Re: [budaya_tionghua] Pro ABS #45577
- Original Message - From: John Siswanto To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, October 25, 2009 10:46 AM Subject: [budaya_tionghua] Pro ABS #45577 Jangan mencari-cari argumentasi apapun untuk membenarkan anda untuk menyebut Cina. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Siswanto lauwheng, kapannya saya berargumentasi untuk membenarkan menyebut cina? Saya selalu correct menyebut tionghoa, tidak menyebut cina. Jelas-jelas baru di posting kemarin saya katakan saya merasa aneh bahwa UI secara resmi masih mempergunakan istilah Jurusan Satra Cina di lingkungan Fak. Ilmu Budaya. Yang saya kemukakan adalah bahwa kita tidak perlu mendikotomikan istilah cina dan tionghoa, dan lalu mengecam pihak-pihak lain, terutama kaum muda tionghoa, yang tidak mau mendikotomikan hal itu. Misalnya dengan bolak-balik mengatakan: Kalau begitu, itu nama milis tionghoa-net kamu ganti saja sekalian menjadi cina-net. Saya beberapa hari yang lalu memberi contoh adanya kesalahan di kalangan masyarakat, umumnya kaum tionghoa, dengan mengatakan lagu mandarin atau film mandarin. Tapi kan nyatanya tidak dianggap perlu untuk harus mengkoreksinya, menyuruh mereka semua mengatakan lagu tiongkok atau film tiongkok yang adalah lebih betul. Memang ini bukan perbandingan apple-to-apple. Melainkan perbandingan kontekstual. Juga tidak perlu kalau ada kelompok generasi muda tionghoa yang bersikap berbeda dengan kita, lalu kita main cap, mereka anteknya ini atau anteknya itu. Kalau kita bilang kelompok mereka itu kecil saja, barangkali masih kena. Tetapi kalau kita bilang dia antek si A atauantek si B, kan sudah jelas mereka hanya akan jawab: So what gitu loh!? Lantas kita dapat manfaat maupun keberhasilan apa dari diskursus semacam itu? Eh, gimana pen-caleg-annya? Sukses? Kalau tidak, nggak apa-apa koq, memang ini pemilu paling amburadul... Wasalam. == - Original Message - From: John Siswanto To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, October 25, 2009 10:46 AM Subject: [budaya_tionghua] Pro ABS #45577 Bung ABS yth slmt hari Minggu yang baik, saya sangat setuju kita tidak berpolemik soal penggunaan kata Tionghoa atau Cina... Tapi saya mau mengomentarii perumpamaan anda soal petai Cina atau Bidara Cina dengan Budaya-Cina atau Cina-net. Nama petai Cina atau Bidara Cina, sudah dari sononya memang namanya begitu, saya yakin tidak ada satupun orang yang berkeberatan manakala anda menyebut petai Cina atau Bidara Cina, karena memang seharusnya begitu dan PASTI tidak bermaksud apapun. Sebaliknya KENAPA milis budaya-tionghua/tionghoa atau Tionghoa-net BUKAN budaya-Cina atau Cina-net atau PITI atau INTI dsb...dsb, tentu ada pertimbangannya Saya yakin (para) pendiri milis/ormas-ormas tersebut memilih kata/istilah Tionghoa (BUKAN Cina) pastilah ada pertimbangan-pertimbangaannya... Keberatan saya, anda memperbandingkan sesuatu berdasarkan perbandingan yang tidak tepat yang sering disebut TIDAK apple to apple. Nah, kalo seseorang lebih suka dipanggil Tionghua/Tionghoa, harap anda atau siapapun HORMATILAH pilihan mereka. Jangan mencari-cari argumentasi apapun untuk membenarkan anda untuk menyebut Cina. Kalau anda tetap ngotot, PASTILAH anda tidak mau menghargai pilihan orang lain. Begitu saja bung. Diskusinya selesai. Wassalam, Jhon Siswanto No virus found in this outgoing message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.31/2457 - Release Date: 10/24/09 14:31:00
Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa
Dik Jackson, Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkeberatan tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah 支那,China adalah Tiongkok dalam bahasa Inggeris atau 中国。Nanti kalau ada orang mengatakan otak anda di dengkul, anda sakit hati lagi, padahal anda yang menghina orang duluan. Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi harapan, termasuk harapan saya, koq begitu. Salam prihatin. Liang U From: jackson_ya...@yahoo.com jackson_ya...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: younginheart5000 crv...@yahoo. com Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo b...@... wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman? Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus. Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965 misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira tidak. Sebaliknya, bila kita adakan acara nabul award di tahun 1975 misalnya, apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk cina indonesia? Saya kira tidak. Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb semua dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek! Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang masih serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat mengkoreksi kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2. Sebagian besar yg muda memang tak paham sejarah, dan masih merasa asing dng istilah tionghoa apalagi tiongkok. Jadi Pemakaian ini bukan karena mereka Sadar akan kontekstual pemakaian istilah, mereka hanya mengikuti kebiasaan press yg sedang bingung! Coba tengok jawa pos, yg konsisten menggunakan istilah tionghoa dan tiongkok. Apakah mereka tdk konstektual? Apakah bhs mereka jadi rancu? Tidak sama sekali, mereka justru sangat konsisten dlm berbahasa. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua
[budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000 crv...@yahoo.com wrote: From: younginheart5000 crv...@yahoo.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM Educate, bukan main hapus hapusan. Apalagi, kata china dalam made in adalah bahasa Inggris, yang artinya buatan Tiongkok. Pakai h, salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? Peta dunia yang ada china itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai chinois, yang bahasa Jerman pakai China (C huruf besar). Yang dibahas di milis ini kan kata cina bukan china yang adalah bahasa Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung? buktikan apa? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote: Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@... Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman? Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus. Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965 misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira tidak. Sebaliknya, bila kita adakan acara nabul award di tahun 1975 misalnya, apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk cina indonesia? Saya kira tidak. Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb semua dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek! Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang masih serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat mengkoreksi kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2. Sebagian besar yg muda memang tak paham sejarah, dan masih merasa asing dng istilah tionghoa apalagi tiongkok. Jadi Pemakaian ini bukan karena mereka Sadar akan kontekstual pemakaian istilah, mereka hanya mengikuti kebiasaan press yg sedang bingung! Coba tengok jawa pos, yg konsisten menggunakan istilah tionghoa dan tiongkok. Apakah mereka tdk konstektual? Apakah bhs mereka jadi rancu? Tidak sama sekali, mereka justru sangat konsisten dlm berbahasa. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Re: [budaya_tionghua] Pro ABS #45577...misundertanding
Mohon maaf, nimbrung. Saya kira ini dampak dari ketidaksingkronan pengertiann bahasa atau misunderstang. Terkadang dalam memahami suatu penjelasan, esensi bahasanya yang dipertegas ketimbang esensi budaya, sementara yang menangkap ingin mempertegas esensi budayanya atau sebaliknya dan kadang tidak jarang esensi yang dibahas menyangkut budaya dan bahasa. Contohnya : Kata CINA. Kata ini menjadi bermasalah karena kehilangan huruf H karena akan berbeda dengan kata CHINA. Memang sulit, karena yang akan mengucapkan adalah kita2 yang tinggal di Indonesia yang mana sering mengabaikan huruf-huruf. Dimaklumi atau tidak ini terus saja terjadi karena mayoritas pelafalan Orang Indonesia seperti itu. Contohnya : Jusuf Kalla ( ini harus dibaca Kalla, double l dan kalau diucapkan tidak dengan double l ini bermakna negatif menurut suatu bahasa tertentu.Kata Akhmad, ini juga banyaj yang cuek aja tulis Ahmad ini masih sering didengar oleh penutur bahasa Indonesia, apalagi kalau mau membedakan CHINA atau CINA. Yang sehari-haripun yang berkaitan dengan agama ( Islam misalnya ) pelafalannya juga gak seragam bahkan tidak betul. Bismillah dibaca bismilo dsbnya. Sebenernya ini yang mesti ditertibkan oleh FPI.hehehe Jadi menurut saya, memang sebaiknya kita menggunakan sebutan yang disenangi oleh orang/kelompok yang kita panggil atau kita sapa. Sebagai contoh penyebutan kata Indon, sebagian besar Indonesia tidak senang kalo dipanggil demikian, padahal apa bedanya kalo Indonesia kalau memang itu hanya panggilan. Lain halnya kalau tulisan resmi. Kita juga sering menyebut AMRIK, AUSSIE dan lain-lain dan fine2 aja. Tapi wa yakin suatu saat penyebutan AMRIK ini akan bermakna negatif juga dikarenakan AMRIK / USA ini sering memainkan peranan yang kurang baik di beberapa negara, tapi itu kan soal nanti. Kita tunggu aja berita...mungkin besok, lusa, bulan depan, tahun depan dstnya. Selama kita tidak diembargo, kita cuek aja..egp. O.k.akhirnya saya ingin mengatkan bahwa, ada banyak penjelasan yang sudah proporsional, tetapi karena beda esensi maka ujung2nya menjadi persoalan yang dibahas tidak selesai. Tidak sedikit juga para member ( mungkin termasuk saya ) harus dipertegas dengan bahasa sederhana ( bahasa orang pasar ) baru ngeh, mengerti atau understand. Masih mending kalo, understand..!! Yang repot kalo esennya menjadi bias ditarik kemana-mana hingga menyinggung pribadi dsbnya. salam, Nasir Tan --- On Sun, 10/25/09, Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id wrote: From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id Subject: Re: [budaya_tionghua] Pro ABS #45577 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 2:57 AM - Original Message - From: John Siswanto To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, October 25, 2009 10:46 AM Subject: [budaya_tionghua] Pro ABS #45577 Jangan mencari-cari argumentasi apapun untuk membenarkan anda untuk menyebut Cina. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Siswanto lauwheng, kapannya saya berargumentasi untuk membenarkan menyebut cina? Saya selalu correct menyebut tionghoa, tidak menyebut cina. Jelas-jelas baru di posting kemarin saya katakan saya merasa aneh bahwa UI secara resmi masih mempergunakan istilah Jurusan Satra Cina di lingkungan Fak. Ilmu Budaya. Yang saya kemukakan adalah bahwa kita tidak perlu mendikotomikan istilah cina dan tionghoa, dan lalu mengecam pihak-pihak lain, terutama kaum muda tionghoa, yang tidak mau mendikotomikan hal itu. Misalnya dengan bolak-balik mengatakan: Kalau begitu, itu nama milis tionghoa-net kamu ganti saja sekalian menjadi cina-net. Saya beberapa hari yang lalu memberi contoh adanya kesalahan di kalangan masyarakat, umumnya kaum tionghoa, dengan mengatakan lagu mandarin atau film mandarin. Tapi kan nyatanya tidak dianggap perlu untuk harus mengkoreksinya, menyuruh mereka semua mengatakan lagu tiongkok atau film tiongkok yang adalah lebih betul. Memang ini bukan perbandingan apple-to-apple. Melainkan perbandingan kontekstual. Juga tidak perlu kalau ada kelompok generasi muda tionghoa yang bersikap berbeda dengan kita, lalu kita main cap, mereka anteknya ini atau anteknya itu. Kalau kita bilang kelompok mereka itu kecil saja, barangkali masih kena. Tetapi kalau kita bilang dia antek si A atauantek si B, kan sudah jelas mereka hanya akan jawab: So what gitu loh!? Lantas kita dapat manfaat maupun keberhasilan apa dari diskursus semacam itu? Eh, gimana pen-caleg-annya? Sukses? Kalau tidak, nggak apa-apa koq, memang ini pemilu paling amburadul... Wasalam. = = - Original Message - From: John Siswanto To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, October 25, 2009 10:46 AM Subject: [budaya_tionghua] Pro ABS #45577 Bung ABS yth slmt hari Minggu yang baik, saya sangat setuju kita tidak berpolemik soal penggunaan kata Tionghoa atau Cina...
Re: [budaya_tionghua] perkawinan campur
Penjelsan Bro Zhoufy mantap juga nih.. Tetapi kalo yang berhubungan ama hari Raya, Sincia ama Puasa gak masalah sebenarnya, bisa diadakan dua kali aja, yang puasa kan bisa ikut malamnya. Yang penting esensi dari perayaan itu sendiri dan yang lebih penting lagi adalah semua itu bisa diatasi kalo kita mua bro.Contoh, saya dah brapa kali nemani Cici sepupu ke restoran kesukaan dia di Bulan Puasa, gak papa, saya gak terpengaruh. Asal jangan pada Hari Jum'at jam 12-an, itu tidak bisa karena saya mesti shalat Jum'at. Tetapi setelah saya tinggal di China, ternyata shalat Jum'at agak bergeser ( lebih telat ) dibanding di Indonesia, jadi kalo cici minta ditemani makan pada Jam 12.-an gak masalah. --- On Sat, 10/24/09, zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com wrote: From: zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] perkawinan campur To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Saturday, October 24, 2009, 11:13 PM Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan es campur. Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan pendapatan. Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua. Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah. Dibutuhkan usaha yg lebih keras utk saling menerima. Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting hrs dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golongan anda menghadapi tantangan yg lebih besar. Satu hal yg penting: bagi para orangtua, perkawinan bukan hanya antar dua orang saja, tapi juga merupakan perkawinan antar dua keluarga. Jika dua keluarga tradisinya sangat berlainan, sulit untuk bisa benar2 menyatu. Misalnya saat merayakan sincia yg satu sedang puasa, kan repot. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: cristine_mandasari cristine_mandasari@ yahoo.com Date: Sat, 24 Oct 2009 21:32:09 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] perkawinan campur selamat pagi, semoga hari ini menjadi hari yg baik untuk anda semua :D sy anggota baru milis ini, salam kenal :) ada yg mengganjal dalam pikiran sy tentang kawin campur: 1. mengapa kawin campur antara etnis tionghoa dan etnis bumiputra lain, terutama jawa (maapkan jika istilah sy kurang tepat atau terkesan rasis)masih dianggap tabu hingga sekarang, dan mendapatkan halangan yg berat dari pihak orangtua? bukankah hal itu merupakan proses asimilasi yg wajar jika pasangan beda etnis sama2 mencintai? 2. sy melihat adanya diskriminasi gender... jika yang menikah adalah pria tionghoa dan wanita jawa, misalnya, hal itu tidak akan bermasalah sebab anak yg lahir akan mengikuti seh (marga) si ayah... namun, tidak demikian halnya, jika pria jawa dan wanita tionghoa, seringkali dianggap menyalahi aturan dengan adanya mitos (dalam adat jawa)bahwa abu orang tionghoa lebih tua daripada jawa sehingga pernikahan mereka akan pamali atau bernasib buruk? 3. bagaimana cara mengubah pola pikir generasi lama? terima kasih mohon tanggapannya :D
Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunan media massa
Lho Kok aneh anda ini, apa autis ya? Wong yg diprotes Cina kok yg disuruh hapus China? Apa tak bisa membedakan China dan Cina? Barangkali seperti yg Pak Abs bilang: semua anak kecil tahu(nya) cina sama dng china. Saya juga yakin kalau semua anak kecil tahu(nya) indon sama dengan indonesia. Makanya di toko dia banyak melihat barang yg diberi label: Made in Indon! Dan jangan coba mengkoreksi dia, wong namanya anak kecil, mana bisa membedakan indon dng indonesia? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 03:50:30 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, B.H. Jo b...@... wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman? Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus. Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965 misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira tidak. Sebaliknya, bila kita adakan acara nabul award di tahun 1975 misalnya, apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk cina indonesia? Saya kira tidak. Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb semua dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek! Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang masih serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat mengkoreksi kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2. Sebagian besar yg muda memang tak paham sejarah, dan masih merasa asing dng istilah tionghoa apalagi tiongkok. Jadi Pemakaian ini bukan karena mereka Sadar akan kontekstual pemakaian istilah, mereka hanya mengikuti kebiasaan press yg sedang bingung! Coba tengok jawa pos, yg konsisten menggunakan istilah tionghoa dan tiongkok. Apakah mereka tdk konstektual? Apakah bhs mereka jadi rancu? Tidak sama sekali, mereka justru sangat konsisten dlm berbahasa. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua
Re: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?
Li adalah ajaran dari konfucianisme, seperangkat aturan2 buatan manusia yg berguna untuk membuat masyarakat harmonis. Taoisme justru beranggapan Tao diatas Li, Tao adalah hukum alam. jika sudah memahami Tao tak usah mempedulikan Li. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id Date: Sun, 25 Oct 2009 04:09:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ? ya begitulah tapi mesti diinget yong yg namanya tao itu ada LI alias aturan atau hukum so kata ziran alamiah jg mo gak mo teriket sama LI alias aturan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, henyung heny...@... wrote: Kebetulan baru berkunjung ke forum tetangga tempat orang adu ilmu. Dikatakan dalam Dao De Jing bahwa Dao itu prinsipnya lemah lembut dan tidak kaku. Nah banyak orang yang kemudian menganalogikan prinsip ini dengan dinamis. Celakanya dinamisnya terlalu kebablasan. Segala macam dibilang dinamis alias bebas. Contohnya: Satu fakta A diamini mayoritas kelompok Dao lengkap dengan bukti otentik catatan sejarah dan teologi Dao, namun fakta A ini kemudian ditolak oleh satu kelompok Dao lain dengan alasan Dao itu dinamis dan tidak terikat peraturan. Segala bukti sejarah dan teologi diabaikan demi mempertahankan kebenaran versi mereka. Padahal justru sikap mereka yang ngotot dinamis itu lah yang tidak dinamis alias kaku. Klaim lemah lembut itu akhirnya malah menyebabkan mereka menjadi terlalu lemah lembut alias kaku. Pengertian lemah lembut dalam Dao De Jing sungguh elusif dan berpotensi menyesatkan banyak orang ? salam bingung nan misteri, yongde
[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur
pertama, terima kasih atas sharingnya... 1. wah, ternyata anda mempunyai minat baca yg luas tentang etnis tionghoa di indonesia. salut atas suggestion bukunya :) sy pernah mengikuti forum diskusi etnis tionghoa di univ. atmajaya, yogyakarta. dlm suatu sesi, panelis diskusi menyatakan bahwa perang diponegoro merupakan titik tolak hubungan etnis jawa-tionghoa yg disebabkan oleh menyebarnya mitos wanita tionghoa akan membawa kesialan jika menikah dgn pria jawa. dan entah mengapa mitos itu kembali diperkuat dengan beberapa kejadian... (mitos mempunyai daya tarik tersendiri, jika dipercaya akan terjadi, jika tidak makin menjadi, only god knows why [O:)] ) misalnya, saat kasultanan yogyakarta bersatu di bawah republik indonesia kekuasaan kasultanan dibatasi dalam daerah istimewa, wanita tionghoa yg menjadi salah satu selir sultan dianggap sebagai penyebab kesialan tersebut. (maap jika sy lupa sultan hamengku buwono keberapa dan siapa nama selir yg dimaksud, mungkin bung hendi bisa membantu sy [:-/] ) 2. sy setuju apa yg bung hendi katakan, faktor ekonomi, budaya, dan keyakinan, merupakan bibit, bebet, bobot dalam mencari menentukan pasangan hidup. namun, sy juga tidak menutup mata bahwa dalam kasus kawin campur, kendala yg ada adalah prasangka antar etnis (misal, etnis tionghoa pelit ataupun etnis jawa pemalas, sekali lagi maap jika sy terdengar rasis). bung karno sendiri pernah bercerita bahwa semasa mudanya, beliau pernah menjalin asmara dgn wanita tionghoa bermarga nioe tapi tidak mendapatkan restu dari kedua orangtua disebabkan prasangka antar etnis sehingga percintaannya pun kandas. 3. jika generasi lama bersikap kolot, berarti harapan yg ada bertumpu pada generasi mudanya? pernikahan kakak anda merupakan salah satu contoh asimilasi yg berjalan dgn wajar. salut untuk keluarga bung hendi yg telah terbuka dengan proses asimilasi [:)] sebenarnya poin kedua yg sy tanyakan adalah refleksi terhadap keluarga besar ayah sy, di mana om, sepupu laki2 sy melakukan perkawinan campur dgn wanita suku lain. tapi entah kenapa, sy mendapat halangan berat oleh keluarga besar ibu sy dikarenakan pacar sy adalah seorg jawa. (orangtua sy adalah generasi kedua tionghoa totok) untuk bung hendi, sekedar saran, sy mempunyai seorang teman pria yg berkulit hitam tapi slalu dapat menawan hati kaum hawa karena dy selalu menjaga kebersihan wajahnya tersenyum manis. ingat kata pepatah, hitam manis [:x] terima kasih [:)] --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hendibow...@... wrote: Salam hormat dan salam kenal semuanya. Sy anggota baru juga ijin urun rembug menjawab. Pertanyaan yg menrt sy bgs namun sensitip hehhe Sblmnya sy memperkenal diri dl sy adalah kake n oma sy dr kedua org tua sy asli dr tiongkok sana(bisa dibuktikan dgn surat kewarganegaara) sy lahir di indonesia tercinta. Disuatu daerah dijawa tengah. Sy sendiri tidak mirip sekali dgn org china atau tionghoa.kulit sy hitam cuma mata sy saja yg agak sipit. Dan sy lebih bnyak bergaul dgn org2 jawa dibanding dgn org yg sesama etnis sy Berkaitan dgn pertanyaan cristine_mandasari. Klo berdsrkan. Sejarah ini bermula pada saat jaman dipanegara, Silahkan baca babad dipanegara(pangeran diponogoro) pada suatu saat ia kalah perang di gowok diluar surakarta(15 okt 1826) ia telah diruntuhkan oleh gadis china yg kemudian dijdkan tukang pijat . Disamping ia menyalahkan sasradilaga iparnya yg kalah perang krn berhubungan seksual dgn perempuan china lengkapnya. Bagi org cina sendiri pd saat itu timbul ketakutan terhdp dipanegara dan pengikutnya yg telah melakukan penyerangan dilasem.silahkan bc buku orang china bandar tol, candu dan perang jawa karangan peter carey terbitan komunitas bambu. Sy sendiri sampai skr kesulitan mendptkan kekasih org china(sy berusia 27th) krn biasanya ortu mereka pertama melihat fisik sy melaranag mrk untuk berpcaran dgn sy. Sy berpendpt(ini pendpt pribadi mhn dimaafkan klo salah) Pertama 1.Msh ada perbedaan jenjang sosial dlm hal kekayaan. Klo yg menikah sama2 sederajat dlm hal kekayaan maka hal ini tdk mslh. Temen2 tiongho sy dibdg yg bekerja sbg mandor di suatu pabrik tekstil rata2 menikah dgn Wanita diluar etnisnya akan menimbulkan mslh dikeluarganya(ayah dan ibunya).krn dianggap mau hartanya saja. Ada beberapa kasus pria china menikah dgn perempuan diluar china ketika ia jatuh dlm usaha nya ia ditinggaln istrinya. Walau hal ini ga bisa digeneralisir namun ada ketakutan hal demikian.. 2.Perbedaan kebudayaan antara pribumi dan china.wanita china dikenal pekerja giat terutama juga prianya terutama dlm hal perdaganagan. Berbeda dgn kaum pria jawa yg kebanyakan lebih memilih sbg pegawai hal ini kadang2 sekali lg menimbulkan masalah dlm hal ekonomi. Disamping mgkin adanya poligami dimasyarakat jawa. 3. Agama yg berbeda jelas hal ini akan menyulitkan krn harus ada salah satu yg mengalah. Sekali lg ini hanya pendpt pribadi.mohon maaf jika sy slah dan menyinggung sy cuma sharing.sy menrima segala perbedaan yg ada kaka permepuan sy menikah
[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur
terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy. (maap jika sy salah sebut) sy jadi lapar membaca nasi campur es campur [:D] memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan kesamaan latar belakang akan membuat hubungan lebih langgeng, namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar kedua etnis ini [:)] terima kasih. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan es campur. Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan pendapatan. Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua. Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah. Dibutuhkan usaha yg lebih keras utk saling menerima. Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting hrs dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golongan anda menghadapi tantangan yg lebih besar. Satu hal yg penting: bagi para orangtua, perkawinan bukan hanya antar dua orang saja, tapi juga merupakan perkawinan antar dua keluarga. Jika dua keluarga tradisinya sangat berlainan, sulit untuk bisa benar2 menyatu. Misalnya saat merayakan sincia yg satu sedang puasa, kan repot. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: cristine_mandasari cristine_mandas...@... Date: Sat, 24 Oct 2009 21:32:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] perkawinan campur selamat pagi, semoga hari ini menjadi hari yg baik untuk anda semua :D sy anggota baru milis ini, salam kenal :) ada yg mengganjal dalam pikiran sy tentang kawin campur: 1. mengapa kawin campur antara etnis tionghoa dan etnis bumiputra lain, terutama jawa (maapkan jika istilah sy kurang tepat atau terkesan rasis)masih dianggap tabu hingga sekarang, dan mendapatkan halangan yg berat dari pihak orangtua? bukankah hal itu merupakan proses asimilasi yg wajar jika pasangan beda etnis sama2 mencintai? 2. sy melihat adanya diskriminasi gender... jika yang menikah adalah pria tionghoa dan wanita jawa, misalnya, hal itu tidak akan bermasalah sebab anak yg lahir akan mengikuti seh (marga) si ayah... namun, tidak demikian halnya, jika pria jawa dan wanita tionghoa, seringkali dianggap menyalahi aturan dengan adanya mitos (dalam adat jawa)bahwa abu orang tionghoa lebih tua daripada jawa sehingga pernikahan mereka akan pamali atau bernasib buruk? 3. bagaimana cara mengubah pola pikir generasi lama? terima kasih mohon tanggapannya :D
[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa
Kita semua harus bersabar om, dan tak lelah lelah educate yang salah kaprah. soalnya ini mengenai sejarah kita sendiri. kasihan mereka, tetapi apa mau dikata? sudah terjadi sejak orba budaya tionghoa (bukan cina) adalah luas, lebih dari sekedar cersil, atau dunia business --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u lian...@... wrote: Dik Jackson,    Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkeberatan tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah æ¯é£ï¼China adalah Tiongkok dalam bahasa Inggeris atau ä¸å½ãNanti kalau ada orang mengatakan otak anda di dengkul, anda sakit hati lagi, padahal anda yang menghina orang duluan.   Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi harapan, termasuk harapan saya, koq begitu.   Salam prihatin.  Liang U From: jackson_ya...@... jackson_ya...@... To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa  Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: younginheart5000 crv...@yahoo. com Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa  Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman? Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus. Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965 misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira tidak. Sebaliknya, bila kita adakan acara nabul award di tahun 1975 misalnya, apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk cina indonesia? Saya kira tidak. Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb semua dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek! Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang masih serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat mengkoreksi kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2. Sebagian besar yg muda memang tak paham sejarah, dan masih merasa asing dng istilah tionghoa apalagi tiongkok. Jadi Pemakaian ini bukan karena mereka Sadar akan kontekstual pemakaian istilah, mereka hanya mengikuti kebiasaan press yg sedang bingung! Coba tengok jawa pos, yg
[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang lain mau menghormati kita? istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di gado gado-kan tidak kasihan? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan hitaci2...@... wrote: Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000 crv...@... wrote: From: younginheart5000 crv...@... Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM Educate, bukan main hapus hapusan. Apalagi, kata china dalam made in adalah bahasa Inggris, yang artinya buatan Tiongkok. Pakai h, salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? Peta dunia yang ada china itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai chinois, yang bahasa Jerman pakai China (C huruf besar). Yang dibahas di milis ini kan kata cina bukan china yang adalah bahasa Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung? buktikan apa? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote: Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -Original Message- From: younginheart5000 crv118@ Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman? Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus. Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965 misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira tidak. Sebaliknya, bila kita adakan acara nabul award di tahun 1975 misalnya, apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk cina indonesia? Saya kira tidak. Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb semua dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek! Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang masih serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat
Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau perkataan saya salah berikan buktinya Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang lain mau menghormati kita? istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di gado gado-kan tidak kasihan? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan hitaci2...@... wrote: Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000 crv...@... wrote: From: younginheart5000 crv...@... Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM Educate, bukan main hapus hapusan. Apalagi, kata china dalam made in adalah bahasa Inggris, yang artinya buatan Tiongkok. Pakai h, salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? Peta dunia yang ada china itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai chinois, yang bahasa Jerman pakai China (C huruf besar). Yang dibahas di milis ini kan kata cina bukan china yang adalah bahasa Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung? buktikan apa? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote: Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -Original Message- From: younginheart5000 crv118@ Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman? Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus. Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965 misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira tidak. Sebaliknya, bila kita adakan acara nabul award di tahun 1975 misalnya, apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk cina indonesia?
Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa
Mpek sudahlah cape, boro2 yg rumit begitu. Beda tionghoa n tiongkok gak tau. Biarlah dia minta dipanggil cina yg penting jgn maksa manggil cina juga ke org laen. -Original Message- From: liang u lian...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 00:51:47 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Dik Jackson, Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkeberatan tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah 支那,China adalah Tiongkok dalam bahasa Inggeris atau 中国。Nanti kalau ada orang mengatakan otak anda di dengkul, anda sakit hati lagi, padahal anda yang menghina orang duluan. Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi harapan, termasuk harapan saya, koq begitu. Salam prihatin. Liang U From: jackson_ya...@yahoo.com jackson_ya...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: younginheart5000 crv...@yahoo. com Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo b...@... wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman? Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus. Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965 misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira tidak. Sebaliknya, bila kita adakan acara nabul award di tahun 1975 misalnya, apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk cina indonesia? Saya kira tidak. Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb semua dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek! Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang masih serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat mengkoreksi kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2. Sebagian besar yg muda memang tak paham sejarah, dan masih merasa asing dng istilah tionghoa apalagi tiongkok. Jadi Pemakaian ini bukan karena mereka Sadar akan kontekstual pemakaian istilah, mereka hanya mengikuti kebiasaan press yg sedang bingung! Coba tengok jawa pos, yg konsisten menggunakan istilah tionghoa dan tiongkok. Apakah mereka tdk konstektual? Apakah bhs mereka jadi rancu?
Re: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama saja. Terimakasi Permisih dulu Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000 crv...@yahoo.com wrote: From: younginheart5000 crv...@yahoo.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM Educate, bukan main hapus hapusan. Apalagi, kata china dalam made in adalah bahasa Inggris, yang artinya buatan Tiongkok. Pakai h, salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? Peta dunia yang ada china itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai chinois, yang bahasa Jerman pakai China (C huruf besar). Yang dibahas di milis ini kan kata cina bukan china yang adalah bahasa Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung? buktikan apa? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote: Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@... Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman? Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus. Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965 misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira tidak. Sebaliknya, bila kita adakan acara nabul award di tahun 1975 misalnya, apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk cina indonesia? Saya kira tidak. Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb semua dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek! Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang masih serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat mengkoreksi kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2. Sebagian besar yg muda memang tak paham sejarah, dan masih merasa asing dng istilah tionghoa apalagi
[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
Nambain dikit ah... Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal (pronunciation): Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai âhâ di belakang suatu kata (kadang juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, tamba, sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb. Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda (Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, cenderung menambahkan âhâ di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll. Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada pakemnya. Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan ketidaktahuan sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama saja. Terimakasi Permisih dulu Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2...@... Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massagado2 Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe.
Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
Hehe terus kata Indon itu dari kata apa? Kok tak ngaku ada made in indon? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 10:24:45 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau perkataan saya salah berikan buktinya Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang lain mau menghormati kita? istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di gado gado-kan tidak kasihan? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan hitaci2...@... wrote: Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000 crv...@... wrote: From: younginheart5000 crv...@... Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM Educate, bukan main hapus hapusan. Apalagi, kata china dalam made in adalah bahasa Inggris, yang artinya buatan Tiongkok. Pakai h, salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? Peta dunia yang ada china itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai chinois, yang bahasa Jerman pakai China (C huruf besar). Yang dibahas di milis ini kan kata cina bukan china yang adalah bahasa Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung? buktikan apa? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote: Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -Original Message- From: younginheart5000 crv118@ Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman? Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus.
[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa
Betul, capek dehhh kok ada orang yang begitu pengen dipanggil cina? pengetahuan sejarah banyak orang memang masih kalang kabut --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote: Mpek sudahlah cape, boro2 yg rumit begitu. Beda tionghoa n tiongkok gak tau. Biarlah dia minta dipanggil cina yg penting jgn maksa manggil cina juga ke org laen. -Original Message- From: liang u lian...@... Date: Sun, 25 Oct 2009 00:51:47 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Dik Jackson,    Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkeberatan tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah æ¯é£ï¼China adalah Tiongkok dalam bahasa Inggeris atau ä¸å½ãNanti kalau ada orang mengatakan otak anda di dengkul, anda sakit hati lagi, padahal anda yang menghina orang duluan.   Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi harapan, termasuk harapan saya, koq begitu.   Salam prihatin.  Liang U From: jackson_ya...@... jackson_ya...@... To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa  Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: younginheart5000 crv...@yahoo. com Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa  Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman? Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus. Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965 misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira tidak. Sebaliknya, bila kita adakan acara nabul award di tahun 1975 misalnya, apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk cina indonesia? Saya kira tidak. Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada sama sekali, di kedua tahun tsb semua dng istilah seragam: semua tionghoa atau semua cina. Jika ada segi konstektualnya ya konsteks zaman! Bukan konteks obyek! Jika saat ini terjadi pemakaian gado2, ini karena masyarakat memang masih serba bingung, gagap merespon perubahan zaman, sebagian cepat mengkoreksi kesalahan sejarah, sebagiab masih enggan, sebagian mau tapi masih malu2. Sebagian besar yg muda memang tak paham sejarah, dan masih merasa asing dng
[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
yang dipermasalahkan itu kata cina atau china? yang dipaksakan orde baru itu cina atau china? mana ada orang maki chaina lu! tetapi kan cina lu? diseluruh milis ini paham, hanya anda yang tanya beda cina dengan chaina (china).. engko tinggal dimana? di afrika selatan? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau perkataan saya salah berikan buktinya Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@... Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang lain mau menghormati kita? istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di gado gado-kan tidak kasihan? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan hitaci2002@ wrote: Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000 crv118@ wrote: From: younginheart5000 crv118@ Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM Educate, bukan main hapus hapusan. Apalagi, kata china dalam made in adalah bahasa Inggris, yang artinya buatan Tiongkok. Pakai h, salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? Peta dunia yang ada china itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai chinois, yang bahasa Jerman pakai China (C huruf besar). Yang dibahas di milis ini kan kata cina bukan china yang adalah bahasa Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung? buktikan apa? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote: Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -Original Message- From: younginheart5000 crv118@ Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman?
[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
ya, ampnnn.. kata apel memang datang dari apple, tapi kata cina bukan datang dari china. sejak kapan kita sebut orang Tionghoa dengan sebutan bahasa Inggris? sebaliknya, kata china (baca chaina) baru dipakai akhir akhir ini, saking bingungnya, cina gak mau, Tionghoa gak biasa ..misalnya di metro tv lagipula, apa engko belanja dipasar : ehh apple (baca aeppel) berapa ya sekilo? diketawain orang atuh? kalau udah keliru mah keliru aja, koh --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau perkataan saya salah berikan buktinya Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@... Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang lain mau menghormati kita? istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di gado gado-kan tidak kasihan? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan hitaci2002@ wrote: Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000 crv118@ wrote: From: younginheart5000 crv118@ Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM Educate, bukan main hapus hapusan. Apalagi, kata china dalam made in adalah bahasa Inggris, yang artinya buatan Tiongkok. Pakai h, salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? Peta dunia yang ada china itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai chinois, yang bahasa Jerman pakai China (C huruf besar). Yang dibahas di milis ini kan kata cina bukan china yang adalah bahasa Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung? buktikan apa? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote: Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -Original Message- From: younginheart5000 crv118@ Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg
[budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2...Betawi
Nah...kalo begini kan bagus, diskusi jadi hidup...hehehe. Dan ini sesuai fakta-fakta yang terjadi di lapangan, bukan khayalan.. Btw..ada betawi yang sering pake e, contohnya anE, kitE, itu Betawi mana bro..? Dah puluhan taon di di Betawi..masih gak bisa bedain dialek Betawi..apa kata duniaaa..? hehehe --- On Sun, 10/25/09, David Kwa david_kwa2...@yahoo.com wrote: From: David Kwa david_kwa2...@yahoo.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 8:18 AM Nambain dikit ah... Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal (pronunciation) : Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai “h” di belakang suatu kata (kadang juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, tamba, sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb. Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda (Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, cenderung menambahkan “h” di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll. Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada pakemnya. Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan ketidaktahuan sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama saja. Terimakasi Permisih dulu Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2002@ ... Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massagado2 Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja. ..hehehe.
[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur
memang mantap penjelasan pak Zhoufy. pada dasarnya, perkawinan silang aman aman saja, kalau kedua pihak mampu saling menghargai. jangankan antar etnis, antara tionghoa saja, kalau yang satu katholik, yang lain kristen. lalu saling mengejek ibadah masing masing, ya repot. atau yang satu konghucu, yang lain non konghucu, lalu mentertawakan ritual konghucu. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan hitaci2...@... wrote: Penjelsan Bro Zhoufy mantap juga nih.. Tetapi kalo yang berhubungan ama hari Raya, Sincia ama Puasa gak masalah sebenarnya, bisa diadakan dua kali aja, yang puasa kan bisa ikut malamnya. Yang penting esensi dari perayaan itu sendiri dan yang lebih penting lagi adalah semua itu bisa diatasi kalo kita mua bro.Contoh, saya dah brapa kali nemani Cici sepupu ke restoran kesukaan dia di Bulan Puasa, gak papa, saya gak terpengaruh. Asal jangan pada Hari Jum'at jam 12-an, itu tidak bisa karena saya mesti shalat Jum'at. Tetapi setelah saya tinggal di China, ternyata shalat Jum'at agak bergeser ( lebih telat ) dibanding di Indonesia, jadi kalo cici minta ditemani makan pada Jam 12.-an gak masalah. --- On Sat, 10/24/09, zho...@... zho...@... wrote: From: zho...@... zho...@... Subject: Re: [budaya_tionghua] perkawinan campur To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Saturday, October 24, 2009, 11:13 PM Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan es campur. Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan pendapatan. Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua. Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah. Dibutuhkan usaha yg lebih keras utk saling menerima. Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting hrs dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golongan anda menghadapi tantangan yg lebih besar. Satu hal yg penting: bagi para orangtua, perkawinan bukan hanya antar dua orang saja, tapi juga merupakan perkawinan antar dua keluarga. Jika dua keluarga tradisinya sangat berlainan, sulit untuk bisa benar2 menyatu. Misalnya saat merayakan sincia yg satu sedang puasa, kan repot. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: cristine_mandasari cristine_mandasari@ yahoo.com Date: Sat, 24 Oct 2009 21:32:09 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] perkawinan campur selamat pagi, semoga hari ini menjadi hari yg baik untuk anda semua :D sy anggota baru milis ini, salam kenal :) ada yg mengganjal dalam pikiran sy tentang kawin campur: 1. mengapa kawin campur antara etnis tionghoa dan etnis bumiputra lain, terutama jawa (maapkan jika istilah sy kurang tepat atau terkesan rasis)masih dianggap tabu hingga sekarang, dan mendapatkan halangan yg berat dari pihak orangtua? bukankah hal itu merupakan proses asimilasi yg wajar jika pasangan beda etnis sama2 mencintai? 2. sy melihat adanya diskriminasi gender... jika yang menikah adalah pria tionghoa dan wanita jawa, misalnya, hal itu tidak akan bermasalah sebab anak yg lahir akan mengikuti seh (marga) si ayah... namun, tidak demikian halnya, jika pria jawa dan wanita tionghoa, seringkali dianggap menyalahi aturan dengan adanya mitos (dalam adat jawa)bahwa abu orang tionghoa lebih tua daripada jawa sehingga pernikahan mereka akan pamali atau bernasib buruk? 3. bagaimana cara mengubah pola pikir generasi lama? terima kasih mohon tanggapannya :D
[budaya_tionghua] Indonesia Memanggil (KPK Buka lowongan)
Dear temans, Di koran Kompas hari ini (Minggu, tanggal 25/10/2009), ada iklan dari KPK. Indonesia sedang memanggil putra-putri-nya yang terbaik untuk mengabdi di KPK, dan tentu sebagai anak bangsa, adalah tugas kita bersama berkiprah untuk terjun langsung membasmi korupsi. Tidak hanya terbatas wacana dan wacana Semoga berkenan, John Siswanto ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
Pantesan Vid! Karena dua betawi ini sekarang sdh begitu membaur, maka tak bisa lagi membedakan cina dan cHina! Hahaha(atau mesti aaa?), ini guyon Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: David Kwa david_kwa2...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 12:18:43 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 Nambain dikit ah... Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal (pronunciation): Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai “h†di belakang suatu kata (kadang juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, tamba, sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb. Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda (Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, cenderung menambahkan “h†di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll. Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada pakemnya. Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan ketidaktahuan sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama saja. Terimakasi Permisih dulu Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2...@... Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massagado2 Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe.
Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!! Sebelum pelaksanaan kawin campur bagi yang akan melaksanakan, tentunya terlebih dahulu harus memahami persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki ( etnis Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya pegawai kelurahan yah pasti akan mengalami hambatan ( terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa sering dipersulit di kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ). Tetapi coba, kalo Orang Jawa yang kerja di NASA, General Electric, ato yang punya hak paten dan diakui secara internasional, Orang Tionghoa besar kemungkinan akan mempertimbangkan..hehehe. Ini bukan karena faktor materi juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan pergaulan yang luas. Saya gak tau kalau di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau di luar Pulau Jawa hal ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya jelaskan gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe.Contoh lain; teman cici sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang luas, jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan macam-macam, tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih jauhlah dari kemampuan financial teman cici saya. Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara pendekatannya tidak meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato ortu...hehehe. Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH ANDA. Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu terkadang suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya. Sebaliknya, etnis luar Jawa yang non Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini sama saja dengan yang lain yakni kita semua Bangsa Indonesia baru tahap belajar alias menilai negatif: Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis di dalam buku pelajaran sekolah tetapi kenyataannya terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih aktif di kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah kalau etnis non Tionghoa aja berpendapat seperti ini, apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, bukan soal mitos atau non mitos tetapi banyak faktor yang mempengaruhi sebagaimana yang dikemukakan sama Bro Zhoufy, bahwa ada korelasi antara pernikahan dengan kesetaraan pendidikan, harta, budaya, agama dll bahwa kesemuanya ini memang betul adanya. Tetapi semua itu juga tergantung nasib dan garis tangan seseorang. Nasir Tan --- On Sun, 10/25/09, cristine_mandasari cristine_mandas...@yahoo.com wrote: terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy. (maap jika sy salah sebut) sy jadi lapar membaca nasi campur es campur memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan kesamaan latar belakang akan membuat hubungan lebih langgeng, namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar kedua etnis ini terima kasih. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan es campur. Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan pendapatan. Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua. Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah. Dibutuhkan usaha yg lebih keras utk saling menerima. Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting hrs dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golongan anda menghadapi tantangan yg lebih besar. Satu hal yg penting: bagi para orangtua, perkawinan bukan hanya antar dua orang saja, tapi juga merupakan perkawinan antar dua keluarga. Jika dua keluarga tradisinya sangat berlainan, sulit untuk bisa benar2 menyatu. Misalnya saat merayakan sincia yg satu sedang puasa, kan repot. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: cristine_mandasari cristine_mandasari@ ... Date: Sat, 24 Oct 2009 21:32:09 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] perkawinan campur selamat pagi, semoga hari ini menjadi hari yg baik
Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur
1.Mungkin yg dimksd KGPA Radityo prabukusuma putra tertua dr mangunegara VIII yg menikah dengan emma santoso seorang artis peranakan china/tionghoa?benar perang diponegoro merupakan titik tolak hubungan etnis jawa-tionghoa. Paham perempuan china sbg pembaw sial sebenarnya hanya kambing hitam krn kekalah dlm beberapa perang. Sebenarnya dulu china dianggap istimewa bahkan banyak org jawa senang beristri china. Namun keadaan terbalik krn org china terlibat dlm kehidupan ekonomi org jawa spt sbg penarik tol dan pedagang candu yg dianggap memiskin masyarakat oleh dipanegara. Namun ada hal. 2.Mungkin bisa ditambahkan sesuai pendpt bung zufai(mhn maaf klo salah) diliat dr sudut pandang orang tua. 3.Betul golongan mudalah yg harus memulai asimilasi dgn pergaulan. Tanpa ada kecurigaan terhadap etnis tertentu. Sy selalu salut dgn soe hok gie jika mebaca memoarnya bagamana seorang keturunan tionghoa bisa seberani itu menyuarkan tuntutan serta pergaulan yg luas. Menurut sy pendidikan adalah salah satu faktor dimana org bs bergaul sedemikian luas tanpa meninggalkan identitasnya. Perkawinan kaka sy bukan tanpa halangan terutama dari pihak kaka 2 ayah sy(walau papah dan mamah sy menerima). Dikarenakan kaka sy menikah dgn seorg guru agama islam yg jelas berbeda sekali dgn kami yg kristen namun krn keteguhan hati mrk dan kaka ipar sy yg bisa meneguhkan hati keluraga ayah sy dgn komunikasi dan sering sowan akhirnya mrk menerima juga. Memang terjadi culture shock ketika sincia ato kaka ipar sy dtg kmi tdk lagi menyajikan babi panggang. Ato ketika lebaran tiba keluarganya berkunjung kermh kami. Sebenarnya hal ini bs terjadi jika kt saling menghormati dan menghargai. Sy yakin jika komunikasi terjalin dgn baik orang tua anda akan menrima pasangan anda. Prasangka antar etnis sebenarnya bs hilang dgn sendirinya jika kt bergaul lsg dan berkomunikasi hanya saja rasa bangga diri dan perasaan curiga terhadap etnis lain kdg2 menghalangi hingga kesalahan satu dua org bs menyebabkan 1 etnis tercemar. Makasi saranya sy pribadi mengakui bahwa pergaulan sy lebih bnyak teman2 diluar etnis tionghoa(sdh dr kecil)mungkin itu salah satu penyebabnya walaupun ada beberapa faktor laen spt ketdk percayaan calon mertua sy bahwa sy org tionghoa bahkan ada yg mengatakan sy tiko(sy sendiri kurang tau arti istilah ini) tapi sy yakin Tuhan slalu memberikan yg terbaik bagi umatnya mk sy ga musingin mau china ato bkn yg penting sehati hehe Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: cristine_mandasari cristine_mandas...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 09:19:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur pertama, terima kasih atas sharingnya... 1. wah, ternyata anda mempunyai minat baca yg luas tentang etnis tionghoa di indonesia. salut atas suggestion bukunya :) sy pernah mengikuti forum diskusi etnis tionghoa di univ. atmajaya, yogyakarta. dlm suatu sesi, panelis diskusi menyatakan bahwa perang diponegoro merupakan titik tolak hubungan etnis jawa-tionghoa yg disebabkan oleh menyebarnya mitos wanita tionghoa akan membawa kesialan jika menikah dgn pria jawa. dan entah mengapa mitos itu kembali diperkuat dengan beberapa kejadian... (mitos mempunyai daya tarik tersendiri, jika dipercaya akan terjadi, jika tidak makin menjadi, only god knows why [O:)] ) misalnya, saat kasultanan yogyakarta bersatu di bawah republik indonesia kekuasaan kasultanan dibatasi dalam daerah istimewa, wanita tionghoa yg menjadi salah satu selir sultan dianggap sebagai penyebab kesialan tersebut. (maap jika sy lupa sultan hamengku buwono keberapa dan siapa nama selir yg dimaksud, mungkin bung hendi bisa membantu sy [:-/] ) 2. sy setuju apa yg bung hendi katakan, faktor ekonomi, budaya, dan keyakinan, merupakan bibit, bebet, bobot dalam mencari menentukan pasangan hidup. namun, sy juga tidak menutup mata bahwa dalam kasus kawin campur, kendala yg ada adalah prasangka antar etnis (misal, etnis tionghoa pelit ataupun etnis jawa pemalas, sekali lagi maap jika sy terdengar rasis). bung karno sendiri pernah bercerita bahwa semasa mudanya, beliau pernah menjalin asmara dgn wanita tionghoa bermarga nioe tapi tidak mendapatkan restu dari kedua orangtua disebabkan prasangka antar etnis sehingga percintaannya pun kandas. 3. jika generasi lama bersikap kolot, berarti harapan yg ada bertumpu pada generasi mudanya? pernikahan kakak anda merupakan salah satu contoh asimilasi yg berjalan dgn wajar. salut untuk keluarga bung hendi yg telah terbuka dengan proses asimilasi [:)] sebenarnya poin kedua yg sy tanyakan adalah refleksi terhadap keluarga besar ayah sy, di mana om, sepupu laki2 sy melakukan perkawinan campur dgn wanita suku lain. tapi entah kenapa, sy mendapat halangan berat oleh keluarga besar ibu sy dikarenakan pacar sy adalah seorg jawa. (orangtua sy adalah generasi kedua tionghoa totok) untuk bung hendi, sekedar saran, sy mempunyai seorang
[budaya_tionghua] Cina vs tinghoa (informasi)
Nih buat informasi, Buat selengkapnya: www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 'Tahun Baru Imlek' menghimbau: Kalau setengah abad yang lampau kata Cina dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. Hari depan kita adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua. (SINERGI, 15 Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). Salam kasih dari Herlianto Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' pada http://www.yabina.org --- Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@radix.net SEARCH CURRENT POSTINGS - http://www.indopubs.com/search.html SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - http://basisdata.esosoft.net SEARCH 1990-1999 POSTINGS - http://basisdata.esosoft.net/search-all.html HOMEPAGE: Lists, Databases Links Center - http://www.indopubs.com Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
Eh, nanti si engko afrika akan minta anda buktikan, dimana ada label: made in chaina! maboklah kamu Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: younginheart5000 crv...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 10:58:54 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 yang dipermasalahkan itu kata cina atau china? yang dipaksakan orde baru itu cina atau china? mana ada orang maki chaina lu! tetapi kan cina lu? diseluruh milis ini paham, hanya anda yang tanya beda cina dengan chaina (china).. engko tinggal dimana? di afrika selatan? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau perkataan saya salah berikan buktinya Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@... Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang lain mau menghormati kita? istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di gado gado-kan tidak kasihan? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan hitaci2002@ wrote: Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000 crv118@ wrote: From: younginheart5000 crv118@ Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM Educate, bukan main hapus hapusan. Apalagi, kata china dalam made in adalah bahasa Inggris, yang artinya buatan Tiongkok. Pakai h, salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? Peta dunia yang ada china itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai chinois, yang bahasa Jerman pakai China (C huruf besar). Yang dibahas di milis ini kan kata cina bukan china yang adalah bahasa Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung? buktikan apa? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote: Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -Original Message- From: younginheart5000 crv118@ Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung
Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
Coba kalau yg melamar itu anak presiden! Pertimbangannya pasti lain. Kedudukan bung Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 04:26:11 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!! Sebelum pelaksanaan kawin campur bagi yang akan melaksanakan, tentunya terlebih dahulu harus memahami persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki ( etnis Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya pegawai kelurahan yah pasti akan mengalami hambatan ( terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa sering dipersulit di kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ). Tetapi coba, kalo Orang Jawa yang kerja di NASA, General Electric, ato yang punya hak paten dan diakui secara internasional, Orang Tionghoa besar kemungkinan akan mempertimbangkan..hehehe. Ini bukan karena faktor materi juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan pergaulan yang luas. Saya gak tau kalau di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau di luar Pulau Jawa hal ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya jelaskan gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe.Contoh lain; teman cici sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang luas, jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan macam-macam, tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih jauhlah dari kemampuan financial teman cici saya. Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara pendekatannya tidak meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato ortu...hehehe. Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH ANDA. Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu terkadang suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya. Sebaliknya, etnis luar Jawa yang non Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini sama saja dengan yang lain yakni kita semua Bangsa Indonesia baru tahap belajar alias menilai negatif: Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis di dalam buku pelajaran sekolah tetapi kenyataannya terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih aktif di kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah kalau etnis non Tionghoa aja berpendapat seperti ini, apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, bukan soal mitos atau non mitos tetapi banyak faktor yang mempengaruhi sebagaimana yang dikemukakan sama Bro Zhoufy, bahwa ada korelasi antara pernikahan dengan kesetaraan pendidikan, harta, budaya, agama dll bahwa kesemuanya ini memang betul adanya. Tetapi semua itu juga tergantung nasib dan garis tangan seseorang. Nasir Tan --- On Sun, 10/25/09, cristine_mandasari cristine_mandas...@yahoo.com wrote: terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy. (maap jika sy salah sebut) sy jadi lapar membaca nasi campur es campur memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan kesamaan latar belakang akan membuat hubungan lebih langgeng, namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar kedua etnis ini terima kasih. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan es campur. Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan pendapatan. Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua. Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah. Dibutuhkan usaha yg lebih keras utk saling menerima. Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting hrs dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golongan anda menghadapi tantangan yg lebih besar. Satu hal yg penting: bagi para orangtua, perkawinan bukan hanya antar dua orang saja, tapi juga merupakan perkawinan antar dua keluarga. Jika dua keluarga tradisinya sangat berlainan, sulit untuk bisa benar2 menyatu. Misalnya saat merayakan sincia yg satu
[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2...Betawi
Yang saya tau, orang Rawa Belong, Tenabang, Senèn dan Mèstèr (Jatinegara) suka melafalkan âaâ menjadi âeâ/eâ/èâ, meski kadar âeâ-nya pun berbeda-beda sedikit. Contoh, di Rawa Belong menjadi èâ (meja menjadi mejèâ), di Tenabang menjadi é (mèja menjadi mèjé), di Senèn dan Mèstèr menjadi âèâ (âmèjaâ menjadi âmèjèâ). Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan hitaci2...@...wrote: Nah...kalo begini kan bagus, diskusi jadi hidup...hehehe. Dan ini sesuai fakta-fakta yang terjadi di lapangan, bukan khayalan.. Btw..ada betawi yang sering pake e, contohnya anE, kitE, itu Betawi mana bro..? Dah puluhan taon di di Betawi..masih gak bisa bedain dialek Betawi..apa kata duniaaa..? hehehe --- On Sun, 10/25/09, David Kwa david_kwa2...@... wrote: From: David Kwa david_kwa2...@... Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massagado2 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 8:18 AM Nambain dikit ah... Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal (pronunciation) : Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai âhâ di belakang suatu kata (kadang juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, tamba, sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb. Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda (Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, cenderung menambahkan âhâ di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll. Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada pakemnya. Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan ketidaktahuan sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zhoufy@ wrote: Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama saja. Terimakasi Permisih dulu -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2002@ ... Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massagado2 Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja. ..hehehe.
Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
Jackson kalo diterjemahkan ke bahasa indo artinya apa? Trus dipanggil pake terjemahannya kira2 mau? -Original Message- From: younginheart5000 crv...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 11:05:39 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 ya, ampnnn.. kata apel memang datang dari apple, tapi kata cina bukan datang dari china. sejak kapan kita sebut orang Tionghoa dengan sebutan bahasa Inggris? sebaliknya, kata china (baca chaina) baru dipakai akhir akhir ini, saking bingungnya, cina gak mau, Tionghoa gak biasa ..misalnya di metro tv lagipula, apa engko belanja dipasar : ehh apple (baca aeppel) berapa ya sekilo? diketawain orang atuh? kalau udah keliru mah keliru aja, koh --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau perkataan saya salah berikan buktinya Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@... Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang lain mau menghormati kita? istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di gado gado-kan tidak kasihan? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan hitaci2002@ wrote: Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000 crv118@ wrote: From: younginheart5000 crv118@ Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM Educate, bukan main hapus hapusan. Apalagi, kata china dalam made in adalah bahasa Inggris, yang artinya buatan Tiongkok. Pakai h, salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? Peta dunia yang ada china itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai chinois, yang bahasa Jerman pakai China (C huruf besar). Yang dibahas di milis ini kan kata cina bukan china yang adalah bahasa Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung? buktikan apa? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote: Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -Original Message- From: younginheart5000 crv118@ Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ?
[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
masalah yang timbul dalam persilangan antara non Tionghoa dan Tionghoa adalah a) etnisitas dan b) agama. sekali pukul dua ha ha ha. jadi kalau agama sama, misalnya sama sama Kristen atau sama sama Islam, sudah berkurang halangan. halangan dalam bentuk tingkat sosial ada dimana-mana, juga antar non Tionghoa, atau antar Tionghoa. lain hal, bro Nasir (atau Natsir?), bagaimana dengan anda: diantara Muslim non Tionghoa, dan Tionghoa non Muslim. OK OK saja? supir saya, pemuda Tionghoa Muslim (ibunya non Tionghoa), dia tak ada masalah dengan penduduk setempat, tetapi repot dengan saudara saudara pihak Tionghoa yang Konghucu. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan hitaci2...@... wrote: Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!! Sebelum pelaksanaan kawin campur bagi yang akan melaksanakan, tentunya terlebih dahulu harus memahami persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki ( etnis Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya pegawai kelurahan yah pasti akan mengalami hambatan ( terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa sering dipersulit di kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ). Tetapi coba, kalo Orang Jawa yang kerja di NASA, General Electric, ato yang punya hak paten dan diakui secara internasional, Orang Tionghoa besar kemungkinan akan mempertimbangkan..hehehe. Ini bukan karena faktor materi juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan pergaulan yang luas. Saya gak tau kalau di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau di luar Pulau Jawa hal ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya jelaskan gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe.Contoh lain; teman cici sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang luas, jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan macam-macam, tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih jauhlah dari kemampuan financial teman cici saya. Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara pendekatannya tidak meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato ortu...hehehe. Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH ANDA. Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu terkadang suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya. Sebaliknya, etnis luar Jawa yang non Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini sama saja dengan yang lain yakni kita semua Bangsa Indonesia baru tahap belajar alias menilai negatif: Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis di dalam buku pelajaran sekolah tetapi kenyataannya terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih aktif di kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah kalau etnis non Tionghoa aja berpendapat seperti ini, apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, bukan soal mitos atau non mitos tetapi banyak faktor yang mempengaruhi sebagaimana yang dikemukakan sama Bro Zhoufy, bahwa ada korelasi antara pernikahan dengan kesetaraan pendidikan, harta, budaya, agama dll bahwa kesemuanya ini memang betul adanya. Tetapi semua itu juga tergantung nasib dan garis tangan seseorang. Nasir Tan --- On Sun, 10/25/09, cristine_mandasari cristine_mandas...@... wrote: terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy. (maap jika sy salah sebut) sy jadi lapar membaca nasi campur es campur memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan kesamaan latar belakang akan membuat hubungan lebih langgeng, namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar kedua etnis ini terima kasih. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zhoufy@ wrote: Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan es campur. Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan pendapatan. Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua. Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah. Dibutuhkan usaha yg lebih keras utk saling menerima.
[budaya_tionghua] Re: Cina vs tinghoa (informasi)
Na iya kan? yang bermasalah adalah kata cina, bukan china (baca chaina), yang memang 100% bahasa Inggeris. kok yang engkoh anjurkan dihapus itu kata china, nggak keliru? memang aneh, kalangan non Tionghoa dalam usaha gak melecehkan orang Tionghoa, gak pakai istilah cina, malah yang Tionghoa begitu ngotot dipanggil cina? kalau anda suka sekali dengan istilah cina, ya silakan, tetapi, jangan tutup mata, kalau banyak yang tak suka dipanggil cina, juga ada generasi muda. dalam perang dunia II, orang Jepang dipanggil secara merendahkan oleh orang AS the Japs. Di Jerman sampai kini ada sebutan menghina Japse' (baca Yapse). nah ini sama dengan cina. buat engkoh memang sama, tapi buat yang lain, belum tentu! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Nih buat informasi, Buat selengkapnya: www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 'Tahun Baru Imlek' menghimbau: Kalau setengah abad yang lampau kata Cina dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. Hari depan kita adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua. (SINERGI, 15 Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). Salam kasih dari Herlianto Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' pada http://www.yabina.org --- Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@... SEARCH CURRENT POSTINGS - http://www.indopubs.com/search.html SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - http://basisdata.esosoft.net SEARCH 1990-1999 POSTINGS - http://basisdata.esosoft.net/search-all.html HOMEPAGE: Lists, Databases Links Center - http://www.indopubs.com Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
Betawi asli mah nggak membaur,om. walau budayanya gado gado, lihat tu tarian Jaipong. yang asli tinggal di Marunda, jakarta utara, tuh tempatnya si Pitung. yang gak bisa bedakan antara cina dan cHina mah bukan anak Betawi, dari namanya kayaknya datang dari jauh..pasti bukan dari kampungnya si Pitung. orang Betawi menurut om David pake ha dibelakang: cinah atau berlafal pendek: cina' (baca cinak). di beberapa bahasa daerah, seperti Minangkabau, Jawa, Sulawesi, kata cina/cino adalah bagian dari istilah mereka.Orang Cino, wong Cino. Cina manado.Ini normal. tak ada konnotasi negatif. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Pantesan Vid! Karena dua betawi ini sekarang sdh begitu membaur, maka tak bisa lagi membedakan cina dan cHina! Hahaha(atau mesti aaa?), ini guyon Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: David Kwa david_kwa2...@... Date: Sun, 25 Oct 2009 12:18:43 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 Nambain dikit ah... Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal (pronunciation): Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai ââ¬Åhââ¬Â di belakang suatu kata (kadang juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, tamba, sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb. Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda (Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, cenderung menambahkan ââ¬Åhââ¬Â di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll. Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada pakemnya. Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan ketidaktahuan sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama saja. Terimakasi Permisih dulu Sent from my BlackBerryî powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2002@ Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massagado2 Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe.
Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
Kalo ada ce Tionghoa trus dilamar ama putra Presiden yah pasti respeknya bagus. Dah ada contohnya koq, anaknya Om Lim kan merid ama anak Pak Harto ( mantan presiden ) Sayang waktu anaknya Om Lim dilamar ama anak Pak Harto, blom ada milist Tionghoa...kalo ada gak bisa ngebayangin diskusi di miling list ini kayak apa yak..??? .hehehe. --- On Sun, 10/25/09, zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com wrote: From: zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 9:02 AM Coba kalau yg melamar itu anak presiden! Pertimbangannya pasti lain. Kedudukan bung Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com Date: Sun, 25 Oct 2009 04:26:11 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung Mohon maaf, saya ikut nimbrung .!!! Sebelum pelaksanaan kawin campur bagi yang akan melaksanakan, tentunya terlebih dahulu harus memahami persyaratan- persyaratan yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki ( etnis Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya pegawai kelurahan yah pasti akan mengalami hambatan ( terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa sering dipersulit di kelurahan... hehehe... hehehe ( 2x ketawa ). Tetapi coba, kalo Orang Jawa yang kerja di NASA, General Electric, ato yang punya hak paten dan diakui secara internasional, Orang Tionghoa besar kemungkinan akan mempertimbangkan. .hehehe. Ini bukan karena faktor materi juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan pergaulan yang luas. Saya gak tau kalau di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau di luar Pulau Jawa hal ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya jelaskan gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe. Contoh lain; teman cici sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang luas, jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan macam-macam, tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih jauhlah dari kemampuan financial teman cici saya. Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara pendekatannya tidak meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato ortu...hehehe. Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH ANDA. Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu terkadang suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya. Sebaliknya, etnis luar Jawa yang non Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini sama saja dengan yang lain yakni kita semua Bangsa Indonesia baru tahap belajar alias menilai negatif: Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis di dalam buku pelajaran sekolah tetapi kenyataannya terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih aktif di kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah kalau etnis non Tionghoa aja berpendapat seperti ini, apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe. Jadi masalahnya, bukan soal mitos atau non mitos tetapi banyak faktor yang mempengaruhi sebagaimana yang dikemukakan sama Bro Zhoufy, bahwa ada korelasi antara pernikahan dengan kesetaraan pendidikan, harta, budaya, agama dll bahwa kesemuanya ini memang betul adanya. Tetapi semua itu juga tergantung nasib dan garis tangan seseorang. Nasir Tan --- On Sun, 10/25/09, cristine_mandasari cristine_mandasari@ yahoo.com wrote: terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy. (maap jika sy salah sebut) sy jadi lapar membaca nasi campur es campur memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan kesamaan latar belakang akan membuat hubungan lebih langgeng, namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar kedua etnis ini terima kasih. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan es campur. Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan pendapatan. Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua. Pada saat jatuh cinta, perbedaan2
Bls: [budaya_tionghua] Cina vs tinghoa (informasi)= Pro Jackson Yahya
Bung Jackson Yahya, saya memahami anda sedang berargumentasi dan mencari pembenaran untuk menggunakan sebutan Cina daripada Tionghoa. Saya atau mungkin beberapa member disini sudah dapat memahami argumentasi anda itu. Tapi anda kagak usah ngotot atau bersikeras memaksa orang lain untuk setuju atau tidak setuju atas argumen anda. Saya dan sebahagian besar kalangan Tionghoa lebih suka dipanggil Tionghoa, harap anda menghormati pilihan saya/kami, sebaliknya saya juga tidak bermasalah manakala anda dan kelompok anda lebih menyukai atau tidak bermasalah dengan sebutan Cina. Saya yakin suatu saat anda akan berubah, manakala anda banyak berinteraksi/berhubungan langsung dengan dengan komunitas Tionghoa... Tapi manakala anda tidak berbisnis/bekerja di dalam komunitas Tionghoa, besar kemungkinan anda akan tetap menjadi Cina... Anda camkanlah keyakinan saya itu. John Siswanto --- Pada Ming, 25/10/09, jackson_ya...@yahoo.com jackson_ya...@yahoo.com menulis: Dari: jackson_ya...@yahoo.com jackson_ya...@yahoo.com Judul: [budaya_tionghua] Cina vs tinghoa (informasi) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 25 Oktober, 2009, 5:52 AM Nih buat informasi, Buat selengkapnya: www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 'Tahun Baru Imlek' menghimbau: Kalau setengah abad yang lampau kata Cina dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. Hari depan kita adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua. (SINERGI, 15 Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). Salam kasih dari Herlianto Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' pada http://www.yabina.org --- Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@radix.net SEARCH CURRENT POSTINGS - http://www.indopubs.com/search.html SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - http://basisdata.esosoft.net SEARCH 1990-1999 POSTINGS - http://basisdata.esosoft.net/search-all.html HOMEPAGE: Lists, Databases Links Center - http://www.indopubs.com Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
[budaya_tionghua] sekedar cuplikan sejarah buat bro Jackson
sekedar education bagi bro Jackson: http://id.wikipedia.org/wiki/Penggunaan_istilah_Cina,_China_dan_Tiongkok Pada 1928, tokoh pergerakan Indonesia yang merasa berutang budi kepada masyarakat Tionghoa karena koran-korannya banyak memuat tulisan pemimpin pergerakan tersebut, sepakat mengganti sebutan Cina dengan Tionghoa. Koran Sin Po adalah koran pertama yang mengganti sebutan Hindia Belanda dengan Indonesia pada setiap penerbitannya, dan juga koran pertama yang memuat teks lagu Indonesia Raya ciptaan WR Soepratman. Dalam teks penjelasan UUD 1945 kata yang digunakan adalah Tionghoa, bukan Cina[5]. Semua itu terus berlangsung sampai jatuhnya Pemerintahan Presiden Soekarno, digantikan rezim Orde Baru [6]. Sejak itu istilah Tionghoa dipakai bersama sebagai padanan istilah Cina yang sudah populer lebih dahulu. Pada tahun 1948 dimasa pemerintahan Presiden Soekarno selepas kemerdekaan, Indonesia mengalami keadaan genting menyangkut keberadaan dan penamaan Cina dan Tionghoa. Adanya pemberontakan PKI di Madiun disinyalir mendapat dukungan dari Partai Komunis di Cina, beberapa orang etnis Cina atau Tionghoapun mendukungnya. Akibatnya secara umum etnis Cina atau Tionghoa dicurigai secara politik. Pelarangan penggunaan istilah Tiongkok dan Tionghoa Karena perkembangan politik yang kian pelik, munculah larangan tak resmi penggunaan istilah Tionghoa dikarenakan istilah ini digunakan oleh partai dan komunisme. [7] Konflik yang menyangkut etnis Cina atau Tionghoa pun makin meruncing sehingga pada tahun 1957 dikeluarkan Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1959 yaitu larangan dagang bagi semua orang yang masih memiliki kewarganegaraan Cina di Daerah Tingkat II. Pada tahun 1959 orang Cina dipersilahkan memilih menjadi warga negara tanah leluhur (WNA) atau WNI. Konflik ini kemudian meluas dengan puncaknya peristiwa rasialisme pada 10 Mei 1963 di Bandung dan merambat ke beberapa kota lainnya. (Lihat pula SBKRI) Terjadinya pemberontakan PKI (G30S PKI)di tahun 1965 dan kecurigaan akan dukungan RRC (yang kala itu disebut sebagai Republik Rakyat Tiongkok(RRT)) membuat pemerintahan orde baru pada tahun 1967 mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 (Wikisource) yang melarang segala kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat-istiadat Cina dilakukan di Indonesia, pengubahan sebutan kata Tionghoa-Tiongkok kembali menggunakan kata Cina dan mengubah singkatan RRT menjadi RRC (Republik Rakyat Cina), serta Taiwan yang dengan nama Republik Cina (Republic of China). Tahun itu pula dikeluarkan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor 06 Tahun 1967(Wikisource) [8] dan Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor 286/KP/XII/1978 [9] yang isinya menganjurkan bahwa WNI keturunan yang masih menggunakan tiga nama untuk menggantinya dengan nama Indonesia sebagai upaya asimilasi. Bakinpun mengawasi gerak-gerik masyarakat Cina melalui sebuah badan yang bernama Badan Koordinasi Masalah Cina (BKMC) terpaut dengan masalah komunisme. Pencabutan Inpres No.14 tahun 1967 Pada masa pemerintahan Presiden Abudrahman Wahid Instruksi Presiden (Inpres) No.14 tahun 1967 dicabut dengan Keppres 6 Tahun 2000 [10]... dst
Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
Coba situ yang survey saja: made in Cina! Dijamin susah nemunya, kalau ketemu jangan2 itu bikinan tegal! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 13:07:01 To: zho...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 Udah jangan banyak ngomong. Cuma bisa ngomong aja di suruh buat survei gak berani. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: zho...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 12:57:33 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 Eh, nanti si engko afrika akan minta anda buktikan, dimana ada label: made in chaina! maboklah kamu Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: younginheart5000 crv...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 10:58:54 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 yang dipermasalahkan itu kata cina atau china? yang dipaksakan orde baru itu cina atau china? mana ada orang maki chaina lu! tetapi kan cina lu? diseluruh milis ini paham, hanya anda yang tanya beda cina dengan chaina (china).. engko tinggal dimana? di afrika selatan? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Kata cina berasal dari kata china. Seperti apel dari kata appel. Kalau perkataan saya salah berikan buktinya Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@... Date: Sun, 25 Oct 2009 10:11:14 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 kalau pengetahuan kita mengenai budaya kita sendiri adalah seperti gado gado, tidak runut, tidak teratur rapi, dan - sorry ya - asal saja, bagaimana orang lain mau menghormati kita? istlah tionghoa, yang digunakan juga orang luar dalam rasa hormat dilecehkan, kata cina, yang diberikan sengaja oleh rezim yang mengejek, kita banggakan, kata china yang adalah sebutan Tiongkok atau Tionghoa dalam bahasa Inggris di gado gado-kan tidak kasihan? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan hitaci2002@ wrote: Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja...hehehe --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000 crv118@ wrote: From: younginheart5000 crv118@ Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 12:14 AM Educate, bukan main hapus hapusan. Apalagi, kata china dalam made in adalah bahasa Inggris, yang artinya buatan Tiongkok. Pakai h, salahbaca? bahasa asing kok mau dihapus? Peta dunia yang ada china itu berbahasa Inggris, yang dari Perancis pakai chinois, yang bahasa Jerman pakai China (C huruf besar). Yang dibahas di milis ini kan kata cina bukan china yang adalah bahasa Inggris. Kok dicampur aduk? Bingung? buktikan apa? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote: Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -Original Message- From: younginheart5000 crv118@ Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah
[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur
Perlu diingat juga kalau Pangeran Diponegoro memiliki satu hulubalang dari marga Oey yang salah satu keturunannnya bernama Oey Tjoe Tat. Tampaknya Babat Dipanegara harus dibaca dalam konteks agama Islam, jangann dibaca secara letterlijk kesialan disebabkan Diponegoro menjadikan seorang wanita yang bukan muhrim menjadi tukang pijat. Atau Sasradilaga berhubungan seksual dengan yang bukan istri. Salam, Anton W --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hendibow...@... wrote: Silahkan baca babad dipanegara(pangeran diponogoro) pada suatu saat ia kalah perang di gowok diluar surakarta(15 okt 1826) ia telah diruntuhkan oleh gadis china yg kemudian dijdkan tukang pijat . Disamping ia menyalahkan sasradilaga iparnya yg kalah perang krn berhubungan seksual dgn perempuan china lengkapnya. Bagi org cina sendiri pd saat itu timbul ketakutan terhdp dipanegara dan pengikutnya yg telah melakukan penyerangan dilasem.silahkan bc buku orang china bandar tol, candu dan perang jawa karangan peter carey terbitan komunitas bambu.
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
Seorang Kuncu berwibawa tetapi tidak congkak, seorang rendah budi congkak tetapi tidak berwibawa (Confucius) Sabda Suci XIII, 26 Sojah, Teng Aina
Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
Bukan Natsir, tapi Nasir..:). Kalo saya pribadi gak ada masalah, saya fleksibel aja, walau di kalangan keluarga ( sepupu, ii, dll terdapat banyak paham ). Di rumah juga terdapat perbedaan mashab walo sama2 Isalm ( N.U dan Muhammadiah ), tetapi tidak pernah diperdebatkan, padahal kalau mau mencari sumber perdebatannya,byk lho. Mayoritas masyarakat Indonesia etnis Tionghoa yang beragama Islam, adalah Muhammadiah, tapi yah ada aja Tionghoa Muslim yang ikut paham N.U. Saya gak pernah komentari yang seperti itu. Mmmm.Ce Tionghoa biasanya kurang respek sama Co Muslim, sekalipun dia seorang yang berdarah Tionghoa...kecuali kalo emang ganteng bangat yah..mungkin lain soal...hehehe. Tetapi semuanya itu juga tentunya tergantung pendekatan satu sama lain antara co dan ce. Karena banhyak kejadian percintaan berawal dari cuek..lama-lama bisa jadi benaran, kalo ada pihak yang agresif. Ada kasus spt : Sepupu saya Katolik, ditaksir sama etnis non Tionghoa Kristen yang udah punya anak dua...akhirnya jadi merid juga anaknya dah 3 malah. Padahal, si suami ini..yah cuma karena modal Kristen aja, waktu dia naksir sepupu, rumah juga gak punya, apa-apa gak punya. Gak tau gimana cara pendekatannya..sehingga sepupu saya yang punya posisi di tempat kerjanya bisa mau gitu lho. Sebelum mereka merid, saya ditanya ama family juga, dan saya tegas tidak setuju, tapi kalo kedua belah pihak sudah setuju atau papa/mama/ setuju..yah silakan saja. Kalo adik kandung saya pasti menentang habis2an...tapi sepupu sih...nanti dikiranya saya mempersulit...hehehe. --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000 crv...@yahoo.com wrote: From: younginheart5000 crv...@yahoo.com Subject: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 9:05 AM masalah yang timbul dalam persilangan antara non Tionghoa dan Tionghoa adalah a) etnisitas dan b) agama. sekali pukul dua ha ha ha. jadi kalau agama sama, misalnya sama sama Kristen atau sama sama Islam, sudah berkurang halangan. halangan dalam bentuk tingkat sosial ada dimana-mana, juga antar non Tionghoa, atau antar Tionghoa. lain hal, bro Nasir (atau Natsir?), bagaimana dengan anda: diantara Muslim non Tionghoa, dan Tionghoa non Muslim. OK OK saja? supir saya, pemuda Tionghoa Muslim (ibunya non Tionghoa), dia tak ada masalah dengan penduduk setempat, tetapi repot dengan saudara saudara pihak Tionghoa yang Konghucu. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Nasir Tan hitaci2002@ ... wrote: Mohon maaf, saya ikut nimbrung .!!! Sebelum pelaksanaan kawin campur bagi yang akan melaksanakan, tentunya terlebih dahulu harus memahami persyaratan- persyaratan yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki ( etnis Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya pegawai kelurahan yah pasti akan mengalami hambatan ( terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa sering dipersulit di kelurahan... hehehe... hehehe ( 2x ketawa ). Tetapi coba, kalo Orang Jawa yang kerja di NASA, General Electric, ato yang punya hak paten dan diakui secara internasional, Orang Tionghoa besar kemungkinan akan mempertimbangkan. .hehehe. Ini bukan karena faktor materi juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan pergaulan yang luas. Saya gak tau kalau di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau di luar Pulau Jawa hal ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya jelaskan gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe. Contoh lain; teman cici sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang luas, jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan macam-macam, tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih jauhlah dari kemampuan financial teman cici saya. Saya menduga jangan- jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara pendekatannya tidak meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato ortu...hehehe. Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH ANDA. Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu terkadang suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya. Sebaliknya, etnis luar Jawa yang non Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini sama saja dengan yang lain yakni kita semua Bangsa Indonesia baru tahap belajar alias menilai negatif: Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis di dalam buku pelajaran sekolah tetapi kenyataannya terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih aktif di kepemudaan di Jakarta
[budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2
Diluar Jawa seperti itu karena perbandingan antara etnis lokal dan etnis Tionghoa hampir sama besarnya. Tidak jarang etnis Tionghoa malah jadi kepala kampung, suatu jabatan sangat bergengsi dimasa lalu walau tidak melalui pilkada. Selain itu secara kultur, banyak kebiasaan yang diadopsi dari kultur Tionghoa. Jadi misalnya ada engko2/engkong bercerita dongeng/sejarah tentang kepahlawanan di Tiongkok jaman dulu, anak2 pada senang aja dengar dan orang tua mendukungnya karena itu dianggap suatu pendidikan budi pekerti. Jadi kurang lebih sama dengan di Vietnam, Laos, Thailand dll gak ada yang merasa penduduk asli dan tidak asli,,mungkin karena face diantara mereka mirip-mirip. Agak susah memang menyamakan persepsi kalau face aja dah beda bangat...hahaha. Saya punya pengalaman selama di perantauan, saya melihat Orang Indonesia yang non Tionghoa tertentu cenderung suka mengejek orang atau kultur Tionghoa. Saya sendiri liat di China yang jelas2 mereka diberi beasiswa oleh pemerintah China, masih saja begitu. Karena saya tidak kuat saya akhirnya menegur teman-teman agar menunjukkan respek terhadap bangsa lain kalau kalian mau mendapat respek yang baik. Tiap hari yang dicerita SBY itu aja diulang-ulang...mereka bersyukur karena dia terpilih untuk kedua kalinya. Saya no comment aja kalo soal SBY.
Bls: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009
Hen, lo ga perlu minta maaf lah. La wong elo bener kok. Jangan bebas nilai. Banyak intelektual gadungan dihired bikin riset demi untuk kepentingan rezim penguasa. Bukan demi untuk ilmu pengetahuan itu sendiri. --- Pada Kam, 22/10/09, henyung heny...@yahoo.com menulis: Dari: henyung heny...@yahoo.com Judul: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 22 Oktober, 2009, 10:03 PM Iyah, saya setuju. Untuk itu saya minta maaf sebesar-besarnya. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, prometheus_ promise prometheus_ prom...@. .. wrote: Kalau saya sih tersungging. Tapi tidak perlu minta maaf. Hehe :) Sebaiknya tidak perlu dimulai lagi bermain-main dengan 'ciri fisik' dan 'status'. Apakah seorang lebih 'holland', atau lebih 'terkemuka', tidaklah penting. Siapapun mereka yang melakukan studi, riset, dan membuat tulisan mengenai budaya tionghoa di Indonesia, tentu harus di-apresiasi, terlepas dari mana dia berasal. Jika ada perbedaan pendapat yang muncul dari hasil riset dan tulisannya, sebaiknya didiskusikan dalam konteks studi/riset/ tulisan tersebut. Tidak perlu terburu-buru dihubungkan ke ciri fisik, status, atau latar belakang seseorang. BTW, bung ABS, pernyataan apa sih yang dimaksud? Ditunggu ceritanya ya. Prom --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, henyung henyung@ wrote: Kemungkinan ada penyebab lain. Misalnya nih, apaan tuh Nabil award ? Biasanya antara segolongan elit dan awam tidak akan nyambung. Informasinya tidak tersampaikan. Lalu definisi termuka ketionghoannnya dan tokoh kebudayaan ketionghoaan itu apa ? Lagipula dari omong-omong sesama teman, seorang tante tidak mendapatkan apresiasi lar, walaupun ada embel-embel marga dari penampilan luar aja dah lebih holland. Maaf yah kalo tersinggung. Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Akhmad Bukhari Saleh absaleh@ wrote: Wah, kelihatannya benar-benar nih tidak ada rekan dari milis ini yang juga diundang ke acara Nabil Award ini! Atau ada yang diundang tetapi pada tidak datang? Yang pasti, saya lihat-lihat berkeliling, sepertinya tidak melihat rekan milis budaya tionghoa di Balroom Mulia itu. Atau barangkali ada juga, namun saya saja yang tidak mengenalinya. Maklum anggota milis kan banyak, tidak mungkin semuanya saya kenali wajahnya. Tentu tidak dapat disangkal bahwa yang hadir di acara tadi itu adalah tokoh-tokoh terkemuka ketionghoaan di Indonesia, setidaknya di Jakarta. Termasuk tokoh-tokoh budaya ketionghoaan yang otoritasnya tidak diragukan. Dari para tokoh-tokoh ini tadi menarik juga untuk mencatat pernyataan-pernyata an yang terlontar keluar. Akan cukup sulit 'ditelan' bagi sementara members milis ini bahwa beliau-beliau itu bersikap demikian. Walau bagi saya ya maklum-maklum saja, karena sangat logis. Mungkin besok bisa dipostingkan satu-dua di antaranya... Wasalam. quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.comquot;
Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa
Salam Buat Laoda Liang U dan Mas Agoeng serta Teman-Teman Semua, Menurut saya saudara muda kita ini amat polos, dia mengungkapkan semua ini menurut jalan pikirannya dan tidak bermaksud menyakiti maupun melecehkan teman-teman semuanya. Saya mohon teman-teman dapatlah memakluminya, ini adalah salah satu contoh buah hasil Doktrin Pembodohan dan saudara muda kita ini adalah korban politik Doktrin Pembodohan tersebut. Mungkin pada kesempatan ini dia belum bisa memahami, barangkali dilain kesempatan dia akan lebih baik dari sekarang. Sekeras apapun batu itu, kalau ditetes dengan air lama-lama juga akan jebol, jadi sabarlah, butuh waktu untuk meluruskan sesuatu yang sudah terlanjur bengkok. Namun kita harus bersyukur juga, bahwa zaman Pembodohan itu telah berlalu dan pelahan-lahan yang bengkok-bengkok ini dapat diluruskan kembali, Pelan Tapi Pasti . Salam Kompak Selalu, SP From: agoeng_...@yahoo.com agoeng_...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sun, October 25, 2009 5:27:57 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Mpek sudahlah cape, boro2 yg rumit begitu. Beda tionghoa n tiongkok gak tau. Biarlah dia minta dipanggil cina yg penting jgn maksa manggil cina juga ke org laen. From: liang u lian...@yahoo. com Date: Sun, 25 Oct 2009 00:51:47 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Dik Jackson, Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkeberatan tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah 支那,China adalah Tiongkok dalam bahasa Inggeris atau 中国。Nanti kalau ada orang mengatakan otak anda di dengkul, anda sakit hati lagi, padahal anda yang menghina orang duluan. Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi harapan, termasuk harapan saya, koq begitu. Salam prihatin. Liang U From: jackson_yahya@ yahoo.com jackson_yahya@ yahoo.com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: younginheart5000 crv...@yahoo. com Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo b...@... wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman? Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus. Bila kita ganti waktunya,
Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa)
Tidak usahlah Liang U sianseng meng-otakdidengkul-otakdidengkul-kan orang! Tidak ada gunanya menggunakan kata-kata kasar, jorok dan meng-offense orang dalam berdiskusi di milis. Mudharatnya banyak, manfaatnya samasekali tidak ada. Obyek pencerahan kita bukannya akan tecerahkan, melainkan akan bertambah teguh menjadi musuh. Dan ujung-ujungnya kita ditindak sama moderator... Dan juga malahan akan menurunkan integritas Liang U sendiri, karena kebenaran yang hendak dipaksakan dengan meng-otak-di-dengkul-kan orang itu toh nyatanya juga tidak sepenuhnya benar! Karena, Liang U sianseng, kata-kata cina, china, chinoi, dsb. itu, termasuk kata cino kalau ucapan orang Jawa dan orang Palembang, itu semua SAMA saja! Semuanya mengacu pada obyek yang sama. Yaitu kalau dalam konteks BAHASA (etimologis)! Seperti juga yang dicontohkan Jackson-heng tentang kata apel (bah. Indonesia), kata apple (bah. Inggris) dan kata apfel (bah. Jerman) itu, yang semua juga sama saja dalam konteks bahasa. Semuanya mengacu pada obyek yang sama. Atau kalau mau contoh yang juga nama negara, kata-kata jepang, japan, japon, itu semua juga sama saja dalam konteks bahasa! Semuanya mengacu pada obyek yang sama. Kata cina dan kata china menjadi BERBEDA, seperti yang ingin diketengahkan Liang U, itu adalah kalau dalam konteks POLITIS! Khususnya dalam konteks hubungan politis antara pemerintah RRT dan pemerintah RI. Di mana kedua kata menjadi berbeda makna. Dalam kesepahaman antara kedua pemerintahan ketika perundingan pemulihan kembali hubungan diplomatik tahun 1994, pilihan kata china menjadi alternatif jalan tengah di antara kata cina dan kata tiongkok, sehingga merupakan win-win solution bagi kedua pihak. Pihak RI bisa merasa win, karena kata cina dan kata china toh sama saja kalau dilihat dalam konteks bahasa! Pihak RRT bisa merasa win, karena kata cina berbeda dengan kata china kalau dilihat dalam konteks politik! Dalam konteks hubungan RRT dengan Malaysia, Singapura dan Brunei misalnya, di mana tidak ada kisah sejarah perpolitikan yang serupa Indonesia, tidak ada perbedaan kata cina dengan kata china, baik dalam konteks bahasa maupun konteks politik. Di sana orang mengatakan cina, tidak menjadi masalah, bahkan bagi pihak kedubes Tiongkok di sana sekalipun. Pada hakekatnya, pemahaman yang berbeda tentang makna kata-kata yang sama, karena perbedaan konteks, itu adalah hal yang biasa terjadi. Contoh tentang hal sedemikian itu, yang dekat dengan kita-kita di milis ini, adalah contoh tentang kata cungkuo. Kata-kata cungkuo, tiongkok, zhungguo, semuanya maknanya sama saja! Yaitu kalau dalam konteks bahasa, semua mengacu tentang obyek yang sama. . Tetapi di Mabes sana, kata cungkuo jadi mempunyai makna yang berbeda dengan tiongkok, karena digunakan dalam suatu konteks tertentu yang beda. Contoh lain adalah tentang kata indon. Kalau dalam konteks bahasa, kata indon atau indonesia sama saja! Kata indon hanyalah singkatan dari indonesia, namun toh maknanya sama. Kata indon menjadi berbeda makna, malahan menjadi issue pertengkaran, hanyalah dalam konteks sosial saja. Itu pun hanya dalam hubungan Indonesia-Malaysia saja. Kedubes RI di Kuala Lumpur mempersoalkan hal itu adalah dalam konteks sosial, yaitu masalah buruh migran Indonesia. Di banyak negara, di Eropa, Amerika, Australia, bahkan dekat di Singapore, seringkali di koran setempat kata indonesia yang panjang suka disingkat menjadi indon. Dan tidak pernah diributkan kedubes RI, karena itu hanya dalam konteks bahasa di media, dan hal itu tidak salah. Saya sendiri pun konsisten menggunakan Rep. Rakyat Tiongkok dan menentang penggunaan Rep. Rakyat Cina, karena ini konteksnya politis, dan pemahaman politik saya memang membenarkan penggunaan kata tiongkok daripada cina dalam konteks ini. Namun kalau ada orang mengutip hadis Nabi Besar Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. dengan mengatakan: Tuntutlah ilmu kalau perlu sampai ke negeri Cina, maka saya juga tidak akan menyalahkan si perawi hadis. Dia pakai kata cina, namun tidak menghina siapa-siapa, karena dalam konteks bahasa hal itu memang tidak salah. Begitulah duduk masalahnya! Sangat jelas ketika dilihat dari berbagai konteks yang beragam. Tidak perlu diperdebatkan sampai meng-otak-di-dengkul-kan atau meng-anak-kecil-kan mitra diskusi. Kalau masih ada yang tidak mau mengerti juga, bisa saja saya juga otak-di-dengkul-kan dia! Tetapi kebenaran kan bukan monopoli seseorang, termasuk bukan monopoli saya, jadi meng-offense orang ya paling banter di dalam hati saja! He he he... Wasalam. - Original Message - From: liang u To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, October 25, 2009 2:51 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Dik Jackson, Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkeberatan
Dialek Betawi (Re: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2...Betawi)
Meng-e-kan huruf akhir yang a, itu dialek betawi ilir. Bukan huruf akhir yang a saja yang di-e-kan, melainkan juga huruf akhir ah. Misalnya rumah menjadi rume. Kalau betawi udik tidak meng-e'-kan huruf akhir yang a. Malahan huruf akhir yang a itu ditambahi huruf h, seperti yang sudah dikemukakan Hauw-djie. Wasalam. = - Original Message - From: Nasir Tan To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, October 25, 2009 7:28 PM Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2...Betawi Nah...kalo begini kan bagus, diskusi jadi hidup...hehehe. Dan ini sesuai fakta-fakta yang terjadi di lapangan, bukan khayalan.. Btw..ada betawi yang sering pake e, contohnya anE, kitE, itu Betawi mana bro..? Dah puluhan taon di di Betawi..masih gak bisa bedain dialek Betawi..apa kata duniaaa..? hehehe --- On Sun, 10/25/09, David Kwa david_kwa2...@yahoo.com wrote: From: David Kwa david_kwa2...@yahoo.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 8:18 AM Nambain dikit ah... Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal (pronunciation) : Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai “h” di belakang suatu kata (kadang juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, tamba, sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb. Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda (Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, cenderung menambahkan “h” di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll. Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada pakemnya. Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan ketidaktahuan sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama saja. Terimakasi Permisih dulu Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2002@ ... Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massagado2 Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja. ..hehehe. No virus found in this outgoing message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.31/2457 - Release Date: 10/24/09 14:31:00
Kubu-Kubu (Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa))
- Original Message - From: zho...@yahoo.com To: Akhmad Bukhari Saleh Sent: Monday, October 26, 2009 12:12 AM Subject: Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa) anda adalah satu kubu dng Jackson dan Uly - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Berdiskusi di milis koq pakai kubu-kubuan?? Memang partai politik di parlemen? Memangnya tentara di medan perang? Yang ada adalah beda pandangan tentang substansi atau materi diskusi. Bisa ada dua atau lebih pandangan yang berbeda, bisa semua pandangannya sama. Tetapi si A yang pandangannya sama dengan si B tentang suatu materi, bisa berbeda dalam materi yang lain. Contohnya tidak usah jauh-jauh. Lihat di antara kita berdua saja. Hari ini saya berbeda pendapat tentang kekontekstualan kata cina dengan Zhou-heng. Namun tempo hari saya sependapat dengan Zhou-heng tentang kampanye agama Islam berlebihan dari seorang member. Biarpun saya muslim seperti dia, tidak ada tuh berkubu-kubuan sama dia. Apalagi members milis ini sering copy darat di berbagai tempat. Pendiri, moderator dan members milis ini juga sering main ke rumah saya. Zhou-heng sendiri juga pernah datang. Tetapi kan biar suka berbeda pendapat tentang materi diskusi, kalau lagi ketemu begitu samasekali tidak terlihat nuansa kubu-kubu. Karena kubu-kubuan itu memang tidak ada. Saya juga sering bantu memfotocopykan buku-buku ketionghoaan saya untuk members milis ini yang secara japri memintanya. Tapi untuk bantuan itu kan saya tidak melihat-lihat dulu apa kubunya member ybs. Karena kubu-kubuan itu memang tidak ada. Jadi mari kembalilah ke materi diskusi. Yang bisa saja berbeda pandangan mengenai materi ybs. Ttetapi tidak usah dilihat dia ini kubu si A, dia itu kubu si B. Karena kubu-kubuan itu memang tidak ada. Saya juga tidak pernah ingin jadi wasit atau penengah di milis ini. Untuk yang itu kan sudah ada moderator. Kalau saya menyarankan berbagai hal seputar diskusi, itu bukan mewasiti atau menengahi. Melainkan berkontribusi pada kemaslahatan milis. Termasuk kenyamanannya. Sama saja, tidak berbeda, misalnya, dengan teman-teman yang menyarankan supaya di milis ini jangan ada iklan. Mereka itu bukan mau menengahi atau mewasiti, melainkan berkontribusi pada kemaslahatan milis. Termasuk kenyamanannya. Siapa wasit dan/atau penengah di milis ini kan sudah jelas: moderator. Moderatorlah yang telah dan akan selalu menindak orang yang beriklan. Moderatorlah yang telah dan akan selalu menindak orang yang bicara kasar, jorok dan intrusif. Moderatorlah yang telah dan akan selalu membina kemaslahatan milis ini. Wasalam. === - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: Akhmad Bukhari Saleh Sent: Monday, October 26, 2009 12:12 AM Subject: Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa) Dari berjilid2 sanggahan pak Abs, kita sebenarnya cukup jelas bagaimana posisi anda. Jika anda mau berlagak laku seperti wasit etika diskusi yg netral, mengapa diam seribu bahasa saat kelompok orang yg sependapat dng anda berbicara tak karuan, berargumentasi dng cara ngawur? Tapi sangat galak thd orang2 yg pendapatnya berlawanan dng kelompok anda? Dengan cara itu, meski anda memakai berbagai bhs yg berliku2, kami cukup jelas: dlm masalah Cina Tionghoa, anda adalah satu kubu dng Jackson dan Uly! makanya tak perlu malu2 mengakui. Berlagak seperti orang bijak yg menengahi! No virus found in this outgoing message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.31/2457 - Release Date: 10/24/09 14:31:00
[budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama
Ach, maksudnya demikian rupanya. Ya, saya sepakat memang ada tradisi besar dan tradisi kecil yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat tionghoa. Masing-masing dengan perubahan dan tingkat pengaruhnya sendiri. Saya lihat benang merahnya dengan pendapat sdr Jackson. Saya kira yang dimaksud agama/kepercayaan yang mempengaruhi budaya tionghoa, adalah terkait dengan tradisi besar yang disebutkan oleh ZFy. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Klenteng di sini merujuk pada agama tradisi masyarakat Tionghoa yg ritualnya dijalankan di dlm klenteng. Confucianisme, taoisme, maupun Zen Budhaisme adalah pemikiran filsafat mandiri, penyebarannya sama sekali tak bersandar pada klenteng. Justru klenteng yg mengadopsi ajaran mereka, dng modifikasi sana sini, utk disesuaikan dng kondisi lokal. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: prometheus_promise prometheus_prom...@... Date: Fri, 23 Oct 2009 02:18:40 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama Saya agak bingung dengan pendapat dibawah. Disebutkan bahwa 'klenteng tak pernah dominan mempengaruhi arus pemikiran masyarakat. Yang berpengaruh besar adalah confucianisme, taoisma dan zen buddhisme' Maksudnya seperti apa ? Klenteng toch adalah bangunan, yang memang tidak mempengaruhi pemikiran. Yang mempengaruhi memang aliran filsafat/agama yang berkembang di dalamnya (seperti yang anda sebutkan : confucianisme, taoisme dan budhisme). Apakah terminologi 'klenteng' dalam pendapat tersebut punya makna lain ? Mungkin juga bisa dijelaskan lebih lanjut apa saja yang termasuk dalam tradisi besar dan tradisi kecil. Apakah confucianisme, taoisme dan budhisme termasuk dalam tradisi besar ? Untuk bung Jackson, Budaya cina/tionghoa tentu dipengaruhi juga oleh kepercayaan/agama/ -isme yang berkembang dalam masyarakatnya, sama halnya dengan yang terjadi pada kelompok masyarakat lain. Tidak ada yang satu lebih sarat dibanding yang lain, bukan ? Prom --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Dlm setiap budaya ada tradisi besar dan tradisi kecil. Dlm budaya Tionghoa, tradisi besarnya justru jauh dari aroma agama. Dlm budaya tionghoa, Klenteng2 hanyalah ikut mewarnai kehidupan, tapi tak pernah dominan mempengaruhi arus pemikiran masyarakat. Yg berpengaruh besar tetap confucianisme, taoisme dan zen budhaisme. Ini sangat berbeda misalnya dng pengaruh agama hindu thd pola pikir masyarakat india, atau pengaruh agama Islam thd masyarakat Iran. Sent from my BlackBerryî powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: jackson_yahya@ Date: Thu, 22 Oct 2009 16:00:42 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama Klenteng2 aliran mahayana atau tao bukan asli dari budaya cina? Sent from my BlackBerryî smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: agoeng_set@ Date: Thu, 22 Oct 2009 15:53:18 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Terbalik, budaya setempat yg mempengaruhi agama. Bukan sebaliknya. Yg ada agama membawa budaya luar mempengaruhi budaya lokal. -Original Message- From: jackson_yahya@ Date: Thu, 22 Oct 2009 14:53:12 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Saran saya Kalau mau dalami kebudayaan tionghoa mulai lah dari sisi religiusnya. Karena Budaya tidak terlepas dari agama / kepercayaan, apalagi budaya china sangat saran dengan kepercayaan / agama. Sent from my BlackBerryî smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
[budaya_tionghua] Re: Jurusan sastera Tionghoa Unpad.
Jurusan Sastra Cina di Universitas Indonesia sudah berdiri di sekitar 1940an. Sejarahnya sudah dimulai sejak adanya Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte di dalam Universiteit van Indonesie. Kalau melihat buku mengenai Tokoh Tionghoa Indonesia, ada disebut Prof. Tjan Tjoe Som yang pernah menjabat sebagi ketua jurusan sinologi FSUI di tahun 1952. Nama jurusannya saya tidak tahu pasti. Yang pernah saya baca, ada disebut antara Sinologi atau Jurusan Bahasa/Sastra Tionghoa. Prom --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Kalau tahun 80an belumlah termasuk lama. maksud pertanyaan saya adalah: adakah dia sudah berdiri sebelum orde baru? Jika ya pakai nama apa gerangan? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2...@... Date: Sat, 24 Oct 2009 02:26:47 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Jurusan sastera Tionghoa Unpad. Setahu saya yang  di UI itu dah lama, kalo gak salah dengar di awal ato pertengahan tahun 80-an dah ada Sastra Cina. Salah satu buktinya, penyanyi tahun 80-an Chistine Pandjaitan kan lulusan Sastra Cina UI. Prasaan waktu kuliah UI tahun 90-an, sering bangat terdengar Sastra Cina, walo gw kuliah di Fakultas Teknik. --- On Fri, 10/23/09, zho...@... zho...@... wrote: From: zho...@... zho...@... Subject: Re: [budaya_tionghua] Jurusan sastera Tionghoa Unpad. To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, October 23, 2009, 11:04 PM  Oh kalau gitu di unpad sebelum g30s itu adalah jurusan bahasa tionghoa, bukan sastra. Terus yg dibuka kembali diawal 80an itu tetap jurusan bahasa atau sdh berubah menjadi sastra? Satuhal lagi, jurusan sastra cina di Ui itu sejak kapan berdirinya? Sebelum atau sesudah orba? Kalau sebelum nama awalnya apa? Ada yg tahu? Saya kok samar2 ingat ada jurusan sinologi. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: liang u lian...@yahoo. com Date: Fri, 23 Oct 2009 18:55:19 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Jurusan sastera Tionghoa Unpad.        Maaf boleh ralat sedikit, fakultas sastera Unpad membuka program bahasa Tionghoa sebelum Peristiwa 30 September, pengajarnya waktu itu baru dua orang Ny. Dr. Ong Ping Hok, dan seorang lagipun Ny. Dr. dosen ITB yang saya lupa namanya. Saya tidak belajar di situ, sebab saya memilih bahasa Jepang. Suatu ketika seorang mahasiswa jurusan Tionghoa membawa kertas ujiannya bertanya pada Tan Tian Ie, penari juara Serampang 12 seluruh Indonesia, bertanya seharusnya menjawabnya, Tan Tian Ie memanggil saya, kami sekelas di jurusan bahasa Jepang, dan menanyakan pada saya, saya tertegun, ada soal yang menyuruh mahasiswa melihat Hanzi lalu mengisi Hanyu Pinyinnya bersama nadanya!!! Saya bingung sebab tak pernah kita belajar bahasa Tionghoa harus tahu nadanya, Tan Tian Ie juga bilang begitu. Sejak itulah saya baru tahu, bahwa dalam bahasa Tionghoa jangan mengabaikan nada, sebab arti bisa salah. Kesan ini sangat mendalam.      Seorang Jepang dosen bahasa Jepang bisa berbicara Mandarin, ia sering mengajak saya berbahasa Mandarin.      Jurusan itu merana setelah G-30S dan akhirnya kabarnya dibubarkan. Baru kemudian dibuka kembali, dengan serba minim karena belajar bahasa Tionghoa tapi diluar kampus bahasanya di larang, termasuk hurufnya.       Sekedar tambahan informasi.       Kiongchiu Liang U From: zho...@yahoo. com zho...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sat, October 24, 2009 3:58:58 AM Subject: Fw: Tiarap (Re: Komunis (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009))   Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: zho...@yahoo. com Date: Fri, 23 Oct 2009 19:56:59 + To: Akhmad Bukhari Salehabsa...@indo. net.id Subject: Re: Tiarap (Re: Komunis (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)) Yg ada adalah jurusan sastra cina di UI terlebih dahulu. Unpad baru membuka jurusan ini belakangan,di tahun 70an, dan otomatis langsung pakai cina, tak pernah jadi tionghoa. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo. net.id Date: Sat, 24 Oct 2009 02:49:26 +0700 To: zho...@yahoo. com Subject: Re: Tiarap (Re: Komunis (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)) Saya juga kenal Ong Hok Ham sejak jaman Manikebu. Tetapi saya kecewa ketika di jaman Orde Baru babak akhir dia malahan dekat sama Golkar. Dan tulisannya yang muncul di media juga sangat 'soft'.  Soal penulisan Mely yang hanya muncul di kampus, justru menteri-menteri pendidikan jaman itu, seperti Daud Jusuf yang CSIS dan Nugroho Notosusanto yang tentara, mereka rajin 'memelototi' karya-karya tulis di lingkungan perguruan tinggi.  Contoh ketatnya 'pelototan' mereka itu antara lain justru di UI yang
Re: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?
kalo ada yang bisa ajarin dao sudah jadi manusia setengah dewa kale yah From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sun, October 25, 2009 12:14:58 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ? salah goenk , justru kata mendapatkan itu bisa disebut kemelekatan kepada tao jd tambah jauh dari kata tao itu hehehehehehe so yg bener adalah apa ya ? xuan zi you xuan alias sering ditulis misterius bla bla bla, sebenernya xuan bisa diartiin indah , agung makanya zhongmiao zhi men alias gerbang yg baik. yg bener tao mah bukan dipelajari tapi direnungin or pake kata keren kontemplasi getu lho --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, agoeng_...@. .. wrote: Kalo sudah mendapatkan dao apa bukan tercerahkan? -Original Message- From: henyung heny...@... Date: Thu, 22 Oct 2009 16:02:55 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ? Loh bukannya Dao itu misterius, gerbang misteri dari semuanya yang misterius ? Lalu siapa bilang Dao mencerahkan ? Banyak yang ngaku mendalami Dao tapi perilakunya malah ajegile. Dao wu qing, tian wu qing, di wu qing Mana ada itu dao yang mencerahkan ? Bikin tambah pusing iya, sampe mbahnya Dao bilang semakin lu belajar, semakin lu bego. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, agoeng_set@ wrote: Dao yg bisa ditebak yah bukan dao namanya. Tp kalo bikin bingung kayaknya juga ga bisa disebut dao karena dao itu mencerahkan. -Original Message- From: henyung henyung@ Date: Thu, 22 Oct 2009 15:15:33 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Dao Lemah Lembut / Dinamis ? Kebetulan baru berkunjung ke forum tetangga tempat orang adu ilmu. Dikatakan dalam Dao De Jing bahwa Dao itu prinsipnya lemah lembut dan tidak kaku. Nah banyak orang yang kemudian menganalogikan prinsip ini dengan dinamis. Celakanya dinamisnya terlalu kebablasan. Segala macam dibilang dinamis alias bebas. Contohnya: Satu fakta A diamini mayoritas kelompok Dao lengkap dengan bukti otentik catatan sejarah dan teologi Dao, namun fakta A ini kemudian ditolak oleh satu kelompok Dao lain dengan alasan Dao itu dinamis dan tidak terikat peraturan. Segala bukti sejarah dan teologi diabaikan demi mempertahankan kebenaran versi mereka. Padahal justru sikap mereka yang ngotot dinamis itu lah yang tidak dinamis alias kaku. Klaim lemah lembut itu akhirnya malah menyebabkan mereka menjadi terlalu lemah lembut alias kaku. Pengertian lemah lembut dalam Dao De Jing sungguh elusif dan berpotensi menyesatkan banyak orang ? salam bingung nan misteri, yongde
Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa)
Dari berjilid2 sanggahan pak Abs, kita sebenarnya cukup jelas bagaimana posisi anda. Jika anda mau berlagak laku seperti wasit etika diskusi yg netral, mengapa diam seribu bahasa saat kelompok orang yg sependapat dng anda berbicara tak karuan, berargumentasi dng cara ngawur? Tapi sangat galak thd orang2 yg pendapatnya berlawanan dng kelompok anda? Dengan cara itu, meski anda memakai berbagai bhs yg berliku2, kami cukup jelas: dlm masalah Cina Tionghoa, anda adalah satu kubu dng Jackson dan Uly! makanya tak perlu malu2 mengakui. Berlagak seperti orang bijak yg menengahi! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id Date: Sun, 25 Oct 2009 23:43:35 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa) Tidak usahlah Liang U sianseng meng-otakdidengkul-otakdidengkul-kan orang! Tidak ada gunanya menggunakan kata-kata kasar, jorok dan meng-offense orang dalam berdiskusi di milis. Mudharatnya banyak, manfaatnya samasekali tidak ada. Obyek pencerahan kita bukannya akan tecerahkan, melainkan akan bertambah teguh menjadi musuh. Dan ujung-ujungnya kita ditindak sama moderator... Dan juga malahan akan menurunkan integritas Liang U sendiri, karena kebenaran yang hendak dipaksakan dengan meng-otak-di-dengkul-kan orang itu toh nyatanya juga tidak sepenuhnya benar! Karena, Liang U sianseng, kata-kata cina, china, chinoi, dsb. itu, termasuk kata cino kalau ucapan orang Jawa dan orang Palembang, itu semua SAMA saja! Semuanya mengacu pada obyek yang sama. Yaitu kalau dalam konteks BAHASA (etimologis)! Seperti juga yang dicontohkan Jackson-heng tentang kata apel (bah. Indonesia), kata apple (bah. Inggris) dan kata apfel (bah. Jerman) itu, yang semua juga sama saja dalam konteks bahasa. Semuanya mengacu pada obyek yang sama. Atau kalau mau contoh yang juga nama negara, kata-kata jepang, japan, japon, itu semua juga sama saja dalam konteks bahasa! Semuanya mengacu pada obyek yang sama. Kata cina dan kata china menjadi BERBEDA, seperti yang ingin diketengahkan Liang U, itu adalah kalau dalam konteks POLITIS! Khususnya dalam konteks hubungan politis antara pemerintah RRT dan pemerintah RI. Di mana kedua kata menjadi berbeda makna. Dalam kesepahaman antara kedua pemerintahan ketika perundingan pemulihan kembali hubungan diplomatik tahun 1994, pilihan kata china menjadi alternatif jalan tengah di antara kata cina dan kata tiongkok, sehingga merupakan win-win solution bagi kedua pihak. Pihak RI bisa merasa win, karena kata cina dan kata china toh sama saja kalau dilihat dalam konteks bahasa! Pihak RRT bisa merasa win, karena kata cina berbeda dengan kata china kalau dilihat dalam konteks politik! Dalam konteks hubungan RRT dengan Malaysia, Singapura dan Brunei misalnya, di mana tidak ada kisah sejarah perpolitikan yang serupa Indonesia, tidak ada perbedaan kata cina dengan kata china, baik dalam konteks bahasa maupun konteks politik. Di sana orang mengatakan cina, tidak menjadi masalah, bahkan bagi pihak kedubes Tiongkok di sana sekalipun. Pada hakekatnya, pemahaman yang berbeda tentang makna kata-kata yang sama, karena perbedaan konteks, itu adalah hal yang biasa terjadi. Contoh tentang hal sedemikian itu, yang dekat dengan kita-kita di milis ini, adalah contoh tentang kata cungkuo. Kata-kata cungkuo, tiongkok, zhungguo, semuanya maknanya sama saja! Yaitu kalau dalam konteks bahasa, semua mengacu tentang obyek yang sama. . Tetapi di Mabes sana, kata cungkuo jadi mempunyai makna yang berbeda dengan tiongkok, karena digunakan dalam suatu konteks tertentu yang beda. Contoh lain adalah tentang kata indon. Kalau dalam konteks bahasa, kata indon atau indonesia sama saja! Kata indon hanyalah singkatan dari indonesia, namun toh maknanya sama. Kata indon menjadi berbeda makna, malahan menjadi issue pertengkaran, hanyalah dalam konteks sosial saja. Itu pun hanya dalam hubungan Indonesia-Malaysia saja. Kedubes RI di Kuala Lumpur mempersoalkan hal itu adalah dalam konteks sosial, yaitu masalah buruh migran Indonesia. Di banyak negara, di Eropa, Amerika, Australia, bahkan dekat di Singapore, seringkali di koran setempat kata indonesia yang panjang suka disingkat menjadi indon. Dan tidak pernah diributkan kedubes RI, karena itu hanya dalam konteks bahasa di media, dan hal itu tidak salah. Saya sendiri pun konsisten menggunakan Rep. Rakyat Tiongkok dan menentang penggunaan Rep. Rakyat Cina, karena ini konteksnya politis, dan pemahaman politik saya memang membenarkan penggunaan kata tiongkok daripada cina dalam konteks ini. Namun kalau ada orang mengutip hadis Nabi Besar Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. dengan mengatakan: Tuntutlah ilmu kalau perlu sampai ke negeri Cina, maka saya juga tidak akan menyalahkan si perawi hadis. Dia pakai kata cina, namun tidak menghina siapa-siapa, karena dalam
[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur
sip, bung anton [:)] terima kasih atas sarannya... --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, pempekd9 pempe...@... wrote: Perlu diingat juga kalau Pangeran Diponegoro memiliki satu hulubalang dari marga Oey yang salah satu keturunannnya bernama Oey Tjoe Tat. Tampaknya Babat Dipanegara harus dibaca dalam konteks agama Islam, jangann dibaca secara letterlijk kesialan disebabkan Diponegoro menjadikan seorang wanita yang bukan muhrim menjadi tukang pijat. Atau Sasradilaga berhubungan seksual dengan yang bukan istri. Salam, Anton W --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hendibowana@ wrote: Silahkan baca babad dipanegara(pangeran diponogoro) pada suatu saat ia kalah perang di gowok diluar surakarta(15 okt 1826) ia telah diruntuhkan oleh gadis china yg kemudian dijdkan tukang pijat . Disamping ia menyalahkan sasradilaga iparnya yg kalah perang krn berhubungan seksual dgn perempuan china lengkapnya. Bagi org cina sendiri pd saat itu timbul ketakutan terhdp dipanegara dan pengikutnya yg telah melakukan penyerangan dilasem.silahkan bc buku orang china bandar tol, candu dan perang jawa karangan peter carey terbitan komunitas bambu.
[budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
@ bung nasir: sy suka dengan argumen anda. memang seharusnya dikembalikan ke pribadi masing2 tanpa melihat identitas kesukuan [:)] @ bung zoufy: wah, sy juga ga bakal nolak tuh, hehehe... [:D] --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Coba kalau yg melamar itu anak presiden! Pertimbangannya pasti lain. Kedudukan bung Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2...@... Date: Sun, 25 Oct 2009 04:26:11 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung  Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!! Sebelum pelaksanaan kawin campur bagi yang akan melaksanakan, tentunya terlebih dahulu harus memahami persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki ( etnis Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya pegawai kelurahan yah pasti akan mengalami hambatan ( terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa sering dipersulit di kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ).  Tetapi coba, kalo Orang Jawa yang kerja di NASA, General Electric, ato yang punya hak paten dan diakui secara internasional, Orang Tionghoa besar kemungkinan akan mempertimbangkan..hehehe. Ini bukan karena faktor materi juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan pergaulan yang luas. Saya gak tau kalau di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau di luar Pulau Jawa hal ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya jelaskan gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe.Contoh lain; teman cici sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang luas, jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan macam-macam, tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih jauhlah dari kemampuan financial teman cici saya. Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara pendekatannya tidak meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato ortu...hehehe. Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH ANDA.  Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu terkadang suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya. Sebaliknya, etnis luar  Jawa yang non Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini sama saja dengan yang lain yakni kita semua Bangsa Indonesia baru tahap belajar   alias menilai negatif: Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis di dalam buku pelajaran sekolah tetapi kenyataannya terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih aktif di kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah kalau etnis non Tionghoa aja berpendapat seperti ini, apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, bukan soal mitos atau non mitos tetapi banyak faktor yang mempengaruhi sebagaimana yang dikemukakan sama  Bro Zhoufy, bahwa ada korelasi antara pernikahan dengan kesetaraan pendidikan, harta, budaya, agama dll bahwa kesemuanya ini memang betul adanya. Tetapi semua itu juga tergantung nasib dan garis tangan seseorang.    Nasir Tan    --- On Sun, 10/25/09, cristine_mandasari cristine_mandas...@... wrote:  terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy. (maap jika sy salah sebut) sy jadi lapar membaca nasi campur es campur memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan kesamaan latar belakang akan membuat hubungan lebih langgeng, namun adakah solusi yg tepat untuk meruntuhkan dinding prasangka antar kedua etnis ini terima kasih. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zhoufy@ wrote: Kawin campur? Kok seperti jenis makanan dan minuman saja! Ada nasi campur dan es campur. Janganlah memandang keberatan orang tua dng kacamata negatif. Orang tua manapun akan lebih senang anaknya kawin dng orang segolongan, kalau bukan golongan etnis, ya golongan pendidikan, atau golongan agama, atau golongan pendapatan. Semua itu ada dasarnya. Perkawinan adalah persekutuan seumur hidup, membutuhkan penyesuaian total dari dua pribadi yg berlainan. Dua orang dng latar belakang sama saja belum tentu bisa akur dlm segala hal, apalagi dng latar budaya yg sangat jauh! Inilah pertimbangan para orangtua. Pada saat jatuh cinta, perbedaan2 ini biasanya tertutupi oleh hal2 yg jasmaniah, tapi setelah berjalan sekian lama akan menjadi masalah. Dibutuhkan usaha yg lebih keras utk saling menerima. Tapi memang semua tdk mutlak, tergantung pribadi masing2. Yg penting hrs dipikir matang2 dulu, dlm perkawinan antar golongan anda menghadapi tantangan yg lebih besar. Satu hal yg penting:
Re: Bls: [budaya_tionghua] Cina vs tinghoa (informasi)= Pro Jackson Yahya
nimbrung dikit sodara2... setau sy, ucapan yg berkesan rasis adalah cina disebabkan kata ini merujuk langsung terhadap republik rakyat cina... kata ini juga dikaitkan dengan adanya unsur komunis pki dalam sejarah kelam 1965... pengalaman sy sendiri, meskipun tmn sy tidak bermaksud menghina, sy pernah sakit hati ketika ada teman jawa sy yg memanggil sy cino (cina dalam bahasa jawa), mengapa terasa berbeda saat teman itu memanggil teman etnis lain, seperti batak, dll? terima kasih [:)] --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, John Siswanto johnsiswa...@... wrote: Bung Jackson Yahya, saya memahami anda sedang berargumentasi dan mencari pembenaran untuk menggunakan sebutan Cina daripada Tionghoa. Saya atau mungkin beberapa member disini sudah dapat memahami argumentasi anda itu. Tapi anda kagak usah ngotot atau bersikeras memaksa orang lain untuk setuju atau tidak setuju atas argumen anda. Saya dan sebahagian besar kalangan Tionghoa lebih suka dipanggil Tionghoa, harap anda menghormati pilihan saya/kami, sebaliknya saya juga tidak bermasalah manakala anda dan kelompok anda lebih menyukai atau tidak bermasalah dengan sebutan Cina. Saya yakin suatu saat anda akan berubah, manakala anda banyak berinteraksi/berhubungan langsung dengan dengan komunitas Tionghoa... Tapi manakala anda tidak berbisnis/bekerja di dalam komunitas Tionghoa, besar kemungkinan anda akan tetap menjadi Cina... Anda camkanlah keyakinan saya itu. John Siswanto --- Pada Ming, 25/10/09, jackson_ya...@... jackson_ya...@... menulis: Dari: jackson_ya...@... jackson_ya...@... Judul: [budaya_tionghua] Cina vs tinghoa (informasi) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 25 Oktober, 2009, 5:52 AM Nih buat informasi, Buat selengkapnya: www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 'Tahun Baru Imlek' menghimbau: Kalau setengah abad yang lampau kata Cina dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. Hari depan kita adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua. (SINERGI, 15 Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). Salam kasih dari Herlianto Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' pada http://www.yabina.org --- Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@... SEARCH CURRENT POSTINGS - http://www.indopubs.com/search.html SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - http://basisdata.esosoft.net SEARCH 1990-1999 POSTINGS - http://basisdata.esosoft.net/search-all.html HOMEPAGE: Lists, Databases Links Center - http://www.indopubs.com Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
[budaya_tionghua] Istilah Cina di Malay dan Singapore
Sering kelompok yg pro istilah Cina menyebut contoh singapore dan malaysia. Seakan2 tionghoa malay dan sing senang2 saja dng istilah ini. Saya punya banyak kenalan malay huaren maupun sing huaren. Mereka semua menyatakan tdk senang dng istilah itu. Tapi mengapa mereka tak meributkan? Ini ada latar belakang sosialnya. Di Singapore, orang melayu adalah minoritas, bhs melayu relatif jarang dipakai, paling antar orang melayu sendiri. bhs pergaulan antar etnis adalah inggris, shg istilah cina jarang mampir di telinga tionghoa. Yg lebih sering didengar adalah Chinese! Sedang orang tionghoa yg berbahasa mandarin nyebut diri sendiri Huaren. Tdk pernah ada ucapan: are you Cina? Atau: wo shi cina. Jadi ya tak pernah menjadi masalah spt di sini. Sedangkan di Malaysia, meski bhs Melayu adalah bhs nasional. Masyarakat Tionghoa disana jarang yg berbhs melayu dlm kehidupan se hari2, mereka umumnya menggunakan bhs mandarin , bhs hokian atau bhs konghu. mereka memiliki sistem sekolah sendiri yg berbhs tionghoa, juga membaca koran dlm bhs tionghoa, Karena jumlahnya cukup besar, mereka banyak bergaul dlm komunitasnya sendiri. Sehingga tak terlalu peduli dng yg terjadi di komunitas lain. Sama spt singapore, mereka menyebut diri sendiri huaren, bukan cina. Kondisi kedua negara ini jelas berbeda dng kita di Indonesia, yg pergaulan antar etnis sangat intens, bhs Indonesia juga telah menjadi bhs utama orang tionghoa. Sent from my BlackBerry?0?3 powered by Sinyal Kuat INDOSAT .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.......
setuj... sy jadi bingung membaca milis ini [:)] ketimbang bernada provokatif, sy lebih suka makan soto pake cabe aja, hehehehe [:D] --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, suwandy sie race...@... wrote: menanggapi topik ini, sepertinya kok jadi terang2an saling serang pribadi ya? om moderator kemana nih ? saya harap yang lebih tua bisa lebih bijak dalam menanggapi diskusi ini dan yang lebih muda harap lebih menghormati. Dengan demikian kita bs berdiskusi dengan sehat dan damai. Mari jadikan millis ini sebagai alat pembelajaran kita dan bukannya untuk saling menyerang dengan kalimat2 yang mungkin bagi sebagian orang menjurus ke kasar. Ingat,kita semua bergabung dimillis ini untuk tujuan apa.. jadi tolong di renungkan kembali. Terima Kasih. Salam netral, Sie Kok Siong --- On Sun, 10/25/09, zho...@... zho...@... wrote: From: zho...@... zho...@... Subject: Re: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 12:37 AM Bagaimana Pak ABS? Masih menuduh saya pakai istilah kasar? Ini dia pahlawan cabo datang membela! Maju tak gentar... Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: ulysee_me2 ulysee_...@yahoo. com.sg Date: Sat, 24 Oct 2009 14:33:30 -To: budaya_tionghua@ yahoogroups. comSubject: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. ) Bukan istilahnya yang kasar, tapi intensi waktu menggunakannya. Jadi kasar atau enggak tergantung kalimatnya dan maksud orang waktu menggunakan istilah tersebut. Kata 'cabo' pun awalnya merupakan istilah yang netral. Dan gue mendukung sekali argumennya siapa tuh waktu itu yang menjelaskan bahwa kata cabo itu awalnya adalah netral. Begitu pun kata CINA. Dan untuk itu, marilah kita luruskan kembali kata-kata itu ke maknanya yang semula, yang netral. Salah satu caranya adalah dengan terus menerus mempopulerkan dan mempromosikannya, salah satunya ya lewat milis BT ini, gitchu lhooo ceritanyaaa. .. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zhoufy@ wrote: Harap ditunjukkan : kapan pihak moderator pernah mengkarantina saya yg memulai menggunakan kata Cabo! Setahu saya, pihak moderator hanya pernah menegur saat saya menyebut kulit muka tebal. Bagi anda, istilah Cabo adalah istilah kasar, bagi sebagian orang di sini istilah Cina juga istilah kasar, mengapa terus memungkiri kenyataan ini? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh absaleh@ Date: Sat, 24 Oct 2009 14:44:03 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. ) Tentunya kecerdasan untuk merunut suatu thread diskusi bukan monopoli satu orang saja. Ada banyak orang lain yang juga cukup cerdas untuk dapat pula melihat bahwa dari yang semula kata cabo digunakan secara netral, namun di tengah-tengah berjalannya diskusi berubah digunakan menjadi penghinaan perempuan. Bahkan moderator pun telah menunjukkan kecerdasannya pula, ketika menjatuhkan sanksi karantina kepada yang bersangkutan dengan pencabo-caboan orang lain ini. Jelas bahwa moderator samasekali tidak 'sotoy' ketika menindak pelaku pencabo-caboan orang yang menurut penilaian moderator telah dilakukan olehnya. Meskipun begitu, masalah utamanya toh BUKAN TERLETAK DI SINI. Bukan terletak pada apakah para anggota milis ini mampu atau tidak mampu, cerdas atau tidak cerdas, untuk merunut suatu thread diskusi sepanjang perjalanannya. Jadi, dengan telah turunnya 'vonnis' moderator mengenai soal ini, maka masalah merunut thread diskusi bisa kita tutup di sini. Selanjutnya, masalah pokok soal ini sebetulnya terletak pada kemampuan dan keberesan seseorang untuk berdiskusi di milis secara baik. Barangkali kata-kata jorok, kasar, dan intrusif (menyerang pribadi) seperti cabo, otak beku, sotoy bisa digunakan secara sangat tepat dan sangat mengena. Namun ada ratusan, bahkan ribuan, kata-kata lain, yang sama sangat tepatnya dan sama sangat mengenanya bila digunakan secara cerdas dalam diskusi di milis, tanpa memperlihatkan kejorokan, kekasaran, dan ke-intrusif- an. Penggunaan kata-kata jorok, kasar dan intrusif dalam diskusi milis sungguh-sungguh menunjukkan ketidak-beresan dalam berdiskusi secara berintegritas. Pertama, karena walau orang diharapkan mengikuti diskusi secara runut dari awal, namun pada kenyataannya, di semua milis, ada lebih banyak orang yang mencemplung masuk diskusi di tengah-tengah atau di ujung diskusi, daripada yang mengikuti dari awal. Peserta diskusi yang baik dan beres harus memperhitungkan kenyataan ini. Oleh karena memperhitungkan hal ini, maka saya, misalnya, membiasakan untuk menambah kata baru dalam subject diskusi (lihat subject
(Re: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina === tentang...Betawi
Nahmakin mantap dan makin jelas perbendaharaan kita tentang Betawi, salah satu etnis Indonesia. Dulu waktu masih ABG, tetangga saya kadang bercanda dan menyalahgunakan kata Betawi, misalnya : Dasar Betawi...!!! Sambil..hahaha...tapi gak lama setelah itu, kena tegoran ama Pak Haji (tetangga saya juga). Taunya negatif karena yang bercanda itu diomelin habis2an dan suaranya kedengaran kemana-manajadi orang2 dalam rumah pada ngintip. Di tempat kerja juga sama, dalam suatu diskusi ada teman yang mungkin karena capek tanpa sadar tertidur waktu rapat..eh...teman yang pas duduk disamping saya bisikin...dasar Orang Betawi..:) sambil cengengesan. Saya yang serius mengukuti rapat, malah kaget dan balik nanya : Siapa yang Betawi..?? Itu tuh temanmu yang bobo itu. Padahal teman yang bobo itu Orang Tionghoa aslicik cik cik Lha..giliran bobo diserahkan ke saya jadi teman. Akhirnya kalo kita pikir2 penyebutan nama etnis ( etnis apapun juga ) selalu mengandung resiko, jadi baiknya mungkin kita bertanya dulu kali ya. Cukup banyak nama etnis di Indonesia ini yang sering jadi bahan olok-olok, padahal tidak sepantasnya kita lakukan. Mungkin ini akibat pembodohan selama sekian tahun ( saya tidak tahu kapan mulai terjadinya pembodohan tersebut ). Tapi pertanyaannya kalau kita tahu bahwa itu perbuatan bodoh kenapa kita mau lakukan yak..? Mungkin ada yang ingin memberikan penjelasan atau mungkin Pak Akhmad Bukhari Saleh bisa memberikan sedikit pencerahan mengenai hal ini, mengapa ejek-mengejek masih terus terjadi hingga abad 21 ini? --- On Sun, 10/25/09, Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id wrote: From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id Subject: Dialek Betawi (Re: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2...Betawi) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 12:58 PM Meng-e-kan huruf akhir yang a, itu dialek betawi ilir. Bukan huruf akhir yang a saja yang di-e-kan, melainkan juga huruf akhir ah. Misalnya rumah menjadi rume. Kalau betawi udik tidak meng-e'-kan huruf akhir yang a. Malahan huruf akhir yang a itu ditambahi huruf h, seperti yang sudah dikemukakan Hauw-djie. Wasalam. = - Original Message - From: Nasir Tan To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, October 25, 2009 7:28 PM Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2...Betawi Nah...kalo begini kan bagus, diskusi jadi hidup...hehehe. Dan ini sesuai fakta-fakta yang terjadi di lapangan, bukan khayalan.. Btw..ada betawi yang sering pake e, contohnya anE, kitE, itu Betawi mana bro..? Dah puluhan taon di di Betawi..masih gak bisa bedain dialek Betawi..apa kata duniaaa..? hehehe --- On Sun, 10/25/09, David Kwa david_kwa2003@ yahoo.com wrote: From: David Kwa david_kwa2003@ yahoo.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa gado2 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sunday, October 25, 2009, 8:18 AM Nambain dikit ah... Tergantung Betawi mana dulu. Dalam Melayu Betawi setidaknya ada dua lafal (pronunciation) : Betawi Tengah (dulu Ilir/Utara atau Betawi Kota) dan Betawi Pinggir (dulu Udik/Selatan alias Betawi Ora). Betawi Ilir cenderung tidak banyak memakai “h” di belakang suatu kata (kadang juga di depan), misalnya: mera, puti, suda, baba, nona, nyonya, si, tamba, sera, tenga, engko, koko, ujan, utan, item, ijo, ilir, dsb. Betawi Udik, di kawasan yang berbatasan dengan kawasan penutur bahasa Sunda (Banten, Jawa Barat) sehingga menunjukkan pengaruh bahasa Sunda yang kuat, cenderung menambahkan “h” di belakang suatu kata, umpamanya: sayah/ayah, gimanah, ajah, di sinih, babah, nonah, nyonyah, engkoh, kokoh, dll. Jadi, keduanya tidak bisa dikacaukan pemakaiannya, masing-masing ada pakemnya. Di TV kita menyaksikan keduanya sering dikacaukan, disebabkan ketidaktahuan sutradara dan aktor atas bahasa Betawi yang mereka pakai. Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Oh benar, ngomong soal betawi, orang betawi biasanya tdk membedakan suda dan sudah, baba pun dibunyikan babah! Maka ada atau tdk ada huruf H dianggap sama saja. Terimakasi Permisih dulu Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2002@ ... Date: Sat, 24 Oct 2009 22:39:28 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Nabil, Mely dan cina ===penggunaan media massagado2 Biasa bro..kalo kita di Betawi kan suka makan gado2, jadi ngomongpun kadang dah gado2 aja mungkin kita sengaja ataupun tidak sengaja. ..hehehe. -Inline Attachment Follows- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.31/2457 - Release Date: 10/24/09 14:31:00
Re: Kubu-Kubu (Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa))
Sudah jelas saya katakan: Satu kubu dalam permasalahan cina dan tionghoa! Kubu di sini jelas bukan merujuk ke kubu permanen. Kubu anda pandangannya jelas kok: di satu sisi menerima penggunaan istilah Tionghoa, di lain sisi tetap mati2an mempertahankan (bukan sekedar membiarkan) eksisitensi istilah Cina. Meski satu sikap, alasannya bisa berlainan. Untuk anda, Pak Abs: anda mati2an mempertahankan istilah Cina hanyalah untuk mengaburkan kesalahan rezim orba dlm memaksakan istilah Cina! Karena kebijakan penzaliman thd masyarakat tionghoa ini pernah didukung anda dan kawan2 yg disebut angkatan 66. Dengan tetap menghidupkan istilah cina berdampingan dng istilah tionghoa, anda berharap orang akan beranggapan istilah2 itu hanya sekedar variasi saja, pergantian istilah di zaman orba hanyalah sekedar mode, tak bermaksud jahat! Anda berkali2 menghindari bicara sejarah, bahkan menyebut saya dendam sejarah. Ini tujuan tak lain agar semua orang tak usah mengungkit sejarah orba yg kelam. Kami memang tak perlu dendam berkepanjangan, sejauh para pelaku sejarah jantan mengakui kesalahan masa silam(mengganti tionghoa menjadi cina), dan berani mengoreksi kesalahannya( sepenuhnya kembali ke tionghoa!) Pak Abs, Meski bicara saya keras, Ini bukan perseteruan pribadi! Ini adalah perseteruan ideologi! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id Date: Mon, 26 Oct 2009 01:14:54 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Kubu-Kubu (Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa)) - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: Akhmad Bukhari Saleh Sent: Monday, October 26, 2009 12:12 AM Subject: Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa) anda adalah satu kubu dng Jackson dan Uly - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Berdiskusi di milis koq pakai kubu-kubuan?? Memang partai politik di parlemen? Memangnya tentara di medan perang? Yang ada adalah beda pandangan tentang substansi atau materi diskusi. Bisa ada dua atau lebih pandangan yang berbeda, bisa semua pandangannya sama. Tetapi si A yang pandangannya sama dengan si B tentang suatu materi, bisa berbeda dalam materi yang lain. Contohnya tidak usah jauh-jauh. Lihat di antara kita berdua saja. Hari ini saya berbeda pendapat tentang kekontekstualan kata cina dengan Zhou-heng. Namun tempo hari saya sependapat dengan Zhou-heng tentang kampanye agama Islam berlebihan dari seorang member. Biarpun saya muslim seperti dia, tidak ada tuh berkubu-kubuan sama dia. Apalagi members milis ini sering copy darat di berbagai tempat. Pendiri, moderator dan members milis ini juga sering main ke rumah saya. Zhou-heng sendiri juga pernah datang. Tetapi kan biar suka berbeda pendapat tentang materi diskusi, kalau lagi ketemu begitu samasekali tidak terlihat nuansa kubu-kubu. Karena kubu-kubuan itu memang tidak ada. Saya juga sering bantu memfotocopykan buku-buku ketionghoaan saya untuk members milis ini yang secara japri memintanya. Tapi untuk bantuan itu kan saya tidak melihat-lihat dulu apa kubunya member ybs. Karena kubu-kubuan itu memang tidak ada. Jadi mari kembalilah ke materi diskusi. Yang bisa saja berbeda pandangan mengenai materi ybs. Ttetapi tidak usah dilihat dia ini kubu si A, dia itu kubu si B. Karena kubu-kubuan itu memang tidak ada. Saya juga tidak pernah ingin jadi wasit atau penengah di milis ini. Untuk yang itu kan sudah ada moderator. Kalau saya menyarankan berbagai hal seputar diskusi, itu bukan mewasiti atau menengahi. Melainkan berkontribusi pada kemaslahatan milis. Termasuk kenyamanannya. Sama saja, tidak berbeda, misalnya, dengan teman-teman yang menyarankan supaya di milis ini jangan ada iklan. Mereka itu bukan mau menengahi atau mewasiti, melainkan berkontribusi pada kemaslahatan milis. Termasuk kenyamanannya. Siapa wasit dan/atau penengah di milis ini kan sudah jelas: moderator. Moderatorlah yang telah dan akan selalu menindak orang yang beriklan. Moderatorlah yang telah dan akan selalu menindak orang yang bicara kasar, jorok dan intrusif. Moderatorlah yang telah dan akan selalu membina kemaslahatan milis ini. Wasalam. === - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: Akhmad Bukhari Saleh Sent: Monday, October 26, 2009 12:12 AM Subject: Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa) Dari berjilid2 sanggahan pak Abs, kita sebenarnya cukup jelas bagaimana posisi anda. Jika anda mau berlagak laku seperti wasit etika diskusi yg netral, mengapa diam seribu bahasa saat kelompok orang yg sependapat dng anda berbicara tak karuan, berargumentasi dng cara ngawur? Tapi sangat galak thd orang2 yg pendapatnya berlawanan dng kelompok anda? Dengan cara itu, meski anda memakai berbagai bhs yg berliku2, kami cukup jelas: dlm
Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009 == Budaya Tionghoa Award 2010
Sepertinya Pak Eddy lembong cukup berhasil dalam menarik perhatian rekan rekan milis Budaya Tionghoa, hingga di bahas terus menerus bahkan menjadi perdebatan , :) , dari pada mengkritis karya dan kerja pak Eddy (pake duit pribadi) yang cukup baik saya usul kalau milis BT membuat Award yang lebih baik lagi versi BT dan di beri nama BT Award 2010, susun kepanitiaan dan juga kriterianya sendiri, seperti tokoh favorit, anggota milis teraktif dan seterusnya bgm mana menurut rekan2x? maju terus budaya tionghoa salam alex On 10/23/09, ulysee_me2 ulysee_...@yahoo.com.sg wrote: Suka nggak suka, sekarang penampilan banana memang lebih diapresiasi kok. Jadi inget. Kemaren dulu pernah kondangan, di satu restoran cina mewah, ada seorang tamu siocia pakai cehongsam, eee disangkain pelayan restoran sama salah seorang A-ih yang pakai gaun geboh dengan rambut di kruwil tinggi-tinggi. Sunggu tidak sopan!!! Habis itu gue mikir dua tiga kali kalau mau pake Chang-Ie ke kondangan. hihihi. Gue sendiri masih begitu sih. Kalau misalnya ada seminar tetntang tionghoa, lalu yang naik ke panggung itu tante yang kelihatan cerdas, dengan kacamata bergagang emas, bajunya bak profesional, mungkin gue akan lebih tertarik mendengar. Menganggap, ini nih akademisi, yang meyakinkan. Ketimbang kalau yang naek panggung itu pakai baju abu abu, celana panjang hitam, sepatu bakpao, ala penampilan Nay-nay. Gue akan berpikir, ini encim encim darimana yang peradabannya terhenti. Encim-encim di glodok aja udah nggak da yang berpenampilan seperti itu. Hehehe. C'mon lah, sentimen sama Londo khan sudah lewat masanya, nggak usah dibawa-bawa sampe sekarang ath. Muhahahaha. Ngomong2, Nabil award itu apaan sih??? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, henyung heny...@... wrote: Kemungkinan ada penyebab lain. Misalnya nih, apaan tuh Nabil award ? Biasanya antara segolongan elit dan awam tidak akan nyambung. Informasinya tidak tersampaikan. Lalu definisi termuka ketionghoannnya dan tokoh kebudayaan ketionghoaan itu apa ? Lagipula dari omong-omong sesama teman, seorang tante tidak mendapatkan apresiasi lar, walaupun ada embel-embel marga dari penampilan luar aja dah lebih holland. Maaf yah kalo tersinggung. Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absaleh@ wrote: Wah, kelihatannya benar-benar nih tidak ada rekan dari milis ini yang juga diundang ke acara Nabil Award ini! Atau ada yang diundang tetapi pada tidak datang? Yang pasti, saya lihat-lihat berkeliling, sepertinya tidak melihat rekan milis budaya tionghoa di Balroom Mulia itu. Atau barangkali ada juga, namun saya saja yang tidak mengenalinya. Maklum anggota milis kan banyak, tidak mungkin semuanya saya kenali wajahnya. Tentu tidak dapat disangkal bahwa yang hadir di acara tadi itu adalah tokoh-tokoh terkemuka ketionghoaan di Indonesia, setidaknya di Jakarta. Termasuk tokoh-tokoh budaya ketionghoaan yang otoritasnya tidak diragukan. Dari para tokoh-tokoh ini tadi menarik juga untuk mencatat pernyataan-pernyataan yang terlontar keluar. Akan cukup sulit 'ditelan' bagi sementara members milis ini bahwa beliau-beliau itu bersikap demikian. Walau bagi saya ya maklum-maklum saja, karena sangat logis. Mungkin besok bisa dipostingkan satu-dua di antaranya... Wasalam.
[budaya_tionghua] Dunia Permilisan
Ada pameo: bu lim ci cun po to toliong, ihthian pu cut omong kosong berlarut- larut. Inilah yg terjadi di milis kesayangan kita saat ini. kenapa bisa terjadi demikian? saya bisa ber andai2 banyak sekali. andaikata milis ini punya misi mempopulerkan istilah cina maka moderator tak akan segan hunus pedang menertibkan otot mengotot pembelaan tionghoa. Jadi tak perlu alternatif milis Budaya Cina. Namun jika misi milis memperjuangkan tionghoa, moderator cukup angkat golok menertibkan omong kosong sehingga tdk berlarut- larut membosankan. Kenyataan membuktikan tdk ada tionghoa monolit, maka ada Tiongkok daratan, ada Taiwan yg cuma pulau. Sama halnya muslim, ada yg menuruti anjuran Sang Nabi, ada yg setengah2. sehingga tdk menutup kemungkinan muculnya sjech puja asal semawis yg kebablasan menuruti carilah ilmu sampai kenegri (maaf) cina, dg sekalian mencari cabo(maaf disini maksudnya permpuan) cina yg rela dipoligami. Jadi coba dipikirkan bung modi jurus terkenal di kang-ouw, yaitu: PEDANG PENAKLUK, GOLOK PEMBASMI sojah wushu, Koay Hiap.
[budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa
Yang pengen dipanggil tionghoa sampai ngancam dan maksa, Ada. yang nggak keberatan di panggil cina maupun tionghoa, Ada. yang 'begitu pengen dipanggil cina' yang mana ya Pengetahuan sejarah masih kalang kabut, ya belajar, cari tahu, biar jangan kena dikibulin engkong2 dan apek2. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, younginheart5000 crv...@... wrote: Betul, capek dehhh kok ada orang yang begitu pengen dipanggil cina? pengetahuan sejarah banyak orang memang masih kalang kabut --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set@ wrote: Mpek sudahlah cape, boro2 yg rumit begitu. Beda tionghoa n tiongkok gak tau. Biarlah dia minta dipanggil cina yg penting jgn maksa manggil cina juga ke org laen. -Original Message- From: liang u liang_u@ Date: Sun, 25 Oct 2009 00:51:47 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Dik Jackson, ??? Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkeberatan tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah ?quot;¯é£ï¼China adalah Tiongkok dalam bahasa Inggeris atau ä¸å½?Nanti kalau ada orang mengatakan otak anda di dengkul, anda sakit hati lagi, padahal anda yang menghina orang duluan. ?? Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi harapan, termasuk harapan saya, koq begitu. ?? Salam prihatin. ? Liang U From: jackson_yahya@ jackson_yahya@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa ? Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: younginheart5000 crv...@yahoo. com Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa ? Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo bhjo@ wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus dipaksakan . Sebaliknya apakah ada yang merasa terhina atau keberatan dengan kata Tionghoa ? Kalau ada, tolong balas email ini , kalau takut boleh juga lewat japri. Jadi kembali disini, semua itu tergantung dari hati masing2. salam, Dr.Irawan 2009/10/23 zhoufy@ Sesuatu kesimpulan yg terlalu bias: mengangkat komentar seorang mely dan acara nabil award sbg standart tinggi ketionghoaan! Dalam memakai istilah, siapa jamin seorang pembawa acara dan para tokoh tak terpengaruh bahasa masmedia dan situasi zaman? Krn saat ini media indonesia umum memakai istilah cina/china dlm menyebut Tiongkok. Para tokoh dan pembawa acara juga terbawa arus. Bila kita ganti waktunya, misalnya acara nabil award diadakan tahun 1965 misalnya, apakah akan muncul istilah cina dlm menyebut tiongkok? Saya kira tidak. Sebaliknya, bila kita adakan acara nabul award di tahun 1975 misalnya, apakah akan muncul istilah tionghoa saat menunjuk cina indonesia? Saya kira tidak. Lalu dimana kontekstualnya? Tidak ada
[budaya_tionghua] Re: Biarkan anjing menggonggong.........
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaih...@... kwaih...@... wrote: Sebetulnya dari dulu pengennya itu yang dibahas. 1.Kapan sih kita pakai istilah 'tionghoa'? #ketika menyangkut person UL: berarti semua huakiaw itu termasuk tionghoa? 2. Tionghoa itu merujuk pada siapa aja sih? #merujuk pada siapa saja yg punya leluhur sekitar 5000th y.l. yaitu Yandi Huangdi. Ul: kalau gitu nggak laku donk argumen si akian yang bilang istilah 'tionghoa' itu special karena hanya merujuk yang di Indonesia? 3.Keturunan Cina yang sudah jadi WNI? Keturunan Cina di seluruh dunia? Keturunan Cina WNI yang sudah melanglang buana tinggal di Jerman/Amerika termasuk tionghoa nggak? #Silahkan tanya di milis BUDAYA CINA, krn dimilis ini banyak yg tdk suka istilah ini. UL: lhoh, ini penting lhoh. Sebab pada saat kita bahas budaya tionghoa itu gue pengen tahu dimana bedanya sama budaya tiongkok. 4.Apa sih yang disebut budaya Tionghoa? Dimana sih bedanya dengan Budaya Tiongkok? #kebudayaan meliputi a.l. filsafat, sejarah, kepercayaan, tradisi, kesenian, teknik, ekonomi. 5.Apa sih sastra Tionghoa? Dimana bedanya dengan Sastra Tiongkok? #kesenian meliputi a.l. tari/gerak, lukis, sastra, musik, pahat . Utk no 45 jika yg ditinjau ada di negara Tiongkok maka disebut Budaya Tiongkok sastra Tiongkok, jika yg dibahas karya orang Tionghoa maka disebut Budaya Tionghoa sastra Tionghoa. UL: Sebentar. kalau marujuk pada yang diatas, tionghoa kalau ngomong orang, tiongkok kalau ngomong mainland. Lhah, pada saat ngomong Budaya, itu sebetulnya ngomongin person, atau daerah? Jadi kalau misalnya gue ngomongin kaligrafi dan chinese painting, itu harusnya gue bilang budaya tionghoa atau budaya tiongkok sih? Mungkin jawaban kurang lengkap, barangkali teman2 y.l. bisa menambahkan. sojah wushu, Koay Hiap.
Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.........)
Kesian sekali koh tionghoa, kok sampai sekarang nggak ada yang menganugrahkan istilah patriot tionghoa sama engkoh ya. Padahal sudah sampai membela bela istilah dan memaksa maksa orang menggunakannya sampai sebegitu heboh. Soal istilah cabo, Iya, engkoh kasar sekali, dan jahat. Sebab memakai istilah netral dengan maksud dan intensi menghina. Orang orang seperti anda ini lah yang merusak istilah netral menjadi nggak beres artinya. seperti itulah maka kata Cina yang sebenarnya punya arti netral menjadi berkonotasi negatif. Maka, marilah kita luruskan kata kata itu kembali ke makna nya yang semula, yang netral, dengan menggunakannya secara baik dan benar. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Bagaimana Pak ABS? Masih menuduh saya pakai istilah kasar? Ini dia pahlawan cabo datang membela! Maju tak gentar... Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@... Date: Sat, 24 Oct 2009 14:33:30 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.) Bukan istilahnya yang kasar, tapi intensi waktu menggunakannya. Jadi kasar atau enggak tergantung kalimatnya dan maksud orang waktu menggunakan istilah tersebut. Kata 'cabo' pun awalnya merupakan istilah yang netral. Dan gue mendukung sekali argumennya siapa tuh waktu itu yang menjelaskan bahwa kata cabo itu awalnya adalah netral. Begitu pun kata CINA. Dan untuk itu, marilah kita luruskan kembali kata-kata itu ke maknanya yang semula, yang netral. Salah satu caranya adalah dengan terus menerus mempopulerkan dan mempromosikannya, salah satunya ya lewat milis BT ini, gitchu lhooo ceritanyaaa... --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Harap ditunjukkan : kapan pihak moderator pernah mengkarantina saya yg memulai menggunakan kata Cabo! Setahu saya, pihak moderator hanya pernah menegur saat saya menyebut kulit muka tebal. Bagi anda, istilah Cabo adalah istilah kasar, bagi sebagian orang di sini istilah Cina juga istilah kasar, mengapa terus memungkiri kenyataan ini? Sent from my BlackBerry?® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh absaleh@ Date: Sat, 24 Oct 2009 14:44:03 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.) Tentunya kecerdasan untuk merunut suatu thread diskusi bukan monopoli satu orang saja. Ada banyak orang lain yang juga cukup cerdas untuk dapat pula melihat bahwa dari yang semula kata cabo digunakan secara netral, namun di tengah-tengah berjalannya diskusi berubah digunakan menjadi penghinaan perempuan. Bahkan moderator pun telah menunjukkan kecerdasannya pula, ketika menjatuhkan sanksi karantina kepada yang bersangkutan dengan pencabo-caboan orang lain ini. Jelas bahwa moderator samasekali tidak 'sotoy' ketika menindak pelaku pencabo-caboan orang yang menurut penilaian moderator telah dilakukan olehnya. Meskipun begitu, masalah utamanya toh BUKAN TERLETAK DI SINI. Bukan terletak pada apakah para anggota milis ini mampu atau tidak mampu, cerdas atau tidak cerdas, untuk merunut suatu thread diskusi sepanjang perjalanannya. Jadi, dengan telah turunnya 'vonnis' moderator mengenai soal ini, maka masalah merunut thread diskusi bisa kita tutup di sini. Selanjutnya, masalah pokok soal ini sebetulnya terletak pada kemampuan dan keberesan seseorang untuk berdiskusi di milis secara baik. Barangkali kata-kata jorok, kasar, dan intrusif (menyerang pribadi) seperti cabo, otak beku, sotoy bisa digunakan secara sangat tepat dan sangat mengena. Namun ada ratusan, bahkan ribuan, kata-kata lain, yang sama sangat tepatnya dan sama sangat mengenanya bila digunakan secara cerdas dalam diskusi di milis, tanpa memperlihatkan kejorokan, kekasaran, dan ke-intrusif-an. Penggunaan kata-kata jorok, kasar dan intrusif dalam diskusi milis sungguh-sungguh menunjukkan ketidak-beresan dalam berdiskusi secara berintegritas. Pertama, karena walau orang diharapkan mengikuti diskusi secara runut dari awal, namun pada kenyataannya, di semua milis, ada lebih banyak orang yang mencemplung masuk diskusi di tengah-tengah atau di ujung diskusi, daripada yang mengikuti dari awal. Peserta diskusi yang baik dan beres harus memperhitungkan kenyataan ini. Oleh karena memperhitungkan hal ini, maka saya, misalnya, membiasakan untuk menambah kata baru dalam subject diskusi (lihat subject posting ini di atas), supaya jelas substansi diskusinya bagi mereka yang baru belakangan masuk dalam diskusi. Kedua, karena diskusi di milis berbeda dengan diskusi tampak muka, di mana mimik wajah dan nada suara bisa menjamin kejelasan makna. Di milis, setepat-tepatnya
Re: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama
Dlm peradaban lain, agama memang bisa menjadi tradisi besar, bukan dilihat dr segi organisasinya, tapi dilihat dari pengaruhnya dlm proses berpikir masyarakatnya, dilihat dari pengaruhnya dlm sistem sosial dan tatanan masyarakatnya. Sedangkan di Tiongkok lain, agama tdk pernah mempunyai pengaruh seperti itu. Agama hanya menjadi sekedar kepecayaan dan pelengkap saja, menjadi sekedar pernak pernik budaya. Makanya saya sebut sbg tradisi besar. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: prometheus_promise prometheus_prom...@yahoo.com.sg Date: Mon, 26 Oct 2009 00:21:33 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama Ach, maksudnya demikian rupanya. Ya, saya sepakat memang ada tradisi besar dan tradisi kecil yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat tionghoa. Masing-masing dengan perubahan dan tingkat pengaruhnya sendiri. Saya lihat benang merahnya dengan pendapat sdr Jackson. Saya kira yang dimaksud agama/kepercayaan yang mempengaruhi budaya tionghoa, adalah terkait dengan tradisi besar yang disebutkan oleh ZFy. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Klenteng di sini merujuk pada agama tradisi masyarakat Tionghoa yg ritualnya dijalankan di dlm klenteng. Confucianisme, taoisme, maupun Zen Budhaisme adalah pemikiran filsafat mandiri, penyebarannya sama sekali tak bersandar pada klenteng. Justru klenteng yg mengadopsi ajaran mereka, dng modifikasi sana sini, utk disesuaikan dng kondisi lokal. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: prometheus_promise prometheus_prom...@... Date: Fri, 23 Oct 2009 02:18:40 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama Saya agak bingung dengan pendapat dibawah. Disebutkan bahwa 'klenteng tak pernah dominan mempengaruhi arus pemikiran masyarakat. Yang berpengaruh besar adalah confucianisme, taoisma dan zen buddhisme' Maksudnya seperti apa ? Klenteng toch adalah bangunan, yang memang tidak mempengaruhi pemikiran. Yang mempengaruhi memang aliran filsafat/agama yang berkembang di dalamnya (seperti yang anda sebutkan : confucianisme, taoisme dan budhisme). Apakah terminologi 'klenteng' dalam pendapat tersebut punya makna lain ? Mungkin juga bisa dijelaskan lebih lanjut apa saja yang termasuk dalam tradisi besar dan tradisi kecil. Apakah confucianisme, taoisme dan budhisme termasuk dalam tradisi besar ? Untuk bung Jackson, Budaya cina/tionghoa tentu dipengaruhi juga oleh kepercayaan/agama/ -isme yang berkembang dalam masyarakatnya, sama halnya dengan yang terjadi pada kelompok masyarakat lain. Tidak ada yang satu lebih sarat dibanding yang lain, bukan ? Prom --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Dlm setiap budaya ada tradisi besar dan tradisi kecil. Dlm budaya Tionghoa, tradisi besarnya justru jauh dari aroma agama. Dlm budaya tionghoa, Klenteng2 hanyalah ikut mewarnai kehidupan, tapi tak pernah dominan mempengaruhi arus pemikiran masyarakat. Yg berpengaruh besar tetap confucianisme, taoisme dan zen budhaisme. Ini sangat berbeda misalnya dng pengaruh agama hindu thd pola pikir masyarakat india, atau pengaruh agama Islam thd masyarakat Iran. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: jackson_yahya@ Date: Thu, 22 Oct 2009 16:00:42 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama Klenteng2 aliran mahayana atau tao bukan asli dari budaya cina? Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: agoeng_set@ Date: Thu, 22 Oct 2009 15:53:18 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Terbalik, budaya setempat yg mempengaruhi agama. Bukan sebaliknya. Yg ada agama membawa budaya luar mempengaruhi budaya lokal. -Original Message- From: jackson_yahya@ Date: Thu, 22 Oct 2009 14:53:12 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Saran saya Kalau mau dalami kebudayaan tionghoa mulai lah dari sisi religiusnya. Karena Budaya tidak terlepas dari agama / kepercayaan, apalagi budaya china sangat saran dengan kepercayaan / agama. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Kubu-Kubu (Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa))
Susah deh, kalau diskusi, enggak sependapat terus take it personally. Merasa terhina, merasa tertantang, terus ego tersenggol, terus melemparkan kata-kata kasar yang bikin panas, terus membakar jembatan persahabatan, hanya gara-gara beda pendapat di milis. Gue juga lagi belajar, kalau nulis jangan pake EGO. Tapi kok susah ya. Apalagi kalau tahu lawan debatnya Ego selangit, wh makin asyik. EGO disini bukan E-90 yang temennya Blackberry lhoh, kyaaahahahahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... wrote: - Original Message - From: zho...@... To: Akhmad Bukhari Saleh Sent: Monday, October 26, 2009 12:12 AM Subject: Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa) Dari berjilid2 sanggahan pak Abs, kita sebenarnya cukup jelas bagaimana posisi anda. Jika anda mau berlagak laku seperti wasit etika diskusi yg netral, mengapa diam seribu bahasa saat kelompok orang yg sependapat dng anda berbicara tak karuan, berargumentasi dng cara ngawur? Tapi sangat galak thd orang2 yg pendapatnya berlawanan dng kelompok anda? Dengan cara itu, meski anda memakai berbagai bhs yg berliku2, kami cukup jelas: dlm masalah Cina Tionghoa, anda adalah satu kubu dng Jackson dan Uly! makanya tak perlu malu2 mengakui. Berlagak seperti orang bijak yg menengahi! No virus found in this outgoing message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.31/2457 - Release Date: 10/24/09 14:31:00
Re: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama
Sorry, paragraf terakhir seharusnya: Makanya saya sebut sbg tradisi kecil Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: zho...@yahoo.com Date: Mon, 26 Oct 2009 00:48:04 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama Dlm peradaban lain, agama memang bisa menjadi tradisi besar, bukan dilihat dr segi organisasinya, tapi dilihat dari pengaruhnya dlm proses berpikir masyarakatnya, dilihat dari pengaruhnya dlm sistem sosial dan tatanan masyarakatnya. Sedangkan di Tiongkok lain, agama tdk pernah mempunyai pengaruh seperti itu. Agama hanya menjadi sekedar kepecayaan dan pelengkap saja, menjadi sekedar pernak pernik budaya. Makanya saya sebut sbg tradisi besar. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: prometheus_promise prometheus_prom...@yahoo.com.sg Date: Mon, 26 Oct 2009 00:21:33 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama Ach, maksudnya demikian rupanya. Ya, saya sepakat memang ada tradisi besar dan tradisi kecil yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat tionghoa. Masing-masing dengan perubahan dan tingkat pengaruhnya sendiri. Saya lihat benang merahnya dengan pendapat sdr Jackson. Saya kira yang dimaksud agama/kepercayaan yang mempengaruhi budaya tionghoa, adalah terkait dengan tradisi besar yang disebutkan oleh ZFy. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Klenteng di sini merujuk pada agama tradisi masyarakat Tionghoa yg ritualnya dijalankan di dlm klenteng. Confucianisme, taoisme, maupun Zen Budhaisme adalah pemikiran filsafat mandiri, penyebarannya sama sekali tak bersandar pada klenteng. Justru klenteng yg mengadopsi ajaran mereka, dng modifikasi sana sini, utk disesuaikan dng kondisi lokal. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: prometheus_promise prometheus_prom...@... Date: Fri, 23 Oct 2009 02:18:40 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama Saya agak bingung dengan pendapat dibawah. Disebutkan bahwa 'klenteng tak pernah dominan mempengaruhi arus pemikiran masyarakat. Yang berpengaruh besar adalah confucianisme, taoisma dan zen buddhisme' Maksudnya seperti apa ? Klenteng toch adalah bangunan, yang memang tidak mempengaruhi pemikiran. Yang mempengaruhi memang aliran filsafat/agama yang berkembang di dalamnya (seperti yang anda sebutkan : confucianisme, taoisme dan budhisme). Apakah terminologi 'klenteng' dalam pendapat tersebut punya makna lain ? Mungkin juga bisa dijelaskan lebih lanjut apa saja yang termasuk dalam tradisi besar dan tradisi kecil. Apakah confucianisme, taoisme dan budhisme termasuk dalam tradisi besar ? Untuk bung Jackson, Budaya cina/tionghoa tentu dipengaruhi juga oleh kepercayaan/agama/ -isme yang berkembang dalam masyarakatnya, sama halnya dengan yang terjadi pada kelompok masyarakat lain. Tidak ada yang satu lebih sarat dibanding yang lain, bukan ? Prom --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Dlm setiap budaya ada tradisi besar dan tradisi kecil. Dlm budaya Tionghoa, tradisi besarnya justru jauh dari aroma agama. Dlm budaya tionghoa, Klenteng2 hanyalah ikut mewarnai kehidupan, tapi tak pernah dominan mempengaruhi arus pemikiran masyarakat. Yg berpengaruh besar tetap confucianisme, taoisme dan zen budhaisme. Ini sangat berbeda misalnya dng pengaruh agama hindu thd pola pikir masyarakat india, atau pengaruh agama Islam thd masyarakat Iran. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: jackson_yahya@ Date: Thu, 22 Oct 2009 16:00:42 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: agama melahirkan kebudayaan / kebudayaan mempengaruhi agama Klenteng2 aliran mahayana atau tao bukan asli dari budaya cina? Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: agoeng_set@ Date: Thu, 22 Oct 2009 15:53:18 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Terbalik, budaya setempat yg mempengaruhi agama. Bukan sebaliknya. Yg ada agama membawa budaya luar mempengaruhi budaya lokal. -Original Message- From: jackson_yahya@ Date: Thu, 22 Oct 2009 14:53:12 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Saran saya Kalau mau dalami kebudayaan tionghoa mulai lah dari sisi religiusnya. Karena Budaya tidak terlepas dari agama / kepercayaan, apalagi budaya china sangat saran dengan kepercayaan
[budaya_tionghua] Re: Cina vs tinghoa (informasi)
Way to go jack! Kok hebat si lu bisa nemuin artikel kek gini. Menarik juga tuh argumennya, gue jadi mikir, apa betul istilah TIONGHOA itu dalam pengertian primordialnya juga berarti mengejek dan merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). Tiong memang berarti tengah atau pusat sedangkan Kok berarti negara. Hihihi, asyiiikk, dapet argumen baru buat adu debat taon depan.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Nih buat informasi, Buat selengkapnya: www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 'Tahun Baru Imlek' menghimbau: Kalau setengah abad yang lampau kata Cina dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. Hari depan kita adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua. (SINERGI, 15 Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). Salam kasih dari Herlianto Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' pada http://www.yabina.org --- Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@... SEARCH CURRENT POSTINGS - http://www.indopubs.com/search.html SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - http://basisdata.esosoft.net SEARCH 1990-1999 POSTINGS - http://basisdata.esosoft.net/search-all.html HOMEPAGE: Lists, Databases Links Center - http://www.indopubs.com Sent from my BlackBerry?smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Bls: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009
Itu kata yang percaya teori konspiratif cenderung paranoia. Kata yang netral netral aja mah, idih sukur sukur ada yang mau bikin riset soal tionghoa, khan hasilnya bisa dipelajari untuk kepentingan masa depan kita juga. Dan yang bener aja, masa A Choppel juga dibilang intelektual gadungan yang bikin riset demi kepentingan rezim penguasa?? yang bener aje! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda extrim_blue...@... wrote: Hen, lo ga perlu minta maaf lah. La wong elo bener kok. Jangan bebas nilai. Banyak intelektual gadungan dihired bikin riset demi untuk kepentingan rezim penguasa. Bukan demi untuk ilmu pengetahuan itu sendiri. --- Pada Kam, 22/10/09, henyung heny...@... menulis: Dari: henyung heny...@... Judul: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 22 Oktober, 2009, 10:03 PM ? Iyah, saya setuju. Untuk itu saya minta maaf sebesar-besarnya. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, prometheus_ promise prometheus_ promise@ .. wrote: Kalau saya sih tersungging. Tapi tidak perlu minta maaf. Hehe :) Sebaiknya tidak perlu dimulai lagi bermain-main dengan 'ciri fisik' dan 'status'. Apakah seorang lebih 'holland', atau lebih 'terkemuka', tidaklah penting. Siapapun mereka yang melakukan studi, riset, dan membuat tulisan mengenai budaya tionghoa di Indonesia, tentu harus di-apresiasi, terlepas dari mana dia berasal. Jika ada perbedaan pendapat yang muncul dari hasil riset dan tulisannya, sebaiknya didiskusikan dalam konteks studi/riset/ tulisan tersebut. Tidak perlu terburu-buru dihubungkan ke ciri fisik, status, atau latar belakang seseorang. BTW, bung ABS, pernyataan apa sih yang dimaksud? Ditunggu ceritanya ya. Prom --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, henyung henyung@ wrote: Kemungkinan ada penyebab lain. Misalnya nih, apaan tuh Nabil award ? Biasanya antara segolongan elit dan awam tidak akan nyambung. Informasinya tidak tersampaikan. Lalu definisi termuka ketionghoannnya dan tokoh kebudayaan ketionghoaan itu apa ? Lagipula dari omong-omong sesama teman, seorang tante tidak mendapatkan apresiasi lar, walaupun ada embel-embel marga dari penampilan luar aja dah lebih holland. Maaf yah kalo tersinggung. Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Akhmad Bukhari Saleh absaleh@ wrote: Wah, kelihatannya benar-benar nih tidak ada rekan dari milis ini yang juga diundang ke acara Nabil Award ini! Atau ada yang diundang tetapi pada tidak datang? Yang pasti, saya lihat-lihat berkeliling, sepertinya tidak melihat rekan milis budaya tionghoa di Balroom Mulia itu. Atau barangkali ada juga, namun saya saja yang tidak mengenalinya. Maklum anggota milis kan banyak, tidak mungkin semuanya saya kenali wajahnya. Tentu tidak dapat disangkal bahwa yang hadir di acara tadi itu adalah tokoh-tokoh terkemuka ketionghoaan di Indonesia, setidaknya di Jakarta. Termasuk tokoh-tokoh budaya ketionghoaan yang otoritasnya tidak diragukan. Dari para tokoh-tokoh ini tadi menarik juga untuk mencatat pernyataan-pernyata an yang terlontar keluar. Akan cukup sulit 'ditelan' bagi sementara members milis ini bahwa beliau-beliau itu bersikap demikian. Walau bagi saya ya maklum-maklum saja, karena sangat logis. Mungkin besok bisa dipostingkan satu-dua di antaranya... Wasalam. quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.comquot;
Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.........)
istilah cabo dan istilah cina, tadinya netral, terus dikonotasikan buruk, lalu? Ada dua pendekatan yang bisa dilakukan: 1. Jangan pernah pakai lagi kedua istilah tersebut. Hilangkan kalau perlu! Ganti! 2. Kembalikan kedua istilah tersebut kepada maknanya yang netral. Dengan cara membiasakan menggunakannya dengan baik dan benar (bukan dengan MAKSUD menghina) Gue sih pilih cara yang kedua Oom. Sedangkan milis Budaya Cina Oom, kampanye soal nikotin di kalangan yang tidak merokok, apa ada gunanya? hihihii, BTW, siapa yang bikin sih tuh milis budaya Cina? wkwkwkwwkwkwkwk yang sudah setengahmati 'neg sama debat soal istilah cina dan tionghoa deh pasti. Muhahahahahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaih...@... kwaih...@... wrote: Udahlah meme yg baik, baik kata cabo maupun cina kan pernah berkonotasi buruk meskipun tadinya netral, kenapa kita tdk belajar spt sdr2 muslim yg menuruti anjuran Nabi Mohamad SAW, yg menyuruh menyebut seperti yg disenangi oleh orang yg disebut. Jadi jika anda ingin terus menerus mempopulerkan dan mempromosikannya, ya lewat milis BC saja, kan milis Budaya Cina sdh lahir sebagai alternatifnya, krn disini saya kira para membernya kan berusaha menyimak teladan Nabi. sojah wushu, Koay Hiap --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee_me2 ulysee_me2@ wrote: Bukan istilahnya yang kasar, tapi intensi waktu menggunakannya. Jadi kasar atau enggak tergantung kalimatnya dan maksud orang waktu menggunakan istilah tersebut. Kata 'cabo' pun awalnya merupakan istilah yang netral. Dan gue mendukung sekali argumennya siapa tuh waktu itu yang menjelaskan bahwa kata cabo itu awalnya adalah netral. Begitu pun kata CINA. Dan untuk itu, marilah kita luruskan kembali kata-kata itu ke maknanya yang semula, yang netral. Salah satu caranya adalah dengan terus menerus mempopulerkan dan mempromosikannya, salah satunya ya lewat milis BT ini, gitchu lhooo ceritanyaaa... --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Harap ditunjukkan : kapan pihak moderator pernah mengkarantina saya yg memulai menggunakan kata Cabo! Setahu saya, pihak moderator hanya pernah menegur saat saya menyebut kulit muka tebal. Bagi anda, istilah Cabo adalah istilah kasar, bagi sebagian orang di sini istilah Cina juga istilah kasar, mengapa terus memungkiri kenyataan ini? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh absaleh@ Date: Sat, 24 Oct 2009 14:44:03 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.) Tentunya kecerdasan untuk merunut suatu thread diskusi bukan monopoli satu orang saja. Ada banyak orang lain yang juga cukup cerdas untuk dapat pula melihat bahwa dari yang semula kata cabo digunakan secara netral, namun di tengah-tengah berjalannya diskusi berubah digunakan menjadi penghinaan perempuan. Bahkan moderator pun telah menunjukkan kecerdasannya pula, ketika menjatuhkan sanksi karantina kepada yang bersangkutan dengan pencabo-caboan orang lain ini. Jelas bahwa moderator samasekali tidak 'sotoy' ketika menindak pelaku pencabo-caboan orang yang menurut penilaian moderator telah dilakukan olehnya. Meskipun begitu, masalah utamanya toh BUKAN TERLETAK DI SINI. Bukan terletak pada apakah para anggota milis ini mampu atau tidak mampu, cerdas atau tidak cerdas, untuk merunut suatu thread diskusi sepanjang perjalanannya. Jadi, dengan telah turunnya 'vonnis' moderator mengenai soal ini, maka masalah merunut thread diskusi bisa kita tutup di sini. Selanjutnya, masalah pokok soal ini sebetulnya terletak pada kemampuan dan keberesan seseorang untuk berdiskusi di milis secara baik. Barangkali kata-kata jorok, kasar, dan intrusif (menyerang pribadi) seperti cabo, otak beku, sotoy bisa digunakan secara sangat tepat dan sangat mengena. Namun ada ratusan, bahkan ribuan, kata-kata lain, yang sama sangat tepatnya dan sama sangat mengenanya bila digunakan secara cerdas dalam diskusi di milis, tanpa memperlihatkan kejorokan, kekasaran, dan ke-intrusif-an. Penggunaan kata-kata jorok, kasar dan intrusif dalam diskusi milis sungguh-sungguh menunjukkan ketidak-beresan dalam berdiskusi secara berintegritas. Pertama, karena walau orang diharapkan mengikuti diskusi secara runut dari awal, namun pada kenyataannya, di semua milis, ada lebih banyak orang yang mencemplung masuk diskusi di tengah-tengah atau di ujung diskusi, daripada yang mengikuti dari awal. Peserta diskusi yang baik dan beres harus memperhitungkan kenyataan ini. Oleh karena memperhitungkan hal ini, maka saya, misalnya, membiasakan untuk menambah kata baru dalam subject diskusi (lihat subject
Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa
Iya, benar sekali, siramlah dengan air dan jangan disiram dengan api, biar suasana tetap sejuk dan enak. Xiexie From: zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com To: Santo Putra santopu...@ymail.com Sent: Sun, October 25, 2009 11:34:13 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Iyalah, pakai ilmu air menembus batu saja... Siancay siancay Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Santo Putra santopu...@ymail.com Date: Sun, 25 Oct 2009 08:22:52 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Salam Buat Laoda Liang U dan Mas Agoeng serta Teman-Teman Semua, Menurut saya saudara muda kita ini amat polos, dia mengungkapkan semua ini menurut jalan pikirannya dan tidak bermaksud menyakiti maupun melecehkan teman-teman semuanya. Saya mohon teman-teman dapatlah memakluminya, ini adalah salah satu contoh buah hasil Doktrin Pembodohan dan saudara muda kita ini adalah korban politik Doktrin Pembodohan tersebut. Mungkin pada kesempatan ini dia belum bisa memahami, barangkali dilain kesempatan dia akan lebih baik dari sekarang. Sekeras apapun batu itu, kalau ditetes dengan air lama-lama juga akan jebol, jadi sabarlah, butuh waktu untuk meluruskan sesuatu yang sudah terlanjur bengkok. Namun kita harus bersyukur juga, bahwa zaman Pembodohan itu telah berlalu dan pelahan-lahan yang bengkok-bengkok ini dapat diluruskan kembali, Pelan Tapi Pasti . Salam Kompak Selalu, SP From: agoeng_set@ yahoo.com agoeng_...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sun, October 25, 2009 5:27:57 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Mpek sudahlah cape, boro2 yg rumit begitu. Beda tionghoa n tiongkok gak tau. Biarlah dia minta dipanggil cina yg penting jgn maksa manggil cina juga ke org laen. From: liang u lian...@yahoo. com Date: Sun, 25 Oct 2009 00:51:47 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Dik Jackson, Sudahlah, makin ngotot pengetahuan anda yang cuma segitu makin kelihatan bodohnya, maaf yah. Habis sudah dikatakan berkali-kali orang berkeberatan tentang istilah Cina bukan China. Cina adalah 支那,China adalah Tiongkok dalam bahasa Inggeris atau 中国。Nanti kalau ada orang mengatakan otak anda di dengkul, anda sakit hati lagi, padahal anda yang menghina orang duluan. Saya prihatin saja generasi muda Tionghoa Indonesia yang menjadi harapan, termasuk harapan saya, koq begitu. Salam prihatin. Liang U From: jackson_yahya@ yahoo.com jackson_yahya@ yahoo.com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sun, October 25, 2009 11:50:30 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Yah udah kalau begitu dimulai dari anda. Hapus peta dunia yang ada kata chinanya, barang2 elektronik yang ada tulisan made in china hapus juga dan lain-lain. Jangan omdo buktikan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: younginheart5000 crv...@yahoo. com Date: Sun, 25 Oct 2009 03:23:22 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa Setuju! Educate mereka yang masih suka pakai kata cina apa arti sejarah dan konnotasi yang sebenarnya. Tetapi jangan dimaki-mak. malu dong pada tokoh tokoh non Tionghoa, yang lebih menghargai masyarakat Tionghoa daripada kita sendiri. Mereka sungkan pakai kata cina. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, B.H. Jo b...@... wrote: Dr. Irawan dan Zhou-heng mempunyai poin yg. sangat bagus ttg. penggunaan media massa utk. memberi contoh (educate atau re-educate) masyarakat. Percuma kita berdebat tidak ada habisnya cuma utk. kepuasan diri masing2. Penggunaan media massa (top-down approach) seperti Jawa Pos, Suarapembaruan, Indonesia Media dll. utk. memberi contoh penggunaan kata Tionghoa dll. adalah jalan/aksi yg. paling baik dan paling efektif dan adalah awal yg. baik/a good start. Salam, BH Jo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Asal tahu saja Indonesia Media sejak berdirinya ditahun 1998 sudah menggunakan kata Tiongkok, Tionghoa, Mandarin, dan tidak mencetak dengan kata Cina . Jawa Pos juga konsisten sama, majalah Sinergi juga , diikuti juga oleh Suarapembaruan. Memang kalau mau diperdebatkan , tidak ada habis-habisnya. Tapi kalau berdasarkan hati nurani yang baik, kita sebagai manusia yang berakal budi , tentunya tidak akan berniat manyakiti perasaan orang lain. Kalau orang lain menyatakan keberatan menggunakan kata Cina kenapa harus
[budaya_tionghua] Fw : Belajar dari Negeri Tiongkok (Artikel menarik.. semoga berguna untuk Anda)
Dear All, Saya mendapat artikel menarik dari milis sebelah, Cerita tentang kesuksesan Tiongkok menjadi raksasa dari Timur, saya pribadi mendapat banyak masukkan berharga, semoga bermanfaat untuk kita semua dalam mencapai sukses... Dibawah ini saya lampirkan cuplikannya, untuk baca artikel selengkapnya, silahkan klik aja linknya. Di web ini ada beberapa Artikel juga yang penulisnya mengambil cerita tentang Negara Tiongkok.. semoga bisa menambah wawasan kita semua.. selamat menikmati.. SUKSES SELALU.. Salam, Ronald There are three types of people in this world : those who make things happen, those who watch things happen, and those who wonder what happened. You can decide which type of person you want to be. I have always chosen to be in the first group. which one is yours? - Forwarded Message From: Jimmintarja.com newslet...@jimmintarja.com To: ronald_agust...@yahoo.com Sent: Thu, October 22, 2009 10:18:56 PM Subject: Newsletter (22 Oktober 2009) Dear FRIENDS, Cadangan devisa Tiongkok pada September 2009 mencapai USD. 2.273 miliar (26% dari cadangan dunia USD. 8.711 miliar), naik hampir 20% dari tahun lalu. Tahun 1979 Deng Xiaoping yang melakukan kunjungan ke AS terkagum-kagum dengan kehebatan AS, mereka bertekad apa yang bisa dibuat oleh AS harus bisa dibuat oleh Tiongkok, secara pasti mereka mengejar AS. Sekarang mereka telah mencatat banyak success story atas AS. Neraca perdagangan mereka dengan AS mencapai surplus besar. Ketika rakyat AS jatuh miskin, mereka bertambah makmur. Cadangan devisa AS hanya 3,6% dari cadangan devisa Tiongkok. Pelajaran apa yang bisa kita peroleh sebagai pelaku bisnis atau eksekutif perusahaan dari kisah nyata diatas? Selengkapnya Klik disini -- http://www.jimmintarja.com/detail.php?id_news=091022180549 Salam Brilian! Jim Mintarja http://www.jimmintarja.com/ Unsubscribe
[budaya_tionghua] diskusi # 3 , FORUM BUDAYA di Bandung. 30-10-09. FENG SHUI , ILMU ? MISTIK ?
Undangan Forum Budaya, diskusi bulanan ke 3. Waktu : Jumat 30 Oktober 2009. Jam 17.00- 20.00. Thema : FENG SHUI : ilmu ? mistik ? Nara sumber : Sdr. Liem Boen Hong. Tempat : Ruang FSRD, UK Maranatha , Bandung. Pengunjung masuk dari gerbang no 1. Biaya gratis . Semua peminat ditunggu kehadirannya. Salam erat, CCDACS oo Invitation from the Culture Forum, 3rd monthly discussion. Time : Friday 30th October 2009,_., At 5.00 - 8.00 PM. Subject : Feng Shui , science or mystic ??_,___ Speaker : Mr Liem Boen Hong Premise : Fine Art and design dept. Maranatha Christian University, Bandung. Entrance through the gate # 1. Free of charge. All parties are welcome. Regards, CCDACS
Re: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ?
Dao yang sebenar-benarnya Dao tidaklah mungkin diajarkan. Yang diajarkan oleh orang-orang itu adalah pemahaman sang guru terhadap Dao dan pada hakikatnya sang guru dan sang murid sama-sama membesarkan egonya masing-masing. :-) Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: budi anto budic...@yahoo.com Date: Sun, 25 Oct 2009 08:36:45 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ? kalo ada yang bisa ajarin dao sudah jadi manusia setengah dewa kale yah From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sun, October 25, 2009 12:14:58 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ? salah goenk , justru kata mendapatkan itu bisa disebut kemelekatan kepada tao jd tambah jauh dari kata tao itu hehehehehehe so yg bener adalah apa ya ? xuan zi you xuan alias sering ditulis misterius bla bla bla, sebenernya xuan bisa diartiin indah , agung makanya zhongmiao zhi men alias gerbang yg baik. yg bener tao mah bukan dipelajari tapi direnungin or pake kata keren kontemplasi getu lho --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, agoeng_...@. .. wrote: Kalo sudah mendapatkan dao apa bukan tercerahkan? -Original Message- From: henyung heny...@... Date: Thu, 22 Oct 2009 16:02:55 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Dao Lemah Lembut / Dinamis ? Loh bukannya Dao itu misterius, gerbang misteri dari semuanya yang misterius ? Lalu siapa bilang Dao mencerahkan ? Banyak yang ngaku mendalami Dao tapi perilakunya malah ajegile. Dao wu qing, tian wu qing, di wu qing Mana ada itu dao yang mencerahkan ? Bikin tambah pusing iya, sampe mbahnya Dao bilang semakin lu belajar, semakin lu bego. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, agoeng_set@ wrote: Dao yg bisa ditebak yah bukan dao namanya. Tp kalo bikin bingung kayaknya juga ga bisa disebut dao karena dao itu mencerahkan. -Original Message- From: henyung henyung@ Date: Thu, 22 Oct 2009 15:15:33 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Dao Lemah Lembut / Dinamis ? Kebetulan baru berkunjung ke forum tetangga tempat orang adu ilmu. Dikatakan dalam Dao De Jing bahwa Dao itu prinsipnya lemah lembut dan tidak kaku. Nah banyak orang yang kemudian menganalogikan prinsip ini dengan dinamis. Celakanya dinamisnya terlalu kebablasan. Segala macam dibilang dinamis alias bebas. Contohnya: Satu fakta A diamini mayoritas kelompok Dao lengkap dengan bukti otentik catatan sejarah dan teologi Dao, namun fakta A ini kemudian ditolak oleh satu kelompok Dao lain dengan alasan Dao itu dinamis dan tidak terikat peraturan. Segala bukti sejarah dan teologi diabaikan demi mempertahankan kebenaran versi mereka. Padahal justru sikap mereka yang ngotot dinamis itu lah yang tidak dinamis alias kaku. Klaim lemah lembut itu akhirnya malah menyebabkan mereka menjadi terlalu lemah lembut alias kaku. Pengertian lemah lembut dalam Dao De Jing sungguh elusif dan berpotensi menyesatkan banyak orang ? salam bingung nan misteri, yongde
[budaya_tionghua] Re: Dunia Permilisan
Baru balik patroli habis libur akhir minggu. Ini pendapat pribadi saja, kebetulan karena menyandang status moderator jadi mau tidak mau paling halus saya katanya pendapat pribadi salah satu dari tim (ada belasan totalnya). Mau cina, mau tionghua, mau apa pun sepanjang itu bisa dibahas dalam koridor yah silahkan. Milis ini bertujuan ke arah budaya dan sejarah, bukan cuma hanya istilah. Seorang rekan moderator senior malah sudah terus terang mau muntah membaca omong kosong masalah ini. Tujuan kami ini yah mencakup juga mereka yang memilih menggunakan cina. Tidak ada sedikit niat pun dari tim moderator untuk memusuhi mereka-mereka yang memilih istilah cina. Kalau memang ada moderator yang kelepasan, harap dimaklumi karena toh kami ini masih manusia. Namun di forum ini kan kami ini cuma pengurus, mungkin saja mayoritas member tidak setuju. Karena itu sudah disiapkan milis alternatif, yang akan tetap didukung tim moderator. Sampai sekarang sih belum ada yang gabung dengan milis alternatif itu. Jadi milis ini sih tidak memperjuangkan istilah, tetapi budaya dan sejarah. Kalau bisa sih saya sendiri mau menambahkan budi pekerti. Tapi kata mbah, orang jaman sekarang sudah tidak ada dao de. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaih...@... kwaih...@... wrote: Ada pameo: bu lim ci cun po to toliong, ihthian pu cut omong kosong berlarut- larut. Inilah yg terjadi di milis kesayangan kita saat ini. kenapa bisa terjadi demikian? saya bisa ber andai2 banyak sekali. andaikata milis ini punya misi mempopulerkan istilah cina maka moderator tak akan segan hunus pedang menertibkan otot mengotot pembelaan tionghoa. Jadi tak perlu alternatif milis Budaya Cina. Namun jika misi milis memperjuangkan tionghoa, moderator cukup angkat golok menertibkan omong kosong sehingga tdk berlarut- larut membosankan. Kenyataan membuktikan tdk ada tionghoa monolit, maka ada Tiongkok daratan, ada Taiwan yg cuma pulau. Sama halnya muslim, ada yg menuruti anjuran Sang Nabi, ada yg setengah2. sehingga tdk menutup kemungkinan muculnya sjech puja asal semawis yg kebablasan menuruti carilah ilmu sampai kenegri (maaf) cina, dg sekalian mencari cabo(maaf disini maksudnya permpuan) cina yg rela dipoligami. Jadi coba dipikirkan bung modi jurus terkenal di kang-ouw, yaitu: PEDANG PENAKLUK, GOLOK PEMBASMI sojah wushu, Koay Hiap.
Re: [budaya_tionghua] Re: Cina vs tinghoa (informasi)
Hehehe itukan acara diuntar yg sebagian besar mahasiswanya keturunan china. Dan juga hasil liputan majalah sinergi. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@yahoo.com.sg Date: Mon, 26 Oct 2009 01:03:31 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Cina vs tinghoa (informasi) Way to go jack! Kok hebat si lu bisa nemuin artikel kek gini. Menarik juga tuh argumennya, gue jadi mikir, apa betul istilah TIONGHOA itu dalam pengertian primordialnya juga berarti mengejek dan merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). Tiong memang berarti tengah atau pusat sedangkan Kok berarti negara. Hihihi, asyiiikk, dapet argumen baru buat adu debat taon depan.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Nih buat informasi, Buat selengkapnya: www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/.../0033.htm Di Indonesia sudah terbit majalah 'Sinergi' yang khusus membahas masalah etnis ini, dan sekalipun banyak menggunakan istilah 'Tionghoa', dalam artikel-artikel juga ada digunakan istilah 'cina' dengan maksud yang sama Soal nama Cina dan Tionghoa memang sebuah dilema bak buah simalakama, disatu segi kalau kita alergi dengan istilah 'Cina' dan menganggap orang yang menggunakannya sebagai mengejek dan merendahkan, bukankah penggunaan istilah 'Tionghoa' dalam pengertian premordialnya juga berarti mengejek dan merendahkan bangsa lain? (Chung-kuo/Tiongkok dianggap sebagai negara pusat/tengah dengan bangsa dan budaya yang superior dan bangsa-bangsa lain dianggap bangsa pinggiran dengan budaya yang rendah atau barbar). Dali S. Naga yang ketua Universitas Tarumanegara dalam tulisannya mengenai 'Tahun Baru Imlek' menghimbau: Kalau setengah abad yang lampau kata Cina dianggap penghinaan, maka kini kata Cina sudah tidak lagi merupakan kata hinaan (bagi kaum muda) yang patut kita terima dengan senang hati. Mengapa pula kita harus mengangkat kembali luka lama dan menciptakan dua kata berbeda dengan konotasi penghinaan dan bukan penghinaan. Hari depan kita adalah untuk kaum muda dan bukan lagi untuk kaum tua. (SINERGI, 15 Januari - 15 Februari 2001, hlm.41). Salam kasih dari Herlianto Catatan: Bahasan soal 'Masalah Cina' (1,2,3) dapat dibaca di ruang 'Artikel' pada http://www.yabina.org --- Email all postings in plain text (ascii) to apaka...@... SEARCH CURRENT POSTINGS - http://www.indopubs.com/search.html SEARCH YEAR 2000+ POSTINGS - http://basisdata.esosoft.net SEARCH 1990-1999 POSTINGS - http://basisdata.esosoft.net/search-all.html HOMEPAGE: Lists, Databases Links Center - http://www.indopubs.com Sent from my BlackBerry?smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
[budaya_tionghua] Chongyang Jie
Chongyang Jie dirayakan setiap tanggal 9 bulan 9 penanggalan Imlek, disebut Chongyang Jie karena 9 adalah angka positif (Yang) dalam kebudayaan Tionghoa, dan tanggal 9 bulan 9 punya 2 Yang sehingga disebut Chongyang yang artinya Double Yang. Bermula dari Dinasti Han, kemudian menjadi tradisi setiap tahunnya selama ribuan tahun. Biasanya orang2 mendaki ke tempat di ketinggian ataupun berkumpul dengan keluarga. Ibu2 rumah tangga istirahat selama sehari dari pekerjaan rumah tangga yang berat.
[budaya_tionghua] Hari ini Chongyang Jie
Hari ini penanggalan lunisolar bulan 9 tanggal 9. Hari festival Chongyang, di mana kita mengadakan upacara/ritual menghormati leluhur sesuai cara masing-masing. Di Indonesia, mungkin harus dikoreksi, di Jakarta kurang terdengar gaung Chongyang. Tetapi para imigran dari luar Jakarta banyak yang masih melakukan ritual ini. Toko-toko buah di sentra imigran dari Medan misalnya, penuh dengan pembeli untuk persiapan ritual Chongyang. Kebetulan di rumah tidak ada altar leluhur karena masih ada yang lebih senior jadinya saya sendiri cuma pergi ke rumah yang paling tua untuk sembahyang. Lengkap dengan segala macam makanan dan tentu saja favorit para almarhum. Biasanya juga ada tradisi minum teh/arak bunga krisan. Kalau di Tiongkok pada rame-rame maen ke perbukitan minum teh sambil main layang-layang. Hormat saya, Yongde
[budaya_tionghua] Re: Dunia Permilisan
dear bang Henyung and all, saya mendukung untuk hal ini, apakah perlu mulai hari ini dipasang super filter saja, yang masih ngomong ttg pembedaan istilah tionghoa vs cina yang kagak jelas..semua nya tidak usah diloloskan, mohon pengertiannya dari member2 milis, moderator juga udah cukup kasih muka ke yang mau bahas2 itu, rasa2nya udah cukup intinya tidak ada titik temu. ayo dunk kembali ke laptop. salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, henyung heny...@... wrote: Baru balik patroli habis libur akhir minggu. Ini pendapat pribadi saja, kebetulan karena menyandang status moderator jadi mau tidak mau paling halus saya katanya pendapat pribadi salah satu dari tim (ada belasan totalnya). Mau cina, mau tionghua, mau apa pun sepanjang itu bisa dibahas dalam koridor yah silahkan. Milis ini bertujuan ke arah budaya dan sejarah, bukan cuma hanya istilah. Seorang rekan moderator senior malah sudah terus terang mau muntah membaca omong kosong masalah ini. Tujuan kami ini yah mencakup juga mereka yang memilih menggunakan cina. Tidak ada sedikit niat pun dari tim moderator untuk memusuhi mereka-mereka yang memilih istilah cina. Kalau memang ada moderator yang kelepasan, harap dimaklumi karena toh kami ini masih manusia. Namun di forum ini kan kami ini cuma pengurus, mungkin saja mayoritas member tidak setuju. Karena itu sudah disiapkan milis alternatif, yang akan tetap didukung tim moderator. Sampai sekarang sih belum ada yang gabung dengan milis alternatif itu. Jadi milis ini sih tidak memperjuangkan istilah, tetapi budaya dan sejarah. Kalau bisa sih saya sendiri mau menambahkan budi pekerti. Tapi kata mbah, orang jaman sekarang sudah tidak ada dao de. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaihiap@ kwaihiap@ wrote: Ada pameo: bu lim ci cun po to toliong, ihthian pu cut omong kosong berlarut- larut. Inilah yg terjadi di milis kesayangan kita saat ini. kenapa bisa terjadi demikian? saya bisa ber andai2 banyak sekali. andaikata milis ini punya misi mempopulerkan istilah cina maka moderator tak akan segan hunus pedang menertibkan otot mengotot pembelaan tionghoa. Jadi tak perlu alternatif milis Budaya Cina. Namun jika misi milis memperjuangkan tionghoa, moderator cukup angkat golok menertibkan omong kosong sehingga tdk berlarut- larut membosankan. Kenyataan membuktikan tdk ada tionghoa monolit, maka ada Tiongkok daratan, ada Taiwan yg cuma pulau. Sama halnya muslim, ada yg menuruti anjuran Sang Nabi, ada yg setengah2. sehingga tdk menutup kemungkinan muculnya sjech puja asal semawis yg kebablasan menuruti carilah ilmu sampai kenegri (maaf) cina, dg sekalian mencari cabo(maaf disini maksudnya permpuan) cina yg rela dipoligami. Jadi coba dipikirkan bung modi jurus terkenal di kang-ouw, yaitu: PEDANG PENAKLUK, GOLOK PEMBASMI sojah wushu, Koay Hiap.
[budaya_tionghua] Re: Cina vs tinghoa (informasi)= Pro Uly
Mbak Uly yth selamat pagi, Kita ketemu lagi... --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee_me2 ulysee_...@... wrote: Hihihi, asyiiikk, dapet argumen baru buat adu debat taon depan.. JS : Jadi, Uly anggap semua ini perkara sepele, dan keasyikkan mendapatkan argumen baru ? kebangetan banget kamu... He he he... mungkin buat anda, anda mendapatkan kesenangan mengolok-olok orang lain yang memilih sebutan Tionghoa daripada sebutan Cina..., tapi tahukah anda sikap anda dapat menyakiti orang lain ? Mbak Uly, mungkin kamu bisa anggap enteng dst...dst... Tapi, apapun argumen mbak Uly atau siapapun, saya tetap meminta anda tetap menghormati pilihan orang lain, semisalnya saya atau sebahagian besar komunitas Tionghoa memilih sebutan/istilah Tionghoa daripada Cina..., dan anda tidak perlu mencari-cari argumen apapun untuk membenarkan sebutan Cina... Saya juga akan menghormati apapun pilihan anda... John Siswanto
[budaya_tionghua] Re: Biarkan anjing menggonggong.........
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee_me2 ulysee_...@... wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaihiap@ kwaihiap@ wrote: Sebetulnya dari dulu pengennya itu yang dibahas. 1.Kapan sih kita pakai istilah 'tionghoa'? #ketika menyangkut person UL: berarti semua huakiaw itu termasuk tionghoa? ## jelas sekali, kan mandarinnya zhong hua. 2. Tionghoa itu merujuk pada siapa aja sih? #merujuk pada siapa saja yg punya leluhur sekitar 5000th y.l. yaitu Yandi Huangdi. Ul: kalau gitu nggak laku donk argumen si akian yang bilang istilah 'tionghoa' itu special karena hanya merujuk yang di Indonesia? ## dikatakan special itu dlm kontek khas Indonesia, krn spt Malaysia, Singapura, Perancis, dll tdk pakai istilah ini, hanya di bekas jajahan Hindia Belanda. 3.Keturunan Cina yang sudah jadi WNI? Keturunan Cina di seluruh dunia? Keturunan Cina WNI yang sudah melanglang buana tinggal di Jerman/Amerika termasuk tionghoa nggak? #Silahkan tanya di amilis BUDAYA CINA, krn dimilis ini banyak yg tdk suka istilah ini. UL: lhoh, ini penting lhoh. Sebab pada saat kita bahas budaya tionghoa itu gue pengen tahu dimana bedanya sama budaya tiongkok. ## sudah dijawab di nomor 4+5 dibawah 4.Apa sih yang disebut budaya Tionghoa? Dimana sih bedanya dengan Budaya Tiongkok? #kebudayaan meliputi a.l. filsafat, sejarah, kepercayaan, tradisi, kesenian, teknik, ekonomi. 5.Apa sih sastra Tionghoa? Dimana bedanya dengan Sastra Tiongkok? #kesenian meliputi a.l. tari/gerak, lukis, sastra, musik, pahat . Utk no 45 jika yg ditinjau ada di negara Tiongkok maka disebut Budaya Tiongkok sastra Tiongkok, jika yg dibahas karya orang Tionghoa maka disebut Budaya Tionghoa Sastra Tionghoa. UL: Sebentar. kalau marujuk pada yang diatas, tionghoa kalau ngomong orang, tiongkok kalau ngomong mainland. Lhah, pada saat ngomong Budaya, itu sebetulnya ngomongin person, atau daerah? ## tergantung konteksnya. Jadi kalau misalnya gue ngomongin kaligrafi dan chinese painting, itu harusnya gue bilang budaya tionghoa atau budaya tiongkok sih? ## tergantung konteksnya juga. Mungkin jawaban kurang lengkap, barangkali teman2 y.l. bisa menambahkan. sojah wushu, Koay Hiap.
Re: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa)
Terima kasih pak Ahmad atas nasihatnya. Beberapa waktu yang lalu sudah pernah saya usulkan, biarkan saja, yang ingin disebut Cina silahkan, yang ingin disebut Tionghoa silahkan, asal jangan memaksa pihak yang lain. Kali inipun saya usulkan Biar anjing menggonggong, Hanya saja keterlaluan, jelas kita bicara istilah Cina, lalu diselewengkan istilah China. Untuk yang mengerti Mandarin, itu lain sekali artinya maupun tulisannya yang pernah saya tuliskan. Pernah juga saya sebutkan bahasa Tionghoa adalah bahasa huruf, termasuk istilah, nama dll. Asal hurufnya betul orang tak perduli. Orang terkenal seperti OKT (Oei Kim Tiang) itu tak akan marah dipanggil Huang Jinzhang karena hurufnya sama. Kalau dirubah hurufnya baru menjadi masalah. Propinsi Fujian disebut Hokkian boleh saja, hurufnya sama bunyinya macam-macam. Memang benar ada konteks politik ada konteks bahasa. Tapi saya tak berniat berbicara politik saya pun bukan politikus. Mungkin konsep lingkungan yang berpengaruh juga. Pernah saya katakan dalam suatu kesempatan: Ada seorang penjaga alat-alat laboratorium di tempat kerja saya dulu, ia marah besar ketika mahasiswa memanggilnya emang (emang bahasa Sunda dari paman),iapun orang Sunda kenapa marah? Ia mengharap dipanggil bapak seperti pada pengajar. Kalau menurut saya disini konteks bukan politik bukan bahasa tapi lingkungan. Kalau dikutik terus jadi makin rumit, saya akan kembali ke usulan lama, terserah masing-masing, yang mau disebut Cina silahkan dan yang mau dipanggil Tionghoa jangan dipaksa jadi Cina. Hanya saja kalau dilihat dari etika, harusnya yang masuk Budaya Tionghoa sudah tahu, bahwa istilah di sini pasti Tionghua bukan Cina, maka harus mempunyai respek, kalau tak respek jangan masuk. Sama saja kalau ada milis diskusi bahasa Jepang yang masuk ke situ harus berminat belajar atau diskusi tentang bahasa Jepang, jangan yang meledek Jepang, kalau sengaja meledek itu cari perkelahian, provokator. Saya menaruh respek pada anda, meskipun kadang ada perbedaan pendapat, itu wajar kita manusia koq. Seperti dengan Mang Ucup dulu, yang pendeta itu. Kami seagama, tapi saya sering juga mendebat dia kalau tak setuju, tapi kita tak pernah bertengkar. Terima kasih atas nasihatnya. Kiongchiu Liang U From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, October 26, 2009 12:43:35 AM Subject: Otak Di Dengkul (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil, Mely dan cina === penggunaan media massa) Tidak usahlah Liang U sianseng meng-otakdidengkul- otakdidengkul- kan orang! Tidak ada gunanya menggunakan kata-kata kasar, jorok dan meng-offense orang dalam berdiskusi di milis. Mudharatnya banyak, manfaatnya samasekali tidak ada. Obyek pencerahan kita bukannya akan tecerahkan, melainkan akan bertambah teguh menjadi musuh. Dan ujung-ujungnya kita ditindak sama moderator... Dan juga malahan akan menurunkan integritas Liang U sendiri, karena kebenaran yang hendak dipaksakan dengan meng-otak-di- dengkul-kan orang itu toh nyatanya juga tidak sepenuhnya benar! Karena, Liang U sianseng, kata-kata cina, china, chinoi, dsb. itu, termasuk kata cino kalau ucapan orang Jawa dan orang Palembang, itu semua SAMA saja! Semuanya mengacu pada obyek yang sama. Yaitu kalau dalam konteks BAHASA (etimologis) ! Seperti juga yang dicontohkan Jackson-heng tentang kata apel (bah. Indonesia), kata apple (bah. Inggris) dan kata apfel (bah. Jerman) itu, yang semua juga sama saja dalam konteks bahasa. Semuanya mengacu pada obyek yang sama. Atau kalau mau contoh yang juga nama negara, kata-kata jepang, japan, japon, itu semua juga sama saja dalam konteks bahasa! Semuanya mengacu pada obyek yang sama. Kata cina dan kata china menjadi BERBEDA, seperti yang ingin diketengahkan Liang U, itu adalah kalau dalam konteks POLITIS! Khususnya dalam konteks hubungan politis antara pemerintah RRT dan pemerintah RI. Di mana kedua kata menjadi berbeda makna. Dalam kesepahaman antara kedua pemerintahan ketika perundingan pemulihan kembali hubungan diplomatik tahun 1994, pilihan kata china menjadi alternatif jalan tengah di antara kata cina dan kata tiongkok, sehingga merupakan win-win solution bagi kedua pihak. Pihak RI bisa merasa win, karena kata cina dan kata china toh sama saja kalau dilihat dalam konteks bahasa! Pihak RRT bisa merasa win, karena kata cina berbeda dengan kata china kalau dilihat dalam konteks politik! Dalam konteks hubungan RRT dengan Malaysia, Singapura dan Brunei misalnya, di mana tidak ada kisah sejarah perpolitikan yang serupa Indonesia, tidak ada perbedaan kata cina dengan kata china, baik dalam konteks bahasa maupun konteks politik. Di sana orang mengatakan cina, tidak menjadi masalah, bahkan bagi pihak kedubes Tiongkok di sana sekalipun. Pada hakekatnya, pemahaman yang berbeda tentang makna kata-kata yang sama, karena
Re: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung
Mang napa ya bahas masalah orang mau kawin ?? Mau kawin sama siapa saja ya sama saja, selama yg mau di kawinin itu masi manusia ya ?? Daripada di luar negeri ada orang yang kawin ma bantal nya ? wkwkwkwk Selama dua orang yang berkomitmen untuk bersama sampai usia tua, dan bersama sama bisa bahagia saat hidup bersama, merasakan suka duka bersama sama, Seorang suami bersikap sebagai suami dan seorang istri bersikap sebagai istri, anak sebagai anak, semuanya tidak akan jadi masalah, apakah mau kawin ama orang tionghoa, atau jawa atau batak, atau bule, atau negro, atau orang eskimo ??? Tidak perlu bahas masalah masalah yang lain lah yg tidak berhubungan langsung. Setuju rekan rekan ??? Kalau setuju, ya case close, daripada ntar diskusinya malah mengarah ke topik SARA. --- On Sun, 10/25/09, younginheart5000 crv...@yahoo.com wrote: From: younginheart5000 crv...@yahoo.com Subject: [budaya_tionghua] Re: perkawinan campur...nimbrung To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 25, 2009, 8:05 PM masalah yang timbul dalam persilangan antara non Tionghoa dan Tionghoa adalah a) etnisitas dan b) agama. sekali pukul dua ha ha ha. jadi kalau agama sama, misalnya sama sama Kristen atau sama sama Islam, sudah berkurang halangan. halangan dalam bentuk tingkat sosial ada dimana-mana, juga antar non Tionghoa, atau antar Tionghoa. lain hal, bro Nasir (atau Natsir?), bagaimana dengan anda: diantara Muslim non Tionghoa, dan Tionghoa non Muslim. OK OK saja? supir saya, pemuda Tionghoa Muslim (ibunya non Tionghoa), dia tak ada masalah dengan penduduk setempat, tetapi repot dengan saudara saudara pihak Tionghoa yang Konghucu. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan hitaci2...@... wrote: Mohon maaf, saya ikut nimbrung.!!! Sebelum pelaksanaan kawin campur bagi yang akan melaksanakan, tentunya terlebih dahulu harus memahami persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Kalau yang melamar dalam hal ini pihak laki-laki ( etnis Jawa ) yang pendidikan menengah kebawa trus kerjanya pegawai kelurahan yah pasti akan mengalami hambatan ( terutama di Pulau Jawa ). Blom apa-apa mama/papa dah mencak2 palagi yang merasa sering dipersulit di kelurahan...hehehe...hehehe ( 2x ketawa ). Tetapi coba, kalo Orang Jawa yang kerja di NASA, General Electric, ato yang punya hak paten dan diakui secara internasional, Orang Tionghoa besar kemungkinan akan mempertimbangkan..hehehe. Ini bukan karena faktor materi juga, tetapi adalah faktor experience, pendidikan dan pergaulan yang luas. Saya gak tau kalau di daerah perbatasan dengan negara-negara tetangga, atau di luar Pulau Jawa hal ini bisa saja terjadi.Saya ada kenalan ( yang pasti ce Tionghoa ) di suatu daerah di luar Jawa dia merid ama guru SD. Gak usah saya jelaskan gimana keadaan guru SD kan...???!!! Yang jelas bukan guru Karate atau guru balet...:-). Saya gak bisa membayangkan apa yang terjadi waktu dia merid, karena tidak diundang, tapi nyatanya sukses...hehehe.Contoh lain; teman cici sepupu saya nikah ama polisi. Walau bukan perwira disetujui dan pernikahannya ramai. Kebetulan orang tua polisi itu punya sawah yang luas, jadi udah diolah ama istrinya bisnis agro dan macam-macam, tapi bukan karena itu disetujui..karena kalo ukuran finansial masih jauhlah dari kemampuan financial teman cici saya. Saya menduga jangan-jangan yang naksir ama ce Tionghoa cara pendekatannya tidak meyakinkan ya, sehingga mungkin tidak mendapat respek dari ce ato ortu...hehehe. Ingat pesan iklan, KESAN PERTAMA BEGITU MENGGODA, SELANJUTNYA TERSERAH ANDA. Ada juga kesan ( menurut pengamatan pribadi saya ) bahwa etnis Jawa itu terkadang suka menggurui dan menganggap dia lebih tau dari segalanya. Sebaliknya, etnis luar Jawa yang non Tionghoa ( termasuk Ambon, Aceh, Manado, Minang dll ) pada dasarnya kita ini sama saja dengan yang lain yakni kita semua Bangsa Indonesia baru tahap belajar alias menilai negatif: Saya kemukakan karena saya yakin tidak tertulis di dalam buku pelajaran sekolah tetapi kenyataannya terjadi seperti itu. Ini saya dengar sewaktu saya masih aktif di kepemudaan di Jakarta beberapa tahun lalu. Nah kalau etnis non Tionghoa aja berpendapat seperti ini, apalagi yang etnis Tionghoa...hehehe.Jadi masalahnya, bukan soal mitos atau non mitos tetapi banyak faktor yang mempengaruhi sebagaimana yang dikemukakan sama Bro Zhoufy, bahwa ada korelasi antara pernikahan dengan kesetaraan pendidikan, harta, budaya, agama dll bahwa kesemuanya ini memang betul adanya. Tetapi semua itu juga tergantung nasib dan garis tangan seseorang. Nasir Tan --- On Sun, 10/25/09, cristine_mandasari cristine_mandas...@... wrote: terima kasih atas tanggapannya bung zhoufy. (maap jika sy salah sebut) sy jadi lapar membaca nasi campur es campur memang yg anda katakan benar 100% jika persamaan
Re: [budaya_tionghua] Re: Biarkan anjing menggonggong.........
Yah mau disebut apapun sebenarnya tak masalah, selama itu masih sebutkan untuk manusia.. ^_^ Gue ada cerita, kemaren ditanya ama temen gue, : To, lo mending di sebut 'kayak monyet' ato 'kayak manusia' ??? Waduh bingung gue ngejawabnya. soalnya sepertinya gue ga pengen dua duanya.. hahahahah Regards, --- On Mon, 10/26/09, kwaih...@ymail.com kwaih...@ymail.com wrote: From: kwaih...@ymail.com kwaih...@ymail.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Biarkan anjing menggonggong. To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, October 26, 2009, 11:40 AM --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee_me2 ulysee_...@... wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaihiap@ kwaihiap@ wrote: Sebetulnya dari dulu pengennya itu yang dibahas. 1.Kapan sih kita pakai istilah 'tionghoa'? #ketika menyangkut person UL: berarti semua huakiaw itu termasuk tionghoa? ## jelas sekali, kan mandarinnya zhong hua. 2. Tionghoa itu merujuk pada siapa aja sih? #merujuk pada siapa saja yg punya leluhur sekitar 5000th y.l. yaitu Yandi Huangdi. Ul: kalau gitu nggak laku donk argumen si akian yang bilang istilah 'tionghoa' itu special karena hanya merujuk yang di Indonesia? ## dikatakan special itu dlm kontek khas Indonesia, krn spt Malaysia, Singapura, Perancis, dll tdk pakai istilah ini, hanya di bekas jajahan Hindia Belanda. 3.Keturunan Cina yang sudah jadi WNI? Keturunan Cina di seluruh dunia? Keturunan Cina WNI yang sudah melanglang buana tinggal di Jerman/Amerika termasuk tionghoa nggak? #Silahkan tanya di amilis BUDAYA CINA, krn dimilis ini banyak yg tdk suka istilah ini. UL: lhoh, ini penting lhoh. Sebab pada saat kita bahas budaya tionghoa itu gue pengen tahu dimana bedanya sama budaya tiongkok. ## sudah dijawab di nomor 4+5 dibawah 4.Apa sih yang disebut budaya Tionghoa? Dimana sih bedanya dengan Budaya Tiongkok? #kebudayaan meliputi a.l. filsafat, sejarah, kepercayaan, tradisi, kesenian, teknik, ekonomi. 5.Apa sih sastra Tionghoa? Dimana bedanya dengan Sastra Tiongkok? #kesenian meliputi a.l. tari/gerak, lukis, sastra, musik, pahat . Utk no 45 jika yg ditinjau ada di negara Tiongkok maka disebut Budaya Tiongkok sastra Tiongkok, jika yg dibahas karya orang Tionghoa maka disebut Budaya Tionghoa Sastra Tionghoa. UL: Sebentar. kalau marujuk pada yang diatas, tionghoa kalau ngomong orang, tiongkok kalau ngomong mainland. Lhah, pada saat ngomong Budaya, itu sebetulnya ngomongin person, atau daerah? ## tergantung konteksnya. Jadi kalau misalnya gue ngomongin kaligrafi dan chinese painting, itu harusnya gue bilang budaya tionghoa atau budaya tiongkok sih? ## tergantung konteksnya juga. Mungkin jawaban kurang lengkap, barangkali teman2 y.l. bisa menambahkan. sojah wushu, Koay Hiap. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links mailto:budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com
[budaya_tionghua] Re: Hari ini Chongyang Jie
Kalau di Jakarta, minum teh nya di manggadua square aja... heheheh. hari ini pesan teh krisan aje noh, yang nggak bikin mabuk. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, henyung heny...@... wrote: Hari ini penanggalan lunisolar bulan 9 tanggal 9. Hari festival Chongyang, di mana kita mengadakan upacara/ritual menghormati leluhur sesuai cara masing-masing. Di Indonesia, mungkin harus dikoreksi, di Jakarta kurang terdengar gaung Chongyang. Tetapi para imigran dari luar Jakarta banyak yang masih melakukan ritual ini. Toko-toko buah di sentra imigran dari Medan misalnya, penuh dengan pembeli untuk persiapan ritual Chongyang. Kebetulan di rumah tidak ada altar leluhur karena masih ada yang lebih senior jadinya saya sendiri cuma pergi ke rumah yang paling tua untuk sembahyang. Lengkap dengan segala macam makanan dan tentu saja favorit para almarhum. Biasanya juga ada tradisi minum teh/arak bunga krisan. Kalau di Tiongkok pada rame-rame maen ke perbukitan minum teh sambil main layang-layang. Hormat saya, Yongde