[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)

2006-01-08 Terurut Topik Made Wiryana
On 1/6/06, Mohammad DAMT [EMAIL PROTECTED] wrote:
 - Dosen malas (jarang masuk, ngobyek terus, kalau masuk cuma kasih tugas) - Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk) - Tidak kreatif (metodologi kuno dan itu-itu aja)
 - Ngga update knowledge (bahan pelajarannya sudah outdated!, ditanyain yang aneh2 cuma 
Yang ini setuju sekali, ceritanya dulu pernah ngalami ada pelajaran yanggurunya cuma masuk dua kali selama satu semester, ya dua kali, di awal
dan di akhir semester! Tapi ya gapapa orang saya akhirnya dapat A sih*-POh ya pertemuan terakhir itu bukan di kelas, tapi di rumah makan.
Kalau di kampus saya itu akan dicegah, karean setelah dosen 2 kali
tidak hadir, maka akan ada yang menelfon dan bertanya, kalau tidak bisa
hadir lagi akan digantikan oleh dosen pengganti.

Sebab kalau tidak mahasiswa bisa protest keras

IMW


[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)

2006-01-08 Terurut Topik Made Wiryana
On 1/8/06, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pengalaman kuliah dulu, banyak sekali dosen yang mirip kriteria di atas. Kadang mikir, ngapain masuk kelas! Baca bukunya aja mungkin lebih menarik.Kok kalau saya, lebih tertarik baca buku sosial ya. :D

Baca bukunya Postman Teaching as subversive ..

IMW


[teknologia] Re: [OOT]: Cara orang India agar anak anaknya menggemari Engineering :)

2006-01-08 Terurut Topik Made Wiryana
On 1/8/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
9-year-old Indian whizkid has Bill Gates 'worried'http://www.newindpress.com/NewsItems.asp?ID=IEN20060107224725Page=NTitle=InfotechTopic=0
Wah 'kita' kalah telak pak dengan anak umur 9 tahun... he he he :-)
Melihat kedekatran India dg Engineering dg apa yang terjadi saat
ini belumlah lengkap. Seperti saran saya, baca sejarah :-) Misal
cari latar belakang nama anak saya Madhava yang menemukan deret
Taylor jauh sebelum orang Eropa tahu apa itu.

IMW



[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)

2006-01-08 Terurut Topik Made Wiryana
On 1/7/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dari sudut pandang lain,saya bingung sebenarnya jika dikatakan adamasalah dengan mahasiswa,parameternya apa ? apakah karena melihatkilasan kejadian di ruang kampus atau outputnya nanti setelah lulus,berilmu dan kemudian bekerja dan bermanfaat untuk orang lain ?

Boss, namanya mahasiswa itu BUKAN cuma mahasiswa PTN :-). Saran saya jalan-jalan ke PTS-PTS di daerah, atau di ibukota

Anda akan mendapatkan gambaran siapa, bagiamana mahasiswa itu.

Lha pas dikasih tugas berat, jawabnya sering maaf pak tadi malam saya kecapean abis narik (lha kerjaannya narik angkot)

IMW


[teknologia] Sending SMS 2 PK Has Never Been So EZ

2006-01-08 Terurut Topik CoolFreeSMS.Com
Dear Friends hi , how are you hope you will be fine now you send can send free sms to any mobile network in Pakistan without any java or plugins esily with 
http://www.coolfreesms.com and also avaliable largest collection of sms messages check it now http://www.coolfreesms.com Thanks.

Regardschat with your dear ones http://www.merichat.net-- Best Regards,Tahseen Shahzad
http://www.CoolFreeSMS.com 


[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)

2006-01-08 Terurut Topik Made Wiryana
On 1/6/06, James A [EMAIL PROTECTED] wrote:
--- adi [EMAIL PROTECTED] wrote: masalah yang dituduhkan sama: - mahasiswa kurang kritis - mahasiswa salah pilih - mahasiswa kurang motivasi
 - mahasiswa malas - mahasiswa maunya minta disuapin - mahasiswa yang begini-begitu pokoknya bukan salah saya

Saya jawab dari apa yang biasanya jawaban diberikan oleh si dosen kalau
dilontarkan pernyataan seperti ini (ditampung dari obroloan sesama
dosen) 
Apa gak pernah dianalisa dari sisi sebaliknya ?- Dosen malas (jarang masuk, ngobyek terus, kalau masuk cuma kasih tugas)

Gaji dosen segitu mana cukup buat hidup, buat beli buku aja udah habis :-),
- Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk)
Mau monoton, mau menarik mahasiswanya tetap ngobrol dengan asiknya, ngapain capek-capek.
- Tidak kreatif (metodologi kuno dan itu-itu aja)- Ngga update knowledge (bahan pelajarannya sudah outdated!, ditanyain yang aneh2 cuma bisa
plonga-plongo)
Dua hal ini sering dijawab : lha yang segitu aja mahasiswa belum tentu
bisa, alias ndak bisa ngerjain soalnya, apalagi ditambahin yang lebih
heboh. Udah ah itu aja udah cukup.

- Gak bisa dibantah, gampang marah, gak ada selera humor sama sekali- dst.

Mirip dg mahasiswanya, yang kalau dikritis juga sering marah :-)
Lihat saja kalau lagi demo pasti sering pakai kalimat Pokoknya 
dst..dst

Kondisi yang seperti ini membuat mahasiswa jadi terlatih seperti sekarang, terlatih untuk
meniru dosennya !
Mahasiswa, dosen adalah bagian masyarakat. Mereka adalah korban masyarakat 

IMW


[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)

2006-01-08 Terurut Topik Budi Rahardjo

 Yang ini setuju sekali, ceritanya dulu pernah ngalami ada pelajaran yang
 gurunya cuma masuk dua kali selama satu semester, ya dua kali, di awal
 dan di akhir semester! Tapi ya gapapa orang saya akhirnya dapat A sih
 *-P
 Oh ya pertemuan terakhir itu bukan di kelas, tapi di rumah makan.

Dosen kayak gini yang harus ditumpas!
Dia memberikan nilai A karena rasa bersalah.
Daripada mahasiswa protes, kasih aja nilai A.
Semua happy. Apa betul?

Nilai yang diwariskan oleh dosen ke siswa?
   semua bisa di-cincay ... :(
   kasih {duit,makan,hadiah,oleh2,sogokan} semua beres
   usaha tidak penting
   ...


-- budi


[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)

2006-01-08 Terurut Topik Zaki Akhmad


Made Wiryana wrote:
 Baca bukunya Postman Teaching as subversive ..

 IMW

Terimakasih Pak Made untuk referensinya. Nanti saya tambahkan di daftar
buku-buku wish-list saya deh. 

Zaki Akhmad



[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik fade2blac

On Sun, Jan 08, 2006 at 03:42:16AM -, Zaki Akhmad wrote:
 kata yang dihubungkan dengan kata versus itu berarti oxymoron? oxymoron
 = dua hal yang saling bertolak belakang dan tidak dapat bercampur.

Sengaja kok. :-)

 
 Yup betul. Tapi bukan itu tujuan hidup di dunia. Kesempurnaan adalah
 perjalanan. Jadi yang paling penting kita harus membuat perjalanan
 hidup kita perlahan-lahan menuju ke arah yang lebih baik. Jadi yang

Ini ngomongnya kejauhan. Kita lagi ngomongin masalah dosen, mahasiswa dan 
perguruan tinggi.
Tentang nilai, baik buruk, benar salah, panjang urusannya. Ke milis filsafat 
mungkin lebih pas.

 Menghadapi sistem yang tidak sempurna, saya juga tidak bisa berbuat
 banyak. Karena saya bukan siapa-siapa. Yah karena dulu aktif di unit
 kegiatan mahasiswa dan saya punya authorisasi untuk membuat unit saya
 lebih baik, ya saya lakukan sebatas itu saja. Dan ingat, great power
 becomes great responsibility.
 

Hehehe, terngiang nasehat uncle ben yah? :-)
Ada perbedaan antara nggak mau dan nggak bisa. Jangan diaduk. (seperti ngomong 
ke diri sendiri). 
Dan kalau diskusinya diperluas kepada 'sistem yang tidak sempurna' jadi blur 
lagi. Kalau mau lanjut kita fokuskan ke 'sistem PT(N) yang tidak sempurna'. 
Sistem apanya? sistem penerimaan mahasiswa? Sistem pengawasan dosen? Inipun 
saya ragu kalau sebagian dari kita punya kapabilitas untuk nerusin. Jadi kalau 
yang tiap hari bergelut sebagai civitas akademika nggak merespons, kita tutup 
aja threadnya. Atau jika oleh admin dianggap OOT.

Mengangkat thread ini ke permukaan atau mengarahkan diskusi ke arah sini juga 
ada tujuannya. Kita seringkali terjebak oleh ide-ide yang mengawang-awang, 
sementara masalah nyata disekitar kita yang menjadi _pijakan_ ide tersebut 
banyak yang tak terpecahkan. Contoh, jika ingin dipaksa meniru India, kenapa 
nggak ditiru sistem buku murah, pendidikan murah dan sebagainya, yang sifatnya 
prekondisi sehingga IT di India bisa seperti sekarang? Kalau perhatian kita 
fokus pada prekondisinya, efek yang ditimbulkan akan lebih masuk akal bakal 
terwujud, daripada menuntut atau sekedar ngomporin untuk mengambil hasil 
akhirnya saja. Karena bisa diperhitungkan bahwa itu percuma.

-- 
fade2blac


[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik baskara

On 1/8/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:
Contoh, jika ingin dipaksa meniru India, kenapa nggak ditiru sistem buku murah,
 pendidikan murah dan sebagainya, yang sifatnya prekondisi sehingga IT di 
 India bisa
 seperti sekarang?

Textbook di china juga ada versi murahnya. Layout dan kertasnya memang
juelek, tapi murah. Tahun lalu saya beli dan bawa 1 dari sana. I
almost couldn't believe that it was so cheap. Textbook murah untuk
dijual di negara2 asia juga pernah saya beli di elvira bandung
(tentang elektronika analog, saya ingat harganya sekitar 20 ribuan).

Saya kira pihak penerbit bisa dilobi untuk menjualnya juga di
Indonesia. Kalau khusus mencetak untuk Indonesia saja, keuntungannya
tidak ada karena jumlah pembelinya tidak banyak. Hitung saja ada
berapa jumlah mahasiswa yang membutuhkan buku A misalnya. Di China
jumlah mahasiswanya memang banyak. Bahkan teman lab saya mengatakan
too many PhD now in China. it's difficult for me to get a good job
there even I hold PhD.


[teknologia] Re: [OOT]: Cara orang India agar anak anaknya menggemari Engineering :)

2006-01-08 Terurut Topik Adjie

wah saya setuju dengan pendapat Pak Made, memang seharusnya kita
selalu membaca sejarah, karena dengan membaca sejarah kita tahu apa
yang terjadi ribuan tahun yang lalu apa yang orang telah perbuat
ribuan tahun lalu dan bagaimana mensikapi-nya,  kan jadi lebih baik
kalau kita tahu titik terakhir dari sejarah hingga kita bisa memulai
dari titik tersbut tanpa harus memulai dari nol.

saya sendiri ndak tahu siapa madhava saya pernah biang sama Pak Made
wah nama anaknya bagus bener, baru deh dia cerita tentang  ahli
matematik dari india.

Intinya kalau kita mau mengembangkan teknologi, rasanya kita harus
membaca sejarah  tentang teknologi apa yang sudah ada jauh sebelum
kita lahir dan bagaimana mengembangkan itu untuk kebaikan bersama.
yang jadi persoalan adalah mencari sumber  atau documentasi tentang
sejarah masa lampau,  ambil contonh misalnya pyramid ini kan menarik
sekali dari sisi security, bagaimana orang mesir menciptakan security
supaya Mummy nya ngga di curi, ini kan bisa / mungkin sudah di
implementasikan di system security komputer kalau kita sudah menemukan
logicnya.

akhirnya saya berkesimpulan, link yang di berikan Mas Carlos cukup
menarik tapi link sejarah masa lalu mungkin tidak kalah menariknya.
ada ngga yaa situs-2 sejarah yang semacam wikpedia atau semua ada
disitu..???  kalau ada lumayan bisa ngirit untuk tidak beli
encyclopdia


regards

Adjie
  Wah 'kita' kalah telak pak dengan anak umur 9 tahun... he he he :-)

  Melihat kedekatran India dg Engineering dg apa yang terjadi saat  ini
 belumlah lengkap. Seperti saran saya, baca sejarah :-)  Misal cari latar
 belakang nama anak saya Madhava yang menemukan deret Taylor jauh sebelum
 orang Eropa tahu apa itu.

  IMW





[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 1/8/06, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 1/8/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:Contoh, jika ingin dipaksa meniru India, kenapa nggak ditiru sistem buku murah, pendidikan murah dan sebagainya, yang sifatnya prekondisi sehingga IT di India bisa
 seperti sekarang?Gimana mau murah? Buku text sekolah saja hampir tiap tahun berganti (walaupun pergantiannya sepele). Ditambah lagi, kalau rekan - rekan berusaha untuk membuka buku pelajaran SMP-SMA sekarang, memang isinya materi suapan semua. Tidak merangsang untuk berpikir tetapi hanya bahan hafalan dan cara cepat.
Textbook di china juga ada versi murahnya. Layout dan kertasnya memangjuelek, tapi murah. Tahun lalu saya beli dan bawa 1 dari sana. I
almost couldn't believe that it was so cheap. Textbook murah untukdijual di negara2 asia juga pernah saya beli di elvira bandung(tentang elektronika analog, saya ingat harganya sekitar 20 ribuan).
Kalau untuk textbook engineering juga kayaknya saya sudah menemukan beberapa yang cukup murah (perbandingan tebal, dan bobot materi) di toko - toko buku Bandung. Akan lebih bagus lagi kalau formatnya ebook :-)
Saya kira pihak penerbit bisa dilobi untuk menjualnya juga diIndonesia. Kalau khusus mencetak untuk Indonesia saja, keuntungannya
tidak ada karena jumlah pembelinya tidak banyak. Hitung saja adaberapa jumlah mahasiswa yang membutuhkan buku A misalnya. Di Chinajumlah mahasiswanya memang banyak. Bahkan teman lab saya mengatakantoo many PhD now in China. it's difficult for me to get a good job
there even I hold PhD.Alaram yang sungguh berbahaya dong untuk angkatan kerja Indonesia ;-)-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/
http://www.pojokbisnis.com/


[teknologia] Re: [OOT/Rumor]: Bill Clinton di Micrsoft board

2006-01-08 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 1/8/06, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ada rumor hangat di blogs San Jose 'Good morning silicon valley'(http://blogs.siliconvalley.com/ )kalau bill clinton mungkin menjadithe-next board member atau ceo di microsoft:
http://andyabramson.blogs.com/voipwatch/2006/01/clinton_in_redm.htmlhttp://www.kenradio.com/
Namanya juga rumor tapi kalau arnold saja bisa jadi gubernur californiaapalagi clinton.Kalau clinton jadi board/ceo di MSFT dan demokrat/hilary jadi presidenwah seru:-)Kenapa tidak? Toh beliau ini adalah orang yang - menurut saya - sangat flamboyan dan very business savvy. Kalau tidak salah selama 2 periode kepemimpinannya, cadangan kas amerika berada di titik tertingginya dengan tingkat hutang yang terus berkurang.
-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Made Wiryana
On 1/8/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dan
kalau diskusinya diperluas kepada 'sistem yang tidak sempurna' jadi
blur lagi. Kalau mau lanjut kita fokuskan ke 'sistem PT(N) yang tidak
sempurna'. Sistem apanya? sistem penerimaan mahasiswa? Sistem
pengawasan dosen? Inipun saya ragu kalau sebagian dari kita punya
kapabilitas untuk nerusin. Jadi kalau yang tiap hari bergelut sebagai
civitas akademika nggak merespons, kita tutup aja threadnya. Atau jika
oleh admin dianggap OOT.
Sebelum kemana-mana mungkin perlu dulu difikirkan mana yang diingin

- Model elitisme (kampus terpilih, dg output yg semuanya cemerlang)
- Model pemerataan (mekanisme penjenjangan mendorong pemerataan resource pendidikan)

Sebagai bekal pertimbangan : Indonesia itu luas dan masih sedikit yang menikmati SDM baik atau agak baik

IMW



[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 1/8/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote:
--cut--
Sebelum kemana-mana mungkin perlu dulu difikirkan mana yang diingin

- Model elitisme (kampus terpilih, dg output yg semuanya cemerlang)
- Model pemerataan (mekanisme penjenjangan mendorong pemerataan resource pendidikan)

Sebagai bekal pertimbangan : Indonesia itu luas dan masih sedikit yang menikmati SDM baik atau agak baikKenapa tidak mengikuti modelnya India? Bikin sekolah teknik sebanyak - banyaknya, quantity over quality. Memang nantinya ada yang very very bright dan kerja di silicon valley dan engineer - engineer kelas duanya mengisi kekosongan dalam negeri.
India juga melakukan hal seperti ini untuk tenaga medisnya, dengan kontrol yang ketat tentunya.-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/
http://www.pojokbisnis.com/


[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik baskara

On 1/8/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kenapa tidak mengikuti modelnya India? Bikin sekolah teknik sebanyak -
 banyaknya, quantity over quality. Memang nantinya ada yang very very bright
 dan kerja di silicon valley dan engineer - engineer kelas duanya mengisi
 kekosongan dalam negeri.

India sudah membuat percetakan tenaga IT engineer.
Filipina juga sudah membuat percetakan tenaga medis dan dokter.
Indonesia cetak komoditi yang lain? :-)

Sebenarnya di Indonesia sudah ada banyak percetakan tenaga IT engineer
(atau hanya sekedar web programmer dan desainer?). Masalahnya, setelah
lulus, kerja apa dan di mana? Apa perush. silicon valley pasang iklan
lowongan di Kompas? Atau perusahaan di Johor Bahru pasang iklan
lowongan di Jawa Pos? Di mana biasanya mereka pasang iklan? Saya yakin
di milis ini banyak yang tertarik kalau ada lowongan di perusahaan
yang sedang leading. Jangankan leading, startup company pun pasti
mau. :D


[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Made Wiryana
On 1/8/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
- Model elitisme (kampus terpilih, dg output yg semuanya cemerlang)

- Model pemerataan (mekanisme penjenjangan mendorong pemerataan resource pendidikan)

Sebagai bekal pertimbangan : Indonesia itu luas dan masih sedikit yang menikmati SDM baik atau agak baikKenapa
tidak mengikuti modelnya India? Bikin sekolah teknik sebanyak -
banyaknya, quantity over quality. Memang nantinya ada yang very very
bright dan kerja di silicon valley dan engineer - engineer kelas duanya
mengisi kekosongan dalam negeri.

Bakal sering diprotest orang... katanya kurang keren kalau cuma mencetak sebanyak-banyaknya

IMW


[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 1/8/06, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:
--cut--India sudah membuat percetakan tenaga IT engineer.Filipina juga sudah membuat percetakan tenaga medis dan dokter.Indonesia cetak komoditi yang lain? :-)Cari niche lain mungkin? Bukankah kita sudah menjadi pencetak tenaga kasar siap kerja? Miris sekali yah... 
Sebenarnya di Indonesia sudah ada banyak percetakan tenaga IT engineer(atau hanya sekedar web programmer dan desainer?). Masalahnya, setelah
lulus, kerja apa dan di mana? Apa perush. silicon valley pasang iklanlowongan di Kompas? Atau perusahaan di Johor Bahru pasang iklanlowongan di Jawa Pos? Di mana biasanya mereka pasang iklan? Saya yakindi milis ini banyak yang tertarik kalau ada lowongan di perusahaan
yang sedang leading. Jangankan leading, startup company pun pastimau. :DSetahu saya malah belum ada tuh Om Bas. Bahkan kalau misalnya saya lempar proyek ke anak - anak ITB ataupun Fasilkom UI, kebanyakan angkat tangan karena di kampusnya kebiasaan diajari konsep tanpa ngerti prakteknya gimana. Satu - satunya Universitas, so far, yang saya temui dan mahasiswa/lulusannya mengerti bagaimana cara prakteknya cuma STT telkom. CMIIW.
-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://www.pojokbisnis.com/


[teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...

2006-01-08 Terurut Topik Made Wiryana
On 1/8/06, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
Budi Rahardjo wrote: usulan pak adi ini pernah juga didiskusikan. jawaban dari pihak sono adalah (kira2) sebagai berikut: - bahwa tempat di perguruan tinggi negeri sangat berharga sehingga tidak bisa dibuat main-main
 - kalau sudah masuk terus gugur, tempat yang terpakai menjadi terbuang percumaBetul sekali Pak Budi :)Saya pernah baca buku (maaf lupa persis judulnya), Dibalik PembangunanITB, Hal yang Tak Terungkap, disitu dijelaskan: Pak Wiranto memimpikan
ITB dengan zero-drop-out. Jadi sebenarnya ITB itu rugi juga kalau adamahasiswa-nya yang DO. Makannya, opsi yang diberikan oleh ITB adalahopsi untuk mengajukan surat permohonan mengundurkan diri bagi mahasiswa
yang sudah melewati batas waktu masa studi atau karena IP nya dibawahstandar. Kalau begini, berarti sebenarnya posisi mahasiswa dengan PTsama kuat dong ya. Mahasiwa butuh kuliahnya selesai, PT butuh mahasiswauntuk diselesaikan kuliahnya.

Zero drop out akan bisa tercapai atau didekati dengan pembenahan admistrasi serta pengelolaan kampus.

Siap nggak kampus-kampus.

IMW



[teknologia] Nanya Desktop Search

2006-01-08 Terurut Topik Affan Basalamah

Assalamu 'alaikum wr.wb.

Nanya,
buat teman2 yang sudah pernah pakai aplikasi desktop search, ada yang
sudah pernah membandingkan performa desktop search berikut :

- Google
- Windows (MSN)
- Copernic
- Yahoo!

Kencengan yang mana ya ? Pros  Cons nya gimana ? Ada yg bisa kasih
komentar ?

Trims,
wass.wr.wb.

-affan



[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 1/8/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Contoh, jika ingin dipaksa meniru India, kenapa nggak ditiru sistem
 buku murah,

Sebetulnya, di Indonesia *LEBIH MURAH*, yaitu buku bajakan!
Mengapa ini tidak dimanfaatkan?
Saya khawatir mau ada buku murah pun kalau nggak ada
keinginan ya percuma saja. Sekarang toh sudah ada buku murah
(alias bajalan). Kita lupakan dulu masalah legal atau ilegalnya.
Pada kenyataannya mahasiswa sudah memiliki akses ke buku murah.

Saya kasihan dengan mahasiswa di Singapura karena bukunya
mahal-mahal di sana. Kami baru saja beli buku2 di Singapura.
Habis ratusan dolar (mendekati seribu dolar!).
Tapi buktinya Singapore bisa tetap maju meskipun buku mahal.

Kalau India, memang banyak buku murah - baik yang resmi maupun
yang tidak resmi (aka bajakan). Saya sempat menengok Old Delhi
dan masuk ke toko buku bajakan. Harganya memang murah.
Bahkan, ada orang Indonesia yang sengaja akan pergi ke India
khusus untuk beli buku murah (resmi atau bajakan saya tidak tahu).

Satu hal lagi: Internet!
Banyak tersedia informasi (dan kadang2 lebih mutakhir daripada
buku) di Internet.

Saya sendiri masih termasuk aliran yang lebih suka baca buku
daripada Internet (meskipun sekarang secara tidak sadar,
porsi baca di Internet lebih banyak daripada buku cetak!)

Yes, buku murah memang penting, tapi semangat mau baca
lebih penting lagi. Baca ykkk.

(Ah, ini baru soal baca, belum soal *nulis*)

-- budi


[teknologia] Re: Nanya Desktop Search

2006-01-08 Terurut Topik Andhi Marjono
saya pernah mencoba semuanya kecuali copernic and i think google is the best one berdasar kriteria yang Affan tuliskan.anyway, sekarang sudah saya basmi semua, bikin pc jadi lambat (lumayan makan memory) dan sepertinya kurang begitu berguna buat kebutuhan saya pribadi.
salam,On 1/8/06, Affan Basalamah [EMAIL PROTECTED] wrote:
Assalamu 'alaikum wr.wb.Nanya,buat teman2 yang sudah pernah pakai aplikasi desktop search, ada yangsudah pernah membandingkan performa desktop search berikut :- Google- Windows (MSN)- Copernic
- Yahoo!Kencengan yang mana ya ? Pros  Cons nya gimana ? Ada yg bisa kasihkomentar ?Trims,wass.wr.wb.-affan-- Andhi


[teknologia] Re: Nanya Desktop Search

2006-01-08 Terurut Topik Nanda Firdausi

 
 
 Assalamu 'alaikum wr.wb.

Wa'alaikum salam Wr Wb
 
 Nanya,
 buat teman2 yang sudah pernah pakai aplikasi desktop search, 
 ada yang sudah pernah membandingkan performa desktop search berikut :
 
 - Google
 - Windows (MSN)
 - Copernic
 - Yahoo!
 
 Kencengan yang mana ya ? Pros  Cons nya gimana ? Ada yg bisa 
 kasih komentar ?

Barangkali link ini bisa membantu:
http://www.pcmag.com/article2/0,1895,1771763,00.asp. Sayangnya sepertinya
sudah lama tidak diupdate dan sudah tidak terlalu akurat lagi (kalo saya
lihat feature Google Desktop dan plugin yang saya pakai).

Kalau saya sih tetap pilih Google Desktop, apalagi sekarang update software
Google makin mudah dengan adanya Google Pack.

Wassalam,
Nanda Firdausi
http://blog.satukubik.net



[teknologia] Re: Nanya Desktop Search

2006-01-08 Terurut Topik Ronny Haryanto
On Monday 09 January 2006 00:47, Andhi Marjono wrote:
 saya pernah mencoba semuanya kecuali copernic and i think google is the
 best one berdasar kriteria yang Affan tuliskan.
 anyway, sekarang sudah saya basmi semua, bikin pc jadi lambat (lumayan
 makan memory) dan sepertinya kurang begitu berguna buat kebutuhan saya
 pribadi.

Saya pernah nyoba Beagle (di Linux, bukan Windows), lama2 boros memori banget, 
sampe swap udah hampir penuh juga (padahal RAM 1 GB, Swap 1 GB), terpaksa 
buru2 saya kill. Keren sih, tapi kalo dipikir2 jarang banget butuh yg begitu, 
biasa saya udah tau di mana mesti mencari, jadi 'grep -r' atau 'find' kadang 
udah cukup.

Itu beagle versi berapa saya gak inget (0.1.1?), mungkin bbrp bulan lalu. Skrg 
juga masih beta banget. Jadi mungkin gak menggambarkan future versions yg 
mungkin lebih stable dan mungkin lebih ramah resources.

Ronny


pgptACGDeHfIb.pgp
Description: PGP signature


[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Zaki Akhmad

fade2blac wrote:
 Sengaja kok. :-)

Oooh... sengaja dibuat oxymoron ya.

 Ini ngomongnya kejauhan. Kita lagi ngomongin masalah dosen, mahasiswa dan 
 perguruan tinggi.
 Tentang nilai, baik buruk, benar salah, panjang urusannya. Ke milis filsafat 
 mungkin lebih pas.

Maaf, maaf kalau dirasakan terlalu jauh. Saya memang tipikal orang yang
suka berpikir dari makro ke mikro. Saya percaya yang detail akan
mengikuti Jadi akhirnya lari terlalu jauh ke tataran filsafat deh.

 Hehehe, terngiang nasehat uncle ben yah? :-)
Uncle Ben yang mana nih? Kok saya lupa ya.

 fade2blac

Terimakasih
Zaki Akhmad.



[teknologia] Re: Nanya Desktop Search

2006-01-08 Terurut Topik Herry Susanto

Pada tanggal 1/8/06, Affan Basalamah [EMAIL PROTECTED] menulis:
Assalamu 'alaikum wr.wb.Nanya,buat teman2 yang sudah pernah pakai aplikasi desktop search, ada yang
sudah pernah membandingkan performa desktop search berikut :- Google- Windows (MSN)- Copernic- Yahoo!Kencengan yang mana ya ? Pros  Cons nya gimana ? Ada yg bisa kasihkomentar ?


Aku cuma nyobain copernic dan google, itu pun copernic udah jaman duluw sekali. google baru beberapa bulan yang lalu. 

Baru 2 hari setelah nginstal, komputer crash, prosesor kepanasan (sampai 75 C) sampai harus bongkar fan dan bersihin pendinginnya. Setelah komputerjalan lagi, harus instal ulang OS (win2k) karena banyak file yg tiba-tibarusak. 


Padahal P4 2.4GHz, RAM 512MB menurutku belum masuk kategori komputer kuno.



Trims,wass.wr.wb.-affan-- I am nobody, nobody is perfect
http://hericz.net 


[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Made Wiryana wrote:
 On 1/8/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
 
  - Model elitisme (kampus terpilih, dg output yg semuanya cemerlang)
   - Model pemerataan (mekanisme penjenjangan mendorong pemerataan resource
   pendidikan)
  
   Sebagai bekal pertimbangan : Indonesia itu luas dan masih sedikit yang
   menikmati SDM baik atau agak baik
 
 
  Kenapa tidak mengikuti modelnya India? Bikin sekolah teknik sebanyak -
  banyaknya, quantity over quality. Memang nantinya ada yang very very bright
  dan kerja di silicon valley dan engineer - engineer kelas duanya mengisi
  kekosongan dalam negeri.
 

 Bakal sering diprotest orang... katanya kurang keren kalau cuma mencetak
 sebanyak-banyaknya

Pak Made,
Jadi yang disalahkan society,persepsi,sejarah dan kurang
keren-nya
yach :-)

Kalau kalah dengan resisten begitu saja,sampai 1001 tahun juga nasib
kagak bakal berubah.

Kalo mau bikin universitas teknis quality over quality dengan biaya
murah,peduli amat dengan tidak kerennya.

Persepsi masyrakat *bisa* terganti,problemnya mungkin kita harus
mencetak 1,000 orang seperti Budi Rahardjo (sory pak jadi contoh) yang
punya motivasi tinggi dan bisa melihat jauh kedepan,jadi bisa saling
bahu membahu dan bersinergi.Kadang2 saya lihat,di strate elitnya
(maksudnya mereka yang mempunyai kemampuan merubah) memang lebih
demen-nya status quo sich (tapi untung jaman sudah berubah,SBY yg
mimpin Indonesia sekarang punya will tinggi untuk menjadi Indonesia yg
lebih baik).


Carlos



[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Budi Rahardjo wrote:
 On 1/8/06, fade2blac [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Contoh, jika ingin dipaksa meniru India, kenapa nggak ditiru sistem
  buku murah,

 Sebetulnya, di Indonesia *LEBIH MURAH*, yaitu buku bajakan!
 Mengapa ini tidak dimanfaatkan?
 Saya khawatir mau ada buku murah pun kalau nggak ada
 keinginan ya percuma saja. Sekarang toh sudah ada buku murah
 (alias bajalan). Kita lupakan dulu masalah legal atau ilegalnya.
 Pada kenyataannya mahasiswa sudah memiliki akses ke buku murah.

Seratus persen setuju Pak Budi.

Saya termasuk pengkoleksi buka Hardy di Mangga 2 dan kadang2 beli juga
tuh yang ada di deket kampus ITB.

Hebatnya toko buku hardi tersebut koleksi bukunya cepat sekali ada
meskipun bukunya baru keluar,ini saya bandingkan dengan toko buka di
singapur.



 Kalau India, memang banyak buku murah - baik yang resmi maupun
 yang tidak resmi (aka bajakan). Saya sempat menengok Old Delhi
 dan masuk ke toko buku bajakan. Harganya memang murah.
 Bahkan, ada orang Indonesia yang sengaja akan pergi ke India
 khusus untuk beli buku murah (resmi atau bajakan saya tidak tahu).

Toko buku di Bangalore India gak enak lho,kaya' toko buku tahun 1980an
di Pasar Senen atau Pasar Baru gak bisa baca buku disitu alias gak
nyaman.Gramedia Jakarta jauh lebih nyaman.

 Yes, buku murah memang penting, tapi semangat mau baca
 lebih penting lagi. Baca ykkk.

Kalo mau lebih pas: semangat mau maju :-)

Kalo dah punya semangat mau maju,persoalan buku mahal gak jadi soal
karena banyak buku bajakan.Ini prinsip yang harus dimiliki individu
masing2.

Apalagi jamanya sekarang The World is Flat :-)

Carlos



[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

baskara wrote:
 On 1/8/06, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Kenapa tidak mengikuti modelnya India? Bikin sekolah teknik sebanyak -
  banyaknya, quantity over quality. Memang nantinya ada yang very very bright
  dan kerja di silicon valley dan engineer - engineer kelas duanya mengisi
  kekosongan dalam negeri.

 India sudah membuat percetakan tenaga IT engineer.
 Filipina juga sudah membuat percetakan tenaga medis dan dokter.
 Indonesia cetak komoditi yang lain? :-)

 Sebenarnya di Indonesia sudah ada banyak percetakan tenaga IT engineer
 (atau hanya sekedar web programmer dan desainer?).

Tepat sekali !!

Itu masalahnya sekarang.

SDM IT di Indonesia memang fortunately dan unfortunately kebanyakan
berbasis
di Internet/Web,fortunately bagus karena ini bisa bikin industri
kecil,paling gak hidup dari situ.Unfortunately karena ini kurang
strategis,gak bisa jadi industri besar dimana kemampuan development
atau oursourcing dari luar bisa banyak masuk kedalam.

Kita harus punya ribuan engineer yang di engineernya punya pengalaman
langsung pada bidang: CRM,ERP,outsourcing,pengembangan rfc/draft,
ASIC,FPGA,VxWorks,Linux Kernel,RTOS,VLSI,verilog,synthesis,JTAG,win
runner etc

Tapi sekarang sudah mendingan,vendor2 seperti SAP dan Cisco sudah mulai
masuk ke universitas.Ini langkah strategis yang baik secara ***long
term***.

 Masalahnya, setelah
 lulus, kerja apa dan di mana? Apa perush. silicon valley pasang iklan
 lowongan di Kompas? Atau perusahaan di Johor Bahru pasang iklan
 lowongan di Jawa Pos? Di mana biasanya mereka pasang iklan? Saya yakin
 di milis ini banyak yang tertarik kalau ada lowongan di perusahaan
 yang sedang leading.

Lha makanya kan maunya ada bhtv ;-) tapi nanti disuruh lihat sejarah
dulu :-) nah political will-nya itu sebenarnya ada di tangan pemerintah
satu sisi dan kita di lain sisi.

Anyway masalahnya udah ratusan tahun diskusi macam begini,daripada
ribet-ribet mending barengan pindah ke cyberjaya,bangalore,stockley
park dan Silicon Valley sebagai ultimate goal  (sedikit mengikuti
tulisan GBT).

 Jangankan leading, startup company pun pasti
 mau. :D

Week salah jika mengasumsikan top engineer hanya tertarik di persh
leading dan kemudian startup.

Justru sebaliknya Bos, top engineer biasanya suka membuat sejarah
baru dimana startup yang tadinya menghasilkan zero bisa bersaing
dengan persh leading yang sudah ada karena menghasilkan produk yang
lebih keren.

Kalau mau berleha-leha ya cukup join persh/vendor yang sudah settled :)


Carlos



[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Bahkan teman lab saya mengatakan
  too many PhD now in China. it's difficult for me to get a good job
  there even I hold PhD.


 Alaram yang sungguh berbahaya dong untuk angkatan kerja Indonesia ;-)


He he he bagus-bagus sudah banyak yang sadar akan hal ini, yang disebut
GBT sense of urgency ya salah satunya ya itu :)

Btw ngomong2 tentang China dari sisi ekonomi,kemaren ada announcement
kalau cadangan mata uang Yuan (setelah di revaluasi ke 'basket of
currency') akan dirubah dari yang tadinya hanya fixed US Dollar menjadi
gabungan beberapa mata uang regional.Wah ini langkah sangat strategis
untuk mengurangi dependensi negara(dunia) terhadap AS. Cool !


Thanks,

Carlos



[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Balik ke thread awal :

Contoh, jika ingin dipaksa meniru India, kenapa nggak ditiru sistem buku 
murah, pendidikan murah dan sebagainya,

Masalah buku murah sudah dibahas dan ada solusi short-term.

Tinggal pendidikan murah,nah yang ini katanya kurang keren ujar om
Made... :) silahkan dibahas,tapi please jangan nanti kambing hitamnya
pada persepsi,karena yang bisa merubah persepsi ya KITA* sendiri :)

Kita disini terutama kalangan akademisi sendiri lho... :-))

Carlos



[teknologia] Re: [OOT]: Cara orang India agar anak anaknya menggemari Engineering :)

2006-01-08 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Adjie wrote:
 Carlos,

 Mau,nambahin dikit, kalau mau jadi technocrat di technologia kayaknya
 harus sudah wajib membaca sejarah, karena  sudah tahu routenya mau
 kemana dan jadi apa.. bukanya planga-plongo heheheh


Setuju,seperti dimanapun,sejarah atau peradaban yang baik selalu
dimulai dari motivasi tinggi pada situasi chaos.

Yang penting jangan menyerah dulu dengan sejarah kalau kita tidak
punya sejarah yang bagus,apalagi menyalahkan sejarah :)

Kalau routenya mau kemana,saya sudah berikan hintsnya:

Pertama: Industri strategis yang bisa menghasilkan dependensi kepada
kita.

Kedua: Outputnya merupakan produk yang bisa diquantify
(tagible/intagible tidak masalah) dan menghasilkan profit kemudian
menyerap SDM (menyerap Paimin yang  PhD lulusan Inggris dan Paidjo yang
hanya S1 lulusan Universitas Mpu Senduk di SalaTiga). Industri IT harus
menyerap paling tidak top 3/4 dari piramid supply SDM.jangan hanya
menyerap kaum elitnya saja (para dosen misalnya).

Carlos



[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)

2006-01-08 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

 Lha pas dikasih tugas berat, jawabnya sering maaf pak tadi malam saya
 kecapean abis narik (lha kerjaannya narik angkot)

Kalau ini dibahas nanti jatuh2nya disimpulkan harusnya ada pendidikan
murah bin gratis di Indonesia :-)

Anyway kalau univ di Indonesia kemahalan ya mungkin lebih baik hijrah
ke India karena pendidikan disana sudah murah dan kualitas tinggi.Saya
denger2 sudah mulai banyak? orang Indonesia yang melakukan cara
ini.Mungkin rekan Fatih bisa beri gambaran.

Carlos



[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik adi

On Sun, Jan 08, 2006 at 05:38:58PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
  Bakal sering diprotest orang... katanya kurang keren kalau cuma mencetak
  sebanyak-banyaknya
 
 Jadi yang disalahkan society,persepsi,sejarah dan kurang
 keren-nya yach :-)

sepertinya yang diungkapkan soal 'sejarah' dan 'kurang keren' itu pada
konteks yang berbeda ...

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Adjie wrote:
 Kemarin sempet ketemu dekat doktorat yang studi di paris  yang ikutan
 sidang WTO,
 negara dunia ketiga ( third development country) mereka punya minta
 deal dengan negara barat yang notabene  sudah maju untuk membajak
 semua teknologi dan ilmu pengetahuan mereka. dan ancamannya kalau
 merek ngga di ijinkan membajak mereka ngga akan suply kapas dan
 pisang, diantara barang yang berhak mereka bajak termasuk buku

Jangan lupa membajak semangatnya.

Nanti seperti kata Zaki di email terdahulu dari buku PK Ojong,setelah
berhasil menguasai toko buku belanda,semangat pengembangan toko bukunya
tidak ditiru.


 Kalau kita ngga bisa deal dengan penerbit penguin group or what ever,
 kenpa ngga di bajak aja spt yang di lakukan hardy. itu di legalkan
 saja  dari pada munafik,  saya cukup sedih dengan kepedulian

cenderung setuju.

 saya fikir di china yang namanya bajak membajak sudah biasa,  kenapa
 kita ngga belajar dari cina, atau india... dari pada menunggu
 pemerintah yang jelas belum perduli dengan pendidikan yang murah,

Betul.
Sejarah china dan india itu satu hal.

Tapi gimana orang2 india dan china itu 20 tahun terakhir berhasil maju
memang sering pakai jalan gerilya dan ilegal (kalo gak bisa beli ya
bajak saja tapi ilmunya bener2 diambil).Lah kalau gak begitu,mana
bisa dicuri ilmunya.

Yang penting jangan cuman bisa membajak,tapi kemudian menguasai
ilmunya dan kemudian datang ke pusat hitek  untuk turut mengembangkan
Windows Vista atau next-gen Intel chips misalnya.Alias ikut
terlibat litbang diatasnya,jangan jadi pengguna doang.

Carlos



[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)

2006-01-08 Terurut Topik adi

On Sun, Jan 08, 2006 at 07:12:34PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
  Lha pas dikasih tugas berat, jawabnya sering maaf pak tadi malam saya
  kecapean abis narik (lha kerjaannya narik angkot)
 
 Kalau ini dibahas nanti jatuh2nya disimpulkan harusnya ada pendidikan
 murah bin gratis di Indonesia :-)

walaupun ada dua masalah yang terjadi secara simultan, tidak otomatis
keduanya bisa dipertentangkan.

tiap penyakit ada obatnya sendiri-sendiri.

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

adi wrote:
 On Sun, Jan 08, 2006 at 05:38:58PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
   Bakal sering diprotest orang... katanya kurang keren kalau cuma mencetak
   sebanyak-banyaknya
 
  Jadi yang disalahkan society,persepsi,sejarah dan kurang
  keren-nya yach :-)

 sepertinya yang diungkapkan soal 'sejarah' dan 'kurang keren' itu pada
 konteks yang berbeda ...

Mungkin saya paham dengam perbedaan konteksnya.Harusnya saya
menggantikan kalimatnya dari society..keren tersebut ke hal-hal yang
bersifat abstrak seperti persepsi.

Sebab di lingkungan sehari-hari sebagian orang Indonesia(baca: beda
komunitas beda persepsi) khususnya pintar sekali menggunakan alasan
abstrak sebagai alasan untuk mempertahankan status quo padahal tidak
semuanya mempunyai persepsi seperti itu.

Beda komunitas beda persepsi ini ada contohnya,saya pernah mengintip
sebuah lembaga pendidikan asing non-formal di Jakarta yang mengajarkan
Unix,C dan Java.
Coba lihat siapa studentnya: 100% orang India yang tinggal dan berada
di Jakarta,termasuk ibu rumah tangganya barangkali :)

Carlos



[teknologia] ABG Jualan Sejuta pixel

2006-01-08 Terurut Topik Blogger Indonesia
ceritanya ada anak ABG di inggris yg mau lulus SMA-nya dan bingung mau kuliah krn. kurang biaya. akhirnya dia buatsitus dg sejutapixel. setiappixel dijual dg harga 1 (satu) dolar. pertama ditawarkan pada sodara, tetangga dan temen2nya yg punya toko atau usaha kecil2an. 


setelah mendapat 1000 customer (=1000 dolar), dia membuat press release dan memasang iklan di koran THE TIMES london. pelanggan-pun berdatangan, termasuk koran THE TIMES sendiri masang iklan di situ. sekarang 1 jutapixel itu sudah berisi semua yg berarti sudah ada sejuta dollar di saku sang ABG yg lagi bingung mau beli mobil tapi nunggu beberapa bulan lagi untuk dapat SIM krn. umurnya blum nyampe. well, ada temen indo yg mau ikutan ide ini? oya, saya baca cerita ini di koran cetak india.

lihat situs ABG 'gila' ini di: http://milliondollarhomepage.com/-- Fatihhttp://afsyuhud.blogspot.com



[teknologia] Re: [OOT/Rumor]: Bill Clinton di Micrsoft board

2006-01-08 Terurut Topik Adjie

Everything is always need leadership ngga cuma di politic tapi dalam
bidang bisnis juga perlu leadership

buat referensi www.tompeters.com

adjie



 Kenapa tidak? Toh beliau ini adalah orang yang - menurut saya - sangat
 flamboyan dan very business savvy. Kalau tidak salah selama 2 periode
 kepemimpinannya, cadangan kas amerika berada di titik tertingginya dengan
 tingkat hutang yang terus berkurang.

 --
 Oskar Syahbana
 http://www.permagnus.com/
 http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Zaki Akhmad

adi wrote:
 pada kenyataannya buku itu pun masih mahal. profile don't speculate :-)
 buku untuk mahasiswa itu tugas perpustakaan. kalau itu kurang, biarlah
 yang mampu saja yang membeli buku.

 saya sebetulnya agak miris dengan thread ini, mestinya judulnya dosen
 dan mahasiswa. dosen yang brengsek bukan karena mahasiswanya brengsek
 dan sebaliknya. dua-duanya masalah (kalau ada) yang perlu diselesaikan
 masing-masing.

Wah jangan memiliki persepsi miris dengan thread ini Mas Adi. Kalau Mas
Adi kan karyanya sudah banyak. Profil Mas Adi juga sudah pernah dimuat
di InfoLinux Desember kan. Kalau saya yang masih script-kiddies ini,
yang harusnya miris. Kok dari dulu gak pernah belajar-belajar supaya
naik pangkat.

Yang Pak Budi katakan itu benar. Saya bisa membajak buku dengan
gampangnya. Nah, gara-gara terlalu gampang saya jadi kehilangan
semangat untuk belajar. Easy come, easy go. No pain, no gain.
Katakanlah di perpustakaan mampu menyediakan buku-buku
bagus-nan-cantik. Tapi tetap saja saya malas ke perpustakaan. Saya kan
tidak terbiasa dengan budaya baca-tulis. Jadinya saya lebih tertarik ke
lab-komputer. Menyalakan yahoo-messenger untuk chatting, atau main
online game. Fire in the hole?

Mengenai yang mampu saja yang beli buku, itu bisa relatif. Seberapa
besar anggaran belanja kita untuk buku? Seberapa besar anggaran untuk
beli pulsa HP? Saya menemukan kenikmatan membaca saya ketika buku itu
buku asli. (Bacaan saya masih buku-buku sosial ya). Lalu apakah semua
buku yang menarik bagi saya, saya beli? Pada prakteknya tidak. Saya
mencoba disiplin dengan membuat wish-list daftar buku yang ingin saya
miliki. Tapi pada prakteknya, ini jarang berhasil. Saya begitu mudah
sekali tergoda untuk membeli buku.

Namun karena kiriman orang tua terbatas, tidak semua buku bisa saya
miliki dong. Kemudian jadilah otak kreatif harus jalan. Beruntunglah
saya memiliki banyak teman baik yang mau saling bertukar buku dengan
saya. Kalau teman-teman baik saya tidak punya, saya harus lebih kreatif
lagi. Jadi anggota perpustakaan di banyak perpustakaan. Kalau lagi
tertarik dengan ilmu agama, saya jalan-jalan ke perpustakaan masjid.
Tidak cuma satu masjid lho! Lagi tertarik dengan budaya Prancis,
jalan-jalan ke CCF. Pengen tahu dunia penelitian di Indonesia, main ke
LIPI. Cari buku pemrograman, mampir ke Informatika.

Sayangnya kalau banyak main ke perpustakaan, waktu main saya untuk hal
lainnya jadi habis deh. Nah kalau sudah begini, baru saya
mempertimbangkan perlu/tidak memiliki buku tersebut. Dan belakangan
saya baru sadar, ternyata memang tidak semua buku harus dimiliki.

 kenyataannya: daya saing lulusan perguruan tinggi kita tidak tinggi di
 dunia international (itu pun kalau masih diperhitungkan di dunia
 international), alias ayam sayur bin jago kandang. salah siapa? sistem
 pendidikan? sarana/prasarana (perguruan tinggi)? mahasiswa/masyarakat?

Salah saya sendiri, karena saya belum bisa mendefinisikan legenda
pribadi saya mau jadi apa. Kalau saya dari dulu sudah terbayang ingin
menjadi seorang jagoan di dunia sosial, mengapa saya memilih kuliah di
Elektro ITB? Salah sendiri kena racun passing-grade tinggi.

 pilih jawaban dari pertanyaan di bawah yang anda anggap paling benar.

 1) kalau A diajar B dan tidak berhasil, maka kemungkinannya:
 A) A goblok
 B) B goblok
 C) A dan B goblok
 D) bukan salah satu di atas (alias penampakan ponirah).

Saya pilih E.
E) Penampakan buku-buku sosial.

 hayooh, mana akuntabilitasnya. hayooh diberesin dulu. mahasiswa yang
 malas membaca? buanyk. dosen yang males membaca? buanyaaak.
Ngacung! Saya Mas Adi. Malas membaca buku-buku teknis dan EE-related.

 makanya turunin SPP/Uang gedung biar kesempatan orang yang gemar membaca
 masuk PT lebih besar.
Hmm tidak se-sederhana ini Mas Adi. Kan setiap penyakit ada obatnya
masing-masing. Dan bagi saya setiap keputusan pasti ada sisi positif
dan negatifnya. Dan berbicara soal keputusan menaikkan/menurunkan
SPP/uang gedung itu ada di tangan decision maker, para pengambil
keputusan. Nanti diskusinya bisa looping lagi ke: baru nyadar kuliah
itu mahal, mekanisme penerimaan mahasiswa baru, mekanisme DO, dll.

Saya tahu sedikti buku-buku kritik soal sekolah/kuliah. Berikut
diantaranya: De-schooling society, buku-buku Ivan Illich. Buku Sekolah
para Sang Juara juga bagus. Buku ini menceritakan keunikan setiap
orang, dan bagaimana membuat anak-anak berani unggul dengan keunikannya
masing-masing. Totto Chan juga bagus deh. Cerita soal gadis kecil
Jepang yang gara-gara dia terlalu unik terpaksa dikeluarkan
dari sekolah konvensional.

 padahal, kalau saya ngomong soal akuntabilitas PT itu yang ada di kepala
 saya cuman pendidikan setingkat strata 1. gimana kalau strata 2 ?
 ho..ho..ho.. (ketawanya jin kartubi). gimana pendidikan magister
 whatever? ho..ho..ho (ketawa bapaknya jin kartubi), gimana pendidikan
 strata 3? hi..hi.. (yang ini tuyulnya mbak yul) karena pendidikan strata
 3 produk anak bangsa belum bisa jadi komoditi.

 Salam,

 P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: ABG Jualan Sejuta pixel

2006-01-08 Terurut Topik Harry Sufehmi


On 1/9/2006 at 2:09 AM Blogger Indonesia 
wrote:

  well, ada temen indo yg mau ikutan ide ini? 


  
  oya, saya baca cerita ini di koran cetak india. 
  lihat situs ABG 'gila' ini di: http://milliondollarhomepage.com/-- Fatihhttp://afsyuhud.blogspot.com 
  



[teknologia] Re: ABG Jualan Sejuta pixel

2006-01-08 Terurut Topik Harry Sufehmi


On 1/9/2006 at 2:09 AM Blogger Indonesia 
wrote:

  well, ada temen indo yg mau ikutan ide ini? 
I think you missed the point :-) suksesnya situs tersebut 
adalah keunikannya. Dia cuma satu-satunya situs seperti itu pada saat 
tersebut.

Karena unik, maka jadi berita hangat di media massa. 
Maka, jadi banyak yang memasang iklan disitu.

Para peniru situs tersebut tidak akan berhasil, saya yakin soal itu.
Kecuali, kalau meniru plus modifikasi, sehingga hasilnya adalah situs yang 
unik lagi; nah, baru ada kans untuk berhasil juga.


  oya, saya baca cerita ini di koran cetak india. 
  lihat situs ABG 'gila' ini di: http://milliondollarhomepage.com/
  

Salam,
Harry




[teknologia] Re: Nanya Desktop Search

2006-01-08 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 1/8/06, Herry Susanto [EMAIL PROTECTED] wrote:

Aku cuma nyobain copernic dan google, itu pun copernic udah jaman duluw sekali. google baru beberapa bulan yang lalu. 

Baru 2 hari setelah nginstal, komputer crash, prosesor kepanasan (sampai 75 C) sampai harus bongkar fan dan bersihin pendinginnya. Setelah komputerjalan lagi, harus instal ulang OS (win2k) karena banyak file yg tiba-tibarusak. 


Padahal P4 2.4GHz, RAM 512MB menurutku belum masuk kategori komputer kuno.Bagaimana dengan spotlight? ::aduh saya harus menghentikan ini...::Sistem indexing Windows Vista setahu saya (melalui versi beta-nya) juga sudah sangat bagus dan sangat cepat sehingga tidak perlu lagi pencarian menggunakan 3rd party.
-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://www.pojokbisnis.com/


[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 1/9/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 On Sun, Jan 08, 2006 at 08:42:52PM +0700, Budi Rahardjo wrote:
  Sebetulnya, di Indonesia *LEBIH MURAH*, yaitu buku bajakan!
  Mengapa ini tidak dimanfaatkan?

 piro Pak biaya cetaknya? sudah dihitung belum? setahu saya, membeli buku
 aslinya bisa lebih murah, kecuali kalau sudah dipalakin eh.. dipajakin.

Perbandingannya kira-kira begini:
Buku Walter Savitch (asli): US$89.64 (used: $63.99)
Buku bajakan: Rp 50 ribu s/d Rp 80 ribu
Sangat jauh bedanya. 10x lebih murah :(

PS: di Bandung, Dunia Baru merupakan sumbernya
(lebih bagus dan lebih banyak koleksinya daripada Hardy di Jakarta).
Selain buku teknis, dia juga punya buku2 bisnis.


 pada kenyataannya buku itu pun masih mahal. profile don't speculate :-)

tentu.

 buku untuk mahasiswa itu tugas perpustakaan. kalau itu kurang, biarlah
 yang mampu saja yang membeli buku.

tapi saya lihat perpustakaan manapun tidak mampu memberikan
buku untuk semua mahasiswa. buku yang paling populer pun paling2
hanya ada 10 buah. padahal mahasiswa bisa 70 orang.

belum lagi beberapa perpustakaan di luar negeri mulai pindah ke
langganan bentuk digital.

tapi memang perpustakaan di luar negeri bikin kita nangis:
http://blog.efx2.com/user/budi/3181/view/14071/
(cerita tentang kunjungan saya ke National Library Singapore
belum sampai 2 minggu yang lalu)


 mau yang pasti-pasti saja?
 - kalau dosen brengsek, bisa dipecat?

kalau dosennya PNS: kagak bisa! apalagi kalau senior! :(

 - mahasiswa brengsek mau tidak diluluskan?

yes. he he he

 - spp/uang gedung mau diturunkan? digratiskan?

mimpi kali ye?

 - pajak buku mau dihilangkan? mau dicetak dengan murah? percetakan
   universitas mau?

nah yang ini ... seharusnya bisa. tinggal mau atau tidaknya.



 hayooh, mana akuntabilitasnya. hayooh diberesin dulu. mahasiswa yang
 malas membaca? buanyk. dosen yang males membaca? buanyaaak.

alur berpikir saya seperti ini:
mahasiswa (nantinya) *harus lebih baik/pinter* dari dosennya.
jadi biarin saja dosennya bodoh/malas, tapi mahasiswanya harus lebih
bagus lagi supaya secara keseluruhan (bangsa/negara) kita maju.

jadi dosen gak boleh merasa lebih jago dari mahasiswanya.
kalau ternyata mahasiswanya lebih jago = berhasil
kalau ternyata dosennya tetap lebih pinter dari mahasiswanya,
berarti kurang berhasil alias gagal.

jadi ... sudahlah, dosen yang bobrok gak usah dipikirin.
sekarang bagaimana caranya agar dengan dosen yang bobrok sekalipun
bisa bikin keluaran yang bagus?
black magic?


 makanya turunin SPP/Uang gedung biar kesempatan orang yang gemar membaca
 masuk PT lebih besar.

turunin SPP sih saya sepakat, tapi saya masih belum yakin kalau
dia diturunin maka orang yang gemar membaca akan lebih banyak
masuk ke PT. saya belum bisa memahami alurnya pak.
saya belum melihat relasinya. kok feeling saya orang yang gemar
membaca atau tidak gemar membaca sama-sama punya peluang
masuk ke PT.

PT x, kapasitas 1000 orang
diturunkan SPP, kapasitas *tetap* 1000 orang.
(bahkan cenderung fasilitas berkurang)
permasalahan: bagaimana memilih yang 1000 orang itu?
- cari yang pinter?
- cari yang punya uang lebih banyak?
- cari yang gemar {membaca,menulis}?
- cari yang punya EQ/SQ/*Q lebih baik?
- cari yang hobby organisasi?
- cari yang jago ngoprek?
- cari yang jago olahraga?
- cari yang punya hobby meneliti?
- cari yang punya bakat xyz?
terus ... hubungannya dengan SPP dimana ya?

-- budi


[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)

2006-01-08 Terurut Topik Jefri Abdullah

On 1/6/06, James A [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apa gak pernah dianalisa dari sisi sebaliknya ?

 - Dosen malas (jarang masuk, ngobyek terus, kalau masuk cuma kasih tugas)
 - Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk)
 - Tidak kreatif (metodologi kuno dan itu-itu aja)
 - Ngga update knowledge (bahan pelajarannya sudah outdated!, ditanyain yang 
 aneh2 cuma bisa
 plonga-plongo)
 - Gak bisa dibantah, gampang marah, gak ada selera humor sama sekali
 - dst.

Aduh ga enak nih nyalah2x-in dosen kayak gitu, IMHO, seharusnya
mahasiswa lah yang harus dapat mengikuti cara dosen. Masa dosen yang
cuman sendiri harus bisa memenuhi keingin semua mahasiswanya. Sekedar
sharing informasi saja, saat ini saya sedang mengerjakan tugas akhir,
waktu pertama kali saya konsultasi dengan pembimbing saya, dia bilang
bahwa mungkin tidak bisa banyak membantu saya karena dia memegang
banyak project. Tapi kenyataannya beliau banyak membantu, dan bersedia
membimbing saya di tengah kesibukannya selama saya aktif untuk meminta
bimbingannya.

--
http://duke.vlsm.org
Yet Another People Who Wants To Be Him Self


[teknologia] Re: software development company rating berdasar 'capability maturity model'

2006-01-08 Terurut Topik Samuel Franklyn


Muhamad Carlos Patriawan wrote:

Dari referensi,untuk mengukur software development proses pada sebuah
persh atau team dapat menggunakan 'capability maturity model' atau CMM
yg dikembangkan carnegie mellon.

Msg2 persh akan diberi rating 1-5 dengan 5 sebagai nilai
teringgi,sebagai perbanfingan satu dekade lalu di india hanya motorila
unit saja yg berhasil mendapatkan skor 5 dibanding tahun 2005 dimana
hampir 400 persh india mendapatkan skor tertinggi.

Ternyta ini salah satu alasan mengapa semakin banyak pekerjaan kompleks
yabg dilakukan di india.

Pertanyaan:

-apakah ada persh indonesia yg mendapatkan skor cmm ? How about jatis ?
Trabas ? Atau yg lainnya ?
-bagaimana 'awareness' ke arah rating tersebut ?




Apakah sudah ada software top dunia yang dihasilkan
lewat team atau perusahaan yang menggunakan CMM?

Maksud saya dengan software top dunia adalah
software macam Windows, Linux, Mozilla, Oracle, dll.
Kalau dalam kenyataan sedikit atau tidak ada
software top dunia yang dihasilkan
oleh team atau perusahaan yang menggunakan CMM
apakah CMM bermanfaat?

Maaf kalau pertanyaan di balas dengan pertanyaan lagi.
Soalnya saya amat sangat meragukan manfaat CMM.


[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)

2006-01-08 Terurut Topik Ronny Haryanto
On Monday 09 January 2006 13:30, Jefri Abdullah wrote:
 On 1/6/06, James A [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Apa gak pernah dianalisa dari sisi sebaliknya ?
 
  - Dosen malas (jarang masuk, ngobyek terus, kalau masuk cuma kasih
  tugas) - Cara ngajar yang monoton ! (bikin ngantuk)
  - Tidak kreatif (metodologi kuno dan itu-itu aja)
  - Ngga update knowledge (bahan pelajarannya sudah outdated!, ditanyain
  yang aneh2 cuma bisa plonga-plongo)
  - Gak bisa dibantah, gampang marah, gak ada selera humor sama sekali
  - dst.

 Aduh ga enak nih nyalah2x-in dosen kayak gitu, IMHO, seharusnya
 mahasiswa lah yang harus dapat mengikuti cara dosen.

Kalo memang salah, kenapa nggak enak?

Attitude seperti ini yg menurut saya salah: guru dianggap selalu benar.

Skrg tidak penting siapa yg salah. Yg penting gimana sama2 bisa saling 
memperbaiki.

Ronny


pgpLIO7bLL0TK.pgp
Description: PGP signature


[teknologia] Re: software development company rating berdasar 'capability maturity model'

2006-01-08 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Samuel Franklyn wrote:
 Muhamad Carlos Patriawan wrote:
  Dari referensi,untuk mengukur software development proses pada sebuah
  persh atau team dapat menggunakan 'capability maturity model' atau CMM
  yg dikembangkan carnegie mellon.
 
  Msg2 persh akan diberi rating 1-5 dengan 5 sebagai nilai
  teringgi,sebagai perbanfingan satu dekade lalu di india hanya motorila
  unit saja yg berhasil mendapatkan skor 5 dibanding tahun 2005 dimana
  hampir 400 persh india mendapatkan skor tertinggi.
 
  Ternyta ini salah satu alasan mengapa semakin banyak pekerjaan kompleks
  yabg dilakukan di india.
 
  Pertanyaan:
 
  -apakah ada persh indonesia yg mendapatkan skor cmm ? How about jatis ?
  Trabas ? Atau yg lainnya ?
  -bagaimana 'awareness' ke arah rating tersebut ?
 
 

 Apakah sudah ada software top dunia yang dihasilkan
 lewat team atau perusahaan yang menggunakan CMM?

 Maksud saya dengan software top dunia adalah
 software macam Windows, Linux, Mozilla, Oracle, dll.
 Kalau dalam kenyataan sedikit atau tidak ada
 software top dunia yang dihasilkan
 oleh team atau perusahaan yang menggunakan CMM
 apakah CMM bermanfaat?

 Maaf kalau pertanyaan di balas dengan pertanyaan lagi.
 Soalnya saya amat sangat meragukan manfaat CMM.

Dari sekilas baca tentang CMM,ada yang applikable dan tidak applikable
dengan vendor(windows,linux,oracle,etc).Hal yang applikabel seperti
keharusan project management(responsibility,persons in
charge,etc),proses,CVS,code review dan release management,hal2 yang
biasalah untuk vendor.

Yang tidak applikabel,CMM ini tidak terlalu bermanfaat jika software
projek berbasis due date/release time yang ketat (seperti di perusahaan
vendor/startup).

Kalau dilihat dari sejarahnya,CMM ini lebih diperuntukkan kepada
software house atau consulting firm yang menerima projek dari
luar,bukan vendor yang memproduksi device atau software langsung.

Mungkin Pak Budi Rahardjo bisa menambahkan.

Carlos



[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)

2006-01-08 Terurut Topik Jefri Abdullah

On 1/9/06, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalo memang salah, kenapa nggak enak?

Ya, kalo salah dalam memberikan materi  memang benar kita harus
memberikan argumen, maksud saya disini adalah komplen dengan cara
dosen mengajar. Menurut pendapat saya, sulit sekali seorang dosen
dapat memenuhi keinginan seluruh kelas, tentu saja akan lebih mudah
jika mahasiswanya yang dapat beradaptasi dengan cara dosen mengajar

--
http://duke.vlsm.org
Yet Another People Who Wants To Be Him Self


[teknologia] Re: Selalu salah mahasiswa ? (was Re: [teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...)

2006-01-08 Terurut Topik Ronny Haryanto
On Monday 09 January 2006 15:44, Jefri Abdullah wrote:
 On 1/9/06, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalo memang salah, kenapa nggak enak?

 Ya, kalo salah dalam memberikan materi  memang benar kita harus
 memberikan argumen, maksud saya disini adalah komplen dengan cara
 dosen mengajar. Menurut pendapat saya, sulit sekali seorang dosen
 dapat memenuhi keinginan seluruh kelas, tentu saja akan lebih mudah
 jika mahasiswanya yang dapat beradaptasi dengan cara dosen mengajar

Jadi menurut argumen di atas, karena sulit jadi mendingan sekalian tidak usah 
dilakukan karena percuma, gitu? Hehehe.

Seperti saya bilang, yg penting saling memperbaiki, kalo memang selama dirasa 
ada yg bisa diperbaiki, ya didiskusikan, gak perlu gak enak. Yg penting 
caranya, tetap menjaga sopan, tata krama, tidak emosi, dsb.

Guru juga manusia, sama seperti kita, bisa salah. Ada bedanya antara respek 
dan mengagungkan. Saya biasanya makin gak respek sama orang yg selalu 
*menganggap* dirinya benar, tapi saya makin respek orang yg selalu bisa 
*membuktikan* kalo dia benar pada saat diperlukan.

Ronny


pgpRbHNs0MhSG.pgp
Description: PGP signature


[teknologia] Re: software development company rating berdasar 'capability maturity model'

2006-01-08 Terurut Topik Samuel Franklyn


Muhamad Carlos Patriawan wrote:

Samuel Franklyn wrote:


Muhamad Carlos Patriawan wrote:


Dari referensi,untuk mengukur software development proses pada sebuah
persh atau team dapat menggunakan 'capability maturity model' atau CMM
yg dikembangkan carnegie mellon.

Msg2 persh akan diberi rating 1-5 dengan 5 sebagai nilai
teringgi,sebagai perbanfingan satu dekade lalu di india hanya motorila
unit saja yg berhasil mendapatkan skor 5 dibanding tahun 2005 dimana
hampir 400 persh india mendapatkan skor tertinggi.

Ternyta ini salah satu alasan mengapa semakin banyak pekerjaan kompleks
yabg dilakukan di india.

Pertanyaan:

-apakah ada persh indonesia yg mendapatkan skor cmm ? How about jatis ?
Trabas ? Atau yg lainnya ?
-bagaimana 'awareness' ke arah rating tersebut ?




Apakah sudah ada software top dunia yang dihasilkan
lewat team atau perusahaan yang menggunakan CMM?

Maksud saya dengan software top dunia adalah
software macam Windows, Linux, Mozilla, Oracle, dll.
Kalau dalam kenyataan sedikit atau tidak ada
software top dunia yang dihasilkan
oleh team atau perusahaan yang menggunakan CMM
apakah CMM bermanfaat?

Maaf kalau pertanyaan di balas dengan pertanyaan lagi.
Soalnya saya amat sangat meragukan manfaat CMM.



Dari sekilas baca tentang CMM,ada yang applikable dan tidak applikable
dengan vendor(windows,linux,oracle,etc).Hal yang applikabel seperti
keharusan project management(responsibility,persons in
charge,etc),proses,CVS,code review dan release management,hal2 yang
biasalah untuk vendor.

Yang tidak applikabel,CMM ini tidak terlalu bermanfaat jika software
projek berbasis due date/release time yang ketat (seperti di perusahaan
vendor/startup).


Mungkin bisa disimpulkan dengan kalimat yang berbeda:
Jika anda ingin berinovasi dan menciptakan
produk baru maka CMM kurang bermanfaat.

CMM lebih bermanfaat untuk proyek yang
jelas apa yang ingin dicapai macam
kostumisasi aplikasi accounting.



Kalau dilihat dari sejarahnya,CMM ini lebih diperuntukkan kepada
software house atau consulting firm yang menerima projek dari
luar,bukan vendor yang memproduksi device atau software langsung.

Mungkin Pak Budi Rahardjo bisa menambahkan.

Carlos






[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-08 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

  hayooh, mana akuntabilitasnya. hayooh diberesin dulu. mahasiswa yang
  malas membaca? buanyk. dosen yang males membaca? buanyaaak.

 alur berpikir saya seperti ini:
 mahasiswa (nantinya) *harus lebih baik/pinter* dari dosennya.
 jadi biarin saja dosennya bodoh/malas, tapi mahasiswanya harus lebih
 bagus lagi supaya secara keseluruhan (bangsa/negara) kita maju.


Kalau mau seperti itu harus ada industri yang menampung setelah mereka
lulus agar potensi mereka tergali 100% dan tidak (semuanya) 'end up'
jadi dosen lagi.Oke lah kalaupun industrinya belum ada atau belum dapat
menampung semua,mungkin kudu ada link profesional / akademis dengan
industri yang ada di luar negeri (seperti
singapur,malaysia,AU,NZ,india,dst) sehingga potensi mereka bisa terus
tergali terus.

Kalau dilihat 'cara'nya pemerintah spore,memang pemthnya yang mengirim
student2nya (secara formal) untuk magang atau belajar-bekerja di persh
hitek di luar negeri (microsoft,cisco, genentech).Nah karena kita gak
ada dana,ya diberi tahu saja linknya atau melalui alumni
networks.Lagi-lagi,caranya India/Sino juga begituhubungan
indo-america dan sino-america alumni networks sangat kuat.

Carlos



[teknologia] Re: software development company rating berdasar 'capability maturity model'

2006-01-08 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 1/9/06, Samuel Franklyn [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apakah sudah ada software top dunia yang dihasilkan
 lewat team atau perusahaan yang menggunakan CMM?

Biasanya CMM itu digunakan untuk software yang membutuhkan
tingkat kualitas yang sangat baik, seperti misalnya
untuk fly-by-wire di pesawat terbang.

Setahu saya yang CMM level 5: Infosys, Wipro, Tata, dll.
yang notabene adalah perusahaan di India.
Di Amerika sendiri perusahaan software house jarang
yang sampai level 5. (Saya lupa siapa yang bilang /
referensi mana, bahwa di Amerika sendiri paling2 juga
hanya 10% yang mau qualify melalui CMM.)

Manfaat CMM jelas ada. Memang yang kita pertanyakan
adalah manfaat vs effort yang harus dilakukan agar
bisa certified CMM.


-- budi


[teknologia] Re: NOTEBOOK Acer TravelMate

2006-01-08 Terurut Topik Oskar Syahbana
On 1/8/06, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote:
wahpakZaki, saya juga ngga tahu yaa pak..??? makanya saya cobaposting kali aja pak adminnya ikutan baca.heheh kayaknya kita udah kenal di milis... tapi mungkin belum pernahcopy darat... atau email-2 japri
thankskarena mau kenalan.adjieKalau memang mau kopdar, apalagi di Bandung, jangan lupa ajak - ajak saya yah :-)(kok jadi OOT makin parah gini...)
-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: software development company rating berdasar 'capability maturity model'

2006-01-08 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan


 Mungkin bisa disimpulkan dengan kalimat yang berbeda:
 Jika anda ingin berinovasi dan menciptakan
 produk baru maka CMM kurang bermanfaat.

 CMM lebih bermanfaat untuk proyek yang
 jelas apa yang ingin dicapai macam
 kostumisasi aplikasi accounting.


Kesimpulan yang cukup tepat menurut saya.Trims.

Anyway masalah quality control yang dihadapi vendor juga
macam2,beberapanya:

1. mengejar target release date atau mengikuti software quality metrics
yang definitif ?
(artinya jangan release jika masih ada 10 showstopper misalnya).

2. many release approach  vs one major release.Siapa yang maintain
existing release,etc ? Bagaimana merging bug fixes ? Ini problem utama
untuk startup biasanya karena harus mengejar features dari customer yg
kadang kala tidak sesuai dengan software specs pertama kali

3. Beda platform berbeda release.Tambah kompleks karena tiap release
punya fitur yang berbeda pula.
(kalau bisa diberi contoh, di satu vendor tiap produknya punya build
yang berbeda sedangkan vendor lain  punya software build yang sama
untuk produk yg berbeda).


Nah masalah diatas,belum ada buku 'formal approach'nya.Jadi biasanya
pendekatanya melalui diskusi antar software team lead dan manajemen.

Carlos



[teknologia] Re: software development company rating berdasar 'capability maturity model'

2006-01-08 Terurut Topik Jaimy Azle

On Monday, January 9, 2006, 12:20:16 PM, Samuel Franklyn wrote:

 Mungkin bisa disimpulkan dengan kalimat yang berbeda:
 Jika anda ingin berinovasi dan menciptakan
 produk baru maka CMM kurang bermanfaat.

 CMM lebih bermanfaat untuk proyek yang
 jelas apa yang ingin dicapai macam
 kostumisasi aplikasi accounting.

hmmm, betul. saya suka interpretasi seperti ini. :)

-- 
Salam,

-Jaimy Azle
===
|| Personal Weblogs: http://jaim.log.web.id ||
|| Personal Delphi Weblogs: http://delphi.log.web.id ||
* Pengantar Pemrograman Database C/S, Delphi dan Firebird
http://delphi.log.web.id/blogs/delphi/000152.html
===

Anakin, if one is to understand the great mystery, one must study
 all its aspects, not just the dogmatic, narrow view of the Jedi
  -- Senator Palpatine