Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia

2008-09-25 Terurut Topik POSTMOmail
Bang Ron,

Kok namanya matakin (majelis tinggi agama konghucu indonesia)?
Bukan matkekin (majelis tinggi kepercayaan konghucu indonesia)?

Cheers,
Postmo



- Original Message 
From: roni Wijaya [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 25, 2008 1:49:04 PM
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama 
Khonghucu di Indonesia




mas tentang konghucu 
konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan
dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan 


- Pesan Asli 
Dari: POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] com
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 13:19:31
Topik: Re: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama 
Khonghucu di Indonesia

Menurut saya:
Konghucu menjadi agama di Indonesia karena bumi indonesia tidak memperkenankan 
ajaran diluar 'kemasan agama.
Jaman baru merdekanya indonesia masih terdapat istilah agama (religion)  
kepercayaan (faith/way of life).
Beberapa dekade dari Indonesia merdeka, istilah kepercayaan tersebut 
dihilangkan/ tidak diakui lagi.
Dogma yang menciptakan stigma tersebut berbuntut panjang dan dalam hingga 
kedalam pribadi rakyat Indonesia saat ini.

Bagi saya:
Konghucu bukan agama.

Cheers,
Postmo



- Original Message 
From: kris tan confucian_center@ yahoo.com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Thursday, September 25, 2008 11:22:06 AM
Subject: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu 
di Indonesia



Untuk bung ES dan kawan-kawan yang ingin mengetahui informasi tentang 
perjalanan sejarah Khonghucu di Indonesia. saya lampirkan tulisan dari sahabat 
saya Heriyanto Yang. 

Mudah2an bisa bermanfaat

Trims

# Tan


Sejarah dan posisi hukum keberadaan Konfusianisme di Indonesia setelah 
Proklamasi Kemerdekaan 
(Oleh: Heriyanto Yang, Yogyakarta) 
  
Latar belakang sejarah di zaman kolonial 
Orang Tionghoa diyakini telah mendiami tanah Indonesia, yang pada zaman dahulu 
dikenal sebagai kepulauan Nusantara, sejak abad ke-3 Sebelum Masehi. 
Sebagaimana halnya umumnya kelompok-kelompok imigran manapun di belahan dunia 
lain, mereka datang dengan membawa serta budaya, adat istiadat, kepercayaan, 
dan nilai-nilai yang mereka anut; tak ketinggalan pula tentunya rasa afinitas 
terhadap tanah asal mereka. Demikianlah proses tersebut berlangsung selama 
berabad-abad. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Konfusianisme telah 
menanamkan akarnya di tanah Indonesia sejak saat itu. Namun pada awalnya ia 
lebih merupakan nilai-nilai, kepercayaan, dan praktek pribadi yang longgar 
daripada sebagai sebuah agama baku masyarakat ataupun gerakan sosial. Barulah 
pada awal tahun 1990-an, usaha untuk membuat Konfusianisme sebagai sebuah 
gerakan sosial masyarakat yang terorganisasi baik mulai dilakukan. Pada tahun 
1900 berdirilah Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) di Batavia
(sekarang Jakarta). Pulau Jawa, yang merupakan pulau utama Indonesia dan pulau 
di mana Batavia berada, kala itu merupakan sebuah daerah jajahan Belanda, 
sebagaimana kebanyakan daerah lain yang sekarang merupakan bagian dari 
Indonesia. Daerah-daerah jajahan ini secara keseluruhan disebut Hindia Belanda 
dan diperintah oleh seorang Gubernur Jenderal dari Belanda yang berkedudukan di 
Batavia. Dengan tujuan utama melakukan pembaharuan serta meningkatkan pemahaman 
dan penghargaan terhadap Konfusianisme di kalangan masyarakat Tionghoa di 
Hindia Belanda, pendirian THHK diresmikan oleh Gubernur Jenderal pada tanggal 3 
Juni 1900. Pada tahun 1942, Belanda hengkang. Sejak saat itu, wilayah Hindia 
Belanda menjadi daerah pendudukan Jepang hingga tiga tahun setelahnya.  
  
 dipotong --

 - - --

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :..

Yahoo! Groups Links





 Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru  
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
br
Cepat sebelum diambil orang lain! 


  

Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
lha memang yg nentuin agama apa bukan seh sebenernye pemerintah kok.

Kalu jaman doeloe seh yg nentuin khan lembaga keagamaan hehehehe tapi
jaman sekarang ini kebanyakan pemerintah.

Di China sendiri yg nentuin negara alias pemerintahan kok.

Baidewai kalu KHC#12288;diangkat jadi aliran filsafat sebenernya lebih
bagus dibanding kalu jadi agama, soalnya gak jadi sempit.
Tapi ya itu khan hak2 org KHC#12288;jg kalu mrk minta dianggap sejajar sama
agama. Hal ini sama kayak Taoisme or Buddhisme. Ada yg buang semua
perangkat ritualnya ada yg masih mempertahankan perangkat ritualnya
sbg CIRI DAN IDENTITAS KELOMPOK getu lho.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, roni Wijaya [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 
 
 mas tentang konghucu 
 konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan
 dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan 
 
 
 - Pesan Asli 
 Dari: POSTMOmail [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 13:19:31
 Topik: Re: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan
agama Khonghucu di Indonesia
 
 Menurut saya:
 Konghucu menjadi agama di Indonesia karena bumi indonesia tidak
memperkenankan ajaran diluar 'kemasan agama.
 Jaman baru merdekanya indonesia masih terdapat istilah agama
(religion)  kepercayaan (faith/way of life).
 Beberapa dekade dari Indonesia merdeka, istilah kepercayaan tersebut
dihilangkan/tidak diakui lagi.
 Dogma yang menciptakan stigma tersebut berbuntut panjang dan dalam
hingga kedalam pribadi rakyat Indonesia saat ini.
 
 Bagi saya:
 Konghucu bukan agama.
 
 Cheers,
 Postmo
 
 
 
 - Original Message 
 From: kris tan [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, September 25, 2008 11:22:06 AM
 Subject: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama
Khonghucu di Indonesia
 
 
 
 Untuk bung ES dan kawan-kawan yang ingin mengetahui informasi
tentang perjalanan sejarah Khonghucu di Indonesia. saya lampirkan
tulisan dari sahabat saya Heriyanto Yang. 
 
 Mudah2an bisa bermanfaat
 
 Trims
 
 # Tan
 
 
 Sejarah dan posisi hukum keberadaan Konfusianisme di Indonesia
setelah Proklamasi Kemerdekaan 
 (Oleh: Heriyanto Yang, Yogyakarta) 
   
 Latar belakang sejarah di zaman kolonial 
 Orang Tionghoa diyakini telah mendiami tanah Indonesia, yang pada
zaman dahulu dikenal sebagai kepulauan Nusantara, sejak abad ke-3
Sebelum Masehi. Sebagaimana halnya umumnya kelompok-kelompok imigran
manapun di belahan dunia lain, mereka datang dengan membawa serta
budaya, adat istiadat, kepercayaan, dan nilai-nilai yang mereka anut;
tak ketinggalan pula tentunya rasa afinitas terhadap tanah asal
mereka. Demikianlah proses tersebut berlangsung selama berabad-abad.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Konfusianisme telah menanamkan
akarnya di tanah Indonesia sejak saat itu. Namun pada awalnya ia lebih
merupakan nilai-nilai, kepercayaan, dan praktek pribadi yang longgar
daripada sebagai sebuah agama baku masyarakat ataupun gerakan sosial.
Barulah pada awal tahun 1990-an, usaha untuk membuat Konfusianisme
sebagai sebuah gerakan sosial masyarakat yang terorganisasi baik mulai
dilakukan. Pada tahun 1900 berdirilah Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) di
Batavia
 (sekarang Jakarta). Pulau Jawa, yang merupakan pulau utama Indonesia
dan pulau di mana Batavia berada, kala itu merupakan sebuah daerah
jajahan Belanda, sebagaimana kebanyakan daerah lain yang sekarang
merupakan bagian dari Indonesia. Daerah-daerah jajahan ini secara
keseluruhan disebut Hindia Belanda dan diperintah oleh seorang
Gubernur Jenderal dari Belanda yang berkedudukan di Batavia. Dengan
tujuan utama melakukan pembaharuan serta meningkatkan pemahaman dan
penghargaan terhadap Konfusianisme di kalangan masyarakat Tionghoa di
Hindia Belanda, pendirian THHK diresmikan oleh Gubernur Jenderal pada
tanggal 3 Juni 1900. Pada tahun 1942, Belanda hengkang. Sejak saat
itu, wilayah Hindia Belanda menjadi daerah pendudukan Jepang hingga
tiga tahun setelahnya.  
   
  dipotong --
 
 
 
 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
 
 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
 
 .: Pertanyaan? Ajukan di
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
 
 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
 
 Yahoo! Groups Links
 
 
 
 
  
___
 Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
 Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
@rocketmail. 
 Cepat sebelum diambil orang lain!
 http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/





Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
sebenernya Khong Kauw Hwee ada dimana2 , inget waktu seminar Yijing ?
Itu khan dapet pinjeman gedung dari Khong Kauw Hwee.

Sebenernya sekola2 Kong Kaw jaman doeloe itu banyak sekali en banyak
yg didiriin ame THHK lho. Sayangnya jaman ORBA kok pada lenyap ya ?

Ada yg tau kenapa pada lenyap ?

Ada lampu petromaks gak ?

Jadi inget ada wong semarangan yg cerita kalu doeloe die itu produk
sekolah KHC yg ngajarin budi pekerti boekan agama tapi sekarang ini
sekolah2 itu ngajarin agama boekan boedi pekerti.
Malah die bilang moetoe sekola jaman sekarang itoe moetoenja sekadar
doewit.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Inilah yang saya bilang patut dibanggakan.  Bagaimana suatu karya nyata
 diujudkan.  Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di
Jakarta, atau
 ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak
bersekolah
 ?.  Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD,
SMP dan
 mungkin juga Sekolah Kejuruan.  Dengan demikian orang akan tertarik
melihat
 Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik
manusia yang
 berbudaya.  Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa
orang
 Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat
 menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua.  Mampukah kita ?. 
Pertanyaaannya
 lebih kepada Maukah Kita ?.  Semasa kecil saya pernah belajar dari
papah
 saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh
pagoda, dan
 membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara.
 Menyekolahkan orang ?.  Saya kira pahalanya akan sangat besar karena
 disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan
pancing kepada
 Tionghua yang miskin.  Dana dari mana ?.  Iuran atau bikin Kursus
yang Bayar
 lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah.  Kalau perlu
kerjasama
 dengan luar negeri.  Susah, jelas dong, lebih susah daripada
cuap-cuap di
 milis.  Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono





Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik Tantono Subagyo
Di restoran aja pake bayar sendiri-sendiri alias YARWE, agar jadi agak rame,
panggil jago fengshui gitu supaya banyak yang dateng dan pake RSVP.  Kalo di
tjersil ada iming-iming bawa buku baru (apalagi yang eh...) banyak
yang dateng.  Maunya diskusi Hung Lou Meng 'kali banyak yang dateng ya.
(mumpung belum pentahbisan ngabisin dosa).  Salam, Tan Lookay

On 9/25/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Boss Tantono, masalahne Pangjay itu khan tempat yg gak ada AC alias
 panas huehehehehehehhehehee

 Tapi emang seh kita ada niatan lagi buat idupin lage kegiatan disana,
 abis dah vakum terlalu lama en sebagian dah patah semangat termasuk
 owe yg rada2 patah neh semangatne.

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 Tantono Subagyo
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Mungkin suatu saat kita perlu pangjay dan mengundang pemuka
 sekolah-sekolah
  ini untuk berbicara, sehingga pikiran kita lebih terbuka atau mereka
  diundang masuk milis dan memaparkan karya nyata mereka, sehingga dari
  perasaan tersingkirkan dapat menjadi hal yang positif. Salam, Tantono
 
 
  
 

 




-- 
Best regards, Tantono Subagyo


Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik Tantono Subagyo
Emang gitu, makanya KKH perlu diidupin lagi !, percuma kalau omdo.  Sekarang
'kan sekolah yang pake Mandarin laku, jadi Mandarin + English + KHC gituu
loh !.  Salam, Tan Lookay

On 9/25/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:

   sebenernya Khong Kauw Hwee ada dimana2 , inget waktu seminar Yijing ?
 Itu khan dapet pinjeman gedung dari Khong Kauw Hwee.

 Sebenernya sekola2 Kong Kaw jaman doeloe itu banyak sekali en banyak
 yg didiriin ame THHK lho. Sayangnya jaman ORBA kok pada lenyap ya ?

 Ada yg tau kenapa pada lenyap ?

 Ada lampu petromaks gak ?

 Jadi inget ada wong semarangan yg cerita kalu doeloe die itu produk
 sekolah KHC yg ngajarin budi pekerti boekan agama tapi sekarang ini
 sekolah2 itu ngajarin agama boekan boedi pekerti.
 Malah die bilang moetoe sekola jaman sekarang itoe moetoenja sekadar
 doewit.

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 Tantono Subagyo
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Inilah yang saya bilang patut dibanggakan. Bagaimana suatu karya nyata
  diujudkan. Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di
 Jakarta, atau
  ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak
 bersekolah
  ?. Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD,
 SMP dan
  mungkin juga Sekolah Kejuruan. Dengan demikian orang akan tertarik
 melihat
  Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik
 manusia yang
  berbudaya. Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa
 orang
  Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat
  menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua. Mampukah kita ?.
 Pertanyaaannya
  lebih kepada Maukah Kita ?. Semasa kecil saya pernah belajar dari
 papah
  saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh
 pagoda, dan
  membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara.
  Menyekolahkan orang ?. Saya kira pahalanya akan sangat besar karena
  disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan
 pancing kepada
  Tionghua yang miskin. Dana dari mana ?. Iuran atau bikin Kursus
 yang Bayar
  lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah. Kalau perlu
 kerjasama
  dengan luar negeri. Susah, jelas dong, lebih susah daripada
 cuap-cuap di
  milis. Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono
 

 




-- 
Best regards, Tantono Subagyo


[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik mulyawanlie
coba kita banding apel to apel,
ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih
tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning,
Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata
kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau
orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
demanding...megalomania.
sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja
sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca...
intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan
mesjid.seru.. ada bakar bakaran juga, kecil2an sih.
ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao
de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet
Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak
Tantono si Mr. Rambo Bush di washington.
... yang ada cuma budaya.

Mulyawan Lie

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
saya juga
 anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
 penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
Ahmad Gaus
 dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen
Indonesia
 benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
semua orang
 mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
kedamaian
 dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah
 sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. 
Selama ini
 saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
percaya bahwa
 orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
sesat,
 atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang
 Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga
 karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
Teresa
 yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono
 
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Tantono Subagyo

 Ogah jawab, sudah saling melecehkan pribadi, mendingan jadi banana saja
 sampai anda pake kucir (jadi pineapple)
 Best regards, Tantono Subagyo



[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik mulyawanlie
Pak Tantono yg masih elum sadar sadar...,
saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di
AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan
konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga
labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim
beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada
'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan
etalase.indahkan?.
padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas
nan megah, jangan tanya kristennya, die hard.
dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik...
kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum
dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi.
karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh
kebanyakan.tapi ya itu ...
...yang ada budaya

Mulyawan Lie


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
saya juga
 anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
 penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
Ahmad Gaus
 dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen
Indonesia
 benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
semua orang
 mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
kedamaian
 dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah
 sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. 
Selama ini
 saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
percaya bahwa
 orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
sesat,
 atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang
 Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga
 karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
Teresa
 yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono
 
 





[budaya_tionghua] OOT: CCTV di Pantura sdh bisa diakses

2008-09-25 Terurut Topik Edi Soemartono
Dear friends,

Untuk yang mau mudik ( menuju ke udik )
browsing aja :
kecepatan dan kualitas tergantung bandwidth anda.

sementara untuk 21 lokasi utama dulu ya.

 http://124.81.82.136/ltmc2008/kamera/streaming-cctv.php  

selamat mencoba.
Jangan lupa oleh2 dari kampung utk saya. he he  :-))

kalau Pakai HP ya yg bisa ngenet : dng HSDPA ( 3-G ). 
GPRS atau EDGE tahu deh ( mungkin kali saja asal sinyal bagus).
Paling sip dari Notebook di-wifi atau dng modem HSDPA ( 3-G )

salam.
Edi Soemartono.




Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Tantono Subagyo
Ada lagi ??? Terus doongg .
On 9/25/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Pak Tantono yg masih elum sadar sadar...,
 saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di
 AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan
 konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga
 labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim
 beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada
 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan
 etalase.indahkan?.
 padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas
 nan megah, jangan tanya kristennya, die hard.
 dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik...
 kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum
 dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi.
 karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh
 kebanyakan.tapi ya itu ...
 ...yang ada budaya

 Mulyawan Lie

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 Tantono Subagyo
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
 saya juga
  anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
  penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
 Ahmad Gaus
  dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen
 Indonesia
  benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
 semua orang
  mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
 kedamaian
  dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah
  sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya.
 Selama ini
  saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
 percaya bahwa
  orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
 sesat,
  atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang
  Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga
  karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
 Teresa
  yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
 
  
 

 




-- 
Best regards, Tantono Subagyo


Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )

2008-09-25 Terurut Topik kris tan
Boleh tuh ko, udah lama gak ketemuan, kapan? jam berapa?
 
# Tan

--- Pada Rab, 24/9/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] menulis:

Dari: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
Topik: Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 24 September, 2008, 10:15 PM






gak ada yg lebih pinterlar , wong masing2 ada kelebihan khan hehehe

baidewai nanti ada rencana malem takbiran itu para buayawan tionghoa
mo pada ngumpul dirumah owe. Minat ikutan gak ? Khan deket tuh

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, kris tan
confucian_center@ ... wrote:

 Ko akhian yg baik,
  
 hehehe owe jadi malu neh kalo dianggap agak galak, maafin owe yah.
terima kasih buat komentar and masukannya.
  
 rupanya owe perlu banyak belajar dari Ko Akhian yang lebih jago dari
owe apalagi menegenai sejarah.
  
 Kamsia
 
 # Tan
 














  
___
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[budaya_tionghua] Re: Ada Beberapa Aliran Vegetarian? (Was: Ndak Mesti Pake Daging Pal

2008-09-25 Terurut Topik Universal Programming
salam kenal, kebetulan saya vegan
aliran vegetarian bisa dibagi beberapa macam.

1. tujuan
    kesehatan dan spiritual

2. Onion
    Non Onion dan Onion

3. Fish 
   Non Fish atau use Fish (India dan Jepang)

4. Jenis umum
   Lacto Vegetarian (masih mengkonsusmsi susu), Ovo (mengkonsusmsi telur), 
Lacto Ovo (dua2nya), Semi Vegetarian(daging yang sangat sedikit), Vegan 
(vegetarian murni tanpa bawang, susu, telur).

masalah daging buatan, kayaknya gak ada masalah, biarpun saya sendiri sudah 
lama tidak makannya. selama si vegetaris tau dan sadar bahwa yang dimakannya 
adalah hanya terigu saja, no problem. orang awam biasanya mengatai orang 
vegetaris sebagai munafik karena masih mau mencicipi daging palsu. ini 
pandangan salah, karena daging itu hanya variasi saja. masak kita disuruh makan 
terigu mentah saja. jadi dibautlah beberapa variannya




  

Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik Fy Zhou
Sebenarnya mendirikan sekolah Tionghoa bukan untuk membuktikan apa2, Dari dulu 
sewaktu sekolah Tionghoa eksis, sekolah Khatolik bukanlah saingan yang berarti. 
kwalitas lulusan sekolah Tionghoa tak pernah di bawah mereka, kalau bukan malah 
diatasnya! Bukan sombong, saya pernah masuk sekolah Tionghoa, sekolah 
Khonghucu, dan juga sekolah Khatolik, maka saya bisa membandingkan ke tiga2nya 
dari pengalaman pribadi.
 
Sekolah Khatolik membesar sejak tutupnya sekolah Tionghoa. ini tak usah 
dipungkiri.
 
Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu.. 
bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh, 
bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya ya 
tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira 
paling ideal.
 
Salam budaya
ZFy 
 


--- On Thu, 9/25/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED]
Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: 
[budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 25, 2008, 2:28 AM







Inilah yang saya bilang patut dibanggakan.  Bagaimana suatu karya nyata 
diujudkan.  Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di Jakarta, atau 
ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak bersekolah 
?.  Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD, SMP dan 
mungkin juga Sekolah Kejuruan.  Dengan demikian orang akan tertarik melihat 
Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang 
berbudaya.  Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang 
Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk 
dimana belajar Budaya Tionghua.  Mampukah kita ?.  Pertanyaaannya lebih kepada 
Maukah Kita ?.  Semasa kecil saya pernah belajar dari papah saya : Menolong 
jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh pagoda, dan membangun jembatan 
berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara.  Menyekolahkan orang ?.  Saya 
kira pahalanya akan sangat besar
 karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan pancing 
kepada Tionghua yang miskin.  Dana dari mana ?.  Iuran atau bikin Kursus yang 
Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah.  Kalau perlu 
kerjasama dengan luar negeri.  Susah, jelas dong, lebih susah daripada 
cuap-cuap di milis.  Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono  














  

Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia

2008-09-25 Terurut Topik King Hian
RW:
mas tentang konghucu 
konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan
dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan 
 
 
KH:
Saran untuk mas Roni: sering2lah membaca koran, atau setidaknya bacalah 
postingan di milis ini.
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/17239
 
ini kutipannya:
 
KOMPAS, 5 Peb 06
Bangsa Indonesia Tak Ingin Lagi Diskriminatif-Tak Ada Istilah Agama Diakui atau 
Tak Diakui Negara
 
Mengenai status agama Khonghucu, Presiden Yudhoyono kembali mengingatkan 
pidatonya saat Perayaan Tahun Baru Imlek 2005. ”Pemerintah mengacu pada 
Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 yang diundangkan melalui Undang-Undang 
Nomor 5 Tahun 1969. Dalam penjelasannya disebutkan, agama Islam, Kristen, 
Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu adalah agama yang dipeluk penduduk di 
Indonesia,” kata Presiden.
”Di negeri kita tidak dianut istilah agama yang diakui atau tidak diakui 
negara. Prinsip yang dianut UUD adalah negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap 
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat sesuai dengan 
kepercayaannya itu. Negara tidak akan pernah mencampuri ajaran agama. Tugas 
negara adalah memberikan perlindungan, pelayanan, serta membantu pembangunan 
dan pemeliharaan sarana peribadatan serta mendorong pemeluk agama yang 
bersangkutan menjadi pemeluk agama yang baik,” kata Presiden.

Jawa Pos, 5 Peb 06:
Pemerintah Jamin Hak Umat Konghucu
 
Menurut Presiden SBY, Indonesia tidak mengenal agama yang diakui atau tidak 
diakui negara. Karena itu, negara menjamin kebebasan beragama dan menjalankan 
perintah agama masing-masing. 
Negara tidak mencampuri urusan keagamaan karena ajaran agama berada di luar 
jangkauan kekuasaan negara, ujar presiden.
Sesuai dengan Perpres No 1/1965 dan UU No 5/1969, lanjut presiden, Departemen 
Agama telah melayani umat Khonghucu sebagai pemeluk agama Khonghucu. Aturan 
perkawinan antarumat Khonghucu juga dijamin UU No 1 Tahun 1974 tentang 
Perkawinan. 
Dalam UU itu dinyatakan, perkawinan umat Khonghucu di depan pendeta Khonghucu 
dinyatakan sah menurut UU Perkawinan dan dapat dicatat di Kantor Catatan Sipil 
seperti umat Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu. Sementara itu, perkawinan 
antarumat Islam dicatat Kantor Urusan Agama masing-masing kecamatan. 
Saya minta catatan sipil tidak lagi ragu mencatat perkawinan pemeluk agama 
Khonghucu sama halnya dengan perkawinan bagi pemeluk agama Kristen, Katolik, 
Hindu, dan Buddha, tegas presiden.
Terkait dengan keluhan ketiadaan mata pelajaran agama Khonghucu di 
sekolah-sekolah, presiden menjamin Departemen Pendidikan Nasional akan segera 
melakukan perekrutan guru-guru mata pelajaran agama Khonghucu. Sesuai pasal 12 
UU No 20/2003 tentang Pendidikan Nasional, Depdiknas wajib menyediakan guru 
agama Khonghucu sehingga tidak ada lagi perlakuan diskriminatif terhadap 
pemeluk agama Khonghucu, jelas SBY.

TEMPO Interaktif, 4 Peb 06:
Presiden Minta Penganut Khonghucu Jalankan Ajaran Agamanya

Presiden meminta kepada para penganut Khonghucu untuk menjalankan ajaran 
agamanya dengan sungguh-sungguh. Selain itu para penganut Khonghucu juga dapat 
menikah berdasarkan ajaran agamanya dan dianggap sah oleh negara. Jangan 
ragu-ragu menjalankan ajaran agamanya, kata Presiden Yudhoyono dalam perayaan 
Imlek 2557 di Jakarta Convention Centre, Sabtu (4/2) sore.
Presiden Yudhoyono mengatakan, hal ini telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 
tahun 1969 yang menyatakan bahwa Khonghucu merupakan salah satu agama. Negara 
juga akan menjamin pelaksanaan semua ajaran agama dan membantu pemeliharaan 
fasilitas keagamaan. Dia menambahkan, pemerintah juga berencana menyediakan 
guru-guru agama bagi para murid penganut Khonghucu. Pidato Presiden Yudhoyono 
ini mendapat sambutan dan tepuk tangan berulangkali dari sekitar 3.000 undangan 
yang hadir.



--- On Thu, 9/25/08, roni Wijaya [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: roni Wijaya [EMAIL PROTECTED]
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama 
Khonghucu di Indonesia
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 25, 2008, 12:49 PM









mas tentang konghucu 
konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan
dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan 


 
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to 
Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe 

. 
 














  

Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik Lim Seng Goan
sekolah2 tsb di nasionalisasikan contohnya ada 2 di daerah palmerah
jakpus(bar?).. cuma yg sangat disayangkan setelah menjadi sekolah negri
perawatan bangunan dan fasilitasnya bukan lg menjadi perhatian shg hancur2an

 
---Original Message---
 
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: 09/24/08 23:15:24
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re:
[budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
 
sebenernya Khong Kauw Hwee ada dimana2 , inget waktu seminar Yijing ?
Itu khan dapet pinjeman gedung dari Khong Kauw Hwee.

Sebenernya sekola2 Kong Kaw jaman doeloe itu banyak sekali en banyak
yg didiriin ame THHK lho. Sayangnya jaman ORBA kok pada lenyap ya ?

Ada yg tau kenapa pada lenyap ?

Ada lampu petromaks gak ?

Jadi inget ada wong semarangan yg cerita kalu doeloe die itu produk
sekolah KHC yg ngajarin budi pekerti boekan agama tapi sekarang ini
sekolah2 itu ngajarin agama boekan boedi pekerti.
Malah die bilang moetoe sekola jaman sekarang itoe moetoenja sekadar
doewit.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Inilah yang saya bilang patut dibanggakan. Bagaimana suatu karya nyata
 diujudkan. Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di
Jakarta, atau
 ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak
bersekolah
 ?. Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD,
SMP dan
 mungkin juga Sekolah Kejuruan. Dengan demikian orang akan tertarik
melihat
 Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik
manusia yang
 berbudaya. Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa
orang
 Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat
 menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua. Mampukah kita ?. 
Pertanyaaannya
 lebih kepada Maukah Kita ?. Semasa kecil saya pernah belajar dari
papah
 saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh
pagoda, dan
 membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara.
 Menyekolahkan orang ?. Saya kira pahalanya akan sangat besar karena
 disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan
pancing kepada
 Tionghua yang miskin. Dana dari mana ?. Iuran atau bikin Kursus
yang Bayar
 lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah. Kalau perlu
kerjasama
 dengan luar negeri. Susah, jelas dong, lebih susah daripada
cuap-cuap di
 milis. Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono



 
 BackGrnd.jpg

Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu

2008-09-25 Terurut Topik POSTMOmail
Halo tan,

Jika anda lebih mempelajari dalam lagi secara filsafat (jangan Dogma, karena 
dogma bersifat super subjektif)
Kongzi pribadi pernah menyatakan bahwa dia bukanlah nabi, dan ajarannya juga 
bukan agama, dia (Kongzi) hanya melanjutkan ajaran dari masa yang sudah ada 
sebelumnya(secara demografi, geografi)  itu sudut pandang saya dari bahasan 
literartur dalam lingkup 'agama'

Saya tidak mencampuri keyakinan anda! Secara pribadi saya tidak peduli anda mau 
menganggap KHC itu agama atau bukan, saya tidak menyalahkan ataupun 
me'sial'kan. Pribadi saya sebagai confucians bahwa keyakinan yg saya pegang itu 
adalah filsafat jalan hidup (bukan agama), dan anda telah mencampuri keyakinan 
saya terhadap KHC saya.

Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap keyakinan 
saya?? Apa bisa saya sebut anda sebagai Super Sial??

Bukankah ada kata2 dari KHC What you don't like, don't do to others? Tapi 
anda telah melanggarnya.. :D Gimana nih??

Cheers,
Postmo




- Original Message 
From: kris tan [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 25, 2008 3:18:36 PM
Subject: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu



Buat Postmo,
 
Adalah hak anda menyatakan Khonghucu itu bukan agama, tapi bagi para 
penganutnya didalam konteks Indonesia Khonghucu diposisikan seperti 
Kristen,Islam, Budha dll.
dan para penganut Khonghucu menolak keras jika disebut Budha atau yg lainnya
Dan kebetulan pemerintah juga mengakui itu. 
 
Mungkin bagi orang lain agama yang dianut oleh Postmo juga bukanlah merupakan 
agama atau apapun namanya.
 
Jadi betapa sialannya anda mencampuri urusan keyakinan orang lain
 
 
regards
 
# Tan




  

Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik Lim Seng Goan
Yg diperlukan saat ini bukan sekolah tionghua, sekolah katolik atau sekolah
yg berdasarkan ras, sektarian atau apapun juga bentuk yg mengecankan
kelompok tertentu... segalanya diperbolehkan.. tapi yg diperlukan adalah
sekolah yg biayanya dapat terjangkau kalau perlu gratis dengan tidak
meninggalkan qualitas pengajarannya.. buat apa sekolah tionghua kalau hanya
menjadikan tionghua menjadi manusia2 yg eksklusif ??..

salam
seng goan 
 
---Original Message---
 
 
..disetip
 
Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu.
bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh
 bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya
ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs
saya kira paling ideal.
 
Salam budaya
ZFy 
 








 
 BackGrnd.jpg

Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik Tantono Subagyo
Iyalah,mumpung boleh dirikan Sekolah Tionghua bermutu yang
sebanyak-banyaknya.  Salam, Tantono

2008/9/25 Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]

   Sebenarnya mendirikan sekolah Tionghoa bukan untuk membuktikan apa2,
 Dari dulu sewaktu sekolah Tionghoa eksis, sekolah Khatolik bukanlah saingan
 yang berarti. kwalitas lulusan sekolah Tionghoa tak pernah di bawah mereka,
 kalau bukan malah diatasnya! Bukan sombong, saya pernah masuk sekolah
 Tionghoa, sekolah Khonghucu, dan juga sekolah Khatolik, maka saya bisa
 membandingkan ke tiga2nya dari pengalaman pribadi.

 Sekolah Khatolik membesar sejak tutupnya sekolah Tionghoa. ini tak usah
 dipungkiri.

 Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah
 Khonghucu. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat
 bahasa yang utuh, bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit.
 mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu.
 bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal.

 Salam budaya
 ZFy



 --- On *Thu, 9/25/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED]* wrote:

 From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re:
 [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Thursday, September 25, 2008, 2:28 AM

   Inilah yang saya bilang patut dibanggakan.  Bagaimana suatu karya nyata
 diujudkan.  Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di Jakarta, atau
 ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua yang tidak bersekolah
 ?.  Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu beringsut jadi SD, SMP dan
 mungkin juga Sekolah Kejuruan.  Dengan demikian orang akan tertarik melihat
 Budaya Tionghua sebagai budaya yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang
 berbudaya.  Kita buktikan kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang
 Tionghua juga mampu, dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat
 menunjuk dimana belajar Budaya Tionghua.  Mampukah kita ?.  Pertanyaaannya
 lebih kepada Maukah Kita ?.  Semasa kecil saya pernah belajar dari papah
 saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh pagoda, dan
 membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada membangun vihara.
 Menyekolahkan orang ?.  Saya kira pahalanya akan sangat besar karena
 disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan pancing kepada
 Tionghua yang miskin.  Dana dari mana ?.  Iuran atau bikin Kursus yang Bayar
 lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun sekolah.  Kalau perlu kerjasama
 dengan luar negeri.  Susah, jelas dong, lebih susah daripada cuap-cuap di
 milis.  Tapi kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono


  




-- 
Best regards, Tantono Subagyo


Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Tantono Subagyo
Kok diem, didengerin malah diem, capelk ya.  Salam, Tantono

2008/9/25 Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED]

 Ada lagi ??? Terus doongg .
 On 9/25/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Pak Tantono yg masih elum sadar sadar...,
 saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di
 AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan
 konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga
 labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim
 beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada
 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan
 etalase.indahkan?.
 padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas
 nan megah, jangan tanya kristennya, die hard.
 dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik...
 kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum
 dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi.
 karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh
 kebanyakan.tapi ya itu ...
 ...yang ada budaya

 Mulyawan Lie

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.combudaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 Tantono Subagyo
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
 saya juga
  anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
  penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
 Ahmad Gaus
  dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen
 Indonesia
  benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
 semua orang
  mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
 kedamaian
  dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah
  sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya.
 Selama ini
  saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
 percaya bahwa
  orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
 sesat,
  atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang
  Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga
  karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
 Teresa
  yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
 
  
 

 




 --
 Best regards, Tantono Subagyo




-- 
Best regards, Tantono Subagyo


Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Lim Seng Goan
 Ada bukti bahwa Ibu Teresa dari Calcuta itu mengkristenkan orang miskin
india ?? coba bawa kesini atau anda hanya sekedar tukang gosip belaka ??

salam
seng goan
 
 
coba kita banding apel to apel,
ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih
tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning,
Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata
kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau
orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
demanding...megalomania... di setip
Mulyawan Lie

 Recent Activity
 23New Members
Visit Your Group 
Moderator Central
Get answers to
your questions about
running Y! Groups.
Yahoo! Groups
Wellness Spot
A resource for living
the Curves lifestyle.
Best of Y! Groups
Discover groups
that are the best
of their class.. 
 
 BackGrnd.jpg

Re: [budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS

2008-09-25 Terurut Topik Fy Zhou
Saya kira, sampai hari ini banyak rekan2 yang masih bingung mengenai sosok HTS 
ini.
 
HTS bukanlah orang yang menganggap diskriminasi di Indonesia tidak ada, dia 
juga bukan orang yang tidak berjuang untuk menghapuskan diskriminasi, dia juga 
menyerukan disamakankan hak politik orang Tionghoa dng kelompok masyarkat 
lainnya.
 
Hanya saja, HTS hanya mau memperjuangkan Hak Politik! Dia tak peduli dng Hak 
Budaya orang Tionghoa, Bahkan, demi perjuangan politiknya dia rela 
mengorbankan Hak Budaya kaumnya  sendiri. inilah letak persoalan sebenarnya..
 
Maka, jika menyimak pidatonya tentang Hak politik oang Tionghoa, ya ok ok saja. 
belangnya baru akan muncul jika menginjak ranah budaya... tapi dia kan pintar, 
selalu menghindari ranjau maut ini..
 
salam budaya
ZFy 
 
 











--- On Thu, 9/25/08, Anton Widjaja [EMAIL PROTECTED] com wrote:

From: Anton Widjaja [EMAIL PROTECTED] com
Subject: [budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Thursday, September 25, 2008, 5:55 AM






Selama saya kenal pak Harry Tjan tampaknya dia baik baik saja tentang 
Tionghoa. 

.. 

 














  

RE: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Dada
Jangan kristenkan hehehe

Ratapan yang hmmm bernada putus asa..

 

Jangankan kristenkan orang miskin ...biarkan saja mereka mati (gw gak bisa
nolong , tapi yang penting jangan sampai warga miskin itu  masuk Kristen) , 

 

Alias keharmonian itu warga miskin itu  pegang buntutnya tapi gak dikasih
makan , sambil sukur2 hokie bisa comeback kembali ...

Jadi keharmonian itu hanya bertujuan come back , dijadikan sebagai koleksi
keharmonian , dimana ada warga miskin pasti ada warga kaya , dan
seterusnya

 

 

 

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mulyawanlie
Sent: 25 September 2008 13:46
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

 

Ibu Teresa? oklah beliau
orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
demanding...megalomania.


Mulyawan Lie






Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik Fy Zhou
Zaman dulu sekolah tionghoa tidak pernah mahal tuh, biayanya sangat terjangkau, 
bahkan ada subsidi bagi kelurga tak mampu.
 
Bentuk dan kurikulumnya boleh saja punya warna khusus, sedangkan muridnya tak 
perlu eksklusif, sekolah Tionghoa bisa saja menerima murid non Tionghoa, 
seperti di Malaysia.
 
ZFy

--- On Thu, 9/25/08, Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: 
[budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 25, 2008, 10:25 PM











Yg diperlukan saat ini bukan sekolah tionghua, sekolah katolik atau sekolah yg 
berdasarkan ras, sektarian atau apapun juga bentuk yg mengecankan kelompok 
tertentu... segalanya diperbolehkan. . tapi yg diperlukan adalah sekolah 
yg biayanya dapat terjangkau kalau perlu gratis dengan tidak 
meninggalkan qualitas pengajarannya.. buat apa sekolah tionghua kalau hanya 
menjadikan tionghua menjadi manusia2 yg eksklusif ??..
 
salam
seng goan 
 
---Original Message- --
 
 






...disetip
 
Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu.. 
bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh, 
bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya ya 
tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira 
paling ideal.
 
Salam budaya
ZFy 
 




 



 

 







 














  

Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
seinget aye yg belon pernah skul di skul khc, gak ada itu tuh
pelajaran agama khc diajarin diskulnya malah semua agama diajarin.
paling yg diajarin itu sopan santun budi pekerti en so on semodel dizi
gui getuuu.

emang sejak kapan skul khc ajarin agama khc di indonesia ? ada yg tau?




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sebenarnya mendirikan sekolah Tionghoa bukan untuk membuktikan apa2,
Dari dulu sewaktu sekolah Tionghoa eksis, sekolah Khatolik bukanlah
saingan yang berarti. kwalitas lulusan sekolah Tionghoa tak pernah di
bawah mereka, kalau bukan malah diatasnya! Bukan sombong, saya pernah
masuk sekolah Tionghoa, sekolah Khonghucu, dan juga sekolah Khatolik,
maka saya bisa membandingkan ke tiga2nya dari pengalaman pribadi.
  
 Sekolah Khatolik membesar sejak tutupnya sekolah Tionghoa. ini tak
usah dipungkiri.
  
 Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah
Khonghucu.. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya
lewat bahasa yang utuh, bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih
sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa
zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal.
  
 Salam budaya
 ZFy 
  
 
 
 --- On Thu, 9/25/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re:
[budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Thursday, September 25, 2008, 2:28 AM
 
 
 
 
 
 
 
 Inilah yang saya bilang patut dibanggakan.  Bagaimana suatu karya
nyata diujudkan.  Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di
Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua
yang tidak bersekolah ?.  Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu
beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan.  Dengan
demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya
yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya.  Kita buktikan
kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu,
dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana
belajar Budaya Tionghua.  Mampukah kita ?.  Pertanyaaannya lebih
kepada Maukah Kita ?.  Semasa kecil saya pernah belajar dari papah
saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh
pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada
membangun vihara.  Menyekolahkan orang ?.  Saya kira pahalanya akan
sangat besar
  karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan
pancing kepada Tionghua yang miskin.  Dana dari mana ?.  Iuran atau
bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun
sekolah.  Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri.  Susah, jelas
dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis.  Tapi kalau tidak
sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono





[budaya_tionghua] Re: Buat postmo, tentang Khonghucu

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
ehem sebenernya kalu liat dari kata JIAO yg artinya ajaran, semua yg
pake kata JIAO itu ajaran. Contohne Hui jiao, Jidu jiao, Jing Jiao, Fo
jiao, Ru jiao, Dao jiao de el el.

Sekarang ini di Daojiao yg ngaku agama asli di Tiongkok, padahal mah
nurut aye gak isa getu maksain. Soalne biar gimana aturan berkabung,
dukacita, pemakaman, perkawinan de el el gak bakalan lepas dari kitab
Li Ji. Nah kitab Li Ji khan dah diakuin sebagai kitab aliran KHC, mo
itu KHC sebagai agama kek or KHC sbg filsafat.

Jadi kita ini saat ngeliat kata agama sebenernya otak kita ini
ngeliatnya dari sudut ape seh ? 

Nurut aye seh terms kata jia kayak di ru jia, daojia, fo jia lebih
cocok kearah filsafat or kerennya ngkale teologi getu.
Masalahnya satu, kayak Qingshong guan Hongkong ada Daojiao Shenxue or
Theology Taoism he menarik seh soalne beda ama dao jia
punya prinsip yang ada.

Ngkale kalu gw pake terms kata jiao itu mencakup urusan lu mati, lu
idup, lu darimana, kemana
kalu kata jia tjoema urusan lu dibumi. Jiao ada ritual, kalu jia gak
ada ritual yg ada kontemplasi getu lho

Walau sebenernya gak pas jg kalu jia ama jiao dibedain kayak getu.

sorry kalu aye keliatan belagak menggurui senior2 disini neh
 
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Halo tan,
 
 Jika anda lebih mempelajari dalam lagi secara filsafat (jangan
Dogma, karena dogma bersifat super subjektif)
 Kongzi pribadi pernah menyatakan bahwa dia bukanlah nabi, dan
ajarannya juga bukan agama, dia (Kongzi) hanya melanjutkan ajaran dari
masa yang sudah ada sebelumnya(secara demografi, geografi)  itu sudut
pandang saya dari bahasan literartur dalam lingkup 'agama'
 
 Saya tidak mencampuri keyakinan anda! Secara pribadi saya tidak
peduli anda mau menganggap KHC itu agama atau bukan, saya tidak
menyalahkan ataupun me'sial'kan. Pribadi saya sebagai confucians bahwa
keyakinan yg saya pegang itu adalah filsafat jalan hidup (bukan
agama), dan anda telah mencampuri keyakinan saya terhadap KHC saya.
 
 Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap
keyakinan saya?? Apa bisa saya sebut anda sebagai Super Sial??
 
 Bukankah ada kata2 dari KHC What you don't like, don't do to
others? Tapi anda telah melanggarnya.. :D Gimana nih??
 
 Cheers,
 Postmo
 
 
 
 
 - Original Message 
 From: kris tan [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, September 25, 2008 3:18:36 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu
 
 
 
 Buat Postmo,
  
 Adalah hak anda menyatakan Khonghucu itu bukan agama, tapi bagi para
penganutnya didalam konteks Indonesia Khonghucu diposisikan seperti
Kristen,Islam, Budha dll.
 dan para penganut Khonghucu menolak keras jika disebut Budha atau yg
lainnya
 Dan kebetulan pemerintah juga mengakui itu. 
  
 Mungkin bagi orang lain agama yang dianut oleh Postmo juga bukanlah
merupakan agama atau apapun namanya.
  
 Jadi betapa sialannya anda mencampuri urusan keyakinan orang lain
  
  
 regards
  
 # Tan





Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
kontak aye aje, lagian blon pada pasti jg seh. yg mo ikutan baru 2 org
trus tunggu yg dari srby conform

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kris tan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Boleh tuh ko, udah lama gak ketemuan, kapan? jam berapa?
  
 # Tan
 
 --- Pada Rab, 24/9/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] menulis:
 
 Dari: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
 Topik: Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia (
agamakah ? )
 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 24 September, 2008, 10:15 PM
 
 
 
 
 
 
 gak ada yg lebih pinterlar , wong masing2 ada kelebihan khan hehehe
 
 baidewai nanti ada rencana malem takbiran itu para buayawan tionghoa
 mo pada ngumpul dirumah owe. Minat ikutan gak ? Khan deket tuh
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, kris tan
 confucian_center@ ... wrote:
 
  Ko akhian yg baik,
   
  hehehe owe jadi malu neh kalo dianggap agak galak, maafin owe yah.
 terima kasih buat komentar and masukannya.
   
  rupanya owe perlu banyak belajar dari Ko Akhian yang lebih jago dari
 owe apalagi menegenai sejarah.
   
  Kamsia
  
  # Tan
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
___
 Dapatkan alamat Email baru Anda!
 Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
 http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/





RE: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik Gunawan Heriyanto
Setahu saya juga memang demikian yang terjadi di sekolah agama Khonghucu
yang diajarkan agama khonghucu hanya murid-murid yang beragama Khonghucu
saja, sedangkan yang beragama lain tetap diajarkan sesuai dengan agamanya. 

 

From: ardian_c [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, September 25, 2008 3:47 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re:
[budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

 

seinget aye yg belon pernah skul di skul khc, gak ada itu tuh
pelajaran agama khc diajarin diskulnya malah semua agama diajarin.
paling yg diajarin itu sopan santun budi pekerti en so on semodel dizi
gui getuuu.

emang sejak kapan skul khc ajarin agama khc di indonesia ? ada yg tau?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sebenarnya mendirikan sekolah Tionghoa bukan untuk membuktikan apa2,
Dari dulu sewaktu sekolah Tionghoa eksis, sekolah Khatolik bukanlah
saingan yang berarti. kwalitas lulusan sekolah Tionghoa tak pernah di
bawah mereka, kalau bukan malah diatasnya! Bukan sombong, saya pernah
masuk sekolah Tionghoa, sekolah Khonghucu, dan juga sekolah Khatolik,
maka saya bisa membandingkan ke tiga2nya dari pengalaman pribadi.
  
 Sekolah Khatolik membesar sejak tutupnya sekolah Tionghoa. ini tak
usah dipungkiri.
  
 Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah
Khonghucu.. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya
lewat bahasa yang utuh, bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih
sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa
zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal.
  
 Salam budaya
 ZFy 
  
 
 
 --- On Thu, 9/25/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re:
[budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com 
 Date: Thursday, September 25, 2008, 2:28 AM
 
 
 
 
 
 
 
 Inilah yang saya bilang patut dibanggakan.  Bagaimana suatu karya
nyata diujudkan.  Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di
Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua
yang tidak bersekolah ?.  Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu
beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan.  Dengan
demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya
yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya.  Kita buktikan
kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu,
dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana
belajar Budaya Tionghua.  Mampukah kita ?.  Pertanyaaannya lebih
kepada Maukah Kita ?.  Semasa kecil saya pernah belajar dari papah
saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh
pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada
membangun vihara.  Menyekolahkan orang ?.  Saya kira pahalanya akan
sangat besar
 karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan
pancing kepada Tionghua yang miskin.  Dana dari mana ?.  Iuran atau
bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun
sekolah.  Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri.  Susah, jelas
dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis.  Tapi kalau tidak
sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono


 

image001.jpgimage002.jpg

Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
masing2 daerah kale ya beda caranya :D

ape yg didiriin KKH ame THHK beda kale ya hehehehehe

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Oh jelas ada, wong saya sempat sekolah di sana, namanya SMP
Confucius di Surakarta alias Solo! Bahkan diajari nyanyian2 pujaan
untuk Sang nabi segala kok.
  
 ZFy
 
 --- On Thu, 9/25/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re:
[budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Thursday, September 25, 2008, 8:46 AM
 
 
 
 
 
 
 seinget aye yg belon pernah skul di skul khc, gak ada itu tuh
 pelajaran agama khc diajarin diskulnya malah semua agama diajarin.
 paling yg diajarin itu sopan santun budi pekerti en so on semodel dizi
 gui get uuu.
 
 emang sejak kapan skul khc ajarin agama khc di indonesia ? ada yg tau?
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Fy Zhou zhoufy@ wrote:
 
  Sebenarnya mendirikan sekolah Tionghoa bukan untuk membuktikan apa2,
 Dari dulu sewaktu sekolah Tionghoa eksis, sekolah Khatolik bukanlah
 saingan yang berarti. kwalitas lulusan sekolah Tionghoa tak pernah di
 bawah mereka, kalau bukan malah diatasnya! Bukan sombong, saya pernah
 masuk sekolah Tionghoa, sekolah Khonghucu, dan juga sekolah Khatolik,
 maka saya bisa membandingkan ke tiga2nya dari pengalaman pribadi.
   
  Sekolah Khatolik membesar sejak tutupnya sekolah Tionghoa. ini tak
 usah dipungkiri.
   
  Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah
 Khonghucu.. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya
 lewat bahasa yang utuh, bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih
 sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa
 zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal.
   
  Salam budaya
  ZFy 
   
  
  
  --- On Thu, 9/25/08, Tantono Subagyo tantono@  wrote:
  
  From: Tantono Subagyo tantono@ 
  Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re:
 [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Date: Thursday, September 25, 2008, 2:28 AM
  
  
  
  
  
  
  
  Inilah yang saya bilang patut dibanggakan.  Bagaimana suatu karya
 nyata diujudkan.  Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di
 Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua
 yang tidak bersekolah ?.  Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu
 beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan.  Dengan
 demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya
 yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya.  Kita buktikan
 kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu,
 dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana
 belajar Budaya Tionghua.  Mampukah kita ?.  Pertanyaaannya lebih
 kepada Maukah Kita ?.  Semasa kecil saya pernah belajar dari papah
 saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh
 pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada
 membangun vihara.  Menyekolahkan orang ?.  Saya kira pahalanya akan
 sangat besar
  karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan
 pancing kepada Tionghua yang miskin.  Dana dari mana ?.  Iuran atau
 bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun
 sekolah.  Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri.  Susah, jelas
 dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis.  Tapi kalau tidak
 sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono
 





[budaya_tionghua] Re: Apa kata Harry Tjan == Selayang Pandang : Diskusi Tionghoa Dalam Cengkeraman SBKRI

2008-09-25 Terurut Topik ChanCT
Neng Uli yb,

Ini bener-bener anak Naga, nih. Bisa kerja cepat memberikan laporan selayang 
pandang Diskusi Tionghoa Dalam Cengkraman SBKRI. Ban-ban kamsia, deh. Sekalipun 
sepotong-potong apa yang diajukan HTS, tetap ada ada beberapa hal yang bisa 
dikomentari. Syukur kalau ada yang kenal deengan panitia bisa diminta 
pembicaraan lengkap yang di-edit mereka, ...

Saya angkat apa yang dikatakan SBKRI hanyalah masalah pembodohan, pemanfaatan 
pembodohan atau ketidak tahuan yang berlangsung menjadi masalah sampai 
sekarang. Saya tidak menangkap baik bagaimana sikap HTS dengan pernyataan SBKRI 
sebagai produk yang diskriminatif terhadap TIonghoa.

Betul juga dikatakan SBKRI hanyalah masalah pembodohan, ketidak tahuan TIonghoa 
akan UU sebenarnya. Jadi selalu dirongrong masalah SBKRI. Padahl seperti yang 
dikatakan bung Martin, itu bukan kewajiban Tionghoa harus punya SBKRI. Hanya 
hak untuk mempermudah menunjukkan dirinya WNI, itu saja. 

Tapi, sayapun jadi berpikir-pikir, ketika itu setelah diberlakukan UU 
No.62/1958, bagi Tionghoa dewasa kalau tidak punya SBKRI, bagaimana membuktikan 
dirinya WNI, ya? Karena kenyataan ada perkecualian bagi TIonghoa yang memang 
tidak perlu pilih kembali, seperti mereka yang menjadi Pegawai Negeri, 
TNI-Polisi, Anggota DPR, pernah ikut pemilihan umum tahun 55-56, dan 
mereka-mereka yang matapencahariannya sama dengan penduduk setempat, jadi tani, 
buruh kebun, buruh-tambang, ... Rasa-rasanya semula ada yang dinamakan kartu 
kuning, ya? Jadi, sebelum ada SBKRI ada kartu kuning sebagai tanda mereka sudah 
memilih jadi WNI. Barangkali bung Martin atau bung Eddy bisa memberikan 
pencerahan, bagaimana Tionghoa dewasa ketika itu membuktikan dirinya WNI, kalau 
tidak punya SBKRI?

Itupula yang menjadi sebab, mengapa Prof. Tjan Tjoe-siem yang dekan Fak Sastra 
UI, saking dongkolnya sulit membuktikan dirinya WNI dan berulang kali dimintai 
menunjukkan SBKRI, terpaksa pergi ke-pengadilan minta SBKRI. 

Nah, yang pasti bagi anak-anak yang lahir setelah tahun 1960 (atau 1962?) 
dimana surat lahir tertera Ortu WNI, mereka setelah dewasa kalau ingin tetap 
mempertahankan WNI, tidak lagi butuh SBKRI. Nah, setelah tahun 80, mereka 
berusia 18 tahun,  SBKRI sudah tidak dibutuhkan lagi. 

Tetap saja menjadi soal, karena selama itu ada saja kelompok warga miskin yang 
tidak pernah mengurusi surat-suar KTP, surat-lahir apalagi SBKRI, dan, ... 
mereka-mereka ini lebih-lebih tidak usah ada SBKRI, cukup diurus KTP, KK dan 
Surat lahirnya saja. Betul Kata bung Martin, lurahnya juga kenal baik dengan 
mereka, kok. Jadi, yang jadi soal adalah mereka yang semula ambil WNA, lalu 
menyesal dan mau berubah jadi WNI. Bukankah mereka tetap ada peluang untuk jadi 
WNI melalui naturalisasi,bisaa ambil SKKRI, kan. Dan tidak perlu harus main 
suap atau tembak SBKRI. 

Yang saya tau adalah sekelompok TIonghoa yang pulang-kampung dimasa PP-10, 
tahun 60 itu. Setelah tidak betah hidup di desa-Tiongkok, keluar ke HK dan 
keluarga di Indonesia cukup mampu untuk menerima mereka kembali. Jalan resmi, 
legal tertutup bagi mereka. Karena ketika keluar mereka tanda-tangan berjanji 
tidak kembali lagi ke Indonesia. Jadi, gunakan cara beli KTP, surat lahir, 
bahkan SBKRI. Ada yang berhasil, ada juga yang ketahuan lalu diperas berulang 
kali, tidak tahan kembali lagi ke HK. Ini yang saya ketahui terjadi 
ditahun-80-an.

Lalu, masalah baru yang muncul dengan penyusupan warga perantau Tiongkok baru, 
yang ingin memperbaiki nasib hidupnya di Indonesia. Saya tidak jelas ada berapa 
banyak orang macam ini, tapi rasanya tidak bisa dikatakan banyak. Mengingat 
taraf hidup di TIongkok sudah lebih baik kenapa lari ke Indonesia yang lebih 
jelek? Untuk batu loncatan ke-negara barat, sebagaimana saya ketahui ada kasus 
penipuan terbongkar mem-beli passport Thailand yang katanya akan digunakan ke 
ERopah.

Tapi, ... apun sesungguhnya terjadi, saya berpendapat memang SBKRI tidak 
dibutuhkan lagi untuk membuktikan WNI, ya sejak hitungan tahun 80 anak-anak 
yang menjadi dewasa setelah surat lahir nya bisa digunakan untuk membuktikan 
dirinya WNI, karena ortu WNI. Bagi orang yang semula WNA, ingin jadi WNI 
gunakanlah jalur naturalisasi dan dikasih SKKRI, juga bagi pendatang baru.

Bagi orang yang KTP dan surat lahir dicurigai adalah tembakan, buktikan bahwa 
itu tembakan. Kalau betul, ya jerat saja orang dengan HUKUM yang berlaku. Tak 
usah minta tunjukkan SBKRI segala, lha SBKRI juga bisa ditembak, kok. Utamanya 
benahilah birokrasi pemerintah sebaik-baiknya, jangan sampai pemerintah tetap 
saja gunakan keparat menjadi aparat. Jangan sampai KTP, surat-lahir, pasport, 
ijasah dll, bisa di-beli, bisa dibajak dengan begitu mudahnya, ...

Jadi, yang saya kehendaki, jangan karena kasus-kasus khusus dari segelintir 
TIonghoa aneh dan penyusup, lalu semua TIonghoa selalu dihantui SBKRI. Mengapa 
setelah dihapus, tetap saja bung Martin berkeras tidak bisa dihapus, harus 
terus diberlakukan? Tidak mengerti, malah yang pemerintah yang mensahkan 

Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia

2008-09-25 Terurut Topik Joao Kho
Wah..keren, sapa neh yg siap-siap/berani ganti KTP jadi KHC :D
Back to your basic religius :D

Bravo..bravo..!!!



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian [EMAIL PROTECTED] wrote:

 RW:
 mas tentang konghucu 
 konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan
 dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan 
  
  
 KH:
 Saran untuk mas Roni: sering2lah membaca koran, atau setidaknya
bacalah postingan di milis ini.
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/17239
  
 ini kutipannya:
  
 KOMPAS, 5 Peb 06
 Bangsa Indonesia Tak Ingin Lagi Diskriminatif-Tak Ada Istilah Agama
Diakui atau Tak Diakui Negara
  
 Mengenai status agama Khonghucu, Presiden Yudhoyono kembali
mengingatkan pidatonya saat Perayaan Tahun Baru Imlek 2005.
Pemerintah mengacu pada Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 yang
diundangkan melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969. Dalam
penjelasannya disebutkan, agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha
dan Khonghucu adalah agama yang dipeluk penduduk di Indonesia, kata
Presiden.
 Di negeri kita tidak dianut istilah agama yang diakui atau tidak
diakui negara. Prinsip yang dianut UUD adalah negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya itu. Negara tidak akan
pernah mencampuri ajaran agama. Tugas negara adalah memberikan
perlindungan, pelayanan, serta membantu pembangunan dan pemeliharaan
sarana peribadatan serta mendorong pemeluk agama yang bersangkutan
menjadi pemeluk agama yang baik, kata Presiden.
 
 Jawa Pos, 5 Peb 06:
 Pemerintah Jamin Hak Umat Konghucu
  
 Menurut Presiden SBY, Indonesia tidak mengenal agama yang diakui
atau tidak diakui negara. Karena itu, negara menjamin kebebasan
beragama dan menjalankan perintah agama masing-masing. 
 Negara tidak mencampuri urusan keagamaan karena ajaran agama berada
di luar jangkauan kekuasaan negara, ujar presiden.
 Sesuai dengan Perpres No 1/1965 dan UU No 5/1969, lanjut presiden,
Departemen Agama telah melayani umat Khonghucu sebagai pemeluk agama
Khonghucu. Aturan perkawinan antarumat Khonghucu juga dijamin UU No 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan. 
 Dalam UU itu dinyatakan, perkawinan umat Khonghucu di depan pendeta
Khonghucu dinyatakan sah menurut UU Perkawinan dan dapat dicatat di
Kantor Catatan Sipil seperti umat Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu.
Sementara itu, perkawinan antarumat Islam dicatat Kantor Urusan Agama
masing-masing kecamatan. 
 Saya minta catatan sipil tidak lagi ragu mencatat perkawinan
pemeluk agama Khonghucu sama halnya dengan perkawinan bagi pemeluk
agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, tegas presiden.
 Terkait dengan keluhan ketiadaan mata pelajaran agama Khonghucu di
sekolah-sekolah, presiden menjamin Departemen Pendidikan Nasional akan
segera melakukan perekrutan guru-guru mata pelajaran agama Khonghucu.
Sesuai pasal 12 UU No 20/2003 tentang Pendidikan Nasional, Depdiknas
wajib menyediakan guru agama Khonghucu sehingga tidak ada lagi
perlakuan diskriminatif terhadap pemeluk agama Khonghucu, jelas SBY.
 
 TEMPO Interaktif, 4 Peb 06:
 Presiden Minta Penganut Khonghucu Jalankan Ajaran Agamanya
 
 Presiden meminta kepada para penganut Khonghucu untuk menjalankan
ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh. Selain itu para penganut
Khonghucu juga dapat menikah berdasarkan ajaran agamanya dan dianggap
sah oleh negara. Jangan ragu-ragu menjalankan ajaran agamanya, kata
Presiden Yudhoyono dalam perayaan Imlek 2557 di Jakarta Convention
Centre, Sabtu (4/2) sore.
 Presiden Yudhoyono mengatakan, hal ini telah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1969 yang menyatakan bahwa Khonghucu
merupakan salah satu agama. Negara juga akan menjamin pelaksanaan
semua ajaran agama dan membantu pemeliharaan fasilitas keagamaan. Dia
menambahkan, pemerintah juga berencana menyediakan guru-guru agama
bagi para murid penganut Khonghucu. Pidato Presiden Yudhoyono ini
mendapat sambutan dan tepuk tangan berulangkali dari sekitar 3.000
undangan yang hadir.
 
 
 
 --- On Thu, 9/25/08, roni Wijaya [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: roni Wijaya [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan
agama Khonghucu di Indonesia
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Thursday, September 25, 2008, 12:49 PM
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 mas tentang konghucu 
 konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan
 dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan 
 
 
  
 Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
 Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch
format to Traditional 
 Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe 
 
 .





Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Kurniawan
Sdr. Mulyawan Lie, yang bukan Chinese banana.

Anda 3 kali mengutip kata-kata Lao Tze dengan bangga: Creating but not owning, 
giving without demanding, this is harmony.  Tapi anehnya isi tulisan Anda sama 
sekali tidak sesuai dengan kata-kata ini.  

Di dunia ini tidak ada yang sempurna termasuk agama Kristen.  Silakan Anda 
mengkritik semua kekurangan agama Kristen. Tapi Anda juga harus ingat di luar 
segala kekurangannya agama Kristen juga banyak mengajarkan kebaikan dan banyak 
memberikan sumbangan kepada kemanusiaan.  Kalau Anda hanya melihat keburukan 
agama Kristen saja, mungkin memang keburukan tersebut sudah melekat pada 
pikiran Anda sendiri, bukan hanya pada agama Kristen-nya saja. 

Anda mengatakan Bunda Teresa megalomania. Ngomong-ngomong, apakah kontribusi 
Anda kepada kemanusiaan sudah lebih besar daripada kontribusi Bunda Teresa yang 
megalomania ini? Sudah berapa banyak orang lemah dan miskin yang Anda bantu 
dengan kebijaksanaan Anda yang not owning dan without demanding itu?

Anda mengkritik agama Kristen dengan ejekan-ejekan Anda dan bawa-bawa nama 
Lao Tze pula.  Apakah Lao Tze memang mengajarkan Anda untuk mengejek orang lain 
selucu-lucunya? Orang Kristen mengajak orang lain ikut agamanya, dan Anda juga 
mengajak orang lain ikut budaya Anda, pada dasarnya sama saja.  Oh, beda, yang 
Anda lebih bagus, not owning dan without demanding. 

OK deh, ini cuma basa-basi doang.  Lagian Lao Tze saja tidak mempan mengajari 
Anda, apalagi saya.  Hehehe 

 

--- On Wed, 9/24/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: mulyawanlie [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 24, 2008, 11:46 PM

coba kita banding apel to apel,
ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih
tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning,
Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata
kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau
orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
demanding. ..megalomania.
sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja
sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca...
intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan
mesjid.seru. . ada bakar bakaran juga, kecil2an sih.
ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao
de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet
Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak
Tantono si Mr. Rambo Bush di washington.
... yang ada cuma budaya.

Mulyawan Lie




  


[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
ehem coba owe nulis sedikit ape kata ngkong Laozi ya.

kata ngkong Laozi gini , Owe ada 3 pusaka yaitu ci, jian , bugan
weitianxia xian, jaga teguh 3 pusaka itu 

So nurut aye yg namanya Mother Theresa dah sejalan ame 3 pusaka itu.

Trus jg khan mother Theresa katanya di buku hariannya itu mendapat
satu enlightment soal Tuhan yg mirip2 ama Tuhan ala timur lho.
En itu wajar aje , semua lage perjalanan mencari ape itu Tuhan kek
hantu ke Dao ke taoge kek Tian kek wat eper namanye, name it aje suka2nye.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Tantono yg masih elum sadar sadar...,
 saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di
 AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan
 konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga
 labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim
 beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada
 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan
 etalase.indahkan?.
 padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas
 nan megah, jangan tanya kristennya, die hard.
 dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik...
 kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum
 dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi.
 karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh
 kebanyakan.tapi ya itu ...
 ...yang ada budaya
 
 Mulyawan Lie
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
 tantono@ wrote:
 
  Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
 saya juga
  anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
  penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
 Ahmad Gaus
  dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen
 Indonesia
  benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
 semua orang
  mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
 kedamaian
  dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu
sudah
  sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. 
 Selama ini
  saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
 percaya bahwa
  orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
 sesat,
  atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan
orang
  Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen
mula-mula juga
  karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
 Teresa
  yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono
  
  
 





Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik Fy Zhou
Oh jelas ada, wong saya sempat sekolah di sana, namanya SMP Confucius di 
Surakarta alias Solo! Bahkan diajari nyanyian2 pujaan untuk Sang nabi segala 
kok.
 
ZFy

--- On Thu, 9/25/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: 
[budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 25, 2008, 8:46 AM






seinget aye yg belon pernah skul di skul khc, gak ada itu tuh
pelajaran agama khc diajarin diskulnya malah semua agama diajarin.
paling yg diajarin itu sopan santun budi pekerti en so on semodel dizi
gui get uuu.

emang sejak kapan skul khc ajarin agama khc di indonesia ? ada yg tau?

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sebenarnya mendirikan sekolah Tionghoa bukan untuk membuktikan apa2,
Dari dulu sewaktu sekolah Tionghoa eksis, sekolah Khatolik bukanlah
saingan yang berarti. kwalitas lulusan sekolah Tionghoa tak pernah di
bawah mereka, kalau bukan malah diatasnya! Bukan sombong, saya pernah
masuk sekolah Tionghoa, sekolah Khonghucu, dan juga sekolah Khatolik,
maka saya bisa membandingkan ke tiga2nya dari pengalaman pribadi.
  
 Sekolah Khatolik membesar sejak tutupnya sekolah Tionghoa. ini tak
usah dipungkiri.
  
 Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah
Khonghucu.. bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya
lewat bahasa yang utuh, bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih
sempit. mengenai bentuknya ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa
zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs saya kira paling ideal.
  
 Salam budaya
 ZFy 
  
 
 
 --- On Thu, 9/25/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED]  wrote:
 
 From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] 
 Subject: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re:
[budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Date: Thursday, September 25, 2008, 2:28 AM
 
 
 
 
 
 
 
 Inilah yang saya bilang patut dibanggakan.  Bagaimana suatu karya
nyata diujudkan.  Kalau ada Khong Kauw Hwee di Semarang kapan ada di
Jakarta, atau ada di daerah Benteng Tangerang dimana banyak Tionghua
yang tidak bersekolah ?.  Mulai dari TK dulu, mungkin patungan, lalu
beringsut jadi SD, SMP dan mungkin juga Sekolah Kejuruan.  Dengan
demikian orang akan tertarik melihat Budaya Tionghua sebagai budaya
yang mencerahkan, dan mendidik manusia yang berbudaya.  Kita buktikan
kepada HTS, kepada Sekolah Katholik bahwa orang Tionghua juga mampu,
dan bila Mulyawan Lie bilang kambek maka ia dapat menunjuk dimana
belajar Budaya Tionghua.  Mampukah kita ?.  Pertanyaaannya lebih
kepada Maukah Kita ?.  Semasa kecil saya pernah belajar dari papah
saya : Menolong jiwa satu orang lebih mulia dari membangun tujuh
pagoda, dan membangun jembatan berpahala lebih tinggi daripada
membangun vihara.  Menyekolahkan orang ?.  Saya kira pahalanya akan
sangat besar
 karena disamping melestarikan budaya Tionghua kita juga memberikan
pancing kepada Tionghua yang miskin.  Dana dari mana ?.  Iuran atau
bikin Kursus yang Bayar lalu sebagian dana disisihkan untuk bangun
sekolah.  Kalau perlu kerjasama dengan luar negeri.  Susah, jelas
dong, lebih susah daripada cuap-cuap di milis.  Tapi kalau tidak
sekarang kapan lagi ?. Salam, Tantono


 














  

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-25 Terurut Topik dipodipo
Ardian Heng,

Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang
berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara
independen di Asia Tenggara, ataukah aliran yang berasal dari aliran
Sam Kaw yang berada di Tiongkok sana ? 

Saya setuju dengan pendapat anda mengenai sikap pragmatis ini. Di
pinggiran Tangerang terdapat klenteng kecil yang baru berdiri sekitar
permulaan abad 20. Ada seorang tua disana yang masih mengetahui
riwayat berdirinya. Menurut dia, ditempat tersebut dulu angker
sehingga warga sekitar sering memberikan sesajen buat penunggunya.
Lama kelamaan tempat tersebut di buat atap, nah jadilah klenteng.
Sekarang dikelenteng tersebut terdapat berbagai macam patung dewa,
termasuk Buddha. 

Apakah mungkin masyarakat perantau generasi awal membangun sistim
kepercayaan sendiri, yang merupakan gabungan dari kepercayaan2 dari
daratan Tiongkok dan kepercayaan lokal ? 

Salam


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:

 hmmm di Taiwan ya ? Bisa banyak aliran yg disebut samkaw lar,
 mulai dari Sanyi jiao sampe tiande shengjiao bisa disebut ngebawa ciri
 khas samkaw.
 
 nah kalu yg di Asteng memang unik, community centre tapi masih
 bersifat kedaerahan, kesukuan sama marga.
 Baru mulai masuk abad 19 akhir awal abad 20, berangsur2 banyak
 kelenteng yg masukin dewa2 yg berunsur kedaerahan yg berbeda sama
 sekali dgn kelenteng tempat dewa tsbt ditaroh.
 
 So itu tdk langsung timbul begitu saja jadi community centre lintas
 daerah , agama, etnis.
 
 Seinget saya pendeta samkaw or maitrisia ya ( CMIIW) gak ada ya di
 Taiwan. Kecuali pendeta sanyi jiao getu lho.
 
 Nah kita di asteng sering rancu antara samkaw dgn sanyi jiao.
 
 Samkaw di Indonesia or asteng mah sifatnya pragmatis gak begitu pusing
 sama dogma2 agama yg jadi label samkaw itu.
 Makana gak aneh kalu giliran ke China daratan banyak yg terbengong2
 ngeliat tempat ibadah or kelenteng disana yg amat sedikit membawa ciri
 khas samkaw.
 Tapi ada jg kelenteng yg ciri khas satu agama tapi bawa banyak tulisan
 agama laen en so far so good.
 Contohnya kelenteng Huang Daxian di Guangzhou, jelas2 ciri khas Taoism
 tapi ada jg ornamen Buddhisme kayak teratai, kitab2 Buddhisme disana. 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo dipodipo@ wrote:
 
  Wah makin menarik. Saya sudah lama ingin mengetahui mengenai aliran
 ini. 
  
  Ada yang mengatakan pada saya kalau Sam Kaw (bagaimana penulisan yang
  benar Sam Kw atau Sam Kauw ? ) muncul di Asia Tenggara, disebabkan
  keterbatasan tempat beribadah pada jaman dahulu. Dimana komunitas
  perantau Cina mendirikan semacam community centre yang juga
  berfungsi sebagai rumah ibadah bersama. Pada awalnya aliran2 tersebut
  menjalankan ibadah seara terpisah. Akan tetapi karena seringnya
  interaksi antara agama2 tersebut, maka terjadi sinkretisme yang
  melahirkan aliran Sam Kaw. Agama2 yang terlebur adalah Taoisme,
  Buddhisme dan Khong Hu Cu sebagai filsafat. 
  
  Ini adalah keterangan yang saya dapat, akan tetapi ada teman saya yang
  menjadi pendeta Sam Kaw,dan menurut dia aliran ini terdapat juga di
  Taiwan.
  
  Saya tertarik mengetahui sejarah dari aliran ini dari sisi keilmuan /
  historis, mudah2an ada teman2 yang dapat membantu. 
  
  Salam
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andytanoko andytanoko@ 
  wrote:
  
   samkaw itu kalau tidak salah di daratan tiongkok disebut sebagai
   neo-confucianism. tokoh-tokoh neo-confucianism : 
   
   * Cheng Yi
   * Lu Xiangshan aka Lu Jiuyuan (1139–1193)
   * Ouyang Xiu (1007–1072)
   * Shao Yong (1011–1077)
   * Su Shi, aka Su Dongpo (1037–1101)
   * Wang Yangming aka Wang Shouren
   * Ye Shi (1150–1223)
   * Zhang Sanfeng
   * Zhang Zai
   * Zhou Dunyi (1017–1073)
   * Zhu Xi (1130–1200)
   
   
   Zhu Xi's formulation of the Neo-Confucian world view is as
follows. He
   believed that the Tao (Chinese: #36947;; pinyin: dào; literally
  way) of
   Tian (Chinese: #22825;; pinyin: ti#257;n; literally heaven) is
  expressed in
   principle or li (Chinese: #29702;; pinyin: l#464;), but that it is
  sheathed in
   matter or qi (Chinese: #27683;; pinyin: qì). In this, his system is
  based
   on Buddhist systems of the time that divided things into principle
   (again, li), and shi (Chinese: #20107;; pinyin: shì). In the
  Neo-Confucian
   formulation, li in itself is pure and perfect, but with the addition
   of qi, base emotions and conflicts arise. Human nature is originally
   good, the Neo-Confucians argued (following Mencius), but not pure
   unless action is taken to purify it. The imperative is then to
purify
   one's li. However, in contrast to Buddhists and Taoists,
   neo-Confucians did not believe in an external world unconnected with
   the world of matter. In addition, Neo-Confucians in general rejected
   the idea of reincarnation and the associated idea of karma.
   
   Different Neo-Confucians had differing ideas for how to do so.
Zhu 

Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik Lim Seng Goan
Nah jaman sekarang adalah kebalikan dari jaman dulu Pak, sekarang ini
sekolah swasta dgn mutu biasa2 saja sdh mahal sekali,pilihan org jatuh ke
sekolah negri yg dipikirnya murah dgn subsidi pemerintah.. tp hasilnya sama
saja selalu saja ada pungutan ini  itu, hal ini diperparah lagi dgn situasi
ekonomi yg semakin berat yg berujung pada pilihan hidup dan sekolah jelas
bukan merupakan pilihan yg pertama atau kedua.
Sekolah sudah menjadi suatu industri yg menggiurkan bagi para pemilik modal,
tinggal ditambah sedikit bhs asing harga sudah berbeda dan sekolah model
begini tumbuh demikian pesat di indonesia.. jadi menurut saya kalau berniat
membangun sekolah entah itu sekolah KHC, Katolik, Kristen, Islam, Budha atau
yg lain maka sdh seharusnya lebih berorientasi pd sekolah yg lebih merakyat,
sekolah yg bisa diakses oleh semua lapisan golongan terutama utk yg tidak
mampu.. berikan subsidi kpd anak2 yg tidak berbakat dan tidak pintar.
demikian dulu Pak, terima kasih.

salam
seng goan 
ps. utk sekolah katolik, yg bernaung di bawah yayasan Strada bisa dipastikan
sekolahnya utk org2 menengah kebawah, tp soal mutu masih lumayan.

 
---Original Message---
 
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: 09/25/08 02:01:05
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re:
[budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
 
Zaman dulu sekolah tionghoa tidak pernah mahal tuh, biayanya sangat
terjangkau, bahkan ada subsidi bagi kelurga tak mampu.
 
Bentuk dan kurikulumnya boleh saja punya warna khusus, sedangkan muridnya
tak perlu eksklusif, sekolah Tionghoa bisa saja menerima murid non Tionghoa,
seperti di Malaysia.
 
ZFy

--- On Thu, 9/25/08, Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re:
[budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 25, 2008, 10:25 PM


Yg diperlukan saat ini bukan sekolah tionghua, sekolah katolik atau sekolah
yg berdasarkan ras, sektarian atau apapun juga bentuk yg mengecankan
kelompok tertentu... segalanya diperbolehkan. . tapi yg diperlukan adalah
sekolah yg biayanya dapat terjangkau kalau perlu gratis dengan tidak
meninggalkan qualitas pengajarannya.. buat apa sekolah tionghua kalau hanya
menjadikan tionghua menjadi manusia2 yg eksklusif ??..
 
salam
seng goan 
 
---Original Message- --
 
 
..disetip
 
Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu.
bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh
 bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya
ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs
saya kira paling ideal.
 
Salam budaya
ZFy 
 




 
 


 





 
 BackGrnd.jpg

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
pak dipo2,

awalnya kita mesti liat sejarah panjang masing2 aliran yg ada di
Tiongkok sono plus jg ketegangan2 diantara aliran2 itu en biar gimana
gak ampe bacok2an paling debat2an.

Kira2 jaman Tang ama Song, (actually jaman dinasti Jin ama utara
selatan jg dah ada seh tapi gak meluas.) mulai ada sikap saling mau
belajar dan saling mengerti antar aliran yg ada. Yg dimaksud itu 3
aliran utama ya, biar Nestorian sama Mani sdh ada tapi pengaruhnya gak
kuat biar tetep ada pengaruhnya di sejarah.

Nah saat itu mrk ttp pegang label agama masing2, kayak misalnya Zhuxi
biar dia itu termasuk aliran Li di KHC jg dikenal sebagai neo
confuciusm, tapi dia tetep ada anjuran buat pengikut KHC itu
sembahyang dewa dapur dan dewa bumi. Nah itu khan pengaruhnya tetep
ada di sebagian kalangan org Chinese yg pengikut kepercayaan leluhurnya.

Kalu di Asteng ini unik, saya tekanin ASTENG soalnya fenomena samkaw
itu emang ada di ASTENG tapi baru di Indonesia yg jadi satu lembaga yg
dipeloporin sama Kwee TekHoay 
(#65315;#65325;#65321;#65321;#65335;#65289;. Menurut saya keterkaitan
samkaw itu hanya dari sudut sejarah yg mana sejak jaman Song akhir
sudah mulai timbul dan secara merata sikap saling menghormati diantara
3 aliran ini. Tidak ada kaitan dgn Sanyi jiao yg dibentuk oleh Lin
ZhaoEn, bahkan kitab2nya mungkin tidak dikenal di kalangan Samkaw
Indonesia. Jg Lin ZhaoEn dipandang sebagai ketua aliran Sanyi, yg mana
di Indonesia tidak ada hal itu.
So menurut saya, Samkaw di Indonesia itu bertujuan menaungi semua org
Tionghoa yg berbeda kepercayaan menjadi satu dan salah satu alatnya
adalah kelenteng.
Sayangnya kelenteng or MIAO ini jadi rebutan antar agama.

Uniknya :
1.lintas Tri agama yg secara organisasi atau jg formal tdk mencakup
mereka. Kalaupun ada sebenernya sebagai undangan
2.bersifat community centre yg lebih luas dibanding yg ada di
Tiongkok, misalnya buat meredam ketegangan antar kelompok. Jgn kita
berpikir org2 Tionghoa di Indonesia itu gak kepecah2 antar etnis, ada
itu dan kadang pertarungan antar etnis khan tetep ada. Jadi masuknya
dewa2 itu nurut saya berfungsi meredam ketegangan antar sub etnis yg
bersifat kedaerahan or dialek di Indonesia ini.
3.Pengadopsian dewa2 or tokoh2 lokal seperti yg ada dan jg di Asia
Tenggara ini. Tokoh2 itu bisa berbentuk datuk or mbah.
Bahkan di Penang sendiri ada medium yg dimasuki datuk dan bergaya
seperti orang Melayu , jg di Singkawang jg sama. So ini artinya
kelenteng di Asia Tenggara mengalami transformasi yg berbeda dari asalnya.

Kemungkinan terjadinya perubahan ini :
1.komunitas yg berasal dari wilayah tertentu seperti misalnya Zhang
Zhou pasti membangun kelenteng yg sebagai tuan rumah adalah Kai Zhang
Shengwang, kemudian disitu marga bertindak pula, seperti misalnya
dewa marga Lin yg pasti memasukkan Tianshang Shenmu. Kemudian jg
pekerjaan memiliki peran.
Perlahan tapi pasti, dewa2 etnis2 lain bakalan diterima masuk menginat
fungsinya sebagai community centre.

2.tidak masuknya tokoh2 dari lembaga keagamaan Buddha Mahayana
Tiongkok maupun Tao dari sekte Quanzhen or Zhengyi.
#65314;#65352;#65353;#65355;#65363;#65365;#12288;#65314;#65349;#65358;#65329;#65353;#65358;#65351;#12288;#65363;#65349;#65353;#65358;#65351;#65345;#65364;#12288;#65363;#65345;#65369;#65345;#12288;#65354;#65351;#12288;
#65357;#65345;#65363;#65365;#65355;#65358;#65369;#65345;#12288;#65360;#65345;#65348;#65345;#12288;#65345;#65355;#65352;#65353;#65362;#12288;#65345;#65346;#65345;#65348;#12288;#65355;#65349;#12288;#65297;#65305;#12288;#65348;#65345;#65358;#12288;
#65345;#65367;#65345;#65356;#12288;#65345;#65346;#65345;#65348;#12288;#65355;#65349;#12288;#65298;#65296;#65294;Sedangkan
 daoshi2 aliran Zhengyi
bersifat keluarga dan pewarisan ajaran yg mana perlu pengukuhan
kembali di Longhu shan, jarak dan biaya serta waktu tidak
memungkinkan. Quanzhen tidak begitu berkembang di selatan Tiongkok
pada masa itu, hanya baru diabad ke 20 inilah bisa berkembang pesat.
Hal2 ini membuat nilai2 kelenteng di Indonesia jadi pragmatis
mengental dan nilai2 filosofi kelenteng lenyap.
Saking parahnya, saya pernah melihat satu photo dari Medan yg bilang
itu pendeta KHC padahal dari atribut dan perlengkapan itu nunjukin
tosu aliran Zhengyi.

Buddhisme yg masuk jg kebanyakan berasal dari Theravada yg bukan
memiliki ciri khas Tiongkok shg sering ada benturan antara mrk dgn
bbrp kelenteng. Mahayana sendiri saya lihat kurang perhatian akan
kelenteng ini or jg karena ada masalah lain ? walahualam 




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ardian Heng,
 
 Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang
 berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara
 independen di Asia Tenggara, ataukah aliran yang berasal dari aliran
 Sam Kaw yang berada di Tiongkok sana ? 
 
 Saya setuju dengan pendapat anda mengenai sikap pragmatis ini. Di
 pinggiran Tangerang terdapat klenteng kecil yang baru berdiri sekitar
 permulaan abad 20. Ada seorang tua disana yang masih mengetahui
 

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
pak dipo2,

awalnya kita mesti liat sejarah panjang masing2 aliran yg ada di
Tiongkok sono plus jg ketegangan2 diantara aliran2 itu en biar gimana
gak ampe bacok2an paling debat2an.

Kira2 jaman Tang ama Song, (actually jaman dinasti Jin ama utara
selatan jg dah ada seh tapi gak meluas.) mulai ada sikap saling mau
belajar dan saling mengerti antar aliran yg ada. Yg dimaksud itu 3
aliran utama ya, biar Nestorian sama Mani sdh ada tapi pengaruhnya gak
kuat biar tetep ada pengaruhnya di sejarah.

Nah saat itu mrk ttp pegang label agama masing2, kayak misalnya Zhuxi
biar dia itu termasuk aliran Li di KHC jg dikenal sebagai neo
confuciusm, tapi dia tetep ada anjuran buat pengikut KHC itu
sembahyang dewa dapur dan dewa bumi. Nah itu khan pengaruhnya tetep
ada di sebagian kalangan org Chinese yg pengikut kepercayaan leluhurnya.

Kalu di Asteng ini unik, saya tekanin ASTENG soalnya fenomena samkaw
itu emang ada di ASTENG tapi baru di Indonesia yg jadi satu lembaga yg
dipeloporin sama Kwee TekHoay (cmiiw). Menurut saya keterkaitan samkaw
itu hanya dari sudut sejarah yg mana sejak jaman Song akhir sudah
mulai timbul dan secara merata sikap saling menghormati diantara 3
aliran ini. Tidak ada kaitan dgn Sanyi jiao yg dibentuk oleh Lin
ZhaoEn, bahkan kitab2nya mungkin tidak dikenal di kalangan Samkaw
Indonesia. Jg Lin ZhaoEn dipandang sebagai ketua aliran Sanyi, yg mana
di Indonesia tidak ada hal itu.
So menurut saya, Samkaw di Indonesia itu bertujuan menaungi semua org
Tionghoa yg berbeda kepercayaan menjadi satu dan salah satu alatnya
adalah kelenteng.
Sayangnya kelenteng or MIAO ini jadi rebutan antar agama.

Uniknya :
1.lintas Tri agama yg secara organisasi atau jg formal tdk mencakup
mereka. Kalaupun ada sebenernya sebagai undangan
2.bersifat community centre yg lebih luas dibanding yg ada di
Tiongkok, misalnya buat meredam ketegangan antar kelompok. Jgn kita
berpikir org2 Tionghoa di Indonesia itu gak kepecah2 antar etnis, ada
itu dan kadang pertarungan antar etnis khan tetep ada. Jadi masuknya
dewa2 itu nurut saya berfungsi meredam ketegangan antar sub etnis yg
bersifat kedaerahan or dialek di Indonesia ini.
3.Pengadopsian dewa2 or tokoh2 lokal seperti yg ada dan jg di Asia
Tenggara ini. Tokoh2 itu bisa berbentuk datuk or mbah.
Bahkan di Penang sendiri ada medium yg dimasuki datuk dan bergaya
seperti orang Melayu , jg di Singkawang jg sama. So ini artinya
kelenteng di Asia Tenggara mengalami transformasi yg berbeda dari asalnya.

Kemungkinan terjadinya perubahan ini :
1.komunitas yg berasal dari wilayah tertentu seperti misalnya Zhang
Zhou pasti membangun kelenteng yg sebagai tuan rumah adalah Kai Zhang
Shengwang, kemudian disitu marga bertindak pula, seperti misalnya
dewa marga Lin yg pasti memasukkan Tianshang Shenmu. Kemudian jg
pekerjaan memiliki peran.
Perlahan tapi pasti, dewa2 etnis2 lain bakalan diterima masuk menginat
fungsinya sebagai community centre.

2.tidak masuknya tokoh2 dari lembaga keagamaan Buddha Mahayana
Tiongkok maupun Tao dari sekte Quanzhen or Zhengyi#65294;Bhiksu Benqing jg
seingat saya masuknya kira2 akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20.Waktu
bhiksu Benqing tinggal  di Taikak sie sendiri sdh bisa dibilang
membawa ciri khas Samkaw.
Sedangkan daoshi2 aliran Zhengyi bersifat keluarga dan pewarisan
ajaran yg mana perlu pengukuhan kembali di Longhu shan, jarak dan
biaya serta waktu tidak memungkinkan. Quanzhen tidak begitu berkembang
di selatan Tiongkok pada masa itu, hanya baru diabad ke 20 inilah bisa
berkembang pesat.
Hal2 ini membuat nilai2 kelenteng di Indonesia jadi pragmatis
mengental dan nilai2 filosofi kelenteng lenyap.
Saking parahnya, saya pernah melihat satu photo dari Medan yg bilang
itu pendeta KHC padahal dari atribut dan perlengkapan itu nunjukin
tosu aliran Zhengyi.

Buddhisme yg masuk jg kebanyakan berasal dari Theravada yg bukan
memiliki ciri khas Tiongkok shg sering ada benturan antara mrk dgn
bbrp kelenteng. Mahayana sendiri saya lihat kurang perhatian akan
kelenteng ini or jg karena ada masalah lain ? walahualam 




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ardian Heng,
 
 Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang
 berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara
 independen di Asia Tenggara, ataukah aliran yang berasal dari aliran
 Sam Kaw yang berada di Tiongkok sana ? 
 
 Saya setuju dengan pendapat anda mengenai sikap pragmatis ini. Di
 pinggiran Tangerang terdapat klenteng kecil yang baru berdiri sekitar
 permulaan abad 20. Ada seorang tua disana yang masih mengetahui
 riwayat berdirinya. Menurut dia, ditempat tersebut dulu angker
 sehingga warga sekitar sering memberikan sesajen buat penunggunya.
 Lama kelamaan tempat tersebut di buat atap, nah jadilah klenteng.
 Sekarang dikelenteng tersebut terdapat berbagai macam patung dewa,
 termasuk Buddha. 
 
 Apakah mungkin masyarakat perantau generasi awal membangun sistim
 kepercayaan sendiri, yang merupakan gabungan dari kepercayaan2 dari
 

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
ngkale nurut owe seh yg bener itu mah ajarin TOLERANSI en BHINNEKA
TUNGGAL IKA. Jg pasal2 penghinaan mesti ditegakin dong.

trus kita2 mesti berani mengkritik org2 yg sealiran tapi ngeuleyet
kalu pake istilah sunda mah.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
saya juga
 anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
 penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
Ahmad Gaus
 dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen
Indonesia
 benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
semua orang
 mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
kedamaian
 dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah
 sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. 
Selama ini
 saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
percaya bahwa
 orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
sesat,
 atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang
 Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga
 karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
Teresa
 yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono
 
 





[budaya_tionghua] Re: Rumah Sakit-rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, chususnya Tionghoa Ie Wan-satu kontribusi masyarakat Tionghoa (Bagian X)

2008-09-25 Terurut Topik Han Hwie Song
Rumah Sakit-rumah sakit yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa, chususnya
Tionghoa Ie Wan-satu kontribusi masyarakat Tionghoa (Bagian X)

Mereka sudah tercondisionir tidak percaya atas kemampuan pengobatan di
negaranya, apalagi hampir semua spesialis yang mengobati penderita-penderita
yang mampu dianjurkan untuk berobat ke Singapore, ini juga berlaku bagi
pemimpin-pemimpin elite Indonesia. Ini adalah satu kebenaran yang harus
diakui, karena yang kesana bukannya satu dua orang, namun terlalu banyak
jumblahnya setiap tahun. Turis medis ini bahkan berlaku juga bagi pimpinan
pemerintah dan partai-partai politik. Kedaan ini diketahui oleh Malaysia dan
negara ini menggunakan segala kemampuannya untuk mereformasi peraturan dan
sistim kedokteran dan pendidikan ahli. Sekarang Malaysia telah mempunyai
kemampuan yang cukup baik untuk menerima penderita penderita dari Indonesia
dengan pelayanan yang baik dan ongkos yang lebih murah daripada di
Singapore. Demikian pula dengan Thailand; tetapi Singapore dan Malaysia
lebih menguntungkan karena bahasa melayu dapat dimengerti oleh pasien-pasien
Indonesia. Padahal sewaktu saya kuliah di Arlangga tingakat medis Indonesia
dan Iptek masih lebih tinggi dari Malaisia. Para dokter lulusan Indonesia
bisa bekerja disana. Sayang sekarang tejadi kebalikannya. Saya harap sebagai
seorang yang lahir dan dibesarkan dan mendapatkan bagasi pendidikan dari
Tanah Air, berharap dari hati yang jujur agar pemerintah mereformasi
pendidikannya dan dalam tulisan ini pendidikan dan beleid dari kedokteran.

Kalau pemerintah Indonesia mau menghemat triliunan rupiah agar devisennya
tidak keluar ke Singapore dan Malaysia, maka pemerintah dan ikatan dokter
Indonesia harus dengan jujur mengakui kebenaran ini dan merobah peraturan
dan sistim yang konservative-protektive demi kepentingan kesehatan rakyat,
ilmu kedokteran dan juga kepentingan finasiil tidak saja bagi pemerintah
tetapi juga bagi rakyat yang kurang mampu. Dokter-dokter spesialis yang
belajar keluar negeri dan ingin kembali mengabdi di Indonesia, jangan
mendapatkan kesulitan-kesulitan adaptasi yang bertahun-tahun dan sulit
mendapatkan pengakuannya. Sebagai contoh aku dan banyak lagi ratusan
dokter-dokter lulusan Indonesia hanya memerlukan adaptasi satu- dua tahun
saja di Belanda, dan dalam pekerjaan waktu adaptasi mendapatkan gaji seorang
dokter dan mendapatkan kepercayaan yang cukup besar. Aku kenal dan dengar
beberapa dokter ahli jantung dan bedah otak dari Belanda dan Jerman, yang
datang ke Indonesia ingin mengabdikan keilmuannya pada negara, tetapi karena
sulitnya mendapatkan ijin praktek mereka kembali lagi ke negara asal mereka
mendapatkan pendidikan. Padahal Indonesia kekurangan tenaga ahli kedokteran,
dan dokter ahli yang sudah jadi tidak digunakan kepandaiannya untuk
kesehatan masyarakat. Kita tahu bahwa untuk mendidik seorang dokter ahli
dibutuhkan uang yang paling tinggi daripada pendidikan akademicus yang
lain?!

Kalau aku ke Indonesia senantiasa ada beberapa teman-teman yang baik minta
advis kesehatan untuk keluarganya atau temannya tentang penyakitnya. Aku
seberapa bisa dalam batas-batas kemampuanku memberi keterangan yang aku
tahu, karena aku sudah dipensiun sejak tahun 1976 yang lalu dan kemajuan
technologi kedokteran sangat cepat. Kebanyakan mereka sudah dirawat di rumah
sakit-rumah sakit di Singapura, ada yang dirawat di  National University
hospital, Mount Elisabeth hospital etc. 
Dr. Han Hwie-Song


Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia

2008-09-25 Terurut Topik Narpati Pradana
Religion... bukan Religius...
dan sudah cukup banyak..



Buat Post Mo..
untuk terakhir kalinya,
BACA PENJELASAN PASAL 1 PENETAPAN PRESIDEN No. 1 TAHUN 1965
(anda bisa membacanya di
http://www.legalitas.org/database/puu/1965/uu1-1965.pdf  )

Saya kutip di sini
...  Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk Indonesia ialah Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha [sic], dan khong Cu [sic] (Confusius).


Dan peraturan itu adalah induk dari semua peraturan yang mencampuri urusan
agama di Indonesia (termasuk KUHP pasal 156a).

Di situ sudah sangat jelas bahwa Kong Hu Cu diakui pemerintah sebagai agama,
bukan kepercayaan.
Baru di masa Soeharto untuk alasan sangat politis, Kong Hu Cu diakui sebagai
kepercayaan.


Kalau anda tidak mengakui penpres tersebut, berarti semua peraturan yang
berinduk dari penpres tersebut harus batal. Artinya, Ahmadiyah bebas untuk
mempercayai keyakinannya tanpa harus dituntut atas alasan 'penistaan agama'
dan UU ITE yang baru *fardhu *(wajib)* *hukumnya untuk  direvisi ulang.




On Thu, Sep 25, 2008 at 4:46 PM, Joao Kho [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Wah..keren, sapa neh yg siap-siap/berani ganti KTP jadi KHC :D
 Back to your basic religius :D

 Bravo..bravo..!!!


 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 King Hian [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  RW:
  mas tentang konghucu
  konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan
  dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan
 
 
  KH:
  Saran untuk mas Roni: sering2lah membaca koran, atau setidaknya
 bacalah postingan di milis ini.
  http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/17239
 
  ini kutipannya:
 
  KOMPAS, 5 Peb 06
  Bangsa Indonesia Tak Ingin Lagi Diskriminatif-Tak Ada Istilah Agama
 Diakui atau Tak Diakui Negara
 
  Mengenai status agama Khonghucu, Presiden Yudhoyono kembali
 mengingatkan pidatonya saat Perayaan Tahun Baru Imlek 2005.
 Pemerintah mengacu pada Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 yang
 diundangkan melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969. Dalam
 penjelasannya disebutkan, agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha
 dan Khonghucu adalah agama yang dipeluk penduduk di Indonesia, kata
 Presiden.
  Di negeri kita tidak dianut istilah agama yang diakui atau tidak
 diakui negara. Prinsip yang dianut UUD adalah negara menjamin
 kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
 dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya itu. Negara tidak akan
 pernah mencampuri ajaran agama. Tugas negara adalah memberikan
 perlindungan, pelayanan, serta membantu pembangunan dan pemeliharaan
 sarana peribadatan serta mendorong pemeluk agama yang bersangkutan
 menjadi pemeluk agama yang baik, kata Presiden.
 
  Jawa Pos, 5 Peb 06:
  Pemerintah Jamin Hak Umat Konghucu
 
  Menurut Presiden SBY, Indonesia tidak mengenal agama yang diakui
 atau tidak diakui negara. Karena itu, negara menjamin kebebasan
 beragama dan menjalankan perintah agama masing-masing.
  Negara tidak mencampuri urusan keagamaan karena ajaran agama berada
 di luar jangkauan kekuasaan negara, ujar presiden.
  Sesuai dengan Perpres No 1/1965 dan UU No 5/1969, lanjut presiden,
 Departemen Agama telah melayani umat Khonghucu sebagai pemeluk agama
 Khonghucu. Aturan perkawinan antarumat Khonghucu juga dijamin UU No 1
 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
  Dalam UU itu dinyatakan, perkawinan umat Khonghucu di depan pendeta
 Khonghucu dinyatakan sah menurut UU Perkawinan dan dapat dicatat di
 Kantor Catatan Sipil seperti umat Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu.
 Sementara itu, perkawinan antarumat Islam dicatat Kantor Urusan Agama
 masing-masing kecamatan.
  Saya minta catatan sipil tidak lagi ragu mencatat perkawinan
 pemeluk agama Khonghucu sama halnya dengan perkawinan bagi pemeluk
 agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, tegas presiden.
  Terkait dengan keluhan ketiadaan mata pelajaran agama Khonghucu di
 sekolah-sekolah, presiden menjamin Departemen Pendidikan Nasional akan
 segera melakukan perekrutan guru-guru mata pelajaran agama Khonghucu.
 Sesuai pasal 12 UU No 20/2003 tentang Pendidikan Nasional, Depdiknas
 wajib menyediakan guru agama Khonghucu sehingga tidak ada lagi
 perlakuan diskriminatif terhadap pemeluk agama Khonghucu, jelas SBY.
 
  TEMPO Interaktif, 4 Peb 06:
  Presiden Minta Penganut Khonghucu Jalankan Ajaran Agamanya
 
  Presiden meminta kepada para penganut Khonghucu untuk menjalankan
 ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh. Selain itu para penganut
 Khonghucu juga dapat menikah berdasarkan ajaran agamanya dan dianggap
 sah oleh negara. Jangan ragu-ragu menjalankan ajaran agamanya, kata
 Presiden Yudhoyono dalam perayaan Imlek 2557 di Jakarta Convention
 Centre, Sabtu (4/2) sore.
  Presiden Yudhoyono mengatakan, hal ini telah diatur dalam
 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1969 yang menyatakan bahwa Khonghucu
 merupakan salah satu agama. Negara juga akan menjamin pelaksanaan
 semua ajaran agama dan membantu pemeliharaan fasilitas keagamaan. Dia
 menambahkan, 

Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )

2008-09-25 Terurut Topik danarhadi2000
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:

 gak ada yg lebih pinterlar , wong masing2 ada kelebihan khan hehehe
 
 baidewai nanti ada rencana malem takbiran itu para buayawan tionghoa
 mo pada ngumpul dirumah owe. Minat ikutan gak ? Khan deket tuh
 


*** Pakde, buayawan Tionghoa itu apa ya?

Mohon lentera

Salam

danardono



[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik danarhadi2000
Begitulah mas Ardian. Pendidikan dan penyadaran, agar umat saling 
menghargai, akan membawa bangsa ini kepuncak kejayaan.

Menarik, kata kata pak Bagyo: Buat komunitas saya membuat orang 
Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang 
lain yang belum percaya.

Membuat umat menjadi berqualitas ini hampir tak mungkin, karena si 
gembala yang mau meng-qualitaskan ini rata rata TAK lebih berqualitas 
dari keseluruhan para domba. 63 tahun bangsa ini merdeka dan selalu 
sudah sangat religious, namun, lihatlah moralitas bangsa ini, tak 
bertambah baik satu milimeterpun. Tak ada yang mampu mendongkrak 
qualitas moral. Yang mengajari agar tambah korpsi, banyak. Martabat? 
Tak dikenal, yang dikenal martabak..

Menginjili orang yang yang belum percaya, menurut hemat saya, 
hanyalah tugas perubahan statistik kependudukan. manusia BELUM pernah 
bertambah baik semata karena pindah agama. Karena manusia itu sendiri 
tetap sama. memindahkan ber-ton ton manusia dari penganut Konghucu 
menjadi umat Kristen juga TAK membuahkan apa apa dalam membangun 
masyarakat ini. Bangsa ini TIDAK bertambah dahsyat. Jepang, Korea, 
Tiongkok, India yang semua tidak dipindah statistikkan, berada jauh 
dimuka bangsa kita.

Memperdebatkan, apakah suatu agama itu agama atau kepercayaan juga 
tak banyak membuahkan hasil, karena ini hanya masalah label, bukan 
substansi. Kalau mau jujur, satu satunya agama didunia yang oleh 
Tuhan disebut agama, hanyalah Islam, yakni Ad Din (agama) . Misalnya 
ditulis: 

Katakanlah: Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah 
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan 
aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah 
diri.(Q.S. Az-Zumar [39]: 11-12)mk.

Pendiri pendiri agama lainnya, dari Yesus, Sidharta Gautama sampai 
Konghucu TAK pernah secara explisit alias expressis verbis mengatakan 
telah mendirikan sebuah agama. Dalam agama Kristen lebih pelik lagi, 
yang manakah batas agama, apakah Katholik, Protestant, Advent, 
Bethany, Baptist, Church of Christ the Scientist, sampai ke Unitarian 
itu SATU atau beda agama? Kalau satu, mengapa dalam kolom agama 
diisi Katholik Roma, Protestant, dll? Kalau beda agama, lalu apa 
beda mereka?

Memperbaiki qualitas umat, ini dalam kontext apa? sebagai manusia, 
sebagai pengikut agama, dalam kesalehan, atau apa? Sebagai MANUSIA 
saya lihat sendiri bukti dengan mata dan kepala di Vienna ini, banyak 
sahabat yang menjadi sangat mulia tanpa terikat organisasi keagamaan 
apapun, namun setelah melalui suatu proses dramatis dalam kehidupan 
mereka, misalnya sembuh dari cancer, survive dari kecelakaan hebat..

Salam

Danardono



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 ngkale nurut owe seh yg bener itu mah ajarin TOLERANSI en BHINNEKA
 TUNGGAL IKA. Jg pasal2 penghinaan mesti ditegakin dong.
 
 trus kita2 mesti berani mengkritik org2 yg sealiran tapi ngeuleyet
 kalu pake istilah sunda mah.
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
 tantono@ wrote:
 
  Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
 saya juga
  anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
  penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
 Ahmad Gaus
  dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen
 Indonesia
  benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
 semua orang
  mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
 kedamaian
  dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu 
sudah
  sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. 
 Selama ini
  saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
 percaya bahwa
  orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-
katain
 sesat,
  atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat 
perbuatan orang
  Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-
mula juga
  karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya 
Ibu
 Teresa
  yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono
  
  
 





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik mulyawanlie
Bung, Kurniawan yg baik,



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kurniawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sdr. Mulyawan Lie, yang bukan Chinese banana.
 
 Anda 3 kali mengutip kata-kata Lao Tze dengan bangga: Creating but
not owning, giving without demanding, this is harmony.  Tapi anehnya
isi tulisan Anda sama sekali tidak sesuai dengan kata-kata ini.  
 Di dunia ini tidak ada yang sempurna termasuk agama Kristen. 
Silakan Anda mengkritik semua kekurangan agama Kristen. Tapi Anda juga
harus ingat di luar segala kekurangannya agama Kristen juga banyak
mengajarkan kebaikan dan banyak memberikan sumbangan kepada
kemanusiaan.  Kalau Anda hanya melihat keburukan agama Kristen saja,
mungkin memang keburukan tersebut sudah melekat pada pikiran Anda
sendiri, bukan hanya pada agama Kristen-nya saja. 

Bila demikian apa perlu menjadi kristen-katulik ??
apa iya Emak Kwan Im kalah keren ama Lady Maria?, apa iya Tat Mo kalah
sakti ama 'Jesus'? walaupun beliau pernah ngalap elmu juga di
india.kalo budaya barat punya Bunda Teresa, kita juga ada Suhu Cheng
Yen yg menurut saya memberi teladan sejatinya tentang kasih. emang sih
Suhu Chen Yen gak dapet Nobel... lihat dgn berimbang  jernih, bung.
---
 Anda mengatakan Bunda Teresa megalomania. Ngomong-ngomong, apakah
kontribusi Anda kepada kemanusiaan sudah lebih besar daripada
kontribusi Bunda Teresa yang megalomania ini? Sudah berapa banyak
orang lemah dan miskin yang Anda bantu dengan kebijaksanaan Anda yang
not owning dan without demanding itu?

Sori, kata megalomania itu maksud saya bukan kepada beliau, dalam
perspektif saya beliau juga korban dari organisasi dan atau
paham/agama yg megalomaniac. salut ama Ibu Teresa, i like her.kan ane
bilang beliau orang wanita baik, wanita sederhana dgn hati mulia tapi
jgn katakan tanpa batas...karena tidak demikian kenyataannya, itu
namanya propaganda, bung!
-
Anda mengkritik agama Kristen dengan ejekan-ejekan Anda dan
bawa-bawa nama Lao Tze pula.  Apakah Lao Tze memang mengajarkan Anda
untuk mengejek orang lain selucu-lucunya? Orang Kristen mengajak orang
lain ikut agamanya, dan Anda juga mengajak orang lain ikut budaya
Anda, pada dasarnya sama saja.  Oh, beda, yang Anda lebih bagus, not
owning dan without demanding. 

sori.sebenernya tujuannya bukan ngejek, supaya jelas,mikir.
Bung, saya gak ngajak orang Tapanuli, saya gak ngajak orang Minang dll
untuk jadi berbudaya/beragama tionghoa. saya ngajak ente! jangan
khianati Emak Im kita. dan ini serius.. it's not about you and me, u r
my bro and i don't want to hurt u, i care for u.cukup pelajari dan
hayati kita punya Dao de Jing dan ajaran Buddha.. luar biasa! masih
belom percaya? tanya Steven Covey ato Anthonny Robin dari mana ilmu
mereka! 
Bung Kurniawan, ane gak bilang punya saya loh. Lao Tze itu bukan
engkong saya tapi engkong kita! ya engkong ente dan ane.ini
budaya/agama kandung kita, ente dan ane.ayo balik badan pulang ke
pangkuan Emak kandung kita, Kwan Im Phusa.Lebih panteskan sama sipit
dan kuning langsatnya. 

...yang ada budaya,

Mulyawan Lie

 --- On Wed, 9/24/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: mulyawanlie [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Wednesday, September 24, 2008, 11:46 PM
 
 coba kita banding apel to apel,
 ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih
 tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning,
 Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata
 kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau
 orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
 kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
 kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
 demanding. ..megalomania.
 sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja
 sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca...
 intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan
 mesjid.seru. . ada bakar bakaran juga, kecil2an sih.
 ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao
 de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet
 Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak
 Tantono si Mr. Rambo Bush di washington.
 ... yang ada cuma budaya.
 
 Mulyawan Lie





Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )

2008-09-25 Terurut Topik Hendri Irawan
Saya yang jawab yah, gak masalah kan ?

Buayawan, gak ada salah ketik. Istilah yang beredar di kalangan
terbatas. Hanya istilah akrab untuk sesama teman yang peduli budaya
dan sejarah. Memang nanti teman-teman akan kumpul, memanfaatkan waktu
liburan. Maklumlah, semuanya hanya kuli, tidak ada yang termasuk
hartawan atau konglomerat, semuanya konglomelarat. Jadi selagi ada
liburan panjang, dimanfaatkan untuk saling berkongkow-kongkow ria.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote:
 
  gak ada yg lebih pinterlar , wong masing2 ada kelebihan khan hehehe
  
  baidewai nanti ada rencana malem takbiran itu para buayawan tionghoa
  mo pada ngumpul dirumah owe. Minat ikutan gak ? Khan deket tuh
  
 
 
 *** Pakde, buayawan Tionghoa itu apa ya?
 
 Mohon lentera
 
 Salam
 
 danardono





RE: [budaya_tionghua] HTS di CSIS

2008-09-25 Terurut Topik Prometheus
Ya, saya termasuk yang bingung. 

 

Kalau dilihat statement : 

Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu (1998), pada
tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun
1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun 1945-1950

 

Saya mengartikan bahwa

(1)   Periode 1998-2008 (orde reformasi sekarang), tionghoa mengalami
perkembangan nasib lebih baik

(2)   Periode 1965-1997 (orde baru), tionghoa mengalami perkembangan nasib
lebih baik

(3)   Periode 1945/50-1964 (orde lama), tionghoa mengalami perkembangan
nasih lebih baik

 

dimana masalahnya ? saya tidak melihat adanya upaya mengubah-ubah loncatan
tahunnya, atau menghilangkan era tertentu, atau menutup-nutupi borok orba.
Mohon penjelasan. 

 

Prometheus

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fy Zhou
Sent: Thursday, 25 September, 2008 11:30 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS

 

Setelah saya simak teliti tulisan Uly, saya bisa yakin bahwa kutipan yang
saya dapat ttg HTS memang benar adanya.

 

Mungkin banyak teman yang bingung, apa yang jadi masalah?

 

Mungkin banyak yang tak memperhatikan, dari ucapannya, dia sengaja melakukan
pengaburan masalah, dengan cara membuat loncatan waktu yang tak konsisten.
dari 2008 mundur ke 1998 (10 tahun), dari 1997 langsung loncat ke 1965 (32
tahun!), setelah itu 1964 mundur ke 1950 ( 14 tahun). Dari sini terlihat,
dia sengaja menghilangkan era tahun 1966 - 1997, zaman emasnya Orde baru! 

 

Padahal periode 32 tahun orde baru adalah periode yang sangat penting
menyangkut nasib Tionghoa Indonesia, di periode ini terjadi banyak perubahan
kebijakan Tionghoa yang Dramatis! Mengapa justru diloncati dan tak diberi
penilaian sma sekali, lebih baikkah lebih burukkah? Jika mengikuti logika
tahunnya, seharusnya dia menyisipkan Tahun 1997 ke 1981,  dan 1980 ke 1965!
sedangkan dia  langsung loncat ke 1965, angka 1965 ini dipilih dengan sadar,
ini adalah zaman akhir Orla! Jika orang yang tak tahu sejarah Indonesia
mendengar ucapan HTS ini, logika bahasanya pasti membuat dia berkesimpulan
bahwa Tahun 1980 otomatis lebih baik dari tahun 1965, Orba membuat kemjuan
dibanding Orla dalam hal nasib orang Tionghoa!

 

Dari sini jelas terlihat, HTS sengaja menyembunyikan borok2 Orba, dia
menghindar untuk membuat penilian!!!

 

Salam,

ZFy

 

 

- Original Message 
From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 25, 2008 12:31:25 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS

Lho, tadi pagi, 14 jam sebelum munculnya posting Zhou-heng ini, kan sudah
muncul posting-nya Ul-djie, yang menceritakan kehadirannya di acara itu,
termasuk kesannya (yang positif) pada Harry Tjan.

 

Tetapi, anyway, daripada terbengong-bengong, mengapa tidak ditanya-pastikan
(dikonfirmasikan) saja pada sang pembawa issue?

 

Wasalam.

 

 - - - -

 

- Original Message - 

From: Fy Zhou mailto:[EMAIL PROTECTED]  

To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com  

Sent: Wednesday, September 24, 2008 11:09 PM

Subject: [budaya_tionghua] HTS di CSIS

 


Kawan2,

 

Saya ingin tahu, apakah ada yang hadir acara bedah buku di CSIS kemarin?

Saya mendapat informasi, dalam acara tersebut orang yang punya inisial HTS
telah membuat pernyataan seperti di bawah ini:


Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu (1998), pada
tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun
1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun
1945-1950

 

Saya ingin konfirmasi! Benarkah semua ini

 

Salam Bengong

ZFy

 

.

Image removed by sender._._,___ 

 


 

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - http://www.avg.com
Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.7.2/1690 - Release Date: 25/9/2008
7:05 AM

image001.jpg

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik mulyawanlie
Bung Robby yg ganteng,

kasihan dan prihatin.
kasihan karena cukup ada anak muda tionghoa yg tidak berkesempatan
belajar dan menghayati budaya/agamanya sehingga tersesat pikir,
mempercayai omongan orang lain-orang asing daripada orang tua rahim
budaya/agama tionghoanya.mirip2 cerita si pinokio...
semisal propaganda yg mengatakan peraih nobel Bunda Teresa kasih tanpa
batas, yaila ratu gusti.Ini bukan jelekin ya ato muji orang sendiri
hanya agar fair dan apa adanya, yang bener2 tanpa batas itu 
Suhu Cheng  Yen, dari Buddha Tzu Chi,sdh tahu sumbangsihnya bagi
duniakan? 
prihatin karena pikiran dan prilaku dumeh dan invasif memunculkan
reaksi yg sama besarnya kan?
prihatin karena kalo mo jujur yg ada hanya napsu misi!
Bung Robby inget ya cerita pinokia...
jangan tahayul, yg ada budaya,

Mulyawan Lie

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Jangan kristenkan hehehe
 
 Ratapan yang hmmm bernada putus asa..
 
  
 
 Jangankan kristenkan orang miskin ...biarkan saja mereka mati (gw
gak bisa
 nolong , tapi yang penting jangan sampai warga miskin itu  masuk
Kristen) , 
 
  
 
 Alias keharmonian itu warga miskin itu  pegang buntutnya tapi gak
dikasih
 makan , sambil sukur2 hokie bisa comeback kembali ...
 
 Jadi keharmonian itu hanya bertujuan come back , dijadikan sebagai
koleksi
 keharmonian , dimana ada warga miskin pasti ada warga kaya , dan
 seterusnya
 
  
 
  
 
  
 
   _  
 
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mulyawanlie
 Sent: 25 September 2008 13:46
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
 
  
 
 Ibu Teresa? oklah beliau
 orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
 kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
 kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
 demanding...megalomania.
 
 
 Mulyawan Lie





[budaya_tionghua] Beda Budaya Tionghua Dgn Budaya Komunis

2008-09-25 Terurut Topik Putih merpati
Hallo semuanya!

Pingin tanya pendapatnya tentang budaya tionghua dulu tanpa komunis dengan 
budaya tionghua kini yang telah terkontaminasi budaya komunis? Soalnya orang2 
dari Tiongkok yang saya jumpa sekarang pada agak lain-lain gitu, agak 
menyombongkan diri, tidak mudah bersahabat, bicaranya kasar, pokoknya kalau 
dibandingkan dengan kita atau orang Taiwan lain banget. Apa pengaruh dari 
budaya komunis yang telah mereka serap sehingga meraka budayanya menjadi buruk? 
Mohon bantuan penjelasannya.

Best regards,

A Ti



  

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik mulyawanlie
Ko Agoan yb,

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

  Ada bukti bahwa Ibu Teresa dari Calcuta itu mengkristenkan orang miskin
 india ?? coba bawa kesini atau anda hanya sekedar tukang gosip belaka ??
 
 salam
 seng goan

cinta kasih tanpa batas dijelaskan oleh Lao Tze dalam kitab suci
(kereeen) dao de jing : Creating but not owning,Giving without
demanding. Menurut Ko Aguan apakah peraih Nobel Bunda Teresa ada
niatan,keinginan,harapan untuk mendirikan ordo Katolik diantara warga
india? coba kaitkan dgn wahyu (mantap) Lao Tze. Beliau create... ? YA.
Beliau Not Owning?? silakan jawab sendiri. Beliau Giving ... ? YA.
Beliau 'without demanding?? . Jika bener yg ada hanya ketulusan dan
tidak ada mental 'owning' maupun 'demanding', maka sekarang gak ada
gereja karena gak perlu! yang penting mereka tertolong,sembuh
dll,kembalikan ke komunitasnya,titik. Buddha mengumpamakan lebah yg
tidak merusak bunga yg diserbukinya. Suhu Cheng Yen kita dari Buddha
Tzu Chi memdirikan rumah susun cengkareng, apakah ada usaha diam2 utk
membuddhiskan para eks kali angke itu? bagi sembako di south carolina
kepada warga amerika (saya baru pertama liat bule ngantri sembako yg
dibagiin orang asia),apakah disisipin misi agama? dll.
yang muncul dialog yg jujur, ya jujur. kepercayaan satu sama lain.
Ko Agoan jangan salah mengerti, yg saya mo stop adalah propaganda ala
CNN.tolong buka juga www.anticnn.com
aniwei, kristen-katolik itu bukan kita punya.mereka punya bagus,kita
punya juga bagus! kalo duka kita pake putih/blacu makan samseng
.mereka pake hitam makan angin eeh makan bunga.sama bagusnya kan.
Ko Agoan, ayo kita pelajari dan hayati ajaran agama nenek moyang kita.
jika David Beckham ato Harisson Ford saja mendapat manfaat dari
buddhist values  way of life, gimana dengan kita sebagai ahli warisnya.

Mulyawan Lie


  
 coba kita banding apel to apel,
 ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih
 tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning,
 Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata
 kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau
 orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
 kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
 kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
 demanding...megalomania... di setip
 Mulyawan Lie
 
  Recent Activity
  23New Members
 Visit Your Group 
 Moderator Central
 Get answers to
 your questions about
 running Y! Groups.
 Yahoo! Groups
 Wellness Spot
 A resource for living
 the Curves lifestyle.
 Best of Y! Groups
 Discover groups
 that are the best
 of their class..





[budaya_tionghua] salam kenal

2008-09-25 Terurut Topik ruslan tan
salam kenal , saya member baru yg ingin mempelajari kebudayaan tionghua


  
___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
modie en teamnya mas Danar. Kita dah biasa nyebut diri buayawan
daripada budayawan hehehehehehehe

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote:
 
  gak ada yg lebih pinterlar , wong masing2 ada kelebihan khan hehehe
  
  baidewai nanti ada rencana malem takbiran itu para buayawan tionghoa
  mo pada ngumpul dirumah owe. Minat ikutan gak ? Khan deket tuh
  
 
 
 *** Pakde, buayawan Tionghoa itu apa ya?
 
 Mohon lentera
 
 Salam
 
 danardono





Re: [budaya_tionghua] Re: Restoran Vegetarian.

2008-09-25 Terurut Topik agoeng_set
Om, menurut g seh dunia ini butuh keselarasan dan keseimbangan yg sudah 
tersedia n diatur oleh alam. Tidak makan daging sama sekali hanya akan merusak 
rantai makanan. Kenapa ternak dipaksa sampe produksi sebanyak n seintensif 
skrg? Krn semua org mkn daging jarang yg doyan sayuran sehingga kebutuhan 
daging diatas pasokan daging secara alami oleh karena itu berbagai macam usaha 
dilakukan untuk memacu pasokan daging yg seperti telah anda sebutkan efeknya. 
Hal itu juga akan terjadi jk semua org makan sayuran dan stop makan daging. 
Produsen n ilmuwan akan berlomba2 memacu produksi sayuran yg bahkan saat ini 
pun sudah memakai berbagai macam racun, hormon dan rekayasa gentik laennya, 
belom lagi efek rumah kaca dr pertanian juga dianggap sebagai pemacu pemanasan 
global. Disisi laen coba anda bayangkan jika semua ayam2, kerbau, babi, anjing, 
sapi, kambing dll tidak ada yg mkn, bagaimana? Mereka akan berkembang biak 
dengan cepat. Trus dikota2 akan berkeliaran. Kotor n tidak higenis. Blom lagi 
jumlah  mamalia yg meningkat berkali2 lipat akan menyebabkan bumi tidak sanggup 
produksi makanannya ditambah pula manusia juga ikut rebutan taneman ama sapi, 
kuda, kambing n sejenisnya. Akhirnya akan ada kontrol populasi hewan melalui 
pembunuhan n steril seperti yg telah terjadi di beberapa negara barat ( sy lupa 
hewan apa n dimana) utk steril dibutuhkan biaya yg sangat besar n jika harus 
dibunuh? So kenapa harus dibiarkan busuk dagingnya? Mending kita nikmati ramai2 
donk daripada mubasir. Btw g dukung perkembangan secara alamiah bukan produksi 
makanan apapun baik daging n sayuran melalui rekayasa genetik.   
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Santo Putra [EMAIL PROTECTED]

Date: Wed, 24 Sep 2008 07:42:20 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Restoran Vegetarian.


Mas Agoeng Yang Bijaksana.

Begini ceritanya, sebagaimana dengan diskusi kita pada bulan lalu tentang 
Pemanasan Global dan Vegetarian, yang mana menurut data satelit terbaru yang 
dikutipdari artikel bulan Desember
2007, peneliti iklim Dr.H.J.Zwally dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika 
Serikat (NASA) memprediksi bahwa hampir semua es akan lenyap dari Kutub Utara 
pada akhir musim panas 2012. Bilamana semua es di kutub mencair, maka lautan 
akan menjadi panas,
lalu gas metana yang membeku didasar lautan akan mencair dan menguap dari 
lautan, gas beracun tsb sangat banyak dan cukup untuk
membunuh semua makluk hidupdidunia ini.Lalu apa hubungannya dengan pola makan 
vegetarian ?
Pada November 2006 PBB telah merilis laporan mengejutkan yang berhasil
membuka mata dunia bahwa ternyata 18% dari emisi gas rumah kaca datang
dari aktifitas pemeliharaan ayam, sapi, babi, dan hewan-hewan ternak
lainnya. Di sisi lain, mobil, sepeda motor,
pesawat terbang, dan semua sarana transportasi lainnya hanya menyumbang
13% emisi gas rumah kaca. Bayangkanlah kenyataan ini: Ternyata
penghasil utama emisi gas berbahaya yang mengancam kehidupan planet
kita saat ini bukanlah mobil, sepeda motor, ataupun truk dan bus dengan
polusinya yang menjengkelkan Anda. Tetapi emisi berbahaya itu datang
dari sesuatu yang nampak sederhana, tidak berdaya, dan nampak lezat di meja 
makan Anda. Yaitu daging!
Hewan-hewan ternak seperti sapi adalah polutan metana yang signifikan.
Sapi secara alamiah akan melepaskan metana dari dalam perutnya selama
proses mencerna makanan. Metana adalah gas dengan emisi rumah kaca yang
23 kali lebih buruk dari CO2. Dan miliaran hewan-hewan ternak di
seluruh dunia setiap harinya melakukan proses ini yang pada akhirnya
menjadi polutan gas rumah kaca yang signifikan. Tidak kurang dari 100
milliar ton metana dihasilkan sektor peternakan setiap tahunnya!
Limbah berupa kotoran ternak mengandung senyawa NO (Nitrogen Oksida)
yang notabene 300 kali lebih berbahaya dibandingkan CO2. Jumlah yang luar biasa 
besar itu membuat sebagian besar kotoran
tidak dapat di proses lebih lanjut menjadi pupuk atau hal-hal berguna
lainnya, akhirnya yang dilakukan oleh pelaku industri peternakan modern
adalah membuangnya ke sungai atau ke tempat-tempat lain yang akhirnya
meracuni tanah dan sumber-sumber air. Kontribusi gas NO dari
sektor peternakan sangatlah signifikan!
Metana dan Nitro Oksida yang berasal dari sistem pencernaan dan kotoran hewan 
menghasilkan emisi gas rumah kaca lebih hebat dari semua mobil,kereta api, dan 
pesawat digabungkan.- Menurut majalah ilmiah Physics World (Dunia Fisika) 
terbitan bulan
Juli 2005, fisikawan Inggris, Alan Carverd, mengusulkan suatu cara yang
sederhana untuk menghentikan pemanasan global, yaitu berhenti makan
daging. Walaupun Carverd bukan seorang vegetarian, ia mengakui
pemborosan terbesar dari sumber alam dan energi disebabkan oleh
meningkatnya jumlah ternak hewan untuk dimakan.Dan banyak lagi hasil riset para 
ilmuwan lain yang kesemuanya berkesimpulan bahwa solusi tercepat untuk 
menyelamatkan planet kita ini adalah berhenti makan daging 

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik agoeng_set
Mau nolong org liat agamanya dulu? Itu nolong org apa nolong agama yah? 
Kayaknya seh itu org yg sok beragama lagi pamer kalo dia udah beragama. Hehehhee
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]

Date: Wed, 24 Sep 2008 21:58:15 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


Kabar saya baik-baik saja pak Danar, bulan depan kita basuo

Kalo sumbangan mah pasti di terima, duit kan ga kenal agama, yang pasti 
kalo orang beragama pertama kali Harus wajib berterimakasih sama Tuhan dulu, 
ama yang nolongin mah nomor sekian, padahal bisa jadi yang nolongin itu 
kafir / atheis, jadi apa Tuhan mengulurkan tangannya melalui orang yang kaga 
percaya sama Dia?



- Original Message - 
From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, 23 September, 2008 20:07
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


 Begitulah mas L. Yahoo (ehhh ngomong ngomong apa kabar ente, alah
 lamo tak basuo, ngumpet mulu nihhh?).

 Andaikan kita kena musibah, setengah hidup (lebih enak dengarnya
 daripada setengah mati), misale kena musibah tsunami, rangkul anak
 kita tahu tahu ketangsang dipohon beringin, setelah badai usai.

 Kemudian datang orang asing. Menolong kita penuh kasih, sambil
 membawa makanan dan obat obatan, membawa kita ke tenda untuk dirawat
 dan diobati. nah, apakah anda

 a) per-tama tama tanya apa agama mereka, baru nama mereka, baru
 terimakasih?

 b) apakah anda tolak semua bantuan, setelah tahu, mereka bukan
 anggauta agama anda?

 Kita jawab ini didalam hati kita masing masing. Kita akan segera
 maklumi, bahwa kemanusiaan tak mengenal beda agama, tak mengenal beda
 definisi Tuhan, tak mengenal organisasi keagamaan (misale gereja anu,
 gereja anu atau gereja anu).

 Dari manusia untuk manusia. Inilah kedamaian sejati.

 Salam

 Danardono







 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

 Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu,
 juga suku
 ya untuk apa nanya2?

 Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena
 gampar



 - Original Message - 
 From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis
 Sekalipun


  Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
  business, katanya.
  Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.
 
  Susah juga ya berinteraksi
 
  Salam,
  Dedy
 
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@
  wrote:
 
  Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain
 dengan
  pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
  mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
  tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
 
 
 
- Original Message - 
From: Tantono Subagyo
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis
  Sekalipun
 
 
Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama
  tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc.  Ateis
  adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat
  pribadi jadi monggo mawon.  Bagi saya ateis dapat diibaratkan
 sebagai
  air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali.  Jadi
 kalau
  air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah
  koeksistensi damai.  Salam, Tantono
 
 
 
 
  
 
  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
 
  .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
 
  .: Pertanyaan? Ajukan di
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
 
  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua
 http://iccsg.wordpress.com :.
 
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 




 

 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 Yahoo! Groups Links



 





Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS

2008-09-25 Terurut Topik Fy Zhou
Mungkin saya salah mengingat tahunnya, ingatan saya tahun jatuhnya suharto adalah 1997.

Jika tahun 1997 memang dianggap mewakilOrde baru, Berarti memang benar, HTS tetap menyimpulkan, tak ada yang salah dengan kebijakan Cina yang dijalankan orde baru, karena Orde Baru telah membuat nasib Tionghoa Indonesia ke arah yang lebih baik dibanding zaman Orla! Jadi kita orang Tionghoa harus berterimakasih pada HTS dan LPKB yang telah mengkonsep kebijakanCina yang dijadikan pegangan penguasa Orde baru.

Benar! Harry Tjan Silalahi sama sekali tak berubah dengan konsep pembersihan budaya Tionghoa!
Apakah bisa ditafsirkan secara lain? Omongannya ini dilontarkan di muka umum,mestinya bukan gosip.

Salam,
ZFy


- Original Message From: Prometheus [EMAIL PROTECTED]To: budaya_tionghua@yahoogroups.comSent: Thursday, September 25, 2008 11:04:33 PMSubject: RE: [budaya_tionghua] HTS di CSIS



Ya, saya termasuk yang bingung. 

Kalau dilihat statement : 
"Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu (1998), pada tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun 1945-1950"

Saya mengartikan bahwa
(1) Periode 1998-2008 (orde reformasi sekarang), tionghoa mengalami perkembangan nasib lebih baik
(2) Periode 1965-1997 (orde baru), tionghoa mengalami perkembangan nasib lebih baik
(3) Periode 1945/50-1964 (orde lama), tionghoa mengalami perkembangan nasih lebih baik

dimana masalahnya ? saya tidak melihat adanya upaya mengubah-ubah loncatan tahunnya, atau menghilangkan era tertentu, atau menutup-nutupi borok orba. Mohon penjelasan. 

Prometheus




From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy ZhouSent: Thursday, 25 September, 2008 11:30 AMTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. comSubject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS


Setelah saya simak teliti tulisan Uly, saya bisa yakin bahwa kutipan yang saya dapat ttg HTS memang benar adanya.

Mungkin banyak teman yang bingung, apa yang jadi masalah?

Mungkin banyak yang tak memperhatikan, dari ucapannya, dia sengaja melakukan pengaburan masalah, dengan cara membuat loncatan waktu yang tak konsisten. dari 2008 mundur ke 1998 (10 tahun), dari 1997 langsung loncat ke 1965 (32 tahun!), setelah itu 1964 mundur ke 1950 ( 14 tahun). Dari sini terlihat, dia sengaja menghilangkan era tahun 1966 - 1997, zaman emasnya Orde baru! 

Padahal periode 32 tahun orde baru adalah periode yang sangat penting menyangkut nasib Tionghoa Indonesia, di periode ini terjadi banyak perubahan kebijakan Tionghoa yang Dramatis! Mengapa justru diloncati dan tak diberi penilaian sma sekali, lebih baikkah lebih burukkah? Jika mengikuti logika tahunnya, seharusnya dia menyisipkan Tahun 1997ke1981, dan 1980 ke 1965! sedangkan dia langsung loncat ke 1965, angka 1965 ini dipilih dengan sadar, ini adalah zaman akhir Orla! Jika orang yang tak tahu sejarah Indonesia mendengar ucapan HTS ini, logika bahasanya pasti membuat dia berkesimpulanbahwaTahun 1980otomatis lebih baik dari tahun 1965, Orba membuat kemjuan dibanding Orla dalam hal nasib orang Tionghoa!

Dari sini jelas terlihat, HTS sengaja menyembunyikan borok2 Orba, dia menghindar untuk membuat penilian!!!

Salam,
ZFy




- Original Message From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] net.idTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. comSent: Thursday, September 25, 2008 12:31:25 AMSubject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS


Lho,tadi pagi, 14 jam sebelum munculnya posting Zhou-heng ini, kan sudah muncul posting-nya Ul-djie,yang menceritakan kehadirannya di acara itu, termasuk kesannya (yang positif) pada Harry Tjan.



Tetapi, anyway,daripada terbengong-bengong, mengapa tidak ditanya-pastikan (dikonfirmasikan) saja pada sang pembawa issue?



Wasalam.



 - - - -




- Original Message - 

From: Fy Zhou 

To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 

Sent: Wednesday, September 24, 2008 11:09 PM

Subject: [budaya_tionghua] HTS di CSIS








Kawan2,



Saya ingin tahu, apakah ada yang hadir acara bedah buku di CSIS kemarin?

Saya mendapat informasi, dalam acara tersebut orang yang punya inisial HTS telah membuat pernyataan seperti di bawah ini:

"Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu (1998), pada tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun1945-1950"



Saya ingin konfirmasi! Benarkah semua ini



Salam Bengong

ZFy



.
_._,___ 


No virus found in this incoming message.Checked by AVG - http://www.avg. comVersion: 8.0.169 / Virus Database: 270.7.2/1690 - Release Date: 25/9/2008 7:05 AM



  

RE: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia

2008-09-25 Terurut Topik agoeng_set
So wat gitu lho? Emangnya pemerintah sapa? Sampe bisa nentuin mana yg agama 
mana yg bukan? Di amsel n eropa aja banyak yg ngaku agamanya maradona n sepak 
bola tuh..
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: roni Wijaya [EMAIL PROTECTED]

Date: Thu, 25 Sep 2008 13:49:04 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama 
Khonghucu di Indonesia




mas tentang konghucu 
konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan
dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan 


- Pesan Asli 
Dari: POSTMOmail [EMAIL PROTECTED]
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 13:19:31
Topik: Re: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama 
Khonghucu di Indonesia

Menurut saya:
Konghucu menjadi agama di Indonesia karena bumi indonesia tidak memperkenankan 
ajaran diluar 'kemasan agama.
Jaman baru merdekanya indonesia masih terdapat istilah agama (religion)  
kepercayaan (faith/way of life).
Beberapa dekade dari Indonesia merdeka, istilah kepercayaan tersebut 
dihilangkan/tidak diakui lagi.
Dogma yang menciptakan stigma tersebut berbuntut panjang dan dalam hingga 
kedalam pribadi rakyat Indonesia saat ini.

Bagi saya:
Konghucu bukan agama.

Cheers,
Postmo



- Original Message 
From: kris tan [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 25, 2008 11:22:06 AM
Subject: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu 
di Indonesia



Untuk bung ES dan kawan-kawan yang ingin mengetahui informasi tentang 
perjalanan sejarah Khonghucu di Indonesia. saya lampirkan tulisan dari sahabat 
saya Heriyanto Yang. 

Mudah2an bisa bermanfaat

Trims

# Tan


Sejarah dan posisi hukum keberadaan Konfusianisme di Indonesia setelah 
Proklamasi Kemerdekaan 
(Oleh: Heriyanto Yang, Yogyakarta) 
  
Latar belakang sejarah di zaman kolonial 
Orang Tionghoa diyakini telah mendiami tanah Indonesia, yang pada zaman dahulu 
dikenal sebagai kepulauan Nusantara, sejak abad ke-3 Sebelum Masehi. 
Sebagaimana halnya umumnya kelompok-kelompok imigran manapun di belahan dunia 
lain, mereka datang dengan membawa serta budaya, adat istiadat, kepercayaan, 
dan nilai-nilai yang mereka anut; tak ketinggalan pula tentunya rasa afinitas 
terhadap tanah asal mereka. Demikianlah proses tersebut berlangsung selama 
berabad-abad. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Konfusianisme telah 
menanamkan akarnya di tanah Indonesia sejak saat itu. Namun pada awalnya ia 
lebih merupakan nilai-nilai, kepercayaan, dan praktek pribadi yang longgar 
daripada sebagai sebuah agama baku masyarakat ataupun gerakan sosial. Barulah 
pada awal tahun 1990-an, usaha untuk membuat Konfusianisme sebagai sebuah 
gerakan sosial masyarakat yang terorganisasi baik mulai dilakukan. Pada tahun 
1900 berdirilah Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) di Batavia
(sekarang Jakarta). Pulau Jawa, yang merupakan pulau utama Indonesia dan pulau 
di mana Batavia berada, kala itu merupakan sebuah daerah jajahan Belanda, 
sebagaimana kebanyakan daerah lain yang sekarang merupakan bagian dari 
Indonesia. Daerah-daerah jajahan ini secara keseluruhan disebut Hindia Belanda 
dan diperintah oleh seorang Gubernur Jenderal dari Belanda yang berkedudukan di 
Batavia. Dengan tujuan utama melakukan pembaharuan serta meningkatkan pemahaman 
dan penghargaan terhadap Konfusianisme di kalangan masyarakat Tionghoa di 
Hindia Belanda, pendirian THHK diresmikan oleh Gubernur Jenderal pada tanggal 3 
Juni 1900. Pada tahun 1942, Belanda hengkang. Sejak saat itu, wilayah Hindia 
Belanda menjadi daerah pendudukan Jepang hingga tiga tahun setelahnya.  
  
 dipotong --



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links




___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/


Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: [budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee

2008-09-25 Terurut Topik agoeng_set
Tul n setuju banget, sekolah yg terjangkau n berkualitas, bukan skolah jor2an 
yg hasil iklan n ga jelas. G yg belo kawin aja pusing klo dengerin biaya skolah 
skrg. Masa klo dah punya anak dimasukin ke madrasah n sdn( kesannya murah n 
gratis yah, bukan pelecehan kualitas) serem oiy.
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED]

Date: Thu, 25 Sep 2008 15:25:33 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Suatu Himbauan : Khong Kauw Hwee yang patut dibanggakan Re: 
[budaya_tionghua] Khong Kauw Hwee


Yg diperlukan saat ini bukan sekolah tionghua, sekolah katolik atau sekolah
yg berdasarkan ras, sektarian atau apapun juga bentuk yg mengecankan
kelompok tertentu... segalanya diperbolehkan.. tapi yg diperlukan adalah
sekolah yg biayanya dapat terjangkau kalau perlu gratis dengan tidak
meninggalkan qualitas pengajarannya.. buat apa sekolah tionghua kalau hanya
menjadikan tionghua menjadi manusia2 yg eksklusif ??..



salam

seng goan 

 

---Original Message---

 

 

..disetip

 

Tapi saya lebih setuju mendirikan sekolah Tionghoa, bukan sekolah Khonghucu.
bedanya sekolah Tionghoa menanamkan pendidikan budaya lewat bahasa yang utuh
 bukan lewat salah satu ajaran/agama yang lebih sempit. mengenai bentuknya
ya tak perlu mengulang sekolah tionghoa zaman dulu. bentuk sekolah 3 bhs
saya kira paling ideal.

 

Salam budaya

ZFy 

 

















 

 


RE: [budaya_tionghua] Re: Buat postmo, tentang Khonghucu

2008-09-25 Terurut Topik agoeng_set
Coba kong ardian pake bahasa tertulis yg agak mudah dicerna yah, puyeng baca 
istilah aneh lo, heheheheehe
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]

Date: Thu, 25 Sep 2008 09:02:13 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Buat postmo, tentang Khonghucu


ehem sebenernya kalu liat dari kata JIAO yg artinya ajaran, semua yg
pake kata JIAO itu ajaran. Contohne Hui jiao, Jidu jiao, Jing Jiao, Fo
jiao, Ru jiao, Dao jiao de el el.

Sekarang ini di Daojiao yg ngaku agama asli di Tiongkok, padahal mah
nurut aye gak isa getu maksain. Soalne biar gimana aturan berkabung,
dukacita, pemakaman, perkawinan de el el gak bakalan lepas dari kitab
Li Ji. Nah kitab Li Ji khan dah diakuin sebagai kitab aliran KHC, mo
itu KHC sebagai agama kek or KHC sbg filsafat.

Jadi kita ini saat ngeliat kata agama sebenernya otak kita ini
ngeliatnya dari sudut ape seh ? 

Nurut aye seh terms kata jia kayak di ru jia, daojia, fo jia lebih
cocok kearah filsafat or kerennya ngkale teologi getu.
Masalahnya satu, kayak Qingshong guan Hongkong ada Daojiao Shenxue or
Theology Taoism he menarik seh soalne beda ama dao jia
punya prinsip yang ada.

Ngkale kalu gw pake terms kata jiao itu mencakup urusan lu mati, lu
idup, lu darimana, kemana
kalu kata jia tjoema urusan lu dibumi. Jiao ada ritual, kalu jia gak
ada ritual yg ada kontemplasi getu lho

Walau sebenernya gak pas jg kalu jia ama jiao dibedain kayak getu.

sorry kalu aye keliatan belagak menggurui senior2 disini neh
 
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Halo tan,
 
 Jika anda lebih mempelajari dalam lagi secara filsafat (jangan
Dogma, karena dogma bersifat super subjektif)
 Kongzi pribadi pernah menyatakan bahwa dia bukanlah nabi, dan
ajarannya juga bukan agama, dia (Kongzi) hanya melanjutkan ajaran dari
masa yang sudah ada sebelumnya(secara demografi, geografi)  itu sudut
pandang saya dari bahasan literartur dalam lingkup 'agama'
 
 Saya tidak mencampuri keyakinan anda! Secara pribadi saya tidak
peduli anda mau menganggap KHC itu agama atau bukan, saya tidak
menyalahkan ataupun me'sial'kan. Pribadi saya sebagai confucians bahwa
keyakinan yg saya pegang itu adalah filsafat jalan hidup (bukan
agama), dan anda telah mencampuri keyakinan saya terhadap KHC saya.
 
 Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap
keyakinan saya?? Apa bisa saya sebut anda sebagai Super Sial??
 
 Bukankah ada kata2 dari KHC What you don't like, don't do to
others? Tapi anda telah melanggarnya.. :D Gimana nih??
 
 Cheers,
 Postmo
 
 
 
 
 - Original Message 
 From: kris tan [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, September 25, 2008 3:18:36 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu
 
 
 
 Buat Postmo,
  
 Adalah hak anda menyatakan Khonghucu itu bukan agama, tapi bagi para
penganutnya didalam konteks Indonesia Khonghucu diposisikan seperti
Kristen,Islam, Budha dll.
 dan para penganut Khonghucu menolak keras jika disebut Budha atau yg
lainnya
 Dan kebetulan pemerintah juga mengakui itu. 
  
 Mungkin bagi orang lain agama yang dianut oleh Postmo juga bukanlah
merupakan agama atau apapun namanya.
  
 Jadi betapa sialannya anda mencampuri urusan keyakinan orang lain
  
  
 regards
  
 # Tan






[budaya_tionghua] Re: Buat postmo, tentang Khonghucu

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
gini bang dari jaman doeloe itu yg disebut agama itu pake kata jiao.
Artinya ya ajaran bisa or agama jg bisa.

Nah sekarang kita liat sebutan2nya yg pake buntut jiao, kayak Ru
jiao=agama Khc, Dao jiao= agama Tao, Jing jiao= agama Kristen
Nestorian, Moni jiao= agama Mani, Fo jiao= agama Buddha, Hui jiao/yi
she lan jiao= agama Islam.
Nah itu kalu jiao yg ajaran gw artiin agama khan bisa. Ajaran jg bisa
khan. Nah yg nurut konteksnya jiao itu sbenernya berkaitan ama
moralitas ama tata krama. Kadang penggunaan bhs mandarin mesti diliat
kondisinya, misalnya kalu gw bilang si A mei you jia jiao yg artinya
si A itu gak ada ajaran tata krama/sopan santun yg diajarin
dikeluarga. Khan lucu kalu dipaksain itu kata jiao = filsafat or agama.

Selain ada sebutan jiao jg ada sebutan jia, nah banyak org yg sebut Ru
jia, Dao jia , Bing jia , Nong jia seolah2 itu adalah aliran filsafat
doang, tapi lupa kali ada yg disebut Fo jia-filsafat Buddhisme. Nah
kalu kata filsafat itu dipake, artinya Buddhisme tuh bukan agama
tapi filsafat khan ?
Maksud kata jia bisa diartikan filsafat yg lebih menyentuh kearah
kehidupan manusia, interaksi dgn alam dsbnya tanpa ada tata cara
ritual segala macem. So kalu jia itu lebih kearah kontemplasi or
perenungan makna2nya en gak ada ritualnya. Lebih kearah bagaimana
membentuk manusia yg lebih afdol or jg lingkungan yg lebih afdol dan
ada pembahasan metaphysic biar gak semua aliran jia ngebahas itu.

Kalu jiao so pasti ada ritualnya. Dan ritualnya sebenernya terkait
sama 3 kejadian besar manusia, lahir, menikah dan mati.
Selain itu jg ada ritual yg berkaitan dgn bencana manusia dan alam
khan, boleh itu pake istilah doa kek pasang hio kek or bakar hu kek.
Juga interaksi manusia sama kekuatan yg walahualam jg penghormatan
kdp yg ngkale lebih tinggi dari kite2 ini.

Belakangan waktu abad ke 18 baru ada sebutan yg bener2 ngebedain AGAMA
nurut konsep samawi hehehehehehehehe
Ampe katanya Liang Qichao mau bikin agama KHC ala Samawi tuh.

Di Hongkong, Qingsong daoguan didiriin Daojiao shenxue soalne nurut
mereka kagak ada theology Taojiao. Nah loe gimana tuh yg belajar
daojiao shenxue debat ame yg belajar daojia diabad 21 ini ?
Bisa gak nyambung ntar soalne yg ngerasa dirinya daojia abad 21 ini
patokannya paling 3 buku doang kayak DDJ, Zhuang Zi, Huainan Zi.
Gimana kalu yg jebolan Daojiao shenxue bahas Taishang Laojun Kai Tian
jing ? Khan seru ngotot2an hehehehehehehehe

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Coba kong ardian pake bahasa tertulis yg agak mudah dicerna yah,
puyeng baca istilah aneh lo, heheheheehe
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
 
 Date: Thu, 25 Sep 2008 09:02:13 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Buat postmo, tentang Khonghucu
 
 
 ehem sebenernya kalu liat dari kata JIAO yg artinya ajaran, semua yg
 pake kata JIAO itu ajaran. Contohne Hui jiao, Jidu jiao, Jing Jiao, Fo
 jiao, Ru jiao, Dao jiao de el el.
 
 Sekarang ini di Daojiao yg ngaku agama asli di Tiongkok, padahal mah
 nurut aye gak isa getu maksain. Soalne biar gimana aturan berkabung,
 dukacita, pemakaman, perkawinan de el el gak bakalan lepas dari kitab
 Li Ji. Nah kitab Li Ji khan dah diakuin sebagai kitab aliran KHC, mo
 itu KHC sebagai agama kek or KHC sbg filsafat.
 
 Jadi kita ini saat ngeliat kata agama sebenernya otak kita ini
 ngeliatnya dari sudut ape seh ? 
 
 Nurut aye seh terms kata jia kayak di ru jia, daojia, fo jia lebih
 cocok kearah filsafat or kerennya ngkale teologi getu.
 Masalahnya satu, kayak Qingshong guan Hongkong ada Daojiao Shenxue or
 Theology Taoism he menarik seh soalne beda ama dao jia
 punya prinsip yang ada.
 
 Ngkale kalu gw pake terms kata jiao itu mencakup urusan lu mati, lu
 idup, lu darimana, kemana
 kalu kata jia tjoema urusan lu dibumi. Jiao ada ritual, kalu jia gak
 ada ritual yg ada kontemplasi getu lho
 
 Walau sebenernya gak pas jg kalu jia ama jiao dibedain kayak getu.
 
 sorry kalu aye keliatan belagak menggurui senior2 disini neh
  
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, POSTMOmail postmomail@ wrote:
 
  Halo tan,
  
  Jika anda lebih mempelajari dalam lagi secara filsafat (jangan
 Dogma, karena dogma bersifat super subjektif)
  Kongzi pribadi pernah menyatakan bahwa dia bukanlah nabi, dan
 ajarannya juga bukan agama, dia (Kongzi) hanya melanjutkan ajaran dari
 masa yang sudah ada sebelumnya(secara demografi, geografi)  itu sudut
 pandang saya dari bahasan literartur dalam lingkup 'agama'
  
  Saya tidak mencampuri keyakinan anda! Secara pribadi saya tidak
 peduli anda mau menganggap KHC itu agama atau bukan, saya tidak
 menyalahkan ataupun me'sial'kan. Pribadi saya sebagai confucians bahwa
 keyakinan yg saya pegang itu adalah filsafat jalan hidup (bukan
 agama), dan anda telah mencampuri keyakinan saya terhadap KHC saya.
  
  Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap
 keyakinan 

[budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
mbak,

owe ada kenal satu org yg ampe sekarang masih idup en jg anggota LVRI.
Dia itu org yg pegang tradisinya, org kelenteng pulak. Ngerti banyak
hal yg terkait ama budaya Tionghoa.
Apa itu org orientasi ke Indonesiaannya TIDAK TOTAL ?
Dia jg yg ajak gw gabung ke satu organisasi yg orientasinya ke Indonesia.

Jg di Cilacap ada tokoh kelenteng yg jg pahlawan kemerdekaan.

So gini aja, kenapa seh ente mesti muter2 silat lidah. Mau pake gaya
timpuk timur kagetin barat yg katanya itu gaya ilusi mati ?
Wow itu mah gaya 36 siasat lage jaman ilusi mati aje belon jadi kadal.

Kayaknya itu HST ama Sindhunata ada dendem sama budaya Tionghoa or mrk
bawa misi tersembunyi yg dititipin ama ilusimati ?

Nah kalu dah logical phallmasi mestinye ente lawan dong gak usah
muter2 hehehehehehehehehe

Mak gw lage pesen neh boekoe yg ceritain betapa aufkelaut yg dapet
sumbangan gede2an dari filsafat Tiongkok. Itu jg terbitan Chicago
university alias bikinan bule tuh.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Prometheus
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya tidak akan mengomentari dulu HTS dan politiknya, tapi ada satu
 pengambilan kesimpulan yang menarik, yang mungkin bisa dipelajari
bersama. 
 
  
 
 Dibawah, ada disebutkan :
 
 (1)   Sindhu memang dibesarkan tanpa ada warna budaya ketionghoaan
budaya
 babah sehingga orientasi keindonesiaan-nya memang total.
 
  
 
 Kemudian ada penarikan kesimpulan sbb : 
 
 (2)   orang yang 'masih dibesarkan dalam warna budaya ketionghoaan'
maka
 orientasi keindonesiaannya tidak akan total, akan terpecah
 
  
 
 Umumnya kita akan melihat ini sebagai penarikan kesimpulan yang
benar dan
 logical, padahal tidaklah demikian. 
 
 Mengapa ? Mari kita lihat pelan-pelan. 
 
  
 
 Pertama, kita bisa tulis ulang statement pertama diatas sbb :
 
  Jika orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, maka orientasi
 keindonesiaan-nya total
 
  
 
 Sekarang, untuk mempermudah, kita definisikan 
 
 P=orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, dan 
 
 Q=orientasi keindonesiaan-nya total
 
  
 
 Kalimat tersebut diatas, kemudian, dapat saya tuliskan kembali
menjadi  
 Jika P, maka Q 
 
 (mungkin yang masih ingat pelajaran LOGIKA di SMP/SMA(?) boleh mulai
 bernostalgiahehe J) 
 
  
 
 Nah, di dalam Ilmu Logika, sebuah premise Jika P, maka Q dapat
 di-transposisi-kan menjadi  Jika Tidak Q, maka Tidak P yang masih
 mempunyai nilai kebenaran yang sama. Tapi premise tersebut (Jika P
maka Q)
 tidak bisa diubah menjadi Jika tidak P, maka tidak Q
 
  
 
 JADI, dari kalimat atau premise  Jika orang dibesarkan tanpa warna
budaya
 ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan-nya total, secara logika
dapat
 saja diambil kesimpulan bahwa Jika orientasi keindonesiaan-nya
tidak total,
 maka orang tsb dibesarkan dengan warna budaya ketionghoaan 
 
  
 
 Tapi BUKANLAH : 
 
  Jika orang dibesarkan dengan warna budaya ketionghoaan, maka orientasi
 keindonesiaan-nya tidak total
 
  
 
 Penarikan kesimpulan cara seperti ini adalah salah satu bentuk logical
 fallacy. 
 
  
 
  
 
 Prometheus
 
  
 
  
 
  
 
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS
 
  
 
 
 AW:
 
 Selama saya kenal pak Harry Tjan tampaknya dia baik baik saja tentang 
 Tionghoa. 
 
 KH:
 
 Saya tidak kenal pak Harry Tjan. Tapi saya tidak sependapat dengan
 tulisannya di Kompas ketika sahabatnya meninggal:
 
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/14226
 
 kutipan:
 
 Semenjak muda sebagai mahasiswa hukum, Ong Tjong Hay, nama pemberian
 orangtua, yang kemudian berubah menjadi Kristoforus Sindhunata, secara
 konsekuen menunjukkan komitmennya untuk menjadi patriot Indonesia,
meskipun
 dia tumbuh dalam lingkungan pergaulan dan pendidikan Belanda.
 
 Dia sekolah di HBS dan mempunyai status hukum sebagai gelijkgesteld,
orang
 yang disamakan dengan golongan Eropa atau sebagai londo godong.
Sebenarnya
 sikap dasarnya itu tidak mengherankan karena dia adalah putra kedua dari
 tiga bersaudara dari Dr Ong Hok Lan yang semenjak masa kuliahnya di
 Nederland selalu berada di kalangan Persatuan Pelajar Indonesia yang
 mendambakan Indonesia merdeka.
 
  Dengan demikian, Sindhu memang dibesarkan tanpa ada warna budaya
 ketionghoaan budaya babah sehingga orientasi keindonesiaan-nya
memang total.
 Tidak mangrotingal, tidak mendua terpecah perhatian dengan loyalitas
mana
 pun. Dia adalah monoloyalis Indonesia, baik secara politis, sosial,
maupun
 kultural.
 
  
 
 Tulisan di atas seakan-akan mengatakan orang yang 'masih dibesarkan
dalam
 warna budaya ketionghoaan' maka orientasi keindonesiaannya tidak
akan total,
 akan terpecah. Menurut HTS orang yang sekolah di HBS dan mempunyai
status
 hukum sebagai gelijkgesteld, orang yang disamakan dengan golongan
Eropa atau
 sebagai londo godong, akan lebih nasionalis daripada orang yang
'dibesarkan
 dalam warna budaya Tionghoa'.
 
  
 
 Pernyataannya ini amat merendahkan orang yang 'dibesarkan dalam
warna budaya
 Tionghoa' karena nasionalisme seseorang tidak ditentukan oleh 'warna
budaya'
 atau 'status hukum' atau 

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
gini ya, nurut owe seh yg namanya nobel perdamaian itu lebih banyak
unsur politiknya. Contohnya Dalai Lama yg dpt nobel perdamaian.

Sepanjang owe baca cerita Mother Theresa gak ada tuh niatan
mengkristenkan or mengkatolikkan yg menderita.
Malah kalu baca sekilas soal buku hariannya, batinnya selalu bergulat
dan banyak yg gak sejalan sama dogma lho.

Perjalanan Mother Theresa sama kayak Zheng Yan fashi dari Taiwan, mrk
melihat penderitaan org dan bisa merasakan penderitaannya tuh.
Pernah denger Florence Nightangle ? sorry kalu salah nulis ya, kurang
lebih khan getu. 

Kalu pake istilah DDJ ya bisa aja ada di Alkitab lho, itu lho yg
tangan kanan ngasih yg kiri gak boleh tau. Sama aje seh intinye nurut gw.
Or kalu gw pake bahasa preman, kalu nolong org itu kayak berak, dah
dibuang udah jgn dikorek2 lage. Jg inget kalu org gak berak2 bakalan
sakit perut en badannya keracunan, so anggep aje nolong org itu hal yg
alami or zhiran kalu kata ngkong Laozi.

Getu aje dah koment dari owe.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 coba kita banding apel to apel,
 ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih
 tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning,
 Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata
 kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau
 orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
 kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
 kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
 demanding...megalomania.
 sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja
 sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca...
 intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan
 mesjid.seru.. ada bakar bakaran juga, kecil2an sih.
 ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao
 de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet
 Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak
 Tantono si Mr. Rambo Bush di washington.
 ... yang ada cuma budaya.
 
 Mulyawan Lie
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
 tantono@ wrote:
 
  Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
 saya juga
  anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
  penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
 Ahmad Gaus
  dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen
 Indonesia
  benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
 semua orang
  mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
 kedamaian
  dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu
sudah
  sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. 
 Selama ini
  saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
 percaya bahwa
  orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
 sesat,
  atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan
orang
  Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen
mula-mula juga
  karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
 Teresa
  yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono
  
  
 





[budaya_tionghua] Re: Ada Beberapa Aliran Vegetarian? (Was: Ndak Mesti Pake Daging Palsu.)

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
sebenernya kalu ciak cai itu dah dikenal dari jaman Zhou lho. Tapi
arti kata ciak cai itu boekan artinye vegetarian murni lho or gak
makan daging.

Ciak cay jaman itu artinye gak makan2 yg enak, makan yg dingin, makan
yg keras2. Tujuannya boekan welas asih or pantang membunuh tapi buat
tunjukkin tekad dirinya. Misalne raja yg mo sembahyang TianDi pasti
ciakcay doeloe.
Itu yg disebut chi zai. Nah di taon baru itu kita khan menyambut taon
yg baru, pengharapan yg baru, malah ada yg nyambut dewa segala khan,
so tunjukkanlah tekadnya getu.

Nah ci shu or vegetarian itu baru mulai populer saat dinasti Jin, biar
sebelonnya sdh ada tapi khan baru sebagian org aja.
Kaisar Liang Wudi itu yg bener2 VEGETARIAN ampe upacara taonan aje yg
biasanya ada samseng diganti ama terigu model binatang.

Trus chi shu di kaitan kesehatan terutama di kalangan neidan itu
kaitannya ama hun po, katanya binatang itu ada po dan po nya itu
bakalan meresap kedalam daging. So akibatnya emosi manusia bisa gak
stabil gara2 makan daging yg keracunan po itu. Mrk yg neidan itu gak
straight banget buat urusan chi shu. Tapi kalu upacara, mo bikin
kertas jimat ya bakalan chi shu getu lho.
Dikehidupan sehari2 mrk gak makan sapi, trus tjoema makan daging2 yg
wajar aja kayak bebek, ayam, kambing, babi getu lho.
Mrk jg menghindari pemotongan langsung or daging segar, nah kalu jaman
sekarang ya makan aje daging beku or kalengan getu lho.

Nti kalu sempet gw bongkar lage boekoe sejarah masakan Tiongkok,
soalne ada bagian daging palsu seh.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Santo Putra [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Lao Xiong Ophoeng dan Lao Xiong Ardian Yang Baik, serta TTM semuah.
 
 Terima kasih atas informasinya tentang pola makan Vegetarian, boleh
ngak ceritain lebih banyak lagi tentang asal mula Vegetarian di
Tiongkok dan kalau bisa berikut tahun kejadiannya. Saya ingin
menelusuri tradisi keluarga saya, dimana setiap Hari Raya Imlek Ibu
saya selalu mengingatkan anak-anaknya agar pada hari pertama Imlek
jangan makan daging maksudnya ciak cai / vegetarian, dan kalau ditanya
Beliau selalu mengatakan ini adalah tradisi keluarga kita dan
manfaatnya akan membuat hidup lebih sejahtera dan jauh dari
malapetaka. Awalnya saya menganggap nasihat tersebut hanya tahyul,
setelah saya membaca hasil-hasil riset para ilmuwan  yang menyimpulkan
bahwa penghasil utama emisi gas berbahaya yang mengancam kehidupan
Planet kita saat ini adalah dari hewan ternak dan solusi tercepat
untuk mengerem Pemanasan Global ialah berhenti makan daging.sekarang
saya barulah sadar bahwa betapa besar manfaat pola makan Vegetarian
baik buat diri saya sendiri maupun
  buat dunia.
 Be Veg. Go Green, Save Our Planet
 
 Kam Sia
 Santo Putra
 Vegetarian menjadikan hidup lebih sejahtera dan jauh dari malapetaka.
 
 
 
 
 - Original Message 
 From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, September 25, 2008 10:16:45 AM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Ada Beberapa Aliran Vegetarian? (Was:
Ndak Mesti Pake Daging Palsu.)
 
 
 konon asal usul daging palsu itu dari jaman dinasti utara selatan
 nanbei chao , kerajaan Liang yg mulai bikin begitu.
 
 Biasanya waktu upacara kenegaraan itu ada 3 macem binatang yg dibante
 buat sembahyang Tiandi , nah waktu jaman kaisar Liang Wudi itulah
 binatang2nya diganti ama terigu.
 
 Kaisar2 jg kalu mau ritual kenegaraan pasti ci zai. Nah jaman Qing itu
 katanya Qianlong jalan2 sempet cicipin daging palsu buatan vihara getu.
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Ophoeng ophoeng@  wrote:
 
  Bung ChanCT dan TTM semuah,
  
  Hai, apakabar? Sudah makan (buka)?
  
  Sejujurnya saja, saya ndak begitu faham ttg vegetarian.
  
  Yang saya pernah baca-baca sekilas, ada beberapa aliran vegetarian.
  Ada yang masih boleh makan telur, ada yang boleh telur dan susu dan
  produk olahan susu, ada yang tidak boleh sama sekali, ada yang tidak
  boleh makan bawang putih, ada yang full cuma vegetables dan sereal, 
  biji-bijian.
  
  Sila lihat link-link berikut:
  http://en.wikipedia .org/wiki/ Vegetarian
  http://en.wikipedia .org/wiki/ Veganism
  http://vegetarian. wikidot.com/ types-of- vegetarians
  
  Tentang 'daging palsu' yang dibuat dari gluten, ada perbedaan faham
  di antara para vegetarian. Satu bilang tidak dianjurkan makan gluten
  sebab tidak baik untuk tubuh, juga ada pemikiran yang terasosiasi ke
  'rasa' daging yang ditinggalkannya( ?). Faham lain tentu saja
tidak me-
  larang makan 'daging palsu' dari gluten tsb. Saya sendiri tidak faham
  akan perbedaan ini, begitu juga ttg sejarahnya..
  
  Sila lihat link berikut:
  http://www.vegsoc. org/
  http://www.vegsoc. org/info/ gluten.html
  http://en.wikipedia .org/wiki/ Meat_analogue
  
  Mengenai sayur dan jamur yang dimasak, tentu saja dimasak sebagai-
  mana lazimnya orang masak: direbus, dicah, digoreng. Bisa berkuah
  bisa nyemek (becek) atau garing. hanya saja, pilihan bumbunya tentu
  yang tidak mengandung 'daging' sama sekali. 
  
  Untuk resep 

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
weleh yg aliran di latumentent malah dah bikin boekoe Taishang
ganyingbian yg jelas2 buku buat para pemula di Daojiao tuh.

So what is samkaw ? RESPECTlah pada ajaran laen itu aje intinye.

Kalu di Taiwan en di Tiongkok jaman doeloe neh sebelon si Mao berkuasa
ada istilah WANFA GUIZHONG artinye semua ajaran kembali kesatu sumber.

Budaya Tionghoa dah berjalan rebuan taon, gejolak awan angin badai
topan dah dirasain, jg wilayahnya gede, rakyatnya banyak. So dari
pengalaman sejarah mrklah , mrk ada satu keyakinan bahwa semua ajaran
baik adanya.

Sayangnya masuknya barat yg pake kekerasan di abad ke 19 itu dampaknya
luar biasa. Mrk yg toleransi jg gak tahan en angkat senjata ngelawan
perlakuan semena2 dan melecehkan ajaran lain.

Padahal perilaku semena2 jg dah mulai ada di abad ke 18 yg bikin
KangXi dan QianLong melotot ngeliat dogma kepercayaan org2 barat itu.
Dan menurut ke2 kaisar (sebenernya seh 3 ditambah YongZheng ) itu
agama adalah agama INTOLERAN.
Sayangnya banyak org2 Tionghoa sendiri pura2 nutup mata kalu itu
adalah sikap intoleran malah MEMBENARKAN.

Ironis bukan ? Saat ini mrk tereak toleransi tapi mrk lupa kalu mrk jg
sering memperlakukan yg lain itu TIDAK TOLERAN.

Ngutip kata father Van Schie, diawal perkembangan Kristen purba, mrk
mendapat perlakuan INTOLERAN tapi sayangnya mrk ketika kuat jg
INTOLERAN sama yg lain bahkan membantainya yg jauh lebih kejam
dibanding yg anti Kristen.
So itu kata2 YANG JUJUR !!!


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya.
 Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di
 buku-buku.
 
 Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh
 dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena
 kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah
 kepercayaan Tionghoa ini. 
 
 Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin
 tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat,
 baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. 
 
 Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue,
 Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan
 memasukkannya ke Ru. 
 
 Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat
 mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu
 dari kaum Ru maupun kaum Dao. 
 
 Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam
 menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum
 Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi.
 Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya,
 pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan
Latumenten.
 
 Jadi serba gado-gado kan ?
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy
 hartantodedy@ wrote:
 
  Dear All,
  
  Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan,
  Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu
  bilang Tao banyak tahayulnya. Kemungkinan pendirinya lebih berbobot
  ke Tao.
  
  Salam,
  Dedy
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000
  danarhadi2000@ wrote:
  
   Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang
   dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya
  tiga.
   Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma?
  
   Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya,
  yang
   dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong,
   Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran
   yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya
   (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati,
   Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara
   Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu.
  
   Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao,
  dengan
   rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal
   sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus
   menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang
   khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan
   kerajaan Singasari).
  
   Salam
  
   Danardono
  
  
  
  
 





[budaya_tionghua] Pro : Mulyawan Lie : Tunjukkan bahwa anda seorang pengikut Lao Tze yang baik

2008-09-25 Terurut Topik Tantono Subagyo
Sdr Mulyawan Lie yang bukan chinese banana,
Saya adalah Chinese banana bahkan Chinese campur aduk, mama saya Jawa dan
saya dibesarkan di keluarga Jawa.  Keluarga papa yang Tionghua murni
menolak saya karena berdarah tidak murni dan papa saya meninggal waktu saya
berumur 12 tahun.  Dengan berjuang saya mendapatkan sekolah, dan dengan
sekolah, bekerja dan serentetan beasiswa saya dapat survive sampai saat
ini.  Jadi wajar saja kalau saya tidak mengerti bahasa Mandarin sedikitpun
dan saya memeluk agama Kristen karena itulah pilihan saya yang menenteramkan
hati saya.  Nah pilihan terhadap agama atau kepercayaan tidak bisa
dipaksakan apalagi dengan ejekan, ataupun dengan apapun juga,
pendeta-pendeta Kristen aliran tertentu (tersesat) pernah dan bahkan masih
ada yang berbuat seperti anda, membujuk orang KHC beralih agama dengan
menakut-nakuti, dengan memberi makan dls, akibatnya yang pindah agamapun
kembali lagi ke habitat semula.
Cara anda mengajak kami kambek salah cara, kami malahan takut akan kambek,
karena kalau pemaham ajaran Lao Tze berkelakuan seperti anda, jangan jangan
kami kambek malah tersesat.
Sudahlah, buktikan dengan perilaku anda bahwa anda adalah pengiikut Lao Tze
yang baik, kotbahilah kami dengan perilaku, bukan dengan ejekan, tunjukkan
dharma anda dengan nyata, dirikan Sekolah Khong Kauw Hwee yang menyantuni
orang miskin.
Saya telah membuktikan bahwa orang sekecil sayapun dapat berbuat sesuatu,
ikut mendirikan Sekolah yang murah, bermutu dan terjangkau. Di Sekolah yang
saya asuh ada banyak juga guru yang berjilbab, dan kami tidak mengharuskan
atau mengajari seseorang menjadi Kristen.
Buktikan dulu karya nyata anda, nanti akan banyak chinese-chinese banana
seperti kami yang kambek, bukan karena ejekan, bukan karena paksaan tetapi
karena meyakini ajaran Lao Tze yang luhur yang tercermin dalam kehidupan
seorang Mulyawan Lie yang santun, berkarya nyata dan menyelamatkan umat.
Salam dari orang yang tidak sadar.  Tantono Subagyo


[budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS

2008-09-25 Terurut Topik prometheus_promise
Suharto mundur di Mei 1998. 

Kalau mengikuti pendapat HTS tersebut yang mengomentari perbaikan 
nasib tionghoa dalam tiga periode yang berlangsung, dapat diartikan 
bahwa menurut dia tidak ada yang salah dengan policy di periode Orde 
Baru, demikian pula tidak ada yang salah dengan policy di orde lama, 
dan juga dengan policy di masa orde reformasi sekarang. Karena di 
tiga periode tersebut, menurut dia, nasib tionghoa lebih baik. 

Mengenai apakah HTS tak berubah dengan konsep pembersihan budaya 
tionghoa (kalaupun dulu menganut demikian), saya kira, tidak bisa 
disimpulkan hanya dari sepotong statement yang Anda bawa. 


Prometheus


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mungkin saya salah mengingat tahunnya, ingatan saya tahun jatuhnya 
suharto adalah 1997.
  
 Jika tahun 1997 memang dianggap mewakil Orde baru, Berarti memang 
benar, HTS tetap menyimpulkan, tak ada yang salah dengan 
kebijakan  Cina yang dijalankan orde baru, karena Orde Baru telah 
membuat nasib Tionghoa Indonesia ke arah yang lebih baik dibanding 
zaman Orla! Jadi kita orang Tionghoa harus berterimakasih pada HTS 
dan LPKB yang telah mengkonsep kebijakan Cina yang dijadikan pegangan 
penguasa Orde baru.
  
 Benar! Harry Tjan Silalahi sama sekali tak berubah dengan konsep 
pembersihan budaya Tionghoa!
 Apakah bisa ditafsirkan secara lain? Omongannya ini dilontarkan di 
muka umum, mestinya bukan gosip.
  
 Salam,
 ZFy
 
 
 
 - Original Message 
 From: Prometheus [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, September 25, 2008 11:04:33 PM
 Subject: RE: [budaya_tionghua] HTS di CSIS
 
 
 Ya, saya termasuk yang bingung. 
  
 Kalau dilihat statement : 
 Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu 
(1998), pada tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun
 1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun 
1945-1950
  
 Saya mengartikan bahwa
 (1)   Periode 1998-2008 (orde reformasi sekarang), tionghoa 
mengalami perkembangan nasib lebih baik
 (2)   Periode 1965-1997 (orde baru), tionghoa mengalami 
perkembangan nasib lebih baik
 (3)   Periode 1945/50-1964 (orde lama), tionghoa mengalami 
perkembangan nasih lebih baik
  
 dimana masalahnya ? saya tidak melihat adanya upaya mengubah-ubah 
loncatan tahunnya, atau menghilangkan era tertentu, atau menutup-
nutupi borok orba. Mohon penjelasan. 
  
 Prometheus
  
  
 From:budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ 
yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou
 Sent: Thursday, 25 September, 2008 11:30 AM
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS
  
 Setelah saya simak teliti tulisan Uly, saya bisa yakin bahwa 
kutipan yang saya dapat ttg HTS memang benar adanya.
  
 Mungkin banyak teman yang bingung, apa yang jadi masalah?
  
 Mungkin banyak yang tak memperhatikan, dari ucapannya, dia sengaja 
melakukan pengaburan masalah, dengan cara membuat loncatan waktu yang 
tak konsisten. dari 2008 mundur ke 1998 (10 tahun), dari 1997 
langsung loncat ke 1965 (32 tahun!), setelah itu 1964 mundur ke 1950 
( 14 tahun). Dari sini terlihat, dia sengaja menghilangkan era tahun 
1966 - 1997, zaman emasnya Orde baru! 
  
 Padahal periode 32 tahun orde baru adalah periode yang sangat 
penting menyangkut nasib Tionghoa Indonesia, di periode ini terjadi 
banyak perubahan kebijakan Tionghoa yang Dramatis! Mengapa justru 
diloncati dan tak diberi penilaian sma sekali, lebih baikkah lebih 
burukkah? Jika mengikuti logika tahunnya, seharusnya dia menyisipkan 
Tahun 1997 ke 1981,  dan 1980 ke 1965! sedangkan dia  langsung loncat 
ke 1965, angka 1965 ini dipilih dengan sadar, ini adalah zaman akhir 
Orla! Jika orang yang tak tahu sejarah Indonesia mendengar ucapan HTS 
ini, logika bahasanya pasti membuat dia berkesimpulan bahwa Tahun 
1980 otomatis lebih baik dari tahun 1965, Orba membuat kemjuan 
dibanding Orla dalam hal nasib orang Tionghoa!
  
 Dari sini jelas terlihat, HTS sengaja menyembunyikan borok2 Orba, 
dia menghindar untuk membuat penilian!!!
  
 Salam,
 ZFy
  
  
 - Original Message 
 From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] net.id
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups.. com
 Sent: Thursday, September 25, 2008 12:31:25 AM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS
 Lho, tadi pagi, 14 jam sebelum munculnya posting Zhou-heng ini, kan 
sudah muncul posting-nya Ul-djie, yang menceritakan kehadirannya di 
acara itu, termasuk kesannya (yang positif) pada Harry Tjan.
  
 Tetapi, anyway, daripada terbengong-bengong, mengapa tidak ditanya-
pastikan (dikonfirmasikan) saja pada sang pembawa issue?
  
 Wasalam.
  
  - - - -
  
 - Original Message - 
 From:Fy Zhou 
 To:budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
 Sent:Wednesday, September 24, 2008 11:09 PM
 Subject:[budaya_tionghua] HTS di CSIS
  
 Kawan2,
  
 Saya ingin tahu, apakah ada yang hadir acara bedah buku di CSIS 
kemarin?
 Saya mendapat informasi, dalam 

Ada ya g lain lagi ? Re: [budaya_tionghua] Re: Restoran Vegetarian.

2008-09-25 Terurut Topik Tantono Subagyo
Iya Hawaii di Muara Karang adalah pilihan ciamik.  Makanan cukup lumayan.
Lookay suka bawa tamu kesitu terutama tamu India yang nggak makan daging,
atau tamu bule yang cinta lingkungan.  Ada lagi yang lain ?.  Tolong
previewnya.  atau pre -tastenya.  Salam, Tan Lookay


Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )

2008-09-25 Terurut Topik danarhadi2000


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:

 modie en teamnya mas Danar. Kita dah biasa nyebut diri buayawan
 daripada budayawan hehehehehehehe
 

*** Yang logonya Lacoste niyeee?



Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu

2008-09-25 Terurut Topik melani chia
Yg jelas keluarga saya ada 7 yg kong hu cu,tapi dipaksakan
harus ditulis agama Budha di KTPnya,...kurang tau apa pertimbanganya
apa menurut mereka ajarana Budha sangat erat hubnya dg yg berbau tionghoa
ya BEGITULAHINDONESIA,..yg lebih menydihkan lagi didaerahku thn akhit 60an 
sampe awal 70an semaunya, sekolah tenglang ditutup,konyolnya tdk diberi 
alternatif yg jelas,ada jg option setengah2,sekolah negri,tapi ada quota buat 
CINO,..sekolah aliran Budhayana mesti
bawa satu pribumi dan dibiayai,..emang semua CINO kaya???
 
Sekolah Xaverius,..hanya untuk umat khatolik,miskin dan kaya tdk 
masalah,...tenglang kaya masuk prioritas(krn butuh dana bangun sarana dan mutu 
sekolah),..maka kemana
tenglang yg susah,...terima nasib lah dibumi penuh bhinekatungalika,religius, 
bangsa yg
sangat beragama,tapi lebih senang melihat rakyatnya bodoh.



--- On Thu, 25/9/08, kris tan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: kris tan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, 25 September, 2008, 3:18 PM







Buat Postmo,
 
Adalah hak anda menyatakan Khonghucu itu bukan agama, tapi bagi para 
penganutnya didalam konteks Indonesia Khonghucu diposisikan seperti 
Kristen,Islam, Budha dll.
dan para penganut Khonghucu menolak keras jika disebut Budha atau yg lainnya
Dan kebetulan pemerintah juga mengakui itu. 
 
Mungkin bagi orang lain agama yang dianut oleh Postmo juga bukanlah merupakan 
agama atau apapun namanya.
 
Jadi betapa sialannya anda mencampuri urusan keyakinan orang lain
 
 
regards
 
# Tan

 














  

Re: [budaya_tionghua] Re: Ada Beberapa Aliran Vegetarian? (Was: Ndak Mesti Pake Daging Palsu.)

2008-09-25 Terurut Topik Santo Putra
Lao Xiong Ardian yang baik,

Kam Sia atas informasinya, iya deh .. . nanti kalau ada waktu tolong share 
lebih banyak lagi.

Santo Putra.




- Original Message 
From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 26, 2008 2:58:29 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Ada Beberapa Aliran Vegetarian? (Was: Ndak Mesti 
Pake Daging Palsu.)


sebenernya kalu ciak cai itu dah dikenal dari jaman Zhou lho. Tapi
arti kata ciak cai itu boekan artinye vegetarian murni lho or gak
makan daging.

Ciak cay jaman itu artinye gak makan2 yg enak, makan yg dingin, makan
yg keras2. Tujuannya boekan welas asih or pantang membunuh tapi buat
tunjukkin tekad dirinya. Misalne raja yg mo sembahyang TianDi pasti
ciakcay doeloe.
Itu yg disebut chi zai. Nah di taon baru itu kita khan menyambut taon
yg baru, pengharapan yg baru, malah ada yg nyambut dewa segala khan,
so tunjukkanlah tekadnya getu.

Nah ci shu or vegetarian itu baru mulai populer saat dinasti Jin, biar
sebelonnya sdh ada tapi khan baru sebagian org aja.
Kaisar Liang Wudi itu yg bener2 VEGETARIAN ampe upacara taonan aje yg
biasanya ada samseng diganti ama terigu model binatang.

Trus chi shu di kaitan kesehatan terutama di kalangan neidan itu
kaitannya ama hun po, katanya binatang itu ada po dan po nya itu
bakalan meresap kedalam daging. So akibatnya emosi manusia bisa gak
stabil gara2 makan daging yg keracunan po itu. Mrk yg neidan itu gak
straight banget buat urusan chi shu. Tapi kalu upacara, mo bikin
kertas jimat ya bakalan chi shu getu lho.
Dikehidupan sehari2 mrk gak makan sapi, trus tjoema makan daging2 yg
wajar aja kayak bebek, ayam, kambing, babi getu lho.
Mrk jg menghindari pemotongan langsung or daging segar, nah kalu jaman
sekarang ya makan aje daging beku or kalengan getu lho.

Nti kalu sempet gw bongkar lage boekoe sejarah masakan Tiongkok,
soalne ada bagian daging palsu seh.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Santo Putra santoputra@ ...
wrote:

 Lao Xiong Ophoeng dan Lao Xiong Ardian Yang Baik, serta TTM semuah.
 
 Terima kasih atas informasinya tentang pola makan Vegetarian, boleh
ngak ceritain lebih banyak lagi tentang asal mula Vegetarian di
Tiongkok dan kalau bisa berikut tahun kejadiannya. Saya ingin
menelusuri tradisi keluarga saya, dimana setiap Hari Raya Imlek Ibu
saya selalu mengingatkan anak-anaknya agar pada hari pertama Imlek
jangan makan daging maksudnya ciak cai / vegetarian, dan kalau ditanya
Beliau selalu mengatakan ini adalah tradisi keluarga kita dan
manfaatnya akan membuat hidup lebih sejahtera dan jauh dari
malapetaka. Awalnya saya menganggap nasihat tersebut hanya tahyul,
setelah saya membaca hasil-hasil riset para ilmuwan  yang menyimpulkan
bahwa penghasil utama emisi gas berbahaya yang mengancam kehidupan
Planet kita saat ini adalah dari hewan ternak dan solusi tercepat
untuk mengerem Pemanasan Global ialah berhenti makan daging.sekarang
saya barulah sadar bahwa betapa besar manfaat pola makan Vegetarian
baik buat diri saya sendiri maupun
  buat dunia.
 Be Veg. Go Green, Save Our Planet
 
 Kam Sia
 Santo Putra
 Vegetarian menjadikan hidup lebih sejahtera dan jauh dari malapetaka.
 
 
 
 
 - Original Message 
 From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] .
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Thursday, September 25, 2008 10:16:45 AM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Ada Beberapa Aliran Vegetarian? (Was:
Ndak Mesti Pake Daging Palsu.)
 
 
 konon asal usul daging palsu itu dari jaman dinasti utara selatan
 nanbei chao , kerajaan Liang yg mulai bikin begitu.
 
 Biasanya waktu upacara kenegaraan itu ada 3 macem binatang yg dibante
 buat sembahyang Tiandi , nah waktu jaman kaisar Liang Wudi itulah
 binatang2nya diganti ama terigu.
 
 Kaisar2 jg kalu mau ritual kenegaraan pasti ci zai. Nah jaman Qing itu
 katanya Qianlong jalan2 sempet cicipin daging palsu buatan vihara getu.
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Ophoeng ophoeng@  wrote:
 
  Bung ChanCT dan TTM semuah,
  
  Hai, apakabar? Sudah makan (buka)?
  
  Sejujurnya saja, saya ndak begitu faham ttg vegetarian.
  
  Yang saya pernah baca-baca sekilas, ada beberapa aliran vegetarian.
  Ada yang masih boleh makan telur, ada yang boleh telur dan susu dan
  produk olahan susu, ada yang tidak boleh sama sekali, ada yang tidak
  boleh makan bawang putih, ada yang full cuma vegetables dan sereal, 
  biji-bijian.
  
  Sila lihat link-link berikut:
  http://en.wikipedia .org/wiki/ Vegetarian
  http://en.wikipedia .org/wiki/ Veganism
  http://vegetarian. wikidot.com/ types-of- vegetarians
  
  Tentang 'daging palsu' yang dibuat dari gluten, ada perbedaan faham
  di antara para vegetarian. Satu bilang tidak dianjurkan makan gluten
  sebab tidak baik untuk tubuh, juga ada pemikiran yang terasosiasi ke
  'rasa' daging yang ditinggalkannya( ?). Faham lain tentu saja
tidak me-
  larang makan 'daging palsu' dari gluten tsb. Saya sendiri tidak faham
  akan perbedaan ini, begitu juga ttg sejarahnya..
  
  Sila lihat link berikut:
  

Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )

2008-09-25 Terurut Topik melani chia
hahahaha



--- On Fri, 26/9/08, danarhadi2000 [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: danarhadi2000 [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] agama Khonghucu di Indonesia ( agamakah ? )
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, 26 September, 2008, 7:35 AM








--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] . 
wrote:

 modie en teamnya mas Danar. Kita dah biasa nyebut diri buayawan
 daripada budayawan hehehehehehehe
 

*** Yang logonya Lacoste niyeee?

 














  

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-25 Terurut Topik Hendri Irawan
Walah,

Jangan disebutkan kali. Nanti banyak yang protes.

Kelompok Buddhisme murni nanti mencap tidak murni, menyesatkan,
tidak sesuai dhamma, micca ditthis (pandangan salah).

Kelompok Taoisme ekstrim (semisal di s*com) bilang ilmu mereka
dicuri oleh orang Buddha, soalnya mereka kan Jingtu salah satu aliran
besar Buddhisme Mahayana Tiongkok.

Kalau kelompok Ru, kurang tahu deh ada yang protes tidak. Kalau saya
malah banyak-banyak terima kasih dan hormat sama kelompok di
latumenten itu.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:

 weleh yg aliran di latumentent malah dah bikin boekoe Taishang
 ganyingbian yg jelas2 buku buat para pemula di Daojiao tuh.
 
 So what is samkaw ? RESPECTlah pada ajaran laen itu aje intinye.
 
 Kalu di Taiwan en di Tiongkok jaman doeloe neh sebelon si Mao berkuasa
 ada istilah WANFA GUIZHONG artinye semua ajaran kembali kesatu sumber.
 
 Budaya Tionghoa dah berjalan rebuan taon, gejolak awan angin badai
 topan dah dirasain, jg wilayahnya gede, rakyatnya banyak. So dari
 pengalaman sejarah mrklah , mrk ada satu keyakinan bahwa semua ajaran
 baik adanya.
 
 Sayangnya masuknya barat yg pake kekerasan di abad ke 19 itu dampaknya
 luar biasa. Mrk yg toleransi jg gak tahan en angkat senjata ngelawan
 perlakuan semena2 dan melecehkan ajaran lain.
 
 Padahal perilaku semena2 jg dah mulai ada di abad ke 18 yg bikin
 KangXi dan QianLong melotot ngeliat dogma kepercayaan org2 barat itu.
 Dan menurut ke2 kaisar (sebenernya seh 3 ditambah YongZheng ) itu
 agama adalah agama INTOLERAN.
 Sayangnya banyak org2 Tionghoa sendiri pura2 nutup mata kalu itu
 adalah sikap intoleran malah MEMBENARKAN.
 
 Ironis bukan ? Saat ini mrk tereak toleransi tapi mrk lupa kalu mrk jg
 sering memperlakukan yg lain itu TIDAK TOLERAN.
 
 Ngutip kata father Van Schie, diawal perkembangan Kristen purba, mrk
 mendapat perlakuan INTOLERAN tapi sayangnya mrk ketika kuat jg
 INTOLERAN sama yg lain bahkan membantainya yg jauh lebih kejam
 dibanding yg anti Kristen.
 So itu kata2 YANG JUJUR !!!
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan henyung@
 wrote:
 
  Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya.
  Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di
  buku-buku.
  
  Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh
  dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena
  kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah
  kepercayaan Tionghoa ini. 
  
  Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin
  tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat,
  baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. 
  
  Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue,
  Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan
  memasukkannya ke Ru. 
  
  Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat
  mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu
  dari kaum Ru maupun kaum Dao. 
  
  Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam
  menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum
  Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi.
  Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya,
  pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan
 Latumenten.
  
  Jadi serba gado-gado kan ?
  
  Hormat saya,
  
  Yongde
  




[budaya_tionghua] Re: Asal marga Yang (#26472;)

2008-09-25 Terurut Topik hyu_shiratori
   Dik Hyu, 
 Â 
 Semua orang Han berasal dari Tiongkok utara, sepanjang Sungai Kuning
(Huang He), sampai ke sepanjang sungai Chang Jiang atau Yangzi. 
 Â 
 Penghuni di propinsi Yunnan sangat banyak etnisnya, meskipun 
terutama adalah orang Han.
 Â 
 Kalau ayah kakek anda itu orang Han, hampir semua
Tionghoa Indonesia adalah orang Han, maka pasti bukan orang Yunnan
asli tapi berasal dari orang Han di utara. Tapi kalau beliau berasal
dari etnis minoritas, adalah non Han, mungkin ia berasal dari Yunnan
asli. Karena di Yunnan hampir semua  minoritas yang sudah mengganti
namanya  menjadi nama Han. 
 Â 
 Minoritas di Tiongkok selatan kebanyakan bertempat tinggal di
pegunungan, sehingga untuk hijrah ke Asia Tenggara hampir tidak
mungkin. Melalui pegunungan dengan gunung batu yang curam dan hutan
lebat, sulit untuk mereka pindah ke luar negeri. Sehingga saya belum
pernah menemui minoritas di antara orang Tionghoa di Indonesia. Di
Singapore dan Thailand, memang ada orang non-Han yaitu orang Hui yang
muslim. Orang-orang yang bisa merantau ke Asia Tenggara adalah orang
pantai, terutama yang dekat ke selatan tentunya. seperti orang
Hokkian, Hakka, Tiociu dan Konghu, yang berasal dari propinsi Fujian,
Guangdong, Hainan. Sedikit dari dari Guangxi, Hunan dan Hubei,
sedikit dari Shandong yang terletak di utara.
 Â 
 Sayang huruf Tionghoa pada email anda tidak dapat dibuka di komputer
saya, saya tidak tahu apa yang anda tulis.
 Â 
 Kalau ayah kakek anda itu orang Han, kemungkinan besar berasal dari
Shandong, pusat leluhur sne Yang ini ada di Shandong. 
 Â 
 Tempat asal orang sne Yang ada di utara, terutama Shandong dan Henan.
 Â 
 Semoga saya tidak salah, karena huruf Tionghoa yang tak terbaca itu
artinya apa. 
 Â 
 Sne Yang ini dalam Mandarin dibacanya tepat sama dengan Yang (Yno,
dulu Jo).
 Â 
 Semoga bisa membantu, kalau masih ada pertanyaan silahkan, asal saya
masih bisa menjawab pasti saya jawab.
 Â 

                                        
                  
阳
 Â  
 Marga Yang berasal dari berbagai zaman.
 Â  
 1.  Dinasti Zhou Timur , masa kaisar Zhou Huiwang (Ciu Hui Ong,
kaisar kelima dari dinasi Zhou Timur) berkuasa, mempunyai negara
zhuhou yang bernama Negara Yang, yang terletak disebelah tenggara
Qingzhou di propinsi Shandong. Negara Yang ini pada zaman Chunqiu
dihancurkan oleh negara Qi . keturunannya ada yang menggunakan nama
negara sebagai sne (marga).
 Â  
 2. Pada zaman itu juga, kaisar Zhou Jingwang (Ciu King Ong,kaisar
terakhir dinasti Zhou Timur) mengangkat anaknya yang bungsu yang
bernama Fan, menjadi penguasa di  Yangyi (di kabupaten Jiyuan
propinsi Henan sekarang). Anaknya itu kemudian terkenal dengan nama
Yang Fan., setelah negara Yang itu hancur, keturunannya menggunakan
sne Yang. 
 Â  
 Karena dua-duanya berasal berasal dari keturunan yang sama kaisar
dinasti Zhou Timur, maka perbedaan turunan kedua Yang ini tak berarti.  
 Â 
 3.Ada kelompok orang Xianbei, non Han, Â yang bermarga Daimohulu
yang merubah snenya menjadi Yang.
 Â Â  
 Pusat leluhurnya, yaitu tempat di mana sne Yang ini berkembang, yang
terbesar di antara beberapa Junwang adalah di 
 Â  
 Yang xian atau kabupaten Yang, kelenteng leluhurnya bernama: Qiyintang. 
 Letaknya di sebelah timur kabupaten Yinan, propinsi Shandong. 
 



Sebenarnya saya sendiri tidak tahu apakah kakek buyut saya orang
Yunnan asli atau perantau dari daerah utara(Shandong). Karena sudah
lama sekali, sehingga keluarga pun kurang mengetahui. Hanya tahu
(katanya) datang ke Indonesia(sekitar Palembang) dari Yunnan.
Sampai dengan ayah mama ( berarti kakek saya, tinggal di daerah
perbatasan Palembang dan Lampung ) masih fasih berbahasa Tionghoa.
Tetapi sejak generasi ibu, bahasa tionghoa-nya sudah tidak sefasih
generasi kakek. Mungkin karena sudah lama menetap di Indonesia.
Kebudayaanya pun sudah bercampur.

Laoshi Liang, sekalian saya juga ingin bertanya tentang penurunan
marga Yang. Ibu saya ( masih memiliki nama tionghoa bemarga Yang )
menikah dengan ayah saya yang orang Medan. Apakah marga Yang ibu saya
tidak menurun kepada saya? Meskipun dulu kakek saya pernah memberikan
saya nama Zhong Wen. Tetapi tidak pernah dipakai, karena kebudayaan
Tionghoa di keluarga besar saya sudah ter- Asimilasi/Akulturasi.
Keluarga juga sudah banyak yang bukan pemeluk Buddha lagi.

Mohon bantuannya.

P. S. : Huruf Hanzi yg saya tulis bukan apa-apa, hanya penulisan Marga
Yang (Hanzi Sederhana) dan kalimat ' Xie xie nimen de bangzhu' =)




Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama Khonghucu di Indonesia

2008-09-25 Terurut Topik POSTMOmail
Dear narpati,

Lho pan saya bilang..:

Dari: POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] com
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 13:19:31
Topik: Re: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama 
Khonghucu di Indonesia

Menurut saya:
Konghucu menjadi agama di Indonesia... bla..bla..

Ahmadiah salah menurut siapa? Menurut anda? Hingga saat ini Ahmadiah belum 
dibubarkan, ada beberapa komponen masyarakat yang memperjuangkannya berikut 
data2 dan bukti2 keberadaan Ahmadiah yang sebenaranya. Pemerintah masih 
bersikap abu-abu atas masalah ini.

Di Indonesia Agama itu harus mempunyai Kitab dan Nabi (dasar beralaskan dari 
golongan tertentu) tanpa 2 hal tersebut dianggap sesat. itulah yang terjadi 
pada Kejawen, walau ajarannya luhur tetapi mereka dianggap sesat. :D

Kaum agamais KHC baru bisa eksis setelah kepresidenan Gus Dur, setelah puluhan 
tahun bergerilya untuk diakui keberadaannya. Anda seperti buah pisang lupa pada 
kebunnya.

Sebagai tambahan wawasan dan ditelaah untuk menambah kepintaran anda bahwa 
keberadaan saya di daerah saat ini membutuhkan KIPS (Kartu Ijin Penduduk 
Sementara) dan di kartu saya tercetak Agama: (-). Hal itu dikarenakan karena 
tertera KHC sebagai agama pada KTP saya dan tidak ada agama KHC dalam multi 
opsi pada komputer mereka. Hal seperti itu tidak jarang masih saya temui di 
kota besar Jakarta. Sering pejabat instansi terkait bilang Agamanya saya tulis 
Buddha saja yah pak, karena tidak ada KHC

Btw, no hurt feeling at all. Saya disini berargumen pribadi saya saja, dan saya 
terima segala argumen lainnya dengan sangat terbuka, dengan karakter masing2 
penulisnya.
Milis ini untuk berpendapat bukan (bukan untuk mencapai satu visi absolut yg 
sarat akan politik)? Dan setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya masing2.. 
Monggo..

Cheers,
Postmo




- Original Message 
From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 25, 2008 8:39:17 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Sejarah dan posisi hukum keberadaan agama 
Khonghucu di Indonesia


Religion... bukan Religius...
dan sudah cukup banyak..



Buat Post Mo..
untuk terakhir kalinya,
BACA PENJELASAN PASAL 1 PENETAPAN PRESIDEN No. 1 TAHUN 1965
(anda bisa membacanya di http://www.legalita s.org/database/ puu/1965/ 
uu1-1965. pdf  )

Saya kutip di sini
...  Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk Indonesia ialah Islam, Kristen, 
Katolik, Hindu, Budha [sic], dan khong Cu [sic] (Confusius).


Dan peraturan itu adalah induk dari semua peraturan yang mencampuri urusan 
agama di Indonesia (termasuk KUHP pasal 156a).

Di situ sudah sangat jelas bahwa Kong Hu Cu diakui pemerintah sebagai agama, 
bukan kepercayaan.
Baru di masa Soeharto untuk alasan sangat politis, Kong Hu Cu diakui sebagai 
kepercayaan.


Kalau anda tidak mengakui penpres tersebut, berarti semua peraturan yang 
berinduk dari penpres tersebut harus batal. Artinya, Ahmadiyah bebas untuk 
mempercayai keyakinannya tanpa harus dituntut atas alasan 'penistaan agama' dan 
UU ITE yang baru fardhu (wajib)hukumnya untuk  direvisi ulang.





On Thu, Sep 25, 2008 at 4:46 PM, Joao Kho [EMAIL PROTECTED] com wrote:

Wah..keren, sapa neh yg siap-siap/berani ganti KTP jadi KHC :D
Back to your basic religius :D

Bravo..bravo. .!!!


--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, King Hian [EMAIL PROTECTED] . wrote:

 RW:
 mas tentang konghucu 
 konghucu bukan agama sampai sekarang masih dalam bentuk kepercayaan
 dan pemerintah mengakui bahwa konghucu bukan agama tapi kepercayaan 
  
  
 KH:
 Saran untuk mas Roni: sering2lah membaca koran, atau setidaknya
bacalah postingan di milis ini.
 http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/17239
  
 ini kutipannya:
  
 KOMPAS, 5 Peb 06
 Bangsa Indonesia Tak Ingin Lagi Diskriminatif- Tak Ada Istilah Agama
Diakui atau Tak Diakui Negara
  
 Mengenai status agama Khonghucu, Presiden Yudhoyono kembali
mengingatkan pidatonya saat Perayaan Tahun Baru Imlek 2005.
Pemerintah mengacu pada Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 yang
diundangkan melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969. Dalam
penjelasannya disebutkan, agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha
dan Khonghucu adalah agama yang dipeluk penduduk di Indonesia, kata
Presiden.
 Di negeri kita tidak dianut istilah agama yang diakui atau tidak
diakui negara. Prinsip yang dianut UUD adalah negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya itu. Negara tidak akan
pernah mencampuri ajaran agama. Tugas negara adalah memberikan
perlindungan, pelayanan, serta membantu pembangunan dan pemeliharaan
sarana peribadatan serta mendorong pemeluk agama yang bersangkutan
menjadi pemeluk agama yang baik, kata Presiden.
 
 Jawa Pos, 5 Peb 06:
 Pemerintah Jamin Hak Umat Konghucu
  
 Menurut Presiden SBY, Indonesia tidak mengenal agama yang diakui
atau tidak diakui negara. Karena itu, negara menjamin kebebasan
beragama dan 

RE: [budaya_tionghua] HTS di CSIS

2008-09-25 Terurut Topik Ulysee
Mirip, tapi beda dikit, sebab yang gue dengar adalah demikian : 
 
Tionghoa belum diterima secara penuh oleh Indonesia, bagaimanapun
keadaan sekarang lebih baik daripada 10 tahun yang lalu, dan keadaan 10
tahun yang lalu lebih baik dari keadaan 50 tahun yang lalu 
 
Jadi enggak ada timelines yang disebutkan disitu. 
 
Emangnya kenape Zhou-xiong?
 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fy Zhou
Sent: Wednesday, September 24, 2008 11:10 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] HTS di CSIS






Kawan2,
 
Saya ingin tahu, apakah ada yang hadir acara bedah buku di CSIS kemarin?
Saya mendapat informasi, dalam acara tersebut orang yang punya inisial
HTS telah membuat pernyataan seperti di bawah ini:

Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu (
1998), pada tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun
1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun
1945-1950
 
Saya ingin konfirmasi! Benarkah semua ini
 
 
Salam Bengong
ZFy
 


 


 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.2/1689 - Release Date:
9/24/2008 6:51 PM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.2/1689 - Release Date:
9/24/2008 6:51 PM
 


[budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS

2008-09-25 Terurut Topik nikeee_nelson_08
policy yg tidak bersalah itu dengan mengorbankan sebagian mahasiswa 
di Indonesia pada mei 98 ?


wh,




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, prometheus_promise 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Suharto mundur di Mei 1998. 
 
 Kalau mengikuti pendapat HTS tersebut yang mengomentari perbaikan 
 nasib tionghoa dalam tiga periode yang berlangsung, dapat diartikan 
 bahwa menurut dia tidak ada yang salah dengan policy di periode 
Orde 
 Baru, demikian pula tidak ada yang salah dengan policy di orde 
lama, 
 dan juga dengan policy di masa orde reformasi sekarang. Karena di 
 tiga periode tersebut, menurut dia, nasib tionghoa lebih baik. 
 
 Mengenai apakah HTS tak berubah dengan konsep pembersihan budaya 
 tionghoa (kalaupun dulu menganut demikian), saya kira, tidak bisa 
 disimpulkan hanya dari sepotong statement yang Anda bawa. 
 
 
 Prometheus
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou zhoufy@ wrote:
 
  Mungkin saya salah mengingat tahunnya, ingatan saya tahun 
jatuhnya 
 suharto adalah 1997.
   
  Jika tahun 1997 memang dianggap mewakil Orde baru, Berarti memang 
 benar, HTS tetap menyimpulkan, tak ada yang salah dengan 
 kebijakan  Cina yang dijalankan orde baru, karena Orde Baru telah 
 membuat nasib Tionghoa Indonesia ke arah yang lebih baik dibanding 
 zaman Orla! Jadi kita orang Tionghoa harus berterimakasih pada HTS 
 dan LPKB yang telah mengkonsep kebijakan Cina yang dijadikan 
pegangan 
 penguasa Orde baru.
   
  Benar! Harry Tjan Silalahi sama sekali tak berubah dengan konsep 
 pembersihan budaya Tionghoa!
  Apakah bisa ditafsirkan secara lain? Omongannya ini dilontarkan 
di 
 muka umum, mestinya bukan gosip.
   
  Salam,
  ZFy
  
  
  
  - Original Message 
  From: Prometheus prometheus_promise@
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Thursday, September 25, 2008 11:04:33 PM
  Subject: RE: [budaya_tionghua] HTS di CSIS
  
  
  Ya, saya termasuk yang bingung. 
   
  Kalau dilihat statement : 
  Saat ini nasib orang tionghoa lebih baik dari 10 tahun yg lalu 
 (1998), pada tahun 1997 nasib tionghoa lebih baik di banding tahun
  1965, tahun 1964 nasib tionghoa jauh lebih baik dibanding tahun 
 1945-1950
   
  Saya mengartikan bahwa
  (1)   Periode 1998-2008 (orde reformasi sekarang), tionghoa 
 mengalami perkembangan nasib lebih baik
  (2)   Periode 1965-1997 (orde baru), tionghoa mengalami 
 perkembangan nasib lebih baik
  (3)   Periode 1945/50-1964 (orde lama), tionghoa mengalami 
 perkembangan nasih lebih baik
   
  dimana masalahnya ? saya tidak melihat adanya upaya mengubah-ubah 
 loncatan tahunnya, atau menghilangkan era tertentu, atau menutup-
 nutupi borok orba. Mohon penjelasan. 
   
  Prometheus
   
   
  From:budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ 
 yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou
  Sent: Thursday, 25 September, 2008 11:30 AM
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS
   
  Setelah saya simak teliti tulisan Uly, saya bisa yakin bahwa 
 kutipan yang saya dapat ttg HTS memang benar adanya.
   
  Mungkin banyak teman yang bingung, apa yang jadi masalah?
   
  Mungkin banyak yang tak memperhatikan, dari ucapannya, dia 
sengaja 
 melakukan pengaburan masalah, dengan cara membuat loncatan waktu 
yang 
 tak konsisten. dari 2008 mundur ke 1998 (10 tahun), dari 1997 
 langsung loncat ke 1965 (32 tahun!), setelah itu 1964 mundur ke 
1950 
 ( 14 tahun). Dari sini terlihat, dia sengaja menghilangkan era 
tahun 
 1966 - 1997, zaman emasnya Orde baru! 
   
  Padahal periode 32 tahun orde baru adalah periode yang sangat 
 penting menyangkut nasib Tionghoa Indonesia, di periode ini terjadi 
 banyak perubahan kebijakan Tionghoa yang Dramatis! Mengapa justru 
 diloncati dan tak diberi penilaian sma sekali, lebih baikkah lebih 
 burukkah? Jika mengikuti logika tahunnya, seharusnya dia 
menyisipkan 
 Tahun 1997 ke 1981,  dan 1980 ke 1965! sedangkan dia  langsung 
loncat 
 ke 1965, angka 1965 ini dipilih dengan sadar, ini adalah zaman 
akhir 
 Orla! Jika orang yang tak tahu sejarah Indonesia mendengar ucapan 
HTS 
 ini, logika bahasanya pasti membuat dia berkesimpulan bahwa Tahun 
 1980 otomatis lebih baik dari tahun 1965, Orba membuat kemjuan 
 dibanding Orla dalam hal nasib orang Tionghoa!
   
  Dari sini jelas terlihat, HTS sengaja menyembunyikan borok2 Orba, 
 dia menghindar untuk membuat penilian!!!
   
  Salam,
  ZFy
   
   
  - Original Message 
  From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] net.id
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups.. com
  Sent: Thursday, September 25, 2008 12:31:25 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] HTS di CSIS
  Lho, tadi pagi, 14 jam sebelum munculnya posting Zhou-heng ini, 
kan 
 sudah muncul posting-nya Ul-djie, yang menceritakan kehadirannya di 
 acara itu, termasuk kesannya (yang positif) pada Harry Tjan.
   
  Tetapi, anyway, daripada terbengong-bengong, mengapa tidak 
ditanya-
 pastikan (dikonfirmasikan) saja pada sang pembawa issue?
   
  Wasalam.
   
   

Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu

2008-09-25 Terurut Topik
Maaf, anda Super apa yach?

Sebaiknya urus saja keyakinan anda...
Kenapa mesti mengurus keyakinan orang...
Atau jangan2 anda ga punya keyakinan...?

2008/9/25 POSTMOmail [EMAIL PROTECTED]

   Halo tan,

 Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap
 keyakinan saya?? Apa bisa saya sebut anda sebagai Super Sial??



RE: [budaya_tionghua] Re: HTS di CSIS

2008-09-25 Terurut Topik King Hian
Prmts:
Sekarang, untuk mempermudah, kita definisikan 
P=”orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan”, dan 
Q=”orientasi keindonesiaan- nya total”


Nah, di dalam Ilmu Logika, sebuah premise “Jika P, maka Q” dapat di-transposisi- kan menjadi “ Jika Tidak Q, maka Tidak P” yang masih mempunyai nilai kebenaran yang sama. Tapi premise tersebut (Jika P maka Q) tidak bisa diubah menjadi “Jika tidak P, maka tidak Q”

JADI, dari kalimat atau premise “ Jika orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan- nya total”, secara logika dapat saja diambil kesimpulan bahwa “Jika orientasi keindonesiaan- nya tidak total, maka orang tsb dibesarkan dengan warna budaya ketionghoaan” 


KH:
Yang Anda tuliskan di atas kelihatannya benar. Tapi seperti saya katakan, orientasi ke-Indonesiaan (nasionalisme) itu tidak ada hubungannya dengan warna budaya seseorang. Sehingga pengambilan premis dan hubungan antar keduanya menjadi kacau.

Premis:
P=”orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan”, dan 
Q=”orientasi keindonesiaan- nya total”

hubungan P dan Q ini tidak bisa menjadi hubungan bersyarat (implikasi), karena itu kita tidak bisa bilang mengatakan:
P - Q (jika P makaQ) atau ~Q - ~P.(jika tidak Q maka bukan P)

Coba kita gunakan dengan kata2:
P - Q:
orang yang dibesarkan tanpa warna budaya Tionghoa, orientasi ke indonesiaannya akan total
--- ini tidak bisa dijadikan "dasar" karena sangat mungkin ada orang yang dibesarkan tanpa warna budaya Tionghoa tetapi menjadi orientasi ke indonesiaannya terpecah
contoh: ada orang yang dibesarkan tanpa budaya Tionghoa (tetapi budaya Belanda), orientasinya keindonesiaannya hampir tidak ada, karena ia pro Belanda

P dan Q ini adalah himpunan yang saling beririsan. Untuk kasus K Sindhunata (menurut HTS), dapat dituliskan menjadi P^Q (ia dibesarkantanpa warna budaya Tionghoa DAN orientasi keindonesiaanya total. Tetapi di luar kasus KS, ada orang lain yang:
P^~Q (ia dibesarkan tanpa warna budaya Tionghoa, orientasi keindonesiaanya tidak total)
~P^Q (ia dibesarkan dalam warna budaya Tionghoa, orientasi keindonesiaannya total).

--
Prmts:
Tapi BUKANLAH : 
“ Jika orang dibesarkan dengan warna budaya ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan- nya tidak total”

Penarikan kesimpulan cara seperti ini adalah salah satu bentuk logical fallacy. 

KH:
Saya hanya mengikuti logika HTS yang ngawur.

Saya berikan dengan contoh yang lebih gampang:

P: orang yang memakai celana abu2
Q: orang yangsekolah di SMU

Dengan logika HTS:
"orang yang memakai celana abu2,sekolah di SMU"

Logika saya (yang ngikutin logika ngawur HTS):
"orang yang tidak pakai celana abu2, tidak sekolah di SMU"

Dengan logika Anda:
"orang yang tidak sekolah di SMU, tidak memakai celana abu-abu"

Ketiganya ngawur. Karena, sekali lagi, P dan Q tidak bisa dibuat hubungan bersyarat, seperti yang dilakukan HTS.

salam,
KH

Forum Diskusi Budaya Tionghoa dan Sejarah Tiongkokhttp://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/--- On Thu, 9/25/08, Prometheus [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Prometheus [EMAIL PROTECTED]Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: HTS di CSISTo: budaya_tionghua@yahoogroups.comDate: Thursday, September 25, 2008, 10:54 PM




Saya tidak akan mengomentari dulu HTS dan politiknya, tapi ada satu pengambilan kesimpulan yang menarik, yang mungkin bisa dipelajari bersama. 

Dibawah, ada disebutkan :
(1) “Sindhu memang dibesarkan tanpa ada warna budaya ketionghoaan budaya babah sehingga orientasi keindonesiaan- nya memang total.”

Kemudian ada penarikan kesimpulan sbb : 
(2) “orang yang 'masih dibesarkan dalam warna budaya ketionghoaan' maka orientasi keindonesiaannya tidak akan total, akan terpecah”

Umumnya kita akan melihat ini sebagai penarikan kesimpulan yang benar dan logical, padahal tidaklah demikian. 
Mengapa ? Mari kita lihat pelan-pelan. 

Pertama, kita bisa tulis ulang statement pertama diatas sbb :
“ Jika orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan- nya total”

Sekarang, untuk mempermudah, kita definisikan 
P=”orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan”, dan 
Q=”orientasi keindonesiaan- nya total”

Kalimat tersebut diatas, kemudian, dapat saya tuliskan kembali menjadi “ Jika P, maka Q” 
(mungkin yang masih ingat pelajaran LOGIKA di SMP/SMA(?) boleh mulai bernostalgia. ...hehe J) 

Nah, di dalam Ilmu Logika, sebuah premise “Jika P, maka Q” dapat di-transposisi- kan menjadi “ Jika Tidak Q, maka Tidak P” yang masih mempunyai nilai kebenaran yang sama. Tapi premise tersebut (Jika P maka Q) tidak bisa diubah menjadi “Jika tidak P, maka tidak Q”

JADI, dari kalimat atau premise “ Jika orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, maka orientasi keindonesiaan- nya total”, secara logika dapat saja diambil kesimpulan bahwa “Jika orientasi keindonesiaan- nya tidak total, maka orang tsb dibesarkan dengan warna budaya ketionghoaan” 

Tapi BUKANLAH : 
“ Jika orang dibesarkan dengan warna budaya ketionghoaan, maka 

Re: [budaya_tionghua] Logical Fallacy ...dan... Re: HTS di CSIS

2008-09-25 Terurut Topik King Hian
PP:
Pertama, logical fallacy yang saya tunjukkan dibawah, hanya untuk 
menunjukkan kesalahan umum yang sering terjadi dengan menarik 
kesimpulan bahwa premise Jika Tidak P, maka Tidak Q seakan-akan 
sama dengan premise Jika P, maka Q. Padahal tidaklah demikian ! 
 
KH:
Lagi2 Anda meneriakkan logical fallacy. Kalau mau bicara tentang logika, kita 
bahas sekali lagi:
Premis dari Anda:
P=”orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan”, dan 
Q=”orientasi keindonesiaan- nya total” 
 
Menurut HTS: P - Q (jika P, maka Q)
dan Anda kelihatannya menyetujui logika HTS ini.
 
Sekarang Anda mengatakan:
Belum lagi bicara faktanya, bahwa memang banyak yang memegang budaya 
tionghoa masih punya orientasi keindonesiaan.
 
dan

Mengenai contoh anda dibawah, bahwa yang memegang budaya tionghoa pun 
masih punya orientasi keindonesiaan yang total. Saya sepenuhnya 
sepakat.
 
Dalam logika, kalimat Anda di atas dituliskan: ada ~P^Q (ada yang bukan P dan 
Q).
Kalau ada ~P^Q, bagaimana bisa mengatakan HUBUNGAN  P - Q  BENAR?
 
Sebenarnya yang menggunakan 'logical fallacy itu siapa?
 
salam,
KH

 
 



Forum Diskusi Budaya Tionghoa dan Sejarah Tiongkok
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

--- On Fri, 9/26/08, prometheus_promise [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: prometheus_promise [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Logical Fallacy ...dan... Re: HTS di CSIS
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, September 26, 2008, 8:00 AM






Pertama, logical fallacy yang saya tunjukkan dibawah, hanya untuk 
menunjukkan kesalahan umum yang sering terjadi dengan menarik 
kesimpulan bahwa premise Jika Tidak P, maka Tidak Q seakan-akan 
sama dengan premise Jika P, maka Q. Padahal tidaklah demikian ! 

Kedua, sekarang mengenai HTS dan politiknya. 

Mengenai contoh anda dibawah, bahwa yang memegang budaya tionghoa pun 
masih punya orientasi keindonesiaan yang total. Saya sepenuhnya 
sepakat. 

Justru banyak yang sering keliru menafsirkan atau bahkan 
sampai menjudge seseorang, akibat logical fallacy yang saya 
jelaskan, dengan kemudian menganggap bahwa yang berbudaya tionghoa 
tidak punya keindonesiaan yang total. Padahal itu adalah jelas 
kekeliruan logika! 

Belum lagi bicara faktanya, bahwa memang banyak yang memegang budaya 
tionghoa masih punya orientasi keindonesiaan. 

Saya akan cenderung mengatakan bahwa banyak faktor yang bisa 
mempengaruhi keindonesaan sesorang. Sehingga, ketika mengaitkan 
pilihan budaya seseorang dengan keindonesiaan, menjadi suatu yang 
tidak relevan dan unnecesarry. 

Nah, pandangan seperti ini, yang harus dikembangkan (dan saya rasa 
yang sekarang ini memang sedang di-push). Apapun pilihan 
budaya/tradisi yang dianut-nya, keindonesiaa bisa tetap satu dan 
total. Saya yakin Anda pun berpandangan demikian, bukan ? 

Prometheus

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] . 
wrote:

 mbak,
 
 owe ada kenal satu org yg ampe sekarang masih idup en jg anggota 
LVRI.
 Dia itu org yg pegang tradisinya, org kelenteng pulak. Ngerti banyak
 hal yg terkait ama budaya Tionghoa.
 Apa itu org orientasi ke Indonesiaannya TIDAK TOTAL ?
 Dia jg yg ajak gw gabung ke satu organisasi yg orientasinya ke 
Indonesia.
 
 Jg di Cilacap ada tokoh kelenteng yg jg pahlawan kemerdekaan.
 
 So gini aja, kenapa seh ente mesti muter2 silat lidah. Mau pake gaya
 timpuk timur kagetin barat yg katanya itu gaya ilusi mati ?
 Wow itu mah gaya 36 siasat lage jaman ilusi mati aje belon jadi 
kadal.
 
 Kayaknya itu HST ama Sindhunata ada dendem sama budaya Tionghoa or 
mrk
 bawa misi tersembunyi yg dititipin ama ilusimati ?
 
 Nah kalu dah logical phallmasi mestinye ente lawan dong gak usah
 muter2 hehehehehehehehehe
 
 Mak gw lage pesen neh boekoe yg ceritain betapa aufkelaut yg dapet
 sumbangan gede2an dari filsafat Tiongkok. Itu jg terbitan Chicago
 university alias bikinan bule tuh.
 
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Prometheus
 prometheus_ promise@ wrote:
 
  Saya tidak akan mengomentari dulu HTS dan politiknya, tapi ada 
satu
  pengambilan kesimpulan yang menarik, yang mungkin bisa dipelajari
 bersama. 
  
  
  
  Dibawah, ada disebutkan :
  
  (1) Sindhu memang dibesarkan tanpa ada warna budaya 
ketionghoaan
 budaya
  babah sehingga orientasi keindonesiaan- nya memang total.
  
  
  
  Kemudian ada penarikan kesimpulan sbb : 
  
  (2) orang yang 'masih dibesarkan dalam warna budaya 
ketionghoaan'
 maka
  orientasi keindonesiaannya tidak akan total, akan terpecah
  
  
  
  Umumnya kita akan melihat ini sebagai penarikan kesimpulan yang
 benar dan
  logical, padahal tidaklah demikian. 
  
  Mengapa ? Mari kita lihat pelan-pelan. 
  
  
  
  Pertama, kita bisa tulis ulang statement pertama diatas sbb :
  
   Jika orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan, maka 
orientasi
  keindonesiaan- nya total
  
  
  
  Sekarang, untuk mempermudah, kita definisikan 
  
  P=orang dibesarkan tanpa warna budaya ketionghoaan , dan 
  
  Q=orientasi keindonesiaan- nya total
  
  
  
  Kalimat 

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Lim Seng Goan
saya tanggapi Pak, 
 
---Original Message---
 
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: 09/25/08 10:03:37
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
 
Ko Agoan yb,

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Ada bukti bahwa Ibu Teresa dari Calcuta itu mengkristenkan orang miskin
 india ?? coba bawa kesini atau anda hanya sekedar tukang gosip belaka ??
 
 salam
 seng goan

cinta kasih tanpa batas dijelaskan oleh Lao Tze dalam kitab suci
(kereeen) dao de jing : Creating but not owning,Giving without
demanding. Menurut Ko Aguan apakah peraih Nobel Bunda Teresa ada
niatan,keinginan,harapan untuk mendirikan ordo Katolik diantara warga
india?
sg: silahkan anda yg buktikan krn anda yg sdh memulai nyembur ludah.
 coba kaitkan dgn wahyu (mantap) Lao Tze. Beliau create... ? YA.
Beliau Not Owning?? silakan jawab sendiri. Beliau Giving ... ? YA.
Beliau 'without demanding?? . Jika bener yg ada hanya ketulusan dan
tidak ada mental 'owning' maupun 'demanding', maka sekarang gak ada
gereja karena gak perlu!
sg: apakah dgn berdirinya gereja berarti tujuan Ibu Teresa semata2 hanya
mengkatolikan org2 india ??? anda dgn pemikiran yg demikian maaf  sempit
tp mau bicara soal Tao yg demikian luas 

 yang penting mereka tertolong,sembuh
dll,kembalikan ke komunitasnya,titik. Buddha mengumpamakan lebah yg
tidak merusak bunga yg diserbukinya.
sg: tertolong, sembuh dan kembali kekomunitas.. memang itulah yg dilakukan
Ibu Teresa, dia tidak pernah mengajak org utk menjadi katolik, bahkan dlm
permenungannya banyak Sekali Ibu Teresa merasa dibelenggu dgn dogma2 dr
agama yg dianutnya.. lalu apakah dgn melihat ketulusan seseorang dlm
melayani manusia lainnya dan kemudian ada manusia lain yg tergerak untuk
mengikuti langkah2nya bahkan agamanya itu yg anda bilang merusak bunga yg
diserbukinya ??
 Suhu Cheng Yen kita dari Buddha
Tzu Chi memdirikan rumah susun cengkareng, apakah ada usaha diam2 utk
membuddhiskan para eks kali angke itu? bagi sembako di south carolina
kepada warga amerika (saya baru pertama liat bule ngantri sembako yg
dibagiin orang asia),apakah disisipin misi agama? dll.
sg: sy fokuskan dgn tulisan anda yg sy bold.. lalu apakah arti dari saluran
TV yg setiap saat menceritakan kegiatan2 relawan Tzu Chi tsb ? apakah ini
bukan bagian dari pewartaan ?? apa melakukan perbuatan kasih perlu pewartaan
?.. coba anda buka2 lagi kitab Tao Te Cing nya Pak..   kalau anda mau
membanding2kan dgn perbuatan Ibu Teresa yg puluhan tahun menebarkan cinta
kasih buat org papa, apakah ada saluran TV yg menyiarkan kegiatan tsb secara
secara rutin ?? atau sampai ada saluran tv khusus segala ??.. jawab dgn
jujur Pak.

yang muncul dialog yg jujur, ya jujur. kepercayaan satu sama lain.
Ko Agoan jangan salah mengerti, yg saya mo stop adalah propaganda ala
CNN.tolong buka juga www.anticnn.com
sg: Ibu Teresa tidak pernah minta kegiatannya dipublikasikan... apalagi
sekarnag anda hubung2kan dgn CNN segala, kayaknya anda kebanyakan minum arak
nii Pak.. hehehehe.

aniwei, kristen-katolik itu bukan kita punya.mereka punya bagus,kita
punya juga bagus! kalo duka kita pake putih/blacu makan samseng
..mereka pake hitam makan angin eeh makan bunga.sama bagusnya kan.
Ko Agoan, ayo kita pelajari dan hayati ajaran agama nenek moyang kita.
jika David Beckham ato Harisson Ford saja mendapat manfaat dari
buddhist values  way of life, gimana dengan kita sebagai ahli warisnya.
sg: Saya hargai maksud anda yg ingin kembali mebangkitkan budaya/kebijakan2
cina krn saya juga sedang menggali dan mencoba menerapkan pd lingkungan
keluarga saya.. tapi apakah itu perlu dilakukan dgn cara membanding2kan atau
yg lebih parah menjelek2an org lain atau agama lain ?? bagaimana org mau
mengikuti jejak anda kalau yg ada di pikiran anda dan tingkah pola anda
selalu menjelek2an org lain... kalau anda ingin mengajak org lain utk
mengerti/mendalami ajaran Tao, Kong Hu Cu atau yg lain silahkan tunjukan dgn
perbuatan kasih bukan dgn menebar kebencian.

salam
seng goan


Mulyawan Lie


 
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format
to Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity
 26New Members
Visit Your Group 
John McEnroe
on Yahoo! Groups
Join him for the
10 Day Challenge.
Moderator Central
An online resource
for moderators
of Yahoo! Groups.
Real Food Group
Share recipes
and favorite meals
w/ Real Food lovers.. 
 
 BackGrnd.jpg

[budaya_tionghua] Re: Buat postmo, tentang Khonghucu

2008-09-25 Terurut Topik danarhadi2000
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, melani chia [EMAIL PROTECTED] 
wrote:


-- deleted---
 Sekolah Xaverius,..hanya untuk umat khatolik,miskin dan kaya tdk 
masalah,...tenglang kaya masuk prioritas(krn butuh dana bangun sarana 
dan mutu sekolah),..maka kemana
 tenglang yg susah,...terima nasib lah dibumi penuh 
bhinekatungalika,religius, bangsa yg
 sangat beragama,tapi lebih senang melihat rakyatnya bodoh.
 
-- deleted-

Pen-sekat sekatan pendidikan menurut agama memang kontraproduktif, 
dan tak membawa kejayaan bangsa. Sekolah sekolah katholik dan 
protestant adalah warisan pendidikan zaman walanda, dimana ketika itu 
adalah elit termasuk kelompok katholik atau protestant (karena itu 
saya doeloe masuk Canisius dan kakak saya masuk Ursula ha ha ha). 
Setelah kemerdekaan, terutama sejak tahun 80an sekolah Kristen, yang 
lucunya kebanyakan dihuni saudara Tionghoa, menjadi sekolah elit yang 
muahall (Penabur, Ursula, dsb).

Tenglang melarat dan saudara pribuminya yang sekarat semua keteteran 
dipinggir trottoir (kaki lima). Saudara Non Tionghoa yang Islam dan 
tidak sekarat, masukkan anak anak ke Al Azhar, yang mirip Penabur 
atau Ursula, hanya Islam, itu bedanya. Yang kebanyakan ya masuk 
madrasah yang audzubillah banyaknya itu. No problem.

Bangsa beragama, ya sangat beragama, tetapi senang melihat rakyatnya 
bodoh itu mungkin sekali, karena sangat beragama dan masih bodoh 
terjadi di ratusan negara didunia. Lihat itu di Amerika latin, atau 
Asia selatan.

Keinginan, mendidik agama pada anak bangsa, lalu mengharap... 
plennggg... manusia manusianya jadi cerdas dan berbudi luhur, tidak 
korup.. hanya illusi. Dan ini 63 tahun sudah. 

Salam

Danardono





Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu

2008-09-25 Terurut Topik POSTMOmail
Dear 跨

Tolong dilihat dari email pertama saya.. bahwa saya BERPENDAPAT Pribadi 
(tertulis disana Menurut SAYA dan Bagi SAYA!!)

Maaf, anda Super apa yach? 

Sebaiknya urus saja keyakinan anda...
Kenapa mesti mengurus keyakinan orang... 
Atau jangan2 anda ga punya keyakinan... ?  Bukannya ini lebih tepat untuk 
diistilahkan mengurusi keyakinan saya (punya atau tidak??)

Saya harap situ bisa beli kaca cermin dan kacamata buat baca email teliti dan 
buku2 pelajaran yang mendidik.. ;)
Selamat belajar..

Cheers,
Postmo




- Original Message 
From: 跨 [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 26, 2008 11:19:05 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu


Maaf, anda Super apa yach? 

Sebaiknya urus saja keyakinan anda...
Kenapa mesti mengurus keyakinan orang... 
Atau jangan2 anda ga punya keyakinan... ?


2008/9/25 POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] com

Halo tan,

Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap keyakinan 
saya?? Apa bisa saya sebut anda sebagai Super Sial??



  

Re: Ada ya g lain lagi ? Re: [budaya_tionghua] Re: Restoran Vegetarian.

2008-09-25 Terurut Topik BUD'S 1
Kalau Gado2 Boplo termasuk makanan Vegetarian ngoak ya ???, Pan isinya sayur
semua ( Kecuali kalau ada telornya ).

On 9/26/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

Iya Hawaii di Muara Karang adalah pilihan ciamik.  Makanan cukup
 lumayan.  Lookay suka bawa tamu kesitu terutama tamu India yang nggak makan
 daging, atau tamu bule yang cinta lingkungan.  Ada lagi yang lain ?.  Tolong
 previewnya.  atau pre -tastenya.  Salam, Tan Lookay





 .

 



Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu

2008-09-25 Terurut Topik POSTMOmail
Dear 跨

Tolong dilihat dari email pertama saya.. bahwa saya BERPENDAPAT Pribadi 
(tertulis disana Menurut SAYA dan Bagi SAYA!!)

Maaf, anda Super apa yach? 

Sebaiknya urus saja keyakinan anda...
Kenapa mesti mengurus keyakinan orang... 
Atau jangan2 anda ga punya keyakinan... ?  Bukannya ini lebih tepat untuk 
diistilahkan mengurusi keyakinan saya (punya atau tidak??)

Saya harap situ bisa beli kaca cermin dan kacamata buat baca email teliti dan 
buku2 pelajaran yang mendidik.. ;)
Selamat belajar..

Cheers,


- Original Message 
From: 跨 [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 26, 2008 11:19:05 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Buat postmo, tentang Khonghucu


Maaf, anda Super apa yach? 

Sebaiknya urus saja keyakinan anda...
Kenapa mesti mengurus keyakinan orang... 
Atau jangan2 anda ga punya keyakinan... ?


2008/9/25 POSTMOmail [EMAIL PROTECTED] com

Halo tan,

Bagaimana nih anda bertanggung jawab atas pencampuran anda terhadap keyakinan 
saya?? Apa bisa saya sebut anda sebagai Super Sial??



  

[budaya_tionghua] Re: SBKRI dan SBKRRT

2008-09-25 Terurut Topik ChanCT
Pak Thio yb,

Terimakasih atas masukan yang diberikan.
Saya sendiri lupa sama sekali bahkan mungkin lebih tepat dikatakan tidak pernah 
tau kalau warga Tionghoa yang memilih WNA, ada surat bukti, katakanlah SBKRRT 
itu. Siapa yang berhak mengeluarkan SBKRT itu, ya? Kedutaan RRT? Kalau mereka 
yang cenderung pada Kuomintang, siapa yang keluarkan? Tapi, apalah namanya 
tanda pembedaan antara yang WNI dan WNA, sebetulnya menurut saya tidak perlu 
dibikin begitu rumit, harus ada tambahan SBKRI untuk yang WNI dan SBKRRT untuk 
yang asing. Atau memang jalan pikiran orang ketika itu, belum sampai kesana? 
Kecuali memang jalan pikiran pejabat ketika itu (mestinya tidak), sebagaimana 
perkembangan selanjutnya, kalau bisa dipersulit, kenapa harus 
disederhanakan?, yang ujung-ujungnya untuk dapat penghasilan tambahan itu. 

Coba perhatikan, kalau konsep pemikiran pejuang-pejuang Kemerdekaan RI ketika 
itu yang menghendaki hanya satu macam warganegara saja, sebagaimana disahkannya 
UU No.3/1946, dimana tempat lahir menentukan warganegara orang trersebut, tanpa 
mempedulikan suku, etnis dan keturunan darah orang. Barang siapa yang lahir di 
Indodnesia, otomatis menjadi WNI, kecuali yang bersangkutan menolak, dan itu 
diberi waktu berpikir sebagai hak repudiatie 2X2 tahun. Jadi, dalam waktu 
bersamaan dengan diberlakukannya UU No.3/1946, semua orang yang lahir di 
Indonesia diperlakukan sebagai WNI, tanpa dicerecoki harus lakukan pencatatan 
dan adanya surat membuktikan dirinya WNI. 

Untuk membedakan warga yang WNI dan WNA, sebetulnya juga tidak sulit. Disamping 
surat lahir yang sah akan membuktikan, juga bisa dilakukan deengan perbedaan 
KTP yang diberikan. Entah warna KTP yang berbeda, atau diberi tanda khusus bagi 
yang sejak semula memang WNA dan bagi mereka yang lahir di Indodnesia tapi 
ingin jadi WNA.

Dengan cara pembedaan yang jelas di KTP demikian, tentu jauh akan lebih 
sederhana dan penyelesaiannya cacatan sipil yang ketika itu masih terbelakang, 
lebih mudah diatasi, ketimbang ditambahi lagi dengan SBKRI. Dan itulah 
kenyataan yang terjadi selama 1/2 abad ini, selalu menghantui Tionghoa di 
Indonesia.

Dengan dikeluarkannya SBKRI yang hanya diberlakukan bagi etnis TIonghoa, tentu 
berarti diskriminasi ras telah dilangsungkan di negeri ini. Keturunan Arab, 
keturunan India tidak usah miliki SBKRI, dan juga nggak pernah ditanya-tanain 
oleh pejabat, mana SBKRInya, kok. Jadi, sudah betul, harus dihapus berlakunya 
SBKRI itu, ketetapan UU No.12/2006 menegaskan hanya mengenal 1 macam 
kewarganegaran RI, berdasarkan hukum saja. Jadi, sudah tidak boleh menuntut 
keluarkan SBKRI lagi hanya karena dia etnis TIonghoa. Cukup melihat surat lahir 
dan KTP yang bisa buktikan pemegangnya adalah WNI, tak peduli suku, etnis apa 
orang bersangkutan.

Pada saat pejabat meragukan keabsahan surat-lahir dan KTP yang dipegang, ya 
buktikanlah keabsahannya. Kalau terbukti itu palsu, hasil tembak, seret kedepan 
pengadilan dan adililah sesuai dengan HUKUM yang berlaku. Bagaimana juga tidak 
boleh membedakan lagi, mendiskriminasi yang TIonghoa, karena TIonghoa harus 
tunjukkan SBKRI, yang hakekatnya dalam praktek kehidupan menjadi satu keharusan 
Tionghoa harus memiliki SBKRI.  

Salam,
ChanCT

- Original Message - 
  From: kengbouw thio 
  To: HKSIS 
  Cc: Yap Hong Gie ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, September 25, 2008 8:42 PM
  Subject: SBKRI dan SBKRRT


Pak Chan yg baik,

Ramai2 soal SBKRI,  saya jadi teringat pengalaman saya pada 1960 2/d 
1965 di Bandung

Ketika itu saya bekerja sebagai guru menyanyi, guru bahasa Indonesia, 
sejarah Indonesia dan Ilmu Bumi Indonesia di SINCHUNG, sebuah SD yg didirikan 
oleh WN RRT suku Hakka di Bandung.

Disamping itu, saya juga bertugas untuk memeriksa surat bukti 
kewarganegaraan RRT , atau SBKRRT, tapi namanya ketika itu adalah surat bukti 
telah menolak kewarganegaraan RI, yang berarti pemegang surat ini adalah WN RRT.

Sebab sejak 1958, pemerintah RI telah mengeluarkan peraturan, WN 
Indonesia dilarang bersekolah di semua sekolah Tionghoa. Jadi setiap tahun 
semua calon pelajar Sekolah Tionghoa, ketika mendaftarkan namanya, mesti 
membuktikan dirinya sebagai WN RRT. Jika tidak , dia tidak dapat diterima 
sebagai siswa sekolah Tionghoa tersebut.

Ketika tahun 2003. saya diundang oleh mantan pelajar dan guru2 sekolah 
Sin Chung tersebut, ternyata semuanya sudah ramai2 masuk Warganegara Indonesia 
pada periode 1967 s/d 1998. Mungkin adanya masih bertahan sebagai WN RRT, tapi 
saya tidak cukup waktu untuk memeriksa satu persatu.

Setahu saya ada seorang bekas guru SD saya yang namanya The Kim Kan, 
pernah menilpon saya dari Guangzhou, katanya beliau tidak mendapat izin masuk 
ke Hongkong, karena pegang paspor stateless, yaitu bekas warganegara RRT yang 
tidak mau masuk WM Indonesia.  Ini terjadi pada tahun 1996 atau 1997.

Jadi kesimpulan saya, tidak semua bekas WNRRT yang masuk WN Indonesia.

Apakah ini 

[budaya_tionghua] Sorry, Ada Terasinya Ya? (Was: Ada yang lain lagi ?)

2008-09-25 Terurut Topik Ophoeng
Bung Bud's 1, Bung Tantono dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?

Sorry, cuma ikut nimbrung dikiiit ajah ya.

Gado-gado, memang serba sesayuran ijo royo-royo, bertahu dan
bertempe yang juga berbahan baku utama kacang keledai, eh, ke-
delai, walau bisa minta tanpa telor, tapi janganlah dilupakan
bahwa bumbunya ada yang pake... terasi!

Dan, terasi, kalau masih asli, tentu dibuatnya dari udang atau
rebon (udang lelembut sangat). Dan, ada faham vegetarian yang
tidak mau memakan makhluk hidup (maksudnya tentu makhluk hidup
yang bisa bergerak, sebab tetumbuhan dan sayur juga hidup, ta-
pi tidak bisa bergerak ya), termasuk udang dan rebon.

Jadi, kapan mau ngumpul rame-rame ngariung makan gado-gado Bo-
plo atau gao-gado Tamansari yang juwalnya sekalian ama ayam
goreng berkulit garing itu? Atau gado-gado sirem (mesti pakai
jas hujan supaya gak basah kalau disirem ya) di Bonbin Cikini?

Jangan lupa ajaklah sayah jugah yah hah-hah-hah (kepedesan).

Salam makan enak dan sehat bermanfaat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, BUD'S 1 [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

Kalau Gado2 Boplo termasuk makanan Vegetarian ngoak ya ???, Pan 
isinya sayur semua ( Kecuali kalau ada telornya ).

On 9/26/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

Iya Hawaii di Muara Karang adalah pilihan ciamik.  Makanan cukup
lumayan.  Lookay suka bawa tamu kesitu terutama tamu India yang nggak 
makan daging, atau tamu bule yang cinta lingkungan.  Ada lagi yang 
lain ?.  Tolong previewnya.  atau pre -tastenya.  Salam, Tan Lookay




Re: [budaya_tionghua] Sorry, Ada Terasinya Ya? (Was: Ada yang lain lagi ?)

2008-09-25 Terurut Topik BUD'S 1
Bung Ophoeng, ( emang ente kakek gua ??? / Ophung dalam bahasa batak )

Iya, aku lupa ama terasinya, Kalau bumbu pecel juga pakai terasi ? dan
karedok ??

Kalau aku mah kurang doyan ama Gado2, tapi kalau Iga Bakarnya Rudy SMS, itu
baru asik apalagi makan sama Nasi Uduk dan Usus Ayam gorengnya.

Salam sayur2an he he he

Bud's


On 9/26/08, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Bung Bud's 1, Bung Tantono dan TTM semuah,

 Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?

 Sorry, cuma ikut nimbrung dikiiit ajah ya.

 Gado-gado, memang serba sesayuran ijo royo-royo, bertahu dan
 bertempe yang juga berbahan baku utama kacang keledai, eh, ke-
 delai, walau bisa minta tanpa telor, tapi janganlah dilupakan
 bahwa bumbunya ada yang pake... terasi!

 Dan, terasi, kalau masih asli, tentu dibuatnya dari udang atau
 rebon (udang lelembut sangat). Dan, ada faham vegetarian yang
 tidak mau memakan makhluk hidup (maksudnya tentu makhluk hidup
 yang bisa bergerak, sebab tetumbuhan dan sayur juga hidup, ta-
 pi tidak bisa bergerak ya), termasuk udang dan rebon.

 Jadi, kapan mau ngumpul rame-rame ngariung makan gado-gado Bo-
 plo atau gao-gado Tamansari yang juwalnya sekalian ama ayam
 goreng berkulit garing itu? Atau gado-gado sirem (mesti pakai
 jas hujan supaya gak basah kalau disirem ya) di Bonbin Cikini?

 Jangan lupa ajaklah sayah jugah yah hah-hah-hah (kepedesan).

 Salam makan enak dan sehat bermanfaat,
 Ophoeng
 BSD City, Tangerang

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 BUD'S 1 [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

 Kalau Gado2 Boplo termasuk makanan Vegetarian ngoak ya ???, Pan
 isinya sayur semua ( Kecuali kalau ada telornya ).

 On 9/26/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Iya Hawaii di Muara Karang adalah pilihan ciamik. Makanan cukup
 lumayan. Lookay suka bawa tamu kesitu terutama tamu India yang nggak
 makan daging, atau tamu bule yang cinta lingkungan. Ada lagi yang
 lain ?. Tolong previewnya. atau pre -tastenya. Salam, Tan Lookay


 .