Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia
Bang Ron, Kok namanya matakin (majelis tinggi agama konghucu indonesia)? Bukan matkekin (majelis tinggi kepercayaan konghucu indonesia)? Cheers, Postmo - Original Message From: roni Wijaya [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 1:49:04 PM Subject: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia mas tentang konghucu konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan - Pesan Asli Dari: POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] com Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 13:19:31 Topik: Re: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia Menurut saya: Konghucu menjadi agama di Indonesia karena bumi indonesia tidak memperkenankan ajaran diluar 'kemasan agama. Jaman baru merdekanya indonesia masih terdapat istilah agama (religion) kepercayaan (faith/way of life). Beberapa dekade dari Indonesia merdeka, istilah kepercayaan tersebut dihilangkan/ tidak diakui lagi. Dogma yang menciptakan stigma tersebut berbuntut panjang dan dalam hingga kedalam pribadi rakyat Indonesia saat ini. Bagi saya: Konghucu bukan agama. Cheers, Postmo - Original Message From: kris tan confucian_center@ yahoo.com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thursday, September 25, 2008 11:22:06 AM Subject: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia Untuk bung ES dan kawan-kawan yang ingin mengetahui informasi tentang perjalanan sejarah Khonghucu di Indonesia. saya lampirkan tulisan dari sahabat saya Heriyanto Yang. Mudah2an bisa bermanfaat Trims # Tan Sejarah dan posisi hukum keberadaan Konfusianisme di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan (Oleh: Heriyanto Yang, Yogyakarta) Latar belakang sejarah di zaman kolonial Orang Tionghoa diyakini telah mendiami tanah Indonesia, yang pada zaman dahulu dikenal sebagai kepulauan Nusantara, sejak abad ke-3 Sebelum Masehi. Sebagaimana halnya umumnya kelompok-kelompok imigran manapun di belahan dunia lain, mereka datang dengan membawa serta budaya, adat istiadat, kepercayaan, dan nilai-nilai yang mereka anut; tak ketinggalan pula tentunya rasa afinitas terhadap tanah asal mereka. Demikianlah proses tersebut berlangsung selama berabad-abad. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Konfusianisme telah menanamkan akarnya di tanah Indonesia sejak saat itu. Namun pada awalnya ia lebih merupakan nilai-nilai, kepercayaan, dan praktek pribadi yang longgar daripada sebagai sebuah agama baku masyarakat ataupun gerakan sosial. Barulah pada awal tahun 1990-an, usaha untuk membuat Konfusianisme sebagai sebuah gerakan sosial masyarakat yang terorganisasi baik mulai dilakukan. Pada tahun 1900 berdirilah Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) di Batavia (sekarang Jakarta). Pulau Jawa, yang merupakan pulau utama Indonesia dan pulau di mana Batavia berada, kala itu merupakan sebuah daerah jajahan Belanda, sebagaimana kebanyakan daerah lain yang sekarang merupakan bagian dari Indonesia. Daerah-daerah jajahan ini secara keseluruhan disebut Hindia Belanda dan diperintah oleh seorang Gubernur Jenderal dari Belanda yang berkedudukan di Batavia. Dengan tujuan utama melakukan pembaharuan serta meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap Konfusianisme di kalangan masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda, pendirian THHK diresmikan oleh Gubernur Jenderal pada tanggal 3 Juni 1900. Pada tahun 1942, Belanda hengkang. Sejak saat itu, wilayah Hindia Belanda menjadi daerah pendudukan Jepang hingga tiga tahun setelahnya. dipotong -- - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.. Yahoo! Groups Links Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br Cepat sebelum diambil orang lain!
Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia
lha memang yg nentuin agama apa bukan seh sebenernye pemerintah kok. Kalu jaman doeloe seh yg nentuin khan lembaga keagamaan hehehehe tapi jaman sekarang ini kebanyakan pemerintah. Di China sendiri yg nentuin negara alias pemerintahan kok. Baidewai kalu KHC#12288;diangkat jadi aliran filsafat sebenernya lebih bagus dibanding kalu jadi agama, soalnya gak jadi sempit. Tapi ya itu khan hak2 org KHC#12288;jg kalu mrk minta dianggap sejajar sama agama. Hal ini sama kayak Taoisme or Buddhisme. Ada yg buang semua perangkat ritualnya ada yg masih mempertahankan perangkat ritualnya sbg CIRI DAN IDENTITAS KELOMPOK getu lho. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, roni Wijaya [EMAIL PROTECTED] wrote: mas tentang konghucu konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan - Pesan Asli Dari: POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 13:19:31 Topik: Re: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia Menurut saya: Konghucu menjadi agama di Indonesia karena bumi indonesia tidak memperkenankan ajaran diluar 'kemasan agama. Jaman baru merdekanya indonesia masih terdapat istilah agama (religion) kepercayaan (faith/way of life). Beberapa dekade dari Indonesia merdeka, istilah kepercayaan tersebut dihilangkan/tidak diakui lagi. Dogma yang menciptakan stigma tersebut berbuntut panjang dan dalam hingga kedalam pribadi rakyat Indonesia saat ini. Bagi saya: Konghucu bukan agama. Cheers, Postmo - Original Message From: kris tan [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 11:22:06 AM Subject: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia Untuk bung ES dan kawan-kawan yang ingin mengetahui informasi tentang perjalanan sejarah Khonghucu di Indonesia. saya lampirkan tulisan dari sahabat saya Heriyanto Yang. Mudah2an bisa bermanfaat Trims # Tan Sejarah dan posisi hukum keberadaan Konfusianisme di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan (Oleh: Heriyanto Yang, Yogyakarta) Latar belakang sejarah di zaman kolonial Orang Tionghoa diyakini telah mendiami tanah Indonesia, yang pada zaman dahulu dikenal sebagai kepulauan Nusantara, sejak abad ke-3 Sebelum Masehi. Sebagaimana halnya umumnya kelompok-kelompok imigran manapun di belahan dunia lain, mereka datang dengan membawa serta budaya, adat istiadat, kepercayaan, dan nilai-nilai yang mereka anut; tak ketinggalan pula tentunya rasa afinitas terhadap tanah asal mereka. Demikianlah proses tersebut berlangsung selama berabad-abad. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Konfusianisme telah menanamkan akarnya di tanah Indonesia sejak saat itu. Namun pada awalnya ia lebih merupakan nilai-nilai, kepercayaan, dan praktek pribadi yang longgar daripada sebagai sebuah agama baku masyarakat ataupun gerakan sosial. Barulah pada awal tahun 1990-an, usaha untuk membuat Konfusianisme sebagai sebuah gerakan sosial masyarakat yang terorganisasi baik mulai dilakukan. Pada tahun 1900 berdirilah Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) di Batavia (sekarang Jakarta). Pulau Jawa, yang merupakan pulau utama Indonesia dan pulau di mana Batavia berada, kala itu merupakan sebuah daerah jajahan Belanda, sebagaimana kebanyakan daerah lain yang sekarang merupakan bagian dari Indonesia. Daerah-daerah jajahan ini secara keseluruhan disebut Hindia Belanda dan diperintah oleh seorang Gubernur Jenderal dari Belanda yang berkedudukan di Batavia. Dengan tujuan utama melakukan pembaharuan serta meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap Konfusianisme di kalangan masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda, pendirian THHK diresmikan oleh Gubernur Jenderal pada tanggal 3 Juni 1900. Pada tahun 1942, Belanda hengkang. Sejak saat itu, wilayah Hindia Belanda menjadi daerah pendudukan Jepang hingga tiga tahun setelahnya. dipotong -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
sebenernya Khong Kauw Hwee ada dimana2 , inget waktu seminar Yijing ? Itu khan dapet pinjeman gedung dari Khong Kauw Hwee. Sebenernya sekola2 Kong Kaw jaman doeloe itu banyak sekali en banyak yg didiriin ame THHK lho. Sayangnya jaman ORBA kok pada lenyap ya ? Ada yg tau kenapa pada lenyap ? Ada lampu petromaks gak ? Jadi inget ada wong semarangan yg cerita kalu doeloe die itu produk sekolah KHC yg ngajarin budi pekerti boekan agama tapi sekarang ini sekolah2 itu ngajarin agama boekan boedi pekerti. Malah die bilang moetoe sekola jaman sekarang itoe moetoenja sekadar doewit. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Inilah yang saya bilang patut dibanggakan. Bagaimana suatu karya nyata diujudkan. Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak bersekolah ?. Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan. Dengan demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya. Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua. Mampukah kita ?. Pertanyaaannya lebih kepada Maukah Kita ?. Semasa kecil saya pernah belajar dari papah saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara. Menyekolahkan orang ?. Saya kira pahalanya akan sangat besar karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan pancing kepada Tionghua yang miskin. Dana dari mana ?. Iuran atau bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah. Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri. Susah, jelas dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis. Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono
Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
Di restoran aja pake bayar sendiri-sendiri alias YARWE, agar jadi agak rame, panggil jago fengshui gitu supaya banyak yang dateng dan pake RSVP. Kalo di tjersil ada iming-iming bawa buku baru (apalagi yang eh...) banyak yang dateng. Maunya diskusi Hung Lou Meng 'kali banyak yang dateng ya. (mumpung belum pentahbisan ngabisin dosa). Salam, Tan Lookay On 9/25/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: Boss Tantono, masalahne Pangjay itu khan tempat yg gak ada AC alias panas huehehehehehehhehehee Tapi emang seh kita ada niatan lagi buat idupin lage kegiatan disana, abis dah vakum terlalu lama en sebagian dah patah semangat termasuk owe yg rada2 patah neh semangatne. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Mungkin suatu saat kita perlu pangjay dan mengundang pemuka sekolah-sekolah ini untuk berbicara, sehingga pikiran kita lebih terbuka atau mereka diundang masuk milis dan memaparkan karya nyata mereka, sehingga dari perasaan tersingkirkan dapat menjadi hal yang positif. Salam, Tantono -- Best regards, Tantono Subagyo
Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
Emang gitu, makanya KKH perlu diidupin lagi !, percuma kalau omdo. Sekarang 'kan sekolah yang pake Mandarin laku, jadi Mandarin + English + KHC gituu loh !. Salam, Tan Lookay On 9/25/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: sebenernya Khong Kauw Hwee ada dimana2 , inget waktu seminar Yijing ? Itu khan dapet pinjeman gedung dari Khong Kauw Hwee. Sebenernya sekola2 Kong Kaw jaman doeloe itu banyak sekali en banyak yg didiriin ame THHK lho. Sayangnya jaman ORBA kok pada lenyap ya ? Ada yg tau kenapa pada lenyap ? Ada lampu petromaks gak ? Jadi inget ada wong semarangan yg cerita kalu doeloe die itu produk sekolah KHC yg ngajarin budi pekerti boekan agama tapi sekarang ini sekolah2 itu ngajarin agama boekan boedi pekerti. Malah die bilang moetoe sekola jaman sekarang itoe moetoenja sekadar doewit. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Inilah yang saya bilang patut dibanggakan. Bagaimana suatu karya nyata diujudkan. Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak bersekolah ?. Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan. Dengan demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya. Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua. Mampukah kita ?. Pertanyaaannya lebih kepada Maukah Kita ?. Semasa kecil saya pernah belajar dari papah saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara. Menyekolahkan orang ?. Saya kira pahalanya akan sangat besar karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan pancing kepada Tionghua yang miskin. Dana dari mana ?. Iuran atau bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah. Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri. Susah, jelas dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis. Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono -- Best regards, Tantono Subagyo
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
coba kita banding apel to apel, ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning, Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding...megalomania. sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca... intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan mesjid.seru.. ada bakar bakaran juga, kecil2an sih. ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak Tantono si Mr. Rambo Bush di washington. ... yang ada cuma budaya. Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Ogah jawab, sudah saling melecehkan pribadi, mendingan jadi banana saja sampai anda pake kucir (jadi pineapple) Best regards, Tantono Subagyo
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Pak Tantono yg masih elum sadar sadar..., saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan etalase.indahkan?. padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas nan megah, jangan tanya kristennya, die hard. dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik... kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi. karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh kebanyakan.tapi ya itu ... ...yang ada budaya Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] OOT: CCTV di Pantura sdh bisa diakses
Dear friends, Untuk yang mau mudik ( menuju ke udik ) browsing aja : kecepatan dan kualitas tergantung bandwidth anda. sementara untuk 21 lokasi utama dulu ya. http://124.81.82.136/ltmc2008/kamera/streaming-cctv.php selamat mencoba. Jangan lupa oleh2 dari kampung utk saya. he he :-)) kalau Pakai HP ya yg bisa ngenet : dng HSDPA ( 3-G ). GPRS atau EDGE tahu deh ( mungkin kali saja asal sinyal bagus). Paling sip dari Notebook di-wifi atau dng modem HSDPA ( 3-G ) salam. Edi Soemartono.
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Ada lagi ??? Terus doongg . On 9/25/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Tantono yg masih elum sadar sadar..., saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan etalase.indahkan?. padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas nan megah, jangan tanya kristennya, die hard. dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik... kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi. karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh kebanyakan.tapi ya itu ... ...yang ada budaya Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono -- Best regards, Tantono Subagyo
Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )
Boleh tuh ko, udah lama gak ketemuan, kapan? jam berapa? # Tan --- Pada Rab, 24/9/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: ardian_c [EMAIL PROTECTED] Topik: Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? ) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 24 September, 2008, 10:15 PM gak ada yg lebih pinterlar , wong masing2 ada kelebihan khan hehehe baidewai nanti ada rencana malem takbiran itu para buayawan tionghoa mo pada ngumpul dirumah owe. Minat ikutan gak ? Khan deket tuh --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, kris tan confucian_center@ ... wrote: Ko akhian yg baik, Â hehehe owe jadi malu neh kalo dianggap agak galak, maafin owe yah. terima kasih buat komentar and masukannya. Â rupanya owe perlu banyak belajar dari Ko Akhian yang lebih jago dari owe apalagi menegenai sejarah. Â Kamsia # Tan ___ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[budaya_tionghua] Re: Ada Beberapa Aliran Vegetarian? (Was: Ndak Mesti Pake Daging Pal
salam kenal, kebetulan saya vegan aliran vegetarian bisa dibagi beberapa macam. 1. tujuan kesehatan dan spiritual 2. Onion Non Onion dan Onion 3. Fish Non Fish atau use Fish (India dan Jepang) 4. Jenis umum Lacto Vegetarian (masih mengkonsusmsi susu), Ovo (mengkonsusmsi telur), Lacto Ovo (dua2nya), Semi Vegetarian(daging yang sangat sedikit), Vegan (vegetarian murni tanpa bawang, susu, telur). masalah daging buatan, kayaknya gak ada masalah, biarpun saya sendiri sudah lama tidak makannya. selama si vegetaris tau dan sadar bahwa yang dimakannya adalah hanya terigu saja, no problem. orang awam biasanya mengatai orang vegetaris sebagai munafik karena masih mau mencicipi daging palsu. ini pandangan salah, karena daging itu hanya variasi saja. masak kita disuruh makan terigu mentah saja. jadi dibautlah beberapa variannya
Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
Sebenarnya mendirikan sekolah Tionghoa bukan untuk membuktikan apa2, Dari dulu sewaktu sekolah Tionghoa eksis, sekolah Khatolik bukanlah saingan yang berarti. kwalitas lulusan sekolah Tionghoa tak pernah di bawah mereka, kalau bukan malah diatasnya! Bukan sombong, saya pernah masuk sekolah Tionghoa, sekolah Khonghucu, dan juga sekolah Khatolik, maka saya bisa membandingkan ke tiga2nya dari pengalaman pribadi. Sekolah Khatolik membesar sejak tutupnya sekolah Tionghoa. ini tak usah dipungkiri. Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu.. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh, bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal. Salam budaya ZFy --- On Thu, 9/25/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 25, 2008, 2:28 AM Inilah yang saya bilang patut dibanggakan. Bagaimana suatu karya nyata diujudkan. Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak bersekolah ?. Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan. Dengan demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya. Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua. Mampukah kita ?. Pertanyaaannya lebih kepada Maukah Kita ?. Semasa kecil saya pernah belajar dari papah saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara. Menyekolahkan orang ?. Saya kira pahalanya akan sangat besar karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan pancing kepada Tionghua yang miskin. Dana dari mana ?. Iuran atau bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah. Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri. Susah, jelas dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis. Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono
Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia
RW: mas tentang konghucu konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan KH: Saran untuk mas Roni: sering2lah membaca koran, atau setidaknya bacalah postingan di milis ini. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/17239 ini kutipannya: KOMPAS, 5 Peb 06 Bangsa Indonesia Tak Ingin Lagi Diskriminatif-Tak Ada Istilah Agama Diakui atau Tak Diakui Negara Mengenai status agama Khonghucu, Presiden Yudhoyono kembali mengingatkan pidatonya saat Perayaan Tahun Baru Imlek 2005. ”Pemerintah mengacu pada Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 yang diundangkan melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969. Dalam penjelasannya disebutkan, agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu adalah agama yang dipeluk penduduk di Indonesia,” kata Presiden. ”Di negeri kita tidak dianut istilah agama yang diakui atau tidak diakui negara. Prinsip yang dianut UUD adalah negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya itu. Negara tidak akan pernah mencampuri ajaran agama. Tugas negara adalah memberikan perlindungan, pelayanan, serta membantu pembangunan dan pemeliharaan sarana peribadatan serta mendorong pemeluk agama yang bersangkutan menjadi pemeluk agama yang baik,” kata Presiden. Jawa Pos, 5 Peb 06: Pemerintah Jamin Hak Umat Konghucu Menurut Presiden SBY, Indonesia tidak mengenal agama yang diakui atau tidak diakui negara. Karena itu, negara menjamin kebebasan beragama dan menjalankan perintah agama masing-masing. Negara tidak mencampuri urusan keagamaan karena ajaran agama berada di luar jangkauan kekuasaan negara, ujar presiden. Sesuai dengan Perpres No 1/1965 dan UU No 5/1969, lanjut presiden, Departemen Agama telah melayani umat Khonghucu sebagai pemeluk agama Khonghucu. Aturan perkawinan antarumat Khonghucu juga dijamin UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam UU itu dinyatakan, perkawinan umat Khonghucu di depan pendeta Khonghucu dinyatakan sah menurut UU Perkawinan dan dapat dicatat di Kantor Catatan Sipil seperti umat Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu. Sementara itu, perkawinan antarumat Islam dicatat Kantor Urusan Agama masing-masing kecamatan. Saya minta catatan sipil tidak lagi ragu mencatat perkawinan pemeluk agama Khonghucu sama halnya dengan perkawinan bagi pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, tegas presiden. Terkait dengan keluhan ketiadaan mata pelajaran agama Khonghucu di sekolah-sekolah, presiden menjamin Departemen Pendidikan Nasional akan segera melakukan perekrutan guru-guru mata pelajaran agama Khonghucu. Sesuai pasal 12 UU No 20/2003 tentang Pendidikan Nasional, Depdiknas wajib menyediakan guru agama Khonghucu sehingga tidak ada lagi perlakuan diskriminatif terhadap pemeluk agama Khonghucu, jelas SBY. TEMPO Interaktif, 4 Peb 06: Presiden Minta Penganut Khonghucu Jalankan Ajaran Agamanya Presiden meminta kepada para penganut Khonghucu untuk menjalankan ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh. Selain itu para penganut Khonghucu juga dapat menikah berdasarkan ajaran agamanya dan dianggap sah oleh negara. Jangan ragu-ragu menjalankan ajaran agamanya, kata Presiden Yudhoyono dalam perayaan Imlek 2557 di Jakarta Convention Centre, Sabtu (4/2) sore. Presiden Yudhoyono mengatakan, hal ini telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1969 yang menyatakan bahwa Khonghucu merupakan salah satu agama. Negara juga akan menjamin pelaksanaan semua ajaran agama dan membantu pemeliharaan fasilitas keagamaan. Dia menambahkan, pemerintah juga berencana menyediakan guru-guru agama bagi para murid penganut Khonghucu. Pidato Presiden Yudhoyono ini mendapat sambutan dan tepuk tangan berulangkali dari sekitar 3.000 undangan yang hadir. --- On Thu, 9/25/08, roni Wijaya [EMAIL PROTECTED] wrote: From: roni Wijaya [EMAIL PROTECTED] Subject: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 25, 2008, 12:49 PM mas tentang konghucu konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe .
Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
sekolah2 tsb di nasionalisasikan contohnya ada 2 di daerah palmerah jakpus(bar?).. cuma yg sangat disayangkan setelah menjadi sekolah negri perawatan bangunan dan fasilitasnya bukan lg menjadi perhatian shg hancur2an ---Original Message--- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: 09/24/08 23:15:24 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee sebenernya Khong Kauw Hwee ada dimana2 , inget waktu seminar Yijing ? Itu khan dapet pinjeman gedung dari Khong Kauw Hwee. Sebenernya sekola2 Kong Kaw jaman doeloe itu banyak sekali en banyak yg didiriin ame THHK lho. Sayangnya jaman ORBA kok pada lenyap ya ? Ada yg tau kenapa pada lenyap ? Ada lampu petromaks gak ? Jadi inget ada wong semarangan yg cerita kalu doeloe die itu produk sekolah KHC yg ngajarin budi pekerti boekan agama tapi sekarang ini sekolah2 itu ngajarin agama boekan boedi pekerti. Malah die bilang moetoe sekola jaman sekarang itoe moetoenja sekadar doewit. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Inilah yang saya bilang patut dibanggakan. Bagaimana suatu karya nyata diujudkan. Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak bersekolah ?. Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan. Dengan demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya. Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua. Mampukah kita ?. Pertanyaaannya lebih kepada Maukah Kita ?. Semasa kecil saya pernah belajar dari papah saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara. Menyekolahkan orang ?. Saya kira pahalanya akan sangat besar karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan pancing kepada Tionghua yang miskin. Dana dari mana ?. Iuran atau bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah. Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri. Susah, jelas dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis. Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono BackGrnd.jpg
Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu
Halo tan, Jika anda lebih mempelajari dalam lagi secara filsafat (jangan Dogma, karena dogma bersifat super subjektif) Kongzi pribadi pernah menyatakan bahwa dia bukanlah nabi, dan ajarannya juga bukan agama, dia (Kongzi) hanya melanjutkan ajaran dari masa yang sudah ada sebelumnya(secara demografi, geografi) itu sudut pandang saya dari bahasan literartur dalam lingkup 'agama' Saya tidak mencampuri keyakinan anda! Secara pribadi saya tidak peduli anda mau menganggap KHC itu agama atau bukan, saya tidak menyalahkan ataupun me'sial'kan. Pribadi saya sebagai confucians bahwa keyakinan yg saya pegang itu adalah filsafat jalan hidup (bukan agama), dan anda telah mencampuri keyakinan saya terhadap KHC saya. Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap keyakinan saya?? Apa bisa saya sebut anda sebagai Super Sial?? Bukankah ada kata2 dari KHC What you don't like, don't do to others? Tapi anda telah melanggarnya.. :D Gimana nih?? Cheers, Postmo - Original Message From: kris tan [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 3:18:36 PM Subject: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu Buat Postmo, Adalah hak anda menyatakan Khonghucu itu bukan agama, tapi bagi para penganutnya didalam konteks Indonesia Khonghucu diposisikan seperti Kristen,Islam, Budha dll. dan para penganut Khonghucu menolak keras jika disebut Budha atau yg lainnya Dan kebetulan pemerintah juga mengakui itu. Mungkin bagi orang lain agama yang dianut oleh Postmo juga bukanlah merupakan agama atau apapun namanya. Jadi betapa sialannya anda mencampuri urusan keyakinan orang lain regards # Tan
Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
Yg diperlukan saat ini bukan sekolah tionghua, sekolah katolik atau sekolah yg berdasarkan ras, sektarian atau apapun juga bentuk yg mengecankan kelompok tertentu... segalanya diperbolehkan.. tapi yg diperlukan adalah sekolah yg biayanya dapat terjangkau kalau perlu gratis dengan tidak meninggalkan qualitas pengajarannya.. buat apa sekolah tionghua kalau hanya menjadikan tionghua menjadi manusia2 yg eksklusif ??.. salam seng goan ---Original Message--- ..disetip Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal. Salam budaya ZFy BackGrnd.jpg
Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
Iyalah,mumpung boleh dirikan Sekolah Tionghua bermutu yang sebanyak-banyaknya. Salam, Tantono 2008/9/25 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] Sebenarnya mendirikan sekolah Tionghoa bukan untuk membuktikan apa2, Dari dulu sewaktu sekolah Tionghoa eksis, sekolah Khatolik bukanlah saingan yang berarti. kwalitas lulusan sekolah Tionghoa tak pernah di bawah mereka, kalau bukan malah diatasnya! Bukan sombong, saya pernah masuk sekolah Tionghoa, sekolah Khonghucu, dan juga sekolah Khatolik, maka saya bisa membandingkan ke tiga2nya dari pengalaman pribadi. Sekolah Khatolik membesar sejak tutupnya sekolah Tionghoa. ini tak usah dipungkiri. Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh, bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal. Salam budaya ZFy --- On *Thu, 9/25/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED]* wrote: From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 25, 2008, 2:28 AM Inilah yang saya bilang patut dibanggakan. Bagaimana suatu karya nyata diujudkan. Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak bersekolah ?. Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan. Dengan demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya. Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua. Mampukah kita ?. Pertanyaaannya lebih kepada Maukah Kita ?. Semasa kecil saya pernah belajar dari papah saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara. Menyekolahkan orang ?. Saya kira pahalanya akan sangat besar karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan pancing kepada Tionghua yang miskin. Dana dari mana ?. Iuran atau bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah. Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri. Susah, jelas dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis. Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono -- Best regards, Tantono Subagyo
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Kok diem, didengerin malah diem, capelk ya. Salam, Tantono 2008/9/25 Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] Ada lagi ??? Terus doongg . On 9/25/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Tantono yg masih elum sadar sadar..., saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan etalase.indahkan?. padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas nan megah, jangan tanya kristennya, die hard. dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik... kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi. karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh kebanyakan.tapi ya itu ... ...yang ada budaya Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.combudaya_tionghua%40yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono -- Best regards, Tantono Subagyo -- Best regards, Tantono Subagyo
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Ada bukti bahwa Ibu Teresa dari Calcuta itu mengkristenkan orang miskin india ?? coba bawa kesini atau anda hanya sekedar tukang gosip belaka ?? salam seng goan coba kita banding apel to apel, ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning, Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding...megalomania... di setip Mulyawan Lie Recent Activity 23New Members Visit Your Group Moderator Central Get answers to your questions about running Y! Groups. Yahoo! Groups Wellness Spot A resource for living the Curves lifestyle. Best of Y! Groups Discover groups that are the best of their class.. BackGrnd.jpg
Re: [budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS
Saya kira, sampai hari ini banyak rekan2 yang masih bingung mengenai sosok HTS ini. HTS bukanlah orang yang menganggap diskriminasi di Indonesia tidak ada, dia juga bukan orang yang tidak berjuang untuk menghapuskan diskriminasi, dia juga menyerukan disamakankan hak politik orang Tionghoa dng kelompok masyarkat lainnya. Hanya saja, HTS hanya mau memperjuangkan Hak Politik! Dia tak peduli dng Hak Budaya orang Tionghoa, Bahkan, demi perjuangan politiknya dia rela mengorbankan Hak Budaya kaumnya sendiri. inilah letak persoalan sebenarnya.. Maka, jika menyimak pidatonya tentang Hak politik oang Tionghoa, ya ok ok saja. belangnya baru akan muncul jika menginjak ranah budaya... tapi dia kan pintar, selalu menghindari ranjau maut ini.. salam budaya ZFy --- On Thu, 9/25/08, Anton Widjaja [EMAIL PROTECTED] com wrote: From: Anton Widjaja [EMAIL PROTECTED] com Subject: [budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 25, 2008, 5:55 AM Selama saya kenal pak Harry Tjan tampaknya dia baik baik saja tentang Tionghoa. ..
RE: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Jangan kristenkan hehehe Ratapan yang hmmm bernada putus asa.. Jangankan kristenkan orang miskin ...biarkan saja mereka mati (gw gak bisa nolong , tapi yang penting jangan sampai warga miskin itu masuk Kristen) , Alias keharmonian itu warga miskin itu pegang buntutnya tapi gak dikasih makan , sambil sukur2 hokie bisa comeback kembali ... Jadi keharmonian itu hanya bertujuan come back , dijadikan sebagai koleksi keharmonian , dimana ada warga miskin pasti ada warga kaya , dan seterusnya _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mulyawanlie Sent: 25 September 2008 13:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding...megalomania. Mulyawan Lie
Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
Zaman dulu sekolah tionghoa tidak pernah mahal tuh, biayanya sangat terjangkau, bahkan ada subsidi bagi kelurga tak mampu. Bentuk dan kurikulumnya boleh saja punya warna khusus, sedangkan muridnya tak perlu eksklusif, sekolah Tionghoa bisa saja menerima murid non Tionghoa, seperti di Malaysia. ZFy --- On Thu, 9/25/08, Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 25, 2008, 10:25 PM Yg diperlukan saat ini bukan sekolah tionghua, sekolah katolik atau sekolah yg berdasarkan ras, sektarian atau apapun juga bentuk yg mengecankan kelompok tertentu... segalanya diperbolehkan. . tapi yg diperlukan adalah sekolah yg biayanya dapat terjangkau kalau perlu gratis dengan tidak meninggalkan qualitas pengajarannya.. buat apa sekolah tionghua kalau hanya menjadikan tionghua menjadi manusia2 yg eksklusif ??.. salam seng goan ---Original Message- -- ...disetip Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu.. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh, bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal. Salam budaya ZFy
Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
seinget aye yg belon pernah skul di skul khc, gak ada itu tuh pelajaran agama khc diajarin diskulnya malah semua agama diajarin. paling yg diajarin itu sopan santun budi pekerti en so on semodel dizi gui getuuu. emang sejak kapan skul khc ajarin agama khc di indonesia ? ada yg tau? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya mendirikan sekolah Tionghoa bukan untuk membuktikan apa2, Dari dulu sewaktu sekolah Tionghoa eksis, sekolah Khatolik bukanlah saingan yang berarti. kwalitas lulusan sekolah Tionghoa tak pernah di bawah mereka, kalau bukan malah diatasnya! Bukan sombong, saya pernah masuk sekolah Tionghoa, sekolah Khonghucu, dan juga sekolah Khatolik, maka saya bisa membandingkan ke tiga2nya dari pengalaman pribadi. Sekolah Khatolik membesar sejak tutupnya sekolah Tionghoa. ini tak usah dipungkiri. Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu.. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh, bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal. Salam budaya ZFy --- On Thu, 9/25/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 25, 2008, 2:28 AM Inilah yang saya bilang patut dibanggakan. Bagaimana suatu karya nyata diujudkan. Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak bersekolah ?. Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan. Dengan demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya. Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua. Mampukah kita ?. Pertanyaaannya lebih kepada Maukah Kita ?. Semasa kecil saya pernah belajar dari papah saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara. Menyekolahkan orang ?. Saya kira pahalanya akan sangat besar karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan pancing kepada Tionghua yang miskin. Dana dari mana ?. Iuran atau bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah. Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri. Susah, jelas dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis. Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Buat postmo, tentang Khonghucu
ehem sebenernya kalu liat dari kata JIAO yg artinya ajaran, semua yg pake kata JIAO itu ajaran. Contohne Hui jiao, Jidu jiao, Jing Jiao, Fo jiao, Ru jiao, Dao jiao de el el. Sekarang ini di Daojiao yg ngaku agama asli di Tiongkok, padahal mah nurut aye gak isa getu maksain. Soalne biar gimana aturan berkabung, dukacita, pemakaman, perkawinan de el el gak bakalan lepas dari kitab Li Ji. Nah kitab Li Ji khan dah diakuin sebagai kitab aliran KHC, mo itu KHC sebagai agama kek or KHC sbg filsafat. Jadi kita ini saat ngeliat kata agama sebenernya otak kita ini ngeliatnya dari sudut ape seh ? Nurut aye seh terms kata jia kayak di ru jia, daojia, fo jia lebih cocok kearah filsafat or kerennya ngkale teologi getu. Masalahnya satu, kayak Qingshong guan Hongkong ada Daojiao Shenxue or Theology Taoism he menarik seh soalne beda ama dao jia punya prinsip yang ada. Ngkale kalu gw pake terms kata jiao itu mencakup urusan lu mati, lu idup, lu darimana, kemana kalu kata jia tjoema urusan lu dibumi. Jiao ada ritual, kalu jia gak ada ritual yg ada kontemplasi getu lho Walau sebenernya gak pas jg kalu jia ama jiao dibedain kayak getu. sorry kalu aye keliatan belagak menggurui senior2 disini neh --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] wrote: Halo tan, Jika anda lebih mempelajari dalam lagi secara filsafat (jangan Dogma, karena dogma bersifat super subjektif) Kongzi pribadi pernah menyatakan bahwa dia bukanlah nabi, dan ajarannya juga bukan agama, dia (Kongzi) hanya melanjutkan ajaran dari masa yang sudah ada sebelumnya(secara demografi, geografi) itu sudut pandang saya dari bahasan literartur dalam lingkup 'agama' Saya tidak mencampuri keyakinan anda! Secara pribadi saya tidak peduli anda mau menganggap KHC itu agama atau bukan, saya tidak menyalahkan ataupun me'sial'kan. Pribadi saya sebagai confucians bahwa keyakinan yg saya pegang itu adalah filsafat jalan hidup (bukan agama), dan anda telah mencampuri keyakinan saya terhadap KHC saya. Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap keyakinan saya?? Apa bisa saya sebut anda sebagai Super Sial?? Bukankah ada kata2 dari KHC What you don't like, don't do to others? Tapi anda telah melanggarnya.. :D Gimana nih?? Cheers, Postmo - Original Message From: kris tan [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 3:18:36 PM Subject: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu Buat Postmo, Adalah hak anda menyatakan Khonghucu itu bukan agama, tapi bagi para penganutnya didalam konteks Indonesia Khonghucu diposisikan seperti Kristen,Islam, Budha dll. dan para penganut Khonghucu menolak keras jika disebut Budha atau yg lainnya Dan kebetulan pemerintah juga mengakui itu. Mungkin bagi orang lain agama yang dianut oleh Postmo juga bukanlah merupakan agama atau apapun namanya. Jadi betapa sialannya anda mencampuri urusan keyakinan orang lain regards # Tan
Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )
kontak aye aje, lagian blon pada pasti jg seh. yg mo ikutan baru 2 org trus tunggu yg dari srby conform --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kris tan [EMAIL PROTECTED] wrote: Boleh tuh ko, udah lama gak ketemuan, kapan? jam berapa? Â # Tan --- Pada Rab, 24/9/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: ardian_c [EMAIL PROTECTED] Topik: Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? ) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 24 September, 2008, 10:15 PM gak ada yg lebih pinterlar , wong masing2 ada kelebihan khan hehehe baidewai nanti ada rencana malem takbiran itu para buayawan tionghoa mo pada ngumpul dirumah owe. Minat ikutan gak ? Khan deket tuh --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, kris tan confucian_center@ ... wrote: Ko akhian yg baik, ÃÂ hehehe owe jadi malu neh kalo dianggap agak galak, maafin owe yah. terima kasih buat komentar and masukannya. ÃÂ rupanya owe perlu banyak belajar dari Ko Akhian yang lebih jago dari owe apalagi menegenai sejarah. ÃÂ Kamsia # Tan ___ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
RE: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
Setahu saya juga memang demikian yang terjadi di sekolah agama Khonghucu yang diajarkan agama khonghucu hanya murid-murid yang beragama Khonghucu saja, sedangkan yang beragama lain tetap diajarkan sesuai dengan agamanya. From: ardian_c [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, September 25, 2008 3:47 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee seinget aye yg belon pernah skul di skul khc, gak ada itu tuh pelajaran agama khc diajarin diskulnya malah semua agama diajarin. paling yg diajarin itu sopan santun budi pekerti en so on semodel dizi gui getuuu. emang sejak kapan skul khc ajarin agama khc di indonesia ? ada yg tau? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya mendirikan sekolah Tionghoa bukan untuk membuktikan apa2, Dari dulu sewaktu sekolah Tionghoa eksis, sekolah Khatolik bukanlah saingan yang berarti. kwalitas lulusan sekolah Tionghoa tak pernah di bawah mereka, kalau bukan malah diatasnya! Bukan sombong, saya pernah masuk sekolah Tionghoa, sekolah Khonghucu, dan juga sekolah Khatolik, maka saya bisa membandingkan ke tiga2nya dari pengalaman pribadi. Sekolah Khatolik membesar sejak tutupnya sekolah Tionghoa. ini tak usah dipungkiri. Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu.. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh, bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal. Salam budaya ZFy --- On Thu, 9/25/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com Date: Thursday, September 25, 2008, 2:28 AM Inilah yang saya bilang patut dibanggakan. Bagaimana suatu karya nyata diujudkan. Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak bersekolah ?. Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan. Dengan demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya. Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua. Mampukah kita ?. Pertanyaaannya lebih kepada Maukah Kita ?. Semasa kecil saya pernah belajar dari papah saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara. Menyekolahkan orang ?. Saya kira pahalanya akan sangat besar karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan pancing kepada Tionghua yang miskin. Dana dari mana ?. Iuran atau bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah. Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri. Susah, jelas dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis. Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono image001.jpgimage002.jpg
Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
masing2 daerah kale ya beda caranya :D ape yg didiriin KKH ame THHK beda kale ya hehehehehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: Oh jelas ada, wong saya sempat sekolah di sana, namanya SMP Confucius di Surakarta alias Solo! Bahkan diajari nyanyian2 pujaan untuk Sang nabi segala kok. ZFy --- On Thu, 9/25/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 25, 2008, 8:46 AM seinget aye yg belon pernah skul di skul khc, gak ada itu tuh pelajaran agama khc diajarin diskulnya malah semua agama diajarin. paling yg diajarin itu sopan santun budi pekerti en so on semodel dizi gui get uuu. emang sejak kapan skul khc ajarin agama khc di indonesia ? ada yg tau? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Fy Zhou zhoufy@ wrote: Sebenarnya mendirikan sekolah Tionghoa bukan untuk membuktikan apa2, Dari dulu sewaktu sekolah Tionghoa eksis, sekolah Khatolik bukanlah saingan yang berarti. kwalitas lulusan sekolah Tionghoa tak pernah di bawah mereka, kalau bukan malah diatasnya! Bukan sombong, saya pernah masuk sekolah Tionghoa, sekolah Khonghucu, dan juga sekolah Khatolik, maka saya bisa membandingkan ke tiga2nya dari pengalaman pribadi. Sekolah Khatolik membesar sejak tutupnya sekolah Tionghoa. ini tak usah dipungkiri. Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu.. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh, bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal. Salam budaya ZFy --- On Thu, 9/25/08, Tantono Subagyo tantono@ wrote: From: Tantono Subagyo tantono@ Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 25, 2008, 2:28 AM Inilah yang saya bilang patut dibanggakan. Bagaimana suatu karya nyata diujudkan. Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak bersekolah ?. Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan. Dengan demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya. Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua. Mampukah kita ?. Pertanyaaannya lebih kepada Maukah Kita ?. Semasa kecil saya pernah belajar dari papah saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara. Menyekolahkan orang ?. Saya kira pahalanya akan sangat besar karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan pancing kepada Tionghua yang miskin. Dana dari mana ?. Iuran atau bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah. Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri. Susah, jelas dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis. Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Apa kata Harry Tjan == Selayang Pandang : Diskusi Tionghoa Dalam Cengkeraman SBKRI
Neng Uli yb, Ini bener-bener anak Naga, nih. Bisa kerja cepat memberikan laporan selayang pandang Diskusi Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI. Ban-ban kamsia, deh. Sekalipun sepotong-potong apa yang diajukan HTS, tetap ada ada beberapa hal yang bisa dikomentari. Syukur kalau ada yang kenal deengan panitia bisa diminta pembicaraan lengkap yang di-edit mereka, ... Saya angkat apa yang dikatakan SBKRI hanyalah masalah pembodohan, pemanfaatan pembodohan atau ketidak tahuan yang berlangsung menjadi masalah sampai sekarang. Saya tidak menangkap baik bagaimana sikap HTS dengan pernyataan SBKRI sebagai produk yang diskriminatif terhadap TIonghoa. Betul juga dikatakan SBKRI hanyalah masalah pembodohan, ketidak tahuan TIonghoa akan UU sebenarnya. Jadi selalu dirongrong masalah SBKRI. Padahl seperti yang dikatakan bung Martin, itu bukan kewajiban Tionghoa harus punya SBKRI. Hanya hak untuk mempermudah menunjukkan dirinya WNI, itu saja. Tapi, sayapun jadi berpikir-pikir, ketika itu setelah diberlakukan UU No.62/1958, bagi Tionghoa dewasa kalau tidak punya SBKRI, bagaimana membuktikan dirinya WNI, ya? Karena kenyataan ada perkecualian bagi TIonghoa yang memang tidak perlu pilih kembali, seperti mereka yang menjadi Pegawai Negeri, TNI-Polisi, Anggota DPR, pernah ikut pemilihan umum tahun 55-56, dan mereka-mereka yang matapencahariannya sama dengan penduduk setempat, jadi tani, buruh kebun, buruh-tambang, ... Rasa-rasanya semula ada yang dinamakan kartu kuning, ya? Jadi, sebelum ada SBKRI ada kartu kuning sebagai tanda mereka sudah memilih jadi WNI. Barangkali bung Martin atau bung Eddy bisa memberikan pencerahan, bagaimana Tionghoa dewasa ketika itu membuktikan dirinya WNI, kalau tidak punya SBKRI? Itupula yang menjadi sebab, mengapa Prof. Tjan Tjoe-siem yang dekan Fak Sastra UI, saking dongkolnya sulit membuktikan dirinya WNI dan berulang kali dimintai menunjukkan SBKRI, terpaksa pergi ke-pengadilan minta SBKRI. Nah, yang pasti bagi anak-anak yang lahir setelah tahun 1960 (atau 1962?) dimana surat lahir tertera Ortu WNI, mereka setelah dewasa kalau ingin tetap mempertahankan WNI, tidak lagi butuh SBKRI. Nah, setelah tahun 80, mereka berusia 18 tahun, SBKRI sudah tidak dibutuhkan lagi. Tetap saja menjadi soal, karena selama itu ada saja kelompok warga miskin yang tidak pernah mengurusi surat-suar KTP, surat-lahir apalagi SBKRI, dan, ... mereka-mereka ini lebih-lebih tidak usah ada SBKRI, cukup diurus KTP, KK dan Surat lahirnya saja. Betul Kata bung Martin, lurahnya juga kenal baik dengan mereka, kok. Jadi, yang jadi soal adalah mereka yang semula ambil WNA, lalu menyesal dan mau berubah jadi WNI. Bukankah mereka tetap ada peluang untuk jadi WNI melalui naturalisasi,bisaa ambil SKKRI, kan. Dan tidak perlu harus main suap atau tembak SBKRI. Yang saya tau adalah sekelompok TIonghoa yang pulang-kampung dimasa PP-10, tahun 60 itu. Setelah tidak betah hidup di desa-Tiongkok, keluar ke HK dan keluarga di Indonesia cukup mampu untuk menerima mereka kembali. Jalan resmi, legal tertutup bagi mereka. Karena ketika keluar mereka tanda-tangan berjanji tidak kembali lagi ke Indonesia. Jadi, gunakan cara beli KTP, surat lahir, bahkan SBKRI. Ada yang berhasil, ada juga yang ketahuan lalu diperas berulang kali, tidak tahan kembali lagi ke HK. Ini yang saya ketahui terjadi ditahun-80-an. Lalu, masalah baru yang muncul dengan penyusupan warga perantau Tiongkok baru, yang ingin memperbaiki nasib hidupnya di Indonesia. Saya tidak jelas ada berapa banyak orang macam ini, tapi rasanya tidak bisa dikatakan banyak. Mengingat taraf hidup di TIongkok sudah lebih baik kenapa lari ke Indonesia yang lebih jelek? Untuk batu loncatan ke-negara barat, sebagaimana saya ketahui ada kasus penipuan terbongkar mem-beli passport Thailand yang katanya akan digunakan ke ERopah. Tapi, ... apun sesungguhnya terjadi, saya berpendapat memang SBKRI tidak dibutuhkan lagi untuk membuktikan WNI, ya sejak hitungan tahun 80 anak-anak yang menjadi dewasa setelah surat lahir nya bisa digunakan untuk membuktikan dirinya WNI, karena ortu WNI. Bagi orang yang semula WNA, ingin jadi WNI gunakanlah jalur naturalisasi dan dikasih SKKRI, juga bagi pendatang baru. Bagi orang yang KTP dan surat lahir dicurigai adalah tembakan, buktikan bahwa itu tembakan. Kalau betul, ya jerat saja orang dengan HUKUM yang berlaku. Tak usah minta tunjukkan SBKRI segala, lha SBKRI juga bisa ditembak, kok. Utamanya benahilah birokrasi pemerintah sebaik-baiknya, jangan sampai pemerintah tetap saja gunakan keparat menjadi aparat. Jangan sampai KTP, surat-lahir, pasport, ijasah dll, bisa di-beli, bisa dibajak dengan begitu mudahnya, ... Jadi, yang saya kehendaki, jangan karena kasus-kasus khusus dari segelintir TIonghoa aneh dan penyusup, lalu semua TIonghoa selalu dihantui SBKRI. Mengapa setelah dihapus, tetap saja bung Martin berkeras tidak bisa dihapus, harus terus diberlakukan? Tidak mengerti, malah yang pemerintah yang mensahkan
Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia
Wah..keren, sapa neh yg siap-siap/berani ganti KTP jadi KHC :D Back to your basic religius :D Bravo..bravo..!!! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian [EMAIL PROTECTED] wrote: RW: mas tentang konghucu konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan KH: Saran untuk mas Roni: sering2lah membaca koran, atau setidaknya bacalah postingan di milis ini. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/17239 ini kutipannya: KOMPAS, 5 Peb 06 Bangsa Indonesia Tak Ingin Lagi Diskriminatif-Tak Ada Istilah Agama Diakui atau Tak Diakui Negara Mengenai status agama Khonghucu, Presiden Yudhoyono kembali mengingatkan pidatonya saat Perayaan Tahun Baru Imlek 2005. Pemerintah mengacu pada Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 yang diundangkan melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969. Dalam penjelasannya disebutkan, agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu adalah agama yang dipeluk penduduk di Indonesia, kata Presiden. Di negeri kita tidak dianut istilah agama yang diakui atau tidak diakui negara. Prinsip yang dianut UUD adalah negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya itu. Negara tidak akan pernah mencampuri ajaran agama. Tugas negara adalah memberikan perlindungan, pelayanan, serta membantu pembangunan dan pemeliharaan sarana peribadatan serta mendorong pemeluk agama yang bersangkutan menjadi pemeluk agama yang baik, kata Presiden. Jawa Pos, 5 Peb 06: Pemerintah Jamin Hak Umat Konghucu Menurut Presiden SBY, Indonesia tidak mengenal agama yang diakui atau tidak diakui negara. Karena itu, negara menjamin kebebasan beragama dan menjalankan perintah agama masing-masing. Negara tidak mencampuri urusan keagamaan karena ajaran agama berada di luar jangkauan kekuasaan negara, ujar presiden. Sesuai dengan Perpres No 1/1965 dan UU No 5/1969, lanjut presiden, Departemen Agama telah melayani umat Khonghucu sebagai pemeluk agama Khonghucu. Aturan perkawinan antarumat Khonghucu juga dijamin UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam UU itu dinyatakan, perkawinan umat Khonghucu di depan pendeta Khonghucu dinyatakan sah menurut UU Perkawinan dan dapat dicatat di Kantor Catatan Sipil seperti umat Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu. Sementara itu, perkawinan antarumat Islam dicatat Kantor Urusan Agama masing-masing kecamatan. Saya minta catatan sipil tidak lagi ragu mencatat perkawinan pemeluk agama Khonghucu sama halnya dengan perkawinan bagi pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, tegas presiden. Terkait dengan keluhan ketiadaan mata pelajaran agama Khonghucu di sekolah-sekolah, presiden menjamin Departemen Pendidikan Nasional akan segera melakukan perekrutan guru-guru mata pelajaran agama Khonghucu. Sesuai pasal 12 UU No 20/2003 tentang Pendidikan Nasional, Depdiknas wajib menyediakan guru agama Khonghucu sehingga tidak ada lagi perlakuan diskriminatif terhadap pemeluk agama Khonghucu, jelas SBY. TEMPO Interaktif, 4 Peb 06: Presiden Minta Penganut Khonghucu Jalankan Ajaran Agamanya Presiden meminta kepada para penganut Khonghucu untuk menjalankan ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh. Selain itu para penganut Khonghucu juga dapat menikah berdasarkan ajaran agamanya dan dianggap sah oleh negara. Jangan ragu-ragu menjalankan ajaran agamanya, kata Presiden Yudhoyono dalam perayaan Imlek 2557 di Jakarta Convention Centre, Sabtu (4/2) sore. Presiden Yudhoyono mengatakan, hal ini telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1969 yang menyatakan bahwa Khonghucu merupakan salah satu agama. Negara juga akan menjamin pelaksanaan semua ajaran agama dan membantu pemeliharaan fasilitas keagamaan. Dia menambahkan, pemerintah juga berencana menyediakan guru-guru agama bagi para murid penganut Khonghucu. Pidato Presiden Yudhoyono ini mendapat sambutan dan tepuk tangan berulangkali dari sekitar 3.000 undangan yang hadir. --- On Thu, 9/25/08, roni Wijaya [EMAIL PROTECTED] wrote: From: roni Wijaya [EMAIL PROTECTED] Subject: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 25, 2008, 12:49 PM mas tentang konghucu konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe .
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Sdr. Mulyawan Lie, yang bukan Chinese banana. Anda 3 kali mengutip kata-kata Lao Tze dengan bangga: Creating but not owning, giving without demanding, this is harmony. Tapi anehnya isi tulisan Anda sama sekali tidak sesuai dengan kata-kata ini. Di dunia ini tidak ada yang sempurna termasuk agama Kristen. Silakan Anda mengkritik semua kekurangan agama Kristen. Tapi Anda juga harus ingat di luar segala kekurangannya agama Kristen juga banyak mengajarkan kebaikan dan banyak memberikan sumbangan kepada kemanusiaan. Kalau Anda hanya melihat keburukan agama Kristen saja, mungkin memang keburukan tersebut sudah melekat pada pikiran Anda sendiri, bukan hanya pada agama Kristen-nya saja. Anda mengatakan Bunda Teresa megalomania. Ngomong-ngomong, apakah kontribusi Anda kepada kemanusiaan sudah lebih besar daripada kontribusi Bunda Teresa yang megalomania ini? Sudah berapa banyak orang lemah dan miskin yang Anda bantu dengan kebijaksanaan Anda yang not owning dan without demanding itu? Anda mengkritik agama Kristen dengan ejekan-ejekan Anda dan bawa-bawa nama Lao Tze pula. Apakah Lao Tze memang mengajarkan Anda untuk mengejek orang lain selucu-lucunya? Orang Kristen mengajak orang lain ikut agamanya, dan Anda juga mengajak orang lain ikut budaya Anda, pada dasarnya sama saja. Oh, beda, yang Anda lebih bagus, not owning dan without demanding. OK deh, ini cuma basa-basi doang. Lagian Lao Tze saja tidak mempan mengajari Anda, apalagi saya. Hehehe --- On Wed, 9/24/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: From: mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 24, 2008, 11:46 PM coba kita banding apel to apel, ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning, Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding. ..megalomania. sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca... intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan mesjid.seru. . ada bakar bakaran juga, kecil2an sih. ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak Tantono si Mr. Rambo Bush di washington. ... yang ada cuma budaya. Mulyawan Lie
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
ehem coba owe nulis sedikit ape kata ngkong Laozi ya. kata ngkong Laozi gini , Owe ada 3 pusaka yaitu ci, jian , bugan weitianxia xian, jaga teguh 3 pusaka itu So nurut aye yg namanya Mother Theresa dah sejalan ame 3 pusaka itu. Trus jg khan mother Theresa katanya di buku hariannya itu mendapat satu enlightment soal Tuhan yg mirip2 ama Tuhan ala timur lho. En itu wajar aje , semua lage perjalanan mencari ape itu Tuhan kek hantu ke Dao ke taoge kek Tian kek wat eper namanye, name it aje suka2nye. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Tantono yg masih elum sadar sadar..., saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan etalase.indahkan?. padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas nan megah, jangan tanya kristennya, die hard. dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik... kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi. karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh kebanyakan.tapi ya itu ... ...yang ada budaya Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
Oh jelas ada, wong saya sempat sekolah di sana, namanya SMP Confucius di Surakarta alias Solo! Bahkan diajari nyanyian2 pujaan untuk Sang nabi segala kok. ZFy --- On Thu, 9/25/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 25, 2008, 8:46 AM seinget aye yg belon pernah skul di skul khc, gak ada itu tuh pelajaran agama khc diajarin diskulnya malah semua agama diajarin. paling yg diajarin itu sopan santun budi pekerti en so on semodel dizi gui get uuu. emang sejak kapan skul khc ajarin agama khc di indonesia ? ada yg tau? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya mendirikan sekolah Tionghoa bukan untuk membuktikan apa2, Dari dulu sewaktu sekolah Tionghoa eksis, sekolah Khatolik bukanlah saingan yang berarti. kwalitas lulusan sekolah Tionghoa tak pernah di bawah mereka, kalau bukan malah diatasnya! Bukan sombong, saya pernah masuk sekolah Tionghoa, sekolah Khonghucu, dan juga sekolah Khatolik, maka saya bisa membandingkan ke tiga2nya dari pengalaman pribadi. Sekolah Khatolik membesar sejak tutupnya sekolah Tionghoa. ini tak usah dipungkiri. Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu.. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh, bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal. Salam budaya ZFy --- On Thu, 9/25/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 25, 2008, 2:28 AM Inilah yang saya bilang patut dibanggakan. Bagaimana suatu karya nyata diujudkan. Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak bersekolah ?. Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan. Dengan demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya. Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua. Mampukah kita ?. Pertanyaaannya lebih kepada Maukah Kita ?. Semasa kecil saya pernah belajar dari papah saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara. Menyekolahkan orang ?. Saya kira pahalanya akan sangat besar karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan pancing kepada Tionghua yang miskin. Dana dari mana ?. Iuran atau bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah. Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri. Susah, jelas dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis. Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Ardian Heng, Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara independen di Asia Tenggara, ataukah aliran yang berasal dari aliran Sam Kaw yang berada di Tiongkok sana ? Saya setuju dengan pendapat anda mengenai sikap pragmatis ini. Di pinggiran Tangerang terdapat klenteng kecil yang baru berdiri sekitar permulaan abad 20. Ada seorang tua disana yang masih mengetahui riwayat berdirinya. Menurut dia, ditempat tersebut dulu angker sehingga warga sekitar sering memberikan sesajen buat penunggunya. Lama kelamaan tempat tersebut di buat atap, nah jadilah klenteng. Sekarang dikelenteng tersebut terdapat berbagai macam patung dewa, termasuk Buddha. Apakah mungkin masyarakat perantau generasi awal membangun sistim kepercayaan sendiri, yang merupakan gabungan dari kepercayaan2 dari daratan Tiongkok dan kepercayaan lokal ? Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: hmmm di Taiwan ya ? Bisa banyak aliran yg disebut samkaw lar, mulai dari Sanyi jiao sampe tiande shengjiao bisa disebut ngebawa ciri khas samkaw. nah kalu yg di Asteng memang unik, community centre tapi masih bersifat kedaerahan, kesukuan sama marga. Baru mulai masuk abad 19 akhir awal abad 20, berangsur2 banyak kelenteng yg masukin dewa2 yg berunsur kedaerahan yg berbeda sama sekali dgn kelenteng tempat dewa tsbt ditaroh. So itu tdk langsung timbul begitu saja jadi community centre lintas daerah , agama, etnis. Seinget saya pendeta samkaw or maitrisia ya ( CMIIW) gak ada ya di Taiwan. Kecuali pendeta sanyi jiao getu lho. Nah kita di asteng sering rancu antara samkaw dgn sanyi jiao. Samkaw di Indonesia or asteng mah sifatnya pragmatis gak begitu pusing sama dogma2 agama yg jadi label samkaw itu. Makana gak aneh kalu giliran ke China daratan banyak yg terbengong2 ngeliat tempat ibadah or kelenteng disana yg amat sedikit membawa ciri khas samkaw. Tapi ada jg kelenteng yg ciri khas satu agama tapi bawa banyak tulisan agama laen en so far so good. Contohnya kelenteng Huang Daxian di Guangzhou, jelas2 ciri khas Taoism tapi ada jg ornamen Buddhisme kayak teratai, kitab2 Buddhisme disana. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo dipodipo@ wrote: Wah makin menarik. Saya sudah lama ingin mengetahui mengenai aliran ini. Ada yang mengatakan pada saya kalau Sam Kaw (bagaimana penulisan yang benar Sam Kw atau Sam Kauw ? ) muncul di Asia Tenggara, disebabkan keterbatasan tempat beribadah pada jaman dahulu. Dimana komunitas perantau Cina mendirikan semacam community centre yang juga berfungsi sebagai rumah ibadah bersama. Pada awalnya aliran2 tersebut menjalankan ibadah seara terpisah. Akan tetapi karena seringnya interaksi antara agama2 tersebut, maka terjadi sinkretisme yang melahirkan aliran Sam Kaw. Agama2 yang terlebur adalah Taoisme, Buddhisme dan Khong Hu Cu sebagai filsafat. Ini adalah keterangan yang saya dapat, akan tetapi ada teman saya yang menjadi pendeta Sam Kaw,dan menurut dia aliran ini terdapat juga di Taiwan. Saya tertarik mengetahui sejarah dari aliran ini dari sisi keilmuan / historis, mudah2an ada teman2 yang dapat membantu. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andytanoko andytanoko@ wrote: samkaw itu kalau tidak salah di daratan tiongkok disebut sebagai neo-confucianism. tokoh-tokoh neo-confucianism : * Cheng Yi * Lu Xiangshan aka Lu Jiuyuan (11391193) * Ouyang Xiu (10071072) * Shao Yong (10111077) * Su Shi, aka Su Dongpo (10371101) * Wang Yangming aka Wang Shouren * Ye Shi (11501223) * Zhang Sanfeng * Zhang Zai * Zhou Dunyi (10171073) * Zhu Xi (11301200) Zhu Xi's formulation of the Neo-Confucian world view is as follows. He believed that the Tao (Chinese: #36947;; pinyin: dào; literally way) of Tian (Chinese: #22825;; pinyin: ti#257;n; literally heaven) is expressed in principle or li (Chinese: #29702;; pinyin: l#464;), but that it is sheathed in matter or qi (Chinese: #27683;; pinyin: qì). In this, his system is based on Buddhist systems of the time that divided things into principle (again, li), and shi (Chinese: #20107;; pinyin: shì). In the Neo-Confucian formulation, li in itself is pure and perfect, but with the addition of qi, base emotions and conflicts arise. Human nature is originally good, the Neo-Confucians argued (following Mencius), but not pure unless action is taken to purify it. The imperative is then to purify one's li. However, in contrast to Buddhists and Taoists, neo-Confucians did not believe in an external world unconnected with the world of matter. In addition, Neo-Confucians in general rejected the idea of reincarnation and the associated idea of karma. Different Neo-Confucians had differing ideas for how to do so. Zhu
Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
Nah jaman sekarang adalah kebalikan dari jaman dulu Pak, sekarang ini sekolah swasta dgn mutu biasa2 saja sdh mahal sekali,pilihan org jatuh ke sekolah negri yg dipikirnya murah dgn subsidi pemerintah.. tp hasilnya sama saja selalu saja ada pungutan ini itu, hal ini diperparah lagi dgn situasi ekonomi yg semakin berat yg berujung pada pilihan hidup dan sekolah jelas bukan merupakan pilihan yg pertama atau kedua. Sekolah sudah menjadi suatu industri yg menggiurkan bagi para pemilik modal, tinggal ditambah sedikit bhs asing harga sudah berbeda dan sekolah model begini tumbuh demikian pesat di indonesia.. jadi menurut saya kalau berniat membangun sekolah entah itu sekolah KHC, Katolik, Kristen, Islam, Budha atau yg lain maka sdh seharusnya lebih berorientasi pd sekolah yg lebih merakyat, sekolah yg bisa diakses oleh semua lapisan golongan terutama utk yg tidak mampu.. berikan subsidi kpd anak2 yg tidak berbakat dan tidak pintar. demikian dulu Pak, terima kasih. salam seng goan ps. utk sekolah katolik, yg bernaung di bawah yayasan Strada bisa dipastikan sekolahnya utk org2 menengah kebawah, tp soal mutu masih lumayan. ---Original Message--- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: 09/25/08 02:01:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee Zaman dulu sekolah tionghoa tidak pernah mahal tuh, biayanya sangat terjangkau, bahkan ada subsidi bagi kelurga tak mampu. Bentuk dan kurikulumnya boleh saja punya warna khusus, sedangkan muridnya tak perlu eksklusif, sekolah Tionghoa bisa saja menerima murid non Tionghoa, seperti di Malaysia. ZFy --- On Thu, 9/25/08, Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 25, 2008, 10:25 PM Yg diperlukan saat ini bukan sekolah tionghua, sekolah katolik atau sekolah yg berdasarkan ras, sektarian atau apapun juga bentuk yg mengecankan kelompok tertentu... segalanya diperbolehkan. . tapi yg diperlukan adalah sekolah yg biayanya dapat terjangkau kalau perlu gratis dengan tidak meninggalkan qualitas pengajarannya.. buat apa sekolah tionghua kalau hanya menjadikan tionghua menjadi manusia2 yg eksklusif ??.. salam seng goan ---Original Message- -- ..disetip Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal. Salam budaya ZFy BackGrnd.jpg
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
pak dipo2, awalnya kita mesti liat sejarah panjang masing2 aliran yg ada di Tiongkok sono plus jg ketegangan2 diantara aliran2 itu en biar gimana gak ampe bacok2an paling debat2an. Kira2 jaman Tang ama Song, (actually jaman dinasti Jin ama utara selatan jg dah ada seh tapi gak meluas.) mulai ada sikap saling mau belajar dan saling mengerti antar aliran yg ada. Yg dimaksud itu 3 aliran utama ya, biar Nestorian sama Mani sdh ada tapi pengaruhnya gak kuat biar tetep ada pengaruhnya di sejarah. Nah saat itu mrk ttp pegang label agama masing2, kayak misalnya Zhuxi biar dia itu termasuk aliran Li di KHC jg dikenal sebagai neo confuciusm, tapi dia tetep ada anjuran buat pengikut KHC itu sembahyang dewa dapur dan dewa bumi. Nah itu khan pengaruhnya tetep ada di sebagian kalangan org Chinese yg pengikut kepercayaan leluhurnya. Kalu di Asteng ini unik, saya tekanin ASTENG soalnya fenomena samkaw itu emang ada di ASTENG tapi baru di Indonesia yg jadi satu lembaga yg dipeloporin sama Kwee TekHoay (#65315;#65325;#65321;#65321;#65335;#65289;. Menurut saya keterkaitan samkaw itu hanya dari sudut sejarah yg mana sejak jaman Song akhir sudah mulai timbul dan secara merata sikap saling menghormati diantara 3 aliran ini. Tidak ada kaitan dgn Sanyi jiao yg dibentuk oleh Lin ZhaoEn, bahkan kitab2nya mungkin tidak dikenal di kalangan Samkaw Indonesia. Jg Lin ZhaoEn dipandang sebagai ketua aliran Sanyi, yg mana di Indonesia tidak ada hal itu. So menurut saya, Samkaw di Indonesia itu bertujuan menaungi semua org Tionghoa yg berbeda kepercayaan menjadi satu dan salah satu alatnya adalah kelenteng. Sayangnya kelenteng or MIAO ini jadi rebutan antar agama. Uniknya : 1.lintas Tri agama yg secara organisasi atau jg formal tdk mencakup mereka. Kalaupun ada sebenernya sebagai undangan 2.bersifat community centre yg lebih luas dibanding yg ada di Tiongkok, misalnya buat meredam ketegangan antar kelompok. Jgn kita berpikir org2 Tionghoa di Indonesia itu gak kepecah2 antar etnis, ada itu dan kadang pertarungan antar etnis khan tetep ada. Jadi masuknya dewa2 itu nurut saya berfungsi meredam ketegangan antar sub etnis yg bersifat kedaerahan or dialek di Indonesia ini. 3.Pengadopsian dewa2 or tokoh2 lokal seperti yg ada dan jg di Asia Tenggara ini. Tokoh2 itu bisa berbentuk datuk or mbah. Bahkan di Penang sendiri ada medium yg dimasuki datuk dan bergaya seperti orang Melayu , jg di Singkawang jg sama. So ini artinya kelenteng di Asia Tenggara mengalami transformasi yg berbeda dari asalnya. Kemungkinan terjadinya perubahan ini : 1.komunitas yg berasal dari wilayah tertentu seperti misalnya Zhang Zhou pasti membangun kelenteng yg sebagai tuan rumah adalah Kai Zhang Shengwang, kemudian disitu marga bertindak pula, seperti misalnya dewa marga Lin yg pasti memasukkan Tianshang Shenmu. Kemudian jg pekerjaan memiliki peran. Perlahan tapi pasti, dewa2 etnis2 lain bakalan diterima masuk menginat fungsinya sebagai community centre. 2.tidak masuknya tokoh2 dari lembaga keagamaan Buddha Mahayana Tiongkok maupun Tao dari sekte Quanzhen or Zhengyi. #65314;#65352;#65353;#65355;#65363;#65365;#12288;#65314;#65349;#65358;#65329;#65353;#65358;#65351;#12288;#65363;#65349;#65353;#65358;#65351;#65345;#65364;#12288;#65363;#65345;#65369;#65345;#12288;#65354;#65351;#12288; #65357;#65345;#65363;#65365;#65355;#65358;#65369;#65345;#12288;#65360;#65345;#65348;#65345;#12288;#65345;#65355;#65352;#65353;#65362;#12288;#65345;#65346;#65345;#65348;#12288;#65355;#65349;#12288;#65297;#65305;#12288;#65348;#65345;#65358;#12288; #65345;#65367;#65345;#65356;#12288;#65345;#65346;#65345;#65348;#12288;#65355;#65349;#12288;#65298;#65296;#65294;Sedangkan daoshi2 aliran Zhengyi bersifat keluarga dan pewarisan ajaran yg mana perlu pengukuhan kembali di Longhu shan, jarak dan biaya serta waktu tidak memungkinkan. Quanzhen tidak begitu berkembang di selatan Tiongkok pada masa itu, hanya baru diabad ke 20 inilah bisa berkembang pesat. Hal2 ini membuat nilai2 kelenteng di Indonesia jadi pragmatis mengental dan nilai2 filosofi kelenteng lenyap. Saking parahnya, saya pernah melihat satu photo dari Medan yg bilang itu pendeta KHC padahal dari atribut dan perlengkapan itu nunjukin tosu aliran Zhengyi. Buddhisme yg masuk jg kebanyakan berasal dari Theravada yg bukan memiliki ciri khas Tiongkok shg sering ada benturan antara mrk dgn bbrp kelenteng. Mahayana sendiri saya lihat kurang perhatian akan kelenteng ini or jg karena ada masalah lain ? walahualam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ardian Heng, Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara independen di Asia Tenggara, ataukah aliran yang berasal dari aliran Sam Kaw yang berada di Tiongkok sana ? Saya setuju dengan pendapat anda mengenai sikap pragmatis ini. Di pinggiran Tangerang terdapat klenteng kecil yang baru berdiri sekitar permulaan abad 20. Ada seorang tua disana yang masih mengetahui
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
pak dipo2, awalnya kita mesti liat sejarah panjang masing2 aliran yg ada di Tiongkok sono plus jg ketegangan2 diantara aliran2 itu en biar gimana gak ampe bacok2an paling debat2an. Kira2 jaman Tang ama Song, (actually jaman dinasti Jin ama utara selatan jg dah ada seh tapi gak meluas.) mulai ada sikap saling mau belajar dan saling mengerti antar aliran yg ada. Yg dimaksud itu 3 aliran utama ya, biar Nestorian sama Mani sdh ada tapi pengaruhnya gak kuat biar tetep ada pengaruhnya di sejarah. Nah saat itu mrk ttp pegang label agama masing2, kayak misalnya Zhuxi biar dia itu termasuk aliran Li di KHC jg dikenal sebagai neo confuciusm, tapi dia tetep ada anjuran buat pengikut KHC itu sembahyang dewa dapur dan dewa bumi. Nah itu khan pengaruhnya tetep ada di sebagian kalangan org Chinese yg pengikut kepercayaan leluhurnya. Kalu di Asteng ini unik, saya tekanin ASTENG soalnya fenomena samkaw itu emang ada di ASTENG tapi baru di Indonesia yg jadi satu lembaga yg dipeloporin sama Kwee TekHoay (cmiiw). Menurut saya keterkaitan samkaw itu hanya dari sudut sejarah yg mana sejak jaman Song akhir sudah mulai timbul dan secara merata sikap saling menghormati diantara 3 aliran ini. Tidak ada kaitan dgn Sanyi jiao yg dibentuk oleh Lin ZhaoEn, bahkan kitab2nya mungkin tidak dikenal di kalangan Samkaw Indonesia. Jg Lin ZhaoEn dipandang sebagai ketua aliran Sanyi, yg mana di Indonesia tidak ada hal itu. So menurut saya, Samkaw di Indonesia itu bertujuan menaungi semua org Tionghoa yg berbeda kepercayaan menjadi satu dan salah satu alatnya adalah kelenteng. Sayangnya kelenteng or MIAO ini jadi rebutan antar agama. Uniknya : 1.lintas Tri agama yg secara organisasi atau jg formal tdk mencakup mereka. Kalaupun ada sebenernya sebagai undangan 2.bersifat community centre yg lebih luas dibanding yg ada di Tiongkok, misalnya buat meredam ketegangan antar kelompok. Jgn kita berpikir org2 Tionghoa di Indonesia itu gak kepecah2 antar etnis, ada itu dan kadang pertarungan antar etnis khan tetep ada. Jadi masuknya dewa2 itu nurut saya berfungsi meredam ketegangan antar sub etnis yg bersifat kedaerahan or dialek di Indonesia ini. 3.Pengadopsian dewa2 or tokoh2 lokal seperti yg ada dan jg di Asia Tenggara ini. Tokoh2 itu bisa berbentuk datuk or mbah. Bahkan di Penang sendiri ada medium yg dimasuki datuk dan bergaya seperti orang Melayu , jg di Singkawang jg sama. So ini artinya kelenteng di Asia Tenggara mengalami transformasi yg berbeda dari asalnya. Kemungkinan terjadinya perubahan ini : 1.komunitas yg berasal dari wilayah tertentu seperti misalnya Zhang Zhou pasti membangun kelenteng yg sebagai tuan rumah adalah Kai Zhang Shengwang, kemudian disitu marga bertindak pula, seperti misalnya dewa marga Lin yg pasti memasukkan Tianshang Shenmu. Kemudian jg pekerjaan memiliki peran. Perlahan tapi pasti, dewa2 etnis2 lain bakalan diterima masuk menginat fungsinya sebagai community centre. 2.tidak masuknya tokoh2 dari lembaga keagamaan Buddha Mahayana Tiongkok maupun Tao dari sekte Quanzhen or Zhengyi#65294;Bhiksu Benqing jg seingat saya masuknya kira2 akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20.Waktu bhiksu Benqing tinggal di Taikak sie sendiri sdh bisa dibilang membawa ciri khas Samkaw. Sedangkan daoshi2 aliran Zhengyi bersifat keluarga dan pewarisan ajaran yg mana perlu pengukuhan kembali di Longhu shan, jarak dan biaya serta waktu tidak memungkinkan. Quanzhen tidak begitu berkembang di selatan Tiongkok pada masa itu, hanya baru diabad ke 20 inilah bisa berkembang pesat. Hal2 ini membuat nilai2 kelenteng di Indonesia jadi pragmatis mengental dan nilai2 filosofi kelenteng lenyap. Saking parahnya, saya pernah melihat satu photo dari Medan yg bilang itu pendeta KHC padahal dari atribut dan perlengkapan itu nunjukin tosu aliran Zhengyi. Buddhisme yg masuk jg kebanyakan berasal dari Theravada yg bukan memiliki ciri khas Tiongkok shg sering ada benturan antara mrk dgn bbrp kelenteng. Mahayana sendiri saya lihat kurang perhatian akan kelenteng ini or jg karena ada masalah lain ? walahualam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ardian Heng, Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara independen di Asia Tenggara, ataukah aliran yang berasal dari aliran Sam Kaw yang berada di Tiongkok sana ? Saya setuju dengan pendapat anda mengenai sikap pragmatis ini. Di pinggiran Tangerang terdapat klenteng kecil yang baru berdiri sekitar permulaan abad 20. Ada seorang tua disana yang masih mengetahui riwayat berdirinya. Menurut dia, ditempat tersebut dulu angker sehingga warga sekitar sering memberikan sesajen buat penunggunya. Lama kelamaan tempat tersebut di buat atap, nah jadilah klenteng. Sekarang dikelenteng tersebut terdapat berbagai macam patung dewa, termasuk Buddha. Apakah mungkin masyarakat perantau generasi awal membangun sistim kepercayaan sendiri, yang merupakan gabungan dari kepercayaan2 dari
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
ngkale nurut owe seh yg bener itu mah ajarin TOLERANSI en BHINNEKA TUNGGAL IKA. Jg pasal2 penghinaan mesti ditegakin dong. trus kita2 mesti berani mengkritik org2 yg sealiran tapi ngeuleyet kalu pake istilah sunda mah. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Rumah Sakit-rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, chususnya Tionghoa Ie Wan-satu kontribusi masyarakat Tionghoa (Bagian X)
Rumah Sakit-rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, chususnya Tionghoa Ie Wan-satu kontribusi masyarakat Tionghoa (Bagian X) Mereka sudah tercondisionir tidak percaya atas kemampuan pengobatan di negaranya, apalagi hampir semua spesialis yang mengobati penderita-penderita yang mampu dianjurkan untuk berobat ke Singapore, ini juga berlaku bagi pemimpin-pemimpin elite Indonesia. Ini adalah satu kebenaran yang harus diakui, karena yang kesana bukannya satu dua orang, namun terlalu banyak jumblahnya setiap tahun. Turis medis ini bahkan berlaku juga bagi pimpinan pemerintah dan partai-partai politik. Kedaan ini diketahui oleh Malaysia dan negara ini menggunakan segala kemampuannya untuk mereformasi peraturan dan sistim kedokteran dan pendidikan ahli. Sekarang Malaysia telah mempunyai kemampuan yang cukup baik untuk menerima penderita penderita dari Indonesia dengan pelayanan yang baik dan ongkos yang lebih murah daripada di Singapore. Demikian pula dengan Thailand; tetapi Singapore dan Malaysia lebih menguntungkan karena bahasa melayu dapat dimengerti oleh pasien-pasien Indonesia. Padahal sewaktu saya kuliah di Arlangga tingakat medis Indonesia dan Iptek masih lebih tinggi dari Malaisia. Para dokter lulusan Indonesia bisa bekerja disana. Sayang sekarang tejadi kebalikannya. Saya harap sebagai seorang yang lahir dan dibesarkan dan mendapatkan bagasi pendidikan dari Tanah Air, berharap dari hati yang jujur agar pemerintah mereformasi pendidikannya dan dalam tulisan ini pendidikan dan beleid dari kedokteran. Kalau pemerintah Indonesia mau menghemat triliunan rupiah agar devisennya tidak keluar ke Singapore dan Malaysia, maka pemerintah dan ikatan dokter Indonesia harus dengan jujur mengakui kebenaran ini dan merobah peraturan dan sistim yang konservative-protektive demi kepentingan kesehatan rakyat, ilmu kedokteran dan juga kepentingan finasiil tidak saja bagi pemerintah tetapi juga bagi rakyat yang kurang mampu. Dokter-dokter spesialis yang belajar keluar negeri dan ingin kembali mengabdi di Indonesia, jangan mendapatkan kesulitan-kesulitan adaptasi yang bertahun-tahun dan sulit mendapatkan pengakuannya. Sebagai contoh aku dan banyak lagi ratusan dokter-dokter lulusan Indonesia hanya memerlukan adaptasi satu- dua tahun saja di Belanda, dan dalam pekerjaan waktu adaptasi mendapatkan gaji seorang dokter dan mendapatkan kepercayaan yang cukup besar. Aku kenal dan dengar beberapa dokter ahli jantung dan bedah otak dari Belanda dan Jerman, yang datang ke Indonesia ingin mengabdikan keilmuannya pada negara, tetapi karena sulitnya mendapatkan ijin praktek mereka kembali lagi ke negara asal mereka mendapatkan pendidikan. Padahal Indonesia kekurangan tenaga ahli kedokteran, dan dokter ahli yang sudah jadi tidak digunakan kepandaiannya untuk kesehatan masyarakat. Kita tahu bahwa untuk mendidik seorang dokter ahli dibutuhkan uang yang paling tinggi daripada pendidikan akademicus yang lain?! Kalau aku ke Indonesia senantiasa ada beberapa teman-teman yang baik minta advis kesehatan untuk keluarganya atau temannya tentang penyakitnya. Aku seberapa bisa dalam batas-batas kemampuanku memberi keterangan yang aku tahu, karena aku sudah dipensiun sejak tahun 1976 yang lalu dan kemajuan technologi kedokteran sangat cepat. Kebanyakan mereka sudah dirawat di rumah sakit-rumah sakit di Singapura, ada yang dirawat di National University hospital, Mount Elisabeth hospital etc. Dr. Han Hwie-Song
Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia
Religion... bukan Religius... dan sudah cukup banyak.. Buat Post Mo.. untuk terakhir kalinya, BACA PENJELASAN PASAL 1 PENETAPAN PRESIDEN No. 1 TAHUN 1965 (anda bisa membacanya di http://www.legalitas.org/database/puu/1965/uu1-1965.pdf ) Saya kutip di sini ... Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha [sic], dan khong Cu [sic] (Confusius). Dan peraturan itu adalah induk dari semua peraturan yang mencampuri urusan agama di Indonesia (termasuk KUHP pasal 156a). Di situ sudah sangat jelas bahwa Kong Hu Cu diakui pemerintah sebagai agama, bukan kepercayaan. Baru di masa Soeharto untuk alasan sangat politis, Kong Hu Cu diakui sebagai kepercayaan. Kalau anda tidak mengakui penpres tersebut, berarti semua peraturan yang berinduk dari penpres tersebut harus batal. Artinya, Ahmadiyah bebas untuk mempercayai keyakinannya tanpa harus dituntut atas alasan 'penistaan agama' dan UU ITE yang baru *fardhu *(wajib)* *hukumnya untuk direvisi ulang. On Thu, Sep 25, 2008 at 4:46 PM, Joao Kho [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah..keren, sapa neh yg siap-siap/berani ganti KTP jadi KHC :D Back to your basic religius :D Bravo..bravo..!!! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, King Hian [EMAIL PROTECTED] wrote: RW: mas tentang konghucu konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan KH: Saran untuk mas Roni: sering2lah membaca koran, atau setidaknya bacalah postingan di milis ini. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/17239 ini kutipannya: KOMPAS, 5 Peb 06 Bangsa Indonesia Tak Ingin Lagi Diskriminatif-Tak Ada Istilah Agama Diakui atau Tak Diakui Negara Mengenai status agama Khonghucu, Presiden Yudhoyono kembali mengingatkan pidatonya saat Perayaan Tahun Baru Imlek 2005. Pemerintah mengacu pada Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 yang diundangkan melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969. Dalam penjelasannya disebutkan, agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu adalah agama yang dipeluk penduduk di Indonesia, kata Presiden. Di negeri kita tidak dianut istilah agama yang diakui atau tidak diakui negara. Prinsip yang dianut UUD adalah negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya itu. Negara tidak akan pernah mencampuri ajaran agama. Tugas negara adalah memberikan perlindungan, pelayanan, serta membantu pembangunan dan pemeliharaan sarana peribadatan serta mendorong pemeluk agama yang bersangkutan menjadi pemeluk agama yang baik, kata Presiden. Jawa Pos, 5 Peb 06: Pemerintah Jamin Hak Umat Konghucu Menurut Presiden SBY, Indonesia tidak mengenal agama yang diakui atau tidak diakui negara. Karena itu, negara menjamin kebebasan beragama dan menjalankan perintah agama masing-masing. Negara tidak mencampuri urusan keagamaan karena ajaran agama berada di luar jangkauan kekuasaan negara, ujar presiden. Sesuai dengan Perpres No 1/1965 dan UU No 5/1969, lanjut presiden, Departemen Agama telah melayani umat Khonghucu sebagai pemeluk agama Khonghucu. Aturan perkawinan antarumat Khonghucu juga dijamin UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam UU itu dinyatakan, perkawinan umat Khonghucu di depan pendeta Khonghucu dinyatakan sah menurut UU Perkawinan dan dapat dicatat di Kantor Catatan Sipil seperti umat Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu. Sementara itu, perkawinan antarumat Islam dicatat Kantor Urusan Agama masing-masing kecamatan. Saya minta catatan sipil tidak lagi ragu mencatat perkawinan pemeluk agama Khonghucu sama halnya dengan perkawinan bagi pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, tegas presiden. Terkait dengan keluhan ketiadaan mata pelajaran agama Khonghucu di sekolah-sekolah, presiden menjamin Departemen Pendidikan Nasional akan segera melakukan perekrutan guru-guru mata pelajaran agama Khonghucu. Sesuai pasal 12 UU No 20/2003 tentang Pendidikan Nasional, Depdiknas wajib menyediakan guru agama Khonghucu sehingga tidak ada lagi perlakuan diskriminatif terhadap pemeluk agama Khonghucu, jelas SBY. TEMPO Interaktif, 4 Peb 06: Presiden Minta Penganut Khonghucu Jalankan Ajaran Agamanya Presiden meminta kepada para penganut Khonghucu untuk menjalankan ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh. Selain itu para penganut Khonghucu juga dapat menikah berdasarkan ajaran agamanya dan dianggap sah oleh negara. Jangan ragu-ragu menjalankan ajaran agamanya, kata Presiden Yudhoyono dalam perayaan Imlek 2557 di Jakarta Convention Centre, Sabtu (4/2) sore. Presiden Yudhoyono mengatakan, hal ini telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1969 yang menyatakan bahwa Khonghucu merupakan salah satu agama. Negara juga akan menjamin pelaksanaan semua ajaran agama dan membantu pemeliharaan fasilitas keagamaan. Dia menambahkan,
Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: gak ada yg lebih pinterlar , wong masing2 ada kelebihan khan hehehe baidewai nanti ada rencana malem takbiran itu para buayawan tionghoa mo pada ngumpul dirumah owe. Minat ikutan gak ? Khan deket tuh *** Pakde, buayawan Tionghoa itu apa ya? Mohon lentera Salam danardono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Begitulah mas Ardian. Pendidikan dan penyadaran, agar umat saling menghargai, akan membawa bangsa ini kepuncak kejayaan. Menarik, kata kata pak Bagyo: Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Membuat umat menjadi berqualitas ini hampir tak mungkin, karena si gembala yang mau meng-qualitaskan ini rata rata TAK lebih berqualitas dari keseluruhan para domba. 63 tahun bangsa ini merdeka dan selalu sudah sangat religious, namun, lihatlah moralitas bangsa ini, tak bertambah baik satu milimeterpun. Tak ada yang mampu mendongkrak qualitas moral. Yang mengajari agar tambah korpsi, banyak. Martabat? Tak dikenal, yang dikenal martabak.. Menginjili orang yang yang belum percaya, menurut hemat saya, hanyalah tugas perubahan statistik kependudukan. manusia BELUM pernah bertambah baik semata karena pindah agama. Karena manusia itu sendiri tetap sama. memindahkan ber-ton ton manusia dari penganut Konghucu menjadi umat Kristen juga TAK membuahkan apa apa dalam membangun masyarakat ini. Bangsa ini TIDAK bertambah dahsyat. Jepang, Korea, Tiongkok, India yang semua tidak dipindah statistikkan, berada jauh dimuka bangsa kita. Memperdebatkan, apakah suatu agama itu agama atau kepercayaan juga tak banyak membuahkan hasil, karena ini hanya masalah label, bukan substansi. Kalau mau jujur, satu satunya agama didunia yang oleh Tuhan disebut agama, hanyalah Islam, yakni Ad Din (agama) . Misalnya ditulis: Katakanlah: Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri.(Q.S. Az-Zumar [39]: 11-12)mk. Pendiri pendiri agama lainnya, dari Yesus, Sidharta Gautama sampai Konghucu TAK pernah secara explisit alias expressis verbis mengatakan telah mendirikan sebuah agama. Dalam agama Kristen lebih pelik lagi, yang manakah batas agama, apakah Katholik, Protestant, Advent, Bethany, Baptist, Church of Christ the Scientist, sampai ke Unitarian itu SATU atau beda agama? Kalau satu, mengapa dalam kolom agama diisi Katholik Roma, Protestant, dll? Kalau beda agama, lalu apa beda mereka? Memperbaiki qualitas umat, ini dalam kontext apa? sebagai manusia, sebagai pengikut agama, dalam kesalehan, atau apa? Sebagai MANUSIA saya lihat sendiri bukti dengan mata dan kepala di Vienna ini, banyak sahabat yang menjadi sangat mulia tanpa terikat organisasi keagamaan apapun, namun setelah melalui suatu proses dramatis dalam kehidupan mereka, misalnya sembuh dari cancer, survive dari kecelakaan hebat.. Salam Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: ngkale nurut owe seh yg bener itu mah ajarin TOLERANSI en BHINNEKA TUNGGAL IKA. Jg pasal2 penghinaan mesti ditegakin dong. trus kita2 mesti berani mengkritik org2 yg sealiran tapi ngeuleyet kalu pake istilah sunda mah. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata- katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula- mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Bung, Kurniawan yg baik, --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kurniawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Sdr. Mulyawan Lie, yang bukan Chinese banana. Anda 3 kali mengutip kata-kata Lao Tze dengan bangga: Creating but not owning, giving without demanding, this is harmony. Tapi anehnya isi tulisan Anda sama sekali tidak sesuai dengan kata-kata ini. Di dunia ini tidak ada yang sempurna termasuk agama Kristen. Silakan Anda mengkritik semua kekurangan agama Kristen. Tapi Anda juga harus ingat di luar segala kekurangannya agama Kristen juga banyak mengajarkan kebaikan dan banyak memberikan sumbangan kepada kemanusiaan. Kalau Anda hanya melihat keburukan agama Kristen saja, mungkin memang keburukan tersebut sudah melekat pada pikiran Anda sendiri, bukan hanya pada agama Kristen-nya saja. Bila demikian apa perlu menjadi kristen-katulik ?? apa iya Emak Kwan Im kalah keren ama Lady Maria?, apa iya Tat Mo kalah sakti ama 'Jesus'? walaupun beliau pernah ngalap elmu juga di india.kalo budaya barat punya Bunda Teresa, kita juga ada Suhu Cheng Yen yg menurut saya memberi teladan sejatinya tentang kasih. emang sih Suhu Chen Yen gak dapet Nobel... lihat dgn berimbang jernih, bung. --- Anda mengatakan Bunda Teresa megalomania. Ngomong-ngomong, apakah kontribusi Anda kepada kemanusiaan sudah lebih besar daripada kontribusi Bunda Teresa yang megalomania ini? Sudah berapa banyak orang lemah dan miskin yang Anda bantu dengan kebijaksanaan Anda yang not owning dan without demanding itu? Sori, kata megalomania itu maksud saya bukan kepada beliau, dalam perspektif saya beliau juga korban dari organisasi dan atau paham/agama yg megalomaniac. salut ama Ibu Teresa, i like her.kan ane bilang beliau orang wanita baik, wanita sederhana dgn hati mulia tapi jgn katakan tanpa batas...karena tidak demikian kenyataannya, itu namanya propaganda, bung! - Anda mengkritik agama Kristen dengan ejekan-ejekan Anda dan bawa-bawa nama Lao Tze pula. Apakah Lao Tze memang mengajarkan Anda untuk mengejek orang lain selucu-lucunya? Orang Kristen mengajak orang lain ikut agamanya, dan Anda juga mengajak orang lain ikut budaya Anda, pada dasarnya sama saja. Oh, beda, yang Anda lebih bagus, not owning dan without demanding. sori.sebenernya tujuannya bukan ngejek, supaya jelas,mikir. Bung, saya gak ngajak orang Tapanuli, saya gak ngajak orang Minang dll untuk jadi berbudaya/beragama tionghoa. saya ngajak ente! jangan khianati Emak Im kita. dan ini serius.. it's not about you and me, u r my bro and i don't want to hurt u, i care for u.cukup pelajari dan hayati kita punya Dao de Jing dan ajaran Buddha.. luar biasa! masih belom percaya? tanya Steven Covey ato Anthonny Robin dari mana ilmu mereka! Bung Kurniawan, ane gak bilang punya saya loh. Lao Tze itu bukan engkong saya tapi engkong kita! ya engkong ente dan ane.ini budaya/agama kandung kita, ente dan ane.ayo balik badan pulang ke pangkuan Emak kandung kita, Kwan Im Phusa.Lebih panteskan sama sipit dan kuning langsatnya. ...yang ada budaya, Mulyawan Lie --- On Wed, 9/24/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: From: mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 24, 2008, 11:46 PM coba kita banding apel to apel, ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning, Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding. ..megalomania. sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca... intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan mesjid.seru. . ada bakar bakaran juga, kecil2an sih. ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak Tantono si Mr. Rambo Bush di washington. ... yang ada cuma budaya. Mulyawan Lie
Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )
Saya yang jawab yah, gak masalah kan ? Buayawan, gak ada salah ketik. Istilah yang beredar di kalangan terbatas. Hanya istilah akrab untuk sesama teman yang peduli budaya dan sejarah. Memang nanti teman-teman akan kumpul, memanfaatkan waktu liburan. Maklumlah, semuanya hanya kuli, tidak ada yang termasuk hartawan atau konglomerat, semuanya konglomelarat. Jadi selagi ada liburan panjang, dimanfaatkan untuk saling berkongkow-kongkow ria. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000 [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote: gak ada yg lebih pinterlar , wong masing2 ada kelebihan khan hehehe baidewai nanti ada rencana malem takbiran itu para buayawan tionghoa mo pada ngumpul dirumah owe. Minat ikutan gak ? Khan deket tuh *** Pakde, buayawan Tionghoa itu apa ya? Mohon lentera Salam danardono
RE: [budaya_tionghua] HTS di CSIS
Ya, saya termasuk yang bingung. Kalau dilihat statement : Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu (1998), pada tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun 1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun 1945-1950 Saya mengartikan bahwa (1) Periode 1998-2008 (orde reformasi sekarang), tionghoa mengalami perkembangan nasib lebih baik (2) Periode 1965-1997 (orde baru), tionghoa mengalami perkembangan nasib lebih baik (3) Periode 1945/50-1964 (orde lama), tionghoa mengalami perkembangan nasih lebih baik dimana masalahnya ? saya tidak melihat adanya upaya mengubah-ubah loncatan tahunnya, atau menghilangkan era tertentu, atau menutup-nutupi borok orba. Mohon penjelasan. Prometheus From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fy Zhou Sent: Thursday, 25 September, 2008 11:30 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Setelah saya simak teliti tulisan Uly, saya bisa yakin bahwa kutipan yang saya dapat ttg HTS memang benar adanya. Mungkin banyak teman yang bingung, apa yang jadi masalah? Mungkin banyak yang tak memperhatikan, dari ucapannya, dia sengaja melakukan pengaburan masalah, dengan cara membuat loncatan waktu yang tak konsisten. dari 2008 mundur ke 1998 (10 tahun), dari 1997 langsung loncat ke 1965 (32 tahun!), setelah itu 1964 mundur ke 1950 ( 14 tahun). Dari sini terlihat, dia sengaja menghilangkan era tahun 1966 - 1997, zaman emasnya Orde baru! Padahal periode 32 tahun orde baru adalah periode yang sangat penting menyangkut nasib Tionghoa Indonesia, di periode ini terjadi banyak perubahan kebijakan Tionghoa yang Dramatis! Mengapa justru diloncati dan tak diberi penilaian sma sekali, lebih baikkah lebih burukkah? Jika mengikuti logika tahunnya, seharusnya dia menyisipkan Tahun 1997 ke 1981, dan 1980 ke 1965! sedangkan dia langsung loncat ke 1965, angka 1965 ini dipilih dengan sadar, ini adalah zaman akhir Orla! Jika orang yang tak tahu sejarah Indonesia mendengar ucapan HTS ini, logika bahasanya pasti membuat dia berkesimpulan bahwa Tahun 1980 otomatis lebih baik dari tahun 1965, Orba membuat kemjuan dibanding Orla dalam hal nasib orang Tionghoa! Dari sini jelas terlihat, HTS sengaja menyembunyikan borok2 Orba, dia menghindar untuk membuat penilian!!! Salam, ZFy - Original Message From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 12:31:25 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Lho, tadi pagi, 14 jam sebelum munculnya posting Zhou-heng ini, kan sudah muncul posting-nya Ul-djie, yang menceritakan kehadirannya di acara itu, termasuk kesannya (yang positif) pada Harry Tjan. Tetapi, anyway, daripada terbengong-bengong, mengapa tidak ditanya-pastikan (dikonfirmasikan) saja pada sang pembawa issue? Wasalam. - - - - - Original Message - From: Fy Zhou mailto:[EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 24, 2008 11:09 PM Subject: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Kawan2, Saya ingin tahu, apakah ada yang hadir acara bedah buku di CSIS kemarin? Saya mendapat informasi, dalam acara tersebut orang yang punya inisial HTS telah membuat pernyataan seperti di bawah ini: Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu (1998), pada tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun 1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun 1945-1950 Saya ingin konfirmasi! Benarkah semua ini Salam Bengong ZFy . Image removed by sender._._,___ No virus found in this incoming message. Checked by AVG - http://www.avg.com Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.7.2/1690 - Release Date: 25/9/2008 7:05 AM image001.jpg
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Bung Robby yg ganteng, kasihan dan prihatin. kasihan karena cukup ada anak muda tionghoa yg tidak berkesempatan belajar dan menghayati budaya/agamanya sehingga tersesat pikir, mempercayai omongan orang lain-orang asing daripada orang tua rahim budaya/agama tionghoanya.mirip2 cerita si pinokio... semisal propaganda yg mengatakan peraih nobel Bunda Teresa kasih tanpa batas, yaila ratu gusti.Ini bukan jelekin ya ato muji orang sendiri hanya agar fair dan apa adanya, yang bener2 tanpa batas itu Suhu Cheng Yen, dari Buddha Tzu Chi,sdh tahu sumbangsihnya bagi duniakan? prihatin karena pikiran dan prilaku dumeh dan invasif memunculkan reaksi yg sama besarnya kan? prihatin karena kalo mo jujur yg ada hanya napsu misi! Bung Robby inget ya cerita pinokia... jangan tahayul, yg ada budaya, Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada [EMAIL PROTECTED] wrote: Jangan kristenkan hehehe Ratapan yang hmmm bernada putus asa.. Jangankan kristenkan orang miskin ...biarkan saja mereka mati (gw gak bisa nolong , tapi yang penting jangan sampai warga miskin itu masuk Kristen) , Alias keharmonian itu warga miskin itu pegang buntutnya tapi gak dikasih makan , sambil sukur2 hokie bisa comeback kembali ... Jadi keharmonian itu hanya bertujuan come back , dijadikan sebagai koleksi keharmonian , dimana ada warga miskin pasti ada warga kaya , dan seterusnya _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mulyawanlie Sent: 25 September 2008 13:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding...megalomania. Mulyawan Lie
[budaya_tionghua] Beda Budaya Tionghua Dgn Budaya Komunis
Hallo semuanya! Pingin tanya pendapatnya tentang budaya tionghua dulu tanpa komunis dengan budaya tionghua kini yang telah terkontaminasi budaya komunis? Soalnya orang2 dari Tiongkok yang saya jumpa sekarang pada agak lain-lain gitu, agak menyombongkan diri, tidak mudah bersahabat, bicaranya kasar, pokoknya kalau dibandingkan dengan kita atau orang Taiwan lain banget. Apa pengaruh dari budaya komunis yang telah mereka serap sehingga meraka budayanya menjadi buruk? Mohon bantuan penjelasannya. Best regards, A Ti
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Ko Agoan yb, --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada bukti bahwa Ibu Teresa dari Calcuta itu mengkristenkan orang miskin india ?? coba bawa kesini atau anda hanya sekedar tukang gosip belaka ?? salam seng goan cinta kasih tanpa batas dijelaskan oleh Lao Tze dalam kitab suci (kereeen) dao de jing : Creating but not owning,Giving without demanding. Menurut Ko Aguan apakah peraih Nobel Bunda Teresa ada niatan,keinginan,harapan untuk mendirikan ordo Katolik diantara warga india? coba kaitkan dgn wahyu (mantap) Lao Tze. Beliau create... ? YA. Beliau Not Owning?? silakan jawab sendiri. Beliau Giving ... ? YA. Beliau 'without demanding?? . Jika bener yg ada hanya ketulusan dan tidak ada mental 'owning' maupun 'demanding', maka sekarang gak ada gereja karena gak perlu! yang penting mereka tertolong,sembuh dll,kembalikan ke komunitasnya,titik. Buddha mengumpamakan lebah yg tidak merusak bunga yg diserbukinya. Suhu Cheng Yen kita dari Buddha Tzu Chi memdirikan rumah susun cengkareng, apakah ada usaha diam2 utk membuddhiskan para eks kali angke itu? bagi sembako di south carolina kepada warga amerika (saya baru pertama liat bule ngantri sembako yg dibagiin orang asia),apakah disisipin misi agama? dll. yang muncul dialog yg jujur, ya jujur. kepercayaan satu sama lain. Ko Agoan jangan salah mengerti, yg saya mo stop adalah propaganda ala CNN.tolong buka juga www.anticnn.com aniwei, kristen-katolik itu bukan kita punya.mereka punya bagus,kita punya juga bagus! kalo duka kita pake putih/blacu makan samseng .mereka pake hitam makan angin eeh makan bunga.sama bagusnya kan. Ko Agoan, ayo kita pelajari dan hayati ajaran agama nenek moyang kita. jika David Beckham ato Harisson Ford saja mendapat manfaat dari buddhist values way of life, gimana dengan kita sebagai ahli warisnya. Mulyawan Lie coba kita banding apel to apel, ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning, Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding...megalomania... di setip Mulyawan Lie Recent Activity 23New Members Visit Your Group Moderator Central Get answers to your questions about running Y! Groups. Yahoo! Groups Wellness Spot A resource for living the Curves lifestyle. Best of Y! Groups Discover groups that are the best of their class..
[budaya_tionghua] salam kenal
salam kenal , saya member baru yg ingin mempelajari kebudayaan tionghua ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )
modie en teamnya mas Danar. Kita dah biasa nyebut diri buayawan daripada budayawan hehehehehehehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000 [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote: gak ada yg lebih pinterlar , wong masing2 ada kelebihan khan hehehe baidewai nanti ada rencana malem takbiran itu para buayawan tionghoa mo pada ngumpul dirumah owe. Minat ikutan gak ? Khan deket tuh *** Pakde, buayawan Tionghoa itu apa ya? Mohon lentera Salam danardono
Re: [budaya_tionghua] Re: Restoran Vegetarian.
Om, menurut g seh dunia ini butuh keselarasan dan keseimbangan yg sudah tersedia n diatur oleh alam. Tidak makan daging sama sekali hanya akan merusak rantai makanan. Kenapa ternak dipaksa sampe produksi sebanyak n seintensif skrg? Krn semua org mkn daging jarang yg doyan sayuran sehingga kebutuhan daging diatas pasokan daging secara alami oleh karena itu berbagai macam usaha dilakukan untuk memacu pasokan daging yg seperti telah anda sebutkan efeknya. Hal itu juga akan terjadi jk semua org makan sayuran dan stop makan daging. Produsen n ilmuwan akan berlomba2 memacu produksi sayuran yg bahkan saat ini pun sudah memakai berbagai macam racun, hormon dan rekayasa gentik laennya, belom lagi efek rumah kaca dr pertanian juga dianggap sebagai pemacu pemanasan global. Disisi laen coba anda bayangkan jika semua ayam2, kerbau, babi, anjing, sapi, kambing dll tidak ada yg mkn, bagaimana? Mereka akan berkembang biak dengan cepat. Trus dikota2 akan berkeliaran. Kotor n tidak higenis. Blom lagi jumlah mamalia yg meningkat berkali2 lipat akan menyebabkan bumi tidak sanggup produksi makanannya ditambah pula manusia juga ikut rebutan taneman ama sapi, kuda, kambing n sejenisnya. Akhirnya akan ada kontrol populasi hewan melalui pembunuhan n steril seperti yg telah terjadi di beberapa negara barat ( sy lupa hewan apa n dimana) utk steril dibutuhkan biaya yg sangat besar n jika harus dibunuh? So kenapa harus dibiarkan busuk dagingnya? Mending kita nikmati ramai2 donk daripada mubasir. Btw g dukung perkembangan secara alamiah bukan produksi makanan apapun baik daging n sayuran melalui rekayasa genetik. Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Santo Putra [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 24 Sep 2008 07:42:20 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Restoran Vegetarian. Mas Agoeng Yang Bijaksana. Begini ceritanya, sebagaimana dengan diskusi kita pada bulan lalu tentang Pemanasan Global dan Vegetarian, yang mana menurut data satelit terbaru yang dikutipdari artikel bulan Desember 2007, peneliti iklim Dr.H.J.Zwally dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memprediksi bahwa hampir semua es akan lenyap dari Kutub Utara pada akhir musim panas 2012. Bilamana semua es di kutub mencair, maka lautan akan menjadi panas, lalu gas metana yang membeku didasar lautan akan mencair dan menguap dari lautan, gas beracun tsb sangat banyak dan cukup untuk membunuh semua makluk hidupdidunia ini.Lalu apa hubungannya dengan pola makan vegetarian ? Pada November 2006 PBB telah merilis laporan mengejutkan yang berhasil membuka mata dunia bahwa ternyata 18% dari emisi gas rumah kaca datang dari aktifitas pemeliharaan ayam, sapi, babi, dan hewan-hewan ternak lainnya. Di sisi lain, mobil, sepeda motor, pesawat terbang, dan semua sarana transportasi lainnya hanya menyumbang 13% emisi gas rumah kaca. Bayangkanlah kenyataan ini: Ternyata penghasil utama emisi gas berbahaya yang mengancam kehidupan planet kita saat ini bukanlah mobil, sepeda motor, ataupun truk dan bus dengan polusinya yang menjengkelkan Anda. Tetapi emisi berbahaya itu datang dari sesuatu yang nampak sederhana, tidak berdaya, dan nampak lezat di meja makan Anda. Yaitu daging! Hewan-hewan ternak seperti sapi adalah polutan metana yang signifikan. Sapi secara alamiah akan melepaskan metana dari dalam perutnya selama proses mencerna makanan. Metana adalah gas dengan emisi rumah kaca yang 23 kali lebih buruk dari CO2. Dan miliaran hewan-hewan ternak di seluruh dunia setiap harinya melakukan proses ini yang pada akhirnya menjadi polutan gas rumah kaca yang signifikan. Tidak kurang dari 100 milliar ton metana dihasilkan sektor peternakan setiap tahunnya! Limbah berupa kotoran ternak mengandung senyawa NO (Nitrogen Oksida) yang notabene 300 kali lebih berbahaya dibandingkan CO2. Jumlah yang luar biasa besar itu membuat sebagian besar kotoran tidak dapat di proses lebih lanjut menjadi pupuk atau hal-hal berguna lainnya, akhirnya yang dilakukan oleh pelaku industri peternakan modern adalah membuangnya ke sungai atau ke tempat-tempat lain yang akhirnya meracuni tanah dan sumber-sumber air. Kontribusi gas NO dari sektor peternakan sangatlah signifikan! Metana dan Nitro Oksida yang berasal dari sistem pencernaan dan kotoran hewan menghasilkan emisi gas rumah kaca lebih hebat dari semua mobil,kereta api, dan pesawat digabungkan.- Menurut majalah ilmiah Physics World (Dunia Fisika) terbitan bulan Juli 2005, fisikawan Inggris, Alan Carverd, mengusulkan suatu cara yang sederhana untuk menghentikan pemanasan global, yaitu berhenti makan daging. Walaupun Carverd bukan seorang vegetarian, ia mengakui pemborosan terbesar dari sumber alam dan energi disebabkan oleh meningkatnya jumlah ternak hewan untuk dimakan.Dan banyak lagi hasil riset para ilmuwan lain yang kesemuanya berkesimpulan bahwa solusi tercepat untuk menyelamatkan planet kita ini adalah berhenti makan daging
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Mau nolong org liat agamanya dulu? Itu nolong org apa nolong agama yah? Kayaknya seh itu org yg sok beragama lagi pamer kalo dia udah beragama. Hehehhee Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 24 Sep 2008 21:58:15 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Kabar saya baik-baik saja pak Danar, bulan depan kita basuo Kalo sumbangan mah pasti di terima, duit kan ga kenal agama, yang pasti kalo orang beragama pertama kali Harus wajib berterimakasih sama Tuhan dulu, ama yang nolongin mah nomor sekian, padahal bisa jadi yang nolongin itu kafir / atheis, jadi apa Tuhan mengulurkan tangannya melalui orang yang kaga percaya sama Dia? - Original Message - From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, 23 September, 2008 20:07 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Begitulah mas L. Yahoo (ehhh ngomong ngomong apa kabar ente, alah lamo tak basuo, ngumpet mulu nihhh?). Andaikan kita kena musibah, setengah hidup (lebih enak dengarnya daripada setengah mati), misale kena musibah tsunami, rangkul anak kita tahu tahu ketangsang dipohon beringin, setelah badai usai. Kemudian datang orang asing. Menolong kita penuh kasih, sambil membawa makanan dan obat obatan, membawa kita ke tenda untuk dirawat dan diobati. nah, apakah anda a) per-tama tama tanya apa agama mereka, baru nama mereka, baru terimakasih? b) apakah anda tolak semua bantuan, setelah tahu, mereka bukan anggauta agama anda? Kita jawab ini didalam hati kita masing masing. Kita akan segera maklumi, bahwa kemanusiaan tak mengenal beda agama, tak mengenal beda definisi Tuhan, tak mengenal organisasi keagamaan (misale gereja anu, gereja anu atau gereja anu). Dari manusia untuk manusia. Inilah kedamaian sejati. Salam Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku ya untuk apa nanya2? Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar - Original Message - From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@ wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai. Salam, Tantono .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS
Mungkin saya salah mengingat tahunnya, ingatan saya tahun jatuhnya suharto adalah 1997. Jika tahun 1997 memang dianggap mewakilOrde baru, Berarti memang benar, HTS tetap menyimpulkan, tak ada yang salah dengan kebijakan Cina yang dijalankan orde baru, karena Orde Baru telah membuat nasib Tionghoa Indonesia ke arah yang lebih baik dibanding zaman Orla! Jadi kita orang Tionghoa harus berterimakasih pada HTS dan LPKB yang telah mengkonsep kebijakanCina yang dijadikan pegangan penguasa Orde baru. Benar! Harry Tjan Silalahi sama sekali tak berubah dengan konsep pembersihan budaya Tionghoa! Apakah bisa ditafsirkan secara lain? Omongannya ini dilontarkan di muka umum,mestinya bukan gosip. Salam, ZFy - Original Message From: Prometheus [EMAIL PROTECTED]To: budaya_tionghua@yahoogroups.comSent: Thursday, September 25, 2008 11:04:33 PMSubject: RE: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Ya, saya termasuk yang bingung. Kalau dilihat statement : "Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu (1998), pada tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun 1945-1950" Saya mengartikan bahwa (1) Periode 1998-2008 (orde reformasi sekarang), tionghoa mengalami perkembangan nasib lebih baik (2) Periode 1965-1997 (orde baru), tionghoa mengalami perkembangan nasib lebih baik (3) Periode 1945/50-1964 (orde lama), tionghoa mengalami perkembangan nasih lebih baik dimana masalahnya ? saya tidak melihat adanya upaya mengubah-ubah loncatan tahunnya, atau menghilangkan era tertentu, atau menutup-nutupi borok orba. Mohon penjelasan. Prometheus From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy ZhouSent: Thursday, 25 September, 2008 11:30 AMTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. comSubject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Setelah saya simak teliti tulisan Uly, saya bisa yakin bahwa kutipan yang saya dapat ttg HTS memang benar adanya. Mungkin banyak teman yang bingung, apa yang jadi masalah? Mungkin banyak yang tak memperhatikan, dari ucapannya, dia sengaja melakukan pengaburan masalah, dengan cara membuat loncatan waktu yang tak konsisten. dari 2008 mundur ke 1998 (10 tahun), dari 1997 langsung loncat ke 1965 (32 tahun!), setelah itu 1964 mundur ke 1950 ( 14 tahun). Dari sini terlihat, dia sengaja menghilangkan era tahun 1966 - 1997, zaman emasnya Orde baru! Padahal periode 32 tahun orde baru adalah periode yang sangat penting menyangkut nasib Tionghoa Indonesia, di periode ini terjadi banyak perubahan kebijakan Tionghoa yang Dramatis! Mengapa justru diloncati dan tak diberi penilaian sma sekali, lebih baikkah lebih burukkah? Jika mengikuti logika tahunnya, seharusnya dia menyisipkan Tahun 1997ke1981, dan 1980 ke 1965! sedangkan dia langsung loncat ke 1965, angka 1965 ini dipilih dengan sadar, ini adalah zaman akhir Orla! Jika orang yang tak tahu sejarah Indonesia mendengar ucapan HTS ini, logika bahasanya pasti membuat dia berkesimpulanbahwaTahun 1980otomatis lebih baik dari tahun 1965, Orba membuat kemjuan dibanding Orla dalam hal nasib orang Tionghoa! Dari sini jelas terlihat, HTS sengaja menyembunyikan borok2 Orba, dia menghindar untuk membuat penilian!!! Salam, ZFy - Original Message From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] net.idTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. comSent: Thursday, September 25, 2008 12:31:25 AMSubject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Lho,tadi pagi, 14 jam sebelum munculnya posting Zhou-heng ini, kan sudah muncul posting-nya Ul-djie,yang menceritakan kehadirannya di acara itu, termasuk kesannya (yang positif) pada Harry Tjan. Tetapi, anyway,daripada terbengong-bengong, mengapa tidak ditanya-pastikan (dikonfirmasikan) saja pada sang pembawa issue? Wasalam. - - - - - Original Message - From: Fy Zhou To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, September 24, 2008 11:09 PM Subject: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Kawan2, Saya ingin tahu, apakah ada yang hadir acara bedah buku di CSIS kemarin? Saya mendapat informasi, dalam acara tersebut orang yang punya inisial HTS telah membuat pernyataan seperti di bawah ini: "Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu (1998), pada tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun1945-1950" Saya ingin konfirmasi! Benarkah semua ini Salam Bengong ZFy . _._,___ No virus found in this incoming message.Checked by AVG - http://www.avg. comVersion: 8.0.169 / Virus Database: 270.7.2/1690 - Release Date: 25/9/2008 7:05 AM
RE: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia
So wat gitu lho? Emangnya pemerintah sapa? Sampe bisa nentuin mana yg agama mana yg bukan? Di amsel n eropa aja banyak yg ngaku agamanya maradona n sepak bola tuh.. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: roni Wijaya [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 25 Sep 2008 13:49:04 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia mas tentang konghucu konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan - Pesan Asli Dari: POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 13:19:31 Topik: Re: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia Menurut saya: Konghucu menjadi agama di Indonesia karena bumi indonesia tidak memperkenankan ajaran diluar 'kemasan agama. Jaman baru merdekanya indonesia masih terdapat istilah agama (religion) kepercayaan (faith/way of life). Beberapa dekade dari Indonesia merdeka, istilah kepercayaan tersebut dihilangkan/tidak diakui lagi. Dogma yang menciptakan stigma tersebut berbuntut panjang dan dalam hingga kedalam pribadi rakyat Indonesia saat ini. Bagi saya: Konghucu bukan agama. Cheers, Postmo - Original Message From: kris tan [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 11:22:06 AM Subject: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia Untuk bung ES dan kawan-kawan yang ingin mengetahui informasi tentang perjalanan sejarah Khonghucu di Indonesia. saya lampirkan tulisan dari sahabat saya Heriyanto Yang. Mudah2an bisa bermanfaat Trims # Tan Sejarah dan posisi hukum keberadaan Konfusianisme di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan (Oleh: Heriyanto Yang, Yogyakarta) Latar belakang sejarah di zaman kolonial Orang Tionghoa diyakini telah mendiami tanah Indonesia, yang pada zaman dahulu dikenal sebagai kepulauan Nusantara, sejak abad ke-3 Sebelum Masehi. Sebagaimana halnya umumnya kelompok-kelompok imigran manapun di belahan dunia lain, mereka datang dengan membawa serta budaya, adat istiadat, kepercayaan, dan nilai-nilai yang mereka anut; tak ketinggalan pula tentunya rasa afinitas terhadap tanah asal mereka. Demikianlah proses tersebut berlangsung selama berabad-abad. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Konfusianisme telah menanamkan akarnya di tanah Indonesia sejak saat itu. Namun pada awalnya ia lebih merupakan nilai-nilai, kepercayaan, dan praktek pribadi yang longgar daripada sebagai sebuah agama baku masyarakat ataupun gerakan sosial. Barulah pada awal tahun 1990-an, usaha untuk membuat Konfusianisme sebagai sebuah gerakan sosial masyarakat yang terorganisasi baik mulai dilakukan. Pada tahun 1900 berdirilah Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) di Batavia (sekarang Jakarta). Pulau Jawa, yang merupakan pulau utama Indonesia dan pulau di mana Batavia berada, kala itu merupakan sebuah daerah jajahan Belanda, sebagaimana kebanyakan daerah lain yang sekarang merupakan bagian dari Indonesia. Daerah-daerah jajahan ini secara keseluruhan disebut Hindia Belanda dan diperintah oleh seorang Gubernur Jenderal dari Belanda yang berkedudukan di Batavia. Dengan tujuan utama melakukan pembaharuan serta meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap Konfusianisme di kalangan masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda, pendirian THHK diresmikan oleh Gubernur Jenderal pada tanggal 3 Juni 1900. Pada tahun 1942, Belanda hengkang. Sejak saat itu, wilayah Hindia Belanda menjadi daerah pendudukan Jepang hingga tiga tahun setelahnya. dipotong -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
Tul n setuju banget, sekolah yg terjangkau n berkualitas, bukan skolah jor2an yg hasil iklan n ga jelas. G yg belo kawin aja pusing klo dengerin biaya skolah skrg. Masa klo dah punya anak dimasukin ke madrasah n sdn( kesannya murah n gratis yah, bukan pelecehan kualitas) serem oiy. Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 25 Sep 2008 15:25:33 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee Yg diperlukan saat ini bukan sekolah tionghua, sekolah katolik atau sekolah yg berdasarkan ras, sektarian atau apapun juga bentuk yg mengecankan kelompok tertentu... segalanya diperbolehkan.. tapi yg diperlukan adalah sekolah yg biayanya dapat terjangkau kalau perlu gratis dengan tidak meninggalkan qualitas pengajarannya.. buat apa sekolah tionghua kalau hanya menjadikan tionghua menjadi manusia2 yg eksklusif ??.. salam seng goan ---Original Message--- ..disetip Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal. Salam budaya ZFy
RE: [budaya_tionghua] Re: Buat postmo, tentang Khonghucu
Coba kong ardian pake bahasa tertulis yg agak mudah dicerna yah, puyeng baca istilah aneh lo, heheheheehe Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 25 Sep 2008 09:02:13 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Buat postmo, tentang Khonghucu ehem sebenernya kalu liat dari kata JIAO yg artinya ajaran, semua yg pake kata JIAO itu ajaran. Contohne Hui jiao, Jidu jiao, Jing Jiao, Fo jiao, Ru jiao, Dao jiao de el el. Sekarang ini di Daojiao yg ngaku agama asli di Tiongkok, padahal mah nurut aye gak isa getu maksain. Soalne biar gimana aturan berkabung, dukacita, pemakaman, perkawinan de el el gak bakalan lepas dari kitab Li Ji. Nah kitab Li Ji khan dah diakuin sebagai kitab aliran KHC, mo itu KHC sebagai agama kek or KHC sbg filsafat. Jadi kita ini saat ngeliat kata agama sebenernya otak kita ini ngeliatnya dari sudut ape seh ? Nurut aye seh terms kata jia kayak di ru jia, daojia, fo jia lebih cocok kearah filsafat or kerennya ngkale teologi getu. Masalahnya satu, kayak Qingshong guan Hongkong ada Daojiao Shenxue or Theology Taoism he menarik seh soalne beda ama dao jia punya prinsip yang ada. Ngkale kalu gw pake terms kata jiao itu mencakup urusan lu mati, lu idup, lu darimana, kemana kalu kata jia tjoema urusan lu dibumi. Jiao ada ritual, kalu jia gak ada ritual yg ada kontemplasi getu lho Walau sebenernya gak pas jg kalu jia ama jiao dibedain kayak getu. sorry kalu aye keliatan belagak menggurui senior2 disini neh --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] wrote: Halo tan, Jika anda lebih mempelajari dalam lagi secara filsafat (jangan Dogma, karena dogma bersifat super subjektif) Kongzi pribadi pernah menyatakan bahwa dia bukanlah nabi, dan ajarannya juga bukan agama, dia (Kongzi) hanya melanjutkan ajaran dari masa yang sudah ada sebelumnya(secara demografi, geografi) itu sudut pandang saya dari bahasan literartur dalam lingkup 'agama' Saya tidak mencampuri keyakinan anda! Secara pribadi saya tidak peduli anda mau menganggap KHC itu agama atau bukan, saya tidak menyalahkan ataupun me'sial'kan. Pribadi saya sebagai confucians bahwa keyakinan yg saya pegang itu adalah filsafat jalan hidup (bukan agama), dan anda telah mencampuri keyakinan saya terhadap KHC saya. Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap keyakinan saya?? Apa bisa saya sebut anda sebagai Super Sial?? Bukankah ada kata2 dari KHC What you don't like, don't do to others? Tapi anda telah melanggarnya.. :D Gimana nih?? Cheers, Postmo - Original Message From: kris tan [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 3:18:36 PM Subject: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu Buat Postmo, Adalah hak anda menyatakan Khonghucu itu bukan agama, tapi bagi para penganutnya didalam konteks Indonesia Khonghucu diposisikan seperti Kristen,Islam, Budha dll. dan para penganut Khonghucu menolak keras jika disebut Budha atau yg lainnya Dan kebetulan pemerintah juga mengakui itu. Mungkin bagi orang lain agama yang dianut oleh Postmo juga bukanlah merupakan agama atau apapun namanya. Jadi betapa sialannya anda mencampuri urusan keyakinan orang lain regards # Tan
[budaya_tionghua] Re: Buat postmo, tentang Khonghucu
gini bang dari jaman doeloe itu yg disebut agama itu pake kata jiao. Artinya ya ajaran bisa or agama jg bisa. Nah sekarang kita liat sebutan2nya yg pake buntut jiao, kayak Ru jiao=agama Khc, Dao jiao= agama Tao, Jing jiao= agama Kristen Nestorian, Moni jiao= agama Mani, Fo jiao= agama Buddha, Hui jiao/yi she lan jiao= agama Islam. Nah itu kalu jiao yg ajaran gw artiin agama khan bisa. Ajaran jg bisa khan. Nah yg nurut konteksnya jiao itu sbenernya berkaitan ama moralitas ama tata krama. Kadang penggunaan bhs mandarin mesti diliat kondisinya, misalnya kalu gw bilang si A mei you jia jiao yg artinya si A itu gak ada ajaran tata krama/sopan santun yg diajarin dikeluarga. Khan lucu kalu dipaksain itu kata jiao = filsafat or agama. Selain ada sebutan jiao jg ada sebutan jia, nah banyak org yg sebut Ru jia, Dao jia , Bing jia , Nong jia seolah2 itu adalah aliran filsafat doang, tapi lupa kali ada yg disebut Fo jia-filsafat Buddhisme. Nah kalu kata filsafat itu dipake, artinya Buddhisme tuh bukan agama tapi filsafat khan ? Maksud kata jia bisa diartikan filsafat yg lebih menyentuh kearah kehidupan manusia, interaksi dgn alam dsbnya tanpa ada tata cara ritual segala macem. So kalu jia itu lebih kearah kontemplasi or perenungan makna2nya en gak ada ritualnya. Lebih kearah bagaimana membentuk manusia yg lebih afdol or jg lingkungan yg lebih afdol dan ada pembahasan metaphysic biar gak semua aliran jia ngebahas itu. Kalu jiao so pasti ada ritualnya. Dan ritualnya sebenernya terkait sama 3 kejadian besar manusia, lahir, menikah dan mati. Selain itu jg ada ritual yg berkaitan dgn bencana manusia dan alam khan, boleh itu pake istilah doa kek pasang hio kek or bakar hu kek. Juga interaksi manusia sama kekuatan yg walahualam jg penghormatan kdp yg ngkale lebih tinggi dari kite2 ini. Belakangan waktu abad ke 18 baru ada sebutan yg bener2 ngebedain AGAMA nurut konsep samawi hehehehehehehehe Ampe katanya Liang Qichao mau bikin agama KHC ala Samawi tuh. Di Hongkong, Qingsong daoguan didiriin Daojiao shenxue soalne nurut mereka kagak ada theology Taojiao. Nah loe gimana tuh yg belajar daojiao shenxue debat ame yg belajar daojia diabad 21 ini ? Bisa gak nyambung ntar soalne yg ngerasa dirinya daojia abad 21 ini patokannya paling 3 buku doang kayak DDJ, Zhuang Zi, Huainan Zi. Gimana kalu yg jebolan Daojiao shenxue bahas Taishang Laojun Kai Tian jing ? Khan seru ngotot2an hehehehehehehehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Coba kong ardian pake bahasa tertulis yg agak mudah dicerna yah, puyeng baca istilah aneh lo, heheheheehe Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 25 Sep 2008 09:02:13 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Buat postmo, tentang Khonghucu ehem sebenernya kalu liat dari kata JIAO yg artinya ajaran, semua yg pake kata JIAO itu ajaran. Contohne Hui jiao, Jidu jiao, Jing Jiao, Fo jiao, Ru jiao, Dao jiao de el el. Sekarang ini di Daojiao yg ngaku agama asli di Tiongkok, padahal mah nurut aye gak isa getu maksain. Soalne biar gimana aturan berkabung, dukacita, pemakaman, perkawinan de el el gak bakalan lepas dari kitab Li Ji. Nah kitab Li Ji khan dah diakuin sebagai kitab aliran KHC, mo itu KHC sebagai agama kek or KHC sbg filsafat. Jadi kita ini saat ngeliat kata agama sebenernya otak kita ini ngeliatnya dari sudut ape seh ? Nurut aye seh terms kata jia kayak di ru jia, daojia, fo jia lebih cocok kearah filsafat or kerennya ngkale teologi getu. Masalahnya satu, kayak Qingshong guan Hongkong ada Daojiao Shenxue or Theology Taoism he menarik seh soalne beda ama dao jia punya prinsip yang ada. Ngkale kalu gw pake terms kata jiao itu mencakup urusan lu mati, lu idup, lu darimana, kemana kalu kata jia tjoema urusan lu dibumi. Jiao ada ritual, kalu jia gak ada ritual yg ada kontemplasi getu lho Walau sebenernya gak pas jg kalu jia ama jiao dibedain kayak getu. sorry kalu aye keliatan belagak menggurui senior2 disini neh --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, POSTMOmail postmomail@ wrote: Halo tan, Jika anda lebih mempelajari dalam lagi secara filsafat (jangan Dogma, karena dogma bersifat super subjektif) Kongzi pribadi pernah menyatakan bahwa dia bukanlah nabi, dan ajarannya juga bukan agama, dia (Kongzi) hanya melanjutkan ajaran dari masa yang sudah ada sebelumnya(secara demografi, geografi) itu sudut pandang saya dari bahasan literartur dalam lingkup 'agama' Saya tidak mencampuri keyakinan anda! Secara pribadi saya tidak peduli anda mau menganggap KHC itu agama atau bukan, saya tidak menyalahkan ataupun me'sial'kan. Pribadi saya sebagai confucians bahwa keyakinan yg saya pegang itu adalah filsafat jalan hidup (bukan agama), dan anda telah mencampuri keyakinan saya terhadap KHC saya. Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap keyakinan
[budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS
mbak, owe ada kenal satu org yg ampe sekarang masih idup en jg anggota LVRI. Dia itu org yg pegang tradisinya, org kelenteng pulak. Ngerti banyak hal yg terkait ama budaya Tionghoa. Apa itu org orientasi ke Indonesiaannya TIDAK TOTAL ? Dia jg yg ajak gw gabung ke satu organisasi yg orientasinya ke Indonesia. Jg di Cilacap ada tokoh kelenteng yg jg pahlawan kemerdekaan. So gini aja, kenapa seh ente mesti muter2 silat lidah. Mau pake gaya timpuk timur kagetin barat yg katanya itu gaya ilusi mati ? Wow itu mah gaya 36 siasat lage jaman ilusi mati aje belon jadi kadal. Kayaknya itu HST ama Sindhunata ada dendem sama budaya Tionghoa or mrk bawa misi tersembunyi yg dititipin ama ilusimati ? Nah kalu dah logical phallmasi mestinye ente lawan dong gak usah muter2 hehehehehehehehehe Mak gw lage pesen neh boekoe yg ceritain betapa aufkelaut yg dapet sumbangan gede2an dari filsafat Tiongkok. Itu jg terbitan Chicago university alias bikinan bule tuh. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Prometheus [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya tidak akan mengomentari dulu HTS dan politiknya, tapi ada satu pengambilan kesimpulan yang menarik, yang mungkin bisa dipelajari bersama. Dibawah, ada disebutkan : (1) Sindhu memang dibesarkan tanpa ada warna budaya ketionghoaan budaya babah sehingga orientasi keindonesiaan-nya memang total. Kemudian ada penarikan kesimpulan sbb : (2) orang yang 'masih dibesarkan dalam warna budaya ketionghoaan' maka orientasi keindonesiaannya tidak akan total, akan terpecah Umumnya kita akan melihat ini sebagai penarikan kesimpulan yang benar dan logical, padahal tidaklah demikian. Mengapa ? Mari kita lihat pelan-pelan. Pertama, kita bisa tulis ulang statement pertama diatas sbb : Jika orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan-nya total Sekarang, untuk mempermudah, kita definisikan P=orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, dan Q=orientasi keindonesiaan-nya total Kalimat tersebut diatas, kemudian, dapat saya tuliskan kembali menjadi Jika P, maka Q (mungkin yang masih ingat pelajaran LOGIKA di SMP/SMA(?) boleh mulai bernostalgiahehe J) Nah, di dalam Ilmu Logika, sebuah premise Jika P, maka Q dapat di-transposisi-kan menjadi Jika Tidak Q, maka Tidak P yang masih mempunyai nilai kebenaran yang sama. Tapi premise tersebut (Jika P maka Q) tidak bisa diubah menjadi Jika tidak P, maka tidak Q JADI, dari kalimat atau premise Jika orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan-nya total, secara logika dapat saja diambil kesimpulan bahwa Jika orientasi keindonesiaan-nya tidak total, maka orang tsb dibesarkan dengan warna budaya ketionghoaan Tapi BUKANLAH : Jika orang dibesarkan dengan warna budaya ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan-nya tidak total Penarikan kesimpulan cara seperti ini adalah salah satu bentuk logical fallacy. Prometheus Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS AW: Selama saya kenal pak Harry Tjan tampaknya dia baik baik saja tentang Tionghoa. KH: Saya tidak kenal pak Harry Tjan. Tapi saya tidak sependapat dengan tulisannya di Kompas ketika sahabatnya meninggal: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/14226 kutipan: Semenjak muda sebagai mahasiswa hukum, Ong Tjong Hay, nama pemberian orangtua, yang kemudian berubah menjadi Kristoforus Sindhunata, secara konsekuen menunjukkan komitmennya untuk menjadi patriot Indonesia, meskipun dia tumbuh dalam lingkungan pergaulan dan pendidikan Belanda. Dia sekolah di HBS dan mempunyai status hukum sebagai gelijkgesteld, orang yang disamakan dengan golongan Eropa atau sebagai londo godong. Sebenarnya sikap dasarnya itu tidak mengherankan karena dia adalah putra kedua dari tiga bersaudara dari Dr Ong Hok Lan yang semenjak masa kuliahnya di Nederland selalu berada di kalangan Persatuan Pelajar Indonesia yang mendambakan Indonesia merdeka. Dengan demikian, Sindhu memang dibesarkan tanpa ada warna budaya ketionghoaan budaya babah sehingga orientasi keindonesiaan-nya memang total. Tidak mangrotingal, tidak mendua terpecah perhatian dengan loyalitas mana pun. Dia adalah monoloyalis Indonesia, baik secara politis, sosial, maupun kultural. Tulisan di atas seakan-akan mengatakan orang yang 'masih dibesarkan dalam warna budaya ketionghoaan' maka orientasi keindonesiaannya tidak akan total, akan terpecah. Menurut HTS orang yang sekolah di HBS dan mempunyai status hukum sebagai gelijkgesteld, orang yang disamakan dengan golongan Eropa atau sebagai londo godong, akan lebih nasionalis daripada orang yang 'dibesarkan dalam warna budaya Tionghoa'. Pernyataannya ini amat merendahkan orang yang 'dibesarkan dalam warna budaya Tionghoa' karena nasionalisme seseorang tidak ditentukan oleh 'warna budaya' atau 'status hukum' atau
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
gini ya, nurut owe seh yg namanya nobel perdamaian itu lebih banyak unsur politiknya. Contohnya Dalai Lama yg dpt nobel perdamaian. Sepanjang owe baca cerita Mother Theresa gak ada tuh niatan mengkristenkan or mengkatolikkan yg menderita. Malah kalu baca sekilas soal buku hariannya, batinnya selalu bergulat dan banyak yg gak sejalan sama dogma lho. Perjalanan Mother Theresa sama kayak Zheng Yan fashi dari Taiwan, mrk melihat penderitaan org dan bisa merasakan penderitaannya tuh. Pernah denger Florence Nightangle ? sorry kalu salah nulis ya, kurang lebih khan getu. Kalu pake istilah DDJ ya bisa aja ada di Alkitab lho, itu lho yg tangan kanan ngasih yg kiri gak boleh tau. Sama aje seh intinye nurut gw. Or kalu gw pake bahasa preman, kalu nolong org itu kayak berak, dah dibuang udah jgn dikorek2 lage. Jg inget kalu org gak berak2 bakalan sakit perut en badannya keracunan, so anggep aje nolong org itu hal yg alami or zhiran kalu kata ngkong Laozi. Getu aje dah koment dari owe. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: coba kita banding apel to apel, ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning, Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding...megalomania. sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca... intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan mesjid.seru.. ada bakar bakaran juga, kecil2an sih. ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak Tantono si Mr. Rambo Bush di washington. ... yang ada cuma budaya. Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Ada Beberapa Aliran Vegetarian? (Was: Ndak Mesti Pake Daging Palsu.)
sebenernya kalu ciak cai itu dah dikenal dari jaman Zhou lho. Tapi arti kata ciak cai itu boekan artinye vegetarian murni lho or gak makan daging. Ciak cay jaman itu artinye gak makan2 yg enak, makan yg dingin, makan yg keras2. Tujuannya boekan welas asih or pantang membunuh tapi buat tunjukkin tekad dirinya. Misalne raja yg mo sembahyang TianDi pasti ciakcay doeloe. Itu yg disebut chi zai. Nah di taon baru itu kita khan menyambut taon yg baru, pengharapan yg baru, malah ada yg nyambut dewa segala khan, so tunjukkanlah tekadnya getu. Nah ci shu or vegetarian itu baru mulai populer saat dinasti Jin, biar sebelonnya sdh ada tapi khan baru sebagian org aja. Kaisar Liang Wudi itu yg bener2 VEGETARIAN ampe upacara taonan aje yg biasanya ada samseng diganti ama terigu model binatang. Trus chi shu di kaitan kesehatan terutama di kalangan neidan itu kaitannya ama hun po, katanya binatang itu ada po dan po nya itu bakalan meresap kedalam daging. So akibatnya emosi manusia bisa gak stabil gara2 makan daging yg keracunan po itu. Mrk yg neidan itu gak straight banget buat urusan chi shu. Tapi kalu upacara, mo bikin kertas jimat ya bakalan chi shu getu lho. Dikehidupan sehari2 mrk gak makan sapi, trus tjoema makan daging2 yg wajar aja kayak bebek, ayam, kambing, babi getu lho. Mrk jg menghindari pemotongan langsung or daging segar, nah kalu jaman sekarang ya makan aje daging beku or kalengan getu lho. Nti kalu sempet gw bongkar lage boekoe sejarah masakan Tiongkok, soalne ada bagian daging palsu seh. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Santo Putra [EMAIL PROTECTED] wrote: Lao Xiong Ophoeng dan Lao Xiong Ardian Yang Baik, serta TTM semuah. Terima kasih atas informasinya tentang pola makan Vegetarian, boleh ngak ceritain lebih banyak lagi tentang asal mula Vegetarian di Tiongkok dan kalau bisa berikut tahun kejadiannya. Saya ingin menelusuri tradisi keluarga saya, dimana setiap Hari Raya Imlek Ibu saya selalu mengingatkan anak-anaknya agar pada hari pertama Imlek jangan makan daging maksudnya ciak cai / vegetarian, dan kalau ditanya Beliau selalu mengatakan ini adalah tradisi keluarga kita dan manfaatnya akan membuat hidup lebih sejahtera dan jauh dari malapetaka. Awalnya saya menganggap nasihat tersebut hanya tahyul, setelah saya membaca hasil-hasil riset para ilmuwan yang menyimpulkan bahwa penghasil utama emisi gas berbahaya yang mengancam kehidupan Planet kita saat ini adalah dari hewan ternak dan solusi tercepat untuk mengerem Pemanasan Global ialah berhenti makan daging.sekarang saya barulah sadar bahwa betapa besar manfaat pola makan Vegetarian baik buat diri saya sendiri maupun buat dunia. Be Veg. Go Green, Save Our Planet Kam Sia Santo Putra Vegetarian menjadikan hidup lebih sejahtera dan jauh dari malapetaka. - Original Message From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 10:16:45 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Ada Beberapa Aliran Vegetarian? (Was: Ndak Mesti Pake Daging Palsu.) konon asal usul daging palsu itu dari jaman dinasti utara selatan nanbei chao , kerajaan Liang yg mulai bikin begitu. Biasanya waktu upacara kenegaraan itu ada 3 macem binatang yg dibante buat sembahyang Tiandi , nah waktu jaman kaisar Liang Wudi itulah binatang2nya diganti ama terigu. Kaisar2 jg kalu mau ritual kenegaraan pasti ci zai. Nah jaman Qing itu katanya Qianlong jalan2 sempet cicipin daging palsu buatan vihara getu. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung ChanCT dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (buka)? Sejujurnya saja, saya ndak begitu faham ttg vegetarian. Yang saya pernah baca-baca sekilas, ada beberapa aliran vegetarian. Ada yang masih boleh makan telur, ada yang boleh telur dan susu dan produk olahan susu, ada yang tidak boleh sama sekali, ada yang tidak boleh makan bawang putih, ada yang full cuma vegetables dan sereal, biji-bijian. Sila lihat link-link berikut: http://en.wikipedia .org/wiki/ Vegetarian http://en.wikipedia .org/wiki/ Veganism http://vegetarian. wikidot.com/ types-of- vegetarians Tentang 'daging palsu' yang dibuat dari gluten, ada perbedaan faham di antara para vegetarian. Satu bilang tidak dianjurkan makan gluten sebab tidak baik untuk tubuh, juga ada pemikiran yang terasosiasi ke 'rasa' daging yang ditinggalkannya( ?). Faham lain tentu saja tidak me- larang makan 'daging palsu' dari gluten tsb. Saya sendiri tidak faham akan perbedaan ini, begitu juga ttg sejarahnya.. Sila lihat link berikut: http://www.vegsoc. org/ http://www.vegsoc. org/info/ gluten.html http://en.wikipedia .org/wiki/ Meat_analogue Mengenai sayur dan jamur yang dimasak, tentu saja dimasak sebagai- mana lazimnya orang masak: direbus, dicah, digoreng. Bisa berkuah bisa nyemek (becek) atau garing. hanya saja, pilihan bumbunya tentu yang tidak mengandung 'daging' sama sekali. Untuk resep
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
weleh yg aliran di latumentent malah dah bikin boekoe Taishang ganyingbian yg jelas2 buku buat para pemula di Daojiao tuh. So what is samkaw ? RESPECTlah pada ajaran laen itu aje intinye. Kalu di Taiwan en di Tiongkok jaman doeloe neh sebelon si Mao berkuasa ada istilah WANFA GUIZHONG artinye semua ajaran kembali kesatu sumber. Budaya Tionghoa dah berjalan rebuan taon, gejolak awan angin badai topan dah dirasain, jg wilayahnya gede, rakyatnya banyak. So dari pengalaman sejarah mrklah , mrk ada satu keyakinan bahwa semua ajaran baik adanya. Sayangnya masuknya barat yg pake kekerasan di abad ke 19 itu dampaknya luar biasa. Mrk yg toleransi jg gak tahan en angkat senjata ngelawan perlakuan semena2 dan melecehkan ajaran lain. Padahal perilaku semena2 jg dah mulai ada di abad ke 18 yg bikin KangXi dan QianLong melotot ngeliat dogma kepercayaan org2 barat itu. Dan menurut ke2 kaisar (sebenernya seh 3 ditambah YongZheng ) itu agama adalah agama INTOLERAN. Sayangnya banyak org2 Tionghoa sendiri pura2 nutup mata kalu itu adalah sikap intoleran malah MEMBENARKAN. Ironis bukan ? Saat ini mrk tereak toleransi tapi mrk lupa kalu mrk jg sering memperlakukan yg lain itu TIDAK TOLERAN. Ngutip kata father Van Schie, diawal perkembangan Kristen purba, mrk mendapat perlakuan INTOLERAN tapi sayangnya mrk ketika kuat jg INTOLERAN sama yg lain bahkan membantainya yg jauh lebih kejam dibanding yg anti Kristen. So itu kata2 YANG JUJUR !!! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya. Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di buku-buku. Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah kepercayaan Tionghoa ini. Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat, baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue, Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan memasukkannya ke Ru. Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu dari kaum Ru maupun kaum Dao. Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi. Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya, pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan Latumenten. Jadi serba gado-gado kan ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy hartantodedy@ wrote: Dear All, Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan, Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu bilang Tao banyak tahayulnya. Kemungkinan pendirinya lebih berbobot ke Tao. Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000 danarhadi2000@ wrote: Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya tiga. Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma? Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya, yang dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong, Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati, Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu. Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao, dengan rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan kerajaan Singasari). Salam Danardono
[budaya_tionghua] Pro : Mulyawan Lie : Tunjukkan bahwa anda seorang pengikut Lao Tze yang baik
Sdr Mulyawan Lie yang bukan chinese banana, Saya adalah Chinese banana bahkan Chinese campur aduk, mama saya Jawa dan saya dibesarkan di keluarga Jawa. Keluarga papa yang Tionghua murni menolak saya karena berdarah tidak murni dan papa saya meninggal waktu saya berumur 12 tahun. Dengan berjuang saya mendapatkan sekolah, dan dengan sekolah, bekerja dan serentetan beasiswa saya dapat survive sampai saat ini. Jadi wajar saja kalau saya tidak mengerti bahasa Mandarin sedikitpun dan saya memeluk agama Kristen karena itulah pilihan saya yang menenteramkan hati saya. Nah pilihan terhadap agama atau kepercayaan tidak bisa dipaksakan apalagi dengan ejekan, ataupun dengan apapun juga, pendeta-pendeta Kristen aliran tertentu (tersesat) pernah dan bahkan masih ada yang berbuat seperti anda, membujuk orang KHC beralih agama dengan menakut-nakuti, dengan memberi makan dls, akibatnya yang pindah agamapun kembali lagi ke habitat semula. Cara anda mengajak kami kambek salah cara, kami malahan takut akan kambek, karena kalau pemaham ajaran Lao Tze berkelakuan seperti anda, jangan jangan kami kambek malah tersesat. Sudahlah, buktikan dengan perilaku anda bahwa anda adalah pengiikut Lao Tze yang baik, kotbahilah kami dengan perilaku, bukan dengan ejekan, tunjukkan dharma anda dengan nyata, dirikan Sekolah Khong Kauw Hwee yang menyantuni orang miskin. Saya telah membuktikan bahwa orang sekecil sayapun dapat berbuat sesuatu, ikut mendirikan Sekolah yang murah, bermutu dan terjangkau. Di Sekolah yang saya asuh ada banyak juga guru yang berjilbab, dan kami tidak mengharuskan atau mengajari seseorang menjadi Kristen. Buktikan dulu karya nyata anda, nanti akan banyak chinese-chinese banana seperti kami yang kambek, bukan karena ejekan, bukan karena paksaan tetapi karena meyakini ajaran Lao Tze yang luhur yang tercermin dalam kehidupan seorang Mulyawan Lie yang santun, berkarya nyata dan menyelamatkan umat. Salam dari orang yang tidak sadar. Tantono Subagyo
[budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS
Suharto mundur di Mei 1998. Kalau mengikuti pendapat HTS tersebut yang mengomentari perbaikan nasib tionghoa dalam tiga periode yang berlangsung, dapat diartikan bahwa menurut dia tidak ada yang salah dengan policy di periode Orde Baru, demikian pula tidak ada yang salah dengan policy di orde lama, dan juga dengan policy di masa orde reformasi sekarang. Karena di tiga periode tersebut, menurut dia, nasib tionghoa lebih baik. Mengenai apakah HTS tak berubah dengan konsep pembersihan budaya tionghoa (kalaupun dulu menganut demikian), saya kira, tidak bisa disimpulkan hanya dari sepotong statement yang Anda bawa. Prometheus --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: Mungkin saya salah mengingat tahunnya, ingatan saya tahun jatuhnya suharto adalah 1997. Jika tahun 1997 memang dianggap mewakil Orde baru, Berarti memang benar, HTS tetap menyimpulkan, tak ada yang salah dengan kebijakan Cina yang dijalankan orde baru, karena Orde Baru telah membuat nasib Tionghoa Indonesia ke arah yang lebih baik dibanding zaman Orla! Jadi kita orang Tionghoa harus berterimakasih pada HTS dan LPKB yang telah mengkonsep kebijakan Cina yang dijadikan pegangan penguasa Orde baru. Benar! Harry Tjan Silalahi sama sekali tak berubah dengan konsep pembersihan budaya Tionghoa! Apakah bisa ditafsirkan secara lain? Omongannya ini dilontarkan di muka umum, mestinya bukan gosip. Salam, ZFy - Original Message From: Prometheus [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 11:04:33 PM Subject: RE: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Ya, saya termasuk yang bingung. Kalau dilihat statement : Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu (1998), pada tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun 1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun 1945-1950 Saya mengartikan bahwa (1) Periode 1998-2008 (orde reformasi sekarang), tionghoa mengalami perkembangan nasib lebih baik (2) Periode 1965-1997 (orde baru), tionghoa mengalami perkembangan nasib lebih baik (3) Periode 1945/50-1964 (orde lama), tionghoa mengalami perkembangan nasih lebih baik dimana masalahnya ? saya tidak melihat adanya upaya mengubah-ubah loncatan tahunnya, atau menghilangkan era tertentu, atau menutup- nutupi borok orba. Mohon penjelasan. Prometheus From:budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou Sent: Thursday, 25 September, 2008 11:30 AM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Setelah saya simak teliti tulisan Uly, saya bisa yakin bahwa kutipan yang saya dapat ttg HTS memang benar adanya. Mungkin banyak teman yang bingung, apa yang jadi masalah? Mungkin banyak yang tak memperhatikan, dari ucapannya, dia sengaja melakukan pengaburan masalah, dengan cara membuat loncatan waktu yang tak konsisten. dari 2008 mundur ke 1998 (10 tahun), dari 1997 langsung loncat ke 1965 (32 tahun!), setelah itu 1964 mundur ke 1950 ( 14 tahun). Dari sini terlihat, dia sengaja menghilangkan era tahun 1966 - 1997, zaman emasnya Orde baru! Padahal periode 32 tahun orde baru adalah periode yang sangat penting menyangkut nasib Tionghoa Indonesia, di periode ini terjadi banyak perubahan kebijakan Tionghoa yang Dramatis! Mengapa justru diloncati dan tak diberi penilaian sma sekali, lebih baikkah lebih burukkah? Jika mengikuti logika tahunnya, seharusnya dia menyisipkan Tahun 1997 ke 1981, dan 1980 ke 1965! sedangkan dia langsung loncat ke 1965, angka 1965 ini dipilih dengan sadar, ini adalah zaman akhir Orla! Jika orang yang tak tahu sejarah Indonesia mendengar ucapan HTS ini, logika bahasanya pasti membuat dia berkesimpulan bahwa Tahun 1980 otomatis lebih baik dari tahun 1965, Orba membuat kemjuan dibanding Orla dalam hal nasib orang Tionghoa! Dari sini jelas terlihat, HTS sengaja menyembunyikan borok2 Orba, dia menghindar untuk membuat penilian!!! Salam, ZFy - Original Message From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] net.id To: budaya_tionghua@ yahoogroups.. com Sent: Thursday, September 25, 2008 12:31:25 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Lho, tadi pagi, 14 jam sebelum munculnya posting Zhou-heng ini, kan sudah muncul posting-nya Ul-djie, yang menceritakan kehadirannya di acara itu, termasuk kesannya (yang positif) pada Harry Tjan. Tetapi, anyway, daripada terbengong-bengong, mengapa tidak ditanya- pastikan (dikonfirmasikan) saja pada sang pembawa issue? Wasalam. - - - - - Original Message - From:Fy Zhou To:budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent:Wednesday, September 24, 2008 11:09 PM Subject:[budaya_tionghua] HTS di CSIS Kawan2, Saya ingin tahu, apakah ada yang hadir acara bedah buku di CSIS kemarin? Saya mendapat informasi, dalam
Ada ya g lain lagi ? Re: [budaya_tionghua] Re: Restoran Vegetarian.
Iya Hawaii di Muara Karang adalah pilihan ciamik. Makanan cukup lumayan. Lookay suka bawa tamu kesitu terutama tamu India yang nggak makan daging, atau tamu bule yang cinta lingkungan. Ada lagi yang lain ?. Tolong previewnya. atau pre -tastenya. Salam, Tan Lookay
Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: modie en teamnya mas Danar. Kita dah biasa nyebut diri buayawan daripada budayawan hehehehehehehe *** Yang logonya Lacoste niyeee?
Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu
Yg jelas keluarga saya ada 7 yg kong hu cu,tapi dipaksakan harus ditulis agama Budha di KTPnya,...kurang tau apa pertimbanganya apa menurut mereka ajarana Budha sangat erat hubnya dg yg berbau tionghoa ya BEGITULAHINDONESIA,..yg lebih menydihkan lagi didaerahku thn akhit 60an sampe awal 70an semaunya, sekolah tenglang ditutup,konyolnya tdk diberi alternatif yg jelas,ada jg option setengah2,sekolah negri,tapi ada quota buat CINO,..sekolah aliran Budhayana mesti bawa satu pribumi dan dibiayai,..emang semua CINO kaya??? Sekolah Xaverius,..hanya untuk umat khatolik,miskin dan kaya tdk masalah,...tenglang kaya masuk prioritas(krn butuh dana bangun sarana dan mutu sekolah),..maka kemana tenglang yg susah,...terima nasib lah dibumi penuh bhinekatungalika,religius, bangsa yg sangat beragama,tapi lebih senang melihat rakyatnya bodoh. --- On Thu, 25/9/08, kris tan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: kris tan [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, 25 September, 2008, 3:18 PM Buat Postmo, Adalah hak anda menyatakan Khonghucu itu bukan agama, tapi bagi para penganutnya didalam konteks Indonesia Khonghucu diposisikan seperti Kristen,Islam, Budha dll. dan para penganut Khonghucu menolak keras jika disebut Budha atau yg lainnya Dan kebetulan pemerintah juga mengakui itu. Mungkin bagi orang lain agama yang dianut oleh Postmo juga bukanlah merupakan agama atau apapun namanya. Jadi betapa sialannya anda mencampuri urusan keyakinan orang lain regards # Tan
Re: [budaya_tionghua] Re: Ada Beberapa Aliran Vegetarian? (Was: Ndak Mesti Pake Daging Palsu.)
Lao Xiong Ardian yang baik, Kam Sia atas informasinya, iya deh .. . nanti kalau ada waktu tolong share lebih banyak lagi. Santo Putra. - Original Message From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, September 26, 2008 2:58:29 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Ada Beberapa Aliran Vegetarian? (Was: Ndak Mesti Pake Daging Palsu.) sebenernya kalu ciak cai itu dah dikenal dari jaman Zhou lho. Tapi arti kata ciak cai itu boekan artinye vegetarian murni lho or gak makan daging. Ciak cay jaman itu artinye gak makan2 yg enak, makan yg dingin, makan yg keras2. Tujuannya boekan welas asih or pantang membunuh tapi buat tunjukkin tekad dirinya. Misalne raja yg mo sembahyang TianDi pasti ciakcay doeloe. Itu yg disebut chi zai. Nah di taon baru itu kita khan menyambut taon yg baru, pengharapan yg baru, malah ada yg nyambut dewa segala khan, so tunjukkanlah tekadnya getu. Nah ci shu or vegetarian itu baru mulai populer saat dinasti Jin, biar sebelonnya sdh ada tapi khan baru sebagian org aja. Kaisar Liang Wudi itu yg bener2 VEGETARIAN ampe upacara taonan aje yg biasanya ada samseng diganti ama terigu model binatang. Trus chi shu di kaitan kesehatan terutama di kalangan neidan itu kaitannya ama hun po, katanya binatang itu ada po dan po nya itu bakalan meresap kedalam daging. So akibatnya emosi manusia bisa gak stabil gara2 makan daging yg keracunan po itu. Mrk yg neidan itu gak straight banget buat urusan chi shu. Tapi kalu upacara, mo bikin kertas jimat ya bakalan chi shu getu lho. Dikehidupan sehari2 mrk gak makan sapi, trus tjoema makan daging2 yg wajar aja kayak bebek, ayam, kambing, babi getu lho. Mrk jg menghindari pemotongan langsung or daging segar, nah kalu jaman sekarang ya makan aje daging beku or kalengan getu lho. Nti kalu sempet gw bongkar lage boekoe sejarah masakan Tiongkok, soalne ada bagian daging palsu seh. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Santo Putra santoputra@ ... wrote: Lao Xiong Ophoeng dan Lao Xiong Ardian Yang Baik, serta TTM semuah. Terima kasih atas informasinya tentang pola makan Vegetarian, boleh ngak ceritain lebih banyak lagi tentang asal mula Vegetarian di Tiongkok dan kalau bisa berikut tahun kejadiannya. Saya ingin menelusuri tradisi keluarga saya, dimana setiap Hari Raya Imlek Ibu saya selalu mengingatkan anak-anaknya agar pada hari pertama Imlek jangan makan daging maksudnya ciak cai / vegetarian, dan kalau ditanya Beliau selalu mengatakan ini adalah tradisi keluarga kita dan manfaatnya akan membuat hidup lebih sejahtera dan jauh dari malapetaka. Awalnya saya menganggap nasihat tersebut hanya tahyul, setelah saya membaca hasil-hasil riset para ilmuwan yang menyimpulkan bahwa penghasil utama emisi gas berbahaya yang mengancam kehidupan Planet kita saat ini adalah dari hewan ternak dan solusi tercepat untuk mengerem Pemanasan Global ialah berhenti makan daging.sekarang saya barulah sadar bahwa betapa besar manfaat pola makan Vegetarian baik buat diri saya sendiri maupun buat dunia. Be Veg. Go Green, Save Our Planet Kam Sia Santo Putra Vegetarian menjadikan hidup lebih sejahtera dan jauh dari malapetaka. - Original Message From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] . To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thursday, September 25, 2008 10:16:45 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Ada Beberapa Aliran Vegetarian? (Was: Ndak Mesti Pake Daging Palsu.) konon asal usul daging palsu itu dari jaman dinasti utara selatan nanbei chao , kerajaan Liang yg mulai bikin begitu. Biasanya waktu upacara kenegaraan itu ada 3 macem binatang yg dibante buat sembahyang Tiandi , nah waktu jaman kaisar Liang Wudi itulah binatang2nya diganti ama terigu. Kaisar2 jg kalu mau ritual kenegaraan pasti ci zai. Nah jaman Qing itu katanya Qianlong jalan2 sempet cicipin daging palsu buatan vihara getu. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung ChanCT dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (buka)? Sejujurnya saja, saya ndak begitu faham ttg vegetarian. Yang saya pernah baca-baca sekilas, ada beberapa aliran vegetarian. Ada yang masih boleh makan telur, ada yang boleh telur dan susu dan produk olahan susu, ada yang tidak boleh sama sekali, ada yang tidak boleh makan bawang putih, ada yang full cuma vegetables dan sereal, biji-bijian. Sila lihat link-link berikut: http://en.wikipedia .org/wiki/ Vegetarian http://en.wikipedia .org/wiki/ Veganism http://vegetarian. wikidot.com/ types-of- vegetarians Tentang 'daging palsu' yang dibuat dari gluten, ada perbedaan faham di antara para vegetarian. Satu bilang tidak dianjurkan makan gluten sebab tidak baik untuk tubuh, juga ada pemikiran yang terasosiasi ke 'rasa' daging yang ditinggalkannya( ?). Faham lain tentu saja tidak me- larang makan 'daging palsu' dari gluten tsb. Saya sendiri tidak faham akan perbedaan ini, begitu juga ttg sejarahnya.. Sila lihat link berikut:
Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )
hahahaha --- On Fri, 26/9/08, danarhadi2000 [EMAIL PROTECTED] wrote: From: danarhadi2000 [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? ) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, 26 September, 2008, 7:35 AM --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] . wrote: modie en teamnya mas Danar. Kita dah biasa nyebut diri buayawan daripada budayawan hehehehehehehe *** Yang logonya Lacoste niyeee?
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Walah, Jangan disebutkan kali. Nanti banyak yang protes. Kelompok Buddhisme murni nanti mencap tidak murni, menyesatkan, tidak sesuai dhamma, micca ditthis (pandangan salah). Kelompok Taoisme ekstrim (semisal di s*com) bilang ilmu mereka dicuri oleh orang Buddha, soalnya mereka kan Jingtu salah satu aliran besar Buddhisme Mahayana Tiongkok. Kalau kelompok Ru, kurang tahu deh ada yang protes tidak. Kalau saya malah banyak-banyak terima kasih dan hormat sama kelompok di latumenten itu. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: weleh yg aliran di latumentent malah dah bikin boekoe Taishang ganyingbian yg jelas2 buku buat para pemula di Daojiao tuh. So what is samkaw ? RESPECTlah pada ajaran laen itu aje intinye. Kalu di Taiwan en di Tiongkok jaman doeloe neh sebelon si Mao berkuasa ada istilah WANFA GUIZHONG artinye semua ajaran kembali kesatu sumber. Budaya Tionghoa dah berjalan rebuan taon, gejolak awan angin badai topan dah dirasain, jg wilayahnya gede, rakyatnya banyak. So dari pengalaman sejarah mrklah , mrk ada satu keyakinan bahwa semua ajaran baik adanya. Sayangnya masuknya barat yg pake kekerasan di abad ke 19 itu dampaknya luar biasa. Mrk yg toleransi jg gak tahan en angkat senjata ngelawan perlakuan semena2 dan melecehkan ajaran lain. Padahal perilaku semena2 jg dah mulai ada di abad ke 18 yg bikin KangXi dan QianLong melotot ngeliat dogma kepercayaan org2 barat itu. Dan menurut ke2 kaisar (sebenernya seh 3 ditambah YongZheng ) itu agama adalah agama INTOLERAN. Sayangnya banyak org2 Tionghoa sendiri pura2 nutup mata kalu itu adalah sikap intoleran malah MEMBENARKAN. Ironis bukan ? Saat ini mrk tereak toleransi tapi mrk lupa kalu mrk jg sering memperlakukan yg lain itu TIDAK TOLERAN. Ngutip kata father Van Schie, diawal perkembangan Kristen purba, mrk mendapat perlakuan INTOLERAN tapi sayangnya mrk ketika kuat jg INTOLERAN sama yg lain bahkan membantainya yg jauh lebih kejam dibanding yg anti Kristen. So itu kata2 YANG JUJUR !!! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan henyung@ wrote: Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya. Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di buku-buku. Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah kepercayaan Tionghoa ini. Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat, baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue, Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan memasukkannya ke Ru. Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu dari kaum Ru maupun kaum Dao. Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi. Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya, pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan Latumenten. Jadi serba gado-gado kan ? Hormat saya, Yongde
[budaya_tionghua] Re: Asal marga Yang (#26472;)
Dik Hyu,  Semua orang Han berasal dari Tiongkok utara, sepanjang Sungai Kuning (Huang He), sampai ke sepanjang sungai Chang Jiang atau Yangzi.  Penghuni di propinsi Yunnan sangat banyak etnisnya, meskipun terutama adalah orang Han.  Kalau ayah kakek anda itu orang Han, hampir semua Tionghoa Indonesia adalah orang Han, maka pasti bukan orang Yunnan asli tapi berasal dari orang Han di utara. Tapi kalau beliau berasal dari etnis minoritas, adalah non Han, mungkin ia berasal dari Yunnan asli. Karena di Yunnan hampir semua  minoritas yang sudah mengganti namanya  menjadi nama Han.  Minoritas di Tiongkok selatan kebanyakan bertempat tinggal di pegunungan, sehingga untuk hijrah ke Asia Tenggara hampir tidak mungkin. Melalui pegunungan dengan gunung batu yang curam dan hutan lebat, sulit untuk mereka pindah ke luar negeri. Sehingga saya belum pernah menemui minoritas di antara orang Tionghoa di Indonesia. Di Singapore dan Thailand, memang ada orang non-Han yaitu orang Hui yang muslim. Orang-orang yang bisa merantau ke Asia Tenggara adalah orang pantai, terutama yang dekat ke selatan tentunya. seperti orang Hokkian, Hakka, Tiociu dan Konghu, yang berasal dari propinsi Fujian, Guangdong, Hainan. Sedikit dari dari Guangxi, Hunan dan Hubei, sedikit dari Shandong yang terletak di utara.  Sayang huruf Tionghoa pada email anda tidak dapat dibuka di komputer saya, saya tidak tahu apa yang anda tulis.  Kalau ayah kakek anda itu orang Han, kemungkinan besar berasal dari Shandong, pusat leluhur sne Yang ini ada di Shandong.  Tempat asal orang sne Yang ada di utara, terutama Shandong dan Henan.  Semoga saya tidak salah, karena huruf Tionghoa yang tak terbaca itu artinya apa.  Sne Yang ini dalam Mandarin dibacanya tepat sama dengan Yang (Yno, dulu Jo).  Semoga bisa membantu, kalau masih ada pertanyaan silahkan, asal saya masih bisa menjawab pasti saya jawab. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â é³ Â Marga Yang berasal dari berbagai zaman.  1. Dinasti Zhou Timur , masa kaisar Zhou Huiwang (Ciu Hui Ong, kaisar kelima dari dinasi Zhou Timur) berkuasa, mempunyai negara zhuhou yang bernama Negara Yang, yang terletak disebelah tenggara Qingzhou di propinsi Shandong. Negara Yang ini pada zaman Chunqiu dihancurkan oleh negara Qi . keturunannya ada yang menggunakan nama negara sebagai sne (marga).  2. Pada zaman itu juga, kaisar Zhou Jingwang (Ciu King Ong,kaisar terakhir dinasti Zhou Timur) mengangkat anaknya yang bungsu yang bernama Fan, menjadi penguasa di Yangyi (di kabupaten Jiyuan propinsi Henan sekarang). Anaknya itu kemudian terkenal dengan nama Yang Fan., setelah negara Yang itu hancur, keturunannya menggunakan sne Yang.  Karena dua-duanya berasal berasal dari keturunan yang sama kaisar dinasti Zhou Timur, maka perbedaan turunan kedua Yang ini tak berarti.  3.Ada kelompok orang Xianbei, non Han,  yang bermarga Daimohulu yang merubah snenya menjadi Yang.   Pusat leluhurnya, yaitu tempat di mana sne Yang ini berkembang, yang terbesar di antara beberapa Junwang adalah di  Yang xian atau kabupaten Yang, kelenteng leluhurnya bernama: Qiyintang. Letaknya di sebelah timur kabupaten Yinan, propinsi Shandong. Sebenarnya saya sendiri tidak tahu apakah kakek buyut saya orang Yunnan asli atau perantau dari daerah utara(Shandong). Karena sudah lama sekali, sehingga keluarga pun kurang mengetahui. Hanya tahu (katanya) datang ke Indonesia(sekitar Palembang) dari Yunnan. Sampai dengan ayah mama ( berarti kakek saya, tinggal di daerah perbatasan Palembang dan Lampung ) masih fasih berbahasa Tionghoa. Tetapi sejak generasi ibu, bahasa tionghoa-nya sudah tidak sefasih generasi kakek. Mungkin karena sudah lama menetap di Indonesia. Kebudayaanya pun sudah bercampur. Laoshi Liang, sekalian saya juga ingin bertanya tentang penurunan marga Yang. Ibu saya ( masih memiliki nama tionghoa bemarga Yang ) menikah dengan ayah saya yang orang Medan. Apakah marga Yang ibu saya tidak menurun kepada saya? Meskipun dulu kakek saya pernah memberikan saya nama Zhong Wen. Tetapi tidak pernah dipakai, karena kebudayaan Tionghoa di keluarga besar saya sudah ter- Asimilasi/Akulturasi. Keluarga juga sudah banyak yang bukan pemeluk Buddha lagi. Mohon bantuannya. P. S. : Huruf Hanzi yg saya tulis bukan apa-apa, hanya penulisan Marga Yang (Hanzi Sederhana) dan kalimat ' Xie xie nimen de bangzhu' =)
Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia
Dear narpati, Lho pan saya bilang..: Dari: POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] com Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 13:19:31 Topik: Re: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia Menurut saya: Konghucu menjadi agama di Indonesia... bla..bla.. Ahmadiah salah menurut siapa? Menurut anda? Hingga saat ini Ahmadiah belum dibubarkan, ada beberapa komponen masyarakat yang memperjuangkannya berikut data2 dan bukti2 keberadaan Ahmadiah yang sebenaranya. Pemerintah masih bersikap abu-abu atas masalah ini. Di Indonesia Agama itu harus mempunyai Kitab dan Nabi (dasar beralaskan dari golongan tertentu) tanpa 2 hal tersebut dianggap sesat. itulah yang terjadi pada Kejawen, walau ajarannya luhur tetapi mereka dianggap sesat. :D Kaum agamais KHC baru bisa eksis setelah kepresidenan Gus Dur, setelah puluhan tahun bergerilya untuk diakui keberadaannya. Anda seperti buah pisang lupa pada kebunnya. Sebagai tambahan wawasan dan ditelaah untuk menambah kepintaran anda bahwa keberadaan saya di daerah saat ini membutuhkan KIPS (Kartu Ijin Penduduk Sementara) dan di kartu saya tercetak Agama: (-). Hal itu dikarenakan karena tertera KHC sebagai agama pada KTP saya dan tidak ada agama KHC dalam multi opsi pada komputer mereka. Hal seperti itu tidak jarang masih saya temui di kota besar Jakarta. Sering pejabat instansi terkait bilang Agamanya saya tulis Buddha saja yah pak, karena tidak ada KHC Btw, no hurt feeling at all. Saya disini berargumen pribadi saya saja, dan saya terima segala argumen lainnya dengan sangat terbuka, dengan karakter masing2 penulisnya. Milis ini untuk berpendapat bukan (bukan untuk mencapai satu visi absolut yg sarat akan politik)? Dan setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya masing2.. Monggo.. Cheers, Postmo - Original Message From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 8:39:17 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia Religion... bukan Religius... dan sudah cukup banyak.. Buat Post Mo.. untuk terakhir kalinya, BACA PENJELASAN PASAL 1 PENETAPAN PRESIDEN No. 1 TAHUN 1965 (anda bisa membacanya di http://www.legalita s.org/database/ puu/1965/ uu1-1965. pdf ) Saya kutip di sini ... Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha [sic], dan khong Cu [sic] (Confusius). Dan peraturan itu adalah induk dari semua peraturan yang mencampuri urusan agama di Indonesia (termasuk KUHP pasal 156a). Di situ sudah sangat jelas bahwa Kong Hu Cu diakui pemerintah sebagai agama, bukan kepercayaan. Baru di masa Soeharto untuk alasan sangat politis, Kong Hu Cu diakui sebagai kepercayaan. Kalau anda tidak mengakui penpres tersebut, berarti semua peraturan yang berinduk dari penpres tersebut harus batal. Artinya, Ahmadiyah bebas untuk mempercayai keyakinannya tanpa harus dituntut atas alasan 'penistaan agama' dan UU ITE yang baru fardhu (wajib)hukumnya untuk direvisi ulang. On Thu, Sep 25, 2008 at 4:46 PM, Joao Kho [EMAIL PROTECTED] com wrote: Wah..keren, sapa neh yg siap-siap/berani ganti KTP jadi KHC :D Back to your basic religius :D Bravo..bravo. .!!! --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, King Hian [EMAIL PROTECTED] . wrote: RW: mas tentang konghucu konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan KH: Saran untuk mas Roni: sering2lah membaca koran, atau setidaknya bacalah postingan di milis ini. http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/17239 ini kutipannya: KOMPAS, 5 Peb 06 Bangsa Indonesia Tak Ingin Lagi Diskriminatif- Tak Ada Istilah Agama Diakui atau Tak Diakui Negara Mengenai status agama Khonghucu, Presiden Yudhoyono kembali mengingatkan pidatonya saat Perayaan Tahun Baru Imlek 2005. Pemerintah mengacu pada Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 yang diundangkan melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969. Dalam penjelasannya disebutkan, agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu adalah agama yang dipeluk penduduk di Indonesia, kata Presiden. Di negeri kita tidak dianut istilah agama yang diakui atau tidak diakui negara. Prinsip yang dianut UUD adalah negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya itu. Negara tidak akan pernah mencampuri ajaran agama. Tugas negara adalah memberikan perlindungan, pelayanan, serta membantu pembangunan dan pemeliharaan sarana peribadatan serta mendorong pemeluk agama yang bersangkutan menjadi pemeluk agama yang baik, kata Presiden. Jawa Pos, 5 Peb 06: Pemerintah Jamin Hak Umat Konghucu Menurut Presiden SBY, Indonesia tidak mengenal agama yang diakui atau tidak diakui negara. Karena itu, negara menjamin kebebasan beragama dan
RE: [budaya_tionghua] HTS di CSIS
Mirip, tapi beda dikit, sebab yang gue dengar adalah demikian : Tionghoa belum diterima secara penuh oleh Indonesia, bagaimanapun keadaan sekarang lebih baik daripada 10 tahun yang lalu, dan keadaan 10 tahun yang lalu lebih baik dari keadaan 50 tahun yang lalu Jadi enggak ada timelines yang disebutkan disitu. Emangnya kenape Zhou-xiong? -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fy Zhou Sent: Wednesday, September 24, 2008 11:10 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Kawan2, Saya ingin tahu, apakah ada yang hadir acara bedah buku di CSIS kemarin? Saya mendapat informasi, dalam acara tersebut orang yang punya inisial HTS telah membuat pernyataan seperti di bawah ini: Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu ( 1998), pada tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun 1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun 1945-1950 Saya ingin konfirmasi! Benarkah semua ini Salam Bengong ZFy No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.2/1689 - Release Date: 9/24/2008 6:51 PM No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.2/1689 - Release Date: 9/24/2008 6:51 PM
[budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS
policy yg tidak bersalah itu dengan mengorbankan sebagian mahasiswa di Indonesia pada mei 98 ? wh, --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, prometheus_promise [EMAIL PROTECTED] wrote: Suharto mundur di Mei 1998. Kalau mengikuti pendapat HTS tersebut yang mengomentari perbaikan nasib tionghoa dalam tiga periode yang berlangsung, dapat diartikan bahwa menurut dia tidak ada yang salah dengan policy di periode Orde Baru, demikian pula tidak ada yang salah dengan policy di orde lama, dan juga dengan policy di masa orde reformasi sekarang. Karena di tiga periode tersebut, menurut dia, nasib tionghoa lebih baik. Mengenai apakah HTS tak berubah dengan konsep pembersihan budaya tionghoa (kalaupun dulu menganut demikian), saya kira, tidak bisa disimpulkan hanya dari sepotong statement yang Anda bawa. Prometheus --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou zhoufy@ wrote: Mungkin saya salah mengingat tahunnya, ingatan saya tahun jatuhnya suharto adalah 1997. Jika tahun 1997 memang dianggap mewakil Orde baru, Berarti memang benar, HTS tetap menyimpulkan, tak ada yang salah dengan kebijakan Cina yang dijalankan orde baru, karena Orde Baru telah membuat nasib Tionghoa Indonesia ke arah yang lebih baik dibanding zaman Orla! Jadi kita orang Tionghoa harus berterimakasih pada HTS dan LPKB yang telah mengkonsep kebijakan Cina yang dijadikan pegangan penguasa Orde baru. Benar! Harry Tjan Silalahi sama sekali tak berubah dengan konsep pembersihan budaya Tionghoa! Apakah bisa ditafsirkan secara lain? Omongannya ini dilontarkan di muka umum, mestinya bukan gosip. Salam, ZFy - Original Message From: Prometheus prometheus_promise@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 11:04:33 PM Subject: RE: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Ya, saya termasuk yang bingung. Kalau dilihat statement : Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu (1998), pada tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun 1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun 1945-1950 Saya mengartikan bahwa (1) Periode 1998-2008 (orde reformasi sekarang), tionghoa mengalami perkembangan nasib lebih baik (2) Periode 1965-1997 (orde baru), tionghoa mengalami perkembangan nasib lebih baik (3) Periode 1945/50-1964 (orde lama), tionghoa mengalami perkembangan nasih lebih baik dimana masalahnya ? saya tidak melihat adanya upaya mengubah-ubah loncatan tahunnya, atau menghilangkan era tertentu, atau menutup- nutupi borok orba. Mohon penjelasan. Prometheus From:budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou Sent: Thursday, 25 September, 2008 11:30 AM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Setelah saya simak teliti tulisan Uly, saya bisa yakin bahwa kutipan yang saya dapat ttg HTS memang benar adanya. Mungkin banyak teman yang bingung, apa yang jadi masalah? Mungkin banyak yang tak memperhatikan, dari ucapannya, dia sengaja melakukan pengaburan masalah, dengan cara membuat loncatan waktu yang tak konsisten. dari 2008 mundur ke 1998 (10 tahun), dari 1997 langsung loncat ke 1965 (32 tahun!), setelah itu 1964 mundur ke 1950 ( 14 tahun). Dari sini terlihat, dia sengaja menghilangkan era tahun 1966 - 1997, zaman emasnya Orde baru! Padahal periode 32 tahun orde baru adalah periode yang sangat penting menyangkut nasib Tionghoa Indonesia, di periode ini terjadi banyak perubahan kebijakan Tionghoa yang Dramatis! Mengapa justru diloncati dan tak diberi penilaian sma sekali, lebih baikkah lebih burukkah? Jika mengikuti logika tahunnya, seharusnya dia menyisipkan Tahun 1997 ke 1981, dan 1980 ke 1965! sedangkan dia langsung loncat ke 1965, angka 1965 ini dipilih dengan sadar, ini adalah zaman akhir Orla! Jika orang yang tak tahu sejarah Indonesia mendengar ucapan HTS ini, logika bahasanya pasti membuat dia berkesimpulan bahwa Tahun 1980 otomatis lebih baik dari tahun 1965, Orba membuat kemjuan dibanding Orla dalam hal nasib orang Tionghoa! Dari sini jelas terlihat, HTS sengaja menyembunyikan borok2 Orba, dia menghindar untuk membuat penilian!!! Salam, ZFy - Original Message From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] net.id To: budaya_tionghua@ yahoogroups.. com Sent: Thursday, September 25, 2008 12:31:25 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS Lho, tadi pagi, 14 jam sebelum munculnya posting Zhou-heng ini, kan sudah muncul posting-nya Ul-djie, yang menceritakan kehadirannya di acara itu, termasuk kesannya (yang positif) pada Harry Tjan. Tetapi, anyway, daripada terbengong-bengong, mengapa tidak ditanya- pastikan (dikonfirmasikan) saja pada sang pembawa issue? Wasalam.
Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu
Maaf, anda Super apa yach? Sebaiknya urus saja keyakinan anda... Kenapa mesti mengurus keyakinan orang... Atau jangan2 anda ga punya keyakinan...? 2008/9/25 POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] Halo tan, Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap keyakinan saya?? Apa bisa saya sebut anda sebagai Super Sial??
RE: [budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS
Prmts: Sekarang, untuk mempermudah, kita definisikan P=”orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan”, dan Q=”orientasi keindonesiaan- nya total” Nah, di dalam Ilmu Logika, sebuah premise “Jika P, maka Q” dapat di-transposisi- kan menjadi “ Jika Tidak Q, maka Tidak P” yang masih mempunyai nilai kebenaran yang sama. Tapi premise tersebut (Jika P maka Q) tidak bisa diubah menjadi “Jika tidak P, maka tidak Q” JADI, dari kalimat atau premise “ Jika orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan- nya total”, secara logika dapat saja diambil kesimpulan bahwa “Jika orientasi keindonesiaan- nya tidak total, maka orang tsb dibesarkan dengan warna budaya ketionghoaan” KH: Yang Anda tuliskan di atas kelihatannya benar. Tapi seperti saya katakan, orientasi ke-Indonesiaan (nasionalisme) itu tidak ada hubungannya dengan warna budaya seseorang. Sehingga pengambilan premis dan hubungan antar keduanya menjadi kacau. Premis: P=”orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan”, dan Q=”orientasi keindonesiaan- nya total” hubungan P dan Q ini tidak bisa menjadi hubungan bersyarat (implikasi), karena itu kita tidak bisa bilang mengatakan: P - Q (jika P makaQ) atau ~Q - ~P.(jika tidak Q maka bukan P) Coba kita gunakan dengan kata2: P - Q: orang yang dibesarkan tanpa warna budaya Tionghoa, orientasi ke indonesiaannya akan total --- ini tidak bisa dijadikan "dasar" karena sangat mungkin ada orang yang dibesarkan tanpa warna budaya Tionghoa tetapi menjadi orientasi ke indonesiaannya terpecah contoh: ada orang yang dibesarkan tanpa budaya Tionghoa (tetapi budaya Belanda), orientasinya keindonesiaannya hampir tidak ada, karena ia pro Belanda P dan Q ini adalah himpunan yang saling beririsan. Untuk kasus K Sindhunata (menurut HTS), dapat dituliskan menjadi P^Q (ia dibesarkantanpa warna budaya Tionghoa DAN orientasi keindonesiaanya total. Tetapi di luar kasus KS, ada orang lain yang: P^~Q (ia dibesarkan tanpa warna budaya Tionghoa, orientasi keindonesiaanya tidak total) ~P^Q (ia dibesarkan dalam warna budaya Tionghoa, orientasi keindonesiaannya total). -- Prmts: Tapi BUKANLAH : “ Jika orang dibesarkan dengan warna budaya ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan- nya tidak total” Penarikan kesimpulan cara seperti ini adalah salah satu bentuk logical fallacy. KH: Saya hanya mengikuti logika HTS yang ngawur. Saya berikan dengan contoh yang lebih gampang: P: orang yang memakai celana abu2 Q: orang yangsekolah di SMU Dengan logika HTS: "orang yang memakai celana abu2,sekolah di SMU" Logika saya (yang ngikutin logika ngawur HTS): "orang yang tidak pakai celana abu2, tidak sekolah di SMU" Dengan logika Anda: "orang yang tidak sekolah di SMU, tidak memakai celana abu-abu" Ketiganya ngawur. Karena, sekali lagi, P dan Q tidak bisa dibuat hubungan bersyarat, seperti yang dilakukan HTS. salam, KH Forum Diskusi Budaya Tionghoa dan Sejarah Tiongkokhttp://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/--- On Thu, 9/25/08, Prometheus [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Prometheus [EMAIL PROTECTED]Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: HTS di CSISTo: budaya_tionghua@yahoogroups.comDate: Thursday, September 25, 2008, 10:54 PM Saya tidak akan mengomentari dulu HTS dan politiknya, tapi ada satu pengambilan kesimpulan yang menarik, yang mungkin bisa dipelajari bersama. Dibawah, ada disebutkan : (1) “Sindhu memang dibesarkan tanpa ada warna budaya ketionghoaan budaya babah sehingga orientasi keindonesiaan- nya memang total.” Kemudian ada penarikan kesimpulan sbb : (2) “orang yang 'masih dibesarkan dalam warna budaya ketionghoaan' maka orientasi keindonesiaannya tidak akan total, akan terpecah” Umumnya kita akan melihat ini sebagai penarikan kesimpulan yang benar dan logical, padahal tidaklah demikian. Mengapa ? Mari kita lihat pelan-pelan. Pertama, kita bisa tulis ulang statement pertama diatas sbb : “ Jika orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan- nya total” Sekarang, untuk mempermudah, kita definisikan P=”orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan”, dan Q=”orientasi keindonesiaan- nya total” Kalimat tersebut diatas, kemudian, dapat saya tuliskan kembali menjadi “ Jika P, maka Q” (mungkin yang masih ingat pelajaran LOGIKA di SMP/SMA(?) boleh mulai bernostalgia. ...hehe J) Nah, di dalam Ilmu Logika, sebuah premise “Jika P, maka Q” dapat di-transposisi- kan menjadi “ Jika Tidak Q, maka Tidak P” yang masih mempunyai nilai kebenaran yang sama. Tapi premise tersebut (Jika P maka Q) tidak bisa diubah menjadi “Jika tidak P, maka tidak Q” JADI, dari kalimat atau premise “ Jika orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan- nya total”, secara logika dapat saja diambil kesimpulan bahwa “Jika orientasi keindonesiaan- nya tidak total, maka orang tsb dibesarkan dengan warna budaya ketionghoaan” Tapi BUKANLAH : “ Jika orang dibesarkan dengan warna budaya ketionghoaan, maka
Re: [budaya_tionghua] Logical Fallacy ...dan... Re: HTS di CSIS
PP: Pertama, logical fallacy yang saya tunjukkan dibawah, hanya untuk menunjukkan kesalahan umum yang sering terjadi dengan menarik kesimpulan bahwa premise Jika Tidak P, maka Tidak Q seakan-akan sama dengan premise Jika P, maka Q. Padahal tidaklah demikian ! KH: Lagi2 Anda meneriakkan logical fallacy. Kalau mau bicara tentang logika, kita bahas sekali lagi: Premis dari Anda: P=”orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan”, dan Q=”orientasi keindonesiaan- nya total” Menurut HTS: P - Q (jika P, maka Q) dan Anda kelihatannya menyetujui logika HTS ini. Sekarang Anda mengatakan: Belum lagi bicara faktanya, bahwa memang banyak yang memegang budaya tionghoa masih punya orientasi keindonesiaan. dan Mengenai contoh anda dibawah, bahwa yang memegang budaya tionghoa pun masih punya orientasi keindonesiaan yang total. Saya sepenuhnya sepakat. Dalam logika, kalimat Anda di atas dituliskan: ada ~P^Q (ada yang bukan P dan Q). Kalau ada ~P^Q, bagaimana bisa mengatakan HUBUNGAN P - Q BENAR? Sebenarnya yang menggunakan 'logical fallacy itu siapa? salam, KH Forum Diskusi Budaya Tionghoa dan Sejarah Tiongkok http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ --- On Fri, 9/26/08, prometheus_promise [EMAIL PROTECTED] wrote: From: prometheus_promise [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Logical Fallacy ...dan... Re: HTS di CSIS To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, September 26, 2008, 8:00 AM Pertama, logical fallacy yang saya tunjukkan dibawah, hanya untuk menunjukkan kesalahan umum yang sering terjadi dengan menarik kesimpulan bahwa premise Jika Tidak P, maka Tidak Q seakan-akan sama dengan premise Jika P, maka Q. Padahal tidaklah demikian ! Kedua, sekarang mengenai HTS dan politiknya. Mengenai contoh anda dibawah, bahwa yang memegang budaya tionghoa pun masih punya orientasi keindonesiaan yang total. Saya sepenuhnya sepakat. Justru banyak yang sering keliru menafsirkan atau bahkan sampai menjudge seseorang, akibat logical fallacy yang saya jelaskan, dengan kemudian menganggap bahwa yang berbudaya tionghoa tidak punya keindonesiaan yang total. Padahal itu adalah jelas kekeliruan logika! Belum lagi bicara faktanya, bahwa memang banyak yang memegang budaya tionghoa masih punya orientasi keindonesiaan. Saya akan cenderung mengatakan bahwa banyak faktor yang bisa mempengaruhi keindonesaan sesorang. Sehingga, ketika mengaitkan pilihan budaya seseorang dengan keindonesiaan, menjadi suatu yang tidak relevan dan unnecesarry. Nah, pandangan seperti ini, yang harus dikembangkan (dan saya rasa yang sekarang ini memang sedang di-push). Apapun pilihan budaya/tradisi yang dianut-nya, keindonesiaa bisa tetap satu dan total. Saya yakin Anda pun berpandangan demikian, bukan ? Prometheus --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] . wrote: mbak, owe ada kenal satu org yg ampe sekarang masih idup en jg anggota LVRI. Dia itu org yg pegang tradisinya, org kelenteng pulak. Ngerti banyak hal yg terkait ama budaya Tionghoa. Apa itu org orientasi ke Indonesiaannya TIDAK TOTAL ? Dia jg yg ajak gw gabung ke satu organisasi yg orientasinya ke Indonesia. Jg di Cilacap ada tokoh kelenteng yg jg pahlawan kemerdekaan. So gini aja, kenapa seh ente mesti muter2 silat lidah. Mau pake gaya timpuk timur kagetin barat yg katanya itu gaya ilusi mati ? Wow itu mah gaya 36 siasat lage jaman ilusi mati aje belon jadi kadal. Kayaknya itu HST ama Sindhunata ada dendem sama budaya Tionghoa or mrk bawa misi tersembunyi yg dititipin ama ilusimati ? Nah kalu dah logical phallmasi mestinye ente lawan dong gak usah muter2 hehehehehehehehehe Mak gw lage pesen neh boekoe yg ceritain betapa aufkelaut yg dapet sumbangan gede2an dari filsafat Tiongkok. Itu jg terbitan Chicago university alias bikinan bule tuh. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Prometheus prometheus_ promise@ wrote: Saya tidak akan mengomentari dulu HTS dan politiknya, tapi ada satu pengambilan kesimpulan yang menarik, yang mungkin bisa dipelajari bersama. Dibawah, ada disebutkan : (1) Sindhu memang dibesarkan tanpa ada warna budaya ketionghoaan budaya babah sehingga orientasi keindonesiaan- nya memang total. Kemudian ada penarikan kesimpulan sbb : (2) orang yang 'masih dibesarkan dalam warna budaya ketionghoaan' maka orientasi keindonesiaannya tidak akan total, akan terpecah Umumnya kita akan melihat ini sebagai penarikan kesimpulan yang benar dan logical, padahal tidaklah demikian. Mengapa ? Mari kita lihat pelan-pelan. Pertama, kita bisa tulis ulang statement pertama diatas sbb : Jika orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan- nya total Sekarang, untuk mempermudah, kita definisikan P=orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan , dan Q=orientasi keindonesiaan- nya total Kalimat
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
saya tanggapi Pak, ---Original Message--- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: 09/25/08 10:03:37 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Ko Agoan yb, --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada bukti bahwa Ibu Teresa dari Calcuta itu mengkristenkan orang miskin india ?? coba bawa kesini atau anda hanya sekedar tukang gosip belaka ?? salam seng goan cinta kasih tanpa batas dijelaskan oleh Lao Tze dalam kitab suci (kereeen) dao de jing : Creating but not owning,Giving without demanding. Menurut Ko Aguan apakah peraih Nobel Bunda Teresa ada niatan,keinginan,harapan untuk mendirikan ordo Katolik diantara warga india? sg: silahkan anda yg buktikan krn anda yg sdh memulai nyembur ludah. coba kaitkan dgn wahyu (mantap) Lao Tze. Beliau create... ? YA. Beliau Not Owning?? silakan jawab sendiri. Beliau Giving ... ? YA. Beliau 'without demanding?? . Jika bener yg ada hanya ketulusan dan tidak ada mental 'owning' maupun 'demanding', maka sekarang gak ada gereja karena gak perlu! sg: apakah dgn berdirinya gereja berarti tujuan Ibu Teresa semata2 hanya mengkatolikan org2 india ??? anda dgn pemikiran yg demikian maaf sempit tp mau bicara soal Tao yg demikian luas yang penting mereka tertolong,sembuh dll,kembalikan ke komunitasnya,titik. Buddha mengumpamakan lebah yg tidak merusak bunga yg diserbukinya. sg: tertolong, sembuh dan kembali kekomunitas.. memang itulah yg dilakukan Ibu Teresa, dia tidak pernah mengajak org utk menjadi katolik, bahkan dlm permenungannya banyak Sekali Ibu Teresa merasa dibelenggu dgn dogma2 dr agama yg dianutnya.. lalu apakah dgn melihat ketulusan seseorang dlm melayani manusia lainnya dan kemudian ada manusia lain yg tergerak untuk mengikuti langkah2nya bahkan agamanya itu yg anda bilang merusak bunga yg diserbukinya ?? Suhu Cheng Yen kita dari Buddha Tzu Chi memdirikan rumah susun cengkareng, apakah ada usaha diam2 utk membuddhiskan para eks kali angke itu? bagi sembako di south carolina kepada warga amerika (saya baru pertama liat bule ngantri sembako yg dibagiin orang asia),apakah disisipin misi agama? dll. sg: sy fokuskan dgn tulisan anda yg sy bold.. lalu apakah arti dari saluran TV yg setiap saat menceritakan kegiatan2 relawan Tzu Chi tsb ? apakah ini bukan bagian dari pewartaan ?? apa melakukan perbuatan kasih perlu pewartaan ?.. coba anda buka2 lagi kitab Tao Te Cing nya Pak.. kalau anda mau membanding2kan dgn perbuatan Ibu Teresa yg puluhan tahun menebarkan cinta kasih buat org papa, apakah ada saluran TV yg menyiarkan kegiatan tsb secara secara rutin ?? atau sampai ada saluran tv khusus segala ??.. jawab dgn jujur Pak. yang muncul dialog yg jujur, ya jujur. kepercayaan satu sama lain. Ko Agoan jangan salah mengerti, yg saya mo stop adalah propaganda ala CNN.tolong buka juga www.anticnn.com sg: Ibu Teresa tidak pernah minta kegiatannya dipublikasikan... apalagi sekarnag anda hubung2kan dgn CNN segala, kayaknya anda kebanyakan minum arak nii Pak.. hehehehe. aniwei, kristen-katolik itu bukan kita punya.mereka punya bagus,kita punya juga bagus! kalo duka kita pake putih/blacu makan samseng ..mereka pake hitam makan angin eeh makan bunga.sama bagusnya kan. Ko Agoan, ayo kita pelajari dan hayati ajaran agama nenek moyang kita. jika David Beckham ato Harisson Ford saja mendapat manfaat dari buddhist values way of life, gimana dengan kita sebagai ahli warisnya. sg: Saya hargai maksud anda yg ingin kembali mebangkitkan budaya/kebijakan2 cina krn saya juga sedang menggali dan mencoba menerapkan pd lingkungan keluarga saya.. tapi apakah itu perlu dilakukan dgn cara membanding2kan atau yg lebih parah menjelek2an org lain atau agama lain ?? bagaimana org mau mengikuti jejak anda kalau yg ada di pikiran anda dan tingkah pola anda selalu menjelek2an org lain... kalau anda ingin mengajak org lain utk mengerti/mendalami ajaran Tao, Kong Hu Cu atau yg lain silahkan tunjukan dgn perbuatan kasih bukan dgn menebar kebencian. salam seng goan Mulyawan Lie Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity 26New Members Visit Your Group John McEnroe on Yahoo! Groups Join him for the 10 Day Challenge. Moderator Central An online resource for moderators of Yahoo! Groups. Real Food Group Share recipes and favorite meals w/ Real Food lovers.. BackGrnd.jpg
[budaya_tionghua] Re: Buat postmo, tentang Khonghucu
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, melani chia [EMAIL PROTECTED] wrote: -- deleted--- Sekolah Xaverius,..hanya untuk umat khatolik,miskin dan kaya tdk masalah,...tenglang kaya masuk prioritas(krn butuh dana bangun sarana dan mutu sekolah),..maka kemana tenglang yg susah,...terima nasib lah dibumi penuh bhinekatungalika,religius, bangsa yg sangat beragama,tapi lebih senang melihat rakyatnya bodoh. -- deleted- Pen-sekat sekatan pendidikan menurut agama memang kontraproduktif, dan tak membawa kejayaan bangsa. Sekolah sekolah katholik dan protestant adalah warisan pendidikan zaman walanda, dimana ketika itu adalah elit termasuk kelompok katholik atau protestant (karena itu saya doeloe masuk Canisius dan kakak saya masuk Ursula ha ha ha). Setelah kemerdekaan, terutama sejak tahun 80an sekolah Kristen, yang lucunya kebanyakan dihuni saudara Tionghoa, menjadi sekolah elit yang muahall (Penabur, Ursula, dsb). Tenglang melarat dan saudara pribuminya yang sekarat semua keteteran dipinggir trottoir (kaki lima). Saudara Non Tionghoa yang Islam dan tidak sekarat, masukkan anak anak ke Al Azhar, yang mirip Penabur atau Ursula, hanya Islam, itu bedanya. Yang kebanyakan ya masuk madrasah yang audzubillah banyaknya itu. No problem. Bangsa beragama, ya sangat beragama, tetapi senang melihat rakyatnya bodoh itu mungkin sekali, karena sangat beragama dan masih bodoh terjadi di ratusan negara didunia. Lihat itu di Amerika latin, atau Asia selatan. Keinginan, mendidik agama pada anak bangsa, lalu mengharap... plennggg... manusia manusianya jadi cerdas dan berbudi luhur, tidak korup.. hanya illusi. Dan ini 63 tahun sudah. Salam Danardono
Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu
Dear 跨 Tolong dilihat dari email pertama saya.. bahwa saya BERPENDAPAT Pribadi (tertulis disana Menurut SAYA dan Bagi SAYA!!) Maaf, anda Super apa yach? Sebaiknya urus saja keyakinan anda... Kenapa mesti mengurus keyakinan orang... Atau jangan2 anda ga punya keyakinan... ? Bukannya ini lebih tepat untuk diistilahkan mengurusi keyakinan saya (punya atau tidak??) Saya harap situ bisa beli kaca cermin dan kacamata buat baca email teliti dan buku2 pelajaran yang mendidik.. ;) Selamat belajar.. Cheers, Postmo - Original Message From: 跨 [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, September 26, 2008 11:19:05 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu Maaf, anda Super apa yach? Sebaiknya urus saja keyakinan anda... Kenapa mesti mengurus keyakinan orang... Atau jangan2 anda ga punya keyakinan... ? 2008/9/25 POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] com Halo tan, Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap keyakinan saya?? Apa bisa saya sebut anda sebagai Super Sial??
Re: Ada ya g lain lagi ? Re: [budaya_tionghua] Re: Restoran Vegetarian.
Kalau Gado2 Boplo termasuk makanan Vegetarian ngoak ya ???, Pan isinya sayur semua ( Kecuali kalau ada telornya ). On 9/26/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Iya Hawaii di Muara Karang adalah pilihan ciamik. Makanan cukup lumayan. Lookay suka bawa tamu kesitu terutama tamu India yang nggak makan daging, atau tamu bule yang cinta lingkungan. Ada lagi yang lain ?. Tolong previewnya. atau pre -tastenya. Salam, Tan Lookay .
Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu
Dear 跨 Tolong dilihat dari email pertama saya.. bahwa saya BERPENDAPAT Pribadi (tertulis disana Menurut SAYA dan Bagi SAYA!!) Maaf, anda Super apa yach? Sebaiknya urus saja keyakinan anda... Kenapa mesti mengurus keyakinan orang... Atau jangan2 anda ga punya keyakinan... ? Bukannya ini lebih tepat untuk diistilahkan mengurusi keyakinan saya (punya atau tidak??) Saya harap situ bisa beli kaca cermin dan kacamata buat baca email teliti dan buku2 pelajaran yang mendidik.. ;) Selamat belajar.. Cheers, - Original Message From: 跨 [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, September 26, 2008 11:19:05 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu Maaf, anda Super apa yach? Sebaiknya urus saja keyakinan anda... Kenapa mesti mengurus keyakinan orang... Atau jangan2 anda ga punya keyakinan... ? 2008/9/25 POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] com Halo tan, Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap keyakinan saya?? Apa bisa saya sebut anda sebagai Super Sial??
[budaya_tionghua] Re: SBKRI dan SBKRRT
Pak Thio yb, Terimakasih atas masukan yang diberikan. Saya sendiri lupa sama sekali bahkan mungkin lebih tepat dikatakan tidak pernah tau kalau warga Tionghoa yang memilih WNA, ada surat bukti, katakanlah SBKRRT itu. Siapa yang berhak mengeluarkan SBKRT itu, ya? Kedutaan RRT? Kalau mereka yang cenderung pada Kuomintang, siapa yang keluarkan? Tapi, apalah namanya tanda pembedaan antara yang WNI dan WNA, sebetulnya menurut saya tidak perlu dibikin begitu rumit, harus ada tambahan SBKRI untuk yang WNI dan SBKRRT untuk yang asing. Atau memang jalan pikiran orang ketika itu, belum sampai kesana? Kecuali memang jalan pikiran pejabat ketika itu (mestinya tidak), sebagaimana perkembangan selanjutnya, kalau bisa dipersulit, kenapa harus disederhanakan?, yang ujung-ujungnya untuk dapat penghasilan tambahan itu. Coba perhatikan, kalau konsep pemikiran pejuang-pejuang Kemerdekaan RI ketika itu yang menghendaki hanya satu macam warganegara saja, sebagaimana disahkannya UU No.3/1946, dimana tempat lahir menentukan warganegara orang trersebut, tanpa mempedulikan suku, etnis dan keturunan darah orang. Barang siapa yang lahir di Indodnesia, otomatis menjadi WNI, kecuali yang bersangkutan menolak, dan itu diberi waktu berpikir sebagai hak repudiatie 2X2 tahun. Jadi, dalam waktu bersamaan dengan diberlakukannya UU No.3/1946, semua orang yang lahir di Indonesia diperlakukan sebagai WNI, tanpa dicerecoki harus lakukan pencatatan dan adanya surat membuktikan dirinya WNI. Untuk membedakan warga yang WNI dan WNA, sebetulnya juga tidak sulit. Disamping surat lahir yang sah akan membuktikan, juga bisa dilakukan deengan perbedaan KTP yang diberikan. Entah warna KTP yang berbeda, atau diberi tanda khusus bagi yang sejak semula memang WNA dan bagi mereka yang lahir di Indodnesia tapi ingin jadi WNA. Dengan cara pembedaan yang jelas di KTP demikian, tentu jauh akan lebih sederhana dan penyelesaiannya cacatan sipil yang ketika itu masih terbelakang, lebih mudah diatasi, ketimbang ditambahi lagi dengan SBKRI. Dan itulah kenyataan yang terjadi selama 1/2 abad ini, selalu menghantui Tionghoa di Indonesia. Dengan dikeluarkannya SBKRI yang hanya diberlakukan bagi etnis TIonghoa, tentu berarti diskriminasi ras telah dilangsungkan di negeri ini. Keturunan Arab, keturunan India tidak usah miliki SBKRI, dan juga nggak pernah ditanya-tanain oleh pejabat, mana SBKRInya, kok. Jadi, sudah betul, harus dihapus berlakunya SBKRI itu, ketetapan UU No.12/2006 menegaskan hanya mengenal 1 macam kewarganegaran RI, berdasarkan hukum saja. Jadi, sudah tidak boleh menuntut keluarkan SBKRI lagi hanya karena dia etnis TIonghoa. Cukup melihat surat lahir dan KTP yang bisa buktikan pemegangnya adalah WNI, tak peduli suku, etnis apa orang bersangkutan. Pada saat pejabat meragukan keabsahan surat-lahir dan KTP yang dipegang, ya buktikanlah keabsahannya. Kalau terbukti itu palsu, hasil tembak, seret kedepan pengadilan dan adililah sesuai dengan HUKUM yang berlaku. Bagaimana juga tidak boleh membedakan lagi, mendiskriminasi yang TIonghoa, karena TIonghoa harus tunjukkan SBKRI, yang hakekatnya dalam praktek kehidupan menjadi satu keharusan Tionghoa harus memiliki SBKRI. Salam, ChanCT - Original Message - From: kengbouw thio To: HKSIS Cc: Yap Hong Gie ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, September 25, 2008 8:42 PM Subject: SBKRI dan SBKRRT Pak Chan yg baik, Ramai2 soal SBKRI, saya jadi teringat pengalaman saya pada 1960 2/d 1965 di Bandung Ketika itu saya bekerja sebagai guru menyanyi, guru bahasa Indonesia, sejarah Indonesia dan Ilmu Bumi Indonesia di SINCHUNG, sebuah SD yg didirikan oleh WN RRT suku Hakka di Bandung. Disamping itu, saya juga bertugas untuk memeriksa surat bukti kewarganegaraan RRT , atau SBKRRT, tapi namanya ketika itu adalah surat bukti telah menolak kewarganegaraan RI, yang berarti pemegang surat ini adalah WN RRT. Sebab sejak 1958, pemerintah RI telah mengeluarkan peraturan, WN Indonesia dilarang bersekolah di semua sekolah Tionghoa. Jadi setiap tahun semua calon pelajar Sekolah Tionghoa, ketika mendaftarkan namanya, mesti membuktikan dirinya sebagai WN RRT. Jika tidak , dia tidak dapat diterima sebagai siswa sekolah Tionghoa tersebut. Ketika tahun 2003. saya diundang oleh mantan pelajar dan guru2 sekolah Sin Chung tersebut, ternyata semuanya sudah ramai2 masuk Warganegara Indonesia pada periode 1967 s/d 1998. Mungkin adanya masih bertahan sebagai WN RRT, tapi saya tidak cukup waktu untuk memeriksa satu persatu. Setahu saya ada seorang bekas guru SD saya yang namanya The Kim Kan, pernah menilpon saya dari Guangzhou, katanya beliau tidak mendapat izin masuk ke Hongkong, karena pegang paspor stateless, yaitu bekas warganegara RRT yang tidak mau masuk WM Indonesia. Ini terjadi pada tahun 1996 atau 1997. Jadi kesimpulan saya, tidak semua bekas WNRRT yang masuk WN Indonesia. Apakah ini
[budaya_tionghua] Sorry, Ada Terasinya Ya? (Was: Ada yang lain lagi ?)
Bung Bud's 1, Bung Tantono dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Sorry, cuma ikut nimbrung dikiiit ajah ya. Gado-gado, memang serba sesayuran ijo royo-royo, bertahu dan bertempe yang juga berbahan baku utama kacang keledai, eh, ke- delai, walau bisa minta tanpa telor, tapi janganlah dilupakan bahwa bumbunya ada yang pake... terasi! Dan, terasi, kalau masih asli, tentu dibuatnya dari udang atau rebon (udang lelembut sangat). Dan, ada faham vegetarian yang tidak mau memakan makhluk hidup (maksudnya tentu makhluk hidup yang bisa bergerak, sebab tetumbuhan dan sayur juga hidup, ta- pi tidak bisa bergerak ya), termasuk udang dan rebon. Jadi, kapan mau ngumpul rame-rame ngariung makan gado-gado Bo- plo atau gao-gado Tamansari yang juwalnya sekalian ama ayam goreng berkulit garing itu? Atau gado-gado sirem (mesti pakai jas hujan supaya gak basah kalau disirem ya) di Bonbin Cikini? Jangan lupa ajaklah sayah jugah yah hah-hah-hah (kepedesan). Salam makan enak dan sehat bermanfaat, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, BUD'S 1 [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau Gado2 Boplo termasuk makanan Vegetarian ngoak ya ???, Pan isinya sayur semua ( Kecuali kalau ada telornya ). On 9/26/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Iya Hawaii di Muara Karang adalah pilihan ciamik. Makanan cukup lumayan. Lookay suka bawa tamu kesitu terutama tamu India yang nggak makan daging, atau tamu bule yang cinta lingkungan. Ada lagi yang lain ?. Tolong previewnya. atau pre -tastenya. Salam, Tan Lookay
Re: [budaya_tionghua] Sorry, Ada Terasinya Ya? (Was: Ada yang lain lagi ?)
Bung Ophoeng, ( emang ente kakek gua ??? / Ophung dalam bahasa batak ) Iya, aku lupa ama terasinya, Kalau bumbu pecel juga pakai terasi ? dan karedok ?? Kalau aku mah kurang doyan ama Gado2, tapi kalau Iga Bakarnya Rudy SMS, itu baru asik apalagi makan sama Nasi Uduk dan Usus Ayam gorengnya. Salam sayur2an he he he Bud's On 9/26/08, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Bud's 1, Bung Tantono dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Sorry, cuma ikut nimbrung dikiiit ajah ya. Gado-gado, memang serba sesayuran ijo royo-royo, bertahu dan bertempe yang juga berbahan baku utama kacang keledai, eh, ke- delai, walau bisa minta tanpa telor, tapi janganlah dilupakan bahwa bumbunya ada yang pake... terasi! Dan, terasi, kalau masih asli, tentu dibuatnya dari udang atau rebon (udang lelembut sangat). Dan, ada faham vegetarian yang tidak mau memakan makhluk hidup (maksudnya tentu makhluk hidup yang bisa bergerak, sebab tetumbuhan dan sayur juga hidup, ta- pi tidak bisa bergerak ya), termasuk udang dan rebon. Jadi, kapan mau ngumpul rame-rame ngariung makan gado-gado Bo- plo atau gao-gado Tamansari yang juwalnya sekalian ama ayam goreng berkulit garing itu? Atau gado-gado sirem (mesti pakai jas hujan supaya gak basah kalau disirem ya) di Bonbin Cikini? Jangan lupa ajaklah sayah jugah yah hah-hah-hah (kepedesan). Salam makan enak dan sehat bermanfaat, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, BUD'S 1 [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau Gado2 Boplo termasuk makanan Vegetarian ngoak ya ???, Pan isinya sayur semua ( Kecuali kalau ada telornya ). On 9/26/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Iya Hawaii di Muara Karang adalah pilihan ciamik. Makanan cukup lumayan. Lookay suka bawa tamu kesitu terutama tamu India yang nggak makan daging, atau tamu bule yang cinta lingkungan. Ada lagi yang lain ?. Tolong previewnya. atau pre -tastenya. Salam, Tan Lookay .