On 1/6/06, Mohammad DAMT [EMAIL PROTECTED] wrote:
- Dosen malas (jarang masuk, ngobyek terus, kalau masuk cuma kasih tugas) - Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk) - Tidak kreatif (metodologi kuno dan itu-itu aja)
- Ngga update knowledge (bahan pelajarannya sudah outdated!, ditanyain yang
On 1/8/06, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pengalaman kuliah dulu, banyak sekali dosen yang mirip kriteria di atas. Kadang mikir, ngapain masuk kelas! Baca bukunya aja mungkin lebih menarik.Kok kalau saya, lebih tertarik baca buku sosial ya. :D
Baca bukunya Postman Teaching as subversive
On 1/8/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
9-year-old Indian whizkid has Bill Gates 'worried'http://www.newindpress.com/NewsItems.asp?ID=IEN20060107224725Page=NTitle=InfotechTopic=0
Wah 'kita' kalah telak pak dengan anak umur 9 tahun... he he he :-)
Melihat kedekatran India dg
On 1/7/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dari sudut pandang lain,saya bingung sebenarnya jika dikatakan adamasalah dengan mahasiswa,parameternya apa ? apakah karena melihatkilasan kejadian di ruang kampus atau outputnya nanti setelah lulus,berilmu dan kemudian bekerja dan
Dear Friends hi , how are you hope you will be fine now you send can send free sms to any mobile network in Pakistan without any java or plugins esily with
http://www.coolfreesms.com and also avaliable largest collection of sms messages check it now http://www.coolfreesms.com Thanks.
Regardschat
On 1/6/06, James A [EMAIL PROTECTED] wrote:
--- adi [EMAIL PROTECTED] wrote: masalah yang dituduhkan sama: - mahasiswa kurang kritis - mahasiswa salah pilih - mahasiswa kurang motivasi
- mahasiswa malas - mahasiswa maunya minta disuapin - mahasiswa yang begini-begitu pokoknya bukan salah saya
Yang ini setuju sekali, ceritanya dulu pernah ngalami ada pelajaran yang
gurunya cuma masuk dua kali selama satu semester, ya dua kali, di awal
dan di akhir semester! Tapi ya gapapa orang saya akhirnya dapat A sih
*-P
Oh ya pertemuan terakhir itu bukan di kelas, tapi di rumah makan.
Dosen
Made Wiryana wrote:
Baca bukunya Postman Teaching as subversive ..
IMW
Terimakasih Pak Made untuk referensinya. Nanti saya tambahkan di daftar
buku-buku wish-list saya deh.
Zaki Akhmad
On Sun, Jan 08, 2006 at 03:42:16AM -, Zaki Akhmad wrote:
kata yang dihubungkan dengan kata versus itu berarti oxymoron? oxymoron
= dua hal yang saling bertolak belakang dan tidak dapat bercampur.
Sengaja kok. :-)
Yup betul. Tapi bukan itu tujuan hidup di dunia. Kesempurnaan adalah
On 1/8/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:
Contoh, jika ingin dipaksa meniru India, kenapa nggak ditiru sistem buku murah,
pendidikan murah dan sebagainya, yang sifatnya prekondisi sehingga IT di
India bisa
seperti sekarang?
Textbook di china juga ada versi murahnya. Layout dan kertasnya
wah saya setuju dengan pendapat Pak Made, memang seharusnya kita
selalu membaca sejarah, karena dengan membaca sejarah kita tahu apa
yang terjadi ribuan tahun yang lalu apa yang orang telah perbuat
ribuan tahun lalu dan bagaimana mensikapi-nya, kan jadi lebih baik
kalau kita tahu titik terakhir
On 1/8/06, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 1/8/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:Contoh, jika ingin dipaksa meniru India, kenapa nggak ditiru sistem buku murah, pendidikan murah dan sebagainya, yang sifatnya prekondisi sehingga IT di India bisa
seperti sekarang?Gimana mau murah? Buku text
On 1/8/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ada rumor hangat di blogs San Jose 'Good morning silicon valley'(http://blogs.siliconvalley.com/ )kalau bill clinton mungkin menjadithe-next board member atau ceo di microsoft:
On 1/8/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dan
kalau diskusinya diperluas kepada 'sistem yang tidak sempurna' jadi
blur lagi. Kalau mau lanjut kita fokuskan ke 'sistem PT(N) yang tidak
sempurna'. Sistem apanya? sistem penerimaan mahasiswa? Sistem
pengawasan dosen? Inipun saya ragu kalau
On 1/8/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote:
--cut--
Sebelum kemana-mana mungkin perlu dulu difikirkan mana yang diingin
- Model elitisme (kampus terpilih, dg output yg semuanya cemerlang)
- Model pemerataan (mekanisme penjenjangan mendorong pemerataan resource pendidikan)
Sebagai bekal
On 1/8/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kenapa tidak mengikuti modelnya India? Bikin sekolah teknik sebanyak -
banyaknya, quantity over quality. Memang nantinya ada yang very very bright
dan kerja di silicon valley dan engineer - engineer kelas duanya mengisi
kekosongan dalam
On 1/8/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
- Model elitisme (kampus terpilih, dg output yg semuanya cemerlang)
- Model pemerataan (mekanisme penjenjangan mendorong pemerataan resource pendidikan)
Sebagai bekal pertimbangan : Indonesia itu luas dan masih sedikit yang menikmati SDM baik
On 1/8/06, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:
--cut--India sudah membuat percetakan tenaga IT engineer.Filipina juga sudah membuat percetakan tenaga medis dan dokter.Indonesia cetak komoditi yang lain? :-)Cari niche lain mungkin? Bukankah kita sudah menjadi pencetak tenaga kasar siap kerja? Miris
On 1/8/06, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
Budi Rahardjo wrote: usulan pak adi ini pernah juga didiskusikan. jawaban dari pihak sono adalah (kira2) sebagai berikut: - bahwa tempat di perguruan tinggi negeri sangat berharga sehingga tidak bisa dibuat main-main
- kalau sudah masuk terus gugur,
Assalamu 'alaikum wr.wb.
Nanya,
buat teman2 yang sudah pernah pakai aplikasi desktop search, ada yang
sudah pernah membandingkan performa desktop search berikut :
- Google
- Windows (MSN)
- Copernic
- Yahoo!
Kencengan yang mana ya ? Pros Cons nya gimana ? Ada yg bisa kasih
komentar ?
Trims,
On 1/8/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:
Contoh, jika ingin dipaksa meniru India, kenapa nggak ditiru sistem
buku murah,
Sebetulnya, di Indonesia *LEBIH MURAH*, yaitu buku bajakan!
Mengapa ini tidak dimanfaatkan?
Saya khawatir mau ada buku murah pun kalau nggak ada
keinginan ya percuma
saya pernah mencoba semuanya kecuali copernic and i think google is the best one berdasar kriteria yang Affan tuliskan.anyway, sekarang sudah saya basmi semua, bikin pc jadi lambat (lumayan makan memory) dan sepertinya kurang begitu berguna buat kebutuhan saya pribadi.
salam,On 1/8/06, Affan
Assalamu 'alaikum wr.wb.
Wa'alaikum salam Wr Wb
Nanya,
buat teman2 yang sudah pernah pakai aplikasi desktop search,
ada yang sudah pernah membandingkan performa desktop search berikut :
- Google
- Windows (MSN)
- Copernic
- Yahoo!
Kencengan yang mana ya ? Pros Cons nya
On Monday 09 January 2006 00:47, Andhi Marjono wrote:
saya pernah mencoba semuanya kecuali copernic and i think google is the
best one berdasar kriteria yang Affan tuliskan.
anyway, sekarang sudah saya basmi semua, bikin pc jadi lambat (lumayan
makan memory) dan sepertinya kurang begitu
fade2blac wrote:
Sengaja kok. :-)
Oooh... sengaja dibuat oxymoron ya.
Ini ngomongnya kejauhan. Kita lagi ngomongin masalah dosen, mahasiswa dan
perguruan tinggi.
Tentang nilai, baik buruk, benar salah, panjang urusannya. Ke milis filsafat
mungkin lebih pas.
Maaf, maaf kalau dirasakan
Pada tanggal 1/8/06, Affan Basalamah [EMAIL PROTECTED] menulis:
Assalamu 'alaikum wr.wb.Nanya,buat teman2 yang sudah pernah pakai aplikasi desktop search, ada yang
sudah pernah membandingkan performa desktop search berikut :- Google- Windows (MSN)- Copernic- Yahoo!Kencengan yang mana ya ? Pros
Made Wiryana wrote:
On 1/8/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
- Model elitisme (kampus terpilih, dg output yg semuanya cemerlang)
- Model pemerataan (mekanisme penjenjangan mendorong pemerataan resource
pendidikan)
Sebagai bekal pertimbangan : Indonesia itu luas dan
Budi Rahardjo wrote:
On 1/8/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:
Contoh, jika ingin dipaksa meniru India, kenapa nggak ditiru sistem
buku murah,
Sebetulnya, di Indonesia *LEBIH MURAH*, yaitu buku bajakan!
Mengapa ini tidak dimanfaatkan?
Saya khawatir mau ada buku murah pun kalau nggak
baskara wrote:
On 1/8/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kenapa tidak mengikuti modelnya India? Bikin sekolah teknik sebanyak -
banyaknya, quantity over quality. Memang nantinya ada yang very very bright
dan kerja di silicon valley dan engineer - engineer kelas duanya mengisi
Bahkan teman lab saya mengatakan
too many PhD now in China. it's difficult for me to get a good job
there even I hold PhD.
Alaram yang sungguh berbahaya dong untuk angkatan kerja Indonesia ;-)
He he he bagus-bagus sudah banyak yang sadar akan hal ini, yang disebut
GBT sense of urgency ya
Balik ke thread awal :
Contoh, jika ingin dipaksa meniru India, kenapa nggak ditiru sistem buku
murah, pendidikan murah dan sebagainya,
Masalah buku murah sudah dibahas dan ada solusi short-term.
Tinggal pendidikan murah,nah yang ini katanya kurang keren ujar om
Made... :) silahkan
Adjie wrote:
Carlos,
Mau,nambahin dikit, kalau mau jadi technocrat di technologia kayaknya
harus sudah wajib membaca sejarah, karena sudah tahu routenya mau
kemana dan jadi apa.. bukanya planga-plongo heheheh
Setuju,seperti dimanapun,sejarah atau peradaban yang baik selalu
dimulai
Lha pas dikasih tugas berat, jawabnya sering maaf pak tadi malam saya
kecapean abis narik (lha kerjaannya narik angkot)
Kalau ini dibahas nanti jatuh2nya disimpulkan harusnya ada pendidikan
murah bin gratis di Indonesia :-)
Anyway kalau univ di Indonesia kemahalan ya mungkin lebih baik hijrah
On Sun, Jan 08, 2006 at 05:38:58PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
Bakal sering diprotest orang... katanya kurang keren kalau cuma mencetak
sebanyak-banyaknya
Jadi yang disalahkan society,persepsi,sejarah dan kurang
keren-nya yach :-)
sepertinya yang diungkapkan soal 'sejarah' dan
Adjie wrote:
Kemarin sempet ketemu dekat doktorat yang studi di paris yang ikutan
sidang WTO,
negara dunia ketiga ( third development country) mereka punya minta
deal dengan negara barat yang notabene sudah maju untuk membajak
semua teknologi dan ilmu pengetahuan mereka. dan ancamannya
On Sun, Jan 08, 2006 at 07:12:34PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
Lha pas dikasih tugas berat, jawabnya sering maaf pak tadi malam saya
kecapean abis narik (lha kerjaannya narik angkot)
Kalau ini dibahas nanti jatuh2nya disimpulkan harusnya ada pendidikan
murah bin gratis di
adi wrote:
On Sun, Jan 08, 2006 at 05:38:58PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
Bakal sering diprotest orang... katanya kurang keren kalau cuma mencetak
sebanyak-banyaknya
Jadi yang disalahkan society,persepsi,sejarah dan kurang
keren-nya yach :-)
sepertinya yang diungkapkan
ceritanya ada anak ABG di inggris yg mau lulus SMA-nya dan bingung mau kuliah krn. kurang biaya. akhirnya dia buatsitus dg sejutapixel. setiappixel dijual dg harga 1 (satu) dolar. pertama ditawarkan pada sodara, tetangga dan temen2nya yg punya toko atau usaha kecil2an.
setelah mendapat 1000
Everything is always need leadership ngga cuma di politic tapi dalam
bidang bisnis juga perlu leadership
buat referensi www.tompeters.com
adjie
Kenapa tidak? Toh beliau ini adalah orang yang - menurut saya - sangat
flamboyan dan very business savvy. Kalau tidak salah selama 2 periode
adi wrote:
pada kenyataannya buku itu pun masih mahal. profile don't speculate :-)
buku untuk mahasiswa itu tugas perpustakaan. kalau itu kurang, biarlah
yang mampu saja yang membeli buku.
saya sebetulnya agak miris dengan thread ini, mestinya judulnya dosen
dan mahasiswa. dosen yang
On 1/9/2006 at 2:09 AM Blogger Indonesia
wrote:
well, ada temen indo yg mau ikutan ide ini?
oya, saya baca cerita ini di koran cetak india.
lihat situs ABG 'gila' ini di: http://milliondollarhomepage.com/-- Fatihhttp://afsyuhud.blogspot.com
On 1/9/2006 at 2:09 AM Blogger Indonesia
wrote:
well, ada temen indo yg mau ikutan ide ini?
I think you missed the point :-) suksesnya situs tersebut
adalah keunikannya. Dia cuma satu-satunya situs seperti itu pada saat
tersebut.
Karena unik, maka jadi berita hangat di media massa.
On 1/8/06, Herry Susanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Aku cuma nyobain copernic dan google, itu pun copernic udah jaman duluw sekali. google baru beberapa bulan yang lalu.
Baru 2 hari setelah nginstal, komputer crash, prosesor kepanasan (sampai 75 C) sampai harus bongkar fan dan bersihin
On 1/9/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Sun, Jan 08, 2006 at 08:42:52PM +0700, Budi Rahardjo wrote:
Sebetulnya, di Indonesia *LEBIH MURAH*, yaitu buku bajakan!
Mengapa ini tidak dimanfaatkan?
piro Pak biaya cetaknya? sudah dihitung belum? setahu saya, membeli buku
aslinya bisa lebih
On 1/6/06, James A [EMAIL PROTECTED] wrote:
Apa gak pernah dianalisa dari sisi sebaliknya ?
- Dosen malas (jarang masuk, ngobyek terus, kalau masuk cuma kasih tugas)
- Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk)
- Tidak kreatif (metodologi kuno dan itu-itu aja)
- Ngga update knowledge
Muhamad Carlos Patriawan wrote:
Dari referensi,untuk mengukur software development proses pada sebuah
persh atau team dapat menggunakan 'capability maturity model' atau CMM
yg dikembangkan carnegie mellon.
Msg2 persh akan diberi rating 1-5 dengan 5 sebagai nilai
teringgi,sebagai perbanfingan
On Monday 09 January 2006 13:30, Jefri Abdullah wrote:
On 1/6/06, James A [EMAIL PROTECTED] wrote:
Apa gak pernah dianalisa dari sisi sebaliknya ?
- Dosen malas (jarang masuk, ngobyek terus, kalau masuk cuma kasih
tugas) - Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk)
- Tidak kreatif
Samuel Franklyn wrote:
Muhamad Carlos Patriawan wrote:
Dari referensi,untuk mengukur software development proses pada sebuah
persh atau team dapat menggunakan 'capability maturity model' atau CMM
yg dikembangkan carnegie mellon.
Msg2 persh akan diberi rating 1-5 dengan 5 sebagai nilai
On 1/9/06, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalo memang salah, kenapa nggak enak?
Ya, kalo salah dalam memberikan materi memang benar kita harus
memberikan argumen, maksud saya disini adalah komplen dengan cara
dosen mengajar. Menurut pendapat saya, sulit sekali seorang dosen
dapat
On Monday 09 January 2006 15:44, Jefri Abdullah wrote:
On 1/9/06, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalo memang salah, kenapa nggak enak?
Ya, kalo salah dalam memberikan materi memang benar kita harus
memberikan argumen, maksud saya disini adalah komplen dengan cara
dosen mengajar.
Muhamad Carlos Patriawan wrote:
Samuel Franklyn wrote:
Muhamad Carlos Patriawan wrote:
Dari referensi,untuk mengukur software development proses pada sebuah
persh atau team dapat menggunakan 'capability maturity model' atau CMM
yg dikembangkan carnegie mellon.
Msg2 persh akan diberi rating
hayooh, mana akuntabilitasnya. hayooh diberesin dulu. mahasiswa yang
malas membaca? buanyk. dosen yang males membaca? buanyaaak.
alur berpikir saya seperti ini:
mahasiswa (nantinya) *harus lebih baik/pinter* dari dosennya.
jadi biarin saja dosennya bodoh/malas, tapi mahasiswanya harus
On 1/9/06, Samuel Franklyn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Apakah sudah ada software top dunia yang dihasilkan
lewat team atau perusahaan yang menggunakan CMM?
Biasanya CMM itu digunakan untuk software yang membutuhkan
tingkat kualitas yang sangat baik, seperti misalnya
untuk fly-by-wire di pesawat
On 1/8/06, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote:
wahpakZaki, saya juga ngga tahu yaa pak..??? makanya saya cobaposting kali aja pak adminnya ikutan baca.heheh kayaknya kita udah kenal di milis... tapi mungkin belum pernahcopy darat... atau email-2 japri
thankskarena mau kenalan.adjieKalau memang mau
Mungkin bisa disimpulkan dengan kalimat yang berbeda:
Jika anda ingin berinovasi dan menciptakan
produk baru maka CMM kurang bermanfaat.
CMM lebih bermanfaat untuk proyek yang
jelas apa yang ingin dicapai macam
kostumisasi aplikasi accounting.
Kesimpulan yang cukup tepat menurut
On Monday, January 9, 2006, 12:20:16 PM, Samuel Franklyn wrote:
Mungkin bisa disimpulkan dengan kalimat yang berbeda:
Jika anda ingin berinovasi dan menciptakan
produk baru maka CMM kurang bermanfaat.
CMM lebih bermanfaat untuk proyek yang
jelas apa yang ingin dicapai macam
kostumisasi
56 matches
Mail list logo