Re: [budaya_tionghua] JANGAN JANGAN OWE NYASAR
Saat ini diluar maglev. Kereta super cepat yg sudah beroperasi dg kecepatan di atas 300 km (max 350) ada dua. Di antara Guangzhou Wuhan dan Beijing Tianjin. (Nomor kereta G) Sedangkan kereta dengan kecepatan sekitar 250 km sudah banyak trayek nya untuk disebutkan satu2 disini (nomor kereta D). Untuk kereta dengan kecepatan 350. Jaringan rel yang baru sama sekali dibangun. Sedangkan yang 250 km termasuk memanfaatkan jalur kereta yg lama. Saat ini sedang dibangun jalur 350 antara beijing shanghai. Jalur kereta 350 di antara Beijing Tianjin lebih tidak terasa ada goyangan dibanding Guangzhou Wuhan. Sedang jalur rel kereta 250 terasa lebih bergoyang. Jalan2 dengan tas yang lebih kecil jadi gampang dan menarik. Apalagi sekarang mulai banyak vending machine utk beli tiket kereta di beberapa stasiun. Sehingga tidak takut lagi susah tiket. Dan bisa beli di depan beberapa hari. Perjalanan jadi mudah dan menarik. Vending machine dengan dua bahasa. (Inggris dan putonghua). Agaknya tidak sampai akhir tahun ini semua stasiun sdh ada vending machine nya. Ya jalan2 di Tiongkok jadi mudah sekali. Apalagi kalau dibandingkan dengan 15 tahun lalu. Kebetulan penulis senang melakukan perjalanan dengan kereta di Tiongkok. Yg terakhir antara Guangzhou Wuhan. Salam, Harry Alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] TAHUN MACAN
Thanks FYI From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Dee Dhee Sent: Senin, Februari 01, 2010 11:43 AM To: budaya tionghua Subject: [budaya_tionghua] TAHUN MACAN
RE: [budaya_tionghua] Sembayang
Ngomong apaan sih lu?? Bingung From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of djoko santoso Sent: Monday, January 11, 2010 1:27 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Sembayang Ngadep keatas, kan dunia bulat jadi kalo ngadep keatas trus langsung ke langit/angkasa luar, tapi kalo ngikuti arah barat/timur/selatan/utara pasti balik lagi ketempat semula.
Re: [budaya_tionghua] Tokoh Tiongkok Klassik
King Hian heng, Terima kasih bantuannya. Jauh lebih cepat dari yang cayhe perkirakan. Mungkin tidak Mozu tidak disebut Bek Cu tetapi Bok Cu? Kiongchioe, harry alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT -Original Message- From: King Hian king_h...@yahoo.com Date: Wed, 11 Nov 2009 22:21:18 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Tokoh Tiongkok Klassik Krn tulisannya belum terbaca, saya coba dulu sebagian: 1. Mojia: 墨家 aliran Mohisme - huruf (家) di sini berarti aliran filsafat, bukan berarti rumah (mojia bukan berarti house of Mo). Bahasa Hokkiannya: Bek Ka 2. Motzu: 墨子 pinyin nya: Mozi. Hokkiannya: Bek Cu 3. Hanfei (Hanfeizi): 韩非 (韩非子). Hokkiannya: Han Hui Cu 4. Xunzi 荀子. Hokkiannya: Sun Cu (harap bedakan dengan Sun Cu 孙子) 5. Fajia 法家. Hokkiannya: Huat Ka 6. Gongsun Long 公孙龙. Hokkiannya: Kongsun Liong yang lain (jian ai, shi, shu, dll) saya gak jelas apa huruf Hanzinya. kiongchiu, KH From: harry alim hari.a...@yahoo.com To: King Hian email king_h...@yahoo.com; Budaya_tionghua budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, November 12, 2009 12:58:15 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Tokoh Tiongkok Klassik KingHian heng, Waktu cayhe tulis dengan unicode 8. Tetapi kaget juga hasilnya seperti itu setelah di upload. Mungkin ada rekan lain yg bisa membantu memunculkan lagi tulisan itu Kiongtjhioe, harry alin Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT From: King Hian king_h...@yahoo. com Date: Wed, 11 Nov 2009 20:51:39 -0800 (PST) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Tokoh Tiongkok Klassik Alim Heng, Hanzinya tidak terbaca, apa bisa dikirim ulang? kiongchiu, KH From: hari.alim hari.a...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thu, November 12, 2009 11:02:57 AM Subject: [budaya_tionghua] Tokoh Tiongkok Klassik KingHian Heng, Beberapa waktu yang lalu cayhe tulis email tentang beberapa nama Tokoh atau istilah yang bersangkutan dengan aliran philosophy Tiongkok Klasik yang ingin saya ketahui nama Hokkian nya, berikut saya coba kumpulkan tolong dibantu, yang bisa saya dapat hanzi nya saya tulis dg hanzi tetapi ada yang cuma pinyin saja Aliran Mohism Mo jia #22696;#23478; , house of Mo Mo tzu Jian ai #20860;#24859; shi #26159;, right fei #38750;, wrong Ju zi , chisel Han Fei #38867;#38750; San Biao, three criteria .. #38750;#20048; , against music Mo Jing Xun zi Fa jia #27861; #23478; , standard Shu #34899; Shi #21218; Yi, duty Gongsun Long sebetulnya masih banyak, tetapi sementara yang di atas dulu, kiongtjhioe, harry alim
Re: [budaya_tionghua] Tokoh Tiongkok Klassik
Looheng, Cayhe pernah baca di salah satu cerita silat. Ada istilah Bhok Tjoe. Itu yang sebenarnya mau saya cek sama dengan Mozu atau tidak. Belum pernah ketemu yang Bek Cu atau Bak Cu Kiongtjhioe, Harry Alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT -Original Message- From: King Hian king_h...@yahoo.com Date: Wed, 11 Nov 2009 22:52:51 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Tokoh Tiongkok Klassik Alim Heng, Bahasa Hokkian mengenal 2 pelafalan: wenyan dan baihua. BEK (墨) adalah pelafalan menurut wenyan. Dalam pelafalan baihua huruf (墨) akan dibaca BAK. Di Bogor, tinta hitam disebut tinta BAK. Dan setahu saya, huruf (墨) tidak dibaca BOK. kiongchiu, KH From: harry alim hari.a...@yahoo.com To: King Hian email king_h...@yahoo.com; Budaya_tionghua budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, November 12, 2009 1:36:51 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Tokoh Tiongkok Klassik King Hian heng, Terima kasih bantuannya. Jauh lebih cepat dari yang cayhe perkirakan. Mungkin tidak Mozu tidak disebut Bek Cu tetapi Bok Cu? Kiongchioe, harry alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT From: King Hian king_h...@yahoo. com Date: Wed, 11 Nov 2009 22:21:18 -0800 (PST) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Tokoh Tiongkok Klassik Krn tulisannya belum terbaca, saya coba dulu sebagian: 1. Mojia: 墨家 aliran Mohisme - huruf (家) di sini berarti aliran filsafat, bukan berarti rumah (mojia bukan berarti house of Mo). Bahasa Hokkiannya: Bek Ka 2. Motzu: 墨子 pinyin nya: Mozi. Hokkiannya: Bek Cu 3. Hanfei (Hanfeizi): 韩非 (韩非子). Hokkiannya: Han Hui Cu 4. Xunzi 荀子. Hokkiannya: Sun Cu (harap bedakan dengan Sun Cu 孙子) 5. Fajia 法家. Hokkiannya: Huat Ka 6. Gongsun Long 公孙龙. Hokkiannya: Kongsun Liong yang lain (jian ai, shi, shu, dll) saya gak jelas apa huruf Hanzinya. kiongchiu, KH From: harry alim hari.a...@yahoo. com To: King Hian email king_h...@yahoo. com; Budaya_tionghua budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thu, November 12, 2009 12:58:15 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Tokoh Tiongkok Klassik KingHian heng, Waktu cayhe tulis dengan unicode 8. Tetapi kaget juga hasilnya seperti itu setelah di upload. Mungkin ada rekan lain yg bisa membantu memunculkan lagi tulisan itu Kiongtjhioe, harry alin Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT From: King Hian king_h...@yahoo. com Date: Wed, 11 Nov 2009 20:51:39 -0800 (PST) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Tokoh Tiongkok Klassik Alim Heng, Hanzinya tidak terbaca, apa bisa dikirim ulang? kiongchiu, KH From: hari.alim hari.a...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thu, November 12, 2009 11:02:57 AM Subject: [budaya_tionghua] Tokoh Tiongkok Klassik KingHian Heng, Beberapa waktu yang lalu cayhe tulis email tentang beberapa nama Tokoh atau istilah yang bersangkutan dengan aliran philosophy Tiongkok Klasik yang ingin saya ketahui nama Hokkian nya, berikut saya coba kumpulkan tolong dibantu, yang bisa saya dapat hanzi nya saya tulis dg hanzi tetapi ada yang cuma pinyin saja Aliran Mohism Mo jia #22696;#23478; , house of Mo Mo tzu Jian ai #20860;#24859; shi #26159;, right fei #38750;, wrong Ju zi , chisel Han Fei #38867;#38750; San Biao, three criteria .. #38750;#20048; , against music Mo Jing Xun zi Fa jia #27861; #23478; , standard Shu #34899; Shi #21218; Yi, duty Gongsun Long sebetulnya masih banyak, tetapi sementara yang di atas dulu, kiongtjhioe, harry alim
Re: [budaya_tionghua] Re: ronde
Ya memang Ronde berkaitan dengan tangcek (dongzi). Di jawa tengah dan timur sembahyang tgl 22 des juga disebut sembahyang ronde. Ronde dan semua makanan yang diasinkan dan diawetkan jadi menu meja sembahyang. Ronde terbuat dari tepung ketan berbentuk bulat sperti kelereng dan diberi warna merah putih hijau. Ada yang diisi kacang gepuk. Dan dihidangkan dalam kuah jahe yg manis. Salam, Harry Alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT -Original Message- From: henyung heny...@yahoo.com Date: Wed, 21 Oct 2009 08:33:51 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: ronde Maaf nih karena bukan berasal dari pusat kekuasaan (baca: jawa), jadi istilah ronde agak asing. Ronde itu tangyuan bukan ? Yang biasanya dimakan saat dongzhi ? Kalau betul tangyuan, budayanya memang dari winter solstice / dongzhi. Tapi asli tidak asli yah tergantung definisi aslinya kali. Soalnya tangyuan juga bisa beda-beda tergantung dari lokasinya. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, paulina maya bebek_ce...@... wrote: Halo teman-teman, saya pengen tahu ronde itu sebetulnya makanan asli Tiongkok atau bukan? Lalu bahasa mandarinnya ada gak ya? Kalau boleh bagi informasinya ya. terima kasih salam maya
Re: [budaya_tionghua] Re: Bakso
Di Jawa tengah dan Jawa timur di banyak keluarga tionghoa bahkan sebelum tahun 60an sudah mengenal bakso dan cukup banyak yang menggunakannya sebagai menu masakan sehari2. Tetapi bakso yang ini adalah daging cacah yang kemudian dibentuk bulat2 saja. Biasanya dicampurkan ke dalam soup atau masakan yang lain. Sedangkan bakso seperti yang kita kenal mulai masuk ke pasar komersiel di akhir 50'an dan awal 60'an. Pada akhir 60'an bakso dengan cepat meraih popularitas di masyarakat. Bakso yg disebut pertama dan yang kedua mempunyai resep sedikit berbeda. Di Surabaya dan sekitarnya dari dulu mereka mnyebut bakso dengan bakwan. Kebetulan di daerah jateng dan jatim lainnya bakwan lebih digunakan utk mnyebut nama makanan lain yang sampai sekarang terkenal dengan sebutan bakwan jagung. Mungkin karena itu sebutan bakso lebih terkenal untuk membedakan dengan bakwan jagung itu. Salam, Harry Alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT -Original Message- From: henyung heny...@yahoo.com Date: Wed, 21 Oct 2009 09:06:26 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Bakso Seharusnya yang namanya bakso itu bentuknya tidak bulat, tapi adonan daging yang ditaruh/dioleskan (nso) di dalam atau di atas sesuatu. Konkritnya adalah tahu isi daging yang biasanya turut serta dalam semangkok bakso. Kalau yang bulat harusnya namanya bak-wan. Bakso Akiaw yang terkenal di mangga besar, di pusat aslinya (medan) pake nama gu-bak-wan, bukan bakso. Tetapi satu ketika dalam sejarah interaksi budaya, nama bakso menjadi lebih generik dan diterima masyarakat. Orang tahunya bakso bulat seperti bola pingpong. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, joao_kho joao@... wrote: Nah karena ada yg nanya ronde, jadi sekalian saya tanya tentang bakso. Bakso ini asalnya dari mana, kok kedengaran kayak daging bulat gitu. Sebenarnya daging bakso yg awal-awal mulai itu dari daging apa? Salam, JK
Re: [budaya_tionghua] Re: Panggilan antara Besan
David heng Cek Liang U, Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, keluarga2 Tionghoa terutama yang keturunan Hokkian (agaknya demikian juga di keturunan yang lain, hokchia, khek, hinghua, tujia dll) mempunyai panggilan kekerabatan yang bervariasi antara 2 polar. Satu ujung 100 persen mengikuti aturan kekerabatan hokkian (atau yang lain) sedang ujung yang lain 100 persen tidak mengikuti lagi. Secara statistik mungkin mengikuti distribusi normal. Tentu saja yang paling banyak yang di antara 2 kutub itu. Bagi mereka yang mengikuti ya panggilannya masih seperti yang diuraikan oleh David heng ataupun Cek Liang U. Kalau penelitian mendalam dilakukan bisa jadi alasan utama tidak mengikuti aturan kekerabatan adalah karena tidak tahu. Sementara tidak ada orang yang lebih tua yang memberi penjelasan. Atau karena gampangnya saja. Panggil oom dan tante itu lebih mudah. Kalau dua keluarga berbesanan pada umumnya (yang berada diantara 2 kutub) akan menggunakan panggilan yang dipakai pihak lainnya. Misalnya si isteri dari keluarga yang biasa panggil oomde, oomngah, oomlik ya si suami akan ikut isterinya panggil seperti itu. Sebaliknya si isteri di keluarga suaminya juga ikut panggilan suaminya, bisa jadi kude kungah dan kulik. Begitu juga kalau keluarga hokkian besanan keluarga hokchia atau khek, biasanya keluarga yang satu mengikuti keluarga yang lain dalam cara memanggil anggota keluarga yang itu. Jadi sebutannya bisa macam2 dalam satu keluarga terutama kalau campuran. Banyak kejadian si anak yang bingung. Karena untuk keluarga ibunya ia ikut dengan panggilan kekeluargaan khek sedang untuk keluarga ayahnya ikut dengan panggilan kekeluargaan hokkian. Atau bisa juga tidak masalah bagi si anak, dia enjoy saja. Hanya saja apa yang diuraikan David heng agak jarang terjadi bagi pasangan baru. Tetapi lebih sering terjadi di pasangan yang sudah punya anak. Jadi baik isteri maupun si suami memanggil baik keluarga si suami maupun si isteri dengan sebutan yang digunakan anaknya. Salam, Harry Alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT -Original Message- From: David Kwa david_kwa2...@yahoo.com Date: Fri, 16 Oct 2009 04:25:54 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Panggilan antara Besan Liang U Cek, Di generasi orangtua owe yang Peranakan Hokkian Jabotabek masih berlaku ketentuan panggilan antarbesan, termasuk anak-anak dan saudara-saudaranya, yang diwariskan turun-temurun, sbb: - Terhadap besan laki-laki seseorang menyapa: chinke 親家. Istrinya (besan perempuan): che’m, istrinya (besan perempuan): che’m 親姆. - Terhadap kakak laki-laki dari menantu laki-laki, seseorang menyapa: tuapeq 大伯, jipeq 二伯, dst, sama seperti anak seseorang tersebut. Istrinya: tua’m 大姆, ji’m 二姆, dst. - Terhadap kakak perempuan dari menantu laki-laki, seseorang menyapa: tuakou 大å§`, jikou 二å§` dst; suaminya: tuatniou 大丈, jitniou 二丈, dst. - Terhadap kakak laki-laki dari menantu perempuan, seseorang menyapa: tuaku 大舅, jiku 二舅, dst. Istrinya: tuakim 大妗, jikim 二妗, dst. - Terhadap kakak perempuan dari menantu perempuan, seseorang menyapa: tua’i 大姨, ji’i二姨, dst. Suaminya: tuatniou 大丈, jitniou 二丈, dst. - Terhadap adik laki-laki dari menantu laki-laki, seseorang menyapa: ngcek å'‰å�, isterinya: ngcim å'‰å¬¸. - Terhadap adik perempuan dari menantu laki-laki, seseorang menyapa: kou å§`/nyonya mantu. Suaminya: koutniou å§`丈. - Terhadap adik laki-laki dari menantu perempuan, seseorang menyapa: ngku å'‰èˆ…. Istrinya: ngkim å'‰å¦—. - Terhadap adik perempuan dari menantu perempuan, seseorang menyapa: i 姨. Suaminya: itniou 姨丈. Owe belum selidik, apakah di daerah lain dan di suku-suku lain non-Hokkian/non Peranakan―Hakka, Hinghua, Hokchnia, Konghu, Tiociu―juga berlaku aturan istilah kekerabatan yang sama. Owe pernah tanya, kenapa begitu? Jawabnya, oleh karena orangtua mengikuti istilah kekerabatan yang dipakai anak sebagai menantu terhadap keluarga mertuanya. Jadi, misalnya, jika anak memanggil “ngkuâ€� terhadap adik laki-laki istrinya, orangtua pun demikian, harus memanggil “ngkuâ€�. Di sisi lain, kalau sang anak menyapa adik laki-laki ayah istrinya dengan panggilan “cekkongâ€�―tidak boleh memanggil “cekâ€�, sebab istrinya yang memanggil “cekâ€�, dia sendiri harus “cekkongâ€�, sebab ia adalah menantu dan bukan keponakan yang bersangkutan―maka ia pun harus menyapa ncek dari sang menantu dengan panggilan “cekkongâ€�. Aturan ini rupanya sudah banyak yang tidak tahu, kecuali mungkin masih dipertahankan di kalangan Peranakan yang tidak mau kehilangan adat Tionghoanya di beberapa wilayah di kawasan Jabotabek. Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u lian...@... wrote: Maaf, sekarang jadi ingat, dalam dialek Hokkian isteri engku adalah engkim tapi dalam dialek Kheq adalah 舅å
[budaya_tionghua] Panggilan antara Besan
Rekan yang terhormat, Kebetulan ada sdr yang besanan dengan orang Hokchia dan ada sdr lain yg besannya adalah org khek dan satu lagi besan nya orang Hokkian. Tentu saja semua sdh tinggal dan lahir di Indonesia. Dan sdr saya orang Hokkian yg menggunakan panggilan kekerabatan ala hokkian spt pada umumnya keturunan hokkian di jawa tengah dan jawa timur. Besan yang baru memperkenalkan cara panggilan kekerabatan antara besan yang tentu saja berbeda antara orang Hokkian pada umumnya, Hokchia dan Khek. Mungkin ada yang bisa membantu menjelaskan bagaimana panggilan kekerabatan yang baku antara besan di kalangan keturunan Hokkian, Hokchia dan Khek? Bgmn seharusnya ibu mempelai perempuan memanggil ibu mempelai laki2? Bgmn saudara2 ibu mempelai perempuan memanggil ibu mempelai laki2 ? Begitu juga sebaliknya dan yang lainnya? Salam, Harry Alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Menunggu Izin Keluarga, 50 Warga Pecinan Belum Dievakuasi
itu namanya kalau udah 7, hari berarti dah siap selametin harganya...:) (joke) - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: 2009-10-05 16:14 Subject: Re: [budaya_tionghua] Menunggu Izin Keluarga, 50 Warga Pecinan Belum Dievakuasi Memang ajaib: Korbannya masih hidup atau sdh mati? Jika ada kemungkinan masih hidup apa perlu nunggu izin keluarga untuk menyelamatkan? Lantas setelah 7 hari dipastikan mati ngapain buru2 nyingkirkan reruntuhan sampai hrs ngabaikan izin keluarga? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- From: henyung heny...@yahoo.com Date: Mon, 05 Oct 2009 08:47:08 - To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Menunggu Izin Keluarga, 50 Warga Pecinan Belum Dievakuasi Beritanya aneh ? Kalau keluarganya di dalam timbunan reruntuhan minta ijin sama siapa ? Masa harapan batas waktu 3 hari sudah lewat, semoga Tian benar-benar buka mata dan hati kali ini. Hormat saya, Yongde http://regional.kompas.com/read/xml/2009/10/04/19214574/menunggu.izin.keluarga.50.warga.pecinan.belum.dievakuasi Menunggu Izin Keluarga, 50 Warga Pecinan Belum Dievakuasi KOMPAS/YURNALDI Ilustrasi / Minggu, 4 Oktober 2009 | 19:21 WIB Laporan wartawan KOMPAS Yurnaldi PADANG, KOMPAS.com - Puluhan warga Kelurahan Belakang Pondok, kawasan Pecinan di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, yang terkubur reruntuhan bangunan, dilaporkan belum tersentuh evakuasi. Hal tersebut karena relawan yang akan melakukan evakuasi masih menunggu izin keluarga. Sampai hari keempat pascagempa, lebih kurang 50 orang warga Pondok yang terkubur reruntuhan bangunan, belum tersentuh evakuasi, kata Sekretaris PDI-P Sumatera Barat, Alexander Indra Lukman, dalam laporannya kepada Wakil Gubernur Sumatera Barat, Marlis Rahman, yang berkunjung ke Posko Baguna PDI-P Sumbar, Minggu (4/10). Alexander menjelaskan, evakuasi korban terkendala izin dari pihak keluarga. Relawan tidak berani mengevakuasi, karena kemungkinan ada barang-barang berharga milik korban. Mendapat laporan tersebut, Wakil Gubernur Sumatera Barat Marlis Rahman mengatakan, kemampuan bertahan orang antara 4 sampai 7 hari. Lewat empat hari kalau tidak minum, maka kemungkinan besar korban akan tewas dan atau kalau 7 hari tidak makan, juga kemungkinan tewas. Jika tidak ada izin dari pihak keluarga, maka jika sudah lewat 7 sampai 10 hari, tim evakuasi akan membersihkan lokasi reruntuhan, katanya.
Re: [budaya_tionghua] Re: kenapa di bulan tujuh (was : Sembayangan di Bulan Tujuh Imlek)
Ko Ardian, Ko Yong de, Biarpun saya bisa menyetujui apa yang diuraikan tetapi saya merasa penjelasan itu tetap saja tidak menjawab pertanyaan yang diajukan kenapa di bulan tujuh. Bisa jadi penjelasan yang diberikan adalah penalaran yang satu waktu di jaman dulu yang dibuat kemudian setelah kejadian. Apa yang lantas dicari? Tentu saja yang ingin diketahui oleh penulis adalah bagaimanakah munculnya secara pelahan (evolving) perayaan itu dan kenapa di bulan ke tujuh. Maksudnya begini apakah adat sembahyangan ini sudah ada di jaman belum ada kalendar misalnya 5000 th seb masehi? Atau apakah adat sembahyangan ini sudah ada sebelum adanya tulisan? Jika jawabannya ya apa yang menjadi dasarnya? Karena munculnya di jaman sebelum ada tulisan, bisa jadi tidak dokumen tertulis yang mendokumentasi asal usulnya. Bisa jadi hanya kajian antropologis yang bisa menjelaskan. Barangkali satu hari nanti ketika semacam ban po village yang baru yang lain, antropolog bisa menemukan jejak2 sejarah bagaimana masyarakat tionghua melakukan persembahyangan ini 6000 tahun sebelum masehi. Di saat itulah asal usul nya akan makin terkuak. Salam, harry alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: kenapa di bulan tujuh (was : Sembayangan di Bulan Tujuh Imlek)
Lagi nganggur nih di mobil jadi bisa jawab langsung hehehe. Lagi2 saya bisa menerima penjelasan itu, walaupun secara sederhana bisa ditanyakan yang manakah yang muncul duluan? Apakah adat sembahyangan orang Tionghua atau konsep yin yang? Tentu saja perdebatan bisa menjadi panjang sekali. Dengan tidak adanya tulisan memang baik arkeolog atau antropolog hanya akan merekonstruksi dari temuan2 saja. Walaupun demikian pertanyaan tadi mungkin bisa dijawab dari beberapa kemungkinan. Ada 3 unsur yang bisa jadi terlibat. Adat sendiri (sebut A), konsep yin yang (sebut B) dan kalendar (sebut C). Bagaimana urutan kemunculannya? Bisa ABC bisa ACB bisa BAC bisa BCA bisa CAB bisa CBA. Urutan kemunculan tentu saja membawa konsekuensi masing2. Misalnya katakan saja ACB Pertama adat ada dulu dan kemudian muncul kalendar dan belakangan ada kosnep yin yang. Karena adat ada dulu dan belum ada kalendar baku dan belum ada konsep yin yang bisa jadi itu dilakukan berdasarkan misalnya panenan pertama saja (harap diingat panenan pertama yg tidak harus panenan besar) tanpa tanggal yang pasti. Kemudian penanggalan muncul, muncullah niatan utk standarisasi dan kemudian muncul konsep yin yang, muncullah keinginan utk membuat adat itu dilakukan pada saat yang tepat. Penalaran yang sama bisa dilakukan utk kemungkinan yang lain ABC BAC dll Dari penalaran itu kemudian dapat di analisa manakah yang paling mungkin terjadi, sehingga bisa dijadikan sebagai teori. Dan satu hari nanti jika ada bukti2 kajian arkeologis dan antropologis yang mendukung bisa menjadi penalaran yang sahih. Saya kuatir jawaban2 yang diajukan ko Ardian lebih penalaran yang dibuat kemudian. Karena pada dasarnya yang menjadi pertanyaan inti adalah yang mana ada dulu adat konsep yin yang atau kalendar? Salam, Harry Alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT -Original Message- From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id Date: Wed, 09 Sep 2009 06:39:55 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: kenapa di bulan tujuh (was : Sembayangan di Bulan Tujuh Imlek) ini menjadi lebih panjang lage huehehehehe konsep yg berkembang jaman dinasti Shang dan Zhou (jaman dah ada tulisan #65289;dan kemudian dicatat dalam kitab Li Ji itu menceritakan suatu kepercayaan tentang alam kematian dan proses atau usaha mengembalikan si roh yg gentayangan kembali ke tempatnya. Bulan 7 terjadi karena adanya konsep San Guan atau jg San Yuan yg menceritakan adanya 3 penguasa alam yaitu alam udara, bumi dan air. Tanggal yg dilakukan pada masa sebelum bersinerginya kepercayaaan purba Tiongkok dgn Buddhisme itu dilakukan berdasarkan konsep penghitungan yg berbasis Yin Yang , misalnya tgl 1 bulan 1 , bulan 3 tgl 3 yg artinya mencakup pengertian bahwa yg mati adalah YIN dan dilaksanakan pada hari yang bersifat pengulangan unsur YANG. Secara umum jaman purba lampau, pemanggilan arwah gentayangan itu dgn misalnya naik ke atap dan memanggil namanya. Jadi sebenernya ritual bulan 7 ini jg mengalami perubahan dari jaman kejaman hingga bisa disbt pada masa dinasti SONG mencapai keseragaman. Sepanjang yg aye inget , pra dinasti Shang itu sdh ada. Kenapa bulan 7 ? ada bbrp versi, terutama yg dikaitkan dengan berakhirnya masa vassa bhikku tapi hal ini dibantah oleh bbrp org dan yg sempat saya tanya langsung adalah prof.Xiao Dengfu dari Taiwan. Ada satu pengertian yg mungkin lebih kearah pergerakan YIN YANG, dimana ada pengertian bahwa bulan 1 sampai bulan 6 adalah sifat YANG atau panas dan ketika memasuki bulan 7 maka alam cenderung bersifat dingin atau YIN maka dikatakan bahwa bulan 7 adalah bulan yg tepat utk ritual para setan gentayangan. Selain itu jg ada yg mengkaitkan pertanian dan wabah, yg ini merupakan jawaban umum dan lebih gampang dicerna masyarakat umum tdk jelimet seperti bicara konsep Yin Yang, perubahan dari jaman ke jaman dsbnya. Penalaran secara umum, bahwa roh alam org mati harus diseimbangkan agar tidak menjadi bencana. Keseimbangan antara alam manusia, alam kematian harus dijaga dgn berbagai macam ritual. Maka timbul kepercayaan akan hal itu. kalu bicara banpo heheheheeh sejak direndamnya aliran sungai oleh three gorges ada kemungkinan kesulitan menemukan banpo2 baru. lha abis mayoritas peninggalan purba ada dispanjang aliran sungai yg direndem kok. makanya arkeolog disana itu berburu dgn waktu dan dgn nafas ngos2an menggali2 situs yg sekarang dah kerendem banyak. seinget aye jg emang sudah lebih dari 7000 tahun yg lampau org tionghoa sudah exist dan mengembangkan budayanya. karena itu tulisan yg disebut paling kuno jiaguwen, diragukan lagi apa benar paling kuno. ya paling mrk para arkeolog, sejarahwan, antropolog berdoa semoga ada banpi2 baru. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, harry alim haria...@... wrote: Ko Ardian, Ko Yong de, Biarpun saya bisa menyetujui apa yang diuraikan tetapi saya merasa penjelasan itu tetap saja tidak menjawab pertanyaan yang diajukan kenapa
Re: [budaya_tionghua] kenapa di bulan tujuh (was : Sembayangan di Bulan Tujuh Imlek)
Kenapa sembahyang CioKo di adakan di bulan tujuh imlek, kenapa bukan diadakan pada bulan delapan atau bulan sembilan atau bahkan bukannya bulan sepuluh misalnya? Apakah ada penjelasan yang masuk akal kenapa masyarakat Tionghua waktu itu memilih bulan ketujuh untuk sembahyang ini? Beberapa waktu lalu, sdri Ulysee membicarakan pernak pernik sembahyang ini dan apa yang terhidang di meja sembahyang, kemudian penulis mengenang suasana dan menambah cerita sembahyang bulan tujuh di kelenteng dan kemudian sdr David membetulkan beda antara sembahyang itu di rumah dan di kelenteng. Entah apakah sudah ada yang membahas kenapa diadakan di bulan tujuh? Atau bisa jadi sudah pernah dibicarakan di milis ini beberapa tahun yang lalu ? Penulis menduga ini semua berkaitan dengan masyarakat agraris. Dan adat ini mungkin secara gradual sudah terbentuk sejak ribuan tahun lalu bahkan bisa jadi jauh sebelum adanya dinasti2 jadi sebelum dinasti xia sekalipun juga. Dan adat itu mengalami evolusi dan metamorfosa karena menyerap pengaruh2 yang datang kemudian. Ya tetapi kenapa bulan tujuh? Di kalangan masyarakat agraris yang tinggal di daerah bermusim empat, pada bulan ke tujuh inilah dilakukan panenan pertama hasil bercocok tanamnya. Entah dengan justifikasi apa dan rasional bagaimana pada waktu itu, sembahyang rebutan agaknya adalah semacam ritual sebagai pengucapan syukur atas hasil panenan yang pertama kepada yang memberi kehidupan. Siapapun juga yang dianggap memberi kehidupan yang sebutannya sangat tergantung ke jaman yang mana. Agaknya memang ada nalar tertentu yang diikuti oleh masyarakat agraris berkaitan dengan kehidupan ini, yang menghubungkan yang masih hidup dan yang sudah meninggal, dan kegiatan kehidupan itu sendiri. Akan sangat menarik jika bisa dijelaskan sebenarnya secara antropologis sejak kapankah masyarakat Tionghua pada waktu itu memulai adat ini? Bisa jadi sembahyang itu dengan isi/maksud untuk memberi makan kepada leluhur sudah ada sebelum munculnya kalendar dan awalnya penentuan kapan diadakan memang hanya setelah panenan yang pertama. Pendekatan nalar yang sama bisa dilakukan untuk menjelaskan kenapa ceng beng dilakukan pada bulan ke empat atau sekitar awal musim semi. Entah mungkin ada yang tahu apakah kajian antropologis, sebuah kajian untuk mempelajari asal usul terbentuknya satu adat, sudah pernah dilakukan untuk beberapa adat Tionghua? Salam, Harry alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Sembayangan di Bulan Tujuh Imlek
Waktu kecil dulu, sembahyang bulan 7 di daerah jawa tengah dan jawa timur disebut sembahyang rebutan disamping di adakan di rumah juga di kelenteng. Jadi yang di rumah adalah sembahyang utk leluhur sendiri dg segala hal yg sudah diceritakan ulysee di bawah. Sedang yang di kelenteng biasanya tiap keluarga akan menyumbang 'sebesek (se kotak) kue, sedang banyak sedikit tgt kemampuan. Kemudian kue kue ini akan disusun menjadi gunungan yang kenudian diperebutkan oleh mereka yang datang sembahyang atau masyarakat sekitar yg pergi ke kelenteng untuk maksud itu. Beberapa keluarga bisa jadi datang membawa 2 besek. Yg satu disumbangkan sdg yg satu ditaruh di altar untuk disembahyangkan dan kemudian dibawa pulang. Tidak aneh dulu setelah lewat pagi sembahyang di rumah akan segera pergi ke kelenteng untuk sembahyang sambil membawa 2 kotak kue itu. Selesai sembahyang akan menunggu sampai sekitar jam 3 sore saat gunungan mulai diperebutkan. Dan tentu saja ikut merebut gunungan. Tentu saja penulis belum ikut berebut, melainkan melihat saja. Biasanya kakak yang sdh remaja akan ikut merebut kue dan mendapat beberapa potong kue. Di atas delman pulang menuju ke rumah kue tadi di makan sambil mendengar ibu bercerita khasiat makan kue yang diperebutkan tadi. Membuat jadi cepat besar dllsb. Sambil menikmati kue, kakak akan berjanji kalau tahun ini cuma dapat 2 potong kue, tahun depan akan dapat 3 potong kue. Dia berjanji ke ibu akan makan lebih banyak supaya lebih cepat besar dan bisa merebut kue lebih banyak tahun depan. Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@yahoo.com.sg Date: Mon, 07 Sep 2009 01:28:08 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Sembayangan di Bulan Tujuh Imlek Sorry yah, orang laen udah bahas kue bulan, gue sih masih nyangkut di urusan Hantu Lapar, Hungry Ghost Festival. Minggu lalu, keluarga gue sembayang leluhur. Enggak leluhur banget sih, lebih kepada kerabat-anak cucu Kongco yang sudah meninggal. Tiga belas arwah yang diundang, meja altar udah penuuuh sama makanan. Makanannya rata rata makanan peranakan, dan enggak tentu makanan cina. Makanan ala barat juga ada, sebab sembayangan kali ini, makanannya lebih ke apa yang disukai selama hidup. Jadi nggak heran kalau diantara buah-buahan di altar tuh selain nanas yang di pejeng bersama dengan daun mahkotanya, pisang raja, juga ada buah strawberry, dan kiwi segala. Terus makanannya, selain 13 mangkok nasi, satu ekor peh cam keh, masakan kaki babi, ada nyempil macaroni schotel, Diantara kue kue manis, bersanding jajanan pasar tradisional, cente manis, naga sari, dengan kue moho dan bakpao. Kali ini kita nggak pake samseng, jadi cuman ada Ayam aja yang utuh. Soalnya kalau pake samseng minumnya harus arak, kalau enggak samseng minumnya teh. Berhubung dari yang meninggal, yang doyan arak cuman Kongco doank, mendingan siap teh aje deh, samseng dan arak mah ntar aja kalau imlek dan cengbeng. Sembayang kali ini juga enggak pake bakar bakar rumah2an, mobil2an, baju, handphone de el el. Enggak seseru Cengbeng. Kita cuman sembayang, lalu rame rame bikin uang uangan, yang digulung membentuk emas emasan jaman jadul- sambil ngerumpi. Yang dirumpiin mulai dari gossip keluarga sampai ke urusan KDI-Anang. Ada yang sempet tanya, Kong, nape kok sembayangnya sebelon tanggal 15 bulan tujuh? Tanggal 15 bulan tujuh khan masih kamis besok? Pintu neraka belon terbuka donk nih, nyampe nggak makanan sama duit yang kita kirim nih? Kong nyante aja, bilang, Justeru, kalau yang punya keluarga itu mah sembayangnya harus sebelon tanggal 15. Sebelon pintu neraka terbuka harus udah kenyang, itu bedanya leluhur yang masih punya anak cucu yang urus mereka di bumi, sama hantu lapar yang udah nggak ada yang urus lagi. Kita pun manggut manggut. Dan ketika hari Rabu kemaren gempa bumi melanda jakarta, gue dapet sms dari Kong Kayaknya ada yang dobrak pintu neraka nih, terbuka sehari sebelum waktunya. Setannya pada kabur jadi gempa, noh. Ati ati di jalan Ada ada aje engkong, menghubung hubungkan kepercayaan tionghoa dengan fenomena gempa. Emangnya pintu neraka adanya di tengah laut tasikmalaya yang jadi pusat gempa ntu? hehehehe. Sorenya gue mendengar Adzan maghrib. Lalu terpikir lagi, kalau kepercayaan tionghoa, tanggal 15 bulan tujuh imlek, itu pintu neraka dibuka, setan dan hantu gentayangan cari makan, padahal sekarang lagi bulan Ramadhan, kepercayaan muslim khan katanya setan dan hantu di penjara nggak bisa ganggu manusia. Lhah itu gimana donk khan jadi kontradiktip. Apakah setan dan hantu itu juga diperlakukan sesuai dengan agama dan kepercayaan mereka masing-masing semasa hidupnya kali ya? Apakah ada dibagi ini setan dan hantu tionghoa, ini setan dan hantu kristen, ini setan dan hantu muslim, ini setan dan hantu buddhis, begitu? Weleh, kalau dipikirin malah jadi bingung. So Be IT aja lah...
Re: [budaya_tionghua] Re: situs menarik
Lukisan itu dibuat tahun 1000 sekian dengan nama qingming shanghe tu. Pada saat dinasti Sung utara. Lukisan itu menggambarkan ibukota Sung saat itu Pian Cioe (sekarang disebut KaiFeng KhayHong). Ya itulah gambaran ibukota Dinasti Sung, sebuah kota kosmopolitan dan menjadi tujuan banyak pedagang mancanegara. Kemudian ibukota ini diserbu tentara Jin dan berpindah ke HangCioe (Hangzhou) habis sudah ketenarannya. Saking terkenalnya lukisan itu dicopy ribuan kali bahkan katanya ada 2 versi resmi yang di museum Taipei dan di museum Beijing. Entah mana yg benar. Kedua2nya mengaku versinya yang asli. Saking kagumnya dua orang dari USA tahun 1920'an datang ke KaiFeng utk melihat kota itu. Walaupun kecewa karena menemukan kota yg berdebu dan beberapa kali terendam banjir setelah tidak menjadi ibukota. Dan sekarang seiring dengan datangnya kemakmuran di Tiongkok suasana seperti didalam gambar itu dicoba dihidupkan lagi di satu theme park di KaiFeng. Datanglah kesana utk melihat. Salam. Harry Alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT -Original Message- From: srustan srus...@yahoo.com Date: Tue, 16 Jun 2009 04:18:33 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: situs menarik Terima kasih untuk informasi ini. Saya lihat lukisan lukisan dalam situs ini sangat menarik untuk dilihat terutama kalau kita ada waktu menelitinya dengan detail. Saat melihat lukisan Along the river during the Ching-ming festival secara detail saya sampai bertanya-tanya apakah gambaran kehidupan yang digambarkan tersebut memang ada atau pernah ada di waktu yang lampau? Menurut saya sangat direkomendasikan untuk dilihat. Sangat menarik kalau ada keterangan tertulis mengenai hal-hal yang digambarkan dalam lukisan ini. Salam, Bian --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Edith Koesoemawiria hiday...@... wrote: hello, mungkin ada yang tertarik sama lukisan kuno http://www.npm.gov.tw/exh96/orientation/flash_4/index.html enjoy. salam, Edith
RE: [budaya_tionghua] Tough times breed nostalgia for Mao
Mei yao mao mei yao guo mei yao deng mei yao ding Ucapan di atas seakan menggambarkan posisi dua tokoh utama china modern, tanpa mao tidak ada Negara, tanpa teng tidak ada uang (ding suara uang). Secara sederhana juga menggambarkan polaritas pemikiran yang terjadi di masyarakat tentang bagaimana mencapai tujuan. Di banyak Negara polaritas ini terjadi juga, bahkan di dunia barat sekarang diwakili dengan baik antara kelompok demokrat dan republik di USA, conservative dan labour di inggris, liberal dan labour di Australia, dan bentuk serupa di Negara yang lain. Polaritas dua pikiran bagaimana mencapai cita2 suatu Negara sebetulnya sesuatu hal yang baik, selama polaritas itu tidak menyebabkan keresahan social yang berujung dengan anarki. Bahkan polaritas yang dikelola dengan baik, bisa jadi akan menjadi pengendali agar penguasa tidak terlalu ke kiri atau terlalu ke kanan. Bahwa akan terjadi polaritas bagaimana mencapai sesuatu agaknya bukan sesuatu yang bisa dihindari. Terkadang bahkan kelompok cendikiawan pun menggunakan popularitas tokoh untuk menyampaikan atau menonjolkan polaritas itu. Dalam kasus Tiongkok dengan menampilkan Mao dan Deng, untuk kasus Indonesia, bisa jadi dengan menggunakan Sukarno dan Suharto. Apakah polaritas sesuatu yang jelek? Yang manakah yang jelek apakah polaritas atau ekses yang timbul akibat adanya polaritas ? Ada yang setuju bahwa polaritas yang harus dikendalikan, sehingga kelompok ini tidak menghendaki adanya polaritas, sebaliknya ada kelompok yang beranggapan polaritas adalah hal yang wajar dan bukan sesuatu yang harus dihindari, kelompok ini lebih menganjurkan untuk mengendalikan ekses yang timbul dengan adanya polaritas. Mereka yang setuju bahwa polaritas yang harus dikendalikan, akan menggunakan kekuasaan untuk menekan polaritas di masyarakat. Pemerintah dengan menggunakan elemen2 kekuasaan tidak m,engijinkan timbulnya polaritas pemikiran di masyarakat. Sedang mereka yang setuju bahwa polaritas adalah hal yang wajar dan bukan sesuatu yang harus dihindari, lebih memikirkan bagaimana cara mengendalikan ekses yang timbul. Ada banyak pemikiran tentang bagaimana cara mengendalikan ekses itu. Ada sistim kenegaraan, dan masyarakat yang berperan. Tentu saja tulisan ini bisa menjadi panjang tentang bagaimana mengendalikan ekses. Secara sibgkat Negara2 seperti Amerika Serikat, Inggris dll menggunakan pemilu untuk mengendalikan ekses itu, masih ada Negara yang secara represif tidak menijinkan adanya polaritas, masih ada Negara yang bahkan tidak bisa sama sekali mengendalikan polaritas dan eksesnya. Paling tidak apa yang dilakukan Tiongkok sekarang, sejak jaman reformasi Deng adalah bagaimana mengendalikan ekses yang timbul. Tetapi jalan yang dipilih tidak sama dengan Negara2 seperti AS, Inggris dll. Apakah mereka akan berhasil? Paling tidak selama ini mereka telah menunjukkan bukti dengan berhasil bergeser dari satu polar ke polar yang lain tidak dengan menimbulkan gejolak yang berarti. Jika ada tuntutan dari masyarakat untuk bergeser kembali ke polar yang lain, apakah mereka akan berhasil lagi? Waktu yang akan menjawab. Salam, Harry Alim From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Akhmad Bukhari Saleh Subject: Re: [budaya_tionghua] Tough times breed nostalgia for Mao Persoalannya bukan di situ, Liang U sianseng. Yang disatirkan di tulisan itu adalah bagaimana orang Cina Daratan 'melarikan diri' ke Maoisme ketika menghadapi dampak dari global economy crisis. Yang mencengangkan, setidaknya bagi saya yang mungkin kurang mengikuti situasinya, adalah kesan, yang antara lain diperlihatkan oleh frasa tough time dalam judul tulisan itu, bahwa rupanya krisis ekonomi dunia ini telah berdampak jauh lebih berat di Tiongkok daripada yang kita alami di sini... Logikanya, dalam waktu mendatang yang dekat akan membanjir imigran gelap dari Cina Daratan datang ke sini. Informasi yang ada pada saya mengatakan hal ini sebetulnya sekarang sudah mulai terjadi. Tetapi katanya arusnya segera akan meningkat, mengalahkan arus serupa dari Afghanistan yang sedang marak sekarang. Bedanya, banjir imigran gelap Afghanistan tidak mempunyai dampak rasial. Sedangkan kalau yang dari Cina bisa memicu letupan di Indonesia yang kita semua tidak menginginkannya... Wasalam. From: liang u mailto:lian...@yahoo.com Dalam sejarah Tiongkok, tak mungkin dipungkiri bahwa Mao berhasil mengembalikan rasa percaya diri orang Tionghoa. Meskipun melakukan banyak kesalahan yang sangat merugikan negara dan bangsa, Mao telah menggugah rakyat Tiongkok, sehingga rakyat merasa jadi majikan dari negaranya dan merasa sederajat dengan bangsa lainnya di dunia. Ini suatu hal yang luar biasa. Sedang Deng akan tetap dihormati, karena ialah yang telah berhasil membangkitkan ekonomi Tiongkok, dari negara termiskin di dunia dalam waktu 30
Re: [budaya_tionghua] belajar dialect fuqing
Pak Liang U yth, Saya tertarik mempelajari lebih jauh dialek hokkian. Senang sekali mendapat info bahwa masih banyak buku dialek hokkian di hongkong dan di china. Lantas bentuknya bagaimana? apakah dengan tulisan kanji / hanzi atau dengan latin? Apakah kita di tuntut utk menguasai hanzi spy bisa memakai buku itu? Salam, harry alim Sent from my BlueBerry® powered by Sinyal Kuat BLUESAT -Original Message- From: liang u lian...@yahoo.com Date: Sat, 2 May 2009 19:21:37 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] belajar dialect fuqing Untuk dialek Hokkian banyak bukunya, meskipun jarang terlihat di Indonesia ataupun Singapore, tapi di Hongkong dan China sendiri sering saya lihat. Sebagian yang saya punya sudah dicopy oleh sdr. King Hian, karena saya tak di Indonesia, barangkali lebih mudah minta bantuan King Hian untuk dapat copynya. Buku dialek Hokkian ada dua macam, terbitan Taiwan dan terbitan Xiamen. Terbitan Xiamen adalah Hokkian murni per definisi, sedang yang di Taiwan, sering disebut bahasa Taiwan, adalah dialek Hokkian yang lebih banyak mendapat tambahan kata dari Jepang, maklum Taiwan diduduki Jepang selama 15 tahun (1895-1945), tapi prinsipnya tetap sama. Semoga membantu Liang U --- On Sat, 5/2/09, Robby Wirdja hisashi.mits...@gmail.com wrote: From: Robby Wirdja hisashi.mits...@gmail.com Subject: Re: [budaya_tionghua] belajar dialect fuqing To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Saturday, May 2, 2009, 10:24 AM kalau untuk dialek hokkian , belajarnya dimana apek ? 2009/5/2 liang u lian...@yahoo. com Sdr. Eko Boenandar, Lihat http://www.fjql. org/qxgj/ e508.htm. Persatuan Fuqing Sedunia pernah menerbitkan buku pelajaran dengan CD-nya dan dibagikan secara gratis ke seluruh persatuan orang Fuqing sedunia. Oleh karena tujuannya memberi kesempatan belajar bagi orang Tionghoa di luar negeri dari kelompok dialek Fuqing untuk bisa bahasa ibunya, maka dibagikan gratis, tentu tak akan dilarang mengcopy. Sayang saya pernah mencoba menghubungi yang kenal dari kalangan Fuqing tapi tak pernah ada reaksi ada atau tidak? Jadi rupanya ybs juga kurang perduli. Coba hubungi persatuan Fuqing di kota anda, atau dimana saja, Jakarta, Bogor, Bandung, Solo dll. barangkali ada yang tahu. Kalau ada tolong saya juga dibagi copynya, ongkosnya saya ganti. Salam Liang U --- On Sat, 5/2/09, Eko Boenandar eko_boenandar@ yahoo.com wrote: From: Eko Boenandar eko_boenandar@ yahoo.com Subject: [budaya_tionghua] belajar dialect fuqing To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Saturday, May 2, 2009, 12:47 AM Para budiman yth, saya ingin belajar dialect fuqing (hock chia) dan sudah berusaha mencari dvd atau kaset atau website untuk belajar dialect tsb. namun masih belum menemukan. saya hanya menemukan cara belajar dialect lain (cantonese, dll). lewat email ini mohon informasi yg saya cari tsb. terima kasih banyak sebelumnya.
RE: [budaya_tionghua] Re: Nama Kota di Fujian yang mempunyai Airport
Pada umumnya pergi ke chungkuo cukup aman. Orang cenderung tidak berani berbuat kriminal karena hukuman yang berat . Bahkan semakin kecil kotanya orang cenderung semakin ramah. Xiamen juga tak berbeda, waktu beberapa tahun yg lalu kesana semua baik2 saja. Kesana kemari dengan taksi semua ok. Bahkan akhirnya jalan ke quanzhou dan Changzhou naik taksi juga. Kalau sudah bertiga ya naik taksi sebetulnya lebih berhemat dan hemat waktu juga. Naik bus umum juga enak karena terminal teratur rapi orang harus beli tiket di loket dan bus berangkat persis sesuai jadwal. Nomor tempat duduknya sdh tertulis di tiket, jadi nggak perlu berebut dg orang lain. Dan busnya di jalan tol juga tidak berani ngebut tetapi maksimal 80 km per jam saja. Secara umum jalan2 di chungkuo sangat menyenangkan dan mudah. Salam, harry alim From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Jgn kan elo ke xiamen yg dipelosok, g di venetian makau aja disamperin ncek2 ma ncim2 yg ngaku2 keabisan duit n minta sedekah n alesannya keren pula, sesama tenglang hrs saling bantu klo ada yg susah, tp yg paling hebat itu yah, kok bisa2nya tuh org ngomong apa g ngerti, padahal kan g bisu n tuli klo udah pake bahasa dewa tp kali ini jd bisa denger n bisa jawab pula. Hehehehe _ From: ardian_c selama owe kesana seh masih aman2 aja ya tapi JGN PERCAYA ama org yg mulut manis apalage bilang ada kesusahan, jgn menyolok keluarin duitnya, copetnya banyak yg sakti2. Pokokne kalu ada org yg belagak memelas, keilangan duit, perlu duit buat RS segala macem, rata2 378. Owe ke Xia Men seh aman2 aja getu but ya pengalaman pait kena 378 bantu org yg katanya keabisan ongkos hueheheheheheh Kalu ke Xia Men jgn lupa ke Gulang Yu, ntar nyesel kalu gak kesana, jg jgn beli teh ditempat peragaan teh kungfu segala macem. Ke Zhongsan road aje banyak noh disana yg jualan teh en macem2. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , andy_winata andy_win...@... wrote: Senior2 sekalian thanks atas informasinya.. Jadi semakin banyak referensi untuk pembelian tiket pesawatnya. Tapi dengar2 di china mesti hati-hati karena banyak kriminalitas, apakah memang masih begitu? mohon masukan dari sodara2 yang sudah pernah kedaerah Xiamen. Xiexie
[budaya_tionghua] Sembahyang cai sen
halo, mau tanya. Imlek kali ini sembahyang cai sen, hadap mana ? ada yang tau nggak? thanks
Re: [budaya_tionghua] Diskriminasi, sebuah diskusi tak berujung
setelah lebih satu minggu mengamati apa saja yang ditulis pembaca milis terhadap thread di atas dan juga melihat thread yang lain yang juga menyangkut tentang diskriminasi, terutama terhadap orang tionghua, beberapa hal mungkin bisa disimpulkan dan bahkan kesimpulan yang ditulis inipun bisa jadi tidak selalu perlu disetujui oleh yang lain tulisan ini berusaha mengerti sebab2 seringnya timbul salah mengerti antar pembicara sehingga mengakibatkan satu diskusi menjadi tak berujung, tentunya dibahas dengan konsep pemikiran bahwa pembicaraan tentang diskriminasi ada pada tiga tataran yaitu peraturan, pelaksanaan peraturan dan persepsi masyarakat yang menerima peraturan atau tindakan yang bisa disebut diskriminatif itu. cukup sering pembicaraan jadi memanas hanya karena mereka sedang membicarakan pada tataran persepsi, sehingga sebenarnya masing masing sedang mewakili pandangan orang2 yang sekelompok dengan pandangan tersebut dan tidak dapat dibenarkan atau disalahkan, pada tataran persepsi semua pendapat adalah benar, karena masing masing memang sedang mewakili paling tidak satu orang itu sendiri cukup sering pada saat pembicaraan berada di tataran persepsi orang tergelincir untuk membicarakan dan menuding yang lain secara personal. dan hal ini wajar2 saja namanya juga manusia. sesekali ada juga antara satu pembicara dan pembicara lainnya tidak sedang bicara pada tataran yang sama, seorang yang sedang bicara pada satu tataran persepsi misalnya mendapat sambutan pembicara lainnya yang bicara pada tataran peraturan. tentu saja tidak nyambung dan bisa berlarut larut, lebih lebih apabila kedua pembicara tidak segera menyadari mereka sedang bicara pada tataran yang berbeda dan masing2 ngotot. bisa jadi ada satu atau dua orang yang tidak dapat membedakan bahwa pendapat yang diwakilinya adalah bukan pendapat yang salah, tetapi merasa terpojok dan merasa disalahkan. ini biasanya dimulai jika seseorang tidak dapat membedakan bahwa pendapat yang diwakilinya bisa jadi hanya satu saja yang diwaklilinya yaitu dirinya sendiri. persoalan dimulai jika seseorang pembicara mulai mengklaim sesuatu. bukan tidak pernah terjadi seseorang sudah memberi tanggapan sebelum dia mengerti konsep yang diajukan oleh lawan bicaranya. dan begitulah mereka berdua kemudian terlibat dalam adu mulut. sekali waktu ada juga yang asal nyelonong memberikan pendapat saja. bukan hanya sekali pembicaraan mengenai diskriminasi mengaduk emosi. sehingga orang mudah untuk tergelincir mengeluarkan sumpah serapah, dan jika sudah demikian pembicaraan menjadi tidak berujung lagi, hingga kemudian terpaksa dileraikan. tetapi itu semua wajar saja, dan menunjukkan betapa beragamnya pemdapat orang. tidak ada yang dapat dibenarkan atau disalahkan, tetapi perlu dipahami membicarakan diskriminasi tanpa dengan data memang akan menjadi sebuah diskusi yang tak berujung. memang sebaiknya orang orang yang berusaha dan mempunyai tujuan mulia untuk menghilangkan diskriminasi melakukannya dengan sistimatis dengan melihat ke segala tataran, mulai dari perundangan, peraturan, kemudian masuk ke tataran pelaksanaan hingga kemudian masuk ke tataran persepsi. dan itu bukan usaha yang mudah. riset dan studinya saja sudah pasti makan banyak biaya dan banyak waktu, apalagi kalau tidak ada yang teratrik untuk melihatnya secara bukan tidak aneh banyak orang yang berusaha meraih popularitas cenderung untuk melihat dan mencari dari sudut yang populer di masyarakat saja, yang tampaknya jadi persepsi umum masyarakat saja atau bahkan persepsi yang ditangkap oleh koran saja (wartawannya). sehingga dengan demikian sudah pasti ada yang merasa terwakili dan ada yang merasa tidak terwakili. ya tapi itulah hidup, dan semua sudah bergulir hingga saat ini. salam, harry alim From: ALIANTONY ALI Subject: RE: [budaya_tionghua] Diskriminasi, sebuah diskusi tak berujung wakkakakaa..bu uly ini namanya sesuai dengan subject nya diatas .DISKRIMINASI SEBUAH DISKUSI TAK BERUJUNG
{Disarmed} Re: [budaya_tionghua] Diskriminasi, sebuah diskusi tak berujung
untuk memecah diskusi tentang diskriminasi menjadi beberapa thread adalah agar tidak terjadi saling tubrukan karena masing masing mempertahankan pendapat yang berbeda dan sebenarnya berbeda sub-topik walaupun sama dalam satu topik diskriminasi. salam, harry alim From: F.X.J. Agung Wijaya, S.T. Subject: Re: [budaya_tionghua] Diskriminasi, sebuah diskusi tak berujung Maaf, saya jadi ingin nimbrung nih. Biasanya saya cuman ikutan baca diskusi aja, tapi skrg jadi ingin ikutan bicara. Tentang diskriminasi, mungkin perlu ditegaskan bahwa yg dimaksud adlh diskriminasi di Indonesia thd org Tionghoa. Saya dibesarkan di perkampungan di Surabaya, di mana saya sering diteriaki ChinaChinaChina...! saat pulang sekolah. Saat bermain, saya sering diancam teman2 bermain saya, Kamu China, jangan macam2, nanti kami pukuli ramai2, tahu rasa kamu ! Saat SMP, saya pindah ke kampung yg lain, sebagian warganya org Jawa Kristen, saya jarang mendengar kata2 China disebut2. Tetapi di SMP saya (SMP Katholik yg mayoritas siswanya Tionghoa) ada guru (kebetulan Muslim) yg pernah selama 1 jam pelajaran memaki2 Tionghoa krn salah satu teman saya ngobrol saat dia menerangkan pelajaran. Dia bilang : Kalian Singkek jangan macam2, di Indonesia kalian cuma numpang hidup, kalau tidak suka di Indonesia kalian bisa pulang ke negara kalian !! Kejadian masa kecil saya itu adalah kenangan yg menyakitkan bagi saya. Di Surabaya saya juga pernah dimintai uang lebih banyak saat membuat KTP, petugasnya terang2an bilang tarif utk Tionghoa lebih mahal (tapi itu sih, masalah kecil sekali, tidak ada artinya dibandingkan yg lain2 yg pernah saya alami). Sekitar thn 2000 saya bertugas di Flores, tepatnya di kota Ende. Saya mendengar cerita, saat kerusuhan Mei 1998, kota Ende juga hampir terbakar. Saat itu kaum Muslim dari pantai bergerak ke kota, tetapi dihadang oleh para pemuda gereja yg turun dari bukit2 sekitarnya. Akhirnya hanya beberapa toko di dekat pantai yg terbakar habis, sementara yg agak jauh dari pantai semuanya aman2 saja. Di Flores, rasa kesukuannya masih tinggi sekali, tetapi itu bukan rasa anti Tionghoa. Mereka bisa aja bilang : Dasar kamu China pelit. Tetapi itu adalah justru makian antara sahabat. Kaum Tionghoa dilindungi di sana. Sekitar thn 2004 saya bertugas di kota Kupang, dan saya juga tidak merasakan rasa anti Tionghoa di sana, meskipun rasa kesukuan mereka tinggi (mereka terdiri dari banyak suku : Sabu, Rote, Sumba, Timor, Alor, Bajawa, dll). Sekitar thn 2005 saya bertugas di Bali. Saya menemukan fenomena yg lain lagi. Orang Bali jauh lebih welcome thd org Tionghoa drpd thd org Jawa, apalagi sesudah Bom Bali. Sahabat saya yg org Jawa Katholik dan sudah lama tinggal di Bali, bilang kalau dia stress thd perlakuan org Bali, krn org Bali menganggap kebanyakan org Jawa adalah Muslim, yg ujung2nya dianggap sbg tukang bom, pencuri, perampok, pelacur, dll. Fenomena lainnya, di Bali, org Tionghoa kebanyakan adalah Buddha Khonghucu, beda dgn di Jawa yg kebanyakan adalah Kristen. Di Kuta, Kelentheng hrs mengirim group barongsai ke Pura Hindu tiap ada upacara Hindu, sebaliknya Pura Hindu juga hrs mengirim group gamelannya ke Kelentheng tiap ada perayaan Khonghucu. Di Pura Besakih ada tempat sembahyang leluhur Tionghoa (patungnya dgn pakaian china mata sipit) Hiolo (tempat menancapkan hiosua khas china) di mana org Bali juga ikut sembahyang di sana. Tiap hari raya Galungan ada arak2an Barong Landung (spt ondel-ondel di jakarta) di mana patung prianya hitam (personifikasi raja Bali) patung wanitanya kuning bermata segaris/sipit (personifikasi putri china). Lalu saya bikin KTP di Bali. Ternyata ngurusnya tidak sulit, biayanya tidak lebih mahal, samasekali tidak dipersulit, tidak dimintai surat ini itu, cukup surat keterangan pindah KTP lama aja. Alangkah senangnya, ternyata saya diperlakukan sama dengan org Bali lainnya, tidak ditanya ini itu, tidak dibebani syarat ini itu. Thn 2006 ayah saya meninggal dunia. Orangtua saya tinggal di perumahan di pinggiran Surabaya. Kebetulan pas ayah saya meninggal, ketua RT datang ke rumah. Begitu tahu ayah meninggal, langsung beritanya disiarkan lewat corong Masjid. Bayangkan !! Padahal mereka tahu kami keluarga Tionghoa bukan Muslim. Dan tidak lama kemudian rumah kami penuh dgn tetangga yg datang melayat. Kesimpulan / pertanyaan saya : 1. Diskriminasi thd Tionghoa hanya ada di daerah tertentu atau orang2 tertentu saja, yg sudah terkontaminasi paham2 tertentu. 2. Daerah tertentu tsb hanya sebagian saja yg rasis, buktinya pd Mei 1998 banyak org Tionghoa yg dilindungi oleh penduduk. 3. Sebagian rasis karena faktor ekonomi, merasa org Tionghoa lebih mudah diperas. 4. Tiap etnis pasti mempunyai rasa kesukuan dengan kadar tertentu. 5. Rasa kesukuan hrs dibedakan / tidak sama dgn rasis anti Tionghoa. 6. Sejak reformasi, diskriminasi thd org Tionghoa semakin sedikit, org Tionghoa semakin dihargai, lebih
Re: [budaya_tionghua] Diskriminasi, sebuah diskusi tak berujung
ali heng, membicarakan diskriminasi memang seyogyanya akan lebih pas kalau spesifik. apakah pembicaraan adalah pada tataran peraturan, tataran pelaksanaan peraturan atau tataran persepsi masyarakat. dan yang juga penting pada kurun waktu yang mana? kalau mengutip apa yang dituliskan oleh ali heng, terlihat benar bahwa ali heng ingin bicara pada tataran persepsi untukbicara pada tataran persepsi, jelas bahwa orang yang mempunyai pendapat seperti ali heng ada beberapa. tentu yang jadi pertanyaan adalah berapa persenkah yang mempunyai persepsi seperti itu. tidak dapat disangkal bahwa ali heng mewakili sekelompok orang tionghua yang mempunyai persepsi sama. itulah yang sebenarnya saya usulkan dalam tulisan sebelum ini, pada tataran persepsi seharusnya perlu dipelajari sebaran persepsi orang tionghua yang di indonesia tentang diskriminasi itu sendiri. apakah terdistribusi normal atau skewed. pendapat yang disampaikan oleh ali heng adalah wajar2 saja dan memang menggambarkan salah satu persepsi orang tionghua sendiri, tentu saja untuk mengklaim bahwa pendapat ali heng adalah mewakili persepsi seluruh masyarakat tionghua yang ada di indonesia perlu didukung dengan data. dan semuanya oke2 saja salam, harry alim From: ALIANTONY ALI Subject: Re: [budaya_tionghua] Diskriminasi, sebuah diskusi tak berujung ini lor kok kita orang tionghoa merasa ngak nyaman di negeri iniini yang mau kita tanyakan semua orang udah tahu di negeri ini diskriminasi ama orang tionghoa... sejauh mana tionghoa ini berperan di negeri ini.kok harus korbanya orang TIONG HOA...kok orang TIONGHOA yang selalu di kambing hitamkan. jadi kalau lu bahas diskriminasi aja mah ... sampai bau tanah lu pun ngak ngerti ngerti jugajadi jangan bahas DISKRIMINASI apa itu? artinya apa? semua yang di sini udah ngerti lor gitu... yang ngak di mengerti adalah DISKRIMINASI ALA NEGERI PAMAN CAK ini.sekarang ada tionghoa yang merasa di diskriminasi dan ada yang tidak, di negeri paman cak ini.kan udah jadi dua kubuh kan antar yang pro dan kontra... so inilah yang menarik kita bahas..jadi jangan topik DISKRIMINASI LAGI LAH... tapi PRO dan KONTRA dikriminasi di indonesia ingat DISKRIMINASI INDONESIA. ___
Re: [budaya_tionghua] Diskriminasi, sebuah diskusi tak berujung
seorang rekan setelah membaca tulisan dengan thread di atas melalui japri bertanya, bagaimana dengan ucapan ucapan pejabat yang diskriminatif masuk tataran yang mana? kebetulan seorang rekan lain memberi masukan melalui japri tentang hal yang sama, pendapatnya saya tuliskan kembali disini pada tataran pertama yang disebut tataran peraturan, bisa juga dikatakan sebagai tataran konsep atau tataran kebijakan. Pada tataran ini produknya dapat dipisahkan menjadi dua, produk resmi (official) dan yang non official. produk offcial contohnya berupa undang undang atau peraturan. sedang produk yang non official adalah ucapan atau komentar yang bersifat diskriminatif yang dilontarkan baik oleh pejabat publik atau tokoh publik dalam kapasitasnya memangku jabatan2 publik atau pribadi. termasuk didalamnya tentu ketua dpr, anggota dpr, anggota legislatif, pejabat eksekutif mulai dari presiden sampai menteri dan pejabat yudikatif. Jugatokoh tokoh partai atau public figure lainnya yang bisa mempengaruhi opini masyarakat terima kasih atas masukan tersebut. benar apabila sekelompok orang berusaha menghilangkan atau meniadakan diskriminasi dapat dimulai dengan mempunyai target yang spesifik seperti menghilangkan diskriminasi pada tataran peraturan (misalnya sbg contoh) atau menjadi diskriminasi watch yang mengawasi produk diskriminatif, ucapan pejabat publik atau tokoh publik. salam, harry alim harry alim [EMAIL PROTECTED] wrote: menarik sekali mengikuti diskusi tentang diskriminasi di milis ini, terutama yang menyangkut tentang tionghua. alangkah menariknya apabila diskusi tersebut memberikan gambaran yang cukup jelas tentang diskriminasi itu sendiri. walaupun demikian sebenarnya tampak bahwa masing masing peserta diskusi mewakili pemahaman sekelompok orang, atau paling tidak satu orang, peserta diskusi itu sendiri. sungguh sayang memang masalah diskriminasi itu sendiri belum dipelajari dengan baik. penulis melihat dari mengikuti diskusi tentang masalah diskriminasi selama ini di milis budaya tionghua ada yang bisa dilakukan lebih jauh. agaknya diskriminasi harus dilihat dalam tiga tataran. tataran pertama adalah tataran peraturan sebagai langkah awal tentu perlu dibuat definisi tentang diskriminasi itu sendiri. dan bagaimana satu peraturan diukur apakah ada unsur diskriminasi nya atau tidak. mungkin dapat diberikan indeks dari tahun ke tahun sejak indonesia merdeka, bagaimanakah diskriminasi terhadap orang tionghua di indonesia. bisa saja ditentukan bahwa angka 100 adalah tidak ada diskriminasi dan angka 0 adalah 'diskriminasi penuh' berapa indeksnya tahun 1948, 1958, 1968, 1978, 1988, 1998 dan 2008 tataran yang kedua adalah tataran pelaksanaan perlu juga dibuat sebuah definisi apakah yang disebut adanya diskriminasi dalam pelaksanaan sebuah peraturan. tentu saja sebuah peraturan yang sama dapat dilaksanakan secara berbeda di daerah yang satu dengan yang lain, hanya karena oknum pelaksana yang berbeda dari satu daerah ke daerah yang lain. hal yang sama dapat dilakukan dengan memberikan indeks dari satu daerah ke daerah yang lain dan indeks secara nasional. akan terjadi sebaran indeks itu sendiri pada satu tahun tertentu dari sample yang di ambil untuk satu daerah tertentu. tetapi ini akan lebih memberikan gambaran yang lebih nyata apakah satu peraturan telah dilaksanakan seperti yang dimaksuda atau tidak. bisa yang terdistribusi normal, bisa skewed kekiri atau skewed kekanan. semuanya wajar saja, dan memberikan gambaran tentang satu daerah atau juga secara nasional. dan indeks itu bisa dibuat dari tahun ke tahun untuk memberikan gambaran yang lebih nyata. tataran yang ketiga adalah tataran persepsi masyarakat yang terkena peraturan hal yang sama perlu dilakukan, definisi persepsi masyarakat tentang ada tidaknya diskriminasi penerapan satu peraturan tidak sekaligus menyebabkan masyarakat penerima merasa di diskriminasi, karena ada yang menganggap itu wajar2 saja tetapi sebaliknya ada juga yang menganggap iti 'diskriminatif', karena disini berbicara tentang persepsi, sesuatu yang sangat subyektif, tergantung masing2 orang. dengan pendekatan yang sama perlu di ambil sample sample dari tahun ke tahun, bagaimana persepsi sample terhadap penerapan satu peraturan. sehingga dalam satu daerah dapat dibuat sebaran sample berapa orangkah yang mempunyai persepsi ' sangat di diskriminasi kan' dan berapa yang merasa 'biasa2' saja. apakah sebarannya normal atau skewed. dari satu daerah ke daerah yang lain akan terlihat bahwa persepsi masyarakat akan berbeda, tetapi dengan demikian justru memberikan gambaran yang lebih nyata tentang persepsi masyarakat itu sendiri. hal yang sama bisa dilakukan dengan membuat pengamatan dari tahun ke tahun, untuk melihat perubahan persepsi masyarakat. satu indeks akan dapat memudahkan untuk mengamati perubahan itu
[budaya_tionghua] Diskriminasi, sebuah diskusi tak berujung
Messagemenarik sekali mengikuti diskusi tentang diskriminasi di milis ini, terutama yang menyangkut tentang tionghua. alangkah menariknya apabila diskusi tersebut memberikan gambaran yang cukup jelas tentang diskriminasi itu sendiri. walaupun demikian sebenarnya tampak bahwa masing masing peserta diskusi mewakili pemahaman sekelompok orang, atau paling tidak satu orang, peserta diskusi itu sendiri. sungguh sayang memang masalah diskriminasi itu sendiri belum dipelajari dengan baik. penulis melihat dari mengikuti diskusi tentang masalah diskriminasi selama ini di milis budaya tionghua ada yang bisa dilakukan lebih jauh. agaknya diskriminasi harus dilihat dalam tiga tataran. tataran pertama adalah tataran peraturan sebagai langkah awal tentu perlu dibuat definisi tentang diskriminasi itu sendiri. dan bagaimana satu peraturan diukur apakah ada unsur diskriminasi nya atau tidak. mungkin dapat diberikan indeks dari tahun ke tahun sejak indonesia merdeka, bagaimanakah diskriminasi terhadap orang tionghua di indonesia. bisa saja ditentukan bahwa angka 100 adalah tidak ada diskriminasi dan angka 0 adalah 'diskriminasi penuh' berapa indeksnya tahun 1948, 1958, 1968, 1978, 1988, 1998 dan 2008 tataran yang kedua adalah tataran pelaksanaan perlu juga dibuat sebuah definisi apakah yang disebut adanya diskriminasi dalam pelaksanaan sebuah peraturan. tentu saja sebuah peraturan yang sama dapat dilaksanakan secara berbeda di daerah yang satu dengan yang lain, hanya karena oknum pelaksana yang berbeda dari satu daerah ke daerah yang lain. hal yang sama dapat dilakukan dengan memberikan indeks dari satu daerah ke daerah yang lain dan indeks secara nasional. akan terjadi sebaran indeks itu sendiri pada satu tahun tertentu dari sample yang di ambil untuk satu daerah tertentu. tetapi ini akan lebih memberikan gambaran yang lebih nyata apakah satu peraturan telah dilaksanakan seperti yang dimaksuda atau tidak. bisa yang terdistribusi normal, bisa skewed kekiri atau skewed kekanan. semuanya wajar saja, dan memberikan gambaran tentang satu daerah atau juga secara nasional. dan indeks itu bisa dibuat dari tahun ke tahun untuk memberikan gambaran yang lebih nyata. tataran yang ketiga adalah tataran persepsi masyarakat yang terkena peraturan hal yang sama perlu dilakukan, definisi persepsi masyarakat tentang ada tidaknya diskriminasi penerapan satu peraturan tidak sekaligus menyebabkan masyarakat penerima merasa di diskriminasi, karena ada yang menganggap itu wajar2 saja tetapi sebaliknya ada juga yang menganggap iti 'diskriminatif', karena disini berbicara tentang persepsi, sesuatu yang sangat subyektif, tergantung masing2 orang. dengan pendekatan yang sama perlu di ambil sample sample dari tahun ke tahun, bagaimana persepsi sample terhadap penerapan satu peraturan. sehingga dalam satu daerah dapat dibuat sebaran sample berapa orangkah yang mempunyai persepsi ' sangat di diskriminasi kan' dan berapa yang merasa 'biasa2' saja. apakah sebarannya normal atau skewed. dari satu daerah ke daerah yang lain akan terlihat bahwa persepsi masyarakat akan berbeda, tetapi dengan demikian justru memberikan gambaran yang lebih nyata tentang persepsi masyarakat itu sendiri. hal yang sama bisa dilakukan dengan membuat pengamatan dari tahun ke tahun, untuk melihat perubahan persepsi masyarakat. satu indeks akan dapat memudahkan untuk mengamati perubahan itu. masyarakat tionghua sendiri di indonesia jelas heterogen, tidak homogen. pengalaman sejarah dan faktor2 lain membuat persepsi mereka berbeda beda. sesuatu hal yang wajar wajar saja. tentu saja pemikiran di atas hanya sebuah sumbang saran, hanya sebuah 'framework' (kerangka kerja) untuk membahas tentang diskriminasi yang di susun dengan segera dan seketika yang masih jauh dari lengkap atau sempurna, masukan masukan yang lain tentu akan sangat berharga. dengan demikian sebuah diskusi yang tak berujung bisa jadi dapat menemukan ujungnya. salam, harry alim
Re: [budaya_tionghua] Re: Do u know: Orang Indonesia hampirsemuanya keturunan Taiwan ?
sekian tahun yang lalu buku itu tersedia banyak di toko2 buku seperti kinokuniya, times atau periplus. walaupun saat itu dibeli di luar jakarta. juga banyak terlihat di beberapa toko buku di airport seperti di changi singapura bisa jadi sekarang pun masih ada di toko2 buku tersebut, karena buku non fiksi seperti ini mungkin tidak banyak peminatnya, jadi stok nya masih ada atau kalau semua sudah nggak ada bisa cari di amazon. benar2 sangat menarik. boleh tidak usah setuju dengan teori yang diusung oleh stephen oppenheimer, tetapi metode dan teknik yang dipakai oleh stephen oppenheimer untuk mendukung teorinya sungguh berharga banyak detail2 cerita rakyat yang juga dia sampaikan dan di analisa. tentu saja hal seperti itu tidak bisa diuarkan disini (walaupun ada yang minta dan teriak bagi donk). melulu di bagian ini saja seorang peminat ilmu2 sosial (termasuk antropologi dll) sudah boleh tidak meletakkan buku ini. belum lagi teori dna nya. buku ini benar2 baik dilihat dari banyak sudut. selamat memncari salam, harry alim ps. yang jelas bisa jadi lebih banyak yang tertarik neng ilu dibanding buku ini. From: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 24, 2008 9:27 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Do u know: Orang Indonesia hampirsemuanya keturunan Taiwan ? Quoting harry alim [EMAIL PROTECTED]: ada satu teori yang dipampangkan oleh stephen oppenheimer melalui bukunya 'eden in the east', bahwa banyak budaya yang sekarang tersebar termasuk di indonesia, filipina, asia tenggara lainnya dan tiongkok selatan, taiwan termasuk jepang, berasal dari dari satu daerah yang sekarang terendam oleh air. Cak Harry, Teori tsb cukup menarik..bukunya bisa dibeli dimana. loek's
Re: [budaya_tionghua] Re: Do u know: Orang Indonesia hampir semuanya keturunan Taiwan ?
ada satu teori yang dipampangkan oleh stephen oppenheimer melalui bukunya 'eden in the east', bahwa banyak budaya yang sekarang tersebar termasuk di indonesia, filipina, asia tenggara lainnya dan tiongkok selatan, taiwan termasuk jepang, berasal dari dari satu daerah yang sekarang terendam oleh air. daerah itu adalah yang disebut dataran sunda, terletak diantara pulau kalimantan dan vietnam. es yang meleleh dari jaman es terakhir telah menaikkan elevasi air laut kurang lebih 150 meter dan merendam dataran ini. untuk mendukung teorinya , stephen oppenheimer mengajukan bukti2 melalui test dna sampai dengan cerita rakyat, bahasa, makanan dan lain2nya, yang digunakan untuk menyusun bukunya setebal 575 halaman (paperback) tentu untuk memahami teorinya membaca buku ini adalah yang paling afdol. beberapa fakta yang di amati oleh stephen oppenheimer selama dia bertugas di asia tenggara lah yang menyebabkan ia menulis buku ini. kesamaan2 yang didapati di orang2 yang tersebar di asia tenggara , tiongkok selatan termasuk taiwan dan jepang lah yang digunakan menjadi dasar teorinya. selama ini dalam pelajaran sejarah, teori yang diterima adalah bahwa orang datang dari afrika kemudian menyebar ke seluruh dunia. dan khususnya dari mana datangnya orang yang tersebar di asia tenggara? sementara ini teori yang di terima dan di ajarkan di sekolah, misalnya bahwa orang2 yang ada di indonesia misalnya dari yunnan tiongkok selatan. mereka datang dalam dua gelombang yang disebut melayu tua dan melayu muda. teori stephen oppenheimer sebaliknya mengatakan bahwa orang2 itu datang dari dataran yang terendam, dataran terendam inilah yang disebut 'eden in the east'. memang satu fakta bahwa orang asli taiwan (istilah ini untuk merujuk ke orang yang sudah mendiami taiwan lebih dari 3000 tahun lalu) yang sekiarang masih tersisa di pedalaman taiwan mempunyai banyak kesamaan dengan orang filipina dan indonesia atau orang asia tenggara lainnya. dan persentuhan budaya dengan tiongkok, india, timur tengah dan barat lah yang kemudian membuat asia tenggara seperti sekarang ditambah persentuhan budaya itu dalam intensitas yang berbeda beda, sehingga memberikan warna yang berbeda di setiap tempat yang berbeda. memang yang selalu jadi pertanyaan adalah apakah A dari B atau B dari A? ataukah A dan B dari C. memang apakah teori terdahulu yang benar atau teori stephen openheimer yang benar? Saat ini teori terdahulu, karena diperkenalkan terlebih dahulu yang masih diterima. dengan dibukukannya teori stephen openheimer membuka kemungkinan bahwa bisa jadi satu waktu kemudian ditemukan bukti bukti baru yang mendukung teorinya. tergantung generasi masa depan nanti untuk membuktikan lebih jauh teori mana yang benar. untuk menambah wawasan ada baiknya dibaca 'eden in the east' karya stephen oppenheimer salam, harry alim
[budaya_tionghua] KayHong, Ibukota Song Utara, Sia Tiauw Eng Hiong dan Medali Wasiat.
, kalau tak salah ikan emas juga. Sungguh besar, hampir 40 cm. Di masak dengan bumbu lokal yang agak pedas tadi. Lezat. Ah jangan jangan inilah ikan yang sering dicari Coh LiuHiang di cerita Mayat Kesurupan Roh itu. Atau mau pia seperti yang ditulis di Medali wasiat? Lebih baik jangan. KaiFeng masih melihat kembali tembok kotanya dibangun ulang. Dulu tembok kota diruntuhkan, apalagi pada pertengahan abad yang baru lalu. Tembok kota dianggap sebagai simbol keterbelakangan, ketidak majuan, keterkungkungan. Tembok kota lah yang dianggap membuat Tiongkok tidak maju, terkungkung dalam2 di falsafah kunonya. Lain dulu lain sekarang, belum seratus tahun tembok itu dirubuhkan, tembok kota dibangun lagi. Di banyak kota di Tiongkok, terutama di tempat turis banyak berdatangan atau di tempat yang memang bersejarah, atau yang pemerintah daerah nya mampu, tembok2 kota di bangun lagi. Tembok kota sekarang dianggap sebagai mewakili Tiongkok yang kembali menemukan jati dirinya. Berani berdiri sejajar dengan negara maju lainnya di dunia. Berusaha mengejar ketertinggalan. Tembok kota dianggap mewakili masa lalu yang gemilang, dipakai untuk menyongsong masa depan yang cerah. Oh tembok kota batumu sudah runtuh, tersebar, terserak, tergerus menjadi abu. Sampai berapa jauhkah angin sudah membawa debumu menghias, menjadi rabuk duka wilayah yang kau jaga? Sekarang terkumpul kembali dan bangkit, sedihkah engkau diperlakukan demikian, menangiskah engkau? Entah berapa banyak kenangan yang bisa terkumpul kembali dari debumu? Entah berapa banyak orang yang meratap melalui gerbangmu dulu. Berapa banyak prajurit yang berbaris melewati gerbangmu merayakan kemenangan? Berapa banyak prajurit yang berbaris hanya sekali melewati gerbangmu? Oh mereka prajurit2 yang terkubur di tanah perbatasan? Berapa banyak tangis yang kau dengar, tangis ibu dan isteri2 yang masih muda? Berapa jauhkah pedagang datang mengunjungi kotamu? Berapa jauhkah namamu disebut sebut orang? Berapa banyakkah orang yang sudah datang mengagumi kota di balik gerbangmu?. Berapa banyak pekerja seni yang berlindung di kotamu? Berapa banyak tari dan musik sudah digelar di balik gerbangmu? Berapa banyak raja yang bisa bermabukan di balik gerbangmu? Dan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membangun kembali kemegahanmu? Di masa depan, masihkah orang akan melihat kota2 besar dihancurkan karena perang untuk kemudian dibangun lagi? Masihkah umat manusia melakukan kebodohan yang sama? Berapa jiwakah telah gugur untuk mempertahankan kota ini? Berapa jiwakah yang pantas diangkat menjadi pahlawan? Apakah sebetulnya yang mereka pertahankan dulu? Hanya debu yang bisa menjawab. Yang jelas sekarang ada jalan selebar 10 jalur membentang antara KaiFeng dan Zhengzhou. Walaupun ini bukan jalan tol (jalan bebas hambatan), tetapi jalan selebar 10 jalur ini bahkan lebih lebar dari runway, dan lurus berkilo kilo meter, dan cukup rata, tidak bergelombang atau naik turun.. Sudah pasti pesawatpun bisa mendarat disini, juga pesawat Jumbo, paling tidak untuk situasi darurat. Dengan jalan selebar ini berapa menit yang dibutuhkan untuk menempuh 72 km jarak ZhengZhou dan KaiFeng? Sudah jelas jalan ini dibangun untuk menampung banyak bus wisata dari ZhengZhou ke KaiFeng di musim puncak wisata. Diluar dugaan begitu banyak kamera. dipasang sepanjang jalan ini, sehingga sopir taksipun tidak berani ngebut di jalan selebar ini. Agaknya semua rakyat dimanapun hanya patuh jika di amati. Inikah gambaran masa depan itu? Rakyat hanya patuh kalau di awasi? Dan negara menjadi 'big brother' dengan semua kameranya? Kalau berangkat ke KaiFeng mungkin akan banyak yang bilang jangan lewat jalan itu, juga jangan lewat jalan tol. Karena apa yang lantas dilihat? Ya tentu saja, walaupun masih ada sawah, mana ada pemandangan orang menggoreng pia di pinggir jalan. Mana ada pemandangan seperti yang digambarkan oleh cerita Medali Wasiat. Tetapi kalau pulangnya boleh lah, agar ada kenangan melewati jalan selebar itu dan bisa menghitung jumlah kamera. Jangan lupa makan ikan masak asam pedas gaya Coh LiuHiang si pendekar harum, dan beli lukisan yang panjangnya sepuluh meter, qingming shanghe tu. Dan jangan menangis jika melewati gerbang tembok kotanya. Dulu dikatakan banyak yang menangis terharu biru, tercampur perasaan terkagum kagum dan bersyukur bisa melihat kotaraja yang disebut 'almost paradise' ini. Salam, Harry Alim [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [budaya_tionghua] Re: terlalu jakarta sentris (was: Baba-Nyonya)
Mas Danardono, sebenarnya teori ini bukan teori saya, tetapi saya baca di satu buku yang mengulas trade route dari Tiongkok ke Jawa sebelum abad ke 17. mereka percaya bahwa jalurnya adalah Makasar, Menado dan Manila, dan menyusun bukti untuk mendukung pendapatnya yang diulas oleh buku itu. Tadinya saya juga punya pemikiran jalurnya adalah melalui laut Tiongkok Selatan, tetapi setelah membaca buku itu jadi berubah. Karena itu juga memikir bahwa orang Tionghua datang dari tiongkok selatan ke vietnam dan merembes ke selatan. dengan banyaknya resto manado buka di jakarta saat ini, diluar dugaan sebenarnya kuliner manado juga ada kemiripan dengan kuliner tionghoa peranakan di daerah rembang, lasem, tuban dan bojonegoro. tentunya tidak semua jenis masakan, tetapi beberapa masakan. cukup significant. kubur2 yang ada di manado (air madidi) sebetulnya perlu dipelajari lebih jauh. karena bisa menguak lebih jauh keberadaan jalur ini. keramik dari dinasti apa saja yang ada disana. artinya mungkin kalau ada yang tertarik bisa lebih jauh dipelajari. salam, harry alim ps. di dekat bojonegoro ada kuburan orang kalang. orang kalang diduga masih menganut tradisi jawa sebelum kedatangan agama hindu dan budha. From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 04, 2008 1:21 PM Harry heng, kemungkinan besar, theori anda benar, yakni pemukiman awal Tionghoa bukan disekitar Batavia, namun justru didaerah. Sebagaimana saya lihat di Minahasa, percampuran Tionghoa dan para Kawanua sangat kental, menjadi satu kesatuan. Juga kebaya yang dipakai wanita Minahasa adalah, dari awalnya, kebaya encim. Leluhur istri saya, dimakamkan di sebuah pemakamanan waruga di Sawangan, Airmadidi,, yakni bentuk makam Pra Kristen, yang menggunakan sarkhopag (seperti di Tapanuli). Disetiap makam, ada bekal yang berbentuk guci, piring atau pot Tiongkok, yang menurut Jurukunci adalah sekitar episode Ming dynasti.
Re: [budaya_tionghua] Re: Seluk Beluk dan Sejarah Astrologi Tiongkok
Ardian heng, memang saya termasuk yang ikut diskusi tentang masalah ini di milis sejak th 2004 dahulu. justru karena itulah saya masih belum menemukan jawaban yang memuaskan. dengan pengetahuan sebatas yang saya kuasai tentang astronomi, saya menduga bahwa shio ada 12 karena memang representasi dari letak yupiter di langit. saya sendiri lebih jauh lebih berpendapat bahwa orang Tionghoa di Tiongkok waktu itu telah berhasil membuat sebuah sistim penanggalan yang merupakan sistim representasi dari benda langit. jadi sistim yang dengan periode 60 tahun, sebenarnya adalah representasi dari letak yupiter, saturn, mars, venus dan mercurius satu sistim yang sangat hebat. sehingga dengan menyebutkan tempat, jam sekian, tgl sekian, bulan sekian, tahun sekian (secara imlek maupun yanglik) tahun anu (shio), yin-yang, plus beberapa hal lagi sebenarnya sudah diketahui posisi semua benda langit yang kelihatan jelas dari bumi, yang posisinya berubah terhadap bumi. yaitu matahari, bulan, mercurius, venus, mars, yupiter dan saturnus. saya sendiri tidak ingin masuk ke dalam wilayah interpretasi. misalnya bagaimanakah pengaruh posisi semua benda langit itu terhadap satu bayi yang baru lahir, dst dst. tetapi untuk menggampangkan bahwa '5 unsur itu gara2 Ji zi yg bahas 5 unsur di kitab Shangshu en kaitannya ama moral en perubahan' saya pikir tindakan yang terlalu gegabah, dan tentu saja tidak mengecilkan sistim penanggalan itu sendiri, tetapi lebih mengecilkan kemampuan pandang pemberi komentar. jangan kuatir, searching gampang kok, dan memang yang saya tunggu yang mampu memberi penalaran. salam, harry alim From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 04, 2008 11:41 AM ini rasanya pernah diulas panjang lebar dah tapi ya gak dirangkum. 60 taon gara2 ngeliat garis edar jupiter 5 unsur itu gara2 Ji zi yg bahas 5 unsur di kitab Shangshu en kaitannya ama moral en perubahan 12 itu gara2 ngeliat proses bln purnama sama tumbuh en matinye rumput en so on 10 itu ya berdasarkan 10 jari tangan bulan lun itu timbul krn sistem kalender lunisolar, so buat genapin itu makanye mesti ada bulan lun so semua itu berdasarkan pengamatan thd alam en itulah local genius. coba aja searching pelan2 pasti ketemu tuh --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, harry alim [EMAIL PROTECTED] wrote: Dharma-heng, ditunggu lanjutan tulisan ini. terutama tentang bagaimanakah orang Tiongkok di jaman dulu menentukan batang langit (thiankan) yang berjumlah sepuluh dan cabang bumi (teci) yang berjumlah 12. Ya kenapa 10 dan 12? Kenapa tidak 9 dan 11. Kenapa ada 5 unsur?, apakah karena misalnya berdasar jari manusia yang berjumlah lima? Sama halnya dengan kenapa satu minggu berjumlah 7 hari? Kenapa tidak 8 hari?
Re: [budaya_tionghua] Seluk Beluk dan Sejarah Astrologi Tiongkok
Dharma-heng, ditunggu lanjutan tulisan ini. beberapa tahun yang lalu, saya pernah ikut mendiskusikan beberapa hal tentang dasar sistim astrologi Tiongkok. dalam beberapa hal saya banyak mendapat masukan, tetapi sekaligus dalam beberapa hal saya masih merasakan ganjalan. terutama tentang bagaimanakah orang Tiongkok di jaman dulu menentukan batang langit (thiankan) yang berjumlah sepuluh dan cabang bumi (teci) yang berjumlah 12. Ya kenapa 10 dan 12? Kenapa tidak 9 dan 11. Kenapa ada 5 unsur?, apakah karena misalnya berdasar jari manusia yang berjumlah lima? Sama halnya dengan kenapa satu minggu berjumlah 7 hari? Kenapa tidak 8 hari? Kenapa satu periode shio dan unsur menjadi 60 tahun? Apakah hanya karena 5 kali 12 saja? Dari mana datangnya angka 5 dari mana datangnya angka 12? Apa yang menjadi dasarnya? Sama halnya dengan bagaimana orang Tiongkok dulu menentukan panjang satu tahun dan kemudian menentukan 7 lun gwe selama 19 tahun. Bagaimana menghitungnya. Dan kenapa setahun sama dengan 12 bulan? Kalau makalah itu bisa merekonstruksi hal hal tersebut di atas, tentu akan sangat indah sekali. salam, harry alim From: dh4rm4duta [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, March 01, 2008 1:47 PM Catatan: Tulisan ini masih belum final dan dalam taraf pengembangan. Seluk Beluk dan Sejarah Astrologi Tiongkok Ivan Taniputera 29 Februari 2008 Pendahuluan Makalah ini bermaksud membahas berbagai seluk beluk astrologi Tiongkok, yang selama ini jarang diulas, seperti perbandingannya dengan astrologi Barat, sejarah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, diharapkan agar kita dapat memperoleh pandangan yang utuh dan lebih lengkap mengenai astrologi Tiongkok. Adapun pembahasan utama astrologi Tiongkok dititik-beratkan pada Bazi dan Ziweidoushu. Astrologi Tiongkok adalah bagian dari budaya Tionghua, yang perlu kita lestarikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran dari para pakar yang mendalami tema ini. .deleted. Meskipun demikian, penggunaan batang langit dan cabang bumi untuk menamai tahun baru berlangsung semasa zaman Kaisar Wang Mang dari Dinasti Xin. Makna Batang Langit dan Cabang Bumi BERSAMBUNG
[budaya_tionghua] terlalu jakarta sentris (was: Baba-Nyonya)
David heng dan Mas Dono, Penulisan sejarah tentang akulturisasi orang Tionghoa di Indonesia, selama ini agak 'jakarta sentris' sehingga memberi kesan akulturisasi itu dimulai di jakarta dan sekitarnya saja. Dan kemudian menyebar ke bagian indonesia lainnya. Dengan pengertian demikian seakan menunjukkan bahwa akulturisasi hanya seumur jakarta kurang saja. Walaupun jakarta sebelum menjadi batavia sudah merupakan pelabuhan, bagaimanapun belum cukup besar. Sehingga kalaupun ada komunitas Tionghoa waktu itu tentunya tidak sebanyak di Banten misalnya. Saya sendiri lebih berpendapat bahwa akulturisasi itu sudah dimulai beberapa ratus tahun sebelumnya, dan tidak dimulai di Jakarta tetapi di kota pelabuhan yang terbesar di Jawa pada setiap jamannya, salah satunya pada periode tertentu di kota Tuban. Saya lebih berpendapat bahwa orang Tionghoa yang datang belakangan lah yang terserap kepada penggunaan 'budaya campuran yang unik' itu. Ada beberapa argumen yang saya pakai. 1. penggunaan kata 'tenglang', yang merujuk ke orang dinasti tang. Ini menunjukkan orang Tionghoa waktu itu lebih merujuk dirinya sebagai orang dinasti Tang (sekitar 600 sampai 900 masehi). Argumen ini juga menunjukkan paling tidak orang Tionghua sudah ada di Jawa mulai dari dinasti Tang ini. 2. kuliner yang menjadi ciri kelompok Tionghoa peranakan yang berada di Jawa lebih mirip dengan masakan Jepang yang disebut masakan chugoku (masakan tiongkok). Orang jepang belajar kuliner ini ketika pada masa dinasti tang mengirim ratusan orang ke tiongkok untuk belajar segala sesuatu. Sehingga mereka menjadi 'salah satu tempat pelestari budaya dinasti tang'. Kuliner ini dalam satu hal dua hal bisa berbeda dengan kuliner Tiongkok sekarang. 3. mungkin masih ada argumen2 lain yang bisa ditambahkan disini, yang kebetulan penulis belum kuasai atau belum ketahui. Disamping itu argumen bahasa hokkian yang dikatakan ikut mendukung budaya betawi sebenarnya juga dipakai oleh hampir semua orang Tionghua peranakan di jawa timur misalnya. Mulai dari istilah pangkeng, sentong, kemoceng sampai penyebutan angka cetun sampai cetiauw, dari boceng sampai bogang. Waktu itu orang2 seumuran ayah saya akan saling bicara dengan temannya dengan membahasakan dirinya gwa dan lawan bicaranya lu atau terkadang lie. Mereka umumnya menggunakan bahasa melayu yang ditaburi dengan istilah istilah hokkian dialek Ciangcioe. Semua istilah yang disebutkan terdahulu di dalam tulisan yang dimuat ulang Mas danardono adalah juga istilah yang biasa dipakai di lingkungan keluarga tionghoa peranakan di jawa timur dan jawa tengah. Pada masa sebelumnya kedatangan orang Tionghua dari manapun akan terserap untuk masuk kedalam kelompok peranakan ini, karena mereka tidak datang dalam jumlah yan sekaligus bisa mendukung satu komunitas. Tetapi keadaan memang berubah. Ini kemudian terlihat ketika orang Tionghua yang datang belakangan dari satu daerah tertentu cukup banyak untuk mendukung satu komunitas, mereka tidak lagi terserap ke komunitas yang sudah ada. Mereka membentuk komunitas sendiri, seperti Hokcia (fuqing), Khek dllsb. Tetapi komunitas lama yang sudah ada di Jawa sebelumnya cukup besar dan cukup tersebar di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kenapa di Jawa Timur dan Jawa Tengah, tentu saja karena orientasi komunitas Tionghua peranakan ini adalah Surakarta dan Yogyakarta, pusat kerajaan di Jawa. Tidaklah aneh di banyak keluarga Tionghoa peranakan yang mampu waktu itu mempunyai seperangkat gamelan dan satu set wayang yang komplit. Orang Tionghoa peranakan di Jawa bisa jadi diluar dugaan juga jadi pelestari budaya dinasti Tang. (walaupun sungguh sayang bisa jadi mati suri budaya selama 32 th bisa jadi ikut menghilangkan sebagian budaya itu juga). Penulisan yang Jakarta sentris tentu saja tidak bisa disalahkan karena memang kemudian Jakarta menjadi pusat Indonesia. Tetapi perlu disebutkan sampai dengan sebelum kemerdekaan orientasi orang Tionghoa peranakan di jawa bagian timur (tengah dan timur), baik dalam berdagang, pendidikan dan kesenian lebih berpusat ke tiga kota ini semarang, solo dan surabaya. salam, harry alim From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 03, 2008 10:24 PM Mas David yang baik, dalam thema akulturisasi berwujud Kebaya Encim ini, saya temukan sebuah tulisan mengenai munculnya bentuk budaya Tionghoa-Betawi atau Betawi-Tionghoa. Mohon maaf, kalau tulisan ini pernah digelar di milis ini. Selamat membaca. Salam Danardono - Pengaruh Budaya Tionghoa dalam Budaya Betawi Orang Tionghoa sudah lama sekali berada di Jakarta. Pada waktu Belanda pertama kali menginjakkan kaki di bumi Jayakarta di sana sudah ada pemukiman Tionghoa di muara sungai Ciliwung. Ini menunjukkan bahwa hubungan yang sangat baik antara etnik yang di kemudian hari dikenal sebagai etnik Betawi dengan etnik Tionghoa sudah berlangsung sangat lama, jauh sebelum datangnya bangsa-bangsa Barat ke Nusantara. Orang-orang
[budaya_tionghua] TianJin dan perubahannya
Apalah yang terkenang dari kota TianJin? Belasan tahun yang lalu, waktu memutuskan untuk mampir ke TianJin, sedang dalam perjalanan menuju ke ThaySan, hanya karena tertarik berdasar beberapa lembar ungkapan yang ditulis oleh buku travel guide itu. Mungkin karena baca buku sejarah, mungkin karena teringat film '55 days in Peking' yang dilihat waktu kecil dulu di kota Malang? Perjalanan ke TianJin dengan bus waktu ini untuk sejarak kurang lebih 180 km memakan waktu 3 jam, melalui padang padang persawahan yang kelihatan panas di awal musim panas. Agak membosankan memang. Dan Tianjin masih terlihat kumuh, walaupun buku travel mengatakan banyak pabrik industri tertentu berada di sekitar kota ini. Tiga obyek yang dilihat, mesjid di dekat stasiun Tianjin barat, drum tower dan sebuah kelenteng di tengah kota yang tersembunyi di perumahan yang terlihat dari jaman jauh sebelumnya. Dan tentunya berjalan jalan di tempat yang disebut pusat kota waktu itu. Tidak banyak kesan yang timbul, apalagi baru datang dari kota BeiJing yang megah. Bagaimana kota TianJin sekarang? Kenapa pemerintah membangun kereta cepat dari Beijing ke TianJin, sehingga nantinya jarak itu hanya akan ditempuh 30 menit saja? Itu pertanyaan yang timbul dihati, dan jawabannya tidak ada di buku travel guide. Harus datang melihat sendiri. MeiZuo, itu jawaban petugas di belakang loket penjual karcis. Nggak ada kursi? Padahal begitu banyak jumlah kereta yang melayani Beijing TianJin. Begitu ramaikah jalur ini? Jadilah selama 1 jam 12 menit berdiri di dalam kereta yang penuh sesak, walaupun ini kereta type D yang termasuk tercepat saat ini Tiongkok. Agaknya demand tidak terlayani oleh supply. Kalau tidak ya harus berangkat sore nanti, apa boleh buat. Kereta meninggalkan BeiJing jam 9 tepat. Di tengah jalan papan raga menunjukkan kereta melaju dengan kecepatan 165 km per jam. Track terasa mulus, karena tidak terasa goncangan lateral, horizontal maupun vertikal, dan sambungan rel pun terasa hanya beberapa kali dalam perjalanan. Itupun kalau diperhatikan dengan sungguh2, kalau tidak ya sambungan itu akan benar2 tidak terasa. Sebetulnya melelahkan berdiri selama itu, tetapi kekaguman membuat pergi rasa lelah. Bagaimanapun pengalaman berdiri menyesakkan, sehingga tiket kembali ke BeiJing langsung dibeli begitu tiba. Untung sesuai schedule, bisa mendapatkan tiket bertempat duduk jam 5.30 sore. Dengan taksi menuju ke pusat kota. Taksi segera meluncur meninggalkan stasiun dan berada di elevated highway. Tentu saja elevated highway ini tidak ada dulu pada awal tahun 90'an. Menurut supir taksi highway ini sudah ada kurang lebih 10 tahun, dibangun akhir 90'an. Memandang keluar mencoba mencari obyek yang masih dikenali. Susah sekali. Bahkan sesudah sampai di tempat tujuan pun, masih belum ada obyek yang bisa dikenali. Semua serba baru, memory yang ada di benak ternyata tidak bisa ditemukan lagi. Akhirnya terpikir untuk pergi ke Bank of China, tempat menukar uang dulu. Dilihat dari depan gedungnya saja yang masih sama, sedang lingkungannya sudah berubah. Tentu saja interior dalamnya sudah berubah sama sekali. Setelah puas berjalan jalan di pusat kota lama, timbul keinginan melihat obyek yang dulu dilihat. Tidak usah dikatakan sepanjang jalan susah untuk menemukan obyek yang masih bisa di ingat. Tepatnya sama sekali tidak ada. TianHouGong sekarang jadi tertata rapi, kalau tidak masuk ke dalam kelenteng, mudah untuk terlupa. Sekarang berada di pertokoan, yang mengingatkan kuil Asakusa di Tokyo sana. Begiti juga Drum Tower. Sekarang berdiri megah di pertamanan dan deretan toko yang dipersiapkan untuk menyambut turis dengan segudang souvenir. Agaknya TianJin ini masyhur dengan barang seni terbuat dari kertas yang digunting, yang sering menjadi hiasan waktu sincia. Begitu banyak bangunan tinggi sekarang menghias langit TianJin, beberapa bangunan lama yang berarsitektur kolonial masih dipertahankan menghias beberapa sudut kota. Selebihnya hutong2 yang lama sebagian sudah diratakan dengan tanah, dan berganti dengan bangunan pencakar langit. Dan kejutan yang terakhir adalah sejumlah apartemen yang menggantikan daerah yang tadinya ditempati oleh mesjid TianJin dan hutong diseitarnya. Sebuah mesjid baru yang mungkin tiga kali lebih besar dan sejumlah apartemen mencakar langit setinggi sekitar 30 lantai lebih. Taksi menuju ke stasiun utama melewati daerah TianJin yang penuh dengan bangunan tinggi di kiri kanan nya. Terlihat beberapa tmpat yang dipagar karena ada pembangunan subway. Begitu cepat Tiongkok berubah, dalam belasan terakhir seperti ditunjukkan kota TianJin ini. Orang orang yang terlihat hilir mudik di mall mall memakai mode winter yang mungkin tidak kalah lagi dengan padanannya di negara maju lainnya. Lihat ke mall yang lebih upscale (tingkat atas) atau ke mall yang lebih rendah, tuntutan berbusana musim dingin disambut dengan mode yang sepadan sesuai dengan penghasilan mereka. Cukup modis. Apakah
Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia
Sunny heng, salam kenal juga. beberapa pengalaman berjalan jalan di beberapa lokasi cersil saya tuliskan dan dimuat di website cersil berikut http://indoforums.info/tjersil/ anyway saya bisa share pengalaman disana kalau diperlukan. salam, harry alim - Original Message - From: Mr sanliong thee [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 26, 2008 11:18 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia Sdr Harry Alim, Perkenalkan nama saya Sunny Thee dan saya senang membaca cersil.Setelah membaca email saudara yang mengatakan telah pergi ke tempat tempat yang berhubungan dengan cersil,saya tertarik untuk mengetahui dan mendapatkan bimbingan dari sauadara pada kesempatan saya pergi ke Tiongkok lagi. Terima kasih saudara harry Salam Sunny Thee
Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia
sdr siapa kenapa, saya bukan pemburu kelenteng, tetapi karena sering pergi ke tiongkok untuk melihat 'tempat2' yang berhubungan dengan cerita silat, jadi cukup banyak tempat di Tiongkok yang sudah dikunjungi baik di utara, selatan, timur barat maupun tengah. Dan juga tertarik dengan masalah budaya, sehingga banyak baca buku berkaitan dengan budaya dan sejarah. Perjalanan itu yang membuat banyak melihat kelenteng di Tiongkok. Terima kasih tentang info website kelenteng di indonesia. Untuk melihat satu kelenteng di Indonesia beraliran apa, lihat lagi paragraph terakhir tulisan saya. Satu kelenteng, bisa di golongkan secara mudah dengan melihat semua obyek ritual (baik yang di altar utama maupun yang tidak) yang ada di dalam kelenteng itu pada saat ini. Ini adalah klassifikasi pertama. Bisa juga dengan menggolongkannya berdasarkan obyek ritual di altar utama. Ini bisa disebut klassifikasi kedua. Lebih jauh bisa dilihat secara historis, kronologis, pernahkah obyek ritual di altar utama mengalami perubahan? Apakah ada catatan yang dimiliki kelenteng tersebut tentang hal ini? Penggolongan yang terakhir berdasarkan sejarah kelenteng tersebut. Pada saat didirikan obyek ritual apa yang ditempatkan di altar utama? Dari sejarah juga bisa dipelajari bagaimanakah satu kelenteng mencapai bentuk arsitektur yang terakhir seperti yang terlihat sekarang? Siapakah atau komunitas apakah yang mendanai penambahan satu bagian tertentu misalnya? Apakah kelenteng tersebut memiliki kronologis penempatan suatu obyek ritual? Komunitas apakah yang mendanai dan menempatkan satu obyek ritual dan kapankah obyek ritual tersebut ditempatkan? Banyak tenaga dan pikiran yang pasti akan dibutuhkan untuk menelusuri sejarah setiap kelenteng di Indonesia, mungkin kalau anda tertarik bisa memulai dengan framework seperti di atas, atau framework yang lain. salam, harry alim From: siapa kenapa [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia p.harry, Keliatannya anda nih pemburu kelenteng ya ?:-) Berikut ada website directori kelenteng di indonesia www.kelenteng.com yang mungkin bisa dibubuhkan komentarnya, kira-kira kelenteng tsb beraliran apa. Kalau jin de yuan aliran apa pak? From: harry alim [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia Ketika tiba di Indonesia, kelenteng dibawa oleh masyarakat Tionghua dan terbentuk tidak dalam satu generasi saja. Sehingga kelenteng di Indonesia atau di Asia Tenggara lainnya agaknya merupakan bentukan dari masyarakat yang walaupun sama sama Tionghua, bisa jadi cukup heterogen juga. Katakan misalnya kelenteng X di satu tempat, karena umurnya misalnya sudah lebih 700 tahun, masyarakat Tionghua pendukungnya bisa jadi sedikit berbeda pada saat didirikan dan setelah 200 tahun kemudian misalnya dan juga dengan masyarakat yang sekarang. Mungkin karena inilah kelenteng kelenteng di Indonesia justru tidak menampakkan perbedaan obyek ritual separti yang jelas kelihatan di kelenteng Tiongkok. Salam, Harry Alim
[budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia
beberapa ratus tahun sebelumnya. Lo Cu (Laotze) pun diduga lahir di sekitar abad abad ini juga. Baik Khong Hu Cu maupun Lo Tju (Laotze) lahir pada masyarakat seperti ini yang sudah mempunyai tatanan dan kehidupan ritual. Ada yang mengatakan bahwa Khong Hu Cu dapat menangkap esensi tatanan masyarakat Tionghua waktu itu, memuliakan dan kemudian mengkodifikasikan menjadi ajarannya yang termashur. Sedang Lo Cu dikatakan menangkap esensi kejiwaan masyarakat Tionghua waktu itu, merenungkan dan menuangkan menjadi konsep Tao dan menuliskannya menjadi Tao Te King. Pendapat ini lebih untuk menunjukkan bahwa baik Khong Hu Cu maupun Lo Cu, tidak menciptakan ajarannya dari nol atau scratched sama sekali, tetapi memang itu adalah esensi dari apa yang sudah berkembang di masyarakat. Popularitas ajaran Khong Hu Cu maupun Lo Cu seakan silih berganti, terutama setelah kemudian mulai masuk ke sistim pemerintahan, dimulai dengan penerapan banyak prinsip Khong Hu Cu di dinasti Han. Banyak juga yang kemudian mengatakan bahwa karena baik Khong Hu Cu maupun Lo Cu mengambil esensi ajarannya dari masyrakat Tionghua sendiri, dengan ajaran mereka adalah apa yang kemudian 'embedded' (tertanam) di 'way of life' (gaya hidup) masyarakat Tionghua itu sendiri Persinggungan dengan agama lain (masuknya agama Budha) akhirnya juga membawa perkembangan yang lain. Agaknya perkembangan ajaran Khong Hu Cu, Lo Cu maupun Budha bisa jadi mempunyai kadar yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain. Belum lagi di tambah dengan popularitas satu ajaran dari masa ke masa juga berubah. Ketika tiba di Indonesia, kelenteng dibawa oleh masyarakat Tionghua dan terbentuk tidak dalam satu generasi saja. Sehingga kelenteng di Indonesia atau di Asia Tenggara lainnya agaknya merupakan bentukan dari masyarakat yang walaupun sama sama Tionghua, bisa jadi cukup heterogen juga. Katakan misalnya kelenteng X di satu tempat, karena umurnya misalnya sudah lebih 700 tahun, masyarakat Tionghua pendukungnya bisa jadi sedikit berbeda pada saat didirikan dan setelah 200 tahun kemudian misalnya dan juga dengan masyarakat yang sekarang. Mungkin karena inilah kelenteng kelenteng di Indonesia justru tidak menampakkan perbedaan obyek ritual separti yang jelas kelihatan di kelenteng Tiongkok. Salam, Harry Alim
Re: [budaya_tionghua] Sang Murtad Membuka Rahasia KwaMia (Kesaksian Palsu)
ini mah cerita dongeng, justru orang kristen banyak yang kagak mau dateng ketempat ini, jangankan ketempat kwamia, datang ke vihara aja kagak berani. - Original Message - From: liana nilaSARI To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, February 11, 2008 2:26 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Sang Murtad Membuka Rahasia KwaMia (Kesaksian Palsu) - Original Message - From: Girl Power Sent: Sunday, 10 February, 2008 10:16 Bagi yg tidak setuju isi dan maknanya, segera didelete saja tulisan ini...!!! Membuka Rahasia KwaMia HATI - HATI BUAT YANG DOYAN KWAMIA (RAMAL NASIB)!Pengakuan Harun Jusuf, Mantan Tukang Kuamia:Pasien yang datang justru dikutuk Si Tukang Kwamia!Harun Jusuf, mantan tukang mantan tukang kwamia yang namanyapernah sangat ngetop di kalangan etnis Tionghoa ini,berpenampilan sederhana. Ditemani Acu, istrinya, Harun Yusuf menjawab serta membuka semua rahasia kwamia secara blak-blakan. Iapun mengaku sedang menyiapkan sebuah tulisan untuk diterbitkan menjadi sebuah buku mengenai perjalanan hidupnyadari Tukang Kwamia menjadi Anak Tuhan Yesus.TANYA: Bapak sangat dikenal sebagai tukang kwamia di kalangan etnis Tionghoa. Apa yang Bapak lakukan setiap kali pasien datang?JAWAB: Begini. Tak semua pasien yang datang diterima. Tetapi,harus saya uji dulu. Maksudnya ialah saya tanyakan tanggallahirnya lengkap dengan jam kelahirannya. Lalu didaftar, tunggu, antridan jam berapa bisa diterima.TANYA: Maksud Bapak?JAWAB: Dari tanggal lahirnya, kita harus bikinPek Jie. Pek Jie ialah sebuah daftar di mana kita dapat menghitung dengan mengutak atik angka berdasarkan tanggal lahir sehingga menghasilkan sebuah angka. Jam, tanggal, bulan, tahun kelahiranditerjemah kan dalam dua huruf. Angka ini disebut Bintang (Xing).Nah, dari sinilah nasib manusia berjalan sesuai dengan apa yang sudahditentukan oleh Pek Jie.TANYA: Dan, ternyata memang tepat?JAWAB: Saya jamin 90% tepat, karena memang sudah diuji. Jadi, saya menerima pasien tak sembarangan. Jika menurut perhitungan berdasarkan masa lalunya, kapan menikahnya, kapan punya anaknya, sudah 90 % tepatbarulah saya jadikan pasien. Tetapi, kalau kurang dari segitu tak mausaya jadikan pasien. Bisa saja saya katakan bahwa tanggal lahir yang diberikan kepada saya itu salah tanggalnya, karena orang tuanya memang salah mencatatnya.TANYA: Benarkah seseorang yang datang minta dikwamia, rohnya sudahdikuasai terlebih dulu ?JAWAB: Ya, benar. Rohnya sudahberada di dalam cengkeraman roh yang saya pelihara. Sejak itu rohpasien harus tunduk pada roh saya apapun yang saya perintahkan. Misalnya saya ramalkan bahwa orang itu akan bercerai, maka rohnyatunduk 100% dan dia pasti akan bercerai!Padahal sebenarnya belum tentu ia akan bercerai. Roh kamilah yangjustru menakdirkan, merencanakan semuanya itu. Ini, yang saya pikirpaling tepat. Makanya, tukang kwamia yang makin jitu, makin berbahaya, berarti yang dipeliharanya makin hebat. Bekingnya makinhebat.TANYA: Kalau begitu, kutukan itu datangnya justru dari si tukang kwamia kepada si pasien?JAWAB: Ya, betul, secara tak sadar, ya! Saya dipakai oleh roh yang ada dalam diri saya untuk mengutuk manusia atau pasien yang datang!Dengan begitu setiap pasien berada dalam cengkraman kami. Melalui mulut kami, tukang kwamia keluar kutukan-kutukan yang harus dijalankan secara tak sadar oleh si roh pasien itu. Misalnya, jikadikutuk bahwa tahun depan ia akan disikat orang perusahaannya, biarbagaimana hati-hatipun perusahaannya pasti akan disikat orang lain.Mengapa? Karena rohnya sudah sepenuhnya tunduk kepada roh kami situkang kwamia!TANYA: Bagaimana pandangan Bapak jika ada orang Kristen yang masihdatang untuk dikwamia atau diramalkan kehidupannya?JAWAB: Orang Kristen yang pergi ke tukang kwamia? Oh, banyak. Banyaksekali. Dulu, sebelum saya bertobat, sudah bukan rahasia lagi jika diantara sekian banyak pasien saya, banyak yang beragama Kristen. Cuma,setelah saya bertobat, saya ingin memberitahukan kepada mereka untuk menghentikan hal tersebut. Sebab, jika masih tetappercaya atau pergi ke tukang kwamia, nasib mereka sudah tak ada ditangan Tuhan lagi. Ia harus tunduk atau menuruti kepada ramalan-ramalan yang dia pegang. Setelah saya bertobat, saya membaca Firman Tuhan dalam Roma 6 : 16 . Kepada siapa kita taat, kitamenjadi hambanya. Nah, jika orang Kristen masih pergi dan percayakepada tukang kwamia, ia menjadi hamba dari roh tukang kwamia.Menjadi hamba roh tukang kwamia, pasti ada imbalan atau tumbal yang harus dibayar. Ingin diramal baik, sudah tentu tak gratis. Jadi,harus ada bayarannya dan bayarannya mahal yaitu nyawa salah seorang keluarga kita. Seperti yang dulu pernah saya alami. Dua orang anak saya meninggal dunia.TANYA: Jadi, tumbal adalah suatu keharusan jika kita meminta sesuatukepada tukang kwamia?JAWAB: Di dunia mana ada yang gratis, kecuali ASI, air susu ibu yangkita minum. Kita pinjam uang kepada bank. Tak mungkin bank
Re: [budaya_tionghua] Sang Murtad Membuka Rahasia KwaMia (Kesaksian Palsu)
kemaren gw kegereja, malah pendetanya bilang gini, sekarang orang kristen udah melek mata, udah mau ikutan imlek dan udah boleh pai (melakukan kiong hie). sekarang triknya laen lagi, mereka merangkul melalui budaya tionghoa kembali, tapi dulu malah di cerca abis. dan tuh pendeta mengakui sejak reformasi ini orang kristen melek budaya tionghoa. udah nggak perlu dibahas saya udah stop sampe sini kagak mau bahas ini lagi, apapun tanggapan dari yang lain..:) CASE CLOSE. - Original Message - From: raharjo irawan To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, February 11, 2008 2:14 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Sang Murtad Membuka Rahasia KwaMia (Kesaksian Palsu) Biarlah jangan diributkan, khan ada pepatah: ANJING MENGGONGGONG KAFILAH TETAP BERLALU selain itu kita orang Tionghoa khan ada ungkapan: XIN BU XIN YOU NI ( percaya atau tidak percaya ada pada kamu sendiri ) Ini memang siasat dari orang agama lain untuk menjatuhkan kepercayaan orang lain. Salam, Irawan --- alim [EMAIL PROTECTED] wrote: ini mah cerita dongeng, justru orang kristen banyak yang kagak mau dateng ketempat ini, jangankan ketempat kwamia, datang ke vihara aja kagak berani. - Original Message - From: liana nilaSARI To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, February 11, 2008 2:26 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Sang Murtad Membuka Rahasia KwaMia (Kesaksian Palsu) - Original Message - From: Girl Power Sent: Sunday, 10 February, 2008 10:16 Bagi yg tidak setuju isi dan maknanya, segera didelete saja tulisan ini...!!! Membuka Rahasia KwaMia HATI - HATI BUAT YANG DOYAN KWAMIA (RAMAL NASIB)!Pengakuan Harun Jusuf, Mantan Tukang Kuamia:Pasien yang datang justru dikutuk Si Tukang Kwamia!Harun Jusuf, mantan tukang mantan tukang kwamia yang namanyapernah sangat ngetop di kalangan etnis Tionghoa ini,berpenampilan sederhana. Ditemani Acu, istrinya, Harun Yusuf menjawab serta membuka semua rahasia kwamia secara blak-blakan. Iapun mengaku sedang menyiapkan sebuah tulisan untuk diterbitkan menjadi sebuah buku mengenai perjalanan hidupnyadari Tukang Kwamia menjadi Anak Tuhan Yesus.TANYA: Bapak sangat dikenal sebagai tukang kwamia di kalangan etnis Tionghoa. Apa yang Bapak lakukan setiap kali pasien datang?JAWAB: Begini. Tak semua pasien yang datang diterima. Tetapi,harus saya uji dulu. Maksudnya ialah saya tanyakan tanggallahirnya lengkap dengan jam kelahirannya. Lalu didaftar, tunggu, antridan jam berapa bisa diterima.TANYA: Maksud Bapak?JAWAB: Dari tanggal lahirnya, kita harus bikinPek Jie. Pek Jie ialah sebuah daftar di mana kita dapat menghitung dengan mengutak atik angka berdasarkan tanggal lahir sehingga menghasilkan sebuah angka. Jam, tanggal, bulan, tahun kelahiranditerjemah kan dalam dua huruf. Angka ini disebut Bintang (Xing).Nah, dari sinilah nasib manusia berjalan sesuai dengan apa yang sudahditentukan oleh Pek Jie.TANYA: Dan, ternyata memang tepat?JAWAB: Saya jamin 90% tepat, karena memang sudah diuji. Jadi, saya menerima pasien tak sembarangan. Jika menurut perhitungan berdasarkan masa lalunya, kapan menikahnya, kapan punya anaknya, sudah 90 % tepatbarulah saya jadikan pasien. Tetapi, kalau kurang dari segitu tak mausaya jadikan pasien. Bisa saja saya katakan bahwa tanggal lahir yang diberikan kepada saya itu salah tanggalnya, karena orang tuanya memang salah mencatatnya.TANYA: Benarkah seseorang yang datang minta dikwamia, rohnya sudahdikuasai terlebih dulu ?JAWAB: Ya, benar. Rohnya sudahberada di dalam cengkeraman roh yang saya pelihara. Sejak itu rohpasien harus tunduk pada roh saya apapun yang saya perintahkan. Misalnya saya ramalkan bahwa orang itu akan bercerai, maka rohnyatunduk 100% dan dia pasti akan bercerai!Padahal sebenarnya belum tentu ia akan bercerai. Roh kamilah yangjustru menakdirkan, merencanakan semuanya itu. Ini, yang saya pikirpaling tepat. Makanya, tukang kwamia yang makin jitu, makin berbahaya, berarti yang dipeliharanya makin hebat. Bekingnya makinhebat.TANYA: Kalau begitu, kutukan itu datangnya justru dari si tukang kwamia kepada si pasien?JAWAB: Ya, betul, secara tak sadar, ya! Saya dipakai oleh roh yang ada dalam diri saya untuk mengutuk manusia atau pasien yang datang!Dengan begitu setiap pasien berada dalam cengkraman kami. Melalui mulut kami, tukang kwamia keluar kutukan-kutukan yang harus dijalankan secara tak sadar oleh si roh pasien itu. Misalnya, jikadikutuk bahwa tahun depan ia akan disikat orang perusahaannya, biarbagaimana hati-hatipun perusahaannya pasti akan disikat orang lain.Mengapa? Karena rohnya sudah sepenuhnya tunduk kepada roh kami situkang kwamia!TANYA: Bagaimana pandangan Bapak jika ada orang Kristen yang masihdatang untuk
[budaya_tionghua] subscribe
subscribe [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Lauw Lay Ho, si ahli syaraf kejepit meninggal dunia
Hampir setahun yang lalu, karena membaca di milis ini tentang orang yang syarafnya kejepit di L4 L5, membuat saya menulis tentang Lauw Lay Ho, yang ahli memyembuhkan problem di L4 dan L5. Kemarin saya menerima berita, Lauw Lay Ho, kamis malam jam 12.00 atau jumat pagi jam 00.00 meninggal dunia. Terakhir saya sempat mampir ke Salatiga bulan April 2007 kemarin, waktu itu dia sempat cerita apa yang dia lakukan empat tahun terakhir. Dia bilang tahun 2003, dia menolong seorang bos pemilik perekam kaset yang pernah terkenal sekali akhir 80'an karena tangan dinginnya melambungkan beberapa penyanyi, untuk persoalan yang sama L4 L5. Sebagai ungkapan terima kasih, orang tersebut telah membiayai kedatangannya dan biaya penginapannya setiap hari kamis datang ke jakarta. Karena orang ini juga ingin orang lain dengan persoalan sama juga bisa sembuh seperti dia. Ini dilakukan oleh Lauw Lay Ho selama dua tahun berturut turut, tetapi kemudian dia merasa fisiknya tidak kuat. Untuk dua tahun berikutnya, dia datang ke jakarta setiap hari kamis dua minggu sekali. Selama periode itu dia 'praktek' di bandengan dan hotel golden di pojokan gunung sahari. Itu cerita terakhir pada april 2007 kemarin, dan beberapa bulan kemudian, mendapat kabar Lauw Lay Ho, stroke atau serangan jantung, dan menghentikan prakteknya di salatiga. Beberapa waktu kemudian seseorang yang bertanya melalui japri, terpaksa saya beritahu dia sudah menghentikan prakteknya karena sakit. Dan sekarang tiba berita duka ini. Dua tiga hari lalu kebetulan melihat video baru John Chang di YouTube, yang dipelajari secara ilmiah di USA, kenapa dia bisa melakukan membakar kertas dan menembus papan dengan sumpit. Karena dia mempunyai semacam 'stroom' (arus listrik), yang dibuktikan di video itu diukur voltasenya. dan menurut John Chang ini karena 'YinChi'. Lauw LayHo mungkin juga menggunakan lwekang, waktu terakhir April kemarin saya tanya kenapa sentuhan tangannya di sekian titik di tubuh kita dan terutama di sekat tulang kering seperti ada arus listriknya? Dia seperti tersenyum atau tertawa ewa dan menjawab dengan tidak jelas benar yang hanya menambah teka teki. Mungkin juga dia tidak bisa menjelaskan fenomena itu. Atau bisa jadi saya yang tidak bisa menangkap penjelasannya. Kemudian dia hanya menjawab belajar dari ayahnya. Mungkin juga inilah 'yinchi'. Mungkin itulah lwekang. Sekarang beliau sudah meninggalkan kita, semoga arwah beliau mendapat tempat yang layak disana. Semoga satu hari nanti muncul lagi orang yang tanpa pamrih membantu orang yang mempunyai problem L4 dan L5 dengan cara tanpa operasi seperti yang dia lakukan. salam, harry alim [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Ring road di Beijing
diboroskan oleh masyarakat secara nasional? Bisa jadi angka itu menjadi 10 triliun per tahun secara nasional. Berapa uang yang diboroskan masyarakat karena digunakan membeli kendaraan pribadi karena tidak ada angkutan umum yang memadai? Sampai kapan rasa aman bisa dibangun di angkutan umum? Sampai kapan preman bisa berkurang? Panjang sekali pertanyaan yang bisa disusun. Ini jauh sekali jika dibandingkan dengan kemajuan di Tiongkok, jalan bebas hambatan yang dibuat di Tiongkok sudah lebih 30,000 km sedang di Indonesia belum lewat 1000 km. Kenapa bisa demikian? Apakah karena alasan klasik, pemerintah tidak punya uang untuk membangun jalan? Atau karena pemimpin yang tidak mempunyai visi ke depan? Apakah karena pejabat pejabat teknis di departemen yang kurang mampu? Apakah karena korupsi? Untuk apakah surat utang negara dibelanjakan uangnya? Kenapa RRT bisa melakukan demikian? Apakah karena negara otoriter? Atau karena pemimpinnya mempunyai visi ke depan? Apakah karena pejabat pejabat teknis di departemen adalah dipilih dari mereka2 yang mempunyai kemampuan? Apakah tidak ada korupsi di Tiongkok? Darimana pemerintah mendapat anggaran belanjanya? Apakah dari pajak? Apakah karena mereka negara komunis? Apakah karena mereka mengabaikan hak2 warga negara? Apakah pertanyaan2 seperti ini bukan hanya untuk memghibur diri saja karena tidak mampu melakukan yang sama? Apakah karena budaya masyarakatnya? Seorang teman lain bercerita, bagaimana tidak banyak perusahaan hengkang dari Indonesia karena banyak hal memang tidak efisien, contohnya soal jalan. Belum yang lain2. Teman yang lain mengutarakan pendapatnya, bukan hanya korupsi yang jadi masalah di negara kita, juga banyak jabatan diisi oleh orang yang tidak mampu. Bisa panjang yang ditulis membandingkan dua negara, yang jelas sanhuan dibangun pada waktu masih banyak orang yang naik sepeda Berita macetnya penyeberangan di merak bakaheuni sungguh terasa aneh dan fantastis. Apakah sebenarnya masih ada sekat sekat budaya yang membedakan pengambilan keputusan di Beijing dan Jakarta? Masih adakah sekat2 budaya? Masih adakah perbedaan karena mereka Tiongkok dan ini Indonesia? Atau karena orang si pengambil keputusan saja yang berbeda? Pengambil keputusan disana mampu sedang yang disini tidak? Bukankah ini semata mata hanya keputusan manajemen biasa saja. salam, harry alim [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Suatu hari di Summer Palace, Sabtu Siang
ambil dari episode episode yang terkenal dari cerita jaman dulu, ada Sam Kok, ada Sie Djien Koei, ada See You, ada 108 pendekar Liang Shan. Entah berapa puteri sudah pernah berdiri disini mengagumi cerita cerita itu. Kalau pengunjung sudah mencapai 33607, tentu paling tidak ada 1 orang berada di summer palace pada saat bersamaan ini. Dengan jumlah orang yang sebanyak itu, agak susah jadinya mencari tempat duduk di langkan koridor ini. Hampir semua pojok terasa penuh terisi oleh orang. Apakah Summer Palace mampu bertahan jika dikunjungi terus oleh orang sebanyak ini? Akhirnya bisa juga duduk di langkan menunggu keponakan menaiki bukit melihat pavilion di atas sana. Beberapa anak terlihat bermain gembira dengan sepupu atau dengan tetangga sebayanya. Beberapa orang membuka bekal, menikmati hasil kerja seminggu sebelumnya dengan anak isteri. Beberapa yang baru datang begitu bersemangat bercerita ke temannya atau juga ada pemimpin tour lokal dengan bendera khasnya bercerita bahwa lukisan ini diambil dari cerita ini dan itu. Kebetulan duduk di bawah atau cukup dekat gambar Kwan Kong dibedah tangannya dan bermain catur. Hampir setiap rombongan selalu berhenti disini, dan kepala rombongan dengan bendera selalu becerita tentang gambar yang ini. Apakah di masa depan negeri ini akan menghasilkan lagi pahlawan yang akan selalu dikenang sepanjang masa? Sambil merenung tanpa terasa melihat ada yang berubah. Entah dari mana selalu saja ada pegawai kebersihan yang muncul setiap kali ada orang membuang botol plastik ke tong sampah. Bahkan bisa dibilang tong sampah pun terasa kosong tak berisi, karena sepertinya sampah tak pernah dibiarkan menumpuk disitu. Setiap beberapa menit selalu muncul pegawai kebersihan membuka tong sampah mengangkut isinya dan menghilang. Dan kalau dilihat ke sekitar, pegawai kebersihan tidak kelihatan menunggu. Mereka entah menghilang kemana. Dan di koridor ini walau banyak orang duduk di langkan membuka bekal dan makan, di halamannya tidak terasa ada sampah tergeletak. Bahkan daun gugurpun dijumput. Sungguh ajaib. Ternyata yang kemarin dilihat di tempat wisata yang lain agaknya sudah menjadi standard di semua tempat wisata. tidak ada sampah berserakan, selalu akan muncul pegawai kebersihan entah dari mana mengambil sampah dan kemudian menghilang. Yang kedua berubah, memang tidak terlihat orang merokok walaupun di tempat terbuka, mereka hanya merokok di tempat tertentu saja, sehingga puntung rokok pun tidak terlihat berserakan. Yang ketiga di taman ini tidak terlihat lagi ada yang meludah. Satu kebiasaan yang sebenarnya muncul karena banyak orang terkena infeksi saluran pernafasan atas (ispa), akibat udara yang terpolusi. Agaknya kampanye gambar orang yang meludah dan mengeluarkan bom mulai menunjukkan hasil. Apa yang terlihat di negeri orang terasa susah untuk tak membandingkan dengan apa yang terjadi di kampung halaman. Di jakarta atau di tempat wisata terkadang masih terasa sampah berserakan dimana mana. Walaupun mungkin yang berbeda hanya standard operating procedure (sop) nya saja, bahwa sampah tidak dibiarkan menumpuk. Lantas apakah yang salah? Hanya masalah manajemenkah? Apakah ini semua karena akan ada Olympiade di tahun 2008 di Beijing? Atau akan menjadi habit yang baru? Waktu meninggalkan gerbang, jam 4.10, terlihat angka di papan tulis jumlah pengunjung mencapai 40300, dan masih ada orang yang masuk. Kan ini musim panas dan matahari baru tenggelam jam 7.30 malam. Salam, harry alim [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Kereta Cepat Beijing Shanghai
Apa yang terpikir waktu naik kereta cepat Beijing Shanghai? Untung keputusan yang di ambil benar, segera setelah mendarat di beijing pukul 8 malam, dan kemudian cek in di hotel, jam 10.30 malam sudah berada di halaman stasiun utama Beijing. Di bulan Juli ini, walau jam 10.30 malam tidak terasa dingin, bahkan hangat sinar mentari siang belum terusir sepenuhnya, banyak orang duduk di pelataran stasiun. Entah mereka menunggu kereta berangkat esoknya atau apa. Tetapi pemandangan ini sungguh membuat shock waktu pertama kali dilihat, beberapa tahun yang lalu. Waktu itu bahkan banyak orang yang membawa buntalan, yang memberi kesan mereka bukan datang dari kalangan yang berada, dan mungkin bisa jadi banyak yang lebih setuju menyebut seperti gelandangan. Tetapi sekali ini tidak shock lagi, mungkin karena sudah biasa. Beberapa loket karcis buka,dan memang 24 jam. Sungguh mengagetkan untuk kereta cepat jenis Z yang sebanyak 5 kali seharinya, dengan masing masing tidak kurang 16 gerbong x 36 tempat tidur atau 2500 tempat tidur hampir habis tiketnya, 24 jam sebelum kereta berangkat. Tiket kereta seharga kurang lebih 500 yuan, untuk sejarak 1500 km Beijing Shanghai. Kereta Z diperkenalkan adalah rangkaian kereta kelas satu semua, ruanwo (soft sleeper). Beijing Shanghai ditempuh 11 jam 30 menit.. Lima kereta itu berangkat dari Beijing antara pukul 7 sampai 8 malam, untuk tiba sekitar jam 7 pagi di Shanghai. Kereta ini agaknya menjadi pilihan, karena cepatnya dan tiketnya separo tiket pesawat yang kurang lebih 1000 yuan. Kereta ini menjadi pilihan bagi mereka yang punya waktu lebih banyak sedikit dan tidak harus kembali ke Beijing hari itu juga. Kereta sama sekali tidak berhenti di perjalanan, dan kecepatan tertinggi 157 km per jam, melalui track yang dibangun khusus untuk ini antara Beijing Shanghai. Karena hampir habis, tiket yang masih tersisa adalah tiket dengan tempat tidur di atas. Bagaimanapun senang juga, karena artinya perjalanan akan masih tetap berjalan sesuai rencana yang dibuat di Jakarta. Segera kembali ke hotel karena besok ada empat tempat yang akan dikunjungi, Istana terlarang, wang fu jing, summer palace, dan pusat perbelanjaan komputer dan elektronik. Lelah setelah seharian terbang dari Jakarta, untung paginya tetap terbangun seperti rencana. Dan hari itu, semua tempat bisa dikunjungi sesuai rencana. Tiba di stasiun pukul 19.00, dan kereta akan berangkat 19.48, sehingga tidak lagi menunggu di ruang tunggu melainkan langsung ke kereta. Tepat pukul 19.48, tidak terasa ada hentakan, kereta perlahan bergerak, dan tanpa sadar sudah berangkat meninggalkan stasiun Beijing. Di perjalanan kereta ini benar benar tidak berhenti, hanya di beberapa tempat pernah turun kecepatannya hingga 56 km per jam, entah kenapa. Di tengah hujan yang lagi kencang turun, kereta tetap melaju dengan kecepatan 150 km perjam, terkadang membuat terasa takut. tetapi lelah juga yang menjadi jawaban, karena tertidur bagaimana bisa takut lagi. Setelah makan di gerbong restorasi, duduk mencangkung di koridor depan kamar memandang keluar jendela. Agak susah memang, lampu terang koridor membuat pemandangan luar jadi susah dilihat karena pantulan ruang dalam kerata. Hanya kelap kelip lampu luar yang kadang bisa mengalahkan atau mengintip dengan mendekatkan wajah ke jendela. Entah sudah berapa kali naik kereta di negeri Tiongkok ini sejak 15 tahun lalu. Pengalaman pertama naik kereta dari Shanghai ke Tunxi membuat jadi berani naik kereta api dan pengalaman berikutnya bahkan membuat jadi senang naik kereta kemudian. Boleh dibilang selama ini kereta selalu tepat waktu. Boleh dibilang kereta kereta utama selalu tepat waktu, hanya kereta yang lebih lambat yang bisa terlambat, tetapi tahun 2 terakhir ini setiap kali naik kereta selalu tepat. Setiap kali naik kereta, haruslah naik di gerbong yang tepat. Kalau duduk di gerbong no 9 ya harus naik di pintu gerbong 9, tidak bisa naik dari gerbong 5 dan kemudian jalan di dalam gerbong menuju ke gerbong 9 Setiap kali berhenti di stasiun pintu antar gerbong dikunci untuk keamanan. Dan begitu naik kereta karcis selalu diambil dan diganti dengan tanda pengganti, karcis hanya dikembalikan jika sudah dekat dengan kota tujuan. Ini satu cara pengamanan yang lain. Tentu saja ini tidak berlaku di kelas yang lain. Di kereta dengan kelas yang lebih rendah dan jenis kereta yang lebih lambat terkadang di jual tiket tidak dengan tempat duduk. Tentu saja kereta yang jenis ini lebih semrawut. Ini terutama terjadi kalau naik distasiun kecil. Dan kalau di stasiun kecil tentu saja hanya kereta lambat yang berhenti dan yang tidak dengan nomor tempat duduk. Kereta utama biasanya melayani dari kota besar ke kota besar, dan berhenti hanya di bebarapa stasiun tertentu saja. Bahkan Beijing Shanghai tidak berhenti sama sekali. Kereta lambat berhenti di semua stasiun antara. Cara mengoperasikan kereta demikian agaknya di anut semua jawatan kerata api di
[budaya_tionghua] Etnisitas, sebuah renungan.
Etnisitas, sebuah renungan Nenek lahir di tahun 1888, diberi nama oleh ayahnya, 'sudah', nama yang di ambil dari bahasa melayu. Karena bahasa Indonesia belum ada waktu itu. Sebagai anak terkecil mungkin maksud ayahnya supaya tidak mempunyai adik lagi. Di kalangan Tionghoa waktu itu memang ada semacam trend memberi nama anak perempuan dengan bahasa melayu. Sebab salah satu sepupu nenek ada juga bernama 'rendah'. Pernah ditanyakan ke ibu kenapa nenek diberi nama 'sudah', jawabnya supaya tidak mempunyai adik lagi. Kenapa pakai nama melayu? Ya itu biasa banyak orang lain pakai juga. Itu terjadi di jawa timur dan jawa tengah Apakah ayah mereka sudah terpengaruh oleh konsep yang disebut 'Indonesia'? Tentu saja tidak. Saudara ibu diberi nama 'ragum' dan 'garpu', mereka lahir awal tahun 1900'an. Apakah ayah mereka sudah terpengaruh oleh konsep yang disebut Indonesia? Tentu saja tidak Ada teman teman saudara perempuan yang lahir sekitar tahun 30'an dan juga sebelum tahun 1945, banyak yang memakai nama melayu, seperti 'terima', 'kasih' atau bahkan jawa seperti 'bati', tetapi banyak juga yang memakai nama sedikit barat seperti 'emmy, erna, elly atau anna'. Apakah ayah mereka sudah terpengaruh oleh konsep yang disebut 'Indonesia'? Kakek sepertinya mempunyai kebiasaan memberi nama 'jawa' ke cucu-cucu nya, baik yang lahir sebelum 1945 maupun yang lahir setelah 1945. Ada semacam kebiasaan memang, nama jawa dipakai di lingkungan rumah dan keluarga dekat, sedang nama Tionghoa dipakai di sekolah atau di tempat resmi lainnya. Walaupun demikian memang saudara ayah ada yang memilih nama barat untuk anaknya seperti betty atau benny. Pada waktu kakak perempuan kawin, hiburan yang dipilih orang tua adalah gamelan. Juga tetangga yang mantu di akhir 50'an dan awal 60'an ada yang memakai wayang kulit untuk hiburan. Di awal tahun 60'an dan di akhir 50'an tidak aneh remaja remaja Tionghoa berlatih gamelan. Bahkan bukan hal yang aneh di banyak kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah, keluarga Tionghoa yang cukup berada, yang mampu; mempunyai seperangkat gamelan dan bahkan sepeti wayang kulit. Dan tentu saja keris dan pusaka yang lain. Seorang tetangga, tentu saja juga orang Tionghua, teman ayah, cukup sering main gambang di rumahnya yang asri, pada waktu sore atau juga selepas jam sepuluh pagi, sebelum makan siang. Bahkan tetangga yang lain, juga seorang Tionghua, kegemarannya membuat wayang kulit, benar benar menggambar, menatah kulit dan melukisnya. Setiap kali datang musim kemarau, sekitar Agustus, pasar malam selalu datang, dan datang juga rombongan wayang-wong nya, dan ini adalah hari hari menonton wayang wong di malam, bisa seminggu tiga kali bahkan bisa lebih, tergantung lakon yang dimainkan. Pergi ke Solo pasti tidak melewatkan wayang wong Sriwedari, kalau ke Semarang barulah pas kalau ke Ngesti Pandowo. Waktu setahun berjalan, kehidupan berputar. Datang awal tahun, datang SinCia. Ke rumah kakek, sembahyang sehari sebelumnya dan memberi selamat tahun baru besoknya. Datang Ceng Beng, naik delman pergi ke kuburan, sepupu jauh berdatangan, dan tentu saja banyak kue. Datang peh-cun datang bak cang dan kue-cang. Datang bulan tujuh, pergi kelenteng sembahyang rebutan. Datang bulan sembilan, ada bapak bapak yang selalu datang setiap tahun menjual kue Tiong Tjioe Pia. Dan kemudian datang bulan dua belas, datang sembahyang ronde. Ditambah lagi pada bualn ketiga atau bulan tertentu adalah she-jit nya makco atau kong-co tertentu, dan bisa jadi melancong keluar kota untuk datang ke kelenteng tertentu. Ah waktu Natalpun juga datang ikut ke gereja. Ini gambaran kehidupan sebelum tahun 1965. Kehidupan berubah setelah tahun 1966, pertama muncul keharusan ganti nama. (Mungkin bukan keharusan, tetapi terasa sebagai keharusan bagi banyak orang Tionghua). Dan tiba tiba semua terasa lebih sempit untuk orang Tionghua. Tiba tiba semua orang berbagi cerita, pengalaman susah mencari bangku universitas. Dan itu menjadi cerita di hampir semua orang Tionghoa, kesulitan tidak bisa menjadi pegawai negeri, kesulitan tidak bisa menjadi polisi atau tentara, kesulitan ini dan itu. Waktu bergulir, muncul generasi baru yang lahir setelah tahun 1965, generasi yang lahir dengan identitas ke Tionghoa an yang di tanggalkan, paling tidak nama Tionghoa yang tidak dipakai lagi. Seorang keponakan pada waktu berusia 11-12 tahun satu hari pernah bertanya, apakah kita orang cina? Beberapa keponakan yang dilahirkan di Australia setelah tahun 1965 dan dibesarkan disana juga, mereka menyebut dirinya orang Australia. Tetapi mereka lebih senang dikelompokkan sebagai berasal dari Indonesia, terutama untuk membedakan dengan kelompok yang dari 'mainland' china. Karena satu hal dua hal mereka merasa lebih dekat dengan kelompok yang datang dari Singapura atau Malaysia. Ketika berjalan jalan di Tiongkok, tentu saja kalau memperkenalkan diri adalah orang dari Indonesia. Di dalam satu kereta, jika berdiam saja,
Re: [budaya_tionghua] Salahkah menjadi Bangsa Takhyul?
Bung others, tanggapan anda dan tanggapan saya tentang tulisan mang ucup, sebenarnya lebih membuktikan betapa tidak bijaksananya mang ucup. dia menyulut pertentangan pendapat yang bisa jadi tidak perlu. yang mungkin bisa jadi ada yang setuju atau tak setuju. apa yang anda tulis, apa yang anda yakini tidak bisa saya komentari karena itu hak anda, sama halnya dengan apa yang saya tulis. dan memang tidak perlu, karena persoalannya bukan di anda atau saya. tetapi ada di mang ucup. persoalannya bukan apakah anda membela mang ucup atau saya menyerang mang ucup. persoalannya bukan apa yang anda tulis atau apa yang saya tulis. persoalannya adalah mang ucup yang seharusnya bijaksana ternyata tidak bijaksana dan memulai satu thread yang tidak baik. kalau itu ditaruh di lingkungannya sendiri ya monggo2 saja, tetapi kalau ditaruh di lingkungan umum ya lain bagaimanapun mang ucup sebagai sumber persoalan sudah minta maaf, walaupun agak membelokkan persoalan dengan mengatakan bahwa masalahnya ada di kata kata takhyul. bagaimanapun buat saya tulisan itu provokatif, yang menurut saya tidak sepantasnya ditulis oleh seorang seperti mang ucup, yang awalnya saya kagumi karena agak lucu, dan sedikit ngebodor, tulisan2 yang cergas dan cerdas. bisa jadi mang ucup menganggap itu sesuatu yang pantas. buat saya itu tulisan seseorang yang sok suci, sok benar. itu saja, seperti orang saduki atau orang parisi ya? kalau bung others menganggap itu pantas, ya silahkan. itu menunjukkan kita berseberangan pendapat saja. salam, harry alim - Original Message - From: Others Subject: RE: [budaya_tionghua] Salahkah menjadi Bangsa Takhyul? Sungguh sulit untuk tidak tergoda menanggapi tulisan Harry Alim yang ini. Saya akan berusaha merespon tulisan anda sehalus mungkin (jadi saya ngga ada niat memulai sebuah flame email). Just another my two cents... === Sungguh sulit untuk tidak tergoda menanggapi tulisan Mang Ucup yang ini. Tidak cukupkah contoh yang diberikan 'siapa yang merasa tidak mempunyai dosa silahkan merajam yang pertama?' Tidak cukupkah contoh contoh yang diajarkan dengan dasar kasih itu? salam, harry alim
Re: [budaya_tionghua] Salahkah menjadi Bangsa Takhyul?
Sungguh sulit untuk tidak tergoda menanggapi tulisan Mang Ucup yang ini. Mang Ucup menulis berangkat dengan premis bahwa takhyul sebagai sesuatu yang irrasionil dan salah. Tentu saja sikap demikian adalah sikap yang memojokkan, karena menganggap wilayah keyakinan sendiri sebagai yang benar. Dan menganggap wilayah keyakinan orang lain yang tidak sama dengan keyakinan dirinya adalah sesuatu yang salah. Sikap yang demikian inilah sebenarnya yang melahirkan fundamentalisme. Sungguh sangat disayangkan untuk orang sekaliber Mang Ucup. Atau memang hanya demikian kaliber Mang Ucup. Tentu saja tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyerang Mang Ucup pribadi, tetapi menyerang sikap Mang Ucup yang demikian, tentu saja pilihan Mang Ucup yang demikian bukan sesuatu yang salah, tetapi jika diuwarkan mengundang pengerasan pihak yang lain. Susah untuk tidak teringat sikap orang saduki dan parisi yang menganggap dirinya lebih bersih, lebih suci dari yang lain. Salahkah mereka yang memilih untuk memiliki keyakinan yang lain itu? Kenapa mereka harus dihakimi oleh seseorang. Salahkah mereka yang memilih hari baik untuk pernikahan? Kenapa mereka harus dianggap tidak rasional? Dan kalaupun itu benar irrasional kenapa yang irrasional harus dianggap salah? Pertanyaan ini bisa disusun sepanjang tulisan Mang Ucup. Seandainya saya seoarng katolik, berhakkah saya menghakimi orang dengan keyakinan lain? Seandainya saya seorang pendeta/pastor, berhakkah saya menghakimi orang dengan keyakinan lain? Siapakah yang paling benar didunia ini? Tidak cukupkah contoh yang diberikan 'siapa yang merasa tidak mempunyai dosa silahkan merajam yang pertama?' Tidak cukupkah contoh contoh yang diajarkan dengan dasar kasih itu? salam, harry alim - Original Message - From: mangucup88 Subject: [budaya_tionghua] Bangsa Takhyul Tidak bisa dipungkiri, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang percaya takhyul. Mulai dari Presiden s/d abang Becak semuanya percaya takhyul, begitu juga dengan para pembimbing agamanya. Takhyul adalah sejenis kepercayaan yang menganggap serangkaian kegiatan tertentu yang dapat menyebabkan akibat sial ataupun hokie. Takhyul sudah merupakan tradisi dan budaya dari bangsa Indonesia. Budaya ruwatan dan budaya pamali adalah budaya bangsa kita. Oleh sebab itulah juga majalah maupun film yang paling digandrungi adalah film-film yang bersifat misteri ataupun mistik. Hampir setiap pernikahan selalu dicarikan hari baiknya terlebih dahulu. Setiap rumah yang dibangun/dibeli selalu dibutuhkan ahli Fengshui. Setiap orang meninggal selalu ada upacara 40 hari maupun 1000 hari. Belum lagi berbagai macam jenis upacara ruwatan maupun hal-hal yang bersifat pamali - bahasa Sunda = Pantangan. Upacara Ruwatan hingga sekarang ini sudah melestari dan jadi tradisi, bukan hanya sekedar di Jawa Tengah saja. Upacara sakral ini dimaksud untuk menolak bala, bahaya maupun malapateka yang digolongkan rentan bahaya disebut sebagai sukerta. Upacara ini dilakukan hampir oleh semua penganut agama termasuk umat Kristen. Misalnya upacara kebaktian/misa ruwatan pemberkatan rumah baru. Bahkan sejak kecil kita sudah diajarkan ruwatan dimana harus menaroh cabek yang ditusuk oleh tusuk sate sebagai penangkal hujan. Pamali atau pantangan bagi sesuatu yang bisa mendatangkan sial misalnya tukaran tas, jalan dibawah tangga, memberikan kado sebelum anak dilahirkan. Bagi orang Tionghoa maupun Jepang tidak boleh menyuguhkan makanan dalam jumlah empat (4) buah, sebab angka 4 melambangkan kematian. Tidak boleh menancapkan sumpit makan di tengah nasi, sebab ini sama seperti juga menusuk masuknya rejeki makanan sehari-hari. Sedangkan yang bisa mendatangkan hokie, misalnya di Eropa mengetuk tiga kali diatas kayu yang belum dicat, sebab kayu tersebut melambangkan salib Yesus. Di Jerman pada saat mengetuk mengucapkan perkataan: Toi tiga kali. Hanya banyak orang Jerman sendiri tidak tahu, bahwa makna dari kata Toi itu adalah Teufel (setan), jadi secara tidak langsung mereka memanggil si setan tiga kali. Sepatu kuda apabila dipasang seperti huruf U akan membawa hokie, maka dari itulah Lord Nelson dari England khusus memasang sepatu kuda di kapalnya. Bedasarkan Edmund Burke - Pujangga dari Irland: Takhyul itu adalah agamanya wong gendheng !' Hanya perlu dikeketahui, bahwa kepercayaan akan takhyul ini dianut oleh hampir seluruh umat manusia di dunia ini. Di Jepang maupun di Inggris. Berdasarkan jajak pendapat disana 80% penduduk Inggris percaya akan takyul misalnya kaca pecah bisa mendatangkan sial selama 7 tahun. Di Indonesia orang percaya bahwa kucing hitam bisa membawa sial, sebab warna hitam adalah warna kuasa gelap dan kucing memiliki mata seperti mata setan. Hanya perlu diketahui di England Kucing Hitam adalah pembawa hokie sedangkan kucing putih adalah pembawa sial. deleted--- Tanggal maupun angka bisa membawa sial oleh sebab itulah timbul gejala penyakit jiwa Tetraphobia atau takut dengan angka Empat sebab di Jepang, China
[budaya_tionghua] Sejak jaman Mataram Solo daerah 'sumbu pendek' ??? (was : mohon info tentang pms)
Menarik untuk membahas pendapat [EMAIL PROTECTED], seperti tertulis di bawah. 1. pertama prolog Kecuali studi yang dilakukan oleh MC Ricklefs dan ditulis dibukunya Seen and Unseen World adalah salah dan tidak tepat, yang terjadi justru sebaliknya. Pada jaman Mataram sekitar tahun 1740'an tidak aneh menemukan seorang Tionghoa menjadi bupati dan menjadi jawa dan kemudian menggunakan gelar semacam Tondonegoro dsb. Di buku itu disebutkan bahkan bupati pesisir seperti di tegal, pemalang dan pekalongan adalah orang Tionghoa yang menjadi jawa dan merubah nama sesuai dengan gelaran yang berlaku di pusat mataram. Dan banyak penduduk petani ketiga kabupaten ini dari golongan keturunan Tionghoa. Kemudian pecah pembantaian orang Tionghoa di Jakarta di tahun 1740, dan banyak orang Tionghoa mengungsi ke Jawa tengah, dan mereka berkumpul di welahan dan kemudian merebut kota semarang. Sukses merebut semarang, tentara Tionghoa ini disambut oleh sunan Pakubuwono di Kartasura dan pecah perang jawa hingga baru benar benar selesai di tahun 1750'an Perang yang cukup lama dan cukup menguras pundi2 VOC Keadaan Mataram berubah, dengan munculnya pusat kekuasaan di Surakarta, dan Yogyakarta. Bahkan baik di Solo maupun Yogya pun ada tambahan pusat kekuasaan seperti Mangkunegaran dan Pakualaman. Administrasi beberapa kabupaten pesisir Jawa diserahkan ke VOC untuk membayar biaya perang. Belajar dari pengalaman perang jawa ini, VOC menerapkan peraturan baru bahwa orang Tionghoa harus tinggal di daerah pecinan dan harus meminta surat jalan jika meninggalkan daerah pecinan. 2. kedua kisah perjalanan seorang Inggris. seorang opsir inggris sekitar tahun 1810'an melakukan perjalanan dari Singaraja, Bali menuju ke surabaya, selama beberapa minggu dan menuliskan memoirnya. jika yang ditulisnya benar, banyak ditemuinya beberapa pemimpin agama di daerah situbondo, asem reges, probolinggo, pasuruan dst yang adalah orang Tionghoa 3. ketiga setelah lima puluh tahun jika sumber yang dikutip oleh Benny G Setiono dalam bukunya orang Tionghoa dalam pusaran politik adalah benar, maka sekitar tahun 1826 terjadi pembantaian orang orang Tionghoa di kota Ngawi (jawa timur sekarang) oleh pasukan yang memihak pangeran diponegoro, ini terjadi dalam kemelut perang diponegoro Dikatakan mulai timbul sentimen kepada orang Tionghoa karena ada orang orang Tionghoa yang mendapat pekerjaan dari pemerintah kolonial belanda atau VOC sebelumnya seperti memungut cukai, pajak dsb. 4. ke empat kebangkitan kesadaran orang tionghoa jika yang ditulis Leo Suryadinata benar, sekitar tahun 1860'an seorang Tionghoa dari Sukabumi yang mendapat pendidikan barat (dari zending atau misi) timbul kesadarannya, dan selanjutnya kemudian lahirlah TiongHoa HweKoan dengan segala macam tujuannya.. Digambarkan bahwa waktu itu di jawa timur dan jawa tengah, banyak orang tionghoa yang sedemikian rupa berasimilasi dengan penduduk setempat, sehingga menggunakan cara panggilan dalam keluarga yang sebagian dari bahasa melayu tionghoa. Bahkan tidak aneh banyak keluarga kalangan tionghoa yang menamakan anak perempuannya dengan nama melayu tionghoa, seperti 'terima', 'kasih', 'sudah', 'rendah', 'garpu' dllsb. Untuk membuktikan ini bisa dilakukan studi dengan membaca 'batu muka' kubur orang Tionghoa yang lahir di sekitar tahun 1800'an. Sampai dengan tahun 1950'an banyak keluarga Tionghoa di jawa tengah dan jawa timur yang berorientasi ke solo atau jogya, dan dengan demikian menyukai gamelan. Bahkan menggunakan gamelan dan wayang untuk pengisi hiburan pada acara pengantin. 4. keempat periode rumah kaca. jika yang ditulis oleh pramudya ananta tur di bukunya 'rumah kaca' adalah berdasar studi yang benar dan fakta yang benar, pada awal tahun 1900'an terjadi kerusuhan rasial pertama yang pecah di cicurug, cibadak sukabumi dan kemudian di kudus. Melalui bukunya 'rumah kaca', pramudya mengatakan bahwa situasi itu adalah setting yang dibuat sedemikian rupa oleh pemerintah belanda, dengan menimbulkan konflik horizontal. Akhirnya semua ini adalah sejarah, memang perlu utnuk merekonstruksi kembali sejarah dan meletakkannya kembali dengan benar, dan agaknya tidak tepat jika dikatakan sejak jaman mataram, solo termasuk daerah dengan sumbu pendek. salam, harry alim. From: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: mohon info tentang pms Quoting nurul aini [EMAIL PROTECTED]: Yth. Bpk Loek, Saya mengambil studi social antropologi, dengan spesialisasi anthropology of development. Saya hendak meneliti tentang Pluralisme di Indonesia, dengan mengambil kasus Tionghoa di kota Solo. Mbak Aini, Untuk habitatnya Solo cukup menarik sebagai pemilihan lokasi sebab termasuk kota yang punya riwayat panjang dalam peristiwa rasialis.SEjak jaman Mataram. Solo termasuk daerah dengan sumbu pendek Silahkan dilanjut. salam loek's
[budaya_tionghua] Hang Tjioe, Tjin Tiong Po Kok
bercerita, sambil mengunyah kue 'ku' (kue favorit)berwarna merah dengan isi kacang hijau yang sudah diolah, duduk manis di sekitar meja sembahyang mendengar cerita mengalir. Tahun ini tentang Gak Hoei, tahun lalu tentang Sie Djien Koei, tahun yang lalu lagi tentang Sie Teng san. Waktu Sincia tahun kemarin Sie Djin Koei yang kuat mengangkat balok2 besar dan makannya banyak sekali, waktu ceng bengnya diulang lagi, toh tidak bosan mendengarnya. Beberapa keponakan ternganga, entah berapa kue yang tertelan, pindah ke perut perut kecil. Ketika sadar kue 'ku' di tangan sudah tertelan semua, larilah secepat kilat ke dapur mengambil lagi, sambil teriak, eh tunggu tunggu, ceritanya jangan dilanjut dulu. Waktu kembali, dengan kue di tangan, dan mulut masih penuh gigitan, ceritanya ceritanya sampai dimana? Nanti setelah lewat berapa bulan lagi, pada waktu sore setelah makan malam, dan duduk di beranda, tanyalah lagi ke ibu cerita yang sama. Atau waktu di tempat tidur, disuruh memilih cerita, pilih episode yang paling senang. Gak Hoei cukup sering diceritakan, terutama episode Gak Hoei yang tidak mau pergi berperang karena merasa ibunya sudah tua dan di rumah sendirian. Tetapi sang ibu kemudian menyuruh Gak Hoei yang sedang berlutut membalik badan dan menulis di punggungnya 'Tjin Tiong Po Kok'. Sungguh menyenangkan kemudian tahu Gak Hoei berhasil menang, menjadi jendral dan menang perang terus. Sungguh menyedihkan tahu Gak Hoei ditarik mundur dari medan perang dan akhirnya harus meninggal. Episode menyedihkan ini hampir tidak pernah atau jarang diceritakan. Berdiri di memorial hall ini, orang sekarang pun masih meludah melihat patung Cin-kwe, itu perdana menteri yang mencelakakan Gak Hoei. Kemana lagi kaki harus diayunkan? Ke kuil2 sebelah atau ke sumur naga (lung-ching)? Perbukitan sebelah sana yang ditutupi pohon pohon teh yang menghasilkan teh lung-ching yang termashur? Atau ke sungai Qian-tang yang terkenal dengan gemuruh suara ombak pasangnya? Ketika berjalan di kebun teh, susah untuk lupa kebun teh di gunung mas, susah juga untuk untuk segera lupa nasib Gak Hoei. Mengenang pahlawan yang cinta negara, kenapa banyak orang memilih mengkhianati negara? Banyak Cin-kwe lahir di negara mana saja. salam, harry alim [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [budaya_tionghua] Purnama Di Bukit Langit, Sedikit Kritik
Uly mei, zhou xiong, seperti yang ditulis sebelumnya, mungkin hanya 5 % saja sanjak yang perlu penjelasan lebih lanjut atau perlu dicarikan satu dua kata yang pas, hanya kalau setuju dengan pendapat ini. tentu saja belum semua puisi sudah dibaca, lantas dari mana bisa dapat angka itu. ini dilakukan secara statistik misalnya dengan random membuka 20 halaman, dan membaca syair disitu apakah ada yang membuat bertanya tanya? Jawabnya kurang lebih 5 % saja. ini prestasi hebat. sungguh. mengadakan satu pertemuan membahas puisi dan dengan dibatasi 10 puisi pertama tentu saja tidak banyak manfaatnya dan untuk apa? mungkin banyak puisi perlu dikunyah pelan dan dinikmati atau bisa jadi rombongan yang ini jadi kurang kena dihati. kembali ke masalah kritik, sebenarnya yang disesali adalah tidak adanya index, penerjemahan nama tempat dan footnote (bisa berdebat nggak tidur dua hari dua malam) dan puisi yang 5%. itu saja. dan ini sudah dijawab zhou xiong. ya semoga edisi satu cepat habis dan muncul edisi kedua yang direvisi, bahkan berani dari sekarang pesan edisi yang kedua, jika memang perihal di atas dimasukkan. agaknya lebih menarik membahas impian pulang. bie lai chun ban, sejak berpisah setengah musim semi? chun ban apakah maksudnya adalah satu setengah bulan sebelum sin cia? jadi bukan tengah musim semi yang nota bene adalah satu setengah bulan setelah sin cia. dan waktu itu bunga mei juga sudah berguguran seperti salju yang rontok, maksudnya sudah ada jarak beberapa bulan sejak berpisahan bahkan belibis pun datang sudah, karena belibis pergi ke selatan waktu masuk musim dingin dan kembali ke utara setelah musim dingin lewat. apakah ini impian pulang seseorang yang ditugaskan ke utara, atau bisa jadi di yen men guan? (gerbang pintu belibis) di sebelah utara yen men guan mulai ada padang rumput, yang digunakan penulis untuk metafor impian pulangnya. entah kenapa kok kebetulan puisi kedua di halaman 174, juga menimbulkan tanda tanya bi yun tien, huang ye di langit berawan membiru, bumi rimbun menguning. apakah pemilihan langit dibirukan awan supaya seimbang dengan bumi dikuningkan dedaunan? tapi apakah langit bisa dibirukan awan? pilihan dua kalimat pertama saja yang menimbulkan tanda tanya. selebihnya meluncur dengan enak. terlebih tiga kalimat penutup, sungguh mendukakan. salam, harry alim [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Li Bai dan Purnama Di Bukit Langit
, paling tidak dibutuhkan 25 hari nonstop untuk menempuh jarak itu. Mungkin bisa jadi waktu tempuhnya 2 bulan atau lebih tergantung banyak tidaknya berhenti di satu tempat. Dan 80 % perjalanan melalui gurun dan gurun. Di beberapa tempat memang melalui oase dan kebun melon di Hami atau kebun anggur di Turfan. Atau di beberapa spot di utara kota Hami, melihat ke timur bulan juga akan tampak muncul dari pegunungan Thian San, tentu saja tidak seindah pemandangan di Urumqi karena pegunungan disini tidak setinggi yang kelihatan di Urumqi Sungguh ini satu perjalanan penuh petualangan Li Bai. Kemanakah Li Bai sebenarnya melihat purnama bangkit di Thian San? Di utara Hami ataukah di Urumqi? Pernahkah dia melintas di kota Gaochang? Satu reruntuhan kota dekat Turfan sekarang, dan kota yang ramai di zaman dinasti Tang. Atau pernahkah dia melihat ke reruntuhan kota JiaHe dari jaman Dinasti Han di dekat Turfan? Dari manakah kata2nya muncul 'semenjak dulu dari medan pertempuran, tak nampak manusia yang dipulangkan'. Kalau ke Urumqi, Li Bai melintas di Gaochang dan bisa jadi melihat reruntuhan Jiahe. Jawabnya mungkin tertulis di puisi Li Bai yang lain, atau tertiup angin. Angin yang tetap setia 'Ribuan kilo angin memanjang bangkit, terus bertiup melintasi Gerbang Kumala'. Hari ini Giok Boen Koan tinggal reruntuhan, tetapi angin yang sama yang dulu dilihat Li Bai masih bertiup sekarang. Masihkah angin yang sama akan bertiup seribu tahun lagi? salam, harry alim [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [budaya_tionghua] Purnama Di Bukit Langit, Sedikit Kritik
Zhou xiong, ada tiga kritik yang saya sampaikan kemarin 1, sayang tidak ada index, ini masalah teknis saja 2, penerjemahan nama tempat dan footnote, tentu saja masalah pilihan, tetapi kalau bisa dibikin sempurna kenapa tidak? meemang paling tidak ada tiga maksud disini, maksud pengarang sanjak aslinya, maksud penerjemah dan maksud pembaca terjemahan. tetapi benarkah maksud pengarang aslinya tienshan adalah bukit langit? memang ini masalah pilihan. karena pilihan susah diperdebatkan, memang ada yang senang membatasi pilihannya sendiri. apa bisa dikata? 3. masalah penerjemahan. dengan contoh terawang musim semi, agaknya saya salah menangkap konteks syair terjemahannya. justru karena saya tidak memahami bahasa aslinya, bahkan memahami bahasa aslipun pun bisa salah juga. pemilihan kata sangat penting agar sang pembaca tidak salah menangkap makna. dengan tambahan info dari zhou xiong, saya mungkin lebih memilih seperti berikut negeri runtuh (karena perang, yang tersisa) tinggal sungai (dan) gunung (baru) musim semi, semak (sudah) setinggi benteng bunga meratap meresahkan jaman susah burung memekik menghentak hati resah. asap peperangan (masih membubung, sudah) melampaui tiga bulan kabar (dari) rumah (nilainya) mengungguli emas berjutaan menggaruk kepala (dengan) uban semakin jarang tak sanggup ditusuk membentuk gulungan agaknya lebih cocok kabar rumah dibanding dengan surat rumah? Kalau surat sepertinya condong ke ... sedang kalau kabar condong dari ... (well saya harap ully xiong, bisa memahami bahwa kata yang ditulis dalam kurung bukan untuk ditulis dalam buku tetapi untuk bahan berdiskusi memudahkan pengertian) lepas dari ini semua, sebenarnya maksud kritik yang terpenting, agaknya kurang ditangkap dan bahkan salah dimengerti. Penerjemahan puisi bukan sesuatu yang sekaligus sudah benar, dan hanya bisa diterbitkan jika sudah tanpa salah. Sebagai pembaca kita bisa mengerti jika ada kekurangan, Bahkan saya menganggap karya ini hebat, secara pribadi membantu kegemaran. terutama saya sendiri senang mengumpulkan beberapa buku puisi tersebut, tentu saja yang versi inggris, karena jumlah aksara yang saya kuasai tak mampu untuk digunakan menikmati puisi itu dalam bahasa aslinya. Justru saya menyemangati untuk satu waktu nanti menerbitkan edisi revisinya, karena menganggap karya penerjemahan bukan sesuatu yang sekali dikerjakan dan selesai. Dan menerbitkan edisi revisi, juga bukan sesuatu dosa atau sesuatu yang patut dimalukan. Karena sebenarnya toh orang lain menerjemahkan seperti ini saja juga nggak bisa. Ataupun paling tidak buku ini bisa jadi dokumentasi, sehingga pada jaman berikutnya kalau tidak pernah direvisi penerjemah yang sekarang, nantinya muncul yang bisa lebih melengkapi. Saya sendiri heran kalau ully heng berpikiran sempit kenapa harus mengajak zhou xiong ikut2an berpikiran sempit. benarkah orang sekaliber zhou xiong harus berpikiran sempit juga? Kenapa harus menganggap kritik itu menjatuhkan? Apakah ully xiong ingin zhou xiong seperti sing siok lo koay, salah satu karakter di thian liong pat poh? saya sendiri merasa gegabah dan agak congkak (seperti yang saya tuliskan di email itu), tetapi bukankah lebih congkak untuk merasa sekali menerjemahkan sudah benar dan tak bisa menerima kritik? saat ini saya sedang mencoba mengerti dua syair di halaman 174 impian pulang sejak berpisah musim semi ditengah (bie lai chun ban) yang menerpa mata membuat hati patah bunga mei sekacau salju telah digugur jatuh meski dikebut kembali memenuhi tubuh bie lai chun ban, kapankah yang dimaksud chun ban? benarkah maksud pengarang sudah diterjemahkan dengan baik oleh penerjemah? chun ban apakah sama dengan hari ke 45 setelah musim semi dimulai atau hari minus ke 45 sebelum musim semi dimulai? dan kemudian kalimat 'bunga mei sekacau salju telah digugur jatuh' sungguh susah dipahami. kabut musim gugur langit dibirukan awan ( bi yun tien - biru awan langit) bumi dikuningkan dedaunan (huang ye di - kuning daun bumi) musim gugur merangkai gelombang (qiu se lian bo - msmgugur warna rangkaian gelombang) bi yun tien? benarkah sang pengarang bermaksud menggambarkan langit yang dibirukan oleh awan? salam, harry alim . [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Purnama Di Bukit Langit, Sedikit Kritik
Sudah lewat satu minggu, segala puja puji sudah dilontarkan. Dan memang itu pantas. Waktu 'lah tiba untuk sedikit kritik. Walaupun agak gegabah dan congkak memberi kritik hanya jeda sebentar setelah buku diterbitkan. Antologi ini benar benar tebal dan membuka wawasan, dan membawa kenikmatan baca puisi cukup lama. Bukan tidak mungkin buku seperti ini menjadi bahan kuliah, atau masuk ruang kelas smu. Cetakan bagus, berat cukup. Tetapi memang segera terasa ada yang kurang. 1 Tidak ada index. Untuk buku sepenting ini tidak ada index memang seperti lukisan kehilangan pigura. Sungguh akan terasa nikmat kalau saja ada index judul puisi. Apalagi jika ditambah dengan index penulis puisi, index jaman puisi ditulis dan terakhir yang penting index subyek puisi. Tentu saja kekurangan demikian bisa dimunculkan di edisi revisi. Mungkin banyak yang mengharapkan bahwa penulis tidak begitu saja menganggap tugasnya selesai setelah buku diterbitkan pertama. Buku sama saja dengan program windows, selalu bisa diterbitkan edisi revisi di tahun tahun berikutnya, sehingga jadi lebih sempurna. 2. Ada yang tidak konsisten dalam penerjemahan nama tempat. Di beberapa puisi ditulis bukit langit, oh ternyata maksudnya thian san, atau selatan sungai maksudnya jiang-nan. Sebetulnya tentu diharapkan jika ditulis bukit langit, selalu ada catatan tambahan untuk menjelaskan apa itu bukit langit. Sebaliknya juga demikian jika ditulis thian san atau jiang nan, sebaiknya selalu ada foot note untuk menjelaskan konteksnya. Bukit Eyang langit dimanakah itu. Walaupun ada catatan kaki, tetap saja susah untuk mencari di map atau juga di travel guide book. Gerbang kemala? Samakah dengan gerbang pualam? Inikah Giokboenkoan (yumenguan)? Dimanakah 'tanah liat hijau'? Bukit pedang? Bumi tengah, tionggoan kah maksudnya? Cukup panjang daftar istilah bisa dibuat yang tidak dimengerti atau susah ditebak maknanya. Dan tentu saja tidak perlu diletakkan dalam dikotomi pembaca cersil dan pembaca non cersil. Tetapi lebih dengan tujuan agar pembaca puisi dapat menikmati dengan utuh dan penuh. Ya tidak semua puisi dibuku ini yang butuh footnote mempunyai footnote. Tentu saja semua tambahan footnote ini bisa ditambahkan di edisi revisi nantinya. Dan tidak mengurangi manfaat edisi pertama ini. 3. Beberapa syair atau puisi boleh jadi bisa ditulis ulang, dimunculkan di edisi revisi. Sudah jelas tidak semua. Mungkin hanya lima persen. Seperti misal terawang musim semi. negeri runtuh (karena perang, yang tersisa) tinggal sungai (dan) gunung (baru) musim semi, semak (sudah) setinggi benteng bunga meratap meresahkan jaman susah burung memekik menghentak hati resah. asap peperangan (masih membubung, sudah) melampaui tiga bulan surat (dikirim) kerumah (ongkosnya) mengungguli emas berjutaan menggaruk kepala (dengan) uban semakin jarang tak sanggup ditusuk membentuk gulungan Tentu harapan selalu tinggi agar penulis nantinya menyempurnakan terus hasil karyanya ini, dan khalayak menyiapkan uang untuk membeli edisi revisinya. Yah kalau windows dibeli sekian tahun sekali, kalau buku antologi ini kenapa tidak? salam, harry alim [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [budaya_tionghua] Jalur pelayaran dari Jawa ke Tiongkok sebelum abad 18 (was Leluhur Orang Minahasa adalah Orang Tionghoa dari Dinasty Han)
Bung Peter, ada beberapa buku yang saya pakai untuk menulis karangan itu mulai dari sea trade route between china and south east asia before 18th century (tentang pelayaran) indonesia (tentang tuban kota pelabuhan terbesar jawa dan pangeran majapahit yang ke tiongkok) dan beberapa buku sejarah yang saya baca dan banyak yang lupa judulnya, kebetulan saya senang sejarah, dan sering membeli buku sejarah terutama yang berkaitan dengan indonesia, asia tenggara, dan asia timur juga india, ada beberapa buku tentang subyek ini. baik dari dalam negeri maupun luar. kadang kadang keterangan itu cuma sebaris atau beberapa baris di buku tertentu, seperti misalnya yang ditulis tommi pirez, pelaut portugis yang pernah mampir di tuban dan melakukan perjalanan ke kota majapahit. buku harian tommi pirez ini sering dikutip di banyak buku sejarah karena memberi gambaran yang cukup baik tentang keadaan waktu itu, walau tetap dari kacamata pelaut portugis sebenarnya saya berusaha mencari judul buku2 sejarah itu dan melihat pengarang, tahun terbit dan penerbitnya. tetapi setelah berusaha beberapa hari ini saya menyerah, karena buku saya cukup banyak dan harus menyortirnya. karena tempat simpan sempit jadi banyak yang ditumpuk dan agak susah mencarinya maaf saya tidak bisa membantu banyak, jadi kata2 budiman harap dicabut lagi karena berat menyandangnya salam, harry alim From: peter liem Subject: Re: [budaya_tionghua] Jalur pelayaran dari Jawa ke Tiongkok sebelum abad 18 (was Leluhur Orang Minahasa adalah Orang Tionghoa dari Dinasty Han) Bung Harry yang budiman: Sudilah kiranya anda sebut buku buku yang memberikan bahan untuk menulis katangan ini. Terima kasih. Peter Liem
[budaya_tionghua] Jalur pelayaran dari Jawa ke Tiongkok sebelum abad 18 (was Leluhur Orang Minahasa adalah Orang Tionghoa dari Dinasty Han)
ini sebuah masukan, ada beberapa hal yang mungkin bisa membantu dari buku yang saya baca mengulas tentang pelayaran di asia timur dan tenggara sebelum abad 18 ada beberapa hal yang menarik. secara tradisionil ternyata jalur pelayaran dari negeri tiongkok ke jawa pada waktu itu adalah pelabuhan quanzhou (tjoantjioe) di fujian (hokkian) menyeberang ke arah pulau taiwan, kemudian menyeberang ke gugusan kepulauan philipine, kemudian ke selatan ke menado, dan menyusuri selat makassar ke ujung pandang dan kemudian ke barat menyusuri laut jawa ke tuban. disebutkan pada jaman majapahit, sekitar tahun 1400'an pelabuhan terbesar di pulau jawa adalah tuban. jalur jalan yang teramai di jawa adalah yang menghubungkan ibukota majapahit (sekitar mojokerto sekarang) dengan kota tuban. disebutkan pula pada awal tahun 1400'an (1405 1407) seoarng pangeran dari majapahit dengan rombongannya pergi ke tiongkok dan tinggal di tiongkok lebih dari satu tahun. disebutkan pula beberapa saudagar dari tiongkok sudah mengarungi jalur ini sejak ratusan tahun, bahkan mereka mempunyai kebiasaan mempunyai dua keluarga, keluarga di pelabuhan tujuan dan pelabuhan keberangkatan. cara seperti ini juga praktis dan bermanfaat. masing2 keluarga mengumpulkan barang dagangan untuk pelayaran berikutnya. asimilasi dengan penduduk setempat tidak terhindarkan. dan bahkan terbentuk sebuah 'network' sehingga barang keramik dari Tiongkok bisa secara berantai tiba ke pulau jawa. dan produk seperti rempah dan hasil laut seperti teripang dll sampai ke negeri tiongkok. barang dari Tiongkok deengan cara dari pelabuhan quanzhou ke manila, diangkut oleh pedagang A, kemudian dibeli oleh pedagang B yang membawanya ke manado, kemudian dibeli pedagang C yang membawanya ke ujungpandang, kemudian dibeli oleh pedagang D untuk dibawa ke pulau jawa (tuban pada jaman majapahit). sedang sebaliknya untuk barang dari selatan. kenapa dipilih jalur demikian? jalur itu menghindarkan mereka untuk mengarungi laut terbuka seperti di laut cina selatan, yang lebih mengundang badai. kepulauan2 nusantara biasanya pada bulan bulan desember hingga februari meniup angin moonson dari barat yang cukup keras sehingga laut cukup bergolak jalur melalui filipina adalah jalur laut yang terlindung oleh pulau pulau, sehingga ombaknya lebih kecil. di jalur ini sekitar bulan juli hingga september, terutama di daerah filipina sering terganggu juga oleh angin topan. tetapi dengan sistim berantai hal tersebut teratasi. bagaimana dengan jalur pelayaran barat? memang terbentuk juga jalur pelayaran barat dimulai dari pelabuhan di fujian menyusuri pantai vietnam hingga pusat peradaban di kamboja waktu itu dan ke selatan menyusuri pantai timur malaysia. hingga ke selatan akhirnya tiba di wilayah riau untuk seterusnya ke pulau jawa. dan di jalur barat inipun terbentuk satu 'network' baik jalur timur maupun jalur barat semuanya sangat tergantung dengan cuaca. awal musim hujan biasanya mendatangkan badai. wilayah laut jawa bergolak di sekitar desember hingga februari. sebaliknya wilayah laut pesisir timur malaysia, kamboja dan vietnam hingga guangzhou dan fujian lebih bergolak pada waktu bulan juli hingga september. saudagar pada waktu itu harus menyesuaikan jadwal pelayaran yang baik dengan memanfaatkan cuaca dan angin untuk mendorong layar. dengan memecah jalur perdagangan ini menjadi beberapa bagian seperti yang dilakukan banyak saudagar tionghoa waktu itu banyak menyelesaikan persoalan ini. jalur barat kemudian makin populer dan ramai sejak munculnya jakarta semakin menjadii pelabuhan terpenting di jawa pada abad 18 dan datangnya kapal uap di abad 19. tetapi dengan melihat sebaran kebudayaan dongson di wilayah kepulauan nusantara juga menunjukkan hubungan perdagangan yang sudah cukup intens. jalur pelayaran ini menunjukkan hubungan intens yang sudah terjadi antara wilayah minahasa dan tiongkok sejak beratus tahun lalu. salam, harry alim [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Lwekang sesuatu yang nyata atau hanya khayalan belaka ? (bag 1)
Lwekang sesuatu yang nyata dan ada atau hanya khayalan belaka ? (bag 1) Sejak membaca cerita silat beberapa tahun yang lalu, pertanyaan di atas selalu berada di benak. Kalau pertanyaan di atas diajukan dalam kuesioner, mungkin beberapa menjawab nyata dan beberapa menjawab khayal. Mungkin ada beberapa sebelum menjawab yang bertanya lwekang yang seperti apa? Defiinisi lwekang. Secara umum, lwekang diterjemahkan sebagai tenaga dalam. Beberapa pengarang memberikan gambaran yang berbeda tentang tenaga dalam ini. Chin Yung misalnya dalam hampir semua cerita silatnya menggambarkan lwekang sebagai tenaga dalam yang sangat hebat. Puncaknya bisa dikatakan di cerita Thian Liong Pat Poh, Lwekang digambarkan sebagai tenaga tanpa wujud yang bisa dikerahkan dan bahkan sebagai senjata pula. Sedangkan Liang Ie Shen, menggambarkan Lwekang sebagai tenaga dalam, yang kalau orang memilikinya akan lebih memiliki 'ausdauer' (stamina) sehingga lebih tidak cepat lelah. Khu Lung dapat dikatakan mengikuti gambaran Chin Yung. sedang pengarang seperti Wang Du Lu lebih melihat lwekang sama seperti Liang Ie Shen atau bahkan kurang. Pengarang yang lain kalau tidak mengikuti gambaran Chin Yung akan mengikuti gambaran Liang Ie Shen atau lebih konservatif dengan gambaran yang seperti Wang Du Lu. Bagaimanapun gambaran Lwekang seperti Chin Yung membebaskan pengarangnya untuk bisa berimajinasi lebih. Di dalam dunia Liang Ie Shen, lwekang bisa dilipatgandakan dengan ilmu iblis 'menggigit lidah, tetapi biasanya berakibat fatal bagi si pelaku. Meninggal. Walaupun demikian ada beberapa kesamaan yang disampaikan oleh hampir semua pengarang. lwekang ini bisa dilatih dengan cepat jika mendapatkan semacam gambar dari 'india' (i kin keng). Dari deskripsi yang diberikan oleh beberapa pengarang, gambar semacam itu merujuk ke 'posisi asana asana yoga'. Lwekang semacam apakah yang kita bicarakan disini ? Lwekang yang dibicarakan disini adalah lwekang yang seperti digambarkan oleh Liang Ie Shen atau paling tidak seperti Wang Du Lu. Lwekang yang menambah stamina pemilik lwekang. Benarkah tehnik yang digambarkan oleh I Kin Keng bisa melatih lwekang yang dengan definisi demikian lebih cepat? Apakah lwekang yang demikian adalah sesuatu yang nyata dan bukan khayal? Ikuti bagian kedua yang akan membahas tentang yoga dan tentang stamina. Sambil menunggu bagian kedua dipersiapkan silahkan rekan rekan memberi komentar salam. harry alim Recent Activity a.. 10New Members b.. 1New Photos Visit Your Group SPONSORED LINKS a.. Liang yu Yahoo! Avatars Share Your Style Show your face in Messenger more. New web site? Drive traffic now. Get your business on Yahoo! search. Yahoo! Mail Get on board You're invited to try the all-new Mail Beta. . [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Ceng Beng Onde dirayakan dengan tanggal Masehi ?
Beberapa kali memang dibahas tentang hal tersebut di atas, dan beberapa waktu lalu sdr Andreas Mihardja menjelaskan tentang bagaimana menentukan tangche . dari buku yang saya baca (tidak ingat judulnya) dijelaskan dahulu ada satu keluarga yang tinggal di shanxi , mungkin di tai yuan (lupa) yang secara turun temurun adalah ahli astronomi kerajaan. walaupun dinasti berganti tetapi salah satu dari keluarga ini selalu menjadi ahli astronomi buat kerajaan. sehingga rumahnya pun tidak pernah terhancurkan oleh perang yang sering melanda provinsi shanxi. berlainan dengan cara yang dikatakan oleh andreas mihardja, keluarga ini telah mendapatkan cara untuk menentukan tangche dan hari hari penting matahari yang lain. karena pada waktu itu di tiongkok tidak mengenal penanggalan masehi. keluarga ini menentukan demikian. mereka mendirikan tiang yang tegak lurus dari tanah, dan menarik garis dari dasar tiang. di garis inilah setiap hari mereka memberi tanda panjang bayangan tiang yang berhimpit dengan garis itu. sehingga mereka mendapatkan tanggal dimana panjang bayangan adalah yang terpanjang. dan tanggal dimana panjang bayangan tiang yang terpendek. karena mereka berada di belahan bumi utara ( tentu saja mereka belum sadar hal itu waktu itu) pada waktu panjang bayangan tiang terpanjang adalah waktu matahari berada di titik paling selatan, sedang pada waktu bayangan terpendek adalah waktu matahari berada di titik paling utara dan mereka bisa menghitung jumlah hari yang dibutuhkan untuk mendapatkan bayangan tiang terpanjang hingga kembali bayangan tiang terpanjang (sama dengan satu tahun). mereka bisa menemukan bahwa bahwa satu tahun adalah 365 seperempat hari. setiap tahun keluarga ini atas perintah kerajaan membuat kalendar, emenentukan kapan ceng beng dan kapan tang che. bahkan karena tradisi yang turun temurun mereka miliki akhirnya mereka juga jadi sadar bahwa satu tahun lebih dari 365 seperempat hari, (kalendar masehi mengoreksi dengan kalendar kabisat setiap empat tahun sekali dan menambah 1 hari setiap seratus tahun.) keluarga ini juga mencatat bahwa panjang bayangan tiang terpanjang di daerah utara (seperti misal beijing) dan di daerah agak selatan berbeda (misal shanghai), semakin mereka ke selatan semakin pendek dan semakin ke utara semakin panjang. walaupun pada waktu itu mereka belum menyarankan bahwa bumi ini bulat, mereka mulai menyadari bahwa jawaban yang paling tepat untuk fenomena ini adalah jika bumi bulat. Ini pendapat mereka beberapa ratus tahun sebelum barat menyatakan bumi ini bulat. tangche mereka tentukan sebagai hari dimana bayangan tiang terpanjang dan cengbeng adalah 15 hari setelah hari tengah tengah antara bayangan tiang terpanjang dan terpendek. sudah lama umat manusia mengamati matahari dan mencoba cari jawab kenapa demikian. bukan tidak mungkin satu hal baru yang ditemukan di satu tempat merembet ke tempat lain dan disempurnakan dan kemudian merembet ke tempat asal lagi untuk disempurnakan lagi jaman dahulu membutuhkan waktu bertahun agar satu pengetahuan merembet dari satu tempat ke tempat yang lain. dan umat manusia juga sudah beribu tahun mengamati matahari. seperti yang dibuktikan oleh stonehenge di inggris. cara yang dikatakan oleh andrias miharja adalah seperti stonehenge itu. bukan tidak mungkin di tiongkok pun sebelum ditemukan cara menggunakan bayangan tiang juga digunakan cara seperti stonehenge itu. salam, harry alim Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Ceng Beng Onde dirayakan dengan tanggal Masehi ? Rinto-heng, Ban-ban kam sia atas informasinya. Kiong-chiu, Gunawan Kurnia From: Rinto Jiang Sent: Monday, March 26, 2007 9:01 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Ceng Beng Onde dirayakan dengan tanggal Masehi ? Mohon dirujuk ke: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/18197 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/18197 Mengapa Ceng Beng selalu jatuh pada tanggal 5 April setiap tahunnya. Rinto Jiang Gunawan Kurnia wrote: Lau-heng, Mengapa Ceng Beng Onde dirayakan dengan tanggal Masehi ? Ceng Beng 05 April Onde 22 Desember. Tanya kenapa ? Recent Activity a.. 24New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS a.. Indonesian languages b.. Dan c.. Indonesian d.. Indonesian language course e.. Indonesian language learn Got Yodel? Best Yahoo! Yodel Give us your best yodel and win! Search Ads Get new customers. List your web site in Yahoo! Search. Yahoo! Mail Get on board You're invited to try the all-new Mail Beta. . [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Mang Ucup Oh Mang Ucup (was : Ceng Beng - Besuk orang Mati)
Membaca tulisan mang ucup kadang kita bisa ketawa, walaupun ini bukan pujian, karena cukup sering mang ucup tidak sensitif atau peka perasaan. Seperti misal pemilihan judul tulisannya. Bisa jadi mang ucup, seperti dalam pernyataannya, bahwa dia By Race I am Chinese and By Grace I am Christian merasa mempunyai hak untuk memberi komentar terhadap tradisi orang tionghoa. Bisa jadi mang ucup merasa berhak memberi komentar tentang tradisi, walaupun ngawur dan tanpa dasar, misalnya bahwa tradisi cengbeng dimulai oleh kaisar chu goan ciang. Mungkin yang paling tidak enak, mang ucup merasa berhak mengajukan pertanyaan seperti ini: Yang menjadi pertanyaan apakah haram kalau kita besuk orang mati ke kuburan di hari Ceng Beng? Apakah haram kalau kita berdoa mohon berkat dihadapan kuburan? Apakah kalau kita berdoa di tempat ziarah akan lebih di dengar oleh Sang Pencipta daripada kalau kita berdoa dirumah pribadi ? yang menjadi pertanyaan tentunya adalah kenapa bertanya? apakah mang ucup merasa mempunyai hak mempertanyakan hal tersebut di atas? Dan kenapa memojokkan dengan pilihan judul yang demikian? kenapa dipilih kata kata besuk? Apakah hanya untuk mencari perhatian atau mencuri perhatian? kenapa besuk orang mati? Apakah mang ucup merasa mempunyai hak untuk mencemooh adat tradisi orang lain? dan dua pertanyaan terakhir apa saya berhak bertanya ke mang ucup demikian? dan apa saya berhak membela sesuatu 'ritual' atau tepatnya perlukah satu 'ritual' dibela? mungkin tepatnya apakah pilihan seseorang atau sekelompok orang atas kepercayaannya perlu atau boleh dicemooh atau dihakimi atau dinilai berdasar kepercayaan atau pilihan orang lain atau sekelompok orang lain? salam, harry alim .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] mohon bantuan
dear teman-teman tionghua saya sedang menulis sebuah cerita fiksi dengan latar belakang kehidupan pemain opera cina (tio ciu pan) di masa lalu, di Indonesia (lebih baik lagi kalau di Kalimantan barat), saya membutuhkan sejumlah data tambahan, adakah yang bisa membantu saya? saya ke gramedia, untuk mencari sejumlah literatur tentang kota singkawang dan Pontianak, namun disana juga tidak ada sama sekali, ada yang bisa memberi informasi dimana saya bisa mendapatkan data literatur yang lengkap tentang hal ini salam aphang Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center. http://autos.yahoo.com/green_center/
[budaya_tionghua] syaraf kejepit
hanya dengan kelingking kanan. seperti tidak bertenaga atau mengeluarkan tenaga dan orang kesakitan. dan meraba titik di dekat tulang kering. terlepas dari tehnik apa yang digunakan, ada beberapa orang dengan kasus yang sama terbukti bisa baik lagi. untuk kasus mrs xx ada mri sebelum dan sesudahnya. semoga bermanfaat bagi saudara anda salam, harry alim [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [budaya_tionghua] Sembayang rebutan dan tradisi purba
yth sdr xuantong, sungguh menarik penjelasan sdr tentang tradisi sembahyang rebutan. walaupun demikian ada beberapa pertanyaan yang saya harap saudara bisa menjawabnya juga: 1. apakah ada penyelidikan yang menjelaskan sejak kapankah tradisi sembahyang rebutan dilakukan, tentu saja tidak perlu dalam bentuk yang tepat seperti sekarang. maksud saya apakah sembahyang rebutan sudah dilakukan 1000 SM atau 2000 SM atau 3000 SM atau katakan apakah masyarakat tionghoa dulu sudahkah mengadakan sembahyang rebutan sebelum mengenal logam misalnya? 2. sejak kapankah penjelasan mengenai sembahyang rebutan adalah seperti yang diulaskan oleh sdr, apakah setelah 500 SM atau sebelum 1000 SM? 3. apakah penjelasan tentang sembahyang rebutan memang selalu demikian sejak dari awalnya atau menjadi demikian setelah tahun sekian? apakah penjelasannya sudah demikian pada jaman khong hu cu dan juga sudah demikian pada dinasti shang, xia dan chou? 4. apakah ada penyelidikan sejak kapankah sembahyang rebutan dilakukan pada bulan ketujuh? maksudnya apakah dulu pernah kejadian misalnya sembahyang rebutan dilakukan pada bulan ke empat (waktu ching ming misalnya) sedang mengunjungi kuburan dilakukan pada bulan ketujuh? 5 jika kita melihat unsur sembahyang rebutan terdiri dari tiga yaitu a. kegiatan sembahyang pada bulan ketujuh b. kegiatan sembahyang mengenai arwah dan roh2 c. kegiatan sembahyang dengan membawa persembahan hasil cocok tanam (dalam bentuk kue, makanan dan buah), apakah ada penyelidikan yang manakah dari ketiga unsur tersebut di atas yang dilakukan terlebih dahulu? apakah sejak awalnya tiga unsur tersebut sudah melekat menjadi satu atau satu satu misalnya bisa a dulu kemudian c kemudian b, atau c dulu baru a kemudian b atau b dulu baru c kemudian a? atau urutan kombinasi yang lain? (paling tidak ada 6 kombinasi) pertanyaan pertanyaan ini saya ajukan untuk mencari tahu apakah sudah ada usaha usaha untuk merekonstruksi cara berpikir bangsa tionghoa masa dulu? ini mumpung lagi ada ahlinya, jadi pertanyaan tanpa sungkan sungkan diberondongkan keluar saja. terimakasih, salam, harry alim From: perfect_harmony2000 Subject: [budaya_tionghua] Sembayang rebutan dan tradisi purba Artikel ini saya buat untuk pertanyaan yang diajukan oleh sahabat saya. Orang sering menyamakan antara sembahyang qiyue ban ¤C¤ë¥b yang berkaitan dengan GuiJie°¸` ( cat:festival hantu )atau sembahyang rebutan yang merupakan tradisi kelenteng dengan sembahyang ulambana versi Buddha. Hal ini ada benar dan ada salahnya, tergantung darimana kita menilainya. Tapi sepanjang yang saya tahu, tradisi penyebrangan roh itu tidak terjadi begitu saja, adanya pengaruh Buddhism ( cat :disamping Taoism )yang kemudian berkembang menjadi Buddhism Mahayana Tiongkok yang menyerap budaya setempat juga yang nantinya akan memberikan pula warna bagi tradisi sembayang rebutan di kelenteng. Sembahyang pada bulan tujuh ini adalah untuk memberi kesempatan bagi para arwah dan roh-roh di neraka dilepaskan ke dunia untuk mendapatkan 'liburan' dan bebas dari alam sengsara atau kita katakan saja kembali ke tempat yang layak. Oleh karena itu pada momen tersebut, orang kelenteng mengadakan upacara untuk memberi makan mereka dan upacara ritual penyebrangan arwah. Hal ini ditujukan untuk mengembangkan welas asih tidak hanya kepada sesame manusia atau binatang tetapi juga kepada mahluk2 yang tak terlihat. Tradisi ini sebetulnya sudah dikenal semenjak jaman sejarah purba Tiongkok tapi waktu perayaan tidak selalu sama, tergantung keinginan penguasa atau orang yang ingin mengadakan upacara itu. Dalam kitab Liji §°O disebutkan bahwa upacara ini disebut Fuli ´_ §¡M sedangkan maksud Fu disini adalah memanggil roh orang yang meninggal atau disebut pula Zhao Hun ©Û»î . Pada upacara ini, arwah orang yang sudah meninggal, biasanya leluhur kita, diundang untuk kembali dan dihantar menuju ke tempat asal muasal leluhur tersebut berasal. Kitab Li Ji mengatakan bahwa tindakan ini adalah suatu perwujudan untuk menunjukkan rasa cinta kasih dan bakti. Upacara ini berkembang dimasa dinasti Shang , dimana ritual ini nantinya akan dikaitkan dengan San Guan Da Di ¤T©x¤j«Ò (penguasa tiga alam) : Penguasa langit yang dianggap memberi rejeki, penguasa bumi yang dianggap menebus dosa, dan penguasa air yang bertindak untuk mengatasi bencana. Filosofi Tionghua yang berbasiskan YinYang percaya bahwa manusia hidup adalah bersifat Yang dan arwah2 adalah bersifat Yin. Akan tetapi arwah gentayangan atau roh2 yang tidak memiliki keturunan untuk menyembahyanginya tidak akan kembali ke Yin murni, akan tetapi menderita di alam arwah dan bersifat Yin palsu. Oleh karena itulah maka diadakan upacara ini, dimana pada pertengahan tahun dimana terjadi peralihan antara Yin dan Yang maka adalah suatu tempo dimana ada kesempatan agar roh-roh tersebut kembali dari dunia Yin masuk kembali ke dunia Yang untuk disembahyangi dan
[budaya_tionghua] darimana asal usul terasi?
beberapa waktu lalu dalam perjalanan ke tuban di tambakboyo, kurang lebih 15 km sebelah barat tuban, saya lihat penduduk banyak menjemur sesuatu. dan akhirnya saya tahu setelah bertanya, dan ..oh itu terasi. satu keluarga tionghoa di desa itu mengatakan keluarganya sudah bikin terasi dari sejak engkongnya, dan engkong dari engkongnya dan mungkin dari engkongnya lagi. dia bilang udah tradisi keluarganya. terasi ada dan dipakai luas di malaysia dan di thailand, juga di vietnam. sehingga terpetik pertanyaan di benak saya, darimanakah asal usul terasi? apakah ini bagian dari kebudayaan melayu muda (austronesia) yang tersebar dari muangthai vietnam termasuk tiongkok selatan (inlam, hokkian dan kwangtong) sampai sulawesi dan nusa tenggara atau kebudayaan melayu tua jadi ada di kebudayaan batak dan toraja atau kebudayaan dari tiongkok bagian utara? dugaan saya berasal dari budaya austronesia. bahkan tiongkok selatan sebelum dinasti tong, penduduknya masih banyak yang berbudaya seperti austronesia. apakah dari sidang pembaca ada yang tahu lebih jauh? salam, harry alim [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/B6DZeC/bOaOAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Tanya: Menyembah Tie Pa Kay ? (penutup)
pribadi saya sendiri untuk menganalisa tulisan mang ucup, mencoba cari tahu apa tendensinya. 5. karena tulisan itu ditulis oleh mang ucup, yang nota bene dipuji oleh banyak pihak telah menulis dengan baik. 6. mungkin saya tak akan bertanya tanya kalau pertanyaan mang ucup hanyalah ' apakah tie pa kay tokoh benar atau hanya khayalan penulis?' tanpa diembel embeli cerita penjaja sex (pelacur) di singapura dan hong kong menyembah tie pa kay. lepas dari ini semua, tulisan ini saya tulis karena pertanyaan yang mang ucup ajukan, Pertanyaan saya kepada sdr Harry, kesalahannya mang Ucup dimana dalam hal ini ? Kenapa sdr Harry berpraduga buruk kepada mang Ucup mengenai pelacur. juga karena mang ucup ingin menyudahi thread ini sampai disini, ya cukuplah sampai disini, dan memang saya tak menyalahkan mang ucup atau punya praduga tertentu, ini semua harusnya cuma ada dalam pikiran saya tak perlu saya uarkan. salam, harry alim Yahoo! Groups Sponsor ~-- Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/N6DZeC/fOaOAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] mengenai Shio...
memang kadang2 kita sebagai yang penerima warisan budaya shio, malah mereduksi warisan itu sehingga seakan kan hanya alat ramal meramal saja, padahal mungkin orang dahulu (leluhur) telah menciptakan itu dengan nalar yang jelas, dasar dan tujuan yang pasti. hanya saja karena sistim pewarisan (sistim dokumentasi) yang tidak baik sehingga saat ini kita tidak bisa tahu lagi darimana shio itu dinalarkan. jadi kita malah mengecilkan arti warisan budaya itu. saya berusaha dengan pengetahuan terbatas tentang astronomi mencoba mencari nalar shio dengan harapan teman di milis ini ada yang bisa diajak mencari nalar itu, terlebih kalau bisa mencari sumber tertulis untuk hal tersebut. kembali ke soal shio, unsur pendukung shio adalah periode 12, periode 5 unsur, periode 2 (yin dan yang) dan periode 60. periode 12 didasarkan pada pengamatan orang dahulu pada periode revolusi lanet yupiter. periode 5 saya duga didasarkan pada pengamatan planet venus, hanya saja mungkin orang dahulu belum tentu sudah menganggap bintang fajar dan bintang senja adalah sama, mungkin mereka menganggap bintang yang lain. bagaimana periode itu muncul ?, venus karena planet dalam dan waktu revolusi sekitar 240 hari akan terlihat dari bumi sebagai bintang fajar selama 10 bulan dan bintang senja selama 10 bulan. oleh karena seorang pengamat langit dia akan melihat periode yang berulang setiap 5 tahun. penjelasannya demikian. tahun pertama orang melihat bintang fajar dari bulan 1 sd ke 10, kemudian hilang selama 10 bulan, dan pada tahun kedua orang melihat bintang fajar dari bulan ke 9 sd ke 12, hilang lagi 10 bulan, dan tahun ketiga orang melihat bintang fajar dari bulan ke 1 sd ke 6, hilang lagi selama 10 bulan dan tahun ke 4 bintang fajar akan kelihatan lagi dari bulan 5 sd 12 dan pada tahun ke 5 bintang fajar kelihatan pada bulan ke 1 sd ke 2 baru pada tahun ke 6 bintang fajar akan kelihatan pada bulan ke 1 sd ke 10 lagi dan demikian berulang. demikian juga dengan bintang senja, dengan urutan dan periode yang sama, tahun pertama kelihatan di bulan ke 11 sd 12 dst. karena itu sangat mungkin orang dahulu berdasar planet venus ini memberi lima unsur penanda tahun, kayu, api tanah logam air. periode 2 tahun yin dan yang. saya duga didasarkan pergerakan planet mars. karena revolusi mars yang 2 tahun. misalnya pada tahun pertama bulan pertama pada jam enam sore orang akan melihat mars terbit di timur dan pada bulan ke 12 pada jam enam sore orang melihat mars diatas kepala, ini bisa disebut tahun yang, sedang pada tahun kedua orang pada bulan pertama jam enam sore melihat mars di atas kepala sedang pada bulan keduabelas orang melihat mars di langit barat ini bisa disebut tahun yin dan tahun ketiga berulang lagi dengan kombinasi revolusi saturnus yang 30 tahun, didapatkan periode yang 60 tahun. melihat nalar di atas saya cenderung bahwa lima unsur tidak disusun kayu, kayu, api, api, tanah, tanah, logam, logam dan air, air tetapi ya kayu, api, tanah, logam dan air, kemudian kembali kayu, api, tanah, logam dan air lagi apakah rinto heng atau yang lain bisa mencari rujukan tentang hal ini. sebetulnya pekji (bazhi) dan shio adalah menggambarkan posisi lima planet itu ditambah posisi matahari dan bulan, cara ini sebetulnya satu cara yang sangat bagus sekali dan memudahkan. tentu saja terpulang kepada kita apakah warisan budaya ini kita nalarkan kembali atau tidak. salam, harry alim - Original Message - From: Rinto Jiang To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 05, 2006 3:32 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] mengenai Shio... Shio jangan dikaitkan dengan ramal-meramal. Salah besar kalau seseorang melihat shio langsung dikaitkan dengan ramal-meramal. Kita harus bisa memisahkan asal-usul shio dengan ilmu meramal yang dilekatkan pada shio. Astronomi sendiri juga bukan ilmu ramal-meramal, ilmu ramal-meramal istilah kerennya adalah astrologi. Ini harus dibedakan. Shio pada mulanya cuma sebuah alat untuk memudahkan ingatan tahun. Karena di zaman dulu, di Tiongkok sama sekali tidak ada tahun akumulasi. Artinya, bilangan tahun tergantung pada era pemerintahan. Berapa lama pemerintahan seorang kaisar, maka berapa lama pula era tahun itu akan berakumulasi, setelah digantikan oleh kaisar berikutnya, bilangan tahun akan di-nol-kan kembali. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: tanya asal mula shio...
shio memang bisa dilihat dari sisi mitos atau yang lain. ada beberapa hal yang bisa dibicarakan mengenai shio 1. kenapa shio periodenya 12? 2. kenapa disamping shio yang 12 juga ada 5 unsur sehingga kalau digabung jadi periode 60? 3. kenapa shio dinamakan dengan nama2 binatang tikus sd babi? tentu saja jawaban ini spekulasi saya, setelah mempelajari sedikit tentang astronomi. pertanyaan pertama kenapa shio periodenya 12, ini karena perjalanan planet jupiter yang mengelilingi matahari 11.83 tahun periodenya. langit malam dihiasi bintang yang kalau kita lihat sebenarnya tidak berubah (berubah tetapi dengan periode yang lama sekali sehingga kesan kita dalam pengamatan yang cuma seumur manusia seperti tidak berubah) kecuali lima planet yang kelihatan berubah posisinya, yaitu mercury, venus, mars, jupiter dan saturn. lima planet ini bisa dilihat dengan mata telanjang. agaknya orang dulu melihat bahwa planet jupiter sebagai benda langit ketiga yang paling terang setelah matahari dan bulan, selalu berubah posisinya dari tahun ke tahun. dan setelah kurang lebih dua belas tahun kembali pada posisi yang sama. karena itu agaknya manusia dulu telah membagi bintang2 pada jalur lintasan planet jupiter menjadi 12 susunan (rasi) dan mengamati dari tahun ke tahun bahwa planet jupiter bergerak dari satu rasi ke rasi yang lain. pertanyaan kedua kenapa ada periode 60 tahun. ini karena susunan lima planet akan kembali pada posisi yang sama setiap 60 tahun. karena tiga planet luar jupiter mengelilingi matahari 12 tahun sedang saturn 30 tahun mars 2 tahun sedang planet dalam venus terlihat sebagai bintang pagi selama 10 bulan dan bintang sore selama 10 bulan dan mercury terlihat dari bumi sebagai bintang pagi selama 2 bulan dan bintang sore 2 bulan. kenapa mercury dan venus terlihat sebagai bintang pagi dan bintang sore karena lintasannya sebagai planet dalam. sehingga angka yang menjadi faktor bersama adalah 60 tahun.. artinya kalau kita melihat malam ini misalnya jupiter di rasi a, sedang saturn dirasi b, mars di rasi c dan venus sebagai bintang sore di rasi d dan mercury jadi bintang pagi di rasi e, maka situasi yang sama seperti ini akan kembali lagi setelah 60 tahun. memang akhirnya harus ada koreksi karena ternyata jupiter tidak pas 12 tahun juga saturn tidak pas 30 tahun. pertanyaan ketiga kenapa shio menggunakan nama2 binatang? sampai sekarang saya belum menemukan nalar dibelakang itu, mungkin karena itu nama binatang binatang yang dekat dengan manusia (tetapi ini spekulasi yang masih sangat jauh). jika dilanjutkan mungkin pertanyaannya adalah kenapa manusia melihat benda2 langit? lagi lagi ini spekulasi. pada awalnya saya rasa manusia melihat matahari, sehingga mereka tahu ada siang dan ada malam, dan mereka menentukan satu hari adalah satu siang dan satu malam. kemudian manusia melihat bulan yang menjadi penuh menghilang dan menjadi penuh lagi, ini yang mereka namakan satu bulan. dibantu dengan musim yang berubah (4 musim) mungkin manusia mulai memahami arti setahun. lalu manusia yang tidak tinggal dikatulistiwa, terutama dibelahan yang jauh dari katulistiwa, melihat bahwa bayangan tiang pada waktu yang sama dari hari ke hari menjadi pendek dan terpendek kemudian memanjang lagi sehingga jadi terpanjang dan kembali menjadi yang terpendek. periode bayangan yang terpendek sehingga kembali jadi terpendek ini adalah periode satu tahun.atau mereka juga melihat bahwa matahari pada hari tertentu terlihat tinggi dan pada waktu yang lain terlihat rendah. manusia juga mengamati dimana titik terbit matahari pada musim tertentu (stonehenge) saya rasa setelah periode yang cukup lama, (beberapa ratus tahun) manusia puas dengan hari, bulan dan tahun (mengamati matahari dan bulan) sampai kemudian mereka mulai mengamati langit malam dan mulai bahwa bintang bintang tidak tetap posisinya ada lima planet yang berubah. mungkin yang pertama mereka amati setelah matahari dan bulan adalah fenomena bintang sore yang terang sekali dan bintang fajar yang terang sekali (planet venus) dan pada awalnya tentu mereka tidak tahu bahwa itu adalah sama (planet venus). baru kemudian sadar adanya jupiter yang juga terang sekali, kemudian saturn dan mars. sedang mercury cukup kecil, walaupun juga kelihatan oleh mata telanjang. salam, harry alim Yahoo! Groups Sponsor ~-- Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email
[budaya_tionghua] apa nama hokkian buku2 kong hu cu
sangat menarik mengkuti diskusi tentang lun yu dan kong hu cu akhir2 ini di milis. agar bisa nyambung dengan memory waktu dulu, mungkin ada yang bisa membantu memberi nama hokkian ke buku buku yang ditinggalkan dan dikumpulkan kong hu cu. seingat saya dulu matakin solo (khong kauw) dith 60'an pernah menerbitkan kumpulan buku2 tersebut yang saya ingat ada 4 buku ajaran khong hu cu (su seng) dan 5 kitab classic (go keng) yang empat buku (su seng) adalah seingat saya (tolong dikoreksi kalo salah) lun gi, thay hak, tiong yong dan beng cu(?) dan yang lima buku (go keng) adalah seingat saya si keng, ya keng dan yg lain sudah lupa (maklum waktu itu masih kecil) mungkin ada yg bisa membantu dengan memberi nama mandarin (pin yin) dan nama hokkian empat buku dan lima classic ini salam, harry alim Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org! http://us.click.yahoo.com/SBefZD/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] mohon bantuan info tentang belajar putonghua
yg terhormat para netters mohon bantuan info tentang belajar putonghua. berapa kira2 biaya yang dibutuhkan untuk belajar putonghua di beijing? apakah 1 tahun cukup untuk belajar putonghua, secara oral baca dan tulis? berapa kira kira biaya untuk itu ? biaya sekolah dan berapa biaya akomodasi? apakah selama sekolah bahasa bisa bekerja sambilan untuk membantu menutup biaya? memang saya sudah browsing dan mendapatkan data biaya sekolah setahun berkisar USD 2600 sampai USD 8000 tergantung tipe kursus yang dipilih dan biaya akomodasi selama setahun kurang lebih USD 12000. sehingga biaya setahun kurang lebih USD 2 apakah ada netters yang bisa membantu memberi informasi apakah memang demikian biaya studi bahasa di beijing atau ada pilihan yang lain? atau mungkin ada suggestion belajar bahasanya tidak perlu di beijing supaya biaya lebih murah. terimakasih sebelumnya salam, harry alim Yahoo! Groups Sponsor ~-- DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today! http://us.click.yahoo.com/t7dfYD/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] panggilan keluarga lingkar kedua
heng te sekalian, beberapa waktu lalu kita membicarakn di milis cara panggilan keluarga, terutama keluarga dalam lingkar pertama yang saya sebut dengan lingkar pertama adalah ayah, ibu, kakek, nenek, kakak, adik, paman, bibi dan isteri atau suaminya semuanya jadi jelas dan telah dibahas panjang lebar tetapi masih jadi pertanyaan bagaimana dengan panggilan di lingkungan keluarga lingkar kedua yangdimaksud dengan lingkar kedua adalah bagaimana misalnya cucu kita panggil dengan anak anak dari sepupu kita misalnya contohnya begini ini di lingkungan keluarga komunitas hokkian (ciang cioe) seseorang sebut Apanggil pamannya sebut B misalnya toa pek (kakak ayahnya) atau kepada sebut C sa cek (adik papahnya) kemudian anak orang ini (anak A sebut D), jadi D panggilnya ke B jadi pek kong atau ke C cek kong jika B punya anak laki sebut misalnya E dan anak perempuan F bagaimana cara panggil D ke E dan cara panggil D ke F dst demikian juga dengan keluarga dari ibu dst. apakah ada yang bisa memberi pencerahan? kebetulan di lingkungan keluarga cara panggil lingkar pertama masih kita pakai dengan seksama tetapi kita mulai bingung waktu memperkenalkan anak kita dengan keluarga dari lingkar kedua cara panggilnya harus bagaimana untuk praktisnya kita cuma pakai oom dan tante saja, sedang untuk yang lebih tua tetapi setingkatan ya cuma koh atau enci, sedang yang lebih muda panggil nama saja salam, harry alim .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
Re: [budaya_tionghua] Xiang Yang (Dinasti Song (960 � 1268))
hengte sekalian, kota xiang yang ini kebetulan siauw te pernah pergi ke kota ini kota ini terletak kurang lebih tengah tengahjalur kereta dari yichang di tepi yang tse dan kota loyang, kota ini terbelah oleh sebuah sungai (namanya lupa sungai han kalau tak salah), yang sebelah utara disebut dan yang selatan karena itu digabung disebut xiang yang kota tua terletak disebelah selatan sungai, saat ini masih lengkap tembok kota nya mengelilingi kota tua, dan termasuk dilestarikan pemerintah didalam kota tua juga dilestarikan beberapa bagian kota tua, sedang stasiun kereta di sebelah utara sungai. yang menarik memang kota tuanya, sedang kurang lebih 10 km sebelah barat kota ini terletak lung chung, desa tempat tinggal kung ming (cukat liang) salah satu tokoh terpenting sam kok pernah tinggal. di desa ini dulu lauw pie telah datang berkunjung selama tiga kali mengundang cukat liang agar mau membantu dia. dari kota xiang yang ini juga ada jalan menuju ke butong san (wudang shan) yang terletak kurang lebih 70 km di sebelah barat kota ini. untuk menuju ke wudang shan dulu saya naik bis umum dari kota ini ke satu kota di kaki gunung wudang shan dan besoknya naik bis dari kaki gunung ke wudang shan. walaupun sama sama ke arah barat tetapi jalur jalan ke wudang shan dan lung chung berbeda yang pertama ke wudang shan disebelah utara sungai dan yang satunya terletak di sebelah selatan. menurut catatan sejarah yang ada tembok yang ada adalah peninggalan dari dinasti ming. salam, harry alim , - Original Message - From: Rinto Jiang To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, August 01, 2005 2:28 PM Subject: [budaya_tionghua] Xiang Yang (Dinasti Song (960 – 1268))Rinto Jiang :Xiang Yang itu di zaman Tiga Negara sudah terkenal. Letaknya di Prefektur Jingzhou. Lokasinya strategis, menyebabkan Liu Bei tak mau mengembalikannya kepada Sun Qian setelah dipinjam.Rinto Jiang .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesian languages Indonesian language learn Indonesian Dari YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
Re: [budaya_tionghua] kelenteng welahan
Ferry xiong, terima kasih atas informasi tentang kelenteng welahan, tambahan informasi ini malah menunjukkan bahwa kelenteng ini memang menduduki tempat tertentu di komunitas tionghoa di jawa tengah bagian timur dan jawa timur bagian barat. tentunya kalau tidak karena terkenal tidak akan menyebabkan kartini pun di ajak kesana, walaupun pada saat kartini di ajak kesana belum terkenal tersohor seperti sekarang, paling tidak dia anak bupati dari daerah yang membawahi kelenteng welahan ini. hal ini semakin menambah rasa ingin tahu tentang kelenteng ini, sungguh sayang agaknya tidak banyak yang mendalami tentang kelenteng, atau mungkin bahkan belum ada ahli yang mempelajari kelenteng kelenteng di indonesiadi milis ini, sehingga gayung tidak bersambut apa yang menyebabkan kelenteng ini jadi terkenal, apa sejarah dibalik kelenteng ini, kapan dibangunnya? oleh siapa? apa tujuan membangunnya? apakah hanya untuk pelayanan terhadap komunitas tionghoa sekitarnya? atau adakah tujuan tertentu misalnya peringatan terhadap sesuatu? dsb semoga ada cianpwe yang mau turun gunung memberi pencerahan salam, harry alim - Original Message - From: fery xie To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 26, 2005 11:44 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] kelenteng welahan Dear Bung Harry, Kalo Tidak salah Klenteng Welahan tersebut adalah dulu tempat Ibu Kita Kartini Di Kwepang. Untuk Lebih jelasnya, lihat di Gramedia, Buku : "Kartini Anak Buddha" Karangan : Jo Priastana, Gan K.H Atau bukunya dapat dibelidi saya. Mengenai penyebaran agama Buddha di Jawa sudah ada sejak 1000 tahun lalu, anda bisa membaca buku "Dharmo Gandul", yang dapat anda jumpai di toko tokobuku di daerahJawa. Regards, Fery On 7/11/05, harry alim [EMAIL PROTECTED] wrote: rekan rekan terhormat, di jawa tengah ada satu desa kecil dekat demak namanya welahan, terletak diantara jalan tembus dari demak ke jepara. di desa ini ada dua kelenteng yang biasa disebut kelenteng mak co dan kelenteng kong co. waktu kita kecil dulu sering pergi ke kelenteng tersebut, terutama kelenteng mak co yang berada di pinggir jalan lebih besar sedang kelenteng kong co masuk ke gang. apakah ada yang tahu tentang sejarah kelenteng ini? agaknya kelenteng ini mendapat tempat tertentu di kalangan komunitas tionghoa (mungkin karena sejarahnya) sehingga sepertinya menduduki tempat yang lebih penting dibanding kelenteng lain bagi komunitas tionghoa, terutama jawa tengah dan jawa timur. setahu saya terutama untuk komunitas tionghoa di jawa tengah dan jawa timur ada beberapa kelenteng yang menduduki tempat lebih utama misalnya kelenteng welahan, kelenteng rembang dan kelenteng tuban (yang menghadap ke laut) apakah ada yang tahu kenapa demikian? salam, harry alim .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :..: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :..: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :..: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesian languages Indonesian language learn Indonesian Dari YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[budaya_tionghua] sembahyang rebutan, garebeg, seren taun, galungan dan kuningan
Jit gwe sebentar lagi tiba, jit gwe cap go (bl 7 tg 15) adalah hari sembahyang yang biasa disebut sebagai sembahyang rebutan oleh komunitas tionghoa di daerah jawa tengah dan jawa timur sembahyang rebutan pada dasarnya adalah ungkapan syukurke sang pencipta dihubungkan dengan hasil panenan pertama (karena itu diadakan pada bulan ke tujuh) tentunya di tionggoan sana pada bulan ketujuh ini panenan dimulai (cmiiw). dan adat ini agaknya dibawa ke jawa oleh para leluhur. dulu hari pada saat sembahyang rebutan banyak keluarga akan menyumbang ke kelenteng makanan atau kue yang kemudian disusun menjadi gunungan untuk kemudian dipersembahkan ke sang pencipta melalui satu ritual tertentu di kelenteng. setelah selesai ritual gunungan ini akan diperebutkan oleh yang hadir di kelenteng, karena itu di sebut sembahyang rebutan. di jawa tengah khususnya solo dan jogja ada juga satu adat yang disebut garebeg mulud, diselenggarakan oleh penguasa kerajaan dan diselenggarakan pada bulan mulud saat ini dipakai untuk memperingati acara maulud nabi tetapi adat ini bukan dari khasanah adat islam tetapi satu adat yang sudah terlebih dahulu ada di jawa bahkan sebelum agama islam masuk. pada upacara garebeg mulud penguasa kerajaan akan membuat beberapa gunungan yang dibawa ke mesjid untuk mendapat pemberkatan melewati acara ritual, setelah selesai gunungan ini akan diperebutkan oleh yang hadir mengikuti acara tersebut. di daerah klaten ada juga acara serupa di jawa barat ada dua daerah yang tetap melakukan acara ini di cigugur dekat kuningan cirebon dan di daerah banten selatan di sirna rasa (beberapa kali di ekspose di kompas) pada prinsipnya sama, di adakan sekitar bulan agustus dengan membuat gunungan yang terbuat dari makanan atau kue hasil panenan, dan dipersembahkan ke sang pencipta sebagai ungkapan syukur hasil panenan pertama di bali galungan dan kuningan dilakukan dengan prinsip yang sama, dan bali juga menunjukkan bahwa acara ini bukan datang dari budaya india/hindu tetapi sesuatu yang sudah ada sebelum datangnya pengaruh hindu agaknya bisa disimpulkan bahwa acara tersebut pada dasarnya adalah sama yang timbul di lingkungan komunitas agraris dan muncul di komunitas agraris jauh sebelum munculnya pengaruh agama yang kita kenal sekarang. tentunya di komunitas tiong hoa acara sembahyang rebutan sudah ada bahkan sebelum adanya khong hu cu sendiri ada komentar dari kawan kawan disini untuk mempercerah tentang sembahyang rebutan? salam, harry alim di jawa barat ada satu adat yang disebut seren taun .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[budaya_tionghua] sebutan kong co, mak co, kong cau dan mak cau
rekan rekan terhormat, mungkin masalah ini pernah dibahas sebelumnya, mohon maaf kalau saya tanya ulang. dari dulu saya bertanya tanya apa bedanya dan kenapa demikian? sebutan untuk kakek dan nenek adalah mak dan engkong sedang untuk orang tua kakek dan nenek kita adalah kong co (lafalnya ou) dan mak co (ou) tetapi kalau ke kelenteng kita memanggilnya dengan kong co (lafalnya au) dan mak co (lafalnya au) dan apa hubungannya dengan mazu yang di puja di hokkian dan banyak komunitas tiong hoa di asia tenggara salam, harry alim .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[budaya_tionghua] kelenteng welahan
rekan rekan terhormat, di jawa tengah ada satu desa kecil dekat demak namanya welahan, terletak diantara jalan tembus dari demak ke jepara. di desa ini ada dua kelenteng yang biasa disebut kelenteng mak co dan kelenteng kong co. waktu kita kecil dulu sering pergi ke kelenteng tersebut, terutama kelenteng mak co yang berada di pinggir jalan lebih besar sedang kelenteng kong co masuk ke gang. apakah ada yang tahu tentang sejarah kelenteng ini? agaknya kelenteng ini mendapat tempat tertentu di kalangan komunitas tionghoa (mungkin karena sejarahnya) sehingga sepertinya menduduki tempat yang lebih penting dibanding kelenteng lain bagi komunitas tionghoa, terutama jawa tengah dan jawa timur. setahu saya terutama untuk komunitas tionghoa di jawa tengah dan jawa timur ada beberapa kelenteng yang menduduki tempat lebih utama misalnya kelenteng welahan, kelenteng rembang dan kelenteng tuban (yang menghadap ke laut) apakah ada yang tahu kenapa demikian? salam, harry alim .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[budaya_tionghua] fenomena alam dan shio : inikah dasarnya
fenomena alam dan shio, di mailist ini sekitar january 2005 kemarin penah dibahas tentang fenomena alam dan shio pada saat itu dikonfirm oleh beberapa penulis bahwa dasar shio adalah posisi planet jupiter. tetapi untuk pertanyaan apa yang menjadi dasar siklus 60 tahunan, tidak ada jawaban ilmiah yang menjadi dasar, kecuali penjelasan tentang dasar yang bukan fenomena alam. penulis tertarik dengan masalah ini dan mencoba menganalisa fenomena alam yang menjadi dasar siklus 60 tahunan ahli ahli astronomi agaknya sudah lama mengamati benda benda langit dan membuat catatan dan menyusun satu cara yang mudah untuk memahami benda langit tersebut. dan agaknya hasilnya adalahshio maupun siklus enam puluh tahunan tersebut adatujuhbenda langit danyang kedelapan adalah bintang secara keseluruhan, yang mereka amati yaitu matahari, bulan, planet mercurius, planet venus, planet mars, planet jupiter dan planet saturnus, danyang kedelapan adalah bintang bintang yang lain. matahari, bulan dan semua tujuh benda langit ini adalah benda yang bergerak posisinya relatif terhadap bintang bintang yang lain dari matahari, timbullah satuan harian, siang dan malam, dari bayanganbendakenasinar matahari (terpanjang jadi terpendek kembali terpanjang) timbul satuan satu tahun dari bulan timbul satuan bulan dan dari perjalanan planet jupiter di angkasa timbul shio yang dua belas itu. planet mercurius mengelilingi matahari 88 hari, dari pengamatan dibumi, karena planet dalam, planet ini akan kelihatan seperti bintang sore selama dua bulan dan bintang pagi dua bulan planet venus mengelilingi matahari sekitar 225 hari, dilihat dari bumi, juga karena planet dalam, planet inikelihatan sebagai bintang sore selama sepuluh bulan dan bintang pagi selama sepuluh bulan planet mars, jupiter dan saturnus adalah planet luar. planet mars mengelilingi matahari hampir 2 tahun, planet ini akan kelihatan bergerak di konstelasi bintang setiap dua tahun kembali ke posisi semula planet jupiter mengelilingi matahari hampir 12 tahun, planet ini akan bergerak dikonstelasi bintang dan kembali ke posisi semula setelah dua belas tahun, shio tikus misalnya adalah pada waktu planet jupiter berada pada rasi capricorn (karena itu juga disebut shio yang pertama) planet saturnus menegelilingi matahari hampir 30 tahun, seperti palnet yang lain kembali ke posisi semula setelah 30 tahun lima planet tersebut mercurius, venus, mars, jupiter dan saturnus akan kembali dalam posisi yang sama setiap 60 tahun maksudnya jika pada satu hari tujuh benda langit ini terletak dalam satu garis, maka 60 tahun kemudian tujuh benda langit itu akan terletak dalam satu garis lagi shio dengan siklus enam puluh tahunan jadi memudahkan untuk mengamati benda langit. tentu saja siklus tersebut akan benar benar tepat jika mercuri keliling matahari 90 hari, venus 225 hari, bumi 360 hari, bulan keliling bumi 30 hari, mars 2 tahun, jupiter 12 tahun dan saturnus tepat 30 tahun, kenyataannya tidak karena itu setiap beberapa tahun harus dilakukan penyesuaian bagaimanapun juga ahli ahli astronomi tiongkok pada jaman dahulu telah melakukan pengamatan dan menyusun satu cara yang "ingenious" (sungguh cerdik) dengan shio tersebut, sehingga sebenarnya dengan tahu shio dan siklusnya kita bisa dengan gampang mengetahui posisi tujuh benda langit tersebut. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
Re: [budaya_tionghua] Re : Apa yang mereka pikirkan dahulu?
dari jawaban pak king hian dan pak rinto jiang ada dua hal yang saya catat: 1. mereka adalah tionghoa peranakan 2. mereka (mungkin) secara tidak sadar mengembangkan satu budaya yang diadopsi dari lokal dan budaya leluhur mereka tetapi apa yang menyebabkan mereka memilih nama anaknya demikian? apakah ada satu gerakan atau anjuran di antara mereka sehingga membuat kalangan keluarga muda tionghoa yang banyak dijawa timur dan di jawa tengah untuk memilih nama itu? tentunya bukan karena konsep kebangsaan atau konsep indonesia sendiri, karena mungkin pada waktu itu konsep indonesia sendiri belum muncul. untuk hanya mengatakan bahwa pemilihan namaadalah pembagian tugas ibu dan ayah (maaf apakah ada studi yang mendukung?) karena kurang berbahasa tiong hoa rasanya tidak tepat? mungkin saja di komunitas tiong hoa di jawa tengah dan jawa timur mereka berbicara dengan dialek hokkian tertentu, karena pada jaman itu mungkin belum ada penggunaan dialek beijing sebagai standar untuk orang tionghoa (pada akhir abad 19) mungkin juga budaya yang dipertahankan mereka adalah budaya yang ditinggalkan sejak dari jaman dinasti tang, karena cenderung menyebut diri sebagai tenglang (orang teng) juga untuk menyebut mereka sebagai tionghoa peranakan mungkin bisa jadi tidak tepat juga? dari catatan sejarah yang saya baca banyak orang hokcia yang datang ke indonesia pada akhir abad 19 dan awal abad 20 yang kawin dengan wanita jawa. studi ini sebetulnya bisa dilakukan secara statistik dengan mendatangi ke kompleks kuburan orang hokcia dimana banyak nama jawa yang menjadi isteri dari orang orang hok cia.(sebenarnya kuburan tionghoa bisa menjadi sumber penelitian sejarah) juga. karena itu untuk mengatakan komunitas tionghoa ini peranakan seperti tidak tepat, karena yang datang belakangan pun juga peranakan, (seperti digambarkan di atas di komunitas hok cia, begitu juga di komunitas hakka di bangka ataupun di pulau lainnya, bahwa banyak yang persentasinya adalah peranakan. ini terjadi terutama jika mereka merantau ke selatan ini dengan tidak membawa isteri, begitu mereka mengawini perempuan yang dilahirkan di jawa atau pulau pulau lainnya ada kemungkinan besar bahwa mereka mengawini wanita peranakan) mungkin komunitas tionghoa di jawa timur dan jawa tengah, mengingat bahwa waktu itu pusat kekuasaan di jawa berada di jawa tengah (solo dan jogja) mempunyai orientasi budaya yang tidak langsung "melihat" ke pusat kekuasaan. sampai pada akhir tahun 1960'an banyak keluarga tionghoa yang mampu dan berada di jawa tengah dan jawa timur (pesisir sepertitegal pekalongan rembang lasem tuban dan solo jogja)yang mempunyai gamelan jawa dan mereka menggunakan gamelan itu untuk pesta perkawinan dan juga acara lainnya (termasuk wayang kulit) hal ini agak berbeda dengan komunitas tionghoa di jawa barat misalnya seperti jakarta, tangerang, sukabumi dan bandung, orientasi mereka agaknya ke batavia (bagaimanapun juga mungkinbatavia masih kalah ramai dibanding dengan kota solo dan jogja) karena itu saya lebih melihat ini lebih sebagai orientasi budaya (tentunya perlu didukung dengan studi) apakah misalnya komunitas tionghoa di jawa barat melakukan hal yang sama atau tidak? atau mungkin saja ada anjuran dari orang yang berpengaruh waktu itu untuk memakai nama melayu, tetapi kenapa hanya ke anak perempuan? salam hormat, harry alim ..deleted Subject: Re: [budaya_tionghua] Re : Apa yang mereka pikirkan dahulu? Sebagian besar Tionghoa peranakan berbicara dalam bahasa Melayu (Melayu Tionghoa, yang sering juga disebut Melayu Rendah) yang tercampur kata2 bhs. Hokkian. Ada sebagian yang masih bisa berbicara dalam bhs. Hokkian yang dipelajari dari para Ayah. Para ayah ini adalah para pendatang yang lebih baru, yang dinikahkan dengan gadis2 Tionghoa peranakan yang sebagian besar sudah tidak bisa berbahasa Tionghoa. Pada waktu itu orang tua Tionghoa Peranakan yang mempunyai anak gadis, mencari menantu denganmendatangi ke tempat2 di mana banyak perantau baru dari Tiongkok. Pada perkawinan antar lelaki totok dan wanita peranakan, biasanya nama anak lelakiditentukan oleh ayah, sehingga menggunakan bhs. Tionghoa. Sedangkan anak perempuan diberi nama oleh ibu. Karena kebanyakan tidak bisa berbahasa Tionghoa, banyak anak2 perempuan yang diberi nama dengan kata2 melayu. Sedangkan nama akhir untuk anak wanita yang paling banyak dipakai pada saat itu adalah Nio (dari Kou Nio yang berarti nona, Mandarin: Guniang). Hal yang sama juga terjadi pada anak2 dari ayah dan ibu peranakan. salam, KHRinto Jiang [EMAIL PROTECTED] wrote: Harry Alim menulis :deleted mengingat bahwa waktu itu di akhir abad 19 (1800'an) dan awal abad 20 (1900'an) konsep tentang indonesia sendiri mungkin juga belum menggumpal, tentunya ada alasan ayng cukup kuat di pikiran mereka sehingga mereka menggunakan atau memilih nam
[budaya_tionghua] Apa yang mereka pikirkan dahulu?
Rekan rekan sekalian, pada waktu ceng beng kemarin, pergi ke beberapa makam orang tiong hoa terutama di jawa tengah dan jawa timur dari beberapa nama yang saya baca di bongpay, ada beberapa hal menarik yang saya catat, al: banyak nama tionghoa yang lahir di sekitar akhir tahun 1800'an dan awal tahun 1900'an yang menggunakan nama melayu terutama nama anak perempuan, kebanyakan nama tengah, sedang nama ketiga kebanyakan menggunakan nama nio nama melayu yang dipakai misalnya trima, kasih, sudah, garpu, bertien, berlioe, rendah dll sehingga contoh namanya bisa seperti tan trima nio agaknya ada semacam pemikiran yang tersebar di antara keluarga muda orang tiong hoa (sekitar 25 tahun sampai 40 tahun) waktu itu sehingga mereka menggunakan nama tersebut. mengingat bahwa waktu itu di akhir abad 19 (1800'an) dan awal abad 20 (1900'an) konsep tentang indonesia sendiri mungkin juga belum menggumpal, tentunya ada alasan ayng cukup kuat di pikiran mereka sehingga mereka menggunakan atau memilih nama tersebut. apakah ada yang tahu dan dapat menjelaskan fenomena ini? salam, harry alim .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.