[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR

2009-12-16 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Bukhari,
Anda beberapa kali menyerang pribadi saya bukan isi tulisan saya.
Cara ini tidak membuat anda jadi terlihat cerdas, pak.
Debatlah pandangan saya, tunjukkan dimana pandangan saya yang tidak anda 
setujui.

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... 
wrote:

 Kelihatannya dia dikasih dear atau tidak sama saja, niat asalinya memang 
 mau mengacau saja.
 Orang seperti ini selalu ada saja, meloncat-loncat dari satu milis ke milis 
 lain...
 
 Wasalam.
 
 
   - Original Message - 
   From: zhonghua_wenhua 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, December 15, 2009 8:02 PM
   Subject: [budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR
 
 
 
   Dear Chen,
 
   harap anda menghormati keputusan moderator yang meminta agar judul subject 
 dirubah.
 
   Ingat milis ini bukanlah ajang untuk memprovokasi tapi untuk bertukar 
 pandangan dan berdiskusi.
 
   Moderator
 
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosensei@ 
 wrote:
   
Dear Zhonghua:

Saya sangat setuju, jangan menyerang pribadi anggota milis. Hal tersebut 
 membuat perselisihan dalam mangkok seperti istilah siapa saya lupa. Dan 
 tidak menyelesaikan esensi permasalahan.

Berkenaan judul subject yang saya buat tersebut, saya akui memang itu 
 terkesan provokatif, tapi memang bahasa headline harus selalu begitu, untuk 
 menarik perhatian. 
Menurut saya, yang lebih penting dipermasalahkan adalah isi yang ingin 
 dibahas. 
Apakah menurut anda, pelecehan terhadap budaya Tionghoa (yang kebetulan 
 dilakukan secara terbuka dalam komunitas kristen dalam kotbah mingguan di 
 gereja maupun di TV) tidaklah relevan dengan tujuan forum ini?

Jadi, saran saya... biarlah headline tetap seperti itu, selama yang 
 berpendapat tetap saling menjaga batasan diskusi.

Salam,

Chen Gui Xin


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhonghua_wenhua 
 zhonghua_wenhua@ wrote:

 Dear miliser,
 
 diskusi dengan subject berjudul Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen 
 Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? membuat kenyamanan milis 
 ini terganggu.
 
 Harap judul tersebut dirubah dan berdiskusilah dengan baik, jangan 
 menyerang pribadi anggota milis. 
 
 Milis ini dibuat untuk memperkenalkan kembali budaya Tionghua dan 
 sejarah Tiongkok serta mendiskusikan segala macam permasalahannya.
 Kita juga perlu menyadari bahwa banyaknya kesalahpengertian tentang 
 budaya Tionghoa, baik dikalangan Tionghoa maupun non Tionghoa.
 Jadi untuk mengurai kesalahpahaman ini, kami mengharapkan semua 
 permasalahan yang terkait dengan budaya Tionghoa harap didiskusikan dengan 
 baik, jangan gunakan judul yang bersifat provokatif dan mengganggu kenyamaan 
 rekan-rekan lain.
 
 Bagi mereka yang tidak mengganti judul ini, maka postingannya tidak 
 akan diloloskan.
 
 
 
 Moderator

   





[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR

2009-12-15 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Dear Zhonghua:

Saya sangat setuju, jangan menyerang pribadi anggota milis. Hal tersebut 
membuat perselisihan dalam mangkok seperti istilah siapa saya lupa. Dan tidak 
menyelesaikan esensi permasalahan.

Berkenaan judul subject yang saya buat tersebut, saya akui memang itu terkesan 
provokatif, tapi memang bahasa headline harus selalu begitu, untuk menarik 
perhatian. 
Menurut saya, yang lebih penting dipermasalahkan adalah isi yang ingin dibahas. 
Apakah menurut anda, pelecehan terhadap budaya Tionghoa (yang kebetulan 
dilakukan secara terbuka dalam komunitas kristen dalam kotbah mingguan di 
gereja maupun di TV) tidaklah relevan dengan tujuan forum ini?

Jadi, saran saya... biarlah headline tetap seperti itu, selama yang berpendapat 
tetap saling menjaga batasan diskusi.

Salam,

Chen Gui Xin


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhonghua_wenhua zhonghua_wen...@... 
wrote:

 Dear miliser,
 
 diskusi dengan subject berjudul Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak 
 Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? membuat kenyamanan milis ini 
 terganggu.
 
 Harap judul tersebut dirubah dan berdiskusilah dengan baik, jangan menyerang 
 pribadi anggota milis. 
 
 Milis ini dibuat untuk memperkenalkan kembali budaya Tionghua dan sejarah 
 Tiongkok serta mendiskusikan segala macam permasalahannya.
 Kita juga perlu menyadari bahwa banyaknya kesalahpengertian tentang budaya 
 Tionghoa, baik dikalangan Tionghoa maupun non Tionghoa.
 Jadi untuk mengurai kesalahpahaman ini, kami mengharapkan semua permasalahan 
 yang terkait dengan budaya Tionghoa harap didiskusikan dengan baik, jangan 
 gunakan judul yang bersifat provokatif dan mengganggu kenyamaan rekan-rekan 
 lain.
 
 Bagi mereka yang tidak mengganti judul ini, maka postingannya tidak akan 
 diloloskan.
 
 
 
 Moderator





[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR

2009-12-15 Terurut Topik zhonghua_wenhua
Dear Chen,

harap anda menghormati keputusan moderator yang meminta agar judul subject 
dirubah.

Ingat milis ini bukanlah ajang untuk memprovokasi tapi untuk bertukar pandangan 
dan berdiskusi.



Moderator

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosen...@... 
wrote:

 Dear Zhonghua:
 
 Saya sangat setuju, jangan menyerang pribadi anggota milis. Hal tersebut 
 membuat perselisihan dalam mangkok seperti istilah siapa saya lupa. Dan 
 tidak menyelesaikan esensi permasalahan.
 
 Berkenaan judul subject yang saya buat tersebut, saya akui memang itu 
 terkesan provokatif, tapi memang bahasa headline harus selalu begitu, untuk 
 menarik perhatian. 
 Menurut saya, yang lebih penting dipermasalahkan adalah isi yang ingin 
 dibahas. 
 Apakah menurut anda, pelecehan terhadap budaya Tionghoa (yang kebetulan 
 dilakukan secara terbuka dalam komunitas kristen dalam kotbah mingguan di 
 gereja maupun di TV) tidaklah relevan dengan tujuan forum ini?
 
 Jadi, saran saya... biarlah headline tetap seperti itu, selama yang 
 berpendapat tetap saling menjaga batasan diskusi.
 
 Salam,
 
 Chen Gui Xin
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhonghua_wenhua zhonghua_wenhua@ 
 wrote:
 
  Dear miliser,
  
  diskusi dengan subject berjudul Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak 
  Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? membuat kenyamanan milis ini 
  terganggu.
  
  Harap judul tersebut dirubah dan berdiskusilah dengan baik, jangan 
  menyerang pribadi anggota milis. 
  
  Milis ini dibuat untuk memperkenalkan kembali budaya Tionghua dan sejarah 
  Tiongkok serta mendiskusikan segala macam permasalahannya.
  Kita juga perlu menyadari bahwa banyaknya kesalahpengertian tentang budaya 
  Tionghoa, baik dikalangan Tionghoa maupun non Tionghoa.
  Jadi untuk mengurai kesalahpahaman ini, kami mengharapkan semua 
  permasalahan yang terkait dengan budaya Tionghoa harap didiskusikan dengan 
  baik, jangan gunakan judul yang bersifat provokatif dan mengganggu 
  kenyamaan rekan-rekan lain.
  
  Bagi mereka yang tidak mengganti judul ini, maka postingannya tidak akan 
  diloloskan.
  
  
  
  Moderator
 





Re: [budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR

2009-12-15 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Kelihatannya dia dikasih dear atau tidak sama saja, niat asalinya memang mau 
mengacau saja.
Orang seperti ini selalu ada saja, meloncat-loncat dari satu milis ke milis 
lain...

Wasalam.


  - Original Message - 
  From: zhonghua_wenhua 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, December 15, 2009 8:02 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR



  Dear Chen,

  harap anda menghormati keputusan moderator yang meminta agar judul subject 
dirubah.

  Ingat milis ini bukanlah ajang untuk memprovokasi tapi untuk bertukar 
pandangan dan berdiskusi.

  Moderator

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ikkyosensei_ym ikkyosen...@... 
wrote:
  
   Dear Zhonghua:
   
   Saya sangat setuju, jangan menyerang pribadi anggota milis. Hal tersebut 
membuat perselisihan dalam mangkok seperti istilah siapa saya lupa. Dan tidak 
menyelesaikan esensi permasalahan.
   
   Berkenaan judul subject yang saya buat tersebut, saya akui memang itu 
terkesan provokatif, tapi memang bahasa headline harus selalu begitu, untuk 
menarik perhatian. 
   Menurut saya, yang lebih penting dipermasalahkan adalah isi yang ingin 
dibahas. 
   Apakah menurut anda, pelecehan terhadap budaya Tionghoa (yang kebetulan 
dilakukan secara terbuka dalam komunitas kristen dalam kotbah mingguan di 
gereja maupun di TV) tidaklah relevan dengan tujuan forum ini?
   
   Jadi, saran saya... biarlah headline tetap seperti itu, selama yang 
berpendapat tetap saling menjaga batasan diskusi.
   
   Salam,
   
   Chen Gui Xin
   
   
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhonghua_wenhua 
zhonghua_wenhua@ wrote:
   
Dear miliser,

diskusi dengan subject berjudul Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen 
Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? membuat kenyamanan milis ini 
terganggu.

Harap judul tersebut dirubah dan berdiskusilah dengan baik, jangan 
menyerang pribadi anggota milis. 

Milis ini dibuat untuk memperkenalkan kembali budaya Tionghua dan sejarah 
Tiongkok serta mendiskusikan segala macam permasalahannya.
Kita juga perlu menyadari bahwa banyaknya kesalahpengertian tentang 
budaya Tionghoa, baik dikalangan Tionghoa maupun non Tionghoa.
Jadi untuk mengurai kesalahpahaman ini, kami mengharapkan semua 
permasalahan yang terkait dengan budaya Tionghoa harap didiskusikan dengan 
baik, jangan gunakan judul yang bersifat provokatif dan mengganggu kenyamaan 
rekan-rekan lain.

Bagi mereka yang tidak mengganti judul ini, maka postingannya tidak akan 
diloloskan.



Moderator
   
  



  

Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama

2009-10-15 Terurut Topik Hoey Hin
Ada permasalahan tentu saja dicari jalan keluarnya, setelah didapat jalan 
keluar tentu saja harus direalisasikan,  untuk merealisasikan tentu ada 
prioritas langkah2 yang harus didahulukan, saya rasa semua juga sudah tau. Tapi 
toh bisa melakukannya tanpa membuat orang kehilangan muka, kecuali untuk 
kasus-kasus yang berat dengan tujuan memberi efek jera. 

Sebagai manusia yg memiliki peradaban tinggi dan sangat menjunjung nilai-nilai 
di dalam 礼 (kesusilaan), sudah semestinya kita menghormati pribadi 
masing-masing orang, karena tidak ada orang yg sepenuhnya jahat atau sepenuhnya 
baik, tidak ada pula orang yg sepenuhnya tidak berguna.

Manusia sebagai mahluk pembelajar wajar saja kalau belum tau kemudian membuat 
kesalahan, tapi perbedaannya manusia yang ingin maju, setelah ia menyadari 
membuat kesalahan dia berusaha untuk tidak mengulanginya dan berusaha berbuat 
lebih baik lagi. Tapi lain halnya lagi untuk orang yang berbuat memiliki maksud 
/ motif-motif tertentu. kalau tidak salah seperti ada didalam Lun Yu : Kepada 
orang yang tidak semestinya kita ajak bicara tapi kita tetap berbicara itu 
namanya kita kehilangan kata-kata, kepada orang yang seharusnya kita ajak 
bicara tetapi kita tidak berbicara dengannya itu namanya kita kehilangan orang, 
orang yang bijak tidak akan kehilangan kata-kata maupun kehilangan orang.

Terkadang kalau kita menyudutkan seseorang sampai ia kehilangan muka,  apalagi 
untuk permasalahan yg kecil dan semua orang menjadi tau, yang terjadi justru ia 
membela diri mati-matian untuk mempertahankan harga dirinya, tentu saja ini 
bukan yang kita harapkan. ini sama juga seperti dalam strategi perang Sun Zi : 
Mengepung musuh tanpa menyisakan jalan musuh untuk mundur, akan mengakibatban 
musuh berperang mati-matian dan menimbulkan kerugian lebih besar. 

Demikian pendapat saya, maaf kalau gaya bahasa saya bersifat menggurui, saya 
disini hanya mengungkapkan pendapat dan pemahaman saya saja.

Salam,
hh




From: shinmen takezo hisashi.mits...@gmail.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, October 14, 2009 1:54:17
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama

  
kasih muka atau kasih jalan keluar 
kalau tidak ada jalan keluar , orang lain akan melawan sampai titik darah 
penghabisan 



2009/10/13 Hoey Hin hoey_...@yahoo. co.id











  
 
Memang dalam budaya Tionghua, berbicara dengan orang lain apalagi di depan 
orang banyak harus melihat muka orang yang kita ajak bicara, memberi orang 
lain muka  itu adalah yang terpenting, entah seberapa logis dan masuk akal 
penjelasan kita tapi kalau kita berbicara mengakibatkan orang lain kehilangan 
muka itu tetap tidak baik. Seperti yang orang Tionghua sering katakan, 
给别人留面子,也就是给自己留了退路! (memberikan orang lain muka, juga kepada diri sendiri 
menyisakan jalan untuk mundur)


salam,
hh






From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com

To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tuesday, October 13, 2009 20:39:03
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama


   
Di dalam budaya kita ( Tionghoa ) kita mengenal istilah pukulan tanpa 
bayangan. Mungkin kalau diterjemahkan dengan bahasa sekarang ini adalah 
menyindir dengan maksud tidak mempermalukan orang lain dihadapan umum. Tidak 
mempermalukan orang didepan umum adalah budaya kita yang perlu dijunjung 
tinggi. Kita bole menangkap ikan, tetapi air tidak perlu menjadi keruh.
 
 
salam,
 
NT

--- On Tue, 10/13/09, John johnsiswanto@ yahoo.com wrote:


From: John johnsiswanto@ yahoo.com
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Tuesday, October 13, 2009, 8:25 AM


  
Pak Jimmy yth selamat malam,
Terima kasih atas tanggapannya yang baik,
memang sulit mengobati orang-orang yang sakit (jiwa dan moralnya), dengan 
sanksi/tindakan kekerasan/penjara, mungkin berhasil di beberapa kasus, di 
kasus yang lain, yang bung ambil contohnya malah memperburuk keadaan bukan 
mengobati...
Saya tetap lebih setuju diberikan sanksi moral daripada sanksi kekerasan, 
apalagi tanpa sanksi.

Anyway, saya juga sekedar berpendapat, dalam beberapa kasus yang saya 
tangani, sanksi penjara membuat si terpidana kapok...

Selamat malam,
John Siswanto

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, tanaya.geo tanaya.geo@ ... 
wrote:

 Bung John,
 
 Setahu saya, dalam budaya cina, pantang mencoreng wajah orang lain
 (bikin malu) dihadapan orang banyak. Jadi, saya rasa, tindakan moderator 
 untuk menegur secara halus (tanpa menyebut nama) itu sudah tepat. Saya rasa, 
 mungkin, moderator juga sudah menegur mereka secara langsung via japri 
 (jalur email pribadi).
 
 Kalo saya boleh berpendapat, satu dari dua orang yang ditegur itu kok 
 menurut pendapat saya pribadi, memang agak ndablek (keras kepala?) dan 
 mirip provokator. Tapi ini pendapat pribadi lho yang muatan kebenarannya 
 mungkin nol besar :).
 
 
 salam,
 jimmy
 NB: kadangkala penjara itu malah menjadi

Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama

2009-10-13 Terurut Topik tanaya.geo
Bung John,

Setahu saya, dalam budaya cina, pantang mencoreng wajah orang lain (bikin malu) 
dihadapan orang banyak. Jadi, saya rasa, tindakan moderator untuk menegur 
secara halus (tanpa menyebut nama) itu sudah tepat. Saya rasa, mungkin, 
moderator juga sudah menegur mereka secara langsung via japri (jalur email 
pribadi).

Kalo saya boleh berpendapat, satu dari dua orang yang ditegur itu kok menurut 
pendapat saya pribadi, memang agak ndablek (keras kepala?) dan mirip 
provokator. Tapi ini pendapat pribadi lho yang muatan kebenarannya mungkin nol 
besar :).


salam,
jimmy
NB: kadangkala penjara itu malah menjadi 'universitas'nya bandit lho pak. Dari 
pencuri kelas teri naik kelas menjadi perampok setelah disekolahkan, 
bukankah demikian bung John?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, John Siswanto johnsiswa...@... wrote:

 Pak Yongde yth,
  
 sebutin saja namanya pak, untuk memberikan efek jera pak...
  
 Sebagai perumpamaan :
 Umumnya orang akan takut mengulangi perbuatan kriminalnya, karena mereka tahu 
 bisa dipenjara, dan kalau dipenjarakan hidupnya akan SANGAT menderita...
 
 --- Pada Sen, 12/10/09, henyung heny...@... menulis:
 Mereka berdua harusnya sadar tanpa perlu disebut nama. Kalau tidak sadar yah 
 apa boleh buat, akan dikarantina.
 




Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama

2009-10-13 Terurut Topik John
Pak Jimmy yth selamat malam,
Terima kasih atas tanggapannya yang baik,
memang sulit mengobati orang-orang yang sakit (jiwa dan moralnya), dengan 
sanksi/tindakan kekerasan/penjara, mungkin berhasil di beberapa kasus, di kasus 
yang lain, yang bung ambil contohnya malah memperburuk keadaan bukan 
mengobati...
Saya tetap lebih setuju diberikan sanksi moral daripada sanksi kekerasan, 
apalagi tanpa sanksi.

Anyway, saya juga sekedar berpendapat, dalam beberapa kasus yang saya tangani, 
sanksi penjara membuat si terpidana kapok...

Selamat malam,
John Siswanto

 

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, tanaya.geo tanaya@... wrote:

 Bung John,
 
 Setahu saya, dalam budaya cina, pantang mencoreng wajah orang lain (bikin 
 malu) dihadapan orang banyak. Jadi, saya rasa, tindakan moderator untuk 
 menegur secara halus (tanpa menyebut nama) itu sudah tepat. Saya rasa, 
 mungkin, moderator juga sudah menegur mereka secara langsung via japri (jalur 
 email pribadi).
 
 Kalo saya boleh berpendapat, satu dari dua orang yang ditegur itu kok menurut 
 pendapat saya pribadi, memang agak ndablek (keras kepala?) dan mirip 
 provokator. Tapi ini pendapat pribadi lho yang muatan kebenarannya mungkin 
 nol besar :).
 
 
 salam,
 jimmy
 NB: kadangkala penjara itu malah menjadi 'universitas'nya bandit lho pak. 
 Dari pencuri kelas teri naik kelas menjadi perampok setelah disekolahkan, 
 bukankah demikian bung John?
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, John Siswanto johnsiswanto@ wrote:
 
  Pak Yongde yth,
   
  sebutin saja namanya pak, untuk memberikan efek jera pak...
   
  Sebagai perumpamaan :
  Umumnya orang akan takut mengulangi perbuatan kriminalnya, karena mereka 
  tahu bisa dipenjara, dan kalau dipenjarakan hidupnya akan SANGAT 
  menderita...
  
  --- Pada Sen, 12/10/09, henyung henyung@ menulis:
  Mereka berdua harusnya sadar tanpa perlu disebut nama. Kalau tidak sadar 
  yah apa boleh buat, akan dikarantina.
 





Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama

2009-10-13 Terurut Topik Nasir Tan
Di dalam budaya kita ( Tionghoa ) kita mengenal istilah pukulan tanpa 
bayangan. Mungkin kalau diterjemahkan dengan bahasa sekarang ini adalah 
menyindir dengan maksud tidak mempermalukan orang lain dihadapan umum. Tidak 
mempermalukan orang didepan umum adalah budaya kita yang perlu dijunjung 
tinggi. Kita bole menangkap ikan, tetapi air tidak perlu menjadi keruh.
 
 
salam,
 
NT

--- On Tue, 10/13/09, John johnsiswa...@yahoo.com wrote:


From: John johnsiswa...@yahoo.com
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tuesday, October 13, 2009, 8:25 AM


  



Pak Jimmy yth selamat malam,
Terima kasih atas tanggapannya yang baik,
memang sulit mengobati orang-orang yang sakit (jiwa dan moralnya), dengan 
sanksi/tindakan kekerasan/penjara, mungkin berhasil di beberapa kasus, di kasus 
yang lain, yang bung ambil contohnya malah memperburuk keadaan bukan 
mengobati...
Saya tetap lebih setuju diberikan sanksi moral daripada sanksi kekerasan, 
apalagi tanpa sanksi.

Anyway, saya juga sekedar berpendapat, dalam beberapa kasus yang saya tangani, 
sanksi penjara membuat si terpidana kapok...

Selamat malam,
John Siswanto

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, tanaya.geo tanaya.geo@ ... wrote:

 Bung John,
 
 Setahu saya, dalam budaya cina, pantang mencoreng wajah orang lain (bikin 
 malu) dihadapan orang banyak. Jadi, saya rasa, tindakan moderator untuk 
 menegur secara halus (tanpa menyebut nama) itu sudah tepat. Saya rasa, 
 mungkin, moderator juga sudah menegur mereka secara langsung via japri (jalur 
 email pribadi).
 
 Kalo saya boleh berpendapat, satu dari dua orang yang ditegur itu kok menurut 
 pendapat saya pribadi, memang agak ndablek (keras kepala?) dan mirip 
 provokator. Tapi ini pendapat pribadi lho yang muatan kebenarannya mungkin 
 nol besar :).
 
 
 salam,
 jimmy
 NB: kadangkala penjara itu malah menjadi 'universitas' nya bandit lho pak. 
 Dari pencuri kelas teri naik kelas menjadi perampok setelah disekolahkan 
 , bukankah demikian bung John?
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto johnsiswanto@  
 wrote:
 
  Pak Yongde yth,
   
  sebutin saja namanya pak, untuk memberikan efek jera pak...
   
  Sebagai perumpamaan :
  Umumnya orang akan takut mengulangi perbuatan kriminalnya, karena mereka 
  tahu bisa dipenjara, dan kalau dipenjarakan hidupnya akan SANGAT 
  menderita...
  
  --- Pada Sen, 12/10/09, henyung henyung@ menulis:
  Mereka berdua harusnya sadar tanpa perlu disebut nama. Kalau tidak sadar 
  yah apa boleh buat, akan dikarantina.
 


















  

Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama

2009-10-13 Terurut Topik Hoey Hin
Memang dalam budaya Tionghua, berbicara dengan orang lain apalagi di depan 
orang banyak harus melihat muka orang yang kita ajak bicara, memberi orang lain 
muka  itu adalah yang terpenting, entah seberapa logis dan masuk akal 
penjelasan kita tapi kalau kita berbicara mengakibatkan orang lain kehilangan 
muka itu tetap tidak baik. Seperti yang orang Tionghua sering katakan, 
给别人留面子,也就是给自己留了退路! (memberikan orang lain muka, juga kepada diri sendiri 
menyisakan jalan untuk mundur)

salam,
hh





From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, October 13, 2009 20:39:03
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama

  
Di dalam budaya kita ( Tionghoa ) kita mengenal istilah pukulan tanpa 
bayangan. Mungkin kalau diterjemahkan dengan bahasa sekarang ini adalah 
menyindir dengan maksud tidak mempermalukan orang lain dihadapan umum. Tidak 
mempermalukan orang didepan umum adalah budaya kita yang perlu dijunjung 
tinggi. Kita bole menangkap ikan, tetapi air tidak perlu menjadi keruh.
 
 
salam,
 
NT

--- On Tue, 10/13/09, John johnsiswanto@ yahoo.com wrote:


From: John johnsiswanto@ yahoo.com
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Tuesday, October 13, 2009, 8:25 AM


  
Pak Jimmy yth selamat malam,
Terima kasih atas tanggapannya yang baik,
memang sulit mengobati orang-orang yang sakit (jiwa dan moralnya), dengan 
sanksi/tindakan kekerasan/penjara, mungkin berhasil di beberapa kasus, di 
kasus yang lain, yang bung ambil contohnya malah memperburuk keadaan bukan 
mengobati...
Saya tetap lebih setuju diberikan sanksi moral daripada sanksi kekerasan, 
apalagi tanpa sanksi.

Anyway, saya juga sekedar berpendapat, dalam beberapa kasus yang saya tangani, 
sanksi penjara membuat si terpidana kapok...

Selamat malam,
John Siswanto

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, tanaya.geo tanaya.geo@ ... wrote:

 Bung John,
 
 Setahu saya, dalam budaya cina, pantang mencoreng wajah orang lain
 (bikin malu) dihadapan orang banyak. Jadi, saya rasa, tindakan moderator 
 untuk menegur secara halus (tanpa menyebut nama) itu sudah tepat. Saya rasa, 
 mungkin, moderator juga sudah menegur mereka secara langsung via japri (jalur 
 email pribadi).
 
 Kalo saya boleh berpendapat, satu dari dua orang yang ditegur itu kok 
 menurut pendapat saya pribadi, memang agak ndablek (keras kepala?) dan mirip 
 provokator. Tapi ini pendapat pribadi lho yang muatan kebenarannya mungkin 
 nol besar :).
 
 
 salam,
 jimmy
 NB: kadangkala penjara itu malah menjadi 'universitas' nya bandit lho pak. 
 Dari pencuri kelas teri naik kelas menjadi perampok setelah disekolahkan 
 , bukankah demikian bung John?
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com,
 John Siswanto johnsiswanto@  wrote:
 
  Pak Yongde yth,
   
  sebutin saja namanya pak, untuk memberikan efek jera pak...
   
  Sebagai perumpamaan :
  Umumnya orang akan takut mengulangi perbuatan kriminalnya, karena mereka 
  tahu bisa dipenjara, dan kalau dipenjarakan hidupnya akan SANGAT 
  menderita...
  
  --- Pada Sen, 12/10/09, henyung henyung@ menulis:
  Mereka berdua harusnya sadar tanpa perlu disebut nama. Kalau tidak sadar 
  yah apa boleh buat, akan dikarantina.
 


 

   


  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama

2009-10-13 Terurut Topik shinmen takezo
kasih muka atau kasih jalan keluar
kalau tidak ada jalan keluar , orang lain akan melawan sampai titik darah
penghabisan


2009/10/13 Hoey Hin hoey_...@yahoo.co.id



 Memang dalam budaya Tionghua, berbicara dengan orang lain apalagi di depan
 orang banyak harus melihat muka orang yang kita ajak bicara, memberi orang
 lain muka  itu adalah yang terpenting, entah seberapa logis dan masuk akal
 penjelasan kita tapi kalau kita berbicara mengakibatkan orang lain
 kehilangan muka itu tetap tidak baik. Seperti yang orang Tionghua sering
 katakan, *给别人留面子*,也就是*给自己留了退路! (memberikan orang lain muka, juga kepada
 diri sendiri menyisakan jalan untuk mundur)*

 salam,
 hh


 --
 *From:* Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com
 *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Sent:* Tuesday, October 13, 2009 20:39:03
 *Subject:* Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama



 Di dalam budaya kita ( Tionghoa ) kita mengenal istilah pukulan tanpa
 bayangan. Mungkin kalau diterjemahkan dengan bahasa sekarang ini adalah
 menyindir dengan maksud tidak mempermalukan orang lain dihadapan umum. Tidak
 mempermalukan orang didepan umum adalah budaya kita yang perlu dijunjung
 tinggi. Kita bole menangkap ikan, tetapi air tidak perlu menjadi keruh.


 salam,

 NT

 --- On *Tue, 10/13/09, John johnsiswanto@ yahoo.com* wrote:


 From: John johnsiswanto@ yahoo.com
 Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Date: Tuesday, October 13, 2009, 8:25 AM

   Pak Jimmy yth selamat malam,
 Terima kasih atas tanggapannya yang baik,
 memang sulit mengobati orang-orang yang sakit (jiwa dan moralnya), dengan
 sanksi/tindakan kekerasan/penjara, mungkin berhasil di beberapa kasus, di
 kasus yang lain, yang bung ambil contohnya malah memperburuk keadaan bukan
 mengobati...
 Saya tetap lebih setuju diberikan sanksi moral daripada sanksi kekerasan,
 apalagi tanpa sanksi.

 Anyway, saya juga sekedar berpendapat, dalam beberapa kasus yang saya
 tangani, sanksi penjara membuat si terpidana kapok...

 Selamat malam,
 John Siswanto

 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. 
 comhttp://us.mc1103.mail.yahoo.com/mc/compose?to=budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 tanaya.geo tanaya.geo@ ... wrote:
 
  Bung John,
 
  Setahu saya, dalam budaya cina, pantang mencoreng wajah orang lain (bikin
 malu) dihadapan orang banyak. Jadi, saya rasa, tindakan moderator untuk
 menegur secara halus (tanpa menyebut nama) itu sudah tepat. Saya rasa,
 mungkin, moderator juga sudah menegur mereka secara langsung via japri
 (jalur email pribadi).
 
  Kalo saya boleh berpendapat, satu dari dua orang yang ditegur itu kok
 menurut pendapat saya pribadi, memang agak ndablek (keras kepala?) dan mirip
 provokator. Tapi ini pendapat pribadi lho yang muatan kebenarannya mungkin
 nol besar :).
 
 
  salam,
  jimmy
  NB: kadangkala penjara itu malah menjadi 'universitas' nya bandit lho
 pak. Dari pencuri kelas teri naik kelas menjadi perampok setelah
 disekolahkan , bukankah demikian bung John?
 
  --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. 
  comhttp://us.mc1103.mail.yahoo.com/mc/compose?to=budaya_tionghua%40yahoogroups.com,
 John Siswanto johnsiswanto@  wrote:
  
   Pak Yongde yth,
  
   sebutin saja namanya pak, untuk memberikan efek jera pak...
  
   Sebagai perumpamaan :
   Umumnya orang akan takut mengulangi perbuatan kriminalnya, karena
 mereka tahu bisa dipenjara, dan kalau dipenjarakan hidupnya akan SANGAT
 menderita...
  
   --- Pada Sen, 12/10/09, henyung henyung@ menulis:
   Mereka berdua harusnya sadar tanpa perlu disebut nama. Kalau tidak
 sadar yah apa boleh buat, akan dikarantina.
  
 



 --
  Get your preferred Email name!
 http://sg.rd.yahoo.com/aa/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
 Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
 



[budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama

2009-10-12 Terurut Topik John


Bung Moderator Hendri Irawan / Yu Yongde yth selamat pagi,

postingan anda tidak bisa saya pahami, siapakah yang anda peringatkan,
Apakah tidak sebaiknya dijelaskan siapa orang yang diperingatkan dan postingan 
yang mana ?
Supaya tidak ada kesalah pahaman, juga memberikan efek jera. Terima kasih.

Untuk informasi bapak, saya mendukung kalau ada diskusi yang ngawur, anda 
peringatkan...

nuwun sewu,
John Siswanto




[budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama

2009-10-12 Terurut Topik henyung
Bung John yth,

Ada dua orang  yang diperingatkan, semoga mereka berdua sadar diri. Yang satu 
mengatakan orang lain anak bajak laut, yang kemudian dibalas juga.

Mereka berdua harusnya sadar tanpa perlu disebut nama. Kalau tidak sadar yah 
apa boleh buat, akan dikarantina.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, John johnsiswa...@... wrote:

 
 
 Bung Moderator Hendri Irawan / Yu Yongde yth selamat pagi,
 
 postingan anda tidak bisa saya pahami, siapakah yang anda peringatkan,
 Apakah tidak sebaiknya dijelaskan siapa orang yang diperingatkan dan 
 postingan yang mana ?
 Supaya tidak ada kesalah pahaman, juga memberikan efek jera. Terima kasih.
 
 Untuk informasi bapak, saya mendukung kalau ada diskusi yang ngawur, anda 
 peringatkan...
 
 nuwun sewu,
 John Siswanto





Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama

2009-10-12 Terurut Topik John Siswanto
Pak Yongde yth,
 
sebutin saja namanya pak, untuk memberikan efek jera pak...
 
Sebagai perumpamaan :
Umumnya orang akan takut mengulangi perbuatan kriminalnya, karena mereka tahu 
bisa dipenjara, dan kalau dipenjarakan hidupnya akan SANGAT menderita...
 
Sekedar urun rembug, keputusannya moderator yang punya hak...
 
tabik,
John Siswanto
 


--- Pada Sen, 12/10/09, henyung heny...@yahoo.com menulis:


Dari: henyung heny...@yahoo.com
Judul: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 12 Oktober, 2009, 7:29 PM


  



Bung John yth,

Ada dua orang yang diperingatkan, semoga mereka berdua sadar diri. Yang satu 
mengatakan orang lain anak bajak laut, yang kemudian dibalas juga.

Mereka berdua harusnya sadar tanpa perlu disebut nama. Kalau tidak sadar yah 
apa boleh buat, akan dikarantina.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John johnsiswanto@ ... wrote:

 
 
 Bung Moderator Hendri Irawan / Yu Yongde yth selamat pagi,
 
 postingan anda tidak bisa saya pahami, siapakah yang anda peringatkan,
 Apakah tidak sebaiknya dijelaskan siapa orang yang diperingatkan dan 
 postingan yang mana ?
 Supaya tidak ada kesalah pahaman, juga memberikan efek jera. Terima kasih.
 
 Untuk informasi bapak, saya mendukung kalau ada diskusi yang ngawur, anda 
 peringatkan. ..
 
 nuwun sewu,
 John Siswanto


















  Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat 
tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : Diskusi Tionghoa dan Imlek

2008-09-18 Terurut Topik zhonghua_wenhua
Sdr.Liquid,


terimakasih atas saran anda. Saya pribadi yang bertanggungjawab atas 
kejadian ini.

Saya menggunakan koneksi yang termasuk lambat dan juga saya lakukan 
untuk menghemat quota karena saya tidak menggunakan pelayanan 
internet yang tanpa batas.

Usulan anda saya perhatikan dan semoga menjadi masukan bagi moderator 
lainnya.
Terimakasih.


Moderator

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Lalu kalo gitu knapa tadi di loloskan postingannya? Jika di 
loloskan 
 berarti di setujui, tapi knapa setelah di setujui lalu di kasih 
peringatan? 
 Kalo mao juga dari awal postingannya ga di lolosin
 
 
 
 - Original Message - 
 From: zhonghua_wenhua [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, 17 September, 2008 02:02
 Subject: [budaya_tionghua] PERINGATAN : Diskusi Tionghoa dan Imlek
 
 
  Kepada sdr.Agoenk dan rekan-rekan lain,
 
  kami mengharapkan agar diskusi dilakukan dengan tertib, memberikan
  argumen yang jelas dan baik.
 
  Hindarilah ketegangan yang bersifat memicu perpecahan dan juga 
hindari
  penyerangan pribadi.
 
  Mohon perhatian dari segenap member di milist ini dan mari kita 
semua
  bersama-sama menjaga ketertiban milist ini.
 
 
 
 
  Moderator
 
 
  
 
  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
 
  .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
 
  .: Pertanyaan? Ajukan di 
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
 
  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua 
http://iccsg.wordpress.com :.
 
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 





RE: [budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : STOP DEBAT FLG (Terima Kasih sekali)

2008-08-31 Terurut Topik agoeng_set
Yup anda berhak n berkepentingan utk mengklarifikasi dan meluruskan hal2 yg 
menurut anda adalah fitnah agar org2 tdk salah paham terhadap flg. Btw dilain 
pihak tmn2 yg kontra flg jg berhak dan berkepentingan untuk menginformasikan 
hal2 yg mereka tau agar masyarakat awam tidak terjerumus ke flg seperti yg 
mereka khawatirkan. Setiap hal pasti punya 2 sisi n pandangan tergantung dari 
kepentingan masing. Tp biasanya penonton diluar arena pertarungan yg bisa liat 
lebih adil. Sama aja mirip org luar ngomong kejelekan fpi kepada anggota fpi jg 
atau kesesatan n kekejaman dr azhari kepada anggotanya. Para member disini 
rata2 pinter n berpengetahuan luas jadi mereka bisa ambil kesimpulan sendiri 
tanpa susah2 dipaksa. 
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: yunita.tanuwijaya [EMAIL PROTECTED]

Date: Sun, 31 Aug 2008 03:28:42 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : STOP DEBAT  FLG (Terima Kasih 
sekali)


Dear Moderator, 
Terima kasih atas keputusan moderator. Momen ini sudah saya nantikan.
Sebenarnya saya jg sudah enggan mengklarikasi di milis budaya tionghoa
ini setiap kali ada yg memulai memfitnah Falun Gong, karena semakin
diklarifikasi malah semakin berkembang fitnahan baru dengan kata kata
yg tidak enak dan mengejek. Tapi kemarin saya sudah tidak tahan utk
tidak menulis klarifikasi atas fitnahan2 tsb, karena menurut saya
sudah mempengaruhi member lain, membuat mereka berpikir yg tidak tidak
hanya karena percaya mentah mentah pada ucapan salah satu pihak,
member lain tadinya tidak ada apa apa dengan kami menjadi merinding
melihat kami, padahal saya bukan kriminal atau orang jahat. Sudah lama
saya berharap moderator bisa menghentikan perdebatan ini demi kebaikan
mereka juga. Setiap fitnahan adalah berbuah karma. Makin cepat distop
akan makin mengurangi karma yg harus mereka bayar. 

Saya adalah keturunan chinese dan diajari tentang karma oleh orangtua
saya, saya tahu berbohong adalah membuat karma buruk untuk diri saya
sendiri,  maka itu yg saya tulis adalah kebenaran yg sesungguhnya
mengenai Falun Gong yang sudah saya latih selama 8 tahun. Bagi yg
memerlukan penjelasan lebih lanjut atau klarifikasi dari saya atas
perkataan sdr.extrim bluesky, silahkan japri ke :
[EMAIL PROTECTED]  Saya bisa jelaskan semua disana. 


Salam,
Yunita






[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : STOP DEBAT FLG

2008-08-30 Terurut Topik gunawan
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ibc [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Moderators.

Setelah saya baca perdebatan FG, sbg New member, saya setuju
di STOP, 

Salam Damai dan Kasih.



 
 Pak Moderators,
 
 Saya setuju banget deh dengan sikap Anda.
 
 Salam erat,
 
 Sugiri. 
 
 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG. 
 Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.12/1640 - Release Date: 
28/08/2008
 18:58





[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : STOP DEBAT FLG (Terima Kasih sekali)

2008-08-30 Terurut Topik yunita.tanuwijaya
Dear Moderator, 
Terima kasih atas keputusan moderator. Momen ini sudah saya nantikan.
Sebenarnya saya jg sudah enggan mengklarikasi di milis budaya tionghoa
ini setiap kali ada yg memulai memfitnah Falun Gong, karena semakin
diklarifikasi malah semakin berkembang fitnahan baru dengan kata kata
yg tidak enak dan mengejek. Tapi kemarin saya sudah tidak tahan utk
tidak menulis klarifikasi atas fitnahan2 tsb, karena menurut saya
sudah mempengaruhi member lain, membuat mereka berpikir yg tidak tidak
hanya karena percaya mentah mentah pada ucapan salah satu pihak,
member lain tadinya tidak ada apa apa dengan kami menjadi merinding
melihat kami, padahal saya bukan kriminal atau orang jahat. Sudah lama
saya berharap moderator bisa menghentikan perdebatan ini demi kebaikan
mereka juga. Setiap fitnahan adalah berbuah karma. Makin cepat distop
akan makin mengurangi karma yg harus mereka bayar. 

Saya adalah keturunan chinese dan diajari tentang karma oleh orangtua
saya, saya tahu berbohong adalah membuat karma buruk untuk diri saya
sendiri,  maka itu yg saya tulis adalah kebenaran yg sesungguhnya
mengenai Falun Gong yang sudah saya latih selama 8 tahun. Bagi yg
memerlukan penjelasan lebih lanjut atau klarifikasi dari saya atas
perkataan sdr.extrim bluesky, silahkan japri ke :
[EMAIL PROTECTED]  Saya bisa jelaskan semua disana. 


Salam,
Yunita





[budaya_tionghua] Re: Peringatan Mei 98: Korban memberi kesaksian di San Francisco

2008-04-18 Terurut Topik nneonlight

Hati2 lho, terkadang berbicara sangat gampang, termasuk menuduh orang 
lain sebagai pecundang. 





--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 - Original Message - 
 From: ejohnoei
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Friday, April 18, 2008 12:02 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Peringatan Mei 98: Korban memberi 
kesaksian di 
 San Francisco
 
  Peringatan Mei 98: Korban memberi kesaksian di San Francisco.
 
 ---
 
 Apa jaminannya bahwa ini bukan testimony rekayasa dan akal-akalan 
untuk 
 assylum palsu, seperti yang kedua hal itu sudah pernah terjadi, 
yang menjadi 
 boomerang pahit buat kaum Tionghoa sendiri, terutama yang betulan 
menjadi 
 korban?
 
 Pertanyaan ini timbul karena bikin kesaksian koq jauh-jauh di Amrik 
sana.
 Yas pas itu memberi kesaksian di Indonesia. Jadi ada manfaatnya 
bagi 
 perjuangan menegakkan keadilan.
 
 Kalau bikin kesaksian sambil ngumpet begitu, itu kelakuan pecundang!
 Kalau memang betulan, bukan rekayasa, kenapa tidak kesaksiannya di 
sini 
 saja. Jangan kuatir, banyak teman yang dengan gigih dan terus-
terusan 
 memperjuangkan hal itu di sini, di tempat terjadinya hal itu, di 
tanah 
 airnya, dan mereka okay-okay saja tuh... Bahkan elevated menjadi 
tokoh yang 
 dihormati.
 
 Wasalam.





[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : RIBUT DIMILIST LAIN JGN DIBAWA KESINI

2007-09-20 Terurut Topik Joao Kho
Salam hangat Saudara Jonathan,

Terima kasih atas sarannya. Ya mungkin adalah kesalahan saya bikin
komentar disini (tidak ditempatnya). Kemarin-kemarin mungkin merasa
sedikit kurang puas dan ada sedikit iseng juga, soalnya diinvite untuk
gabung tapi baru pertama posting dengan sedikit ledekan saja sudah
tolak ditampilkan. Sekarang saya mengerti sudah, ini adalah property
pribadi, jadi kalo kita ngomong kejelekan atau tanggapan ke property
orang tentu saja orang berhak untuk memblokade demi keamanan property
 atas jerih payahnya. Saya masih berpikir itu adalah kebebasan untuk
mengutarakan pendapat dan mengomentari apa yg ada dipikiran saya saat
itu. 

Sebenarnya saya juga sangat suka untuk belajar bareng dalam bahasa
mandarin supaya bisa lebih melek budaya tionghua dan sejarahnya,
karena sumbernya kebanyakan adalah tulisan mandarin. Selain itu juga
bisa membantu menberikan informasi cara belajar mandarin yg asik
kepada sesama milis.

JK


  


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jonathangoeij
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Joao Kho Joao.Kho@ wrote:
 
  Salam hangat Pak Modie,
  
  Sebenarnya bukan ribut-ributlah, cuma salah persepsi aja. Tapi yach
  maafkan saya kalo posting urusan milist lain disini. Abis ngak tahu
  mau posting dimana. Kalo disitu pasti ga muncul. Saya akan stop skrg.
  Peace!!
  
  JK
 
 Bung Joao Kho, saya bukan member dimilis everydaymandarin dan juga 
 hanya member non aktif dimilis budaya_tionghoa ini. Saya hanya ingin 
 berbicara secara umum saja, sebuah milis itu sebetulnya lebih tepat 
 disebut private property daripada public property. Setiap orang bisa 
 dengan mudah membuat milis di yahoo, google, MSN, dll. Mereka yg 
 membuat milis disebut sebagai owner/pemilik, suatu hal yg menunjukkan 
 private property sungguhpun menggunakan fasilitasnya tidak bayar sama 
 sekali. Dan tentu karena bikin milisnya diperusahaan US sesuai dengan 
 term of service-nya harus abide pada hukum US (dan juga hukum 
 International). Bila ada perselisihan diselesaikan dipengadilan US 
 (negara bagian California utk yahoo dan google).
 
 Maksud saya sederhana saja, bila tidak enjoy disuatu milis ya hengkang 
 sajalah toh tidak ada paksaan sama sekali utk terus bergabung, khan 
 banyak sekali milis yg bisa diikuti. Atau bisa juga bikin ajalah milis 
 sendiri yg postingnya tidak pakai pinyin, gitu aja kok repot.
 
 JG





[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : RIBUT DIMILIST LAIN JGN DIBAWA KESINI

2007-09-19 Terurut Topik Joao Kho
Salam hangat Pak Modie,

Sebenarnya bukan ribut-ributlah, cuma salah persepsi aja. Tapi yach
maafkan saya kalo posting urusan milist lain disini. Abis ngak tahu
mau posting dimana. Kalo disitu pasti ga muncul. Saya akan stop skrg.
Peace!!

JK

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhonghua_wenhua
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Joao Kho Joao.Kho@
 wrote:
 
  Salam hangat,
 
  Nah benar kan.. maunya yang dibaik-baikin saja. Serius amat seh pak
  moderator :-). Memang bukannya EverydayPinyin, kan tiap hari ada
  postingan Pinyin , kenyataan toh :D. Jadi menurut anda, kita mesti
  belajar sama bule donk.. lebih suka belajar pinyin dari huruf
  mandarin, lama-lama huruf mandarin ga usah dipake aja kalo gitu he
 
  --- deleted ---
 
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Alfonso degaan36@
 wrote:
  
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Joao Kho Joao.Kho@
   wrote:
--- deleted ---
   Salam Mandarin,
   Alfonso Indra Wijaya
  
 





[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : RIBUT DIMILIST LAIN JGN DIBAWA KESINI

2007-09-19 Terurut Topik jonathangoeij
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Joao Kho [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam hangat Pak Modie,
 
 Sebenarnya bukan ribut-ributlah, cuma salah persepsi aja. Tapi yach
 maafkan saya kalo posting urusan milist lain disini. Abis ngak tahu
 mau posting dimana. Kalo disitu pasti ga muncul. Saya akan stop skrg.
 Peace!!
 
 JK

Bung Joao Kho, saya bukan member dimilis everydaymandarin dan juga 
hanya member non aktif dimilis budaya_tionghoa ini. Saya hanya ingin 
berbicara secara umum saja, sebuah milis itu sebetulnya lebih tepat 
disebut private property daripada public property. Setiap orang bisa 
dengan mudah membuat milis di yahoo, google, MSN, dll. Mereka yg 
membuat milis disebut sebagai owner/pemilik, suatu hal yg menunjukkan 
private property sungguhpun menggunakan fasilitasnya tidak bayar sama 
sekali. Dan tentu karena bikin milisnya diperusahaan US sesuai dengan 
term of service-nya harus abide pada hukum US (dan juga hukum 
International). Bila ada perselisihan diselesaikan dipengadilan US 
(negara bagian California utk yahoo dan google).

Maksud saya sederhana saja, bila tidak enjoy disuatu milis ya hengkang 
sajalah toh tidak ada paksaan sama sekali utk terus bergabung, khan 
banyak sekali milis yg bisa diikuti. Atau bisa juga bikin ajalah milis 
sendiri yg postingnya tidak pakai pinyin, gitu aja kok repot.

JG



RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-31 Terurut Topik Ulysee
Heheheh, Kalem aje Herny, 
Kalau ngga jadi panjang, milis bisa sepi dunks. 
 
Ajakan Anda bagus lho, mengajak introspeksi itu bagus. 
Sikap berlebihan itu harus dikikis, sebab hanya memperlebar jurang
pemisah. 
Dan menambah masalah, semantara masih ada prasangka dan curiga warisan
jaman baheula. 
 
Tapi selama tidak berlebihan, ya sah sah aja dilakukan. Ya khan. 
Seperti merayakan imlek misalnya, 
Ya rayakan aja dengan cara yang wajar, maka nggak akan ada yang protes.
Baju baru, wajar. Makanan banyak, wajar. 
Tapi kalau tiap imlek terus ganti mobil baru, khan tidak wajar,
hahahaha, kidding. 
 
Intinya, saya sih setuju dengan Anda. 
Permulaan dengan menempatkan diri sebagai bagian dari bangsa ini. 
Maka yang dipikirkan dan dilakukan akan sesuai dengan penempatan diri. 
 
Kalau ada yang menempatkan diri sendiri sebagai tamu, 
Ya nggak aneh, lagaknya juga kayak tamu, huehuehuehue. 
Tapi ngambek JiKa ada yang bilang jangan kayak tamu hotel wakakakaka. 
 
Hmm, titik awal menempatkan diri sebagai bagian dari bangsa, tanpa
menghilangkan identitas diri, itu pemikiran yang bagus sekali.
 
-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Herny
Sent: Monday, May 28, 2007 6:26 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles
 
Aduh.. koq masalahnya jadi panjang begini yah..

Padahal posting saya awalnya hanya untuk mengajak kita introspeksi, 
jangan2 ada sikap kita yang berlebihan yang walaupun kecil sekali tetapi

juga dapat memicu tragedi Mei 98. Saya setuju bahwa peristiwa tersebut 
dipicu oleh provokasi oknum2 tertentu, tapi saya kira seandainya kalau 
tidak ada benih ketidaksukaan, tentunya skalanya tidak akan meluas 
seperti itu.

Saya tidak bermaksud untuk mengatakan kita harus menghapus identitas 
kita sebagai orang China tetapi saya hanya berusaha mengingatkan bahwa 
kita adalah bangsa Indonesia dari etnis China (INTI), sehingga 
seharusnya kita juga berkontribusi terhadap bangsa ini. Semuanya harus 
dimulai dari sesuatu, harus ada titik awalnya, dan yang paling mudah 
adalah diri kita sendiri. Jika kita saja tidak merasa menjadi bagian 
dari bangsa ini, bagaimana kita mengharapkan etnis lain bisa merasakan 
hal yang sama? Tanpa adanya rasa kebersamaan seperti itu, tragedi yang 
sama mungkin akan terulang kembali..
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles - Erik

2007-05-29 Terurut Topik hai hai

Menurut saya, ada banyak sutradara dalam kerusuhan Mey
'98. Saling menunggangi, saling memanfaatkan untuk
mencapai tujuannya masing-masing. Para pelaku di
lapangan, ada yang memang datang ke lapangan untuk
melakukan aksinya, ada juga yang datang ke lapangan
untuk menonton lalu terpancing untuk ikut beraksi. Ada
juga yang tidak melakukan apa-apa, bahkan ada yang
ikut mencegah, namun dijadikan tersangka oleh publik.

Saya tidak tahu, apakah anda atau anggota milis
lainnya pernah mendengar atau tidak, namun saya sering
sekali mendengar orang-orang yang berkata, tentang
siapa siapa saja yang terlibat dalam kerusuhan Mey
'98. Ada yang menunjuk oknum (orang) tertentu, ada
yang menunjuk instansi tertentu, ada yang menunjuk
umat agama tertentu, ada yang menunjuk suku tertentu.
Bagi saya, hal tersebut sah sah saja, karena
masing-masing bebas menarik kesimpulan. Daripada
membantah pendapt mereka mati-matian, belajar dari
pengalaman, lebih baik memberikan mereka informasi
tambahan atau menanyakan beberapa pertanyaan agar
mereka mempertimbangkan kesimpulan mereka.

Saya tidak merasa bosan dengan topik ini, sebab
menurut saya pribadi, mendiskusikan hal ini adalah
salah satu cara untuk mencegah hal tersebut terjadi
lagi di masa depan. Itu sebabnya ketika ada orang yang
menyatakan pendapat bosan dengan topik ini, saya
mengajukan informasi atau pertanyaan untuk mengurangi
rasa bosan mereka.

go  ho
hai hai




--- Erik [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalo menurut bung Hai-hai sendiri siapa tuh Pelaku
 Utama Tragedi 
 Mei'98?
 Anda sendiri bosan ga' dengan topik ini?
 Bosannya karena apa? Jangan-jangan beda nuansa dan
 kadar bosannya 
 anda dengan bosannya m'Bak Ida!!
 
 Salam,
 
 Erik


 
 In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hai hai
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  
  Bosan, topik basi. 
  
  Seharusnya anda beri alasan, kenapa anda bosan,
 dan
  kenapa bagi anda topik ini basi? Jangan-jangan
 anda
  merasa bosan dan mengangap topik ini basi karena
  setelah dibahas berkali-kali, anda tidak kunjung
  mengerti? 
  
   Betul, memang membosankan, pelaku utamanya tak
   terjamah hukum, tak
   kunjung diadili!
  
  Siapa yang anda maksudkan dengan pelaku utamanya?
  mereka yang merencanakan?
  mereka yang mengerahkan?
  mereka yang menunggangi?
  mereka yang menyulut api?
  mereka yang melakukan pemerkosaan?
  mereka yang menjarah?
  Mereka yang tidak berbuat apa apa?
  
  atau mereka yang merasa bulan mey '98 hanya hari
 cuti
  nasional?
  
  go ho
  hai hai
  
  
   
  
  --- idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Betul, memang membosankan, pelaku utamanya tak
   terjamah hukum, tak
   kunjung diadili!
 
 
 
 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah
 Tiongkok :.
 
 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
 
 .: Pertanyaan? Ajukan di
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
 
 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua
 http://iccsg.wordpress.com :.
 
  
 Yahoo! Groups Links
 
 (Yahoo! ID required)
 
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
 
 



   
Sick
 sense of humor? Visit Yahoo! TV's 
Comedy with an Edge to see what's on, when. 
http://tv.yahoo.com/collections/222


Re: ???? RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98

2007-05-29 Terurut Topik hai hai


ardian_c laoheng,

salam hormat untuk anda, terima kasih sudah
mengingatkan dan membesarkan hati saya. Apa yang anda
tulis sangat menggugah hati saya.

go ho
hai hai



--- ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:

 bbrp hari yg lalu sempat diskusi panjang sama satu
 org kita sebut 
 saja pak B.
 Dia tanya apa kontribusi org Tionghoa thd Indonesia
 ?
 Kebetulan org itu ada teman yg pribumi jg bareng2
 sama saya jualan 
 jg kenal org tsb.
 
 Saya cuma bilang pak A ini kontribusinya apa thd
 Indonesia ?
 Saya lantas katakan jelas ada, kontribusinya dia
 adalah buka usaha 
 dan memperkerjakan bbrp org sebagai karyawannya.
 Itu sdh suatu kontribusi yg jelas buat
 lingkungannya, yaitu membuka 
 lapangan kerja.
 Selanjutnya kontribusinya adalah membayar pajak,
 walau saya tahu pak 
 A ini kadang main nakal dgn tidak membayar pajak.
 
 Saya cuma bicara pendek soal kontribusi, jika kita
 bisa tertib lalu 
 lintas saja itu sdh kontribusi, mau antri sdh
 kontribusi.
 Kalau pak B mau kontribusi Tionghoa seperti Lim
 SwiKing, Kwik Kian 
 Gie ya jelas tidak mungkin. Kemampuan, kesempatan,
 nasib masing2 org 
 berbeda2. Tdk semua org Tionghoa yg dagang pasti
 kaya, banyak yg 
 bangkrut. Tdk semua tentara bisa jadi jendral.
 
 Kontribusi yg terkecil adalah disiplin diri dan itu
 TIDAK MUNGKIN 
 dituntut kepada 1 etnis saja tapi keseluruhan
 masyarakat.
 Dan utk mencapai disiplin itu diperlukan faham
 Legalisme atau Fa Jia 
 yg bicara hukuman dan hadiah, dan ke2 hal itu TDK
 BISA DIBELI OLEH 
 UANG ATAU KEKUASAAN. Yg salah jelas dihukum, yg
 berjasa dihargai.
 Kalau hal ini bisa diterapkan dgn baik, maka
 konglomerat hitam tidak 
 ada, penggelapan pajak tidak ada, korupsi jg tidak
 ada.
 
 Saya jg katakan kpd pak B bahwa dalam filsafat
 Tiongkok terutama 
 dalam ajaran Kong Zi, dikatakan jelas bahwa perbaiki
 diri, perbaiki 
 keluarga, perbaiki lingkungan, perbaiki negara baru
 perbaiki dunia.
 Jadi semua dimulai dari diri sendiri.
 
 Bicara pendatang, mayoritas penduduk Indonesia jg 
 adalah pendatang, hanya bicara siapa yg datang
 lebih dahulu.
 Org Madura di Kalimantan jg adalah pendatang dimata
 org Dayak, 
 begitu jg org Jawa di Irian.
 Jgn rendah diri dgn berpikir pendatang. Yang
 terpenting mau 
 pendatang kek penduduk asli kek atau yg sdh ratusan
 generasi kek, 
 apa sih KONTRIBUSI anda buat lingkungan anda ?
 
 Ingin menang sendiri adalah SIFAT MANUSIA yg umum
 bisa dilihat 
 dimana2. 
 
 Milis ini jg menggalang dana utk kegiatan yg
 bersifat membuka pintu 
 dialog melalui budaya. Sayangnya kocek pendanaan
 selama ini cuma 
 dari bbrp org saja.
 
 Pembangunan sekolah yg bobrok dan lain sebagainya
 sebenarnya 
 merupakan kewajiban PEMERINTAH. Jgn selalu berbicara
 kekurangan dana 
 utk pembangunan sarana pendidikan. Dana sebenarnya
 melimpah asal 
 tidak salah kelola.
 Perbaiki sistem ekonomi dan hukum sehingga sarana
 pendidikan lebih 
 baik lagi.
 Daripada perbaiki sarana gedung sekolah yg bobrok,
 
 perbaiki gedung hati para guru dan tokoh
 pendidikan yg baru2 ini 
 ribut2 soal UN. Bisa dibayangkan kalau gurunya saja
 sdh mendukung 
 diam2 para siswa2 mrk melakukan usaha contek
 menyontek saat ujian ?
 Apa gunanya gedung mewah tapi moralnya hancur2an ?
 
 Saya percaya budaya Tionghoa bisa memberikan
 kontribusi bagi 
 pembangunan Indonesia melalui kode etik moralitas yg
 dimiliki etnis 
 Tionghoa.
 Bahkan mbahnya pedagang yaitu Tao Zhugong sendiri
 membuat aturan2 
 atau nasehat2 bagi para pedagang.
 Salah satu nasehatnya adalah berdagang jujur.
 Banyak pedagang2 encek2 sering pajang gambar Guan
 Gong dgn 
 serangkaian nasehat utk pedagang dalam tulisan
 mandarin.
 Salah satu nasehat itu adalah JGN MENIPU DGN
 MENGURANGI 
 TIMBANGAN, JGN BERDAGANG OBAT PALSU dsbnya.
 
 Jika anda adalah etnis Tionghoa, coba gali nilai2
 budaya anda.
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, MIMI OEY
 [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
 
  Saudara2ku, apakah kalian tidak bosen
 memperdebatkan (DEBAT 
 KUSIR!!) masalah tersebut, kalau ada Pengadilan HAM
 yang dimaksud 
 apa yang kalian harapkan, kemudian bentuk keuntungan
 apa yang kalian 
 dapatkan dari putusan tersebut, apa berguna buat
 kehidupan etnis 
 kita di negara Indonesia ini, apakah kita masih
 mengharapkan menjadi 
 bangsa Indonesia, atau berharap menjadi bagian dari
 bangsa Indonesia 
 tetapi memiliki klas tersendiri, klas yg lebih
 tinggi dari etnis 
 lainnya, kemudian dapatkah kita diterima jika
 demikian oleh bagian 
 yg lain dari bangsa Indonesia ini.
Menurutku adalah kenyataan kita adalah bagian
 dari negara/bangsa 
 Indonesia, dan karena kita adalah pendatang maka
 kita harus 
 menerima konsekwensinya, dan untuk memperkecil
 seminim mungkin maka 
 kita harus berusaha hidup sejujur atau sebaik
 mungkin sesuai 
 peraturan sehingga lama kelamaan masyarakat banyak
 akan dapat 
 menerima kita adalah bagian dari mereka, hal
 tersebut akan lama dan 
 tidak gampang, tetapi mau tidak mau suka tidak suka
 harus kita 
 laksanakan, kalau tidak ya silahkan menjadi warga
 

Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-27 Terurut Topik Kurniawan
Hallo Greysia,

Terima kasih penjelasaannya.  Maaf kalau ada ungkapan
saya yang tidak tepat.  Waktu saya mengatakan bahwa
ketika Anda mengkritik kebodohan orang China di
Indonesia, termasuk di dalamnya diri Anda sendiri,
maksud saya bukan Anda termasuk orang bodoh tersebut,
tapi Anda termasuk orang China di Indonesia yang Anda
gambarkan citranya sebodoh itu.

Saya memang tidak setuju dengan tulisan Anda
sebelumnya, yang menurut saya terlalu  merendahkan
ke-etnis-an diri sendiri dan terlalu pesimis dengan
etnis China di Indonesia.  Tapi pastinya saya dan
semua orang di sini juga tahu, Anda tidak sepenuhnya
bermaksud demikian dan Anda hanya ingin menekankan
hal-hal tertentu supaya orang China di Indonesia bisa
menjaga diri dan tidak melakukan hal-hal bodoh seperti
yang Anda sebutkan. Saya juga yakin, kebanyakan orang,
termasuk saya dan Anda, masih berpikiran sehat bahwa
jalan terbaik untuk mengatasi masalah ke-China-an kita
di Indonesia adalah dengan mengambil jalan tengah,
yaitu tidak terlalu memamerkannya dan juga bukan sama
sekali menghilangkannya.  Perbedaannya hanya pada
aspek-aspek tertentu yang ingin ditekankan. Dari saya
sendiri, keyakinan saya seperti yang saya jelaskan
pada komentar-komentar saya sebelumnya.

Karena ini diskusi, pasti banyak pendapat yang
bertentangan. So, take it easy OK. 

Kurniawan

--- greysia susilo junus [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Dear all,
 maaf baru buka email hari ini. 
 Untuk Kurniawan-heng.. apakah mempromosikan dan
 menyuarakan Please keep everything simple
 merupakan permainan menghukum diri sendiri? Meriah
 bukan berarti Mewah. sama seperti seorang wanita
 kalau berbaju putih akan kelihatan lebih sederhana
 dibanding berbaju merah menyala.
 Yang saya tidak suka adalah diantara lautan orang
 berbaju hitam, muncul seorang berbaju merah menyala
 bukan karena dia tidak punya baju hitam dirumahnya,
 tapi dipakai karena dia ingin kelihatan beda. Mau
 muncul sebagai aksen. Orang itulah yang bakal
 mencemari kelompoknya.
 
 Masalah Tionghoa dari dulu sudah ada. Mengapa
 sekarang ini makin dipertajam dengan memperlihatkan
 perbedaan yang tidak perlu? 
 
 Sorry saja Kurniawan-heng, kebodohan yang saya
 kritik adalah kebodohan orang Cina yang melakukan
 hal-hal yang saya kritik. Saya sendiri menghindari
 sebisa mungkin kebodohan seperti itu. saya tidak
 melakukan generalisasi. Kecuali jika anda sendiri
 merasa ikut mempraktekkan apa yang saya kritik
 tersebut, maka saya anggap anda termasuk kategori
 tersebut.
 Saya pun tidak mengatakan marilah kita tetap
 bersembunyi di rumah masing-masing pada waktu kita
 melakukan sembahyang imlek atau cengbeng seperti
 jaman dulu. saya turut menikmati kebebasan ini. saya
 hanya memperingatkan janganlah berlebihan. Kategori
 berlebihan pun tidak saya perinci pada tulisan saya.
 Saya anggap kata berlebihan itu kualitatif, yang
 tidak punya standar ukur. Jadi, benar kata Anda,
 sejauh mana kelebihan dan jor-joran yang saya maksud
 itu terserah pribadi masing-masing. Setidaknya saya
 menyerukan agar mawas diri...
 



 

It's here! Your new message!  
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/


[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-27 Terurut Topik extrim_bluesky
Dear Ci Grey yb, 

sori kalo pake sapaan mas, ternyata
anda perempuan ya. 

1. Tionghoa kaya bagi-bagi ampao itu
tidak perlu dipolitisir menjadi gerakan
anti-imlek. 

haji-haji pribumi kaya raya banyak berikan
duit dan sembako saat lebaran. itu
praktek sosial biasa dari kalangan kelas
kaya. 

masalah media pers yg blow-up secara
besar-besaran itu masalah lain. mestinya
si media pers itu yang dihantam bukan
Tionghoa-nya. 

2. saya pernah liat pengamen Barongsai
berjumlah 5 orang di Muara Karang. beda
dgn atraksi Liong  Barongsai yg biasanya
lebih dari jumlah 5 orang. 

penyimpangan kesakralan Barongsai itu
terjadi karena orang-orang yg ngerti
kesakralan spt Ci Grey tidak ngasi tau
langsung kepada para pemain amatiran itu.
tetapi lebih memilih mempertontonkan
slogan anti-tionghoa di milis-milis. 

masalah kesakralan berbeda dgn masalah
ketertiban sosial. tulisan Ci Grey kemarin
itu lebih menekankan pada tertib masyarakat
umum, bukan masalah kesakralan permainan
Barongsai. 

3. dalam era globalisasi, dunia jadi
kecil. Barat dgn trend budayanya masuk
ke setiap belahan dunia, bahkan di arab
sudah banyak situs-situs porno a la Barat
tetapi menampilkan perempuan Arab. 

pakaian kita sehari-hari jelas mengadobsi
trend Barat. pakaian resmi berdasi itu jelas
produk budaya Barat. dan kita semua menerimanya
tanpa masalah. termasuk ci Grey. 

tetapi anehnya, Greysia malah menuding
masuknya produk hiburan RRT  Taiwan. di saat
yg bersamaan begitu terbuka  permisif 
terhadap ekspansi budaya Barat. dari sini,
anda jelas anti Tionghoa dan pro-Barat. 

padalah, jelas kita lebih dekat dengan
Theresa Teng daripada Mariah Carey. 

Tionghoa tangerang bukan satu-satunya
mainstream ekspresi dan atribut Tionghoa
di Indonesia. masih ada lagi Bangka, Medan,
pontianak, Jakarta dan Jawa. semuanya beda
dgn dengan ekspresi Ketionghoaan komunitas
Tionghoa Tangerang. 

apakah maksud ci Grey itu adalah semua
Tionghoa harus mengadobsi atribute Tionghoa
Benteng?! 

apakah ekspresi tionghoa totok itu salah?! 
dan bukan bagian integral dari cosmologi
Tionghoa?! mama saya itu masih totok apabila
dilihat dari bahasa yang dipakai. 

4. saya belum baca thesis anda. saya baru
kenal anda di milis ini. tentu anda tidak
bisa berharap saya mempersamakan anda dgn
Arief Budiman. tapi saya mau baca thesis anda.
anda bisa kirim ke saya?! 

anda jangan asal tuduh, bahwa saya hendak
membuat anda geram. yang saya permasalahan
adalah tudingan anda terhadap bio-bio yang
ada dgn mengaitkan semangat anti-RRT  taiwan
anda itu. 


best regards,
Kenken

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, greysia susilo junus 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
 Untuk Bung Kenken, pertama tama tolong dilihat nama saya. saya 
yakin nama Greysia adalah nama yang cukup feminim. kenapa anda sok 
yakin dengan memanggil saya Mas

 1. Terus terang saya ga ingat pesta meriah mana. yang saya masih 
ingat adalah berita pemberian angpao imlek oleh anggota dpr kepada 
kaum tionghoa miskin di tangerang yang diliput media secara besar-
besaran dan seorang tionghoa kaya yang dermawan membagikan angpao 
kepada ratusan orang miskin trus dipandu dengan ruhut sitompul 
(ceritanya orang itu temannya si ruhut, napa pula si ruhut ikut 
ambil komentar? ga penting banget). jadi, sudahilah yang ini. karena 
saya ga bisa jawab, anggep aja saya salah.

 2. setau saya, permainan barongsai dan tari liong itu memiliki 
tradisi yang panjang di negara asalnya. apa bung Kenken belum nonton 
film2 Jet Lee? disitu bisa dilihat sebelum dimainkan harus 
melaksanakan upacara. sama saja dengan tari barong. apa menurut anda 
tidak menyakitkan melihat tari barong yang begitu sakral di bali 
ditarikan di antara restoran kaki lima dan meminta sumbangan uang? 
kalaupun bukan yang beragama buddhis yang menarikannya (seperti 
kesatuan tentara di semarang... saya lupa namanya), pasti mereka 
melakukan ritual pembersihan diri, puasa mutih (mungkin), dll. 
pokoknya bukan sembarangan. apakah para pengamen biasa... di tepi 
jalan, di peremp[atan dan di resto kaki lima tidak dikategorikan 
mengganggu ketertiban umum? apalagi serombongan pengamen berjubah 
barongsai yang notabene satu kelompok besar (saya tidak p[ernah 
lihat pemain barongsai tunggal... apa anda pernah lihat?) dan musik 
pukul yang lumayan berisik jika keliling sekitar tempat tinggal anda.

 3. Oho bung Kenken, sebagian tionghoa sendiri yang memaksakan diri 
berkiblat pada RRC dan Taiwan. yang saya maksud budaya Tionghoa 
Taiwan dan RRC yang trend sekarang, bukan yang jaman dulu. apa anda 
pikir budaya Cina jaman dulu sama dengan sekarang? kalau dasar-dasar 
perubahan budaya dari jaman ke jaman saja anda tidak tahu, mari kita 
stop saja diskusi kita sampai disini. percuma saya menjelaskan nomor 
selanjutnya. karena itu dalam konteks studi budaya.

 kalau masih mau lanjut, coba gantian jelaskan pada saya hasil 
investigasi anda perbedaan dan persamaan tionghoa tangerang yang 
kita kenal sebagai cina benteng dan tionghoa yang ada di jakarta 
sekarang yang datang 

Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-26 Terurut Topik greysia susilo junus
Dear all,
maaf baru buka email hari ini. 
Untuk Kurniawan-heng.. apakah mempromosikan dan menyuarakan Please keep 
everything simple merupakan permainan menghukum diri sendiri? Meriah bukan 
berarti Mewah. sama seperti seorang wanita kalau berbaju putih akan kelihatan 
lebih sederhana dibanding berbaju merah menyala.
Yang saya tidak suka adalah diantara lautan orang berbaju hitam, muncul seorang 
berbaju merah menyala bukan karena dia tidak punya baju hitam dirumahnya, tapi 
dipakai karena dia ingin kelihatan beda. Mau muncul sebagai aksen. Orang itulah 
yang bakal mencemari kelompoknya.

Masalah Tionghoa dari dulu sudah ada. Mengapa sekarang ini makin dipertajam 
dengan memperlihatkan perbedaan yang tidak perlu? 

Sorry saja Kurniawan-heng, kebodohan yang saya kritik adalah kebodohan orang 
Cina yang melakukan hal-hal yang saya kritik. Saya sendiri menghindari sebisa 
mungkin kebodohan seperti itu. saya tidak melakukan generalisasi. Kecuali jika 
anda sendiri merasa ikut mempraktekkan apa yang saya kritik tersebut, maka saya 
anggap anda termasuk kategori tersebut.
Saya pun tidak mengatakan marilah kita tetap bersembunyi di rumah masing-masing 
pada waktu kita melakukan sembahyang imlek atau cengbeng seperti jaman dulu. 
saya turut menikmati kebebasan ini. saya hanya memperingatkan janganlah 
berlebihan. Kategori berlebihan pun tidak saya perinci pada tulisan saya. Saya 
anggap kata berlebihan itu kualitatif, yang tidak punya standar ukur. Jadi, 
benar kata Anda, sejauh mana kelebihan dan jor-joran yang saya maksud itu 
terserah pribadi masing-masing. Setidaknya saya menyerukan agar mawas diri...

Untuk Others-heng mengenai stereotype, benar sekali. jangan sampai kita 
terjebak pada stereotype. Maka tulisan saya mengkritik mereka yang melakukan, 
bukan generalisasi apalagi stereotype. 

Untuk ulysee, memang yang saya maksud gamang adalah impor dan lokal itu. 
definisinya sih belum ditarik garis yang tegas. sama saja dengan tidak bisanya 
menarik garis tegas definisi tionghoa totok dan tionghoa peranakan. kita belum 
selesai berurusan, melestarikan dan mengembangkan yang 'lokal', sudah mau 
mencaplok yang 'impor'. Yang bahaya, bukannya terjadi semakin 'kaya warna' 
dengan masuknya yang impor, tapi malah menindas dan memunahkan yang lokal

Untuk Bung Kenken, pertama tama tolong dilihat nama saya. saya yakin nama 
Greysia adalah nama yang cukup feminim. kenapa anda sok yakin dengan memanggil 
saya Mas? 
1. Terus terang saya ga ingat pesta meriah mana. yang saya masih ingat adalah 
berita pemberian angpao imlek oleh anggota dpr kepada kaum tionghoa miskin di 
tangerang yang diliput media secara besar-besaran dan seorang tionghoa kaya 
yang dermawan membagikan angpao kepada ratusan orang miskin trus dipandu 
dengan ruhut sitompul (ceritanya orang itu temannya si ruhut, napa pula si 
ruhut ikut ambil komentar? ga penting banget). jadi, sudahilah yang ini. karena 
saya ga bisa jawab, anggep aja saya salah.
2. setau saya, permainan barongsai dan tari liong itu memiliki tradisi yang 
panjang di negara asalnya. apa bung Kenken belum nonton film2 Jet Lee? disitu 
bisa dilihat sebelum dimainkan harus melaksanakan upacara. sama saja dengan 
tari barong. apa menurut anda tidak menyakitkan melihat tari barong yang begitu 
sakral di bali ditarikan di antara restoran kaki lima dan meminta sumbangan 
uang? kalaupun bukan yang beragama buddhis yang menarikannya (seperti kesatuan 
tentara di semarang... saya lupa namanya), pasti mereka melakukan ritual 
pembersihan diri, puasa mutih (mungkin), dll. pokoknya bukan sembarangan. 
apakah para pengamen biasa... di tepi jalan, di peremp[atan dan di resto kaki 
lima tidak dikategorikan mengganggu ketertiban umum? apalagi serombongan 
pengamen berjubah barongsai yang notabene satu kelompok besar (saya tidak 
p[ernah lihat pemain barongsai tunggal... apa anda pernah lihat?) dan musik 
pukul yang lumayan berisik jika keliling sekitar tempat tinggal anda.
3. Oho bung Kenken, sebagian tionghoa sendiri yang memaksakan diri berkiblat 
pada RRC dan Taiwan. yang saya maksud budaya Tionghoa Taiwan dan RRC yang trend 
sekarang, bukan yang jaman dulu. apa anda pikir budaya Cina jaman dulu sama 
dengan sekarang? kalau dasar-dasar perubahan budaya dari jaman ke jaman saja 
anda tidak tahu, mari kita stop saja diskusi kita sampai disini. percuma saya 
menjelaskan nomor selanjutnya. karena itu dalam konteks studi budaya.
kalau masih mau lanjut, coba gantian jelaskan pada saya hasil investigasi anda 
perbedaan dan persamaan tionghoa tangerang yang kita kenal sebagai cina benteng 
dan tionghoa yang ada di jakarta sekarang yang datang belakangan dan lebih 
sering kita sebut 'totok'. Ini juga menjawab nomor 6.
4. untuk klenteng, dan perbedaan klenteng di indonesia dengan di RRC ato Taiwan 
sana, silahkan anda baca tesis saya mengenai Tipologi Klenteng Jakarta abad 17 
sampai 1949 di Perpustakaan FIB UI atau yang lebih mudah, bacalah dahulu buku 
Klenteng2 Jakarta karya Claudine Salmon. saya 

Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-26 Terurut Topik Kurniawan
--- idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kurniawan
 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Jangan2 Anda memang tidak punya kepekaan sosial ya? 
 Cobalah Anda belajar berani melakukan kritik diri
 atas etnis Anda
 sendiri. 
 Katakan salah kalau memang salah. Bela kalau memang
 perlu dibela.


Terima kasih atas komentar Anda bahwa jangan2 saya
memang tidak punya kepekaan sosial. Saya sendiri tidak
merasa demikian, tapi saya pikir Anda berhak punya
pendapat sendiri. Terima kasih atas saran Anda agar
saya belajar melakukan kritik terhadap etnis saya
sendiri. Tapi yang mungkin tidak Anda sadari adalah
bahwa yang sedang saya lakukan adalah persis seperti
yang Anda sarankan, yaitu mengkritik etnis China
sendiri, dalam hal ini orang-orang China yang melihat
perayaan Imlek yang meriah hanya dari segi negatifnya
saja dan orang-orang China yang sedang berkhayal
menjadi orang yang lebih bijaksana dan peka sosial
sesudah merendahkan ke-China-annya sendiri. Dan
mungkin Anda juga tidak menyadari, bahwa juga persis
seperti yang Anda sarankan, saya sedang mengatakan
yang salah karena memang hal itu salah dan  membela
karena memang perlu dibela.  

Hanya saja, kelihatannya Anda tidak sepenuhnya
memahami apa yang saya maksud. Anda mengira kalau saya
membela “etnis China” hal itu hanya berarti saya hanya
membela “etnis di mana saya menjadi salah satu
anggotanya” saja.  Tapi saya sendiri tidak merasa
sedang melakukan hal demikian. Saya menggunakan kata
“etnis China” ini hanya sebagai perwakilan dari “etnis
apa pun di dunia ini”.  Saya tidak sedang membicarakan
kepentingan etnis China saja, tapi kepentingan semua
etnis yang ada, tentang bagaimana menurut saya
seseorang dengan ke-etnis-an tertentu harus bersikap. 
Saya yakin semua orang harus menghargai ke-etnis-annya
sendiri, sebelum bisa benar-benar menghargai
ke-etnis-an orang lain. Oleh karena itu saya
sungguh-sungguh berharap etnis China di Indonesia juga
bisa menghargai ke-China-annya sendiri, sama seperti
saya berharap etnis lain pun sungguh-sungguh
menghargai ke-etnis-an mereka masing-masing. 


 Memang orang Cina ada yang ngaco kok (sama juga
 terjadi di etnis2
 lain), saya suka 'mual' melihat tingkah mereka.  
 

Saya setuju memang orang China juga banyak yang ngaco,
dan saya bersyukur bahwa Anda “mual” melihat tingkah
mereka. Pernyataan Anda ini mengesankan bahwa Anda
bukan termasuk salah satu orang China yang ngaco dan
bikin “mual” tersebut. Mudah-mudahan memang demikian,
dan dengan orang-orang seperti Anda-lah orang China
bisa memperbaiki diri.

Kurniawan





   
Be
 a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. 
Yahoo! Answers - Check it out.
http://answers.yahoo.com/dir/?link=listsid=396545469


RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-26 Terurut Topik Kurniawan
--- Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya pribadi tidak melihat apa kata Greysia iu
 sebagai menginjak injak
 ke-Cina- annya sendiri. 
 Malah bagus, ada kritik. 
 Membiarkan sesuatu yang bodoh terus berlangsung, itu
 sama saja dengan
 pembodohan publik, ya toh?

Silahkan Anda simak komentar di bawah ini:

“maka kita akan hidup lebih mudah dimanapun.
meminimalisasi perbedaan merupakan strategi yang
simpel. kalo memang merasa berbeda, cukup keep on the
mind, not in the behavior. … that's the part of
survival in this world.”

“saya lebih suka keadaan dimana orang tionghoa masih
direpresi... .. dengan kebebasan ini, rasanya lebih
gamang. Sangatlah normal secara psikologi dimana kita
merasakan represi kita akan bersatu, tapi begitu
ikatan itu longgar kita malah tercerai berai. “

Dan coba prinsip ini dilihat dari sudut pandang
sebaliknya, misalkan kali ini Anda adalah yang
mayoritas etnis China dan ada seorang minoritas suku
tertentu di lingkungan Anda, misalnya suku “Ambon”. 
Apakah Anda sungguh-sungguh mengharapkan orang suku
“Ambon” itu mengingat ke-Ambon-annya hanya dalam
pikirannya saja dan menutupi semua ke-Ambonan-nya
sebagai suatu cara paling simpel untu menyesuaikan
diri dengan ke-China-an lingkungan Anda sebagai
mayoritas? Apakah Anda sungguh-sungguh menganggap
me-represi ke-Ambon-an orang tersebut adalah hal yang
baik dan akan membuat orang Ambon tersebut merasa
lebih nyaman dan tidak gamang? Menurut saya
mengharapkan hal semacam ini berarti “menginjak-injak”
hak seseorang untuk berkembang seutuhnya sebagai etnis
tertentu.  Hanya saja dalam komentar Sdri. Greysia,
hal ini dilakukan terhadap dirinya sendiri sebagai
etnis tertentu.


  
 Lebih menakutkan kalau
 Mentang-mentang sesama tionghoa lalu membutakan diri
 atas sikap euphoria
 yang kebablasan.
 Tidak menyadari kalau segala sesuatu yang kebablasan
 itu bisa menghantam
 diri sendiri.


Saya tidak sedang melakukan pembelaan hanya karena
sesama Tionghua, tetapi yang saya katakan adalah apa
yang benar menurut sudut pandang saya sendiri.
Silahkan Anda membaca jawaban saya kepada Sdri. Ida
Khow mengenai hal ini.

  
 Meminimalisasi Identitas itu yang kayak apa lagi?
 Istilah yang aneh aneh nya diperjelas dulu coba.


Meminimalisasi identitas maksudnya kalau seseorang itu
beretnis tertentu, misalnya etnis China, kemudian ia
melakukan cara-cara supaya identitasnya sebagai etnis
tersebut tidak kentara.  Sebenarnya istilah ini sudah
jelas jika melihat konteks keseluruhan bahwa kita
sedang membahas sudut pandang Sdri. Greysia mengenai
identitas ke-China-annya. Silahkan Anda membaca ulang
komentar Sdri. Greysia baik-baik.

Kurniawan

  
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
 Of Kurniawan
 Sent: Friday, May 25, 2007 8:27 AM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan
 Tragedi Mei 98 di Los
 Angeles
  
 --- ulysee_me2 [EMAIL PROTECTED]
 mailto:ulysee_me2%40yahoo.com.sg
 com.sg wrote:
 
  
  Apa yang Anda maksud dengan permainan menghukum
  diri sendiri itu?
 
 Yang saya maksud dengan permainan menghukum diri
 sendiri adalah komentar Sdri. Greysia yang
 mengesankan
 seolah-olah jalan keluar terbaik mengenai masalah
 ke-China-annya adalah dengan menginjak-injak
 ke-China-annya itu sendiri. Seolah-olah sesudah
 meminimalisasi identitas China-nya dan mengkritik
 kebodohan orang-orang China di Indonesia, yang nota
 bene termasuk dirinya sendiri, ia akan lebih
 dihargai
 dan diterima oleh lingkungannya.
 
  Apa mau menyangkal ada tionghoa yang pengen
  merayakan Imlek besar 
  besaran sampai sewa satu kemayoran? Apa itu bukan
  jor-joran namanya?
 
 
 Saya tidak menganggap perayan Imlek yang
 besar-besaran
 itu sesuatu yang buruk (selama tidak keterlaluan dan
 tidak merugikan orang lain), jadi pertanyaan Anda
 saya
 anggap tidak relevan. Mengenai apakah hal itu
 jor-joran atau bukan, tergantung dari sudut mana
 kita
 memandangnya. Ada yang mengganggap Kris Dayanti itu
 cantik, sexy, modis, berbakat, sukses. Tapi ada juga
 yang menganggap Kris Dayanti itu norak, tukang
 pamer,
 jor-joran, konsumtif, menimbulkan kecemburuan sosial
 para wanita dsb.
 
 Untuk saya pribadi, saya akan selalu berusaha
 berbahagia dengan kebahagiaan orang lain. Saya
 senang
 melihat perayaan-perayaan yang meriah, termasuk
 perayaan agama-agama. Dengan melihat orang-orang
 bergembira, hidup rasanya lebih memiliki harapan dan
 tidak melulu berkutat dengan penderitaan. Tapi kalau
 mau, segala sesuatu bisa dilihat dari segi
 negatifnya
 dan dijadikan polemik. Keponakan saya yang berumur 9
 tahun mengatakan seorang nenek jauhnya adalah orang
 jahat karena di rumahnya memasang AC, yang
 menurutnya
 akan merusak lapisan ozon.
 
 Kurniawan
 
  --- In budaya_tionghua@
 mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, Kurniawan 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Saya tidak setuju dengan pendapat Sdri. Greysia
 di
   bawah ini. Menurut saya, pendapat semacam ini
  adalah

RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-26 Terurut Topik Kurniawan
--- Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya pribadi tidak melihat apa kata Greysia iu
 sebagai menginjak injak
 ke-Cina- annya sendiri. 
 Malah bagus, ada kritik. 
 Membiarkan sesuatu yang bodoh terus berlangsung, itu
 sama saja dengan
 pembodohan publik, ya toh?

Silahkan Anda simak komentar di bawah ini:

“maka kita akan hidup lebih mudah dimanapun.
meminimalisasi perbedaan merupakan strategi yang
simpel. kalo memang merasa berbeda, cukup keep on the
mind, not in the behavior. … that's the part of
survival in this world.”

“saya lebih suka keadaan dimana orang tionghoa masih
direpresi... .. dengan kebebasan ini, rasanya lebih
gamang. Sangatlah normal secara psikologi dimana kita
merasakan represi kita akan bersatu, tapi begitu
ikatan itu longgar kita malah tercerai berai. “

Dan coba prinsip ini dilihat dari sudut pandang
sebaliknya, misalkan kali ini Anda adalah yang
mayoritas etnis China dan ada seorang minoritas suku
tertentu di lingkungan Anda, misalnya suku “Ambon”. 
Apakah Anda sungguh-sungguh mengharapkan orang suku
“Ambon” itu mengingat ke-Ambon-annya hanya dalam
pikirannya saja dan menutupi semua ke-Ambonan-nya
sebagai suatu cara paling simpel untu menyesuaikan
diri dengan ke-China-an lingkungan Anda sebagai
mayoritas? Apakah Anda sungguh-sungguh menganggap
me-represi ke-Ambon-an orang tersebut adalah hal yang
baik dan akan membuat orang Ambon tersebut merasa
lebih nyaman dan tidak gamang? Menurut saya
mengharapkan hal semacam ini berarti “menginjak-injak”
hak seseorang untuk berkembang seutuhnya sebagai etnis
tertentu.  Hanya saja dalam komentar Sdri. Greysia,
hal ini dilakukan terhadap dirinya sendiri sebagai
etnis tertentu.


  
 Lebih menakutkan kalau
 Mentang-mentang sesama tionghoa lalu membutakan diri
 atas sikap euphoria
 yang kebablasan.
 Tidak menyadari kalau segala sesuatu yang kebablasan
 itu bisa menghantam
 diri sendiri.


Saya tidak sedang melakukan pembelaan hanya karena
sesama Tionghua, tetapi yang saya katakan adalah apa
yang benar menurut sudut pandang saya sendiri.
Silahkan Anda membaca jawaban saya kepada Sdri. Ida
Khow mengenai hal ini.

  
 Meminimalisasi Identitas itu yang kayak apa lagi?
 Istilah yang aneh aneh nya diperjelas dulu coba.


Meminimalisasi identitas maksudnya kalau seseorang itu
beretnis tertentu, misalnya etnis China, kemudian ia
melakukan cara-cara supaya identitasnya sebagai etnis
tersebut tidak kentara.  Sebenarnya istilah ini sudah
jelas jika melihat konteks keseluruhan bahwa kita
sedang membahas sudut pandang Sdri. Greysia mengenai
identitas ke-China-annya. Silahkan Anda membaca ulang
komentar Sdri. Greysia baik-baik.

Kurniawan

  
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
 Of Kurniawan
 Sent: Friday, May 25, 2007 8:27 AM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan
 Tragedi Mei 98 di Los
 Angeles
  
 --- ulysee_me2 [EMAIL PROTECTED]
 mailto:ulysee_me2%40yahoo.com.sg
 com.sg wrote:
 
  
  Apa yang Anda maksud dengan permainan menghukum
  diri sendiri itu?
 
 Yang saya maksud dengan permainan menghukum diri
 sendiri adalah komentar Sdri. Greysia yang
 mengesankan
 seolah-olah jalan keluar terbaik mengenai masalah
 ke-China-annya adalah dengan menginjak-injak
 ke-China-annya itu sendiri. Seolah-olah sesudah
 meminimalisasi identitas China-nya dan mengkritik
 kebodohan orang-orang China di Indonesia, yang nota
 bene termasuk dirinya sendiri, ia akan lebih
 dihargai
 dan diterima oleh lingkungannya.
 
  Apa mau menyangkal ada tionghoa yang pengen
  merayakan Imlek besar 
  besaran sampai sewa satu kemayoran? Apa itu bukan
  jor-joran namanya?
 
 
 Saya tidak menganggap perayan Imlek yang
 besar-besaran
 itu sesuatu yang buruk (selama tidak keterlaluan dan
 tidak merugikan orang lain), jadi pertanyaan Anda
 saya
 anggap tidak relevan. Mengenai apakah hal itu
 jor-joran atau bukan, tergantung dari sudut mana
 kita
 memandangnya. Ada yang mengganggap Kris Dayanti itu
 cantik, sexy, modis, berbakat, sukses. Tapi ada juga
 yang menganggap Kris Dayanti itu norak, tukang
 pamer,
 jor-joran, konsumtif, menimbulkan kecemburuan sosial
 para wanita dsb.
 
 Untuk saya pribadi, saya akan selalu berusaha
 berbahagia dengan kebahagiaan orang lain. Saya
 senang
 melihat perayaan-perayaan yang meriah, termasuk
 perayaan agama-agama. Dengan melihat orang-orang
 bergembira, hidup rasanya lebih memiliki harapan dan
 tidak melulu berkutat dengan penderitaan. Tapi kalau
 mau, segala sesuatu bisa dilihat dari segi
 negatifnya
 dan dijadikan polemik. Keponakan saya yang berumur 9
 tahun mengatakan seorang nenek jauhnya adalah orang
 jahat karena di rumahnya memasang AC, yang
 menurutnya
 akan merusak lapisan ozon.
 
 Kurniawan
 
  --- In budaya_tionghua@
 mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, Kurniawan 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Saya tidak setuju dengan pendapat Sdri. Greysia
 di
   bawah ini. Menurut saya, pendapat semacam ini
  adalah

Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-26 Terurut Topik Kurniawan
Saya tidak menganggap istilah meminimalisasi
identitas itu kata-kata yang canggih, dan istilah ini
cuma merangkum sudut pandang Sdri. Greysia mengenai
identitas ke-China-annya dan supaya saya tidak perlu
menulis ulang semua komentar Sdri. Greysia ketika
menjelaskan sudut pandang saya sendiri. Dalam
komentarnya sendiri Sdri. Greysia sudah menulis kata
meminimalisasi ini. Jika masih belum jelas, silahkan
Anda membaca ulang komentar Sdri. Greysia baik-baik
dan kalau menurut Anda istilah ini benar-benar tidak
nyambung dengan topik yang dibahas, kita bisa
mendiskusikannya kembali.

Kurniawan


--- Dada [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Doh
 
 Doyan banget pake kata-kata yang canggih malah jadi
 aneh kalau dibaca
 Seakan-akan setiap orang bisa men-DESAIN sebuah
 terminology .
 
 Minimalisasi Identitas = itu apa tuh :-p
 
 Rekening Agama ? hehe
 Salon Gereja ? hehehe
 Kuil Narsis ? hehehe
 Nasi Goreng Komunis ? wakakaka 
 
 Robby Wirdja 
 
 Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles 
 Posted by: Ulysee [EMAIL PROTECTED]  
 ulysee_me2 
 Fri May 25, 2007 12:22 am (PST) 
 
 
 Meminimalisasi Identitas itu yang kayak apa lagi?
 Istilah yang aneh aneh nya diperjelas dulu coba.
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 





   
Get
 the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing.
http://new.toolbar.yahoo.com/toolbar/features/mail/index.php


Re: ???? RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98

2007-05-26 Terurut Topik MIMI OEY
Kalau mempermasalahkan kontribusi org Tionghoa thd Negara Indonesia sih sebesar 
gunung, dan yang disebutin oleh Ardian juga bener semua, bahkan yang ikut andil 
perang kemerdekaan baik secara phisik maupun secara material juga banyak, 
bahkan dibeberapa tempat misalnya di Medan banyak yang dapat Kartu Veteran 
serta bintang jasa dan berhak Taman Pahlawan jika mau, bahkan ada yang mendapat 
pangkat militer.
  Soal kontribusi dari yang kecil sampai yang besar juga banyak, dari mulai 
membagi makanan kepada masyarakat atau tetangga, ikut siskamling, menyumbang 
medali olahraga ditingkat daerah, nasional, internasional juga banyak, tentunya 
ikut mengharumkan nama Indonesia ini.
  Jadi guru, dosen bahkan jadi tentara juga ada, ini juga kontribusi, dan 
jangan lupa org Tionghoa berdagang atau berkecimpung didunia ekonomi itu juga 
adalah andil yang besar buat Negara Indonesia, kalau tidak perekonomian Negara 
ini tidaklah seperti sekarang ini.
  Org Tionghoa yang miskin sekali seperti di Pantai Cermin Sumut atau didaerah 
lainnya misalnya Kalbar juga ada, tetapi mereka tetap menjadi manusia yang baik 
dan bermoral, bahkan lebih baik dari yang ada di kota besar.
  Bicara tertib lalu lintas pada umumnya org Tionghoa lebih baik dan lebih 
tertib dari pada etnis lainnya dijalan-jalan.
  Kontribusi utk Negara juga tidak mungkin hanya dituntut kepada satu etnis 
saja.
  Pemerintah harus ini dan harus itu juga adalah betul, karena memang antara 
lain itulah TUGASNYA, buat apa ada pemerintah kalau tidak melaksanakan 
tugasnya. Walaupun kenyataannya masih banyak yg belum dikerjakan atau 
dilaksanakan.
  Soal “pendatang” dan bukan pendatang, siapa sih yang bisa menjamin akan 
keasliannya yang bukan pendatang, apakah melayu itu aslinya memang berasal dari 
Indonesia, bagaimana dong dengan melayu yang ada di Malaysia bahkan yang ada di 
Thailand ? Bahkan kalau kita baca buku, ada yang mengatakan bahwa melayu juga 
datang dari daratan China, hanya berbeda ratusan tahun lebih dahulu, konon 
katanya terusir atau kalah bersaing, entahlah………..
  Bahkan Gusdur pun pernah pada waktu jadi Presiden menyatakan adalah turunan 
Tionghoa, kalau nggak salah dari Tionghoa Cirebon. Jadi yang menyatakan dirinya 
“pribumi” juga tidak bisalah dijamin keasliannya ..
  Mengenai org jahat, org tidak bermoral, org tidak beretika dsb bisa terdapat 
pada org mana saja, misalnya org Jawa, org Batak, org Manado, org Tionghoa, org 
Belanda, org Jepang dsb. Demikian juga org yang baik, org bermoral dsb bisa 
didapat di org apapun juga. Demikian juga org baik maupun org jahat bisa 
didapat pada orang yang mengaku beragama apapun juga dan dari etnis apapun juga.
   
  Tetapi pembicaraan kita saat ini kan tidak kesana, hal-hal yang disebut 
diatas dianggap sudah diketahui oleh kita semua, termasuk seseorang mau 
menggali nilai2 budaya toh tidak harus melapor ke org lain, dan menggalinya 
dari bagian yg mana dulu juga tidak harus melapor ke siapapun juga, biarlah 
sesuai kemampuan masing2 serta ketertarikannya masing2. 
  Sekian.


ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:  bbrp hari yg lalu sempat diskusi 
panjang sama satu org kita sebut 
saja pak B.
Dia tanya apa kontribusi org Tionghoa thd Indonesia ?
Kebetulan org itu ada teman yg pribumi jg bareng2 sama saya jualan 
jg kenal org tsb.

Saya cuma bilang pak A ini kontribusinya apa thd Indonesia ?
Saya lantas katakan jelas ada, kontribusinya dia adalah buka usaha 
dan memperkerjakan bbrp org sebagai karyawannya.
Itu sdh suatu kontribusi yg jelas buat lingkungannya, yaitu membuka 
lapangan kerja.
Selanjutnya kontribusinya adalah membayar pajak, walau saya tahu pak 
A ini kadang main nakal dgn tidak membayar pajak.

Saya cuma bicara pendek soal kontribusi, jika kita bisa tertib lalu 
lintas saja itu sdh kontribusi, mau antri sdh kontribusi.



  Recent Activity

  12
  New Members

Visit Your Group 
  SPONSORED LINKS
  
   Dan  
   Indonesian  
   Indonesian language course  
   Indonesian language learn

  Y! Messenger
  Instant smiles
  Share photos while
  you IM friends.

Yahoo! Mail
  Get on board
  You're invited to try
  the all-new Mail Beta.

Y! GeoCities
  Free Blogging
  Share your views
  with the world.



  .

 
 

   
-
How would you spend $50,000 to create a more sustainable environment in 
Australia?  Go to Yahoo!7 Answers and share your idea.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-26 Terurut Topik Skalaras
Wah! dendam apa nih Erik Xiong pada saya? untungnya saya masih hidup. ( tapi 
ini juga gawat, malah tidak ada bukti korban Tionghoanya hahaha)

Memang ada tokoh2 gerakan seperti Arief Budiman yang berpendapat, agar orang 
Tionghoa jangan membesarkan kasus Mei sebagai kasus rasial, supaya mendapat 
simpatik dari masyarakat Mayorias non Tionghoa.

Secara strategi gerakan, ini sih sah2 saja, tujuannya untuk mencari dukungan 
seluas mungkin. Tapi, secara moral, hal ini sama sekali tidak mendidik. untuk 
menjelaskan maksud saya, saya coba membuat analogi dari sejarah perang dunia 
kedua.

Kita tahu, Jerman Nazi telah melakukan gerakan pembantaian massal bangsa 
Yahudi, ini sebuah peristiwa yang tentu sangat mencoreng muka orang Jerman 
sendiri yang masih punya nurani. agar rakyat Jerman semua dapat setuju 
menghukum kejahatan Nazi dalam perang dunia, dari pada menonjolkan holocoust, 
yang lebih mudah sebenarnya adalah menonjolkan akibat perang terhadap rakyat 
Jerman sendiri. tapi Rakyat Jerman ternyata cukup berani menghadapi kejahatan 
bangsanya sendiri, mereka secara berkala mengadakan peringatan Holcoust!  
akibatnya, Rakyat dan Negeri Jerman mendapat penghormatan secara luas di dunia 
Internasional. mereka cepat sembuh dari luka perang.

Sebaliknya, untuk mempertahankan harga diri bangsanya, para politikus Jepang 
berusaha menutupi kejahatan perangnya terhadap bangsa lain. akibatnya? mereka 
masih belum sepenuhnya dimaafkan oleh dunia internasional. malah, di  kaum 
kanan Jepang mulai bangkit lagi, berambisi mengulang kejayaan kaum fasis!

Kerusuhan berbau rasial sudah berulang terjadi, semakin ditutup2i, justru 
berpotensi akan berulang kembali. jika kita tidak bisa menuntaskan kasus Mei, 
pola kerusuhan yang sama tak mustahil untuk hadir kembali di Bumi ini.

ZFy  



 
  - Original Message - 
  From: Erik 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, May 24, 2007 6:21 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles


  Saya jadi tertarik ikut nimbrung sama komentar Zhou Xiong.
  Bukan pada topik kerusuhan Mei'98 yang didebat-kusirkan, tapi pada 
  persoalan Target Objek dan Ekses.
  Saya sebenarnya benci dan dendam sekali pada Zhou Xiong karena 
  sesuatu sebab. Lalu saya bikin rencana membunuhnya.
  Saya pasangi bom ke mobil Zhou Xiong. Tapi, Zhou Xiong tidak 
  sendirian di dalam mobil itu, ada orang lain yang ikut numpang. 
  Jadi, mampuslah mereka semuanya bersama Zhou Xiong akibat ledakan 
  bom yang saya pasang itu.
  Karena yang mati bukan cuma Zhou Xiong sendirian, tetapi ada banyak 
  orang lain. maka saya tidak boleh dituduh berencana membunuh 
  Zhou Xiong, karena buktinya yang mati bukan Zhou Xiong seorang diri, 
  ada lebih banyak orang lain kecuali Zhou Xiong!!
  A, logika hukum macam apakah itu???

  Salam,

  Erik

  Recent Activity
a..  17New Members
  Visit Your Group 
  SPONSORED LINKS
a.. Dan 
b.. Indonesian 
c.. Indonesian language course 
d.. Indonesian language learn 
  Yahoo! Mail
  Next gen email?

  Try the all-new

  Yahoo! Mail Beta.

  Y! Messenger
  PC-to-PC calls

  Call your friends

  worldwide - free!

  Y! GeoCities
  Be Interactive

  Create a conver-

  sation with blogs.
  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik idakhouw
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kurniawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya tidak menganggap perayan Imlek yang besar-besaran
 itu sesuatu yang buruk (selama tidak keterlaluan dan
 tidak merugikan orang lain), 


Jangan2 Anda memang tidak punya kepekaan sosial ya? 
Cobalah Anda belajar berani melakukan kritik diri atas etnis Anda
sendiri. 
Katakan salah kalau memang salah. Bela kalau memang perlu dibela.

Memang orang Cina ada yang ngaco kok (sama juga terjadi di etnis2
lain), saya suka 'mual' melihat tingkah mereka.  

I.



RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik Lim Wiss
Saya tidak habis mengerti yach mengapa ethis kami dianggap tidak peka
terhadap kepekaan social?

 

Kenapa para pejabat yg merayakan pesta super meriah tidak dikomentari
yach???

Kita bisa lihat pesta pernikahan Lulu Tobing yg super meriah…..

Tapi kok tidak ada yg berani komentar yach? 

 

Apa karena para pejabat punya kekuasaan sehingga tidak ada yg berani
komentar setiap pesta yg membuang-buang uang?

Saya yakin pesta para pejabat lebih menghabiskan banyak uang daripada ethis
kami kok tidak ada yang protes?

 

Padahal uang mereka bisa khan disumbang ke orang yg tidak mampu.

Tetapi para pejabat lebih suka buang uang buat pribadi tidak dikomentari

Coba kita lihat apakah ada para pejabat yg sumbang ¼ harta mereka buat orang
yg tidak mampu?

 

-Lim Wiss-

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of idakhouw
Sent: Friday, May 25, 2007 1:10 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

 

--- In budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com, Kurniawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya tidak menganggap perayan Imlek yang besar-besaran
 itu sesuatu yang buruk (selama tidak keterlaluan dan
 tidak merugikan orang lain), 

Jangan2 Anda memang tidak punya kepekaan sosial ya? 
Cobalah Anda belajar berani melakukan kritik diri atas etnis Anda
sendiri. 
Katakan salah kalau memang salah. Bela kalau memang perlu dibela.

Memang orang Cina ada yang ngaco kok (sama juga terjadi di etnis2
lain), saya suka 'mual' melihat tingkah mereka. 

I.

 



[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik Ulysee
Saya pribadi tidak melihat apa kata Greysia iu sebagai menginjak injak
ke-Cina- annya sendiri. 
Malah bagus, ada kritik. 
Membiarkan sesuatu yang bodoh terus berlangsung, itu sama saja dengan
pembodohan publik, ya toh?
 
Lebih menakutkan kalau
Mentang-mentang sesama tionghoa lalu membutakan diri atas sikap euphoria
yang kebablasan.
Tidak menyadari kalau segala sesuatu yang kebablasan itu bisa menghantam
diri sendiri.
 
Meminimalisasi Identitas itu yang kayak apa lagi?
Istilah yang aneh aneh nya diperjelas dulu coba.
 
 
-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Kurniawan
Sent: Friday, May 25, 2007 8:27 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los
Angeles
 
--- ulysee_me2 [EMAIL PROTECTED] mailto:ulysee_me2%40yahoo.com.sg
com.sg wrote:

 
 Apa yang Anda maksud dengan permainan menghukum
 diri sendiri itu?

Yang saya maksud dengan permainan menghukum diri
sendiri adalah komentar Sdri. Greysia yang mengesankan
seolah-olah jalan keluar terbaik mengenai masalah
ke-China-annya adalah dengan menginjak-injak
ke-China-annya itu sendiri. Seolah-olah sesudah
meminimalisasi identitas China-nya dan mengkritik
kebodohan orang-orang China di Indonesia, yang nota
bene termasuk dirinya sendiri, ia akan lebih dihargai
dan diterima oleh lingkungannya.

 Apa mau menyangkal ada tionghoa yang pengen
 merayakan Imlek besar 
 besaran sampai sewa satu kemayoran? Apa itu bukan
 jor-joran namanya?


Saya tidak menganggap perayan Imlek yang besar-besaran
itu sesuatu yang buruk (selama tidak keterlaluan dan
tidak merugikan orang lain), jadi pertanyaan Anda saya
anggap tidak relevan. Mengenai apakah hal itu
jor-joran atau bukan, tergantung dari sudut mana kita
memandangnya. Ada yang mengganggap Kris Dayanti itu
cantik, sexy, modis, berbakat, sukses. Tapi ada juga
yang menganggap Kris Dayanti itu norak, tukang pamer,
jor-joran, konsumtif, menimbulkan kecemburuan sosial
para wanita dsb.

Untuk saya pribadi, saya akan selalu berusaha
berbahagia dengan kebahagiaan orang lain. Saya senang
melihat perayaan-perayaan yang meriah, termasuk
perayaan agama-agama. Dengan melihat orang-orang
bergembira, hidup rasanya lebih memiliki harapan dan
tidak melulu berkutat dengan penderitaan. Tapi kalau
mau, segala sesuatu bisa dilihat dari segi negatifnya
dan dijadikan polemik. Keponakan saya yang berumur 9
tahun mengatakan seorang nenek jauhnya adalah orang
jahat karena di rumahnya memasang AC, yang menurutnya
akan merusak lapisan ozon.

Kurniawan

 --- In budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com, Kurniawan 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Saya tidak setuju dengan pendapat Sdri. Greysia di
  bawah ini. Menurut saya, pendapat semacam ini
 adalah
  contoh permainan menghukum diri sendiri akibat
  kejadian di masa lalu. Pemahaman semacam ini akan
  merugikan etnis China dan pihak pribumi sendiri.
  Penjelasannya bisa dilihat di topik yang sama,
 yang
  saya ubah sedikit judulnya menjadi Membantu
 Pribumi
  Menghindari Pembodohan.
  
  Kurniawan
  
  --- greysia susilo junus [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Betul kata Herny-moay kalo kita tidak
 jor-joran
   mengenai etnik sendiri... maka kita akan hidup
 lebih
   mudah dimanapun. meminimalisasi perbedaan
 merupakan
   strategi yang simpel. kalo memang merasa
 berbeda,
   cukup keep on the mind, not in the behavior.
   
   saya pribadi masih belum bisa menerima 100%
   akulturasi budaya tionghoa ke budaya lokal (aduh
   saya ga tau ini istilahnya tepat apa ga ya...
 ato
   lebih tepat asimilasi). saya masih menganggap
   pelestarian budaya saya lebih penting daripada
   (misalnya) keselamatan saya karena diancam mati
 kalo
   masih kekeuh memegang adat. tapi, saya keep that
 in
   mind, dan tidak menekan behavior saya ke arah
 itu.
   saya tetap mau selamat juga kan semampu
 saya...
   that's the part of survival in this world.
   
   Setiap kali saya mendengar jor-joran imlek di
 hotel
   mewah, dihadiri presiden, tarian liong dimana
 mana,
   bahkan ada yang memanipulasi barongsai untuk
   mengamen di restoran2 pinggir jalan, saya lebih
 suka
   keadaan dimana orang tionghoa masih
 direpresi.
   dengan kebebasan ini, rasanya lebih gamang.
   Sangatlah normal secara psikologi dimana kita
   merasakan represi kita akan bersatu, tapi begitu
   ikatan itu longgar kita malah tercerai
 berai. 
   
   Apalagi saya sangat tidak suka dengan
 membanjirnya
   budaya-budaya baru dari RRC yang sekarang ini
   dibawa kembali ke Indonesia dengan label inilah
   budaya Tionghoa, kita 'dipaksa' harus menyamakan
   level kita yang lebih tradisional (dan sudah ada
   elemen percampuran dengan budaya setempat),
 dengan
   budaya RRC atau Taiwan yang sekarang. Bangunan
   klenteng kita yang unik dan tidak ada lagi di
 RRC
   dipugar, dibongkar, dan dibikin semirip mungkin
   dengan bentuk kuil2 di Taiwan atau RRC idih,
   kayak orang ga punya ktp aje

[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik idakhouw
Silakan Anda tulis tentang pesta pejabat yang jor2an, nanti saya
komentari tidak punya kepekaan sosial. Gampang kan? 

Satu komentar buat satu tema, dong Mbak!
I.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Lim Wiss [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya tidak habis mengerti yach mengapa ethis kami dianggap tidak peka
 terhadap kepekaan social?
 
  
 
 Kenapa para pejabat yg merayakan pesta super meriah tidak dikomentari
 yach???
 
 Kita bisa lihat pesta pernikahan Lulu Tobing yg super meriah…..
 
 Tapi kok tidak ada yg berani komentar yach? 
 
  
 
 Apa karena para pejabat punya kekuasaan sehingga tidak ada yg berani
 komentar setiap pesta yg membuang-buang uang?
 
 Saya yakin pesta para pejabat lebih menghabiskan banyak uang
daripada ethis
 kami kok tidak ada yang protes?
 
  
 
 Padahal uang mereka bisa khan disumbang ke orang yg tidak mampu.
 
 Tetapi para pejabat lebih suka buang uang buat pribadi tidak
dikomentari
 
 Coba kita lihat apakah ada para pejabat yg sumbang ¼ harta mereka
buat orang
 yg tidak mampu?
 
  
 
 -Lim Wiss-
 
   _  
 
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of idakhouw
 Sent: Friday, May 25, 2007 1:10 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles
 
  
 
 --- In budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, Kurniawan
 kurniawan20062000@ wrote:
 
  Saya tidak menganggap perayan Imlek yang besar-besaran
  itu sesuatu yang buruk (selama tidak keterlaluan dan
  tidak merugikan orang lain), 
 
 Jangan2 Anda memang tidak punya kepekaan sosial ya? 
 Cobalah Anda belajar berani melakukan kritik diri atas etnis Anda
 sendiri. 
 Katakan salah kalau memang salah. Bela kalau memang perlu dibela.
 
 Memang orang Cina ada yang ngaco kok (sama juga terjadi di etnis2
 lain), saya suka 'mual' melihat tingkah mereka. 
 
 I.
 
  
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik Ulysee
Sebab si LULU merayakan acaranya sendiri, bukan perayaan agama
minoritasnya, ataupun perayaan sukunya.  
 
Masalahnya Lim Wiss, 
Kalau ada “penggede” yang merayakan IMLEK  Jor-joran sampe satu
kemayoran, 
 
orang nggak akan lihat SIAPA NAMA  orang/kelompok  yang bikin acara
gede-gedean itu, 
apakah si LULU atau si LILI, 
 
Mereka Cuma lihat, 
 
“tuh orang TIONGHOA, perayaan IMLEKnya gede-gedean amat ya
Padahal tetangganya yang tidak merayakan IMLEK, makan aja masih susah
Baru kebanjiran lagih. 
Padahal  uang mereka bisa khan disumbang ke orang yang tidak mampu
daripada pamer harta kayak begitu.”
 
Nah, elu sebagai TIONGHOA, 
Apakah rela ikut menanggung AKIBAT dari perayaan jor-joran tersebut?
 
Untung perayaan jor-joran itu BATAL mengutip kata PERAYAAN IMLEK. 
Pada detik-detik terakhir disuruh ganti spanduk jadi acara 
PERAYAAN  50  TAHUN PERTUKARAN KEBUDAYAAN atau apa lah. 
 
Gue sih ketawa aja. 
Selama tidak dibilang perayaan IMLEK yang tersirat bawa nama TIONGHOA,
ya ngga pusing lah. 
Cuman heran, mau akrab-akrab sama atase RRC aja kok ribet amat.
Hihihihihi.
 
Jadi disitu benang merahnya. 
IMLEK = TIONGHOA kalau ditambah lagi = JOR JORAN,  nah, siapa yang kena
getahnya?
 
 
 
-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Lim Wiss
Sent: Friday, May 25, 2007 1:44 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los
Angeles
 
Saya tidak habis mengerti yach mengapa ethis kami dianggap tidak peka
terhadap kepekaan social?

Kenapa para pejabat yg merayakan pesta super meriah tidak dikomentari
yach???

Kita bisa lihat pesta pernikahan Lulu Tobing yg super meriah…..

Tapi kok tidak ada yg berani komentar yach? 

Apa karena para pejabat punya kekuasaan sehingga tidak ada yg berani
komentar setiap pesta yg membuang-buang uang?

Saya yakin pesta para pejabat lebih menghabiskan banyak uang daripada
ethis
kami kok tidak ada yang protes?

Padahal uang mereka bisa khan disumbang ke orang yg tidak mampu.

Tetapi para pejabat lebih suka buang uang buat pribadi tidak
dikomentari

Coba kita lihat apakah ada para pejabat yg sumbang ¼ harta mereka buat
orang
yg tidak mampu?

-Lim Wiss-
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik Erik
Kalo menurut bung Hai-hai sendiri siapa tuh Pelaku Utama Tragedi 
Mei'98?
Anda sendiri bosan ga' dengan topik ini?
Bosannya karena apa? Jangan-jangan beda nuansa dan kadar bosannya 
anda dengan bosannya m'Bak Ida!!

Salam,

Erik


In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hai hai [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Bosan, topik basi. 
 
 Seharusnya anda beri alasan, kenapa anda bosan, dan
 kenapa bagi anda topik ini basi? Jangan-jangan anda
 merasa bosan dan mengangap topik ini basi karena
 setelah dibahas berkali-kali, anda tidak kunjung
 mengerti? 
 
  Betul, memang membosankan, pelaku utamanya tak
  terjamah hukum, tak
  kunjung diadili!
 
 Siapa yang anda maksudkan dengan pelaku utamanya?
 mereka yang merencanakan?
 mereka yang mengerahkan?
 mereka yang menunggangi?
 mereka yang menyulut api?
 mereka yang melakukan pemerkosaan?
 mereka yang menjarah?
 Mereka yang tidak berbuat apa apa?
 
 atau mereka yang merasa bulan mey '98 hanya hari cuti
 nasional?
 
 go ho
 hai hai
 
 
  
 
 --- idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Betul, memang membosankan, pelaku utamanya tak
  terjamah hukum, tak
  kunjung diadili!



RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik jimmy pualamsyah
perdebatan yg buang2 waktu dan enerji saja, diskusi yg
lebih berguna sajalah
--- Lim Wiss [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya tidak habis mengerti yach mengapa ethis kami
 dianggap tidak peka
 terhadap kepekaan social?
 
  
 
 Kenapa para pejabat yg merayakan pesta super meriah
 tidak dikomentari
 yach???
 
 Kita bisa lihat pesta pernikahan Lulu Tobing yg
 super meriah…..
 
 Tapi kok tidak ada yg berani komentar yach? 
 
  
 
 Apa karena para pejabat punya kekuasaan sehingga
 tidak ada yg berani
 komentar setiap pesta yg membuang-buang uang?
 
 Saya yakin pesta para pejabat lebih menghabiskan
 banyak uang daripada ethis
 kami kok tidak ada yang protes?
 
  
 
 Padahal uang mereka bisa khan disumbang ke orang yg
 tidak mampu.
 
 Tetapi para pejabat lebih suka buang uang buat
 pribadi tidak dikomentari
 
 Coba kita lihat apakah ada para pejabat yg sumbang ¼
 harta mereka buat orang
 yg tidak mampu?
 
  
 
 -Lim Wiss-
 
   _  
 
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
 Of idakhouw
 Sent: Friday, May 25, 2007 1:10 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi
 Mei 98 di Los Angeles
 
  
 
 --- In budaya_tionghua@
 mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com, Kurniawan
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Saya tidak menganggap perayan Imlek yang
 besar-besaran
  itu sesuatu yang buruk (selama tidak keterlaluan
 dan
  tidak merugikan orang lain), 
 
 Jangan2 Anda memang tidak punya kepekaan sosial ya? 
 Cobalah Anda belajar berani melakukan kritik diri
 atas etnis Anda
 sendiri. 
 Katakan salah kalau memang salah. Bela kalau memang
 perlu dibela.
 
 Memang orang Cina ada yang ngaco kok (sama juga
 terjadi di etnis2
 lain), saya suka 'mual' melihat tingkah mereka. 
 
 I.
 
  
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 



  
Fussy?
 Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel and lay 
it on us. http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7 



Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles--Mas Grey

2007-05-25 Terurut Topik jimmy pualamsyah
gak ada untungnya diperdebatkan, biarkan mereka punya
persepsi sendiri, tapi yg jelas imlek sudah ada
sebelum kong hu cu lahir didunia, salam dari kosambi
--- hera [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear  Ken Ken;
 tergelitik aja ttg point 1 Imlek itu BUKAN hari
 raya agama KongHuCu
 ?  Coba tanya lagi deh ama yang lebih  tua.
 
 Hera
 - Original Message -
 From: extrim_bluesky [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, May 23, 2007 3:22 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi
 Mei 98 di Los
 Angeles--Mas Grey
 
 
  Dear Koh You Qing Long yb,
 
  thanks atas jawabannya. saya tanya
  lagi dikit nech.
 
  1. Jadi mestinya gimana merayakan
  imlek?! kalo perayaan di hotel
  itu dikategorikan sebagai mewah?
 
  lagipula, itu imlek resminya dirayakan
  sebagai hari raya agama Konghucu di
  Indonesia.
 
  setiap hari besar keagamaan, dihadiri
  oleh Presiden sbg simbol penghormatan
  pemerintah RI atas hari besar agama
  tersebut.
 
  2. Barongsai ngamen, saya pernah liat di
  Muara Karang. ya mirip dgn pengamen liar
  dan kalangan gereja yg lagi cari donasi.
 
  apa ini salah?! melanggar ketertiban umum
  ya?! pasal apa? mestinya Barongsai main
  di mana?
 
  3. Zhongguo memang gede. sekitar 9 juta
  km persegi lebih luasnya. terdiri dr
  56 suku. tapi asal dari tradisi, ekspresi
   atribute Tionghoa di sluruh dunia ya
  dari Zhongguo. gak bisa dipisah dan diputus
  gitu aja.
 
  jawaban No.4  5 gak nyambung Koh Cing Lung.
  Kelenteng Sam Po Kong direnovasi gak ada
  urusannya dgn mau meniru abis-abisan
  kelenteng di RRT.
 
  gua liat Bun Tek Bio, Toa Se Bio, Chen
  te Yen dsb itu ya gak ada bedanya dgn
  foto-foto bio di Singapura, Taiwan dan
  RRT. mungkin kalah bagus iya, tapi secara
  atribute dan ciri khas ya mirip. dominan
  warna merah, ada ukiran naga, ada huruf
  Tionghoa dsb.
 
  nah, pertanyaan awal saya ke Mas Greysia
  itu masalahnya di mana supaya gak dituduh
  mau jiblak RRT abis-abisan?! mesti ganti
  huruf mandarin dgn huruf batak? mesti
  ganti ukiran Tionghoa dgn batik SOlo
  atau apa??
 
  itu mesjid CHeng HO di Surabaya dibangun
  dgn arsitektur Tionghoa. beda jauh dgn
  arsitektur mesjid gaya Arab. apa itu salah?!
 
  PITI Jl. Lao Tze mau bangun mesjid sejenis
  dgn gaya arsitektur Tionghoa. mirip kelenteng.
  apa itu juga salah?! bakar aja semua atribut
  Tionghoa kalo begitu. kalo perlu bakar
  diri kita yang beretnis Tionghoa ini. biar
  gak jadi Tionghoa lagi, tapi jadi debu.
 
  6. bisa kasi contoh apa banjir budaya
  baru Tiongkok Utara?? selama masa Soeharto,
  cuma masuk film-film Hong Kong yang dibintangi
  oleh Andy Lau, Steven Chow cs.
 
  saat ini, ada F4 dari Taiwan. itu Budaya
  baru RRT??
 
  7. Nah, masalah patung, Koh Cing Lung bener tuh.
  si Mas Greysia itu ngomong apa?! kok kayanya
  anti bener sama RRT. sampe patung aja diributin.
 
  La, pernah masuk bio atau kelenteng gak si
  Mas Grey itu?! itu patung Kongco yang ada
  di Bio berusia udah ratusan tahun. gak pernah
  beli patung dari RRT.
 
  kalo pun ada patung baru ya karena gak
  ada yg jual di RI. masa mau diganti sama
  patung Semar, Petruk  Gareng?! ga nyambung
  kan.
 
 
  best regards,
  Kenken
 
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
 you_qing_long
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Banyaklah
   Tapi ya itu mah komoditas bisnis.
   Liat kalu mo imlek ada aje tawaran imlek di
 hotel.
   Baunya gak jauh dari bisnis.
  
   Kalu yg ngadain pejabat atawa pengusaha seh itu
 kalu kata gw seh
   lage cari nama.
   Lha perayaan imlek khan benernya silaturahmi
 b
  
2. ada apa dgn tarian Liong yang anda
katakan ada di mana-mana? gak bole ya?
di mana aja ada tarian Liong  Barong?
apa mereka mengganggu ketertiban umum?
   
  
   Pernah denger barong ngamen gak ?
  
3. Siapa yg memaksa kita menyamakan
level kita dgn budaya RRT  Taiwan?
memangnya apa aja bedanya? kan asal budaya
Tenglang kita itu dari Zhongquo.
   
  
   Zhongguo itu gede , pernik2 budaya org Khe ama
 Hokian aja bisa
  beda.
4. Bangunan kelenteng kita yang unik dan
tidak ada lagi di RRT? itu artinya apa?
maksudnya apa?
   
5. Kapan ada kasus Bio dibongkar, dipugar
 dibuat semirip mungkin dgn bentuk kuil-kuil
di RRT  Taiwan. anda bisa sebut contoh
kasus  nama Bio-nya? harusnya gimana?
bentuk kuil khas Tionghoa di Indonesia
itu seperti apa?? apa gentengnya pake
anyaman daun kelapa spt atap istana pagar
ruyung??
   
  
   nomor 4 gw jawab di nomor 5.
  
   Lu pigi ke Sampokong sono heuhehehehehehehehe
   Pohon Rante yg khas SAMPOKONG en gak ada dimana2
 aje disemen ama
   dicor beton.
   Amburadullah pokokne.
   Beda ama taon 80an
  
6. banjir budaya baru dari RRT itu contohnya
apa toch Mas? saya ndak ngerti. apa aja sih
yang anda maksud dengan budaya baru dari RRT
itu??
   
  
   Budaya RRT yg ngalir ini budaya RRT UTARA yg
 JELAS BEDA SAMA
   MAYORITAS HUAKIAO DI Indonesia yg asalnye dari

RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik Yanata Pratikta
Salam Kenal 
   
  Klo boleh usul , sebaiknya masalah etnis jangan di bicarakan lagi , setiap 
etnis punya kelebihan dan kekurangan masing2 , klo soal yang tdak baik , semua 
etnis bisa melakukan itu , baik pribumi maupun chinese semua ada yang baik dan 
ada yang jahat ..., sama aja .tolong masalah etnis ini tidak perlu diperpanjang 
. klo menurut saya mau pribumi dan Chinese sama eksklusif nya. Keluarga kami 
keluarga campuran ini yang serba salah .,mau bergaul di pihak papa ( 
Chinese ) , pandangan mata Saudara2 seolah2 berkata  dasar pribumi loe  , klo 
mau bergaul di keluarga mama , juga sama  dasar Cina lu  . karena kulit kita 
putih dan mata sipit , trus bagaimana ? akhirnya kami sendiri saja , 
bergaul dengan orang yg mau bergaul . Yang jelas kita tidak pernah minta sama 
Tuhan untuk dilahirkan sebagai etnis apa ., dan kita harus mensyukuri apa 
yang sudah Tuhan ciptakan.
   
   
  Salam
   
  yanata
   
   
   

Lim Wiss [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Saya tidak habis mengerti yach mengapa ethis kami dianggap tidak peka
terhadap kepekaan social?

Kenapa para pejabat yg merayakan pesta super meriah tidak dikomentari
yach???

Kita bisa lihat pesta pernikahan Lulu Tobing yg super meriah…..

Tapi kok tidak ada yg berani komentar yach? 

Apa karena para pejabat punya kekuasaan sehingga tidak ada yg berani
komentar setiap pesta yg membuang-buang uang?

Saya yakin pesta para pejabat lebih menghabiskan banyak uang daripada ethis
kami kok tidak ada yang protes?

Padahal uang mereka bisa khan disumbang ke orang yg tidak mampu.

Tetapi para pejabat lebih suka buang uang buat pribadi tidak dikomentari

Coba kita lihat apakah ada para pejabat yg sumbang ¼ harta mereka buat orang
yg tidak mampu?

-Lim Wiss-

_ 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of idakhouw
Sent: Friday, May 25, 2007 1:10 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

--- In budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com, Kurniawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya tidak menganggap perayan Imlek yang besar-besaran
 itu sesuatu yang buruk (selama tidak keterlaluan dan
 tidak merugikan orang lain), 

Jangan2 Anda memang tidak punya kepekaan sosial ya? 
Cobalah Anda belajar berani melakukan kritik diri atas etnis Anda
sendiri. 
Katakan salah kalau memang salah. Bela kalau memang perlu dibela.

Memang orang Cina ada yang ngaco kok (sama juga terjadi di etnis2
lain), saya suka 'mual' melihat tingkah mereka. 

I.

[Non-text portions of this message have been removed]



 

   
-
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web links. 

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik Yanata Pratikta
Salam Kenal 
   
  Klo boleh usul , sebaiknya masalah etnis jangan di bicarakan lagi , setiap 
etnis punya kelebihan dan kekurangan masing2 , klo soal yang tdak baik , semua 
etnis bisa melakukan itu , baik pribumi maupun chinese semua ada yang baik dan 
ada yang jahat ..., sama aja .tolong masalah etnis ini tidak perlu diperpanjang 
. klo menurut saya mau pribumi dan Chinese sama eksklusif nya. Keluarga kami 
keluarga campuran ini yang serba salah .,mau bergaul di pihak papa ( 
Chinese ) , pandangan mata Saudara2 seolah2 berkata  dasar pribumi loe  , klo 
mau bergaul di keluarga mama , juga sama  dasar Cina lu  . karena kulit kita 
putih dan mata sipit , trus bagaimana ? akhirnya kami sendiri saja , 
bergaul dengan orang yg mau bergaul . Yang jelas kita tidak pernah minta sama 
Tuhan untuk dilahirkan sebagai etnis apa ., dan kita harus mensyukuri apa 
yang sudah Tuhan ciptakan.
   
   
  Salam
   
  yanata
   
   
   

Lim Wiss [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Saya tidak habis mengerti yach mengapa ethis kami dianggap tidak peka
terhadap kepekaan social?

Kenapa para pejabat yg merayakan pesta super meriah tidak dikomentari
yach???

Kita bisa lihat pesta pernikahan Lulu Tobing yg super meriah…..

Tapi kok tidak ada yg berani komentar yach? 

Apa karena para pejabat punya kekuasaan sehingga tidak ada yg berani
komentar setiap pesta yg membuang-buang uang?

Saya yakin pesta para pejabat lebih menghabiskan banyak uang daripada ethis
kami kok tidak ada yang protes?

Padahal uang mereka bisa khan disumbang ke orang yg tidak mampu.

Tetapi para pejabat lebih suka buang uang buat pribadi tidak dikomentari

Coba kita lihat apakah ada para pejabat yg sumbang ¼ harta mereka buat orang
yg tidak mampu?

-Lim Wiss-

_ 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of idakhouw
Sent: Friday, May 25, 2007 1:10 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

--- In budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com, Kurniawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya tidak menganggap perayan Imlek yang besar-besaran
 itu sesuatu yang buruk (selama tidak keterlaluan dan
 tidak merugikan orang lain), 

Jangan2 Anda memang tidak punya kepekaan sosial ya? 
Cobalah Anda belajar berani melakukan kritik diri atas etnis Anda
sendiri. 
Katakan salah kalau memang salah. Bela kalau memang perlu dibela.

Memang orang Cina ada yang ngaco kok (sama juga terjadi di etnis2
lain), saya suka 'mual' melihat tingkah mereka. 

I.

[Non-text portions of this message have been removed]



 

  
-
Looking for earth-friendly autos? 
 Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center.  

[Non-text portions of this message have been removed]



???? RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98

2007-05-25 Terurut Topik MIMI OEY
Saudara2ku, apakah kalian tidak bosen memperdebatkan (DEBAT KUSIR!!) masalah 
tersebut, kalau ada Pengadilan HAM yang dimaksud apa yang kalian harapkan, 
kemudian bentuk keuntungan apa yang kalian dapatkan dari putusan tersebut, apa 
berguna buat kehidupan etnis kita di negara Indonesia ini, apakah kita masih 
mengharapkan menjadi bangsa Indonesia, atau berharap menjadi bagian dari bangsa 
Indonesia tetapi memiliki klas tersendiri, klas yg lebih tinggi dari etnis 
lainnya, kemudian dapatkah kita diterima jika demikian oleh bagian yg lain dari 
bangsa Indonesia ini.
  Menurutku adalah kenyataan kita adalah bagian dari negara/bangsa Indonesia, 
dan karena kita adalah pendatang maka kita harus menerima konsekwensinya, dan 
untuk memperkecil seminim mungkin maka kita harus berusaha hidup sejujur atau 
sebaik mungkin sesuai peraturan sehingga lama kelamaan masyarakat banyak akan 
dapat menerima kita adalah bagian dari mereka, hal tersebut akan lama dan tidak 
gampang, tetapi mau tidak mau suka tidak suka harus kita laksanakan, kalau 
tidak ya silahkan menjadi warga negara lain.
  Terlihat bahwa didalam perdebatan, ada pihak yang seakan-akan sangat membela 
etnis kita, padahal kalau diikuti justru akan membahayakan kelangsungan etnis 
kita di Bumi Pertiwi ini, etnis kita akan lebih dibenci lagi, padahal saat ini 
etnis kita sudah lebih baik dari dahulu, marilah kita jadikan lebih baik lagi 
dengan cara-cara tadi yaitu bekerja atau hidup di Indonesia ini secara 
jujur/beretika/bermoral/saling-menghargai dsb. Janganlah seolah-olah ingin 
MENANG SELALU !
  Kemudian kita harus menyadari hukum alam, sbg contoh lihatlah misalnya di 
Irian Jaya atau sekarang disebut Papua, adalah kenyataan disana etnis Jawa (dan 
etnis pendatang lainnya) sebagai pendatang terlihat kurang disukai oleh 
penduduk setempat, jadi kewajiban etnis tersebut untuk membuktikan bahwa mereka 
dapat layak diterima sebagai sesama warga disana.
  Sebagai penutup, marilah kita menjadi warga negara yang baik, yang rukun, 
memberikan yang terbaik buat bangsa dan negara ini, misalnya saja milis ini 
menggalang sejumlah dana untuk membuat/memperbaiki sekolah-sekolah, pada 
gilirannya semua masyarakat menjadi pintar (minimal tidak bodoh), sehingga 
tidak bisa diadu domba untuk membenci etnis kita.
  Salam,
  Mimi.
   

  
-
How would you spend $50,000 to create a more sustainable environment in 
Australia?  Go to Yahoo!7 Answers and share your idea.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik Golden Horde
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, PK Lim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Two more cents from me.

Ibu yang disebut di talk show tersebut adalah Ibu Esther, salah satu 
penulis buku tentang kerusuhan Mei 98 yang baru diluncurkan.  
Sebagai info, Bapak Fadly Zon yang saya dengan adalah teman dekat 
Prabowo Subianto.  so, need we more to say ???
---


Dalam perdebatan di talk show Metro TV pekan lalu, terkesan Ester 
dipojokkan  oleh Fadli Zon.  Walaupun demikian  Esther sebagai 
aktivis HAM dari SNB (Solidaritas Nusa Bangsa) patut mendapat 
penghargaan  dan respek atas keberaniannya sebagai seorang wanita 
dalam  menegakkan HAM  dan  penghapusan segala bentuk diskriminasi  
rasial di negara kita, walaupun  ia sering mendapatkan ancaman gelap.

Esther bukan saja memperjuangkan keadilan terhadap etnis Tinghoa yang 
menjadi korban kerusuhan Mei 98,  tetapi juga untuk semua korban  
aksi kekerasan tersebut termasuk warga pribumi lainnya yang ikut 
menjadi korban dalam  peristiwa tersebut.

Bersama dengan almarhum suaminya Arnold Purba (etnis Batak)  dari 
SNB, Esther I Jusuf  sejak lama juga sudah bergerak sebagai aktivis 
HAM, seperti dalam  Tim Penghilangan Orang Secara Paksa 1997-1998.

Dalam usaha mencari kebenaran dan menegakkan  keadilan atas 
peristiwa  Pogrom Mei 1998, yang sampai kini belum ada penyelesaian 
hukumnya, golongan etnis Tionghoa sebagai salah satu korban utamanya, 
juga  tidak dapat  (atau cukup) memperjuangkan sendiri saja sebagai 
kelompok, melainkan  juga dibutuhkan dukungan dan  solidaritas luas  
dari mayoritas  warga etnis lainnya (pribumi)  sebagai bagian dari 
cita-cita   penegakkan HAM dalam  negara hukum dan demokrasi di 
Indonesia.

Mengenai Fadli Zon, saya telah mengirim sebuah komentar mengenainya 
kemilis BT ini (21 Mei 07). Tetapi entah mengapa, apakah karena tidak 
sampai ke tim moderator atau karena mungkin  isinya dianggap tidak 
berkenan  maka postingan saya tidak muncul  dalam milis ini. Tetapi 
apapun keputusannya saya menghormati  hak  dan wewenang tim moderator 
yang mempunyai kepentingan, kebijaksanaan dan  pertimbangan lainnya

Selanjutnya mengenai peristiwa Mei 1998 dan  Fadli Zon dapat dilihat 
link dibawah ini yang dilaporkan dan diinvestigasi oleh reporter 
asing (Asiaweek  FEER) ketika itu.

(Asiaweek 24 Juli 1998)
http://www.asiaweek.com/asiaweek/98/0724/index.html 
http://www.asiaweek.com/asiaweek/98/0724/cs1.html

(Far Eastern Economic Review  12 Februari 1998)
http://www.geocities.com/CapitolHill/Senate/9388/february98/muslim_act
ivists_say.htm

(Berita SiaR 17 Juli 1998)
http://www.minihub.org/siarlist/msg00348.html

Salam
GH.






[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik Dada
Doh

Doyan banget pake kata-kata yang canggih malah jadi aneh kalau dibaca
Seakan-akan setiap orang bisa men-DESAIN sebuah terminology .

Minimalisasi Identitas = itu apa tuh :-p

Rekening Agama ? hehe
Salon Gereja ? hehehe
Kuil Narsis ? hehehe
Nasi Goreng Komunis ? wakakaka 

Robby Wirdja 

Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles 
Posted by: Ulysee [EMAIL PROTECTED]   ulysee_me2 
Fri May 25, 2007 12:22 am (PST) 


Meminimalisasi Identitas itu yang kayak apa lagi?
Istilah yang aneh aneh nya diperjelas dulu coba.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik Erik
Kalau toh si LULU atau si LILI melakukan itu sendiri di rumahnya 
sendiri dengan cara jor-joran yang menghambur-hamburkan uang, 
sementara di waktu yang sama ada banyak orang lain yang sedang 
menderita kelaparan, kebanjiran serta penggusuran rumah, juga tetap 
tidak pantas!! 
Saya kira persoalannya bukan perayaan itu dilakukan sendirian atau 
beramai-ramai dengan mengatas-namakan kelompok. Kalau itu ukurannya, 
nuansa egoisme komunal kita masih terasa kental di sana!
Dalam kaca-mata etika sosial. Ukuran sesuatu dilakukan atau 
tidak bukan didasarkan pada pertimbangan APAKAH NANTINYA MEMBAWA 
DAMPAK BURUK BAGI KITA, tetapi APAKAH ITU PANTAS KITA LAKUKAN 
SEBAGAI MANUSIA di tengah sesama manusia lain. Dan itulah yang 
dimaksud dengan KEPEKAAN SOSIAL oleh m'Bak Ida!!


Salam,

Erik
-
In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sebab si LULU merayakan acaranya sendiri, bukan perayaan agama 
minoritasnya, ataupun perayaan sukunya.  
Masalahnya Lim Wiss, Kalau ada penggede yang merayakan IMLEK  Jor-
joran sampe satu kemayoran, orang nggak akan lihat SIAPA NAMA  
orang/kelompok  yang bikin acara gede-gedean itu, apakah si LULU 
atau si LILI, 
Mereka Cuma lihat, tuh orang TIONGHOA, perayaan IMLEKnya gede-
gedean amat ya Padahal tetangganya yang tidak merayakan IMLEK, makan 
aja masih susah Baru kebanjiran lagih. 
Padahal  uang mereka bisa khan disumbang ke orang yang tidak mampu
daripada pamer harta kayak begitu.
Nah, elu sebagai TIONGHOA, Apakah rela ikut menanggung AKIBAT dari 
perayaan jor-joran tersebut?
Untung perayaan jor-joran itu BATAL mengutip kata PERAYAAN IMLEK. 
Pada detik-detik terakhir disuruh ganti spanduk jadi acara PERAYAAN  
50  TAHUN PERTUKARAN KEBUDAYAAN atau apa lah. 
Gue sih ketawa aja. Selama tidak dibilang perayaan IMLEK yang 
tersirat bawa nama TIONGHOA, ya ngga pusing lah. 
Cuman heran, mau akrab-akrab sama atase RRC aja kok ribet amat.
Hihihihihi.
Jadi disitu benang merahnya.  IMLEK = TIONGHOA kalau ditambah lagi = 
JOR JORAN,  nah, siapa yang kena getahnya?



[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-25 Terurut Topik ardian_c
Horde xiong,


komentar anda tidak masuk meja redaksi.

Sebenarnya status anda adalah tidak dimoderasi.


Moderator,


Ardian
 
 Mengenai Fadli Zon, saya telah mengirim sebuah komentar mengenainya 
 kemilis BT ini (21 Mei 07). Tetapi entah mengapa, apakah karena tidak 
 sampai ke tim moderator atau karena mungkin  isinya dianggap tidak 
 berkenan  maka postingan saya tidak muncul  dalam milis ini. Tetapi 
 apapun keputusannya saya menghormati  hak  dan wewenang tim moderator 
 yang mempunyai kepentingan, kebijaksanaan dan  pertimbangan lainnya
 
 Selanjutnya mengenai peristiwa Mei 1998 dan  Fadli Zon dapat dilihat 
 link dibawah ini yang dilaporkan dan diinvestigasi oleh reporter 
 asing (Asiaweek  FEER) ketika itu.




[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles--Mas Grey

2007-05-25 Terurut Topik ardian_c
Imlek dijadikan hari raya agama Khonghucu sih sah2 saja.
Sama sahnya kalau org Buddha Mahayana Tiongkok menjadikan hari raya 
Imlek sebagai hari keagamaan mrk. Begitu jg Taoism.
Jg sah2 saja kalau org2 Kristen, Katolik mau merayakan Imlek.
Tiada larangan.




Ardian
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, extrim_bluesky 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Memang imlek bukan hari raya
 agama Kong Hu Cu, tetapi pemerintah
 RI memandang imlek sbg hari raya
 agama Kong Hu Cu. makanya diliburkan
 dan dirayakan di hotel dan tempat
 pertemuan dgn dihadiri oleh presiden
 RI. 
 
 Kenken
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hera hera-b@ wrote:
 
  Dear  Ken Ken;
  tergelitik aja ttg point 1 Imlek itu BUKAN hari raya agama 
 KongHuCu
  ?  Coba tanya lagi deh ama yang lebih  tua.
  
  Hera
  - Original Message -
  From: extrim_bluesky Extrim_bluesky@
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, May 23, 2007 3:22 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los
  Angeles--Mas Grey
  
  
   Dear Koh You Qing Long yb,
  
   thanks atas jawabannya. saya tanya
   lagi dikit nech.
  
   1. Jadi mestinya gimana merayakan
   imlek?! kalo perayaan di hotel
   itu dikategorikan sebagai mewah?
  
   lagipula, itu imlek resminya dirayakan
   sebagai hari raya agama Konghucu di
   Indonesia.
  
   setiap hari besar keagamaan, dihadiri
   oleh Presiden sbg simbol penghormatan
   pemerintah RI atas hari besar agama
   tersebut.
  
   2. Barongsai ngamen, saya pernah liat di
   Muara Karang. ya mirip dgn pengamen liar
   dan kalangan gereja yg lagi cari donasi.
  
   apa ini salah?! melanggar ketertiban umum
   ya?! pasal apa? mestinya Barongsai main
   di mana?
  
   3. Zhongguo memang gede. sekitar 9 juta
   km persegi lebih luasnya. terdiri dr
   56 suku. tapi asal dari tradisi, ekspresi
atribute Tionghoa di sluruh dunia ya
   dari Zhongguo. gak bisa dipisah dan diputus
   gitu aja.
  
   jawaban No.4  5 gak nyambung Koh Cing Lung.
   Kelenteng Sam Po Kong direnovasi gak ada
   urusannya dgn mau meniru abis-abisan
   kelenteng di RRT.
  
   gua liat Bun Tek Bio, Toa Se Bio, Chen
   te Yen dsb itu ya gak ada bedanya dgn
   foto-foto bio di Singapura, Taiwan dan
   RRT. mungkin kalah bagus iya, tapi secara
   atribute dan ciri khas ya mirip. dominan
   warna merah, ada ukiran naga, ada huruf
   Tionghoa dsb.
  
   nah, pertanyaan awal saya ke Mas Greysia
   itu masalahnya di mana supaya gak dituduh
   mau jiblak RRT abis-abisan?! mesti ganti
   huruf mandarin dgn huruf batak? mesti
   ganti ukiran Tionghoa dgn batik SOlo
   atau apa??
  
   itu mesjid CHeng HO di Surabaya dibangun
   dgn arsitektur Tionghoa. beda jauh dgn
   arsitektur mesjid gaya Arab. apa itu salah?!
  
   PITI Jl. Lao Tze mau bangun mesjid sejenis
   dgn gaya arsitektur Tionghoa. mirip kelenteng.
   apa itu juga salah?! bakar aja semua atribut
   Tionghoa kalo begitu. kalo perlu bakar
   diri kita yang beretnis Tionghoa ini. biar
   gak jadi Tionghoa lagi, tapi jadi debu.
  
   6. bisa kasi contoh apa banjir budaya
   baru Tiongkok Utara?? selama masa Soeharto,
   cuma masuk film-film Hong Kong yang dibintangi
   oleh Andy Lau, Steven Chow cs.
  
   saat ini, ada F4 dari Taiwan. itu Budaya
   baru RRT??
  
   7. Nah, masalah patung, Koh Cing Lung bener tuh.
   si Mas Greysia itu ngomong apa?! kok kayanya
   anti bener sama RRT. sampe patung aja diributin.
  
   La, pernah masuk bio atau kelenteng gak si
   Mas Grey itu?! itu patung Kongco yang ada
   di Bio berusia udah ratusan tahun. gak pernah
   beli patung dari RRT.
  
   kalo pun ada patung baru ya karena gak
   ada yg jual di RI. masa mau diganti sama
   patung Semar, Petruk  Gareng?! ga nyambung
   kan.
  
  
   best regards,
   Kenken
  
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, you_qing_long
   you_qing_long@ wrote:
Banyaklah
Tapi ya itu mah komoditas bisnis.
Liat kalu mo imlek ada aje tawaran imlek di hotel.
Baunya gak jauh dari bisnis.
   
Kalu yg ngadain pejabat atawa pengusaha seh itu kalu kata gw 
 seh
lage cari nama.
Lha perayaan imlek khan benernya silaturahmi b
   
 2. ada apa dgn tarian Liong yang anda
 katakan ada di mana-mana? gak bole ya?
 di mana aja ada tarian Liong  Barong?
 apa mereka mengganggu ketertiban umum?

   
Pernah denger barong ngamen gak ?
   
 3. Siapa yg memaksa kita menyamakan
 level kita dgn budaya RRT  Taiwan?
 memangnya apa aja bedanya? kan asal budaya
 Tenglang kita itu dari Zhongquo.

   
Zhongguo itu gede , pernik2 budaya org Khe ama Hokian aja 
bisa
   beda.
 4. Bangunan kelenteng kita yang unik dan
 tidak ada lagi di RRT? itu artinya apa?
 maksudnya apa?

 5. Kapan ada kasus Bio dibongkar, dipugar
  dibuat semirip mungkin dgn bentuk kuil-kuil
 di RRT  Taiwan. anda bisa sebut contoh
 kasus  nama Bio-nya? harusnya gimana?
 bentuk kuil khas Tionghoa di Indonesia
 itu seperti apa

???? RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98

2007-05-25 Terurut Topik ardian_c
bbrp hari yg lalu sempat diskusi panjang sama satu org kita sebut 
saja pak B.
Dia tanya apa kontribusi org Tionghoa thd Indonesia ?
Kebetulan org itu ada teman yg pribumi jg bareng2 sama saya jualan 
jg kenal org tsb.

Saya cuma bilang pak A ini kontribusinya apa thd Indonesia ?
Saya lantas katakan jelas ada, kontribusinya dia adalah buka usaha 
dan memperkerjakan bbrp org sebagai karyawannya.
Itu sdh suatu kontribusi yg jelas buat lingkungannya, yaitu membuka 
lapangan kerja.
Selanjutnya kontribusinya adalah membayar pajak, walau saya tahu pak 
A ini kadang main nakal dgn tidak membayar pajak.

Saya cuma bicara pendek soal kontribusi, jika kita bisa tertib lalu 
lintas saja itu sdh kontribusi, mau antri sdh kontribusi.
Kalau pak B mau kontribusi Tionghoa seperti Lim SwiKing, Kwik Kian 
Gie ya jelas tidak mungkin. Kemampuan, kesempatan, nasib masing2 org 
berbeda2. Tdk semua org Tionghoa yg dagang pasti kaya, banyak yg 
bangkrut. Tdk semua tentara bisa jadi jendral.

Kontribusi yg terkecil adalah disiplin diri dan itu TIDAK MUNGKIN 
dituntut kepada 1 etnis saja tapi keseluruhan masyarakat.
Dan utk mencapai disiplin itu diperlukan faham Legalisme atau Fa Jia 
yg bicara hukuman dan hadiah, dan ke2 hal itu TDK BISA DIBELI OLEH 
UANG ATAU KEKUASAAN. Yg salah jelas dihukum, yg berjasa dihargai.
Kalau hal ini bisa diterapkan dgn baik, maka konglomerat hitam tidak 
ada, penggelapan pajak tidak ada, korupsi jg tidak ada.

Saya jg katakan kpd pak B bahwa dalam filsafat Tiongkok terutama 
dalam ajaran Kong Zi, dikatakan jelas bahwa perbaiki diri, perbaiki 
keluarga, perbaiki lingkungan, perbaiki negara baru perbaiki dunia.
Jadi semua dimulai dari diri sendiri.

Bicara pendatang, mayoritas penduduk Indonesia jg 
adalah pendatang, hanya bicara siapa yg datang lebih dahulu.
Org Madura di Kalimantan jg adalah pendatang dimata org Dayak, 
begitu jg org Jawa di Irian.
Jgn rendah diri dgn berpikir pendatang. Yang terpenting mau 
pendatang kek penduduk asli kek atau yg sdh ratusan generasi kek, 
apa sih KONTRIBUSI anda buat lingkungan anda ?

Ingin menang sendiri adalah SIFAT MANUSIA yg umum bisa dilihat 
dimana2. 

Milis ini jg menggalang dana utk kegiatan yg bersifat membuka pintu 
dialog melalui budaya. Sayangnya kocek pendanaan selama ini cuma 
dari bbrp org saja.

Pembangunan sekolah yg bobrok dan lain sebagainya sebenarnya 
merupakan kewajiban PEMERINTAH. Jgn selalu berbicara kekurangan dana 
utk pembangunan sarana pendidikan. Dana sebenarnya melimpah asal 
tidak salah kelola.
Perbaiki sistem ekonomi dan hukum sehingga sarana pendidikan lebih 
baik lagi.
Daripada perbaiki sarana gedung sekolah yg bobrok, 
perbaiki gedung hati para guru dan tokoh pendidikan yg baru2 ini 
ribut2 soal UN. Bisa dibayangkan kalau gurunya saja sdh mendukung 
diam2 para siswa2 mrk melakukan usaha contek menyontek saat ujian ?
Apa gunanya gedung mewah tapi moralnya hancur2an ?

Saya percaya budaya Tionghoa bisa memberikan kontribusi bagi 
pembangunan Indonesia melalui kode etik moralitas yg dimiliki etnis 
Tionghoa.
Bahkan mbahnya pedagang yaitu Tao Zhugong sendiri membuat aturan2 
atau nasehat2 bagi para pedagang.
Salah satu nasehatnya adalah berdagang jujur.
Banyak pedagang2 encek2 sering pajang gambar Guan Gong dgn 
serangkaian nasehat utk pedagang dalam tulisan mandarin.
Salah satu nasehat itu adalah JGN MENIPU DGN MENGURANGI 
TIMBANGAN, JGN BERDAGANG OBAT PALSU dsbnya.

Jika anda adalah etnis Tionghoa, coba gali nilai2 budaya anda.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, MIMI OEY [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Saudara2ku, apakah kalian tidak bosen memperdebatkan (DEBAT 
KUSIR!!) masalah tersebut, kalau ada Pengadilan HAM yang dimaksud 
apa yang kalian harapkan, kemudian bentuk keuntungan apa yang kalian 
dapatkan dari putusan tersebut, apa berguna buat kehidupan etnis 
kita di negara Indonesia ini, apakah kita masih mengharapkan menjadi 
bangsa Indonesia, atau berharap menjadi bagian dari bangsa Indonesia 
tetapi memiliki klas tersendiri, klas yg lebih tinggi dari etnis 
lainnya, kemudian dapatkah kita diterima jika demikian oleh bagian 
yg lain dari bangsa Indonesia ini.
   Menurutku adalah kenyataan kita adalah bagian dari negara/bangsa 
Indonesia, dan karena kita adalah pendatang maka kita harus 
menerima konsekwensinya, dan untuk memperkecil seminim mungkin maka 
kita harus berusaha hidup sejujur atau sebaik mungkin sesuai 
peraturan sehingga lama kelamaan masyarakat banyak akan dapat 
menerima kita adalah bagian dari mereka, hal tersebut akan lama dan 
tidak gampang, tetapi mau tidak mau suka tidak suka harus kita 
laksanakan, kalau tidak ya silahkan menjadi warga negara lain.
   Terlihat bahwa didalam perdebatan, ada pihak yang seakan-akan 
sangat membela etnis kita, padahal kalau diikuti justru akan 
membahayakan kelangsungan etnis kita di Bumi Pertiwi ini, etnis kita 
akan lebih dibenci lagi, padahal saat ini etnis kita sudah lebih 
baik dari dahulu, marilah kita jadikan lebih baik lagi dengan cara-
cara tadi yaitu bekerja 

[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-24 Terurut Topik ulysee_me2

Apa yang Anda maksud dengan permainan menghukum diri sendiri itu?

Apa mau menyangkal ada tionghoa yang pengen merayakan Imlek besar 
besaran sampai sewa satu kemayoran? Apa itu bukan jor-joran namanya?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kurniawan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya tidak setuju dengan pendapat Sdri. Greysia di
 bawah ini. Menurut saya, pendapat semacam ini adalah
 contoh permainan menghukum diri sendiri akibat
 kejadian di masa lalu.  Pemahaman semacam ini akan
 merugikan etnis China dan pihak pribumi sendiri.
 Penjelasannya bisa dilihat di topik yang sama, yang
 saya ubah sedikit judulnya menjadi Membantu Pribumi
 Menghindari Pembodohan.
 
 Kurniawan
 
 --- greysia susilo junus [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
  Betul kata Herny-moay kalo kita tidak jor-joran
  mengenai etnik sendiri... maka kita akan hidup lebih
  mudah dimanapun. meminimalisasi perbedaan merupakan
  strategi yang simpel. kalo memang merasa berbeda,
  cukup keep on the mind, not in the behavior.
  
  saya pribadi masih belum bisa menerima 100%
  akulturasi budaya tionghoa ke budaya lokal (aduh
  saya ga tau ini istilahnya tepat apa ga ya... ato
  lebih tepat asimilasi). saya masih menganggap
  pelestarian budaya saya lebih penting daripada
  (misalnya) keselamatan saya karena diancam mati kalo
  masih kekeuh memegang adat. tapi, saya keep that in
  mind, dan tidak menekan behavior saya ke arah itu.
  saya tetap mau selamat juga kan semampu saya...
  that's the part of survival in this world.
  
  Setiap kali saya mendengar jor-joran imlek di hotel
  mewah, dihadiri presiden, tarian liong dimana mana,
  bahkan ada yang memanipulasi barongsai untuk
  mengamen di restoran2 pinggir jalan, saya lebih suka
  keadaan dimana orang tionghoa masih direpresi.
  dengan kebebasan ini, rasanya lebih gamang.
  Sangatlah normal secara psikologi dimana kita
  merasakan represi kita akan bersatu, tapi begitu
  ikatan itu longgar kita malah tercerai berai. 
  
  Apalagi saya sangat tidak suka dengan membanjirnya
  budaya-budaya baru dari RRC yang sekarang ini
  dibawa kembali ke Indonesia dengan label inilah
  budaya Tionghoa, kita 'dipaksa' harus menyamakan
  level kita yang lebih tradisional (dan sudah ada
  elemen percampuran dengan budaya setempat), dengan
  budaya RRC atau Taiwan yang sekarang. Bangunan
  klenteng kita yang unik dan tidak ada lagi di RRC
  dipugar, dibongkar, dan dibikin semirip mungkin
  dengan bentuk kuil2 di Taiwan atau RRC idih,
  kayak orang ga punya ktp aje, harus minjem ktp orang
  lain.
  
  Patung-patung Buddha kuno yang kita miliki di
  klenteng-klenteng, digeser dengan patung-patung made
  in Taiwan busyet deh... kita ini makanan empuk
  bagi pebisnis2 RRC ama Taiwan.
  Toh, pada akhirnya, tiap kali kita 'pulang kampung'
  ke Cina sana, kita tetap diberi identitas orang
  luar. saya rasa sebagian besar orang RRC sekarang
  masih menganggap orang Tionghoa Indonesia sebagai
  mangsa empuk yang sangat konsumtif, banyak duit, dan
  rela mengeluarkan duit berapa saja asal diterima
  sebagai 'saudara dekat' mereka. orang Taiwan malah
  cuma menganggap orang Tionghoa Indonesia entah
  sebagai tempat mencari 'istri' yang rajin dan bisa
  mengemong anak dan tidak matre (alias gampang
  dikibulin), atau calon pembantu rumah tangga, ato
  yang kaya - investor karena anaknya banyak yang
  disekolahkan disana untuk blajar mandarin. 
  
  some of us will do anything to be accepted by their
  standard. pathetic...
  
 
 
 
 
 
 
  
 
_
___
 The fish are biting. 
 Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
 http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v2.php





Re: Euphoria Budaya Tionghoa (RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles)

2007-05-24 Terurut Topik hai hai

Ulysee tacie.

pinjem istilah wakil presiden dalam republik mimpi,
That right sister! pertanyaan anda sangat significant!

apa itu kebudayaan Tionghua?
di mana batasannya?
bagaimana dengan kebudayaan asing yang masuk ke
daratan China lalu di terima oleh masyarakat China?
apakah itu jadi kebudayaan Tionghua?

ho ho ho

go ho
hai hai
 

--- Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hmm  menarik, 
 Terutama mengenai akulturasi budaya tionghoa ke
 budaya lokal itu.
  
 Belakangan ini saya memang lagi bingung mengenai
 ke-tionghoaan. 
 Maksud hati ingin melestarikan budaya tionghoa, tapi
 agak agak rancu, 
 budaya tionghoa yang mana yang mau dilestarikan?? 
  
 Budaya tionghoa lokal kah?
 Budaya tionghoa impor kah?
  
 Yang mana yang termasuk budaya tionghoa lokal?
 Bagaimana
 melestarikannya?
 Apakah dengan mempelajari gambang kromong, kebaya
 encim, dan masakan
 seperti lontong cap go meh?
  
 Yang mana termasuk budaya tionghoa impor? Bagaimana
 melestarikannya?
 Apakah les kaligrafi, les alat musik guzhen? Les
 wushu? 
  
 Bingung. 
 Ini kali yang dibilang 'gamang' itu ya? 
 Merasa yang impor lebih afdol..
 Krisis identitas???
  
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
 Of greysia susilo
 junus
 Sent: Wednesday, May 23, 2007 11:36 AM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan
 Tragedi Mei 98 di Los
 Angeles
  
 Betul kata Herny-moay kalo kita tidak jor-joran
 mengenai etnik
 sendiri... maka kita akan hidup lebih mudah
 dimanapun. meminimalisasi
 perbedaan merupakan strategi yang simpel. kalo
 memang merasa berbeda,
 cukup keep on the mind, not in the behavior.
 
 saya pribadi masih belum bisa menerima 100%
 akulturasi budaya tionghoa
 ke budaya lokal (aduh saya ga tau ini istilahnya
 tepat apa ga ya... ato
 lebih tepat asimilasi). saya masih menganggap
 pelestarian budaya saya
 lebih penting daripada (misalnya) keselamatan saya
 karena diancam mati
 kalo masih kekeuh memegang adat. tapi, saya keep
 that in mind, dan tidak
 menekan behavior saya ke arah itu. saya tetap mau
 selamat juga kan
 semampu saya... that's the part of survival in this
 world.
 
 Setiap kali saya mendengar jor-joran imlek di hotel
 mewah, dihadiri
 presiden, tarian liong dimana mana, bahkan ada yang
 memanipulasi
 barongsai untuk mengamen di restoran2 pinggir jalan,
 saya lebih suka
 keadaan dimana orang tionghoa masih direpresi.
 dengan kebebasan ini,
 rasanya lebih gamang. Sangatlah normal secara
 psikologi dimana kita
 merasakan represi kita akan bersatu, tapi begitu
 ikatan itu longgar
 kita malah tercerai berai. 
 
 Apalagi saya sangat tidak suka dengan membanjirnya
 budaya-budaya baru
 dari RRC yang sekarang ini dibawa kembali ke
 Indonesia dengan label
 inilah budaya Tionghoa, kita 'dipaksa' harus
 menyamakan level kita yang
 lebih tradisional (dan sudah ada elemen percampuran
 dengan budaya
 setempat), dengan budaya RRC atau Taiwan yang
 sekarang. Bangunan
 klenteng kita yang unik dan tidak ada lagi di RRC
 dipugar, dibongkar,
 dan dibikin semirip mungkin dengan bentuk kuil2 di
 Taiwan atau RRC
 idih, kayak orang ga punya ktp aje, harus minjem ktp
 orang lain.
 
 Patung-patung Buddha kuno yang kita miliki di
 klenteng-klenteng, digeser
 dengan patung-patung made in Taiwan busyet
 deh... kita ini makanan
 empuk bagi pebisnis2 RRC ama Taiwan.
 Toh, pada akhirnya, tiap kali kita 'pulang kampung'
 ke Cina sana, kita
 tetap diberi identitas orang luar. saya rasa
 sebagian besar orang RRC
 sekarang masih menganggap orang Tionghoa Indonesia
 sebagai mangsa empuk
 yang sangat konsumtif, banyak duit, dan rela
 mengeluarkan duit berapa
 saja asal diterima sebagai 'saudara dekat' mereka.
 orang Taiwan malah
 cuma menganggap orang Tionghoa Indonesia entah
 sebagai tempat mencari
 'istri' yang rajin dan bisa mengemong anak dan tidak
 matre (alias
 gampang dikibulin), atau calon pembantu rumah
 tangga, ato yang kaya -
 investor karena anaknya banyak yang disekolahkan
 disana untuk blajar
 mandarin. 
 
 some of us will do anything to be accepted by their
 standard. pathetic...
 
 - Original Message 
 From: Herny [EMAIL PROTECTED]
 mailto:heirnee%40gmail.com com
 To: budaya_tionghua@
 mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
 yahoogroups.com
 Sent: Monday, May 21, 2007 10:23:42 AM
 Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan
 Tragedi Mei 98 di Los
 Angeles
 
 Saya juga setuju dengan pendapat anda. Stereotipe
 orang tionghoa disini 
 identik dengan punya uang banyak, sikap masa bodoh,
 dan cenderung
 eksklusif. 
 Sayangnya, hal ini ada benarnya juga, walaupun tidak
 100%. Apalagi 
 akhir-akhir ini sejak jaman Gus Dur, orang-orang
 tionghoa yang selama
 ini 
 ditekan tiba-tiba diberikan kebebasan, yang timbul
 malah euforia yang 
 berlebihan dan sibuk memamerkan identitas
 kecinaannya. 
 
 Sudah saatnya kita bersikap lebih peduli terhadap
 hal-hal seperti ini. 
 Marilah kita mencoba berpikir dengan

Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles--Mas Grey

2007-05-24 Terurut Topik hera
Dear  Ken Ken;
tergelitik aja ttg point 1 Imlek itu BUKAN hari raya agama KongHuCu
?  Coba tanya lagi deh ama yang lebih  tua.

Hera
- Original Message -
From: extrim_bluesky [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, May 23, 2007 3:22 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los
Angeles--Mas Grey


 Dear Koh You Qing Long yb,

 thanks atas jawabannya. saya tanya
 lagi dikit nech.

 1. Jadi mestinya gimana merayakan
 imlek?! kalo perayaan di hotel
 itu dikategorikan sebagai mewah?

 lagipula, itu imlek resminya dirayakan
 sebagai hari raya agama Konghucu di
 Indonesia.

 setiap hari besar keagamaan, dihadiri
 oleh Presiden sbg simbol penghormatan
 pemerintah RI atas hari besar agama
 tersebut.

 2. Barongsai ngamen, saya pernah liat di
 Muara Karang. ya mirip dgn pengamen liar
 dan kalangan gereja yg lagi cari donasi.

 apa ini salah?! melanggar ketertiban umum
 ya?! pasal apa? mestinya Barongsai main
 di mana?

 3. Zhongguo memang gede. sekitar 9 juta
 km persegi lebih luasnya. terdiri dr
 56 suku. tapi asal dari tradisi, ekspresi
  atribute Tionghoa di sluruh dunia ya
 dari Zhongguo. gak bisa dipisah dan diputus
 gitu aja.

 jawaban No.4  5 gak nyambung Koh Cing Lung.
 Kelenteng Sam Po Kong direnovasi gak ada
 urusannya dgn mau meniru abis-abisan
 kelenteng di RRT.

 gua liat Bun Tek Bio, Toa Se Bio, Chen
 te Yen dsb itu ya gak ada bedanya dgn
 foto-foto bio di Singapura, Taiwan dan
 RRT. mungkin kalah bagus iya, tapi secara
 atribute dan ciri khas ya mirip. dominan
 warna merah, ada ukiran naga, ada huruf
 Tionghoa dsb.

 nah, pertanyaan awal saya ke Mas Greysia
 itu masalahnya di mana supaya gak dituduh
 mau jiblak RRT abis-abisan?! mesti ganti
 huruf mandarin dgn huruf batak? mesti
 ganti ukiran Tionghoa dgn batik SOlo
 atau apa??

 itu mesjid CHeng HO di Surabaya dibangun
 dgn arsitektur Tionghoa. beda jauh dgn
 arsitektur mesjid gaya Arab. apa itu salah?!

 PITI Jl. Lao Tze mau bangun mesjid sejenis
 dgn gaya arsitektur Tionghoa. mirip kelenteng.
 apa itu juga salah?! bakar aja semua atribut
 Tionghoa kalo begitu. kalo perlu bakar
 diri kita yang beretnis Tionghoa ini. biar
 gak jadi Tionghoa lagi, tapi jadi debu.

 6. bisa kasi contoh apa banjir budaya
 baru Tiongkok Utara?? selama masa Soeharto,
 cuma masuk film-film Hong Kong yang dibintangi
 oleh Andy Lau, Steven Chow cs.

 saat ini, ada F4 dari Taiwan. itu Budaya
 baru RRT??

 7. Nah, masalah patung, Koh Cing Lung bener tuh.
 si Mas Greysia itu ngomong apa?! kok kayanya
 anti bener sama RRT. sampe patung aja diributin.

 La, pernah masuk bio atau kelenteng gak si
 Mas Grey itu?! itu patung Kongco yang ada
 di Bio berusia udah ratusan tahun. gak pernah
 beli patung dari RRT.

 kalo pun ada patung baru ya karena gak
 ada yg jual di RI. masa mau diganti sama
 patung Semar, Petruk  Gareng?! ga nyambung
 kan.


 best regards,
 Kenken

 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, you_qing_long
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Banyaklah
  Tapi ya itu mah komoditas bisnis.
  Liat kalu mo imlek ada aje tawaran imlek di hotel.
  Baunya gak jauh dari bisnis.
 
  Kalu yg ngadain pejabat atawa pengusaha seh itu kalu kata gw seh
  lage cari nama.
  Lha perayaan imlek khan benernya silaturahmi b
 
   2. ada apa dgn tarian Liong yang anda
   katakan ada di mana-mana? gak bole ya?
   di mana aja ada tarian Liong  Barong?
   apa mereka mengganggu ketertiban umum?
  
 
  Pernah denger barong ngamen gak ?
 
   3. Siapa yg memaksa kita menyamakan
   level kita dgn budaya RRT  Taiwan?
   memangnya apa aja bedanya? kan asal budaya
   Tenglang kita itu dari Zhongquo.
  
 
  Zhongguo itu gede , pernik2 budaya org Khe ama Hokian aja bisa
 beda.
   4. Bangunan kelenteng kita yang unik dan
   tidak ada lagi di RRT? itu artinya apa?
   maksudnya apa?
  
   5. Kapan ada kasus Bio dibongkar, dipugar
dibuat semirip mungkin dgn bentuk kuil-kuil
   di RRT  Taiwan. anda bisa sebut contoh
   kasus  nama Bio-nya? harusnya gimana?
   bentuk kuil khas Tionghoa di Indonesia
   itu seperti apa?? apa gentengnya pake
   anyaman daun kelapa spt atap istana pagar
   ruyung??
  
 
  nomor 4 gw jawab di nomor 5.
 
  Lu pigi ke Sampokong sono heuhehehehehehehehe
  Pohon Rante yg khas SAMPOKONG en gak ada dimana2 aje disemen ama
  dicor beton.
  Amburadullah pokokne.
  Beda ama taon 80an
 
   6. banjir budaya baru dari RRT itu contohnya
   apa toch Mas? saya ndak ngerti. apa aja sih
   yang anda maksud dengan budaya baru dari RRT
   itu??
  
 
  Budaya RRT yg ngalir ini budaya RRT UTARA yg JELAS BEDA SAMA
  MAYORITAS HUAKIAO DI Indonesia yg asalnye dari selatan.
 
   7. patung-patung made in RRT?? apa aja? harus
   beli di mana? apa di Tulungagung ada industri
   kerajinan lempung, logam, kayu yang bikin patung
   kongco, budha, kwan im, kwan kong dsb??
  
 
  Hm emang seh sebenernya banyak patung2 yg ada itu banyakan made in
  RRT. Kalu nurut gw seh wajar.
  Kalu urusan2 geser menggeser seh rasanya kagak ya

Re: Membantu Pribumi Menghindari Pembodohan RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-24 Terurut Topik hera
Dear ALL
Coba masuk  sendiri dekh
Saya adalah seorang keturunan Cina yang memeluk agama ISLAM.
Saya melihat dan merasakan sendiri 2 sisi pendekatan dan perbedaan...
Kadang2 saya suka cengar cengir bila ada orang Cina menjelekan ttg orang
pribumi
dan juga sebaliknya kalau ada  orang pribumi yang menjelekkan  org Cina

He..he
Kita tidak bisa me rubah orang lain kecuali diri kita sendiri 
Jangan menyalahkan siapa2,
saya melihat bagaimana keluarga besar saya akhirnya bisa menerima keadaan
saya UNTUNG... saya punya seorang ayah yang  berpikir dan berjiwa
besar
dan juga punya seorang ibu mertua yang sangat bijaksana...

Keluarga besar suami saya mau belajar  bahwa  perbedaan kita tidak harus
menjadi masalah besar
KEBIASAAN tiap  orang berbeda
KEBIASAAN tiap kelompok itu berbeda...

Hera...
BTW=

Pesan dari Mother Theresa.
Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois. Tetapi,
bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.

Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada
maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan itu. Tetapi,
tetaplah berbuat baik selalu.

Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga
teman-teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.

Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi,
tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat.

Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang
dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun.

Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain
mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah berbahagia.

Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi,
teruslah berbuat baik.

Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki dan itu mungkin tidak akan
pernah cukup. Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.

Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan. Tidak akan
pernah ada antara engkau dan orang lain. Jangan pedulikan apa yang orang
lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi percayalah bahwa
mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan
hatimu .



Mother Theresa.

NB: Jika Anda berkenan, kirimkanlah email ini ke teman2 Anda.

- Original Message -
From: fei fei [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, May 23, 2007 1:33 PM
Subject: Re: Membantu Pribumi Menghindari Pembodohan RE: [budaya_tionghua]
Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles


pola pikir yang bagus sekali ,saya salut atas tulisan ini.

Kurniawan [EMAIL PROTECTED] wrote:  --- Herny
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya juga setuju dengan pendapat anda. Stereotipe
 orang tionghoa disini
 identik dengan punya uang banyak, sikap masa bodoh,
 dan cenderung eksklusif.
 Sayangnya, hal ini ada benarnya juga, walaupun tidak
 100%. Apalagi
 akhir-akhir ini sejak jaman Gus Dur, orang-orang
 tionghoa yang selama ini
 ditekan tiba-tiba diberikan kebebasan, yang timbul
 malah euforia yang
 berlebihan dan sibuk memamerkan identitas
 kecinaannya.

 Sudah saatnya kita bersikap lebih peduli terhadap
 hal-hal seperti ini.
 Marilah kita mencoba berpikir dengan jernih. Saat
 kita hanya mau bergaul
 dengan sesama etnis tionghoa, bukankah kita menjadi
 eksklusif?

Hallo Sdri. Herny. Pendapat bahwa etnis Tionghua
cenderung eksklusif, hanya mau bergaul dengan etnis
China saja dan tidak mau bergaul dengan orang pribumi
sudah menjadi pendapat umum dan ini sering dianggap
sebagai penyebab antipati orang pribumi terhadap orang
China. Tapi saya sama sekali tidak setuju dengan
pendapat ini. Menurut saya, etnis China menjadi
eksklusif karena ada sebabnya, yaitu karena orang
pribumi terlebih dahulu memusuhi etnis China. Jelas
sekali bahwa pada zaman sebelumnya etnis China di
Indonesia dicemooh, ditolak, dan ditekan di Indonesia
karena ke-China-annya. Kalau etnis China dimusuhi
oleh pribumi seperti ini, bagaimana mungkin etnis
China masih bisa bergaul baik dengan orang yang
memusuhi mereka?

Sebaliknya, orang pribumi memusuhi etnis China juga
bukan tanpa sebabnya. Sebab utamanya adalah kebijakan
pemerintah lama yang menekan dan
mengkambinghitamkan etnis China membuat orang pribumi
secara otomatis mengikuti kebijakan ini dan selalu
yakin bahwa orang China adalah penyebab penderitaan
mereka dan ancaman bahaya yang perlu diwaspadai.

Bisa dilihat, sesudah pemerintah baru memberi
kebijakan keterbukaan terhadap etnis dan kebudayaan
China, rakyat otomatis mengikuti kebijakan ini dan
jauh lebih bisa menerima etnis China. Hal ini terasa
sekali dalam kehidupan sehari-hari, tanpa didahului
oleh adanya perubahan apa pun yang signifikan dari
pihak etnis China sendiri, termasuk dalam hal
ke-ekslusifan-nya.

Saya selalu yakin, bahwa penyebab paling utama tentang
masalah etnis China di Indonesia, termasuk kerusuhan
Mei, adalah kebijakan pemerintah dan bukan

RE: Membantu Pribumi Menghindari Pembodohan RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-24 Terurut Topik Others
Bung Kurniawan, ini adalah salah satu tulisan bagus
yang pernah saya baca di milis ini. Ijinkanlah saya
ikut memberikan sedikit komentar.
 
===
Mengenai bahwa sesudah era keterbukaan terlihat
ke-euforia-an yang berlebihan dan orang China yang
sibuk memamerkan identitas ke-China-annya saya tidak
pernah melihat hal ini. Bisakah Anda memberi
contoh-contoh yang lebih nyata mengenai hal ini?
===
Ada lho Pak. Kalau contoh, ya beberapa rekan dan orang lain
yang sempat saya liat didalam kehidupan, tetapi memang ngga 
boleh dijadikan semacam, yah...katakanlah, stereotyping. 

Teorinya gini deh, begitu ikatan kuat yang membelenggu 
sebuah komunitas dilepas dengan tiba-tiba, maka ada semacam
tendensi dari komunitas tersebut untuk berekspresi secara 
berlebihan terhadap sesuatu yang dibelenggu tersebut. 
Ini adalah lumrah secara psikologis massa. Bahwa ada yang masih
dapat mengontrol ledakan ekspresinya, benar. Tetapi
ada juga yang merasa menang hawa dan mulai sedikit banyak
bertingkah yang kemudian dipandang oleh komunitas lain sebagai 
over-acting.

Contoh lain mungkin adalah masalah reformasi politik di 
Indonesia. Sekarang coba bung liat, ada puluhan (hampir 50)
partai yang siap berkompetisi di pemilu nanti. WeApa ngga
puyeng ya? Amerika yang selalu mengaku sebagai kampiun demokrasi
tetap memakai bipartit, demokrat dan republik. Kalau Tiongkok lebih
keren lagi...cuman 1 aje...Hehehe...(ini demokrasi bukan ya??)

===
Sebaliknya, orang pribumi memusuhi etnis China juga
bukan tanpa sebabnya. Sebab utamanya adalah kebijakan
pemerintah lama yang menekan dan
mengkambinghitamkan etnis China membuat orang pribumi
secara otomatis mengikuti kebijakan ini dan selalu
yakin bahwa orang China adalah penyebab penderitaan
mereka dan ancaman bahaya yang perlu diwaspadai. 
===
Hm...saya pikir, kata memusuhi kurang tepat ya pak. Mungkin 
kata iri lebih mengena. Atau apakah kata ini lebih dianggap
tabu ketimbang memusuhi ya?

Yang bahaya itu stereotyping pak.

Dan, menurut saya sih, faktor iri atau memusuhi itu banyak
lho pak. Ngga cuman masalah ekonomi aja. Masalah-masalah sosial
juga banyak. Ada beberapa rekan bisnis saya yang ngga begitu suka
kerja bakti dan lebih suka setor duit. Apakah salah? Ya ngga donk.
Tetapi hal itu membawa dua kerugian, (1)kita dianggap kurang suka
bersosialisasi dan (2)kita dianggap punya kelebihan duit. Kalau
yang terakhir sih saya ngga keberatan lho :P Hehehe...

Masalah sosial lain yang sering menjadi stereotyping orang cino
adalah bahwa kita merupakan sebuah komunitas yang tertutup. 
Hm... Hal ini memang sensitif. Contohnya, masih dianggap 
tabu bagi komunitas tionghua tertentu bila anak gadisnya menikah 
dengan lelaki non-tionghua. Sama-sama lelakinya kok situ yang boleh 
sedang dia ngga boleh? Hal ini menimbulkan semacam kecemburuan 
mengingat gadis tionghua, seperti halnya manusia dari etnis lain, 
memiliki kelebihan-kelebihan fisik yang merupakan anugrah. Yang aneh, 
tuduhan stereotyping ini sepengetahuan saya hanya diberikan kepada
gadis etnis tionghua, sedangkan dari etnis lain seperti India dll
tidak pernah saya dengar. Padahal, saya kenal orang India yang kalau
menikah dengan orang India juga. Hm...What's so special about 
these chinese girls? Saya jadi heran.

Lha, Apakah tidak ada kawin campur ini? Ada donk. Meme dari saudara 
ipar saya menikah dengan lelaki pribumi dan menjadi muslim. Terus, 
tetangga saya yang lelaki menikah dengan gadis pribumi dan yang gadis
bersedia menjadi konghuchu. Trus...mengapa kok masih ada yang cerewet 
dengan berkata wong cino ra gelem campur? Soalnya, stereotyping itu 
masih mengakar kuat dibenak komunitas lain. Itu masalahnya.

Mungkin ada baiknya diundang banyak komunitas lain gabung kedalam
milis ini sehingga mereka lebih melek terhadap komunitas tionghua di
Indonesia, dan diharapkan adanya penghapusan stereotyping secara sistematis
dalam benak mereka. Mungkin cara ini akan lebih berhasil. Who knows?
Sehingga, jika ada provokator yang mengajak berbuat rusuh, maka kita akan
secara kompak berkata, Ra gelem. Wong bolo dhewe... :P
Beautiful dream...isn't it?


Just another my two cents...



[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-24 Terurut Topik Erik
Saya jadi tertarik ikut nimbrung sama komentar Zhou Xiong.
Bukan pada topik kerusuhan Mei'98 yang didebat-kusirkan, tapi pada 
persoalan Target Objek dan Ekses.
Saya sebenarnya benci dan dendam sekali pada Zhou Xiong karena 
sesuatu sebab. Lalu saya bikin rencana membunuhnya.
Saya pasangi bom ke mobil Zhou Xiong. Tapi, Zhou Xiong tidak 
sendirian di dalam mobil itu, ada orang lain yang ikut numpang. 
Jadi, mampuslah mereka semuanya bersama Zhou Xiong akibat ledakan 
bom yang saya pasang itu.
Karena yang mati bukan cuma Zhou Xiong sendirian, tetapi ada banyak 
orang lain. maka saya tidak boleh dituduh berencana membunuh 
Zhou Xiong, karena buktinya yang mati bukan Zhou Xiong seorang diri, 
ada lebih banyak orang lain kecuali Zhou Xiong!!
A, logika hukum macam apakah itu???

Salam,

Erik
---
In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Skalaras [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau banyak non Tionghoa yang mati, itu adalah ekses, karena 
mereka terjebak dalam pertokoan yang terbakar, sedangkan sasaran 
utamanya adalah tetap rumah2 dan pertokoan milik Orang Tionghoa. ini 
harus dibedakan.
 
 ini adalah manuver politik tingkat tinggi yang mendompleng 
sentimen rasial. saat menggerakkan massa untuk membakar dan 
memperkosa, slogan yang didenguingkan tetap ganyang Cina! warna 
rasial tetap saja tak bisa dihapus. Namun perlu ditegaskan, walau 
sasarannya adalah Tionghoa, ini bukanlah kerusuhan rasialis spontan, 
tapi direkayasa dan dikondisikan ( untuk melibakan masyarakat kelas 
bawah yang hidupnya tertekan ), maka seluruh anggota masyarakat yang 
sadar harus melawan,  jangan mau dikambing hitamkan.



[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-24 Terurut Topik extrim_bluesky
ULysee tau gak?! 

di Jombang, tanggal 13 Mei 98
Kodim setempat memanggil semua
kepala keluarga etnis Tionghoa
yang berada di sana. 

Dandim menjelaskan konteks dan gerakan
apa yg sedang terjadi di Jakarta dan
kota-kota kerusuhan lainnya. menurut
sodara Tionghoa Jombang, pihak Kodim
menyadari bahwa kerusuhan Mei 98 itu
berindikasi gerakan rasialis. 

kenapa pula cuma etnis Tionghoa yang
dibriefing oleh pihak Kodim?! 

adakah 1 orang Batax dibakar hidup-hidup
dgn benzin motornya sendiri?! spt yang
dialami oleh si Iwan Firman??? 

adakah 1 orang Dayak digebuki dgn
teriakan-teriakan bakar dayak, 
bunuh dayak?? 

nah, si Iwan Firman itu digebuki 40-an
pemuda tak dikenal non-tionghoa sambil
diteriaki bunuh cina, bakar cina. 
kemudian si Iwan Firman dibakar hidup-hidup
di tengah jalan. 

dari contoh ini, jelas Kerusuhan Mei 98
ada indikasi gerakan ganyang cina. 

Masalah Perkosaan Massal terhadap 
cewe Tionghoa, saya tidak kompeten
menjawabnya. saya berharap hal itu
tidak terjadi. tetapi satu-satunya
mekanisme yang paling pantas menjawab
seluruh kekeruhan itu adalah PENGADILAN
HAM. 

Penjarahan toko, restoran, properti 
Tionghoa jelas dapat disaksikan. 

di Jl. Tubagus ANgke, sekitar THI dan
Dutamas, Jembatan V adalah titik
penjarahan dan pembakaran terhadap
properti Tionghoa. 

ada 1 restoran Padang ditengah-tengah
toko  restoran Tenglang yang dijarah
massa. tetapi ajaibnya, restoran Padang
itu tetap berdiri tegak tanpa luka. 
bahkan kaca jendal pun sama sekali tidak
pecah. 

laporan TGPF jelas melaporkan bahwa
kerugian materiil paling parah diderita 
oleh komunitas Tionghoa. itu artinya
apa toh???


best regards, 
Kenken


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee_me2 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Debat??? Itu belum nyampe debat donk! Baru pemanasan. Ibaratnya 
mau 
 tarung, belon melancarkan jurus, baru dorong-dorongan, wakakaka.
 
 BTW, apakah Anda tidak tahu bahwa kalimat:
 Ente sama sekali tidak menunjukkan simpati. dan 
 Kalo ente jadi korban, gue pikir, ente ngga bakalan berani omong 
 kayak begini, enteng banget kayak ga ada beban. 
 juga termasuk Attack the person, not the argument alias ad 
hominem?
 
 Huehuehuehue, hanya sekedar mengingatkan. 
 Anda mau debat yang ikut aturan? tanpa logical fallacy? 
 Boleh, ayuk! Udah lama cari sparring untuk descent fight. 
 Cihuy!
 
 Nah mau mulai darimana sekarang? 
 
 1. Dari menentukan lapangan dulu ya. Anda berdiri di lapangan yang 
 mana?
 a. Yang menyatakan bahwa kerusuhan Mei 98 adalah kerusuhan rasial.
 b. yang menyatakan bahwa kerusuhan Mei 98 adalah BUKAN kerusuhan 
 rasial?
 
 2. Menanggapi statement Anda: 
 Gue pikir, isu rasial menjadi mencuat salah satunya akibat adanya
 gang-raped, mengingat korbannya adalah gadis-gadis etnis tionghua. 
 Mengapa kok yang kena gadis2 tersebut?
 Hal ini kemudian diperkuat dengan posting salah seorang member 
 disini yang berisi laporan dari UN.
 Misfortune inilah yang membuat orang-orang bereaksi spontan, 
 mendapatkan justifikasi bahwa kerusuhan tersebut berbau rasial. 
 
 Saya setuju dengan pendapat yang ini. Isu kerusuhan rasial, 
menurut 
 pengamatan saya,  baru mulai muncul setelah adanya kisah Vivian 
yang 
 menyebar via internet. Yang, kalau ngga salah - boleh dibetulin 
 kalau ada info lain - mulai beredar lewat dua minggu- hempir 
sebulan 
 setelah kerusuhan.
 
 Tapi itu bukan satu satunya justifikasi orang akan adanya 
kerusuhan 
 rasial, yang biasanya dibawa-bawa adalah toko-toko milik Tionghoa 
 yang kena jarah atau kena bakar. Melupakan bahwa hampir di setiap 
 kerusuhan, yang kena jarah ya toko donk, masa mau jarah kantor 
pos. 
 Bahwa pemiliknya tionghoa, ya lantaran orang tionghoa banyak 
 berperan di sektor dagang/distribusi barang. Toh banyak juga toko 
 milik pribumi yang kena rusak dan kena jarah. 
 
 Tapi bukan berarti menutup kemungkinan ada pihak yang mencoba 
 mendompleng untuk kepentingan pribadi, ikut menyebarkan isu RASIAL 
 ini. Sebab, merebaknya kasus perkosaan, yang sampai sekarang saya 
 percaya memang benar terjadi, kemudian secara sistematis 
dihembuskan 
 dikipas-kipas. Nah, kenapa bisa ter-hembus secara sistematis, itu 
 juga menarik untuk dibahas. 
 
 
 *kok jadi ber saya-saya neh, biasanya cuek gue-elu...hehehehe* 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Others others@ wrote:
 
  Wuah...
   
  Ternyata ngga guna deh debat ama ente. Ngga baca email saya 
dengan 
 baik
  lagi. Kapan saya
  pernah TERIAK-TERIAK kalau ini adalah kerusuhan rasial? Gimana 
 sih...Ente
  nuduh sembarangan aje.
  Kalau kehabisan argumen ya jangan begitu donk caranya...
   
  Awalnya, kupikir gue bisa memancing counter-argumen anda yang 
 menarik.
  Statement ente 
  teoritis sekali, sok diplomatis dan keliatannya OK tapi 
 implementasi dari
  ente punya statement ga 
  bakalan ada yang bisa melakukan, apalagi korban.
   
  Emang gampang buang beban dari masa lalu yang kelam? 
HeheKalo 
 ente jadi
  korban,
  gue pikir, ente ngga bakalan berani omong kayak begini, enteng 
 banget kayak
  ga ada 

[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-24 Terurut Topik idakhouw
Betul, memang membosankan, pelaku utamanya tak terjamah hukum, tak
kunjung diadili!

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bosan, topik basi
 
 Send instant messages to your online friends
http://asia.messenger.yahoo.com





Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-24 Terurut Topik hai hai

Bosan, topik basi. 

Seharusnya anda beri alasan, kenapa anda bosan, dan
kenapa bagi anda topik ini basi? Jangan-jangan anda
merasa bosan dan mengangap topik ini basi karena
setelah dibahas berkali-kali, anda tidak kunjung
mengerti? 

 Betul, memang membosankan, pelaku utamanya tak
 terjamah hukum, tak
 kunjung diadili!

Siapa yang anda maksudkan dengan pelaku utamanya?
mereka yang merencanakan?
mereka yang mengerahkan?
mereka yang menunggangi?
mereka yang menyulut api?
mereka yang melakukan pemerkosaan?
mereka yang menjarah?
Mereka yang tidak berbuat apa apa?

atau mereka yang merasa bulan mey '98 hanya hari cuti
nasional?

go ho
hai hai


 

--- idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Betul, memang membosankan, pelaku utamanya tak
 terjamah hukum, tak
 kunjung diadili!
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Bosan, topik basi
  
  Send instant messages to your online friends
 http://asia.messenger.yahoo.com
 
 
 
 
 
 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah
 Tiongkok :.
 
 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
 
 .: Pertanyaan? Ajukan di
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
 
 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua
 http://iccsg.wordpress.com :.
 
  
 Yahoo! Groups Links
 
 (Yahoo! ID required)
 
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
 
 



 

Finding fabulous fares is fun.  
Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel 
bargains.
http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097


[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-24 Terurut Topik idakhouw
Duch,,, Sdr. Hai Hai,, Sdr. Hai Hai... :'(
Adakah yang bisa membantu memberi pencerahan menyangkut 'nuansa bahasa'? 
Maaf, pendek saja.

I.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hai hai [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Bosan, topik basi. 
 
 Seharusnya anda beri alasan, kenapa anda bosan, dan
 kenapa bagi anda topik ini basi? Jangan-jangan anda
 merasa bosan dan mengangap topik ini basi karena
 setelah dibahas berkali-kali, anda tidak kunjung
 mengerti? 
 
  Betul, memang membosankan, pelaku utamanya tak
  terjamah hukum, tak
  kunjung diadili!
 
 Siapa yang anda maksudkan dengan pelaku utamanya?
 mereka yang merencanakan?
 mereka yang mengerahkan?
 mereka yang menunggangi?
 mereka yang menyulut api?
 mereka yang melakukan pemerkosaan?
 mereka yang menjarah?
 Mereka yang tidak berbuat apa apa?
 
 atau mereka yang merasa bulan mey '98 hanya hari cuti
 nasional?
 
 go ho
 hai hai
 
 
  
 
 --- idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Betul, memang membosankan, pelaku utamanya tak
  terjamah hukum, tak
  kunjung diadili!
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
  muhammadrifqy@ wrote:
  
   Bosan, topik basi
   
   Send instant messages to your online friends
  http://asia.messenger.yahoo.com




[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-24 Terurut Topik extrim_bluesky
Erik Se Siung tanya: logika
hukum apa ini?

saya jawab, itu logika hukum si
Fadli Zon, Yap Hong Gie, WIranto,
Prabowo dan Ulysee. 

Kenken

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya jadi tertarik ikut nimbrung sama komentar Zhou Xiong.
 Bukan pada topik kerusuhan Mei'98 yang didebat-kusirkan, tapi pada 
 persoalan Target Objek dan Ekses.
 Saya sebenarnya benci dan dendam sekali pada Zhou Xiong karena 
 sesuatu sebab. Lalu saya bikin rencana membunuhnya.
 Saya pasangi bom ke mobil Zhou Xiong. Tapi, Zhou Xiong tidak 
 sendirian di dalam mobil itu, ada orang lain yang ikut numpang. 
 Jadi, mampuslah mereka semuanya bersama Zhou Xiong akibat ledakan 
 bom yang saya pasang itu.
 Karena yang mati bukan cuma Zhou Xiong sendirian, tetapi ada 
banyak 
 orang lain. maka saya tidak boleh dituduh berencana membunuh 
 Zhou Xiong, karena buktinya yang mati bukan Zhou Xiong seorang 
diri, 
 ada lebih banyak orang lain kecuali Zhou Xiong!!
 A, logika hukum macam apakah itu???
 
 Salam,
 
 Erik
 ---
 In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Skalaras skalaras@ wrote:
 
  Kalau banyak non Tionghoa yang mati, itu adalah ekses, karena 
 mereka terjebak dalam pertokoan yang terbakar, sedangkan sasaran 
 utamanya adalah tetap rumah2 dan pertokoan milik Orang Tionghoa. 
ini 
 harus dibedakan.
  
  ini adalah manuver politik tingkat tinggi yang mendompleng 
 sentimen rasial. saat menggerakkan massa untuk membakar dan 
 memperkosa, slogan yang didenguingkan tetap ganyang Cina! warna 
 rasial tetap saja tak bisa dihapus. Namun perlu ditegaskan, walau 
 sasarannya adalah Tionghoa, ini bukanlah kerusuhan rasialis 
spontan, 
 tapi direkayasa dan dikondisikan ( untuk melibakan masyarakat 
kelas 
 bawah yang hidupnya tertekan ), maka seluruh anggota masyarakat 
yang 
 sadar harus melawan,  jangan mau dikambing hitamkan.





[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles--Mas Grey

2007-05-24 Terurut Topik extrim_bluesky
Memang imlek bukan hari raya
agama Kong Hu Cu, tetapi pemerintah
RI memandang imlek sbg hari raya
agama Kong Hu Cu. makanya diliburkan
dan dirayakan di hotel dan tempat
pertemuan dgn dihadiri oleh presiden
RI. 

Kenken


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hera [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear  Ken Ken;
 tergelitik aja ttg point 1 Imlek itu BUKAN hari raya agama 
KongHuCu
 ?  Coba tanya lagi deh ama yang lebih  tua.
 
 Hera
 - Original Message -
 From: extrim_bluesky [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, May 23, 2007 3:22 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los
 Angeles--Mas Grey
 
 
  Dear Koh You Qing Long yb,
 
  thanks atas jawabannya. saya tanya
  lagi dikit nech.
 
  1. Jadi mestinya gimana merayakan
  imlek?! kalo perayaan di hotel
  itu dikategorikan sebagai mewah?
 
  lagipula, itu imlek resminya dirayakan
  sebagai hari raya agama Konghucu di
  Indonesia.
 
  setiap hari besar keagamaan, dihadiri
  oleh Presiden sbg simbol penghormatan
  pemerintah RI atas hari besar agama
  tersebut.
 
  2. Barongsai ngamen, saya pernah liat di
  Muara Karang. ya mirip dgn pengamen liar
  dan kalangan gereja yg lagi cari donasi.
 
  apa ini salah?! melanggar ketertiban umum
  ya?! pasal apa? mestinya Barongsai main
  di mana?
 
  3. Zhongguo memang gede. sekitar 9 juta
  km persegi lebih luasnya. terdiri dr
  56 suku. tapi asal dari tradisi, ekspresi
   atribute Tionghoa di sluruh dunia ya
  dari Zhongguo. gak bisa dipisah dan diputus
  gitu aja.
 
  jawaban No.4  5 gak nyambung Koh Cing Lung.
  Kelenteng Sam Po Kong direnovasi gak ada
  urusannya dgn mau meniru abis-abisan
  kelenteng di RRT.
 
  gua liat Bun Tek Bio, Toa Se Bio, Chen
  te Yen dsb itu ya gak ada bedanya dgn
  foto-foto bio di Singapura, Taiwan dan
  RRT. mungkin kalah bagus iya, tapi secara
  atribute dan ciri khas ya mirip. dominan
  warna merah, ada ukiran naga, ada huruf
  Tionghoa dsb.
 
  nah, pertanyaan awal saya ke Mas Greysia
  itu masalahnya di mana supaya gak dituduh
  mau jiblak RRT abis-abisan?! mesti ganti
  huruf mandarin dgn huruf batak? mesti
  ganti ukiran Tionghoa dgn batik SOlo
  atau apa??
 
  itu mesjid CHeng HO di Surabaya dibangun
  dgn arsitektur Tionghoa. beda jauh dgn
  arsitektur mesjid gaya Arab. apa itu salah?!
 
  PITI Jl. Lao Tze mau bangun mesjid sejenis
  dgn gaya arsitektur Tionghoa. mirip kelenteng.
  apa itu juga salah?! bakar aja semua atribut
  Tionghoa kalo begitu. kalo perlu bakar
  diri kita yang beretnis Tionghoa ini. biar
  gak jadi Tionghoa lagi, tapi jadi debu.
 
  6. bisa kasi contoh apa banjir budaya
  baru Tiongkok Utara?? selama masa Soeharto,
  cuma masuk film-film Hong Kong yang dibintangi
  oleh Andy Lau, Steven Chow cs.
 
  saat ini, ada F4 dari Taiwan. itu Budaya
  baru RRT??
 
  7. Nah, masalah patung, Koh Cing Lung bener tuh.
  si Mas Greysia itu ngomong apa?! kok kayanya
  anti bener sama RRT. sampe patung aja diributin.
 
  La, pernah masuk bio atau kelenteng gak si
  Mas Grey itu?! itu patung Kongco yang ada
  di Bio berusia udah ratusan tahun. gak pernah
  beli patung dari RRT.
 
  kalo pun ada patung baru ya karena gak
  ada yg jual di RI. masa mau diganti sama
  patung Semar, Petruk  Gareng?! ga nyambung
  kan.
 
 
  best regards,
  Kenken
 
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, you_qing_long
  you_qing_long@ wrote:
   Banyaklah
   Tapi ya itu mah komoditas bisnis.
   Liat kalu mo imlek ada aje tawaran imlek di hotel.
   Baunya gak jauh dari bisnis.
  
   Kalu yg ngadain pejabat atawa pengusaha seh itu kalu kata gw 
seh
   lage cari nama.
   Lha perayaan imlek khan benernya silaturahmi b
  
2. ada apa dgn tarian Liong yang anda
katakan ada di mana-mana? gak bole ya?
di mana aja ada tarian Liong  Barong?
apa mereka mengganggu ketertiban umum?
   
  
   Pernah denger barong ngamen gak ?
  
3. Siapa yg memaksa kita menyamakan
level kita dgn budaya RRT  Taiwan?
memangnya apa aja bedanya? kan asal budaya
Tenglang kita itu dari Zhongquo.
   
  
   Zhongguo itu gede , pernik2 budaya org Khe ama Hokian aja bisa
  beda.
4. Bangunan kelenteng kita yang unik dan
tidak ada lagi di RRT? itu artinya apa?
maksudnya apa?
   
5. Kapan ada kasus Bio dibongkar, dipugar
 dibuat semirip mungkin dgn bentuk kuil-kuil
di RRT  Taiwan. anda bisa sebut contoh
kasus  nama Bio-nya? harusnya gimana?
bentuk kuil khas Tionghoa di Indonesia
itu seperti apa?? apa gentengnya pake
anyaman daun kelapa spt atap istana pagar
ruyung??
   
  
   nomor 4 gw jawab di nomor 5.
  
   Lu pigi ke Sampokong sono heuhehehehehehehehe
   Pohon Rante yg khas SAMPOKONG en gak ada dimana2 aje disemen 
ama
   dicor beton.
   Amburadullah pokokne.
   Beda ama taon 80an
  
6. banjir budaya baru dari RRT itu contohnya
apa toch Mas? saya ndak ngerti. apa aja sih
yang anda maksud dengan budaya baru dari RRT
itu??
   
  
   Budaya RRT yg ngalir ini

Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-24 Terurut Topik Kurniawan
--- ulysee_me2 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Apa yang Anda maksud dengan permainan menghukum
 diri sendiri itu?


Yang saya maksud dengan permainan menghukum diri
sendiri adalah komentar Sdri. Greysia yang mengesankan
seolah-olah jalan keluar terbaik mengenai masalah
ke-China-annya adalah dengan menginjak-injak
ke-China-annya itu sendiri.  Seolah-olah sesudah
meminimalisasi identitas China-nya dan mengkritik
kebodohan orang-orang China di Indonesia, yang nota
bene termasuk dirinya sendiri, ia akan lebih dihargai
dan diterima oleh lingkungannya.

 
 Apa mau menyangkal ada tionghoa yang pengen
 merayakan Imlek besar 
 besaran sampai sewa satu kemayoran? Apa itu bukan
 jor-joran namanya?
 

Saya tidak menganggap perayan Imlek yang besar-besaran
itu sesuatu yang buruk (selama tidak keterlaluan dan
tidak merugikan orang lain), jadi pertanyaan Anda saya
anggap tidak relevan.  Mengenai apakah hal itu
jor-joran atau bukan, tergantung dari sudut mana kita
memandangnya.  Ada yang mengganggap Kris Dayanti itu
cantik, sexy, modis, berbakat, sukses. Tapi ada juga
yang menganggap Kris Dayanti itu norak, tukang pamer,
jor-joran, konsumtif, menimbulkan kecemburuan sosial
para wanita dsb.

Untuk saya pribadi, saya akan selalu berusaha
berbahagia dengan kebahagiaan orang lain.  Saya senang
melihat perayaan-perayaan yang meriah, termasuk
perayaan agama-agama.  Dengan melihat orang-orang
bergembira, hidup rasanya lebih memiliki harapan dan
tidak melulu berkutat dengan penderitaan.  Tapi kalau
mau, segala sesuatu bisa dilihat dari segi negatifnya
dan dijadikan polemik.  Keponakan saya yang berumur 9
tahun mengatakan seorang nenek jauhnya adalah orang
jahat karena di rumahnya memasang AC, yang menurutnya
akan merusak lapisan ozon.

Kurniawan


 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kurniawan 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Saya tidak setuju dengan pendapat Sdri. Greysia di
  bawah ini. Menurut saya, pendapat semacam ini
 adalah
  contoh permainan menghukum diri sendiri akibat
  kejadian di masa lalu.  Pemahaman semacam ini akan
  merugikan etnis China dan pihak pribumi sendiri.
  Penjelasannya bisa dilihat di topik yang sama,
 yang
  saya ubah sedikit judulnya menjadi Membantu
 Pribumi
  Menghindari Pembodohan.
  
  Kurniawan
  
  --- greysia susilo junus [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Betul kata Herny-moay kalo kita tidak
 jor-joran
   mengenai etnik sendiri... maka kita akan hidup
 lebih
   mudah dimanapun. meminimalisasi perbedaan
 merupakan
   strategi yang simpel. kalo memang merasa
 berbeda,
   cukup keep on the mind, not in the behavior.
   
   saya pribadi masih belum bisa menerima 100%
   akulturasi budaya tionghoa ke budaya lokal (aduh
   saya ga tau ini istilahnya tepat apa ga ya...
 ato
   lebih tepat asimilasi). saya masih menganggap
   pelestarian budaya saya lebih penting daripada
   (misalnya) keselamatan saya karena diancam mati
 kalo
   masih kekeuh memegang adat. tapi, saya keep that
 in
   mind, dan tidak menekan behavior saya ke arah
 itu.
   saya tetap mau selamat juga kan semampu
 saya...
   that's the part of survival in this world.
   
   Setiap kali saya mendengar jor-joran imlek di
 hotel
   mewah, dihadiri presiden, tarian liong dimana
 mana,
   bahkan ada yang memanipulasi barongsai untuk
   mengamen di restoran2 pinggir jalan, saya lebih
 suka
   keadaan dimana orang tionghoa masih
 direpresi.
   dengan kebebasan ini, rasanya lebih gamang.
   Sangatlah normal secara psikologi dimana kita
   merasakan represi kita akan bersatu, tapi begitu
   ikatan itu longgar kita malah tercerai
 berai. 
   
   Apalagi saya sangat tidak suka dengan
 membanjirnya
   budaya-budaya baru dari RRC yang sekarang ini
   dibawa kembali ke Indonesia dengan label inilah
   budaya Tionghoa, kita 'dipaksa' harus menyamakan
   level kita yang lebih tradisional (dan sudah ada
   elemen percampuran dengan budaya setempat),
 dengan
   budaya RRC atau Taiwan yang sekarang. Bangunan
   klenteng kita yang unik dan tidak ada lagi di
 RRC
   dipugar, dibongkar, dan dibikin semirip mungkin
   dengan bentuk kuil2 di Taiwan atau RRC idih,
   kayak orang ga punya ktp aje, harus minjem ktp
 orang
   lain.
   
   Patung-patung Buddha kuno yang kita miliki di
   klenteng-klenteng, digeser dengan patung-patung
 made
   in Taiwan busyet deh... kita ini makanan
 empuk
   bagi pebisnis2 RRC ama Taiwan.
   Toh, pada akhirnya, tiap kali kita 'pulang
 kampung'
   ke Cina sana, kita tetap diberi identitas orang
   luar. saya rasa sebagian besar orang RRC
 sekarang
   masih menganggap orang Tionghoa Indonesia
 sebagai
   mangsa empuk yang sangat konsumtif, banyak duit,
 dan
   rela mengeluarkan duit berapa saja asal diterima
   sebagai 'saudara dekat' mereka. orang Taiwan
 malah
   cuma menganggap orang Tionghoa Indonesia entah
   sebagai tempat mencari 'istri' yang rajin dan
 bisa
   mengemong anak dan tidak matre (alias gampang
   dikibulin), atau calon pembantu rumah tangga,
 ato
   yang kaya - investor karena anaknya 

Membantu Pribumi Menghindari Pembodohan RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-23 Terurut Topik Kurniawan
--- Herny [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya juga setuju dengan pendapat anda. Stereotipe
 orang tionghoa disini 
 identik dengan punya uang banyak, sikap masa bodoh,
 dan cenderung eksklusif. 
 Sayangnya, hal ini ada benarnya juga, walaupun tidak
 100%. Apalagi 
 akhir-akhir ini sejak jaman Gus Dur, orang-orang
 tionghoa yang selama ini 
 ditekan tiba-tiba diberikan kebebasan, yang timbul
 malah euforia yang 
 berlebihan dan sibuk memamerkan identitas
 kecinaannya. 
 
 Sudah saatnya kita bersikap lebih peduli terhadap
 hal-hal seperti ini. 
 Marilah kita mencoba berpikir dengan jernih. Saat
 kita hanya mau bergaul 
 dengan sesama etnis tionghoa, bukankah kita menjadi
 eksklusif? 


Hallo Sdri. Herny. Pendapat bahwa etnis Tionghua
cenderung eksklusif, hanya mau bergaul dengan etnis
China saja dan tidak mau bergaul dengan orang pribumi
sudah menjadi pendapat umum dan ini sering dianggap
sebagai penyebab antipati orang pribumi terhadap orang
China. Tapi saya sama sekali tidak setuju dengan
pendapat ini.  Menurut saya, etnis China menjadi
eksklusif karena ada sebabnya, yaitu karena orang
pribumi terlebih dahulu “memusuhi” etnis China.  Jelas
sekali bahwa pada zaman sebelumnya etnis China di
Indonesia dicemooh, ditolak, dan ditekan di Indonesia
karena ke-China-annya.  Kalau etnis China  “dimusuhi”
oleh pribumi seperti ini, bagaimana mungkin etnis
China masih bisa bergaul baik dengan orang yang
“memusuhi” mereka? 

Sebaliknya, orang pribumi memusuhi etnis China juga
bukan tanpa sebabnya. Sebab utamanya adalah “kebijakan
pemerintah” lama yang “menekan dan
mengkambinghitamkan” etnis China membuat orang pribumi
secara otomatis mengikuti kebijakan ini dan selalu
yakin bahwa orang China adalah “penyebab penderitaan
mereka dan ancaman bahaya yang perlu diwaspadai”.  

Bisa dilihat, sesudah pemerintah baru memberi
kebijakan “keterbukaan” terhadap etnis dan kebudayaan
China, rakyat otomatis mengikuti kebijakan ini dan
jauh lebih bisa menerima etnis China.  Hal ini terasa
sekali dalam kehidupan sehari-hari, tanpa didahului
oleh adanya perubahan apa pun yang signifikan dari
pihak etnis China sendiri, termasuk dalam hal
ke-ekslusifan-nya.

Saya selalu yakin, bahwa penyebab paling utama tentang
masalah etnis China di Indonesia, termasuk kerusuhan
Mei, adalah “kebijakan pemerintah” dan bukan pada
pihak pribumi (dalam arti rakyat) maupun pada etnis
China sendiri. 

Mengenai bahwa sesudah era keterbukaan terlihat
ke-euforia-an yang berlebihan dan orang China yang
sibuk memamerkan identitas ke-China-annya saya tidak
pernah melihat hal ini. Bisakah Anda memberi
contoh-contoh yang lebih nyata mengenai hal ini?

Saya malah melihat hal yang sebaliknya, bahwa sesudah
era keterbukaan pun masih banyak etnis China yang
sudah tercuci otaknya ataupun trauma atas penekanan di
masa lalu, dan memiliki perasaan bersalah dan khawatir
untuk menjadi terlalu China di Indonesia.  Contohnya
bisa dilihat dari beberapa e-mail di milis ini.


Saat kita 
 merayakan imlek besar-besaran di hotel mewah, yang
 sebenarnya tidak perlu, 
 ada berapa banyak orang Indonesia lain yang masih
 hidup miskin; jika saya 
 menjadi mereka, tidakkah akan muncul rasa iri dan
 pikiran bahwa orang Cina 
 kaya-kaya. 


Pernyataan semacam ini akan selalu disetujui oleh
kebanyakaan orang sebagai suatu kebaikan yang perlu
dijunjung tinggi.  Tapi  masalah benar atau tidaknya
pernyataan ini adalah hal lain. Saya setuju untuk
tidak melakukan perayaan yang berlebih-lebihan yang
mencolok dan menimbulkan kecemburuan sosial.  Tapi
saya tidak setuju bahwa merayakan  sesuatu dengan
besar-besaran atau mewah itu terkesan buruk untuk
dilakukan.  Kalau kita memang punya sedikit
keberuntungan tidak ada salahnya untuk menikmati
hidup.  Mengenai berapa banyak orang Indonesia lain
yang masih miskin, kita harus prihatin dan berusaha
membantu, tapi bukan berarti karena hal ini kita harus
menindas kebahagiaan kita sendiri.  

Selain kemisikinan di Indonesia, di dunia ini masih
ada berjuta-juta penderitaan dan masalah lain yang
perlu dibantu, mulai dari penyakit, kelaparan,
peperangan, pelanggaran kemanusiaan dan sebagainya,
tetapi apakah karena adanya hal ini kita harus menjadi
martir?  Berapa banyak kah orang yang tidak jadi
menonton film di bioskop dan mendermakan uangnya
kepada orang cacat yang meminta-minta di pintu bioskop
karena nilai uang tersebut 100 X lipat lebih berharga
untuk orang cacat tersebut daripada kesenangan mereka
menonton film yang bisa mereka nikmati secara gratis
di Televisi tanpa batas?

Selain itu ada satu faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam situasi ini, yaitu yang Anda
sebutkan sebagai “muncul perasaan iri”.  Dalam
beberapa kasus mungkin memang ada rangsangan
berlebihan dari luar yang memungkinkan munculnya
perasaan iri ini dalam diri seseorang atau masyarakat.
 Tapi seringkali perasaan iri ini sudah lebih dahulu
bercokol dalam diri seseorang atau masyarakat
tersebut.  Hal ini disebabkan keterbatasan pemahaman,
yang sebelumnya didahului oleh kurangnya 

Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-23 Terurut Topik Kurniawan
Saya tidak setuju dengan pendapat Sdri. Greysia di
bawah ini. Menurut saya, pendapat semacam ini adalah
contoh permainan menghukum diri sendiri akibat
kejadian di masa lalu.  Pemahaman semacam ini akan
merugikan etnis China dan pihak pribumi sendiri.
Penjelasannya bisa dilihat di topik yang sama, yang
saya ubah sedikit judulnya menjadi Membantu Pribumi
Menghindari Pembodohan.

Kurniawan

--- greysia susilo junus [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Betul kata Herny-moay kalo kita tidak jor-joran
 mengenai etnik sendiri... maka kita akan hidup lebih
 mudah dimanapun. meminimalisasi perbedaan merupakan
 strategi yang simpel. kalo memang merasa berbeda,
 cukup keep on the mind, not in the behavior.
 
 saya pribadi masih belum bisa menerima 100%
 akulturasi budaya tionghoa ke budaya lokal (aduh
 saya ga tau ini istilahnya tepat apa ga ya... ato
 lebih tepat asimilasi). saya masih menganggap
 pelestarian budaya saya lebih penting daripada
 (misalnya) keselamatan saya karena diancam mati kalo
 masih kekeuh memegang adat. tapi, saya keep that in
 mind, dan tidak menekan behavior saya ke arah itu.
 saya tetap mau selamat juga kan semampu saya...
 that's the part of survival in this world.
 
 Setiap kali saya mendengar jor-joran imlek di hotel
 mewah, dihadiri presiden, tarian liong dimana mana,
 bahkan ada yang memanipulasi barongsai untuk
 mengamen di restoran2 pinggir jalan, saya lebih suka
 keadaan dimana orang tionghoa masih direpresi.
 dengan kebebasan ini, rasanya lebih gamang.
 Sangatlah normal secara psikologi dimana kita
 merasakan represi kita akan bersatu, tapi begitu
 ikatan itu longgar kita malah tercerai berai. 
 
 Apalagi saya sangat tidak suka dengan membanjirnya
 budaya-budaya baru dari RRC yang sekarang ini
 dibawa kembali ke Indonesia dengan label inilah
 budaya Tionghoa, kita 'dipaksa' harus menyamakan
 level kita yang lebih tradisional (dan sudah ada
 elemen percampuran dengan budaya setempat), dengan
 budaya RRC atau Taiwan yang sekarang. Bangunan
 klenteng kita yang unik dan tidak ada lagi di RRC
 dipugar, dibongkar, dan dibikin semirip mungkin
 dengan bentuk kuil2 di Taiwan atau RRC idih,
 kayak orang ga punya ktp aje, harus minjem ktp orang
 lain.
 
 Patung-patung Buddha kuno yang kita miliki di
 klenteng-klenteng, digeser dengan patung-patung made
 in Taiwan busyet deh... kita ini makanan empuk
 bagi pebisnis2 RRC ama Taiwan.
 Toh, pada akhirnya, tiap kali kita 'pulang kampung'
 ke Cina sana, kita tetap diberi identitas orang
 luar. saya rasa sebagian besar orang RRC sekarang
 masih menganggap orang Tionghoa Indonesia sebagai
 mangsa empuk yang sangat konsumtif, banyak duit, dan
 rela mengeluarkan duit berapa saja asal diterima
 sebagai 'saudara dekat' mereka. orang Taiwan malah
 cuma menganggap orang Tionghoa Indonesia entah
 sebagai tempat mencari 'istri' yang rajin dan bisa
 mengemong anak dan tidak matre (alias gampang
 dikibulin), atau calon pembantu rumah tangga, ato
 yang kaya - investor karena anaknya banyak yang
 disekolahkan disana untuk blajar mandarin. 
 
 some of us will do anything to be accepted by their
 standard. pathetic...
 






 

The fish are biting. 
Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v2.php


[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles--Mas Grey

2007-05-23 Terurut Topik you_qing_long
, ato yang kaya - investor karena anaknya banyak yang 
 disekolahkan disana untuk blajar mandarin. 
  
  some of us will do anything to be accepted by their 
 standard. pathetic...
  
  - Original Message 
  From: Herny heirnee@
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Monday, May 21, 2007 10:23:42 AM
  Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di 
 Los Angeles
  
  Saya juga setuju dengan pendapat anda. Stereotipe orang tionghoa 
 disini 
  identik dengan punya uang banyak, sikap masa bodoh, dan 
cenderung 
 eksklusif. 
  Sayangnya, hal ini ada benarnya juga, walaupun tidak 100%. 
Apalagi 
  akhir-akhir ini sejak jaman Gus Dur, orang-orang tionghoa yang 
 selama ini 
  ditekan tiba-tiba diberikan kebebasan, yang timbul malah euforia 
 yang 
  berlebihan dan sibuk memamerkan identitas kecinaannya. 
  
  Sudah saatnya kita bersikap lebih peduli terhadap hal-hal 
seperti 
 ini. 
  Marilah kita mencoba berpikir dengan jernih. Saat kita hanya mau 
 bergaul 
  dengan sesama etnis tionghoa, bukankah kita menjadi eksklusif? 
 Saat kita 
  merayakan imlek besar-besaran di hotel mewah, yang sebenarnya 
 tidak perlu, 
  ada berapa banyak orang Indonesia lain yang masih hidup miskin; 
 jika saya 
  menjadi mereka, tidakkah akan muncul rasa iri dan pikiran bahwa 
 orang Cina 
  kaya-kaya.
  -- deletedRecent Activity
   23New Members
  Visit Your Group 
  SPONSORED LINKS
  Dan
  Indonesian
  Indonesian language course
  Indonesian language learn
  Yahoo! Mail
  Get it all!
  With the all-new
  Yahoo! Mail Beta
  Y! Messenger
  Want a quick chat?
  Chat over IM with
  group members.
  Y! GeoCities
  Share Photos
  Put your favorite
  photos online.. 
  
  
  
 
  
 
_
 ___Pinpoint customers who are looking for what you 
sell. 
  http://searchmarketing.yahoo.com/
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





Re: Membantu Pribumi Menghindari Pembodohan RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-23 Terurut Topik fei fei
pola pikir yang bagus sekali ,saya salut atas tulisan ini.

Kurniawan [EMAIL PROTECTED] wrote:  --- Herny [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Saya juga setuju dengan pendapat anda. Stereotipe
 orang tionghoa disini 
 identik dengan punya uang banyak, sikap masa bodoh,
 dan cenderung eksklusif. 
 Sayangnya, hal ini ada benarnya juga, walaupun tidak
 100%. Apalagi 
 akhir-akhir ini sejak jaman Gus Dur, orang-orang
 tionghoa yang selama ini 
 ditekan tiba-tiba diberikan kebebasan, yang timbul
 malah euforia yang 
 berlebihan dan sibuk memamerkan identitas
 kecinaannya. 
 
 Sudah saatnya kita bersikap lebih peduli terhadap
 hal-hal seperti ini. 
 Marilah kita mencoba berpikir dengan jernih. Saat
 kita hanya mau bergaul 
 dengan sesama etnis tionghoa, bukankah kita menjadi
 eksklusif? 

Hallo Sdri. Herny. Pendapat bahwa etnis Tionghua
cenderung eksklusif, hanya mau bergaul dengan etnis
China saja dan tidak mau bergaul dengan orang pribumi
sudah menjadi pendapat umum dan ini sering dianggap
sebagai penyebab antipati orang pribumi terhadap orang
China. Tapi saya sama sekali tidak setuju dengan
pendapat ini. Menurut saya, etnis China menjadi
eksklusif karena ada sebabnya, yaitu karena orang
pribumi terlebih dahulu “memusuhi” etnis China. Jelas
sekali bahwa pada zaman sebelumnya etnis China di
Indonesia dicemooh, ditolak, dan ditekan di Indonesia
karena ke-China-annya. Kalau etnis China “dimusuhi”
oleh pribumi seperti ini, bagaimana mungkin etnis
China masih bisa bergaul baik dengan orang yang
“memusuhi” mereka? 

Sebaliknya, orang pribumi memusuhi etnis China juga
bukan tanpa sebabnya. Sebab utamanya adalah “kebijakan
pemerintah” lama yang “menekan dan
mengkambinghitamkan” etnis China membuat orang pribumi
secara otomatis mengikuti kebijakan ini dan selalu
yakin bahwa orang China adalah “penyebab penderitaan
mereka dan ancaman bahaya yang perlu diwaspadai”. 

Bisa dilihat, sesudah pemerintah baru memberi
kebijakan “keterbukaan” terhadap etnis dan kebudayaan
China, rakyat otomatis mengikuti kebijakan ini dan
jauh lebih bisa menerima etnis China. Hal ini terasa
sekali dalam kehidupan sehari-hari, tanpa didahului
oleh adanya perubahan apa pun yang signifikan dari
pihak etnis China sendiri, termasuk dalam hal
ke-ekslusifan-nya.

Saya selalu yakin, bahwa penyebab paling utama tentang
masalah etnis China di Indonesia, termasuk kerusuhan
Mei, adalah “kebijakan pemerintah” dan bukan pada
pihak pribumi (dalam arti rakyat) maupun pada etnis
China sendiri. 

Mengenai bahwa sesudah era keterbukaan terlihat
ke-euforia-an yang berlebihan dan orang China yang
sibuk memamerkan identitas ke-China-annya saya tidak
pernah melihat hal ini. Bisakah Anda memberi
contoh-contoh yang lebih nyata mengenai hal ini?

Saya malah melihat hal yang sebaliknya, bahwa sesudah
era keterbukaan pun masih banyak etnis China yang
sudah tercuci otaknya ataupun trauma atas penekanan di
masa lalu, dan memiliki perasaan bersalah dan khawatir
untuk menjadi terlalu China di Indonesia. Contohnya
bisa dilihat dari beberapa e-mail di milis ini.

Saat kita 
 merayakan imlek besar-besaran di hotel mewah, yang
 sebenarnya tidak perlu, 
 ada berapa banyak orang Indonesia lain yang masih
 hidup miskin; jika saya 
 menjadi mereka, tidakkah akan muncul rasa iri dan
 pikiran bahwa orang Cina 
 kaya-kaya. 

Pernyataan semacam ini akan selalu disetujui oleh
kebanyakaan orang sebagai suatu kebaikan yang perlu
dijunjung tinggi. Tapi masalah benar atau tidaknya
pernyataan ini adalah hal lain. Saya setuju untuk
tidak melakukan perayaan yang berlebih-lebihan yang
mencolok dan menimbulkan kecemburuan sosial. Tapi
saya tidak setuju bahwa merayakan sesuatu dengan
besar-besaran atau mewah itu terkesan buruk untuk
dilakukan. Kalau kita memang punya sedikit
keberuntungan tidak ada salahnya untuk menikmati
hidup. Mengenai berapa banyak orang Indonesia lain
yang masih miskin, kita harus prihatin dan berusaha
membantu, tapi bukan berarti karena hal ini kita harus
menindas kebahagiaan kita sendiri. 

Selain kemisikinan di Indonesia, di dunia ini masih
ada berjuta-juta penderitaan dan masalah lain yang
perlu dibantu, mulai dari penyakit, kelaparan,
peperangan, pelanggaran kemanusiaan dan sebagainya,
tetapi apakah karena adanya hal ini kita harus menjadi
martir? Berapa banyak kah orang yang tidak jadi
menonton film di bioskop dan mendermakan uangnya
kepada orang cacat yang meminta-minta di pintu bioskop
karena nilai uang tersebut 100 X lipat lebih berharga
untuk orang cacat tersebut daripada kesenangan mereka
menonton film yang bisa mereka nikmati secara gratis
di Televisi tanpa batas?

Selain itu ada satu faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam situasi ini, yaitu yang Anda
sebutkan sebagai “muncul perasaan iri”. Dalam
beberapa kasus mungkin memang ada rangsangan
berlebihan dari luar yang memungkinkan munculnya
perasaan iri ini dalam diri seseorang atau masyarakat.
Tapi seringkali perasaan iri ini sudah lebih dahulu
bercokol dalam diri seseorang atau masyarakat
tersebut. Hal ini 

Euphoria Budaya Tionghoa (RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles)

2007-05-23 Terurut Topik Ulysee
Hmm  menarik, 
Terutama mengenai akulturasi budaya tionghoa ke budaya lokal itu.
 
Belakangan ini saya memang lagi bingung mengenai ke-tionghoaan. 
Maksud hati ingin melestarikan budaya tionghoa, tapi agak agak rancu, 
budaya tionghoa yang mana yang mau dilestarikan?? 
 
Budaya tionghoa lokal kah?
Budaya tionghoa impor kah?
 
Yang mana yang termasuk budaya tionghoa lokal? Bagaimana
melestarikannya?
Apakah dengan mempelajari gambang kromong, kebaya encim, dan masakan
seperti lontong cap go meh?
 
Yang mana termasuk budaya tionghoa impor? Bagaimana melestarikannya?
Apakah les kaligrafi, les alat musik guzhen? Les wushu? 
 
Bingung. 
Ini kali yang dibilang 'gamang' itu ya? 
Merasa yang impor lebih afdol..
Krisis identitas???
 
-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of greysia susilo
junus
Sent: Wednesday, May 23, 2007 11:36 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los
Angeles
 
Betul kata Herny-moay kalo kita tidak jor-joran mengenai etnik
sendiri... maka kita akan hidup lebih mudah dimanapun. meminimalisasi
perbedaan merupakan strategi yang simpel. kalo memang merasa berbeda,
cukup keep on the mind, not in the behavior.

saya pribadi masih belum bisa menerima 100% akulturasi budaya tionghoa
ke budaya lokal (aduh saya ga tau ini istilahnya tepat apa ga ya... ato
lebih tepat asimilasi). saya masih menganggap pelestarian budaya saya
lebih penting daripada (misalnya) keselamatan saya karena diancam mati
kalo masih kekeuh memegang adat. tapi, saya keep that in mind, dan tidak
menekan behavior saya ke arah itu. saya tetap mau selamat juga kan
semampu saya... that's the part of survival in this world.

Setiap kali saya mendengar jor-joran imlek di hotel mewah, dihadiri
presiden, tarian liong dimana mana, bahkan ada yang memanipulasi
barongsai untuk mengamen di restoran2 pinggir jalan, saya lebih suka
keadaan dimana orang tionghoa masih direpresi. dengan kebebasan ini,
rasanya lebih gamang. Sangatlah normal secara psikologi dimana kita
merasakan represi kita akan bersatu, tapi begitu ikatan itu longgar
kita malah tercerai berai. 

Apalagi saya sangat tidak suka dengan membanjirnya budaya-budaya baru
dari RRC yang sekarang ini dibawa kembali ke Indonesia dengan label
inilah budaya Tionghoa, kita 'dipaksa' harus menyamakan level kita yang
lebih tradisional (dan sudah ada elemen percampuran dengan budaya
setempat), dengan budaya RRC atau Taiwan yang sekarang. Bangunan
klenteng kita yang unik dan tidak ada lagi di RRC dipugar, dibongkar,
dan dibikin semirip mungkin dengan bentuk kuil2 di Taiwan atau RRC
idih, kayak orang ga punya ktp aje, harus minjem ktp orang lain.

Patung-patung Buddha kuno yang kita miliki di klenteng-klenteng, digeser
dengan patung-patung made in Taiwan busyet deh... kita ini makanan
empuk bagi pebisnis2 RRC ama Taiwan.
Toh, pada akhirnya, tiap kali kita 'pulang kampung' ke Cina sana, kita
tetap diberi identitas orang luar. saya rasa sebagian besar orang RRC
sekarang masih menganggap orang Tionghoa Indonesia sebagai mangsa empuk
yang sangat konsumtif, banyak duit, dan rela mengeluarkan duit berapa
saja asal diterima sebagai 'saudara dekat' mereka. orang Taiwan malah
cuma menganggap orang Tionghoa Indonesia entah sebagai tempat mencari
'istri' yang rajin dan bisa mengemong anak dan tidak matre (alias
gampang dikibulin), atau calon pembantu rumah tangga, ato yang kaya -
investor karena anaknya banyak yang disekolahkan disana untuk blajar
mandarin. 

some of us will do anything to be accepted by their
standard. pathetic...

- Original Message 
From: Herny [EMAIL PROTECTED] mailto:heirnee%40gmail.com com
To: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com
Sent: Monday, May 21, 2007 10:23:42 AM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los
Angeles

Saya juga setuju dengan pendapat anda. Stereotipe orang tionghoa disini 
identik dengan punya uang banyak, sikap masa bodoh, dan cenderung
eksklusif. 
Sayangnya, hal ini ada benarnya juga, walaupun tidak 100%. Apalagi 
akhir-akhir ini sejak jaman Gus Dur, orang-orang tionghoa yang selama
ini 
ditekan tiba-tiba diberikan kebebasan, yang timbul malah euforia yang 
berlebihan dan sibuk memamerkan identitas kecinaannya. 

Sudah saatnya kita bersikap lebih peduli terhadap hal-hal seperti ini. 
Marilah kita mencoba berpikir dengan jernih. Saat kita hanya mau bergaul

dengan sesama etnis tionghoa, bukankah kita menjadi eksklusif? Saat kita

merayakan imlek besar-besaran di hotel mewah, yang sebenarnya tidak
perlu, 
ada berapa banyak orang Indonesia lain yang masih hidup miskin; jika
saya 
menjadi mereka, tidakkah akan muncul rasa iri dan pikiran bahwa orang
Cina 
kaya-kaya.
-- deletedRecent Activity
23New Members
Visit Your Group 
SPONSORED LINKS
Dan
Indonesian
Indonesian language course
Indonesian language learn
Yahoo! Mail
Get it all

Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-23 Terurut Topik Edy Wijaya
menurut saya gini aja, toh pemerintah maupun tokoh masyarakat yg terkenalpun 
atau presiden cuek banget ttg kerusuhan mei 1998 ini.
daripada kita habis duit untuk beli obat penurun darah tinggi, kita jaga sikap 
sendiri aja. Toh yg kalian cerita ini 99% hanya kerusuhan di jakarta. Kalian 
apa tahu kerusuhan di daerah bagaimana ?

Di daerah asal saya, di jalan veteran ada wanita Tionghoa ditelanjangi 
rame-rame dan dikerjain. Mungkin ada teman milist yg bisa cerita apa ada wanita 
(maaf, pribumi) yang ditelanjangi dan dikerjain pada hari kerusuhan itu?

Di jalan lain, ada engkong menebas mati perusuh yg masuk rumah karena mau 
memperkosa cucunya pakai samurai yg dipajang diatas TV.
Mungkin ada dari teman milist yg mendengar ada pemuda Tionghoa merampok di 
rumah elite (maaf sekali lagi istilah ini, pribumi) dan mencoba memperkosa 
wanita didalam rumahnya ?

Ok lah kalo mereka bilang kerjaan elite politik, toh apa yg harus kita harapkan 
dari mereka? Boro-boro politisi (maaf lagi, pribumi) , sekaliber kwik kian gie, 
frans winata SH, etc aja gak ada nyali untuk ini. 
So, biarkan lahhemat obat darah tinggi.

kata orang bijak, berbuat sesuai kata hati toh? kalo hati anda gak sreg, kenapa 
harus dipaksakan.
* sorry kalo kalimat ini agak membingungkan...*

bagaimana selanjutnya terserah anda..

 
-
The fish are biting.
 Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles--Mas Grey

2007-05-23 Terurut Topik extrim_bluesky
 merupakan strategi yang simpel. kalo 
 memang 
  merasa berbeda, cukup keep on the mind, not in the behavior.
   
   saya pribadi masih belum bisa menerima 100% akulturasi budaya 
  tionghoa ke budaya lokal (aduh saya ga tau ini istilahnya tepat 
 apa 
  ga ya... ato lebih tepat asimilasi). saya masih menganggap 
  pelestarian budaya saya lebih penting daripada (misalnya) 
  keselamatan saya karena diancam mati kalo masih kekeuh memegang 
  adat. tapi, saya keep that in mind, dan tidak menekan behavior 
 saya 
  ke arah itu. saya tetap mau selamat juga kan semampu saya... 
  that's the part of survival in this world.
   
   Setiap kali saya mendengar jor-joran imlek di hotel mewah, 
  dihadiri presiden, tarian liong dimana mana, bahkan ada yang 
  memanipulasi barongsai untuk mengamen di restoran2 pinggir 
jalan, 
  saya lebih suka keadaan dimana orang tionghoa masih 
direpresi. 
  dengan kebebasan ini, rasanya lebih gamang. Sangatlah normal 
 secara 
  psikologi dimana kita merasakan represi kita akan bersatu, tapi 
  begitu ikatan itu longgar kita malah tercerai berai. 
   
   Apalagi saya sangat tidak suka dengan membanjirnya budaya-
  budaya baru dari RRC yang sekarang ini dibawa kembali ke 
 Indonesia 
  dengan label inilah budaya Tionghoa, kita 'dipaksa' harus 
 menyamakan 
  level kita yang lebih tradisional (dan sudah ada elemen 
 percampuran 
  dengan budaya setempat), dengan budaya RRC atau Taiwan yang 
  sekarang. Bangunan klenteng kita yang unik dan tidak ada lagi di 
 RRC 
  dipugar, dibongkar, dan dibikin semirip mungkin dengan bentuk 
 kuil2 
  di Taiwan atau RRC idih, kayak orang ga punya ktp aje, harus 
  minjem ktp orang lain.
   
   Patung-patung Buddha kuno yang kita miliki di klenteng-
klenteng, 
  digeser dengan patung-patung made in Taiwan busyet deh... 
kita 
  ini makanan empuk bagi pebisnis2 RRC ama Taiwan.
   Toh, pada akhirnya, tiap kali kita 'pulang kampung' ke Cina 
 sana, 
  kita tetap diberi identitas orang luar. saya rasa sebagian 
besar 
  orang RRC sekarang masih menganggap orang Tionghoa Indonesia 
 sebagai 
  mangsa empuk yang sangat konsumtif, banyak duit, dan rela 
  mengeluarkan duit berapa saja asal diterima sebagai 'saudara 
 dekat' 
  mereka. orang Taiwan malah cuma menganggap orang Tionghoa 
 Indonesia 
  entah sebagai tempat mencari 'istri' yang rajin dan bisa 
mengemong 
  anak dan tidak matre (alias gampang dikibulin), atau calon 
 pembantu 
  rumah tangga, ato yang kaya - investor karena anaknya banyak 
yang 
  disekolahkan disana untuk blajar mandarin. 
   
   some of us will do anything to be accepted by their 
  standard. pathetic...
   
   - Original Message 
   From: Herny heirnee@
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   Sent: Monday, May 21, 2007 10:23:42 AM
   Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 
di 
  Los Angeles
   
   Saya juga setuju dengan pendapat anda. Stereotipe orang 
tionghoa 
  disini 
   identik dengan punya uang banyak, sikap masa bodoh, dan 
 cenderung 
  eksklusif. 
   Sayangnya, hal ini ada benarnya juga, walaupun tidak 100%. 
 Apalagi 
   akhir-akhir ini sejak jaman Gus Dur, orang-orang tionghoa yang 
  selama ini 
   ditekan tiba-tiba diberikan kebebasan, yang timbul malah 
euforia 
  yang 
   berlebihan dan sibuk memamerkan identitas kecinaannya. 
   
   Sudah saatnya kita bersikap lebih peduli terhadap hal-hal 
 seperti 
  ini. 
   Marilah kita mencoba berpikir dengan jernih. Saat kita hanya 
mau 
  bergaul 
   dengan sesama etnis tionghoa, bukankah kita menjadi eksklusif? 
  Saat kita 
   merayakan imlek besar-besaran di hotel mewah, yang sebenarnya 
  tidak perlu, 
   ada berapa banyak orang Indonesia lain yang masih hidup 
miskin; 
  jika saya 
   menjadi mereka, tidakkah akan muncul rasa iri dan pikiran 
bahwa 
  orang Cina 
   kaya-kaya.
   -- deletedRecent Activity
23New Members
   Visit Your Group 
   SPONSORED LINKS
   Dan
   Indonesian
   Indonesian language course
   Indonesian language learn
   Yahoo! Mail
   Get it all!
   With the all-new
   Yahoo! Mail Beta
   Y! Messenger
   Want a quick chat?
   Chat over IM with
   group members.
   Y! GeoCities
   Share Photos
   Put your favorite
   photos online.. 
   
   
   
  
   
  
 
_
  ___Pinpoint customers who are looking for what you 
 sell. 
   http://searchmarketing.yahoo.com/
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
 





Re: Euphoria Budaya Tionghoa (RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles)

2007-05-23 Terurut Topik Tantono Subagyo
Neng Ully yang baik (emang baik karena tidak sakit, huhuhu)

Semua budaya harus dilestarikan, baik budaya tionghua indonesia maupun yang
datang lagi dari sono, budaya tionghua di sini sudah berkembang jauuuhh,
seperti gambang kromong etc, potehi, dls itu 'kan hampir punah, jadi kalo
mau melestarikan ya itu dulu lah, kalo kita sekarang mau merengkuh budaya
tionghua dengan melalap mentah-mentah yang datang dari RRC dan Taiwan, lha
nanti siapa yang mau melestarikan budaya tionghua yang berkembang disini ?.

Tapi memang aneh ya, Loo Kay baru saja makan semeja dengan Parakitri Tahi
Simbolon dari Gramedia, ybs cerita bahwa sebenarnya sumber awal sastra
Indonesia adalah bukan sastra Melayu tetapi sastra Baba yaitu keturunan
tionghua yang mulai dengan surat kabar dan terbitan buku jeman Belanda dulu
dengan bahasa Melayu Pasar atau Melayu Rendah, termasuk diantaranya genre
cerita silat : Boe Hiap, Gie Hiap, Kiam Hiap de el es.  Maka di jaman
euphoria ini Gramedia menerbitkan kembali buku seri sastra tionghua di jaman
belanda, seperti misalnya Bunga Roos dari Cikembang karangan Kwee Tek Hoay
(1927), tapi apa daya jualannya nyungsep, rencana buat 25 seri cuma sampai 9
sudah habis napas.  Jadi melestarikan yang mana dengan cara apa juga jadi
masalah.
Masalah cerita silat misalnya, karena nostalgila opa-opa kayak Loo Kay ini
maka penerbitan kembali memakai Hokkian (udah pasti ada yang beli), kalau
pakai pin yin, gambling juga, karena yang muda lebih gemar chicklit dan
Tiger Wong dan yang tua seperti saya otaknya sudah susah untuk transformasi
ke pinyin.
Tapi nggak usah bingung, tenaga kita 'kan terbatas, coba lestarikan satu
segmen saja kalau kita kerjakan dengan baik sudah lumayan kok.  Salam, Tan
Loo Kay


[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-23 Terurut Topik ulysee_me2
Debat??? Itu belum nyampe debat donk! Baru pemanasan. Ibaratnya mau 
tarung, belon melancarkan jurus, baru dorong-dorongan, wakakaka.

BTW, apakah Anda tidak tahu bahwa kalimat:
Ente sama sekali tidak menunjukkan simpati. dan 
Kalo ente jadi korban, gue pikir, ente ngga bakalan berani omong 
kayak begini, enteng banget kayak ga ada beban. 
juga termasuk Attack the person, not the argument alias ad hominem?

Huehuehuehue, hanya sekedar mengingatkan. 
Anda mau debat yang ikut aturan? tanpa logical fallacy? 
Boleh, ayuk! Udah lama cari sparring untuk descent fight. 
Cihuy!

Nah mau mulai darimana sekarang? 

1. Dari menentukan lapangan dulu ya. Anda berdiri di lapangan yang 
mana?
a. Yang menyatakan bahwa kerusuhan Mei 98 adalah kerusuhan rasial.
b. yang menyatakan bahwa kerusuhan Mei 98 adalah BUKAN kerusuhan 
rasial?

2. Menanggapi statement Anda: 
Gue pikir, isu rasial menjadi mencuat salah satunya akibat adanya
gang-raped, mengingat korbannya adalah gadis-gadis etnis tionghua. 
Mengapa kok yang kena gadis2 tersebut?
Hal ini kemudian diperkuat dengan posting salah seorang member 
disini yang berisi laporan dari UN.
Misfortune inilah yang membuat orang-orang bereaksi spontan, 
mendapatkan justifikasi bahwa kerusuhan tersebut berbau rasial. 

Saya setuju dengan pendapat yang ini. Isu kerusuhan rasial, menurut 
pengamatan saya,  baru mulai muncul setelah adanya kisah Vivian yang 
menyebar via internet. Yang, kalau ngga salah - boleh dibetulin 
kalau ada info lain - mulai beredar lewat dua minggu- hempir sebulan 
setelah kerusuhan.

Tapi itu bukan satu satunya justifikasi orang akan adanya kerusuhan 
rasial, yang biasanya dibawa-bawa adalah toko-toko milik Tionghoa 
yang kena jarah atau kena bakar. Melupakan bahwa hampir di setiap 
kerusuhan, yang kena jarah ya toko donk, masa mau jarah kantor pos. 
Bahwa pemiliknya tionghoa, ya lantaran orang tionghoa banyak 
berperan di sektor dagang/distribusi barang. Toh banyak juga toko 
milik pribumi yang kena rusak dan kena jarah. 

Tapi bukan berarti menutup kemungkinan ada pihak yang mencoba 
mendompleng untuk kepentingan pribadi, ikut menyebarkan isu RASIAL 
ini. Sebab, merebaknya kasus perkosaan, yang sampai sekarang saya 
percaya memang benar terjadi, kemudian secara sistematis dihembuskan 
dikipas-kipas. Nah, kenapa bisa ter-hembus secara sistematis, itu 
juga menarik untuk dibahas. 


*kok jadi ber saya-saya neh, biasanya cuek gue-elu...hehehehe* 

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Others [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wuah...
  
 Ternyata ngga guna deh debat ama ente. Ngga baca email saya dengan 
baik
 lagi. Kapan saya
 pernah TERIAK-TERIAK kalau ini adalah kerusuhan rasial? Gimana 
sih...Ente
 nuduh sembarangan aje.
 Kalau kehabisan argumen ya jangan begitu donk caranya...
  
 Awalnya, kupikir gue bisa memancing counter-argumen anda yang 
menarik.
 Statement ente 
 teoritis sekali, sok diplomatis dan keliatannya OK tapi 
implementasi dari
 ente punya statement ga 
 bakalan ada yang bisa melakukan, apalagi korban.
  
 Emang gampang buang beban dari masa lalu yang kelam? HeheKalo 
ente jadi
 korban,
 gue pikir, ente ngga bakalan berani omong kayak begini, enteng 
banget kayak
 ga ada beban.
  
 Kalau mau nulis flame email ya ngga papa, sah-sah aja, cuman yang 
bagus
 dong.
 (Wih...bakal ente counter deh, dengan berkata, emang tulisan loe 
bagus,
 bung others?. Hehehe...).
 Aturan dalam berdebat adalah, Attack the argument, not the 
person..
 Because when you do, it is 
 considered as a personal attack. Be warned.
  
 Gue pikir, isu rasial menjadi mencuat salah satunya akibat adanya
 gang-raped, mengingat korbannya 
 adalah gadis-gadis etnis tionghua. Mengapa kok yang kena gadis2 
tersebut?
 Hal ini kemudian diperkuat 
 dengan posting salah seorang member disini yang berisi laporan 
dari UN.
 Misfortune inilah yang membuat 
 orang-orang bereaksi spontan, mendapatkan justifikasi bahwa 
kerusuhan
 tersebut berbau rasial. 
 Dengan kata lain, Ngono yo ngono mung ojo ngono.. 
  
 Sampai sekarang, kasus ini kan gelap, mirip kentut, you cannot 
see but you
 can smell. 
 Who did it? No one know.
  
  
  
 Just another my flame emails for today...
 
 
   _  
 
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ulysee
 Sent: Rabu, Mei, 23 2007 10:48
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: RE: [budaya_tionghua] Peringatan Tragedi Mei 98 di Los 
Angeles
 
 
 
 Hehehehe, baru dibilang cengeng aja udah sengit. 
 
 CENGENG Itu kalu teriak RASIAL-RASIAL melulu! Seperti kamu. Weks! 
 
 Masa lalu bisa jadi beban, kalau dianggap sebagai beban, 
 yang digembol terus terusan tidak mau dilepaskan. 
 Beban itu bisa dilepaskan, kalau mau melihat jauh ke depan, 
 Dan masalalu sebagai pembelajaran, bukan sekedar beban. 
 
 Nah, kalau mau melangkah, pertama-tama lepasin beban rasial itu 
dulu. 
 
 Kenapa kata rasial itu gue anggap beban?
 Sebab selama di kepala membawa-bawa  rasial 
 Ini masalah nggak akan bisa maju kemana-mana. 
 
 Akan mandek 

[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles -- ABS

2007-05-23 Terurut Topik ulysee_me2
Waaa CURNGGG !

Nggak OOT donk kalau masih dihubungkan sama MEI 98. 
Lagian juga ngga ada larangan ngomongin politik, sebab katanya 
politik bagian dari budaya, dan punya pengaruh sama tionghoa 
Indonesia. Hihihihi.

Kyahahahaha, gitu deh, kalau garis batas nya abu abu, jadi bingung. 

Okeh kalau gitu ga usah omong Malari de el el, Ngomong Mei 98 aja, 

Gimana bisa dianggap Kerusuhan Mei 98 itu sebagai Kerusuhan yang 
direkayasa untuk mempertahankan kekuasaan itu pegimana teorinya?

Kalau ada yang bilang itu OOT, gue mau nuntut semua judul PERINGATAN 
TRAGEDI MEI 98 dicabut dari milis ini, hehehee.

Mau ngomongin puisi terjemahan zhou-xiong, boleh, di judul lain 
dunks, ah.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 - Original Message - 
 From: Ulysee 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, May 23, 2007 12:31 PM
 Subject: RE: [budaya_tionghua] Peringatan Tragedi Mei 98 di Los 
Angeles
 
  Cerita dunks, waktu Malari gimana?
  Di lapangan Banteng kayak apa?
  Pembajakan Woyla juga gue baru denger sekarang, ntar gue google 
ah.
  Bom Stupa Borobudur bisa mempertahankan kekuasaan? 
  Gemana tuh ceritanya tuh? Kayaknya seru tuh. 
  Kerusuhan yang direkayasa untuk mempertahankan kekuasaan itu 
  pegimana teorinya?
 
 ---
 
 He he he... panjang tuh ngomonginnya.
 Walau menarik, tetapi OOT lah sama milis budaya tionghoa ini.
 
 Di sini lebih asyik ngomongin puisi terjemahan Tjio-heng aja ah...
 
 Wasalam.





Euphoria Budaya Tionghoa (RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles)

2007-05-23 Terurut Topik ulysee_me2

Lookay, 
berhubung kayaknya sekarang banyak yang euphoria sama budaya yang 
impor punya. Gue mau fokus sama budaya yang nyaris punah aje deh. 
Tapi tolong kasi pencerahan dunks, 
selain gambang kromong, wayang potehi, kebaya encim, apa lagi 
akulturasi dua budaya yang masih bisa dipertahankan?

mau bikin LIST nih, untuk bikin peta, apa lagi yang bisa dilakukan 
untuk mempertahankan budaya yang ada. 

sambil mencoba menyerap yang impor untuk memperkembangkan budaya 
yang ada gitchu lhooohhh. 

sebelum terlambat sisa tinggal sepetak kayak candranaya hiks.



Akhirnya gue memilih budaya yang bisa gue nikmati aje deh, hehehe. 


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Neng Ully yang baik (emang baik karena tidak sakit, huhuhu)
 
 Semua budaya harus dilestarikan, baik budaya tionghua indonesia 
maupun yang
 datang lagi dari sono, budaya tionghua di sini sudah berkembang 
jauuuhh,
 seperti gambang kromong etc, potehi, dls itu 'kan hampir punah, 
jadi kalo
 mau melestarikan ya itu dulu lah, kalo kita sekarang mau merengkuh 
budaya
 tionghua dengan melalap mentah-mentah yang datang dari RRC dan 
Taiwan, lha
 nanti siapa yang mau melestarikan budaya tionghua yang berkembang 
disini ?.
 
 Tapi memang aneh ya, Loo Kay baru saja makan semeja dengan 
Parakitri Tahi
 Simbolon dari Gramedia, ybs cerita bahwa sebenarnya sumber awal 
sastra
 Indonesia adalah bukan sastra Melayu tetapi sastra Baba yaitu 
keturunan
 tionghua yang mulai dengan surat kabar dan terbitan buku jeman 
Belanda dulu
 dengan bahasa Melayu Pasar atau Melayu Rendah, termasuk 
diantaranya genre
 cerita silat : Boe Hiap, Gie Hiap, Kiam Hiap de el es.  Maka di 
jaman
 euphoria ini Gramedia menerbitkan kembali buku seri sastra 
tionghua di jaman
 belanda, seperti misalnya Bunga Roos dari Cikembang karangan Kwee 
Tek Hoay
 (1927), tapi apa daya jualannya nyungsep, rencana buat 25 seri 
cuma sampai 9
 sudah habis napas.  Jadi melestarikan yang mana dengan cara apa 
juga jadi
 masalah.
 Masalah cerita silat misalnya, karena nostalgila opa-opa kayak Loo 
Kay ini
 maka penerbitan kembali memakai Hokkian (udah pasti ada yang 
beli), kalau
 pakai pin yin, gambling juga, karena yang muda lebih gemar 
chicklit dan
 Tiger Wong dan yang tua seperti saya otaknya sudah susah untuk 
transformasi
 ke pinyin.
 Tapi nggak usah bingung, tenaga kita 'kan terbatas, coba 
lestarikan satu
 segmen saja kalau kita kerjakan dengan baik sudah lumayan kok.  
Salam, Tan
 Loo Kay
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-22 Terurut Topik greysia susilo junus
Betul kata Herny-moay kalo kita tidak jor-joran mengenai etnik sendiri... 
maka kita akan hidup lebih mudah dimanapun. meminimalisasi perbedaan merupakan 
strategi yang simpel. kalo memang merasa berbeda, cukup keep on the mind, not 
in the behavior.

saya pribadi masih belum bisa menerima 100% akulturasi budaya tionghoa ke 
budaya lokal (aduh saya ga tau ini istilahnya tepat apa ga ya... ato lebih 
tepat asimilasi). saya masih menganggap pelestarian budaya saya lebih penting 
daripada (misalnya) keselamatan saya karena diancam mati kalo masih kekeuh 
memegang adat. tapi, saya keep that in mind, dan tidak menekan behavior saya ke 
arah itu. saya tetap mau selamat juga kan semampu saya... that's the part 
of survival in this world.

Setiap kali saya mendengar jor-joran imlek di hotel mewah, dihadiri presiden, 
tarian liong dimana mana, bahkan ada yang memanipulasi barongsai untuk mengamen 
di restoran2 pinggir jalan, saya lebih suka keadaan dimana orang tionghoa masih 
direpresi. dengan kebebasan ini, rasanya lebih gamang. Sangatlah normal 
secara psikologi dimana kita merasakan represi kita akan bersatu, tapi begitu 
ikatan itu longgar kita malah tercerai berai. 

Apalagi saya sangat tidak suka dengan membanjirnya budaya-budaya baru dari 
RRC yang sekarang ini dibawa kembali ke Indonesia dengan label inilah budaya 
Tionghoa, kita 'dipaksa' harus menyamakan level kita yang lebih tradisional 
(dan sudah ada elemen percampuran dengan budaya setempat), dengan budaya RRC 
atau Taiwan yang sekarang. Bangunan klenteng kita yang unik dan tidak ada lagi 
di RRC dipugar, dibongkar, dan dibikin semirip mungkin dengan bentuk kuil2 di 
Taiwan atau RRC idih, kayak orang ga punya ktp aje, harus minjem ktp orang 
lain.

Patung-patung Buddha kuno yang kita miliki di klenteng-klenteng, digeser dengan 
patung-patung made in Taiwan busyet deh... kita ini makanan empuk bagi 
pebisnis2 RRC ama Taiwan.
Toh, pada akhirnya, tiap kali kita 'pulang kampung' ke Cina sana, kita tetap 
diberi identitas orang luar. saya rasa sebagian besar orang RRC sekarang 
masih menganggap orang Tionghoa Indonesia sebagai mangsa empuk yang sangat 
konsumtif, banyak duit, dan rela mengeluarkan duit berapa saja asal diterima 
sebagai 'saudara dekat' mereka. orang Taiwan malah cuma menganggap orang 
Tionghoa Indonesia entah sebagai tempat mencari 'istri' yang rajin dan bisa 
mengemong anak dan tidak matre (alias gampang dikibulin), atau calon pembantu 
rumah tangga, ato yang kaya - investor karena anaknya banyak yang disekolahkan 
disana untuk blajar mandarin. 

some of us will do anything to be accepted by their standard. 
pathetic...

- Original Message 
From: Herny [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Monday, May 21, 2007 10:23:42 AM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

Saya juga setuju dengan pendapat anda. Stereotipe orang tionghoa disini 
identik dengan punya uang banyak, sikap masa bodoh, dan cenderung eksklusif. 
Sayangnya, hal ini ada benarnya juga, walaupun tidak 100%. Apalagi 
akhir-akhir ini sejak jaman Gus Dur, orang-orang tionghoa yang selama ini 
ditekan tiba-tiba diberikan kebebasan, yang timbul malah euforia yang 
berlebihan dan sibuk memamerkan identitas kecinaannya. 

Sudah saatnya kita bersikap lebih peduli terhadap hal-hal seperti ini. 
Marilah kita mencoba berpikir dengan jernih. Saat kita hanya mau bergaul 
dengan sesama etnis tionghoa, bukankah kita menjadi eksklusif? Saat kita 
merayakan imlek besar-besaran di hotel mewah, yang sebenarnya tidak perlu, 
ada berapa banyak orang Indonesia lain yang masih hidup miskin; jika saya 
menjadi mereka, tidakkah akan muncul rasa iri dan pikiran bahwa orang Cina 
kaya-kaya.
-- deletedRecent Activity
 23New Members
Visit Your Group 
SPONSORED LINKS
Dan
Indonesian
Indonesian language course
Indonesian language learn
Yahoo! Mail
Get it all!
With the all-new
Yahoo! Mail Beta
Y! Messenger
Want a quick chat?
Chat over IM with
group members.
Y! GeoCities
Share Photos
Put your favorite
photos online.. 



   
Pinpoint
 customers who are looking for what you sell. 
http://searchmarketing.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-22 Terurut Topik Azura-Mazda
Hello Ulysee, 
   
  numpang tanya ya. itu pernyataan
bahwa kerusuhan MEI 98 adalah
kerusuhan yang ditujukan untuk
menggulingkan pemerintahan dapet analisa
dari mana?! indikasinya apa? dan
oleh siapa?! 
   
  dan itu, pernyataan bahwa kebanyakan 
korban jiwa BUKAN dari suku Tionghoa 
dapet data dari mana? ELo riset sendiri?! 
saya tidak dapet berapa korban jiwa
Tionghoa. saya cuma dapet data korban
dari TGPF.  
   
  Nih, hasil laporan TGPF. baca ya, gua
lampiran paragrafnya:
   
  Kekerasan seksual dalam kerusuhan Mei 
1998 terjadi di dalam rumah, di jalan dan 
di tempat usaha. Mayoritas kekerasan 
seksual terjadi di dalam rumah/bangunan. 
TGPF juga menemukan bahwa sebagian besar 
kasus perkosaan adalah gang rape, di mana 
korban diperkosa oleh sejumlah orang 
secara bergantian pada waktu yang sama 
dan di tempat yang sama. Kebanyakan 
kasus perkosaan juga dilakukan di hadapan 
orang lain. Meskipun korban kekerasan 
seksual tidak semuanya berasal dari etnis 
Cina, namun sebagian besar kasus kekerasan 
seksual dalam kerusuhan Mei l998 lalu d
iderita oleh perempuan dari etnis Cina. 
Korban kekerasan seksual ini pun 
bersifat lintas kelas sosial. 
   
  ada lagi nih laporan TGPF:
   
  1. Kerugian Material: 
Adalah kerugian bangunan, seperti 
toko, swalayan, atau rumah yang dirusak, 
termasuk harta benda berupa mobil, sepeda 
motor, barang-barang dagangan dan barang-barang 
lainnya yang dijarah dan/atau dibakar massa. 
Temuan tim menunjukkan bahwa korban material 
ini bersifat lintas kelas sosial, tidak 
hanya menirnpa etnis Cina, tetapi juga warga 
lainnya. Namun yang paling banyak menderita 
kerugian material adalah dari etnis Cina. 
   
  TAPI menarik sekali pernyataan ULysee tentang
Kerusuhan MEI 98 adalah kerusuhan yang
ditujukan untuk menggulingkan pemerintahan. 
  ajaib, bisa jabarkan lebih dalam?! 
   
  ini diskusi kita tentang Kerusuhan Mei 98
yang belum sampe tuntas di milis Komunitas
Tionghoa beberapa waktu yang lalu. sayangnya,
gue gak pernah dapet alasan/argumen dari
Ulysee yang selalu mengatakan bahwa 
kerusuhan Mei 98 adalah kerusuhan untuk
menggulingkan pemerintah Orde Baru:
  
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear Ulysee yang baik, 
 
whooa...kamu baik deh udah mensistematiskan tulisan saya. thanks lho. bacanya 
jadi lebih ringkas dan padat. kamu hebat bisa meringkas sedemikian rupa. 
bener-bener tipe sequel kongkrit. gak kayak gua yang random abstrak. 
 
mari kita analisa lebih jauh tentang Mei 98. peristiwa bandung nanti saja kita 
bahas. tapi sekedar info singkat, Soekarno menangkap beberapa pelaku aksi 
rasialis. diantaranya Muslimin Nasution dan Siswono Yudohusodo. baru dilepas 
saat Harto berkuasa dan Bung Karno jatuh. 
 
siapakah kelompok yang menginginkan Harto jatuh?
 
1. Muslim radikal golongan Tanjung Priok. 
2. Pro-Demokrasi. 
3. USA4. Mahasiswa
5. CSIS
6. sebagian tentara 
7. masyrakat madani
8. NGO9. Kalangan bisnis
10. rakyat miskin yang semakin miskin karena anak-anak Harto mulai ganas. 
 
siapakah pendukung Harto?
1. ICMI
2. Islam binaan harto
3. sebagian faksi militer 
4. keluarga cendana
5. pebisnis sekitar keluarga cendana. 
6. Kroni yang diuntungkan harto dan sama berdosanya dengan cendana
 
siapa yang paling diuntungkan dengan kejatuhan Harto:
1. Habibi
2. ICMI
 
analisa liar saya begini:
 
USA merupakan otak dibalik kejatuhan Soekarno dan kenaikan Harto. sepanjang 
karirnya, Harto selalu diback up oleh USA dan IGGI. ngutang kerjaannya plus 
bunuhi rakyatnya sendiri. 
 
di Mei 98, USA beri order dan warning bahwa Harto harus mundur. 
 
kelompok-kelompok anti Harto menyambut ini dengan baik. sekalipun, di antara 
kelompok-kelompok itu ada yang anti USA juga tetapi pada saat itu keinginan USA 
bertemu dengan kepentingan kalangan anti harto. 
 
kalangan Tanjung Priok anti USA, tapi tetap sambut warning USA untuk jatuhkan 
Harto. Gus Dur jelas anti USA, begitu juga dengan beberapa mahasiswa radikal 
anti USA. 
 
Habibie yang sebenarnya boneka Harto melihat tawaran USA ini sebagai kesempatan 
dia untuk jadi presiden. apalagi saat Harto bikin Habibie sakit hati dengan 
statemen Pak Harto yang meragukan kualitas Habibie untuk jadi presiden. ICMI 
mengira kalao Habibie bisa jadi presiden maka kekuasaan mereka akan tambah 
besar. 
 
sebagai boss besar, USA cuma perlu kasih satu statemen. anak buah 
berlomba-lomba berkreatifitas untuk memenuhi tuntutan boss.
 
persis sama ketika Harto berkuasa. doi cuma bilang bereskan. lantas si 
Kopassus menerjemahkan bereskan itu bisa jadi bunuh, perkosa, babat, karungin 
dsb. 
 
kalangan pro dem dan mahasiswa menekan dengan pengumpulan massa. Harto mulai 
basa-basi ketika di luar negeri. rencananya akan mundur sekitar tanggal 28 Mei. 
karena Harto udah ngitung kalo dia gak bakalan bisa bertahan lama. ketika 
kabinet reformasi dagelan a la Harto dilaunching malah disambut dengan 
mundurnya beberapa menteri anak buah paling loyal harto. 
 
TNI pun terbelah. kekuataan harto makin lemes aja. 
 
Wiranto dan SBY saat itu berpihak ke Habibie. menurut 

[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles--Mas Grey

2007-05-22 Terurut Topik extrim_bluesky
Mas Greysia yb, 

saya tanya dikit ya:

1. kapan ada pesta-imlek jor-joran
di hotel mewah seperti yang pernah anda
dengar?! 

2. ada apa dgn tarian Liong yang anda
katakan ada di mana-mana? gak bole ya?
di mana aja ada tarian Liong  Barong?
apa mereka mengganggu ketertiban umum?

3. Siapa yg memaksa kita menyamakan 
level kita dgn budaya RRT  Taiwan? 
memangnya apa aja bedanya? kan asal budaya
Tenglang kita itu dari Zhongquo. 

4. Bangunan kelenteng kita yang unik dan
tidak ada lagi di RRT? itu artinya apa?
maksudnya apa? 

5. Kapan ada kasus Bio dibongkar, dipugar
 dibuat semirip mungkin dgn bentuk kuil-kuil
di RRT  Taiwan. anda bisa sebut contoh
kasus  nama Bio-nya? harusnya gimana?
bentuk kuil khas Tionghoa di Indonesia 
itu seperti apa?? apa gentengnya pake 
anyaman daun kelapa spt atap istana pagar
ruyung?? 

6. banjir budaya baru dari RRT itu contohnya
apa toch Mas? saya ndak ngerti. apa aja sih
yang anda maksud dengan budaya baru dari RRT
itu??

7. patung-patung made in RRT?? apa aja? harus
beli di mana? apa di Tulungagung ada industri
kerajinan lempung, logam, kayu yang bikin patung
kongco, budha, kwan im, kwan kong dsb?? 

sori nih banyak tanya Mas Grey. tapi sungguh
saya gak ngerti deh. thanks..

best regards, 
Kenken


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, greysia susilo junus 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Betul kata Herny-moay kalo kita tidak jor-joran mengenai etnik 
sendiri... maka kita akan hidup lebih mudah dimanapun. 
meminimalisasi perbedaan merupakan strategi yang simpel. kalo memang 
merasa berbeda, cukup keep on the mind, not in the behavior.
 
 saya pribadi masih belum bisa menerima 100% akulturasi budaya 
tionghoa ke budaya lokal (aduh saya ga tau ini istilahnya tepat apa 
ga ya... ato lebih tepat asimilasi). saya masih menganggap 
pelestarian budaya saya lebih penting daripada (misalnya) 
keselamatan saya karena diancam mati kalo masih kekeuh memegang 
adat. tapi, saya keep that in mind, dan tidak menekan behavior saya 
ke arah itu. saya tetap mau selamat juga kan semampu saya... 
that's the part of survival in this world.
 
 Setiap kali saya mendengar jor-joran imlek di hotel mewah, 
dihadiri presiden, tarian liong dimana mana, bahkan ada yang 
memanipulasi barongsai untuk mengamen di restoran2 pinggir jalan, 
saya lebih suka keadaan dimana orang tionghoa masih direpresi. 
dengan kebebasan ini, rasanya lebih gamang. Sangatlah normal secara 
psikologi dimana kita merasakan represi kita akan bersatu, tapi 
begitu ikatan itu longgar kita malah tercerai berai. 
 
 Apalagi saya sangat tidak suka dengan membanjirnya budaya-
budaya baru dari RRC yang sekarang ini dibawa kembali ke Indonesia 
dengan label inilah budaya Tionghoa, kita 'dipaksa' harus menyamakan 
level kita yang lebih tradisional (dan sudah ada elemen percampuran 
dengan budaya setempat), dengan budaya RRC atau Taiwan yang 
sekarang. Bangunan klenteng kita yang unik dan tidak ada lagi di RRC 
dipugar, dibongkar, dan dibikin semirip mungkin dengan bentuk kuil2 
di Taiwan atau RRC idih, kayak orang ga punya ktp aje, harus 
minjem ktp orang lain.
 
 Patung-patung Buddha kuno yang kita miliki di klenteng-klenteng, 
digeser dengan patung-patung made in Taiwan busyet deh... kita 
ini makanan empuk bagi pebisnis2 RRC ama Taiwan.
 Toh, pada akhirnya, tiap kali kita 'pulang kampung' ke Cina sana, 
kita tetap diberi identitas orang luar. saya rasa sebagian besar 
orang RRC sekarang masih menganggap orang Tionghoa Indonesia sebagai 
mangsa empuk yang sangat konsumtif, banyak duit, dan rela 
mengeluarkan duit berapa saja asal diterima sebagai 'saudara dekat' 
mereka. orang Taiwan malah cuma menganggap orang Tionghoa Indonesia 
entah sebagai tempat mencari 'istri' yang rajin dan bisa mengemong 
anak dan tidak matre (alias gampang dikibulin), atau calon pembantu 
rumah tangga, ato yang kaya - investor karena anaknya banyak yang 
disekolahkan disana untuk blajar mandarin. 
 
 some of us will do anything to be accepted by their 
standard. pathetic...
 
 - Original Message 
 From: Herny [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Monday, May 21, 2007 10:23:42 AM
 Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di 
Los Angeles
 
 Saya juga setuju dengan pendapat anda. Stereotipe orang tionghoa 
disini 
 identik dengan punya uang banyak, sikap masa bodoh, dan cenderung 
eksklusif. 
 Sayangnya, hal ini ada benarnya juga, walaupun tidak 100%. Apalagi 
 akhir-akhir ini sejak jaman Gus Dur, orang-orang tionghoa yang 
selama ini 
 ditekan tiba-tiba diberikan kebebasan, yang timbul malah euforia 
yang 
 berlebihan dan sibuk memamerkan identitas kecinaannya. 
 
 Sudah saatnya kita bersikap lebih peduli terhadap hal-hal seperti 
ini. 
 Marilah kita mencoba berpikir dengan jernih. Saat kita hanya mau 
bergaul 
 dengan sesama etnis tionghoa, bukankah kita menjadi eksklusif? 
Saat kita 
 merayakan imlek besar-besaran di hotel mewah, yang sebenarnya 
tidak perlu, 
 ada berapa

[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 ulah Soeharto

2007-05-22 Terurut Topik extrim_bluesky
Dear Ulysee yb, 

saya kira kerusuhan Mei 98 adalah Ulah
Soeharto untuk mempertahankan kekuasaannya. 
seperti yang dikatakan AHmad Bukhari
Saleh, saya setuju. Harto berkali-kali
menggunakan manuver sejenis untuk mempertahankan
kekuasaannya. sejarah juga mencatat rangkaian
kerusuhan rasialis yang pernah terjadi di RI. 

Di bulan Mei 1963, terjadi kerusuhan anti-tenglang 
di Bandung. kerusuhan dimotori oleh mahasiswa-mahasiswa 
ITB. beberapa pendapat mengatakan bahwa Masyumi 
dan PSI berada dibalik gerakan mahasiswa ITB. 
 
berpuluh tahun kemudian, file CIA dibuka. Amerika 
membuka perannya dalam gerakan anti-tenglang 63 di 
Bandung. yaitu sebagai konseptor, perancang skenario 
mungkin juga sebagai penyandang dana. sedangkan 
eksekutornya adalah adalah mahasiswa ITB pro Masyumi 
dan PSI, kedua partai yang baru saja dibubarkan oleh 
Soekarno karena terlibat pemberontakan PRRI/Permesta. 
 
lalu terjadi kerusuhan serupa di tahun 98 
dibulan yang sama. Dr. Syahrir menyebut kerusuhan 
Mei 98 sebagai kerusuhan dengan intensitas 
kekejian lebih hebat dibandingkan kerusuhan 
anti-tenglang di Bandung 63. 
 
seribu lebih orang mati. 200 perempuan tionghoa 
diperkosa rame-rame. rumah-rumah tenglang dibakar. 
toko-toko tenglang dirampok sekaligus dibakar. 
di toko dan rumah pribumi tertulis MILIK PRIBUMI 
atau MILIK HAJI PRIBUMI. 
 
sampai saat ini, tidak ada satu pun penjahat 
pelaku kerusuhan ditangkap. let alone diadili. 
otak dari kerusuhan tak pernah diketahui. tidak 
ada satu pun jenderal yang mengundurkan diri 
karena tidak mampu menjaga keamanan ibukota dan 
negara. hanya Jenderal Prabowo yang dicopot 
oleh Habibie. 
 
beberapa kalangan menuduh USA sebagai dalang. 
sekalipun tanpa alur yang jelas apalagi bukti-bukti 
tertulis dan pengakuan dari pejabat inteligen 
atau kedutaan USA. 
 
orang-orang ini hendak menyalahkan pihak asing 
sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab 
terhadap kerusuhan anti-tenglang. sepenuhnya 
mengabaikan dan bersikap apologetik terhadap 
para eksekutor pribumi yang menjalankan aksi 
anarkis. dengan pembelaan bahwa para eksekutor 
itu hanyalah pion-pion. padahal, dalam kasus 
korupsi yang melibatkan banyak tingkatan jabatan 
maka si pejabat paling rendah tetap akan diseret 
ke meja hijau untuk mempertanggung jawabkan 
perbuatan jahatnya. setelah itu, pejabat 
lebih tinggi dan terus sampai puncak yang 
paling bertanggung jawab atas perbuatan korupsi. 
 
logika yang sama harusnya diterapkan untuk 
kerusuhan yang lebih keji seperti kerusuhan 
Mei 98. 
 
saya mengira JENDERAL PRABOWO adalah pihak yang 
paling punya kemungkinan untuk berperan sebagai 
otak dibalik kerusuhan Mei 98. 
 
USA memang berperan sangat penting dalam usaha 
mendongkel Soeharto. dibantu oleh CSIS dan 
kalangan pro demokrasi. mahasiswa adalah pion-pion 
yang digunakan sebagai pressure force. tetapi 
gugatan agar Soeharto mundur berbeda dengan 
gerakan bakar-bakaran dan rampok-rampokan di Mei 98. 
 
Prabowo MUNGKIN punya pikiran bahwa untuk 
meredam demonstrasi mahasiswa yang meminta 
Pak Harto mundur dengan menciptakan chaos. 
agar pihak militer punya alasan untuk menerapkan 
situasi darurat perang atau SOB. dipilihlah 
Tenglang sebagai korban. karena Tenglang 
tidak pernah dianggap sebagai bagian dari 
masyarakat pribumi dan tidak memiliki pasukan 
paramiliter dan senjata untuk melawan. 
 
apabila SOB ini keluar, maka Harto atau 
Prabowo atau pihak-pihak militer akan punya 
otoritas membungkam mahasiswa, menangkap 
tokoh-tokoh pro-demokrasi spt Gus Dur, 
Megawati, Amien Rais dsb. sehingga selamatlah 
kekuasaan Pak Harto dari gugatan-gugatan 
dan arus demokrasi pada saat itu. 
 
tetapi skenario penyelamatan kekuasaan 
Orde Baru ini ternyata gagal. entah bagaimana 
caranya tetapi ternyata Pak Harto tetap 
berhasil dijatuhkan. nah, sebab kegagalan upaya 
mengeluarkan SOB itu harus dicari. 
 
indikasi adanya usaha menyelamatkan diri 
dari Pak Harto dapat ditemukan lewat 
pengakuan Jenderal Wiranto yang mengaku 
diinstruksikan oleh Pak Harto untuk 
membentuk suatu badan keamanan a la 
KOPKAMTIB di saat pak Harto hendak membantai 
orang-orang PKI dan pengikut Soekarno. 
 
kelompok pro-demokrasi yang didukung 
oleh USA tidak memiliki motif mengembangkan 
kerusuhan anti-tenglang guna mendongkel 
Pak Harto. kekuataan mahasiswa yang 
berhasil menduduki gedung DPR/MPR sudah 
cukup untuk membuat pak Harto jatuh 
dari kursi kekuasaan. 
 
tanpa adanya kerusuhan anti-tenglang 
Mei 98, Pak Harto tetap akan jatuh 
apabila mahasiswa dan tokoh-tokoh publik 
seperti gus dur, amien rais, megawati, 
Cak Nur dsb tetap melakukan demonstrasi 
yang berakibat pada berhentinya 
kegiatan ekonomi negara. 
 
kalau sudah begini, buat apalagi 
mahasiswa, kalangan pro demokrasi 
dan USA melancarkan sebuah kerusuhan 
anti-tenglang dengan korban sedemikian 
besar dan hanya mencoreng nama baik 
dan martabat NKRI di mata internasional??? 
 
para mahasiswa dan para tokoh masyarakat 
itu mencintai Indonesia. mereka tidak 
akan melakukan sesuatu 

[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98

2007-05-21 Terurut Topik Ray Indra
Dear Friends,

Sekedar masukan...

Mohon dengan sangat, berhati-hatilah untuk menuduh 'pelaku
non-Tionghoa' yang melakukan tindakan kekerasan dalam peristiwa Mei.
Maksud hati ingin menuduh pelakunya, tapi terkadang, mungkin tanpa
sadar, kita dapat menyinggung perasaan etnis lain, ratusan juta
jumlahnya, yang sebenarnya tidak tahu apa-apa, bahkan banyak yang
menolong warga Tionghoa saat itu.

Dengan demikian, tanpa kita sadari, kita telah masuk perangkap para
dalang yang memang ingin mengadu-domba etnis. 
Waspadalah... waspadalah...!

Saya ada di sana saat itu (tinggal di Jl. Pembangunan, persis di depan
Gajah Mada), dan adik saya ikut di dalam demo Trisakti saat itu. 
Saya mempunyai beberapa kenangan yang tak akan terlupakan:

1) Saat ruko2 di Gajah Mada sudah dijarah (seperti toko buah Lucky,
dll) ada yang mengajak seorang bapak untuk turut mengambil buah. 
Si bapak itu menjawab, tidak nak, itu dosa.
Luar biasa bukan, di saat setan sudah merajalela, orang mengambil TV,
komputer, dll, bapak itu tetap kukuh dengan hati nuraninya yang
mengatakan mencuri itu dosa, meskipun cuma sebutir mangga.

2) Para pemuda dari gang kami bersatu (segala etnis) menjaga jalan
masuk, agar gerombolan perusuh tidak dapat masuk. Yang laki-laki di
depan jalan (sampai ke tepi Gajah Mada), yang perempuan berkumpul
sambil memegang senjata apapun - tongkat, kayu, pisau dapur, air
panas. Pada malam 14 dan 15 Mei kami sudah siap akan segalanya -
termasuk mati membela diri dan keluarga.

3) Saat perusuh sudah melempari Roxy Mas, tempat istri (waktu itu
pacar) saya bekerja, ia berhasil keluar dibantu tukang bajaj, yang
mengatakan non nunduk saja ya, saya akan terobos. Dan memang ia
menerobos hiruk pikuk kegilaan itu dan mengantar istri dengan selamat. 

Dan masih banyak kisah nyata lain, yang membuktikan kemuliaan manusia,
apapun etnisnya. Justru di tengah kesusahan, kita bisa melihat
keagungan sejati manusia. 


Saya tidak tahu bagaimana kerusuhan itu di skala nasional, tapi yang
saya tahu, banyak Tionghoa selamat, karena dibela oleh pribumi.
Benar ada non-Tionghoa yang mungkin membenci Tionghoa (mungkin
iri/memanfaatkan keadaan) tapi jauh lebih banyak yang melihat Tionghoa
sebagai sesama manusia. 

Janganlah, karena nila setitik, merusak persatuan bangsa.

Salam!







RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-21 Terurut Topik Herny
Saya juga setuju dengan pendapat anda. Stereotipe orang tionghoa disini 
identik dengan punya uang banyak, sikap masa bodoh, dan cenderung eksklusif. 
Sayangnya, hal ini ada benarnya juga, walaupun tidak 100%. Apalagi 
akhir-akhir ini sejak jaman Gus Dur, orang-orang tionghoa yang selama ini 
ditekan tiba-tiba diberikan kebebasan, yang timbul malah euforia yang 
berlebihan dan sibuk memamerkan identitas kecinaannya. 

Sudah saatnya kita bersikap lebih peduli terhadap hal-hal seperti ini. 
Marilah kita mencoba berpikir dengan jernih. Saat kita hanya mau bergaul 
dengan sesama etnis tionghoa, bukankah kita menjadi eksklusif? Saat kita 
merayakan imlek besar-besaran di hotel mewah, yang sebenarnya tidak perlu, 
ada berapa banyak orang Indonesia lain yang masih hidup miskin; jika saya 
menjadi mereka, tidakkah akan muncul rasa iri dan pikiran bahwa orang Cina 
kaya-kaya. Contoh lain, dengan kita mengimpor barang-barang murah dari Cina; 
makanan, buah, baju, dsb; ada berapa petani dan pengusaha pribumi yang 
bangkrut karena tidak mampu bersaing dan akhirnya menyalahkan semua orang 
Cina termasuk yang di Indonesia. Hal-hal seperti jika tertimbun selama 
bertahun-tahun, dengan sedikit provokasi saja, tidakkah akan mengulangi 
tragedi Mei 98?
 
Teman-teman, sebelumnya saya mohon maaf, tolong jangan salah paham terhadap 
apa yang barusan saya katakan. Saya sendiri adalah etnis Tionghoa dan saya 
sangat menghargai budaya tionghoa, saya mengagumi bangunan Kota Terlarang yg 
bisa benar-benar simetris, tembok cina yang begitu panjang, saya suka minum 
teh cina, saya suka nonton F4 dan dengar lagu cina, dan saya juga mengalami 
diskriminasi tapi hal itu tidak merubah kenyataan bahwa saya adalah orang 
Indonesia, yang lahir dan tinggal di Indonesia, dan karenanya juga harus 
peduli dengan kondisi bangsa ini

 


-Original Message-
From: Others [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 21 May 2007 08:52:35 +0700
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles


Saya kutip tulisan anda:
===
kerusuhan mei 98 yang identik dengan etnis tionghoa adalah sebagai
implementasi dari sifat individualis etnis tionghoa di Indonesia, karena
sifatnya yang individualis inilah membuat etnis tionghoa sering menjadi
korban kerusuhan ataupun pemalakan. yang penting aku nggak kena yang sudah
ya sudah...begitu seterusnya.
===
Bung Jimmy, saya tidak dapat lebih setuju lagi dengan statement anda
tersebut.

Saya tidak tahu apakah anda dari etnis tionghua, tetapi tulisan anda sungguh
mengena dan sedikit banyak mencerminkan sikap dari hwa-ren di Indonesia
(khususnya 
kesan yang saya dapatkan melalui hari-hari kehidupan saya disini). 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98

2007-05-21 Terurut Topik Skalaras
Setuju, maka seruan kita harus ditujukan ke Penguasa, kita menuntut mereka 
untuk membongkar kasus yang jelas terorganisir ini, kita tuntut mereka untuk 
berani mengungkap siapa dalangnya, Terutama menjelaskan siapa yang 
memerintahkan pengosongan Jakarta dari kehadiran pasukan, dan membiarkan 
kekacauan merajarela?. 

ZFy


- Original Message - 
  From: Ray Indra 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 21, 2007 2:30 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98


  Dear Friends,

  Sekedar masukan...

  Mohon dengan sangat, berhati-hatilah untuk menuduh 'pelaku
  non-Tionghoa' yang melakukan tindakan kekerasan dalam peristiwa Mei.
  Maksud hati ingin menuduh pelakunya, tapi terkadang, mungkin tanpa
  sadar, kita dapat menyinggung perasaan etnis lain, ratusan juta
  jumlahnya, yang sebenarnya tidak tahu apa-apa, bahkan banyak yang
  menolong warga Tionghoa saat itu.

  Dengan demikian, tanpa kita sadari, kita telah masuk perangkap para
  dalang yang memang ingin mengadu-domba etnis. 
  Waspadalah... waspadalah...!


  Recent Activity
a..  23New Members
  Visit Your Group 
  SPONSORED LINKS
a.. Dan 
b.. Indonesian 
c.. Indonesian language course 
d.. Indonesian language learn 
  Yahoo! Mail
  Next gen email?

  Try the all-new

  Yahoo! Mail Beta.

  Y! Messenger
  Instant hello

  Chat in real-time

  with your friends.

  Y! GeoCities
  Share Your Passion

  Join the web's lar- gest community.
  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-20 Terurut Topik jonathangoeij
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Others [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Tetapi bagaimana dengan kasus-kasus gang-raped yang denger-denger 
 dialami oleh gadis-gadis etnis tionghua? Jika hal ini BISA 
dibuktikan dan 
 diangkat ke forum internasional (walaupun saya sangat paham hal ini 
hampir
 mustahil, mengingat mana ada gadis korban perkosaan yang mau...), 
maka
 secara
 otomatis kerusuhan tersebut langsung dapat dikategorikan sebagai 
kerusuhan
 rasial 
 dan seharusnya pihak berwenang, baik dalam maupun luar negeri, 
melakukan
 pengusutan
 secara tuntas. Saya berpikir ini adalah kuncinya. 
 
 Sulit?
 
 Just another my two cents...

 
UNITED NATIONS ECONOMIC AND SOCIAL COUNCIL 

Distr. GENERAL 

E/CN.4/1999/68/Add.3 21 January 1999 

Original: ENGLISH 

COMMISSION ON HUMAN RIGHTS Fifty-fifth session Item 12 (a) of the 
provisional agenda 

INTEGRATION OF THE HUMAN RIGHTS OF WOMEN AND THE GENDER PERSPECTIVE: 
VIOLENCE AGAINST WOMEN 

Report of the Special Rapporteur on violence against women, its 
causes and consequences, Ms. Radhika Coomaraswamy 

..
.
.. 

V. RAPE OF ETHNIC CHINESE WOMEN 

62. The ethnic Chinese make up 2.8 per cent of the Indonesian 
population and number around 6 million. / Leo Suryadinata, The 
Culture of the Chinese Minority in Indonesia, Times Books 
International, Singapore, 1997./ They are predominantly urban 
dwellers and, by all accounts, have, as a community, made a 
significant contribution to the Indonesian economy. The perception 
among average non-Chinese Indonesians is that the Chinese control the 
economy in collaboration with Indonesian power elites. Although the 
Special Rapporteur was repeatedly told that the Chinese were rich and 
wealthy, many of the victims she met, who had been raped during the 
May riots, appeared to be from lower-middle-class backgrounds. Some 
were single women living alone, striving to make ends meet. It 
appeared that the victims were in fact poor, ordinary women who had 
very little control of the economy. 

63. Since 1967, the Government of Indonesia has pursued a policy of 
assimilation with regard to the ethnic Chinese minority. It is 
important to highlight the framework within which the May riots took 
place (an issue the Special Rapporteur on racial discrimination will 
address in greater depth in his report (E/CN.4/1999/15)). The 
assimilation policy has been contained in government guidelines since 
1967. Chinese Indonesians have been asked to change their names to 
Indonesian ones. Their language schools have been closed and replaced 
by schools, where Chinese is taught as an extracurricular language. 
The use of Chinese characters in public has been discouraged and 
Chinese festivals and rituals are to be celebrated only in the 
privacy of the home. Chinese Indonesians carry identity cards with 
special markings to show that they are of Chinese origin / On 16 
September 1998, President Habibie issued a presidential decree 
requiring equal treatment for all Indonesians and banning the use of 
the words pribumi and non-pribumi in all welfare formulations, 
organizations and programmes, and in the implementation of government 
coordinated activities. Pribumi, which means indigenous 
or native in the Bahasa Indonesia language is normally understood 
to exclude persons of Chinese descent. A further welcome development 
is the recent decision by the Ministry of Home Affairs to stop using 
special codes on identity cards for Chinese Indonesians./ and Chinese 
businessmen are encouraged to find indigenous Indonesian business 
partners. However, the Chinese are free to practise the religion of 
their choice, and many of them are Christians or Buddhists. 

64. There are two categories of Chinese in Indonesia. The first, 
called Peranakans, are locally born Chinese who have intermarried 
with Indonesians and speak Bahasa Indonesia. Some of them have become 
Muslims. The second category are called Totoks. They are recent 
migrants who continue to speak Chinese and are more involved in 
education and business. Both categories of Chinese were targeted 
during the May 1998 riots. 

65. With regard to the May 1998 riots, the Special Rapporteur spoke 
with victims, witnesses, members of the Chinese community, human 
rights defenders and NGOs. She also spoke with government officials 
and representatives of the military and the police. The following 
conclusions are based on these interviews. 

66. On 12 May 1998, four university students were shot dead at 
Trishakti University during a demonstration. By 14 May, thousands of 
establishments had burnt to the ground. According to the Volunteers 
for Humanitarian Causes, 1,190 people were dead in Jakarta and 168 
women had been gang raped. According to the police, only 451 people 
died and there were no cases of gang rape. The Joint Fact-Finding 
Team (TGPF) was able to interview 85 victims of sexual violence, of 
whom 52 were victims of rape. 

67. The riots followed a pattern. 

[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-20 Terurut Topik jimmy kosasih
aku pikir bisa saja diajukan petisi ke high commision ke dewan keamanan pbb 
seperti kasus munir dengan syarat punya akses ke pbb dan adanya jaminan 
keamanan sebagai saksi kerusuhan, baik itu jaminan keamanan maupun moral. 
 kerusuhan mei 98 yang identik dengan etnis tionghoa adalah sebagai 
implementasi dari sifat individualis etnis tionghoa di Indonesia, karena 
sifatnya yang individualis inilah membuat etnis tionghoa sering menjadi korban 
kerusuhan ataupun pemalakan. yang penting aku nggak kena yang sudah ya 
sudah...begitu seterusnya. kalo saja semua etnis tionghoa memiliki rasa saling 
memiliki dan mau berkorban untuk menyelesaikan kasus ini, aku pikir tidak ada 
kata tidak untuk pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini.
 selain itu undang-undang yang mengatur negara indonesia yang besar ini adalah 
warisan dari VOC yang mana kita ketahui adalah perusahaan dagang yang 
menitikberatkan masalah untung rugi semata. contoh kasus hilangnya dekrit 
presiden yang katanya dikeluarkan bung Karno kepada suharto sampai saat ini 
hilang entah kemana dan yang diherankan tidak ada tindak lanjut tentang hal 
ini. tidak salah jika masyarakat sekarang tidak percaya akan pemerintah dan 
hukum yang mengaturnya, dan sebagai implementasi adanya undang-undang yang 
dibuat sendiri untuk menghakimi orang yang bersalah. misalnya maling motor 
ketangkep langsung dibakar sampe mati. kalo sudah gini siapa yang salah?
 
   
-
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-20 Terurut Topik Others
Terima kasih atas informasinya.
Sekarang saya baru yakin bahwa gang-raped thd gadis tionghua itu 
bukan isapan jempol.

Duh...
What have INDOCINA done to deserve such misfortune?


From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of jonathangoeij
Sent: Senin, Mei, 21 2007 2:54
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles




UNITED NATIONS ECONOMIC AND SOCIAL COUNCIL 

Distr. GENERAL 

E/CN.4/1999/68/Add.3 21 January 1999 

Original: ENGLISH 

COMMISSION ON HUMAN RIGHTS Fifty-fifth session Item 12 (a) of the 
provisional agenda 

INTEGRATION OF THE HUMAN RIGHTS OF WOMEN AND THE GENDER PERSPECTIVE: 
VIOLENCE AGAINST WOMEN 

Report of the Special Rapporteur on violence against women, its 
causes and consequences, Ms. Radhika Coomaraswamy 




RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-20 Terurut Topik Others
Saya kutip tulisan anda:
===
kerusuhan mei 98 yang identik dengan etnis tionghoa adalah sebagai
implementasi dari sifat individualis etnis tionghoa di Indonesia, karena
sifatnya yang individualis inilah membuat etnis tionghoa sering menjadi
korban kerusuhan ataupun pemalakan. yang penting aku nggak kena yang sudah
ya sudah...begitu seterusnya.
===
Bung Jimmy, saya tidak dapat lebih setuju lagi dengan statement anda
tersebut.

Saya tidak tahu apakah anda dari etnis tionghua, tetapi tulisan anda sungguh
mengena dan sedikit banyak mencerminkan sikap dari hwa-ren di Indonesia
(khususnya 
kesan yang saya dapatkan melalui hari-hari kehidupan saya disini). Tentang
pemalakan, 
waktu kecil dulu saya beberapa kali di-palak. Saking bosennya, saya sampe
belajar beladiri dan
sejak saat itu saya selalu melawan. Hasilnya? Duit saya utuh dan yang malak
lari ke-ibunya sambil
nangis. Hehehe...Coba, berapa banyak cowok-cowok chinese di milis ini yang
belum pernah dipalak? 
Anak saya selalu saya ajarkan untuk melawan, karena menurut saya, pemalakan
itu bukan 
cuman sekedar minta cepek nopek, tetapi kayaknya mereka belajar untuk
membentuk embrio 
penindasan mini terhadap korbannya. 

Penindasan? Wah apakah anda tidak berlebihan, bung Others?. Hm...Maybe
yes, maybe no :P

Saya teringat sebuah teori (yah...memang masih teori sih) dari seorang pakar
yang saya baca
dari sebuah milis tetangga. Cukup menarik. Kalau ada yang tertarik untuk
membaca detailnya, akan saya
ubek-ubek hard-disk saya karena sudah lama sekali, moga-moga ketemu. Beliau
berkata, bahwa etnis tionghua 
(yang perantauan?) itu tidak bisa bersatu. Berbeda dengan ras kaukasia yang
hubungan sosialnya seperti 
ikatan jerami, kuat dan menyatu, biarpun terpisah. Struktur sosial
tionghua itu seperti batu yang 
dicelupkan kedalam air. Batu itu adalah pusatnya dan riak yang timbul adalah
ikatan sosial-nya. Begitu 
batu itu tenggelam, riaknya akan menghilang dan tidak ada lagi ikatan yang
timbul. Batu mencerminkan 
tokoh senior dari sebuah keluarga.

Anda mungkin berpikir bahwa teori itu sangat stereotyping, ngawur, dan
well, it's so untrue. 
Yah, mungkin benar. Tetapi menarik untuk direnungkan. Apakah benar kita
memang demikian?



From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of jimmy kosasih
Sent: Senin, Mei, 21 2007 4:56
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles



aku pikir bisa saja diajukan petisi ke high commision ke dewan keamanan pbb
seperti kasus munir dengan syarat punya akses ke pbb dan adanya jaminan
keamanan sebagai saksi kerusuhan, baik itu jaminan keamanan maupun moral. 
kerusuhan mei 98 yang identik dengan etnis tionghoa adalah sebagai
implementasi dari sifat individualis etnis tionghoa di Indonesia, karena
sifatnya yang individualis inilah membuat etnis tionghoa sering menjadi
korban kerusuhan ataupun pemalakan. yang penting aku nggak kena yang sudah
ya sudah...begitu seterusnya. kalo saja semua etnis tionghoa memiliki rasa
saling memiliki dan mau berkorban untuk menyelesaikan kasus ini, aku pikir
tidak ada kata tidak untuk pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini.
selain itu undang-undang yang mengatur negara indonesia yang besar ini
adalah warisan dari VOC yang mana kita ketahui adalah perusahaan dagang yang
menitikberatkan masalah untung rugi semata. contoh kasus hilangnya dekrit
presiden yang katanya dikeluarkan bung Karno kepada suharto sampai saat ini
hilang entah kemana dan yang diherankan tidak ada tindak lanjut tentang hal
ini. tidak salah jika masyarakat sekarang tidak percaya akan pemerintah dan
hukum yang mengaturnya, dan sebagai implementasi adanya undang-undang yang
dibuat sendiri untuk menghakimi orang yang bersalah. misalnya maling motor
ketangkep langsung dibakar sampe mati. kalo sudah gini siapa yang salah?



Re: [budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR DAN BAIK DONG

2007-03-14 Terurut Topik BUD'S
Ok, Pak. Ardian, sedikit usul kalau diijinkan, seminar tersebut ada baiknya 
dilaksanakan di Sabtu dan Minggu.

Apa artinya sebuah Sertifikat, sekarang kan semua Ijazah, sekarang semua 
Sertifikat kan bisa dibeli, kalau dah gitu kan Tong Kosong Nyaring Bunyinya 
habis cuma Pan Thung Sui ( Air Setengah Tong ), nanti2 bisa sertifikatnya 
dipajang lagi buat promosi tukang Hong Sui atau Tukang Kwa Mia, apalagi di 
tambah Hio dan Komputer tambah Yahut deh.

Budiman 

  - Original Message - 
  From: ardian_c 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, March 14, 2007 1:36 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR DAN BAIK DONG


  tenang aja boss Bud's hjehehehe

  kita udah berunding ama pak Tan, beliau mo ngajar kita Yijing itu 
  gratis. Kira2 16 jam pengajaran getu.

  Nah kebetulan kita lagi usahain sponsor buat bayarin tiket pak Tan, 
  kalu akomodasi sih kata pak Tan, dia bisa tinggal dimana aja dirumah 
  temen2 getu.

  So tunggu aja tanggal maennya neh buat kursus Yijing, kalu sponsor 
  dah dapet, tinggal cari tempat gratis, en biaya konsumsi buat 
  peserta ama pak Tan aja.

  Rasa2nya gak bakalan ngeberatin kita2 semua kok.

  Mohon doa neh moga2 bulan mei dah bisa dilaksanakan kursus Yijing.
  Tapi gak pake sertifikat kelulusan neh hehehehehehehehe

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, BUD'S [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Kemarin ketemu Pak. Ardian di seminar I Ching, kali ini tampilan 
  dari Pak. Ardian agak berbeda dengan waktu Gathering BT, Kali ini 
  tidak tampil dengan Baju batik yang keren he he he, tapi dengan Kaus 
  dan celana yang banyak kantongnya, plus Ransel gede banget, maklum 
  baru balik dari Tour of Duty, seminar kemarin berlangsung sampai 
  mendekati Jam 23.00 an, sehabis itu Pak. Ardian, Pak King Hian and 
  the gang masih lanjut ke Pecenongan untuk Copy darat, kalau aku mah 
  sudah Give Up he he he. 
   
   Kalu dilihat Jam Postingnya Pak. Ardian ( 5:15 AM ) kapan tidurnya 
  ya ??? He he he
   
   Kembali ke Seminar I Ching, seminar ini cukup berbobot dan berat ( 
  kelas Musik Klasik gitulah ), karena pembawanya adalah Ketua I Ching 
  sedunia. Dalam seminar tersebut membuka Mata kita apa itu I Ching 
  yang telah berusia hampir 6.000 tahun. cuma sayang untuk membahas I 
  Ching ini diperlukan waktu yang cukup panjang. jadi seminar kemarin 
  hanya tahap pengenalan saja ( Untuk isi seminar kemarin bisa baca 
  Posting Pak. Tantono Subagyo : I Ching : Mudah untuk belajar, seumur 
  hidup untuk memahami )
   
   
   Salam, Budiman
   


  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : DISKUSI YANG BENAR DAN BAIK DONG

2007-03-13 Terurut Topik ardian_c
tenang aja boss Bud's hjehehehe

kita udah berunding ama pak Tan, beliau mo ngajar kita Yijing itu 
gratis. Kira2 16 jam pengajaran getu.

Nah kebetulan kita lagi usahain sponsor buat bayarin tiket pak Tan, 
kalu akomodasi sih kata pak Tan, dia bisa tinggal dimana aja dirumah 
temen2 getu.

So tunggu aja tanggal maennya neh buat kursus Yijing, kalu sponsor 
dah dapet, tinggal cari tempat gratis, en biaya konsumsi buat 
peserta ama pak Tan aja.

Rasa2nya gak bakalan ngeberatin kita2 semua kok.

Mohon doa neh moga2 bulan mei dah bisa dilaksanakan kursus Yijing.
Tapi gak pake sertifikat kelulusan neh hehehehehehehehe

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, BUD'S [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kemarin ketemu Pak. Ardian di seminar I Ching, kali ini tampilan 
dari Pak. Ardian agak berbeda dengan waktu Gathering BT, Kali ini 
tidak tampil dengan Baju batik yang keren he he he, tapi dengan Kaus 
dan celana yang banyak kantongnya, plus Ransel gede banget, maklum 
baru balik dari Tour of Duty, seminar kemarin berlangsung sampai 
mendekati Jam 23.00 an, sehabis itu Pak. Ardian, Pak King Hian and 
the gang masih lanjut ke Pecenongan untuk Copy darat, kalau aku mah 
sudah Give Up he he he.  
 
 Kalu dilihat Jam Postingnya Pak. Ardian ( 5:15 AM ) kapan tidurnya 
ya ??? He he he
 
 Kembali ke Seminar I Ching, seminar ini cukup berbobot dan berat ( 
kelas Musik Klasik gitulah ), karena pembawanya adalah Ketua I Ching 
sedunia. Dalam seminar tersebut membuka Mata kita apa itu I Ching 
yang telah berusia hampir 6.000 tahun. cuma sayang untuk membahas I 
Ching ini diperlukan waktu yang cukup panjang. jadi seminar kemarin 
hanya tahap pengenalan saja ( Untuk isi seminar kemarin bisa baca 
Posting Pak. Tantono Subagyo : I Ching : Mudah untuk belajar, seumur 
hidup untuk memahami )
 
 
 Salam, Budiman
 




[budaya_tionghua] Re: PERINGATAN : HENTIKAN TOPIK AGAMA YANG BERSIFAT DEBAT KUSIR

2007-02-27 Terurut Topik Huang Z.H
Wew setuju sekali , atas peringatan ini sebelum terlambat. 

Salam saya juga terhadap saudara Ciao Lie dan Richard Wu , maaf tidak 
sempat menanggapi tulisan anda , karena topiknya sudah dihentikan oleh 
moderator

Akhirnya turun juga air hujan pertanda usai sudah olimpiade antar 
agama. Kegaduhan yang sempat timbul , anggap saja sebagai monumen 
kesia-siaan. 

Salam Damai 
Andreas Robby Wirdja

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhonghua_wenhua 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kpd para milisers yth,
 
 
 mengingat milist ini adalah bersifat budaya, kami himbau agar 
 perdebatan mengenai agama dikurangi.
 
 Kami mengharapkan agar seluruh miliser milist ini turut menjaga 
 ketertiban dan ketenangan serta bobot isi diskusi ini.
 Kami sebagai moderator akan senang jika para peserta bisa mematuhi 
 dan menjaga tata tertib, etika tanpa harus ditegur dan diberikan 
 sanksi.
 
 Milist ini tidak memihak kepada agama apapun maupun aliran politik 
 apapun, semua diskusi mengenai apapun diperbolehkan asal sesuai 
 dengan tema milist ini. Tapi tolong berdiskusi dengan baik.
 
 Masalah apapun yang berkaitan dengan keyakinan, kita harus menyadari 
 bahwa memang ada beberapa perilaku oknum yang tidak sesuai dengan 
 beliefs dari beberapa orang.
 Hargai beliefs orang, respect the others and respect yourself.
 
 Kami himbau agar para peserta milist untuk berbesar hati dalam 
 mengikuti diskusi yang ada dan renungi jika memang memiliki makna.
 
 Akhir kata, kita semua masih dalam suasana Imlek, tolong dihargai 
 suasana Imlek yang seharusnya membawa kedamaian dan pelihara terus 
 suasana itu setiap saat dalam hati dan pikiran kita.
 
 Sekedar saran saja, mengkritik perilaku oknum-oknum bukan harus 
 menyamaratakan semuanya. Kritik juga harus diterima bukan dianggap 
 pelecehan dan anggap itu adalah suatu koreksi demi kemajuan bersama.





Re: Puisi Leonowens (Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Perisiwa Pembantaian di Rawagede)

2006-12-13 Terurut Topik skala selaras
Saya cukup senang dengan puisi Leonowens SP , hanya saja, sebaiknya setiap 
memposting sebuah karya diberi kata pengantar oleh pengirimnya, biar terasa 
watak personal dari millis. bagaimanapun kita di sini lebih senang berbicara 
dengan individu, bukan menghadapi lembar2 situs web yang pasif kan?

ZFy

  - Original Message - 
  From: Akhmad Bukhari Saleh 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, December 12, 2006 9:43 PM
  Subject: Puisi Leonowens (Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Perisiwa 
Pembantaian di Rawagede)


  - Original Message - 
  From: Ulysee
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Tuesday, December 12, 2006 11:02 AM
  Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Perisiwa Pembantaian di 
  Rawagede

   SETUJU BUANGET..
   Crossposting spam itu kaga ada gunanya.
   Udah jarang yang relevan, jarang yang berguna,
   kaga nyambung sama yang dicari pulak,
   lebih cialat lagi.. TERUS TERUSAN! Buset dah!
   Setuju dihilangkan!
   Terutama itu tuh puisi puisi nggak keruan si Leonowens.
   hihihi sejak kapan dia lenggak lenggok di milis ini?

  --

  Wah Ul, puisinya Leonowens SP favorit saya itu!!
  Rasanya sih puisi Tionghoa diterjemahkan ke bah. Indonesia, relevan banget 
  sama milis ini.

  Tempo hari pernah saya minta Zfy Skala Selaras lauwheng untuk sering-sering 
  mem-posting-kan terjemahannya atas puisi Cina di milis ini.
  Sayang Zfy-heng kurang berkenan, mungkin karena lebih suka menerbitkannya 
  dalam bentuk buku, seperti yang segera akan (sudah?) dilakukannya.

  Karena itu puisi yang di-posting-kan Leonowens-heng merupakan a nice 
  substitute bagi permintaan saya pada Zfy-heng

  Wasalam. 



   

[budaya_tionghua] Re: Peringatan Perisiwa Pembantaian di Rawagede

2006-12-13 Terurut Topik Erik

Saya setuju dan mendukung sepenuhnya kalau crossposting spam perlu
dihilangkan.

Tapi, apakah iya Puisi dari Leonowens termasuk kategori spam yang tak
berguna

Milis ini kan milis Budaya Tionghoa, puisi-puisi Leonowens adalah
karya-karya sastra Tionghoa yang amat sangat puitis! Berguna bagi yang
tak memahami bahasa mandarin untuk lebih mendalami Budaya Tionghoa
(terutama Sastra) melalui terjemahan-terjemahan puisi seeperti.

Hanya saja, kenapa di setiap postingannya Leonowens selalu menutup puisi
dengan namanya sendiri, seolah-olah itu karyanya sendiri? Apa tidak
lebih baik sedikit berlaku jujur, agar tidak disalah-sangka orang
sebagai spam yang tak berguna?

Salam,

Erik

\
---




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:

 SETUJU BUANGET..

 Crossposting spam itu kaga ada gunanya. Udah jarang yang relevan,
jarang
 yang berguna, kaga nyambung sama yang dicari pulak, lebih cialat
lagi..
 TERUS TERUSAN! Buset dah!

 Setuju dihilangkan!
 Terutama itu tuh puisi puisi nggak keruan si Leonowens.
 hihihi sejak kapan dia lenggak lenggok di milis ini?

 *melirik sadis sama si LELE* kyaahahahahahahaha.




RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Perisiwa Pembantaian di Rawagede

2006-12-12 Terurut Topik Ulysee
SETUJU BUANGET..
 
Crossposting spam itu kaga ada gunanya. Udah jarang yang relevan, jarang
yang berguna, kaga nyambung sama yang dicari pulak, lebih cialat lagi..
TERUS TERUSAN!  Buset dah!
 
Setuju dihilangkan! 
Terutama itu tuh puisi puisi nggak keruan si Leonowens. 
hihihi sejak kapan dia lenggak lenggok di milis ini?
 
*melirik sadis sama si LELE*  kyaahahahahahahaha.
 
-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Akhmad Bukhari
Saleh
Sent: Sunday, December 10, 2006 6:31 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Perisiwa Pembantaian di
Rawagede
 
Saya sih kenal baik dengan Lukas Kustaryo sekeluarga, tetapi posting
ini, 
apalagi dikirim secara cross-posting spam begini, apa sihi relevansinya 
dengan budaya tionghoa??

Sudah saatnya moderator melindungi member yang loyal dan beritikad baik
dari 
kerugian akibat cross-posting spam yang dikirim Batara Hutagalung,
Ibrahim 
Isa, Sobron Aidit, dan semacamnya itu.
Bayangkan, daftar alamat-alamat e-mail cross-posting-nya saja sudah 
menghabiskan bandwith berapa tuh!?

Hilangnya spam posting semacam itu samasekali tidak merugikan
ketionghoaan, 
melainkan hanyalah menguntungkan...

Wasalam.



- Original Message - 
From: Batara Hutagalung
To: [EMAIL PROTECTED] mailto:mediacare%40yahoogroups.com ps.com ;
pepicek-post@ mailto:pepicek-post%40yahoogroups.com yahoogroups.com ; 
wahana-news@ mailto:wahana-news%40yahoogroups.com yahoogroups.com ;
[EMAIL PROTECTED] mailto:fsab%40yahoogroups.com com ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:ppiindia%40yahoogroups.com s.com ;
nasional-list@ mailto:nasional-list%40yahoogroups.com yahoogroups.com
; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:temu_eropa%40yahoogroups.com ups.com ;
Batak_Cyber@ mailto:Batak_Cyber%40yahoogroups.com yahoogroups.com ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:HKSIS%40yahoogroups.com com ;
pemimpin_teladan@ mailto:pemimpin_teladan%40yahoogroups.com
yahoogroups.com ; 
antropologi_ mailto:antropologi_batak%40yahoogroups.com
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:batak_gaul%40yahoogroups.com ups.com ; 
Forum-Pembaca- mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com
[EMAIL PROTECTED] ; bhinneka_tunggal_
mailto:bhinneka_tunggal_ika%40yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED] 
; sastra-nusantara@ mailto:sastra-nusantara%40yahoogroups.com
yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] mailto:pdp%40centrin.net.id net.id ; 
budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com ; tionghoa-net@ mailto:tionghoa-net%40yahoogroups.com
yahoogroups.com ; 
reformasi_birokrasi mailto:reformasi_birokrasi%40yahoogroups.com
@yahoogroups.com
Cc: redaksitokoh@ mailto:redaksitokoh%40yahoo.com yahoo.com ;
[EMAIL PROTECTED] mailto:redaksi%40rakyatmerdeka.co.id ka.co.id ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:lkbantara%40antara.co.id co.id ;
[EMAIL PROTECTED] mailto:editor%40thejakartapost.com st.com ;
[EMAIL PROTECTED] mailto:koran%40tempo.co.id co.id ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:kompas%40kompas.com com ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:redaksi%40sinarharapan.co.id n.co.id ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:balipost%40indo.net.id net.id ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:berita%40transtv.co.id co.id ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:redaksi%40satunet.com com ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:lip6%40sctv.co.id id ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:redaksi%40forum.co.id co.id ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:editor%40jawapos.co.id co.id ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:rep%40suaramerdeka.com com ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:arun%40indoradio.net net ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:afpjakarta%40afp.com com ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:redaksi%40staff.detik.com detik.com ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:news%40indosiar.com com ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:hupelita%40indo.net.id net.id ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:editorial%40thejakartapost.com apost.com ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:kcm%40kompas.com  ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:redaksi%40mediaindonesia.co.id sia.co.id ; redaksi_posmetro@
mailto:redaksi_posmetro%40yahoo.com yahoo.com ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:florespos%40yahoo.co.uk co.uk ;
[EMAIL PROTECTED] mailto:redaksi%40surabayapost.info t.info ; 
harian_mediajakarta mailto:harian_mediajakarta%40yahoo.com @yahoo.com
; harian_proaksi@ mailto:harian_proaksi%40yahoo.com yahoo.com ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:webnews%40indosiar.com com ; redaksi.web@
mailto:redaksi.web%40bisnis.co.id bisnis.co.id ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:lkbn2002%40yahoo.com com ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:terbit%40harianterbit.com .com ;
radarbali01@ mailto:radarbali01%40yahoo.com yahoo.com ;
redaksicakrawala@ mailto:redaksicakrawala%40yahoo.com yahoo.com 
; [EMAIL PROTECTED] mailto:redaksi%40hariansib.com com ;
[EMAIL PROTECTED] mailto:redaksi%40islamlib.com com ; voaindonesia@
mailto:voaindonesia%40voanews.com voanews.com ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:ranesi%40rnw.nl  ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:redactie%40blimbing.nl nl ; [EMAIL PROTECTED]
mailto:redaksi%40waspada.co.id co.id ; 
[EMAIL PROTECTED] mailto:cs%40tempo.co.id id ; antnews2003

Puisi Leonowens (Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Perisiwa Pembantaian di Rawagede)

2006-12-12 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message - 
From: Ulysee
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, December 12, 2006 11:02 AM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Perisiwa Pembantaian di 
Rawagede

 SETUJU BUANGET..
 Crossposting spam itu kaga ada gunanya.
 Udah jarang yang relevan, jarang yang berguna,
 kaga nyambung sama yang dicari pulak,
 lebih cialat lagi.. TERUS TERUSAN!  Buset dah!
 Setuju dihilangkan!
 Terutama itu tuh puisi puisi nggak keruan si Leonowens.
 hihihi sejak kapan dia lenggak lenggok di milis ini?

--

Wah Ul, puisinya Leonowens SP favorit saya itu!!
Rasanya sih puisi Tionghoa diterjemahkan ke bah. Indonesia, relevan banget 
sama milis ini.

Tempo hari pernah saya minta Zfy Skala Selaras lauwheng untuk sering-sering 
mem-posting-kan terjemahannya atas puisi Cina di milis ini.
Sayang Zfy-heng kurang berkenan, mungkin karena lebih suka menerbitkannya 
dalam bentuk buku, seperti yang segera akan (sudah?) dilakukannya.

Karena itu puisi yang di-posting-kan Leonowens-heng merupakan a nice 
substitute bagi permintaan saya pada Zfy-heng

Wasalam. 



Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Perisiwa Pembantaian di Rawagede

2006-12-11 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Saya sih kenal baik dengan Lukas Kustaryo sekeluarga, tetapi posting ini, 
apalagi dikirim secara cross-posting spam begini, apa sihi relevansinya 
dengan budaya tionghoa??

Sudah saatnya moderator melindungi member yang loyal dan beritikad baik dari 
kerugian akibat cross-posting spam yang dikirim Batara Hutagalung, Ibrahim 
Isa, Sobron Aidit, dan semacamnya itu.
Bayangkan, daftar alamat-alamat e-mail cross-posting-nya saja sudah 
menghabiskan bandwith berapa tuh!?

Hilangnya spam posting semacam itu samasekali tidak merugikan ketionghoaan, 
melainkan hanyalah menguntungkan...

Wasalam.



- Original Message - 
From: Batara Hutagalung
To: mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
ppiindia@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
budaya_tionghua@yahoogroups.com ; tionghoa-net@yahoogroups.com ; 
[EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, December 10, 2006 6:44 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Perisiwa Pembantaian di Rawagede

 Peringatan Peristiwa Pembantaian di Rawagede

 Pada 9 Desember 2006 pukul 10.00 WIB di Rawagede, dekat Karawang,
 Jawa Barat, telah berlangsung peringatan peristiwa pembantaian
 yang dilakukan oleh tentara Belanda dalam melancarkan agresi militer I,
 Juli 1947.. 



Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan 30 Tahun Penanggulangan Bencana Gempa

2006-07-30 Terurut Topik skalaras
Sorry, ralat, terjadi salah ketik

maksudnya korban di Tangshan adalah 240.000an lebih.

salam,'
ZFy

   - Original Message -
   From: [EMAIL PROTECTED]
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   Sent: Sunday, July 30, 2006 4:39 AM
   Subject: Re: [budaya_tionghua] Peringatan 30 Tahun Penanggulangan
 Bencana Gempa


   Bicara tentang gempa Tangshan, ada satu penting yang barusan terungkap:

   sebenarnya, sebelum gempa besar ini terjadi, kemungkinan akan terjadinya
   peristiwa ini sudah berhasil dideteksi oleh bagian teknik dinas gempa di
   sana, namun kesimpulan mereka tidak disetujui pihak atasan, sehingga tak
   jadi diumumkan.

   dalam situasi terjepit, salah seorang dari mereka (Wang Chengmin)
   memanfaatkan sebuah forum seminar nasional untuk membocorkan penemuan
   mereka, bahwa akan terjadi gmpa sekitar tanggal 22/7 sampai 5/8. salah
   satu petugas gempa dari kabupaten Qinglong yang mengikuti seminar buru2
   pulang untuk mempersiapkan keadaan darurat di daerahnya. untuk berjaga2,
   penduduk wilayah qinglong pun hidup di kemah selama tiga hari.

   akibatnya, saat gmpa benar terjadi pada tgl28/7, rumah yang rubuh di
 sana
   mencapai 180.000 buah, tapi tak ada seorangpun mati. sebaliknya, kota
   Tangshan yang berjarak 115 kilo dari kabupaten Qinglong menghasilkan
 240an
   lebih korban meninggal.

   yang parah, peristiwa kelalaian ini tak segera dibuka ke publik, laporan
   ini baru muncul sekarang di majalah  Baogao Wexue, setelah 30 tahun!!!

   salam,
   ZFy




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Peringatan 30 Tahun Penanggulangan Bencana Gempa

2006-07-29 Terurut Topik ChanCT
Bung Skalaras yb,

Tambahan masukan yang sangat baik, agar penguasa dinegeri ini yang sedang 
menghadapi bencana bertubi-tubi bisa lebih memperhatikan secara tepat dan cepat 
data-data ilmiah begejolaknya tanda-tanda gempa-bumi dan Tsunami, untuk 
mengurangi jatuhnya korban.

Dari berita memperingati 30 tahun Gempa-bumi Tangshan, nampaknya juga ada 
sikap ekstrim yang terjadi pada penguasa ketika itu, menurut pendapat saya 
sendiri, ketika itu begitu tingginya semangat berdikari, menolak semua 
tawaran bantuan luar-negeri! Padahal keterbatasan kemampuan Pemerintah menjadi 
menghambat menanggulangi mengurangi penderitaan korban yang ratusan ribu itu. 
Dengan pengaturan sebaik-baiknya, adanya bantuan luarnegeri tentu tidak 
mengurangi semangat Berdikari yang sedang berkobar, tapi yang pasti bisa 
menolong dan memperpecat penanggulangan penderitaan-penderitaan korban bencana. 
Baik luka-luka yang diderita korban, ... sampai pada masalah kebutuhan hidup 
utama bahan-makanan dan kebutuhan vital air-bersih!

Salam,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: [EMAIL PROTECTED] 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, July 30, 2006 4:39 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Peringatan 30 Tahun Penanggulangan Bencana 
Gempa


  Bicara tentang gempa Tangshan, ada satu penting yang barusan terungkap:

  sebenarnya, sebelum gempa besar ini terjadi, kemungkinan akan terjadinya
  peristiwa ini sudah berhasil dideteksi oleh bagian teknik dinas gempa di
  sana, namun kesimpulan mereka tidak disetujui pihak atasan, sehingga tak
  jadi diumumkan.

  dalam situasi terjepit, salah seorang dari mereka (Wang Chengmin)
  memanfaatkan sebuah forum seminar nasional untuk membocorkan penemuan
  mereka, bahwa akan terjadi gmpa sekitar tanggal 22/7 sampai 5/8. salah
  satu petugas gempa dari kabupaten Qinglong yang mengikuti seminar buru2
  pulang untuk mempersiapkan keadaan darurat di daerahnya. untuk berjaga2,
  penduduk wilayah qinglong pun hidup di kemah selama tiga hari.

  akibatnya, saat gmpa benar terjadi pada tgl28/7, rumah yang rubuh di sana
  mencapai 180.000 buah, tapi tak ada seorangpun mati. sebaliknya, kota
  Tangshan yang berjarak 115 kilo dari kabupaten Qinglong menghasilkan 240an
  lebih korban meninggal.

  yang parah, peristiwa kelalaian ini tak segera dibuka ke publik, laporan
  ini baru muncul sekarang di majalah  Baogao Wexue, setelah 30 tahun!!!

  salam,
  ZFy

   http://id.chinabroadcast.cn/1/2006/07/28/[EMAIL PROTECTED]
   Kota Tangshan Tiongkok Gelar Kegiatan Peringatan 30 Tahun Penanggulangan
   Bencana Gempa
  
   --
  
   cri
  
  
   Hari ini tanggal 28 Juli adalah genap 30 tahun terjadinya gempa bumi
   besar di Kota Tangshan Provinsi Hebei Tiongkok Utara. Di Tangshan
   diselenggarakan serangkaian kegiatan peringatan penanggulangan gempa
   bumi. Di depan rapat peringatan genap 30 tahun penanggulangan gempa
   hari ini, Sekretaris Komite Partai Komunis Tiongkok Kota Tangshan
   Zhang He menyatakan, selama 30 tahun ini, Kota Tangshan mencapai
   perubahan drastis di bidang pembangunan infrastruktur, pendidikan
   dan kebudayaan, kedokteran, pengobatan dan kesehatan, dan taraf
   kehidupan 7 juta warga Tangshan terus meningkat. Berikut kami
   sampaikan laporan wartawan kami.
  
   Pada tanggal 28 Juli tahun 1976, di kota industri Tangshan Provinsi
   Hebei Tiongkok Utara terjadi gempa bumi yang berkekuatan 7,8 pada
   skala Richter. Gempa bumi itu mengakibatkan lebih dari 240 ribu
   orang tewas, 160 ribu orang lainnya cedera, Kota Tangshan serentak
   menjadi puing dan fungsi kota lumpuh total.
  
   Setelah terjadinya gempa bumi, pemer


   

[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan.......

2005-11-19 Terurut Topik liang u
Huruf Tionghoanya tak bisa dibuka.
LU

--- indoguoyue [EMAIL PROTECTED] wrote:


Лучшеумеретьстоячемжитьнаколенях
!   
Kalimat di atas selalu muncul di
 benak saya setiap kali saya mendengar akan ada
 kerusuhan rasial anti Tionghua.Arti dari kalimat itu
 adalah: Better die standing than live kneeling!
 Kata-kata diatas saya dapat dari seorang pahlawan
 lace w:st=onRussialace bernama Oleg Koshevoy
 (cmiiw) Pada saat kita tidak mungkin lagi lari
 atau menghindar dari tindak kekerasan para
 perusuh/penjarah/pemerkosa, kita harus berani
 melawan sampai titik darah terakhir, lebih baik mati
 terhormat daripada hidup terhina ?lebih baik mati
 sebagai pemberani daripada hidup sebagai
 pengecut. 5424 adalah angka keramat ang harus
 diingat dalam keadaan seperti ini, tapi sungguh
 alangkah baiknya bila angka keramat itu adalah
 5323!--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Olip
 Bastupa [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Dear All,
  
  Dengan adanya isue2 negatif mengenai akan
 terulangnya tragedi berdarah Mei'98, saya rasa bagi
  teman2 yang Tionghoa tidak perlu terlalu panik,
 memang sangat mengerikan kalau hal tersebut itu
 terulang kembali. Yang terpenting untuk dilakukakan
 adalah kewaspadaan diri untuk memperkecil kesempatan
 bagi mereka (BINATANG2 PENJARAH) untuk melakukan
 aksinya, misalnya :
  - Bagi teman2 wanita jangan terlalu berpakaian
 yang glamour (kosmetik yang terlalu wah, perhiasan,
 etc), jaga cara berpakaian.
  - Berhatilah2 dalam bersikap, jangan terlalu
 emosional jika mengalami insiden dengan warga yg
 lain karena hal ini bisa memancing kerusuhan.
  - Pastikan baterei handphone selalu dalam keadaan
 full, akan sangat berguna untuk keep intouch dengan
 teman atau family jika sampai kerusuhan terjadi.
  - Beritahu keluarga rencana anda (tujuan, dengan
 siapa, etc) setiap kali keluar rumah.
  - Tidak usah panik, tapi sudah sebijaknya kalau
 persediaan makanan pokok (beras, mie instant, air
 putih) dijaga secukupnya, juga untuk teman2 yang
 mempunyai balita, persediaan susu juga harus
 diperhatikan.
  - Pengamanan secukupnya terhadap lingkungan rumah,
 misalnya: pasang kunci extra, alat pemadam
 kebakaran.
  - Jaga kerukunan dengan tetangga yang non
 Tionghoa.
  - Untuk yang beragama, percayalah akan kekuatan
 doa.
  - Bagi teman2 yang berpikir untuk menyiapkan
 senjata untuk berjaga2, simpanlah dengan baik,
 jangan sampai terjadi senjata makan tuan (digunakan
 oleh anak kita tanpa sengaja).
  - Yang terakhir, kalau memang sudah tidak ada
 jalan lain, hadapilah dengan berani, matilah bersama
 BINATANG2 PENJARAH tsb.
  
  Salam damai,
  
  OBas
  -Si cina yang perduli-
  
  
  
  
  
  -
  Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in
 one click.
 
 
 




__ 
Yahoo! FareChase: Search multiple travel sites in one click.
http://farechase.yahoo.com


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Peringatan.......

2005-11-18 Terurut Topik indoguoyue



		Лучше			умереть			стоя		 	чем			жить		 	на			коленях		!	Kalimat di atas selalu muncul di benak saya setiap kali saya mendengar akan ada kerusuhan rasial anti Tionghua.Arti dari kalimat itu adalah: Better die standing than live kneeling!>>Kata-kata diatas saya dapat dari seorang pahlawan lace w:st="on">Russialace> bernama Oleg Koshevoy (cmiiw)>>Pada saat kita tidak mungkin lagi lari atau menghindar dari tindak kekerasan para perusuh/penjarah/pemerkosa, kita harus berani melawan sampai titik darah terakhir, lebih baik mati terhormat daripada hidup terhina … lebih baik mati sebagai pemberani daripada hidup sebagai pengecut.5424 adalah angka keramat ang harus diingat dalam keadaan seperti ini, tapi sungguh alangkah baiknya bila angka keramat itu adalah 5323!>>--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Olip Bastupa [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All,  Dengan adanya isue2 negatif mengenai akan terulangnya tragedi berdarah Mei'98, saya rasa bagi teman2 yang Tionghoa tidak perlu terlalu panik, memang sangat mengerikan kalau hal tersebut itu terulang kembali. Yang terpenting untuk dilakukakan adalah kewaspadaan diri untuk memperkecil kesempatan bagi mereka (BINATANG2 PENJARAH) untuk melakukan aksinya, misalnya : - Bagi teman2 wanita jangan terlalu berpakaian yang glamour (kosmetik yang terlalu wah, perhiasan, etc), jaga cara berpakaian. - Berhatilah2 dalam bersikap, jangan terlalu emosional jika mengalami insiden dengan warga yg lain karena hal ini bisa memancing kerusuhan. - Pastikan baterei handphone selalu dalam keadaan full, akan sangat berguna untuk keep intouch dengan teman atau family jika sampai kerusuhan terjadi. - Beritahu keluarga rencana anda (tujuan, dengan siapa, etc) setiap kali keluar rumah. - Tidak usah panik, tapi sudah sebijaknya kalau persediaan makanan pokok (beras, mie instant, air putih) dijaga secukupnya, juga untuk teman2 yang mempunyai balita, persediaan susu juga harus diperhatikan. - Pengamanan secukupnya terhadap lingkungan rumah, misalnya: pasang kunci extra, alat pemadam kebakaran. - Jaga kerukunan dengan tetangga yang non Tionghoa. - Untuk yang beragama, percayalah akan kekuatan doa. - Bagi teman2 yang berpikir untuk menyiapkan senjata untuk berjaga2, simpanlah dengan baik, jangan sampai terjadi senjata makan tuan (digunakan oleh anak kita tanpa sengaja). - Yang terakhir, kalau memang sudah tidak ada jalan lain, hadapilah dengan berani, matilah bersama BINATANG2 PENJARAH tsb.  Salam damai,  OBas -Si cina yang perduli-  - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  
  
Chinese
  
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] Re: Peringatan.......

2005-11-18 Terurut Topik indoguoyue



		Лучше			умереть			стоя		 	чем			жить		 	на			коленях		!	Kalimat di atas selalu muncul di benak saya setiap kali saya mendengar akan ada kerusuhan rasial anti Tionghua.Arti dari kalimat itu adalah: Better die standing than live kneeling!Kata-kata diatas saya dapat dari seorang pahlawan Russia bernama Oleg Koshevoy (cmiiw)Pada saat kita tidak mungkin lagi lari atau menghindar dari tindak kekerasan para perusuh/penjarah/pemerkosa, kita harus berani melawan sampai titik darah terakhir, lebih baik mati terhormat daripada hidup terhina … lebih baik mati sebagai pemberani daripada hidup sebagai pengecut.5424 adalah angka keramat ang harus diingat dalam keadaan seperti ini, tapi sungguh alangkah baiknya bila angka keramat itu adalah 5323Salam sejahtera!Mingjin--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Olip Bastupa [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All,  Dengan adanya isue2 negatif mengenai akan terulangnya tragedi berdarah Mei'98, saya rasa bagi teman2 yang Tionghoa tidak perlu terlalu panik, memang sangat mengerikan kalau hal tersebut itu terulang kembali. Yang terpenting untuk dilakukakan adalah kewaspadaan diri untuk memperkecil kesempatan bagi mereka (BINATANG2 PENJARAH) untuk melakukan aksinya, misalnya : - Bagi teman2 wanita jangan terlalu berpakaian yang glamour (kosmetik yang terlalu wah, perhiasan, etc), jaga cara berpakaian. - Berhatilah2 dalam bersikap, jangan terlalu emosional jika mengalami insiden dengan warga yg lain karena hal ini bisa memancing kerusuhan. - Pastikan baterei handphone selalu dalam keadaan full, akan sangat berguna untuk keep intouch dengan teman atau family jika sampai kerusuhan terjadi. - Beritahu keluarga rencana anda (tujuan, dengan siapa, etc) setiap kali keluar rumah. - Tidak usah panik, tapi sudah sebijaknya kalau persediaan makanan pokok (beras, mie instant, air putih) dijaga secukupnya, juga untuk teman2 yang mempunyai balita, persediaan susu juga harus diperhatikan. - Pengamanan secukupnya terhadap lingkungan rumah, misalnya: pasang kunci extra, alat pemadam kebakaran. - Jaga kerukunan dengan tetangga yang non Tionghoa. - Untuk yang beragama, percayalah akan kekuatan doa. - Bagi teman2 yang berpikir untuk menyiapkan senjata untuk berjaga2, simpanlah dengan baik, jangan sampai terjadi senjata makan tuan (digunakan oleh anak kita tanpa sengaja). - Yang terakhir, kalau memang sudah tidak ada jalan lain, hadapilah dengan berani, matilah bersama BINATANG2 PENJARAH tsb.  Salam damai,  OBas -Si cina yang perduli-  - Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan.......

2005-11-17 Terurut Topik Y. Adi Gunawan



terimakasih saudara olip  saya harap saudara2 kita yang lain dapat lebih mawas diri dan waspada...  mari kita berdoa demi keamanan negri iniOlip Bastupa [EMAIL PROTECTED] wrote:Dear All,Dengan adanya isue2 negatif mengenai akan terulangnya tragedi berdarah Mei'98, saya rasa bagi  teman2  yang Tionghoa tidak perlu terlalu panik, memang sangat mengerikan kalau  hal tersebut itu terulang kembali. Yang terpenting untuk dilakukakan  adalah kewaspadaan diri untuk memperkecil kesempatan bagi mereka  (BINATANG2 PENJARAH) untuk melakukan aksinya, misalnya :  -Bagi  teman2 wanita jangan terlalu berpakaian yang glamour (kosmetik yang  terlalu wah, perhiasan, etc), jaga cara berpakaian.  -Berhatilah2  dalam bersikap, jangan
 terlalu emosional jika mengalami insiden dengan  warga yg lain karena hal ini bisa memancing kerusuhan.  -  Pastikan baterei handphone selalu dalam keadaan full, akan sangat  berguna untuk keep intouch dengan teman atau family jika sampai  kerusuhan terjadi.  - Beritahu keluarga rencana anda (tujuan, dengan siapa, etc) setiap kali keluar rumah.  -  Tidak usah panik, tapi sudah sebijaknya kalau persediaan makanan pokok  (beras, mie instant, air putih) dijaga secukupnya, juga untuk teman2  yang mempunyai balita, persediaan susu juga harus diperhatikan.  - Pengamanan secukupnya terhadap lingkungan rumah, misalnya: pasang kunci extra, alat pemadam kebakaran.  -Jaga kerukunan dengan tetangga yang non Tionghoa.  - Untuk yang beragama, percayalah akan kekuatan doa.  -  Bagi teman2 yang berpikir untuk menyiapkan senjata untuk berjaga2,  simpanlah dengan baik, jangan sampai terjadi senjata makan tuan 
 (digunakan oleh anak kita tanpa sengaja).  - Yang terakhir, kalau memang sudah tidak ada jalan lain, hadapilah dengan berani, matilah bersama BINATANG2 PENJARAH tsb.Salam damai,OBas  -Si cina yang perduli-   Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.sincerely, Y. Adi Gunawan
(nrp: 6984076)
		 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.

 

 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  
  
Chinese
  
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









Re: [budaya_tionghua] Re: Peringatan.......

2005-11-17 Terurut Topik rudy.utomo





hush, jangan ikut mati dgn penjarah...

kalao dana mencukupi, beli hand-gunsiap 
tembakkin saja yg nyelonong masuk
atawa imigrasi saja kenegara yg lebih menghargai 
nyawa manusia,
ngomong-ngomong huru-hara, sobat owe di paris 
cerita kalau yg ngerusak disono,
enggak pernah tuch, menyakiti org atawa rumah 
penduduk...; yg dirusak toko, mobil, gereja,
tapi tdk pernah melukai org-org, cukup berbeda 
mungkin dgn kisah may 98!!!

amin, semoga semua nya memperoleh perlindungan dari 
YME...

rgds/

  - Original Message - 
  From: 
  Olip Bastupa 
  
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  
  Sent: Thursday, November 17, 2005 5:59 
  AM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: 
  Peringatan...
  
  Dear All,
  
  Dengan adanya isue2 negatif mengenai akan terulangnya tragedi berdarah 
  Mei'98, saya rasa bagi
  teman2 yang Tionghoa tidak perlu terlalu panik, memang sangat mengerikan 
  kalau hal tersebut itu terulang kembali. Yang terpenting untuk dilakukakan 
  adalah kewaspadaan diri untuk memperkecil kesempatan bagi mereka (BINATANG2 
  PENJARAH) untuk melakukan aksinya, misalnya :
  -Bagi teman2 wanita jangan terlalu berpakaian yang glamour 
  (kosmetik yang terlalu wah, perhiasan, etc), jaga cara berpakaian.
  -Berhatilah2 dalam bersikap, jangan terlalu emosional jika 
  mengalami insiden dengan warga yg 
  
  --- cut ---





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  
  
Chinese
  
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









  1   2   >