Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-26 Terurut Topik Fy Zhou
Yang murni itu kayaknya hanya susu sapi hehe...
 
dan saya juga senang makan di resturant Murni di Ubud Bali, tempatnya asyik, 
ber susun2, makanannya juga ok lah.

--- On Fri, 9/26/08, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, September 26, 2008, 2:30 AM






Walah,

Jangan disebutkan kali. Nanti banyak yang protes.

Kelompok Buddhisme murni nanti mencap tidak murni, menyesatkan,
tidak sesuai dhamma, micca ditthis (pandangan salah).

Kelompok Taoisme ekstrim (semisal di s*com) bilang ilmu mereka
dicuri oleh orang Buddha, soalnya mereka kan Jingtu salah satu aliran
besar Buddhisme Mahayana Tiongkok.

Kalau kelompok Ru, kurang tahu deh ada yang protes tidak. Kalau saya
malah banyak-banyak terima kasih dan hormat sama kelompok di
latumenten itu.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] . 
wrote:

 weleh yg aliran di latumentent malah dah bikin boekoe Taishang
 ganyingbian yg jelas2 buku buat para pemula di Daojiao tuh.
 
 So what is samkaw ? RESPECTlah pada ajaran laen itu aje intinye.
 
 Kalu di Taiwan en di Tiongkok jaman doeloe neh sebelon si Mao berkuasa
 ada istilah WANFA GUIZHONG artinye semua ajaran kembali kesatu sumber.
 
 Budaya Tionghoa dah berjalan rebuan taon, gejolak awan angin badai
 topan dah dirasain, jg wilayahnya gede, rakyatnya banyak. So dari
 pengalaman sejarah mrklah , mrk ada satu keyakinan bahwa semua ajaran
 baik adanya.
 
 Sayangnya masuknya barat yg pake kekerasan di abad ke 19 itu dampaknya
 luar biasa. Mrk yg toleransi jg gak tahan en angkat senjata ngelawan
 perlakuan semena2 dan melecehkan ajaran lain.
 
 Padahal perilaku semena2 jg dah mulai ada di abad ke 18 yg bikin
 KangXi dan QianLong melotot ngeliat dogma kepercayaan org2 barat itu.
 Dan menurut ke2 kaisar (sebenernya seh 3 ditambah YongZheng ) itu
 agama adalah agama INTOLERAN.
 Sayangnya banyak org2 Tionghoa sendiri pura2 nutup mata kalu itu
 adalah sikap intoleran malah MEMBENARKAN.
 
 Ironis bukan ? Saat ini mrk tereak toleransi tapi mrk lupa kalu mrk jg
 sering memperlakukan yg lain itu TIDAK TOLERAN.
 
 Ngutip kata father Van Schie, diawal perkembangan Kristen purba, mrk
 mendapat perlakuan INTOLERAN tapi sayangnya mrk ketika kuat jg
 INTOLERAN sama yg lain bahkan membantainya yg jauh lebih kejam
 dibanding yg anti Kristen.
 So itu kata2 YANG JUJUR !!!
 
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Hendri Irawan henyung@
 wrote:
 
  Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya.
  Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di
  buku-buku.
  
  Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh
  dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena
  kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah
  kepercayaan Tionghoa ini. 
  
  Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin
  tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat,
  baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. 
  
  Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue,
  Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan
  memasukkannya ke Ru. 
  
  Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat
  mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu
  dari kaum Ru maupun kaum Dao. 
  
  Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam
  menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum
  Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi.
  Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya,
  pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan
 Latumenten.
  
  Jadi serba gado-gado kan ?
  
  Hormat saya,
  
  Yongde
  

 














  

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-26 Terurut Topik King Hian
Yang di Latumenten: 印尼凈宗學會 Yinni jingzong xuehui
Kegiatan mereka dalam menggali dan menyebarkan ilmu memang bagus.
Lebih bagus lagi kalo mereka tidak terlalu menutup mata, sehingga bisa 
membedakan mana emas mana batu.
 
sorry jadi melenceng.
 
KH



--- On Fri, 9/26/08, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, September 26, 2008, 9:30 AM






Walah,

Jangan disebutkan kali. Nanti banyak yang protes.

Kelompok Buddhisme murni nanti mencap tidak murni, menyesatkan,
tidak sesuai dhamma, micca ditthis (pandangan salah).

Kelompok Taoisme ekstrim (semisal di s*com) bilang ilmu mereka
dicuri oleh orang Buddha, soalnya mereka kan Jingtu salah satu aliran
besar Buddhisme Mahayana Tiongkok.

Kalau kelompok Ru, kurang tahu deh ada yang protes tidak. Kalau saya
malah banyak-banyak terima kasih dan hormat sama kelompok di
latumenten itu.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] . 
wrote:

 weleh yg aliran di latumentent malah dah bikin boekoe Taishang
 ganyingbian yg jelas2 buku buat para pemula di Daojiao tuh.
 
 So what is samkaw ? RESPECTlah pada ajaran laen itu aje intinye.
 
 Kalu di Taiwan en di Tiongkok jaman doeloe neh sebelon si Mao berkuasa
 ada istilah WANFA GUIZHONG artinye semua ajaran kembali kesatu sumber.
 
 Budaya Tionghoa dah berjalan rebuan taon, gejolak awan angin badai
 topan dah dirasain, jg wilayahnya gede, rakyatnya banyak. So dari
 pengalaman sejarah mrklah , mrk ada satu keyakinan bahwa semua ajaran
 baik adanya.
 
 Sayangnya masuknya barat yg pake kekerasan di abad ke 19 itu dampaknya
 luar biasa. Mrk yg toleransi jg gak tahan en angkat senjata ngelawan
 perlakuan semena2 dan melecehkan ajaran lain.
 
 Padahal perilaku semena2 jg dah mulai ada di abad ke 18 yg bikin
 KangXi dan QianLong melotot ngeliat dogma kepercayaan org2 barat itu.
 Dan menurut ke2 kaisar (sebenernya seh 3 ditambah YongZheng ) itu
 agama adalah agama INTOLERAN.
 Sayangnya banyak org2 Tionghoa sendiri pura2 nutup mata kalu itu
 adalah sikap intoleran malah MEMBENARKAN.
 
 Ironis bukan ? Saat ini mrk tereak toleransi tapi mrk lupa kalu mrk jg
 sering memperlakukan yg lain itu TIDAK TOLERAN.
 
 Ngutip kata father Van Schie, diawal perkembangan Kristen purba, mrk
 mendapat perlakuan INTOLERAN tapi sayangnya mrk ketika kuat jg
 INTOLERAN sama yg lain bahkan membantainya yg jauh lebih kejam
 dibanding yg anti Kristen.
 So itu kata2 YANG JUJUR !!!
 
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Hendri Irawan henyung@
 wrote:
 
  Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya.
  Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di
  buku-buku.
  
  Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh
  dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena
  kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah
  kepercayaan Tionghoa ini. 
  
  Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin
  tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat,
  baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. 
  
  Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue,
  Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan
  memasukkannya ke Ru. 
  
  Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat
  mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu
  dari kaum Ru maupun kaum Dao. 
  
  Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam
  menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum
  Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi.
  Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya,
  pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan
 Latumenten.
  
  Jadi serba gado-gado kan ?
  
  Hormat saya,
  
  Yongde
  

 














  

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-26 Terurut Topik Hendri Irawan
Ya itulah masalah besarnya bagi setiap manusia. Tidak hanya kelompok
tertentu saja yang demikian. Umumnya orang hanya melihat bentuk luar,
tidak pernah mau peduli untuk mengenal dalamnya.

Kalau ngkong Laozi bilang itu gelas dan rumah berguna karena di
dalamnya ada ruang kosong dan manusia cenderung hanya menghargai
bentuk luarnya saja.

Turut prihatin bang.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yang di Latumenten: 印尼凈宗學會 Yinni jingzong xuehui
 Kegiatan mereka dalam menggali dan menyebarkan ilmu memang bagus.
 Lebih bagus lagi kalo mereka tidak terlalu menutup mata, sehingga
bisa membedakan mana emas mana batu.
  
 sorry jadi melenceng.
  
 KH
 
 
 




Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-26 Terurut Topik Liquid Yahoo
Numpang nanya, ASTENG itu singkatan dari ASia TENGah ape ASia TENGgara?



- Original Message - 
From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, 25 September, 2008 18:10
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= 
Yongde


pak dipo2,

awalnya kita mesti liat sejarah panjang masing2 aliran yg ada di
Tiongkok sono plus jg ketegangan2 diantara aliran2 itu en biar gimana
gak ampe bacok2an paling debat2an.

Kira2 jaman Tang ama Song, (actually jaman dinasti Jin ama utara
selatan jg dah ada seh tapi gak meluas.) mulai ada sikap saling mau
belajar dan saling mengerti antar aliran yg ada. Yg dimaksud itu 3
aliran utama ya, biar Nestorian sama Mani sdh ada tapi pengaruhnya gak
kuat biar tetep ada pengaruhnya di sejarah.

Nah saat itu mrk ttp pegang label agama masing2, kayak misalnya Zhuxi
biar dia itu termasuk aliran Li di KHC jg dikenal sebagai neo
confuciusm, tapi dia tetep ada anjuran buat pengikut KHC itu
sembahyang dewa dapur dan dewa bumi. Nah itu khan pengaruhnya tetep
ada di sebagian kalangan org Chinese yg pengikut kepercayaan leluhurnya.

Kalu di Asteng ini unik, saya tekanin ASTENG soalnya fenomena samkaw
itu emang ada di ASTENG tapi baru di Indonesia yg jadi satu lembaga yg
dipeloporin sama Kwee TekHoay 
(#65315;#65325;#65321;#65321;#65335;#65289;. Menurut saya keterkaitan
samkaw itu hanya dari sudut sejarah yg mana sejak jaman Song akhir
sudah mulai timbul dan secara merata sikap saling menghormati diantara
3 aliran ini. Tidak ada kaitan dgn Sanyi jiao yg dibentuk oleh Lin
ZhaoEn, bahkan kitab2nya mungkin tidak dikenal di kalangan Samkaw
Indonesia. Jg Lin ZhaoEn dipandang sebagai ketua aliran Sanyi, yg mana
di Indonesia tidak ada hal itu.
So menurut saya, Samkaw di Indonesia itu bertujuan menaungi semua org
Tionghoa yg berbeda kepercayaan menjadi satu dan salah satu alatnya
adalah kelenteng.
Sayangnya kelenteng or MIAO ini jadi rebutan antar agama.

Uniknya :
1.lintas Tri agama yg secara organisasi atau jg formal tdk mencakup
mereka. Kalaupun ada sebenernya sebagai undangan
2.bersifat community centre yg lebih luas dibanding yg ada di
Tiongkok, misalnya buat meredam ketegangan antar kelompok. Jgn kita
berpikir org2 Tionghoa di Indonesia itu gak kepecah2 antar etnis, ada
itu dan kadang pertarungan antar etnis khan tetep ada. Jadi masuknya
dewa2 itu nurut saya berfungsi meredam ketegangan antar sub etnis yg
bersifat kedaerahan or dialek di Indonesia ini.
3.Pengadopsian dewa2 or tokoh2 lokal seperti yg ada dan jg di Asia
Tenggara ini. Tokoh2 itu bisa berbentuk datuk or mbah.
Bahkan di Penang sendiri ada medium yg dimasuki datuk dan bergaya
seperti orang Melayu , jg di Singkawang jg sama. So ini artinya
kelenteng di Asia Tenggara mengalami transformasi yg berbeda dari asalnya.

Kemungkinan terjadinya perubahan ini :
1.komunitas yg berasal dari wilayah tertentu seperti misalnya Zhang
Zhou pasti membangun kelenteng yg sebagai tuan rumah adalah Kai Zhang
Shengwang, kemudian disitu marga bertindak pula, seperti misalnya
dewa marga Lin yg pasti memasukkan Tianshang Shenmu. Kemudian jg
pekerjaan memiliki peran.
Perlahan tapi pasti, dewa2 etnis2 lain bakalan diterima masuk menginat
fungsinya sebagai community centre.

2.tidak masuknya tokoh2 dari lembaga keagamaan Buddha Mahayana
Tiongkok maupun Tao dari sekte Quanzhen or Zhengyi.
#65314;#65352;#65353;#65355;#65363;#65365;#12288;#65314;#65349;#65358;#65329;#65353;#65358;#65351;#12288;#65363;#65349;#65353;#65358;#65351;#65345;#65364;#12288;#65363;#65345;#65369;#65345;#12288;#65354;#65351;#12288;
#65357;#65345;#65363;#65365;#65355;#65358;#65369;#65345;#12288;#65360;#65345;#65348;#65345;#12288;#65345;#65355;#65352;#65353;#65362;#12288;#65345;#65346;#65345;#65348;#12288;#65355;#65349;#12288;#65297;#65305;#12288;#65348;#65345;#65358;#12288;
#65345;#65367;#65345;#65356;#12288;#65345;#65346;#65345;#65348;#12288;#65355;#65349;#12288;#65298;#65296;#65294;Sedangkan
 
daoshi2 aliran Zhengyi
bersifat keluarga dan pewarisan ajaran yg mana perlu pengukuhan
kembali di Longhu shan, jarak dan biaya serta waktu tidak
memungkinkan. Quanzhen tidak begitu berkembang di selatan Tiongkok
pada masa itu, hanya baru diabad ke 20 inilah bisa berkembang pesat.
Hal2 ini membuat nilai2 kelenteng di Indonesia jadi pragmatis
mengental dan nilai2 filosofi kelenteng lenyap.
Saking parahnya, saya pernah melihat satu photo dari Medan yg bilang
itu pendeta KHC padahal dari atribut dan perlengkapan itu nunjukin
tosu aliran Zhengyi.

Buddhisme yg masuk jg kebanyakan berasal dari Theravada yg bukan
memiliki ciri khas Tiongkok shg sering ada benturan antara mrk dgn
bbrp kelenteng. Mahayana sendiri saya lihat kurang perhatian akan
kelenteng ini or jg karena ada masalah lain ? walahualam




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ardian Heng,

 Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang
 berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara
 independen di

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik mulyawanlie
coba kita banding apel to apel,
ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih
tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning,
Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata
kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau
orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
demanding...megalomania.
sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja
sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca...
intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan
mesjid.seru.. ada bakar bakaran juga, kecil2an sih.
ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao
de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet
Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak
Tantono si Mr. Rambo Bush di washington.
... yang ada cuma budaya.

Mulyawan Lie

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
saya juga
 anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
 penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
Ahmad Gaus
 dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen
Indonesia
 benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
semua orang
 mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
kedamaian
 dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah
 sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. 
Selama ini
 saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
percaya bahwa
 orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
sesat,
 atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang
 Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga
 karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
Teresa
 yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono
 
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Tantono Subagyo

 Ogah jawab, sudah saling melecehkan pribadi, mendingan jadi banana saja
 sampai anda pake kucir (jadi pineapple)
 Best regards, Tantono Subagyo



[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik mulyawanlie
Pak Tantono yg masih elum sadar sadar...,
saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di
AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan
konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga
labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim
beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada
'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan
etalase.indahkan?.
padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas
nan megah, jangan tanya kristennya, die hard.
dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik...
kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum
dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi.
karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh
kebanyakan.tapi ya itu ...
...yang ada budaya

Mulyawan Lie


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
saya juga
 anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
 penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
Ahmad Gaus
 dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen
Indonesia
 benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
semua orang
 mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
kedamaian
 dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah
 sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. 
Selama ini
 saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
percaya bahwa
 orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
sesat,
 atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang
 Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga
 karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
Teresa
 yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono
 
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Tantono Subagyo
Ada lagi ??? Terus doongg .
On 9/25/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Pak Tantono yg masih elum sadar sadar...,
 saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di
 AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan
 konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga
 labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim
 beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada
 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan
 etalase.indahkan?.
 padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas
 nan megah, jangan tanya kristennya, die hard.
 dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik...
 kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum
 dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi.
 karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh
 kebanyakan.tapi ya itu ...
 ...yang ada budaya

 Mulyawan Lie

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 Tantono Subagyo
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
 saya juga
  anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
  penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
 Ahmad Gaus
  dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen
 Indonesia
  benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
 semua orang
  mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
 kedamaian
  dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah
  sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya.
 Selama ini
  saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
 percaya bahwa
  orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
 sesat,
  atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang
  Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga
  karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
 Teresa
  yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
 
  
 

 




-- 
Best regards, Tantono Subagyo


Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Tantono Subagyo
Kok diem, didengerin malah diem, capelk ya.  Salam, Tantono

2008/9/25 Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED]

 Ada lagi ??? Terus doongg .
 On 9/25/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Pak Tantono yg masih elum sadar sadar...,
 saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di
 AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan
 konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga
 labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim
 beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada
 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan
 etalase.indahkan?.
 padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas
 nan megah, jangan tanya kristennya, die hard.
 dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik...
 kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum
 dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi.
 karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh
 kebanyakan.tapi ya itu ...
 ...yang ada budaya

 Mulyawan Lie

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.combudaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 Tantono Subagyo
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
 saya juga
  anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
  penyamarataan. Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
 Ahmad Gaus
  dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?. Jadikan Kristen
 Indonesia
  benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
 semua orang
  mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
 kedamaian
  dunia. Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah
  sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya.
 Selama ini
  saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
 percaya bahwa
  orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
 sesat,
  atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang
  Kristen yang baik. Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga
  karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
 Teresa
  yang mengasihi tanpa batas. Salam, Tantono
 
  
 

 




 --
 Best regards, Tantono Subagyo




-- 
Best regards, Tantono Subagyo


Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Lim Seng Goan
 Ada bukti bahwa Ibu Teresa dari Calcuta itu mengkristenkan orang miskin
india ?? coba bawa kesini atau anda hanya sekedar tukang gosip belaka ??

salam
seng goan
 
 
coba kita banding apel to apel,
ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih
tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning,
Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata
kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau
orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
demanding...megalomania... di setip
Mulyawan Lie

 Recent Activity
 23New Members
Visit Your Group 
Moderator Central
Get answers to
your questions about
running Y! Groups.
Yahoo! Groups
Wellness Spot
A resource for living
the Curves lifestyle.
Best of Y! Groups
Discover groups
that are the best
of their class.. 
 
 BackGrnd.jpg

RE: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Dada
Jangan kristenkan hehehe

Ratapan yang hmmm bernada putus asa..

 

Jangankan kristenkan orang miskin ...biarkan saja mereka mati (gw gak bisa
nolong , tapi yang penting jangan sampai warga miskin itu  masuk Kristen) , 

 

Alias keharmonian itu warga miskin itu  pegang buntutnya tapi gak dikasih
makan , sambil sukur2 hokie bisa comeback kembali ...

Jadi keharmonian itu hanya bertujuan come back , dijadikan sebagai koleksi
keharmonian , dimana ada warga miskin pasti ada warga kaya , dan
seterusnya

 

 

 

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mulyawanlie
Sent: 25 September 2008 13:46
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

 

Ibu Teresa? oklah beliau
orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
demanding...megalomania.


Mulyawan Lie






Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Kurniawan
Sdr. Mulyawan Lie, yang bukan Chinese banana.

Anda 3 kali mengutip kata-kata Lao Tze dengan bangga: Creating but not owning, 
giving without demanding, this is harmony.  Tapi anehnya isi tulisan Anda sama 
sekali tidak sesuai dengan kata-kata ini.  

Di dunia ini tidak ada yang sempurna termasuk agama Kristen.  Silakan Anda 
mengkritik semua kekurangan agama Kristen. Tapi Anda juga harus ingat di luar 
segala kekurangannya agama Kristen juga banyak mengajarkan kebaikan dan banyak 
memberikan sumbangan kepada kemanusiaan.  Kalau Anda hanya melihat keburukan 
agama Kristen saja, mungkin memang keburukan tersebut sudah melekat pada 
pikiran Anda sendiri, bukan hanya pada agama Kristen-nya saja. 

Anda mengatakan Bunda Teresa megalomania. Ngomong-ngomong, apakah kontribusi 
Anda kepada kemanusiaan sudah lebih besar daripada kontribusi Bunda Teresa yang 
megalomania ini? Sudah berapa banyak orang lemah dan miskin yang Anda bantu 
dengan kebijaksanaan Anda yang not owning dan without demanding itu?

Anda mengkritik agama Kristen dengan ejekan-ejekan Anda dan bawa-bawa nama 
Lao Tze pula.  Apakah Lao Tze memang mengajarkan Anda untuk mengejek orang lain 
selucu-lucunya? Orang Kristen mengajak orang lain ikut agamanya, dan Anda juga 
mengajak orang lain ikut budaya Anda, pada dasarnya sama saja.  Oh, beda, yang 
Anda lebih bagus, not owning dan without demanding. 

OK deh, ini cuma basa-basi doang.  Lagian Lao Tze saja tidak mempan mengajari 
Anda, apalagi saya.  Hehehe 

 

--- On Wed, 9/24/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: mulyawanlie [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 24, 2008, 11:46 PM

coba kita banding apel to apel,
ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih
tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning,
Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata
kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau
orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
demanding. ..megalomania.
sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja
sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca...
intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan
mesjid.seru. . ada bakar bakaran juga, kecil2an sih.
ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao
de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet
Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak
Tantono si Mr. Rambo Bush di washington.
... yang ada cuma budaya.

Mulyawan Lie




  


[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
ehem coba owe nulis sedikit ape kata ngkong Laozi ya.

kata ngkong Laozi gini , Owe ada 3 pusaka yaitu ci, jian , bugan
weitianxia xian, jaga teguh 3 pusaka itu 

So nurut aye yg namanya Mother Theresa dah sejalan ame 3 pusaka itu.

Trus jg khan mother Theresa katanya di buku hariannya itu mendapat
satu enlightment soal Tuhan yg mirip2 ama Tuhan ala timur lho.
En itu wajar aje , semua lage perjalanan mencari ape itu Tuhan kek
hantu ke Dao ke taoge kek Tian kek wat eper namanye, name it aje suka2nye.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Tantono yg masih elum sadar sadar...,
 saya denger di Serpong sdh berjalan sekolah Pahoa yg tertulis di
 AD/ART dan bisa kita baca juga di flyernya sebagai berlandaskan
 konghucu dan semua agama diberikan sesuai agama anak.denger2 penjaga
 labnya berkerudung,cukup banyak orangtua muridnya muslim.muslim
 beneran,terpelajar (middle class).kok mau ya? karena 'trust' tidak ada
 'proyek' lain selain pendidikan,nation building.ini bukan
 etalase.indahkan?.
 padahal katanya, gak jauh dari sana ada sekolah Penabur yg besar,luas
 nan megah, jangan tanya kristennya, die hard.
 dan yg menarik, persis didepannya ada 1 sekolah islam kecil.menarik...
 kalo sekolah benar benar sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum
 dalam arti yg sebenarnya! tentu hal ini gak perlu terjadi.
 karena dgn perbandingan pendudukan potensial disana jumlah sekolah sdh
 kebanyakan.tapi ya itu ...
 ...yang ada budaya
 
 Mulyawan Lie
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
 tantono@ wrote:
 
  Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
 saya juga
  anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
  penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
 Ahmad Gaus
  dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen
 Indonesia
  benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
 semua orang
  mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
 kedamaian
  dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu
sudah
  sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. 
 Selama ini
  saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
 percaya bahwa
  orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
 sesat,
  atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan
orang
  Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen
mula-mula juga
  karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
 Teresa
  yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono
  
  
 





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-25 Terurut Topik dipodipo
Ardian Heng,

Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang
berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara
independen di Asia Tenggara, ataukah aliran yang berasal dari aliran
Sam Kaw yang berada di Tiongkok sana ? 

Saya setuju dengan pendapat anda mengenai sikap pragmatis ini. Di
pinggiran Tangerang terdapat klenteng kecil yang baru berdiri sekitar
permulaan abad 20. Ada seorang tua disana yang masih mengetahui
riwayat berdirinya. Menurut dia, ditempat tersebut dulu angker
sehingga warga sekitar sering memberikan sesajen buat penunggunya.
Lama kelamaan tempat tersebut di buat atap, nah jadilah klenteng.
Sekarang dikelenteng tersebut terdapat berbagai macam patung dewa,
termasuk Buddha. 

Apakah mungkin masyarakat perantau generasi awal membangun sistim
kepercayaan sendiri, yang merupakan gabungan dari kepercayaan2 dari
daratan Tiongkok dan kepercayaan lokal ? 

Salam


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:

 hmmm di Taiwan ya ? Bisa banyak aliran yg disebut samkaw lar,
 mulai dari Sanyi jiao sampe tiande shengjiao bisa disebut ngebawa ciri
 khas samkaw.
 
 nah kalu yg di Asteng memang unik, community centre tapi masih
 bersifat kedaerahan, kesukuan sama marga.
 Baru mulai masuk abad 19 akhir awal abad 20, berangsur2 banyak
 kelenteng yg masukin dewa2 yg berunsur kedaerahan yg berbeda sama
 sekali dgn kelenteng tempat dewa tsbt ditaroh.
 
 So itu tdk langsung timbul begitu saja jadi community centre lintas
 daerah , agama, etnis.
 
 Seinget saya pendeta samkaw or maitrisia ya ( CMIIW) gak ada ya di
 Taiwan. Kecuali pendeta sanyi jiao getu lho.
 
 Nah kita di asteng sering rancu antara samkaw dgn sanyi jiao.
 
 Samkaw di Indonesia or asteng mah sifatnya pragmatis gak begitu pusing
 sama dogma2 agama yg jadi label samkaw itu.
 Makana gak aneh kalu giliran ke China daratan banyak yg terbengong2
 ngeliat tempat ibadah or kelenteng disana yg amat sedikit membawa ciri
 khas samkaw.
 Tapi ada jg kelenteng yg ciri khas satu agama tapi bawa banyak tulisan
 agama laen en so far so good.
 Contohnya kelenteng Huang Daxian di Guangzhou, jelas2 ciri khas Taoism
 tapi ada jg ornamen Buddhisme kayak teratai, kitab2 Buddhisme disana. 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo dipodipo@ wrote:
 
  Wah makin menarik. Saya sudah lama ingin mengetahui mengenai aliran
 ini. 
  
  Ada yang mengatakan pada saya kalau Sam Kaw (bagaimana penulisan yang
  benar Sam Kw atau Sam Kauw ? ) muncul di Asia Tenggara, disebabkan
  keterbatasan tempat beribadah pada jaman dahulu. Dimana komunitas
  perantau Cina mendirikan semacam community centre yang juga
  berfungsi sebagai rumah ibadah bersama. Pada awalnya aliran2 tersebut
  menjalankan ibadah seara terpisah. Akan tetapi karena seringnya
  interaksi antara agama2 tersebut, maka terjadi sinkretisme yang
  melahirkan aliran Sam Kaw. Agama2 yang terlebur adalah Taoisme,
  Buddhisme dan Khong Hu Cu sebagai filsafat. 
  
  Ini adalah keterangan yang saya dapat, akan tetapi ada teman saya yang
  menjadi pendeta Sam Kaw,dan menurut dia aliran ini terdapat juga di
  Taiwan.
  
  Saya tertarik mengetahui sejarah dari aliran ini dari sisi keilmuan /
  historis, mudah2an ada teman2 yang dapat membantu. 
  
  Salam
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andytanoko andytanoko@ 
  wrote:
  
   samkaw itu kalau tidak salah di daratan tiongkok disebut sebagai
   neo-confucianism. tokoh-tokoh neo-confucianism : 
   
   * Cheng Yi
   * Lu Xiangshan aka Lu Jiuyuan (1139–1193)
   * Ouyang Xiu (1007–1072)
   * Shao Yong (1011–1077)
   * Su Shi, aka Su Dongpo (1037–1101)
   * Wang Yangming aka Wang Shouren
   * Ye Shi (1150–1223)
   * Zhang Sanfeng
   * Zhang Zai
   * Zhou Dunyi (1017–1073)
   * Zhu Xi (1130–1200)
   
   
   Zhu Xi's formulation of the Neo-Confucian world view is as
follows. He
   believed that the Tao (Chinese: #36947;; pinyin: dào; literally
  way) of
   Tian (Chinese: #22825;; pinyin: ti#257;n; literally heaven) is
  expressed in
   principle or li (Chinese: #29702;; pinyin: l#464;), but that it is
  sheathed in
   matter or qi (Chinese: #27683;; pinyin: qì). In this, his system is
  based
   on Buddhist systems of the time that divided things into principle
   (again, li), and shi (Chinese: #20107;; pinyin: shì). In the
  Neo-Confucian
   formulation, li in itself is pure and perfect, but with the addition
   of qi, base emotions and conflicts arise. Human nature is originally
   good, the Neo-Confucians argued (following Mencius), but not pure
   unless action is taken to purify it. The imperative is then to
purify
   one's li. However, in contrast to Buddhists and Taoists,
   neo-Confucians did not believe in an external world unconnected with
   the world of matter. In addition, Neo-Confucians in general rejected
   the idea of reincarnation and the associated idea of karma.
   
   Different Neo-Confucians had differing ideas for how to do so.
Zhu 

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
pak dipo2,

awalnya kita mesti liat sejarah panjang masing2 aliran yg ada di
Tiongkok sono plus jg ketegangan2 diantara aliran2 itu en biar gimana
gak ampe bacok2an paling debat2an.

Kira2 jaman Tang ama Song, (actually jaman dinasti Jin ama utara
selatan jg dah ada seh tapi gak meluas.) mulai ada sikap saling mau
belajar dan saling mengerti antar aliran yg ada. Yg dimaksud itu 3
aliran utama ya, biar Nestorian sama Mani sdh ada tapi pengaruhnya gak
kuat biar tetep ada pengaruhnya di sejarah.

Nah saat itu mrk ttp pegang label agama masing2, kayak misalnya Zhuxi
biar dia itu termasuk aliran Li di KHC jg dikenal sebagai neo
confuciusm, tapi dia tetep ada anjuran buat pengikut KHC itu
sembahyang dewa dapur dan dewa bumi. Nah itu khan pengaruhnya tetep
ada di sebagian kalangan org Chinese yg pengikut kepercayaan leluhurnya.

Kalu di Asteng ini unik, saya tekanin ASTENG soalnya fenomena samkaw
itu emang ada di ASTENG tapi baru di Indonesia yg jadi satu lembaga yg
dipeloporin sama Kwee TekHoay 
(#65315;#65325;#65321;#65321;#65335;#65289;. Menurut saya keterkaitan
samkaw itu hanya dari sudut sejarah yg mana sejak jaman Song akhir
sudah mulai timbul dan secara merata sikap saling menghormati diantara
3 aliran ini. Tidak ada kaitan dgn Sanyi jiao yg dibentuk oleh Lin
ZhaoEn, bahkan kitab2nya mungkin tidak dikenal di kalangan Samkaw
Indonesia. Jg Lin ZhaoEn dipandang sebagai ketua aliran Sanyi, yg mana
di Indonesia tidak ada hal itu.
So menurut saya, Samkaw di Indonesia itu bertujuan menaungi semua org
Tionghoa yg berbeda kepercayaan menjadi satu dan salah satu alatnya
adalah kelenteng.
Sayangnya kelenteng or MIAO ini jadi rebutan antar agama.

Uniknya :
1.lintas Tri agama yg secara organisasi atau jg formal tdk mencakup
mereka. Kalaupun ada sebenernya sebagai undangan
2.bersifat community centre yg lebih luas dibanding yg ada di
Tiongkok, misalnya buat meredam ketegangan antar kelompok. Jgn kita
berpikir org2 Tionghoa di Indonesia itu gak kepecah2 antar etnis, ada
itu dan kadang pertarungan antar etnis khan tetep ada. Jadi masuknya
dewa2 itu nurut saya berfungsi meredam ketegangan antar sub etnis yg
bersifat kedaerahan or dialek di Indonesia ini.
3.Pengadopsian dewa2 or tokoh2 lokal seperti yg ada dan jg di Asia
Tenggara ini. Tokoh2 itu bisa berbentuk datuk or mbah.
Bahkan di Penang sendiri ada medium yg dimasuki datuk dan bergaya
seperti orang Melayu , jg di Singkawang jg sama. So ini artinya
kelenteng di Asia Tenggara mengalami transformasi yg berbeda dari asalnya.

Kemungkinan terjadinya perubahan ini :
1.komunitas yg berasal dari wilayah tertentu seperti misalnya Zhang
Zhou pasti membangun kelenteng yg sebagai tuan rumah adalah Kai Zhang
Shengwang, kemudian disitu marga bertindak pula, seperti misalnya
dewa marga Lin yg pasti memasukkan Tianshang Shenmu. Kemudian jg
pekerjaan memiliki peran.
Perlahan tapi pasti, dewa2 etnis2 lain bakalan diterima masuk menginat
fungsinya sebagai community centre.

2.tidak masuknya tokoh2 dari lembaga keagamaan Buddha Mahayana
Tiongkok maupun Tao dari sekte Quanzhen or Zhengyi.
#65314;#65352;#65353;#65355;#65363;#65365;#12288;#65314;#65349;#65358;#65329;#65353;#65358;#65351;#12288;#65363;#65349;#65353;#65358;#65351;#65345;#65364;#12288;#65363;#65345;#65369;#65345;#12288;#65354;#65351;#12288;
#65357;#65345;#65363;#65365;#65355;#65358;#65369;#65345;#12288;#65360;#65345;#65348;#65345;#12288;#65345;#65355;#65352;#65353;#65362;#12288;#65345;#65346;#65345;#65348;#12288;#65355;#65349;#12288;#65297;#65305;#12288;#65348;#65345;#65358;#12288;
#65345;#65367;#65345;#65356;#12288;#65345;#65346;#65345;#65348;#12288;#65355;#65349;#12288;#65298;#65296;#65294;Sedangkan
 daoshi2 aliran Zhengyi
bersifat keluarga dan pewarisan ajaran yg mana perlu pengukuhan
kembali di Longhu shan, jarak dan biaya serta waktu tidak
memungkinkan. Quanzhen tidak begitu berkembang di selatan Tiongkok
pada masa itu, hanya baru diabad ke 20 inilah bisa berkembang pesat.
Hal2 ini membuat nilai2 kelenteng di Indonesia jadi pragmatis
mengental dan nilai2 filosofi kelenteng lenyap.
Saking parahnya, saya pernah melihat satu photo dari Medan yg bilang
itu pendeta KHC padahal dari atribut dan perlengkapan itu nunjukin
tosu aliran Zhengyi.

Buddhisme yg masuk jg kebanyakan berasal dari Theravada yg bukan
memiliki ciri khas Tiongkok shg sering ada benturan antara mrk dgn
bbrp kelenteng. Mahayana sendiri saya lihat kurang perhatian akan
kelenteng ini or jg karena ada masalah lain ? walahualam 




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ardian Heng,
 
 Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang
 berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara
 independen di Asia Tenggara, ataukah aliran yang berasal dari aliran
 Sam Kaw yang berada di Tiongkok sana ? 
 
 Saya setuju dengan pendapat anda mengenai sikap pragmatis ini. Di
 pinggiran Tangerang terdapat klenteng kecil yang baru berdiri sekitar
 permulaan abad 20. Ada seorang tua disana yang masih mengetahui
 

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
pak dipo2,

awalnya kita mesti liat sejarah panjang masing2 aliran yg ada di
Tiongkok sono plus jg ketegangan2 diantara aliran2 itu en biar gimana
gak ampe bacok2an paling debat2an.

Kira2 jaman Tang ama Song, (actually jaman dinasti Jin ama utara
selatan jg dah ada seh tapi gak meluas.) mulai ada sikap saling mau
belajar dan saling mengerti antar aliran yg ada. Yg dimaksud itu 3
aliran utama ya, biar Nestorian sama Mani sdh ada tapi pengaruhnya gak
kuat biar tetep ada pengaruhnya di sejarah.

Nah saat itu mrk ttp pegang label agama masing2, kayak misalnya Zhuxi
biar dia itu termasuk aliran Li di KHC jg dikenal sebagai neo
confuciusm, tapi dia tetep ada anjuran buat pengikut KHC itu
sembahyang dewa dapur dan dewa bumi. Nah itu khan pengaruhnya tetep
ada di sebagian kalangan org Chinese yg pengikut kepercayaan leluhurnya.

Kalu di Asteng ini unik, saya tekanin ASTENG soalnya fenomena samkaw
itu emang ada di ASTENG tapi baru di Indonesia yg jadi satu lembaga yg
dipeloporin sama Kwee TekHoay (cmiiw). Menurut saya keterkaitan samkaw
itu hanya dari sudut sejarah yg mana sejak jaman Song akhir sudah
mulai timbul dan secara merata sikap saling menghormati diantara 3
aliran ini. Tidak ada kaitan dgn Sanyi jiao yg dibentuk oleh Lin
ZhaoEn, bahkan kitab2nya mungkin tidak dikenal di kalangan Samkaw
Indonesia. Jg Lin ZhaoEn dipandang sebagai ketua aliran Sanyi, yg mana
di Indonesia tidak ada hal itu.
So menurut saya, Samkaw di Indonesia itu bertujuan menaungi semua org
Tionghoa yg berbeda kepercayaan menjadi satu dan salah satu alatnya
adalah kelenteng.
Sayangnya kelenteng or MIAO ini jadi rebutan antar agama.

Uniknya :
1.lintas Tri agama yg secara organisasi atau jg formal tdk mencakup
mereka. Kalaupun ada sebenernya sebagai undangan
2.bersifat community centre yg lebih luas dibanding yg ada di
Tiongkok, misalnya buat meredam ketegangan antar kelompok. Jgn kita
berpikir org2 Tionghoa di Indonesia itu gak kepecah2 antar etnis, ada
itu dan kadang pertarungan antar etnis khan tetep ada. Jadi masuknya
dewa2 itu nurut saya berfungsi meredam ketegangan antar sub etnis yg
bersifat kedaerahan or dialek di Indonesia ini.
3.Pengadopsian dewa2 or tokoh2 lokal seperti yg ada dan jg di Asia
Tenggara ini. Tokoh2 itu bisa berbentuk datuk or mbah.
Bahkan di Penang sendiri ada medium yg dimasuki datuk dan bergaya
seperti orang Melayu , jg di Singkawang jg sama. So ini artinya
kelenteng di Asia Tenggara mengalami transformasi yg berbeda dari asalnya.

Kemungkinan terjadinya perubahan ini :
1.komunitas yg berasal dari wilayah tertentu seperti misalnya Zhang
Zhou pasti membangun kelenteng yg sebagai tuan rumah adalah Kai Zhang
Shengwang, kemudian disitu marga bertindak pula, seperti misalnya
dewa marga Lin yg pasti memasukkan Tianshang Shenmu. Kemudian jg
pekerjaan memiliki peran.
Perlahan tapi pasti, dewa2 etnis2 lain bakalan diterima masuk menginat
fungsinya sebagai community centre.

2.tidak masuknya tokoh2 dari lembaga keagamaan Buddha Mahayana
Tiongkok maupun Tao dari sekte Quanzhen or Zhengyi#65294;Bhiksu Benqing jg
seingat saya masuknya kira2 akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20.Waktu
bhiksu Benqing tinggal  di Taikak sie sendiri sdh bisa dibilang
membawa ciri khas Samkaw.
Sedangkan daoshi2 aliran Zhengyi bersifat keluarga dan pewarisan
ajaran yg mana perlu pengukuhan kembali di Longhu shan, jarak dan
biaya serta waktu tidak memungkinkan. Quanzhen tidak begitu berkembang
di selatan Tiongkok pada masa itu, hanya baru diabad ke 20 inilah bisa
berkembang pesat.
Hal2 ini membuat nilai2 kelenteng di Indonesia jadi pragmatis
mengental dan nilai2 filosofi kelenteng lenyap.
Saking parahnya, saya pernah melihat satu photo dari Medan yg bilang
itu pendeta KHC padahal dari atribut dan perlengkapan itu nunjukin
tosu aliran Zhengyi.

Buddhisme yg masuk jg kebanyakan berasal dari Theravada yg bukan
memiliki ciri khas Tiongkok shg sering ada benturan antara mrk dgn
bbrp kelenteng. Mahayana sendiri saya lihat kurang perhatian akan
kelenteng ini or jg karena ada masalah lain ? walahualam 




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ardian Heng,
 
 Terima kasih atas jawabannya. Jadi apakah Sam Kaw, dalam hal ini yang
 berada di Indonesia / AsTeng adalah aliran yang timbul seara
 independen di Asia Tenggara, ataukah aliran yang berasal dari aliran
 Sam Kaw yang berada di Tiongkok sana ? 
 
 Saya setuju dengan pendapat anda mengenai sikap pragmatis ini. Di
 pinggiran Tangerang terdapat klenteng kecil yang baru berdiri sekitar
 permulaan abad 20. Ada seorang tua disana yang masih mengetahui
 riwayat berdirinya. Menurut dia, ditempat tersebut dulu angker
 sehingga warga sekitar sering memberikan sesajen buat penunggunya.
 Lama kelamaan tempat tersebut di buat atap, nah jadilah klenteng.
 Sekarang dikelenteng tersebut terdapat berbagai macam patung dewa,
 termasuk Buddha. 
 
 Apakah mungkin masyarakat perantau generasi awal membangun sistim
 kepercayaan sendiri, yang merupakan gabungan dari kepercayaan2 dari
 

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
ngkale nurut owe seh yg bener itu mah ajarin TOLERANSI en BHINNEKA
TUNGGAL IKA. Jg pasal2 penghinaan mesti ditegakin dong.

trus kita2 mesti berani mengkritik org2 yg sealiran tapi ngeuleyet
kalu pake istilah sunda mah.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
saya juga
 anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
 penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
Ahmad Gaus
 dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen
Indonesia
 benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
semua orang
 mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
kedamaian
 dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah
 sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. 
Selama ini
 saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
percaya bahwa
 orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
sesat,
 atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang
 Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga
 karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
Teresa
 yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono
 
 





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik danarhadi2000
Begitulah mas Ardian. Pendidikan dan penyadaran, agar umat saling 
menghargai, akan membawa bangsa ini kepuncak kejayaan.

Menarik, kata kata pak Bagyo: Buat komunitas saya membuat orang 
Kristen berkualitas itu sudah sangat susah, apalagi meng-Injili orang 
lain yang belum percaya.

Membuat umat menjadi berqualitas ini hampir tak mungkin, karena si 
gembala yang mau meng-qualitaskan ini rata rata TAK lebih berqualitas 
dari keseluruhan para domba. 63 tahun bangsa ini merdeka dan selalu 
sudah sangat religious, namun, lihatlah moralitas bangsa ini, tak 
bertambah baik satu milimeterpun. Tak ada yang mampu mendongkrak 
qualitas moral. Yang mengajari agar tambah korpsi, banyak. Martabat? 
Tak dikenal, yang dikenal martabak..

Menginjili orang yang yang belum percaya, menurut hemat saya, 
hanyalah tugas perubahan statistik kependudukan. manusia BELUM pernah 
bertambah baik semata karena pindah agama. Karena manusia itu sendiri 
tetap sama. memindahkan ber-ton ton manusia dari penganut Konghucu 
menjadi umat Kristen juga TAK membuahkan apa apa dalam membangun 
masyarakat ini. Bangsa ini TIDAK bertambah dahsyat. Jepang, Korea, 
Tiongkok, India yang semua tidak dipindah statistikkan, berada jauh 
dimuka bangsa kita.

Memperdebatkan, apakah suatu agama itu agama atau kepercayaan juga 
tak banyak membuahkan hasil, karena ini hanya masalah label, bukan 
substansi. Kalau mau jujur, satu satunya agama didunia yang oleh 
Tuhan disebut agama, hanyalah Islam, yakni Ad Din (agama) . Misalnya 
ditulis: 

Katakanlah: Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah 
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan 
aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah 
diri.(Q.S. Az-Zumar [39]: 11-12)mk.

Pendiri pendiri agama lainnya, dari Yesus, Sidharta Gautama sampai 
Konghucu TAK pernah secara explisit alias expressis verbis mengatakan 
telah mendirikan sebuah agama. Dalam agama Kristen lebih pelik lagi, 
yang manakah batas agama, apakah Katholik, Protestant, Advent, 
Bethany, Baptist, Church of Christ the Scientist, sampai ke Unitarian 
itu SATU atau beda agama? Kalau satu, mengapa dalam kolom agama 
diisi Katholik Roma, Protestant, dll? Kalau beda agama, lalu apa 
beda mereka?

Memperbaiki qualitas umat, ini dalam kontext apa? sebagai manusia, 
sebagai pengikut agama, dalam kesalehan, atau apa? Sebagai MANUSIA 
saya lihat sendiri bukti dengan mata dan kepala di Vienna ini, banyak 
sahabat yang menjadi sangat mulia tanpa terikat organisasi keagamaan 
apapun, namun setelah melalui suatu proses dramatis dalam kehidupan 
mereka, misalnya sembuh dari cancer, survive dari kecelakaan hebat..

Salam

Danardono



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 ngkale nurut owe seh yg bener itu mah ajarin TOLERANSI en BHINNEKA
 TUNGGAL IKA. Jg pasal2 penghinaan mesti ditegakin dong.
 
 trus kita2 mesti berani mengkritik org2 yg sealiran tapi ngeuleyet
 kalu pake istilah sunda mah.
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
 tantono@ wrote:
 
  Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
 saya juga
  anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
  penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
 Ahmad Gaus
  dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen
 Indonesia
  benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
 semua orang
  mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
 kedamaian
  dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu 
sudah
  sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. 
 Selama ini
  saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
 percaya bahwa
  orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-
katain
 sesat,
  atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat 
perbuatan orang
  Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-
mula juga
  karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya 
Ibu
 Teresa
  yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono
  
  
 





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik mulyawanlie
Bung, Kurniawan yg baik,



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kurniawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sdr. Mulyawan Lie, yang bukan Chinese banana.
 
 Anda 3 kali mengutip kata-kata Lao Tze dengan bangga: Creating but
not owning, giving without demanding, this is harmony.  Tapi anehnya
isi tulisan Anda sama sekali tidak sesuai dengan kata-kata ini.  
 Di dunia ini tidak ada yang sempurna termasuk agama Kristen. 
Silakan Anda mengkritik semua kekurangan agama Kristen. Tapi Anda juga
harus ingat di luar segala kekurangannya agama Kristen juga banyak
mengajarkan kebaikan dan banyak memberikan sumbangan kepada
kemanusiaan.  Kalau Anda hanya melihat keburukan agama Kristen saja,
mungkin memang keburukan tersebut sudah melekat pada pikiran Anda
sendiri, bukan hanya pada agama Kristen-nya saja. 

Bila demikian apa perlu menjadi kristen-katulik ??
apa iya Emak Kwan Im kalah keren ama Lady Maria?, apa iya Tat Mo kalah
sakti ama 'Jesus'? walaupun beliau pernah ngalap elmu juga di
india.kalo budaya barat punya Bunda Teresa, kita juga ada Suhu Cheng
Yen yg menurut saya memberi teladan sejatinya tentang kasih. emang sih
Suhu Chen Yen gak dapet Nobel... lihat dgn berimbang  jernih, bung.
---
 Anda mengatakan Bunda Teresa megalomania. Ngomong-ngomong, apakah
kontribusi Anda kepada kemanusiaan sudah lebih besar daripada
kontribusi Bunda Teresa yang megalomania ini? Sudah berapa banyak
orang lemah dan miskin yang Anda bantu dengan kebijaksanaan Anda yang
not owning dan without demanding itu?

Sori, kata megalomania itu maksud saya bukan kepada beliau, dalam
perspektif saya beliau juga korban dari organisasi dan atau
paham/agama yg megalomaniac. salut ama Ibu Teresa, i like her.kan ane
bilang beliau orang wanita baik, wanita sederhana dgn hati mulia tapi
jgn katakan tanpa batas...karena tidak demikian kenyataannya, itu
namanya propaganda, bung!
-
Anda mengkritik agama Kristen dengan ejekan-ejekan Anda dan
bawa-bawa nama Lao Tze pula.  Apakah Lao Tze memang mengajarkan Anda
untuk mengejek orang lain selucu-lucunya? Orang Kristen mengajak orang
lain ikut agamanya, dan Anda juga mengajak orang lain ikut budaya
Anda, pada dasarnya sama saja.  Oh, beda, yang Anda lebih bagus, not
owning dan without demanding. 

sori.sebenernya tujuannya bukan ngejek, supaya jelas,mikir.
Bung, saya gak ngajak orang Tapanuli, saya gak ngajak orang Minang dll
untuk jadi berbudaya/beragama tionghoa. saya ngajak ente! jangan
khianati Emak Im kita. dan ini serius.. it's not about you and me, u r
my bro and i don't want to hurt u, i care for u.cukup pelajari dan
hayati kita punya Dao de Jing dan ajaran Buddha.. luar biasa! masih
belom percaya? tanya Steven Covey ato Anthonny Robin dari mana ilmu
mereka! 
Bung Kurniawan, ane gak bilang punya saya loh. Lao Tze itu bukan
engkong saya tapi engkong kita! ya engkong ente dan ane.ini
budaya/agama kandung kita, ente dan ane.ayo balik badan pulang ke
pangkuan Emak kandung kita, Kwan Im Phusa.Lebih panteskan sama sipit
dan kuning langsatnya. 

...yang ada budaya,

Mulyawan Lie

 --- On Wed, 9/24/08, mulyawanlie [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: mulyawanlie [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Wednesday, September 24, 2008, 11:46 PM
 
 coba kita banding apel to apel,
 ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih
 tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning,
 Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata
 kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau
 orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
 kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
 kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
 demanding. ..megalomania.
 sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja
 sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca...
 intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan
 mesjid.seru. . ada bakar bakaran juga, kecil2an sih.
 ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao
 de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet
 Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak
 Tantono si Mr. Rambo Bush di washington.
 ... yang ada cuma budaya.
 
 Mulyawan Lie





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik mulyawanlie
Bung Robby yg ganteng,

kasihan dan prihatin.
kasihan karena cukup ada anak muda tionghoa yg tidak berkesempatan
belajar dan menghayati budaya/agamanya sehingga tersesat pikir,
mempercayai omongan orang lain-orang asing daripada orang tua rahim
budaya/agama tionghoanya.mirip2 cerita si pinokio...
semisal propaganda yg mengatakan peraih nobel Bunda Teresa kasih tanpa
batas, yaila ratu gusti.Ini bukan jelekin ya ato muji orang sendiri
hanya agar fair dan apa adanya, yang bener2 tanpa batas itu 
Suhu Cheng  Yen, dari Buddha Tzu Chi,sdh tahu sumbangsihnya bagi
duniakan? 
prihatin karena pikiran dan prilaku dumeh dan invasif memunculkan
reaksi yg sama besarnya kan?
prihatin karena kalo mo jujur yg ada hanya napsu misi!
Bung Robby inget ya cerita pinokia...
jangan tahayul, yg ada budaya,

Mulyawan Lie

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Jangan kristenkan hehehe
 
 Ratapan yang hmmm bernada putus asa..
 
  
 
 Jangankan kristenkan orang miskin ...biarkan saja mereka mati (gw
gak bisa
 nolong , tapi yang penting jangan sampai warga miskin itu  masuk
Kristen) , 
 
  
 
 Alias keharmonian itu warga miskin itu  pegang buntutnya tapi gak
dikasih
 makan , sambil sukur2 hokie bisa comeback kembali ...
 
 Jadi keharmonian itu hanya bertujuan come back , dijadikan sebagai
koleksi
 keharmonian , dimana ada warga miskin pasti ada warga kaya , dan
 seterusnya
 
  
 
  
 
  
 
   _  
 
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of mulyawanlie
 Sent: 25 September 2008 13:46
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
 
  
 
 Ibu Teresa? oklah beliau
 orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
 kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
 kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
 demanding...megalomania.
 
 
 Mulyawan Lie





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik mulyawanlie
Ko Agoan yb,

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

  Ada bukti bahwa Ibu Teresa dari Calcuta itu mengkristenkan orang miskin
 india ?? coba bawa kesini atau anda hanya sekedar tukang gosip belaka ??
 
 salam
 seng goan

cinta kasih tanpa batas dijelaskan oleh Lao Tze dalam kitab suci
(kereeen) dao de jing : Creating but not owning,Giving without
demanding. Menurut Ko Aguan apakah peraih Nobel Bunda Teresa ada
niatan,keinginan,harapan untuk mendirikan ordo Katolik diantara warga
india? coba kaitkan dgn wahyu (mantap) Lao Tze. Beliau create... ? YA.
Beliau Not Owning?? silakan jawab sendiri. Beliau Giving ... ? YA.
Beliau 'without demanding?? . Jika bener yg ada hanya ketulusan dan
tidak ada mental 'owning' maupun 'demanding', maka sekarang gak ada
gereja karena gak perlu! yang penting mereka tertolong,sembuh
dll,kembalikan ke komunitasnya,titik. Buddha mengumpamakan lebah yg
tidak merusak bunga yg diserbukinya. Suhu Cheng Yen kita dari Buddha
Tzu Chi memdirikan rumah susun cengkareng, apakah ada usaha diam2 utk
membuddhiskan para eks kali angke itu? bagi sembako di south carolina
kepada warga amerika (saya baru pertama liat bule ngantri sembako yg
dibagiin orang asia),apakah disisipin misi agama? dll.
yang muncul dialog yg jujur, ya jujur. kepercayaan satu sama lain.
Ko Agoan jangan salah mengerti, yg saya mo stop adalah propaganda ala
CNN.tolong buka juga www.anticnn.com
aniwei, kristen-katolik itu bukan kita punya.mereka punya bagus,kita
punya juga bagus! kalo duka kita pake putih/blacu makan samseng
.mereka pake hitam makan angin eeh makan bunga.sama bagusnya kan.
Ko Agoan, ayo kita pelajari dan hayati ajaran agama nenek moyang kita.
jika David Beckham ato Harisson Ford saja mendapat manfaat dari
buddhist values  way of life, gimana dengan kita sebagai ahli warisnya.

Mulyawan Lie


  
 coba kita banding apel to apel,
 ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih
 tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning,
 Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata
 kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau
 orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
 kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
 kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
 demanding...megalomania... di setip
 Mulyawan Lie
 
  Recent Activity
  23New Members
 Visit Your Group 
 Moderator Central
 Get answers to
 your questions about
 running Y! Groups.
 Yahoo! Groups
 Wellness Spot
 A resource for living
 the Curves lifestyle.
 Best of Y! Groups
 Discover groups
 that are the best
 of their class..





Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik agoeng_set
Mau nolong org liat agamanya dulu? Itu nolong org apa nolong agama yah? 
Kayaknya seh itu org yg sok beragama lagi pamer kalo dia udah beragama. Hehehhee
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]

Date: Wed, 24 Sep 2008 21:58:15 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


Kabar saya baik-baik saja pak Danar, bulan depan kita basuo

Kalo sumbangan mah pasti di terima, duit kan ga kenal agama, yang pasti 
kalo orang beragama pertama kali Harus wajib berterimakasih sama Tuhan dulu, 
ama yang nolongin mah nomor sekian, padahal bisa jadi yang nolongin itu 
kafir / atheis, jadi apa Tuhan mengulurkan tangannya melalui orang yang kaga 
percaya sama Dia?



- Original Message - 
From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, 23 September, 2008 20:07
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


 Begitulah mas L. Yahoo (ehhh ngomong ngomong apa kabar ente, alah
 lamo tak basuo, ngumpet mulu nihhh?).

 Andaikan kita kena musibah, setengah hidup (lebih enak dengarnya
 daripada setengah mati), misale kena musibah tsunami, rangkul anak
 kita tahu tahu ketangsang dipohon beringin, setelah badai usai.

 Kemudian datang orang asing. Menolong kita penuh kasih, sambil
 membawa makanan dan obat obatan, membawa kita ke tenda untuk dirawat
 dan diobati. nah, apakah anda

 a) per-tama tama tanya apa agama mereka, baru nama mereka, baru
 terimakasih?

 b) apakah anda tolak semua bantuan, setelah tahu, mereka bukan
 anggauta agama anda?

 Kita jawab ini didalam hati kita masing masing. Kita akan segera
 maklumi, bahwa kemanusiaan tak mengenal beda agama, tak mengenal beda
 definisi Tuhan, tak mengenal organisasi keagamaan (misale gereja anu,
 gereja anu atau gereja anu).

 Dari manusia untuk manusia. Inilah kedamaian sejati.

 Salam

 Danardono







 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

 Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu,
 juga suku
 ya untuk apa nanya2?

 Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena
 gampar



 - Original Message - 
 From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis
 Sekalipun


  Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
  business, katanya.
  Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.
 
  Susah juga ya berinteraksi
 
  Salam,
  Dedy
 
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@
  wrote:
 
  Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain
 dengan
  pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
  mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
  tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
 
 
 
- Original Message - 
From: Tantono Subagyo
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis
  Sekalipun
 
 
Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama
  tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc.  Ateis
  adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat
  pribadi jadi monggo mawon.  Bagi saya ateis dapat diibaratkan
 sebagai
  air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali.  Jadi
 kalau
  air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah
  koeksistensi damai.  Salam, Tantono
 
 
 
 
  
 
  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
 
  .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
 
  .: Pertanyaan? Ajukan di
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
 
  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua
 http://iccsg.wordpress.com :.
 
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 




 

 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 Yahoo! Groups Links



 





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
gini ya, nurut owe seh yg namanya nobel perdamaian itu lebih banyak
unsur politiknya. Contohnya Dalai Lama yg dpt nobel perdamaian.

Sepanjang owe baca cerita Mother Theresa gak ada tuh niatan
mengkristenkan or mengkatolikkan yg menderita.
Malah kalu baca sekilas soal buku hariannya, batinnya selalu bergulat
dan banyak yg gak sejalan sama dogma lho.

Perjalanan Mother Theresa sama kayak Zheng Yan fashi dari Taiwan, mrk
melihat penderitaan org dan bisa merasakan penderitaannya tuh.
Pernah denger Florence Nightangle ? sorry kalu salah nulis ya, kurang
lebih khan getu. 

Kalu pake istilah DDJ ya bisa aja ada di Alkitab lho, itu lho yg
tangan kanan ngasih yg kiri gak boleh tau. Sama aje seh intinye nurut gw.
Or kalu gw pake bahasa preman, kalu nolong org itu kayak berak, dah
dibuang udah jgn dikorek2 lage. Jg inget kalu org gak berak2 bakalan
sakit perut en badannya keracunan, so anggep aje nolong org itu hal yg
alami or zhiran kalu kata ngkong Laozi.

Getu aje dah koment dari owe.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 coba kita banding apel to apel,
 ibu teresa dan ibu cheng yen. pak Tantono, yg disebut cinta kasih
 tanpa batas itu seperti yg di dao de jing : Creating but not owning,
 Giving without demanding,This is harmony. Buddha Tzu Chi contoh nyata
 kasih tanpa batas yg diklaim pak Tantono. Ibu Teresa? oklah beliau
 orang baik,sangat baik tapi yg jernih dong apa kasihnya tanpa batas?
 kalo tanpa batas jangan kristenkan warga miskin india itu.
 kalo ujung ujungnya kristenisasi itu namanya owning,
 demanding...megalomania.
 sekarang aja di india,markas amerika atau di indonesia disebut gereja
 sudah mulai dibakar bakarin. kenapa? ambil cermin yg besar, ngaca...
 intermezzo.. di Koeln jerman sekarang masih rame demo pembangunan
 mesjid.seru.. ada bakar bakaran juga, kecil2an sih.
 ingetkan nasehat, -kalo ngomong kerennya wahyu- Guru Lao Tze dalam dao
 de jing yg sy kutip diatas.oh, ya bedanya lagi adalah ibu Teresa dapet
 Nobel, kalo ibu Cheng Yen tidak, mau tahu kenapa? tanya 'Tuan'nya pak
 Tantono si Mr. Rambo Bush di washington.
 ... yang ada cuma budaya.
 
 Mulyawan Lie
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
 tantono@ wrote:
 
  Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok,
 saya juga
  anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
  penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan
 Ahmad Gaus
  dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen
 Indonesia
  benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika
 semua orang
  mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah
 kedamaian
  dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu
sudah
  sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya. 
 Selama ini
  saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya
 percaya bahwa
  orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain
 sesat,
  atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan
orang
  Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen
mula-mula juga
  karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu
 Teresa
  yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono
  
  
 





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-25 Terurut Topik ardian_c
weleh yg aliran di latumentent malah dah bikin boekoe Taishang
ganyingbian yg jelas2 buku buat para pemula di Daojiao tuh.

So what is samkaw ? RESPECTlah pada ajaran laen itu aje intinye.

Kalu di Taiwan en di Tiongkok jaman doeloe neh sebelon si Mao berkuasa
ada istilah WANFA GUIZHONG artinye semua ajaran kembali kesatu sumber.

Budaya Tionghoa dah berjalan rebuan taon, gejolak awan angin badai
topan dah dirasain, jg wilayahnya gede, rakyatnya banyak. So dari
pengalaman sejarah mrklah , mrk ada satu keyakinan bahwa semua ajaran
baik adanya.

Sayangnya masuknya barat yg pake kekerasan di abad ke 19 itu dampaknya
luar biasa. Mrk yg toleransi jg gak tahan en angkat senjata ngelawan
perlakuan semena2 dan melecehkan ajaran lain.

Padahal perilaku semena2 jg dah mulai ada di abad ke 18 yg bikin
KangXi dan QianLong melotot ngeliat dogma kepercayaan org2 barat itu.
Dan menurut ke2 kaisar (sebenernya seh 3 ditambah YongZheng ) itu
agama adalah agama INTOLERAN.
Sayangnya banyak org2 Tionghoa sendiri pura2 nutup mata kalu itu
adalah sikap intoleran malah MEMBENARKAN.

Ironis bukan ? Saat ini mrk tereak toleransi tapi mrk lupa kalu mrk jg
sering memperlakukan yg lain itu TIDAK TOLERAN.

Ngutip kata father Van Schie, diawal perkembangan Kristen purba, mrk
mendapat perlakuan INTOLERAN tapi sayangnya mrk ketika kuat jg
INTOLERAN sama yg lain bahkan membantainya yg jauh lebih kejam
dibanding yg anti Kristen.
So itu kata2 YANG JUJUR !!!


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya.
 Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di
 buku-buku.
 
 Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh
 dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena
 kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah
 kepercayaan Tionghoa ini. 
 
 Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin
 tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat,
 baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. 
 
 Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue,
 Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan
 memasukkannya ke Ru. 
 
 Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat
 mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu
 dari kaum Ru maupun kaum Dao. 
 
 Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam
 menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum
 Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi.
 Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya,
 pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan
Latumenten.
 
 Jadi serba gado-gado kan ?
 
 Hormat saya,
 
 Yongde
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy
 hartantodedy@ wrote:
 
  Dear All,
  
  Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan,
  Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu
  bilang Tao banyak tahayulnya. Kemungkinan pendirinya lebih berbobot
  ke Tao.
  
  Salam,
  Dedy
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000
  danarhadi2000@ wrote:
  
   Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang
   dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya
  tiga.
   Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma?
  
   Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya,
  yang
   dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong,
   Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran
   yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya
   (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati,
   Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara
   Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu.
  
   Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao,
  dengan
   rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal
   sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus
   menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang
   khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan
   kerajaan Singasari).
  
   Salam
  
   Danardono
  
  
  
  
 





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-25 Terurut Topik Hendri Irawan
Walah,

Jangan disebutkan kali. Nanti banyak yang protes.

Kelompok Buddhisme murni nanti mencap tidak murni, menyesatkan,
tidak sesuai dhamma, micca ditthis (pandangan salah).

Kelompok Taoisme ekstrim (semisal di s*com) bilang ilmu mereka
dicuri oleh orang Buddha, soalnya mereka kan Jingtu salah satu aliran
besar Buddhisme Mahayana Tiongkok.

Kalau kelompok Ru, kurang tahu deh ada yang protes tidak. Kalau saya
malah banyak-banyak terima kasih dan hormat sama kelompok di
latumenten itu.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:

 weleh yg aliran di latumentent malah dah bikin boekoe Taishang
 ganyingbian yg jelas2 buku buat para pemula di Daojiao tuh.
 
 So what is samkaw ? RESPECTlah pada ajaran laen itu aje intinye.
 
 Kalu di Taiwan en di Tiongkok jaman doeloe neh sebelon si Mao berkuasa
 ada istilah WANFA GUIZHONG artinye semua ajaran kembali kesatu sumber.
 
 Budaya Tionghoa dah berjalan rebuan taon, gejolak awan angin badai
 topan dah dirasain, jg wilayahnya gede, rakyatnya banyak. So dari
 pengalaman sejarah mrklah , mrk ada satu keyakinan bahwa semua ajaran
 baik adanya.
 
 Sayangnya masuknya barat yg pake kekerasan di abad ke 19 itu dampaknya
 luar biasa. Mrk yg toleransi jg gak tahan en angkat senjata ngelawan
 perlakuan semena2 dan melecehkan ajaran lain.
 
 Padahal perilaku semena2 jg dah mulai ada di abad ke 18 yg bikin
 KangXi dan QianLong melotot ngeliat dogma kepercayaan org2 barat itu.
 Dan menurut ke2 kaisar (sebenernya seh 3 ditambah YongZheng ) itu
 agama adalah agama INTOLERAN.
 Sayangnya banyak org2 Tionghoa sendiri pura2 nutup mata kalu itu
 adalah sikap intoleran malah MEMBENARKAN.
 
 Ironis bukan ? Saat ini mrk tereak toleransi tapi mrk lupa kalu mrk jg
 sering memperlakukan yg lain itu TIDAK TOLERAN.
 
 Ngutip kata father Van Schie, diawal perkembangan Kristen purba, mrk
 mendapat perlakuan INTOLERAN tapi sayangnya mrk ketika kuat jg
 INTOLERAN sama yg lain bahkan membantainya yg jauh lebih kejam
 dibanding yg anti Kristen.
 So itu kata2 YANG JUJUR !!!
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan henyung@
 wrote:
 
  Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya.
  Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di
  buku-buku.
  
  Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh
  dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena
  kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah
  kepercayaan Tionghoa ini. 
  
  Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin
  tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat,
  baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. 
  
  Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue,
  Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan
  memasukkannya ke Ru. 
  
  Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat
  mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu
  dari kaum Ru maupun kaum Dao. 
  
  Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam
  menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum
  Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi.
  Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya,
  pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan
 Latumenten.
  
  Jadi serba gado-gado kan ?
  
  Hormat saya,
  
  Yongde
  




Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-25 Terurut Topik Lim Seng Goan
saya tanggapi Pak, 
 
---Original Message---
 
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: 09/25/08 10:03:37
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
 
Ko Agoan yb,

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Seng Goan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Ada bukti bahwa Ibu Teresa dari Calcuta itu mengkristenkan orang miskin
 india ?? coba bawa kesini atau anda hanya sekedar tukang gosip belaka ??
 
 salam
 seng goan

cinta kasih tanpa batas dijelaskan oleh Lao Tze dalam kitab suci
(kereeen) dao de jing : Creating but not owning,Giving without
demanding. Menurut Ko Aguan apakah peraih Nobel Bunda Teresa ada
niatan,keinginan,harapan untuk mendirikan ordo Katolik diantara warga
india?
sg: silahkan anda yg buktikan krn anda yg sdh memulai nyembur ludah.
 coba kaitkan dgn wahyu (mantap) Lao Tze. Beliau create... ? YA.
Beliau Not Owning?? silakan jawab sendiri. Beliau Giving ... ? YA.
Beliau 'without demanding?? . Jika bener yg ada hanya ketulusan dan
tidak ada mental 'owning' maupun 'demanding', maka sekarang gak ada
gereja karena gak perlu!
sg: apakah dgn berdirinya gereja berarti tujuan Ibu Teresa semata2 hanya
mengkatolikan org2 india ??? anda dgn pemikiran yg demikian maaf  sempit
tp mau bicara soal Tao yg demikian luas 

 yang penting mereka tertolong,sembuh
dll,kembalikan ke komunitasnya,titik. Buddha mengumpamakan lebah yg
tidak merusak bunga yg diserbukinya.
sg: tertolong, sembuh dan kembali kekomunitas.. memang itulah yg dilakukan
Ibu Teresa, dia tidak pernah mengajak org utk menjadi katolik, bahkan dlm
permenungannya banyak Sekali Ibu Teresa merasa dibelenggu dgn dogma2 dr
agama yg dianutnya.. lalu apakah dgn melihat ketulusan seseorang dlm
melayani manusia lainnya dan kemudian ada manusia lain yg tergerak untuk
mengikuti langkah2nya bahkan agamanya itu yg anda bilang merusak bunga yg
diserbukinya ??
 Suhu Cheng Yen kita dari Buddha
Tzu Chi memdirikan rumah susun cengkareng, apakah ada usaha diam2 utk
membuddhiskan para eks kali angke itu? bagi sembako di south carolina
kepada warga amerika (saya baru pertama liat bule ngantri sembako yg
dibagiin orang asia),apakah disisipin misi agama? dll.
sg: sy fokuskan dgn tulisan anda yg sy bold.. lalu apakah arti dari saluran
TV yg setiap saat menceritakan kegiatan2 relawan Tzu Chi tsb ? apakah ini
bukan bagian dari pewartaan ?? apa melakukan perbuatan kasih perlu pewartaan
?.. coba anda buka2 lagi kitab Tao Te Cing nya Pak..   kalau anda mau
membanding2kan dgn perbuatan Ibu Teresa yg puluhan tahun menebarkan cinta
kasih buat org papa, apakah ada saluran TV yg menyiarkan kegiatan tsb secara
secara rutin ?? atau sampai ada saluran tv khusus segala ??.. jawab dgn
jujur Pak.

yang muncul dialog yg jujur, ya jujur. kepercayaan satu sama lain.
Ko Agoan jangan salah mengerti, yg saya mo stop adalah propaganda ala
CNN.tolong buka juga www.anticnn.com
sg: Ibu Teresa tidak pernah minta kegiatannya dipublikasikan... apalagi
sekarnag anda hubung2kan dgn CNN segala, kayaknya anda kebanyakan minum arak
nii Pak.. hehehehe.

aniwei, kristen-katolik itu bukan kita punya.mereka punya bagus,kita
punya juga bagus! kalo duka kita pake putih/blacu makan samseng
..mereka pake hitam makan angin eeh makan bunga.sama bagusnya kan.
Ko Agoan, ayo kita pelajari dan hayati ajaran agama nenek moyang kita.
jika David Beckham ato Harisson Ford saja mendapat manfaat dari
buddhist values  way of life, gimana dengan kita sebagai ahli warisnya.
sg: Saya hargai maksud anda yg ingin kembali mebangkitkan budaya/kebijakan2
cina krn saya juga sedang menggali dan mencoba menerapkan pd lingkungan
keluarga saya.. tapi apakah itu perlu dilakukan dgn cara membanding2kan atau
yg lebih parah menjelek2an org lain atau agama lain ?? bagaimana org mau
mengikuti jejak anda kalau yg ada di pikiran anda dan tingkah pola anda
selalu menjelek2an org lain... kalau anda ingin mengajak org lain utk
mengerti/mendalami ajaran Tao, Kong Hu Cu atau yg lain silahkan tunjukan dgn
perbuatan kasih bukan dgn menebar kebencian.

salam
seng goan


Mulyawan Lie


 
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format
to Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity
 26New Members
Visit Your Group 
John McEnroe
on Yahoo! Groups
Join him for the
10 Day Challenge.
Moderator Central
An online resource
for moderators
of Yahoo! Groups.
Real Food Group
Share recipes
and favorite meals
w/ Real Food lovers.. 
 
 BackGrnd.jpg

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-24 Terurut Topik Hendri Irawan
Kalau yang anda maksud itu organisasi saya tidak menghafalnya.
Seharusnya catatan pendirian organisasi Tri Dharma masih banyak di
buku-buku.

Tetapi kalau yang anda maksud itu gerakan atau konsep, maka boleh
dibilang yang mendirikannya adalah rakyat awam Tiongkok sendiri karena
kebutuhan. Nah memang ada tokoh-tokoh yang signifikan dalam sejarah
kepercayaan Tionghoa ini. 

Misalnya Wang Chongyang disebut-sebut meneruskan pemikiran Lv Dongbin
tentang perlunya mengkombinasikan Ru Shi Dao demi kepentingan rakyat,
baik Wang Chongyang maupun Lv Dongbin adalah dari kaum Dao. 

Dari kaum Ru, Zhu Xi yang berjasa memajukan si shu (Lun Yu, Da Xue,
Zhong Yong, Mengzi) dikatakan mengambil ide dari Shi dan Dao dan
memasukkannya ke Ru. 

Sedangkan dari kaum Shi, terutama dari kalangan Chan, sangat
mengadopsi filosofi, ritual dan praktik kepercayaan Tionghua baik itu
dari kaum Ru maupun kaum Dao. 

Di Indonesia, salah satu kalangan yang menurut saya paling maju dalam
menggalakkan pendidikan budi pekerti Di Zi Gui yang berasal dari kaum
Ru adalah kelompok Jingtu (Pureland) yang berasal dari kelompok Shi.
Salah satu qianbei Di Zi Gui ada di milis ini. Salam hormat dari saya,
pak N. Pusat kegiatan mereka di Jakarta adalah di daerah jalan Latumenten.

Jadi serba gado-gado kan ?

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear All,
 
 Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan,
 Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu
 bilang Tao banyak tahayulnya. Kemungkinan pendirinya lebih berbobot
 ke Tao.
 
 Salam,
 Dedy
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000
 danarhadi2000@ wrote:
 
  Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang
  dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya
 tiga.
  Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma?
 
  Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya,
 yang
  dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong,
  Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran
  yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya
  (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati,
  Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara
  Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu.
 
  Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao,
 dengan
  rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal
  sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus
  menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang
  khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan
  kerajaan Singasari).
 
  Salam
 
  Danardono
 
 
 
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-24 Terurut Topik Edi Soemartono
Saya juga jadi saksi
ketika masih kecil ( tahun nya sudah lupa )
Ayah ( almarhum ) pernah menjadi pengurus Makin 
( Majelis Agama Khonghucu Indonesia ) pakai Papan Plang spt partai skarang,
jadi jelas waktu itu dianggap sebagai agama ( dari namanya tsb )
dan ada tempat berkumpulnya bahkan ada kalender nasionalnya
yang versi Matakin.

Entah kenapa lalu dilarang.
sehingga ayah hanya penganut aliran kepercayaan
dan berhubung di kampung / desa
maka urusan agama tidak menonjol dalam bermasyarakat
sejak dilarang ya tidak peduli utk memeluk agama yg ada.
dan katanya yang penting perbuatan
melalui ajaran2 KhongHucu katanya

Jadi pernah diakui sebagai agama lalu kmd tidak diakui
tapi yg saya tahu agama dan aliran kepercayaan berbeda dalam
hal : adanya nabi atau rasul atau utusan atau panutan
jadi ya kembali ke pemeluknya saja.
Kita tidak berhak menilai, meskipun ada kriteria tertentu.

Boleh juga kalau ada yg bisa jelaskan lebih detail
termasuk waktu dan larangan oleh keputusan apa.


trims
ES

  - Original Message - 
  From: kris tan 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, September 24, 2008 10:47 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= 
Yongde




Kawan kawan minta izin berkomentar sedikit,

Samkau sekarang lebih dikenal sebagai Tridarma, di Indonesia sejak 
tahun 1956 teman2 Khonghucu secara organisasi memisahkan diri dari Samkau 
karena didalam Samkau ada sedikit keculasan dari teman2 Budhisme yang terlalu 
dominan sehingga teman2 Khonghucu membentuk organisasi yang sekarang dikenal 
dengan Matakin ( Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia)

secara historis, teologi dll Budhisme bagaikan langit dan bumi dengan 
Khonghucu jadi ini jelas2 tidak dapat disatukan/digabungkan menjadi sebuah 
bentuk sinkretisme.

untuk bung Jakson Ang untuk kasus Khonghuc agama atau bukan ialah hak 
penganutnya untuk mengklaim agamanya masing2. Anda sebagai orang yang kaga 
ngerti tentang Khonghucu jangan sekali2 berkomentar mengatakan Khonghucu bukan 
agama. saya peringatkan anda next time tidak mengulangi hal itu. jika anda 
masih mengulanginya maka dengan berat hati saya katakan bahwa agama apapun yang 
anda peluk sekarang ini dimata saya bukanlah sebuah agama bahkan mungkin ajaran 
yg gak jelas juntrungannya.

sekian dulu jika ada yang ingin menambah, saya seiap berdiskusi lebih 
lanjut

# Tan 




--
  Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru 
  Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan 
@rocketmail. br Cepat sebelum diambil orang lain!

   

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-24 Terurut Topik andytanoko
samkaw itu kalau tidak salah di daratan tiongkok disebut sebagai
neo-confucianism. tokoh-tokoh neo-confucianism : 

* Cheng Yi
* Lu Xiangshan aka Lu Jiuyuan (1139–1193)
* Ouyang Xiu (1007–1072)
* Shao Yong (1011–1077)
* Su Shi, aka Su Dongpo (1037–1101)
* Wang Yangming aka Wang Shouren
* Ye Shi (1150–1223)
* Zhang Sanfeng
* Zhang Zai
* Zhou Dunyi (1017–1073)
* Zhu Xi (1130–1200)


Zhu Xi's formulation of the Neo-Confucian world view is as follows. He
believed that the Tao (Chinese: #36947;; pinyin: dào; literally way) of
Tian (Chinese: #22825;; pinyin: ti#257;n; literally heaven) is expressed in
principle or li (Chinese: #29702;; pinyin: l#464;), but that it is sheathed in
matter or qi (Chinese: #27683;; pinyin: qì). In this, his system is based
on Buddhist systems of the time that divided things into principle
(again, li), and shi (Chinese: #20107;; pinyin: shì). In the Neo-Confucian
formulation, li in itself is pure and perfect, but with the addition
of qi, base emotions and conflicts arise. Human nature is originally
good, the Neo-Confucians argued (following Mencius), but not pure
unless action is taken to purify it. The imperative is then to purify
one's li. However, in contrast to Buddhists and Taoists,
neo-Confucians did not believe in an external world unconnected with
the world of matter. In addition, Neo-Confucians in general rejected
the idea of reincarnation and the associated idea of karma.

Different Neo-Confucians had differing ideas for how to do so. Zhu Xi
believed in gewu (Chinese: #26684;#29289;; pinyin: géwù), the Investigation of
Things, essentially an academic form of observational science, based
on the idea that li lies within the world. Wang Yangming (Wang
Shouren), probably the second most influential Neo-Confucian, came to
another conclusion: namely, that if li is in all things, and li is in
one's heart, there is no better place to seek than within oneself. His
preferred method of doing so was jingzuo (Chinese: #38748;#22352;; pinyin:
jìngzuò), a practice that strongly resembles zazen or Chan (Zen)
meditation. Wang Yangming developed the idea of innate knowing,
arguing that every person knows from birth the difference between good
and evil. 

samkaw alias tridharma sangat populer di tiongkok pada jaman dinasti song.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear All,
 
 Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan,
 Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu
 bilang Tao banyak tahayulnya. Kemungkinan pendirinya lebih berbobot
 ke Tao.
 
 Salam,
 Dedy
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000
 danarhadi2000@ wrote:
 
  Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang
  dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya
 tiga.
  Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma?
 
  Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya,
 yang
  dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong,
  Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran
  yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya
  (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati,
  Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara
  Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu.
 
  Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao,
 dengan
  rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal
  sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus
  menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang
  khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan
  kerajaan Singasari).
 
  Salam
 
  Danardono
 
 
 
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-24 Terurut Topik Fy Zhou
Tepat sekali, jika mau main murni2an, ya tak ada sinkretisme, tak akan ada Tri 
Dharma. keberadaan San kauw justru jauh dari sikap fundamentalis. rakyat 
jelata menjalankan sepotong2 ajaran dan ritual dari ketiga agama sekaligus, 
tanpa mau dipusingkan oleh filosofi2 tingkat tinggi.
 
Sedangkan bagi para cendekia, mereka justru mengambil inti dari ketiga ajaran, 
untuk dipakai merespon masalah dan situasi yang ber-beda2. tanpa mau 
dipusingkan dengan tetek bengek ritual.
 
ZFy
 


--- On Wed, 9/24/08, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 24, 2008, 4:22 AM






Halo bung Kris Tan, lama tidak bersua.

Jikalau dibandingkan antara filsafat Buddhisme dengan Rujia memang
banyak yang bertentangan. Misalnya konsep selibat dengan konsep bakti
terhadap leluhur mengenai kewajiban untuk meneruskan garis leluhur.

Namun secara sejarah, di kalangan rakyat awam sinkretisme itu terjadi.
Jadi kurang tepat kalo Kris Tan mengatakan tidak dapat digabungkan.
Jangan lupa di rakyat awam berkembang budaya pragmatisme. Yang berguna
dipakai, yang dianggap tidak berguna tidak dipakai. Jadi ada seleksi
dan sinkretisme alami yang berkembang. 

Contohnya saja, keluarga Tionghua mengembangkan budi pekerti dan tata
susila Rujia. Anak-anak mereka diberikan pendidikan san zi jing, di zi
gui, sishu wujing. Tetapi mereka juga tidak absen memberikan donasi
kepada bhiksu di vihara. Mengadakan upacara chaodu (pelimpahan jasa)
ke leluhur. Juga kalau mengalami permasalahan yang rumit tidak lupa
meminta tolong jasa tosu misalnya masalah hitung menghitung, masalah
pernafasan dan permasalahan supranatural.

Kalau di tataran elit kaum terpelajar atau yang biasa disebut kaum
Shi, memang Rujia sangat dominan. Tetapi tidak menutup kemungkinan
bahwa mereka juga mendalami filsafat Buddhisme dan Taoisme. Wang Wei
misalnya, sang sastrawan agung ini sangat mendalami filfasat zen
(Chan). Lalu menurut para akademisi, dua buku utama Taoisme (sengaja
tidak sebut nama) sebenarnya adalah kumpulan hasil pemikiran para kaum
terpelajar terhadap Dao. 

Kalau yang minimal meniru para kaum terpelajar jaman dulu itu atau
memang menjalani kehidupan seperti mereka, pasti akan mengerti. Saat
matahari bersinar maka tata susila budi pekerti sosial akan
dijalankan. Saat bulan bersinar dan menyendiri di ruang baca maka akan
merenungi kehidupan dan mencari kebenaran agung yaitu Dao itu sendiri.
Hasil-hasil pemikiran akan Dao inilah yang kemudian dikompilasi
menjadi dua buku agung yang kemudian digabung menjadi satu buku sakti.
Dan seperti sifat Dao yang misterius, proses kelahiran buku sakti nan
agung itu juga telah diselimuti oleh legenda dan dongeng.

Hormat saya,

Yongde

-- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, kris tan confucian_center@ ...
wrote:

 
 
 Kawan kawan minta izin berkomentar sedikit,
  
 Samkau sekarang lebih dikenal sebagai Tridarma, di Indonesia sejak
tahun 1956 teman2 Khonghucu secara organisasi memisahkan diri dari
Samkau karena didalam Samkau ada sedikit keculasan dari teman2
Budhisme yang terlalu dominan sehingga teman2 Khonghucu membentuk
organisasi yang sekarang dikenal dengan Matakin ( Majelis Tinggi Agama
Khonghucu Indonesia)
  
 secara historis, teologi dll Budhisme bagaikan langit dan bumi
dengan Khonghucu jadi ini jelas2 tidak dapat disatukan/digabungk an
menjadi sebuah bentuk sinkretisme.
  
 untuk bung Jakson Ang untuk kasus Khonghuc agama atau bukan ialah
hak penganutnya untuk mengklaim agamanya masing2. Anda sebagai orang
yang kaga ngerti tentang Khonghucu jangan sekali2 berkomentar
mengatakan Khonghucu bukan agama. saya peringatkan anda next time
tidak mengulangi hal itu. jika anda masih mengulanginya maka dengan
berat hati saya katakan bahwa agama apapun yang anda peluk sekarang
ini dimata saya bukanlah sebuah agama bahkan mungkin ajaran yg gak
jelas juntrungannya.
  
 sekian dulu jika ada yang ingin menambah, saya seiap berdiskusi
lebih lanjut
  
 # Tan
 
 
 
 _ _ _ _ _ _
 Dapatkan nama yang Anda sukai!
 Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.
 http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/


 














  

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-24 Terurut Topik dipodipo
Wah makin menarik. Saya sudah lama ingin mengetahui mengenai aliran ini. 

Ada yang mengatakan pada saya kalau Sam Kaw (bagaimana penulisan yang
benar Sam Kw atau Sam Kauw ? ) muncul di Asia Tenggara, disebabkan
keterbatasan tempat beribadah pada jaman dahulu. Dimana komunitas
perantau Cina mendirikan semacam community centre yang juga
berfungsi sebagai rumah ibadah bersama. Pada awalnya aliran2 tersebut
menjalankan ibadah seara terpisah. Akan tetapi karena seringnya
interaksi antara agama2 tersebut, maka terjadi sinkretisme yang
melahirkan aliran Sam Kaw. Agama2 yang terlebur adalah Taoisme,
Buddhisme dan Khong Hu Cu sebagai filsafat. 

Ini adalah keterangan yang saya dapat, akan tetapi ada teman saya yang
menjadi pendeta Sam Kaw,dan menurut dia aliran ini terdapat juga di
Taiwan.

Saya tertarik mengetahui sejarah dari aliran ini dari sisi keilmuan /
historis, mudah2an ada teman2 yang dapat membantu. 

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andytanoko [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 samkaw itu kalau tidak salah di daratan tiongkok disebut sebagai
 neo-confucianism. tokoh-tokoh neo-confucianism : 
 
 * Cheng Yi
 * Lu Xiangshan aka Lu Jiuyuan (1139–1193)
 * Ouyang Xiu (1007–1072)
 * Shao Yong (1011–1077)
 * Su Shi, aka Su Dongpo (1037–1101)
 * Wang Yangming aka Wang Shouren
 * Ye Shi (1150–1223)
 * Zhang Sanfeng
 * Zhang Zai
 * Zhou Dunyi (1017–1073)
 * Zhu Xi (1130–1200)
 
 
 Zhu Xi's formulation of the Neo-Confucian world view is as follows. He
 believed that the Tao (Chinese: #36947;; pinyin: dào; literally
way) of
 Tian (Chinese: #22825;; pinyin: ti#257;n; literally heaven) is
expressed in
 principle or li (Chinese: #29702;; pinyin: l#464;), but that it is
sheathed in
 matter or qi (Chinese: #27683;; pinyin: qì). In this, his system is
based
 on Buddhist systems of the time that divided things into principle
 (again, li), and shi (Chinese: #20107;; pinyin: shì). In the
Neo-Confucian
 formulation, li in itself is pure and perfect, but with the addition
 of qi, base emotions and conflicts arise. Human nature is originally
 good, the Neo-Confucians argued (following Mencius), but not pure
 unless action is taken to purify it. The imperative is then to purify
 one's li. However, in contrast to Buddhists and Taoists,
 neo-Confucians did not believe in an external world unconnected with
 the world of matter. In addition, Neo-Confucians in general rejected
 the idea of reincarnation and the associated idea of karma.
 
 Different Neo-Confucians had differing ideas for how to do so. Zhu Xi
 believed in gewu (Chinese: #26684;#29289;; pinyin: géwù), the
Investigation of
 Things, essentially an academic form of observational science, based
 on the idea that li lies within the world. Wang Yangming (Wang
 Shouren), probably the second most influential Neo-Confucian, came to
 another conclusion: namely, that if li is in all things, and li is in
 one's heart, there is no better place to seek than within oneself. His
 preferred method of doing so was jingzuo (Chinese: #38748;#22352;;
pinyin:
 jìngzuò), a practice that strongly resembles zazen or Chan (Zen)
 meditation. Wang Yangming developed the idea of innate knowing,
 arguing that every person knows from birth the difference between good
 and evil. 
 
 samkaw alias tridharma sangat populer di tiongkok pada jaman dinasti
song.
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy
 hartantodedy@ wrote:
 
  Dear All,
  
  Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan,
  Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu
  bilang Tao banyak tahayulnya. Kemungkinan pendirinya lebih berbobot
  ke Tao.
  
  Salam,
  Dedy
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000
  danarhadi2000@ wrote:
  
   Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang
   dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya
  tiga.
   Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma?
  
   Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya,
  yang
   dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong,
   Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran
   yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya
   (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati,
   Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara
   Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu.
  
   Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao,
  dengan
   rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal
   sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus
   menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang
   khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan
   kerajaan Singasari).
  
   Salam
  
   Danardono
  
  
  
  
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-24 Terurut Topik Liquid Yahoo
Kabar saya baik-baik saja pak Danar, bulan depan kita basuo

Kalo sumbangan mah pasti di terima, duit kan ga kenal agama, yang pasti 
kalo orang beragama pertama kali Harus wajib berterimakasih sama Tuhan dulu, 
ama yang nolongin mah nomor sekian, padahal bisa jadi yang nolongin itu 
kafir / atheis, jadi apa Tuhan mengulurkan tangannya melalui orang yang kaga 
percaya sama Dia?



- Original Message - 
From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, 23 September, 2008 20:07
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


 Begitulah mas L. Yahoo (ehhh ngomong ngomong apa kabar ente, alah
 lamo tak basuo, ngumpet mulu nihhh?).

 Andaikan kita kena musibah, setengah hidup (lebih enak dengarnya
 daripada setengah mati), misale kena musibah tsunami, rangkul anak
 kita tahu tahu ketangsang dipohon beringin, setelah badai usai.

 Kemudian datang orang asing. Menolong kita penuh kasih, sambil
 membawa makanan dan obat obatan, membawa kita ke tenda untuk dirawat
 dan diobati. nah, apakah anda

 a) per-tama tama tanya apa agama mereka, baru nama mereka, baru
 terimakasih?

 b) apakah anda tolak semua bantuan, setelah tahu, mereka bukan
 anggauta agama anda?

 Kita jawab ini didalam hati kita masing masing. Kita akan segera
 maklumi, bahwa kemanusiaan tak mengenal beda agama, tak mengenal beda
 definisi Tuhan, tak mengenal organisasi keagamaan (misale gereja anu,
 gereja anu atau gereja anu).

 Dari manusia untuk manusia. Inilah kedamaian sejati.

 Salam

 Danardono







 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

 Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu,
 juga suku
 ya untuk apa nanya2?

 Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena
 gampar



 - Original Message - 
 From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis
 Sekalipun


  Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
  business, katanya.
  Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.
 
  Susah juga ya berinteraksi
 
  Salam,
  Dedy
 
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@
  wrote:
 
  Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain
 dengan
  pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
  mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
  tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
 
 
 
- Original Message - 
From: Tantono Subagyo
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis
  Sekalipun
 
 
Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama
  tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc.  Ateis
  adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat
  pribadi jadi monggo mawon.  Bagi saya ateis dapat diibaratkan
 sebagai
  air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali.  Jadi
 kalau
  air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah
  koeksistensi damai.  Salam, Tantono
 
 
 
 
  
 
  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
 
  .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
 
  .: Pertanyaan? Ajukan di
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
 
  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua
 http://iccsg.wordpress.com :.
 
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 




 

 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 Yahoo! Groups Links



 




Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-24 Terurut Topik Liquid Yahoo
Jadi benerkan, nanya agama jatuh2nya mao ngomongin agama? Emang pak 
Ophoeng disini ulas masakan dari daging babi pake nanya dulu, mayoritas 
disini agamanya apa ya? Huehehehehehe

Dan walaupun pak Ophoeng tau disini budaya TiongHua, tetap saja memakai 
salam Sudah Makan Sahur / Buka? berarti tanpa perlu tau agamanya tetap 
saja bisa ngobrol panjang lebar kan?

Jadi logikanya nanya agama orang itu apa?



- Original Message - 
From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, 23 September, 2008 21:28
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson ang
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Biasa nya yang nanya agama orang lain ada niat baik.
 kalau sama agamanya ya udah saudara seiman

Iyalah kalau lagi nawar, bisa dapet harga persaudaraan.

kalau beda kan biasa di usahakan di sesuai kan agamanya

Misalnya dia Islam, kita jangan cerita babi panggang, mana puasa lagi.
Kalau Budha bisa nanya reinkarnasi.

Pokoknya tujuannya baik, untuk mencairkan suasana, bukan?

Salam,
Dedy

 hehehe



 - Original Message 
 From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, September 23, 2008 10:08:27 AM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis
Sekalipun


 Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga
suku
 ya untuk apa nanya2?

 Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena
gampar

 - Original Message - 
 From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis
Sekalipun

  Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
  business, katanya.
  Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.
 
  Susah juga ya berinteraksi
 
  Salam,
  Dedy
 
  --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo
liquidha@ .
  wrote:
 
  Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan
  pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
  mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
  tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
 
 
 
  - Original Message - 
  From: Tantono Subagyo
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis
  Sekalipun
 
 
  Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama
  tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis
  adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat
  pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan
sebagai
  air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau
  air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah
  koeksistensi damai. Salam, Tantono
 
 
 
 
   - - --
 
  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
 
  .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.
 
  .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_
tionghua :.
 
  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress.
com :.
 
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 






..: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

..: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

..: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

..: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links







Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-24 Terurut Topik Tantono Subagyo
Ngkali saya mau kembali (kambek) jadi pineapple (keciaaan deh aku) kalau
lihat sdr Mulyawan Lie pakai kuncir, kakinya dibungkus en membuat sekolah
Khong Kauw Hwee yang menyejahterakan umat.  Salam, Tantono


Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-24 Terurut Topik Tantono Subagyo
Hehehe, Bung Ardian, walaupun bagaimana juga saya scientist kok, saya juga
anti yang gathuk-gathukan seperti Samuel Lee, dan saya juga anti
penyamarataan.  Saya pernah diskusi dengan Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus
dan kita berkesimpulan : Mau Indonesia aman ?.  Jadikan Kristen Indonesia
benar-benar Kristen, dan Islam Indonesia benar-benar Islam, jika semua orang
mengikuti ajaran agamanya dengan baik dan benar maka terciptalah kedamaian
dunia.  Buat komunitas saya membuat orang Kristen berkualitas itu sudah
sangat susah, apalagi meng-Injili orang lain yang belum percaya.  Selama ini
saya lebih banyak bergerak dalam pemulihan (recovery) dan saya percaya bahwa
orang lain akan tertarik menjadi Kristen bukan karena di kata-katain sesat,
atau ditakut-takutin masuk neraka, tetapi karena melihat perbuatan orang
Kristen yang baik.  Saya sendiri tertarik menjadi Kristen mula-mula juga
karena hal ini, ketenteraman dan perbuatan baik seperti misalnya Ibu Teresa
yang  mengasihi tanpa batas.  Salam, Tantono




[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-24 Terurut Topik ardian_c
rasanya gak paslah, yg bener itu mrk mengadopsi ajaran2 non KHC tapi
gak ganti nama jadi Samkaw.

Jg gak tjoema org2 KHC aje, wong banyak non KHC jg yg adopsi ajaran
KHC or Dao kayak Baizhang, Huineng de el el.

Selain itu yg Tao jg ada yg adopsi ajaran KHC kayak Lu Xiujing, Wang
Chongyang de el el.

Yg bener2 ngusung SAMKAW itu oleh Lin ZhaoEn jaman Ming, doi diriin
satu aliran baru yg namanya SanYi Jiao.
Tapi yg doi usung jg beda ama samkaw di Indonesia or Asteng.

Seinget aye, aliran Sanyi jiao masih ada di Malaysia plus tempat
ibadahnya, kira2 ada 2000an pengikutnya.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andytanoko [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 samkaw itu kalau tidak salah di daratan tiongkok disebut sebagai
 neo-confucianism. tokoh-tokoh neo-confucianism : 
 
 * Cheng Yi
 * Lu Xiangshan aka Lu Jiuyuan (1139–1193)
 * Ouyang Xiu (1007–1072)
 * Shao Yong (1011–1077)
 * Su Shi, aka Su Dongpo (1037–1101)
 * Wang Yangming aka Wang Shouren
 * Ye Shi (1150–1223)
 * Zhang Sanfeng
 * Zhang Zai
 * Zhou Dunyi (1017–1073)
 * Zhu Xi (1130–1200)
 
 
 Zhu Xi's formulation of the Neo-Confucian world view is as follows. He
 believed that the Tao (Chinese: #36947;; pinyin: dào; literally
way) of
 Tian (Chinese: #22825;; pinyin: ti#257;n; literally heaven) is
expressed in
 principle or li (Chinese: #29702;; pinyin: l#464;), but that it is
sheathed in
 matter or qi (Chinese: #27683;; pinyin: qì). In this, his system is
based
 on Buddhist systems of the time that divided things into principle
 (again, li), and shi (Chinese: #20107;; pinyin: shì). In the
Neo-Confucian
 formulation, li in itself is pure and perfect, but with the addition
 of qi, base emotions and conflicts arise. Human nature is originally
 good, the Neo-Confucians argued (following Mencius), but not pure
 unless action is taken to purify it. The imperative is then to purify
 one's li. However, in contrast to Buddhists and Taoists,
 neo-Confucians did not believe in an external world unconnected with
 the world of matter. In addition, Neo-Confucians in general rejected
 the idea of reincarnation and the associated idea of karma.
 
 Different Neo-Confucians had differing ideas for how to do so. Zhu Xi
 believed in gewu (Chinese: #26684;#29289;; pinyin: géwù), the
Investigation of
 Things, essentially an academic form of observational science, based
 on the idea that li lies within the world. Wang Yangming (Wang
 Shouren), probably the second most influential Neo-Confucian, came to
 another conclusion: namely, that if li is in all things, and li is in
 one's heart, there is no better place to seek than within oneself. His
 preferred method of doing so was jingzuo (Chinese: #38748;#22352;;
pinyin:
 jìngzuò), a practice that strongly resembles zazen or Chan (Zen)
 meditation. Wang Yangming developed the idea of innate knowing,
 arguing that every person knows from birth the difference between good
 and evil. 
 
 samkaw alias tridharma sangat populer di tiongkok pada jaman dinasti
song.
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy
 hartantodedy@ wrote:
 
  Dear All,
  
  Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan,
  Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu
  bilang Tao banyak tahayulnya. Kemungkinan pendirinya lebih berbobot
  ke Tao.
  
  Salam,
  Dedy
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000
  danarhadi2000@ wrote:
  
   Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang
   dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya
  tiga.
   Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma?
  
   Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya,
  yang
   dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong,
   Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran
   yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya
   (konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati,
   Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara
   Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu.
  
   Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao,
  dengan
   rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal
   sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus
   menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang
   khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan
   kerajaan Singasari).
  
   Salam
  
   Danardono
  
  
  
  
 





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-24 Terurut Topik ardian_c
hmmm di Taiwan ya ? Bisa banyak aliran yg disebut samkaw lar,
mulai dari Sanyi jiao sampe tiande shengjiao bisa disebut ngebawa ciri
khas samkaw.

nah kalu yg di Asteng memang unik, community centre tapi masih
bersifat kedaerahan, kesukuan sama marga.
Baru mulai masuk abad 19 akhir awal abad 20, berangsur2 banyak
kelenteng yg masukin dewa2 yg berunsur kedaerahan yg berbeda sama
sekali dgn kelenteng tempat dewa tsbt ditaroh.

So itu tdk langsung timbul begitu saja jadi community centre lintas
daerah , agama, etnis.

Seinget saya pendeta samkaw or maitrisia ya ( CMIIW) gak ada ya di
Taiwan. Kecuali pendeta sanyi jiao getu lho.

Nah kita di asteng sering rancu antara samkaw dgn sanyi jiao.

Samkaw di Indonesia or asteng mah sifatnya pragmatis gak begitu pusing
sama dogma2 agama yg jadi label samkaw itu.
Makana gak aneh kalu giliran ke China daratan banyak yg terbengong2
ngeliat tempat ibadah or kelenteng disana yg amat sedikit membawa ciri
khas samkaw.
Tapi ada jg kelenteng yg ciri khas satu agama tapi bawa banyak tulisan
agama laen en so far so good.
Contohnya kelenteng Huang Daxian di Guangzhou, jelas2 ciri khas Taoism
tapi ada jg ornamen Buddhisme kayak teratai, kitab2 Buddhisme disana. 

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, dipodipo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wah makin menarik. Saya sudah lama ingin mengetahui mengenai aliran
ini. 
 
 Ada yang mengatakan pada saya kalau Sam Kaw (bagaimana penulisan yang
 benar Sam Kw atau Sam Kauw ? ) muncul di Asia Tenggara, disebabkan
 keterbatasan tempat beribadah pada jaman dahulu. Dimana komunitas
 perantau Cina mendirikan semacam community centre yang juga
 berfungsi sebagai rumah ibadah bersama. Pada awalnya aliran2 tersebut
 menjalankan ibadah seara terpisah. Akan tetapi karena seringnya
 interaksi antara agama2 tersebut, maka terjadi sinkretisme yang
 melahirkan aliran Sam Kaw. Agama2 yang terlebur adalah Taoisme,
 Buddhisme dan Khong Hu Cu sebagai filsafat. 
 
 Ini adalah keterangan yang saya dapat, akan tetapi ada teman saya yang
 menjadi pendeta Sam Kaw,dan menurut dia aliran ini terdapat juga di
 Taiwan.
 
 Saya tertarik mengetahui sejarah dari aliran ini dari sisi keilmuan /
 historis, mudah2an ada teman2 yang dapat membantu. 
 
 Salam
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andytanoko andytanoko@ 
 wrote:
 
  samkaw itu kalau tidak salah di daratan tiongkok disebut sebagai
  neo-confucianism. tokoh-tokoh neo-confucianism : 
  
  * Cheng Yi
  * Lu Xiangshan aka Lu Jiuyuan (1139–1193)
  * Ouyang Xiu (1007–1072)
  * Shao Yong (1011–1077)
  * Su Shi, aka Su Dongpo (1037–1101)
  * Wang Yangming aka Wang Shouren
  * Ye Shi (1150–1223)
  * Zhang Sanfeng
  * Zhang Zai
  * Zhou Dunyi (1017–1073)
  * Zhu Xi (1130–1200)
  
  
  Zhu Xi's formulation of the Neo-Confucian world view is as follows. He
  believed that the Tao (Chinese: #36947;; pinyin: dào; literally
 way) of
  Tian (Chinese: #22825;; pinyin: ti#257;n; literally heaven) is
 expressed in
  principle or li (Chinese: #29702;; pinyin: l#464;), but that it is
 sheathed in
  matter or qi (Chinese: #27683;; pinyin: qì). In this, his system is
 based
  on Buddhist systems of the time that divided things into principle
  (again, li), and shi (Chinese: #20107;; pinyin: shì). In the
 Neo-Confucian
  formulation, li in itself is pure and perfect, but with the addition
  of qi, base emotions and conflicts arise. Human nature is originally
  good, the Neo-Confucians argued (following Mencius), but not pure
  unless action is taken to purify it. The imperative is then to purify
  one's li. However, in contrast to Buddhists and Taoists,
  neo-Confucians did not believe in an external world unconnected with
  the world of matter. In addition, Neo-Confucians in general rejected
  the idea of reincarnation and the associated idea of karma.
  
  Different Neo-Confucians had differing ideas for how to do so. Zhu Xi
  believed in gewu (Chinese: #26684;#29289;; pinyin: géwù), the
 Investigation of
  Things, essentially an academic form of observational science, based
  on the idea that li lies within the world. Wang Yangming (Wang
  Shouren), probably the second most influential Neo-Confucian, came to
  another conclusion: namely, that if li is in all things, and li is in
  one's heart, there is no better place to seek than within oneself. His
  preferred method of doing so was jingzuo (Chinese: #38748;#22352;;
 pinyin:
  jìngzuò), a practice that strongly resembles zazen or Chan (Zen)
  meditation. Wang Yangming developed the idea of innate knowing,
  arguing that every person knows from birth the difference between good
  and evil. 
  
  samkaw alias tridharma sangat populer di tiongkok pada jaman dinasti
 song.
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hartantodedy
  hartantodedy@ wrote:
  
   Dear All,
   
   Siapa sih sebenernya pendiri Samkouw, kalau mendengar pernyataan,
   Buddha sekedar dipuja rupangnya. Dan saya kenal penganut Konghucu
   bilang Tao banyak 

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik Liquid Yahoo
Justru biasanya orang bertanya itu ada niat untuk target pencarian bukan 
yang se iman, seperti bisnis MLM, mencari yang bukan member, jika yang di tanya 
juga adalah member, yah buat apa? Ngajakin sembahyang bareng?!

Yang dicarikan justru yang beda iman, di rayu biar jadi down line nya



  - Original Message - 
  From: jackson ang 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, 23 September, 2008 10:25
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


  Biasa nya yang nanya agama orang lain ada niat baik.
  kalau sama agamanya ya udah saudara seiman kalau beda kan biasa di usahakan 
di sesuai kan agamanya 

  hehehe



  - Original Message 
  From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Tuesday, September 23, 2008 10:08:27 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


  Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku 
  ya untuk apa nanya2?

  Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar

  - Original Message - 
  From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

   Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
   business, katanya.
   Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.
  
   Susah juga ya berinteraksi
  
   Salam,
   Dedy
  
   --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] 
.
   wrote:
  
   Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan
   pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
   mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
   tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
  
  
  
   - Original Message - 
   From: Tantono Subagyo
   To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
   Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
   Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis
   Sekalipun
  
  
   Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama
   tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis
   adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat
   pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai
   air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau
   air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah
   koeksistensi damai. Salam, Tantono
  
  
  
  
    - - --
  
   .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
  
   .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.
  
   .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.
  
   .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.
  
   Yahoo! Groups Links
  
  
  
   




   

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik ChanCT
Eeeeh, kang Sur,
ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn  Atheis 
sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, 
sekarang masih ada tidak, ya?

Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak?

Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan 
secara Agama dahulu?

Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, 
dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan 
selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena 
pertengkaran Agama saja, deh. 

Salam damai,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: gsuryana 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, September 23, 2008 12:33 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


  From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED]


   Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
   business, katanya.
   Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.
  
   Susah juga ya berinteraksi
  +++
  Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa 
  bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, 
  bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, 
  bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang tidak ada 
  faedahnya ?

  Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab...
  -agama
  -etnis
  -menikah dan belum
  -anak
  -penghasilan
  -mengenai keluarga

  Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan diatas, 
  untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja ?, dan 
  berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai dengan 
  harapan si penanya.

  sur.
  
   Salam,
   Dedy
  
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
   wrote:
  
   Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan
   pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
   mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
   tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
   

  

  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

  .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

  .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

  Yahoo! Groups Links





--



  Internal Virus Database is out of date.
  Checked by AVG. 
  Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 
_U__ 07:05


Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Chan CT #36313

2008-09-23 Terurut Topik John Siswanto
 
Pak Chan yth.
 
Kolom agama di KTP masih berlaku, tidak boleh dikosongkan, karena konstitusi 
kita mengharuskan untuk itu...
 
Menurut UU Perkawinan kita, perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut 
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.
 
Itulah hukum positif yang berlaku di Indonesia. sebagai warga negara yang baik, 
tentu kita harus tunduk dan patuh kepada peraturan per-UU-an yang berlaku di 
Indonesia..., gimana pak ? bapak setuju ?
 
John Siswanto


--- Pada Sen, 22/9/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] menulis:

Dari: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
Topik: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 22 September, 2008, 11:38 PM







Eeeeh, kang Sur,
ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn  Atheis 
sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, 
sekarang masih ada tidak, ya?
 
Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak?
 
Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan 
secara Agama dahulu?
 
Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, 
dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan 
selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena 
pertengkaran Agama saja, deh. 
 
Salam damai,
ChanCT
 

- Original Message - 
From: gsuryana 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Tuesday, September 23, 2008 12:33 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com


 Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
 business, katanya.
 Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.

 Susah juga ya berinteraksi
+++
Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa 
bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, 
bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, 
bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang tidak ada 
faedahnya ?

Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab...
-agama
-etnis
-menikah dan belum
-anak
-penghasilan
-mengenai keluarga

Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan diatas, 
untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja ?, dan 
berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai dengan 
harapan si penanya.

sur.

 Salam,
 Dedy

 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

 Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan
 pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
 mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
 tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
 

 - - --

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.

Yahoo! Groups Links







Internal Virus Database is out of date.
Checked by AVG. 
Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 _U__ 
07:05
 














  
___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik Fy Zhou
Di amerika jika ada bos yang bertanya apa agamanya si pelamar kerja akan 
digugat dan bisa diperkarakan di pengadilan. demikianpun si pelamar kerja 
pantang menulis status agamanya di surat lamaran.
 
Sedang di Indonesia oh masih primitif rupanya...
( Mas Tantono, Ini bukan pernyataan memusuhi agama lho, ini adalah untuk 
memerangi sikap budaya masarakat kita yang terbelakang! semestinya anda setuju 
bukan? )
 
ZFy

--- On Tue, 9/23/08, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tuesday, September 23, 2008, 3:08 AM






Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku 
ya untuk apa nanya2?

Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar

- Original Message - 
From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

 Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
 business, katanya.
 Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.

 Susah juga ya berinteraksi

 Salam,
 Dedy

 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] .
 wrote:

 Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan
 pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
 mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
 tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?



 - Original Message - 
 From: Tantono Subagyo
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis
 Sekalipun


 Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama
 tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis
 adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat
 pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai
 air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau
 air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah
 koeksistensi damai. Salam, Tantono




  - - --

 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.

 Yahoo! Groups Links



 

 














  

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik Fy Zhou
Kalau tidak sesuai2 yang dijauhi saja... hehe

--- On Tue, 9/23/08, jackson ang [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: jackson ang [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tuesday, September 23, 2008, 3:25 AM








Biasa nya yang nanya agama orang lain ada niat baik.
kalau sama agamanya ya udah saudara seiman kalau beda kan biasa di usahakan di 
sesuai kan agamanya 
 
hehehe



- Original Message 
From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] co.id
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tuesday, September 23, 2008 10:08:27 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun



Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku 
ya untuk apa nanya2?

Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar

- Original Message - 
From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

 Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
 business, katanya.
 Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.

 Susah juga ya berinteraksi

 Salam,
 Dedy

 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] .
 wrote:

 Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan
 pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
 mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
 tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?



 - Original Message - 
 From: Tantono Subagyo
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis
 Sekalipun


 Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama
 tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis
 adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat
 pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai
 air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau
 air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah
 koeksistensi damai. Salam, Tantono




  - - --

 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.

 Yahoo! Groups Links



 


 














  

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik Fy Zhou
Celakanya orang Indonesia meski baru kenal paling suka nanya2 hal 2 dibawah ini 
( kecuali penghasilan)


--- On Tue, 9/23/08, gsuryana [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: gsuryana [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tuesday, September 23, 2008, 4:33 AM








Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab...
-agama
-etnis
-menikah dan belum
-anak
-penghasilan
-mengenai keluarga


.. 
 














  

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik Fy Zhou
Pak Chan,  Masih, masih, masih, semua tak ada yang berubah, apa tak membuat 
orang frustasi?
Jika mau berhasil mengubah semua ini, harus kaum agamawan sendiri yang 
mempelopri, Tokoh2 seperti Gus Dur mestinya diperbanyak...( Oh betapa rindunya 
aku dengan celoteh mautnya, sayang energinya dibuang percuma untuk bertengkar 
dng keponakannya).
 
Untuk Mas Tantono yang akan resmi jadi pendeta, siapkah memelopori gerakan ini?
 


--- On Tue, 9/23/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tuesday, September 23, 2008, 6:38 AM







Eeeeh, kang Sur,
ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn  Atheis 
sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, 
sekarang masih ada tidak, ya?
 
Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak?
 
Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan 
secara Agama dahulu?
 
Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, 
dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan 
selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena 
pertengkaran Agama saja, deh. 
 
Salam damai,
ChanCT
 

- Original Message - 
From: gsuryana 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Tuesday, September 23, 2008 12:33 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com


 Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
 business, katanya.
 Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.

 Susah juga ya berinteraksi
+++
Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa 
bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, 
bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, 
bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang tidak ada 
faedahnya ?

Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab...
-agama
-etnis
-menikah dan belum
-anak
-penghasilan
-mengenai keluarga

Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan diatas, 
untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja ?, dan 
berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai dengan 
harapan si penanya.

sur.

 Salam,
 Dedy

 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

 Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan
 pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
 mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
 tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
 

 - - --

..: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

..: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.

..: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :..

..: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.

Yahoo! Groups Links







Internal Virus Database is out of date.
Checked by AVG. 
Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 _U__ 
07:05
 














  

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik gsuryana
Sebenarnya apa yang ditanyakan kurang etis dibawah tsb berlaku di budaya barat, 
sedang di budaya timur pertanyaan tersebut termasuk wajar.

Yang patut diperhatikan justru apakah pertanyaan iseng tersebut bisa membuat 
hubungan antar kawan menjadi bertambah akrab apa malah sebaliknya ?.

Menurut ku dengan tidak usil menanyakan hal hal yang berbau privacy hubungan 
antar teman malah menjadi lebih cepat erat, berbeda dengan ditanya sejak awal, 
dimana belum apa apa tameng sudah dipasang, sehingga begitu ada jawaban yang 
tidak sesuai langsung dianggap ada yang beda.

Untuk ini aku lebih setuju mengikuti budaya barat, lebih santai dan hilang 
salah satu beban.

Sebenarnya ada satu lagi pertanyaan yang termasuk kurang di suka i.
- pendidikan
Karena di budaya barat yang namanya pendidikan sudah menjadi syarat dasar yang 
secara otomatis sudah di didik/sekolah sehingga tidak perlu lagi dipertanyakan, 
dan setelah lulus kelas 12 sudah tidak diperdulikan lagi gelarnya apa, beda 
dengan saat ini di Indonesia, gelar adu panjang.

sur.
http://indolobby.blogspot.com
  - Original Message - 
  From: Fy Zhou 

Celakanya orang Indonesia meski baru kenal paling suka nanya2 hal 2 
dibawah ini ( kecuali penghasilan)


--- On Tue, 9/23/08, gsuryana [EMAIL PROTECTED] wrote:

  From: gsuryana [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis 
Sekalipun
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Tuesday, September 23, 2008, 4:33 AM




  Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan 
akrab...
  -agama
  -etnis
  -menikah dan belum
  -anak
  -penghasilan
  -mengenai keluarga


  .
   
   



   

   

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik gsuryana
Kolom Agama pada KTP jauh lebih penting dibandingkan dengan nama, jadi siapapun 
yang ber KTP Indonesia dipastikan sudah beragama, bagi kelompok Atheis, 
otomatis kolom agama di isi sesuai keinginan staf tukang ngetik KTP. Nama boleh 
salah agama dijamin tidak salah, biarpun salah bukan salah ketik hurup 
melainkan salah menulis agama yang dianut pemilik KTP dan ini menjadi tidak 
salah.

Bisa jadi kolom agama pada KTP menjadi sedemikian pentingnya agar kondisi yang 
amburadul ini setelah mati bisa masuk sorga, tanpa perlu lagi ditanya beragama 
apa.

Untuk pernikahan setahuku sekarang yang beda agama semakin sulit untuk membuat 
surat  nikahnya, selain harus ada surat nikah dari KUA/Gereja/Kelenteng, 
sehingga pegawai catatan sipil bisa membuat surat nikahnya.
Untuk yang ini seingatku dulu masih bisa lewat Notaris, entah sekarang.
Sayang sekali dengan adanya syarat sama agama untuk sebuah pernikahan 
mengakibatkan sekat sekat di dalam  masyarakat plural menjadi ter cabik, 
tidak ada lagi yang namanya cinta sejati, cinta sejati dikalahkan oleh yang 
namanya Agama.

Yang dikhawatirkan situasi dan kondisi ini ( agama ) malah menciptakan peluang 
untuk saling serang dan ejek.

Aku ingat banget di tahun 70 sd 80 an yang namanya agama itu berada diruang 
privacy, biarpun beda agama tidak menjadikan situasi dan kondisi menjadi acak 
kadut ( contoh terakhir pernikahan Jamal Mirdad dengan Lidya Kandow, dimana 
biarpun beda agama sampai saat ini masih tetap sebagai pasangan suami istri, 
setelah ituharus sama, jadi deh nongol istilah mualaf dadakan.
Dan sialnya peristiwa ini dijadikan alat promosi oleh mereka mereka sebagai 
sebuah kemenangan agamanya.

sur.
http://indolobby.blogspot.com
  - Original Message - 
  From: ChanCT 


  Eeeeh, kang Sur,
  ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn  Atheis 
sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, 
sekarang masih ada tidak, ya?

  Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak?

  Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan 
secara Agama dahulu?

  Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, 
dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan 
selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena 
pertengkaran Agama saja, deh. 

  Salam damai,
  ChanCT

- Original Message - 
From: gsuryana 


From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED]


 Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
 business, katanya.
 Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.

 Susah juga ya berinteraksi
+++
Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa 
bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, 
bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, 
bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang tidak ada 
faedahnya ?

Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab...
-agama
-etnis
-menikah dan belum
-anak
-penghasilan
-mengenai keluarga

Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan diatas, 
untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja ?, dan 
berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai dengan 
harapan si penanya.

sur.

 Salam,
 Dedy


Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto

2008-09-23 Terurut Topik jackson ang
kalau menurut pengetahuan saya 
KONGHUCU bukan agama. mungkin kalau dipaksakan masuk ke aliran kepercayaan

Mungkin saya salah pikir karena pengetahuannya saya tentang konghucu sedikit

bisa dibantu penjelasan nya kenapa Konghucu disebut agama ?



- Original Message 
From: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:47:36 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= 
John Siswanto


 
Bung Siswanto yb,
 
Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. 
 
Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan, artinya 
setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah disahkan Negara, 
diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak diberi hak untuk tidak 
ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan yang tidak seharusnya terjadi. 
Karena masalah kepercayaan Agama adalah masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, 
yang tidak seharusnya direcoki oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan 
masalah yang bersifat sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah 
dipaksakan.
 
Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana ketika Kunghucu 
ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui sebagai Agama sah? Bukankah itu 
sangat menyakiti banyak orang yang berkepercayaan Konghucu? Lalu, memaksa 
mereka ber-munafik untuk beralih ke Agama lain, ... itukan jadi mendidik 
warganya bermunafik! Belum lagi agama lokal yang seharus patut dihargai dan 
dilindungi , seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah penganutnya di Jawa, 
tapi itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus dihargai dan dihormati 
juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau pemerintah menuntut mereka 
yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau pindah Agama. Satu sikap 
yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan ber-ketuhanan yang maha-esa.
 
Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama lebih tinggi 
dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga satu sikap berlebihan, 
keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari HUKUM 
Negara. Seharusnya hukum negara lebih tinggi dan didahulukan ketimbang hukum 
Agama. Negara juga tidak usah ikut campur dalam menentukan siapa jodoh anak 
muda yang sepenuhnya bersifat pribadi itu. Biarlah mereka tentukan sendiri 
jodoh pilihannya yang dianggap cocok dan saling cinta, sekalipun beda ras, beda 
etnis bahkan beda Agama, ... Tidak apa. Berilah hukum perkawinan yang patut 
diataati setelah hidup sebagai suami-istri umumnya, itu saja. Saya dengar 
cerita dari sahabat-sahabat, inilah sebab mengapa tidak sedikit warga 
Indodnesia terpaksa melangsungkan perkawinan di luar negeri, karena tidak 
mungkin dicatatkan sebagai suami-istri yang sah di Indodnesia. Sesuatu yang 
aneh kedengarannya, tapi itulah kenyataan yang masih
 terjadi dinegeri ini.
 
Salam,
ChanCT
 
- Original Message - 
From: John Siswanto 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:50 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= 
Chan CT #36313



Pak Chan yth.

Kolom agama di KTP masih berlaku, tidak boleh dikosongkan, karena konstitusi 
kita mengharuskan untuk itu...

Menurut UU Perkawinan kita, perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut 
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.

Itulah hukum positif yang berlaku di Indonesia. sebagai warga negara yang baik, 
tentu kita harus tunduk dan patuh kepada peraturan per-UU-an yang berlaku di 
Indonesia... , gimana pak ? bapak setuju ?

John Siswanto


--- Pada Sen, 22/9/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] com menulis:

Dari: ChanCT [EMAIL PROTECTED] com
Topik: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Senin, 22 September, 2008, 11:38 PM


Eeeeh, kang Sur,
ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn  Atheis 
sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom Agama, 
sekarang masih ada tidak, ya?
 
Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak?
 
Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan 
secara Agama dahulu?
 
Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada Agama, 
dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal jangan 
selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya karena 
pertengkaran Agama saja, deh. 
 
Salam damai,
ChanCT
 
- Original Message - 
From: gsuryana 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Tuesday, September 23, 2008 12:33 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com


 Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
 business, katanya.
 Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.

 Susah juga ya berinteraksi
+++
Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto

2008-09-23 Terurut Topik Edi Soemartono
dear friends

Kalau keanehan di negri ini sudah banyak
pernah lihat acara TV hanya ada di Indonesia
banyak yg aneh2 dan bagus kan ? kan Keanekaragaman ( diversity )
termasuk Hukum Negara dan Hukum Agama.
Negara diatur oleh Agama, mungkin saja bisa terjadi
kalau mayoritas menghendaki dan minoritas diabaikan.
Kan tergantung yang buat dan berkuasa ( Eksekutif , Legislatif dan Yudikatif )

Oh Ya. Setahu saya apabila tidak termasuk Agama yg diakui
boleh kok ikut yg disebut kelompok aliran kepercayaan.
Kalau utk spt negara lain ya pasti tidak sama.
Tapi dng masukan2 dari warganya ( termasuk kita )
mungkin akan berubah ( berkembang baik )

Soal menikah beda agama, bertujuan baik kok
agar kalau ada 4 masalah terkait pernikahan ( anak, harta, waris dan 
kawin/cerai )
menggunakan dalil agama yg sama, krn Hukum Negara agak tertinggal saat ini.
Setahu saya nikah beda agama masih dimungkinkan tapi spt apa sy tidak jelas.
Nikah diluar negri bukan solusi, selama tinggal di Indonesia dan 4 hal diatas 
belum
jelas ( kecuali bikin perjanjian notaris berdua untuk 4 hal diatas )

Bicara tentang : beragama atau tanpa Agama, itu adalah hak asasi manusia
dan tentu saja yang terpenting perbuatan sebagai individu di masyarakat.
Dan mentaati Hukum Negara. 
Tapi kalau ada rekan di milis ini yg sudah punya banyak pengalaman
bahwa dng tidak beragama akan beres2 aja. Kita mau dengar tuh pengalamannya.
Pasti seru dan susah. Silahkan cerita aja.

salam
Edi Soemartono

  - Original Message - 
  From: ChanCT 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:47 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= 
John Siswanto


   

  Bung Siswanto yb,

  Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. 

  Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan, artinya 
setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah disahkan Negara, 
diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak diberi hak untuk tidak 
ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan yang tidak seharusnya terjadi. 
Karena masalah kepercayaan Agama adalah masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, 
yang tidak seharusnya direcoki oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan 
masalah yang bersifat sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah 
dipaksakan.

  Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana ketika 
Kunghucu ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui sebagai Agama sah? 
Bukankah itu sangat menyakiti banyak orang yang berkepercayaan Konghucu? Lalu, 
memaksa mereka ber-munafik untuk beralih ke Agama lain, ... itukan jadi 
mendidik warganya bermunafik! Belum lagi agama lokal yang seharus patut 
dihargai dan dilindungi , seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah 
penganutnya di Jawa, tapi itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus 
dihargai dan dihormati juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau 
pemerintah menuntut mereka yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau 
pindah Agama. Satu sikap yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan 
ber-ketuhanan yang maha-esa.

  Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama lebih tinggi 
dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga satu sikap berlebihan, 
keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari HUKUM 
Negara. Seharusnya hukum negara lebih tinggi dan didahulukan ketimbang hukum 
Agama. Negara juga tidak usah ikut campur dalam menentukan siapa jodoh anak 
muda yang sepenuhnya bersifat pribadi itu. Biarlah mereka tentukan sendiri 
jodoh pilihannya yang dianggap cocok dan saling cinta, sekalipun beda ras, beda 
etnis bahkan beda Agama, ... Tidak apa. Berilah hukum perkawinan yang patut 
diataati setelah hidup sebagai suami-istri umumnya, itu saja. Saya dengar 
cerita dari sahabat-sahabat, inilah sebab mengapa tidak sedikit warga 
Indodnesia terpaksa melangsungkan perkawinan di luar negeri, karena tidak 
mungkin dicatatkan sebagai suami-istri yang sah di Indodnesia. Sesuatu yang 
aneh kedengarannya, tapi itulah kenyataan yang masih terjadi dinegeri ini.

  Salam,
  ChanCT

- Original Message - 
From: John Siswanto 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:50 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= 
Chan CT #36313



  Pak Chan yth.

  Kolom agama di KTP masih berlaku, tidak boleh dikosongkan, karena 
konstitusi kita mengharuskan untuk itu...

  Menurut UU Perkawinan kita, perkawinan adalah sah, apabila dilakukan 
menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.

  Itulah hukum positif yang berlaku di Indonesia. sebagai warga negara 
yang baik, tentu kita harus tunduk dan patuh kepada peraturan per-UU-an yang 
berlaku di Indonesia..., gimana pak ? bapak setuju ?

  John Siswanto


  --- Pada Sen, 22/9/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] menulis:

Dari: ChanCT [EMAIL PROTECTED

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto

2008-09-23 Terurut Topik gsuryana
From: Edi Soemartono

cut
Tapi kalau ada rekan di milis ini yg sudah punya banyak pengalaman
bahwa dng tidak beragama akan beres2 aja. Kita mau dengar tuh pengalamannya.
Pasti seru dan susah. Silahkan cerita aja.
+++
Tidak beragama di Indonesia tidak susah koq, malah asyik diluar KTP, si 
orang tersebut bisa masuk kemana mana tanpa perlu pusing dengan perbedaan 
agama.

Justru yang bikin pusing adalah manusia yang selalu mempermasalahkan agama, 
sehingga akhirnya hidup untuk agama, bukan lagi hidup beragama.

sur 



Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Jacson Ang

2008-09-23 Terurut Topik ChanCT
Konghucu di Tiongkok sendiri tidak diperlakukan sebagai satu aliran Agama, tapi 
di Indodnesia sebelum G30S tahun 65, ingat saya Konghucu sudah diperlakukan 
sebagai salah satu dari 6 Agama yang resmi (Islam, Katholik, Kristen, Budha, 
Hindu dan Konghucu), jelas dianggap sebagai salah satu Agama yang sah. Baru 
setelah itu oleh pemerintah Soeharto, Konghucu dicabut dan dianggap tidak ada 
itu agama Konghucu. Kembali dianggap sebagai salah satu dari 6 Agama resmi, 
yang sah oleh Presiden SBY pada 4 Februari tahun 06 yl., bertepatan dengan 
perayaan Tahun Baru Imlek.

Salam,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: jackson ang 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, September 23, 2008 4:34 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= 
John Siswanto


  kalau menurut pengetahuan saya 
  KONGHUCU bukan agama. mungkin kalau dipaksakan masuk ke aliran kepercayaan

  Mungkin saya salah pikir karena pengetahuannya saya tentang konghucu sedikit

  bisa dibantu penjelasan nya kenapa Konghucu disebut agama ?



  - Original Message 
  From: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:47:36 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= 
John Siswanto


   

  Bung Siswanto yb,

  Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. 

  Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan, artinya 
setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah disahkan Negara, 
diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak diberi hak untuk tidak 
ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan yang tidak seharusnya terjadi. 
Karena masalah kepercayaan Agama adalah masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, 
yang tidak seharusnya direcoki oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan 
masalah yang bersifat sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah 
dipaksakan.

  Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana ketika 
Kunghucu ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui sebagai Agama sah? 
Bukankah itu sangat menyakiti banyak orang yang berkepercayaan Konghucu? Lalu, 
memaksa mereka ber-munafik untuk beralih ke Agama lain, ... itukan jadi 
mendidik warganya bermunafik! Belum lagi agama lokal yang seharus patut 
dihargai dan dilindungi , seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah 
penganutnya di Jawa, tapi itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus 
dihargai dan dihormati juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau 
pemerintah menuntut mereka yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau 
pindah Agama. Satu sikap yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan 
ber-ketuhanan yang maha-esa.

  Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama lebih tinggi 
dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga satu sikap berlebihan, 
keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari HUKUM 
Negara. Seharusnya hukum negara lebih tinggi dan didahulukan ketimbang hukum 
Agama. Negara juga tidak usah ikut campur dalam menentukan siapa jodoh anak 
muda yang sepenuhnya bersifat pribadi itu. Biarlah mereka tentukan sendiri 
jodoh pilihannya yang dianggap cocok dan saling cinta, sekalipun beda ras, beda 
etnis bahkan beda Agama, ... Tidak apa. Berilah hukum perkawinan yang patut 
diataati setelah hidup sebagai suami-istri umumnya, itu saja. Saya dengar 
cerita dari sahabat-sahabat, inilah sebab mengapa tidak sedikit warga 
Indodnesia terpaksa melangsungkan perkawinan di luar negeri, karena tidak 
mungkin dicatatkan sebagai suami-istri yang sah di Indodnesia. Sesuatu yang 
aneh kedengarannya, tapi itulah kenyataan yang masih terjadi dinegeri ini.

  Salam,
  ChanCT

- Original Message - 
From: John Siswanto 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:50 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= 
Chan CT #36313



  Pak Chan yth.

  Kolom agama di KTP masih berlaku, tidak boleh dikosongkan, karena 
konstitusi kita mengharuskan untuk itu...

  Menurut UU Perkawinan kita, perkawinan adalah sah, apabila dilakukan 
menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.

  Itulah hukum positif yang berlaku di Indonesia. sebagai warga negara 
yang baik, tentu kita harus tunduk dan patuh kepada peraturan per-UU-an yang 
berlaku di Indonesia... , gimana pak ? bapak setuju ?

  John Siswanto


  --- Pada Sen, 22/9/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] com menulis:

Dari: ChanCT [EMAIL PROTECTED] com
Topik: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis 
Sekalipun
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Senin, 22 September, 2008, 11:38 PM


Eeeeh, kang Sur,
ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama 
bahakn  Atheis sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik ChanCT
Lho, gimana sih, UUD jelas menetapkan kebebasan kepercayaan ber-Agama bagi 
setiap warga, tapi kalau dibatasi hanya 6 Agama resmi, berarti orang yang masih 
percaya pada kepercayaan lokal, seperti Kejawen tidak bisa cantumkan itu 
sebagai Agama yang dianutnya. Lalu, bagi Ahmadiyah yang jadinya ramai terakhir 
ini gimana? Dan dimana hak manusia untuk menjadi Atheis? Tentu tidak baik, 
kalau yang percaya Agama diluar 6 yang resmi dan yang tidak ber-Agama, harus 
bermunafik mencantumkan salah satu Agama dari 6 yang resmi, dan menjadi lebih 
celaka kalau sipejabat yang mengisinya sendiri tanpa persetujuan Agama 
bersangkutan. 

Bukankah setiap Agama yang baik, seharusnya hanya akan menerima seseorang 
sebagai umatnya yang meyakini kepercayaan Agamanya. Tidak akan asal-asalan saja 
membiarkan Agama dijadii kan jubah, yang seenaknya saja boleh dikenakan setiap 
orang. Huuueee, dunia apa namanya ini, kalau orang boleh saja mencantumkan 
Agama tertentu yang bukan kepercayaan dan keyakinannya?

Lalu, apa sih sesungguhnya maksud pemerintah begitu sengitnya menganggap 
pentingnya mencantumkan Agama di KTP? Apa pernah ada statistik resmi dari 
catatan sipil, berapa % penduduk Indonesia, berdasarkan kolom Agama yang 
tercantum di KTP  yang beragama Islam, Katholik, Kristen, Hindu dan Budha? Atau 
dalam masalah penerimaan anak sekolah, penerimaan pekerjaan juga perlu 
diperhatikan Agama seseorang? Untuk memudahkana pelaksanaan diskriminasi, 
mendahulukan Agama tertentu saja, begitu?

Kalau tidak salah ingat, ditahun 06 itu pernah dipersoalkan untuk menghilangkan 
kolom Agama di KTP, ya? Sayang kalau tidak berhasil. Berjuang terus untuk 
mencapai keadilan yang lebih baik.

Salam juang,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: gsuryana 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, September 23, 2008 5:11 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


  Kolom Agama pada KTP jauh lebih penting dibandingkan dengan nama, jadi 
siapapun yang ber KTP Indonesia dipastikan sudah beragama, bagi kelompok 
Atheis, otomatis kolom agama di isi sesuai keinginan staf tukang ngetik KTP. 
Nama boleh salah agama dijamin tidak salah, biarpun salah bukan salah ketik 
hurup melainkan salah menulis agama yang dianut pemilik KTP dan ini menjadi 
tidak salah.

  Bisa jadi kolom agama pada KTP menjadi sedemikian pentingnya agar kondisi 
yang amburadul ini setelah mati bisa masuk sorga, tanpa perlu lagi ditanya 
beragama apa.

  Untuk pernikahan setahuku sekarang yang beda agama semakin sulit untuk 
membuat surat  nikahnya, selain harus ada surat nikah dari 
KUA/Gereja/Kelenteng, sehingga pegawai catatan sipil bisa membuat surat 
nikahnya.
  Untuk yang ini seingatku dulu masih bisa lewat Notaris, entah sekarang.
  Sayang sekali dengan adanya syarat sama agama untuk sebuah pernikahan 
mengakibatkan sekat sekat di dalam  masyarakat plural menjadi ter cabik, 
tidak ada lagi yang namanya cinta sejati, cinta sejati dikalahkan oleh yang 
namanya Agama.

  Yang dikhawatirkan situasi dan kondisi ini ( agama ) malah menciptakan 
peluang untuk saling serang dan ejek.

  Aku ingat banget di tahun 70 sd 80 an yang namanya agama itu berada diruang 
privacy, biarpun beda agama tidak menjadikan situasi dan kondisi menjadi acak 
kadut ( contoh terakhir pernikahan Jamal Mirdad dengan Lidya Kandow, dimana 
biarpun beda agama sampai saat ini masih tetap sebagai pasangan suami istri, 
setelah ituharus sama, jadi deh nongol istilah mualaf dadakan.
  Dan sialnya peristiwa ini dijadikan alat promosi oleh mereka mereka sebagai 
sebuah kemenangan agamanya.

  sur.
  http://indolobby.blogspot.com
- Original Message - 
From: ChanCT 


Eeeeh, kang Sur,
ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn  
Atheis sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom 
Agama, sekarang masih ada tidak, ya?

Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak?

Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan pengesahan 
secara Agama dahulu?

Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada 
Agama, dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal 
jangan selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya 
karena pertengkaran Agama saja, deh. 

Salam damai,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: gsuryana 


  From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED]


   Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
   business, katanya.
   Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.
  
   Susah juga ya berinteraksi
  +++
  Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa 
  bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, 
  bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, 
  bukankah lebih baik tidak perlu basa basi

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik ChanCT
Zhou heng yb,

Sungguh sangat disayangkan ya, masih saja memberlakukan sesuatu yang aneh dan 
sesungguhnya menginjak-injak HAM dan juga melanggar UUD yang ada. Benar perlu 
diperjuangkan lebih gigih lagi untuk capai keadilan yang lebih baik dinegeri 
ini.

Perjuangan muda-mudi anak bangsa ini dengan sendirinya akan muncul tokoh-tokoh 
yang baik dan militan, hanya saja mereka masih tertekan belum berkesempatan 
untuk muncul dipermukaan. 

Salam juang,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: Fy Zhou 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, September 23, 2008 3:27 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


Pak Chan,  Masih, masih, masih, semua tak ada yang berubah, apa tak 
membuat orang frustasi?
Jika mau berhasil mengubah semua ini, harus kaum agamawan sendiri yang 
mempelopri, Tokoh2 seperti Gus Dur mestinya diperbanyak...( Oh betapa rindunya 
aku dengan celoteh mautnya, sayang energinya dibuang percuma untuk bertengkar 
dng keponakannya).

Untuk Mas Tantono yang akan resmi jadi pendeta, siapkah memelopori 
gerakan ini?



--- On Tue, 9/23/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:

  From: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis 
Sekalipun
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Tuesday, September 23, 2008, 6:38 AM


  Eeeeh, kang Sur,
  ngomong-ngomong kebebasan seseorang ber-Agama, tidak ber-Agama bahakn 
 Atheis sekalipun, di KTP yang tahun-tahun lalu pernah diributin masalah kolom 
Agama, sekarang masih ada tidak, ya?

  Kalau kolom Agama di KTP masih ada, dibiarkan kosong boleh, tidak?

  Lalu, ketika pencatatan bikin surat kawin, juga masih diharuskan 
pengesahan secara Agama dahulu?

  Aaachh, negara ini masih saja terlalu berat memberikan penekanan pada 
Agama, dan akhirnya selalu ribut soal Agama yang bikin pusing kepala. Asal 
jangan selalu paksakan kebenaran Agama sendiri dan jatuh korban-jiwa hanya 
karena pertengkaran Agama saja, deh. 

  Salam damai,
  ChanCT

- Original Message - 
From: gsuryana 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Tuesday, September 23, 2008 12:33 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis 
Sekalipun


From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com


 Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
 business, katanya.
 Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.

 Susah juga ya berinteraksi
+++
Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang 
bisa 
bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang 
?, 
bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di 
perkirakan ?, 
bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang 
tidak ada 
faedahnya ?

Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan 
akrab...
-agama
-etnis
-menikah dan belum
-anak
-penghasilan
-mengenai keluarga

Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan 
diatas, 
untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja 
?, dan 
berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai 
dengan 
harapan si penanya.

sur.

 Salam,
 Dedy

 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL 
PROTECTED]
 wrote:

 Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain 
dengan
 pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
 mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
 tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
 

 - - --

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ 
tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com 
:.

Yahoo! Groups Links







Internal Virus Database is out of date.
Checked by AVG. 
Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 
2008/9/5 _U__ 07:05
   

   


--



  Internal Virus Database is out of date.
  Checked by AVG. 
  Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.6.17/1655 - Release Date: 2008/9/5 
$U

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik gsuryana

http://indolobby.blogspot.com
  - Original Message - 
  From: ChanCT 

  Lho, gimana sih, UUD jelas menetapkan kebebasan kepercayaan ber-Agama bagi 
setiap warga, tapi kalau dibatasi hanya 6 Agama resmi, berarti orang yang masih 
percaya pada kepercayaan lokal, seperti Kejawen tidak bisa cantumkan itu 
sebagai Agama yang dianutnya. Lalu, bagi Ahmadiyah yang jadinya ramai terakhir 
ini gimana? 
  +
  Itulah salah satu problem pengisian agama di KTP, 6 saja sudah sulit di isi, 
apalagi lebih dari 6 ?

  Dan dimana hak manusia untuk menjadi Atheis? Tentu tidak baik, kalau yang 
percaya Agama diluar 6 yang resmi dan yang tidak ber-Agama, harus bermunafik 
mencantumkan salah satu Agama dari 6 yang resmi, dan menjadi lebih celaka kalau 
sipejabat yang mengisinya sendiri tanpa persetujuan Agama bersangkutan. 
  
  Husss ini Indonesia, agama milik pemerintah dengan kata lain milik pejabat 
dengan kata lain milik tukang ketik KTP/KK

  Bukankah setiap Agama yang baik, seharusnya hanya akan menerima seseorang 
sebagai umatnya yang meyakini kepercayaan Agamanya. Tidak akan asal-asalan saja 
membiarkan Agama dijadii kan jubah, yang seenaknya saja boleh dikenakan setiap 
orang. Huuueee, dunia apa namanya ini, kalau orang boleh saja mencantumkan 
Agama tertentu yang bukan kepercayaan dan keyakinannya?
  
  Indonesia bukan dunia mana mana, dan itulah kenyataannya.
  Aku saja pernah ber KTP Islam koq, dan aku mah tak peduli, anggap saja salah 
ketik, dari pada diperbaiki repot harus ngurus lagi, mending diemin dan 
ternyata berubah lagi setelah KTP diperpanjang.
  Putri bungsuku pernah ngomel karena di KK nyelip hanya dia yang Islam, aku 
bilang gak apa apa, kita tinggal di negara Indonesia yang penting punya 
agama..lagian belum punya KTP, ntar ajah ganti KK pasti berubah lagi 
koqdan si bungsu hanya manyun, karena beda sendiri, sekarang sih sudah cuek 
bebek.

  Lalu, apa sih sesungguhnya maksud pemerintah begitu sengitnya menganggap 
pentingnya mencantumkan Agama di KTP? 
  ++
  Wah yang ini aku gak bisa jawab, gak ngerti lagi siapa yang punya ide seperti 
itu.

  Apa pernah ada statistik resmi dari catatan sipil, berapa % penduduk 
Indonesia, berdasarkan kolom Agama yang tercantum di KTP  yang beragama Islam, 
Katholik, Kristen, Hindu dan Budha? 
  
  Sebenarnya data valid untuk warga negara Indonesia sulit dihitung secara baik 
dan benar, semisal sensus, karena lamanya sensus berlangsung, kadang 
seseorang/urban bisa berada di 2 tempat, bila masalah ini saja bisa terjadi 
bagaimana bisa merinci persentasi agama ?

  Lha Muslim saja kadang di sebut 95 %, kadang 88 %, entah yang mana yang benar.

  Atau dalam masalah penerimaan anak sekolah, penerimaan pekerjaan juga perlu 
diperhatikan Agama seseorang? 
  
  Sepertinya untuk sekolah agama cukup penting, terutama bagi kelompok yang 
tidak masuk 6 agama besar, akan mengalami kesulitan sekolah, lain halnya bila 
otaknya memang super duper.
  Sedang untuk pekerjaan, untuk posisi tertentu agama menjadi penting, dan di 
perusahaan besar jarang ditanyakan mengenai agama.
  Biasanya untuk jabatan yang dihari libur agama tertentu, maka karyawan 
digabung sehingga bila cuti tidak semua cuti.


  Untuk memudahkana pelaksanaan diskriminasi, mendahulukan Agama tertentu saja, 
begitu?
  
  Tidak juga sih, karena diskriminasi tidak melulu berdasarkan agama, bisa 
etnis, bisa juga suku, agama hanya penolong doangan.


  Kalau tidak salah ingat, ditahun 06 itu pernah dipersoalkan untuk 
menghilangkan kolom Agama di KTP, ya? Sayang kalau tidak berhasil. Berjuang 
terus untuk mencapai keadilan yang lebih baik.
  +
  Permintaan kolom agama di KTP hilang mendapat tentangan keras, dan alasannya 
pun sebenarnya unik, khawatir pindah agama, jadi dengan kata lain agama di 
Indonesia itu posisi nya sangat lemah sehingga harus dibela habis habis an.

  Termasuk agama Konghucu ( aku sih tahunya bukan agama, melainkan falsafah 
hidup ), sampai ada penganut Konghucu ngajak berantem ketika dibilang bukan 
agama, saking takutnya Konghucu dihilangkan dari kolom agama.

  Untuk masalah agama saja Indonesia sudah kewalahan, bagaimana mau ke bulan ?.

  Kasihan memang yang namanya agama...siancay siancay siancay

  sur

  Salam juang,
  ChanCT

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto

2008-09-23 Terurut Topik John Siswanto
 
Bung Chan yb,
 
1. Soal perkawinan campur (berbeda agama) akan menghadapi kesulitan di 
Indonesia, akan tetapi keputusan Negara tidak bisa mencatatkan perkawinan yang 
berbeda agama bukan tanpa alasan, akan tetapi lebih disebabkan ajaran agama 
dari masing-masing agama... Jadi, dalam hal ini saya tidak sependapat apabila 
negara disalahkan dengan tidak bisa dicatatkannya perkawinan yang berbeda 
agama...
 
2. Pada dasarnya pemerintah tidak melarang warga negaranya untuk memeluk agama 
dan kepercayaan warganya... Hanya saja, tidak semua agama dan kepercayaan 
diakui oleh negara... Kalau Khong Hu Cu, diakui keabsahannya oleh negara 
paaakkk...
 
wassalam,
John Siswanto
 

--- Pada Sel, 23/9/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] menulis:

Dari: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
Topik: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John 
Siswanto
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 23 September, 2008, 12:47 AM







Bung Siswanto yb,
 
Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban.
 
Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan, artinya 
setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah disahkan Negara, 
diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak diberi hak untuk tidak 
ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan yang tidak seharusnya terjadi. 
Karena masalah kepercayaan Agama adalah masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, 
yang tidak seharusnya direcoki oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan 
masalah yang bersifat sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah 
dipaksakan.
 
Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana ketika Kunghucu 
ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui sebagai Agama sah? Bukankah itu 
sangat menyakiti banyak orang yang berkepercayaan Konghucu? Lalu, memaksa 
mereka ber-munafik untuk beralih ke Agama lain, ... itukan jadi mendidik 
warganya bermunafik! Belum lagi agama lokal yang seharus patut dihargai dan 
dilindungi , seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah penganutnya di Jawa, 
tapi itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus dihargai dan dihormati 
juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau pemerintah menuntut mereka 
yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau pindah Agama. Satu sikap 
yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan ber-ketuhanan yang maha-esa.
 
Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama lebih tinggi 
dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga satu sikap berlebihan, 
keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum Agama lebih tinggi dari HUKUM 
Negara. Seharusnya hukum negara lebih tinggi dan didahulukan ketimbang hukum 
Agama. Negara juga tidak usah ikut campur dalam menentukan siapa jodoh anak 
muda yang sepenuhnya bersifat pribadi itu. Biarlah mereka tentukan sendiri 
jodoh pilihannya yang dianggap cocok dan saling cinta, sekalipun beda ras, beda 
etnis bahkan beda Agama, ... Tidak apa. Berilah hukum perkawinan yang patut 
diataati setelah hidup sebagai suami-istri umumnya, itu saja. Saya dengar 
cerita dari sahabat-sahabat, inilah sebab mengapa tidak sedikit warga 
Indodnesia terpaksa melangsungkan perkawinan di luar negeri, karena tidak 
mungkin dicatatkan sebagai suami-istri yang sah di Indodnesia. Sesuatu yang 
aneh kedengarannya, tapi itulah kenyataan yang masih
 terjadi dinegeri ini.
 
Salam,
ChanCT
 



Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto

2008-09-23 Terurut Topik agoeng_set
Aneh tp nyata agama asli yg berasal dari budaya lokal yg sudah berakar lama 
malah disebut sebagai aliran kepercayaan sedangkan yg pendatang malah ngaku2 
agama yg benar. Hehehe 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Edi Soemartono [EMAIL PROTECTED]

Date: Tue, 23 Sep 2008 16:36:29 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= 
John Siswanto


dear friends

Kalau keanehan di negri ini sudah banyak
pernah lihat acara TV hanya ada di Indonesia
banyak yg aneh2 dan bagus kan ? kan Keanekaragaman ( diversity )
termasuk Hukum Negara dan Hukum Agama.
Negara diatur oleh Agama, mungkin saja bisa terjadi
kalau mayoritas menghendaki dan minoritas diabaikan.
Kan tergantung yang buat dan berkuasa ( Eksekutif , Legislatif dan Yudikatif )

Oh Ya. Setahu saya apabila tidak termasuk Agama yg diakui
boleh kok ikut yg disebut kelompok aliran kepercayaan.
Kalau utk spt negara lain ya pasti tidak sama.
Tapi dng masukan2 dari warganya ( termasuk kita )
mungkin akan berubah ( berkembang baik )

Soal menikah beda agama, bertujuan baik kok
agar kalau ada 4 masalah terkait pernikahan ( anak, harta, waris dan 
kawin/cerai )
menggunakan dalil agama yg sama, krn Hukum Negara agak tertinggal saat ini.
Setahu saya nikah beda agama masih dimungkinkan tapi spt apa sy tidak jelas.
Nikah diluar negri bukan solusi, selama tinggal di Indonesia dan 4 hal diatas 
belum
jelas ( kecuali bikin perjanjian notaris berdua untuk 4 hal diatas )

Bicara tentang : beragama atau tanpa Agama, itu adalah hak asasi manusia
dan tentu saja yang terpenting perbuatan sebagai individu di masyarakat.
Dan mentaati Hukum Negara. 
Tapi kalau ada rekan di milis ini yg sudah punya banyak pengalaman
bahwa dng tidak beragama akan beres2 aja. Kita mau dengar tuh pengalamannya.
Pasti seru dan susah. Silahkan cerita aja.

salam
Edi Soemartono



[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Begitulah mas L. Yahoo (ehhh ngomong ngomong apa kabar ente, alah 
lamo tak basuo, ngumpet mulu nihhh?).

Andaikan kita kena musibah, setengah hidup (lebih enak dengarnya 
daripada setengah mati), misale kena musibah tsunami, rangkul anak 
kita tahu tahu ketangsang dipohon beringin, setelah badai usai.

Kemudian datang orang asing. Menolong kita penuh kasih, sambil 
membawa makanan dan obat obatan, membawa kita ke tenda untuk dirawat 
dan diobati. nah, apakah anda

a) per-tama tama tanya apa agama mereka, baru nama mereka, baru 
terimakasih?

b) apakah anda tolak semua bantuan, setelah tahu, mereka bukan 
anggauta agama anda?

Kita jawab ini didalam hati kita masing masing. Kita akan segera 
maklumi, bahwa kemanusiaan tak mengenal beda agama, tak mengenal beda 
definisi Tuhan, tak mengenal organisasi keagamaan (misale gereja anu, 
gereja anu atau gereja anu).

Dari manusia untuk manusia. Inilah kedamaian sejati.

Salam

Danardono







--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, 
juga suku 
 ya untuk apa nanya2?
 
 Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena 
gampar
 
 
 
 - Original Message - 
 From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis 
Sekalipun
 
 
  Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
  business, katanya.
  Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.
 
  Susah juga ya berinteraksi
 
  Salam,
  Dedy
 
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@
  wrote:
 
  Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain 
dengan
  pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
  mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
  tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
 
 
 
- Original Message - 
From: Tantono Subagyo
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis
  Sekalipun
 
 
Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama
  tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc.  Ateis
  adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat
  pribadi jadi monggo mawon.  Bagi saya ateis dapat diibaratkan 
sebagai
  air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali.  Jadi 
kalau
  air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah
  koeksistensi damai.  Salam, Tantono
 
 
 
 
  
 
  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
 
  .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
 
  .: Pertanyaan? Ajukan di 
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
 
  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua 
http://iccsg.wordpress.com :.
 
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik hartantodedy


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson ang 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Biasa nya yang nanya agama orang lain ada niat baik.
 kalau sama agamanya ya udah saudara seiman 

Iyalah kalau lagi nawar, bisa dapet harga persaudaraan.

kalau beda kan biasa di usahakan di sesuai kan agamanya 

Misalnya dia Islam, kita jangan cerita babi panggang, mana puasa lagi.
Kalau Budha bisa nanya reinkarnasi.

Pokoknya tujuannya baik, untuk mencairkan suasana, bukan?

Salam,
Dedy

 hehehe
 
 
 
 - Original Message 
 From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, September 23, 2008 10:08:27 AM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis 
Sekalipun
 
 
 Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga 
suku 
 ya untuk apa nanya2?
 
 Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena 
gampar
 
 - Original Message - 
 From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis 
Sekalipun
 
  Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
  business, katanya.
  Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.
 
  Susah juga ya berinteraksi
 
  Salam,
  Dedy
 
  --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo 
liquidha@ .
  wrote:
 
  Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan
  pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
  mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
  tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
 
 
 
  - Original Message - 
  From: Tantono Subagyo
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis
  Sekalipun
 
 
  Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama
  tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis
  adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat
  pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan 
sebagai
  air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau
  air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah
  koeksistensi damai. Salam, Tantono
 
 
 
 
   - - --
 
  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
 
  .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.
 
  .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ 
tionghua :.
 
  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. 
com :.
 
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik danarhadi2000
Ini penting dooong, kalau ada apa apa, kan zuster harus tahu, dikamar
mana nanti di surga.. ha ha ha

Salam surga  dunia

Danardono


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Di Indonesia, mau ke klinik gigi di Rumah sakit saja harus mengisi
kolom agama.
 Suatu saat saya didorong memasuki kamar operasi, susternya masih
sempat2nya ngejar2 saya ngotot menanyakan agama saya!
  
 siancay siancay siancay
 ZFy



[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-23 Terurut Topik danarhadi2000
Lh, jangan lupa, agama itu bagi banyak manusia dinegeri ini 
adalah lahan mencari nafkah, buat partai politik dan lembaga lembaga 
negara kesempatan mengadakan seleksi guna mengurangi pesaing...

lha wong Ryan saja juga taat beragama dan malah ex guru ngaji, Al 
Amin mengadakan ibadah bersama di bui, dll dll.. karena bui penuh 
kala ini maka nanti ibadahan juga ramai disana

Salam

Danardono


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, gsuryana [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 
 http://indolobby.blogspot.com
   - Original Message - 
   From: ChanCT 
 
   Lho, gimana sih, UUD jelas menetapkan kebebasan kepercayaan ber-
Agama bagi setiap warga, tapi kalau dibatasi hanya 6 Agama resmi, 
berarti orang yang masih percaya pada kepercayaan lokal, seperti 
Kejawen tidak bisa cantumkan itu sebagai Agama yang dianutnya. Lalu, 
bagi Ahmadiyah yang jadinya ramai terakhir ini gimana? 
   +
   Itulah salah satu problem pengisian agama di KTP, 6 saja sudah 
sulit di isi, apalagi lebih dari 6 ?
 
   Dan dimana hak manusia untuk menjadi Atheis? Tentu tidak baik, 
kalau yang percaya Agama diluar 6 yang resmi dan yang tidak ber-
Agama, harus bermunafik mencantumkan salah satu Agama dari 6 yang 
resmi, dan menjadi lebih celaka kalau sipejabat yang mengisinya 
sendiri tanpa persetujuan Agama bersangkutan. 
   
   Husss ini Indonesia, agama milik pemerintah dengan kata lain 
milik pejabat dengan kata lain milik tukang ketik KTP/KK
 
   Bukankah setiap Agama yang baik, seharusnya hanya akan menerima 
seseorang sebagai umatnya yang meyakini kepercayaan Agamanya. Tidak 
akan asal-asalan saja membiarkan Agama dijadii kan jubah, yang 
seenaknya saja boleh dikenakan setiap orang. Huuueee, dunia apa 
namanya ini, kalau orang boleh saja mencantumkan Agama tertentu yang 
bukan kepercayaan dan keyakinannya?
   
   Indonesia bukan dunia mana mana, dan itulah kenyataannya.
   Aku saja pernah ber KTP Islam koq, dan aku mah tak peduli, anggap 
saja salah ketik, dari pada diperbaiki repot harus ngurus lagi, 
mending diemin dan ternyata berubah lagi setelah KTP diperpanjang.
   Putri bungsuku pernah ngomel karena di KK nyelip hanya dia yang 
Islam, aku bilang gak apa apa, kita tinggal di negara Indonesia yang 
penting punya agama..lagian belum punya KTP, ntar ajah ganti KK 
pasti berubah lagi koqdan si bungsu hanya manyun, karena beda 
sendiri, sekarang sih sudah cuek bebek.
 
   Lalu, apa sih sesungguhnya maksud pemerintah begitu sengitnya 
menganggap pentingnya mencantumkan Agama di KTP? 
   ++
   Wah yang ini aku gak bisa jawab, gak ngerti lagi siapa yang punya 
ide seperti itu.
 
   Apa pernah ada statistik resmi dari catatan sipil, berapa % 
penduduk Indonesia, berdasarkan kolom Agama yang tercantum di KTP  
yang beragama Islam, Katholik, Kristen, Hindu dan Budha? 
   
   Sebenarnya data valid untuk warga negara Indonesia sulit dihitung 
secara baik dan benar, semisal sensus, karena lamanya sensus 
berlangsung, kadang seseorang/urban bisa berada di 2 tempat, bila 
masalah ini saja bisa terjadi bagaimana bisa merinci persentasi 
agama ?
 
   Lha Muslim saja kadang di sebut 95 %, kadang 88 %, entah yang 
mana yang benar.
 
   Atau dalam masalah penerimaan anak sekolah, penerimaan pekerjaan 
juga perlu diperhatikan Agama seseorang? 
   
   Sepertinya untuk sekolah agama cukup penting, terutama bagi 
kelompok yang tidak masuk 6 agama besar, akan mengalami kesulitan 
sekolah, lain halnya bila otaknya memang super duper.
   Sedang untuk pekerjaan, untuk posisi tertentu agama menjadi 
penting, dan di perusahaan besar jarang ditanyakan mengenai agama.
   Biasanya untuk jabatan yang dihari libur agama tertentu, maka 
karyawan digabung sehingga bila cuti tidak semua cuti.
 
 
   Untuk memudahkana pelaksanaan diskriminasi, mendahulukan Agama 
tertentu saja, begitu?
   
   Tidak juga sih, karena diskriminasi tidak melulu berdasarkan 
agama, bisa etnis, bisa juga suku, agama hanya penolong doangan.
 
 
   Kalau tidak salah ingat, ditahun 06 itu pernah dipersoalkan untuk 
menghilangkan kolom Agama di KTP, ya? Sayang kalau tidak berhasil. 
Berjuang terus untuk mencapai keadilan yang lebih baik.
   +
   Permintaan kolom agama di KTP hilang mendapat tentangan keras, 
dan alasannya pun sebenarnya unik, khawatir pindah agama, jadi dengan 
kata lain agama di Indonesia itu posisi nya sangat lemah sehingga 
harus dibela habis habis an.
 
   Termasuk agama Konghucu ( aku sih tahunya bukan agama, melainkan 
falsafah hidup ), sampai ada penganut Konghucu ngajak berantem ketika 
dibilang bukan agama, saking takutnya Konghucu dihilangkan dari kolom 
agama.
 
   Untuk masalah agama saja Indonesia sudah kewalahan, bagaimana mau 
ke bulan ?.
 
   Kasihan memang yang namanya agama...siancay siancay 
siancay
 
   sur
 
   Salam juang,
   ChanCT





Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto

2008-09-23 Terurut Topik Edi Soemartono
Saya setuju
bahkan banyak dng kedok agama
tapi perbuatan tidak sesuai ajaran
Tujuan Agama jadi meleset.

sekali lagi, hanya ada di Indonesia ( yg negatif2 nya )
selain yang baik2 nya.

salam
ES

  - Original Message - 
  From: gsuryana 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, September 23, 2008 7:04 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= 
John Siswanto


  From: Edi Soemartono

  cut
  Tapi kalau ada rekan di milis ini yg sudah punya banyak pengalaman
  bahwa dng tidak beragama akan beres2 aja. Kita mau dengar tuh pengalamannya.
  Pasti seru dan susah. Silahkan cerita aja.
  +++
  Tidak beragama di Indonesia tidak susah koq, malah asyik diluar KTP, si 
  orang tersebut bisa masuk kemana mana tanpa perlu pusing dengan perbedaan 
  agama.

  Justru yang bikin pusing adalah manusia yang selalu mempermasalahkan agama, 
  sehingga akhirnya hidup untuk agama, bukan lagi hidup beragama.

  sur 



   

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Jacson Ang

2008-09-23 Terurut Topik Hendri Irawan
Ada yang perlu diuraikan. Menurut saya pengertian agama Khonghucu di
jaman itu mencakup kepercayaan Tionghua yaitu campuran dari ajaran
Buddhisme, Taoisme dan Konfusianisme. Jadi bukan murni hanya ajaran
Khonghucu. Orang Tionghua jaman dulu kalau ditanya agamanya mungkin
akan selalu jawab beragama Khonghucu, di rumahnya bisa saja ada altar
dewa bumi, altar Tian, altar Guanyin, altar Guangong dan sebagainya.


Sampai sekarang masih banyak yang rancu mengenai ini. Seringkali ada
yang bertanya masalah ini secara jalur pribadi, tanyanya mengenai
kenapa agama Khonghucu sekarang ini kok agak lain yah dengan
pengertian agama Khonghucu mereka. 

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Konghucu di Tiongkok sendiri tidak diperlakukan sebagai satu aliran
Agama, tapi di Indodnesia sebelum G30S tahun 65, ingat saya Konghucu
sudah diperlakukan sebagai salah satu dari 6 Agama yang resmi (Islam,
Katholik, Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu), jelas dianggap sebagai
salah satu Agama yang sah. Baru setelah itu oleh pemerintah Soeharto,
Konghucu dicabut dan dianggap tidak ada itu agama Konghucu. Kembali
dianggap sebagai salah satu dari 6 Agama resmi, yang sah oleh Presiden
SBY pada 4 Februari tahun 06 yl., bertepatan dengan perayaan Tahun
Baru Imlek.
 
 Salam,
 ChanCT
 
   - Original Message - 
   From: jackson ang 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, September 23, 2008 4:34 PM
   Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis
Sekalipun= John Siswanto
 
 
   kalau menurut pengetahuan saya 
   KONGHUCU bukan agama. mungkin kalau dipaksakan masuk ke aliran
kepercayaan
 
   Mungkin saya salah pikir karena pengetahuannya saya tentang
konghucu sedikit
 
   bisa dibantu penjelasan nya kenapa Konghucu disebut agama ?
 
 
 
   - Original Message 
   From: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:47:36 PM
   Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis
Sekalipun= John Siswanto
 
 
    
 
   Bung Siswanto yb,
 
   Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. 
 
   Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan,
artinya setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah
disahkan Negara, diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak
diberi hak untuk tidak ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan
yang tidak seharusnya terjadi. Karena masalah kepercayaan Agama adalah
masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, yang tidak seharusnya direcoki
oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan masalah yang bersifat
sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah dipaksakan.
 
   Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana
ketika Kunghucu ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui
sebagai Agama sah? Bukankah itu sangat menyakiti banyak orang yang
berkepercayaan Konghucu? Lalu, memaksa mereka ber-munafik untuk
beralih ke Agama lain, ... itukan jadi mendidik warganya bermunafik!
Belum lagi agama lokal yang seharus patut dihargai dan dilindungi ,
seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah penganutnya di Jawa, tapi
itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus dihargai dan dihormati
juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau pemerintah menuntut
mereka yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau pindah
Agama. Satu sikap yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan
ber-ketuhanan yang maha-esa.
 
   Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama
lebih tinggi dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga
satu sikap berlebihan, keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum
Agama lebih tinggi dari HUKUM Negara. Seharusnya hukum negara lebih
tinggi dan didahulukan ketimbang hukum Agama. Negara juga tidak usah
ikut campur dalam menentukan siapa jodoh anak muda yang sepenuhnya
bersifat pribadi itu. Biarlah mereka tentukan sendiri jodoh pilihannya
yang dianggap cocok dan saling cinta, sekalipun beda ras, beda etnis
bahkan beda Agama, ... Tidak apa. Berilah hukum perkawinan yang patut
diataati setelah hidup sebagai suami-istri umumnya, itu saja. Saya
dengar cerita dari sahabat-sahabat, inilah sebab mengapa tidak sedikit
warga Indodnesia terpaksa melangsungkan perkawinan di luar negeri,
karena tidak mungkin dicatatkan sebagai suami-istri yang sah di
Indodnesia. Sesuatu yang aneh kedengarannya, tapi itulah kenyataan
yang masih terjadi dinegeri ini.
 
   Salam,
   ChanCT
 
 - Original Message - 
 From: John Siswanto 
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
 Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:50 PM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis
Sekalipun= Chan CT #36313
 
 
 
   Pak Chan yth.
 
   Kolom agama di KTP masih berlaku, tidak boleh dikosongkan,
karena konstitusi kita mengharuskan untuk itu...
 
   Menurut UU Perkawinan kita, perkawinan adalah sah, apabila
dilakukan menurut hukum masing

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto

2008-09-23 Terurut Topik Hendri Irawan
Tanya saja,

Kalau yang hanya sesuai adat Tionghua, sembahyang ke Tian, Di, Ren.
Diwakili oleh altar Tian, altar dewa bumi, orang tua dan altar
leluhur. Tidak pakai pemuka agama tertentu. Ini akan menjadi masalah
ketika akan mengurus surat nikah di catatan sipil. Apakah ceritanya
akan kembali ke ujung-ujungnya duit ?

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ini adalah kesimpulan yang aneh!
  
 Tentu hak masing2 agama untuk tak mengakui perkawinan lintas agama.
Tapi masalahnya adalah: 
  
 1. Mengapa sebuah perkawinan baru dianggap sah setelah ada
rekomendasi dari lembaga agama? apakah seorang yang tak beragama tak
boleh kawin??? mengapa tak kembali ke peraturan zaman Orla, perkawinan
cukup diresmikan di catatan sipil? coba anda bandingkan dng hukum
perkawinan dari seluruh dunia, ada berapa yang seperti Indonesia?
  
 2. jika tak pilih kasih, mengapa pemerintah harus menetapkan
batasan2 agama yang diakui ? berarti penganut agma yang tak diakui tak
bisa kawin resmi?
  
 ZFy 
 
 
 
 - Original Message 
 From: John Siswanto [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, September 23, 2008 6:03:42 PM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis
Sekalipun= John Siswanto
 
 
  
 Bung Chan yb,
  
 1. Soal perkawinan campur (berbeda agama) akan menghadapi kesulitan
di Indonesia, akan tetapi keputusan Negara tidak bisa mencatatkan
perkawinan yang berbeda agama bukan tanpa alasan, akan tetapi lebih
disebabkan ajaran agama dari masing-masing agama... Jadi, dalam hal
ini saya tidak sependapat apabila negara disalahkan dengan tidak bisa
dicatatkannya perkawinan yang berbeda agama...
  
 2. Pada dasarnya pemerintah tidak melarang warga negaranya untuk
memeluk agama dan kepercayaan warganya... Hanya saja, tidak semua
agama dan kepercayaan diakui oleh negara... Kalau Khong Hu Cu, diakui
keabsahannya oleh negara paaakkk...
  
 wassalam,
 John Siswanto
  
 
 --- Pada Sel, 23/9/08, ChanCT [EMAIL PROTECTED] com menulis:
 
 Dari: ChanCT [EMAIL PROTECTED] com
 Topik: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis
Sekalipun= John Siswanto
 Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Tanggal: Selasa, 23 September, 2008, 12:47 AM
 
  
 Bung Siswanto yb,
  
 Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. 
  
 Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan,
artinya setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah
disahkan Negara, diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak
diberi hak untuk tidak ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan
yang tidak seharusnya terjadi. Karena masalah kepercayaan Agama adalah
masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, yang tidak seharusnya direcoki
oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan masalah yang bersifat
sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah dipaksakan.
  
 Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana
ketika Kunghucu ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui
sebagai Agama sah? Bukankah itu sangat menyakiti banyak orang yang
berkepercayaan Konghucu? Lalu, memaksa mereka ber-munafik untuk
beralih ke Agama lain, ... itukan jadi mendidik warganya bermunafik!
Belum lagi agama lokal yang seharus patut dihargai dan dilindungi ,
seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah penganutnya di Jawa, tapi
itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus dihargai dan dihormati
juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau pemerintah menuntut
mereka yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau pindah
Agama. Satu sikap yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan
ber-ketuhanan yang maha-esa.
  
 Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama lebih
tinggi dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga satu
sikap berlebihan, keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum Agama
lebih tinggi dari HUKUM Negara. Seharusnya hukum negara lebih tinggi
dan didahulukan ketimbang hukum Agama. Negara juga tidak usah ikut
campur dalam menentukan siapa jodoh anak muda yang sepenuhnya bersifat
pribadi itu. Biarlah mereka tentukan sendiri jodoh pilihannya yang
dianggap cocok dan saling cinta, sekalipun beda ras, beda etnis bahkan
beda Agama, ... Tidak apa. Berilah hukum perkawinan yang patut
diataati setelah hidup sebagai suami-istri umumnya, itu saja. Saya
dengar cerita dari sahabat-sahabat, inilah sebab mengapa tidak sedikit
warga Indodnesia terpaksa melangsungkan perkawinan di luar negeri,
karena tidak mungkin dicatatkan sebagai suami-istri yang sah di
Indodnesia. Sesuatu yang aneh kedengarannya, tapi itulah kenyataan
yang masih
 terjadi dinegeri ini.
  
 Salam,
 ChanCT
  





Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-23 Terurut Topik ChanCT
Yongde Heng yb,

Terimakasih dengan pencerahan yang diberikan. Saya jadi juga baru ngeh, 
kalau Agama Konghucu di Indonesia sesungguhnya adalah yang disebut Samkaow 
dahulu itu, ya. Tapi, kenapa sebutan Samkaow bisa menghilang begitu saja, ya? 
Atau hanya karena kuping saya tidak nyampe kesana. Heheheheee, ...

Namun demikian, apapun perkembangan yang telah terjadi dinegeri ini, 
hendaknya bisa terrealisasi kehidupan harmonis didalam masyarakat deengan 
mewujudkan ber-Bhineka Tunggal Ika dengan sebaik-baiknya. Setiap umat bisa 
memberikan toleransi setinggi-tingginya untuk saling menerima dan menghormati 
perbedaan yang ada, tidak merasa Agama yang dianut adalah yang paling benar, 
paling suci dan oleh karenanya memaksakan kebenaran itu pada orang lain.

Salam damai,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: Hendri Irawan 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, September 24, 2008 10:06 AM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= 
Jacson Ang


  Ada yang perlu diuraikan. Menurut saya pengertian agama Khonghucu di
  jaman itu mencakup kepercayaan Tionghua yaitu campuran dari ajaran
  Buddhisme, Taoisme dan Konfusianisme. Jadi bukan murni hanya ajaran
  Khonghucu. Orang Tionghua jaman dulu kalau ditanya agamanya mungkin
  akan selalu jawab beragama Khonghucu, di rumahnya bisa saja ada altar
  dewa bumi, altar Tian, altar Guanyin, altar Guangong dan sebagainya.


  Sampai sekarang masih banyak yang rancu mengenai ini. Seringkali ada
  yang bertanya masalah ini secara jalur pribadi, tanyanya mengenai
  kenapa agama Khonghucu sekarang ini kok agak lain yah dengan
  pengertian agama Khonghucu mereka. 

  Hormat saya,

  Yongde

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Konghucu di Tiongkok sendiri tidak diperlakukan sebagai satu aliran
  Agama, tapi di Indodnesia sebelum G30S tahun 65, ingat saya Konghucu
  sudah diperlakukan sebagai salah satu dari 6 Agama yang resmi (Islam,
  Katholik, Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu), jelas dianggap sebagai
  salah satu Agama yang sah. Baru setelah itu oleh pemerintah Soeharto,
  Konghucu dicabut dan dianggap tidak ada itu agama Konghucu. Kembali
  dianggap sebagai salah satu dari 6 Agama resmi, yang sah oleh Presiden
  SBY pada 4 Februari tahun 06 yl., bertepatan dengan perayaan Tahun
  Baru Imlek.
   
   Salam,
   ChanCT
   
 - Original Message - 
 From: jackson ang 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
 Sent: Tuesday, September 23, 2008 4:34 PM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis
  Sekalipun= John Siswanto
   
   
 kalau menurut pengetahuan saya 
 KONGHUCU bukan agama. mungkin kalau dipaksakan masuk ke aliran
  kepercayaan
   
 Mungkin saya salah pikir karena pengetahuannya saya tentang
  konghucu sedikit
   
 bisa dibantu penjelasan nya kenapa Konghucu disebut agama ?
   
   
   
 - Original Message 
 From: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:47:36 PM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis
  Sekalipun= John Siswanto
   
   
  
   
 Bung Siswanto yb,
   
 Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. 
   
 Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh dikosongkan,
  artinya setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah
  disahkan Negara, diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak
  diberi hak untuk tidak ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah paksaan
  yang tidak seharusnya terjadi. Karena masalah kepercayaan Agama adalah
  masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, yang tidak seharusnya direcoki
  oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan masalah yang bersifat
  sangat pribadi itu pada warganya sendiri, tidak usah dipaksakan.
   
 Kalau kepercayaan Agama dibatasi hanya yang disahkan, bagaimana
  ketika Kunghucu ketika lebih 32 Soeharto berkuasa atidak diakui
  sebagai Agama sah? Bukankah itu sangat menyakiti banyak orang yang
  berkepercayaan Konghucu? Lalu, memaksa mereka ber-munafik untuk
  beralih ke Agama lain, ... itukan jadi mendidik warganya bermunafik!
  Belum lagi agama lokal yang seharus patut dihargai dan dilindungi ,
  seperti Kejawen. Tidak jelas berapa jumlah penganutnya di Jawa, tapi
  itu kan merupakan kepercayaan orang yang harus dihargai dan dihormati
  juga, Sangat tidak sehat dan tidak manusiawi kalau pemerintah menuntut
  mereka yang Agama dianggap tidak sah untuk ber-MUNAFIK atau pindah
  Agama. Satu sikap yang bertentangan dengan apa yang selalu diucapkan
  ber-ketuhanan yang maha-esa.
   
 Sedang pengesahan perkawinan muda-mudi menempatkan hukum Agama
  lebih tinggi dari pengesahan catatan sipil negara, menurut saya juga
  satu sikap berlebihan, keterlaluan. Bagaimana bisa menempatkan hukum
  Agama lebih tinggi dari HUKUM Negara. Seharusnya hukum negara lebih
  tinggi dan didahulukan ketimbang hukum Agama

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-23 Terurut Topik kris tan


Kawan kawan minta izin berkomentar sedikit,
 
Samkau sekarang lebih dikenal sebagai Tridarma, di Indonesia sejak tahun 1956 
teman2 Khonghucu secara organisasi memisahkan diri dari Samkau karena didalam 
Samkau ada sedikit keculasan dari teman2 Budhisme yang terlalu dominan sehingga 
teman2 Khonghucu membentuk organisasi yang sekarang dikenal dengan Matakin ( 
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia)
 
secara historis, teologi dll Budhisme bagaikan langit dan bumi dengan Khonghucu 
jadi ini jelas2 tidak dapat disatukan/digabungkan menjadi sebuah bentuk 
sinkretisme.
 
untuk bung Jakson Ang untuk kasus Khonghuc agama atau bukan ialah hak 
penganutnya untuk mengklaim agamanya masing2. Anda sebagai orang yang kaga 
ngerti tentang Khonghucu jangan sekali2 berkomentar mengatakan Khonghucu bukan 
agama. saya peringatkan anda next time tidak mengulangi hal itu. jika anda 
masih mengulanginya maka dengan berat hati saya katakan bahwa agama apapun yang 
anda peluk sekarang ini dimata saya bukanlah sebuah agama bahkan mungkin ajaran 
yg gak jelas juntrungannya.
 
sekian dulu jika ada yang ingin menambah, saya seiap berdiskusi lebih lanjut
 
# Tan


  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= John Siswanto

2008-09-23 Terurut Topik gsuryana
Yeah itu salah satu akibatnya doang.
Atheis di Indonesia sebenarnya cukup banyak, dan kelompok ini menjadi tidak 
eksis karena peraturan harus beragama, sehingga kelompok ini sulit bersatu 
dalam sebuah lembaga.
Bila pemerintah menyediakan fasilitas sebuah lembaga ( bukan aliran kepercayaan 
dan ini pun entah masih diakui tidak nya saat ini ), aku jamin akan cukup 
banyak yang mendaftar.

Sudah 2 orang yang bertanya ke aku, ada gak lembaga yang menaungi Atheis di 
Indonesia dan memintaku untuk mencari di Internet, aku jawab tidak ada, dan 
satu orang sudah meninggal.
Setelah meninggal ternyata meninggalkan polemik.pusing harus di 
sembahyangkan dengan cara apa, karena sewaktu hidup dia memiliki 2 agama 
sehingga kawannya saling ngotot untuk memakai adat mereka, akhirnya memakai 
tatacara Tionghoa..manyun lah sahabatnya.
Keluarga yang di tinggalkan kesal, orang tua yang meninggal orang lain yang 
pusing.( saking usilnya hidup untuk agama )

So terlihat bahwa mati pun di Indonesia masih di pusing kan oleh agama.

sur.
http://indolobby.blogspot.com
  - Original Message - 
  From: Fy Zhou 



susahnya sih ada, yaitu tak berani terang2an ngaku tak beragama di 
depan umum, takut diciduk intel republik, dituduh PKI. 

--- On Tue, 9/23/08, gsuryana [EMAIL PROTECTED] wrote:

  From:  

   



[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-23 Terurut Topik Hendri Irawan
Qianbei,

Seperti yang diketik oleh saudara Kris Tan, Samkauw jaman dulu memang
sekarang lebih dikenal sebagai Tri Dharma. Elit golongan Tri Dharma
(dalam bentuk organisasi) ini juga tidak homogen dan tidak terlepas
dari konflik. Mengenai konflik yang saudara Kris Tan ketik sebelumnya
saya kurang tahu karena tidak mendalaminya.

Yang saya tahu adalah yang beberapa tahun belakangan ini. Di Jawa ada
yang dikenal dengan nama TITD singkatan dari Tempat Ibadah Tri Dharma
, dan ada yang namanya Majelis Tri Dharma (saya kurang yakin namanya
persis begini berhubung dari ingatan). Nah mereka menerbitkan sebuah
buku pengantar pengenalan Tri Dharma. Di buku itu menurut para senior
ada bagian yang tidak begitu adil mengenai pembahasan Taoisme. Para
senior ini sudah melayangkan saran revisi, tetapi tidak tahu apakah
saran ini ditindaklanjuti atau tidak. Meminjam komentar seorang rekan
memangnya elu siapa ?. Informasi lebih lanjut, ini adalah imbas dari
saling mencela yang dimulai dari golongan Taoisme sendiri. Walaupun
golongan Taoisme yang mencela itu menurut para senior adalah oknum
aliran Taoisme yang secara pengelompokan aliran termasuk aliran
heterodox yang kurang memiliki silsilah resmi tercatat.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yongde Heng yb,
 
 Terimakasih dengan pencerahan yang diberikan. Saya jadi juga
baru ngeh, kalau Agama Konghucu di Indonesia sesungguhnya adalah yang
disebut Samkaow dahulu itu, ya. Tapi, kenapa sebutan Samkaow bisa
menghilang begitu saja, ya? Atau hanya karena kuping saya tidak nyampe
kesana. Heheheheee, ...
 
 Namun demikian, apapun perkembangan yang telah terjadi dinegeri
ini, hendaknya bisa terrealisasi kehidupan harmonis didalam masyarakat
deengan mewujudkan ber-Bhineka Tunggal Ika dengan sebaik-baiknya.
Setiap umat bisa memberikan toleransi setinggi-tingginya untuk saling
menerima dan menghormati perbedaan yang ada, tidak merasa Agama yang
dianut adalah yang paling benar, paling suci dan oleh karenanya
memaksakan kebenaran itu pada orang lain.
 
 Salam damai,
 ChanCT
 




[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-23 Terurut Topik Hendri Irawan
Halo bung Kris Tan, lama tidak bersua.

Jikalau dibandingkan antara filsafat Buddhisme dengan Rujia memang
banyak yang bertentangan. Misalnya konsep selibat dengan konsep bakti
terhadap leluhur mengenai kewajiban untuk meneruskan garis leluhur.

Namun secara sejarah, di kalangan rakyat awam sinkretisme itu terjadi.
Jadi kurang tepat kalo Kris Tan mengatakan tidak dapat digabungkan.
Jangan lupa di rakyat awam berkembang budaya pragmatisme. Yang berguna
dipakai, yang dianggap tidak berguna tidak dipakai. Jadi ada seleksi
dan sinkretisme alami yang berkembang. 

Contohnya saja, keluarga Tionghua mengembangkan budi pekerti dan tata
susila Rujia. Anak-anak mereka diberikan pendidikan san zi jing, di zi
gui, sishu wujing. Tetapi mereka juga tidak absen memberikan donasi
kepada bhiksu di vihara. Mengadakan upacara chaodu (pelimpahan jasa)
ke leluhur. Juga kalau mengalami permasalahan yang rumit tidak lupa
meminta tolong jasa tosu misalnya masalah hitung menghitung, masalah
pernafasan dan permasalahan supranatural.

Kalau di tataran elit kaum terpelajar atau yang biasa disebut kaum
Shi, memang Rujia sangat dominan. Tetapi tidak menutup kemungkinan
bahwa mereka juga mendalami filsafat Buddhisme dan Taoisme. Wang Wei
misalnya, sang sastrawan agung ini sangat mendalami filfasat zen
(Chan). Lalu menurut para akademisi, dua buku utama Taoisme (sengaja
tidak sebut nama) sebenarnya adalah kumpulan hasil pemikiran para kaum
terpelajar terhadap Dao. 

Kalau yang minimal meniru para kaum terpelajar jaman dulu itu atau
memang menjalani kehidupan seperti mereka, pasti akan mengerti. Saat
matahari bersinar maka tata susila budi pekerti sosial akan
dijalankan. Saat bulan bersinar dan menyendiri di ruang baca maka akan
merenungi kehidupan dan mencari kebenaran agung yaitu Dao itu sendiri.
Hasil-hasil pemikiran akan Dao inilah yang kemudian dikompilasi
menjadi dua buku agung yang kemudian digabung menjadi satu buku sakti.
Dan seperti sifat Dao yang misterius, proses kelahiran buku sakti nan
agung itu juga telah diselimuti oleh legenda dan dongeng.

Hormat saya,

Yongde


-- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kris tan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 
 
 Kawan kawan minta izin berkomentar sedikit,
  
 Samkau sekarang lebih dikenal sebagai Tridarma, di Indonesia sejak
tahun 1956 teman2 Khonghucu secara organisasi memisahkan diri dari
Samkau karena didalam Samkau ada sedikit keculasan dari teman2
Budhisme yang terlalu dominan sehingga teman2 Khonghucu membentuk
organisasi yang sekarang dikenal dengan Matakin ( Majelis Tinggi Agama
Khonghucu Indonesia)
  
 secara historis, teologi dll Budhisme bagaikan langit dan bumi
dengan Khonghucu jadi ini jelas2 tidak dapat disatukan/digabungkan
menjadi sebuah bentuk sinkretisme.
  
 untuk bung Jakson Ang untuk kasus Khonghuc agama atau bukan ialah
hak penganutnya untuk mengklaim agamanya masing2. Anda sebagai orang
yang kaga ngerti tentang Khonghucu jangan sekali2 berkomentar
mengatakan Khonghucu bukan agama. saya peringatkan anda next time
tidak mengulangi hal itu. jika anda masih mengulanginya maka dengan
berat hati saya katakan bahwa agama apapun yang anda peluk sekarang
ini dimata saya bukanlah sebuah agama bahkan mungkin ajaran yg gak
jelas juntrungannya.
  
 sekian dulu jika ada yang ingin menambah, saya seiap berdiskusi
lebih lanjut
  
 # Tan
 
 
  
___
 Dapatkan nama yang Anda sukai!
 Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
 http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun= Yongde

2008-09-23 Terurut Topik danarhadi2000
Setahu saya, wah ini mohon koreksi para suhu, kepercayaan yang 
dinamakan Samkouw itu ada, dan bernama TriDharma. Tri, artinya tiga. 
Apakah ada aliran Konghucu yang berdiri sendiri, diluar TriDharma?

Satu dari tiga itu adalah Buddha, yang sekedar dipuja rupangnya, yang 
dihadirkan disamping tokoh tokoh yang diagungkan, seperti Guangong, 
Guanyin, Dewa Bumi, dsb. Namun, bukan Buddha sebagai sebuah ajaran 
yang komplit misalnya Mahayana Tionghoa dengan babaran Dharmanya 
(konsep Triratna, Jalan kemuliaan dsb). Misalnya Surga Sukhawati, 
Tantrayana, dsb. Penganutnya juga kebanyakan saudara saudara 
Tionghoa, namun tidak mengaku sebagai Konghucu.

Kalau tak salah, juga ada komunitas yang khusus menganut Tao, dengan 
rumah ibadah mereka. Jadi, selain Tiga Serangkai yang dikenal 
sebagai aliran TriDharma itu, ada yang khusus menganut Tao, khusus 
menganut Buddhisme (apalagi yang menganut Theravadda). Juga yang 
khusus menganut Tantra (seperti dahoeloe di kedatuan Shrivijaya dan 
kerajaan Singasari).

Salam

Danardono




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yongde Heng yb,
 
 Terimakasih dengan pencerahan yang diberikan. Saya jadi juga 
baru ngeh, kalau Agama Konghucu di Indonesia sesungguhnya adalah yang 
disebut Samkaow dahulu itu, ya. Tapi, kenapa sebutan Samkaow bisa 
menghilang begitu saja, ya? Atau hanya karena kuping saya tidak 
nyampe kesana. Heheheheee, ...
 
 Namun demikian, apapun perkembangan yang telah terjadi dinegeri 
ini, hendaknya bisa terrealisasi kehidupan harmonis didalam 
masyarakat deengan mewujudkan ber-Bhineka Tunggal Ika dengan sebaik-
baiknya. Setiap umat bisa memberikan toleransi setinggi-tingginya 
untuk saling menerima dan menghormati perbedaan yang ada, tidak 
merasa Agama yang dianut adalah yang paling benar, paling suci dan 
oleh karenanya memaksakan kebenaran itu pada orang lain.
 
 Salam damai,
 ChanCT
 
   - Original Message - 
   From: Hendri Irawan 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, September 24, 2008 10:06 AM
   Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis 
Sekalipun= Jacson Ang
 
 
   Ada yang perlu diuraikan. Menurut saya pengertian agama Khonghucu 
di
   jaman itu mencakup kepercayaan Tionghua yaitu campuran dari ajaran
   Buddhisme, Taoisme dan Konfusianisme. Jadi bukan murni hanya 
ajaran
   Khonghucu. Orang Tionghua jaman dulu kalau ditanya agamanya 
mungkin
   akan selalu jawab beragama Khonghucu, di rumahnya bisa saja ada 
altar
   dewa bumi, altar Tian, altar Guanyin, altar Guangong dan 
sebagainya.
 
 
   Sampai sekarang masih banyak yang rancu mengenai ini. Seringkali 
ada
   yang bertanya masalah ini secara jalur pribadi, tanyanya mengenai
   kenapa agama Khonghucu sekarang ini kok agak lain yah dengan
   pengertian agama Khonghucu mereka. 
 
   Hormat saya,
 
   Yongde
 
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT SADAR@ wrote:
   
Konghucu di Tiongkok sendiri tidak diperlakukan sebagai satu 
aliran
   Agama, tapi di Indodnesia sebelum G30S tahun 65, ingat saya 
Konghucu
   sudah diperlakukan sebagai salah satu dari 6 Agama yang resmi 
(Islam,
   Katholik, Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu), jelas dianggap 
sebagai
   salah satu Agama yang sah. Baru setelah itu oleh pemerintah 
Soeharto,
   Konghucu dicabut dan dianggap tidak ada itu agama Konghucu. 
Kembali
   dianggap sebagai salah satu dari 6 Agama resmi, yang sah oleh 
Presiden
   SBY pada 4 Februari tahun 06 yl., bertepatan dengan perayaan Tahun
   Baru Imlek.

Salam,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: jackson ang 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, September 23, 2008 4:34 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi 
Ateis
   Sekalipun= John Siswanto


  kalau menurut pengetahuan saya 
  KONGHUCU bukan agama. mungkin kalau dipaksakan masuk ke aliran
   kepercayaan

  Mungkin saya salah pikir karena pengetahuannya saya tentang
   konghucu sedikit

  bisa dibantu penjelasan nya kenapa Konghucu disebut agama ?



  - Original Message 
  From: ChanCT SADAR@
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Tuesday, September 23, 2008 2:47:36 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi 
Ateis
   Sekalipun= John Siswanto


   

  Bung Siswanto yb,

  Terimakasih begitu cepat memberikan jawaban. 

  Menjadi masalah kalau kolom Agama di KTP tidak boleh 
dikosongkan,
   artinya setiap warga HARUS ber-Agama dan sebatas Agama yang sudah
   disahkan Negara, diluar itu tidak bisa diakui dan bagi warga tidak
   diberi hak untuk tidak ber-Agama, Atheis atau kafir. Inilah 
paksaan
   yang tidak seharusnya terjadi. Karena masalah kepercayaan Agama 
adalah
   masalah pribadi seseorang dengan Tuhan, yang tidak seharusnya 
direcoki
   oleh Negara. Negara seharusnya menyerahkan masalah yang bersifat
   sangat

[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Ucapan Selamat untuk pentahbisan pak Bagyo. Semoga pak Bagyo temukan 
semua yang pak Bagyo idamkan dalam hidup - terutama Memanusiakan 
manusia. Proviciat!

Salam

Danardono

We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With 
our thoughts we make the world (Sidharta Gautama).




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, melani chia [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Tyh  pak Tan,
 
 Congrat atas pentahbisannya,..setuju sekali apa yg dikatkan org
 itu tdk penting.
 
 
 --- On Mon, 22/9/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis 
Sekalipun
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Monday, 22 September, 2008, 12:25 PM
 
 
 
 
 
 
 
 Dear Melani,
 Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember 
yang akan datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta.  Salam, Tan 
Loo Kay (pengemis tua yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan 
Tuhan)
 
  





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Saya kira berlebihan, mengatakan, dimilis ini ada mayo-mino. Milis 
ini milis BUDAYA, bukan agama, jadi jelas, kalau Budaya yang 
didahulukan. Dan bukan budaya A, B atau C, namun budaya Tionghoa. 
Jadi, jelas titik tengahnya adalah semua yang terkait budaya, 
cullinaria, arsitektur, tradisi, seni musik, seni panggung, dls. 
Kalau dalam tradisi ada nuansa agama, tentu saja agama yang mengantar 
kemunculan budaya Tionghoa sejak 4000 tahun silam.

Umat Kristen dikejar kejar dibawah kaisar Romawi, tapi sudah lama 
tidak. Kini, Ahmadyah yang dikejar kejar, tetapi kan dibawah 
perlindungan polisi.

Agama? Sudah demikian padat direpublik ini, dari perda perda, RUU 
Pornografi, SBK pendirian rumah ibadah, fatwa ini itu. Cukuplah, pak.

Kita relax saja, dan membahas semua yang menyatukan pencinta budaya 
Tionghoa disini.

Salam

Danardono


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Tantono harap memaklumi, karena se hari2 di NEGERI SALEH 
kesayangan Tuhan ini banyak yang stress berat diteror oleh kampanye 
agamanisasi yang mengharu biru, dan mereka tak berdaya sama sekali 
untuk melawan, bahkan sedikit menggerutu protes saja bisa diuber2 
massa super religius yang dibeckingi aparat penguasa, untuk ditangkap 
dan diadili, mirip eropa di abad pertengahan lah.
  
 Maka begitu ketemu warung kopi yang murtad ini, ramai2lah mereka 
memojok dan menumpahkan uneg2nya, habis mau di mana lagi bisa ngomel 
tuntas? ini kan satu2na tempat pelarian. Maka kalau tak ingin 
mendengar omel2an frustasi ini sebaiknya janganlah menyinggung2 
masalah agama di sini. 
  
 Sisakanlah sedikit tempat bagi kami untuk jauh dari kebisingan se-
hari2.
  
  
 Salam orang kafir
 ZFy
 
 --- On Mon, 9/22/08, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis 
Sekalipun
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Monday, September 22, 2008, 4:03 AM
 
 
 
 
 
 
 Sebaliknya dimilis ini sering kali agama yang dikejar-kejar, 
kenyataan-nya 'kan begitu, jadi dimana ada minoritas-mayoritas selalu 
yang merasa mayoritas petentengan karena merasa jadi panglima.  
Didunia diluar sana yang mayoritas petentengan, tetapi di milis BT 
ini saya merasa acap kali agama terutama Kristen dikejar-kejar, ada 
statement : tidak ada agama yang ada budaya etc.  Dan itu juga 
mengganggu bagi saya.  Salam, Tantono.
 
 
 
  





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik hartantodedy
Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your 
business, katanya.
Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.

Susah juga ya berinteraksi

Salam,
Dedy

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan 
pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah 
mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja 
tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Tantono Subagyo 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
   Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis 
Sekalipun
 
 
   Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama 
tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc.  Ateis 
adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat 
pribadi jadi monggo mawon.  Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai 
air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali.  Jadi kalau 
air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah 
koeksistensi damai.  Salam, Tantono





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik ardian_c
selamat buat pak Tantono jg.

Moga2 bapak bisa jadi pendeta yg netral en gak gathuk2an, malah jadi
ujung tombak buat ngebabat yg begituan

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Saya ucapkan selamat kepada calon pendeta Tantono Subagyo yang
akan di baptis tanggal 9 November yang akan datang, saya yakin anda
akan berbeda dengan pendeta lain karena mau  ingin mendengar keluhan,
kritikan dari member di BT ini, dengan penuh harapan juga bahwa anda
akan tetap terus mendukung Kebudayaan TiongHua di gereja anda dengan
mengesampingkan mitos2 dikalangan christiani yang selama ini
terdengung bahwa budaya TiongHua adalah budaya menyembah setan atau sesat.
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Tantono Subagyo 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, 22 September, 2008 11:25
   Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
 
 
   Dear Melani,
   Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember
yang akan datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta.  Salam, Tan
Loo Kay (pengemis tua yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Lha kok, saya yang harusnya minta tempat untuk dapat belajar Budaya 
Tionghua tanpa diuber-uber dan tiap kali di kata-katain.  Salam, Tantono


*** Relax saja pak Bagyo, komunitas Tionghoa dan para sahabatnya adalah 
tempat yang paling damai dalam masyarakat kita. Dengan ajaran 
Confucianism dan Tao tak ada yang disusahkan, dikejar ataupun 
dipojokkan. Yang utama, kita hormati, bagaimana orang Tionghoa 
menjalankan tradisi mereka, menghormati orangtua dan leluhur.

Disini kita tidak membahas iman agama lain yang bukan termasuk budaya 
Tionghoa.

Kalau ini kita sikapi dengan benar, pasti tak ada itu diuber-uber dan 
tiap kali di kata-katain. 

Salam

Danardono





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik mulyawanlie
pak Tantono,

sayang sekali orang secerdas bapak kok bisa kecuci begitu rupa otak,
akal budi dan hati nuraninya? zaman modern gini masih percaya TAHAYUL
dongeng taurat-new tastament? sdh pelajari secara seksama belom dengan
hati terbuka ajaran orang tionghua?
pada postingan ke robby, sy kutip nasehat Lao Tze tentang arti 'kasih'
yg sesungguhnya :Creating but not 0wning,Giving without
demanding,This is harmony. 
ngawur kok bangga. agama gak ada yang ada budaya
maaf, jangan marah.saya kasihan aja kok mao jadi chinese banana.
mudah2an bapak ada hoki masih punya kesempatan kembali menjadi
penghayat budaya tionghua.

Mulyawan Lie


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear Melani,
 Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember
yang akan
 datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta.  Salam, Tan Loo Kay
(pengemis
 tua yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik dipodipo
Tan lookay,

Selamat untuk pentahbisannya. Setelah meninggalkan kehidupan duniawi,
segala macam harta sudah tidak berarti lagi. Apakah setelah
pentahbisan nanti segala kitab2 juga akan diberikan kepada yang
membutuhkan ? :)

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Terimakasih atas kecintaan rekan-rekan sekalian, di milis ini juga ada
 pendeta lain lho, Pak Can Keng Hong dari Kalimantan, tapi beliaunya low
 profile, kalau saya dari kalangan sungai telaga, jadi letakkan golok
 penjagal tetapi ambil tongkat hok mo thung.  Salam, Tan Lookay





[budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik Hendri Irawan
Saudara Lie,

Tolong jaga sikap anda kalau memang anda itu menghayati budaya
Tionghua. Anda saya beri peringatan agar tidak lagi merendahkan
kepercayaan orang lain. Kalau memang masih keras kepala, mohon maaf
anda terpaksa saya jeruji sementara.

Sesama penganut jalan suci janganlah saling mencela.

Hormat saya,

Yongde
tukang urus

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 pak Tantono,
 
 sayang sekali orang secerdas bapak kok bisa kecuci begitu rupa otak,
 akal budi dan hati nuraninya? zaman modern gini masih percaya TAHAYUL
 dongeng taurat-new tastament? sdh pelajari secara seksama belom dengan
 hati terbuka ajaran orang tionghua?
 pada postingan ke robby, sy kutip nasehat Lao Tze tentang arti 'kasih'
 yg sesungguhnya :Creating but not 0wning,Giving without
 demanding,This is harmony. 
 ngawur kok bangga. agama gak ada yang ada budaya
 maaf, jangan marah.saya kasihan aja kok mao jadi chinese banana.
 mudah2an bapak ada hoki masih punya kesempatan kembali menjadi
 penghayat budaya tionghua.
 
 Mulyawan Lie
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo
 tantono@ wrote:
 
  Dear Melani,
  Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember
 yang akan
  datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta.  Salam, Tan Loo Kay
 (pengemis
  tua yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik Liquid Yahoo
Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku 
ya untuk apa nanya2?

Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar



- Original Message - 
From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


 Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
 business, katanya.
 Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.

 Susah juga ya berinteraksi

 Salam,
 Dedy

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

 Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan
 pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
 mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
 tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?



   - Original Message - 
   From: Tantono Subagyo
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
   Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis
 Sekalipun


   Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama
 tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc.  Ateis
 adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat
 pribadi jadi monggo mawon.  Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai
 air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali.  Jadi kalau
 air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah
 koeksistensi damai.  Salam, Tantono




 

 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 Yahoo! Groups Links



 




Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik jackson ang
Biasa nya yang nanya agama orang lain ada niat baik.
kalau sama agamanya ya udah saudara seiman kalau beda kan biasa di usahakan di 
sesuai kan agamanya 

hehehe



- Original Message 
From: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, September 23, 2008 10:08:27 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


Ya untuk apa tau agama orang lain kalo kaga ada niat tertentu, juga suku 
ya untuk apa nanya2?

Yang saya tau di Jepang, suami tanya agama istrinya bisa kena gampar

- Original Message - 
From: hartantodedy hartantodedy@ yahoo.com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Monday, 22 September, 2008 23:23
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

 Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
 business, katanya.
 Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.

 Susah juga ya berinteraksi

 Salam,
 Dedy

 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] .
 wrote:

 Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan
 pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
 mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
 tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?



 - Original Message - 
 From: Tantono Subagyo
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis
 Sekalipun


 Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama
 tidak ada gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc. Ateis
 adalah jenis kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat
 pribadi jadi monggo mawon. Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai
 air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai air kali. Jadi kalau
 air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka terjadilah
 koeksistensi damai. Salam, Tantono




  - - --

 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.

 Yahoo! Groups Links



 

 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik Santo Putra
Khusus Buat Lao Xiong Tantono Subagyo

Salam Dalam Kasih Yesus,

Selamat atas pengtahbisan Anda, dan semoga Anda selalu kuat imannya dalam 
menjalani hidup ini yang penuh dengan cobaan.
Walaupun kita berbeda iman, saya tetap yakin bahwa setiap langkah yang 
mendekatkan diri kepada Nya adalah jalan kebenaran.
Selanjutnya setelah Anda menjadi Pendeta dan sekiranya Anda berkenan ,tolonglah 
jelasin pada umatnya bahwa Imlek itu bukanlah milik umat agama Kong Fu Cu saja, 
akan tetapi juga milik etnis Tionghua lainnya dan imlek itu juga merupakan 
budaya Tionghua, jadi kalau merayakan imlek tidaklah mesti pegang hio dan ke 
kelenteng.


God Bless You.
Santo Putra



- Original Message 
From: mulyawanlie [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Monday, September 22, 2008 9:41:22 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


pak Tantono,

sayang sekali orang secerdas bapak kok bisa kecuci begitu rupa otak,
akal budi dan hati nuraninya? zaman modern gini masih percaya TAHAYUL
dongeng taurat-new tastament? sdh pelajari secara seksama belom dengan
hati terbuka ajaran orang tionghua?
pada postingan ke robby, sy kutip nasehat Lao Tze tentang arti 'kasih'
yg sesungguhnya :Creating but not 0wning,Giving without
demanding,This is harmony. 
ngawur kok bangga. agama gak ada yang ada budaya
maaf, jangan marah.saya kasihan aja kok mao jadi chinese banana.
mudah2an bapak ada hoki masih punya kesempatan kembali menjadi
penghayat budaya tionghua.

Mulyawan Lie

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Tantono Subagyo
[EMAIL PROTECTED]  wrote:

 Dear Melani,
 Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember
yang akan
 datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta.  Salam, Tan Loo Kay
(pengemis
 tua yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)





  

Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik gsuryana
From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED]


 Koq kayak orang bule yah, kalau ditanya agamanya apa? not your
 business, katanya.
 Terus ada lagi temen ditanya suku-nya apa, juga tersinggung.

 Susah juga ya berinteraksi
+++
Bukan susah ber interaksi, karena memang menanyakan agama seseorang bisa 
bikin naik darah, lagian apa untungnya menanyakan agama seseorang ?, 
bagaimana bila jawabannya tidak sesuai dengan apa yang di perkirakan ?, 
bukankah lebih baik tidak perlu basa basi menanyakan sesuatu yang tidak ada 
faedahnya ?

Yang kurang etis ditanyakan pada seorang teman yang bukan kawan akrab...
-agama
-etnis
-menikah dan belum
-anak
-penghasilan
-mengenai keluarga

Silahkan renungkan pertanyaan yang berhubungan dengan tulisan diatas, 
untungnya didalam sebuah komunikasi dengan seorang rekan apa saja ?, dan 
berapa banyak kerugian yang bisa timbul bila jawaban tidak sesuai dengan 
harapan si penanya.

sur.

 Salam,
 Dedy

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

 Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan
 pertanyaan Agama anda apa? Pertanyaan itu aja bagi saya sudah
 mengganggu sekali, lha wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja
 tanya, Kelamin kamu sudah berbulu blon?
 


Re: [budaya_tionghua] Re: Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik gsuryana
Bukan nya aku membela Mulyawan Lie, tulisannya memang selalu straight, bila 
di suruh menulis muter muter dengan tujuan sama sepertinya malah bisa 
mbleber kemana mana :o)

So jangan masuk kan ke jeruji yah pli, aku demen oretannya Mulyawan.


sur.
http://indolobby.blogspot.com
- Original Message - 
From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]


 Saudara Lie,

 Tolong jaga sikap anda kalau memang anda itu menghayati budaya
 Tionghua. Anda saya beri peringatan agar tidak lagi merendahkan
 kepercayaan orang lain. Kalau memang masih keras kepala, mohon maaf
 anda terpaksa saya jeruji sementara.

 Sesama penganut jalan suci janganlah saling mencela.

 Hormat saya,

 Yongde
 tukang urus

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, mulyawanlie
 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 pak Tantono,
cut---