Re: [budaya_tionghua] Chinese Black Magic

2009-12-16 Terurut Topik agoeng_set
Ada suatu hal yg diyakini, ilmu hitam atau putih dilihat dr penggunaannya, 
racun bisa jadi obat, obat bisa jadi racun. Ga masalah hitam atau putih yg 
penting digunakan untuk tujuan baik.  
-Original Message-
From: Denny Tan dennyta...@yahoo.com
Date: Tue, 15 Dec 2009 07:35:20 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Chinese Black Magic

Dear sesepuh di Budaya Tiong Hoa,

mau tanya mengenai Mo kauw (chinese black magic), benar gak yah istilahnya 
seperti itu. Saya sering dengar kata-kata itu sewaktu masih kecil dan sedang 
menimba ilmu di kelenteng. Sekarang ingin tahu persisnya apa Mo kauw itu 
sendiri. Apa kah sa'at ini masih ada orang yg mempraktekan hal semacam ini ?

Mohon pencerahannya.

Wassalam.

 




From: BUD'S 1 bsugih2...@gmail.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tue, December 15, 2009 9:22:16 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Penghinaan

  
Sebelum saya menaggapi ente, saya mau tau dulu Menurut Ente Perayaan 
Imlek itu adalah perayaan Agama atau perayaan Kebudayaan Tionghua. ???

Disamping itu saya kutip tulisan ente  Dear Djoko: Jadi saran anda 
bagaimana, untuk menghentikan pelecehan budaya/agama Tionghoa mingguan 
di gereja kristen ini?  ( Aslinya bisa dilihat dibawah ) Pertanyaan 
saya : Ente mau bicara Pelecehan Budaya atau Agama atau Budaya Plus 
Agama ?? Tolong Pertegas.

Salam

ikkyosensei_ ym wrote:
 

 Wah, saya masih bingung, koh.

 Sepertinya anda berpendapat kalau Toa Pe Kong tidak dipajang di vihara 
 atau masjid atau gereja, berarti terjadi penghinaan. Jadi anda 
 memahami istilah penghinaan seperti itu yach?

 Mungkin anda salah paham maksud saya dengan penghinaan atau kurang 
 ajar tersebut.
 Kalau saya sebut memajang foto mama/papa anda yang sudah meninggal 
 adalah memajang foto iblis,itulah baru saya sebut kurang ajar. Dan 
 memang itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut.
 Kalau saya mencibir/mentertawa kan/mengajarkan kepada publik berkenaan 
 orang muslim yang sedang nyekar ke makam orang tuanya saat lebaran, 
 tanpa mengerti simbol budaya mereka, itu namanya kurang ajar. Dan, 
 sekali lagi, itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut.

 Saya kira sampai di sini, kita sudah mencapai kesepahaman, koh. Benarkan?

 Btw, saya menolak klaim spekulatif anda bahwa Imlek tidak dirayakan di 
 vihara Mahayana seperti Ekayana Grha. Hingga tahun ini, saya masih 
 ikut perayaan imlek di sana loh, koh.

 Salam,

 Chen Gui Xin

 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
 mailto:budaya_ tionghua% 40yahoogroups. com, BUD'S 1 bsugih2007@ ... 
 wrote:
 
  Jelas dan Terang Benderang Bahwa ada Orang Tionghua yang Selain Agama
  Kristen yang melarang merayakan Budaya Tionghua. jelas ?? Pake SK segala
  lagi.
 
  Salam,
  2009/12/15 ikkyosensei_ ym ikkyosensei@ ...
 
  
  
   Garuk-garuk kepala.
   Maaf, saya tidak cukup cerdas untuk mampu melihat kaitan komentar anda
   dengan tema/tujuan posting ini.
  
   Btw, saya kira, seharusnya bukan hal yang mengejutkan untuk tahu bahwa
   Imlek tidak ada kaitannya dengan agama Buddha, serta Toa Pe Kong 
 bukanlah
   sesembahan dalam agama Buddha.
   Dan itu membuktikan apa? Bahwa budaya Tionghoa boleh dilecehkan? 
 Ataukah
   menurut anda, Hartati Murdaya sedang melecehkan budaya Tionghoa?
   Saya juga bingung dengan klaim anda, benarkah perayaan Imlek tidak
   dirayakan di Vihara Mahayana? Benarkah di Vihara Mahayana tidak 
 pernah ada
   pertunjukan barongsai?
  
   Mohon petunjuk yang lebih cerdas dan sederhana. Sekali lagi, 
 garuk-garuk
   kepala.
  
   Salam,
  
   Chen Gui Xin
  
   kaitan komentar anda dengan
   --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
 mailto:budaya_ tionghua% 40yahoogroups. com 
 budaya_tionghua% 40yahoogroups. com,
   BUD'S 1 bsugih2007@  wrote:
   
He he he, Ente cuma taunya ngerocos doang, Apa yang dikatakan 
 ABS benar,
   disalah satu milis posting ente tidak diladeni sama sekali 
 sehingga Unsur
   provokasinya tidak berhasil.
Nih untuk buka mata ente. Apakah ente pernah tau kasus dibawah 
 ini ??
   
 Walubi melalui Dewan Pimpinan Pusatnya pun ikut-ikutan 
 mengeluarkan
   surat edaran No 07/DPP-WALUBI/ KU/93, tertanggal 11 Januari 1993
menyatakan bahwa Imlek bukanlah merupakan hari raya agama Budha, 
 sehingga
   Vihara Mahayana tidak boleh merayakan tahun baru Imlek dengan
menggotong Toapekong, Barongsai dll. Pada masa itu bisa 
 dikatakan semua
   fenomena yang mengidap culture shock itu berbondong-bondong menyerang
   Imlek.
   
Ente tau apa yang terjadi di Tahun 2007 ??
   
Mendekati Imlek 2007 kemarin, mengapa Walubi begitu ngototnya ingin
mengambil alih perayaan Imlek Nasional dari Matakin (Majelis 
 Tinggi
Agama Khonghucu Indonesia)?
   
Padahal:
Ketika Surjadi Sudirdja menjadi Gubernur Jakarta dikatakan bahwa 
 Imlek
dilarang dirayakan, Imlek hanya boleh dirayakan di rumah-rumah saja
secara tertutup, hal ini pun diperkuat Direktur Urusan Agama 
 Budha Depag

Re: [budaya_tionghua] Re: agama etnis ?

2009-12-16 Terurut Topik alda agustine
Berapa persen keturunan Tionghoa yang Muslim di Indonesia? 




 



  






  

[budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan

2009-12-16 Terurut Topik King Hian
Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca: 
Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang 
waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat 
bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang berbau 
Cina, masih berlaku.

Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk 
melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? 
Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15 bulan 
imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. 

Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada 
persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan 
organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) 
dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia).
Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin) 
yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat keamanan 
bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca: Buddha 
Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal mayoritas 
umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng.

Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru Imlek, 
siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal bbrp tahun 
sebelumnya, justru dia yang melarang.

kiongchiu,
KH





- Forwarded Message 
From: east_road east_r...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan

  
dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang 
beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara 
Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara 
lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah imlek 
di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan loo kay :)

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, joao_kho joao@.. . wrote:

 Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat 
 Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. Nah 
 untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus atau 
 himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di 
 lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga salah 
 adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW
 
 Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma pernah 
 bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik aja oleh 
 yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang mayoritas orang 
 Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di Gereja, karena 
 menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian buddaya suatu etnis.
 
 Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas 
 digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu 
 justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama.
 
 Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak 
 merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah 
 budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus dipertimbangkan 
 kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara tersebut.
 
 Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan 
 agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus 
 budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program 
 pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri 
 tercinta ini.
 
 Dimana kita ketahui dengan jelas Semboyan negara kita adalah Bhinneka Tunggal 
 Ika. Terima kasih.
 
 JK 
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, east_road east_road@ wrote:
 
  vihara ekayana graha itu bukan mahayana tapi Aliran Budhayana anda harus 
  bedakan itu, vihara ekayana graha tidak memandang sekte aliran Buddha, 
  dalam satu vihara bisa banyak aliran. Anda salah paham soal itu.
  
  --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ikkyosensei_ ym ikkyosensei@  
  wrote:
  
   Wah, saya masih bingung, koh.
   
   Sepertinya anda berpendapat kalau Toa Pe Kong tidak dipajang di vihara 
   atau masjid atau gereja, berarti terjadi penghinaan. Jadi anda memahami 
   istilah penghinaan seperti itu yach?
   
   Mungkin anda salah paham maksud saya dengan penghinaan atau kurang 
   ajar tersebut. 
   Kalau saya sebut memajang foto mama/papa anda yang sudah meninggal adalah 
   memajang foto iblis,itulah baru saya sebut kurang ajar. Dan memang 
   itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut.
   Kalau saya mencibir/mentertawa kan/mengajarkan kepada publik berkenaan 
   orang muslim yang sedang nyekar ke makam orang tuanya saat lebaran, tanpa 
   

Re: [budaya_tionghua] nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik zhoufy
Sdr Beng,

Jika kita membahas masalah sosial, yg kita bahas pasti adalah gejala umum. Kita 
tdk membicarakan perkecualian2 yg minoritas.
Jika kita ngomong orang barat berabad2 memandang rendah dunia timur, ini adalah 
gejala mainstream, bukan kita menutup mata dng beberapa ilmuwan orientalis yg 
tekun mengkaji budaya timur. Karena pengaruh mereka sangat kecil thd move 
sosial dan politik.


Sent from my BlackBerry?0?3
powered by Sinyal Kuat INDOSAT



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[budaya_tionghua] Re: UNDANGAN GATHERING MILIS BUDAYA TIONGHOA

2009-12-16 Terurut Topik Erik
Permisi rekan-rekan modi, saya lancang kasih respons ya?
Sebagaimana pernah dijawab sdr. Ardian, gathering kali ini gak pake biaya. 
Malah disiapkan onde dan minuman gratis.
Kalo ada yang laper atau iseng pengen ngemil ya bayar masing-masing, di VOC 
Galangan ada Cafe dan restoran kok. 
Oh ya, nama VOC ini udah diplesetin jadi V(ery) O(ld) C(afe). 
Apakah boleh ajak rekan yang non anggota milis, setau saya waktu gathering yang 
dulu-dulu banyak tuh yang bawa teman yang bukan anggota. 

Salam,

Erik


In budaya_tionghua@yahoogroups.com, herawaty her...@... wrote:
pak... berapa biayanya ?... dan apakah boleh membawa orang yang bukan anggota 
milis ini ?... karena om saya tinggal di tangki...dan dia tidak bisa email 
-an...
 TQ
 Salam
 Hera
-
 - Original Message - 
 From: zhonghua_wenhua zhonghua_wen...@...
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, December 15, 2009 3:10 PM
 Subject: [budaya_tionghua] UNDANGAN GATHERING MILIS BUDAYA TIONGHOA
 
Dear miliser,
Sudah merupakan tradisi bagi mailing list Budaya Tionghoa mengadakan 
gathering tahunan. Untuk tahun ini akan diadakan pada
  Tanggal : 20 Desember 2009
  Jam : 13:00 s/d 17:00
  Tempat : Galangan Kapal VOC
  Alamat : jl.Kakap No. 1 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara

Adapun tema yang dibawakan adalah Onde sebagai lambang keharmonisan.
Selain acara ramah tamah juga akan diulas tentang DongZhi atau TangChe.

Jangan lupa gathering ini akan diramaikan oleh kehadiran cicit kaisar GuangXu 
yang akan hadir untuk mengklarifikasi dan memberikan data-data yang benar 
tentang sejarah cicit kaisar Guang Xu.
Kami sangat mengharapkan kehadirannya sebagaimana yang dikatakan pada postingan 
sebelumnya, cicit kaisar akan hadir untuk memberikan data-datanya kepada kita 
pada tanggal 18 Desember tapi diundur tanggal 20 agar teman-teman Muslim bisa 
hadir.

Dan tentunya teman-teman yang sudah tidak sabar, bisa menunggu tanggal 20. 
Disanalah anda semua berdiskusi dengan kepala dingin.
Sdr.Imanuel, cicit kaisar Guang Xu, sudah menyatakan melalui temannya bahwa 
beliau bersedia hadir pada tanggal tersebut.

Kami sangat mengharapkan kehadiran teman-teman pada acara Dongzhi ini.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu Susi selaku pengelola 
Galangan Kapal VOC yang bersedia memberikan tempat dan subsidi bagi kegiatan 
mailing list Budaya Tionghoa berkali-kali.

Hormat kami,

Segenap moderator, webmaster dan team mailing list Budaya Tionghoa



Re: [budaya_tionghua] Re: agama etnis ?

2009-12-16 Terurut Topik als
Mungkin hal ini perlu ditanyakan kepada pengurus Yayasan Karim Oey yang 
mengurus Tionghoa Muslim Indonesia. Barangkali mereka pernah menelitinya.

Andy L.S.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: alda agustine mydiary...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 00:20:42 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: agama etnis ?

Berapa persen keturunan Tionghoa yang Muslim di Indonesia? 




 



  






  


[budaya_tionghua] Re: mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatankanker

2009-12-16 Terurut Topik Richi
Saya turut berduka cita atas cici anda semoga diterima di sisi Tuhan YME.
Kalau begitu saya sangat berterima kasih dengan rekomendasi anda.
Mungkin saya akan mencoba memberi saran rekomendasi anda pada keluarga untuk 
dikompromi kan terlebih dahulu.
terima kasih. ^^


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ls8...@... wrote:

 Cici saya sudah meninggal 2 th yg lalu karena kanker darah dan dia dirawat di 
 RS MMC. 
 Soal kompeten nya RS Dharmais saya kurang tau tp krn Dharmais merupakan RS 
 khusus kanker, saya rasa tentu lebih lengkap segala fasilitas untuk 
 pengobatan penyakit kanker.
 
 Lingga
 
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
 Teruuusss...!
 
 -Original Message-
 From: Richi richi_23be...@...
 Date: Tue, 15 Dec 2009 17:07:51 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: mau minta rekomendasi rumah sakit buat 
 pengobatankanker
 
 Salam saudara Lingga,
 terima kasih untuk rekomendasi serta doanya.
 Jadi cici anda berobat dimana waktu itu dan bagaimana keadaannya sekarang?
 menurut anda, kira - kira RS Dharmais betul - betul berkompeten atau tidak?
 
 --
 
 Salam saudara Budi,
 terima kasih untuk rekomendasinya.
 Saya sudah mencari melalui google, namun buat kesaksian dari pasien yang 
 sudah sembuh masih kurang.
 menurut anda kira - kira ada gak kesaksian dari pasien yang sudah sembuh?
 Soalnya saya ingin mencari rumah sakit yang betul - betul berkompenten dan 
 tidak sembarang sehingga orang tua saya bisa sembuh total.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ls8375@ wrote:
 
  Halo saudara Richi, 
  Rumah sakit yg khusus utk penderita kanker, rumah sakit Dharmais di jl 
  Slipi raya. Cuma setau saya harus daftar dan masuk waiting list. Soalnya 
  cici saya dulu pun ga kebagian kamar disana. Mengingat penderita kanker 
  butuh pengobatan yg tidak singkat sehingga kamar bisa lama ditempati oleh 1 
  org. 
  Semoga orangtua anda bisa cepat dpt perawatan di Jkt n cepat sembuh.
  
  Salam,
  Lingga
  
  Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
  Teruuusss...!
  
  -Original Message-
  From: BUD'S 1 bsugih2007@
  Date: Tue, 15 Dec 2009 21:33:16 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] mau minta rekomendasi rumah sakit buat 
  pengobatan
   kanker
  
  Dear Richi,
  
  Untuk Kemotherapy dan biaya yang terjangkau adalah RSCM, Banyak yang 
  Kemo disana. disamping itu mungkin RS Kanker Darmais, RS Pantai Indah 
  Kapur atau RS Atma Jaya, Pluit  Untuk pastinya bisa di Cari melalui 
  Google dengan memasukan nama rumah sakit tersebut.
  
  Salam,
  
  Richi wrote:

  
   Urgent!
  
   buat teman - teman sekalian, kira2 ada yang punya rekomendasi gak buat 
   Rumah sakit spesialis kanker khususnya di daerah Jakarta
   soalnya orang tua saya sekarang sedang terkena sakit kanker lambung. 
   Kondisinya sudah dioperasi di malaysia dan sekarang sedang menjalani 
   pengobatan kemotherapy di Chinaguangzhou
   Namun, hingga saat ini sepertinya belum ada efek yang berarti, dan 
   biaya untuk bolak - balik China lumayan mahal. Selain itu, saya pernah 
   dengar bahwa kanker tidak boleh terlalu sering kemo karena akan 
   meningkatkan sel kanker nya..
  
   minta rekomendasi Rumah Sakit dan kesaksian nya donk..
   terima kasih sebelum nya.
  
 





Re: [budaya_tionghua] nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik zhoufy
Pak Beng:

(Surat anda sebaiknya jangan dialamatkan ke japri, langsung ke jalur umum 
saja.) 

Logikanya begini:
Kanibal berarti taraf peradabannya sangatlah rendah, masif primitif, apa sudah 
ada budaya yg cukup berharga utk dipertahankan?

Jika satu suku peradabannya sdh cukup tinggi, tdk mungkin dia kanibal! Makanya 
saya meragukan cerita misionaris yg dimakan suku batak! Dibunuh bisa saja, tapi 
dimakan? Itu tahun berapa? Apa di tahun tsb suku batak masih begitu primitif?

Masalah persepsi barat thd timur tak usah kita berasumsi, fakta sejarah sudah 
cukup bicara, tdk hanya tercermin dari tindakan2 mereka, tapi juga dari 
dokumen2 tertulis yg tercatat di sejarah, misalnya surat2 menyurat dlm 
pemerintahan mereka, komentar di surat2 kabar dll. Bahkan sampai menjelang 
olympiade beijing, komentar miring thd tiongkok masih merajarela! Baru tahun 
terakhir ini saja saat amerika dan barat mengalami krisis ekonomi, mereka baru 
mengubah nada bicara thd tiongkok, tujuannya tak lain agar tiongkok terayu mau 
mengeluarkan dana  untuk membantu kesulitan ekonomi dunia.

Dan bukan masalah takut dng kekristenan, budaya tionghoa cukup tangguh untuk 
menangkal kristenisasi total kok! Yg jadi heran justru, mengapa anda harus 
memaksakan nilai2 kristen ke orang tionghoa?  memangnya kami tidak boleh hanya 
menjadi tionghoa tanpa jadi kristen? Apa anda beranggapan kemanusiaan kami 
belum  lengkap tanpa jadi kristen? Apa anda beranggapan nilai kristen lebih 
tinggi daripada nilai2 budaya tionghoa?

Sent from my BlackBerry?0?3
powered by Sinyal Kuat INDOSAT



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



{Disarmed} RE: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan

2009-12-16 Terurut Topik Others
Sekedar ingin tahu,
 
sepengetahuan saya, aliran budha adalah:
- mahayana
- theravada
- vajrayana 
 
kalo budhayana itu aliran yang mana? baru lagi?
trus, budha matreya itu aliran baru juga?
 
terima kasih.

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of King Hian
Sent: 16 Desember 2009 16:22
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan


  


Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca:
Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang
waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat
bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang
berbau Cina, masih berlaku.

Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk
melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? 
Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15
bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. 

Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada
persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan
organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia)
dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia).
Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin)
yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat
keamanan bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca:
Buddha Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal
mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng.

Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru
Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal
bbrp tahun sebelumnya, justru dia yang melarang.

kiongchiu,
KH




- Forwarded Message 
From: east_road east_r...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan

  

dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang
beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara
Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara
lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah
imlek di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan
loo kay :)

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups.
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com com, joao_kho joao@.. .
wrote:

 Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat
Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. Nah
untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus atau
himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di
lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga salah
adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW
 
 Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma
pernah bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik
aja oleh yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang
mayoritas orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di
Gereja, karena menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian
buddaya suatu etnis.
 
 Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas
digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu
justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama.
 
 Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak
merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah
budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus
dipertimbangkan kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara
tersebut.
 
 Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan
agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus
budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program
pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri
tercinta ini.
 
 Dimana kita ketahui dengan jelas Semboyan negara kita adalah Bhinneka
Tunggal Ika. Terima kasih.
 
 JK 
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups.
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com com, east_road east_road@
wrote:
 
  vihara ekayana graha itu bukan mahayana tapi Aliran Budhayana anda harus
bedakan itu, vihara ekayana graha tidak memandang sekte aliran Buddha, dalam
satu vihara bisa banyak aliran. Anda salah paham soal itu.
  
  --- In budaya_tionghua@ yahoogroups.
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com com, ikkyosensei_ ym
ikkyosensei@  wrote:
  
   Wah, saya masih bingung, koh.
   
   Sepertinya anda berpendapat kalau Toa Pe Kong tidak dipajang di vihara
atau masjid atau gereja, berarti terjadi penghinaan. 

[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik Erik

Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini!

Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya
terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi
penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk
memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya.

Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang
Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di
STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama
para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan
sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan
saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi
Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang
Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa  keterbelakangnya
bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip
serta kepercayaan takhyul!  Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli
para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat
pada zamannya dulu itu!  Namun implikasinya pada misionaris ketika
mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan
Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI
KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka
tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati).

Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan
oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh
yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan
dan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari
barat ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa
Tionghoa tak mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini dalam
bidang IPTEK.

Namun demikian, koh Beng! Situasinya kita di Indonesia sekarang sudah
berubah pasca era reformasi.  Banyak sekali sekolah-sekolah yang
dikelola Yayasan Kristen berlomba-lomba menyelenggarakan kursus bahasa
Mandarin, bahkan saya tahu dan saya kenal ketua yayasan beberapa sekolah
Kristen yang mengharuskan siswa berbahasa Mandarin pada hari-hari
tertentu, di samping bahasa Inggris pada hari-hari lain. Bukan cuma itu,
teman kita pak Kukuh dan juga instruktur kaligrafi dan Chinese painting
asal Nanjing Tiongkok pun adalah umat Nasrani yang sangat getol
mendalami dan memperkenalkan budaya Tionghoa ke mana-mana.

Sebagaimana telah saya singgung pada posting terdahulu. Pemberangusan
budaya Tionghoa oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia juga
terkondisikan oleh kebijakan rezim rasis Orde Bau yang anti Cina selama
lebih 30 tahun lalu. Saya yakin dan percaya (sebab saya mendapat
pelajaran dan latihan itu di STF Driyarkara) bahwa lembaga agama Kristen
tahu dan paham akan metode inkulturasi dalam misi pengabaran injil.
Namun, dalam situasi yang serba curiga dan anti Cina pelaksanaan metode
inkulturasi yang mengakui eksistensi budaya Tionghoa bukanlah sebuah
pilihan yang menguntungkan waktu itu di Indonesia.

Namun demikian, yang saya sesalkan adalah di samping keterpaksaan untuk
menyesuaikan diri dengan kebijakan anti Cina rezim Orde Bau, ada juga
beberapa lembaga Kristen yang dikelola justru oleh orang Tionghoa (entah
dengan maksud dan tujuan apa?) justru dengan sengaja membentur-benturkan
budaya Tionghoa dengan Injil, dan hal itu tetap berlangsung sampai hari
ini, sebagaimana yang disinyalir oleh beberapa rekan di milis ini.

Beda halnya dengan Katolik. Agama Katolik yang pernah masuk ke daratan
Tiongkok jauh sebelum zaman Yuan pernah menelan pil pahit gara-gara
tidak menghargai budaya lokal. Agama Nasrani yang pada zaman itu dikenal
dengan nama Jing Jiao pernah mengalami masa-masa kejayaan di Tiongkok
berkat keberhasilan mereka mendekati para bangsawan dan inner-circle
kerajaan. Tetapi naasnya, hanya gara-gara melarang umatnya memelihara
meja abu leluhur dan melaksanakan beberapa upacara
tradisional, agama Jing Jiao pun dilarang oleh raja yang merasa
tersinggung, para pastur bule harus minggat dari Tiongkok diusir oleh
kerajaan dan pastur lokal pun dipaksa lepas jubah.

Nah, berkaca pada pengalaman masa lampau itu, pastur-pastur Katolik yang
datang ke daratan Tiongkok di kemudian
hari (Matthew Ricci dkk) lebih pandai beradaptasi dengan budaya lokal.
Dengan berjubah pendeta Taois mereka memberi kotbah dalam bahasa
Mandarin, bangunan gereja pun ditata dalam arsitektur dan ornamen
ketionghoaan. Bahkan sembahyang leluhur dengan hio pun tidak diharamkan,
asal tidak dilakukan di paroki.  Hal serupa juga dipraktekkan di
Indonesia, walau masih dalam cekaman rezim rasis Orde Bau dulu, misalnya
paroki Santa Maria de Fatima (Toa Se Bio)  yang di Petak sembilan serta
yang di Mg Besar Jakarta tidak pernah putus menyelenggarakan misa Sincia
setiap tahun sepanjang masa kekuasaan rezim Orde Bau. Dalam terminologi
antropologi budaya, apa yang dilakukan Matthew Ricci dkk 

[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik ardian_c
ikut nimbrung jg, seinget aye tuh yg namanya jingjiao/nestorian itu agama 
kristen yg beda ama yg jaman sekarang. seabis konsili nicea khan semua yg tdk 
sepaham dibantai abis ama yg menang.
nah ada bbrp yg kabur, salah satunya Aloben yg kabur ke dinasti Tang dan minta 
suaka. Pada dasarnya dinasti Tang itu dinasti yang toleran dan nerima banyak 
pelarian, Aloben dikasih tempat, kebebasan mengembangkan agamanya, kitabnya jg 
diterjemahkan.

Nah kejadian yg parah itu khan dijaman Qing awal, yg mana gara2 gak respect ama 
budaya Tionghoa makanya semua missionaris katolik nelen pil pahit.
Kalu Jing Jiaonya sendiri khan gak berkembang di Tiongkok malah Mongol empire 
dapet surat dari Vatican yg suruh para Khannya menakluk kepada kerajaan Allah 
trus jg itu agama Nestorian harus dibasmi.

Matteo Ricci sendiri bawa buku2 filsafat timur plus pengetahuan Tiongkok yg 
nantinya bawa Eropa kearah abad pencerahan.

So itu ya kalu dibilang timbal baliklar. Gak beda itu waktu jaman Eropa masuk 
abad kegelapan, bisa ngeliat terangnya sedikit gara2 pengaruh Arab.
Sayangnya org2 Eropa waktu jaman dah melek mata itu jadi arogan plus jg 
terbiasa mensetan2kan budaya lain.

Ya baru ditahun 1930an itu Vatican melek mata dan kasih ijin utk budaya 
Tionghoa dilaksanakan oleh umat2nya. Sebelonnya mana boleh seh ?

Suka gak suka ya inilah sisi gelap sejarahnya.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik rsn...@... wrote:

 
 Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini!
 
 Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya
 terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi
 penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk
 memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya.
 
 Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang
 Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di
 STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama
 para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan
 sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan
 saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi
 Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang
 Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa  keterbelakangnya
 bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip
 serta kepercayaan takhyul!  Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli
 para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat
 pada zamannya dulu itu!  Namun implikasinya pada misionaris ketika
 mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan
 Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI
 KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka
 tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati).
 
 Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan
 oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh
 yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan
 dan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari
 barat ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa
 Tionghoa tak mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini dalam
 bidang IPTEK.
 
 Namun demikian, koh Beng! Situasinya kita di Indonesia sekarang sudah
 berubah pasca era reformasi.  Banyak sekali sekolah-sekolah yang
 dikelola Yayasan Kristen berlomba-lomba menyelenggarakan kursus bahasa
 Mandarin, bahkan saya tahu dan saya kenal ketua yayasan beberapa sekolah
 Kristen yang mengharuskan siswa berbahasa Mandarin pada hari-hari
 tertentu, di samping bahasa Inggris pada hari-hari lain. Bukan cuma itu,
 teman kita pak Kukuh dan juga instruktur kaligrafi dan Chinese painting
 asal Nanjing Tiongkok pun adalah umat Nasrani yang sangat getol
 mendalami dan memperkenalkan budaya Tionghoa ke mana-mana.
 
 Sebagaimana telah saya singgung pada posting terdahulu. Pemberangusan
 budaya Tionghoa oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia juga
 terkondisikan oleh kebijakan rezim rasis Orde Bau yang anti Cina selama
 lebih 30 tahun lalu. Saya yakin dan percaya (sebab saya mendapat
 pelajaran dan latihan itu di STF Driyarkara) bahwa lembaga agama Kristen
 tahu dan paham akan metode inkulturasi dalam misi pengabaran injil.
 Namun, dalam situasi yang serba curiga dan anti Cina pelaksanaan metode
 inkulturasi yang mengakui eksistensi budaya Tionghoa bukanlah sebuah
 pilihan yang menguntungkan waktu itu di Indonesia.
 
 Namun demikian, yang saya sesalkan adalah di samping keterpaksaan untuk
 menyesuaikan diri dengan kebijakan anti Cina rezim Orde Bau, ada juga
 beberapa lembaga Kristen yang dikelola justru oleh orang Tionghoa (entah
 dengan maksud dan tujuan apa?) justru dengan sengaja membentur-benturkan
 budaya Tionghoa dengan Injil, dan hal itu tetap berlangsung sampai hari
 ini, sebagaimana yang disinyalir oleh beberapa 

[budaya_tionghua] Re: What's in a name?

2009-12-16 Terurut Topik younginheart5000
Mungkin bagus, kalau anda lebih memperbanayak membaca Asian literature  
philosphy..

Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke 
Tiongkok.

By the way ada kata bijaksana dalam bahasa Latin: Ex Oriente Lux, Penerangan 
(pencerahan) datang dari Timur..

So sis... go east!



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alda agustine mydiary...@... wrote:

 Fy Zhou, makasih tanggapannya. Saya baru kali ini denger kalimat dari 
 Confusius itu. Dapet dari mana sih? Mau dong referensinya. Thanks.





[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik younginheart5000
Kelompok Nestorian yang mewakili bagian dari umat Kristen awal tidak mengakui 
Yesus sebagai Tuhan, dan di-kejar kejar. Banyak yang kemudian menjadi Islam.

Inti pemahaman Nestorian kini hidup lagi, diwakili oleh kelompok yang bernama 
Unitarian Curch, satu kelompok Non Trinitarian..



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardia...@... wrote:

 ikut nimbrung jg, seinget aye tuh yg namanya jingjiao/nestorian itu agama 
 kristen yg beda ama yg jaman sekarang. seabis konsili nicea khan semua yg tdk 
 sepaham dibantai abis ama yg menang.
 nah ada bbrp yg kabur, salah satunya Aloben yg kabur ke dinasti Tang dan 
 minta suaka. Pada dasarnya dinasti Tang itu dinasti yang toleran dan nerima 
 banyak pelarian, Aloben dikasih tempat, kebebasan mengembangkan agamanya, 
 kitabnya jg diterjemahkan.
 
 Nah kejadian yg parah itu khan dijaman Qing awal, yg mana gara2 gak respect 
 ama budaya Tionghoa makanya semua missionaris katolik nelen pil pahit.
 Kalu Jing Jiaonya sendiri khan gak berkembang di Tiongkok malah Mongol empire 
 dapet surat dari Vatican yg suruh para Khannya menakluk kepada kerajaan Allah 
 trus jg itu agama Nestorian harus dibasmi.
 
 Matteo Ricci sendiri bawa buku2 filsafat timur plus pengetahuan Tiongkok yg 
 nantinya bawa Eropa kearah abad pencerahan.
 
 So itu ya kalu dibilang timbal baliklar. Gak beda itu waktu jaman Eropa masuk 
 abad kegelapan, bisa ngeliat terangnya sedikit gara2 pengaruh Arab.
 Sayangnya org2 Eropa waktu jaman dah melek mata itu jadi arogan plus jg 
 terbiasa mensetan2kan budaya lain.
 
 Ya baru ditahun 1930an itu Vatican melek mata dan kasih ijin utk budaya 
 Tionghoa dilaksanakan oleh umat2nya. Sebelonnya mana boleh seh ?
 
 Suka gak suka ya inilah sisi gelap sejarahnya.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik rsn_cc@ wrote:
 
  
  Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini!
  
  Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya
  terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi
  penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk
  memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya.
  
  Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang
  Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di
  STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama
  para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan
  sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan
  saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi
  Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang
  Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa  keterbelakangnya
  bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip
  serta kepercayaan takhyul!  Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli
  para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat
  pada zamannya dulu itu!  Namun implikasinya pada misionaris ketika
  mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan
  Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI
  KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka
  tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati).
  
  Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan
  oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh
  yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan
  dan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari
  barat ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa
  Tionghoa tak mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini dalam
  bidang IPTEK.
  
  Namun demikian, koh Beng! Situasinya kita di Indonesia sekarang sudah
  berubah pasca era reformasi.  Banyak sekali sekolah-sekolah yang
  dikelola Yayasan Kristen berlomba-lomba menyelenggarakan kursus bahasa
  Mandarin, bahkan saya tahu dan saya kenal ketua yayasan beberapa sekolah
  Kristen yang mengharuskan siswa berbahasa Mandarin pada hari-hari
  tertentu, di samping bahasa Inggris pada hari-hari lain. Bukan cuma itu,
  teman kita pak Kukuh dan juga instruktur kaligrafi dan Chinese painting
  asal Nanjing Tiongkok pun adalah umat Nasrani yang sangat getol
  mendalami dan memperkenalkan budaya Tionghoa ke mana-mana.
  
  Sebagaimana telah saya singgung pada posting terdahulu. Pemberangusan
  budaya Tionghoa oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia juga
  terkondisikan oleh kebijakan rezim rasis Orde Bau yang anti Cina selama
  lebih 30 tahun lalu. Saya yakin dan percaya (sebab saya mendapat
  pelajaran dan latihan itu di STF Driyarkara) bahwa lembaga agama Kristen
  tahu dan paham akan metode inkulturasi dalam misi pengabaran injil.
  Namun, dalam situasi yang serba curiga dan anti Cina pelaksanaan metode
  inkulturasi yang mengakui eksistensi budaya Tionghoa bukanlah sebuah
  pilihan yang menguntungkan 

Re: {Disarmed} RE: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan

2009-12-16 Terurut Topik als
Dengar-dengar sih organisasi Buddhayana yg skr dipimpin oleh pak Sudhamek (bos 
kacang Grd)dibentuk oleh 'founding father' unt menyatukan para pengikut 
buddhisme Mahayana, Theravada, dan Vajrayana yg ditandingi oleh Walubi yg 
juga menampung NSI, dsb yg dipimpin oleh ibu Murdaya Poo. 

Jadi Buddhayana bukanlah suatu aliran Buddhisme, melainkan suatu 
organisasi/wadah unt menampung aliran-aliran Buddhisme di Indonesia. CMIIW.

Andy L.S.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Others oth...@softwareinovasi.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 17:13:18 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: {Disarmed} RE: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan

Sekedar ingin tahu,
 
sepengetahuan saya, aliran budha adalah:
- mahayana
- theravada
- vajrayana 
 
kalo budhayana itu aliran yang mana? baru lagi?
trus, budha matreya itu aliran baru juga?
 
terima kasih.

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of King Hian
Sent: 16 Desember 2009 16:22
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan


  


Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca:
Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang
waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat
bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang
berbau Cina, masih berlaku.

Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk
melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? 
Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15
bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. 

Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada
persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan
organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia)
dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia).
Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin)
yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat
keamanan bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca:
Buddha Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal
mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng.

Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru
Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal
bbrp tahun sebelumnya, justru dia yang melarang.

kiongchiu,
KH




- Forwarded Message 
From: east_road east_r...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan

  

dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang
beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara
Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara
lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah
imlek di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan
loo kay :)

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups.
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com com, joao_kho joao@.. .
wrote:

 Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat
Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. Nah
untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus atau
himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di
lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga salah
adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW
 
 Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma
pernah bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik
aja oleh yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang
mayoritas orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di
Gereja, karena menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian
buddaya suatu etnis.
 
 Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas
digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu
justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama.
 
 Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak
merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah
budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus
dipertimbangkan kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara
tersebut.
 
 Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan
agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus
budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program
pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri

[budaya_tionghua] Re: Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan

2009-12-16 Terurut Topik younginheart5000
Ya, untung saja kelompok Budayana, yang merangkul semua aliran, bersikukuh 
dalam missinya. Kalau tidak, sudah amblas semua jurusan yang tidak dianggap 
asli Buddha oleh mbak Hartati cs.

Bagaimana tuh kisah teman teman Budhist di Lampung yang diprovokasi tentara, 
malah digebuki, kalau tak salah, oleh orang orang Koramil Garuda Hitam, Lampung.

Hartati memang demikian. Waktu zaman bu Mega, pak Murdaya jadi penyumbang PDIP, 
lalu PDIP jadi partai kelinci, dia lompat ke PD.
Mungkin, sekarang ini modern merayakan Imlak. ha ha ha.. waktu Imlek 
disudutkan, pontang panting jadi pahlawan anti imlek..

Manusia...oh manusia..



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian king_h...@... wrote:

 Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca: 
 Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang 
 waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat 
 bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang berbau 
 Cina, masih berlaku.
 
 Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk 
 melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? 
 Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15 
 bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. 
 
 Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada 
 persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan 
 organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) 
 dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia).
 Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin) 
 yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat keamanan 
 bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca: Buddha 
 Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal 
 mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng.
 
 Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru 
 Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal bbrp 
 tahun sebelumnya, justru dia yang melarang.
 
 kiongchiu,
 KH
 
 
 
 
 
 - Forwarded Message 
 From: east_road east_r...@...
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan
 
   
 dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang 
 beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara 
 Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara 
 lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah imlek 
 di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan loo kay 
 :)
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, joao_kho Joao.Kho@ . wrote:
 
  Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat 
  Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. 
  Nah untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus 
  atau himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek 
  di lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga 
  salah adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW
  
  Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma pernah 
  bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik aja oleh 
  yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang mayoritas 
  orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di Gereja, karena 
  menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian buddaya suatu etnis.
  
  Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas 
  digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu 
  justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama.
  
  Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak 
  merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah 
  budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus 
  dipertimbangkan kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara 
  tersebut.
  
  Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan 
  agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus 
  budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program 
  pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri 
  tercinta ini.
  
  Dimana kita ketahui dengan jelas Semboyan negara kita adalah Bhinneka 
  Tunggal Ika. Terima kasih.
  
  JK 
  
  --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, east_road east_road@ wrote:
  
   vihara ekayana graha itu bukan mahayana tapi Aliran Budhayana anda harus 
   bedakan itu, vihara ekayana graha tidak memandang sekte aliran Buddha, 
   dalam satu vihara bisa banyak aliran. Anda salah paham soal 

[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik ardian_c
lha lha lage kota hangzhou dikuasain ame org2 taiping trus dikepung abis ama 
tentara qing khan katanya ada kanibalisme hehehehehehehehhe



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:

 Pak Beng:
 
 (Surat anda sebaiknya jangan dialamatkan ke japri, langsung ke jalur umum 
 saja.) 
 
 Logikanya begini:
 Kanibal berarti taraf peradabannya sangatlah rendah, masif primitif, apa 
 sudah ada budaya yg cukup berharga utk dipertahankan?
 
 Jika satu suku peradabannya sdh cukup tinggi, tdk mungkin dia kanibal! 
 Makanya saya meragukan cerita misionaris yg dimakan suku batak! Dibunuh bisa 
 saja, tapi dimakan? Itu tahun berapa? Apa di tahun tsb suku batak masih 
 begitu primitif?
 
 Masalah persepsi barat thd timur tak usah kita berasumsi, fakta sejarah sudah 
 cukup bicara, tdk hanya tercermin dari tindakan2 mereka, tapi juga dari 
 dokumen2 tertulis yg tercatat di sejarah, misalnya surat2 menyurat dlm 
 pemerintahan mereka, komentar di surat2 kabar dll. Bahkan sampai menjelang 
 olympiade beijing, komentar miring thd tiongkok masih merajarela! Baru tahun 
 terakhir ini saja saat amerika dan barat mengalami krisis ekonomi, mereka 
 baru mengubah nada bicara thd tiongkok, tujuannya tak lain agar tiongkok 
 terayu mau mengeluarkan dana  untuk membantu kesulitan ekonomi dunia.
 
 Dan bukan masalah takut dng kekristenan, budaya tionghoa cukup tangguh untuk 
 menangkal kristenisasi total kok! Yg jadi heran justru, mengapa anda harus 
 memaksakan nilai2 kristen ke orang tionghoa?  memangnya kami tidak boleh 
 hanya menjadi tionghoa tanpa jadi kristen? Apa anda beranggapan kemanusiaan 
 kami belum  lengkap tanpa jadi kristen? Apa anda beranggapan nilai kristen 
 lebih tinggi daripada nilai2 budaya tionghoa?
 
 Sent from my BlackBerry0…3
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT





[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik Erik


Oh ya btl, Jing Jiao tu Nestorian yg dah punah. Yg ditemukan di Zhongguo jg 
cuma prasasti yg diragukan otentisitasnya. Juga btl Katolik berkaca pd 
pengalaman di zaman Tang bkn Yuan. Tq ya atas koreksinya. Perspektip historis 
ada yg error nih!

Salam

Erik





[budaya_tionghua] Re: nDableg

2009-12-16 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Wadouw, maaf neh, terpaksa saya menunjukkan mo yong berbahasa anda.

Pertama judul tersebut menunjuk pada 1 agama (Kristen) dan 1 budaya (Tionghoa). 
Jadi, agama mana yang sedang saya tikaikan dengan kristen?
Kedua, jelas sekali judul tersebut sedang menabrakkan Kristen sebagai agama 
dengan Tionghoa sebagai budaya.

Kenapa saya merujuk pada budaya Tionghoa saja? Karena memang yang saya cermati 
saya dengar, kebetulan memang cuman budaya Tionghoa yang saya pahami. Buktinya 
budaya Tionghoa yang sedang ditertawakan apa? Karena membahas tentang gambar 
naga, paikui, chengbeng, wayang potehi, dll.

Kenapa saya merujuk pada Kristen sebagai agama? Karena tempatnya di gereja 
kristen, saat terjadi kotbah oleh pendeta kristen, disaksikan oleh para umat 
kristen, dan terjadi bukan di satu tempat saja di Jakarta.

Sekali lagi, maaf sebelumnya, gunakan pikiran anda dulu sebelum berujar. 
Sehingga anda terlihat memahami permasalahan.

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... 
wrote:

 - Original Message - 
 From: ikkyosensei_ym 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
 Sent: Monday, December 14, 2009 6:28 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak 
 Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa?
 
  Saya tidak sedang membawa konflik
  agama dalam forum ini.
  Silahkan dicermati kembali isi tulisan2 saya.
 
 
 
 Wah, Chen Gui Xin ini emang nggak ngerti apa belagak nggak ngerti!?
 
 Kan sudah saya tulis dengan huruf yang secara khusus saya kapitalkan 
 (huruf-besarkan) bahwa sianseng satu ini dengan judul posting yang dipilihnya 
 sedang dengan sengaja memprovokasi perang agama di milis budaya tionghoa ini.
 
 Koq masih juga mau muter-muter terus, membela diri dengan bicara berbusa-busa 
 menyuruh kita mencermati isi posting-nya!
 
 Orang Tionghoa di sini bilang itu botjenglie! he he he...
 
 Wasalam.
 
 
 
   - Original Message - 
   From: ikkyosensei_ym 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, December 14, 2009 6:28 PM
   Subject: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak 
 Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa?
 
 
 
   Dear Bukhari,
   Saya tidak sedang membawa konflik agama dalam forum ini. Silahkan dicermati 
 kembali isi tulisan2 saya.
   Kebetulan sekali, memang dalam hal ini yang saya keluhkan adalah ajaran 
 yang umum diterima di gereja kristen, yang diajarkan secara publik oleh para 
 pendeta, yang jelas sekali melecehkan simbol-simbol budaya tionghoa.
   Tradisi paikui di depan meja leluhur contohnya. Tentu saja, kita sama2 
 orang dewasa tahu, bahwa tradisi tersebut ingin mengajarkan kepada anak untuk 
 berbakti tanpa syarat kepada kedua orang tuanya. Jika kepada leluhur yang 
 sudah meninggal saja bisa, apalagi kepada kedua orang tua yang masih hidup.
   Tahukah anda bahwa simbol budaya tersebut dengan mudahnya dihina2 dalam 
 kotbah di gereja2 kristen dg alamat yang saya sebutkan sebelumnya? Dan, kalau 
 anda tidak keberatan, silahkan anda hadir di kebaktian mereka, siapa tahu 
 anda juga merasakan pelecehan secara pribadi kepada budaya suku/agama anda.
   Berkenaan saya menyebut istilah agama Islam dan ibu anda, saya yakin tentu 
 saja anda juga tahu, bahwa maksud saya agar anda bisa menjiwai kemarahan dan 
 kekecewaan kita. Sudah jelaskah anda dengan point yang ini?
 
   Mari, bergabunglah dalam kasus hukum ini. Apakah ada yang salah dengan 
 menegakkan penghormatan kepada budaya/agama yang lain? Kebetulan saja, kali 
 ini pendeta yang menjadi percontohannya. Karena menurut saya, mereka yang 
 paling aktif berperilaku semaunya asal demi Tuhan mereka.
 
   Salam,
 
   Chen Gui Xin
 
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absaleh@ 
 wrote:
   
- Original Message - 
From: ikkyosensei_ym 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Sunday, December 13, 2009 7:58 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak 
 Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa?


 Bukhari,
 Jika saya mengejek2 agama Islam
 atau suku Ibu anda... 
 apa anda juga akan berpendapat yang sama?

-

Chen Gui Xin, saya ini anggota milis ini sejak awal yang sudah proven.

Ketika tempo hari ada member Islam yang mengacau ngajak perang agama juga 
 dari sudut pandang Islam, saya yang paling depan 'hajar' dia.
Kalau tidak salah dia sudah di-banned moderator, atau keluar sendiri, 
 mokal abis!

Jadi kalau Chen-heng mengira bisa dengan mudah mengacau, memprovokasi 
 perang agama, agama apa saja, di milis ini, seperti yang mungkin lauwtee 
 mudah dilakukan di milis lain, pikir-pikir 1000 kali dulu, ingat bahwa ada 
 saya di sini...

Karena Chen-heng sudah bukan anak kecil, tentunya sudah tahu bedanya 
 antara bikin posting yang isinya 

Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik jackson_yahya
Saya dari lahir kristen dan baru 5 tahun ini jadi buddhist. Sejak kecil selama 
24 tahun sudah beberapa kali pindah gereja. 

Dari smua gereja hanya katolik yang ajarannya murni dan sesuai firman ( kasih 
yang terutama  )

Kalau kristen non kharismatik juga bagus hampir mirip katolik mengutamakan 
kasih juga hanya sedikit fanatik

Kristen kharismatik (berbahasa roh) wahhh tiap gereja kharismatik ajarannya 
beda2 tergantung pendetanya. Kasih nomor 2 hanya iman yang menyelamatkan
 (tujuannya cari selamat aja) 

Tapi yang saya lihat dari ketiganya yang paling di berkati oleh tuhan gereja 
kharismatik (berbahasa roh) para pendetanya benar2 di beri kelimpahan berkat, 
mobil dan rumah nya mewah2.


Semua tulisan saya ini hanya pendapat pribadi belum tentu benar.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Erik rsn...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 10:34:43 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).


Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini!

Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya
terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi
penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk
memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya.

Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang
Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di
STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama
para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan
sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan
saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi
Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang
Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa  keterbelakangnya
bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip
serta kepercayaan takhyul!  Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli
para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat
pada zamannya dulu itu!  Namun implikasinya pada misionaris ketika
mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan
Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI
KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka
tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati).

Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan
oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh
yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan
dan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari
barat ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa
Tionghoa tak mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini dalam
bidang IPTEK.

Namun demikian, koh Beng! Situasinya kita di Indonesia sekarang sudah
berubah pasca era reformasi.  Banyak sekali sekolah-sekolah yang
dikelola Yayasan Kristen berlomba-lomba menyelenggarakan kursus bahasa
Mandarin, bahkan saya tahu dan saya kenal ketua yayasan beberapa sekolah
Kristen yang mengharuskan siswa berbahasa Mandarin pada hari-hari
tertentu, di samping bahasa Inggris pada hari-hari lain. Bukan cuma itu,
teman kita pak Kukuh dan juga instruktur kaligrafi dan Chinese painting
asal Nanjing Tiongkok pun adalah umat Nasrani yang sangat getol
mendalami dan memperkenalkan budaya Tionghoa ke mana-mana.

Sebagaimana telah saya singgung pada posting terdahulu. Pemberangusan
budaya Tionghoa oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia juga
terkondisikan oleh kebijakan rezim rasis Orde Bau yang anti Cina selama
lebih 30 tahun lalu. Saya yakin dan percaya (sebab saya mendapat
pelajaran dan latihan itu di STF Driyarkara) bahwa lembaga agama Kristen
tahu dan paham akan metode inkulturasi dalam misi pengabaran injil.
Namun, dalam situasi yang serba curiga dan anti Cina pelaksanaan metode
inkulturasi yang mengakui eksistensi budaya Tionghoa bukanlah sebuah
pilihan yang menguntungkan waktu itu di Indonesia.

Namun demikian, yang saya sesalkan adalah di samping keterpaksaan untuk
menyesuaikan diri dengan kebijakan anti Cina rezim Orde Bau, ada juga
beberapa lembaga Kristen yang dikelola justru oleh orang Tionghoa (entah
dengan maksud dan tujuan apa?) justru dengan sengaja membentur-benturkan
budaya Tionghoa dengan Injil, dan hal itu tetap berlangsung sampai hari
ini, sebagaimana yang disinyalir oleh beberapa rekan di milis ini.

Beda halnya dengan Katolik. Agama Katolik yang pernah masuk ke daratan
Tiongkok jauh sebelum zaman Yuan pernah menelan pil pahit gara-gara
tidak menghargai budaya lokal. Agama Nasrani yang pada zaman itu dikenal
dengan nama Jing Jiao pernah mengalami masa-masa kejayaan di Tiongkok
berkat keberhasilan mereka mendekati para bangsawan dan inner-circle
kerajaan. Tetapi naasnya, hanya gara-gara melarang umatnya memelihara
meja abu 

Re: {Disarmed} RE: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan

2009-12-16 Terurut Topik younginheart5000
Betul sekali!

Budhayana bukanlah suatu mahzab, seperti Theravadda, Mahayana, dll. Namun 
sebuah kelompok yang ingin merangkul semua aliran dalam Budhisme. Buddha = 
ajaran sang Gautama; Yana = kendaraan.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, a...@... wrote:

 Dengar-dengar sih organisasi Buddhayana yg skr dipimpin oleh pak Sudhamek 
 (bos kacang Grd)dibentuk oleh 'founding father' unt menyatukan para pengikut 
 buddhisme Mahayana, Theravada, dan Vajrayana yg ditandingi oleh Walubi yg 
 juga menampung NSI, dsb yg dipimpin oleh ibu Murdaya Poo. 
 
 Jadi Buddhayana bukanlah suatu aliran Buddhisme, melainkan suatu 
 organisasi/wadah unt menampung aliran-aliran Buddhisme di Indonesia. CMIIW.
 
 Andy L.S.
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
 Teruuusss...!
 
 -Original Message-
 From: Others oth...@...
 Date: Wed, 16 Dec 2009 17:13:18 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: {Disarmed} RE: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: 
 Penghinaan
 
 Sekedar ingin tahu,
  
 sepengetahuan saya, aliran budha adalah:
 - mahayana
 - theravada
 - vajrayana 
  
 kalo budhayana itu aliran yang mana? baru lagi?
 trus, budha matreya itu aliran baru juga?
  
 terima kasih.
 
   _  
 
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of King Hian
 Sent: 16 Desember 2009 16:22
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan
 
 
   
 
 
 Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca:
 Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang
 waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat
 bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang
 berbau Cina, masih berlaku.
 
 Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk
 melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? 
 Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15
 bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. 
 
 Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada
 persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan
 organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia)
 dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia).
 Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin)
 yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat
 keamanan bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca:
 Buddha Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal
 mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng.
 
 Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru
 Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal
 bbrp tahun sebelumnya, justru dia yang melarang.
 
 kiongchiu,
 KH
 
 
 
 
 - Forwarded Message 
 From: east_road east_r...@...
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan
 
   
 
 dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang
 beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara
 Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara
 lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah
 imlek di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan
 loo kay :)
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups.
 mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com com, joao_kho Joao.Kho@ .
 wrote:
 
  Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat
 Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. Nah
 untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus atau
 himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di
 lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga salah
 adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW
  
  Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma
 pernah bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik
 aja oleh yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang
 mayoritas orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di
 Gereja, karena menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian
 buddaya suatu etnis.
  
  Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas
 digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu
 justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama.
  
  Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak
 merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah
 budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus
 dipertimbangkan kembali 

[budaya_tionghua] Re: Penghinaan

2009-12-16 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Untuk tes wawasan bersejarah dan kecerdasan berdeduksi anda, Buds.
Bagaimana memisahkan budaya Arab dan Ramadhan?
Bagaimana memisahkan budaya Arab dan Islam?
Bagaimana memisahkan budaya China dan Imlek?
Bagaimana memisahkan budaya Tionghoa dan Konghucu atau Tao?

Kalau ada bisa menjawab 4 pertanyaan saya di atas, maka kedua pertanyaan anda 
juga sudah terjawab oleh anda sendiri.

Btw, kenapa tidak anda sekalian jawab saja dari kemarin pertanyaan2 saya?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, BUD'S 1 bsugih2...@... wrote:

 Sebelum saya menaggapi ente, saya mau tau dulu Menurut Ente Perayaan 
 Imlek itu adalah perayaan Agama atau perayaan Kebudayaan Tionghua. ???
 
 Disamping itu saya kutip tulisan ente  Dear Djoko: Jadi saran anda 
 bagaimana, untuk menghentikan pelecehan budaya/agama  Tionghoa mingguan 
 di gereja kristen ini?  ( Aslinya bisa dilihat dibawah ) Pertanyaan 
 saya : Ente mau bicara Pelecehan Budaya atau Agama atau Budaya Plus 
 Agama ?? Tolong Pertegas.
 
 Salam
 
 ikkyosensei_ym wrote:
   
 
  Wah, saya masih bingung, koh.
 
  Sepertinya anda berpendapat kalau Toa Pe Kong tidak dipajang di vihara 
  atau masjid atau gereja, berarti terjadi penghinaan. Jadi anda 
  memahami istilah penghinaan seperti itu yach?
 
  Mungkin anda salah paham maksud saya dengan penghinaan atau kurang 
  ajar tersebut.
  Kalau saya sebut memajang foto mama/papa anda yang sudah meninggal 
  adalah memajang foto iblis,itulah baru saya sebut kurang ajar. Dan 
  memang itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut.
  Kalau saya mencibir/mentertawakan/mengajarkan kepada publik berkenaan 
  orang muslim yang sedang nyekar ke makam orang tuanya saat lebaran, 
  tanpa mengerti simbol budaya mereka, itu namanya kurang ajar. Dan, 
  sekali lagi, itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut.
 
  Saya kira sampai di sini, kita sudah mencapai kesepahaman, koh. Benarkan?
 
  Btw, saya menolak klaim spekulatif anda bahwa Imlek tidak dirayakan di 
  vihara Mahayana seperti Ekayana Grha. Hingga tahun ini, saya masih 
  ikut perayaan imlek di sana loh, koh.
 
  Salam,
 
  Chen Gui Xin
 
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com, BUD'S 1 bsugih2007@ 
  wrote:
  
   Jelas dan Terang Benderang Bahwa ada Orang Tionghua yang Selain Agama
   Kristen yang melarang merayakan Budaya Tionghua. jelas ?? Pake SK segala
   lagi.
  
   Salam,
   2009/12/15 ikkyosensei_ym ikkyosensei@
  
   
   
Garuk-garuk kepala.
Maaf, saya tidak cukup cerdas untuk mampu melihat kaitan komentar anda
dengan tema/tujuan posting ini.
   
Btw, saya kira, seharusnya bukan hal yang mengejutkan untuk tahu bahwa
Imlek tidak ada kaitannya dengan agama Buddha, serta Toa Pe Kong 
  bukanlah
sesembahan dalam agama Buddha.
Dan itu membuktikan apa? Bahwa budaya Tionghoa boleh dilecehkan? 
  Ataukah
menurut anda, Hartati Murdaya sedang melecehkan budaya Tionghoa?
Saya juga bingung dengan klaim anda, benarkah perayaan Imlek tidak
dirayakan di Vihara Mahayana? Benarkah di Vihara Mahayana tidak 
  pernah ada
pertunjukan barongsai?
   
Mohon petunjuk yang lebih cerdas dan sederhana. Sekali lagi, 
  garuk-garuk
kepala.
   
Salam,
   
Chen Gui Xin
   
kaitan komentar anda dengan
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com 
  budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
BUD'S 1 bsugih2007@ wrote:

 He he he, Ente cuma taunya ngerocos doang, Apa yang dikatakan 
  ABS benar,
disalah satu milis posting ente tidak diladeni sama sekali 
  sehingga Unsur
provokasinya tidak berhasil.
 Nih untuk buka mata ente. Apakah ente pernah tau kasus dibawah 
  ini ??

  Walubi melalui Dewan Pimpinan Pusatnya pun ikut-ikutan 
  mengeluarkan
surat edaran No 07/DPP-WALUBI/KU/93, tertanggal 11 Januari 1993
 menyatakan bahwa Imlek bukanlah merupakan hari raya agama Budha, 
  sehingga
Vihara Mahayana tidak boleh merayakan tahun baru Imlek dengan
 menggotong Toapekong, Barongsai dll. Pada masa itu bisa 
  dikatakan semua
fenomena yang mengidap culture shock itu berbondong-bondong menyerang
Imlek.

 Ente tau apa yang terjadi di Tahun 2007 ??

 Mendekati Imlek 2007 kemarin, mengapa Walubi begitu ngototnya ingin
 mengambil alih perayaan Imlek Nasional dari Matakin (Majelis 
  Tinggi
 Agama Khonghucu Indonesia)?

 Padahal:
 Ketika Surjadi Sudirdja menjadi Gubernur Jakarta dikatakan bahwa 
  Imlek
 dilarang dirayakan, Imlek hanya boleh dirayakan di rumah-rumah saja
 secara tertutup, hal ini pun diperkuat Direktur Urusan Agama 
  Budha Depag
 Drs Budi Setyawan yang didasari oleh surat dari Dirjen Bimas 
  Hindhu dan
 Budha Depag No H/BA.00/29/1/1993, di pelbagai surat kabar menyatakan
 larangan merayakan Imlek di Vihara dan Cetya.
 Walubi melalui Dewan Pimpinan Pusatnya pun ikut-ikutan mengeluarkan
 surat edaran No 07/DPP-WALUBI/KU/93, 

[budaya_tionghua] Fwd: sejarah masuknya agama Kristen

2009-12-16 Terurut Topik ardian_c
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Huangdi_98 huangdi...@... wrote:

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Huangdi_98 
huangdi...@y... wrote:
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Huangdi_98 
huangdi...@y... wrote:
 Agama Kristen purba sempat terpecah menjadi 2 aliran besar yaitu 
yg 
 berpaham Kristokos dan Teotokos.
 Paham Teotokos akhirnya menang karena mendapat dukungan kaisar 
Romawi 
 yaitu Constantine.
 Disitulah mulai terjadinya pembantaian dan pengejaran besar2an 
 terhadap penganut aliran Kristokos dan dicap bidat hingga saat ini 
 oleh para pemenang.
 
 Salah satu aliran utama Kristokos yaitu Nestorian dikejar2 hingga 
para 
 pengikutnya lari ke Tiongkok.Tapi paham ini sekarang terlihat 
sisanya di Jehova Witness, serupa dalam konsep Kristokos tapi 
berbeda 
dalam masalah Tuhan Allah. JW menitik beratkan kepada Yahwe.
 
 Pada tahun 1623 di prop.Xan Xi kabupaten ZhouZi ditemukan satu 
batu 
 peringatan yang bertuliskan DA Qin JING JIAO LIU XING ZHONG GUO 
BEI 
 yang artinya adalah batu peringatan penyebaran agama Jing
(Nestorian) 
 dari DA QIN ( sebutan utk Roma pada jaman dahulu) di Tiongkok.
 Batu itu bertuliskan pemahaman ajaran Jing , penyebaran di 
Tiongkok , 
 dan perkembangannya.
 Juga dituliskan puji2an utk para kaisar Tai Zhong , Gao Zhong , 
Xuan 
 Zhong ,Xiao Zhong , Dai Zhong (kaisar2 dinasti Tang) yang 
menyokong 
 dan melindungi ajaran Jing.
 
 Pada awal abad 20 di gua2 di prop.Gan Su , kota Dun Huang , gunung 
 Ming Sa ,ditemukan 7 macam catatan mengenai ajaran Jing.
 Penemuan ini merupakan suatu bentuk sumbangan yang amat sangat 
besar 
 bagi para histograf Kristiani mengenai ajaran Nestorian.
 
 Masing2 catatan sejarah Roma kuno dan Tiongkok telah menceritakan 
 adanya para penganut Kristiani yang masuk ke Tiongkok sejak 
dinasti 
 Jin barat atau Wei utara.
 Tapi ini tidak didukung oleh data2 sejarah yang sahih sehingga 
banyak 
 ahli sejarah mengeyampingkan pandangan2 itu.
 
 Menurut pilar yang ditemukan waktu th.1623 , disitu dicatat bahwa 
 pada masa th.Zhen Guan ke 9 ( 635 AD) , Alopen (Olopen) yang 
berasal 
 dari negara Da Qin ( Roma) datang ke kota Chang An.
 Tang Tai Zhong dengan sangat ramah menyambut kedatangannya dan 
 memerintahkan perdana mentri Fang XuanLing utk menyambutnya dengan 
 pasukan kehormatan di luar ibukota.
 Bahkan memberinya ijin utk menterjemahkan kitab sucinya di 
 perpustakan kerajaan.
 
 Pada tahun 638 , Tai Zhong mengeluarkan maklumat yang intinya 
sbb : 
Dao tidak 
 memiliki nama yang tetap , Sheng (org suci) tidak memiliki bentuk 
 badan yang tetap , mengajarkan kebenaran dengan menyesuaikan , 
diam2 
 menyelamatkan semua mahluk. Alopen dari kerajaan Roma datang jauh2 
 membawa kitab utk diberikan sebagai persembahan ke ibukota,Xuan 
Miao
 (xuan sebenarnya bisa menunjukkan Dao,tapi disini saya artikan 
 sebagai hal yang lain yaitu Kegaiban(baca:DAO) yang Indah)Wu Wei 
 (tidak bertindak/memaksa),mengamati bentuk asali , adalah haknya 
utk 
 hidup. Tujuannya adalah baik , bertujuan menyelamatkan semua 
mahluk , 
 maka dari itu dibangun satu tempat ibadah utk 21 rahibnya.
 
 Hal ini juga tercantum di Tang HuiYao bab 49 , yang isinya tidak 
ada 
 perbedaan yang menyolok.
dan ada satu lagi bahwa ada 2 legion tentara Roma yang meminta suaka 
ketika Bynzantium runtuh.
2 legion itu bersumpah setia kepada dinasti Tang dan mengabdi kepada 
dinasti Tang.
Ini source sempat keluar dari kalangan barat tapi entah mengapa 
kemudian lenyap.
Saya akan mencoba menggali lagi keakuratan data ini.
Tapi seingat saya ada arkeolog tiongkok yang menemukan hal ini.
 
 Disini kita bisa melihat betapa tolerannya org2 Tionghua yang amat 
 sangat menghargai perbedaan agama.
 
 Pada saat GaoZhong menjadi kaisar , Alopen diberi gelar sebagai Hu 
 Guo Da Fa Wang (Raja dharma pelindung negara) dan berwenang utk 
 mengurus semua urusan agama Kristen Nestorian di seluruh Tiongkok.
 
 Jing Si (tempat ibadat Kristen Nestorian) bertebaran dimana2.
 Harap dicatat bahwa Si itu tidak IDENTIK dengan vihara.
 Tapi berhubung Buddhisme berkembang luas , maka suka timbul salah 
 persepsi bahwa si itu pasti vihara.
 Disini kita bisa lihat bahwa si juga mencakup tempat ibadat agama 
 lain/asing.
 Sayangnya pada saat Wu ZiTian berkuasa , ada bbrp oknum Buddhist 
yang 
 merendahkan bahkan mendeskriditkan ajaran Kristen Nestorian ini.
 Tapi hal ini tidak berlangsung lama karena banyak juga tokoh2 
 Buddhist , Confuciust dan Taoist yang membela mereka dari 
penindasan.
 
 Ketika pemberontakan An LuShan membuat dinasti Tang kacau balau , 
 salah satu umat Kristen Nestorian yaitu Yi Se membantu dinasti 
Tang.
 Bahkan konon Guo ZiYi adalah penganut agama Kristen Nestorian.
 Utk merayakan kehancuran pemberontakan An LuSan , penganut Jing 
Jiao 
 (Kristen Nestorian) mengadakan upacara kepada Tian dengan 
menggunakan 
 dupa.
 
 Kejadian penindasan Buddhism pada masa Tang WuZhong (845) juga 
 menimpa agama Jing Jiao, Xian Jiao (Zoroaster).
 
 Menurut catatan Ai Bu Sai Yi De HaSang(Abu Said Hasan) 

[budaya_tionghua] Fwd: OOT: Mohon penilaian yg netral bag.3

2009-12-16 Terurut Topik ardian_c
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, theresa_gong theresa_g...@... wrote:

Kamu ini lucu sekali.
  Ribut antara kamu dgn moderator dimilist lain, biar mrk yg jawab.
  Lagipula milist budaya tionghoa jelas2 bertujuan diskusi budaya
dan sejarah tionghoa dan tiongkok. Perang boxer termasuk sejarah
Tiongkok bukan ?
  Atau sejarah Arab ?
  Jelas2 faktanya ditulis atau tidak dibaca ?
  Atau anda anggap sejarah perkembangan agama Katolik itu selalu
baik dan tiada celanya ?
  Saya tunjukkan kutipan2 dari diskusi itu dan buang fanatisme agama
dahulu sebelum membacanya lagi.
  1.Ying LianZi seorang penganut agama Katolik pada tahun 1902
bersama-
sama dengan Xuan MinYing mendirikan koran DaGong Bao.
Ia menyuarakan ketidakpuasan atas pengontrolan orang asing terhadap
gereja yang ada di Tiongkok. Dan memprotes cara-cara pengajaran
agama yang membuat orang Tiongkok tidak seperti orang Tiongkok, juga
tidak menjadi orang barat.
Iapun sering menuliskan perilaku oknum missionaris asing yang buruk.
Ma XiangBo(pendiri FuDan DaXue) pernah menjadi pater, iapun setuju
dengan pendapat Ying LianZi yang menentang pengontrolan orang asing
terhadap gereja bahkan memuji tindakannya yang membongkar keburukan
oknum-oknum missionaris asing.
Ia berpendapat jika ingin Katolik berkembang , buang dahulu kontrol
asing dan buatlah rakyat mengerti bahwa agama Katolik bukan agama
penjajah.
  -anda anggap semua missionaris pasti berhati suci
semua ?
  Apakah tidak ada skandal2 yg melibatkan oknum2 agama apapun selama
sejarah dunia ini ?-
  menurut anda pendapat seorang Katolik bernama Ma Xiangbo ini
salah besar dan menghina agama Katolik ?--
2.Joseph Gabet (1808-1853) adalah missionaris dari Prancis yang
menuliskan kritik terhadap beberapa hal yang dianggapnya tidak
benar.
Ia menuliskan ,beberapa orang Tiongkok setelah mendapat pendidikan
agama dan menjadi pendeta/pater ternyata membuat mereka menjadi
orang asing di negrinya sendiri, orang Tiongkok bukan , orang barat
juga bukan.
Selain itu missionaris asing tidak menghargai budaya Tiongkok,
hanya berdasarkan menyelidiki bahasa mandarin dan berbicara mandarin
tapi tidak pernah mau mempelajari budaya setempat.
Cara penyebaran mereka tidak akan mendapat hasil yang baik dan
kesalahan itu ada ditangan mereka.
Lebih lanjut lagi ia mengatakan perjanjian/traktat tidak adil yang
memasukkan unsur agama tidak akan bisa membuat agama Katolik
menancapkan akar dan berkembang , malah akan menyebabkan kebencian
rakyat.
Para missionaris yang merupakan orang asing dan organisasi
keagamaannya akan dianggap sebagai kaki tangan para penyerbu.
Rakyat yang menentang invasi barat terutama isi perjanjian yang
tidak adil akan menganggap para missionaris asing sebagai penjajah
itu akan melawan dan menghabiskannya.
Pada tahun 1848 , Gabet mengusulkan agar orang-orang Tiongkok
sendiri yang mengatur urusan keagamaan dan missi penyebaran agama
yang mana ditentang habis oleh mereka yang tidak setuju. Bahkan
kemudian tulisannya dianggap tulisan terlarang. Ternyata Gabet tidak
salah , bentrokanpun terjadi.
  -saya lebih mendukung pendapat Gabet dan itu jelas2 bukan
penghinaan terhadap Vatican tapi sebenarnya ia mencoba membela
Vatican
  3.Frederic Vincent Lebbe datang ke Tiongkok pada tahun 1901 , ia
terkejut melihat kekejaman tentara Eropa dan perbuatan semena-mena
dimana-mana , ia amat simpati terhadap penderitaan rakyat Tiongkok
dan dalam surat kepada kakaknya ,ia menuliskan
Tentara barat setiap melewati suatu daerah pasti terjadi banjir
darah , perbuatan itu benar-benar mengerikan
Lebbe setelah mempelajari sejarah perkembangan Katolik di Tiongkok ,
ia menuliskan bahwa para missionaris barat membuat kesalahan dengan
membentuk umat Kristiani Chinese yang
menjadi seperti orang Eropa , sedangkan rakyat Tiongkok memiliki
budaya, pemikiran , adat yang berbeda.
Selain itu ia menambahkan agar gereja berperan untuk meningkat rasa
cinta tanah air (berdasarkan kejadian Cheng Du pada tahun 1895)
sehingga pandangan bahwa agama Katolik adalah agama barat yang
menjajah itu bisa perlahan-lahan sirna.
Pada tahun 1905 , ia menurunkan bendera Perancis dari gereja dan
menggantinya dengan bendera kekaisaran dinasti Qing untuk
menunjukkan bahwa agama Katolik bukan agama barat.
  -kalau kita tanya, apa agama para tentara barat yg membantai
itu ?
  Apa bisa kita sebut bahwa tentara barat itu semua anti Tionghoa ?--
-
  4.Usulan mengatasi anti missionaris asing (1850-1900)
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/4991
baca judulnya
  5.Saya juga tidak perlu menyebut ejekan rakyat Tiongkok dulu
terhadap
Song AiLing karena nantinya terlihat menghakimi dan menyumpahi.
Karena the Song's sister adalah anak Charles Song yang bajik dan
budiman maka anak-anaknya pasti berperilaku baik pula.
 Charles Song adalah org Kristen yg mendukung gerakan
nasionalisme Sun Yatsen, saya beranggapan tulisan ini cukup netral,
bapaknya yg baik belum tentu 

[budaya_tionghua] Fwd: Perang ? Meminta maaf ?

2009-12-16 Terurut Topik ardian_c
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, perfect_harmony2000 
perfect_harmony2...@... wrote:

Sdr.semua,


Melihat kejadian pasca perang dunia kedua, dimana Jerman meminta maaf
serta mengakui dosa-dosanya dimana Jepang belum meminta maaf dan
belum mengakui dosa-dosanya. Hal ini wajar saja karena NAZI Jerman
hancur seiring dengan kekalahannya mereka.
Sedangkan Jepang ? Kaisarnya saja tidak disentuh, para pelaku
kejahatan yang diadili hanya sekitar Tojo dan lingkungannya. Banyak
para pelaku kejahatan perang yang bebas berkeliaran di Jepang dan
mereka membentuk  LDP. Hal ini yang membedakan dengan Nazi.

Kejujuran untuk mengakui kesalahan masa lampau adalah hal yang penting
serta sikap memaafkan. Dalam hal ini, Jepang ( cat: institusi
kenegaraan ) perlu mengakui kesalahan masa lampau dan rakyat Tiongkok
harus memiliki sikap memaafkan.

Kejujuran itu hampir dapat dikatakan tidak ada, lihat saja lembaga
keagamaan yang besar, yang pada masa lampau sering melakukan
kesalahan, yang mana kesalahan yang diakui adalah kesalahan yang
mereka perbuat terhadap suku atau bangsa yang sudah punah atau
mendekati kepunahan. Sedangkan untuk bangsa yang masih kuat dan ada,
mereka tidak mau mengakuinya.

Inggris mana mau mengakui Perang Candu karena ulah perdagangan candu
yang dilarang ? Inggris selama bertahun-tahun mengajarkan kepada
anak-anak Sekolah Hongkong ( cat: hal ini saya ketahui dari keponakan
saya pada tahun 80an awal, bisa benar bisa salah )bahwa perang candu
adalah untuk Fair Trade.
Vatican mengganggap para boxer adalah anti Barat ( cat: dalam hal ini
adalah anti Kristen ) sedangkan Tiongkok menganggap bahwa para boxers
adalah pejuang rakyat melawan imperialisme barat.
Dari 2 hal ini saja apakah kita bisa melihat mana yang benar mana yang
salah ? 
Dalam pendapat saya, setiap negara atau bangsa memiliki masa kelamnya,
akui jika itu terjadi. Dengan begitu bangsa tersebut menjadi semakin
besar.

Hal ini juga sering menimpa diri kita, kita tidak akan mau mengaku
salah jika kita tidak dalam posisi terjepit atau melihat betapa tidak
pentingnya minta maaf.
Apalagi dalam konteks negara maupun lembaga ?
Padahal meminta maaf dan memaafkan diperlukan dalam suatu hubungan
internasional maupun dalam kehidupan kita sehari-hari.

Mencari kesalahan orang lain atau negara lain lebih mudah daripada
melihat kelemahan sendiri.
Jika orang lain tidak mau minta maaf, kita yang harus memaafkan mereka.

Kalau kita mengingat kekejaman tentara Jepang di Nanjing, kenapa kita
tidak bisa mengingat kekejaman tentara 8 negara pada masa perang Boxer
? Atau pembantaian kota Yangcheng oleh tentara Inggris ?
Jika kita bisa melupakan perilaku orang barat pada masa lalu di
Tiongkok kenapa kita tidak bisa melupakan kekejaman tentara Jepang di
Tiongkok ?
Melupakan bukan berarti menghapus sejarah, melupakan dalam hal ini
adalah memaafkan. 





Hormat saya,



Xuan Tong

--- End forwarded message ---




[budaya_tionghua] Fwd: IMLEK : BENTURAN BUDAYA

2009-12-16 Terurut Topik ardian_c
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, perfect_harmony2000 
perfect_harmony2...@... wrote:

IMLEK : BENTURAN BUDAYA

Melihat banyaknya postingan yang berkaitan dengan Imlek dan pernik-
pernik budaya  serta adanya pertentangan budaya-budaya yang 
didasarkan agama. Disini kita harus berbesar hati dan jujur 
mengatakan bahwa memang pernah ada dan mungkin sampai sekarang masih 
ada benturan atau pertentangan budaya yang didasarkan agama terhadap 
budaya Tionghoa dalam hal ini adalah Imlek.

Dalam postingan saya ini, saya tidak berkeinginan memicu polemik 
berkelanjutan tapi seyogyanya sebagai bahan pertimbangan dan 
pemikiran.
Bahwasanya sejak berdirinya ORBA sudah ada tangan-tangan yang 
mendeskriditkan budaya Tionghoa melalui jalur agama, jujur saja 
lembaga-lembaga keagamaan seperti beberapa aliran Kristen dan Buddha 
turut mendeskriditkan budaya Tionghoa, dalam hal ini adalah perayaan 
Imlek.

Kita tidak atau jangan mencoba menutupi kenyataan bahwa hal ini 
memang ada dan pernah terjadi. Bagi beberapa orang bisa dikatakan 
mungkin karena faktor politik, tapi bagi saya sebenarnya hal itu 
berdasarkan faktor benturan budaya.
Sebagai contoh misalnya pada saat agama Kristen berkembang di 
Tiongkok pada masa dinasti Qing itu sendiri sudah jelas terlihat 
faktor benturan budayanya dan puncaknya adalah perang Boxer yang 
merupakan perlawanan terhadap agresi Barat dan pelecehan budaya 
Tiongkok.

Sejak Matteo Ricci datang ke Tiongkok, beliau menyadari bahwa ada 
perbedaan budaya yang menonjol dan beliau mengusulkan agar Roma mau 
melakukan adaptasi budaya tapi sayangnya ditolak mentah-mentah, 
bahkan paus Clement ke 11 melarang segala bentuk ritual penghormatan 
leluhur, penyebutan Tian sebagai Tuhan diganti dengan kata Tian Zhu 
atau Empunya Langit.
Bagi dinasti Qing, hal ini adalah penghinaan besar. Disisi lain, 
Katolik memiliki kekuasaan atau pengaruh terhadap raja-raja Eropa dan 
hal ini tidak berlaku di Tiongkok. Lembaga agama berada dibawah 
kerajaan bukan di atas kerajaan.
Pelarangan atau benturan budaya ini baru dicabut pada sekitar tahun 
1930an oleh Roma, dus berarti sekitar 400an tahun kemudian baru 
dicabut oleh Gereja Katolik.

Masuknya Kristen Protestan ke Tiongkok juga dengan pemikiran yang 
sama, yaitu Tiongkok terutama rakyatnya dibelenggu oleh cengkraman 
iblis yang berjubah budaya.

Bagi saya, ini karena euforia kebablasan dari pihak barat terutama 
sejak mereka berhasil berjaya di dunia pada abad ke 18, 19 dan 20.
Dari sudut mata mereka memandang, bahwasanya budaya atau agama diluar 
agama mereka adalah sesat. Ini karena tidak adanya keterbukaan dalam 
mengkaji budaya bangsa lain serta mau menghargai secara seimbang, 
semua dilihat melalui kacamata mereka.
Pandangan ini berlaku sejak berabad-abad dan mulai berkurang karena 
banyaknya interaksi dengan kebudayaan lain dan ada beberapa umat 
Kristiani yang mau membuka mata mereka.
Sebenarnya ini adalah pandangan umum bagi manusia, kerajaan Tiongkok 
sendiri juga sempat terjebak dalam pandangan ini. Pandangan salah ini 
membuat Tiongkok terlena dan terkejut melihat kenyataan yang ada.

Benturan budaya yang terjadi biasanya pada 3 pilar budaya Tiongkok, 
yaitu budaya leluhur, budaya makan dan budaya keluarga.
Budaya penghormatan leluhur merupakan salah satu dari pilar utama 
budaya Tiongkok, bisa kita lihat bahwa orang Tionghoa mementingkan 
budaya penghormatan leluhur bahkan dari sejak jaman purba, ada 
istilah Jing TianDi Pai ZhuXian, penghormatan kepada Langit dan Bumi 
serta para leluhur dalam hal ini adalah Shang Di sebagai leluhur dari 
kaisar. Ini sudah menjadi pilar kokoh yang beribu-ribu tahun lamanya, 
bahkan Buddhism Mahayana juga mengadopsi hal ini dengan pernik-pernik 
budayanya.
Contoh yang paling umum terjadi misalnya pada saat upacara kematian, 
dimana ada budaya yang menggunakan bunga dan budaya yang menggunakan 
makanan.
Disini terlihat adanya ketidak mengertian mengenai budaya makan dan 
penghormatan leluhur, jadi terlihat seolah-olah mereka memberikan 
makanan kepada setan, melakukan hal yang tidak berguna, sesat, 
adhamma dan macam-macam istilah berbau keagamaan yang distempel oleh 
beberapa lembaga keagamaan.
Lembaga agama Katolik menyadari bahwa pilar budaya makanan dan 
penghormatan leluhur merupakan salah satu pilar budaya Tionghoa, 
karena itu larangan itu dicabut pada awal abad ke 20. 

Pengertian konsep dewa-dewa, yang juga menjadi rancu dan merupakan 
kesalahan pihak mayoritas Tionghoa juga. Sebagai contohnya adalah 
fungsi bio atau miao yang merupakan community center dan tempat 
penghormatan tokoh pahlawan yang berjasa bagi masyarakat maupun 
negara. Banyak yang salah mengerti dan ini juga berkaitan dengan 
kendala bahasa pula serta pengertian yang salah.
Bahwasanya istilah shen memang diartikan dewa,semangat tapi juga bisa 
mengacu kepada orang yang berbudi baik dan ketika meninggal, ia 
menjadi shen. Kerancuan pengertian ini menjadi penghormatan kepada 
tokoh yang berjasa dan patut dijadikan panutan menjadi 

[budaya_tionghua] Fwd: OOT: Mohon penilaian yg netral bag.1

2009-12-16 Terurut Topik ardian_c
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, theresa_gong theresa_g...@... wrote:

Dear members,

Saya ingin meminta penilaian dari para member semua.
Apakah tulisan dibawah ini adalah penghinaan terhadap Vatican dan
mengadu domba antara umat Katolik dengan org Tionghoa ?

Yihe tuan tidak lahir begitu saja karena kebencian pada orang asing
terutama agama asing.
Sejarah Tiongkok membuktikan bahwa filosofi Tiongkok tidak menabukan
kepercayaan lain. Arti kata jiao tidak mengacu kepada arti agama
seperti yang kita kenal sekarang ini. Kata jiao adalah pengajaran.

Kasus terjadinya gerakan Yihe karena faktor-faktor kolonialisme dan
imperialisme.
Gerakan Yihe tuan bermula dari Shandong, dan Shandong merupakan
propinsi yang mengalami hal-hal pahit akibat kolonialisme dan
imperialisme Eropa pada abad ke 19 di Tiongkok.
Gerakan ini tidak dapat dikatakan bermula karena anti agama Kristen,
tepatnya gerakan anti barat.

Sejak perang candu hingga tahun 1900 terjadi 4000 lebih perkara agama
½Ì
°¸. Banyak yang percaya kalau bentrokan itu lebih dari 6000 kasus.
Banyak orang yang salah mengira bahwa Yihe tuan adalah gerakan anti
Kristen,
Banyak tulisan selalu menulis korban-korban dari pihak Kristeni tapi
tidak pernah mau berpikir netral atau adil dengan melihat faktor-
faktor dibelakang timbulnya gerakan itu dan korban-korban dari
akibat
perjanjian tidak adil tidak disebutkan secara jelas.
Banyak jari menuduh gerakan Yihe tuan sebagai gerakan anti Kristen.

Perang CanduѻƬսÕù 1840-1842 hasilnya perjanjian NanjingÄϾ©ÌõÔ¼
Perang Candu 2 µÚ¶þ´ÎѻƬսÕù856-1860 menelurkan perjanjian
Aihun è¨çõÌõÔ¼, perjanjian Tianjin Ìì½òÌõÔ¼, perjanjian Beijing±±¾©Ìõ
Ô¼
Perang Sino PerancisÖз¨Õ½Õù1883-1885 melahirkan perjanjian Sino
PrancisÖз¨ÐÂ
Ô¼
Perang Sino Jepang ¼×ÎçÖÐÈÕÕ½Õù1894-1895 buahnya perjanjian Maguan Âí
¹ØÌõÔ¼.
Dengan begitu banyaknya perjanjian-perjanjian dari peperangan antara
dinasti Qing dengan banyak negara, yang mengalami penderitaan parah
adalah rakyat jelata.

Puncaknya adalah kemarahan rakyat sehingga gerakan Yihe tuan bisa
mendapatkan simpati dari masyrakat luas.
Awal gerakan ini adalah bertujuan mengenyahkan invasi dan dominasi
bangsa asing yang menginjak-injak harga diri rakyat jelata, terutama
di konsesi-konsesi asing dan wilayah-wilayah asing ( gereja dapat
dikatakan termasuk wilayah asing, dimana hukum dinasti Qing tidak
berlaku. Banyak pelaku kejahatan berpura-pura masuk agama Kristen
dengan tujuan mendapat perlindungan dari gereja dan pihak barat.)
Pelopor atau pendiri Yihe tuan adalah Zhao Sanduo ÕÔÈýÕÔÈýdan Yan
Shuqin ÑÖÊé
ÇÚ. Zhao adalah ketua generesi ke 14 dari perguruan tinju Mei ÷»¨È­
dan
Yan adalah praktisi beladiri aliran HongºéÈ­.

Mereka sebenarnya adalah anggota perlawanan dinasti Qing, tapi
berubah
pemikiran ketika melihat betapa parahnya akibat imperialisme barat.
Slogan awal perlawanan mereka adalah Kembalikan tanah airku dan
kekuasaanku »¹ÎÒ½­É½»¹ÎÒȨ. Saat pemerintah Qing melakukan represi
terhadap
gerakan mereka, baru kemudian slogannya ditambah, yaitu Dukung Qing
enyahkan Barat·öÇåÃðÑó.

Terlibatnya Zhao dalam gerakan ini bermula dari kasus perebutan
tanah
di desa Liyuan ÀèÔ°ÍÍ, propinsi Shandong.
Tahun 1869, komunitas Katolik (  mereka adalah minoritas ) di desa
Liyan dan para penduduk desa Liyuan berunding dan mereka sepakat
untuk
membagi tanah desa dibagi menjadi 4 bagian, 3 bagian adalah milik
penganut kepercayaan orang Tionghoa (  kepercayaan Tridharma rakyat,
bukan dalam bentuk organisasi keagamaan resmi seperti Taoism,
Buddhism
dan Ruism) dan 1 bagian adalah milik komunitas Katolik.
Umat Katolik kemudian menyerahkan tanah tersebut kepada father Liang
Mingde ÁºÃ÷µÂ (orang Italy), father Liang kemudian berkeingian
membeli
tanah yang menjadi kelenteng Yuhuang dan memberi uang sebanyak 150
tael perak kepada 3 umat Katolik bermarga Zhang, Yang dan Wang di
desa
Liyuan, tapi uang itu tidak pernah diberikan kepada para pemuka desa
dan kelenteng. Father Liang tentunya tidak tahu akan hal ini, ia
mengira tanah itu sudah menjadi miliknya dan memerintahkan umat-
umatnya untuk menghancurkan kelenteng itu (menurut versi lain dan
menurut saya kurang akurat, father Liang tidak menyerahkan uang tapi
memaksa merampas tanah kelenteng).

Rakyat desa menjadi marah dan mengadukan kasus ini ke kantor
pemerintahan ÑÃÃÅ, tapi mereka dikalahkan. Tahun 1881 terjadi
bentrokan
lagi dan pemerintah Qing memutuskan bahwa gereja itu berdiri diatas
tanah pinjaman. Tahun 1887, terjadi lagi kasus perampasan sehingga
membuat rakyat desa itu menghancurkan gereja.

Permasalahan menjadi bara pemicu yang akan meluas di desa Liyuan dan
akhirnya menarik Zhao dalam gerakan ini.
Pengaruh Zhao sebagai ketua perguruan membuat rakyat desa memohon
bantuan Zhao dan Zhao sendiri sudah muak melihat kesewenangan pihak
barat terutama isi perjanjian yang tidak adil.
Zhao memutuskan untuk merekrut para pesilat dan pada tanggal 2 bulan
April 1896 ia mengadakan pertemuan besar dengan para pesilat di desa
Liyuan.
Ia memperagakan tinju Bunga 

Re: [budaya_tionghua] Fwd: Perang ? Meminta maaf ?

2009-12-16 Terurut Topik shinmen takezo
Misionaris kristen terlibat dalam perang boxer ini , juga terlibat dalam
punitive picnic , loot arson dan rape .

Mark Twain mengecam keras keterlibatan misionaris ini dalam harian New York
pada waktu itu.

2009/12/16 ardian_c ardia...@yahoo.co.id



 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 perfect_harmony2000 perfect_harmony2...@... wrote:

 Sdr.semua,

 Melihat kejadian pasca perang dunia kedua, dimana Jerman meminta maaf
 serta mengakui dosa-dosanya dimana Jepang belum meminta maaf dan
 belum mengakui dosa-dosanya. Hal ini wajar saja karena NAZI Jerman
 hancur seiring dengan kekalahannya mereka.
 Sedangkan Jepang ? Kaisarnya saja tidak disentuh, para pelaku
 kejahatan yang diadili hanya sekitar Tojo dan lingkungannya. Banyak
 para pelaku kejahatan perang yang bebas berkeliaran di Jepang dan
 mereka membentuk LDP. Hal ini yang membedakan dengan Nazi.

 Kejujuran untuk mengakui kesalahan masa lampau adalah hal yang penting
 serta sikap memaafkan. Dalam hal ini, Jepang ( cat: institusi
 kenegaraan ) perlu mengakui kesalahan masa lampau dan rakyat Tiongkok
 harus memiliki sikap memaafkan.

 Kejujuran itu hampir dapat dikatakan tidak ada, lihat saja lembaga
 keagamaan yang besar, yang pada masa lampau sering melakukan
 kesalahan, yang mana kesalahan yang diakui adalah kesalahan yang
 mereka perbuat terhadap suku atau bangsa yang sudah punah atau
 mendekati kepunahan. Sedangkan untuk bangsa yang masih kuat dan ada,
 mereka tidak mau mengakuinya.

 Inggris mana mau mengakui Perang Candu karena ulah perdagangan candu
 yang dilarang ? Inggris selama bertahun-tahun mengajarkan kepada
 anak-anak Sekolah Hongkong ( cat: hal ini saya ketahui dari keponakan
 saya pada tahun 80an awal, bisa benar bisa salah )bahwa perang candu
 adalah untuk Fair Trade.
 Vatican mengganggap para boxer adalah anti Barat ( cat: dalam hal ini
 adalah anti Kristen ) sedangkan Tiongkok menganggap bahwa para boxers
 adalah pejuang rakyat melawan imperialisme barat.
 Dari 2 hal ini saja apakah kita bisa melihat mana yang benar mana yang
 salah ?
 Dalam pendapat saya, setiap negara atau bangsa memiliki masa kelamnya,
 akui jika itu terjadi. Dengan begitu bangsa tersebut menjadi semakin
 besar.

 Hal ini juga sering menimpa diri kita, kita tidak akan mau mengaku
 salah jika kita tidak dalam posisi terjepit atau melihat betapa tidak
 pentingnya minta maaf.
 Apalagi dalam konteks negara maupun lembaga ?
 Padahal meminta maaf dan memaafkan diperlukan dalam suatu hubungan
 internasional maupun dalam kehidupan kita sehari-hari.

 Mencari kesalahan orang lain atau negara lain lebih mudah daripada
 melihat kelemahan sendiri.
 Jika orang lain tidak mau minta maaf, kita yang harus memaafkan mereka.

 Kalau kita mengingat kekejaman tentara Jepang di Nanjing, kenapa kita
 tidak bisa mengingat kekejaman tentara 8 negara pada masa perang Boxer
 ? Atau pembantaian kota Yangcheng oleh tentara Inggris ?
 Jika kita bisa melupakan perilaku orang barat pada masa lalu di
 Tiongkok kenapa kita tidak bisa melupakan kekejaman tentara Jepang di
 Tiongkok ?
 Melupakan bukan berarti menghapus sejarah, melupakan dalam hal ini
 adalah memaafkan.

 Hormat saya,

 Xuan Tong

 --- End forwarded message ---

  



[budaya_tionghua] untk Sdr Erik

2009-12-16 Terurut Topik beng mazmuri
 Salam..

  Selamat malam Sdr Erik, terima kasih atas penjelasannya. Ah..ah..mungkin ya 
saya ada salah tanggap, karna kesal dng tulisan brapa member yg mengandung 
provokasi . 

  Memang ktk saya menanggapi saya berbicara dng mengambil contoh di Indonesia, 
misal nya suku batak.stelah saya mencermati trnyata sedang dibahas masalah 
pelecehan budaya oleh misionaris2 barat trhdp Tiongkok. Saya setuju dng 
pendapat anda, tg Arogan Culture yg dilakukan yg dilakukan pi9hak barat thrdp 
timur.Trima kasih atas tambahan info tg barat yg tidak mau belajar pd 
kebudayaan lokal , setempat.

Surprise ktk mengetahui anda pernah mndpt pendidikan di Driyarkara, benar ngak 
sich anda di brain washing ,,,? ah..ah..saya beruntung mendpt pendidikan  yg 
tidak trlalu liberal atau konservatif. Ada banyak dosen2 muda lulusan Australia 
dan Amerika yg ikut bergabung mengajar di college saya. 

Jujur, saya juga tidak setuju dng tindakan arogansi pendeta kristen dlm hal 
kasus di Indonesia yg melecehkan dan merendahkan budaya timur kt.  Saya juga 
ingin menghadapi mrk , untk mengcounter balik pernyataan2 mrk . Pada awalnya 
saya ingin mendpt celaan dari pihak ibu saya dan gerejanya, karena mrk tahu 
saya ada banyak menyimpan dan meng koleksi artefak2 seni yg dianggap setan oleh 
mrk...tapi trnyata mrk tidak berani melakukan nya...ah..ah..

Sdr Erik, jelas saya tidak membanggakan ke kristenan , spt yg dituduhkan Sdr 
Zoufy, saya hanya memcoba menjelaskan sejauh kapasitas pengetahuan saya tg visi 
dan misi awal para misionaris, khususnya di Indonesia, trutama untk suku2 di 
pedalaman, saya tidak berbicara tg invasi barat ke tiongkok, tapi saya trpaksa 
meng kounter balik ktk masalah di ahlikan kpd invasi barat ke tiongkok. 

Jelas, saya katakan , mengapa hrs takut dng ke kristena an , saya jadi ingat 
pernyataan Gus Dur, ktk sekelompok yg katanya radikal islam agak sdikit kwatir 
dan menyerang kristen kerna invasi penyebaran agama yg tidak ber etika yg 
dilakukan oleh segelintir pendeta kristen, ya knapa mesti takut...?  

Juga untk kebudayaan timur yg luhur dan ber adab, ngak usah paranoid lahdng 
katanya invasi penyebaran ke kristen an . Budaya luhur yg tinggi tidak akan 
goyah dan akan abadi sepanjang zaman. Saya justru mengikuti milis BT ini karna 
menyadari kekurangan pengetahuan saya sbg orang keturunan tionghoa di 
indonesia, terhadap budaya tionghoa, karna faktor2 politik dan diskrimnisasi yg 
pernah dilakukan terhadap keturunan tionghoa.

Sekali lagi , salam dan terima kasih untk sharing nya.

 
 beng mazmuri



  

[budaya_tionghua] Re: Fwd: Perang ? Meminta maaf ?

2009-12-16 Terurut Topik ardian_c
yoi bro, itu bishop fan guo liang yg dari itali aja sempet2 ngerampok 
huehehehehe en semua barang jarahannya dipajang dimuseum pulak.

trus ada pastur mario yg ikut2an perang candu trus sempet jadi pejabat.

lha kalu yg kayak gini diungkap, ati2 lu dada ntar lu disebut antek anti christ 
lage gak perduli lu dah brp kali dikepret aer.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo hisashi.mits...@... 
wrote:

 Misionaris kristen terlibat dalam perang boxer ini , juga terlibat dalam
 punitive picnic , loot arson dan rape .
 
 Mark Twain mengecam keras keterlibatan misionaris ini dalam harian New York
 pada waktu itu.
 
 2009/12/16 ardian_c ardia...@...
 
 
 
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
  perfect_harmony2000 perfect_harmony2000@ wrote:
 
  Sdr.semua,
 
  Melihat kejadian pasca perang dunia kedua, dimana Jerman meminta maaf
  serta mengakui dosa-dosanya dimana Jepang belum meminta maaf dan
  belum mengakui dosa-dosanya. Hal ini wajar saja karena NAZI Jerman
  hancur seiring dengan kekalahannya mereka.
  Sedangkan Jepang ? Kaisarnya saja tidak disentuh, para pelaku
  kejahatan yang diadili hanya sekitar Tojo dan lingkungannya. Banyak
  para pelaku kejahatan perang yang bebas berkeliaran di Jepang dan
  mereka membentuk LDP. Hal ini yang membedakan dengan Nazi.
 
  Kejujuran untuk mengakui kesalahan masa lampau adalah hal yang penting
  serta sikap memaafkan. Dalam hal ini, Jepang ( cat: institusi
  kenegaraan ) perlu mengakui kesalahan masa lampau dan rakyat Tiongkok
  harus memiliki sikap memaafkan.
 
  Kejujuran itu hampir dapat dikatakan tidak ada, lihat saja lembaga
  keagamaan yang besar, yang pada masa lampau sering melakukan
  kesalahan, yang mana kesalahan yang diakui adalah kesalahan yang
  mereka perbuat terhadap suku atau bangsa yang sudah punah atau
  mendekati kepunahan. Sedangkan untuk bangsa yang masih kuat dan ada,
  mereka tidak mau mengakuinya.
 
  Inggris mana mau mengakui Perang Candu karena ulah perdagangan candu
  yang dilarang ? Inggris selama bertahun-tahun mengajarkan kepada
  anak-anak Sekolah Hongkong ( cat: hal ini saya ketahui dari keponakan
  saya pada tahun 80an awal, bisa benar bisa salah )bahwa perang candu
  adalah untuk Fair Trade.
  Vatican mengganggap para boxer adalah anti Barat ( cat: dalam hal ini
  adalah anti Kristen ) sedangkan Tiongkok menganggap bahwa para boxers
  adalah pejuang rakyat melawan imperialisme barat.
  Dari 2 hal ini saja apakah kita bisa melihat mana yang benar mana yang
  salah ?
  Dalam pendapat saya, setiap negara atau bangsa memiliki masa kelamnya,
  akui jika itu terjadi. Dengan begitu bangsa tersebut menjadi semakin
  besar.
 
  Hal ini juga sering menimpa diri kita, kita tidak akan mau mengaku
  salah jika kita tidak dalam posisi terjepit atau melihat betapa tidak
  pentingnya minta maaf.
  Apalagi dalam konteks negara maupun lembaga ?
  Padahal meminta maaf dan memaafkan diperlukan dalam suatu hubungan
  internasional maupun dalam kehidupan kita sehari-hari.
 
  Mencari kesalahan orang lain atau negara lain lebih mudah daripada
  melihat kelemahan sendiri.
  Jika orang lain tidak mau minta maaf, kita yang harus memaafkan mereka.
 
  Kalau kita mengingat kekejaman tentara Jepang di Nanjing, kenapa kita
  tidak bisa mengingat kekejaman tentara 8 negara pada masa perang Boxer
  ? Atau pembantaian kota Yangcheng oleh tentara Inggris ?
  Jika kita bisa melupakan perilaku orang barat pada masa lalu di
  Tiongkok kenapa kita tidak bisa melupakan kekejaman tentara Jepang di
  Tiongkok ?
  Melupakan bukan berarti menghapus sejarah, melupakan dalam hal ini
  adalah memaafkan.
 
  Hormat saya,
 
  Xuan Tong
 
  --- End forwarded message ---
 
   
 





[budaya_tionghua] Re: Budaya setan

2009-12-16 Terurut Topik younginheart5000
Argumentasi yang menarik!

Selain itu ada hukum alam: barang yang lebih baru adalah lebih menarik. Agama 
dasarnya adalah konsep. Islam sebagai ajaran adalah lebih baru dari pada agama 
agama Semit lainnya, jadi lebih up to date. Syusyah bagi pak pendeta untuk 
menarik pemeluk Islam menjadi Kristen.

Juga aliran aliran Kristen yang lebih tua seperti katolik, tak mudah menarik 
penganut konsep Kristen yang lebih baru, seperti gereja gereja karismatik, 
seperti bethel dll, menjadi pemeluk katolik. Tetapi terbalik, lebih mudah. Saya 
lihat beberapa teman katolik yang menjadi pengikut pantekosta dll.

Nah, agama agama sangat tua didunia, seperti Hindu, Tao, Buddha  dan Konghucu 
sangat sulit menarik penganut konsep agama agama modern, tetapi sebaliknya 
lebih mudah. 

Agama Kristen meng-claim, memperbaharui ajaran Yahudi (PL), dan sapakah 
penganut Kristen awal? Semua Yahudi. Tapi hampir tak ada penganut Kristen yang 
masuk Yahudi.

Islam, sebagai agama Semit termuda, juga meng-claim telah menggenapi ajaran 
ajaran sebelumnya, jadi banyak umat Kristen di Indonesia, yang masuk Islam. 
Lihat WS Rendra dll. Mereka dinamakan Mualaf.

Secara historis, di Asia, dari India sampai Tiongkok, orang berbondong menganut 
Kristen diawal abad ke XIX disebabkan oleh kolonisasi. Di India pusat Kristen 
adalah di wilayah Kerala dan Goa, yang dahulu adalah benteng utama Portugis, 
demikian juga di Malakka, Malaysia, Philippina dan bagian timur Indonesia.

Tapanuli di Protestant-kan oleh kelompok missionaris Jerman dari Wueppertal, 
yakni Rheinische Missionsgesellscahft (RMG). Malukku, Minahasa dan papua oleh 
keompok Zending. Flores, Timor memeluk Katholik sejak pendudukan Portugis. 
Tokoh missionarist andal, adalah Fransiscus Xaverius yang mengkatholikkan Asia 
timur dan tenggara, wafat pada 3 Desember 1552 di Sangchuan

SANTO Fransiskus Xaverius adalah pelopor misionaris Kristen dan salah satu 
pendiri Ordo Yesuit. Ia terlahir dengan nama Francisco de Jaso y Azpilcueta di 
Kastil Xavier, Spanyol, sebagai putra bangsawan Basque di Navarro. 

Fransiskus Xaverius mengabdikan sebagian besar hidupnya bagi misi di 
negeri-negeri terpencil. Ia sempat menginjak Indonesia karena diutus oleh Raja 
Portugal Yohanes III. Rombongannya tiba di Malaka pada Oktober 1545. 

Selama tiga bulan ia menunggu kapal tumpangan ke Makassar yang tak kunjung 
tiba. Akhirnya ia membatalkan tujuan ke Makassar. Fransiskus bertolak dari 
Malaka pada 1 Januari 1546 dan berlabuh di Ambon. Setelah itu ia mengunjungi 
pulau-pulau lainnya di Maluku, termasuk Ternate dan Moro. Misi di Ambon ini 
merupakan salah satu awal sejarah Gereja Katolik di Indonesia. 

Ketika meninggal usianya belum genap 50 tahun. Fransiskus Xaverius diakui 
sebagai seorang santo oleh Gereja Anglikan dan Katolik. Ia dibeatifikasi oleh 
Sri Paus Paulus V pada 25 Oktober 1619 dan dikanonisasi oleh Sri Paus Gregorius 
XV pada 12 Maret 1622. 


Sejarah Kristenisasi oleh agama Katolik
  
   1. Pada tahun 1902  di  Batavia  (Jakarta)  mulai  didirikan
   Apostolisch  Vicariaan  Van  Batavia.  Tetapi  agama Katolik
   telah masuk ke Indonesia jauh sebelum itu. Pada abad  ke  16
   agama  ini  telah memasuki kepulauan Maluku, Ambon, Ternate,
   Solor dan Nusa Tenggara. Penyebarannya  mula-mula  dilakukan
   oleh  bangsa  Portugis  yang  menguasai  kepulauan itu. Pada
   tahun 1546  seorang  Apostel  (muballigh)  dari  India  juga
   datang  ke  sana,  bernama Fransiscus Xaverius. Dia berhasil
   menarik simpati pemerintah Portugis dan penduduk asli. Tahun
   1605  pulau Ambon dapat ditaklukkan. Pada waktu itu di Ambon
   telah ada 4 buah gereja dan sekitar  16.000  orang  beragama
   Katolik.
 
   2.  Agama  Katolik  memasuki  Sulawesi dari Makasar, dan itu
   semua dilakukan oleh pengikut  madzhab  Dominicus  Orde  (H.
   Dominicus  hidup  tahun  1170  -  1221) dan pengikut madzhab
   Yesuiten Orde. Madzhab Yesuit  ini  pada  mulanya  didirikan
   oleh  seorang bangsawan Spanyol bernama Ignatius Loyola yang
   lahir tahun 1491.
 
   Dia adalah penganut aliran mistik dalam agama Katolik. Dalam
   peperanganmelawanPerancis   mendapat   cedera   yang
   mengakibatkan kelumpuhan seumur hidup.  Mistiknya  bertambah
   menebal  dan  mendapat  banyak  pengikut.  Pada  tahun  1529
   dibentuknya di  Paris  suatu  jama'ah  yang  dibai'at  untuk
   mengabdi  kepada  Paus  dan  menyebarluaskan  agama Katolik,
   Tahun 1539 semua anggota jama'ah dilantik menjadi pastor dan
   tahun  1560  Paus  Paulus III meresmikan jama'ah ini sebagai
   Jamaah  Yesus  atau  the  Society  of  Yesus.  Jamaah  terus
   berkembang maju dan bersama Orde Yesuit.
 
   3.  Gerakan  agama  Protestan  yang  sangat  memusuhi Gereja
   Katolik berhasil menghancurkan kedudukan Missie  Katolik  di
   India  sejak  abad  ke  17.  Tetapi  revolusi Perancis telah
   menyebabkan terjadinya pergolakan politik di negeri  Belanda
   yang  mengakibatkan  hancurnya  pusat  Zending (Protestan) dan
   bangkitnya 

Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik agoeng_set
Mungkin jika mengalami sendiri gimana keluarga pecah, anak n ortu musuhan, adik 
dan kakak ga saling nyapa, hanya gara2 yg sudah  tobat mengajak yg laennya 
tobat dan tidak diikuti bahkan banyak yg sampe meninggalpun masih 
bermasalah maka akan tau kenapa org antipati terhadap kiprah kristen n budaya 
tionghoa. 
-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 12:13:35 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Saya dari lahir kristen dan baru 5 tahun ini jadi buddhist. Sejak kecil selama 
24 tahun sudah beberapa kali pindah gereja. 

Dari smua gereja hanya katolik yang ajarannya murni dan sesuai firman ( kasih 
yang terutama  )

Kalau kristen non kharismatik juga bagus hampir mirip katolik mengutamakan 
kasih juga hanya sedikit fanatik

Kristen kharismatik (berbahasa roh) wahhh tiap gereja kharismatik ajarannya 
beda2 tergantung pendetanya. Kasih nomor 2 hanya iman yang menyelamatkan
 (tujuannya cari selamat aja) 

Tapi yang saya lihat dari ketiganya yang paling di berkati oleh tuhan gereja 
kharismatik (berbahasa roh) para pendetanya benar2 di beri kelimpahan berkat, 
mobil dan rumah nya mewah2.


Semua tulisan saya ini hanya pendapat pribadi belum tentu benar.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Erik rsn...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 10:34:43 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).


Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini!

Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya
terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi
penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk
memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya.

Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang
Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di
STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama
para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan
sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan
saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi
Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang
Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa  keterbelakangnya
bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip
serta kepercayaan takhyul!  Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli
para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat
pada zamannya dulu itu!  Namun implikasinya pada misionaris ketika
mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan
Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI
KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka
tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati).

Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan
oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh
yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan
dan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari
barat ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa
Tionghoa tak mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini dalam
bidang IPTEK.

Namun demikian, koh Beng! Situasinya kita di Indonesia sekarang sudah
berubah pasca era reformasi.  Banyak sekali sekolah-sekolah yang
dikelola Yayasan Kristen berlomba-lomba menyelenggarakan kursus bahasa
Mandarin, bahkan saya tahu dan saya kenal ketua yayasan beberapa sekolah
Kristen yang mengharuskan siswa berbahasa Mandarin pada hari-hari
tertentu, di samping bahasa Inggris pada hari-hari lain. Bukan cuma itu,
teman kita pak Kukuh dan juga instruktur kaligrafi dan Chinese painting
asal Nanjing Tiongkok pun adalah umat Nasrani yang sangat getol
mendalami dan memperkenalkan budaya Tionghoa ke mana-mana.

Sebagaimana telah saya singgung pada posting terdahulu. Pemberangusan
budaya Tionghoa oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia juga
terkondisikan oleh kebijakan rezim rasis Orde Bau yang anti Cina selama
lebih 30 tahun lalu. Saya yakin dan percaya (sebab saya mendapat
pelajaran dan latihan itu di STF Driyarkara) bahwa lembaga agama Kristen
tahu dan paham akan metode inkulturasi dalam misi pengabaran injil.
Namun, dalam situasi yang serba curiga dan anti Cina pelaksanaan metode
inkulturasi yang mengakui eksistensi budaya Tionghoa bukanlah sebuah
pilihan yang menguntungkan waktu itu di Indonesia.

Namun demikian, yang saya sesalkan adalah di samping keterpaksaan untuk
menyesuaikan diri dengan kebijakan anti Cina rezim Orde Bau, ada juga
beberapa lembaga Kristen yang dikelola justru oleh orang Tionghoa (entah
dengan maksud dan tujuan apa?) justru dengan sengaja membentur-benturkan
budaya Tionghoa dengan Injil, dan hal itu tetap berlangsung sampai 

Re: [budaya_tionghua] Fwd: OOT: Mohon penilaian yg netral bag.1

2009-12-16 Terurut Topik shinmen takezo
Dada :
Bukankah agama asing telah masuk berabad2 lalu , bahkan di era medieval
pasca reformasi luther , Jesuit masuk membanjiri Tiongkok , dan memberi
umpan balik pengetahuan dan budaya Tiongkok ke Eropa . Secara tidak langsung
menggerakkan aufklarung di Eropa , karena banyak sinopilia terkemuka di
bidang ilmu , politik dll seperti  Voltaire , Leibniz ,  Christian Wolf .
selengkapnya liat blog lawas , tulisan lawas saya ..
http://parahyangan.wordpress.com/2008/11/20/china-remaking-asia/

Konflik boxer memang konjungsi dari masalah agama dan praktek kolonialisme
barat +jepang

setelah 1800 , tiongkok babak belur dan kalah terus menerus perang , dan
terkena perjanjian tidak seimbang (unequal) , hal ini berimbas juga pada
agama si pemenang mendapatkan banyak privilege , karena berasal dari negara
pemenang perang .

Istilahnya jangan coba macam2 sama kristen , kalau tidak mau dihajar
...(dihajar perang maksudnya)



2009/12/16 ardian_c ardia...@yahoo.co.id



 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 theresa_gong theresa_g...@... wrote:

 Dear members,



 Yihe tuan tidak lahir begitu saja karena kebencian pada orang asing
 terutama agama asing.
 Sejarah Tiongkok membuktikan bahwa filosofi Tiongkok tidak menabukan
 kepercayaan lain. Arti kata jiao tidak mengacu kepada arti agama
 seperti yang kita kenal sekarang ini. Kata jiao adalah pengajaran.




 Kasus terjadinya gerakan Yihe karena faktor-faktor kolonialisme dan
 imperialisme.
 Gerakan Yihe tuan bermula dari Shandong, dan Shandong merupakan
 propinsi yang mengalami hal-hal pahit akibat kolonialisme dan
 imperialisme Eropa pada abad ke 19 di Tiongkok.
 Gerakan ini tidak dapat dikatakan bermula karena anti agama Kristen,
 tepatnya gerakan anti barat.

 Sejak perang candu hingga tahun 1900 terjadi 4000 lebih perkara agama
 ½Ì
 °¸. Banyak yang percaya kalau bentrokan itu lebih dari 6000 kasus.
 Banyak orang yang salah mengira bahwa Yihe tuan adalah gerakan anti
 Kristen,
 Banyak tulisan selalu menulis korban-korban dari pihak Kristeni tapi
 tidak pernah mau berpikir netral atau adil dengan melihat faktor-
 faktor dibelakang timbulnya gerakan itu dan korban-korban dari
 akibat
 perjanjian tidak adil tidak disebutkan secara jelas.
 Banyak jari menuduh gerakan Yihe tuan sebagai gerakan anti Kristen.

 Perang CanduѻƬսÕù 1840-1842 hasilnya perjanjian NanjingÄϾ©ÌõÔ¼
 Perang Candu 2 µÚ¶þ´ÎѻƬսÕù856-1860 menelurkan perjanjian
 Aihun è¨çõÌõÔ¼, perjanjian Tianjin Ìì½òÌõÔ¼, perjanjian Beijing±±¾©Ìõ
 Ô¼
 Perang Sino PerancisÖз¨Õ½Õù1883-1885 melahirkan perjanjian Sino
 PrancisÖз¨ÐÂ
 Ô¼
 Perang Sino Jepang ¼×ÎçÖÐÈÕÕ½Õù1894-1895 buahnya perjanjian Maguan Âí
 ¹ØÌõÔ¼.
 Dengan begitu banyaknya perjanjian-perjanjian dari peperangan antara
 dinasti Qing dengan banyak negara, yang mengalami penderitaan parah
 adalah rakyat jelata.

 Puncaknya adalah kemarahan rakyat sehingga gerakan Yihe tuan bisa
 mendapatkan simpati dari masyrakat luas.
 Awal gerakan ini adalah bertujuan mengenyahkan invasi dan dominasi
 bangsa asing yang menginjak-injak harga diri rakyat jelata, terutama
 di konsesi-konsesi asing dan wilayah-wilayah asing ( gereja dapat
 dikatakan termasuk wilayah asing, dimana hukum dinasti Qing tidak
 berlaku. Banyak pelaku kejahatan berpura-pura masuk agama Kristen
 dengan tujuan mendapat perlindungan dari gereja dan pihak barat.)
 Pelopor atau pendiri Yihe tuan adalah Zhao Sanduo ÕÔÈýÕÔÈýdan Yan
 Shuqin ÑÖÊé
 ÇÚ. Zhao adalah ketua generesi ke 14 dari perguruan tinju Mei ÷»¨È­
 dan
 Yan adalah praktisi beladiri aliran HongºéÈ­.

 Mereka sebenarnya adalah anggota perlawanan dinasti Qing, tapi
 berubah
 pemikiran ketika melihat betapa parahnya akibat imperialisme barat.
 Slogan awal perlawanan mereka adalah Kembalikan tanah airku dan
 kekuasaanku »¹ÎÒ½­É½»¹ÎÒȨ. Saat pemerintah Qing melakukan represi
 terhadap
 gerakan mereka, baru kemudian slogannya ditambah, yaitu Dukung Qing
 enyahkan Barat·öÇåÃðÑó.

 Terlibatnya Zhao dalam gerakan ini bermula dari kasus perebutan
 tanah
 di desa Liyuan ÀèÔ°ÍÍ, propinsi Shandong.
 Tahun 1869, komunitas Katolik ( mereka adalah minoritas ) di desa
 Liyan dan para penduduk desa Liyuan berunding dan mereka sepakat
 untuk
 membagi tanah desa dibagi menjadi 4 bagian, 3 bagian adalah milik
 penganut kepercayaan orang Tionghoa ( kepercayaan Tridharma rakyat,
 bukan dalam bentuk organisasi keagamaan resmi seperti Taoism,
 Buddhism
 dan Ruism) dan 1 bagian adalah milik komunitas Katolik.
 Umat Katolik kemudian menyerahkan tanah tersebut kepada father Liang
 Mingde ÁºÃ÷µÂ (orang Italy), father Liang kemudian berkeingian
 membeli
 tanah yang menjadi kelenteng Yuhuang dan memberi uang sebanyak 150
 tael perak kepada 3 umat Katolik bermarga Zhang, Yang dan Wang di
 desa
 Liyuan, tapi uang itu tidak pernah diberikan kepada para pemuka desa
 dan kelenteng. Father Liang tentunya tidak tahu akan hal ini, ia
 mengira tanah itu sudah menjadi miliknya dan memerintahkan umat-
 umatnya untuk menghancurkan kelenteng 

[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR

2009-12-16 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Bukhari,
Anda beberapa kali menyerang pribadi saya bukan isi tulisan saya.
Cara ini tidak membuat anda jadi terlihat cerdas, pak.
Debatlah pandangan saya, tunjukkan dimana pandangan saya yang tidak anda 
setujui.

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... 
wrote:

 Kelihatannya dia dikasih dear atau tidak sama saja, niat asalinya memang 
 mau mengacau saja.
 Orang seperti ini selalu ada saja, meloncat-loncat dari satu milis ke milis 
 lain...
 
 Wasalam.
 
 
   - Original Message - 
   From: zhonghua_wenhua 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, December 15, 2009 8:02 PM
   Subject: [budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR
 
 
 
   Dear Chen,
 
   harap anda menghormati keputusan moderator yang meminta agar judul subject 
 dirubah.
 
   Ingat milis ini bukanlah ajang untuk memprovokasi tapi untuk bertukar 
 pandangan dan berdiskusi.
 
   Moderator
 
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosensei@ 
 wrote:
   
Dear Zhonghua:

Saya sangat setuju, jangan menyerang pribadi anggota milis. Hal tersebut 
 membuat perselisihan dalam mangkok seperti istilah siapa saya lupa. Dan 
 tidak menyelesaikan esensi permasalahan.

Berkenaan judul subject yang saya buat tersebut, saya akui memang itu 
 terkesan provokatif, tapi memang bahasa headline harus selalu begitu, untuk 
 menarik perhatian. 
Menurut saya, yang lebih penting dipermasalahkan adalah isi yang ingin 
 dibahas. 
Apakah menurut anda, pelecehan terhadap budaya Tionghoa (yang kebetulan 
 dilakukan secara terbuka dalam komunitas kristen dalam kotbah mingguan di 
 gereja maupun di TV) tidaklah relevan dengan tujuan forum ini?

Jadi, saran saya... biarlah headline tetap seperti itu, selama yang 
 berpendapat tetap saling menjaga batasan diskusi.

Salam,

Chen Gui Xin


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhonghua_wenhua 
 zhonghua_wenhua@ wrote:

 Dear miliser,
 
 diskusi dengan subject berjudul Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen 
 Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? membuat kenyamanan milis 
 ini terganggu.
 
 Harap judul tersebut dirubah dan berdiskusilah dengan baik, jangan 
 menyerang pribadi anggota milis. 
 
 Milis ini dibuat untuk memperkenalkan kembali budaya Tionghua dan 
 sejarah Tiongkok serta mendiskusikan segala macam permasalahannya.
 Kita juga perlu menyadari bahwa banyaknya kesalahpengertian tentang 
 budaya Tionghoa, baik dikalangan Tionghoa maupun non Tionghoa.
 Jadi untuk mengurai kesalahpahaman ini, kami mengharapkan semua 
 permasalahan yang terkait dengan budaya Tionghoa harap didiskusikan dengan 
 baik, jangan gunakan judul yang bersifat provokatif dan mengganggu kenyamaan 
 rekan-rekan lain.
 
 Bagi mereka yang tidak mengganti judul ini, maka postingannya tidak 
 akan diloloskan.
 
 
 
 Moderator

   





Re: [budaya_tionghua] Fwd: Perang ? Meminta maaf ?

2009-12-16 Terurut Topik agoeng_set
Semua yg pernah belajar sejarah waktu sekolah juga tau apa itu kampanye 3G n 
peran gereja didalamnya. Contohnya yah nasib tragis yg bangsa inca yg sangat 
tinggi budayanya dijaman itu juga direstui oleh mereka. 
-Original Message-
From: shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 19:41:32 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Fwd: Perang ? Meminta maaf ?

Misionaris kristen terlibat dalam perang boxer ini , juga terlibat dalam
punitive picnic , loot arson dan rape .

Mark Twain mengecam keras keterlibatan misionaris ini dalam harian New York
pada waktu itu.

2009/12/16 ardian_c ardia...@yahoo.co.id



 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 perfect_harmony2000 perfect_harmony2...@... wrote:

 Sdr.semua,

 Melihat kejadian pasca perang dunia kedua, dimana Jerman meminta maaf
 serta mengakui dosa-dosanya dimana Jepang belum meminta maaf dan
 belum mengakui dosa-dosanya. Hal ini wajar saja karena NAZI Jerman
 hancur seiring dengan kekalahannya mereka.
 Sedangkan Jepang ? Kaisarnya saja tidak disentuh, para pelaku
 kejahatan yang diadili hanya sekitar Tojo dan lingkungannya. Banyak
 para pelaku kejahatan perang yang bebas berkeliaran di Jepang dan
 mereka membentuk LDP. Hal ini yang membedakan dengan Nazi.

 Kejujuran untuk mengakui kesalahan masa lampau adalah hal yang penting
 serta sikap memaafkan. Dalam hal ini, Jepang ( cat: institusi
 kenegaraan ) perlu mengakui kesalahan masa lampau dan rakyat Tiongkok
 harus memiliki sikap memaafkan.

 Kejujuran itu hampir dapat dikatakan tidak ada, lihat saja lembaga
 keagamaan yang besar, yang pada masa lampau sering melakukan
 kesalahan, yang mana kesalahan yang diakui adalah kesalahan yang
 mereka perbuat terhadap suku atau bangsa yang sudah punah atau
 mendekati kepunahan. Sedangkan untuk bangsa yang masih kuat dan ada,
 mereka tidak mau mengakuinya.

 Inggris mana mau mengakui Perang Candu karena ulah perdagangan candu
 yang dilarang ? Inggris selama bertahun-tahun mengajarkan kepada
 anak-anak Sekolah Hongkong ( cat: hal ini saya ketahui dari keponakan
 saya pada tahun 80an awal, bisa benar bisa salah )bahwa perang candu
 adalah untuk Fair Trade.
 Vatican mengganggap para boxer adalah anti Barat ( cat: dalam hal ini
 adalah anti Kristen ) sedangkan Tiongkok menganggap bahwa para boxers
 adalah pejuang rakyat melawan imperialisme barat.
 Dari 2 hal ini saja apakah kita bisa melihat mana yang benar mana yang
 salah ?
 Dalam pendapat saya, setiap negara atau bangsa memiliki masa kelamnya,
 akui jika itu terjadi. Dengan begitu bangsa tersebut menjadi semakin
 besar.

 Hal ini juga sering menimpa diri kita, kita tidak akan mau mengaku
 salah jika kita tidak dalam posisi terjepit atau melihat betapa tidak
 pentingnya minta maaf.
 Apalagi dalam konteks negara maupun lembaga ?
 Padahal meminta maaf dan memaafkan diperlukan dalam suatu hubungan
 internasional maupun dalam kehidupan kita sehari-hari.

 Mencari kesalahan orang lain atau negara lain lebih mudah daripada
 melihat kelemahan sendiri.
 Jika orang lain tidak mau minta maaf, kita yang harus memaafkan mereka.

 Kalau kita mengingat kekejaman tentara Jepang di Nanjing, kenapa kita
 tidak bisa mengingat kekejaman tentara 8 negara pada masa perang Boxer
 ? Atau pembantaian kota Yangcheng oleh tentara Inggris ?
 Jika kita bisa melupakan perilaku orang barat pada masa lalu di
 Tiongkok kenapa kita tidak bisa melupakan kekejaman tentara Jepang di
 Tiongkok ?
 Melupakan bukan berarti menghapus sejarah, melupakan dalam hal ini
 adalah memaafkan.

 Hormat saya,

 Xuan Tong

 --- End forwarded message ---

  




[budaya_tionghua] Re: agama etnis ?

2009-12-16 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Atau coba anda tanyakan ke PITI, Alda. Alternatifnya lagi, coba anda tanyakan 
ke Masjid Tionghoa yang di Glodok. Semoga anda mendapatkan statistik yang anda 
butuhkan.

Salam,

Chen Gui Xi


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alda agustine mydiary...@... wrote:

 Berapa persen keturunan Tionghoa yang Muslim di Indonesia?





[budaya_tionghua] Re: Penghinaan

2009-12-16 Terurut Topik younginheart5000
Kayaknya gampang dijawab.

Yang datang ke kelenteng, merayakan Imlek, Cap Go atau apapun, apakah dia di 
Tiongkok, Singapura, New York, Kuala Lumpur. Indonesia, merayakan budaya dan 
agama Tionghoa (agama berasal dari Tiongkok).

Yang datang ke gereja rayakan Natal atau Paskah dimanapun, merayakan budaya dan 
ritus Kristiani, siapapun dia, orang Tionghoa, Arab, bule, India..

Yang datang ke mesjid merayakan Idul Fitri atau Idul Adha, dimanapun, merayakan 
suatu ritus Muslim, apakah dia Tionghoa, Jawa, Batak, Arab, India..


Kita teruskan:

yang datang ke synagoga
yang datang ke kuil Hindu
yang datang ke Pura di Bali


merayakan ritus ritus yang terkait, siapapun mereka..


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosen...@... 
wrote:

 Untuk tes wawasan bersejarah dan kecerdasan berdeduksi anda, Buds.
 Bagaimana memisahkan budaya Arab dan Ramadhan?
 Bagaimana memisahkan budaya Arab dan Islam?
 Bagaimana memisahkan budaya China dan Imlek?
 Bagaimana memisahkan budaya Tionghoa dan Konghucu atau Tao?
 
 Kalau ada bisa menjawab 4 pertanyaan saya di atas, maka kedua pertanyaan anda 
 juga sudah terjawab oleh anda sendiri.
 
 Btw, kenapa tidak anda sekalian jawab saja dari kemarin pertanyaan2 saya?
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, BUD'S 1 bsugih2007@ wrote:
 
  Sebelum saya menaggapi ente, saya mau tau dulu Menurut Ente Perayaan 
  Imlek itu adalah perayaan Agama atau perayaan Kebudayaan Tionghua. ???
  
  Disamping itu saya kutip tulisan ente  Dear Djoko: Jadi saran anda 
  bagaimana, untuk menghentikan pelecehan budaya/agama  Tionghoa mingguan 
  di gereja kristen ini?  ( Aslinya bisa dilihat dibawah ) Pertanyaan 
  saya : Ente mau bicara Pelecehan Budaya atau Agama atau Budaya Plus 
  Agama ?? Tolong Pertegas.
  
  Salam
  
  ikkyosensei_ym wrote:

  
   Wah, saya masih bingung, koh.
  
   Sepertinya anda berpendapat kalau Toa Pe Kong tidak dipajang di vihara 
   atau masjid atau gereja, berarti terjadi penghinaan. Jadi anda 
   memahami istilah penghinaan seperti itu yach?
  
   Mungkin anda salah paham maksud saya dengan penghinaan atau kurang 
   ajar tersebut.
   Kalau saya sebut memajang foto mama/papa anda yang sudah meninggal 
   adalah memajang foto iblis,itulah baru saya sebut kurang ajar. Dan 
   memang itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut.
   Kalau saya mencibir/mentertawakan/mengajarkan kepada publik berkenaan 
   orang muslim yang sedang nyekar ke makam orang tuanya saat lebaran, 
   tanpa mengerti simbol budaya mereka, itu namanya kurang ajar. Dan, 
   sekali lagi, itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut.
  
   Saya kira sampai di sini, kita sudah mencapai kesepahaman, koh. Benarkan?
  
   Btw, saya menolak klaim spekulatif anda bahwa Imlek tidak dirayakan di 
   vihara Mahayana seperti Ekayana Grha. Hingga tahun ini, saya masih 
   ikut perayaan imlek di sana loh, koh.
  
   Salam,
  
   Chen Gui Xin
  
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com, BUD'S 1 bsugih2007@ 
   wrote:
   
Jelas dan Terang Benderang Bahwa ada Orang Tionghua yang Selain Agama
Kristen yang melarang merayakan Budaya Tionghua. jelas ?? Pake SK segala
lagi.
   
Salam,
2009/12/15 ikkyosensei_ym ikkyosensei@
   


 Garuk-garuk kepala.
 Maaf, saya tidak cukup cerdas untuk mampu melihat kaitan komentar anda
 dengan tema/tujuan posting ini.

 Btw, saya kira, seharusnya bukan hal yang mengejutkan untuk tahu bahwa
 Imlek tidak ada kaitannya dengan agama Buddha, serta Toa Pe Kong 
   bukanlah
 sesembahan dalam agama Buddha.
 Dan itu membuktikan apa? Bahwa budaya Tionghoa boleh dilecehkan? 
   Ataukah
 menurut anda, Hartati Murdaya sedang melecehkan budaya Tionghoa?
 Saya juga bingung dengan klaim anda, benarkah perayaan Imlek tidak
 dirayakan di Vihara Mahayana? Benarkah di Vihara Mahayana tidak 
   pernah ada
 pertunjukan barongsai?

 Mohon petunjuk yang lebih cerdas dan sederhana. Sekali lagi, 
   garuk-garuk
 kepala.

 Salam,

 Chen Gui Xin

 kaitan komentar anda dengan
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com 
   budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 BUD'S 1 bsugih2007@ wrote:
 
  He he he, Ente cuma taunya ngerocos doang, Apa yang dikatakan 
   ABS benar,
 disalah satu milis posting ente tidak diladeni sama sekali 
   sehingga Unsur
 provokasinya tidak berhasil.
  Nih untuk buka mata ente. Apakah ente pernah tau kasus dibawah 
   ini ??
 
   Walubi melalui Dewan Pimpinan Pusatnya pun ikut-ikutan 
   mengeluarkan
 surat edaran No 07/DPP-WALUBI/KU/93, tertanggal 11 Januari 1993
  menyatakan bahwa Imlek bukanlah merupakan hari raya agama Budha, 
   sehingga
 Vihara Mahayana tidak boleh merayakan tahun baru Imlek dengan
  menggotong Toapekong, Barongsai dll. Pada masa itu bisa 
   dikatakan semua
 fenomena yang mengidap 

[budaya_tionghua] Re: Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan

2009-12-16 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Maaf, menambahkan sedikit. Ada juga yang berpendapat bahwa waktu itu Hartati 
Murdaya mendirikan Walubi demi memuluskan jalan politiknya.
Murdaya tidak didukung oleh Sangha dan kebanyakan umat, karena dia menempatkan 
Sangha sebagai salah satu subunit di dalam Walubi. Belum pernah ada dalam 
sejarah umat melindungi Sangha.
Untuk mendapatkan justifikasi, Murdaya mendatangkan/membiayai pendirian aliran 
Nichiren Shoshu ke Indonesia agar mendapatkan figur bhiksu yang mendukungnya.

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian king_h...@... wrote:

 Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca: 
 Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang 
 waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat 
 bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang berbau 
 Cina, masih berlaku.
 
 Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk 
 melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? 
 Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15 
 bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. 
 
 Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada 
 persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan 
 organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) 
 dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia).
 Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin) 
 yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat keamanan 
 bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca: Buddha 
 Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal 
 mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng.
 
 Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru 
 Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal bbrp 
 tahun sebelumnya, justru dia yang melarang.
 
 kiongchiu,
 KH
 
 
 
 
 
 - Forwarded Message 
 From: east_road east_r...@...
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan
 
   
 dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang 
 beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara 
 Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara 
 lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah imlek 
 di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan loo kay 
 :)
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, joao_kho Joao.Kho@ . wrote:
 
  Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat 
  Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. 
  Nah untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus 
  atau himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek 
  di lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga 
  salah adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW
  
  Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma pernah 
  bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik aja oleh 
  yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang mayoritas 
  orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di Gereja, karena 
  menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian buddaya suatu etnis.
  
  Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas 
  digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu 
  justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama.
  
  Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak 
  merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah 
  budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus 
  dipertimbangkan kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara 
  tersebut.
  
  Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan 
  agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus 
  budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program 
  pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri 
  tercinta ini.
  
  Dimana kita ketahui dengan jelas Semboyan negara kita adalah Bhinneka 
  Tunggal Ika. Terima kasih.
  
  JK 
  
  --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, east_road east_road@ wrote:
  
   vihara ekayana graha itu bukan mahayana tapi Aliran Budhayana anda harus 
   bedakan itu, vihara ekayana graha tidak memandang sekte aliran Buddha, 
   dalam satu vihara bisa banyak aliran. Anda salah paham soal itu.
   
   --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ikkyosensei_ ym ikkyosensei@ 
wrote:
   
Wah, saya masih 

Re: [budaya_tionghua] Re: agama etnis ?

2009-12-16 Terurut Topik jackson_yahya
Yayasan haji karim oey di jalan lautze jakarta pusat/barat ya? Pokoknya skitar 
pasar baru. Tanya orang kalau sudah dijalan lautze pasti tahu
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 13:02:21 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: agama etnis ?

Atau coba anda tanyakan ke PITI, Alda. Alternatifnya lagi, coba anda tanyakan 
ke Masjid Tionghoa yang di Glodok. Semoga anda mendapatkan statistik yang anda 
butuhkan.

Salam,

Chen Gui Xi


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alda agustine mydiary...@... wrote:

 Berapa persen keturunan Tionghoa yang Muslim di Indonesia?






Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik agoeng_set
Hehehe, gampang banget seh langsung cap oknum? Apa seh yg dimaksud oknum? Klo 
dari 10 ada 7 yg seperti itu yg oknum itu yg 3 atau yg 7? Emang ada kebijakan 
khusus untuk program seperti itu atau hanya inisiatif beberapa oknum saja??? 
Ada banyak aliran dlm agama yg berbuat begitu mungkin 1-2-3 aliran saja, tp 
jika aliran yg begitu yg terbesar umatnya apakah bisa disebut hanya oknum 
saja? 
 Dr tk sampe sma skolah saya katolik kok, bahkan hampir permandian jika saja 
mau ikut 1 kali lagi kursus  belajar agama. Apakah ketika sedang beraksi 
mereka ngomong kita aliran ini makanya begini atau cuma sebut agamanya aja? 
Cobalah pahami perasaan  keluarga yg cerai berai karena agama. 
  
-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 13:07:53 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Banyak kasus seperti itu. Tapi ya itu manusianya yang ga bener atau oknum 
pendetanya yang ga bener ngajarin yang ga bener. Katolik boleh pegang hio, 
sembayang leluhur dan lain2. Malah di palembang (linggau) masih diperbolehkan 
umat katolik sembayang ke dewi kwan Im.

Tapi tetep aja saya pengikut buddha. Karena berjodoh dengan buddha. Hehehe

Saran: bedakan antara katolik, protestan, protestan kharismatik. Jangan di 
hajar rata semua


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: agoeng_...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 12:38:34 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Mungkin jika mengalami sendiri gimana keluarga pecah, anak n ortu musuhan, adik 
dan kakak ga saling nyapa, hanya gara2 yg sudah  tobat mengajak yg laennya 
tobat dan tidak diikuti bahkan banyak yg sampe meninggalpun masih 
bermasalah maka akan tau kenapa org antipati terhadap kiprah kristen n budaya 
tionghoa. 
-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 12:13:35 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Saya dari lahir kristen dan baru 5 tahun ini jadi buddhist. Sejak kecil selama 
24 tahun sudah beberapa kali pindah gereja. 

Dari smua gereja hanya katolik yang ajarannya murni dan sesuai firman ( kasih 
yang terutama  )

Kalau kristen non kharismatik juga bagus hampir mirip katolik mengutamakan 
kasih juga hanya sedikit fanatik

Kristen kharismatik (berbahasa roh) wahhh tiap gereja kharismatik ajarannya 
beda2 tergantung pendetanya. Kasih nomor 2 hanya iman yang menyelamatkan
 (tujuannya cari selamat aja) 

Tapi yang saya lihat dari ketiganya yang paling di berkati oleh tuhan gereja 
kharismatik (berbahasa roh) para pendetanya benar2 di beri kelimpahan berkat, 
mobil dan rumah nya mewah2.


Semua tulisan saya ini hanya pendapat pribadi belum tentu benar.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Erik rsn...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 10:34:43 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).


Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini!

Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya
terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi
penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk
memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya.

Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang
Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di
STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama
para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan
sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan
saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi
Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang
Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa  keterbelakangnya
bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip
serta kepercayaan takhyul!  Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli
para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat
pada zamannya dulu itu!  Namun implikasinya pada misionaris ketika
mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan
Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI
KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka
tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati).

Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan
oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh
yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan
dan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari
barat ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa
Tionghoa tak mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini 

[budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797

2009-12-16 Terurut Topik sumamihardja
Ancam-mengancam apa lagi ini? Memangnya seberapa jauh anda sudah ikut gerakan 
anti diskriminasi sampai melontarkan tudingan bermata dua macam itu? Seberapa 
jauh anda terlibat diskusi teologis mengenai perbedaan antara penghinaan dan 
sindiran? Rekam jejak anda juga tidak jelas dalam konteks ini koq. Lihat 
konteks cerita keseluruhan dari Chen Gui Xin dulu! Meskipun saya sepakat bahwa 
CGX pengutaraannya seringkali kasar dan sembrono, dia toh cuma melontarkan 
kekesalannya melihat bahwa doktrin agama sudah menyeleweng. Apa karena dia 
murtad jadi sudah tidak bisa mengutarakan pandangannya? Dia kan tidak sedang 
membuka debat agama. Lebih guna kalau anda gugat saja dulu berbagai sinetron 
dan acara TV mengenai entah itu realigi, konversi agama, dsb yang marak 
tiap-tiap hari raya agama.

Tahukah anda bahwa dalam perdebatan di kalangan Vatican jaman PJP II sebelum 
diganti yang sekarang, beredar sebuah kritik internal di kalangan gereja 
sendiri bahwasanya pemaknaan derita Yesus sudah diselewengkan. Sudah banyak 
buku dari kalangan nasrani sendiri yang membahas soal peranan gereja dalam 
penindasan dan kekerasan yang sebenarnya hanya menutupi nafsu tamak dari 
sejumlah orang-orangnya (bahkan termasuk sejumlah paus dalam kaitannya dengan 
keberadaan mafioso). Apakah itu sudah merupakan penghinaan? Bahwa konteks CGX 
tidak sepenuhnya benar (karena banyak pengikut Nasrani juga sangat miskin 
hidupnya, rela menderita dan bahkan mati mengenaskan karena membela 
keyakinannya itu), tapi sebagai kritik sosial, hal itu bukan penghinaan agama! 
Hal yang sama berlaku untuk agama lain, termasuk misalnya di dalam agama 
Tionghoa sendiri. kritik macam itulah yang membangun dan mendorong umat untuk 
mengikuti teladan yang baik, dan bukan memperalat agama demi kepentingan 
duniawi si pemeluknya. Dalam tradisi nasrani sendiri, betapa banyak joke, 
sindiran dan kritikan mengenai perbedaan makna antara ajaran dari si pembawa, 
dengan kondisi sekarang. Dalam forum-forum agama, yang melibatkan tokoh tafsir 
dan rohaniwan kelas atas, banyak tukar pikiran mengenai pemaknaan penghinaan 
dalam konteks kemajuan umat manusia secara bersama-sama, bahkan di kalangan 
nasransi secara luas, pengakuan atas penyimpangan materialistik saat ini atas 
kotbah di atas bukit. Jadi, ketimbang memperlebar masalah dengan soal yang cuma 
masalah ringan ini, jauh lebih bijaksana kalau anda menyanggahnya saja. Kalau 
hal kecil macam ini saja sudah main ancam-ancaman, entah apa yang akan terjadi 
dengan dunia ini? Ini bukan kategori hujatan, lebih kepada ironi atas ajaran 
guru dengan kondisi saat sekarang(lihat konteks cerita keseluruhan, bukan main 
penggal kalimat).

Dalam konteks luas, tidak heran dalam Konsili II, Vatican mencoba berubah 
dengan memberikan pengakuan adanya keyakinan lain di luar gereja yang 
sebenarnya tidak layak untuk diimankan secara misi gereja, sehingga meralat 
cara pikir sebelumnya bahwasanya di luar gereja adalah barbar. Meskipun banyak 
yang menentang, sejumlah kalangan gereja juga sudah meminta maaf atas peran 
gereja dalam pemberangusan budaya kalangan di luar mereka  yang rekam jejaknya 
dapat dilihat di seluruh wilayah amerika (utara dan selatan), afrika, asia dan 
bahkan australia serta di Eropa sendiri (lihat perjalanan seorang pastor yang 
didokumentasikan BBC yang merekam jejak kekerasan agama di benua Eropa sebelum 
dipaksakan menyatu di bawah doktrin gereja). Selain itu juga keikutsertaan 
gereja (dan termasuk agama lain) dalam sejumlah kekerasan politik di dunia 
(sudah baca laporan KKR Argentina, Chili, Afrika Selatan, dsb?) juga 
menunjukkan bahwa instrumen agama telah dipakai dalam pemaknaan yang keliru, 
berbeda dengan pesan awal dari pembawanya. Tulisan mengenai itu juga bisa 
dibaca dalam berbagai buku mengenai persekusi atas nama agama yang masih terus 
terjadi di dunia hingga saat ini, termasuk perang dominasi kebenaran yang 
menyebabkan sejumlah pemikir filsafatg mengkritik pemakaian agama. Apa mereka 
ini sudah menghina agama? Sudah baca Karen Arsmtrong, kekecewaannya dan 
kemudian pencariannya? Dalam kacamata sempit, dia sudah menistakan agama, 
tapi apa dia benar-benar menghina, menghujat dsb? konteksnya jelas harus 
dilihat. Bagaimana dengan Salman Rushdie? Dia mewakili segmen yang berbeda, dan 
banyak ahli hukum yang menyebutkan bahwa dia memang sudah menyerang, melukai 
insult bahkan menghina. Hanya karena dia berada di Inggris saja yang 
menyebabkan dia tidak bisa ditarik dalam sistem hukum bagi vonis kematiannya. 
Bagaimana dengan kisah Passion of Christ dari Mel Gibson? Apa dia sedang 
menggemilangkan sang pembawa ataukah justru menistakan kalangan agama Yahudi? 
Makanya, kalau mau ngancam-mengancam, ulas dulu secara mendalam baik dari sisi 
teologis, sosiologis, bahkan perbandingan sistem politik, budaya dan 
sebagainya, termasuk soal semantis, etimologis, dstnya. Belum apa-apa sudah 
dituding penghinaan/penistaan. Emang konteksnya begitu? Enggak ah.

Saya tidak mau berdebat soal agama, tapi 

Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

2009-12-16 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message - 
From: younginheart5000 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?

 Rasulullah Muhammad saja menghimbau
 pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok

---

Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan atau 
ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab.

Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai arti 
penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi 
penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran.

Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif 
membahas ucapan dan tindakan Muhammad.
Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas Al 
Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, 
himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana 
yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb.

Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris 
membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan 
ucapan Muhammad sendiri.
Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), 
atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar).

Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan 
di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk 
membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum 
seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada sebuah 
negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan kalimat 
itu.

Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara 
sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat 
ilmu.
Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan 
perintah Tuhan dalam Al Quran.

Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang 
menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina 
tersebut.

Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark 
Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi di 
Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh jaraknya 
dari negeri Arab.
Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks 
menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina.

Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan otoritas 
proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad.
Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut 
(bahwa itu adalah ucapan Muhammad) merupakan klaim yang dhaief, dhaief jiddan, 
atau batil.

Uraian saya ini mungkin terlalu panjang bagi suatu milis budaya tionghoa.
Tetapi kalau mau lebih 'nyangkut' lagi dengan milis ini, tanpa mau ikut ribut 
soal kata cina, bisa saya sampaikan bahwa kelihatannya dalam pembahasan ilmu 
hadits tentang apakah kalimat itu ucapan Muhammad atau bukan, selalu dipakai 
kata Cina, bukan Tiongkok.

Mungkin karena waktu itu kata Tiongkok belum dikenal di budaya Arab.
Atau mungkin juga karena memang dengan memakai kata Cina-lah orang Arab 
menyebut Negeri Tengah (Tionggoan).

Wasalam.

==

- Original Message - 
From: younginheart5000 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?
 
Mungkin bagus, kalau anda lebih memperbanayak membaca Asian literature  
philosphy..

Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke 
Tiongkok.

By the way ada kata bijaksana dalam bahasa Latin: Ex Oriente Lux, Penerangan 
(pencerahan) datang dari Timur..

So sis... go east!

---

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alda agustine mydiary...@... wrote:

 Fy Zhou, makasih tanggapannya. Saya baru kali ini denger kalimat dari 
 Confusius itu. Dapet dari mana sih? Mau dong referensinya. Thanks.


Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik jackson_yahya
Ini si agung selalu jadi kompor. Ok kalau begitu kamu saja yang maju jadi 
pemimpin kita di belakangmu. Kayanya ga berani nih.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: agoeng_...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 15:19:13 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Hehehe, gampang banget seh langsung cap oknum? Apa seh yg dimaksud oknum? Klo 
dari 10 ada 7 yg seperti itu yg oknum itu yg 3 atau yg 7? Emang ada kebijakan 
khusus untuk program seperti itu atau hanya inisiatif beberapa oknum saja??? 
Ada banyak aliran dlm agama yg berbuat begitu mungkin 1-2-3 aliran saja, tp 
jika aliran yg begitu yg terbesar umatnya apakah bisa disebut hanya oknum 
saja? 
 Dr tk sampe sma skolah saya katolik kok, bahkan hampir permandian jika saja 
mau ikut 1 kali lagi kursus  belajar agama. Apakah ketika sedang beraksi 
mereka ngomong kita aliran ini makanya begini atau cuma sebut agamanya aja? 
Cobalah pahami perasaan  keluarga yg cerai berai karena agama. 
  
-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 13:07:53 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Banyak kasus seperti itu. Tapi ya itu manusianya yang ga bener atau oknum 
pendetanya yang ga bener ngajarin yang ga bener. Katolik boleh pegang hio, 
sembayang leluhur dan lain2. Malah di palembang (linggau) masih diperbolehkan 
umat katolik sembayang ke dewi kwan Im.

Tapi tetep aja saya pengikut buddha. Karena berjodoh dengan buddha. Hehehe

Saran: bedakan antara katolik, protestan, protestan kharismatik. Jangan di 
hajar rata semua


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: agoeng_...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 12:38:34 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Mungkin jika mengalami sendiri gimana keluarga pecah, anak n ortu musuhan, adik 
dan kakak ga saling nyapa, hanya gara2 yg sudah  tobat mengajak yg laennya 
tobat dan tidak diikuti bahkan banyak yg sampe meninggalpun masih 
bermasalah maka akan tau kenapa org antipati terhadap kiprah kristen n budaya 
tionghoa. 
-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 12:13:35 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Saya dari lahir kristen dan baru 5 tahun ini jadi buddhist. Sejak kecil selama 
24 tahun sudah beberapa kali pindah gereja. 

Dari smua gereja hanya katolik yang ajarannya murni dan sesuai firman ( kasih 
yang terutama  )

Kalau kristen non kharismatik juga bagus hampir mirip katolik mengutamakan 
kasih juga hanya sedikit fanatik

Kristen kharismatik (berbahasa roh) wahhh tiap gereja kharismatik ajarannya 
beda2 tergantung pendetanya. Kasih nomor 2 hanya iman yang menyelamatkan
 (tujuannya cari selamat aja) 

Tapi yang saya lihat dari ketiganya yang paling di berkati oleh tuhan gereja 
kharismatik (berbahasa roh) para pendetanya benar2 di beri kelimpahan berkat, 
mobil dan rumah nya mewah2.


Semua tulisan saya ini hanya pendapat pribadi belum tentu benar.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Erik rsn...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 10:34:43 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).


Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini!

Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya
terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi
penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk
memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya.

Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang
Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di
STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama
para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan
sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan
saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi
Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang
Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa  keterbelakangnya
bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip
serta kepercayaan takhyul!  Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli
para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat
pada zamannya dulu itu!  Namun implikasinya pada misionaris ketika
mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan
Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI
KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka
tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati).

Saya pun setuju bahwa 

Re: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797

2009-12-16 Terurut Topik jackson_yahya
Pro juga. Jadi bingung yang fanatik yang mana
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: sumamihardja sumamihar...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 18:00:33 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797

Ancam-mengancam apa lagi ini? Memangnya seberapa jauh anda sudah ikut gerakan 
anti diskriminasi sampai melontarkan tudingan bermata dua macam itu? Seberapa 
jauh anda terlibat diskusi teologis mengenai perbedaan antara penghinaan dan 
sindiran? Rekam jejak anda juga tidak jelas dalam konteks ini koq. Lihat 
konteks cerita keseluruhan dari Chen Gui Xin dulu! Meskipun saya sepakat bahwa 
CGX pengutaraannya seringkali kasar dan sembrono, dia toh cuma melontarkan 
kekesalannya melihat bahwa doktrin agama sudah menyeleweng. Apa karena dia 
murtad jadi sudah tidak bisa mengutarakan pandangannya? Dia kan tidak sedang 
membuka debat agama. Lebih guna kalau anda gugat saja dulu berbagai sinetron 
dan acara TV mengenai entah itu realigi, konversi agama, dsb yang marak 
tiap-tiap hari raya agama.

Tahukah anda bahwa dalam perdebatan di kalangan Vatican jaman PJP II sebelum 
diganti yang sekarang, beredar sebuah kritik internal di kalangan gereja 
sendiri bahwasanya pemaknaan derita Yesus sudah diselewengkan. Sudah banyak 
buku dari kalangan nasrani sendiri yang membahas soal peranan gereja dalam 
penindasan dan kekerasan yang sebenarnya hanya menutupi nafsu tamak dari 
sejumlah orang-orangnya (bahkan termasuk sejumlah paus dalam kaitannya dengan 
keberadaan mafioso). Apakah itu sudah merupakan penghinaan? Bahwa konteks CGX 
tidak sepenuhnya benar (karena banyak pengikut Nasrani juga sangat miskin 
hidupnya, rela menderita dan bahkan mati mengenaskan karena membela 
keyakinannya itu), tapi sebagai kritik sosial, hal itu bukan penghinaan agama! 
Hal yang sama berlaku untuk agama lain, termasuk misalnya di dalam agama 
Tionghoa sendiri. kritik macam itulah yang membangun dan mendorong umat untuk 
mengikuti teladan yang baik, dan bukan memperalat agama demi kepentingan 
duniawi si pemeluknya. Dalam tradisi nasrani sendiri, betapa banyak joke, 
sindiran dan kritikan mengenai perbedaan makna antara ajaran dari si pembawa, 
dengan kondisi sekarang. Dalam forum-forum agama, yang melibatkan tokoh tafsir 
dan rohaniwan kelas atas, banyak tukar pikiran mengenai pemaknaan penghinaan 
dalam konteks kemajuan umat manusia secara bersama-sama, bahkan di kalangan 
nasransi secara luas, pengakuan atas penyimpangan materialistik saat ini atas 
kotbah di atas bukit. Jadi, ketimbang memperlebar masalah dengan soal yang cuma 
masalah ringan ini, jauh lebih bijaksana kalau anda menyanggahnya saja. Kalau 
hal kecil macam ini saja sudah main ancam-ancaman, entah apa yang akan terjadi 
dengan dunia ini? Ini bukan kategori hujatan, lebih kepada ironi atas ajaran 
guru dengan kondisi saat sekarang(lihat konteks cerita keseluruhan, bukan main 
penggal kalimat).

Dalam konteks luas, tidak heran dalam Konsili II, Vatican mencoba berubah 
dengan memberikan pengakuan adanya keyakinan lain di luar gereja yang 
sebenarnya tidak layak untuk diimankan secara misi gereja, sehingga meralat 
cara pikir sebelumnya bahwasanya di luar gereja adalah barbar. Meskipun banyak 
yang menentang, sejumlah kalangan gereja juga sudah meminta maaf atas peran 
gereja dalam pemberangusan budaya kalangan di luar mereka  yang rekam jejaknya 
dapat dilihat di seluruh wilayah amerika (utara dan selatan), afrika, asia dan 
bahkan australia serta di Eropa sendiri (lihat perjalanan seorang pastor yang 
didokumentasikan BBC yang merekam jejak kekerasan agama di benua Eropa sebelum 
dipaksakan menyatu di bawah doktrin gereja). Selain itu juga keikutsertaan 
gereja (dan termasuk agama lain) dalam sejumlah kekerasan politik di dunia 
(sudah baca laporan KKR Argentina, Chili, Afrika Selatan, dsb?) juga 
menunjukkan bahwa instrumen agama telah dipakai dalam pemaknaan yang keliru, 
berbeda dengan pesan awal dari pembawanya. Tulisan mengenai itu juga bisa 
dibaca dalam berbagai buku mengenai persekusi atas nama agama yang masih terus 
terjadi di dunia hingga saat ini, termasuk perang dominasi kebenaran yang 
menyebabkan sejumlah pemikir filsafatg mengkritik pemakaian agama. Apa mereka 
ini sudah menghina agama? Sudah baca Karen Arsmtrong, kekecewaannya dan 
kemudian pencariannya? Dalam kacamata sempit, dia sudah menistakan agama, 
tapi apa dia benar-benar menghina, menghujat dsb? konteksnya jelas harus 
dilihat. Bagaimana dengan Salman Rushdie? Dia mewakili segmen yang berbeda, dan 
banyak ahli hukum yang menyebutkan bahwa dia memang sudah menyerang, melukai 
insult bahkan menghina. Hanya karena dia berada di Inggris saja yang 
menyebabkan dia tidak bisa ditarik dalam sistem hukum bagi vonis kematiannya. 
Bagaimana dengan kisah Passion of Christ dari Mel Gibson? Apa dia sedang 
menggemilangkan sang pembawa ataukah justru menistakan kalangan agama Yahudi? 
Makanya, kalau 

Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797= Sumamiharja

2009-12-16 Terurut Topik shinmen takezo
*Pak John harap bersabar ...

Jangan lah meneladani  FPI yang cara kerjanya lebih canggih dari cara Secret
Service mengamankan presiden  di USA sana. Jadi kalau seorang Chen Gui Xin
bisa menistakan (seperti asumsi anda) junjungan anda , maka gereja sudah
ambruk ribuan tahun lalu  hehehe** . Jadi tolong maklumi lah gerutu
seorang Chen Gui Xin yang harus mengantar istrinya yang Kristen yang injili
itu kemana-mana.

Lagian kalimat saya tambahkan bahwa yang paling sial jauh dari berkat
adalah Yesusnya sendiri, karena paling miskin. ha ha ha.* *sama sekali* *tidak
bertentangan dengan trend superlatif dalam tradisi gereja itu sendiri yang
bertaburan jargon jargon superlatif , servus serverum dei , hamba dari
segala hamba , budak dari segala budak , raja dari segala raja , terlebih
lagi dalam Matius di katakan : siapapun yang menjadi pemimpin biarlah jadi
pelayanmu. Yesus selain kere juga memang bebong karena mau2nya membasuh
kaki murid yang statusnya jauh lebih rendah. Tapi yah makna filosofisnya
tentu ada.
Chen Gui Xin ini jika memang sedang menistakan junjungan anda , maka misinya
jelas2 gagal total , jangan2 dia tanpa sadar sedang memuliakan junjungan ,
gara2 keseringan antar jemput istrinya yang kristen injili itu . **
Masalah kemiskinan yesus juga ada beberapa ordo katolik yang meneladaninya.*
*
Dan jika memang berusaha untuk sarkasm , satire , atau apapun tujuannya ,
sepertinya CGX harus belajar lebih banyak lagi meningkatkan kualitas
satire-sarkasm menjadi lebih tajam.

Jadi jangan sampai posisinya menjadi terbalik . Chen Gui Xin tanpa sadar
sedang memuliakan yesus , dan anda malah tanpa sadar sedang mempermalukan
teladan yesus . seperti cara FPI mempermalukan rasulnya .
*


2009/12/17 John Siswanto johnsiswa...@yahoo.com



 Bung Sumamiharja yth,

 Mengancam huehehehe... bukan gaya saya untuk ancam mengancam, jujur saja
 saya merasa dihinakan karena agama saya dan super junjungan saya disebut
 secara tidak patut, supaya anda tahu banyak orang bersedia mati sekalipun
 untuk membela junjungannya...
 Sederhana saja...Paparan anda tidak bisa menghapus penistaa/penghinaan yang
 dilakukan oleh sdr. CGX...

 Anda juga sungguh memalukan kalau membela penghinaan/penistaan yang
 dillakukan oleh sdr. CGX...

 walaupun saya bukan siapa-siapa di depan anda, janji saya kepada anda,
 untuk masalah ini saya tidak akan mundur selangkahpun...


 nuwun sewu,
 John Siswanto
 alamat saya :
 Jl. Sumagung III R-2/6
 Kelapa Gading - Jakarta Utara
 ponsel #0816927475


 --- Pada *Rab, 16/12/09, sumamihardja sumamihar...@yahoo.com* menulis:


 Dari: sumamihardja sumamihar...@yahoo.com
 Judul: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797
 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 16 Desember, 2009, 10:00 AM


 Ancam-mengancam apa lagi ini? Memangnya seberapa jauh anda sudah ikut
 gerakan anti diskriminasi sampai melontarkan tudingan bermata dua macam itu?
 Seberapa jauh anda terlibat diskusi teologis mengenai perbedaan antara
 penghinaan dan sindiran? Rekam jejak anda juga tidak jelas dalam konteks ini
 koq. Lihat konteks cerita keseluruhan dari Chen Gui Xin dulu! Meskipun saya
 sepakat bahwa CGX pengutaraannya seringkali kasar dan sembrono, dia toh cuma
 melontarkan
 kekesalannya melihat bahwa doktrin agama sudah menyeleweng. Apa karena dia
 murtad jadi sudah tidak bisa mengutarakan pandangannya? Dia kan tidak
 sedang membuka debat agama. Lebih guna kalau anda gugat saja dulu berbagai
 sinetron dan acara TV mengenai entah itu realigi, konversi agama, dsb yang
 marak tiap-tiap hari raya agama.

 Tahukah anda bahwa dalam perdebatan di kalangan Vatican jaman PJP II
 sebelum diganti yang sekarang, beredar sebuah kritik internal di kalangan
 gereja sendiri bahwasanya pemaknaan derita Yesus sudah diselewengkan. Sudah
 banyak buku dari kalangan nasrani sendiri yang membahas soal peranan gereja
 dalam penindasan dan kekerasan yang sebenarnya hanya menutupi nafsu tamak
 dari sejumlah orang-orangnya (bahkan termasuk sejumlah paus dalam kaitannya
 dengan keberadaan mafioso). Apakah itu sudah merupakan penghinaan? Bahwa
 konteks CGX tidak sepenuhnya benar (karena banyak pengikut Nasrani juga
 sangat miskin hidupnya, rela menderita dan bahkan mati mengenaskan karena
 membela keyakinannya itu), tapi sebagai kritik sosial, hal itu bukan
 penghinaan agama! Hal yang sama berlaku untuk agama lain, termasuk misalnya
 di dalam agama Tionghoa sendiri. kritik macam itulah yang membangun dan
 mendorong umat untuk mengikuti teladan yang baik, dan bukan memperalat agama
 demi kepentingan duniawi si pemeluknya. Dalam tradisi nasrani sendiri,
 betapa banyak joke, sindiran dan kritikan mengenai perbedaan makna antara
 ajaran dari si pembawa, dengan kondisi sekarang. Dalam forum-forum agama,
 yang melibatkan tokoh tafsir dan rohaniwan kelas atas, banyak tukar pikiran
 mengenai pemaknaan penghinaan dalam konteks kemajuan umat manusia secara
 bersama-sama, bahkan di kalangan nasransi secara luas, pengakuan atas
 penyimpangan 

[budaya_tionghua] Happy Islamic New year 1431 H. Selamat tahun baru 1431 H, Semoga kebaikan dan keberkahan tetap dilimpahkan kepada anda dan keluarga Amieen.....ya Rabbal Alamin

2009-12-16 Terurut Topik Munif Prasojo
Happy Islamic New year 1431 H.

 Selamat tahun baru 1431 H, Semoga
kebaikan dan keberkahan tetap dilimpahkan kepada anda dan keluarga
Amieen.ya Rabbal Alamin


  Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard 
Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797= Sumamiharja

2009-12-16 Terurut Topik jackson_yahya
Betul pak john. 
Tuhan yesus berkata: jika ditampar pipi kiri mu beri pipi kanan mu.

Kasih itu sabar, .
Di 1kor disebutkan. Walau kamu mempersembahkan tubuh mu untuk di bakar tetapi 
kamu tidak punya KASIH itu sia sia.

Ingat yang terutama adalah kasih. Bukan imaN

Pak john saya perhatikan gereja2 katolik  kristen non kharismatik punya gereja 
(tanah / bangunan sendiri) bahkan banyak yang punya panti jompo,panti asuhan 
milik sendiri.

Kalau gereja kharismatik kenapa mereka menyewa hotel,gedung atau kontrak ruko ? 
Bisa pak john beri penerangan ?
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com
Date: Thu, 17 Dec 2009 05:38:43 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797= Sumamiharja

*Pak John harap bersabar ...

Jangan lah meneladani  FPI yang cara kerjanya lebih canggih dari cara Secret
Service mengamankan presiden  di USA sana. Jadi kalau seorang Chen Gui Xin
bisa menistakan (seperti asumsi anda) junjungan anda , maka gereja sudah
ambruk ribuan tahun lalu  hehehe** . Jadi tolong maklumi lah gerutu
seorang Chen Gui Xin yang harus mengantar istrinya yang Kristen yang injili
itu kemana-mana.

Lagian kalimat saya tambahkan bahwa yang paling sial jauh dari berkat
adalah Yesusnya sendiri, karena paling miskin. ha ha ha.* *sama sekali* *tidak
bertentangan dengan trend superlatif dalam tradisi gereja itu sendiri yang
bertaburan jargon jargon superlatif , servus serverum dei , hamba dari
segala hamba , budak dari segala budak , raja dari segala raja , terlebih
lagi dalam Matius di katakan : siapapun yang menjadi pemimpin biarlah jadi
pelayanmu. Yesus selain kere juga memang bebong karena mau2nya membasuh
kaki murid yang statusnya jauh lebih rendah. Tapi yah makna filosofisnya
tentu ada.
Chen Gui Xin ini jika memang sedang menistakan junjungan anda , maka misinya
jelas2 gagal total , jangan2 dia tanpa sadar sedang memuliakan junjungan ,
gara2 keseringan antar jemput istrinya yang kristen injili itu . **
Masalah kemiskinan yesus juga ada beberapa ordo katolik yang meneladaninya.*
*
Dan jika memang berusaha untuk sarkasm , satire , atau apapun tujuannya ,
sepertinya CGX harus belajar lebih banyak lagi meningkatkan kualitas
satire-sarkasm menjadi lebih tajam.

Jadi jangan sampai posisinya menjadi terbalik . Chen Gui Xin tanpa sadar
sedang memuliakan yesus , dan anda malah tanpa sadar sedang mempermalukan
teladan yesus . seperti cara FPI mempermalukan rasulnya .
*


2009/12/17 John Siswanto johnsiswa...@yahoo.com



 Bung Sumamiharja yth,

 Mengancam huehehehe... bukan gaya saya untuk ancam mengancam, jujur saja
 saya merasa dihinakan karena agama saya dan super junjungan saya disebut
 secara tidak patut, supaya anda tahu banyak orang bersedia mati sekalipun
 untuk membela junjungannya...
 Sederhana saja...Paparan anda tidak bisa menghapus penistaa/penghinaan yang
 dilakukan oleh sdr. CGX...

 Anda juga sungguh memalukan kalau membela penghinaan/penistaan yang
 dillakukan oleh sdr. CGX...

 walaupun saya bukan siapa-siapa di depan anda, janji saya kepada anda,
 untuk masalah ini saya tidak akan mundur selangkahpun...


 nuwun sewu,
 John Siswanto
 alamat saya :
 Jl. Sumagung III R-2/6
 Kelapa Gading - Jakarta Utara
 ponsel #0816927475


 --- Pada *Rab, 16/12/09, sumamihardja sumamihar...@yahoo.com* menulis:


 Dari: sumamihardja sumamihar...@yahoo.com
 Judul: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797
 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 16 Desember, 2009, 10:00 AM


 Ancam-mengancam apa lagi ini? Memangnya seberapa jauh anda sudah ikut
 gerakan anti diskriminasi sampai melontarkan tudingan bermata dua macam itu?
 Seberapa jauh anda terlibat diskusi teologis mengenai perbedaan antara
 penghinaan dan sindiran? Rekam jejak anda juga tidak jelas dalam konteks ini
 koq. Lihat konteks cerita keseluruhan dari Chen Gui Xin dulu! Meskipun saya
 sepakat bahwa CGX pengutaraannya seringkali kasar dan sembrono, dia toh cuma
 melontarkan
 kekesalannya melihat bahwa doktrin agama sudah menyeleweng. Apa karena dia
 murtad jadi sudah tidak bisa mengutarakan pandangannya? Dia kan tidak
 sedang membuka debat agama. Lebih guna kalau anda gugat saja dulu berbagai
 sinetron dan acara TV mengenai entah itu realigi, konversi agama, dsb yang
 marak tiap-tiap hari raya agama.

 Tahukah anda bahwa dalam perdebatan di kalangan Vatican jaman PJP II
 sebelum diganti yang sekarang, beredar sebuah kritik internal di kalangan
 gereja sendiri bahwasanya pemaknaan derita Yesus sudah diselewengkan. Sudah
 banyak buku dari kalangan nasrani sendiri yang membahas soal peranan gereja
 dalam penindasan dan kekerasan yang sebenarnya hanya menutupi nafsu tamak
 dari sejumlah orang-orangnya (bahkan termasuk sejumlah paus dalam kaitannya
 dengan keberadaan mafioso). Apakah itu sudah merupakan penghinaan? Bahwa
 konteks CGX tidak sepenuhnya benar (karena banyak 

Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797= Sumamiharja

2009-12-16 Terurut Topik zhoufy
Saya juga tidak melihat ada penghinaan ajara agama!

Kita harus bisa membedakan kritik tetang lembaga agama dengan kritik atas 
ajaran agama.

Pastor, pendeta, gereja, vatikan, MUI, ulama, masjid, klenteng dll adalah 
lembaga agama, tindak tanduk mereka punya konsekwensi sosial, kita berhak 
mengkritisi!


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: John Siswanto johnsiswa...@yahoo.com
Date: Thu, 17 Dec 2009 02:54:52 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797= Sumamiharja

Bung Sumamiharja yth,
 
Mengancam huehehehe... bukan gaya saya untuk ancam mengancam, jujur saja saya 
merasa dihinakan karena agama saya dan super junjungan saya disebut secara 
tidak patut, supaya anda tahu banyak orang bersedia mati sekalipun untuk 
membela junjungannya...
Sederhana saja...Paparan anda tidak bisa menghapus penistaa/penghinaan yang 
dilakukan oleh sdr. CGX...
 
Anda juga sungguh memalukan kalau membela penghinaan/penistaan yang dillakukan 
oleh sdr. CGX...
 
walaupun saya bukan siapa-siapa di depan anda, janji saya kepada anda, untuk 
masalah ini saya tidak akan mundur selangkahpun...
 
 
nuwun sewu,
John Siswanto
alamat saya :
Jl. Sumagung III R-2/6
Kelapa Gading - Jakarta Utara
ponsel #0816927475
 

--- Pada Rab, 16/12/09, sumamihardja sumamihar...@yahoo.com menulis:


Dari: sumamihardja sumamihar...@yahoo.com
Judul: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 16 Desember, 2009, 10:00 AM


  



Ancam-mengancam apa lagi ini? Memangnya seberapa jauh anda sudah ikut gerakan 
anti diskriminasi sampai melontarkan tudingan bermata dua macam itu? Seberapa 
jauh anda terlibat diskusi teologis mengenai perbedaan antara penghinaan dan 
sindiran? Rekam jejak anda juga tidak jelas dalam konteks ini koq. Lihat 
konteks cerita keseluruhan dari Chen Gui Xin dulu! Meskipun saya sepakat bahwa 
CGX pengutaraannya seringkali kasar dan sembrono, dia toh cuma melontarkan 
kekesalannya melihat bahwa doktrin agama sudah menyeleweng. Apa karena dia 
murtad jadi sudah tidak bisa mengutarakan pandangannya? Dia kan tidak sedang 
membuka debat agama. Lebih guna kalau anda gugat saja dulu berbagai sinetron 
dan acara TV mengenai entah itu realigi, konversi agama, dsb yang marak 
tiap-tiap hari raya agama.

Tahukah anda bahwa dalam perdebatan di kalangan Vatican jaman PJP II sebelum 
diganti yang sekarang, beredar sebuah kritik internal di kalangan gereja 
sendiri bahwasanya pemaknaan derita Yesus sudah diselewengkan. Sudah banyak 
buku dari kalangan nasrani sendiri yang membahas soal peranan gereja dalam 
penindasan dan kekerasan yang sebenarnya hanya menutupi nafsu tamak dari 
sejumlah orang-orangnya (bahkan termasuk sejumlah paus dalam kaitannya dengan 
keberadaan mafioso). Apakah itu sudah merupakan penghinaan? Bahwa konteks CGX 
tidak sepenuhnya benar (karena banyak pengikut Nasrani juga sangat miskin 
hidupnya, rela menderita dan bahkan mati mengenaskan karena membela 
keyakinannya itu), tapi sebagai kritik sosial, hal itu bukan penghinaan agama! 
Hal yang sama berlaku untuk agama lain, termasuk misalnya di dalam agama 
Tionghoa sendiri. kritik macam itulah yang membangun dan mendorong umat untuk 
mengikuti teladan yang baik, dan bukan memperalat agama demi
 kepentingan duniawi si pemeluknya. Dalam tradisi nasrani sendiri, betapa 
banyak joke, sindiran dan kritikan mengenai perbedaan makna antara ajaran dari 
si pembawa, dengan kondisi sekarang. Dalam forum-forum agama, yang melibatkan 
tokoh tafsir dan rohaniwan kelas atas, banyak tukar pikiran mengenai pemaknaan 
penghinaan dalam konteks kemajuan umat manusia secara bersama-sama, bahkan di 
kalangan nasransi secara luas, pengakuan atas penyimpangan materialistik saat 
ini atas kotbah di atas bukit. Jadi, ketimbang memperlebar masalah dengan soal 
yang cuma masalah ringan ini, jauh lebih bijaksana kalau anda menyanggahnya 
saja. Kalau hal kecil macam ini saja sudah main ancam-ancaman, entah apa yang 
akan terjadi dengan dunia ini? Ini bukan kategori hujatan, lebih kepada ironi 
atas ajaran guru dengan kondisi saat sekarang(lihat konteks cerita keseluruhan, 
bukan main penggal kalimat).

Dalam konteks luas, tidak heran dalam Konsili II, Vatican mencoba berubah 
dengan memberikan pengakuan adanya keyakinan lain di luar gereja yang 
sebenarnya tidak layak untuk diimankan secara misi gereja, sehingga meralat 
cara pikir sebelumnya bahwasanya di luar gereja adalah barbar. Meskipun banyak 
yang menentang, sejumlah kalangan gereja juga sudah meminta maaf atas peran 
gereja dalam pemberangusan budaya kalangan di luar mereka yang rekam jejaknya 
dapat dilihat di seluruh wilayah amerika (utara dan selatan), afrika, asia dan 
bahkan australia serta di Eropa sendiri (lihat perjalanan seorang pastor yang 
didokumentasikan BBC yang merekam jejak kekerasan agama di benua Eropa sebelum 
dipaksakan menyatu di bawah doktrin gereja). Selain itu juga 

Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

2009-12-16 Terurut Topik zhoufy
Mau apa lagi Pak ABS?
Belum cukup pembelaan anda untuk pemakaian istilah Cina yg dipaksakan rejim 
Orba?

Silahkan buka koran2 zaman Orla, tolong teliti, mana yg lebih banyak dipakai:  
tuntutlah ilmu sampai negeri cina atau tuntutlah ilmu sampai negeri Tiongkok?

Dan ini sama sekali tak ada hubungannya dng bhs arab! Ini bhs indonesia bung!


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id
Date: Thu, 17 Dec 2009 02:59:46 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Bukan Muhammad   (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

- Original Message - 
From: younginheart5000 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?

 Rasulullah Muhammad saja menghimbau
 pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok

---

Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan atau 
ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab.

Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai arti 
penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi 
penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran.

Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif 
membahas ucapan dan tindakan Muhammad.
Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas Al 
Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, 
himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana 
yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb.

Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris 
membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan 
ucapan Muhammad sendiri.
Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), 
atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar).

Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan 
di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk 
membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum 
seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada sebuah 
negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan kalimat 
itu.

Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara 
sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat 
ilmu.
Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan 
perintah Tuhan dalam Al Quran.

Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang 
menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina 
tersebut.

Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark 
Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi di 
Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh jaraknya 
dari negeri Arab.
Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks 
menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina.

Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan otoritas 
proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad.
Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut 
(bahwa itu adalah ucapan Muhammad) merupakan klaim yang dhaief, dhaief jiddan, 
atau batil.

Uraian saya ini mungkin terlalu panjang bagi suatu milis budaya tionghoa.
Tetapi kalau mau lebih 'nyangkut' lagi dengan milis ini, tanpa mau ikut ribut 
soal kata cina, bisa saya sampaikan bahwa kelihatannya dalam pembahasan ilmu 
hadits tentang apakah kalimat itu ucapan Muhammad atau bukan, selalu dipakai 
kata Cina, bukan Tiongkok.

Mungkin karena waktu itu kata Tiongkok belum dikenal di budaya Arab.
Atau mungkin juga karena memang dengan memakai kata Cina-lah orang Arab 
menyebut Negeri Tengah (Tionggoan).

Wasalam.

==

- Original Message - 
From: younginheart5000 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?
 
Mungkin bagus, kalau anda lebih memperbanayak membaca Asian literature  
philosphy..

Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke 
Tiongkok.

By the way ada kata bijaksana dalam bahasa Latin: Ex Oriente Lux, Penerangan 
(pencerahan) datang dari Timur..

So sis... go east!

---

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alda agustine mydiary...@... wrote:

 Fy Zhou, makasih tanggapannya. Saya baru kali ini denger kalimat dari 
 Confusius itu. Dapet dari mana sih? Mau dong referensinya. Thanks.



Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

2009-12-16 Terurut Topik ardian_c
yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... 
wrote:

 - Original Message - 
 From: younginheart5000 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?
 
  Rasulullah Muhammad saja menghimbau
  pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok
 
 ---
 
 Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan 
 atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab.
 
 Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai 
 arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) 
 menjadi penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran.
 
 Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif 
 membahas ucapan dan tindakan Muhammad.
 Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas 
 Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, 
 himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana 
 yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb.
 
 Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris 
 membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan 
 ucapan Muhammad sendiri.
 Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), 
 atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar).
 
 Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan 
 di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk 
 membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum 
 seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada sebuah 
 negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan 
 kalimat itu.
 
 Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara 
 sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat 
 ilmu.
 Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan 
 perintah Tuhan dalam Al Quran.
 
 Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang 
 menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina 
 tersebut.
 
 Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark 
 Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi 
 di Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh 
 jaraknya dari negeri Arab.
 Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks 
 menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina.
 
 Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan 
 otoritas proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad.
 Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut 
 (bahwa itu adalah ucapan Muhammad) merupakan klaim yang dhaief, dhaief 
 jiddan, atau batil.
 
 Uraian saya ini mungkin terlalu panjang bagi suatu milis budaya tionghoa.
 Tetapi kalau mau lebih 'nyangkut' lagi dengan milis ini, tanpa mau ikut ribut 
 soal kata cina, bisa saya sampaikan bahwa kelihatannya dalam pembahasan 
 ilmu hadits tentang apakah kalimat itu ucapan Muhammad atau bukan, selalu 
 dipakai kata Cina, bukan Tiongkok.
 
 Mungkin karena waktu itu kata Tiongkok belum dikenal di budaya Arab.
 Atau mungkin juga karena memang dengan memakai kata Cina-lah orang Arab 
 menyebut Negeri Tengah (Tionggoan).
 
 Wasalam.
 
 ==
 
 - Original Message - 
 From: younginheart5000 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?
  
 Mungkin bagus, kalau anda lebih memperbanayak membaca Asian literature  
 philosphy..
 
 Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke 
 Tiongkok.
 
 By the way ada kata bijaksana dalam bahasa Latin: Ex Oriente Lux, 
 Penerangan (pencerahan) datang dari Timur..
 
 So sis... go east!
 
 ---
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alda agustine mydiary_77@ wrote:
 
  Fy Zhou, makasih tanggapannya. Saya baru kali ini denger kalimat dari 
  Confusius itu. Dapet dari mana sih? Mau dong referensinya. Thanks.





[budaya_tionghua] Re: Penghinaan

2009-12-16 Terurut Topik ardian_c
ko Buds, buktinye itu ada satu vihara gak ngerayain imlek kok 
hehehehehehehehehe.
Malah ngerayain valentine tuh, en imleknya gak dirayain.

so mestinye si CGX jg mencak2 ya kesana hehehehehehe





Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik agoeng_set
Kompor darimana? Coba ditunjukan dimana g berperan jadi kompor? 
G cuma blg jgn apa2 nuduh oknum, oknum atau emang kebijakan harus diliat dulu. 
Getu aja dituduh kompor, coba donk dibahas secara benar, jgn kalo udah ga 
sejalan langsung menghakimi dan nuduh sembarangan trus kalo bisa ngomporin yg 
laen. 
-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 16:35:57 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Ini si agung selalu jadi kompor. Ok kalau begitu kamu saja yang maju jadi 
pemimpin kita di belakangmu. Kayanya ga berani nih.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: agoeng_...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 15:19:13 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Hehehe, gampang banget seh langsung cap oknum? Apa seh yg dimaksud oknum? Klo 
dari 10 ada 7 yg seperti itu yg oknum itu yg 3 atau yg 7? Emang ada kebijakan 
khusus untuk program seperti itu atau hanya inisiatif beberapa oknum saja??? 
Ada banyak aliran dlm agama yg berbuat begitu mungkin 1-2-3 aliran saja, tp 
jika aliran yg begitu yg terbesar umatnya apakah bisa disebut hanya oknum 
saja? 
 Dr tk sampe sma skolah saya katolik kok, bahkan hampir permandian jika saja 
mau ikut 1 kali lagi kursus  belajar agama. Apakah ketika sedang beraksi 
mereka ngomong kita aliran ini makanya begini atau cuma sebut agamanya aja? 
Cobalah pahami perasaan  keluarga yg cerai berai karena agama. 
  
-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 13:07:53 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Banyak kasus seperti itu. Tapi ya itu manusianya yang ga bener atau oknum 
pendetanya yang ga bener ngajarin yang ga bener. Katolik boleh pegang hio, 
sembayang leluhur dan lain2. Malah di palembang (linggau) masih diperbolehkan 
umat katolik sembayang ke dewi kwan Im.

Tapi tetep aja saya pengikut buddha. Karena berjodoh dengan buddha. Hehehe

Saran: bedakan antara katolik, protestan, protestan kharismatik. Jangan di 
hajar rata semua


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: agoeng_...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 12:38:34 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Mungkin jika mengalami sendiri gimana keluarga pecah, anak n ortu musuhan, adik 
dan kakak ga saling nyapa, hanya gara2 yg sudah  tobat mengajak yg laennya 
tobat dan tidak diikuti bahkan banyak yg sampe meninggalpun masih 
bermasalah maka akan tau kenapa org antipati terhadap kiprah kristen n budaya 
tionghoa. 
-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 12:13:35 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

Saya dari lahir kristen dan baru 5 tahun ini jadi buddhist. Sejak kecil selama 
24 tahun sudah beberapa kali pindah gereja. 

Dari smua gereja hanya katolik yang ajarannya murni dan sesuai firman ( kasih 
yang terutama  )

Kalau kristen non kharismatik juga bagus hampir mirip katolik mengutamakan 
kasih juga hanya sedikit fanatik

Kristen kharismatik (berbahasa roh) wahhh tiap gereja kharismatik ajarannya 
beda2 tergantung pendetanya. Kasih nomor 2 hanya iman yang menyelamatkan
 (tujuannya cari selamat aja) 

Tapi yang saya lihat dari ketiganya yang paling di berkati oleh tuhan gereja 
kharismatik (berbahasa roh) para pendetanya benar2 di beri kelimpahan berkat, 
mobil dan rumah nya mewah2.


Semua tulisan saya ini hanya pendapat pribadi belum tentu benar.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Erik rsn...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 10:34:43 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).


Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini!

Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya
terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi
penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk
memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya.

Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang
Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di
STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama
para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan
sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan
saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi
Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang
Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa  keterbelakangnya
bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip

Re: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan

2009-12-16 Terurut Topik King Hian
Vihara itu kan dulu di bawah kekuasaan Walubi SHM.
Krn itu mereka tdk merayakan tahun baru imlek.
Sekarang mereka sudah lepas dari Walubi SHM, dan kembali merayakan tahun 
baru imlek.

Yang diserang oleh CGX adalah oknum yang menghujat budaya Tionghoa.
Tdk merayakan tahun baru imlek, bukan berarti menghujat budaya Tionghoa kan?
Ini pendapat saya, tapi biar sdr CGX yang menjawabnya.


kiongchiu,
KH





From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, December 17, 2009 8:49:04 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan

  
ko Buds, buktinye itu ada satu vihara gak ngerayain imlek kok 
hehehehehehehehehe.
Malah ngerayain valentine tuh, en imleknya gak dirayain.

so mestinye si CGX jg mencak2 ya kesana hehehehehehe


 


  

[budaya_tionghua] Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )

2009-12-16 Terurut Topik beng mazmuri
 Dear all members,

 Salam,

 Seperti saya bilang sebelumnya, saya sangat senang bisa mengikuti milis BT 
ini, banyak hal yang bisa menambah wawasan saya, dan ada hal hal yang juga 
menggelitik saya untk ikut nimbrung. 

Salah satu hal yg menggelitik saya adalah, fakta bahwa ada member2 di milis ini 
sangat peka sekali , dan terlalu memuliakan kebudayaan nya atau integritas 
pribadi atau track record mrk .
Ktk ada issue yg dilempar, tg pelecehan budaya tionghoa yang dilakukan oleh 
beberapa pendeta kristen, kuat sekali dukungannya. Dan ktk saya mencoba 
merespond, dng memberikan data2 sejauh pengetahuan saya dan saya ingin sharing 
, tapi dianggap pandangan minoritas, bukan mainstream ( menurut Sdr Zhoufy ), 
dan saya di anggap membanggakan ke kristen an , atau memaksa tionghoa untk 
menjadi kristen.

 Aneh, sedangkan sikap saya sangat jelas , saya mendukung , kalau di adakan 
teguran atau tuntutan kpd para pendeta yg melakukan penistaan itu.

 Tapi ktk Sdr cgX melakukan statement, yg menurut saya juga penghinaan ,, dan 
Sdr Jhon Siswanto melakukan pernyataan yg cukup jelas ,  bersedia membantu 
untk masalah pendeta yg melakukan pelecehan budaya, dan menegaskan bhw apa yg 
dilakukan mr cgX adalh juga suatu pelecehan. coba lihat respond sebg member yg 
aktif di BT ini.

 Pernyataan yg cukup bijak , malah dilecehkan..., mr cgX dlm salah satu 
tulisannya, malah mengatakan sbb :  pihak kristen tentu punya dukungan, ...dan 
member BT , tionghoa juga siap untk menancapkan senjatanya. SHIT, provokasi 
macam apa lagi tuh...???

 Tentu setiap member berhak, ataupun orang diluar member untk menyatakan 
pendapat, karna ini adalah fungsi dan wadah dari keberadaan BT ini.  Jadi saya 
juga tidak sungkan2 lagi untk memberikan dukungan . Anda ingin menanyakan track 
record saya???

Ah..ah...dengan senang hati akan saya berikan... ( tanya dan counter saya dulu 
ya )

Dalam pernyataan saya cukup jelas saya utarakan, saya pecinta seni dan budaya, 
bukan hanya dng duduk diam membaca literatur atau mengikuti milis BT ini, 
banyak hal yg bisa kt lakukan diam2 atau nyata dlm kehidupan kt sehari hari yg 
penting memberikan sumbangsih nyata pd masyarakat, khususnya bagi masyarakat 
keturunan tionghoa di indonesia...

Pernyataan saya dlm tulisan sebelumya cukup jelas, saya mendukung untk 
memberikan teguran bagi pendeta yg melakukan pelecehan budaya, dan spt Sdr J. 
Siswanto, saya juga jelas mengatakan , bahwa saya akan meng counter balik jika 
iman kepercayaan saya digugat melebihi batas kewajaran atau norma etika yg 
berlaku

Ingat saya juga berhak menyatakan statement ,sbgmn pembelaan atau dukungan yg 
diberikan untk mr,cgX  . Siapa takut ...dan mengapa mesti takut dng ke kristen 
an, budaya yg luhur dan tinggi, tidak akan terhapus oleh zaman , apalagi 
oleh pelecehan yg dilakukan baik dlm skala kecil maupun besar

Sopls behave ur selfkatanya budaya tionghoa dan tidak suka untk 
dilecehkan.

 Salam hormat...

   
 beng amzmuri

 
 



  

[budaya_tionghua] Akankah Indonesia Mengorbankan Pejuang Antikorupsinya?

2009-12-16 Terurut Topik handoko putra
pernahkah terpikirkan seandainya bail out tidak dilakukan?

-

Akankah Indonesia Mengorbankan Pejuang Antikorupsinya?

Sangat bisa dimengerti bahwa rakyat Indonesia telah begitu geram terhadap
korupsi. Namun rupanya banyak yang mafhum bahwa protes massal 9 Desember
dapat tergelincir pada situasi yang mengorbankan dua pejabat pemerintah
dengan integritas tinggi: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil
Presiden Boediono.
Sebuah pengorbanan besar yang manfaatnya justru dinikmati para koruptor.

Publik tentunya masih ingat, salah satu tindakan pertama Sri Mulyani ketika
dipilih menjadi Menteri Keuangan adalah mengganti pimpinan Direktorat
Jenderal Pajak maupun Bea-Cukai, dua lembaga yang telah lama diasosiasikan
dengan korupsi dalam skala besar. Ia juga mengganti lebih dari seribu
pegawai Bea-Cukai yang disinyalir melakukan tindakan korupsi. Tidak hanya
berhenti di situ, ia langsung menerapkan reformasi birokrasi di segenap
jajaran kementeriannya, dengan visi bukan hanya membasmi korupsi, tapi juga
meningkatkan keefektifan birokrasi. Kita juga mencatat bagaimana Sri Mulyani
menolak keras desakan pihak tertentu untuk menghentikan perdagangan di bursa
efek tahun lalu.

Sebagai Menteri Keuangan pada masa Megawati, Boediono telah memulai
membangun sebagian fondasi reformasi tersebut dengan upaya membersihkan
kantor pajak. Selain itu, ia mendorong pembasmian korupsi di seluruh sektor
publik dengan menetapkan dasar-dasar bagi praktek akuntansi keuangan yang
benar. Tiga undang-undang baru dikeluarkan untuk mendukung upaya ini. Sebuah
perangkat standar-standar akuntansi disusun, untuk diterapkan di seluruh
instansi pemerintah.

Bersama Badan Pemeriksa Keuangan, yang baru diberdayakan,
perubahan-perubahan pada proses kepemerintahan ini mampu berkontribusi besar
pada upaya pemberantasan korupsi. Meski demikian, berbeda dari berita
mengenai ditangkapnya pejabat-pejabat tinggi, berikut proses pengadilan dan
penghukuman terhadap mereka, perubahan tersebut kurang diperhatikan media
dan masyarakat. Tapi laporan-laporan keuangan yang tepat dapat memberikan
serentetan bukti dokumenter sehubungan dengan penggunaan uang dan aset
masyarakat. Pada gilirannya, hal ini menyebabkan pejabat-pejabat korup jauh
lebih sulit menyembunyikan tindakan mereka.

Boediono telah meletakkan fondasi penghindaran korupsi dengan mewajibkan
dilaporkannya realisasi anggaran tahunan secara akurat dan dapat diakses
publik paling lambat dalam waktu enam bulan.
Pada masa sebelumnya, laporan semacam itu baru muncul setelah penundaan satu
atau dua tahun--dan bahkan dalam kondisi yang kurang dapat dipercayai serta
tidak dapat diaudit. Reformasi ini, yang diterapkan di semua sektor publik,
sama sekali tidak terliput dalam headline media. Tapi ia menjadi syarat
mutlak dalam upaya menjaga pemerintah di setiap tingkat untuk berperilaku
jujur.

Tentu saja, mereka yang telah mendapat untung dari praktek korupsi di masa
lalu tidak akan menerima begitu saja reformasi yang mengancam mereka dengan
kerugian keuangan, dan bahkan kemungkinan penghukuman penjara. Memahami hal
tersebut, menjadi sangat penting untuk melihat secara lebih jernih apa yang
sedang terjadi dalam politik Indonesia beberapa bulan belakangan ini.

Komisi Pemberantasan Korupsi telah mencatatkan keberhasilan luar biasa dalam
menyeret para koruptor ke penjara.
Namun keberhasilan ini telah mengancam berbagai lembaga kuat, termasuk
Kepolisian dan DPR. Kepolisian telah menghantam balik dengan tuduhan tak
berdasar terhadap dua Wakil Ketua KPK; mereka mengalah setelah intervensi
dari Presiden.
Di lain pihak, DPR baru-baru ini mengeluarkan produk hukum yang cenderung
melemahkan wewenang KPK. DPR juga tercatat telah menunjuk mantan Dirjen
Pajak--yang telah dimutasikan oleh Sri Mulyani dari posisinya
tersebut--sebagai Kepala BPK yang baru.

Upaya-upaya menyingkirkan Boediono dan Sri Mulyani perlu ditafsirkan dengan
melihat semua hal ini sebagai latar belakang. Tuduhan korupsi terhadap
mereka sehubungan dengan kasus Bank Century sungguh tidak sepadan dengan
catatan-catatan gebrakan antikorupsi mereka. Masyarakat juga perlu menyadari
bahwa ketika bailout terhadap Bank Century pada bulan Oktober tahun lalu,
pemerintah-pemerintah di seluruh dunia melakukan hal yang serupa, dengan
alasan yang sama.
Amerika Serikat, Inggris, serta negara-negara lain menghadapi kemungkinan
anjloknya sektor keuangan, menggelontorkan uang dalam jumlah raksasa kepada
bankbank dan lembaga keuangan, karena mereka khawatir, jika mereka tidak
melakukannya, perekonomian akan ambruk.

Sama halnya, di Indonesia terjadi tekanan luar biasa terhadap rupiah,
sementara harga-harga saham anjlok secara drastis.
Maka sesungguhnya tidak mengherankan Komite Stabilitas Sistem Keuangan--di
mana Boediono dan Sri Mulyani adalah anggota dan ketuanya--memutuskan
menyelamatkan Bank Century ketimbang menanggung risiko konsekuensi luar
biasa jika bank tersebut dibiarkan gagal. Dapat dimengerti bahwa konsekuensi
dahsyat ambruknya perbankan pada 

Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

2009-12-16 Terurut Topik ChanCT
Saleh Heng yb,

Saya jadi tertarik dengan uraian panjang - Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke 
negeri Cina yang ada dalam Al Quran. Tentu saya tidak bermaksud perdebatkan 
itu betul ucapan Nabi Muhammad atau bukan, karena memang sulit untuk buktikan 
dan tidak banyak gunanya. Mungkin yang dimaksudkan hanya mendorong setiap umat 
Islam untuk menguasai ilmu lebih baik, bersedia belajar pada siapa saja didunia 
ini, sampai ke negeri Cina yang jauh entah dimana itu.

Yang menarik perhatian saya, dimasa Nabi Muhammad hidup, apa perkembangan 
ilmu-pengetahuan di Cina sudah jauh lebih tinggi dari Arab, tahun berapa itu 
kira-kira? Sedang yang dikenal ketika itu sebutan Cina yang dikenal dunia, 
karena sebetuan Tiongkok memang belum ada, dan belum terbentuk? Entahlah, soal 
sejarah sudah dikembalikan pada bu-guru disekolah dahulu. Hehehee, ...

Salam,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: Akhmad Bukhari Saleh 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, December 17, 2009 3:59 AM
  Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)





  - Original Message - 
  From: younginheart5000 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?

   Rasulullah Muhammad saja menghimbau
   pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok

  ---

  Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan 
atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab.

  Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai 
arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi 
penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran.

  Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif 
membahas ucapan dan tindakan Muhammad.
  Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas 
Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, 
himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana 
yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb.

  Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris 
membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan 
ucapan Muhammad sendiri.
  Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), 
atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar).

  Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan 
di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk 
membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum 
seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada sebuah 
negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan kalimat 
itu.

  Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara 
sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat 
ilmu.
  Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan 
perintah Tuhan dalam Al Quran.

  Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang 
menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina 
tersebut.

  Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark 
Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi di 
Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh jaraknya 
dari negeri Arab.
  Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks 
menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina.

  Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan 
otoritas proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad.
  Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut 
(bahwa itu adalah ucapan Muhammad) merupakan klaim yang dhaief, dhaief jiddan, 
atau batil.

  Uraian saya ini mungkin terlalu panjang bagi suatu milis budaya tionghoa.
  Tetapi kalau mau lebih 'nyangkut' lagi dengan milis ini, tanpa mau ikut ribut 
soal kata cina, bisa saya sampaikan bahwa kelihatannya dalam pembahasan ilmu 
hadits tentang apakah kalimat itu ucapan Muhammad atau bukan, selalu dipakai 
kata Cina, bukan Tiongkok.

  Mungkin karena waktu itu kata Tiongkok belum dikenal di budaya Arab.
  Atau mungkin juga karena memang dengan memakai kata Cina-lah orang Arab 
menyebut Negeri Tengah (Tionggoan).

  Wasalam.

  ==

  - Original Message - 
  From: younginheart5000 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?
   
  Mungkin bagus, kalau anda lebih memperbanayak membaca Asian literature  
philosphy..

  Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke 
Tiongkok.


[budaya_tionghua] penistaan , untk Sdr ZT

2009-12-16 Terurut Topik beng mazmuri
 Salam..

 Sdr Zt , anda tampak cerdas memberikan data2 tg pergerakan gereja dan 
kasus2nya.

Anda membela mrcgX , anda juga mengutip ayat2 dlm alkitab, tahukah anda 
mengutip sepenggal penggal , tanpa melihat kontex yg berhubungan dng ayat2 itu 
, sering memberikan kesalahan fatal, sbmn dilakukan oleh para pendeta kristen ( 
Fakta ) untk membenarkan pandangannya sendiri dan bahkan melecehkan kepercayaan 
orang lain...?

Boleh donk kalau saya juga menyatakan ketersinggungan saya, ktk mr cgX 
mengatakan, dan di repeat oleh anda lg  : ...yang paling sial adalah yesus 
sendiri, miskin dari BERKAT.

Kata  BERKAT ( blessing ), itulah yg sangat2 mengganggu saya. Tolong berikan 
interpretasi kpd saya , tg yesus yang miskin dari BERKAT.???

Gereja, atau saya lebih senang mengatakan IMAN kepercayaan orang yg percaya 
kpd Yesus , memang tidak akan runtuh oleh seorang cgX atau milions by milions 
cgX.

Makanya saya bilang knapa mesti takut dng ke kristen an , mengapa takut tg 
pelecehan budayaSharing bersama, mungkin saling serang atau dukung. sah2 
saja, . Kita semua menikmati kebebasan ber expresi, baik mendukung maupun 
menyanggahKita saling belajar bersama...untk mendukung kebudayaan tionghoa 
dan sumbangsihnya, kalau sedikit extrim, boleh donk kt menyatakan pendapat ...

Salam...



  

Bls: [budaya_tionghua] Re: Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan

2009-12-16 Terurut Topik lucia Herawati
Kata kata yang sudah keluar dari mulut ... 4 ekor kuda tidak dapat menariknya 
kembali ..



--- Pada Rab, 16/12/09, ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com menulis:

Dari: ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com
Judul: [budaya_tionghua] Re: Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 16 Desember, 2009, 8:07 PM







 



  



  
  
  Maaf, menambahkan sedikit. Ada juga yang berpendapat bahwa waktu itu 
Hartati Murdaya mendirikan Walubi demi memuluskan jalan politiknya.

Murdaya tidak didukung oleh Sangha dan kebanyakan umat, karena dia menempatkan 
Sangha sebagai salah satu subunit di dalam Walubi. Belum pernah ada dalam 
sejarah umat melindungi Sangha.

Untuk mendapatkan justifikasi, Murdaya mendatangkan/ membiayai pendirian aliran 
Nichiren Shoshu ke Indonesia agar mendapatkan figur bhiksu yang mendukungnya.



Salam,



Chen Gui Xin



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, King Hian king_h...@. .. wrote:



 Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca: 
 Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang 
 waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat 
 bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang berbau 
 Cina, masih berlaku.

 

 Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk 
 melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? 

 Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15 
 bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. 

 

 Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada 
 persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan 
 organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) 
 dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia).

 Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin) 
 yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat keamanan 
 bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca: Buddha 
 Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal 
 mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng.

 

 Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru 
 Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal bbrp 
 tahun sebelumnya, justru dia yang melarang.

 

 kiongchiu,

 KH

 

 

 

 

 

 - Forwarded Message 

 From: east_road east_r...@. ..

 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

 Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM

 Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan

 

   

 dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang 
 beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara 
 Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara 
 lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah imlek 
 di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan loo kay 
 :)

 

 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, joao_kho Joao.Kho@ . wrote:

 

  Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat 
  Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. 
  Nah untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus 
  atau himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek 
  di lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga 
  salah adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW

  

  Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma pernah 
  bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik aja oleh 
  yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang mayoritas 
  orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di Gereja, karena 
  menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian buddaya suatu etnis.

  

  Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas 
  digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu 
  justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama.

  

  Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak 
  merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah 
  budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus 
  dipertimbangkan kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara 
  tersebut.

  

  Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan 
  agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus 
  budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program 
  pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri 
  tercinta ini.

  

  Dimana kita ketahui dengan jelas Semboyan negara kita adalah Bhinneka 
  

Re: [budaya_tionghua] Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )

2009-12-16 Terurut Topik zhoufy
Pak Beng,

Semua hal ada konteksnya. Jika kita sedang fokus bicara ulah pendeta yg 
kebablasan, ya tak perlu meluaskan pembicaraan ke kiprah para pendeta yg adi 
luhung. Karena ini akan mengaburkan masalah.

Mungkin untuk jelasnya boleh dibalik begini: ada member di sini yg melontarkan 
issue ttg sumbangsih para misionaris dlm persilangan budaya tionghoa dan barat, 
namanya sumbangsih, yg dibahas tentu hal2 yg positif, lantas untuk penyeimbang, 
ada member yg nimbrung dng mengupas peran keji misionaris dalam pemberontakan 
Boxer! Ini apa tak mengaburkan masalah?

Mengenai pemikiran minoritas mayoritas, ini bisa dibahas. Yg penting harus 
selalu  diletakkan dalam perspektif sejarah. Jika yg dibicarakan zaman Tang, 
dunia barat pasti memandang tinggi budaya Tiongkok, tapi hal ini tak berlaku 
lagi di zaman akhir dinasti Qing, dan berlanjut sampai zaman republik, maklum 
negeri tiongkok memang terbelakang, sampai rakyatnya merantau jadi kuli di 
mana2! Pandangan barat mulai berubah barulah akhir2 ini. Yg saya bahas adalah 
pandangan mainsteam tentunya, yg tercermin dari tulisan2 di media umum barat. 
Tak memungkiri per individu2 yg mencintai budaya tionghoa, seperti David Hawk 
yg menghabiskan waktu 10 tahun menterjemahkan novel impian di loteng merah 
misalnya. Krn pengaruh para budayawan2 ini sangatlah terbatas.

Inti sebenarnya, sanggahan2 saya thd tulisan anda bukan merupakan tuduhan saya 
ke pribadi anda. Tapi lebih ke cara anda melihat masalah, yg tercermin dari 
kalimat tulisan2 anda, yg saya gugat adalah kalimat2 anda, yg terlalu kristen 
sentris. Saya tahu betul anda bukan orang yg fanatik, tapi secara tdk sadar 
anda terjebak ke pola berpikir kristen sentris.



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: beng mazmuri beng...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 19:00:46 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )

 Dear all members,

 Salam,

 Seperti saya bilang sebelumnya, saya sangat senang bisa mengikuti milis BT 
ini, banyak hal yang bisa menambah wawasan saya, dan ada hal hal yang juga 
menggelitik saya untk ikut nimbrung. 

Salah satu hal yg menggelitik saya adalah, fakta bahwa ada member2 di milis ini 
sangat peka sekali , dan terlalu memuliakan kebudayaan nya atau integritas 
pribadi atau track record mrk .
Ktk ada issue yg dilempar, tg pelecehan budaya tionghoa yang dilakukan oleh 
beberapa pendeta kristen, kuat sekali dukungannya. Dan ktk saya mencoba 
merespond, dng memberikan data2 sejauh pengetahuan saya dan saya ingin sharing 
, tapi dianggap pandangan minoritas, bukan mainstream ( menurut Sdr Zhoufy ), 
dan saya di anggap membanggakan ke kristen an , atau memaksa tionghoa untk 
menjadi kristen.

 Aneh, sedangkan sikap saya sangat jelas , saya mendukung , kalau di adakan 
teguran atau tuntutan kpd para pendeta yg melakukan penistaan itu.

 Tapi ktk Sdr cgX melakukan statement, yg menurut saya juga penghinaan ,, dan 
Sdr Jhon Siswanto melakukan pernyataan yg cukup jelas ,  bersedia membantu 
untk masalah pendeta yg melakukan pelecehan budaya, dan menegaskan bhw apa yg 
dilakukan mr cgX adalh juga suatu pelecehan. coba lihat respond sebg member yg 
aktif di BT ini.

 Pernyataan yg cukup bijak , malah dilecehkan..., mr cgX dlm salah satu 
tulisannya, malah mengatakan sbb :  pihak kristen tentu punya dukungan, ...dan 
member BT , tionghoa juga siap untk menancapkan senjatanya. SHIT, provokasi 
macam apa lagi tuh...???

 Tentu setiap member berhak, ataupun orang diluar member untk menyatakan 
pendapat, karna ini adalah fungsi dan wadah dari keberadaan BT ini.  Jadi saya 
juga tidak sungkan2 lagi untk memberikan dukungan . Anda ingin menanyakan track 
record saya???

Ah..ah...dengan senang hati akan saya berikan... ( tanya dan counter saya dulu 
ya )

Dalam pernyataan saya cukup jelas saya utarakan, saya pecinta seni dan budaya, 
bukan hanya dng duduk diam membaca literatur atau mengikuti milis BT ini, 
banyak hal yg bisa kt lakukan diam2 atau nyata dlm kehidupan kt sehari hari yg 
penting memberikan sumbangsih nyata pd masyarakat, khususnya bagi masyarakat 
keturunan tionghoa di indonesia...

Pernyataan saya dlm tulisan sebelumya cukup jelas, saya mendukung untk 
memberikan teguran bagi pendeta yg melakukan pelecehan budaya, dan spt Sdr J. 
Siswanto, saya juga jelas mengatakan , bahwa saya akan meng counter balik jika 
iman kepercayaan saya digugat melebihi batas kewajaran atau norma etika yg 
berlaku

Ingat saya juga berhak menyatakan statement ,sbgmn pembelaan atau dukungan yg 
diberikan untk mr,cgX  . Siapa takut ...dan mengapa mesti takut dng ke kristen 
an, budaya yg luhur dan tinggi, tidak akan terhapus oleh zaman , apalagi 
oleh pelecehan yg dilakukan baik dlm skala kecil maupun besar

Sopls behave ur selfkatanya budaya tionghoa dan tidak suka untk 
dilecehkan.

 Salam hormat...

  

Re: [budaya_tionghua] Akankah Indonesia Mengorbankan Pejuang Antikorupsinya?

2009-12-16 Terurut Topik zhoufy
Bakrie versus Sri Mulyani? Saya pribadi pegang Sri Mulyani, lihat track 
recordnya dong!

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: handoko putra handoko.putramerd...@gmail.com
Date: Thu, 17 Dec 2009 10:07:19 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Akankah Indonesia Mengorbankan Pejuang 
Antikorupsinya?

pernahkah terpikirkan seandainya bail out tidak dilakukan?

-

Akankah Indonesia Mengorbankan Pejuang Antikorupsinya?

Sangat bisa dimengerti bahwa rakyat Indonesia telah begitu geram terhadap
korupsi. Namun rupanya banyak yang mafhum bahwa protes massal 9 Desember
dapat tergelincir pada situasi yang mengorbankan dua pejabat pemerintah
dengan integritas tinggi: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil
Presiden Boediono.
Sebuah pengorbanan besar yang manfaatnya justru dinikmati para koruptor.

Publik tentunya masih ingat, salah satu tindakan pertama Sri Mulyani ketika
dipilih menjadi Menteri Keuangan adalah mengganti pimpinan Direktorat
Jenderal Pajak maupun Bea-Cukai, dua lembaga yang telah lama diasosiasikan
dengan korupsi dalam skala besar. Ia juga mengganti lebih dari seribu
pegawai Bea-Cukai yang disinyalir melakukan tindakan korupsi. Tidak hanya
berhenti di situ, ia langsung menerapkan reformasi birokrasi di segenap
jajaran kementeriannya, dengan visi bukan hanya membasmi korupsi, tapi juga
meningkatkan keefektifan birokrasi. Kita juga mencatat bagaimana Sri Mulyani
menolak keras desakan pihak tertentu untuk menghentikan perdagangan di bursa
efek tahun lalu.

Sebagai Menteri Keuangan pada masa Megawati, Boediono telah memulai
membangun sebagian fondasi reformasi tersebut dengan upaya membersihkan
kantor pajak. Selain itu, ia mendorong pembasmian korupsi di seluruh sektor
publik dengan menetapkan dasar-dasar bagi praktek akuntansi keuangan yang
benar. Tiga undang-undang baru dikeluarkan untuk mendukung upaya ini. Sebuah
perangkat standar-standar akuntansi disusun, untuk diterapkan di seluruh
instansi pemerintah.

Bersama Badan Pemeriksa Keuangan, yang baru diberdayakan,
perubahan-perubahan pada proses kepemerintahan ini mampu berkontribusi besar
pada upaya pemberantasan korupsi. Meski demikian, berbeda dari berita
mengenai ditangkapnya pejabat-pejabat tinggi, berikut proses pengadilan dan
penghukuman terhadap mereka, perubahan tersebut kurang diperhatikan media
dan masyarakat. Tapi laporan-laporan keuangan yang tepat dapat memberikan
serentetan bukti dokumenter sehubungan dengan penggunaan uang dan aset
masyarakat. Pada gilirannya, hal ini menyebabkan pejabat-pejabat korup jauh
lebih sulit menyembunyikan tindakan mereka.

Boediono telah meletakkan fondasi penghindaran korupsi dengan mewajibkan
dilaporkannya realisasi anggaran tahunan secara akurat dan dapat diakses
publik paling lambat dalam waktu enam bulan.
Pada masa sebelumnya, laporan semacam itu baru muncul setelah penundaan satu
atau dua tahun--dan bahkan dalam kondisi yang kurang dapat dipercayai serta
tidak dapat diaudit. Reformasi ini, yang diterapkan di semua sektor publik,
sama sekali tidak terliput dalam headline media. Tapi ia menjadi syarat
mutlak dalam upaya menjaga pemerintah di setiap tingkat untuk berperilaku
jujur.

Tentu saja, mereka yang telah mendapat untung dari praktek korupsi di masa
lalu tidak akan menerima begitu saja reformasi yang mengancam mereka dengan
kerugian keuangan, dan bahkan kemungkinan penghukuman penjara. Memahami hal
tersebut, menjadi sangat penting untuk melihat secara lebih jernih apa yang
sedang terjadi dalam politik Indonesia beberapa bulan belakangan ini.

Komisi Pemberantasan Korupsi telah mencatatkan keberhasilan luar biasa dalam
menyeret para koruptor ke penjara.
Namun keberhasilan ini telah mengancam berbagai lembaga kuat, termasuk
Kepolisian dan DPR. Kepolisian telah menghantam balik dengan tuduhan tak
berdasar terhadap dua Wakil Ketua KPK; mereka mengalah setelah intervensi
dari Presiden.
Di lain pihak, DPR baru-baru ini mengeluarkan produk hukum yang cenderung
melemahkan wewenang KPK. DPR juga tercatat telah menunjuk mantan Dirjen
Pajak--yang telah dimutasikan oleh Sri Mulyani dari posisinya
tersebut--sebagai Kepala BPK yang baru.

Upaya-upaya menyingkirkan Boediono dan Sri Mulyani perlu ditafsirkan dengan
melihat semua hal ini sebagai latar belakang. Tuduhan korupsi terhadap
mereka sehubungan dengan kasus Bank Century sungguh tidak sepadan dengan
catatan-catatan gebrakan antikorupsi mereka. Masyarakat juga perlu menyadari
bahwa ketika bailout terhadap Bank Century pada bulan Oktober tahun lalu,
pemerintah-pemerintah di seluruh dunia melakukan hal yang serupa, dengan
alasan yang sama.
Amerika Serikat, Inggris, serta negara-negara lain menghadapi kemungkinan
anjloknya sektor keuangan, menggelontorkan uang dalam jumlah raksasa kepada
bankbank dan lembaga keuangan, karena mereka khawatir, jika mereka tidak
melakukannya, perekonomian akan ambruk.

Sama halnya, di Indonesia terjadi tekanan luar biasa terhadap rupiah,

Re: [budaya_tionghua] Apa ya Udang dibalik Auditnya BPK? (AUDIT BPK SOAL CENTURY SALING BERTENTANGAN)

2009-12-16 Terurut Topik liang u
Dalam bisnis ada teori yang mengatakan produsen harus berbuat apa saja yang 
bisa memuaskan konsumen. Konsumen puas produsen makmur.
Audit konsumennya siapa? Yang diaudit, atau yang memerintahkan audit. Kalau 
konsumennya yang diaudit, ia minta apa saja harus dituruti, kalau konsumennya 
yang memerintahkan audit, ya mereka yang harus dituruti. Masalahnya apakah yang 
memerintahkan audit itu ingin audit serius atau ingin audit yang diatur untuk 
menguntungkan mereka? 
Yang jelas, yang memerintahkan audit tidak boleh bermasalah, kalau tidak semua 
bisa diatur!






From: handoko putra handoko.putramerd...@gmail.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, December 16, 2009 12:16:55 PM
Subject: [budaya_tionghua] Apa ya Udang dibalik Auditnya BPK? (AUDIT BPK SOAL 
CENTURY SALING  BERTENTANGAN)

  
Hayo, Apa ya Udang dibalik Auditnya BPK?

Makin lama, memang makin nyadari ada yang nggak beres dengan audit BPK. Jadi 
ingat waktu BLBI. auditor-auditor internasional terkenal bikin opini yang 
berbeda-beda. Udah belakangan banget ketahuan, metode dan tujuannya beda-beda, 
jadi aja hasilnya beda-beda juga.

Juga jadi inget, bahkan orang yang sama pun bisa mmberikan penilaian yang 
berbeda untuk hal yang sama. Ada pengacara beken waktu jadi Tim Bantuan 
Hukumnya KKSK bilang salim bersalah. Eh, waktu jadi pengacaranya salim, bilang 
sebaliknya. Edaan. ..

Jangan-jangan audit BPK soal century juga gitu? Soalnya pesanannya emang minta 
seperti itu sih...:)

 -

AUDIT BPK SOAL CENTURY SALING BERTENTANGAN

Opini laporan keuangan LPS 2005-2008 selalu wajar tanpa pengecua lian. DPR baru 
mempersoalkan penyelamatan Century pada 27 Agustus 2009.
Dana penyelamatan Bank Century berupa penyertaan modal sementara dari Lembaga 
Penjamin Simpanan (LPS) rupanya telah diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 
pada Laporan Keuangan LPS tahun anggaran 2008.

Bahkan atas laporan keuangan tersebut, BPK memberikan opini wajar tanpa 
pengecualian. Artinya, tidak ada masalah di situ. Menurut Kepala Eksekutif 
Firdaus Djaelani, laporan keuangan LPS tahun anggaran 2008 telah diaudit dan 
diserahkan ke BPK pada Maret 2009.

Meski audit itu memeriksa laporan keuangan hingga akhir 2008, Firdaus 
melanjutkan, pada laporan itu juga telah mencantumkan penyertaan modal 
sementara kepada Bank Century sebesar Rp 4,9 triliun.

Adapun dari hasil audit, BPK juga telah menyebutkan suntikan dana dari LPS 
kepada Century hingga akhir Februari 2009 telah mencapai Rp 6,1 triliun.

Karena pada periode Januari-Februari 2009, penyertaan modal sementara 
bertambah sebesar Rp 1,155 triliun, kata Firdaus ketika dihubungi Tempo 
kemarin.

Adapun tambahan suntikan dana kepada Century sebesar Rp 630 miliar disetor pada 
Juli 2009, setelah LPS menerima laporan keuangan hasil perhitungan kantor 
akuntan publik, yang menyebutkan bahwa tambahan dana itu dibutuhkan untuk 
meningkatkan rasio kecukupan modal Century menjadi 8 persen. Alhasil, total 
penyertaan modal sementara dari LPS kepada Century pun mencapai Rp 6,7 triliun.

Firdaus enggan berkomentar keti ka disinggung mengapa belakangan BPK, lewat 
laporan hasil pemeriksa an investigasi atas kasus Century, mempermasalahkan 
kucuran dana penyertaan modal sementara terse but.

Yang jelas, kata Firdaus, hasil au dit laporan keuangan LPS 2008 ju ga telah 
diserahkan kepada Presi den Susilo Bambang Yudhoyono dan Dewan Perwakilan 
Rakyat se kitar 28 April 2009.

Menurut dia, upaya ini dilaku kan karena sesuai dengan undang-undang LPS wajib 
melaporkan laporan keuangannya kepada Presiden dan DPR paling lambat pada Mei 
setiap tahun nya.Kepada Dewan kami kirim dua salinan, satu kepada Ketua DPR 
dan satu lagi kepada pim pinan Komisi XI,ujarnya.

Komisi XI adalah Komisi Keuangan dan Perbankan, sa lah satu komisi di DPR. Pada 
periode anggota Dewan 2004 2009, komisi periode inilah yang meminta 
dilakukannya audit investigasi kasus Bank Century oleh BPK.

Firdaus menambahkan, LPS selalu memperoleh penghargaan atas penyam paian 
laporan keuangan ta hunan. Sejak 2005 hingga 2008, lembaga ini terus memperoleh 
opini wajar tanpa pengecualian dari BPK.Mungkin karena ka mi lembaga kecil 
dan se derhana,katanya.

Dalam laporan kiner janya tahun lalu yang dis ampaikan ke BPK, Ketua Dewan 
Komisioner LPS Rujito menyebutkan, sampai dengan 31 Desember 2008, LPS telah 
mengeluarkan biaya penanganan PT Bank Century Tbk sebesar Rp 4,977 triliun.

Biaya tersebut merupakan biaya untuk menambah modal disetor bank sehingga bank 
memenuhi ketentuan yang berlaku mengenai tingkat kesehatan bank, baik 
solvabilitas maupun likuiditas.

Seluruh biaya penanganan yang telah dikeluarkan merupakan penyertaan modal 
sementara LPS pada Bank Century, ucap Rudjito.

Adanya krisis keuangan global yang mendera industri perbankan Indonesia, kata 
Rudjito, telah mendorong LPS untuk dapat memainkan peran penting dalam kerangka 
stabilitas sitem keuangan.

Tindakan penyelamatan terhadap Century merupakan 

Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

2009-12-16 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message - 
From: ardian_c 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, December 17, 2009 8:42 AM
Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

 yg owe tau itu bukan cina
 tapi shin-i asal dari kata syna



Betul.
Sehingga ketika ulama Indonesia, terutama yang berpegang pada kitab kuning di 
pesantren grass-root, menerjemahkannya ke bahasa Indonesia, jadinya cina...

Wasalam.

==

  - Original Message - 
  From: ardian_c 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, December 17, 2009 8:42 AM
  Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)



  yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna.

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... 
wrote:
  
   - Original Message - 
   From: younginheart5000 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
   Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?
   
Rasulullah Muhammad saja menghimbau
pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok
   
   ---
   
   Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan 
atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab.
   
   Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai 
arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi 
penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran.
   
   Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara 
komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad.
   Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan 
atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai 
perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa 
saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb.
   
   Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris 
membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan 
ucapan Muhammad sendiri.
   Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), 
atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar).
   
   Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya 
cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang 
kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan 
umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada 
sebuah negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan 
kalimat itu.
   
   Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara 
sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat 
ilmu.
   Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan 
perintah Tuhan dalam Al Quran.
   
   Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang 
menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina 
tersebut.
   
   Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark 
Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi di 
Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh jaraknya 
dari negeri Arab.
   Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks 
menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina.
   
   Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan 
otoritas proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad.
   Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut 
(bahwa itu adalah ucapan Muhammad) merupakan klaim yang dhaief, dhaief jiddan, 
atau batil.
   
   Uraian saya ini mungkin terlalu panjang bagi suatu milis budaya tionghoa.
   Tetapi kalau mau lebih 'nyangkut' lagi dengan milis ini, tanpa mau ikut 
ribut soal kata cina, bisa saya sampaikan bahwa kelihatannya dalam pembahasan 
ilmu hadits tentang apakah kalimat itu ucapan Muhammad atau bukan, selalu 
dipakai kata Cina, bukan Tiongkok.
   
   Mungkin karena waktu itu kata Tiongkok belum dikenal di budaya Arab.
   Atau mungkin juga karena memang dengan memakai kata Cina-lah orang Arab 
menyebut Negeri Tengah (Tionggoan).
   
   Wasalam.
   
   ==
   
   - Original Message - 
   From: younginheart5000 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
   Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?
   
   Mungkin bagus, kalau anda lebih memperbanayak membaca Asian literature  
philosphy..
   
   Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke 
Tiongkok.
   
   By the way ada kata bijaksana dalam bahasa Latin: Ex Oriente Lux, 
Penerangan (pencerahan) datang dari Timur..
   
   So sis... go east!
   
 

Bls: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797= Sumamiharja

2009-12-16 Terurut Topik joao_kho
OOT neh, saya rasa milis ini sudah banyak pakar istilah yang canggih, sudah 
seharusnya membuat glossary ttg istilah2 yg sering dipakai, kalo ga ya bacanya 
bingung deh :D heheh 

JK

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo hisashi.mits...@... 
wrote:

 *Pak John harap bersabar ...
 
 Jangan lah meneladani  FPI yang cara kerjanya lebih canggih dari cara Secret
 Service mengamankan presiden  di USA sana. Jadi kalau seorang Chen Gui Xin
 bisa menistakan (seperti asumsi anda) junjungan anda , maka gereja sudah
 ambruk ribuan tahun lalu  hehehe** . Jadi tolong maklumi lah gerutu
 seorang Chen Gui Xin yang harus mengantar istrinya yang Kristen yang injili
 itu kemana-mana.
 
 Lagian kalimat saya tambahkan bahwa yang paling sial jauh dari berkat
 adalah Yesusnya sendiri, karena paling miskin. ha ha ha.* *sama sekali* 
 *tidak
 bertentangan dengan trend superlatif dalam tradisi gereja itu sendiri yang
 bertaburan jargon jargon superlatif , servus serverum dei , hamba dari
 segala hamba , budak dari segala budak , raja dari segala raja , terlebih
 lagi dalam Matius di katakan : siapapun yang menjadi pemimpin biarlah jadi
 pelayanmu. Yesus selain kere juga memang bebong karena mau2nya membasuh
 kaki murid yang statusnya jauh lebih rendah. Tapi yah makna filosofisnya
 tentu ada.
 Chen Gui Xin ini jika memang sedang menistakan junjungan anda , maka misinya
 jelas2 gagal total , jangan2 dia tanpa sadar sedang memuliakan junjungan ,
 gara2 keseringan antar jemput istrinya yang kristen injili itu . **
 Masalah kemiskinan yesus juga ada beberapa ordo katolik yang meneladaninya.*
 *
 Dan jika memang berusaha untuk sarkasm , satire , atau apapun tujuannya ,
 sepertinya CGX harus belajar lebih banyak lagi meningkatkan kualitas
 satire-sarkasm menjadi lebih tajam.
 
 Jadi jangan sampai posisinya menjadi terbalik . Chen Gui Xin tanpa sadar
 sedang memuliakan yesus , dan anda malah tanpa sadar sedang mempermalukan
 teladan yesus . seperti cara FPI mempermalukan rasulnya .
 *
 
 
 2009/12/17 John Siswanto johnsiswa...@...
 
 
 
  Bung Sumamiharja yth,
 
  Mengancam huehehehe... bukan gaya saya untuk ancam mengancam, jujur saja
  saya merasa dihinakan karena agama saya dan super junjungan saya disebut
  secara tidak patut, supaya anda tahu banyak orang bersedia mati sekalipun
  untuk membela junjungannya...
  Sederhana saja...Paparan anda tidak bisa menghapus penistaa/penghinaan yang
  dilakukan oleh sdr. CGX...
 
  Anda juga sungguh memalukan kalau membela penghinaan/penistaan yang
  dillakukan oleh sdr. CGX...
 
  walaupun saya bukan siapa-siapa di depan anda, janji saya kepada anda,
  untuk masalah ini saya tidak akan mundur selangkahpun...
 
 
  nuwun sewu,
  John Siswanto
  alamat saya :
  Jl. Sumagung III R-2/6
  Kelapa Gading - Jakarta Utara
  ponsel #0816927475
 
 
  --- Pada *Rab, 16/12/09, sumamihardja sumamihar...@...* menulis:
 
 
  Dari: sumamihardja sumamihar...@...
  Judul: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797
  Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Tanggal: Rabu, 16 Desember, 2009, 10:00 AM
 
 
  Ancam-mengancam apa lagi ini? Memangnya seberapa jauh anda sudah ikut
  gerakan anti diskriminasi sampai melontarkan tudingan bermata dua macam itu?
  Seberapa jauh anda terlibat diskusi teologis mengenai perbedaan antara
  penghinaan dan sindiran? Rekam jejak anda juga tidak jelas dalam konteks ini
  koq. Lihat konteks cerita keseluruhan dari Chen Gui Xin dulu! Meskipun saya
  sepakat bahwa CGX pengutaraannya seringkali kasar dan sembrono, dia toh cuma
  melontarkan
  kekesalannya melihat bahwa doktrin agama sudah menyeleweng. Apa karena dia
  murtad jadi sudah tidak bisa mengutarakan pandangannya? Dia kan tidak
  sedang membuka debat agama. Lebih guna kalau anda gugat saja dulu berbagai
  sinetron dan acara TV mengenai entah itu realigi, konversi agama, dsb yang
  marak tiap-tiap hari raya agama.
 
  Tahukah anda bahwa dalam perdebatan di kalangan Vatican jaman PJP II
  sebelum diganti yang sekarang, beredar sebuah kritik internal di kalangan
  gereja sendiri bahwasanya pemaknaan derita Yesus sudah diselewengkan. Sudah
  banyak buku dari kalangan nasrani sendiri yang membahas soal peranan gereja
  dalam penindasan dan kekerasan yang sebenarnya hanya menutupi nafsu tamak
  dari sejumlah orang-orangnya (bahkan termasuk sejumlah paus dalam kaitannya
  dengan keberadaan mafioso). Apakah itu sudah merupakan penghinaan? Bahwa
  konteks CGX tidak sepenuhnya benar (karena banyak pengikut Nasrani juga
  sangat miskin hidupnya, rela menderita dan bahkan mati mengenaskan karena
  membela keyakinannya itu), tapi sebagai kritik sosial, hal itu bukan
  penghinaan agama! Hal yang sama berlaku untuk agama lain, termasuk misalnya
  di dalam agama Tionghoa sendiri. kritik macam itulah yang membangun dan
  mendorong umat untuk mengikuti teladan yang baik, dan bukan memperalat agama
  demi kepentingan duniawi si pemeluknya. Dalam tradisi nasrani sendiri,
  betapa banyak joke, sindiran dan kritikan 

Re: [budaya_tionghua] penistaan , untk Sdr ZT

2009-12-16 Terurut Topik agoeng_set
Mungkin rekan2 yg merasa tersinggung, sakit hati bahkan rela mati demi  
junjungannya karena beliau telah direndahkan, dilecehkan, dinistakan bahkan 
dihina melalui pernyataan mr chen, skrg bisa merasakan apa yg dirasakan oleh 
member2 disini ketika leluhurnya di maki2, diiblis2kan, disetan2kan. Bagi 
sebagian org mungkin tradisi atau budaya bukanlah apa2 dibanding agama, leluhur 
bukanlah apa2 dibanding nabi n tuhannya. Tp bagi yg melaksanakan posisi mereka 
tidaklah lebih rendah dan tidak kalah penting. Jd mungkin sudah mengerti kan 
kenapa masih ada saja member2 yg bersemangat ketika topik penistaan budaya 
tionghoa muncul lagi dan muncul lagi.  
-Original Message-
From: beng mazmuri beng...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 19:34:06 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] penistaan , untk Sdr ZT

 Salam..

 Sdr Zt , anda tampak cerdas memberikan data2 tg pergerakan gereja dan 
kasus2nya.

Anda membela mrcgX , anda juga mengutip ayat2 dlm alkitab, tahukah anda 
mengutip sepenggal penggal , tanpa melihat kontex yg berhubungan dng ayat2 itu 
, sering memberikan kesalahan fatal, sbmn dilakukan oleh para pendeta kristen ( 
Fakta ) untk membenarkan pandangannya sendiri dan bahkan melecehkan kepercayaan 
orang lain...?

Boleh donk kalau saya juga menyatakan ketersinggungan saya, ktk mr cgX 
mengatakan, dan di repeat oleh anda lg  : ...yang paling sial adalah yesus 
sendiri, miskin dari BERKAT.

Kata  BERKAT ( blessing ), itulah yg sangat2 mengganggu saya. Tolong berikan 
interpretasi kpd saya , tg yesus yang miskin dari BERKAT.???

Gereja, atau saya lebih senang mengatakan IMAN kepercayaan orang yg percaya 
kpd Yesus , memang tidak akan runtuh oleh seorang cgX atau milions by milions 
cgX.

Makanya saya bilang knapa mesti takut dng ke kristen an , mengapa takut tg 
pelecehan budayaSharing bersama, mungkin saling serang atau dukung. sah2 
saja, . Kita semua menikmati kebebasan ber expresi, baik mendukung maupun 
menyanggahKita saling belajar bersama...untk mendukung kebudayaan tionghoa 
dan sumbangsihnya, kalau sedikit extrim, boleh donk kt menyatakan pendapat ...

Salam...



  


Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

2009-12-16 Terurut Topik adiperdanasamuel

Sy dipanggil chino edan encek acong macem2 lah.. Oke aja. Harkat dan 
martabat sy sama sekali tak sy rasakan menurun dan saya tak merasa ter- hina. 

Aneh orang-2 di milis ini.. Selalu membicarakan harga dirinya.. Semakin tau 
budaya tionghua harusnya semakin cinta BT dan semakin dapat membangun hidup 
bersama di Indonesia dengan BT. Bukan semakin individualistik dan arogan.

Gmn BT semakin dicintai dan dirasakan menjadi bagian dari yg universal 
(indonesia)? 

Salam 
sam
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id
Date: Thu, 17 Dec 2009 09:59:01 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Bukan Muhammad   (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

- Original Message - 
From: ardian_c 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, December 17, 2009 8:42 AM
Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

 yg owe tau itu bukan cina
 tapi shin-i asal dari kata syna



Betul.
Sehingga ketika ulama Indonesia, terutama yang berpegang pada kitab kuning di 
pesantren grass-root, menerjemahkannya ke bahasa Indonesia, jadinya cina...

Wasalam.

==

  - Original Message - 
  From: ardian_c 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, December 17, 2009 8:42 AM
  Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)



  yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna.

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... 
wrote:
  
   - Original Message - 
   From: younginheart5000 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
   Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?
   
Rasulullah Muhammad saja menghimbau
pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok
   
   ---
   
   Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan 
atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab.
   
   Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai 
arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi 
penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran.
   
   Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara 
komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad.
   Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan 
atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai 
perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa 
saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb.
   
   Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris 
membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan 
ucapan Muhammad sendiri.
   Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), 
atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar).
   
   Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya 
cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang 
kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan 
umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada 
sebuah negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan 
kalimat itu.
   
   Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara 
sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat 
ilmu.
   Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan 
perintah Tuhan dalam Al Quran.
   
   Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang 
menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina 
tersebut.
   
   Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark 
Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi di 
Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh jaraknya 
dari negeri Arab.
   Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks 
menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina.
   
   Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan 
otoritas proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad.
   Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut 
(bahwa itu adalah ucapan Muhammad) merupakan klaim yang dhaief, dhaief jiddan, 
atau batil.
   
   Uraian saya ini mungkin terlalu panjang bagi suatu milis budaya tionghoa.
   Tetapi kalau mau lebih 'nyangkut' lagi dengan milis ini, tanpa mau ikut 
ribut soal kata cina, bisa saya sampaikan bahwa kelihatannya dalam pembahasan 
ilmu hadits tentang apakah kalimat itu ucapan Muhammad atau bukan, selalu 
dipakai kata Cina, bukan Tiongkok.
   
   Mungkin 

[budaya_tionghua] Re: penistaan , untk Sdr ZT

2009-12-16 Terurut Topik joao_kho
Saya sangat menyetujui penjelasan Saudara Agoeng. Benar-benar sangat kena dan 
brilian. 

Yang mau saya tambahkan, agama itu adalah bagian dari Budaya Manusia. Saya rasa 
sudah sepatutnya orang lebih mendalamin filosofi dari ajaran Agama itu sendiri 
sebelum masuk kedalam konteks agamanya secara mendalam. Untuk apa menciptakan 
agama jika ujungnya ya ini yang paling benar, dengan ini saya berani berjuanga 
sampai mati. Konteksnya bukan disitu.

Kalo secara filosofi Konfusius, bagaimana anda bisa menghormati orang lain, 
dewata, tuhan, sebelum kamu bisa memberikan kasih kepada orang terdekat dan 
terpenting dalam hidupmu.. yakni adalah orang tuamu, leluhurmu. Jadi kalo anda 
belum bisa menghormati yang terdekat, yang nyata, yang bisa diraba dan dilihat, 
gimana anda bisa menghormati yang tidak keliatan.

Salam,
JK

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:

 Mungkin rekan2 yg merasa tersinggung, sakit hati bahkan rela mati demi  
 junjungannya karena beliau telah direndahkan, dilecehkan, dinistakan bahkan 
 dihina melalui pernyataan mr chen, skrg bisa merasakan apa yg dirasakan oleh 
 member2 disini ketika leluhurnya di maki2, diiblis2kan, disetan2kan. Bagi 
 sebagian org mungkin tradisi atau budaya bukanlah apa2 dibanding agama, 
 leluhur bukanlah apa2 dibanding nabi n tuhannya. Tp bagi yg melaksanakan 
 posisi mereka tidaklah lebih rendah dan tidak kalah penting. Jd mungkin sudah 
 mengerti kan kenapa masih ada saja member2 yg bersemangat ketika topik 
 penistaan budaya tionghoa muncul lagi dan muncul lagi.  
 -Original Message-
 From: beng mazmuri beng...@...
 Date: Wed, 16 Dec 2009 19:34:06 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] penistaan , untk Sdr ZT
 
  Salam..
 
  Sdr Zt , anda tampak cerdas memberikan data2 tg pergerakan gereja dan 
 kasus2nya.
 
 Anda membela mrcgX , anda juga mengutip ayat2 dlm alkitab, tahukah anda 
 mengutip sepenggal penggal , tanpa melihat kontex yg berhubungan dng ayat2 
 itu , sering memberikan kesalahan fatal, sbmn dilakukan oleh para pendeta 
 kristen ( Fakta ) untk membenarkan pandangannya sendiri dan bahkan melecehkan 
 kepercayaan orang lain...?
 
 Boleh donk kalau saya juga menyatakan ketersinggungan saya, ktk mr cgX 
 mengatakan, dan di repeat oleh anda lg  : ...yang paling sial adalah yesus 
 sendiri, miskin dari BERKAT.
 
 Kata  BERKAT ( blessing ), itulah yg sangat2 mengganggu saya. Tolong 
 berikan interpretasi kpd saya , tg yesus yang miskin dari BERKAT.???
 
 Gereja, atau saya lebih senang mengatakan IMAN kepercayaan orang yg percaya 
 kpd Yesus , memang tidak akan runtuh oleh seorang cgX atau milions by milions 
 cgX.
 
 Makanya saya bilang knapa mesti takut dng ke kristen an , mengapa takut tg 
 pelecehan budayaSharing bersama, mungkin saling serang atau dukung. sah2 
 saja, . Kita semua menikmati kebebasan ber expresi, baik mendukung maupun 
 menyanggahKita saling belajar bersama...untk mendukung kebudayaan 
 tionghoa dan sumbangsihnya, kalau sedikit extrim, boleh donk kt menyatakan 
 pendapat ...
 
 Salam...





[budaya_tionghua] Video: Masyarakat Tionghoa Miskin di Singkawang

2009-12-16 Terurut Topik johnoei

-

Kabari sempat wawancara Masyarakat Tionghoa yang miskin di Kabupaten Singkawang 
bersama Bapak Frans Tshai, Mantan DPR-RI .

Silakan nonton , Klik Disini


attachment: singkawang.jpg


[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik Erik

Terima kasih atas tambahannya bung. Rasanya tidak ada perbedaan pendapat
antara kita ya.  Anda benar, pastor-pastor datang ke Tiongkok memang di
Zaman dinasti Tang (bukan Yuan sebagaimana saya katakan), itu sudah
dikoreksi oleh Ardian.  Dan tentu saja bukan cuma Ricci seorang, hanya
kebetulan saja saya katakan Matteo Ricci dkk.

Anda juga benar, adanya saling isi mengisi antara timur dan barat lewat
arus persilangan budaya waktu itu. Pada posting yang lalu saya hanya
ungkapkan sumbangsih barat untuk timur dan tidak sempat bercerita hal
yang sebaliknya, karena konteksnya adalah saya sedang menjawab seorang
rekan yang kebetulan beragama Krisren yang saya kira telah salah
mengerti apa yang saya maksud pada posting saya yang lebih dulu lagi. 
Dan saya membuka identitas Kekatolikan saya juga agar rekan yang
beragama Kristen itu tidak salah mengerti, tidak menganggap saya
termasuk kelompok non Nasrani yang sedang menyerang Kristen. Itu saja.

Demikian, harap maklum.

Salam,



Erik

\
---

  In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo
hisashi.mits...@... wrote:
Erik ,

wah salut saya ini milist di penuhi para katolik2 (apalagi jebolan
driyarkara) , para katolik2 di milist ini yang sangat peduli sama budaya
tionghoa dan sejarah tiongkok . .

Pada masa Matteo Ricci itu yang terjadi adalah Tiongkok di banjiri oleh
Jesuit2 , jadi bukan Ricci seorang . Kiprah Jesuit yang sukses itu
belakangan di jegal ordo dominikan (rites controversy) . Jadi yang
terjadi  pada masa itu adalah pertukaran ilmu pengetahuan antara east
dan west .
  Boleh anda telusuri buku2 dan pengetahuan Tiongkok yang di transfer ke
Eropa dan di terjemahkan. Ini menurut pendapat pribadi saya adalah
gelombang kedua pencerahan , setelah sebelumnya gelombang pertama
terjadi saat di era skolastik , dark ages eropa , ramai2 menerjemahkan
buku2 dari timur tengah  ke bahasa latin. Jadi antara Timur dan Barat ,
masing2 masing tidak ada yang  lebih unggul .
Leibniz berpendapat bahwa Eropa dan Tiongkok saling melengkapi satu sama
lain , western physics dan eastern ethics . Eropa unggul dalam teoritis
tapi lemah dibidang etika dan politik.

Sekalipun Leibniz seorang protestan , tapi Leibniz berada pada pihak
Jesuit dalam Rites Controversy. Leibniz menilai Toleransi beragama juga
di perlihatkan oleh kebijakan Kang Xi , dapat di adopsi untuk konflik
protestan vs katolik yang mengancam Eropa. Dijaman Leibniz , Prancis
dibawah Louis XIV mengeluarkan Edict of Nantes (1598) dan melakukan
persekusi terhadap kaum Huguenot. Leibniz berharap agar Eropa ,
khususnya Prancis untuk meniru
 Tiongkok dalam hal toleransi beragama. Tetapi muncullah Rites
Controversy, dimana Tiongkok di judge sebagai negara pagan. Ordo
Dominika yang menjegal Jesuit , dan berujung pada tindakan balasan dari
Tiongkok.

Mengenai Matteo Ricci , Leibniz melontarkan pujiannya .

I praise the foresight of Matteo Ricci, a great man, for following the 
example of the Church Fathers who interpreted Plato and other
philosophers  in a Christian fashion. Let us suppose he didn't
understand properly-may we not for this reason retain their opinions,
like gold, purged of all
  impurities? If we ever impute to Confucius doctrines that are not his,
certainly no pious deception would be more innocent, since danger to
those mistaken and offence to those who teach is absent. (Leibniz , On
The Civil Cult of Confucius , 1700)

 Selain Ricci , ada Needham yang sangat peduli terhadap sejarah
Tiongkok .




Re: [budaya_tionghua] Re: Siapakah yang disebut dengan orang Tionghua Indonesia?

2009-12-16 Terurut Topik liang u
Sdr. Chan, 
Pendapat anda benar, di Singapore saja anak-anak muda pernah berdebat, 
apakah kita Chinese atau Singaporean, pemerintah diam saja, saya hanya ikut 
tertawa. Mengapa? Saya koq ingat waktu masih kecil, karena guru sering 
bercerita insinyurlah yang membuat mobil, gedung dll. Sedang dokter adalah 
orang yang bisa menyebuhkan orang sakit. Lalu saya bertanya, kalau begitu mana 
yang lebih pintar, insinyur atau dokter? Tidak ada jawaban yang memuaskan saya 
anak kecil, setelah dewasa baru saya sadar kita tidak bisa membandingkan dua 
hal yang berbeda. Waktu dibutuhkan menolong orang celaka, dokter lebih pintar 
dari insinyur, ketika dokter ingin membuat rumah bertingkat, insinyur lebih 
pintar dari dokter?
Apa kalau berkata begitu salah?
Saya bilang kepada seorang anak Singapore teman anak saya. Anda laki-laki atau 
perempuan. Ia heran tapi menjawab juga, laki-laki. Saya katakan apa anda tidak 
konsekwen? Ia makin bingung. Saya katakan lagi tadi anda katakan Singaporean, 
sekarang katakan anda laki-laki. Haha, mana sikap yang konsekwen. Ia mulai 
sadar, itu dua hal yang berbeda katanya, mana boleh laki-laki dibanding dengan 
Singaporean. Lalu saya bilang anda ribut anda Singaporean atau Chinese adalah 
masalah sama juga.  Lihat di KTP anda, di sana Singaporean, tapi ditulis juga 
Chinese. Apa salah? Menurut hukum anda adalah orang Singapore, tapi menurut ras 
anda adalah orang Chinese. What's wrong? Itu mungkin saja, lalu apa yang 
diributi. 
Pepesan kosong kata orang Sunda. 
Dilihat dari hukum kewarganegaraan kita adalah orang Indonesia, dilihat dari 
etnis kita adalah orang Tionghoa. Jadi tak aneh kalau kita membela Indonesia 
dalam pertandingan internasional, tapi melaksanakan budaya dan melindungi 
budaya adat istiadat Tionghoa. 
Dalam hal ini masih banyak di antara kita yang tak sadar akan hak dan 
kewajibannya seperti saya pernah katakan, sangat disesalkan bahwa sebagian 
orang menganggap kita ini patriot kalau mau membuang atau memusuhi semua yang 
berbau Tionghoa dan Tiongkok. 
 Di luar itu, dalam masalah ribut-ribut Kristen dan budaya Tionghoa, saya 
selalu berpendapat jangan menggeneralisasi, jangan  menganggap kalau ada 
sebagian pendeta menghina budaya Tionghoa, semua pasti begitu, juga orang 
Kristen sendiri harus belajar berdiri di pihak kebenaran, kalau ada pendeta 
menghina budaya Tionghoa, lalu dimarahi orang Tionghoa, ia jangan lantas 
memihak yang Kristen, ia harus memikak yang benar. Kalau anda memihak yang 
salah hanya karena seiman, apakah anda akan memihak pembunuh yang beragama 
Kristen, penipu yang beragama Kristen untuk melawan hukum? 
Dalam hal masalah agama, dan ras, kita tidak bisa lepas dari rasa keadilan. 
Adil dan benar tidak ditentukan oleh agamanya atau rasnya tapi ditentukan oleh 
hukum dan tatanan moral dan etika. 
Jangan karena banyak dukungan orang dengan seenaknya menghina agama, budaya 
maupun ras lain. Orang Tionghoa Indonesia tidak menerima perlakuan diskriminasi 
karena kita adalah minoritas. Orang Tionghoa Kristen juga harus merasa,  apakah 
orang Tionghoa yang non Kristen karena minoritas boleh dihina dan difitnah 
seenaknya melalui mimbar agama? Bukankah agama menyebarkan berita kasih atau 
berita  kebencian? 
   Lalu promosi agama di kalangan Tionghoa Benteng yang menganggap orang 
menikah secara adat Tionghoa adalah tidak sah, berarti pasangan suami isteri 
yang menikah secara demikian adalah zinah, karena pernikahan tidak diberkati 
oleh hamba Tuhan. Sudah jelas orang Tionghoa yang mengerti budaya Tionghoa cuma 
tertawa, melihat koq ada hamba Tuhan sekonyol itu. Dalam kebudayaan Tionghoa, 
Tuhan itu tidak bisa diwakili oleh manusia, mereka sembahyang langsung ke 
Tuhan, kalau sudah sembahyang sah. Apa perlunya ada hamba Tuhan yang 
bertindak atas nama Tuhan, mana buktinya? Tentu orang membela diri, mana 
buktinya sembah\yang Tuhan Allah oleh orang Tionghoa benar kepada Tuhan? Lalu 
orang Tionghoa berkata lagi, doa di gereja apakah ada buktinya Tuhan hadir?  
Lah kalau begitu kan ramai, nanti di sidang pengadilan ada orang minta bukti 
Tuhan menyaksikan, ada yang minta bukti bahwa setan yang menyaksikan. Tuhan dan 
setan harus hadir di pengadilan. Haha, ramai.
   Agama, biar agama apa saja adalah kepercayaan, kepercayaan tidak mungkin 
diperdebatkan karena semua dasarnya kepercayaan yang tak bisa dibuktikan. 
Hasilnya hanya akan berkelahi. 
   Saya selalu berpendapat, pluralisme itu lebih baik dari sistem satu yang 
berkuasa. Partai politik hanya satu yang berkuasa, akan menyimpang; agama hanya 
satu yang dominan, akan menyimpang; aliran kesenian hanya satu, juga akan 
menyimpang, persatuan sepak bola hanya satu juga hanya akan menurunkan mutu, 
karena tak ada persaingan. Maka persaingan yang wajar adalah yang terbaik. Kita 
harus tahu, bahwa tak ada yang benar mutlak, yang ada hanya ekstrim mutlak, 
yang akan menghancurkan tatanan masyarkat. 
   Kalau seorang pengkotbah agama (agama apa saja) tidak mempunyai saingan, 
maka ia akan 

Re: [budaya_tionghua] Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )

2009-12-16 Terurut Topik als
Sdr. Beng harap tidak usah berkecil hati dalam menanggapi posting-posting yang 
seakan-akan meminta pertanggunganjawab Anda sebagai orang Kristen 'moderat' 
terhadap bro n sis seiman Anda yg fanatik. Kawan2 di sini yg sdh empet 
mendengar pelecehan sebagian pendeta dan umat Kristen tertentu yg sesama 
Tionghoa sebenarnya tidak pernah menggeneralisasi bahwa semua pendeta atau 
semua orang Kristen adalah begitu. Kalau mau mengakui, yang sensitif itu justru 
kebanyakan dari pihak teman-teman Tionghoa Kristen sendiri, yg merasa 
kekristenannya kok dilecehkan, padahal jika dicermati tak ada seorang pun di 
sini yg melecehkan Kristen kecuali ketika menjawab dgn fakta-fakta 
(mempertahankan diri) thd tuduhan atau tulisan ngawur orang Kristen tertentu 
(arsip BT penuh dgn kasus spt ini) dan tenaga serangan ngawur ini memang sering 
membalik menyerang tuannya. Baru kali inilah dlm sejarah BT kasus ini secara 
serius akan diclass-actionkan, itupun berkat usul locianpwee Tan, seorang 
pendeta Kristen pecinta BT dan juga kegigihan Sdr. CGX dan lain-lainnya dan 
jangan lupa bahwa Bro John S sang lawyer pun telah menyediakan diri untuk 
membantu. Semoga hal ini menjadi kenyataan. :-)

Andy L.S.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: beng mazmuri beng...@yahoo.com
Date: Wed, 16 Dec 2009 19:00:46 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )

 Dear all members,

 Salam,

 Seperti saya bilang sebelumnya, saya sangat senang bisa mengikuti milis BT 
ini, banyak hal yang bisa menambah wawasan saya, dan ada hal hal yang juga 
menggelitik saya untk ikut nimbrung. 

Salah satu hal yg menggelitik saya adalah, fakta bahwa ada member2 di milis ini 
sangat peka sekali , dan terlalu memuliakan kebudayaan nya atau integritas 
pribadi atau track record mrk .
Ktk ada issue yg dilempar, tg pelecehan budaya tionghoa yang dilakukan oleh 
beberapa pendeta kristen, kuat sekali dukungannya. Dan ktk saya mencoba 
merespond, dng memberikan data2 sejauh pengetahuan saya dan saya ingin sharing 
, tapi dianggap pandangan minoritas, bukan mainstream ( menurut Sdr Zhoufy ), 
dan saya di anggap membanggakan ke kristen an , atau memaksa tionghoa untk 
menjadi kristen.

 Aneh, sedangkan sikap saya sangat jelas , saya mendukung , kalau di adakan 
teguran atau tuntutan kpd para pendeta yg melakukan penistaan itu.

 Tapi ktk Sdr cgX melakukan statement, yg menurut saya juga penghinaan ,, dan 
Sdr Jhon Siswanto melakukan pernyataan yg cukup jelas ,  bersedia membantu 
untk masalah pendeta yg melakukan pelecehan budaya, dan menegaskan bhw apa yg 
dilakukan mr cgX adalh juga suatu pelecehan. coba lihat respond sebg member yg 
aktif di BT ini.

 Pernyataan yg cukup bijak , malah dilecehkan..., mr cgX dlm salah satu 
tulisannya, malah mengatakan sbb :  pihak kristen tentu punya dukungan, ...dan 
member BT , tionghoa juga siap untk menancapkan senjatanya. SHIT, provokasi 
macam apa lagi tuh...???

 Tentu setiap member berhak, ataupun orang diluar member untk menyatakan 
pendapat, karna ini adalah fungsi dan wadah dari keberadaan BT ini.  Jadi saya 
juga tidak sungkan2 lagi untk memberikan dukungan . Anda ingin menanyakan track 
record saya???

Ah..ah...dengan senang hati akan saya berikan... ( tanya dan counter saya dulu 
ya )

Dalam pernyataan saya cukup jelas saya utarakan, saya pecinta seni dan budaya, 
bukan hanya dng duduk diam membaca literatur atau mengikuti milis BT ini, 
banyak hal yg bisa kt lakukan diam2 atau nyata dlm kehidupan kt sehari hari yg 
penting memberikan sumbangsih nyata pd masyarakat, khususnya bagi masyarakat 
keturunan tionghoa di indonesia...

Pernyataan saya dlm tulisan sebelumya cukup jelas, saya mendukung untk 
memberikan teguran bagi pendeta yg melakukan pelecehan budaya, dan spt Sdr J. 
Siswanto, saya juga jelas mengatakan , bahwa saya akan meng counter balik jika 
iman kepercayaan saya digugat melebihi batas kewajaran atau norma etika yg 
berlaku

Ingat saya juga berhak menyatakan statement ,sbgmn pembelaan atau dukungan yg 
diberikan untk mr,cgX  . Siapa takut ...dan mengapa mesti takut dng ke kristen 
an, budaya yg luhur dan tinggi, tidak akan terhapus oleh zaman , apalagi 
oleh pelecehan yg dilakukan baik dlm skala kecil maupun besar

Sopls behave ur selfkatanya budaya tionghoa dan tidak suka untk 
dilecehkan.

 Salam hormat...

   
 beng amzmuri

 
 



  


RE: [budaya_tionghua] mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatan kanker

2009-12-16 Terurut Topik deddy
Setau saya, kalo di Rs Cuma di kemo  (disinar) sehingga sel kanker mati,
tapi tidak tertutup sel yg masih bagus juga mati, dan  biasanya tidak tuntas
sampe ke akar-akarnya ( harus berkali-kali )

Coba cara alternative pake daun keladi tikus, di internet udah banyak yg
sukses, tapi tergantung pada stadium nya dan konsumsi makanan pasien juga

 

Semoga sukses

 

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Richi
Sent: Tuesday, December 15, 2009 5:55 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatan
kanker

 

  

Urgent!

buat teman - teman sekalian, kira2 ada yang punya rekomendasi gak buat Rumah
sakit spesialis kanker khususnya di daerah Jakarta
soalnya orang tua saya sekarang sedang terkena sakit kanker lambung.
Kondisinya sudah dioperasi di malaysia dan sekarang sedang menjalani
pengobatan kemotherapy di Chinaguangzhou
Namun, hingga saat ini sepertinya belum ada efek yang berarti, dan biaya
untuk bolak - balik China lumayan mahal. Selain itu, saya pernah dengar
bahwa kanker tidak boleh terlalu sering kemo karena akan meningkatkan sel
kanker nya..

minta rekomendasi Rumah Sakit dan kesaksian nya donk..
terima kasih sebelum nya.




__ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus signature
database 4694 (20091216) __


The message was checked by ESET NOD32 Antivirus.


http://www.eset.com

 

__ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus signature
database 4694 (20091216) __

The message was checked by ESET NOD32 Antivirus.

http://www.eset.com
 


Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

2009-12-16 Terurut Topik agoeng_set
Emang budaya tionghoa itu kayak gimana seh? Kayaknya ente pakar banget n tau 
banyak tentang BT, coba ilmu dibagi2 ke kita. Trus yg ente maksud semakin tau 
budaya tionghua harusnya semakin cinta BT dan semakin dapat membangun hidup 
bersama di Indonesia dengan BT
Itu budaya tionghoa yg mana n yg kayak apa? Coba diperjelas jgn pake puter 
kata2 tp ga jelas apa yg dimaksud. Mirip ama khotbah tentang pernak pernik 
tionghoa macam pake hio sembah iblisn pake lilin panas kayak di neraka tp engga 
ngerti guna n makna hio n lilin yg sebenernya itu apa. 

tp yg pasti seh klo ada pepatah  klo ditabok pipi kanan kasih pipi kiri tp 
klo BT yg g pelajari seh  kalo ditabok pipi kanan, tabok balik biar yg nabok 
itu tau sakitnya ditabok dan ga sembarangan nabok org lagi klo ga mau kena 
tabok juga. Krn klo ditabok trus diem aja yg ada malah babak belur ditabokin 
trus yg nabok malah bangga berhasil nabok n akan melakukan hal yg sama ke org 
laen karena ga ada yg kasih tau klo yg dilakukan salah n ga enak kena tabok. 
-Original Message-
From: adiperdanasam...@yahoo.com
Date: Thu, 17 Dec 2009 11:34:04 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Bukan Muhammad   (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)


Sy dipanggil chino edan encek acong macem2 lah.. Oke aja. Harkat dan 
martabat sy sama sekali tak sy rasakan menurun dan saya tak merasa ter- hina. 

Aneh orang-2 di milis ini.. Selalu membicarakan harga dirinya.. Semakin tau 
budaya tionghua harusnya semakin cinta BT dan semakin dapat membangun hidup 
bersama di Indonesia dengan BT. Bukan semakin individualistik dan arogan.

Gmn BT semakin dicintai dan dirasakan menjadi bagian dari yg universal 
(indonesia)? 

Salam 
sam
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id
Date: Thu, 17 Dec 2009 09:59:01 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Bukan Muhammad   (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

- Original Message - 
From: ardian_c 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, December 17, 2009 8:42 AM
Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

 yg owe tau itu bukan cina
 tapi shin-i asal dari kata syna



Betul.
Sehingga ketika ulama Indonesia, terutama yang berpegang pada kitab kuning di 
pesantren grass-root, menerjemahkannya ke bahasa Indonesia, jadinya cina...

Wasalam.

==

  - Original Message - 
  From: ardian_c 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, December 17, 2009 8:42 AM
  Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)



  yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna.

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... 
wrote:
  
   - Original Message - 
   From: younginheart5000 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
   Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?
   
Rasulullah Muhammad saja menghimbau
pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok
   
   ---
   
   Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan 
atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab.
   
   Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai 
arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi 
penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran.
   
   Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara 
komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad.
   Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan 
atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai 
perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa 
saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb.
   
   Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris 
membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan 
ucapan Muhammad sendiri.
   Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), 
atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar).
   
   Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya 
cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang 
kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan 
umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada 
sebuah negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan 
kalimat itu.
   
   Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara 
sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat 
ilmu.
   Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan 
perintah Tuhan dalam Al Quran.
   
   

Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik shinmen takezo
tambahan sedikit saja Jesuit seperti Ricci lum ada pada dinasti Tang , baru
ada pada masa dinasti Ming , dan Qing ..

thanks



2009/12/17 Erik rsn...@yahoo.com




 Terima kasih atas tambahannya bung. Rasanya tidak ada perbedaan pendapat
 antara kita ya. Anda benar, pastor-pastor datang ke Tiongkok memang di
 Zaman dinasti Tang (bukan Yuan sebagaimana saya katakan), itu sudah
 dikoreksi oleh Ardian. Dan tentu saja bukan cuma Ricci seorang, hanya
 kebetulan saja saya katakan Matteo Ricci dkk.

 Anda juga benar, adanya saling isi mengisi antara timur dan barat lewat
 arus persilangan budaya waktu itu. Pada posting yang lalu saya hanya
 ungkapkan sumbangsih barat untuk timur dan tidak sempat bercerita hal
 yang sebaliknya, karena konteksnya adalah saya sedang menjawab seorang
 rekan yang kebetulan beragama Krisren yang saya kira telah salah
 mengerti apa yang saya maksud pada posting saya yang lebih dulu lagi.
 Dan saya membuka identitas Kekatolikan saya juga agar rekan yang
 beragama Kristen itu tidak salah mengerti, tidak menganggap saya
 termasuk kelompok non Nasrani yang sedang menyerang Kristen. Itu saja.

 Demikian, harap maklum.

 Salam,

 Erik

 --\
 ---

 In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 shinmen takezo

 hisashi.mits...@... wrote:
 Erik ,
 
 wah salut saya ini milist di penuhi para katolik2 (apalagi jebolan
 driyarkara) , para katolik2 di milist ini yang sangat peduli sama budaya
 tionghoa dan sejarah tiongkok . .
 
 Pada masa Matteo Ricci itu yang terjadi adalah Tiongkok di banjiri oleh
 Jesuit2 , jadi bukan Ricci seorang . Kiprah Jesuit yang sukses itu
 belakangan di jegal ordo dominikan (rites controversy) . Jadi yang
 terjadi pada masa itu adalah pertukaran ilmu pengetahuan antara east
 dan west .
 Boleh anda telusuri buku2 dan pengetahuan Tiongkok yang di transfer ke
 Eropa dan di terjemahkan. Ini menurut pendapat pribadi saya adalah
 gelombang kedua pencerahan , setelah sebelumnya gelombang pertama
 terjadi saat di era skolastik , dark ages eropa , ramai2 menerjemahkan
 buku2 dari timur tengah ke bahasa latin. Jadi antara Timur dan Barat ,
 masing2 masing tidak ada yang lebih unggul .
 Leibniz berpendapat bahwa Eropa dan Tiongkok saling melengkapi satu sama
 lain , western physics dan eastern ethics . Eropa unggul dalam teoritis
 tapi lemah dibidang etika dan politik.
 
 Sekalipun Leibniz seorang protestan , tapi Leibniz berada pada pihak
 Jesuit dalam Rites Controversy. Leibniz menilai Toleransi beragama juga
 di perlihatkan oleh kebijakan Kang Xi , dapat di adopsi untuk konflik
 protestan vs katolik yang mengancam Eropa. Dijaman Leibniz , Prancis
 dibawah Louis XIV mengeluarkan Edict of Nantes (1598) dan melakukan
 persekusi terhadap kaum Huguenot. Leibniz berharap agar Eropa ,
 khususnya Prancis untuk meniru
  Tiongkok dalam hal toleransi beragama. Tetapi muncullah Rites
 Controversy, dimana Tiongkok di judge sebagai negara pagan. Ordo
 Dominika yang menjegal Jesuit , dan berujung pada tindakan balasan dari
 Tiongkok.
 
 Mengenai Matteo Ricci , Leibniz melontarkan pujiannya .

 I praise the foresight of Matteo Ricci, a great man, for following the
 example of the Church Fathers who interpreted Plato and other
 philosophers in a Christian fashion. Let us suppose he didn't
 understand properly-may we not for this reason retain their opinions,
 like gold, purged of all
 impurities? If we ever impute to Confucius doctrines that are not his,
 certainly no pious deception would be more innocent, since danger to
 those mistaken and offence to those who teach is absent. (Leibniz , On
 The Civil Cult of Confucius , 1700)
 
  Selain Ricci , ada Needham yang sangat peduli terhadap sejarah
 Tiongkok .

  



Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

2009-12-16 Terurut Topik shinmen takezo
masalah pengalaman pribadi anda , tidak usah di buat seolah2 jadi standar
moral tertinggi , jadi kalau anda di panggil chino edan dan anda merasa
tidak terhina ...APA POINTNYA ..dan itu urusan anda , kalau saya
bilang saya di panggil anjing saya merasa tidak terhina , berarti anda
juga tidak terhina?

argumentasi macam apa ini ,



2009/12/17 adiperdanasam...@yahoo.com




 Sy dipanggil chino edan encek acong macem2 lah.. Oke aja. Harkat dan
 martabat sy sama sekali tak sy rasakan menurun dan saya tak merasa ter-
 hina.

 Aneh orang-2 di milis ini.. Selalu membicarakan harga dirinya.. Semakin tau
 budaya tionghua harusnya semakin cinta BT dan semakin dapat membangun hidup
 bersama di Indonesia dengan BT. Bukan semakin individualistik dan arogan.

 Gmn BT semakin dicintai dan dirasakan menjadi bagian dari yg universal
 (indonesia)?

 Salam
 sam

 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id
 *Date: *Thu, 17 Dec 2009 09:59:01 +0700
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a
 name?)



  - Original Message -
 *From:* ardian_c ardia...@yahoo.co.id
 *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Sent:* Thursday, December 17, 2009 8:42 AM
 *Subject:* Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

  yg owe tau itu bukan cina
  tapi shin-i asal dari kata syna
 

 Betul.
 Sehingga ketika ulama Indonesia, terutama yang berpegang pada kitab kuning
 di pesantren grass-root, menerjemahkannya ke bahasa Indonesia, jadinya
 cina...

 Wasalam.

 ==


 - Original Message -
 *From:* ardian_c ardia...@yahoo.co.id
 *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Sent:* Thursday, December 17, 2009 8:42 AM
 *Subject:* Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)



 yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna.

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@...
 wrote:
 
  - Original Message -
  From: younginheart5000
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?
 
   Rasulullah Muhammad saja menghimbau
   pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok
 
  ---
 
  Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah
 himbauan atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya
 Arab.
 
  Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun,
 mempunyai arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak
 selalu) menjadi penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al
 Quran.
 
  Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara
 komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad.
  Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan
 atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai
 perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa
 saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb.
 
  Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris
 membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan
 ucapan Muhammad sendiri.
  Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif
 (lemah), atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak
 berdasar).
 
  Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya
 cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang
 kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan
 pengetahuan umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun
 tidak bahwa ada sebuah negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak
 mungkin dia mengucapkan kalimat itu.
 
  Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar
 secara sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi
 mendapat ilmu.
  Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu
 merupakan perintah Tuhan dalam Al Quran.
 
  Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang
 menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina
 tersebut.
 
  Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman
 Dark Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya
 tinggi di Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling
 jauh jaraknya dari negeri Arab.
  Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks
 menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina.
 
  Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan
 otoritas proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad.
  Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim
 tersebut (bahwa itu adalah ucapan 

Re: [budaya_tionghua] mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatan kanker

2009-12-16 Terurut Topik agoeng_set
Taon lalu ada teman yg kena kanker rongga mulut atau tenggorokan, dia dirawat 
di RS Harapan Kita selama ampir 3 bulan, skrg sudah sembuh tp gak tau sembuh 
total apa tidak karena sejak kluar dari RS saya belom sempat bertemu lagi. Btw 
nenek saya juga kena kanker n sempat dirawat di jakartan singapore lalu ke 
Guangzhau tp karena stadium sudah akhir n mungkin sudah takdirnya dia tidak 
tertolong n yg mungkin bisa dicoba adalah waktu pulang dari gz dia disuruh 
banyak makan anggur merah karena kulit anggur banyak mengandung zat penghambat 
kanker jadi bisa membantu menghambat pertumbuhan sel2 kanker. Mungkin bisa 
dicoba juga.
-Original Message-
From: deddy fransiscus.de...@gmail.com
Date: Thu, 17 Dec 2009 12:16:03 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] mau minta rekomendasi rumah sakit buat 
pengobatan kanker

Setau saya, kalo di Rs Cuma di kemo  (disinar) sehingga sel kanker mati,
tapi tidak tertutup sel yg masih bagus juga mati, dan  biasanya tidak tuntas
sampe ke akar-akarnya ( harus berkali-kali )

Coba cara alternative pake daun keladi tikus, di internet udah banyak yg
sukses, tapi tergantung pada stadium nya dan konsumsi makanan pasien juga

 

Semoga sukses

 

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Richi
Sent: Tuesday, December 15, 2009 5:55 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatan
kanker

 

  

Urgent!

buat teman - teman sekalian, kira2 ada yang punya rekomendasi gak buat Rumah
sakit spesialis kanker khususnya di daerah Jakarta
soalnya orang tua saya sekarang sedang terkena sakit kanker lambung.
Kondisinya sudah dioperasi di malaysia dan sekarang sedang menjalani
pengobatan kemotherapy di Chinaguangzhou
Namun, hingga saat ini sepertinya belum ada efek yang berarti, dan biaya
untuk bolak - balik China lumayan mahal. Selain itu, saya pernah dengar
bahwa kanker tidak boleh terlalu sering kemo karena akan meningkatkan sel
kanker nya..

minta rekomendasi Rumah Sakit dan kesaksian nya donk..
terima kasih sebelum nya.




__ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus signature
database 4694 (20091216) __


The message was checked by ESET NOD32 Antivirus.


http://www.eset.com

 

__ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus signature
database 4694 (20091216) __

The message was checked by ESET NOD32 Antivirus.

http://www.eset.com
 



[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).

2009-12-16 Terurut Topik Erik

Ya iya donk!  Tentu Matteo Ricci tidak hidup satu zaman dengan dinasti
Tang! Tapi beliau belajar pengalaman dari pendahulu-pendahulunya yang
pernah berkarya di Tiongkok pada dinasti Tang!!



Salam,



Erik

\
--
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo
hisashi.mits...@... wrote:

 tambahan sedikit saja Jesuit seperti Ricci lum ada pada dinasti Tang ,
baru
 ada pada masa dinasti Ming , dan Qing ..

 thanks




[budaya_tionghua] Re: Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )

2009-12-16 Terurut Topik Erik

Ya, betul demikian!

Sebagai sesama Nasrani (walau Katolik) saya sarankan agar rekan-rekan
yang kebetulan beragama Kristen  tidak terlalu defensif (apalagi
emosional) dalam menanggapi fakta-fakta yang diajukan member milis
perihal ulah beberapa pendeta yang 'kurang-ajar' menista Budaya Tionghoa
kita.

Saya sependapat dan sangat mendukung apa yang dikatakan Koh Beng, bahwa
misi misionaris Kristen adalah untuk menebar kasih.  Tapi coba kita
sekilas introspeksi diri, Dengan cara dan metode apa 'Kasih itu
ditebarkan? Adakah Arogansi Budaya yang secara sengaja atau tidak
sengaja diperagakan saat mereka berkarya?

Saya setuju bahwa adalah pula  tugas para misioner untuk mengangkat
masyarakat dari keterbelakangan? Tapi apa yang mereka maksud dengan
Keterbelakangan itu? Dan apa pula yang mereka maknai sebagai
Kemajuan?  Tidakkah terendus adanya aroma arogansi kultural di sana?

Mendirikan sekolah untuk rakyat terbelakang? Adakah kewajiban atau
paksaan halus bagi siswa mempelajari agama Kristen?

Membangun rumah sakit di desa terpencil? Adakah misi terselubung
tertentu dengan meletakkan Alkitab di setiap bangsal?

Hanya hal-hal seperti itu saja sudah cukup membuat masyarakat penyanggah
budaya tertentu merasa tersinggung!  Apalagi yang terang-terangan
membahak-bahaki tradisi dan adat kebiasaan budaya orang di depan umum,
sebagaimana disinyalir rekan-rekan di milis ini.

Salam,



Erik

\
--

  In budaya_tionghua@yahoogroups.com, a...@... wrote:
  Sdr. Beng harap tidak usah berkecil hati dalam menanggapi
posting-posting yang seakan-akan meminta pertanggunganjawab Anda
sebagai orang Kristen 'moderat' terhadap bro n sis seiman Anda yg
fanatik. Kawan2 di sini yg sdh empet mendengar pelecehan sebagian
pendeta dan umat Kristen tertentu yg sesama Tionghoa sebenarnya tidak
pernah menggeneralisasi bahwa semua pendeta atau semua orang Kristen
adalah begitu. Kalau mau mengakui, yang sensitif itu justru kebanyakan
dari pihak teman-teman Tionghoa Kristen sendiri, yg merasa
kekristenannya kok dilecehkan, padahal jika dicermati tak ada seorang
pun di sini yg melecehkan Kristen kecuali ketika menjawab dgn
fakta-fakta (mempertahankan diri) thd tuduhan atau tulisan ngawur orang
Kristen tertentu (arsip BT penuh dgn kasus spt ini) dan tenaga serangan
ngawur ini memang sering membalik menyerang tuannya. Baru kali inilah
dlm sejarah BT kasus ini secara serius akan diclass-actionkan, itupun
berkat usul locianpwee Tan, seorang pendeta Kristen pecinta BT dan juga
kegigihan Sdr. CGX dan lain-lainnya dan jangan lupa bahwa Bro John S
sang lawyer pun telah menyediakan diri untuk membantu. Semoga hal ini
menjadi kenyataan. :-)

 Andy L.S.
 Sent from my BlackBerry?smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!




Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

2009-12-16 Terurut Topik adiperdanasamuel
Ehm shinmen... Bener jg ya pendapat anda kalo itu pengalaman sy berarti urusan 
sy...tdk bs digeneralisasi.. Itu tergantung pribadi sy. Tq ya.. Tp mudah-2 
dngan adanya tanggapan anda ini, pengalaman sy tidak mengganggu anda.. Ya 
anggap angin lewat aja ok. Ehm.. Masalah anjing? Kayaknya sy gak sebut2 
anjing cm sebutan chino edan dan chino lainnya ya... Ehm, kalo gitu sy br 
ngerti kalo anda tidak menemukan poin-nya. Apa..anda slh baca ato gak teliti 
baca? Tapi gak apa.. Yg sy kuatirkan anda (baru belajar baca..)tp itu pasti tdk 
mungkin. Krn para miliser disini hebat2 ada yg lulusan driyakarya (sy cm pny 
karya-2 Driyakarya aja).. Kalo misal ada yg panggil anda anjing (kalo: spt yg 
anda tulis) sy ikut saran anda deh... Ehm..maksud sy biar itu jd pengalaman 
pribadi anda...dan itu... Maaf ni.. Dan itu... Urusan Anda.. 

Mudah2han sy tidak menyinggung anda ya...

Samuel (bukan nama samaran)

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com
Date: Thu, 17 Dec 2009 12:48:34 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

masalah pengalaman pribadi anda , tidak usah di buat seolah2 jadi standar
moral tertinggi , jadi kalau anda di panggil chino edan dan anda merasa
tidak terhina ...APA POINTNYA ..dan itu urusan anda , kalau saya
bilang saya di panggil anjing saya merasa tidak terhina , berarti anda
juga tidak terhina?

argumentasi macam apa ini ,



2009/12/17 adiperdanasam...@yahoo.com




 Sy dipanggil chino edan encek acong macem2 lah.. Oke aja. Harkat dan
 martabat sy sama sekali tak sy rasakan menurun dan saya tak merasa ter-
 hina.

 Aneh orang-2 di milis ini.. Selalu membicarakan harga dirinya.. Semakin tau
 budaya tionghua harusnya semakin cinta BT dan semakin dapat membangun hidup
 bersama di Indonesia dengan BT. Bukan semakin individualistik dan arogan.

 Gmn BT semakin dicintai dan dirasakan menjadi bagian dari yg universal
 (indonesia)?

 Salam
 sam

 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id
 *Date: *Thu, 17 Dec 2009 09:59:01 +0700
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a
 name?)



  - Original Message -
 *From:* ardian_c ardia...@yahoo.co.id
 *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Sent:* Thursday, December 17, 2009 8:42 AM
 *Subject:* Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)

  yg owe tau itu bukan cina
  tapi shin-i asal dari kata syna
 

 Betul.
 Sehingga ketika ulama Indonesia, terutama yang berpegang pada kitab kuning
 di pesantren grass-root, menerjemahkannya ke bahasa Indonesia, jadinya
 cina...

 Wasalam.

 ==


 - Original Message -
 *From:* ardian_c ardia...@yahoo.co.id
 *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Sent:* Thursday, December 17, 2009 8:42 AM
 *Subject:* Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)



 yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna.

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@...
 wrote:
 
  - Original Message -
  From: younginheart5000
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?
 
   Rasulullah Muhammad saja menghimbau
   pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok
 
  ---
 
  Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah
 himbauan atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya
 Arab.
 
  Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun,
 mempunyai arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak
 selalu) menjadi penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al
 Quran.
 
  Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara
 komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad.
  Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan
 atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai
 perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa
 saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb.
 
  Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris
 membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan
 ucapan Muhammad sendiri.
  Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif
 (lemah), atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak
 berdasar).
 
  Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya
 cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang
 kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan
 pengetahuan umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun
 tidak bahwa 

Re: [budaya_tionghua] Re: Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )

2009-12-16 Terurut Topik zhoufy
Yg patut diacungi jempol adalah kiprah ibu theresa yg merawat orang sakit tanpa 
disertai missi dakwah, hal ini juga berlaku untuk gerakan budha tsuzhi, yg 
mendanai pembangunan pemukiman di angke tanpa niat membudhakan penduduknya. 

Hal inilah yg tak dilakukan para misionaris khatolik di Tiongkok zaman dulu.

Bagi para pemeluk agama yg fanatik, sering tdk bisa memisahkan ajaran dan 
tindakan umat/organisasinya. Jika tindakan umatnya dikritik, pasti dijawab 
ajarannya tak spt itu,  yg spt itu tak bukan umatnya, jika lembaganya dikritik, 
reaksi pertama pasti menyangkal faktanya, setelah faktanya tak tersangkal 
berdalih itu hanya oknum. Contoh yg jelas adalah penghukuman mati galileo, itu 
hanya oknumkah?

Sikap diatas jelas tidak sehat, dan hanya akan meniadakan kemungkinan 
instropeksi dan langkah2 perbaikan. Karena manusia dan organisasi agama tdk 
boleh disakralkan, jika kesalahan terus dibela, yg dirugikan justru ajarannya 
itu sendiri!


 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Erik rsn...@yahoo.com
Date: Thu, 17 Dec 2009 06:13:07 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )


Ya, betul demikian!

Sebagai sesama Nasrani (walau Katolik) saya sarankan agar rekan-rekan
yang kebetulan beragama Kristen  tidak terlalu defensif (apalagi
emosional) dalam menanggapi fakta-fakta yang diajukan member milis
perihal ulah beberapa pendeta yang 'kurang-ajar' menista Budaya Tionghoa
kita.

Saya sependapat dan sangat mendukung apa yang dikatakan Koh Beng, bahwa
misi misionaris Kristen adalah untuk menebar kasih.  Tapi coba kita
sekilas introspeksi diri, Dengan cara dan metode apa 'Kasih itu
ditebarkan? Adakah Arogansi Budaya yang secara sengaja atau tidak
sengaja diperagakan saat mereka berkarya?

Saya setuju bahwa adalah pula  tugas para misioner untuk mengangkat
masyarakat dari keterbelakangan? Tapi apa yang mereka maksud dengan
Keterbelakangan itu? Dan apa pula yang mereka maknai sebagai
Kemajuan?  Tidakkah terendus adanya aroma arogansi kultural di sana?

Mendirikan sekolah untuk rakyat terbelakang? Adakah kewajiban atau
paksaan halus bagi siswa mempelajari agama Kristen?

Membangun rumah sakit di desa terpencil? Adakah misi terselubung
tertentu dengan meletakkan Alkitab di setiap bangsal?

Hanya hal-hal seperti itu saja sudah cukup membuat masyarakat penyanggah
budaya tertentu merasa tersinggung!  Apalagi yang terang-terangan
membahak-bahaki tradisi dan adat kebiasaan budaya orang di depan umum,
sebagaimana disinyalir rekan-rekan di milis ini.

Salam,



Erik

\
--

  In budaya_tionghua@yahoogroups.com, a...@... wrote:
  Sdr. Beng harap tidak usah berkecil hati dalam menanggapi
posting-posting yang seakan-akan meminta pertanggunganjawab Anda
sebagai orang Kristen 'moderat' terhadap bro n sis seiman Anda yg
fanatik. Kawan2 di sini yg sdh empet mendengar pelecehan sebagian
pendeta dan umat Kristen tertentu yg sesama Tionghoa sebenarnya tidak
pernah menggeneralisasi bahwa semua pendeta atau semua orang Kristen
adalah begitu. Kalau mau mengakui, yang sensitif itu justru kebanyakan
dari pihak teman-teman Tionghoa Kristen sendiri, yg merasa
kekristenannya kok dilecehkan, padahal jika dicermati tak ada seorang
pun di sini yg melecehkan Kristen kecuali ketika menjawab dgn
fakta-fakta (mempertahankan diri) thd tuduhan atau tulisan ngawur orang
Kristen tertentu (arsip BT penuh dgn kasus spt ini) dan tenaga serangan
ngawur ini memang sering membalik menyerang tuannya. Baru kali inilah
dlm sejarah BT kasus ini secara serius akan diclass-actionkan, itupun
berkat usul locianpwee Tan, seorang pendeta Kristen pecinta BT dan juga
kegigihan Sdr. CGX dan lain-lainnya dan jangan lupa bahwa Bro John S
sang lawyer pun telah menyediakan diri untuk membantu. Semoga hal ini
menjadi kenyataan. :-)

 Andy L.S.
 Sent from my BlackBerry?smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!





[budaya_tionghua] OOT: Tak Ada Peluang bagi Importir Nakal

2009-12-16 Terurut Topik rico marhasan
jangan langsung nuduh gitu...

Bahwa importir nakal itu ada, tak usah diperdebatkan. importir yg kayak gini
memang harus diganyang aja.tapi, apa ya karena sekarang tak masuk jalur
prioritas lantas dianggap importir nakal? Perlu diwaspadai, ada monopoli
pihak tertentu yg bisa masuk jalur prioritas dan yang tidak. yg gede2,
biasanya lebih mudah dimasukkan, yg kecil-kecil boleh jadi langsung kena
stempel nakal.

pesannya, mbok ya jangan langsung curigaan gitu...hati-hati bu,siapa tahu
anda diapusi sama orang-orang bea cukai...ada baiknya periksa juga tuh
pegawai bea cukai, apa ya udah lurus-lurus dan bersih semua...

--

Tak Ada Peluang bagi Importir Nakal

[JAKARTA] Departemen Keuangan, yang terus melakukan proses reformasi
birokrasi, tidak memberi peluang bagi importir Indonesia yang nakal, yang
bisa saja memanfaatkan situasi yang kurang kondusif.

Upaya membangun kepercayaan antara pelaku usaha dan pengambil kebijakan
sangat penting, agar tidak menimbulkan beban dan tekanan terhadap pengusaha.
Pihak importir juga diharapkan mengerti, bahwa tugas Bea dan Cukai adalah
menjaga perbatasan dan menghasilkan penerimaan negara, kata Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Selasa (15/12).

Pembentukan jalur prioritas, yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Jalur
Prioritas (APJP), dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi kegiatan
ekspor impor, sehingga efisiensi biaya dan waktu juga dapat tercapai. Yang
bisa masuk dalam jalur prioritas adalah yang berkategori baik dan jelas,
baik dari sisi kejelasan usaha maupun status hukumnya.

Siapa pun bagi Anda yang masuk prioritas, termasuk yang putih, NPWP jelas,
bisnis jelas, impor jelas, semua sesuai ketentuan, hukumnya wajib kami kasih
prioritas untuk tidak disentuh apa pun oleh aparat Bea dan Cukai. Kalau Anda
masuk rombongan yang reputasinya tidak jelas, Anda tidak lagi masuk jalur
prioritas, tegasnya.

Hal yang sama juga berlaku pada Bea dan Cukai, bahwa kepercayaan harus
dijaga. Begitu juga dengan APJP wajib menjaga reputasi.

Ia mengungkapkan, sampai saat ini, masih banyak penyelewengan yang dilakukan
oleh para importir tertentu. Importir nakal tersebut, melakukan impor produk
yang berbeda-beda dengan alamat bisnis dan penanggung jawab yang berbeda.

Pemerintah telah menyiapkan National Single Window (NSW) sebagai pintu
masuk kegiatan perdagangan Indonesia. Pemerintah juga akan meluncurkan
penyempurnaan program ini dalam program 100 hari kabinet pemerintahan yang
baru. Untuk itu, diharapkan pengertian pada para importir agar mulai
mengubah kebiasaan proses berbisnis, katanya.

Keuntungan

Ketua APJP, Gunadi Sindhuwinata menuturkan, terbentuknya jalur prioritas
memberikan banyak keuntungan dalam hal penghematan. Proses kepabeanan
menjadi lebih singkat dari 4 hari menjadi 4 jam. Hal ini telah menghemat
waktu hingga 75%, sehingga waktu yang tersisa bisa digunakan untuk
kepentingan yang lain. Selain itu juga, agar Indonesia tetap bertahan dan
terus survive dalam kancah persaingan perekonomian dunia, ucapnya.

Ekonom Indef, Aviliani mengatakan, NSW akan memperbaiki daya saing investasi
di Indonesia, karena menciptakan efisiensi dan menghemat biaya usaha.
Menurutnya, implementsi NSW berpengaruh besar terhadap perekonomian utama,
yakni sektor ekspor dan impor yang selama ini terdapat permasalahan terkait
administrasi khususnya di pelabuhan.

Membaiknya kinerja ekspor pada gilirannya berpengaruh NSW positif terhadap
kinerja investasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan. Dengan kondisi itu,
diharapkan dapat menarik investor ke Indonesia, utamanya investasi
langsung, ungkapnya pada diskusi Peran NSW dalam Percepatan Pembangunan
Ekonomi Nasional, di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, perbaikan investasi diharapkan menjadi stimulus untuk
mendukung perbaikan kinerja industri. Muaranya akan menciptakan dan menyerap
tenaga kerja baru terbesar setelah sektor pertanian.

Oleh karena itu, peranan pemerintah semakin dituntut untuk dapat menciptakan
situasi yang dapat menumbuhkembangkan kegiatan dunia usaha.

Hal itu adalah peningkatan indeks pelayanan publik dari berbagai instansi,
penerapan peraturan yang konsisten, perizinan antarinstansi yang semakin
terkoordinasi, dan peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur.

http://www.suarapembaruan.com/News/2009/12/16/index.html