Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah
Pak Ary jangan salah mengerti juga. Ini bukan masalah empati bukan masalah sapa yg bener sapa yg salah. Tapi inilah realita keberagaman ibadah tiap agama :-) Di Islam, dalam ibadah shalat kiblat itu suatu yg prinsip, bukan berarti kita mau memberhalakan yg jadi kiblat. Itu poin utamanya. Kita sepakat. Di agama lain ritual ibadah mereka juga punya hal yg prinsip yg tidak sama dengan kita. Tapi bukan masalah kiblat/arah, atau memberhalakan patung Saya sejak semula tidak menganggap kristen memberhalakan patung, lha wong kenyataannya gak gitu. [ saya kan hidup dengan oran nasrani puluhan tahun :-) ] Saya juga pernah kok lihat ibadah mereka [masuk gereja ] Shalat perlu arah, setuju dengan istilahnya Pak HMNA karena juga tatacara shalat yg unik. Ada gerakan2 yg perlu ruang cukup lebar, lha kalo gak punya arah yg pasti bisa dong sholatnya amprokan, kalo lagi berjamaah :-) Sedangkan di nasrani tatacara ibadah mereka lebih luwes. Ke gereja itu ibarat kita shalat jamaah di masjid. Kalo di rumah mereka bisa melakukan ibadat sambil duduk, berlutut mau madep mana juga gak pa-pa, mau pake baju yg gak nutup aurat nggak usah suci juga ndak apa2. Yg sering saya lihat adalah melingkar dengan imamnya di tengah atau ada juga yg seperti anak sekolahan. Di komunitas kristen advent hari ke 7 bahkan 'gereja' nya seperti rumah/gedung biasa, karena mereka tidak suka hiasan2, mereka kan juga tidak berhias misalnya pake kalung salib. Di kristen ortodoks bahkan mereka beribadah ada yg seperti kalo kita zikiran, duduk lesehan sambil menyanyi kidung2, yg perempuan memakai kerudung, imamnya memakai gamis kayak orang Arab tapi hitam dan tanpa kafiyeh :-) Arah kiblat itu juga jadi kepedulian gak melulu untuk sholat tapi juga 'fengshui' letak tempat tidur misalanya. Afdolnya menghadap kiblat, orang mati dikubur juga gitu. Di perumahan islamic village, karawaci tangerang konon bikin rumah konsepnya juga mengarah ke model rumah islami. -- Masalahnya sekarang Nisa seolah [ seolah nih ya] yg dapat saya cerna tulisannya;menganggap bahwa agama non Islam juga punya 'tradisi' yg sama dengan penuturan : 'jikalau' tentang cara ibadah [ masalah kiblat/arah ] yaitu dengan memberhalakan patung. Untuk masalah agama itu ngomong; "jikalau; jika, kalau, umpama" hal yg sensitif :-) Saya kan dah pengumuman dari dulu bahwa WM itu juga di baca oleh anggota diam, yg non muslim juga banyak. Saya itu seperti penyambung lidah bagi mereka :-) Kalo di milisnya Pak Radityo memang mereka saling 'berantem', tapi di WM; non muslim itu jadi penonton. Kemudian kalo keyakinan mereka diomongin meskipun hanya dengan 'misalnya'- jikalau' pasti ada juga yg nasping. Hingga perlu Pak HMNA di milis tetangga itu juga kasih kotbah :-) Atau ada juga yg japri saya. Salam :-) l.meilany - Original Message - From: asetijadi2004 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 08, 2007 1:58 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah mbak Mei, saya kira memang nggak nyambung. IMHO, Mbak Chae itu mau bilang, adalah TERSESAT jika kita TIDAK PUNYA EMPATI (ini kata kunci) untuk mengerti orang lain dan cuman dengan keras kepala bilang GUE YANG BENER, ELO SALAH. BAGI KITA MUSLIM, dan saya kira mbak Chae juga sudah tahu, tentu saja menghadap ka'bah itu BUKAN penyembahan berhala. Dan BAGI MEREKA NON MUSLIM, keberadaan patung-patung atau simbol-simbol itu juga BUKAN penyembahan berhala. Kalo mbak Mei bilang itu 'pemusatan' (apapun artinya). Ya MIRIP begitu itu juga lah makna patung2 itu bagi MEREKA. Nah, kita yang muslim ini sering SOK TAHU DAN USIL bilang bahwa orang yang beragama lain itu MENYEMBAH BERHALA. salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya pikir Nisa salah mengerti:-) > Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] ketika shalat. > Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke arah Masjidil Haram. > Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah. > Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas supaya gak nyasar :-) > > Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram. > Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah. > > Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, Trimurti itu sebagai media pemusatan? > Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-) > Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : pastur, pendeta, pedande misalnya yg memimpin > peribadatan. > Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti misalnya di masjid sering banyak lukisan > kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, keramik yg bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, digeletakan begitu saja, katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering pesan, lebih murah daripada nyewa orang untuk menulis > selu
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Nah ini dia baru mak nyusss.:-) Trimakasih Pak HMNA. Ternyata susah sekali mendiskripsikan Ka'bah sesuai yg saya maksud dengan menuangkannya di tulisan. Trimakasih skali lagi Salam l.meilany - Original Message - From: H. M. Nur Abdurrahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 07, 2007 10:11 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah itu hanya arah qiblat, bukan media pemusatan pikiran, hanya pemusatan arah saja. Shalat dalam kendaraan misalnya di atas pesawat terbang yang arah terbangnya membelakangi Makkah, maka orang shalat itu tidak menghadap Ka'bah. Atau sedang kabut, tidak punya pedoman, ya diperkirakan saja di mana itu arah Qiblat. Dan setelah selesai shalat, udara cerah kembali, kabut sudah hilang dan ternyata shalat kita waktu kabut itu tadi tidak betul arahnya, alias tidak menghadap ke Ka'bah, maka shalat TIDAK PERLU DIULANGI. Ummat Islam sangat dianjurkan shalat berjamaah. Kalau tidak ada aturan shalat menghadap Ka'bah, dan yang mau shalat Maghrib itu terdiri atas orang Cina, Arab, Indian, Eskimo, Indonesia, Le Soto (tahu Le Soto itu di mana?) dan masing-masing ngotot mau menghadap ke Ibu Kota negaranya masing-masing, dan berunding, berunding, belum ada keputusan, sudah masuk waktu 'Isya, karena waktu Maghrib itu pendek, tidak jadilah itu shalat. Jadi kalau mau pakai otak sedikit, maka itu penentuan arah qiblat ke Ka'bah, itu masalah teknis saja. Think ! Wassalam HMNA Posted by: "Chae" [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) - Sekarang dengan penyimpanan 1GB http://id.mail.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media "pemusatan" - Kabah= berhala?!
Sama jugalah di Indonesia dengan umat Islamnya yg banyak; terdapat ritual Islam yg ditengarainya juga memakai perantara. Karena di islam figur orang [ baca : Rasulullah] kan gak boleh digambarkan, dijadiin patung maka yg di 'berhala' kan adalah makam2 wali misalnya, masjid2. Coba saja lihat kalo yg senang ikutan wisata ziarah, Dari Banten Lama, Cirebon, Kudus, Gresik. Mereka datangi makam2 para aulia, masjid2 lama. Kalo punya nadar bisa mereka menyepi, tirakat di sana. Shalat Sunnah ber-rakaat-rakaat menghadap makam :-) Pengurus, juru kunci makam, masjid bisa ditanya bahwa banyak juga pejabat, parpol yg 'ngalap berkah' supaya bisa sukses di pemilu, bisa naik jabatan, bisa kepilih jadi menteri misalnya. Di tarekat tertentu gambar imamnya di pajang, dipigura lantas kalo di tarok di meja sisi kanan dan kiri di tarok bunga hidup, atau bunga imitasi pokoknya bunga2lah. Kalo di gantung di tembok gambarnya dikalungi rangkaian bunga. Padahal tarekat itu gak memperkenankan masang2 foto, nyimpen foto, memajang lukisan bahkan kaligrafi juga enggak; kecuali foto imamnya. Dalam sholatpun demikan dalam bacaan shalawat, tahiyat diselipkan juga nama imamnya. salam l.meilany - Original Message - From: Flora Pamungkas To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 08, 2007 8:12 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media "pemusatan" - Kabah= berhala?! Ini ada cerita beneran asli, terjadi sekitar 8 tahun yll. Waktu kami tinggal di Argentina, seorang teman dari Indonesia menceritakan pengalaman lucu. Saat itu dia sedang berada di field, jadi tinggal di hotel / mess milik perusahaan. Teman sekamarnya, seorang Argentino memperhatikan teman WNI ini melakukan sholat. Tak ada komentar setelah itu. Demikian juga hari2 berikutnya. Pada suatu hari, si Argentino itu duduk di depan teman yang sedang shalat itu. Setelah shalat selesai, dengan raut muka yang amat, amat serius, si Argentino ini bertanya: Kamu berdo'a, tapi kenapa tidak ada patung di depanmu? Lha tuhanmu itu manaa?? Katanya kamu berdoa menghadap tuhan, lha kok di depanmu tak ada apa2, kosong? Teman WNI ini balik bertanya: lha kamu kalau berdoa bagaimana? Dijawab oleh si Argentino: Aku berdoa menghadap Tuhan, makanya aku taruh di depanku sebuah patung kecil. Di rumahku juga dibuat capilla mini (mini chapel) diletakkan di atas rak yang dipaku ke tembok. Kami rawat dan hormati patung ini, karena ke situlah kami berdoa kepada tuhan. Mendengar cerita ini kami geli dan kebingungan. btw, kalau saya bingung nggak dilarang kan? Saya jangan didukani lho Di sana sering kami lihat di jalan-jalan yang menghubungkan satu kota ke kota lain, akan didapati capilla2 mini di pinggir jalan penuh dengan botol2 soft drink kaleng bir bekas offering dari orang yang berdoa di situ. Ada juga patung besar ditempatkan di pinggir pantai penuh dengan untaian saputangan bergelantungan. Katanya itu adalah tempat La Virgen de los Pañuelos, Perawan Sapu Tangan. Orang2 banyak yang berdoa, memohon kepada Perawan agar dikabulkan permintaannya. Seorang peziarah diwawancarai TV, dengan berurai air mata kebahagiaan. Dia bilang bahwa dia datang kemari untuk mengucapkan terima kasih kepada Perawan Sapu Tangan yang telah mengabulkan permohonannya, yaitu anaknya mendapat pekerjaan. Atau ada lagi, berbondong-bondong orang2 melakukan peregrinacion / pilgrimage yaitu berjalan berkilo-kilometer dengan kedua lututnya , sampai lututnya berdarah-darah nglothok2 Patung Perawan juga di-arak2, tujuan akhirnya adalah ke bukit tempat patung San Cayetano dipancangkan di situ. Mereka berdoa, agar pengorbanan berjalan dengan kedua lutut itu diterima oleh San Cayetano, dengan imbalan dikabulkannya permohonan masing2. OOT ... pernah dalam perjalanan kami menempuh jarak sekitar 1000 km, ke kota Rio Gallegos, letaknya di ujung selatan mendekati ke kutub selatan. Selain mendapati capilla2 itu, ada juga kami lihat rambu lalu lintas gambarnya telepon umum, 100 km lagi! atau gambar keranjang sampah, 25 km lagi Untuk melawan kantuk, saya dan suami menghitung jumlah mobil yang berpapasan Kami lambaikan tangan ke mereka, sok akrab gitu. Cuma nyampe 10 jari jumlah mobilnya!! Pengin lihat keindahan Glacier Perito Moreno kok begini jauhnya . di tengah la pampa we were in the middle of nowhere! Tapi setelah sampai, vale la pena, it's worth it!! Subhanallah spektakuler itu glacier, terutama saat bongkahan sungai es itu pecah suara gemuruh membahana. Sungai es itu bermuara di lago Argentino (danau Argentina) Tapi belum sampai bermuara, air sungai sudah terlanjur beku, hingga membentuk tembok es setinggi 10 meteran dan panjang sekali dari tempat asalnya yaitu pegunungan Andes. Para wisatawan bertepuk tangan! Kami berkenalan dengan para wisatawan itu, wah ... dari segala penjuru dunia! Maha
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
sebenarnya mencari lokasi ka'bah jauh lebih kompleks daripada sekedar mencari arah mata angin, barat, timur, utara, selatan. saya nggak kebayang, kalau misalnya ditaruh di suatu lokasi, saya tidak akan tahu di mana ka'bah, kecuali saya melihat peta, kemudian tahu arah lokasi saya dengan ka'bah, kemudian menentukan di mana arah itu di lokasi saya berada. syukur Alhamdulillah teknologi GPS sekarang bisa memudahkan penentuan lokasi dan arah ka'bah. kalau soal teknis, menurut saya gampangan orang jepang menghadap matahari, tinggal cari arah timur dan hormat pada matahari. makanya jaman penjajahan orang2 ribut dengan jepang. gara2 orang islam di indonesia sholat menghadap barat (kiblat), sementara penjajah jepang nyuruh menghadap timur. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/7/07, H. M. Nur Abdurrahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > Ka'bah itu hanya arah qiblat, bukan media pemusatan pikiran, hanya pemusatan > arah saja. Shalat dalam kendaraan misalnya di atas pesawat terbang yang arah > terbangnya membelakangi Makkah, maka orang shalat itu tidak menghadap Ka'bah. > Atau sedang kabut, tidak punya pedoman, ya diperkirakan saja di mana itu arah > Qiblat. Dan setelah selesai shalat, udara cerah kembali, kabut sudah hilang > dan ternyata shalat kita waktu kabut itu tadi tidak betul arahnya, alias > tidak menghadap ke Ka'bah, maka shalat TIDAK PERLU DIULANGI. > > Ummat Islam sangat dianjurkan shalat berjamaah. Kalau tidak ada aturan > shalat menghadap Ka'bah, dan yang mau shalat Maghrib itu terdiri atas orang > Cina, Arab, Indian, Eskimo, Indonesia, Le Soto (tahu Le Soto itu di mana?) > dan masing-masing ngotot mau menghadap ke Ibu Kota negaranya masing-masing, > dan berunding, berunding, belum ada keputusan, sudah masuk waktu 'Isya, > karena waktu Maghrib itu pendek, tidak jadilah itu shalat. Jadi kalau mau > pakai otak sedikit, maka itu penentuan arah qiblat ke Ka'bah, itu masalah > teknis saja.
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - tawassul
On 5/9/07, Flora Pamungkas <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Ngomong2 soal tawassul, di bawah ini sekedar untuk "refreshing", terutama 2 > point paling akhir. http://bahrusshofa.blogspot.com/search/label/Tawassul (seluk-beluk tawassul di kalangan nahdiyin) http://hadithproofsfortawassul.blogspot.com/ (bantahan terhadap kaum wahabis, al-Albani, dll tentang tawassul) tawassul itu sudah isu baheula. terima aja, hitung-hitung sebagai "latihan" pluralisme beragama dimulai dari pluralisme "intra" agama. salam, DWS > > Wassalam, > Flora >
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media "pemusatan" - Kabah= berhala?!
konsep tawasul yg jadi polemik dalam Islam, sebenarnya juga gak jauh dari hal hal yg kita ejek dari agama lain itu kok. yah, suka suka aja lah. salam, Ari Condro - Original Message - From: Flora Pamungkas To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 08, 2007 8:12 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media "pemusatan" - Kabah= berhala?! Ini ada cerita beneran asli, terjadi sekitar 8 tahun yll. Waktu kami tinggal di Argentina, seorang teman dari Indonesia menceritakan pengalaman lucu. Saat itu dia sedang berada di field, jadi tinggal di hotel / mess milik perusahaan. Teman sekamarnya, seorang Argentino memperhatikan teman WNI ini melakukan sholat. Tak ada komentar setelah itu. Demikian juga hari2 berikutnya. Pada suatu hari, si Argentino itu duduk di depan teman yang sedang shalat itu. Setelah shalat selesai, dengan raut muka yang amat, amat serius, si Argentino ini bertanya: Kamu berdo'a, tapi kenapa tidak ada patung di depanmu? Lha tuhanmu itu manaa?? Katanya kamu berdoa menghadap tuhan, lha kok di depanmu tak ada apa2, kosong? Teman WNI ini balik bertanya: lha kamu kalau berdoa bagaimana? Dijawab oleh si Argentino: Aku berdoa menghadap Tuhan, makanya aku taruh di depanku sebuah patung kecil. Di rumahku juga dibuat capilla mini (mini chapel) diletakkan di atas rak yang dipaku ke tembok. Kami rawat dan hormati patung ini, karena ke situlah kami berdoa kepada tuhan. Mendengar cerita ini kami geli dan kebingungan. btw, kalau saya bingung nggak dilarang kan? Saya jangan didukani lho Di sana sering kami lihat di jalan-jalan yang menghubungkan satu kota ke kota lain, akan didapati capilla2 mini di pinggir jalan penuh dengan botol2 soft drink kaleng bir bekas offering dari orang yang berdoa di situ. Ada juga patung besar ditempatkan di pinggir pantai penuh dengan untaian saputangan bergelantungan. Katanya itu adalah tempat La Virgen de los Pañuelos, Perawan Sapu Tangan. Orang2 banyak yang berdoa, memohon kepada Perawan agar dikabulkan permintaannya. Seorang peziarah diwawancarai TV, dengan berurai air mata kebahagiaan. Dia bilang bahwa dia datang kemari untuk mengucapkan terima kasih kepada Perawan Sapu Tangan yang telah mengabulkan permohonannya, yaitu anaknya mendapat pekerjaan. Atau ada lagi, berbondong-bondong orang2 melakukan peregrinacion / pilgrimage yaitu berjalan berkilo-kilometer dengan kedua lututnya , sampai lututnya berdarah-darah nglothok2 Patung Perawan juga di-arak2, tujuan akhirnya adalah ke bukit tempat patung San Cayetano dipancangkan di situ. Mereka berdoa, agar pengorbanan berjalan dengan kedua lutut itu diterima oleh San Cayetano, dengan imbalan dikabulkannya permohonan masing2. OOT ... pernah dalam perjalanan kami menempuh jarak sekitar 1000 km, ke kota Rio Gallegos, letaknya di ujung selatan mendekati ke kutub selatan. Selain mendapati capilla2 itu, ada juga kami lihat rambu lalu lintas gambarnya telepon umum, 100 km lagi! atau gambar keranjang sampah, 25 km lagi Untuk melawan kantuk, saya dan suami menghitung jumlah mobil yang berpapasan Kami lambaikan tangan ke mereka, sok akrab gitu. Cuma nyampe 10 jari jumlah mobilnya!! Pengin lihat keindahan Glacier Perito Moreno kok begini jauhnya . di tengah la pampa we were in the middle of nowhere! Tapi setelah sampai, vale la pena, it's worth it!! Subhanallah spektakuler itu glacier, terutama saat bongkahan sungai es itu pecah suara gemuruh membahana. Sungai es itu bermuara di lago Argentino (danau Argentina) Tapi belum sampai bermuara, air sungai sudah terlanjur beku, hingga membentuk tembok es setinggi 10 meteran dan panjang sekali dari tempat asalnya yaitu pegunungan Andes. Para wisatawan bertepuk tangan! Kami berkenalan dengan para wisatawan itu, wah ... dari segala penjuru dunia! Maha Besar Allah, dengan segala ciptaanNya, seisi alam semesta beserta semua makhluknya. Wassalam, Flora Re: The Name of Allah - media "pemusatan" - Kabah = berhala?! Posted by: "Chae" [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi Mon May 7, 2007 8:48 pm (PST) Kalau begitu silahkan tanya langsung kepada umat kristen apakah mereka memang penyembah patung Yesus, dan kepada umat hindu dan budha apakah mereka menyembah patung-patung dewa brahmana, siwa, wisnu??;) kalau dari sisi saya maka yang muncul adalah "jika";)) [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Begini Pak Satriyo saya jadi berpikir dengan apa yg saya bilang. Kata 'pemusatan' kok jadi ada salah pengertian [ ada member WM diam yg bilang] Kata, kalimat2 yg di tuliskan memang suka susah dimengerti. Jadi pada teman member diam/tetangga WM bisanya cuma sms-an, maksute begini : Kalo dari rumah saya menuju ke Blok M arahnya ke timur. Yg jadi tujuan saya adalah Blok M [ kalo sholat adalah Allah] Untuk menuju ke arah blok M saya harus melangkahkan kaki ke arah timur, arah timur itu diartikan dengan kiblat. Kalo saya berada di Tebet kan harus ke arah barat untuk sampai ke blok M. Jadi Blok M adalah pusat dimana kita bertemu. [ Mosok nulis di milis saja ndak mau] Puaaa yapuass :-D Salam puas l.meilany - Original Message - From: satriyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 08, 2007 9:01 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Setuju mbakyu, tapi semua di dunia ini tidak ada yang kebetulan lhoo ... masa si Allah tidak ada grand scenario buat ciptaan-Nya sendiri? hehehe ... Yang saya tahu dari apa yang pernah saya 'teliti' ternyata posisi ka'bah itu menunjukkan sec geograifs 'centre' dari bumi ini, baik daratan maupun lautannya. Kan memang konon Ka'bah adalah bangunan pertama di bumi yang dibangun oleh nabi Adam atas perintah Allah. Jadi "pemusatan" atau apalah namanya, tidak berlaku dalam Islam jika yang dimaksud adalah perantaran, karena dalam Islam sajalah manusia itu punya direct contact dengan Allah Sang Pencipta, Maha Segala. Adapun jika "pemusatan" itu maksudnya adalah konsentrasi, atau khusyu, dalam Islam ya aktifitas yang dominan untuk itu adalah spt mbak bilang, shalat. Sedemikian dahsyat nilai shalat hingga Rasul mengabarkan bahwa amal pertama yang dihisab Allah atas anak Adam adalah shalatnya. allaahu a'lam salam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - kiblat - masjidil haram. > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > Subhanallah! > > Salam > l.meilany > > - Original Message - > From: Chae > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan > jauh dari intropeksi diri.. > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > > kepercayaan menyimpang... > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di > qur'an > > dan nyata2 menyembah patung. > > > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam > > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada > > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > > > > > > > > > > Dan > > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > 05/01/2007 03:45 PM > > Please respond to wanita-muslimah > > > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - > semua agama sama? > > > > > > > > > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering > > juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan > > akan datang di masa depan. > > > > Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun > > demikian semua demi tujuan yg baik. > > > > Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari > > perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. > > Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. > > > > Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak > > boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Nisa coba simak tulisan saya yg pertama . Saya sama sekali tidak mengatakan Ka'bah sebagai media 'pemusatan' Yang jadi arah/kiblat pemusatan shalat kita adalah Masjidil Haram. Masjidil Haram adalah masjid pertama yg dibuat Rasulullah dengan patokan keberadaan Ka'bah sebagai bangunan pertama dibangun oleh Ibrahim as dan Ismail as di atas bumi yg digunakan untuk menyembah Allah [ bukan menyembah berhala] seperti firman dalam Ali Imran 96 Ka'bah disebut juga Baitullah - rumah Allah atau Baitul 'Atiq [ rumah kemerdekaan] Jadi jangan diputar balikkan :-) Orang lebih senang menyebut Ka'bah sebagai kiblat daripada masjidil haram; artinya kan : Rasulullah telah memberikan contoh yg baik gimana kita memperlakukan ka'bah, hajar aswad. Yg sebenarnya kita tidak memberhalakan ka'bah, hajar aswad, tapi tak bolehkah kita kagum? Sebagaimana seorang ibu yg bangga dan kagum misalnya dengan nilai rapor anaknya, apa artinya si ibu lantas memberhalakan rapor, nilai dan di pajang di bingkai di tempel di tembok :-) Orang kristen karismatik anti patung2, anti hiasan2, oranamen2 berbentuk makhluk hidup. 'Patung2' lukisan orang kudus adalah semata-mata ornamen/hiasan bukan untuk diberhalakan. Misalnya saja patung2 riwayat kelahiran Isa di palungan bisa saja di punyai seorang anak yg menyamakannya dengan koleksi boneka barbie :-) salam l.meilany - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 07, 2007 2:58 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu. JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media "pemusatan" seperti yang dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama dengan kedudukan ka'bah.:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ibu Chairunisa, > Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di "...bagaimana kalau itu juga > berlaku didalam agama-agama..." ? > Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata > ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini > juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) > sebagai media "pemusatan"? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam > pun punya "berhala" dan dalam islam "berhala" itu hanya sebagai > media "pemusatan"? > Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan "pemusatan" itu apa ya? > > terima kasih, > > salam, > satriyo > ;-] > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama > yang > > kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka > > berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > wrote: > > > > > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > > > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > > > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah > berada. > > > > > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah > > Allah untuk > > > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > > > > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non > Islam. > > > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada > > satu titik - kiblat - masjidil haram. > > > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia > > ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > > > Subhanallah! > > > > > > Salam > > > l.meilany > > > > > > - Original Message - > > > From: Chae > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama > sama? > > > > > > > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > > > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) > kadang > > > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak > waspada dan > > > jauh dari intropeksi diri.. > > > > > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali > sehari > > > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, > > tetapi > > > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran > dan > > > > kepercayaan menyimpang... > > > > > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak > ada di > > > qur'an > > > > dan nyata2 menyembah patung. > > > > > > > > menurut saya, kita sebai
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah
Saya pikir Nisa salah mengerti:-) Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] ketika shalat. Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke arah Masjidil Haram. Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah. Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas supaya gak nyasar :-) Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram. Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah. Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, Trimurti itu sebagai media pemusatan? Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-) Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : pastur, pendeta, pedande misalnya yg memimpin peribadatan. Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti misalnya di masjid sering banyak lukisan kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, keramik yg bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, digeletakan begitu saja, katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering pesan, lebih murah daripada nyewa orang untuk menulis seluas dinding masjid :-) Di rumah2 bahkan ada pigura ayat kursi, surat yasin, asmaul husna, apakah itu di berhalakan. Itu kan cuma hiasan. Dibuat dari tinta emas, benang emas, kruistik, lukisan, ukiran dll. Lina Alwi-Koestoer sang arsitek [ kemanakah dia ] tentu lebih tahu... :-) Tapi kan ada juga memang 'memberhalakan'; katanya tarok pigura ayat kursi dekat pintu masuk supaya rumahnya aman sejahtera, nggak kemasukkan maling? Sebenarnya kan pigura itu sebagai pengingat, jadi ketika lewat pintu itu 10 x, 10 x pulalah ayat kursi di baca :-). Kita jadi 'eling' -sadar kemanapun melangkah apapapun yg kita kerjakan, Allah melihat. Gusti Allah ora sare, begitulah kira2nya ayah saya dulu bilang :-) Patung2 Yesus, Bunda Maria, Budha tidak diberhalakan [ di sembah]. Kalo disembah masakan miniatur patung itu bisa dijual dipasar, toko suvenir untuk hiasan, pajangan, ngganjel kertas dll. Itu kan hanya sebuah benda yg tak ada ruhnya. Benda2 itu bukan berhala. Berhala itu dituhankan, dihormati:-) Jadi seperti Pak Wikan bilang; bahwa terjadi salah mengerti. Bahwa berhala itu kan artinya patung dewa2 yg dipuja/disembah. Lha Yesus, Bunda Maria, Budha kan juga manusia, bukan berhala seperti latha, uzza, manat :-) :-) salam l.meilany - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 07, 2007 2:10 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka berhala-berhala itu juga hanya sebagai media "pemusatan";)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. > Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah > Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. > > Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk > memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. > > Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. > Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - kiblat - masjidil haram. > Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. > Subhanallah! > > Salam > l.meilany > > - Original Message - > From: Chae > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? > penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang > mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan > jauh dari intropeksi diri.. > > Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari > SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: > > > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi > > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > > kepercayaan menyimpang... > > > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di > qur'an > > dan nyata2 menyembah patung. > > > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam > > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada > > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > > > > > > > > > > Dan > > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > 05/01/2007 03:45 PM > > Please respond to wanita-muslimah > > > > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media "pemusatan"
Dimana ditulis? Kalau Kabah mau dibom barangkali mereka lebih dulu habiskan mesjid yang ada di Israel. 20% dari warganegara Israel [Arab/Palestina] beragama Islam. - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 07, 2007 6:18 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media "pemusatan" ah mosok sih mbak flora, ka'bah bukan apa2 ... lha wong ada orang israel & orang amerika mengusulkan ka'bah dibom, orang islam pada ngamuk2. berarti ka'bah kan termasuk simbol yang berharga buat umat islam. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/7/07, Flora Pamungkas <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu dia > mengumandangkan adzan. > Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada injak2 Ka'bah. > Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin penyembahnya > berani menginjak-injak sesembahannya? > Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada "nelek" di situ. Kalau hujan, > air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung. > > Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, kemana kita > menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu lho. Jadi semua > yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang gede gitu. > Unity of prayers. -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.467 / Virus Database: 269.6.5/792 - Release Date: 5/6/2007 9:01 PM [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media "pemusatan"
ah mosok sih mbak flora, ka'bah bukan apa2 ... lha wong ada orang israel & orang amerika mengusulkan ka'bah dibom, orang islam pada ngamuk2. berarti ka'bah kan termasuk simbol yang berharga buat umat islam. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/7/07, Flora Pamungkas <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu dia > mengumandangkan adzan. > Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada injak2 Ka'bah. > Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin penyembahnya > berani menginjak-injak sesembahannya? > Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada "nelek" di situ. Kalau hujan, > air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung. > > Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, kemana kita > menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu lho. Jadi semua > yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang gede gitu. > Unity of prayers.
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
gama adalah SAMA. Kesamaannya adalah semua agama membawa misi kebaikan, > kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain serta alam. > Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-) > > Tapi mengenai "kebenaran" hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan. > Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai untuk saya > Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-) > Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya di alam sana agamanya musti sama :-) > Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara. > > Salam > l.meilany > > > > - Original Message - > From: Chae > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) > > > Mba Mia dan Mba Mei, > > Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran > mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan > saja dalam berumah tangga itu berat "menyatukanya" apalagi dengan > pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip > untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering > saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali > mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah > resiko seorang Ibu he..he..he..;)) > > Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti > tidak ada "khususan" dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak > mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal > masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik > awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita > gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain > yang menggunakan peta yang berbeda adalah "beda" dengan tujuan kita. > KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH > SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya > diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG > HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" wrote: > > > > Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai > > Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara Islam. > > Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah > > bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri. Melupakan kenyataan ini > > adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri. Dan kemudian > > jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya > > dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia > > bagaimana Islam dan Muslim itu. > > > > Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan > > terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar dulu, > > kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan nggak > > boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, > > bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan > > mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu? Be a > > good Muslim! > > > > Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota > > keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk > > setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a good > > Muslim' > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > > wrote: > > > > > > Nimbrung : > > > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. > > > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan > > sinkretisme :-) > > > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme > > yg lagi mulai naik daun di Indonesia > > > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah > > > > > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 > > selain ke monumen cinta Taj Mahal > > > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan > > mendapatkan juga keterangan/leaflet > > > mengenai sejarah munculnya Baha'i. > > > > > > Salam > > >
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
pernyataan ibu chae ini masuk akal kok. banyak orang non-muslim yang mengira bahwa orang Islam itu menyembah Ka'bah. Terus Islam itu agama orang Arab, dewanya namanya Allah, dan tidak sama dengan Tuhan yang di Bible. Yah stereotyp semacam ini mungkin terjadi, karena gak ada komunikasi dari pihak lain, akhirnya informasi diberikan oleh orang non-muslim sendiri yang "sok tahu" tentang Islam. Bagusnya, belakangan ini dari kalangan muslim berusaha untuk memberikan informasi yang benar tentang Islam, bahwa Islam itu agama universal (bukan khusus untuk orang Arab), tidak menyembah Ka'bah, tidak menyembah babi (ada lho orang non-muslim yang berpikir orang Islam menyembah babi karena dianalogikan orang Hindu tidak memakan sapi), nabi2-nya sama dengan nabi orang kristen, dan Allah itu Tuhan seperti dalam Bible. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/7/07, Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat > muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu. > JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media "pemusatan" seperti yang > dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana > jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama > dengan kedudukan ka'bah.:)
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
semua dimulai dari titik awal masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain yang menggunakan peta yang berbeda adalah "beda" dengan tujuan kita. KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai > Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara Islam. > Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah > bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri. Melupakan kenyataan ini > adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri. Dan kemudian > jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya > dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia > bagaimana Islam dan Muslim itu. > > Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan > terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar dulu, > kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan nggak > boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, > bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan > mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu? Be a > good Muslim! > > Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota > keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk > setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a good > Muslim' > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > wrote: > > > > Nimbrung : > > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. > > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan > sinkretisme :-) > > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme > yg lagi mulai naik daun di Indonesia > > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah > > > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 > selain ke monumen cinta Taj Mahal > > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan > mendapatkan juga keterangan/leaflet > > mengenai sejarah munculnya Baha'i. > > > > Salam > > l.meilany > > > > - Original Message - > > From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM > > Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua > agama sama? (Dialog imaginer) > > > > > > > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae > > dengan putrinya, Annisa > > > > ... > > > > "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? > > eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? > > > > "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" > > > > " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya > dengan > > rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar > adanya." > > > > "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang > mam?? > > > > "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat > kebaikan > > di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling > > berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil- > Nya > > maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua > > makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan > sebutan > > yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita > berbuat > > kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita > > panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada > > didalam dada kita sendiri. > > > > "ohhh"...katanya... > > > > Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya > aja > > (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya > tau > > mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut > hati > > kok. > > > > "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, > > asalkan dengan rasa sayang ?" > > > > "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." > > > > "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang > gini : > > Ya Yesus, ampunkanlah dosaku > > Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku > > Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu > kecil. > > Amiin. > > Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" > > > > "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." > > > > ... > > > > Wassalaam, > > -Ning > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed] Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - kiblat - masjidil haram. Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. Subhanallah! Salam l.meilany - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan jauh dari intropeksi diri.. Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > kepercayaan menyimpang... > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an > dan nyata2 menyembah patung. > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > Dan <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 05/01/2007 03:45 PM > Please respond to wanita-muslimah > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering > juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan > akan datang di masa depan. > > Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun > demikian semua demi tujuan yg baik. > > Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari > perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. > Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. > > Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak > boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah > pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg > sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar > dan ngocol... > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" > wrote: > > > > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai > utusan > > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi > masing2 > > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. > Reason > > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. > I leave > > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow > these, you > > will never go astray." > > > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious > Scriptures, bahwa > > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 > dari kitab > > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. > Sebagaimana > > disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi > > penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas > kitab2 > > itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga > > kemurniannya dari tangan2 yang corrupt. > > > > Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 > Allah yang > > diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus. > Namun, > > sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada > kitab2
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
TA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai > Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara Islam. > Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah > bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri. Melupakan kenyataan ini > adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri. Dan kemudian > jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya > dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia > bagaimana Islam dan Muslim itu. > > Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan > terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar dulu, > kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan nggak > boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, > bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan > mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu? Be a > good Muslim! > > Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota > keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk > setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a good > Muslim' > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" > wrote: > > > > Nimbrung : > > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. > > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan > sinkretisme :-) > > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme > yg lagi mulai naik daun di Indonesia > > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah > > > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 > selain ke monumen cinta Taj Mahal > > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan > mendapatkan juga keterangan/leaflet > > mengenai sejarah munculnya Baha'i. > > > > Salam > > l.meilany > > > > - Original Message - > > From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM > > Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua > agama sama? (Dialog imaginer) > > > > > > > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae > > dengan putrinya, Annisa > > > > ... > > > > "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? > > eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? > > > > "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" > > > > " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya > dengan > > rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar > adanya." > > > > "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang > mam?? > > > > "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat > kebaikan > > di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling > > berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil- > Nya > > maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua > > makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan > sebutan > > yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita > berbuat > > kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita > > panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada > > didalam dada kita sendiri. > > > > "ohhh"...katanya... > > > > Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya > aja > > (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya > tau > > mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut > hati > > kok. > > > > "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, > > asalkan dengan rasa sayang ?" > > > > "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." > > > > "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang > gini : > > Ya Yesus, ampunkanlah dosaku > > Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku > > Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu > kecil. > > Amiin. > > Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" > > > > "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." > > > > ... > > > > Wassalaam, > > -Ning > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Pak Dana, Semua agama membawa misi kedamaian, kebajikan. Jangan dilihat agamanya tapi penganutnya. Kebetulan saja di Indonesia banyak Islam, jadi perilaku umat Islamlah yg kelihatan. Masalah kebenaran juga demikian. Islam dulu lahir di tengah masyarakat yg nomaden, rentan terhadap pertikaian antar suku untuk mempertahankan kepemilikan. Ketika dimasa sekarang corak/tradisi itu tetap di lakukan pada masyarakat muslim dunia yg sudah dikotak2-an dalam sebuah institusi [ negara] maka yg terjadi adalah adalah penistaan satu sama lain. Saya benar, situ salah :-) Misalnya: Ketika dahulunya jihad dimaknai sebagai upaya mempertahankan Islam, apakah sekarang jihad bisa dipahami sebagai upaya mempertahankan/membela agama? Urusannya kan sekarang politik. Itulah kemudian yg menimbulkan imej yg kurang sedap. Umat Islam dianggap senang kekerasan. Karena bagi para pelakunya menganggap itu sebagai kebenaran yg harus dilakukan demi menggapai ridha Allah. Seperti masa belasan abad lalu, perbedaan harus diperangi, dikerasi. Islam adalah agama pembebasan, kedamaian dan keselamatan. Mustinya bagaimana kita umat Islam memperjuangkan upaya itu dalam kehidupan bermasyarakat. Salam l.meilany - Original Message - From: Dan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 01, 2007 3:45 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan akan datang di masa depan. Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun demikian semua demi tujuan yg baik. Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar dan ngocol... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai utusan > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi masing2 > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. Reason > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. I leave > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow these, you > will never go astray." > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious Scriptures, bahwa > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 dari kitab > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. Sebagaimana > disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi > penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas kitab2 > itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga > kemurniannya dari tangan2 yang corrupt. > > Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 Allah yang > diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus. Namun, > sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada kitab2 > sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan > dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala. > > Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad SAW adalah > sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu > berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and will stay > forever. > > Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau > saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA, perguruan > tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian > dari kehidupan saya. > Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya laksanakan > adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir. > > Wassalam, > Flora > >
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Blaming Islam
Mas Dana : Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar dan ngocol... = Jano - ko : Hanya mau tanya aja, pernyataan mas dana itu masuk kategori "hate crime" engga ya ? Jano - ko koreksi, yang benar umat islam itu selalu "dikacau". Siapa yang ngacau ?, mungkin kita bisa minta informasi kepada para orientalist, disini ada engga yang menjadi anggota orientalist ? -- http://www.milligazette.com/dailyupdate/2006/200612033_blaming_islam_islamophobia.htm BLAMING ISLAM Blaming Islam for the lack of democratic and scientific developments in Muslim countries is not a new idea but an old enterprise rooted in the nineteenth and twentieth century European Orientalism. The late Edward Said succeeded, in the 1980s, in unmasking Orientalist notions within Western academia and exposing its false pretense. In his seminal work, Orientalism, Said demonstrated that Orientalist views of Islam were used to justify the European colonial ambitions in the Muslim world. --- Nah silahkan mas dana belajar yang rajin, hayati dan resapi artikel diatas, jangan sampai mas dana menjadi korban dari "BRAINWASHING", lebih baik mencuci hati kita supaya cermerlang. Malem WIB --oo0oo-- Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan akan datang di masa depan. Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun demikian semua demi tujuan yg baik. Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar dan ngocol... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai utusan > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi masing2 > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. Reason > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. I leave > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow these, you > will never go astray." > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious Scriptures, bahwa > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 dari kitab > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. Sebagaimana > disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi > penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas kitab2 > itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga > kemurniannya dari tangan2 yang corrupt. > > Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 Allah yang > diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus. Namun, > sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada kitab2 > sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan > dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala. > > Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad SAW adalah > sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu > berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and will stay > forever. > > Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau > saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA, perguruan > tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian > dari kehidupan saya. > Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya laksanakan > adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir. > > Wassalam, > Flora > > --- > Re: The Name of Al
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan ibu Chairunisa :-)
Abah, yarhamukallah. (1) Tentang al-asma'a al-husna Dengan demikian, sejauh ini saya temukan 3 versi 99 nama baik Allah. Versi 1, nama Allah termasuk dalam 99 al-asma'a al-husna. Al-Rabb tidak tidak termasuk di dalamnya. Versi 2, nama Allah TIDAK termasuk di dalamnya, tapi Al-Rabb masuk pada nama ke-3. Versi 3, nama Allah TIDAK termasuk di dalamnya, tapi Al-Ahad ditempatkan pada nama yang ke-67 sesudah Al-Wahid, sebelum Al-Shamad. Tentu, kita tak bisa menentukan mana susunan nama baik tersebut yang benar bila tidak didukung oleh hadis-hadis sahih baik secara isnad maupun matannya. (2) Tanwin atau nunation terhadap "nama diri" (proper name). Kita tentu tidak bisa menyebut keistimewaan Allah berdasarkan spekulasi, lantaran setiap bahasa ada aturan main atau gramatikanya. Kalau kata benda "Allah" sebagai nama diri tidak bisa ditanwin, lalu apa bedanya nama Allah dengan nama Ibrahim, Ismail, Ishaq, Idris dan Ilyas yang semuanya juga tidak bisa ditanwin? Abah, ini hanyalah "share" saja dengan Abah tentang nahwu. Sekiranya, jawaban saya ini tak berkenan di hati Abah, maka saya mohon maaf; dan tak ada pihak yang perlu dipersalahkan. Wassalam, chodjim - Original Message - From: H. M. Nur Abdurrahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, April 29, 2007 10:37 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan ibu Chairunisa :-) 1. ALRhMN 2. ALRhYM 3. ALRB 4. ALMLK 5 ALQDS 6 ALSLAM 7 ALMWaMN 8 ALMHYMN 9 AL'AZYZ 10 ALJBAR 11 ALMTKBR 12 ALKhALQ 13 ALBARYa 14 ALShWR 15 ALGhFAR 16 ALQHAR 17 ALWHAB 18 ALRZAQ 19 ALFTAh 20 AL'ALYM 21 ALQABDh 22 ALBASTh 23 ALKhAFDh 24 ALRAF'A 25 ALM'AZ 26 ALMDzL 27 ALSMY'A 28 ALBShYR 29 ALhKM 30 AL'ADL 31 ALLThYF 32 ALKhBYR 33 ALhLYM 34 AL'AZhYM 35 ALGhFWR 36 ALSyKWR 37 AL'ALY 38 ALKBYR 39 ALhFYZh 40 ALMQYT 41 ALhSYB 42 ALJLYL 43 ALKRYM 44 ALRQYB 45 ALMJYB 46 ALWAS'A 47 ALhKYM 48 ALWDWD 49 ALMJYD 50 ALBA'ATs 51 ALSyHYD 52 ALJQ 53 ALWKYL 54 ALQWY 55 ALMTYN 56 ALWLY 57 ALhMYD 58 ALMhShY 59`ALMDYa 60 ALM'AYD 61 ALMhYY 62 ALMMYT 63 ALhY 64 ALQYWM 65 ALWAJD 66 ALMAJD 67 ALWAhD 68 ALShMD 69 ALQADR 70 ALMQTDR 71 ALMQDM 72 ALMWaKhR 73 ALAWL 74 ALAKhR 75 ALZhAHR 76 ALBAThN 77 ALWALY 78 ALMT'AL 79 ALBR 80 ALTWAB 81 ALMNTQM 82 AL'AFW 83 ALRaWF 84 MALKALMLK 85 DzALJLALWALKRAM 86 ALMQShTh 87 ALJAM'A 88 ALGhNY 89 ALMGhNY 90 ALMAN'A 91 ALDhR 92 ALNAF'A 93 ALNWR 94 ALHADY 95 ALBDY'A 96 ALBAQY 97 ALWARTS 98 ALRSyYD 99 ALShBWR Selanjutnya lihat jawaban langsung disisipkan di bawah Wassalam HMNA - Original Message ----- From: "Achmad Chodjim" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Sunday, April 29, 2007 18:22 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan ibu Chairunisa :-) > Abah, > > (1) Bukankah Allah itu salah satu dari Asma'a al-husna yang 99 itu. Mohon > maaf lho kalau saya salah. Seingat saya, 99 nama baik itu ya termasuk > Allah sendiri, dengan yang pertama "Allah" dan yang ke-99 "al-shabuur". > > Memang ada sebagian orang yang tidak memasukkan nama "Allah" dalam > al-asma'a al-husna, yaitu dengan cara memasukkan "al-ahad" setelah > "al-wahid", yang malah membuat tumpang tindih maknanya. Nah, bagi yang > tidak menerima sisipan "al-ahad", tentu "Allah" bukan proper name lagi. > > (2) Kata benda nama diri atau proper name yang khususnya Arab asli bukan > dari bahasa serapan atau asing (ajam), kan harus ditanwin, seperti > Muhammadun (in, an), fathimatun (in,an), 'aliyyun (in, an), dan > lain-lainnya. Lha, kalau "Allah" itu proper name, maka nama Allah pun bisa > ditanwin menjadi "Allahun, Allahin, Allahan". Ternyata tak satu pun kata > Allah ditanwin. Sedangkan sebagai kata bendanya seperti "ilaah", maka akan > kita jumpai sebagai bentuk "ilaahun, ilaahin, ilaahan". Nah, baru setelah > ada "al" sebagai definite article, maka kata-kata tersebut menjadi > "al-ilaahu, al-ilaahi, al-ilaaha". Dan, tentu saja tidak kita jumpai > bentuk kata-kata tersebut di dalam Alquran, karena kata > ilaahun/ilaahin/ilaahan di dalam Alquran diperbandingkan dengan Allah. ** HMNA: Di situlah keistimewaan Allah sebagai Proper Name. Walam yakun lahu kufuwan ahad ** > > (3) Bila "Allah" itu proper name, maka partikel atau huruf jarr seperti > ilaa, min,
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
assalamu 'alaikum wr.wb BUKAN BEGITU MAKSDU SAYA BU' Ka'bah itu adalah rumah ibadah yang dibangun oleh ibrahim... dan kita disuruh menyembah dia karena perintah tuhan... (tuhan mengabulkan do'a ibrahim) kalau mengenai ajaran, islam masih murni disamping banyak juga aliran2 yang menyimpang yang muncul akir2 ini... muhammad sudah menjamin, kalo kita g bakal tersesat jika kita berpegang kepada al qur'an dan hadist. dan nyata2 alqur'an dan hadist itu masih asli bahkan sampai kiamat nanti (untuk alqur'an) nabi muhammad sudah berkata dan mengklaim bahwa, suatu saat nanti (menjelang kiamat) akan ada 71 golonganqu, 1 yang selamat dan yang lain masuk neraka... kalo mbak udah berpikir kayak gitu, itu adalah termasuk sirik mbak... kita mengelilingi ka'bah harus dengan niat atas perintah tuhan, dan bukan ada tuah2nya disana... wassalam Chae <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/01/2007 04:21 PM Please respond to wanita-muslimah To: wanita-muslimah@yahoogroups.com cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan jauh dari intropeksi diri.. Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi > sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan > kepercayaan menyimpang... > > demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an > dan nyata2 menyembah patung. > > menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam > kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada > pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni > > > > > > > > > Dan <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 05/01/2007 03:45 PM > Please respond to wanita-muslimah > > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) > Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > > > > > Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering > juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan > akan datang di masa depan. > > Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun > demikian semua demi tujuan yg baik. > > Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari > perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. > Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. > > Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak > boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah > pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg > sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar > dan ngocol... > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" > wrote: > > > > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai > utusan > > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi > masing2 > > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. > Reason > > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. > I leave > > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow > these, you > > will never go astray." > > > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious > Scriptures, bahwa > > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 > dari kitab > > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. > Sebagaimana > > disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi > > penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas > kitab2 > > itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga > > kemurniannya dari tangan2 yang corrupt. > > > > Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 > Allah yang > > di
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
ASSALAMU 'ALAIKUM WR WB... dmana2 pasti ada orang jahat jangan salahkan agama tentang itu.. qita tidak boleh membenarkan agama selain islam selain dengan konteks al'quran... memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan kepercayaan menyimpang... demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an dan nyata2 menyembah patung. menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni Dan <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/01/2007 03:45 PM Please respond to wanita-muslimah To: wanita-muslimah@yahoogroups.com cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan akan datang di masa depan. Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun demikian semua demi tujuan yg baik. Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar dan ngocol... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai utusan > sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi masing2 > bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 > jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak > disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi > penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana > disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: "O People! No > Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. Reason > well, therefore O People! and understand words that I convey to you. I leave > behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow these, you > will never go astray." > > Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang > dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang > disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar > comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, > India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious Scriptures, bahwa > dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 dari kitab > itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. Sebagaimana > disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi > penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas kitab2 > itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga > kemurniannya dari tangan2 yang corrupt. > > Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2 Allah yang > diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus. Namun, > sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada kitab2 > sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan > dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala. > > Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad SAW adalah > sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu > berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and will stay > forever. > > Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau > saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA, perguruan > tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian > dari kehidupan saya. > Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya laksanakan > adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir. > > Wassalam, > Flora > > --- > Re: The Name of Allah - semua agama sama? > Posted by: "satriyo" [EMAIL PROTECTED] satriyo_as > Wed Apr 25, 2007 8:42 pm (PST) > dst... > > Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak, > apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung > itu "saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 > yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya > rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2" ...! > --- > Re: The Name of Allah - semua a
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Chae : Kaka: " Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak jahat?? = Jano - ko : Hanya mau menambahkan saja, seharusnya chae menjelaskan secara tuntas apakah itu Islam, sambil menggiring keng puteri / ananda, untuk mulai belajar membuka Al Qur'an dan Hadis, gitu. Jano-ko khawatir kalau chae tidak menjelaskan definisi dan apa itu islam maka akan membuat puterinya jadi tambah bingung. Bisa saja dimulai dengan menjelaskan apa itu Rukun Islam, Rukun Iman dst. Ini hanya saran lho. Gitu. Selamat siang. --oo0oo-- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mba Lina, Mengapa idealnya dalam beragama seseorang tidak boleh "taken for grandted"?? Saya pikir agama tidak begitu saja tumbuh dalam diri seseorang tapi mempunyai akar sejarah yang memang tidak lepas dari titik awal seseorang untuk berkembang (asli Mba, susah menerangkanya;) Masalahnya dalam memandang semua agama sama, kita seringkali setengah hati dan kadang bersikap mendua...hal ini terjadi ketika kita menghadapi satu permasalahn mengenai "Klaim kebenaran". Apakah bisa kita menerima bahwa dalam agama lain pun ada yang namanya "jalan kebenaran". Ketika kita memeluk satu agama dan kemudian kita di doktrin tentang ke absolutan dari kebenaran agama kita maka secara otomatis kita di giring dalam satu pemikiran bahwa tidak ada kebenaran dalam agama lain. Kita mungkin bisa menerima keberadaan agama lain tapi apakah kita bisa menerima kebenaran agama lain?? seringkali orang-orang yang bisa menerima kebenaran dalam agama lain diragukan "keimanannya" terhadap agama yang di anutnya, apakah memang dengan mengakui kebenaran dalam agama lain dengan demikian keimanan kita sendiri dipertanyakan?? Bagi saya pribadi agama adalah suatu cara/jalan untuk menempuh satu process pembentukan diri menjadi "khalifah" dan process pembentukan ini akan bermacam-macam cara (agama) karena seperti yang saya sebutkan dari awal bahwa ini tidak terlepas dari ruang lingkup titik awal seseorang. Artinya dalam Islam kita bisa menjadi be good muslim, dalam kristen kita bisa jadi be a good kristen, dalam hindu kita bisa jadi be good hindu, dalam budha kita bisa jadi be good budha, dalam Yahudi bisa jadi be good Yahudi, dalam kejawawen bisa jadi be good kejawan, dalam sintho bisa jadi be good sintho dll Saya termasuk yang percaya bahwa semua agama bisa membawa kita menjadi seorang "khalifah" atau representative Allah. Pernah menjadi dialog antara saya dan putri sulung saya mengenai ini. Kaka: " Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak jahat?? "Apakah masuk neraka atau surga adalah hal sangat penting, sayang??" "Iya lah Mam, bukankah kita semua menginginkan untuk bisa masuk surga"?? " menurut Kaka baiknya bagaimana??" memaksa mereka untuk menerima Islam"?? Bidadariku cuman bisa menggelengkan kepalanya, baginya ide "memaksa" adalah hal yang buruk, jangan kan soal agama dari hal yang kecil saja kami terbiasa mendidik agar tidak pernah memaksakan kehendak pada orang lain. "Sayang, menurutmu siapakah yang berhak memutuskan seseorang masuk surga atau neraka??" "Hanya Allah SWT saja, Mam"?? "Lalu untuk apa urusan Surga dan Neraka menjadi masalah mu"? Kupeluk erat anaku,"Sayang...jika demikian tidak perlu kita menghakimi orang lain dengan masalah Surga dan Neraka karena kita tidak pernah memiliki otoritas untuk menentukanya bahkan untuk diri kita sendiri...yang seharusnya kita lakukan adalah menjadi orang yang bisa menciptakan surga di dunia ini surga bagi dirinya, bagi orang-orang yang dicintainya dan surga bagi semua umat manusia...karena kita tidak pernah tahu apakah kita akan mendapatkan surga nantinya --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Iya mbak Chae, itu intinya. Idealnya, beragama itu tidak 'taken for > granted' tapi kalo bernegara idealnya memang 'taken for granted' > (mau pindah kewargaan-negara ya bisa saja, tapi tetep aja asalnya > dia orang Indonesia itu gak bisa dihapus). > > Kalau 'semua agama sama' dengan arti demikian sih buat saya no > problem. Semua agama baik bagi masing-masing pemeluknya. Semua agama > mengajarkan kebaikan bagi masing2 pemeluknya. > > wassalam, > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Mba Lina & Mba Mia, > > > > Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah "kebenaran > agama" > > karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti > > ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita > menerima > > agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep > taken > > for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya > > kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita > > berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA > ADA > > BEBERAPA KASUS
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
an perasaanya dan mencerminkan kesempurnaan > yang ada dalam imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang > disembahnya.." > > Anak saya yang terkecil (TK), nyeletuk : > "Jadi menurut teman mama itu, orang Kristen boleh ya berdoa pada Dewa ?" > > > Wah, bingung juga jawabnya. Pertanyaan itu mencerminkan bahwa paradigma > berfikir anak saya itu adalah memang ALlah, Yesus & Dewa itu sesuatu > yang berbeda. Ya saya jawab : " Ya, itu menurut teman mama itu lho de'.. > Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak benar > pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu > ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali ALLAH dan > nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan.." > > Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan "kadang-kadang kita ngaku- ngaku > bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... Misalnya > Game, atau film kartun.." He..he..he.. soalnya anak-anak kadang- kadang > kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat.. > > Wassalaam, > -Ning > > > > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany > Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > (Dialog imaginer) > > > > Nimbrung : > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan > sinkretisme :-) > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg > lagi mulai naik daun di Indonesia > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke > monumen cinta Taj Mahal > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan > juga keterangan/leaflet > mengenai sejarah munculnya Baha'i. > > Salam > l.meilany > > - Original Message - > From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> > Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM > Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > (Dialog imaginer) > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae > dengan putrinya, Annisa > > ... > > "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? > eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? > > "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" > > " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan > rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya." > > "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? > > "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan > di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling > berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil- Nya > maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua > makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan > yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat > kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita > panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada > didalam dada kita sendiri. > > "ohhh"...katanya... > > Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja > (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau > mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati > kok. > > "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, > asalkan dengan rasa sayang ?" > > "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." > > "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : > Ya Yesus, ampunkanlah dosaku > Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku > Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil. > Amiin. > Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" > > "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." > > ... > > Wassalaam, > -Ning > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Jeng Rani : dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan komentar anda yang ndak nyambung blass.. udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu. Jani - ki : -- Al Qur'an 2. Al Baqarah 148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. --- Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu'anhu telah berkata : Telah datang seorang arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia menyatakan tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya Tanyalah apa yang engkau kehendaki : Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain nescaya Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat --- 4. Di dalam Hadis Qudsi yang artinya : Satu kebaikan akan diganda sepuluh malah lebih, manakala satu kejahatan tetap dikira satu (tidak diganda) ataupun aku mengampuninya. Sekalipun kamu menemuiKu(selepas ,mati) dengan dosa sebesar bumi tetapi tidak syirik kepadaKu dengan sesuatu maka Aku akan menemuinya dengan mengampuni dosa sebesar itu. - Dipetik dari kitab Al-Ittihafat - Al Qur'an Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (al Baqarah :120) -- Wassalam ---oo0oo--- Rani Kirana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas JaN OKO komentar-komentar anda kayak iklan di TV aja..nongol tanpa diundang..dan cenderung menyebalkan karena mengganggu alur cerita.. dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan komentar anda yang ndak nyambung blass.. udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu. tapi yang harus anda lakukan adalah belajar menulis yang baik dan benar..; logika anda juga perlu anda atur supaya dapat memahami dan dipahami orang lain.. salam hari Ahad Rani --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mia : > > Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. > > === > > Jano - ko : > > Chae sudah "deklarasi" koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia. > > Selamat pagi lagi > > > --oo0oo-- > > > Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran > negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa > jadi kayak agama, misalnya the promised land. > > "Semua agama adalah sama" memang sungguh gampang disalahartikan > karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang > kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. > Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang > disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter > terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti > semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang > mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah > dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. > > Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial > philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, > peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. > Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, > sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah > saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak > terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:- > ) > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada > > pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, > > keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang > > tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang > > seband
RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Cerita awal minggu nih. Kemarin, seusai maghrib berjamaah, saya bercerita pada keluarga (suami dan anak-anak), mengenai dialog ini. Sebagai kongklusi, saya bilang gini. "Jadi, menurut teman mama itu, orang boleh memanggil tuhan dengan nama apa saja, asal itu memuaskan perasaanya dan mencerminkan kesempurnaan yang ada dalam imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang disembahnya.." Anak saya yang terkecil (TK), nyeletuk : "Jadi menurut teman mama itu, orang Kristen boleh ya berdoa pada Dewa ?" Wah, bingung juga jawabnya. Pertanyaan itu mencerminkan bahwa paradigma berfikir anak saya itu adalah memang ALlah, Yesus & Dewa itu sesuatu yang berbeda. Ya saya jawab : " Ya, itu menurut teman mama itu lho de'.. Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak benar pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali ALLAH dan nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan.." Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan "kadang-kadang kita ngaku-ngaku bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... Misalnya Game, atau film kartun.." He..he..he.. soalnya anak-anak kadang-kadang kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat.. Wassalaam, -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) Nimbrung : Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan sinkretisme :-) Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg lagi mulai naik daun di Indonesia Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke monumen cinta Taj Mahal sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan juga keterangan/leaflet mengenai sejarah munculnya Baha'i. Salam l.meilany - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae dengan putrinya, Annisa ... "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya." "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada didalam dada kita sendiri. "ohhh"...katanya... Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati kok. "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, asalkan dengan rasa sayang ?" "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : Ya Yesus, ampunkanlah dosaku Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil. Amiin. Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." ... Wassalaam, -Ning [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - 2 : 147
Jano - ko : Hallo jeng Rani, Dibawah ini tak ulang lagi katanya mia : --- Mia = Sesungguhnya inti > semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang > mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah > dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. jano - ko : Sebelum jano-ko menjawab, jano-ko mau bertanya dulu kepada jeng Rani tentang apa yang disebut dengan "perennial philosophy" ( the existence of a universal set of truths and values common to all peoples and cultures ) yang dicetuskan oleh Augostino Steuco in his book entitled: De perenni philosophia libri X (1540). Mia juga bisa turut menjelaskan. Yang kedua, saya tidak mau menggunakan kata filsafat yang kaitannya dengan Islam, kalau bicara filsafat dan Islam harus dilakukan pada ruangan tertutup. Karena kebenaran dalam filsafat itu bisa apa saja, sedangkan kebenaran dalam islam itu adalah dari Allah. --- Al Qur'an [2.147] Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. Daripada jano-ko menggunakan istilah Perennial Philosophy, lebih baik gimana kalau jano-ko menggunakan istilah "kebenaran" ? Nah tolong jeng Rani menjelaskan kebenaran menurut Islam dan kebenaran menurut suku Baduy. Bisa juga lho jeng Rani menjelaskan versi kebenarannya jeng Rani. Ini tidak membuka aib dan ngrasani lho, tapi diskusi ilmiah, Wajar saja kalau mia juga pusing, bagaimanamungkin mia ini bicara soal perennial philosophy, sedangkan mia masih suka menilai pak HMNA dengan penilaian menurut ukurannya sendiri ? Nah kalau mia ini menilai orang lain dengan ukurannya sendiri berarti mia telah terjebak oleh dirinya sendiri, yaitu mengingkari perennial philosophy yang mia sebutkan itu. Ingat lho, Perennial Philosophy itu juga mengakui kebenaran Islam yang diyakini oleh pak HMNA. Apa pendapatmu wahai mia ? Monggo. :) --oo0oo-- Rani Kirana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas JaN OKO komentar-komentar anda kayak iklan di TV aja..nongol tanpa diundang..dan cenderung menyebalkan karena mengganggu alur cerita.. dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan komentar anda yang ndak nyambung blass.. udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu. tapi yang harus anda lakukan adalah belajar menulis yang baik dan benar..; logika anda juga perlu anda atur supaya dapat memahami dan dipahami orang lain.. salam hari Ahad Rani --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mia : > > Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. > > === > > Jano - ko : > > Chae sudah "deklarasi" koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia. > > Selamat pagi lagi > > > --oo0oo-- > > > Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran > negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa > jadi kayak agama, misalnya the promised land. > > "Semua agama adalah sama" memang sungguh gampang disalahartikan > karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang > kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. > Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang > disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter > terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti > semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang > mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah > dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum > alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, > terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang > lain...lha.. > > Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial > philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, > peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. > Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, > sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah > saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak > terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:- > ) > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada > > pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, > > keberadaan,
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Mia : Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang lain...lha.. === Jano - ko : Chae sudah "deklarasi" koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia. Selamat pagi lagi --oo0oo-- Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa jadi kayak agama, misalnya the promised land. "Semua agama adalah sama" memang sungguh gampang disalahartikan karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang lain...lha.. Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:- ) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada > pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, > keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang > tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang > sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. > > Pemisalan: > *** > Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. > Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran > Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini. > > Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, > AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang > Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja > kan?) > *** > Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara- > negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-) > > Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran > dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan > AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi > ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama > Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya > mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang > dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu > contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 "Hai Ahli > Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil > [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu > mengetahuinya?". Menyembunyikan kebenaran adalah salah. > > Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab > suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin > suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya > yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian dengan > AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang > dari Allah SWT. > > Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan > incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang > mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan > tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan > mengusir (memerangi penduduk yg didalam tanah tsb?) Apakah kitab > suci benar? Kitab suci itu yg dimaksud ayat QS2:41 dan QS3:3 yg mbak > kutip? > > wassalam, > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Jika kita berpatokan pada apa yang dinyatakan Qur'an makaseharusnya > > sikap melabeli kitab2 lain dengan nilai salah. > > > > Seringkali kita terjebak pemikiran bahwa ketika kita mengakui > > kebenaran kita lain semisal taurat atau injil maka konsekwensinya > kita > > harus menjadi pengikut agama yahudi atau kristen. Apa benar > > konsekwensinya demikian?? semisal kita mengakui keberadaan dan > > kebenaran serta kesejajaran bangsa-bangsa di dunia ini bukan > berarti > > dengan kemudian kita jadi multi kebangsaan kan?? > > Say
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Nambahin keterangan Flora : Islam itu dari bahasa Arab artinya: "tunduk dan patuh terhadap perintah". Oleh karenanya ada sebagian yg mengatakan bahwa agama samawi [ agama nasrani ] adalah juga islam. Menurut keyakinan 'agama Islam' para Nabi-rasul adalah manusia2 yg tunduk dan patuh pada Tuhan. Bermula dari kisah Adam as yg harus diimani/dipercaya. Sedangkan Musa as adalah keturunan Ibrahim as Ibrahim dalam keyakinan agama Islam adalah seorang rasul yg mengajak bangsanya agar mereka hanya percaya pada Tuhan Yg Esa [monotheisme ]. [Dalam Kejadian 12 Ibrahim/Abraham adalah 'bapa' bangsa Israel dan Arab. Karena kepercayaannya yg kuat maka Ibrahim juga dinamakan Bapa segala orang yg percaya - Di Islam sesuai QS 46:35- Ibrahim as, Nuh as, Musa as, Isa as dan Muhammad SAW termasuk dalam golongan 'Ulul Azmi' atau mereka yg punya keteguhan hati ] Sedangkan 'agama Islam' yg saat ini dipraktekkan adalah kelanjutan agama Ibrahim yg kemudian Alloh SWT menyempurnakan dengan memberi petunjuk tata cara peribadahan, hukum2 sosial kemasyarakatan, budi pekerti dan lainnya yg jika di ringkas ada 10 macam; melalui Muhammad SAW tatkala beliau bertafakur, beribadah menurut agama Ibrahim as. Penyempurnaan agama Ibrahim inilah yg 'dibumikan' dan diberi judul Al Qur'an kemudian contoh praktek, pelaksanaan bertambah melalui yg dilakukan, dikatakan oleh Muhammad SAW yg di sebut sebagai hadis. Keduanya menjadi tuntunan bagi yg mengaku beragama islam. Jadi sebenernya Islam adalah penyempurnaan dari agama yg terdahulu. Jika kemudian seperti disinggung Nisa masih ada yg nggak mau sempurna dan kemudian kita bisa 'menerima' keberadaan kepercayaan yg lain; menurut saya adalah sebagai sikap pluralistik dalam beragama. Di kehidupan sekarang berpluralisme terhadap lain kepercayaan merupakan upaya untuk mengeliminir perbedaan yg menimbulkan ketidak serasian dalam bermasyarakat. Kan cagub DKI dari PKS juga gak akan menutup tempat2 yg dianggap maksiat :-))) Jadi saya juga kurang sependapat dengan Nisa bahwa semua agama sama. Yg dapat saya pahami adalah idealnya kita bisa menerima keberadaan keperyaan yg lain dalam bermasyarakat. sepanjang ia tidak meresahkan/kriminal. Emha Ainun Nadjib [EAN] budayawan yg dianggap mengkampanyekan pluralitas agama mengilustrasikan masalah pluralisme ini dengan indah. Menurut EAN; agama itu ibarat isteri yg kita cintai yg kita tahu seluk beluk tubuhnya. Kemudian ketika kumpul2 dengan para pria beristeri lainnya apakah kita akan mengritik isteri masing2. Misalnya isterimu itu jelek, jari kakinya 12, misalnya. Atau akankah kita bilang isterimu sama dengan isteriku? Biar gimanapun isteri kita tetap yg tercantik, terbaik, tersayang gak sama dengan yg lain :-) Isteri itu belahan jiwa. Begitu juga menyikapi agama yg kita anut seperti kata sasterawan entah siapa lupa namanya; dengan tuturannya yg beraroma sufi mengatakan bahwa jiwa agama [ Alloh] itu adalah sumber kehidupan ia menyatu dengan darah. Apapun yg kita lakukan kita senantiasa menyertakan DIA. Kecuali sih kalo beragamanya dipaksa, terpaksa - lain soal; jiwanya selalu gelisah :-) Salam l.meilany - Original Message - From: Flora Pamungkas To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, April 25, 2007 10:29 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah berprosesnya/ perjalanannya agama Islam. Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam. Dalam S. Ar R'ad ayat 38-39 difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk manusia, yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah geografisnya para nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja. QS 13:38-39. "Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami jadikan bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan suatu ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitabnya." "Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan ayat yang Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab." Proses perjalanan ajaran Allah ini mencapai puncak kesempurnaannya, berupa kitabNya yang terakhir, yaitu Al Qur'an dan ajaran ini diberiNya judul/nama: ISLAM. Ajaran ini final, tuntas, berlaku hingga akhir jaman. Oleh karenanya, Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terakhir/ penutup, adalah Nabi untuk seluruh manusia di manapun wilayahnya, dari sejak 1400 tahun yang lalu hingga akhir jaman nanti. Maka seharusnya, manusia jaman sekarang ini dan jaman kemudian, hingga akhir jaman nanti, adalah pengikut ajaran Al Qur'an dan meneladani nabi Muhammad SAW, sebagai muslim. Karena Al Qur'an adalah kitab yang paling akhir, maka ajaran di dalamnyalah yang paling valid. Namun, Allah juga mengingatkan dalam S. Al Baqarah 256: Tidak ada paksaan memasuki agama Islam 256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jela
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Nimbrung : Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan sinkretisme :-) Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg lagi mulai naik daun di Indonesia Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke monumen cinta Taj Mahal sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan juga keterangan/leaflet mengenai sejarah munculnya Baha'i. Salam l.meilany - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae dengan putrinya, Annisa ... "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya." "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada didalam dada kita sendiri. "ohhh"...katanya... Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati kok. "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, asalkan dengan rasa sayang ?" "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : Ya Yesus, ampunkanlah dosaku Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil. Amiin. Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." ... Wassalaam, -Ning [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Syahadat itu ada dua penggal, tepatnya syahadatain. Penggalan pertama ada nama Allah dan penggalan kedua ada juga nama Allah. Itulah sebabnya Abah katakan "Syema Ysrael, Adonai Elohenu, Adonay Ehad" itu belum lengkap. Lagi pula itukan hanya "rekaan" yang dianggap terjemahan melalui hermeneutika dari bahasa aslinya yang telah mati yaitu Hebreu Kuno (Al-'Ibriyyah Al-Qadiymah), ya dari Kitab Tawrah asli yang telah hilang itu, sehingga sampai sekarang orang sudah tidak tahu lagi bagaimana sesungguhnya "redaksional" asli dari syahadatnya ummat Nabi Musa AS tersebut. Silakan disimak: -- And he buried him in a valley in the land of Moab, over against Beth-peor; but no men knoweth of his sepulchre unto this day. And Moses was an hundred and twenty years old when he died [KJVR-Deuteronomy 34:6-7],. Dari kata-kata he buried him , unto this day, when he died , menunjukkan bahwa Tawrah dituliskan oleh para "sect of writers" setelah wafatnya Nabi Musa AS, jadi seperti menuliskan Hadits RasuluLlah SAW. Bedanya ialah dalam hal Hadits jelas orangnya terutama wataknya dari orang yang pertama yang mendengar dan melihat langsung ucapan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW dan sanadnya secara sinambung diteruskan kepada orang kedua, ketiga dan seterusnya hingga sampai kepada perawi Hadits yang menuliskannya. Sedangkan pada penulisan Tawrah tidak jelas siapa para sect of writers setelah Nabi Musa AS wafat, siapa itu "he" dalam "he buried him". Juga tidak jelas jangka waktu antara wafatnya Nabi Musa AS dengan yang dimaksud oleh penulis Tawrah dengan ungkapan kata: unto this day, yakni hari mulai kalimat-kalimat [KJVR-Deuteronomy 34:6-7] itu dituliskan. Wassalam Abah - Original Message - From: "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, April 26, 2007 14:25 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah > My Dearest Abah, > > kan lagi bahas masalah proper name atau bukankankah Allah itu?? > sehingga syahadat yang saya sajikan cukup bukan??;) > > Justru jika Allah adalah proper name maka sejak zaman Nabi Musa sudah > di perkenalkan dan tidak ada perubahan nama pada kitab2 sebelum > Qur'an...gitu loh Abah;)) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > KJVR-Deu 6:4 Hear, O Israel: The LORD our God is one LORD: > > Lalu mana itu syahadat ttg pengakuan Nabi Musa AS sebagai Nabi, > utusan YHWH. > > Bukankah Abah tulis: Saya sendiri belum mendapatkan informasi syahadat > > uumatnya Nabi Musa AS. > > Syahadat yang di atas itu belum lengkap bagi ummatnya Nabi Musa AS. > > > > Fyi, coba lihat, YHWH diterjemahkan ke dalam bhs Inggris LORD. > Itulah yang > > mereka lakukan thd Allah, juga Allah mereka terjemahkan , karena mereka > > anggap YHWH itu bukan proper name, mereka paralelkan dengan Allah > juga bukan > > Proper Name, jadi bisa diterjemahkan.. > > Wassalam > > Abah > > > > > > - Original Message - > > From: "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> > > To: > > Sent: Wednesday, April 25, 2007 11:31 > > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah > > > > > > > > > > Abah... > > > > > > Ini salah satu syahadat dari kita PL yang berbahasa Ibrani; > > > > > > Ulangan 6 : 4 dalam bahasa asli (Ibrani): > > > > > > "Syema Ysrael, Adonai Elohenu, Adonay Ehad". > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" > > > wrote: > > > > > > > > Saya sendiri belum mendapatkan informasi syahadat uumatnya Nabi > Musa AS. > > > > Akan tetapi syahadat Kristian saya dapatkan sebagai berikut (tetapi > > > sayang, > > > > tidak dari Injil): > > > > Konsili Nicaea I (sumber dari Wikipedia) > > > > Konsili Nicea Pertama dihimpunkan oleh Kaisar Roma Konstantin Agung > > > pada 325 > > > > M. Ini adalah konferensi ekumenis pertama para uskup dari Gereja > > > Kristen. > > > > Tujuan konsili ini (yang juga disebut sinode) adalah memecahkan > > > perbedaan > > > > pendapat di Gereja Alexandria mengenai hakikat Yesus dalam > hubungannya > > > > dengan Sang Bapa; khususnya apakah Yesus mempunyai hakikat yang sama > > > atau > > > > serupa dengan Allah Bapa. St. Alexander dari Alexandria > mengambil posisi > > > > yang pertama; penatua Arius yang populer, yang merupakan asal-usul > > > istilah > > > > pertikaian Arian datang, dan mengambil posisi yang kedua. > Konsili ini > > > > memutuskan menentang kaum Arian. Hasil lain dari konsili ini adalah > > > > kesepakatan mengenai tanggal perayaan Paskah Kristen, yang mulanya > > > berkaitan > > > > dengan Paskah Yahudi. Perayaan ini adalah perayaan terpenting dalam > > > > kehidupan Gereja. Konsili memutuskan untuk merayakan Paskah pada > > > hari Minggu > > > > pertama setelah equinox musim semi, bebas dari Kalender Ibrani > Alkitab > > > > (lihat pula Quartodecimanisme), dan memberikan wewenang kepada Uskup > > > > Alexandria kemungkinan menggunakan kalendar Alexandria) untuk > > > mengumumkan > > > > setiap tahunnya tanggal yang persis kepada rekan-rekan uskupnya. > Konsili > > > > Nicea secara historis pent
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah
Chae : Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/ sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. = Jano - ko : Terjawab sudah pertanyaan Chae yang berbunyi dibawah ini : "Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah sama???" --- Piagam Madina dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa perbedaan dihormati ( perbedaan menurut konsep Islam ). Dengan kata lain tidak semua agama sama, Islam mempunyai istilah sendiri untuk menjelaskan sesuatu yang oleh orang awam disebut "agama" yaitu sebutlah Islam dengan " Ad Diin" --- Masalah kebebasan memeluk apa yang diyakini, sudah ada didalam Al Qur'an sebelum HAM lahir dibarat. Mengenai hal tersebut sudah jano-ko posting kemarin dulu, untuk itu jano-ko ulang lagi informasinya. -- TIDAK ADA PAKSAAN DALAM MASALAH TERSEBUT. Al Qur'an There should be no coercion in the matter of faith." (2:256) Terjemahan lengkap : 2. Al Baqarah 256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [162]. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t. --- Pengakuan chae terhadap Piagam Madinah Pasal 25, secara otomatis juga menerima Piagam Madinah dengan khusus khususnya Pasal 23 yang berbunyi, Pasal 23 Apabila timbul perbezaan pendapat di antara kamu di dalam suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) Muhammad SAW. --- Berarti juga menerima firman Allah didalam Al Qur'an dibawah ini, if (!document.layers) document.write('') --- "Those who do not judge by what God has sent down are the disbelievers." 5:44 Terjemahan : 5. Al Maa'idah Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. --- Wassalam --oo0oo-- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. Coba Bapa pelajari ayatberikut ini semoga panjenengan makin ok..;) Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh bukan orang yang beriman. (QS. 5:43) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: > > Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil > yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa > man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla > baitihi > > Artinya: > > "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu > umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK > AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI > MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan > dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan > warganya. > > === > > Jano - ko : > > Hanya ingin membandingkan saja, > > Piagam Madinah > > Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara (ummat) dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat kejahatan, yang menimpa diri orang yang bersangkutan dan keluarganya. > > --- > > Lumayan, chae ada kemajuan, menerima Piagam Madinah, nasehat jano-ko kepada chae,...silahkan chae juga menerima pasal-pasal dari Piagam Madinah yang lain, salah satunya adalah Pasal 23 Piagam Madinah > > Pasal 23 Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) Muhammad SAW. > > --- > > Selamat untuk chae yang telah dengan ikhlas berpedoman kepada Al Qur'an, Hadis dan Sunah Nabi Muhammad SAW. > > Wassalam > > > --oo0oo-- > > > > > > > > > Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Ramlah binti Abi Sofyan adalah isteri dari 'Ubaidillah bin Jahsy al-Asadiy, anak saudara perempuan ayah Nabi SAW, kakak Zainab binti Jahsiy, Ummul Mu'minin. 'Ubaidillah sudah msuk Islam bersama-sama Ramlah, sedangkan ayahnya Abu Sufyan masih kafir. Ramlah menghindar dari gangguan ayahnya, lalu suami isteri menjadi rombongan Muhajirin pertama ke Habasyah dalam keadaan hamil tua. Dia meninggalkan Abu Sufyan di Makkah dalam keadaan marah, dan keganasannya menggila. Sesampainya di Habasyah Ramlah yang hamil tua melahirkan puternya yang pertama Habibah binti 'Ubaidillah, itulah sebabnya Ramlah dipanggil dengan nama Ummu Habibah. Di Habasyah 'Ubaidillah murtad beralih agama menjadi Nasrani dan berupaya menarik isterinya masuk Nasrani pula, tetapi Ummu Habibah tidak mau, sehingga mereka bercerai. Dalam keadaan janda di negeri orang pada suatu hari ada orang mengetuk pintunya minta izin untuk masuk. Ia seorang budak perempuan milik Raja Najasi. Ummu Habibah memuka pintu , lalu budak perempuan itu masuk sambil menyodorkan surat dari Raja Najasi yang berbunyi: "Raja Najasi berkata kepadamu: Wakilkanlah siapa yang akan menikahkanmu dengan Nabi berbangsa Arab, karena sudah datang seorang utusan kepada Raja, agar Raja meminang engkau untuk beliau." Ummu Habibah menrima pinangan itu. Maka Najasi mengundang kaum Muslimin yang berada di Habasyah. Raja Najsi mulai berbicara dengan perantaraan penterjemah: "Sesungguhnya Muhammad Bin Abdullah mengirim surat kepada saya, agar saya menikahkan beliau dengan Ummu Habibah bnti Abu Sufyan, siapa di antara kalian yang paling dekat hubungan keluarganya?" Najasi mendapat jawaban: "Khalid bin Sa'id." Maka Najsipun mengalihkan pembicaraaan kepada Khalid dan berkata: "Saudara Khalid, nikahkanlah Ummu Habibah dengan Nabi Muhammad SAW(*), saya menjdi waklinya, dan atas nama beliau saya memberikan mahar untuknya sebesar empat ratus dinar.Lalu Khalid menikahkan RasuluLlah SAW dengan Ummu Habibah: "Saya telah melakukan yang diminta RasuluLlah SAW. Saya nikahkan beliau dengan Ummu Habibah dengan mahar empat ratus dinar." --- (*) Pada waktu itu Najasi sudah masuk Islam secara diam-diam, itulah sebabnya menyebut Nabi dengan Nabi Muhammad SAW . Pada waktu Najasi wafat, setelah sampai berita itu ke Madinah, RasuluLlah SAW bersama sahabat melakukan shalat Ghaib untuk Najasi. Hanya orang Islamlah yang dishalat jenazahkan dan dishalat ghaibkan, sehingga itulah bukti bahwa Najasi memang sudah menganut Islam. - Original Message - From: "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, April 26, 2007 18:33 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah > maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang > melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. > Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip > "Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan > upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas > kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi." > > Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan > terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. > > > > > Satriyo: [2] "... dizaman Rasul saja > > > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", > > Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy > > paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan > > Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani. > > > > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: > Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil > yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa > man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla > baitihi > > Artinya: > > "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu > umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK > AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI > MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan > dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan > warganya. > > Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani, > artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. > > > SATRIYO: > > Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. > > Coba saya ulang pertanyaan saya, "apakah ibu menyamakan proses > > penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan > > manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in > > meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta > > nasrani?" atau lebih jelasnya, "Apakah ibu menyamakan tindakan Allah > > melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri, >
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Diakui eksistensinya, (lakum diunukum waliya diyn), namun tidak diakui kebenarannya dalam segi aqidah. Silakan disimak Seri 755 di bawah. Wassalam, HMNA * BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 755. Najasi dari Habasyah vs Rombongan dari Najran Hari Sabtu, 11 November 2006, saya menghadiri upacara Milad (Dies Natalis) XLI Universitas Islam Negeri Alauddin dan Penerimaan Jabatan Guru Besar Tetap Prof.DR.H.Ahmad M Sewang, MA. Sebelumnya, 9 November dalam acara halalbihalal (menurut Prof.Ahmad Sewang penulisan yang baku kata itu harus dituliskan bersambung) di IMMIM meminta kepada saya untuk memberi umpan balik nanti dalam hubungannya dengan isi Pidato Pengukuhan beliau dua hari yang akan datang itu. Adapun Pidato Pengukuhan Guru Besar tsb., yaitu Hubungan Antarumat Beragama di Masa Nabi Muhammad SAW (Bahasan Buku Sirat Nabawiyah Ibn Hisyam). Saya kutip halaman 19-23: Dialog Ja'far ibn Abi Talib dengan Najasi. Ketika kaum Quraisy mengetahui bahwa sebagian kaum Muslim hijrah ke negeri Habsyah, maka mereka mengutus dua orang, Amr ibn As dan Umarah ibn al-Walid, untuk mempersembahkan beberapa hadiah dengan harapan agar orang-orang yang berhijrah itu diekstradisi. Najasi berkata kepada keduanya. "Aku tidak akan menyerahkan kepada mereka, sebelum saya mengundang dan melakukan konfirmasi kepada mereka." Ummu Salamah mengemukakan jawaban Ja'far sebagai pimpinan Muhajirin atas pertanyaan Najasi. Keterangan Ja'far ibn Abi Talib itulah yang mempengaruhi Najasi untuk memberikan perlindungan keamanan kepada para Muhajirin. Sekalipun demikian , utusan Quraisy tadi tetap berusaha mempengaruhi Najasi bahwa ajaran Muhammad sesungguhnya menghina dan merendahkan Nabi Isa dan ibunya, Maryam. Mendengar penyampaian utusan Quraisy tersebut , maka raja meminta agar Ja'far menjelaskan tentang pandangan Islam terhadap Nabi Isa dan ibunya. Ja'fa rkemudian membacakan QS Maryam (19): 30-33, QAL ANY 'ABD ALLH aATNY ALKTB WJ'ALNY NBYA 30 WJ'ALNY MBARKA AYN MA KNT WAWShNY BALShWt MA DMT hYA 31 WBRA BWALDTY WLM YJ'ALNY hBARA SyQYA 32 WASLAM 'ALY YWM WLDT WYWMAB'ATs Hya 33 (transliterasi huruf demi huruf) 30. Berkata Isa: "Sesungguhnya Aku Ini hamba Allah, dia memberiku Al Kitab (Injil) dan dia menjadikan Aku seorang nabi, 31. Dan dia menjadikan Aku seorang yang diberkati di mana saja Aku berada, dan dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama Aku hidup; 32. Dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan Aku seorang yang sombong lagi celaka. 33. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari Aku dilahirkan, pada hari Aku meninggal dan pada hari Aku dibangkitkan hidup kembali". Ummu Salamah menceritakan bahwa mendengar Alquran dibacakan, Al-Najasi menangis hingga janggutnya basah oleh air mata. Para uskup juga menangis hingga air mata mereka membasahi mushaf-mushaf mereka, ketika mendengar apa yang dibacakan pada mereka. Kemudian Najasi mengambil sebatang tongkat dan menggoreskannya ke tanah. Dengan gembira Najasi berkata. "Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya tidak lebih dari garis ini." *** Selanjutnya saya kutip halaman 34-35: Di antara delegasi itu terdapat mereka yang sudah memeluk agama Kristen yang berasal dari Najran, tinggal di Jazirah Arabia bagian selatan. Wilayah tersebut termasuk bagian kekuasaan Byzantium. Rombongan mereka 60 orang yang dipimpin oleh Abdul Masih, Abu Al-Harif ibn Alqamah dan Ibn a-Harit. Rombongan dari Najran tersebut diterima Nabi di Masjid Madinah, sebagian menginap di masjid itu dan sebagian lainnya di rumah sahabat. Mereka tinggal beberapa hari, bahkan sempat melakukan kebaktian di Masjid Nabawi. Selama di Madinah terjadi dialog antara Nabi dan pimpinan delegasi tersebut. Ada beberapa perbedaan antara Nabi dan mereka berkaitan dengan teologis, terutama menyangkut dengan Nabi Isa. Perbedaan itulah yang kemudian menjadi latar belakang turunnya QS Ali 'Imran (3): 59-61. (Untuk menghemat ruangan ayat aslinya tidak ditransliterasi, langsung artinya saja-HMNA-): 59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, Kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia. 60. (Apa yang telah kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, Karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. 61. Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), Maka Katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; Kemudian marilah kita bermubahalah(*) kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (*) Mubahalah ialah masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda pendapat mendoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, agar Allah menjat
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah
Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla baitihi Artinya: "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya. === Jano - ko : Hanya ingin membandingkan saja, Piagam Madinah Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara (ummat) dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat kejahatan, yang menimpa diri orang yang bersangkutan dan keluarganya. --- Lumayan, chae ada kemajuan, menerima Piagam Madinah, nasehat jano-ko kepada chae,...silahkan chae juga menerima pasal-pasal dari Piagam Madinah yang lain, salah satunya adalah Pasal 23 Piagam Madinah Pasal 23 Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) Muhammad SAW. --- Selamat untuk chae yang telah dengan ikhlas berpedoman kepada Al Qur'an, Hadis dan Sunah Nabi Muhammad SAW. Wassalam --oo0oo-- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar. Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip "Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi." Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. > > Satriyo: [2] "... dizaman Rasul saja > > kedua ajaran tersebut masih di akui ...", > Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy > paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan > Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani. > > Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25: Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla baitihi Artinya: "Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan warganya. Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani, artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. > SATRIYO: > Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. > Coba saya ulang pertanyaan saya, "apakah ibu menyamakan proses > penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan > manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in > meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta > nasrani?" atau lebih jelasnya, "Apakah ibu menyamakan tindakan Allah > melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri, > dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi, > rahi/pendeta) yang atas kemauan sendiri dan disengaja mengubah dan > mengganti isi Taurat dan Injil sesuai nafsu mereka?" ... Jelas bu? > Jadi saya tidak meminta contoh ayat di Quran yang menggambarkan > Allah 'meralat' firmannya sendiri. Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan jika anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah??? > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" > wrote: > > > > Mudah-mudahan anda juga memberikan hal yang berimbang yaaa;) > > > > Satriyo:[1] "Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat > > > ethopia yang menganut ajaran Kristen...", > > > > Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu > Habibah > > maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Naja
RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Saya baca e-mail yang di bawah itu, ngga nemu tuh jawabannya, mbak. Apa maksudnya mbak itu, Allah itu boleh saja dipanggil dengan nama apa saja, yang penting memanggilnya dengan rasa sayang. Tapi Allah sendiri menggunakan nama Allah untuk diri-Nya, bukan Yesus, bukan Dewa ataupun yang lainnya. Apa begitu maksudnya mbak ? (Saya analogikan dari Annisa yang membolehkan dirinya dipanggil dengan nama apa saja, asal memanggilnya dengan rasa sayang. Tetapi ia sendiri menggunakan nama Kaka untuk dirinya) Berarti dialog imajiner yang saya buat "benar" dong ya ? Maksudnya, kalau Annisa mau berdoa dengan menyebut Yesus, Dewa, Allah atau apa pun sebutan nama tuhan dari agama lain, akan mbak benarkan. Gitu ya ? Sorry kalau saya lemot. Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Thursday, April 26, 2007 1:11 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) saya enggak marah kok, soalnya sering di ingatkan sama si kecil kalau saya marah sedikit aja sudah kaya nenek sihir;) mungkin MBa Ning belum baca yang ini atau mungkin sudah...mudah2'an bisa memberikan jawabanya..:)) Anak saya memanggil dirinya dengan sebutan Kaka, sama dengan yang saya dan ayah serta adiknya jika memanggil dirinya. Tentu saja dia memiliki alasan kenapa dia sendiri menggunakan panggilan Kaka, padahal bagi dirinya nama panggilan lainya yang berbeda seperti Ninis, Cayu, Nengce..adalah benar adanya karena dia merasakan bahwa Nama panggilan itu digunakan untuk memberikan kasih sayang padanya. Tapi kenapa dia sendiri menggunakan nama Kaka untuk dirinya, tidak dgn Ninis, Cayu atau Nengce bahkan sekarang Om nya kalau panggil pake nama Tuyil (tuyul kecil karena suka minta dijajanin terus hi..hi..hi..;) Saya belum bertanya langsung pada anaknya hanya sekedar analisa seorang Ibu saja bahwa dengan sebutan Kaka, anak sulungku merasakan "kesempurnaanya" dari berbagai sisi, salah satunya pengakuan keberadaanya sebagai yang pertama, memiliki tanggung jawab lebih terhadap adiknya dll. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae > dengan putrinya, Annisa > > ... > > "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? > eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? > > "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" > > " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan > rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya." > > "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? > > "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan > di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling > berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya > maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua > makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan > yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat > kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita > panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada > didalam dada kita sendiri. > > "ohhh"...katanya... > > Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja > (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau > mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati > kok. > > "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, > asalkan dengan rasa sayang ?" > > "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." > > "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : > Ya Yesus, ampunkanlah dosaku > Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku > Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil. > Amiin. > Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" > > "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." > > > ... > > Wassalaam, > -Ning > === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
On Thu, 26 Apr 2007 09:52:41 +0700, Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mba Flora, > > Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga > dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan > rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen. > > Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu > mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb? > > Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb, > bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat > didalam Qur'an?? > > Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil > saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita > menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa > kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui > karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan > kitabnya masing2. sebagai Muslim kita memang hanya berpegang pada al-Qur'an ; kitab lain mah sebodo amat. Tapi kalao kemudian kita "menghujat" manusia lain yang mempercayai kitab lain, ini baru akan mengganggu ketertiban umum. Sebagai muslim saya menyatakan hanya al-Qur'an yang benar. Kitab Injil, Injul, Injal, Inul tidak benar :=) tapi kalao ada yang mempercayai kitab2 tsb ya silahkan saja. "Tidak ada paksaan dalam agama". Saya merasa tidak punya hak untuk menghakimi kitab lain, seperti saya juga akan merasa sakit bila kitab yg saya yakini dihakimi orang lain. quote : suci yang engkau yakini, indah yang engkau cintai . -- Linux Registered User # 421968
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Monggo bersyahadat
Chae ber. Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah > sama??? Jano - ko : Sebaiknya Chae menganjurkan semua pemeluk agama yang belum "syahadat" segera bersyahadat dan menerima Rukun Islam dan Rukun Iman. --- Rukun Islam, yaitu: Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah selain Allah dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasul Allah. Menunaikan shalat lima kali sehari. Berpuasa pada bulan Ramadhan. Membayar zakat. Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu --- Kita semua sudah tahu dan menghayati Rukun Iman Rukun Iman : Iman kepada Allah Iman kepada malaikat Allah Iman kepada kitab-kitab Allah Iman kepada nabi dan rasul Allah Iman kepada hari kiamat Iman kepada qada dan qadar Sebaiknya Chae menganjurkan kepada semua pemeluk agama didunia untuk menerima Rukun Iman tersebut diatas. Monggo. Selamat siang --oo0oo-- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Satriyo:Tidak hanya sampai di sana, tanpa diketahui sebagian besar rakyatnya, sang Raja memeluk Islam hingga akhir hayatnya. Chae: Adakah data akurat mengenai masuk Islamnya Raja Habasya?? Satriyo:Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa negara2 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum nasrani romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. Chae: Pengiriman surat oleh Rasul kepada para Raja2 di wilayah lain berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul berusaha menegaskan kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure. Buktinya tidak ada penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti ajaran islam. Benar tidak?? Saya pikir ajaran Islam lebih banyak dikembangkan oleh dakwah dan bukan oleh sebuah ultimatum pemaksaan:)) Satriyo:Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang sudah memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang mushhaf/kitab Taurat, dan beliau bahkan menimpali dengan perkataan (kurang lebih) "Wahai Umar, sekiranya Musa masih hidup niscaya dia akan mengikuti aku!" Chae:Untuk hadis tsb, bisa di beritahukan secara keseluruhan isi hadis tsb dan juga matanya?? bsia kita telaah maksud dan tujuan hadis tsb juga apakah hadis tsb shahih atau tidak mau dari sisi matan maupun sanad. Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah malah di adopsi oleh sebagian umat Islam. Satriyo: > Lalu bagaimana dengan ayat ini, "Katakanlah: "Hai, Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada 'kalimatun sawaa' (common terms/kalimat[ketetapan] yang tiada perselihan) di antara kami dan kalian, bahwa tidak kita beribadah kepada/sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah, "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim," yang berasal dari Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 64. Chae: Bukankah ayat2 tsb turun karena adanya pertanyaan tentang Isa as dari para sahabat Nabi dan juga dari para pendeta dan dgn turunya ayat tersebut justru Qur'an mengajak kepada mencari persamaan dan bukan kepada perbedaan. Dan banyak juga dalam terdapat dalam Qur'an perintah agar orang Yahudi dan Nasrani kembali kepada Taurat dan Injil salah satunya Qs.5:68 dan QS. 3:23 Satriyo:> Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak,> apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung itu "saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2" ...! Chae: Coba Tela'ah Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19 sehingga anda tidak terhenyak lagi:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bu Chairunisa, > > Mohon diingat bahwa saat Hijrah pertama ke Habasya (sekarang kira- > kira Ethiopia-Somalia), Raja Habsyi sempat hampir menolak para > muhajirin krn "fitnah" utusan Quraisy (saya lupa nama pemimpin > utusannya itu), tapi setelah salah seorang Shahabat menjelaskan > sebisanya apa itu Islam, wa bil khusus, penggalan surat Maryam, maka > beliau mengurungkan niatnya mengusir muhajirin dan malah > mengembalikan 'haidah' utusan Quraisy. Tidak hanya sampai di sana, > tanpa diketahui sebagian besar rakyatnya, sang Raja memeluk Islam > hingga akhir hayatnya. Dan dg alasan inilah Rasul meminta sebagian > shahabat hijrah 'kecil' ke Habasyah, bukan sekedar rasa Hormat. > > Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa negara2 > adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum nasrani > romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. Jelas sekali bahwa Rasul > memang menjalankan 'tugas' beliau yaitu mengajak manusia kepada Islam. > > Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang sudah > memeluk Islam) yang satu saat ke
RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae dengan putrinya, Annisa ... "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti?? eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain?? "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka" " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya." "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam?? "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada didalam dada kita sendiri. "ohhh"...katanya... Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati kok. "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, asalkan dengan rasa sayang ?" "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar." "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : Ya Yesus, ampunkanlah dosaku Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil. Amiin. Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?" "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .." ... Wassalaam, -Ning
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
assalamu 'alaikum wr.wb, menurut saya, makna ayat itu adalah, allah menunjukkan/menguji kepada orang kafir (pengikut musa) tentang iman mereka. di ayat yang lain allah sering berkata kalau orang kafir itu jika ditunjukkan tanda2 kekuasaan tuhan maka setelah itu mereka tambah berpaling dan mencari alasan yang lain (contohnya pada zaman nabi miuhammad, orang quraish berkata kalau semua bukti yang dimiliki muhammad itu hanyalah sihir belaka). di ayat albaqoroh itu menceritakan kalau allah menunjukkan kekuasaannya/keberadaanya, tetapi setelah allah menunjukkan kekuasaanya, orang2 kafir itu malah lebih berpaling lagi dari kebenaran. dari sanalah, bisa kita lihat, kalau allah ingin memperlihatkan kepada musa dan pengikutnya siapa2 yang telah diberi "tutupan" dihati mereka. dengan "tutupan" tersebut, hatinya jadi saking "kerasnya" sehingga mereka tidak akan bisa dibawa kepada kebenaran. wassalam Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 04/25/2007 08:25 AM Please respond to wanita-muslimah To: wanita-muslimah@yahoogroups.com cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah Astaghfirullah al-'azhiim, Mas Jano-ko koq mengatakan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad itu "hatinya menjadi keras seperti batu". Ayat QS 2:74 itu kan untuk menjelaskan pengikut Nabi Musa yang hatinya keras seperti batu karena diperintah untuk "menyembelih sapi betina" saja koq sulit benar, sehingga harus tanya yang neko-neko yang akhirnya menyulitkan diri mereka sendiri. Makanya Mas Jano-ko, sembelihlah sapi betina Anda, nanti insya Allah akan dituntun ke Cahaya-Nya. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 24, 2007 10:41 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah Pak Achmad : Lha, kalau Tuhan punya "Nama Diri", ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. -- Jano - ko : -- 2. Al Baqarah 74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. --- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Menarik ndhak menarik ndhak jadi persoalan saya, Mas. Katanya.., sekali lagi katanya..., "ballighuu annii walaw aayah", sampaikan apa yang datang dariku meskipun hanya satu ayat. Dulu, ketika Kanjeng Nabi Muhammad menerima wahyu di tahun-tahun pertama, Tuhan memerintah Nabi menyebut diri-Nya dengan "rabbuka". Menjelang hijrah ke Ethiopia, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan "Al-Rahman". Barulah di pertengahan masa kenabian beliau di Mekah, nama Allah yang biasa disebut oleh orang-orang Qureisy itu diangkat menjadi "al-ismu al-a'zham", nama terluhur yang patut diatributkan kepada-NYA. Kesimpulan yang bisa ditarik dari asbab al-nuzul Alquran, Tuhan tidak menyebutkan nama pada puluhan wahyu yang awal diturunkan kepada beliau. Tuhan selalu disebut "Rabbuka", seperti iqra bismi rabbika, sabbihisma rabbika.., wa rabbuka fakabbir, dst...dst... Lha, kalau Tuhan punya "Nama Diri", ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. Orang-orang Qureisy itu sudah sangat fasih menyebut nama Allah, makanya dalam perjanjian Hudaybiyah (th. 6 H), wakil Qureisy meminta agar sifat arrahman dan arrahim yang digandengkan pada nama "Allah" itu dibuang. Jadi, bagi orang Qureisy, cukuplah "Bismillah". Jadi, nama "ALLAH" itu sudah menjadi "trademark" bagi bangsa Arab. Sedangkan Rasulullah diutus oleh Tuhan itu dengan menggunakan bahasa kaumnya. Oleh karena itu, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi Allah dibersihkan, se
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat
aran mereka. Syahida artinya menyaksikan (43:86) MN SyHD BALhQ (man syahida bil haqqi), barang siapa yang mengaku dengan kebenaran. Syahida artinya mengaku. (46:10) SyHD SyAHD MN BNY ASRAaYL (syahida sya-hidum mim bani- isra-i-la), seorang saksi menyaksikan dari Bani Israil. Syahida artinya menyaksikan. Lalu di manakah gerangan arti kata hadir seperti dalam terjemahan ketiga penterjemah tersebut? Ada, yaitu dalam bentuk syahida yang ditasrifkan tasyhaduwni dalam ayat: 27:32) MA KNT FATh'At AMRA hTY TsYHDWN (ma- kuntu fa-thi'atan amran hatta- tasyhadu-ni), artinya bisa: Aku tidak memutuskan suatu urusan, sebelum kamu hadir, bisa pula: Aku tidak memutuskan suatu urusan, sebelum kamu bersaksi atau menyaksikan. Patut pula diperhatikan syahida dalam bentuk tasrif tasyhaduwna dalam 3 ayat: dalam 2:84, tasyhaduwna = mengakui dalam 3:70, tasyhaduwna = memperaksikan atau mengakui dalam 6:19, ada empat bentuk yang berasal dari kata syahida, yaitu: tasyhaduwna = menyaksikan, syaha-datun = kesaksian, sya-hiydun = seorang saksi, asyhadu = saya bersaksi. Setelah ditelusuri arti syahida tsb dengan mempergunakan Al-Quran sebagai kamus, maka ternyata kata syahida itu adalah kata yang musytarak (homonim = kata yang mempunyai arti lebih dari satu), tergantung dari konteksnya dalam kalimat, yaitu: menyaksikan, mengakui, menyatakan dan hadir. Dan ternyata tidak ada arti melihat, namun ini bisa juga dimaknai dengan menyaksikan. *** Alhasil kata syahida dalam ayat (2:185) lebih elok diterjemahkan menyaksikan, mengakui dan menyatakan ketimbang hadir dan melihat. Mengapa ? Memang menyaksikan bisa sama artinya dengan melihat, akan tetapi syahr(un) itu bukan benda, yang dalam bahasa Inggrisnya month (sayang sekali syahr atau month tidak ada bahasa Indonesianya). Sedangkan terjemahan hadir tidak begitu kena karena orang yang menebus puasa Ramadhannya tidak hadir dalam bulan Ramadhan. Menyaksikan, mengakui atau menyatakan syahr dilakukan dengan perhitungan, dan ini landasan Nash dalam hubungannya dengan metode hisab dalam menentukan masuknya bulan Ramadhan dan 'Iyd Al-Fithri. Wallahu a'lamu bisshawab. *** Makassar, 27 Januari 2007 [H.Muh.Nur Abdurrahman] ## - Original Message ----- From: "Wikan Danar Sunindyo" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, April 25, 2007 00:13 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat > Pak Achmad, mau nanya ... > maksud "bersaksi" dalam syahadat itu apa ya? > kan kalau dalam pengadilan, saksi itu ya yang menyaksikan kejadian, > melihat dengan mata kepala sendiri, mendengar dengan telinga > kalau jadi saksi dalam pernikahan berarti ya datang duduk dan > mengikuti pernikahan itu sehingga menjadi saksi. > ada saksi mata berarti saksi yang melihat, ada saksi bisu berarti > saksi yang tidak bisa berkata (biasa dinisbatkan ke benda2). > lha kalau bersaksi tiada tuhan selain Allah & Muhammad utusan Allah > itu bagaimana ya pak? mohon penjelasannya > makasih > > wassalam, > -- > wikan > http://wikan.multiply.com > > On 4/24/07, Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh "syahadat 'ayn" tersebut. Ini pasti saya setuju sekal... > > > > Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang "Nama Tuhan". > > > > Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, anak TK itu belum bisa "bersyahadat". Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah mengucapkan kalimat syahadat.
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Semua makhluk bertasbih kepada Allah
Pak Achmad : "Silakan Mas Jano-ko mengirim banyak-banyak ayat-ayat Alquran ke milis ini, tapi tidak dalam rangka diskusi. Sebab, kalau ayat-ayat itu dicomot begitu saja dalam rangka diskusi, itu bisa ditafsirkan bahwa lawan diskusi itu dianggap tidak pernah membaca ayat-ayat terasebut. Atau, lawan diskusi didiskreditkan sebagai orang-orang yang tidak mengimani Alquran!" = Jano-ko : -- 45. Al Jaatsiyah 20. Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini -- UNIVERSAL ISLAMIC DECLARATION OF HUMAN RIGHTS XII Right to Freedom of Belief, Thought and Speech a) Every person has the right to express his thoughts and beliefs so long as he remains within the limits prescribed by the Law. No one, however, is entitled to disseminate falsehood or to circulate reports which may outrage public decency, or to indulge in slander, innuendo or to cast defamatory aspersions on other persons. b) Pursuit of knowledge and search after truth is not only a right but a duty of every Muslim. c) It is the right and duty of every Muslim to protest and strive (within the limits set out by the Law) against oppression even if it involves challenging the highest authority in the state. d) There shall be no bar on the dissemination of information provided it does not endanger the security of the society or the state and is confined within the limits imposed by the Law. e) No one shall hold in contempt or ridicule the religious beliefs of others or incite public hostility against them; respect for the religious feelings of others is obligatory on all Muslims. -- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Jano - ko : Semua makhluk bertasbih kepada Allah. Bila panjenengan sudah berkeyakinan bahwa semua makhluk bertasbih kepada Allah, tapi mengapa panjenengan menyangkal dan menanggapi isi surat elektronik yang lagi membahas "nama Allah"? Bukankah yang membela pendapat tentang TUHAN tidak punya nama asli dan yang membela pendapat bahwa Tuhan punya nama asli itu sama-sama tasbih kepada DIA? Mengapa ayat-ayat itu tidak Anda praktikkan, tapi Anda malah gundah terhadap orang-orang yang menyatakan ALLAH sejatinya tak bernama, toh sudah sama-sama tasbih kepadaNYA. Lalu, Anda cuma mengutip ayat-ayat seperti yang dilakukan oleh Christian Snock Hoergronje dan van der Plash dalam mengelabui orang-orang Islam. Ini diskusi yang tidak sehat, Mas. Mohon Anda tidak mencomot ayat-ayat itu sak kepenak udele dhewe. Jika model seperti Anda, ya nuwun sewu beribu-ribu, banyak orang yang membunuh, menista, mencaci dan menghina orang lain hanya dengan sepenggal ayat seperti yang dilakukan oleh para teroris. Apa mau Mas Jano-ko alias Mas Sutiyoso Wijanarko dikategorikan sebagai teroris? Saya percaya bahwa Anda tidak mau disebut demikian! Mengapa saya ikut campur dalam pembahasan nama Allah ini? Karena, saya justru cemas sekali bila nama "Allah" disetarakan dengan berhala seperti yang disinyalir dalam QS al-Zumar [39]:3. Yang jernih itu justru yang dikemukakan oleh Bilal ketika disiksa. Dengan ucapan: "Ahad...Ahad...Ahad". Dengan ucapan inilah Bilal membela kebenaran yang dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw. Dan, akhirnya Nabi meminta Abu Bakar untuk membebaskannya. Bukankah dalam postingan yang lalu juga telah disampaikan oleh Abah HMNA bahwa wakil Qureisy yang musyrik pun setuju dengan nama ALLAH? Artinya apa? Nama "ALLAH" itu sudah menjadi "god-name" bagi masyarakat Arab (yang musyrik maupun yang Nasrani atau Yahudi). Ini nasehat saya (kalau mau terima), jangan dibiasakan sekadar mencomot ayat-ayat Alquran untuk membela hawa nafsu tak mau disalahkan orang. Silakan Mas Jano-ko mengirim banyak-banyak ayat-ayat Alquran ke milis ini, tapi tidak dalam rangka diskusi. Sebab, kalau ayat-ayat itu dicomot begitu saja dalam rangka diskusi, itu bisa ditafsirkan bahwa lawan diskusi itu dianggap tidak pernah membaca ayat-ayat terasebut. Atau, lawan diskusi didiskreditkan sebagai orang-orang yang tidak mengimani Alquran! Saya kopikan lagi: "Silakan Mas Jano-ko mengirim banyak-banyak ayat-ayat Alquran ke milis ini, tapi tidak dalam rangka diskusi. Sebab, kalau ayat-ayat itu dicomot begitu saja dalam rangka diskusi, itu bisa ditafsirkan bahwa lawan diskusi itu dianggap tidak pernah membaca ayat-ayat terasebut. Atau, lawan diskusi didiskreditkan sebagai orang-orang yang tidak mengimani Alquran!" Wassalam, chodjim WWas [Non-text portions of this message have been removed] Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Semua makhluk bertasbih kepada Allah
Jano - ko : Semua makhluk bertasbih kepada Allah. Bila panjenengan sudah berkeyakinan bahwa semua makhluk bertasbih kepada Allah, tapi mengapa panjenengan menyangkal dan menanggapi isi surat elektronik yang lagi membahas "nama Allah"? Bukankah yang membela pendapat tentang TUHAN tidak punya nama asli dan yang membela pendapat bahwa Tuhan punya nama asli itu sama-sama tasbih kepada DIA? Mengapa ayat-ayat itu tidak Anda praktikkan, tapi Anda malah gundah terhadap orang-orang yang menyatakan ALLAH sejatinya tak bernama, toh sudah sama-sama tasbih kepadaNYA. Lalu, Anda cuma mengutip ayat-ayat seperti yang dilakukan oleh Christian Snock Hoergronje dan van der Plash dalam mengelabui orang-orang Islam. Ini diskusi yang tidak sehat, Mas. Mohon Anda tidak mencomot ayat-ayat itu sak kepenak udele dhewe. Jika model seperti Anda, ya nuwun sewu beribu-ribu, banyak orang yang membunuh, menista, mencaci dan menghina orang lain hanya dengan sepenggal ayat seperti yang dilakukan oleh para teroris. Apa mau Mas Jano-ko alias Mas Sutiyoso Wijanarko dikategorikan sebagai teroris? Saya percaya bahwa Anda tidak mau disebut demikian! Mengapa saya ikut campur dalam pembahasan nama Allah ini? Karena, saya justru cemas sekali bila nama "Allah" disetarakan dengan berhala seperti yang disinyalir dalam QS al-Zumar [39]:3. Yang jernih itu justru yang dikemukakan oleh Bilal ketika disiksa. Dengan ucapan: "Ahad...Ahad...Ahad". Dengan ucapan inilah Bilal membela kebenaran yang dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw. Dan, akhirnya Nabi meminta Abu Bakar untuk membebaskannya. Bukankah dalam postingan yang lalu juga telah disampaikan oleh Abah HMNA bahwa wakil Qureisy yang musyrik pun setuju dengan nama ALLAH? Artinya apa? Nama "ALLAH" itu sudah menjadi "god-name" bagi masyarakat Arab (yang musyrik maupun yang Nasrani atau Yahudi). Ini nasehat saya (kalau mau terima), jangan dibiasakan sekadar mencomot ayat-ayat Alquran untuk membela hawa nafsu tak mau disalahkan orang. Silakan Mas Jano-ko mengirim banyak-banyak ayat-ayat Alquran ke milis ini, tapi tidak dalam rangka diskusi. Sebab, kalau ayat-ayat itu dicomot begitu saja dalam rangka diskusi, itu bisa ditafsirkan bahwa lawan diskusi itu dianggap tidak pernah membaca ayat-ayat terasebut. Atau, lawan diskusi didiskreditkan sebagai orang-orang yang tidak mengimani Alquran! Saya kopikan lagi: "Silakan Mas Jano-ko mengirim banyak-banyak ayat-ayat Alquran ke milis ini, tapi tidak dalam rangka diskusi. Sebab, kalau ayat-ayat itu dicomot begitu saja dalam rangka diskusi, itu bisa ditafsirkan bahwa lawan diskusi itu dianggap tidak pernah membaca ayat-ayat terasebut. Atau, lawan diskusi didiskreditkan sebagai orang-orang yang tidak mengimani Alquran!" Wassalam, chodjim WWas [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf - Balasan
Van der Plash yang gubernur Jatim pada zaman penjajahan Belanda itu ya pandai sekali dalam mengutip ayat-ayat Alquran, bahkan hafal Alquran. Apa panjenengan setuju dikategorikan pengikut van der Plash atau Snock Hoergronje? Jano - ko : -- O R I E N T A L I S T http://en.wikipedia.org/wiki/Orientalist Orientalism is the study of Near and Far Eastern societies and cultures, languages and peoples by Western scholars. It can also refer to the imitation or depiction of aspects of Eastern cultures in the West by writers, designers and artists. In the former meaning, the term Orientalism has come to acquire negative connotations in some quarters and is interpreted to refer to the study of the East by Westerners shaped by the attitudes of the era of European imperialism in the 18th and 19th centuries. --- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: He...he...he..., lha koq Mas Jano-ko sekarang menjadi penyembah berhala. Rupanya nasehat dengan penjelasan saya itu dianggap menyalahkan tanggapan Mas Jano-ko. Mas, tidak sepatutnya menanggapi penjelasan hanya dengan mengutip ayat Alquran begitu saja. Dulu, C. Snock Hoergronje menjatuhkan Aceh ya dengan mengutip ayat-ayat Alquran, lalu para tetua Aceh mengamini saja apa yang dikutipnya. Van der Plash yang gubernur Jatim pada zaman penjajahan Belanda itu ya pandai sekali dalam mengutip ayat-ayat Alquran, bahkan hafal Alquran. Apa panjenengan setuju dikategorikan pengikut van der Plash atau Snock Hoergronje? Tentunya panjenengan tidak setuju, bukan? Oleh karena itu, saya ulangi penjelasan 7:180, Dengan Surah 17:110 itu kita diperintah untuk menyeru nama "Allah" atau "al-Rahman" atau nama-nama baik yang lainnya. Jadi, sebutan ALLAH di situ setara dengan sebutan ALRAHMAN, atau nama-nama baik lainnya. Sedangkan 7:180 itu, diwahyukan di kemudian hari menjelang hijrah, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi Tuhan dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, April 25, 2007 10:25 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf - Balasan Al Qur'an 7. Al A'raaf 180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[ 586]. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. --- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mengenai Surah 112 itu, saya telah menulis tafsir Al-Ikhlash yang membutuhkan 338 halaman. Kalau ingin tahu isinya dan mengerti ya silakan membeli buku tersebut di Gramedia Yogyakarta. Saya cuma memberi tambahan saja bahwa surah Al-Ikhlash itu diwahyukan karena begitu rusuhnya orang-orang musyrik (waktu itu) dalam memberikan sifat kepada Tuhan YME. Orang-orang musyrik itu menyembah Allah (QS 39:3). Tapi, mereka menyembah dengan embel-embel. Sedangkan Allah itu ismu al-a'zham, nama terluhur bagi TYME yang dipercaya oleh orang-orang Arab sebelum kehadiran agama Islam oleh Kanjeng nabi Muhammad saw. Maka, janganlah heran bila ketika Bilal disiksa oleh majikannya, dia bertahan dengan pengakuan yang diucapkan di hadapan penyiksanya, "Ahad... ahad... ahad". Mengapa Bilal tidak menyebut Allah-Allah? Itu disebabkan nama Allah masih dibingkai kesyirikan! Seandainya Bilal menyebut Allah... Allah..., sudah pasti dia tak akan disiksa lagi, karena mereka menganggap yang disembah Bilal itu ya yang disembah oleh orang musyrik. Dengan Surah 17:110 itu kita diperintah untuk menyeru nama "Allah" atau "al-Rahman" atau nama-nama baik yang lainnya. Jadi, sebutan ALLAH di situ setara dengan sebutan ALRAHMAN, atau nama-nama baik lainnya. Sedangkan 7:180 itu, diwahyukan di kemudian hari menjelang hijrah, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi Tuhan dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:05 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf Pak Achmad : Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang "Nama Tuhan". --- Jano - ko : -- SURAH 2, AYAT 255-56: 255 Allah! There is no God save Him, the Alive, the Eternal. Neither slumber nor sleep overtaketh Him. Unto Him belongeth whatsoever is in the heavens and whatsoever is in the earth. Who is he that intercedeth with Him save by His leave? He knoweth that which is in front of them and that which is behind them, while they encompass nothing of His knowledge save what He will. His throne includeth the heavens and t
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan ibu Chairunisa :-)
Jano - ko : TIDAK ADA TOLERANSI DALAM HAL KEIMANAN DAN PERIBADATAN -- Al Qur'an 109. Al Kaafiruun 1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, 2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah 3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah 4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah 5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah 6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." -- Wassalam --oo0oo-- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Satriyo, Bisa di jabarkan alasanya mengapa merasa bugging dengan konsep bahwa semua agama sama?? Kalau kita lihat dalam Qur'an sendiri ada menyatakan bahwa agama yang dibawa Ibrahim as, Musa as, Daud as, Sulaiman as, Isa as dll adalah sama dengan yang dibawa Nabi Muhammad saw. Padahal kita tahu bahwa secara syariat Taurat, Zabur, Injil berbeda-beda baik dari sisi Muamalah dan juga dari sisi Habluminallah nya. Persamaan dari ajaran yang dibawa oleh para Nabi adalah azas yang mendasarinya yaitu mengusung konsep Tauhid. Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah sama??? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mba Ning ydA (yang dikasihi Allah SWT), > > Saya pribadi tetap merasa ada yang bugging, terutama secara logika, > menyaksikan komentar dan pernyataan yang memandang semua agama sama, > atau yang mengerucut ke arah itu, seperti yang saya juga lihat pada > dialog antara mba Chairunisa dan anaknya itu. > > Sekiranya dari awal, yaitu ketika Nabi Isa AS putra Maryam diizinkan > Allah untuk menjawab tuduhan kaumnya (penduduk desa/kampungnya) dan > menyatakan bahwa dirinya adalah hamba Allah (Surah Maryam [19], ayat > 30-34) konsekuensinya adalah bahwa apapun syariah (agama) yang ada > ketika itu di kalangan kaumnya, pasti telah tidak lagi sesuai apa > yang diturunkan oleh Allah sehingga Allah mengutus Isa AS untuk > meluruskannya sambil membawa berita akan kedatangan Rasul/Nabi akhir > zaman (Ash-Shaff [61], ayat 6). > > Dan ketika Rasulullah Muhammad saw akhirnya diutus dan diangkat > menjadi Rasul/Nabi, maka amanah mendakwahi kaumnya menjadi beliau > emban. Itu kan dakwah, mensyiarkan syariah Allah yang diturunkan > kepada Muhammad bin Abdullah? Buat apa beliau berdakwah jika "semua > agama adalah sama, semua Tuhan adalah sama, hanya yang jahat masuk > neraka dan yang baik--apapun agama/tuhannya--masuk surga"? > > Buat apa Rasul menengadahkan kepalanya hingga lepas sorbannya berdoa > kepada Allah agar di peperangan pertama melawan kaum kafir (polytheis- > animis) Quraisy ini kaum muslim dimenangkan agar "Islam tetap ada > atau hancur"? > > Buat apa Rasul dan kemudia para shahabat akhirnya angkat senjata > melawan imperium Parsi yang majusi dan imperium Bizantium/Romawi > Timur (dengan sebelumnya mengirim 'surat dakwah' kepada kedua > penguasa), Thariq bin Ziyad berhasil menundukkan wilayah kekuasaan > Kristen di semanjung Iberia (Spanyol/Portugis) hingga ke tepi wilayah > Perancis (pegunungan Pirenee), juga akhirnya sultan Al-Faatih (sesuai > nubuwah Rasul ketika menggali parit menjelang perang Khandaq) > berhasil menundukkan Konstantinopel yang saat itu bagian dari > imperium kristiani? > > Kalaulah memang semua agama sama, dan tuhan2 agama2 itu juga sama, > buat apa Rasulullah dan para penerusnya hingga kini tetap yakin dan > berdakwah, ke dalam (agar ummat tetap kokoh akidahnya) dan keluar > (agar Cahaya Islam diketahui dan diterima dengan sukarela oleh non- > muslim)? > > Jadi, sebenarnya ada benang merah di sini bahwa karena Islam tidaklah > sama dengan agama atau 'syariah' lainnya--agama semit atau bukan-- > maka tentu Allah ('tuhannya orang Islam') juga tidak sama dengan > tuhan2 agama2 lain. Dan juga konsekuensinya, Allah tidak > bisa 'diganti' dengan kata lain meski bermakna sama (walau tidak > mungkin persis sama) apalagi dengan konsep pemahaman yang sama, > karena sama saja dengan 'menerjemahkan' semua yang Arab ke bahasa2 > yang ada di dunia. > > Lalu mengapa tidak sekalian menerjemahkan Yesus (yang ejaan > latinnya 'iesous' dan di-inggris-kan menjadi 'jesus'), atau yang > dalam bahasa Aramaik Yeshua, atau dalam bahas ibrani-nya 'yehoshua' > menjadi 'YHWH adalah keselamatan', atau 'injil' menjadi 'kabar baik' > (injil adalah bahasa Arab untuk wahyu yang turun kepada Isa AS) yang > berasal dari bahasa yunani 'evangelion' dan dinggriskan > menjadi 'evangel' lalu menjadi 'god-spell' lalu 'gospel'? > Atau bahkan juga Muhammad menjadi 'yang terpuji'? Atau al-Qur'an > menjadi "Bacaan (itu)" dan Hadis menjadi "Ucapan (nabi)"? > > Kalau mungkin ibu Chairunisa ingin mengungakapkan getaran cinta dan > kasih sayang ibu kepada Allah, ya silakan saja, tapi tidak > berarti 'sama saja' atau menyamakan Allah dengan panggilan yang ibu > pilih yang mengacu pada-NYA. Itu masih menurut saya. > > Begitu mba Ning ... > > salam, > satriyo > > >
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf - Balasan
He...he...he..., lha koq Mas Jano-ko sekarang menjadi penyembah berhala. Rupanya nasehat dengan penjelasan saya itu dianggap menyalahkan tanggapan Mas Jano-ko. Mas, tidak sepatutnya menanggapi penjelasan hanya dengan mengutip ayat Alquran begitu saja. Dulu, C. Snock Hoergronje menjatuhkan Aceh ya dengan mengutip ayat-ayat Alquran, lalu para tetua Aceh mengamini saja apa yang dikutipnya. Van der Plash yang gubernur Jatim pada zaman penjajahan Belanda itu ya pandai sekali dalam mengutip ayat-ayat Alquran, bahkan hafal Alquran. Apa panjenengan setuju dikategorikan pengikut van der Plash atau Snock Hoergronje? Tentunya panjenengan tidak setuju, bukan? Oleh karena itu, saya ulangi penjelasan 7:180, Dengan Surah 17:110 itu kita diperintah untuk menyeru nama "Allah" atau "al-Rahman" atau nama-nama baik yang lainnya. Jadi, sebutan ALLAH di situ setara dengan sebutan ALRAHMAN, atau nama-nama baik lainnya. Sedangkan 7:180 itu, diwahyukan di kemudian hari menjelang hijrah, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi Tuhan dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, April 25, 2007 10:25 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf - Balasan Al Qur'an 7. Al A'raaf 180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[ 586]. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. --- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mengenai Surah 112 itu, saya telah menulis tafsir Al-Ikhlash yang membutuhkan 338 halaman. Kalau ingin tahu isinya dan mengerti ya silakan membeli buku tersebut di Gramedia Yogyakarta. Saya cuma memberi tambahan saja bahwa surah Al-Ikhlash itu diwahyukan karena begitu rusuhnya orang-orang musyrik (waktu itu) dalam memberikan sifat kepada Tuhan YME. Orang-orang musyrik itu menyembah Allah (QS 39:3). Tapi, mereka menyembah dengan embel-embel. Sedangkan Allah itu ismu al-a'zham, nama terluhur bagi TYME yang dipercaya oleh orang-orang Arab sebelum kehadiran agama Islam oleh Kanjeng nabi Muhammad saw. Maka, janganlah heran bila ketika Bilal disiksa oleh majikannya, dia bertahan dengan pengakuan yang diucapkan di hadapan penyiksanya, "Ahad... ahad... ahad". Mengapa Bilal tidak menyebut Allah-Allah? Itu disebabkan nama Allah masih dibingkai kesyirikan! Seandainya Bilal menyebut Allah... Allah..., sudah pasti dia tak akan disiksa lagi, karena mereka menganggap yang disembah Bilal itu ya yang disembah oleh orang musyrik. Dengan Surah 17:110 itu kita diperintah untuk menyeru nama "Allah" atau "al-Rahman" atau nama-nama baik yang lainnya. Jadi, sebutan ALLAH di situ setara dengan sebutan ALRAHMAN, atau nama-nama baik lainnya. Sedangkan 7:180 itu, diwahyukan di kemudian hari menjelang hijrah, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi Tuhan dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:05 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf Pak Achmad : Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang "Nama Tuhan". --- Jano - ko : -- SURAH 2, AYAT 255-56: 255 Allah! There is no God save Him, the Alive, the Eternal. Neither slumber nor sleep overtaketh Him. Unto Him belongeth whatsoever is in the heavens and whatsoever is in the earth. Who is he that intercedeth with Him save by His leave? He knoweth that which is in front of them and that which is behind them, while they encompass nothing of His knowledge save what He will. His throne includeth the heavens and the earth, and He is never weary of preserving them. He is the Sublime, the Tremendous. 256 There is no compulsion in religion. The right direction is henceforth distinct from error. And he who rejecteth false deities and believeth in Allah hath grasped a firm handhold which will never break. Allah is Hearer, Knower. -- SURAH 112: 1 Say: He is Allah, the One! 2 Allah, the eternally Besought of all! 3 He begetteth not nor was begotten. 4 And there is none comparable unto Him. --- SURAH 59, AYAT 22-24: 22 He is Allah, than whom there is no other God, the Knower of the invisible and the visible. He is the Beneficent, the Merciful. 23 He is Allah, than whom there is no other God, the Sovereign Lord the Holy One, Peace, the Keeper of Faith, the Guardian, the Majestic, the Compeller, the Superb. Glorified be Allah from all that they ascribe as partner (unto Him). 24 He
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Semua makhluk bertasbih kepada Allah
Al Qur'an 2. Al Baqarah 74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. === Jano - ko : Semua makhluk bertasbih kepada Allah -- Al Qur'an 17. Al Israa' 44. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. --- 24. An Nuur 41. Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya[1043], dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. --- 59. Al Hasyr 1. Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. --- 61. Ash Shaff 1. Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. -- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Astaghfirullah al-'azhiim, Mas Jano-ko koq mengatakan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad itu "hatinya menjadi keras seperti batu". Ayat QS 2:74 itu kan untuk menjelaskan pengikut Nabi Musa yang hatinya keras seperti batu karena diperintah untuk "menyembelih sapi betina" saja koq sulit benar, sehingga harus tanya yang neko-neko yang akhirnya menyulitkan diri mereka sendiri. Makanya Mas Jano-ko, sembelihlah sapi betina Anda, nanti insya Allah akan dituntun ke Cahaya-Nya. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 24, 2007 10:41 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah Pak Achmad : Lha, kalau Tuhan punya "Nama Diri", ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. -- Jano - ko : -- 2. Al Baqarah 74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. --- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Menarik ndhak menarik ndhak jadi persoalan saya, Mas. Katanya.., sekali lagi katanya..., "ballighuu annii walaw aayah", sampaikan apa yang datang dariku meskipun hanya satu ayat. Dulu, ketika Kanjeng Nabi Muhammad menerima wahyu di tahun-tahun pertama, Tuhan memerintah Nabi menyebut diri-Nya dengan "rabbuka". Menjelang hijrah ke Ethiopia, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan "Al-Rahman". Barulah di pertengahan masa kenabian beliau di Mekah, nama Allah yang biasa disebut oleh orang-orang Qureisy itu diangkat menjadi "al-ismu al-a'zham", nama terluhur yang patut diatributkan kepada-NYA. Kesimpulan yang bisa ditarik dari asbab al-nuzul Alquran, Tuhan tidak menyebutkan nama pada puluhan wahyu yang awal diturunkan kepada beliau. Tuhan selalu disebut "Rabbuka", seperti iqra bismi rabbika, sabbihisma rabbika.., wa rabbuka fakabbir, dst...dst... Lha, kalau Tuhan punya "Nama Diri", ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. Orang-orang Qureisy itu sudah sangat fasih menyebut nama Allah, makanya dalam perjanjian Hudaybiyah (th. 6 H), wakil Qureisy meminta agar sifat arrahman dan arrahim yang digandengkan pada nama "Allah" it
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Lho, jaka sembung tenan. Wong kalimat tauhid koq digiring ke lafal kalimat syahadat, piye toh? Syahadat bagi jamaah ngaji itu sudah dibaca ketika shalat, Mas. Salam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, April 25, 2007 7:32 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah Pak Achmad : Mari kita berlatih zikir. · Istighfar 33 x · Baca surah Alfatihah · Baca selawat kepada Nabi. · Baca kalimat tauhid lâ ilâha illâllâh, lâ maqsuda illallâh, lâ masyhuda illâllâh, lâ ma'buda illâllâh, lâ mawjuda illâllâh. Mari kita lakukan zikir sir. Wa bi Allâh al-taufiq wa al-hidâyah. Wa al-salâmu 'alaykum wa rahmat Allâh wa barakâtuh. === Jano - ko : --- Lafazh kalimat syahadat ialah : "Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah" Artinya : "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah." -- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Matur kasuwun, Mas Afiff. Wah, kalau saya teringat nama "Afiff", saya teringat nama tersebut disandang oleh salah satu putra Buya HAMKA. Saya mengenalnya ketika saya duduk sebagai adik kelasnya di Ponpes. Masalah maaf-memaafkan, itu sudah menjadi kewajiban dalam diri saya. Mengapa? Lantaran, saya ini cuma manusia. Dan, memaafkan itu salah satu jalan yang paling dekat dengan KETAKWAAN (QS 2:237). Jalan yang lain adalah menegakkan keadilan (QS 5:8). Dan, itulah yang sebenarnya menjadi landasan SYARIAT ISLAM, dan bukan perda syariah. :) Nah, di bawah ini saya kirimkan kopian bab "ma'rifat" yang saya sampaikan pada salah satu jamaah pengajian yang saya asuh pada 2006 yang lalu. Bagian yang keempat dari 7 bab, tentang fuad. Wassalam, chodjim === Al-salâmu 'alaykum wa rahmat Allâh wa barakâtuh, MA'RIFAT ALLAH Mengenal Diri-4 Qalb menjadi titik pusat dari dunia eksternal dan internal. Fungsinya sebagai penimbang alam di luar qalb dan di dalamnya. Bila kita berhenti di qalb, maka perilaku kita lebih banyak digerakkan oleh emosi. Manusia harus meningkatkan kualitas spiritualnya dengan memberdayakan organ batinnya yang lebih dalam yaitu fuad. Di dalam Alquran baik qalb maupun fuad disebut sendiri-sendiri. Masing-masing memiliki fungsinya sendiri. Keduanya tidak saling dipertukarkan. Misalnya, kalau kata "syukur" yang disebut, maka fungsi fuad yang dikedepankan. Syukur bukan fungsi qalb tapi fungsi fuad. Yang menjadi masalah dalam penerjemahan Alquran adalah kedua kata itu sama-sama diterjemahkan hati. Dengan menyamakan maknanya umat Islam di dunia menjadi mandek, berhenti, perkembangan spiritualnya. Fuad merupakan bentuk kata benda tunggal, sedangkan jamaknya af'idah. Dalam kosa kata Jawa, fuad tidak diterjemahkan tapi diserap dan diucapkan pungat. Secara posisi, fuad berada di lapisan batin yang lebih dalam. Sehingga, dalam implementasinya pada kehidupan manusia lebih belakangan daripada qalb atau yang sehari-hari disebut hati. Apakah fuad? Kalau kita memerhatikan beberapa ayat Alquran, seperti QS 16:78, 23:78, 32:9 dan 67:23, maka kata af'idah (bentuk jamak dari fuad) dikaitkan dengan kata syukur. Jika melihat rangkaian kata al-sam'a, al-abshâr dan af'idah, yang bentuk pluralnya pada abshar dan af'idah, maka yang tercakup pada kata af'idah adalah semua organ dari fuad hingga organ-organ yang lebih halus yang ada di dalamnya, yaitu syaghaf, lub dan sirr. Dengan menggerakkan atau memberdayakan organ yang namanya fuad maka fungsi akal akan semakin tampak. Oleh karena itu, jangan heran bila di dalam Alquran kata akal sama sekali tidak disebut. Jadi, akal merupakan proses pemberdayaan organ-organ yang halus, yang lebih halus daripada hati, qalb. Meski yang dirujuk untuk memahami (ya'qilu) itu hati atau qalb, tapi yang dituju adalah yang ada di dalamnya atau yang lebih halus dari hati itu sendiri. Kesyukuran terkait dengan penggunaan fu'ad. Bila kita memerhatikan rangkaian ayat QS 16:10-14, kita akan menyadari bahwa syukur akan dapat kita lakukan setelah kita melakukan proses berpikir, pemahaman, dan pembelajaran yang terus-menerus. Syukur ternyata bukanlah hasil spontanitas atau ungkapan kegembiraan. Dengan fungsinya yang luar biasa itu, maka dalam kehidupan ini, yang dimintai pertanggungjawaban adalah fuad (QS 17:36). Ini sebenarnya merupakan personifikasi dari organ fuad, yang seolah-olah berdiri sendiri. Padahal, sebenarnya yang dimintai pertanggungjawaban ya diri kita. Sama halnya kalau kita makan, yang berperanan aktif adalah tangan dan mulut. Tapi, sebenarnya yang berkehendak makan adalah diri manusia yang hidup itu. Mungkin kita bertan
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf - Balasan
Al Qur'an 7. Al A'raaf 180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[ 586]. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. --- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mengenai Surah 112 itu, saya telah menulis tafsir Al-Ikhlash yang membutuhkan 338 halaman. Kalau ingin tahu isinya dan mengerti ya silakan membeli buku tersebut di Gramedia Yogyakarta. Saya cuma memberi tambahan saja bahwa surah Al-Ikhlash itu diwahyukan karena begitu rusuhnya orang-orang musyrik (waktu itu) dalam memberikan sifat kepada Tuhan YME. Orang-orang musyrik itu menyembah Allah (QS 39:3). Tapi, mereka menyembah dengan embel-embel. Sedangkan Allah itu ismu al-a'zham, nama terluhur bagi TYME yang dipercaya oleh orang-orang Arab sebelum kehadiran agama Islam oleh Kanjeng nabi Muhammad saw. Maka, janganlah heran bila ketika Bilal disiksa oleh majikannya, dia bertahan dengan pengakuan yang diucapkan di hadapan penyiksanya, "Ahad... ahad... ahad". Mengapa Bilal tidak menyebut Allah-Allah? Itu disebabkan nama Allah masih dibingkai kesyirikan! Seandainya Bilal menyebut Allah... Allah..., sudah pasti dia tak akan disiksa lagi, karena mereka menganggap yang disembah Bilal itu ya yang disembah oleh orang musyrik. Dengan Surah 17:110 itu kita diperintah untuk menyeru nama "Allah" atau "al-Rahman" atau nama-nama baik yang lainnya. Jadi, sebutan ALLAH di situ setara dengan sebutan ALRAHMAN, atau nama-nama baik lainnya. Sedangkan 7:180 itu, diwahyukan di kemudian hari menjelang hijrah, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi Tuhan dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:05 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf Pak Achmad : Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang "Nama Tuhan". --- Jano - ko : -- SURAH 2, AYAT 255-56: 255 Allah! There is no God save Him, the Alive, the Eternal. Neither slumber nor sleep overtaketh Him. Unto Him belongeth whatsoever is in the heavens and whatsoever is in the earth. Who is he that intercedeth with Him save by His leave? He knoweth that which is in front of them and that which is behind them, while they encompass nothing of His knowledge save what He will. His throne includeth the heavens and the earth, and He is never weary of preserving them. He is the Sublime, the Tremendous. 256 There is no compulsion in religion. The right direction is henceforth distinct from error. And he who rejecteth false deities and believeth in Allah hath grasped a firm handhold which will never break. Allah is Hearer, Knower. -- SURAH 112: 1 Say: He is Allah, the One! 2 Allah, the eternally Besought of all! 3 He begetteth not nor was begotten. 4 And there is none comparable unto Him. --- SURAH 59, AYAT 22-24: 22 He is Allah, than whom there is no other God, the Knower of the invisible and the visible. He is the Beneficent, the Merciful. 23 He is Allah, than whom there is no other God, the Sovereign Lord the Holy One, Peace, the Keeper of Faith, the Guardian, the Majestic, the Compeller, the Superb. Glorified be Allah from all that they ascribe as partner (unto Him). 24 He is Allah, the Creator, the Shaper out of naught, the Fashioner. His are the most beautiful names. All that is in the heavens and the earth glorifieth Him, and He is the Mighty, the Wise. --- SURAH 17, AYAT 110-111: 110 Say (unto mankind): Cry unto Allah, or cry unto the Beneficent, unto whichsoever ye cry (it is the same). His are the most beautiful names. And thou (Muhammad), be not loud voiced in thy worship nor yet silent therein, but follow a way between. 111 And say: Praise be to Allah, Who hath not taken unto Himself a son, and Who hath no partner in the Sovereignty, nor hath He any protecting friend through dependence. And magnify Him. -- SURAH AL-A'RAF (7), AYAT 179-181: 180 Allah's are the fairest names. Invoke Him by them. And leave the company of those who blaspheme His names. They will be requited what they do. 181 And of those whom We created there is a nation who guide with the Truth and establish justice therewith. = = = Terjemahan : 7. Al A'raaf 180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[586]. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. = = Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]>
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat
Benar sekali, Mas Wikan. Kalau kita bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusanNya, maka kita harus duduk menyaksikan seperti orang yang menjadi saksi prosesi pernikahan. Ternyata, semua orang yang hadir di prosesi itu tidak disebut sebagai saksi. Makanya, di acara itu setelah ucapan ijab-qabul, sang penghulu biasanya bertanya kepada khalayak ramai yang ada di situ..., "bagaimana sah tidak pernikahan yang bapak dan ibu saksikan." Menjawablah dengan gemuruh orang-orang yang hadir setelah mendengarkan dengan khidmat: Sah...! Nah, caranya agar kita sebagai individu bisa bersaksi dengan benar, ya ngaji ma'rifat. Yang termasuk dalam "ngaji" itu ialah cara menyembelih sapi betina al-baqarah pada diri kita masing-masing, melakukan mi'raj, hijrah, dan jihad fii sabilillah. Nah, yang paling mendasar sebelum ngaji tersebut, menyatakan diri kepada DIA bahwa kita ini manusia yang dhaif, lemah, dan membuka diri untuk menerima cahaya-NYA. Lakukan seperti dinyatakan pada QS 7:157 yang puncaknya adalah: (1) orang-orang yang mengimaninya (transitif aktif), (2) memuliakannya (yakin 100% bahwa Kanjeng Nabi Muhammad itu insan kamil dan tetap hadir di antara kita sebagai saksi dan pemberi syafaat), (3) menolongnya, dalam pengertian kita menyiapkan diri sebagai manusia yang mampu mengkondusifkan diri untuk menerima kedatangan cahayanya. (4) mengikuti "nuur" yang diturunkan olehNya untuk menyertai Nabi Muhammad saw. Nah, meski jasad Kanjeng Nabi yang 1400 tahun lalu telah musnah atau telah mati, tapi Nur (Muhammad) yang menyertai kanjeng Nabi itu hadir terus-menerus hingga sekarang sampai bumi berakhir. Karena nur beliau itu hadir terus-menerus maka orang yang bermimpi ketemu Kanjeng Nabi Muhammad itu dikatakan bertemu yang sesungguhnya. Saya sendiri seumur hidup hingga sekarang ini, baru sekali bermimpi bertemu Kanjeng Nabi Muhammad pada 23 Oktober 1986. Semalam suntuk tak ada mimpi lain kecuali bermimpi dengan beliau saja. Waktu itu saya bersalaman dengan beliau, dan beliau mengucapkan salam dan menyatakan dirinya adalah Muhammad sang Nabi. Potongan tubuhnya tinggi, tegak lurus, ganteng kayak orang bule, berkumis dan berjenggot rapi, sambil berpakaian setelan jas. Dalam masalah cahaya ini, orang-orang Kristen percaya bahwa setelah Yesus naik ke langit, maka Roh Kudus akan bekerja terus-menerus hingga kebangkitan Yesus yang kedua. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:13 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat Pak Achmad, mau nanya ... maksud "bersaksi" dalam syahadat itu apa ya? kan kalau dalam pengadilan, saksi itu ya yang menyaksikan kejadian, melihat dengan mata kepala sendiri, mendengar dengan telinga kalau jadi saksi dalam pernikahan berarti ya datang duduk dan mengikuti pernikahan itu sehingga menjadi saksi. ada saksi mata berarti saksi yang melihat, ada saksi bisu berarti saksi yang tidak bisa berkata (biasa dinisbatkan ke benda2). lha kalau bersaksi tiada tuhan selain Allah & Muhammad utusan Allah itu bagaimana ya pak? mohon penjelasannya makasih wassalam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 4/24/07, Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh "syahadat 'ayn" tersebut. Ini pasti saya setuju sekal... > > Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang "Nama Tuhan". > > Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, anak TK itu belum bisa "bersyahadat". Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah mengucapkan kalimat syahadat. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Astaghfirullah al-'azhiim, Mas Jano-ko koq mengatakan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad itu "hatinya menjadi keras seperti batu". Ayat QS 2:74 itu kan untuk menjelaskan pengikut Nabi Musa yang hatinya keras seperti batu karena diperintah untuk "menyembelih sapi betina" saja koq sulit benar, sehingga harus tanya yang neko-neko yang akhirnya menyulitkan diri mereka sendiri. Makanya Mas Jano-ko, sembelihlah sapi betina Anda, nanti insya Allah akan dituntun ke Cahaya-Nya. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 24, 2007 10:41 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah Pak Achmad : Lha, kalau Tuhan punya "Nama Diri", ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. -- Jano - ko : -- 2. Al Baqarah 74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. --- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Menarik ndhak menarik ndhak jadi persoalan saya, Mas. Katanya.., sekali lagi katanya..., "ballighuu annii walaw aayah", sampaikan apa yang datang dariku meskipun hanya satu ayat. Dulu, ketika Kanjeng Nabi Muhammad menerima wahyu di tahun-tahun pertama, Tuhan memerintah Nabi menyebut diri-Nya dengan "rabbuka". Menjelang hijrah ke Ethiopia, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan "Al-Rahman". Barulah di pertengahan masa kenabian beliau di Mekah, nama Allah yang biasa disebut oleh orang-orang Qureisy itu diangkat menjadi "al-ismu al-a'zham", nama terluhur yang patut diatributkan kepada-NYA. Kesimpulan yang bisa ditarik dari asbab al-nuzul Alquran, Tuhan tidak menyebutkan nama pada puluhan wahyu yang awal diturunkan kepada beliau. Tuhan selalu disebut "Rabbuka", seperti iqra bismi rabbika, sabbihisma rabbika.., wa rabbuka fakabbir, dst...dst... Lha, kalau Tuhan punya "Nama Diri", ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. Orang-orang Qureisy itu sudah sangat fasih menyebut nama Allah, makanya dalam perjanjian Hudaybiyah (th. 6 H), wakil Qureisy meminta agar sifat arrahman dan arrahim yang digandengkan pada nama "Allah" itu dibuang. Jadi, bagi orang Qureisy, cukuplah "Bismillah". Jadi, nama "ALLAH" itu sudah menjadi "trademark" bagi bangsa Arab. Sedangkan Rasulullah diutus oleh Tuhan itu dengan menggunakan bahasa kaumnya. Oleh karena itu, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi Allah dibersihkan, secara perlahan-lahan kata "rabbuka" digeser dan diganti dengan kata "Allah". Dan, sifat-sifat yang diatributkan oleh orang musyrik itu juga ditolak oleh Alquran dengan "subhaanahu wa ta 'aalaa 'ammaa yashifuun", Mahasuci dan Mahatinggi DIA dari apa yang mereka sifatkan (6:100). Penyifatan yang salah terhadap Tuhan itu diberikan 7 kali yaitu pada QS 6:100, 21:22, 23:91, 23:96, 37:159, 37:180, 43:82. Itu pun nama Allah dipautkan pada ayat-ayat tersebut setelah ditegaskan bahwa sifat Tuhan itu tidak sebagaimana yang digambarkan oleh orang-orang musyrik. Nah, kalau saya disebut "entah sungguhan atau sepertinya" bahwa saya arogan atau sombong..., ya ndhak apa-apa. Wong Nabi dulu ketika menyampaikan pesan "akhlak alkarimah", juga disebut gila, tukang sihir dll. Tambahan dari saya: "Yahdillaahu li nuurihi man yasyaa' (QS 24:35), Allah menunjukkan kepada Cahaya-Nya kepada orang yang menghendaki (dan dikehendaki)NYA. QS 29:69, Walladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyanahum subulana wa innallaaha lama'a al-muhsiniin. "(Perhatikanlah) bahwa orang-orang yang berjuang sungguh-sungguh "fii" Kami, ni
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf
Mengenai Surah 112 itu, saya telah menulis tafsir Al-Ikhlash yang membutuhkan 338 halaman. Kalau ingin tahu isinya dan mengerti ya silakan membeli buku tersebut di Gramedia Yogyakarta. Saya cuma memberi tambahan saja bahwa surah Al-Ikhlash itu diwahyukan karena begitu rusuhnya orang-orang musyrik (waktu itu) dalam memberikan sifat kepada Tuhan YME. Orang-orang musyrik itu menyembah Allah (QS 39:3). Tapi, mereka menyembah dengan embel-embel. Sedangkan Allah itu ismu al-a'zham, nama terluhur bagi TYME yang dipercaya oleh orang-orang Arab sebelum kehadiran agama Islam oleh Kanjeng nabi Muhammad saw. Maka, janganlah heran bila ketika Bilal disiksa oleh majikannya, dia bertahan dengan pengakuan yang diucapkan di hadapan penyiksanya, "Ahad... ahad... ahad". Mengapa Bilal tidak menyebut Allah-Allah? Itu disebabkan nama Allah masih dibingkai kesyirikan! Seandainya Bilal menyebut Allah... Allah..., sudah pasti dia tak akan disiksa lagi, karena mereka menganggap yang disembah Bilal itu ya yang disembah oleh orang musyrik. Dengan Surah 17:110 itu kita diperintah untuk menyeru nama "Allah" atau "al-Rahman" atau nama-nama baik yang lainnya. Jadi, sebutan ALLAH di situ setara dengan sebutan ALRAHMAN, atau nama-nama baik lainnya. Sedangkan 7:180 itu, diwahyukan di kemudian hari menjelang hijrah, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi Tuhan dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:05 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf Pak Achmad : Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang "Nama Tuhan". --- Jano - ko : -- SURAH 2, AYAT 255-56: 255 Allah! There is no God save Him, the Alive, the Eternal. Neither slumber nor sleep overtaketh Him. Unto Him belongeth whatsoever is in the heavens and whatsoever is in the earth. Who is he that intercedeth with Him save by His leave? He knoweth that which is in front of them and that which is behind them, while they encompass nothing of His knowledge save what He will. His throne includeth the heavens and the earth, and He is never weary of preserving them. He is the Sublime, the Tremendous. 256 There is no compulsion in religion. The right direction is henceforth distinct from error. And he who rejecteth false deities and believeth in Allah hath grasped a firm handhold which will never break. Allah is Hearer, Knower. -- SURAH 112: 1 Say: He is Allah, the One! 2 Allah, the eternally Besought of all! 3 He begetteth not nor was begotten. 4 And there is none comparable unto Him. --- SURAH 59, AYAT 22-24: 22 He is Allah, than whom there is no other God, the Knower of the invisible and the visible. He is the Beneficent, the Merciful. 23 He is Allah, than whom there is no other God, the Sovereign Lord the Holy One, Peace, the Keeper of Faith, the Guardian, the Majestic, the Compeller, the Superb. Glorified be Allah from all that they ascribe as partner (unto Him). 24 He is Allah, the Creator, the Shaper out of naught, the Fashioner. His are the most beautiful names. All that is in the heavens and the earth glorifieth Him, and He is the Mighty, the Wise. --- SURAH 17, AYAT 110-111: 110 Say (unto mankind): Cry unto Allah, or cry unto the Beneficent, unto whichsoever ye cry (it is the same). His are the most beautiful names. And thou (Muhammad), be not loud voiced in thy worship nor yet silent therein, but follow a way between. 111 And say: Praise be to Allah, Who hath not taken unto Himself a son, and Who hath no partner in the Sovereignty, nor hath He any protecting friend through dependence. And magnify Him. -- SURAH AL-A'RAF (7), AYAT 179-181: 180 Allah's are the fairest names. Invoke Him by them. And leave the company of those who blaspheme His names. They will be requited what they do. 181 And of those whom We created there is a nation who guide with the Truth and establish justice therewith. = = = Terjemahan : 7. Al A'raaf 180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[586]. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. = = Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh "syahadat 'ayn" tersebut. Ini pasti saya setuju sekal... Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang "Nama Tuhan". Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, anak TK itu
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - HR Muslim
Apa yang dituturkan oleh Mas jano-ko itu adalah membaca, dan bukan BERSAKSI. Dengan kata lain, yang disampaikan di milis ini adalah penulisan atau pengucapan SYAHADAT dan bukan "ber-SYAHADAT". Itu sih sama dengan yang dilakukan ketika seseorang akan menjalani prosesi pernikahan dan wajib membaca kalimat SYAHADAT. Tapi, saya dengan senang hati lho, kalau masih TK dan mengakui ke-TK-annya daripada ngeyel. :( Saya berdoa semoga Mas Jano-ko mau menyembelih sapi betina piaraan Anda. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 24, 2007 10:51 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - HR Muslim Pak Achmad : Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, anak TK itu belum bisa "bersyahadat" . Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah mengucapkan kalimat syahadat. --- Jano-ko : -- "Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah, jika engkau berkemampuan melaksanakannya." (HR Muslim). -- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh "syahadat 'ayn" tersebut. Ini pasti saya setuju sekal... Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang "Nama Tuhan". Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, anak TK itu belum bisa "bersyahadat". Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah mengucapkan kalimat syahadat. Salam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 23, 2007 7:34 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat Pak Achmad : (3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih termasuk dalam "asma' al-husna". Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan lain-lainnya. -- Jano - ko : Lafazh kalimat syahadat ialah : "Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah" Artinya : "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah." --- Marilah kita pegang teguh. Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ketika saya membaca tulisan di milis ini, nama Allah sedang diributkan. Malah ada yang menyebut bahwa sebagian ulama memandang nama Allah sebagai nama pribadi Tuhan dan sebagian yang lain mengatakan itu panggilan Tuhan dalam bahasa Arab. Yang jelas: (1) Nama atau sebutan Allah bagi Tuhan sudah ada jauh sebelum agama Islam dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad. (2) Dalam Alkitab yang berbahasa Arab, Tuhan disebut Allah. Artinya, Allah yang disebut oleh Nasrani Arab atau orang Islam ya sama saja. Rabb dalam bahasa Arab bukan hanya untuk Allah, tapi juga untuk bos, majikan atau jeragan. Rabb dalam bahasa Inggris sama dengan "Lord", alias Tuan. Dalam bahasa Melayu lama, tak ada kosa kata "tuhan". Kosa kata ini muncul di masa pendudukan Belanda di abad 17. Orang kita diperintah oleh Belanda menyebut dirinya "tuan". Tapi, ketika Yesus juga dipanggil "Tuan Yesus", orang Belanda kurang berkenan, dan panggilan itu harus dibunyikan secara mantap dengan sisipan huruf "h", jadilah "tu...han" (3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih termasuk dalam "asma' al-husna". Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan lain-lainnya. Kisah Musa dalam QS 20:14 menyebutkan bahwa Tuhan mengenalkan dengan "Innanii anallaah". Tapi ini kisah Musa dalam bahasa Arab Alquran. Sedangkan kisah Musa dalam Alkitab berbahasa Arab menyebut, "Fa ajabahullah (ilaa Musa): Ahyah alladzii Ahyah (I am who I am). (4) Allah tidak pernah memperkenalkan dirinya bahwa nama-Nya itu ALLAH. Lantaran Allah bukanlah sosok makhluk yang berbangsa Arab. Nama "Allah" itu diberikan oleh manusia kepada-NYA. Jadi, manusialah pencipta nama-nama bag
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Pak Achmad : Mari kita berlatih zikir. · Istighfar 33 x · Baca surah Alfatihah · Baca selawat kepada Nabi. · Baca kalimat tauhid lâ ilâha illâllâh, lâ maqsuda illallâh, lâ masyhuda illâllâh, lâ ma'buda illâllâh, lâ mawjuda illâllâh. Mari kita lakukan zikir sir. Wa bi Allâh al-taufiq wa al-hidâyah. Wa al-salâmu 'alaykum wa rahmat Allâh wa barakâtuh. === Jano - ko : --- Lafazh kalimat syahadat ialah : "Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah" Artinya : "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah." -- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Matur kasuwun, Mas Afiff. Wah, kalau saya teringat nama "Afiff", saya teringat nama tersebut disandang oleh salah satu putra Buya HAMKA. Saya mengenalnya ketika saya duduk sebagai adik kelasnya di Ponpes. Masalah maaf-memaafkan, itu sudah menjadi kewajiban dalam diri saya. Mengapa? Lantaran, saya ini cuma manusia. Dan, memaafkan itu salah satu jalan yang paling dekat dengan KETAKWAAN (QS 2:237). Jalan yang lain adalah menegakkan keadilan (QS 5:8). Dan, itulah yang sebenarnya menjadi landasan SYARIAT ISLAM, dan bukan perda syariah. :) Nah, di bawah ini saya kirimkan kopian bab "ma'rifat" yang saya sampaikan pada salah satu jamaah pengajian yang saya asuh pada 2006 yang lalu. Bagian yang keempat dari 7 bab, tentang fuad. Wassalam, chodjim === Al-salâmu 'alaykum wa rahmat Allâh wa barakâtuh, MA'RIFAT ALLAH Mengenal Diri-4 Qalb menjadi titik pusat dari dunia eksternal dan internal. Fungsinya sebagai penimbang alam di luar qalb dan di dalamnya. Bila kita berhenti di qalb, maka perilaku kita lebih banyak digerakkan oleh emosi. Manusia harus meningkatkan kualitas spiritualnya dengan memberdayakan organ batinnya yang lebih dalam yaitu fuad. Di dalam Alquran baik qalb maupun fuad disebut sendiri-sendiri. Masing-masing memiliki fungsinya sendiri. Keduanya tidak saling dipertukarkan. Misalnya, kalau kata "syukur" yang disebut, maka fungsi fuad yang dikedepankan. Syukur bukan fungsi qalb tapi fungsi fuad. Yang menjadi masalah dalam penerjemahan Alquran adalah kedua kata itu sama-sama diterjemahkan hati. Dengan menyamakan maknanya umat Islam di dunia menjadi mandek, berhenti, perkembangan spiritualnya. Fuad merupakan bentuk kata benda tunggal, sedangkan jamaknya af'idah. Dalam kosa kata Jawa, fuad tidak diterjemahkan tapi diserap dan diucapkan pungat. Secara posisi, fuad berada di lapisan batin yang lebih dalam. Sehingga, dalam implementasinya pada kehidupan manusia lebih belakangan daripada qalb atau yang sehari-hari disebut hati. Apakah fuad? Kalau kita memerhatikan beberapa ayat Alquran, seperti QS 16:78, 23:78, 32:9 dan 67:23, maka kata af'idah (bentuk jamak dari fuad) dikaitkan dengan kata syukur. Jika melihat rangkaian kata al-sam'a, al-abshâr dan af'idah, yang bentuk pluralnya pada abshar dan af'idah, maka yang tercakup pada kata af'idah adalah semua organ dari fuad hingga organ-organ yang lebih halus yang ada di dalamnya, yaitu syaghaf, lub dan sirr. Dengan menggerakkan atau memberdayakan organ yang namanya fuad maka fungsi akal akan semakin tampak. Oleh karena itu, jangan heran bila di dalam Alquran kata akal sama sekali tidak disebut. Jadi, akal merupakan proses pemberdayaan organ-organ yang halus, yang lebih halus daripada hati, qalb. Meski yang dirujuk untuk memahami (ya'qilu) itu hati atau qalb, tapi yang dituju adalah yang ada di dalamnya atau yang lebih halus dari hati itu sendiri. Kesyukuran terkait dengan penggunaan fu'ad. Bila kita memerhatikan rangkaian ayat QS 16:10-14, kita akan menyadari bahwa syukur akan dapat kita lakukan setelah kita melakukan proses berpikir, pemahaman, dan pembelajaran yang terus-menerus. Syukur ternyata bukanlah hasil spontanitas atau ungkapan kegembiraan. Dengan fungsinya yang luar biasa itu, maka dalam kehidupan ini, yang dimintai pertanggungjawaban adalah fuad (QS 17:36). Ini sebenarnya merupakan personifikasi dari organ fuad, yang seolah-olah berdiri sendiri. Padahal, sebenarnya yang dimintai pertanggungjawaban ya diri kita. Sama halnya kalau kita makan, yang berperanan aktif adalah tangan dan mulut. Tapi, sebenarnya yang berkehendak makan adalah diri manusia yang hidup itu. Mungkin kita bertanya, bagaimana caranya memberdayakan atau menggerakkan potensi fuad yang ada di dalam diri kita. Banyak sekali orang yang merasa kesulitan cara mengoperasikan fuad. Katanya, fuad kan lebih halus daripada hati? Bagaimana kita dapat menjalankannya bila kita tidak melihatnya? Ya, memang benar bahwa fuad itu organ batin yang tak kasat mata. Fuad itu lain dengan telinga dan mata. Telinga dan mata ada pada jasmani, sehingga kalau kita memerhatikan sesuatu, kita tinggal mengarahkan
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Matur kasuwun, Mas Afiff. Wah, kalau saya teringat nama "Afiff", saya teringat nama tersebut disandang oleh salah satu putra Buya HAMKA. Saya mengenalnya ketika saya duduk sebagai adik kelasnya di Ponpes. Masalah maaf-memaafkan, itu sudah menjadi kewajiban dalam diri saya. Mengapa? Lantaran, saya ini cuma manusia. Dan, memaafkan itu salah satu jalan yang paling dekat dengan KETAKWAAN (QS 2:237). Jalan yang lain adalah menegakkan keadilan (QS 5:8). Dan, itulah yang sebenarnya menjadi landasan SYARIAT ISLAM, dan bukan perda syariah. :) Nah, di bawah ini saya kirimkan kopian bab "ma'rifat" yang saya sampaikan pada salah satu jamaah pengajian yang saya asuh pada 2006 yang lalu. Bagian yang keempat dari 7 bab, tentang fuad. Wassalam, chodjim === Al-salâmu 'alaykum wa rahmat Allâh wa barakâtuh, MA'RIFAT ALLAH Mengenal Diri-4 Qalb menjadi titik pusat dari dunia eksternal dan internal. Fungsinya sebagai penimbang alam di luar qalb dan di dalamnya. Bila kita berhenti di qalb, maka perilaku kita lebih banyak digerakkan oleh emosi. Manusia harus meningkatkan kualitas spiritualnya dengan memberdayakan organ batinnya yang lebih dalam yaitu fuad. Di dalam Alquran baik qalb maupun fuad disebut sendiri-sendiri. Masing-masing memiliki fungsinya sendiri. Keduanya tidak saling dipertukarkan. Misalnya, kalau kata "syukur" yang disebut, maka fungsi fuad yang dikedepankan. Syukur bukan fungsi qalb tapi fungsi fuad. Yang menjadi masalah dalam penerjemahan Alquran adalah kedua kata itu sama-sama diterjemahkan hati. Dengan menyamakan maknanya umat Islam di dunia menjadi mandek, berhenti, perkembangan spiritualnya. Fuad merupakan bentuk kata benda tunggal, sedangkan jamaknya af'idah. Dalam kosa kata Jawa, fuad tidak diterjemahkan tapi diserap dan diucapkan pungat. Secara posisi, fuad berada di lapisan batin yang lebih dalam. Sehingga, dalam implementasinya pada kehidupan manusia lebih belakangan daripada qalb atau yang sehari-hari disebut hati. Apakah fuad? Kalau kita memerhatikan beberapa ayat Alquran, seperti QS 16:78, 23:78, 32:9 dan 67:23, maka kata af'idah (bentuk jamak dari fuad) dikaitkan dengan kata syukur. Jika melihat rangkaian kata al-sam'a, al-abshâr dan af'idah, yang bentuk pluralnya pada abshar dan af'idah, maka yang tercakup pada kata af'idah adalah semua organ dari fuad hingga organ-organ yang lebih halus yang ada di dalamnya, yaitu syaghaf, lub dan sirr. Dengan menggerakkan atau memberdayakan organ yang namanya fuad maka fungsi akal akan semakin tampak. Oleh karena itu, jangan heran bila di dalam Alquran kata akal sama sekali tidak disebut. Jadi, akal merupakan proses pemberdayaan organ-organ yang halus, yang lebih halus daripada hati, qalb. Meski yang dirujuk untuk memahami (ya'qilu) itu hati atau qalb, tapi yang dituju adalah yang ada di dalamnya atau yang lebih halus dari hati itu sendiri. Kesyukuran terkait dengan penggunaan fu'ad. Bila kita memerhatikan rangkaian ayat QS 16:10-14, kita akan menyadari bahwa syukur akan dapat kita lakukan setelah kita melakukan proses berpikir, pemahaman, dan pembelajaran yang terus-menerus. Syukur ternyata bukanlah hasil spontanitas atau ungkapan kegembiraan. Dengan fungsinya yang luar biasa itu, maka dalam kehidupan ini, yang dimintai pertanggungjawaban adalah fuad (QS 17:36). Ini sebenarnya merupakan personifikasi dari organ fuad, yang seolah-olah berdiri sendiri. Padahal, sebenarnya yang dimintai pertanggungjawaban ya diri kita. Sama halnya kalau kita makan, yang berperanan aktif adalah tangan dan mulut. Tapi, sebenarnya yang berkehendak makan adalah diri manusia yang hidup itu. Mungkin kita bertanya, bagaimana caranya memberdayakan atau menggerakkan potensi fuad yang ada di dalam diri kita. Banyak sekali orang yang merasa kesulitan cara mengoperasikan fuad. Katanya, fuad kan lebih halus daripada hati? Bagaimana kita dapat menjalankannya bila kita tidak melihatnya? Ya, memang benar bahwa fuad itu organ batin yang tak kasat mata. Fuad itu lain dengan telinga dan mata. Telinga dan mata ada pada jasmani, sehingga kalau kita memerhatikan sesuatu, kita tinggal mengarahkannya dengan menggerakkan kepala dan bola mata. Lha, bagaimana dengan fuad? Tentu saja ada perbedaan antara menjalankan organ yang sifatnya lahiriah dan yang batiniah. Namun, juga ada persamaan. Persamaannya itu sama-sama memerlukan latihan atau riyadhah. Kalau kita hendak memberdayakan fuad, maka kita terlebih dahulu harus meningkatkan kualitas emosi kita yang digerakkan oleh qalb. Emosi harus dimatangkan dan ditenangkan terlebih dahulu. Yaitu, dengan melatih kesabaran di segenap aspek kehidupan. Lihat kembali ajaran tentang sabar yang diberikan sebelumnya atau pahami dari buku Rahasia 10 Malam. Setelah itu, kita lanjutkan dengan latihan penggunaan rasio dan logika. Pelajaran berhitung, fisika, dan biologi yang diajarkan sejak di sekolah dasar sebenarnya alat untuk melat
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
7. Al A'raaf 179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Wassalam --oo0oo-- SIR BATS <[EMAIL PROTECTED]> wrote: On 4/24/07, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya berimana kepada Al Qur'an, dan saya yakin bahwa semua binatang bertasbih > kepada Allah swt. > Mas Sir lupa ya ? > > Senyum dulu :) > > > --oo0oo-- saya hargai keyakinan anda ; yang pasti anda bukan celeng atau ayam jago; jadi pengetahuan saya terhadap ayam jago dan celeng tidak bertambah dengan keyakinan anda ini :=)) -- LINUX REGISTERED USER #421968 if you can't explained simply, you don't understand it enough (albert einstein). Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat
Pak Achmad, mau nanya ... maksud "bersaksi" dalam syahadat itu apa ya? kan kalau dalam pengadilan, saksi itu ya yang menyaksikan kejadian, melihat dengan mata kepala sendiri, mendengar dengan telinga kalau jadi saksi dalam pernikahan berarti ya datang duduk dan mengikuti pernikahan itu sehingga menjadi saksi. ada saksi mata berarti saksi yang melihat, ada saksi bisu berarti saksi yang tidak bisa berkata (biasa dinisbatkan ke benda2). lha kalau bersaksi tiada tuhan selain Allah & Muhammad utusan Allah itu bagaimana ya pak? mohon penjelasannya makasih wassalam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 4/24/07, Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh "syahadat 'ayn" tersebut. > Ini pasti saya setuju sekal... > > Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang > "Nama Tuhan". > > Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, > anak TK itu belum bisa "bersyahadat". Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah > mengucapkan kalimat syahadat.
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf
Pak Achmad : Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang "Nama Tuhan". --- Jano - ko : -- SURAH 2, AYAT 255-56: 255 Allah! There is no God save Him, the Alive, the Eternal. Neither slumber nor sleep overtaketh Him. Unto Him belongeth whatsoever is in the heavens and whatsoever is in the earth. Who is he that intercedeth with Him save by His leave? He knoweth that which is in front of them and that which is behind them, while they encompass nothing of His knowledge save what He will. His throne includeth the heavens and the earth, and He is never weary of preserving them. He is the Sublime, the Tremendous. 256 There is no compulsion in religion. The right direction is henceforth distinct from error. And he who rejecteth false deities and believeth in Allah hath grasped a firm handhold which will never break. Allah is Hearer, Knower. -- SURAH 112: 1 Say: He is Allah, the One! 2 Allah, the eternally Besought of all! 3 He begetteth not nor was begotten. 4 And there is none comparable unto Him. --- SURAH 59, AYAT 22-24: 22 He is Allah, than whom there is no other God, the Knower of the invisible and the visible. He is the Beneficent, the Merciful. 23 He is Allah, than whom there is no other God, the Sovereign Lord the Holy One, Peace, the Keeper of Faith, the Guardian, the Majestic, the Compeller, the Superb. Glorified be Allah from all that they ascribe as partner (unto Him). 24 He is Allah, the Creator, the Shaper out of naught, the Fashioner. His are the most beautiful names. All that is in the heavens and the earth glorifieth Him, and He is the Mighty, the Wise. --- SURAH 17, AYAT 110-111: 110 Say (unto mankind): Cry unto Allah, or cry unto the Beneficent, unto whichsoever ye cry (it is the same). His are the most beautiful names. And thou (Muhammad), be not loud voiced in thy worship nor yet silent therein, but follow a way between. 111 And say: Praise be to Allah, Who hath not taken unto Himself a son, and Who hath no partner in the Sovereignty, nor hath He any protecting friend through dependence. And magnify Him. -- SURAH AL-A'RAF (7), AYAT 179-181: 180 Allah's are the fairest names. Invoke Him by them. And leave the company of those who blaspheme His names. They will be requited what they do. 181 And of those whom We created there is a nation who guide with the Truth and establish justice therewith. = = = Terjemahan : 7. Al A'raaf 180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[586]. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. = = Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh "syahadat 'ayn" tersebut. Ini pasti saya setuju sekal... Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang "Nama Tuhan". Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, anak TK itu belum bisa "bersyahadat". Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah mengucapkan kalimat syahadat. Salam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 23, 2007 7:34 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat Pak Achmad : (3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih termasuk dalam "asma' al-husna". Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan lain-lainnya. -- Jano - ko : Lafazh kalimat syahadat ialah : "Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah" Artinya : "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah." --- Marilah kita pegang teguh. Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ketika saya membaca tulisan di milis ini, nama Allah sedang diributkan. Malah ada yang menyebut bahwa sebagian ulama memandang nama Allah sebagai nama pribadi Tuhan dan sebagian yang lain mengatakan itu panggilan Tuhan dalam bahasa Arab. Yang jelas: (1) Nama atau sebutan Allah bagi Tuhan sudah ada jauh sebelum agama Islam dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad. (2) Dalam Alkitab yang berbahasa Arab, Tuhan disebut Allah. Artinya, Allah yan
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - HR Muslim
Pak Achmad : Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, anak TK itu belum bisa "bersyahadat" . Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah mengucapkan kalimat syahadat. --- Jano-ko : -- "Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah, jika engkau berkemampuan melaksanakannya." (HR Muslim). -- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh "syahadat 'ayn" tersebut. Ini pasti saya setuju sekal... Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang "Nama Tuhan". Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, anak TK itu belum bisa "bersyahadat". Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah mengucapkan kalimat syahadat. Salam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 23, 2007 7:34 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat Pak Achmad : (3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih termasuk dalam "asma' al-husna". Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan lain-lainnya. -- Jano - ko : Lafazh kalimat syahadat ialah : "Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah" Artinya : "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah." --- Marilah kita pegang teguh. Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ketika saya membaca tulisan di milis ini, nama Allah sedang diributkan. Malah ada yang menyebut bahwa sebagian ulama memandang nama Allah sebagai nama pribadi Tuhan dan sebagian yang lain mengatakan itu panggilan Tuhan dalam bahasa Arab. Yang jelas: (1) Nama atau sebutan Allah bagi Tuhan sudah ada jauh sebelum agama Islam dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad. (2) Dalam Alkitab yang berbahasa Arab, Tuhan disebut Allah. Artinya, Allah yang disebut oleh Nasrani Arab atau orang Islam ya sama saja. Rabb dalam bahasa Arab bukan hanya untuk Allah, tapi juga untuk bos, majikan atau jeragan. Rabb dalam bahasa Inggris sama dengan "Lord", alias Tuan. Dalam bahasa Melayu lama, tak ada kosa kata "tuhan". Kosa kata ini muncul di masa pendudukan Belanda di abad 17. Orang kita diperintah oleh Belanda menyebut dirinya "tuan". Tapi, ketika Yesus juga dipanggil "Tuan Yesus", orang Belanda kurang berkenan, dan panggilan itu harus dibunyikan secara mantap dengan sisipan huruf "h", jadilah "tu...han" (3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih termasuk dalam "asma' al-husna". Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan lain-lainnya. Kisah Musa dalam QS 20:14 menyebutkan bahwa Tuhan mengenalkan dengan "Innanii anallaah". Tapi ini kisah Musa dalam bahasa Arab Alquran. Sedangkan kisah Musa dalam Alkitab berbahasa Arab menyebut, "Fa ajabahullah (ilaa Musa): Ahyah alladzii Ahyah (I am who I am). (4) Allah tidak pernah memperkenalkan dirinya bahwa nama-Nya itu ALLAH. Lantaran Allah bukanlah sosok makhluk yang berbangsa Arab. Nama "Allah" itu diberikan oleh manusia kepada-NYA. Jadi, manusialah pencipta nama-nama bagi semuanya. Nama diberikan untuk membedakan antara sesuatu dengan sesuatu yang lainnya. Sedangkan Allah di QS 24:25 disebut "al-Haqq al-mubiin", Yang Maha Nyata sekali, atau Yang Mahabenar sekaligus mahaterang/mahajelas. Oleh karena Dia itu mahajelas maka Dia niscaya tidak membutuhkan nama, karena nama hanyalah tanda untuk membedakan! Jika masih tidak percaya bahwa Allah itu aslinya tak bernama, maka silakan bertanya sendiri secara langsung kepada DIA! Tidak perlu ngotot lagi, karena Dia maha hidup, maha mendengar, dan maha hadir. Pasti Dia bisa ditanyai! Wassalam, chodjim [Non-text portions of this message have been removed] Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this m
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Pak Achmad : Lha, kalau Tuhan punya "Nama Diri", ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. -- Jano - ko : -- 2. Al Baqarah 74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. --- Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Menarik ndhak menarik ndhak jadi persoalan saya, Mas. Katanya.., sekali lagi katanya..., "ballighuu annii walaw aayah", sampaikan apa yang datang dariku meskipun hanya satu ayat. Dulu, ketika Kanjeng Nabi Muhammad menerima wahyu di tahun-tahun pertama, Tuhan memerintah Nabi menyebut diri-Nya dengan "rabbuka". Menjelang hijrah ke Ethiopia, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan "Al-Rahman". Barulah di pertengahan masa kenabian beliau di Mekah, nama Allah yang biasa disebut oleh orang-orang Qureisy itu diangkat menjadi "al-ismu al-a'zham", nama terluhur yang patut diatributkan kepada-NYA. Kesimpulan yang bisa ditarik dari asbab al-nuzul Alquran, Tuhan tidak menyebutkan nama pada puluhan wahyu yang awal diturunkan kepada beliau. Tuhan selalu disebut "Rabbuka", seperti iqra bismi rabbika, sabbihisma rabbika.., wa rabbuka fakabbir, dst...dst... Lha, kalau Tuhan punya "Nama Diri", ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. Orang-orang Qureisy itu sudah sangat fasih menyebut nama Allah, makanya dalam perjanjian Hudaybiyah (th. 6 H), wakil Qureisy meminta agar sifat arrahman dan arrahim yang digandengkan pada nama "Allah" itu dibuang. Jadi, bagi orang Qureisy, cukuplah "Bismillah". Jadi, nama "ALLAH" itu sudah menjadi "trademark" bagi bangsa Arab. Sedangkan Rasulullah diutus oleh Tuhan itu dengan menggunakan bahasa kaumnya. Oleh karena itu, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi Allah dibersihkan, secara perlahan-lahan kata "rabbuka" digeser dan diganti dengan kata "Allah". Dan, sifat-sifat yang diatributkan oleh orang musyrik itu juga ditolak oleh Alquran dengan "subhaanahu wa ta 'aalaa 'ammaa yashifuun", Mahasuci dan Mahatinggi DIA dari apa yang mereka sifatkan (6:100). Penyifatan yang salah terhadap Tuhan itu diberikan 7 kali yaitu pada QS 6:100, 21:22, 23:91, 23:96, 37:159, 37:180, 43:82. Itu pun nama Allah dipautkan pada ayat-ayat tersebut setelah ditegaskan bahwa sifat Tuhan itu tidak sebagaimana yang digambarkan oleh orang-orang musyrik. Nah, kalau saya disebut "entah sungguhan atau sepertinya" bahwa saya arogan atau sombong..., ya ndhak apa-apa. Wong Nabi dulu ketika menyampaikan pesan "akhlak alkarimah", juga disebut gila, tukang sihir dll. Tambahan dari saya: "Yahdillaahu li nuurihi man yasyaa' (QS 24:35), Allah menunjukkan kepada Cahaya-Nya kepada orang yang menghendaki (dan dikehendaki)NYA. QS 29:69, Walladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyanahum subulana wa innallaaha lama'a al-muhsiniin. "(Perhatikanlah) bahwa orang-orang yang berjuang sungguh-sungguh "fii" Kami, niscaya Kami tunjukkan kepada mereka itu jalan-jalan Kami. Dan, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang muhsin." Sengaja kata "fii" tidak saya terjemahkan dengan "jalan" karena kita baru mau mencari tahu "jalan-jalan" itu. Lho, kalau tidak ada koneksi, bagaimana kita akan tahu bahwa Dia akan menunjukkan jalan-jalan-Nya itu. Nanti, yang menunjukkan itu dikira "Gendruwo"... :)) Kalau ndhak ada koneksi, bagaimana Dia dapat dikatakan menyertai orang-orang yang muhsin. Piye toh iki..? Wassalam, chodjim - Original Message - From: satriyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 23, 2007 10:41 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah Ketika saya membaca ada pak Achmad Chodjim ikut memberikan komentar, pasti ada sesuatu yang menarik hingga membuat pak Achmad Chodjim sedemikian terusik untuk berkomentar ... dan ternyata komentarnya tidak terlalu kua
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Saudari Mia berkata : namun proper name dalam pengertian nama tuhan maksudnya: nama 'Allah' itu merefer pada sesuatu, tapi sama sekali nggak menjabarkan apa-apa tentang sesuatu itu. ini pengertian salah satu definisi'proper name' dari wikipedia, yang mungkin bisa mendukung pengertian kita tentang 'proper name' Allah. == Jano - ko : -- Surah 112 1 Say: He is Allah, the One! 2 Allah, the eternally Besought of all! 3 He begetteth not nor was begotten. 4 And there is none comparable unto Him. --- 112. Al Ikhlash 1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan 4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." --- Wassalam --oo0oo-- Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: dalam bahasa Arab al-ilah melebur jadi allah, proses phonetic saja, seperti misalnya al-samawati dibacanya as samawati, gitu. laa ilaha illallah, terjemahan harafiahnya memang: tiada tuhan melainkan tuhan itu, there is no god but (the) god. tapi kalo diterjemahkan tiada tuhan melainkan Allah, pun boleh, karena Allah bisa disebut proper name. namun proper name dalam pengertian nama tuhan maksudnya: nama 'Allah' itu merefer pada sesuatu, tapi sama sekali nggak menjabarkan apa-apa tentang sesuatu itu. ini pengertian salah satu definisi'proper name' dari wikipedia, yang mungkin bisa mendukung pengertian kita tentang 'proper name' Allah. artinya kalau bicara soal nama atau panggilan saja, pastilah ketika kita bilang Allah itu merupakan sarana sebutan kepada 'sesuatu itu'. FULL STOP. dalam budaya suku-suku tua, termasuk Baduy Dalam, nama-nama tuhan jarang disebut dalam kehidupan sehari-hari, mungkin mereka takut kuwalat salah sebut proper name, karena fungsi simbol penting untuk kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu dalam sejarah tuhan disebutkan ketika masyarakat mengalami perubahan (i.e urbanisasi) nama tuhan tersebut dan konsepnya juga mengalami perubahan, seolah- olah 'ditinggalkan', namun sebenarnya berubah sesuai wawasan kita (Karen Armstrong). Yesus, anak Tuhan misalnya, menurut KA, Paul akan marah besar kalau dibilang Yesus anak tuhan secara harafiah badaniah. Tapi kan begitu kenyataannya kemudian, yaitu wawasan setelah jaman Paul berubah tentang 'Yesus anak Tuhan', yang lebih personal sifatnya. Dan sekarang sedang mengalami perubahan lagi. selanjutnya lailahaillallah adalah suatu kalimat action. bahwa setiap kali kita merasa mengedepankan ego kita, mempersonalisasikan tuhan, menggantungkan hidup pada kekayaan, status dll - kita harus mencairkan itu dan mencari keseimbangan lagi. proses yang terus menerus tak berakhir selama kita hidup, makanya selalu disebut begitu laa ilahaillallah. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Kalau gitu bukankah mustinya "laa ilaha ila Al ilah" mas ? Apa terjadi > gejala bahasa atau budaya sehingga berubah dari Al ilah menjadi Allah ? > Anyway, saya bukan ahli bahasa atau antropolog. Jadi maaf gak bisa > kasih tanggapan, dan gak tau juga kebenaran atau kesalahan yang di atas. > > Meskipun demikian, ujung-ujung dari diskusi ini kan sama. Bahwa yang > kita sembah itu ya Allah yang itu, bukan yesus, bukan dewa air, bukan > dewa-dewa yang lain. Karena yang lain-lain itu mungkin saja (dianggap) > tuhan (god) tapi bukan Tuhan yang seharusnya (The God). Dan Allah juga > memerintahkan kita untuk memanggil dengan asmaul husna yang 99 itu, > bukan dengan yang lain (Al A'raaf:180), jadi ya kita panggil dengan > nama-nama itu saja kan ? Untuk apa membuat-buat nama lain, yang belum > tentu (atau sudah pasti tidak) disukai Allah. Ya kan ? > > Wallahu'alam bishowab. > Wassalaam, > -Ning > > > ________ > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wikan Danar > Sunindyo > Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:51 AM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah > > > > menurut saya sih gak aneh, > kebetulan dalam bahasa Indonesia tidak mengenal article seperti dalam > bahasa Inggris a, an atau the ... atau dalam bahasa Arab-nya al. > Maksudnya kan "there is no god but The God" kalau dibahasaindonesiakan > menjadi "tiada tuhan selain Tuhan (itu)". Kalau dalam bahasa inggris, > the itu menunjukkan article yang berarti satu-satunya, misal the > earth, the sun ... berarti bumi itu cuma satu, matahari cuma satu. > Kalau The God, berarti Tuhan yang cuma sat
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
mbak, di alqur'an kan disebutkan bahwa tuhan itu adalah allah. Disamping itu di qur'an juga disebutkan nama2 allah yang banyak dan 99 nama nya wajib diketahui. Semua nama tuhan itu pasti diawali dengan nama maha menurut saya lebih baik kita membahas tentang apa itu tuhan, wujudnya dan sifat2nya dari pada memperdebatkan nama tuhan yang sudah jelas2 di qur'an, menurut saya pembahasan mengenai tuhan yang lebih mendalam itulah yang akan menambah aqidah dan kepercayaan kita. wassalam, Chae <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 04/24/2007 02:14 PM Please respond to wanita-muslimah To: wanita-muslimah@yahoogroups.com cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah Mba Ning, Syahadat itu tidak hanya di kenal dalam ajaran Islam saja tapi ada dalam ajaran Taurat dan Injil juga. Ini bisa kita lihat dalam Qs.3:84 Syahadat dalam taurat tentu memakai bahasa Ibrani sedangkan Bahasa injil lebih kepada bahasa Aramik dimana bahasa Aramik menjadi bahasa ibu pada waktu itu. Bahasa arab merupakan bahasa yang serumpun dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aramik, dimana termasuk kedalam golongan bahasa semit. Dalam Bahasa Ibrani Tuhan disebut dengan nama Yahweh tapi karena adat dan tradisi mensucikan nama Tuhan untuk tidak disebut sembarangan maka nama Yahweh seringkali di gambarkan hanya dengan YHWH atau yang disebut tetagramaton. Untuk keseharianya mereka menyebut Tuhan dengan sebutan Elah diambil dari akat kata EL (yang Maha Kuat) alah (sumpah), maka berkembang lah kata ini menjadi kata Tuhan menggantikan kata Yahweh. Kemudian kata Elah berubah bentuk menjadi Elohim dimana akhiran im menunjukan jamak untuk menekankan keberasan (pluralis maestaticus), seperti yang bisa kita temukan dalam Ulangan 6:4 dalam bahasa asli Ibrani: "Syema Tsrael, Adonai Elohenu, Adonay Ehad"..dengarlah Israel, Tuhan kita, Tuhan yang Esa. seperti yang saya info tempo hari bahwa ada Inskripsi Zabad dimana diperkirakan berasal dari tahun 512 sebelum adanya ajaran Islam. Dalam Inskripsi tsb penggunaan kata Bism-Al-lah sebagai pembuka, Menurut Yasin Hamid al-Safadi, dalam The Islamic Calligraphy, inskripsi pra-Islam lainya yang ditemukan di Ummul Jimal dari pertengahan abad ke-6 Masehi, membuktikan bahwa berbeda dengan yang terjadi di Arab selatan, di sekitar Syria nama 'Allah' disembah secara benar. Inskripsi Ummul Jimmal diawali dengan kata-kata Allah ghafran (Allah mengampuni). (9) Bahkan menurut Spencer Trimingham, dalam bukunya Christianity among the Arabs in the pre-Islamic Times, membuktikan bahwa pada tahun yang sama dengan diadakannya Majma' (Konsili) Efesus (431), di wilayah suku Arab Hartis (Yunani: Aretas ) dipimpin seorang uskup yang bernama 'Abd Allah (Hamba Allah). (10) Dari bukti-bukti arkeologis ini, jelas bahwa sebutan Allah sudah dipakai di lingkungan Kristen sebelum zaman Islam yang dimaknai sebagai sebutan bagi Tuhan Yang Mahaesa, Pencipta langit dan bumi.Penggunaan kata Al-lah dikalangan umat kristen pra Islam dieprkirakan sebagai serapan dari kata El-alah/Elah/Elohim. Penggunaan kata Allah pun di gunakan oleh orang-orang jahiliah sebelum pra Islam, dimana kemudian Islam justru datang untuk mengubah makna teologis dari istilah tsb. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya memang > bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela > percakapan menuliskan sesuatu yang sangat logis untuk menjelaskan hal > ini, menurut saya, yakni bunyi syahadat : "Laa ilaha ila Allah", yang > artinya tidak ada tuhan selain ALLAH. Kalau Allah itu artinya sama > dengan tuhan, maka arti syahadat itu jadi aneh kan ? Tiada tuhan selain > tuhan... Ato gimana ? > > Kemudian juga di surat al maidah (kalau ga salah), yang mengenai makanan > haram yang disembelih dengan nama selain ALLAH, tidak boleh dimakan. Itu > menunjukkan bahwa ALLAH itu adalah NAMA, ya ngga ? > > Jadi ALLAH adalah nama tuhan. Ada nama-nama lain yang dianggap tuhan > oleh orang-orang lain. Misalnya : YESUS, Dewa-dewa, Sang Hyang Widi, > dst. Islam tidak mengakui nama-nama tersebut sebagai tuhan. Karena > tuhannya orang ISLAM itu adalah yang namanya ALLAH. ALLAH membolehkan > kita memanggil dengan nama-nama lain (asmaul husna), dan bukan dengan > nama-nama selain itu. > > Mbak Chae bilang, dari sebelum Islam (maksudnya sebelum nabi Muhammad > 'gitu), orang sudah menyebut ALLAH sebagai tuhan. Ya memang iya. Abah > sudah menjelaskan tuh. Saya rasa semua umat yang sampai kepadanya berita > dari para nabi dan rasul, akan mengenal nama ALLAH sebagai tuhan yang > patut disembah. Jadi bukan hanya orang Islam yang mengenal nama Allah, > insya Allah. > > Wallahu'alam bishowab. > Wassalaam, > -Ning > > > > -Original Message- > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of satriyo > Sent:
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Saya sendiri belum mendapatkan informasi syahadat uumatnya Nabi Musa AS. Akan tetapi syahadat Kristian saya dapatkan sebagai berikut (tetapi sayang, tidak dari Injil): Konsili Nicaea I (sumber dari Wikipedia) Konsili Nicea Pertama dihimpunkan oleh Kaisar Roma Konstantin Agung pada 325 M. Ini adalah konferensi ekumenis pertama para uskup dari Gereja Kristen. Tujuan konsili ini (yang juga disebut sinode) adalah memecahkan perbedaan pendapat di Gereja Alexandria mengenai hakikat Yesus dalam hubungannya dengan Sang Bapa; khususnya apakah Yesus mempunyai hakikat yang sama atau serupa dengan Allah Bapa. St. Alexander dari Alexandria mengambil posisi yang pertama; penatua Arius yang populer, yang merupakan asal-usul istilah pertikaian Arian datang, dan mengambil posisi yang kedua. Konsili ini memutuskan menentang kaum Arian. Hasil lain dari konsili ini adalah kesepakatan mengenai tanggal perayaan Paskah Kristen, yang mulanya berkaitan dengan Paskah Yahudi. Perayaan ini adalah perayaan terpenting dalam kehidupan Gereja. Konsili memutuskan untuk merayakan Paskah pada hari Minggu pertama setelah equinox musim semi, bebas dari Kalender Ibrani Alkitab (lihat pula Quartodecimanisme), dan memberikan wewenang kepada Uskup Alexandria kemungkinan menggunakan kalendar Alexandria) untuk mengumumkan setiap tahunnya tanggal yang persis kepada rekan-rekan uskupnya. Konsili Nicea secara historis penting karena ini adalah upaya pertama untuk mencapai konsensus di kalangan gereja melalui sebuah persidangan yang mewakili seluruh dunia Kristen. THE CREED OF NICAEA "We believe in one God the Father, Almighty, maker of all things visible and invisible; and in one Lord Jesus Christ, the Son of God, begotten of the Father, only begotten that is, from the substance of the Father; God from God, light from light, Very God from Very God "100% God, 100% Man" (The History of Christianity, a Lion Handbook, p. 177). In that time of 1st Nicea Council (325), Christians just had given 2 divine attributes only (duality), i.e. unto the Father and the Son, and then they gave later divinity unto the Holy Ghost (the trinity) after 57 years, at the later Council. Fyi, creed itu sama artinya dengan syahadat. Dalam syahadat Nicaea itu hanya dipakai kata God untuk oknum pertama dan Lord untuk oknum kedua. Itu artinya di dalam Injil tidak ada nama bagi Tuhan selain God. Wassalam, HMNA - Original Message - From: "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 24, 2007 15:14 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah Mba Ning, Syahadat itu tidak hanya di kenal dalam ajaran Islam saja tapi ada dalam ajaran Taurat dan Injil juga. Ini bisa kita lihat dalam Qs.3:84 Syahadat dalam taurat tentu memakai bahasa Ibrani sedangkan Bahasa injil lebih kepada bahasa Aramik dimana bahasa Aramik menjadi bahasa ibu pada waktu itu. Bahasa arab merupakan bahasa yang serumpun dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aramik, dimana termasuk kedalam golongan bahasa semit. Dalam Bahasa Ibrani Tuhan disebut dengan nama Yahweh tapi karena adat dan tradisi mensucikan nama Tuhan untuk tidak disebut sembarangan maka nama Yahweh seringkali di gambarkan hanya dengan YHWH atau yang disebut tetagramaton. Untuk keseharianya mereka menyebut Tuhan dengan sebutan Elah diambil dari akat kata EL (yang Maha Kuat) alah (sumpah), maka berkembang lah kata ini menjadi kata Tuhan menggantikan kata Yahweh. Kemudian kata Elah berubah bentuk menjadi Elohim dimana akhiran im menunjukan jamak untuk menekankan keberasan (pluralis maestaticus), seperti yang bisa kita temukan dalam Ulangan 6:4 dalam bahasa asli Ibrani: "Syema Tsrael, Adonai Elohenu, Adonay Ehad"..dengarlah Israel, Tuhan kita, Tuhan yang Esa. seperti yang saya info tempo hari bahwa ada Inskripsi Zabad dimana diperkirakan berasal dari tahun 512 sebelum adanya ajaran Islam. Dalam Inskripsi tsb penggunaan kata Bism-Al-lah sebagai pembuka, Menurut Yasin Hamid al-Safadi, dalam The Islamic Calligraphy, inskripsi pra-Islam lainya yang ditemukan di Ummul Jimal dari pertengahan abad ke-6 Masehi, membuktikan bahwa berbeda dengan yang terjadi di Arab selatan, di sekitar Syria nama 'Allah' disembah secara benar. Inskripsi Ummul Jimmal diawali dengan kata-kata Allah ghafran (Allah mengampuni). (9) Bahkan menurut Spencer Trimingham, dalam bukunya Christianity among the Arabs in the pre-Islamic Times, membuktikan bahwa pada tahun yang sama dengan diadakannya Majma' (Konsili) Efesus (431), di wilayah suku Arab Hartis (Yunani: Aretas ) dipimpin seorang uskup yang bernama 'Abd Allah (Hamba Allah). (10) Dari bukti-bukti arkeologis ini, jelas bahwa sebutan Allah sudah dipakai di lingkungan Kristen sebelum zaman Islam yang dimaknai sebagai sebutan bagi Tuhan Yang Mahaesa, Pencipta langit dan bumi.Penggunaan kata Al-lah dikalangan umat kristen pra Islam dieprkirakan sebagai serapan dari kata El-alah/Elah/Elohim. Penggunaan kata Allah pun di gunakan oleh orang-orang jahiliah sebelum pra Islam, dimana kemudian Islam justru datang untuk mengub
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Menarik ndhak menarik ndhak jadi persoalan saya, Mas. Katanya.., sekali lagi katanya..., "ballighuu annii walaw aayah", sampaikan apa yang datang dariku meskipun hanya satu ayat. Dulu, ketika Kanjeng Nabi Muhammad menerima wahyu di tahun-tahun pertama, Tuhan memerintah Nabi menyebut diri-Nya dengan "rabbuka". Menjelang hijrah ke Ethiopia, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan "Al-Rahman". Barulah di pertengahan masa kenabian beliau di Mekah, nama Allah yang biasa disebut oleh orang-orang Qureisy itu diangkat menjadi "al-ismu al-a'zham", nama terluhur yang patut diatributkan kepada-NYA. Kesimpulan yang bisa ditarik dari asbab al-nuzul Alquran, Tuhan tidak menyebutkan nama pada puluhan wahyu yang awal diturunkan kepada beliau. Tuhan selalu disebut "Rabbuka", seperti iqra bismi rabbika, sabbihisma rabbika.., wa rabbuka fakabbir, dst...dst... Lha, kalau Tuhan punya "Nama Diri", ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. Orang-orang Qureisy itu sudah sangat fasih menyebut nama Allah, makanya dalam perjanjian Hudaybiyah (th. 6 H), wakil Qureisy meminta agar sifat arrahman dan arrahim yang digandengkan pada nama "Allah" itu dibuang. Jadi, bagi orang Qureisy, cukuplah "Bismillah". Jadi, nama "ALLAH" itu sudah menjadi "trademark" bagi bangsa Arab. Sedangkan Rasulullah diutus oleh Tuhan itu dengan menggunakan bahasa kaumnya. Oleh karena itu, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi Allah dibersihkan, secara perlahan-lahan kata "rabbuka" digeser dan diganti dengan kata "Allah". Dan, sifat-sifat yang diatributkan oleh orang musyrik itu juga ditolak oleh Alquran dengan "subhaanahu wa ta 'aalaa 'ammaa yashifuun", Mahasuci dan Mahatinggi DIA dari apa yang mereka sifatkan (6:100). Penyifatan yang salah terhadap Tuhan itu diberikan 7 kali yaitu pada QS 6:100, 21:22, 23:91, 23:96, 37:159, 37:180, 43:82. Itu pun nama Allah dipautkan pada ayat-ayat tersebut setelah ditegaskan bahwa sifat Tuhan itu tidak sebagaimana yang digambarkan oleh orang-orang musyrik. Nah, kalau saya disebut "entah sungguhan atau sepertinya" bahwa saya arogan atau sombong..., ya ndhak apa-apa. Wong Nabi dulu ketika menyampaikan pesan "akhlak alkarimah", juga disebut gila, tukang sihir dll. Tambahan dari saya: "Yahdillaahu li nuurihi man yasyaa' (QS 24:35), Allah menunjukkan kepada Cahaya-Nya kepada orang yang menghendaki (dan dikehendaki)NYA. QS 29:69, Walladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyanahum subulana wa innallaaha lama'a al-muhsiniin. "(Perhatikanlah) bahwa orang-orang yang berjuang sungguh-sungguh "fii" Kami, niscaya Kami tunjukkan kepada mereka itu jalan-jalan Kami. Dan, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang muhsin." Sengaja kata "fii" tidak saya terjemahkan dengan "jalan" karena kita baru mau mencari tahu "jalan-jalan" itu. Lho, kalau tidak ada koneksi, bagaimana kita akan tahu bahwa Dia akan menunjukkan jalan-jalan-Nya itu. Nanti, yang menunjukkan itu dikira "Gendruwo"... :)) Kalau ndhak ada koneksi, bagaimana Dia dapat dikatakan menyertai orang-orang yang muhsin. Piye toh iki..? Wassalam, chodjim - Original Message - From: satriyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 23, 2007 10:41 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah Ketika saya membaca ada pak Achmad Chodjim ikut memberikan komentar, pasti ada sesuatu yang menarik hingga membuat pak Achmad Chodjim sedemikian terusik untuk berkomentar ... dan ternyata komentarnya tidak terlalu kuat mengingat tidak ada landasan yang kuat tentunya yang mendukung argumentasi dan klaim pak Achmad Chodjim. Walau tentu sabda pak Achmad Chodjim akan sangat diperhatikan oleh pengikut pengajian beliau. Semua yang pak Achmad Chodjim sangat terasa beraroma 'menurut logika saya' dan bernada 'memangnya Arab itu siapa sih? kok mereka diistimewakan begitu?' atau yang semisalnya, setidaknya menurut saya yang dhaif ini. Tapi yang paling mengusik adalah pernyataan di akhir komentar pak Achmad Chodjim yang makin menambah kuat aroma dari asumsi saya di atas, (kutipannya) > Jika masih tidak percaya bahwa Allah itu aslinya tak bernama, maka silakan bertanya sendiri secara langsung kepada DIA! Tidak perlu ngotot lagi, karena Dia maha hidup, maha mendengar, dan maha hadir. Pasti Dia bisa ditanyai! > Wah selamat ya, pak Achamd Chodjim, karena bisa punya direct connection dengan DIA (department of Internal Affairs?) sehingga yakin kalo yang lain pasti tidak sehebat njenengan dan pasti nda mampu seperti njenengan. Ah jadi teringat ada yang berko
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat
Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh "syahadat 'ayn" tersebut. Ini pasti saya setuju sekal... Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang "Nama Tuhan". Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, anak TK itu belum bisa "bersyahadat". Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah mengucapkan kalimat syahadat. Salam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 23, 2007 7:34 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat Pak Achmad : (3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih termasuk dalam "asma' al-husna". Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan lain-lainnya. -- Jano - ko : Lafazh kalimat syahadat ialah : "Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah" Artinya : "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah." --- Marilah kita pegang teguh. Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ketika saya membaca tulisan di milis ini, nama Allah sedang diributkan. Malah ada yang menyebut bahwa sebagian ulama memandang nama Allah sebagai nama pribadi Tuhan dan sebagian yang lain mengatakan itu panggilan Tuhan dalam bahasa Arab. Yang jelas: (1) Nama atau sebutan Allah bagi Tuhan sudah ada jauh sebelum agama Islam dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad. (2) Dalam Alkitab yang berbahasa Arab, Tuhan disebut Allah. Artinya, Allah yang disebut oleh Nasrani Arab atau orang Islam ya sama saja. Rabb dalam bahasa Arab bukan hanya untuk Allah, tapi juga untuk bos, majikan atau jeragan. Rabb dalam bahasa Inggris sama dengan "Lord", alias Tuan. Dalam bahasa Melayu lama, tak ada kosa kata "tuhan". Kosa kata ini muncul di masa pendudukan Belanda di abad 17. Orang kita diperintah oleh Belanda menyebut dirinya "tuan". Tapi, ketika Yesus juga dipanggil "Tuan Yesus", orang Belanda kurang berkenan, dan panggilan itu harus dibunyikan secara mantap dengan sisipan huruf "h", jadilah "tu...han" (3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih termasuk dalam "asma' al-husna". Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan lain-lainnya. Kisah Musa dalam QS 20:14 menyebutkan bahwa Tuhan mengenalkan dengan "Innanii anallaah". Tapi ini kisah Musa dalam bahasa Arab Alquran. Sedangkan kisah Musa dalam Alkitab berbahasa Arab menyebut, "Fa ajabahullah (ilaa Musa): Ahyah alladzii Ahyah (I am who I am). (4) Allah tidak pernah memperkenalkan dirinya bahwa nama-Nya itu ALLAH. Lantaran Allah bukanlah sosok makhluk yang berbangsa Arab. Nama "Allah" itu diberikan oleh manusia kepada-NYA. Jadi, manusialah pencipta nama-nama bagi semuanya. Nama diberikan untuk membedakan antara sesuatu dengan sesuatu yang lainnya. Sedangkan Allah di QS 24:25 disebut "al-Haqq al-mubiin", Yang Maha Nyata sekali, atau Yang Mahabenar sekaligus mahaterang/mahajelas. Oleh karena Dia itu mahajelas maka Dia niscaya tidak membutuhkan nama, karena nama hanyalah tanda untuk membedakan! Jika masih tidak percaya bahwa Allah itu aslinya tak bernama, maka silakan bertanya sendiri secara langsung kepada DIA! Tidak perlu ngotot lagi, karena Dia maha hidup, maha mendengar, dan maha hadir. Pasti Dia bisa ditanyai! Wassalam, chodjim [Non-text portions of this message have been removed] Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Kalau gitu bukankah mustinya "laa ilaha ila Al ilah" mas ? Apa terjadi gejala bahasa atau budaya sehingga berubah dari Al ilah menjadi Allah ? Anyway, saya bukan ahli bahasa atau antropolog. Jadi maaf gak bisa kasih tanggapan, dan gak tau juga kebenaran atau kesalahan yang di atas. Meskipun demikian, ujung-ujung dari diskusi ini kan sama. Bahwa yang kita sembah itu ya Allah yang itu, bukan yesus, bukan dewa air, bukan dewa-dewa yang lain. Karena yang lain-lain itu mungkin saja (dianggap) tuhan (god) tapi bukan Tuhan yang seharusnya (The God). Dan Allah juga memerintahkan kita untuk memanggil dengan asmaul husna yang 99 itu, bukan dengan yang lain (Al A'raaf:180), jadi ya kita panggil dengan nama-nama itu saja kan ? Untuk apa membuat-buat nama lain, yang belum tentu (atau sudah pasti tidak) disukai Allah. Ya kan ? Wallahu'alam bishowab. Wassalaam, -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wikan Danar Sunindyo Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:51 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah menurut saya sih gak aneh, kebetulan dalam bahasa Indonesia tidak mengenal article seperti dalam bahasa Inggris a, an atau the ... atau dalam bahasa Arab-nya al. Maksudnya kan "there is no god but The God" kalau dibahasaindonesiakan menjadi "tiada tuhan selain Tuhan (itu)". Kalau dalam bahasa inggris, the itu menunjukkan article yang berarti satu-satunya, misal the earth, the sun ... berarti bumi itu cuma satu, matahari cuma satu. Kalau The God, berarti Tuhan yang cuma satu. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com <http://wikan.multiply.com> On 4/24/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED] <mailto:ninghdw%40chevron.com> > wrote: > Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya memang > bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela > percakapan menuliskan sesuatu yang sangat logis untuk menjelaskan hal > ini, menurut saya, yakni bunyi syahadat : "Laa ilaha ila Allah", yang > artinya tidak ada tuhan selain ALLAH. Kalau Allah itu artinya sama > dengan tuhan, maka arti syahadat itu jadi aneh kan ? Tiada tuhan selain > tuhan... Ato gimana ? [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan ibu Chairunisa :-)
Mas Satriyo, Saya baru saja akan menulis reply untuk mbak Chae, yang intinya mirip dengan yang mas Satriyo katakan. Mbak Chae meng-image-kan kepada anaknya (Ini cerita anaknya ya mbak? Saya kirain mbak Chae belum punya anak... Katanya nungguin Aa Keanu ?) bahwa tuhan dari teman-teman anaknya itu sama (dengan tuhan kita, orang Islam). Sedangkan saya, tidak demikian. Reaksi awal saya adalah kaget dengan kesimpulan yang diambil anak saya itu ("tuhan ada dua"), dan menyadari bahwa saya harus jelaskan lebih jelas lagi. Akhirnya saya jelaskan yesus itu siapa, dan bahwa orang nasrani menganggap Yesus itu tuhan. Saya tidak support sinkretisme (semua agama sama). Saya selalu menekankan kepada semua anak-anak saya, bahwa agama yang benar adalah Islam. Tapi saya pun mengajarkan kepada mereka, bagaimana menyikapi perbedaan itu. Jadi, kisah yang mirip, tapi beda "jiwa"-nya ya... Wassalaam, -Ning PS : Ngga apa-apa panggil mba kok mas. Semua yang di milist ini panggil saya begitu ...he..he.. -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of satriyo Sent: Tuesday, April 24, 2007 2:16 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan ibu Chairunisa :-) Mba Ning* dan Ibu Chairunisa, Subhanallah, ya, Allah memberikan kita kepolosan dan ketulusan sosok bani Adam melalui anak-anak, dalam hal ini anak-anak kita. Saya dan istri saya dikaruniai lima janoko, dan yang kritis sekaligis cerewet adalah yang #2 dan #3. Tidak jarang ketika sedang ngumpul muncul juga pertanyaan atau topik "lintas agama/iman" spt dialami oleh mba Ning dan ibu Chairunisa. Memang benar adanya hadis Rasul yang menyatakan bahwa setiap anak itu dilahirkan fithrah (bersih, tanpa infiltrasi dan intervensi makhluk lain selain Allah)--dari segi 'keimanan' mereka kepada Allah, termasuk juga world-view mereka--dan orang tuanya lah yang menjadikan mereka muslim, yahudi, nasrani, atau majusi. Tapi saya kira hadis di atas tidak berhenti di sana, karena seberapapun kita mencoba 'mendoktrin--begitu dinyatakan oleh ibu Chairunisa--anak-anak kita, tetap saja mereka sudah diberikan 'hak' oleh Allah untuk fujur atau taqwa, memilih untuk kafir/maksiat atau beriman/taat pada sang Khalik ALLAH subhanahu wa ta'ala. Kalo saya berkomentar sedikit, apa yang ingin diutarakan oleh mba Ning dan ibu Chairunisa rasanya bisa ditangkap oleh anak-anak anda. Mba Ning mencoba memberikan gambaran bahwa dalam Islam, pencipta kita atau Tuhan itu punya nama, yaitu Allah--sampai di sini anak mba menyimpulkan tuhan ada dua--dan berbeda dari 'nama' Tuhan agama lain. Ibu Chairunisa hingga tuntas berhasil menjelaskan atau 'instill' ide bahwa [1] Allah itu sama saja dengan Tuhan agama lain (yang konsekuensinya), [2] Semua agama sama karena tidak masalah agamanya (=Tuhannya) apa selama berbuat baik dan tidak jahat pasti masuk Surga, dan [3] Allah itu sekadar nama Arab dari Tuhan dan kita boleh memanggilnya dengan apa saja sebagaimana kita manusia dipanggil macam- macam (=banyak panggilan atau 'nama') oleh orang di sekitar kita. Tentu poin-poin yang saya sebut itu belum tentu ditangkap oleh anak ibu Chairunis sekarang, tapi mungkin akan bisa ia mamah dan cerna sejalan dengan makin bertambahnya usia dan pemahaman dan pengalaman hidupnya, dan mungkin ia akan share her mother's opinion or has her own opinion similar or entirely different from her mother on this issue. Sayang (buat saya) mba Ning tidak tuntas menceritakan akhir episode bagaimana mba menerangkan hingga akhir, seperti ibu Chairunisa, topik yang diangkat oleh anak mba. Semoga kita bisa juga belajar dari 'fithrah' anak-anak kita karena bagi punya anak, in them we can always find ourselves, be it as a whole or bits and pieces, like it or not they are our reflections. salam, satriyo *(maaf saya panggil nama mba yang bisa saya tahu dari postingan mba, namanya baru kenal ya) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Halo Mba Ning, > > Sebenarnya ada 2 point dari postingan Mba Ning yang hendak saya > komentari tapi biar fokus, satu-satu saja dulu biar saya nya ndak pusing;) > > Kejadian yang sama juga terjadi dalam keluarga saya ketika si sulung > menginjak usia ABG (asa beuki geulis jiga emakna ha..ha..ha..) mulai > masuk sekolah dasar dan bertemu teman2nya dgn latar belakang agama > yang berbeda-beda...ada kristen, katolik, hindu dan buda. > > Dialog dibuka dengan pernyataan anak saya, " Mam, kasian Lady, Leslie, > Emy dan juga Galuh.. > > "Memangnya kenapa"?? > > "Kan mereka itu orang kristen, trus Galuh itu hindu jadi mereka bukan > Islam krn bukan Islam mereka kan akan dimasukan ke dalam neraka...itu > katanya Mam.. > > " Memangnya mereka itu jahat2 ya Ka?? > > "enggak kok Mam, mereka itu teman2 yang baik bahkan galuh itu selain > baik juga pintar, senang menolong teman" > > "kalau mereka teman-teman yang baik lalu mengapa mereka dimasukan ke > dalam nerak
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
On 4/24/07, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >Saya berimana kepada Al Qur'an, dan saya yakin bahwa semua binatang > bertasbih kepada Allah swt. >Mas Sir lupa ya ? > >Senyum dulu :) > > >--oo0oo-- saya hargai keyakinan anda ; yang pasti anda bukan celeng atau ayam jago; jadi pengetahuan saya terhadap ayam jago dan celeng tidak bertambah dengan keyakinan anda ini :=)) -- LINUX REGISTERED USER #421968 if you can't explained simply, you don't understand it enough (albert einstein).
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Mas Sir : saya belum pernah tahu ada ayam Jago berantem karena Tuhan, celeng yang dinista itupun tidak sibuk ngurusin Tuhan. Yang ribut soal Tuhan itu cuma manusia. Kita tidak bisa memastikan sebenarnya : Tuhan menciptakan manusia atau manusia menciptakan Tuhan :=)) . opotumon. === Jano - ko : Coba mas adakan voting, ada engga manusia yang mau disamakan dengan "cenggleng".wes kono mas Sir yang ngadain voting Selam. Mas Sir suka engga empek-empek kapal selam ? Enakan makan empek-empek daripada makan cel.lular. Kalau mas Sir demen ame aliran PLURALISME, hargai dong Islam, hargai insan-insan yang percaya kepada Allah, kita harus menghargai bahwa tidak semua percaya dengan pemikiran yang menyatakan bahwa semua tuhan sama. Wah saya jadi tertarik dengan AYAM JAGO DAN CE,,L,,, Info darimana tuch kalau ayam jago dan cel... tidak perduli dengan Tuhan yang menciptakannya?, apakah Mas Sir sudah diskusi dengan ayam jago dan para cel...-cel... itu ?, wah kala mas Sir sudah pernah diskusi dengan ayam jago dan cel... berarti mempunyai ilmu seperti Nabi Sulaiman A.S ? Saya berimana kepada Al Qur'an, dan saya yakin bahwa semua binatang bertasbih kepada Allah swt. Mas Sir lupa ya ? Senyum dulu :) --oo0oo-- SIR BATS <[EMAIL PROTECTED]> wrote: On 4/24/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Balik lagi ke subject, saya punya pengalaman yang lucu waktu anak saya > yang tertua masih balita. Saat itu kami tinggal di apartemen dan > bertetangga dengan seorang nasrani, yang juga mempunyai anak seusia anak > saya itu. Anak saya sering bermain ke rumah tetangga saya itu, > sebaliknya pun demikian. > > Nah suatu hari, sepulang bermain di rumah tetangga, tiba-tiba anak saya > berkata :"Ma, kita harus berdoa kepada tuhan Yesus." > Saya kaget dan langsung bilang :"Bukan, teh. Kita berdoa bukan kepada > tuhan Yesus, tuhan kita itu Allah. Kita berdoa kepada Allah." > Trus dia dengan wajah kebingungan bilang :"Betul kok Ma, Kata Johnatan, > tuhan itu Yesus." > Karena saya tidak mau panjang lebar menjelaskan, saya bilang :"Bukan, > Yesus itu tuhannya orang kristen. Kalau kita, orang Islam, tuhan kita > Allah" > > Wajahnya berubah, seolah mendapat suatu insight seraya berkata " Ooo > jadi tuhan itu ada dua ya, ma ?" > Saya :"[EMAIL PROTECTED]&*" dari posting ini saya bisa menyimpulkan anak Mbak Ning bakal lebih bijak dari Mak-nya. Anda sudah jadi ibu yang hebat karena memiliki anak yg "hebat" :=)) > Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya memang > bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela > percakapan menuliskan sesuatu yang sangat logis untuk menjelaskan hal > ini, menurut saya, yakni bunyi syahadat : "Laa ilaha ila Allah", yang > artinya tidak ada tuhan selain ALLAH. Kalau Allah itu artinya sama > dengan tuhan, maka arti syahadat itu jadi aneh kan ? Tiada tuhan selain > tuhan... Ato gimana ? saya dulu juga merasa sangat aneh ketika ada yang menamakan "pohon dan daun cokra cakri" dengan kenikir, di pekalongan kenikir disebut cokra-cakri. Ketika Islam pertama kali masuk ke Pulau Jawa, masyarakat jawa juga heran "sangkan paraning dumadi" kok di sebut "Allah". Kata dalam bahasa adalah HASIL BUDAYA saya ulang HAIL BUDAYA, setiap bangsa "menciptakan" kata sebagai simbol sesuatu; ketika bangsa arab saudi menyebut kata "fulus" (fulusa, fulasa) yang terbayang adalah "real" saat orang inggris menyebut kata "money" dibenaknya muncul "poundsterling" dst. Orang jawa muslim ketika menyebut "Gusti Alah" yang terbayang dzat Maha besar (cuma sering menjadi maha lucu bahkan Maha Komedian). Ketika dua manusia atau lebih mendiskusikan Tuhan, Allah, Lord dst mirip orang buta membahas gajah berdasarkan kemampuan indera perasanya (meraba); gajah lebih besar dari jangkauan tangan orang2 tsb. Tuhan lebih luas dari ruang kemampuan otak dan pengalaman kita sebagai manusia. > Kemudian juga di surat al maidah (kalau ga salah), yang mengenai makanan > haram yang disembelih dengan nama selain ALLAH, tidak boleh dimakan. Itu > menunjukkan bahwa ALLAH itu adalah NAMA, ya ngga ? > > Jadi ALLAH adalah nama tuhan. Ada nama-nama lain yang dianggap tuhan > oleh orang-orang lain. Misalnya : YESUS, Dewa-dewa, Sang Hyang Widi, > dst. Islam tidak mengakui nama-nama tersebut sebagai tuhan. Karena > tuhannya orang ISLAM itu adalah yang namanya ALLAH. ALLAH membolehkan > kita memanggil dengan nama-nama lain (asmaul husna), dan bukan dengan > nama-nama selain itu. > > Mbak Chae bilang, dari sebelum Islam (maksudnya sebelum nabi Muhammad > 'gitu), orang sudah menyebut ALLAH sebagai tuhan. Ya memang iya. Abah > sudah menjelaskan tuh. Saya rasa semua umat yang sampai kepadanya berita > dari para nabi dan rasul, akan mengenal nama ALLAH sebagai tuhan yang > patut disembah. Jadi bukan hanya orang Islam yang mengenal nama Allah, > insya Allah. > > Wallahu'alam bishowab. > Wassalaam, > -Nin
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
On 4/24/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Balik lagi ke subject, saya punya pengalaman yang lucu waktu anak saya > yang tertua masih balita. Saat itu kami tinggal di apartemen dan > bertetangga dengan seorang nasrani, yang juga mempunyai anak seusia anak > saya itu. Anak saya sering bermain ke rumah tetangga saya itu, > sebaliknya pun demikian. > > Nah suatu hari, sepulang bermain di rumah tetangga, tiba-tiba anak saya > berkata :"Ma, kita harus berdoa kepada tuhan Yesus." > Saya kaget dan langsung bilang :"Bukan, teh. Kita berdoa bukan kepada > tuhan Yesus, tuhan kita itu Allah. Kita berdoa kepada Allah." > Trus dia dengan wajah kebingungan bilang :"Betul kok Ma, Kata Johnatan, > tuhan itu Yesus." > Karena saya tidak mau panjang lebar menjelaskan, saya bilang :"Bukan, > Yesus itu tuhannya orang kristen. Kalau kita, orang Islam, tuhan kita > Allah" > > Wajahnya berubah, seolah mendapat suatu insight seraya berkata " Ooo > jadi tuhan itu ada dua ya, ma ?" > Saya :"[EMAIL PROTECTED]&*" dari posting ini saya bisa menyimpulkan anak Mbak Ning bakal lebih bijak dari Mak-nya. Anda sudah jadi ibu yang hebat karena memiliki anak yg "hebat" :=)) > Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya memang > bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela > percakapan menuliskan sesuatu yang sangat logis untuk menjelaskan hal > ini, menurut saya, yakni bunyi syahadat : "Laa ilaha ila Allah", yang > artinya tidak ada tuhan selain ALLAH. Kalau Allah itu artinya sama > dengan tuhan, maka arti syahadat itu jadi aneh kan ? Tiada tuhan selain > tuhan... Ato gimana ? saya dulu juga merasa sangat aneh ketika ada yang menamakan "pohon dan daun cokra cakri" dengan kenikir, di pekalongan kenikir disebut cokra-cakri. Ketika Islam pertama kali masuk ke Pulau Jawa, masyarakat jawa juga heran "sangkan paraning dumadi" kok di sebut "Allah". Kata dalam bahasa adalah HASIL BUDAYA saya ulang HAIL BUDAYA, setiap bangsa "menciptakan" kata sebagai simbol sesuatu; ketika bangsa arab saudi menyebut kata "fulus" (fulusa, fulasa) yang terbayang adalah "real" saat orang inggris menyebut kata "money" dibenaknya muncul "poundsterling" dst. Orang jawa muslim ketika menyebut "Gusti Alah" yang terbayang dzat Maha besar (cuma sering menjadi maha lucu bahkan Maha Komedian). Ketika dua manusia atau lebih mendiskusikan Tuhan, Allah, Lord dst mirip orang buta membahas gajah berdasarkan kemampuan indera perasanya (meraba); gajah lebih besar dari jangkauan tangan orang2 tsb. Tuhan lebih luas dari ruang kemampuan otak dan pengalaman kita sebagai manusia. > Kemudian juga di surat al maidah (kalau ga salah), yang mengenai makanan > haram yang disembelih dengan nama selain ALLAH, tidak boleh dimakan. Itu > menunjukkan bahwa ALLAH itu adalah NAMA, ya ngga ? > > Jadi ALLAH adalah nama tuhan. Ada nama-nama lain yang dianggap tuhan > oleh orang-orang lain. Misalnya : YESUS, Dewa-dewa, Sang Hyang Widi, > dst. Islam tidak mengakui nama-nama tersebut sebagai tuhan. Karena > tuhannya orang ISLAM itu adalah yang namanya ALLAH. ALLAH membolehkan > kita memanggil dengan nama-nama lain (asmaul husna), dan bukan dengan > nama-nama selain itu. > > Mbak Chae bilang, dari sebelum Islam (maksudnya sebelum nabi Muhammad > 'gitu), orang sudah menyebut ALLAH sebagai tuhan. Ya memang iya. Abah > sudah menjelaskan tuh. Saya rasa semua umat yang sampai kepadanya berita > dari para nabi dan rasul, akan mengenal nama ALLAH sebagai tuhan yang > patut disembah. Jadi bukan hanya orang Islam yang mengenal nama Allah, > insya Allah. > > Wallahu'alam bishowab. > Wassalaam, > -Ning saya belum pernah tahu ada ayam Jago berantem karena Tuhan, celeng yang dinista itupun tidak sibuk ngurusin Tuhan. Yang ribut soal Tuhan itu cuma manusia. Kita tidak bisa memastikan sebenarnya : Tuhan menciptakan manusia atau manusia menciptakan Tuhan :=)) . opotumon. -- LINUX REGISTERED USER #421968 if you can't explained simply, you don't understand it enough (albert einstein).
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
menurut saya sih gak aneh, kebetulan dalam bahasa Indonesia tidak mengenal article seperti dalam bahasa Inggris a, an atau the ... atau dalam bahasa Arab-nya al. Maksudnya kan "there is no god but The God" kalau dibahasaindonesiakan menjadi "tiada tuhan selain Tuhan (itu)". Kalau dalam bahasa inggris, the itu menunjukkan article yang berarti satu-satunya, misal the earth, the sun ... berarti bumi itu cuma satu, matahari cuma satu. Kalau The God, berarti Tuhan yang cuma satu. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 4/24/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya memang > bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela > percakapan menuliskan sesuatu yang sangat logis untuk menjelaskan hal > ini, menurut saya, yakni bunyi syahadat : "Laa ilaha ila Allah", yang > artinya tidak ada tuhan selain ALLAH. Kalau Allah itu artinya sama > dengan tuhan, maka arti syahadat itu jadi aneh kan ? Tiada tuhan selain > tuhan... Ato gimana ?
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Sekitar dialog "antar-iman", tanggapan di bawah, Mbak Ning. Soal "tuhan" dan "Tuhan" silakan dilanjut dengan cara beradab :-) On 4/23/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Balik lagi ke subject, saya punya pengalaman yang lucu waktu anak saya > yang tertua masih balita. Saat itu kami tinggal di apartemen dan > bertetangga dengan seorang nasrani, yang juga mempunyai anak seusia anak > saya itu. Anak saya sering bermain ke rumah tetangga saya itu, > sebaliknya pun demikian. > > Nah suatu hari, sepulang bermain di rumah tetangga, tiba-tiba anak saya > berkata :"Ma, kita harus berdoa kepada tuhan Yesus." > Saya kaget dan langsung bilang :"Bukan, teh. Kita berdoa bukan kepada > tuhan Yesus, tuhan kita itu Allah. Kita berdoa kepada Allah." > Trus dia dengan wajah kebingungan bilang :"Betul kok Ma, Kata Johnatan, > tuhan itu Yesus." > Karena saya tidak mau panjang lebar menjelaskan, saya bilang :"Bukan, > Yesus itu tuhannya orang kristen. Kalau kita, orang Islam, tuhan kita > Allah" > > Wajahnya berubah, seolah mendapat suatu insight seraya berkata " Ooo > jadi tuhan itu ada dua ya, ma ?" > Saya :"[EMAIL PROTECTED]&*" Saya terkesan sekali dengan dialog kedua anak balita tersebut. Mudah-mudahan generasi mendatang bisa meneruskan dialog semacam itu dengan damai, lebih damai daripada dialog "seiman" di milis ini :-) Coba bandingkan dengan dialog antar iman di Negara Paman Sam berikut ini. Lima mahasiswa muslim bergabung dengan 5 mahasiswa Yahudi, 11 Katolik dan 10 Protestan menjadi sukarelawan membantu korban topan badai Katrina di New Orleans tahun 2005. Sambil melakukan tugas, mereka juga saling belajar satu sama lain tentang agama dan kepercayaan masing-masing.. Apa yang mereka pelajari? "Kami semua percaya kepada satu Tuhan." salam, DWS http://www.newsobserver.com/419/story/565893.html Student volunteers get lessons in other faiths Tom Keyser, Albany Times Union ALBANY, N.Y. - After the five Muslims prayed during a break from gutting a house, after they went through their rituals and recitations, one of the Protestants said: "Point of information." The group consisted of students from the State University of New York at Albany, and that was one of the phrases they took with them to New Orleans to signal they wanted to ask a question about religion. The students went for a week in February to help victims of Hurricane Katrina, but they also went as an interfaith group -- five Muslims, five Jews, 10 Protestants and 11 Catholics -- to learn about each other's faiths. "We all believe in one God," said Shaun Bennett, a Jewish student. "The different religions have their prophets, and they all have their teachings and their writings. Sure, they have their differences, but everything is so closely related -- the Quran, the Bible, the Torah. It's all the same teaching, just different wording, different characters, different stories, different fables." The students gutted four homes flooded in the 2005 hurricane. They also visited a mosque, a synagogue and a Jewish community center. They attended an Ash Wednesday service at a Catholic church, and they celebrated Shabbat, the Jewish Sabbath. Some went to Mardi Gras and witnessed another kind of religion. They slept in bunk beds in a converted furniture warehouse operated by Operation Blessing, one of the many faith-based organizations involved in the relief effort that continued 19 months after Katrina. They talked about religion informally and as a group with their three advisers from the university -- a Catholic priest, a Protestant minister and the director of Jewish student life. "Point of information," they would say. And a discussion about religion would ensue. After Jen Griswold, a Protestant from Burnt Hills, N.Y., watched the five Muslim students pray for several minutes in a driveway next to a house they had all been gutting, she said: "Point of information. What is prayer like for you? What are you doing, what are you thinking, when you're kneeling, standing, bowing?" A senior majoring in religious studies, Griswold recalls that one of Muslim student "explained how in different instances he's reciting the Quran, and then he's praising God, and then he's offering petitions, which is like asking God to help you, to help the people you love, just asking God for something." Griswold said that's what she does when she prays, except that she recites from the Bible. "That was really neat for me as a Christian, to realize the parallels of what happens in prayer," she said. The students discovered that keeping kosher and keeping halal -- the dietary laws for Jews and Muslims, respectively -- were similar. They learned that helping the poor and the needy was a tenet of each of their religions. The Catholics and Protestants found out they aren't the only ones who say "peace be with you." "When we walked into the mosque, we were greeted with -- I don't know how to say it in Arabic -- but it's basically 'Peace be upon you,' " Gr
RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Balik lagi ke subject, saya punya pengalaman yang lucu waktu anak saya yang tertua masih balita. Saat itu kami tinggal di apartemen dan bertetangga dengan seorang nasrani, yang juga mempunyai anak seusia anak saya itu. Anak saya sering bermain ke rumah tetangga saya itu, sebaliknya pun demikian. Nah suatu hari, sepulang bermain di rumah tetangga, tiba-tiba anak saya berkata :"Ma, kita harus berdoa kepada tuhan Yesus." Saya kaget dan langsung bilang :"Bukan, teh. Kita berdoa bukan kepada tuhan Yesus, tuhan kita itu Allah. Kita berdoa kepada Allah." Trus dia dengan wajah kebingungan bilang :"Betul kok Ma, Kata Johnatan, tuhan itu Yesus." Karena saya tidak mau panjang lebar menjelaskan, saya bilang :"Bukan, Yesus itu tuhannya orang kristen. Kalau kita, orang Islam, tuhan kita Allah" Wajahnya berubah, seolah mendapat suatu insight seraya berkata " Ooo jadi tuhan itu ada dua ya, ma ?" Saya :"[EMAIL PROTECTED]&*" Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya memang bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela percakapan menuliskan sesuatu yang sangat logis untuk menjelaskan hal ini, menurut saya, yakni bunyi syahadat : "Laa ilaha ila Allah", yang artinya tidak ada tuhan selain ALLAH. Kalau Allah itu artinya sama dengan tuhan, maka arti syahadat itu jadi aneh kan ? Tiada tuhan selain tuhan... Ato gimana ? Kemudian juga di surat al maidah (kalau ga salah), yang mengenai makanan haram yang disembelih dengan nama selain ALLAH, tidak boleh dimakan. Itu menunjukkan bahwa ALLAH itu adalah NAMA, ya ngga ? Jadi ALLAH adalah nama tuhan. Ada nama-nama lain yang dianggap tuhan oleh orang-orang lain. Misalnya : YESUS, Dewa-dewa, Sang Hyang Widi, dst. Islam tidak mengakui nama-nama tersebut sebagai tuhan. Karena tuhannya orang ISLAM itu adalah yang namanya ALLAH. ALLAH membolehkan kita memanggil dengan nama-nama lain (asmaul husna), dan bukan dengan nama-nama selain itu. Mbak Chae bilang, dari sebelum Islam (maksudnya sebelum nabi Muhammad 'gitu), orang sudah menyebut ALLAH sebagai tuhan. Ya memang iya. Abah sudah menjelaskan tuh. Saya rasa semua umat yang sampai kepadanya berita dari para nabi dan rasul, akan mengenal nama ALLAH sebagai tuhan yang patut disembah. Jadi bukan hanya orang Islam yang mengenal nama Allah, insya Allah. Wallahu'alam bishowab. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of satriyo Sent: Monday, April 23, 2007 6:39 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah Wa alaikumussalam warahmatulaahi wabarakaatuh. Salam kenal juga mba Ning. Iya, saya insyaallah menangkap apa yang disampaikan ibu Chairunisa, dan mohon maaf jika tidak bisa segera ditanggapi karena sambil nyambi di kantor ni ... mencari sesuap nasi sebongkah intan ... hehehe :-) Untuk pak Chodjim, kalo mba Ning amati reply saya buat beliau terlihat bahwa saya enggan terlalu panjang dan dalam menanggapinya ... mengingat siapa beliau. Entah tapi buat harapan saya ini saya dianggap ad hemonim oleh ibu Chairunisa, padahal saya mencoba menyentil sikap 'arogan' bapak ini yang terkesan lebih tahu dan bendar karena [1] segala kutipan yang beliau sampaikan dan [2] posisi beliau yang memegang sebuah pengajian atau kajian keislaman...gitu ... Insyaallah akan saya luangkan waktu buat menanggapi Achmad Chodjim mengingat level beliau yang tidak rata-rata, jadi saya tidak mau ngaco bicara, keblinger, sesat-menyesatkan, self-claim, truth-claim, kecuali mungkin sedikit bersikap setara dengan lawan 'dialog' saya yang itu diperbolehkan ko oleh kanjeng Rasul, sombong ya kita balas serupa dan seterusnya, walau tidak berarti hantam kromo, balas- balasan jadinya ... salam, satriyo PS: kalo mbayu punya rujukan monggo di sampaikan saja ... :-) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Ass wR. wB. > > Mas Satriyo, > Kayanya mbak Chae itu sebenarnya ingin tahu tanggapan mas Satriyo > terhadap pernyataan2 pak Chodjim. Jadi tolong ditanggapi. Gitu > maksudnya, mas. Saya sudah sebulan ini ngga sempat posting di sini. Tapi > saya baca terus. Saya senang dengan tulisan-tulisan mas Satriyo, cerdas, > logis dan mudah dicerna, menurut saya lho... (Mbak Mia mungkin akan > bilang lagi : "apa gw kate..." hehehe.. Saya tidak nge-gank dengan mas > Satriyo lho, mbak... Wong kenal aja nggak.) > > Salam kenal buat mas Satriyo. > Wassalaam, > -Ning > > > > > -Original Message- > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of satriyo > Sent: Monday, April 23, 2007 3:38 PM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah > > Ibu Chairunisa, > > Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas masukan dan perhatian ibu, > dan itu sangat saya hargai, setidaknya bagi saya menunjuukkan ciri teman > yang baik ... > > Tolong jika berkenan ibu tunjukkan dan jelaskan
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
[EMAIL PROTECTED] (#qãã÷S$# ©!$# Írr& (#qãã÷S$# z`»uH÷q§9$# ( $wfr& $¨B (#qããô?s? ã&s#sù âä!$yJóTF{$# 4Óo_ó¡çtø:$# 4 Ywur öygøgrB y7Ï?Yx|ÁÎ/ Ywur ôMÏù$sféB $pkÍ5 Æ÷tFö/$#ur tû÷üt/ y7Ï9ºsO Wx<Î6yT ÇÊÊÉÈ Katakanlah: "Serulah Allah atau Serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu" (S. Al-Israa, 17:110). Tidak ada disebutkan dalam S. Al-Israa, 17:110 yang menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus (seperti yang dituliskan Achmad Chojim di bawah). Dan yang dimaksud dengan al-Asmaa' al-Husna jumlahnya 99, dan ini nama-nama terbaik itu dapat dibaca dalam cover bgn dalam, baik di depan maupun di belakang Kitab Suci Al-Quran. Bahwa nama Allah adalah proper name silakan disimak Seri di bawah Wassalam, HMNA. ** BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL- IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 751. Al-Asmaa' Al-Husnay vs Hoax Rekayasa Antropolog Orang atheist mengatakan bahwa tidak ada tuhan. Tuhan hanya ciptaan manusia saja. Apa benar begitu? Manusia mencipta tuhan di dalam benaknya? Itu ada benarnya, tetapi tidak seluruhnya benar. Hasil ciptaan manusia dalam benaknya, itulah dia yang disebut ila-h(un) dalam wujud mempertuhankan berhala, mempertuhankan manusia, mempertuhankan materi berupa harta benda kekayaan, mempertuhankan ideologi, mempertuhankan nasionalisme, mempertuhankan HAM dll. Itulah yang dinafikan (disangkal, deny) dalam LA ALH (dibaca: la- ila-ha), tidak ada itu ila-h(un) hasil ciptaan manusia dalam benaknya, yang Ada adalah Pencipta alam semesta. Sewaktu manusia belum ada di permukaan bumi ini, ila-h(un) itu juga belum ada, karena itu adalah hasil ciptaan manusia dalam benaknya. Jadi ma'na laa ila-ha illaLla-h, adalah tidak ada ilah hasil ciptaan manusia dalam benaknya, Yang Ada adalah Allah. Itulah dia ma'na tiada ilah selain Allah. Para antropoloog (yang juga diikuti oleh Nurcholis Madjid) katanya setelah mengadakan penelitian atas bangsa-bangsa Semit mendapatkan bahwa orang-orang Semit ada yang menyembah air, sumur (= mata air), ada yang menyembah bulan, maka mereka berkesimpulan bahwa ila-h(un) itu adalah dewa air, dewa sumur, dewi bulan. Selanjutnya para antropoloog itu membuat hoax (kebohongan "ilmiyah") dengan trick (akal-akalan) permainan semantik. Mereka membubuhkan imbuhan definitif "al" di depan ilah, sehingga menjadi al-ilah, itulah dewa air, dewa sumur, dewi bulan. Membubuhkan al pada ilah adalah suatu yang sangat kontradiktif. Ilah yang telah dinafikan itu, sangat bertentangan dengan pembubuhan "al". Itulah yang disebut hoax rekayasa antropolog. Kemudian al-ilah disulap menjadi Allah, itulah yang disebut permainan akal-akalan semantik. Waktu Abel Tasman ke bagian timur kepulan Nusantara ini banyak kelasi kapalnya meninggal karena penyakit scheurbuik (nanti pada abad ke-20 ketahuan bahwa penyakit itu disebabkan oleh kekurangan vitamin C). Maka Abel Tasman singgah di Ambon mengambil kelasi. Tiba pada suatu waktu Abel Tasman yang sedang berdiri bersama dua orang kelasi Ambon, tampaklah dari jauh sebuah pulau/daratan. Kelasi Ambon yang berdiri di tengah segera menunjuk sambil berseru: "Itu ada pulo." Abel Tasman bertanya: "Wat is de naam van het pulo," dan serempak dengan itu kelasi Ambon yang satu bertanya pula kepada temannya: "Mana itu pulo." Karena jengkel kepada temannya mengapa pulau yang sudah jelas kelihatan itu tidak dilihatnya, ia balik bertanya: "Ose tra lia'," (engkau tidak lihat)? Segera Abel Tasman dengan rasa puas karena mendapat jawaban, masuk ke dalam kamarnya, menulis dalam log-boeknya: Pada jam sekian, tanggal sekian, tahun sekian, kami menjumpai daratan baru bernama Australia. Maka hoax permainan semantiknya antropolog "al-ilah menjadi Allah", tidaklah berbeda dengan hoax dalam dongengan tentang lahirnya nama Australia, dengan permainan semantik dari Osetralia. *** Nama Allah adalah Nama Diri (Proper Name) yang Allah sendiri memberikan NamaNya sejak Nabi Ibrahim AS, seperti termaktub dalam Al-Quran: -- FLMA BLGh M'AH ALS'AY QAL YBNY ANY ARY FY ALMNAM ANY ADzBhK FANDzR MADzA TRY QAL YAaBT AF'AL MA TWaMR STJDNY AN SYAa ALLH MN ALShBRYN (S. ALShFT 37:102), dibaca: -- falamma- balagha ma'ahus sa'ya- qa-la Ya- bunayya inni- ara- fil mana-mi anni- adzbahuka fanzhur ma-dza- tara- Qa-la Ya- abatif'al ma- tu'maru satajiduni- insya- ALla-hu minash sha-biri-na (tanda - dipanjangkan membacanya), artinya: -- Tatkala putra itu sudah balig dan telah sanggup membantu bekerja, berkatalah (Ibrahim): Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam tidurku bahwa aku menyembelihmu, maka bagaimanakah pendapatmu mengenai hal ini. Berkata (Isma'il): Hai ayah, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, engkau akan mendapati aku, insya Allah, termasuk golongan orang yang tabah. Allah adalah Nama Diri, yang tidak dijabarkan dari kata
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Sudah dua kali melihat hardikan dari satriyo kepada orang yg mempertanyakan caranya berdiskusi dan melarang orang lain ikut ikutan nimbrung, dan yang ketiga kalinya dia mengeluarkan statement ini : "PS3: liat pernyataan saya di awal jika ingin mulai reply posting ini ..." Lalu undangan macam begini buat ikutan nimbrung dalam diskusi yg dia komentari sebenarnya basa basi atau tulus toh ya ? "Bagaimana juga menurut ibu Chairunisa, ibu Aishayasmina, ibu sarinesia, sdr total_sacrifice, sdr wikan, sdr Condrowahono, ibu Mia, mbakyu Mei, pak Muhkito, pak Jano, Abah, mba Flora, dik firman wiwaha, atau yang lain?" di kala lain sambil cari teman, buat mendepak lawan, hoey, si a, si b, si c, truth claim ndak ... sungguh cara diskusi yg santun dan elegan. salam, Ari Condro - Original Message - From: satriyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 23, 2007 3:56 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah No comment lah ... sudah dicap sesat dan menyesatkan ... plus disuruh tobat ... apa yang tersisa? makasih ya pak dosen, semoga kita mendapat husnul khatimah. amin. salam, satriyo PS: apapun niat anda itu sekadar hear-say bukan, kata anda, dan mana saya tahu ... whatever lah mas, a joke is a joke, but better than condemning or being 'hollier-than-thou' ... PS2 (bukan game lho): JIL pasti berterima kasih punya tentara 'bayaran' dan jubir 'handal' yang siap membela. hehehe PS3: liat pernyataan saya di awal jika ingin mulai reply posting ini ... ;-) . [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
Ass wR. wB. Mas Satriyo, Kayanya mbak Chae itu sebenarnya ingin tahu tanggapan mas Satriyo terhadap pernyataan2 pak Chodjim. Jadi tolong ditanggapi. Gitu maksudnya, mas. Saya sudah sebulan ini ngga sempat posting di sini. Tapi saya baca terus. Saya senang dengan tulisan-tulisan mas Satriyo, cerdas, logis dan mudah dicerna, menurut saya lho... (Mbak Mia mungkin akan bilang lagi : "apa gw kate..." hehehe.. Saya tidak nge-gank dengan mas Satriyo lho, mbak... Wong kenal aja nggak.) Salam kenal buat mas Satriyo. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of satriyo Sent: Monday, April 23, 2007 3:38 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah Ibu Chairunisa, Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas masukan dan perhatian ibu, dan itu sangat saya hargai, setidaknya bagi saya menunjuukkan ciri teman yang baik ... Tolong jika berkenan ibu tunjukkan dan jelaskan pada saya bagian yang ibu maksud itu. Maksud ibu satu gank itu apa? Ini agar saya tidak salah 'tafsir' ... Sebelum saya teruskan ingin saya terlebih dulu utarakan di sini bahwa saya berhak menerima masukan ibu dalam konteks apa yang saya komentari atas komentar pak Chodjim bisa juga saya abaikan mengingat yang berdialog di sini adalah saya dan pak Chodjim. Sehingga untuk menghindari kesan ibu sebagai wasit apalagi jubir, maka saya akan tanggapi sejauh menurut saya pada tempatnya. Dengan kata lain, saya menunggu komentar langsung dari pak Chodjim atas komentar saya thd pernyataan beliau. Soal data-data yang diungkapkan oleh pak Chodjim, saya sebenarnya tersirat menginginkan fairness dari pak Chodjim yang terlihat implisit dari komentar saya, yaitu silakan pak Chodjim sertakan sumber data yang disampaikan agar jelas dan tidak sekadar seolah "Oh itu kan memang karena tingginya ilmu pak Achmad Chodjim" padahal jelas ada rujukan yang beliau pegang. Lalu untuk ibu Chairunisa, mengapa kutipan ayat yang dilakukan oleh pak Chodjim jadi tidak terkesan self-claim, lain ketika saya yang mengutip ayat? Ada apa ini? salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pak Satriyo, > > Justru saya melihat lagi jenis postingan dari anda yang lebih membidik > si pembawa berita daripada membidik beritanya itu sendiri (kok jadi > kebiasaan sich Pak???;) > > Coba anda tela'ah lagi (jangan ada asumsi bahwa ini semua karena kita > satu gank loh!!!:)) > > pertama Pak Chodjim memberikan data sbb: > > 1. Dalam Alkitab yang berbahasa Arab, Tuhan disebut Allah. > > Artinya, Allah yang disebut oleh Nasrani Arab atau orang Islam ya > > sama saja. Rabb dalam bahasa Arab bukan hanya untuk Allah, tapi juga > > untuk bos, majikan atau jeragan. > > Coba di di counter dengan argumentasi lagi, kira-kira ada tidak data > yang bisa menyangkal hal tsb.. > > 2.Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama > > khusus, maka kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau > > nama apa pun asalkan masih termasuk dalam "asma' al-husna". > > Silahkan di counter dengan argumentasi lagi, anda tela'ah benar tidak > berdasarkan Qs.17:110 ada data seperti yang disajikan oleh Pak Chodjim > atau anda bisa membuktikannya lain... > > 3.Sedangkan Allah di QS > > 24:25 disebut "al-Haqq al-mubiin", Yang Maha Nyata sekali, atau Yang > > Mahabenar sekaligus mahaterang/mahajelas. Oleh karena Dia itu > > mahajelas maka Dia niscaya tidak membutuhkan nama, karena nama > > hanyalah tanda untuk membedakan! > > Silahkan di counter juga , adalah anda menemukan sebaliknya bedasarkan > Qur'an?? > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" wrote: > > > > Ketika saya membaca ada pak Achmad Chodjim ikut memberikan komentar, > > pasti ada sesuatu yang menarik hingga membuat pak Achmad Chodjim > > sedemikian terusik untuk berkomentar ... dan ternyata komentarnya > > tidak terlalu kuat mengingat tidak ada landasan yang kuat tentunya > > yang mendukung argumentasi dan klaim pak Achmad Chodjim. Walau tentu > > sabda pak Achmad Chodjim akan sangat diperhatikan oleh pengikut > > pengajian beliau. > > > > Semua yang pak Achmad Chodjim sangat terasa beraroma 'menurut logika > > saya' dan bernada 'memangnya Arab itu siapa sih? kok mereka > > diistimewakan begitu?' atau yang semisalnya, setidaknya menurut saya > > yang dhaif ini. > > > > Tapi yang paling mengusik adalah pernyataan di akhir komentar pak > > Achmad Chodjim yang makin menambah kuat aroma dari asumsi saya di > > atas, (kutipannya) > > > Jika masih tidak percaya bahwa Allah itu aslinya tak bernama, maka > > silakan bertanya sendiri secara langsung kepada DIA! Tidak perlu > > ngotot lagi, karena Dia maha hidup, maha mendengar, dan maha hadir. > > Pasti Dia bisa ditanyai! > > > > > Wah selamat ya, pak Achamd Chodjim, karena bisa punya direct > > connection dengan DIA (department of Internal Affairs?) sehingga > > yakin kalo yang lain pasti
Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat
Pak Achmad : (3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih termasuk dalam "asma' al-husna". Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan lain-lainnya. Jano - ko : Lafazh kalimat syahadat ialah : "Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah" Artinya : "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah." --- Marilah kita pegang teguh. Wassalam --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ketika saya membaca tulisan di milis ini, nama Allah sedang diributkan. Malah ada yang menyebut bahwa sebagian ulama memandang nama Allah sebagai nama pribadi Tuhan dan sebagian yang lain mengatakan itu panggilan Tuhan dalam bahasa Arab. Yang jelas: (1) Nama atau sebutan Allah bagi Tuhan sudah ada jauh sebelum agama Islam dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad. (2) Dalam Alkitab yang berbahasa Arab, Tuhan disebut Allah. Artinya, Allah yang disebut oleh Nasrani Arab atau orang Islam ya sama saja. Rabb dalam bahasa Arab bukan hanya untuk Allah, tapi juga untuk bos, majikan atau jeragan. Rabb dalam bahasa Inggris sama dengan "Lord", alias Tuan. Dalam bahasa Melayu lama, tak ada kosa kata "tuhan". Kosa kata ini muncul di masa pendudukan Belanda di abad 17. Orang kita diperintah oleh Belanda menyebut dirinya "tuan". Tapi, ketika Yesus juga dipanggil "Tuan Yesus", orang Belanda kurang berkenan, dan panggilan itu harus dibunyikan secara mantap dengan sisipan huruf "h", jadilah "tu...han" (3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih termasuk dalam "asma' al-husna". Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan lain-lainnya. Kisah Musa dalam QS 20:14 menyebutkan bahwa Tuhan mengenalkan dengan "Innanii anallaah". Tapi ini kisah Musa dalam bahasa Arab Alquran. Sedangkan kisah Musa dalam Alkitab berbahasa Arab menyebut, "Fa ajabahullah (ilaa Musa): Ahyah alladzii Ahyah (I am who I am). (4) Allah tidak pernah memperkenalkan dirinya bahwa nama-Nya itu ALLAH. Lantaran Allah bukanlah sosok makhluk yang berbangsa Arab. Nama "Allah" itu diberikan oleh manusia kepada-NYA. Jadi, manusialah pencipta nama-nama bagi semuanya. Nama diberikan untuk membedakan antara sesuatu dengan sesuatu yang lainnya. Sedangkan Allah di QS 24:25 disebut "al-Haqq al-mubiin", Yang Maha Nyata sekali, atau Yang Mahabenar sekaligus mahaterang/mahajelas. Oleh karena Dia itu mahajelas maka Dia niscaya tidak membutuhkan nama, karena nama hanyalah tanda untuk membedakan! Jika masih tidak percaya bahwa Allah itu aslinya tak bernama, maka silakan bertanya sendiri secara langsung kepada DIA! Tidak perlu ngotot lagi, karena Dia maha hidup, maha mendengar, dan maha hadir. Pasti Dia bisa ditanyai! Wassalam, chodjim [Non-text portions of this message have been removed] Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]