Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah= berhala?!

2007-05-13 Terurut Topik L.Meilany
Sama jugalah di Indonesia dengan umat Islamnya yg banyak; terdapat ritual
Islam yg ditengarainya juga memakai perantara. Karena di islam figur orang [ 
baca : Rasulullah] 
kan gak boleh digambarkan, dijadiin patung maka yg di 'berhala' kan adalah 
makam2 wali misalnya, masjid2.

Coba saja lihat kalo yg senang ikutan wisata ziarah, Dari Banten Lama, Cirebon, 
Kudus, Gresik.
Mereka datangi makam2 para aulia, masjid2 lama. Kalo punya nadar bisa mereka 
menyepi, tirakat di sana.
Shalat Sunnah ber-rakaat-rakaat menghadap makam :-)
Pengurus, juru kunci makam, masjid bisa ditanya bahwa banyak juga pejabat, 
parpol yg 'ngalap berkah'
supaya bisa sukses di pemilu, bisa naik jabatan, bisa kepilih jadi menteri 
misalnya.

Di tarekat tertentu gambar imamnya di pajang, dipigura lantas kalo di tarok di 
meja sisi kanan dan kiri di tarok 
bunga hidup, atau bunga imitasi pokoknya bunga2lah.
Kalo di gantung di tembok gambarnya dikalungi rangkaian bunga.
Padahal tarekat itu gak memperkenankan masang2 foto, nyimpen foto, memajang 
lukisan bahkan kaligrafi juga enggak;
kecuali foto imamnya.
Dalam sholatpun demikan dalam bacaan shalawat, tahiyat diselipkan juga nama 
imamnya.

salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Flora Pamungkas 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 08, 2007 8:12 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah= 
berhala?!



  Ini ada cerita beneran asli, terjadi sekitar 8 tahun yll. 
  Waktu kami tinggal di Argentina, seorang teman dari Indonesia menceritakan
  pengalaman lucu. 
  Saat itu dia sedang berada di field, jadi tinggal di hotel / mess milik
  perusahaan. 
  Teman sekamarnya, seorang Argentino memperhatikan teman WNI ini melakukan
  sholat. 
  Tak ada komentar setelah itu. Demikian juga hari2 berikutnya. 
  Pada suatu hari, si Argentino itu duduk di depan teman yang sedang shalat
  itu. 
  Setelah shalat selesai, dengan raut muka yang amat, amat serius, 
  si Argentino ini bertanya: Kamu berdo'a, tapi kenapa tidak ada patung di
  depanmu? Lha tuhanmu itu manaa?? 
  Katanya kamu berdoa menghadap tuhan, lha kok di depanmu tak ada apa2,
  kosong? 
  Teman WNI ini balik bertanya: lha kamu kalau berdoa bagaimana? 
  Dijawab oleh si Argentino: Aku berdoa menghadap Tuhan, makanya aku taruh di
  depanku sebuah patung kecil. 
  Di rumahku juga dibuat capilla mini (mini chapel) diletakkan di atas rak
  yang dipaku ke tembok. Kami rawat dan hormati patung ini, karena ke situlah
  kami berdoa kepada tuhan. 

  Mendengar cerita ini kami geli dan kebingungan. 
  btw, kalau saya bingung nggak dilarang kan? Saya jangan didukani lho 

  Di sana sering kami lihat di jalan-jalan yang menghubungkan satu kota ke
  kota lain, 
  akan didapati capilla2 mini di pinggir jalan penuh dengan botol2 soft drink
  kaleng bir 
  bekas offering dari orang yang berdoa di situ. 

  Ada juga patung besar ditempatkan di pinggir pantai penuh dengan untaian
  saputangan bergelantungan. 
  Katanya itu adalah tempat La Virgen de los PaƱuelos, Perawan Sapu Tangan. 
  Orang2 banyak yang berdoa, memohon kepada Perawan agar dikabulkan
  permintaannya. 
  Seorang peziarah diwawancarai TV, dengan berurai air mata kebahagiaan. 
  Dia bilang bahwa dia datang kemari untuk mengucapkan terima kasih kepada 
  Perawan Sapu Tangan yang telah mengabulkan permohonannya, yaitu anaknya
  mendapat pekerjaan. 

  Atau ada lagi, berbondong-bondong orang2 melakukan peregrinacion /
  pilgrimage 
  yaitu berjalan berkilo-kilometer dengan kedua lututnya , sampai lututnya
  berdarah-darah nglothok2 
  Patung Perawan juga di-arak2, tujuan akhirnya adalah ke bukit tempat patung
  San Cayetano dipancangkan di situ. 
  Mereka berdoa, agar pengorbanan berjalan dengan kedua lutut itu diterima
  oleh San Cayetano, dengan imbalan dikabulkannya permohonan masing2. 

  OOT ... 
  pernah dalam perjalanan kami menempuh jarak sekitar 1000 km, ke kota Rio
  Gallegos, 
  letaknya di ujung selatan mendekati ke kutub selatan. 
  Selain mendapati capilla2 itu, ada juga kami lihat rambu lalu lintas 
  gambarnya telepon umum, 100 km lagi! 
  atau gambar keranjang sampah, 25 km lagi 
  Untuk melawan kantuk, saya dan suami menghitung jumlah mobil yang berpapasan

  Kami lambaikan tangan ke mereka, sok akrab gitu. Cuma nyampe 10 jari jumlah
  mobilnya!! 
  Pengin lihat keindahan Glacier Perito Moreno kok begini jauhnya . di
  tengah la pampa 
  we were in the middle of nowhere! 
  Tapi setelah sampai, vale la pena, it's worth it!! 
  Subhanallah  spektakuler itu glacier, terutama saat bongkahan sungai es
  itu pecah 
  suara gemuruh membahana. Sungai es itu bermuara di lago Argentino (danau
  Argentina) 
  Tapi belum sampai bermuara, air sungai sudah terlanjur beku, hingga
  membentuk tembok es setinggi 10 meteran dan panjang sekali dari tempat
  asalnya yaitu pegunungan Andes. 

  Para wisatawan bertepuk tangan! Kami berkenalan dengan para wisatawan itu,
  wah ... dari segala penjuru dunia! 
  Maha

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-13 Terurut Topik L.Meilany
Nah ini dia baru mak nyusss.:-)
Trimakasih Pak HMNA.

Ternyata susah sekali mendiskripsikan Ka'bah sesuai 
yg saya maksud dengan menuangkannya di tulisan.

Trimakasih skali lagi

Salam 
l.meilany


  - Original Message - 
  From: H. M. Nur Abdurrahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 07, 2007 10:11 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Ka'bah itu hanya arah qiblat, bukan media pemusatan pikiran, hanya pemusatan 
arah saja. Shalat dalam kendaraan misalnya di atas pesawat terbang yang arah 
terbangnya membelakangi Makkah, maka orang shalat itu tidak menghadap Ka'bah. 
Atau sedang kabut, tidak punya pedoman, ya diperkirakan saja di mana itu arah 
Qiblat. Dan setelah selesai shalat, udara cerah kembali, kabut sudah hilang dan 
ternyata shalat kita waktu kabut itu tadi tidak betul arahnya, alias tidak 
menghadap ke Ka'bah, maka shalat TIDAK PERLU DIULANGI.

  Ummat Islam sangat dianjurkan shalat berjamaah. Kalau tidak ada aturan shalat 
menghadap Ka'bah, dan yang mau shalat Maghrib itu terdiri atas orang Cina, 
Arab, Indian, Eskimo, Indonesia, Le Soto (tahu Le Soto itu di mana?) dan 
masing-masing ngotot mau menghadap ke Ibu Kota negaranya masing-masing, dan 
berunding, berunding, belum ada keputusan, sudah masuk waktu 'Isya, karena 
waktu Maghrib itu pendek, tidak jadilah itu shalat. Jadi kalau mau pakai otak 
sedikit, maka itu penentuan arah qiblat ke Ka'bah, itu masalah teknis saja.
  Think !
  Wassalam
  HMNA
  

  Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi
  Mon May 7, 2007 12:12 am (PST)
  Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang
  kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
  berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))


  -
  Sekarang dengan penyimpanan 1GB
  http://id.mail.yahoo.com/

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah

2007-05-13 Terurut Topik L.Meilany
Pak Ary jangan salah mengerti juga. Ini bukan masalah empati bukan masalah sapa 
yg bener sapa yg salah.
Tapi inilah realita keberagaman ibadah tiap agama :-)
Di Islam, dalam ibadah shalat kiblat itu suatu yg prinsip, bukan berarti kita 
mau memberhalakan yg jadi kiblat.
Itu poin utamanya. Kita sepakat.

Di agama lain ritual ibadah mereka juga punya hal yg prinsip yg tidak sama 
dengan kita. Tapi bukan masalah kiblat/arah,
atau memberhalakan patung
Saya sejak semula tidak menganggap kristen memberhalakan patung, lha wong 
kenyataannya gak gitu.
[ saya kan hidup dengan oran nasrani puluhan tahun :-) ]
Saya juga pernah kok lihat ibadah mereka [masuk gereja ]
Shalat perlu arah, setuju dengan istilahnya Pak HMNA karena juga tatacara 
shalat yg unik. Ada gerakan2 yg perlu ruang cukup lebar, lha kalo gak punya 
arah yg pasti bisa dong sholatnya amprokan, kalo lagi berjamaah :-)
Sedangkan di nasrani tatacara ibadah mereka lebih luwes. Ke gereja itu ibarat 
kita shalat jamaah di masjid. Kalo di rumah mereka bisa melakukan ibadat sambil 
duduk, berlutut mau madep mana juga gak pa-pa, mau pake baju yg gak nutup aurat 
nggak usah suci juga ndak apa2.
Yg sering saya lihat adalah melingkar dengan imamnya di tengah atau ada juga yg 
seperti anak sekolahan.
Di komunitas kristen advent hari ke 7 bahkan 'gereja' nya seperti rumah/gedung 
biasa, karena mereka tidak suka hiasan2, mereka kan juga tidak berhias misalnya 
pake kalung salib.
Di kristen ortodoks bahkan mereka beribadah ada yg seperti kalo kita zikiran, 
duduk lesehan sambil menyanyi kidung2, yg perempuan memakai kerudung, imamnya 
memakai gamis kayak orang Arab tapi hitam dan tanpa kafiyeh :-)

Arah kiblat itu juga jadi kepedulian gak melulu untuk sholat tapi juga 
'fengshui' letak tempat tidur misalanya. Afdolnya menghadap kiblat, orang mati 
dikubur juga gitu. Di perumahan islamic village, karawaci tangerang konon bikin 
rumah konsepnya juga mengarah 
ke model rumah islami.
--
Masalahnya sekarang Nisa seolah [ seolah nih ya] yg dapat saya cerna 
tulisannya;menganggap bahwa agama non Islam juga punya 'tradisi' yg sama dengan 
penuturan : 'jikalau' tentang cara ibadah [ masalah kiblat/arah ] yaitu dengan 
memberhalakan patung. Untuk masalah agama itu ngomong; jikalau; jika, kalau, 
umpama hal yg sensitif :-)
Saya kan dah pengumuman dari dulu bahwa WM itu juga di baca oleh anggota diam, 
yg non muslim juga banyak.
Saya itu seperti penyambung lidah bagi mereka :-)

Kalo di milisnya Pak Radityo memang mereka saling 'berantem', tapi di WM; non 
muslim itu jadi penonton.
Kemudian kalo keyakinan mereka diomongin meskipun hanya dengan 'misalnya'- 
jikalau' pasti ada juga yg nasping.
Hingga perlu Pak HMNA di milis tetangga itu juga kasih kotbah :-)
Atau ada juga yg japri saya.

Salam :-)
l.meilany



  - Original Message - 
  From: asetijadi2004 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 08, 2007 1:58 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah



  mbak Mei,

  saya kira memang nggak nyambung.

  IMHO, Mbak Chae itu mau bilang, adalah TERSESAT jika kita TIDAK PUNYA 
  EMPATI (ini kata kunci) untuk mengerti orang lain dan cuman dengan 
  keras kepala bilang GUE YANG BENER, ELO SALAH.

  BAGI KITA MUSLIM, dan saya kira mbak Chae juga sudah tahu, tentu saja 
  menghadap ka'bah itu BUKAN penyembahan berhala. Dan BAGI MEREKA NON 
  MUSLIM, keberadaan patung-patung atau simbol-simbol itu juga BUKAN 
  penyembahan berhala.

  Kalo mbak Mei bilang itu 'pemusatan' (apapun artinya). Ya MIRIP 
  begitu itu juga lah makna patung2 itu bagi MEREKA.

  Nah, kita yang muslim ini sering SOK TAHU DAN USIL bilang bahwa orang 
  yang beragama lain itu MENYEMBAH BERHALA.

  salam
  Ary

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Saya pikir Nisa salah mengerti:-)
   Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] 
  ketika shalat.
   Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke 
  arah Masjidil Haram.
   Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah.
   Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas 
  supaya gak nyasar :-)
   
   Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram.
   Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah.
   
   Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, 
  Trimurti itu sebagai media pemusatan?
   Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-)
   Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : 
  pastur, pendeta, pedande misalnya yg memimpin
   peribadatan.
   Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti 
  misalnya di masjid sering banyak lukisan 
   kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, 
  keramik yg bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, 
  digeletakan begitu saja, katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering 
  pesan, lebih murah daripada nyewa orang untuk menulis
   seluas dinding masjid

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - tawassul

2007-05-09 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
On 5/9/07, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ngomong2 soal tawassul, di bawah ini sekedar  untuk refreshing, terutama 2
 point paling akhir.

http://bahrusshofa.blogspot.com/search/label/Tawassul
(seluk-beluk tawassul di kalangan nahdiyin)

http://hadithproofsfortawassul.blogspot.com/
(bantahan terhadap kaum wahabis, al-Albani, dll tentang tawassul)

tawassul itu sudah isu baheula.
terima aja,
hitung-hitung sebagai latihan
pluralisme beragama dimulai dari pluralisme intra agama.

salam,
DWS



 Wassalam,
 Flora



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
pernyataan ibu chae ini masuk akal kok. banyak orang non-muslim yang
mengira bahwa orang Islam itu menyembah Ka'bah. Terus Islam itu agama
orang Arab, dewanya namanya Allah, dan tidak sama dengan Tuhan yang di
Bible. Yah stereotyp semacam ini mungkin terjadi, karena gak ada
komunikasi dari pihak lain, akhirnya informasi diberikan oleh orang
non-muslim sendiri yang sok tahu tentang Islam. Bagusnya, belakangan
ini dari kalangan muslim berusaha untuk memberikan informasi yang
benar tentang Islam, bahwa Islam itu agama universal (bukan khusus
untuk orang Arab), tidak menyembah Ka'bah, tidak menyembah babi (ada
lho orang non-muslim yang berpikir orang Islam menyembah babi karena
dianalogikan orang Hindu tidak memakan sapi), nabi2-nya sama dengan
nabi orang kristen, dan Allah itu Tuhan seperti dalam Bible.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/7/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:






 Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat
  muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu.
  JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang
  dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana
  jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama
  dengan kedudukan ka'bah.:)


Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-07 Terurut Topik jano ko
 kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan.
 Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai
untuk saya
 Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa
bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg
membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-)
 Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya
punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula
anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya 
di alam sana agamanya musti sama :-)
 Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya,
pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara.
 
 Salam
 l.meilany
 
 
 
 - Original Message - 
 From: Chae 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama
sama? (Dialog imaginer)
 
 
 Mba Mia dan Mba Mei,
 
 Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
 mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
 saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi dengan
 pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip
 untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering
 saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali
 mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah
 resiko seorang Ibu he..he..he..;))
 
 Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti
 tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak
 mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
 masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik
 awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita
 gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain
 yang menggunakan peta yang berbeda adalah beda dengan tujuan kita.
 KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH
 SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya
 diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG
 HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6)
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya sebagai 
  Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara
Islam. 
  Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah 
  bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri. Melupakan kenyataan
ini 
  adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri. Dan
kemudian 
  jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya 
  dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada dunia 
  bagaimana Islam dan Muslim itu. 
  
  Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan 
  terserah anakku mau pilih agama yang mana'. Eit, ntar dulu, 
  kataku. Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan nggak 
  boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, 
  bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan 
  mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu? Be a 
  good Muslim!
  
  Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota 
  keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk 
  setujukarena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a good 
  Muslim'
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
  wrote:
  
   Nimbrung :
   Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
   Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan 
  sinkretisme :-)
   Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan
sinkretisme 
  yg lagi mulai naik daun di Indonesia
   Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
   
   Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 
  selain ke monumen cinta Taj Mahal
   sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
  mendapatkan juga keterangan/leaflet 
   mengenai sejarah munculnya Baha'i.
   
   Salam 
   l.meilany
   
   - Original Message - 
   From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
   Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua 
  agama sama? (Dialog imaginer)
   
   
   
   Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
   dengan putrinya, Annisa 
   
   ...
   
   menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
   eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
   
   Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
   
begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya 
  dengan
   rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar 
  adanya.
   
   Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang 
  mam??
   
   Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
  kebaikan
   di atas muka bumi ini

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan

2007-05-07 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
ah mosok sih mbak flora, ka'bah bukan apa2 ...
lha wong ada orang israel  orang amerika mengusulkan ka'bah dibom,
orang islam pada ngamuk2. berarti ka'bah kan termasuk simbol yang
berharga buat umat islam.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/7/07, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu dia
  mengumandangkan adzan.
  Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada injak2 Ka'bah.
  Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin penyembahnya
  berani menginjak-injak sesembahannya?
  Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ.  Kalau hujan,
  air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung.

  Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, kemana kita
  menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu lho.  Jadi semua
  yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang gede gitu.
  Unity of prayers.


Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan

2007-05-07 Terurut Topik Sunny
Dimana ditulis? Kalau Kabah mau dibom barangkali mereka lebih dulu habiskan 
mesjid yang ada di Israel. 20% dari warganegara Israel [Arab/Palestina] 
beragama Islam.

  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 07, 2007 6:18 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan


  ah mosok sih mbak flora, ka'bah bukan apa2 ...
  lha wong ada orang israel  orang amerika mengusulkan ka'bah dibom,
  orang islam pada ngamuk2. berarti ka'bah kan termasuk simbol yang
  berharga buat umat islam.

  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com

  On 5/7/07, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu dia
   mengumandangkan adzan.
   Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada injak2 Ka'bah.
   Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin penyembahnya
   berani menginjak-injak sesembahannya?
   Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ. Kalau hujan,
   air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung.
  
   Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, kemana kita
   menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu lho. Jadi semua
   yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang gede gitu.
   Unity of prayers.


   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.467 / Virus Database: 269.6.5/792 - Release Date: 5/6/2007 9:01 
PM


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah

2007-05-07 Terurut Topik L.Meilany
Saya pikir Nisa salah mengerti:-)
Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] ketika shalat.
Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke arah Masjidil 
Haram.
Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah.
Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas supaya gak 
nyasar :-)

Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram.
Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah.

Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, Trimurti itu 
sebagai media pemusatan?
Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-)
Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : pastur, 
pendeta, pedande misalnya yg memimpin
peribadatan.
Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti misalnya di 
masjid sering banyak lukisan 
kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, keramik  yg 
bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, digeletakan begitu saja, 
katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering pesan, lebih murah daripada nyewa 
orang untuk menulis
seluas dinding masjid :-)
Di rumah2 bahkan ada pigura ayat kursi, surat yasin, asmaul husna, apakah itu 
di berhalakan.
Itu kan cuma hiasan. Dibuat dari tinta emas, benang emas, kruistik, lukisan, 
ukiran dll.
Lina Alwi-Koestoer sang arsitek [ kemanakah dia ] tentu  lebih tahu... :-)
Tapi kan ada juga memang 'memberhalakan'; katanya tarok pigura ayat kursi dekat 
pintu masuk supaya rumahnya aman sejahtera, nggak kemasukkan maling?
Sebenarnya kan pigura itu sebagai pengingat, jadi ketika lewat pintu itu 10 x, 
10 x pulalah ayat kursi di baca :-).
Kita jadi 'eling' -sadar kemanapun melangkah apapapun yg kita kerjakan, Allah 
melihat.
Gusti Allah ora sare, begitulah kira2nya ayah saya dulu bilang :-)

Patung2 Yesus, Bunda Maria, Budha tidak diberhalakan [ di sembah]. Kalo 
disembah masakan miniatur patung itu bisa 
dijual dipasar, toko suvenir  untuk hiasan, pajangan, ngganjel kertas dll. Itu 
kan hanya sebuah benda yg tak ada ruhnya. 
Benda2 itu bukan berhala. Berhala itu dituhankan, dihormati:-)

Jadi seperti Pak Wikan bilang; bahwa terjadi salah mengerti.  Bahwa berhala itu 
kan artinya patung dewa2 yg dipuja/disembah.
Lha Yesus, Bunda Maria, Budha kan juga manusia, bukan berhala seperti latha, 
uzza, manat :-)
:-)

salam
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 07, 2007 2:10 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang
  kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
  berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
   Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
   Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada.
   
   Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah
  Allah untuk 
   memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
   
   Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam.
   Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
  satu titik - kiblat - masjidil haram.
   Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia
  ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
   Subhanallah!
   
   Salam 
   l.meilany
   
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
   
   
   Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
   penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
   mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
   jauh dari intropeksi diri..
   
   Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
   SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
   
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa,
  tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
   qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam
  dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah
  kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan dana.pamilih@
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah


To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
   semua agama sama

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik L.Meilany
Nisa coba simak tulisan saya yg pertama .
Saya sama sekali tidak mengatakan Ka'bah sebagai media 'pemusatan'
Yang jadi arah/kiblat pemusatan shalat kita adalah Masjidil Haram.
Masjidil Haram adalah masjid pertama yg dibuat Rasulullah dengan patokan 
keberadaan Ka'bah
sebagai bangunan pertama dibangun oleh Ibrahim as dan Ismail as di atas bumi yg 
digunakan untuk 
menyembah Allah [ bukan menyembah berhala] seperti firman dalam Ali Imran 96
Ka'bah disebut juga Baitullah - rumah Allah atau Baitul 'Atiq [ rumah 
kemerdekaan]
Jadi jangan diputar balikkan :-)

Orang lebih senang menyebut Ka'bah sebagai kiblat daripada masjidil haram; 
artinya kan : 
Rasulullah telah memberikan contoh yg baik gimana kita memperlakukan ka'bah, 
hajar aswad.

Yg sebenarnya kita tidak memberhalakan ka'bah, hajar aswad, tapi tak bolehkah 
kita kagum?
Sebagaimana seorang ibu yg bangga dan kagum misalnya dengan nilai rapor 
anaknya, apa artinya si ibu lantas 
memberhalakan rapor, nilai dan di pajang di bingkai di tempel di tembok
:-)

Orang kristen karismatik anti patung2, anti hiasan2, oranamen2 berbentuk 
makhluk hidup.
'Patung2'  lukisan orang kudus adalah semata-mata ornamen/hiasan bukan untuk 
diberhalakan.
Misalnya saja patung2 riwayat kelahiran Isa di palungan bisa saja di punyai 
seorang anak yg menyamakannya 
dengan koleksi boneka barbie :-)

salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 07, 2007 2:58 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat
  muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu.
  JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang
  dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana
  jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama
  dengan kedudukan ka'bah.:)

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Ibu Chairunisa,
   Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di ...bagaimana kalau itu juga 
   berlaku didalam agama-agama... ?
   Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata 
   ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini 
   juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) 
   sebagai media pemusatan? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam 
   pun punya berhala dan dalam islam berhala itu hanya sebagai 
   media pemusatan? 
   Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan pemusatan itu apa ya?
   
   terima kasih,
   
   salam,
   satriyo
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama 
   yang
kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:

 Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
 Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
 Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
   berada.
 
 Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah
Allah untuk 
 memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
 
 Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
   Islam.
 Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
satu titik - kiblat - masjidil haram.
 Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia
ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
 Subhanallah!
 
 Salam 
 l.meilany
 
 - Original Message - 
 From: Chae 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
   sama?
 
 
 Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
 penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) 
   kadang
 mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak 
   waspada dan
 jauh dari intropeksi diri..
 
 Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
   sehari
 SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
 
  memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa,
tetapi 
  sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran 
   dan 
  kepercayaan menyimpang...
  
  demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak 
   ada di
 qur'an 
  dan nyata2 menyembah patung.
  
  menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain 
   islam
dalam 
  kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah
kepada 
  pendahulu muhammad dan ajarannya masih

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik L.Meilany
Begini Pak Satriyo saya jadi berpikir dengan apa yg saya bilang.
Kata 'pemusatan' kok jadi ada salah pengertian [ ada member WM diam yg bilang]

Kata, kalimat2  yg di tuliskan memang suka susah dimengerti.

Jadi pada teman member diam/tetangga WM bisanya cuma sms-an, maksute begini :

Kalo dari rumah saya menuju ke Blok M arahnya ke timur.
Yg jadi tujuan saya adalah Blok M [ kalo sholat adalah Allah]
Untuk menuju ke arah blok M saya harus melangkahkan kaki ke arah timur, 
arah timur itu diartikan dengan kiblat.

Kalo saya berada di Tebet kan harus ke arah barat untuk sampai ke blok M.

Jadi Blok M adalah pusat dimana kita bertemu. [ Mosok nulis di milis saja ndak 
mau]
Puaaa yapuass :-D

Salam puas
l.meilany


  - Original Message - 
  From: satriyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 08, 2007 9:01 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Setuju mbakyu,
  tapi semua di dunia ini tidak ada yang kebetulan lhoo ... masa si 
  Allah tidak ada grand scenario buat ciptaan-Nya sendiri? hehehe ...
  Yang saya tahu dari apa yang pernah saya 'teliti' ternyata posisi 
  ka'bah itu menunjukkan sec geograifs 'centre' dari bumi ini, baik 
  daratan maupun lautannya. Kan memang konon Ka'bah adalah bangunan 
  pertama di bumi yang dibangun oleh nabi Adam atas perintah Allah.

  Jadi pemusatan atau apalah namanya, tidak berlaku dalam Islam jika 
  yang dimaksud adalah perantaran, karena dalam Islam sajalah manusia 
  itu punya direct contact dengan Allah Sang Pencipta, Maha Segala. 
  Adapun jika pemusatan itu maksudnya adalah konsentrasi, atau 
  khusyu, dalam Islam ya aktifitas yang dominan untuk itu adalah spt 
  mbak bilang, shalat. Sedemikian dahsyat nilai shalat hingga Rasul 
  mengabarkan bahwa amal pertama yang dihisab Allah atas anak Adam 
  adalah shalatnya.
  allaahu a'lam

  salam,
  satriyo
  ;-]

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
   Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
   Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
  berada.
   
   Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah 
  Allah untuk 
   memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
   
   Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
  Islam.
   Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada 
  satu titik - kiblat - masjidil haram.
   Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia 
  ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
   Subhanallah!
   
   Salam 
   l.meilany
   
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
  sama?
   
   
   Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
   penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
   mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada 
  dan
   jauh dari intropeksi diri..
   
   Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
  sehari
   SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
   
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, 
  tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran 
  dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada 
  di
   qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam 
  dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah 
  kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan dana.pamilih@
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah


To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
   semua agama sama?




Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan 
  sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg 
  dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan 
  walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat 
  dari
perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya 
  ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita 
  tidak
boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat 
  Islam yg
sangat terpuji perilakunya. Yg repot

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-05 Terurut Topik L.Meilany
Pak Dana,
Semua agama membawa misi kedamaian, kebajikan.
Jangan dilihat agamanya tapi penganutnya.
Kebetulan saja di Indonesia banyak Islam, jadi perilaku umat Islamlah yg 
kelihatan.

Masalah kebenaran juga demikian. 
Islam dulu lahir di tengah masyarakat yg nomaden, rentan terhadap pertikaian 
antar suku
untuk mempertahankan kepemilikan.
Ketika dimasa sekarang corak/tradisi itu tetap di lakukan pada masyarakat 
muslim dunia yg 
sudah dikotak2-an dalam sebuah institusi [ negara] maka yg terjadi adalah 
adalah penistaan satu sama lain.
Saya benar, situ salah :-)
Misalnya:
Ketika dahulunya jihad dimaknai sebagai upaya mempertahankan Islam, apakah 
sekarang jihad 
bisa dipahami sebagai upaya mempertahankan/membela agama? Urusannya kan 
sekarang politik.

Itulah kemudian yg menimbulkan imej yg kurang sedap. Umat Islam dianggap senang 
kekerasan.
Karena bagi para pelakunya menganggap itu sebagai kebenaran yg harus dilakukan 
demi menggapai ridha Allah.
Seperti masa belasan abad lalu, perbedaan harus diperangi, dikerasi.

Islam adalah agama pembebasan, kedamaian dan keselamatan.
Mustinya bagaimana kita umat Islam memperjuangkan upaya itu dalam kehidupan 
bermasyarakat.

Salam 
l.meilany


  - Original Message - 
  From: Dan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 01, 2007 3:45 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering
  juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
  akan datang di masa depan.

  Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
  demikian semua demi tujuan yg baik.

  Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
  perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
  Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

  Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
  boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
  pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
  sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
  dan ngocol...

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   
   Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
  utusan
   sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
  masing2
   bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
   jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
   disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi
   penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana
   disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O People! No
   Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
  Reason
   well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
  I leave
   behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
  these, you
   will never go astray.
   
   Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang
   dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
   disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar
   comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai,
   India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
  Scriptures, bahwa
   dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
  dari kitab
   itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
  Sebagaimana
   disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
   penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
  kitab2
   itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
   kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
   
   Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
  Allah yang
   diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
  Namun,
   sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
  kitab2
   sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan
   dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.
   
   Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad
  SAW adalah
   sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu
   berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and
  will stay
   forever.
   
   Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau
   saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA,
  perguruan
   tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian
   dari kehidupan saya.
   Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya
  laksanakan
   adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.
   
   Wassalam,
   Flora
   
   ---
   Re: The Name of Allah - semua agama sama

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-05 Terurut Topik L.Meilany
Nisadear,  saya produk beda agama.
Terus terang saja saya bilang dengan sdikit rasa malu bahwa saya baru mengenal 
shalat ketika umur 14 tahun.
Kemudian shalat saya masih gak bener, bolong2, amburadul sampai saya usia 20-an 
tahun.
Selanjutnya suka banyak terombang-ambing sebelum akhirnya lapor pada DIA.
Yes! Saya adalah muslim, tunjukanlah selalu kebaikan dan yg benar, mudahkanlah 
segala urusan, bukakanlah hati ini untuk menerima yg Engkau perintahkan
:-)

Kedua orang tua saya entah gimana critanya nggak sedikitpun ngajarin anak2nya 
agama.
Tapi kami tahu bahwa agama mereka berbeda. Bapak saya shalat dan sering 
menggeletakan buku 
tata cara shalat sembarangan tapi kami anak2nya nggak pernah sedikitpun 
menyentuh.

Kami cuma diajari mengenai perilaku, moral/akhlak yg baik. Nggak pernah 
kedengaran kata2 neraka surga, 
dosa atau pahala.
Tapi entah kenapa, kalo orang bilang takdir, hidayah atau apalah  ahirnya waktu 
saya umur SMP; saya di sekolahkan 
di perguruan muhammadiyah. Ibu saya juga gak protes karena di sekolah itu juga 
ada beberapa murid yg nasrani.
Padahal sekolah itu lebih mahal daripada sekolah negeri yg ada di tempat kami 
tinggal.

Dari situlah kami mulai kenal agama dan bisa menemukan mana yg baik - sesuai 
bagi kami.
Kalo mau dipikir secara logika mustinya agama nasranilah yg bisa mendapat hati 
pada kami.
Mengingat sampai sekarang famili dari pihak Ibu hampir semuanya nasrani, bahkan 
ada yg jadi pastur, pendeta.
Dari keluarga ayah saya juga Islamnya cuma sedikit.

Jadi menurut saya, jika kita menghadapi kenyataan yg beda, sebaiknya kita bisa 
menerima keberadaan yg berbeda 
itu tidak dengan lebur kedalamnya, harus punya identitas diri. 
Islam bagi saya bukan  begitu saja terjadi atau taken for granted, tradisi atau 
apalah.

Dulu saya ingat waktu masih umur 10 tahunan ditanya agama kamu apa? Saya diam 
saja. Mau bilang Islam, shalat, puasa saja enggak tahu. Mau bilang kristen ke 
gereja juga enggak pernah.
Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-)
Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut pelajaran 
agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara bahasa daerah dan 
agama itu tidak diajarkan.

Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo bulan puasa 
kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib.
Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan selalu 
khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-)
Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu saya minum 
sampanye anggur merah/putih.

Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg 
beragama Islam, 
ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu?
Tapi, moral ajaran semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah semua agama 
membawa misi kebaikan, 
kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain serta alam. 
Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-)

Tapi mengenai kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan.
Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai untuk saya
Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa bahwa agama 
yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg membuat berbeda - 
masalah ' kebenaran' :-)
Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya punya agama, 
malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula anak2nya lah yg bilang 
kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya  di alam sana agamanya musti sama 
:-)
Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, 
pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara.

Salam
l.meilany



  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog 
imaginer)


  Mba Mia dan Mba Mei,

  Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
  mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
  saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi dengan
  pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip
  untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering
  saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali
  mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah
  resiko seorang Ibu he..he..he..;))

  Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti
  tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak
  mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
  masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena titik
  awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita
  gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang lain
  yang menggunakan peta yang berbeda adalah beda dengan tujuan kita.
  KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH
  SAMPAINYA

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-05 Terurut Topik L.Meilany
Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada.

Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk 
memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].

Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam.
Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - 
kiblat - masjidil haram.
Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat 
mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
Subhanallah!

Salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
  penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
  mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
  jauh dari intropeksi diri..

  Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
  SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi 
   sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
   kepercayaan menyimpang...
   
   demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
  qur'an 
   dan nyata2 menyembah patung.
   
   menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam 
   kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada 
   pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
   
   
   
   
   
   
   
   
   Dan [EMAIL PROTECTED]
   Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   05/01/2007 03:45 PM
   Please respond to wanita-muslimah
   
   
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
  semua agama sama?
   
   
   
   
   Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering
   juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
   akan datang di masa depan.
   
   Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
   demikian semua demi tujuan yg baik.
   
   Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
   perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
   Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
   
   Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
   boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
   pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
   sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
   dan ngocol...
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
   florapamungkas@ wrote:
   

Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
   utusan
sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
   masing2
bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah
  Nabi
penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
  Sebagaimana
disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O
  People! No
Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
   Reason
well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
   I leave
behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
   these, you
will never go astray.

Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2
  yang
dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik,
  pakar
comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation,
  Mumbai,
India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
   Scriptures, bahwa
dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
   dari kitab
itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
   Sebagaimana
disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
   kitab2
itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.

Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
   Allah yang
diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
   Namun,
sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
   kitab2
sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya,
  disesuaikan
dengan level akal budi

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-05 Terurut Topik jano ko

Bu Mei :
   
  Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg 
beragama Islam, 

  -
   
  Jano - ko :
   
  Pemberitahuan saja, chae itu sekarang sudah berpedoman kepada Piagam Madinah 
koq. 
   
  Itu saja.
   
  Wassalam
   
  --oo0oo--
L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Nisadear, saya produk beda agama.
Terus terang saja saya bilang dengan sdikit rasa malu bahwa saya baru mengenal 
shalat ketika umur 14 tahun.
Kemudian shalat saya masih gak bener, bolong2, amburadul sampai saya usia 20-an 
tahun.
Selanjutnya suka banyak terombang-ambing sebelum akhirnya lapor pada DIA.
Yes! Saya adalah muslim, tunjukanlah selalu kebaikan dan yg benar, mudahkanlah 
segala urusan, bukakanlah hati ini untuk menerima yg Engkau perintahkan
:-)

Kedua orang tua saya entah gimana critanya nggak sedikitpun ngajarin anak2nya 
agama.
Tapi kami tahu bahwa agama mereka berbeda. Bapak saya shalat dan sering 
menggeletakan buku 
tata cara shalat sembarangan tapi kami anak2nya nggak pernah sedikitpun 
menyentuh.

Kami cuma diajari mengenai perilaku, moral/akhlak yg baik. Nggak pernah 
kedengaran kata2 neraka surga, 
dosa atau pahala.
Tapi entah kenapa, kalo orang bilang takdir, hidayah atau apalah ahirnya waktu 
saya umur SMP; saya di sekolahkan 
di perguruan muhammadiyah. Ibu saya juga gak protes karena di sekolah itu juga 
ada beberapa murid yg nasrani.
Padahal sekolah itu lebih mahal daripada sekolah negeri yg ada di tempat kami 
tinggal.

Dari situlah kami mulai kenal agama dan bisa menemukan mana yg baik - sesuai 
bagi kami.
Kalo mau dipikir secara logika mustinya agama nasranilah yg bisa mendapat hati 
pada kami.
Mengingat sampai sekarang famili dari pihak Ibu hampir semuanya nasrani, bahkan 
ada yg jadi pastur, pendeta.
Dari keluarga ayah saya juga Islamnya cuma sedikit.

Jadi menurut saya, jika kita menghadapi kenyataan yg beda, sebaiknya kita bisa 
menerima keberadaan yg berbeda 
itu tidak dengan lebur kedalamnya, harus punya identitas diri. 
Islam bagi saya bukan begitu saja terjadi atau taken for granted, tradisi atau 
apalah.

Dulu saya ingat waktu masih umur 10 tahunan ditanya agama kamu apa? Saya diam 
saja. Mau bilang Islam, shalat, puasa saja enggak tahu. Mau bilang kristen ke 
gereja juga enggak pernah.
Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-)
Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut pelajaran 
agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara bahasa daerah dan 
agama itu tidak diajarkan.

Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo bulan puasa 
kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib.
Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan selalu 
khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-)
Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu saya minum 
sampanye anggur merah/putih.

Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg 
beragama Islam, 
ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu?
Tapi, moral ajaran semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah semua agama 
membawa misi kebaikan, 
kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain serta alam. 
Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-)

Tapi mengenai kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan.
Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai untuk saya
Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa bahwa agama 
yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg membuat berbeda - 
masalah ' kebenaran' :-)
Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya punya agama, 
malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula anak2nya lah yg bilang 
kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya di alam sana agamanya musti sama 
:-)
Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, 
pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara.

Salam
l.meilany

- Original Message - 
From: Chae 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog 
imaginer)

Mba Mia dan Mba Mei,

Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
saja dalam berumah tangga itu berat menyatukanya apalagi dengan
pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip
untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi sering
saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali
mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi begitulah
resiko seorang Ibu he..he..he..;))

Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti
tidak ada khususan dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak
mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-01 Terurut Topik Fadhli . Halim
ASSALAMU 'ALAIKUM WR WB... 

dmana2 pasti ada orang jahat
jangan salahkan agama tentang itu..
qita tidak boleh membenarkan agama selain islam selain dengan konteks 
al'quran...
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan [EMAIL PROTECTED]
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah

 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?




Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir.  Dan sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja.  Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
perilaku ummatnya.  Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
boleh bilang ajarannya ngaco.  Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
sangat terpuji perilakunya.  Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
dan ngocol...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
utusan
 sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
masing2
 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
 jamannya.  Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
 disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi
 penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40).  Sebagaimana
 disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O People! No
 Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
Reason
 well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
I leave
 behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
these, you
 will never go astray.
 
 Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang
 dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
 disebutkan oleh Rasulullah.  Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar
 comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai,
 India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
Scriptures, bahwa
 dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
dari kitab
 itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
Sebagaimana
 disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
 penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
kitab2
 itu.  Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
 kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
 
 Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
Allah yang
 diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
Namun,
 sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
kitab2
 sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan
 dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.
 
 Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad
SAW adalah
 sebagai cikal-bakal Islam.  The last and final Testament dari Allah itu
 berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and
will stay
 forever.
 
 Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau
 saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA,
perguruan
 tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2.  Semua itu adalah bagian
 dari kehidupan saya.
 Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya
laksanakan
 adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.
 
 Wassalam,
 Flora
 
 ---
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: satriyo [EMAIL PROTECTED]   satriyo_as 
 Wed Apr 25, 2007 8:42 pm (PST) 
  dst...
 
 Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya terhenyak, 
 apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang mendukung 
 itu saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 
 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan adanya 
 rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2 ...!
 ---
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED]   chairunisa_mahadewi

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-01 Terurut Topik Fadhli . Halim
assalamu 'alaikum wr.wb
BUKAN BEGITU MAKSDU SAYA BU'

Ka'bah itu adalah rumah ibadah yang dibangun oleh ibrahim... dan kita 
disuruh menyembah dia karena perintah tuhan... (tuhan mengabulkan do'a 
ibrahim)
kalau mengenai ajaran, islam masih murni disamping banyak juga aliran2 
yang menyimpang yang muncul akir2 ini...
muhammad sudah menjamin, kalo kita g bakal tersesat jika kita berpegang 
kepada al qur'an dan hadist. dan nyata2 alqur'an dan hadist itu masih asli 
bahkan sampai kiamat nanti (untuk alqur'an)
nabi muhammad sudah berkata dan mengklaim bahwa, suatu saat nanti 
(menjelang kiamat) akan ada 71 golonganqu, 1 yang selamat dan yang lain 
masuk neraka...

kalo mbak udah berpikir kayak gitu, itu adalah termasuk sirik mbak...
kita mengelilingi ka'bah harus dengan niat atas perintah tuhan, dan bukan 
ada tuah2nya disana...

wassalam











Chae [EMAIL PROTECTED]
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 04:21 PM
Please respond to wanita-muslimah

 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?




Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
jauh dari intropeksi diri..

Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi 
 sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
 kepercayaan menyimpang...
 
 demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
qur'an 
 dan nyata2 menyembah patung.
 
 menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam 
 kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada 
 pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
 
 
 
 
 
 
 
 
 Dan [EMAIL PROTECTED]
 Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 05/01/2007 03:45 PM
 Please respond to wanita-muslimah
 
 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
 Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
semua agama sama?
 
 
 
 
 Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir.  Dan sering
 juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
 akan datang di masa depan.
 
 Ini sih normal2 aja.  Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
 demikian semua demi tujuan yg baik.
 
 Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
 perilaku ummatnya.  Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
 Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
 
 Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
 boleh bilang ajarannya ngaco.  Jadi yg bisa kita bilang ialah
 pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
 sangat terpuji perilakunya.  Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
 dan ngocol...
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
 florapamungkas@ wrote:
 
  
  Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
 utusan
  sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
 masing2
  bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
  jamannya.  Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
  disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah
Nabi
  penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
Sebagaimana
  disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O
People! No
  Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
 Reason
  well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
 I leave
  behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
 these, you
  will never go astray.
  
  Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2
yang
  dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
  disebutkan oleh Rasulullah.  Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik,
pakar
  comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation,
Mumbai,
  India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
 Scriptures, bahwa
  dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
 dari kitab
  itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
 Sebagaimana
  disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
  penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
 kitab2
  itu.  Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
  kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
  
  Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
 Allah yang
  diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
 Namun,
  sebagai muslim, kita tidak wajib

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan ibu Chairunisa :-)

2007-05-01 Terurut Topik Achmad Chodjim
Abah, yarhamukallah.

(1) Tentang al-asma'a al-husna

Dengan demikian, sejauh ini saya temukan 3 versi 99 nama baik Allah.
Versi 1, nama Allah termasuk dalam 99 al-asma'a al-husna. Al-Rabb tidak tidak 
termasuk di dalamnya.
Versi 2, nama Allah TIDAK termasuk di dalamnya, tapi Al-Rabb masuk pada nama 
ke-3.
Versi 3, nama Allah TIDAK termasuk di dalamnya, tapi Al-Ahad ditempatkan pada 
nama yang ke-67 sesudah Al-Wahid, sebelum Al-Shamad.

Tentu, kita tak bisa menentukan mana susunan nama baik tersebut yang benar bila 
tidak didukung oleh hadis-hadis sahih baik secara isnad maupun matannya.


(2) Tanwin atau nunation terhadap nama diri (proper name).

Kita tentu tidak bisa menyebut keistimewaan Allah berdasarkan spekulasi, 
lantaran setiap bahasa ada aturan main atau gramatikanya. Kalau kata benda 
Allah sebagai nama diri tidak bisa ditanwin, lalu apa bedanya nama Allah 
dengan nama Ibrahim, Ismail, Ishaq, Idris dan Ilyas yang semuanya juga tidak 
bisa ditanwin?

Abah, ini hanyalah share saja dengan Abah tentang nahwu. Sekiranya, jawaban 
saya ini tak berkenan di hati Abah, maka saya mohon maaf; dan tak ada pihak 
yang perlu dipersalahkan.

Wassalam,
chodjim
 

 
  - Original Message - 
  From: H. M. Nur Abdurrahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, April 29, 2007 10:37 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan 
ibu Chairunisa :-)



  1. ALRhMN
  2. ALRhYM
  3. ALRB
  4. ALMLK
  5 ALQDS
  6 ALSLAM
  7 ALMWaMN
  8 ALMHYMN
  9 AL'AZYZ
  10 ALJBAR
  11 ALMTKBR
  12 ALKhALQ
  13 ALBARYa
  14 ALShWR
  15 ALGhFAR
  16 ALQHAR
  17 ALWHAB
  18 ALRZAQ
  19 ALFTAh
  20 AL'ALYM
  21 ALQABDh
  22 ALBASTh
  23 ALKhAFDh
  24 ALRAF'A
  25 ALM'AZ
  26 ALMDzL
  27 ALSMY'A
  28 ALBShYR
  29 ALhKM
  30 AL'ADL
  31 ALLThYF
  32 ALKhBYR
  33 ALhLYM
  34 AL'AZhYM
  35 ALGhFWR
  36 ALSyKWR
  37 AL'ALY
  38 ALKBYR
  39 ALhFYZh
  40 ALMQYT
  41 ALhSYB
  42 ALJLYL
  43 ALKRYM
  44 ALRQYB
  45 ALMJYB
  46 ALWAS'A
  47 ALhKYM
  48 ALWDWD
  49 ALMJYD
  50 ALBA'ATs
  51 ALSyHYD
  52 ALJQ
  53 ALWKYL
  54 ALQWY
  55 ALMTYN
  56 ALWLY
  57 ALhMYD
  58 ALMhShY
  59`ALMDYa
  60 ALM'AYD
  61 ALMhYY
  62 ALMMYT
  63 ALhY
  64 ALQYWM
  65 ALWAJD
  66 ALMAJD
  67 ALWAhD
  68 ALShMD
  69 ALQADR
  70 ALMQTDR
  71 ALMQDM
  72 ALMWaKhR
  73 ALAWL
  74 ALAKhR
  75 ALZhAHR
  76 ALBAThN
  77 ALWALY
  78 ALMT'AL
  79 ALBR
  80 ALTWAB
  81 ALMNTQM
  82 AL'AFW
  83 ALRaWF
  84 MALKALMLK
  85 DzALJLALWALKRAM
  86 ALMQShTh
  87 ALJAM'A
  88 ALGhNY
  89 ALMGhNY
  90 ALMAN'A
  91 ALDhR
  92 ALNAF'A
  93 ALNWR
  94 ALHADY
  95 ALBDY'A
  96 ALBAQY
  97 ALWARTS
  98 ALRSyYD
  99 ALShBWR

  Selanjutnya lihat jawaban langsung disisipkan di bawah
  Wassalam
  HMNA

  - Original Message - 
  From: Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Sunday, April 29, 2007 18:22
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan 
  ibu Chairunisa :-)

   Abah,
  
   (1) Bukankah Allah itu salah satu dari Asma'a al-husna yang 99 itu. Mohon 
   maaf lho kalau saya salah. Seingat saya, 99 nama baik itu ya termasuk 
   Allah sendiri, dengan yang pertama Allah dan yang ke-99 al-shabuur.
  
   Memang ada sebagian orang yang tidak memasukkan nama Allah dalam 
   al-asma'a al-husna, yaitu dengan cara memasukkan al-ahad setelah 
   al-wahid, yang malah membuat tumpang tindih maknanya. Nah, bagi yang 
   tidak menerima sisipan al-ahad, tentu Allah bukan proper name lagi.
  
   (2) Kata benda nama diri atau proper name yang khususnya Arab asli bukan 
   dari bahasa serapan atau asing (ajam), kan harus ditanwin, seperti 
   Muhammadun (in, an), fathimatun (in,an), 'aliyyun (in, an), dan 
   lain-lainnya. Lha, kalau Allah itu proper name, maka nama Allah pun bisa 
   ditanwin menjadi Allahun, Allahin, Allahan. Ternyata tak satu pun kata 
   Allah ditanwin. Sedangkan sebagai kata bendanya seperti ilaah, maka akan 
   kita jumpai sebagai bentuk ilaahun, ilaahin, ilaahan. Nah, baru setelah 
   ada al sebagai definite article, maka kata-kata tersebut menjadi 
   al-ilaahu, al-ilaahi, al-ilaaha. Dan, tentu saja tidak kita jumpai 
   bentuk kata-kata tersebut di dalam Alquran, karena kata 
   ilaahun/ilaahin/ilaahan di dalam Alquran diperbandingkan dengan Allah.
  **
  HMNA:
  Di situlah keistimewaan Allah sebagai Proper Name. Walam yakun lahu kufuwan 
  ahad
  **
  
   (3) Bila Allah itu proper name, maka partikel atau huruf jarr seperti 
   ilaa, min, dan bi tidak akan bisa disambung dengan proper namenya. Jadi, 
   tetap terpisah seperti bi Muhammad, bi Ibrahim, bi Ismail dan 
   lain-lainnya. Nah, seharusnya kalau bi diletakkan di depan kata Allaah 
   menjadi bi Allaahi, bukan billaahi.
  **
  HMNA:
  Silakan baca S. Yusuf, 12:21 =  li disambugn dengan Yusuf:
  WKDzLK MKNA LYWSF FY ALARDh

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Blaming Islam

2007-05-01 Terurut Topik jano ko
Mas Dana :
   
  Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
dan ngocol...
=
   
  Jano - ko :
   
  Hanya mau tanya aja, pernyataan mas dana itu masuk kategori hate crime 
engga ya ?
   
  Jano - ko koreksi, yang benar umat islam itu selalu dikacau.
  Siapa yang ngacau ?, mungkin kita bisa minta informasi kepada para 
orientalist, disini ada engga yang menjadi anggota orientalist ?
   
  --
   
  
http://www.milligazette.com/dailyupdate/2006/200612033_blaming_islam_islamophobia.htm
   
  BLAMING ISLAM
   
  Blaming Islam for the lack of democratic and scientific developments in 
Muslim countries is not a new idea but an old enterprise rooted in the 
nineteenth and twentieth century European Orientalism. The late Edward Said 
succeeded, in the 1980s, in unmasking Orientalist notions within Western 
academia and exposing its false pretense. In his seminal work, Orientalism, 
Said demonstrated that Orientalist views of Islam were used to justify the 
European colonial ambitions in the Muslim world.
   
  ---
   
  Nah silahkan mas dana belajar yang rajin, hayati dan resapi artikel diatas, 
jangan sampai mas dana menjadi korban dari BRAINWASHING, lebih baik mencuci 
hati kita supaya cermerlang.
   
  Malem WIB
   
  --oo0oo--
   
  

Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak
boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
dan ngocol...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai
utusan
 sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
masing2
 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2
 jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
 disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi
 penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana
 disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O People! No
 Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born.
Reason
 well, therefore O People! and understand words that I convey to you.
I leave
 behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
these, you
 will never go astray.
 
 Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang
 dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang
 disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar
 comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai,
 India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
Scriptures, bahwa
 dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
dari kitab
 itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
Sebagaimana
 disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
 penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas
kitab2
 itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
 kemurniannya dari tangan2 yang corrupt.
 
 Salah satu syarat kemusliman seseorang adalah percaya pada kitab2
Allah yang
 diwahyukan antara lain kepada Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Yesus.
Namun,
 sebagai muslim, kita tidak wajib melaksanakan syariat yang ada pada
kitab2
 sebelum Al Qur'an, karena kitab2 itu benar sesuai jamannya, disesuaikan
 dengan level akal budi manusia pada jaman dulu kala.
 
 Saya melihat kitab2 yang diturunkan kepada Nabi2 sebelum Muhammad
SAW adalah
 sebagai cikal-bakal Islam. The last and final Testament dari Allah itu
 berupa Al Qur'an, the most complete guidance for all humankind and
will stay
 forever.
 
 Sikap saya terhadap kitab2 sebelum Al Qur'an, seperti ibaratnya, jikalau
 saya melihat foto saya waktu masih sekolah di TK, SD, SMP, SMA,
perguruan
 tinggi, dan foto sekarang yang sudah jadi ibu2. Semua itu adalah bagian
 dari kehidupan saya.
 Kitab2 yang lain itu, adalah bagian dari Al Qur'an, dan yang saya
laksanakan
 adalah syariatnya Al Qur'an sebagai syariat yang final/terakhir.
 
 Wassalam,
 Flora
 
 ---
 Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
 Posted by: satriyo [EMAIL PROTECTED] 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-30 Terurut Topik jano ko
  Dewa itu sesuatu
 yang berbeda. Ya saya jawab :  Ya, itu menurut teman mama itu lho 
de'..
 Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak 
benar
 pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu
 ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali 
ALLAH dan
 nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan..
 
 Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan kadang-kadang kita ngaku-
ngaku
 bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... 
Misalnya
 Game, atau film kartun.. He..he..he.. soalnya anak-anak kadang-
kadang
 kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat..
 
 Wassalaam,
 -Ning
 
 
 
 
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany
 Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?
 (Dialog imaginer)
 
 
 
 Nimbrung :
 Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
 Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan
 sinkretisme :-)
 Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme 
yg
 lagi mulai naik daun di Indonesia
 Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
 
 Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 
selain ke
 monumen cinta Taj Mahal
 sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
mendapatkan
 juga keterangan/leaflet 
 mengenai sejarah munculnya Baha'i.
 
 Salam 
 l.meilany
 
 - Original Message - 
 From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
 Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
 Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
sama?
 (Dialog imaginer)
 
 Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
 dengan putrinya, Annisa 
 
 ...
 
 menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
 eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
 
 Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
 
  begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya 
dengan
 rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar 
adanya.
 
 Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang 
mam??
 
 Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
kebaikan
 di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
 berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-
Nya
 maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
 makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan
 yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita 
berbuat
 kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
 panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
 didalam dada kita sendiri.
 
 ohhh...katanya... 
 
 Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja
 (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau
 mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati
 kok.
 
 Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
 asalkan dengan rasa sayang ?
 
 Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.
 
 OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
 Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
 Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
 Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu 
kecil.
 Amiin.
 Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?
 
 Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..
 
 ...
 
 Wassalaam,
 -Ning
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]




 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-30 Terurut Topik jano ko
Chae :

  Kaka:  Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan
masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak
jahat??

  =
   
  Jano - ko :
   
  Hanya mau menambahkan saja, seharusnya chae menjelaskan secara tuntas apakah 
itu Islam, sambil menggiring keng puteri / ananda, untuk mulai belajar membuka 
Al Qur'an dan Hadis, gitu.
  Jano-ko khawatir kalau chae tidak menjelaskan definisi dan apa itu islam maka 
akan membuat puterinya jadi tambah bingung.
  Bisa saja dimulai dengan menjelaskan apa itu Rukun Islam, Rukun Iman dst.
  Ini hanya saran lho.
   
  Gitu.
   
  Selamat siang.
   
  --oo0oo--
  

Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mba Lina,

Mengapa idealnya dalam beragama seseorang tidak boleh taken for
grandted??

Saya pikir agama tidak begitu saja tumbuh dalam diri seseorang tapi
mempunyai akar sejarah yang memang tidak lepas dari titik awal
seseorang untuk berkembang (asli Mba, susah menerangkanya;)

Masalahnya dalam memandang semua agama sama, kita seringkali setengah
hati dan kadang bersikap mendua...hal ini terjadi ketika kita
menghadapi satu permasalahn mengenai Klaim kebenaran.

Apakah bisa kita menerima bahwa dalam agama lain pun ada yang namanya
jalan kebenaran. Ketika kita memeluk satu agama dan kemudian kita di
doktrin tentang ke absolutan dari kebenaran agama kita maka secara
otomatis kita di giring dalam satu pemikiran bahwa tidak ada kebenaran
dalam agama lain. Kita mungkin bisa menerima keberadaan agama lain
tapi apakah kita bisa menerima kebenaran agama lain?? seringkali
orang-orang yang bisa menerima kebenaran dalam agama lain diragukan
keimanannya terhadap agama yang di anutnya, apakah memang dengan
mengakui kebenaran dalam agama lain dengan demikian keimanan kita
sendiri dipertanyakan??

Bagi saya pribadi agama adalah suatu cara/jalan untuk menempuh satu
process pembentukan diri menjadi khalifah dan process pembentukan
ini akan bermacam-macam cara (agama) karena seperti yang saya sebutkan
dari awal bahwa ini tidak terlepas dari ruang lingkup titik awal
seseorang. Artinya dalam Islam kita bisa menjadi be good muslim, dalam
kristen kita bisa jadi be a good kristen, dalam hindu kita bisa jadi
be good hindu, dalam budha kita bisa jadi be good budha, dalam Yahudi
bisa jadi be good Yahudi, dalam kejawawen bisa jadi be good kejawan,
dalam sintho bisa jadi be good sintho dll

Saya termasuk yang percaya bahwa semua agama bisa membawa kita menjadi
seorang khalifah atau representative Allah.

Pernah menjadi dialog antara saya dan putri sulung saya mengenai ini.

Kaka:  Mam, apakah orang-orang yang bukan Islam pada akhirnya akan
masuk neraka?? walaupun mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak
jahat??

Apakah masuk neraka atau surga adalah hal sangat penting, sayang??

Iya lah Mam, bukankah kita semua menginginkan untuk bisa masuk surga??

 menurut Kaka baiknya bagaimana?? memaksa mereka untuk menerima Islam??

Bidadariku cuman bisa menggelengkan kepalanya, baginya ide memaksa
adalah hal yang buruk, jangan kan soal agama dari hal yang kecil saja
kami terbiasa mendidik agar tidak pernah memaksakan kehendak pada
orang lain.

Sayang, menurutmu siapakah yang berhak memutuskan seseorang masuk
surga atau neraka??

Hanya Allah SWT saja, Mam??

Lalu untuk apa urusan Surga dan Neraka menjadi masalah mu?

Kupeluk erat anaku,Sayang...jika demikian tidak perlu kita menghakimi
orang lain dengan masalah Surga dan Neraka karena kita tidak pernah
memiliki otoritas untuk menentukanya bahkan untuk diri kita
sendiri...yang seharusnya kita lakukan adalah menjadi orang yang bisa
menciptakan surga di dunia ini surga bagi dirinya, bagi
orang-orang yang dicintainya dan surga bagi semua umat
manusia...karena kita tidak pernah tahu apakah kita akan mendapatkan
surga nantinya 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Iya mbak Chae, itu intinya. Idealnya, beragama itu tidak 'taken for 
 granted' tapi kalo bernegara idealnya memang 'taken for granted' 
 (mau pindah kewargaan-negara ya bisa saja, tapi tetep aja asalnya 
 dia orang Indonesia itu gak bisa dihapus). 
 
 Kalau 'semua agama sama' dengan arti demikian sih buat saya no 
 problem. Semua agama baik bagi masing-masing pemeluknya. Semua agama 
 mengajarkan kebaikan bagi masing2 pemeluknya.
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mba Lina  Mba Mia,
  
  Kenapa saya pakai perbandingan negara untuk masalah kebenaran 
 agama
  karena saya melihat persamaan penerimaan kebenaran agama seperti
  ahalnya kebenaran dalam beragama. Dimana kebanyakan dari kita 
 menerima
  agama sama seperti halnya menerima kewarganegaraan dengan kosnep 
 taken
  for grandted. Kita lahir dalam lingkungan muslim dengan sendirinya
  kita beragama Islam, kita lahir di Indonesia dengan sendirinya kita
  berkebangsaan Indonesia WALAU TIDAK MELIPUTI SEMUA KASUS, ARTINYA 
 ADA
  BEBERAPA KASUS YANG BERBEDA TAPI MOSTLY YA..DEMIKIAN ADANYA.
  
  Semua 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - 2 : 147

2007-04-29 Terurut Topik jano ko
Jano - ko :
   
  Hallo jeng Rani,
  Dibawah ini tak ulang lagi katanya mia :
   
  ---
   
  Mia =
  Sesungguhnya inti 
 semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
 mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
 dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan  
hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
   
  
   
  jano - ko :
   
  Sebelum jano-ko menjawab, jano-ko mau bertanya dulu kepada jeng Rani tentang 
apa yang disebut dengan perennial philosophy ( the existence of a universal 
set of truths and values common to all peoples and cultures ) yang dicetuskan 
oleh Augostino Steuco in his book entitled: De perenni philosophia libri X 
(1540). 
  Mia juga bisa turut menjelaskan.
   
  Yang kedua, saya tidak mau menggunakan kata filsafat yang kaitannya dengan 
Islam, kalau bicara filsafat dan Islam harus dilakukan pada ruangan tertutup. 
Karena kebenaran dalam filsafat itu bisa apa saja, sedangkan kebenaran dalam 
islam itu adalah dari Allah.
   
  ---
   
  Al Qur'an
   
  [2.147] Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu 
termasuk orang-orang yang ragu. 
   
  
   
  Daripada jano-ko menggunakan istilah Perennial Philosophy, lebih baik gimana 
kalau jano-ko menggunakan istilah kebenaran ?
   
  Nah tolong jeng Rani menjelaskan kebenaran menurut Islam dan kebenaran 
menurut suku Baduy.
  Bisa juga lho jeng Rani menjelaskan versi kebenarannya jeng Rani.
   
  Ini tidak membuka aib dan ngrasani lho, tapi diskusi ilmiah,
  Wajar saja kalau mia juga pusing, bagaimanamungkin mia ini bicara soal 
perennial philosophy, sedangkan mia masih suka menilai pak HMNA dengan 
penilaian menurut ukurannya sendiri ? 
   
  Nah kalau mia ini menilai orang lain dengan ukurannya sendiri berarti mia 
telah terjebak oleh dirinya sendiri, yaitu mengingkari perennial philosophy 
yang mia sebutkan itu. Ingat lho,  Perennial Philosophy itu juga mengakui 
kebenaran Islam yang diyakini oleh pak HMNA.
  Apa pendapatmu wahai mia ?
   
   
  Monggo.
   
   
  :)
   
   
  --oo0oo--
   
  


Rani Kirana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mas JaN OKO

komentar-komentar anda kayak iklan di TV aja..nongol tanpa 
diundang..dan cenderung menyebalkan karena mengganggu alur cerita..

dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan 
komentar anda yang ndak nyambung blass..

udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu.

tapi yang harus anda lakukan adalah belajar menulis yang baik dan 
benar..; logika anda juga perlu anda atur supaya dapat memahami dan 
dipahami orang lain..

salam hari Ahad

Rani

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mia :
 
 Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 ===
 
 Jano - ko :
 
 Chae sudah deklarasi koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, 
begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia.
 
 Selamat pagi lagi
 
 
 --oo0oo--
 
 
 Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' 
dan 'kebenaran 
 negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara 
bisa 
 jadi kayak agama, misalnya the promised land.
 
 Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
 karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman 
sekarang 
 kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. 
 Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
 disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap 
egaliter 
 terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti 
 semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
 mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
 dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan 
hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
 philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak 
sombong, 
 peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. 
 Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
 sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin 
susah 
 saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
 terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak 
HMNA..:-
 )
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ wrote:
 
  Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya 
pada 
  pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
  keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
  tidak selevel 

RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-29 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)
 
Cerita awal  minggu nih.
 
Kemarin, seusai maghrib berjamaah, saya bercerita pada keluarga (suami
dan anak-anak), mengenai dialog ini. Sebagai kongklusi, saya bilang
gini. 
Jadi, menurut teman mama itu, orang boleh memanggil tuhan dengan nama
apa saja, asal itu memuaskan perasaanya dan mencerminkan kesempurnaan
yang ada dalam imajinasi orang tersebut, tentang Tuhan yang
disembahnya..
 
Anak saya yang terkecil (TK), nyeletuk :
Jadi menurut teman mama itu, orang Kristen boleh ya berdoa pada Dewa ?

 
Wah, bingung juga jawabnya. Pertanyaan itu mencerminkan bahwa paradigma
berfikir anak saya itu adalah memang ALlah, Yesus  Dewa itu sesuatu
yang berbeda. Ya saya jawab :  Ya, itu menurut teman mama itu lho de'..
Dan itu tidak benar. Tidak benar bahwa semua agama itu sama, tidak benar
pula bahwa tuhan mereka itu sama dengan tuhan kita. Tuhan kita itu
ALLAH. Namanya, ALLAH. Jangan panggil dengan nama lain kecuali ALLAH dan
nama-nama yang ada di asmaul husna yang sudah kita hafalkan..
 
Selanjutnya, papanya melanjutkan dengan kadang-kadang kita ngaku-ngaku
bertuhan ALLAH, tapi yang kita sembah malahan yang lain lho... Misalnya
Game, atau film kartun.. He..he..he.. soalnya anak-anak kadang-kadang
kalau lagi main game atau nonton kartun, suka lelet disuruh sholat..
 
Wassalaam,
-Ning
 



From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany
Sent: Saturday, April 28, 2007 6:01 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
(Dialog imaginer)



Nimbrung :
Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan
sinkretisme :-)
Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg
lagi mulai naik daun di Indonesia
Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah

Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke
monumen cinta Taj Mahal
sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan
juga keterangan/leaflet 
mengenai sejarah munculnya Baha'i.

Salam 
l.meilany

- Original Message - 
From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com  
Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
(Dialog imaginer)

Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
dengan putrinya, Annisa 

...

menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??

Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka

 begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan
rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya.

Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??

Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan
di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya
maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan
yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat
kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
didalam dada kita sendiri.

ohhh...katanya... 

Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja
(Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau
mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati
kok.

Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
asalkan dengan rasa sayang ?

Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.

OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil.
Amiin.
Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?

Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..

...

Wassalaam,
-Ning

[Non-text portions of this message have been removed]



 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-29 Terurut Topik jano ko
Jeng Rani :
  dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan 
komentar anda yang ndak nyambung blass..

udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu.

  
   
  Jani - ki :
   
  --
   
  Al Qur'an
   
  2. Al Baqarah
   
  148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap 
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu 
berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). 
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 
   
  ---
   
  Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu'anhu telah berkata : Telah 
datang seorang arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia menyatakan 
tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk 
bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia 
dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya  Tanyalah apa yang 
engkau kehendaki : 
   
  Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik  
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka 
engkau akan jadi sebaik-baik manusia   
   
   
  Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain nescaya 
Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat   
   
  ---
   
  4. Di dalam Hadis Qudsi yang artinya : Satu kebaikan akan diganda sepuluh 
malah lebih, manakala satu kejahatan tetap dikira satu (tidak diganda) ataupun 
aku mengampuninya. Sekalipun kamu menemuiKu(selepas ,mati) dengan dosa sebesar 
bumi tetapi tidak syirik kepadaKu dengan sesuatu maka Aku akan menemuinya 
dengan mengampuni dosa sebesar itu.   
 - Dipetik dari kitab Al-Ittihafat -  
  
 
  
   
  Al Qur'an
   
  Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Dan 
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang 
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.Ā” (al 
Baqarah :120)  

--
   
  Wassalam
   
   
  ---oo0oo---
   
   
   
  Rani Kirana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mas JaN OKO

komentar-komentar anda kayak iklan di TV aja..nongol tanpa 
diundang..dan cenderung menyebalkan karena mengganggu alur cerita..

dua orang sedang berdiskusi, tiba-tiba harus terputus dengan 
komentar anda yang ndak nyambung blass..

udah deh..kalau mau menaikkan rating anda..jangan asal nyerobot gitu.

tapi yang harus anda lakukan adalah belajar menulis yang baik dan 
benar..; logika anda juga perlu anda atur supaya dapat memahami dan 
dipahami orang lain..

salam hari Ahad

Rani

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mia :
 
 Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 ===
 
 Jano - ko :
 
 Chae sudah deklarasi koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, 
begitu, jadi ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia.
 
 Selamat pagi lagi
 
 
 --oo0oo--
 
 
 Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' 
dan 'kebenaran 
 negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara 
bisa 
 jadi kayak agama, misalnya the promised land.
 
 Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
 karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman 
sekarang 
 kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. 
 Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
 disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap 
egaliter 
 terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti 
 semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
 mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
 dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan 
hukum 
 alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
 terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
 lain...lha..
 
 Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
 philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak 
sombong, 
 peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. 
 Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
 sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin 
susah 
 saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
 terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak 
HMNA..:-
 )
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ wrote:
 
  Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya 
pada 
  pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
  keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
  tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang 
  sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. 
  
  Pemisalan:
  ***
  Saya 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-28 Terurut Topik L.Meilany
Nimbrung :
Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan sinkretisme :-)
Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan sinkretisme yg lagi 
mulai naik daun di Indonesia
Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah

Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 selain ke monumen 
cinta Taj Mahal
sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan mendapatkan juga 
keterangan/leaflet 
mengenai sejarah munculnya Baha'i.

Salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
(Dialog imaginer)



  Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
  dengan putrinya, Annisa 

  ...

  menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
  eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??

  Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka

   begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan
  rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya.

  Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??

  Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan
  di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
  berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya
  maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
  makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan
  yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat
  kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
  panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
  didalam dada kita sendiri.

  ohhh...katanya... 

  Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja
  (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau
  mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati
  kok.

  Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
  asalkan dengan rasa sayang ?

  Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.

  OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
  Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
  Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
  Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil.
  Amiin.
  Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?

  Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..

  ...

  Wassalaam,
  -Ning


   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-28 Terurut Topik L.Meilany
Nambahin keterangan Flora :
Islam itu dari bahasa Arab artinya: tunduk dan patuh terhadap perintah.
Oleh karenanya ada sebagian yg mengatakan bahwa agama samawi [ agama nasrani ] 
adalah juga islam.

Menurut keyakinan 'agama Islam' para Nabi-rasul adalah manusia2 yg tunduk dan 
patuh pada Tuhan.
Bermula dari kisah Adam as yg harus diimani/dipercaya. Sedangkan Musa as adalah 
keturunan Ibrahim as
Ibrahim dalam keyakinan agama Islam adalah seorang rasul yg mengajak bangsanya 
agar mereka hanya percaya pada 
Tuhan Yg Esa [monotheisme ]. 
[Dalam Kejadian 12 Ibrahim/Abraham adalah 'bapa' bangsa Israel dan Arab. Karena 
kepercayaannya yg kuat maka Ibrahim 
juga dinamakan Bapa segala orang yg percaya - Di Islam sesuai QS 46:35- Ibrahim 
as, Nuh as, Musa as, Isa as dan Muhammad SAW termasuk dalam golongan 'Ulul 
Azmi' atau mereka yg punya keteguhan hati ]
Sedangkan 'agama Islam' yg saat ini dipraktekkan adalah kelanjutan agama 
Ibrahim yg kemudian Alloh SWT menyempurnakan dengan memberi petunjuk tata cara 
peribadahan, hukum2 sosial kemasyarakatan, budi pekerti  dan lainnya yg jika di 
ringkas ada 10 macam; melalui Muhammad SAW tatkala beliau bertafakur, beribadah 
menurut agama Ibrahim as. 

Penyempurnaan agama Ibrahim inilah yg 'dibumikan' dan diberi judul Al Qur'an 
kemudian contoh praktek, pelaksanaan bertambah melalui yg dilakukan, dikatakan 
oleh Muhammad SAW yg di sebut sebagai hadis. Keduanya menjadi tuntunan bagi yg 
mengaku beragama islam. 

Jadi sebenernya Islam adalah penyempurnaan dari agama yg terdahulu.
Jika kemudian seperti disinggung Nisa masih ada yg nggak mau sempurna dan 
kemudian kita bisa 'menerima' keberadaan kepercayaan yg lain; menurut saya 
adalah sebagai sikap pluralistik dalam beragama.

Di kehidupan sekarang berpluralisme terhadap lain kepercayaan merupakan upaya 
untuk mengeliminir perbedaan yg menimbulkan ketidak serasian dalam 
bermasyarakat. Kan cagub DKI dari PKS juga gak akan menutup tempat2 yg dianggap 
maksiat :-)))

Jadi saya juga kurang sependapat dengan Nisa bahwa semua agama sama. Yg dapat 
saya pahami adalah idealnya kita bisa menerima keberadaan keperyaan yg lain 
dalam bermasyarakat. sepanjang ia tidak meresahkan/kriminal.

Emha Ainun Nadjib [EAN] budayawan yg dianggap mengkampanyekan pluralitas agama 
mengilustrasikan masalah pluralisme ini dengan indah.
Menurut EAN; agama itu ibarat isteri yg kita cintai yg kita tahu seluk beluk 
tubuhnya. Kemudian ketika kumpul2 dengan para pria beristeri lainnya apakah 
kita akan mengritik isteri masing2. Misalnya isterimu itu jelek, jari kakinya 
12, misalnya. Atau akankah kita bilang isterimu sama dengan isteriku? Biar 
gimanapun isteri kita tetap yg tercantik, terbaik, tersayang gak sama dengan yg 
lain :-)
Isteri itu belahan jiwa. Begitu juga menyikapi agama yg kita anut seperti kata 
sasterawan entah siapa lupa namanya; dengan tuturannya yg beraroma sufi  
mengatakan bahwa jiwa agama [ Alloh] itu adalah sumber kehidupan ia menyatu 
dengan darah. Apapun yg kita lakukan kita senantiasa menyertakan DIA.
Kecuali sih kalo beragamanya dipaksa, terpaksa - lain soal; jiwanya selalu 
gelisah :-)

Salam 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Flora Pamungkas 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, April 25, 2007 10:29 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


  Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah
  berprosesnya/ perjalanannya agama Islam. 
  Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam. Dalam S. Ar R'ad ayat 38-39
  difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk manusia,
  yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah geografisnya para
  nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja. 

  QS 13:38-39. 

  Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami jadikan
  bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan suatu
  ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitabnya. 

  Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan ayat yang
  Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab. 

  Proses perjalanan ajaran Allah ini mencapai puncak kesempurnaannya, berupa
  kitabNya yang terakhir, yaitu Al Qur'an dan ajaran ini diberiNya judul/nama:
  ISLAM. Ajaran ini final, tuntas, berlaku hingga akhir jaman. Oleh
  karenanya, Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terakhir/ penutup,
  adalah Nabi untuk seluruh manusia di manapun wilayahnya, dari sejak 1400
  tahun yang lalu hingga akhir jaman nanti. Maka seharusnya, manusia jaman
  sekarang ini dan jaman kemudian, hingga akhir jaman nanti, adalah pengikut
  ajaran Al Qur'an dan meneladani nabi Muhammad SAW, sebagai muslim. Karena
  Al Qur'an adalah kitab yang paling akhir, maka ajaran di dalamnyalah yang
  paling valid. 


  Namun, Allah juga mengingatkan dalam S. Al Baqarah 256: Tidak ada paksaan
  memasuki agama Islam 


  256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
  jelas

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-28 Terurut Topik jano ko
Mia :
   
  Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
lain...lha..

===
   
  Jano - ko :
   
  Chae sudah deklarasi koq, kalau dia mengikuti Piagam Madinah, begitu, jadi 
ya kita hormati saja pilihan chae tersebut, ngono mia.
   
  Selamat pagi lagi
   
   
  --oo0oo--
   
  
Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Perbandingan dari mba Chae ttg 'kebenaran agama' dan 'kebenaran 
negara' mungkin kurang ideal, meskipun untuk banyak orang negara bisa 
jadi kayak agama, misalnya the promised land.

Semua agama adalah sama memang sungguh gampang disalahartikan 
karena inti konsepnya sangat halus. Sedemikian halus, jaman sekarang 
kita sudah kehilangan upaya dan rasa untuk mengerti konsep ini. 
Dalam agama2 dan budaya kuno ada 'perennial philosophy' yang 
disimbolkan dalam mitos2 mereka, dimana intinya adalah sikap egaliter 
terhadap keberagaman agama, konsep dan budaya. Sesungguhnya inti 
semangat inilah yang ingin ditampilkan Quran, ayat2 yang 
mengandung 'perennial philosophy' atau benang2 merah yang telah 
dikutip mba Chae. Dalam filosofi Baduy Dalam untuk menekankan hukum 
alam dan sikap egaliter, setelah larangan adat no 1, 2, 3, 4, 
terussseh larangan terakhir adalah nggak boleh melarang orang 
lain...lha..

Tapi di jaman modern yang sekular ini bukannya nggak ada perennial 
philosophy. Nilai2 universal the golden rules seperti 'nggak sombong, 
peramah, sopan dan rajin menabung'...:-) adalah the golden rules. 
Dimana sebagian anak2 yang beruntung dibesarkan dalam kaidah ini, 
sebagian lain nggak cukup beruntung. Apalagi udah gede, makin susah 
saja mempraktekkan the golden rules ini...:-( karena sudah banyak 
terkontaminasi paradigma2 yang salah seperti paradigmanya Pak HMNA..:-
)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalo menurut saya malah mbak Chae yang terjebak pemikirannya pada 
 pemisalan perbandingan kebenaran kitab suci dan kebenaran, 
 keberadaan, dan kesejajaran bangsa-bangsa. Ini perbandingan yang 
 tidak selevel sehingga tidak bisa di buat suatu kesimpulan yang 
 sebanding pula ttg konsekwensi keberadaan. 
 
 Pemisalan:
 ***
 Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan kebenaran Injil. 
 Saya menjadi bangsa Indonesia krn saya yakin akan kebenaran 
 Indonesia???. Nah gak level kan? Ada yg salah dengan pemisalan ini.
 
 Saya menjadi pengikut Kristen tapi saya yakin akan kebenaran Injil, 
 AlQur'an, dan Tripitaka (impossible deh). Saya menjadi orang 
 Indonesia tapi saya yakin akan kebenaran bangsa lain (ini sah2 saja 
 kan?)
 ***
 Kalau yang dimaksudkan adalah kesejajaran kitab suci bagi negara-
 negara...ya negara memang harus menganggapnya sejajar...:-)
 
 Seperti yang sudah saya katakan bhw saya bisa menemukan kebenaran 
 dalam Injil atau kitab apapun lainnya setelah berkesesuaian dengan 
 AlQur'an, misalnya ayat2 yang mengatakan bhw Tuhan itu satu. Tapi 
 ketika saya menemukan ayat2 dalam Injil (kini) bhw anak pertama 
 Ibrahim (as) yang harus dikorbankan adalah Ishaq (as), saya 
 mengatakan Injil itu salah karena AlQur'an menyatakan yang 
 dikurbankan anak pertama yg bernama Ismaei (as). Ini salah satu 
 contoh saja. Allah menegur ahli kitab yg jahil QS3:71 Hai Ahli 
 Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil
 [203], dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu 
 mengetahuinya?. Menyembunyikan kebenaran adalah salah. 
 
 Akhirnya dengan saya temukan banyak kesalahan2 spt itu dalam kitab 
 suci lain, secara menyeluruh kesimpulan saya adalah tidak mungkin 
 suatu kitab suci yang dianggap suci mengandung kesalahan2 itu. Saya 
 yakin kalau Taurat (asli) dan Injil (asli) akan berkesesuaian 
dengan 
 AlQur'an. Jadi, saya juga beriman kepada Taurat dan Injil Asli yang 
 dari Allah SWT. 
 
 Lalu, ketika ada kitab suci yang mengisahkan nabi Allah melakukan 
 incest, apakah kitab suci itu benar? Ketika ada kitab suci yang 
 mengisahkan bhw Tuhan memberikan tanah A kpd suatu kaum pilihan dan 
 tuhan memberikan 'kuasa'nya kpd kaum pilihan utk membunuh dan 
 mengusir (memerangi penduduk yg didalam tanah tsb?) Apakah kitab 
 suci benar? Kitab suci itu yg dimaksud ayat QS2:41 dan QS3:3 yg 
mbak 
 kutip?
 
 wassalam,
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Jika kita berpatokan pada apa yang dinyatakan Qur'an 
makaseharusnya
  sikap melabeli kitab2 lain dengan nilai salah.
  
  Seringkali kita terjebak pemikiran bahwa ketika kita mengakui
  kebenaran kita lain semisal taurat atau injil maka konsekwensinya 
 kita
  harus menjadi pengikut agama yahudi atau kristen. Apa benar
  konsekwensinya demikian?? semisal kita mengakui keberadaan dan
  kebenaran serta kesejajaran bangsa-bangsa di dunia ini bukan 
 berarti
  dengan kemudian kita jadi multi kebangsaan kan??
 
 Saya menjadi pengikut Kristen krn saya yakin akan Injil. Saya 
 menjadi 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah

2007-04-27 Terurut Topik jano ko
Chae :
   
  Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah
pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum
Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga
terhadap pengikut-pengikut/ sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 

   
  =
   
   
  Jano - ko :
   
   
  Terjawab sudah pertanyaan Chae yang berbunyi dibawah ini :

Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah 
 sama??? 

  ---
   
  Piagam Madina dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa perbedaan dihormati 
( perbedaan menurut konsep Islam ).
  Dengan kata lain tidak semua agama sama,  Islam mempunyai istilah sendiri 
untuk menjelaskan sesuatu yang oleh orang awam disebut agama yaitu sebutlah 
Islam dengan  Ad Diin
   
  ---
   
  Masalah kebebasan memeluk apa yang diyakini, sudah ada didalam Al Qur'an 
sebelum HAM lahir dibarat. 
  Mengenai hal tersebut sudah jano-ko posting kemarin dulu, untuk itu jano-ko 
ulang lagi informasinya.
   
  --
   
  TIDAK ADA PAKSAAN DALAM MASALAH TERSEBUT.
   
  Al Qur'an
   
  There should be no coercion in the matter of faith. (2:256)
   
  
   
  Terjemahan lengkap :
   
  2. Al Baqarah
  256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah 
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang 
ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah 
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah 
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 
   
  [162]. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah 
s.w.t. 

---
   
  Pengakuan chae terhadap Piagam Madinah Pasal 25, secara otomatis juga 
menerima Piagam Madinah dengan khusus khususnya Pasal 23 yang berbunyi,
   
  Pasal 23 Apabila timbul perbezaan pendapat di antara kamu di dalam suatu 
soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) 
Muhammad SAW.
   
  ---
   
  Berarti juga menerima firman Allah didalam Al Qur'an dibawah ini, 
   
if (!document.layers)  document.write('')  ---
   
  Those who do not judge by what God has sent down are the disbelievers. 5:44
   
  Terjemahan :
   
  5. Al Maa'idah
  Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka 
mereka itu adalah orang-orang yang kafir. 
   
  ---
   
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
   
   
  Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Selamat juga kepada Pak Janoko yang bisa mamahami isi Piagam medinah
pasal 25 sbb:... Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai kaum
Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga
terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 

Coba Bapa pelajari ayatberikut ini semoga panjenengan makin ok..;)

Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka
mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka
berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh
bukan orang yang beriman. (QS. 5:43)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
 
 Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
 yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
 man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
 baitihi
 
 Artinya:
 
 Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
 umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
 AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
 MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
 dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
 warganya.
 
 ===
 
 Jano - ko :
 
 Hanya ingin membandingkan saja,
 
 Piagam Madinah
 
 Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara
(ummat) dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama
mereka, sebagai kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan
ini berlaku juga terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan
diri mereka sendiri. 4. Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat
kejahatan, yang menimpa diri orang yang bersangkutan dan keluarganya.
 
 ---
 
 Lumayan, chae ada kemajuan, menerima Piagam Madinah, nasehat
jano-ko kepada chae,...silahkan chae juga menerima pasal-pasal dari
Piagam Madinah yang lain, salah satunya adalah Pasal 23 Piagam Madinah
 
 Pasal 23 Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam
suatu soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan
(keputusan) Muhammad SAW.
 
 ---
 
 Selamat untuk chae yang telah dengan ikhlas berpedoman kepada Al
Qur'an, Hadis dan Sunah Nabi Muhammad SAW.
 
 Wassalam
 
 
 --oo0oo--
 
 
 
 
 
 
 
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo
efikoe@ wrote:
 
  
  Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
   ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
  
 Chae: 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-27 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Syahadat itu ada dua penggal, tepatnya syahadatain. Penggalan pertama ada
nama Allah dan penggalan kedua ada juga nama Allah. Itulah sebabnya Abah
katakan Syema Ysrael, Adonai Elohenu, Adonay Ehad itu belum lengkap. Lagi
pula itukan hanya rekaan yang dianggap terjemahan melalui hermeneutika
dari bahasa aslinya yang telah mati yaitu Hebreu Kuno (Al-'Ibriyyah
Al-Qadiymah), ya dari Kitab Tawrah asli yang telah hilang itu, sehingga
sampai sekarang orang sudah tidak tahu lagi bagaimana sesungguhnya
redaksional asli dari syahadatnya ummat Nabi Musa AS tersebut. Silakan
disimak:
-- And he buried him in a valley in the land of Moab, over against
Beth-peor; but no men knoweth of his sepulchre unto this day. And Moses was
an hundred and twenty years old when he died [KJVR-Deuteronomy 34:6-7],.

Dari kata-kata he buried him , unto this day, when he died , menunjukkan
bahwa Tawrah dituliskan oleh para sect of writers setelah wafatnya Nabi
Musa AS, jadi seperti menuliskan Hadits RasuluLlah SAW. Bedanya ialah dalam
hal Hadits jelas orangnya terutama wataknya dari orang yang pertama yang
mendengar dan melihat langsung ucapan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW dan
sanadnya secara sinambung diteruskan kepada orang kedua, ketiga dan
seterusnya hingga sampai kepada perawi Hadits yang menuliskannya. Sedangkan
pada penulisan Tawrah tidak jelas siapa para sect of writers setelah Nabi
Musa AS wafat, siapa itu he dalam he buried him. Juga tidak jelas jangka
waktu antara wafatnya Nabi Musa AS dengan yang dimaksud oleh penulis Tawrah
dengan ungkapan kata: unto this day, yakni hari mulai kalimat-kalimat
[KJVR-Deuteronomy 34:6-7] itu dituliskan.

Wassalam
Abah

- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, April 26, 2007 14:25
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah


 My Dearest Abah,

 kan lagi bahas masalah proper name atau bukankankah Allah itu??
 sehingga syahadat yang saya sajikan cukup bukan??;)

 Justru jika Allah adalah proper name maka sejak zaman Nabi Musa sudah
 di perkenalkan dan tidak ada perubahan nama pada kitab2 sebelum
 Qur'an...gitu loh Abah;))

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  KJVR-Deu 6:4  Hear, O Israel: The LORD our God is one LORD:
  Lalu mana itu syahadat ttg pengakuan Nabi Musa AS sebagai Nabi,
 utusan YHWH.
  Bukankah Abah tulis: Saya sendiri belum mendapatkan informasi syahadat
  uumatnya Nabi Musa AS.
  Syahadat yang di atas itu belum lengkap bagi ummatnya Nabi Musa AS.
 
  Fyi, coba lihat, YHWH diterjemahkan ke dalam bhs Inggris LORD.
 Itulah yang
  mereka lakukan thd Allah, juga Allah mereka terjemahkan , karena mereka
  anggap YHWH itu bukan proper name, mereka paralelkan dengan Allah
 juga bukan
  Proper Name, jadi bisa diterjemahkan..
  Wassalam
  Abah
 
 
  - Original Message - 
  From: Chae [EMAIL PROTECTED]
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, April 25, 2007 11:31
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
 
 
  
   Abah...
  
   Ini salah satu syahadat dari kita PL yang berbahasa Ibrani;
  
   Ulangan 6 : 4 dalam bahasa asli (Ibrani):
  
   Syema Ysrael, Adonai Elohenu, Adonay Ehad.
  
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
   mnabdurrahman@ wrote:
   
Saya sendiri belum mendapatkan informasi syahadat uumatnya Nabi
 Musa AS.
Akan tetapi syahadat Kristian saya dapatkan sebagai berikut (tetapi
   sayang,
tidak dari Injil):
Konsili Nicaea I (sumber dari Wikipedia)
Konsili Nicea Pertama dihimpunkan oleh Kaisar Roma Konstantin Agung
   pada 325
M. Ini adalah konferensi ekumenis pertama para uskup dari Gereja
   Kristen.
Tujuan konsili ini (yang juga disebut sinode) adalah memecahkan
   perbedaan
pendapat di Gereja Alexandria mengenai hakikat Yesus dalam
 hubungannya
dengan Sang Bapa; khususnya apakah Yesus mempunyai hakikat yang sama
   atau
serupa dengan Allah Bapa. St. Alexander dari Alexandria
 mengambil posisi
yang pertama; penatua Arius yang populer, yang merupakan asal-usul
   istilah
pertikaian Arian datang, dan mengambil posisi yang kedua.
 Konsili ini
memutuskan menentang kaum Arian. Hasil lain dari konsili ini adalah
kesepakatan mengenai tanggal perayaan Paskah Kristen, yang mulanya
   berkaitan
dengan Paskah Yahudi. Perayaan ini adalah perayaan terpenting dalam
kehidupan Gereja. Konsili memutuskan untuk merayakan Paskah pada
   hari Minggu
pertama setelah equinox musim semi, bebas dari Kalender Ibrani
 Alkitab
(lihat pula Quartodecimanisme), dan memberikan wewenang kepada Uskup
Alexandria kemungkinan menggunakan kalendar Alexandria) untuk
   mengumumkan
setiap tahunnya tanggal yang persis kepada rekan-rekan uskupnya.
 Konsili
Nicea secara historis penting karena ini adalah upaya pertama untuk
   mencapai
konsensus di kalangan gereja melalui sebuah persidangan yang
 mewakili
seluruh dunia Kristen

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Monggo bersyahadat

2007-04-26 Terurut Topik jano ko
Chae ber.
   
  Untuk itu mengapa kita tidak bisa memandang semua agama adalah 
 sama???

  
   
  Jano - ko :
   
  Sebaiknya Chae menganjurkan semua pemeluk agama yang belum syahadat segera 
bersyahadat dan menerima Rukun Islam dan Rukun Iman.
   
  ---
   
  Rukun Islam, yaitu:
   
  Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak 
ditaati dan disembah selain Allah dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah 
rasul Allah.
   
  Menunaikan shalat lima kali sehari.
   
  Berpuasa pada bulan Ramadhan.
   
  Membayar zakat.
   
  Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu
   
  ---
   
  Kita semua sudah tahu dan menghayati Rukun Iman
   
  Rukun Iman :
   
  Iman kepada Allah
  Iman kepada malaikat Allah
  Iman kepada kitab-kitab Allah 
  Iman kepada nabi dan rasul Allah
  Iman kepada hari kiamat
  Iman kepada qada dan qadar
   
  
   
  Sebaiknya Chae menganjurkan kepada semua pemeluk agama didunia untuk menerima 
Rukun Iman tersebut diatas.
   
  Monggo.
   
  Selamat siang
   
   
  --oo0oo--
   
   
  

Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Satriyo:Tidak hanya sampai di sana, tanpa diketahui sebagian besar
rakyatnya, sang Raja memeluk Islam hingga akhir hayatnya.

Chae: Adakah data akurat mengenai masuk Islamnya Raja Habasya??

Satriyo:Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa
negara2 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum
nasrani romawi) yang mengajak mereka kepada Islam.

Chae: Pengiriman surat oleh Rasul kepada para Raja2 di wilayah lain
berkaitan dengan masalah politik, dimana Rasul berusaha menegaskan
kemerdekaan Medinah secara de fakto dan de jure. Buktinya tidak ada
penyerangan terhadap negara2 lain yang tidak mengikuti ajaran islam.
Benar tidak?? Saya pikir ajaran Islam lebih banyak dikembangkan oleh
dakwah dan bukan oleh sebuah ultimatum pemaksaan:))

Satriyo:Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang
sudah memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang
mushhaf/kitab Taurat, dan beliau bahkan menimpali dengan perkataan
(kurang lebih) Wahai Umar, sekiranya Musa masih hidup niscaya dia
akan mengikuti aku!

Chae:Untuk hadis tsb, bisa di beritahukan secara keseluruhan isi hadis
tsb dan juga matanya?? bsia kita telaah maksud dan tujuan hadis tsb
juga apakah hadis tsb shahih atau tidak mau dari sisi matan maupun
sanad. Ironisnya sekarang ini hukum taurat dalam zinah malah di adopsi
oleh sebagian umat Islam.

Satriyo:  Lalu bagaimana dengan ayat ini, Katakanlah: Hai, Ahli
Kitab, marilah (berpegang) kepada 'kalimatun sawaa' (common
terms/kalimat[ketetapan] yang tiada perselihan) di antara kami dan
kalian, bahwa tidak kita beribadah kepada/sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain
Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah, Saksikanlah, bahwa
kami adalah orang-orang Muslim, yang berasal dari Al-Qur'an surat Ali
Imran ayat 64.

Chae: Bukankah ayat2 tsb turun karena adanya pertanyaan tentang Isa as
dari para sahabat Nabi dan juga dari para pendeta dan dgn turunya ayat
tersebut justru Qur'an mengajak kepada mencari persamaan dan bukan
kepada perbedaan. Dan banyak juga dalam terdapat dalam Qur'an perintah
agar orang Yahudi dan Nasrani kembali kepada Taurat dan Injil salah
satunya Qs.5:68 dan QS. 3:23

Satriyo: Dan sungguh bagian/paragraf akhir tulisan ibu membuat saya
terhenyak, apakah hanya murni pendapat ibu atau ada dalil kuat yang
mendukung itu saya pikir bahwa kitab weda dan tripitaka pun merupakan
kitab2 yang seharusnya di akui karena Allah SWT telah memberitahukan
adanya rasul2 yang lain dengan kitabnya masing2 ...!

Chae: Coba Tela'ah Qs.2: 151,Qs.3:164,Qs.4:41,Qs.4:165, Qs.5:19
sehingga anda tidak terhenyak lagi:))
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bu Chairunisa,
 
 Mohon diingat bahwa saat Hijrah pertama ke Habasya (sekarang kira-
 kira Ethiopia-Somalia), Raja Habsyi sempat hampir menolak para 
 muhajirin krn fitnah utusan Quraisy (saya lupa nama pemimpin 
 utusannya itu), tapi setelah salah seorang Shahabat menjelaskan 
 sebisanya apa itu Islam, wa bil khusus, penggalan surat Maryam, maka 
 beliau mengurungkan niatnya mengusir muhajirin dan malah 
 mengembalikan 'haidah' utusan Quraisy. Tidak hanya sampai di sana, 
 tanpa diketahui sebagian besar rakyatnya, sang Raja memeluk Islam 
 hingga akhir hayatnya. Dan dg alasan inilah Rasul meminta sebagian 
 shahabat hijrah 'kecil' ke Habasyah, bukan sekedar rasa Hormat.
 
 Lalu, jangan pula lupa surat-surat Rasuk ke para penguasa negara2 
 adidaya ketika itu, Parsi (kaum majusi) dan Bizantium (kaum nasrani 
 romawi) yang mengajak mereka kepada Islam. Jelas sekali bahwa Rasul 
 memang menjalankan 'tugas' beliau yaitu mengajak manusia kepada Islam.
 
 Yang lain adalah kisah betapa Rasul 'marah' kepada Umar (yang sudah 
 memeluk Islam) yang satu saat kedapatan tengah memegang mushhaf/kitab 
 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik sir BATS
On Thu, 26 Apr 2007 09:52:41 +0700, Chae [EMAIL PROTECTED]  
wrote:

 Mba Flora,

 Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga
 dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan
 rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen.

 Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu
 mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb?

 Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb,
 bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat
 didalam Qur'an??

 Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil
 saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita
 menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa
 kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui
 karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan
 kitabnya masing2.

sebagai Muslim kita memang hanya berpegang pada al-Qur'an ; kitab lain mah  
sebodo amat. Tapi kalao kemudian kita menghujat manusia lain yang  
mempercayai kitab lain, ini baru akan mengganggu ketertiban umum. Sebagai  
muslim saya menyatakan hanya al-Qur'an yang benar. Kitab Injil, Injul,  
Injal, Inul tidak benar :=) tapi kalao ada yang mempercayai kitab2 tsb ya  
silahkan saja. Tidak ada paksaan dalam agama. Saya merasa tidak punya  
hak untuk menghakimi kitab lain, seperti saya juga akan merasa sakit bila  
kitab yg saya yakini dihakimi orang lain.

quote :
suci yang engkau yakini, indah yang engkau cintai .

-- 
Linux Registered User # 421968


RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-26 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)

Saya baca e-mail yang di bawah itu, ngga nemu tuh jawabannya, mbak.

Apa maksudnya mbak itu, Allah itu boleh saja dipanggil dengan nama apa
saja, yang penting memanggilnya dengan rasa sayang. Tapi Allah sendiri
menggunakan nama Allah untuk diri-Nya, bukan Yesus, bukan Dewa ataupun
yang lainnya. Apa begitu maksudnya mbak ? (Saya analogikan dari Annisa
yang membolehkan dirinya dipanggil dengan nama apa saja, asal
memanggilnya dengan rasa sayang. Tetapi ia sendiri menggunakan nama Kaka
untuk dirinya)

Berarti dialog imajiner yang saya buat benar dong ya ? Maksudnya,
kalau Annisa mau berdoa dengan menyebut Yesus, Dewa, Allah atau apa pun
sebutan nama tuhan dari agama lain, akan mbak benarkan. Gitu ya ?

Sorry kalau saya lemot.

Wass,
-Ning

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
Sent: Thursday, April 26, 2007 1:11 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
(Dialog imaginer)


saya enggak marah kok, soalnya sering di ingatkan sama si kecil kalau
saya marah sedikit aja sudah kaya nenek sihir;)

mungkin MBa Ning belum baca yang ini atau mungkin sudah...mudah2'an bisa
memberikan jawabanya..:))

Anak saya memanggil dirinya dengan sebutan Kaka, sama dengan yang saya
dan ayah serta adiknya jika memanggil dirinya. Tentu saja dia memiliki
alasan kenapa dia sendiri menggunakan panggilan Kaka, padahal bagi
dirinya nama panggilan lainya yang berbeda seperti Ninis, Cayu,
Nengce..adalah benar adanya karena dia merasakan bahwa Nama panggilan
itu digunakan untuk memberikan kasih sayang padanya.

Tapi kenapa dia sendiri menggunakan nama Kaka untuk dirinya, tidak dgn
Ninis, Cayu atau Nengce bahkan sekarang Om nya kalau panggil pake nama
Tuyil (tuyul kecil karena suka minta dijajanin terus hi..hi..hi..;)

Saya belum bertanya langsung pada anaknya hanya sekedar analisa seorang
Ibu saja bahwa dengan sebutan Kaka, anak sulungku merasakan
kesempurnaanya dari berbagai sisi, salah satunya pengakuan
keberadaanya sebagai yang pertama, memiliki tanggung jawab lebih
terhadap adiknya dll.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae 
 dengan putrinya, Annisa
 
 ...
 
 menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
 eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
 
 Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka
 
  begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan

 rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar
adanya.
 
 Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??
 
 Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan

 di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling 
 berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya 
 maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua 
 makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan 
 yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
 kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita 
 panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada 
 didalam dada kita sendiri.
 
 ohhh...katanya... 
 
 Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja 
 (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau 
 mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati 
 kok.
 
 Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya, 
 asalkan dengan rasa sayang ?
 
 Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.
 
 OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
 Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
 Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
 Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil.
 Amiin.
 Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?
 
 Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..
 
 
 ...
 
 Wassalaam,
 -Ning





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
 
Yahoo! Groups Links





Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? - Piagam Madinah

2007-04-26 Terurut Topik jano ko
Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
  
Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
baitihi

Artinya:

Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
warganya.

===
   
  Jano - ko :
   
  Hanya ingin membandingkan saja,
   
  Piagam Madinah
   
  Pasal 25 1. Kaum Yahudi dari suku 'Awf adalah satu bangsa-negara (ummat) 
dengan warga yang beriman. 2. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, sebagai 
kaum Muslimin bebas memeluk agama mereka. 3. Kebebasan ini berlaku juga 
terhadap pengikut-pengikut/sekutu-sekutu mereka, dan diri mereka sendiri. 4. 
Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat kejahatan, yang menimpa diri orang 
yang bersangkutan dan keluarganya.
   
  ---
   
  Lumayan, chae ada kemajuan, menerima Piagam Madinah, nasehat jano-ko kepada 
chae,...silahkan chae juga menerima pasal-pasal dari Piagam Madinah yang lain, 
salah satunya adalah Pasal 23 Piagam Madinah
   
  Pasal 23 Apabila timbul perbedaan pendapat di antara kamu di dalam suatu 
soal, maka kembalikanlah penyelesaiannya pada (hukum) Tuhan dan (keputusan) 
Muhammad SAW.
   
  ---
   
  Selamat untuk chae yang telah dengan ikhlas berpedoman kepada Al Qur'an, 
Hadis dan Sunah Nabi Muhammad SAW.
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
   
   
   
   
   
   
   
  
Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 
 Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
  ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
 
Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah
maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang
melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.

Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN. 

 
 Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja 
  kedua ajaran tersebut masih di akui ...,
 Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy 
 paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan 
 Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani.
 
 
Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla 
baitihi

Artinya:

Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan 
warganya.

Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani,
artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2. 

 SATRIYO:
 Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya. 
 Coba saya ulang pertanyaan saya, apakah ibu menyamakan proses 
 penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan 
 manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in 
 meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta 
 nasrani? atau lebih jelasnya, Apakah ibu menyamakan tindakan Allah 
 melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri, 
 dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi, 
 rahi/pendeta) yang atas kemauan sendiri dan disengaja mengubah dan 
 mengganti isi Taurat dan Injil sesuai nafsu mereka? ... Jelas bu? 
 Jadi saya tidak meminta contoh ayat di Quran yang menggambarkan 
 Allah 'meralat' firmannya sendiri.

Chae: apakah anda sendiri tidak melihat fenomena sekarang ini dimana
ayat2 Al-Qur'an banyak yang dihapus oleh umat Islam sendiri semisal
Kawin Mut'ah??? dimana Nabi sendiri mengijinkan nikah Mut'ah dan jika
anda pendapat Nabi telah menasikh nya...apakah Nabi melakukan
penghapusan terhadap ayat nikah mut'ah???

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mudah-mudahan anda juga memberikan hal yang berimbang yaaa;)
  
  Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat 
   ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
  
  Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu 
 Habibah
  maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga 
 yang
  melamarkan Ummu Habibah untuk 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
 la'nat kepada pihak yang berdusta. nabi mengajak utusan Nasrani
Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani-HMNA-

***


Inilah umpan balik dari saya.

Flavius Valerius Aurelius Constantinus (280 - 337) M, Roman emperor (306 -
377) M. Persuaded to adopt Chritianiy, became sole Emperor of the West (312)
M; called the great Council of Nicaea (325) M at which Nicene Creed was
adopted. [Webster's Biographical Dictionary, Spring field, USA, pg. 342].
The Creed of Nicaea: We believe in one God the Father, Almighty, maker of
all things visible and invisible; and in one Lord Jesus Christ, the Son of
God, begotten of the Father, only begotten that is, from the substance of
the Father; God from God, light from light, Very God from Very God.. (The
History of Christianity, a Lion handbook, p. 177). Creed ini menguatkan
doctrine Athanasius, di mana dalam council doctrine Athanasius memenangkan
secara mayoritas doctrine Arius Alexander bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu
Tuhan yang selalu Ada dan tidak mempunyai asal usul, Dia Ada tanpa
keberadaan sebelumnya. Dalam hal ini Arius membedakan antara unsur
keistimewaan yang tetap ada di dalam Tuhan, yang  merupakan kekuatan  yang
kekal  dengan unsur keistimewaan Jesus sebagai suatu kelebihan yang
diberikan oleh Tuhan selayaknya seorang Nabi.

Penganut doctrine Athanasius kemudian dikenal dengan Trinitarian Christian
yang mayoritas sampai sekarang, sedangkan doctrine Arius dikenal dengan
Unitarian Christian, yang sekarang merupakan golongan minoritas, yaitu ummat
Qibthi (Copti) di Mesir. Secara teologis Unitarian Christian ini sangat
dekat dengan ajaran Islam, seperti yang didemontrasikan oleh Najasi sebagai
garis sambil berkata: Antara agama tuan-tuan dan agama kami sebenarnya
tidak lebih dari garis ini. Ini menunjukkan bahwa Najasi penganut doctrine
Arius Alexander. Sedangkan para delegasi dari Najran adalah pengatut
Trinitarian Chistian, sehingga secara teologis tidak bisa ketemu dengan
ajaran Islam, yang menjadi asbabun nuzul, latar belakang turunnya ayat
tentang mubahalah. Wallahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 26 November 2006
 [H.Muh.Nur Abdurrahman]





- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, April 26, 2007 10:52
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


 Mba Flora,

 Kaum Yahudi dizaman Rasul tetap berpedoman pada Taurat, begitu juga
 dengan masyarakat Nasrani dimana Rasul sangat hormat pada Raja dan
 rakyat ethopia yang menganut ajaran Kristen.

 Jika dizaman Rasul saja kedua ajaran tersebut masih di akui lalu
 mengapa sekarang kita justru menampikan kebenaran kedua ajaran tsb?

 Jika alasanya karena terjadi penyimpangan terhadap kedua ajaran tsb,
 bukankah penyimpangan tersebut juga ada dizaman Rasul dan tercatat
 didalam Qur'an??

 Soal penhapusan ayat, ini tidak hanya terjadi pada Taurat dan injil
 saja tapi juga apply terhadap Qur'an juga. Jadi apa alasan kita
 menampikan kebenaran dalam kedua ajaran tsb? dan saya pikir bahwa
 kitab weda dan tripitaka pun merupakan kitab2 yang seharusnya di akui
 karena Allah SWT telah memberitahukan adanya rasul2 yang lain dengan
 kitabnya masing2.

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Setiap ajaran Allah yang diwahyukan kepada para nabi itu adalah
  berprosesnya/ perjalanannya agama Islam.
  Ruh Islam sudah ada dari sejak jaman Nabi Adam.  Dalam S. Ar R'ad
 ayat 38-39
  difirmankan oleh Allah, bahwa setiap jaman diberikan kitab untuk
 manusia,
  yang berlaku hanya untuk jaman itu saja dan di wilayah geografisnya para
  nabi (sebelum Nabi Muhammad SAW) itu saja.
 
  QS 13:38-39.
 
  Dan sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau dan Kami
 jadikan
  bagi mereka istri dan keturunan. Seorang rasul tak akan mendatangkan
 suatu
  ayat kecuali berdasarkan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitabnya.
 
  Allah menghapuskan apa (ayat) yang Dia kehendaki dan menetapkan
 ayat yang
  Dia kehendaki. Di sisi-Nya ada induk Alkitab.
 
  Proses perjalanan ajaran Allah ini mencapai puncak kesempurnaannya,
 berupa
  kitabNya yang terakhir, yaitu Al Qur'an dan ajaran ini diberiNya
 judul/nama:
  ISLAM.  Ajaran ini final, tuntas, berlaku hingga akhir jaman.  Oleh
  karenanya, Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang terakhir/
 penutup,
  adalah Nabi untuk seluruh manusia di manapun wilayahnya, dari sejak 1400
  tahun yang lalu hingga akhir jaman nanti.  Maka seharusnya, manusia
 jaman
  sekarang ini dan jaman kemudian, hingga akhir jaman nanti, adalah
 pengikut
  ajaran Al Qur'an dan meneladani nabi Muhammad SAW, sebagai muslim.
 Karena
  Al Qur'an adalah kitab yang paling akhir, maka ajaran di dalamnyalah
 yang
  paling valid.
 
 
  Namun, Allah juga mengingatkan dalam S. Al Baqarah 256: Tidak ada
 paksaan
  memasuki agama Islam
 
 
  256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
 telah
  jelas jalan

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-04-26 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Ramlah binti Abi Sofyan adalah isteri dari 'Ubaidillah bin Jahsy al-Asadiy,
anak saudara perempuan ayah Nabi SAW, kakak Zainab binti Jahsiy, Ummul
Mu'minin. 'Ubaidillah sudah msuk Islam bersama-sama Ramlah, sedangkan
ayahnya Abu Sufyan masih kafir. Ramlah menghindar dari gangguan ayahnya,
lalu suami isteri menjadi rombongan Muhajirin pertama ke Habasyah dalam
keadaan hamil tua. Dia meninggalkan Abu Sufyan di Makkah dalam keadaan
marah, dan keganasannya menggila. Sesampainya di Habasyah Ramlah yang hamil
tua melahirkan puternya yang pertama Habibah binti 'Ubaidillah, itulah
sebabnya Ramlah dipanggil dengan nama Ummu Habibah. Di Habasyah 'Ubaidillah
murtad beralih agama menjadi Nasrani dan berupaya menarik isterinya masuk
Nasrani pula, tetapi Ummu Habibah tidak mau, sehingga mereka bercerai. Dalam
keadaan janda di negeri orang pada suatu hari ada orang mengetuk pintunya
minta izin untuk masuk. Ia seorang budak perempuan milik Raja Najasi. Ummu
Habibah memuka pintu , lalu budak perempuan itu masuk sambil menyodorkan
surat dari Raja Najasi yang berbunyi:
Raja Najasi berkata kepadamu: Wakilkanlah siapa yang akan menikahkanmu
dengan Nabi berbangsa Arab, karena sudah datang seorang utusan kepada Raja,
agar Raja meminang engkau untuk beliau.
Ummu Habibah menrima pinangan itu. Maka Najasi mengundang kaum Muslimin yang
berada di Habasyah. Raja Najsi mulai berbicara dengan perantaraan
penterjemah: Sesungguhnya Muhammad Bin Abdullah mengirim surat kepada saya,
agar saya menikahkan beliau dengan Ummu Habibah bnti Abu Sufyan, siapa di
antara kalian yang paling dekat hubungan keluarganya? Najasi mendapat
jawaban: Khalid bin Sa'id. Maka Najsipun mengalihkan pembicaraaan kepada
Khalid dan berkata: Saudara Khalid, nikahkanlah Ummu Habibah dengan Nabi
Muhammad SAW(*), saya menjdi waklinya, dan atas nama beliau saya memberikan
mahar untuknya sebesar empat ratus dinar.Lalu Khalid menikahkan RasuluLlah
SAW dengan Ummu Habibah: Saya telah melakukan yang diminta RasuluLlah SAW.
Saya nikahkan beliau dengan Ummu Habibah dengan mahar empat ratus dinar.
---
(*)
Pada waktu itu Najasi sudah masuk Islam secara diam-diam, itulah sebabnya
menyebut Nabi dengan Nabi Muhammad SAW . Pada waktu Najasi wafat, setelah
sampai berita itu ke Madinah, RasuluLlah SAW bersama sahabat melakukan
shalat Ghaib untuk Najasi. Hanya orang Islamlah yang dishalat jenazahkan dan
dishalat ghaibkan, sehingga itulah bukti bahwa Najasi memang sudah menganut
Islam.


- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, April 26, 2007 18:33
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
  Satriyo:[1] Rasul sangat hormat pada Raja dan rakyat
   ethopia yang menganut ajaran Kristen...,
 
 Chae: Silahkan check di sirah Nabi, ketika Nabi menikahi Ummu Habibah
 maka Raja Najasi menjadi saksi pernikahannya dan Raja Najasi juga yang
 melamarkan Ummu Habibah untuk Nabi dengan Mas Kawin 400 dinar.
 Silahkan check di wikipedia Indonesia..ini saya kutip
 Melalui al Najashi, nabi Muhammad s.a.w. melamar Ummu Habibah dan
 upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas
 kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.

 Seorang saksi dengan berbeda agama, jelas merupakan penghormatan
 terhadap kedudukanya sebagai RAJA YANG BERAGAMA KRISTEN.

 
  Satriyo: [2] ... dizaman Rasul saja
   kedua ajaran tersebut masih di akui ...,
  Idem ditto bu, apa sumber rujukan ibu, atau SETIDAKNYA bisa ibu copy
  paste bagian mana dari Piagam Madinah yang ibu maksud menunjukkan
  Rasul mengakui ajaran Yahudi dan Nasrani.
 
 
 Chae: Isi PIAGAMA MEDINAH: Pasal 25:
 Wa anna yahuda bani `Auf ummatun ma'a al-mu'minin, lil
 yahudi dinuhum wa lil muslimin dinuhum, mawalihim wa anfusuhum illa
 man dlalama wa atsima, fa innahu la yuqi'u illa nafsahu wa ahla
 baitihi

 Artinya:

 Kaum Yahudi Bani `Auf bersama dengan warga yang beriman adalah satu
 umah. Kedua belah pihak, kaum Yahudi dan kaum Muslimin, BEBAS MEMELUK
 AGAMA MASING-MASING. DEMIKIAN PULA HALNYA DENGAN SEKUTU DAN DIRI
 MEREKA SENDIRI. Bila diantara mereka ada yang melakukan aniaya dan
 dosa dalam hal ini, maka akibatnya akan ditanggung oleh diri dan
 warganya.

 Konsep bebas memelik agama masing2 bisa termasuk kedlam agama Nasrani,
 artinya setiap orang dilindungi kepercayaanya masing2.

  SATRIYO:
  Hmmm nampaknya ibu tidak menangkap atau mengerti pertanyaan saya ya.
  Coba saya ulang pertanyaan saya, apakah ibu menyamakan proses
  penghapusan yang Allah sendiri lakukan terhadap firman2nya dengan
  manipulasi atau kesengajaan perubahan (deliberate change--both in
  meaning or in typing) yang dilakukan para rahib yahudi dan pendeta
  nasrani? atau lebih jelasnya, Apakah ibu menyamakan tindakan Allah
  melakukan 'ralat' (ini pilihan kata saya) atas firman2NYA sendiri,
  dengan perbuatan petinggi agama yahudi dan nasrani(rahib/rabi

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat

2007-04-25 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
dengan kebenaran. Syahida artinya mengaku.
(46:10) SyHD SyAHD MN BNY ASRAaYL (syahida sya-hidum mim bani- isra-i-la),
seorang saksi menyaksikan dari Bani Israil. Syahida artinya menyaksikan.

Lalu di manakah gerangan arti kata hadir seperti dalam terjemahan ketiga
penterjemah tersebut? Ada, yaitu dalam bentuk syahida yang ditasrifkan
tasyhaduwni dalam ayat:
27:32) MA KNT FATh'At AMRA hTY TsYHDWN (ma- kuntu fa-thi'atan amran hatta-
tasyhadu-ni), artinya
bisa: Aku tidak memutuskan suatu urusan, sebelum kamu hadir,
bisa pula: Aku tidak memutuskan suatu urusan, sebelum kamu bersaksi atau
menyaksikan.

Patut pula diperhatikan syahida dalam bentuk tasrif tasyhaduwna dalam 3
ayat:
dalam 2:84, tasyhaduwna = mengakui
dalam 3:70, tasyhaduwna = memperaksikan atau mengakui
dalam 6:19, ada empat bentuk yang berasal dari kata syahida, yaitu:
tasyhaduwna = menyaksikan, syaha-datun = kesaksian, sya-hiydun = seorang
saksi, asyhadu = saya bersaksi.

Setelah ditelusuri arti syahida tsb dengan mempergunakan Al-Quran sebagai
kamus, maka ternyata kata syahida itu adalah kata yang musytarak (homonim =
kata yang mempunyai arti lebih dari satu), tergantung dari konteksnya dalam
kalimat, yaitu: menyaksikan, mengakui, menyatakan dan hadir. Dan ternyata
tidak ada arti melihat, namun ini bisa juga dimaknai dengan menyaksikan.

***

Alhasil kata syahida dalam ayat (2:185) lebih elok diterjemahkan
menyaksikan, mengakui dan menyatakan ketimbang hadir dan melihat. Mengapa ?
Memang menyaksikan bisa sama artinya dengan melihat, akan tetapi syahr(un)
itu bukan benda, yang dalam bahasa Inggrisnya month (sayang sekali syahr
atau month tidak ada bahasa Indonesianya). Sedangkan terjemahan hadir tidak
begitu kena karena orang yang menebus puasa Ramadhannya tidak hadir dalam
bulan Ramadhan. Menyaksikan, mengakui atau menyatakan syahr dilakukan dengan
perhitungan, dan ini landasan Nash dalam hubungannya dengan metode hisab
dalam menentukan masuknya bulan Ramadhan dan 'Iyd Al-Fithri. Wallahu a'lamu
bisshawab.

*** Makassar, 27 Januari 2007
[H.Muh.Nur Abdurrahman]

##

- Original Message - 
From: Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, April 25, 2007 00:13
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat


 Pak Achmad, mau nanya ...
 maksud bersaksi dalam syahadat itu apa ya?
 kan kalau dalam pengadilan, saksi itu ya yang menyaksikan kejadian,
 melihat dengan mata kepala sendiri, mendengar dengan telinga
 kalau jadi saksi dalam pernikahan berarti ya datang duduk dan
 mengikuti pernikahan itu sehingga menjadi saksi.
 ada saksi mata berarti saksi yang melihat, ada saksi bisu berarti
 saksi yang tidak bisa berkata (biasa dinisbatkan ke benda2).
 lha kalau bersaksi tiada tuhan selain Allah  Muhammad utusan Allah
 itu bagaimana ya pak? mohon penjelasannya
 makasih

 wassalam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com

 On 4/24/07, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh syahadat 'ayn
tersebut. Ini pasti saya setuju sekal...
 
   Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi
tentang Nama Tuhan.
 
   Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu.
Tapi, anak TK itu belum bisa bersyahadat. Yang bisa dilakukan oleh anak TK
adalah mengucapkan kalimat syahadat.



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-25 Terurut Topik Fadhli . Halim
assalamu 'alaikum wr.wb,

menurut saya, makna ayat itu adalah, allah menunjukkan/menguji kepada 
orang kafir (pengikut musa) tentang iman mereka. di ayat yang lain allah 
sering berkata kalau orang kafir itu jika ditunjukkan tanda2 kekuasaan 
tuhan maka setelah itu mereka tambah berpaling dan mencari alasan yang 
lain (contohnya pada zaman nabi miuhammad, orang quraish berkata kalau 
semua bukti yang dimiliki muhammad itu hanyalah sihir belaka).

di ayat albaqoroh itu menceritakan kalau allah menunjukkan 
kekuasaannya/keberadaanya, tetapi setelah allah menunjukkan kekuasaanya, 
orang2 kafir itu malah lebih berpaling lagi dari  kebenaran.
dari sanalah, bisa kita lihat, kalau allah ingin memperlihatkan kepada 
musa dan pengikutnya siapa2 yang telah diberi tutupan dihati mereka.
dengan tutupan tersebut, hatinya jadi saking kerasnya sehingga mereka 
tidak akan bisa dibawa kepada kebenaran. 

wassalam






Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
04/25/2007 08:25 AM
Please respond to wanita-muslimah

 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject:Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah




Astaghfirullah al-'azhiim, Mas Jano-ko koq mengatakan bahwa Kanjeng Nabi 
Muhammad itu hatinya menjadi keras seperti batu.

Ayat QS 2:74 itu kan untuk menjelaskan pengikut Nabi Musa yang hatinya 
keras seperti batu karena diperintah untuk menyembelih sapi betina saja 
koq sulit benar, sehingga harus tanya yang neko-neko yang akhirnya 
menyulitkan diri mereka sendiri.

Makanya Mas Jano-ko, sembelihlah sapi betina Anda, nanti insya Allah akan 
dituntun ke Cahaya-Nya.

Wassalam,
chodjim

- Original Message - 
From: jano ko 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, April 24, 2007 10:41 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

Pak Achmad :

Lha, kalau Tuhan punya Nama Diri, ya sejak awal pasti Dia menyebut 
diri-Nya dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. 
Agar Nabi langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena 
gemetaran lantaran tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka 
menurut sirah-sirah Nabi Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda 
Khadijah menghadap kepada pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin 
tahu jelentrehannya, siapa sih.. sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. 

--

Jano - ko :

--

2. Al Baqarah

74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih 
keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir 
sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu 
keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur 
jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah 
dari apa yang kamu kerjakan. 

---

Wassalam

--oo0oo--

Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
Menarik ndhak menarik ndhak jadi persoalan saya, Mas. Katanya.., sekali 
lagi katanya..., ballighuu annii walaw aayah, sampaikan apa yang datang 
dariku meskipun hanya satu ayat.

Dulu, ketika Kanjeng Nabi Muhammad menerima wahyu di tahun-tahun pertama, 
Tuhan memerintah Nabi menyebut diri-Nya dengan rabbuka. Menjelang hijrah 
ke Ethiopia, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan Al-Rahman. Barulah di 
pertengahan masa kenabian beliau di Mekah, nama Allah yang biasa disebut 
oleh orang-orang Qureisy itu diangkat menjadi al-ismu al-a'zham, nama 
terluhur yang patut diatributkan kepada-NYA.

Kesimpulan yang bisa ditarik dari asbab al-nuzul Alquran, Tuhan tidak 
menyebutkan nama pada puluhan wahyu yang awal diturunkan kepada beliau. 
Tuhan selalu disebut Rabbuka, seperti iqra bismi rabbika, sabbihisma 
rabbika.., wa rabbuka fakabbir, dst...dst...

Lha, kalau Tuhan punya Nama Diri, ya sejak awal pasti Dia menyebut 
diri-Nya dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. 
Agar Nabi langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena 
gemetaran lantaran tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka 
menurut sirah-sirah Nabi Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda 
Khadijah menghadap kepada pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin 
tahu jelentrehannya, siapa sih.. sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. 

Orang-orang Qureisy itu sudah sangat fasih menyebut nama Allah, makanya 
dalam perjanjian Hudaybiyah (th. 6 H), wakil Qureisy meminta agar sifat 
arrahman dan arrahim yang digandengkan pada nama Allah itu dibuang. 
Jadi, bagi orang Qureisy, cukuplah Bismillah. Jadi, nama ALLAH itu 
sudah menjadi trademark bagi bangsa Arab. Sedangkan Rasulullah diutus 
oleh Tuhan itu dengan menggunakan bahasa kaumnya. Oleh karena itu, setelah 
sifat-sifat yang tidak patut bagi Allah dibersihkan, secara perlahan-lahan 
kata rabbuka digeser dan diganti dengan kata Allah. Dan, sifat-sifat 
yang diatributkan oleh orang musyrik itu juga ditolak oleh Alquran dengan 
subhaanahu wa ta 'aalaa 'ammaa yashifuun, Mahasuci dan

RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-04-25 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)

Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak Chae
dengan putrinya, Annisa 

...

menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??

Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka

 begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-Nya dengan
rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan benar adanya.

Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa sayang mam??

Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat kebaikan
di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita saling
berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita memanggil-Nya
maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan sebutan
yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat
kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang kita
panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang ada
didalam dada kita sendiri.

ohhh...katanya... 

Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi saya aja
(Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? Saya tau
mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan lembut hati
kok.

Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja ya,
asalkan dengan rasa sayang ?

Betul, sayang. Kamu memang anak pintar.

OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang gini : 
Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku waktu kecil.
Amiin.
Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?

Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh ..


...

Wassalaam,
-Ning


RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan ibu Chairunisa :-)

2007-04-24 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)

Mas Satriyo,
Saya baru saja akan menulis reply untuk mbak Chae, yang intinya mirip
dengan yang mas Satriyo katakan.

Mbak Chae meng-image-kan kepada anaknya (Ini cerita anaknya ya mbak?
Saya kirain mbak Chae belum punya anak... Katanya nungguin Aa Keanu ?)
bahwa tuhan dari teman-teman anaknya itu sama (dengan tuhan kita, orang
Islam). 

Sedangkan saya, tidak demikian. 

Reaksi awal saya adalah kaget dengan kesimpulan yang diambil anak saya
itu (tuhan ada dua), dan menyadari bahwa saya harus jelaskan lebih
jelas lagi. Akhirnya saya jelaskan yesus itu siapa, dan bahwa orang
nasrani menganggap Yesus itu tuhan. Saya tidak support sinkretisme
(semua agama sama). Saya selalu menekankan kepada semua anak-anak saya,
bahwa agama yang benar adalah Islam. Tapi saya pun mengajarkan kepada
mereka, bagaimana menyikapi perbedaan itu.

Jadi, kisah yang mirip, tapi beda jiwa-nya ya...

Wassalaam,
-Ning

PS : Ngga apa-apa panggil mba kok mas. Semua yang di milist ini panggil
saya begitu ...he..he..
 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of satriyo
Sent: Tuesday, April 24, 2007 2:16 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan
ibu Chairunisa :-)

Mba Ning* dan Ibu Chairunisa,

Subhanallah, ya, Allah memberikan kita kepolosan dan ketulusan sosok
bani Adam melalui anak-anak, dalam hal ini anak-anak kita.

Saya dan istri saya dikaruniai lima janoko, dan yang kritis sekaligis
cerewet adalah yang #2 dan #3. Tidak jarang ketika sedang ngumpul muncul
juga pertanyaan atau topik lintas agama/iman spt dialami oleh mba Ning
dan ibu Chairunisa.

Memang benar adanya hadis Rasul yang menyatakan bahwa setiap anak itu
dilahirkan fithrah (bersih, tanpa infiltrasi dan intervensi makhluk lain
selain Allah)--dari segi 'keimanan' mereka kepada Allah, termasuk juga
world-view mereka--dan orang tuanya lah yang menjadikan mereka muslim,
yahudi, nasrani, atau majusi. 

Tapi saya kira hadis di atas tidak berhenti di sana, karena seberapapun
kita mencoba 'mendoktrin--begitu dinyatakan oleh ibu
Chairunisa--anak-anak kita, tetap saja mereka sudah diberikan 'hak' 
oleh Allah untuk fujur atau taqwa, memilih untuk kafir/maksiat atau
beriman/taat pada sang Khalik ALLAH subhanahu wa ta'ala.

Kalo saya berkomentar sedikit, apa yang ingin diutarakan oleh mba Ning
dan ibu Chairunisa rasanya bisa ditangkap oleh anak-anak anda. 
Mba Ning mencoba memberikan gambaran bahwa dalam Islam, pencipta kita
atau Tuhan itu punya nama, yaitu Allah--sampai di sini anak mba
menyimpulkan tuhan ada dua--dan berbeda dari 'nama' Tuhan agama lain. 
Ibu Chairunisa hingga tuntas berhasil menjelaskan atau 'instill' ide
bahwa [1] Allah itu sama saja dengan Tuhan agama lain (yang
konsekuensinya), [2] Semua agama sama karena tidak masalah agamanya
(=Tuhannya) apa selama berbuat baik dan tidak jahat pasti masuk Surga,
dan [3] Allah itu sekadar nama Arab dari Tuhan dan kita boleh
memanggilnya dengan apa saja sebagaimana kita manusia dipanggil macam-
macam (=banyak panggilan atau 'nama') oleh orang di sekitar kita.

Tentu poin-poin yang saya sebut itu belum tentu ditangkap oleh anak ibu
Chairunis sekarang, tapi mungkin akan bisa ia mamah dan cerna sejalan
dengan makin bertambahnya usia dan pemahaman dan pengalaman hidupnya,
dan mungkin ia akan share her mother's opinion or has her own opinion
similar or entirely different from her mother on this issue.

Sayang (buat saya) mba Ning tidak tuntas menceritakan akhir episode
bagaimana mba menerangkan hingga akhir, seperti ibu Chairunisa, topik
yang diangkat oleh anak mba.

Semoga kita bisa juga belajar dari 'fithrah' anak-anak kita karena bagi
punya anak, in them we can always find ourselves, be it as a whole or
bits and pieces, like it or not they are our reflections.

salam,
satriyo

*(maaf saya panggil nama mba yang bisa saya tahu dari postingan mba,
namanya baru kenal ya)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Halo Mba Ning,
 
 Sebenarnya ada 2 point dari postingan Mba Ning yang hendak saya
 komentari tapi biar fokus, satu-satu saja dulu biar saya nya ndak 
pusing;)
 
 Kejadian yang sama juga terjadi dalam keluarga saya ketika si sulung
 menginjak usia ABG (asa beuki geulis jiga emakna ha..ha..ha..) mulai
 masuk sekolah dasar dan bertemu teman2nya dgn latar belakang agama
 yang berbeda-beda...ada kristen, katolik, hindu dan buda.
 
 Dialog dibuka dengan pernyataan anak saya,  Mam, kasian Lady, 
Leslie,
 Emy dan juga Galuh..
 
 Memangnya kenapa??
 
 Kan mereka itu orang kristen, trus Galuh itu hindu jadi mereka 
bukan
 Islam krn bukan Islam mereka kan akan dimasukan ke dalam 
neraka...itu
 katanya Mam..
 
  Memangnya mereka itu jahat2 ya Ka??
 
 enggak kok Mam, mereka itu teman2 yang baik bahkan galuh itu selain
 baik juga pintar, senang menolong teman
 
 kalau mereka teman-teman yang baik lalu mengapa mereka dimasukan ke
 dalam neraka??
 
 Iiiihhh Mamam ini gimana sih

RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-24 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)
 
Kalau gitu bukankah mustinya laa ilaha ila Al ilah mas ? Apa terjadi
gejala bahasa atau budaya sehingga berubah dari Al ilah menjadi Allah ? 
Anyway, saya bukan ahli bahasa atau antropolog.  Jadi maaf gak bisa
kasih tanggapan, dan gak tau juga kebenaran atau kesalahan yang di atas.
 
Meskipun demikian, ujung-ujung dari diskusi ini kan sama. Bahwa yang
kita sembah itu ya Allah  yang itu, bukan yesus, bukan dewa air, bukan
dewa-dewa yang lain. Karena yang lain-lain itu mungkin saja (dianggap)
tuhan (god) tapi bukan Tuhan yang seharusnya (The God). Dan Allah juga
memerintahkan kita untuk memanggil dengan asmaul husna yang 99 itu,
bukan dengan yang lain (Al A'raaf:180), jadi ya kita panggil dengan
nama-nama itu saja kan ? Untuk apa membuat-buat nama lain, yang belum
tentu (atau sudah pasti tidak) disukai Allah. Ya kan ?
 
Wallahu'alam bishowab.
Wassalaam,
-Ning
 
 


From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wikan Danar
Sunindyo
Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:51 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah



menurut saya sih gak aneh,
kebetulan dalam bahasa Indonesia tidak mengenal article seperti dalam
bahasa Inggris a, an atau the ... atau dalam bahasa Arab-nya al.
Maksudnya kan there is no god but The God kalau dibahasaindonesiakan
menjadi tiada tuhan selain Tuhan (itu). Kalau dalam bahasa inggris,
the itu menunjukkan article yang berarti satu-satunya, misal the
earth, the sun ... berarti bumi itu cuma satu, matahari cuma satu.
Kalau The God, berarti Tuhan yang cuma satu.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com http://wikan.multiply.com 

On 4/24/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED]
mailto:ninghdw%40chevron.com  wrote:
 Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya
memang
 bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela
 percakapan menuliskan sesuatu yang sangat logis untuk menjelaskan hal
 ini, menurut saya, yakni bunyi syahadat : Laa ilaha ila Allah, yang
 artinya tidak ada tuhan selain ALLAH. Kalau Allah itu artinya sama
 dengan tuhan, maka arti syahadat itu jadi aneh kan ? Tiada tuhan
selain
 tuhan... Ato gimana ?


 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-24 Terurut Topik Achmad Chodjim
Menarik ndhak menarik ndhak jadi persoalan saya, Mas. Katanya.., sekali lagi 
katanya..., ballighuu annii walaw aayah, sampaikan apa yang datang dariku 
meskipun hanya satu ayat.

Dulu, ketika Kanjeng Nabi Muhammad menerima wahyu di tahun-tahun pertama, Tuhan 
memerintah Nabi menyebut diri-Nya dengan rabbuka. Menjelang hijrah ke 
Ethiopia, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan Al-Rahman. Barulah di 
pertengahan masa kenabian beliau di Mekah, nama Allah yang biasa disebut oleh 
orang-orang Qureisy itu diangkat menjadi al-ismu al-a'zham, nama terluhur 
yang patut diatributkan kepada-NYA.

Kesimpulan yang bisa ditarik dari asbab al-nuzul Alquran, Tuhan tidak 
menyebutkan nama pada puluhan wahyu yang awal diturunkan kepada beliau. Tuhan 
selalu disebut Rabbuka, seperti iqra bismi rabbika, sabbihisma rabbika.., wa 
rabbuka fakabbir, dst...dst...

Lha, kalau Tuhan punya Nama Diri, ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya 
dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi 
langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran 
tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi 
Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada 
pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. 
sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. 

Orang-orang Qureisy itu sudah sangat fasih menyebut nama Allah, makanya dalam 
perjanjian Hudaybiyah (th. 6 H), wakil Qureisy meminta agar sifat arrahman dan 
arrahim yang digandengkan pada nama Allah itu dibuang. Jadi, bagi orang 
Qureisy, cukuplah Bismillah. Jadi, nama ALLAH itu sudah menjadi trademark 
bagi bangsa Arab. Sedangkan Rasulullah diutus oleh Tuhan itu dengan menggunakan 
bahasa kaumnya. Oleh karena itu, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi 
Allah dibersihkan, secara perlahan-lahan kata rabbuka digeser dan diganti 
dengan kata Allah. Dan, sifat-sifat yang diatributkan oleh orang musyrik itu 
juga ditolak oleh Alquran dengan subhaanahu wa ta 'aalaa 'ammaa yashifuun, 
Mahasuci dan Mahatinggi DIA dari apa yang mereka sifatkan (6:100).

Penyifatan yang salah terhadap Tuhan itu diberikan 7 kali yaitu pada QS 6:100, 
21:22, 23:91, 23:96, 37:159, 37:180, 43:82. Itu pun nama Allah dipautkan pada 
ayat-ayat tersebut setelah ditegaskan bahwa sifat Tuhan itu tidak sebagaimana 
yang digambarkan oleh orang-orang musyrik.

Nah, kalau saya disebut entah sungguhan atau sepertinya bahwa saya arogan 
atau sombong..., ya ndhak apa-apa. Wong Nabi dulu ketika menyampaikan pesan 
akhlak alkarimah, juga disebut gila, tukang sihir dll. 

Tambahan dari saya:
Yahdillaahu li nuurihi man yasyaa' (QS 24:35), Allah menunjukkan kepada 
Cahaya-Nya kepada orang yang menghendaki (dan dikehendaki)NYA.

QS 29:69,
Walladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyanahum subulana wa innallaaha lama'a 
al-muhsiniin.

(Perhatikanlah) bahwa orang-orang yang berjuang sungguh-sungguh fii Kami, 
niscaya Kami tunjukkan kepada mereka itu jalan-jalan Kami. Dan, sesungguhnya 
Allah beserta orang-orang yang muhsin.

Sengaja kata fii tidak saya terjemahkan dengan jalan karena kita baru mau 
mencari tahu jalan-jalan itu.

Lho, kalau tidak ada koneksi, bagaimana kita akan tahu bahwa Dia akan 
menunjukkan jalan-jalan-Nya itu. Nanti, yang menunjukkan itu dikira 
Gendruwo... :)) 
Kalau ndhak ada koneksi, bagaimana Dia dapat dikatakan menyertai orang-orang 
yang muhsin. Piye toh iki..?

Wassalam,
chodjim
 

  - Original Message - 
  From: satriyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, April 23, 2007 10:41 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah


  Ketika saya membaca ada pak Achmad Chodjim ikut memberikan komentar, 
  pasti ada sesuatu yang menarik hingga membuat pak Achmad Chodjim 
  sedemikian terusik untuk berkomentar ... dan ternyata komentarnya 
  tidak terlalu kuat mengingat tidak ada landasan yang kuat tentunya 
  yang mendukung argumentasi dan klaim pak Achmad Chodjim. Walau tentu 
  sabda pak Achmad Chodjim akan sangat diperhatikan oleh pengikut 
  pengajian beliau.

  Semua yang pak Achmad Chodjim sangat terasa beraroma 'menurut logika 
  saya' dan bernada 'memangnya Arab itu siapa sih? kok mereka 
  diistimewakan begitu?' atau yang semisalnya, setidaknya menurut saya 
  yang dhaif ini.

  Tapi yang paling mengusik adalah pernyataan di akhir komentar pak 
  Achmad Chodjim yang makin menambah kuat aroma dari asumsi saya di 
  atas, (kutipannya)
   Jika masih tidak percaya bahwa Allah itu aslinya tak bernama, maka 
  silakan bertanya sendiri secara langsung kepada DIA! Tidak perlu 
  ngotot lagi, karena Dia maha hidup, maha mendengar, dan maha hadir. 
  Pasti Dia bisa ditanyai!
   
  Wah selamat ya, pak Achamd Chodjim, karena bisa punya direct 
  connection dengan DIA (department of Internal Affairs?) sehingga 
  yakin kalo yang lain pasti tidak sehebat njenengan dan pasti nda 
  mampu seperti njenengan. Ah jadi teringat ada yang berkomentar 
  serupa. Soo sure of himself

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-24 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Saya sendiri belum mendapatkan informasi syahadat uumatnya Nabi Musa AS.
Akan tetapi syahadat Kristian saya dapatkan sebagai berikut (tetapi sayang,
tidak dari Injil):
Konsili Nicaea I (sumber dari Wikipedia)
Konsili Nicea Pertama dihimpunkan oleh Kaisar Roma Konstantin Agung pada 325
M. Ini adalah konferensi ekumenis pertama para uskup dari Gereja Kristen.
Tujuan konsili ini (yang juga disebut sinode) adalah memecahkan perbedaan
pendapat di Gereja Alexandria mengenai hakikat Yesus dalam hubungannya
dengan Sang Bapa; khususnya apakah Yesus mempunyai hakikat yang sama atau
serupa dengan Allah Bapa. St. Alexander dari Alexandria mengambil posisi
yang pertama; penatua Arius yang populer, yang merupakan asal-usul istilah
pertikaian Arian datang, dan mengambil posisi yang kedua. Konsili ini
memutuskan menentang kaum Arian. Hasil lain dari konsili ini adalah
kesepakatan mengenai tanggal perayaan Paskah Kristen, yang mulanya berkaitan
dengan Paskah Yahudi. Perayaan ini adalah perayaan terpenting dalam
kehidupan Gereja. Konsili memutuskan untuk merayakan Paskah pada hari Minggu
pertama setelah equinox musim semi, bebas dari Kalender Ibrani Alkitab
(lihat pula Quartodecimanisme), dan memberikan wewenang kepada Uskup
Alexandria kemungkinan menggunakan kalendar Alexandria) untuk mengumumkan
setiap tahunnya tanggal yang persis kepada rekan-rekan uskupnya. Konsili
Nicea secara historis penting karena ini adalah upaya pertama untuk mencapai
konsensus di kalangan gereja melalui sebuah persidangan yang mewakili
seluruh dunia Kristen.

THE CREED OF NICAEA
We believe in one God the Father, Almighty, maker of all things visible and
invisible; and in one Lord Jesus Christ, the Son of God, begotten of the
Father, only begotten that is, from the substance of the Father; God from
God, light from light, Very God from Very God 100% God, 100% Man  (The
History of Christianity, a Lion Handbook, p. 177).

In that time of 1st Nicea Council (325), Christians just had given 2 divine
attributes only (duality), i.e. unto the Father and the Son, and then they
gave later divinity unto the Holy Ghost (the trinity) after 57 years, at the
later Council.

Fyi, creed itu sama artinya dengan syahadat. Dalam syahadat Nicaea itu hanya
dipakai kata God untuk oknum pertama dan Lord untuk oknum kedua. Itu artinya
di dalam Injil tidak ada nama bagi Tuhan selain God.
Wassalam,
HMNA


- Original Message - 
From: Chae [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, April 24, 2007 15:14
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

Mba Ning,

Syahadat itu tidak hanya di kenal dalam ajaran Islam saja tapi ada
dalam ajaran Taurat dan Injil juga. Ini bisa kita lihat dalam Qs.3:84

Syahadat dalam taurat tentu memakai bahasa Ibrani sedangkan Bahasa
injil lebih kepada bahasa Aramik dimana bahasa Aramik menjadi bahasa
ibu pada waktu itu.

Bahasa arab merupakan bahasa yang serumpun dengan bahasa Ibrani dan
bahasa Aramik, dimana termasuk kedalam golongan bahasa semit.

Dalam Bahasa Ibrani Tuhan disebut dengan nama Yahweh tapi karena adat
dan tradisi mensucikan nama Tuhan untuk tidak disebut sembarangan maka
nama Yahweh seringkali di gambarkan hanya dengan YHWH atau yang
disebut tetagramaton. Untuk keseharianya mereka menyebut Tuhan dengan
sebutan Elah diambil dari akat kata EL (yang Maha Kuat) alah (sumpah),
maka berkembang lah kata ini menjadi kata Tuhan menggantikan kata
Yahweh. Kemudian kata Elah berubah bentuk menjadi Elohim dimana
akhiran im menunjukan jamak untuk menekankan keberasan (pluralis
maestaticus), seperti yang bisa kita temukan dalam Ulangan 6:4 dalam
bahasa asli Ibrani:

Syema Tsrael, Adonai Elohenu, Adonay Ehad..dengarlah Israel, Tuhan
kita, Tuhan yang Esa.

seperti yang saya info tempo hari bahwa ada Inskripsi Zabad dimana
diperkirakan berasal dari tahun 512 sebelum adanya ajaran Islam. Dalam
Inskripsi tsb penggunaan kata Bism-Al-lah sebagai pembuka, Menurut
Yasin Hamid al-Safadi, dalam The Islamic Calligraphy, inskripsi
pra-Islam lainya yang ditemukan di Ummul Jimal dari pertengahan abad
ke-6 Masehi, membuktikan bahwa berbeda dengan yang terjadi di Arab
selatan, di sekitar Syria nama 'Allah' disembah secara benar.
Inskripsi Ummul Jimmal diawali dengan kata-kata Allah ghafran (Allah
mengampuni). (9)

Bahkan menurut Spencer Trimingham, dalam bukunya Christianity among
the Arabs in the pre-Islamic Times, membuktikan bahwa pada tahun yang
sama dengan diadakannya Majma' (Konsili) Efesus (431), di wilayah suku
Arab Hartis (Yunani: Aretas ) dipimpin seorang uskup yang bernama 'Abd
Allah (Hamba Allah). (10)

Dari bukti-bukti arkeologis ini, jelas bahwa sebutan Allah sudah
dipakai di lingkungan Kristen sebelum zaman Islam yang dimaknai
sebagai sebutan bagi Tuhan Yang Mahaesa, Pencipta langit dan
bumi.Penggunaan kata Al-lah dikalangan umat kristen pra Islam
dieprkirakan sebagai serapan dari kata El-alah/Elah/Elohim. Penggunaan
kata Allah pun di gunakan oleh orang-orang jahiliah sebelum pra Islam,
dimana kemudian Islam

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-24 Terurut Topik Fadhli . Halim
mbak, 

di alqur'an kan disebutkan bahwa tuhan itu adalah allah. Disamping itu di 
qur'an juga disebutkan nama2 allah yang banyak dan 99 nama nya wajib 
diketahui. Semua nama tuhan itu pasti diawali dengan nama maha 

menurut saya lebih baik kita membahas tentang apa itu tuhan, wujudnya dan 
sifat2nya dari pada memperdebatkan nama tuhan yang sudah jelas2 di qur'an, 
menurut saya pembahasan mengenai tuhan yang lebih mendalam itulah yang 
akan menambah aqidah dan kepercayaan kita. 

wassalam,






Chae [EMAIL PROTECTED]
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
04/24/2007 02:14 PM
Please respond to wanita-muslimah

 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject:[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah




Mba Ning,

Syahadat itu tidak hanya di kenal dalam ajaran Islam saja tapi ada
dalam ajaran Taurat dan Injil juga. Ini bisa kita lihat dalam Qs.3:84

Syahadat dalam taurat tentu memakai bahasa Ibrani sedangkan Bahasa
injil lebih kepada bahasa Aramik dimana bahasa Aramik menjadi bahasa
ibu pada waktu itu.

Bahasa arab merupakan bahasa yang serumpun dengan bahasa Ibrani dan
bahasa Aramik, dimana termasuk kedalam golongan bahasa semit.

Dalam Bahasa Ibrani Tuhan disebut dengan nama Yahweh tapi karena adat
dan tradisi mensucikan nama Tuhan untuk tidak disebut sembarangan maka
nama Yahweh seringkali di gambarkan hanya dengan YHWH atau yang
disebut tetagramaton. Untuk keseharianya mereka menyebut Tuhan dengan
sebutan Elah diambil dari akat kata EL (yang Maha Kuat) alah (sumpah),
maka berkembang lah kata ini menjadi kata Tuhan menggantikan kata
Yahweh. Kemudian kata Elah berubah bentuk menjadi Elohim dimana
akhiran im menunjukan jamak untuk menekankan keberasan (pluralis
maestaticus), seperti yang bisa kita temukan dalam Ulangan 6:4 dalam
bahasa asli Ibrani:

Syema Tsrael, Adonai Elohenu, Adonay Ehad..dengarlah Israel, Tuhan
kita, Tuhan yang Esa.

seperti yang saya info tempo hari bahwa ada Inskripsi Zabad dimana
diperkirakan berasal dari tahun 512 sebelum adanya ajaran Islam. Dalam
Inskripsi tsb penggunaan kata Bism-Al-lah sebagai pembuka, Menurut
Yasin Hamid al-Safadi, dalam The Islamic Calligraphy, inskripsi
pra-Islam lainya yang ditemukan di Ummul Jimal dari pertengahan abad
ke-6 Masehi, membuktikan bahwa berbeda dengan yang terjadi di Arab
selatan, di sekitar Syria nama 'Allah' disembah secara benar.
Inskripsi Ummul Jimmal diawali dengan kata-kata Allah ghafran (Allah
mengampuni). (9)

Bahkan menurut Spencer Trimingham, dalam bukunya Christianity among
the Arabs in the pre-Islamic Times, membuktikan bahwa pada tahun yang
sama dengan diadakannya Majma' (Konsili) Efesus (431), di wilayah suku
Arab Hartis (Yunani: Aretas ) dipimpin seorang uskup yang bernama 'Abd
Allah (Hamba Allah). (10)

Dari bukti-bukti arkeologis ini, jelas bahwa sebutan Allah sudah
dipakai di lingkungan Kristen sebelum zaman Islam yang dimaknai
sebagai sebutan bagi Tuhan Yang Mahaesa, Pencipta langit dan
bumi.Penggunaan kata Al-lah dikalangan umat kristen pra Islam
dieprkirakan sebagai serapan dari kata El-alah/Elah/Elohim. Penggunaan
kata Allah pun di gunakan oleh orang-orang jahiliah sebelum pra Islam,
dimana kemudian Islam justru datang untuk mengubah makna teologis dari
istilah tsb. 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya memang
 bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela
 percakapan menuliskan sesuatu yang sangat logis untuk menjelaskan hal
 ini, menurut saya, yakni bunyi syahadat : Laa ilaha ila Allah, yang
 artinya tidak ada tuhan selain ALLAH. Kalau Allah itu artinya sama
 dengan tuhan, maka arti syahadat itu jadi aneh kan ? Tiada tuhan selain
 tuhan... Ato gimana ?
 
 Kemudian juga di surat al maidah (kalau ga salah), yang mengenai makanan
 haram yang disembelih dengan nama selain ALLAH, tidak boleh dimakan. Itu
 menunjukkan bahwa ALLAH itu adalah NAMA, ya ngga ?
 
 Jadi ALLAH adalah nama tuhan. Ada nama-nama lain yang dianggap tuhan
 oleh orang-orang lain. Misalnya : YESUS, Dewa-dewa, Sang Hyang Widi,
 dst. Islam tidak mengakui nama-nama tersebut sebagai tuhan. Karena
 tuhannya orang ISLAM itu adalah yang namanya ALLAH. ALLAH membolehkan
 kita memanggil dengan nama-nama lain (asmaul husna), dan bukan dengan
 nama-nama selain itu.
 
 Mbak Chae bilang, dari sebelum Islam (maksudnya sebelum nabi Muhammad
 'gitu), orang sudah menyebut ALLAH sebagai tuhan. Ya memang iya. Abah
 sudah menjelaskan tuh. Saya rasa semua umat yang sampai kepadanya berita
 dari para nabi dan rasul, akan mengenal nama ALLAH sebagai tuhan yang
 patut disembah. Jadi bukan hanya orang Islam yang mengenal nama Allah,
 insya Allah.
 
 Wallahu'alam bishowab.
 Wassalaam,
 -Ning
 
 
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of satriyo
 Sent: Monday, April 23, 2007 6:39 PM
 To: wanita

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-24 Terurut Topik jano ko
Saudari Mia berkata :
   
  namun proper name dalam pengertian nama tuhan maksudnya: 
nama 'Allah' itu merefer pada sesuatu, tapi sama sekali nggak 
menjabarkan apa-apa tentang sesuatu itu. ini pengertian salah satu 
definisi'proper name' dari wikipedia, yang mungkin bisa mendukung 
pengertian kita tentang 'proper name' Allah.

  ==
   
  Jano - ko :
   
  --
   
  Surah 112
   
  1 Say: He is Allah, the One!
2 Allah, the eternally Besought of all!
3 He begetteth not nor was begotten.
4 And there is none comparable unto Him.

---
   
   
  112. Al Ikhlash
  
1. Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
   
  2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
   
  3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
   
  4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. 
   
  ---
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
   
  
 
   
   
   
   
  Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
  dalam bahasa Arab al-ilah melebur jadi allah, proses phonetic saja, 
seperti misalnya al-samawati dibacanya as samawati, gitu.

laa ilaha illallah, terjemahan harafiahnya memang: tiada tuhan 
melainkan tuhan itu, there is no god but (the) god. tapi kalo 
diterjemahkan tiada tuhan melainkan Allah, pun boleh, karena Allah 
bisa disebut proper name.

namun proper name dalam pengertian nama tuhan maksudnya: 
nama 'Allah' itu merefer pada sesuatu, tapi sama sekali nggak 
menjabarkan apa-apa tentang sesuatu itu. ini pengertian salah satu 
definisi'proper name' dari wikipedia, yang mungkin bisa mendukung 
pengertian kita tentang 'proper name' Allah.

artinya kalau bicara soal nama atau panggilan saja, pastilah ketika 
kita bilang Allah itu merupakan sarana sebutan kepada 'sesuatu itu'. 
FULL STOP.

dalam budaya suku-suku tua, termasuk Baduy Dalam, nama-nama tuhan 
jarang disebut dalam kehidupan sehari-hari, mungkin mereka takut 
kuwalat salah sebut proper name, karena fungsi simbol penting untuk 
kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu dalam sejarah tuhan 
disebutkan ketika masyarakat mengalami perubahan (i.e urbanisasi) 
nama tuhan tersebut dan konsepnya juga mengalami perubahan, seolah-
olah 'ditinggalkan', namun sebenarnya berubah sesuai wawasan kita 
(Karen Armstrong). Yesus, anak Tuhan misalnya, menurut KA, Paul akan 
marah besar kalau dibilang Yesus anak tuhan secara harafiah 
badaniah. Tapi kan begitu kenyataannya kemudian, yaitu wawasan 
setelah jaman Paul berubah tentang 'Yesus anak Tuhan', yang lebih 
personal sifatnya. Dan sekarang sedang mengalami perubahan lagi.

selanjutnya lailahaillallah adalah suatu kalimat action. bahwa 
setiap kali kita merasa mengedepankan ego kita, mempersonalisasikan 
tuhan, menggantungkan hidup pada kekayaan, status dll - kita harus 
mencairkan itu dan mencari keseimbangan lagi. proses yang terus 
menerus tak berakhir selama kita hidup, makanya selalu disebut 
begitu laa ilahaillallah.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Kalau gitu bukankah mustinya laa ilaha ila Al ilah mas ? Apa 
terjadi
 gejala bahasa atau budaya sehingga berubah dari Al ilah menjadi 
Allah ? 
 Anyway, saya bukan ahli bahasa atau antropolog. Jadi maaf gak bisa
 kasih tanggapan, dan gak tau juga kebenaran atau kesalahan yang di 
atas.
 
 Meskipun demikian, ujung-ujung dari diskusi ini kan sama. Bahwa 
yang
 kita sembah itu ya Allah yang itu, bukan yesus, bukan dewa air, 
bukan
 dewa-dewa yang lain. Karena yang lain-lain itu mungkin saja 
(dianggap)
 tuhan (god) tapi bukan Tuhan yang seharusnya (The God). Dan Allah 
juga
 memerintahkan kita untuk memanggil dengan asmaul husna yang 99 itu,
 bukan dengan yang lain (Al A'raaf:180), jadi ya kita panggil dengan
 nama-nama itu saja kan ? Untuk apa membuat-buat nama lain, yang 
belum
 tentu (atau sudah pasti tidak) disukai Allah. Ya kan ?
 
 Wallahu'alam bishowab.
 Wassalaam,
 -Ning
 
 
 
 
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wikan Danar
 Sunindyo
 Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:51 AM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
 
 
 
 menurut saya sih gak aneh,
 kebetulan dalam bahasa Indonesia tidak mengenal article seperti 
dalam
 bahasa Inggris a, an atau the ... atau dalam bahasa Arab-nya al.
 Maksudnya kan there is no god but The God kalau 
dibahasaindonesiakan
 menjadi tiada tuhan selain Tuhan (itu). Kalau dalam bahasa 
inggris,
 the itu menunjukkan article yang berarti satu-satunya, misal the
 earth, the sun ... berarti bumi itu cuma satu, matahari cuma satu.
 Kalau The God, berarti Tuhan yang cuma satu.
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com http://wikan.multiply.com 
 
 On 4/24/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED]
 mailto:ninghdw%40chevron.com  wrote:
  Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya
 memang
  bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela
  percakapan

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-24 Terurut Topik jano ko
Pak Achmad :
   
  Lha, kalau Tuhan punya Nama Diri, ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya 
dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi 
langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran 
tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi 
Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada 
pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. 
sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. 

  --
   
  Jano - ko :
   
  --
   
  2. Al Baqarah
   
  74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih 
keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir 
sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu 
keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur 
jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa 
yang kamu kerjakan. 

  ---
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
   
  

Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Menarik ndhak menarik ndhak jadi persoalan saya, Mas. Katanya.., 
sekali lagi katanya..., ballighuu annii walaw aayah, sampaikan apa yang 
datang dariku meskipun hanya satu ayat.

Dulu, ketika Kanjeng Nabi Muhammad menerima wahyu di tahun-tahun pertama, Tuhan 
memerintah Nabi menyebut diri-Nya dengan rabbuka. Menjelang hijrah ke 
Ethiopia, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan Al-Rahman. Barulah di 
pertengahan masa kenabian beliau di Mekah, nama Allah yang biasa disebut oleh 
orang-orang Qureisy itu diangkat menjadi al-ismu al-a'zham, nama terluhur 
yang patut diatributkan kepada-NYA.

Kesimpulan yang bisa ditarik dari asbab al-nuzul Alquran, Tuhan tidak 
menyebutkan nama pada puluhan wahyu yang awal diturunkan kepada beliau. Tuhan 
selalu disebut Rabbuka, seperti iqra bismi rabbika, sabbihisma rabbika.., wa 
rabbuka fakabbir, dst...dst...

Lha, kalau Tuhan punya Nama Diri, ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya 
dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi 
langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran 
tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi 
Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada 
pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. 
sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. 

Orang-orang Qureisy itu sudah sangat fasih menyebut nama Allah, makanya dalam 
perjanjian Hudaybiyah (th. 6 H), wakil Qureisy meminta agar sifat arrahman dan 
arrahim yang digandengkan pada nama Allah itu dibuang. Jadi, bagi orang 
Qureisy, cukuplah Bismillah. Jadi, nama ALLAH itu sudah menjadi trademark 
bagi bangsa Arab. Sedangkan Rasulullah diutus oleh Tuhan itu dengan menggunakan 
bahasa kaumnya. Oleh karena itu, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi 
Allah dibersihkan, secara perlahan-lahan kata rabbuka digeser dan diganti 
dengan kata Allah. Dan, sifat-sifat yang diatributkan oleh orang musyrik itu 
juga ditolak oleh Alquran dengan subhaanahu wa ta 'aalaa 'ammaa yashifuun, 
Mahasuci dan Mahatinggi DIA dari apa yang mereka sifatkan (6:100).

Penyifatan yang salah terhadap Tuhan itu diberikan 7 kali yaitu pada QS 6:100, 
21:22, 23:91, 23:96, 37:159, 37:180, 43:82. Itu pun nama Allah dipautkan pada 
ayat-ayat tersebut setelah ditegaskan bahwa sifat Tuhan itu tidak sebagaimana 
yang digambarkan oleh orang-orang musyrik.

Nah, kalau saya disebut entah sungguhan atau sepertinya bahwa saya arogan 
atau sombong..., ya ndhak apa-apa. Wong Nabi dulu ketika menyampaikan pesan 
akhlak alkarimah, juga disebut gila, tukang sihir dll. 

Tambahan dari saya:
Yahdillaahu li nuurihi man yasyaa' (QS 24:35), Allah menunjukkan kepada 
Cahaya-Nya kepada orang yang menghendaki (dan dikehendaki)NYA.

QS 29:69,
Walladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyanahum subulana wa innallaaha lama'a 
al-muhsiniin.

(Perhatikanlah) bahwa orang-orang yang berjuang sungguh-sungguh fii Kami, 
niscaya Kami tunjukkan kepada mereka itu jalan-jalan Kami. Dan, sesungguhnya 
Allah beserta orang-orang yang muhsin.

Sengaja kata fii tidak saya terjemahkan dengan jalan karena kita baru mau 
mencari tahu jalan-jalan itu.

Lho, kalau tidak ada koneksi, bagaimana kita akan tahu bahwa Dia akan 
menunjukkan jalan-jalan-Nya itu. Nanti, yang menunjukkan itu dikira 
Gendruwo... :)) 
Kalau ndhak ada koneksi, bagaimana Dia dapat dikatakan menyertai orang-orang 
yang muhsin. Piye toh iki..?

Wassalam,
chodjim


- Original Message - 
From: satriyo 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 23, 2007 10:41 AM
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

Ketika saya membaca ada pak Achmad Chodjim ikut memberikan komentar, 
pasti ada sesuatu yang menarik hingga membuat pak Achmad Chodjim 
sedemikian terusik untuk berkomentar ... dan ternyata komentarnya 
tidak terlalu kuat mengingat tidak ada landasan yang kuat

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - HR Muslim

2007-04-24 Terurut Topik jano ko
Pak Achmad :
   
  Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, 
anak TK itu belum bisa bersyahadat . Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah 
mengucapkan kalimat syahadat.

  ---
   
  Jano-ko :
   
  --
   
  Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan 
selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau 
menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan, dan 
menunaikan ibadah haji ke Baitullah, jika engkau berkemampuan melaksanakannya. 
(HR Muslim). 
   
  --
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
  

Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh syahadat 'ayn 
tersebut. Ini pasti saya setuju sekal...

Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang Nama 
Tuhan.

Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, anak 
TK itu belum bisa bersyahadat. Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah 
mengucapkan kalimat syahadat.

Salam,
chodjim

- Original Message - 
From: jano ko 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 23, 2007 7:34 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat

Pak Achmad :

(3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita 
diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih 
termasuk dalam asma' al-husna. Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika 
dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti 
Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan 
lain-lainnya. 

--

Jano - ko :

Lafazh kalimat syahadat ialah :

Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah
Artinya :

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa 
Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

---

Marilah kita pegang teguh.

Wassalam

--oo0oo--

Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ketika saya membaca tulisan di milis ini, nama Allah sedang diributkan. Malah 
ada yang menyebut bahwa sebagian ulama memandang nama Allah sebagai nama 
pribadi Tuhan dan sebagian yang lain mengatakan itu panggilan Tuhan dalam 
bahasa Arab.

Yang jelas:
(1) Nama atau sebutan Allah bagi Tuhan sudah ada jauh sebelum agama Islam 
dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad.

(2) Dalam Alkitab yang berbahasa Arab, Tuhan disebut Allah. Artinya, Allah yang 
disebut oleh Nasrani Arab atau orang Islam ya sama saja. Rabb dalam bahasa Arab 
bukan hanya untuk Allah, tapi juga untuk bos, majikan atau jeragan. Rabb dalam 
bahasa Inggris sama dengan Lord, alias Tuan. Dalam bahasa Melayu lama, tak 
ada kosa kata tuhan. Kosa kata ini muncul di masa pendudukan Belanda di abad 
17. Orang kita diperintah oleh Belanda menyebut dirinya tuan. Tapi, ketika 
Yesus juga dipanggil Tuan Yesus, orang Belanda kurang berkenan, dan panggilan 
itu harus dibunyikan secara mantap dengan sisipan huruf h, jadilah 
tu...han

(3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita 
diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih 
termasuk dalam asma' al-husna. Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika 
dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti 
Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan 
lain-lainnya. 

Kisah Musa dalam QS 20:14 menyebutkan bahwa Tuhan mengenalkan dengan Innanii 
anallaah. Tapi ini kisah Musa dalam bahasa Arab Alquran. Sedangkan kisah Musa 
dalam Alkitab berbahasa Arab menyebut, Fa ajabahullah (ilaa Musa): Ahyah 
alladzii Ahyah (I am who I am).

(4) Allah tidak pernah memperkenalkan dirinya bahwa nama-Nya itu ALLAH. 
Lantaran Allah bukanlah sosok makhluk yang berbangsa Arab. Nama Allah itu 
diberikan oleh manusia kepada-NYA. Jadi, manusialah pencipta nama-nama bagi 
semuanya. Nama diberikan untuk membedakan antara sesuatu dengan sesuatu yang 
lainnya. Sedangkan Allah di QS 24:25 disebut al-Haqq al-mubiin, Yang Maha 
Nyata sekali, atau Yang Mahabenar sekaligus mahaterang/mahajelas. Oleh karena 
Dia itu mahajelas maka Dia niscaya tidak membutuhkan nama, karena nama hanyalah 
tanda untuk membedakan!

Jika masih tidak percaya bahwa Allah itu aslinya tak bernama, maka silakan 
bertanya sendiri secara langsung kepada DIA! Tidak perlu ngotot lagi, karena 
Dia maha hidup, maha mendengar, dan maha hadir. Pasti Dia bisa ditanyai!

Wassalam,
chodjim

[Non-text portions of this message have been removed]

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]



 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf

2007-04-24 Terurut Topik jano ko
Pak Achmad :
   
  Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang 
Nama Tuhan.

  ---
   
  Jano - ko :
   
  --
   
  SURAH 2, AYAT 255-56:
   
  255 Allah! There is no God save Him, the Alive, the Eternal. Neither slumber 
nor sleep overtaketh Him. Unto Him belongeth whatsoever is in the heavens and 
whatsoever is in the earth. Who is he that intercedeth with Him save by His 
leave? He knoweth that which is in front of them and that which is behind them, 
while they encompass nothing of His knowledge save what He will. His throne 
includeth the heavens and the earth, and He is never weary of preserving them. 
He is the Sublime, the Tremendous.
256 There is no compulsion in religion. The right direction is henceforth 
distinct from error. And he who rejecteth false deities and believeth in Allah 
hath grasped a firm handhold which will never break. Allah is Hearer, Knower.
   
  --
   
  SURAH 112:
   
  1 Say: He is Allah, the One!
2 Allah, the eternally Besought of all!
3 He begetteth not nor was begotten.
4 And there is none comparable unto Him.
   
  ---
   
  SURAH 59, AYAT 22-24:
   
  22 He is Allah, than whom there is no other God, the Knower of the invisible 
and the visible. He is the Beneficent, the Merciful.
23 He is Allah, than whom there is no other God, the Sovereign Lord the Holy 
One, Peace, the Keeper of Faith, the Guardian, the Majestic, the Compeller, the 
Superb. Glorified be Allah from all that they ascribe as partner (unto Him).
24 He is Allah, the Creator, the Shaper out of naught, the Fashioner. His are 
the most beautiful names. All that is in the heavens and the earth glorifieth 
Him, and He is the Mighty, the Wise.
   
  ---
   
  SURAH 17, AYAT 110-111:
   
  110 Say (unto mankind): Cry unto Allah, or cry unto the Beneficent, unto 
whichsoever ye cry (it is the same). His are the most beautiful names. And thou 
(Muhammad), be not loud voiced in thy worship nor yet silent therein, but 
follow a way between.
111 And say: Praise be to Allah, Who hath not taken unto Himself a son, and Who 
hath no partner in the Sovereignty, nor hath He any protecting friend through 
dependence. And magnify Him.
   
  --
   
  SURAH AL-A'RAF (7), AYAT 179-181:
   
  180 Allah's are the fairest names. Invoke Him by them. And leave the company 
of those who blaspheme His names. They will be requited what they do.
181 And of those whom We created there is a nation who guide with the Truth and 
establish justice therewith.
   
  =
  =
  =
   
   
  Terjemahan :
   
  7. Al A'raaf
   
  180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepada-Nya 
dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang 
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[586]. Nanti mereka 
akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. 


  =
  =
  
   
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
   
   
   
  Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh syahadat 'ayn 
tersebut. Ini pasti saya setuju sekal...

Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang Nama 
Tuhan.

Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, anak 
TK itu belum bisa bersyahadat. Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah 
mengucapkan kalimat syahadat.

Salam,
chodjim

- Original Message - 
From: jano ko 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 23, 2007 7:34 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat

Pak Achmad :

(3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita 
diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih 
termasuk dalam asma' al-husna. Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika 
dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti 
Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan 
lain-lainnya. 

--

Jano - ko :

Lafazh kalimat syahadat ialah :

Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah
Artinya :

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa 
Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

---

Marilah kita pegang teguh.

Wassalam

--oo0oo--

Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ketika saya membaca tulisan di milis ini, nama Allah sedang diributkan. Malah 
ada yang menyebut bahwa sebagian ulama memandang nama Allah sebagai nama 
pribadi Tuhan dan sebagian yang lain mengatakan itu panggilan Tuhan dalam 
bahasa Arab.

Yang jelas:
(1) Nama atau sebutan Allah bagi Tuhan sudah ada jauh sebelum agama Islam 
dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad.

(2) Dalam Alkitab yang berbahasa Arab, Tuhan disebut Allah. Artinya, Allah yang 
disebut oleh Nasrani Arab atau orang Islam ya sama saja. Rabb dalam bahasa Arab 
bukan hanya untuk Allah, tapi juga untuk

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat

2007-04-24 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Pak Achmad, mau nanya ...
maksud bersaksi dalam syahadat itu apa ya?
kan kalau dalam pengadilan, saksi itu ya yang menyaksikan kejadian,
melihat dengan mata kepala sendiri, mendengar dengan telinga
kalau jadi saksi dalam pernikahan berarti ya datang duduk dan
mengikuti pernikahan itu sehingga menjadi saksi.
ada saksi mata berarti saksi yang melihat, ada saksi bisu berarti
saksi yang tidak bisa berkata (biasa dinisbatkan ke benda2).
lha kalau bersaksi tiada tuhan selain Allah  Muhammad utusan Allah
itu bagaimana ya pak? mohon penjelasannya
makasih

wassalam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 4/24/07, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh syahadat 'ayn tersebut. 
 Ini pasti saya setuju sekal...

  Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang 
 Nama Tuhan.

  Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, 
 anak TK itu belum bisa bersyahadat. Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah 
 mengucapkan kalimat syahadat.


Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-24 Terurut Topik jano ko
7. Al A'raaf
   
  179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan 
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk 
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak 
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka 
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat 
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. 
Mereka itulah orang-orang yang lalai. 

  
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
   
   
   
   
  SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote:
  On 4/24/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya berimana kepada Al Qur'an, dan saya yakin bahwa semua binatang bertasbih 
 kepada Allah swt.
 Mas Sir lupa ya ?

 Senyum dulu :)


 --oo0oo--

saya hargai keyakinan anda ; yang pasti anda bukan celeng atau ayam
jago; jadi pengetahuan saya terhadap ayam jago dan celeng tidak
bertambah dengan keyakinan anda ini :=))

-- 
LINUX REGISTERED USER #421968

if you can't explained simply, you don't understand it enough (albert einstein).


 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-24 Terurut Topik Achmad Chodjim
Matur kasuwun, Mas Afiff. Wah, kalau saya teringat nama Afiff, saya teringat 
nama tersebut disandang oleh salah satu putra Buya HAMKA. Saya mengenalnya 
ketika saya duduk sebagai adik kelasnya di Ponpes. 

Masalah maaf-memaafkan, itu sudah menjadi kewajiban dalam diri saya. Mengapa? 
Lantaran, saya ini cuma manusia. Dan, memaafkan itu salah satu jalan yang 
paling dekat dengan KETAKWAAN (QS 2:237). Jalan yang lain adalah menegakkan 
keadilan (QS 5:8). Dan, itulah yang sebenarnya menjadi landasan SYARIAT ISLAM, 
dan bukan perda syariah. :) 

Nah, di bawah ini saya kirimkan kopian bab ma'rifat yang saya sampaikan pada 
salah satu jamaah pengajian yang saya asuh pada 2006 yang lalu. Bagian yang 
keempat dari 7 bab, tentang fuad.

Wassalam,
chodjim
=== 

Al-salĆ¢mu 'alaykum wa rahmat AllĆ¢h wa barakĆ¢tuh,

 

MA'RIFAT ALLAH

Mengenal Diri-4

 

 

Qalb menjadi titik pusat dari dunia eksternal dan internal. Fungsinya sebagai 
penimbang alam di luar qalb dan di dalamnya. Bila kita berhenti di qalb, maka 
perilaku kita lebih banyak digerakkan oleh emosi. Manusia harus meningkatkan 
kualitas spiritualnya dengan memberdayakan organ batinnya yang lebih dalam 
yaitu fuad.

Di dalam Alquran baik qalb maupun fuad disebut sendiri-sendiri. Masing-masing 
memiliki fungsinya sendiri. Keduanya tidak saling dipertukarkan. Misalnya, 
kalau kata syukur yang disebut, maka fungsi fuad yang dikedepankan. Syukur 
bukan fungsi qalb tapi fungsi fuad. Yang menjadi masalah dalam penerjemahan 
Alquran adalah kedua kata itu sama-sama diterjemahkan hati. Dengan menyamakan 
maknanya umat Islam di dunia menjadi mandek, berhenti, perkembangan 
spiritualnya.

Fuad merupakan bentuk kata benda tunggal, sedangkan jamaknya af'idah. Dalam 
kosa kata Jawa, fuad tidak diterjemahkan tapi diserap dan diucapkan pungat. 
Secara posisi, fuad berada di lapisan batin yang lebih dalam. Sehingga, dalam 
implementasinya pada kehidupan manusia lebih belakangan daripada qalb atau yang 
sehari-hari disebut hati.

 

Apakah fuad? Kalau kita memerhatikan beberapa ayat Alquran, seperti QS 16:78, 
23:78, 32:9 dan 67:23, maka kata af'idah (bentuk jamak dari fuad) dikaitkan 
dengan kata syukur. Jika melihat rangkaian kata al-sam'a, al-abshĆ¢r dan 
af'idah, yang bentuk pluralnya pada abshar dan af'idah, maka yang tercakup pada 
kata af'idah adalah semua organ dari fuad hingga organ-organ yang lebih halus 
yang ada di dalamnya, yaitu syaghaf, lub dan sirr.

Dengan menggerakkan atau memberdayakan organ yang namanya fuad maka fungsi akal 
akan semakin tampak. Oleh karena itu, jangan heran bila di dalam Alquran kata 
akal sama sekali tidak disebut. Jadi, akal merupakan proses pemberdayaan 
organ-organ yang halus, yang lebih halus daripada hati, qalb. Meski yang 
dirujuk untuk memahami (ya'qilu) itu hati atau qalb, tapi yang dituju adalah 
yang ada di dalamnya atau yang lebih halus dari hati itu sendiri.

Kesyukuran terkait dengan penggunaan fu'ad. Bila kita memerhatikan rangkaian 
ayat QS 16:10-14, kita akan menyadari bahwa syukur akan dapat kita lakukan 
setelah kita melakukan proses berpikir, pemahaman, dan pembelajaran yang 
terus-menerus. Syukur ternyata bukanlah hasil spontanitas atau ungkapan 
kegembiraan.

Dengan fungsinya yang luar biasa itu, maka dalam kehidupan ini, yang dimintai 
pertanggungjawaban adalah fuad (QS 17:36). Ini sebenarnya merupakan 
personifikasi dari organ fuad, yang seolah-olah berdiri sendiri. Padahal, 
sebenarnya yang dimintai pertanggungjawaban ya diri kita. Sama halnya kalau 
kita makan, yang berperanan aktif adalah tangan dan mulut. Tapi, sebenarnya 
yang berkehendak makan adalah diri manusia yang hidup itu.

 

Mungkin kita bertanya, bagaimana caranya memberdayakan atau menggerakkan 
potensi fuad yang ada di dalam diri kita. Banyak sekali orang yang merasa 
kesulitan cara mengoperasikan fuad. Katanya, fuad kan lebih halus daripada 
hati? Bagaimana kita dapat menjalankannya bila kita tidak melihatnya? Ya, 
memang benar bahwa fuad itu organ batin yang tak kasat mata. Fuad itu lain 
dengan telinga dan mata. Telinga dan mata ada pada jasmani, sehingga kalau kita 
memerhatikan sesuatu, kita tinggal mengarahkannya dengan menggerakkan kepala 
dan bola mata. Lha, bagaimana dengan fuad?

Tentu saja ada perbedaan antara menjalankan organ yang sifatnya lahiriah dan 
yang batiniah. Namun, juga ada persamaan. Persamaannya itu sama-sama memerlukan 
latihan atau riyadhah. Kalau kita hendak memberdayakan fuad, maka kita terlebih 
dahulu harus meningkatkan kualitas emosi kita yang digerakkan oleh qalb. Emosi 
harus dimatangkan dan ditenangkan terlebih dahulu. Yaitu, dengan melatih 
kesabaran di segenap aspek kehidupan. Lihat kembali ajaran tentang sabar yang 
diberikan sebelumnya atau pahami dari buku Rahasia 10 Malam.

Setelah itu, kita lanjutkan dengan latihan penggunaan rasio dan logika. 
Pelajaran berhitung, fisika, dan biologi yang diajarkan sejak di sekolah dasar 
sebenarnya alat untuk melatih 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-24 Terurut Topik jano ko
Pak Achmad :
   
  Mari kita berlatih zikir.

Ā· Istighfar 33 x

Ā· Baca surah Alfatihah

Ā· Baca selawat kepada Nabi.

Ā· Baca kalimat tauhid lĆ¢ ilĆ¢ha illĆ¢llĆ¢h, lĆ¢ maqsuda illallĆ¢h, lĆ¢ masyhuda 
illĆ¢llĆ¢h, lĆ¢ ma'buda illĆ¢llĆ¢h, lĆ¢ mawjuda illĆ¢llĆ¢h.

Mari kita lakukan zikir sir. Wa bi AllĆ¢h al-taufiq wa al-hidĆ¢yah.

Wa al-salĆ¢mu 'alaykum wa rahmat AllĆ¢h wa barakĆ¢tuh.
   
  ===
   
  Jano - ko :
   
  ---
   
  Lafazh kalimat syahadat ialah :

Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah

Artinya :
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa 
Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

  --
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
   
   
   
   
   
   
   
   
  


Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Matur kasuwun, Mas Afiff. Wah, kalau saya teringat nama Afiff, saya 
teringat nama tersebut disandang oleh salah satu putra Buya HAMKA. Saya 
mengenalnya ketika saya duduk sebagai adik kelasnya di Ponpes. 

Masalah maaf-memaafkan, itu sudah menjadi kewajiban dalam diri saya. Mengapa? 
Lantaran, saya ini cuma manusia. Dan, memaafkan itu salah satu jalan yang 
paling dekat dengan KETAKWAAN (QS 2:237). Jalan yang lain adalah menegakkan 
keadilan (QS 5:8). Dan, itulah yang sebenarnya menjadi landasan SYARIAT ISLAM, 
dan bukan perda syariah. :) 

Nah, di bawah ini saya kirimkan kopian bab ma'rifat yang saya sampaikan pada 
salah satu jamaah pengajian yang saya asuh pada 2006 yang lalu. Bagian yang 
keempat dari 7 bab, tentang fuad.

Wassalam,
chodjim
=== 

Al-salĆ¢mu 'alaykum wa rahmat AllĆ¢h wa barakĆ¢tuh,

MA'RIFAT ALLAH

Mengenal Diri-4

Qalb menjadi titik pusat dari dunia eksternal dan internal. Fungsinya sebagai 
penimbang alam di luar qalb dan di dalamnya. Bila kita berhenti di qalb, maka 
perilaku kita lebih banyak digerakkan oleh emosi. Manusia harus meningkatkan 
kualitas spiritualnya dengan memberdayakan organ batinnya yang lebih dalam 
yaitu fuad.

Di dalam Alquran baik qalb maupun fuad disebut sendiri-sendiri. Masing-masing 
memiliki fungsinya sendiri. Keduanya tidak saling dipertukarkan. Misalnya, 
kalau kata syukur yang disebut, maka fungsi fuad yang dikedepankan. Syukur 
bukan fungsi qalb tapi fungsi fuad. Yang menjadi masalah dalam penerjemahan 
Alquran adalah kedua kata itu sama-sama diterjemahkan hati. Dengan menyamakan 
maknanya umat Islam di dunia menjadi mandek, berhenti, perkembangan 
spiritualnya.

Fuad merupakan bentuk kata benda tunggal, sedangkan jamaknya af'idah. Dalam 
kosa kata Jawa, fuad tidak diterjemahkan tapi diserap dan diucapkan pungat. 
Secara posisi, fuad berada di lapisan batin yang lebih dalam. Sehingga, dalam 
implementasinya pada kehidupan manusia lebih belakangan daripada qalb atau yang 
sehari-hari disebut hati.

Apakah fuad? Kalau kita memerhatikan beberapa ayat Alquran, seperti QS 16:78, 
23:78, 32:9 dan 67:23, maka kata af'idah (bentuk jamak dari fuad) dikaitkan 
dengan kata syukur. Jika melihat rangkaian kata al-sam'a, al-abshĆ¢r dan 
af'idah, yang bentuk pluralnya pada abshar dan af'idah, maka yang tercakup pada 
kata af'idah adalah semua organ dari fuad hingga organ-organ yang lebih halus 
yang ada di dalamnya, yaitu syaghaf, lub dan sirr.

Dengan menggerakkan atau memberdayakan organ yang namanya fuad maka fungsi akal 
akan semakin tampak. Oleh karena itu, jangan heran bila di dalam Alquran kata 
akal sama sekali tidak disebut. Jadi, akal merupakan proses pemberdayaan 
organ-organ yang halus, yang lebih halus daripada hati, qalb. Meski yang 
dirujuk untuk memahami (ya'qilu) itu hati atau qalb, tapi yang dituju adalah 
yang ada di dalamnya atau yang lebih halus dari hati itu sendiri.

Kesyukuran terkait dengan penggunaan fu'ad. Bila kita memerhatikan rangkaian 
ayat QS 16:10-14, kita akan menyadari bahwa syukur akan dapat kita lakukan 
setelah kita melakukan proses berpikir, pemahaman, dan pembelajaran yang 
terus-menerus. Syukur ternyata bukanlah hasil spontanitas atau ungkapan 
kegembiraan.

Dengan fungsinya yang luar biasa itu, maka dalam kehidupan ini, yang dimintai 
pertanggungjawaban adalah fuad (QS 17:36). Ini sebenarnya merupakan 
personifikasi dari organ fuad, yang seolah-olah berdiri sendiri. Padahal, 
sebenarnya yang dimintai pertanggungjawaban ya diri kita. Sama halnya kalau 
kita makan, yang berperanan aktif adalah tangan dan mulut. Tapi, sebenarnya 
yang berkehendak makan adalah diri manusia yang hidup itu.

Mungkin kita bertanya, bagaimana caranya memberdayakan atau menggerakkan 
potensi fuad yang ada di dalam diri kita. Banyak sekali orang yang merasa 
kesulitan cara mengoperasikan fuad. Katanya, fuad kan lebih halus daripada 
hati? Bagaimana kita dapat menjalankannya bila kita tidak melihatnya? Ya, 
memang benar bahwa fuad itu organ batin yang tak kasat mata. Fuad itu lain 
dengan telinga dan mata. Telinga dan mata ada pada jasmani, sehingga kalau kita 
memerhatikan sesuatu, kita tinggal mengarahkannya dengan 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - HR Muslim

2007-04-24 Terurut Topik Achmad Chodjim
Apa yang dituturkan oleh Mas jano-ko itu adalah membaca, dan bukan BERSAKSI. 
Dengan kata lain, yang disampaikan di milis ini adalah penulisan atau 
pengucapan SYAHADAT dan bukan ber-SYAHADAT.

Itu sih sama dengan yang dilakukan ketika seseorang akan menjalani prosesi 
pernikahan dan wajib membaca kalimat SYAHADAT. Tapi, saya dengan senang hati 
lho, kalau masih TK dan mengakui ke-TK-annya daripada ngeyel. :(

Saya berdoa semoga Mas Jano-ko mau menyembelih sapi betina piaraan Anda.

Wassalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, April 24, 2007 10:51 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - HR Muslim


  Pak Achmad :

  Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, 
anak TK itu belum bisa bersyahadat . Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah 
mengucapkan kalimat syahadat.

  ---

  Jano-ko :

  --

  Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan 
selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau 
menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan, dan 
menunaikan ibadah haji ke Baitullah, jika engkau berkemampuan melaksanakannya. 
(HR Muslim). 

  --

  Wassalam


  --oo0oo--


  Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh syahadat 'ayn tersebut. 
Ini pasti saya setuju sekal...

  Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang 
Nama Tuhan.

  Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, 
anak TK itu belum bisa bersyahadat. Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah 
mengucapkan kalimat syahadat.

  Salam,
  chodjim

  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, April 23, 2007 7:34 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat

  Pak Achmad :

  (3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka 
kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih 
termasuk dalam asma' al-husna. Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika 
dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti 
Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan 
lain-lainnya. 

  --

  Jano - ko :

  Lafazh kalimat syahadat ialah :

  Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah
  Artinya :

  Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa 
Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

  ---

  Marilah kita pegang teguh.

  Wassalam

  --oo0oo--

  Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ketika saya membaca tulisan di milis ini, nama Allah sedang diributkan. Malah 
ada yang menyebut bahwa sebagian ulama memandang nama Allah sebagai nama 
pribadi Tuhan dan sebagian yang lain mengatakan itu panggilan Tuhan dalam 
bahasa Arab.

  Yang jelas:
  (1) Nama atau sebutan Allah bagi Tuhan sudah ada jauh sebelum agama Islam 
dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad.

  (2) Dalam Alkitab yang berbahasa Arab, Tuhan disebut Allah. Artinya, Allah 
yang disebut oleh Nasrani Arab atau orang Islam ya sama saja. Rabb dalam bahasa 
Arab bukan hanya untuk Allah, tapi juga untuk bos, majikan atau jeragan. Rabb 
dalam bahasa Inggris sama dengan Lord, alias Tuan. Dalam bahasa Melayu lama, 
tak ada kosa kata tuhan. Kosa kata ini muncul di masa pendudukan Belanda di 
abad 17. Orang kita diperintah oleh Belanda menyebut dirinya tuan. Tapi, 
ketika Yesus juga dipanggil Tuan Yesus, orang Belanda kurang berkenan, dan 
panggilan itu harus dibunyikan secara mantap dengan sisipan huruf h, jadilah 
tu...han

  (3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka 
kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih 
termasuk dalam asma' al-husna. Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika 
dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti 
Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan 
lain-lainnya. 

  Kisah Musa dalam QS 20:14 menyebutkan bahwa Tuhan mengenalkan dengan Innanii 
anallaah. Tapi ini kisah Musa dalam bahasa Arab Alquran. Sedangkan kisah Musa 
dalam Alkitab berbahasa Arab menyebut, Fa ajabahullah (ilaa Musa): Ahyah 
alladzii Ahyah (I am who I am).

  (4) Allah tidak pernah memperkenalkan dirinya bahwa nama-Nya itu ALLAH. 
Lantaran Allah bukanlah sosok makhluk yang berbangsa Arab. Nama Allah itu 
diberikan oleh manusia kepada-NYA. Jadi, manusialah pencipta nama-nama bagi 
semuanya. Nama diberikan untuk membedakan antara sesuatu dengan sesuatu yang 
lainnya. Sedangkan Allah di QS 24:25 disebut al-Haqq al-mubiin, Yang Maha 
Nyata sekali, atau Yang Mahabenar sekaligus mahaterang/mahajelas. Oleh karena 
Dia itu mahajelas

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf

2007-04-24 Terurut Topik Achmad Chodjim
Mengenai Surah 112 itu, saya telah menulis tafsir Al-Ikhlash yang membutuhkan 
338 halaman.

Kalau ingin tahu isinya dan mengerti ya silakan membeli buku tersebut di 
Gramedia Yogyakarta.

Saya cuma memberi tambahan saja bahwa surah Al-Ikhlash itu diwahyukan karena 
begitu rusuhnya orang-orang musyrik (waktu itu) dalam memberikan sifat kepada 
Tuhan YME. Orang-orang musyrik itu menyembah Allah (QS 39:3). Tapi, mereka 
menyembah dengan embel-embel. Sedangkan Allah itu ismu al-a'zham, nama terluhur 
bagi TYME yang dipercaya oleh orang-orang Arab sebelum kehadiran agama Islam 
oleh Kanjeng nabi Muhammad saw. Maka, janganlah heran bila ketika Bilal disiksa 
oleh majikannya, dia bertahan dengan pengakuan yang diucapkan di hadapan 
penyiksanya, Ahad... ahad... ahad. 

Mengapa Bilal tidak menyebut Allah-Allah? Itu disebabkan nama Allah masih 
dibingkai kesyirikan! Seandainya Bilal menyebut Allah... Allah..., sudah pasti 
dia tak akan disiksa lagi, karena mereka menganggap yang disembah Bilal itu ya 
yang disembah oleh orang musyrik.

Dengan Surah 17:110 itu kita diperintah untuk menyeru nama Allah atau 
al-Rahman atau nama-nama baik yang lainnya. Jadi, sebutan ALLAH di situ 
setara dengan sebutan ALRAHMAN, atau nama-nama baik lainnya. Sedangkan 7:180 
itu, diwahyukan di kemudian hari menjelang hijrah, setelah sifat-sifat yang 
tidak patut bagi Tuhan dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw.

Wassalam,
chodjim



  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:05 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al 
A'raaf


  Pak Achmad :

  Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang 
Nama Tuhan.

  ---

  Jano - ko :

  --

  SURAH 2, AYAT 255-56:

  255 Allah! There is no God save Him, the Alive, the Eternal. Neither slumber 
nor sleep overtaketh Him. Unto Him belongeth whatsoever is in the heavens and 
whatsoever is in the earth. Who is he that intercedeth with Him save by His 
leave? He knoweth that which is in front of them and that which is behind them, 
while they encompass nothing of His knowledge save what He will. His throne 
includeth the heavens and the earth, and He is never weary of preserving them. 
He is the Sublime, the Tremendous.
  256 There is no compulsion in religion. The right direction is henceforth 
distinct from error. And he who rejecteth false deities and believeth in Allah 
hath grasped a firm handhold which will never break. Allah is Hearer, Knower.

  --

  SURAH 112:

  1 Say: He is Allah, the One!
  2 Allah, the eternally Besought of all!
  3 He begetteth not nor was begotten.
  4 And there is none comparable unto Him.

  ---

  SURAH 59, AYAT 22-24:

  22 He is Allah, than whom there is no other God, the Knower of the invisible 
and the visible. He is the Beneficent, the Merciful.
  23 He is Allah, than whom there is no other God, the Sovereign Lord the Holy 
One, Peace, the Keeper of Faith, the Guardian, the Majestic, the Compeller, the 
Superb. Glorified be Allah from all that they ascribe as partner (unto Him).
  24 He is Allah, the Creator, the Shaper out of naught, the Fashioner. His are 
the most beautiful names. All that is in the heavens and the earth glorifieth 
Him, and He is the Mighty, the Wise.

  ---

  SURAH 17, AYAT 110-111:

  110 Say (unto mankind): Cry unto Allah, or cry unto the Beneficent, unto 
whichsoever ye cry (it is the same). His are the most beautiful names. And thou 
(Muhammad), be not loud voiced in thy worship nor yet silent therein, but 
follow a way between.
  111 And say: Praise be to Allah, Who hath not taken unto Himself a son, and 
Who hath no partner in the Sovereignty, nor hath He any protecting friend 
through dependence. And magnify Him.

  --

  SURAH AL-A'RAF (7), AYAT 179-181:

  180 Allah's are the fairest names. Invoke Him by them. And leave the company 
of those who blaspheme His names. They will be requited what they do.
  181 And of those whom We created there is a nation who guide with the Truth 
and establish justice therewith.

  =
  =
  =


  Terjemahan :

  7. Al A'raaf

  180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepada-Nya 
dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang 
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[586]. Nanti mereka 
akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. 

  =
  =
  


  Wassalam


  --oo0oo--



  Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh syahadat 'ayn tersebut. 
Ini pasti saya setuju sekal...

  Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang 
Nama Tuhan.

  Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, 
anak TK itu belum bisa bersyahadat. Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah 
mengucapkan kalimat syahadat.

  Salam

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-24 Terurut Topik Achmad Chodjim
Astaghfirullah al-'azhiim, Mas Jano-ko koq mengatakan bahwa Kanjeng Nabi 
Muhammad itu hatinya menjadi keras seperti batu.

Ayat QS 2:74 itu kan untuk menjelaskan pengikut Nabi Musa yang hatinya keras 
seperti batu karena diperintah untuk menyembelih sapi betina saja koq sulit 
benar, sehingga harus tanya yang neko-neko yang akhirnya menyulitkan diri 
mereka sendiri.

Makanya Mas Jano-ko, sembelihlah sapi betina Anda, nanti insya Allah akan 
dituntun ke Cahaya-Nya.

Wassalam,
chodjim

  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, April 24, 2007 10:41 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah


  Pak Achmad :

  Lha, kalau Tuhan punya Nama Diri, ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya 
dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi 
langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran 
tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi 
Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada 
pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. 
sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. 

  --

  Jano - ko :

  --

  2. Al Baqarah

  74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih 
keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir 
sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu 
keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur 
jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa 
yang kamu kerjakan. 

  ---

  Wassalam


  --oo0oo--



  Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Menarik ndhak menarik ndhak jadi persoalan saya, Mas. Katanya.., sekali lagi 
katanya..., ballighuu annii walaw aayah, sampaikan apa yang datang dariku 
meskipun hanya satu ayat.

  Dulu, ketika Kanjeng Nabi Muhammad menerima wahyu di tahun-tahun pertama, 
Tuhan memerintah Nabi menyebut diri-Nya dengan rabbuka. Menjelang hijrah ke 
Ethiopia, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan Al-Rahman. Barulah di 
pertengahan masa kenabian beliau di Mekah, nama Allah yang biasa disebut oleh 
orang-orang Qureisy itu diangkat menjadi al-ismu al-a'zham, nama terluhur 
yang patut diatributkan kepada-NYA.

  Kesimpulan yang bisa ditarik dari asbab al-nuzul Alquran, Tuhan tidak 
menyebutkan nama pada puluhan wahyu yang awal diturunkan kepada beliau. Tuhan 
selalu disebut Rabbuka, seperti iqra bismi rabbika, sabbihisma rabbika.., wa 
rabbuka fakabbir, dst...dst...

  Lha, kalau Tuhan punya Nama Diri, ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya 
dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi 
langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran 
tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi 
Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada 
pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. 
sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. 

  Orang-orang Qureisy itu sudah sangat fasih menyebut nama Allah, makanya dalam 
perjanjian Hudaybiyah (th. 6 H), wakil Qureisy meminta agar sifat arrahman dan 
arrahim yang digandengkan pada nama Allah itu dibuang. Jadi, bagi orang 
Qureisy, cukuplah Bismillah. Jadi, nama ALLAH itu sudah menjadi trademark 
bagi bangsa Arab. Sedangkan Rasulullah diutus oleh Tuhan itu dengan menggunakan 
bahasa kaumnya. Oleh karena itu, setelah sifat-sifat yang tidak patut bagi 
Allah dibersihkan, secara perlahan-lahan kata rabbuka digeser dan diganti 
dengan kata Allah. Dan, sifat-sifat yang diatributkan oleh orang musyrik itu 
juga ditolak oleh Alquran dengan subhaanahu wa ta 'aalaa 'ammaa yashifuun, 
Mahasuci dan Mahatinggi DIA dari apa yang mereka sifatkan (6:100).

  Penyifatan yang salah terhadap Tuhan itu diberikan 7 kali yaitu pada QS 
6:100, 21:22, 23:91, 23:96, 37:159, 37:180, 43:82. Itu pun nama Allah dipautkan 
pada ayat-ayat tersebut setelah ditegaskan bahwa sifat Tuhan itu tidak 
sebagaimana yang digambarkan oleh orang-orang musyrik.

  Nah, kalau saya disebut entah sungguhan atau sepertinya bahwa saya 
arogan atau sombong..., ya ndhak apa-apa. Wong Nabi dulu ketika menyampaikan 
pesan akhlak alkarimah, juga disebut gila, tukang sihir dll. 

  Tambahan dari saya:
  Yahdillaahu li nuurihi man yasyaa' (QS 24:35), Allah menunjukkan kepada 
Cahaya-Nya kepada orang yang menghendaki (dan dikehendaki)NYA.

  QS 29:69,
  Walladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyanahum subulana wa innallaaha lama'a 
al-muhsiniin.

  (Perhatikanlah) bahwa orang-orang yang berjuang sungguh-sungguh fii Kami, 
niscaya Kami tunjukkan kepada mereka itu jalan-jalan Kami. Dan, sesungguhnya 
Allah beserta orang-orang yang muhsin.

  Sengaja kata fii tidak saya terjemahkan dengan jalan karena kita baru mau 
mencari tahu jalan-jalan itu.

  Lho, kalau tidak ada koneksi, bagaimana kita akan

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat

2007-04-24 Terurut Topik Achmad Chodjim
Benar sekali, Mas Wikan. Kalau kita bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan 
Muhammad itu utusanNya, maka kita harus duduk menyaksikan seperti orang yang 
menjadi saksi prosesi pernikahan.

Ternyata, semua orang yang hadir di prosesi itu tidak disebut sebagai saksi. 
Makanya, di acara itu setelah ucapan ijab-qabul, sang penghulu biasanya 
bertanya kepada khalayak ramai yang ada di situ..., bagaimana sah tidak 
pernikahan yang bapak dan ibu saksikan. Menjawablah dengan gemuruh orang-orang 
yang hadir setelah mendengarkan dengan khidmat: Sah...!

Nah, caranya agar kita sebagai individu bisa bersaksi dengan benar, ya ngaji 
ma'rifat. Yang termasuk dalam ngaji itu ialah cara menyembelih sapi betina 
al-baqarah pada diri kita masing-masing, melakukan mi'raj, hijrah, dan jihad 
fii sabilillah.

Nah, yang paling mendasar sebelum ngaji tersebut, menyatakan diri kepada DIA 
bahwa kita ini manusia yang dhaif, lemah, dan membuka diri untuk menerima 
cahaya-NYA. Lakukan seperti dinyatakan pada QS 7:157 yang puncaknya adalah:

(1) orang-orang yang mengimaninya (transitif aktif), 
(2) memuliakannya (yakin 100% bahwa Kanjeng Nabi Muhammad itu insan kamil dan 
tetap hadir di antara kita sebagai saksi dan pemberi syafaat),
(3) menolongnya, dalam pengertian kita menyiapkan diri sebagai manusia yang 
mampu mengkondusifkan diri untuk menerima kedatangan cahayanya.
(4) mengikuti nuur yang diturunkan olehNya untuk menyertai Nabi Muhammad saw. 
Nah, meski jasad Kanjeng Nabi yang 1400 tahun lalu telah musnah atau telah 
mati, tapi Nur (Muhammad) yang menyertai kanjeng Nabi itu hadir terus-menerus 
hingga sekarang sampai bumi berakhir. Karena nur beliau itu hadir terus-menerus 
maka orang yang bermimpi ketemu Kanjeng Nabi Muhammad itu dikatakan bertemu 
yang sesungguhnya.

Saya sendiri seumur hidup hingga sekarang ini, baru sekali bermimpi bertemu 
Kanjeng Nabi Muhammad pada 23 Oktober 1986. Semalam suntuk tak ada mimpi lain 
kecuali bermimpi dengan beliau saja. Waktu itu saya bersalaman dengan beliau, 
dan beliau mengucapkan salam dan menyatakan dirinya adalah Muhammad sang Nabi. 
Potongan tubuhnya tinggi, tegak lurus, ganteng kayak orang bule, berkumis dan 
berjenggot rapi, sambil berpakaian setelan jas.

Dalam masalah cahaya ini, orang-orang Kristen percaya bahwa setelah Yesus naik 
ke langit, maka Roh Kudus akan bekerja terus-menerus hingga kebangkitan Yesus 
yang kedua.

Wassalam,
chodjim
  

  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:13 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat


  Pak Achmad, mau nanya ...
  maksud bersaksi dalam syahadat itu apa ya?
  kan kalau dalam pengadilan, saksi itu ya yang menyaksikan kejadian,
  melihat dengan mata kepala sendiri, mendengar dengan telinga
  kalau jadi saksi dalam pernikahan berarti ya datang duduk dan
  mengikuti pernikahan itu sehingga menjadi saksi.
  ada saksi mata berarti saksi yang melihat, ada saksi bisu berarti
  saksi yang tidak bisa berkata (biasa dinisbatkan ke benda2).
  lha kalau bersaksi tiada tuhan selain Allah  Muhammad utusan Allah
  itu bagaimana ya pak? mohon penjelasannya
  makasih

  wassalam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com

  On 4/24/07, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh syahadat 'ayn tersebut. 
Ini pasti saya setuju sekal...
  
   Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang 
Nama Tuhan.
  
   Nuwun sewu, anak TK yang Islam pun pasti syahadatnya ya seperti itu. Tapi, 
anak TK itu belum bisa bersyahadat. Yang bisa dilakukan oleh anak TK adalah 
mengucapkan kalimat syahadat.


   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf - Balasan

2007-04-24 Terurut Topik jano ko
Al Qur'an
   
  7. Al A'raaf

180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepada-Nya dengan 
menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari 
kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[ 586]. Nanti mereka akan mendapat 
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. 

---
   
  Wassalam
   
   
  --oo0oo--
Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mengenai Surah 112 itu, saya telah menulis tafsir Al-Ikhlash yang 
membutuhkan 338 halaman.

Kalau ingin tahu isinya dan mengerti ya silakan membeli buku tersebut di 
Gramedia Yogyakarta.

Saya cuma memberi tambahan saja bahwa surah Al-Ikhlash itu diwahyukan karena 
begitu rusuhnya orang-orang musyrik (waktu itu) dalam memberikan sifat kepada 
Tuhan YME. Orang-orang musyrik itu menyembah Allah (QS 39:3). Tapi, mereka 
menyembah dengan embel-embel. Sedangkan Allah itu ismu al-a'zham, nama terluhur 
bagi TYME yang dipercaya oleh orang-orang Arab sebelum kehadiran agama Islam 
oleh Kanjeng nabi Muhammad saw. Maka, janganlah heran bila ketika Bilal disiksa 
oleh majikannya, dia bertahan dengan pengakuan yang diucapkan di hadapan 
penyiksanya, Ahad... ahad... ahad. 

Mengapa Bilal tidak menyebut Allah-Allah? Itu disebabkan nama Allah masih 
dibingkai kesyirikan! Seandainya Bilal menyebut Allah... Allah..., sudah pasti 
dia tak akan disiksa lagi, karena mereka menganggap yang disembah Bilal itu ya 
yang disembah oleh orang musyrik.

Dengan Surah 17:110 itu kita diperintah untuk menyeru nama Allah atau 
al-Rahman atau nama-nama baik yang lainnya. Jadi, sebutan ALLAH di situ 
setara dengan sebutan ALRAHMAN, atau nama-nama baik lainnya. Sedangkan 7:180 
itu, diwahyukan di kemudian hari menjelang hijrah, setelah sifat-sifat yang 
tidak patut bagi Tuhan dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw.

Wassalam,
chodjim

- Original Message - 
From: jano ko 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:05 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al 
A'raaf

Pak Achmad :

Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang Nama 
Tuhan.

---

Jano - ko :

--

SURAH 2, AYAT 255-56:

255 Allah! There is no God save Him, the Alive, the Eternal. Neither slumber 
nor sleep overtaketh Him. Unto Him belongeth whatsoever is in the heavens and 
whatsoever is in the earth. Who is he that intercedeth with Him save by His 
leave? He knoweth that which is in front of them and that which is behind them, 
while they encompass nothing of His knowledge save what He will. His throne 
includeth the heavens and the earth, and He is never weary of preserving them. 
He is the Sublime, the Tremendous.
256 There is no compulsion in religion. The right direction is henceforth 
distinct from error. And he who rejecteth false deities and believeth in Allah 
hath grasped a firm handhold which will never break. Allah is Hearer, Knower.

--

SURAH 112:

1 Say: He is Allah, the One!
2 Allah, the eternally Besought of all!
3 He begetteth not nor was begotten.
4 And there is none comparable unto Him.

---

SURAH 59, AYAT 22-24:

22 He is Allah, than whom there is no other God, the Knower of the invisible 
and the visible. He is the Beneficent, the Merciful.
23 He is Allah, than whom there is no other God, the Sovereign Lord the Holy 
One, Peace, the Keeper of Faith, the Guardian, the Majestic, the Compeller, the 
Superb. Glorified be Allah from all that they ascribe as partner (unto Him).
24 He is Allah, the Creator, the Shaper out of naught, the Fashioner. His are 
the most beautiful names. All that is in the heavens and the earth glorifieth 
Him, and He is the Mighty, the Wise.

---

SURAH 17, AYAT 110-111:

110 Say (unto mankind): Cry unto Allah, or cry unto the Beneficent, unto 
whichsoever ye cry (it is the same). His are the most beautiful names. And thou 
(Muhammad), be not loud voiced in thy worship nor yet silent therein, but 
follow a way between.
111 And say: Praise be to Allah, Who hath not taken unto Himself a son, and Who 
hath no partner in the Sovereignty, nor hath He any protecting friend through 
dependence. And magnify Him.

--

SURAH AL-A'RAF (7), AYAT 179-181:

180 Allah's are the fairest names. Invoke Him by them. And leave the company of 
those who blaspheme His names. They will be requited what they do.
181 And of those whom We created there is a nation who guide with the Truth and 
establish justice therewith.

=
=
=

Terjemahan :

7. Al A'raaf

180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepada-Nya dengan 
menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari 
kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[586]. Nanti mereka akan mendapat 
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. 

=
=


Wassalam

--oo0oo--

Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sebagai orang Islam, tentunya kita memegang teguh syahadat 'ayn tersebut. Ini 
pasti saya

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-24 Terurut Topik Achmad Chodjim
Lho, jaka sembung tenan. Wong kalimat tauhid koq digiring ke lafal kalimat 
syahadat, piye toh?

Syahadat bagi jamaah ngaji itu sudah dibaca ketika shalat, Mas.

Salam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, April 25, 2007 7:32 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah


  Pak Achmad :

  Mari kita berlatih zikir.

  Ā· Istighfar 33 x

  Ā· Baca surah Alfatihah

  Ā· Baca selawat kepada Nabi.

  Ā· Baca kalimat tauhid lĆ¢ ilĆ¢ha illĆ¢llĆ¢h, lĆ¢ maqsuda illallĆ¢h, lĆ¢ masyhuda 
illĆ¢llĆ¢h, lĆ¢ ma'buda illĆ¢llĆ¢h, lĆ¢ mawjuda illĆ¢llĆ¢h.

  Mari kita lakukan zikir sir. Wa bi AllĆ¢h al-taufiq wa al-hidĆ¢yah.

  Wa al-salĆ¢mu 'alaykum wa rahmat AllĆ¢h wa barakĆ¢tuh.

  ===

  Jano - ko :

  ---

  Lafazh kalimat syahadat ialah :

  Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah

  Artinya :
  Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa 
Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

  --

  Wassalam


  --oo0oo--










  Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Matur kasuwun, Mas Afiff. Wah, kalau saya teringat nama Afiff, saya 
teringat nama tersebut disandang oleh salah satu putra Buya HAMKA. Saya 
mengenalnya ketika saya duduk sebagai adik kelasnya di Ponpes. 

  Masalah maaf-memaafkan, itu sudah menjadi kewajiban dalam diri saya. Mengapa? 
Lantaran, saya ini cuma manusia. Dan, memaafkan itu salah satu jalan yang 
paling dekat dengan KETAKWAAN (QS 2:237). Jalan yang lain adalah menegakkan 
keadilan (QS 5:8). Dan, itulah yang sebenarnya menjadi landasan SYARIAT ISLAM, 
dan bukan perda syariah. :) 

  Nah, di bawah ini saya kirimkan kopian bab ma'rifat yang saya sampaikan 
pada salah satu jamaah pengajian yang saya asuh pada 2006 yang lalu. Bagian 
yang keempat dari 7 bab, tentang fuad.

  Wassalam,
  chodjim
  === 

  Al-salĆ¢mu 'alaykum wa rahmat AllĆ¢h wa barakĆ¢tuh,

  MA'RIFAT ALLAH

  Mengenal Diri-4

  Qalb menjadi titik pusat dari dunia eksternal dan internal. Fungsinya sebagai 
penimbang alam di luar qalb dan di dalamnya. Bila kita berhenti di qalb, maka 
perilaku kita lebih banyak digerakkan oleh emosi. Manusia harus meningkatkan 
kualitas spiritualnya dengan memberdayakan organ batinnya yang lebih dalam 
yaitu fuad.

  Di dalam Alquran baik qalb maupun fuad disebut sendiri-sendiri. Masing-masing 
memiliki fungsinya sendiri. Keduanya tidak saling dipertukarkan. Misalnya, 
kalau kata syukur yang disebut, maka fungsi fuad yang dikedepankan. Syukur 
bukan fungsi qalb tapi fungsi fuad. Yang menjadi masalah dalam penerjemahan 
Alquran adalah kedua kata itu sama-sama diterjemahkan hati. Dengan menyamakan 
maknanya umat Islam di dunia menjadi mandek, berhenti, perkembangan 
spiritualnya.

  Fuad merupakan bentuk kata benda tunggal, sedangkan jamaknya af'idah. Dalam 
kosa kata Jawa, fuad tidak diterjemahkan tapi diserap dan diucapkan pungat. 
Secara posisi, fuad berada di lapisan batin yang lebih dalam. Sehingga, dalam 
implementasinya pada kehidupan manusia lebih belakangan daripada qalb atau yang 
sehari-hari disebut hati.

  Apakah fuad? Kalau kita memerhatikan beberapa ayat Alquran, seperti QS 16:78, 
23:78, 32:9 dan 67:23, maka kata af'idah (bentuk jamak dari fuad) dikaitkan 
dengan kata syukur. Jika melihat rangkaian kata al-sam'a, al-abshĆ¢r dan 
af'idah, yang bentuk pluralnya pada abshar dan af'idah, maka yang tercakup pada 
kata af'idah adalah semua organ dari fuad hingga organ-organ yang lebih halus 
yang ada di dalamnya, yaitu syaghaf, lub dan sirr.

  Dengan menggerakkan atau memberdayakan organ yang namanya fuad maka fungsi 
akal akan semakin tampak. Oleh karena itu, jangan heran bila di dalam Alquran 
kata akal sama sekali tidak disebut. Jadi, akal merupakan proses pemberdayaan 
organ-organ yang halus, yang lebih halus daripada hati, qalb. Meski yang 
dirujuk untuk memahami (ya'qilu) itu hati atau qalb, tapi yang dituju adalah 
yang ada di dalamnya atau yang lebih halus dari hati itu sendiri.

  Kesyukuran terkait dengan penggunaan fu'ad. Bila kita memerhatikan rangkaian 
ayat QS 16:10-14, kita akan menyadari bahwa syukur akan dapat kita lakukan 
setelah kita melakukan proses berpikir, pemahaman, dan pembelajaran yang 
terus-menerus. Syukur ternyata bukanlah hasil spontanitas atau ungkapan 
kegembiraan.

  Dengan fungsinya yang luar biasa itu, maka dalam kehidupan ini, yang dimintai 
pertanggungjawaban adalah fuad (QS 17:36). Ini sebenarnya merupakan 
personifikasi dari organ fuad, yang seolah-olah berdiri sendiri. Padahal, 
sebenarnya yang dimintai pertanggungjawaban ya diri kita. Sama halnya kalau 
kita makan, yang berperanan aktif adalah tangan dan mulut. Tapi, sebenarnya 
yang berkehendak makan adalah diri manusia yang hidup itu.

  Mungkin kita bertanya, bagaimana caranya memberdayakan atau menggerakkan 
potensi fuad yang ada di dalam diri kita. Banyak sekali orang yang merasa

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Semua makhluk bertasbih kepada Allah

2007-04-24 Terurut Topik jano ko
Al Qur'an
   
  2. Al Baqarah

74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras 
lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai 
dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air 
dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut 
kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
   
  ===
   
  Jano - ko :
   
   
  Semua makhluk bertasbih kepada Allah
   
   
  --
   
  Al Qur'an
   
  17. Al Israa'
   
  44. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada 
Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu 
sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun 
lagi Maha Pengampun. 
   
  ---
   
  24. An Nuur
  
41. Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di 
langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. 
Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya[1043], dan Allah 
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. 
   
  ---
   
  59. Al Hasyr
   
  1. Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi; dan Dialah 
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

   
  ---
   
  61. Ash Shaff
   
  1. Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang 
ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 

   
  --
   
  Wassalam
   
  --oo0oo--
   
   
  
Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Astaghfirullah al-'azhiim, Mas Jano-ko koq mengatakan bahwa Kanjeng 
Nabi Muhammad itu hatinya menjadi keras seperti batu.

Ayat QS 2:74 itu kan untuk menjelaskan pengikut Nabi Musa yang hatinya keras 
seperti batu karena diperintah untuk menyembelih sapi betina saja koq sulit 
benar, sehingga harus tanya yang neko-neko yang akhirnya menyulitkan diri 
mereka sendiri.

Makanya Mas Jano-ko, sembelihlah sapi betina Anda, nanti insya Allah akan 
dituntun ke Cahaya-Nya.

Wassalam,
chodjim

- Original Message - 
From: jano ko 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, April 24, 2007 10:41 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

Pak Achmad :

Lha, kalau Tuhan punya Nama Diri, ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya 
dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi 
langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran 
tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi 
Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada 
pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. 
sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. 

--

Jano - ko :

--

2. Al Baqarah

74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras 
lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai 
dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air 
dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut 
kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. 

---

Wassalam

--oo0oo--

Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
Menarik ndhak menarik ndhak jadi persoalan saya, Mas. Katanya.., sekali lagi 
katanya..., ballighuu annii walaw aayah, sampaikan apa yang datang dariku 
meskipun hanya satu ayat.

Dulu, ketika Kanjeng Nabi Muhammad menerima wahyu di tahun-tahun pertama, Tuhan 
memerintah Nabi menyebut diri-Nya dengan rabbuka. Menjelang hijrah ke 
Ethiopia, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan Al-Rahman. Barulah di 
pertengahan masa kenabian beliau di Mekah, nama Allah yang biasa disebut oleh 
orang-orang Qureisy itu diangkat menjadi al-ismu al-a'zham, nama terluhur 
yang patut diatributkan kepada-NYA.

Kesimpulan yang bisa ditarik dari asbab al-nuzul Alquran, Tuhan tidak 
menyebutkan nama pada puluhan wahyu yang awal diturunkan kepada beliau. Tuhan 
selalu disebut Rabbuka, seperti iqra bismi rabbika, sabbihisma rabbika.., wa 
rabbuka fakabbir, dst...dst...

Lha, kalau Tuhan punya Nama Diri, ya sejak awal pasti Dia menyebut diri-Nya 
dengan Allah, agar Nabi tidak bingung ketika menerima wahyu itu. Agar Nabi 
langsung tahu bahwa yang mewahyukan itu Allah. Justru karena gemetaran lantaran 
tidak tahu siapa yang menurunkan wahyu itu, maka menurut sirah-sirah Nabi 
Muhammad, akhirnya beliau dibawa oleh Ibunda Khadijah menghadap kepada 
pamannya, Waraqah ibn Nauwfal. Nabi kepingin tahu jelentrehannya, siapa sih.. 
sebenarnya yang menurunkan wahyu itu. 

Orang-orang Qureisy itu sudah sangat fasih menyebut nama Allah, makanya dalam 
perjanjian Hudaybiyah (th. 6 H), wakil Qureisy meminta agar sifat arrahman dan 
arrahim yang digandengkan pada nama Allah itu dibuang. Jadi, bagi orang 
Qureisy, cukuplah Bismillah. Jadi, nama ALLAH itu sudah menjadi trademark 
bagi bangsa Arab. Sedangkan Rasulullah diutus oleh Tuhan itu dengan

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf - Balasan

2007-04-24 Terurut Topik Achmad Chodjim
He...he...he..., lha koq Mas Jano-ko sekarang menjadi penyembah berhala. 
Rupanya nasehat dengan penjelasan saya itu dianggap menyalahkan tanggapan Mas 
Jano-ko. 

Mas, tidak sepatutnya menanggapi penjelasan hanya dengan mengutip ayat Alquran 
begitu saja. Dulu, C. Snock Hoergronje menjatuhkan Aceh ya dengan mengutip 
ayat-ayat Alquran, lalu para tetua Aceh mengamini saja apa yang dikutipnya.

Van der Plash yang gubernur Jatim pada zaman penjajahan Belanda itu ya pandai 
sekali dalam mengutip ayat-ayat Alquran, bahkan hafal Alquran. Apa panjenengan 
setuju dikategorikan pengikut van der Plash atau Snock Hoergronje?

Tentunya panjenengan tidak setuju, bukan? Oleh karena itu, saya ulangi 
penjelasan 7:180,

Dengan Surah 17:110 itu kita diperintah untuk menyeru nama Allah atau 
al-Rahman atau nama-nama baik yang lainnya. Jadi, sebutan ALLAH di situ 
setara dengan sebutan ALRAHMAN, atau nama-nama baik lainnya. 

Sedangkan 7:180 itu, diwahyukan di kemudian hari menjelang hijrah, setelah 
sifat-sifat yang tidak patut bagi Tuhan dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad 
saw.

Wassalam,
chodjim
 


  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, April 25, 2007 10:25 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al 
A'raaf - Balasan


  Al Qur'an

  7. Al A'raaf

  180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepada-Nya 
dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang 
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[ 586]. Nanti mereka 
akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. 

  ---

  Wassalam


  --oo0oo--
  Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mengenai Surah 112 itu, saya telah menulis tafsir Al-Ikhlash yang membutuhkan 
338 halaman.

  Kalau ingin tahu isinya dan mengerti ya silakan membeli buku tersebut di 
Gramedia Yogyakarta.

  Saya cuma memberi tambahan saja bahwa surah Al-Ikhlash itu diwahyukan karena 
begitu rusuhnya orang-orang musyrik (waktu itu) dalam memberikan sifat kepada 
Tuhan YME. Orang-orang musyrik itu menyembah Allah (QS 39:3). Tapi, mereka 
menyembah dengan embel-embel. Sedangkan Allah itu ismu al-a'zham, nama terluhur 
bagi TYME yang dipercaya oleh orang-orang Arab sebelum kehadiran agama Islam 
oleh Kanjeng nabi Muhammad saw. Maka, janganlah heran bila ketika Bilal disiksa 
oleh majikannya, dia bertahan dengan pengakuan yang diucapkan di hadapan 
penyiksanya, Ahad... ahad... ahad. 

  Mengapa Bilal tidak menyebut Allah-Allah? Itu disebabkan nama Allah masih 
dibingkai kesyirikan! Seandainya Bilal menyebut Allah... Allah..., sudah pasti 
dia tak akan disiksa lagi, karena mereka menganggap yang disembah Bilal itu ya 
yang disembah oleh orang musyrik.

  Dengan Surah 17:110 itu kita diperintah untuk menyeru nama Allah atau 
al-Rahman atau nama-nama baik yang lainnya. Jadi, sebutan ALLAH di situ 
setara dengan sebutan ALRAHMAN, atau nama-nama baik lainnya. Sedangkan 7:180 
itu, diwahyukan di kemudian hari menjelang hijrah, setelah sifat-sifat yang 
tidak patut bagi Tuhan dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw.

  Wassalam,
  chodjim

  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:05 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al 
A'raaf

  Pak Achmad :

  Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang 
Nama Tuhan.

  ---

  Jano - ko :

  --

  SURAH 2, AYAT 255-56:

  255 Allah! There is no God save Him, the Alive, the Eternal. Neither slumber 
nor sleep overtaketh Him. Unto Him belongeth whatsoever is in the heavens and 
whatsoever is in the earth. Who is he that intercedeth with Him save by His 
leave? He knoweth that which is in front of them and that which is behind them, 
while they encompass nothing of His knowledge save what He will. His throne 
includeth the heavens and the earth, and He is never weary of preserving them. 
He is the Sublime, the Tremendous.
  256 There is no compulsion in religion. The right direction is henceforth 
distinct from error. And he who rejecteth false deities and believeth in Allah 
hath grasped a firm handhold which will never break. Allah is Hearer, Knower.

  --

  SURAH 112:

  1 Say: He is Allah, the One!
  2 Allah, the eternally Besought of all!
  3 He begetteth not nor was begotten.
  4 And there is none comparable unto Him.

  ---

  SURAH 59, AYAT 22-24:

  22 He is Allah, than whom there is no other God, the Knower of the invisible 
and the visible. He is the Beneficent, the Merciful.
  23 He is Allah, than whom there is no other God, the Sovereign Lord the Holy 
One, Peace, the Keeper of Faith, the Guardian, the Majestic, the Compeller, the 
Superb. Glorified be Allah from all that they ascribe as partner (unto Him).
  24 He is Allah, the Creator, the Shaper out of naught, the Fashioner. His are 
the most beautiful names. All

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning dan ibu Chairunisa :-)

2007-04-24 Terurut Topik jano ko
:
 
  
  Mas Satriyo,
  Saya baru saja akan menulis reply untuk mbak Chae, yang intinya 
 mirip
  dengan yang mas Satriyo katakan.
  
  Mbak Chae meng-image-kan kepada anaknya (Ini cerita anaknya ya mbak?
  Saya kirain mbak Chae belum punya anak... Katanya nungguin Aa 
 Keanu ?)
  bahwa tuhan dari teman-teman anaknya itu sama (dengan tuhan kita, 
 orang
  Islam). 
  
  Sedangkan saya, tidak demikian. 
  
  Reaksi awal saya adalah kaget dengan kesimpulan yang diambil anak 
 saya
  itu (tuhan ada dua), dan menyadari bahwa saya harus jelaskan lebih
  jelas lagi. Akhirnya saya jelaskan yesus itu siapa, dan bahwa orang
  nasrani menganggap Yesus itu tuhan. Saya tidak support sinkretisme
  (semua agama sama). Saya selalu menekankan kepada semua anak-anak 
 saya,
  bahwa agama yang benar adalah Islam. Tapi saya pun mengajarkan 
 kepada
  mereka, bagaimana menyikapi perbedaan itu.
  
  Jadi, kisah yang mirip, tapi beda jiwa-nya ya...
  
  Wassalaam,
  -Ning
  
  PS : Ngga apa-apa panggil mba kok mas. Semua yang di milist ini 
 panggil
  saya begitu ...he..he..
  
  
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of satriyo
  Sent: Tuesday, April 24, 2007 2:16 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah ... buat mba Ning 
 dan
  ibu Chairunisa :-)
  
  Mba Ning* dan Ibu Chairunisa,
  
  Subhanallah, ya, Allah memberikan kita kepolosan dan ketulusan sosok
  bani Adam melalui anak-anak, dalam hal ini anak-anak kita.
  
  Saya dan istri saya dikaruniai lima janoko, dan yang kritis 
 sekaligis
  cerewet adalah yang #2 dan #3. Tidak jarang ketika sedang ngumpul 
 muncul
  juga pertanyaan atau topik lintas agama/iman spt dialami oleh mba 
 Ning
  dan ibu Chairunisa.
  
  Memang benar adanya hadis Rasul yang menyatakan bahwa setiap anak 
 itu
  dilahirkan fithrah (bersih, tanpa infiltrasi dan intervensi makhluk 
 lain
  selain Allah)--dari segi 'keimanan' mereka kepada Allah, termasuk 
 juga
  world-view mereka--dan orang tuanya lah yang menjadikan mereka 
 muslim,
  yahudi, nasrani, atau majusi. 
  
  Tapi saya kira hadis di atas tidak berhenti di sana, karena 
 seberapapun
  kita mencoba 'mendoktrin--begitu dinyatakan oleh ibu
  Chairunisa--anak-anak kita, tetap saja mereka sudah diberikan 'hak' 
  oleh Allah untuk fujur atau taqwa, memilih untuk kafir/maksiat atau
  beriman/taat pada sang Khalik ALLAH subhanahu wa ta'ala.
  
  Kalo saya berkomentar sedikit, apa yang ingin diutarakan oleh mba 
 Ning
  dan ibu Chairunisa rasanya bisa ditangkap oleh anak-anak anda. 
  Mba Ning mencoba memberikan gambaran bahwa dalam Islam, pencipta 
 kita
  atau Tuhan itu punya nama, yaitu Allah--sampai di sini anak mba
  menyimpulkan tuhan ada dua--dan berbeda dari 'nama' Tuhan agama 
 lain. 
  Ibu Chairunisa hingga tuntas berhasil menjelaskan atau 'instill' ide
  bahwa [1] Allah itu sama saja dengan Tuhan agama lain (yang
  konsekuensinya), [2] Semua agama sama karena tidak masalah agamanya
  (=Tuhannya) apa selama berbuat baik dan tidak jahat pasti masuk 
 Surga,
  dan [3] Allah itu sekadar nama Arab dari Tuhan dan kita boleh
  memanggilnya dengan apa saja sebagaimana kita manusia dipanggil 
 macam-
  macam (=banyak panggilan atau 'nama') oleh orang di sekitar kita.
  
  Tentu poin-poin yang saya sebut itu belum tentu ditangkap oleh anak 
 ibu
  Chairunis sekarang, tapi mungkin akan bisa ia mamah dan cerna 
 sejalan
  dengan makin bertambahnya usia dan pemahaman dan pengalaman 
 hidupnya,
  dan mungkin ia akan share her mother's opinion or has her own 
 opinion
  similar or entirely different from her mother on this issue.
  
  Sayang (buat saya) mba Ning tidak tuntas menceritakan akhir episode
  bagaimana mba menerangkan hingga akhir, seperti ibu Chairunisa, 
 topik
  yang diangkat oleh anak mba.
  
  Semoga kita bisa juga belajar dari 'fithrah' anak-anak kita karena 
 bagi
  punya anak, in them we can always find ourselves, be it as a whole 
 or
  bits and pieces, like it or not they are our reflections.
  
  salam,
  satriyo
  
  *(maaf saya panggil nama mba yang bisa saya tahu dari postingan mba,
  namanya baru kenal ya)
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   Halo Mba Ning,
   
   Sebenarnya ada 2 point dari postingan Mba Ning yang hendak saya
   komentari tapi biar fokus, satu-satu saja dulu biar saya nya ndak 
  pusing;)
   
   Kejadian yang sama juga terjadi dalam keluarga saya ketika si 
 sulung
   menginjak usia ABG (asa beuki geulis jiga emakna ha..ha..ha..) 
 mulai
   masuk sekolah dasar dan bertemu teman2nya dgn latar belakang agama
   yang berbeda-beda...ada kristen, katolik, hindu dan buda.
   
   Dialog dibuka dengan pernyataan anak saya,  Mam, kasian Lady, 
  Leslie,
   Emy dan juga Galuh..
   
   Memangnya kenapa??
   
   Kan mereka itu orang kristen, trus Galuh itu hindu jadi mereka 
  bukan
   Islam krn bukan Islam mereka kan akan dimasukan ke dalam 
  neraka

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al A'raaf - Balasan

2007-04-24 Terurut Topik jano ko
 
  Van der Plash yang gubernur Jatim pada zaman penjajahan Belanda itu ya pandai 
sekali dalam mengutip ayat-ayat Alquran, bahkan hafal Alquran. Apa panjenengan 
setuju dikategorikan pengikut van der Plash atau Snock Hoergronje?
   
  
   
  Jano - ko :
   
  --
   
   
  O R I E N T A L I S T
   
   
  http://en.wikipedia.org/wiki/Orientalist
   
  Orientalism is the study of Near and Far Eastern societies and cultures, 
languages and peoples by Western scholars. It can also refer to the imitation 
or depiction of aspects of Eastern cultures in the West by writers, designers 
and artists.
   
  In the former meaning, the term Orientalism has come to acquire negative 
connotations in some quarters and is interpreted to refer to the study of the 
East by Westerners shaped by the attitudes of the era of European imperialism 
in the 18th and 19th centuries. 
  
---
   
  Wassalam

  --oo0oo--
   
  
Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  He...he...he..., lha koq Mas Jano-ko sekarang menjadi penyembah 
berhala. Rupanya nasehat dengan penjelasan saya itu dianggap menyalahkan 
tanggapan Mas Jano-ko. 

Mas, tidak sepatutnya menanggapi penjelasan hanya dengan mengutip ayat Alquran 
begitu saja. Dulu, C. Snock Hoergronje menjatuhkan Aceh ya dengan mengutip 
ayat-ayat Alquran, lalu para tetua Aceh mengamini saja apa yang dikutipnya.

Van der Plash yang gubernur Jatim pada zaman penjajahan Belanda itu ya pandai 
sekali dalam mengutip ayat-ayat Alquran, bahkan hafal Alquran. Apa panjenengan 
setuju dikategorikan pengikut van der Plash atau Snock Hoergronje?

Tentunya panjenengan tidak setuju, bukan? Oleh karena itu, saya ulangi 
penjelasan 7:180,

Dengan Surah 17:110 itu kita diperintah untuk menyeru nama Allah atau 
al-Rahman atau nama-nama baik yang lainnya. Jadi, sebutan ALLAH di situ 
setara dengan sebutan ALRAHMAN, atau nama-nama baik lainnya. 

Sedangkan 7:180 itu, diwahyukan di kemudian hari menjelang hijrah, setelah 
sifat-sifat yang tidak patut bagi Tuhan dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad 
saw.

Wassalam,
chodjim


- Original Message - 
From: jano ko 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, April 25, 2007 10:25 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al 
A'raaf - Balasan

Al Qur'an

7. Al A'raaf

180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepada-Nya dengan 
menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari 
kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[ 586]. Nanti mereka akan mendapat 
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. 

---

Wassalam

--oo0oo--
Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mengenai Surah 112 itu, saya telah menulis tafsir Al-Ikhlash yang membutuhkan 
338 halaman.

Kalau ingin tahu isinya dan mengerti ya silakan membeli buku tersebut di 
Gramedia Yogyakarta.

Saya cuma memberi tambahan saja bahwa surah Al-Ikhlash itu diwahyukan karena 
begitu rusuhnya orang-orang musyrik (waktu itu) dalam memberikan sifat kepada 
Tuhan YME. Orang-orang musyrik itu menyembah Allah (QS 39:3). Tapi, mereka 
menyembah dengan embel-embel. Sedangkan Allah itu ismu al-a'zham, nama terluhur 
bagi TYME yang dipercaya oleh orang-orang Arab sebelum kehadiran agama Islam 
oleh Kanjeng nabi Muhammad saw. Maka, janganlah heran bila ketika Bilal disiksa 
oleh majikannya, dia bertahan dengan pengakuan yang diucapkan di hadapan 
penyiksanya, Ahad... ahad... ahad. 

Mengapa Bilal tidak menyebut Allah-Allah? Itu disebabkan nama Allah masih 
dibingkai kesyirikan! Seandainya Bilal menyebut Allah... Allah..., sudah pasti 
dia tak akan disiksa lagi, karena mereka menganggap yang disembah Bilal itu ya 
yang disembah oleh orang musyrik.

Dengan Surah 17:110 itu kita diperintah untuk menyeru nama Allah atau 
al-Rahman atau nama-nama baik yang lainnya. Jadi, sebutan ALLAH di situ 
setara dengan sebutan ALRAHMAN, atau nama-nama baik lainnya. Sedangkan 7:180 
itu, diwahyukan di kemudian hari menjelang hijrah, setelah sifat-sifat yang 
tidak patut bagi Tuhan dibersihkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw.

Wassalam,
chodjim

- Original Message - 
From: jano ko 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, April 24, 2007 11:05 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat - Surat Al 
A'raaf

Pak Achmad :

Hanya saja, komentar Mas Jano-ko itu tidak sambung dengan diskusi tentang Nama 
Tuhan.

---

Jano - ko :

--

SURAH 2, AYAT 255-56:

255 Allah! There is no God save Him, the Alive, the Eternal. Neither slumber 
nor sleep overtaketh Him. Unto Him belongeth whatsoever is in the heavens and 
whatsoever is in the earth. Who is he that intercedeth with Him save by His 
leave? He knoweth that which is in front of them and that which is behind them, 
while they encompass nothing of His knowledge save what He will. His throne 
includeth the heavens and the earth, and He is never weary of preserving them. 
He is the Sublime, the Tremendous.
256 There is no compulsion

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Semua makhluk bertasbih kepada Allah

2007-04-24 Terurut Topik Achmad Chodjim
Jano - ko :

Semua makhluk bertasbih kepada Allah.


Bila panjenengan sudah berkeyakinan bahwa semua makhluk bertasbih kepada Allah, 
tapi mengapa panjenengan menyangkal dan menanggapi isi surat elektronik yang 
lagi membahas nama Allah? Bukankah yang membela pendapat tentang TUHAN tidak 
punya nama asli dan yang membela pendapat bahwa Tuhan punya nama asli itu 
sama-sama tasbih kepada DIA? 

Mengapa ayat-ayat itu tidak Anda praktikkan, tapi Anda malah gundah terhadap 
orang-orang yang menyatakan ALLAH sejatinya tak bernama, toh sudah sama-sama 
tasbih kepadaNYA. Lalu, Anda cuma mengutip ayat-ayat seperti yang dilakukan 
oleh Christian Snock Hoergronje dan van der Plash dalam mengelabui orang-orang 
Islam. Ini diskusi yang tidak sehat, Mas. Mohon Anda tidak mencomot ayat-ayat 
itu sak kepenak udele dhewe.

Jika model seperti Anda, ya nuwun sewu beribu-ribu, banyak orang yang membunuh, 
menista, mencaci dan menghina orang lain hanya dengan sepenggal ayat seperti 
yang dilakukan oleh para teroris. Apa mau Mas Jano-ko alias Mas Sutiyoso 
Wijanarko dikategorikan sebagai teroris? Saya percaya bahwa Anda tidak mau 
disebut demikian!

Mengapa saya ikut campur dalam pembahasan nama Allah ini? Karena, saya justru 
cemas sekali bila nama Allah disetarakan dengan berhala seperti yang 
disinyalir dalam QS al-Zumar [39]:3. 

Yang jernih itu justru yang dikemukakan oleh Bilal ketika disiksa. Dengan 
ucapan: Ahad...Ahad...Ahad. Dengan ucapan inilah Bilal membela kebenaran yang 
dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw. Dan, akhirnya Nabi meminta Abu Bakar 
untuk membebaskannya. 

Bukankah dalam postingan yang lalu juga telah disampaikan oleh Abah HMNA bahwa 
wakil Qureisy yang musyrik pun setuju dengan nama ALLAH? Artinya apa? Nama 
ALLAH itu sudah menjadi god-name bagi masyarakat Arab (yang musyrik maupun 
yang Nasrani atau Yahudi).

Ini nasehat saya (kalau mau terima), jangan dibiasakan sekadar mencomot 
ayat-ayat Alquran untuk membela hawa nafsu tak mau disalahkan orang. 

Silakan Mas Jano-ko mengirim banyak-banyak ayat-ayat Alquran ke milis ini, tapi 
tidak dalam rangka diskusi. Sebab, kalau ayat-ayat itu dicomot begitu saja 
dalam rangka diskusi, itu bisa ditafsirkan bahwa lawan diskusi itu dianggap 
tidak pernah membaca ayat-ayat terasebut. Atau, lawan diskusi didiskreditkan 
sebagai orang-orang yang tidak mengimani Alquran!

Saya kopikan lagi:

Silakan Mas Jano-ko mengirim banyak-banyak ayat-ayat Alquran ke milis ini, 
tapi tidak dalam rangka diskusi. Sebab, kalau ayat-ayat itu dicomot begitu saja 
dalam rangka diskusi, itu bisa ditafsirkan bahwa lawan diskusi itu dianggap 
tidak pernah membaca ayat-ayat terasebut. Atau, lawan diskusi didiskreditkan 
sebagai orang-orang yang tidak mengimani Alquran!

Wassalam,
chodjim

WWas 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Semua makhluk bertasbih kepada Allah

2007-04-24 Terurut Topik jano ko
Pak Achmad :
   
  Silakan Mas Jano-ko mengirim banyak-banyak ayat-ayat Alquran ke milis ini, 
tapi tidak dalam rangka diskusi. Sebab, kalau ayat-ayat itu dicomot begitu saja 
dalam rangka diskusi, itu bisa ditafsirkan bahwa lawan diskusi itu dianggap 
tidak pernah membaca ayat-ayat terasebut. Atau, lawan diskusi didiskreditkan 
sebagai orang-orang yang tidak mengimani Alquran!

  =
   
  Jano-ko :
   
  --
   
  45. Al Jaatsiyah
   
  20. Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum 
yang meyakini
   
  --
   
  UNIVERSAL ISLAMIC DECLARATION OF HUMAN RIGHTS
   
  XII Right to Freedom of Belief, Thought and Speech
   
  a) Every person has the right to express his thoughts and beliefs so long as 
he remains within the limits prescribed by the Law. No one, however, is 
entitled to disseminate falsehood or to circulate reports which may outrage 
public decency, or to indulge in slander, innuendo or to cast defamatory 
aspersions on other persons. 
   
  b) Pursuit of knowledge and search after truth is not only a right but a duty 
of every Muslim.
   
  c) It is the right and duty of every Muslim to protest and strive (within the 
limits set out by the Law) against oppression even if it involves challenging 
the highest authority in the state. 
   
  d) There shall be no bar on the dissemination of information provided it does 
not endanger the security of the society or the state and is confined within 
the limits imposed by the Law.
   
  e) No one shall hold in contempt or ridicule the religious beliefs of others 
or incite public hostility against them; respect for the religious feelings of 
others is obligatory on all Muslims.
  
--
   
  Wassalam
   
  --oo0oo--
   
   
  
Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Jano - ko :

Semua makhluk bertasbih kepada Allah.


Bila panjenengan sudah berkeyakinan bahwa semua makhluk bertasbih kepada Allah, 
tapi mengapa panjenengan menyangkal dan menanggapi isi surat elektronik yang 
lagi membahas nama Allah? Bukankah yang membela pendapat tentang TUHAN tidak 
punya nama asli dan yang membela pendapat bahwa Tuhan punya nama asli itu 
sama-sama tasbih kepada DIA? 

Mengapa ayat-ayat itu tidak Anda praktikkan, tapi Anda malah gundah terhadap 
orang-orang yang menyatakan ALLAH sejatinya tak bernama, toh sudah sama-sama 
tasbih kepadaNYA. Lalu, Anda cuma mengutip ayat-ayat seperti yang dilakukan 
oleh Christian Snock Hoergronje dan van der Plash dalam mengelabui orang-orang 
Islam. Ini diskusi yang tidak sehat, Mas. Mohon Anda tidak mencomot ayat-ayat 
itu sak kepenak udele dhewe.

Jika model seperti Anda, ya nuwun sewu beribu-ribu, banyak orang yang membunuh, 
menista, mencaci dan menghina orang lain hanya dengan sepenggal ayat seperti 
yang dilakukan oleh para teroris. Apa mau Mas Jano-ko alias Mas Sutiyoso 
Wijanarko dikategorikan sebagai teroris? Saya percaya bahwa Anda tidak mau 
disebut demikian!

Mengapa saya ikut campur dalam pembahasan nama Allah ini? Karena, saya justru 
cemas sekali bila nama Allah disetarakan dengan berhala seperti yang 
disinyalir dalam QS al-Zumar [39]:3. 

Yang jernih itu justru yang dikemukakan oleh Bilal ketika disiksa. Dengan 
ucapan: Ahad...Ahad...Ahad. Dengan ucapan inilah Bilal membela kebenaran yang 
dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw. Dan, akhirnya Nabi meminta Abu Bakar 
untuk membebaskannya. 

Bukankah dalam postingan yang lalu juga telah disampaikan oleh Abah HMNA bahwa 
wakil Qureisy yang musyrik pun setuju dengan nama ALLAH? Artinya apa? Nama 
ALLAH itu sudah menjadi god-name bagi masyarakat Arab (yang musyrik maupun 
yang Nasrani atau Yahudi).

Ini nasehat saya (kalau mau terima), jangan dibiasakan sekadar mencomot 
ayat-ayat Alquran untuk membela hawa nafsu tak mau disalahkan orang. 

Silakan Mas Jano-ko mengirim banyak-banyak ayat-ayat Alquran ke milis ini, tapi 
tidak dalam rangka diskusi. Sebab, kalau ayat-ayat itu dicomot begitu saja 
dalam rangka diskusi, itu bisa ditafsirkan bahwa lawan diskusi itu dianggap 
tidak pernah membaca ayat-ayat terasebut. Atau, lawan diskusi didiskreditkan 
sebagai orang-orang yang tidak mengimani Alquran!

Saya kopikan lagi:

Silakan Mas Jano-ko mengirim banyak-banyak ayat-ayat Alquran ke milis ini, 
tapi tidak dalam rangka diskusi. Sebab, kalau ayat-ayat itu dicomot begitu saja 
dalam rangka diskusi, itu bisa ditafsirkan bahwa lawan diskusi itu dianggap 
tidak pernah membaca ayat-ayat terasebut. Atau, lawan diskusi didiskreditkan 
sebagai orang-orang yang tidak mengimani Alquran!

Wassalam,
chodjim

WWas 

[Non-text portions of this message have been removed]



 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-23 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)

Ass wR. wB.

Mas Satriyo, 
Kayanya mbak Chae itu sebenarnya ingin tahu tanggapan mas Satriyo
terhadap pernyataan2 pak Chodjim. Jadi tolong ditanggapi. Gitu
maksudnya, mas. Saya sudah sebulan ini ngga sempat posting di sini. Tapi
saya baca terus. Saya senang dengan tulisan-tulisan mas Satriyo, cerdas,
logis dan mudah dicerna, menurut saya lho... (Mbak Mia mungkin akan
bilang lagi : apa gw kate... hehehe.. Saya tidak nge-gank dengan mas
Satriyo lho, mbak... Wong kenal aja nggak.)

Salam kenal buat mas Satriyo.
Wassalaam,
-Ning


 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of satriyo
Sent: Monday, April 23, 2007 3:38 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

Ibu Chairunisa,

Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas masukan dan perhatian ibu,
dan itu sangat saya hargai, setidaknya bagi saya menunjuukkan ciri teman
yang baik ...

Tolong jika berkenan ibu tunjukkan dan jelaskan pada saya bagian yang
ibu maksud itu.

Maksud ibu satu gank itu apa? Ini agar saya tidak salah 'tafsir' ...

Sebelum saya teruskan ingin saya terlebih dulu utarakan di sini bahwa
saya berhak menerima masukan ibu dalam konteks apa yang saya komentari
atas komentar pak Chodjim bisa juga saya abaikan mengingat yang
berdialog di sini adalah saya dan pak Chodjim. Sehingga untuk
menghindari kesan ibu sebagai wasit apalagi jubir, maka saya akan
tanggapi sejauh menurut saya pada tempatnya. Dengan kata lain, saya
menunggu komentar langsung dari pak Chodjim atas komentar saya thd
pernyataan beliau.

Soal data-data yang diungkapkan oleh pak Chodjim, saya sebenarnya
tersirat menginginkan fairness dari pak Chodjim yang terlihat implisit
dari komentar saya, yaitu silakan pak Chodjim sertakan sumber data yang
disampaikan agar jelas dan tidak sekadar seolah Oh itu kan memang
karena tingginya ilmu pak Achmad Chodjim padahal jelas ada rujukan yang
beliau pegang.

Lalu untuk ibu Chairunisa, mengapa kutipan ayat yang dilakukan oleh pak
Chodjim jadi tidak terkesan self-claim, lain ketika saya yang mengutip
ayat? Ada apa ini?

salam,
satriyo


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Satriyo,
 
 Justru saya melihat lagi jenis postingan dari anda yang lebih
membidik
 si pembawa berita daripada membidik beritanya itu sendiri (kok jadi 
 kebiasaan sich Pak???;)
 
 Coba anda tela'ah lagi (jangan ada asumsi bahwa ini semua karena
kita
 satu gank loh!!!:))
 
 pertama Pak Chodjim memberikan data sbb:
 
 1. Dalam Alkitab yang berbahasa Arab, Tuhan disebut Allah. 
  Artinya, Allah yang disebut oleh Nasrani Arab atau orang Islam ya 
  sama saja. Rabb dalam bahasa Arab bukan hanya untuk Allah, tapi
juga 
  untuk bos, majikan atau jeragan. 
 
 Coba di di counter dengan argumentasi lagi, kira-kira ada tidak data 
 yang bisa menyangkal hal tsb..
 
 2.Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama
  khusus, maka kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau 
  nama apa pun asalkan masih termasuk dalam asma' al-husna.
 
 Silahkan di counter dengan argumentasi lagi, anda tela'ah benar
tidak
 berdasarkan Qs.17:110 ada data seperti yang disajikan oleh Pak
Chodjim
 atau anda bisa membuktikannya lain...
 
 3.Sedangkan Allah di QS
  24:25 disebut al-Haqq al-mubiin, Yang Maha Nyata sekali, atau
Yang 
  Mahabenar sekaligus mahaterang/mahajelas. Oleh karena Dia itu 
  mahajelas maka Dia niscaya tidak membutuhkan nama, karena nama 
  hanyalah tanda untuk membedakan!
 
 Silahkan di counter juga , adalah anda menemukan sebaliknya
bedasarkan
 Qur'an??
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
 
  Ketika saya membaca ada pak Achmad Chodjim ikut memberikan
komentar, 
  pasti ada sesuatu yang menarik hingga membuat pak Achmad Chodjim 
  sedemikian terusik untuk berkomentar ... dan ternyata komentarnya 
  tidak terlalu kuat mengingat tidak ada landasan yang kuat
tentunya 
  yang mendukung argumentasi dan klaim pak Achmad Chodjim. Walau
tentu 
  sabda pak Achmad Chodjim akan sangat diperhatikan oleh pengikut 
  pengajian beliau.
  
  Semua yang pak Achmad Chodjim sangat terasa beraroma 'menurut
logika 
  saya' dan bernada 'memangnya Arab itu siapa sih? kok mereka 
  diistimewakan begitu?' atau yang semisalnya, setidaknya menurut
saya 
  yang dhaif ini.
  
  Tapi yang paling mengusik adalah pernyataan di akhir komentar pak 
  Achmad Chodjim yang makin menambah kuat aroma dari asumsi saya di 
  atas, (kutipannya)
   Jika masih tidak percaya bahwa Allah itu aslinya tak bernama,
maka 
  silakan bertanya sendiri secara langsung kepada DIA! Tidak perlu 
  ngotot lagi, karena Dia maha hidup, maha mendengar, dan maha
hadir. 
  Pasti Dia bisa ditanyai!
   
  Wah selamat ya, pak Achamd Chodjim, karena bisa punya direct 
  connection dengan DIA (department of Internal Affairs?) sehingga 
  yakin kalo yang lain pasti tidak sehebat njenengan dan pasti nda 
  mampu seperti njenengan. Ah jadi teringat ada yang berkomentar

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-23 Terurut Topik Ari Condrowahono
Sudah dua kali melihat hardikan dari satriyo kepada orang yg mempertanyakan 
caranya berdiskusi dan melarang orang lain ikut ikutan nimbrung, dan yang 
ketiga kalinya dia mengeluarkan statement ini : PS3: liat pernyataan saya di 
awal jika ingin mulai reply posting ini ...

Lalu undangan macam begini buat ikutan nimbrung dalam diskusi yg dia komentari 
sebenarnya basa basi atau tulus toh ya ?
Bagaimana juga menurut ibu Chairunisa, ibu Aishayasmina, ibu sarinesia, sdr 
total_sacrifice, sdr wikan, sdr Condrowahono, ibu Mia, mbakyu Mei, pak Muhkito, 
pak Jano, Abah, mba Flora, dik firman wiwaha, atau yang lain?  di kala lain 
sambil cari teman, buat mendepak lawan, hoey, si a, si b, si c, truth claim 
ndak ...

sungguh cara diskusi yg santun dan elegan.


salam,
Ari Condro

  - Original Message - 
  From: satriyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, April 23, 2007 3:56 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah


  No comment lah ...

  sudah dicap sesat dan menyesatkan ... plus disuruh tobat ... apa yang 
  tersisa?

  makasih ya pak dosen, semoga kita mendapat husnul khatimah.

  amin.

  salam,
  satriyo

  PS: apapun niat anda itu sekadar hear-say bukan, kata anda, dan mana 
  saya tahu ... whatever lah mas, a joke is a joke, but better than 
  condemning or being 'hollier-than-thou' ...

  PS2 (bukan game lho): JIL pasti berterima kasih punya 
  tentara 'bayaran' dan jubir 'handal' yang siap membela. hehehe

  PS3: liat pernyataan saya di awal jika ingin mulai reply posting 
  ini ...

  ;-)


  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-23 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
 mempunyai arti yang terkait dengan sifatNya dan perbuatanNya apapun
juga:
-- WLM YKN LH KFWA AhD (S. ALAKhLASh, 112:4),
dibaca:
-- Walam yakul lahu- kufuwan ahad,
artinya:
-- dan tak satu juapun yang sekufu (setara) denganNya.

 Menurut ayat (37:102), Allah telah memberitahukan Nama DiriNya kepada Nabi
Ibrahim AS seperti diucapkan oleh Isma'il: satajiduni- insya- ALla-hu
minash sha-biri-n. Kepada Nabi Muhammad SAW Allah memberi tahu 99 Al-Asmaa'
Al-Husnay (Nama-Nama Terbaik) yang dikaitkan kepada sifat dan perbuatan
Allah. Firman Allah:
-- WLLH ALASMAa ALhSNY FAD'AWH BHA WDzRWA ALDzYN YLhDWN FY ASMAaH SYJZWN MA
KANWA Y'AMLWN (S. ALA'ARAF, 7:180),
dibaca:
-- waliLla-hil asma-ul husna- fad'u-hu biha- wadzarul ladzi-na yulhidu-na
fi- asma-ihi- sayujzauna ma- kanu- ya'malu-n,
artinya:
-- Bagi Allah Nama-Nama Terbaik, sebab itu berdo'alah kepadaNya dengan
Nama-Nama itu dan biarkanlah orang-orang memutar-mutar Nama Allah, nanti
mereka akan dibalasi apa yang mereka perbuat.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam ayat (7:180) tersebut. Pertama,
jika berdoa kepadaNya pakailah Nama-Nama terbaik itu, seperti antara lain
yang dalam Basmalah, Ar-Rahman (Maha Pengasih), Ar-Rahim (Maha Penyayang).
Kedua, peringatan bagi antropolog dalam kalangan ummat Islam untuk tidak
membeo kepada antropolog orang-orang kafir itu memutar-mutar Nama Allah
(misalnya dari al-ilah). Sampai lumpuh otak antropolog orang-orang kafir itu
tidak akan bisa mengakal-akali bikin hoax dari mana asal 99 kata itu. Itulah
sebabnya sampai sekarang dan sampai kiamat para antropolog itu tidak sanggup
mengutak-katik dengan otaknya yang sejemput itu dari mana asal kata ke-99
Nama-Nama Terbaik dari Allah.

Alhasil, Nama Allah telah diturunkan Allah sebelum penyembah berhala
menciptakan dalam benak manusia yang melahirkan kebudayaan Semit nama-nama
Ilah seperti tiga-serangkai/trimurti Arab-jahiliyah: Al-Lat (dewi kesuburan
dan peperangan), Al-Uzza (dewi kekuatan), dan Al-Manat (dewi peruntungan).
Pada zaman Nabi Isma'il AS orang Arab di Makkah masih beragama Tawhid,
menyembah Allah, seperti diajarkan oleh Nabi Isma'il AS. Dalam perjalanan
sejarah agama Tawhid yang diajarkan oleh Nabi Isma'il AS, walaupun nama
Allah masih tetap dipelihara (nama ayahanda Nabi Muhammad SAW adalah
Abdullah), namun agama Tawhid dikotori oleh kebudayaan jahiliyah hasil
olahan benak masyarakat jahiliyah penyembah berhala itu, yang menghasilkan
tuhan ciptaan manusia, seperti tiga-serangkai Arab-jahiliyah tersebut.

***

Manusia keturunan Nabi Adam AS dan Sitti Hawa punya cirikhas yang
berhubungan ke-99 Al-Asmaa' Al-Husnay. Periksalah telapak tangan anda yang
sebelah kanan di situ tertera alur(*) berbentuk angka Arab |/\ (18) (membaca
angka Arab dari kiri ke kanan, berbeda dengan membaca tulisan Arab dari
kanan ke kiri). Pada telapak kiri tertera angka /\| (81). Cobalah jumlahkan:
18 + 81 = 99 jumlah Nama-Nama Allah Terbaik. Coba susun: 1881, bagilah 19,
1881:19 = 99. Pada bagian dalam sampul (inner cover) Al-Quran awal dan akhir
ada tertera ke-99 Nama-Nama Terbaik dari Allah. WaLlahu a'lamu bisshawab.

Makassar, 29 November 2006
  [H.Muh.Nur Abdurrahman]
---
(*)
Alur pada telapak tangan sebelum diturunkan wahyu ttg Al-Asmaa' Al-Husnay
yang jumlahnya 99 itu dan sebelum dikenal simbol bilangan sistem desimal
angka Arab, masih mrupakan rahasia yang belum dapat dibaca manusia.

###


- Original Message - 
From: Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Sunday, April 22, 2007 22:37
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

Ketika saya membaca tulisan di milis ini, nama Allah sedang diributkan.
Malah ada yang menyebut bahwa sebagian ulama memandang nama Allah sebagai
nama pribadi Tuhan dan sebagian yang lain mengatakan itu panggilan Tuhan
dalam bahasa Arab.

Yang jelas:
(1) Nama atau sebutan Allah bagi Tuhan sudah ada jauh sebelum agama Islam
dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad.

(2) Dalam Alkitab yang berbahasa Arab, Tuhan disebut Allah. Artinya, Allah
yang disebut oleh Nasrani Arab atau orang Islam ya sama saja. Rabb dalam
bahasa Arab bukan hanya untuk Allah, tapi juga untuk bos, majikan atau
jeragan. Rabb dalam bahasa Inggris sama dengan Lord, alias Tuan. Dalam
bahasa Melayu lama, tak ada kosa kata tuhan. Kosa kata ini muncul di masa
pendudukan Belanda di abad 17. Orang kita diperintah oleh Belanda menyebut
dirinya tuan. Tapi, ketika Yesus juga dipanggil Tuan Yesus, orang
Belanda kurang berkenan, dan panggilan itu harus dibunyikan secara mantap
dengan sisipan huruf h, jadilah tu...han

(3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka
kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan
masih termasuk dalam asma' al-husna. Tentunya ada jutaan nama-nama baik
Tuhan jika dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut
dengan Gusti Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau

RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-23 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)

Balik lagi ke subject, saya punya pengalaman yang lucu waktu anak saya
yang tertua masih balita. Saat itu kami tinggal di apartemen dan
bertetangga dengan seorang nasrani, yang juga mempunyai anak seusia anak
saya itu. Anak saya sering bermain ke rumah tetangga saya itu,
sebaliknya pun demikian. 

Nah suatu hari, sepulang bermain di rumah tetangga, tiba-tiba anak saya
berkata :Ma, kita harus berdoa kepada tuhan Yesus. 
Saya kaget dan langsung bilang :Bukan, teh. Kita berdoa bukan kepada
tuhan Yesus, tuhan kita itu Allah. Kita berdoa kepada Allah. 
Trus dia dengan wajah kebingungan bilang :Betul kok Ma, Kata Johnatan,
tuhan itu Yesus. 
Karena saya tidak mau panjang lebar menjelaskan, saya bilang :Bukan,
Yesus itu tuhannya orang kristen. Kalau kita, orang Islam, tuhan kita
Allah  

Wajahnya berubah, seolah mendapat suatu insight seraya berkata  Ooo
jadi tuhan itu ada dua ya, ma ?
Saya :[EMAIL PROTECTED]*

Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya memang
bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela
percakapan menuliskan sesuatu yang sangat logis untuk menjelaskan hal
ini, menurut saya, yakni bunyi syahadat : Laa ilaha ila Allah, yang
artinya tidak ada tuhan selain ALLAH. Kalau Allah itu artinya sama
dengan tuhan, maka arti syahadat itu jadi aneh kan ? Tiada tuhan selain
tuhan... Ato gimana ?

Kemudian juga di surat al maidah (kalau ga salah), yang mengenai makanan
haram yang disembelih dengan nama selain ALLAH, tidak boleh dimakan. Itu
menunjukkan bahwa ALLAH itu adalah NAMA, ya ngga ?

Jadi ALLAH adalah nama tuhan. Ada nama-nama lain yang dianggap tuhan
oleh orang-orang lain. Misalnya : YESUS, Dewa-dewa, Sang Hyang Widi,
dst. Islam tidak mengakui nama-nama tersebut sebagai tuhan. Karena
tuhannya orang ISLAM itu adalah yang namanya ALLAH. ALLAH membolehkan
kita memanggil dengan nama-nama lain (asmaul husna), dan bukan dengan
nama-nama selain itu.

Mbak Chae bilang, dari sebelum Islam (maksudnya sebelum nabi Muhammad
'gitu), orang sudah menyebut ALLAH sebagai tuhan. Ya memang iya. Abah
sudah menjelaskan tuh. Saya rasa semua umat yang sampai kepadanya berita
dari para nabi dan rasul, akan mengenal nama ALLAH sebagai tuhan yang
patut disembah. Jadi bukan hanya orang Islam yang mengenal nama Allah,
insya Allah.

Wallahu'alam bishowab.
Wassalaam,
-Ning

 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of satriyo
Sent: Monday, April 23, 2007 6:39 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

Wa alaikumussalam warahmatulaahi wabarakaatuh.

Salam kenal juga mba Ning.

Iya, saya insyaallah menangkap apa yang disampaikan ibu Chairunisa, dan
mohon maaf jika tidak bisa segera ditanggapi karena sambil nyambi di
kantor ni ... mencari sesuap nasi sebongkah intan ... hehehe :-)

Untuk pak Chodjim, kalo mba Ning amati reply saya buat beliau terlihat
bahwa saya enggan terlalu panjang dan dalam menanggapinya ... mengingat
siapa beliau. Entah tapi buat harapan saya ini saya dianggap ad hemonim
oleh ibu Chairunisa, padahal saya mencoba menyentil sikap 'arogan' bapak
ini yang terkesan lebih tahu dan bendar karena [1] segala kutipan yang
beliau sampaikan dan [2] posisi beliau yang memegang sebuah pengajian
atau kajian keislaman...gitu ...

Insyaallah akan saya luangkan waktu buat menanggapi Achmad Chodjim
mengingat level beliau yang tidak rata-rata, jadi saya tidak mau ngaco
bicara, keblinger, sesat-menyesatkan, self-claim, truth-claim, kecuali
mungkin sedikit bersikap setara dengan lawan 'dialog' saya yang itu
diperbolehkan ko oleh kanjeng Rasul, sombong ya kita balas serupa dan
seterusnya, walau tidak berarti hantam kromo, balas- balasan jadinya ...

salam,
satriyo

PS: kalo mbayu punya rujukan monggo di sampaikan saja ... :-)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Ass wR. wB.
 
 Mas Satriyo,
 Kayanya mbak Chae itu sebenarnya ingin tahu tanggapan mas Satriyo 
 terhadap pernyataan2 pak Chodjim. Jadi tolong ditanggapi. Gitu 
 maksudnya, mas. Saya sudah sebulan ini ngga sempat posting di sini.
Tapi
 saya baca terus. Saya senang dengan tulisan-tulisan mas Satriyo,
cerdas,
 logis dan mudah dicerna, menurut saya lho... (Mbak Mia mungkin akan 
 bilang lagi : apa gw kate... hehehe.. Saya tidak nge-gank dengan
mas
 Satriyo lho, mbak... Wong kenal aja nggak.)
 
 Salam kenal buat mas Satriyo.
 Wassalaam,
 -Ning
 
 
  
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of satriyo
 Sent: Monday, April 23, 2007 3:38 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah
 
 Ibu Chairunisa,
 
 Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas masukan dan perhatian
ibu,
 dan itu sangat saya hargai, setidaknya bagi saya menunjuukkan ciri
teman
 yang baik ...
 
 Tolong jika berkenan ibu tunjukkan dan jelaskan pada saya bagian
yang
 ibu maksud itu.
 
 Maksud ibu

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-23 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
Sekitar dialog antar-iman,
tanggapan di bawah, Mbak Ning.
Soal tuhan dan Tuhan silakan dilanjut dengan cara beradab :-)

On 4/23/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Balik lagi ke subject, saya punya pengalaman yang lucu waktu anak saya
 yang tertua masih balita. Saat itu kami tinggal di apartemen dan
 bertetangga dengan seorang nasrani, yang juga mempunyai anak seusia anak
 saya itu. Anak saya sering bermain ke rumah tetangga saya itu,
 sebaliknya pun demikian.

 Nah suatu hari, sepulang bermain di rumah tetangga, tiba-tiba anak saya
 berkata :Ma, kita harus berdoa kepada tuhan Yesus.
 Saya kaget dan langsung bilang :Bukan, teh. Kita berdoa bukan kepada
 tuhan Yesus, tuhan kita itu Allah. Kita berdoa kepada Allah.
 Trus dia dengan wajah kebingungan bilang :Betul kok Ma, Kata Johnatan,
 tuhan itu Yesus.
 Karena saya tidak mau panjang lebar menjelaskan, saya bilang :Bukan,
 Yesus itu tuhannya orang kristen. Kalau kita, orang Islam, tuhan kita
 Allah

 Wajahnya berubah, seolah mendapat suatu insight seraya berkata  Ooo
 jadi tuhan itu ada dua ya, ma ?
 Saya :[EMAIL PROTECTED]*

Saya terkesan sekali dengan dialog kedua anak balita tersebut.
Mudah-mudahan generasi mendatang bisa meneruskan dialog semacam itu
dengan damai, lebih damai daripada dialog seiman di milis ini :-)

Coba bandingkan dengan dialog antar iman di Negara Paman Sam berikut ini.
Lima mahasiswa muslim bergabung dengan 5 mahasiswa Yahudi, 11 Katolik
dan 10 Protestan menjadi sukarelawan membantu korban topan badai
Katrina di New Orleans tahun 2005. Sambil melakukan tugas, mereka juga
saling belajar satu sama lain tentang agama dan kepercayaan
masing-masing..
Apa yang mereka pelajari?
Kami semua percaya kepada satu Tuhan.

salam,
DWS

http://www.newsobserver.com/419/story/565893.html
Student volunteers get lessons in other faiths

Tom Keyser, Albany Times Union

ALBANY, N.Y. - After the five Muslims prayed during a break from
gutting a house, after they went through their rituals and
recitations, one of the Protestants said: Point of information.

The group consisted of students from the State University of New York
at Albany, and that was one of the phrases they took with them to New
Orleans to signal they wanted to ask a question about religion.

The students went for a week in February to help victims of Hurricane
Katrina, but they also went as an interfaith group -- five Muslims,
five Jews, 10 Protestants and 11 Catholics -- to learn about each
other's faiths.

We all believe in one God, said Shaun Bennett, a Jewish student.
The different religions have their prophets, and they all have their
teachings and their writings. Sure, they have their differences, but
everything is so closely related -- the Quran, the Bible, the Torah.
It's all the same teaching, just different wording, different
characters, different stories, different fables.

The students gutted four homes flooded in the 2005 hurricane. They
also visited a mosque, a synagogue and a Jewish community center. They
attended an Ash Wednesday service at a Catholic church, and they
celebrated Shabbat, the Jewish Sabbath.

Some went to Mardi Gras and witnessed another kind of religion. They
slept in bunk beds in a converted furniture warehouse operated by
Operation Blessing, one of the many faith-based organizations involved
in the relief effort that continued 19 months after Katrina.

They talked about religion informally and as a group with their three
advisers from the university -- a Catholic priest, a Protestant
minister and the director of Jewish student life. Point of
information, they would say. And a discussion about religion would
ensue.

After Jen Griswold, a Protestant from Burnt Hills, N.Y., watched the
five Muslim students pray for several minutes in a driveway next to a
house they had all been gutting, she said: Point of information. What
is prayer like for you? What are you doing, what are you thinking,
when you're kneeling, standing, bowing?

A senior majoring in religious studies, Griswold recalls that one of
Muslim student explained how in different instances he's reciting the
Quran, and then he's praising God, and then he's offering petitions,
which is like asking God to help you, to help the people you love,
just asking God for something.

Griswold said that's what she does when she prays, except that she
recites from the Bible.

That was really neat for me as a Christian, to realize the parallels
of what happens in prayer, she said.

The students discovered that keeping kosher and keeping halal -- the
dietary laws for Jews and Muslims, respectively -- were similar. They
learned that helping the poor and the needy was a tenet of each of
their religions. The Catholics and Protestants found out they aren't
the only ones who say peace be with you.

When we walked into the mosque, we were greeted with -- I don't know
how to say it in Arabic -- but it's basically 'Peace be upon you,' 
Griswold said. And when we had the Shabbat service on Friday, 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-23 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
menurut saya sih gak aneh,
kebetulan dalam bahasa Indonesia tidak mengenal article seperti dalam
bahasa Inggris a, an atau the ... atau dalam bahasa Arab-nya al.
Maksudnya kan there is no god but The God kalau dibahasaindonesiakan
menjadi tiada tuhan selain Tuhan (itu). Kalau dalam bahasa inggris,
the itu menunjukkan article yang berarti satu-satunya, misal the
earth, the sun ... berarti bumi itu cuma satu, matahari cuma satu.
Kalau The God, berarti Tuhan yang cuma satu.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 4/24/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya memang
  bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela
  percakapan menuliskan sesuatu yang sangat logis untuk menjelaskan hal
  ini, menurut saya, yakni bunyi syahadat : Laa ilaha ila Allah, yang
  artinya tidak ada tuhan selain ALLAH. Kalau Allah itu artinya sama
  dengan tuhan, maka arti syahadat itu jadi aneh kan ? Tiada tuhan selain
  tuhan... Ato gimana ?


Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-23 Terurut Topik SIR BATS
On 4/24/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Balik lagi ke subject, saya punya pengalaman yang lucu waktu anak saya
  yang tertua masih balita. Saat itu kami tinggal di apartemen dan
  bertetangga dengan seorang nasrani, yang juga mempunyai anak seusia anak
  saya itu. Anak saya sering bermain ke rumah tetangga saya itu,
  sebaliknya pun demikian.

  Nah suatu hari, sepulang bermain di rumah tetangga, tiba-tiba anak saya
  berkata :Ma, kita harus berdoa kepada tuhan Yesus.
  Saya kaget dan langsung bilang :Bukan, teh. Kita berdoa bukan kepada
  tuhan Yesus, tuhan kita itu Allah. Kita berdoa kepada Allah.
  Trus dia dengan wajah kebingungan bilang :Betul kok Ma, Kata Johnatan,
  tuhan itu Yesus.
  Karena saya tidak mau panjang lebar menjelaskan, saya bilang :Bukan,
  Yesus itu tuhannya orang kristen. Kalau kita, orang Islam, tuhan kita
  Allah

  Wajahnya berubah, seolah mendapat suatu insight seraya berkata  Ooo
  jadi tuhan itu ada dua ya, ma ?
  Saya :[EMAIL PROTECTED]*

dari posting ini saya bisa menyimpulkan anak Mbak Ning bakal lebih
bijak dari Mak-nya. Anda sudah jadi ibu yang hebat karena memiliki
anak yg hebat :=))



  Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya memang
  bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela
  percakapan menuliskan sesuatu yang sangat logis untuk menjelaskan hal
  ini, menurut saya, yakni bunyi syahadat : Laa ilaha ila Allah, yang
  artinya tidak ada tuhan selain ALLAH. Kalau Allah itu artinya sama
  dengan tuhan, maka arti syahadat itu jadi aneh kan ? Tiada tuhan selain
  tuhan... Ato gimana ?

saya dulu juga merasa sangat aneh ketika ada yang menamakan pohon dan
daun cokra cakri dengan kenikir, di pekalongan kenikir disebut
cokra-cakri. Ketika Islam pertama kali masuk ke Pulau Jawa, masyarakat
jawa juga heran sangkan paraning dumadi kok di sebut Allah.

Kata dalam bahasa adalah HASIL BUDAYA saya ulang HAIL BUDAYA, setiap
bangsa menciptakan kata sebagai simbol sesuatu; ketika bangsa arab
saudi menyebut kata fulus (fulusa, fulasa) yang terbayang adalah
real saat orang inggris menyebut kata money dibenaknya muncul
poundsterling dst. Orang jawa muslim ketika menyebut Gusti Alah
yang terbayang dzat Maha besar (cuma sering menjadi maha lucu bahkan
Maha Komedian).

Ketika dua manusia atau lebih mendiskusikan Tuhan, Allah, Lord dst
mirip orang buta membahas gajah berdasarkan kemampuan indera perasanya
(meraba); gajah lebih besar dari jangkauan tangan orang2 tsb. Tuhan
lebih luas dari ruang kemampuan otak dan pengalaman kita sebagai
manusia.


  Kemudian juga di surat al maidah (kalau ga salah), yang mengenai makanan
  haram yang disembelih dengan nama selain ALLAH, tidak boleh dimakan. Itu
  menunjukkan bahwa ALLAH itu adalah NAMA, ya ngga ?

  Jadi ALLAH adalah nama tuhan. Ada nama-nama lain yang dianggap tuhan
  oleh orang-orang lain. Misalnya : YESUS, Dewa-dewa, Sang Hyang Widi,
  dst. Islam tidak mengakui nama-nama tersebut sebagai tuhan. Karena
  tuhannya orang ISLAM itu adalah yang namanya ALLAH. ALLAH membolehkan
  kita memanggil dengan nama-nama lain (asmaul husna), dan bukan dengan
  nama-nama selain itu.

  Mbak Chae bilang, dari sebelum Islam (maksudnya sebelum nabi Muhammad
  'gitu), orang sudah menyebut ALLAH sebagai tuhan. Ya memang iya. Abah
  sudah menjelaskan tuh. Saya rasa semua umat yang sampai kepadanya berita
  dari para nabi dan rasul, akan mengenal nama ALLAH sebagai tuhan yang
  patut disembah. Jadi bukan hanya orang Islam yang mengenal nama Allah,
  insya Allah.

  Wallahu'alam bishowab.
  Wassalaam,
  -Ning

saya belum pernah tahu ada ayam Jago berantem karena Tuhan, celeng
yang dinista itupun tidak sibuk ngurusin Tuhan. Yang ribut soal Tuhan
itu cuma manusia. Kita tidak bisa memastikan sebenarnya : Tuhan
menciptakan manusia atau manusia menciptakan Tuhan :=)) .
opotumon.

-- 
LINUX REGISTERED USER #421968

if you can't explained simply, you don't understand it enough (albert einstein).


Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-23 Terurut Topik jano ko
Mas Sir :
   
  saya belum pernah tahu ada ayam Jago berantem karena Tuhan, celeng
yang dinista itupun tidak sibuk ngurusin Tuhan. Yang ribut soal Tuhan
itu cuma manusia. Kita tidak bisa memastikan sebenarnya : Tuhan
menciptakan manusia atau manusia menciptakan Tuhan :=)) .
opotumon.
   
  ===
   
  Jano - ko :
   
  Coba mas adakan voting, ada engga manusia yang mau disamakan dengan 
cenggleng.wes kono mas Sir yang ngadain voting
   
  Selam.
   
  Mas Sir suka engga empek-empek kapal selam ?
  Enakan makan empek-empek daripada makan cel.lular.
   
  Kalau mas Sir demen ame aliran PLURALISME, hargai dong Islam, hargai 
insan-insan yang percaya kepada Allah, kita harus menghargai bahwa tidak semua 
percaya dengan pemikiran yang menyatakan bahwa semua tuhan sama.
   
  Wah saya jadi tertarik dengan AYAM JAGO DAN CE,,L,,,
  Info darimana tuch kalau ayam jago dan cel... tidak perduli dengan Tuhan yang 
menciptakannya?, apakah Mas Sir sudah diskusi dengan ayam jago dan para 
cel...-cel... itu ?, wah kala mas Sir sudah pernah diskusi dengan ayam jago dan 
cel... berarti mempunyai ilmu seperti Nabi Sulaiman A.S ?
   
  Saya berimana kepada Al Qur'an, dan saya yakin bahwa semua binatang bertasbih 
kepada Allah swt.
  Mas Sir lupa ya ?
   
  Senyum dulu :)
   
   
  --oo0oo--
   
  



SIR BATS [EMAIL PROTECTED] wrote:
  On 4/24/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Balik lagi ke subject, saya punya pengalaman yang lucu waktu anak saya
 yang tertua masih balita. Saat itu kami tinggal di apartemen dan
 bertetangga dengan seorang nasrani, yang juga mempunyai anak seusia anak
 saya itu. Anak saya sering bermain ke rumah tetangga saya itu,
 sebaliknya pun demikian.

 Nah suatu hari, sepulang bermain di rumah tetangga, tiba-tiba anak saya
 berkata :Ma, kita harus berdoa kepada tuhan Yesus.
 Saya kaget dan langsung bilang :Bukan, teh. Kita berdoa bukan kepada
 tuhan Yesus, tuhan kita itu Allah. Kita berdoa kepada Allah.
 Trus dia dengan wajah kebingungan bilang :Betul kok Ma, Kata Johnatan,
 tuhan itu Yesus.
 Karena saya tidak mau panjang lebar menjelaskan, saya bilang :Bukan,
 Yesus itu tuhannya orang kristen. Kalau kita, orang Islam, tuhan kita
 Allah

 Wajahnya berubah, seolah mendapat suatu insight seraya berkata  Ooo
 jadi tuhan itu ada dua ya, ma ?
 Saya :[EMAIL PROTECTED]*

dari posting ini saya bisa menyimpulkan anak Mbak Ning bakal lebih
bijak dari Mak-nya. Anda sudah jadi ibu yang hebat karena memiliki
anak yg hebat :=))

 Saya yakin, tuhan yang sejati, yang patut disembah, ilah, itu ya memang
 bernama Allah. Mas Janoko yang suka tiba-tiba muncul di sela-sela
 percakapan menuliskan sesuatu yang sangat logis untuk menjelaskan hal
 ini, menurut saya, yakni bunyi syahadat : Laa ilaha ila Allah, yang
 artinya tidak ada tuhan selain ALLAH. Kalau Allah itu artinya sama
 dengan tuhan, maka arti syahadat itu jadi aneh kan ? Tiada tuhan selain
 tuhan... Ato gimana ?

saya dulu juga merasa sangat aneh ketika ada yang menamakan pohon dan
daun cokra cakri dengan kenikir, di pekalongan kenikir disebut
cokra-cakri. Ketika Islam pertama kali masuk ke Pulau Jawa, masyarakat
jawa juga heran sangkan paraning dumadi kok di sebut Allah.

Kata dalam bahasa adalah HASIL BUDAYA saya ulang HAIL BUDAYA, setiap
bangsa menciptakan kata sebagai simbol sesuatu; ketika bangsa arab
saudi menyebut kata fulus (fulusa, fulasa) yang terbayang adalah
real saat orang inggris menyebut kata money dibenaknya muncul
poundsterling dst. Orang jawa muslim ketika menyebut Gusti Alah
yang terbayang dzat Maha besar (cuma sering menjadi maha lucu bahkan
Maha Komedian).

Ketika dua manusia atau lebih mendiskusikan Tuhan, Allah, Lord dst
mirip orang buta membahas gajah berdasarkan kemampuan indera perasanya
(meraba); gajah lebih besar dari jangkauan tangan orang2 tsb. Tuhan
lebih luas dari ruang kemampuan otak dan pengalaman kita sebagai
manusia.

 Kemudian juga di surat al maidah (kalau ga salah), yang mengenai makanan
 haram yang disembelih dengan nama selain ALLAH, tidak boleh dimakan. Itu
 menunjukkan bahwa ALLAH itu adalah NAMA, ya ngga ?

 Jadi ALLAH adalah nama tuhan. Ada nama-nama lain yang dianggap tuhan
 oleh orang-orang lain. Misalnya : YESUS, Dewa-dewa, Sang Hyang Widi,
 dst. Islam tidak mengakui nama-nama tersebut sebagai tuhan. Karena
 tuhannya orang ISLAM itu adalah yang namanya ALLAH. ALLAH membolehkan
 kita memanggil dengan nama-nama lain (asmaul husna), dan bukan dengan
 nama-nama selain itu.

 Mbak Chae bilang, dari sebelum Islam (maksudnya sebelum nabi Muhammad
 'gitu), orang sudah menyebut ALLAH sebagai tuhan. Ya memang iya. Abah
 sudah menjelaskan tuh. Saya rasa semua umat yang sampai kepadanya berita
 dari para nabi dan rasul, akan mengenal nama ALLAH sebagai tuhan yang
 patut disembah. Jadi bukan hanya orang Islam yang mengenal nama Allah,
 insya Allah.

 Wallahu'alam bishowab.
 Wassalaam,
 -Ning

saya belum pernah tahu ada ayam Jago berantem karena Tuhan, celeng
yang dinista 

Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah

2007-04-23 Terurut Topik SIR BATS
On 4/24/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

Saya berimana kepada Al Qur'an, dan saya yakin bahwa semua binatang 
 bertasbih kepada Allah swt.
Mas Sir lupa ya ?

Senyum dulu :)


--oo0oo--

saya hargai keyakinan anda ; yang pasti anda bukan celeng atau ayam
jago; jadi pengetahuan saya terhadap ayam jago dan celeng tidak
bertambah dengan keyakinan anda ini :=))

-- 
LINUX REGISTERED USER #421968

if you can't explained simply, you don't understand it enough (albert einstein).


Re: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - Syahadat

2007-04-22 Terurut Topik jano ko
Pak Achmad :
   
  (3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka 
kita diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih 
termasuk dalam asma' al-husna. Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika 
dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti 
Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan 
lain-lainnya. 

  
   
  Jano - ko :
   
  Lafazh kalimat syahadat ialah :
   
  Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah
  Artinya :

  Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa 
Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
   
   
  ---
   
  Marilah kita pegang teguh.
  
Wassalam
   
  --oo0oo--
   
   
  

Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ketika saya membaca tulisan di milis ini, nama Allah sedang 
diributkan. Malah ada yang menyebut bahwa sebagian ulama memandang nama Allah 
sebagai nama pribadi Tuhan dan sebagian yang lain mengatakan itu panggilan 
Tuhan dalam bahasa Arab.

Yang jelas:
(1) Nama atau sebutan Allah bagi Tuhan sudah ada jauh sebelum agama Islam 
dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad.

(2) Dalam Alkitab yang berbahasa Arab, Tuhan disebut Allah. Artinya, Allah yang 
disebut oleh Nasrani Arab atau orang Islam ya sama saja. Rabb dalam bahasa Arab 
bukan hanya untuk Allah, tapi juga untuk bos, majikan atau jeragan. Rabb dalam 
bahasa Inggris sama dengan Lord, alias Tuan. Dalam bahasa Melayu lama, tak 
ada kosa kata tuhan. Kosa kata ini muncul di masa pendudukan Belanda di abad 
17. Orang kita diperintah oleh Belanda menyebut dirinya tuan. Tapi, ketika 
Yesus juga dipanggil Tuan Yesus, orang Belanda kurang berkenan, dan panggilan 
itu harus dibunyikan secara mantap dengan sisipan huruf h, jadilah 
tu...han

(3) Dalam QS 17:110 menyatakan bahwa DIA tidak memiliki nama khusus, maka kita 
diperintah menyebut Allah, atau al-Rahman, atau nama apa pun asalkan masih 
termasuk dalam asma' al-husna. Tentunya ada jutaan nama-nama baik Tuhan jika 
dikumpulkan dari berbagai bahasa. Dan, kita sah-sah saja menyebut dengan Gusti 
Kang Murbeng Dumadi, atau Sang Hyang Manon, atau Gusti Kang Paring Gesang dan 
lain-lainnya. 

Kisah Musa dalam QS 20:14 menyebutkan bahwa Tuhan mengenalkan dengan Innanii 
anallaah. Tapi ini kisah Musa dalam bahasa Arab Alquran. Sedangkan kisah Musa 
dalam Alkitab berbahasa Arab menyebut, Fa ajabahullah (ilaa Musa): Ahyah 
alladzii Ahyah (I am who I am).

(4) Allah tidak pernah memperkenalkan dirinya bahwa nama-Nya itu ALLAH. 
Lantaran Allah bukanlah sosok makhluk yang berbangsa Arab. Nama Allah itu 
diberikan oleh manusia kepada-NYA. Jadi, manusialah pencipta nama-nama bagi 
semuanya. Nama diberikan untuk membedakan antara sesuatu dengan sesuatu yang 
lainnya. Sedangkan Allah di QS 24:25 disebut al-Haqq al-mubiin, Yang Maha 
Nyata sekali, atau Yang Mahabenar sekaligus mahaterang/mahajelas. Oleh karena 
Dia itu mahajelas maka Dia niscaya tidak membutuhkan nama, karena nama hanyalah 
tanda untuk membedakan!

Jika masih tidak percaya bahwa Allah itu aslinya tak bernama, maka silakan 
bertanya sendiri secara langsung kepada DIA! Tidak perlu ngotot lagi, karena 
Dia maha hidup, maha mendengar, dan maha hadir. Pasti Dia bisa ditanyai!

Wassalam,
chodjim

[Non-text portions of this message have been removed]



 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]