[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

2009-10-25 Terurut Topik younginheart5000
Bener mang, anda gak ada masalah kawin ama siapa aja. Yang ada masalah mungkin 
yang anda mau kawini? ha ha ha

kawin ama bantal kayaknya lebih gak bermasalah mang..

emang gak ada guna bahas masalah yang gak ada hubungan langsung, tapi yang 
nanyain ini ada masalah, kalau nggak dia nggak nanya..

setuju mang Tarto?



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tarto Waseto  wrote:
>
> Mang napa ya bahas masalah orang mau kawin ??
> Mau kawin sama siapa saja ya sama saja, selama yg mau di kawinin itu masi 
> manusia ya ?? 
> 
> Daripada di luar negeri ada orang yang kawin ma bantal nya ? wkwkwkwk
> 
> Selama dua orang yang berkomitmen untuk bersama sampai usia tua, dan bersama 
> sama bisa bahagia saat hidup bersama, merasakan suka duka bersama sama, 
> Seorang suami bersikap sebagai suami dan seorang istri bersikap sebagai 
> istri, anak sebagai anak, semuanya tidak akan jadi masalah, apakah mau kawin 
> ama orang tionghoa, atau jawa atau batak, atau bule, atau negro, atau orang 
> eskimo ???
> 
> Tidak perlu bahas masalah masalah yang lain lah yg tidak berhubungan langsung.
> 
> Setuju rekan rekan ???
> Kalau setuju, ya case close, daripada ntar diskusinya malah mengarah ke topik 
> SARA. 
> 
> 
> 
> --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:
> 
> > From: younginheart5000 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Date: Sunday, October 25, 2009, 8:05 PM
> > masalah yang timbul dalam persilangan
> > antara non Tionghoa dan Tionghoa adalah a) etnisitas dan b)
> > agama. sekali pukul dua ha ha ha.
> > 
> > jadi kalau agama sama, misalnya sama sama Kristen atau sama
> > sama Islam, sudah berkurang halangan.
> > 
> > halangan dalam bentuk tingkat sosial ada dimana-mana, juga
> > antar non Tionghoa, atau antar Tionghoa.
> > 
> > lain hal, bro Nasir (atau Natsir?), bagaimana dengan anda:
> > diantara Muslim non Tionghoa, dan Tionghoa non Muslim. OK OK
> > saja?
> > 
> > supir saya, pemuda Tionghoa Muslim (ibunya non Tionghoa),
> > dia tak ada masalah dengan penduduk setempat, tetapi repot
> > dengan saudara saudara pihak Tionghoa yang Konghucu.
> > 
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
> > Nasir Tan  wrote:
> > >
> > >  
> > > Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!!
> > > Sebelum pelaksanaan " kawin campur " bagi yang akan
> > melaksanakan, tentunya terlebih dahulu harus memahami
> > persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh kedua belah
> > pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki (
> > etnis Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya
> > pegawai kelurahan yah pasti akan mengalami hambatan (
> > terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa mama/papa dah mencak2
> > palagi yang merasa sering dipersulit di
> > kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ).  
> > > Tetapi coba, kalo  Orang Jawa yang kerja di NASA,
> > General Electric, ato yang punya hak paten dan diakui
> > secara internasional, Orang Tionghoa besar kemungkinan akan
> > mempertimbangkan..hehehe. Ini bukan karena faktor materi
> > juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan
> > pergaulan yang luas. Saya gak tau kalau di daerah perbatasan
> > dengan negara-negara tetangga, atau di luar Pulau Jawa hal
> > ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce
> > Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru
> > SD. Gak usah saya jelaskan gimana keadaan guru SD
> > kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru
> > balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi
> > waktu dia merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya
> > sukses...hehehe.Contoh lain; teman cici sepupu saya nikah
> > ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya
> > ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang
> > luas, jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan
> > macam-macam,
> > >  tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo
> > ukuran finansial masih jauhlah dari kemampuan financial
> > teman cici saya. 
> > > Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama
> > ce Tionghoa cara pendekatannya tidak meyakinkan ya,
> > sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato
> > ortu...hehehe.
> > > Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA,
> > SELANJUTNYA TERSERAH ANDA.  Ada juga kesan ( menurut
> > pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu terkadang
> > suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya.
> > Sebaliknya, etnis luar  Jawa yang non Tionghoa ( termasuk
> > Ambon, Aceh, Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini
> > sama saja dengan yang lain yakni kita semua Bangsa
> > Indonesia "baru tahap belajar    alias  menilai
> > negatif:  Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis
> > di dalam buku pelajaran sekolah tetapi kenyataannya
> > terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih
> > aktif di kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah
> > kalau etnis non Tionghoa aja berpendapat seperti ini,
> > apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, bukan
> > soal mitos 

[budaya_tionghua] Re: Dunia Permilisan

2009-10-25 Terurut Topik ulysee_me2

Oom Kwai, terjemahin donk itu artinya apa? ada hubungannya dengan to liong to 
dan ih thian kiam? 

bu lim ci cun po to toliong, ih thian pu cut 

kalu satu satu :
bu = ahli 
lim = hutan 
ci cun = ga tahu 
po = mestika?
to = ga tahu 
toliong = bunuh naga? 
ih thian = satu langit 
pu = tidak 
cut = ini juga nggak tahu 

gue tahu nya CUT kalau sutradara suruh berenti acting doank, heheheh. 


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "kwaih...@..."  wrote:
>
> Ada pameo:
> bu lim ci cun po to toliong, ihthian pu cut omong kosong berlarut- larut.
> 



[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

2009-10-25 Terurut Topik younginheart5000
Nanya ama yang menanyakan soal ini..

emang sama aja, tapi tetap ada yang menghadapi masalah, buktinya ada yang 
nanya..

bahas Sara? si Yuni Sara?



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tarto Waseto  wrote:
>
> Mang napa ya bahas masalah orang mau kawin ??
> Mau kawin sama siapa saja ya sama saja, selama yg mau di kawinin itu masi 
> manusia ya ?? 
> 
> Daripada di luar negeri ada orang yang kawin ma bantal nya ? wkwkwkwk
> 
> Selama dua orang yang berkomitmen untuk bersama sampai usia tua, dan bersama 
> sama bisa bahagia saat hidup bersama, merasakan suka duka bersama sama, 
> Seorang suami bersikap sebagai suami dan seorang istri bersikap sebagai 
> istri, anak sebagai anak, semuanya tidak akan jadi masalah, apakah mau kawin 
> ama orang tionghoa, atau jawa atau batak, atau bule, atau negro, atau orang 
> eskimo ???
> 
> Tidak perlu bahas masalah masalah yang lain lah yg tidak berhubungan langsung.
> 
> Setuju rekan rekan ???
> Kalau setuju, ya case close, daripada ntar diskusinya malah mengarah ke topik 
> SARA. 
> 
> 
> 
> --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:
> 
> > From: younginheart5000 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Date: Sunday, October 25, 2009, 8:05 PM
> > masalah yang timbul dalam persilangan
> > antara non Tionghoa dan Tionghoa adalah a) etnisitas dan b)
> > agama. sekali pukul dua ha ha ha.
> > 
> > jadi kalau agama sama, misalnya sama sama Kristen atau sama
> > sama Islam, sudah berkurang halangan.
> > 
> > halangan dalam bentuk tingkat sosial ada dimana-mana, juga
> > antar non Tionghoa, atau antar Tionghoa.
> > 
> > lain hal, bro Nasir (atau Natsir?), bagaimana dengan anda:
> > diantara Muslim non Tionghoa, dan Tionghoa non Muslim. OK OK
> > saja?
> > 
> > supir saya, pemuda Tionghoa Muslim (ibunya non Tionghoa),
> > dia tak ada masalah dengan penduduk setempat, tetapi repot
> > dengan saudara saudara pihak Tionghoa yang Konghucu.
> > 
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
> > Nasir Tan  wrote:
> > >
> > >  
> > > Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!!
> > > Sebelum pelaksanaan " kawin campur " bagi yang akan
> > melaksanakan, tentunya terlebih dahulu harus memahami
> > persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh kedua belah
> > pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki (
> > etnis Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya
> > pegawai kelurahan yah pasti akan mengalami hambatan (
> > terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa mama/papa dah mencak2
> > palagi yang merasa sering dipersulit di
> > kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ).  
> > > Tetapi coba, kalo  Orang Jawa yang kerja di NASA,
> > General Electric, ato yang punya hak paten dan diakui
> > secara internasional, Orang Tionghoa besar kemungkinan akan
> > mempertimbangkan..hehehe. Ini bukan karena faktor materi
> > juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan
> > pergaulan yang luas. Saya gak tau kalau di daerah perbatasan
> > dengan negara-negara tetangga, atau di luar Pulau Jawa hal
> > ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce
> > Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru
> > SD. Gak usah saya jelaskan gimana keadaan guru SD
> > kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru
> > balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi
> > waktu dia merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya
> > sukses...hehehe.Contoh lain; teman cici sepupu saya nikah
> > ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya
> > ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang
> > luas, jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan
> > macam-macam,
> > >  tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo
> > ukuran finansial masih jauhlah dari kemampuan financial
> > teman cici saya. 
> > > Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama
> > ce Tionghoa cara pendekatannya tidak meyakinkan ya,
> > sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato
> > ortu...hehehe.
> > > Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA,
> > SELANJUTNYA TERSERAH ANDA.  Ada juga kesan ( menurut
> > pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu terkadang
> > suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya.
> > Sebaliknya, etnis luar  Jawa yang non Tionghoa ( termasuk
> > Ambon, Aceh, Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini
> > sama saja dengan yang lain yakni kita semua Bangsa
> > Indonesia "baru tahap belajar    alias  menilai
> > negatif:  Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis
> > di dalam buku pelajaran sekolah tetapi kenyataannya
> > terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih
> > aktif di kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah
> > kalau etnis non Tionghoa aja berpendapat seperti ini,
> > apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, bukan
> > soal mitos atau non mitos tetapi banyak faktor yang
> > mempengaruhi sebagaimana yang dikemukakan sama  Bro
> > Zhoufy, bahwa ada korelasi antara pernikahan dengan
> > kesetaraan pe

Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

2009-10-25 Terurut Topik agoeng_set
Ga setuju, kenapa dikit2 harus dianggap SARA, hubungan antar manusia itu 
termasuk antar etnis kan? Jd apa salahnya dibahas, asal sama2 terbuka dan jgn 
pake prinsip "g mau begini lo mau apa" pasti ga masalah kok. 
-Original Message-
From: Tarto Waseto 
Date: Sun, 25 Oct 2009 21:48:50 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

Mang napa ya bahas masalah orang mau kawin ??
Mau kawin sama siapa saja ya sama saja, selama yg mau di kawinin itu masi 
manusia ya ?? 

Daripada di luar negeri ada orang yang kawin ma bantal nya ? wkwkwkwk

Selama dua orang yang berkomitmen untuk bersama sampai usia tua, dan bersama 
sama bisa bahagia saat hidup bersama, merasakan suka duka bersama sama, Seorang 
suami bersikap sebagai suami dan seorang istri bersikap sebagai istri, anak 
sebagai anak, semuanya tidak akan jadi masalah, apakah mau kawin ama orang 
tionghoa, atau jawa atau batak, atau bule, atau negro, atau orang eskimo ???

Tidak perlu bahas masalah masalah yang lain lah yg tidak berhubungan langsung.

Setuju rekan rekan ???
Kalau setuju, ya case close, daripada ntar diskusinya malah mengarah ke topik 
SARA. 



--- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:

> From: younginheart5000 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Sunday, October 25, 2009, 8:05 PM
> masalah yang timbul dalam persilangan
> antara non Tionghoa dan Tionghoa adalah a) etnisitas dan b)
> agama. sekali pukul dua ha ha ha.
> 
> jadi kalau agama sama, misalnya sama sama Kristen atau sama
> sama Islam, sudah berkurang halangan.
> 
> halangan dalam bentuk tingkat sosial ada dimana-mana, juga
> antar non Tionghoa, atau antar Tionghoa.
> 
> lain hal, bro Nasir (atau Natsir?), bagaimana dengan anda:
> diantara Muslim non Tionghoa, dan Tionghoa non Muslim. OK OK
> saja?
> 
> supir saya, pemuda Tionghoa Muslim (ibunya non Tionghoa),
> dia tak ada masalah dengan penduduk setempat, tetapi repot
> dengan saudara saudara pihak Tionghoa yang Konghucu.
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
> Nasir Tan  wrote:
> >
> >  
> > Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!!
> > Sebelum pelaksanaan " kawin campur " bagi yang akan
> melaksanakan, tentunya terlebih dahulu harus memahami
> persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh kedua belah
> pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki (
> etnis Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya
> pegawai kelurahan yah pasti akan mengalami hambatan (
> terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa mama/papa dah mencak2
> palagi yang merasa sering dipersulit di
> kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ).  
> > Tetapi coba, kalo  Orang Jawa yang kerja di NASA,
> General Electric, ato yang punya hak paten dan diakui
> secara internasional, Orang Tionghoa besar kemungkinan akan
> mempertimbangkan..hehehe. Ini bukan karena faktor materi
> juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan
> pergaulan yang luas. Saya gak tau kalau di daerah perbatasan
> dengan negara-negara tetangga, atau di luar Pulau Jawa hal
> ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce
> Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru
> SD. Gak usah saya jelaskan gimana keadaan guru SD
> kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru
> balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi
> waktu dia merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya
> sukses...hehehe.Contoh lain; teman cici sepupu saya nikah
> ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya
> ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang
> luas, jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan
> macam-macam,
> >  tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo
> ukuran finansial masih jauhlah dari kemampuan financial
> teman cici saya. 
> > Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama
> ce Tionghoa cara pendekatannya tidak meyakinkan ya,
> sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato
> ortu...hehehe.
> > Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA,
> SELANJUTNYA TERSERAH ANDA.  Ada juga kesan ( menurut
> pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu terkadang
> suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya.
> Sebaliknya, etnis luar  Jawa yang non Tionghoa ( termasuk
> Ambon, Aceh, Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini
> sama saja dengan yang lain yakni kita semua Bangsa
> Indonesia "baru tahap belajar    alias  menilai
> negatif:  Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis
> di dalam buku pelajaran sekolah tetapi kenyataannya
> terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih
> aktif di kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah
> kalau etnis non Tionghoa aja berpendapat seperti ini,
> apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, bukan
> soal mitos atau non mitos tetapi banyak faktor yang
> mempengaruhi sebagaimana yang dikemukakan sama  Bro
> Zhoufy, bahwa ada korelasi antara pernikahan dengan
> kesetaraan pendidikan,
> >  harta, budaya, agama dll bahwa
> kesemu

[budaya_tionghua] Re: Hari ini Chongyang Jie

2009-10-25 Terurut Topik ulysee_me2
Kalau di Jakarta, minum teh nya di manggadua square aja... heheheh. 
hari ini pesan teh krisan aje noh, yang nggak bikin mabuk.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "henyung"  wrote:
>
> Hari ini penanggalan lunisolar bulan 9 tanggal 9. Hari festival Chongyang, di 
> mana kita mengadakan upacara/ritual menghormati leluhur sesuai cara 
> masing-masing.
> 
> Di Indonesia, mungkin harus dikoreksi, di Jakarta kurang terdengar gaung 
> Chongyang. Tetapi para imigran dari luar Jakarta banyak yang masih melakukan 
> ritual ini. Toko-toko buah di sentra imigran dari Medan misalnya, penuh 
> dengan pembeli untuk persiapan ritual Chongyang.
> 
> Kebetulan di rumah tidak ada altar leluhur karena masih ada  yang lebih 
> senior jadinya saya sendiri cuma pergi ke rumah yang paling tua untuk 
> sembahyang. Lengkap dengan segala macam makanan dan tentu saja favorit para 
> almarhum.
> 
> Biasanya juga ada tradisi minum teh/arak bunga krisan. Kalau di Tiongkok pada 
> rame-rame maen ke perbukitan minum teh sambil main layang-layang.
> 
> Hormat saya,
> 
> Yongde
>




Re: [budaya_tionghua] Re: Biarkan anjing menggonggong.........

2009-10-25 Terurut Topik Tarto Waseto
Yah mau disebut apapun sebenarnya tak masalah, selama itu masih sebutkan untuk 
manusia.. ^_^

Gue ada cerita, kemaren ditanya ama temen gue, : "To, lo mending di sebut 
'kayak monyet' ato 'kayak manusia' ??? "

Waduh bingung gue ngejawabnya.
soalnya sepertinya gue ga pengen dua duanya.. hahahahah

Regards,

--- On Mon, 10/26/09, kwaih...@ymail.com  wrote:

> From: kwaih...@ymail.com 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Biarkan anjing menggonggong.
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Monday, October 26, 2009, 11:40 AM
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
> "ulysee_me2"  wrote:
> >
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
> "kwaihiap@"  wrote:
> > 
> > > > Sebetulnya dari dulu pengennya itu yang
> dibahas. 
> > > > 
> > > 1.Kapan sih kita pakai istilah 'tionghoa'? 
> > > #ketika menyangkut person
> > UL: berarti semua huakiaw itu termasuk tionghoa? 
> ## jelas sekali, kan mandarinnya zhong hua.
> > > 
> > > 2. Tionghoa itu merujuk pada siapa aja sih? 
> > > #merujuk pada siapa saja yg punya leluhur sekitar
> 5000th y.l. yaitu Yandi & Huangdi.
> > Ul: kalau gitu nggak laku donk argumen si akian yang
> bilang istilah 'tionghoa' itu special karena hanya merujuk
> yang di Indonesia?
> ## dikatakan special itu dlm kontek khas Indonesia, krn spt
> Malaysia, Singapura, Perancis, dll tdk pakai istilah ini,
> hanya di bekas jajahan Hindia Belanda.
> > 
> > > 3.Keturunan Cina yang sudah jadi WNI? Keturunan
> Cina di seluruh dunia? Keturunan Cina WNI yang sudah
> melanglang buana tinggal di Jerman/Amerika termasuk tionghoa
> nggak? 
> > > #Silahkan tanya di amilis BUDAYA CINA, krn
> dimilis ini banyak yg tdk suka istilah ini.
> > UL: lhoh, ini penting lhoh. Sebab pada saat kita bahas
> budaya tionghoa itu gue pengen tahu dimana bedanya sama
> budaya tiongkok.
> ## sudah dijawab di nomor 4+5 dibawah 
> > 
> > 
> > > 
> > > 4.Apa sih yang disebut budaya Tionghoa? 
> > >   Dimana sih bedanya dengan Budaya
> Tiongkok? 
> > > #kebudayaan meliputi a.l. filsafat, sejarah,
> kepercayaan, tradisi, kesenian, teknik, ekonomi.
> > > 
> > > 5.Apa sih sastra Tionghoa?
> > >   Dimana bedanya dengan Sastra
> Tiongkok?
> > > #kesenian meliputi a.l. tari/gerak, lukis,
> sastra, musik, pahat .
> > > 
> > > Utk no 4&5 jika yg ditinjau ada di negara
> Tiongkok maka disebut Budaya Tiongkok & sastra Tiongkok,
> jika yg dibahas karya orang Tionghoa maka disebut Budaya
> Tionghoa & Sastra Tionghoa.
> > 
> > UL: Sebentar. kalau marujuk pada yang diatas, tionghoa
> kalau ngomong orang, tiongkok kalau ngomong mainland. 
> > Lhah, pada saat ngomong Budaya, itu sebetulnya
> ngomongin person, atau daerah?
> ## tergantung konteksnya.
>  
> > Jadi kalau misalnya gue ngomongin kaligrafi dan
> chinese painting, itu harusnya gue bilang "budaya tionghoa"
> atau "budaya tiongkok" sih? 
> ## tergantung konteksnya juga. 
> > 
> > 
> > > Mungkin jawaban kurang lengkap, barangkali teman2
> y.l. bisa menambahkan.
> > > 
> > > sojah wushu,
> > > Koay Hiap.
> > >
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> 
> .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
> 
> .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> 
> .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
>     mailto:budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com
> 
> 
> 


  


Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

2009-10-25 Terurut Topik Tarto Waseto
Mang napa ya bahas masalah orang mau kawin ??
Mau kawin sama siapa saja ya sama saja, selama yg mau di kawinin itu masi 
manusia ya ?? 

Daripada di luar negeri ada orang yang kawin ma bantal nya ? wkwkwkwk

Selama dua orang yang berkomitmen untuk bersama sampai usia tua, dan bersama 
sama bisa bahagia saat hidup bersama, merasakan suka duka bersama sama, Seorang 
suami bersikap sebagai suami dan seorang istri bersikap sebagai istri, anak 
sebagai anak, semuanya tidak akan jadi masalah, apakah mau kawin ama orang 
tionghoa, atau jawa atau batak, atau bule, atau negro, atau orang eskimo ???

Tidak perlu bahas masalah masalah yang lain lah yg tidak berhubungan langsung.

Setuju rekan rekan ???
Kalau setuju, ya case close, daripada ntar diskusinya malah mengarah ke topik 
SARA. 



--- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:

> From: younginheart5000 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Sunday, October 25, 2009, 8:05 PM
> masalah yang timbul dalam persilangan
> antara non Tionghoa dan Tionghoa adalah a) etnisitas dan b)
> agama. sekali pukul dua ha ha ha.
> 
> jadi kalau agama sama, misalnya sama sama Kristen atau sama
> sama Islam, sudah berkurang halangan.
> 
> halangan dalam bentuk tingkat sosial ada dimana-mana, juga
> antar non Tionghoa, atau antar Tionghoa.
> 
> lain hal, bro Nasir (atau Natsir?), bagaimana dengan anda:
> diantara Muslim non Tionghoa, dan Tionghoa non Muslim. OK OK
> saja?
> 
> supir saya, pemuda Tionghoa Muslim (ibunya non Tionghoa),
> dia tak ada masalah dengan penduduk setempat, tetapi repot
> dengan saudara saudara pihak Tionghoa yang Konghucu.
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
> Nasir Tan  wrote:
> >
> >  
> > Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!!
> > Sebelum pelaksanaan " kawin campur " bagi yang akan
> melaksanakan, tentunya terlebih dahulu harus memahami
> persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh kedua belah
> pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki (
> etnis Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya
> pegawai kelurahan yah pasti akan mengalami hambatan (
> terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa mama/papa dah mencak2
> palagi yang merasa sering dipersulit di
> kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ).  
> > Tetapi coba, kalo  Orang Jawa yang kerja di NASA,
> General Electric, ato yang punya hak paten dan diakui
> secara internasional, Orang Tionghoa besar kemungkinan akan
> mempertimbangkan..hehehe. Ini bukan karena faktor materi
> juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan
> pergaulan yang luas. Saya gak tau kalau di daerah perbatasan
> dengan negara-negara tetangga, atau di luar Pulau Jawa hal
> ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce
> Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru
> SD. Gak usah saya jelaskan gimana keadaan guru SD
> kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru
> balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi
> waktu dia merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya
> sukses...hehehe.Contoh lain; teman cici sepupu saya nikah
> ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya
> ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang
> luas, jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan
> macam-macam,
> >  tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo
> ukuran finansial masih jauhlah dari kemampuan financial
> teman cici saya. 
> > Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama
> ce Tionghoa cara pendekatannya tidak meyakinkan ya,
> sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato
> ortu...hehehe.
> > Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA,
> SELANJUTNYA TERSERAH ANDA.  Ada juga kesan ( menurut
> pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu terkadang
> suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya.
> Sebaliknya, etnis luar  Jawa yang non Tionghoa ( termasuk
> Ambon, Aceh, Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini
> sama saja dengan yang lain yakni kita semua Bangsa
> Indonesia "baru tahap belajar    alias  menilai
> negatif:  Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis
> di dalam buku pelajaran sekolah tetapi kenyataannya
> terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih
> aktif di kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah
> kalau etnis non Tionghoa aja berpendapat seperti ini,
> apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, bukan
> soal mitos atau non mitos tetapi banyak faktor yang
> mempengaruhi sebagaimana yang dikemukakan sama  Bro
> Zhoufy, bahwa ada korelasi antara pernikahan dengan
> kesetaraan pendidikan,
> >  harta, budaya, agama dll bahwa
> kesemuanya ini memang betul adanya. Tetapi semua itu juga
> tergantung nasib dan garis tangan seseorang.
> >  
> >  
> >  
> > Nasir Tan
> >  
> >  
> >  
> > 
> > 
> > --- On Sun, 10/25/09, cristine_mandasari
>  wrote:
> > 
> > 
> >   
> > 
> > 
> > 
> > terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy.
> > (maap jika sy salah sebut)
> > sy jadi lapar membaca "nasi campur &

Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa)

2009-10-25 Terurut Topik liang u
 Terima kasih pak Ahmad atas nasihatnya. Beberapa waktu yang lalu sudah 
pernah saya usulkan, biarkan saja, yang ingin disebut Cina silahkan, yang ingin 
disebut Tionghoa silahkan, asal jangan memaksa pihak yang lain. Kali inipun 
saya usulkan Biar anjing menggonggong,
 Hanya saja keterlaluan, jelas kita bicara istilah Cina, lalu diselewengkan 
istilah China. Untuk yang mengerti Mandarin, itu lain sekali artinya maupun 
tulisannya yang pernah saya tuliskan. Pernah juga saya sebutkan bahasa Tionghoa 
adalah bahasa huruf, termasuk istilah, nama dll. Asal hurufnya betul orang tak 
perduli. Orang terkenal seperti OKT (Oei Kim Tiang) itu tak akan marah 
dipanggil Huang Jinzhang karena hurufnya sama. Kalau dirubah hurufnya baru 
menjadi masalah. Propinsi Fujian disebut Hokkian boleh saja, hurufnya sama 
bunyinya macam-macam. 
 Memang benar ada konteks politik ada konteks bahasa. Tapi saya tak berniat 
berbicara politik saya pun bukan politikus. Mungkin konsep lingkungan yang 
berpengaruh juga. Pernah saya katakan dalam suatu kesempatan: Ada seorang 
penjaga alat-alat laboratorium di tempat kerja saya dulu, ia marah besar ketika 
mahasiswa memanggilnya emang (emang bahasa Sunda dari paman),iapun orang Sunda 
kenapa marah? Ia mengharap dipanggil bapak seperti pada pengajar.
 Kalau menurut saya disini konteks bukan politik bukan bahasa tapi 
lingkungan.
 Kalau dikutik terus jadi makin rumit, saya akan kembali ke usulan lama, 
terserah masing-masing, yang mau disebut Cina silahkan dan yang mau dipanggil 
Tionghoa jangan dipaksa jadi Cina.  Hanya saja kalau dilihat dari etika, 
harusnya yang masuk Budaya Tionghoa sudah tahu, bahwa istilah di sini pasti 
Tionghua bukan Cina, maka harus mempunyai respek, kalau tak respek jangan 
masuk. Sama saja kalau ada milis diskusi bahasa Jepang yang masuk ke situ harus 
berminat belajar atau diskusi tentang bahasa Jepang, jangan yang meledek 
Jepang, kalau sengaja meledek itu cari perkelahian, provokator. 
 Saya menaruh respek pada anda, meskipun kadang ada perbedaan pendapat, itu 
wajar kita manusia koq. Seperti dengan Mang Ucup dulu, yang pendeta itu. Kami 
seagama, tapi saya sering juga mendebat dia kalau tak setuju, tapi kita tak 
pernah bertengkar.
Terima kasih atas nasihatnya.
Kiongchiu
Liang U   





From: Akhmad Bukhari Saleh 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, October 26, 2009 12:43:35 AM
Subject: Otak Di Dengkul   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> 
penggunaan media massa)

  
 
Tidak usahlah Liang U 
sianseng meng-otakdidengkul- otakdidengkul- kan orang!
Tidak ada gunanya 
menggunakan kata-kata kasar, jorok dan meng-offense orang dalam 
berdiskusi di milis.
Mudharatnya banyak, 
manfaatnya samasekali tidak ada. Obyek pencerahan kita bukannya akan 
tecerahkan, 
melainkan akan bertambah teguh menjadi musuh. Dan ujung-ujungnya kita ditindak 
sama moderator...
 
Dan juga malahan akan 
menurunkan integritas Liang U sendiri, karena kebenaran yang hendak dipaksakan 
dengan meng-otak-di- dengkul-kan orang itu toh nyatanya juga tidak sepenuhnya 
benar!
 
Karena, Liang U sianseng, 
kata-kata cina, china, chinoi, dsb. itu, termasuk kata cino kalau ucapan 
orang Jawa dan orang Palembang, itu semua SAMA saja! Semuanya mengacu 
pada obyek yang sama.
Yaitu kalau dalam 
konteks BAHASA (etimologis) !
 
Seperti juga yang 
dicontohkan Jackson-heng tentang kata apel (bah. Indonesia), kata apple (bah. 
Inggris) dan kata apfel (bah. Jerman) itu, yang semua juga sama saja dalam 
konteks bahasa. Semuanya mengacu pada obyek yang sama.
Atau kalau mau contoh 
yang juga nama negara, kata-kata jepang, japan, japon, itu semua juga sama saja 
dalam konteks bahasa! Semuanya mengacu pada obyek yang 
sama.
 
Kata cina dan kata china 
menjadi BERBEDA, seperti yang ingin diketengahkan Liang U, itu adalah kalau 
dalam konteks POLITIS!
Khususnya dalam 
konteks hubungan politis antara pemerintah RRT dan pemerintah RI. Di mana kedua 
kata menjadi berbeda makna.
 
Dalam kesepahaman antara 
kedua pemerintahan ketika perundingan pemulihan kembali hubungan diplomatik 
tahun 1994, pilihan kata china menjadi alternatif jalan tengah di antara kata 
cina dan kata tiongkok, sehingga merupakan win-win solution bagi kedua 
pihak.
 
Pihak RI bisa merasa win, 
karena kata cina dan kata china toh sama saja kalau dilihat dalam konteks 
bahasa!
Pihak RRT bisa merasa 
win, karena kata cina berbeda dengan kata china kalau dilihat dalam konteks 
politik!
 
Dalam konteks hubungan 
RRT dengan Malaysia, Singapura dan Brunei misalnya, di mana tidak ada kisah 
sejarah perpolitikan yang serupa Indonesia, tidak ada perbedaan kata cina 
dengan 
kata china, baik dalam konteks bahasa maupun konteks 
politik.
Di sana orang mengatakan 
cina, tidak menjadi masalah, bahkan bagi pihak kedubes Tiongkok di sana 
sekalipun.
 
 
Pada hakekatnya, 
pemahaman yang berbeda tentang makna kata-kata yang sama, karena perbedaan 
konteks, itu ada

[budaya_tionghua] Re: Biarkan anjing menggonggong.........

2009-10-25 Terurut Topik kwaih...@ymail.com


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2"  wrote:
>
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "kwaihiap@"  wrote:
> 
> > > Sebetulnya dari dulu pengennya itu yang dibahas. 
> > > 
> > 1.Kapan sih kita pakai istilah 'tionghoa'? 
> > #ketika menyangkut person
> UL: berarti semua huakiaw itu termasuk tionghoa? 
## jelas sekali, kan mandarinnya zhong hua.
> > 
> > 2. Tionghoa itu merujuk pada siapa aja sih? 
> > #merujuk pada siapa saja yg punya leluhur sekitar 5000th y.l. yaitu Yandi & 
> > Huangdi.
> Ul: kalau gitu nggak laku donk argumen si akian yang bilang istilah 
> 'tionghoa' itu special karena hanya merujuk yang di Indonesia?
## dikatakan special itu dlm kontek khas Indonesia, krn spt Malaysia, 
Singapura, Perancis, dll tdk pakai istilah ini, hanya di bekas jajahan Hindia 
Belanda.
> 
> > 3.Keturunan Cina yang sudah jadi WNI? Keturunan Cina di seluruh dunia? 
> > Keturunan Cina WNI yang sudah melanglang buana tinggal di Jerman/Amerika 
> > termasuk tionghoa nggak? 
> > #Silahkan tanya di amilis BUDAYA CINA, krn dimilis ini banyak yg tdk suka 
> > istilah ini.
> UL: lhoh, ini penting lhoh. Sebab pada saat kita bahas budaya tionghoa itu 
> gue pengen tahu dimana bedanya sama budaya tiongkok.
## sudah dijawab di nomor 4+5 dibawah 
> 
> 
> > 
> > 4.Apa sih yang disebut budaya Tionghoa? 
> >   Dimana sih bedanya dengan Budaya Tiongkok? 
> > #kebudayaan meliputi a.l. filsafat, sejarah, kepercayaan, tradisi, 
> > kesenian, teknik, ekonomi.
> > 
> > 5.Apa sih sastra Tionghoa?
> >   Dimana bedanya dengan Sastra Tiongkok?
> > #kesenian meliputi a.l. tari/gerak, lukis, sastra, musik, pahat .
> > 
> > Utk no 4&5 jika yg ditinjau ada di negara Tiongkok maka disebut Budaya 
> > Tiongkok & sastra Tiongkok, jika yg dibahas karya orang Tionghoa maka 
> > disebut Budaya Tionghoa & Sastra Tionghoa.
> 
> UL: Sebentar. kalau marujuk pada yang diatas, tionghoa kalau ngomong orang, 
> tiongkok kalau ngomong mainland. 
> Lhah, pada saat ngomong Budaya, itu sebetulnya ngomongin person, atau daerah?
## tergantung konteksnya.
 
> Jadi kalau misalnya gue ngomongin kaligrafi dan chinese painting, itu 
> harusnya gue bilang "budaya tionghoa" atau "budaya tiongkok" sih? 
## tergantung konteksnya juga. 
> 
> 
> > Mungkin jawaban kurang lengkap, barangkali teman2 y.l. bisa menambahkan.
> > 
> > sojah wushu,
> > Koay Hiap.
> >
>




[budaya_tionghua] Re: Cina vs tinghoa (informasi)=> Pro Uly

2009-10-25 Terurut Topik John

Mbak Uly yth selamat pagi,
Kita ketemu lagi...


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2"  wrote:
 
> Hihihi, asyiiikk, dapet argumen baru buat adu debat taon depan..

JS :

Jadi, Uly anggap semua ini perkara sepele, dan keasyikkan mendapatkan argumen 
baru ? kebangetan banget kamu...

He he he... mungkin buat anda, anda mendapatkan kesenangan mengolok-olok orang 
lain yang memilih sebutan Tionghoa daripada sebutan Cina..., tapi tahukah anda 
sikap anda dapat menyakiti orang lain ?

Mbak Uly, mungkin kamu bisa anggap enteng dst...dst...
Tapi, apapun argumen mbak Uly atau siapapun, saya tetap meminta anda tetap 
menghormati pilihan orang lain, semisalnya saya atau sebahagian besar komunitas 
Tionghoa memilih sebutan/istilah Tionghoa daripada Cina..., dan anda tidak 
perlu mencari-cari argumen apapun untuk membenarkan sebutan Cina...
Saya juga akan menghormati apapun pilihan anda...

John Siswanto




Re: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?

2009-10-25 Terurut Topik agoeng_set
Jika ego sudah tercampur maka makin jauh dr DAO, mungkin lebih tepat disebut 
para guru hanya mengenalkan dan membimbing saja sedang untuk menyelami harus 
mengandalkan diri sendiri. 
-Original Message-
From: a...@cbn.net.id
Date: Mon, 26 Oct 2009 02:01:56 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?

Dao yang sebenar-benarnya Dao tidaklah mungkin diajarkan. Yang diajarkan oleh 
orang-orang itu adalah pemahaman sang guru terhadap Dao dan pada hakikatnya 
sang guru dan sang murid sama-sama membesarkan egonya masing-masing. :-)
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: budi anto 
Date: Sun, 25 Oct 2009 08:36:45 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?

kalo ada yang bisa ajarin dao sudah jadi manusia setengah dewa kale yah





From: ardian_c 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, October 25, 2009 12:14:58 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?

  
salah goenk , justru kata mendapatkan itu bisa disebut kemelekatan kepada tao 
jd tambah jauh dari kata tao itu hehehehehehe
so yg bener adalah apa ya ? 

xuan zi you xuan alias sering ditulis misterius bla bla bla, sebenernya xuan 
bisa diartiin indah , agung makanya zhongmiao zhi men alias gerbang yg baik.

yg bener tao mah bukan dipelajari tapi direnungin or pake kata keren 
kontemplasi getu lho

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, agoeng_...@. .. wrote:
>
> Kalo sudah mendapatkan dao apa bukan tercerahkan? 
> -Original Message-
> From: "henyung" 
> Date: Thu, 22 Oct 2009 16:02:55 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?
> 
> Loh bukannya Dao itu misterius, gerbang misteri dari semuanya yang misterius ?
> 
> Lalu siapa bilang Dao mencerahkan ? Banyak yang ngaku mendalami Dao tapi 
> perilakunya malah ajegile. 
> 
> Dao wu qing, tian wu qing, di wu qing
> 
> Mana ada itu dao yang mencerahkan ? Bikin tambah pusing iya, sampe mbahnya 
> Dao bilang semakin lu belajar, semakin lu bego.
> 
> Hormat saya,
> 
> Yongde
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, agoeng_set@ wrote:
> >
> > Dao yg bisa ditebak yah bukan dao namanya. Tp kalo bikin bingung kayaknya 
> > juga ga bisa disebut dao karena dao itu mencerahkan. 
> > -Original Message-
> > From: "henyung" 
> > Date: Thu, 22 Oct 2009 15:15:33 
> > To: 
> > Subject: [budaya_tionghua] Dao Lemah Lembut / Dinamis ?
> > 
> > Kebetulan baru berkunjung ke forum tetangga tempat orang adu ilmu.
> > 
> > Dikatakan dalam Dao De Jing bahwa Dao itu prinsipnya lemah lembut dan tidak 
> > kaku. Nah banyak orang yang kemudian menganalogikan prinsip ini dengan 
> > dinamis. Celakanya dinamisnya terlalu kebablasan. Segala macam dibilang 
> > dinamis alias bebas. 
> > 
> > Contohnya: 
> > 
> > Satu fakta A diamini mayoritas kelompok Dao lengkap dengan bukti otentik 
> > catatan sejarah dan teologi Dao, namun fakta A ini kemudian ditolak oleh 
> > satu kelompok Dao lain dengan alasan Dao itu dinamis dan tidak terikat 
> > peraturan. Segala bukti sejarah dan teologi diabaikan demi mempertahankan 
> > kebenaran versi mereka.
> > 
> > Padahal justru sikap mereka yang ngotot dinamis itu lah yang tidak dinamis 
> > alias kaku. Klaim "lemah lembut" itu akhirnya malah menyebabkan mereka 
> > menjadi terlalu lemah lembut alias kaku. 
> > 
> > Pengertian "lemah lembut" dalam Dao De Jing sungguh elusif dan berpotensi 
> > menyesatkan banyak orang ?
> > 
> > salam bingung nan misteri,
> > 
> > yongde
> >
>


   


  


[budaya_tionghua] Re: Dunia Permilisan

2009-10-25 Terurut Topik pinklotus3000
dear bang Henyung and all,

saya mendukung untuk hal ini, apakah perlu mulai hari ini dipasang super filter 
saja, yang masih ngomong ttg pembedaan istilah tionghoa vs cina yang kagak 
jelas..semua nya tidak usah diloloskan, mohon pengertiannya dari member2 milis, 
moderator juga udah cukup kasih muka ke yang mau bahas2 itu, rasa2nya udah 
cukup intinya tidak ada titik temu.

ayo dunk kembali ke laptop.

salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "henyung"  wrote:
>
> Baru balik patroli habis libur akhir minggu.
> 
> Ini pendapat pribadi saja, kebetulan karena menyandang status "moderator" 
> jadi mau tidak mau paling halus saya katanya pendapat pribadi salah satu dari 
> tim (ada belasan totalnya).
> 
> Mau cina, mau tionghua, mau apa pun sepanjang itu bisa dibahas dalam koridor 
> yah silahkan. Milis ini bertujuan ke arah budaya dan sejarah, bukan cuma 
> hanya istilah. Seorang rekan moderator senior malah sudah terus terang mau 
> muntah membaca "omong kosong" masalah ini.
> 
> Tujuan kami ini yah mencakup juga mereka yang memilih menggunakan cina. Tidak 
> ada sedikit niat pun dari tim moderator untuk memusuhi mereka-mereka yang 
> memilih istilah cina. Kalau memang ada moderator yang kelepasan, harap 
> dimaklumi karena toh kami ini masih manusia.
> 
> Namun di forum ini kan kami ini cuma pengurus, mungkin saja mayoritas member 
> tidak setuju. Karena itu sudah disiapkan milis alternatif, yang akan tetap 
> didukung tim moderator.
> 
> Sampai sekarang sih belum ada yang gabung dengan milis alternatif itu.
> 
> Jadi milis ini sih tidak memperjuangkan istilah, tetapi budaya dan sejarah. 
> Kalau bisa sih saya sendiri mau menambahkan budi pekerti. Tapi kata mbah, 
> orang jaman sekarang sudah tidak ada dao de.
> 
> Hormat saya,
> 
> Yongde
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "kwaihiap@"  wrote:
> >
> > Ada pameo:
> > bu lim ci cun po to toliong, ihthian pu cut omong kosong berlarut- larut.
> >
> > Inilah yg terjadi di milis kesayangan kita saat ini.
> > kenapa bisa terjadi demikian?
> > saya bisa ber andai2 banyak sekali.
> >
> > andaikata milis ini punya misi mempopulerkan istilah cina maka moderator 
> > tak akan segan hunus pedang menertibkan otot mengotot pembelaan tionghoa.
> > Jadi tak perlu alternatif milis Budaya Cina.
> >
> > Namun jika misi milis memperjuangkan tionghoa, moderator cukup angkat golok 
> > menertibkan omong kosong sehingga tdk berlarut- larut membosankan.
> >
> > Kenyataan membuktikan tdk ada tionghoa monolit, maka ada Tiongkok daratan, 
> > ada Taiwan yg cuma pulau.
> >
> > Sama halnya muslim, ada yg menuruti anjuran Sang Nabi, ada yg setengah2.
> > sehingga tdk menutup kemungkinan muculnya sjech puja asal semawis yg 
> > kebablasan menuruti carilah ilmu sampai kenegri (maaf) cina, dg sekalian 
> > mencari cabo(maaf disini maksudnya permpuan) cina yg rela dipoligami.
> >
> > Jadi coba dipikirkan bung modi jurus terkenal di kang-ouw, yaitu:
> > "PEDANG PENAKLUK, GOLOK PEMBASMI"
> >
> > sojah wushu,
> > Koay Hiap.
> >
>




[budaya_tionghua] Hari ini Chongyang Jie

2009-10-25 Terurut Topik henyung
Hari ini penanggalan lunisolar bulan 9 tanggal 9. Hari festival Chongyang, di 
mana kita mengadakan upacara/ritual menghormati leluhur sesuai cara 
masing-masing.

Di Indonesia, mungkin harus dikoreksi, di Jakarta kurang terdengar gaung 
Chongyang. Tetapi para imigran dari luar Jakarta banyak yang masih melakukan 
ritual ini. Toko-toko buah di sentra imigran dari Medan misalnya, penuh dengan 
pembeli untuk persiapan ritual Chongyang.

Kebetulan di rumah tidak ada altar leluhur karena masih ada  yang lebih senior 
jadinya saya sendiri cuma pergi ke rumah yang paling tua untuk sembahyang. 
Lengkap dengan segala macam makanan dan tentu saja favorit para almarhum.

Biasanya juga ada tradisi minum teh/arak bunga krisan. Kalau di Tiongkok pada 
rame-rame maen ke perbukitan minum teh sambil main layang-layang.

Hormat saya,

Yongde



[budaya_tionghua] Chongyang Jie

2009-10-25 Terurut Topik henyung
Chongyang Jie dirayakan setiap tanggal 9 bulan 9 penanggalan Imlek, disebut 
Chongyang Jie karena 9 adalah angka positif (Yang) dalam kebudayaan Tionghoa, 
dan tanggal 9 bulan 9 punya 2 Yang sehingga disebut Chongyang yang artinya 
Double Yang. Bermula dari Dinasti Han, kemudian menjadi tradisi setiap tahunnya 
selama ribuan tahun. Biasanya orang2 mendaki ke tempat di ketinggian ataupun 
berkumpul dengan keluarga. Ibu2 rumah tangga istirahat selama sehari dari 
pekerjaan rumah tangga yang berat.



Re: [budaya_tionghua] Re: Cina vs tinghoa (informasi)

2009-10-25 Terurut Topik jackson_yahya
Hehehe itukan acara diuntar yg sebagian besar mahasiswanya keturunan china. Dan 
juga hasil liputan majalah sinergi.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: "ulysee_me2" 
Date: Mon, 26 Oct 2009 01:03:31 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Cina vs tinghoa (informasi)

Way to go jack! Kok hebat si lu bisa nemuin artikel kek gini. 

Menarik juga tuh argumennya, gue jadi mikir, 
apa betul istilah TIONGHOA itu dalam pengertian primordialnya juga berarti 
mengejek dan  merendahkan bangsa lain? 
(Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara  pusat/tengah dengan bangsa dan 
budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain  dianggap bangsa pinggiran dengan 
budaya yang rendah atau barbar). 

Tiong memang berarti tengah atau pusat
sedangkan Kok berarti negara.

Hihihi, asyiiikk, dapet argumen baru buat adu debat taon depan..


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:
>
> Nih buat informasi,
> Buat selengkapnya:
> www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm
> 
> 
> Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah 
> etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam 
> artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama 
> 
> Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu 
> segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang 
> menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 
> 'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan 
> merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara 
> pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain 
> dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). 
> 
> Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 
> 'Tahun Baru Imlek' menghimbau: "Kalau setengah abad yang lampau kata Cina 
> dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata 
> hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa 
> pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata 
> berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. 
> 
> Hari depan kita 
> adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua.
> " (SINERGI, 15 
> Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). 
> 
> Salam kasih dari Herlianto 
> 
> Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' 
> pada http://www.yabina.org 
> 
> 
> ---
> Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@...
> SEARCH CURRENT POSTINGS - 
> SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - 
> SEARCH 1990-1999 POSTINGS - 
> HOMEPAGE: Lists, Databases & Links Center - 
> Sent from my BlackBerry?smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
>





[budaya_tionghua] Re: Dunia Permilisan

2009-10-25 Terurut Topik henyung
Baru balik patroli habis libur akhir minggu.

Ini pendapat pribadi saja, kebetulan karena menyandang status "moderator" jadi 
mau tidak mau paling halus saya katanya pendapat pribadi salah satu dari tim 
(ada belasan totalnya).

Mau cina, mau tionghua, mau apa pun sepanjang itu bisa dibahas dalam koridor 
yah silahkan. Milis ini bertujuan ke arah budaya dan sejarah, bukan cuma hanya 
istilah. Seorang rekan moderator senior malah sudah terus terang mau muntah 
membaca "omong kosong" masalah ini.

Tujuan kami ini yah mencakup juga mereka yang memilih menggunakan cina. Tidak 
ada sedikit niat pun dari tim moderator untuk memusuhi mereka-mereka yang 
memilih istilah cina. Kalau memang ada moderator yang kelepasan, harap 
dimaklumi karena toh kami ini masih manusia.

Namun di forum ini kan kami ini cuma pengurus, mungkin saja mayoritas member 
tidak setuju. Karena itu sudah disiapkan milis alternatif, yang akan tetap 
didukung tim moderator.

Sampai sekarang sih belum ada yang gabung dengan milis alternatif itu.

Jadi milis ini sih tidak memperjuangkan istilah, tetapi budaya dan sejarah. 
Kalau bisa sih saya sendiri mau menambahkan budi pekerti. Tapi kata mbah, orang 
jaman sekarang sudah tidak ada dao de.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "kwaih...@..."  wrote:
>
> Ada pameo:
> bu lim ci cun po to toliong, ihthian pu cut omong kosong berlarut- larut.
>
> Inilah yg terjadi di milis kesayangan kita saat ini.
> kenapa bisa terjadi demikian?
> saya bisa ber andai2 banyak sekali.
>
> andaikata milis ini punya misi mempopulerkan istilah cina maka moderator tak 
> akan segan hunus pedang menertibkan otot mengotot pembelaan tionghoa.
> Jadi tak perlu alternatif milis Budaya Cina.
>
> Namun jika misi milis memperjuangkan tionghoa, moderator cukup angkat golok 
> menertibkan omong kosong sehingga tdk berlarut- larut membosankan.
>
> Kenyataan membuktikan tdk ada tionghoa monolit, maka ada Tiongkok daratan, 
> ada Taiwan yg cuma pulau.
>
> Sama halnya muslim, ada yg menuruti anjuran Sang Nabi, ada yg setengah2.
> sehingga tdk menutup kemungkinan muculnya sjech puja asal semawis yg 
> kebablasan menuruti carilah ilmu sampai kenegri (maaf) cina, dg sekalian 
> mencari cabo(maaf disini maksudnya permpuan) cina yg rela dipoligami.
>
> Jadi coba dipikirkan bung modi jurus terkenal di kang-ouw, yaitu:
> "PEDANG PENAKLUK, GOLOK PEMBASMI"
>
> sojah wushu,
> Koay Hiap.
>




Re: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?

2009-10-25 Terurut Topik als
Dao yang sebenar-benarnya Dao tidaklah mungkin diajarkan. Yang diajarkan oleh 
orang-orang itu adalah pemahaman sang guru terhadap Dao dan pada hakikatnya 
sang guru dan sang murid sama-sama membesarkan egonya masing-masing. :-)
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: budi anto 
Date: Sun, 25 Oct 2009 08:36:45 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?

kalo ada yang bisa ajarin dao sudah jadi manusia setengah dewa kale yah





From: ardian_c 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, October 25, 2009 12:14:58 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?

  
salah goenk , justru kata mendapatkan itu bisa disebut kemelekatan kepada tao 
jd tambah jauh dari kata tao itu hehehehehehe
so yg bener adalah apa ya ? 

xuan zi you xuan alias sering ditulis misterius bla bla bla, sebenernya xuan 
bisa diartiin indah , agung makanya zhongmiao zhi men alias gerbang yg baik.

yg bener tao mah bukan dipelajari tapi direnungin or pake kata keren 
kontemplasi getu lho

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, agoeng_...@. .. wrote:
>
> Kalo sudah mendapatkan dao apa bukan tercerahkan? 
> -Original Message-
> From: "henyung" 
> Date: Thu, 22 Oct 2009 16:02:55 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?
> 
> Loh bukannya Dao itu misterius, gerbang misteri dari semuanya yang misterius ?
> 
> Lalu siapa bilang Dao mencerahkan ? Banyak yang ngaku mendalami Dao tapi 
> perilakunya malah ajegile. 
> 
> Dao wu qing, tian wu qing, di wu qing
> 
> Mana ada itu dao yang mencerahkan ? Bikin tambah pusing iya, sampe mbahnya 
> Dao bilang semakin lu belajar, semakin lu bego.
> 
> Hormat saya,
> 
> Yongde
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, agoeng_set@ wrote:
> >
> > Dao yg bisa ditebak yah bukan dao namanya. Tp kalo bikin bingung kayaknya 
> > juga ga bisa disebut dao karena dao itu mencerahkan. 
> > -Original Message-
> > From: "henyung" 
> > Date: Thu, 22 Oct 2009 15:15:33 
> > To: 
> > Subject: [budaya_tionghua] Dao Lemah Lembut / Dinamis ?
> > 
> > Kebetulan baru berkunjung ke forum tetangga tempat orang adu ilmu.
> > 
> > Dikatakan dalam Dao De Jing bahwa Dao itu prinsipnya lemah lembut dan tidak 
> > kaku. Nah banyak orang yang kemudian menganalogikan prinsip ini dengan 
> > dinamis. Celakanya dinamisnya terlalu kebablasan. Segala macam dibilang 
> > dinamis alias bebas. 
> > 
> > Contohnya: 
> > 
> > Satu fakta A diamini mayoritas kelompok Dao lengkap dengan bukti otentik 
> > catatan sejarah dan teologi Dao, namun fakta A ini kemudian ditolak oleh 
> > satu kelompok Dao lain dengan alasan Dao itu dinamis dan tidak terikat 
> > peraturan. Segala bukti sejarah dan teologi diabaikan demi mempertahankan 
> > kebenaran versi mereka.
> > 
> > Padahal justru sikap mereka yang ngotot dinamis itu lah yang tidak dinamis 
> > alias kaku. Klaim "lemah lembut" itu akhirnya malah menyebabkan mereka 
> > menjadi terlalu lemah lembut alias kaku. 
> > 
> > Pengertian "lemah lembut" dalam Dao De Jing sungguh elusif dan berpotensi 
> > menyesatkan banyak orang ?
> > 
> > salam bingung nan misteri,
> > 
> > yongde
> >
>


   


  


[budaya_tionghua] diskusi # 3 , FORUM BUDAYA di Bandung. 30-10-09. FENG SHUI , ILMU ? MISTIK ?

2009-10-25 Terurut Topik ibcindon
Undangan  Forum Budaya,  diskusi  bulanan ke 3.
Waktu :  Jumat  30 Oktober 2009.  Jam 17.00- 20.00.
Thema :  FENG SHUI :  ilmu ?  mistik ?
Nara sumber :  Sdr.  Liem Boen Hong.
Tempat : Ruang  FSRD, UK Maranatha , Bandung.  Pengunjung masuk dari gerbang
no 1.
Biaya gratis .
Semua peminat ditunggu   kehadirannya.
 
Salam erat,
CCDACS
>oo<<<
Invitation from  the Culture Forum, 3rd  monthly discussion.
 
 
Time :   Friday  30th October 2009,_.,  At 5.00 - 8.00  PM.
 
Subject :  Feng Shui , science  or   mystic ??_,___
 
Speaker  :  Mr  Liem Boen Hong
 
 
Premise : Fine Art and design  dept.  Maranatha Christian University,
Bandung.  Entrance through the   gate # 1.
 
Free of charge.
 
All parties are welcome.
 
Regards,
 
CCDACS



[budaya_tionghua] Fw : Belajar dari Negeri Tiongkok (Artikel menarik.. semoga berguna untuk Anda)

2009-10-25 Terurut Topik Ronald Agustino
Dear All,
Saya mendapat artikel menarik dari milis sebelah, Cerita tentang kesuksesan 
Tiongkok menjadi "raksasa" dari Timur, saya pribadi mendapat banyak masukkan 
berharga, semoga bermanfaat untuk kita semua dalam mencapai sukses...
Dibawah ini saya lampirkan cuplikannya, untuk baca artikel selengkapnya, 
silahkan klik aja linknya. Di web ini ada beberapa Artikel juga yang penulisnya 
mengambil cerita tentang Negara Tiongkok.. semoga bisa menambah wawasan kita 
semua..
selamat menikmati.. SUKSES SELALU..

Salam,
Ronald
 There are three types of people in this world : those who make things happen, 
those who watch things happen, and those who wonder what happened. You can 
decide which type of person you want to be. I have always chosen to be in the 
first group. which one is yours?




- Forwarded Message 
From: Jimmintarja.com 
To: ronald_agust...@yahoo.com
Sent: Thu, October 22, 2009 10:18:56 PM
Subject: Newsletter (22 Oktober 2009)

Dear FRIENDS,
 
Cadangan devisa Tiongkok pada September 2009 mencapai USD. 2.273 miliar (26% 
dari cadangan dunia USD. 8.711 miliar), naik hampir 20% dari tahun lalu. Tahun 
1979 Deng Xiaoping yang melakukan kunjungan ke AS terkagum-kagum dengan 
kehebatan AS, mereka bertekad apa yang bisa dibuat oleh AS harus bisa dibuat 
oleh Tiongkok, secara pasti mereka mengejar AS.
 
Sekarang mereka telah mencatat banyak "success story" atas AS. Neraca 
perdagangan mereka dengan AS mencapai surplus besar. Ketika rakyat AS "jatuh 
miskin", mereka bertambah makmur. Cadangan devisa AS hanya 3,6% dari cadangan 
devisa Tiongkok. 
 
Pelajaran apa yang bisa kita peroleh sebagai pelaku bisnis atau eksekutif 
perusahaan dari kisah nyata diatas?
 
Selengkapnya Klik disini --> 
http://www.jimmintarja.com/detail.php?id_news=091022180549
 
Salam Brilian!
Jim Mintarja
http://www.jimmintarja.com/
 
Unsubscribe 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa

2009-10-25 Terurut Topik Santo Putra
Iya, benar sekali, siramlah dengan air dan jangan disiram dengan api, biar 
suasana tetap sejuk dan enak.


Xiexie 





From: "zho...@yahoo.com" 
To: Santo Putra 
Sent: Sun, October 25, 2009 11:34:13 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa

Iyalah, pakai ilmu air menembus batu saja... Siancay siancay

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Santo Putra  
Date: Sun, 25 Oct 2009 08:22:52 -0700 (PDT)
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa
  


Salam Buat Laoda Liang U dan Mas Agoeng serta Teman-Teman Semua,

Menurut saya saudara muda kita ini amat polos, dia mengungkapkan semua 
ini menurut jalan pikirannya dan tidak bermaksud menyakiti maupun melecehkan 
teman-teman semuanya. Saya mohon teman-teman dapatlah memakluminya, ini adalah 
salah satu contoh buah hasil Doktrin Pembodohan dan saudara muda kita ini 
adalah korban politik Doktrin Pembodohan tersebut.
Mungkin pada kesempatan ini dia belum bisa memahami, barangkali dilain 
kesempatan dia akan lebih baik dari sekarang.
Sekeras apapun batu itu, kalau ditetes dengan air lama-lama juga akan jebol, 
jadi sabarlah, butuh waktu untuk meluruskan sesuatu yang sudah terlanjur 
bengkok. Namun kita harus bersyukur juga, bahwa zaman Pembodohan itu telah 
berlalu dan pelahan-lahan yang bengkok-bengkok ini dapat diluruskan kembali, " 
Pelan Tapi Pasti ".

Salam Kompak Selalu,
SP



From: "agoeng_set@ yahoo.com" 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Sun, October 25, 2009 5:27:57 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa

  
Mpek sudahlah cape, boro2 yg rumit begitu. Beda tionghoa n tiongkok gak tau. 
Biarlah dia minta dipanggil cina yg penting jgn maksa manggil cina juga ke org 
laen. 


From: liang u  
Date: Sun, 25 Oct 2009 00:51:47 -0700 (PDT)
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa
  
Dik Jackson, 
    Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan 
bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkeberatan 
tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah 支那,China adalah Tiongkok dalam 
bahasa Inggeris atau 中国。Nanti kalau ada orang mengatakan otak anda di dengkul, 
anda sakit hati lagi, padahal anda yang menghina orang duluan. 
   Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi harapan, 
termasuk harapan saya, koq begitu.
   Salam prihatin.
  Liang U





From: "jackson_yahya@ yahoo.com" 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa

  
Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
lain-lain. Jangan omdo buktikan 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From: "younginheart5000"  
Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 -
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa
  
Setuju!

Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi 
yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.

malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
>
> Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> 
> Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> 
> Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, 
> Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah 
> jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/"a 
> good start".
> 
> Salam,
> BH Jo
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  wrote:
> >
> > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > juga oleh Suarapembaruan.
> > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain.
> > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa harus
> > dipaksakan .
> > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > "Tionghoa" ?
> > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > Jadi kembali

Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.........)

2009-10-25 Terurut Topik ulysee_me2
istilah cabo dan istilah cina, tadinya netral, terus dikonotasikan buruk, lalu?

Ada dua pendekatan yang bisa dilakukan:
1. Jangan pernah pakai lagi kedua istilah tersebut. Hilangkan kalau perlu! 
Ganti! 
2. Kembalikan kedua istilah tersebut kepada maknanya yang netral. Dengan cara 
membiasakan menggunakannya dengan baik dan benar (bukan dengan MAKSUD menghina) 

Gue sih pilih cara yang kedua Oom. 

Sedangkan milis Budaya Cina 
Oom, kampanye soal nikotin di kalangan yang tidak merokok, apa ada gunanya? 
hihihii, 

BTW, siapa yang bikin sih tuh milis budaya Cina? wkwkwkwwkwkwkwk yang sudah 
setengahmati 'neg sama debat soal istilah cina dan tionghoa deh pasti. 
Muhahahahahaha.




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "kwaih...@..."  wrote:
>
> Udahlah meme yg baik,
> baik kata cabo maupun cina kan pernah berkonotasi buruk meskipun tadinya 
> netral, kenapa kita tdk belajar spt sdr2 muslim yg menuruti anjuran Nabi 
> Mohamad SAW, yg menyuruh menyebut seperti yg disenangi oleh orang yg disebut.
> Jadi jika anda ingin terus menerus mempopulerkan dan mempromosikannya, ya 
> lewat milis BC saja, kan milis Budaya Cina sdh lahir sebagai alternatifnya, 
> krn disini saya kira para membernya kan berusaha menyimak teladan Nabi.
> sojah wushu,
> Koay Hiap
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2"  wrote:
> >
> > Bukan istilahnya yang kasar, tapi "intensi" waktu menggunakannya.
> > Jadi kasar atau enggak tergantung kalimatnya dan maksud orang waktu 
> > menggunakan istilah tersebut. 
> > 
> > Kata 'cabo'  pun awalnya merupakan istilah yang netral. 
> > Dan gue mendukung sekali argumennya  siapa tuh waktu itu yang 
> > menjelaskan bahwa kata cabo itu awalnya adalah netral.
> >  
> > Begitu pun kata CINA.
> > Dan untuk itu, marilah kita luruskan kembali kata-kata itu ke maknanya yang 
> > semula,  yang netral. Salah satu caranya adalah
> > dengan terus menerus mempopulerkan dan mempromosikannya, salah satunya ya 
> > lewat milis BT ini, gitchu lhooo ceritanyaaa...
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote:
> > >
> > > Harap ditunjukkan : kapan pihak moderator pernah mengkarantina saya yg 
> > > memulai menggunakan kata Cabo!
> > > Setahu saya, pihak moderator hanya pernah menegur saat saya menyebut 
> > > kulit muka tebal.
> > > 
> > > Bagi anda, istilah Cabo adalah istilah kasar, bagi sebagian orang di sini 
> > > istilah Cina juga istilah kasar, mengapa terus memungkiri kenyataan ini?
> > > 
> > > Sent from my BlackBerry®
> > > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > > 
> > > -Original Message-
> > > From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
> > > Date: Sat, 24 Oct 2009 14:44:03 
> > > To: 
> > > Subject: Pencaboan, Pensotoyan  (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing 
> > > menggonggong.)
> > > 
> > > Tentunya kecerdasan untuk merunut suatu thread diskusi bukan monopoli 
> > > satu orang saja.
> > > Ada banyak orang lain yang juga cukup cerdas untuk dapat pula melihat 
> > > bahwa dari yang semula kata "cabo" digunakan secara netral, namun di 
> > > tengah-tengah berjalannya diskusi berubah digunakan menjadi penghinaan 
> > > perempuan.
> > > 
> > > Bahkan moderator pun telah menunjukkan kecerdasannya pula, ketika 
> > > menjatuhkan sanksi karantina kepada yang bersangkutan dengan 
> > > pencabo-caboan orang lain ini.
> > > 
> > > Jelas bahwa moderator samasekali tidak 'sotoy' ketika menindak pelaku 
> > > pencabo-caboan orang yang menurut penilaian moderator telah dilakukan 
> > > olehnya.
> > > 
> > > Meskipun begitu, masalah utamanya toh BUKAN TERLETAK DI SINI.
> > > 
> > > Bukan terletak pada apakah para anggota milis ini mampu atau tidak mampu, 
> > > cerdas atau tidak cerdas, untuk merunut suatu thread diskusi sepanjang 
> > > perjalanannya.
> > > 
> > > Jadi, dengan telah turunnya 'vonnis' moderator mengenai soal ini, maka 
> > > masalah merunut thread diskusi bisa kita tutup di sini.
> > > 
> > > 
> > > Selanjutnya, masalah pokok soal ini sebetulnya terletak pada kemampuan 
> > > dan keberesan seseorang untuk berdiskusi di milis secara baik.
> > > 
> > > Barangkali kata-kata jorok, kasar, dan intrusif (menyerang pribadi) 
> > > seperti "cabo", "otak beku", "sotoy" bisa digunakan secara sangat tepat 
> > > dan sangat mengena.
> > > 
> > > Namun ada ratusan, bahkan ribuan, kata-kata lain, yang sama sangat 
> > > tepatnya dan sama sangat mengenanya bila digunakan secara cerdas dalam 
> > > diskusi di milis, tanpa memperlihatkan kejorokan, kekasaran, dan 
> > > ke-intrusif-an.
> > > 
> > > Penggunaan kata-kata jorok, kasar dan intrusif dalam diskusi milis 
> > > sungguh-sungguh menunjukkan ketidak-beresan dalam berdiskusi secara 
> > > berintegritas.
> > > 
> > > Pertama, karena walau orang diharapkan mengikuti diskusi secara runut 
> > > dari awal, namun pada kenyataannya, di semua milis, ada lebih banyak 
> > > orang yang mencemplung masuk diskusi di tengah-tengah atau di ujung 
> > > diskusi, daripada yang mengikuti dari awal.
> > > 
> > > Peserta diskusi yang baik d

Bls: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009

2009-10-25 Terurut Topik ulysee_me2
Itu kata yang percaya teori konspiratif cenderung paranoia. 

Kata yang netral netral aja mah, idih sukur sukur ada yang mau bikin riset soal 
tionghoa, khan hasilnya bisa dipelajari untuk kepentingan masa depan kita juga. 

Dan yang bener aja, masa A Choppel juga dibilang intelektual gadungan yang 
bikin riset demi kepentingan rezim penguasa?? yang bener aje! 

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda  wrote:
>
> Hen, lo ga perlu minta maaf lah. La wong elo bener kok.
> Jangan bebas nilai. Banyak intelektual gadungan dihired 
> bikin riset demi untuk kepentingan rezim penguasa. Bukan
> demi untuk ilmu pengetahuan itu sendiri. 
> 
> --- Pada Kam, 22/10/09, henyung  menulis:
> 
> Dari: henyung 
> Judul: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009
> Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Tanggal: Kamis, 22 Oktober, 2009, 10:03 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ?> 
> 
> 
> 
> 
>   Iyah, saya setuju. 
> 
> 
> 
> Untuk itu saya minta maaf sebesar-besarnya.
> 
> 
> 
> Hormat saya,
> 
> 
> 
> Yongde
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "prometheus_ promise"  promise@ ..> wrote:
> 
> >
> 
> > Kalau saya sih tersungging. Tapi tidak perlu minta maaf. Hehe :)
> 
> > 
> 
> > Sebaiknya tidak perlu dimulai lagi bermain-main dengan 'ciri fisik' dan 
> > 'status'. Apakah seorang lebih 'holland', atau lebih 'terkemuka', tidaklah 
> > penting. 
> 
> > 
> 
> > Siapapun mereka yang melakukan studi, riset, dan membuat tulisan mengenai 
> > budaya tionghoa di Indonesia, tentu harus di-apresiasi, terlepas dari mana 
> > dia berasal. 
> 
> > 
> 
> > Jika ada perbedaan pendapat yang muncul dari hasil riset dan tulisannya, 
> > sebaiknya didiskusikan dalam konteks studi/riset/ tulisan tersebut. Tidak 
> > perlu terburu-buru dihubungkan ke ciri fisik, status, atau latar belakang 
> > seseorang.
> 
> > 
> 
> > BTW, bung ABS, pernyataan apa sih yang dimaksud? Ditunggu ceritanya ya. 
> 
> > 
> 
> > Prom
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "henyung"  wrote:
> 
> > >
> 
> > > Kemungkinan ada penyebab lain.
> 
> > > 
> 
> > > Misalnya nih, apaan tuh Nabil award ? 
> 
> > > 
> 
> > > Biasanya antara segolongan elit dan awam tidak akan nyambung. 
> > > Informasinya tidak tersampaikan. Lalu definisi termuka ketionghoannnya 
> > > dan tokoh kebudayaan ketionghoaan itu apa ?
> 
> > > 
> 
> > > Lagipula dari omong-omong sesama teman, seorang "tante" tidak mendapatkan 
> > > apresiasi lar, walaupun ada embel-embel marga dari penampilan luar aja 
> > > dah lebih "holland". 
> 
> > > 
> 
> > > Maaf yah kalo tersinggung.
> 
> > > 
> 
> > > Yongde
> 
> > > 
> 
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Akhmad Bukhari Saleh" 
> > >  wrote:
> 
> > > >
> 
> > > > Wah, kelihatannya benar-benar nih tidak ada rekan dari milis ini yang 
> > > > juga diundang ke acara Nabil Award ini!
> 
> > > > Atau ada yang diundang tetapi pada tidak datang?
> 
> > > > 
> 
> > > > Yang pasti, saya lihat-lihat berkeliling, sepertinya tidak melihat 
> > > > rekan milis budaya tionghoa di Balroom Mulia itu.
> 
> > > > Atau barangkali ada juga, namun saya saja yang tidak mengenalinya. 
> > > > Maklum anggota milis kan banyak, tidak mungkin semuanya saya kenali 
> > > > wajahnya.
> 
> > > > 
> 
> > > > Tentu tidak dapat disangkal bahwa yang hadir di acara tadi itu adalah 
> > > > tokoh-tokoh terkemuka ketionghoaan di Indonesia, setidaknya di Jakarta. 
> > > > Termasuk tokoh-tokoh budaya ketionghoaan yang otoritasnya tidak 
> > > > diragukan.
> 
> > > > 
> 
> > > > Dari para tokoh-tokoh ini tadi menarik juga untuk mencatat 
> > > > pernyataan-pernyata an yang terlontar keluar.
> 
> > > > Akan cukup sulit 'ditelan' bagi sementara members milis ini bahwa 
> > > > beliau-beliau itu bersikap demikian.
> 
> > > > Walau bagi saya ya maklum-maklum saja, karena sangat logis.
> 
> > > > 
> 
> > > > Mungkin besok bisa dipostingkan satu-dua di antaranya...
> 
> > > > 
> 
> > > > Wasalam.
> 
> > > >
> 
> > >
> 
> >
> 
> 
> 
> 
>  
> 
>   
> 
> 
> 
>   
>
>   
>   
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   
> 
> 
>   
>   
> 
> 
>   "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
> http://id.mail.yahoo.com";
>




[budaya_tionghua] Re: Cina vs tinghoa (informasi)

2009-10-25 Terurut Topik ulysee_me2
Way to go jack! Kok hebat si lu bisa nemuin artikel kek gini. 

Menarik juga tuh argumennya, gue jadi mikir, 
apa betul istilah TIONGHOA itu dalam pengertian primordialnya juga berarti 
mengejek dan  merendahkan bangsa lain? 
(Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara  pusat/tengah dengan bangsa dan 
budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain  dianggap bangsa pinggiran dengan 
budaya yang rendah atau barbar). 

Tiong memang berarti tengah atau pusat
sedangkan Kok berarti negara.

Hihihi, asyiiikk, dapet argumen baru buat adu debat taon depan..


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:
>
> Nih buat informasi,
> Buat selengkapnya:
> www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm
> 
> 
> Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah 
> etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam 
> artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama 
> 
> Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu 
> segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang 
> menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 
> 'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan 
> merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara 
> pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain 
> dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). 
> 
> Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 
> 'Tahun Baru Imlek' menghimbau: "Kalau setengah abad yang lampau kata Cina 
> dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata 
> hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa 
> pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata 
> berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. 
> 
> Hari depan kita 
> adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua.
> " (SINERGI, 15 
> Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). 
> 
> Salam kasih dari Herlianto 
> 
> Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' 
> pada http://www.yabina.org 
> 
> 
> ---
> Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@...
> SEARCH CURRENT POSTINGS - 
> SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - 
> SEARCH 1990-1999 POSTINGS - 
> HOMEPAGE: Lists, Databases & Links Center - 
> Sent from my BlackBerry?smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
>




Re: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Sorry, paragraf terakhir seharusnya:
Makanya saya sebut sbg tradisi kecil

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: zho...@yahoo.com
Date: Mon, 26 Oct 2009 00:48:04 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan 
mempengaruhi agama

Dlm peradaban lain, agama memang bisa menjadi tradisi besar, bukan dilihat dr 
segi organisasinya, tapi dilihat dari pengaruhnya dlm proses berpikir 
masyarakatnya, dilihat dari pengaruhnya dlm sistem sosial dan tatanan 
masyarakatnya.

Sedangkan di Tiongkok lain, agama tdk pernah mempunyai pengaruh seperti itu.  
Agama hanya menjadi sekedar kepecayaan dan pelengkap saja, menjadi sekedar 
pernak pernik budaya. Makanya saya sebut sbg tradisi besar.

  
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "prometheus_promise" 
Date: Mon, 26 Oct 2009 00:21:33 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan 
mempengaruhi agama

Ach, maksudnya demikian rupanya. 

Ya, saya sepakat memang ada tradisi besar dan tradisi kecil yang berpengaruh 
dalam kehidupan masyarakat tionghoa. Masing-masing dengan perubahan dan tingkat 
pengaruhnya sendiri. 

Saya lihat benang merahnya dengan pendapat sdr Jackson. Saya kira yang dimaksud 
agama/kepercayaan yang mempengaruhi budaya tionghoa, adalah terkait dengan 
tradisi besar yang disebutkan oleh ZFy. 


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> "Klenteng" di sini merujuk pada agama tradisi masyarakat Tionghoa yg 
> ritualnya dijalankan di dlm klenteng.
> 
> Confucianisme, taoisme, maupun Zen Budhaisme adalah pemikiran filsafat 
> mandiri, penyebarannya sama sekali tak bersandar pada klenteng. Justru 
> klenteng yg mengadopsi ajaran mereka, dng modifikasi sana sini, utk 
> disesuaikan dng kondisi lokal.  
> 
> 
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -Original Message-
> From: "prometheus_promise" 
> Date: Fri, 23 Oct 2009 02:18:40 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan 
> mempengaruhi agama
> 
> Saya agak bingung dengan pendapat dibawah.
> 
> Disebutkan bahwa 'klenteng tak pernah dominan mempengaruhi arus pemikiran 
> masyarakat. Yang berpengaruh besar adalah confucianisme, taoisma dan zen 
> buddhisme' 
> Maksudnya seperti apa ? 
> 
> Klenteng toch adalah bangunan, yang memang tidak mempengaruhi pemikiran. Yang 
> mempengaruhi memang aliran filsafat/agama yang berkembang di dalamnya 
> (seperti yang anda sebutkan : confucianisme, taoisme dan budhisme). 
> 
> Apakah terminologi 'klenteng' dalam pendapat tersebut punya makna lain ? 
> 
> Mungkin juga bisa dijelaskan lebih lanjut apa saja yang termasuk dalam 
> tradisi besar dan tradisi kecil. Apakah confucianisme, taoisme dan budhisme 
> termasuk dalam tradisi besar ?
> 
> 
> Untuk bung Jackson,
> Budaya cina/tionghoa tentu dipengaruhi juga oleh kepercayaan/agama/ -isme 
> yang berkembang dalam masyarakatnya, sama halnya dengan yang terjadi pada 
> kelompok masyarakat lain. Tidak ada yang satu lebih sarat dibanding yang 
> lain, bukan ? 
> 
> Prom
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote:
> >
> > Dlm setiap budaya ada tradisi besar dan tradisi kecil. Dlm budaya Tionghoa, 
> > tradisi besarnya justru jauh dari aroma agama. Dlm budaya tionghoa, 
> > Klenteng2 hanyalah ikut mewarnai kehidupan, tapi tak pernah dominan 
> > mempengaruhi arus  pemikiran masyarakat. Yg berpengaruh besar tetap 
> > confucianisme, taoisme dan zen budhaisme. Ini sangat berbeda misalnya dng 
> > pengaruh agama hindu thd pola pikir masyarakat india, atau pengaruh agama 
> > Islam thd masyarakat Iran. 
> > 
> > Sent from my BlackBerry®
> > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > 
> > -Original Message-
> > From: jackson_yahya@
> > Date: Thu, 22 Oct 2009 16:00:42 
> > To: 
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan 
> > mempengaruhi agama
> > 
> > Klenteng2 aliran mahayana atau tao bukan asli dari budaya cina?
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > Teruuusss...!
> > 
> > -Original Message-
> > From: agoeng_set@
> > Date: Thu, 22 Oct 2009 15:53:18 
> > To: 
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi 
> > C(h)ina
> > 
> > Terbalik, budaya setempat yg mempengaruhi agama. Bukan sebaliknya. Yg ada 
> > agama membawa budaya luar mempengaruhi budaya lokal. 
> > -Original Message-
> > From: jackson_yahya@
> > Date: Thu, 22 Oct 2009 14:53:12 
> > To: 
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi 
> > C(h)ina
> > 
> > Saran saya Kalau mau dalami kebudayaan tionghoa mulai lah dari sisi 
> > religiusnya. Karena Budaya tidak terlepas dari agama / kepercayaan, apalagi 
> > budaya china sangat saran dengan kepercayaan / agama.
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > Teruuusss...!

Kubu-Kubu (Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa))

2009-10-25 Terurut Topik ulysee_me2

Susah deh, kalau diskusi, enggak sependapat terus "take it personally".

Merasa terhina, merasa tertantang, terus ego tersenggol, terus melemparkan 
kata-kata kasar yang bikin panas, terus membakar jembatan persahabatan, hanya 
gara-gara beda pendapat di milis.

Gue juga lagi belajar, kalau nulis jangan pake EGO. Tapi kok susah ya. Apalagi 
kalau tahu lawan debatnya Ego selangit, wh makin asyik. 

EGO disini bukan E-90 yang temennya Blackberry lhoh, kyaaahahahahaha.  


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh"  
wrote:
 
> - Original Message - 
> From: zho...@... 
> To: Akhmad Bukhari Saleh 
> Sent: Monday, October 26, 2009 12:12 AM
> Subject: Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina 
> ===> penggunaan media massa)
> 
> Dari berjilid2 sanggahan pak Abs, kita sebenarnya cukup jelas bagaimana 
> posisi anda.
> 
> Jika anda mau berlagak laku seperti wasit etika diskusi yg netral, mengapa 
> diam seribu bahasa saat kelompok orang yg sependapat dng anda berbicara tak 
> karuan, berargumentasi dng cara ngawur? Tapi sangat galak thd orang2 yg 
> pendapatnya berlawanan dng kelompok anda? 
> 
> Dengan cara itu, meski anda memakai berbagai bhs yg berliku2, kami cukup 
> jelas: dlm masalah Cina Tionghoa, anda adalah satu kubu dng Jackson dan Uly! 
> makanya tak perlu malu2 mengakui. Berlagak seperti orang bijak yg menengahi!
> 
> 
> No virus found in this outgoing message.
> Checked by AVG - www.avg.com 
> Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.31/2457 - Release Date: 10/24/09 
> 14:31:00
>




Re: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Dlm peradaban lain, agama memang bisa menjadi tradisi besar, bukan dilihat dr 
segi organisasinya, tapi dilihat dari pengaruhnya dlm proses berpikir 
masyarakatnya, dilihat dari pengaruhnya dlm sistem sosial dan tatanan 
masyarakatnya.

Sedangkan di Tiongkok lain, agama tdk pernah mempunyai pengaruh seperti itu.  
Agama hanya menjadi sekedar kepecayaan dan pelengkap saja, menjadi sekedar 
pernak pernik budaya. Makanya saya sebut sbg tradisi besar.

  
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "prometheus_promise" 
Date: Mon, 26 Oct 2009 00:21:33 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan 
mempengaruhi agama

Ach, maksudnya demikian rupanya. 

Ya, saya sepakat memang ada tradisi besar dan tradisi kecil yang berpengaruh 
dalam kehidupan masyarakat tionghoa. Masing-masing dengan perubahan dan tingkat 
pengaruhnya sendiri. 

Saya lihat benang merahnya dengan pendapat sdr Jackson. Saya kira yang dimaksud 
agama/kepercayaan yang mempengaruhi budaya tionghoa, adalah terkait dengan 
tradisi besar yang disebutkan oleh ZFy. 


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> "Klenteng" di sini merujuk pada agama tradisi masyarakat Tionghoa yg 
> ritualnya dijalankan di dlm klenteng.
> 
> Confucianisme, taoisme, maupun Zen Budhaisme adalah pemikiran filsafat 
> mandiri, penyebarannya sama sekali tak bersandar pada klenteng. Justru 
> klenteng yg mengadopsi ajaran mereka, dng modifikasi sana sini, utk 
> disesuaikan dng kondisi lokal.  
> 
> 
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -Original Message-
> From: "prometheus_promise" 
> Date: Fri, 23 Oct 2009 02:18:40 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan 
> mempengaruhi agama
> 
> Saya agak bingung dengan pendapat dibawah.
> 
> Disebutkan bahwa 'klenteng tak pernah dominan mempengaruhi arus pemikiran 
> masyarakat. Yang berpengaruh besar adalah confucianisme, taoisma dan zen 
> buddhisme' 
> Maksudnya seperti apa ? 
> 
> Klenteng toch adalah bangunan, yang memang tidak mempengaruhi pemikiran. Yang 
> mempengaruhi memang aliran filsafat/agama yang berkembang di dalamnya 
> (seperti yang anda sebutkan : confucianisme, taoisme dan budhisme). 
> 
> Apakah terminologi 'klenteng' dalam pendapat tersebut punya makna lain ? 
> 
> Mungkin juga bisa dijelaskan lebih lanjut apa saja yang termasuk dalam 
> tradisi besar dan tradisi kecil. Apakah confucianisme, taoisme dan budhisme 
> termasuk dalam tradisi besar ?
> 
> 
> Untuk bung Jackson,
> Budaya cina/tionghoa tentu dipengaruhi juga oleh kepercayaan/agama/ -isme 
> yang berkembang dalam masyarakatnya, sama halnya dengan yang terjadi pada 
> kelompok masyarakat lain. Tidak ada yang satu lebih sarat dibanding yang 
> lain, bukan ? 
> 
> Prom
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote:
> >
> > Dlm setiap budaya ada tradisi besar dan tradisi kecil. Dlm budaya Tionghoa, 
> > tradisi besarnya justru jauh dari aroma agama. Dlm budaya tionghoa, 
> > Klenteng2 hanyalah ikut mewarnai kehidupan, tapi tak pernah dominan 
> > mempengaruhi arus  pemikiran masyarakat. Yg berpengaruh besar tetap 
> > confucianisme, taoisme dan zen budhaisme. Ini sangat berbeda misalnya dng 
> > pengaruh agama hindu thd pola pikir masyarakat india, atau pengaruh agama 
> > Islam thd masyarakat Iran. 
> > 
> > Sent from my BlackBerry®
> > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > 
> > -Original Message-
> > From: jackson_yahya@
> > Date: Thu, 22 Oct 2009 16:00:42 
> > To: 
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan 
> > mempengaruhi agama
> > 
> > Klenteng2 aliran mahayana atau tao bukan asli dari budaya cina?
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > Teruuusss...!
> > 
> > -Original Message-
> > From: agoeng_set@
> > Date: Thu, 22 Oct 2009 15:53:18 
> > To: 
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi 
> > C(h)ina
> > 
> > Terbalik, budaya setempat yg mempengaruhi agama. Bukan sebaliknya. Yg ada 
> > agama membawa budaya luar mempengaruhi budaya lokal. 
> > -Original Message-
> > From: jackson_yahya@
> > Date: Thu, 22 Oct 2009 14:53:12 
> > To: 
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi 
> > C(h)ina
> > 
> > Saran saya Kalau mau dalami kebudayaan tionghoa mulai lah dari sisi 
> > religiusnya. Karena Budaya tidak terlepas dari agama / kepercayaan, apalagi 
> > budaya china sangat saran dengan kepercayaan / agama.
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > Teruuusss...!
> >
>





Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.........)

2009-10-25 Terurut Topik ulysee_me2
Kesian sekali koh tionghoa, kok sampai sekarang nggak ada yang menganugrahkan 
istilah patriot tionghoa sama engkoh ya. Padahal sudah sampai membela bela 
istilah dan memaksa maksa orang menggunakannya sampai sebegitu heboh. 

Soal istilah cabo, "Iya, engkoh kasar sekali, dan jahat. Sebab memakai istilah 
netral dengan maksud dan intensi menghina. Orang orang seperti anda ini lah 
yang merusak istilah netral menjadi nggak beres artinya. seperti itulah maka 
kata Cina yang sebenarnya punya arti netral  menjadi berkonotasi negatif. 

Maka, marilah kita luruskan kata kata itu kembali ke makna nya yang semula, 
yang netral, dengan menggunakannya secara baik dan benar.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Bagaimana Pak ABS? Masih menuduh saya pakai istilah kasar? 
> 
> Ini dia pahlawan cabo datang membela!
> 
> Maju tak gentar...
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -Original Message-
> From: "ulysee_me2" 
> Date: Sat, 24 Oct 2009 14:33:30 
> To: 
> Subject: Pencaboan, Pensotoyan  (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing 
> menggonggong.)
> 
> Bukan istilahnya yang kasar, tapi "intensi" waktu menggunakannya.
> Jadi kasar atau enggak tergantung kalimatnya dan maksud orang waktu 
> menggunakan istilah tersebut. 
> 
> Kata 'cabo'  pun awalnya merupakan istilah yang netral. 
> Dan gue mendukung sekali argumennya  siapa tuh waktu itu yang 
> menjelaskan bahwa kata cabo itu awalnya adalah netral.
>  
> Begitu pun kata CINA.
> Dan untuk itu, marilah kita luruskan kembali kata-kata itu ke maknanya yang 
> semula,  yang netral. Salah satu caranya adalah
> dengan terus menerus mempopulerkan dan mempromosikannya, salah satunya ya 
> lewat milis BT ini, gitchu lhooo ceritanyaaa...
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote:
> >
> > Harap ditunjukkan : kapan pihak moderator pernah mengkarantina saya yg 
> > memulai menggunakan kata Cabo!
> > Setahu saya, pihak moderator hanya pernah menegur saat saya menyebut kulit 
> > muka tebal.
> > 
> > Bagi anda, istilah Cabo adalah istilah kasar, bagi sebagian orang di sini 
> > istilah Cina juga istilah kasar, mengapa terus memungkiri kenyataan ini?
> > 
> > Sent from my BlackBerry?®
> > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > 
> > -Original Message-
> > From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
> > Date: Sat, 24 Oct 2009 14:44:03 
> > To: 
> > Subject: Pencaboan, Pensotoyan  (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing 
> > menggonggong.)
> > 
> > Tentunya kecerdasan untuk merunut suatu thread diskusi bukan monopoli satu 
> > orang saja.
> > Ada banyak orang lain yang juga cukup cerdas untuk dapat pula melihat bahwa 
> > dari yang semula kata "cabo" digunakan secara netral, namun di 
> > tengah-tengah berjalannya diskusi berubah digunakan menjadi penghinaan 
> > perempuan.
> > 
> > Bahkan moderator pun telah menunjukkan kecerdasannya pula, ketika 
> > menjatuhkan sanksi karantina kepada yang bersangkutan dengan pencabo-caboan 
> > orang lain ini.
> > 
> > Jelas bahwa moderator samasekali tidak 'sotoy' ketika menindak pelaku 
> > pencabo-caboan orang yang menurut penilaian moderator telah dilakukan 
> > olehnya.
> > 
> > Meskipun begitu, masalah utamanya toh BUKAN TERLETAK DI SINI.
> > 
> > Bukan terletak pada apakah para anggota milis ini mampu atau tidak mampu, 
> > cerdas atau tidak cerdas, untuk merunut suatu thread diskusi sepanjang 
> > perjalanannya.
> > 
> > Jadi, dengan telah turunnya 'vonnis' moderator mengenai soal ini, maka 
> > masalah merunut thread diskusi bisa kita tutup di sini.
> > 
> > 
> > Selanjutnya, masalah pokok soal ini sebetulnya terletak pada kemampuan dan 
> > keberesan seseorang untuk berdiskusi di milis secara baik.
> > 
> > Barangkali kata-kata jorok, kasar, dan intrusif (menyerang pribadi) seperti 
> > "cabo", "otak beku", "sotoy" bisa digunakan secara sangat tepat dan sangat 
> > mengena.
> > 
> > Namun ada ratusan, bahkan ribuan, kata-kata lain, yang sama sangat tepatnya 
> > dan sama sangat mengenanya bila digunakan secara cerdas dalam diskusi di 
> > milis, tanpa memperlihatkan kejorokan, kekasaran, dan ke-intrusif-an.
> > 
> > Penggunaan kata-kata jorok, kasar dan intrusif dalam diskusi milis 
> > sungguh-sungguh menunjukkan ketidak-beresan dalam berdiskusi secara 
> > berintegritas.
> > 
> > Pertama, karena walau orang diharapkan mengikuti diskusi secara runut dari 
> > awal, namun pada kenyataannya, di semua milis, ada lebih banyak orang yang 
> > mencemplung masuk diskusi di tengah-tengah atau di ujung diskusi, daripada 
> > yang mengikuti dari awal.
> > 
> > Peserta diskusi yang baik dan beres harus memperhitungkan kenyataan ini.
> > 
> > Oleh karena memperhitungkan hal ini, maka saya, misalnya, membiasakan untuk 
> > menambah kata baru dalam subject diskusi (lihat subject posting ini di 
> > atas), supaya jelas substansi diskusinya bagi mereka yang baru belakangan 
> > masuk dalam diskusi.
> > 
> > Kedua, karena diskusi di milis berbeda dengan diskusi tampak m

[budaya_tionghua] Re: Biarkan anjing menggonggong.........

2009-10-25 Terurut Topik ulysee_me2


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "kwaih...@..."  wrote:

> > Sebetulnya dari dulu pengennya itu yang dibahas. 
> > 
> 1.Kapan sih kita pakai istilah 'tionghoa'? 
> #ketika menyangkut person
UL: berarti semua huakiaw itu termasuk tionghoa? 
> 
> 2. Tionghoa itu merujuk pada siapa aja sih? 
> #merujuk pada siapa saja yg punya leluhur sekitar 5000th y.l. yaitu Yandi & 
> Huangdi.
Ul: kalau gitu nggak laku donk argumen si akian yang bilang istilah 'tionghoa' 
itu special karena hanya merujuk yang di Indonesia?


> 3.Keturunan Cina yang sudah jadi WNI? Keturunan Cina di seluruh dunia? 
> Keturunan Cina WNI yang sudah melanglang buana tinggal di Jerman/Amerika 
> termasuk tionghoa nggak? 
> #Silahkan tanya di milis BUDAYA CINA, krn dimilis ini banyak yg tdk suka 
> istilah ini.
UL: lhoh, ini penting lhoh. Sebab pada saat kita bahas budaya tionghoa itu gue 
pengen tahu dimana bedanya sama budaya tiongkok.



> 
> 4.Apa sih yang disebut budaya Tionghoa? 
>   Dimana sih bedanya dengan Budaya Tiongkok? 
> #kebudayaan meliputi a.l. filsafat, sejarah, kepercayaan, tradisi, kesenian, 
> teknik, ekonomi.
> 
> 5.Apa sih sastra Tionghoa?
>   Dimana bedanya dengan Sastra Tiongkok?
> #kesenian meliputi a.l. tari/gerak, lukis, sastra, musik, pahat .
> 
> Utk no 4&5 jika yg ditinjau ada di negara Tiongkok maka disebut Budaya 
> Tiongkok & sastra Tiongkok, jika yg dibahas karya orang Tionghoa maka disebut 
> Budaya Tionghoa & sastra Tionghoa.

UL: Sebentar. kalau marujuk pada yang diatas, tionghoa kalau ngomong orang, 
tiongkok kalau ngomong mainland. 
Lhah, pada saat ngomong Budaya, itu sebetulnya ngomongin person, atau daerah? 
Jadi kalau misalnya gue ngomongin kaligrafi dan chinese painting, itu harusnya 
gue bilang "budaya tionghoa" atau "budaya tiongkok" sih? 



> Mungkin jawaban kurang lengkap, barangkali teman2 y.l. bisa menambahkan.
> 
> sojah wushu,
> Koay Hiap.
>




[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa

2009-10-25 Terurut Topik ulysee_me2

Yang pengen dipanggil tionghoa sampai ngancam dan maksa, Ada.
yang nggak keberatan di panggil cina maupun tionghoa, Ada.

yang 'begitu pengen dipanggil cina' yang mana ya

Pengetahuan sejarah masih kalang kabut, ya belajar, cari tahu, biar jangan kena 
dikibulin engkong2 dan apek2.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "younginheart5000"  wrote:
>
> Betul, capek dehhh
> 
> kok ada orang yang begitu pengen dipanggil cina?
> 
> pengetahuan sejarah banyak orang memang masih kalang kabut
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set@ wrote:
> >
> > Mpek sudahlah cape, boro2 yg rumit begitu. Beda tionghoa n tiongkok gak 
> > tau. Biarlah dia minta dipanggil cina yg penting jgn maksa manggil cina 
> > juga ke org laen. 
> > -Original Message-
> > From: liang u 
> > Date: Sun, 25 Oct 2009 00:51:47 
> > To: 
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan 
> > media massa
> > 
> > Dik Jackson, 
> > ??? Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin 
> > kelihatan bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang 
> > berkeberatan tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah 
> > ?quot;¯é‚£ï¼ŒChina adalah Tiongkok dalam bahasa Inggeris atau 中国?‚Nanti 
> > kalau ada orang mengatakan otak anda di dengkul, anda sakit hati lagi, 
> > padahal anda yang menghina orang duluan. 
> > ?? Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi 
> > harapan, termasuk harapan saya, koq begitu.
> > ?? Salam prihatin.
> > ? Liang U
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > From: "jackson_yahya@" 
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan 
> > media massa
> > 
> > ? 
> > Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> > chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
> > lain-lain. Jangan omdo buktikan 
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > Teruuusss... !
> > 
> > 
> > From: "younginheart5000"  
> > Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 -
> > To: 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > massa
> > ? 
> > Setuju!
> > 
> > Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan 
> > konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> > 
> > malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> > Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> > >
> > > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> > > media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> > > 
> > > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> > > 
> > > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata 
> > > Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan 
> > > adalah awal yg. baik/"a good start".
> > > 
> > > Salam,
> > > BH Jo
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  wrote:
> > > >
> > > > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > > > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > > > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > > > juga oleh Suarapembaruan.
> > > > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > > > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > > > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang 
> > > > lain.
> > > > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa 
> > > > harus
> > > > dipaksakan .
> > > > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > > > "Tionghoa" ?
> > > > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > > > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > > > salam,
> > > > Dr.Irawan
> > > > 
> > > > 2009/10/23 
> > > > 
> > > > > Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely 
> > > > > dan
> > > > > acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan!
> > > > >
> > > > > Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para 
> > > > > tokoh tak
> > > > > terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
> > > > > Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm 
> > > > > menyebut
> > > > > Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus.
> > > > >
> > > > > Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 
> > > > > 1965
> > > > > misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya 
> > > > > kira
> > > > > tidak.
> > > > >
> > > > >

[budaya_tionghua] Dunia Permilisan

2009-10-25 Terurut Topik kwaih...@ymail.com
Ada pameo:
bu lim ci cun po to toliong, ihthian pu cut omong kosong berlarut- larut.

Inilah yg terjadi di milis kesayangan kita saat ini.
kenapa bisa terjadi demikian?
saya bisa ber andai2 banyak sekali.

andaikata milis ini punya misi mempopulerkan istilah cina maka moderator tak 
akan segan hunus pedang menertibkan otot mengotot pembelaan tionghoa.
Jadi tak perlu alternatif milis Budaya Cina.

Namun jika misi milis memperjuangkan tionghoa, moderator cukup angkat golok 
menertibkan omong kosong sehingga tdk berlarut- larut membosankan.

Kenyataan membuktikan tdk ada tionghoa monolit, maka ada Tiongkok daratan, ada 
Taiwan yg cuma pulau.

Sama halnya muslim, ada yg menuruti anjuran Sang Nabi, ada yg setengah2.
sehingga tdk menutup kemungkinan muculnya sjech puja asal semawis yg kebablasan 
menuruti carilah ilmu sampai kenegri (maaf) cina, dg sekalian mencari cabo(maaf 
disini maksudnya permpuan) cina yg rela dipoligami.

Jadi coba dipikirkan bung modi jurus terkenal di kang-ouw, yaitu:
"PEDANG PENAKLUK, GOLOK PEMBASMI"

sojah wushu,
Koay Hiap.



Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009 ==> Budaya Tionghoa Award 2010

2009-10-25 Terurut Topik alex ferry
Sepertinya Pak Eddy lembong cukup berhasil dalam menarik perhatian
rekan rekan milis Budaya Tionghoa, hingga di bahas terus menerus
bahkan menjadi perdebatan , :) , dari pada mengkritis karya dan kerja
pak Eddy (pake duit pribadi) yang cukup baik saya usul kalau milis BT
membuat Award yang lebih baik lagi versi BT dan di beri nama BT Award
2010, susun kepanitiaan  dan juga kriterianya sendiri, seperti tokoh
favorit, anggota milis teraktif dan seterusnya

bgm mana menurut rekan2x?

maju terus budaya tionghoa

salam
alex

On 10/23/09, ulysee_me2  wrote:
> Suka nggak suka, sekarang penampilan "banana" memang lebih diapresiasi kok.
>
> Jadi inget. Kemaren dulu pernah kondangan, di satu restoran cina mewah, ada
> seorang tamu siocia pakai cehongsam, eee disangkain pelayan restoran sama
> salah seorang A-ih yang pakai gaun geboh dengan rambut di kruwil
> tinggi-tinggi. Sunggu tidak sopan!!! Habis itu gue mikir dua tiga kali kalau
> mau pake Chang-Ie ke kondangan. hihihi.
>
> Gue sendiri masih begitu sih. Kalau misalnya ada seminar tetntang tionghoa,
> lalu yang naik ke panggung itu tante yang kelihatan cerdas, dengan kacamata
> bergagang emas, bajunya bak profesional, mungkin gue akan lebih tertarik
> mendengar. Menganggap, ini nih akademisi, yang meyakinkan.
>
> Ketimbang kalau yang naek panggung itu pakai baju abu abu, celana panjang
> hitam, sepatu bakpao, ala penampilan Nay-nay. Gue akan berpikir, ini encim
> encim darimana yang peradabannya terhenti.
> Encim-encim di glodok aja udah nggak da yang berpenampilan seperti itu.
> Hehehe.
>
> C'mon lah, sentimen sama Londo khan sudah lewat masanya, nggak usah
> dibawa-bawa sampe sekarang ath.
>
> Muhahahaha.
>
> Ngomong2, Nabil award itu apaan sih???
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "henyung"  wrote:
>>
>> Kemungkinan ada penyebab lain.
>>
>> Misalnya nih, apaan tuh Nabil award ?
>>
>> Biasanya antara segolongan elit dan awam tidak akan nyambung. Informasinya
>> tidak tersampaikan. Lalu definisi termuka ketionghoannnya dan tokoh
>> kebudayaan ketionghoaan itu apa ?
>>
>> Lagipula dari omong-omong sesama teman, seorang "tante" tidak mendapatkan
>> apresiasi lar, walaupun ada embel-embel marga dari penampilan luar aja dah
>> lebih "holland".
>>
>> Maaf yah kalo tersinggung.
>>
>> Yongde
>>
>> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh" 
>> wrote:
>> >
>> > Wah, kelihatannya benar-benar nih tidak ada rekan dari milis ini yang
>> > juga diundang ke acara Nabil Award ini!
>> > Atau ada yang diundang tetapi pada tidak datang?
>> >
>> > Yang pasti, saya lihat-lihat berkeliling, sepertinya tidak melihat rekan
>> > milis budaya tionghoa di Balroom Mulia itu.
>> > Atau barangkali ada juga, namun saya saja yang tidak mengenalinya.
>> > Maklum anggota milis kan banyak, tidak mungkin semuanya saya kenali
>> > wajahnya.
>> >
>> > Tentu tidak dapat disangkal bahwa yang hadir di acara tadi itu adalah
>> > tokoh-tokoh terkemuka ketionghoaan di Indonesia, setidaknya di Jakarta.
>> > Termasuk tokoh-tokoh budaya ketionghoaan yang otoritasnya tidak
>> > diragukan.
>> >
>> > Dari para tokoh-tokoh ini tadi menarik juga untuk mencatat
>> > pernyataan-pernyataan yang terlontar keluar.
>> > Akan cukup sulit 'ditelan' bagi sementara members milis ini bahwa
>> > beliau-beliau itu bersikap demikian.
>> > Walau bagi saya ya maklum-maklum saja, karena sangat logis.
>> >
>> > Mungkin besok bisa dipostingkan satu-dua di antaranya...
>> >
>> > Wasalam.
>> >
>>
>
>
>


Re: Kubu-Kubu (Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa))

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Sudah jelas saya katakan: Satu kubu dalam permasalahan cina dan tionghoa!
Kubu di sini jelas bukan merujuk ke kubu permanen.

Kubu anda pandangannya jelas kok: di satu sisi menerima penggunaan istilah 
Tionghoa, di lain sisi tetap mati2an mempertahankan (bukan sekedar membiarkan) 
eksisitensi istilah Cina.

Meski satu sikap, alasannya bisa berlainan. Untuk anda, Pak Abs: anda mati2an 
mempertahankan istilah Cina hanyalah untuk mengaburkan kesalahan rezim orba dlm 
memaksakan istilah Cina! Karena kebijakan penzaliman thd masyarakat tionghoa 
ini pernah didukung anda dan kawan2 yg disebut angkatan 66.

Dengan tetap menghidupkan istilah cina berdampingan dng istilah tionghoa, anda 
berharap orang akan beranggapan istilah2 itu hanya sekedar variasi saja, 
pergantian istilah di zaman orba hanyalah sekedar mode, tak bermaksud jahat! 

Anda berkali2 menghindari bicara sejarah, bahkan menyebut saya dendam sejarah. 
Ini tujuan tak lain agar semua orang tak usah mengungkit sejarah orba yg kelam. 

Kami memang tak perlu dendam berkepanjangan, sejauh para pelaku sejarah jantan 
mengakui kesalahan masa silam(mengganti tionghoa menjadi cina), dan berani 
mengoreksi kesalahannya( sepenuhnya kembali ke tionghoa!)

Pak Abs, Meski bicara saya keras, Ini bukan perseteruan pribadi! Ini adalah 
perseteruan ideologi!

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
Date: Mon, 26 Oct 2009 01:14:54 
To: 
Subject: Kubu-Kubu   (Re: Otak Di Dengkul   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, 
Mely dan cina ===> penggunaan media massa))

- Original Message - 
From: zho...@yahoo.com 
To: Akhmad Bukhari Saleh 
Sent: Monday, October 26, 2009 12:12 AM
Subject: Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina 
===> penggunaan media massa)

> anda adalah satu kubu dng Jackson dan Uly

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Berdiskusi di milis koq pakai kubu-kubuan?? Memang partai politik di parlemen? 
Memangnya tentara di medan perang?

Yang ada adalah beda pandangan tentang substansi atau materi diskusi. Bisa ada 
dua atau lebih pandangan yang berbeda, bisa semua pandangannya sama.

Tetapi si A yang pandangannya sama dengan si B tentang suatu materi, bisa 
berbeda dalam materi yang lain.

Contohnya tidak usah jauh-jauh. Lihat di antara kita berdua saja.
Hari ini saya berbeda pendapat tentang kekontekstualan kata cina dengan 
Zhou-heng.
Namun tempo hari saya sependapat dengan Zhou-heng tentang kampanye agama Islam 
berlebihan dari seorang member. Biarpun saya muslim seperti dia, tidak ada tuh 
berkubu-kubuan sama dia.

Apalagi members milis ini sering copy darat di berbagai tempat.
Pendiri, moderator dan members milis ini juga sering main ke rumah saya. 
Zhou-heng sendiri juga pernah datang.
Tetapi kan biar suka berbeda pendapat tentang materi diskusi, kalau lagi ketemu 
begitu samasekali tidak terlihat nuansa kubu-kubu. Karena kubu-kubuan itu 
memang tidak ada.

Saya juga sering bantu memfotocopykan buku-buku ketionghoaan saya untuk members 
milis ini yang secara japri memintanya.
Tapi untuk bantuan itu kan saya tidak melihat-lihat dulu apa kubunya member 
ybs. Karena kubu-kubuan itu memang tidak ada.

Jadi mari kembalilah ke materi diskusi. Yang bisa saja berbeda pandangan 
mengenai materi ybs.
Ttetapi tidak usah dilihat dia ini kubu si A, dia itu kubu si B.
Karena kubu-kubuan itu memang tidak ada.


Saya juga tidak pernah ingin jadi wasit atau penengah di milis ini.
Untuk yang itu kan sudah ada moderator.

Kalau saya menyarankan berbagai hal seputar diskusi, itu bukan mewasiti atau 
menengahi.
Melainkan berkontribusi pada kemaslahatan milis. Termasuk kenyamanannya.

Sama saja, tidak berbeda, misalnya, dengan teman-teman yang menyarankan supaya 
di milis ini jangan ada iklan.
Mereka itu bukan mau menengahi atau mewasiti, melainkan berkontribusi pada 
kemaslahatan milis. Termasuk kenyamanannya.

Siapa wasit dan/atau penengah di milis ini kan sudah jelas: moderator.

Moderatorlah yang telah dan akan selalu menindak orang yang beriklan.

Moderatorlah yang telah dan akan selalu menindak orang yang bicara kasar, jorok 
dan intrusif.

Moderatorlah yang telah dan akan selalu membina kemaslahatan milis ini.

Wasalam.

===

- Original Message - 
From: zho...@yahoo.com 
To: Akhmad Bukhari Saleh 
Sent: Monday, October 26, 2009 12:12 AM
Subject: Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina 
===> penggunaan media massa)

Dari berjilid2 sanggahan pak Abs, kita sebenarnya cukup jelas bagaimana posisi 
anda.

Jika anda mau berlagak laku seperti wasit etika diskusi yg netral, mengapa diam 
seribu bahasa saat kelompok orang yg sependapat dng anda berbicara tak karuan, 
berargumentasi dng cara ngawur? Tapi sangat galak thd orang2 yg pendapatnya 
berlawanan dng kelompok anda? 

Dengan cara itu, meski anda memakai berbagai bhs yg berliku2, kami cukup jelas: 
dlm masalah Cina Tionghoa, anda adalah satu kubu 

(Re: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===> tentang...Betawi

2009-10-25 Terurut Topik Nasir Tan
 
 
Nahmakin mantap dan makin jelas perbendaharaan kita tentang Betawi, salah 
satu etnis Indonesia. Dulu waktu masih ABG, tetangga saya kadang bercanda dan 
menyalahgunakan kata Betawi, misalnya : Dasar Betawi...!!! 
Sambil..hahaha...tapi gak lama setelah itu, kena tegoran ama Pak Haji (tetangga 
saya juga). Taunya negatif karena yang bercanda itu diomelin habis2an dan 
suaranya kedengaran kemana-manajadi orang2 dalam rumah pada ngintip.
Di tempat kerja juga sama, dalam suatu diskusi ada teman yang mungkin karena 
capek tanpa sadar tertidur waktu rapat..eh...teman yang pas duduk disamping 
saya  bisikin...dasar Orang Betawi..:) sambil cengengesan. Saya yang serius 
mengukuti rapat, malah kaget dan balik nanya : Siapa yang Betawi..?? Itu tuh 
temanmu yang bobo itu. Padahal teman yang bobo itu Orang Tionghoa aslicik 
cik cik Lha..giliran bobo diserahkan ke saya jadi teman. Akhirnya kalo kita 
pikir2 penyebutan nama etnis ( etnis apapun juga ) selalu mengandung resiko, 
jadi baiknya mungkin kita bertanya dulu kali ya. Cukup banyak nama etnis di 
Indonesia ini yang sering jadi bahan olok-olok, padahal tidak sepantasnya kita 
lakukan. Mungkin ini  akibat pembodohan selama sekian tahun (  saya tidak tahu 
kapan mulai terjadinya pembodohan tersebut  ). Tapi pertanyaannya kalau kita 
tahu bahwa itu perbuatan bodoh kenapa kita mau lakukan yak..? Mungkin ada yang 
ingin memberikan penjelasan atau
 mungkin Pak Akhmad Bukhari Saleh bisa memberikan sedikit pencerahan mengenai 
hal ini, mengapa ejek-mengejek masih terus terjadi hingga abad 21 ini?

--- On Sun, 10/25/09, Akhmad Bukhari Saleh  wrote:


From: Akhmad Bukhari Saleh 
Subject: Dialek Betawi (Re: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===> 
penggunaan media massa>>> gado2...Betawi)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, October 25, 2009, 12:58 PM


  



 
Meng-"e"-kan huruf akhir yang "a", itu dialek betawi ilir.
Bukan huruf akhir yang "a" saja yang di-"e"-kan, melainkan juga huruf akhir 
"ah". Misalnya "rumah" menjadi "rume".
 
Kalau betawi udik tidak meng-"e'-kan huruf akhir yang "a".
Malahan huruf akhir yang "a" itu ditambahi huruf "h", seperti yang sudah 
dikemukakan Hauw-djie.
 
Wasalam.
 
 = 
 

- Original Message - 
From: Nasir Tan 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Sunday, October 25, 2009 7:28 PM
Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> 
gado2...Betawi

  





Nah...kalo begini kan bagus, diskusi jadi hidup...hehehe. Dan ini sesuai 
fakta-fakta yang terjadi di lapangan, bukan khayalan.. Btw..ada betawi yang 
sering pake "e", contohnya anE, kitE, itu Betawi mana bro..? Dah puluhan taon 
di di Betawi..masih gak bisa bedain dialek Betawi..apa kata duniaaa..? hehehe

--- On Sun, 10/25/09, David Kwa  wrote:


From: David Kwa 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa>>> gado2
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Sunday, October 25, 2009, 8:18 AM


  

Nambain dikit ah...

Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal 
(pronunciation) : Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi 
Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). 

Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai “h” di belakang suatu kata (kadang 
juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, tamba, 
sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb.

Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda 
(Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, 
cenderung menambahkan “h” di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, 
gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll.

Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada pakemnya. 
Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan ketidaktahuan 
sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. 

Kiongchiu,
DK

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... > wrote:

Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan 
sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama 
saja. 

Terimakasi
Permisih dulu

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Nasir Tan 
Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massa>>gado2

Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah 
gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja. ..hehehe.

















-Inline Attachment Follows-



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.31/2457 - Release Date: 10/24/09 
14:31:00



  

Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.......

2009-10-25 Terurut Topik cristine_mandasari
setuj... sy jadi bingung membaca milis ini  [:)]
ketimbang bernada provokatif, sy lebih suka makan soto pake cabe aja,
hehehehe  [:D]

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, suwandy sie  wrote:
>
> menanggapi topik ini, sepertinya kok jadi terang2an saling serang
pribadi ya? om moderator kemana nih ?  saya harap yang lebih tua bisa
lebih bijak dalam menanggapi diskusi ini dan yang lebih muda harap lebih
menghormati. Dengan demikian kita bs berdiskusi dengan sehat dan damai.
Mari jadikan millis ini sebagai alat pembelajaran kita dan bukannya
untuk saling menyerang dengan kalimat2 yang mungkin bagi sebagian orang
menjurus ke "kasar". Ingat,kita semua bergabung dimillis ini untuk
tujuan apa.. jadi tolong di renungkan kembali. Terima Kasih.
>
>
> Salam netral,
> Sie Kok Siong
>
>
> --- On Sun, 10/25/09, zho...@... zho...@... wrote:
>
> From: zho...@... zho...@...
> Subject: Re: Pencaboan, Pensotoyan  (Re: [budaya_tionghua] Biarkan
anjing menggonggong.)
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Sunday, October 25, 2009, 12:37 AM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Bagaimana Pak ABS? Masih menuduh saya pakai istilah kasar?
>
> Ini dia pahlawan cabo datang membela!
>
> Maju tak gentar...
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  "ulysee_me2" ulysee_...@yahoo.
com.sg>
> Date: Sat, 24 Oct 2009 14:33:30 -To: Subject: Pencaboan, Pensotoyan  (Re: [budaya_tionghua]
Biarkan anjing menggonggong. )
>
>
>
>
>   Bukan istilahnya yang kasar, tapi "intensi" waktu
menggunakannya.
>
> Jadi kasar atau enggak tergantung kalimatnya dan maksud orang waktu
menggunakan istilah tersebut.
>
>
>
> Kata 'cabo'  pun awalnya merupakan istilah yang netral.
>
> Dan gue mendukung sekali argumennya  siapa tuh waktu itu yang
>
> menjelaskan bahwa kata cabo itu awalnya adalah netral.
>
>
>
> Begitu pun kata CINA.
>
> Dan untuk itu, marilah kita luruskan kembali kata-kata itu ke maknanya
yang semula,  yang netral. Salah satu caranya adalah
>
> dengan terus menerus mempopulerkan dan mempromosikannya, salah satunya
ya lewat milis BT ini, gitchu lhooo ceritanyaaa. ..
>
>
>
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zhoufy@ wrote:
>
> >
>
> > Harap ditunjukkan : kapan pihak moderator pernah mengkarantina saya
yg memulai menggunakan kata Cabo!
>
> > Setahu saya, pihak moderator hanya pernah menegur saat saya menyebut
kulit muka tebal.
>
> >
>
> > Bagi anda, istilah Cabo adalah istilah kasar, bagi sebagian orang di
sini istilah Cina juga istilah kasar, mengapa terus memungkiri kenyataan
ini?
>
> >
>
> > Sent from my BlackBerry®
>
> > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> >
>
> > -Original Message-
>
> > From: "Akhmad Bukhari Saleh" absaleh@ >
>
> > Date: Sat, 24 Oct 2009 14:44:03
>
> > To: 
>
> > Subject: Pencaboan, Pensotoyan  (Re: [budaya_tionghua] Biarkan
anjing menggonggong. )
>
> >
>
> > Tentunya kecerdasan untuk merunut suatu thread diskusi bukan
monopoli satu orang saja.
>
> > Ada banyak orang lain yang juga cukup cerdas untuk dapat pula
melihat bahwa dari yang semula kata "cabo" digunakan secara netral,
namun di tengah-tengah berjalannya diskusi berubah digunakan menjadi
penghinaan perempuan.
>
> >
>
> > Bahkan moderator pun telah menunjukkan kecerdasannya pula, ketika
menjatuhkan sanksi karantina kepada yang bersangkutan dengan
pencabo-caboan orang lain ini.
>
> >
>
> > Jelas bahwa moderator samasekali tidak 'sotoy' ketika menindak
pelaku pencabo-caboan orang yang menurut penilaian moderator telah
dilakukan olehnya.
>
> >
>
> > Meskipun begitu, masalah utamanya toh BUKAN TERLETAK DI SINI.
>
> >
>
> > Bukan terletak pada apakah para anggota milis ini mampu atau tidak
mampu, cerdas atau tidak cerdas, untuk merunut suatu thread diskusi
sepanjang perjalanannya.
>
> >
>
> > Jadi, dengan telah turunnya 'vonnis' moderator mengenai soal ini,
maka masalah merunut thread diskusi bisa kita tutup di sini.
>
> >
>
> >
>
> > Selanjutnya, masalah pokok soal ini sebetulnya terletak pada
kemampuan dan keberesan seseorang untuk berdiskusi di milis secara baik.
>
> >
>
> > Barangkali kata-kata jorok, kasar, dan intrusif (menyerang pribadi)
seperti "cabo", "otak beku", "sotoy" bisa digunakan secara sangat tepat
dan sangat mengena.
>
> >
>
> > Namun ada ratusan, bahkan ribuan, kata-kata lain, yang sama sangat
tepatnya dan sama sangat mengenanya bila digunakan secara cerdas dalam
diskusi di milis, tanpa memperlihatkan kejorokan, kekasaran, dan
ke-intrusif- an.
>
> >
>
> > Penggunaan kata-kata jorok, kasar dan intrusif dalam diskusi milis
sungguh-sungguh menunjukkan ketidak-beresan dalam berdiskusi secara
berintegritas.
>
> >
>
> > Pertama, karena walau orang diharapkan mengikuti diskusi secara
runut dari awal, namun pada kenyataannya, di semua milis, ada lebih
banyak orang yang mencemplung masuk diskusi di tengah-tengah atau di
ujung diskusi, daripada yang mengikuti dari awal.
>
> >
>
> > Peserta diskusi yang baik dan beres harus memperhitungkan kenyataan
ini.
>
> >
>

[budaya_tionghua] Istilah Cina di Malay dan Singapore

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Sering kelompok yg pro istilah Cina menyebut contoh singapore dan malaysia. 
Seakan2 tionghoa malay dan sing senang2 saja dng istilah ini.

Saya punya banyak kenalan malay huaren maupun sing huaren. Mereka semua 
menyatakan tdk senang dng istilah itu. Tapi mengapa mereka tak meributkan? Ini 
ada latar belakang sosialnya.

Di Singapore, orang melayu adalah minoritas, bhs melayu relatif jarang dipakai, 
paling antar orang melayu sendiri. bhs pergaulan antar etnis adalah inggris, 
shg istilah cina jarang mampir di telinga tionghoa. Yg lebih sering didengar 
adalah Chinese! Sedang orang tionghoa yg berbahasa mandarin nyebut diri sendiri 
Huaren. Tdk pernah ada ucapan: are you Cina? Atau: wo shi cina. Jadi ya tak 
pernah menjadi masalah spt di sini.

Sedangkan di Malaysia, meski bhs Melayu adalah bhs nasional. Masyarakat 
Tionghoa disana jarang yg berbhs melayu dlm kehidupan se hari2, mereka umumnya 
menggunakan bhs mandarin , bhs hokian atau bhs konghu.  mereka memiliki sistem 
sekolah sendiri yg berbhs tionghoa, juga membaca koran dlm  bhs tionghoa, 
Karena jumlahnya cukup besar, mereka banyak bergaul dlm komunitasnya sendiri. 
Sehingga tak terlalu peduli dng yg terjadi di komunitas lain. Sama spt 
singapore, mereka menyebut diri sendiri huaren, bukan cina. 

Kondisi kedua negara ini jelas berbeda dng kita di Indonesia, yg pergaulan 
antar etnis sangat intens, bhs Indonesia juga telah menjadi bhs utama orang 
tionghoa.


  
Sent from my BlackBerry?0?3
powered by Sinyal Kuat INDOSAT



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
mailto:budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: Bls: [budaya_tionghua] Cina vs tinghoa (informasi)=> Pro Jackson Yahya

2009-10-25 Terurut Topik cristine_mandasari
nimbrung dikit sodara2...
setau sy, ucapan yg berkesan rasis adalah "cina"
disebabkan kata ini merujuk langsung terhadap republik rakyat cina...
kata ini juga dikaitkan dengan adanya unsur komunis pki dalam sejarah
kelam 1965...
pengalaman sy sendiri, meskipun tmn sy tidak bermaksud menghina,
sy pernah sakit hati ketika ada teman jawa sy yg memanggil sy "cino"
(cina dalam bahasa jawa),
mengapa terasa berbeda saat teman itu memanggil teman etnis lain,
seperti batak, dll?
terima kasih  [:)]

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, John Siswanto 
wrote:
>
> Bung Jackson Yahya,
> saya memahami anda sedang berargumentasi dan mencari pembenaran untuk
menggunakan sebutan Cina daripada Tionghoa.
> Saya atau mungkin beberapa member disini sudah dapat memahami
argumentasi anda itu.
> Tapi anda kagak usah ngotot atau bersikeras memaksa orang lain untuk
setuju atau tidak setuju atas argumen anda.
>
> Saya dan sebahagian besar kalangan Tionghoa lebih suka dipanggil
Tionghoa, harap anda menghormati pilihan saya/kami, sebaliknya saya juga
tidak bermasalah manakala anda dan kelompok anda lebih menyukai atau
tidak bermasalah dengan sebutan Cina.
>
> Saya yakin suatu saat anda akan berubah, manakala anda banyak
berinteraksi/berhubungan langsung dengan dengan komunitas Tionghoa...
> Tapi manakala anda tidak berbisnis/bekerja di dalam komunitas
Tionghoa, besar kemungkinan anda akan tetap menjadi Cina...
> Anda camkanlah keyakinan saya itu.
>
> John Siswanto
>
> --- Pada Ming, 25/10/09, jackson_ya...@... jackson_ya...@... menulis:
>
>
> Dari: jackson_ya...@... jackson_ya...@...
> Judul: [budaya_tionghua] Cina vs tinghoa (informasi)
> Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Tanggal: Minggu, 25 Oktober, 2009, 5:52 AM
>
>
> Nih buat informasi,
> Buat selengkapnya:
> www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm
>
>
> Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas
masalah
> etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam
> artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang
sama
>
> Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama,
disatu
> segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang
> menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan
istilah
> 'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan
> merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara
> pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa
lain
> dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar).
>
> Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya
mengenai
> 'Tahun Baru Imlek' menghimbau: "Kalau setengah abad yang lampau kata
Cina
> dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan
kata
> hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati.
Mengapa
> pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata
> berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan.
>
> Hari depan kita
> adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua.
> " (SINERGI, 15
> Januari - 15 Februari 2001, hlm.41).
>
> Salam kasih dari Herlianto
>
> Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang
'Artikel'
> pada http://www.yabina.org
>
>
> ---
> Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@...
> SEARCH CURRENT POSTINGS - 
> SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - 
> SEARCH 1990-1999 POSTINGS -

> HOMEPAGE: Lists, Databases & Links Center - 
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!
>
> 
>
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
>
> .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
>
> .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua
:.
>
> .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>   Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan
untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda
membuka browser. Dapatkan IE8 di sini!
> http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
>



[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

2009-10-25 Terurut Topik cristine_mandasari
@ bung nasir: sy suka dengan argumen anda.
memang seharusnya dikembalikan ke pribadi masing2 tanpa melihat
identitas kesukuan  [:)]
@ bung zoufy: wah, sy juga ga bakal nolak tuh, hehehe... [:D]


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Coba kalau yg melamar itu anak presiden! Pertimbangannya pasti lain.
> Kedudukan bung 
>
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> -Original Message-
> From: Nasir Tan hitaci2...@...
> Date: Sun, 25 Oct 2009 04:26:11
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
>
> Â
> Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!!
> Sebelum pelaksanaan " kawin campur " bagi yang akan melaksanakan,
tentunya terlebih dahulu harus memahami persyaratan-persyaratan yang
diinginkan oleh kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini
pihak laki-laki ( etnis Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus
kerjanya pegawai kelurahan yah pasti akan mengalami hambatan ( terutama
di Pulau Jawa ). Blom apa-apa mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa
sering dipersulit di kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ). Â
> Tetapi coba, kalo  Orang Jawa yang kerja di NASA, General
Electric, ato yang punya hak paten dan diakui secara internasional,
Orang Tionghoa besar kemungkinan akan mempertimbangkan..hehehe. Ini
bukan karena faktor materi juga, tetapi adalah faktor experience,
pendidikan dan pergaulan yang luas. Saya gak tau kalau di daerah
perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau di luar Pulau Jawa hal
ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce Tionghoa )Â di
suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya jelaskan
gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau
guru balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia
merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe.Contoh lain;
teman cici sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui
dan pernikahannya ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya
sawah yang luas, jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan
macam-macam,
>  tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih
jauhlah dari kemampuan financial teman cici saya.Â
> Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara
pendekatannya tidak meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat
respek dari ce ato ortu...hehehe.
> Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH
ANDA.  Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya )Â
bahwa etnis Jawa itu terkadang suka menggurui dan menganggap dia
lebih tau dari segalanya. Sebaliknya, etnis luar  Jawa yang non
Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, Manado, Minang dll ) pada dasarnya
kita ini sama saja dengan yang lain yakni kita semua Bangsa
Indonesia "baru tahap belajar    alias  menilai
negatif:Â  Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis di dalam
buku pelajaran sekolah tetapi kenyataannya terjadi seperti itu. Ini
saya dengar sewaktu saya masih aktif di kepemudaan di Jakarta beberapa
tahun lalu. Nah kalau etnis non Tionghoa aja berpendapat seperti ini,
apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, bukan soal mitos
atau non mitos tetapi banyak faktor yang mempengaruhi sebagaimana yang
dikemukakan sama  Bro Zhoufy, bahwa ada korelasi antara
pernikahan dengan kesetaraan pendidikan,
>  harta, budaya, agama dll bahwa kesemuanya ini memang betul
adanya. Tetapi semua itu juga tergantung nasib dan garis tangan
seseorang.
> Â
> Â
> Â
> Nasir Tan
> Â
> Â
> Â
>
>
> --- On Sun, 10/25/09, cristine_mandasari cristine_mandas...@... wrote:
>
>
> Â
>
>
>
> terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy.
> (maap jika sy salah sebut)
> sy jadi lapar membaca "nasi campur & es campur"
> memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan & kesamaan latar
belakang akan membuat hubungan lebih langgeng,
> namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar
kedua etnis ini
> terima kasih.
>
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zhoufy@ wrote:
> >
> > Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi
campur dan es campur.
> >
> > Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang
tua manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau
bukan golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau
golongan pendapatan.
> >
> > Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup,
membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang
dng latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal,
apalagi dng latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para
orangtua.
> >
> > Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2
yg jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah.
Dibutuhkan usaha yg lebih keras utk saling menerima.
> >
> > Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting
hrs dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golong

[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur

2009-10-25 Terurut Topik cristine_mandasari
sip, bung anton  [:)]
terima kasih atas sarannya...

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "pempekd9"  wrote:
>
> Perlu diingat juga kalau Pangeran Diponegoro memiliki satu hulubalang
dari marga Oey yang salah satu keturunannnya bernama Oey Tjoe Tat.
>
> Tampaknya Babat Dipanegara harus dibaca dalam konteks agama Islam,
jangann dibaca secara letterlijk kesialan disebabkan Diponegoro
menjadikan seorang wanita yang bukan muhrim menjadi tukang pijat. Atau
Sasradilaga berhubungan seksual dengan yang bukan istri.
>
> Salam,
> Anton W
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hendibowana@ wrote:
>
> > Silahkan baca babad dipanegara(pangeran diponogoro) pada suatu saat
ia kalah perang di gowok diluar surakarta(15 okt 1826) ia telah
diruntuhkan oleh gadis china yg kemudian dijdkan tukang pijat .
Disamping ia menyalahkan sasradilaga iparnya yg kalah perang krn
berhubungan seksual dgn perempuan china lengkapnya. Bagi org cina
sendiri pd saat itu timbul ketakutan terhdp dipanegara dan pengikutnya
yg telah melakukan penyerangan dilasem.silahkan bc buku orang china
bandar tol, candu dan perang jawa karangan peter carey terbitan
komunitas bambu.
>



Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa)

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Dari berjilid2 sanggahan pak Abs, kita sebenarnya cukup jelas bagaimana posisi 
anda.

Jika anda mau berlagak laku seperti wasit etika diskusi yg netral, mengapa diam 
seribu bahasa saat kelompok orang yg sependapat dng anda berbicara tak karuan, 
berargumentasi dng cara ngawur? Tapi sangat galak thd orang2 yg pendapatnya 
berlawanan dng kelompok anda? 

Dengan cara itu, meski anda memakai berbagai bhs yg berliku2, kami cukup jelas: 
dlm masalah Cina Tionghoa, anda adalah satu kubu dng Jackson dan Uly! makanya 
tak perlu malu2 mengakui. Berlagak seperti orang bijak yg menengahi!

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
Date: Sun, 25 Oct 2009 23:43:35 
To: 
Subject: Otak Di Dengkul   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> 
penggunaan media massa)

Tidak usahlah Liang U sianseng meng-otakdidengkul-otakdidengkul-kan orang!
Tidak ada gunanya menggunakan kata-kata kasar, jorok dan meng-offense orang 
dalam berdiskusi di milis.
Mudharatnya banyak, manfaatnya samasekali tidak ada. Obyek pencerahan kita 
bukannya akan tecerahkan, melainkan akan bertambah teguh menjadi musuh. Dan 
ujung-ujungnya kita ditindak sama moderator...

Dan juga malahan akan menurunkan integritas Liang U sendiri, karena kebenaran 
yang hendak dipaksakan dengan meng-otak-di-dengkul-kan orang itu toh nyatanya 
juga tidak sepenuhnya benar!

Karena, Liang U sianseng, kata-kata cina, china, chinoi, dsb. itu, termasuk 
kata cino kalau ucapan orang Jawa dan orang Palembang, itu semua SAMA saja! 
Semuanya mengacu pada obyek yang sama.
Yaitu kalau dalam konteks BAHASA (etimologis)!

Seperti juga yang dicontohkan Jackson-heng tentang kata apel (bah. Indonesia), 
kata apple (bah. Inggris) dan kata apfel (bah. Jerman) itu, yang semua juga 
sama saja dalam konteks bahasa. Semuanya mengacu pada obyek yang sama.
Atau kalau mau contoh yang juga nama negara, kata-kata jepang, japan, japon, 
itu semua juga sama saja dalam konteks bahasa! Semuanya mengacu pada obyek yang 
sama.

Kata cina dan kata china menjadi BERBEDA, seperti yang ingin diketengahkan 
Liang U, itu adalah kalau dalam konteks POLITIS!
Khususnya dalam konteks hubungan politis antara pemerintah RRT dan pemerintah 
RI. Di mana kedua kata menjadi berbeda makna.

Dalam kesepahaman antara kedua pemerintahan ketika perundingan pemulihan 
kembali hubungan diplomatik tahun 1994, pilihan kata china menjadi alternatif 
jalan tengah di antara kata cina dan kata tiongkok, sehingga merupakan win-win 
solution bagi kedua pihak.

Pihak RI bisa merasa win, karena kata cina dan kata china toh sama saja kalau 
dilihat dalam konteks bahasa!
Pihak RRT bisa merasa win, karena kata cina berbeda dengan kata china kalau 
dilihat dalam konteks politik!

Dalam konteks hubungan RRT dengan Malaysia, Singapura dan Brunei misalnya, di 
mana tidak ada kisah sejarah perpolitikan yang serupa Indonesia, tidak ada 
perbedaan kata cina dengan kata china, baik dalam konteks bahasa maupun konteks 
politik.
Di sana orang mengatakan cina, tidak menjadi masalah, bahkan bagi pihak kedubes 
Tiongkok di sana sekalipun.


Pada hakekatnya, pemahaman yang berbeda tentang makna kata-kata yang sama, 
karena perbedaan konteks, itu adalah hal yang biasa terjadi.

Contoh tentang hal sedemikian itu, yang dekat dengan kita-kita di milis ini, 
adalah contoh tentang kata "cungkuo".
Kata-kata cungkuo, tiongkok, zhungguo, semuanya maknanya sama saja! Yaitu kalau 
dalam konteks bahasa, semua mengacu tentang obyek yang sama. .
Tetapi di Mabes sana, kata cungkuo jadi mempunyai makna yang berbeda dengan 
tiongkok, karena digunakan dalam suatu konteks tertentu yang beda.

Contoh lain adalah tentang kata "indon".
Kalau dalam konteks bahasa, kata indon atau indonesia sama saja!
Kata indon hanyalah singkatan dari indonesia, namun toh maknanya sama.

Kata indon menjadi berbeda makna, malahan menjadi issue pertengkaran, hanyalah 
dalam konteks sosial saja.
Itu pun hanya dalam hubungan Indonesia-Malaysia saja.
Kedubes RI di Kuala Lumpur mempersoalkan hal itu adalah dalam konteks sosial, 
yaitu masalah buruh migran Indonesia.

Di banyak negara, di Eropa, Amerika, Australia, bahkan dekat di Singapore, 
seringkali di koran setempat kata indonesia yang panjang suka disingkat menjadi 
indon. Dan tidak pernah diributkan kedubes RI, karena itu hanya dalam konteks 
bahasa di media, dan hal itu tidak salah.


Saya sendiri pun konsisten menggunakan Rep. Rakyat Tiongkok dan menentang 
penggunaan Rep. Rakyat Cina, karena ini konteksnya politis, dan pemahaman 
politik saya memang membenarkan penggunaan kata tiongkok daripada cina dalam 
konteks ini.

Namun kalau ada orang mengutip hadis Nabi Besar Muhammad Rasulullah shallallahu 
'alaihi wa sallam. dengan mengatakan: "Tuntutlah ilmu kalau perlu sampai ke 
negeri Cina", maka saya juga tidak akan menyalahkan si perawi hadis. Dia pakai 
kata cina, namun tidak menghina siapa-siapa, karena dalam konteks bahasa hal 
itu memang tidak salah.


B

Re: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?

2009-10-25 Terurut Topik budi anto
kalo ada yang bisa ajarin dao sudah jadi manusia setengah dewa kale yah





From: ardian_c 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, October 25, 2009 12:14:58 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?

  
salah goenk , justru kata mendapatkan itu bisa disebut kemelekatan kepada tao 
jd tambah jauh dari kata tao itu hehehehehehe
so yg bener adalah apa ya ? 

xuan zi you xuan alias sering ditulis misterius bla bla bla, sebenernya xuan 
bisa diartiin indah , agung makanya zhongmiao zhi men alias gerbang yg baik.

yg bener tao mah bukan dipelajari tapi direnungin or pake kata keren 
kontemplasi getu lho

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, agoeng_...@. .. wrote:
>
> Kalo sudah mendapatkan dao apa bukan tercerahkan? 
> -Original Message-
> From: "henyung" 
> Date: Thu, 22 Oct 2009 16:02:55 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?
> 
> Loh bukannya Dao itu misterius, gerbang misteri dari semuanya yang misterius ?
> 
> Lalu siapa bilang Dao mencerahkan ? Banyak yang ngaku mendalami Dao tapi 
> perilakunya malah ajegile. 
> 
> Dao wu qing, tian wu qing, di wu qing
> 
> Mana ada itu dao yang mencerahkan ? Bikin tambah pusing iya, sampe mbahnya 
> Dao bilang semakin lu belajar, semakin lu bego.
> 
> Hormat saya,
> 
> Yongde
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, agoeng_set@ wrote:
> >
> > Dao yg bisa ditebak yah bukan dao namanya. Tp kalo bikin bingung kayaknya 
> > juga ga bisa disebut dao karena dao itu mencerahkan. 
> > -Original Message-
> > From: "henyung" 
> > Date: Thu, 22 Oct 2009 15:15:33 
> > To: 
> > Subject: [budaya_tionghua] Dao Lemah Lembut / Dinamis ?
> > 
> > Kebetulan baru berkunjung ke forum tetangga tempat orang adu ilmu.
> > 
> > Dikatakan dalam Dao De Jing bahwa Dao itu prinsipnya lemah lembut dan tidak 
> > kaku. Nah banyak orang yang kemudian menganalogikan prinsip ini dengan 
> > dinamis. Celakanya dinamisnya terlalu kebablasan. Segala macam dibilang 
> > dinamis alias bebas. 
> > 
> > Contohnya: 
> > 
> > Satu fakta A diamini mayoritas kelompok Dao lengkap dengan bukti otentik 
> > catatan sejarah dan teologi Dao, namun fakta A ini kemudian ditolak oleh 
> > satu kelompok Dao lain dengan alasan Dao itu dinamis dan tidak terikat 
> > peraturan. Segala bukti sejarah dan teologi diabaikan demi mempertahankan 
> > kebenaran versi mereka.
> > 
> > Padahal justru sikap mereka yang ngotot dinamis itu lah yang tidak dinamis 
> > alias kaku. Klaim "lemah lembut" itu akhirnya malah menyebabkan mereka 
> > menjadi terlalu lemah lembut alias kaku. 
> > 
> > Pengertian "lemah lembut" dalam Dao De Jing sungguh elusif dan berpotensi 
> > menyesatkan banyak orang ?
> > 
> > salam bingung nan misteri,
> > 
> > yongde
> >
>


   


  

[budaya_tionghua] Re: Jurusan sastera Tionghoa Unpad.

2009-10-25 Terurut Topik prometheus_promise
Jurusan Sastra Cina di Universitas Indonesia sudah berdiri di sekitar 1940an. 
Sejarahnya sudah dimulai sejak adanya Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte di 
dalam Universiteit van Indonesie. 

Kalau melihat buku mengenai Tokoh Tionghoa Indonesia, ada disebut Prof. Tjan 
Tjoe Som yang pernah menjabat sebagi ketua jurusan sinologi FSUI di tahun 1952. 

Nama jurusannya saya tidak tahu pasti. Yang pernah saya baca, ada disebut 
antara Sinologi atau Jurusan Bahasa/Sastra Tionghoa. 

Prom


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Kalau tahun 80an belumlah termasuk lama. maksud pertanyaan saya adalah: 
> adakah dia sudah berdiri sebelum orde baru? Jika ya pakai nama apa gerangan?
> 
>  
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -Original Message-
> From: Nasir Tan 
> Date: Sat, 24 Oct 2009 02:26:47 
> To: 
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Jurusan sastera Tionghoa Unpad.
> 
> Setahu saya yang  di UI itu dah lama, kalo gak salah dengar di awal 
> ato pertengahan tahun 80-an dah ada Sastra Cina. Salah satu buktinya, 
> penyanyi tahun 80-an Chistine Pandjaitan kan lulusan Sastra Cina UI. Prasaan 
> waktu kuliah UI tahun 90-an, sering bangat terdengar Sastra Cina, walo gw 
> kuliah di Fakultas Teknik.
> 
> --- On Fri, 10/23/09, zho...@...  wrote:
> 
> 
> From: zho...@... 
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Jurusan sastera Tionghoa Unpad.
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Friday, October 23, 2009, 11:04 PM
> 
> 
>   
> 
> 
> 
> Oh kalau gitu di unpad sebelum g30s itu adalah jurusan bahasa tionghoa, bukan 
> sastra. Terus yg dibuka kembali diawal 80an itu tetap jurusan bahasa atau sdh 
> berubah menjadi sastra?
> 
> Satuhal lagi, jurusan sastra cina di Ui itu sejak kapan berdirinya? Sebelum 
> atau sesudah orba? Kalau sebelum nama awalnya apa? Ada yg tahu?
> Saya kok samar2 ingat ada jurusan sinologi.
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> 
> From: liang u  
> Date: Fri, 23 Oct 2009 18:55:19 -0700 (PDT)
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Jurusan sastera Tionghoa Unpad.
> 
>   
> 
> 
> 
>        Maaf boleh ralat sedikit, fakultas sastera Unpad membuka program 
> bahasa Tionghoa sebelum Peristiwa 30 September, pengajarnya waktu itu baru 
> dua orang Ny. Dr. Ong Ping Hok, dan seorang lagipun Ny. Dr. dosen ITB yang 
> saya lupa namanya. Saya tidak belajar di situ, sebab saya memilih bahasa 
> Jepang. Suatu ketika seorang mahasiswa jurusan Tionghoa membawa kertas 
> ujiannya bertanya pada Tan Tian Ie, penari juara Serampang 12 seluruh 
> Indonesia, bertanya seharusnya menjawabnya, Tan Tian Ie memanggil saya, kami 
> sekelas di jurusan bahasa Jepang, dan menanyakan pada saya, saya tertegun, 
> ada soal yang menyuruh mahasiswa melihat Hanzi lalu mengisi Hanyu Pinyinnya 
> bersama nadanya!!! Saya bingung sebab tak pernah kita belajar bahasa Tionghoa 
> harus tahu nadanya, Tan Tian Ie juga bilang begitu. Sejak itulah saya baru 
> tahu, bahwa dalam bahasa Tionghoa jangan mengabaikan nada, sebab arti bisa 
> salah. Kesan ini sangat mendalam.
>       Seorang Jepang dosen bahasa Jepang bisa berbicara Mandarin, ia 
> sering mengajak saya berbahasa Mandarin. 
>       Jurusan itu merana setelah G-30S dan akhirnya kabarnya dibubarkan. 
> Baru kemudian dibuka kembali, dengan serba minim karena belajar bahasa 
> Tionghoa tapi diluar kampus bahasanya di larang,  termasuk hurufnya.
>        Sekedar tambahan informasi.
>        Kiongchiu
> Liang U
> 
> 
> 
> 
> 
> From: "zho...@yahoo. com" 
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Sat, October 24, 2009 3:58:58 AM
> Subject: Fw: Tiarap (Re: Komunis (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009))
> 
>   
> 
>  
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> 
> From: zho...@yahoo. com 
> Date: Fri, 23 Oct 2009 19:56:59 +
> To: Akhmad Bukhari Saleh
> Subject: Re: Tiarap (Re: Komunis (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009))
> 
> Yg ada adalah jurusan sastra cina di UI terlebih dahulu. Unpad baru membuka 
> jurusan ini belakangan,di tahun 70an, dan otomatis langsung pakai cina, tak 
> pernah jadi tionghoa.
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> 
> From: "Akhmad Bukhari Saleh"  
> Date: Sat, 24 Oct 2009 02:49:26 +0700
> To: 
> Subject: Re: Tiarap (Re: Komunis (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009))
> 
> 
> Saya juga kenal Ong Hok Ham sejak jaman Manikebu.
> Tetapi saya kecewa ketika di jaman Orde Baru babak akhir dia malahan dekat 
> sama Golkar. Dan tulisannya yang muncul di media juga sangat 'soft'.
>  
> Soal penulisan Mely yang hanya muncul di kampus, justru menteri-menteri 
> pendidikan jaman itu, seperti Daud Jusuf yang CSIS dan Nugroho Notosusanto 
> yang tentara, mereka rajin 'memelototi' karya-karya tulis di 
> lingkungan perguruan tinggi.
>  
> Contoh ketatnya 'pelototan' mereka itu antara lain justru di UI yang nomor 
> satu muncul istilah "Jurusan Sastra Cina", ketika di univers

[budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama

2009-10-25 Terurut Topik prometheus_promise
Ach, maksudnya demikian rupanya. 

Ya, saya sepakat memang ada tradisi besar dan tradisi kecil yang berpengaruh 
dalam kehidupan masyarakat tionghoa. Masing-masing dengan perubahan dan tingkat 
pengaruhnya sendiri. 

Saya lihat benang merahnya dengan pendapat sdr Jackson. Saya kira yang dimaksud 
agama/kepercayaan yang mempengaruhi budaya tionghoa, adalah terkait dengan 
tradisi besar yang disebutkan oleh ZFy. 


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> "Klenteng" di sini merujuk pada agama tradisi masyarakat Tionghoa yg 
> ritualnya dijalankan di dlm klenteng.
> 
> Confucianisme, taoisme, maupun Zen Budhaisme adalah pemikiran filsafat 
> mandiri, penyebarannya sama sekali tak bersandar pada klenteng. Justru 
> klenteng yg mengadopsi ajaran mereka, dng modifikasi sana sini, utk 
> disesuaikan dng kondisi lokal.  
> 
> 
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -Original Message-
> From: "prometheus_promise" 
> Date: Fri, 23 Oct 2009 02:18:40 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan 
> mempengaruhi agama
> 
> Saya agak bingung dengan pendapat dibawah.
> 
> Disebutkan bahwa 'klenteng tak pernah dominan mempengaruhi arus pemikiran 
> masyarakat. Yang berpengaruh besar adalah confucianisme, taoisma dan zen 
> buddhisme' 
> Maksudnya seperti apa ? 
> 
> Klenteng toch adalah bangunan, yang memang tidak mempengaruhi pemikiran. Yang 
> mempengaruhi memang aliran filsafat/agama yang berkembang di dalamnya 
> (seperti yang anda sebutkan : confucianisme, taoisme dan budhisme). 
> 
> Apakah terminologi 'klenteng' dalam pendapat tersebut punya makna lain ? 
> 
> Mungkin juga bisa dijelaskan lebih lanjut apa saja yang termasuk dalam 
> tradisi besar dan tradisi kecil. Apakah confucianisme, taoisme dan budhisme 
> termasuk dalam tradisi besar ?
> 
> 
> Untuk bung Jackson,
> Budaya cina/tionghoa tentu dipengaruhi juga oleh kepercayaan/agama/ -isme 
> yang berkembang dalam masyarakatnya, sama halnya dengan yang terjadi pada 
> kelompok masyarakat lain. Tidak ada yang satu lebih sarat dibanding yang 
> lain, bukan ? 
> 
> Prom
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote:
> >
> > Dlm setiap budaya ada tradisi besar dan tradisi kecil. Dlm budaya Tionghoa, 
> > tradisi besarnya justru jauh dari aroma agama. Dlm budaya tionghoa, 
> > Klenteng2 hanyalah ikut mewarnai kehidupan, tapi tak pernah dominan 
> > mempengaruhi arus  pemikiran masyarakat. Yg berpengaruh besar tetap 
> > confucianisme, taoisme dan zen budhaisme. Ini sangat berbeda misalnya dng 
> > pengaruh agama hindu thd pola pikir masyarakat india, atau pengaruh agama 
> > Islam thd masyarakat Iran. 
> > 
> > Sent from my BlackBerry®
> > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > 
> > -Original Message-
> > From: jackson_yahya@
> > Date: Thu, 22 Oct 2009 16:00:42 
> > To: 
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan 
> > mempengaruhi agama
> > 
> > Klenteng2 aliran mahayana atau tao bukan asli dari budaya cina?
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > Teruuusss...!
> > 
> > -Original Message-
> > From: agoeng_set@
> > Date: Thu, 22 Oct 2009 15:53:18 
> > To: 
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi 
> > C(h)ina
> > 
> > Terbalik, budaya setempat yg mempengaruhi agama. Bukan sebaliknya. Yg ada 
> > agama membawa budaya luar mempengaruhi budaya lokal. 
> > -Original Message-
> > From: jackson_yahya@
> > Date: Thu, 22 Oct 2009 14:53:12 
> > To: 
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi 
> > C(h)ina
> > 
> > Saran saya Kalau mau dalami kebudayaan tionghoa mulai lah dari sisi 
> > religiusnya. Karena Budaya tidak terlepas dari agama / kepercayaan, apalagi 
> > budaya china sangat saran dengan kepercayaan / agama.
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > Teruuusss...!
> >
>




Kubu-Kubu (Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa))

2009-10-25 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message - 
From: zho...@yahoo.com 
To: Akhmad Bukhari Saleh 
Sent: Monday, October 26, 2009 12:12 AM
Subject: Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina 
===> penggunaan media massa)

> anda adalah satu kubu dng Jackson dan Uly

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Berdiskusi di milis koq pakai kubu-kubuan?? Memang partai politik di parlemen? 
Memangnya tentara di medan perang?

Yang ada adalah beda pandangan tentang substansi atau materi diskusi. Bisa ada 
dua atau lebih pandangan yang berbeda, bisa semua pandangannya sama.

Tetapi si A yang pandangannya sama dengan si B tentang suatu materi, bisa 
berbeda dalam materi yang lain.

Contohnya tidak usah jauh-jauh. Lihat di antara kita berdua saja.
Hari ini saya berbeda pendapat tentang kekontekstualan kata cina dengan 
Zhou-heng.
Namun tempo hari saya sependapat dengan Zhou-heng tentang kampanye agama Islam 
berlebihan dari seorang member. Biarpun saya muslim seperti dia, tidak ada tuh 
berkubu-kubuan sama dia.

Apalagi members milis ini sering copy darat di berbagai tempat.
Pendiri, moderator dan members milis ini juga sering main ke rumah saya. 
Zhou-heng sendiri juga pernah datang.
Tetapi kan biar suka berbeda pendapat tentang materi diskusi, kalau lagi ketemu 
begitu samasekali tidak terlihat nuansa kubu-kubu. Karena kubu-kubuan itu 
memang tidak ada.

Saya juga sering bantu memfotocopykan buku-buku ketionghoaan saya untuk members 
milis ini yang secara japri memintanya.
Tapi untuk bantuan itu kan saya tidak melihat-lihat dulu apa kubunya member 
ybs. Karena kubu-kubuan itu memang tidak ada.

Jadi mari kembalilah ke materi diskusi. Yang bisa saja berbeda pandangan 
mengenai materi ybs.
Ttetapi tidak usah dilihat dia ini kubu si A, dia itu kubu si B.
Karena kubu-kubuan itu memang tidak ada.


Saya juga tidak pernah ingin jadi wasit atau penengah di milis ini.
Untuk yang itu kan sudah ada moderator.

Kalau saya menyarankan berbagai hal seputar diskusi, itu bukan mewasiti atau 
menengahi.
Melainkan berkontribusi pada kemaslahatan milis. Termasuk kenyamanannya.

Sama saja, tidak berbeda, misalnya, dengan teman-teman yang menyarankan supaya 
di milis ini jangan ada iklan.
Mereka itu bukan mau menengahi atau mewasiti, melainkan berkontribusi pada 
kemaslahatan milis. Termasuk kenyamanannya.

Siapa wasit dan/atau penengah di milis ini kan sudah jelas: moderator.

Moderatorlah yang telah dan akan selalu menindak orang yang beriklan.

Moderatorlah yang telah dan akan selalu menindak orang yang bicara kasar, jorok 
dan intrusif.

Moderatorlah yang telah dan akan selalu membina kemaslahatan milis ini.

Wasalam.

===

- Original Message - 
From: zho...@yahoo.com 
To: Akhmad Bukhari Saleh 
Sent: Monday, October 26, 2009 12:12 AM
Subject: Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina 
===> penggunaan media massa)

Dari berjilid2 sanggahan pak Abs, kita sebenarnya cukup jelas bagaimana posisi 
anda.

Jika anda mau berlagak laku seperti wasit etika diskusi yg netral, mengapa diam 
seribu bahasa saat kelompok orang yg sependapat dng anda berbicara tak karuan, 
berargumentasi dng cara ngawur? Tapi sangat galak thd orang2 yg pendapatnya 
berlawanan dng kelompok anda? 

Dengan cara itu, meski anda memakai berbagai bhs yg berliku2, kami cukup jelas: 
dlm masalah Cina Tionghoa, anda adalah satu kubu dng Jackson dan Uly! makanya 
tak perlu malu2 mengakui. Berlagak seperti orang bijak yg menengahi!

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.31/2457 - Release Date: 10/24/09 
14:31:00


Dialek Betawi (Re: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2...Betawi)

2009-10-25 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Meng-"e"-kan huruf akhir yang "a", itu dialek betawi ilir.
Bukan huruf akhir yang "a" saja yang di-"e"-kan, melainkan juga huruf akhir 
"ah". Misalnya "rumah" menjadi "rume".

Kalau betawi udik tidak meng-"e'-kan huruf akhir yang "a".
Malahan huruf akhir yang "a" itu ditambahi huruf "h", seperti yang sudah 
dikemukakan Hauw-djie.

Wasalam.

=

  - Original Message - 
  From: Nasir Tan 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, October 25, 2009 7:28 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa>>> gado2...Betawi


Nah...kalo begini kan bagus, diskusi jadi hidup...hehehe. Dan ini sesuai 
fakta-fakta yang terjadi di lapangan, bukan khayalan.. Btw..ada betawi yang 
sering pake "e", contohnya anE, kitE, itu Betawi mana bro..? Dah puluhan taon 
di di Betawi..masih gak bisa bedain dialek Betawi..apa kata duniaaa..? hehehe

--- On Sun, 10/25/09, David Kwa  wrote:


  From: David Kwa 
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan 
media massa>>> gado2
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Sunday, October 25, 2009, 8:18 AM



  Nambain dikit ah...

  Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua 
lafal (pronunciation) : Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan 
Betawi Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). 

  Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai “h” di belakang suatu kata 
(kadang juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, 
tamba, sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb.

  Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa 
Sunda (Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang 
kuat, cenderung menambahkan “h” di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, 
gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll.

  Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada 
pakemnya. Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan 
ketidaktahuan sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. 

  Kiongchiu,
  DK

  --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... > wrote:

  Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan 
suda dan sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H 
dianggap sama saja. 

  Terimakasi
  Permisih dulu

  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT

  -Original Message-
  From: Nasir Tan 
  Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 
  To: 
  Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media 
massa>>gado2

  Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun 
kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja. ..hehehe.

   



  


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.31/2457 - Release Date: 10/24/09 
14:31:00


Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa)

2009-10-25 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Tidak usahlah Liang U sianseng meng-otakdidengkul-otakdidengkul-kan orang!
Tidak ada gunanya menggunakan kata-kata kasar, jorok dan meng-offense orang 
dalam berdiskusi di milis.
Mudharatnya banyak, manfaatnya samasekali tidak ada. Obyek pencerahan kita 
bukannya akan tecerahkan, melainkan akan bertambah teguh menjadi musuh. Dan 
ujung-ujungnya kita ditindak sama moderator...

Dan juga malahan akan menurunkan integritas Liang U sendiri, karena kebenaran 
yang hendak dipaksakan dengan meng-otak-di-dengkul-kan orang itu toh nyatanya 
juga tidak sepenuhnya benar!

Karena, Liang U sianseng, kata-kata cina, china, chinoi, dsb. itu, termasuk 
kata cino kalau ucapan orang Jawa dan orang Palembang, itu semua SAMA saja! 
Semuanya mengacu pada obyek yang sama.
Yaitu kalau dalam konteks BAHASA (etimologis)!

Seperti juga yang dicontohkan Jackson-heng tentang kata apel (bah. Indonesia), 
kata apple (bah. Inggris) dan kata apfel (bah. Jerman) itu, yang semua juga 
sama saja dalam konteks bahasa. Semuanya mengacu pada obyek yang sama.
Atau kalau mau contoh yang juga nama negara, kata-kata jepang, japan, japon, 
itu semua juga sama saja dalam konteks bahasa! Semuanya mengacu pada obyek yang 
sama.

Kata cina dan kata china menjadi BERBEDA, seperti yang ingin diketengahkan 
Liang U, itu adalah kalau dalam konteks POLITIS!
Khususnya dalam konteks hubungan politis antara pemerintah RRT dan pemerintah 
RI. Di mana kedua kata menjadi berbeda makna.

Dalam kesepahaman antara kedua pemerintahan ketika perundingan pemulihan 
kembali hubungan diplomatik tahun 1994, pilihan kata china menjadi alternatif 
jalan tengah di antara kata cina dan kata tiongkok, sehingga merupakan win-win 
solution bagi kedua pihak.

Pihak RI bisa merasa win, karena kata cina dan kata china toh sama saja kalau 
dilihat dalam konteks bahasa!
Pihak RRT bisa merasa win, karena kata cina berbeda dengan kata china kalau 
dilihat dalam konteks politik!

Dalam konteks hubungan RRT dengan Malaysia, Singapura dan Brunei misalnya, di 
mana tidak ada kisah sejarah perpolitikan yang serupa Indonesia, tidak ada 
perbedaan kata cina dengan kata china, baik dalam konteks bahasa maupun konteks 
politik.
Di sana orang mengatakan cina, tidak menjadi masalah, bahkan bagi pihak kedubes 
Tiongkok di sana sekalipun.


Pada hakekatnya, pemahaman yang berbeda tentang makna kata-kata yang sama, 
karena perbedaan konteks, itu adalah hal yang biasa terjadi.

Contoh tentang hal sedemikian itu, yang dekat dengan kita-kita di milis ini, 
adalah contoh tentang kata "cungkuo".
Kata-kata cungkuo, tiongkok, zhungguo, semuanya maknanya sama saja! Yaitu kalau 
dalam konteks bahasa, semua mengacu tentang obyek yang sama. .
Tetapi di Mabes sana, kata cungkuo jadi mempunyai makna yang berbeda dengan 
tiongkok, karena digunakan dalam suatu konteks tertentu yang beda.

Contoh lain adalah tentang kata "indon".
Kalau dalam konteks bahasa, kata indon atau indonesia sama saja!
Kata indon hanyalah singkatan dari indonesia, namun toh maknanya sama.

Kata indon menjadi berbeda makna, malahan menjadi issue pertengkaran, hanyalah 
dalam konteks sosial saja.
Itu pun hanya dalam hubungan Indonesia-Malaysia saja.
Kedubes RI di Kuala Lumpur mempersoalkan hal itu adalah dalam konteks sosial, 
yaitu masalah buruh migran Indonesia.

Di banyak negara, di Eropa, Amerika, Australia, bahkan dekat di Singapore, 
seringkali di koran setempat kata indonesia yang panjang suka disingkat menjadi 
indon. Dan tidak pernah diributkan kedubes RI, karena itu hanya dalam konteks 
bahasa di media, dan hal itu tidak salah.


Saya sendiri pun konsisten menggunakan Rep. Rakyat Tiongkok dan menentang 
penggunaan Rep. Rakyat Cina, karena ini konteksnya politis, dan pemahaman 
politik saya memang membenarkan penggunaan kata tiongkok daripada cina dalam 
konteks ini.

Namun kalau ada orang mengutip hadis Nabi Besar Muhammad Rasulullah shallallahu 
'alaihi wa sallam. dengan mengatakan: "Tuntutlah ilmu kalau perlu sampai ke 
negeri Cina", maka saya juga tidak akan menyalahkan si perawi hadis. Dia pakai 
kata cina, namun tidak menghina siapa-siapa, karena dalam konteks bahasa hal 
itu memang tidak salah.


Begitulah duduk masalahnya!
Sangat jelas ketika dilihat dari berbagai konteks yang beragam.
Tidak perlu diperdebatkan sampai meng-otak-di-dengkul-kan atau 
meng-anak-kecil-kan mitra diskusi.

Kalau masih ada yang tidak mau mengerti juga, bisa saja saya juga 
otak-di-dengkul-kan dia!
Tetapi kebenaran kan bukan monopoli seseorang, termasuk bukan monopoli saya, 
jadi meng-offense orang ya paling banter di dalam hati saja! He he he...


Wasalam.



- Original Message - 
From: liang u 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Sunday, October 25, 2009 2:51 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa

Dik Jackson, 
Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan 
bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkebera

Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa

2009-10-25 Terurut Topik Santo Putra


Salam Buat Laoda Liang U dan Mas Agoeng serta Teman-Teman Semua,

Menurut saya saudara muda kita ini amat polos, dia mengungkapkan semua 
ini menurut jalan pikirannya dan tidak bermaksud menyakiti maupun melecehkan 
teman-teman semuanya. Saya mohon teman-teman dapatlah memakluminya, ini adalah 
salah satu contoh buah hasil Doktrin Pembodohan dan saudara muda kita ini 
adalah korban politik Doktrin Pembodohan tersebut.
Mungkin pada kesempatan ini dia belum bisa memahami, barangkali dilain 
kesempatan dia akan lebih baik dari sekarang.
Sekeras apapun batu itu, kalau ditetes dengan air lama-lama juga akan jebol, 
jadi sabarlah, butuh waktu untuk meluruskan sesuatu yang sudah terlanjur 
bengkok. Namun kita harus bersyukur juga, bahwa zaman Pembodohan itu telah 
berlalu dan pelahan-lahan yang bengkok-bengkok ini dapat diluruskan kembali, " 
Pelan Tapi Pasti ".

Salam Kompak Selalu,
SP



From: "agoeng_...@yahoo.com" 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, October 25, 2009 5:27:57 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa

  
Mpek sudahlah cape, boro2 yg rumit begitu. Beda tionghoa n tiongkok gak tau. 
Biarlah dia minta dipanggil cina yg penting jgn maksa manggil cina juga ke org 
laen. 


From: liang u  
Date: Sun, 25 Oct 2009 00:51:47 -0700 (PDT)
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa
  
Dik Jackson, 
    Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan 
bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkeberatan 
tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah 支那,China adalah Tiongkok dalam 
bahasa Inggeris atau 中国。Nanti kalau ada orang mengatakan otak anda di dengkul, 
anda sakit hati lagi, padahal anda yang menghina orang duluan. 
   Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi harapan, 
termasuk harapan saya, koq begitu.
   Salam prihatin.
  Liang U





From: "jackson_yahya@ yahoo.com" 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa

  
Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
lain-lain. Jangan omdo buktikan 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From: "younginheart5000"  
Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 -
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa
  
Setuju!

Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi 
yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.

malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
>
> Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> 
> Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> 
> Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, 
> Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah 
> jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/"a 
> good start".
> 
> Salam,
> BH Jo
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  wrote:
> >
> > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > juga oleh Suarapembaruan.
> > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain.
> > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa harus
> > dipaksakan .
> > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > "Tionghoa" ?
> > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > salam,
> > Dr.Irawan
> > 
> > 2009/10/23 
> > 
> > > Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan
> > > acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan!
> > >
> > > Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh 
> > > tak
> > > terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
> > > Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut
> > > Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus.
> > >
> > > Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965
> > > misalnya, apak

Bls: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009

2009-10-25 Terurut Topik Azura-Mazda
Hen, lo ga perlu minta maaf lah. La wong elo bener kok.
Jangan bebas nilai. Banyak intelektual gadungan dihired 
bikin riset demi untuk kepentingan rezim penguasa. Bukan
demi untuk ilmu pengetahuan itu sendiri. 

--- Pada Kam, 22/10/09, henyung  menulis:

Dari: henyung 
Judul: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 22 Oktober, 2009, 10:03 PM






 





  Iyah, saya setuju. 



Untuk itu saya minta maaf sebesar-besarnya.



Hormat saya,



Yongde



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "prometheus_ promise"  wrote:

>

> Kalau saya sih tersungging. Tapi tidak perlu minta maaf. Hehe :)

> 

> Sebaiknya tidak perlu dimulai lagi bermain-main dengan 'ciri fisik' dan 
> 'status'. Apakah seorang lebih 'holland', atau lebih 'terkemuka', tidaklah 
> penting. 

> 

> Siapapun mereka yang melakukan studi, riset, dan membuat tulisan mengenai 
> budaya tionghoa di Indonesia, tentu harus di-apresiasi, terlepas dari mana 
> dia berasal. 

> 

> Jika ada perbedaan pendapat yang muncul dari hasil riset dan tulisannya, 
> sebaiknya didiskusikan dalam konteks studi/riset/ tulisan tersebut. Tidak 
> perlu terburu-buru dihubungkan ke ciri fisik, status, atau latar belakang 
> seseorang.

> 

> BTW, bung ABS, pernyataan apa sih yang dimaksud? Ditunggu ceritanya ya. 

> 

> Prom

> 

> 

> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "henyung"  wrote:

> >

> > Kemungkinan ada penyebab lain.

> > 

> > Misalnya nih, apaan tuh Nabil award ? 

> > 

> > Biasanya antara segolongan elit dan awam tidak akan nyambung. Informasinya 
> > tidak tersampaikan. Lalu definisi termuka ketionghoannnya dan tokoh 
> > kebudayaan ketionghoaan itu apa ?

> > 

> > Lagipula dari omong-omong sesama teman, seorang "tante" tidak mendapatkan 
> > apresiasi lar, walaupun ada embel-embel marga dari penampilan luar aja dah 
> > lebih "holland". 

> > 

> > Maaf yah kalo tersinggung.

> > 

> > Yongde

> > 

> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Akhmad Bukhari Saleh"  
> > wrote:

> > >

> > > Wah, kelihatannya benar-benar nih tidak ada rekan dari milis ini yang 
> > > juga diundang ke acara Nabil Award ini!

> > > Atau ada yang diundang tetapi pada tidak datang?

> > > 

> > > Yang pasti, saya lihat-lihat berkeliling, sepertinya tidak melihat rekan 
> > > milis budaya tionghoa di Balroom Mulia itu.

> > > Atau barangkali ada juga, namun saya saja yang tidak mengenalinya. Maklum 
> > > anggota milis kan banyak, tidak mungkin semuanya saya kenali wajahnya.

> > > 

> > > Tentu tidak dapat disangkal bahwa yang hadir di acara tadi itu adalah 
> > > tokoh-tokoh terkemuka ketionghoaan di Indonesia, setidaknya di Jakarta. 
> > > Termasuk tokoh-tokoh budaya ketionghoaan yang otoritasnya tidak diragukan.

> > > 

> > > Dari para tokoh-tokoh ini tadi menarik juga untuk mencatat 
> > > pernyataan-pernyata an yang terlontar keluar.

> > > Akan cukup sulit 'ditelan' bagi sementara members milis ini bahwa 
> > > beliau-beliau itu bersikap demikian.

> > > Walau bagi saya ya maklum-maklum saja, karena sangat logis.

> > > 

> > > Mungkin besok bisa dipostingkan satu-dua di antaranya...

> > > 

> > > Wasalam.

> > >

> >

>




 

  




 

















  "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com";

[budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik Nasir Tan
 
Diluar Jawa seperti itu karena perbandingan antara etnis lokal dan etnis 
Tionghoa hampir sama besarnya. Tidak jarang etnis Tionghoa malah jadi kepala 
kampung, suatu jabatan sangat bergengsi dimasa lalu walau tidak melalui  
pilkada. Selain itu secara kultur, banyak kebiasaan yang diadopsi dari kultur 
Tionghoa. Jadi misalnya ada engko2/engkong bercerita dongeng/sejarah tentang 
kepahlawanan di Tiongkok jaman dulu, anak2 pada senang aja dengar dan orang tua 
mendukungnya karena itu dianggap suatu pendidikan budi pekerti. Jadi kurang 
lebih sama dengan di Vietnam, Laos, Thailand dll gak ada yang merasa penduduk 
asli dan tidak asli,,mungkin karena face diantara mereka mirip-mirip. Agak 
susah memang menyamakan persepsi kalau face aja dah beda bangat...hahaha.  Saya 
punya pengalaman selama di perantauan, saya melihat Orang Indonesia yang non 
Tionghoa "tertentu"  cenderung suka  mengejek orang atau kultur Tionghoa. Saya 
sendiri liat di China yang jelas2
 mereka diberi beasiswa oleh pemerintah China, masih saja begitu. Karena saya 
tidak kuat saya akhirnya menegur teman-teman agar menunjukkan respek terhadap 
bangsa lain kalau kalian mau mendapat respek yang baik. Tiap hari yang dicerita 
SBY itu aja diulang-ulang...mereka bersyukur karena dia terpilih untuk kedua 
kalinya. Saya no comment aja kalo soal SBY.















  

Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

2009-10-25 Terurut Topik Nasir Tan

Bukan Natsir, tapi Nasir..:). Kalo saya pribadi gak ada masalah, saya fleksibel 
aja, walau di kalangan keluarga ( sepupu, ii, dll  terdapat banyak paham ). Di 
rumah juga terdapat perbedaan mashab walo sama2 Isalm ( N.U dan Muhammadiah ), 
tetapi tidak pernah diperdebatkan, padahal kalau mau mencari sumber 
perdebatannya,byk lho. Mayoritas masyarakat Indonesia  etnis Tionghoa yang 
beragama Islam, adalah Muhammadiah, tapi yah ada aja Tionghoa Muslim yang ikut 
paham N.U. Saya gak pernah komentari yang seperti itu. Mmmm.Ce Tionghoa 
"biasanya" kurang respek sama Co Muslim, sekalipun dia seorang yang berdarah 
Tionghoa...kecuali kalo emang ganteng bangat yah..mungkin lain 
soal...hehehe. Tetapi semuanya itu juga tentunya tergantung pendekatan satu 
sama lain antara co dan ce. Karena banhyak kejadian percintaan berawal dari 
cuek..lama-lama bisa jadi benaran, kalo ada pihak yang agresif.
Ada kasus spt : Sepupu saya Katolik, ditaksir sama etnis non Tionghoa Kristen 
yang udah punya anak dua...akhirnya jadi merid juga anaknya dah 3 malah. 
Padahal, si suami ini..yah cuma karena modal Kristen aja, waktu dia naksir 
sepupu, rumah juga gak punya, apa-apa gak punya. Gak tau gimana cara 
pendekatannya..sehingga sepupu saya yang punya posisi di tempat kerjanya bisa 
mau gitu lho. Sebelum mereka merid, saya ditanya ama family juga, dan saya 
tegas tidak setuju, tapi kalo kedua belah pihak sudah setuju atau papa/mama/ 
setuju..yah silakan saja. Kalo adik kandung saya pasti menentang 
habis2an...tapi sepupu sih...nanti dikiranya saya mempersulit...hehehe. 
 

--- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:


From: younginheart5000 
Subject: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, October 25, 2009, 9:05 AM


  



masalah yang timbul dalam persilangan antara non Tionghoa dan Tionghoa adalah 
a) etnisitas dan b) agama. sekali pukul dua ha ha ha.

jadi kalau agama sama, misalnya sama sama Kristen atau sama sama Islam, sudah 
berkurang halangan.

halangan dalam bentuk tingkat sosial ada dimana-mana, juga antar non Tionghoa, 
atau antar Tionghoa.

lain hal, bro Nasir (atau Natsir?), bagaimana dengan anda: diantara Muslim non 
Tionghoa, dan Tionghoa non Muslim. OK OK saja?

supir saya, pemuda Tionghoa Muslim (ibunya non Tionghoa), dia tak ada masalah 
dengan penduduk setempat, tetapi repot dengan saudara saudara pihak Tionghoa 
yang Konghucu.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Nasir Tan  wrote:
>
>  
> Mohon maaf, saya ikut nimbrung .!!!
> Sebelum pelaksanaan " kawin campur " bagi yang akan melaksanakan, tentunya 
> terlebih dahulu harus memahami persyaratan- persyaratan yang diinginkan oleh 
> kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki ( etnis 
> Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya pegawai kelurahan yah 
> pasti akan mengalami hambatan ( terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa 
> mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa sering dipersulit di kelurahan... 
> hehehe... hehehe ( 2x ketawa ).  
> Tetapi coba, kalo  Orang Jawa yang kerja di NASA, General Electric, ato yang 
> punya hak paten dan diakui secara internasional, Orang Tionghoa besar 
> kemungkinan akan mempertimbangkan. .hehehe. Ini bukan karena faktor materi 
> juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan pergaulan yang luas. 
> Saya gak tau kalau di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau 
> di luar Pulau Jawa hal ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce 
> Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya 
> jelaskan gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate 
> atau guru balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia 
> merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe. Contoh lain; 
> teman cici sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan 
> pernikahannya ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang luas, 
> jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan macam-macam,
> tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih jauhlah 
> dari kemampuan financial teman cici saya. 
> Saya menduga jangan- jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara pendekatannya 
> tidak meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato 
> ortu...hehehe.
> Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH 
> ANDA.  Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa 
> itu terkadang suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya. 
> Sebaliknya, etnis luar  Jawa yang non Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, 
> Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini sama saja dengan yang lain yakni 
> kita semua Bangsa Indonesia "baru tahap belajar    alias  menilai negatif:  
> Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis di dalam buku pelajaran 
> sekolah tetapi kenyataannya terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya 
> masih aktif di kepemudaan di Jakarta beber

[budaya_tionghua] Renungan minggu ini

2009-10-25 Terurut Topik Teng Aina
" Seorang Kuncu berwibawa tetapi tidak congkak, seorang rendah budi congkak 
tetapi tidak berwibawa " (Confucius) Sabda Suci XIII, 26
 
Sojah,
 
Teng Aina


  

[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur

2009-10-25 Terurut Topik pempekd9
Perlu diingat juga kalau Pangeran Diponegoro memiliki satu hulubalang dari 
marga Oey yang salah satu keturunannnya bernama Oey Tjoe Tat. 

Tampaknya Babat Dipanegara harus dibaca dalam konteks agama Islam, jangann 
dibaca secara letterlijk kesialan disebabkan Diponegoro menjadikan seorang 
wanita yang bukan muhrim menjadi tukang pijat. Atau Sasradilaga berhubungan 
seksual dengan yang bukan istri. 

Salam,
Anton W

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hendibow...@... wrote:

> Silahkan baca babad dipanegara(pangeran diponogoro) pada suatu saat ia kalah 
> perang di gowok diluar surakarta(15 okt 1826) ia telah diruntuhkan oleh gadis 
> china yg kemudian dijdkan tukang pijat . Disamping ia menyalahkan sasradilaga 
> iparnya yg kalah perang krn berhubungan seksual dgn perempuan china 
> lengkapnya. Bagi org cina sendiri pd saat itu timbul ketakutan terhdp 
> dipanegara dan pengikutnya yg telah melakukan penyerangan dilasem.silahkan bc 
> buku orang china bandar tol, candu dan perang jawa karangan peter carey 
> terbitan komunitas bambu.



Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Coba situ yang survey saja: made in Cina! Dijamin susah nemunya, kalau ketemu 
jangan2 itu bikinan tegal!

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Oct 2009 13:07:01 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa>>> gado2

Udah jangan banyak ngomong. 

Cuma bisa ngomong aja di suruh buat survei gak berani. 


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: zho...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Oct 2009 12:57:33 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa>>> gado2

Eh, nanti si engko afrika akan minta anda buktikan, dimana ada label: made in 
chaina! maboklah kamu

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "younginheart5000" 
Date: Sun, 25 Oct 2009 10:58:54 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa>>> gado2

yang dipermasalahkan itu kata cina atau china? yang dipaksakan orde baru itu 
cina atau china? mana ada orang maki chaina lu! tetapi kan cina lu?

diseluruh milis ini paham, hanya anda yang tanya beda cina dengan chaina 
(china).. engko tinggal dimana? di afrika selatan?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:
>
> Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau 
> perkataan saya salah berikan buktinya
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
> 
> -Original Message-
> From: "younginheart5000" 
> Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa>>> gado2
> 
> kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, 
> tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang 
> lain mau menghormati kita?
> 
> istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, 
> kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, 
> kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di 
> gado gado-kan
> 
> tidak kasihan?
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan  wrote:
> >
> > Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang 
> > dah gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe
> > 
> > --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:
> > 
> > 
> > From: younginheart5000 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > massa
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM
> > 
> > 
> >   
> > 
> > 
> > 
> > Educate, bukan main hapus hapusan. 
> > 
> > Apalagi, kata "china" dalam "made in" adalah bahasa Inggris, yang artinya 
> > buatan Tiongkok. Pakai "h", salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? 
> > 
> > Peta dunia yang ada "china" itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai 
> > "chinois", yang bahasa Jerman pakai " China (C huruf besar).
> > 
> > Yang dibahas di milis ini kan kata "cina" bukan "china" yang adalah bahasa 
> > Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung?
> > 
> > buktikan apa?
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote:
> > >
> > > Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> > > chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga 
> > > dan lain-lain. Jangan omdo buktikan
> > > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > > Teruuusss... !
> > > 
> > > -Original Message-
> > > From: "younginheart5000" 
> > > Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 
> > > To: 
> > > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > > massa
> > > 
> > > Setuju!
> > > 
> > > Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan 
> > > konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> > > 
> > > malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> > > Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> > > >
> > > > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. 
> > > > penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) 
> > > > masyarakat. 
> > > > 
> > > > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri 
> > > > masing2. 
> > > > 
> > > > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > > > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan 
> > > > kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif 
> > > > dan adalah awal yg. baik/"a good start".
> > > > 
> > > > Salam,
> > > > BH Jo
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  
> > > > wrote:
> > > > >
>

[budaya_tionghua] sekedar cuplikan sejarah buat bro Jackson

2009-10-25 Terurut Topik younginheart5000
sekedar education bagi bro Jackson:


http://id.wikipedia.org/wiki/Penggunaan_istilah_Cina,_China_dan_Tiongkok


Pada 1928, tokoh pergerakan Indonesia yang merasa "berutang budi" kepada 
masyarakat Tionghoa karena koran-korannya banyak memuat tulisan pemimpin 
pergerakan tersebut, sepakat mengganti sebutan Cina dengan Tionghoa. Koran Sin 
Po adalah koran pertama yang mengganti sebutan Hindia Belanda dengan Indonesia 
pada setiap penerbitannya, dan juga koran pertama yang memuat teks lagu 
Indonesia Raya ciptaan WR Soepratman. Dalam teks penjelasan UUD 1945 kata yang 
digunakan adalah Tionghoa, bukan Cina[5]. Semua itu terus berlangsung sampai 
jatuhnya Pemerintahan Presiden Soekarno, digantikan rezim Orde Baru [6].

Sejak itu istilah "Tionghoa" dipakai bersama sebagai padanan istilah "Cina" 
yang sudah populer lebih dahulu.

Pada tahun 1948 dimasa pemerintahan Presiden Soekarno selepas kemerdekaan, 
Indonesia mengalami keadaan genting menyangkut keberadaan dan penamaan "Cina" 
dan "Tionghoa". Adanya pemberontakan PKI di Madiun disinyalir mendapat dukungan 
dari Partai Komunis di Cina, beberapa orang etnis Cina atau Tionghoapun 
mendukungnya. Akibatnya secara umum etnis Cina atau Tionghoa dicurigai secara 
politik.

Pelarangan penggunaan istilah Tiongkok dan Tionghoa

Karena perkembangan politik yang kian pelik, munculah larangan tak resmi 
penggunaan istilah Tionghoa dikarenakan istilah ini digunakan oleh partai dan 
komunisme. [7]

Konflik yang menyangkut etnis Cina atau Tionghoa pun makin meruncing sehingga 
pada tahun 1957 dikeluarkan Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1959 yaitu 
larangan dagang bagi semua orang yang masih memiliki kewarganegaraan Cina di 
Daerah Tingkat II. Pada tahun 1959 orang Cina dipersilahkan memilih menjadi 
warga negara tanah leluhur (WNA) atau WNI. Konflik ini kemudian meluas dengan 
puncaknya peristiwa rasialisme pada 10 Mei 1963 di Bandung dan merambat ke 
beberapa kota lainnya. (Lihat pula SBKRI)

Terjadinya pemberontakan PKI (G30S PKI)di tahun 1965 dan kecurigaan akan 
dukungan RRC (yang kala itu disebut sebagai Republik Rakyat Tiongkok(RRT)) 
membuat pemerintahan orde baru pada tahun 1967 mengeluarkan Instruksi Presiden 
Nomor 14 Tahun 1967 (Wikisource) yang melarang 

segala kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat-istiadat Cina dilakukan di 
Indonesia, pengubahan sebutan kata Tionghoa-Tiongkok kembali menggunakan kata 
Cina dan mengubah singkatan RRT menjadi RRC (Republik Rakyat Cina), serta 
Taiwan yang dengan nama Republik Cina (Republic of China). 

Tahun itu pula dikeluarkan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor 06 Tahun 
1967(Wikisource) [8] dan Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor 
286/KP/XII/1978 [9] yang isinya menganjurkan bahwa WNI keturunan yang masih 
menggunakan tiga nama untuk menggantinya dengan nama Indonesia sebagai upaya 
asimilasi. Bakinpun mengawasi gerak-gerik masyarakat Cina melalui sebuah badan 
yang bernama Badan Koordinasi Masalah Cina (BKMC) terpaut dengan masalah 
komunisme.

Pencabutan Inpres No.14 tahun 1967

Pada masa pemerintahan Presiden Abudrahman Wahid Instruksi Presiden (Inpres) 
No.14 tahun 1967 dicabut dengan Keppres 6 Tahun 2000 [10]... dst





Bls: [budaya_tionghua] Cina vs tinghoa (informasi)=> Pro Jackson Yahya

2009-10-25 Terurut Topik John Siswanto
Bung Jackson Yahya, 
saya memahami anda sedang berargumentasi dan mencari pembenaran untuk 
menggunakan sebutan Cina daripada Tionghoa.
Saya atau mungkin beberapa member disini sudah dapat memahami argumentasi anda 
itu.
Tapi anda kagak usah ngotot atau bersikeras memaksa orang lain untuk setuju 
atau tidak setuju atas argumen anda.
 
Saya dan sebahagian besar kalangan Tionghoa lebih suka dipanggil Tionghoa, 
harap anda menghormati pilihan saya/kami, sebaliknya saya juga tidak bermasalah 
manakala anda dan kelompok anda lebih menyukai atau tidak bermasalah dengan 
sebutan Cina.
 
Saya yakin suatu saat anda akan berubah, manakala anda banyak 
berinteraksi/berhubungan langsung dengan dengan komunitas Tionghoa...
Tapi manakala anda tidak berbisnis/bekerja di dalam komunitas Tionghoa, besar 
kemungkinan anda akan tetap menjadi Cina... 
Anda camkanlah keyakinan saya itu.
 
John Siswanto
 
--- Pada Ming, 25/10/09, jackson_ya...@yahoo.com  
menulis:


Dari: jackson_ya...@yahoo.com 
Judul: [budaya_tionghua] Cina vs tinghoa (informasi)
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 25 Oktober, 2009, 5:52 AM


Nih buat informasi,
Buat selengkapnya:
www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm


Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah 
etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam 
artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama 

Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu 
segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang 
menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 
'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan 
merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara 
pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain 
dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). 

Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 
'Tahun Baru Imlek' menghimbau: "Kalau setengah abad yang lampau kata Cina 
dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata 
hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa 
pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata 
berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. 

Hari depan kita 
adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua.
" (SINERGI, 15 
Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). 

Salam kasih dari Herlianto 

Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' 
pada http://www.yabina.org 


---
Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@radix.net
SEARCH CURRENT POSTINGS - 
SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - 
SEARCH 1990-1999 POSTINGS - 
HOMEPAGE: Lists, Databases & Links Center - 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links






  Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

2009-10-25 Terurut Topik Nasir Tan
Kalo ada ce  Tionghoa trus dilamar ama putra Presiden yah pasti respeknya 
bagus. Dah ada contohnya koq, anaknya Om Lim kan merid ama anak Pak Harto ( 
mantan presiden )
Sayang waktu anaknya Om Lim dilamar ama anak Pak Harto, blom ada milist 
Tionghoa...kalo ada gak bisa ngebayangin diskusi di miling list ini kayak apa 
yak..??? .hehehe.

--- On Sun, 10/25/09, zho...@yahoo.com  wrote:


From: zho...@yahoo.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, October 25, 2009, 9:02 AM


  



Coba kalau yg melamar itu anak presiden! Pertimbangannya pasti lain.
Kedudukan bung 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Nasir Tan  
Date: Sun, 25 Oct 2009 04:26:11 -0700 (PDT)
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

  






 
Mohon maaf, saya ikut nimbrung .!!!
Sebelum pelaksanaan " kawin campur " bagi yang akan melaksanakan, tentunya 
terlebih dahulu harus memahami persyaratan- persyaratan yang diinginkan oleh 
kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki ( etnis 
Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya pegawai kelurahan yah 
pasti akan mengalami hambatan ( terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa 
mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa sering dipersulit di kelurahan... 
hehehe... hehehe ( 2x ketawa ).  
Tetapi coba, kalo  Orang Jawa yang kerja di NASA, General Electric, ato yang 
punya hak paten dan diakui secara internasional, Orang Tionghoa besar 
kemungkinan akan mempertimbangkan. .hehehe. Ini bukan karena faktor materi 
juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan pergaulan yang luas. Saya 
gak tau kalau di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau di luar 
Pulau Jawa hal ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce Tionghoa 
) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya jelaskan 
gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru 
balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia merid, 
karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe. Contoh lain; teman cici 
sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya 
ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang luas, jadi udah diolah 
ama istrinya bisnis agro dan macam-macam,
 tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih jauhlah 
dari kemampuan financial teman cici saya. 
Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara pendekatannya tidak 
meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato ortu...hehehe.
Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH 
ANDA.  Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu 
terkadang suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya. 
Sebaliknya, etnis luar  Jawa yang non Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, Manado, 
Minang dll ) pada dasarnya kita ini sama saja dengan yang lain yakni kita semua 
Bangsa Indonesia "baru tahap belajar    alias  menilai negatif:  Saya kemukakan 
karena saya yakin tidak tertulis di dalam buku pelajaran sekolah tetapi 
kenyataannya terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih aktif di 
kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah kalau etnis non Tionghoa aja 
berpendapat seperti ini, apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe. Jadi masalahnya, 
bukan soal mitos atau non mitos tetapi banyak faktor yang mempengaruhi 
sebagaimana yang dikemukakan sama  Bro Zhoufy, bahwa ada korelasi antara 
pernikahan dengan kesetaraan pendidikan,
 harta, budaya, agama dll bahwa kesemuanya ini memang betul adanya. Tetapi 
semua itu juga tergantung nasib dan garis tangan seseorang.
 
 
 
Nasir Tan
 
 
 


--- On Sun, 10/25/09, cristine_mandasari  wrote:


  

terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy.
(maap jika sy salah sebut)
sy jadi lapar membaca "nasi campur & es campur" 
memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan & kesamaan latar belakang akan 
membuat hubungan lebih langgeng,
namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar kedua 
etnis ini 
terima kasih.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:
>
> Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan 
> es campur. 
> 
> Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua 
> manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan 
> golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan 
> pendapatan. 
> 
> Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, 
> membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng 
> latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng 
> latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua. 
> 
> Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg 
> jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjad

[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik younginheart5000
Betawi asli mah nggak membaur,om. walau budayanya gado gado, lihat tu tarian 
Jaipong. yang asli tinggal di Marunda,  jakarta utara, tuh tempatnya si Pitung.

yang gak bisa bedakan antara cina dan cHina mah bukan anak Betawi, dari namanya 
kayaknya datang dari jauh..pasti bukan dari kampungnya si Pitung.

orang Betawi menurut om David pake ha dibelakang: cinah atau berlafal pendek: 
cina' (baca cinak).

di beberapa bahasa daerah, seperti Minangkabau, Jawa, Sulawesi, kata cina/cino 
adalah bagian dari istilah mereka.Orang Cino, wong Cino. Cina manado.Ini 
normal. tak ada konnotasi negatif.




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Pantesan Vid! Karena dua betawi ini sekarang sdh begitu membaur, maka tak 
> bisa lagi membedakan cina dan cHina!
> 
> Hahaha(atau mesti aaa?), ini guyon 
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -Original Message-
> From: "David Kwa" 
> Date: Sun, 25 Oct 2009 12:18:43 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa>>> gado2
> 
> Nambain dikit ah...
> 
> Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal 
> (pronunciation): Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi 
> Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). 
> 
> Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai â€Å"h” di belakang suatu 
> kata (kadang juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, 
> si, tamba, sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb.
> 
> Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda 
> (Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, 
> cenderung menambahkan â€Å"h” di belakang suatu kata, umpamanya: 
> sayah/ayah, gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, 
> dll.
> 
> Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada 
> pakemnya. Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan 
> ketidaktahuan sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. 
> 
> Kiongchiu,
> DK
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ > wrote:
> 
> Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan 
> sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama 
> saja. 
> 
> Terimakasi
> Permisih dulu
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -Original Message-
> From: Nasir Tan 
> Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media 
> massa>>gado2
> 
> Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang 
> dah gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe.
>




[budaya_tionghua] Re: Cina vs tinghoa (informasi)

2009-10-25 Terurut Topik younginheart5000
Na iya kan? yang bermasalah adalah kata "cina", bukan china (baca chaina), yang 
memang 100% bahasa Inggeris. kok yang engkoh anjurkan dihapus itu kata "china", 
nggak keliru?

memang aneh, kalangan non Tionghoa dalam usaha gak melecehkan orang Tionghoa, 
gak pakai istilah cina, malah yang Tionghoa begitu ngotot dipanggil cina?

kalau anda suka sekali dengan istilah cina, ya silakan, tetapi, jangan tutup 
mata, kalau banyak yang tak suka dipanggil cina, juga ada generasi muda.

dalam perang dunia II, orang Jepang dipanggil secara merendahkan oleh orang AS 
the Japs. Di Jerman sampai kini ada sebutan menghina "Japse' (baca Yapse). nah 
ini sama dengan cina.

buat engkoh memang sama, tapi buat yang lain, belum tentu!

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:
>
> Nih buat informasi,
> Buat selengkapnya:
> www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm
> 
> 
> Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah 
> etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam 
> artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama 
> 
> Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu 
> segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang 
> menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 
> 'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan 
> merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara 
> pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain 
> dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). 
> 
> Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 
> 'Tahun Baru Imlek' menghimbau: "Kalau setengah abad yang lampau kata Cina 
> dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata 
> hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa 
> pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata 
> berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. 
> 
> Hari depan kita 
> adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua.
> " (SINERGI, 15 
> Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). 
> 
> Salam kasih dari Herlianto 
> 
> Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' 
> pada http://www.yabina.org 
> 
> 
> ---
> Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@...
> SEARCH CURRENT POSTINGS - 
> SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - 
> SEARCH 1990-1999 POSTINGS - 
> HOMEPAGE: Lists, Databases & Links Center - 
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
>




Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik agoeng_set
Jackson kalo diterjemahkan ke bahasa indo artinya apa? Trus dipanggil pake 
terjemahannya kira2 mau?
-Original Message-
From: "younginheart5000" 
Date: Sun, 25 Oct 2009 11:05:39 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa>>> gado2

ya, ampnnn..

 kata apel memang datang dari apple, tapi kata cina bukan datang dari china. 
sejak kapan kita sebut orang Tionghoa dengan sebutan bahasa Inggris? 
sebaliknya, kata china (baca chaina) baru dipakai akhir akhir ini, saking 
bingungnya, cina gak mau, Tionghoa gak biasa ..misalnya di metro tv

lagipula, apa engko belanja dipasar : ehh apple (baca aeppel) berapa ya sekilo? 
diketawain orang atuh?

kalau udah keliru mah keliru aja, koh

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:
>
> Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau 
> perkataan saya salah berikan buktinya
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
> 
> -Original Message-
> From: "younginheart5000" 
> Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa>>> gado2
> 
> kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, 
> tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang 
> lain mau menghormati kita?
> 
> istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, 
> kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, 
> kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di 
> gado gado-kan
> 
> tidak kasihan?
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan  wrote:
> >
> > Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang 
> > dah gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe
> > 
> > --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:
> > 
> > 
> > From: younginheart5000 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > massa
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM
> > 
> > 
> >   
> > 
> > 
> > 
> > Educate, bukan main hapus hapusan. 
> > 
> > Apalagi, kata "china" dalam "made in" adalah bahasa Inggris, yang artinya 
> > buatan Tiongkok. Pakai "h", salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? 
> > 
> > Peta dunia yang ada "china" itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai 
> > "chinois", yang bahasa Jerman pakai " China (C huruf besar).
> > 
> > Yang dibahas di milis ini kan kata "cina" bukan "china" yang adalah bahasa 
> > Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung?
> > 
> > buktikan apa?
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote:
> > >
> > > Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> > > chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga 
> > > dan lain-lain. Jangan omdo buktikan
> > > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > > Teruuusss... !
> > > 
> > > -Original Message-
> > > From: "younginheart5000" 
> > > Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 
> > > To: 
> > > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > > massa
> > > 
> > > Setuju!
> > > 
> > > Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan 
> > > konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> > > 
> > > malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> > > Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> > > >
> > > > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. 
> > > > penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) 
> > > > masyarakat. 
> > > > 
> > > > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri 
> > > > masing2. 
> > > > 
> > > > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > > > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan 
> > > > kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif 
> > > > dan adalah awal yg. baik/"a good start".
> > > > 
> > > > Salam,
> > > > BH Jo
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  
> > > > wrote:
> > > > >
> > > > > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > > > > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak 
> > > > > dengan
> > > > > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , 
> > > > > diikuti
> > > > > juga oleh Suarapembaruan.
> > > > > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > > > > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia 
> > > > > yang
> > > > > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang 
> > > > > lain.
> > > > > Kalau orang lain 

[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

2009-10-25 Terurut Topik younginheart5000
masalah yang timbul dalam persilangan antara non Tionghoa dan Tionghoa adalah 
a) etnisitas dan b) agama. sekali pukul dua ha ha ha.

jadi kalau agama sama, misalnya sama sama Kristen atau sama sama Islam, sudah 
berkurang halangan.

halangan dalam bentuk tingkat sosial ada dimana-mana, juga antar non Tionghoa, 
atau antar Tionghoa.

lain hal, bro Nasir (atau Natsir?), bagaimana dengan anda: diantara Muslim non 
Tionghoa, dan Tionghoa non Muslim. OK OK saja?

supir saya, pemuda Tionghoa Muslim (ibunya non Tionghoa), dia tak ada masalah 
dengan penduduk setempat, tetapi repot dengan saudara saudara pihak Tionghoa 
yang Konghucu.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan  wrote:
>
>  
> Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!!
> Sebelum pelaksanaan " kawin campur " bagi yang akan melaksanakan, tentunya 
> terlebih dahulu harus memahami persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh 
> kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki ( etnis 
> Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya pegawai kelurahan yah 
> pasti akan mengalami hambatan ( terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa 
> mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa sering dipersulit di 
> kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ).  
> Tetapi coba, kalo  Orang Jawa yang kerja di NASA, General Electric, ato yang 
> punya hak paten dan diakui secara internasional, Orang Tionghoa besar 
> kemungkinan akan mempertimbangkan..hehehe. Ini bukan karena faktor materi 
> juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan pergaulan yang luas. 
> Saya gak tau kalau di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau 
> di luar Pulau Jawa hal ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce 
> Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya 
> jelaskan gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate 
> atau guru balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia 
> merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe.Contoh lain; 
> teman cici sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan 
> pernikahannya ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang luas, 
> jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan macam-macam,
>  tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih jauhlah 
> dari kemampuan financial teman cici saya. 
> Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara pendekatannya 
> tidak meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato 
> ortu...hehehe.
> Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH 
> ANDA.  Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa 
> itu terkadang suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya. 
> Sebaliknya, etnis luar  Jawa yang non Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, 
> Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini sama saja dengan yang lain yakni 
> kita semua Bangsa Indonesia "baru tahap belajar    alias  menilai negatif:  
> Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis di dalam buku pelajaran 
> sekolah tetapi kenyataannya terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya 
> masih aktif di kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah kalau etnis non 
> Tionghoa aja berpendapat seperti ini, apalagi yang etnis 
> Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, bukan soal mitos atau non mitos tetapi 
> banyak faktor yang mempengaruhi sebagaimana yang dikemukakan sama  Bro 
> Zhoufy, bahwa ada korelasi antara pernikahan dengan kesetaraan pendidikan,
>  harta, budaya, agama dll bahwa kesemuanya ini memang betul adanya. 
> Tetapi semua itu juga tergantung nasib dan garis tangan seseorang.
>  
>  
>  
> Nasir Tan
>  
>  
>  
> 
> 
> --- On Sun, 10/25/09, cristine_mandasari  wrote:
> 
> 
>   
> 
> 
> 
> terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy.
> (maap jika sy salah sebut)
> sy jadi lapar membaca "nasi campur & es campur" 
> memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan & kesamaan latar belakang 
> akan membuat hubungan lebih langgeng,
> namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar kedua 
> etnis ini 
> terima kasih.
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zhoufy@ wrote:
> >
> > Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur 
> > dan es campur. 
> > 
> > Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua 
> > manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan 
> > golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan 
> > pendapatan. 
> > 
> > Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, 
> > membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng 
> > latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng 
> > latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua. 
> > 
> > Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg 
> > jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan me

[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2...Betawi

2009-10-25 Terurut Topik David Kwa
Yang saya tau, orang Rawa Belong, Tenabang, Senèn dan Mèstèr (Jatinegara) 
suka melafalkan “a” menjadi “e’/e’/è”, meski kadar “e”-nya pun 
berbeda-beda sedikit. Contoh, di Rawa Belong menjadi è’ (meja menjadi 
mejè’), di Tenabang menjadi é (mèja menjadi mèjé), di Senèn dan 
Mèstèr menjadi “è” (“mèja” menjadi “mèjè”).

Kiongchiu,
DK

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media 
massa>>gado2
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, October 25, 2009, 8:18 AM

Nambain dikit ah...

Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal 
(pronunciation) : Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi 
Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). 

Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai “h” di belakang suatu kata 
(kadang juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, 
tamba, sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb.

Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda 
(Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, 
cenderung menambahkan “h” di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, 
gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll.

Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada pakemnya. 
Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan ketidaktahuan 
sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. 

Kiongchiu,
DK

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zhoufy@ > wrote:

Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan 
sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama 
saja. 

Terimakasi
Permisih dulu

-Original Message-
From: Nasir Tan 
Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massa>>gado2

Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah 
gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja. ..hehehe.




Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Coba kalau yg melamar itu anak presiden! Pertimbangannya pasti lain.
Kedudukan bung 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Nasir Tan 
Date: Sun, 25 Oct 2009 04:26:11 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

 
Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!!
Sebelum pelaksanaan " kawin campur " bagi yang akan melaksanakan, tentunya 
terlebih dahulu harus memahami persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh 
kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki ( etnis 
Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya pegawai kelurahan yah 
pasti akan mengalami hambatan ( terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa 
mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa sering dipersulit di 
kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ).  
Tetapi coba, kalo  Orang Jawa yang kerja di NASA, General Electric, ato yang 
punya hak paten dan diakui secara internasional, Orang Tionghoa besar 
kemungkinan akan mempertimbangkan..hehehe. Ini bukan karena faktor materi juga, 
tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan pergaulan yang luas. Saya gak 
tau kalau di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau di luar 
Pulau Jawa hal ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce Tionghoa 
) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya jelaskan 
gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru 
balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia merid, 
karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe.Contoh lain; teman cici 
sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya 
ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang luas, jadi udah diolah 
ama istrinya bisnis agro dan macam-macam,
 tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih jauhlah 
dari kemampuan financial teman cici saya. 
Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara pendekatannya tidak 
meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato ortu...hehehe.
Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH 
ANDA.  Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu 
terkadang suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya. 
Sebaliknya, etnis luar  Jawa yang non Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, Manado, 
Minang dll ) pada dasarnya kita ini sama saja dengan yang lain yakni kita semua 
Bangsa Indonesia "baru tahap belajar    alias  menilai negatif:  Saya kemukakan 
karena saya yakin tidak tertulis di dalam buku pelajaran sekolah tetapi 
kenyataannya terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih aktif di 
kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah kalau etnis non Tionghoa aja 
berpendapat seperti ini, apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, 
bukan soal mitos atau non mitos tetapi banyak faktor yang mempengaruhi 
sebagaimana yang dikemukakan sama  Bro Zhoufy, bahwa ada korelasi antara 
pernikahan dengan kesetaraan pendidikan,
 harta, budaya, agama dll bahwa kesemuanya ini memang betul adanya. Tetapi 
semua itu juga tergantung nasib dan garis tangan seseorang.
 
 
 
Nasir Tan
 
 
 


--- On Sun, 10/25/09, cristine_mandasari  wrote:


  



terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy.
(maap jika sy salah sebut)
sy jadi lapar membaca "nasi campur & es campur" 
memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan & kesamaan latar belakang akan 
membuat hubungan lebih langgeng,
namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar kedua 
etnis ini 
terima kasih.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:
>
> Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan 
> es campur. 
> 
> Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua 
> manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan 
> golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan 
> pendapatan. 
> 
> Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, 
> membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng 
> latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng 
> latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua. 
> 
> Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg 
> jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah. Dibutuhkan 
> usaha yg lebih keras utk saling menerima. 
> 
> Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting hrs 
> dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golongan anda menghadapi tantangan 
> yg lebih besar. 
> 
> Satu hal yg penting: bagi para orangtua, perkawinan bukan hanya antar dua 
> orang saja, tapi juga merupakan perkawinan antar dua keluarga. Jika dua 
> keluarga tradisinya sangat berlainan, sulit untuk bisa benar2 menyatu. 
> Misalnya saat merayakan sincia yg satu sedang puasa, kan repot. 
> 
> Sent from my Black

Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Eh, nanti si engko afrika akan minta anda buktikan, dimana ada label: made in 
chaina! maboklah kamu

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "younginheart5000" 
Date: Sun, 25 Oct 2009 10:58:54 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa>>> gado2

yang dipermasalahkan itu kata cina atau china? yang dipaksakan orde baru itu 
cina atau china? mana ada orang maki chaina lu! tetapi kan cina lu?

diseluruh milis ini paham, hanya anda yang tanya beda cina dengan chaina 
(china).. engko tinggal dimana? di afrika selatan?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:
>
> Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau 
> perkataan saya salah berikan buktinya
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
> 
> -Original Message-
> From: "younginheart5000" 
> Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa>>> gado2
> 
> kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, 
> tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang 
> lain mau menghormati kita?
> 
> istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, 
> kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, 
> kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di 
> gado gado-kan
> 
> tidak kasihan?
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan  wrote:
> >
> > Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang 
> > dah gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe
> > 
> > --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:
> > 
> > 
> > From: younginheart5000 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > massa
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM
> > 
> > 
> >   
> > 
> > 
> > 
> > Educate, bukan main hapus hapusan. 
> > 
> > Apalagi, kata "china" dalam "made in" adalah bahasa Inggris, yang artinya 
> > buatan Tiongkok. Pakai "h", salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? 
> > 
> > Peta dunia yang ada "china" itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai 
> > "chinois", yang bahasa Jerman pakai " China (C huruf besar).
> > 
> > Yang dibahas di milis ini kan kata "cina" bukan "china" yang adalah bahasa 
> > Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung?
> > 
> > buktikan apa?
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote:
> > >
> > > Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> > > chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga 
> > > dan lain-lain. Jangan omdo buktikan
> > > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > > Teruuusss... !
> > > 
> > > -Original Message-
> > > From: "younginheart5000" 
> > > Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 
> > > To: 
> > > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > > massa
> > > 
> > > Setuju!
> > > 
> > > Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan 
> > > konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> > > 
> > > malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> > > Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> > > >
> > > > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. 
> > > > penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) 
> > > > masyarakat. 
> > > > 
> > > > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri 
> > > > masing2. 
> > > > 
> > > > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > > > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan 
> > > > kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif 
> > > > dan adalah awal yg. baik/"a good start".
> > > > 
> > > > Salam,
> > > > BH Jo
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  
> > > > wrote:
> > > > >
> > > > > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > > > > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak 
> > > > > dengan
> > > > > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , 
> > > > > diikuti
> > > > > juga oleh Suarapembaruan.
> > > > > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > > > > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia 
> > > > > yang
> > > > > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang 
> > > > > lain.
> > > > > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa 
> > > > > harus
> > > > > dipaksakan .
> > > > > Sebaliknya apakah ada

[budaya_tionghua] Cina vs tinghoa (informasi)

2009-10-25 Terurut Topik jackson_yahya
Nih buat informasi,
Buat selengkapnya:
www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm


Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah 
etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam 
artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama 

Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu 
segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang 
menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 
'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan 
merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara 
pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain 
dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). 

Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 
'Tahun Baru Imlek' menghimbau: "Kalau setengah abad yang lampau kata Cina 
dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata 
hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa 
pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata 
berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. 

Hari depan kita 
adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua.
" (SINERGI, 15 
Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). 

Salam kasih dari Herlianto 

Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' 
pada http://www.yabina.org 


---
Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@radix.net
SEARCH CURRENT POSTINGS - 
SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - 
SEARCH 1990-1999 POSTINGS - 
HOMEPAGE: Lists, Databases & Links Center - 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
mailto:budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur

2009-10-25 Terurut Topik hendibowana
1.Mungkin yg dimksd KGPA Radityo prabukusuma putra tertua dr mangunegara VIII 
yg menikah dengan emma santoso seorang artis peranakan china/tionghoa?benar 
perang diponegoro merupakan titik tolak hubungan etnis jawa-tionghoa. Paham 
perempuan china sbg pembaw sial sebenarnya hanya kambing hitam krn kekalah dlm 
beberapa perang.
Sebenarnya dulu china dianggap istimewa bahkan banyak org jawa senang beristri 
china. Namun keadaan terbalik krn org china terlibat dlm kehidupan ekonomi org 
jawa spt sbg penarik tol dan pedagang candu yg dianggap memiskin masyarakat 
oleh dipanegara.
Namun ada hal. 
2.Mungkin bisa ditambahkan sesuai pendpt bung zufai(mhn maaf klo salah) diliat 
dr sudut pandang orang tua.
3.Betul golongan mudalah yg harus memulai asimilasi dgn pergaulan. Tanpa ada 
kecurigaan terhadap etnis tertentu. Sy selalu salut dgn soe hok gie jika mebaca 
memoarnya bagamana seorang keturunan tionghoa bisa seberani itu menyuarkan 
tuntutan serta pergaulan yg luas.
Menurut sy pendidikan adalah salah satu faktor dimana org bs bergaul sedemikian 
luas tanpa meninggalkan identitasnya.
Perkawinan kaka sy bukan tanpa halangan terutama dari pihak kaka 2 ayah 
sy(walau papah dan mamah sy menerima). Dikarenakan kaka sy menikah dgn seorg 
guru agama islam yg jelas berbeda sekali dgn kami yg kristen namun krn 
keteguhan hati mrk dan kaka ipar sy yg bisa meneguhkan hati keluraga ayah sy 
dgn komunikasi  dan sering sowan akhirnya mrk menerima juga.
Memang terjadi culture shock ketika sincia ato kaka ipar sy dtg kmi tdk lagi 
menyajikan babi panggang. Ato ketika lebaran tiba keluarganya berkunjung kermh 
kami.
Sebenarnya hal ini bs terjadi jika kt saling menghormati dan menghargai. Sy 
yakin jika komunikasi terjalin dgn baik orang tua anda akan menrima pasangan 
anda.
Prasangka antar etnis sebenarnya bs hilang dgn sendirinya jika kt bergaul lsg 
dan berkomunikasi hanya saja rasa bangga diri dan perasaan curiga terhadap 
etnis lain kdg2 menghalangi hingga kesalahan satu dua org bs menyebabkan 1 
etnis tercemar.
Makasi saranya sy pribadi mengakui bahwa pergaulan sy lebih bnyak teman2 diluar 
etnis tionghoa(sdh dr kecil)mungkin itu salah satu penyebabnya walaupun ada 
beberapa faktor laen spt ketdk percayaan calon mertua sy bahwa sy org tionghoa 
bahkan ada yg mengatakan sy tiko(sy sendiri kurang tau arti istilah ini) tapi 
sy yakin Tuhan slalu memberikan yg terbaik bagi umatnya mk sy ga musingin mau 
china ato bkn yg penting sehati hehe
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: "cristine_mandasari" 
Date: Sun, 25 Oct 2009 09:19:05 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur

pertama, terima kasih atas sharingnya...
1. wah, ternyata anda mempunyai minat baca yg luas tentang etnis
tionghoa di indonesia.
salut atas suggestion bukunya :)
sy pernah mengikuti forum diskusi etnis tionghoa di univ. atmajaya,
yogyakarta.
dlm suatu sesi, panelis diskusi menyatakan bahwa perang diponegoro
merupakan titik tolak hubungan etnis jawa-tionghoa
yg disebabkan oleh menyebarnya mitos "wanita tionghoa akan membawa
kesialan jika menikah dgn pria jawa".
dan entah mengapa mitos itu kembali diperkuat dengan beberapa
kejadian...
(mitos mempunyai daya tarik tersendiri, jika dipercaya akan terjadi,
jika tidak  makin menjadi, only god knows why  [O:)] )
misalnya, saat kasultanan yogyakarta bersatu di bawah republik indonesia
& kekuasaan kasultanan dibatasi dalam daerah istimewa, wanita tionghoa
yg menjadi salah satu selir sultan dianggap sebagai penyebab kesialan
tersebut.
(maap jika sy lupa sultan hamengku buwono keberapa dan siapa nama selir
yg dimaksud, mungkin bung hendi bisa membantu sy  [:-/] )
2. sy setuju apa yg bung hendi katakan, faktor ekonomi, budaya, dan
keyakinan, merupakan bibit, bebet, bobot dalam mencari & menentukan
pasangan hidup.
namun, sy juga tidak menutup mata bahwa dalam kasus kawin campur,
kendala yg ada adalah prasangka antar etnis (misal, etnis tionghoa pelit
ataupun etnis jawa pemalas, sekali lagi maap jika sy terdengar rasis).
bung karno sendiri pernah bercerita bahwa semasa mudanya, beliau pernah
menjalin asmara dgn wanita tionghoa bermarga nioe tapi tidak mendapatkan
restu dari kedua orangtua disebabkan prasangka antar etnis sehingga
percintaannya pun kandas.
3. jika generasi lama bersikap kolot, berarti harapan yg ada bertumpu
pada generasi mudanya?
pernikahan kakak anda merupakan salah satu contoh asimilasi yg berjalan
dgn wajar.
salut untuk keluarga bung hendi yg telah terbuka dengan proses asimilasi
[:)]
sebenarnya poin kedua yg sy tanyakan adalah refleksi terhadap keluarga
besar ayah sy,
di mana om, sepupu laki2 sy melakukan perkawinan campur dgn wanita suku
lain.
tapi entah kenapa, sy mendapat halangan berat oleh keluarga besar ibu sy
dikarenakan pacar sy adalah seorg jawa.
(orangtua sy adalah generasi kedua tionghoa totok)
untuk bung hendi, sekedar saran, sy mempunyai seorang teman pria yg
berkulit hitam
tapi slalu dapat menawan hat

Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung

2009-10-25 Terurut Topik Nasir Tan
 
Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!!
Sebelum pelaksanaan " kawin campur " bagi yang akan melaksanakan, tentunya 
terlebih dahulu harus memahami persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh 
kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki ( etnis 
Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya pegawai kelurahan yah 
pasti akan mengalami hambatan ( terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa 
mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa sering dipersulit di 
kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ).  
Tetapi coba, kalo  Orang Jawa yang kerja di NASA, General Electric, ato yang 
punya hak paten dan diakui secara internasional, Orang Tionghoa besar 
kemungkinan akan mempertimbangkan..hehehe. Ini bukan karena faktor materi juga, 
tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan pergaulan yang luas. Saya gak 
tau kalau di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau di luar 
Pulau Jawa hal ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce Tionghoa 
) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya jelaskan 
gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru 
balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia merid, 
karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe.Contoh lain; teman cici 
sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya 
ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang luas, jadi udah diolah 
ama istrinya bisnis agro dan macam-macam,
 tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih jauhlah 
dari kemampuan financial teman cici saya. 
Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara pendekatannya tidak 
meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato ortu...hehehe.
Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH 
ANDA.  Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu 
terkadang suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya. 
Sebaliknya, etnis luar  Jawa yang non Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, Manado, 
Minang dll ) pada dasarnya kita ini sama saja dengan yang lain yakni kita semua 
Bangsa Indonesia "baru tahap belajar    alias  menilai negatif:  Saya kemukakan 
karena saya yakin tidak tertulis di dalam buku pelajaran sekolah tetapi 
kenyataannya terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih aktif di 
kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah kalau etnis non Tionghoa aja 
berpendapat seperti ini, apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, 
bukan soal mitos atau non mitos tetapi banyak faktor yang mempengaruhi 
sebagaimana yang dikemukakan sama  Bro Zhoufy, bahwa ada korelasi antara 
pernikahan dengan kesetaraan pendidikan,
 harta, budaya, agama dll bahwa kesemuanya ini memang betul adanya. Tetapi 
semua itu juga tergantung nasib dan garis tangan seseorang.
 
 
 
Nasir Tan
 
 
 


--- On Sun, 10/25/09, cristine_mandasari  wrote:


  



terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy.
(maap jika sy salah sebut)
sy jadi lapar membaca "nasi campur & es campur" 
memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan & kesamaan latar belakang akan 
membuat hubungan lebih langgeng,
namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar kedua 
etnis ini 
terima kasih.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:
>
> Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan 
> es campur. 
> 
> Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua 
> manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan 
> golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan 
> pendapatan. 
> 
> Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, 
> membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng 
> latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng 
> latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua. 
> 
> Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg 
> jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah. Dibutuhkan 
> usaha yg lebih keras utk saling menerima. 
> 
> Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting hrs 
> dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golongan anda menghadapi tantangan 
> yg lebih besar. 
> 
> Satu hal yg penting: bagi para orangtua, perkawinan bukan hanya antar dua 
> orang saja, tapi juga merupakan perkawinan antar dua keluarga. Jika dua 
> keluarga tradisinya sangat berlainan, sulit untuk bisa benar2 menyatu. 
> Misalnya saat merayakan sincia yg satu sedang puasa, kan repot. 
> 
> Sent from my BlackBerry® 
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT 
> 
> -Original Message- 
> From: "cristine_mandasari " cristine_mandasari@ ... 
> Date: Sat, 24 Oct 2009 21:32:09 
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> Subject: [budaya_tionghua] perkawinan campur 
> 
> selamat pagi, 
> semoga hari ini me

Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Pantesan Vid! Karena dua betawi ini sekarang sdh begitu membaur, maka tak bisa 
lagi membedakan cina dan cHina!

Hahaha(atau mesti aaa?), ini guyon 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "David Kwa" 
Date: Sun, 25 Oct 2009 12:18:43 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa>>> gado2

Nambain dikit ah...

Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal 
(pronunciation): Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi 
Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). 

Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai “h” di belakang suatu kata 
(kadang juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, 
tamba, sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb.

Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda 
(Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, 
cenderung menambahkan “h” di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, 
gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll.

Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada pakemnya. 
Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan ketidaktahuan 
sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. 

Kiongchiu,
DK

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... > wrote:

Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan 
sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama 
saja. 

Terimakasi
Permisih dulu

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Nasir Tan 
Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massa>>gado2

Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah 
gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe.





[budaya_tionghua] Indonesia Memanggil (KPK Buka lowongan)

2009-10-25 Terurut Topik John Siswanto
Dear temans,
 
Di koran Kompas hari ini (Minggu, tanggal 25/10/2009),
ada iklan dari KPK.
Indonesia sedang memanggil putra-putri-nya yang terbaik untuk mengabdi di KPK,
dan tentu sebagai anak bangsa, adalah tugas kita bersama berkiprah untuk terjun 
langsung membasmi korupsi.
Tidak hanya terbatas wacana dan wacana 
 
Semoga berkenan,
 
John Siswanto
 


  
___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur

2009-10-25 Terurut Topik younginheart5000
memang mantap penjelasan pak Zhoufy.

pada dasarnya, perkawinan silang aman aman saja, kalau kedua pihak mampu saling 
menghargai. jangankan antar etnis, antara tionghoa saja, kalau yang satu 
katholik, yang lain kristen. lalu saling mengejek ibadah masing masing, ya 
repot. atau yang satu konghucu, yang lain non konghucu, lalu mentertawakan 
ritual konghucu.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan  wrote:
>
> Penjelsan Bro Zhoufy mantap juga nih.. Tetapi kalo yang berhubungan ama hari 
> Raya, Sincia ama Puasa gak masalah sebenarnya, bisa diadakan dua kali aja, 
> yang puasa kan bisa ikut malamnya. Yang penting esensi dari perayaan itu 
> sendiri dan yang lebih penting lagi adalah semua itu bisa diatasi kalo kita 
> mua bro.Contoh, saya dah brapa kali nemani Cici sepupu ke restoran kesukaan 
> dia di Bulan Puasa, gak papa, saya gak terpengaruh. Asal jangan pada Hari 
> Jum'at jam 12-an, itu tidak bisa karena saya mesti shalat Jum'at. Tetapi 
> setelah saya tinggal di China, ternyata shalat Jum'at agak bergeser ( lebih 
> telat ) dibanding di Indonesia, jadi kalo cici minta ditemani makan pada Jam 
> 12.-an gak masalah.
>  
>  
>  
> 
> 
> --- On Sat, 10/24/09, zho...@...  wrote:
> 
> 
> From: zho...@... 
> Subject: Re: [budaya_tionghua] perkawinan campur
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Saturday, October 24, 2009, 11:13 PM
> 
> 
>   
> 
> 
> 
> Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan 
> es campur.
> 
> Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua 
> manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan 
> golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan 
> pendapatan.
> 
> Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, 
> membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng 
> latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng 
> latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua.
> 
> Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg 
> jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah. Dibutuhkan 
> usaha yg lebih keras utk saling menerima.
> 
> Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting hrs 
> dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golongan anda menghadapi tantangan 
> yg lebih besar.
> 
> Satu hal yg penting: bagi para orangtua, perkawinan bukan hanya antar dua 
> orang saja, tapi juga merupakan perkawinan antar dua keluarga. Jika dua 
> keluarga tradisinya sangat berlainan, sulit untuk bisa benar2 menyatu. 
> Misalnya saat merayakan sincia yg satu sedang puasa, kan repot.
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> 
> From: "cristine_mandasari "  
> Date: Sat, 24 Oct 2009 21:32:09 -
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] perkawinan campur
> 
>   
> 
> selamat pagi, 
> semoga hari ini menjadi hari yg baik untuk anda semua :D
> sy anggota baru milis ini, salam kenal :)
> 
> ada yg mengganjal dalam pikiran sy tentang kawin campur:
> 1. mengapa kawin campur antara etnis tionghoa dan etnis bumiputra lain, 
> terutama jawa (maapkan jika istilah sy kurang tepat atau terkesan rasis)masih 
> dianggap tabu hingga sekarang, dan mendapatkan halangan yg berat dari pihak 
> orangtua? 
> bukankah hal itu merupakan proses asimilasi yg wajar jika pasangan beda etnis 
> sama2 mencintai?
> 2. sy melihat adanya diskriminasi gender...
> jika yang menikah adalah pria tionghoa dan wanita jawa, misalnya, hal itu 
> tidak akan bermasalah sebab anak yg lahir akan mengikuti seh (marga) si 
> ayah...
> namun, tidak demikian halnya, jika pria jawa dan wanita tionghoa, seringkali 
> dianggap menyalahi aturan dengan adanya mitos (dalam adat jawa)bahwa abu 
> orang tionghoa lebih tua daripada jawa sehingga pernikahan mereka akan pamali 
> atau bernasib buruk?
> 3. bagaimana cara mengubah pola pikir generasi lama?
> terima kasih & mohon tanggapannya :D
>




[budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2...Betawi

2009-10-25 Terurut Topik Nasir Tan
Nah...kalo begini kan bagus, diskusi jadi hidup...hehehe. Dan ini sesuai 
fakta-fakta yang terjadi di lapangan, bukan khayalan.. Btw..ada betawi yang 
sering pake "e", contohnya anE, kitE, itu Betawi mana bro..? Dah puluhan taon 
di di Betawi..masih gak bisa bedain dialek Betawi..apa kata duniaaa..? hehehe

--- On Sun, 10/25/09, David Kwa  wrote:


From: David Kwa 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa>>> gado2
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, October 25, 2009, 8:18 AM


  



Nambain dikit ah...

Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal 
(pronunciation) : Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi 
Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). 

Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai “h” di belakang suatu kata (kadang 
juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, tamba, 
sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb.

Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda 
(Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, 
cenderung menambahkan “h” di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, 
gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll.

Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada pakemnya. 
Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan ketidaktahuan 
sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. 

Kiongchiu,
DK

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... > wrote:

Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan 
sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama 
saja. 

Terimakasi
Permisih dulu

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Nasir Tan 
Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massa>>gado2

Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah 
gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja. ..hehehe.

















  

[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik younginheart5000
ya, ampnnn..

 kata apel memang datang dari apple, tapi kata cina bukan datang dari china. 
sejak kapan kita sebut orang Tionghoa dengan sebutan bahasa Inggris? 
sebaliknya, kata china (baca chaina) baru dipakai akhir akhir ini, saking 
bingungnya, cina gak mau, Tionghoa gak biasa ..misalnya di metro tv

lagipula, apa engko belanja dipasar : ehh apple (baca aeppel) berapa ya sekilo? 
diketawain orang atuh?

kalau udah keliru mah keliru aja, koh

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:
>
> Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau 
> perkataan saya salah berikan buktinya
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
> 
> -Original Message-
> From: "younginheart5000" 
> Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa>>> gado2
> 
> kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, 
> tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang 
> lain mau menghormati kita?
> 
> istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, 
> kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, 
> kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di 
> gado gado-kan
> 
> tidak kasihan?
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan  wrote:
> >
> > Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang 
> > dah gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe
> > 
> > --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:
> > 
> > 
> > From: younginheart5000 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > massa
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM
> > 
> > 
> >   
> > 
> > 
> > 
> > Educate, bukan main hapus hapusan. 
> > 
> > Apalagi, kata "china" dalam "made in" adalah bahasa Inggris, yang artinya 
> > buatan Tiongkok. Pakai "h", salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? 
> > 
> > Peta dunia yang ada "china" itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai 
> > "chinois", yang bahasa Jerman pakai " China (C huruf besar).
> > 
> > Yang dibahas di milis ini kan kata "cina" bukan "china" yang adalah bahasa 
> > Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung?
> > 
> > buktikan apa?
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote:
> > >
> > > Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> > > chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga 
> > > dan lain-lain. Jangan omdo buktikan
> > > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > > Teruuusss... !
> > > 
> > > -Original Message-
> > > From: "younginheart5000" 
> > > Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 
> > > To: 
> > > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > > massa
> > > 
> > > Setuju!
> > > 
> > > Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan 
> > > konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> > > 
> > > malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> > > Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> > > >
> > > > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. 
> > > > penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) 
> > > > masyarakat. 
> > > > 
> > > > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri 
> > > > masing2. 
> > > > 
> > > > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > > > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan 
> > > > kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif 
> > > > dan adalah awal yg. baik/"a good start".
> > > > 
> > > > Salam,
> > > > BH Jo
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  
> > > > wrote:
> > > > >
> > > > > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > > > > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak 
> > > > > dengan
> > > > > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , 
> > > > > diikuti
> > > > > juga oleh Suarapembaruan.
> > > > > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > > > > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia 
> > > > > yang
> > > > > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang 
> > > > > lain.
> > > > > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa 
> > > > > harus
> > > > > dipaksakan .
> > > > > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > > > > "Tionghoa" ?
> > > > > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat 
> > > > > jap

[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa

2009-10-25 Terurut Topik younginheart5000
Betul, capek dehhh

kok ada orang yang begitu pengen dipanggil cina?

pengetahuan sejarah banyak orang memang masih kalang kabut



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:
>
> Mpek sudahlah cape, boro2 yg rumit begitu. Beda tionghoa n tiongkok gak tau. 
> Biarlah dia minta dipanggil cina yg penting jgn maksa manggil cina juga ke 
> org laen. 
> -Original Message-
> From: liang u 
> Date: Sun, 25 Oct 2009 00:51:47 
> To: 
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa
> 
> Dik Jackson, 
>     Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin 
> kelihatan bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang 
> berkeberatan tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah æ"¯é‚£ï¼ŒChina 
> adalah Tiongkok dalam bahasa Inggeris atau 中国。Nanti kalau ada orang 
> mengatakan otak anda di dengkul, anda sakit hati lagi, padahal anda yang 
> menghina orang duluan. 
>    Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi 
> harapan, termasuk harapan saya, koq begitu.
>    Salam prihatin.
>   Liang U
> 
> 
> 
> 
> 
> From: "jackson_ya...@..." 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa
> 
>   
> Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
> lain-lain. Jangan omdo buktikan 
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss... !
> 
> 
> From: "younginheart5000"  
> Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 -
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa
>   
> Setuju!
> 
> Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi 
> yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> 
> malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> >
> > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> > media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> > 
> > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> > 
> > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata 
> > Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan 
> > adalah awal yg. baik/"a good start".
> > 
> > Salam,
> > BH Jo
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  wrote:
> > >
> > > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > > juga oleh Suarapembaruan.
> > > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain.
> > > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa harus
> > > dipaksakan .
> > > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > > "Tionghoa" ?
> > > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > > salam,
> > > Dr.Irawan
> > > 
> > > 2009/10/23 
> > > 
> > > > Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan
> > > > acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan!
> > > >
> > > > Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh 
> > > > tak
> > > > terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
> > > > Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm 
> > > > menyebut
> > > > Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus.
> > > >
> > > > Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965
> > > > misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya 
> > > > kira
> > > > tidak.
> > > >
> > > > Sebaliknya, bila kita adakan acara "nabul" award di tahun 1975 misalnya,
> > > > apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk "cina" indonesia? Saya
> > > > kira tidak.
> > > >
> > > > Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb 
> > > > semua
> > > > dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi
> > > > konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek!
> > > >
> > > > Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang 
> > > > masih
> > > > serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat 
> > > > mengkoreksi
> > > > kesalahan 

[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik younginheart5000
yang dipermasalahkan itu kata cina atau china? yang dipaksakan orde baru itu 
cina atau china? mana ada orang maki chaina lu! tetapi kan cina lu?

diseluruh milis ini paham, hanya anda yang tanya beda cina dengan chaina 
(china).. engko tinggal dimana? di afrika selatan?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:
>
> Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau 
> perkataan saya salah berikan buktinya
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
> 
> -Original Message-
> From: "younginheart5000" 
> Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa>>> gado2
> 
> kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, 
> tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang 
> lain mau menghormati kita?
> 
> istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, 
> kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, 
> kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di 
> gado gado-kan
> 
> tidak kasihan?
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan  wrote:
> >
> > Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang 
> > dah gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe
> > 
> > --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:
> > 
> > 
> > From: younginheart5000 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > massa
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM
> > 
> > 
> >   
> > 
> > 
> > 
> > Educate, bukan main hapus hapusan. 
> > 
> > Apalagi, kata "china" dalam "made in" adalah bahasa Inggris, yang artinya 
> > buatan Tiongkok. Pakai "h", salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? 
> > 
> > Peta dunia yang ada "china" itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai 
> > "chinois", yang bahasa Jerman pakai " China (C huruf besar).
> > 
> > Yang dibahas di milis ini kan kata "cina" bukan "china" yang adalah bahasa 
> > Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung?
> > 
> > buktikan apa?
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote:
> > >
> > > Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> > > chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga 
> > > dan lain-lain. Jangan omdo buktikan
> > > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > > Teruuusss... !
> > > 
> > > -Original Message-
> > > From: "younginheart5000" 
> > > Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 
> > > To: 
> > > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > > massa
> > > 
> > > Setuju!
> > > 
> > > Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan 
> > > konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> > > 
> > > malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> > > Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> > > >
> > > > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. 
> > > > penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) 
> > > > masyarakat. 
> > > > 
> > > > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri 
> > > > masing2. 
> > > > 
> > > > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > > > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan 
> > > > kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif 
> > > > dan adalah awal yg. baik/"a good start".
> > > > 
> > > > Salam,
> > > > BH Jo
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  
> > > > wrote:
> > > > >
> > > > > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > > > > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak 
> > > > > dengan
> > > > > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , 
> > > > > diikuti
> > > > > juga oleh Suarapembaruan.
> > > > > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > > > > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia 
> > > > > yang
> > > > > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang 
> > > > > lain.
> > > > > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa 
> > > > > harus
> > > > > dipaksakan .
> > > > > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > > > > "Tionghoa" ?
> > > > > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat 
> > > > > japri.
> > > > > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > > > > salam,
> > > > > Dr.Irawan
> > > > > 
> > > > > 2009/10/23 
> > > > > 
> > > > > > Sesuatu kesim

Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Hehe terus kata Indon itu dari kata apa?
Kok tak ngaku ada made in indon?

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Oct 2009 10:24:45 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa>>> gado2

Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau 
perkataan saya salah berikan buktinya
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: "younginheart5000" 
Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa>>> gado2

kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, 
tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang 
lain mau menghormati kita?

istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, 
kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, 
kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di 
gado gado-kan

tidak kasihan?



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan  wrote:
>
> Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang 
> dah gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe
> 
> --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:
> 
> 
> From: younginheart5000 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM
> 
> 
>   
> 
> 
> 
> Educate, bukan main hapus hapusan. 
> 
> Apalagi, kata "china" dalam "made in" adalah bahasa Inggris, yang artinya 
> buatan Tiongkok. Pakai "h", salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? 
> 
> Peta dunia yang ada "china" itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai 
> "chinois", yang bahasa Jerman pakai " China (C huruf besar).
> 
> Yang dibahas di milis ini kan kata "cina" bukan "china" yang adalah bahasa 
> Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung?
> 
> buktikan apa?
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote:
> >
> > Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> > chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
> > lain-lain. Jangan omdo buktikan
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > Teruuusss... !
> > 
> > -Original Message-
> > From: "younginheart5000" 
> > Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 
> > To: 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > massa
> > 
> > Setuju!
> > 
> > Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan 
> > konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> > 
> > malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> > Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> > 
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> > >
> > > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> > > media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> > > 
> > > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> > > 
> > > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata 
> > > Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan 
> > > adalah awal yg. baik/"a good start".
> > > 
> > > Salam,
> > > BH Jo
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  wrote:
> > > >
> > > > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > > > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > > > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > > > juga oleh Suarapembaruan.
> > > > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > > > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > > > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang 
> > > > lain.
> > > > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa 
> > > > harus
> > > > dipaksakan .
> > > > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > > > "Tionghoa" ?
> > > > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > > > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > > > salam,
> > > > Dr.Irawan
> > > > 
> > > > 2009/10/23 
> > > > 
> > > > > Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely 
> > > > > dan
> > > > > acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan!
> > > > >
> > > > > Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para 
> > > > > tokoh tak
> > > > > terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
> > > > > Krn saat ini media indone

[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik David Kwa
Nambain dikit ah...

Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal 
(pronunciation): Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi 
Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). 

Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai “h” di belakang suatu kata 
(kadang juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, 
tamba, sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb.

Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda 
(Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, 
cenderung menambahkan “h” di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, 
gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll.

Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada pakemnya. 
Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan ketidaktahuan 
sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. 

Kiongchiu,
DK

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... > wrote:

Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan 
sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama 
saja. 

Terimakasi
Permisih dulu

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Nasir Tan 
Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massa>>gado2

Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah 
gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe.




Re: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan 
sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama 
saja. 

Terimakasi
Permisih dulu

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Nasir Tan 
Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> 
gado2

Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah 
gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe

--- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:


From: younginheart5000 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM


  



Educate, bukan main hapus hapusan. 

Apalagi, kata "china" dalam "made in" adalah bahasa Inggris, yang artinya 
buatan Tiongkok. Pakai "h", salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? 

Peta dunia yang ada "china" itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai 
"chinois", yang bahasa Jerman pakai " China (C huruf besar).

Yang dibahas di milis ini kan kata "cina" bukan "china" yang adalah bahasa 
Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung?

buktikan apa?

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote:
>
> Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
> lain-lain. Jangan omdo buktikan
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss... !
> 
> -Original Message-
> From: "younginheart5000" 
> Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa
> 
> Setuju!
> 
> Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi 
> yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> 
> malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> >
> > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> > media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> > 
> > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> > 
> > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata 
> > Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan 
> > adalah awal yg. baik/"a good start".
> > 
> > Salam,
> > BH Jo
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  wrote:
> > >
> > > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > > juga oleh Suarapembaruan.
> > > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain.
> > > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa harus
> > > dipaksakan .
> > > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > > "Tionghoa" ?
> > > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > > salam,
> > > Dr.Irawan
> > > 
> > > 2009/10/23 
> > > 
> > > > Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan
> > > > acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan!
> > > >
> > > > Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh 
> > > > tak
> > > > terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
> > > > Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm 
> > > > menyebut
> > > > Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus.
> > > >
> > > > Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965
> > > > misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya 
> > > > kira
> > > > tidak.
> > > >
> > > > Sebaliknya, bila kita adakan acara "nabul" award di tahun 1975 misalnya,
> > > > apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk "cina" indonesia? Saya
> > > > kira tidak.
> > > >
> > > > Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb 
> > > > semua
> > > > dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi
> > > > konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek!
> > > >
> > > > Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang 
> > > > masih
> > > > serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat 
> > > > mengkoreksi
> > > > kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2

Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa

2009-10-25 Terurut Topik agoeng_set
Mpek sudahlah cape, boro2 yg rumit begitu. Beda tionghoa n tiongkok gak tau. 
Biarlah dia minta dipanggil cina yg penting jgn maksa manggil cina juga ke org 
laen. 
-Original Message-
From: liang u 
Date: Sun, 25 Oct 2009 00:51:47 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa

Dik Jackson, 
    Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan 
bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkeberatan 
tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah 支那,China adalah Tiongkok dalam 
bahasa Inggeris atau 中国。Nanti kalau ada orang mengatakan otak anda di dengkul, 
anda sakit hati lagi, padahal anda yang menghina orang duluan. 
   Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi harapan, 
termasuk harapan saya, koq begitu.
   Salam prihatin.
  Liang U





From: "jackson_ya...@yahoo.com" 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa

  
Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
lain-lain. Jangan omdo buktikan 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From: "younginheart5000"  
Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 -
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa
  
Setuju!

Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi 
yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.

malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
>
> Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> 
> Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> 
> Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, 
> Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah 
> jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/"a 
> good start".
> 
> Salam,
> BH Jo
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  wrote:
> >
> > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > juga oleh Suarapembaruan.
> > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain.
> > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa harus
> > dipaksakan .
> > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > "Tionghoa" ?
> > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > salam,
> > Dr.Irawan
> > 
> > 2009/10/23 
> > 
> > > Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan
> > > acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan!
> > >
> > > Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh 
> > > tak
> > > terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
> > > Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut
> > > Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus.
> > >
> > > Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965
> > > misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira
> > > tidak.
> > >
> > > Sebaliknya, bila kita adakan acara "nabul" award di tahun 1975 misalnya,
> > > apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk "cina" indonesia? Saya
> > > kira tidak.
> > >
> > > Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb 
> > > semua
> > > dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi
> > > konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek!
> > >
> > > Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang masih
> > > serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat mengkoreksi
> > > kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2.
> > > Sebagian besar yg muda memang tak paham sejarah, dan masih merasa asing 
> > > dng
> > > istilah tionghoa apalagi tiongkok. Jadi Pemakaian ini bukan karena mereka
> > > Sadar akan kontekstual pemakaian istilah, mereka hanya mengikuti kebiasaan
> > > press yg sedang bingung!
> > >
> > > Coba tengok jawa pos, yg konsisten menggunakan istilah tionghoa dan
> > > tiongkok. Apakah mereka tdk konstektual? Apakah bhs

Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik jackson_yahya
Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau 
perkataan saya salah berikan buktinya
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: "younginheart5000" 
Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa>>> gado2

kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, 
tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang 
lain mau menghormati kita?

istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, 
kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, 
kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di 
gado gado-kan

tidak kasihan?



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan  wrote:
>
> Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang 
> dah gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe
> 
> --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:
> 
> 
> From: younginheart5000 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM
> 
> 
>   
> 
> 
> 
> Educate, bukan main hapus hapusan. 
> 
> Apalagi, kata "china" dalam "made in" adalah bahasa Inggris, yang artinya 
> buatan Tiongkok. Pakai "h", salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? 
> 
> Peta dunia yang ada "china" itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai 
> "chinois", yang bahasa Jerman pakai " China (C huruf besar).
> 
> Yang dibahas di milis ini kan kata "cina" bukan "china" yang adalah bahasa 
> Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung?
> 
> buktikan apa?
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote:
> >
> > Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> > chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
> > lain-lain. Jangan omdo buktikan
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > Teruuusss... !
> > 
> > -Original Message-
> > From: "younginheart5000" 
> > Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 
> > To: 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > massa
> > 
> > Setuju!
> > 
> > Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan 
> > konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> > 
> > malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> > Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> > 
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> > >
> > > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> > > media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> > > 
> > > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> > > 
> > > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata 
> > > Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan 
> > > adalah awal yg. baik/"a good start".
> > > 
> > > Salam,
> > > BH Jo
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  wrote:
> > > >
> > > > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > > > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > > > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > > > juga oleh Suarapembaruan.
> > > > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > > > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > > > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang 
> > > > lain.
> > > > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa 
> > > > harus
> > > > dipaksakan .
> > > > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > > > "Tionghoa" ?
> > > > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > > > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > > > salam,
> > > > Dr.Irawan
> > > > 
> > > > 2009/10/23 
> > > > 
> > > > > Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely 
> > > > > dan
> > > > > acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan!
> > > > >
> > > > > Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para 
> > > > > tokoh tak
> > > > > terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
> > > > > Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm 
> > > > > menyebut
> > > > > Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus.
> > > > >
> > > > > Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 
> > > > > 1965
> > > > > misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya 
> > > > >

Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur

2009-10-25 Terurut Topik agoeng_set
Yg perlu harus diketahui bahwa ga cuma antar etnis aja, antar suku pun masih 
banyak yg ditentang padahal agamanya sama. 
-Original Message-
From: "cristine_mandasari" 
Date: Sun, 25 Oct 2009 09:28:42 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur

terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy.
(maap jika sy salah sebut)
sy jadi lapar membaca "nasi campur & es campur"  [:D]
memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan & kesamaan latar
belakang akan membuat hubungan lebih langgeng,
namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar
kedua etnis ini  [:)]
terima kasih.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi
campur dan es campur.
>
> Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang
tua manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau
bukan golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau
golongan pendapatan.
>
> Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup,
membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang
dng latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal,
apalagi dng latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para
orangtua.
>
> Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg
jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah.
Dibutuhkan usaha yg lebih keras utk saling menerima.
>
> Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting
hrs dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golongan anda menghadapi
tantangan yg lebih besar.
>
> Satu hal yg penting: bagi para orangtua, perkawinan bukan hanya antar
dua orang saja, tapi juga merupakan perkawinan antar dua keluarga. Jika
dua keluarga tradisinya sangat berlainan, sulit untuk bisa benar2
menyatu. Misalnya saat merayakan sincia yg satu sedang puasa, kan repot.
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> -Original Message-
> From: "cristine_mandasari" cristine_mandas...@...
> Date: Sat, 24 Oct 2009 21:32:09
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: [budaya_tionghua] perkawinan campur
>
> selamat pagi,
> semoga hari ini menjadi hari yg baik untuk anda semua :D
> sy anggota baru milis ini, salam kenal :)
>
> ada yg mengganjal dalam pikiran sy tentang kawin campur:
> 1. mengapa kawin campur antara etnis tionghoa dan etnis bumiputra
lain, terutama jawa  (maapkan jika istilah sy kurang tepat atau terkesan
rasis)masih dianggap tabu hingga sekarang, dan mendapatkan halangan yg
berat dari pihak orangtua?
> bukankah hal itu merupakan proses asimilasi yg wajar jika pasangan
beda etnis sama2 mencintai?
> 2. sy melihat adanya diskriminasi gender...
> jika yang menikah adalah pria tionghoa dan wanita jawa, misalnya, hal
itu tidak akan bermasalah sebab anak yg lahir akan mengikuti seh (marga)
si ayah...
> namun, tidak demikian halnya, jika pria jawa dan wanita tionghoa,
seringkali dianggap menyalahi aturan dengan adanya mitos (dalam adat
jawa)bahwa abu orang tionghoa lebih tua daripada jawa sehingga
pernikahan mereka akan pamali atau bernasib buruk?
> 3. bagaimana cara mengubah pola pikir generasi lama?
> terima kasih & mohon tanggapannya :D
>




[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik younginheart5000
kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, 
tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang 
lain mau menghormati kita?

istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, 
kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, 
kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di 
gado gado-kan

tidak kasihan?



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan  wrote:
>
> Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang 
> dah gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe
> 
> --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:
> 
> 
> From: younginheart5000 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM
> 
> 
>   
> 
> 
> 
> Educate, bukan main hapus hapusan. 
> 
> Apalagi, kata "china" dalam "made in" adalah bahasa Inggris, yang artinya 
> buatan Tiongkok. Pakai "h", salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? 
> 
> Peta dunia yang ada "china" itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai 
> "chinois", yang bahasa Jerman pakai " China (C huruf besar).
> 
> Yang dibahas di milis ini kan kata "cina" bukan "china" yang adalah bahasa 
> Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung?
> 
> buktikan apa?
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote:
> >
> > Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> > chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
> > lain-lain. Jangan omdo buktikan
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> > Teruuusss... !
> > 
> > -Original Message-
> > From: "younginheart5000" 
> > Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 
> > To: 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> > massa
> > 
> > Setuju!
> > 
> > Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan 
> > konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> > 
> > malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> > Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> > 
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> > >
> > > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> > > media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> > > 
> > > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> > > 
> > > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata 
> > > Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan 
> > > adalah awal yg. baik/"a good start".
> > > 
> > > Salam,
> > > BH Jo
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  wrote:
> > > >
> > > > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > > > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > > > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > > > juga oleh Suarapembaruan.
> > > > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > > > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > > > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang 
> > > > lain.
> > > > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa 
> > > > harus
> > > > dipaksakan .
> > > > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > > > "Tionghoa" ?
> > > > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > > > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > > > salam,
> > > > Dr.Irawan
> > > > 
> > > > 2009/10/23 
> > > > 
> > > > > Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely 
> > > > > dan
> > > > > acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan!
> > > > >
> > > > > Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para 
> > > > > tokoh tak
> > > > > terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
> > > > > Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm 
> > > > > menyebut
> > > > > Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus.
> > > > >
> > > > > Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 
> > > > > 1965
> > > > > misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya 
> > > > > kira
> > > > > tidak.
> > > > >
> > > > > Sebaliknya, bila kita adakan acara "nabul" award di tahun 1975 
> > > > > misalnya,
> > > > > apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk "cina" indonesia? 
> > > > > Saya
> > > > > kira tidak.
> > > > >
> > > > > Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb 
> > > > > semua
> > > > > dng istilah se

[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa

2009-10-25 Terurut Topik younginheart5000
Kita semua harus bersabar om, dan tak lelah lelah educate yang salah kaprah. 
soalnya ini mengenai sejarah kita sendiri. kasihan mereka, tetapi apa mau 
dikata? sudah terjadi sejak orba

budaya tionghoa (bukan cina) adalah luas, lebih dari sekedar cersil, atau dunia 
business



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u  wrote:
>
> Dik Jackson, 
>     Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin 
> kelihatan bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang 
> berkeberatan tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah æ"¯é‚£ï¼ŒChina 
> adalah Tiongkok dalam bahasa Inggeris atau 中国。Nanti kalau ada orang 
> mengatakan otak anda di dengkul, anda sakit hati lagi, padahal anda yang 
> menghina orang duluan. 
>    Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi 
> harapan, termasuk harapan saya, koq begitu.
>    Salam prihatin.
>   Liang U
> 
> 
> 
> 
> 
> From: "jackson_ya...@..." 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa
> 
>   
> Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
> lain-lain. Jangan omdo buktikan 
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss... !
> 
> 
> From: "younginheart5000"  
> Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 -
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa
>   
> Setuju!
> 
> Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi 
> yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> 
> malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> >
> > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> > media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> > 
> > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> > 
> > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata 
> > Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan 
> > adalah awal yg. baik/"a good start".
> > 
> > Salam,
> > BH Jo
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  wrote:
> > >
> > > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > > juga oleh Suarapembaruan.
> > > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain.
> > > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa harus
> > > dipaksakan .
> > > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > > "Tionghoa" ?
> > > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > > salam,
> > > Dr.Irawan
> > > 
> > > 2009/10/23 
> > > 
> > > > Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan
> > > > acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan!
> > > >
> > > > Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh 
> > > > tak
> > > > terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
> > > > Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm 
> > > > menyebut
> > > > Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus.
> > > >
> > > > Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965
> > > > misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya 
> > > > kira
> > > > tidak.
> > > >
> > > > Sebaliknya, bila kita adakan acara "nabul" award di tahun 1975 misalnya,
> > > > apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk "cina" indonesia? Saya
> > > > kira tidak.
> > > >
> > > > Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb 
> > > > semua
> > > > dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi
> > > > konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek!
> > > >
> > > > Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang 
> > > > masih
> > > > serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat 
> > > > mengkoreksi
> > > > kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2.
> > > > Sebagian besar yg muda memang tak paham sejarah, dan masih merasa asing 
> > > > dng
> > > > istilah tionghoa apalagi tiongkok. Jadi Pemak

[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur

2009-10-25 Terurut Topik cristine_mandasari
terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy.
(maap jika sy salah sebut)
sy jadi lapar membaca "nasi campur & es campur"  [:D]
memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan & kesamaan latar
belakang akan membuat hubungan lebih langgeng,
namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar
kedua etnis ini  [:)]
terima kasih.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi
campur dan es campur.
>
> Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang
tua manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau
bukan golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau
golongan pendapatan.
>
> Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup,
membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang
dng latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal,
apalagi dng latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para
orangtua.
>
> Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg
jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah.
Dibutuhkan usaha yg lebih keras utk saling menerima.
>
> Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting
hrs dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golongan anda menghadapi
tantangan yg lebih besar.
>
> Satu hal yg penting: bagi para orangtua, perkawinan bukan hanya antar
dua orang saja, tapi juga merupakan perkawinan antar dua keluarga. Jika
dua keluarga tradisinya sangat berlainan, sulit untuk bisa benar2
menyatu. Misalnya saat merayakan sincia yg satu sedang puasa, kan repot.
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> -Original Message-
> From: "cristine_mandasari" cristine_mandas...@...
> Date: Sat, 24 Oct 2009 21:32:09
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: [budaya_tionghua] perkawinan campur
>
> selamat pagi,
> semoga hari ini menjadi hari yg baik untuk anda semua :D
> sy anggota baru milis ini, salam kenal :)
>
> ada yg mengganjal dalam pikiran sy tentang kawin campur:
> 1. mengapa kawin campur antara etnis tionghoa dan etnis bumiputra
lain, terutama jawa  (maapkan jika istilah sy kurang tepat atau terkesan
rasis)masih dianggap tabu hingga sekarang, dan mendapatkan halangan yg
berat dari pihak orangtua?
> bukankah hal itu merupakan proses asimilasi yg wajar jika pasangan
beda etnis sama2 mencintai?
> 2. sy melihat adanya diskriminasi gender...
> jika yang menikah adalah pria tionghoa dan wanita jawa, misalnya, hal
itu tidak akan bermasalah sebab anak yg lahir akan mengikuti seh (marga)
si ayah...
> namun, tidak demikian halnya, jika pria jawa dan wanita tionghoa,
seringkali dianggap menyalahi aturan dengan adanya mitos (dalam adat
jawa)bahwa abu orang tionghoa lebih tua daripada jawa sehingga
pernikahan mereka akan pamali atau bernasib buruk?
> 3. bagaimana cara mengubah pola pikir generasi lama?
> terima kasih & mohon tanggapannya :D
>



[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur

2009-10-25 Terurut Topik cristine_mandasari
pertama, terima kasih atas sharingnya...
1. wah, ternyata anda mempunyai minat baca yg luas tentang etnis
tionghoa di indonesia.
salut atas suggestion bukunya :)
sy pernah mengikuti forum diskusi etnis tionghoa di univ. atmajaya,
yogyakarta.
dlm suatu sesi, panelis diskusi menyatakan bahwa perang diponegoro
merupakan titik tolak hubungan etnis jawa-tionghoa
yg disebabkan oleh menyebarnya mitos "wanita tionghoa akan membawa
kesialan jika menikah dgn pria jawa".
dan entah mengapa mitos itu kembali diperkuat dengan beberapa
kejadian...
(mitos mempunyai daya tarik tersendiri, jika dipercaya akan terjadi,
jika tidak  makin menjadi, only god knows why  [O:)] )
misalnya, saat kasultanan yogyakarta bersatu di bawah republik indonesia
& kekuasaan kasultanan dibatasi dalam daerah istimewa, wanita tionghoa
yg menjadi salah satu selir sultan dianggap sebagai penyebab kesialan
tersebut.
(maap jika sy lupa sultan hamengku buwono keberapa dan siapa nama selir
yg dimaksud, mungkin bung hendi bisa membantu sy  [:-/] )
2. sy setuju apa yg bung hendi katakan, faktor ekonomi, budaya, dan
keyakinan, merupakan bibit, bebet, bobot dalam mencari & menentukan
pasangan hidup.
namun, sy juga tidak menutup mata bahwa dalam kasus kawin campur,
kendala yg ada adalah prasangka antar etnis (misal, etnis tionghoa pelit
ataupun etnis jawa pemalas, sekali lagi maap jika sy terdengar rasis).
bung karno sendiri pernah bercerita bahwa semasa mudanya, beliau pernah
menjalin asmara dgn wanita tionghoa bermarga nioe tapi tidak mendapatkan
restu dari kedua orangtua disebabkan prasangka antar etnis sehingga
percintaannya pun kandas.
3. jika generasi lama bersikap kolot, berarti harapan yg ada bertumpu
pada generasi mudanya?
pernikahan kakak anda merupakan salah satu contoh asimilasi yg berjalan
dgn wajar.
salut untuk keluarga bung hendi yg telah terbuka dengan proses asimilasi
[:)]
sebenarnya poin kedua yg sy tanyakan adalah refleksi terhadap keluarga
besar ayah sy,
di mana om, sepupu laki2 sy melakukan perkawinan campur dgn wanita suku
lain.
tapi entah kenapa, sy mendapat halangan berat oleh keluarga besar ibu sy
dikarenakan pacar sy adalah seorg jawa.
(orangtua sy adalah generasi kedua tionghoa totok)
untuk bung hendi, sekedar saran, sy mempunyai seorang teman pria yg
berkulit hitam
tapi slalu dapat menawan hati kaum hawa
karena dy selalu menjaga kebersihan wajahnya & tersenyum manis.
ingat kata pepatah, "hitam manis"  [:x]

terima kasih  [:)]


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hendibow...@... wrote:
>
> Salam hormat dan salam kenal semuanya. Sy anggota baru juga ijin urun
rembug menjawab. Pertanyaan yg menrt sy bgs namun sensitip hehhe
> Sblmnya sy memperkenal diri dl sy adalah kake n oma sy dr kedua org
tua sy asli dr tiongkok sana(bisa dibuktikan dgn surat kewarganegaara)
sy lahir di indonesia tercinta. Disuatu daerah dijawa tengah.
> Sy sendiri tidak mirip sekali dgn org china atau  tionghoa.kulit sy
hitam cuma mata sy saja yg agak sipit. Dan sy lebih bnyak bergaul dgn
org2 jawa dibanding dgn org yg sesama etnis sy
> Berkaitan dgn pertanyaan cristine_mandasari. Klo berdsrkan. Sejarah
ini bermula pada saat jaman dipanegara,
> Silahkan baca babad dipanegara(pangeran diponogoro) pada suatu saat ia
kalah perang di gowok diluar surakarta(15 okt 1826) ia telah diruntuhkan
oleh gadis china yg kemudian dijdkan tukang pijat . Disamping ia
menyalahkan sasradilaga iparnya yg kalah perang krn berhubungan seksual
dgn perempuan china lengkapnya. Bagi org cina sendiri pd saat itu timbul
ketakutan terhdp dipanegara dan pengikutnya yg telah melakukan
penyerangan dilasem.silahkan bc buku orang china bandar tol, candu dan
perang jawa karangan peter carey terbitan komunitas bambu.
> Sy sendiri sampai  skr kesulitan mendptkan kekasih org china(sy
berusia 27th) krn biasanya ortu mereka pertama melihat fisik sy
melaranag mrk untuk berpcaran dgn sy.
> Sy berpendpt(ini pendpt pribadi mhn dimaafkan klo salah)
> Pertama
> 1.Msh ada perbedaan jenjang sosial dlm hal kekayaan.
> Klo yg menikah sama2 sederajat dlm hal kekayaan maka hal ini tdk mslh.
> Temen2 tiongho  sy dibdg yg bekerja sbg mandor di suatu pabrik tekstil
rata2 menikah dgn
> Wanita diluar etnisnya akan menimbulkan mslh dikeluarganya(ayah dan
ibunya).krn dianggap mau hartanya saja. Ada beberapa kasus pria china
menikah dgn perempuan diluar china ketika ia jatuh dlm usaha nya ia
ditinggaln istrinya. Walau hal ini ga bisa digeneralisir namun ada
ketakutan hal demikian..
> 2.Perbedaan kebudayaan antara pribumi dan china.wanita china dikenal
pekerja giat terutama juga prianya terutama dlm hal perdaganagan.
Berbeda dgn kaum pria jawa yg kebanyakan lebih memilih sbg pegawai hal
ini kadang2 sekali lg menimbulkan masalah dlm hal ekonomi. Disamping
mgkin adanya poligami dimasyarakat jawa.
> 3. Agama yg berbeda jelas hal ini akan menyulitkan krn harus ada salah
satu yg mengalah.
> Sekali lg ini hanya pendpt pribadi.mohon maaf jika sy slah dan
menyinggung sy cuma sharing.sy menrima segala perbedaan yg ada kaka
p

Re: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Li adalah ajaran dari konfucianisme, seperangkat aturan2 buatan manusia yg 
berguna untuk membuat masyarakat harmonis. Taoisme justru beranggapan Tao 
diatas Li, Tao adalah hukum alam. jika sudah memahami Tao tak usah mempedulikan 
Li. 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "ardian_c" 
Date: Sun, 25 Oct 2009 04:09:21 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?

ya begitulah tapi mesti diinget yong yg namanya tao itu ada LI alias aturan 
atau hukum so kata ziran alamiah jg mo gak mo teriket sama LI alias aturan 

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "henyung"  wrote:
>
> Kebetulan baru berkunjung ke forum tetangga tempat orang adu ilmu.
> 
> Dikatakan dalam Dao De Jing bahwa Dao itu prinsipnya lemah lembut dan tidak 
> kaku. Nah banyak orang yang kemudian menganalogikan prinsip ini dengan 
> dinamis. Celakanya dinamisnya terlalu kebablasan. Segala macam dibilang 
> dinamis alias bebas. 
> 
> Contohnya: 
> 
> Satu fakta A diamini mayoritas kelompok Dao lengkap dengan bukti otentik 
> catatan sejarah dan teologi Dao, namun fakta A ini kemudian ditolak oleh satu 
> kelompok Dao lain dengan alasan Dao itu dinamis dan tidak terikat peraturan. 
> Segala bukti sejarah dan teologi diabaikan demi mempertahankan kebenaran 
> versi mereka.
> 
> Padahal justru sikap mereka yang ngotot dinamis itu lah yang tidak dinamis 
> alias kaku. Klaim "lemah lembut" itu akhirnya malah menyebabkan mereka 
> menjadi terlalu lemah lembut alias kaku. 
> 
> Pengertian "lemah lembut" dalam Dao De Jing sungguh elusif dan berpotensi 
> menyesatkan banyak orang ?
> 
> salam bingung nan misteri,
> 
> yongde
>





Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunan media massa

2009-10-25 Terurut Topik zhoufy
Lho Kok aneh anda ini, apa autis ya?

Wong yg diprotes Cina kok yg disuruh hapus China?
 Apa tak bisa membedakan China dan Cina? 
Barangkali seperti yg Pak Abs bilang: semua anak kecil tahu(nya) cina sama dng 
china. 
Saya juga yakin kalau semua anak kecil tahu(nya) indon sama dengan indonesia.
Makanya di toko dia banyak melihat barang yg diberi label: Made in Indon! Dan 
jangan coba mengkoreksi dia, wong namanya anak kecil, mana bisa membedakan 
indon dng indonesia?

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Sun, 25 Oct 2009 03:50:30 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa

Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
lain-lain. Jangan omdo buktikan
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: "younginheart5000" 
Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa

Setuju!

Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi 
yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.

malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "B.H. Jo"  wrote:
>
> Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> 
> Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> 
> Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, 
> Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah 
> jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif  dan adalah awal yg. baik/"a 
> good start".
> 
> Salam,
> BH Jo
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Dr. Irawan"  wrote:
> >
> > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > juga oleh Suarapembaruan.
> > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain.
> > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa harus
> > dipaksakan .
> > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > "Tionghoa" ?
> > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > salam,
> > Dr.Irawan
> > 
> > 2009/10/23 
> > 
> > >  Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan
> > > acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan!
> > >
> > > Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh 
> > > tak
> > > terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
> > > Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut
> > > Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus.
> > >
> > > Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965
> > > misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira
> > > tidak.
> > >
> > > Sebaliknya, bila kita adakan acara "nabul" award di tahun  1975 misalnya,
> > > apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk "cina" indonesia? Saya
> > > kira tidak.
> > >
> > > Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb 
> > > semua
> > > dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi
> > > konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek!
> > >
> > > Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang masih
> > > serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat mengkoreksi
> > > kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2.
> > > Sebagian besar yg muda memang tak paham sejarah, dan masih merasa asing 
> > > dng
> > > istilah tionghoa apalagi tiongkok. Jadi Pemakaian ini bukan karena mereka
> > > Sadar akan kontekstual pemakaian istilah, mereka hanya mengikuti kebiasaan
> > > press yg sedang bingung!
> > >
> > > Coba tengok jawa pos, yg konsisten menggunakan istilah tionghoa dan
> > > tiongkok. Apakah mereka tdk konstektual? Apakah bhs mereka jadi rancu? 
> > > Tidak
> > > sama sekali, mereka justru sangat konsisten dlm berbahasa.
> > >
> > > Sent from my BlackBerry®
> > > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > >
> > > 
> > >
> > > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> > >
> > > .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
> > >
> > > .: Pertanyaan? Ajukan di http://grou

Re: [budaya_tionghua] perkawinan campur

2009-10-25 Terurut Topik Nasir Tan
Penjelsan Bro Zhoufy mantap juga nih.. Tetapi kalo yang berhubungan ama hari 
Raya, Sincia ama Puasa gak masalah sebenarnya, bisa diadakan dua kali aja, yang 
puasa kan bisa ikut malamnya. Yang penting esensi dari perayaan itu sendiri dan 
yang lebih penting lagi adalah semua itu bisa diatasi kalo kita mua bro.Contoh, 
saya dah brapa kali nemani Cici sepupu ke restoran kesukaan dia di Bulan Puasa, 
gak papa, saya gak terpengaruh. Asal jangan pada Hari Jum'at jam 12-an, itu 
tidak bisa karena saya mesti shalat Jum'at. Tetapi setelah saya tinggal di 
China, ternyata shalat Jum'at agak bergeser ( lebih telat ) dibanding di 
Indonesia, jadi kalo cici minta ditemani makan pada Jam 12.-an gak masalah.
 
 
 


--- On Sat, 10/24/09, zho...@yahoo.com  wrote:


From: zho...@yahoo.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] perkawinan campur
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Saturday, October 24, 2009, 11:13 PM


  



Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan 
es campur.

Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua manapun 
akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan golongan 
etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan pendapatan.

Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, membutuhkan 
penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng latar belakang 
sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng latar budaya yg 
sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua.

Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg 
jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah. Dibutuhkan 
usaha yg lebih keras utk saling menerima.

Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting hrs 
dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golongan anda menghadapi tantangan 
yg lebih besar.

Satu hal yg penting: bagi para orangtua, perkawinan bukan hanya antar dua orang 
saja, tapi juga merupakan perkawinan antar dua keluarga. Jika dua keluarga 
tradisinya sangat berlainan, sulit untuk bisa benar2 menyatu. Misalnya saat 
merayakan sincia yg satu sedang puasa, kan repot.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: "cristine_mandasari "  
Date: Sat, 24 Oct 2009 21:32:09 -
To: 
Subject: [budaya_tionghua] perkawinan campur

  

selamat pagi, 
semoga hari ini menjadi hari yg baik untuk anda semua :D
sy anggota baru milis ini, salam kenal :)

ada yg mengganjal dalam pikiran sy tentang kawin campur:
1. mengapa kawin campur antara etnis tionghoa dan etnis bumiputra lain, 
terutama jawa (maapkan jika istilah sy kurang tepat atau terkesan rasis)masih 
dianggap tabu hingga sekarang, dan mendapatkan halangan yg berat dari pihak 
orangtua? 
bukankah hal itu merupakan proses asimilasi yg wajar jika pasangan beda etnis 
sama2 mencintai?
2. sy melihat adanya diskriminasi gender...
jika yang menikah adalah pria tionghoa dan wanita jawa, misalnya, hal itu tidak 
akan bermasalah sebab anak yg lahir akan mengikuti seh (marga) si ayah...
namun, tidak demikian halnya, jika pria jawa dan wanita tionghoa, seringkali 
dianggap menyalahi aturan dengan adanya mitos (dalam adat jawa)bahwa abu orang 
tionghoa lebih tua daripada jawa sehingga pernikahan mereka akan pamali atau 
bernasib buruk?
3. bagaimana cara mengubah pola pikir generasi lama?
terima kasih & mohon tanggapannya :D 

















  

Re: [budaya_tionghua] Pro ABS #45577...>>>>>misundertanding

2009-10-25 Terurut Topik Nasir Tan
 
Mohon maaf, nimbrung.
Saya  kira ini dampak dari ketidaksingkronan pengertiann bahasa atau 
misunderstang. Terkadang dalam memahami suatu penjelasan,  esensi bahasanya 
yang dipertegas ketimbang esensi budaya, sementara yang menangkap ingin 
mempertegas esensi budayanya atau sebaliknya dan kadang tidak jarang esensi 
yang dibahas menyangkut budaya dan bahasa. 
 
Contohnya : Kata "CINA". Kata ini menjadi bermasalah karena kehilangan huruf " 
H " karena akan berbeda dengan kata "CHINA". Memang sulit, karena yang akan 
mengucapkan adalah kita2 yang tinggal di Indonesia yang mana sering mengabaikan 
huruf-huruf. Dimaklumi atau tidak ini terus saja terjadi karena mayoritas 
pelafalan Orang Indonesia seperti itu. Contohnya : Jusuf Kalla ( ini harus 
dibaca "Kalla", double "l" dan kalau diucapkan tidak dengan double "l" ini 
bermakna negatif menurut suatu bahasa tertentu.Kata Akhmad, ini juga banyaj 
yang cuek aja tulis Ahmad<<< ini masih sering didengar oleh penutur bahasa 
Indonesia, apalagi kalau mau membedakan CHINA atau CINA. Yang sehari-haripun 
yang berkaitan dengan agama ( Islam misalnya ) pelafalannya juga gak seragam 
bahkan tidak betul.  Bismillah  <<<  dibaca bismilo dsbnya. Sebenernya ini yang 
mesti ditertibkan oleh FPI.hehehe
Jadi menurut saya, memang sebaiknya kita menggunakan sebutan yang disenangi 
oleh orang/kelompok yang kita panggil atau kita sapa. Sebagai contoh penyebutan 
kata Indon, sebagian besar Indonesia tidak senang kalo dipanggil demikian, 
padahal apa bedanya kalo Indonesia kalau memang itu hanya panggilan. Lain 
halnya kalau tulisan resmi. Kita juga sering menyebut AMRIK, AUSSIE dan 
lain-lain dan fine2 aja. Tapi wa yakin suatu saat penyebutan AMRIK ini akan 
bermakna negatif juga dikarenakan AMRIK / USA ini sering memainkan peranan yang 
kurang baik di beberapa negara, tapi itu kan soal nanti. Kita tunggu aja 
berita...mungkin besok, lusa, bulan depan, tahun depan dstnya. Selama kita 
tidak diembargo, kita cuek aja..egp. 
 
O.k.akhirnya saya ingin mengatkan bahwa, ada banyak penjelasan yang sudah 
proporsional, tetapi karena beda esensi maka ujung2nya menjadi persoalan yang 
dibahas tidak selesai. Tidak sedikit juga para member ( mungkin termasuk saya ) 
harus dipertegas dengan bahasa sederhana ( bahasa orang pasar ) baru " ngeh", 
mengerti atau understand. Masih mending kalo, understand..!! Yang repot kalo 
esennya menjadi bias ditarik kemana-mana hingga  menyinggung pribadi dsbnya.  
 
 
salam,
 
 
 
Nasir Tan
 
 
 
--- On Sun, 10/25/09, Akhmad Bukhari Saleh  wrote:


From: Akhmad Bukhari Saleh 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Pro ABS #45577
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, October 25, 2009, 2:57 AM


  



 
- Original Message - 
From: John Siswanto 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Sunday, October 25, 2009 10:46 AM
Subject: [budaya_tionghua] Pro ABS #45577

> Jangan mencari-cari argumentasi apapun
> untuk membenarkan anda untuk menyebut Cina.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
 
Siswanto lauwheng, kapannya saya berargumentasi untuk membenarkan menyebut 
"cina"?
Saya selalu correct menyebut "tionghoa", tidak menyebut "cina".
Jelas-jelas baru di posting kemarin saya katakan saya merasa aneh bahwa UI 
secara resmi masih mempergunakan istilah "Jurusan Satra Cina" di lingkungan 
Fak. Ilmu Budaya.
 
Yang saya kemukakan adalah bahwa kita tidak perlu mendikotomikan istilah "cina" 
dan "tionghoa", dan lalu mengecam pihak-pihak lain, terutama kaum muda 
tionghoa, yang tidak mau mendikotomikan hal itu. Misalnya dengan bolak-balik 
mengatakan: "Kalau begitu, itu nama milis tionghoa-net kamu ganti saja sekalian 
menjadi cina-net".
 
Saya beberapa hari yang lalu memberi contoh adanya kesalahan di kalangan 
masyarakat, umumnya kaum tionghoa, dengan mengatakan "lagu mandarin" atau "film 
mandarin".
Tapi kan nyatanya tidak dianggap perlu untuk harus mengkoreksinya, menyuruh 
mereka semua mengatakan "lagu tiongkok" atau "film tiongkok" yang adalah lebih 
betul.
 
Memang ini bukan perbandingan apple-to-apple. Melainkan perbandingan 
kontekstual.
 
 
Juga tidak perlu kalau ada kelompok generasi muda tionghoa yang bersikap 
berbeda dengan kita, lalu kita main cap, mereka anteknya ini atau anteknya itu.
 
Kalau kita bilang kelompok mereka itu kecil saja, barangkali masih kena. Tetapi 
kalau kita bilang dia antek si A atauantek si B, kan sudah jelas mereka hanya 
akan jawab: "So what gitu loh!?" 
Lantas kita dapat manfaat maupun keberhasilan apa dari diskursus semacam itu?
 
Eh, gimana pen-caleg-annya? Sukses?
Kalau tidak, nggak apa-apa koq, memang ini pemilu paling amburadul...
 
Wasalam.
 
 = =

- Original Message - 
From: John Siswanto 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Sunday, October 25, 2009 10:46 AM
Subject: [budaya_tionghua] Pro ABS #45577

Bung ABS yth slmt hari Minggu yang baik, saya sangat setuju kita tidak 
berpolemik soal penggunaan kata Tionghoa atau Cin

[budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa>>> gado2

2009-10-25 Terurut Topik Nasir Tan
Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah 
gado2 aja mungkin kita  sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe

--- On Sun, 10/25/09, younginheart5000  wrote:


From: younginheart5000 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM


  



Educate, bukan main hapus hapusan. 

Apalagi, kata "china" dalam "made in" adalah bahasa Inggris, yang artinya 
buatan Tiongkok. Pakai "h", salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? 

Peta dunia yang ada "china" itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai 
"chinois", yang bahasa Jerman pakai " China (C huruf besar).

Yang dibahas di milis ini kan kata "cina" bukan "china" yang adalah bahasa 
Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung?

buktikan apa?

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote:
>
> Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
> chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
> lain-lain. Jangan omdo buktikan
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss... !
> 
> -Original Message-
> From: "younginheart5000" 
> Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
> massa
> 
> Setuju!
> 
> Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi 
> yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.
> 
> malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
> Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
> >
> > Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> > media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> > 
> > Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> > 
> > Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, 
> > Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata 
> > Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan 
> > adalah awal yg. baik/"a good start".
> > 
> > Salam,
> > BH Jo
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  wrote:
> > >
> > > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > > juga oleh Suarapembaruan.
> > > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain.
> > > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa harus
> > > dipaksakan .
> > > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > > "Tionghoa" ?
> > > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > > salam,
> > > Dr.Irawan
> > > 
> > > 2009/10/23 
> > > 
> > > > Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan
> > > > acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan!
> > > >
> > > > Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh 
> > > > tak
> > > > terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
> > > > Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm 
> > > > menyebut
> > > > Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus.
> > > >
> > > > Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965
> > > > misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya 
> > > > kira
> > > > tidak.
> > > >
> > > > Sebaliknya, bila kita adakan acara "nabul" award di tahun 1975 misalnya,
> > > > apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk "cina" indonesia? Saya
> > > > kira tidak.
> > > >
> > > > Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb 
> > > > semua
> > > > dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi
> > > > konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek!
> > > >
> > > > Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang 
> > > > masih
> > > > serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat 
> > > > mengkoreksi
> > > > kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2.
> > > > Sebagian besar yg muda memang tak paham sejarah, dan masih merasa asing 
> > > > dng
> > > > istilah tionghoa apalagi tiongkok. Jadi Pemakaian ini bukan karena 
> > > > mereka
> > > > Sadar akan kontekstual pemakaian istilah, mereka hanya mengikuti 
> > > > kebiasaan
> > > > press yg sedang bingung!
> > > >
> > > > Coba tengok jawa pos, yg konsisten menggunakan istilah tionghoa dan
> > > > tiongkok. Apak

Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa

2009-10-25 Terurut Topik liang u
Dik Jackson, 
    Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan 
bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkeberatan 
tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah 支那,China adalah Tiongkok dalam 
bahasa Inggeris atau 中国。Nanti kalau ada orang mengatakan otak anda di dengkul, 
anda sakit hati lagi, padahal anda yang menghina orang duluan. 
   Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi harapan, 
termasuk harapan saya, koq begitu.
   Salam prihatin.
  Liang U





From: "jackson_ya...@yahoo.com" 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media 
massa

  
Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata 
chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan 
lain-lain. Jangan omdo buktikan 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From: "younginheart5000"  
Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 -
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===> penggunaan media massa
  
Setuju!

Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi 
yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak.

malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat 
Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "B.H. Jo"  wrote:
>
> Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan 
> media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. 
> 
> Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. 
> 
> Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, 
> Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah 
> jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/"a 
> good start".
> 
> Salam,
> BH Jo
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Dr. Irawan"  wrote:
> >
> > Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
> > menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan
> > kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti
> > juga oleh Suarapembaruan.
> > Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya.
> > Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang
> > berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain.
> > Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata "Cina" kenapa harus
> > dipaksakan .
> > Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata
> > "Tionghoa" ?
> > Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri.
> > Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2.
> > salam,
> > Dr.Irawan
> > 
> > 2009/10/23 
> > 
> > > Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan
> > > acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan!
> > >
> > > Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh 
> > > tak
> > > terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
> > > Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut
> > > Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus.
> > >
> > > Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965
> > > misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira
> > > tidak.
> > >
> > > Sebaliknya, bila kita adakan acara "nabul" award di tahun 1975 misalnya,
> > > apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk "cina" indonesia? Saya
> > > kira tidak.
> > >
> > > Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb 
> > > semua
> > > dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi
> > > konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek!
> > >
> > > Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang masih
> > > serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat mengkoreksi
> > > kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2.
> > > Sebagian besar yg muda memang tak paham sejarah, dan masih merasa asing 
> > > dng
> > > istilah tionghoa apalagi tiongkok. Jadi Pemakaian ini bukan karena mereka
> > > Sadar akan kontekstual pemakaian istilah, mereka hanya mengikuti kebiasaan
> > > press yg sedang bingung!
> > >
> > > Coba tengok jawa pos, yg konsisten menggunakan istilah tionghoa dan
> > > tiongkok. Apakah mereka tdk konstektual? Apakah bhs mereka jadi rancu? 
> > > Tidak
> > > sama sekali, mereka justru sangat konsisten dlm berbahasa.
> > >
> > > Sent from my BlackBerry®
> > > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > >
> > >  - - --
> > >
> > > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> > >
> > > .: Website global http://w