Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Yang murni itu kayaknya hanya susu sapi hehe... dan saya juga senang makan di resturant Murni di Ubud Bali, tempatnya asyik, ber susun2, makanannya juga ok lah. --- On Fri, 9/26/08, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, September 26, 2008, 2:30 AM Walah, Jangan disebutkan kali. Nanti banyak yang protes. Kelompok Buddhisme murni nanti mencap tidak murni, menyesatkan, tidak sesuai dhamma, micca ditthis (pandangan salah). Kelompok Taoisme ekstrim (semisal di s*com) bilang ilmu mereka dicuri oleh orang Buddha, soalnya mereka kan Jingtu salah satu aliran besar Buddhisme Mahayana Tiongkok. Kalau kelompok Ru, kurang tahu deh ada yang protes tidak. Kalau saya malah banyak-banyak terima kasih dan hormat sama kelompok di latumenten itu. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] . wrote: weleh yg aliran di latumentent malah dah bikin boekoe Taishang ganyingbian yg jelas2 buku buat para pemula di Daojiao tuh. So what is samkaw ? RESPECTlah pada ajaran laen itu aje intinye. Kalu di Taiwan en di Tiongkok jaman doeloe neh sebelon si Mao berkuasa ada istilah WANFA GUIZHONG artinye semua ajaran kembali kesatu sumber. Budaya Tionghoa dah berjalan rebuan taon, gejolak awan angin badai topan dah dirasain, jg wilayahnya gede, rakyatnya banyak. So dari pengalaman sejarah mrklah , mrk ada satu keyakinan bahwa semua ajaran baik adanya. Sayangnya masuknya barat yg pake kekerasan di abad ke 19 itu dampaknya luar biasa. Mrk yg toleransi jg gak tahan en angkat senjata ngelawan perlakuan semena2 dan melecehkan ajaran lain. Padahal perilaku semena2 jg dah mulai ada di abad ke 18 yg bikin KangXi dan QianLong melotot ngeliat dogma kepercayaan org2 barat itu. Dan menurut ke2 kaisar (sebenernya seh 3 ditambah YongZheng ) itu agama adalah agama INTOLERAN. Sayangnya banyak org2 Tionghoa sendiri pura2 nutup mata kalu itu adalah sikap intoleran malah MEMBENARKAN. Ironis bukan ? Saat ini mrk tereak toleransi tapi mrk lupa kalu mrk jg sering memperlakukan yg lain itu TIDAK TOLERAN. Ngutip kata father Van Schie, diawal perkembangan Kristen purba, mrk mendapat perlakuan INTOLERAN tapi sayangnya mrk ketika kuat jg INTOLERAN sama yg lain bahkan membantainya yg jauh lebih kejam dibanding yg anti Kristen. So itu kata2 YANG JUJUR !!! --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Hendri Irawan henyung@ wrote: Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya. Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di buku-buku. Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah kepercayaan Tionghoa ini. Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat, baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue, Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan memasukkannya ke Ru. Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu dari kaum Ru maupun kaum Dao. Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi. Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya, pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan Latumenten. Jadi serba gado-gado kan ? Hormat saya, Yongde
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Yang di Latumenten: 印尼凈宗學會 Yinni jingzong xuehui Kegiatan mereka dalam menggali dan menyebarkan ilmu memang bagus. Lebih bagus lagi kalo mereka tidak terlalu menutup mata, sehingga bisa membedakan mana emas mana batu. sorry jadi melenceng. KH --- On Fri, 9/26/08, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, September 26, 2008, 9:30 AM Walah, Jangan disebutkan kali. Nanti banyak yang protes. Kelompok Buddhisme murni nanti mencap tidak murni, menyesatkan, tidak sesuai dhamma, micca ditthis (pandangan salah). Kelompok Taoisme ekstrim (semisal di s*com) bilang ilmu mereka dicuri oleh orang Buddha, soalnya mereka kan Jingtu salah satu aliran besar Buddhisme Mahayana Tiongkok. Kalau kelompok Ru, kurang tahu deh ada yang protes tidak. Kalau saya malah banyak-banyak terima kasih dan hormat sama kelompok di latumenten itu. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] . wrote: weleh yg aliran di latumentent malah dah bikin boekoe Taishang ganyingbian yg jelas2 buku buat para pemula di Daojiao tuh. So what is samkaw ? RESPECTlah pada ajaran laen itu aje intinye. Kalu di Taiwan en di Tiongkok jaman doeloe neh sebelon si Mao berkuasa ada istilah WANFA GUIZHONG artinye semua ajaran kembali kesatu sumber. Budaya Tionghoa dah berjalan rebuan taon, gejolak awan angin badai topan dah dirasain, jg wilayahnya gede, rakyatnya banyak. So dari pengalaman sejarah mrklah , mrk ada satu keyakinan bahwa semua ajaran baik adanya. Sayangnya masuknya barat yg pake kekerasan di abad ke 19 itu dampaknya luar biasa. Mrk yg toleransi jg gak tahan en angkat senjata ngelawan perlakuan semena2 dan melecehkan ajaran lain. Padahal perilaku semena2 jg dah mulai ada di abad ke 18 yg bikin KangXi dan QianLong melotot ngeliat dogma kepercayaan org2 barat itu. Dan menurut ke2 kaisar (sebenernya seh 3 ditambah YongZheng ) itu agama adalah agama INTOLERAN. Sayangnya banyak org2 Tionghoa sendiri pura2 nutup mata kalu itu adalah sikap intoleran malah MEMBENARKAN. Ironis bukan ? Saat ini mrk tereak toleransi tapi mrk lupa kalu mrk jg sering memperlakukan yg lain itu TIDAK TOLERAN. Ngutip kata father Van Schie, diawal perkembangan Kristen purba, mrk mendapat perlakuan INTOLERAN tapi sayangnya mrk ketika kuat jg INTOLERAN sama yg lain bahkan membantainya yg jauh lebih kejam dibanding yg anti Kristen. So itu kata2 YANG JUJUR !!! --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Hendri Irawan henyung@ wrote: Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya. Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di buku-buku. Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah kepercayaan Tionghoa ini. Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat, baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue, Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan memasukkannya ke Ru. Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu dari kaum Ru maupun kaum Dao. Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi. Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya, pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan Latumenten. Jadi serba gado-gado kan ? Hormat saya, Yongde
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Ya itulah masalah besarnya bagi setiap manusia. Tidak hanya kelompok tertentu saja yang demikian. Umumnya orang hanya melihat bentuk luar, tidak pernah mau peduli untuk mengenal dalamnya. Kalau ngkong Laozi bilang itu gelas dan rumah berguna karena di dalamnya ada ruang kosong dan manusia cenderung hanya menghargai bentuk luarnya saja. Turut prihatin bang. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang di Latumenten: å°å°¼åå®å¸æ Yinni jingzong xuehui Kegiatan mereka dalam menggali dan menyebarkan ilmu memang bagus. Lebih bagus lagi kalo mereka tidak terlalu menutup mata, sehingga bisa membedakan mana emas mana batu.  sorry jadi melenceng.  KH
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Numpang nanya, ASTENG itu singkatan dari ASia TENGah ape ASia TENGgara? - Original Message - From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, 25 September, 2008 18:10 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde pak dipo2, awalnya kita mesti liat sejarah panjang masing2 aliran yg ada di Tiongkok sono plus jg ketegangan2 diantara aliran2 itu en biar gimana gak ampe bacok2an paling debat2an. Kira2 jaman Tang ama Song, (actually jaman dinasti Jin ama utara selatan jg dah ada seh tapi gak meluas.) mulai ada sikap saling mau belajar dan saling mengerti antar aliran yg ada. Yg dimaksud itu 3 aliran utama ya, biar Nestorian sama Mani sdh ada tapi pengaruhnya gak kuat biar tetep ada pengaruhnya di sejarah. Nah saat itu mrk ttp pegang label agama masing2, kayak misalnya Zhuxi biar dia itu termasuk aliran Li di KHC jg dikenal sebagai neo confuciusm, tapi dia tetep ada anjuran buat pengikut KHC itu sembahyang dewa dapur dan dewa bumi. Nah itu khan pengaruhnya tetep ada di sebagian kalangan org Chinese yg pengikut kepercayaan leluhurnya. Kalu di Asteng ini unik, saya tekanin ASTENG soalnya fenomena samkaw itu emang ada di ASTENG tapi baru di Indonesia yg jadi satu lembaga yg dipeloporin sama Kwee TekHoay (#65315;#65325;#65321;#65321;#65335;#65289;. Menurut saya keterkaitan samkaw itu hanya dari sudut sejarah yg mana sejak jaman Song akhir sudah mulai timbul dan secara merata sikap saling menghormati diantara 3 aliran ini. Tidak ada kaitan dgn Sanyi jiao yg dibentuk oleh Lin ZhaoEn, bahkan kitab2nya mungkin tidak dikenal di kalangan Samkaw Indonesia. Jg Lin ZhaoEn dipandang sebagai ketua aliran Sanyi, yg mana di Indonesia tidak ada hal itu. So menurut saya, Samkaw di Indonesia itu bertujuan menaungi semua org Tionghoa yg berbeda kepercayaan menjadi satu dan salah satu alatnya adalah kelenteng. Sayangnya kelenteng or MIAO ini jadi rebutan antar agama. Uniknya : 1.lintas Tri agama yg secara organisasi atau jg formal tdk mencakup mereka. Kalaupun ada sebenernya sebagai undangan 2.bersifat community centre yg lebih luas dibanding yg ada di Tiongkok, misalnya buat meredam ketegangan antar kelompok. Jgn kita berpikir org2 Tionghoa di Indonesia itu gak kepecah2 antar etnis, ada itu dan kadang pertarungan antar etnis khan tetep ada. Jadi masuknya dewa2 itu nurut saya berfungsi meredam ketegangan antar sub etnis yg bersifat kedaerahan or dialek di Indonesia ini. 3.Pengadopsian dewa2 or tokoh2 lokal seperti yg ada dan jg di Asia Tenggara ini. Tokoh2 itu bisa berbentuk datuk or mbah. Bahkan di Penang sendiri ada medium yg dimasuki datuk dan bergaya seperti orang Melayu , jg di Singkawang jg sama. So ini artinya kelenteng di Asia Tenggara mengalami transformasi yg berbeda dari asalnya. Kemungkinan terjadinya perubahan ini : 1.komunitas yg berasal dari wilayah tertentu seperti misalnya Zhang Zhou pasti membangun kelenteng yg sebagai tuan rumah adalah Kai Zhang Shengwang, kemudian disitu marga bertindak pula, seperti misalnya dewa marga Lin yg pasti memasukkan Tianshang Shenmu. Kemudian jg pekerjaan memiliki peran. Perlahan tapi pasti, dewa2 etnis2 lain bakalan diterima masuk menginat fungsinya sebagai community centre. 2.tidak masuknya tokoh2 dari lembaga keagamaan Buddha Mahayana Tiongkok maupun Tao dari sekte Quanzhen or Zhengyi. #65314;#65352;#65353;#65355;#65363;#65365;#12288;#65314;#65349;#65358;#65329;#65353;#65358;#65351;#12288;#65363;#65349;#65353;#65358;#65351;#65345;#65364;#12288;#65363;#65345;#65369;#65345;#12288;#65354;#65351;#12288; #65357;#65345;#65363;#65365;#65355;#65358;#65369;#65345;#12288;#65360;#65345;#65348;#65345;#12288;#65345;#65355;#65352;#65353;#65362;#12288;#65345;#65346;#65345;#65348;#12288;#65355;#65349;#12288;#65297;#65305;#12288;#65348;#65345;#65358;#12288; #65345;#65367;#65345;#65356;#12288;#65345;#65346;#65345;#65348;#12288;#65355;#65349;#12288;#65298;#65296;#65294;Sedangkan daoshi2 aliran Zhengyi bersifat keluarga dan pewarisan ajaran yg mana perlu pengukuhan kembali di Longhu shan, jarak dan biaya serta waktu tidak memungkinkan. Quanzhen tidak begitu berkembang di selatan Tiongkok pada masa itu, hanya baru diabad ke 20 inilah bisa berkembang pesat. Hal2 ini membuat nilai2 kelenteng di Indonesia jadi pragmatis mengental dan nilai2 filosofi kelenteng lenyap. Saking parahnya, saya pernah melihat satu photo dari Medan yg bilang itu pendeta KHC padahal dari atribut dan perlengkapan itu nunjukin tosu aliran Zhengyi. Buddhisme yg masuk jg kebanyakan berasal dari Theravada yg bukan memiliki ciri khas Tiongkok shg sering ada benturan antara mrk dgn bbrp kelenteng. Mahayana sendiri saya lihat kurang perhatian akan kelenteng ini or jg karena ada masalah lain ? walahualam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ardian Heng, Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara independen di
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
coba kita banding apel to apel, ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning, Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding...megalomania. sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca... intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan mesjid.seru.. ada bakar bakaran juga, kecil2an sih. ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak Tantono si Mr. Rambo Bush di washington. ... yang ada cuma budaya. Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Ogah jawab, sudah saling melecehkan pribadi, mendingan jadi banana saja sampai anda pake kucir (jadi pineapple) Best regards, Tantono Subagyo
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Pak Tantono yg masih elum sadar sadar..., saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan etalase.indahkan?. padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas nan megah, jangan tanya kristennya, die hard. dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik... kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi. karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh kebanyakan.tapi ya itu ... ...yang ada budaya Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Ada lagi ??? Terus doongg . On 9/25/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Tantono yg masih elum sadar sadar..., saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan etalase.indahkan?. padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas nan megah, jangan tanya kristennya, die hard. dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik... kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi. karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh kebanyakan.tapi ya itu ... ...yang ada budaya Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono -- Best regards, Tantono Subagyo
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Kok diem, didengerin malah diem, capelk ya. Salam, Tantono 2008/9/25 Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] Ada lagi ??? Terus doongg . On 9/25/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Tantono yg masih elum sadar sadar..., saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan etalase.indahkan?. padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas nan megah, jangan tanya kristennya, die hard. dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik... kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi. karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh kebanyakan.tapi ya itu ... ...yang ada budaya Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.combudaya_tionghua%40yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono -- Best regards, Tantono Subagyo -- Best regards, Tantono Subagyo
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Ada bukti bahwa Ibu Teresa dari Calcuta itu mengkristenkan orang miskin india ?? coba bawa kesini atau anda hanya sekedar tukang gosip belaka ?? salam seng goan coba kita banding apel to apel, ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning, Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding...megalomania... di setip Mulyawan Lie Recent Activity 23New Members Visit Your Group Moderator Central Get answers to your questions about running Y! Groups. Yahoo! Groups Wellness Spot A resource for living the Curves lifestyle. Best of Y! Groups Discover groups that are the best of their class.. BackGrnd.jpg
RE: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Jangan kristenkan hehehe Ratapan yang hmmm bernada putus asa.. Jangankan kristenkan orang miskin ...biarkan saja mereka mati (gw gak bisa nolong , tapi yang penting jangan sampai warga miskin itu masuk Kristen) , Alias keharmonian itu warga miskin itu pegang buntutnya tapi gak dikasih makan , sambil sukur2 hokie bisa comeback kembali ... Jadi keharmonian itu hanya bertujuan come back , dijadikan sebagai koleksi keharmonian , dimana ada warga miskin pasti ada warga kaya , dan seterusnya _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mulyawanlie Sent: 25 September 2008 13:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding...megalomania. Mulyawan Lie
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Sdr. Mulyawan Lie, yang bukan Chinese banana. Anda 3 kali mengutip kata-kata Lao Tze dengan bangga: Creating but not owning, giving without demanding, this is harmony. Tapi anehnya isi tulisan Anda sama sekali tidak sesuai dengan kata-kata ini. Di dunia ini tidak ada yang sempurna termasuk agama Kristen. Silakan Anda mengkritik semua kekurangan agama Kristen. Tapi Anda juga harus ingat di luar segala kekurangannya agama Kristen juga banyak mengajarkan kebaikan dan banyak memberikan sumbangan kepada kemanusiaan. Kalau Anda hanya melihat keburukan agama Kristen saja, mungkin memang keburukan tersebut sudah melekat pada pikiran Anda sendiri, bukan hanya pada agama Kristen-nya saja. Anda mengatakan Bunda Teresa megalomania. Ngomong-ngomong, apakah kontribusi Anda kepada kemanusiaan sudah lebih besar daripada kontribusi Bunda Teresa yang megalomania ini? Sudah berapa banyak orang lemah dan miskin yang Anda bantu dengan kebijaksanaan Anda yang not owning dan without demanding itu? Anda mengkritik agama Kristen dengan ejekan-ejekan Anda dan bawa-bawa nama Lao Tze pula. Apakah Lao Tze memang mengajarkan Anda untuk mengejek orang lain selucu-lucunya? Orang Kristen mengajak orang lain ikut agamanya, dan Anda juga mengajak orang lain ikut budaya Anda, pada dasarnya sama saja. Oh, beda, yang Anda lebih bagus, not owning dan without demanding. OK deh, ini cuma basa-basi doang. Lagian Lao Tze saja tidak mempan mengajari Anda, apalagi saya. Hehehe --- On Wed, 9/24/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: From: mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 24, 2008, 11:46 PM coba kita banding apel to apel, ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning, Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding. ..megalomania. sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca... intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan mesjid.seru. . ada bakar bakaran juga, kecil2an sih. ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak Tantono si Mr. Rambo Bush di washington. ... yang ada cuma budaya. Mulyawan Lie
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
ehem coba owe nulis sedikit ape kata ngkong Laozi ya. kata ngkong Laozi gini , Owe ada 3 pusaka yaitu ci, jian , bugan weitianxia xian, jaga teguh 3 pusaka itu So nurut aye yg namanya Mother Theresa dah sejalan ame 3 pusaka itu. Trus jg khan mother Theresa katanya di buku hariannya itu mendapat satu enlightment soal Tuhan yg mirip2 ama Tuhan ala timur lho. En itu wajar aje , semua lage perjalanan mencari ape itu Tuhan kek hantu ke Dao ke taoge kek Tian kek wat eper namanye, name it aje suka2nye. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Tantono yg masih elum sadar sadar..., saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan etalase.indahkan?. padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas nan megah, jangan tanya kristennya, die hard. dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik... kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi. karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh kebanyakan.tapi ya itu ... ...yang ada budaya Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Ardian Heng, Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara independen di Asia Tenggara, ataukah aliran yang berasal dari aliran Sam Kaw yang berada di Tiongkok sana ? Saya setuju dengan pendapat anda mengenai sikap pragmatis ini. Di pinggiran Tangerang terdapat klenteng kecil yang baru berdiri sekitar permulaan abad 20. Ada seorang tua disana yang masih mengetahui riwayat berdirinya. Menurut dia, ditempat tersebut dulu angker sehingga warga sekitar sering memberikan sesajen buat penunggunya. Lama kelamaan tempat tersebut di buat atap, nah jadilah klenteng. Sekarang dikelenteng tersebut terdapat berbagai macam patung dewa, termasuk Buddha. Apakah mungkin masyarakat perantau generasi awal membangun sistim kepercayaan sendiri, yang merupakan gabungan dari kepercayaan2 dari daratan Tiongkok dan kepercayaan lokal ? Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: hmmm di Taiwan ya ? Bisa banyak aliran yg disebut samkaw lar, mulai dari Sanyi jiao sampe tiande shengjiao bisa disebut ngebawa ciri khas samkaw. nah kalu yg di Asteng memang unik, community centre tapi masih bersifat kedaerahan, kesukuan sama marga. Baru mulai masuk abad 19 akhir awal abad 20, berangsur2 banyak kelenteng yg masukin dewa2 yg berunsur kedaerahan yg berbeda sama sekali dgn kelenteng tempat dewa tsbt ditaroh. So itu tdk langsung timbul begitu saja jadi community centre lintas daerah , agama, etnis. Seinget saya pendeta samkaw or maitrisia ya ( CMIIW) gak ada ya di Taiwan. Kecuali pendeta sanyi jiao getu lho. Nah kita di asteng sering rancu antara samkaw dgn sanyi jiao. Samkaw di Indonesia or asteng mah sifatnya pragmatis gak begitu pusing sama dogma2 agama yg jadi label samkaw itu. Makana gak aneh kalu giliran ke China daratan banyak yg terbengong2 ngeliat tempat ibadah or kelenteng disana yg amat sedikit membawa ciri khas samkaw. Tapi ada jg kelenteng yg ciri khas satu agama tapi bawa banyak tulisan agama laen en so far so good. Contohnya kelenteng Huang Daxian di Guangzhou, jelas2 ciri khas Taoism tapi ada jg ornamen Buddhisme kayak teratai, kitab2 Buddhisme disana. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo dipodipo@ wrote: Wah makin menarik. Saya sudah lama ingin mengetahui mengenai aliran ini. Ada yang mengatakan pada saya kalau Sam Kaw (bagaimana penulisan yang benar Sam Kw atau Sam Kauw ? ) muncul di Asia Tenggara, disebabkan keterbatasan tempat beribadah pada jaman dahulu. Dimana komunitas perantau Cina mendirikan semacam community centre yang juga berfungsi sebagai rumah ibadah bersama. Pada awalnya aliran2 tersebut menjalankan ibadah seara terpisah. Akan tetapi karena seringnya interaksi antara agama2 tersebut, maka terjadi sinkretisme yang melahirkan aliran Sam Kaw. Agama2 yang terlebur adalah Taoisme, Buddhisme dan Khong Hu Cu sebagai filsafat. Ini adalah keterangan yang saya dapat, akan tetapi ada teman saya yang menjadi pendeta Sam Kaw,dan menurut dia aliran ini terdapat juga di Taiwan. Saya tertarik mengetahui sejarah dari aliran ini dari sisi keilmuan / historis, mudah2an ada teman2 yang dapat membantu. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andytanoko andytanoko@ wrote: samkaw itu kalau tidak salah di daratan tiongkok disebut sebagai neo-confucianism. tokoh-tokoh neo-confucianism : * Cheng Yi * Lu Xiangshan aka Lu Jiuyuan (11391193) * Ouyang Xiu (10071072) * Shao Yong (10111077) * Su Shi, aka Su Dongpo (10371101) * Wang Yangming aka Wang Shouren * Ye Shi (11501223) * Zhang Sanfeng * Zhang Zai * Zhou Dunyi (10171073) * Zhu Xi (11301200) Zhu Xi's formulation of the Neo-Confucian world view is as follows. He believed that the Tao (Chinese: #36947;; pinyin: dào; literally way) of Tian (Chinese: #22825;; pinyin: ti#257;n; literally heaven) is expressed in principle or li (Chinese: #29702;; pinyin: l#464;), but that it is sheathed in matter or qi (Chinese: #27683;; pinyin: qì). In this, his system is based on Buddhist systems of the time that divided things into principle (again, li), and shi (Chinese: #20107;; pinyin: shì). In the Neo-Confucian formulation, li in itself is pure and perfect, but with the addition of qi, base emotions and conflicts arise. Human nature is originally good, the Neo-Confucians argued (following Mencius), but not pure unless action is taken to purify it. The imperative is then to purify one's li. However, in contrast to Buddhists and Taoists, neo-Confucians did not believe in an external world unconnected with the world of matter. In addition, Neo-Confucians in general rejected the idea of reincarnation and the associated idea of karma. Different Neo-Confucians had differing ideas for how to do so. Zhu
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
pak dipo2, awalnya kita mesti liat sejarah panjang masing2 aliran yg ada di Tiongkok sono plus jg ketegangan2 diantara aliran2 itu en biar gimana gak ampe bacok2an paling debat2an. Kira2 jaman Tang ama Song, (actually jaman dinasti Jin ama utara selatan jg dah ada seh tapi gak meluas.) mulai ada sikap saling mau belajar dan saling mengerti antar aliran yg ada. Yg dimaksud itu 3 aliran utama ya, biar Nestorian sama Mani sdh ada tapi pengaruhnya gak kuat biar tetep ada pengaruhnya di sejarah. Nah saat itu mrk ttp pegang label agama masing2, kayak misalnya Zhuxi biar dia itu termasuk aliran Li di KHC jg dikenal sebagai neo confuciusm, tapi dia tetep ada anjuran buat pengikut KHC itu sembahyang dewa dapur dan dewa bumi. Nah itu khan pengaruhnya tetep ada di sebagian kalangan org Chinese yg pengikut kepercayaan leluhurnya. Kalu di Asteng ini unik, saya tekanin ASTENG soalnya fenomena samkaw itu emang ada di ASTENG tapi baru di Indonesia yg jadi satu lembaga yg dipeloporin sama Kwee TekHoay (#65315;#65325;#65321;#65321;#65335;#65289;. Menurut saya keterkaitan samkaw itu hanya dari sudut sejarah yg mana sejak jaman Song akhir sudah mulai timbul dan secara merata sikap saling menghormati diantara 3 aliran ini. Tidak ada kaitan dgn Sanyi jiao yg dibentuk oleh Lin ZhaoEn, bahkan kitab2nya mungkin tidak dikenal di kalangan Samkaw Indonesia. Jg Lin ZhaoEn dipandang sebagai ketua aliran Sanyi, yg mana di Indonesia tidak ada hal itu. So menurut saya, Samkaw di Indonesia itu bertujuan menaungi semua org Tionghoa yg berbeda kepercayaan menjadi satu dan salah satu alatnya adalah kelenteng. Sayangnya kelenteng or MIAO ini jadi rebutan antar agama. Uniknya : 1.lintas Tri agama yg secara organisasi atau jg formal tdk mencakup mereka. Kalaupun ada sebenernya sebagai undangan 2.bersifat community centre yg lebih luas dibanding yg ada di Tiongkok, misalnya buat meredam ketegangan antar kelompok. Jgn kita berpikir org2 Tionghoa di Indonesia itu gak kepecah2 antar etnis, ada itu dan kadang pertarungan antar etnis khan tetep ada. Jadi masuknya dewa2 itu nurut saya berfungsi meredam ketegangan antar sub etnis yg bersifat kedaerahan or dialek di Indonesia ini. 3.Pengadopsian dewa2 or tokoh2 lokal seperti yg ada dan jg di Asia Tenggara ini. Tokoh2 itu bisa berbentuk datuk or mbah. Bahkan di Penang sendiri ada medium yg dimasuki datuk dan bergaya seperti orang Melayu , jg di Singkawang jg sama. So ini artinya kelenteng di Asia Tenggara mengalami transformasi yg berbeda dari asalnya. Kemungkinan terjadinya perubahan ini : 1.komunitas yg berasal dari wilayah tertentu seperti misalnya Zhang Zhou pasti membangun kelenteng yg sebagai tuan rumah adalah Kai Zhang Shengwang, kemudian disitu marga bertindak pula, seperti misalnya dewa marga Lin yg pasti memasukkan Tianshang Shenmu. Kemudian jg pekerjaan memiliki peran. Perlahan tapi pasti, dewa2 etnis2 lain bakalan diterima masuk menginat fungsinya sebagai community centre. 2.tidak masuknya tokoh2 dari lembaga keagamaan Buddha Mahayana Tiongkok maupun Tao dari sekte Quanzhen or Zhengyi. #65314;#65352;#65353;#65355;#65363;#65365;#12288;#65314;#65349;#65358;#65329;#65353;#65358;#65351;#12288;#65363;#65349;#65353;#65358;#65351;#65345;#65364;#12288;#65363;#65345;#65369;#65345;#12288;#65354;#65351;#12288; #65357;#65345;#65363;#65365;#65355;#65358;#65369;#65345;#12288;#65360;#65345;#65348;#65345;#12288;#65345;#65355;#65352;#65353;#65362;#12288;#65345;#65346;#65345;#65348;#12288;#65355;#65349;#12288;#65297;#65305;#12288;#65348;#65345;#65358;#12288; #65345;#65367;#65345;#65356;#12288;#65345;#65346;#65345;#65348;#12288;#65355;#65349;#12288;#65298;#65296;#65294;Sedangkan daoshi2 aliran Zhengyi bersifat keluarga dan pewarisan ajaran yg mana perlu pengukuhan kembali di Longhu shan, jarak dan biaya serta waktu tidak memungkinkan. Quanzhen tidak begitu berkembang di selatan Tiongkok pada masa itu, hanya baru diabad ke 20 inilah bisa berkembang pesat. Hal2 ini membuat nilai2 kelenteng di Indonesia jadi pragmatis mengental dan nilai2 filosofi kelenteng lenyap. Saking parahnya, saya pernah melihat satu photo dari Medan yg bilang itu pendeta KHC padahal dari atribut dan perlengkapan itu nunjukin tosu aliran Zhengyi. Buddhisme yg masuk jg kebanyakan berasal dari Theravada yg bukan memiliki ciri khas Tiongkok shg sering ada benturan antara mrk dgn bbrp kelenteng. Mahayana sendiri saya lihat kurang perhatian akan kelenteng ini or jg karena ada masalah lain ? walahualam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ardian Heng, Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara independen di Asia Tenggara, ataukah aliran yang berasal dari aliran Sam Kaw yang berada di Tiongkok sana ? Saya setuju dengan pendapat anda mengenai sikap pragmatis ini. Di pinggiran Tangerang terdapat klenteng kecil yang baru berdiri sekitar permulaan abad 20. Ada seorang tua disana yang masih mengetahui
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
pak dipo2, awalnya kita mesti liat sejarah panjang masing2 aliran yg ada di Tiongkok sono plus jg ketegangan2 diantara aliran2 itu en biar gimana gak ampe bacok2an paling debat2an. Kira2 jaman Tang ama Song, (actually jaman dinasti Jin ama utara selatan jg dah ada seh tapi gak meluas.) mulai ada sikap saling mau belajar dan saling mengerti antar aliran yg ada. Yg dimaksud itu 3 aliran utama ya, biar Nestorian sama Mani sdh ada tapi pengaruhnya gak kuat biar tetep ada pengaruhnya di sejarah. Nah saat itu mrk ttp pegang label agama masing2, kayak misalnya Zhuxi biar dia itu termasuk aliran Li di KHC jg dikenal sebagai neo confuciusm, tapi dia tetep ada anjuran buat pengikut KHC itu sembahyang dewa dapur dan dewa bumi. Nah itu khan pengaruhnya tetep ada di sebagian kalangan org Chinese yg pengikut kepercayaan leluhurnya. Kalu di Asteng ini unik, saya tekanin ASTENG soalnya fenomena samkaw itu emang ada di ASTENG tapi baru di Indonesia yg jadi satu lembaga yg dipeloporin sama Kwee TekHoay (cmiiw). Menurut saya keterkaitan samkaw itu hanya dari sudut sejarah yg mana sejak jaman Song akhir sudah mulai timbul dan secara merata sikap saling menghormati diantara 3 aliran ini. Tidak ada kaitan dgn Sanyi jiao yg dibentuk oleh Lin ZhaoEn, bahkan kitab2nya mungkin tidak dikenal di kalangan Samkaw Indonesia. Jg Lin ZhaoEn dipandang sebagai ketua aliran Sanyi, yg mana di Indonesia tidak ada hal itu. So menurut saya, Samkaw di Indonesia itu bertujuan menaungi semua org Tionghoa yg berbeda kepercayaan menjadi satu dan salah satu alatnya adalah kelenteng. Sayangnya kelenteng or MIAO ini jadi rebutan antar agama. Uniknya : 1.lintas Tri agama yg secara organisasi atau jg formal tdk mencakup mereka. Kalaupun ada sebenernya sebagai undangan 2.bersifat community centre yg lebih luas dibanding yg ada di Tiongkok, misalnya buat meredam ketegangan antar kelompok. Jgn kita berpikir org2 Tionghoa di Indonesia itu gak kepecah2 antar etnis, ada itu dan kadang pertarungan antar etnis khan tetep ada. Jadi masuknya dewa2 itu nurut saya berfungsi meredam ketegangan antar sub etnis yg bersifat kedaerahan or dialek di Indonesia ini. 3.Pengadopsian dewa2 or tokoh2 lokal seperti yg ada dan jg di Asia Tenggara ini. Tokoh2 itu bisa berbentuk datuk or mbah. Bahkan di Penang sendiri ada medium yg dimasuki datuk dan bergaya seperti orang Melayu , jg di Singkawang jg sama. So ini artinya kelenteng di Asia Tenggara mengalami transformasi yg berbeda dari asalnya. Kemungkinan terjadinya perubahan ini : 1.komunitas yg berasal dari wilayah tertentu seperti misalnya Zhang Zhou pasti membangun kelenteng yg sebagai tuan rumah adalah Kai Zhang Shengwang, kemudian disitu marga bertindak pula, seperti misalnya dewa marga Lin yg pasti memasukkan Tianshang Shenmu. Kemudian jg pekerjaan memiliki peran. Perlahan tapi pasti, dewa2 etnis2 lain bakalan diterima masuk menginat fungsinya sebagai community centre. 2.tidak masuknya tokoh2 dari lembaga keagamaan Buddha Mahayana Tiongkok maupun Tao dari sekte Quanzhen or Zhengyi#65294;Bhiksu Benqing jg seingat saya masuknya kira2 akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20.Waktu bhiksu Benqing tinggal di Taikak sie sendiri sdh bisa dibilang membawa ciri khas Samkaw. Sedangkan daoshi2 aliran Zhengyi bersifat keluarga dan pewarisan ajaran yg mana perlu pengukuhan kembali di Longhu shan, jarak dan biaya serta waktu tidak memungkinkan. Quanzhen tidak begitu berkembang di selatan Tiongkok pada masa itu, hanya baru diabad ke 20 inilah bisa berkembang pesat. Hal2 ini membuat nilai2 kelenteng di Indonesia jadi pragmatis mengental dan nilai2 filosofi kelenteng lenyap. Saking parahnya, saya pernah melihat satu photo dari Medan yg bilang itu pendeta KHC padahal dari atribut dan perlengkapan itu nunjukin tosu aliran Zhengyi. Buddhisme yg masuk jg kebanyakan berasal dari Theravada yg bukan memiliki ciri khas Tiongkok shg sering ada benturan antara mrk dgn bbrp kelenteng. Mahayana sendiri saya lihat kurang perhatian akan kelenteng ini or jg karena ada masalah lain ? walahualam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ardian Heng, Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara independen di Asia Tenggara, ataukah aliran yang berasal dari aliran Sam Kaw yang berada di Tiongkok sana ? Saya setuju dengan pendapat anda mengenai sikap pragmatis ini. Di pinggiran Tangerang terdapat klenteng kecil yang baru berdiri sekitar permulaan abad 20. Ada seorang tua disana yang masih mengetahui riwayat berdirinya. Menurut dia, ditempat tersebut dulu angker sehingga warga sekitar sering memberikan sesajen buat penunggunya. Lama kelamaan tempat tersebut di buat atap, nah jadilah klenteng. Sekarang dikelenteng tersebut terdapat berbagai macam patung dewa, termasuk Buddha. Apakah mungkin masyarakat perantau generasi awal membangun sistim kepercayaan sendiri, yang merupakan gabungan dari kepercayaan2 dari
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
ngkale nurut owe seh yg bener itu mah ajarin TOLERANSI en BHINNEKA TUNGGAL IKA. Jg pasal2 penghinaan mesti ditegakin dong. trus kita2 mesti berani mengkritik org2 yg sealiran tapi ngeuleyet kalu pake istilah sunda mah. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Begitulah mas Ardian. Pendidikan dan penyadaran, agar umat saling menghargai, akan membawa bangsa ini kepuncak kejayaan. Menarik, kata kata pak Bagyo: Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Membuat umat menjadi berqualitas ini hampir tak mungkin, karena si gembala yang mau meng-qualitaskan ini rata rata TAK lebih berqualitas dari keseluruhan para domba. 63 tahun bangsa ini merdeka dan selalu sudah sangat religious, namun, lihatlah moralitas bangsa ini, tak bertambah baik satu milimeterpun. Tak ada yang mampu mendongkrak qualitas moral. Yang mengajari agar tambah korpsi, banyak. Martabat? Tak dikenal, yang dikenal martabak.. Menginjili orang yang yang belum percaya, menurut hemat saya, hanyalah tugas perubahan statistik kependudukan. manusia BELUM pernah bertambah baik semata karena pindah agama. Karena manusia itu sendiri tetap sama. memindahkan ber-ton ton manusia dari penganut Konghucu menjadi umat Kristen juga TAK membuahkan apa apa dalam membangun masyarakat ini. Bangsa ini TIDAK bertambah dahsyat. Jepang, Korea, Tiongkok, India yang semua tidak dipindah statistikkan, berada jauh dimuka bangsa kita. Memperdebatkan, apakah suatu agama itu agama atau kepercayaan juga tak banyak membuahkan hasil, karena ini hanya masalah label, bukan substansi. Kalau mau jujur, satu satunya agama didunia yang oleh Tuhan disebut agama, hanyalah Islam, yakni Ad Din (agama) . Misalnya ditulis: Katakanlah: Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri.(Q.S. Az-Zumar [39]: 11-12)mk. Pendiri pendiri agama lainnya, dari Yesus, Sidharta Gautama sampai Konghucu TAK pernah secara explisit alias expressis verbis mengatakan telah mendirikan sebuah agama. Dalam agama Kristen lebih pelik lagi, yang manakah batas agama, apakah Katholik, Protestant, Advent, Bethany, Baptist, Church of Christ the Scientist, sampai ke Unitarian itu SATU atau beda agama? Kalau satu, mengapa dalam kolom agama diisi Katholik Roma, Protestant, dll? Kalau beda agama, lalu apa beda mereka? Memperbaiki qualitas umat, ini dalam kontext apa? sebagai manusia, sebagai pengikut agama, dalam kesalehan, atau apa? Sebagai MANUSIA saya lihat sendiri bukti dengan mata dan kepala di Vienna ini, banyak sahabat yang menjadi sangat mulia tanpa terikat organisasi keagamaan apapun, namun setelah melalui suatu proses dramatis dalam kehidupan mereka, misalnya sembuh dari cancer, survive dari kecelakaan hebat.. Salam Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: ngkale nurut owe seh yg bener itu mah ajarin TOLERANSI en BHINNEKA TUNGGAL IKA. Jg pasal2 penghinaan mesti ditegakin dong. trus kita2 mesti berani mengkritik org2 yg sealiran tapi ngeuleyet kalu pake istilah sunda mah. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata- katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula- mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Bung, Kurniawan yg baik, --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kurniawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Sdr. Mulyawan Lie, yang bukan Chinese banana. Anda 3 kali mengutip kata-kata Lao Tze dengan bangga: Creating but not owning, giving without demanding, this is harmony. Tapi anehnya isi tulisan Anda sama sekali tidak sesuai dengan kata-kata ini. Di dunia ini tidak ada yang sempurna termasuk agama Kristen. Silakan Anda mengkritik semua kekurangan agama Kristen. Tapi Anda juga harus ingat di luar segala kekurangannya agama Kristen juga banyak mengajarkan kebaikan dan banyak memberikan sumbangan kepada kemanusiaan. Kalau Anda hanya melihat keburukan agama Kristen saja, mungkin memang keburukan tersebut sudah melekat pada pikiran Anda sendiri, bukan hanya pada agama Kristen-nya saja. Bila demikian apa perlu menjadi kristen-katulik ?? apa iya Emak Kwan Im kalah keren ama Lady Maria?, apa iya Tat Mo kalah sakti ama 'Jesus'? walaupun beliau pernah ngalap elmu juga di india.kalo budaya barat punya Bunda Teresa, kita juga ada Suhu Cheng Yen yg menurut saya memberi teladan sejatinya tentang kasih. emang sih Suhu Chen Yen gak dapet Nobel... lihat dgn berimbang jernih, bung. --- Anda mengatakan Bunda Teresa megalomania. Ngomong-ngomong, apakah kontribusi Anda kepada kemanusiaan sudah lebih besar daripada kontribusi Bunda Teresa yang megalomania ini? Sudah berapa banyak orang lemah dan miskin yang Anda bantu dengan kebijaksanaan Anda yang not owning dan without demanding itu? Sori, kata megalomania itu maksud saya bukan kepada beliau, dalam perspektif saya beliau juga korban dari organisasi dan atau paham/agama yg megalomaniac. salut ama Ibu Teresa, i like her.kan ane bilang beliau orang wanita baik, wanita sederhana dgn hati mulia tapi jgn katakan tanpa batas...karena tidak demikian kenyataannya, itu namanya propaganda, bung! - Anda mengkritik agama Kristen dengan ejekan-ejekan Anda dan bawa-bawa nama Lao Tze pula. Apakah Lao Tze memang mengajarkan Anda untuk mengejek orang lain selucu-lucunya? Orang Kristen mengajak orang lain ikut agamanya, dan Anda juga mengajak orang lain ikut budaya Anda, pada dasarnya sama saja. Oh, beda, yang Anda lebih bagus, not owning dan without demanding. sori.sebenernya tujuannya bukan ngejek, supaya jelas,mikir. Bung, saya gak ngajak orang Tapanuli, saya gak ngajak orang Minang dll untuk jadi berbudaya/beragama tionghoa. saya ngajak ente! jangan khianati Emak Im kita. dan ini serius.. it's not about you and me, u r my bro and i don't want to hurt u, i care for u.cukup pelajari dan hayati kita punya Dao de Jing dan ajaran Buddha.. luar biasa! masih belom percaya? tanya Steven Covey ato Anthonny Robin dari mana ilmu mereka! Bung Kurniawan, ane gak bilang punya saya loh. Lao Tze itu bukan engkong saya tapi engkong kita! ya engkong ente dan ane.ini budaya/agama kandung kita, ente dan ane.ayo balik badan pulang ke pangkuan Emak kandung kita, Kwan Im Phusa.Lebih panteskan sama sipit dan kuning langsatnya. ...yang ada budaya, Mulyawan Lie --- On Wed, 9/24/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: From: mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 24, 2008, 11:46 PM coba kita banding apel to apel, ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning, Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding. ..megalomania. sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca... intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan mesjid.seru. . ada bakar bakaran juga, kecil2an sih. ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak Tantono si Mr. Rambo Bush di washington. ... yang ada cuma budaya. Mulyawan Lie
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Bung Robby yg ganteng, kasihan dan prihatin. kasihan karena cukup ada anak muda tionghoa yg tidak berkesempatan belajar dan menghayati budaya/agamanya sehingga tersesat pikir, mempercayai omongan orang lain-orang asing daripada orang tua rahim budaya/agama tionghoanya.mirip2 cerita si pinokio... semisal propaganda yg mengatakan peraih nobel Bunda Teresa kasih tanpa batas, yaila ratu gusti.Ini bukan jelekin ya ato muji orang sendiri hanya agar fair dan apa adanya, yang bener2 tanpa batas itu Suhu Cheng Yen, dari Buddha Tzu Chi,sdh tahu sumbangsihnya bagi duniakan? prihatin karena pikiran dan prilaku dumeh dan invasif memunculkan reaksi yg sama besarnya kan? prihatin karena kalo mo jujur yg ada hanya napsu misi! Bung Robby inget ya cerita pinokia... jangan tahayul, yg ada budaya, Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada [EMAIL PROTECTED] wrote: Jangan kristenkan hehehe Ratapan yang hmmm bernada putus asa.. Jangankan kristenkan orang miskin ...biarkan saja mereka mati (gw gak bisa nolong , tapi yang penting jangan sampai warga miskin itu masuk Kristen) , Alias keharmonian itu warga miskin itu pegang buntutnya tapi gak dikasih makan , sambil sukur2 hokie bisa comeback kembali ... Jadi keharmonian itu hanya bertujuan come back , dijadikan sebagai koleksi keharmonian , dimana ada warga miskin pasti ada warga kaya , dan seterusnya _ From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mulyawanlie Sent: 25 September 2008 13:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding...megalomania. Mulyawan Lie
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Ko Agoan yb, --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada bukti bahwa Ibu Teresa dari Calcuta itu mengkristenkan orang miskin india ?? coba bawa kesini atau anda hanya sekedar tukang gosip belaka ?? salam seng goan cinta kasih tanpa batas dijelaskan oleh Lao Tze dalam kitab suci (kereeen) dao de jing : Creating but not owning,Giving without demanding. Menurut Ko Aguan apakah peraih Nobel Bunda Teresa ada niatan,keinginan,harapan untuk mendirikan ordo Katolik diantara warga india? coba kaitkan dgn wahyu (mantap) Lao Tze. Beliau create... ? YA. Beliau Not Owning?? silakan jawab sendiri. Beliau Giving ... ? YA. Beliau 'without demanding?? . Jika bener yg ada hanya ketulusan dan tidak ada mental 'owning' maupun 'demanding', maka sekarang gak ada gereja karena gak perlu! yang penting mereka tertolong,sembuh dll,kembalikan ke komunitasnya,titik. Buddha mengumpamakan lebah yg tidak merusak bunga yg diserbukinya. Suhu Cheng Yen kita dari Buddha Tzu Chi memdirikan rumah susun cengkareng, apakah ada usaha diam2 utk membuddhiskan para eks kali angke itu? bagi sembako di south carolina kepada warga amerika (saya baru pertama liat bule ngantri sembako yg dibagiin orang asia),apakah disisipin misi agama? dll. yang muncul dialog yg jujur, ya jujur. kepercayaan satu sama lain. Ko Agoan jangan salah mengerti, yg saya mo stop adalah propaganda ala CNN.tolong buka juga www.anticnn.com aniwei, kristen-katolik itu bukan kita punya.mereka punya bagus,kita punya juga bagus! kalo duka kita pake putih/blacu makan samseng .mereka pake hitam makan angin eeh makan bunga.sama bagusnya kan. Ko Agoan, ayo kita pelajari dan hayati ajaran agama nenek moyang kita. jika David Beckham ato Harisson Ford saja mendapat manfaat dari buddhist values way of life, gimana dengan kita sebagai ahli warisnya. Mulyawan Lie coba kita banding apel to apel, ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning, Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding...megalomania... di setip Mulyawan Lie Recent Activity 23New Members Visit Your Group Moderator Central Get answers to your questions about running Y! Groups. Yahoo! Groups Wellness Spot A resource for living the Curves lifestyle. Best of Y! Groups Discover groups that are the best of their class..
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Mau nolong org liat agamanya dulu? Itu nolong org apa nolong agama yah? Kayaknya seh itu org yg sok beragama lagi pamer kalo dia udah beragama. Hehehhee Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 24 Sep 2008 21:58:15 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Kabar saya baik-baik saja pak Danar, bulan depan kita basuo Kalo sumbangan mah pasti di terima, duit kan ga kenal agama, yang pasti kalo orang beragama pertama kali Harus wajib berterimakasih sama Tuhan dulu, ama yang nolongin mah nomor sekian, padahal bisa jadi yang nolongin itu kafir / atheis, jadi apa Tuhan mengulurkan tangannya melalui orang yang kaga percaya sama Dia? - Original Message - From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, 23 September, 2008 20:07 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Begitulah mas L. Yahoo (ehhh ngomong ngomong apa kabar ente, alah lamo tak basuo, ngumpet mulu nihhh?). Andaikan kita kena musibah, setengah hidup (lebih enak dengarnya daripada setengah mati), misale kena musibah tsunami, rangkul anak kita tahu tahu ketangsang dipohon beringin, setelah badai usai. Kemudian datang orang asing. Menolong kita penuh kasih, sambil membawa makanan dan obat obatan, membawa kita ke tenda untuk dirawat dan diobati. nah, apakah anda a) per-tama tama tanya apa agama mereka, baru nama mereka, baru terimakasih? b) apakah anda tolak semua bantuan, setelah tahu, mereka bukan anggauta agama anda? Kita jawab ini didalam hati kita masing masing. Kita akan segera maklumi, bahwa kemanusiaan tak mengenal beda agama, tak mengenal beda definisi Tuhan, tak mengenal organisasi keagamaan (misale gereja anu, gereja anu atau gereja anu). Dari manusia untuk manusia. Inilah kedamaian sejati. Salam Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku ya untuk apa nanya2? Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar - Original Message - From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@ wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai. Salam, Tantono .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
gini ya, nurut owe seh yg namanya nobel perdamaian itu lebih banyak unsur politiknya. Contohnya Dalai Lama yg dpt nobel perdamaian. Sepanjang owe baca cerita Mother Theresa gak ada tuh niatan mengkristenkan or mengkatolikkan yg menderita. Malah kalu baca sekilas soal buku hariannya, batinnya selalu bergulat dan banyak yg gak sejalan sama dogma lho. Perjalanan Mother Theresa sama kayak Zheng Yan fashi dari Taiwan, mrk melihat penderitaan org dan bisa merasakan penderitaannya tuh. Pernah denger Florence Nightangle ? sorry kalu salah nulis ya, kurang lebih khan getu. Kalu pake istilah DDJ ya bisa aja ada di Alkitab lho, itu lho yg tangan kanan ngasih yg kiri gak boleh tau. Sama aje seh intinye nurut gw. Or kalu gw pake bahasa preman, kalu nolong org itu kayak berak, dah dibuang udah jgn dikorek2 lage. Jg inget kalu org gak berak2 bakalan sakit perut en badannya keracunan, so anggep aje nolong org itu hal yg alami or zhiran kalu kata ngkong Laozi. Getu aje dah koment dari owe. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: coba kita banding apel to apel, ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning, Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas? kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu. kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning, demanding...megalomania. sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca... intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan mesjid.seru.. ada bakar bakaran juga, kecil2an sih. ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak Tantono si Mr. Rambo Bush di washington. ... yang ada cuma budaya. Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
weleh yg aliran di latumentent malah dah bikin boekoe Taishang ganyingbian yg jelas2 buku buat para pemula di Daojiao tuh. So what is samkaw ? RESPECTlah pada ajaran laen itu aje intinye. Kalu di Taiwan en di Tiongkok jaman doeloe neh sebelon si Mao berkuasa ada istilah WANFA GUIZHONG artinye semua ajaran kembali kesatu sumber. Budaya Tionghoa dah berjalan rebuan taon, gejolak awan angin badai topan dah dirasain, jg wilayahnya gede, rakyatnya banyak. So dari pengalaman sejarah mrklah , mrk ada satu keyakinan bahwa semua ajaran baik adanya. Sayangnya masuknya barat yg pake kekerasan di abad ke 19 itu dampaknya luar biasa. Mrk yg toleransi jg gak tahan en angkat senjata ngelawan perlakuan semena2 dan melecehkan ajaran lain. Padahal perilaku semena2 jg dah mulai ada di abad ke 18 yg bikin KangXi dan QianLong melotot ngeliat dogma kepercayaan org2 barat itu. Dan menurut ke2 kaisar (sebenernya seh 3 ditambah YongZheng ) itu agama adalah agama INTOLERAN. Sayangnya banyak org2 Tionghoa sendiri pura2 nutup mata kalu itu adalah sikap intoleran malah MEMBENARKAN. Ironis bukan ? Saat ini mrk tereak toleransi tapi mrk lupa kalu mrk jg sering memperlakukan yg lain itu TIDAK TOLERAN. Ngutip kata father Van Schie, diawal perkembangan Kristen purba, mrk mendapat perlakuan INTOLERAN tapi sayangnya mrk ketika kuat jg INTOLERAN sama yg lain bahkan membantainya yg jauh lebih kejam dibanding yg anti Kristen. So itu kata2 YANG JUJUR !!! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya. Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di buku-buku. Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah kepercayaan Tionghoa ini. Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat, baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue, Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan memasukkannya ke Ru. Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu dari kaum Ru maupun kaum Dao. Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi. Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya, pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan Latumenten. Jadi serba gado-gado kan ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy hartantodedy@ wrote: Dear All, Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan, Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu bilang Tao banyak tahayulnya. Kemungkinan pendirinya lebih berbobot ke Tao. Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000 danarhadi2000@ wrote: Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya tiga. Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma? Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya, yang dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong, Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati, Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu. Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao, dengan rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan kerajaan Singasari). Salam Danardono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Walah, Jangan disebutkan kali. Nanti banyak yang protes. Kelompok Buddhisme murni nanti mencap tidak murni, menyesatkan, tidak sesuai dhamma, micca ditthis (pandangan salah). Kelompok Taoisme ekstrim (semisal di s*com) bilang ilmu mereka dicuri oleh orang Buddha, soalnya mereka kan Jingtu salah satu aliran besar Buddhisme Mahayana Tiongkok. Kalau kelompok Ru, kurang tahu deh ada yang protes tidak. Kalau saya malah banyak-banyak terima kasih dan hormat sama kelompok di latumenten itu. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: weleh yg aliran di latumentent malah dah bikin boekoe Taishang ganyingbian yg jelas2 buku buat para pemula di Daojiao tuh. So what is samkaw ? RESPECTlah pada ajaran laen itu aje intinye. Kalu di Taiwan en di Tiongkok jaman doeloe neh sebelon si Mao berkuasa ada istilah WANFA GUIZHONG artinye semua ajaran kembali kesatu sumber. Budaya Tionghoa dah berjalan rebuan taon, gejolak awan angin badai topan dah dirasain, jg wilayahnya gede, rakyatnya banyak. So dari pengalaman sejarah mrklah , mrk ada satu keyakinan bahwa semua ajaran baik adanya. Sayangnya masuknya barat yg pake kekerasan di abad ke 19 itu dampaknya luar biasa. Mrk yg toleransi jg gak tahan en angkat senjata ngelawan perlakuan semena2 dan melecehkan ajaran lain. Padahal perilaku semena2 jg dah mulai ada di abad ke 18 yg bikin KangXi dan QianLong melotot ngeliat dogma kepercayaan org2 barat itu. Dan menurut ke2 kaisar (sebenernya seh 3 ditambah YongZheng ) itu agama adalah agama INTOLERAN. Sayangnya banyak org2 Tionghoa sendiri pura2 nutup mata kalu itu adalah sikap intoleran malah MEMBENARKAN. Ironis bukan ? Saat ini mrk tereak toleransi tapi mrk lupa kalu mrk jg sering memperlakukan yg lain itu TIDAK TOLERAN. Ngutip kata father Van Schie, diawal perkembangan Kristen purba, mrk mendapat perlakuan INTOLERAN tapi sayangnya mrk ketika kuat jg INTOLERAN sama yg lain bahkan membantainya yg jauh lebih kejam dibanding yg anti Kristen. So itu kata2 YANG JUJUR !!! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan henyung@ wrote: Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya. Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di buku-buku. Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah kepercayaan Tionghoa ini. Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat, baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue, Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan memasukkannya ke Ru. Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu dari kaum Ru maupun kaum Dao. Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi. Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya, pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan Latumenten. Jadi serba gado-gado kan ? Hormat saya, Yongde
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
saya tanggapi Pak, ---Original Message--- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: 09/25/08 10:03:37 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Ko Agoan yb, --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada bukti bahwa Ibu Teresa dari Calcuta itu mengkristenkan orang miskin india ?? coba bawa kesini atau anda hanya sekedar tukang gosip belaka ?? salam seng goan cinta kasih tanpa batas dijelaskan oleh Lao Tze dalam kitab suci (kereeen) dao de jing : Creating but not owning,Giving without demanding. Menurut Ko Aguan apakah peraih Nobel Bunda Teresa ada niatan,keinginan,harapan untuk mendirikan ordo Katolik diantara warga india? sg: silahkan anda yg buktikan krn anda yg sdh memulai nyembur ludah. coba kaitkan dgn wahyu (mantap) Lao Tze. Beliau create... ? YA. Beliau Not Owning?? silakan jawab sendiri. Beliau Giving ... ? YA. Beliau 'without demanding?? . Jika bener yg ada hanya ketulusan dan tidak ada mental 'owning' maupun 'demanding', maka sekarang gak ada gereja karena gak perlu! sg: apakah dgn berdirinya gereja berarti tujuan Ibu Teresa semata2 hanya mengkatolikan org2 india ??? anda dgn pemikiran yg demikian maaf sempit tp mau bicara soal Tao yg demikian luas yang penting mereka tertolong,sembuh dll,kembalikan ke komunitasnya,titik. Buddha mengumpamakan lebah yg tidak merusak bunga yg diserbukinya. sg: tertolong, sembuh dan kembali kekomunitas.. memang itulah yg dilakukan Ibu Teresa, dia tidak pernah mengajak org utk menjadi katolik, bahkan dlm permenungannya banyak Sekali Ibu Teresa merasa dibelenggu dgn dogma2 dr agama yg dianutnya.. lalu apakah dgn melihat ketulusan seseorang dlm melayani manusia lainnya dan kemudian ada manusia lain yg tergerak untuk mengikuti langkah2nya bahkan agamanya itu yg anda bilang merusak bunga yg diserbukinya ?? Suhu Cheng Yen kita dari Buddha Tzu Chi memdirikan rumah susun cengkareng, apakah ada usaha diam2 utk membuddhiskan para eks kali angke itu? bagi sembako di south carolina kepada warga amerika (saya baru pertama liat bule ngantri sembako yg dibagiin orang asia),apakah disisipin misi agama? dll. sg: sy fokuskan dgn tulisan anda yg sy bold.. lalu apakah arti dari saluran TV yg setiap saat menceritakan kegiatan2 relawan Tzu Chi tsb ? apakah ini bukan bagian dari pewartaan ?? apa melakukan perbuatan kasih perlu pewartaan ?.. coba anda buka2 lagi kitab Tao Te Cing nya Pak.. kalau anda mau membanding2kan dgn perbuatan Ibu Teresa yg puluhan tahun menebarkan cinta kasih buat org papa, apakah ada saluran TV yg menyiarkan kegiatan tsb secara secara rutin ?? atau sampai ada saluran tv khusus segala ??.. jawab dgn jujur Pak. yang muncul dialog yg jujur, ya jujur. kepercayaan satu sama lain. Ko Agoan jangan salah mengerti, yg saya mo stop adalah propaganda ala CNN.tolong buka juga www.anticnn.com sg: Ibu Teresa tidak pernah minta kegiatannya dipublikasikan... apalagi sekarnag anda hubung2kan dgn CNN segala, kayaknya anda kebanyakan minum arak nii Pak.. hehehehe. aniwei, kristen-katolik itu bukan kita punya.mereka punya bagus,kita punya juga bagus! kalo duka kita pake putih/blacu makan samseng ..mereka pake hitam makan angin eeh makan bunga.sama bagusnya kan. Ko Agoan, ayo kita pelajari dan hayati ajaran agama nenek moyang kita. jika David Beckham ato Harisson Ford saja mendapat manfaat dari buddhist values way of life, gimana dengan kita sebagai ahli warisnya. sg: Saya hargai maksud anda yg ingin kembali mebangkitkan budaya/kebijakan2 cina krn saya juga sedang menggali dan mencoba menerapkan pd lingkungan keluarga saya.. tapi apakah itu perlu dilakukan dgn cara membanding2kan atau yg lebih parah menjelek2an org lain atau agama lain ?? bagaimana org mau mengikuti jejak anda kalau yg ada di pikiran anda dan tingkah pola anda selalu menjelek2an org lain... kalau anda ingin mengajak org lain utk mengerti/mendalami ajaran Tao, Kong Hu Cu atau yg lain silahkan tunjukan dgn perbuatan kasih bukan dgn menebar kebencian. salam seng goan Mulyawan Lie Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity 26New Members Visit Your Group John McEnroe on Yahoo! Groups Join him for the 10 Day Challenge. Moderator Central An online resource for moderators of Yahoo! Groups. Real Food Group Share recipes and favorite meals w/ Real Food lovers.. BackGrnd.jpg
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya. Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di buku-buku. Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah kepercayaan Tionghoa ini. Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat, baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue, Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan memasukkannya ke Ru. Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu dari kaum Ru maupun kaum Dao. Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi. Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya, pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan Latumenten. Jadi serba gado-gado kan ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All, Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan, Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu bilang Tao banyak tahayulnya. Kemungkinan pendirinya lebih berbobot ke Tao. Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000 danarhadi2000@ wrote: Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya tiga. Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma? Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya, yang dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong, Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati, Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu. Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao, dengan rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan kerajaan Singasari). Salam Danardono
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Saya juga jadi saksi ketika masih kecil ( tahun nya sudah lupa ) Ayah ( almarhum ) pernah menjadi pengurus Makin ( Majelis Agama Khonghucu Indonesia ) pakai Papan Plang spt partai skarang, jadi jelas waktu itu dianggap sebagai agama ( dari namanya tsb ) dan ada tempat berkumpulnya bahkan ada kalender nasionalnya yang versi Matakin. Entah kenapa lalu dilarang. sehingga ayah hanya penganut aliran kepercayaan dan berhubung di kampung / desa maka urusan agama tidak menonjol dalam bermasyarakat sejak dilarang ya tidak peduli utk memeluk agama yg ada. dan katanya yang penting perbuatan melalui ajaran2 KhongHucu katanya Jadi pernah diakui sebagai agama lalu kmd tidak diakui tapi yg saya tahu agama dan aliran kepercayaan berbeda dalam hal : adanya nabi atau rasul atau utusan atau panutan jadi ya kembali ke pemeluknya saja. Kita tidak berhak menilai, meskipun ada kriteria tertentu. Boleh juga kalau ada yg bisa jelaskan lebih detail termasuk waktu dan larangan oleh keputusan apa. trims ES - Original Message - From: kris tan To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 24, 2008 10:47 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde Kawan kawan minta izin berkomentar sedikit, Samkau sekarang lebih dikenal sebagai Tridarma, di Indonesia sejak tahun 1956 teman2 Khonghucu secara organisasi memisahkan diri dari Samkau karena didalam Samkau ada sedikit keculasan dari teman2 Budhisme yang terlalu dominan sehingga teman2 Khonghucu membentuk organisasi yang sekarang dikenal dengan Matakin ( Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) secara historis, teologi dll Budhisme bagaikan langit dan bumi dengan Khonghucu jadi ini jelas2 tidak dapat disatukan/digabungkan menjadi sebuah bentuk sinkretisme. untuk bung Jakson Ang untuk kasus Khonghuc agama atau bukan ialah hak penganutnya untuk mengklaim agamanya masing2. Anda sebagai orang yang kaga ngerti tentang Khonghucu jangan sekali2 berkomentar mengatakan Khonghucu bukan agama. saya peringatkan anda next time tidak mengulangi hal itu. jika anda masih mengulanginya maka dengan berat hati saya katakan bahwa agama apapun yang anda peluk sekarang ini dimata saya bukanlah sebuah agama bahkan mungkin ajaran yg gak jelas juntrungannya. sekian dulu jika ada yang ingin menambah, saya seiap berdiskusi lebih lanjut # Tan -- Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br Cepat sebelum diambil orang lain!
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
samkaw itu kalau tidak salah di daratan tiongkok disebut sebagai neo-confucianism. tokoh-tokoh neo-confucianism : * Cheng Yi * Lu Xiangshan aka Lu Jiuyuan (11391193) * Ouyang Xiu (10071072) * Shao Yong (10111077) * Su Shi, aka Su Dongpo (10371101) * Wang Yangming aka Wang Shouren * Ye Shi (11501223) * Zhang Sanfeng * Zhang Zai * Zhou Dunyi (10171073) * Zhu Xi (11301200) Zhu Xi's formulation of the Neo-Confucian world view is as follows. He believed that the Tao (Chinese: #36947;; pinyin: dào; literally way) of Tian (Chinese: #22825;; pinyin: ti#257;n; literally heaven) is expressed in principle or li (Chinese: #29702;; pinyin: l#464;), but that it is sheathed in matter or qi (Chinese: #27683;; pinyin: qì). In this, his system is based on Buddhist systems of the time that divided things into principle (again, li), and shi (Chinese: #20107;; pinyin: shì). In the Neo-Confucian formulation, li in itself is pure and perfect, but with the addition of qi, base emotions and conflicts arise. Human nature is originally good, the Neo-Confucians argued (following Mencius), but not pure unless action is taken to purify it. The imperative is then to purify one's li. However, in contrast to Buddhists and Taoists, neo-Confucians did not believe in an external world unconnected with the world of matter. In addition, Neo-Confucians in general rejected the idea of reincarnation and the associated idea of karma. Different Neo-Confucians had differing ideas for how to do so. Zhu Xi believed in gewu (Chinese: #26684;#29289;; pinyin: géwù), the Investigation of Things, essentially an academic form of observational science, based on the idea that li lies within the world. Wang Yangming (Wang Shouren), probably the second most influential Neo-Confucian, came to another conclusion: namely, that if li is in all things, and li is in one's heart, there is no better place to seek than within oneself. His preferred method of doing so was jingzuo (Chinese: #38748;#22352;; pinyin: jìngzuò), a practice that strongly resembles zazen or Chan (Zen) meditation. Wang Yangming developed the idea of innate knowing, arguing that every person knows from birth the difference between good and evil. samkaw alias tridharma sangat populer di tiongkok pada jaman dinasti song. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All, Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan, Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu bilang Tao banyak tahayulnya. Kemungkinan pendirinya lebih berbobot ke Tao. Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000 danarhadi2000@ wrote: Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya tiga. Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma? Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya, yang dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong, Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati, Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu. Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao, dengan rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan kerajaan Singasari). Salam Danardono
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Tepat sekali, jika mau main murni2an, ya tak ada sinkretisme, tak akan ada Tri Dharma. keberadaan San kauw justru jauh dari sikap fundamentalis. rakyat jelata menjalankan sepotong2 ajaran dan ritual dari ketiga agama sekaligus, tanpa mau dipusingkan oleh filosofi2 tingkat tinggi. Sedangkan bagi para cendekia, mereka justru mengambil inti dari ketiga ajaran, untuk dipakai merespon masalah dan situasi yang ber-beda2. tanpa mau dipusingkan dengan tetek bengek ritual. ZFy --- On Wed, 9/24/08, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 24, 2008, 4:22 AM Halo bung Kris Tan, lama tidak bersua. Jikalau dibandingkan antara filsafat Buddhisme dengan Rujia memang banyak yang bertentangan. Misalnya konsep selibat dengan konsep bakti terhadap leluhur mengenai kewajiban untuk meneruskan garis leluhur. Namun secara sejarah, di kalangan rakyat awam sinkretisme itu terjadi. Jadi kurang tepat kalo Kris Tan mengatakan tidak dapat digabungkan. Jangan lupa di rakyat awam berkembang budaya pragmatisme. Yang berguna dipakai, yang dianggap tidak berguna tidak dipakai. Jadi ada seleksi dan sinkretisme alami yang berkembang. Contohnya saja, keluarga Tionghua mengembangkan budi pekerti dan tata susila Rujia. Anak-anak mereka diberikan pendidikan san zi jing, di zi gui, sishu wujing. Tetapi mereka juga tidak absen memberikan donasi kepada bhiksu di vihara. Mengadakan upacara chaodu (pelimpahan jasa) ke leluhur. Juga kalau mengalami permasalahan yang rumit tidak lupa meminta tolong jasa tosu misalnya masalah hitung menghitung, masalah pernafasan dan permasalahan supranatural. Kalau di tataran elit kaum terpelajar atau yang biasa disebut kaum Shi, memang Rujia sangat dominan. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa mereka juga mendalami filsafat Buddhisme dan Taoisme. Wang Wei misalnya, sang sastrawan agung ini sangat mendalami filfasat zen (Chan). Lalu menurut para akademisi, dua buku utama Taoisme (sengaja tidak sebut nama) sebenarnya adalah kumpulan hasil pemikiran para kaum terpelajar terhadap Dao. Kalau yang minimal meniru para kaum terpelajar jaman dulu itu atau memang menjalani kehidupan seperti mereka, pasti akan mengerti. Saat matahari bersinar maka tata susila budi pekerti sosial akan dijalankan. Saat bulan bersinar dan menyendiri di ruang baca maka akan merenungi kehidupan dan mencari kebenaran agung yaitu Dao itu sendiri. Hasil-hasil pemikiran akan Dao inilah yang kemudian dikompilasi menjadi dua buku agung yang kemudian digabung menjadi satu buku sakti. Dan seperti sifat Dao yang misterius, proses kelahiran buku sakti nan agung itu juga telah diselimuti oleh legenda dan dongeng. Hormat saya, Yongde -- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, kris tan confucian_center@ ... wrote: Kawan kawan minta izin berkomentar sedikit,  Samkau sekarang lebih dikenal sebagai Tridarma, di Indonesia sejak tahun 1956 teman2 Khonghucu secara organisasi memisahkan diri dari Samkau karena didalam Samkau ada sedikit keculasan dari teman2 Budhisme yang terlalu dominan sehingga teman2 Khonghucu membentuk organisasi yang sekarang dikenal dengan Matakin ( Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia)  secara historis, teologi dll Budhisme bagaikan langit dan bumi dengan Khonghucu jadi ini jelas2 tidak dapat disatukan/digabungk an menjadi sebuah bentuk sinkretisme.  untuk bung Jakson Ang untuk kasus Khonghuc agama atau bukan ialah hak penganutnya untuk mengklaim agamanya masing2. Anda sebagai orang yang kaga ngerti tentang Khonghucu jangan sekali2 berkomentar mengatakan Khonghucu bukan agama. saya peringatkan anda next time tidak mengulangi hal itu. jika anda masih mengulanginya maka dengan berat hati saya katakan bahwa agama apapun yang anda peluk sekarang ini dimata saya bukanlah sebuah agama bahkan mungkin ajaran yg gak jelas juntrungannya.  sekian dulu jika ada yang ingin menambah, saya seiap berdiskusi lebih lanjut  # Tan _ _ _ _ _ _ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Wah makin menarik. Saya sudah lama ingin mengetahui mengenai aliran ini. Ada yang mengatakan pada saya kalau Sam Kaw (bagaimana penulisan yang benar Sam Kw atau Sam Kauw ? ) muncul di Asia Tenggara, disebabkan keterbatasan tempat beribadah pada jaman dahulu. Dimana komunitas perantau Cina mendirikan semacam community centre yang juga berfungsi sebagai rumah ibadah bersama. Pada awalnya aliran2 tersebut menjalankan ibadah seara terpisah. Akan tetapi karena seringnya interaksi antara agama2 tersebut, maka terjadi sinkretisme yang melahirkan aliran Sam Kaw. Agama2 yang terlebur adalah Taoisme, Buddhisme dan Khong Hu Cu sebagai filsafat. Ini adalah keterangan yang saya dapat, akan tetapi ada teman saya yang menjadi pendeta Sam Kaw,dan menurut dia aliran ini terdapat juga di Taiwan. Saya tertarik mengetahui sejarah dari aliran ini dari sisi keilmuan / historis, mudah2an ada teman2 yang dapat membantu. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andytanoko [EMAIL PROTECTED] wrote: samkaw itu kalau tidak salah di daratan tiongkok disebut sebagai neo-confucianism. tokoh-tokoh neo-confucianism : * Cheng Yi * Lu Xiangshan aka Lu Jiuyuan (11391193) * Ouyang Xiu (10071072) * Shao Yong (10111077) * Su Shi, aka Su Dongpo (10371101) * Wang Yangming aka Wang Shouren * Ye Shi (11501223) * Zhang Sanfeng * Zhang Zai * Zhou Dunyi (10171073) * Zhu Xi (11301200) Zhu Xi's formulation of the Neo-Confucian world view is as follows. He believed that the Tao (Chinese: #36947;; pinyin: dào; literally way) of Tian (Chinese: #22825;; pinyin: ti#257;n; literally heaven) is expressed in principle or li (Chinese: #29702;; pinyin: l#464;), but that it is sheathed in matter or qi (Chinese: #27683;; pinyin: qì). In this, his system is based on Buddhist systems of the time that divided things into principle (again, li), and shi (Chinese: #20107;; pinyin: shì). In the Neo-Confucian formulation, li in itself is pure and perfect, but with the addition of qi, base emotions and conflicts arise. Human nature is originally good, the Neo-Confucians argued (following Mencius), but not pure unless action is taken to purify it. The imperative is then to purify one's li. However, in contrast to Buddhists and Taoists, neo-Confucians did not believe in an external world unconnected with the world of matter. In addition, Neo-Confucians in general rejected the idea of reincarnation and the associated idea of karma. Different Neo-Confucians had differing ideas for how to do so. Zhu Xi believed in gewu (Chinese: #26684;#29289;; pinyin: géwù), the Investigation of Things, essentially an academic form of observational science, based on the idea that li lies within the world. Wang Yangming (Wang Shouren), probably the second most influential Neo-Confucian, came to another conclusion: namely, that if li is in all things, and li is in one's heart, there is no better place to seek than within oneself. His preferred method of doing so was jingzuo (Chinese: #38748;#22352;; pinyin: jìngzuò), a practice that strongly resembles zazen or Chan (Zen) meditation. Wang Yangming developed the idea of innate knowing, arguing that every person knows from birth the difference between good and evil. samkaw alias tridharma sangat populer di tiongkok pada jaman dinasti song. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy hartantodedy@ wrote: Dear All, Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan, Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu bilang Tao banyak tahayulnya. Kemungkinan pendirinya lebih berbobot ke Tao. Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000 danarhadi2000@ wrote: Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya tiga. Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma? Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya, yang dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong, Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati, Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu. Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao, dengan rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan kerajaan Singasari). Salam Danardono
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Kabar saya baik-baik saja pak Danar, bulan depan kita basuo Kalo sumbangan mah pasti di terima, duit kan ga kenal agama, yang pasti kalo orang beragama pertama kali Harus wajib berterimakasih sama Tuhan dulu, ama yang nolongin mah nomor sekian, padahal bisa jadi yang nolongin itu kafir / atheis, jadi apa Tuhan mengulurkan tangannya melalui orang yang kaga percaya sama Dia? - Original Message - From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, 23 September, 2008 20:07 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Begitulah mas L. Yahoo (ehhh ngomong ngomong apa kabar ente, alah lamo tak basuo, ngumpet mulu nihhh?). Andaikan kita kena musibah, setengah hidup (lebih enak dengarnya daripada setengah mati), misale kena musibah tsunami, rangkul anak kita tahu tahu ketangsang dipohon beringin, setelah badai usai. Kemudian datang orang asing. Menolong kita penuh kasih, sambil membawa makanan dan obat obatan, membawa kita ke tenda untuk dirawat dan diobati. nah, apakah anda a) per-tama tama tanya apa agama mereka, baru nama mereka, baru terimakasih? b) apakah anda tolak semua bantuan, setelah tahu, mereka bukan anggauta agama anda? Kita jawab ini didalam hati kita masing masing. Kita akan segera maklumi, bahwa kemanusiaan tak mengenal beda agama, tak mengenal beda definisi Tuhan, tak mengenal organisasi keagamaan (misale gereja anu, gereja anu atau gereja anu). Dari manusia untuk manusia. Inilah kedamaian sejati. Salam Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku ya untuk apa nanya2? Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar - Original Message - From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@ wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai. Salam, Tantono .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Jadi benerkan, nanya agama jatuh2nya mao ngomongin agama? Emang pak Ophoeng disini ulas masakan dari daging babi pake nanya dulu, mayoritas disini agamanya apa ya? Huehehehehehe Dan walaupun pak Ophoeng tau disini budaya TiongHua, tetap saja memakai salam Sudah Makan Sahur / Buka? berarti tanpa perlu tau agamanya tetap saja bisa ngobrol panjang lebar kan? Jadi logikanya nanya agama orang itu apa? - Original Message - From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, 23 September, 2008 21:28 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson ang [EMAIL PROTECTED] wrote: Biasa nya yang nanya agama orang lain ada niat baik. kalau sama agamanya ya udah saudara seiman Iyalah kalau lagi nawar, bisa dapet harga persaudaraan. kalau beda kan biasa di usahakan di sesuai kan agamanya Misalnya dia Islam, kita jangan cerita babi panggang, mana puasa lagi. Kalau Budha bisa nanya reinkarnasi. Pokoknya tujuannya baik, untuk mencairkan suasana, bukan? Salam, Dedy hehehe - Original Message From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 10:08:27 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku ya untuk apa nanya2? Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar - Original Message - From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo liquidha@ . wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai. Salam, Tantono - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links ..: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. ..: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. ..: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. ..: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Ngkali saya mau kembali (kambek) jadi pineapple (keciaaan deh aku) kalau lihat sdr Mulyawan Lie pakai kuncir, kakinya dibungkus en membuat sekolah Khong Kauw Hwee yang menyejahterakan umat. Salam, Tantono
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen Indonesia benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. Selama ini saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat, atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
rasanya gak paslah, yg bener itu mrk mengadopsi ajaran2 non KHC tapi gak ganti nama jadi Samkaw. Jg gak tjoema org2 KHC aje, wong banyak non KHC jg yg adopsi ajaran KHC or Dao kayak Baizhang, Huineng de el el. Selain itu yg Tao jg ada yg adopsi ajaran KHC kayak Lu Xiujing, Wang Chongyang de el el. Yg bener2 ngusung SAMKAW itu oleh Lin ZhaoEn jaman Ming, doi diriin satu aliran baru yg namanya SanYi Jiao. Tapi yg doi usung jg beda ama samkaw di Indonesia or Asteng. Seinget aye, aliran Sanyi jiao masih ada di Malaysia plus tempat ibadahnya, kira2 ada 2000an pengikutnya. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andytanoko [EMAIL PROTECTED] wrote: samkaw itu kalau tidak salah di daratan tiongkok disebut sebagai neo-confucianism. tokoh-tokoh neo-confucianism : * Cheng Yi * Lu Xiangshan aka Lu Jiuyuan (11391193) * Ouyang Xiu (10071072) * Shao Yong (10111077) * Su Shi, aka Su Dongpo (10371101) * Wang Yangming aka Wang Shouren * Ye Shi (11501223) * Zhang Sanfeng * Zhang Zai * Zhou Dunyi (10171073) * Zhu Xi (11301200) Zhu Xi's formulation of the Neo-Confucian world view is as follows. He believed that the Tao (Chinese: #36947;; pinyin: dào; literally way) of Tian (Chinese: #22825;; pinyin: ti#257;n; literally heaven) is expressed in principle or li (Chinese: #29702;; pinyin: l#464;), but that it is sheathed in matter or qi (Chinese: #27683;; pinyin: qì). In this, his system is based on Buddhist systems of the time that divided things into principle (again, li), and shi (Chinese: #20107;; pinyin: shì). In the Neo-Confucian formulation, li in itself is pure and perfect, but with the addition of qi, base emotions and conflicts arise. Human nature is originally good, the Neo-Confucians argued (following Mencius), but not pure unless action is taken to purify it. The imperative is then to purify one's li. However, in contrast to Buddhists and Taoists, neo-Confucians did not believe in an external world unconnected with the world of matter. In addition, Neo-Confucians in general rejected the idea of reincarnation and the associated idea of karma. Different Neo-Confucians had differing ideas for how to do so. Zhu Xi believed in gewu (Chinese: #26684;#29289;; pinyin: géwù), the Investigation of Things, essentially an academic form of observational science, based on the idea that li lies within the world. Wang Yangming (Wang Shouren), probably the second most influential Neo-Confucian, came to another conclusion: namely, that if li is in all things, and li is in one's heart, there is no better place to seek than within oneself. His preferred method of doing so was jingzuo (Chinese: #38748;#22352;; pinyin: jìngzuò), a practice that strongly resembles zazen or Chan (Zen) meditation. Wang Yangming developed the idea of innate knowing, arguing that every person knows from birth the difference between good and evil. samkaw alias tridharma sangat populer di tiongkok pada jaman dinasti song. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy hartantodedy@ wrote: Dear All, Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan, Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu bilang Tao banyak tahayulnya. Kemungkinan pendirinya lebih berbobot ke Tao. Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000 danarhadi2000@ wrote: Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya tiga. Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma? Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya, yang dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong, Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati, Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu. Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao, dengan rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan kerajaan Singasari). Salam Danardono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
hmmm di Taiwan ya ? Bisa banyak aliran yg disebut samkaw lar, mulai dari Sanyi jiao sampe tiande shengjiao bisa disebut ngebawa ciri khas samkaw. nah kalu yg di Asteng memang unik, community centre tapi masih bersifat kedaerahan, kesukuan sama marga. Baru mulai masuk abad 19 akhir awal abad 20, berangsur2 banyak kelenteng yg masukin dewa2 yg berunsur kedaerahan yg berbeda sama sekali dgn kelenteng tempat dewa tsbt ditaroh. So itu tdk langsung timbul begitu saja jadi community centre lintas daerah , agama, etnis. Seinget saya pendeta samkaw or maitrisia ya ( CMIIW) gak ada ya di Taiwan. Kecuali pendeta sanyi jiao getu lho. Nah kita di asteng sering rancu antara samkaw dgn sanyi jiao. Samkaw di Indonesia or asteng mah sifatnya pragmatis gak begitu pusing sama dogma2 agama yg jadi label samkaw itu. Makana gak aneh kalu giliran ke China daratan banyak yg terbengong2 ngeliat tempat ibadah or kelenteng disana yg amat sedikit membawa ciri khas samkaw. Tapi ada jg kelenteng yg ciri khas satu agama tapi bawa banyak tulisan agama laen en so far so good. Contohnya kelenteng Huang Daxian di Guangzhou, jelas2 ciri khas Taoism tapi ada jg ornamen Buddhisme kayak teratai, kitab2 Buddhisme disana. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah makin menarik. Saya sudah lama ingin mengetahui mengenai aliran ini. Ada yang mengatakan pada saya kalau Sam Kaw (bagaimana penulisan yang benar Sam Kw atau Sam Kauw ? ) muncul di Asia Tenggara, disebabkan keterbatasan tempat beribadah pada jaman dahulu. Dimana komunitas perantau Cina mendirikan semacam community centre yang juga berfungsi sebagai rumah ibadah bersama. Pada awalnya aliran2 tersebut menjalankan ibadah seara terpisah. Akan tetapi karena seringnya interaksi antara agama2 tersebut, maka terjadi sinkretisme yang melahirkan aliran Sam Kaw. Agama2 yang terlebur adalah Taoisme, Buddhisme dan Khong Hu Cu sebagai filsafat. Ini adalah keterangan yang saya dapat, akan tetapi ada teman saya yang menjadi pendeta Sam Kaw,dan menurut dia aliran ini terdapat juga di Taiwan. Saya tertarik mengetahui sejarah dari aliran ini dari sisi keilmuan / historis, mudah2an ada teman2 yang dapat membantu. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andytanoko andytanoko@ wrote: samkaw itu kalau tidak salah di daratan tiongkok disebut sebagai neo-confucianism. tokoh-tokoh neo-confucianism : * Cheng Yi * Lu Xiangshan aka Lu Jiuyuan (11391193) * Ouyang Xiu (10071072) * Shao Yong (10111077) * Su Shi, aka Su Dongpo (10371101) * Wang Yangming aka Wang Shouren * Ye Shi (11501223) * Zhang Sanfeng * Zhang Zai * Zhou Dunyi (10171073) * Zhu Xi (11301200) Zhu Xi's formulation of the Neo-Confucian world view is as follows. He believed that the Tao (Chinese: #36947;; pinyin: dào; literally way) of Tian (Chinese: #22825;; pinyin: ti#257;n; literally heaven) is expressed in principle or li (Chinese: #29702;; pinyin: l#464;), but that it is sheathed in matter or qi (Chinese: #27683;; pinyin: qì). In this, his system is based on Buddhist systems of the time that divided things into principle (again, li), and shi (Chinese: #20107;; pinyin: shì). In the Neo-Confucian formulation, li in itself is pure and perfect, but with the addition of qi, base emotions and conflicts arise. Human nature is originally good, the Neo-Confucians argued (following Mencius), but not pure unless action is taken to purify it. The imperative is then to purify one's li. However, in contrast to Buddhists and Taoists, neo-Confucians did not believe in an external world unconnected with the world of matter. In addition, Neo-Confucians in general rejected the idea of reincarnation and the associated idea of karma. Different Neo-Confucians had differing ideas for how to do so. Zhu Xi believed in gewu (Chinese: #26684;#29289;; pinyin: géwù), the Investigation of Things, essentially an academic form of observational science, based on the idea that li lies within the world. Wang Yangming (Wang Shouren), probably the second most influential Neo-Confucian, came to another conclusion: namely, that if li is in all things, and li is in one's heart, there is no better place to seek than within oneself. His preferred method of doing so was jingzuo (Chinese: #38748;#22352;; pinyin: jìngzuò), a practice that strongly resembles zazen or Chan (Zen) meditation. Wang Yangming developed the idea of innate knowing, arguing that every person knows from birth the difference between good and evil. samkaw alias tridharma sangat populer di tiongkok pada jaman dinasti song. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy hartantodedy@ wrote: Dear All, Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan, Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu bilang Tao banyak
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Justru biasanya orang bertanya itu ada niat untuk target pencarian bukan yang se iman, seperti bisnis MLM, mencari yang bukan member, jika yang di tanya juga adalah member, yah buat apa? Ngajakin sembahyang bareng?! Yang dicarikan justru yang beda iman, di rayu biar jadi down line nya - Original Message - From: jackson ang To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, 23 September, 2008 10:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Biasa nya yang nanya agama orang lain ada niat baik. kalau sama agamanya ya udah saudara seiman kalau beda kan biasa di usahakan di sesuai kan agamanya hehehe - Original Message From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 10:08:27 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku ya untuk apa nanya2? Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar - Original Message - From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] . wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai. Salam, Tantono - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Eeeeh, kang Sur, ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn Atheis sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, sekarang masih ada tidak, ya? Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak? Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan secara Agama dahulu? Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena pertengkaran Agama saja, deh. Salam damai, ChanCT - Original Message - From: gsuryana To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 12:33 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED] Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi +++ Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang tidak ada faedahnya ? Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab... -agama -etnis -menikah dan belum -anak -penghasilan -mengenai keluarga Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan diatas, untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja ?, dan berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai dengan harapan si penanya. sur. Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links -- Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 _U__ 07:05
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Chan CT #36313
Pak Chan yth. Kolom agama di KTP masih berlaku, tidak boleh dikosongkan, karena konstitusi kita mengharuskan untuk itu... Menurut UU Perkawinan kita, perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Itulah hukum positif yang berlaku di Indonesia. sebagai warga negara yang baik, tentu kita harus tunduk dan patuh kepada peraturan per-UU-an yang berlaku di Indonesia..., gimana pak ? bapak setuju ? John Siswanto --- Pada Sen, 22/9/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: ChanCT [EMAIL PROTECTED] Topik: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 22 September, 2008, 11:38 PM Eeeeh, kang Sur, ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn Atheis sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, sekarang masih ada tidak, ya? Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak? Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan secara Agama dahulu? Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena pertengkaran Agama saja, deh. Salam damai, ChanCT - Original Message - From: gsuryana To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tuesday, September 23, 2008 12:33 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi +++ Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang tidak ada faedahnya ? Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab... -agama -etnis -menikah dan belum -anak -penghasilan -mengenai keluarga Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan diatas, untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja ?, dan berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai dengan harapan si penanya. sur. Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 _U__ 07:05 ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Di amerika jika ada bos yang bertanya apa agamanya si pelamar kerja akan digugat dan bisa diperkarakan di pengadilan. demikianpun si pelamar kerja pantang menulis status agamanya di surat lamaran. Sedang di Indonesia oh masih primitif rupanya... ( Mas Tantono, Ini bukan pernyataan memusuhi agama lho, ini adalah untuk memerangi sikap budaya masarakat kita yang terbelakang! semestinya anda setuju bukan? ) ZFy --- On Tue, 9/23/08, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 23, 2008, 3:08 AM Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku ya untuk apa nanya2? Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar - Original Message - From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] . wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai. Salam, Tantono - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Kalau tidak sesuai2 yang dijauhi saja... hehe --- On Tue, 9/23/08, jackson ang [EMAIL PROTECTED] wrote: From: jackson ang [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 23, 2008, 3:25 AM Biasa nya yang nanya agama orang lain ada niat baik. kalau sama agamanya ya udah saudara seiman kalau beda kan biasa di usahakan di sesuai kan agamanya hehehe - Original Message From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] co.id To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tuesday, September 23, 2008 10:08:27 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku ya untuk apa nanya2? Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar - Original Message - From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] . wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai. Salam, Tantono - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Celakanya orang Indonesia meski baru kenal paling suka nanya2 hal 2 dibawah ini ( kecuali penghasilan) --- On Tue, 9/23/08, gsuryana [EMAIL PROTECTED] wrote: From: gsuryana [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 23, 2008, 4:33 AM Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab... -agama -etnis -menikah dan belum -anak -penghasilan -mengenai keluarga ..
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Pak Chan, Masih, masih, masih, semua tak ada yang berubah, apa tak membuat orang frustasi? Jika mau berhasil mengubah semua ini, harus kaum agamawan sendiri yang mempelopri, Tokoh2 seperti Gus Dur mestinya diperbanyak...( Oh betapa rindunya aku dengan celoteh mautnya, sayang energinya dibuang percuma untuk bertengkar dng keponakannya). Untuk Mas Tantono yang akan resmi jadi pendeta, siapkah memelopori gerakan ini? --- On Tue, 9/23/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: From: ChanCT [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 23, 2008, 6:38 AM Eeeeh, kang Sur, ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn Atheis sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, sekarang masih ada tidak, ya? Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak? Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan secara Agama dahulu? Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena pertengkaran Agama saja, deh. Salam damai, ChanCT - Original Message - From: gsuryana To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tuesday, September 23, 2008 12:33 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi +++ Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang tidak ada faedahnya ? Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab... -agama -etnis -menikah dan belum -anak -penghasilan -mengenai keluarga Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan diatas, untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja ?, dan berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai dengan harapan si penanya. sur. Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - - -- ..: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. ..: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. ..: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.. ..: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 _U__ 07:05
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Sebenarnya apa yang ditanyakan kurang etis dibawah tsb berlaku di budaya barat, sedang di budaya timur pertanyaan tersebut termasuk wajar. Yang patut diperhatikan justru apakah pertanyaan iseng tersebut bisa membuat hubungan antar kawan menjadi bertambah akrab apa malah sebaliknya ?. Menurut ku dengan tidak usil menanyakan hal hal yang berbau privacy hubungan antar teman malah menjadi lebih cepat erat, berbeda dengan ditanya sejak awal, dimana belum apa apa tameng sudah dipasang, sehingga begitu ada jawaban yang tidak sesuai langsung dianggap ada yang beda. Untuk ini aku lebih setuju mengikuti budaya barat, lebih santai dan hilang salah satu beban. Sebenarnya ada satu lagi pertanyaan yang termasuk kurang di suka i. - pendidikan Karena di budaya barat yang namanya pendidikan sudah menjadi syarat dasar yang secara otomatis sudah di didik/sekolah sehingga tidak perlu lagi dipertanyakan, dan setelah lulus kelas 12 sudah tidak diperdulikan lagi gelarnya apa, beda dengan saat ini di Indonesia, gelar adu panjang. sur. http://indolobby.blogspot.com - Original Message - From: Fy Zhou Celakanya orang Indonesia meski baru kenal paling suka nanya2 hal 2 dibawah ini ( kecuali penghasilan) --- On Tue, 9/23/08, gsuryana [EMAIL PROTECTED] wrote: From: gsuryana [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 23, 2008, 4:33 AM Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab... -agama -etnis -menikah dan belum -anak -penghasilan -mengenai keluarga .
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Kolom Agama pada KTP jauh lebih penting dibandingkan dengan nama, jadi siapapun yang ber KTP Indonesia dipastikan sudah beragama, bagi kelompok Atheis, otomatis kolom agama di isi sesuai keinginan staf tukang ngetik KTP. Nama boleh salah agama dijamin tidak salah, biarpun salah bukan salah ketik hurup melainkan salah menulis agama yang dianut pemilik KTP dan ini menjadi tidak salah. Bisa jadi kolom agama pada KTP menjadi sedemikian pentingnya agar kondisi yang amburadul ini setelah mati bisa masuk sorga, tanpa perlu lagi ditanya beragama apa. Untuk pernikahan setahuku sekarang yang beda agama semakin sulit untuk membuat surat nikahnya, selain harus ada surat nikah dari KUA/Gereja/Kelenteng, sehingga pegawai catatan sipil bisa membuat surat nikahnya. Untuk yang ini seingatku dulu masih bisa lewat Notaris, entah sekarang. Sayang sekali dengan adanya syarat sama agama untuk sebuah pernikahan mengakibatkan sekat sekat di dalam masyarakat plural menjadi ter cabik, tidak ada lagi yang namanya cinta sejati, cinta sejati dikalahkan oleh yang namanya Agama. Yang dikhawatirkan situasi dan kondisi ini ( agama ) malah menciptakan peluang untuk saling serang dan ejek. Aku ingat banget di tahun 70 sd 80 an yang namanya agama itu berada diruang privacy, biarpun beda agama tidak menjadikan situasi dan kondisi menjadi acak kadut ( contoh terakhir pernikahan Jamal Mirdad dengan Lidya Kandow, dimana biarpun beda agama sampai saat ini masih tetap sebagai pasangan suami istri, setelah ituharus sama, jadi deh nongol istilah mualaf dadakan. Dan sialnya peristiwa ini dijadikan alat promosi oleh mereka mereka sebagai sebuah kemenangan agamanya. sur. http://indolobby.blogspot.com - Original Message - From: ChanCT Eeeeh, kang Sur, ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn Atheis sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, sekarang masih ada tidak, ya? Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak? Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan secara Agama dahulu? Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena pertengkaran Agama saja, deh. Salam damai, ChanCT - Original Message - From: gsuryana From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED] Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi +++ Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang tidak ada faedahnya ? Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab... -agama -etnis -menikah dan belum -anak -penghasilan -mengenai keluarga Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan diatas, untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja ?, dan berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai dengan harapan si penanya. sur. Salam, Dedy
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto
kalau menurut pengetahuan saya KONGHUCU bukan agama. mungkin kalau dipaksakan masuk ke aliran kepercayaan Mungkin saya salah pikir karena pengetahuannya saya tentang konghucu sedikit bisa dibantu penjelasan nya kenapa Konghucu disebut agama ? - Original Message From: ChanCT [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:47:36 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto Bung Siswanto yb, Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan, artinya setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah disahkan Negara, diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak diberi hak untuk tidak ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan yang tidak seharusnya terjadi. Karena masalah kepercayaan Agama adalah masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, yang tidak seharusnya direcoki oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan masalah yang bersifat sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah dipaksakan. Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana ketika Kunghucu ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui sebagai Agama sah? Bukankah itu sangat menyakiti banyak orang yang berkepercayaan Konghucu? Lalu, memaksa mereka ber-munafik untuk beralih ke Agama lain, ... itukan jadi mendidik warganya bermunafik! Belum lagi agama lokal yang seharus patut dihargai dan dilindungi , seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah penganutnya di Jawa, tapi itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus dihargai dan dihormati juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau pemerintah menuntut mereka yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau pindah Agama. Satu sikap yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan ber-ketuhanan yang maha-esa. Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga satu sikap berlebihan, keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari HUKUM Negara. Seharusnya hukum negara lebih tinggi dan didahulukan ketimbang hukum Agama. Negara juga tidak usah ikut campur dalam menentukan siapa jodoh anak muda yang sepenuhnya bersifat pribadi itu. Biarlah mereka tentukan sendiri jodoh pilihannya yang dianggap cocok dan saling cinta, sekalipun beda ras, beda etnis bahkan beda Agama, ... Tidak apa. Berilah hukum perkawinan yang patut diataati setelah hidup sebagai suami-istri umumnya, itu saja. Saya dengar cerita dari sahabat-sahabat, inilah sebab mengapa tidak sedikit warga Indodnesia terpaksa melangsungkan perkawinan di luar negeri, karena tidak mungkin dicatatkan sebagai suami-istri yang sah di Indodnesia. Sesuatu yang aneh kedengarannya, tapi itulah kenyataan yang masih terjadi dinegeri ini. Salam, ChanCT - Original Message - From: John Siswanto To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:50 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Chan CT #36313 Pak Chan yth. Kolom agama di KTP masih berlaku, tidak boleh dikosongkan, karena konstitusi kita mengharuskan untuk itu... Menurut UU Perkawinan kita, perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Itulah hukum positif yang berlaku di Indonesia. sebagai warga negara yang baik, tentu kita harus tunduk dan patuh kepada peraturan per-UU-an yang berlaku di Indonesia... , gimana pak ? bapak setuju ? John Siswanto --- Pada Sen, 22/9/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] com menulis: Dari: ChanCT [EMAIL PROTECTED] com Topik: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Senin, 22 September, 2008, 11:38 PM Eeeeh, kang Sur, ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn Atheis sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, sekarang masih ada tidak, ya? Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak? Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan secara Agama dahulu? Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena pertengkaran Agama saja, deh. Salam damai, ChanCT - Original Message - From: gsuryana To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tuesday, September 23, 2008 12:33 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi +++ Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto
dear friends Kalau keanehan di negri ini sudah banyak pernah lihat acara TV hanya ada di Indonesia banyak yg aneh2 dan bagus kan ? kan Keanekaragaman ( diversity ) termasuk Hukum Negara dan Hukum Agama. Negara diatur oleh Agama, mungkin saja bisa terjadi kalau mayoritas menghendaki dan minoritas diabaikan. Kan tergantung yang buat dan berkuasa ( Eksekutif , Legislatif dan Yudikatif ) Oh Ya. Setahu saya apabila tidak termasuk Agama yg diakui boleh kok ikut yg disebut kelompok aliran kepercayaan. Kalau utk spt negara lain ya pasti tidak sama. Tapi dng masukan2 dari warganya ( termasuk kita ) mungkin akan berubah ( berkembang baik ) Soal menikah beda agama, bertujuan baik kok agar kalau ada 4 masalah terkait pernikahan ( anak, harta, waris dan kawin/cerai ) menggunakan dalil agama yg sama, krn Hukum Negara agak tertinggal saat ini. Setahu saya nikah beda agama masih dimungkinkan tapi spt apa sy tidak jelas. Nikah diluar negri bukan solusi, selama tinggal di Indonesia dan 4 hal diatas belum jelas ( kecuali bikin perjanjian notaris berdua untuk 4 hal diatas ) Bicara tentang : beragama atau tanpa Agama, itu adalah hak asasi manusia dan tentu saja yang terpenting perbuatan sebagai individu di masyarakat. Dan mentaati Hukum Negara. Tapi kalau ada rekan di milis ini yg sudah punya banyak pengalaman bahwa dng tidak beragama akan beres2 aja. Kita mau dengar tuh pengalamannya. Pasti seru dan susah. Silahkan cerita aja. salam Edi Soemartono - Original Message - From: ChanCT To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:47 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto Bung Siswanto yb, Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan, artinya setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah disahkan Negara, diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak diberi hak untuk tidak ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan yang tidak seharusnya terjadi. Karena masalah kepercayaan Agama adalah masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, yang tidak seharusnya direcoki oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan masalah yang bersifat sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah dipaksakan. Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana ketika Kunghucu ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui sebagai Agama sah? Bukankah itu sangat menyakiti banyak orang yang berkepercayaan Konghucu? Lalu, memaksa mereka ber-munafik untuk beralih ke Agama lain, ... itukan jadi mendidik warganya bermunafik! Belum lagi agama lokal yang seharus patut dihargai dan dilindungi , seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah penganutnya di Jawa, tapi itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus dihargai dan dihormati juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau pemerintah menuntut mereka yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau pindah Agama. Satu sikap yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan ber-ketuhanan yang maha-esa. Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga satu sikap berlebihan, keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari HUKUM Negara. Seharusnya hukum negara lebih tinggi dan didahulukan ketimbang hukum Agama. Negara juga tidak usah ikut campur dalam menentukan siapa jodoh anak muda yang sepenuhnya bersifat pribadi itu. Biarlah mereka tentukan sendiri jodoh pilihannya yang dianggap cocok dan saling cinta, sekalipun beda ras, beda etnis bahkan beda Agama, ... Tidak apa. Berilah hukum perkawinan yang patut diataati setelah hidup sebagai suami-istri umumnya, itu saja. Saya dengar cerita dari sahabat-sahabat, inilah sebab mengapa tidak sedikit warga Indodnesia terpaksa melangsungkan perkawinan di luar negeri, karena tidak mungkin dicatatkan sebagai suami-istri yang sah di Indodnesia. Sesuatu yang aneh kedengarannya, tapi itulah kenyataan yang masih terjadi dinegeri ini. Salam, ChanCT - Original Message - From: John Siswanto To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:50 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Chan CT #36313 Pak Chan yth. Kolom agama di KTP masih berlaku, tidak boleh dikosongkan, karena konstitusi kita mengharuskan untuk itu... Menurut UU Perkawinan kita, perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Itulah hukum positif yang berlaku di Indonesia. sebagai warga negara yang baik, tentu kita harus tunduk dan patuh kepada peraturan per-UU-an yang berlaku di Indonesia..., gimana pak ? bapak setuju ? John Siswanto --- Pada Sen, 22/9/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: ChanCT [EMAIL PROTECTED
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto
From: Edi Soemartono cut Tapi kalau ada rekan di milis ini yg sudah punya banyak pengalaman bahwa dng tidak beragama akan beres2 aja. Kita mau dengar tuh pengalamannya. Pasti seru dan susah. Silahkan cerita aja. +++ Tidak beragama di Indonesia tidak susah koq, malah asyik diluar KTP, si orang tersebut bisa masuk kemana mana tanpa perlu pusing dengan perbedaan agama. Justru yang bikin pusing adalah manusia yang selalu mempermasalahkan agama, sehingga akhirnya hidup untuk agama, bukan lagi hidup beragama. sur
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Jacson Ang
Konghucu di Tiongkok sendiri tidak diperlakukan sebagai satu aliran Agama, tapi di Indodnesia sebelum G30S tahun 65, ingat saya Konghucu sudah diperlakukan sebagai salah satu dari 6 Agama yang resmi (Islam, Katholik, Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu), jelas dianggap sebagai salah satu Agama yang sah. Baru setelah itu oleh pemerintah Soeharto, Konghucu dicabut dan dianggap tidak ada itu agama Konghucu. Kembali dianggap sebagai salah satu dari 6 Agama resmi, yang sah oleh Presiden SBY pada 4 Februari tahun 06 yl., bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek. Salam, ChanCT - Original Message - From: jackson ang To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 4:34 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto kalau menurut pengetahuan saya KONGHUCU bukan agama. mungkin kalau dipaksakan masuk ke aliran kepercayaan Mungkin saya salah pikir karena pengetahuannya saya tentang konghucu sedikit bisa dibantu penjelasan nya kenapa Konghucu disebut agama ? - Original Message From: ChanCT [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:47:36 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto Bung Siswanto yb, Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan, artinya setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah disahkan Negara, diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak diberi hak untuk tidak ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan yang tidak seharusnya terjadi. Karena masalah kepercayaan Agama adalah masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, yang tidak seharusnya direcoki oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan masalah yang bersifat sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah dipaksakan. Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana ketika Kunghucu ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui sebagai Agama sah? Bukankah itu sangat menyakiti banyak orang yang berkepercayaan Konghucu? Lalu, memaksa mereka ber-munafik untuk beralih ke Agama lain, ... itukan jadi mendidik warganya bermunafik! Belum lagi agama lokal yang seharus patut dihargai dan dilindungi , seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah penganutnya di Jawa, tapi itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus dihargai dan dihormati juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau pemerintah menuntut mereka yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau pindah Agama. Satu sikap yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan ber-ketuhanan yang maha-esa. Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga satu sikap berlebihan, keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari HUKUM Negara. Seharusnya hukum negara lebih tinggi dan didahulukan ketimbang hukum Agama. Negara juga tidak usah ikut campur dalam menentukan siapa jodoh anak muda yang sepenuhnya bersifat pribadi itu. Biarlah mereka tentukan sendiri jodoh pilihannya yang dianggap cocok dan saling cinta, sekalipun beda ras, beda etnis bahkan beda Agama, ... Tidak apa. Berilah hukum perkawinan yang patut diataati setelah hidup sebagai suami-istri umumnya, itu saja. Saya dengar cerita dari sahabat-sahabat, inilah sebab mengapa tidak sedikit warga Indodnesia terpaksa melangsungkan perkawinan di luar negeri, karena tidak mungkin dicatatkan sebagai suami-istri yang sah di Indodnesia. Sesuatu yang aneh kedengarannya, tapi itulah kenyataan yang masih terjadi dinegeri ini. Salam, ChanCT - Original Message - From: John Siswanto To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:50 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Chan CT #36313 Pak Chan yth. Kolom agama di KTP masih berlaku, tidak boleh dikosongkan, karena konstitusi kita mengharuskan untuk itu... Menurut UU Perkawinan kita, perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Itulah hukum positif yang berlaku di Indonesia. sebagai warga negara yang baik, tentu kita harus tunduk dan patuh kepada peraturan per-UU-an yang berlaku di Indonesia... , gimana pak ? bapak setuju ? John Siswanto --- Pada Sen, 22/9/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] com menulis: Dari: ChanCT [EMAIL PROTECTED] com Topik: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Senin, 22 September, 2008, 11:38 PM Eeeeh, kang Sur, ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn Atheis sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Lho, gimana sih, UUD jelas menetapkan kebebasan kepercayaan ber-Agama bagi setiap warga, tapi kalau dibatasi hanya 6 Agama resmi, berarti orang yang masih percaya pada kepercayaan lokal, seperti Kejawen tidak bisa cantumkan itu sebagai Agama yang dianutnya. Lalu, bagi Ahmadiyah yang jadinya ramai terakhir ini gimana? Dan dimana hak manusia untuk menjadi Atheis? Tentu tidak baik, kalau yang percaya Agama diluar 6 yang resmi dan yang tidak ber-Agama, harus bermunafik mencantumkan salah satu Agama dari 6 yang resmi, dan menjadi lebih celaka kalau sipejabat yang mengisinya sendiri tanpa persetujuan Agama bersangkutan. Bukankah setiap Agama yang baik, seharusnya hanya akan menerima seseorang sebagai umatnya yang meyakini kepercayaan Agamanya. Tidak akan asal-asalan saja membiarkan Agama dijadii kan jubah, yang seenaknya saja boleh dikenakan setiap orang. Huuueee, dunia apa namanya ini, kalau orang boleh saja mencantumkan Agama tertentu yang bukan kepercayaan dan keyakinannya? Lalu, apa sih sesungguhnya maksud pemerintah begitu sengitnya menganggap pentingnya mencantumkan Agama di KTP? Apa pernah ada statistik resmi dari catatan sipil, berapa % penduduk Indonesia, berdasarkan kolom Agama yang tercantum di KTP yang beragama Islam, Katholik, Kristen, Hindu dan Budha? Atau dalam masalah penerimaan anak sekolah, penerimaan pekerjaan juga perlu diperhatikan Agama seseorang? Untuk memudahkana pelaksanaan diskriminasi, mendahulukan Agama tertentu saja, begitu? Kalau tidak salah ingat, ditahun 06 itu pernah dipersoalkan untuk menghilangkan kolom Agama di KTP, ya? Sayang kalau tidak berhasil. Berjuang terus untuk mencapai keadilan yang lebih baik. Salam juang, ChanCT - Original Message - From: gsuryana To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 5:11 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Kolom Agama pada KTP jauh lebih penting dibandingkan dengan nama, jadi siapapun yang ber KTP Indonesia dipastikan sudah beragama, bagi kelompok Atheis, otomatis kolom agama di isi sesuai keinginan staf tukang ngetik KTP. Nama boleh salah agama dijamin tidak salah, biarpun salah bukan salah ketik hurup melainkan salah menulis agama yang dianut pemilik KTP dan ini menjadi tidak salah. Bisa jadi kolom agama pada KTP menjadi sedemikian pentingnya agar kondisi yang amburadul ini setelah mati bisa masuk sorga, tanpa perlu lagi ditanya beragama apa. Untuk pernikahan setahuku sekarang yang beda agama semakin sulit untuk membuat surat nikahnya, selain harus ada surat nikah dari KUA/Gereja/Kelenteng, sehingga pegawai catatan sipil bisa membuat surat nikahnya. Untuk yang ini seingatku dulu masih bisa lewat Notaris, entah sekarang. Sayang sekali dengan adanya syarat sama agama untuk sebuah pernikahan mengakibatkan sekat sekat di dalam masyarakat plural menjadi ter cabik, tidak ada lagi yang namanya cinta sejati, cinta sejati dikalahkan oleh yang namanya Agama. Yang dikhawatirkan situasi dan kondisi ini ( agama ) malah menciptakan peluang untuk saling serang dan ejek. Aku ingat banget di tahun 70 sd 80 an yang namanya agama itu berada diruang privacy, biarpun beda agama tidak menjadikan situasi dan kondisi menjadi acak kadut ( contoh terakhir pernikahan Jamal Mirdad dengan Lidya Kandow, dimana biarpun beda agama sampai saat ini masih tetap sebagai pasangan suami istri, setelah ituharus sama, jadi deh nongol istilah mualaf dadakan. Dan sialnya peristiwa ini dijadikan alat promosi oleh mereka mereka sebagai sebuah kemenangan agamanya. sur. http://indolobby.blogspot.com - Original Message - From: ChanCT Eeeeh, kang Sur, ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn Atheis sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, sekarang masih ada tidak, ya? Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak? Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan secara Agama dahulu? Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena pertengkaran Agama saja, deh. Salam damai, ChanCT - Original Message - From: gsuryana From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED] Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi +++ Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, bukankah lebih baik tidak perlu basa basi
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Zhou heng yb, Sungguh sangat disayangkan ya, masih saja memberlakukan sesuatu yang aneh dan sesungguhnya menginjak-injak HAM dan juga melanggar UUD yang ada. Benar perlu diperjuangkan lebih gigih lagi untuk capai keadilan yang lebih baik dinegeri ini. Perjuangan muda-mudi anak bangsa ini dengan sendirinya akan muncul tokoh-tokoh yang baik dan militan, hanya saja mereka masih tertekan belum berkesempatan untuk muncul dipermukaan. Salam juang, ChanCT - Original Message - From: Fy Zhou To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 3:27 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Pak Chan, Masih, masih, masih, semua tak ada yang berubah, apa tak membuat orang frustasi? Jika mau berhasil mengubah semua ini, harus kaum agamawan sendiri yang mempelopri, Tokoh2 seperti Gus Dur mestinya diperbanyak...( Oh betapa rindunya aku dengan celoteh mautnya, sayang energinya dibuang percuma untuk bertengkar dng keponakannya). Untuk Mas Tantono yang akan resmi jadi pendeta, siapkah memelopori gerakan ini? --- On Tue, 9/23/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: From: ChanCT [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 23, 2008, 6:38 AM Eeeeh, kang Sur, ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn Atheis sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, sekarang masih ada tidak, ya? Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak? Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan secara Agama dahulu? Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena pertengkaran Agama saja, deh. Salam damai, ChanCT - Original Message - From: gsuryana To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tuesday, September 23, 2008 12:33 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi +++ Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang tidak ada faedahnya ? Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab... -agama -etnis -menikah dan belum -anak -penghasilan -mengenai keluarga Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan diatas, untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja ?, dan berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai dengan harapan si penanya. sur. Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 _U__ 07:05 -- Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG. Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 $U
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
http://indolobby.blogspot.com - Original Message - From: ChanCT Lho, gimana sih, UUD jelas menetapkan kebebasan kepercayaan ber-Agama bagi setiap warga, tapi kalau dibatasi hanya 6 Agama resmi, berarti orang yang masih percaya pada kepercayaan lokal, seperti Kejawen tidak bisa cantumkan itu sebagai Agama yang dianutnya. Lalu, bagi Ahmadiyah yang jadinya ramai terakhir ini gimana? + Itulah salah satu problem pengisian agama di KTP, 6 saja sudah sulit di isi, apalagi lebih dari 6 ? Dan dimana hak manusia untuk menjadi Atheis? Tentu tidak baik, kalau yang percaya Agama diluar 6 yang resmi dan yang tidak ber-Agama, harus bermunafik mencantumkan salah satu Agama dari 6 yang resmi, dan menjadi lebih celaka kalau sipejabat yang mengisinya sendiri tanpa persetujuan Agama bersangkutan. Husss ini Indonesia, agama milik pemerintah dengan kata lain milik pejabat dengan kata lain milik tukang ketik KTP/KK Bukankah setiap Agama yang baik, seharusnya hanya akan menerima seseorang sebagai umatnya yang meyakini kepercayaan Agamanya. Tidak akan asal-asalan saja membiarkan Agama dijadii kan jubah, yang seenaknya saja boleh dikenakan setiap orang. Huuueee, dunia apa namanya ini, kalau orang boleh saja mencantumkan Agama tertentu yang bukan kepercayaan dan keyakinannya? Indonesia bukan dunia mana mana, dan itulah kenyataannya. Aku saja pernah ber KTP Islam koq, dan aku mah tak peduli, anggap saja salah ketik, dari pada diperbaiki repot harus ngurus lagi, mending diemin dan ternyata berubah lagi setelah KTP diperpanjang. Putri bungsuku pernah ngomel karena di KK nyelip hanya dia yang Islam, aku bilang gak apa apa, kita tinggal di negara Indonesia yang penting punya agama..lagian belum punya KTP, ntar ajah ganti KK pasti berubah lagi koqdan si bungsu hanya manyun, karena beda sendiri, sekarang sih sudah cuek bebek. Lalu, apa sih sesungguhnya maksud pemerintah begitu sengitnya menganggap pentingnya mencantumkan Agama di KTP? ++ Wah yang ini aku gak bisa jawab, gak ngerti lagi siapa yang punya ide seperti itu. Apa pernah ada statistik resmi dari catatan sipil, berapa % penduduk Indonesia, berdasarkan kolom Agama yang tercantum di KTP yang beragama Islam, Katholik, Kristen, Hindu dan Budha? Sebenarnya data valid untuk warga negara Indonesia sulit dihitung secara baik dan benar, semisal sensus, karena lamanya sensus berlangsung, kadang seseorang/urban bisa berada di 2 tempat, bila masalah ini saja bisa terjadi bagaimana bisa merinci persentasi agama ? Lha Muslim saja kadang di sebut 95 %, kadang 88 %, entah yang mana yang benar. Atau dalam masalah penerimaan anak sekolah, penerimaan pekerjaan juga perlu diperhatikan Agama seseorang? Sepertinya untuk sekolah agama cukup penting, terutama bagi kelompok yang tidak masuk 6 agama besar, akan mengalami kesulitan sekolah, lain halnya bila otaknya memang super duper. Sedang untuk pekerjaan, untuk posisi tertentu agama menjadi penting, dan di perusahaan besar jarang ditanyakan mengenai agama. Biasanya untuk jabatan yang dihari libur agama tertentu, maka karyawan digabung sehingga bila cuti tidak semua cuti. Untuk memudahkana pelaksanaan diskriminasi, mendahulukan Agama tertentu saja, begitu? Tidak juga sih, karena diskriminasi tidak melulu berdasarkan agama, bisa etnis, bisa juga suku, agama hanya penolong doangan. Kalau tidak salah ingat, ditahun 06 itu pernah dipersoalkan untuk menghilangkan kolom Agama di KTP, ya? Sayang kalau tidak berhasil. Berjuang terus untuk mencapai keadilan yang lebih baik. + Permintaan kolom agama di KTP hilang mendapat tentangan keras, dan alasannya pun sebenarnya unik, khawatir pindah agama, jadi dengan kata lain agama di Indonesia itu posisi nya sangat lemah sehingga harus dibela habis habis an. Termasuk agama Konghucu ( aku sih tahunya bukan agama, melainkan falsafah hidup ), sampai ada penganut Konghucu ngajak berantem ketika dibilang bukan agama, saking takutnya Konghucu dihilangkan dari kolom agama. Untuk masalah agama saja Indonesia sudah kewalahan, bagaimana mau ke bulan ?. Kasihan memang yang namanya agama...siancay siancay siancay sur Salam juang, ChanCT
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto
Bung Chan yb, 1. Soal perkawinan campur (berbeda agama) akan menghadapi kesulitan di Indonesia, akan tetapi keputusan Negara tidak bisa mencatatkan perkawinan yang berbeda agama bukan tanpa alasan, akan tetapi lebih disebabkan ajaran agama dari masing-masing agama... Jadi, dalam hal ini saya tidak sependapat apabila negara disalahkan dengan tidak bisa dicatatkannya perkawinan yang berbeda agama... 2. Pada dasarnya pemerintah tidak melarang warga negaranya untuk memeluk agama dan kepercayaan warganya... Hanya saja, tidak semua agama dan kepercayaan diakui oleh negara... Kalau Khong Hu Cu, diakui keabsahannya oleh negara paaakkk... wassalam, John Siswanto --- Pada Sel, 23/9/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: ChanCT [EMAIL PROTECTED] Topik: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 23 September, 2008, 12:47 AM Bung Siswanto yb, Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan, artinya setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah disahkan Negara, diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak diberi hak untuk tidak ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan yang tidak seharusnya terjadi. Karena masalah kepercayaan Agama adalah masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, yang tidak seharusnya direcoki oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan masalah yang bersifat sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah dipaksakan. Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana ketika Kunghucu ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui sebagai Agama sah? Bukankah itu sangat menyakiti banyak orang yang berkepercayaan Konghucu? Lalu, memaksa mereka ber-munafik untuk beralih ke Agama lain, ... itukan jadi mendidik warganya bermunafik! Belum lagi agama lokal yang seharus patut dihargai dan dilindungi , seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah penganutnya di Jawa, tapi itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus dihargai dan dihormati juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau pemerintah menuntut mereka yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau pindah Agama. Satu sikap yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan ber-ketuhanan yang maha-esa. Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga satu sikap berlebihan, keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari HUKUM Negara. Seharusnya hukum negara lebih tinggi dan didahulukan ketimbang hukum Agama. Negara juga tidak usah ikut campur dalam menentukan siapa jodoh anak muda yang sepenuhnya bersifat pribadi itu. Biarlah mereka tentukan sendiri jodoh pilihannya yang dianggap cocok dan saling cinta, sekalipun beda ras, beda etnis bahkan beda Agama, ... Tidak apa. Berilah hukum perkawinan yang patut diataati setelah hidup sebagai suami-istri umumnya, itu saja. Saya dengar cerita dari sahabat-sahabat, inilah sebab mengapa tidak sedikit warga Indodnesia terpaksa melangsungkan perkawinan di luar negeri, karena tidak mungkin dicatatkan sebagai suami-istri yang sah di Indodnesia. Sesuatu yang aneh kedengarannya, tapi itulah kenyataan yang masih terjadi dinegeri ini. Salam, ChanCT
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto
Aneh tp nyata agama asli yg berasal dari budaya lokal yg sudah berakar lama malah disebut sebagai aliran kepercayaan sedangkan yg pendatang malah ngaku2 agama yg benar. Hehehe Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Edi Soemartono [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 23 Sep 2008 16:36:29 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto dear friends Kalau keanehan di negri ini sudah banyak pernah lihat acara TV hanya ada di Indonesia banyak yg aneh2 dan bagus kan ? kan Keanekaragaman ( diversity ) termasuk Hukum Negara dan Hukum Agama. Negara diatur oleh Agama, mungkin saja bisa terjadi kalau mayoritas menghendaki dan minoritas diabaikan. Kan tergantung yang buat dan berkuasa ( Eksekutif , Legislatif dan Yudikatif ) Oh Ya. Setahu saya apabila tidak termasuk Agama yg diakui boleh kok ikut yg disebut kelompok aliran kepercayaan. Kalau utk spt negara lain ya pasti tidak sama. Tapi dng masukan2 dari warganya ( termasuk kita ) mungkin akan berubah ( berkembang baik ) Soal menikah beda agama, bertujuan baik kok agar kalau ada 4 masalah terkait pernikahan ( anak, harta, waris dan kawin/cerai ) menggunakan dalil agama yg sama, krn Hukum Negara agak tertinggal saat ini. Setahu saya nikah beda agama masih dimungkinkan tapi spt apa sy tidak jelas. Nikah diluar negri bukan solusi, selama tinggal di Indonesia dan 4 hal diatas belum jelas ( kecuali bikin perjanjian notaris berdua untuk 4 hal diatas ) Bicara tentang : beragama atau tanpa Agama, itu adalah hak asasi manusia dan tentu saja yang terpenting perbuatan sebagai individu di masyarakat. Dan mentaati Hukum Negara. Tapi kalau ada rekan di milis ini yg sudah punya banyak pengalaman bahwa dng tidak beragama akan beres2 aja. Kita mau dengar tuh pengalamannya. Pasti seru dan susah. Silahkan cerita aja. salam Edi Soemartono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Begitulah mas L. Yahoo (ehhh ngomong ngomong apa kabar ente, alah lamo tak basuo, ngumpet mulu nihhh?). Andaikan kita kena musibah, setengah hidup (lebih enak dengarnya daripada setengah mati), misale kena musibah tsunami, rangkul anak kita tahu tahu ketangsang dipohon beringin, setelah badai usai. Kemudian datang orang asing. Menolong kita penuh kasih, sambil membawa makanan dan obat obatan, membawa kita ke tenda untuk dirawat dan diobati. nah, apakah anda a) per-tama tama tanya apa agama mereka, baru nama mereka, baru terimakasih? b) apakah anda tolak semua bantuan, setelah tahu, mereka bukan anggauta agama anda? Kita jawab ini didalam hati kita masing masing. Kita akan segera maklumi, bahwa kemanusiaan tak mengenal beda agama, tak mengenal beda definisi Tuhan, tak mengenal organisasi keagamaan (misale gereja anu, gereja anu atau gereja anu). Dari manusia untuk manusia. Inilah kedamaian sejati. Salam Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku ya untuk apa nanya2? Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar - Original Message - From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@ wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai. Salam, Tantono .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson ang [EMAIL PROTECTED] wrote: Biasa nya yang nanya agama orang lain ada niat baik. kalau sama agamanya ya udah saudara seiman Iyalah kalau lagi nawar, bisa dapet harga persaudaraan. kalau beda kan biasa di usahakan di sesuai kan agamanya Misalnya dia Islam, kita jangan cerita babi panggang, mana puasa lagi. Kalau Budha bisa nanya reinkarnasi. Pokoknya tujuannya baik, untuk mencairkan suasana, bukan? Salam, Dedy hehehe - Original Message From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 10:08:27 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku ya untuk apa nanya2? Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar - Original Message - From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo liquidha@ . wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai. Salam, Tantono - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Ini penting dooong, kalau ada apa apa, kan zuster harus tahu, dikamar mana nanti di surga.. ha ha ha Salam surga dunia Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: Di Indonesia, mau ke klinik gigi di Rumah sakit saja harus mengisi kolom agama. Suatu saat saya didorong memasuki kamar operasi, susternya masih sempat2nya ngejar2 saya ngotot menanyakan agama saya! siancay siancay siancay ZFy
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Lh, jangan lupa, agama itu bagi banyak manusia dinegeri ini adalah lahan mencari nafkah, buat partai politik dan lembaga lembaga negara kesempatan mengadakan seleksi guna mengurangi pesaing... lha wong Ryan saja juga taat beragama dan malah ex guru ngaji, Al Amin mengadakan ibadah bersama di bui, dll dll.. karena bui penuh kala ini maka nanti ibadahan juga ramai disana Salam Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, gsuryana [EMAIL PROTECTED] wrote: http://indolobby.blogspot.com - Original Message - From: ChanCT Lho, gimana sih, UUD jelas menetapkan kebebasan kepercayaan ber- Agama bagi setiap warga, tapi kalau dibatasi hanya 6 Agama resmi, berarti orang yang masih percaya pada kepercayaan lokal, seperti Kejawen tidak bisa cantumkan itu sebagai Agama yang dianutnya. Lalu, bagi Ahmadiyah yang jadinya ramai terakhir ini gimana? + Itulah salah satu problem pengisian agama di KTP, 6 saja sudah sulit di isi, apalagi lebih dari 6 ? Dan dimana hak manusia untuk menjadi Atheis? Tentu tidak baik, kalau yang percaya Agama diluar 6 yang resmi dan yang tidak ber- Agama, harus bermunafik mencantumkan salah satu Agama dari 6 yang resmi, dan menjadi lebih celaka kalau sipejabat yang mengisinya sendiri tanpa persetujuan Agama bersangkutan. Husss ini Indonesia, agama milik pemerintah dengan kata lain milik pejabat dengan kata lain milik tukang ketik KTP/KK Bukankah setiap Agama yang baik, seharusnya hanya akan menerima seseorang sebagai umatnya yang meyakini kepercayaan Agamanya. Tidak akan asal-asalan saja membiarkan Agama dijadii kan jubah, yang seenaknya saja boleh dikenakan setiap orang. Huuueee, dunia apa namanya ini, kalau orang boleh saja mencantumkan Agama tertentu yang bukan kepercayaan dan keyakinannya? Indonesia bukan dunia mana mana, dan itulah kenyataannya. Aku saja pernah ber KTP Islam koq, dan aku mah tak peduli, anggap saja salah ketik, dari pada diperbaiki repot harus ngurus lagi, mending diemin dan ternyata berubah lagi setelah KTP diperpanjang. Putri bungsuku pernah ngomel karena di KK nyelip hanya dia yang Islam, aku bilang gak apa apa, kita tinggal di negara Indonesia yang penting punya agama..lagian belum punya KTP, ntar ajah ganti KK pasti berubah lagi koqdan si bungsu hanya manyun, karena beda sendiri, sekarang sih sudah cuek bebek. Lalu, apa sih sesungguhnya maksud pemerintah begitu sengitnya menganggap pentingnya mencantumkan Agama di KTP? ++ Wah yang ini aku gak bisa jawab, gak ngerti lagi siapa yang punya ide seperti itu. Apa pernah ada statistik resmi dari catatan sipil, berapa % penduduk Indonesia, berdasarkan kolom Agama yang tercantum di KTP yang beragama Islam, Katholik, Kristen, Hindu dan Budha? Sebenarnya data valid untuk warga negara Indonesia sulit dihitung secara baik dan benar, semisal sensus, karena lamanya sensus berlangsung, kadang seseorang/urban bisa berada di 2 tempat, bila masalah ini saja bisa terjadi bagaimana bisa merinci persentasi agama ? Lha Muslim saja kadang di sebut 95 %, kadang 88 %, entah yang mana yang benar. Atau dalam masalah penerimaan anak sekolah, penerimaan pekerjaan juga perlu diperhatikan Agama seseorang? Sepertinya untuk sekolah agama cukup penting, terutama bagi kelompok yang tidak masuk 6 agama besar, akan mengalami kesulitan sekolah, lain halnya bila otaknya memang super duper. Sedang untuk pekerjaan, untuk posisi tertentu agama menjadi penting, dan di perusahaan besar jarang ditanyakan mengenai agama. Biasanya untuk jabatan yang dihari libur agama tertentu, maka karyawan digabung sehingga bila cuti tidak semua cuti. Untuk memudahkana pelaksanaan diskriminasi, mendahulukan Agama tertentu saja, begitu? Tidak juga sih, karena diskriminasi tidak melulu berdasarkan agama, bisa etnis, bisa juga suku, agama hanya penolong doangan. Kalau tidak salah ingat, ditahun 06 itu pernah dipersoalkan untuk menghilangkan kolom Agama di KTP, ya? Sayang kalau tidak berhasil. Berjuang terus untuk mencapai keadilan yang lebih baik. + Permintaan kolom agama di KTP hilang mendapat tentangan keras, dan alasannya pun sebenarnya unik, khawatir pindah agama, jadi dengan kata lain agama di Indonesia itu posisi nya sangat lemah sehingga harus dibela habis habis an. Termasuk agama Konghucu ( aku sih tahunya bukan agama, melainkan falsafah hidup ), sampai ada penganut Konghucu ngajak berantem ketika dibilang bukan agama, saking takutnya Konghucu dihilangkan dari kolom agama. Untuk masalah agama saja Indonesia sudah kewalahan, bagaimana mau ke bulan ?. Kasihan memang yang namanya agama...siancay siancay siancay sur Salam juang, ChanCT
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto
Saya setuju bahkan banyak dng kedok agama tapi perbuatan tidak sesuai ajaran Tujuan Agama jadi meleset. sekali lagi, hanya ada di Indonesia ( yg negatif2 nya ) selain yang baik2 nya. salam ES - Original Message - From: gsuryana To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 7:04 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto From: Edi Soemartono cut Tapi kalau ada rekan di milis ini yg sudah punya banyak pengalaman bahwa dng tidak beragama akan beres2 aja. Kita mau dengar tuh pengalamannya. Pasti seru dan susah. Silahkan cerita aja. +++ Tidak beragama di Indonesia tidak susah koq, malah asyik diluar KTP, si orang tersebut bisa masuk kemana mana tanpa perlu pusing dengan perbedaan agama. Justru yang bikin pusing adalah manusia yang selalu mempermasalahkan agama, sehingga akhirnya hidup untuk agama, bukan lagi hidup beragama. sur
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Jacson Ang
Ada yang perlu diuraikan. Menurut saya pengertian agama Khonghucu di jaman itu mencakup kepercayaan Tionghua yaitu campuran dari ajaran Buddhisme, Taoisme dan Konfusianisme. Jadi bukan murni hanya ajaran Khonghucu. Orang Tionghua jaman dulu kalau ditanya agamanya mungkin akan selalu jawab beragama Khonghucu, di rumahnya bisa saja ada altar dewa bumi, altar Tian, altar Guanyin, altar Guangong dan sebagainya. Sampai sekarang masih banyak yang rancu mengenai ini. Seringkali ada yang bertanya masalah ini secara jalur pribadi, tanyanya mengenai kenapa agama Khonghucu sekarang ini kok agak lain yah dengan pengertian agama Khonghucu mereka. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: Konghucu di Tiongkok sendiri tidak diperlakukan sebagai satu aliran Agama, tapi di Indodnesia sebelum G30S tahun 65, ingat saya Konghucu sudah diperlakukan sebagai salah satu dari 6 Agama yang resmi (Islam, Katholik, Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu), jelas dianggap sebagai salah satu Agama yang sah. Baru setelah itu oleh pemerintah Soeharto, Konghucu dicabut dan dianggap tidak ada itu agama Konghucu. Kembali dianggap sebagai salah satu dari 6 Agama resmi, yang sah oleh Presiden SBY pada 4 Februari tahun 06 yl., bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek. Salam, ChanCT - Original Message - From: jackson ang To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 4:34 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto kalau menurut pengetahuan saya KONGHUCU bukan agama. mungkin kalau dipaksakan masuk ke aliran kepercayaan Mungkin saya salah pikir karena pengetahuannya saya tentang konghucu sedikit bisa dibantu penjelasan nya kenapa Konghucu disebut agama ? - Original Message From: ChanCT [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:47:36 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto  Bung Siswanto yb, Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan, artinya setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah disahkan Negara, diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak diberi hak untuk tidak ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan yang tidak seharusnya terjadi. Karena masalah kepercayaan Agama adalah masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, yang tidak seharusnya direcoki oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan masalah yang bersifat sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah dipaksakan. Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana ketika Kunghucu ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui sebagai Agama sah? Bukankah itu sangat menyakiti banyak orang yang berkepercayaan Konghucu? Lalu, memaksa mereka ber-munafik untuk beralih ke Agama lain, ... itukan jadi mendidik warganya bermunafik! Belum lagi agama lokal yang seharus patut dihargai dan dilindungi , seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah penganutnya di Jawa, tapi itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus dihargai dan dihormati juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau pemerintah menuntut mereka yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau pindah Agama. Satu sikap yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan ber-ketuhanan yang maha-esa. Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga satu sikap berlebihan, keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari HUKUM Negara. Seharusnya hukum negara lebih tinggi dan didahulukan ketimbang hukum Agama. Negara juga tidak usah ikut campur dalam menentukan siapa jodoh anak muda yang sepenuhnya bersifat pribadi itu. Biarlah mereka tentukan sendiri jodoh pilihannya yang dianggap cocok dan saling cinta, sekalipun beda ras, beda etnis bahkan beda Agama, ... Tidak apa. Berilah hukum perkawinan yang patut diataati setelah hidup sebagai suami-istri umumnya, itu saja. Saya dengar cerita dari sahabat-sahabat, inilah sebab mengapa tidak sedikit warga Indodnesia terpaksa melangsungkan perkawinan di luar negeri, karena tidak mungkin dicatatkan sebagai suami-istri yang sah di Indodnesia. Sesuatu yang aneh kedengarannya, tapi itulah kenyataan yang masih terjadi dinegeri ini. Salam, ChanCT - Original Message - From: John Siswanto To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:50 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Chan CT #36313 Pak Chan yth. Kolom agama di KTP masih berlaku, tidak boleh dikosongkan, karena konstitusi kita mengharuskan untuk itu... Menurut UU Perkawinan kita, perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto
Tanya saja, Kalau yang hanya sesuai adat Tionghua, sembahyang ke Tian, Di, Ren. Diwakili oleh altar Tian, altar dewa bumi, orang tua dan altar leluhur. Tidak pakai pemuka agama tertentu. Ini akan menjadi masalah ketika akan mengurus surat nikah di catatan sipil. Apakah ceritanya akan kembali ke ujung-ujungnya duit ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini adalah kesimpulan yang aneh!  Tentu hak masing2 agama untuk tak mengakui perkawinan lintas agama. Tapi masalahnya adalah:  1. Mengapa sebuah perkawinan baru dianggap sah setelah ada rekomendasi dari lembaga agama? apakah seorang yang tak beragama tak boleh kawin??? mengapa tak kembali ke peraturan zaman Orla, perkawinan cukup diresmikan di catatan sipil? coba anda bandingkan dng hukum perkawinan dari seluruh dunia, ada berapa yang seperti Indonesia?  2. jika tak pilih kasih, mengapa pemerintah harus menetapkan batasan2 agama yang diakui ? berarti penganut agma yang tak diakui tak bisa kawin resmi?  ZFy - Original Message From: John Siswanto [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 6:03:42 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto  Bung Chan yb,  1. Soal perkawinan campur (berbeda agama) akan menghadapi kesulitan di Indonesia, akan tetapi keputusan Negara tidak bisa mencatatkan perkawinan yang berbeda agama bukan tanpa alasan, akan tetapi lebih disebabkan ajaran agama dari masing-masing agama... Jadi, dalam hal ini saya tidak sependapat apabila negara disalahkan dengan tidak bisa dicatatkannya perkawinan yang berbeda agama...  2. Pada dasarnya pemerintah tidak melarang warga negaranya untuk memeluk agama dan kepercayaan warganya... Hanya saja, tidak semua agama dan kepercayaan diakui oleh negara... Kalau Khong Hu Cu, diakui keabsahannya oleh negara paaakkk...  wassalam, John Siswanto  --- Pada Sel, 23/9/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] com menulis: Dari: ChanCT [EMAIL PROTECTED] com Topik: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Selasa, 23 September, 2008, 12:47 AM  Bung Siswanto yb,  Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban.  Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan, artinya setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah disahkan Negara, diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak diberi hak untuk tidak ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan yang tidak seharusnya terjadi. Karena masalah kepercayaan Agama adalah masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, yang tidak seharusnya direcoki oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan masalah yang bersifat sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah dipaksakan.  Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana ketika Kunghucu ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui sebagai Agama sah? Bukankah itu sangat menyakiti banyak orang yang berkepercayaan Konghucu? Lalu, memaksa mereka ber-munafik untuk beralih ke Agama lain, ... itukan jadi mendidik warganya bermunafik! Belum lagi agama lokal yang seharus patut dihargai dan dilindungi , seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah penganutnya di Jawa, tapi itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus dihargai dan dihormati juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau pemerintah menuntut mereka yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau pindah Agama. Satu sikap yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan ber-ketuhanan yang maha-esa.  Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga satu sikap berlebihan, keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari HUKUM Negara. Seharusnya hukum negara lebih tinggi dan didahulukan ketimbang hukum Agama. Negara juga tidak usah ikut campur dalam menentukan siapa jodoh anak muda yang sepenuhnya bersifat pribadi itu. Biarlah mereka tentukan sendiri jodoh pilihannya yang dianggap cocok dan saling cinta, sekalipun beda ras, beda etnis bahkan beda Agama, ... Tidak apa. Berilah hukum perkawinan yang patut diataati setelah hidup sebagai suami-istri umumnya, itu saja. Saya dengar cerita dari sahabat-sahabat, inilah sebab mengapa tidak sedikit warga Indodnesia terpaksa melangsungkan perkawinan di luar negeri, karena tidak mungkin dicatatkan sebagai suami-istri yang sah di Indodnesia. Sesuatu yang aneh kedengarannya, tapi itulah kenyataan yang masih terjadi dinegeri ini.  Salam, ChanCT Â
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Yongde Heng yb, Terimakasih dengan pencerahan yang diberikan. Saya jadi juga baru ngeh, kalau Agama Konghucu di Indonesia sesungguhnya adalah yang disebut Samkaow dahulu itu, ya. Tapi, kenapa sebutan Samkaow bisa menghilang begitu saja, ya? Atau hanya karena kuping saya tidak nyampe kesana. Heheheheee, ... Namun demikian, apapun perkembangan yang telah terjadi dinegeri ini, hendaknya bisa terrealisasi kehidupan harmonis didalam masyarakat deengan mewujudkan ber-Bhineka Tunggal Ika dengan sebaik-baiknya. Setiap umat bisa memberikan toleransi setinggi-tingginya untuk saling menerima dan menghormati perbedaan yang ada, tidak merasa Agama yang dianut adalah yang paling benar, paling suci dan oleh karenanya memaksakan kebenaran itu pada orang lain. Salam damai, ChanCT - Original Message - From: Hendri Irawan To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 24, 2008 10:06 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Jacson Ang Ada yang perlu diuraikan. Menurut saya pengertian agama Khonghucu di jaman itu mencakup kepercayaan Tionghua yaitu campuran dari ajaran Buddhisme, Taoisme dan Konfusianisme. Jadi bukan murni hanya ajaran Khonghucu. Orang Tionghua jaman dulu kalau ditanya agamanya mungkin akan selalu jawab beragama Khonghucu, di rumahnya bisa saja ada altar dewa bumi, altar Tian, altar Guanyin, altar Guangong dan sebagainya. Sampai sekarang masih banyak yang rancu mengenai ini. Seringkali ada yang bertanya masalah ini secara jalur pribadi, tanyanya mengenai kenapa agama Khonghucu sekarang ini kok agak lain yah dengan pengertian agama Khonghucu mereka. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: Konghucu di Tiongkok sendiri tidak diperlakukan sebagai satu aliran Agama, tapi di Indodnesia sebelum G30S tahun 65, ingat saya Konghucu sudah diperlakukan sebagai salah satu dari 6 Agama yang resmi (Islam, Katholik, Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu), jelas dianggap sebagai salah satu Agama yang sah. Baru setelah itu oleh pemerintah Soeharto, Konghucu dicabut dan dianggap tidak ada itu agama Konghucu. Kembali dianggap sebagai salah satu dari 6 Agama resmi, yang sah oleh Presiden SBY pada 4 Februari tahun 06 yl., bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek. Salam, ChanCT - Original Message - From: jackson ang To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 4:34 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto kalau menurut pengetahuan saya KONGHUCU bukan agama. mungkin kalau dipaksakan masuk ke aliran kepercayaan Mungkin saya salah pikir karena pengetahuannya saya tentang konghucu sedikit bisa dibantu penjelasan nya kenapa Konghucu disebut agama ? - Original Message From: ChanCT [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:47:36 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto  Bung Siswanto yb, Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan, artinya setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah disahkan Negara, diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak diberi hak untuk tidak ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan yang tidak seharusnya terjadi. Karena masalah kepercayaan Agama adalah masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, yang tidak seharusnya direcoki oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan masalah yang bersifat sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah dipaksakan. Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana ketika Kunghucu ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui sebagai Agama sah? Bukankah itu sangat menyakiti banyak orang yang berkepercayaan Konghucu? Lalu, memaksa mereka ber-munafik untuk beralih ke Agama lain, ... itukan jadi mendidik warganya bermunafik! Belum lagi agama lokal yang seharus patut dihargai dan dilindungi , seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah penganutnya di Jawa, tapi itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus dihargai dan dihormati juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau pemerintah menuntut mereka yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau pindah Agama. Satu sikap yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan ber-ketuhanan yang maha-esa. Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga satu sikap berlebihan, keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari HUKUM Negara. Seharusnya hukum negara lebih tinggi dan didahulukan ketimbang hukum Agama
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Kawan kawan minta izin berkomentar sedikit, Samkau sekarang lebih dikenal sebagai Tridarma, di Indonesia sejak tahun 1956 teman2 Khonghucu secara organisasi memisahkan diri dari Samkau karena didalam Samkau ada sedikit keculasan dari teman2 Budhisme yang terlalu dominan sehingga teman2 Khonghucu membentuk organisasi yang sekarang dikenal dengan Matakin ( Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) secara historis, teologi dll Budhisme bagaikan langit dan bumi dengan Khonghucu jadi ini jelas2 tidak dapat disatukan/digabungkan menjadi sebuah bentuk sinkretisme. untuk bung Jakson Ang untuk kasus Khonghuc agama atau bukan ialah hak penganutnya untuk mengklaim agamanya masing2. Anda sebagai orang yang kaga ngerti tentang Khonghucu jangan sekali2 berkomentar mengatakan Khonghucu bukan agama. saya peringatkan anda next time tidak mengulangi hal itu. jika anda masih mengulanginya maka dengan berat hati saya katakan bahwa agama apapun yang anda peluk sekarang ini dimata saya bukanlah sebuah agama bahkan mungkin ajaran yg gak jelas juntrungannya. sekian dulu jika ada yang ingin menambah, saya seiap berdiskusi lebih lanjut # Tan ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto
Yeah itu salah satu akibatnya doang. Atheis di Indonesia sebenarnya cukup banyak, dan kelompok ini menjadi tidak eksis karena peraturan harus beragama, sehingga kelompok ini sulit bersatu dalam sebuah lembaga. Bila pemerintah menyediakan fasilitas sebuah lembaga ( bukan aliran kepercayaan dan ini pun entah masih diakui tidak nya saat ini ), aku jamin akan cukup banyak yang mendaftar. Sudah 2 orang yang bertanya ke aku, ada gak lembaga yang menaungi Atheis di Indonesia dan memintaku untuk mencari di Internet, aku jawab tidak ada, dan satu orang sudah meninggal. Setelah meninggal ternyata meninggalkan polemik.pusing harus di sembahyangkan dengan cara apa, karena sewaktu hidup dia memiliki 2 agama sehingga kawannya saling ngotot untuk memakai adat mereka, akhirnya memakai tatacara Tionghoa..manyun lah sahabatnya. Keluarga yang di tinggalkan kesal, orang tua yang meninggal orang lain yang pusing.( saking usilnya hidup untuk agama ) So terlihat bahwa mati pun di Indonesia masih di pusing kan oleh agama. sur. http://indolobby.blogspot.com - Original Message - From: Fy Zhou susahnya sih ada, yaitu tak berani terang2an ngaku tak beragama di depan umum, takut diciduk intel republik, dituduh PKI. --- On Tue, 9/23/08, gsuryana [EMAIL PROTECTED] wrote: From:
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Qianbei, Seperti yang diketik oleh saudara Kris Tan, Samkauw jaman dulu memang sekarang lebih dikenal sebagai Tri Dharma. Elit golongan Tri Dharma (dalam bentuk organisasi) ini juga tidak homogen dan tidak terlepas dari konflik. Mengenai konflik yang saudara Kris Tan ketik sebelumnya saya kurang tahu karena tidak mendalaminya. Yang saya tahu adalah yang beberapa tahun belakangan ini. Di Jawa ada yang dikenal dengan nama TITD singkatan dari Tempat Ibadah Tri Dharma , dan ada yang namanya Majelis Tri Dharma (saya kurang yakin namanya persis begini berhubung dari ingatan). Nah mereka menerbitkan sebuah buku pengantar pengenalan Tri Dharma. Di buku itu menurut para senior ada bagian yang tidak begitu adil mengenai pembahasan Taoisme. Para senior ini sudah melayangkan saran revisi, tetapi tidak tahu apakah saran ini ditindaklanjuti atau tidak. Meminjam komentar seorang rekan memangnya elu siapa ?. Informasi lebih lanjut, ini adalah imbas dari saling mencela yang dimulai dari golongan Taoisme sendiri. Walaupun golongan Taoisme yang mencela itu menurut para senior adalah oknum aliran Taoisme yang secara pengelompokan aliran termasuk aliran heterodox yang kurang memiliki silsilah resmi tercatat. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: Yongde Heng yb, Terimakasih dengan pencerahan yang diberikan. Saya jadi juga baru ngeh, kalau Agama Konghucu di Indonesia sesungguhnya adalah yang disebut Samkaow dahulu itu, ya. Tapi, kenapa sebutan Samkaow bisa menghilang begitu saja, ya? Atau hanya karena kuping saya tidak nyampe kesana. Heheheheee, ... Namun demikian, apapun perkembangan yang telah terjadi dinegeri ini, hendaknya bisa terrealisasi kehidupan harmonis didalam masyarakat deengan mewujudkan ber-Bhineka Tunggal Ika dengan sebaik-baiknya. Setiap umat bisa memberikan toleransi setinggi-tingginya untuk saling menerima dan menghormati perbedaan yang ada, tidak merasa Agama yang dianut adalah yang paling benar, paling suci dan oleh karenanya memaksakan kebenaran itu pada orang lain. Salam damai, ChanCT
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Halo bung Kris Tan, lama tidak bersua. Jikalau dibandingkan antara filsafat Buddhisme dengan Rujia memang banyak yang bertentangan. Misalnya konsep selibat dengan konsep bakti terhadap leluhur mengenai kewajiban untuk meneruskan garis leluhur. Namun secara sejarah, di kalangan rakyat awam sinkretisme itu terjadi. Jadi kurang tepat kalo Kris Tan mengatakan tidak dapat digabungkan. Jangan lupa di rakyat awam berkembang budaya pragmatisme. Yang berguna dipakai, yang dianggap tidak berguna tidak dipakai. Jadi ada seleksi dan sinkretisme alami yang berkembang. Contohnya saja, keluarga Tionghua mengembangkan budi pekerti dan tata susila Rujia. Anak-anak mereka diberikan pendidikan san zi jing, di zi gui, sishu wujing. Tetapi mereka juga tidak absen memberikan donasi kepada bhiksu di vihara. Mengadakan upacara chaodu (pelimpahan jasa) ke leluhur. Juga kalau mengalami permasalahan yang rumit tidak lupa meminta tolong jasa tosu misalnya masalah hitung menghitung, masalah pernafasan dan permasalahan supranatural. Kalau di tataran elit kaum terpelajar atau yang biasa disebut kaum Shi, memang Rujia sangat dominan. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa mereka juga mendalami filsafat Buddhisme dan Taoisme. Wang Wei misalnya, sang sastrawan agung ini sangat mendalami filfasat zen (Chan). Lalu menurut para akademisi, dua buku utama Taoisme (sengaja tidak sebut nama) sebenarnya adalah kumpulan hasil pemikiran para kaum terpelajar terhadap Dao. Kalau yang minimal meniru para kaum terpelajar jaman dulu itu atau memang menjalani kehidupan seperti mereka, pasti akan mengerti. Saat matahari bersinar maka tata susila budi pekerti sosial akan dijalankan. Saat bulan bersinar dan menyendiri di ruang baca maka akan merenungi kehidupan dan mencari kebenaran agung yaitu Dao itu sendiri. Hasil-hasil pemikiran akan Dao inilah yang kemudian dikompilasi menjadi dua buku agung yang kemudian digabung menjadi satu buku sakti. Dan seperti sifat Dao yang misterius, proses kelahiran buku sakti nan agung itu juga telah diselimuti oleh legenda dan dongeng. Hormat saya, Yongde -- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kris tan [EMAIL PROTECTED] wrote: Kawan kawan minta izin berkomentar sedikit,  Samkau sekarang lebih dikenal sebagai Tridarma, di Indonesia sejak tahun 1956 teman2 Khonghucu secara organisasi memisahkan diri dari Samkau karena didalam Samkau ada sedikit keculasan dari teman2 Budhisme yang terlalu dominan sehingga teman2 Khonghucu membentuk organisasi yang sekarang dikenal dengan Matakin ( Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia)  secara historis, teologi dll Budhisme bagaikan langit dan bumi dengan Khonghucu jadi ini jelas2 tidak dapat disatukan/digabungkan menjadi sebuah bentuk sinkretisme.  untuk bung Jakson Ang untuk kasus Khonghuc agama atau bukan ialah hak penganutnya untuk mengklaim agamanya masing2. Anda sebagai orang yang kaga ngerti tentang Khonghucu jangan sekali2 berkomentar mengatakan Khonghucu bukan agama. saya peringatkan anda next time tidak mengulangi hal itu. jika anda masih mengulanginya maka dengan berat hati saya katakan bahwa agama apapun yang anda peluk sekarang ini dimata saya bukanlah sebuah agama bahkan mungkin ajaran yg gak jelas juntrungannya.  sekian dulu jika ada yang ingin menambah, saya seiap berdiskusi lebih lanjut  # Tan ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya tiga. Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma? Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya, yang dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong, Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati, Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu. Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao, dengan rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan kerajaan Singasari). Salam Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: Yongde Heng yb, Terimakasih dengan pencerahan yang diberikan. Saya jadi juga baru ngeh, kalau Agama Konghucu di Indonesia sesungguhnya adalah yang disebut Samkaow dahulu itu, ya. Tapi, kenapa sebutan Samkaow bisa menghilang begitu saja, ya? Atau hanya karena kuping saya tidak nyampe kesana. Heheheheee, ... Namun demikian, apapun perkembangan yang telah terjadi dinegeri ini, hendaknya bisa terrealisasi kehidupan harmonis didalam masyarakat deengan mewujudkan ber-Bhineka Tunggal Ika dengan sebaik- baiknya. Setiap umat bisa memberikan toleransi setinggi-tingginya untuk saling menerima dan menghormati perbedaan yang ada, tidak merasa Agama yang dianut adalah yang paling benar, paling suci dan oleh karenanya memaksakan kebenaran itu pada orang lain. Salam damai, ChanCT - Original Message - From: Hendri Irawan To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 24, 2008 10:06 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Jacson Ang Ada yang perlu diuraikan. Menurut saya pengertian agama Khonghucu di jaman itu mencakup kepercayaan Tionghua yaitu campuran dari ajaran Buddhisme, Taoisme dan Konfusianisme. Jadi bukan murni hanya ajaran Khonghucu. Orang Tionghua jaman dulu kalau ditanya agamanya mungkin akan selalu jawab beragama Khonghucu, di rumahnya bisa saja ada altar dewa bumi, altar Tian, altar Guanyin, altar Guangong dan sebagainya. Sampai sekarang masih banyak yang rancu mengenai ini. Seringkali ada yang bertanya masalah ini secara jalur pribadi, tanyanya mengenai kenapa agama Khonghucu sekarang ini kok agak lain yah dengan pengertian agama Khonghucu mereka. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT SADAR@ wrote: Konghucu di Tiongkok sendiri tidak diperlakukan sebagai satu aliran Agama, tapi di Indodnesia sebelum G30S tahun 65, ingat saya Konghucu sudah diperlakukan sebagai salah satu dari 6 Agama yang resmi (Islam, Katholik, Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu), jelas dianggap sebagai salah satu Agama yang sah. Baru setelah itu oleh pemerintah Soeharto, Konghucu dicabut dan dianggap tidak ada itu agama Konghucu. Kembali dianggap sebagai salah satu dari 6 Agama resmi, yang sah oleh Presiden SBY pada 4 Februari tahun 06 yl., bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek. Salam, ChanCT - Original Message - From: jackson ang To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 4:34 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto kalau menurut pengetahuan saya KONGHUCU bukan agama. mungkin kalau dipaksakan masuk ke aliran kepercayaan Mungkin saya salah pikir karena pengetahuannya saya tentang konghucu sedikit bisa dibantu penjelasan nya kenapa Konghucu disebut agama ? - Original Message From: ChanCT SADAR@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:47:36 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto  Bung Siswanto yb, Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan, artinya setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah disahkan Negara, diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak diberi hak untuk tidak ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan yang tidak seharusnya terjadi. Karena masalah kepercayaan Agama adalah masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, yang tidak seharusnya direcoki oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan masalah yang bersifat sangat
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Ucapan Selamat untuk pentahbisan pak Bagyo. Semoga pak Bagyo temukan semua yang pak Bagyo idamkan dalam hidup - terutama Memanusiakan manusia. Proviciat! Salam Danardono We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts we make the world (Sidharta Gautama). --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, melani chia [EMAIL PROTECTED] wrote: Tyh  pak Tan, Congrat atas pentahbisannya,..setuju sekali apa yg dikatkan org itu tdk penting. --- On Mon, 22/9/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, 22 September, 2008, 12:25 PM Dear Melani, Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember yang akan datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta. Salam, Tan Loo Kay (pengemis tua yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan) Â
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Saya kira berlebihan, mengatakan, dimilis ini ada mayo-mino. Milis ini milis BUDAYA, bukan agama, jadi jelas, kalau Budaya yang didahulukan. Dan bukan budaya A, B atau C, namun budaya Tionghoa. Jadi, jelas titik tengahnya adalah semua yang terkait budaya, cullinaria, arsitektur, tradisi, seni musik, seni panggung, dls. Kalau dalam tradisi ada nuansa agama, tentu saja agama yang mengantar kemunculan budaya Tionghoa sejak 4000 tahun silam. Umat Kristen dikejar kejar dibawah kaisar Romawi, tapi sudah lama tidak. Kini, Ahmadyah yang dikejar kejar, tetapi kan dibawah perlindungan polisi. Agama? Sudah demikian padat direpublik ini, dari perda perda, RUU Pornografi, SBK pendirian rumah ibadah, fatwa ini itu. Cukuplah, pak. Kita relax saja, dan membahas semua yang menyatukan pencinta budaya Tionghoa disini. Salam Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Tantono harap memaklumi, karena se hari2 di NEGERI SALEH kesayangan Tuhan ini banyak yang stress berat diteror oleh kampanye agamanisasi yang mengharu biru, dan mereka tak berdaya sama sekali untuk melawan, bahkan sedikit menggerutu protes saja bisa diuber2 massa super religius yang dibeckingi aparat penguasa, untuk ditangkap dan diadili, mirip eropa di abad pertengahan lah. Maka begitu ketemu warung kopi yang murtad ini, ramai2lah mereka memojok dan menumpahkan uneg2nya, habis mau di mana lagi bisa ngomel tuntas? ini kan satu2na tempat pelarian. Maka kalau tak ingin mendengar omel2an frustasi ini sebaiknya janganlah menyinggung2 masalah agama di sini. Sisakanlah sedikit tempat bagi kami untuk jauh dari kebisingan se- hari2. Salam orang kafir ZFy --- On Mon, 9/22/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, September 22, 2008, 4:03 AM Sebaliknya dimilis ini sering kali agama yang dikejar-kejar, kenyataan-nya 'kan begitu, jadi dimana ada minoritas-mayoritas selalu yang merasa mayoritas petentengan karena merasa jadi panglima. Didunia diluar sana yang mayoritas petentengan, tetapi di milis BT ini saya merasa acap kali agama terutama Kristen dikejar-kejar, ada statement : tidak ada agama yang ada budaya etc. Dan itu juga mengganggu bagi saya. Salam, Tantono.
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai. Salam, Tantono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
selamat buat pak Tantono jg. Moga2 bapak bisa jadi pendeta yg netral en gak gathuk2an, malah jadi ujung tombak buat ngebabat yg begituan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya ucapkan selamat kepada calon pendeta Tantono Subagyo yang akan di baptis tanggal 9 November yang akan datang, saya yakin anda akan berbeda dengan pendeta lain karena mau ingin mendengar keluhan, kritikan dari member di BT ini, dengan penuh harapan juga bahwa anda akan tetap terus mendukung Kebudayaan TiongHua di gereja anda dengan mengesampingkan mitos2 dikalangan christiani yang selama ini terdengung bahwa budaya TiongHua adalah budaya menyembah setan atau sesat. - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 22 September, 2008 11:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Dear Melani, Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember yang akan datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta. Salam, Tan Loo Kay (pengemis tua yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Lha kok, saya yang harusnya minta tempat untuk dapat belajar Budaya Tionghua tanpa diuber-uber dan tiap kali di kata-katain. Salam, Tantono *** Relax saja pak Bagyo, komunitas Tionghoa dan para sahabatnya adalah tempat yang paling damai dalam masyarakat kita. Dengan ajaran Confucianism dan Tao tak ada yang disusahkan, dikejar ataupun dipojokkan. Yang utama, kita hormati, bagaimana orang Tionghoa menjalankan tradisi mereka, menghormati orangtua dan leluhur. Disini kita tidak membahas iman agama lain yang bukan termasuk budaya Tionghoa. Kalau ini kita sikapi dengan benar, pasti tak ada itu diuber-uber dan tiap kali di kata-katain. Salam Danardono
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
pak Tantono, sayang sekali orang secerdas bapak kok bisa kecuci begitu rupa otak, akal budi dan hati nuraninya? zaman modern gini masih percaya TAHAYUL dongeng taurat-new tastament? sdh pelajari secara seksama belom dengan hati terbuka ajaran orang tionghua? pada postingan ke robby, sy kutip nasehat Lao Tze tentang arti 'kasih' yg sesungguhnya :Creating but not 0wning,Giving without demanding,This is harmony. ngawur kok bangga. agama gak ada yang ada budaya maaf, jangan marah.saya kasihan aja kok mao jadi chinese banana. mudah2an bapak ada hoki masih punya kesempatan kembali menjadi penghayat budaya tionghua. Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Melani, Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember yang akan datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta. Salam, Tan Loo Kay (pengemis tua yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Tan lookay, Selamat untuk pentahbisannya. Setelah meninggalkan kehidupan duniawi, segala macam harta sudah tidak berarti lagi. Apakah setelah pentahbisan nanti segala kitab2 juga akan diberikan kepada yang membutuhkan ? :) Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih atas kecintaan rekan-rekan sekalian, di milis ini juga ada pendeta lain lho, Pak Can Keng Hong dari Kalimantan, tapi beliaunya low profile, kalau saya dari kalangan sungai telaga, jadi letakkan golok penjagal tetapi ambil tongkat hok mo thung. Salam, Tan Lookay
[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Saudara Lie, Tolong jaga sikap anda kalau memang anda itu menghayati budaya Tionghua. Anda saya beri peringatan agar tidak lagi merendahkan kepercayaan orang lain. Kalau memang masih keras kepala, mohon maaf anda terpaksa saya jeruji sementara. Sesama penganut jalan suci janganlah saling mencela. Hormat saya, Yongde tukang urus --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: pak Tantono, sayang sekali orang secerdas bapak kok bisa kecuci begitu rupa otak, akal budi dan hati nuraninya? zaman modern gini masih percaya TAHAYUL dongeng taurat-new tastament? sdh pelajari secara seksama belom dengan hati terbuka ajaran orang tionghua? pada postingan ke robby, sy kutip nasehat Lao Tze tentang arti 'kasih' yg sesungguhnya :Creating but not 0wning,Giving without demanding,This is harmony. ngawur kok bangga. agama gak ada yang ada budaya maaf, jangan marah.saya kasihan aja kok mao jadi chinese banana. mudah2an bapak ada hoki masih punya kesempatan kembali menjadi penghayat budaya tionghua. Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: Dear Melani, Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember yang akan datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta. Salam, Tan Loo Kay (pengemis tua yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku ya untuk apa nanya2? Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar - Original Message - From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai. Salam, Tantono .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Biasa nya yang nanya agama orang lain ada niat baik. kalau sama agamanya ya udah saudara seiman kalau beda kan biasa di usahakan di sesuai kan agamanya hehehe - Original Message From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 23, 2008 10:08:27 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku ya untuk apa nanya2? Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar - Original Message - From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] . wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon? - Original Message - From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai. Salam, Tantono - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Khusus Buat Lao Xiong Tantono Subagyo Salam Dalam Kasih Yesus, Selamat atas pengtahbisan Anda, dan semoga Anda selalu kuat imannya dalam menjalani hidup ini yang penuh dengan cobaan. Walaupun kita berbeda iman, saya tetap yakin bahwa setiap langkah yang mendekatkan diri kepada Nya adalah jalan kebenaran. Selanjutnya setelah Anda menjadi Pendeta dan sekiranya Anda berkenan ,tolonglah jelasin pada umatnya bahwa Imlek itu bukanlah milik umat agama Kong Fu Cu saja, akan tetapi juga milik etnis Tionghua lainnya dan imlek itu juga merupakan budaya Tionghua, jadi kalau merayakan imlek tidaklah mesti pegang hio dan ke kelenteng. God Bless You. Santo Putra - Original Message From: mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, September 22, 2008 9:41:22 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun pak Tantono, sayang sekali orang secerdas bapak kok bisa kecuci begitu rupa otak, akal budi dan hati nuraninya? zaman modern gini masih percaya TAHAYUL dongeng taurat-new tastament? sdh pelajari secara seksama belom dengan hati terbuka ajaran orang tionghua? pada postingan ke robby, sy kutip nasehat Lao Tze tentang arti 'kasih' yg sesungguhnya :Creating but not 0wning,Giving without demanding,This is harmony. ngawur kok bangga. agama gak ada yang ada budaya maaf, jangan marah.saya kasihan aja kok mao jadi chinese banana. mudah2an bapak ada hoki masih punya kesempatan kembali menjadi penghayat budaya tionghua. Mulyawan Lie --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Melani, Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember yang akan datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta. Salam, Tan Loo Kay (pengemis tua yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED] Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your business, katanya. Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung. Susah juga ya berinteraksi +++ Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang tidak ada faedahnya ? Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab... -agama -etnis -menikah dan belum -anak -penghasilan -mengenai keluarga Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan diatas, untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja ?, dan berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai dengan harapan si penanya. sur. Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Bukan nya aku membela Mulyawan Lie, tulisannya memang selalu straight, bila di suruh menulis muter muter dengan tujuan sama sepertinya malah bisa mbleber kemana mana :o) So jangan masuk kan ke jeruji yah pli, aku demen oretannya Mulyawan. sur. http://indolobby.blogspot.com - Original Message - From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] Saudara Lie, Tolong jaga sikap anda kalau memang anda itu menghayati budaya Tionghua. Anda saya beri peringatan agar tidak lagi merendahkan kepercayaan orang lain. Kalau memang masih keras kepala, mohon maaf anda terpaksa saya jeruji sementara. Sesama penganut jalan suci janganlah saling mencela. Hormat saya, Yongde tukang urus --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote: pak Tantono, cut---