en kok serius"

On Saturday, March 3, 2012, Rovicky Dwi Putrohari  wrote:
> Bagi seorang "visual" seperti saya, mengerti atau memandang dunia dengan
gambar lebih memudahkan ketimbang membaca text ataupun dijelaskan dengan
perkataan yg mudah bagi si "auditory". Sejarah yg digambarkan seperti ini
memudahkan seorang "visual" seperti saya utk memahaminya. 
> Sejarah dalam gambar ini memperlihatkan seolah-olah sejarah dunia manusia
"dimulai" dan didominasi dari Eropa. Apakah benar ? Mungkin saja tidak, ini
menjadi demikian karena dibuat dan digali oleh orang-orang Eropa. Sehingga
Eropa terlihat "penuh". 
> Sejarah Indonesia tidak atau sedikit saja, karena "penggali" sejarahnya yg
kurang. 
> Seandainya saja ada arkeolog yg berkenan membuat "peta perjalanan" sejarah
dalam sebuah "time line".
>
> Mimpi mode on.
>
> Rdp
>
> --
> "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"
>

-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



RE: [iagi-net-l] Re: History time line

2012-03-02 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Kelihatannya sejarah tulisan mulai dari 3000-an SM itu.  Sebelumnya belum
ditemukan ada tulisan.  Tapi tidak berarti tidak ada karena data artefak dll
menunjukkan sudah ada peradaban sebelum 6000 SM seperti yang ditunjukkan
oleh Oppenheimer.

Di G.Padang sudah ada hasil analisis dua umur Carbon radiometric dating.
Sampel karbon dari kedalaman 4 meter (pas dibawah tumpukan kolom andesit
yang kita lihat diatas umurnya sekitar 5500 BP Carbon age atau sekitar 6700
SM.  Sampel karbon dari kedalaman 8-10 meter (very-well sorted sands yang
kelihatannya mengisi suatu rongga)  umurnya sekitar 11.500 Carbon age atau
sekitar 13.500 SM.  Analisis carbon dating belum selesai, masih banyak
sampel yang masih dianalisis  untuk validasi dlsb.

 

Terimakasih

 

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Saturday, March 03, 2012 10:39 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: History time line

 

6000 th SM, apa sudah mulai ada tulisan? 
Trus apa sdh ditemu goras gores di Gn.Padang? Yang dpt menentukan saat
pembangunannya? (Hehe ini sih urusan arkeologi, kalau gores garis lha itu
geologi struktur punya urusan, )
Kalau ditemu arang di bawah gn padang, ada kemungkinan dari paleosoil, atau
kalau ada bukti awan panas yaa sisa kebakaran hutan, yang belum tentu
kerjaan manusia.

Met liburan sdrku.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Danny Hilman Natawidjaja"  

Date: Sat, 3 Mar 2012 09:11:15 +0700

To: ; 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Re: History time line

 

Sampai saat ini Sejarah Dunia dimulai sejak 3000 BC dan tentu saja cenderung
berpihak ke kejayaan Eropa kalau yang menulisnya bule, meskipun sekitar 3000
BC Lembah Harapa di India sudah menjadi Kota Metropolis Dunia.  Sejarah
Nusantara kelihatannya dimulai dengan Masa Supremasi peradaban dunia sebelum
6000 BC . tapi masih gelap.wallahualam.

 

Marker beds geologi yang utama untuk menyusun sekuen stratigrafi peradaban
manusia adalah kejadian bencana katastropik.

 

Selamat berakhir pecan

 

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, March 03, 2012 8:54 AM
To: IAGI; geologi...@googlegroups.com
Subject: [iagi-net-l] Re: History time line

 

Imajinasi liar saya seringkali muncul ketika melihat sebuah time line
seperti itu.

Selama ini kita mengatakan bahwa GeoArkeologi diterjemahkan sebagai bantuan
ilmu geologi dalam pekerjaan arkeologi. Diantaranya yang paling utama adalah
"dating" penentuan umur. Namun ketika arkeologi atau sejarah digambarkan
sebagai sebuah time line dimana geologist sudah semestinya mengerti dunia 4
dimensi akan mampu "berinteraksi" dengan ilmu arkeologi. Jadi bukan hanya
sekdar sebagai membantu tetapi justru memasukkan teori, kaidah serta
hukum-hukum geologi kedalamnya.

Tidak hanya sekedar carbon dating, tidak hanya sekdar GPR, dan juga bukan
hanya Geolistrik saja untuk emengaplikasikan GeoArkeologi.

Litho vs chrono

Dalam ilmu geologi atau stratigrafi kita mengenal konsep korelasi dengan
menggunakan kaidah lithostratigrafi dan chronostratigrafi, keduanya jelas
sangat berbeda namun memiliki manfaat yang khusus ketika diunakan.
Pendekatananya berbeda, hasilnya berbeda dan implikasinyapun pasti akan
berbeda ketika menjelaskan " sejarah geologi". Menguhubungkan atau
mengkorelasikan jbatuan atau fasies "sejenis" berbeda dengan menghubungkan
batuan yang "seumur".

Demikian juga dalam ilmu sejarah arkeologi atau atntropologi. Yang disebut
denga Megalithik, bukan sebuah nama umur atau zaman. Megalithik dapat juga
berarti budaya, budaya manusia dimana memanfaatkan batu batuan alam, atau
mungkin bahkan bentukan alam yg berhubungan dengan alam (cmiiw). Sehingga
ketika kita menemukan situs megalithik tidak mungkin serta merta mengatakan
bahwa situs itu berusia ribuan tahun. Situs Machu Pichu dikenal sebagai
situs megalitik, namun diperkirakan dibangunn abad ke 15 oleh Inca. Sebelum
kolonialisme menyebar. Padahal abad 8 pun Indonesia sudah mampu membuat
candi megah Borobudur. Bahkan budaya megalith masih juga dapat dijumpai
hingga sekarang.

Jadi jangan hanya berpikir GeoArkeologi akan berperan dalam hal timing atau
dating situs dan pengenalam bawah permukaannya saja. Kalau geolog mengajari
sekuence stratigrafi dan bahkan konsep geologi moderen lainnya tentusaja
arkeologi akan berkembang.

Salam whik en

Rdp
"halllah whik en kok serius"

On Saturday, March 3, 2012, Rovicky Dwi Putrohari  wrote:
> Bagi seorang "visual" seperti saya, mengerti atau memandang dunia dengan
gambar lebih memudahkan ketimbang membaca text ataupun dijelaskan dengan
perkataan yg mudah bagi si "auditory". Sejarah yg digambarkan seperti ini
memudahkan seorang "visual" seperti saya utk memahaminya. 
> Sejarah dalam gambar ini memperlihatkan seolah-olah sejarah dunia manusia
"dimulai" dan didominasi dari Eropa. Apakah benar ? Mungkin saja tidak, ini
menjadi demikian karena dibuat dan 

RE: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA

2012-09-13 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Sungai Purba di Laut Jawa-Selat Malaka memang sudah diketahui sejak
Moleengraff tahun 1917. Saya salut dengan beliau itu yang hanya dengan modal
peta-data yan masih sangat terbatas waktu itu dan juga pengetahuan tentang
sea-level changes masih sedikit pula tapi dapat terinspirasi bahkan sudah
mencoba memetakan sungai di bawah laut tersebut.  Saya belum pernah melihat
peta-nya Moleengraf, tapi tentunya masih sangat kasar atau hanya berskala
kecil atau hanya berdasarkan data di-pinggiran/daratan saja.  Tidak ada
orang yang meneruskan inisiatif ini padahal akan sangat menarik dan penting
kalau bisa memetakan paleogeografi (termasuk sungainya) dan
paleo-environment Laut Jawa sejak Jaman Es terakhir.  Singkatnya, sungai di
bawah Laut Jawa memang sudah diduga/diketahui keberadaannya sejak
Moleengraff tapi belum pernah di-peta-kan dengan baik (sampai sekarang).
Rekan Wahyu Triyoso iseng-iseng mengotak-atik data 3-D seismik yang dia
punya dan 'menemukan' image sungai purba yang terlihat jelas dalam penampang
horisontal 3-D seismik tersebut.  Jadi tidak terlalu salah ocehan wartawan
atau rekan di FB itu.

 

Daratan Sunda terpapar terakhir pada waktu Jaman Es 20.000 tahun lalu.
Sebelumnya  jaman es terjadi pada sekitar 140.000 tahun lalu terus mencair
dan menjadi Jaman interglasial pada sekitar 130.000 tahun lalu (=airlaut
sama dengan sekarang).  Setelah itu iklim bergeser lagi ke Jaman es (dan air
laut turun) sampai mencapai puncak jaman es sekitar 20.000 tahun lalu itu
(=air laut sekitar 130 meter dari sekarang).  Dari 20.000 tahun sampai
7000-an air laut naik tapi tidak linier, ada tiga "pulse" besar pada sekitar
15.000, 11.600, dan 8000 tahun lalu (data world-wide).  Ada data "pulse"
kenaikan muka air pada fasa 8000-an dari data bor di Singapore.
Kenaikkannya cukup tajam tapi kelihatannya memang tidak tiba-tiba.  Dari
Indonesia setahu saya tidak ada data kenaikkan muka airlaut yang beresolusi
tinggi sejak 20.000 tahun.  Jadi perihal seberapa bertahap atau seberapa
mendadak kenaikkan muka air laut di tiga pulse besar di Laut Jawa bagi saya
belum "proven" benar karena datanya masih sangat sedikit.  Perlu diingat
juga andaikan ada banjir besar (dan surut lagi) yang temponya hanya bulanan
saja diantara tiga pulse itu apakah kita dapat mengetahuinya?  Sangat sulit,
karena perlu data kenaikkan muka airlaut dengan resolusi bulanan , bukankah
demikian?  Rasanya sangat sukar kalau berdasarkan  analisa stratigrafi -
sedimen biasa.

 

Menghubungkan sungai purba-daratan sunda dengan peradaban(tinggi) masa lalu
adalah "jump to conclusion".  Bagi saya, dengan data yang ada saat ini
keyakinan 'tidak ada' versus 'ada' peradaban (tinggi) di "Lembah Laut Jawa"
sama lemahnya atau "equivocal' kalau dilihat dari sudut "hardfacts".
Paling  kita  hanya bisa berhipotesis "If-Then":  IF antara 20.000 - 8000
tahun lalu ada peradaban cukup maju di Nusantara (seperti konklusinya
penelitian Oppenheimer), THEN peradaban itu besar kemungkinan akan
menjadikan Lembah Laut Jawa yang ("once upon a time") sangat indah, kaya dan
strategis sebagai pusat pemerintahannya.  Jadi memang harus diteliti dulu
IF-nya baru THEN-nya di-eksplorasi.  Tidak perlu Atlantis kok, Lemuria juga
boleh ...atau "whatever civilization" lah J  

 

Salam

DHN

 

 

From: Ruskamto [mailto:rsoeri...@yahoo.com] 
Sent: 14 September 2012 7:22
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA

 

Betul Pak, dalam mendiskripsi proses geologi mestinya dalam konteks time and
space. Lah kalau pada space yang sama tapi jauh berbeda timingnya jadi gak
konek ya Pak.. Kita bicara bencana purba dalam konteks time scale peradaban
manusia, tapi bicara siklus geologi jaman es terakhir, konteks geologic
timingnya gak pas.. Bisa dianalogikan, di pantai utara banyak struktur
sesar, antiklin/sesar besar mestinya terbentuk dg magnitude gempa skala SR
10. Menjadi tidak konek kalau kita sebut pantura berbahaya karena dulu jaman
plio-pliestosin terjadi banyak terjadi gempa bersekala SR 10. 
Ini thought proses saya lho Pak.
RUS 

  _  

From: "Bandono Salim"  

Date: Thu, 13 Sep 2012 23:49:53 +

To: Iagi

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA

 

Wah tegas dan jelas menolak Atlantis di paparan Sunda, sejalan dengan
penuturan Proff. RPK dan Proff.Adjad S.

Waktu main ke Melak Kaltim bag barat, sungai di sana ada yang punya
kedalaman sampai 50mtr pada musim kemarau. Jadi wajar saja lha muka airlaut
pernah mencapai kedalam -200 mtr dari sekarang.
Dapat dimengerti kenapa dataran aluvial sangat luas di kalimantan timur
maupun selatan sebagai akibat perubahan base level sejak 170.000 tahun lalu.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "yahdi zaim"  

Date: Thu, 13 Sep 2012 20:12:42 +

To: 

ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA

 

Benar Pak Awang,sungai2 purba tersebut sudah dikenal sejak zaman Belanda.
Disamping dinyatakan oleh Molengraaff dan Webe

RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA

2012-10-09 Thread Danny Hilman Natawidjaja
kan kembali tentang tidak
> ditemukannya jejak-jejak artefaktual yang dapat memberikan petunjuk 
> tentang adanya pengerahan massa berikut sisa-sisa bahan bangunan yang 
> berkaitan dengan pembangunan Piramida G. Padang - - - dan juga G. 
> Sadahurip - - - dan juga G. Lalakon  ( buat Tim TS ).
>
>
>
> Semoga korelasi sederhana antara temuan beneran di Situs Gua Pawon dan 
> temuan dugaan di Situs G. Padang di atas dapat menjadi bahan 
> pertimbangan bagi  Tim Mandiri / BKP seandainya masih merasa wajib 
> untuk melanjutkan penelitian di Situs Megalitik G.Padang  dan di G.
Sadahurip.
>
>
>
> Salam Cinta Geo-Arkeologi,
>
>
>
> Mang Okim
>
>
>
> LAMPIRAN  GAMBAR
>
>
>
>  alat1-40.jpg
>
> Gambar 1 : Santapan  manusia Pawon ( 5660 - 9520 Tahun BP ) ,  beragam 
> jenis siput dan
>
>  keong yang bagian apex-nya terpotong (  untuk memudahkan nyedot ).
>
>
>
> alat4-40.jpg
>
> Gambar 2 : Pecahan-pecahan  gerabah meng-arang yang ditemukan
>
>  sampai di kedalaman 60 cm  ( periode antara 7320 dan 5660 tahun BP ).
>
>
>
> alat8-40.jpg
>
> Gambar 3 :  Beragam jenis artefak / alat serpih batu  manusia Pawon  
> yang banyak
>
>  ditemukan sampai dasar ekskavasi Balar Bandung pada kedalaman sekitar 
> 2 meter .
>
>
>
> pawon91-40.jpg
>
> Gambar 4 : Temuan spektakuler Tim Balar Bandung pada kedalaman 143 cm 
> , kerangka manusia
>
> Pawon berumur  sekitar 7320 Tahun BP ( cincin merah putih untuk 
> pembanding ).
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> From: Danny Hilman [mailto:danny.hil...@gmail.com]
> Sent: 02 Oktober 2012 20:57
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA
>
>
>
> Mohon maaf terpaksa berkomentar.  Mang Okim  paparan 'obyektif'nya 
> terlihat seperti cuplikan berita media yang sepotong-sepotong dan 
> sepihak. Tidak ada yang menghentikan dan mengambil alih penelitian 
> G.Padang kok, masih jalan terus.  Kalau hal itu benar artinya yang 
> 'tersingkir oleh kekuasaan' Tim
> Mandiri dong?   Faktanya, Tim Berwenang yang sekarang dibentuk Arkenas itu
> bisa ada karena kami yang mengusulkannya ke MenDikBud.  Perkara yang 
> mengusulkannya malah ditendang oleh Tim yang terbentuk ya lain lagi 
> ceritanya :-).  Tapi mungkin lebih baik begitu sehingga kalau ada dua 
> tim independen yang melakukan penelitian akan bisa berduet untuk 
> saling mengisi dan mengkoreksi, Amien.  Semoga masalah 
> ilmiah-penelitian tidak dicampuradukkan dengan rasa sentimen dan 
> kewenangan (atau arogansi?).
> Bukankah  penelitian KRCB dulu di Gua Pawon  juga dianggap membuat 
> sakit hati dan mengganggu kewenangan institusi?  sehingga konon 
> katanya diambil alih secara paksa oleh Yang Berwenang?
>
> Cuplikan berita Pikiran Rakyat ttg Penelitian G.Padang yang katanya 
> 'Omong Kosong' itu menarik.  Lalu apa yang akan diteliti oleh Tim Arkenas
?
> Membuktikan Omong Kosong? Wahh... seru tuh :-)
>
> Sekali lagi mohon maaf, banyak membanyol...
>
>
>
> Salam
>
> DHN
>
> Danny Hilman Natawidjaja
> LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
> Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia
>
> --
> --
> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
> --
> -- Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 
> September 2012.
> REGISTER NOW !
> Contact Person:
> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
> --
> -- To unsubscribe, send email to: 
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For 
> topics not directly related to Geology, users are advised to post the 
> email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id 
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara 
> Mulia No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no 
> event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
> limited to direct or

RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA

2012-10-09 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Mang Okim anu aktip sareng sumanget pisan,
Umur C-14 age yang 13.000 BP itu memang umur unsur karbon yang ada di
lapisan pasir yang diharapkan merepresentasikan umur dari lapisan tersebut.
Apakah lapisan pasir itu bagian dari 'artefak' situs G.Padang atau alamiah
urusan lain.  Tapi kalau lapisan pasir alamiah seharusnya tidak semuda itu
tapi lebih dari satu juta tahun toh, sesuai dengan hasil pemetaan Mang Okim
dulu (catatan: umur maksimal C-14 age cuma bisa sampai 50.000 tahun = 10 x
dari waktu paruhnya)
Urusan carbon dating sebetulnya lebih di kepakaran geologi (khususnya
Kuarter, paleoseismologi dll) bukan di kepakaran Arkeologi.  Carbon dating
tidak mudah, khususnya dalam kasus ini masih diteliti apakah unsur karbon
itu berasosiasi dengan waktu 'pengendapan'nya atau karena proses sekunder
berikutnya.  Itulah kenapa saya katakan, saya sendiripun belum percaya 100%
terhadap hasil carbon dating tersebut, makanya sekarang sedang dilakukan
lagi analisis yang lebih baik.  Kita lihat saja nanti hasilnya.
Terimakasih atas masukan dan sarannya.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: 10 Oktober 2012 11:06
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: MGEI; marwan
Subject: RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA

Yth Pak Danny nu bageur dan rekan-rekan IAGI,  

Dengan tambahan penjelasan dari Pak Bandono dan Pak Budi, maka semakin
sempurnalah flash back tentang temuan Situs Gua Pawon. Mang Okim sangat
beruntung dapat menemani Pak Budi dan Pak Eko pada penggalian eksplorasi
perdana di Gua Pawon. Saat itu mang Okim seharusnya menemani ketua Kadin
Jabar dan Pak Gubernur Jabar ke Banten tetapi mang Okim batalkan karena
dorongan hati lebih kuat ke Pak Budi dan Pak Eko yang konon akan naik angkot
ke lokasi Gua Pawon. Alhamdulilah, impian banyak arkeolog dan geolog sejak
ratusan tahun yang lalu untuk menemukan jejak  manusia pembuat artefak di
sekitar danau Bandung akhirnya menjadi kenyataan. 

Mengenai hasil carbon dating di G. Padang yang sampai 13.000-an tahun BP,
mang Okim pernah mendapat masukan dari rekan arkeolog bahwa carbon dating
baru  dilakukan kalau ada kaitannya dengan temuan artefaktual,  baik berupa
peralatan, gerabah,  sisa makanan, atau tengkorak / kerangka manusia. Contoh
yang aktual adalah carbon dating di lobang ekskavasi Gua Pawon yang
dilakukan di level-level dimana telah ditemukan tengkorak / kerangka
manusia. Kalau carbon dating dilakukan di section pemboran yang tidak ada
kaitannya dengan temuan artefaktual, maka hasilnya tidak mencerminkan umur
dari tinggalan prasejarah melainkan umur dari unsur carbon yang mungkin saja
dihasilkan dari proses alamiah ( terbakarnya gas metan atau kebakaran lokal
yang alamiah ). Dengan demikian maka hipotesis atau asumsi bahwa kalau ada
bangunan budaya di bawah titik carbon dating umurnya lebih tua dari hasil
carbon dating, hal itu seharusnya patut dipertanyakan / diragukan.

Demikian Pak Danny sekedar tambahan dari mang Okim. Semoga masukan dari
rekan arkeolog di atas dapat dipertimbangkan juga - - - agar hasil
penelitian Tim BKP di masa yad lebih sempurna - - - ta' iya !!!

Wassalam,

Mang Okim 

-Original Message-
From: Budi Brahmantyo [mailto:bud...@gc.itb.ac.id]
Sent: 10 Oktober 2012 14:22
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA

Kang Danny ysh.,

Karena ada Gua Pawon, ingin ikut menanggapi.

Gua Pawon sdh tercatat dalam literatur Belanda tetapi hanya sebatas fenomena
gua saja, setahu saya tdk ada yg melaporkan adanya temuan arkeologis di
sana.
Tahun 1999 kami KRCB (saat itu Saya, Eko, dan Johan Arif) merintis utk
melakukan eksplorasi geoarkeologi dg konsep kalau di Bandung Utara sdh
ditemukan artefak 6.000 - 3.000 th yl yg dikumpulkan oleh Von Koenigswald
(1935), jangan2 hidupnya di Gua Pawon.
Tahun 2000 - 2001 kami melakukan test-pit stlh raangkaian pemetaan
geomorfologi gua dan pengukuran geomagnetik. Galian pertama th 2000 oleh
saya, Eko dan mang Okim, dan menumpulkan benda2 yg kami yakini sbg artefak
(alat tulang, alat batu, pecahan sisa2 makanan, pecahan gerabah, dll).

Lalu setelah melalui tahap "diskusi panas" Maret 2003 (begitu aja saya
nyebutnya) dg Balai Arkeologi Bdg / BAB (dan difasilitasi IAGI Pengda
Jabar), Juli dan Okt 2003 BAB melakukan ekskavasi arkeologis dan mengungkap
kerangka Manusia Pawon. Tahun 2005 dalam rangka thesis S2 UI pak Lutfi
Yondri, c14 dating dilakukan dg umur antara 5.600 - 9.500 (dari arang yg
selapis dg empat sisa-sisa tulang manusia).

Dari semua temuan itu, kami menarik kesimpulan sebagaimana susunan
prasejarah yg sudah mapan selama ini di Nusantara: mereka adalah kelompok
pemburu dan pengumpul hasil hutan pada Zaman Neolitik.

Gitu kronologi singkatnya. Silakan interpretasi siapa penemunya... hehehe...

Salam,
BB

> Mang Okim yang baik,
>
> Sekali lagi kami ungkapkan bahwa penelitian G.Padang berjalan 
> baik-baik saja, dan akan terus dilanjutkan karena hasil-hasilnya 
> positif dan bertambah menarik.  Da

RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA

2012-10-10 Thread Danny Hilman Natawidjaja
ilah sangat 
>> spektakuler.
>> Hanya 10 cm lebih dalam dari dasar penggalian eksplorasi KRCB, sebuah 
>> tengkorak manusia ditemukan. Lebih ke dalam lagi sampai sekira 2 
>> meteran, ditemukan lagi sebuah tengkorak dan dua kerangka manusia 
>> dalam posisi meringkuk. Selain dari itu, ditemukan juga dalam  jumlah 
>> ribuan, beragam peralatan batu, sisa makanan berupa potongan tulang 
>> belulang dan gigi binatang, bijih kemiri, perhiasan dari kulit kerang 
>> dan kuku/taring binatang yang dilobangi, keramik dan gerabah, dan 
>> lain-lain. Yang sangat menarik adalah  penentuan umur berdasarkan 
>> metode benzene dengan hasil  5660 + 170 tahun BP ( contoh arang di 
>> lapisan paling atas ), 7320 + 180 tahun BP (contoh tulang di lapisan 
>> tengah ), dan 9525 + 200 tahun BP ( contoh tulang di lapisan paling 
>> bawah ).
>>
>>
>>
>> Kesimpulan tentang umur manusia prasejarah  di Situs Gua  Pawon di 
>> atas menjadi sangat menarik karena periodenya yang hampir bersamaan 
>> dengan hasil penentuan umur oleh Tim Mandiri di Gunung Padang yaitu
>> 5.500 + 130 tahun BP di Teras 2 ,  dan 11.060 + 140 tahun BP di Teras 
>> 5. Kesamaan ini menimbulkan tanda tanya besar bagi mang  Okim  :
>> Apakah mungkin Piramida  G. Padang ( kalau  ada ) yang konon besarnya 
>> lebih 10 kali Candi Borobudur  dibangun oleh manusia yang tradisinya 
>> masih berburu binatang dan kemampuannya baru bisa membuat peralatan 
>> batu yang sangat sederhana seperti halnya manusia
>> Pawon ?   Selain dari itu, perlu dipertanyakan kembali tentang tidak
>> ditemukannya jejak-jejak artefaktual yang dapat memberikan petunjuk 
>> tentang adanya pengerahan massa berikut sisa-sisa bahan bangunan yang 
>> berkaitan dengan pembangunan Piramida G. Padang - - - dan juga G.
>> Sadahurip - - - dan juga G. Lalakon  ( buat Tim TS ).
>>
>>
>>
>> Semoga korelasi sederhana antara temuan beneran di Situs Gua Pawon 
>> dan temuan dugaan di Situs G. Padang di atas dapat menjadi bahan 
>> pertimbangan bagi  Tim Mandiri / BKP seandainya masih merasa wajib 
>> untuk melanjutkan penelitian di Situs Megalitik G.Padang  dan di G.
> Sadahurip.
>>
>>
>>
>> Salam Cinta Geo-Arkeologi,
>>
>>
>>
>> Mang Okim
>>
>>
>>
>> LAMPIRAN  GAMBAR
>>
>>
>>
>>  alat1-40.jpg
>>
>> Gambar 1 : Santapan  manusia Pawon ( 5660 - 9520 Tahun BP ) ,  
>> beragam jenis siput dan
>>
>>  keong yang bagian apex-nya terpotong (  untuk memudahkan nyedot ).
>>
>>
>>
>> alat4-40.jpg
>>
>> Gambar 2 : Pecahan-pecahan  gerabah meng-arang yang ditemukan
>>
>>  sampai di kedalaman 60 cm  ( periode antara 7320 dan 5660 tahun BP ).
>>
>>
>>
>> alat8-40.jpg
>>
>> Gambar 3 :  Beragam jenis artefak / alat serpih batu  manusia Pawon 
>> yang banyak
>>
>>  ditemukan sampai dasar ekskavasi Balar Bandung pada kedalaman 
>> sekitar
>> 2 meter .
>>
>>
>>
>> pawon91-40.jpg
>>
>> Gambar 4 : Temuan spektakuler Tim Balar Bandung pada kedalaman 143 cm 
>> , kerangka manusia
>>
>> Pawon berumur  sekitar 7320 Tahun BP ( cincin merah putih untuk 
>> pembanding ).
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> From: Danny Hilman [mailto:danny.hil...@gmail.com]
>> Sent: 02 Oktober 2012 20:57
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG 
>> PIRAMIDA
>>
>>
>>
>> Mohon maaf terpaksa berkomentar.  Mang Okim  paparan 'obyektif'nya 
>> terlihat seperti cuplikan berita media yang sepotong-sepotong dan 
>> sepihak. Tidak ada yang menghentikan dan mengambil alih penelitian 
>> G.Padang kok, masih jalan terus.  Kalau hal itu benar artinya yang 
>> 'tersingkir oleh kekuasaan' Tim
>> Mandiri dong?   Faktanya, Tim Berwenang yang sekarang dibentuk Arkenas
>> itu
>> bisa ada karena kami yang mengusulkannya ke MenDikBud.  Perkara yang 
>> mengusulkannya malah ditendang oleh Tim yang terbentuk ya lain lagi 
>> ceritanya :-).  Tapi mungkin lebih baik begitu sehingga kalau ada dua 
>> tim independen yang melakukan penelitian akan bisa berduet untuk 
>> saling mengisi dan mengkoreksi, Amien.  Semoga masalah 
>> ilmiah-penelitian tidak dicampuradukkan dengan rasa sentimen dan 
>> kewenangan (atau arogansi?).
>> Bukankah  penelitian KRCB dulu di Gua Pawon  juga dianggap membuat 
>> sakit hati dan mengganggu kewenangan institusi?  sehingga konon 
>> katanya diambil alih secara paksa 

RE: [iagi-net-l] Fwd: [bencana] Inilah Alasan Mengapa Andi Arief Bicara tentang Potensi Gempa 8,7 SR di Jakarta

2011-05-29 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Rekan-rekan ysh,

Perihal isyu potensi gempa 8.7 SR yang mengancam Jakarta kok tafsiran-nya 
kesana-kemari yah?  

Siapapun dan ngomong apapun kalau dilhat dengan kacamata minus dan tebal 
prasangka pasti terlihat buruk.  

Mari kita lebih positif menanggapinya.  Saya akan bahas substansi issue-nya 
saja ( ilmiah-teknis) sesuai dengan bidang saya, seperti di bawah ini:

 

1.   Apakah benar wilayah Selat Sunda punya potensi gempa di atas magnitude 
8 (atau 8 SR-lah istilah populernya)?

Jawaban: Tentu saja! Silahkan tanya ke para ahli gempa (yang sungguhan) siapa 
saja di seluruh dunia.  Kita memang tidak tahu berapa besar gempa yang akan 
terjadi di “megathrust” Sunda, tapi tidak sulit kalo hanya menghitung potensi 
maksimumnya (= MCE – Maximum Credible Earthquake).  Potensi gempa sebanding 
dengan dimensi sumber gempa. Ukur saja panjang zona subduksi (megathrust) dari 
P. Enggano – Selat Sunda – Pangandaran) = 450 km (tidak salah juga kalau diukur 
sampai JaTim).  Lebar sumber gempa megathrust (bidang batas lempeng yang biasa 
lengket/locked) bisa sampai 150 km. Kecepatan relatif lempeng Hindia-Australia 
menunjam di zona subduksi Selat Sunda – Jawa Selatan = 6 cm/tahun.  Apakah 
gerak lempeng 6 cm/tahun ini semuanya diakumulasikan menjadi regangan tektonik 
(stress), artinya batas lempeng terkunci 100%, atau tidak, kita belum tahu 
karena belum ada penelitian/data-analisa-nya yang bagus untuk segmen Sunda.   
“Ellapsed time” bisa 300 tahun,bahkan 1000 tahun atau lebih (karena selama 300 
tahun terakhir tidak ada catatan ada gempa besar dalam sejarah -- selebihnya 
tidak ada data--- karena belum ada penelitiannya.

Besar “moment magnitude” (Mw) maximum di Selat Sunda = (Log Mo-16)/1.5   ( 
Hanks and Kanamori, 1971), Mo = u*(LengthxWidth)xDisplacement ; dimana u = 
3*10^11 dyne/cm^2, Length=450*10^5 cm, Width = 150*10^5 cm, Displacement 
(asumsi elapsed time = 500 tahun)= 500*6=3000 cm.Kalo dihitung maka 
hasilnya : Mw = 9.15 (=setara dengan gempa Aceh 2004).  Apabila kita asumsikan 
“locking” selat Sunda hanya 50 %, maka akumulasi slipna hanya= 500*6*0.5 = 1500 
cm, dan hitungan Mw = 9.0.  Apabila locking-nya 25%, Mw-nya = 8.7 (atau populer 
disebut 8.7 SR).

Catatan:  HERAN JUGA kalau ada instansi terkait atau “ahli kebumian kita” yang 
katanya meragukan potensi gempa Mw 8.7  ini.  Masa iya engga ngerti materi 
kuliah “earthquake geology 101” J

 

2.   Pernah terjadi gempa besar megathrust > 8SR di wilayah Jakarta di masa 
lalu? 

Jawaban:  TIDAK TAHU.  Kita hanya tahu pernah terjadi gempa besar yang 
kerusakannya serius, yaitu tahun 1699 (tidak tahu sumbernya di mana dan berapa 
magnitudenya), 1852 (intensitas gempa mencapai MMI 8-9 di wilayah Selat Sunda), 
1908 ( besarnya ~8SR tapi tidak diketahui apakah megathrust, Patahan Sumatra, 
atau patahan lainnya yang belum diketahui).  Data pre-historis gempa 
(paleoseismologi) tidak ada karena belum ada penelitiannya.

 

3.   Apakah isyu gempa  8.7SR yang dilontarkan Pak Andi Arief itu isyu 
baru? 

Jawaban:  Sama sekali tidak.  Sering saya lemparkan di berbagai seminar sejak 5 
tahun terakhir.  Bahkan sebulan lalu hal ini pernah saya presentasikan pada 
seminar jembatan Selat Sunda di PU. Pihak PU merespon bahwa hal ini sangat 
perlu diteliti lebih lanjut dan berjanji akan menghubungi saya untuk 
mendiskusikan follow-upnya, tapi belum ada kabar sampai sekarang.   Baru-baru 
ini ada juga mahasiswa Indonesia program S3 Tektonik Geodesi di Jepang yang 
coba-coba menghitung Moment Magnitude Segmen Sunda ini berdasarkan data 
pengukuran GPS yang ada, dan hasilnya sekitar 8.5 SR.  Analisa ini tentu masih 
sangat prelimineray karena data yang tersedia masih terlalu sedikit sehingga 
ibaratnya dia  mencoba menerka-nerka “binatang apa” dengan hanya meraba-raba 
pantatnya J 

 

4.   Apakah benar sudah banyak pemetaan dan  penelitian sumber dan potensi 
gempa di Indonesia (termasuk di Selat Sunda)?

Jawaban:  Saya kira  rekan-rekan IAGI-net sudah sangat mahfum bahwa penelitian 
ini masih sangat sedikit.  Ahli/penelitinya-pun sangat langka.  Silahkan sebut 
siapa saja ahli geologi/seismologi atau instansi yang benar-benar meneliti 
dengan serius sumber-sumber gempa dan  efeknya dan mempublikasikan hasilnya, 
khususnya untuk Selat Sunda.  

 

5.   Apakah Jakarta siap apabila ada goncangan gempa besar?  Apa yang akan 
terjadi kalau benar-benar terjadi?

Jawabannya:  Nah, itu dia masalahnya.  Respon dari isyu gempa 8.7 SR dan 
Kepanikan masyarakat serta “penyangkalan” dari beberapa instansi terkait 
mengindikasikan TIDAK SIAP.  Orang belum banyak yang ‘ngeh’ tentang potensi 
ini.   Kalau masyarakat sudah siap seharusnya menanggapi dengan biasa-biasa 
saja, seperti halnya masyarakat Jepang menghadapi potensi Gempa besar TOKAI 
atau masyarakat Los Angeles yang sudah lebih dari 15 tahun ‘menunggu-nunggu’ 
gempa  skala 8 SR di the big-bend San Andreas fault.   Instansi terkait kalau 
misalnya sudah (menjalankan tugasnya) meneliti potensi ini sehar

RE: [iagi-net-l] To Danny Hilman : Mampukah gempa Yogya memicu Lusi ?

2011-05-31 Thread Danny Hilman Natawidjaja
 diapain ya?

A:  Nah, seperti yang dibilang  ADB, Pak Kusumah, Pak Kendar, dan
kawan-kawan lain, yang urgent adalah bagaimana mencari solusi  masalah untuk
kepentingan orang banyak sekarang dan ke depan, termasuk memperkirakan
sampai kapan si LUSI ini bakalan orgasme terus dan apa dampaknya serta
bagaimana mengatasinya.   Tentu masalah proses dan penyebab si LUSI
menggeliat ini baiknya terus diteliti, tapi bukan untuk berpolemik cari
siapa yang salah, melainkan supaya kita jadi lebih mengerti tentang fenomena
ini sehingga akan lebih waspada dan tidak terulang lagi kejadiannya...
setuju?  

 

Q: Jadi, mungkin ya ada sesar aktif di wilayah Porong  ini?

A: Ha ha ha, iya mungkin.  Wilayah ini kan ada di ZONA LIPATAN KENDENG,
sedangkan dari Peta Geologi kelihatannya lipatan ini MENDEFORMASI LAPISAN
KUARTER tuh.  Bahkan ada indikasi di bawah struktur lipatan-lipatan ini ada
sesar-sesar anjaknya.  Jadi Jalur Kendeng ini struktur geologi yang POTENSI
AKTIF.  Harus diteliti apakah struktur Kendeng ini juga mendeformasi sedimen
Holosen dan Resen atau tidak?  Kalau benar, ya disebut  aktif.  Terus
mungkin bisa juga dilakukan pengukuran GPS dan studi paloseismologi, dll
untuk mengkaji lebih jauh

Q: Terus kalau ternyata KENDENG ini aktif jadinya gimana?

A: Jadinya bukan hanya masalah LUSI tapi berarti juga di bawah Kota Surabaya
yang persis di ujung Timur Jalur ini  bisa terdapat  "active blind
thrusts"... Kemudian kalau melihat panjang Jalur Kendeng yang mencapai
seratus kilometer lebih panjangnya berarti potensi gempanya juga besaar

Q: Wuaduuh... Kok malah jadi nakut-nakutin nih!  Masalah ancaman gempa besar
untuk Kota Jakarta belum selesai sudah bikin isyu baru di Surabaya... gimana
seeh.  Gimana kalau benar-benar terjadi gempa besar ,  nanti "sudah jatuh
ketimpa tangga" dong

A:  Makanya kalo jatuh cepet bangun dan lebih siaga, jangan uyek-uyekan
terus di situ J 

 

Sekian duluApabila rekan-rekan punya data-data yang lebih konkrit
silahkan dibuka supaya dialognya bisa berlanjut dan lebih Mak Nyus.

 

Wassalam

DHN

 

From: Sunu Praptono [mailto:sunu.prapt...@gmail.com]  
Sent: Tuesday, May 31, 2011 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] To Danny Hilman : Mampukah gempa Yogya memicu Lusi
?(was Re: [iagi-net-l] Andang Protes)

 

Kayaknya pendekatan Pak LL ini yang menghasilkan kesimpulan bahwa gempa
Yogya "terlalu kecil" untuk mengetarkan Lusi pada peneliti terdahulu yang
dikutip Tingay. Tapi ga pa-pa dibahas di sini untuk penambahan pengetahuan
kita bersama. Maaf mungkin forumnya juga lebih cocok di HAGI ya, akan lebih
banyak yang nyamber topik ini.

Dalam presentasinya Amanda membandingkan sederetan kejadian gempa dan
aktivasi venting system di Amrik sana yang dirangkum oleh Pak AHS, yang
diinduksi oleh gempa relatif besar pada jarak yang lebih jauh dari pada
Lusi-Bantul. Juga dia menyoroti deretan waktu kejadian antara gempa Bantul,
erupsi merapi, Lusi dan erupsi Semeru dan menyoroti kemiripan kedua
sirkumstansi itu.

Sebenarnya yang saya ingin dari Pak DHN adalah komentar seberapa benar
analisa Clarke dan data yang dia ungkapkan apakah valid atau tidak, dan
apakah pendapat itu hanya milik Clarke seorang atau memang sudah menjadi
pendapat umum di antara para ustad gempa di sana.

Salam,

Sunu. 




2011/5/31 Leonard Lisapaly 

Ok, thanks. Nanti saya lihat.

 

LL

 

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, May 31, 2011 1:23 PM


To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: Re: [iagi-net-l] To Danny Hilman : Mampukah gempa Yogya memicu Lusi
?(was Re: [iagi-net-l] Andang Protes)

 

2011/5/31 Leonard Lisapaly 

Ada yang punya fault plane solution-nya gempa di Yogya yang diduga menjadi
pemicu?

 

Saya bisa run quick ray tracing untuk memodelkan bahwa pengaruh gempa bisa
mencapai Sidoardjo.

 

LL

 

Fault planenya ada bermacam-macam Pak Leo.
Sudah saya dokumentasikan paling tidak ada 8 jenis fault yang mirip maupun
berbeda-beda ... hayoook ! 
silahkan disimak ada di dua tulisan sini :


1. Patahan Opak
<http://rovicky.wordpress.com/2010/08/22/patahan-opak-yang-unik/>  Yang Unik


2.
<http://rovicky.wordpress.com/2010/08/22/2010/08/25/patahan-opak-yang-unik-2
-yang-mana-penyebab-gempa-itu/>  Patahan Opak Yang Unik - 2 (Yang mana
penyebab gempa itu?)

Tapi jelas bukan saya yang mesti nganalisa, lah aku ntar didamprat sama para
"ahli"-nya

RDP

 



RE: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia

2011-07-07 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Masalah asal muasal kita memang selalu dan memang seharusnya menjadi minat kita 
untuk lebih tahu.

Bagi saya tidak ada pertentangan antara agama dan sains. “Pertentangan” itu 
semata mata karena kita belum mengerti.  Ilmu pengetahuan kita dan juga 
pemahaman kita akan kitab-kitab suci memang sangat terbatas.

Barangkali saya bisa ketengahkan beberapa pokok pikiran iseng dalam obrolan 
ngalor-ngidul ini:

1.   Kalau diskusi tentang “evolusi” harus lebih spesifik sehingga tidak 
blunder.  Evolusi alam semesta – sudah tidak terbantahkan secara sains (dari 
“the big-bang” sampai sekarang). Unsur asalnya satu, yaitu hydrogen, kemudian 
“berkembangbiak menjadi banyak unsure. Kita tahu juga isi dan rupa bumi 
berevolusi. Tektonik lempeng tidak ada sejak awal.  Demikian juga mahluk hidup 
berevolusi dari mahluk bersel-satu yang sederhana sampai yang bersel banyak dan 
rumit dan ini mengalami berbagai kepunahan missal sampai kepada zaman peradaban 
kita, manusia.  Nah mungkin yang dimaksud oleh evolusi kita di sini adalah: 
”apakah benar manusia itu “diciptakan” dengan cara di-evolusikan dari mahluk 
yang lebih rendah (i.e. seperti sejenis kera)”?

2.   Suka atau tidak suka, asal muasal kita hanya ada dua pilihan: “hasil 
evolusi dari mahluk-apa-pun-yang lebih rendah sebelum mencapai “derajat 
manusia” atau “diturunkan” ke bumi sudah jadi manusia sempurna – alias kita ini 
“alien” kata Pak kartiko sih J  Apakah ada opsi lain?

3.   Mengurai dua hal di atas tentu tidak mudah karena data ilmiah yang ada 
masih sepotiong-sepotong, demikian juga “Info absolut” dari Tuhan via kitab 
suci juga sukar untuk dipahami (meskipun tentunya gampang saja kalau untuk 
ditafsirkan secara semaunya J ).  Mungkin yang lebih bisa kita uraikan di sini 
adalah KAPAN mulai ada manusia (seperti kita).  Manusia nenderthal mungkin 
belum manusia.  Homo Erectus yang sudah ada sejak 1.8 jt tahun katanya juga 
diragukan berkemampuan budi-pikiran seperti kita.  Katanya Homo Erectus berumur 
400 rb tahunan sudah punya volume otak seperti manusia modern. Homo Sapien, 
kalau saya tidak salah sudah ada sejak sekitar 200 rb tahun lalu.  Namun 
menurut seorang teman yang ahli dalam masalah ini, berdasarkan  penelitian baru 
sekitar 90 ribuan Homo Sapien ini mengalami satu “loncatan intelegencia” 
menjadi “pintar-beradab” ditandai dari mulai mengenal Tuhan.  Namun menurut 
kebanyakan literature baru sekitar setelah 50 rb tahunan  yang lalu banyak 
ditemukan artefak-artefak yang berkaitan dengan peradaban Homo Sapien ini.  
Jadi  bisa juga dibilang bahwa 50,000 BC adalah waktu munculnya peradaban 
manusia (modern).  Okay, singkat kata saya bisa bilang bahwa “ manusia modern” 
seperti kita baru muncul sekitar 50 – 90 rb tahun lalu.

4.   Yang sangat mengherankan, menurut mainstream dunia ilmiah, sampai 
10,000 tahun lalu manusia itu hidup dalam jaman batu (“stone age”).  Peradaban 
kita sekarang mulai tumbuh merayap sejak 10,000 tahun lalu itu.  IPTEK 
peradaban kita sekarang bahkan baru mulai berkembang pesat setelah Hukum Newton 
ditemukan (akhir abad 17 Masehi).  Jadi masa perkembangan IPTEK canggih kita 
sekarang sangat singkat, hanya ratusan tahun ! dibandingkan dengan keberadaan 
manusia sejak, at least, 50 rb tahun lalu itu.

5.   Ada beberapa hal yang bisa kita diskusikan:

a.   Apakah logis bahwa manusia ini hidup berpuluh-puluh ribu tahun lalu di 
muka bumi dalam zaman batu, seperti setengah binatang? Kalau iya, kok bisa? 
(katanya menurut fakta ilmiah, Homo Sapien sejak 90,000 rb-an tahun lalu itu 
kemampuan otak-nya sudah sama seperti kita sekarang)

b.  Ada seorang ahli paleoclimate, teman saya, yang memberikan alasan bahwa 
memang Climate bumi ini sampai 10,000 tahun lalu sangat tidak stabil (ekstrim) 
sehingga manusia tidak ada kans untuk bermasyarakat dan mengembangkan 
peradaban, selain hidup terlunta-lunta dari gua ke gua (he he he).  Katanya 
data-nya sangat solid.  Saya tidak ahli dalam masalah ini, tapi saya sangat 
meragukan hal ini karena dua hal: 1. Data paleoclimate itu kelihatannya 
kebanyakan diambil dari wilayah high latitude, jadi bisa saja wilayah 
khatulistiwa jauh lebih nyaman untuk hidup, 2. Mustahil manusia berakal seperti 
kita tidak cukup pintar untuk mengatasi apapun tantangan dari alam sekitarnya 
selama berpuluh ribu tahun.  

c.   Kalau kita ditanya orang  kapan“Adam dilempar” ke bumi di dalam 
Timeline perkembangan manusia ini?  Apa jawabannya yang paling masuk akal?  
Kalau menurut buku-buku di Gramedia sih Adam itu “diturunkan” sekitar 6000 
tahun lalu  (ha ha ha). Setahu saya Kitab Suci manapun tidak ada yang 
mengatakan timeline-nya ini.  Jangankan Adam, nabi-nabi setelahnya pun, seperti 
Nuh dan Sulaiman tidak ada data timeline-nya yang benar-benar bisa 
dipertanggungjawabkan (baik secara religious ataupun sains).

 

Sekian dulu, mohon dikoreksi kalau ada info yang kurang tepat.  Barangkali yang 
lebih ahli dalam bidang bersangkutan bisa urun rembug untuk memperkaya wawasan 

RE: [iagi-net-l] Gempa Singkawang (?)

2011-08-25 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Gempa di Singkawang ini memang cukup langka karena wilayah Kalimantan timur
adalah termasuk zona yang sangat rendah seismisitasnya (karena cukup jauh
dari batas lempeng).  Namun hal itu TIDAK berarti kalTim bebas gempa.
Mungkin tidak ada lokasi di dunia yang bisa dibilang benar-benar bebas gempa
(karena walau bagaimanapun pasti ada akumulasi strain juga meskipun sangat
perlahan-lahan).  Wilayah lain dengan kondisi geologi dan (aktif) tektonik
yang mirip atau se-level seismisitasnya dengan Singkawang adalah Benua
Australia dan Amerika bagian Timur.  Terbukti bahwa di Australia-pun cukup
banyak kejadian gempa yang tercatat bahkan ada yang mencapai skala magnitude
7.  Di Amerika Timur malah ada yang mencapai skala M 7.7 - M8.0 yaitu gempa
New Madrid tahun 1812.  Uniknya, hanya beberapa jam setelah gempa Singkawang
kemarin di wilayah Virginia (sebelah Timur New Madrid) juga terjadi gempa
dengan kekuatan M5.8.  Gempa Virginia yang cukup bikin geger Gedung Putih
itu dan gempa Singkawang dua-duanya termasuk gempa yang sangat langka.

Salam,
Danny

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Friday, August 26, 2011 10:09 AM
To: IAGI; Forum HAGI
Subject: [iagi-net-l] Gempa Singkawang (?)

Kmarin ada brita cukup aneh ttg gempa di Kalimantan (Singkawang, Pontianak).
Adakah penjelasan geologinya ?

Salam
Rdp

-- 
Sent from my mobile device

*"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"*



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...


Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
-



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Re: Gempa Singkawang (?)

2011-08-26 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Bung Rovicky,
Iya gempa betulan. Menurut BMKG gempa tektonik dangkal (hal ini bisa
dibedakan dari vulkanik dari analisa data seismiknya), kekuatannya M 4.8.
Lagian di wilayah situ engga ada gunung api kan?
Patahan gempanya bisa merupakan patahan muda (<1juta tahun) atau bisa juga
reaktifasi dari patahan tua.  Kita tidak ada data yang cukup untuk
menganalisanya.

Salam
Danny


-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Friday, August 26, 2011 1:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI
Subject: [iagi-net-l] Re: Gempa Singkawang (?)

Kang Danny,
Konfirmasi saja, jadi goyangan ini bisa dipastikan gempa. Nah apakah
tetonik atau vulkanik apakah dapat dipastikan. Misalnya patahan
dangkal atau gempa dalam. Atau mungkinkah itu merupakan paleo suture
yang terreaktifasi atau malah strain-stress lama yg lambat
terlepaskan.
Saya sepakat dg statement kang Danny, bahwa tidak ada tempat yg "bebas
gempa" didunia ini.

Btw, semalam ada acara di discovery ttg gempa2 dunia, trutama san
fransisco yg bencana dan korban utamanya justru akibat kebakaran gas
dimana air hydrant-nya terputus sewaktu gempa. Jadi ingat bahwa
goyangan tidak membunuh langsung tapi akibat2 sampingan yg perlu
dipikirkan. Termasuk longsoran, bendungan dll. Ini yg perlu kita
perhatikan.

Salam

Rdp

On 26/08/2011, Danny Hilman Natawidjaja  wrote:
> Gempa di Singkawang ini memang cukup langka karena wilayah Kalimantan
timur
> adalah termasuk zona yang sangat rendah seismisitasnya (karena cukup jauh
> dari batas lempeng).  Namun hal itu TIDAK berarti kalTim bebas gempa.
> Mungkin tidak ada lokasi di dunia yang bisa dibilang benar-benar bebas
gempa
> (karena walau bagaimanapun pasti ada akumulasi strain juga meskipun sangat
> perlahan-lahan).  Wilayah lain dengan kondisi geologi dan (aktif) tektonik
> yang mirip atau se-level seismisitasnya dengan Singkawang adalah Benua
> Australia dan Amerika bagian Timur.  Terbukti bahwa di Australia-pun cukup
> banyak kejadian gempa yang tercatat bahkan ada yang mencapai skala
magnitude
> 7.  Di Amerika Timur malah ada yang mencapai skala M 7.7 - M8.0 yaitu
gempa
> New Madrid tahun 1812.  Uniknya, hanya beberapa jam setelah gempa
Singkawang
> kemarin di wilayah Virginia (sebelah Timur New Madrid) juga terjadi gempa
> dengan kekuatan M5.8.  Gempa Virginia yang cukup bikin geger Gedung Putih
> itu dan gempa Singkawang dua-duanya termasuk gempa yang sangat langka.
>
> Salam,
> Danny
>
> -Original Message-
> From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
> Sent: Friday, August 26, 2011 10:09 AM
> To: IAGI; Forum HAGI
> Subject: [iagi-net-l] Gempa Singkawang (?)
>
> Kmarin ada brita cukup aneh ttg gempa di Kalimantan (Singkawang,
Pontianak).
> Adakah penjelasan geologinya ?
>
> Salam
> Rdp
>
> --
> Sent from my mobile device
>
> *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"*
>
>

> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>

> 
> Ayo siapkan diri!
> Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
> September 2011
>

> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
> email to: o...@iagi.or.id
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
> IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
> or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from
loss
> of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of
any
> information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>
>

RE: [iagi-net-l] Re: Gempa Singkawang (?)

2011-08-26 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Ya begitu Mba, cukup unik karena kejadian gempa di situ amat sangat jarang,
tapi belum terlalu special karena kekuatan/magnitude-nya kecil.  Kalau
gempanya M7 atau lebih besar mungkin baru bisa dibilang agak extra ordinary
karena di sejarah gempa dunia gempa dengan kekuatan besar yang terjadi pada
wilayah stable crust tidak banyak. 

Salam
Danny

-Original Message-
From: premonow...@gmail.com [mailto:premonow...@gmail.com] 
Sent: Friday, August 26, 2011 2:08 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Gempa Singkawang (?)

Pak Danny, Apakah gempa Singkw ini bisa dikategorikan an extraordinary
earthquake? Mgk ada klasifikasi lain. Tks atas penjelasannya
Sent from my BlackBerryR smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Fri, 26 Aug 2011 13:46:11 
To: ; Forum HAGI
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Re: Gempa Singkawang (?)
Kang Danny,
Konfirmasi saja, jadi goyangan ini bisa dipastikan gempa. Nah apakah
tetonik atau vulkanik apakah dapat dipastikan. Misalnya patahan
dangkal atau gempa dalam. Atau mungkinkah itu merupakan paleo suture
yang terreaktifasi atau malah strain-stress lama yg lambat
terlepaskan.
Saya sepakat dg statement kang Danny, bahwa tidak ada tempat yg "bebas
gempa" didunia ini.

Btw, semalam ada acara di discovery ttg gempa2 dunia, trutama san
fransisco yg bencana dan korban utamanya justru akibat kebakaran gas
dimana air hydrant-nya terputus sewaktu gempa. Jadi ingat bahwa
goyangan tidak membunuh langsung tapi akibat2 sampingan yg perlu
dipikirkan. Termasuk longsoran, bendungan dll. Ini yg perlu kita
perhatikan.

Salam

Rdp

On 26/08/2011, Danny Hilman Natawidjaja  wrote:
> Gempa di Singkawang ini memang cukup langka karena wilayah Kalimantan
timur
> adalah termasuk zona yang sangat rendah seismisitasnya (karena cukup jauh
> dari batas lempeng).  Namun hal itu TIDAK berarti kalTim bebas gempa.
> Mungkin tidak ada lokasi di dunia yang bisa dibilang benar-benar bebas
gempa
> (karena walau bagaimanapun pasti ada akumulasi strain juga meskipun sangat
> perlahan-lahan).  Wilayah lain dengan kondisi geologi dan (aktif) tektonik
> yang mirip atau se-level seismisitasnya dengan Singkawang adalah Benua
> Australia dan Amerika bagian Timur.  Terbukti bahwa di Australia-pun cukup
> banyak kejadian gempa yang tercatat bahkan ada yang mencapai skala
magnitude
> 7.  Di Amerika Timur malah ada yang mencapai skala M 7.7 - M8.0 yaitu
gempa
> New Madrid tahun 1812.  Uniknya, hanya beberapa jam setelah gempa
Singkawang
> kemarin di wilayah Virginia (sebelah Timur New Madrid) juga terjadi gempa
> dengan kekuatan M5.8.  Gempa Virginia yang cukup bikin geger Gedung Putih
> itu dan gempa Singkawang dua-duanya termasuk gempa yang sangat langka.
>
> Salam,
> Danny
>
> -Original Message-
> From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
> Sent: Friday, August 26, 2011 10:09 AM
> To: IAGI; Forum HAGI
> Subject: [iagi-net-l] Gempa Singkawang (?)
>
> Kmarin ada brita cukup aneh ttg gempa di Kalimantan (Singkawang,
Pontianak).
> Adakah penjelasan geologinya ?
>
> Salam
> Rdp
>
> --
> Sent from my mobile device
>
> *"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"*
>
>

> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>

> 
> Ayo siapkan diri!
> Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
> September 2011
>

> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
> email to: o...@iagi.or.id
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
> IAGI or its members be liable for any, includ

RE: [iagi-net-l] Gempa Cisarua Bandung Barat - dari Patahan lembang

2011-08-30 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Gempa di Cisarua tersebut tektonik.  Kemarin kami survey ke lokasi, ternyata
rumah-rumah yang rusak persis pada tebing Patahan Lembang yang berada di
depan Rumah Sakit Jiwa Cisarua-Cimahi (yang ada banyak menara
telekomunikasi-nya)  di Desa Jambudwipa.

Selamat Hari raya Iedul Fitri, Mohon Maaf lahir dan bathin

Salam,
danny

-Original Message-
From: asikin_suken...@yahoo.com [mailto:asikin_suken...@yahoo.com] 
Sent: Monday, August 29, 2011 7:48 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa Cisarua Bandung Barat

Hanya menambahkan bahwa saya di Graha Puspa, dimana rumah saya langsung
berhadapan dg sesar Lembang, merasakan getarannya walau tidak begitu kuat
(Sukendar A) 
Sent from my BlackBerryR smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!

-Original Message-
From: "yahdi zaim" 
Date: Mon, 29 Aug 2011 12:42:48 
To: 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Gempa Cisarua Bandung Barat

Rekans,
Berita running news di Metro TV malam ini memberitakan:"103 Rumah rusak
akibat Gempa di Cisarua Bandung Barat". Tidak jelas gempa tektonik via sesar
Lembang atau gempa volkanik dari aktivitas Gn.Tangkubanperahu?
Adakah yg punya berita dgn data lebih lengkap&akurat?
SELAMAT IDUL FITRI 1432 H,
Taqabalallahu minna wa minkum
Minalaidin wal faizin,
Mohon maaf lahir batin

Wslm,
Zaim
Geologi FITB
Powered by Telkomsel BlackBerryR



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Email removal

2011-09-05 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Bagaimana caranya ya?  Mohon Pak Admin memberikan arahan.

 

Terimakasih

Danny

 

From: mbatack [mailto:mbat...@yahoo.com] 
Sent: Monday, September 05, 2011 12:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Paulus Tangke Allo
Subject: [iagi-net-l] Email removal

 

Rekans,
Kalau dicermati, beberapa bulan terakhir ini semakin banyak member yang
minta di un-subscribe dan mendaftarkan email address yang lain. 
Bisakah kedepannya request seperti ini dikirimkan langsung ke admin mailing
list saja, jangan melalui iagi-net?
Salam,
Bambang

 

  _  

From: Sihol Edison 
To: "iagi-net@iagi.or.id" 
Sent: Mon, September 5, 2011 9:27:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] mohon bantuan pak admin

Pak Admin,

 

Mohon juga di remove alamat email saya saat ini dan di add kan alamat email
yang baru : sihol_edison.sito...@yahoo.co.id.

 

Salam,

 

Sihol Edison

 

From: Wahyuni Tri Sundari 
To: "iagi-net@iagi.or.id" 
Sent: Monday, September 5, 2011 9:42 AM
Subject: [iagi-net-l] mohon bantuan pak admin

Selamat pagi, pak admin saya mohon bantuan untuk meremove email account saya
wahyuni.sund...@pertamina.com karena saya sudah ada milis iagi di email
yahoo saya.
Saya sudah coba pakai unsubscribe namun belum berhasil.

Untuk bantuannya saya ucapkan banyak terimakasih.

Salam,

Wahyuni Tri Sundari
G&G Eksplorasi KTI-Matindok
PT.Pertamina EP
Standard Chartered Building, 23rd Floor
Jl. Prof. Dr. satrio Kav. 164 Jakarta - Indonesia
Telp. 021-5789 3463
* This message may contain confidential and/or privileged information.
If you are not the addressee or authorized to receive this for the
addressee, you must not use, copy, disclose or take any action based on this
message or any information herein. If you have received this communication
in error, please notify us immediately by responding to this email and then
delete it from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the
proper and complete transmission of the information contained in this
communication nor for any delay in its receipt. *



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...


Ayo siapkan diri!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id/
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
-






RE: [iagi-net-l] Sesar Lembang Bergerak: IAGI/HAGI Jangan Diam Saja!

2011-09-07 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Tentu tidak akan terlihat ada displacement (i.e. slip/pergerakan patahan) 
karena cuma bikin "ngabirigidig" belum "ngajengkang" :-)
Mungkin maksud Pak Budi adalah tidak ada displacement DI PERMUKAAN.

Prinsipnya kalau ada gempa tentu HARUS ada displacement.  Besar displacement 
sebanding dengan besar kekuatan gempa.  Kalaqu gempanya kecil tentu 
displacement-nya juga kecil.  Gempa yang hanya tiga koma sekian (< M4) seperti 
yang terjadi di Cisarua hanya sebanding dengan luas "rupture" 1 km2 dan 
displacement 1-2 cm saja.  
Ini bisa diperkirakan dari rumus "moment magnitude" gempa:
Mo = myu x A(rupture area) x D(displacemen; my ~ 3*10^11 dyne/cm2, 
Magnitude gempa= Mw = (Log Mo-16.05)/1.5
Jadi kalau  A = 1 km2 dan D= 2cm, maka magnitude gempa M = 3.8  (=3.8SR)

Gempa di bawah Magnitude 5 sangat jarang yang bidang rupture-nya sampai ke 
permukaan. jadi wajar saja kalau tidak terlihat.

Metoda In-SAR umum dlakukan dalam penelitian tektonik aktif dan memang baik 
untuk dipakai mengukur wilayah rupture dan displacement tapi resolusi In-SAR 
itu sekitar 12cm.  Jadi harus gempa yang magnitudenya di atas 6.5 
(=displacement lebih dari 12cm) yang dapat diukur dengan In-SAR.

Salam
Danny

-Original Message-
From: Budi Brahmantyo [mailto:bud...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Wednesday, September 07, 2011 11:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Sesar Lembang Bergerak: IAGI/HAGI Jangan Diam Saja!

Waktu saya cek ke lapangan tgl 30 Agst 2011, memang banyak penduduk yang
merasakan bergerak vertikal (seperti ngabirigidig katanya dalam Bhs
Sunda). Tapi pengamatan saya pada gawir sesar di Muril dg kemiringan
lereng 25 - 30 derajat, bahkan longsoran tebing pun tidak terjadi. Tanah
retak tidak teramati dan tidak ada yg melaporkan. Jadi kecil sekali
kemungkinan adanya displacement.

Salam,
BB



> Apakah di daerah ini setelah gempa terjadi displacement yang berarti pada
> bidang sesar Lembang ini?
> Seorang saksi yang mengalami gempa ini menceritakan bahwa gempa ini
> dirasakan sebagai gerakan vertikal atau terjadi amblasan.
> RPK
>
> - Original Message -
> From: "irwan Meilano" 
> To: 
> Sent: Wednesday, September 07, 2011 12:12 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Sesar Lembang Bergerak: IAGI/HAGI Jangan Diam
> Saja!
>
>
> Yth pak Koesoemadinata
> berdasarkan survei yang kami lakukan kluster kerusakan
> ada pada koordinat 107.5539BT 6.8129LS,
> informasi BMKG mengenai gempa ini bisa didapatkan di
> http://www.bmg.go.id/gempadirasakan.bmkg?Jenis=URL&IDS=0261154091982197426
>
> Pak Andang, terimakasih pak untuk insightnya,
> dan salut untuk pak Budi untuk konsistensinya.
>
> Punten pak Budi saya tidak bisa ikut ke Cisarua karena
> sedang tidak ada di Bandung.
>
> Betul pak, gempa di Muril hari minggu lalu menjadi warning bagi kita
> semua.
> Sebelumnya terdapat gempa juga di sisi timurnya pada tanggal 22 Juli 2011,
> dengan magnitude 2,9 . Kemudian mahasiswa kami yang mendapat izin
> untuk menganalisis data jaringan kegempaan di Bandung yang dikelola
> badan geologi, juga mendapatkan gempa-gempa dengan s-p yang sangat
> pendek dengan magnitudo lebih kecil M2 di utara Bandung.
>
> Setuju pak, sebagai komplemen yang telah dilakukan para pakar kegempaan
> perlu ada upaya sistematis yang melibatkan juga peneliti sosial.
>
> Belajar dari gempa Muril lalu, dengan magnitud yang kecil
> kerusakannya sudah signifikan dan yang lebih penting lagi yaitu
> masyarakat betul-betul tidak berdaya sehingga tidak mampu
> untuk bounce-back, bangkit kembali dengan kemampuan sendiri
> pada saat terkena gangguan (bencana).
> Yang menunjukan social-capital mereka sangat lemah.
>
> salam,
> irwan meilano
>
> 2011/9/7 Budi Brahmantyo :
>> Terima kasih mas Yayang atas tulisan ini.
>>
>> Satu hal yang paling mengkhawatirkan dari kunjungan saya 30 Agustus 2011
>> -- (saya lebarannya 31 Agustus :) -- ke Kp. Muril dan Tugu yang paling
>> parah: kebanyakan rumah selain berada di lereng gawir sesar (Muril pada
>> footwall, Tugu pada hangingwall; dg asumsi sesar normal miring ke
>> utara),
>> juga kualitas bangunan yang buruk. Rumah-rumah tanpa tiang besi-beton dg
>> kualitas adukan/semen yang rendah. Itulah yg membuat 103 rumah
>> retak-retak
>> hanya dg sekitar 3 detik pada 3.3 SR.
>>
>> Inya Allah dalam waktu dekat, atas ajakan Koran Pikiran Rakyat (PR),
>> KRCB
>> diminta untuk diskusi dan sosialisasi di Kec. Cisarua. Selain memberikan
>> sedikit sisi ilmiah Sesar Lembang, saya usul ke PR agar lebih ditekankan
>> kepada klinik arsitektur. Maka nanti yang berbicara salah satunya adalah
>> Ir. Iwan Darmasetiawan (arsitek anggota KRCB) selain saya (PR yang
>> memang
>> meminta saya, walaupun saya mengajukan ahli geologi yg kompeten thd
>> gempa), dan saya usulkan juga dari BPBD Jabar (biasanya di detik2
>> terakhir
>> tidak hadir hehehe.. seperti bbrp bulan lalu dg GEA di Ciater).
>>
>> Jika IAGI bisa ikut hadir, alangkah baiknya, walaupun tidak sbg
>> pembicara,
>> tetapi dukungan IAGI akan membuat IAGI dekat di masyarakat (tentu saya
>> a

RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-02 Thread Danny Hilman Natawidjaja
He he he, kalo ahli tsunami tapi bule yang  ikut-ikutan meneliti gunung api 
didukung  ya Pak ...  J Saya mancing aja kok; Setuju banget, jangankan masih 
geologist yang neliti gunung api, orang yang nemuin konstruksi cakar ayam aja 
ahli mesin bukan sipil.

Saya kebetulan menemukan signal erupsi Tambora tahun 1815 itu di cora rings 
karena waktu itu sedang menganalisa Gempa raksasa tahun 1797 dan 1833 di 
Mentawai.  Nah diantaranya ada sinyal/anomali aneh diantaranya  tahun 1815 dan 
ternyata dari abu tambora.  Saya sekarang sedang meneliti gempa besar dalam 
abad 13 di Mentawai (sudah punya banyak sekali sampel koral dari abad 13), 
siapa tahu nanti ketemu bukti letusan gunung api tahun 1258 itu.  Susahnya 
untuk itu perlu analisa isotop  yang cukup  intensif dan kita di sini engga 
punya lab. yang bagus.

 

Salam

DHN

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 03 Juli 2012 12:13
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Ya Danny, tlg confirm dengan coral reef ini kan bidang keahlian anda, 
kontribusi anda sangat kita perlukan. Meskipun Lavigne bukan volcanologist 
temuannya wajib kita apresiasi. Saya ingat Haroun Tassief yg bukan 
volcanologist, tapi dokumentasinya banyak di apresiasi oleh para volcanologist 
dunia.

Selamat berburu koral berumur abat 13.

Salam,

YSY

 

From: danny.hil...@gmail.com [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Saturday, June 16, 2012 10:12 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 


Di artikel itu disebutkan ada data treering dan historical record di seluruh 
dunia, jadI wajar saja kalo akurasinya bisa 1-2 tahun. Yang dperdebatkan adalah 
gunung yang mana?
Surprise juga kalo G Rinjani yg meletus kita yang punya gunung ga tahu, malah 
orang luar yg nemukannya. Padahal seharusnya ada dalam sejarah (masa 
Majapahit). Bagaimana impact-nya ke masyarakat/kerajaan waktu itu ya?
Kalo benar Rinjani, satu fakta nyata kita sangat sedikit mempelajari sejarah 
dan bencana2 di massa lalu.

Saya akan cari juga di data coral rings sekitar tahun itu, sisapa tahu ada 
sesuatu. Yg jelas data erupsi Tambora 1815 terlihat jelas pada rekaman koral.

Frank Lavigne itu rasanya bukan volcanologist. Dia dulu ikut studi tsunami Aceh 
dan membuat film dan animasi yg bagus. Dia istrinya orang Jogya klo ga salah.

Salam
DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

  _  

From: Franciscus B Sinartio  

Date: Sat, 16 Jun 2012 05:42:53 -0700 (PDT)

To: iagi-net@iagi.or.id <mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id> 


ReplyTo:  

Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

wah hebat ya dating system nya sampai tahu thn nya dengan ketepatan 2 tahun  
(1257 atau 1258).

lah kalau ngak salah katanya saat itu Gunung Toba yang meledak?

 

 

fbs

 

 

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: IAGI ; "geologi...@googlegroups.com" 
 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:31 PM
Subject: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung mana ya ?

 

Rdp

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano_mystery_may_be_solved

 


13th Century Volcano Mystery May Be Solved - Science News


SELFOSS, Iceland — One of the biggest mysteries in volcanology may finally have 
a solution. An eruption long thought to have gone off in the year 1258, 
spreading cooling sulfur particles around the globe, happened the year before 
in Indonesia, scientists report.

Until now, researchers have known a big volcano went off somewhere in the world 
around that time, but they didn’t know exactly where or when.

The new report still remains something of a mystery. Franck Lavigne, a 
geoscientist at Panthéon-Sorbonne University's Laboratory of Physical Geography 
in Meudon, France, showed data and close-up photographs of the remains of the 
perpetrator volcano on June 14 at an American Geophysical Union conference on 
volcanism and the atmosphere. But he declined to name the specific volcano, 
saying he had agreed with his international colleagues not to identify it until 
the work is published in a peer-reviewed journal.

“We have new and solid evidence for the biggest volcanic eruption in 7,000 
years,” Lavigne said.

Consensus in the meeting hallways was that he showed pictures of Indonesia. 
Lavigne would say only that Indonesia has more than 130 active volcanoes.

Scientists know a big eruption must have happened in the mid-13th century 
because ice cores from Greenland and Antarctica dating to that time contain 
huge amounts of sulfur. Tree rings, historical records and other evidence also 
show that the planet cooled soon thereafter. Big volcanic eruptions can spew 
sulfur particles into the upper atmosphere, where they spread around the globe 
and reflect sunlight, temporarily chilling the planet.

Leading ca

RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-02 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Salah besar pak.

Culpritnya memang Rinjani.  Bisa dilihat di:

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano
_mystery_may_be_solved

 

http://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Rinjani

 

http://volcano.oregonstate.edu/aggregator/sources/9

 

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 03 Juli 2012 12:05
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

He… geodukun lagi?

YSY

 

From: abacht...@cbn.net.id [mailto:abacht...@cbn.net.id] 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:48 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung Rinjani, Vick.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari  

Date: Sat, 16 Jun 2012 19:31:05 +0700

To: IAGI; geologi...@googlegroups.com



ReplyTo:  

Subject: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung mana ya ?

 

Rdp

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano
_mystery_may_be_solved

 


13th Century Volcano Mystery May Be Solved - Science News


SELFOSS, Iceland — One of the biggest mysteries in volcanology may finally
have a solution. An eruption long thought to have gone off in the year 1258,
spreading cooling sulfur particles around the globe, happened the year
before in Indonesia, scientists report.

Until now, researchers have known a big volcano went off somewhere in the
world around that time, but they didn’t know exactly where or when.

The new report still remains something of a mystery. Franck Lavigne, a
geoscientist at Panthéon-Sorbonne University's Laboratory of Physical
Geography in Meudon, France, showed data and close-up photographs of the
remains of the perpetrator volcano on June 14 at an American Geophysical
Union conference on volcanism and the atmosphere. But he declined to name
the specific volcano, saying he had agreed with his international colleagues
not to identify it until the work is published in a peer-reviewed journal.

“We have new and solid evidence for the biggest volcanic eruption in 7,000
years,” Lavigne said.

Consensus in the meeting hallways was that he showed pictures of Indonesia.
Lavigne would say only that Indonesia has more than 130 active volcanoes.

Scientists know a big eruption must have happened in the mid-13th century
because ice cores from Greenland and Antarctica dating to that time contain
huge amounts of sulfur. Tree rings, historical records and other evidence
also show that the planet cooled soon thereafter. Big volcanic eruptions can
spew sulfur particles into the upper atmosphere, where they spread around
the globe and reflect sunlight, temporarily chilling the planet.

Leading candidates for the 1258 eruption have included Mexico’s El Chichón,
which also erupted in 1982, and Quilotoa in the Ecuadorean Andes. But the
chemical composition of rocks from those volcanoes, among other factors,
don’t really match the 1258 sulfur from ice cores.

At the meeting, Lavigne showed geochemical analyses of rocks from his
mystery volcano. They matched the chemistry of the polar sulfur almost
perfectly. The rocks come from a caldera, the collapsed remains left behind
after a large volcanic eruption drains an underground magma chamber.

Newly unearthed historical records and other evidence show that climate
changes were already happening in the region by the winter of 1257-1258,
Lavigne said. “We think the eruption may have been in the late spring or
summer of 1257,” he said. That’s nearly a year earlier than previously
thought.

Computer simulations suggest the eruption sent pumice flying into the air
more than 40 kilometers high, showering debris for tens of kilometers
around. The eruption would have ranked a 7 on the volcanic explosivity scale
that measures an eruption’s magnitude. That scale tops out at 8.

Still, volcanologists have spent decades looking for the source of the
1257/1258 eruption. It’s not yet clear whether Lavigne will be able to
marshal enough evidence to convince everyone else.

 



-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-06 Thread Danny Hilman Natawidjaja
(dan juga Rinjani?).  

Danny, jangan tersinggung kalau saya ber-opini keras terutama yang
menyangkut bidang saya, inilah gunanya sharing pengetahuan.

Salam,

Yatno (YSY).

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, July 03, 2012 1:40 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Salah besar pak.

Culpritnya memang Rinjani.  Bisa dilihat di:

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano
_mystery_may_be_solved

 

http://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Rinjani

 

http://volcano.oregonstate.edu/aggregator/sources/9

 

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 03 Juli 2012 12:05
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

He… geodukun lagi?

YSY

 

From: abacht...@cbn.net.id [mailto:abacht...@cbn.net.id] 
Sent: Saturday, June 16, 2012 7:48 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung Rinjani, Vick.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari  

Date: Sat, 16 Jun 2012 19:31:05 +0700

To: IAGI; geologi...@googlegroups.com
<mailto:geologi...@googlegroups.com%3cgeologi...@googlegroups.com>


ReplyTo:  

Subject: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

 

Gunung mana ya ?

 

Rdp

 

http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_volcano
_mystery_may_be_solved

 


13th Century Volcano Mystery May Be Solved - Science News


SELFOSS, Iceland — One of the biggest mysteries in volcanology may finally
have a solution. An eruption long thought to have gone off in the year 1258,
spreading cooling sulfur particles around the globe, happened the year
before in Indonesia, scientists report.

Until now, researchers have known a big volcano went off somewhere in the
world around that time, but they didn’t know exactly where or when.

The new report still remains something of a mystery. Franck Lavigne, a
geoscientist at Panthéon-Sorbonne University's Laboratory of Physical
Geography in Meudon, France, showed data and close-up photographs of the
remains of the perpetrator volcano on June 14 at an American Geophysical
Union conference on volcanism and the atmosphere. But he declined to name
the specific volcano, saying he had agreed with his international colleagues
not to identify it until the work is published in a peer-reviewed journal.

“We have new and solid evidence for the biggest volcanic eruption in 7,000
years,” Lavigne said.

Consensus in the meeting hallways was that he showed pictures of Indonesia.
Lavigne would say only that Indonesia has more than 130 active volcanoes.

Scientists know a big eruption must have happened in the mid-13th century
because ice cores from Greenland and Antarctica dating to that time contain
huge amounts of sulfur. Tree rings, historical records and other evidence
also show that the planet cooled soon thereafter. Big volcanic eruptions can
spew sulfur particles into the upper atmosphere, where they spread around
the globe and reflect sunlight, temporarily chilling the planet.

Leading candidates for the 1258 eruption have included Mexico’s El Chichón,
which also erupted in 1982, and Quilotoa in the Ecuadorean Andes. But the
chemical composition of rocks from those volcanoes, among other factors,
don’t really match the 1258 sulfur from ice cores.

At the meeting, Lavigne showed geochemical analyses of rocks from his
mystery volcano. They matched the chemistry of the polar sulfur almost
perfectly. The rocks come from a caldera, the collapsed remains left behind
after a large volcanic eruption drains an underground magma chamber.

Newly unearthed historical records and other evidence show that climate
changes were already happening in the region by the winter of 1257-1258,
Lavigne said. “We think the eruption may have been in the late spring or
summer of 1257,” he said. That’s nearly a year earlier than previously
thought.

Computer simulations suggest the eruption sent pumice flying into the air
more than 40 kilometers high, showering debris for tens of kilometers
around. The eruption would have ranked a 7 on the volcanic explosivity scale
that measures an eruption’s magnitude. That scale tops out at 8.

Still, volcanologists have spent decades looking for the source of the
1257/1258 eruption. It’s not yet clear whether Lavigne will be able to
marshal enough evidence to convince everyone else.

 



-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di Indonesia ?

2012-07-19 Thread Danny Hilman Natawidjaja
ut 
> never revealed what volcano it was! What harm could come from Lavigne 
> revealing his location before the article is published, especially if 
> he is willing to show data that supposedly correlates the sulfate and 
> ash composition in the polar record with the terrestrial record of the 
> mystery volcano? Overall, this is shocking behavior for a geologist at 
> a large meeting such as this – people commonly discuss data and 
> information that has not be published yet, so why Lavigne chose to do 
> this is beyond me (unless you want to think theatrics are part of the 
> rationale).
>
> The consensus of people at the meeting (N.B., I am not at the meeting) 
> is that the mystery volcano is in Indonesia. Lavigne wouldn’t confirm 
> or deny this assessment, but it got me thinking – what might a 
> contender be for a caldera eruption in Indonesia during the 13th 
> century. Indonesia is filled with volcanoes, and as I mentioned a few 
> weeks back when I discussed a recent study by Salisbury and others 
> (2012), we really don’t have a lot of good ages for Indonesian 
> eruptions prior to ~1800 A.D. However, one very likely candidate might 
> be the ~6 x 8.5 km Rinjani caldera. Rinjani hosts a caldera that may 
> have formed in the 13th century, so it not only fulfills the role of 
> being a large eruption but also falls within the right century.
> We don’t have any good ages for the caldera eruption beyond some 
> charcoal dated at 1210-1260 A.D. However, with the evidence that 
> Lavingne’s volcano is in Indonesia and how little we know about the 
> caldera eruption at Rinjani, it makes sense that Rinjani could be an 
> excellent candidate for an eruption that could be matched with the 
> polar sulfate and ash.
>
> At this point, all we can do is wait for Lavigne’s study to be 
> published, but we might be able to narrow the search for the 1257-58 
> eruption to Indonesia – and even to a target caldera that might be the 
> weapon of choice.
>
>
>
>
>
>
>
> From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
> Sent: 06 Juli 2012 15:23
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di 
> Indonesia ?
>
>
>
> Rekan Danny,
>
> Gak peduli Bule atau Melayu, kalo statement nya (maaf) terlalu berani 
> dan menurut saya (terbatas pada disiplin ilmu yang saya tekuni) kurang 
> logis ya saya akan berikan opini. Contohnya ini: G. Rinjani meletus 
> dengan skala letusan 7 pada abat 13 Begitu bodohnya orang 
> Indonesia pada waktu itukah, sehingga sama sekali tidak ada catatan 
> mengenai peristiwa alam begitu dahsyatnya? Misal dalam Babat Tanah 
> Jawi atau legenda rakyat dan sejenisnya (barangkali Awang Satyana bisa 
> memberi pencerahan krn koleksi bukunya luar biasa, sebagai referensi). 
> Kedua, tidak ada catatan dari Direktorat Volkanologi yang pernah saya 
> baca dan dengar mengenai super erupsi Rinjani pada abat tersebut? 
> Ketiga, data yang kita lihat lewat satelit dapat memperlihatkan berapa 
> ukuran kaldera dari G Rinjani ini yang diakibatkan super erupsi ini? 
> Kalau melihat ukuran kalderanya mungkin Kaldera Tengger lebih prospek 
> jadi kandidatnya (hanya melihat ukuran kaldera), tapi saya tidak tahu 
> apakah Dir Volk kita sudah punya data umur kapan terbentuknya kaldera 
> Tengger (dan juga Rinjani?).
>
> Danny, jangan tersinggung kalau saya ber-opini keras terutama yang 
> menyangkut bidang saya, inilah gunanya sharing pengetahuan.
>
> Salam,
>
> Yatno (YSY).
>
>
>
> From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
> Sent: Tuesday, July 03, 2012 1:40 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di 
> Indonesia ?
>
>
>
> Salah besar pak.
>
> Culpritnya memang Rinjani.  Bisa dilihat di:
>
>
>
> http://www.sciencenews.org/view/generic/id/341497/title/13th_century_v
> olcano
> _mystery_may_be_solved
>
>
>
> http://en.wikipedia.org/wiki/Mount_Rinjani
>
>
>
> http://volcano.oregonstate.edu/aggregator/sources/9
>
>
>
>
>
> From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
> Sent: 03 Juli 2012 12:05
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di 
> Indonesia ?
>
>
>
> He… geodukun lagi?
>
> YSY
>
>
>
> From: abacht...@cbn.net.id [mailto:abacht...@cbn.net.id]
> Sent: Saturday, June 16, 2012 7:48 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Erupsi besar gunungapi, abad ke 13 di 
> Indonesia ?
>
>
>
> Gunung Rinjani, Vick.
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>   _
>
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
>
> Date: Sat,

RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Thread Danny Hilman Natawidjaja
e geolistrik yang beliau interpretasikan sebagai bentukan vulkanik
adalah dari kedalaman 15 meter ke bawah ini.  Yang perlu dilakukan ke depan
adalah mencari bukti yang lebih solid bahwa bagian ini adalah natural or
manmade dengan survey bawah permukaan yang lebih intensif (+ bor mungkin).
Bukan memberikan final judgement yang 'mblunder'  lalu membiarkannya
"unresolved".  Sayang sekali kalau misalnya ternyata ada heritage yang
luarbiasa dikedalaman itu.  Hard to believe memang, but who knows.  Live is
a mistery.   Gunung Padang masih open book.

 

Salam heolohi

DHN

Koord.Tim Penelitian Terpadu Mandiri G.Padang

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: 29 Juli 2012 21:11
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

On Sunday, July 29, 2012, wrote:

Wah, Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak.
Tadi engga nonton ya Pak? 

 

Yaang bisa saya share, ktika menyimak sambil ngantuk dan lapar, sorry kalau
salah kutip.

 

Team mandiri bencana purba, paleo disaster Kang Danny Hilman, Kang Adb dkk
menduga adanya bangunan lain dibawah punden berundak G Padang. Sudah
melakukan study dengan metode geolistrik, georadar dan sampling pengeboran. 

Punden berundak ini diinterpretasi ulang oleh Arsitek Purajatnika sebagai
sebuah bangunan pemujaan berteras 5. Dan juga ada spekulasi bentuk mirip
Pyramid dalam evaluasi dari segi arsitektur bangunan.

Dugaan adanya bangunan dibawah Punden Berundak G Padang ini disambut oleh
para ahli arkeologi (ali akbar) sebagai sesuatu yang menarik utk disimak
kembali. Ini yg menarik buat saya, bagaimana sekelompok geologist mampu
memberikan "iming2" pada arkeolog untuk menyimak, meneliti dan menyelidiki
kembali temuan-temuannya. 

Pak ADB mengulang lagi bahwa adanya dugaan peradaban maju di Jawa atau
Nusantara yg tumbuh tenggelam akibat hantaman bencana. Keanehan selama ini
yg diungkapkan ADB antara lain mengapa sejarah Jawa atau sejarah Nusantara
dimulai abad ke empat. Lah sebelumnya kemana ? Apakah hancur oleh bencana
dan terkubur ?

 

Sebagai info pendapat lain pernah diungkapkan Prof Dr Sutikno Bronto, bahwa
penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik ini
bukan bangunan buatan manusia tetapi bangunan alamiah produk vulkanik. Ini
diungkap Prof Sutikno bronto dalam acara IAGI evening Talk. 

 

Mana yg bener ? 

Sependek pengetahuan saya masih belum ada yg bisa menyimpulkan secara fisis.


 

Tentang muatan dan penggiringan atau pengalihan opini silahkan dilihat dan
disimpulkan sendiri apakah itu spekulasi, hipotesa, atau dugaan hasil
interpretasi data atas munculnya berita di media. 

Salam penasaran.

 

Rdp



-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Tentu Pak Bandono, sudah sering kami presentasikan kok, tidak rahasia.
Nanti kalau kita ketemu, atau silahkan main-main ke geotek J

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 29 Juli 2012 21:18
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Ooo, makasih pak RDP.
Katanya ada data2 dar teamnya kang DannyN apa boleh lihat datanya?
Salam. 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari  

Date: Sun, 29 Jul 2012 21:11:17 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id <mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id>


ReplyTo:  

Subject: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

On Sunday, July 29, 2012, wrote:

Wah, Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak.
Tadi engga nonton ya Pak? 

 

Yaang bisa saya share, ktika menyimak sambil ngantuk dan lapar, sorry kalau
salah kutip.

 

Team mandiri bencana purba, paleo disaster Kang Danny Hilman, Kang Adb dkk
menduga adanya bangunan lain dibawah punden berundak G Padang. Sudah
melakukan study dengan metode geolistrik, georadar dan sampling pengeboran. 

Punden berundak ini diinterpretasi ulang oleh Arsitek Purajatnika sebagai
sebuah bangunan pemujaan berteras 5. Dan juga ada spekulasi bentuk mirip
Pyramid dalam evaluasi dari segi arsitektur bangunan.

Dugaan adanya bangunan dibawah Punden Berundak G Padang ini disambut oleh
para ahli arkeologi (ali akbar) sebagai sesuatu yang menarik utk disimak
kembali. Ini yg menarik buat saya, bagaimana sekelompok geologist mampu
memberikan "iming2" pada arkeolog untuk menyimak, meneliti dan menyelidiki
kembali temuan-temuannya. 

Pak ADB mengulang lagi bahwa adanya dugaan peradaban maju di Jawa atau
Nusantara yg tumbuh tenggelam akibat hantaman bencana. Keanehan selama ini
yg diungkapkan ADB antara lain mengapa sejarah Jawa atau sejarah Nusantara
dimulai abad ke empat. Lah sebelumnya kemana ? Apakah hancur oleh bencana
dan terkubur ?

 

Sebagai info pendapat lain pernah diungkapkan Prof Dr Sutikno Bronto, bahwa
penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik ini
bukan bangunan buatan manusia tetapi bangunan alamiah produk vulkanik. Ini
diungkap Prof Sutikno bronto dalam acara IAGI evening Talk. 

 

Mana yg bener ? 

Sependek pengetahuan saya masih belum ada yg bisa menyimpulkan secara fisis.


 

Tentang muatan dan penggiringan atau pengalihan opini silahkan dilihat dan
disimpulkan sendiri apakah itu spekulasi, hipotesa, atau dugaan hasil
interpretasi data atas munculnya berita di media. 

Salam penasaran.

 

Rdp



-- 
"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"



RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-30 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Saya setuju Pak Yatno. 

Setelah penelitian selesai dan sudah keluar publikasi resminya maka seluruh
data akan kami usahakan untuk menjadi public domain supaya bermanfaat untuk
dunia penelitian dan pendidikan.  Syukur-syukur kalau penelitian Gunung
Padang ini bisa menjadi frontier model untuk mengembangkan penelitian serupa
diseluruh nusantara.  Seyogyanya Monumen Purba Gunung Padang tidak
sendirian, tapi masih banyak teman-temannya yang "hidden" tertimbun dibawah
berbagai endapan vulkanik, longsor, tsunami, banjir, rimbunnya hutan
belantara dan di bawah substrate perairan laut dangkal yang dulunya daratan
subur nan permai.

 

Salam

DHN

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 30 Juli 2012 15:58
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Danny,

Bagus sekali usaha anda dkk. Apapun hasilnya, pasti data anda akan sangat
bermanfaat bagi geologi. Data boleh sama, interpretasi sering berbeda, ini
sah- sah saja dalam geosciences. Yang penting data- nya harus open, saya
bayangkan nanti semua data dapat diakses semua orang kalo perlu menjadi
"public domain". Wah bagus sekali, saya bayangkan dengan data yang sama
nanti ada sintesa berbeda- beda, baik dari segi arkeologis maupun geologis.
OK, proficiate atas usahanya. Kita tunggu.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 8:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Mungkin ada manfaatnya kami share beberapa poin penting dari "progress
report" penelitian Gunung padang ini untuk melengkapi kepenasarannya Pak
Ketum dan barangkali rekan-rekan lain juga J karena tentunya acara talk show
di TV sangat terbatas untuk menerangkan yang lebih detil dan ilmiah (bagi
yang berminat saja karena agak panjang uraiannya).

 

Gunung padang yang dianggap situs oleh peneliti terdahulu menurut tim kami
hanya mendefinisikan "topinya" saja, yaitu susunan teras batu di puncaknya
saja (yang di dalam pagar), sedangkan 'kepala' dan 'badan'nya tidak dianggap
situs, alias sudah di-vonis bebas artefak.  Hasil penelitian kami menunjukan
sebaliknya, susunan terasering batu (buatan manusia)  itu tidak hanya di
atas bukit tapi melapisi lereng-lerengnya.  Sebagai geologist tentunya kita
dituntut untuk bisa membedakan mana kolom andesit yang tertumpuk alamiah dan
mana yang sudah disusun oleh manusia bukan?   Tidak mudah untuk
membedakannya kalau hanya melihat sepintas dari yang tersingkap
dipermukaannya saja (apalagi dari foto), tapi harus lebih cermat dan
menyeluruh.   Dalam penelitian dilakukan test hand drilling dan eskavasi
(test pit) arkeologi diberbagai lokasi di lerengnya dan juga dibantu oleh
pemindaian bawah  permukaan oleh survey georadar.  Sebagai "hint" awal,
tumpukan kolom-kolom batu (andesit) yang (disusun) menutupi permukaan lereng
timur umumnya berorientasi barat-timur, sedangkan di lereng utara
berorientasi utara-selatan (selaras dengan dinding teras situs batu di atas
bukit).  Saya yang mencoba meng-auger lereng bukit timur diberbagai titik
hanya bisa menembus tanah 50 - 80 cm saja, mentok dilapisan tumpukan kolom
andesit ini.  Batasnya tajam.  Singkat cerita, kami (khususnya Pak Ali
Akbar) menyimpulkan bahwa monumen Gunung  Padang ini jauh lebih besar dan
megah (serta kompleks) dari yang sudah disimpulkan oleh penelitian
sebelumnya  karena kelihatannya meliputi seluruh bukit.  Pak Pon Purajatnika
(arsitektur) menyimpulkan bahwa susunan batuan dari puncak sampai kaki
bukitnya bukan hasil kerja kebudayaan primitif yang asal-asalan tapi by
design architect yang spectaculer dari peradaban yang sudah maju.  Jadi dari
hasil penelitian fakta didekat permukaan  saja yang notabene dapat dilihat
dan diraba sebetulnya sudah merupakan hal baru yang tidak main-main. 

Pemindaian georadar dan geolistrik tentu bukan hal mudah tapi perlu
kehati-hatian dalam pengambilan data, data processing serta interpretasinya.
Dalam penelitian ini interpretasi kami tidak hanya berdasarkan satu
alat/metoda saja tapi terintegrasi antara hasil survey georadar, geolistrik,
dan juga data bor .  Survey yang dilakukan sudah cukup intensif.   Ada
beberapa lintasan geolistrik yang mencakup seluruh bukit (dari puncak sampai
level parkir = tinggi ~100m) dengan spacing electroda/resolusi yang
berbeda-beda.  Khusus untuk bagian puncak sampai kedalaman ~25-30 meter
sudah  dilakukan survey geolistrik 3D (dengan SuperSting).  Data processing
dan pemodelan yang dilakukan tidak satu tapi sudah dicoba puluhan model
(untuk setiap datanya) dengan parameter model yang berbeda-beda.  Lintasan
georadar yang dilakukan juga sudah cukup banyak, lebih dari 70 lintasan
mencakup semua teras batu di puncak, dan lereng timur serta lereng utaranya,
juga dilakukan dengan beberapa frekuensi yaitu 270 Mhz, 100 Mhz, 80 Mhz, 40
Mhz, dan 18 Mhz (skin depth d

RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-30 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Iya Pak Ban, sill/dike diabas.  Sebenarnya saya sudah dapat bocoran dari Mas
Andri cuma engga mau bilang karena belum di-publish oleh yang punya J

G.Gede jauh pak dari G.Padang

 

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 30 Juli 2012 18:33
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Aku baru dari labnya andre, dia telah sayat kekarkolom dari gn padang,
surprise bagi ku, ternyata diabas. Tadinya aku kira andesit lho.
Kekarkolom akan terjadi bukan pada aliran lava, tetapi pada sill atau dike
yang tidak muncul dipermukaan.
Perlu waktu dan peredam panas untuk membentuk membuat kristal dan kekarnya.
Kalau terlalu cepat membeku kan akan jadi gelas. 
Arah ke gn gede, lebih cocok dibentuk oleh dike yang radial dengan kepundan
gn gede. 
Kedalaman/ketebalan batuan penutup berapa yang mampu menahan panas,sehingga
xtalisasi sempurna, akan aku cari dari literatur.(Ada yang dapat sharing?)
Salam. 



Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Yustinus Suyatno Yuwono"  

Date: Mon, 30 Jul 2012 15:58:15 +0700

To: 

ReplyTo:  

Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Danny,

Bagus sekali usaha anda dkk. Apapun hasilnya, pasti data anda akan sangat
bermanfaat bagi geologi. Data boleh sama, interpretasi sering berbeda, ini
sah- sah saja dalam geosciences. Yang penting data- nya harus open, saya
bayangkan nanti semua data dapat diakses semua orang kalo perlu menjadi
"public domain". Wah bagus sekali, saya bayangkan dengan data yang sama
nanti ada sintesa berbeda- beda, baik dari segi arkeologis maupun geologis.
OK, proficiate atas usahanya. Kita tunggu.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 8:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Mungkin ada manfaatnya kami share beberapa poin penting dari "progress
report" penelitian Gunung padang ini untuk melengkapi kepenasarannya Pak
Ketum dan barangkali rekan-rekan lain juga J karena tentunya acara talk show
di TV sangat terbatas untuk menerangkan yang lebih detil dan ilmiah (bagi
yang berminat saja karena agak panjang uraiannya).

 

Gunung padang yang dianggap situs oleh peneliti terdahulu menurut tim kami
hanya mendefinisikan "topinya" saja, yaitu susunan teras batu di puncaknya
saja (yang di dalam pagar), sedangkan 'kepala' dan 'badan'nya tidak dianggap
situs, alias sudah di-vonis bebas artefak.  Hasil penelitian kami menunjukan
sebaliknya, susunan terasering batu (buatan manusia)  itu tidak hanya di
atas bukit tapi melapisi lereng-lerengnya.  Sebagai geologist tentunya kita
dituntut untuk bisa membedakan mana kolom andesit yang tertumpuk alamiah dan
mana yang sudah disusun oleh manusia bukan?   Tidak mudah untuk
membedakannya kalau hanya melihat sepintas dari yang tersingkap
dipermukaannya saja (apalagi dari foto), tapi harus lebih cermat dan
menyeluruh.   Dalam penelitian dilakukan test hand drilling dan eskavasi
(test pit) arkeologi diberbagai lokasi di lerengnya dan juga dibantu oleh
pemindaian bawah  permukaan oleh survey georadar.  Sebagai "hint" awal,
tumpukan kolom-kolom batu (andesit) yang (disusun) menutupi permukaan lereng
timur umumnya berorientasi barat-timur, sedangkan di lereng utara
berorientasi utara-selatan (selaras dengan dinding teras situs batu di atas
bukit).  Saya yang mencoba meng-auger lereng bukit timur diberbagai titik
hanya bisa menembus tanah 50 - 80 cm saja, mentok dilapisan tumpukan kolom
andesit ini.  Batasnya tajam.  Singkat cerita, kami (khususnya Pak Ali
Akbar) menyimpulkan bahwa monumen Gunung  Padang ini jauh lebih besar dan
megah (serta kompleks) dari yang sudah disimpulkan oleh penelitian
sebelumnya  karena kelihatannya meliputi seluruh bukit.  Pak Pon Purajatnika
(arsitektur) menyimpulkan bahwa susunan batuan dari puncak sampai kaki
bukitnya bukan hasil kerja kebudayaan primitif yang asal-asalan tapi by
design architect yang spectaculer dari peradaban yang sudah maju.  Jadi dari
hasil penelitian fakta didekat permukaan  saja yang notabene dapat dilihat
dan diraba sebetulnya sudah merupakan hal baru yang tidak main-main. 

Pemindaian georadar dan geolistrik tentu bukan hal mudah tapi perlu
kehati-hatian dalam pengambilan data, data processing serta interpretasinya.
Dalam penelitian ini interpretasi kami tidak hanya berdasarkan satu
alat/metoda saja tapi terintegrasi antara hasil survey georadar, geolistrik,
dan juga data bor .  Survey yang dilakukan sudah cukup intensif.   Ada
beberapa lintasan geolistrik yang mencakup seluruh bukit (dari puncak sampai
level parkir = tinggi ~100m) dengan spacing electroda/resolusi yang
berbeda-beda.  Khusus untuk bagian puncak sampai kedalaman ~25-30 meter
sudah  dilakukan survey geolistrik 3D (dengan SuperSting).  Data processing
dan pemodelan yang dilakukan tidak satu tapi sudah dicoba pu

RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

2012-08-28 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Berita lebih lengkapnya ada di Majalah TEMPO minggu ini.
Mohon jangan salah paham, Tim Independen Terpadu tidak diikut sertakan dalam
Tim Satu-Milyar-APBN ini, meskipun sebetulnya anggaran ini turun atas usaha
dan rekomendasi kami  :-)  Harapan kita semoga dana tersebut dapat
benar-benar dimanfaatkan oleh Tim ARKENAS untuk menguak lebih banyak lagi
fakta ilmiah dari Gunung Padang, tidak sekedar membuat pernyataan omong
kosong untuk menepis "Isyu omong kosong". (i.e. karena penelitian tim mereka
belum dimulai toh, masa sudah disimpulkan...  :-) 

Salam, DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 28 Agustus 2012 8:07
Cc: Iagi
Subject: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Menurut Kepala Puslit Arkenas Bambang Sulistyono, wacana piramida itu isu
omong-kosong. PR selasa 28 Agustus 2012. 
Tim peneliti Gn Padang terdiri atas belasan pakar dari berbagai disiplin
ilmu. 
Saya kutip aja pernyataannya sbg berikut:
"Bagi saya, piramida itu tidak ada. Bagi kami,arkeolog, juga tidak ada yang
namanya piramida. Itu hanya isu omong kosong belaka. Gunung Padang itu ya
situs punden berundak. Salah satu dari sekian banyak situs serupa di
Nusantara yang pernah kami teliti ada 1981."
Sikap ini berbalikan dengan ootimisme bbrp peneliti yang telah melakukan
ekskavasi lokal secara independen. Mereka meyakini keseluruhan bukit Gn
Padang merupakan konstruksi raksasa MIRIP piramida yang berpotensi situs
megalitikum terbesar di dunia..
Semoga cepat terbukti satu diantara pernyataan kontroverisi ini.
Satu milyard diajukan di APBN perubahan tahun ini untuk meneliti Gunung
Padang di KabM Cianjur.
Salam dan selamat bekerja para peneliti.
Powered by Telkomsel BlackBerryR



PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

2012-08-28 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Insya Allah.  Mudah-mudahan masih diberi kesempatan untuk melanjutkan riset.
Sebetulnya tahapan yang sudah kami capai sudah lebih dari berhipotesa karena
data/fakta-nya sudah cukup banyak.  Kita hanya perlu "robust ground truth"
dari interpretasi puluhan lintasan georadar dengan berbagai frekuensi dan
geolistrik 2-D, 3-D yang sudah kami punya.  Sebetulnya ada satu lokasi
strategis yang apabila dilakukan test-pit sedalam 8-10 meter saja dititik
ini kemungkinan besar sudah cukup untuk membuktikan (atau tidak
membuktikan-bagi yang pesimis) interpretasi ada ruang-bangunan dibawah
situs.  Titik ini sangat mudah ditembus serta tidak merusak (karena hanya
menembus penutup tanah, tidak ada batu situsnya).  Test pit ini sekaligus
juga akan memberikan kesempatan untuk melakukan kerjaan carbon dating yang
lebih baik (karena kalau hanya dari drill-cores pemilihan sampelnya
terbatas) dan juga orang akan dapat melihat secara kasat mata apakah lapisan
batu itu man-made atau natural dan seperti apa juntrungannya.  Untuk
melakukan itu tidak perlu 1 M, cukup beberapa juta saja.  Bulan Juni lalu
testpit seperti ini sudah mulai dilakukan oleh Rekan Tim Pak Ali Akbar,
arkeolog-spesialis prasejarah dari UI, tapi baru sampai kedalaman 3m sudah
ada orang Balai Arkeologi yang teriak-teriak minta test-pit itu dihentikan
(entah kenapa?).  Jadi oleh Pak Ali ya dihentikan saja karena engga mau
ribut-ribut.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Muharram Jaya Panguriseng [mailto:muhar...@pertamina.com] 
Sent: 28 Agustus 2012 14:47
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Kalau ARKENAS belum-belum sudah menyimpulkan bahwa "Piramida Gunung Padang"
adalah "omong kosong", menurut hemat saya seharusnya jangan diberi anggaran
riset (Rp. 1 M - APBN). Sebaiknya anggaran diberikan kepada mereka yang
optimis. Riset dari mereka yang optimistic saja belum tentu "positif" dalam
artian membuktikan hipotesa, apalagi dari mereka yang pesimis. Ini sih
namanya buang-buang duit Negara saja.

Ayo Pak Danny dan Pak Andang, buktikan kebenaran hipotesa bapak-bapak.
Biarkanlah fakta yang nanti bicara. Namanya juga riset, seharusnya bukan
hasil olah fikir mayoritas orang tetapi merupakan hasil penelitian mendalam
pelakunya. Sain bukan demokrasi. Tetapi seandainya hasilnya tidak "positif"
membuktikan hipotesa pun, tidak perlu berkecil hati. Namanya juga riset he
he he...

Salam,
MJP - 3048


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Tuesday, August 28, 2012 2:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Berita lebih lengkapnya ada di Majalah TEMPO minggu ini.
Mohon jangan salah paham, Tim Independen Terpadu tidak diikut sertakan dalam
Tim Satu-Milyar-APBN ini, meskipun sebetulnya anggaran ini turun atas usaha
dan rekomendasi kami  :-)  Harapan kita semoga dana tersebut dapat
benar-benar dimanfaatkan oleh Tim ARKENAS untuk menguak lebih banyak lagi
fakta ilmiah dari Gunung Padang, tidak sekedar membuat pernyataan omong
kosong untuk menepis "Isyu omong kosong". (i.e. karena penelitian tim mereka
belum dimulai toh, masa sudah disimpulkan...  :-)

Salam, DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
Sent: 28 Agustus 2012 8:07
Cc: Iagi
Subject: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Menurut Kepala Puslit Arkenas Bambang Sulistyono, wacana piramida itu isu
omong-kosong. PR selasa 28 Agustus 2012.
Tim peneliti Gn Padang terdiri atas belasan pakar dari berbagai disiplin
ilmu.
Saya kutip aja pernyataannya sbg berikut:
"Bagi saya, piramida itu tidak ada. Bagi kami,arkeolog, juga tidak ada yang
namanya piramida. Itu hanya isu omong kosong belaka. Gunung Padang itu ya
situs punden berundak. Salah satu dari sekian banyak situs serupa di
Nusantara yang pernah kami teliti ada 1981."
Sikap ini berbalikan dengan ootimisme bbrp peneliti yang telah melakukan
ekskavasi lokal secara independen. Mereka meyakini keseluruhan bukit Gn
Padang merupakan konstruksi raksasa MIRIP piramida yang berpotensi situs
megalitikum terbesar di dunia..
Semoga cepat terbukti satu diantara pernyataan kontroverisi ini.
Satu milyard diajukan di APBN perubahan tahun ini untuk meneliti Gunung
Padang di KabM Cianjur.
Salam dan selamat bekerja para peneliti.
Powered by Telkomsel BlackBerryR




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com


Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman
abstrak 28 Februari 2012.


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To sub

RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

2012-08-28 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Bukan masalah bbrp jutanya Pak :-)

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 28 Agustus 2012 20:24
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Kalau hanya bbrp juta, bisa iuran kan?
Saya kira tadinya team peneliti awal akan diikutkan.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Date: Tue, 28 Aug 2012 17:24:30
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.
Insya Allah.  Mudah-mudahan masih diberi kesempatan untuk melanjutkan riset.
Sebetulnya tahapan yang sudah kami capai sudah lebih dari berhipotesa karena
data/fakta-nya sudah cukup banyak.  Kita hanya perlu "robust ground truth"
dari interpretasi puluhan lintasan georadar dengan berbagai frekuensi dan
geolistrik 2-D, 3-D yang sudah kami punya.  Sebetulnya ada satu lokasi
strategis yang apabila dilakukan test-pit sedalam 8-10 meter saja dititik
ini kemungkinan besar sudah cukup untuk membuktikan (atau tidak
membuktikan-bagi yang pesimis) interpretasi ada ruang-bangunan dibawah
situs.  Titik ini sangat mudah ditembus serta tidak merusak (karena hanya
menembus penutup tanah, tidak ada batu situsnya).  Test pit ini sekaligus
juga akan memberikan kesempatan untuk melakukan kerjaan carbon dating yang
lebih baik (karena kalau hanya dari drill-cores pemilihan sampelnya
terbatas) dan juga orang akan dapat melihat secara kasat mata apakah lapisan
batu itu man-made atau natural dan seperti apa juntrungannya.  Untuk
melakukan itu tidak perlu 1 M, cukup beberapa juta saja.  Bulan Juni lalu
testpit seperti ini sudah mulai dilakukan oleh Rekan Tim Pak Ali Akbar,
arkeolog-spesialis prasejarah dari UI, tapi baru sampai kedalaman 3m sudah
ada orang Balai Arkeologi yang teriak-teriak minta test-pit itu dihentikan
(entah kenapa?).  Jadi oleh Pak Ali ya dihentikan saja karena engga mau
ribut-ribut.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Muharram Jaya Panguriseng [mailto:muhar...@pertamina.com]
Sent: 28 Agustus 2012 14:47
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Kalau ARKENAS belum-belum sudah menyimpulkan bahwa "Piramida Gunung Padang"
adalah "omong kosong", menurut hemat saya seharusnya jangan diberi anggaran
riset (Rp. 1 M - APBN). Sebaiknya anggaran diberikan kepada mereka yang
optimis. Riset dari mereka yang optimistic saja belum tentu "positif" dalam
artian membuktikan hipotesa, apalagi dari mereka yang pesimis. Ini sih
namanya buang-buang duit Negara saja.

Ayo Pak Danny dan Pak Andang, buktikan kebenaran hipotesa bapak-bapak.
Biarkanlah fakta yang nanti bicara. Namanya juga riset, seharusnya bukan
hasil olah fikir mayoritas orang tetapi merupakan hasil penelitian mendalam
pelakunya. Sain bukan demokrasi. Tetapi seandainya hasilnya tidak "positif"
membuktikan hipotesa pun, tidak perlu berkecil hati. Namanya juga riset he
he he...

Salam,
MJP - 3048


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Tuesday, August 28, 2012 2:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Berita lebih lengkapnya ada di Majalah TEMPO minggu ini.
Mohon jangan salah paham, Tim Independen Terpadu tidak diikut sertakan dalam
Tim Satu-Milyar-APBN ini, meskipun sebetulnya anggaran ini turun atas usaha
dan rekomendasi kami  :-)  Harapan kita semoga dana tersebut dapat
benar-benar dimanfaatkan oleh Tim ARKENAS untuk menguak lebih banyak lagi
fakta ilmiah dari Gunung Padang, tidak sekedar membuat pernyataan omong
kosong untuk menepis "Isyu omong kosong". (i.e. karena penelitian tim mereka
belum dimulai toh, masa sudah disimpulkan...  :-)

Salam, DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
Sent: 28 Agustus 2012 8:07
Cc: Iagi
Subject: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Menurut Kepala Puslit Arkenas Bambang Sulistyono, wacana piramida itu isu
omong-kosong. PR selasa 28 Agustus 2012.
Tim peneliti Gn Padang terdiri atas belasan pakar dari berbagai disiplin
ilmu.
Saya kutip aja pernyataannya sbg berikut:
"Bagi saya, piramida itu tidak ada. Bagi kami,arkeolog, juga tidak ada yang
namanya piramida. Itu hanya isu omong kosong belaka. Gunung Padang itu ya
situs punden berundak. Salah satu dari sekian banyak situs serupa di
Nusantara yang pernah kami teliti ada 1981."
Sikap ini berbalikan dengan ootimisme bbrp peneliti yang telah melakukan
ekskavasi lokal secara independen. Mereka meyakini keseluruhan bukit Gn
Padang merupakan konstruksi raksasa MIRIP piramida yang berpotensi situs
megalitikum terbesar di dunia..
Semoga cepat terbukti satu diantara pernyataan kontroverisi ini.
Satu milyard diajukan di APBN perubahan tahun ini untuk meneliti Gunung
Padang di KabM Cianjur.
Salam dan selamat bekerja para peneliti.
Powered by Telkomsel BlackBerryR




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: R

RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

2012-08-28 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Wah, kalo itu saya tidak tahu pak.

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 29 Agustus 2012 6:16
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Lah iya lah, ijin dari penghuni/pemilik lokasi. 
Lho aku kira kan team ADB, DH, AA tidak disertakan to. Trus geolog yang di
minta partisisapinya siapa?

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Date: Tue, 28 Aug 2012 22:01:18
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.
Bukan masalah bbrp jutanya Pak :-)

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
Sent: 28 Agustus 2012 20:24
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Kalau hanya bbrp juta, bisa iuran kan?
Saya kira tadinya team peneliti awal akan diikutkan.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-----
From: "Danny Hilman Natawidjaja" 
Date: Tue, 28 Aug 2012 17:24:30
To: 
Reply-To: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.
Insya Allah.  Mudah-mudahan masih diberi kesempatan untuk melanjutkan riset.
Sebetulnya tahapan yang sudah kami capai sudah lebih dari berhipotesa karena
data/fakta-nya sudah cukup banyak.  Kita hanya perlu "robust ground truth"
dari interpretasi puluhan lintasan georadar dengan berbagai frekuensi dan
geolistrik 2-D, 3-D yang sudah kami punya.  Sebetulnya ada satu lokasi
strategis yang apabila dilakukan test-pit sedalam 8-10 meter saja dititik
ini kemungkinan besar sudah cukup untuk membuktikan (atau tidak
membuktikan-bagi yang pesimis) interpretasi ada ruang-bangunan dibawah
situs.  Titik ini sangat mudah ditembus serta tidak merusak (karena hanya
menembus penutup tanah, tidak ada batu situsnya).  Test pit ini sekaligus
juga akan memberikan kesempatan untuk melakukan kerjaan carbon dating yang
lebih baik (karena kalau hanya dari drill-cores pemilihan sampelnya
terbatas) dan juga orang akan dapat melihat secara kasat mata apakah lapisan
batu itu man-made atau natural dan seperti apa juntrungannya.  Untuk
melakukan itu tidak perlu 1 M, cukup beberapa juta saja.  Bulan Juni lalu
testpit seperti ini sudah mulai dilakukan oleh Rekan Tim Pak Ali Akbar,
arkeolog-spesialis prasejarah dari UI, tapi baru sampai kedalaman 3m sudah
ada orang Balai Arkeologi yang teriak-teriak minta test-pit itu dihentikan
(entah kenapa?).  Jadi oleh Pak Ali ya dihentikan saja karena engga mau
ribut-ribut.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Muharram Jaya Panguriseng [mailto:muhar...@pertamina.com]
Sent: 28 Agustus 2012 14:47
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Kalau ARKENAS belum-belum sudah menyimpulkan bahwa "Piramida Gunung Padang"
adalah "omong kosong", menurut hemat saya seharusnya jangan diberi anggaran
riset (Rp. 1 M - APBN). Sebaiknya anggaran diberikan kepada mereka yang
optimis. Riset dari mereka yang optimistic saja belum tentu "positif" dalam
artian membuktikan hipotesa, apalagi dari mereka yang pesimis. Ini sih
namanya buang-buang duit Negara saja.

Ayo Pak Danny dan Pak Andang, buktikan kebenaran hipotesa bapak-bapak.
Biarkanlah fakta yang nanti bicara. Namanya juga riset, seharusnya bukan
hasil olah fikir mayoritas orang tetapi merupakan hasil penelitian mendalam
pelakunya. Sain bukan demokrasi. Tetapi seandainya hasilnya tidak "positif"
membuktikan hipotesa pun, tidak perlu berkecil hati. Namanya juga riset he
he he...

Salam,
MJP - 3048


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Tuesday, August 28, 2012 2:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Berita lebih lengkapnya ada di Majalah TEMPO minggu ini.
Mohon jangan salah paham, Tim Independen Terpadu tidak diikut sertakan dalam
Tim Satu-Milyar-APBN ini, meskipun sebetulnya anggaran ini turun atas usaha
dan rekomendasi kami  :-)  Harapan kita semoga dana tersebut dapat
benar-benar dimanfaatkan oleh Tim ARKENAS untuk menguak lebih banyak lagi
fakta ilmiah dari Gunung Padang, tidak sekedar membuat pernyataan omong
kosong untuk menepis "Isyu omong kosong". (i.e. karena penelitian tim mereka
belum dimulai toh, masa sudah disimpulkan...  :-)

Salam, DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
Sent: 28 Agustus 2012 8:07
Cc: Iagi
Subject: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Menurut Kepala Puslit Arkenas Bambang Sulistyono, wacana piramida itu isu
omong-kosong. PR selasa 28 Agustus 2012.
Tim peneliti Gn Padang terdiri atas belasan pakar dari berbagai disiplin
ilmu.
Saya kutip aja pernyataannya sbg berikut:
"Bagi saya, piramida itu tidak ada. Bagi kami,arkeolog, juga tidak ada yang
namanya piramida. Itu hanya isu omong kosong belaka. Gunung Padang itu ya
situs punden berundak. Salah satu dari sekian banyak situs serupa di
Nusantara yang pernah kami teliti ada 1981."
Sikap ini berbalikan dengan ootimisme bbrp peneliti ya

RE: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

2012-08-28 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Di berita TEMPO itu disinggung juga tentang Gua Pawon.  Dikatakan bahwa
situs Gua pawon pertamakali ditemukan oleh para geologist Kelompok Cekungan
Riset bandung  dan dibantah habis-habisan oleh para arkeolog.  Tapi setelah
ada bukti yang tidak terbantahkan konon malah di-klaim sebagai hasil kerja
Balai Arkeologi atas dasar laporan masyarakat (laporan resminya), bukan
hasil penelitian para geologist kreatif tersebut.  He he he ...Iya Pak Ban,
Wa Sobiruu Wa Rabittu...(sabar terus jangan sampai biru :-)


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 29 Agustus 2012 8:00
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] Piramida gn padang.

Wah maslahnya ruwet juga mas.
Waktu kami nemu tanda2 keberadaan manusia purba di gua Pawon dulu, yaa
macem2 lag tuduhannya. Setelah terbukti ada yaa kami jadi berhubungan baik
dengan mereka. Bbrp penemuan arkeo disekitar Pawon dan pengamamanannya sudah
jadi aturan kab bdg barat. 
Sekarang kami dimusuhin sama pengusaha tambang dan penambangnya.
Sabar saja lah. 
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Arifin Sodli 
Date: Wed, 29 Aug 2012 07:43:32
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Piramida gn padang.
Kayanya ini sebuah pernyataan emosional ya, saya membayangkan kalau peneliti
itu mestinya bicara asumsi, hipotesa dan data dimana satu sama lain saling
sharing untuk saling melengkapi, dari situ baru ada kesimpulan. Repot juga
ya kalau peneliti saling klaim dan serang satu sama lain, pantas saja kalau
rakyat awamnya juga mahasiswanya kerjaannya saling serang antar kampung dan
kampus. Memprihatinkan ..

salam,
ars



On 8/28/12, Bandono Salim  wrote:
> Menurut Kepala Puslit Arkenas Bambang Sulistyono, wacana piramida itu 
> isu omong-kosong. PR selasa 28 Agustus 2012.
> Tim peneliti Gn Padang terdiri atas belasan pakar dari berbagai 
> disiplin ilmu.
> Saya kutip aja pernyataannya sbg berikut:
> "Bagi saya, piramida itu tidak ada. Bagi kami,arkeolog, juga tidak ada 
> yang namanya piramida. Itu hanya isu omong kosong belaka. Gunung 
> Padang itu ya situs punden berundak. Salah satu dari sekian banyak 
> situs serupa di Nusantara yang pernah kami teliti ada 1981."
> Sikap ini berbalikan dengan ootimisme bbrp peneliti yang telah 
> melakukan ekskavasi lokal secara independen. Mereka meyakini 
> keseluruhan bukit Gn Padang merupakan konstruksi raksasa MIRIP 
> piramida yang berpotensi situs megalitikum terbesar di dunia..
> Semoga cepat terbukti satu diantara pernyataan kontroverisi ini.
> Satu milyard diajukan di APBN perubahan tahun ini untuk meneliti 
> Gunung Padang di KabM Cianjur.
> Salam dan selamat bekerja para peneliti.
> Powered by Telkomsel BlackBerryR



PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com


Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman
abstrak 28 Februari 2012.


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not
directly related to Geology, users are advised to post the email to:
o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran
anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
-




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.o

RE: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik

2012-09-04 Thread Danny Hilman Natawidjaja
Rekan Bob,

“Kalimat” itu khusus ditujukan untuk meluruskan bahwa ‘INTERPRETASI’ bukan 
‘HIPOTESIS’. Itu poinnya.

Menurut hemat saya pemindaian geofisik (georadar, geolistrik, seisik dll) bisa 
dianalogikan dengan pemindaian/imaging dalam dunia kedokteran seperti 
ultrasonografi dan x-ray.  Tentu kejelasan hasil image terantung dari resolusi, 
obyek dll.  Georadar dengan frekuensi tinggi (misalnya lebih dari 1GHz) biasa 
dipakai untuk mendeteksi/melihat adanya ‘tulang’ beton yang patah atau bengkok 
atau retakan pada struktur di dalam suatu bangunan sehingga ahli sipil dapat 
memperbaikinya dengan tepat sasaran tanpa harus bongkar-bongkar dulu, sama 
seperti dokter yang mendiagnosa tangan anda dengan x-ray untuk mengobatinya 
bukan?  

Georadar dengan frekuensi yang lebih rendah dapat dipakai untuk melihat 
struktur dan stratigrafi detil dari lapisan tanah/batuan sama halnya seperti 
survey seismik refeksi dengan frekuensi tinggi.  Limitasi nya makin tinggi 
frekuensi yang dipakai (untuk menajamkan resolusinya) akan makin dangkal 
penetrasinya atau “skin-depth”nya.   Jadi harus menentukan optimum desain-nya 
sesuai target. Banyak cara untuk membuat hasil pemindaian menjadi lebih jelas, 
seperti membuat 3-D survey atau mengaplikasikan prinsip tomografi.  Singkatnya 
detil-teknis dari berbagai teknik pemindaian tentu beda tapi fungsi dan 
tujuannya bisa dianalogikan.  

 

Salam

DHN

 

From: bob yuris [mailto:bopol...@yahoo.com] 
Sent: 04 September 2012 20:02
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik

 

Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu “Georadar & Geolistrik”

Yth Bapak / Ibu Geologist,

Saya belum pernah sekalipun membaca hasil penelitian ilmiah mengenai Piramida 
atau Punden Berundak di Gunung Padang dari sumber manapun. Saya hanya membaca 
laporan utama Tempo Edisi 27 Agu – 2 Sep 2012 dengan judul sampul: Mimpi Emas 
di Gunung Padang. Tempo memaparkannya secara menarik dan berimbang, baik dari 
sisi tim peneliti terpadu maupun dari pihak yang tidak sepaham.

Tempo edisi 3-9 September 2012, memuat surat pembaca dari Bapak DR. Danny 
Hilman Natawidjaja. Isinya kurang lebih tanggapan Bapak Danny atas tulisan Prof 
Mundardjito dan Junus S. Atmodjo pada Tempo edisi G Padang. Ada bagian kalimat 
tanggapan dari Pak Danny yang saya kutipkan disini: 

“ Interpretasi georadar dan geolistrik oleh geolog sama dengan imaji 
ultrasonografi atau sinar-X oleh dokter”.

Saya sepenuhnya tidak paham apa itu interpretasi georadar dan geolistrik, hanya 
kalau sinar-X, saya bingung juga kalau dikatakan hasilnya “Interpretasi”. Saya 
punya pengalaman disinar-X karena patah tulang ruas telapak tangan, hasil 
rontgennya diperlihatkan oleh dokter kepada saya. Saya lihat betul bahwa ruas 
tangan saya patah dan tidak perlu lagi pembuktian dengan pembedahan untuk 
meyakinkan bahwa ruas tulang tangan saya benar-benar patah.

Pertanyaan saya, apa yang dimaksud dengan “interpretasi Georadar dan 
Geolistrik” ?. Apakah produknya seperti gambaran patah tulang ruas tangan yang 
tidak perlu lagi pembuktian dengan pembedahan ?

Mohon pencerahan Bapak Danny dan atau juga Bapak/Ibu Geolog yang paham dengan 
Georadar / Geolistrik.

Salam Pencerahan,

Bob Yuris Chandra

Palynologist Partikelir





  



  1   2   3   >