Re: [budaya_tionghua] Chinese Black Magic
Ada suatu hal yg diyakini, ilmu hitam atau putih dilihat dr penggunaannya, racun bisa jadi obat, obat bisa jadi racun. Ga masalah hitam atau putih yg penting digunakan untuk tujuan baik. -Original Message- From: Denny Tan dennyta...@yahoo.com Date: Tue, 15 Dec 2009 07:35:20 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Chinese Black Magic Dear sesepuh di Budaya Tiong Hoa, mau tanya mengenai Mo kauw (chinese black magic), benar gak yah istilahnya seperti itu. Saya sering dengar kata-kata itu sewaktu masih kecil dan sedang menimba ilmu di kelenteng. Sekarang ingin tahu persisnya apa Mo kauw itu sendiri. Apa kah sa'at ini masih ada orang yg mempraktekan hal semacam ini ? Mohon pencerahannya. Wassalam. From: BUD'S 1 bsugih2...@gmail.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tue, December 15, 2009 9:22:16 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Penghinaan Sebelum saya menaggapi ente, saya mau tau dulu Menurut Ente Perayaan Imlek itu adalah perayaan Agama atau perayaan Kebudayaan Tionghua. ??? Disamping itu saya kutip tulisan ente Dear Djoko: Jadi saran anda bagaimana, untuk menghentikan pelecehan budaya/agama Tionghoa mingguan di gereja kristen ini? ( Aslinya bisa dilihat dibawah ) Pertanyaan saya : Ente mau bicara Pelecehan Budaya atau Agama atau Budaya Plus Agama ?? Tolong Pertegas. Salam ikkyosensei_ ym wrote: Wah, saya masih bingung, koh. Sepertinya anda berpendapat kalau Toa Pe Kong tidak dipajang di vihara atau masjid atau gereja, berarti terjadi penghinaan. Jadi anda memahami istilah penghinaan seperti itu yach? Mungkin anda salah paham maksud saya dengan penghinaan atau kurang ajar tersebut. Kalau saya sebut memajang foto mama/papa anda yang sudah meninggal adalah memajang foto iblis,itulah baru saya sebut kurang ajar. Dan memang itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut. Kalau saya mencibir/mentertawa kan/mengajarkan kepada publik berkenaan orang muslim yang sedang nyekar ke makam orang tuanya saat lebaran, tanpa mengerti simbol budaya mereka, itu namanya kurang ajar. Dan, sekali lagi, itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut. Saya kira sampai di sini, kita sudah mencapai kesepahaman, koh. Benarkan? Btw, saya menolak klaim spekulatif anda bahwa Imlek tidak dirayakan di vihara Mahayana seperti Ekayana Grha. Hingga tahun ini, saya masih ikut perayaan imlek di sana loh, koh. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com mailto:budaya_ tionghua% 40yahoogroups. com, BUD'S 1 bsugih2007@ ... wrote: Jelas dan Terang Benderang Bahwa ada Orang Tionghua yang Selain Agama Kristen yang melarang merayakan Budaya Tionghua. jelas ?? Pake SK segala lagi. Salam, 2009/12/15 ikkyosensei_ ym ikkyosensei@ ... Garuk-garuk kepala. Maaf, saya tidak cukup cerdas untuk mampu melihat kaitan komentar anda dengan tema/tujuan posting ini. Btw, saya kira, seharusnya bukan hal yang mengejutkan untuk tahu bahwa Imlek tidak ada kaitannya dengan agama Buddha, serta Toa Pe Kong bukanlah sesembahan dalam agama Buddha. Dan itu membuktikan apa? Bahwa budaya Tionghoa boleh dilecehkan? Ataukah menurut anda, Hartati Murdaya sedang melecehkan budaya Tionghoa? Saya juga bingung dengan klaim anda, benarkah perayaan Imlek tidak dirayakan di Vihara Mahayana? Benarkah di Vihara Mahayana tidak pernah ada pertunjukan barongsai? Mohon petunjuk yang lebih cerdas dan sederhana. Sekali lagi, garuk-garuk kepala. Salam, Chen Gui Xin kaitan komentar anda dengan --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com mailto:budaya_ tionghua% 40yahoogroups. com budaya_tionghua% 40yahoogroups. com, BUD'S 1 bsugih2007@ wrote: He he he, Ente cuma taunya ngerocos doang, Apa yang dikatakan ABS benar, disalah satu milis posting ente tidak diladeni sama sekali sehingga Unsur provokasinya tidak berhasil. Nih untuk buka mata ente. Apakah ente pernah tau kasus dibawah ini ?? Walubi melalui Dewan Pimpinan Pusatnya pun ikut-ikutan mengeluarkan surat edaran No 07/DPP-WALUBI/ KU/93, tertanggal 11 Januari 1993 menyatakan bahwa Imlek bukanlah merupakan hari raya agama Budha, sehingga Vihara Mahayana tidak boleh merayakan tahun baru Imlek dengan menggotong Toapekong, Barongsai dll. Pada masa itu bisa dikatakan semua fenomena yang mengidap culture shock itu berbondong-bondong menyerang Imlek. Ente tau apa yang terjadi di Tahun 2007 ?? Mendekati Imlek 2007 kemarin, mengapa Walubi begitu ngototnya ingin mengambil alih perayaan Imlek Nasional dari Matakin (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia)? Padahal: Ketika Surjadi Sudirdja menjadi Gubernur Jakarta dikatakan bahwa Imlek dilarang dirayakan, Imlek hanya boleh dirayakan di rumah-rumah saja secara tertutup, hal ini pun diperkuat Direktur Urusan Agama Budha Depag
Re: [budaya_tionghua] Re: agama etnis ?
Berapa persen keturunan Tionghoa yang Muslim di Indonesia?
[budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan
Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca: Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang berbau Cina, masih berlaku. Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15 bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia). Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin) yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat keamanan bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca: Buddha Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng. Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal bbrp tahun sebelumnya, justru dia yang melarang. kiongchiu, KH - Forwarded Message From: east_road east_r...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah imlek di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan loo kay :) --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, joao_kho joao@.. . wrote: Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. Nah untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus atau himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga salah adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma pernah bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik aja oleh yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang mayoritas orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di Gereja, karena menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian buddaya suatu etnis. Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama. Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus dipertimbangkan kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara tersebut. Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri tercinta ini. Dimana kita ketahui dengan jelas Semboyan negara kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. Terima kasih. JK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, east_road east_road@ wrote: vihara ekayana graha itu bukan mahayana tapi Aliran Budhayana anda harus bedakan itu, vihara ekayana graha tidak memandang sekte aliran Buddha, dalam satu vihara bisa banyak aliran. Anda salah paham soal itu. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ikkyosensei_ ym ikkyosensei@ wrote: Wah, saya masih bingung, koh. Sepertinya anda berpendapat kalau Toa Pe Kong tidak dipajang di vihara atau masjid atau gereja, berarti terjadi penghinaan. Jadi anda memahami istilah penghinaan seperti itu yach? Mungkin anda salah paham maksud saya dengan penghinaan atau kurang ajar tersebut. Kalau saya sebut memajang foto mama/papa anda yang sudah meninggal adalah memajang foto iblis,itulah baru saya sebut kurang ajar. Dan memang itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut. Kalau saya mencibir/mentertawa kan/mengajarkan kepada publik berkenaan orang muslim yang sedang nyekar ke makam orang tuanya saat lebaran, tanpa
Re: [budaya_tionghua] nDableg ( ikut nimbrung ).
Sdr Beng, Jika kita membahas masalah sosial, yg kita bahas pasti adalah gejala umum. Kita tdk membicarakan perkecualian2 yg minoritas. Jika kita ngomong orang barat berabad2 memandang rendah dunia timur, ini adalah gejala mainstream, bukan kita menutup mata dng beberapa ilmuwan orientalis yg tekun mengkaji budaya timur. Karena pengaruh mereka sangat kecil thd move sosial dan politik. Sent from my BlackBerry?0?3 powered by Sinyal Kuat INDOSAT .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: UNDANGAN GATHERING MILIS BUDAYA TIONGHOA
Permisi rekan-rekan modi, saya lancang kasih respons ya? Sebagaimana pernah dijawab sdr. Ardian, gathering kali ini gak pake biaya. Malah disiapkan onde dan minuman gratis. Kalo ada yang laper atau iseng pengen ngemil ya bayar masing-masing, di VOC Galangan ada Cafe dan restoran kok. Oh ya, nama VOC ini udah diplesetin jadi V(ery) O(ld) C(afe). Apakah boleh ajak rekan yang non anggota milis, setau saya waktu gathering yang dulu-dulu banyak tuh yang bawa teman yang bukan anggota. Salam, Erik In budaya_tionghua@yahoogroups.com, herawaty her...@... wrote: pak... berapa biayanya ?... dan apakah boleh membawa orang yang bukan anggota milis ini ?... karena om saya tinggal di tangki...dan dia tidak bisa email -an... TQ Salam Hera - - Original Message - From: zhonghua_wenhua zhonghua_wen...@... To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, December 15, 2009 3:10 PM Subject: [budaya_tionghua] UNDANGAN GATHERING MILIS BUDAYA TIONGHOA Dear miliser, Sudah merupakan tradisi bagi mailing list Budaya Tionghoa mengadakan gathering tahunan. Untuk tahun ini akan diadakan pada Tanggal : 20 Desember 2009 Jam : 13:00 s/d 17:00 Tempat : Galangan Kapal VOC Alamat : jl.Kakap No. 1 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara Adapun tema yang dibawakan adalah Onde sebagai lambang keharmonisan. Selain acara ramah tamah juga akan diulas tentang DongZhi atau TangChe. Jangan lupa gathering ini akan diramaikan oleh kehadiran cicit kaisar GuangXu yang akan hadir untuk mengklarifikasi dan memberikan data-data yang benar tentang sejarah cicit kaisar Guang Xu. Kami sangat mengharapkan kehadirannya sebagaimana yang dikatakan pada postingan sebelumnya, cicit kaisar akan hadir untuk memberikan data-datanya kepada kita pada tanggal 18 Desember tapi diundur tanggal 20 agar teman-teman Muslim bisa hadir. Dan tentunya teman-teman yang sudah tidak sabar, bisa menunggu tanggal 20. Disanalah anda semua berdiskusi dengan kepala dingin. Sdr.Imanuel, cicit kaisar Guang Xu, sudah menyatakan melalui temannya bahwa beliau bersedia hadir pada tanggal tersebut. Kami sangat mengharapkan kehadiran teman-teman pada acara Dongzhi ini. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu Susi selaku pengelola Galangan Kapal VOC yang bersedia memberikan tempat dan subsidi bagi kegiatan mailing list Budaya Tionghoa berkali-kali. Hormat kami, Segenap moderator, webmaster dan team mailing list Budaya Tionghoa
Re: [budaya_tionghua] Re: agama etnis ?
Mungkin hal ini perlu ditanyakan kepada pengurus Yayasan Karim Oey yang mengurus Tionghoa Muslim Indonesia. Barangkali mereka pernah menelitinya. Andy L.S. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: alda agustine mydiary...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 00:20:42 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: agama etnis ? Berapa persen keturunan Tionghoa yang Muslim di Indonesia?
[budaya_tionghua] Re: mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatankanker
Saya turut berduka cita atas cici anda semoga diterima di sisi Tuhan YME. Kalau begitu saya sangat berterima kasih dengan rekomendasi anda. Mungkin saya akan mencoba memberi saran rekomendasi anda pada keluarga untuk dikompromi kan terlebih dahulu. terima kasih. ^^ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ls8...@... wrote: Cici saya sudah meninggal 2 th yg lalu karena kanker darah dan dia dirawat di RS MMC. Soal kompeten nya RS Dharmais saya kurang tau tp krn Dharmais merupakan RS khusus kanker, saya rasa tentu lebih lengkap segala fasilitas untuk pengobatan penyakit kanker. Lingga Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Richi richi_23be...@... Date: Tue, 15 Dec 2009 17:07:51 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatankanker Salam saudara Lingga, terima kasih untuk rekomendasi serta doanya. Jadi cici anda berobat dimana waktu itu dan bagaimana keadaannya sekarang? menurut anda, kira - kira RS Dharmais betul - betul berkompeten atau tidak? -- Salam saudara Budi, terima kasih untuk rekomendasinya. Saya sudah mencari melalui google, namun buat kesaksian dari pasien yang sudah sembuh masih kurang. menurut anda kira - kira ada gak kesaksian dari pasien yang sudah sembuh? Soalnya saya ingin mencari rumah sakit yang betul - betul berkompenten dan tidak sembarang sehingga orang tua saya bisa sembuh total. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ls8375@ wrote: Halo saudara Richi, Rumah sakit yg khusus utk penderita kanker, rumah sakit Dharmais di jl Slipi raya. Cuma setau saya harus daftar dan masuk waiting list. Soalnya cici saya dulu pun ga kebagian kamar disana. Mengingat penderita kanker butuh pengobatan yg tidak singkat sehingga kamar bisa lama ditempati oleh 1 org. Semoga orangtua anda bisa cepat dpt perawatan di Jkt n cepat sembuh. Salam, Lingga Sent from my BlackBerryî smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: BUD'S 1 bsugih2007@ Date: Tue, 15 Dec 2009 21:33:16 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatan kanker Dear Richi, Untuk Kemotherapy dan biaya yang terjangkau adalah RSCM, Banyak yang Kemo disana. disamping itu mungkin RS Kanker Darmais, RS Pantai Indah Kapur atau RS Atma Jaya, Pluit Untuk pastinya bisa di Cari melalui Google dengan memasukan nama rumah sakit tersebut. Salam, Richi wrote: Urgent! buat teman - teman sekalian, kira2 ada yang punya rekomendasi gak buat Rumah sakit spesialis kanker khususnya di daerah Jakarta soalnya orang tua saya sekarang sedang terkena sakit kanker lambung. Kondisinya sudah dioperasi di malaysia dan sekarang sedang menjalani pengobatan kemotherapy di Chinaguangzhou Namun, hingga saat ini sepertinya belum ada efek yang berarti, dan biaya untuk bolak - balik China lumayan mahal. Selain itu, saya pernah dengar bahwa kanker tidak boleh terlalu sering kemo karena akan meningkatkan sel kanker nya.. minta rekomendasi Rumah Sakit dan kesaksian nya donk.. terima kasih sebelum nya.
Re: [budaya_tionghua] nDableg ( ikut nimbrung ).
Pak Beng: (Surat anda sebaiknya jangan dialamatkan ke japri, langsung ke jalur umum saja.) Logikanya begini: Kanibal berarti taraf peradabannya sangatlah rendah, masif primitif, apa sudah ada budaya yg cukup berharga utk dipertahankan? Jika satu suku peradabannya sdh cukup tinggi, tdk mungkin dia kanibal! Makanya saya meragukan cerita misionaris yg dimakan suku batak! Dibunuh bisa saja, tapi dimakan? Itu tahun berapa? Apa di tahun tsb suku batak masih begitu primitif? Masalah persepsi barat thd timur tak usah kita berasumsi, fakta sejarah sudah cukup bicara, tdk hanya tercermin dari tindakan2 mereka, tapi juga dari dokumen2 tertulis yg tercatat di sejarah, misalnya surat2 menyurat dlm pemerintahan mereka, komentar di surat2 kabar dll. Bahkan sampai menjelang olympiade beijing, komentar miring thd tiongkok masih merajarela! Baru tahun terakhir ini saja saat amerika dan barat mengalami krisis ekonomi, mereka baru mengubah nada bicara thd tiongkok, tujuannya tak lain agar tiongkok terayu mau mengeluarkan dana untuk membantu kesulitan ekonomi dunia. Dan bukan masalah takut dng kekristenan, budaya tionghoa cukup tangguh untuk menangkal kristenisasi total kok! Yg jadi heran justru, mengapa anda harus memaksakan nilai2 kristen ke orang tionghoa? memangnya kami tidak boleh hanya menjadi tionghoa tanpa jadi kristen? Apa anda beranggapan kemanusiaan kami belum lengkap tanpa jadi kristen? Apa anda beranggapan nilai kristen lebih tinggi daripada nilai2 budaya tionghoa? Sent from my BlackBerry?0?3 powered by Sinyal Kuat INDOSAT .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
{Disarmed} RE: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan
Sekedar ingin tahu, sepengetahuan saya, aliran budha adalah: - mahayana - theravada - vajrayana kalo budhayana itu aliran yang mana? baru lagi? trus, budha matreya itu aliran baru juga? terima kasih. _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of King Hian Sent: 16 Desember 2009 16:22 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca: Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang berbau Cina, masih berlaku. Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15 bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia). Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin) yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat keamanan bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca: Buddha Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng. Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal bbrp tahun sebelumnya, justru dia yang melarang. kiongchiu, KH - Forwarded Message From: east_road east_r...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah imlek di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan loo kay :) --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com com, joao_kho joao@.. . wrote: Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. Nah untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus atau himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga salah adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma pernah bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik aja oleh yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang mayoritas orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di Gereja, karena menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian buddaya suatu etnis. Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama. Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus dipertimbangkan kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara tersebut. Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri tercinta ini. Dimana kita ketahui dengan jelas Semboyan negara kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. Terima kasih. JK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com com, east_road east_road@ wrote: vihara ekayana graha itu bukan mahayana tapi Aliran Budhayana anda harus bedakan itu, vihara ekayana graha tidak memandang sekte aliran Buddha, dalam satu vihara bisa banyak aliran. Anda salah paham soal itu. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com com, ikkyosensei_ ym ikkyosensei@ wrote: Wah, saya masih bingung, koh. Sepertinya anda berpendapat kalau Toa Pe Kong tidak dipajang di vihara atau masjid atau gereja, berarti terjadi penghinaan.
[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini! Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya. Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa keterbelakangnya bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip serta kepercayaan takhyul! Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat pada zamannya dulu itu! Namun implikasinya pada misionaris ketika mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati). Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan dan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari barat ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa Tionghoa tak mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini dalam bidang IPTEK. Namun demikian, koh Beng! Situasinya kita di Indonesia sekarang sudah berubah pasca era reformasi. Banyak sekali sekolah-sekolah yang dikelola Yayasan Kristen berlomba-lomba menyelenggarakan kursus bahasa Mandarin, bahkan saya tahu dan saya kenal ketua yayasan beberapa sekolah Kristen yang mengharuskan siswa berbahasa Mandarin pada hari-hari tertentu, di samping bahasa Inggris pada hari-hari lain. Bukan cuma itu, teman kita pak Kukuh dan juga instruktur kaligrafi dan Chinese painting asal Nanjing Tiongkok pun adalah umat Nasrani yang sangat getol mendalami dan memperkenalkan budaya Tionghoa ke mana-mana. Sebagaimana telah saya singgung pada posting terdahulu. Pemberangusan budaya Tionghoa oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia juga terkondisikan oleh kebijakan rezim rasis Orde Bau yang anti Cina selama lebih 30 tahun lalu. Saya yakin dan percaya (sebab saya mendapat pelajaran dan latihan itu di STF Driyarkara) bahwa lembaga agama Kristen tahu dan paham akan metode inkulturasi dalam misi pengabaran injil. Namun, dalam situasi yang serba curiga dan anti Cina pelaksanaan metode inkulturasi yang mengakui eksistensi budaya Tionghoa bukanlah sebuah pilihan yang menguntungkan waktu itu di Indonesia. Namun demikian, yang saya sesalkan adalah di samping keterpaksaan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan anti Cina rezim Orde Bau, ada juga beberapa lembaga Kristen yang dikelola justru oleh orang Tionghoa (entah dengan maksud dan tujuan apa?) justru dengan sengaja membentur-benturkan budaya Tionghoa dengan Injil, dan hal itu tetap berlangsung sampai hari ini, sebagaimana yang disinyalir oleh beberapa rekan di milis ini. Beda halnya dengan Katolik. Agama Katolik yang pernah masuk ke daratan Tiongkok jauh sebelum zaman Yuan pernah menelan pil pahit gara-gara tidak menghargai budaya lokal. Agama Nasrani yang pada zaman itu dikenal dengan nama Jing Jiao pernah mengalami masa-masa kejayaan di Tiongkok berkat keberhasilan mereka mendekati para bangsawan dan inner-circle kerajaan. Tetapi naasnya, hanya gara-gara melarang umatnya memelihara meja abu leluhur dan melaksanakan beberapa upacara tradisional, agama Jing Jiao pun dilarang oleh raja yang merasa tersinggung, para pastur bule harus minggat dari Tiongkok diusir oleh kerajaan dan pastur lokal pun dipaksa lepas jubah. Nah, berkaca pada pengalaman masa lampau itu, pastur-pastur Katolik yang datang ke daratan Tiongkok di kemudian hari (Matthew Ricci dkk) lebih pandai beradaptasi dengan budaya lokal. Dengan berjubah pendeta Taois mereka memberi kotbah dalam bahasa Mandarin, bangunan gereja pun ditata dalam arsitektur dan ornamen ketionghoaan. Bahkan sembahyang leluhur dengan hio pun tidak diharamkan, asal tidak dilakukan di paroki. Hal serupa juga dipraktekkan di Indonesia, walau masih dalam cekaman rezim rasis Orde Bau dulu, misalnya paroki Santa Maria de Fatima (Toa Se Bio) yang di Petak sembilan serta yang di Mg Besar Jakarta tidak pernah putus menyelenggarakan misa Sincia setiap tahun sepanjang masa kekuasaan rezim Orde Bau. Dalam terminologi antropologi budaya, apa yang dilakukan Matthew Ricci dkk
[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
ikut nimbrung jg, seinget aye tuh yg namanya jingjiao/nestorian itu agama kristen yg beda ama yg jaman sekarang. seabis konsili nicea khan semua yg tdk sepaham dibantai abis ama yg menang. nah ada bbrp yg kabur, salah satunya Aloben yg kabur ke dinasti Tang dan minta suaka. Pada dasarnya dinasti Tang itu dinasti yang toleran dan nerima banyak pelarian, Aloben dikasih tempat, kebebasan mengembangkan agamanya, kitabnya jg diterjemahkan. Nah kejadian yg parah itu khan dijaman Qing awal, yg mana gara2 gak respect ama budaya Tionghoa makanya semua missionaris katolik nelen pil pahit. Kalu Jing Jiaonya sendiri khan gak berkembang di Tiongkok malah Mongol empire dapet surat dari Vatican yg suruh para Khannya menakluk kepada kerajaan Allah trus jg itu agama Nestorian harus dibasmi. Matteo Ricci sendiri bawa buku2 filsafat timur plus pengetahuan Tiongkok yg nantinya bawa Eropa kearah abad pencerahan. So itu ya kalu dibilang timbal baliklar. Gak beda itu waktu jaman Eropa masuk abad kegelapan, bisa ngeliat terangnya sedikit gara2 pengaruh Arab. Sayangnya org2 Eropa waktu jaman dah melek mata itu jadi arogan plus jg terbiasa mensetan2kan budaya lain. Ya baru ditahun 1930an itu Vatican melek mata dan kasih ijin utk budaya Tionghoa dilaksanakan oleh umat2nya. Sebelonnya mana boleh seh ? Suka gak suka ya inilah sisi gelap sejarahnya. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik rsn...@... wrote: Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini! Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya. Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa keterbelakangnya bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip serta kepercayaan takhyul! Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat pada zamannya dulu itu! Namun implikasinya pada misionaris ketika mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati). Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan dan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari barat ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa Tionghoa tak mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini dalam bidang IPTEK. Namun demikian, koh Beng! Situasinya kita di Indonesia sekarang sudah berubah pasca era reformasi. Banyak sekali sekolah-sekolah yang dikelola Yayasan Kristen berlomba-lomba menyelenggarakan kursus bahasa Mandarin, bahkan saya tahu dan saya kenal ketua yayasan beberapa sekolah Kristen yang mengharuskan siswa berbahasa Mandarin pada hari-hari tertentu, di samping bahasa Inggris pada hari-hari lain. Bukan cuma itu, teman kita pak Kukuh dan juga instruktur kaligrafi dan Chinese painting asal Nanjing Tiongkok pun adalah umat Nasrani yang sangat getol mendalami dan memperkenalkan budaya Tionghoa ke mana-mana. Sebagaimana telah saya singgung pada posting terdahulu. Pemberangusan budaya Tionghoa oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia juga terkondisikan oleh kebijakan rezim rasis Orde Bau yang anti Cina selama lebih 30 tahun lalu. Saya yakin dan percaya (sebab saya mendapat pelajaran dan latihan itu di STF Driyarkara) bahwa lembaga agama Kristen tahu dan paham akan metode inkulturasi dalam misi pengabaran injil. Namun, dalam situasi yang serba curiga dan anti Cina pelaksanaan metode inkulturasi yang mengakui eksistensi budaya Tionghoa bukanlah sebuah pilihan yang menguntungkan waktu itu di Indonesia. Namun demikian, yang saya sesalkan adalah di samping keterpaksaan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan anti Cina rezim Orde Bau, ada juga beberapa lembaga Kristen yang dikelola justru oleh orang Tionghoa (entah dengan maksud dan tujuan apa?) justru dengan sengaja membentur-benturkan budaya Tionghoa dengan Injil, dan hal itu tetap berlangsung sampai hari ini, sebagaimana yang disinyalir oleh beberapa
[budaya_tionghua] Re: What's in a name?
Mungkin bagus, kalau anda lebih memperbanayak membaca Asian literature philosphy.. Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok. By the way ada kata bijaksana dalam bahasa Latin: Ex Oriente Lux, Penerangan (pencerahan) datang dari Timur.. So sis... go east! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alda agustine mydiary...@... wrote: Fy Zhou, makasih tanggapannya. Saya baru kali ini denger kalimat dari Confusius itu. Dapet dari mana sih? Mau dong referensinya. Thanks.
[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
Kelompok Nestorian yang mewakili bagian dari umat Kristen awal tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan, dan di-kejar kejar. Banyak yang kemudian menjadi Islam. Inti pemahaman Nestorian kini hidup lagi, diwakili oleh kelompok yang bernama Unitarian Curch, satu kelompok Non Trinitarian.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardia...@... wrote: ikut nimbrung jg, seinget aye tuh yg namanya jingjiao/nestorian itu agama kristen yg beda ama yg jaman sekarang. seabis konsili nicea khan semua yg tdk sepaham dibantai abis ama yg menang. nah ada bbrp yg kabur, salah satunya Aloben yg kabur ke dinasti Tang dan minta suaka. Pada dasarnya dinasti Tang itu dinasti yang toleran dan nerima banyak pelarian, Aloben dikasih tempat, kebebasan mengembangkan agamanya, kitabnya jg diterjemahkan. Nah kejadian yg parah itu khan dijaman Qing awal, yg mana gara2 gak respect ama budaya Tionghoa makanya semua missionaris katolik nelen pil pahit. Kalu Jing Jiaonya sendiri khan gak berkembang di Tiongkok malah Mongol empire dapet surat dari Vatican yg suruh para Khannya menakluk kepada kerajaan Allah trus jg itu agama Nestorian harus dibasmi. Matteo Ricci sendiri bawa buku2 filsafat timur plus pengetahuan Tiongkok yg nantinya bawa Eropa kearah abad pencerahan. So itu ya kalu dibilang timbal baliklar. Gak beda itu waktu jaman Eropa masuk abad kegelapan, bisa ngeliat terangnya sedikit gara2 pengaruh Arab. Sayangnya org2 Eropa waktu jaman dah melek mata itu jadi arogan plus jg terbiasa mensetan2kan budaya lain. Ya baru ditahun 1930an itu Vatican melek mata dan kasih ijin utk budaya Tionghoa dilaksanakan oleh umat2nya. Sebelonnya mana boleh seh ? Suka gak suka ya inilah sisi gelap sejarahnya. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik rsn_cc@ wrote: Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini! Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya. Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa keterbelakangnya bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip serta kepercayaan takhyul! Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat pada zamannya dulu itu! Namun implikasinya pada misionaris ketika mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati). Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan dan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari barat ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa Tionghoa tak mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini dalam bidang IPTEK. Namun demikian, koh Beng! Situasinya kita di Indonesia sekarang sudah berubah pasca era reformasi. Banyak sekali sekolah-sekolah yang dikelola Yayasan Kristen berlomba-lomba menyelenggarakan kursus bahasa Mandarin, bahkan saya tahu dan saya kenal ketua yayasan beberapa sekolah Kristen yang mengharuskan siswa berbahasa Mandarin pada hari-hari tertentu, di samping bahasa Inggris pada hari-hari lain. Bukan cuma itu, teman kita pak Kukuh dan juga instruktur kaligrafi dan Chinese painting asal Nanjing Tiongkok pun adalah umat Nasrani yang sangat getol mendalami dan memperkenalkan budaya Tionghoa ke mana-mana. Sebagaimana telah saya singgung pada posting terdahulu. Pemberangusan budaya Tionghoa oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia juga terkondisikan oleh kebijakan rezim rasis Orde Bau yang anti Cina selama lebih 30 tahun lalu. Saya yakin dan percaya (sebab saya mendapat pelajaran dan latihan itu di STF Driyarkara) bahwa lembaga agama Kristen tahu dan paham akan metode inkulturasi dalam misi pengabaran injil. Namun, dalam situasi yang serba curiga dan anti Cina pelaksanaan metode inkulturasi yang mengakui eksistensi budaya Tionghoa bukanlah sebuah pilihan yang menguntungkan
Re: {Disarmed} RE: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan
Dengar-dengar sih organisasi Buddhayana yg skr dipimpin oleh pak Sudhamek (bos kacang Grd)dibentuk oleh 'founding father' unt menyatukan para pengikut buddhisme Mahayana, Theravada, dan Vajrayana yg ditandingi oleh Walubi yg juga menampung NSI, dsb yg dipimpin oleh ibu Murdaya Poo. Jadi Buddhayana bukanlah suatu aliran Buddhisme, melainkan suatu organisasi/wadah unt menampung aliran-aliran Buddhisme di Indonesia. CMIIW. Andy L.S. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Others oth...@softwareinovasi.com Date: Wed, 16 Dec 2009 17:13:18 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: {Disarmed} RE: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan Sekedar ingin tahu, sepengetahuan saya, aliran budha adalah: - mahayana - theravada - vajrayana kalo budhayana itu aliran yang mana? baru lagi? trus, budha matreya itu aliran baru juga? terima kasih. _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of King Hian Sent: 16 Desember 2009 16:22 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca: Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang berbau Cina, masih berlaku. Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15 bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia). Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin) yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat keamanan bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca: Buddha Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng. Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal bbrp tahun sebelumnya, justru dia yang melarang. kiongchiu, KH - Forwarded Message From: east_road east_r...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah imlek di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan loo kay :) --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com com, joao_kho joao@.. . wrote: Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. Nah untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus atau himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga salah adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma pernah bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik aja oleh yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang mayoritas orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di Gereja, karena menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian buddaya suatu etnis. Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama. Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus dipertimbangkan kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara tersebut. Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri
[budaya_tionghua] Re: Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan
Ya, untung saja kelompok Budayana, yang merangkul semua aliran, bersikukuh dalam missinya. Kalau tidak, sudah amblas semua jurusan yang tidak dianggap asli Buddha oleh mbak Hartati cs. Bagaimana tuh kisah teman teman Budhist di Lampung yang diprovokasi tentara, malah digebuki, kalau tak salah, oleh orang orang Koramil Garuda Hitam, Lampung. Hartati memang demikian. Waktu zaman bu Mega, pak Murdaya jadi penyumbang PDIP, lalu PDIP jadi partai kelinci, dia lompat ke PD. Mungkin, sekarang ini modern merayakan Imlak. ha ha ha.. waktu Imlek disudutkan, pontang panting jadi pahlawan anti imlek.. Manusia...oh manusia.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian king_h...@... wrote: Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca: Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang berbau Cina, masih berlaku. Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15 bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia). Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin) yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat keamanan bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca: Buddha Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng. Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal bbrp tahun sebelumnya, justru dia yang melarang. kiongchiu, KH - Forwarded Message From: east_road east_r...@... To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah imlek di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan loo kay :) --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, joao_kho Joao.Kho@ . wrote: Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. Nah untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus atau himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga salah adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma pernah bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik aja oleh yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang mayoritas orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di Gereja, karena menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian buddaya suatu etnis. Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama. Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus dipertimbangkan kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara tersebut. Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri tercinta ini. Dimana kita ketahui dengan jelas Semboyan negara kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. Terima kasih. JK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, east_road east_road@ wrote: vihara ekayana graha itu bukan mahayana tapi Aliran Budhayana anda harus bedakan itu, vihara ekayana graha tidak memandang sekte aliran Buddha, dalam satu vihara bisa banyak aliran. Anda salah paham soal
[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
lha lha lage kota hangzhou dikuasain ame org2 taiping trus dikepung abis ama tentara qing khan katanya ada kanibalisme hehehehehehehehhe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Pak Beng: (Surat anda sebaiknya jangan dialamatkan ke japri, langsung ke jalur umum saja.) Logikanya begini: Kanibal berarti taraf peradabannya sangatlah rendah, masif primitif, apa sudah ada budaya yg cukup berharga utk dipertahankan? Jika satu suku peradabannya sdh cukup tinggi, tdk mungkin dia kanibal! Makanya saya meragukan cerita misionaris yg dimakan suku batak! Dibunuh bisa saja, tapi dimakan? Itu tahun berapa? Apa di tahun tsb suku batak masih begitu primitif? Masalah persepsi barat thd timur tak usah kita berasumsi, fakta sejarah sudah cukup bicara, tdk hanya tercermin dari tindakan2 mereka, tapi juga dari dokumen2 tertulis yg tercatat di sejarah, misalnya surat2 menyurat dlm pemerintahan mereka, komentar di surat2 kabar dll. Bahkan sampai menjelang olympiade beijing, komentar miring thd tiongkok masih merajarela! Baru tahun terakhir ini saja saat amerika dan barat mengalami krisis ekonomi, mereka baru mengubah nada bicara thd tiongkok, tujuannya tak lain agar tiongkok terayu mau mengeluarkan dana untuk membantu kesulitan ekonomi dunia. Dan bukan masalah takut dng kekristenan, budaya tionghoa cukup tangguh untuk menangkal kristenisasi total kok! Yg jadi heran justru, mengapa anda harus memaksakan nilai2 kristen ke orang tionghoa? memangnya kami tidak boleh hanya menjadi tionghoa tanpa jadi kristen? Apa anda beranggapan kemanusiaan kami belum lengkap tanpa jadi kristen? Apa anda beranggapan nilai kristen lebih tinggi daripada nilai2 budaya tionghoa? Sent from my BlackBerry0 3 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
Oh ya btl, Jing Jiao tu Nestorian yg dah punah. Yg ditemukan di Zhongguo jg cuma prasasti yg diragukan otentisitasnya. Juga btl Katolik berkaca pd pengalaman di zaman Tang bkn Yuan. Tq ya atas koreksinya. Perspektip historis ada yg error nih! Salam Erik
[budaya_tionghua] Re: nDableg
Wadouw, maaf neh, terpaksa saya menunjukkan mo yong berbahasa anda. Pertama judul tersebut menunjuk pada 1 agama (Kristen) dan 1 budaya (Tionghoa). Jadi, agama mana yang sedang saya tikaikan dengan kristen? Kedua, jelas sekali judul tersebut sedang menabrakkan Kristen sebagai agama dengan Tionghoa sebagai budaya. Kenapa saya merujuk pada budaya Tionghoa saja? Karena memang yang saya cermati saya dengar, kebetulan memang cuman budaya Tionghoa yang saya pahami. Buktinya budaya Tionghoa yang sedang ditertawakan apa? Karena membahas tentang gambar naga, paikui, chengbeng, wayang potehi, dll. Kenapa saya merujuk pada Kristen sebagai agama? Karena tempatnya di gereja kristen, saat terjadi kotbah oleh pendeta kristen, disaksikan oleh para umat kristen, dan terjadi bukan di satu tempat saja di Jakarta. Sekali lagi, maaf sebelumnya, gunakan pikiran anda dulu sebelum berujar. Sehingga anda terlihat memahami permasalahan. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... wrote: - Original Message - From: ikkyosensei_ym To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, December 14, 2009 6:28 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? Saya tidak sedang membawa konflik agama dalam forum ini. Silahkan dicermati kembali isi tulisan2 saya. Wah, Chen Gui Xin ini emang nggak ngerti apa belagak nggak ngerti!? Kan sudah saya tulis dengan huruf yang secara khusus saya kapitalkan (huruf-besarkan) bahwa sianseng satu ini dengan judul posting yang dipilihnya sedang dengan sengaja memprovokasi perang agama di milis budaya tionghoa ini. Koq masih juga mau muter-muter terus, membela diri dengan bicara berbusa-busa menyuruh kita mencermati isi posting-nya! Orang Tionghoa di sini bilang itu botjenglie! he he he... Wasalam. - Original Message - From: ikkyosensei_ym To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, December 14, 2009 6:28 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? Dear Bukhari, Saya tidak sedang membawa konflik agama dalam forum ini. Silahkan dicermati kembali isi tulisan2 saya. Kebetulan sekali, memang dalam hal ini yang saya keluhkan adalah ajaran yang umum diterima di gereja kristen, yang diajarkan secara publik oleh para pendeta, yang jelas sekali melecehkan simbol-simbol budaya tionghoa. Tradisi paikui di depan meja leluhur contohnya. Tentu saja, kita sama2 orang dewasa tahu, bahwa tradisi tersebut ingin mengajarkan kepada anak untuk berbakti tanpa syarat kepada kedua orang tuanya. Jika kepada leluhur yang sudah meninggal saja bisa, apalagi kepada kedua orang tua yang masih hidup. Tahukah anda bahwa simbol budaya tersebut dengan mudahnya dihina2 dalam kotbah di gereja2 kristen dg alamat yang saya sebutkan sebelumnya? Dan, kalau anda tidak keberatan, silahkan anda hadir di kebaktian mereka, siapa tahu anda juga merasakan pelecehan secara pribadi kepada budaya suku/agama anda. Berkenaan saya menyebut istilah agama Islam dan ibu anda, saya yakin tentu saja anda juga tahu, bahwa maksud saya agar anda bisa menjiwai kemarahan dan kekecewaan kita. Sudah jelaskah anda dengan point yang ini? Mari, bergabunglah dalam kasus hukum ini. Apakah ada yang salah dengan menegakkan penghormatan kepada budaya/agama yang lain? Kebetulan saja, kali ini pendeta yang menjadi percontohannya. Karena menurut saya, mereka yang paling aktif berperilaku semaunya asal demi Tuhan mereka. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absaleh@ wrote: - Original Message - From: ikkyosensei_ym To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, December 13, 2009 7:58 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? Bukhari, Jika saya mengejek2 agama Islam atau suku Ibu anda... apa anda juga akan berpendapat yang sama? - Chen Gui Xin, saya ini anggota milis ini sejak awal yang sudah proven. Ketika tempo hari ada member Islam yang mengacau ngajak perang agama juga dari sudut pandang Islam, saya yang paling depan 'hajar' dia. Kalau tidak salah dia sudah di-banned moderator, atau keluar sendiri, mokal abis! Jadi kalau Chen-heng mengira bisa dengan mudah mengacau, memprovokasi perang agama, agama apa saja, di milis ini, seperti yang mungkin lauwtee mudah dilakukan di milis lain, pikir-pikir 1000 kali dulu, ingat bahwa ada saya di sini... Karena Chen-heng sudah bukan anak kecil, tentunya sudah tahu bedanya antara bikin posting yang isinya
Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
Saya dari lahir kristen dan baru 5 tahun ini jadi buddhist. Sejak kecil selama 24 tahun sudah beberapa kali pindah gereja. Dari smua gereja hanya katolik yang ajarannya murni dan sesuai firman ( kasih yang terutama ) Kalau kristen non kharismatik juga bagus hampir mirip katolik mengutamakan kasih juga hanya sedikit fanatik Kristen kharismatik (berbahasa roh) wahhh tiap gereja kharismatik ajarannya beda2 tergantung pendetanya. Kasih nomor 2 hanya iman yang menyelamatkan (tujuannya cari selamat aja) Tapi yang saya lihat dari ketiganya yang paling di berkati oleh tuhan gereja kharismatik (berbahasa roh) para pendetanya benar2 di beri kelimpahan berkat, mobil dan rumah nya mewah2. Semua tulisan saya ini hanya pendapat pribadi belum tentu benar. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Erik rsn...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 10:34:43 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini! Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya. Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa keterbelakangnya bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip serta kepercayaan takhyul! Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat pada zamannya dulu itu! Namun implikasinya pada misionaris ketika mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati). Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan dan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari barat ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa Tionghoa tak mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini dalam bidang IPTEK. Namun demikian, koh Beng! Situasinya kita di Indonesia sekarang sudah berubah pasca era reformasi. Banyak sekali sekolah-sekolah yang dikelola Yayasan Kristen berlomba-lomba menyelenggarakan kursus bahasa Mandarin, bahkan saya tahu dan saya kenal ketua yayasan beberapa sekolah Kristen yang mengharuskan siswa berbahasa Mandarin pada hari-hari tertentu, di samping bahasa Inggris pada hari-hari lain. Bukan cuma itu, teman kita pak Kukuh dan juga instruktur kaligrafi dan Chinese painting asal Nanjing Tiongkok pun adalah umat Nasrani yang sangat getol mendalami dan memperkenalkan budaya Tionghoa ke mana-mana. Sebagaimana telah saya singgung pada posting terdahulu. Pemberangusan budaya Tionghoa oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia juga terkondisikan oleh kebijakan rezim rasis Orde Bau yang anti Cina selama lebih 30 tahun lalu. Saya yakin dan percaya (sebab saya mendapat pelajaran dan latihan itu di STF Driyarkara) bahwa lembaga agama Kristen tahu dan paham akan metode inkulturasi dalam misi pengabaran injil. Namun, dalam situasi yang serba curiga dan anti Cina pelaksanaan metode inkulturasi yang mengakui eksistensi budaya Tionghoa bukanlah sebuah pilihan yang menguntungkan waktu itu di Indonesia. Namun demikian, yang saya sesalkan adalah di samping keterpaksaan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan anti Cina rezim Orde Bau, ada juga beberapa lembaga Kristen yang dikelola justru oleh orang Tionghoa (entah dengan maksud dan tujuan apa?) justru dengan sengaja membentur-benturkan budaya Tionghoa dengan Injil, dan hal itu tetap berlangsung sampai hari ini, sebagaimana yang disinyalir oleh beberapa rekan di milis ini. Beda halnya dengan Katolik. Agama Katolik yang pernah masuk ke daratan Tiongkok jauh sebelum zaman Yuan pernah menelan pil pahit gara-gara tidak menghargai budaya lokal. Agama Nasrani yang pada zaman itu dikenal dengan nama Jing Jiao pernah mengalami masa-masa kejayaan di Tiongkok berkat keberhasilan mereka mendekati para bangsawan dan inner-circle kerajaan. Tetapi naasnya, hanya gara-gara melarang umatnya memelihara meja abu
Re: {Disarmed} RE: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan
Betul sekali! Budhayana bukanlah suatu mahzab, seperti Theravadda, Mahayana, dll. Namun sebuah kelompok yang ingin merangkul semua aliran dalam Budhisme. Buddha = ajaran sang Gautama; Yana = kendaraan. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, a...@... wrote: Dengar-dengar sih organisasi Buddhayana yg skr dipimpin oleh pak Sudhamek (bos kacang Grd)dibentuk oleh 'founding father' unt menyatukan para pengikut buddhisme Mahayana, Theravada, dan Vajrayana yg ditandingi oleh Walubi yg juga menampung NSI, dsb yg dipimpin oleh ibu Murdaya Poo. Jadi Buddhayana bukanlah suatu aliran Buddhisme, melainkan suatu organisasi/wadah unt menampung aliran-aliran Buddhisme di Indonesia. CMIIW. Andy L.S. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Others oth...@... Date: Wed, 16 Dec 2009 17:13:18 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: {Disarmed} RE: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan Sekedar ingin tahu, sepengetahuan saya, aliran budha adalah: - mahayana - theravada - vajrayana kalo budhayana itu aliran yang mana? baru lagi? trus, budha matreya itu aliran baru juga? terima kasih. _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of King Hian Sent: 16 Desember 2009 16:22 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca: Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang berbau Cina, masih berlaku. Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15 bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia). Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin) yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat keamanan bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca: Buddha Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng. Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal bbrp tahun sebelumnya, justru dia yang melarang. kiongchiu, KH - Forwarded Message From: east_road east_r...@... To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah imlek di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan loo kay :) --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com com, joao_kho Joao.Kho@ . wrote: Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. Nah untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus atau himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga salah adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma pernah bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik aja oleh yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang mayoritas orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di Gereja, karena menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian buddaya suatu etnis. Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama. Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus dipertimbangkan kembali
[budaya_tionghua] Re: Penghinaan
Untuk tes wawasan bersejarah dan kecerdasan berdeduksi anda, Buds. Bagaimana memisahkan budaya Arab dan Ramadhan? Bagaimana memisahkan budaya Arab dan Islam? Bagaimana memisahkan budaya China dan Imlek? Bagaimana memisahkan budaya Tionghoa dan Konghucu atau Tao? Kalau ada bisa menjawab 4 pertanyaan saya di atas, maka kedua pertanyaan anda juga sudah terjawab oleh anda sendiri. Btw, kenapa tidak anda sekalian jawab saja dari kemarin pertanyaan2 saya? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, BUD'S 1 bsugih2...@... wrote: Sebelum saya menaggapi ente, saya mau tau dulu Menurut Ente Perayaan Imlek itu adalah perayaan Agama atau perayaan Kebudayaan Tionghua. ??? Disamping itu saya kutip tulisan ente Dear Djoko: Jadi saran anda bagaimana, untuk menghentikan pelecehan budaya/agama Tionghoa mingguan di gereja kristen ini? ( Aslinya bisa dilihat dibawah ) Pertanyaan saya : Ente mau bicara Pelecehan Budaya atau Agama atau Budaya Plus Agama ?? Tolong Pertegas. Salam ikkyosensei_ym wrote: Wah, saya masih bingung, koh. Sepertinya anda berpendapat kalau Toa Pe Kong tidak dipajang di vihara atau masjid atau gereja, berarti terjadi penghinaan. Jadi anda memahami istilah penghinaan seperti itu yach? Mungkin anda salah paham maksud saya dengan penghinaan atau kurang ajar tersebut. Kalau saya sebut memajang foto mama/papa anda yang sudah meninggal adalah memajang foto iblis,itulah baru saya sebut kurang ajar. Dan memang itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut. Kalau saya mencibir/mentertawakan/mengajarkan kepada publik berkenaan orang muslim yang sedang nyekar ke makam orang tuanya saat lebaran, tanpa mengerti simbol budaya mereka, itu namanya kurang ajar. Dan, sekali lagi, itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut. Saya kira sampai di sini, kita sudah mencapai kesepahaman, koh. Benarkan? Btw, saya menolak klaim spekulatif anda bahwa Imlek tidak dirayakan di vihara Mahayana seperti Ekayana Grha. Hingga tahun ini, saya masih ikut perayaan imlek di sana loh, koh. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com, BUD'S 1 bsugih2007@ wrote: Jelas dan Terang Benderang Bahwa ada Orang Tionghua yang Selain Agama Kristen yang melarang merayakan Budaya Tionghua. jelas ?? Pake SK segala lagi. Salam, 2009/12/15 ikkyosensei_ym ikkyosensei@ Garuk-garuk kepala. Maaf, saya tidak cukup cerdas untuk mampu melihat kaitan komentar anda dengan tema/tujuan posting ini. Btw, saya kira, seharusnya bukan hal yang mengejutkan untuk tahu bahwa Imlek tidak ada kaitannya dengan agama Buddha, serta Toa Pe Kong bukanlah sesembahan dalam agama Buddha. Dan itu membuktikan apa? Bahwa budaya Tionghoa boleh dilecehkan? Ataukah menurut anda, Hartati Murdaya sedang melecehkan budaya Tionghoa? Saya juga bingung dengan klaim anda, benarkah perayaan Imlek tidak dirayakan di Vihara Mahayana? Benarkah di Vihara Mahayana tidak pernah ada pertunjukan barongsai? Mohon petunjuk yang lebih cerdas dan sederhana. Sekali lagi, garuk-garuk kepala. Salam, Chen Gui Xin kaitan komentar anda dengan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, BUD'S 1 bsugih2007@ wrote: He he he, Ente cuma taunya ngerocos doang, Apa yang dikatakan ABS benar, disalah satu milis posting ente tidak diladeni sama sekali sehingga Unsur provokasinya tidak berhasil. Nih untuk buka mata ente. Apakah ente pernah tau kasus dibawah ini ?? Walubi melalui Dewan Pimpinan Pusatnya pun ikut-ikutan mengeluarkan surat edaran No 07/DPP-WALUBI/KU/93, tertanggal 11 Januari 1993 menyatakan bahwa Imlek bukanlah merupakan hari raya agama Budha, sehingga Vihara Mahayana tidak boleh merayakan tahun baru Imlek dengan menggotong Toapekong, Barongsai dll. Pada masa itu bisa dikatakan semua fenomena yang mengidap culture shock itu berbondong-bondong menyerang Imlek. Ente tau apa yang terjadi di Tahun 2007 ?? Mendekati Imlek 2007 kemarin, mengapa Walubi begitu ngototnya ingin mengambil alih perayaan Imlek Nasional dari Matakin (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia)? Padahal: Ketika Surjadi Sudirdja menjadi Gubernur Jakarta dikatakan bahwa Imlek dilarang dirayakan, Imlek hanya boleh dirayakan di rumah-rumah saja secara tertutup, hal ini pun diperkuat Direktur Urusan Agama Budha Depag Drs Budi Setyawan yang didasari oleh surat dari Dirjen Bimas Hindhu dan Budha Depag No H/BA.00/29/1/1993, di pelbagai surat kabar menyatakan larangan merayakan Imlek di Vihara dan Cetya. Walubi melalui Dewan Pimpinan Pusatnya pun ikut-ikutan mengeluarkan surat edaran No 07/DPP-WALUBI/KU/93,
[budaya_tionghua] Fwd: sejarah masuknya agama Kristen
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Huangdi_98 huangdi...@... wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Huangdi_98 huangdi...@y... wrote: --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Huangdi_98 huangdi...@y... wrote: Agama Kristen purba sempat terpecah menjadi 2 aliran besar yaitu yg berpaham Kristokos dan Teotokos. Paham Teotokos akhirnya menang karena mendapat dukungan kaisar Romawi yaitu Constantine. Disitulah mulai terjadinya pembantaian dan pengejaran besar2an terhadap penganut aliran Kristokos dan dicap bidat hingga saat ini oleh para pemenang. Salah satu aliran utama Kristokos yaitu Nestorian dikejar2 hingga para pengikutnya lari ke Tiongkok.Tapi paham ini sekarang terlihat sisanya di Jehova Witness, serupa dalam konsep Kristokos tapi berbeda dalam masalah Tuhan Allah. JW menitik beratkan kepada Yahwe. Pada tahun 1623 di prop.Xan Xi kabupaten ZhouZi ditemukan satu batu peringatan yang bertuliskan DA Qin JING JIAO LIU XING ZHONG GUO BEI yang artinya adalah batu peringatan penyebaran agama Jing (Nestorian) dari DA QIN ( sebutan utk Roma pada jaman dahulu) di Tiongkok. Batu itu bertuliskan pemahaman ajaran Jing , penyebaran di Tiongkok , dan perkembangannya. Juga dituliskan puji2an utk para kaisar Tai Zhong , Gao Zhong , Xuan Zhong ,Xiao Zhong , Dai Zhong (kaisar2 dinasti Tang) yang menyokong dan melindungi ajaran Jing. Pada awal abad 20 di gua2 di prop.Gan Su , kota Dun Huang , gunung Ming Sa ,ditemukan 7 macam catatan mengenai ajaran Jing. Penemuan ini merupakan suatu bentuk sumbangan yang amat sangat besar bagi para histograf Kristiani mengenai ajaran Nestorian. Masing2 catatan sejarah Roma kuno dan Tiongkok telah menceritakan adanya para penganut Kristiani yang masuk ke Tiongkok sejak dinasti Jin barat atau Wei utara. Tapi ini tidak didukung oleh data2 sejarah yang sahih sehingga banyak ahli sejarah mengeyampingkan pandangan2 itu. Menurut pilar yang ditemukan waktu th.1623 , disitu dicatat bahwa pada masa th.Zhen Guan ke 9 ( 635 AD) , Alopen (Olopen) yang berasal dari negara Da Qin ( Roma) datang ke kota Chang An. Tang Tai Zhong dengan sangat ramah menyambut kedatangannya dan memerintahkan perdana mentri Fang XuanLing utk menyambutnya dengan pasukan kehormatan di luar ibukota. Bahkan memberinya ijin utk menterjemahkan kitab sucinya di perpustakan kerajaan. Pada tahun 638 , Tai Zhong mengeluarkan maklumat yang intinya sbb : Dao tidak memiliki nama yang tetap , Sheng (org suci) tidak memiliki bentuk badan yang tetap , mengajarkan kebenaran dengan menyesuaikan , diam2 menyelamatkan semua mahluk. Alopen dari kerajaan Roma datang jauh2 membawa kitab utk diberikan sebagai persembahan ke ibukota,Xuan Miao (xuan sebenarnya bisa menunjukkan Dao,tapi disini saya artikan sebagai hal yang lain yaitu Kegaiban(baca:DAO) yang Indah)Wu Wei (tidak bertindak/memaksa),mengamati bentuk asali , adalah haknya utk hidup. Tujuannya adalah baik , bertujuan menyelamatkan semua mahluk , maka dari itu dibangun satu tempat ibadah utk 21 rahibnya. Hal ini juga tercantum di Tang HuiYao bab 49 , yang isinya tidak ada perbedaan yang menyolok. dan ada satu lagi bahwa ada 2 legion tentara Roma yang meminta suaka ketika Bynzantium runtuh. 2 legion itu bersumpah setia kepada dinasti Tang dan mengabdi kepada dinasti Tang. Ini source sempat keluar dari kalangan barat tapi entah mengapa kemudian lenyap. Saya akan mencoba menggali lagi keakuratan data ini. Tapi seingat saya ada arkeolog tiongkok yang menemukan hal ini. Disini kita bisa melihat betapa tolerannya org2 Tionghua yang amat sangat menghargai perbedaan agama. Pada saat GaoZhong menjadi kaisar , Alopen diberi gelar sebagai Hu Guo Da Fa Wang (Raja dharma pelindung negara) dan berwenang utk mengurus semua urusan agama Kristen Nestorian di seluruh Tiongkok. Jing Si (tempat ibadat Kristen Nestorian) bertebaran dimana2. Harap dicatat bahwa Si itu tidak IDENTIK dengan vihara. Tapi berhubung Buddhisme berkembang luas , maka suka timbul salah persepsi bahwa si itu pasti vihara. Disini kita bisa lihat bahwa si juga mencakup tempat ibadat agama lain/asing. Sayangnya pada saat Wu ZiTian berkuasa , ada bbrp oknum Buddhist yang merendahkan bahkan mendeskriditkan ajaran Kristen Nestorian ini. Tapi hal ini tidak berlangsung lama karena banyak juga tokoh2 Buddhist , Confuciust dan Taoist yang membela mereka dari penindasan. Ketika pemberontakan An LuShan membuat dinasti Tang kacau balau , salah satu umat Kristen Nestorian yaitu Yi Se membantu dinasti Tang. Bahkan konon Guo ZiYi adalah penganut agama Kristen Nestorian. Utk merayakan kehancuran pemberontakan An LuSan , penganut Jing Jiao (Kristen Nestorian) mengadakan upacara kepada Tian dengan menggunakan dupa. Kejadian penindasan Buddhism pada masa Tang WuZhong (845) juga menimpa agama Jing Jiao, Xian Jiao (Zoroaster). Menurut catatan Ai Bu Sai Yi De HaSang(Abu Said Hasan)
[budaya_tionghua] Fwd: OOT: Mohon penilaian yg netral bag.3
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, theresa_gong theresa_g...@... wrote: Kamu ini lucu sekali. Ribut antara kamu dgn moderator dimilist lain, biar mrk yg jawab. Lagipula milist budaya tionghoa jelas2 bertujuan diskusi budaya dan sejarah tionghoa dan tiongkok. Perang boxer termasuk sejarah Tiongkok bukan ? Atau sejarah Arab ? Jelas2 faktanya ditulis atau tidak dibaca ? Atau anda anggap sejarah perkembangan agama Katolik itu selalu baik dan tiada celanya ? Saya tunjukkan kutipan2 dari diskusi itu dan buang fanatisme agama dahulu sebelum membacanya lagi. 1.Ying LianZi seorang penganut agama Katolik pada tahun 1902 bersama- sama dengan Xuan MinYing mendirikan koran DaGong Bao. Ia menyuarakan ketidakpuasan atas pengontrolan orang asing terhadap gereja yang ada di Tiongkok. Dan memprotes cara-cara pengajaran agama yang membuat orang Tiongkok tidak seperti orang Tiongkok, juga tidak menjadi orang barat. Iapun sering menuliskan perilaku oknum missionaris asing yang buruk. Ma XiangBo(pendiri FuDan DaXue) pernah menjadi pater, iapun setuju dengan pendapat Ying LianZi yang menentang pengontrolan orang asing terhadap gereja bahkan memuji tindakannya yang membongkar keburukan oknum-oknum missionaris asing. Ia berpendapat jika ingin Katolik berkembang , buang dahulu kontrol asing dan buatlah rakyat mengerti bahwa agama Katolik bukan agama penjajah. -anda anggap semua missionaris pasti berhati suci semua ? Apakah tidak ada skandal2 yg melibatkan oknum2 agama apapun selama sejarah dunia ini ?- menurut anda pendapat seorang Katolik bernama Ma Xiangbo ini salah besar dan menghina agama Katolik ?-- 2.Joseph Gabet (1808-1853) adalah missionaris dari Prancis yang menuliskan kritik terhadap beberapa hal yang dianggapnya tidak benar. Ia menuliskan ,beberapa orang Tiongkok setelah mendapat pendidikan agama dan menjadi pendeta/pater ternyata membuat mereka menjadi orang asing di negrinya sendiri, orang Tiongkok bukan , orang barat juga bukan. Selain itu missionaris asing tidak menghargai budaya Tiongkok, hanya berdasarkan menyelidiki bahasa mandarin dan berbicara mandarin tapi tidak pernah mau mempelajari budaya setempat. Cara penyebaran mereka tidak akan mendapat hasil yang baik dan kesalahan itu ada ditangan mereka. Lebih lanjut lagi ia mengatakan perjanjian/traktat tidak adil yang memasukkan unsur agama tidak akan bisa membuat agama Katolik menancapkan akar dan berkembang , malah akan menyebabkan kebencian rakyat. Para missionaris yang merupakan orang asing dan organisasi keagamaannya akan dianggap sebagai kaki tangan para penyerbu. Rakyat yang menentang invasi barat terutama isi perjanjian yang tidak adil akan menganggap para missionaris asing sebagai penjajah itu akan melawan dan menghabiskannya. Pada tahun 1848 , Gabet mengusulkan agar orang-orang Tiongkok sendiri yang mengatur urusan keagamaan dan missi penyebaran agama yang mana ditentang habis oleh mereka yang tidak setuju. Bahkan kemudian tulisannya dianggap tulisan terlarang. Ternyata Gabet tidak salah , bentrokanpun terjadi. -saya lebih mendukung pendapat Gabet dan itu jelas2 bukan penghinaan terhadap Vatican tapi sebenarnya ia mencoba membela Vatican 3.Frederic Vincent Lebbe datang ke Tiongkok pada tahun 1901 , ia terkejut melihat kekejaman tentara Eropa dan perbuatan semena-mena dimana-mana , ia amat simpati terhadap penderitaan rakyat Tiongkok dan dalam surat kepada kakaknya ,ia menuliskan Tentara barat setiap melewati suatu daerah pasti terjadi banjir darah , perbuatan itu benar-benar mengerikan Lebbe setelah mempelajari sejarah perkembangan Katolik di Tiongkok , ia menuliskan bahwa para missionaris barat membuat kesalahan dengan membentuk umat Kristiani Chinese yang menjadi seperti orang Eropa , sedangkan rakyat Tiongkok memiliki budaya, pemikiran , adat yang berbeda. Selain itu ia menambahkan agar gereja berperan untuk meningkat rasa cinta tanah air (berdasarkan kejadian Cheng Du pada tahun 1895) sehingga pandangan bahwa agama Katolik adalah agama barat yang menjajah itu bisa perlahan-lahan sirna. Pada tahun 1905 , ia menurunkan bendera Perancis dari gereja dan menggantinya dengan bendera kekaisaran dinasti Qing untuk menunjukkan bahwa agama Katolik bukan agama barat. -kalau kita tanya, apa agama para tentara barat yg membantai itu ? Apa bisa kita sebut bahwa tentara barat itu semua anti Tionghoa ?-- - 4.Usulan mengatasi anti missionaris asing (1850-1900) http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/4991 baca judulnya 5.Saya juga tidak perlu menyebut ejekan rakyat Tiongkok dulu terhadap Song AiLing karena nantinya terlihat menghakimi dan menyumpahi. Karena the Song's sister adalah anak Charles Song yang bajik dan budiman maka anak-anaknya pasti berperilaku baik pula. Charles Song adalah org Kristen yg mendukung gerakan nasionalisme Sun Yatsen, saya beranggapan tulisan ini cukup netral, bapaknya yg baik belum tentu
[budaya_tionghua] Fwd: Perang ? Meminta maaf ?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, perfect_harmony2000 perfect_harmony2...@... wrote: Sdr.semua, Melihat kejadian pasca perang dunia kedua, dimana Jerman meminta maaf serta mengakui dosa-dosanya dimana Jepang belum meminta maaf dan belum mengakui dosa-dosanya. Hal ini wajar saja karena NAZI Jerman hancur seiring dengan kekalahannya mereka. Sedangkan Jepang ? Kaisarnya saja tidak disentuh, para pelaku kejahatan yang diadili hanya sekitar Tojo dan lingkungannya. Banyak para pelaku kejahatan perang yang bebas berkeliaran di Jepang dan mereka membentuk LDP. Hal ini yang membedakan dengan Nazi. Kejujuran untuk mengakui kesalahan masa lampau adalah hal yang penting serta sikap memaafkan. Dalam hal ini, Jepang ( cat: institusi kenegaraan ) perlu mengakui kesalahan masa lampau dan rakyat Tiongkok harus memiliki sikap memaafkan. Kejujuran itu hampir dapat dikatakan tidak ada, lihat saja lembaga keagamaan yang besar, yang pada masa lampau sering melakukan kesalahan, yang mana kesalahan yang diakui adalah kesalahan yang mereka perbuat terhadap suku atau bangsa yang sudah punah atau mendekati kepunahan. Sedangkan untuk bangsa yang masih kuat dan ada, mereka tidak mau mengakuinya. Inggris mana mau mengakui Perang Candu karena ulah perdagangan candu yang dilarang ? Inggris selama bertahun-tahun mengajarkan kepada anak-anak Sekolah Hongkong ( cat: hal ini saya ketahui dari keponakan saya pada tahun 80an awal, bisa benar bisa salah )bahwa perang candu adalah untuk Fair Trade. Vatican mengganggap para boxer adalah anti Barat ( cat: dalam hal ini adalah anti Kristen ) sedangkan Tiongkok menganggap bahwa para boxers adalah pejuang rakyat melawan imperialisme barat. Dari 2 hal ini saja apakah kita bisa melihat mana yang benar mana yang salah ? Dalam pendapat saya, setiap negara atau bangsa memiliki masa kelamnya, akui jika itu terjadi. Dengan begitu bangsa tersebut menjadi semakin besar. Hal ini juga sering menimpa diri kita, kita tidak akan mau mengaku salah jika kita tidak dalam posisi terjepit atau melihat betapa tidak pentingnya minta maaf. Apalagi dalam konteks negara maupun lembaga ? Padahal meminta maaf dan memaafkan diperlukan dalam suatu hubungan internasional maupun dalam kehidupan kita sehari-hari. Mencari kesalahan orang lain atau negara lain lebih mudah daripada melihat kelemahan sendiri. Jika orang lain tidak mau minta maaf, kita yang harus memaafkan mereka. Kalau kita mengingat kekejaman tentara Jepang di Nanjing, kenapa kita tidak bisa mengingat kekejaman tentara 8 negara pada masa perang Boxer ? Atau pembantaian kota Yangcheng oleh tentara Inggris ? Jika kita bisa melupakan perilaku orang barat pada masa lalu di Tiongkok kenapa kita tidak bisa melupakan kekejaman tentara Jepang di Tiongkok ? Melupakan bukan berarti menghapus sejarah, melupakan dalam hal ini adalah memaafkan. Hormat saya, Xuan Tong --- End forwarded message ---
[budaya_tionghua] Fwd: IMLEK : BENTURAN BUDAYA
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, perfect_harmony2000 perfect_harmony2...@... wrote: IMLEK : BENTURAN BUDAYA Melihat banyaknya postingan yang berkaitan dengan Imlek dan pernik- pernik budaya serta adanya pertentangan budaya-budaya yang didasarkan agama. Disini kita harus berbesar hati dan jujur mengatakan bahwa memang pernah ada dan mungkin sampai sekarang masih ada benturan atau pertentangan budaya yang didasarkan agama terhadap budaya Tionghoa dalam hal ini adalah Imlek. Dalam postingan saya ini, saya tidak berkeinginan memicu polemik berkelanjutan tapi seyogyanya sebagai bahan pertimbangan dan pemikiran. Bahwasanya sejak berdirinya ORBA sudah ada tangan-tangan yang mendeskriditkan budaya Tionghoa melalui jalur agama, jujur saja lembaga-lembaga keagamaan seperti beberapa aliran Kristen dan Buddha turut mendeskriditkan budaya Tionghoa, dalam hal ini adalah perayaan Imlek. Kita tidak atau jangan mencoba menutupi kenyataan bahwa hal ini memang ada dan pernah terjadi. Bagi beberapa orang bisa dikatakan mungkin karena faktor politik, tapi bagi saya sebenarnya hal itu berdasarkan faktor benturan budaya. Sebagai contoh misalnya pada saat agama Kristen berkembang di Tiongkok pada masa dinasti Qing itu sendiri sudah jelas terlihat faktor benturan budayanya dan puncaknya adalah perang Boxer yang merupakan perlawanan terhadap agresi Barat dan pelecehan budaya Tiongkok. Sejak Matteo Ricci datang ke Tiongkok, beliau menyadari bahwa ada perbedaan budaya yang menonjol dan beliau mengusulkan agar Roma mau melakukan adaptasi budaya tapi sayangnya ditolak mentah-mentah, bahkan paus Clement ke 11 melarang segala bentuk ritual penghormatan leluhur, penyebutan Tian sebagai Tuhan diganti dengan kata Tian Zhu atau Empunya Langit. Bagi dinasti Qing, hal ini adalah penghinaan besar. Disisi lain, Katolik memiliki kekuasaan atau pengaruh terhadap raja-raja Eropa dan hal ini tidak berlaku di Tiongkok. Lembaga agama berada dibawah kerajaan bukan di atas kerajaan. Pelarangan atau benturan budaya ini baru dicabut pada sekitar tahun 1930an oleh Roma, dus berarti sekitar 400an tahun kemudian baru dicabut oleh Gereja Katolik. Masuknya Kristen Protestan ke Tiongkok juga dengan pemikiran yang sama, yaitu Tiongkok terutama rakyatnya dibelenggu oleh cengkraman iblis yang berjubah budaya. Bagi saya, ini karena euforia kebablasan dari pihak barat terutama sejak mereka berhasil berjaya di dunia pada abad ke 18, 19 dan 20. Dari sudut mata mereka memandang, bahwasanya budaya atau agama diluar agama mereka adalah sesat. Ini karena tidak adanya keterbukaan dalam mengkaji budaya bangsa lain serta mau menghargai secara seimbang, semua dilihat melalui kacamata mereka. Pandangan ini berlaku sejak berabad-abad dan mulai berkurang karena banyaknya interaksi dengan kebudayaan lain dan ada beberapa umat Kristiani yang mau membuka mata mereka. Sebenarnya ini adalah pandangan umum bagi manusia, kerajaan Tiongkok sendiri juga sempat terjebak dalam pandangan ini. Pandangan salah ini membuat Tiongkok terlena dan terkejut melihat kenyataan yang ada. Benturan budaya yang terjadi biasanya pada 3 pilar budaya Tiongkok, yaitu budaya leluhur, budaya makan dan budaya keluarga. Budaya penghormatan leluhur merupakan salah satu dari pilar utama budaya Tiongkok, bisa kita lihat bahwa orang Tionghoa mementingkan budaya penghormatan leluhur bahkan dari sejak jaman purba, ada istilah Jing TianDi Pai ZhuXian, penghormatan kepada Langit dan Bumi serta para leluhur dalam hal ini adalah Shang Di sebagai leluhur dari kaisar. Ini sudah menjadi pilar kokoh yang beribu-ribu tahun lamanya, bahkan Buddhism Mahayana juga mengadopsi hal ini dengan pernik-pernik budayanya. Contoh yang paling umum terjadi misalnya pada saat upacara kematian, dimana ada budaya yang menggunakan bunga dan budaya yang menggunakan makanan. Disini terlihat adanya ketidak mengertian mengenai budaya makan dan penghormatan leluhur, jadi terlihat seolah-olah mereka memberikan makanan kepada setan, melakukan hal yang tidak berguna, sesat, adhamma dan macam-macam istilah berbau keagamaan yang distempel oleh beberapa lembaga keagamaan. Lembaga agama Katolik menyadari bahwa pilar budaya makanan dan penghormatan leluhur merupakan salah satu pilar budaya Tionghoa, karena itu larangan itu dicabut pada awal abad ke 20. Pengertian konsep dewa-dewa, yang juga menjadi rancu dan merupakan kesalahan pihak mayoritas Tionghoa juga. Sebagai contohnya adalah fungsi bio atau miao yang merupakan community center dan tempat penghormatan tokoh pahlawan yang berjasa bagi masyarakat maupun negara. Banyak yang salah mengerti dan ini juga berkaitan dengan kendala bahasa pula serta pengertian yang salah. Bahwasanya istilah shen memang diartikan dewa,semangat tapi juga bisa mengacu kepada orang yang berbudi baik dan ketika meninggal, ia menjadi shen. Kerancuan pengertian ini menjadi penghormatan kepada tokoh yang berjasa dan patut dijadikan panutan menjadi
[budaya_tionghua] Fwd: OOT: Mohon penilaian yg netral bag.1
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, theresa_gong theresa_g...@... wrote: Dear members, Saya ingin meminta penilaian dari para member semua. Apakah tulisan dibawah ini adalah penghinaan terhadap Vatican dan mengadu domba antara umat Katolik dengan org Tionghoa ? Yihe tuan tidak lahir begitu saja karena kebencian pada orang asing terutama agama asing. Sejarah Tiongkok membuktikan bahwa filosofi Tiongkok tidak menabukan kepercayaan lain. Arti kata jiao tidak mengacu kepada arti agama seperti yang kita kenal sekarang ini. Kata jiao adalah pengajaran. Kasus terjadinya gerakan Yihe karena faktor-faktor kolonialisme dan imperialisme. Gerakan Yihe tuan bermula dari Shandong, dan Shandong merupakan propinsi yang mengalami hal-hal pahit akibat kolonialisme dan imperialisme Eropa pada abad ke 19 di Tiongkok. Gerakan ini tidak dapat dikatakan bermula karena anti agama Kristen, tepatnya gerakan anti barat. Sejak perang candu hingga tahun 1900 terjadi 4000 lebih perkara agama ½Ì °¸. Banyak yang percaya kalau bentrokan itu lebih dari 6000 kasus. Banyak orang yang salah mengira bahwa Yihe tuan adalah gerakan anti Kristen, Banyak tulisan selalu menulis korban-korban dari pihak Kristeni tapi tidak pernah mau berpikir netral atau adil dengan melihat faktor- faktor dibelakang timbulnya gerakan itu dan korban-korban dari akibat perjanjian tidak adil tidak disebutkan secara jelas. Banyak jari menuduh gerakan Yihe tuan sebagai gerakan anti Kristen. Perang CanduѻƬսÕù 1840-1842 hasilnya perjanjian NanjingÄϾ©ÌõÔ¼ Perang Candu 2 µÚ¶þ´ÎѻƬսÕù856-1860 menelurkan perjanjian Aihun è¨çõÌõÔ¼, perjanjian Tianjin Ìì½òÌõÔ¼, perjanjian Beijing±±¾©Ìõ Ô¼ Perang Sino PerancisÖз¨Õ½Õù1883-1885 melahirkan perjanjian Sino PrancisÖз¨Ð Լ Perang Sino Jepang ¼×ÎçÖÐÈÕÕ½Õù1894-1895 buahnya perjanjian Maguan Âí ¹ØÌõÔ¼. Dengan begitu banyaknya perjanjian-perjanjian dari peperangan antara dinasti Qing dengan banyak negara, yang mengalami penderitaan parah adalah rakyat jelata. Puncaknya adalah kemarahan rakyat sehingga gerakan Yihe tuan bisa mendapatkan simpati dari masyrakat luas. Awal gerakan ini adalah bertujuan mengenyahkan invasi dan dominasi bangsa asing yang menginjak-injak harga diri rakyat jelata, terutama di konsesi-konsesi asing dan wilayah-wilayah asing ( gereja dapat dikatakan termasuk wilayah asing, dimana hukum dinasti Qing tidak berlaku. Banyak pelaku kejahatan berpura-pura masuk agama Kristen dengan tujuan mendapat perlindungan dari gereja dan pihak barat.) Pelopor atau pendiri Yihe tuan adalah Zhao Sanduo ÕÔÈýÕÔÈýdan Yan Shuqin ÑÖÊé ÇÚ. Zhao adalah ketua generesi ke 14 dari perguruan tinju Mei ÷»¨È dan Yan adalah praktisi beladiri aliran HongºéÈ. Mereka sebenarnya adalah anggota perlawanan dinasti Qing, tapi berubah pemikiran ketika melihat betapa parahnya akibat imperialisme barat. Slogan awal perlawanan mereka adalah Kembalikan tanah airku dan kekuasaanku »¹Îҽɽ»¹ÎÒȨ. Saat pemerintah Qing melakukan represi terhadap gerakan mereka, baru kemudian slogannya ditambah, yaitu Dukung Qing enyahkan Barat·öÇåÃðÑó. Terlibatnya Zhao dalam gerakan ini bermula dari kasus perebutan tanah di desa Liyuan ÀèÔ°ÍÍ, propinsi Shandong. Tahun 1869, komunitas Katolik ( mereka adalah minoritas ) di desa Liyan dan para penduduk desa Liyuan berunding dan mereka sepakat untuk membagi tanah desa dibagi menjadi 4 bagian, 3 bagian adalah milik penganut kepercayaan orang Tionghoa ( kepercayaan Tridharma rakyat, bukan dalam bentuk organisasi keagamaan resmi seperti Taoism, Buddhism dan Ruism) dan 1 bagian adalah milik komunitas Katolik. Umat Katolik kemudian menyerahkan tanah tersebut kepada father Liang Mingde ÁºÃ÷µÂ (orang Italy), father Liang kemudian berkeingian membeli tanah yang menjadi kelenteng Yuhuang dan memberi uang sebanyak 150 tael perak kepada 3 umat Katolik bermarga Zhang, Yang dan Wang di desa Liyuan, tapi uang itu tidak pernah diberikan kepada para pemuka desa dan kelenteng. Father Liang tentunya tidak tahu akan hal ini, ia mengira tanah itu sudah menjadi miliknya dan memerintahkan umat- umatnya untuk menghancurkan kelenteng itu (menurut versi lain dan menurut saya kurang akurat, father Liang tidak menyerahkan uang tapi memaksa merampas tanah kelenteng). Rakyat desa menjadi marah dan mengadukan kasus ini ke kantor pemerintahan ÑÃÃÅ, tapi mereka dikalahkan. Tahun 1881 terjadi bentrokan lagi dan pemerintah Qing memutuskan bahwa gereja itu berdiri diatas tanah pinjaman. Tahun 1887, terjadi lagi kasus perampasan sehingga membuat rakyat desa itu menghancurkan gereja. Permasalahan menjadi bara pemicu yang akan meluas di desa Liyuan dan akhirnya menarik Zhao dalam gerakan ini. Pengaruh Zhao sebagai ketua perguruan membuat rakyat desa memohon bantuan Zhao dan Zhao sendiri sudah muak melihat kesewenangan pihak barat terutama isi perjanjian yang tidak adil. Zhao memutuskan untuk merekrut para pesilat dan pada tanggal 2 bulan April 1896 ia mengadakan pertemuan besar dengan para pesilat di desa Liyuan. Ia memperagakan tinju Bunga
Re: [budaya_tionghua] Fwd: Perang ? Meminta maaf ?
Misionaris kristen terlibat dalam perang boxer ini , juga terlibat dalam punitive picnic , loot arson dan rape . Mark Twain mengecam keras keterlibatan misionaris ini dalam harian New York pada waktu itu. 2009/12/16 ardian_c ardia...@yahoo.co.id --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, perfect_harmony2000 perfect_harmony2...@... wrote: Sdr.semua, Melihat kejadian pasca perang dunia kedua, dimana Jerman meminta maaf serta mengakui dosa-dosanya dimana Jepang belum meminta maaf dan belum mengakui dosa-dosanya. Hal ini wajar saja karena NAZI Jerman hancur seiring dengan kekalahannya mereka. Sedangkan Jepang ? Kaisarnya saja tidak disentuh, para pelaku kejahatan yang diadili hanya sekitar Tojo dan lingkungannya. Banyak para pelaku kejahatan perang yang bebas berkeliaran di Jepang dan mereka membentuk LDP. Hal ini yang membedakan dengan Nazi. Kejujuran untuk mengakui kesalahan masa lampau adalah hal yang penting serta sikap memaafkan. Dalam hal ini, Jepang ( cat: institusi kenegaraan ) perlu mengakui kesalahan masa lampau dan rakyat Tiongkok harus memiliki sikap memaafkan. Kejujuran itu hampir dapat dikatakan tidak ada, lihat saja lembaga keagamaan yang besar, yang pada masa lampau sering melakukan kesalahan, yang mana kesalahan yang diakui adalah kesalahan yang mereka perbuat terhadap suku atau bangsa yang sudah punah atau mendekati kepunahan. Sedangkan untuk bangsa yang masih kuat dan ada, mereka tidak mau mengakuinya. Inggris mana mau mengakui Perang Candu karena ulah perdagangan candu yang dilarang ? Inggris selama bertahun-tahun mengajarkan kepada anak-anak Sekolah Hongkong ( cat: hal ini saya ketahui dari keponakan saya pada tahun 80an awal, bisa benar bisa salah )bahwa perang candu adalah untuk Fair Trade. Vatican mengganggap para boxer adalah anti Barat ( cat: dalam hal ini adalah anti Kristen ) sedangkan Tiongkok menganggap bahwa para boxers adalah pejuang rakyat melawan imperialisme barat. Dari 2 hal ini saja apakah kita bisa melihat mana yang benar mana yang salah ? Dalam pendapat saya, setiap negara atau bangsa memiliki masa kelamnya, akui jika itu terjadi. Dengan begitu bangsa tersebut menjadi semakin besar. Hal ini juga sering menimpa diri kita, kita tidak akan mau mengaku salah jika kita tidak dalam posisi terjepit atau melihat betapa tidak pentingnya minta maaf. Apalagi dalam konteks negara maupun lembaga ? Padahal meminta maaf dan memaafkan diperlukan dalam suatu hubungan internasional maupun dalam kehidupan kita sehari-hari. Mencari kesalahan orang lain atau negara lain lebih mudah daripada melihat kelemahan sendiri. Jika orang lain tidak mau minta maaf, kita yang harus memaafkan mereka. Kalau kita mengingat kekejaman tentara Jepang di Nanjing, kenapa kita tidak bisa mengingat kekejaman tentara 8 negara pada masa perang Boxer ? Atau pembantaian kota Yangcheng oleh tentara Inggris ? Jika kita bisa melupakan perilaku orang barat pada masa lalu di Tiongkok kenapa kita tidak bisa melupakan kekejaman tentara Jepang di Tiongkok ? Melupakan bukan berarti menghapus sejarah, melupakan dalam hal ini adalah memaafkan. Hormat saya, Xuan Tong --- End forwarded message ---
[budaya_tionghua] untk Sdr Erik
Salam.. Selamat malam Sdr Erik, terima kasih atas penjelasannya. Ah..ah..mungkin ya saya ada salah tanggap, karna kesal dng tulisan brapa member yg mengandung provokasi . Memang ktk saya menanggapi saya berbicara dng mengambil contoh di Indonesia, misal nya suku batak.stelah saya mencermati trnyata sedang dibahas masalah pelecehan budaya oleh misionaris2 barat trhdp Tiongkok. Saya setuju dng pendapat anda, tg Arogan Culture yg dilakukan yg dilakukan pi9hak barat thrdp timur.Trima kasih atas tambahan info tg barat yg tidak mau belajar pd kebudayaan lokal , setempat. Surprise ktk mengetahui anda pernah mndpt pendidikan di Driyarkara, benar ngak sich anda di brain washing ,,,? ah..ah..saya beruntung mendpt pendidikan yg tidak trlalu liberal atau konservatif. Ada banyak dosen2 muda lulusan Australia dan Amerika yg ikut bergabung mengajar di college saya. Jujur, saya juga tidak setuju dng tindakan arogansi pendeta kristen dlm hal kasus di Indonesia yg melecehkan dan merendahkan budaya timur kt. Saya juga ingin menghadapi mrk , untk mengcounter balik pernyataan2 mrk . Pada awalnya saya ingin mendpt celaan dari pihak ibu saya dan gerejanya, karena mrk tahu saya ada banyak menyimpan dan meng koleksi artefak2 seni yg dianggap setan oleh mrk...tapi trnyata mrk tidak berani melakukan nya...ah..ah.. Sdr Erik, jelas saya tidak membanggakan ke kristenan , spt yg dituduhkan Sdr Zoufy, saya hanya memcoba menjelaskan sejauh kapasitas pengetahuan saya tg visi dan misi awal para misionaris, khususnya di Indonesia, trutama untk suku2 di pedalaman, saya tidak berbicara tg invasi barat ke tiongkok, tapi saya trpaksa meng kounter balik ktk masalah di ahlikan kpd invasi barat ke tiongkok. Jelas, saya katakan , mengapa hrs takut dng ke kristena an , saya jadi ingat pernyataan Gus Dur, ktk sekelompok yg katanya radikal islam agak sdikit kwatir dan menyerang kristen kerna invasi penyebaran agama yg tidak ber etika yg dilakukan oleh segelintir pendeta kristen, ya knapa mesti takut...? Juga untk kebudayaan timur yg luhur dan ber adab, ngak usah paranoid lahdng katanya invasi penyebaran ke kristen an . Budaya luhur yg tinggi tidak akan goyah dan akan abadi sepanjang zaman. Saya justru mengikuti milis BT ini karna menyadari kekurangan pengetahuan saya sbg orang keturunan tionghoa di indonesia, terhadap budaya tionghoa, karna faktor2 politik dan diskrimnisasi yg pernah dilakukan terhadap keturunan tionghoa. Sekali lagi , salam dan terima kasih untk sharing nya. beng mazmuri
[budaya_tionghua] Re: Fwd: Perang ? Meminta maaf ?
yoi bro, itu bishop fan guo liang yg dari itali aja sempet2 ngerampok huehehehehe en semua barang jarahannya dipajang dimuseum pulak. trus ada pastur mario yg ikut2an perang candu trus sempet jadi pejabat. lha kalu yg kayak gini diungkap, ati2 lu dada ntar lu disebut antek anti christ lage gak perduli lu dah brp kali dikepret aer. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo hisashi.mits...@... wrote: Misionaris kristen terlibat dalam perang boxer ini , juga terlibat dalam punitive picnic , loot arson dan rape . Mark Twain mengecam keras keterlibatan misionaris ini dalam harian New York pada waktu itu. 2009/12/16 ardian_c ardia...@... --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, perfect_harmony2000 perfect_harmony2000@ wrote: Sdr.semua, Melihat kejadian pasca perang dunia kedua, dimana Jerman meminta maaf serta mengakui dosa-dosanya dimana Jepang belum meminta maaf dan belum mengakui dosa-dosanya. Hal ini wajar saja karena NAZI Jerman hancur seiring dengan kekalahannya mereka. Sedangkan Jepang ? Kaisarnya saja tidak disentuh, para pelaku kejahatan yang diadili hanya sekitar Tojo dan lingkungannya. Banyak para pelaku kejahatan perang yang bebas berkeliaran di Jepang dan mereka membentuk LDP. Hal ini yang membedakan dengan Nazi. Kejujuran untuk mengakui kesalahan masa lampau adalah hal yang penting serta sikap memaafkan. Dalam hal ini, Jepang ( cat: institusi kenegaraan ) perlu mengakui kesalahan masa lampau dan rakyat Tiongkok harus memiliki sikap memaafkan. Kejujuran itu hampir dapat dikatakan tidak ada, lihat saja lembaga keagamaan yang besar, yang pada masa lampau sering melakukan kesalahan, yang mana kesalahan yang diakui adalah kesalahan yang mereka perbuat terhadap suku atau bangsa yang sudah punah atau mendekati kepunahan. Sedangkan untuk bangsa yang masih kuat dan ada, mereka tidak mau mengakuinya. Inggris mana mau mengakui Perang Candu karena ulah perdagangan candu yang dilarang ? Inggris selama bertahun-tahun mengajarkan kepada anak-anak Sekolah Hongkong ( cat: hal ini saya ketahui dari keponakan saya pada tahun 80an awal, bisa benar bisa salah )bahwa perang candu adalah untuk Fair Trade. Vatican mengganggap para boxer adalah anti Barat ( cat: dalam hal ini adalah anti Kristen ) sedangkan Tiongkok menganggap bahwa para boxers adalah pejuang rakyat melawan imperialisme barat. Dari 2 hal ini saja apakah kita bisa melihat mana yang benar mana yang salah ? Dalam pendapat saya, setiap negara atau bangsa memiliki masa kelamnya, akui jika itu terjadi. Dengan begitu bangsa tersebut menjadi semakin besar. Hal ini juga sering menimpa diri kita, kita tidak akan mau mengaku salah jika kita tidak dalam posisi terjepit atau melihat betapa tidak pentingnya minta maaf. Apalagi dalam konteks negara maupun lembaga ? Padahal meminta maaf dan memaafkan diperlukan dalam suatu hubungan internasional maupun dalam kehidupan kita sehari-hari. Mencari kesalahan orang lain atau negara lain lebih mudah daripada melihat kelemahan sendiri. Jika orang lain tidak mau minta maaf, kita yang harus memaafkan mereka. Kalau kita mengingat kekejaman tentara Jepang di Nanjing, kenapa kita tidak bisa mengingat kekejaman tentara 8 negara pada masa perang Boxer ? Atau pembantaian kota Yangcheng oleh tentara Inggris ? Jika kita bisa melupakan perilaku orang barat pada masa lalu di Tiongkok kenapa kita tidak bisa melupakan kekejaman tentara Jepang di Tiongkok ? Melupakan bukan berarti menghapus sejarah, melupakan dalam hal ini adalah memaafkan. Hormat saya, Xuan Tong --- End forwarded message ---
[budaya_tionghua] Re: Budaya setan
Argumentasi yang menarik! Selain itu ada hukum alam: barang yang lebih baru adalah lebih menarik. Agama dasarnya adalah konsep. Islam sebagai ajaran adalah lebih baru dari pada agama agama Semit lainnya, jadi lebih up to date. Syusyah bagi pak pendeta untuk menarik pemeluk Islam menjadi Kristen. Juga aliran aliran Kristen yang lebih tua seperti katolik, tak mudah menarik penganut konsep Kristen yang lebih baru, seperti gereja gereja karismatik, seperti bethel dll, menjadi pemeluk katolik. Tetapi terbalik, lebih mudah. Saya lihat beberapa teman katolik yang menjadi pengikut pantekosta dll. Nah, agama agama sangat tua didunia, seperti Hindu, Tao, Buddha dan Konghucu sangat sulit menarik penganut konsep agama agama modern, tetapi sebaliknya lebih mudah. Agama Kristen meng-claim, memperbaharui ajaran Yahudi (PL), dan sapakah penganut Kristen awal? Semua Yahudi. Tapi hampir tak ada penganut Kristen yang masuk Yahudi. Islam, sebagai agama Semit termuda, juga meng-claim telah menggenapi ajaran ajaran sebelumnya, jadi banyak umat Kristen di Indonesia, yang masuk Islam. Lihat WS Rendra dll. Mereka dinamakan Mualaf. Secara historis, di Asia, dari India sampai Tiongkok, orang berbondong menganut Kristen diawal abad ke XIX disebabkan oleh kolonisasi. Di India pusat Kristen adalah di wilayah Kerala dan Goa, yang dahulu adalah benteng utama Portugis, demikian juga di Malakka, Malaysia, Philippina dan bagian timur Indonesia. Tapanuli di Protestant-kan oleh kelompok missionaris Jerman dari Wueppertal, yakni Rheinische Missionsgesellscahft (RMG). Malukku, Minahasa dan papua oleh keompok Zending. Flores, Timor memeluk Katholik sejak pendudukan Portugis. Tokoh missionarist andal, adalah Fransiscus Xaverius yang mengkatholikkan Asia timur dan tenggara, wafat pada 3 Desember 1552 di Sangchuan SANTO Fransiskus Xaverius adalah pelopor misionaris Kristen dan salah satu pendiri Ordo Yesuit. Ia terlahir dengan nama Francisco de Jaso y Azpilcueta di Kastil Xavier, Spanyol, sebagai putra bangsawan Basque di Navarro. Fransiskus Xaverius mengabdikan sebagian besar hidupnya bagi misi di negeri-negeri terpencil. Ia sempat menginjak Indonesia karena diutus oleh Raja Portugal Yohanes III. Rombongannya tiba di Malaka pada Oktober 1545. Selama tiga bulan ia menunggu kapal tumpangan ke Makassar yang tak kunjung tiba. Akhirnya ia membatalkan tujuan ke Makassar. Fransiskus bertolak dari Malaka pada 1 Januari 1546 dan berlabuh di Ambon. Setelah itu ia mengunjungi pulau-pulau lainnya di Maluku, termasuk Ternate dan Moro. Misi di Ambon ini merupakan salah satu awal sejarah Gereja Katolik di Indonesia. Ketika meninggal usianya belum genap 50 tahun. Fransiskus Xaverius diakui sebagai seorang santo oleh Gereja Anglikan dan Katolik. Ia dibeatifikasi oleh Sri Paus Paulus V pada 25 Oktober 1619 dan dikanonisasi oleh Sri Paus Gregorius XV pada 12 Maret 1622. Sejarah Kristenisasi oleh agama Katolik 1. Pada tahun 1902 di Batavia (Jakarta) mulai didirikan Apostolisch Vicariaan Van Batavia. Tetapi agama Katolik telah masuk ke Indonesia jauh sebelum itu. Pada abad ke 16 agama ini telah memasuki kepulauan Maluku, Ambon, Ternate, Solor dan Nusa Tenggara. Penyebarannya mula-mula dilakukan oleh bangsa Portugis yang menguasai kepulauan itu. Pada tahun 1546 seorang Apostel (muballigh) dari India juga datang ke sana, bernama Fransiscus Xaverius. Dia berhasil menarik simpati pemerintah Portugis dan penduduk asli. Tahun 1605 pulau Ambon dapat ditaklukkan. Pada waktu itu di Ambon telah ada 4 buah gereja dan sekitar 16.000 orang beragama Katolik. 2. Agama Katolik memasuki Sulawesi dari Makasar, dan itu semua dilakukan oleh pengikut madzhab Dominicus Orde (H. Dominicus hidup tahun 1170 - 1221) dan pengikut madzhab Yesuiten Orde. Madzhab Yesuit ini pada mulanya didirikan oleh seorang bangsawan Spanyol bernama Ignatius Loyola yang lahir tahun 1491. Dia adalah penganut aliran mistik dalam agama Katolik. Dalam peperanganmelawanPerancis mendapat cedera yang mengakibatkan kelumpuhan seumur hidup. Mistiknya bertambah menebal dan mendapat banyak pengikut. Pada tahun 1529 dibentuknya di Paris suatu jama'ah yang dibai'at untuk mengabdi kepada Paus dan menyebarluaskan agama Katolik, Tahun 1539 semua anggota jama'ah dilantik menjadi pastor dan tahun 1560 Paus Paulus III meresmikan jama'ah ini sebagai Jamaah Yesus atau the Society of Yesus. Jamaah terus berkembang maju dan bersama Orde Yesuit. 3. Gerakan agama Protestan yang sangat memusuhi Gereja Katolik berhasil menghancurkan kedudukan Missie Katolik di India sejak abad ke 17. Tetapi revolusi Perancis telah menyebabkan terjadinya pergolakan politik di negeri Belanda yang mengakibatkan hancurnya pusat Zending (Protestan) dan bangkitnya
Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
Mungkin jika mengalami sendiri gimana keluarga pecah, anak n ortu musuhan, adik dan kakak ga saling nyapa, hanya gara2 yg sudah tobat mengajak yg laennya tobat dan tidak diikuti bahkan banyak yg sampe meninggalpun masih bermasalah maka akan tau kenapa org antipati terhadap kiprah kristen n budaya tionghoa. -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 12:13:35 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Saya dari lahir kristen dan baru 5 tahun ini jadi buddhist. Sejak kecil selama 24 tahun sudah beberapa kali pindah gereja. Dari smua gereja hanya katolik yang ajarannya murni dan sesuai firman ( kasih yang terutama ) Kalau kristen non kharismatik juga bagus hampir mirip katolik mengutamakan kasih juga hanya sedikit fanatik Kristen kharismatik (berbahasa roh) wahhh tiap gereja kharismatik ajarannya beda2 tergantung pendetanya. Kasih nomor 2 hanya iman yang menyelamatkan (tujuannya cari selamat aja) Tapi yang saya lihat dari ketiganya yang paling di berkati oleh tuhan gereja kharismatik (berbahasa roh) para pendetanya benar2 di beri kelimpahan berkat, mobil dan rumah nya mewah2. Semua tulisan saya ini hanya pendapat pribadi belum tentu benar. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Erik rsn...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 10:34:43 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini! Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya. Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa keterbelakangnya bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip serta kepercayaan takhyul! Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat pada zamannya dulu itu! Namun implikasinya pada misionaris ketika mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati). Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan dan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari barat ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa Tionghoa tak mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini dalam bidang IPTEK. Namun demikian, koh Beng! Situasinya kita di Indonesia sekarang sudah berubah pasca era reformasi. Banyak sekali sekolah-sekolah yang dikelola Yayasan Kristen berlomba-lomba menyelenggarakan kursus bahasa Mandarin, bahkan saya tahu dan saya kenal ketua yayasan beberapa sekolah Kristen yang mengharuskan siswa berbahasa Mandarin pada hari-hari tertentu, di samping bahasa Inggris pada hari-hari lain. Bukan cuma itu, teman kita pak Kukuh dan juga instruktur kaligrafi dan Chinese painting asal Nanjing Tiongkok pun adalah umat Nasrani yang sangat getol mendalami dan memperkenalkan budaya Tionghoa ke mana-mana. Sebagaimana telah saya singgung pada posting terdahulu. Pemberangusan budaya Tionghoa oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia juga terkondisikan oleh kebijakan rezim rasis Orde Bau yang anti Cina selama lebih 30 tahun lalu. Saya yakin dan percaya (sebab saya mendapat pelajaran dan latihan itu di STF Driyarkara) bahwa lembaga agama Kristen tahu dan paham akan metode inkulturasi dalam misi pengabaran injil. Namun, dalam situasi yang serba curiga dan anti Cina pelaksanaan metode inkulturasi yang mengakui eksistensi budaya Tionghoa bukanlah sebuah pilihan yang menguntungkan waktu itu di Indonesia. Namun demikian, yang saya sesalkan adalah di samping keterpaksaan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan anti Cina rezim Orde Bau, ada juga beberapa lembaga Kristen yang dikelola justru oleh orang Tionghoa (entah dengan maksud dan tujuan apa?) justru dengan sengaja membentur-benturkan budaya Tionghoa dengan Injil, dan hal itu tetap berlangsung sampai
Re: [budaya_tionghua] Fwd: OOT: Mohon penilaian yg netral bag.1
Dada : Bukankah agama asing telah masuk berabad2 lalu , bahkan di era medieval pasca reformasi luther , Jesuit masuk membanjiri Tiongkok , dan memberi umpan balik pengetahuan dan budaya Tiongkok ke Eropa . Secara tidak langsung menggerakkan aufklarung di Eropa , karena banyak sinopilia terkemuka di bidang ilmu , politik dll seperti Voltaire , Leibniz , Christian Wolf . selengkapnya liat blog lawas , tulisan lawas saya .. http://parahyangan.wordpress.com/2008/11/20/china-remaking-asia/ Konflik boxer memang konjungsi dari masalah agama dan praktek kolonialisme barat +jepang setelah 1800 , tiongkok babak belur dan kalah terus menerus perang , dan terkena perjanjian tidak seimbang (unequal) , hal ini berimbas juga pada agama si pemenang mendapatkan banyak privilege , karena berasal dari negara pemenang perang . Istilahnya jangan coba macam2 sama kristen , kalau tidak mau dihajar ...(dihajar perang maksudnya) 2009/12/16 ardian_c ardia...@yahoo.co.id --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, theresa_gong theresa_g...@... wrote: Dear members, Yihe tuan tidak lahir begitu saja karena kebencian pada orang asing terutama agama asing. Sejarah Tiongkok membuktikan bahwa filosofi Tiongkok tidak menabukan kepercayaan lain. Arti kata jiao tidak mengacu kepada arti agama seperti yang kita kenal sekarang ini. Kata jiao adalah pengajaran. Kasus terjadinya gerakan Yihe karena faktor-faktor kolonialisme dan imperialisme. Gerakan Yihe tuan bermula dari Shandong, dan Shandong merupakan propinsi yang mengalami hal-hal pahit akibat kolonialisme dan imperialisme Eropa pada abad ke 19 di Tiongkok. Gerakan ini tidak dapat dikatakan bermula karena anti agama Kristen, tepatnya gerakan anti barat. Sejak perang candu hingga tahun 1900 terjadi 4000 lebih perkara agama ½Ì °¸. Banyak yang percaya kalau bentrokan itu lebih dari 6000 kasus. Banyak orang yang salah mengira bahwa Yihe tuan adalah gerakan anti Kristen, Banyak tulisan selalu menulis korban-korban dari pihak Kristeni tapi tidak pernah mau berpikir netral atau adil dengan melihat faktor- faktor dibelakang timbulnya gerakan itu dan korban-korban dari akibat perjanjian tidak adil tidak disebutkan secara jelas. Banyak jari menuduh gerakan Yihe tuan sebagai gerakan anti Kristen. Perang CanduѻƬսÕù 1840-1842 hasilnya perjanjian NanjingÄϾ©ÌõÔ¼ Perang Candu 2 µÚ¶þ´ÎѻƬսÕù856-1860 menelurkan perjanjian Aihun è¨çõÌõÔ¼, perjanjian Tianjin Ìì½òÌõÔ¼, perjanjian Beijing±±¾©Ìõ Ô¼ Perang Sino PerancisÖз¨Õ½Õù1883-1885 melahirkan perjanjian Sino PrancisÖз¨Ð Լ Perang Sino Jepang ¼×ÎçÖÐÈÕÕ½Õù1894-1895 buahnya perjanjian Maguan Âí ¹ØÌõÔ¼. Dengan begitu banyaknya perjanjian-perjanjian dari peperangan antara dinasti Qing dengan banyak negara, yang mengalami penderitaan parah adalah rakyat jelata. Puncaknya adalah kemarahan rakyat sehingga gerakan Yihe tuan bisa mendapatkan simpati dari masyrakat luas. Awal gerakan ini adalah bertujuan mengenyahkan invasi dan dominasi bangsa asing yang menginjak-injak harga diri rakyat jelata, terutama di konsesi-konsesi asing dan wilayah-wilayah asing ( gereja dapat dikatakan termasuk wilayah asing, dimana hukum dinasti Qing tidak berlaku. Banyak pelaku kejahatan berpura-pura masuk agama Kristen dengan tujuan mendapat perlindungan dari gereja dan pihak barat.) Pelopor atau pendiri Yihe tuan adalah Zhao Sanduo ÕÔÈýÕÔÈýdan Yan Shuqin ÑÖÊé ÇÚ. Zhao adalah ketua generesi ke 14 dari perguruan tinju Mei ÷»¨È dan Yan adalah praktisi beladiri aliran HongºéÈ. Mereka sebenarnya adalah anggota perlawanan dinasti Qing, tapi berubah pemikiran ketika melihat betapa parahnya akibat imperialisme barat. Slogan awal perlawanan mereka adalah Kembalikan tanah airku dan kekuasaanku »¹Îҽɽ»¹ÎÒȨ. Saat pemerintah Qing melakukan represi terhadap gerakan mereka, baru kemudian slogannya ditambah, yaitu Dukung Qing enyahkan Barat·öÇåÃðÑó. Terlibatnya Zhao dalam gerakan ini bermula dari kasus perebutan tanah di desa Liyuan ÀèÔ°ÍÍ, propinsi Shandong. Tahun 1869, komunitas Katolik ( mereka adalah minoritas ) di desa Liyan dan para penduduk desa Liyuan berunding dan mereka sepakat untuk membagi tanah desa dibagi menjadi 4 bagian, 3 bagian adalah milik penganut kepercayaan orang Tionghoa ( kepercayaan Tridharma rakyat, bukan dalam bentuk organisasi keagamaan resmi seperti Taoism, Buddhism dan Ruism) dan 1 bagian adalah milik komunitas Katolik. Umat Katolik kemudian menyerahkan tanah tersebut kepada father Liang Mingde ÁºÃ÷µÂ (orang Italy), father Liang kemudian berkeingian membeli tanah yang menjadi kelenteng Yuhuang dan memberi uang sebanyak 150 tael perak kepada 3 umat Katolik bermarga Zhang, Yang dan Wang di desa Liyuan, tapi uang itu tidak pernah diberikan kepada para pemuka desa dan kelenteng. Father Liang tentunya tidak tahu akan hal ini, ia mengira tanah itu sudah menjadi miliknya dan memerintahkan umat- umatnya untuk menghancurkan kelenteng
[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR
Bukhari, Anda beberapa kali menyerang pribadi saya bukan isi tulisan saya. Cara ini tidak membuat anda jadi terlihat cerdas, pak. Debatlah pandangan saya, tunjukkan dimana pandangan saya yang tidak anda setujui. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... wrote: Kelihatannya dia dikasih dear atau tidak sama saja, niat asalinya memang mau mengacau saja. Orang seperti ini selalu ada saja, meloncat-loncat dari satu milis ke milis lain... Wasalam. - Original Message - From: zhonghua_wenhua To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, December 15, 2009 8:02 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR Dear Chen, harap anda menghormati keputusan moderator yang meminta agar judul subject dirubah. Ingat milis ini bukanlah ajang untuk memprovokasi tapi untuk bertukar pandangan dan berdiskusi. Moderator --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosensei@ wrote: Dear Zhonghua: Saya sangat setuju, jangan menyerang pribadi anggota milis. Hal tersebut membuat perselisihan dalam mangkok seperti istilah siapa saya lupa. Dan tidak menyelesaikan esensi permasalahan. Berkenaan judul subject yang saya buat tersebut, saya akui memang itu terkesan provokatif, tapi memang bahasa headline harus selalu begitu, untuk menarik perhatian. Menurut saya, yang lebih penting dipermasalahkan adalah isi yang ingin dibahas. Apakah menurut anda, pelecehan terhadap budaya Tionghoa (yang kebetulan dilakukan secara terbuka dalam komunitas kristen dalam kotbah mingguan di gereja maupun di TV) tidaklah relevan dengan tujuan forum ini? Jadi, saran saya... biarlah headline tetap seperti itu, selama yang berpendapat tetap saling menjaga batasan diskusi. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhonghua_wenhua zhonghua_wenhua@ wrote: Dear miliser, diskusi dengan subject berjudul Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? membuat kenyamanan milis ini terganggu. Harap judul tersebut dirubah dan berdiskusilah dengan baik, jangan menyerang pribadi anggota milis. Milis ini dibuat untuk memperkenalkan kembali budaya Tionghua dan sejarah Tiongkok serta mendiskusikan segala macam permasalahannya. Kita juga perlu menyadari bahwa banyaknya kesalahpengertian tentang budaya Tionghoa, baik dikalangan Tionghoa maupun non Tionghoa. Jadi untuk mengurai kesalahpahaman ini, kami mengharapkan semua permasalahan yang terkait dengan budaya Tionghoa harap didiskusikan dengan baik, jangan gunakan judul yang bersifat provokatif dan mengganggu kenyamaan rekan-rekan lain. Bagi mereka yang tidak mengganti judul ini, maka postingannya tidak akan diloloskan. Moderator
Re: [budaya_tionghua] Fwd: Perang ? Meminta maaf ?
Semua yg pernah belajar sejarah waktu sekolah juga tau apa itu kampanye 3G n peran gereja didalamnya. Contohnya yah nasib tragis yg bangsa inca yg sangat tinggi budayanya dijaman itu juga direstui oleh mereka. -Original Message- From: shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com Date: Wed, 16 Dec 2009 19:41:32 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Fwd: Perang ? Meminta maaf ? Misionaris kristen terlibat dalam perang boxer ini , juga terlibat dalam punitive picnic , loot arson dan rape . Mark Twain mengecam keras keterlibatan misionaris ini dalam harian New York pada waktu itu. 2009/12/16 ardian_c ardia...@yahoo.co.id --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, perfect_harmony2000 perfect_harmony2...@... wrote: Sdr.semua, Melihat kejadian pasca perang dunia kedua, dimana Jerman meminta maaf serta mengakui dosa-dosanya dimana Jepang belum meminta maaf dan belum mengakui dosa-dosanya. Hal ini wajar saja karena NAZI Jerman hancur seiring dengan kekalahannya mereka. Sedangkan Jepang ? Kaisarnya saja tidak disentuh, para pelaku kejahatan yang diadili hanya sekitar Tojo dan lingkungannya. Banyak para pelaku kejahatan perang yang bebas berkeliaran di Jepang dan mereka membentuk LDP. Hal ini yang membedakan dengan Nazi. Kejujuran untuk mengakui kesalahan masa lampau adalah hal yang penting serta sikap memaafkan. Dalam hal ini, Jepang ( cat: institusi kenegaraan ) perlu mengakui kesalahan masa lampau dan rakyat Tiongkok harus memiliki sikap memaafkan. Kejujuran itu hampir dapat dikatakan tidak ada, lihat saja lembaga keagamaan yang besar, yang pada masa lampau sering melakukan kesalahan, yang mana kesalahan yang diakui adalah kesalahan yang mereka perbuat terhadap suku atau bangsa yang sudah punah atau mendekati kepunahan. Sedangkan untuk bangsa yang masih kuat dan ada, mereka tidak mau mengakuinya. Inggris mana mau mengakui Perang Candu karena ulah perdagangan candu yang dilarang ? Inggris selama bertahun-tahun mengajarkan kepada anak-anak Sekolah Hongkong ( cat: hal ini saya ketahui dari keponakan saya pada tahun 80an awal, bisa benar bisa salah )bahwa perang candu adalah untuk Fair Trade. Vatican mengganggap para boxer adalah anti Barat ( cat: dalam hal ini adalah anti Kristen ) sedangkan Tiongkok menganggap bahwa para boxers adalah pejuang rakyat melawan imperialisme barat. Dari 2 hal ini saja apakah kita bisa melihat mana yang benar mana yang salah ? Dalam pendapat saya, setiap negara atau bangsa memiliki masa kelamnya, akui jika itu terjadi. Dengan begitu bangsa tersebut menjadi semakin besar. Hal ini juga sering menimpa diri kita, kita tidak akan mau mengaku salah jika kita tidak dalam posisi terjepit atau melihat betapa tidak pentingnya minta maaf. Apalagi dalam konteks negara maupun lembaga ? Padahal meminta maaf dan memaafkan diperlukan dalam suatu hubungan internasional maupun dalam kehidupan kita sehari-hari. Mencari kesalahan orang lain atau negara lain lebih mudah daripada melihat kelemahan sendiri. Jika orang lain tidak mau minta maaf, kita yang harus memaafkan mereka. Kalau kita mengingat kekejaman tentara Jepang di Nanjing, kenapa kita tidak bisa mengingat kekejaman tentara 8 negara pada masa perang Boxer ? Atau pembantaian kota Yangcheng oleh tentara Inggris ? Jika kita bisa melupakan perilaku orang barat pada masa lalu di Tiongkok kenapa kita tidak bisa melupakan kekejaman tentara Jepang di Tiongkok ? Melupakan bukan berarti menghapus sejarah, melupakan dalam hal ini adalah memaafkan. Hormat saya, Xuan Tong --- End forwarded message ---
[budaya_tionghua] Re: agama etnis ?
Atau coba anda tanyakan ke PITI, Alda. Alternatifnya lagi, coba anda tanyakan ke Masjid Tionghoa yang di Glodok. Semoga anda mendapatkan statistik yang anda butuhkan. Salam, Chen Gui Xi --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alda agustine mydiary...@... wrote: Berapa persen keturunan Tionghoa yang Muslim di Indonesia?
[budaya_tionghua] Re: Penghinaan
Kayaknya gampang dijawab. Yang datang ke kelenteng, merayakan Imlek, Cap Go atau apapun, apakah dia di Tiongkok, Singapura, New York, Kuala Lumpur. Indonesia, merayakan budaya dan agama Tionghoa (agama berasal dari Tiongkok). Yang datang ke gereja rayakan Natal atau Paskah dimanapun, merayakan budaya dan ritus Kristiani, siapapun dia, orang Tionghoa, Arab, bule, India.. Yang datang ke mesjid merayakan Idul Fitri atau Idul Adha, dimanapun, merayakan suatu ritus Muslim, apakah dia Tionghoa, Jawa, Batak, Arab, India.. Kita teruskan: yang datang ke synagoga yang datang ke kuil Hindu yang datang ke Pura di Bali merayakan ritus ritus yang terkait, siapapun mereka.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosen...@... wrote: Untuk tes wawasan bersejarah dan kecerdasan berdeduksi anda, Buds. Bagaimana memisahkan budaya Arab dan Ramadhan? Bagaimana memisahkan budaya Arab dan Islam? Bagaimana memisahkan budaya China dan Imlek? Bagaimana memisahkan budaya Tionghoa dan Konghucu atau Tao? Kalau ada bisa menjawab 4 pertanyaan saya di atas, maka kedua pertanyaan anda juga sudah terjawab oleh anda sendiri. Btw, kenapa tidak anda sekalian jawab saja dari kemarin pertanyaan2 saya? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, BUD'S 1 bsugih2007@ wrote: Sebelum saya menaggapi ente, saya mau tau dulu Menurut Ente Perayaan Imlek itu adalah perayaan Agama atau perayaan Kebudayaan Tionghua. ??? Disamping itu saya kutip tulisan ente Dear Djoko: Jadi saran anda bagaimana, untuk menghentikan pelecehan budaya/agama Tionghoa mingguan di gereja kristen ini? ( Aslinya bisa dilihat dibawah ) Pertanyaan saya : Ente mau bicara Pelecehan Budaya atau Agama atau Budaya Plus Agama ?? Tolong Pertegas. Salam ikkyosensei_ym wrote: Wah, saya masih bingung, koh. Sepertinya anda berpendapat kalau Toa Pe Kong tidak dipajang di vihara atau masjid atau gereja, berarti terjadi penghinaan. Jadi anda memahami istilah penghinaan seperti itu yach? Mungkin anda salah paham maksud saya dengan penghinaan atau kurang ajar tersebut. Kalau saya sebut memajang foto mama/papa anda yang sudah meninggal adalah memajang foto iblis,itulah baru saya sebut kurang ajar. Dan memang itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut. Kalau saya mencibir/mentertawakan/mengajarkan kepada publik berkenaan orang muslim yang sedang nyekar ke makam orang tuanya saat lebaran, tanpa mengerti simbol budaya mereka, itu namanya kurang ajar. Dan, sekali lagi, itulah yang dikotbahkan pendeta kurang ajar tersebut. Saya kira sampai di sini, kita sudah mencapai kesepahaman, koh. Benarkan? Btw, saya menolak klaim spekulatif anda bahwa Imlek tidak dirayakan di vihara Mahayana seperti Ekayana Grha. Hingga tahun ini, saya masih ikut perayaan imlek di sana loh, koh. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com, BUD'S 1 bsugih2007@ wrote: Jelas dan Terang Benderang Bahwa ada Orang Tionghua yang Selain Agama Kristen yang melarang merayakan Budaya Tionghua. jelas ?? Pake SK segala lagi. Salam, 2009/12/15 ikkyosensei_ym ikkyosensei@ Garuk-garuk kepala. Maaf, saya tidak cukup cerdas untuk mampu melihat kaitan komentar anda dengan tema/tujuan posting ini. Btw, saya kira, seharusnya bukan hal yang mengejutkan untuk tahu bahwa Imlek tidak ada kaitannya dengan agama Buddha, serta Toa Pe Kong bukanlah sesembahan dalam agama Buddha. Dan itu membuktikan apa? Bahwa budaya Tionghoa boleh dilecehkan? Ataukah menurut anda, Hartati Murdaya sedang melecehkan budaya Tionghoa? Saya juga bingung dengan klaim anda, benarkah perayaan Imlek tidak dirayakan di Vihara Mahayana? Benarkah di Vihara Mahayana tidak pernah ada pertunjukan barongsai? Mohon petunjuk yang lebih cerdas dan sederhana. Sekali lagi, garuk-garuk kepala. Salam, Chen Gui Xin kaitan komentar anda dengan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, BUD'S 1 bsugih2007@ wrote: He he he, Ente cuma taunya ngerocos doang, Apa yang dikatakan ABS benar, disalah satu milis posting ente tidak diladeni sama sekali sehingga Unsur provokasinya tidak berhasil. Nih untuk buka mata ente. Apakah ente pernah tau kasus dibawah ini ?? Walubi melalui Dewan Pimpinan Pusatnya pun ikut-ikutan mengeluarkan surat edaran No 07/DPP-WALUBI/KU/93, tertanggal 11 Januari 1993 menyatakan bahwa Imlek bukanlah merupakan hari raya agama Budha, sehingga Vihara Mahayana tidak boleh merayakan tahun baru Imlek dengan menggotong Toapekong, Barongsai dll. Pada masa itu bisa dikatakan semua fenomena yang mengidap
[budaya_tionghua] Re: Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan
Maaf, menambahkan sedikit. Ada juga yang berpendapat bahwa waktu itu Hartati Murdaya mendirikan Walubi demi memuluskan jalan politiknya. Murdaya tidak didukung oleh Sangha dan kebanyakan umat, karena dia menempatkan Sangha sebagai salah satu subunit di dalam Walubi. Belum pernah ada dalam sejarah umat melindungi Sangha. Untuk mendapatkan justifikasi, Murdaya mendatangkan/membiayai pendirian aliran Nichiren Shoshu ke Indonesia agar mendapatkan figur bhiksu yang mendukungnya. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian king_h...@... wrote: Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca: Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang berbau Cina, masih berlaku. Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15 bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia). Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin) yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat keamanan bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca: Buddha Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng. Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal bbrp tahun sebelumnya, justru dia yang melarang. kiongchiu, KH - Forwarded Message From: east_road east_r...@... To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah imlek di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan loo kay :) --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, joao_kho Joao.Kho@ . wrote: Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. Nah untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus atau himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga salah adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma pernah bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik aja oleh yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang mayoritas orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di Gereja, karena menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian buddaya suatu etnis. Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama. Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus dipertimbangkan kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara tersebut. Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri tercinta ini. Dimana kita ketahui dengan jelas Semboyan negara kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. Terima kasih. JK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, east_road east_road@ wrote: vihara ekayana graha itu bukan mahayana tapi Aliran Budhayana anda harus bedakan itu, vihara ekayana graha tidak memandang sekte aliran Buddha, dalam satu vihara bisa banyak aliran. Anda salah paham soal itu. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ikkyosensei_ ym ikkyosensei@ wrote: Wah, saya masih
Re: [budaya_tionghua] Re: agama etnis ?
Yayasan haji karim oey di jalan lautze jakarta pusat/barat ya? Pokoknya skitar pasar baru. Tanya orang kalau sudah dijalan lautze pasti tahu Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com Date: Wed, 16 Dec 2009 13:02:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: agama etnis ? Atau coba anda tanyakan ke PITI, Alda. Alternatifnya lagi, coba anda tanyakan ke Masjid Tionghoa yang di Glodok. Semoga anda mendapatkan statistik yang anda butuhkan. Salam, Chen Gui Xi --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alda agustine mydiary...@... wrote: Berapa persen keturunan Tionghoa yang Muslim di Indonesia?
Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
Hehehe, gampang banget seh langsung cap oknum? Apa seh yg dimaksud oknum? Klo dari 10 ada 7 yg seperti itu yg oknum itu yg 3 atau yg 7? Emang ada kebijakan khusus untuk program seperti itu atau hanya inisiatif beberapa oknum saja??? Ada banyak aliran dlm agama yg berbuat begitu mungkin 1-2-3 aliran saja, tp jika aliran yg begitu yg terbesar umatnya apakah bisa disebut hanya oknum saja? Dr tk sampe sma skolah saya katolik kok, bahkan hampir permandian jika saja mau ikut 1 kali lagi kursus belajar agama. Apakah ketika sedang beraksi mereka ngomong kita aliran ini makanya begini atau cuma sebut agamanya aja? Cobalah pahami perasaan keluarga yg cerai berai karena agama. -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 13:07:53 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Banyak kasus seperti itu. Tapi ya itu manusianya yang ga bener atau oknum pendetanya yang ga bener ngajarin yang ga bener. Katolik boleh pegang hio, sembayang leluhur dan lain2. Malah di palembang (linggau) masih diperbolehkan umat katolik sembayang ke dewi kwan Im. Tapi tetep aja saya pengikut buddha. Karena berjodoh dengan buddha. Hehehe Saran: bedakan antara katolik, protestan, protestan kharismatik. Jangan di hajar rata semua Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: agoeng_...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 12:38:34 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Mungkin jika mengalami sendiri gimana keluarga pecah, anak n ortu musuhan, adik dan kakak ga saling nyapa, hanya gara2 yg sudah tobat mengajak yg laennya tobat dan tidak diikuti bahkan banyak yg sampe meninggalpun masih bermasalah maka akan tau kenapa org antipati terhadap kiprah kristen n budaya tionghoa. -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 12:13:35 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Saya dari lahir kristen dan baru 5 tahun ini jadi buddhist. Sejak kecil selama 24 tahun sudah beberapa kali pindah gereja. Dari smua gereja hanya katolik yang ajarannya murni dan sesuai firman ( kasih yang terutama ) Kalau kristen non kharismatik juga bagus hampir mirip katolik mengutamakan kasih juga hanya sedikit fanatik Kristen kharismatik (berbahasa roh) wahhh tiap gereja kharismatik ajarannya beda2 tergantung pendetanya. Kasih nomor 2 hanya iman yang menyelamatkan (tujuannya cari selamat aja) Tapi yang saya lihat dari ketiganya yang paling di berkati oleh tuhan gereja kharismatik (berbahasa roh) para pendetanya benar2 di beri kelimpahan berkat, mobil dan rumah nya mewah2. Semua tulisan saya ini hanya pendapat pribadi belum tentu benar. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Erik rsn...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 10:34:43 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini! Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya. Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa keterbelakangnya bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip serta kepercayaan takhyul! Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat pada zamannya dulu itu! Namun implikasinya pada misionaris ketika mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati). Saya pun setuju bahwa banyak sekali jasa-jasa yang telah disumbangkan oleh para misionaris barat bagi kita masyarakat Timur. Salah satu contoh yang bisa saya sebutkan adalah Matthew Ricci yang berjasa mengajarkan dan menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan alam dan ilmu pasti dari barat ke dalam bahasa Mandarin. Tanpa jasa beliau, saya kira bangsa Tionghoa tak mungkin bisa mencapai kemajuan sepesat hari ini
[budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797
Ancam-mengancam apa lagi ini? Memangnya seberapa jauh anda sudah ikut gerakan anti diskriminasi sampai melontarkan tudingan bermata dua macam itu? Seberapa jauh anda terlibat diskusi teologis mengenai perbedaan antara penghinaan dan sindiran? Rekam jejak anda juga tidak jelas dalam konteks ini koq. Lihat konteks cerita keseluruhan dari Chen Gui Xin dulu! Meskipun saya sepakat bahwa CGX pengutaraannya seringkali kasar dan sembrono, dia toh cuma melontarkan kekesalannya melihat bahwa doktrin agama sudah menyeleweng. Apa karena dia murtad jadi sudah tidak bisa mengutarakan pandangannya? Dia kan tidak sedang membuka debat agama. Lebih guna kalau anda gugat saja dulu berbagai sinetron dan acara TV mengenai entah itu realigi, konversi agama, dsb yang marak tiap-tiap hari raya agama. Tahukah anda bahwa dalam perdebatan di kalangan Vatican jaman PJP II sebelum diganti yang sekarang, beredar sebuah kritik internal di kalangan gereja sendiri bahwasanya pemaknaan derita Yesus sudah diselewengkan. Sudah banyak buku dari kalangan nasrani sendiri yang membahas soal peranan gereja dalam penindasan dan kekerasan yang sebenarnya hanya menutupi nafsu tamak dari sejumlah orang-orangnya (bahkan termasuk sejumlah paus dalam kaitannya dengan keberadaan mafioso). Apakah itu sudah merupakan penghinaan? Bahwa konteks CGX tidak sepenuhnya benar (karena banyak pengikut Nasrani juga sangat miskin hidupnya, rela menderita dan bahkan mati mengenaskan karena membela keyakinannya itu), tapi sebagai kritik sosial, hal itu bukan penghinaan agama! Hal yang sama berlaku untuk agama lain, termasuk misalnya di dalam agama Tionghoa sendiri. kritik macam itulah yang membangun dan mendorong umat untuk mengikuti teladan yang baik, dan bukan memperalat agama demi kepentingan duniawi si pemeluknya. Dalam tradisi nasrani sendiri, betapa banyak joke, sindiran dan kritikan mengenai perbedaan makna antara ajaran dari si pembawa, dengan kondisi sekarang. Dalam forum-forum agama, yang melibatkan tokoh tafsir dan rohaniwan kelas atas, banyak tukar pikiran mengenai pemaknaan penghinaan dalam konteks kemajuan umat manusia secara bersama-sama, bahkan di kalangan nasransi secara luas, pengakuan atas penyimpangan materialistik saat ini atas kotbah di atas bukit. Jadi, ketimbang memperlebar masalah dengan soal yang cuma masalah ringan ini, jauh lebih bijaksana kalau anda menyanggahnya saja. Kalau hal kecil macam ini saja sudah main ancam-ancaman, entah apa yang akan terjadi dengan dunia ini? Ini bukan kategori hujatan, lebih kepada ironi atas ajaran guru dengan kondisi saat sekarang(lihat konteks cerita keseluruhan, bukan main penggal kalimat). Dalam konteks luas, tidak heran dalam Konsili II, Vatican mencoba berubah dengan memberikan pengakuan adanya keyakinan lain di luar gereja yang sebenarnya tidak layak untuk diimankan secara misi gereja, sehingga meralat cara pikir sebelumnya bahwasanya di luar gereja adalah barbar. Meskipun banyak yang menentang, sejumlah kalangan gereja juga sudah meminta maaf atas peran gereja dalam pemberangusan budaya kalangan di luar mereka yang rekam jejaknya dapat dilihat di seluruh wilayah amerika (utara dan selatan), afrika, asia dan bahkan australia serta di Eropa sendiri (lihat perjalanan seorang pastor yang didokumentasikan BBC yang merekam jejak kekerasan agama di benua Eropa sebelum dipaksakan menyatu di bawah doktrin gereja). Selain itu juga keikutsertaan gereja (dan termasuk agama lain) dalam sejumlah kekerasan politik di dunia (sudah baca laporan KKR Argentina, Chili, Afrika Selatan, dsb?) juga menunjukkan bahwa instrumen agama telah dipakai dalam pemaknaan yang keliru, berbeda dengan pesan awal dari pembawanya. Tulisan mengenai itu juga bisa dibaca dalam berbagai buku mengenai persekusi atas nama agama yang masih terus terjadi di dunia hingga saat ini, termasuk perang dominasi kebenaran yang menyebabkan sejumlah pemikir filsafatg mengkritik pemakaian agama. Apa mereka ini sudah menghina agama? Sudah baca Karen Arsmtrong, kekecewaannya dan kemudian pencariannya? Dalam kacamata sempit, dia sudah menistakan agama, tapi apa dia benar-benar menghina, menghujat dsb? konteksnya jelas harus dilihat. Bagaimana dengan Salman Rushdie? Dia mewakili segmen yang berbeda, dan banyak ahli hukum yang menyebutkan bahwa dia memang sudah menyerang, melukai insult bahkan menghina. Hanya karena dia berada di Inggris saja yang menyebabkan dia tidak bisa ditarik dalam sistem hukum bagi vonis kematiannya. Bagaimana dengan kisah Passion of Christ dari Mel Gibson? Apa dia sedang menggemilangkan sang pembawa ataukah justru menistakan kalangan agama Yahudi? Makanya, kalau mau ngancam-mengancam, ulas dulu secara mendalam baik dari sisi teologis, sosiologis, bahkan perbandingan sistem politik, budaya dan sebagainya, termasuk soal semantis, etimologis, dstnya. Belum apa-apa sudah dituding penghinaan/penistaan. Emang konteksnya begitu? Enggak ah. Saya tidak mau berdebat soal agama, tapi
Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)
- Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok --- Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab. Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran. Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad. Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb. Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan ucapan Muhammad sendiri. Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar). Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada sebuah negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan kalimat itu. Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat ilmu. Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan perintah Tuhan dalam Al Quran. Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina tersebut. Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi di Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh jaraknya dari negeri Arab. Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina. Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan otoritas proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad. Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut (bahwa itu adalah ucapan Muhammad) merupakan klaim yang dhaief, dhaief jiddan, atau batil. Uraian saya ini mungkin terlalu panjang bagi suatu milis budaya tionghoa. Tetapi kalau mau lebih 'nyangkut' lagi dengan milis ini, tanpa mau ikut ribut soal kata cina, bisa saya sampaikan bahwa kelihatannya dalam pembahasan ilmu hadits tentang apakah kalimat itu ucapan Muhammad atau bukan, selalu dipakai kata Cina, bukan Tiongkok. Mungkin karena waktu itu kata Tiongkok belum dikenal di budaya Arab. Atau mungkin juga karena memang dengan memakai kata Cina-lah orang Arab menyebut Negeri Tengah (Tionggoan). Wasalam. == - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Mungkin bagus, kalau anda lebih memperbanayak membaca Asian literature philosphy.. Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok. By the way ada kata bijaksana dalam bahasa Latin: Ex Oriente Lux, Penerangan (pencerahan) datang dari Timur.. So sis... go east! --- --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alda agustine mydiary...@... wrote: Fy Zhou, makasih tanggapannya. Saya baru kali ini denger kalimat dari Confusius itu. Dapet dari mana sih? Mau dong referensinya. Thanks.
Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
Ini si agung selalu jadi kompor. Ok kalau begitu kamu saja yang maju jadi pemimpin kita di belakangmu. Kayanya ga berani nih. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: agoeng_...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 15:19:13 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Hehehe, gampang banget seh langsung cap oknum? Apa seh yg dimaksud oknum? Klo dari 10 ada 7 yg seperti itu yg oknum itu yg 3 atau yg 7? Emang ada kebijakan khusus untuk program seperti itu atau hanya inisiatif beberapa oknum saja??? Ada banyak aliran dlm agama yg berbuat begitu mungkin 1-2-3 aliran saja, tp jika aliran yg begitu yg terbesar umatnya apakah bisa disebut hanya oknum saja? Dr tk sampe sma skolah saya katolik kok, bahkan hampir permandian jika saja mau ikut 1 kali lagi kursus belajar agama. Apakah ketika sedang beraksi mereka ngomong kita aliran ini makanya begini atau cuma sebut agamanya aja? Cobalah pahami perasaan keluarga yg cerai berai karena agama. -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 13:07:53 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Banyak kasus seperti itu. Tapi ya itu manusianya yang ga bener atau oknum pendetanya yang ga bener ngajarin yang ga bener. Katolik boleh pegang hio, sembayang leluhur dan lain2. Malah di palembang (linggau) masih diperbolehkan umat katolik sembayang ke dewi kwan Im. Tapi tetep aja saya pengikut buddha. Karena berjodoh dengan buddha. Hehehe Saran: bedakan antara katolik, protestan, protestan kharismatik. Jangan di hajar rata semua Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: agoeng_...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 12:38:34 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Mungkin jika mengalami sendiri gimana keluarga pecah, anak n ortu musuhan, adik dan kakak ga saling nyapa, hanya gara2 yg sudah tobat mengajak yg laennya tobat dan tidak diikuti bahkan banyak yg sampe meninggalpun masih bermasalah maka akan tau kenapa org antipati terhadap kiprah kristen n budaya tionghoa. -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 12:13:35 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Saya dari lahir kristen dan baru 5 tahun ini jadi buddhist. Sejak kecil selama 24 tahun sudah beberapa kali pindah gereja. Dari smua gereja hanya katolik yang ajarannya murni dan sesuai firman ( kasih yang terutama ) Kalau kristen non kharismatik juga bagus hampir mirip katolik mengutamakan kasih juga hanya sedikit fanatik Kristen kharismatik (berbahasa roh) wahhh tiap gereja kharismatik ajarannya beda2 tergantung pendetanya. Kasih nomor 2 hanya iman yang menyelamatkan (tujuannya cari selamat aja) Tapi yang saya lihat dari ketiganya yang paling di berkati oleh tuhan gereja kharismatik (berbahasa roh) para pendetanya benar2 di beri kelimpahan berkat, mobil dan rumah nya mewah2. Semua tulisan saya ini hanya pendapat pribadi belum tentu benar. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Erik rsn...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 10:34:43 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini! Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya. Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa keterbelakangnya bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip serta kepercayaan takhyul! Tentu persepsi keliru itu bukan monopoli para misionaris, karena itulah pandangan hampir seluruh masyarakat barat pada zamannya dulu itu! Namun implikasinya pada misionaris ketika mereka berkarya di ladang Timur kita ini, berakibat fatal yakni peragaan Arogansi Kultural. (Mohon diperhatikan, yang saya maksud AROGANSI KULTURAL bukan arogansi sikap, tetapi arogansi pendangan walau mereka tetap tampil dengan sikap yang sopan dan rendah hati). Saya pun setuju bahwa
Re: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797
Pro juga. Jadi bingung yang fanatik yang mana Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: sumamihardja sumamihar...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 18:00:33 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797 Ancam-mengancam apa lagi ini? Memangnya seberapa jauh anda sudah ikut gerakan anti diskriminasi sampai melontarkan tudingan bermata dua macam itu? Seberapa jauh anda terlibat diskusi teologis mengenai perbedaan antara penghinaan dan sindiran? Rekam jejak anda juga tidak jelas dalam konteks ini koq. Lihat konteks cerita keseluruhan dari Chen Gui Xin dulu! Meskipun saya sepakat bahwa CGX pengutaraannya seringkali kasar dan sembrono, dia toh cuma melontarkan kekesalannya melihat bahwa doktrin agama sudah menyeleweng. Apa karena dia murtad jadi sudah tidak bisa mengutarakan pandangannya? Dia kan tidak sedang membuka debat agama. Lebih guna kalau anda gugat saja dulu berbagai sinetron dan acara TV mengenai entah itu realigi, konversi agama, dsb yang marak tiap-tiap hari raya agama. Tahukah anda bahwa dalam perdebatan di kalangan Vatican jaman PJP II sebelum diganti yang sekarang, beredar sebuah kritik internal di kalangan gereja sendiri bahwasanya pemaknaan derita Yesus sudah diselewengkan. Sudah banyak buku dari kalangan nasrani sendiri yang membahas soal peranan gereja dalam penindasan dan kekerasan yang sebenarnya hanya menutupi nafsu tamak dari sejumlah orang-orangnya (bahkan termasuk sejumlah paus dalam kaitannya dengan keberadaan mafioso). Apakah itu sudah merupakan penghinaan? Bahwa konteks CGX tidak sepenuhnya benar (karena banyak pengikut Nasrani juga sangat miskin hidupnya, rela menderita dan bahkan mati mengenaskan karena membela keyakinannya itu), tapi sebagai kritik sosial, hal itu bukan penghinaan agama! Hal yang sama berlaku untuk agama lain, termasuk misalnya di dalam agama Tionghoa sendiri. kritik macam itulah yang membangun dan mendorong umat untuk mengikuti teladan yang baik, dan bukan memperalat agama demi kepentingan duniawi si pemeluknya. Dalam tradisi nasrani sendiri, betapa banyak joke, sindiran dan kritikan mengenai perbedaan makna antara ajaran dari si pembawa, dengan kondisi sekarang. Dalam forum-forum agama, yang melibatkan tokoh tafsir dan rohaniwan kelas atas, banyak tukar pikiran mengenai pemaknaan penghinaan dalam konteks kemajuan umat manusia secara bersama-sama, bahkan di kalangan nasransi secara luas, pengakuan atas penyimpangan materialistik saat ini atas kotbah di atas bukit. Jadi, ketimbang memperlebar masalah dengan soal yang cuma masalah ringan ini, jauh lebih bijaksana kalau anda menyanggahnya saja. Kalau hal kecil macam ini saja sudah main ancam-ancaman, entah apa yang akan terjadi dengan dunia ini? Ini bukan kategori hujatan, lebih kepada ironi atas ajaran guru dengan kondisi saat sekarang(lihat konteks cerita keseluruhan, bukan main penggal kalimat). Dalam konteks luas, tidak heran dalam Konsili II, Vatican mencoba berubah dengan memberikan pengakuan adanya keyakinan lain di luar gereja yang sebenarnya tidak layak untuk diimankan secara misi gereja, sehingga meralat cara pikir sebelumnya bahwasanya di luar gereja adalah barbar. Meskipun banyak yang menentang, sejumlah kalangan gereja juga sudah meminta maaf atas peran gereja dalam pemberangusan budaya kalangan di luar mereka yang rekam jejaknya dapat dilihat di seluruh wilayah amerika (utara dan selatan), afrika, asia dan bahkan australia serta di Eropa sendiri (lihat perjalanan seorang pastor yang didokumentasikan BBC yang merekam jejak kekerasan agama di benua Eropa sebelum dipaksakan menyatu di bawah doktrin gereja). Selain itu juga keikutsertaan gereja (dan termasuk agama lain) dalam sejumlah kekerasan politik di dunia (sudah baca laporan KKR Argentina, Chili, Afrika Selatan, dsb?) juga menunjukkan bahwa instrumen agama telah dipakai dalam pemaknaan yang keliru, berbeda dengan pesan awal dari pembawanya. Tulisan mengenai itu juga bisa dibaca dalam berbagai buku mengenai persekusi atas nama agama yang masih terus terjadi di dunia hingga saat ini, termasuk perang dominasi kebenaran yang menyebabkan sejumlah pemikir filsafatg mengkritik pemakaian agama. Apa mereka ini sudah menghina agama? Sudah baca Karen Arsmtrong, kekecewaannya dan kemudian pencariannya? Dalam kacamata sempit, dia sudah menistakan agama, tapi apa dia benar-benar menghina, menghujat dsb? konteksnya jelas harus dilihat. Bagaimana dengan Salman Rushdie? Dia mewakili segmen yang berbeda, dan banyak ahli hukum yang menyebutkan bahwa dia memang sudah menyerang, melukai insult bahkan menghina. Hanya karena dia berada di Inggris saja yang menyebabkan dia tidak bisa ditarik dalam sistem hukum bagi vonis kematiannya. Bagaimana dengan kisah Passion of Christ dari Mel Gibson? Apa dia sedang menggemilangkan sang pembawa ataukah justru menistakan kalangan agama Yahudi? Makanya, kalau
Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797= Sumamiharja
*Pak John harap bersabar ... Jangan lah meneladani FPI yang cara kerjanya lebih canggih dari cara Secret Service mengamankan presiden di USA sana. Jadi kalau seorang Chen Gui Xin bisa menistakan (seperti asumsi anda) junjungan anda , maka gereja sudah ambruk ribuan tahun lalu hehehe** . Jadi tolong maklumi lah gerutu seorang Chen Gui Xin yang harus mengantar istrinya yang Kristen yang injili itu kemana-mana. Lagian kalimat saya tambahkan bahwa yang paling sial jauh dari berkat adalah Yesusnya sendiri, karena paling miskin. ha ha ha.* *sama sekali* *tidak bertentangan dengan trend superlatif dalam tradisi gereja itu sendiri yang bertaburan jargon jargon superlatif , servus serverum dei , hamba dari segala hamba , budak dari segala budak , raja dari segala raja , terlebih lagi dalam Matius di katakan : siapapun yang menjadi pemimpin biarlah jadi pelayanmu. Yesus selain kere juga memang bebong karena mau2nya membasuh kaki murid yang statusnya jauh lebih rendah. Tapi yah makna filosofisnya tentu ada. Chen Gui Xin ini jika memang sedang menistakan junjungan anda , maka misinya jelas2 gagal total , jangan2 dia tanpa sadar sedang memuliakan junjungan , gara2 keseringan antar jemput istrinya yang kristen injili itu . ** Masalah kemiskinan yesus juga ada beberapa ordo katolik yang meneladaninya.* * Dan jika memang berusaha untuk sarkasm , satire , atau apapun tujuannya , sepertinya CGX harus belajar lebih banyak lagi meningkatkan kualitas satire-sarkasm menjadi lebih tajam. Jadi jangan sampai posisinya menjadi terbalik . Chen Gui Xin tanpa sadar sedang memuliakan yesus , dan anda malah tanpa sadar sedang mempermalukan teladan yesus . seperti cara FPI mempermalukan rasulnya . * 2009/12/17 John Siswanto johnsiswa...@yahoo.com Bung Sumamiharja yth, Mengancam huehehehe... bukan gaya saya untuk ancam mengancam, jujur saja saya merasa dihinakan karena agama saya dan super junjungan saya disebut secara tidak patut, supaya anda tahu banyak orang bersedia mati sekalipun untuk membela junjungannya... Sederhana saja...Paparan anda tidak bisa menghapus penistaa/penghinaan yang dilakukan oleh sdr. CGX... Anda juga sungguh memalukan kalau membela penghinaan/penistaan yang dillakukan oleh sdr. CGX... walaupun saya bukan siapa-siapa di depan anda, janji saya kepada anda, untuk masalah ini saya tidak akan mundur selangkahpun... nuwun sewu, John Siswanto alamat saya : Jl. Sumagung III R-2/6 Kelapa Gading - Jakarta Utara ponsel #0816927475 --- Pada *Rab, 16/12/09, sumamihardja sumamihar...@yahoo.com* menulis: Dari: sumamihardja sumamihar...@yahoo.com Judul: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 16 Desember, 2009, 10:00 AM Ancam-mengancam apa lagi ini? Memangnya seberapa jauh anda sudah ikut gerakan anti diskriminasi sampai melontarkan tudingan bermata dua macam itu? Seberapa jauh anda terlibat diskusi teologis mengenai perbedaan antara penghinaan dan sindiran? Rekam jejak anda juga tidak jelas dalam konteks ini koq. Lihat konteks cerita keseluruhan dari Chen Gui Xin dulu! Meskipun saya sepakat bahwa CGX pengutaraannya seringkali kasar dan sembrono, dia toh cuma melontarkan kekesalannya melihat bahwa doktrin agama sudah menyeleweng. Apa karena dia murtad jadi sudah tidak bisa mengutarakan pandangannya? Dia kan tidak sedang membuka debat agama. Lebih guna kalau anda gugat saja dulu berbagai sinetron dan acara TV mengenai entah itu realigi, konversi agama, dsb yang marak tiap-tiap hari raya agama. Tahukah anda bahwa dalam perdebatan di kalangan Vatican jaman PJP II sebelum diganti yang sekarang, beredar sebuah kritik internal di kalangan gereja sendiri bahwasanya pemaknaan derita Yesus sudah diselewengkan. Sudah banyak buku dari kalangan nasrani sendiri yang membahas soal peranan gereja dalam penindasan dan kekerasan yang sebenarnya hanya menutupi nafsu tamak dari sejumlah orang-orangnya (bahkan termasuk sejumlah paus dalam kaitannya dengan keberadaan mafioso). Apakah itu sudah merupakan penghinaan? Bahwa konteks CGX tidak sepenuhnya benar (karena banyak pengikut Nasrani juga sangat miskin hidupnya, rela menderita dan bahkan mati mengenaskan karena membela keyakinannya itu), tapi sebagai kritik sosial, hal itu bukan penghinaan agama! Hal yang sama berlaku untuk agama lain, termasuk misalnya di dalam agama Tionghoa sendiri. kritik macam itulah yang membangun dan mendorong umat untuk mengikuti teladan yang baik, dan bukan memperalat agama demi kepentingan duniawi si pemeluknya. Dalam tradisi nasrani sendiri, betapa banyak joke, sindiran dan kritikan mengenai perbedaan makna antara ajaran dari si pembawa, dengan kondisi sekarang. Dalam forum-forum agama, yang melibatkan tokoh tafsir dan rohaniwan kelas atas, banyak tukar pikiran mengenai pemaknaan penghinaan dalam konteks kemajuan umat manusia secara bersama-sama, bahkan di kalangan nasransi secara luas, pengakuan atas penyimpangan
[budaya_tionghua] Happy Islamic New year 1431 H. Selamat tahun baru 1431 H, Semoga kebaikan dan keberkahan tetap dilimpahkan kepada anda dan keluarga Amieen.....ya Rabbal Alamin
Happy Islamic New year 1431 H. Selamat tahun baru 1431 H, Semoga kebaikan dan keberkahan tetap dilimpahkan kepada anda dan keluarga Amieen.ya Rabbal Alamin Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797= Sumamiharja
Betul pak john. Tuhan yesus berkata: jika ditampar pipi kiri mu beri pipi kanan mu. Kasih itu sabar, . Di 1kor disebutkan. Walau kamu mempersembahkan tubuh mu untuk di bakar tetapi kamu tidak punya KASIH itu sia sia. Ingat yang terutama adalah kasih. Bukan imaN Pak john saya perhatikan gereja2 katolik kristen non kharismatik punya gereja (tanah / bangunan sendiri) bahkan banyak yang punya panti jompo,panti asuhan milik sendiri. Kalau gereja kharismatik kenapa mereka menyewa hotel,gedung atau kontrak ruko ? Bisa pak john beri penerangan ? Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com Date: Thu, 17 Dec 2009 05:38:43 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797= Sumamiharja *Pak John harap bersabar ... Jangan lah meneladani FPI yang cara kerjanya lebih canggih dari cara Secret Service mengamankan presiden di USA sana. Jadi kalau seorang Chen Gui Xin bisa menistakan (seperti asumsi anda) junjungan anda , maka gereja sudah ambruk ribuan tahun lalu hehehe** . Jadi tolong maklumi lah gerutu seorang Chen Gui Xin yang harus mengantar istrinya yang Kristen yang injili itu kemana-mana. Lagian kalimat saya tambahkan bahwa yang paling sial jauh dari berkat adalah Yesusnya sendiri, karena paling miskin. ha ha ha.* *sama sekali* *tidak bertentangan dengan trend superlatif dalam tradisi gereja itu sendiri yang bertaburan jargon jargon superlatif , servus serverum dei , hamba dari segala hamba , budak dari segala budak , raja dari segala raja , terlebih lagi dalam Matius di katakan : siapapun yang menjadi pemimpin biarlah jadi pelayanmu. Yesus selain kere juga memang bebong karena mau2nya membasuh kaki murid yang statusnya jauh lebih rendah. Tapi yah makna filosofisnya tentu ada. Chen Gui Xin ini jika memang sedang menistakan junjungan anda , maka misinya jelas2 gagal total , jangan2 dia tanpa sadar sedang memuliakan junjungan , gara2 keseringan antar jemput istrinya yang kristen injili itu . ** Masalah kemiskinan yesus juga ada beberapa ordo katolik yang meneladaninya.* * Dan jika memang berusaha untuk sarkasm , satire , atau apapun tujuannya , sepertinya CGX harus belajar lebih banyak lagi meningkatkan kualitas satire-sarkasm menjadi lebih tajam. Jadi jangan sampai posisinya menjadi terbalik . Chen Gui Xin tanpa sadar sedang memuliakan yesus , dan anda malah tanpa sadar sedang mempermalukan teladan yesus . seperti cara FPI mempermalukan rasulnya . * 2009/12/17 John Siswanto johnsiswa...@yahoo.com Bung Sumamiharja yth, Mengancam huehehehe... bukan gaya saya untuk ancam mengancam, jujur saja saya merasa dihinakan karena agama saya dan super junjungan saya disebut secara tidak patut, supaya anda tahu banyak orang bersedia mati sekalipun untuk membela junjungannya... Sederhana saja...Paparan anda tidak bisa menghapus penistaa/penghinaan yang dilakukan oleh sdr. CGX... Anda juga sungguh memalukan kalau membela penghinaan/penistaan yang dillakukan oleh sdr. CGX... walaupun saya bukan siapa-siapa di depan anda, janji saya kepada anda, untuk masalah ini saya tidak akan mundur selangkahpun... nuwun sewu, John Siswanto alamat saya : Jl. Sumagung III R-2/6 Kelapa Gading - Jakarta Utara ponsel #0816927475 --- Pada *Rab, 16/12/09, sumamihardja sumamihar...@yahoo.com* menulis: Dari: sumamihardja sumamihar...@yahoo.com Judul: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 16 Desember, 2009, 10:00 AM Ancam-mengancam apa lagi ini? Memangnya seberapa jauh anda sudah ikut gerakan anti diskriminasi sampai melontarkan tudingan bermata dua macam itu? Seberapa jauh anda terlibat diskusi teologis mengenai perbedaan antara penghinaan dan sindiran? Rekam jejak anda juga tidak jelas dalam konteks ini koq. Lihat konteks cerita keseluruhan dari Chen Gui Xin dulu! Meskipun saya sepakat bahwa CGX pengutaraannya seringkali kasar dan sembrono, dia toh cuma melontarkan kekesalannya melihat bahwa doktrin agama sudah menyeleweng. Apa karena dia murtad jadi sudah tidak bisa mengutarakan pandangannya? Dia kan tidak sedang membuka debat agama. Lebih guna kalau anda gugat saja dulu berbagai sinetron dan acara TV mengenai entah itu realigi, konversi agama, dsb yang marak tiap-tiap hari raya agama. Tahukah anda bahwa dalam perdebatan di kalangan Vatican jaman PJP II sebelum diganti yang sekarang, beredar sebuah kritik internal di kalangan gereja sendiri bahwasanya pemaknaan derita Yesus sudah diselewengkan. Sudah banyak buku dari kalangan nasrani sendiri yang membahas soal peranan gereja dalam penindasan dan kekerasan yang sebenarnya hanya menutupi nafsu tamak dari sejumlah orang-orangnya (bahkan termasuk sejumlah paus dalam kaitannya dengan keberadaan mafioso). Apakah itu sudah merupakan penghinaan? Bahwa konteks CGX tidak sepenuhnya benar (karena banyak
Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797= Sumamiharja
Saya juga tidak melihat ada penghinaan ajara agama! Kita harus bisa membedakan kritik tetang lembaga agama dengan kritik atas ajaran agama. Pastor, pendeta, gereja, vatikan, MUI, ulama, masjid, klenteng dll adalah lembaga agama, tindak tanduk mereka punya konsekwensi sosial, kita berhak mengkritisi! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: John Siswanto johnsiswa...@yahoo.com Date: Thu, 17 Dec 2009 02:54:52 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797= Sumamiharja Bung Sumamiharja yth, Mengancam huehehehe... bukan gaya saya untuk ancam mengancam, jujur saja saya merasa dihinakan karena agama saya dan super junjungan saya disebut secara tidak patut, supaya anda tahu banyak orang bersedia mati sekalipun untuk membela junjungannya... Sederhana saja...Paparan anda tidak bisa menghapus penistaa/penghinaan yang dilakukan oleh sdr. CGX... Anda juga sungguh memalukan kalau membela penghinaan/penistaan yang dillakukan oleh sdr. CGX... walaupun saya bukan siapa-siapa di depan anda, janji saya kepada anda, untuk masalah ini saya tidak akan mundur selangkahpun... nuwun sewu, John Siswanto alamat saya : Jl. Sumagung III R-2/6 Kelapa Gading - Jakarta Utara ponsel #0816927475 --- Pada Rab, 16/12/09, sumamihardja sumamihar...@yahoo.com menulis: Dari: sumamihardja sumamihar...@yahoo.com Judul: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 16 Desember, 2009, 10:00 AM Ancam-mengancam apa lagi ini? Memangnya seberapa jauh anda sudah ikut gerakan anti diskriminasi sampai melontarkan tudingan bermata dua macam itu? Seberapa jauh anda terlibat diskusi teologis mengenai perbedaan antara penghinaan dan sindiran? Rekam jejak anda juga tidak jelas dalam konteks ini koq. Lihat konteks cerita keseluruhan dari Chen Gui Xin dulu! Meskipun saya sepakat bahwa CGX pengutaraannya seringkali kasar dan sembrono, dia toh cuma melontarkan kekesalannya melihat bahwa doktrin agama sudah menyeleweng. Apa karena dia murtad jadi sudah tidak bisa mengutarakan pandangannya? Dia kan tidak sedang membuka debat agama. Lebih guna kalau anda gugat saja dulu berbagai sinetron dan acara TV mengenai entah itu realigi, konversi agama, dsb yang marak tiap-tiap hari raya agama. Tahukah anda bahwa dalam perdebatan di kalangan Vatican jaman PJP II sebelum diganti yang sekarang, beredar sebuah kritik internal di kalangan gereja sendiri bahwasanya pemaknaan derita Yesus sudah diselewengkan. Sudah banyak buku dari kalangan nasrani sendiri yang membahas soal peranan gereja dalam penindasan dan kekerasan yang sebenarnya hanya menutupi nafsu tamak dari sejumlah orang-orangnya (bahkan termasuk sejumlah paus dalam kaitannya dengan keberadaan mafioso). Apakah itu sudah merupakan penghinaan? Bahwa konteks CGX tidak sepenuhnya benar (karena banyak pengikut Nasrani juga sangat miskin hidupnya, rela menderita dan bahkan mati mengenaskan karena membela keyakinannya itu), tapi sebagai kritik sosial, hal itu bukan penghinaan agama! Hal yang sama berlaku untuk agama lain, termasuk misalnya di dalam agama Tionghoa sendiri. kritik macam itulah yang membangun dan mendorong umat untuk mengikuti teladan yang baik, dan bukan memperalat agama demi kepentingan duniawi si pemeluknya. Dalam tradisi nasrani sendiri, betapa banyak joke, sindiran dan kritikan mengenai perbedaan makna antara ajaran dari si pembawa, dengan kondisi sekarang. Dalam forum-forum agama, yang melibatkan tokoh tafsir dan rohaniwan kelas atas, banyak tukar pikiran mengenai pemaknaan penghinaan dalam konteks kemajuan umat manusia secara bersama-sama, bahkan di kalangan nasransi secara luas, pengakuan atas penyimpangan materialistik saat ini atas kotbah di atas bukit. Jadi, ketimbang memperlebar masalah dengan soal yang cuma masalah ringan ini, jauh lebih bijaksana kalau anda menyanggahnya saja. Kalau hal kecil macam ini saja sudah main ancam-ancaman, entah apa yang akan terjadi dengan dunia ini? Ini bukan kategori hujatan, lebih kepada ironi atas ajaran guru dengan kondisi saat sekarang(lihat konteks cerita keseluruhan, bukan main penggal kalimat). Dalam konteks luas, tidak heran dalam Konsili II, Vatican mencoba berubah dengan memberikan pengakuan adanya keyakinan lain di luar gereja yang sebenarnya tidak layak untuk diimankan secara misi gereja, sehingga meralat cara pikir sebelumnya bahwasanya di luar gereja adalah barbar. Meskipun banyak yang menentang, sejumlah kalangan gereja juga sudah meminta maaf atas peran gereja dalam pemberangusan budaya kalangan di luar mereka yang rekam jejaknya dapat dilihat di seluruh wilayah amerika (utara dan selatan), afrika, asia dan bahkan australia serta di Eropa sendiri (lihat perjalanan seorang pastor yang didokumentasikan BBC yang merekam jejak kekerasan agama di benua Eropa sebelum dipaksakan menyatu di bawah doktrin gereja). Selain itu juga
Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)
Mau apa lagi Pak ABS? Belum cukup pembelaan anda untuk pemakaian istilah Cina yg dipaksakan rejim Orba? Silahkan buka koran2 zaman Orla, tolong teliti, mana yg lebih banyak dipakai: tuntutlah ilmu sampai negeri cina atau tuntutlah ilmu sampai negeri Tiongkok? Dan ini sama sekali tak ada hubungannya dng bhs arab! Ini bhs indonesia bung! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id Date: Thu, 17 Dec 2009 02:59:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok --- Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab. Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran. Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad. Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb. Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan ucapan Muhammad sendiri. Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar). Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada sebuah negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan kalimat itu. Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat ilmu. Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan perintah Tuhan dalam Al Quran. Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina tersebut. Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi di Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh jaraknya dari negeri Arab. Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina. Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan otoritas proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad. Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut (bahwa itu adalah ucapan Muhammad) merupakan klaim yang dhaief, dhaief jiddan, atau batil. Uraian saya ini mungkin terlalu panjang bagi suatu milis budaya tionghoa. Tetapi kalau mau lebih 'nyangkut' lagi dengan milis ini, tanpa mau ikut ribut soal kata cina, bisa saya sampaikan bahwa kelihatannya dalam pembahasan ilmu hadits tentang apakah kalimat itu ucapan Muhammad atau bukan, selalu dipakai kata Cina, bukan Tiongkok. Mungkin karena waktu itu kata Tiongkok belum dikenal di budaya Arab. Atau mungkin juga karena memang dengan memakai kata Cina-lah orang Arab menyebut Negeri Tengah (Tionggoan). Wasalam. == - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Mungkin bagus, kalau anda lebih memperbanayak membaca Asian literature philosphy.. Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok. By the way ada kata bijaksana dalam bahasa Latin: Ex Oriente Lux, Penerangan (pencerahan) datang dari Timur.. So sis... go east! --- --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alda agustine mydiary...@... wrote: Fy Zhou, makasih tanggapannya. Saya baru kali ini denger kalimat dari Confusius itu. Dapet dari mana sih? Mau dong referensinya. Thanks.
Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)
yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... wrote: - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok --- Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab. Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran. Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad. Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb. Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan ucapan Muhammad sendiri. Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar). Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada sebuah negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan kalimat itu. Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat ilmu. Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan perintah Tuhan dalam Al Quran. Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina tersebut. Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi di Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh jaraknya dari negeri Arab. Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina. Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan otoritas proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad. Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut (bahwa itu adalah ucapan Muhammad) merupakan klaim yang dhaief, dhaief jiddan, atau batil. Uraian saya ini mungkin terlalu panjang bagi suatu milis budaya tionghoa. Tetapi kalau mau lebih 'nyangkut' lagi dengan milis ini, tanpa mau ikut ribut soal kata cina, bisa saya sampaikan bahwa kelihatannya dalam pembahasan ilmu hadits tentang apakah kalimat itu ucapan Muhammad atau bukan, selalu dipakai kata Cina, bukan Tiongkok. Mungkin karena waktu itu kata Tiongkok belum dikenal di budaya Arab. Atau mungkin juga karena memang dengan memakai kata Cina-lah orang Arab menyebut Negeri Tengah (Tionggoan). Wasalam. == - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Mungkin bagus, kalau anda lebih memperbanayak membaca Asian literature philosphy.. Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok. By the way ada kata bijaksana dalam bahasa Latin: Ex Oriente Lux, Penerangan (pencerahan) datang dari Timur.. So sis... go east! --- --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, alda agustine mydiary_77@ wrote: Fy Zhou, makasih tanggapannya. Saya baru kali ini denger kalimat dari Confusius itu. Dapet dari mana sih? Mau dong referensinya. Thanks.
[budaya_tionghua] Re: Penghinaan
ko Buds, buktinye itu ada satu vihara gak ngerayain imlek kok hehehehehehehehehe. Malah ngerayain valentine tuh, en imleknya gak dirayain. so mestinye si CGX jg mencak2 ya kesana hehehehehehe
Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
Kompor darimana? Coba ditunjukan dimana g berperan jadi kompor? G cuma blg jgn apa2 nuduh oknum, oknum atau emang kebijakan harus diliat dulu. Getu aja dituduh kompor, coba donk dibahas secara benar, jgn kalo udah ga sejalan langsung menghakimi dan nuduh sembarangan trus kalo bisa ngomporin yg laen. -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 16:35:57 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Ini si agung selalu jadi kompor. Ok kalau begitu kamu saja yang maju jadi pemimpin kita di belakangmu. Kayanya ga berani nih. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: agoeng_...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 15:19:13 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Hehehe, gampang banget seh langsung cap oknum? Apa seh yg dimaksud oknum? Klo dari 10 ada 7 yg seperti itu yg oknum itu yg 3 atau yg 7? Emang ada kebijakan khusus untuk program seperti itu atau hanya inisiatif beberapa oknum saja??? Ada banyak aliran dlm agama yg berbuat begitu mungkin 1-2-3 aliran saja, tp jika aliran yg begitu yg terbesar umatnya apakah bisa disebut hanya oknum saja? Dr tk sampe sma skolah saya katolik kok, bahkan hampir permandian jika saja mau ikut 1 kali lagi kursus belajar agama. Apakah ketika sedang beraksi mereka ngomong kita aliran ini makanya begini atau cuma sebut agamanya aja? Cobalah pahami perasaan keluarga yg cerai berai karena agama. -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 13:07:53 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Banyak kasus seperti itu. Tapi ya itu manusianya yang ga bener atau oknum pendetanya yang ga bener ngajarin yang ga bener. Katolik boleh pegang hio, sembayang leluhur dan lain2. Malah di palembang (linggau) masih diperbolehkan umat katolik sembayang ke dewi kwan Im. Tapi tetep aja saya pengikut buddha. Karena berjodoh dengan buddha. Hehehe Saran: bedakan antara katolik, protestan, protestan kharismatik. Jangan di hajar rata semua Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: agoeng_...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 12:38:34 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Mungkin jika mengalami sendiri gimana keluarga pecah, anak n ortu musuhan, adik dan kakak ga saling nyapa, hanya gara2 yg sudah tobat mengajak yg laennya tobat dan tidak diikuti bahkan banyak yg sampe meninggalpun masih bermasalah maka akan tau kenapa org antipati terhadap kiprah kristen n budaya tionghoa. -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 12:13:35 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Saya dari lahir kristen dan baru 5 tahun ini jadi buddhist. Sejak kecil selama 24 tahun sudah beberapa kali pindah gereja. Dari smua gereja hanya katolik yang ajarannya murni dan sesuai firman ( kasih yang terutama ) Kalau kristen non kharismatik juga bagus hampir mirip katolik mengutamakan kasih juga hanya sedikit fanatik Kristen kharismatik (berbahasa roh) wahhh tiap gereja kharismatik ajarannya beda2 tergantung pendetanya. Kasih nomor 2 hanya iman yang menyelamatkan (tujuannya cari selamat aja) Tapi yang saya lihat dari ketiganya yang paling di berkati oleh tuhan gereja kharismatik (berbahasa roh) para pendetanya benar2 di beri kelimpahan berkat, mobil dan rumah nya mewah2. Semua tulisan saya ini hanya pendapat pribadi belum tentu benar. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Erik rsn...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 10:34:43 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ). Selamat sore koh Beng, senang sekali jumpa lagi di milis ini! Saya rasa anda salah menangkap apa yang saya maksud dalam posting saya terdahulu itu. Memang tidak betul kalau dikatakan salah satu misi penyebaran agama Kristen pada awal misionaris barat adalah untuk memberangus budaya lokal setempat yang sudah berakar kuat sebelumnya. Saya kira kalimat dan bahasa saya tidak seperti itulah! Sebagai seorang Katolik yang pernah mengalami brain washing' selama bertahun-tahun di STF Driyarkara, saya pun setuju dan menghayati benar bahwa tujuan utama para misionaris adalah menyebarkan kasih. Namun sebagaimana saya katakan sebelumnya, lewat studi perpustakaan (yang amat minim) serta pengamatan saya (yang amat dangkal pula) saya mendapatkan adanya semacam Persepsi Yang Keliru dari misionaris barat pada awal kedatangan mereka ke ladang Timur kita ini. Persepsi yang keliru itu adalah bahwa keterbelakangnya bangsa-bangsa Timur disebabkan oleh belenggu budaya yang masih primitip
Re: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan
Vihara itu kan dulu di bawah kekuasaan Walubi SHM. Krn itu mereka tdk merayakan tahun baru imlek. Sekarang mereka sudah lepas dari Walubi SHM, dan kembali merayakan tahun baru imlek. Yang diserang oleh CGX adalah oknum yang menghujat budaya Tionghoa. Tdk merayakan tahun baru imlek, bukan berarti menghujat budaya Tionghoa kan? Ini pendapat saya, tapi biar sdr CGX yang menjawabnya. kiongchiu, KH From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, December 17, 2009 8:49:04 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan ko Buds, buktinye itu ada satu vihara gak ngerayain imlek kok hehehehehehehehehe. Malah ngerayain valentine tuh, en imleknya gak dirayain. so mestinye si CGX jg mencak2 ya kesana hehehehehehe
[budaya_tionghua] Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )
Dear all members, Salam, Seperti saya bilang sebelumnya, saya sangat senang bisa mengikuti milis BT ini, banyak hal yang bisa menambah wawasan saya, dan ada hal hal yang juga menggelitik saya untk ikut nimbrung. Salah satu hal yg menggelitik saya adalah, fakta bahwa ada member2 di milis ini sangat peka sekali , dan terlalu memuliakan kebudayaan nya atau integritas pribadi atau track record mrk . Ktk ada issue yg dilempar, tg pelecehan budaya tionghoa yang dilakukan oleh beberapa pendeta kristen, kuat sekali dukungannya. Dan ktk saya mencoba merespond, dng memberikan data2 sejauh pengetahuan saya dan saya ingin sharing , tapi dianggap pandangan minoritas, bukan mainstream ( menurut Sdr Zhoufy ), dan saya di anggap membanggakan ke kristen an , atau memaksa tionghoa untk menjadi kristen. Aneh, sedangkan sikap saya sangat jelas , saya mendukung , kalau di adakan teguran atau tuntutan kpd para pendeta yg melakukan penistaan itu. Tapi ktk Sdr cgX melakukan statement, yg menurut saya juga penghinaan ,, dan Sdr Jhon Siswanto melakukan pernyataan yg cukup jelas , bersedia membantu untk masalah pendeta yg melakukan pelecehan budaya, dan menegaskan bhw apa yg dilakukan mr cgX adalh juga suatu pelecehan. coba lihat respond sebg member yg aktif di BT ini. Pernyataan yg cukup bijak , malah dilecehkan..., mr cgX dlm salah satu tulisannya, malah mengatakan sbb : pihak kristen tentu punya dukungan, ...dan member BT , tionghoa juga siap untk menancapkan senjatanya. SHIT, provokasi macam apa lagi tuh...??? Tentu setiap member berhak, ataupun orang diluar member untk menyatakan pendapat, karna ini adalah fungsi dan wadah dari keberadaan BT ini. Jadi saya juga tidak sungkan2 lagi untk memberikan dukungan . Anda ingin menanyakan track record saya??? Ah..ah...dengan senang hati akan saya berikan... ( tanya dan counter saya dulu ya ) Dalam pernyataan saya cukup jelas saya utarakan, saya pecinta seni dan budaya, bukan hanya dng duduk diam membaca literatur atau mengikuti milis BT ini, banyak hal yg bisa kt lakukan diam2 atau nyata dlm kehidupan kt sehari hari yg penting memberikan sumbangsih nyata pd masyarakat, khususnya bagi masyarakat keturunan tionghoa di indonesia... Pernyataan saya dlm tulisan sebelumya cukup jelas, saya mendukung untk memberikan teguran bagi pendeta yg melakukan pelecehan budaya, dan spt Sdr J. Siswanto, saya juga jelas mengatakan , bahwa saya akan meng counter balik jika iman kepercayaan saya digugat melebihi batas kewajaran atau norma etika yg berlaku Ingat saya juga berhak menyatakan statement ,sbgmn pembelaan atau dukungan yg diberikan untk mr,cgX . Siapa takut ...dan mengapa mesti takut dng ke kristen an, budaya yg luhur dan tinggi, tidak akan terhapus oleh zaman , apalagi oleh pelecehan yg dilakukan baik dlm skala kecil maupun besar Sopls behave ur selfkatanya budaya tionghoa dan tidak suka untk dilecehkan. Salam hormat... beng amzmuri
[budaya_tionghua] Akankah Indonesia Mengorbankan Pejuang Antikorupsinya?
pernahkah terpikirkan seandainya bail out tidak dilakukan? - Akankah Indonesia Mengorbankan Pejuang Antikorupsinya? Sangat bisa dimengerti bahwa rakyat Indonesia telah begitu geram terhadap korupsi. Namun rupanya banyak yang mafhum bahwa protes massal 9 Desember dapat tergelincir pada situasi yang mengorbankan dua pejabat pemerintah dengan integritas tinggi: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Presiden Boediono. Sebuah pengorbanan besar yang manfaatnya justru dinikmati para koruptor. Publik tentunya masih ingat, salah satu tindakan pertama Sri Mulyani ketika dipilih menjadi Menteri Keuangan adalah mengganti pimpinan Direktorat Jenderal Pajak maupun Bea-Cukai, dua lembaga yang telah lama diasosiasikan dengan korupsi dalam skala besar. Ia juga mengganti lebih dari seribu pegawai Bea-Cukai yang disinyalir melakukan tindakan korupsi. Tidak hanya berhenti di situ, ia langsung menerapkan reformasi birokrasi di segenap jajaran kementeriannya, dengan visi bukan hanya membasmi korupsi, tapi juga meningkatkan keefektifan birokrasi. Kita juga mencatat bagaimana Sri Mulyani menolak keras desakan pihak tertentu untuk menghentikan perdagangan di bursa efek tahun lalu. Sebagai Menteri Keuangan pada masa Megawati, Boediono telah memulai membangun sebagian fondasi reformasi tersebut dengan upaya membersihkan kantor pajak. Selain itu, ia mendorong pembasmian korupsi di seluruh sektor publik dengan menetapkan dasar-dasar bagi praktek akuntansi keuangan yang benar. Tiga undang-undang baru dikeluarkan untuk mendukung upaya ini. Sebuah perangkat standar-standar akuntansi disusun, untuk diterapkan di seluruh instansi pemerintah. Bersama Badan Pemeriksa Keuangan, yang baru diberdayakan, perubahan-perubahan pada proses kepemerintahan ini mampu berkontribusi besar pada upaya pemberantasan korupsi. Meski demikian, berbeda dari berita mengenai ditangkapnya pejabat-pejabat tinggi, berikut proses pengadilan dan penghukuman terhadap mereka, perubahan tersebut kurang diperhatikan media dan masyarakat. Tapi laporan-laporan keuangan yang tepat dapat memberikan serentetan bukti dokumenter sehubungan dengan penggunaan uang dan aset masyarakat. Pada gilirannya, hal ini menyebabkan pejabat-pejabat korup jauh lebih sulit menyembunyikan tindakan mereka. Boediono telah meletakkan fondasi penghindaran korupsi dengan mewajibkan dilaporkannya realisasi anggaran tahunan secara akurat dan dapat diakses publik paling lambat dalam waktu enam bulan. Pada masa sebelumnya, laporan semacam itu baru muncul setelah penundaan satu atau dua tahun--dan bahkan dalam kondisi yang kurang dapat dipercayai serta tidak dapat diaudit. Reformasi ini, yang diterapkan di semua sektor publik, sama sekali tidak terliput dalam headline media. Tapi ia menjadi syarat mutlak dalam upaya menjaga pemerintah di setiap tingkat untuk berperilaku jujur. Tentu saja, mereka yang telah mendapat untung dari praktek korupsi di masa lalu tidak akan menerima begitu saja reformasi yang mengancam mereka dengan kerugian keuangan, dan bahkan kemungkinan penghukuman penjara. Memahami hal tersebut, menjadi sangat penting untuk melihat secara lebih jernih apa yang sedang terjadi dalam politik Indonesia beberapa bulan belakangan ini. Komisi Pemberantasan Korupsi telah mencatatkan keberhasilan luar biasa dalam menyeret para koruptor ke penjara. Namun keberhasilan ini telah mengancam berbagai lembaga kuat, termasuk Kepolisian dan DPR. Kepolisian telah menghantam balik dengan tuduhan tak berdasar terhadap dua Wakil Ketua KPK; mereka mengalah setelah intervensi dari Presiden. Di lain pihak, DPR baru-baru ini mengeluarkan produk hukum yang cenderung melemahkan wewenang KPK. DPR juga tercatat telah menunjuk mantan Dirjen Pajak--yang telah dimutasikan oleh Sri Mulyani dari posisinya tersebut--sebagai Kepala BPK yang baru. Upaya-upaya menyingkirkan Boediono dan Sri Mulyani perlu ditafsirkan dengan melihat semua hal ini sebagai latar belakang. Tuduhan korupsi terhadap mereka sehubungan dengan kasus Bank Century sungguh tidak sepadan dengan catatan-catatan gebrakan antikorupsi mereka. Masyarakat juga perlu menyadari bahwa ketika bailout terhadap Bank Century pada bulan Oktober tahun lalu, pemerintah-pemerintah di seluruh dunia melakukan hal yang serupa, dengan alasan yang sama. Amerika Serikat, Inggris, serta negara-negara lain menghadapi kemungkinan anjloknya sektor keuangan, menggelontorkan uang dalam jumlah raksasa kepada bankbank dan lembaga keuangan, karena mereka khawatir, jika mereka tidak melakukannya, perekonomian akan ambruk. Sama halnya, di Indonesia terjadi tekanan luar biasa terhadap rupiah, sementara harga-harga saham anjlok secara drastis. Maka sesungguhnya tidak mengherankan Komite Stabilitas Sistem Keuangan--di mana Boediono dan Sri Mulyani adalah anggota dan ketuanya--memutuskan menyelamatkan Bank Century ketimbang menanggung risiko konsekuensi luar biasa jika bank tersebut dibiarkan gagal. Dapat dimengerti bahwa konsekuensi dahsyat ambruknya perbankan pada
Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)
Saleh Heng yb, Saya jadi tertarik dengan uraian panjang - Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina yang ada dalam Al Quran. Tentu saya tidak bermaksud perdebatkan itu betul ucapan Nabi Muhammad atau bukan, karena memang sulit untuk buktikan dan tidak banyak gunanya. Mungkin yang dimaksudkan hanya mendorong setiap umat Islam untuk menguasai ilmu lebih baik, bersedia belajar pada siapa saja didunia ini, sampai ke negeri Cina yang jauh entah dimana itu. Yang menarik perhatian saya, dimasa Nabi Muhammad hidup, apa perkembangan ilmu-pengetahuan di Cina sudah jauh lebih tinggi dari Arab, tahun berapa itu kira-kira? Sedang yang dikenal ketika itu sebutan Cina yang dikenal dunia, karena sebetuan Tiongkok memang belum ada, dan belum terbentuk? Entahlah, soal sejarah sudah dikembalikan pada bu-guru disekolah dahulu. Hehehee, ... Salam, ChanCT - Original Message - From: Akhmad Bukhari Saleh To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 17, 2009 3:59 AM Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok --- Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab. Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran. Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad. Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb. Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan ucapan Muhammad sendiri. Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar). Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada sebuah negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan kalimat itu. Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat ilmu. Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan perintah Tuhan dalam Al Quran. Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina tersebut. Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi di Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh jaraknya dari negeri Arab. Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina. Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan otoritas proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad. Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut (bahwa itu adalah ucapan Muhammad) merupakan klaim yang dhaief, dhaief jiddan, atau batil. Uraian saya ini mungkin terlalu panjang bagi suatu milis budaya tionghoa. Tetapi kalau mau lebih 'nyangkut' lagi dengan milis ini, tanpa mau ikut ribut soal kata cina, bisa saya sampaikan bahwa kelihatannya dalam pembahasan ilmu hadits tentang apakah kalimat itu ucapan Muhammad atau bukan, selalu dipakai kata Cina, bukan Tiongkok. Mungkin karena waktu itu kata Tiongkok belum dikenal di budaya Arab. Atau mungkin juga karena memang dengan memakai kata Cina-lah orang Arab menyebut Negeri Tengah (Tionggoan). Wasalam. == - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Mungkin bagus, kalau anda lebih memperbanayak membaca Asian literature philosphy.. Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok.
[budaya_tionghua] penistaan , untk Sdr ZT
Salam.. Sdr Zt , anda tampak cerdas memberikan data2 tg pergerakan gereja dan kasus2nya. Anda membela mrcgX , anda juga mengutip ayat2 dlm alkitab, tahukah anda mengutip sepenggal penggal , tanpa melihat kontex yg berhubungan dng ayat2 itu , sering memberikan kesalahan fatal, sbmn dilakukan oleh para pendeta kristen ( Fakta ) untk membenarkan pandangannya sendiri dan bahkan melecehkan kepercayaan orang lain...? Boleh donk kalau saya juga menyatakan ketersinggungan saya, ktk mr cgX mengatakan, dan di repeat oleh anda lg : ...yang paling sial adalah yesus sendiri, miskin dari BERKAT. Kata BERKAT ( blessing ), itulah yg sangat2 mengganggu saya. Tolong berikan interpretasi kpd saya , tg yesus yang miskin dari BERKAT.??? Gereja, atau saya lebih senang mengatakan IMAN kepercayaan orang yg percaya kpd Yesus , memang tidak akan runtuh oleh seorang cgX atau milions by milions cgX. Makanya saya bilang knapa mesti takut dng ke kristen an , mengapa takut tg pelecehan budayaSharing bersama, mungkin saling serang atau dukung. sah2 saja, . Kita semua menikmati kebebasan ber expresi, baik mendukung maupun menyanggahKita saling belajar bersama...untk mendukung kebudayaan tionghoa dan sumbangsihnya, kalau sedikit extrim, boleh donk kt menyatakan pendapat ... Salam...
Bls: [budaya_tionghua] Re: Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan
Kata kata yang sudah keluar dari mulut ... 4 ekor kuda tidak dapat menariknya kembali .. --- Pada Rab, 16/12/09, ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com menulis: Dari: ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com Judul: [budaya_tionghua] Re: Walubi dan Buddhayana was: Penghinaan Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 16 Desember, 2009, 8:07 PM Maaf, menambahkan sedikit. Ada juga yang berpendapat bahwa waktu itu Hartati Murdaya mendirikan Walubi demi memuluskan jalan politiknya. Murdaya tidak didukung oleh Sangha dan kebanyakan umat, karena dia menempatkan Sangha sebagai salah satu subunit di dalam Walubi. Belum pernah ada dalam sejarah umat melindungi Sangha. Untuk mendapatkan justifikasi, Murdaya mendatangkan/ membiayai pendirian aliran Nichiren Shoshu ke Indonesia agar mendapatkan figur bhiksu yang mendukungnya. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, King Hian king_h...@. .. wrote: Pelarangan perayaan tahun baru imlek yang dikeluarkan oleh Walubi (baca: Walubi-nya Siti Hartati Murdaya) memang ditujukan ke vihara2 Mahayana, yang waktu itu membandel masih tetap merayakan tahun baru imlek. Perlu dicatat bahwa pada waktu itu, Keppres No. 14/1967, yang melarang perayaan yang berbau Cina, masih berlaku. Kembali ke larangan Walubi ini, atas dasar apa Walubi mempunyai hak utk melarang vihara Mahayana (atau siapapun) utk merayakan tahun baru imlek? Umat Buddhia Mahayana melakukan upacara keagamaan setiap tanggal 1 dan 15 bulan imlek, sedangkan tahun baru imlek adalah tanggal 1 imlek. Menurut saya, larangan tsb bersifat politis, karena pada waktu itu ada persaingan antara Walubi (baca: Walubi yang dikendalikan oleh SHM) dengan organisasi Buddhis terbesar di Indonesia: MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) dan organisasi Bhikkhu terbesar: Sagin (Sangha Agung Indonesia). Saya ingat peringatan ulang tahun bhikkhu Ashin Jinarakhita (sesepuh Sagin) yang diadakan di JHCC di awal tahun 1996, acara tsbdibubarkan aparat keamanan bbrp menit sebelum acara dimulai karena alasan: umat Buddha (baca: Buddha Buddhayana) akan mengadakan acara perayaan tahun baru imlek. Padahal mayoritas umat yang datang adalah etnis Jawa dari Lampung, Jabar dan Jateng. Ketika angin berganti arah, dan orang boleh lagi merayakan Tahun Baru Imlek, siapa yang mengadakan perayaan tahun baru imlek besar2an? Padahal bbrp tahun sebelumnya, justru dia yang melarang. kiongchiu, KH - Forwarded Message From: east_road east_r...@. .. To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wed, December 16, 2009 10:24:14 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Penghinaan dahulu vihara teravada menentang soal itu, karena perjuangan, dari orang beragama Buddha, mengklarivikasi hal tersebut akhirnya sekarang vihara Dhamachaka yang beraliran teravada sudah merayakan imlek sama seperti vihara lainnnya, saya rasa jaman orde baru memang tidak diperbolehkan, masalah imlek di kristen baru pelopornya agama katolik, protestan, mungkin Pak tan loo kay :) --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, joao_kho Joao.Kho@ . wrote: Benar sekali, sepegetahuan saya, Vihara Ekayana Graha merupakan Pusat Budhayana, yang mana pembicara/ceramah bisa dari berbagai aliran Buddha. Nah untuk masalah pernyataan vihara buddhis yang dulunya punya desas-desus atau himbauan bagi umatnya supaya tidak merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di lingkungan vihara, memang pernah ada beritanya dimilis/email, kalo ga salah adalah Vihara Dhammacakka di Sunter yang beraliran Theravada. CMIIW Masalahnya berita ini benar atau hanya kabar angin tidak jelas. Cuma pernah bahas dibeberapa milis agama. Yang mana mengatakan Gereja Khatolik aja oleh yang pembimbing nya seorang Pastor aja mengajak umatnya yang mayoritas orang Tionghua untuk merayakan perayaan Tahun Baru Imlek di Gereja, karena menganggap itu adalah kekayaan dan menjaga kelestarian buddaya suatu etnis. Bukan hanya perayaan Tahun Baru Imlek, dimana daerah ada etnis mayoritas digereja katolik selalu membuat acara-acara budaya setempat. Saya rasa itu justru menyegarkan dan membina kebersamaan dan kerukunan sesama. Jadi kalo ada Vihara Buddha yg pernah melakukan himbauan untuk tidak merayakan Tahun Baru Imlek atau acara budaya lain yg belon tentu adalah budaya dari negeri asalnya yaitu dari India. Itu justru harus dipertimbangkan kembali oleh lembaga maupun segenap Pembinanya di Vihara tersebut. Karena agama adalah kepercayaan, Budaya adalah budaya, dan boleh dikatakan agama adalah bagian/sub dari suatu Budaya. Jika dgn agama untuk menghapus budaya umatnya/identitas umatnya. Saya rasa sangat tidak cocok dgn program pemerintah untuk melestarikan dan menonjolkan kekayaan budaya di Negeri tercinta ini. Dimana kita ketahui dengan jelas Semboyan negara kita adalah Bhinneka
Re: [budaya_tionghua] Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )
Pak Beng, Semua hal ada konteksnya. Jika kita sedang fokus bicara ulah pendeta yg kebablasan, ya tak perlu meluaskan pembicaraan ke kiprah para pendeta yg adi luhung. Karena ini akan mengaburkan masalah. Mungkin untuk jelasnya boleh dibalik begini: ada member di sini yg melontarkan issue ttg sumbangsih para misionaris dlm persilangan budaya tionghoa dan barat, namanya sumbangsih, yg dibahas tentu hal2 yg positif, lantas untuk penyeimbang, ada member yg nimbrung dng mengupas peran keji misionaris dalam pemberontakan Boxer! Ini apa tak mengaburkan masalah? Mengenai pemikiran minoritas mayoritas, ini bisa dibahas. Yg penting harus selalu diletakkan dalam perspektif sejarah. Jika yg dibicarakan zaman Tang, dunia barat pasti memandang tinggi budaya Tiongkok, tapi hal ini tak berlaku lagi di zaman akhir dinasti Qing, dan berlanjut sampai zaman republik, maklum negeri tiongkok memang terbelakang, sampai rakyatnya merantau jadi kuli di mana2! Pandangan barat mulai berubah barulah akhir2 ini. Yg saya bahas adalah pandangan mainsteam tentunya, yg tercermin dari tulisan2 di media umum barat. Tak memungkiri per individu2 yg mencintai budaya tionghoa, seperti David Hawk yg menghabiskan waktu 10 tahun menterjemahkan novel impian di loteng merah misalnya. Krn pengaruh para budayawan2 ini sangatlah terbatas. Inti sebenarnya, sanggahan2 saya thd tulisan anda bukan merupakan tuduhan saya ke pribadi anda. Tapi lebih ke cara anda melihat masalah, yg tercermin dari kalimat tulisan2 anda, yg saya gugat adalah kalimat2 anda, yg terlalu kristen sentris. Saya tahu betul anda bukan orang yg fanatik, tapi secara tdk sadar anda terjebak ke pola berpikir kristen sentris. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: beng mazmuri beng...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 19:00:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Pro Jhon Siswanto ( penghinaan ) Dear all members, Salam, Seperti saya bilang sebelumnya, saya sangat senang bisa mengikuti milis BT ini, banyak hal yang bisa menambah wawasan saya, dan ada hal hal yang juga menggelitik saya untk ikut nimbrung. Salah satu hal yg menggelitik saya adalah, fakta bahwa ada member2 di milis ini sangat peka sekali , dan terlalu memuliakan kebudayaan nya atau integritas pribadi atau track record mrk . Ktk ada issue yg dilempar, tg pelecehan budaya tionghoa yang dilakukan oleh beberapa pendeta kristen, kuat sekali dukungannya. Dan ktk saya mencoba merespond, dng memberikan data2 sejauh pengetahuan saya dan saya ingin sharing , tapi dianggap pandangan minoritas, bukan mainstream ( menurut Sdr Zhoufy ), dan saya di anggap membanggakan ke kristen an , atau memaksa tionghoa untk menjadi kristen. Aneh, sedangkan sikap saya sangat jelas , saya mendukung , kalau di adakan teguran atau tuntutan kpd para pendeta yg melakukan penistaan itu. Tapi ktk Sdr cgX melakukan statement, yg menurut saya juga penghinaan ,, dan Sdr Jhon Siswanto melakukan pernyataan yg cukup jelas , bersedia membantu untk masalah pendeta yg melakukan pelecehan budaya, dan menegaskan bhw apa yg dilakukan mr cgX adalh juga suatu pelecehan. coba lihat respond sebg member yg aktif di BT ini. Pernyataan yg cukup bijak , malah dilecehkan..., mr cgX dlm salah satu tulisannya, malah mengatakan sbb : pihak kristen tentu punya dukungan, ...dan member BT , tionghoa juga siap untk menancapkan senjatanya. SHIT, provokasi macam apa lagi tuh...??? Tentu setiap member berhak, ataupun orang diluar member untk menyatakan pendapat, karna ini adalah fungsi dan wadah dari keberadaan BT ini. Jadi saya juga tidak sungkan2 lagi untk memberikan dukungan . Anda ingin menanyakan track record saya??? Ah..ah...dengan senang hati akan saya berikan... ( tanya dan counter saya dulu ya ) Dalam pernyataan saya cukup jelas saya utarakan, saya pecinta seni dan budaya, bukan hanya dng duduk diam membaca literatur atau mengikuti milis BT ini, banyak hal yg bisa kt lakukan diam2 atau nyata dlm kehidupan kt sehari hari yg penting memberikan sumbangsih nyata pd masyarakat, khususnya bagi masyarakat keturunan tionghoa di indonesia... Pernyataan saya dlm tulisan sebelumya cukup jelas, saya mendukung untk memberikan teguran bagi pendeta yg melakukan pelecehan budaya, dan spt Sdr J. Siswanto, saya juga jelas mengatakan , bahwa saya akan meng counter balik jika iman kepercayaan saya digugat melebihi batas kewajaran atau norma etika yg berlaku Ingat saya juga berhak menyatakan statement ,sbgmn pembelaan atau dukungan yg diberikan untk mr,cgX . Siapa takut ...dan mengapa mesti takut dng ke kristen an, budaya yg luhur dan tinggi, tidak akan terhapus oleh zaman , apalagi oleh pelecehan yg dilakukan baik dlm skala kecil maupun besar Sopls behave ur selfkatanya budaya tionghoa dan tidak suka untk dilecehkan. Salam hormat...
Re: [budaya_tionghua] Akankah Indonesia Mengorbankan Pejuang Antikorupsinya?
Bakrie versus Sri Mulyani? Saya pribadi pegang Sri Mulyani, lihat track recordnya dong! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: handoko putra handoko.putramerd...@gmail.com Date: Thu, 17 Dec 2009 10:07:19 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Akankah Indonesia Mengorbankan Pejuang Antikorupsinya? pernahkah terpikirkan seandainya bail out tidak dilakukan? - Akankah Indonesia Mengorbankan Pejuang Antikorupsinya? Sangat bisa dimengerti bahwa rakyat Indonesia telah begitu geram terhadap korupsi. Namun rupanya banyak yang mafhum bahwa protes massal 9 Desember dapat tergelincir pada situasi yang mengorbankan dua pejabat pemerintah dengan integritas tinggi: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Presiden Boediono. Sebuah pengorbanan besar yang manfaatnya justru dinikmati para koruptor. Publik tentunya masih ingat, salah satu tindakan pertama Sri Mulyani ketika dipilih menjadi Menteri Keuangan adalah mengganti pimpinan Direktorat Jenderal Pajak maupun Bea-Cukai, dua lembaga yang telah lama diasosiasikan dengan korupsi dalam skala besar. Ia juga mengganti lebih dari seribu pegawai Bea-Cukai yang disinyalir melakukan tindakan korupsi. Tidak hanya berhenti di situ, ia langsung menerapkan reformasi birokrasi di segenap jajaran kementeriannya, dengan visi bukan hanya membasmi korupsi, tapi juga meningkatkan keefektifan birokrasi. Kita juga mencatat bagaimana Sri Mulyani menolak keras desakan pihak tertentu untuk menghentikan perdagangan di bursa efek tahun lalu. Sebagai Menteri Keuangan pada masa Megawati, Boediono telah memulai membangun sebagian fondasi reformasi tersebut dengan upaya membersihkan kantor pajak. Selain itu, ia mendorong pembasmian korupsi di seluruh sektor publik dengan menetapkan dasar-dasar bagi praktek akuntansi keuangan yang benar. Tiga undang-undang baru dikeluarkan untuk mendukung upaya ini. Sebuah perangkat standar-standar akuntansi disusun, untuk diterapkan di seluruh instansi pemerintah. Bersama Badan Pemeriksa Keuangan, yang baru diberdayakan, perubahan-perubahan pada proses kepemerintahan ini mampu berkontribusi besar pada upaya pemberantasan korupsi. Meski demikian, berbeda dari berita mengenai ditangkapnya pejabat-pejabat tinggi, berikut proses pengadilan dan penghukuman terhadap mereka, perubahan tersebut kurang diperhatikan media dan masyarakat. Tapi laporan-laporan keuangan yang tepat dapat memberikan serentetan bukti dokumenter sehubungan dengan penggunaan uang dan aset masyarakat. Pada gilirannya, hal ini menyebabkan pejabat-pejabat korup jauh lebih sulit menyembunyikan tindakan mereka. Boediono telah meletakkan fondasi penghindaran korupsi dengan mewajibkan dilaporkannya realisasi anggaran tahunan secara akurat dan dapat diakses publik paling lambat dalam waktu enam bulan. Pada masa sebelumnya, laporan semacam itu baru muncul setelah penundaan satu atau dua tahun--dan bahkan dalam kondisi yang kurang dapat dipercayai serta tidak dapat diaudit. Reformasi ini, yang diterapkan di semua sektor publik, sama sekali tidak terliput dalam headline media. Tapi ia menjadi syarat mutlak dalam upaya menjaga pemerintah di setiap tingkat untuk berperilaku jujur. Tentu saja, mereka yang telah mendapat untung dari praktek korupsi di masa lalu tidak akan menerima begitu saja reformasi yang mengancam mereka dengan kerugian keuangan, dan bahkan kemungkinan penghukuman penjara. Memahami hal tersebut, menjadi sangat penting untuk melihat secara lebih jernih apa yang sedang terjadi dalam politik Indonesia beberapa bulan belakangan ini. Komisi Pemberantasan Korupsi telah mencatatkan keberhasilan luar biasa dalam menyeret para koruptor ke penjara. Namun keberhasilan ini telah mengancam berbagai lembaga kuat, termasuk Kepolisian dan DPR. Kepolisian telah menghantam balik dengan tuduhan tak berdasar terhadap dua Wakil Ketua KPK; mereka mengalah setelah intervensi dari Presiden. Di lain pihak, DPR baru-baru ini mengeluarkan produk hukum yang cenderung melemahkan wewenang KPK. DPR juga tercatat telah menunjuk mantan Dirjen Pajak--yang telah dimutasikan oleh Sri Mulyani dari posisinya tersebut--sebagai Kepala BPK yang baru. Upaya-upaya menyingkirkan Boediono dan Sri Mulyani perlu ditafsirkan dengan melihat semua hal ini sebagai latar belakang. Tuduhan korupsi terhadap mereka sehubungan dengan kasus Bank Century sungguh tidak sepadan dengan catatan-catatan gebrakan antikorupsi mereka. Masyarakat juga perlu menyadari bahwa ketika bailout terhadap Bank Century pada bulan Oktober tahun lalu, pemerintah-pemerintah di seluruh dunia melakukan hal yang serupa, dengan alasan yang sama. Amerika Serikat, Inggris, serta negara-negara lain menghadapi kemungkinan anjloknya sektor keuangan, menggelontorkan uang dalam jumlah raksasa kepada bankbank dan lembaga keuangan, karena mereka khawatir, jika mereka tidak melakukannya, perekonomian akan ambruk. Sama halnya, di Indonesia terjadi tekanan luar biasa terhadap rupiah,
Re: [budaya_tionghua] Apa ya Udang dibalik Auditnya BPK? (AUDIT BPK SOAL CENTURY SALING BERTENTANGAN)
Dalam bisnis ada teori yang mengatakan produsen harus berbuat apa saja yang bisa memuaskan konsumen. Konsumen puas produsen makmur. Audit konsumennya siapa? Yang diaudit, atau yang memerintahkan audit. Kalau konsumennya yang diaudit, ia minta apa saja harus dituruti, kalau konsumennya yang memerintahkan audit, ya mereka yang harus dituruti. Masalahnya apakah yang memerintahkan audit itu ingin audit serius atau ingin audit yang diatur untuk menguntungkan mereka? Yang jelas, yang memerintahkan audit tidak boleh bermasalah, kalau tidak semua bisa diatur! From: handoko putra handoko.putramerd...@gmail.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, December 16, 2009 12:16:55 PM Subject: [budaya_tionghua] Apa ya Udang dibalik Auditnya BPK? (AUDIT BPK SOAL CENTURY SALING BERTENTANGAN) Hayo, Apa ya Udang dibalik Auditnya BPK? Makin lama, memang makin nyadari ada yang nggak beres dengan audit BPK. Jadi ingat waktu BLBI. auditor-auditor internasional terkenal bikin opini yang berbeda-beda. Udah belakangan banget ketahuan, metode dan tujuannya beda-beda, jadi aja hasilnya beda-beda juga. Juga jadi inget, bahkan orang yang sama pun bisa mmberikan penilaian yang berbeda untuk hal yang sama. Ada pengacara beken waktu jadi Tim Bantuan Hukumnya KKSK bilang salim bersalah. Eh, waktu jadi pengacaranya salim, bilang sebaliknya. Edaan. .. Jangan-jangan audit BPK soal century juga gitu? Soalnya pesanannya emang minta seperti itu sih...:) - AUDIT BPK SOAL CENTURY SALING BERTENTANGAN Opini laporan keuangan LPS 2005-2008 selalu wajar tanpa pengecua lian. DPR baru mempersoalkan penyelamatan Century pada 27 Agustus 2009. Dana penyelamatan Bank Century berupa penyertaan modal sementara dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) rupanya telah diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada Laporan Keuangan LPS tahun anggaran 2008. Bahkan atas laporan keuangan tersebut, BPK memberikan opini wajar tanpa pengecualian. Artinya, tidak ada masalah di situ. Menurut Kepala Eksekutif Firdaus Djaelani, laporan keuangan LPS tahun anggaran 2008 telah diaudit dan diserahkan ke BPK pada Maret 2009. Meski audit itu memeriksa laporan keuangan hingga akhir 2008, Firdaus melanjutkan, pada laporan itu juga telah mencantumkan penyertaan modal sementara kepada Bank Century sebesar Rp 4,9 triliun. Adapun dari hasil audit, BPK juga telah menyebutkan suntikan dana dari LPS kepada Century hingga akhir Februari 2009 telah mencapai Rp 6,1 triliun. Karena pada periode Januari-Februari 2009, penyertaan modal sementara bertambah sebesar Rp 1,155 triliun, kata Firdaus ketika dihubungi Tempo kemarin. Adapun tambahan suntikan dana kepada Century sebesar Rp 630 miliar disetor pada Juli 2009, setelah LPS menerima laporan keuangan hasil perhitungan kantor akuntan publik, yang menyebutkan bahwa tambahan dana itu dibutuhkan untuk meningkatkan rasio kecukupan modal Century menjadi 8 persen. Alhasil, total penyertaan modal sementara dari LPS kepada Century pun mencapai Rp 6,7 triliun. Firdaus enggan berkomentar keti ka disinggung mengapa belakangan BPK, lewat laporan hasil pemeriksa an investigasi atas kasus Century, mempermasalahkan kucuran dana penyertaan modal sementara terse but. Yang jelas, kata Firdaus, hasil au dit laporan keuangan LPS 2008 ju ga telah diserahkan kepada Presi den Susilo Bambang Yudhoyono dan Dewan Perwakilan Rakyat se kitar 28 April 2009. Menurut dia, upaya ini dilaku kan karena sesuai dengan undang-undang LPS wajib melaporkan laporan keuangannya kepada Presiden dan DPR paling lambat pada Mei setiap tahun nya.Kepada Dewan kami kirim dua salinan, satu kepada Ketua DPR dan satu lagi kepada pim pinan Komisi XI,ujarnya. Komisi XI adalah Komisi Keuangan dan Perbankan, sa lah satu komisi di DPR. Pada periode anggota Dewan 2004 2009, komisi periode inilah yang meminta dilakukannya audit investigasi kasus Bank Century oleh BPK. Firdaus menambahkan, LPS selalu memperoleh penghargaan atas penyam paian laporan keuangan ta hunan. Sejak 2005 hingga 2008, lembaga ini terus memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari BPK.Mungkin karena ka mi lembaga kecil dan se derhana,katanya. Dalam laporan kiner janya tahun lalu yang dis ampaikan ke BPK, Ketua Dewan Komisioner LPS Rujito menyebutkan, sampai dengan 31 Desember 2008, LPS telah mengeluarkan biaya penanganan PT Bank Century Tbk sebesar Rp 4,977 triliun. Biaya tersebut merupakan biaya untuk menambah modal disetor bank sehingga bank memenuhi ketentuan yang berlaku mengenai tingkat kesehatan bank, baik solvabilitas maupun likuiditas. Seluruh biaya penanganan yang telah dikeluarkan merupakan penyertaan modal sementara LPS pada Bank Century, ucap Rudjito. Adanya krisis keuangan global yang mendera industri perbankan Indonesia, kata Rudjito, telah mendorong LPS untuk dapat memainkan peran penting dalam kerangka stabilitas sitem keuangan. Tindakan penyelamatan terhadap Century merupakan
Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)
- Original Message - From: ardian_c To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 17, 2009 8:42 AM Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna Betul. Sehingga ketika ulama Indonesia, terutama yang berpegang pada kitab kuning di pesantren grass-root, menerjemahkannya ke bahasa Indonesia, jadinya cina... Wasalam. == - Original Message - From: ardian_c To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 17, 2009 8:42 AM Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... wrote: - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok --- Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab. Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran. Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad. Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb. Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan ucapan Muhammad sendiri. Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar). Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada sebuah negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan kalimat itu. Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat ilmu. Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan perintah Tuhan dalam Al Quran. Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina tersebut. Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi di Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh jaraknya dari negeri Arab. Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina. Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan otoritas proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad. Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut (bahwa itu adalah ucapan Muhammad) merupakan klaim yang dhaief, dhaief jiddan, atau batil. Uraian saya ini mungkin terlalu panjang bagi suatu milis budaya tionghoa. Tetapi kalau mau lebih 'nyangkut' lagi dengan milis ini, tanpa mau ikut ribut soal kata cina, bisa saya sampaikan bahwa kelihatannya dalam pembahasan ilmu hadits tentang apakah kalimat itu ucapan Muhammad atau bukan, selalu dipakai kata Cina, bukan Tiongkok. Mungkin karena waktu itu kata Tiongkok belum dikenal di budaya Arab. Atau mungkin juga karena memang dengan memakai kata Cina-lah orang Arab menyebut Negeri Tengah (Tionggoan). Wasalam. == - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Mungkin bagus, kalau anda lebih memperbanayak membaca Asian literature philosphy.. Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok. By the way ada kata bijaksana dalam bahasa Latin: Ex Oriente Lux, Penerangan (pencerahan) datang dari Timur.. So sis... go east!
Bls: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797= Sumamiharja
OOT neh, saya rasa milis ini sudah banyak pakar istilah yang canggih, sudah seharusnya membuat glossary ttg istilah2 yg sering dipakai, kalo ga ya bacanya bingung deh :D heheh JK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo hisashi.mits...@... wrote: *Pak John harap bersabar ... Jangan lah meneladani FPI yang cara kerjanya lebih canggih dari cara Secret Service mengamankan presiden di USA sana. Jadi kalau seorang Chen Gui Xin bisa menistakan (seperti asumsi anda) junjungan anda , maka gereja sudah ambruk ribuan tahun lalu hehehe** . Jadi tolong maklumi lah gerutu seorang Chen Gui Xin yang harus mengantar istrinya yang Kristen yang injili itu kemana-mana. Lagian kalimat saya tambahkan bahwa yang paling sial jauh dari berkat adalah Yesusnya sendiri, karena paling miskin. ha ha ha.* *sama sekali* *tidak bertentangan dengan trend superlatif dalam tradisi gereja itu sendiri yang bertaburan jargon jargon superlatif , servus serverum dei , hamba dari segala hamba , budak dari segala budak , raja dari segala raja , terlebih lagi dalam Matius di katakan : siapapun yang menjadi pemimpin biarlah jadi pelayanmu. Yesus selain kere juga memang bebong karena mau2nya membasuh kaki murid yang statusnya jauh lebih rendah. Tapi yah makna filosofisnya tentu ada. Chen Gui Xin ini jika memang sedang menistakan junjungan anda , maka misinya jelas2 gagal total , jangan2 dia tanpa sadar sedang memuliakan junjungan , gara2 keseringan antar jemput istrinya yang kristen injili itu . ** Masalah kemiskinan yesus juga ada beberapa ordo katolik yang meneladaninya.* * Dan jika memang berusaha untuk sarkasm , satire , atau apapun tujuannya , sepertinya CGX harus belajar lebih banyak lagi meningkatkan kualitas satire-sarkasm menjadi lebih tajam. Jadi jangan sampai posisinya menjadi terbalik . Chen Gui Xin tanpa sadar sedang memuliakan yesus , dan anda malah tanpa sadar sedang mempermalukan teladan yesus . seperti cara FPI mempermalukan rasulnya . * 2009/12/17 John Siswanto johnsiswa...@... Bung Sumamiharja yth, Mengancam huehehehe... bukan gaya saya untuk ancam mengancam, jujur saja saya merasa dihinakan karena agama saya dan super junjungan saya disebut secara tidak patut, supaya anda tahu banyak orang bersedia mati sekalipun untuk membela junjungannya... Sederhana saja...Paparan anda tidak bisa menghapus penistaa/penghinaan yang dilakukan oleh sdr. CGX... Anda juga sungguh memalukan kalau membela penghinaan/penistaan yang dillakukan oleh sdr. CGX... walaupun saya bukan siapa-siapa di depan anda, janji saya kepada anda, untuk masalah ini saya tidak akan mundur selangkahpun... nuwun sewu, John Siswanto alamat saya : Jl. Sumagung III R-2/6 Kelapa Gading - Jakarta Utara ponsel #0816927475 --- Pada *Rab, 16/12/09, sumamihardja sumamihar...@...* menulis: Dari: sumamihardja sumamihar...@... Judul: [budaya_tionghua] Re: Pro Cen Gui Xin #46797 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 16 Desember, 2009, 10:00 AM Ancam-mengancam apa lagi ini? Memangnya seberapa jauh anda sudah ikut gerakan anti diskriminasi sampai melontarkan tudingan bermata dua macam itu? Seberapa jauh anda terlibat diskusi teologis mengenai perbedaan antara penghinaan dan sindiran? Rekam jejak anda juga tidak jelas dalam konteks ini koq. Lihat konteks cerita keseluruhan dari Chen Gui Xin dulu! Meskipun saya sepakat bahwa CGX pengutaraannya seringkali kasar dan sembrono, dia toh cuma melontarkan kekesalannya melihat bahwa doktrin agama sudah menyeleweng. Apa karena dia murtad jadi sudah tidak bisa mengutarakan pandangannya? Dia kan tidak sedang membuka debat agama. Lebih guna kalau anda gugat saja dulu berbagai sinetron dan acara TV mengenai entah itu realigi, konversi agama, dsb yang marak tiap-tiap hari raya agama. Tahukah anda bahwa dalam perdebatan di kalangan Vatican jaman PJP II sebelum diganti yang sekarang, beredar sebuah kritik internal di kalangan gereja sendiri bahwasanya pemaknaan derita Yesus sudah diselewengkan. Sudah banyak buku dari kalangan nasrani sendiri yang membahas soal peranan gereja dalam penindasan dan kekerasan yang sebenarnya hanya menutupi nafsu tamak dari sejumlah orang-orangnya (bahkan termasuk sejumlah paus dalam kaitannya dengan keberadaan mafioso). Apakah itu sudah merupakan penghinaan? Bahwa konteks CGX tidak sepenuhnya benar (karena banyak pengikut Nasrani juga sangat miskin hidupnya, rela menderita dan bahkan mati mengenaskan karena membela keyakinannya itu), tapi sebagai kritik sosial, hal itu bukan penghinaan agama! Hal yang sama berlaku untuk agama lain, termasuk misalnya di dalam agama Tionghoa sendiri. kritik macam itulah yang membangun dan mendorong umat untuk mengikuti teladan yang baik, dan bukan memperalat agama demi kepentingan duniawi si pemeluknya. Dalam tradisi nasrani sendiri, betapa banyak joke, sindiran dan kritikan
Re: [budaya_tionghua] penistaan , untk Sdr ZT
Mungkin rekan2 yg merasa tersinggung, sakit hati bahkan rela mati demi junjungannya karena beliau telah direndahkan, dilecehkan, dinistakan bahkan dihina melalui pernyataan mr chen, skrg bisa merasakan apa yg dirasakan oleh member2 disini ketika leluhurnya di maki2, diiblis2kan, disetan2kan. Bagi sebagian org mungkin tradisi atau budaya bukanlah apa2 dibanding agama, leluhur bukanlah apa2 dibanding nabi n tuhannya. Tp bagi yg melaksanakan posisi mereka tidaklah lebih rendah dan tidak kalah penting. Jd mungkin sudah mengerti kan kenapa masih ada saja member2 yg bersemangat ketika topik penistaan budaya tionghoa muncul lagi dan muncul lagi. -Original Message- From: beng mazmuri beng...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 19:34:06 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] penistaan , untk Sdr ZT Salam.. Sdr Zt , anda tampak cerdas memberikan data2 tg pergerakan gereja dan kasus2nya. Anda membela mrcgX , anda juga mengutip ayat2 dlm alkitab, tahukah anda mengutip sepenggal penggal , tanpa melihat kontex yg berhubungan dng ayat2 itu , sering memberikan kesalahan fatal, sbmn dilakukan oleh para pendeta kristen ( Fakta ) untk membenarkan pandangannya sendiri dan bahkan melecehkan kepercayaan orang lain...? Boleh donk kalau saya juga menyatakan ketersinggungan saya, ktk mr cgX mengatakan, dan di repeat oleh anda lg : ...yang paling sial adalah yesus sendiri, miskin dari BERKAT. Kata BERKAT ( blessing ), itulah yg sangat2 mengganggu saya. Tolong berikan interpretasi kpd saya , tg yesus yang miskin dari BERKAT.??? Gereja, atau saya lebih senang mengatakan IMAN kepercayaan orang yg percaya kpd Yesus , memang tidak akan runtuh oleh seorang cgX atau milions by milions cgX. Makanya saya bilang knapa mesti takut dng ke kristen an , mengapa takut tg pelecehan budayaSharing bersama, mungkin saling serang atau dukung. sah2 saja, . Kita semua menikmati kebebasan ber expresi, baik mendukung maupun menyanggahKita saling belajar bersama...untk mendukung kebudayaan tionghoa dan sumbangsihnya, kalau sedikit extrim, boleh donk kt menyatakan pendapat ... Salam...
Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)
Sy dipanggil chino edan encek acong macem2 lah.. Oke aja. Harkat dan martabat sy sama sekali tak sy rasakan menurun dan saya tak merasa ter- hina. Aneh orang-2 di milis ini.. Selalu membicarakan harga dirinya.. Semakin tau budaya tionghua harusnya semakin cinta BT dan semakin dapat membangun hidup bersama di Indonesia dengan BT. Bukan semakin individualistik dan arogan. Gmn BT semakin dicintai dan dirasakan menjadi bagian dari yg universal (indonesia)? Salam sam Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id Date: Thu, 17 Dec 2009 09:59:01 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) - Original Message - From: ardian_c To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 17, 2009 8:42 AM Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna Betul. Sehingga ketika ulama Indonesia, terutama yang berpegang pada kitab kuning di pesantren grass-root, menerjemahkannya ke bahasa Indonesia, jadinya cina... Wasalam. == - Original Message - From: ardian_c To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 17, 2009 8:42 AM Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... wrote: - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok --- Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab. Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran. Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad. Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb. Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan ucapan Muhammad sendiri. Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar). Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada sebuah negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan kalimat itu. Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat ilmu. Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan perintah Tuhan dalam Al Quran. Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina tersebut. Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi di Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh jaraknya dari negeri Arab. Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina. Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan otoritas proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad. Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut (bahwa itu adalah ucapan Muhammad) merupakan klaim yang dhaief, dhaief jiddan, atau batil. Uraian saya ini mungkin terlalu panjang bagi suatu milis budaya tionghoa. Tetapi kalau mau lebih 'nyangkut' lagi dengan milis ini, tanpa mau ikut ribut soal kata cina, bisa saya sampaikan bahwa kelihatannya dalam pembahasan ilmu hadits tentang apakah kalimat itu ucapan Muhammad atau bukan, selalu dipakai kata Cina, bukan Tiongkok. Mungkin
[budaya_tionghua] Re: penistaan , untk Sdr ZT
Saya sangat menyetujui penjelasan Saudara Agoeng. Benar-benar sangat kena dan brilian. Yang mau saya tambahkan, agama itu adalah bagian dari Budaya Manusia. Saya rasa sudah sepatutnya orang lebih mendalamin filosofi dari ajaran Agama itu sendiri sebelum masuk kedalam konteks agamanya secara mendalam. Untuk apa menciptakan agama jika ujungnya ya ini yang paling benar, dengan ini saya berani berjuanga sampai mati. Konteksnya bukan disitu. Kalo secara filosofi Konfusius, bagaimana anda bisa menghormati orang lain, dewata, tuhan, sebelum kamu bisa memberikan kasih kepada orang terdekat dan terpenting dalam hidupmu.. yakni adalah orang tuamu, leluhurmu. Jadi kalo anda belum bisa menghormati yang terdekat, yang nyata, yang bisa diraba dan dilihat, gimana anda bisa menghormati yang tidak keliatan. Salam, JK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote: Mungkin rekan2 yg merasa tersinggung, sakit hati bahkan rela mati demi junjungannya karena beliau telah direndahkan, dilecehkan, dinistakan bahkan dihina melalui pernyataan mr chen, skrg bisa merasakan apa yg dirasakan oleh member2 disini ketika leluhurnya di maki2, diiblis2kan, disetan2kan. Bagi sebagian org mungkin tradisi atau budaya bukanlah apa2 dibanding agama, leluhur bukanlah apa2 dibanding nabi n tuhannya. Tp bagi yg melaksanakan posisi mereka tidaklah lebih rendah dan tidak kalah penting. Jd mungkin sudah mengerti kan kenapa masih ada saja member2 yg bersemangat ketika topik penistaan budaya tionghoa muncul lagi dan muncul lagi. -Original Message- From: beng mazmuri beng...@... Date: Wed, 16 Dec 2009 19:34:06 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] penistaan , untk Sdr ZT Salam.. Sdr Zt , anda tampak cerdas memberikan data2 tg pergerakan gereja dan kasus2nya. Anda membela mrcgX , anda juga mengutip ayat2 dlm alkitab, tahukah anda mengutip sepenggal penggal , tanpa melihat kontex yg berhubungan dng ayat2 itu , sering memberikan kesalahan fatal, sbmn dilakukan oleh para pendeta kristen ( Fakta ) untk membenarkan pandangannya sendiri dan bahkan melecehkan kepercayaan orang lain...? Boleh donk kalau saya juga menyatakan ketersinggungan saya, ktk mr cgX mengatakan, dan di repeat oleh anda lg : ...yang paling sial adalah yesus sendiri, miskin dari BERKAT. Kata BERKAT ( blessing ), itulah yg sangat2 mengganggu saya. Tolong berikan interpretasi kpd saya , tg yesus yang miskin dari BERKAT.??? Gereja, atau saya lebih senang mengatakan IMAN kepercayaan orang yg percaya kpd Yesus , memang tidak akan runtuh oleh seorang cgX atau milions by milions cgX. Makanya saya bilang knapa mesti takut dng ke kristen an , mengapa takut tg pelecehan budayaSharing bersama, mungkin saling serang atau dukung. sah2 saja, . Kita semua menikmati kebebasan ber expresi, baik mendukung maupun menyanggahKita saling belajar bersama...untk mendukung kebudayaan tionghoa dan sumbangsihnya, kalau sedikit extrim, boleh donk kt menyatakan pendapat ... Salam...
[budaya_tionghua] Video: Masyarakat Tionghoa Miskin di Singkawang
- Kabari sempat wawancara Masyarakat Tionghoa yang miskin di Kabupaten Singkawang bersama Bapak Frans Tshai, Mantan DPR-RI . Silakan nonton , Klik Disini attachment: singkawang.jpg
[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
Terima kasih atas tambahannya bung. Rasanya tidak ada perbedaan pendapat antara kita ya. Anda benar, pastor-pastor datang ke Tiongkok memang di Zaman dinasti Tang (bukan Yuan sebagaimana saya katakan), itu sudah dikoreksi oleh Ardian. Dan tentu saja bukan cuma Ricci seorang, hanya kebetulan saja saya katakan Matteo Ricci dkk. Anda juga benar, adanya saling isi mengisi antara timur dan barat lewat arus persilangan budaya waktu itu. Pada posting yang lalu saya hanya ungkapkan sumbangsih barat untuk timur dan tidak sempat bercerita hal yang sebaliknya, karena konteksnya adalah saya sedang menjawab seorang rekan yang kebetulan beragama Krisren yang saya kira telah salah mengerti apa yang saya maksud pada posting saya yang lebih dulu lagi. Dan saya membuka identitas Kekatolikan saya juga agar rekan yang beragama Kristen itu tidak salah mengerti, tidak menganggap saya termasuk kelompok non Nasrani yang sedang menyerang Kristen. Itu saja. Demikian, harap maklum. Salam, Erik \ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo hisashi.mits...@... wrote: Erik , wah salut saya ini milist di penuhi para katolik2 (apalagi jebolan driyarkara) , para katolik2 di milist ini yang sangat peduli sama budaya tionghoa dan sejarah tiongkok . . Pada masa Matteo Ricci itu yang terjadi adalah Tiongkok di banjiri oleh Jesuit2 , jadi bukan Ricci seorang . Kiprah Jesuit yang sukses itu belakangan di jegal ordo dominikan (rites controversy) . Jadi yang terjadi pada masa itu adalah pertukaran ilmu pengetahuan antara east dan west . Boleh anda telusuri buku2 dan pengetahuan Tiongkok yang di transfer ke Eropa dan di terjemahkan. Ini menurut pendapat pribadi saya adalah gelombang kedua pencerahan , setelah sebelumnya gelombang pertama terjadi saat di era skolastik , dark ages eropa , ramai2 menerjemahkan buku2 dari timur tengah ke bahasa latin. Jadi antara Timur dan Barat , masing2 masing tidak ada yang lebih unggul . Leibniz berpendapat bahwa Eropa dan Tiongkok saling melengkapi satu sama lain , western physics dan eastern ethics . Eropa unggul dalam teoritis tapi lemah dibidang etika dan politik. Sekalipun Leibniz seorang protestan , tapi Leibniz berada pada pihak Jesuit dalam Rites Controversy. Leibniz menilai Toleransi beragama juga di perlihatkan oleh kebijakan Kang Xi , dapat di adopsi untuk konflik protestan vs katolik yang mengancam Eropa. Dijaman Leibniz , Prancis dibawah Louis XIV mengeluarkan Edict of Nantes (1598) dan melakukan persekusi terhadap kaum Huguenot. Leibniz berharap agar Eropa , khususnya Prancis untuk meniru Tiongkok dalam hal toleransi beragama. Tetapi muncullah Rites Controversy, dimana Tiongkok di judge sebagai negara pagan. Ordo Dominika yang menjegal Jesuit , dan berujung pada tindakan balasan dari Tiongkok. Mengenai Matteo Ricci , Leibniz melontarkan pujiannya . I praise the foresight of Matteo Ricci, a great man, for following the example of the Church Fathers who interpreted Plato and other philosophers in a Christian fashion. Let us suppose he didn't understand properly-may we not for this reason retain their opinions, like gold, purged of all impurities? If we ever impute to Confucius doctrines that are not his, certainly no pious deception would be more innocent, since danger to those mistaken and offence to those who teach is absent. (Leibniz , On The Civil Cult of Confucius , 1700) Selain Ricci , ada Needham yang sangat peduli terhadap sejarah Tiongkok .
Re: [budaya_tionghua] Re: Siapakah yang disebut dengan orang Tionghua Indonesia?
Sdr. Chan, Pendapat anda benar, di Singapore saja anak-anak muda pernah berdebat, apakah kita Chinese atau Singaporean, pemerintah diam saja, saya hanya ikut tertawa. Mengapa? Saya koq ingat waktu masih kecil, karena guru sering bercerita insinyurlah yang membuat mobil, gedung dll. Sedang dokter adalah orang yang bisa menyebuhkan orang sakit. Lalu saya bertanya, kalau begitu mana yang lebih pintar, insinyur atau dokter? Tidak ada jawaban yang memuaskan saya anak kecil, setelah dewasa baru saya sadar kita tidak bisa membandingkan dua hal yang berbeda. Waktu dibutuhkan menolong orang celaka, dokter lebih pintar dari insinyur, ketika dokter ingin membuat rumah bertingkat, insinyur lebih pintar dari dokter? Apa kalau berkata begitu salah? Saya bilang kepada seorang anak Singapore teman anak saya. Anda laki-laki atau perempuan. Ia heran tapi menjawab juga, laki-laki. Saya katakan apa anda tidak konsekwen? Ia makin bingung. Saya katakan lagi tadi anda katakan Singaporean, sekarang katakan anda laki-laki. Haha, mana sikap yang konsekwen. Ia mulai sadar, itu dua hal yang berbeda katanya, mana boleh laki-laki dibanding dengan Singaporean. Lalu saya bilang anda ribut anda Singaporean atau Chinese adalah masalah sama juga. Lihat di KTP anda, di sana Singaporean, tapi ditulis juga Chinese. Apa salah? Menurut hukum anda adalah orang Singapore, tapi menurut ras anda adalah orang Chinese. What's wrong? Itu mungkin saja, lalu apa yang diributi. Pepesan kosong kata orang Sunda. Dilihat dari hukum kewarganegaraan kita adalah orang Indonesia, dilihat dari etnis kita adalah orang Tionghoa. Jadi tak aneh kalau kita membela Indonesia dalam pertandingan internasional, tapi melaksanakan budaya dan melindungi budaya adat istiadat Tionghoa. Dalam hal ini masih banyak di antara kita yang tak sadar akan hak dan kewajibannya seperti saya pernah katakan, sangat disesalkan bahwa sebagian orang menganggap kita ini patriot kalau mau membuang atau memusuhi semua yang berbau Tionghoa dan Tiongkok. Di luar itu, dalam masalah ribut-ribut Kristen dan budaya Tionghoa, saya selalu berpendapat jangan menggeneralisasi, jangan menganggap kalau ada sebagian pendeta menghina budaya Tionghoa, semua pasti begitu, juga orang Kristen sendiri harus belajar berdiri di pihak kebenaran, kalau ada pendeta menghina budaya Tionghoa, lalu dimarahi orang Tionghoa, ia jangan lantas memihak yang Kristen, ia harus memikak yang benar. Kalau anda memihak yang salah hanya karena seiman, apakah anda akan memihak pembunuh yang beragama Kristen, penipu yang beragama Kristen untuk melawan hukum? Dalam hal masalah agama, dan ras, kita tidak bisa lepas dari rasa keadilan. Adil dan benar tidak ditentukan oleh agamanya atau rasnya tapi ditentukan oleh hukum dan tatanan moral dan etika. Jangan karena banyak dukungan orang dengan seenaknya menghina agama, budaya maupun ras lain. Orang Tionghoa Indonesia tidak menerima perlakuan diskriminasi karena kita adalah minoritas. Orang Tionghoa Kristen juga harus merasa, apakah orang Tionghoa yang non Kristen karena minoritas boleh dihina dan difitnah seenaknya melalui mimbar agama? Bukankah agama menyebarkan berita kasih atau berita kebencian? Lalu promosi agama di kalangan Tionghoa Benteng yang menganggap orang menikah secara adat Tionghoa adalah tidak sah, berarti pasangan suami isteri yang menikah secara demikian adalah zinah, karena pernikahan tidak diberkati oleh hamba Tuhan. Sudah jelas orang Tionghoa yang mengerti budaya Tionghoa cuma tertawa, melihat koq ada hamba Tuhan sekonyol itu. Dalam kebudayaan Tionghoa, Tuhan itu tidak bisa diwakili oleh manusia, mereka sembahyang langsung ke Tuhan, kalau sudah sembahyang sah. Apa perlunya ada hamba Tuhan yang bertindak atas nama Tuhan, mana buktinya? Tentu orang membela diri, mana buktinya sembah\yang Tuhan Allah oleh orang Tionghoa benar kepada Tuhan? Lalu orang Tionghoa berkata lagi, doa di gereja apakah ada buktinya Tuhan hadir? Lah kalau begitu kan ramai, nanti di sidang pengadilan ada orang minta bukti Tuhan menyaksikan, ada yang minta bukti bahwa setan yang menyaksikan. Tuhan dan setan harus hadir di pengadilan. Haha, ramai. Agama, biar agama apa saja adalah kepercayaan, kepercayaan tidak mungkin diperdebatkan karena semua dasarnya kepercayaan yang tak bisa dibuktikan. Hasilnya hanya akan berkelahi. Saya selalu berpendapat, pluralisme itu lebih baik dari sistem satu yang berkuasa. Partai politik hanya satu yang berkuasa, akan menyimpang; agama hanya satu yang dominan, akan menyimpang; aliran kesenian hanya satu, juga akan menyimpang, persatuan sepak bola hanya satu juga hanya akan menurunkan mutu, karena tak ada persaingan. Maka persaingan yang wajar adalah yang terbaik. Kita harus tahu, bahwa tak ada yang benar mutlak, yang ada hanya ekstrim mutlak, yang akan menghancurkan tatanan masyarkat. Kalau seorang pengkotbah agama (agama apa saja) tidak mempunyai saingan, maka ia akan
Re: [budaya_tionghua] Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )
Sdr. Beng harap tidak usah berkecil hati dalam menanggapi posting-posting yang seakan-akan meminta pertanggunganjawab Anda sebagai orang Kristen 'moderat' terhadap bro n sis seiman Anda yg fanatik. Kawan2 di sini yg sdh empet mendengar pelecehan sebagian pendeta dan umat Kristen tertentu yg sesama Tionghoa sebenarnya tidak pernah menggeneralisasi bahwa semua pendeta atau semua orang Kristen adalah begitu. Kalau mau mengakui, yang sensitif itu justru kebanyakan dari pihak teman-teman Tionghoa Kristen sendiri, yg merasa kekristenannya kok dilecehkan, padahal jika dicermati tak ada seorang pun di sini yg melecehkan Kristen kecuali ketika menjawab dgn fakta-fakta (mempertahankan diri) thd tuduhan atau tulisan ngawur orang Kristen tertentu (arsip BT penuh dgn kasus spt ini) dan tenaga serangan ngawur ini memang sering membalik menyerang tuannya. Baru kali inilah dlm sejarah BT kasus ini secara serius akan diclass-actionkan, itupun berkat usul locianpwee Tan, seorang pendeta Kristen pecinta BT dan juga kegigihan Sdr. CGX dan lain-lainnya dan jangan lupa bahwa Bro John S sang lawyer pun telah menyediakan diri untuk membantu. Semoga hal ini menjadi kenyataan. :-) Andy L.S. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: beng mazmuri beng...@yahoo.com Date: Wed, 16 Dec 2009 19:00:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Pro Jhon Siswanto ( penghinaan ) Dear all members, Salam, Seperti saya bilang sebelumnya, saya sangat senang bisa mengikuti milis BT ini, banyak hal yang bisa menambah wawasan saya, dan ada hal hal yang juga menggelitik saya untk ikut nimbrung. Salah satu hal yg menggelitik saya adalah, fakta bahwa ada member2 di milis ini sangat peka sekali , dan terlalu memuliakan kebudayaan nya atau integritas pribadi atau track record mrk . Ktk ada issue yg dilempar, tg pelecehan budaya tionghoa yang dilakukan oleh beberapa pendeta kristen, kuat sekali dukungannya. Dan ktk saya mencoba merespond, dng memberikan data2 sejauh pengetahuan saya dan saya ingin sharing , tapi dianggap pandangan minoritas, bukan mainstream ( menurut Sdr Zhoufy ), dan saya di anggap membanggakan ke kristen an , atau memaksa tionghoa untk menjadi kristen. Aneh, sedangkan sikap saya sangat jelas , saya mendukung , kalau di adakan teguran atau tuntutan kpd para pendeta yg melakukan penistaan itu. Tapi ktk Sdr cgX melakukan statement, yg menurut saya juga penghinaan ,, dan Sdr Jhon Siswanto melakukan pernyataan yg cukup jelas , bersedia membantu untk masalah pendeta yg melakukan pelecehan budaya, dan menegaskan bhw apa yg dilakukan mr cgX adalh juga suatu pelecehan. coba lihat respond sebg member yg aktif di BT ini. Pernyataan yg cukup bijak , malah dilecehkan..., mr cgX dlm salah satu tulisannya, malah mengatakan sbb : pihak kristen tentu punya dukungan, ...dan member BT , tionghoa juga siap untk menancapkan senjatanya. SHIT, provokasi macam apa lagi tuh...??? Tentu setiap member berhak, ataupun orang diluar member untk menyatakan pendapat, karna ini adalah fungsi dan wadah dari keberadaan BT ini. Jadi saya juga tidak sungkan2 lagi untk memberikan dukungan . Anda ingin menanyakan track record saya??? Ah..ah...dengan senang hati akan saya berikan... ( tanya dan counter saya dulu ya ) Dalam pernyataan saya cukup jelas saya utarakan, saya pecinta seni dan budaya, bukan hanya dng duduk diam membaca literatur atau mengikuti milis BT ini, banyak hal yg bisa kt lakukan diam2 atau nyata dlm kehidupan kt sehari hari yg penting memberikan sumbangsih nyata pd masyarakat, khususnya bagi masyarakat keturunan tionghoa di indonesia... Pernyataan saya dlm tulisan sebelumya cukup jelas, saya mendukung untk memberikan teguran bagi pendeta yg melakukan pelecehan budaya, dan spt Sdr J. Siswanto, saya juga jelas mengatakan , bahwa saya akan meng counter balik jika iman kepercayaan saya digugat melebihi batas kewajaran atau norma etika yg berlaku Ingat saya juga berhak menyatakan statement ,sbgmn pembelaan atau dukungan yg diberikan untk mr,cgX . Siapa takut ...dan mengapa mesti takut dng ke kristen an, budaya yg luhur dan tinggi, tidak akan terhapus oleh zaman , apalagi oleh pelecehan yg dilakukan baik dlm skala kecil maupun besar Sopls behave ur selfkatanya budaya tionghoa dan tidak suka untk dilecehkan. Salam hormat... beng amzmuri
RE: [budaya_tionghua] mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatan kanker
Setau saya, kalo di Rs Cuma di kemo (disinar) sehingga sel kanker mati, tapi tidak tertutup sel yg masih bagus juga mati, dan biasanya tidak tuntas sampe ke akar-akarnya ( harus berkali-kali ) Coba cara alternative pake daun keladi tikus, di internet udah banyak yg sukses, tapi tergantung pada stadium nya dan konsumsi makanan pasien juga Semoga sukses _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Richi Sent: Tuesday, December 15, 2009 5:55 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatan kanker Urgent! buat teman - teman sekalian, kira2 ada yang punya rekomendasi gak buat Rumah sakit spesialis kanker khususnya di daerah Jakarta soalnya orang tua saya sekarang sedang terkena sakit kanker lambung. Kondisinya sudah dioperasi di malaysia dan sekarang sedang menjalani pengobatan kemotherapy di Chinaguangzhou Namun, hingga saat ini sepertinya belum ada efek yang berarti, dan biaya untuk bolak - balik China lumayan mahal. Selain itu, saya pernah dengar bahwa kanker tidak boleh terlalu sering kemo karena akan meningkatkan sel kanker nya.. minta rekomendasi Rumah Sakit dan kesaksian nya donk.. terima kasih sebelum nya. __ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus signature database 4694 (20091216) __ The message was checked by ESET NOD32 Antivirus. http://www.eset.com __ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus signature database 4694 (20091216) __ The message was checked by ESET NOD32 Antivirus. http://www.eset.com
Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)
Emang budaya tionghoa itu kayak gimana seh? Kayaknya ente pakar banget n tau banyak tentang BT, coba ilmu dibagi2 ke kita. Trus yg ente maksud semakin tau budaya tionghua harusnya semakin cinta BT dan semakin dapat membangun hidup bersama di Indonesia dengan BT Itu budaya tionghoa yg mana n yg kayak apa? Coba diperjelas jgn pake puter kata2 tp ga jelas apa yg dimaksud. Mirip ama khotbah tentang pernak pernik tionghoa macam pake hio sembah iblisn pake lilin panas kayak di neraka tp engga ngerti guna n makna hio n lilin yg sebenernya itu apa. tp yg pasti seh klo ada pepatah klo ditabok pipi kanan kasih pipi kiri tp klo BT yg g pelajari seh kalo ditabok pipi kanan, tabok balik biar yg nabok itu tau sakitnya ditabok dan ga sembarangan nabok org lagi klo ga mau kena tabok juga. Krn klo ditabok trus diem aja yg ada malah babak belur ditabokin trus yg nabok malah bangga berhasil nabok n akan melakukan hal yg sama ke org laen karena ga ada yg kasih tau klo yg dilakukan salah n ga enak kena tabok. -Original Message- From: adiperdanasam...@yahoo.com Date: Thu, 17 Dec 2009 11:34:04 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) Sy dipanggil chino edan encek acong macem2 lah.. Oke aja. Harkat dan martabat sy sama sekali tak sy rasakan menurun dan saya tak merasa ter- hina. Aneh orang-2 di milis ini.. Selalu membicarakan harga dirinya.. Semakin tau budaya tionghua harusnya semakin cinta BT dan semakin dapat membangun hidup bersama di Indonesia dengan BT. Bukan semakin individualistik dan arogan. Gmn BT semakin dicintai dan dirasakan menjadi bagian dari yg universal (indonesia)? Salam sam Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id Date: Thu, 17 Dec 2009 09:59:01 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) - Original Message - From: ardian_c To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 17, 2009 8:42 AM Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna Betul. Sehingga ketika ulama Indonesia, terutama yang berpegang pada kitab kuning di pesantren grass-root, menerjemahkannya ke bahasa Indonesia, jadinya cina... Wasalam. == - Original Message - From: ardian_c To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 17, 2009 8:42 AM Subject: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... wrote: - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok --- Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab. Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran. Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad. Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb. Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan ucapan Muhammad sendiri. Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar). Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada sebuah negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan kalimat itu. Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat ilmu. Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan perintah Tuhan dalam Al Quran.
Re: [budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
tambahan sedikit saja Jesuit seperti Ricci lum ada pada dinasti Tang , baru ada pada masa dinasti Ming , dan Qing .. thanks 2009/12/17 Erik rsn...@yahoo.com Terima kasih atas tambahannya bung. Rasanya tidak ada perbedaan pendapat antara kita ya. Anda benar, pastor-pastor datang ke Tiongkok memang di Zaman dinasti Tang (bukan Yuan sebagaimana saya katakan), itu sudah dikoreksi oleh Ardian. Dan tentu saja bukan cuma Ricci seorang, hanya kebetulan saja saya katakan Matteo Ricci dkk. Anda juga benar, adanya saling isi mengisi antara timur dan barat lewat arus persilangan budaya waktu itu. Pada posting yang lalu saya hanya ungkapkan sumbangsih barat untuk timur dan tidak sempat bercerita hal yang sebaliknya, karena konteksnya adalah saya sedang menjawab seorang rekan yang kebetulan beragama Krisren yang saya kira telah salah mengerti apa yang saya maksud pada posting saya yang lebih dulu lagi. Dan saya membuka identitas Kekatolikan saya juga agar rekan yang beragama Kristen itu tidak salah mengerti, tidak menganggap saya termasuk kelompok non Nasrani yang sedang menyerang Kristen. Itu saja. Demikian, harap maklum. Salam, Erik --\ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, shinmen takezo hisashi.mits...@... wrote: Erik , wah salut saya ini milist di penuhi para katolik2 (apalagi jebolan driyarkara) , para katolik2 di milist ini yang sangat peduli sama budaya tionghoa dan sejarah tiongkok . . Pada masa Matteo Ricci itu yang terjadi adalah Tiongkok di banjiri oleh Jesuit2 , jadi bukan Ricci seorang . Kiprah Jesuit yang sukses itu belakangan di jegal ordo dominikan (rites controversy) . Jadi yang terjadi pada masa itu adalah pertukaran ilmu pengetahuan antara east dan west . Boleh anda telusuri buku2 dan pengetahuan Tiongkok yang di transfer ke Eropa dan di terjemahkan. Ini menurut pendapat pribadi saya adalah gelombang kedua pencerahan , setelah sebelumnya gelombang pertama terjadi saat di era skolastik , dark ages eropa , ramai2 menerjemahkan buku2 dari timur tengah ke bahasa latin. Jadi antara Timur dan Barat , masing2 masing tidak ada yang lebih unggul . Leibniz berpendapat bahwa Eropa dan Tiongkok saling melengkapi satu sama lain , western physics dan eastern ethics . Eropa unggul dalam teoritis tapi lemah dibidang etika dan politik. Sekalipun Leibniz seorang protestan , tapi Leibniz berada pada pihak Jesuit dalam Rites Controversy. Leibniz menilai Toleransi beragama juga di perlihatkan oleh kebijakan Kang Xi , dapat di adopsi untuk konflik protestan vs katolik yang mengancam Eropa. Dijaman Leibniz , Prancis dibawah Louis XIV mengeluarkan Edict of Nantes (1598) dan melakukan persekusi terhadap kaum Huguenot. Leibniz berharap agar Eropa , khususnya Prancis untuk meniru Tiongkok dalam hal toleransi beragama. Tetapi muncullah Rites Controversy, dimana Tiongkok di judge sebagai negara pagan. Ordo Dominika yang menjegal Jesuit , dan berujung pada tindakan balasan dari Tiongkok. Mengenai Matteo Ricci , Leibniz melontarkan pujiannya . I praise the foresight of Matteo Ricci, a great man, for following the example of the Church Fathers who interpreted Plato and other philosophers in a Christian fashion. Let us suppose he didn't understand properly-may we not for this reason retain their opinions, like gold, purged of all impurities? If we ever impute to Confucius doctrines that are not his, certainly no pious deception would be more innocent, since danger to those mistaken and offence to those who teach is absent. (Leibniz , On The Civil Cult of Confucius , 1700) Selain Ricci , ada Needham yang sangat peduli terhadap sejarah Tiongkok .
Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)
masalah pengalaman pribadi anda , tidak usah di buat seolah2 jadi standar moral tertinggi , jadi kalau anda di panggil chino edan dan anda merasa tidak terhina ...APA POINTNYA ..dan itu urusan anda , kalau saya bilang saya di panggil anjing saya merasa tidak terhina , berarti anda juga tidak terhina? argumentasi macam apa ini , 2009/12/17 adiperdanasam...@yahoo.com Sy dipanggil chino edan encek acong macem2 lah.. Oke aja. Harkat dan martabat sy sama sekali tak sy rasakan menurun dan saya tak merasa ter- hina. Aneh orang-2 di milis ini.. Selalu membicarakan harga dirinya.. Semakin tau budaya tionghua harusnya semakin cinta BT dan semakin dapat membangun hidup bersama di Indonesia dengan BT. Bukan semakin individualistik dan arogan. Gmn BT semakin dicintai dan dirasakan menjadi bagian dari yg universal (indonesia)? Salam sam Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- *From: * Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id *Date: *Thu, 17 Dec 2009 09:59:01 +0700 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) - Original Message - *From:* ardian_c ardia...@yahoo.co.id *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com *Sent:* Thursday, December 17, 2009 8:42 AM *Subject:* Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna Betul. Sehingga ketika ulama Indonesia, terutama yang berpegang pada kitab kuning di pesantren grass-root, menerjemahkannya ke bahasa Indonesia, jadinya cina... Wasalam. == - Original Message - *From:* ardian_c ardia...@yahoo.co.id *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com *Sent:* Thursday, December 17, 2009 8:42 AM *Subject:* Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... wrote: - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok --- Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab. Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran. Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad. Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb. Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan ucapan Muhammad sendiri. Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar). Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa ada sebuah negeri jauh yang bernama Cina. Karenanya tidak mungkin dia mengucapkan kalimat itu. Tetapi Muhammad memang banyak bicara tentang kewajiban untuk belajar secara sungguh-sungguh serta dengan pengorbanan pribadi yang maksimal demi mendapat ilmu. Bahkan dia mengatakan keharusan untuk belajar secara all-out itu merupakan perintah Tuhan dalam Al Quran. Ucapan-ucapannya untuk belajar secara all-out inilah yang lalu berkembang menjadi proverb budaya Arab Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina tersebut. Di jaman itu, ketika Amerika belum 'diketemukan' dan Eropa dalam jaman Dark Ages, bagi budaya Arab hanya terdapat komparasi dengan budaya-budaya tinggi di Mesir, di India yang jaraknya lebih jauh, dan di Cina yang paling jauh jaraknya dari negeri Arab. Maka itu ukuran untuk all-out bagi budaya Arab jaman itu, dalam konteks menuntut ilmu, adalah walaupun sampai ke negeri Cina. Baru kemudian, sementara tokoh ilmuwan Arab, untuk menambah wibawa dan otoritas proverb tersebut, mengatakan bahwa itu adalah ucapan Muhammad. Tetapi ada analisis yang komprehensif yang membuktikan bahwa klaim tersebut (bahwa itu adalah ucapan
Re: [budaya_tionghua] mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatan kanker
Taon lalu ada teman yg kena kanker rongga mulut atau tenggorokan, dia dirawat di RS Harapan Kita selama ampir 3 bulan, skrg sudah sembuh tp gak tau sembuh total apa tidak karena sejak kluar dari RS saya belom sempat bertemu lagi. Btw nenek saya juga kena kanker n sempat dirawat di jakartan singapore lalu ke Guangzhau tp karena stadium sudah akhir n mungkin sudah takdirnya dia tidak tertolong n yg mungkin bisa dicoba adalah waktu pulang dari gz dia disuruh banyak makan anggur merah karena kulit anggur banyak mengandung zat penghambat kanker jadi bisa membantu menghambat pertumbuhan sel2 kanker. Mungkin bisa dicoba juga. -Original Message- From: deddy fransiscus.de...@gmail.com Date: Thu, 17 Dec 2009 12:16:03 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatan kanker Setau saya, kalo di Rs Cuma di kemo (disinar) sehingga sel kanker mati, tapi tidak tertutup sel yg masih bagus juga mati, dan biasanya tidak tuntas sampe ke akar-akarnya ( harus berkali-kali ) Coba cara alternative pake daun keladi tikus, di internet udah banyak yg sukses, tapi tergantung pada stadium nya dan konsumsi makanan pasien juga Semoga sukses _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Richi Sent: Tuesday, December 15, 2009 5:55 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] mau minta rekomendasi rumah sakit buat pengobatan kanker Urgent! buat teman - teman sekalian, kira2 ada yang punya rekomendasi gak buat Rumah sakit spesialis kanker khususnya di daerah Jakarta soalnya orang tua saya sekarang sedang terkena sakit kanker lambung. Kondisinya sudah dioperasi di malaysia dan sekarang sedang menjalani pengobatan kemotherapy di Chinaguangzhou Namun, hingga saat ini sepertinya belum ada efek yang berarti, dan biaya untuk bolak - balik China lumayan mahal. Selain itu, saya pernah dengar bahwa kanker tidak boleh terlalu sering kemo karena akan meningkatkan sel kanker nya.. minta rekomendasi Rumah Sakit dan kesaksian nya donk.. terima kasih sebelum nya. __ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus signature database 4694 (20091216) __ The message was checked by ESET NOD32 Antivirus. http://www.eset.com __ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus signature database 4694 (20091216) __ The message was checked by ESET NOD32 Antivirus. http://www.eset.com
[budaya_tionghua] Re: nDableg ( ikut nimbrung ).
Ya iya donk! Tentu Matteo Ricci tidak hidup satu zaman dengan dinasti Tang! Tapi beliau belajar pengalaman dari pendahulu-pendahulunya yang pernah berkarya di Tiongkok pada dinasti Tang!! Salam, Erik \ -- --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo hisashi.mits...@... wrote: tambahan sedikit saja Jesuit seperti Ricci lum ada pada dinasti Tang , baru ada pada masa dinasti Ming , dan Qing .. thanks
[budaya_tionghua] Re: Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )
Ya, betul demikian! Sebagai sesama Nasrani (walau Katolik) saya sarankan agar rekan-rekan yang kebetulan beragama Kristen tidak terlalu defensif (apalagi emosional) dalam menanggapi fakta-fakta yang diajukan member milis perihal ulah beberapa pendeta yang 'kurang-ajar' menista Budaya Tionghoa kita. Saya sependapat dan sangat mendukung apa yang dikatakan Koh Beng, bahwa misi misionaris Kristen adalah untuk menebar kasih. Tapi coba kita sekilas introspeksi diri, Dengan cara dan metode apa 'Kasih itu ditebarkan? Adakah Arogansi Budaya yang secara sengaja atau tidak sengaja diperagakan saat mereka berkarya? Saya setuju bahwa adalah pula tugas para misioner untuk mengangkat masyarakat dari keterbelakangan? Tapi apa yang mereka maksud dengan Keterbelakangan itu? Dan apa pula yang mereka maknai sebagai Kemajuan? Tidakkah terendus adanya aroma arogansi kultural di sana? Mendirikan sekolah untuk rakyat terbelakang? Adakah kewajiban atau paksaan halus bagi siswa mempelajari agama Kristen? Membangun rumah sakit di desa terpencil? Adakah misi terselubung tertentu dengan meletakkan Alkitab di setiap bangsal? Hanya hal-hal seperti itu saja sudah cukup membuat masyarakat penyanggah budaya tertentu merasa tersinggung! Apalagi yang terang-terangan membahak-bahaki tradisi dan adat kebiasaan budaya orang di depan umum, sebagaimana disinyalir rekan-rekan di milis ini. Salam, Erik \ -- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, a...@... wrote: Sdr. Beng harap tidak usah berkecil hati dalam menanggapi posting-posting yang seakan-akan meminta pertanggunganjawab Anda sebagai orang Kristen 'moderat' terhadap bro n sis seiman Anda yg fanatik. Kawan2 di sini yg sdh empet mendengar pelecehan sebagian pendeta dan umat Kristen tertentu yg sesama Tionghoa sebenarnya tidak pernah menggeneralisasi bahwa semua pendeta atau semua orang Kristen adalah begitu. Kalau mau mengakui, yang sensitif itu justru kebanyakan dari pihak teman-teman Tionghoa Kristen sendiri, yg merasa kekristenannya kok dilecehkan, padahal jika dicermati tak ada seorang pun di sini yg melecehkan Kristen kecuali ketika menjawab dgn fakta-fakta (mempertahankan diri) thd tuduhan atau tulisan ngawur orang Kristen tertentu (arsip BT penuh dgn kasus spt ini) dan tenaga serangan ngawur ini memang sering membalik menyerang tuannya. Baru kali inilah dlm sejarah BT kasus ini secara serius akan diclass-actionkan, itupun berkat usul locianpwee Tan, seorang pendeta Kristen pecinta BT dan juga kegigihan Sdr. CGX dan lain-lainnya dan jangan lupa bahwa Bro John S sang lawyer pun telah menyediakan diri untuk membantu. Semoga hal ini menjadi kenyataan. :-) Andy L.S. Sent from my BlackBerry?smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?)
Ehm shinmen... Bener jg ya pendapat anda kalo itu pengalaman sy berarti urusan sy...tdk bs digeneralisasi.. Itu tergantung pribadi sy. Tq ya.. Tp mudah-2 dngan adanya tanggapan anda ini, pengalaman sy tidak mengganggu anda.. Ya anggap angin lewat aja ok. Ehm.. Masalah anjing? Kayaknya sy gak sebut2 anjing cm sebutan chino edan dan chino lainnya ya... Ehm, kalo gitu sy br ngerti kalo anda tidak menemukan poin-nya. Apa..anda slh baca ato gak teliti baca? Tapi gak apa.. Yg sy kuatirkan anda (baru belajar baca..)tp itu pasti tdk mungkin. Krn para miliser disini hebat2 ada yg lulusan driyakarya (sy cm pny karya-2 Driyakarya aja).. Kalo misal ada yg panggil anda anjing (kalo: spt yg anda tulis) sy ikut saran anda deh... Ehm..maksud sy biar itu jd pengalaman pribadi anda...dan itu... Maaf ni.. Dan itu... Urusan Anda.. Mudah2han sy tidak menyinggung anda ya... Samuel (bukan nama samaran) Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com Date: Thu, 17 Dec 2009 12:48:34 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) masalah pengalaman pribadi anda , tidak usah di buat seolah2 jadi standar moral tertinggi , jadi kalau anda di panggil chino edan dan anda merasa tidak terhina ...APA POINTNYA ..dan itu urusan anda , kalau saya bilang saya di panggil anjing saya merasa tidak terhina , berarti anda juga tidak terhina? argumentasi macam apa ini , 2009/12/17 adiperdanasam...@yahoo.com Sy dipanggil chino edan encek acong macem2 lah.. Oke aja. Harkat dan martabat sy sama sekali tak sy rasakan menurun dan saya tak merasa ter- hina. Aneh orang-2 di milis ini.. Selalu membicarakan harga dirinya.. Semakin tau budaya tionghua harusnya semakin cinta BT dan semakin dapat membangun hidup bersama di Indonesia dengan BT. Bukan semakin individualistik dan arogan. Gmn BT semakin dicintai dan dirasakan menjadi bagian dari yg universal (indonesia)? Salam sam Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- *From: * Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id *Date: *Thu, 17 Dec 2009 09:59:01 +0700 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *Re: Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) - Original Message - *From:* ardian_c ardia...@yahoo.co.id *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com *Sent:* Thursday, December 17, 2009 8:42 AM *Subject:* Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna Betul. Sehingga ketika ulama Indonesia, terutama yang berpegang pada kitab kuning di pesantren grass-root, menerjemahkannya ke bahasa Indonesia, jadinya cina... Wasalam. == - Original Message - *From:* ardian_c ardia...@yahoo.co.id *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com *Sent:* Thursday, December 17, 2009 8:42 AM *Subject:* Bukan Muhammad (Re: [budaya_tionghua] Re: What's in a name?) yg owe tau itu bukan cina tapi shin-i asal dari kata syna. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... wrote: - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, December 16, 2009 6:46 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: What's in a name? Rasulullah Muhammad saja menghimbau pengikutnya untuk belajar sampai ke Tiongkok --- Kalimat Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina bukanlah himbauan atau ucapan Muhammad, melainkan sebenarnya suatu proverb budaya Arab. Ucapan-ucapan Muhammad, bahkan tindak-tanduk non-verbal-nya pun, mempunyai arti penting dalam agama Islam, karena dapat (dapat, tidak selalu) menjadi penjelasan untuk pelaksanaan praktek dari ayat-ayat Al Quran. Karena itu di lingkungan Islam ada ilmu hadits, ilmu yang secara komprehensif membahas ucapan dan tindakan Muhammad. Yaitu untuk mengklasifikasikan mana ucapannya yang merupakan penjelasan atas Al Quran, mana yang bersangkutan dengan Islam secara umum sebagai perintah, himbauan maupun larangan, mana yang cuma ucapan sehari-hari biasa saja, mana yang cuma lelucon dia atau ucapan waktu dia lagi marah saja, dsb. Dan ada uraian yang panjang lebar dalam ilmu hadits yang secara kategoris membantah bahwa Tuntutlah ilmu, walaupun sampai ke negeri Cina merupakan ucapan Muhammad sendiri. Argumen yang mengatakan ini ucapan Muhammad klasifikasinya dhaif (lemah), atau dhaif jiddan (lemah sekali), atau bahkan batil (tidak berdasar). Tentu membuang-buang bandwith budaya tionghoa kalau uraian itu saya cantumkan di sini, namun secara singkat dapat disebutkan bahwa argumen yang kuat untuk membantah bahwa itu ucapan Muhammad adalah keterbatasan pengetahuan umum seorang Muhammad pada waktu itu, sehingga dia tahu pun tidak bahwa
Re: [budaya_tionghua] Re: Pro Jhon Siswanto ( penghinaan )
Yg patut diacungi jempol adalah kiprah ibu theresa yg merawat orang sakit tanpa disertai missi dakwah, hal ini juga berlaku untuk gerakan budha tsuzhi, yg mendanai pembangunan pemukiman di angke tanpa niat membudhakan penduduknya. Hal inilah yg tak dilakukan para misionaris khatolik di Tiongkok zaman dulu. Bagi para pemeluk agama yg fanatik, sering tdk bisa memisahkan ajaran dan tindakan umat/organisasinya. Jika tindakan umatnya dikritik, pasti dijawab ajarannya tak spt itu, yg spt itu tak bukan umatnya, jika lembaganya dikritik, reaksi pertama pasti menyangkal faktanya, setelah faktanya tak tersangkal berdalih itu hanya oknum. Contoh yg jelas adalah penghukuman mati galileo, itu hanya oknumkah? Sikap diatas jelas tidak sehat, dan hanya akan meniadakan kemungkinan instropeksi dan langkah2 perbaikan. Karena manusia dan organisasi agama tdk boleh disakralkan, jika kesalahan terus dibela, yg dirugikan justru ajarannya itu sendiri! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Erik rsn...@yahoo.com Date: Thu, 17 Dec 2009 06:13:07 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Pro Jhon Siswanto ( penghinaan ) Ya, betul demikian! Sebagai sesama Nasrani (walau Katolik) saya sarankan agar rekan-rekan yang kebetulan beragama Kristen tidak terlalu defensif (apalagi emosional) dalam menanggapi fakta-fakta yang diajukan member milis perihal ulah beberapa pendeta yang 'kurang-ajar' menista Budaya Tionghoa kita. Saya sependapat dan sangat mendukung apa yang dikatakan Koh Beng, bahwa misi misionaris Kristen adalah untuk menebar kasih. Tapi coba kita sekilas introspeksi diri, Dengan cara dan metode apa 'Kasih itu ditebarkan? Adakah Arogansi Budaya yang secara sengaja atau tidak sengaja diperagakan saat mereka berkarya? Saya setuju bahwa adalah pula tugas para misioner untuk mengangkat masyarakat dari keterbelakangan? Tapi apa yang mereka maksud dengan Keterbelakangan itu? Dan apa pula yang mereka maknai sebagai Kemajuan? Tidakkah terendus adanya aroma arogansi kultural di sana? Mendirikan sekolah untuk rakyat terbelakang? Adakah kewajiban atau paksaan halus bagi siswa mempelajari agama Kristen? Membangun rumah sakit di desa terpencil? Adakah misi terselubung tertentu dengan meletakkan Alkitab di setiap bangsal? Hanya hal-hal seperti itu saja sudah cukup membuat masyarakat penyanggah budaya tertentu merasa tersinggung! Apalagi yang terang-terangan membahak-bahaki tradisi dan adat kebiasaan budaya orang di depan umum, sebagaimana disinyalir rekan-rekan di milis ini. Salam, Erik \ -- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, a...@... wrote: Sdr. Beng harap tidak usah berkecil hati dalam menanggapi posting-posting yang seakan-akan meminta pertanggunganjawab Anda sebagai orang Kristen 'moderat' terhadap bro n sis seiman Anda yg fanatik. Kawan2 di sini yg sdh empet mendengar pelecehan sebagian pendeta dan umat Kristen tertentu yg sesama Tionghoa sebenarnya tidak pernah menggeneralisasi bahwa semua pendeta atau semua orang Kristen adalah begitu. Kalau mau mengakui, yang sensitif itu justru kebanyakan dari pihak teman-teman Tionghoa Kristen sendiri, yg merasa kekristenannya kok dilecehkan, padahal jika dicermati tak ada seorang pun di sini yg melecehkan Kristen kecuali ketika menjawab dgn fakta-fakta (mempertahankan diri) thd tuduhan atau tulisan ngawur orang Kristen tertentu (arsip BT penuh dgn kasus spt ini) dan tenaga serangan ngawur ini memang sering membalik menyerang tuannya. Baru kali inilah dlm sejarah BT kasus ini secara serius akan diclass-actionkan, itupun berkat usul locianpwee Tan, seorang pendeta Kristen pecinta BT dan juga kegigihan Sdr. CGX dan lain-lainnya dan jangan lupa bahwa Bro John S sang lawyer pun telah menyediakan diri untuk membantu. Semoga hal ini menjadi kenyataan. :-) Andy L.S. Sent from my BlackBerry?smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
[budaya_tionghua] OOT: Tak Ada Peluang bagi Importir Nakal
jangan langsung nuduh gitu... Bahwa importir nakal itu ada, tak usah diperdebatkan. importir yg kayak gini memang harus diganyang aja.tapi, apa ya karena sekarang tak masuk jalur prioritas lantas dianggap importir nakal? Perlu diwaspadai, ada monopoli pihak tertentu yg bisa masuk jalur prioritas dan yang tidak. yg gede2, biasanya lebih mudah dimasukkan, yg kecil-kecil boleh jadi langsung kena stempel nakal. pesannya, mbok ya jangan langsung curigaan gitu...hati-hati bu,siapa tahu anda diapusi sama orang-orang bea cukai...ada baiknya periksa juga tuh pegawai bea cukai, apa ya udah lurus-lurus dan bersih semua... -- Tak Ada Peluang bagi Importir Nakal [JAKARTA] Departemen Keuangan, yang terus melakukan proses reformasi birokrasi, tidak memberi peluang bagi importir Indonesia yang nakal, yang bisa saja memanfaatkan situasi yang kurang kondusif. Upaya membangun kepercayaan antara pelaku usaha dan pengambil kebijakan sangat penting, agar tidak menimbulkan beban dan tekanan terhadap pengusaha. Pihak importir juga diharapkan mengerti, bahwa tugas Bea dan Cukai adalah menjaga perbatasan dan menghasilkan penerimaan negara, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Selasa (15/12). Pembentukan jalur prioritas, yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Jalur Prioritas (APJP), dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi kegiatan ekspor impor, sehingga efisiensi biaya dan waktu juga dapat tercapai. Yang bisa masuk dalam jalur prioritas adalah yang berkategori baik dan jelas, baik dari sisi kejelasan usaha maupun status hukumnya. Siapa pun bagi Anda yang masuk prioritas, termasuk yang putih, NPWP jelas, bisnis jelas, impor jelas, semua sesuai ketentuan, hukumnya wajib kami kasih prioritas untuk tidak disentuh apa pun oleh aparat Bea dan Cukai. Kalau Anda masuk rombongan yang reputasinya tidak jelas, Anda tidak lagi masuk jalur prioritas, tegasnya. Hal yang sama juga berlaku pada Bea dan Cukai, bahwa kepercayaan harus dijaga. Begitu juga dengan APJP wajib menjaga reputasi. Ia mengungkapkan, sampai saat ini, masih banyak penyelewengan yang dilakukan oleh para importir tertentu. Importir nakal tersebut, melakukan impor produk yang berbeda-beda dengan alamat bisnis dan penanggung jawab yang berbeda. Pemerintah telah menyiapkan National Single Window (NSW) sebagai pintu masuk kegiatan perdagangan Indonesia. Pemerintah juga akan meluncurkan penyempurnaan program ini dalam program 100 hari kabinet pemerintahan yang baru. Untuk itu, diharapkan pengertian pada para importir agar mulai mengubah kebiasaan proses berbisnis, katanya. Keuntungan Ketua APJP, Gunadi Sindhuwinata menuturkan, terbentuknya jalur prioritas memberikan banyak keuntungan dalam hal penghematan. Proses kepabeanan menjadi lebih singkat dari 4 hari menjadi 4 jam. Hal ini telah menghemat waktu hingga 75%, sehingga waktu yang tersisa bisa digunakan untuk kepentingan yang lain. Selain itu juga, agar Indonesia tetap bertahan dan terus survive dalam kancah persaingan perekonomian dunia, ucapnya. Ekonom Indef, Aviliani mengatakan, NSW akan memperbaiki daya saing investasi di Indonesia, karena menciptakan efisiensi dan menghemat biaya usaha. Menurutnya, implementsi NSW berpengaruh besar terhadap perekonomian utama, yakni sektor ekspor dan impor yang selama ini terdapat permasalahan terkait administrasi khususnya di pelabuhan. Membaiknya kinerja ekspor pada gilirannya berpengaruh NSW positif terhadap kinerja investasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan. Dengan kondisi itu, diharapkan dapat menarik investor ke Indonesia, utamanya investasi langsung, ungkapnya pada diskusi Peran NSW dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi Nasional, di Jakarta, Selasa. Ia menambahkan, perbaikan investasi diharapkan menjadi stimulus untuk mendukung perbaikan kinerja industri. Muaranya akan menciptakan dan menyerap tenaga kerja baru terbesar setelah sektor pertanian. Oleh karena itu, peranan pemerintah semakin dituntut untuk dapat menciptakan situasi yang dapat menumbuhkembangkan kegiatan dunia usaha. Hal itu adalah peningkatan indeks pelayanan publik dari berbagai instansi, penerapan peraturan yang konsisten, perizinan antarinstansi yang semakin terkoordinasi, dan peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur. http://www.suarapembaruan.com/News/2009/12/16/index.html