CiKEAS Demokrasi Era Kuantum

2010-02-18 Terurut Topik Retno Kintoko
 berikutnya tahun 2014.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Nestapa dari Kilau Emas

2010-02-15 Terurut Topik Retno Kintoko
 contoh ekstrem.
Dan di situlah letak jelas perbedaan tindakan dan praktik kehidupan antara 
manusia dengan semut, yang ke depan harus segera terus dibenahi.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Koalisi Pecah? Tidaklah!

2010-02-15 Terurut Topik Retno Kintoko
. Untuk kebijakan tertentu, kadang 
mereka akan menjadi pendukung loyal. Untuk masalah lain, sikap mereka bisa 
berubah menjadi pendukung kritis atau bahkan oposisi (spoiler) laiknya partai 
nonkoalisi. Inilah penyakit bawaan sistem presidensial yang semiparlementer.
Akan tetapi, kelemahan sistem presidensial yang tidak murni tersebut dapat 
dimininalkan kerumitannya melalui ketegasan dan keberanian Presiden. Setelah 
melakukan resume power, sejatinya Presiden tidak perlu banyak mengeluh, apalagi 
menggertak mitra koalisi. Apabila yang ditekan melawan, rakyatlah yang 
kebingungan. Aura optimisme yang sudah mendekat akhirnya buyar dan berubah 
menjadi lingkaran pesimisme.
Meskipun demikian, soal koalisi, kita tidak perlu khawatir. Mereka saling 
membutuhkan. ”Kwa Lie Sie Pe Cah? Tidaklah!”
Sukardi Rinakit Peneliti Senior Soegeng Sarjadi Syndicate  [Kompas, 16/2/10]. 
-- 
Menjadi presiden dan wakil presiden itu karena dipilih rakyat. Rakyat 
memilihnya karena percaya dan terpesona kembang gula, terutama kepincut iklan 
dan janji-janjinya. 
Jadi kalau nanti ingin jadi presiden, harus perbanyaklah iklan media - digeber, 
berapa pun biayanya harus berani membayar (dengan catatan: harus bayar sendiri 
ya – jangan sampai pakai uang korupsi, kolusi – apalagi pakai uang bailout atau 
apa) siapkan tim profesionalnya, yang penting ‘nyantel’ di benak rakyat. 
Kalau nggak bisa begitu jangan harap jadi presiden...! Tetapi itu 
kemarinya?! Sampai-sampai pada geleng kepala, uang dari mana kok semudah 
itu dihambur-hamburkan untuk iklan media... belum secara konvensionalpun 
terkesan gemerlap.
Ehh, ternyata ekornya cukup panjang – sehingga mau tidak mau ‘kejepitlah 
ekornya’ – karena besar dan panjangnya, mau kemanapun pastilah kelihatan 
ekornya dari belakang.. 
Sebenarnya masyarakat itu hanya ingin sejahtera. Mau ekornya sedang kejepit 
kek, atau beras naik kek, atau gas mau naik kek, tetapi mbok ya para 
pemimpinnya itu berlaku seperti guru, yang ‘bisa digugu dan ditiru’ – jangan 
malah semakin kelihatan ‘wagu tur kuru’. Jangan pula ribut muluu.., apalagi 
cuma ngurusi 'kuali-kualisi'nya sendiri, yang hanya untuk mengamankan 
kepentingannya kelompoknya sendiri – bahkan berebut saling bentak di depan mata 
rakyat lagi – apa sudah nggak pada punya malu? Apa sudah nggak ada program yang 
lebih prioritas untuk kesejahteraan rakyat?! 
Padahal sesungguhnya mereka itu berkoalisi langsung dengan rakyat, yang lain 
hanya balancing saja. Jadi jangan ribut muluu... mendingan mikirin ‘isi kuali’ 
rakyat, yang jelas2 sudah pada mulai miring – sampai-sampai ada yang harus 
makan nasi aking Supaya kekuatan tegak kembali dan kuat membangun negeri 
ini dengan penuh semangat.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Kerbau yang Menderita

2010-02-11 Terurut Topik Retno Kintoko
 ditangkap sebagai bahan olok-olokan. 
Kalau dipahami benar makna kerbau bagi masyarakat Nusantara, Presiden mestinya 
tidak perlu tersinggung. Sama dengan kerbau, berarti menyelami betul nyawa dan 
hidup penduduk Nusantara, lebih-lebih penderitaannya. Juga, serajin dan sesetia 
binatang yang sepanjang sejarah menemani petani membajak tanah untuk mencari 
nafkah.
Dari pihak demonstran, kerbau mestinya tak hanya disajikan sebagai simbol 
kedunguan dan kemalasan, tetapi juga simbol milik yang dirampas oleh penguasa 
sehingga membuat rakyat menderita, seperti kisah Saijah. Jika demikian, 
tepatlah kritik mereka terhadap pemerintah: tidakkah sampai sekarang hak-hak 
wong cilik masih terus dirampas oleh penguasa seperti di zaman Saijah dan 
Adinda? Kerbau adalah lambang penderitaan sekaligus keselamatan dan 
kesejahteraan rakyat Nusantara. Siapa menolak dan menistakan kerbau, dia 
menjauhi keselamatan dan kualat terhadap rakyat Nusantara.
Sindhunata, Budayawan  [Kompas, 11/2/10].
-- 
Seperti halnya kita mengenal ada pepatah mengatakan; Kebo nyusu gudel, yang 
artinya: Ya..nggak mungkinlaaah...! Masak ada kebo (kerbau) menyusu gudel (anak 
kerbau)! Sebab apa? Karena gudel jelas nggak/belum punya susu. Tetapi, yang 
sebenarnya jelas punya susu itu adalah: Indomilk, ultra jaya, nestle, indofood, 
bontang, gas arun, freeport atau malah bank century dan sebagainya. Ya paling 
tidak mereka itu ada produsen susu, ada yang untuk beli susu, dan ada yang bisa 
disusu pula – kalau memang kebonya tega. 
Jadi apabila mandat kekuasaan dari rakyat oleh pemerintahan yang berjalan saat 
ini tidak diusahakan sebesar-besarnya bagi kemajuan, kebahagiaan dan 
kesejahteraan rakyat Indonesia, tetapi hanya untuk nyusu bagi dirinya dan 
kelompoknya saja, maka barangkali pepatah di atas memang benar demikianlah 
artinya. Kemudian akhirnya kita pun semakin kesulitan membedakan mana kebo dan 
mana gudelnya – jelas semakin ruwet dan terpuruk saja. Padahal kerbau itu 
sebenarnya binatang yang rajin, tekun, giat bekerja, kuat, dan setia. Jadi 
waktu dan kesempatan pun menjadi terbuang sayang.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Dusta dalam Politik

2010-02-11 Terurut Topik Retno Kintoko
 adalah obyek 
opini, dan opini berasal dari kepentingan yang berbeda-beda?
Jika demikian, opini pemimpin akan menjadi absolut ketika fakta tidak lagi 
dihargai. Terus mengkhotbahkan visinya, dia akhirnya yakin akan keyakinannya 
sendiri. Penipuan diri pemimpin ini cepat direpetisi oleh mereka yang 
menggantungkan nasib kepadanya, mulai dari lingkaran dalamnya, tetapi kemudian 
juga di luarnya jika media mereproduksi dusta itu. Karena itulah, pemimpin 
kerap mendaku suksesnya, sementara publik tidak menikmati apa pun dari hal itu.
Hanya dusta?
Jika politik hanya berisi dusta, percaya kepada pemimpin tentu adalah tindakan 
absurd. Bahwa dusta masih bisa dikenali sebagai dusta menunjukkan bahwa politik 
juga mengandung fakta. Dalam demokrasi fakta tak mengenakkan ingin dibuka 
menjadi obyek diskursus publik. Aspirasi terdalam semua orang, termasuk si 
pendusta, untuk tak dibohongi menjadi alasan untuk menelanjangi dusta kuasa.
Dalam demokrasi pun para politikus memang masih bisa berbohong, tetapi dusta di 
sini tidak berlaku sebagai sebuah prinsip. Sebaliknya, dalam situasi tersebut 
kejujuran menjadi sebuah keutamaan politis. Dalam arti ini, meski politik 
merupakan arena dusta, kejujuran harus masuk ke dalamnya sebagai desakan dalam 
ruang publik karena tidak ada jalan lain untuk mengubah selain lewat politik.
Pertama, karena memasuki pertarungan politis, desakan untuk jujur itu sendiri 
berciri politis, juga membawa trik dan taktik. Begitu kejujuran masuk dalam 
arena politis, ia akan kehilangan spontanitasnya dan mengambil posisi politis 
yang rentan untuk dipalsukan. Namun, desakan untuk jujur itu sendiri akan 
merangsang partai-partai yang berlawanan untuk saling menyingkap dusta asal 
tersedia arena yang fair untuk mereka. Proses ini menguntungkan publik untuk 
mengakses kebenaran.
Kedua, ruang publik itu sendiri tidak bersih dusta dan manipulasi karena 
distorsi kuasa ada di dalamnya, tetapi — seperti ditegaskan Habermas — 
pemeriksaan diskursif atas kebijakan publik akan meningkatkan transparansi 
karena hanya opini yang menebus klaim kebenaran, ketepatan, dan kejujuranlah 
yang dapat dipercaya. Publik akan diuntungkan untuk mengakses kebenaran bila 
pihak-pihak yang bertarung berkompetisi untuk mendesakkan kejujuran. Ketiga, 
desakan untuk jujur tidak cukup berciri moral; ia harus masuk ke ranah hukum 
sebagai tuntutan transparansi kepada publik.
Sissela Bok dalam Lying mengatakan bahwa ”semua kebenaran” berada di luar 
jangkauan, tetapi hal itu tidak berkaitan dengan pilihan kita apakah kita 
berdusta atau tidak. Pilihan itu sedikit banyak berkaitan dengan keadaan mana 
yang lebih menguntungkan kita. Jika negara hukum demokratis mampu mendesak para 
pemimpin untuk jujur sehingga berdusta tidak akan menguntungkan posisi mereka, 
sekalipun tidak dapat dilenyapkan, dusta dalam politik dapat dibatasi.
Kata ”dibatasi” sengaja dipilih karena rezim yang hendak melenyapkan semua 
kemungkinan dusta dapat terjebak dalam kebijakan totaliter yang mengintervensi 
ruang privat dengan sistem pendeteksi bohong. Di dalam ”fanatisme kebenaran” 
itu kejujuran ada sebagai paksaan. Jadi, biarkan dusta tetap sebagai 
kemungkinan, maka kejujuran pun mungkin sebagai keutamaan.
F Budi Hardiman Pengajar Filsafat Politik di STF Driyarkara Jakarta, [Kompas, 
11/2/10]. 
-- 
Tindakan jujur atau dusta adalah suatu pilihan penting untuk kelangsungan 
kehidupan manusia, apalagi bagi seorang pemimpin dan yang dipimpinnya – pada 
level apapun. Karena di situlah ukuran kebesaran seseorang dalam 
kepemimpinannya diuji. Maka kemudian kita bisa menengok kepada berbagai 
pemimpin di dunia maupun di Indonesia sendiri, yaitu; ada pemimpin besar, ada 
pemimpin besar kita, ada pemimpin yang benar-benar besar, ada pula yang 
kelihatannya besar, ada pemimpin walau kecil tapi pikirannya besar, atau ada 
pemimpin yang sebentar saja besar... atau malah sampai-sampai setelah diteliti 
dengan seksama, ternyata perutnya saja yang benar-benar besar. 
Ada pula yang hidungnya panjang, atau semakin hari hidungnya semakin panjang 
saja, hingga seperti gajah kalau sedang mandi, pakai belalai... Semua itu 
dimulai dengan memengang teguh satu diantara dua pilihan di atas, yaitu antara 
jujur atau dusta. Biasanya pemimpin akan memegang erat salah satu pilihannya... 
dan di kemudian hari, pada akhirnya nanti, kita semua akan maklum melihat 
semuanya dari biji buah pilihan yang ditanamnya itu - apakah dusta atau 
kejujuran yang dipegangnya erat sebagai panglimanya.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Tantangan Besar Bangsa dan Rakyat

2010-02-09 Terurut Topik Retno Kintoko
 terakhir kita karena kemajuan dan perubahan dunia dan kawasan 
kita dahsyat, cepat, dan fundamental. Momentum sejarah ini bisa membawa kita 
jadi bangsa besar, maju, demokratis, dan berkeadilan sosial. Kesempatan ini 
harus kita tangkap dengan melaksanakan hal-hal besar seperti diharapkan dan 
ditunggu rakyat. Kita ikut bertanggung jawab untuk itu.
Jusuf Wanandi, Wakil Ketua Dewan Penyantun Yayasan CSIS, [Kompas, 10/2/10].
-- 
Bangsa yang besar dan maju adalah bangsa yang selalu siap sebagai bangsa 
pembelajar. Di dalam prosesnya, bangsa itu akan selalu berada dalam segala 
macam tantangan, siap menghadapinya, kemudian mengubah berbagai tantangan dan 
rintangan menjadi harapan dan kesempatan untuk memajukan bangsanya. 
Maka berbahagialah suatu bangsa apabila mendapati para pemimpinnya adalah 
seorang yang arif bijaksana, adil dan tegas. Yang selalu siap menjadi teladan 
pemimpin pembelajar, yang kemudian akan membawa bangsanya menjadi bangsa yang 
besar, maju, dan rakyatnya pun hidup bahagia sejahtera.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Asah Berlian Calon Peraih Nobel

2010-02-08 Terurut Topik Retno Kintoko
 yang dibangun termasuk ”gedung hijau” yang 
hemat energi. Kami menyadari masalah serius seperti ancaman pandemi, kekurangan 
energi, kekurangan makanan, dan perubahan iklim. Untuk itu, kami mulai peduli 
lingkungan di dalam kampus sendiri seperti naik sepeda atau membangun ”gedung 
hijau” seperti perpustakaan yang sedang dibangun. Di satu sisi gedung-gedung 
itu merepresentasikan perhatian pada perkembangan ilmu pengetahuan. Di sisi 
lain, kami ingin merepresentasikan perspektif yang menunjukkan keseimbangan 
antara tercapainya kemajuan dari peradaban dengan lahirnya keadilan, demokrasi, 
dan kelestarian lingkungan.
Sumber anggaran UI?
Tentu kami harapkan dukungan pemerintah. Harus ada perguruan tinggi di negeri 
ini, satu saja dulu, yang masuk peringkat dunia untuk menumbuhkan rasa bangga 
dan percaya diri bangsa. Kami mengundang filantropi kalangan industri. Kami 
ingin hasil penelitian dipatenkan dan dihubungkan dengan industri. Selama ini 
kami sering dibantu industri terutama untuk pemberian beasiswa. [Kompas, 
8/2/10].
-- 
Indonesia memerlukan institusi, moral dan manusia handal sebagai agen dan motor 
perubahan. Dedikasi perguruan tinggi, ilmuwan, praktisi dan para idealis kepada 
masyarakat, akan menghasilkan jalan lurus bagi kemajuan bangsa.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Masa Depan Jurnalisme

2010-02-08 Terurut Topik Retno Kintoko
= 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pluralisme Indonesia.  
= 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pluralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut Tahun-tahun produktif dan efisien. 
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
HUT KE-64 Hari Pers Nasional dan jurnalisme
TAJUK RENCANA
Masa Depan Jurnalisme
Perubahan dahsyat dewasa ini sedang mengepung industri pers dan — seiring 
dengan itu juga — jurnalisme. Kini, komunitas pers sudah lebih beragam.
Lebih beragam bukan saja karena medium berbeda, tetapi juga karena genre dan 
orientasi yang dipilih juga beragam. Dinamika masyarakat dan perkembangan 
teknologi menjadi penggerak utamanya.
Dari sisi masyarakat, dinamisme pers memberi pilihan menyenangkan. Ibaratnya, 
mau mendapat berita jenis apa, dan akan diperoleh dengan medium apa, termasuk 
di mana dan kapannya, semua demikian fleksibel.
Tantangan lebih berat justru ada dalam industri media dan praksis 
jurnalismenya. Dari sisi industri, analis industri media mencatat adanya 
sejumlah perkembangan baru. Misalnya saja terkait dengan makin nyatanya grup 
industri pers yang lebih bersosok multimedia, yang didukung oleh penerbitan 
cetak, radio, televisi, dan online (dalam jaringan atau daring).
Perkembangan ini tentu saja memunculkan pertanyaan, yang sebenarnya sudah cukup 
lama kita dengar, misalnya bagaimana dengan kelanjutan bisnis media cetak. Kita 
yakin, isu ini pula yang akan menjadi salah satu tema utama perayaan Hari Pers 
Nasional di Palembang 9 Februari.
Dari sejumlah konferensi internasional tentang media muncul pandangan, meski 
ada gelombang besar perubahan, media konvensional khususnya koran masih tetap 
memiliki harapan untuk tetap eksis. Hanya saja, media cetak harus pintar-pintar 
merespons dinamika perubahan yang ada.
Sebagaimana disinggung dalam tulisan pakar teknologi informasi Onno Purbo 
tentang dunia internet kita (Kompas, 8/2/2010), dewasa ini yang sedang menjadi 
tren adalah berita atau konten yang dibangkitkan oleh konsumen (atau pengguna 
media daring dalam jagat internet). Fakta itu kiranya juga disadari oleh 
pengelola media cetak sehingga pandangan editors know best tidak tepat lagi, 
demikian pula kebijakan redaksional berciri top-down, satu arah.
Berikutnya, dari sisi jurnalisme sendiri juga sudah muncul tren baru. 
Jurnalisme warga, yang mencerminkan jurnalisme partisipatif, semakin kuat 
sosoknya. Dan Gillmor dalam bukunya, We, the Media, menyebut istilah grassroot 
journalism, by the people, for the people.
Merangkul media baru juga satu keniscayaan karena daya dan pengaruhnya semakin 
besar. Pembelaan terhadap Prita, Bibit-Chandra, juga dorongan bagi pengungkapan 
tuntas kasus Bank Century, adalah beberapa contohnya.
Pengguna media baru juga terus bertambah, terutama didorong oleh makin 
dewasanya generasi digital, yang cara mendapatkan beritanya lebih bertumpu pada 
gadget daripada media konvensional. Sebagai generasi yang diistilahkan grown-up 
digital, mereka juga menulis blog, melahirkan apa yang disebut peer-to-peer 
journalism. Ini memberi tantangan serius terhadap media arus utama, juga 
terhadap redaktur dan reporternya.
Komunitas pers sungguh mendapat banyak menu refleksi ketika merayakan Hari Pers 
Nasional kali ini. [Kompas, 9/2/10].
 
Kita bersyukur atas segala kerja keras, semangat, perjuangan, kegigihan para 
insan pers dan semua unsur yang bergerak di bidang usaha pemberitaan nasional 
yang telah nyata membawa kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, serta turut 
berperan serta meluruskan jalan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
“Selamat Ulang Tahun Ke-64 dan Selamat ber-Hari Pers Nasional Indonesia.”
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Menjadi Bangsa Pembelajar

2010-02-04 Terurut Topik Retno Kintoko
 intelektual organis. Koko, 
dalam memberikan gambaran dan menawarkan jalan keluar, jauh dari maksud dan 
latar belakang sebagai penasihat pemerintah. Memang ilmu pengetahuan harus 
bermanfaat bagi kemajuan masyarakat dan pemikiran-pemikiran yang dijabarkannya 
dimaksudkan juga untuk kebijakan pemerintah dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Yang terlihat, pemikiran Koko bercabang-cabang, antara kepentingan individu dan 
kepentingan kolektif, antara jalan agama dan nonagama, antara rasionalitas 
nalar dan irasionalitas emosi, antara tradisi dan modernitas. Kedua entitas itu 
merupakan dua kutub sebagai realitas yang niscaya, menjadi pembatas ruang 
terbuka bagi pemikiran-pemikiran menerobos, terayun-ayun dalam sebuah irama 
yang padu untuk kemajuan masyarakat.
Dalam berpikir, Koko tidak melupakan faktor sejarah. Dia bukan seorang 
ahistoris — istilah yang kemudian diperkenalkan di Indonesia oleh, antara lain, 
Arief Budiman. Realitas sejarah dia taruh sebagai bagian dari berpikir yang 
holistik, tidak sepenggal-sepenggal hanya demi kepentingan pragmatis. Meminjam 
istilah Karlina mengacu pada kebutuhan saat ini, Koko barangkali seorang sosok 
yang diharapkan oleh Daoed Joesoef sebagai ”seorang spesialis dalam konstruksi 
keseluruhan”. Koko tampil sebagai pemikir tidak hanya lewat pendekatan 
multidisiplin atau lintas disiplin, tetapi terutama pendekatan transdisiplin, 
peleburan berbagai disiplin keilmuan dalam satu pengertian untuk membentuk 
keterpaduan pendekatan mengenai suatu masalah.
Konstruksi keseluruhan 
Dalam karya-karya Koko, termasuk yang dibukukan dalam Asia di Mata Soedjatmoko, 
kata panelis Mohtar Mas’oed, terlihat politik sebagai sarana penting 
menyelesaikan persoalan publik. Politik adalah panggilan, bukan sekadar profesi 
yang hanya memerlukan kepiawaian memenangi pemilu.
Demokrasi bagi Koko adalah variabel independen bahwa kemajuan kehidupan 
materiil tidak mungkin tercapai tanpa kemerdekaan berpikir, berbalikan dengan 
pengartian umum bahwa demokrasi sebagai variabel dependen — demokrasi 
bergantung pada tingkat kemajuan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, tingkat 
pendidikan, dan stabilitas keamanan. Demokrasi bukan juga sekadar masalah 
kebijakan publik. Demokrasi memerlukan praktik politik demokratik dan itu 
memerlukan politisi.
Ya, dari sisi ini Koko juga seorang politisi. Lewat posisinya sebagai 
cendekiawan dia menawarkan solusi dengan cara mengajak setiap individu berusaha 
menemukan solusi. Ia pun ibarat seorang pendidik yang mengajak masyarakat 
berpikir tentang posisi manusia Indonesia di tengah masyarakat dunia. Karena 
itu, analisisnya selalu aktual, tidak dalam arti persoalan, tetapi dalam arti 
cara mendekati soal.
Cara berpikir demikian membuat pemikiran Koko selalu terarah untuk kebaikan 
umum, menjadi metode mendekati persoalan aktual.
Sosok Soedjatmoko tidak saja tampil ilmuwan asketis, tetapi juga ilmuwan yang 
berangkat dengan empati atas kekerdilan bangsa Indonesia. Dengan pemikiran 
seperti itulah tanpa sadar, ia tampil sebagai futurolog semacam Alfin Toffler 
dan Paul Aburdene. Jabatan dua periode sebagai Rektor Universitas PBB 
memberikan kesempatan bagi Soedjatmoko untuk mengenal manusia dan masyarakat 
manusia sebagai entitas yang harus dipahami bersama, bukan terkotak-kotak, yang 
obses bagi kemajuan bersama. [Kompas, 4/2/10].

 
-- 
Manusia Pembelajar
Menjadi manusia pembelajar itu ibarat menanam pohon, selalu disiraminya dengan 
ketekunan dan kerja keras,  dipupuknya dengan semangat hidup, disianginya 
dengan pengetahuan dan kemuliaan Tuhan dan dialiri oleh mata air kehidupan. 
Maka ia akan tumbuh subur menjadi pohon yang berdiri kuat di atas akar 
kebijakannya, batangnya kokoh berisi kebajikan dan keindahan, rimbun daunnya 
selalu menebar kebaikan, kesegaran dan keteduhan alam seisinya, cabang 
rantingnya menjadi naungan makhluk hidup di  bumi dan di udara, dan tak pernah 
berhenti menghasilkan buah kebajikan kehidupan. Kekayaan, warisan hikmat dan 
kemuliaan terus menyertai tunas-tunas keturunan, generasi penerus, masyarakat 
dan kemajuan bangsanya.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Kuasa, Kisruh, Jernih

2010-02-04 Terurut Topik Retno Kintoko
 jatuh, Nelson Mandela yang dipenjara lebih dari 
seperempat abad plus nyaris mati berkali-kali, lebih memilih memaafkan 
dibandingkan mengumbar dendam. Pelajarannya terang sekali, kekuasaan bukan 
sarana untuk mengumbar dendam dan keserakahan. Namun, hanya kendaraan untuk 
meninggalkan pulau keterbelakangan.
HH Dalai Lama lahir dan bertumbuh di lahan penuh kesedihan dan penderitaan. 
Umur belasan tahun, negaranya diambil orang. Mengungsi di tempat amat sederhana 
di India Utara lebih dari setengah abad. Rakyatnya menjadi minoritas di negeri 
sendiri. Ketika melafalkan doa ini, beliau sering menangis di depan umum: 
semasih ada ruang, semasih ada makhluk, izinkan saya terus-menerus lahir ke 
tempat ini, biar ada yang membimbing para makhluk keluar dari kegelapan 
kemarahan, keserakahan, dan kebingungan.
Cahaya pengertiannya terang sekali, kesedihan dan penderitaan bukanlah api 
untuk mengobarkan amarah ke mana-mana. Ia hanya sapu pembersih yang membuat 
hati manusia semakin jernih dari hari ke hari. Andaikan suatu hari nanti 
peradaban bisa melahirkan pemimpin dengan batin yang sunyi dan badan yang 
mengabdi mungkin di situ baru kekuasaan bisa menjadi sahabatnya kejernihan.
Gede Prama Penulis Buku Simfoni di Dalam Diri: Mengolah Kemarahan Menjadi 
Keteduhan [Kompas, 30/1/10].
-- 
Memang tidak mudah menjadi pemimpin, karena terlalu banyak pilihan. Dan memang 
di situlah menarik ujiannya.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Pemimpin dan Rakyatnya

2010-02-01 Terurut Topik Retno Kintoko
 ketulusan dan 
kesederhanaan.
Ketulusan rakyat itu tergambar dari prasangka baik mereka pada seseorang yang 
datang ke rakyat dan menawarkan dirinya menjadi pemimpin (presiden atau wakil 
rakyat). Hati-hatilah, ketulusan itu sejati, tetapi bersyarat karena rakyat 
siap untuk menghukum para pemimpin jika berkali-kali mengkhianati mereka.
Bagaimana dengan kesederhanaan? Kesederhanaan tidak sama dengan kemiskinan dan 
kekumuhan. Kesederhanaan adalah empati dengan cara melibatkan diri dalam jalan 
derita rakyat. Untuk itulah, Bung Karno kerap mengatakan bahwa pemimpin itu 
menjalankan Ampera atau amanat penderitaan rakyat. Maksud Bung Karno adalah 
memimpin itu menjalankan amanat rakyat untuk mengakhiri derita dan rasa sakit 
atas kemiskinan mereka.
Mengapa kesederhanaan itu mulia dan luhur? Karena ia menghiasi pembuatan 
kebijakan publik dengan jiwa solidaritas dan pesan bahwa perbuatan baik 
mengatasi amanat penderitaan rakyat itu indah seperti pengantin yang diriasi.
Kesederhanaan akan meringankan langkah bangsa memberantas korupsi, kemiskinan, 
keterbelakangan dan ketimpangan sosial seringan saat para calon pemimpin dulu 
menjajakan diri mereka di hadapan rakyatnya. Karena itu, bukannya tanpa alasan 
jika ada bait puisi dari penyair Latin, Horace, yang mendengungkan dahsyatnya 
simplex munditiis (kesederhanaan yang elok).
Budiman Sudjatmiko Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR. [Kompas, 2/2/10].
-- 
Menjadi pemimpin itu adalah suatu proses panjang, ketat, diatur, dibentuk, 
dipilih oleh rakyatnya dan diuji oleh waktu, apalagi bila itu pemimpin negara. 
Semua pemimpin memiliki talent kemampuan sesuai tingkat pemahamannya 
masing-masing. Dan rakyatnya pun selalu memilih yang diharapkan yang terbaik. 
Rakyat Indonesia biasanya akan semangat saat persiapan pemilu, saat mendapat 
banyak tebaran, harapan, atau kue kampanye, bahkan kebanyakan senang saat 
memilih. Namun setelah berjalannya waktu bisa saja kemudian gemes - 'jebulane'  
– karena mereka semua punya mata, telinga, hati, nurani, jiwa dan moral. 
Mungkin ini juga menjadi bagian penting dari sebuah proses demokrasi untuk 
melatih ‘demokrasi kesabaran’ nasional kita, sabar menunggu 4 (empat) tahun 
lagi.
Apabila kemudian di tengah perjalanan demokrasi, lahir bayi-bayi demokrasi yang 
dinyatakan oleh perorangan, atau dideklarasikan oleh kelompok, dan kemudian 
didedikasikan kepada kemajuan rakyat, pasti rakyat pun setuju dan menyambut 
gembira. Ibarat menyambut seorang bayi yang lahir, maka akan disambut senyum, 
tawa dan bahagia semua orang, dan mendoakan semoga kelak cepat besar, menjadi 
orang yang berguna bagi orang lain. 
Apabila kemudian kemarin (1/2) lahir lagi bayi demokrasi Indonesia, yang 
ditandai dengan kenduri nasional menyambutnya di senayan, kita mendoakan semoga 
dapat menggapai cita-cita dan cintanya, berguna bagi masyarakat, bangsa dan 
negara. Itulah proses alamiah yang dinamis, merupakan bagian dari proses dan 
pelajaran penting bagi pertumbuhan dan perkembangan Indonesia ke depan. 
Bedanya, bayi manusia yang baru lahir, biasanya baru bisa menyusu dan banyak 
tidur, sedangkan bayi demokrasi itu walau baru lahir sudah bisa berdiri, 
berjalan, dan sudah bisa langsung bekerja, untuk kesejahteraan rakyat secara 
nasional. Sehingga harapan Indonesia ke depan menjadi negara maju itu selalu 
ada.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS (me-Mandiri-kan) Anak Bangsa

2010-01-31 Terurut Topik Retno Kintoko
 lain, membajak produk orang lain, menyelundup, menyuap 
untuk mendapatkan bisnis, dan mengemplang pajak. Ternyata masih banyak mutiara 
bertebaran di kampus-kampus di seluruh pelosok Nusantara.
Bahwa mereka — anak-anak bangsa yang telah mendapat pelatihan, pembinaan, dan 
fasilitas lainnya itu — kelak tidak menjadi nasabah Bank Mandiri, setidaknya 
Bank Mandiri telah memberikan sesuatu yang fundamental bagi generasi muda 
bangsa ini. Bank Mandiri telah mencoba menempa baja dan menggosok 
mutiara-mutiara Nusantara. Satu langkah kecil, tetapi signifikan untuk 
memandirikan anak-anak bangsa. [Kompas, 30/1/10]
-- 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Bocah-bocah Nakal

2010-01-27 Terurut Topik Retno Kintoko
 adalah 10 (A plus). 
Memuji presiden secara berlebihan, dalam perspektif budaya politik, bisa 
ditafsirkan sebagai upaya mengejek, tetapi dengan cara halus (tampaknya 
memangku, tetapi sebenarnya sedang membunuh).
Resume power
Melihat situasi politik yang memanas saat ini, tidak ada pilihan lain bagi 
Presiden kecuali segera melakukan resume power. Kekuasaan harus dipusatkan pada 
dirinya. Kesan publik bahwa sampai saat ini masih ada dinding yang membatasi 
antara Presiden dan Wakil Presiden harus segera dirobohkan. Koordinasi para 
menteri juga harus semakin solid sehingga tidak terjadi perbedaan pandangan di 
antara mereka. Selain itu, penguatan hubungan dengan partai politik mitra 
koalisi perlu tetap dijaga konsistensinya.
Tanpa semua langkah itu, Presiden akan semakin merana karena diganggu oleh 
bocah-bocah bandel tersebut. Selebihnya, biarlah sejarah yang mencatat dan 
menuntun kita untuk bergumam Gusti ora sare (Tuhan tidak tidur).
SUKARDI RINAKIT Peneliti Senior Soegeng Sarjadi Syndicate [Kompas, 28/1/10]
-- 
Tanggapilah anak-anak nakal itu dengan kerja keras, memperbaiki jalan, 
membangun jembatan, infrastruktur pertanian, bendungan, waduk, irigasi 
pengairan, konservasi hutan, perumahan, inovasi teknologi, ekologi dan pasar. 
Bangkitkan sumberdaya energi yang tidur, puso, timbun yang lekuk, ratakan 
bukit. Giatkan semangat produktifitas petani, nelayan di seluruh penjuru 
negeri, gerakan tanam komoditi pangan sehat di seputar rumah, ladang dan sawah. 
Pacu semangat rakyat sadar pendidikan, kesehatan dan ketertiban. Maka kemajuan 
dan kesejahteraan rakyat pun kemudian akan menyertainya. 
Untuk mewujudkannya tidak hanya butuh 100 hari, namun perlu waktu, tekad, 
komitmen, semangat para pemimpin khususnya dan seluruh rakyat Indonesia. 
Maka para pejabat pemerintah jangan lagi menunggu hujan reda baru jalan, supaya 
jangan buang-buang waktu, anggaran/biaya, kepercayaan rakyat, sumber daya 
negara dan sejarah perjalanan Indonesia.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS SBY Versus SBY

2010-01-26 Terurut Topik Retno Kintoko
 mengulangi keteledorannya dengan mengabaikan ”pekerjaan 
rumah” sejak Indonesia menyetujui perjanjian dengan China hampir satu dekade 
yang lalu. Perang ekonomi tak lagi di depan mata, tetapi telah terjadi! Sebab 
itu, politik kekuasaan harus ditinggalkan agar bangsa ini tidak semakin jauh 
ketinggalan dengan bangsa lain. SBY diharapkan mengonsolidasikan 
kepemimpinannya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. 
Hal itu tak harus berarti membangun oligarki politik yang akan meniadakan 
mekanisme saling kontrol di antara lembaga negara. Selain itu, sudah saatnya 
pula politik citra ditinggalkan, apalagi politik yang mengesankan adol welas 
(menjual belas kasihan) pun harus dibuang. 
Kasus Bank Century telanjur sarat dengan kepentingan kekuasaan. Sebab itu, 
penyelesaiannya dapat diduga tidak jauh dari upaya saling menguntungkan serta 
melindungi dan mengamankan kepentingan politik. Komoditas politik empuk yang 
bisa dijadikan ajang kompromi adalah rumusan kesimpulan sementara yang akan 
segera disusun. Semoga ini menjadi pelajaran yang berharga. 
J Kristiadi, Peneliti Senior CSIS [Kompas] 
-- 
“Secara ekstra-parlementer memang ada usaha berbagai kelompok masyarakat sipil, 
seperti elemen aktivis mahasiswa, LSM, dan sejumlah tokoh politik untuk 
menggalang semacam ”koreksi moral” terhadap Presiden. Saat ini, misalnya, 
beredar pesan pendek, juga melalui situs jejaring sosial Facebook dan jaringan 
surat elektronik, yang berisi ajakan bergabung dalam demonstrasi damai, 28 
Januari mendatang. 
Namun, mungkin terlampau berlebihan juga jika aktivitas damai dan sukarela 
masyarakat sipil dicurigai sebagai bagian dari upaya pemakzulan terhadap 
Presiden. Mungkin saja ada aktivis atau tokoh politik yang mencoba ”mengail di 
air keruh”, tetapi rasanya tak signifikan jika dianggap sebagai ancaman 
terhadap kekuasaan Yudhoyono. Persoalannya, selama aktivitas demikian tidak 
memperoleh dukungan politik dari DPR, hampir tak ada peluang bagi siapa pun 
untuk melakukan pemakzulan terhadap Presiden. 
Oleh karena itu, yang ditunggu rakyat kita dari Presiden bukanlah pernyataan 
dan pidato yang acapkali tidak perlu dan bahkan tidak produktif. Rakyat kita 
sudah terlalu lelah dengan perdebatan dan polemik para elite politik yang 
hampir tidak ada habisnya. Yang diperlukan rakyat adalah pemerintah yang 
mendengarkan suara hati mereka, yakni dengan bekerja, bekerja, dan bekerja.”  
Syamsuddin Haris Profesor Riset Bidang Politik LIPI  [Kompas, 26/1/10] 
-- 
Jadi kalaupun 'pentas melodrama' pansus century kemudian digelar hampir usai, 
maka sudah semakin jelas pula endingnya. 
Bagi pemerintah, sekarang saatnya bekerja keras, bekerja cerdas untuk 
kepentingan rakyat, mengejar ketinggalan, tunjukkan bahwa Anda memang bekerja 
untuk kepentingan rakyat Indonesia, kecuali memang hanya ingin membuang-buang 
waktu, tenaga dan sumber daya negara. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Iptek, Inovasi, dan Kemajuan

2010-01-22 Terurut Topik Retno Kintoko
 = = = = = 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pluralisme Indonesia.  
 = = = = = 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pluralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut TAHUN BARU 2010 dengan semangat inovatif, produktif dan efisien. 
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
TAJUK RENCANA
Jumat, 22 Januari 2010 | 05:30 WIB
Iptek, Inovasi, dan Kemajuan
Di hadapan 400-an ilmuwan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (20/1), 
menyampaikan visi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Paparan Presiden di depan ilmuwan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, 
Dewan Riset Nasional, dan komunitas ilmiah lain adalah paparan yang sudah lama 
ditunggu. Selama ini pemerintah sering dipandang kurang memberi perhatian 
memadai terhadap masalah iptek.
Dari paparan tampak, selain memiliki wawasan tentang perkembangan iptek dunia, 
Presiden memiliki visi tentang iptek yang seharusnya dikuasai bangsa Indonesia 
dalam upaya penyelesaian masalah yang dihadapinya. Presiden menegaskan, kunci 
keunggulan Indonesia pada abad ke-21 adalah sains dan teknologi.
Bangsa Indonesia, dengan segala pencapaian yang diraihnya, menjadi negara 
dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan anggota G-20, harus diakui masih 
terbelakang dalam bidang iptek. Meski ada 140 juta pengguna telepon seluler, 
kita tidak menyumbang apa-apa dalam kemajuan teknologi seluler. Sebelum ini, 
dalam produk otomotif yang digandrungi masyarakat Indonesia juga tak banyak 
yang berasal dari karya putra bangsa. Merek mobil yang lalu lalang di jalanan 
masih dari negara lain.
Di luar produk konsumen, kita dihadapkan oleh realitas baru bahwa kita hidup di 
Cincin Api yang setiap kali harus menghadapi gempa bumi dan letusan gunung api. 
Kita butuh banyak iptek kebumian. Kita butuh banyak iptek energi, 
penanggulangan pemanasan global, peningkatan produktivitas pertanian. Selain 
itu, Presiden juga menyebut perlunya kita menguasai iptek peningkatan industri 
serta ketangguhan pertahanan dan keamanan negara. Bahkan, teknologi menjemput 
masa depan — seperti teknologi nano — sempat disinggung.
Berbagai tantangan yang terkait dengan visi di atas, oleh Presiden coba 
diwujudkan selain oleh semua perangkat yang kini sudah ada, juga akan didorong 
oleh Komite Inovasi Nasional yang segera dibentuk.
Kita berharap berbagai inisiatif dan program yang sudah diluncurkan bisa 
mencapai dua sasaran strategis. Pertama, mampu menanggulangi permasalahan 
bangsa. Kedua, mengangkat bangsa ke kedudukan yang lebih tinggi di dunia, 
khususnya dalam pencapaian iptek.
Menyangkut inovasi, sesungguhnya dari sisi bakat dan kemampuan kita tidak 
kekurangan. Kendala yang sejauh ini kita amati adalah justru kurangnya dukungan 
dari bangsa kita sendiri untuk mengulurkan tangan bagi pengembangan karya 
inovasi lokal, dan berikutnya, untuk menggunakan karya tersebut. Selain ada 
unsur politik-ekonomi di sini, alasan lain adalah karena bangsa kita masih 
banyak memuja merek asing, sampai muncul ungkapan, kalau bisa dibeli, mengapa 
harus buat sendiri.
Kalau mentalitas di atas tak kita ubah, visi Presiden tidak akan dicapai, 
demikian pula cita-cita menjadi bangsa maju berdasar iptek. Inovasi pun hanya 
akan sebatas hobi dan eksperimen. Kita tidak ingin hal itu terjadi. [Kompas, 
22/01/10]
 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 
 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Sri, Kesalahan atau Kejahatan

2010-01-20 Terurut Topik Retno Kintoko
-gara sehelai benangnya lepas sehingga seakan-akan 
seluruh jalinannya terburai.
Kita juga harus mulai menghentikan efek dendam keris Empu Gandring dan bukan 
memelihara dendam. Kalau semua pemimpin yang salah mengambil keputusan 
diidentikkan dengan penjahat, maka tersenyumlah semua penjahat. Rhenald Kasali 
Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia,  [Kompas, 20/1/10].
-- 
Melakukan hal yang salah bukan berarti jahat, karena manusia selalu memiliki 
sifat lemah dan terbatas, apalagi sebagai pejabat publik – tempatnya banyak hal 
bisa salah dan  terbatas. Namun yang jahat hendaklah dihukum setimpal, apalagi 
perampok.
Kemudian pelajaran penting pun diperoleh, etika didapat, moral dijunjung, hukum 
ditegakkan, ekonomi dilancarkan, kesabaran dan kegigihan pun terus diuji. 
Inilah bagian penggodokan nilai-nilai kebangsaan para pejabat publik – bersama 
masyarakatnya – agar  menjadi lebih mampu lagi menghadapai tantangan, hambatan 
sekaligus dapat mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa Indonesia saat ini dan 
ke depan.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 
 



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Soelaiman, Inovator Bocah Ndeso

2010-01-18 Terurut Topik Retno Kintoko
 melalui penghantar 
cairan pupuk ion organik itu telah berhasil menyalakan empat bola lampu yang 
jumlah keseluruhan dayanya mencapai 200 watt.
”Makin besar daya kemampuan menghantarkan listrik, pupuk ion organik makin baik 
untuk tumbuhan,” ujar Budi.
Mengapa dipilih air seni manusia? Budi berujar, manusia itu pemakan segalanya. 
Maka, nutrisi yang dikandung pasti tergolong lengkap dan paling baik. Sisa 
kandungan nutrisi terbaik itu masih bisa diperoleh melalui air seni.
Beberapa waktu lalu, sejumlah peserta didik Koperasi Serba Usaha Agro Makmur di 
Karanganyar mempraktikkan dan menunjukkan kepada Kompas keandalan Pupuk Ion 
Organik 200 Watt disertai tiga sampel pupuk cair organik bermerek lainnya. 
Pupuk Ion Organik 200 Watt dengan sempurna menyalakan empat bola lampu dengan 
kapasitas 200 watt. Adapun pupuk cair organik lainnya hanya meredupkan 
bola-bola lampu tersebut.
”Saya ini orang keturunan Tionghoa yang terbiasa hidup di kota. Tetapi, saya 
telah merasakan betul kelimpahan sumber daya di desa,” kata Budi tentang 
keputusannya berkarya di desa.
Di desa dia menemukan segalanya. ”Kalau saja pembangunan bangsa ini dimulai 
dari desa, negara ini pasti maju,” ujarnya.  [Kompas]
-- 

Foto: Soelaiman
Butiran langkah nyata para mutiara-mutiara hitam, putih, coklat, hingga sawo 
matang masih banyak terbungkus oleh tanah pedalaman dan lumpur pedesaan. Banyak 
potensi inovasi dan inovator sebagai penggerak tenaga pembangunan lestari dan 
berkelanjutan di pedesaan, yang bisa terus digali, dipoles dan didorong untuk 
mempercepat proses kemajuan masyarakat Indonesia ke depan.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Menimbun Lubang - Tahun Biodiversitas

2010-01-18 Terurut Topik Retno Kintoko
 Biodiversitas merupakan kesempatan emas bagi kita untuk merenungkan 
kembali apa yang telah kita lakukan dalam rangka langgengnya biodiversitas, di 
mana letak tantangan masa depan dan di mana serta bagaimana kita seharusnya 
bertindak. Tahun Biodiversitas juga mengingatkan kita terhadap kiat sustainable 
development dan mengeliminasi gaya hidup konsumtif-parasit serentak mengajak 
kita untuk berpikir regeneratif.
Slogan lama yang diuar-uarkan oleh TVRI dengan sasaran pelestarian lingkungan 
hidup semasa Kabinet Pembangunan kembali terasa relevan: ”Dunia ini bukanlah 
milik kita, tetapi pinjaman generasi mendatang”.
Penulis Swiss, Friedrich Duerrenmatt, menulis: ”Was die Zukunft bringt, wissen 
wir nicht, aber dass wir handeln muessen, wissen wir” (Kita tidak tahu apa yang 
dibawa masa depan, tetapi kita tahu bahwa kita harus bertindak).
Fidelis Regi Waton Mendalami Filsafat di Humboldt-Universitaet zu Berlin, 
Jerman. [Kompas, 19/1/10]
-- 
Pada tahun 2009 rakyat Indonesia sudah memutuskan dan sepakat (bulat) memilih 
wakil dan pemimpin yang ada sekarang melalui proses demokrasi yang sudah 
ditentukan dan diatur dengan baik oleh Negara (melalui pemilu) – tentu dengan 
segala tim dan perangkatnya kemudian. Sekarang rakyat ingin merasakan semangat 
para pemimpin pilihannya dalam berbangsa, semangat memajukan bangsa, semangat 
mempraktikkan kebijakan prioritas anggaran, dedikasi, kerja keras dan 
teladannya dalam membawa bangsa ini menuju masa depan.
Periode 5 (lima) tahun bukanlah waktu yang panjang bagi bangsa untuk berjalan, 
namun juga bukanlah waktu yang pendek bagi bangsa Indonesia untuk terus bersama 
mendaki kemajuan. 
Semoga terang cahaya Ilahi selalu menerangi hati, jiwa dan semangat para 
pemimpin Indonesia saat ini. Bumi pertiwi, tanah, air dan segenap isi alam 
semesta pun kiranya lestari menaungi keselamatan lahir batin, akhlak moral para 
pemimpin negeri ini, yang akan terus berjuang bagi kesejahteraan dan kemajuan 
rakyat Indonesia.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 
 



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Ekodamai – Energi alternatif..

2010-01-15 Terurut Topik Retno Kintoko
 menghormati budaya asli dan kesatuan manusia dengan 
alam. Hanya dalam semua itu damai dapat diusahakan.
”The Mission”
Pada abad ke-17-18 orang Iguarani di Paraguay disodori dua macam perkembangan: 
yang satu adalah pembangunan yang mulai dengan pendidikan menyeluruh, seperti 
yang dilakukan Gabriel dan komunitasnya. Mereka mengajari orang Indian itu 
bercocok tanam dan memiliki pertanian serta perkebunan sendiri; bahkan mereka 
mendidik anak-anak sehingga menjadi cerdas dan memiliki selera seni yang 
semakin indah.
Model pembangunan masyarakat lainnya menjadikan orang Guarani sebagai alat 
untuk mencari keuntungan bagi orang Eropa. Mereka adalah tenaga murah yang 
dapat menolong mengambil hasil bumi sebanyak mungkin demi kepentingan 
pendatang. Perbedaan cara pembangunan itu menyeret juga perselisihan antara 
para pemuka agama dan politisi di Eropa. Tidak perlu menunggu lama: terjadilah 
perang. Itulah yang ditayangkan oleh film The Mission, yang mendapat banyak 
penghargaan di beberapa pusat seni dan menjadi pangkal studi banyak seminar.
Rebutan sumber daya alam seperti itu bukan hanya tidak berhenti pada abad 
ke-18, tetapi bahkan semakin meluas dan semakin brutal pada abad ke-19 dan 
ke-20; abad ke-21 belum terbebaskan dari pertikaian ekonomi dan politis dengan 
pangkal rebutan sumber daya alam dan dengan akibat perusakan alam yang semakin 
lama semakin parah.
Kata Iguarani dapat diganti dengan pelbagai nama suku di banyak tempat di 
seluruh dunia. Paraguay dapat saja pindah ke sembarang tempat di pulau subur di 
setiap benua, termasuk Indonesia. Banyak suku bangsa memandang alam sebagai 
ibu, seperti kita dulu sering menyebutnya Ibu Pertiwi. Tidak sedikit yang 
memandang pelindung kesuburan tanah, seperti Dewi Sri, pantas dihormati sebagai 
sebuah sikap batin untuk menghormati alam.
Hal serupa berlaku di Jawa, Amungme, Na’vi, dan seterusnya. Semua merujuk pada 
sikap sama: menghormati alam semesta. Orang yang mencintai kemajuan bangsa 
manusia secara menyeluruh, dengan segala analisis ekologisnya, memiliki sikap 
hormat pada alam secara sama: amat berbeda dengan mereka yang melihat bumi 
sebagai tempat yang harus diisap habis madunya demi keuntungan finansial jangka 
pendek. Rebutan sumber daya alam itu sejak beberapa abad dan semakin lama 
semakin ganas menyebabkan terjadinya konflik tersembunyi atau terbuka di PBB 
dan seluruh dunia.
”Si vis pacem, protege creaturam”, ”bila mau damai, lindungilah ciptaan” adalah 
seruan yang pantas mendapat perhatian kita, yang mencintai Pertiwi, menyayangi 
perdamaian, dan menghendaki kemajuan yang lestari. Itulah juga harapan yang 
layak dikemukakan pada awal tahun 2010. 
BS Mardiatmadja, SJ Rohaniwan [Kompas.15/1/1]
-- 
 
Energi alternatif
Walaupun kondisi geografis Indonesia terlahir dari sononya rawan gempa, 
sehingga harus bisa hidup berdamai dengan gempa. Namun di sisi lain kita 
melihat kondisi geografis Indonesia terdiri dari ribuan kepulauan, dan 
dikelilingi oleh jalur-jalur pantai yang indah, maka banyak berlimpah sumber 
alam lestari yang belum digali dan dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik 
misalnya. Contoh energi tenaga angin di sepanjang pantai dapat sebagai sumber 
tenaga penggerak turbin – baling-baling – kincir angin, sehingga bisa menjadi 
energi andalan pengganti batubara, gas alam dan air – (yang sumbernya terbatas 
dan perlu semakin dihemat) - sebagai penggerak pembangkit tenaga listrik yang 
lestari dan berkelanjutan. 
Lebih-lebih bila energi sinar matahari pun kemudian banyak diakomodir menjadi 
energi tenaga listrik alternatif – tepat guna. Dari sumber tersebut tentu PLN 
bisa menjadi motor dalam usaha ini – sehingga supply and demand selalu terjaga. 
Maka dari kedua sumber tenaga alam yang sangat berlimpah ini, bisa diharapkan 
menjadi energi alternatif andalan yang menjanjikan, terbarukan, ramah 
lingkungan, alam lestari untuk saat ini dan bagi generasi masa depan.
 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Gempa Haiti dan Kita

2010-01-14 Terurut Topik Retno Kintoko
 = = = = = 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pluralisme Indonesia.  
 = = = = = 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pluralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut TAHUN BARU 2010 dengan semangat baru untuk kemanusiaan. 
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
TAJUK RENCANA
Kamis, 14 Januari 2010 | 03:02 WIB
Gempa Haiti dan Kita
Kali ini gempa menimpa Haiti, negara paling miskin di belahan bumi Barat yang 
terletak di Karibia, Selasa, menjelang pukul 17.00 atau 04.53 WIB, Rabu. 
Gempa berkekuatan 7,0 skala Richter ini dilaporkan yang paling dahsyat dalam 
dua abad terakhir di Haiti, dan dikhawatirkan menewaskan ribuan orang. Markas 
Besar Misi PBB dan Istana Presiden serta banyak gedung dan bangunan runtuh. 
Saat terjadi gempa, Presiden Rene Preval dilaporkan tidak berada di istana.
Seperti yang sudah sering kita dengar manakala gempa dahsyat terjadi, jumlah 
korban pasti memang belum diketahui, tetapi yang sudah diamati adalah 
terputusnya aliran listrik dan saluran telepon. Sementara sebagian besar korban 
hingga Tajuk ini ditulis masih terperangkap di bawah reruntuk bangunan.
Bencana Haiti termasuk dahsyat, dan karena itu banyak negara segera menawarkan 
bantuan. Sebagai negara yang acap diguncang gempa, kita pun bisa merasakan 
betapa berat penderitaan rakyat Haiti. Dari jauh hati kita pun terketuk, dan 
sudah semestinya pula kita menawarkan bantuan kemanusiaan apa pun yang kita 
bisa.
Sebagai negara miskin, dan banyak terlilit kisruh politik, kita bisa 
membayangkan infrastruktur apa yang tersedia di negara ini. Padahal, kita tahu, 
untuk menolong korban, yang banyak dibutuhkan adalah alat-alat ekskavasi berat. 
Mengingat pusat gempa hanya 16 kilometer dari ibu kota Port-au-Prince, korban 
dan bangunan yang runtuh pun banyak.
US Geological Survey, badan di AS yang melakukan pemantauan global atas gempa, 
menyebutkan bahwa berdasarkan lokasi dan kekuatan gempa, gempa Haiti setidaknya 
dirasakan oleh sekitar tiga juta orang.
Selain bersimpati dan solider kepada Haiti, kita pun ikut diingatkan bahwa kita 
sendiri masih punya banyak pekerjaan rumah menyangkut kegempaan. Sengaja kita 
angkat kembali soal ini karena beberapa waktu terakhir tampaknya kita begitu 
sibuk dengan soal-soal politik yang seperti tidak ada akhirnya, tetapi di sisi 
lain tidak menghasilkan produktivitas. Padahal, realitas geografis dan geologis 
tetap menempatkan kita dalam status bahaya gempa.
Penderitaan Haiti sungguh dalam karena gempa terjadi ketika kondisi belum 
sepenuhnya kondusif untuk menggerakkan kembali pembangunan. Dalam penderitaan 
warga Haiti bisa ingat kembali, bahwa kekalutan politik dan kemiskinan bisa 
membuat bencana alam — apalagi yang dahsyat — bisa berdampak berlipat ganda.
Sekali lagi, sambil mengemas bantuan untuk Haiti, sudah sewajarnya kita terus 
menengok kesiapan kita sendiri dalam mempersiapkan diri menyongsong gempa 
besar, yang sudah menjadi satu keniscayaan akan terjadi di wilayah Tanah Air. 
Jangan sampai kelalaian membuat korban dan penderitaan bertambah. [Kompas, 
14/1/10]
-- 
Kita mengetahui struktur geologi dan lapisan lempeng tanah di Indonesia 
tergolong rentan, karena dikelilingi ring of fire - gunung berapi aktif – 
sehingga penemuan inovatif pembangunan rumah dari limbah organik oleh para 
perancang di ITB beberapa waktu yang lalu menjadi penting dan prioritas untuk 
bisa diterapkan di beberapa daerah rentan gempa, paling tidak untuk 
meminimalkan korban bila terjadi gempa. 
Perasaan pilu dan duka yang mendalam menyelimuti para korban, hingga kita pun 
turut merasakannya – seperti halnya pernah terjadi di Aceh, Yogya, Nias, 
Tasikmalaya, Padang, NTT, Irian dan sebagainya. Sehingga menggoreskan duka yang 
mendalam masyarakat dunia khususnya bagi kehidupan dan kemanusiaan. 
Kiranya para korban dimampukan, kuat dan tabah menjalani hari-hari terberat 
dalam hidupnya, dan diberikan jalan keluar yang terbaik untuk mengatasinya. 
Tindakan pemerintah, cinta, kasih sayang, perhatian, bantuan dan pertolongan 
dari segala penjuru dunia akan menjadi penyejuk jiwa yang dahaga, rasa damai, 
pemulih luka dan penguat kehidupan mereka serta mendorong semangat kemanusiaan 
bagi sesama di dunia ini. Amien!

 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Rumah dari Limbah Organik - Gempa Haiti..

2010-01-13 Terurut Topik Retno Kintoko
 berjatuhan lebih banyak akibat gempa yang kembali akan terjadi di 
kemudian hari. [Kompas, 12/1/10]
 
Manusia selalu diberikan pengertian bagaimana menghadapi hal-hal yang akan dan 
bisa terjadi sewaktu-waktu - walau seringkali yang terjadi, kadang malah 
mengabaikannya -seperti halnya bencana gempa bumi berkekuatan 7.0 richter, . . 
. yang saat ini tengah melanda Haiti...
Mengingat struktur geologi dan lapisan lempengan tanah di Indonesia tergolong 
rentan, karena dikelilingi ring of fire - gunung berapi aktif – sehingga 
penerapan rumah dari limbah organik menjadi penting dan prioritas di beberapa 
daerah rentan gempa. Sehingga apabila nantinya sampai terjadi gempa, jumlah 
korban pun bisa dikurangi. 
Dan yang lebih penting lagi, hendaklah semua unsur berusaha menjaga moral dan 
nurani bangsa ini dengan baik dan benar.
 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Berhukum dengan Hukum yang Hidup

2010-01-11 Terurut Topik Retno Kintoko
 kedua dari ucapan Prof Tjip, bahwa ”politisi boleh berbohong, tetapi 
tidak boleh salah”, rasanya tidak sepenuhnya benar. Seharusnya politisi tak 
boleh berbohong, apalagi melakukan kebohongan publik, tetapi kenyataannya ada 
yang berbohong. Baru-baru ini Kwik Kian Gie mengatakan bahwa ada petinggi 
pemangku jabatan politik kita yang berbohong.
Politisi tak boleh salah sebab, kalau sampai salah langkah, bisa tamatlah 
karier politiknya. Ingat saja Wapres Spiro T Agnew yang tamat riwayatnya 
setelah mengatakan ”Nolo contendere” atas tuduhan suap. Walaupun (kata Prof 
Tjip) boleh, Spiro Agnew tidak berbohong sebab di pengadilan ia tidak melawan 
dakwaan jaksa penuntut. Kesalahannya ialah ia doyan makan sogokan. Juga kita 
teringat kepada Presiden Richard M Nixon, yang salah (kebablasan) melangkah 
dalam skandal Watergate. Tamatlah ia dalam pemakzulan, cuma untungnya ia 
langsung diampuni penggantinya, yakni Presiden Gerald Ford.
Ajaran Prof Tjip akan selalu dikenang (dan semoga juga ditiru dan dikembangkan) 
oleh koleganya, mahasiswanya, dan kita semua. Beristirahatlah dalam kedamaian, 
profesor!
Liek Wilardjo Guru Besar Fisika Universitas Kristen Satya Wacana, Kompas, 
12/1/10]
 
Kembali kita kehilangan seorang pendekar dan pakar di bidang sosiologi hukum di 
Indonesia yang sangat aktif dan kritis terhadap perkembangan hukum positif di 
Indonesia, Prof Dr Satjipto Rahardjo, SH, MA. 
Pada saat ini Negara dan pemerintah ingin menegakkan hukum, di saat yang sama 
di tempat lain ada saja yang sedang mempermainkan hukum – kemudian muncul mafia 
hukum di berbagai tempat…hingga sampai ke sel-sel tahanan.
Hukum akan baik bila dipegang oleh orang baik. Hukum yang kurang baik pun akan 
tetap baik bila yang menjalankan orang baik. Tetapi sebaliknya, sebaik apapun 
produk hukum, pasal-pasal dan aturannya, apabila berada di tangan orang jahat, 
maka …..silakan menjawab sendiri….atau paling tidak akan berjalan baik, tetapi 
biasanya hanya untuk kebaikan orang jahat tersebut.
Marilah kita hidupkan hukum, menyadari hukum, menjunjung tinggi hukum hingga 
nanti bisa menjadi panglima di Indonesia. 
 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Memacu Industri Strategis

2010-01-10 Terurut Topik Retno Kintoko
, Italia, Korea Selatan, 
Turki, dan negara lain atas berbagai produk perusahaan itu mestinya membuat 
kita semakin yakin untuk memanfaatkan industri strategis kita untuk berbagai 
keperluan.
Pemerintah juga bisa mengembangkan program pembiayaan perbankan yang dijamin 
sepenuhnya oleh pemerintah sebagaimana fasilitas kredit ekspor dengan negara 
lain selama ini.
Berbagai hal tersebut akan memungkinkan industri strategis kita berkembang 
secara sehat dan mampu bersaing dalam percaturan global. [Cyrillus Harinowo 
Hadiwerdoyo Pemerhati Ekonomi, Kompas, 11/1/10]
 
Negara dengan segala sumber daya yang mendukungnya; manusia, alam, lembaga 
negara, instansi, badan usaha, dan sebagainya kiranya terus berusaha keras 
memacu kebijakan, kinerja dan produktifitasnya di berbagai lini. 
Periode lima (5) tahun bukanlah waktu yang lama untuk membangun bangsa, apalagi 
waktu 100 hari pertama kerja menteri kabinet yang tidak terasa hampir terlewati.
Jangan lakukan lagi tindakan-tindakan yang melukai hati rakyat, seperti 
korupsi, manipulasi, penyalahgunaan wewenang, salah kebijakan atau mal 
keputusan dan sebagainya. Tetapi tunjukkan bahwa seluruh aparat Negara selalu 
menjadi motor pemberantasan korupsi, dan menjadi teladan di setiap kebijakan 
instansinya. Karena dari tindakan dan teladan itulah akan menyemai dan menanam 
moral kepada tiap generasi, sekaligus akan menjadi penentu maju tidaknya 
generasi bangsa Indonesia di masa depan. 
Jadi sebaiknya jangan coba-coba lagi dan jangan main-main lagi.

 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Sariban, Hidup untuk Lingkungan Hidup

2010-01-06 Terurut Topik Retno Kintoko
 di sekolah rakyat tentang Kota Bandung 
benar-benar berkesan bagi Sariban. Dalam benak Sariban waktu itu, Bandung 
adalah gambaran kota ideal dengan masyarakat yang gemah ripah loh jinawi. 
Udaranya sejuk, tanahnya subur, dan rakyatnya makmur.
Dengan menumpang kereta api, Sariban berangkat dari Magetan ke Bandung. Saat 
itu tahun 1963 ketika dia baru saja lulus Kursus Dagang Tingkat Pertama 
(sekolah setingkat SMP). Sampai di Bandung, Sariban menggelandang selama tiga 
bulan karena tidak mempunyai sanak saudara di Bumi Priangan itu. Dia kemudian 
bekerja sebagai kuli bangunan di Kelurahan Husein Sastranegara.
Dari upah menjadi kuli itulah Sariban melanjutkan pendidikan di Kursus Karyawan 
Perusahaan Tingkat Atas Bandung dan lulus tahun 1972. Tahun itu juga dia 
melamar dan diterima bekerja di Rumah Sakit Mata Cicendo. Tugasnya mengurusi 
lingkungan, mulai dari memeriksa genteng bocor, saluran air hujan, sanitasi, 
sampai mengurus taman.
Untuk memudahkan Sariban, Rumah Sakit Mata Cicendo memberinya sebuah sepeda 
kumbang yang sampai saat ini masih dia pakai. Setiap berangkat kerja, Sariban 
membawa sampah dari rumah untuk dibuang ke tempat penampungan sementara yang 
dia temui di jalan. Dia juga tekun memunguti sampah di jalan untuk dibuang ke 
tempat yang seharusnya. 
Ia menerima berbagai penghargaan Lingkungan Hidup dari Gubernur Jawa Barat 
mulai dari Gubernur Ateng Wahyudi (1987), Pengelola Lingkungan Hidup Terbaik 
oleh Gubernur R. Nuriana (2002), Pelestari Lingkungan Hidup oleh Wakil Kota 
Bandung Dada Rosada 2008, Hadiah sepeda listrik dari Wali Kota Bandung sebagai 
Penjaga Lingkungan Hidup tahun 2009. [Kompas, 7/1/10].   
 

 
Manusia hidup adalah untuk memelihara, merawat, memupuk dan membangun kehidupan 
serta lingkungan hidup, sehingga mendorong proses kehidupan bersama lingkungan 
alam di sekitarnya semakin berkulitas, berkembang dan lestari.
 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Indonesia dan Gus Dur, Frans BK..

2010-01-05 Terurut Topik Retno Kintoko
 harus membela Bung Karno terhadap PKI, yaitu dari 
dalam pemerintahan,” ujar Yani. Akhirnya kami setuju.
Partai harus meninggalkan oposisi. Hal itu tidak diumumkan, tetapi hanya bisa 
diterima berdasarkan program. Esoknya, Frans ke istana. ”Nah, Frans, kamu aku 
jadikan menteri perkebunan. Sanggup? Ini bukan seperti kebun kalian di Flores, 
hanya beberapa pohon kelapa. Kau harus urus kopi, teh, karet.”
Frans mulai lagi bertemu Bung Karno. ”Saya harus akui, selama itu dia selalu 
membela saya terhadap PKI. Meski saya menentang politiknya, dia selalu 
merangkul. Bung selalu bisa menerima,” ujar Frans.
Waktu Bung Karno meninggal pada 21 Juni 1970, Frans Seda berada di Singapura 
untuk mengurus Batam. Frans Seda meninggal pada 31 Desember 2009. Mereka 
mungkin bertemu lagi di sana. (Pieter P Gero) Kompas, 6/1/10.
 
Semaian dan tebaran pemikiran yang dilakukannya dengan tekun, gigih dan sepenuh 
hati telah tumbuh subur, berkembang memenuhi hati, jiwa rakyat dan 
bangsanya bagi proses kemajuan bangsa Indonesia, bahkan terasa hingga ke 
penjuru dunia. 
Jasa dan teladannya tak akan usang diterpa zaman, bagaikan permata2 yang indah, 
terus bercahaya menyertai langkah kehidupan, di setiap generasi bangsanya. 
Terima kasih para pahlawan bangsa, suri tauladan senantiasa telah engkau 
tunjukkan. 
  
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Mengenang Gus Dur dan Frans Seda

2010-01-04 Terurut Topik Retno Kintoko
 Pemerintah Amerika Serikat, di bawah Presiden John F Kennedy, 
mengajukan upaya perdamaian yang dikenal dengan Plan Bunker. ”Kita sudah setuju 
Plan Bunker dari Kennedy untuk menyelesaikan soal Irian Jaya, tapi Belanda 
belum. Bersama ABRI dan Nasution (Jenderal Abdul Haris Nasution), kita mencari 
jalan. Saya lalu dikirim ke Belanda untuk diplomasi,” tegasnya.
Plan Bunker intinya meminta Indonesia dan Belanda agar mengupayakan jalan damai 
bagi penyelesaian Irian Jaya. John F Kennedy mengutus adiknya, Robert Kennedy, 
ke Jakarta pada Februari 1961 untuk menyampaikan rencana ini, tetapi Pemerintah 
Belanda saat itu tetap menolak. Menlu Belanda Joseph Luns (1952-1971) paling 
keras menolak.
Karena Frans Seda saat itu tokoh Partai Katolik di Indonesia, mula-mula 
pembicaraan dilakukan dengan Partai Katolik di Belanda yang juga partai 
berkuasa. ”Tapi mereka tidak mau menerima, apalagi pemerintah. Menlu Belanda 
Joseph Luns saat itu juga melarang semua menteri menemui saya. Saya bilang, 
terserah,” ujar Frans Seda.
Frans Seda hanya mengatakan, ”Saya datang untuk menyatakan kalau kamu tidak 
menerima rencana itu, terjadi perang. Dan kalau terjadi perang, kau yang salah, 
kau yang harus pikul darah orang-orang yang mati.”
Saat itu Indonesia memiliki sejumlah kapal perang, kapal selam, pengebom, dan 
pesawat tempur mutakhir buatan Uni Soviet. Pada 2 Januari 1962, Komando Mandala 
untuk membebaskan Irian Jaya sudah dibentuk. Panglimanya Brigjen TNI Soeharto 
(kemudian Presiden Soeharto) yang saat itu menjabat Deputi KSAD Wilayah 
Indonesia Timur.
Pada hari ke-10, Partai Katolik Belanda rapat dan membicarakan masalah Plan 
Bunker dan akan mengusulkan ke kabinet. ”Saya bilang, tanggal 19 Mei saya masuk 
Indonesia dari Singapura. Kalau bisa, saya dapat kabar sebelum itu karena harus 
lapor kepada Bung Karno,” ujar Frans Seda.
Dari sana Frans Seda ke Roma (Italia), bertemu dengan Menlu Vatikan. ”Saya 
bilang bila Belanda tidak menerima Plan Bunker, berarti perang. Vatikan bila 
dengar soal pembunuhan amat responsif,” tutur Frans Seda. Pendekatan sebagai 
sesama Katolik dimanfaatkan.
Pulang ke Singapura. Pada 18 Mei 1962 malam, telepon berdering. ”Frans, dengar 
siaran radio Pemerintah Belanda semalam? Pemerintah Belanda menerima rencana 
itu.” Tiba di Jakarta, Frans Seda langsung ke Istana dan bertemu dengan 
Jenderal Achmad Yani.
Saat Frans Seda bertemu dengan Achmad Yani, datang Mayjen Soeharto. Sebagai 
Panglima Komando Mandala, pangkat Soeharto dinaikkan satu tingkat. ”Ia marah 
karena di luar diberitakan soal Irian ini kemenangan diplomasi Deplu,” ujar 
Frans Seda yang untuk pertama kalinya bertemu dengan Soeharto.
Tapi Achmad Yani langsung bilang, ”E... nanti dulu Pak Harto. Ini orangnya. 
Yang menjalankan diplomasi bukan mereka, tetapi kita. Ini orangnya di sini. 
Jangan kecil hati.” Frans Seda hanya berdiam diri saat ditunjuk Jenderal Achmad 
Yani.
Achmad Yani menegaskan, ini kemenangan tentara, walau di bidang diplomasi. 
”Bukan kemenangan Subandrio,” ujar Frans Seda mengutip Achmad Yani. Subandrio 
adalah Menteri Luar Negeri yang ketika itu bertolak belakang secara politik 
dengan tentara.
Frans Seda sudah berpulang kepada Sang Pencipta 31 Januari 2009. Pertanyaan 
terakhir pada wawancara itu, apa yang dilakukan Pak Frans jika diperkenankan 
mengulang hidup lagi.
Dengan tertawanya yang khas, Frans Seda menjawab, ”Pertama, saya akan kawin 
lagi dengan istri yang sama, ha-ha-ha Kedua, bila diberi kesempatan, saya 
akan kembali turut mengatur negara ini sebab bangsa ini bangsa yang baik. Bila 
ditangani orang baik, akan bagus. Ketiga, coba lagi menjadi Katolik, 
ha-ha-ha..., jadi Katolik yang lebih baik.”
Frans Seda menikahi Yohanna Maria Pattinaya pada 11 Mei 1961 di Jakarta. Frans 
gemar menonton tonil yang salah satu bintangnya adalah sang istri. Terima kasih 
Pak Frans Seda. (Pieter P Gero) Kompas, 4/1/10.
 

Semaian dan tebaran pemikiran yang dilakukannya dengan tekun, gigih dan sepenuh 
hati telah tumbuh subur, berkembang memenuhi hati, jiwa rakyat dan 
bangsanya bagi proses kemajuan bangsa Indonesia, bahkan terasa hingga ke 
penjuru dunia. 
Jasa dan teladannya tak akan usang diterpa zaman, bagaikan permata2 yang indah, 
terus bercahaya menyertai langkah kehidupan, di setiap generasi bangsanya. 
Terima kasih para pahlawan bangsa, suri tauladan senantiasa telah engkau 
tunjukkan. 
  
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm]
Sedia Bibit Ikan Patin
 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Kehampaan atas Kepergian Gus Dur..

2009-12-30 Terurut Topik Retno Kintoko
= 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pluralisme Indonesia.  
= 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pluralism Indonesia 
Quotient] 
Memperingati Hari Raya NATAL 25 Desember 2009 dan TAHUN BARU 2010 
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia.
Kamis, 31 Desember 2009 | 05:21 WIB
Kehampaan atas Kepergian Gus Dur 
Kepergian mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid telah menciptakan kekosongan 
eksistensial bagi para sahabat, murid, dan pengagumnya.
Ke arah ruang hampa itu telah berembus angin kedukaan mendalam dan kegamangan 
atas kehilangan tokoh yang sebagian besar hidupnya didedikasikan bagi Indonesia 
yang pluralistik dan demokratis.
Kegamangan sebenarnya sudah terasa ketika kesehatan mantan Presiden yang lebih 
dikenal dengan sapaan Gus Dur itu cenderung merosot, lebih-lebih dalam empat 
tahun terakhir. Sekalipun tubuhnya sudah rapuh, Gus Dur tidak kehilangan 
perhatian terhadap urusan kebangsaan, termasuk yang mutakhir seperti kasus Bank 
Century.
Kepergian Gus Dur pun tidak hanya menyentuh rasa duka mendalam, tetapi 
sekaligus menyingkapkan reputasinya sebagai tokoh agama, pejuang demokrasi, 
pemimpin politik, pembela kaum minoritas, pengusung hak asasi, pahlawan 
pluralisme, penganjur perdamaian, dan penentang kekerasan.
Segala karyanya itu dijalaninya sepenuh hati sebagai panggilan hidup, sekaligus 
sebagai perwujudan keyakinan dan nuraninya. Soal prinsip, Gus Dur tidak pernah 
ragu-ragu, dan memang tegas, tanpa kehilangan rasa humor yang tinggi. Terkenal 
ucapannya ”gitu aja, kok, repot”.
Ketika orang masih sulit berbicara tentang demokrasi pada puncak pemerintahan 
Presiden Soeharto, Gus Dur bersama sejumlah aktivis mendirikan Forum Demokrasi 
yang mendorong wacana proses demokratisasi di Indonesia. Gus Dur juga 
memberikan pembelaan dan perlindungan terhadap anggota Partai Rakyat Demokratik 
(PRD) yang dikejar-kejar aparat pada era Orde Baru.
Jangkauan pergaulan Gus Dur pun sangat luas, jauh di luar batas lingkungan 
sosial kulturalnya. Ketika digugat mengapa terkesan lebih akrab dengan 
tokoh-tokoh non-Muslim, Gus Dur menjawab, Islam merupakan rahmat untuk semesta, 
rahmatan lil alamin.
Gus Dur telah melambungkan citra Indonesia di arena internasional karena 
pandangan dan pikirannya yang terbuka. Perjuangannya tentang Indonesia yang 
pluralistik, damai, demokratis, dan menghargai hak asasi bukanlah basa-basi, 
tetapi bersifat total.
Seperti banyak tokoh besar lain dalam sejarah yang penuh cobaan, Gus Dur pun 
tidak luput dari tantangan termasuk ujian politik yang melengserkannya dari 
kursi kepresidenan. Hanya di atas segalanya, Gus Dur telah memperlihatkan 
komitmen luar biasa bagi kepentingan bangsa. Berbagai kalangan merasa nyaman 
dengan Gus Dur sebagai teman, sahabat, pelindung, pembela, dan pejuang bagi 
kaum tertekan.
Perhatian Gus Dur begitu besar terhadap kepentingan bangsa sampai-sampai tidak 
memerhatikan kesehatannya sendiri. Namun, kebesaran jiwa, keluhuran pikiran, 
dan kemuliaan perjuangannya telah melampaui keterbatasan fisiknya. Itulah 
kebesaran yang ditinggalkan Gus Dur sekaligus yang dibawanya memasuki 
keabadian. [Tajuk Rencana, Kompas, 31/12/2009]
---
 
Sekalipun hingga pada saatnya seseorang harus berpulang, meninggalkan tubuh dan 
jasadnya, namun jiwa dan pikirannya akan terus tumbuh berkembang, sebagaimana 
halnya ia bertekun, gigih dan giat merawatnya di saat ia masih hidup, dan 
diberi kesempatan mengusahakannya untuk kebaikan kehidupan umat dan sesama, 
negaranya bahkan hingga kebahagiaan dunia sekalipun. 
 
Turut berduka yang mendalam atas berpulangnya putra-putra terbaik bangsa 
Indonesia, khususnya pejuang di bidang kemanusiaan;

KH. Abdurrahman Wahid, 69th, Mantan Presiden RI ke-4 
Franciscus Xaverius Seda, 84th, Mantan Menteri Keuangan 1963-1964 
Jasa dan teladannya tak akan lekang digerus zaman, bagaikan permata2 yang 
indah, terus bercahaya menyertai kehidupan di setiap generasi bangsanya.
Terima kasih para pahlawan bangsa, suri tauladan senantiasa telah engkau 
tunjukkan. 
 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko
 
SELAMAT MENYONGSONG TAHUN BARU 2010 
Dengan penuh semangat baru….! 
 
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Renungan NATAL: Bukan Cicak atau Buaya

2009-12-23 Terurut Topik Retno Kintoko
 bangsa
kita. Itulah pesan yang juga disampaikan oleh Pesan Natal Bersama PGI
dan KWI, yaitu ”untuk senantiasa menyadari kebaikan Tuhan dan
sendiri berbuat baik kepada sesama, yakni untuk tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan, melainkan mengalahkan kejahatan dengan
kebaikan”. Dengan demikian, merayakan Natal antara lain berarti
meneguhkan niat — baik sebagai pribadi maupun dalam kebersamaan — untuk
selalu berbuat baik.
Mengakhiri
renungan ini, saya kutip kata-kata indah Bunda Teresa, ”Setiap kali
kita tersenyum bersahabat kepada seseorang dan berbaik hati
kepadanya, kita merayakan Natal. Setiap kali kita memberikan
pengharapan kepada seseorang yang putus asa, kita merayakan Natal.
Setiap kali kita memberikan kesempatan Yesus lahir kembali dengan
membahagiakan orang lain, kita merayakan Natal.”
Selamat
hari raya Natal dan selamat rajin berbuat baik dan selamat menyambut
Tahun Baru. [I
Suharyo Uskup Koajutor Keuskupan Agung Jakarta]
---Terima kasih Pastor atas renungannya, dapat sebagai bekal untuk 
menjalani dan memaknai Natal kali ini menjadi lebih berarti... 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.Best
Regards, 

Retno
Kintoko












Kepada
seluruh umat kristiani di Indonesia

kami
mengucapkan:

SELAMAT
HARI RAYA NATAL 2009 


DAN
TAHUN BARU 2010

Kiranya
kebahagian dan sukacita Natal TUHAN ini

senantiasa
dicurahkan atas kita 

dan menyelimuti segenap hati dan jiwa
kita

di segala kehidupan kita sekalian.

Salam
damai di bumi damai di hati. 

Amien!


Salam dan doa,

Retno Kintoko 



SONETA INDONESIA www.soneta.org  Retno Kintoko Hp. 0818-942644  Aminta 
Plaza Lt. 10  Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan  Ph. 62 21-7511402-3  
  


  

CiKEAS Boediono, Yudhistira, atau Prabu Baka...

2009-12-21 Terurut Topik Retno Kintoko
=  
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia.  
=  
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Memperingati Hari anti Korupsi 9 Desember 2009 dan Hari HAM 10 Desember 2009 
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
WAYANG KULIT
Boediono, Yudhistira, atau Prabu Baka...
Di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/12), Panitia Khusus Hak Angket Bank 
Century DPR mulai menjalankan tugasnya mengungkap ”kebenaran” penyelamatan Bank 
Century dengan suntikan dana Rp 6,7 triliun. Badan Pemeriksa Keuangan adalah 
pihak pertama yang didengar keterangannya.
Sementara itu, di depan Istana Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Selatan, 
mahasiswa dengan berbagai bendera organisasi melakukan aksi menuntut Wapres 
Boediono mundur sementara. Teriakan pengunjuk rasa sayup-sayup terdengar di 
kamar kerja Wapres.
Namun, Boediono tidak di sana. Pada saat yang sama, seusai membuka Festival 
Dalang Bocah Tingkat Nasional 2009, ia asyik menikmati pergelaran wayang kulit 
berjudul Pembebasan Eka Cakra. Lakon itu dimainkan selama 22 menit oleh dalang 
cilik kelas I SMP asal Desa Cakul, Kecamatan Jongko, Kabupaten Trenggalek, Jawa 
Timur, Wuwus Nanang Galih Carito.
Boediono mengaku sejak kecil menggemari wayang kulit. Ia terlihat tenang 
menyaksikan suguhan wayang kulit itu. Ia juga sempat bercerita, sejak kecil di 
kota kelahirannya, Blitar, Jatim, dia rajin menonton wayang. Ketika itu tidak 
ada hiburan yang murah kecuali wayang kulit.
”Setiap pagi saya dibangunkan oleh ayah, sekitar pukul 02.00, untuk menonton 
wayang. Ayah saya melarang apabila menonton wayang semalam suntuk. Jadi, saya 
menonton ketika hari mulai terang,” katanya.
Lemah lembut 
Menurut Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Pusat Ekotjipto, 
Boediono menjadikan Yudhistira (Puntadewa) sebagai ikon dalam kehidupan 
sehari-harinya. Yudhistira adalah putra tertua Pandawa, ikon kebaikan dan 
kebenaran yang lemah lembut serta berhati-hati jika berbicara. Yudhistira tak 
pernah menginjak tanah, terkecuali berbohong.
Humas Pepadi Pusat Bambang Asmoro menjelaskan, lakon Pembebasan Eka Cakra 
berkisah soal kejahatan dan angkara murka yang dikalahkan kebaikan budi. Epos 
ini mengisahkan negeri yang dikuasai raksasa pemakan manusia, Prabu Baka.
Setiap hari di negeri Eka Cakra, rakyat harus menyiapkan seorang manusia 
sebagai santapan Prabu Baka. Tiba giliran keluarga Demang Widrapa harus 
menyerahkan korban. Seluruh anggota keluarga itu ingin berkorban sehingga 
mereka kesulitan untuk menentukannya.
Di tengah kesulitan itu, Pandawa berkunjung dan bermalam di rumah Widrapa. 
Masalah ini diketahui Pandawa. Dewi Kunti, ibu Pandawa, meminta Yudhistira 
mengutus Bima (Bratasena) menjadi korban untuk menggantikan keluarga Widrapa.
Bima yang memiliki senjata kuku Pancanaka justru bisa membunuh Prabu Baka. 
”Cerita ini bermakna tolong-menolong dan balas budi. Angkara murka bisa 
dikalahkan oleh kebenaran dan kebaikan,” ujar Bambang.
”Prabu Baka adalah simbol keserakahan. Yudhistira yang mengutus Bratasena 
adalah simbol kebaikan dan kebenaran,” tuturnya. Apakah kisah itu terkait kisah 
Boediono yang kini terbelit kasus Bank Century?
”Wah, itu urusan politik. Jangan dikaitkan dengan pewayangan,” kata Bambang. 
(har), Kompas, 19/12/09]
-
Belajar dari kasus kebijakkan ekonomi yang dampaknya menguras energi dan waktu 
para pejabat publik negeri ini, bahkan sebelum 100 hari kerja terlewati.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.
Best Regards, 
Retno Kintoko 

 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm]
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS 22 Desember 2009 Hari Ibu

2009-12-21 Terurut Topik Retno Kintoko
, pilkada, semua relatif aman. Modal ekonomi Indonesia 
juga tidak dimulai dari nol. Politisi juga mulai mendengarkan tekanan rakyat. 
Pengusaha juga tetap bekerja seperti biasa. Situasi global dimungkinkan juga 
relatif stabil pada lima tahun ke depan. 
Dengan modal ekonomi dan politik seperti itu, jika para menteri tidur saja, 
keadaan Indonesia akan sama dengan tahun 2004- 2009. Apalagi kalau para menteri 
bangun, bekerja, dan Presiden bisa lebih tegas sehingga bisa menjadi sandaran 
perasaan aman rakyat. Jika ini terjadi, Republik bisa meloncat mengejar 
kegemilangan Bric (Brasil, India, China). 
Sayang sekali, sampai hari ini, 22 Desember 2009, Presiden masih sering 
mengeluarkan pernyataan politik yang terlalu panjang, kurang akurat, sehingga 
malah membingungkan rakyat. Kompas, 22/12/09 
 
Belajar dari kasus kebijakkan ekonomi yang dampaknya menguras energi dan waktu 
para pejabat publik negeri ini, bahkan sebelum 100 hari kerja terlewati. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
Mengucapkan : 
Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2009 
Persembahan untuk para Ibu 
“Kasih Ibu tiada tara... 
sejuk lembut menawan hati dan jiwa 
membara terasa sepanjang masa. 
  
Dedikasi kami untuk para Ibunda tercinta... 
di mana saja engkau berada 
tetap terpatri di dalam jiwa dan raga 
para putera-putri penerus bangsa.
 
Juga untuk kebaikan dan kemajuan Ibu Pertiwi
sebagai harapan dan masa depan anak-anak negeri. 
 
Bangun dan bangkit Indonesia jaya!   
--  
  
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Menunggu (Ang)-Godot

2009-12-16 Terurut Topik Retno Kintoko
 banyak agen kebohongan untuk menutupi 
kebohongan-kebohongan baru. Lalu, masa pemerintahannya akan dihabiskan untuk 
membalas jasa para agen kebohongan itu, antara lain agar tidak ”menyanyi”. 
Dengan demikian, tidak akan pernah terjadi pembangunan yang efektif untuk 
rakyat.
Jadi, kita sedang menunggu politikus jantan dengan rombongan intelektual 
jantan, yang segera menunjukkan di mana bersihnya mereka serta melaporkan yang 
tidak bersih sebagaimana mestinya. Jika tidak, kita memang sedang ”Menunggu 
(para) Godot” yang tak kunjung tiba [Effendi Gazali, Koordinator Program 
Master Komunikasi Politik UI, Kompas, 16/12/09]

Belajar praktis tentang kepastian hukum dari kasus kebijakkan ekonomi yang 
dampaknya  menyedot devisa negara, menguras energi dan waktu para pejabat 
publik negeri ini, bahkan sebelum 100 hari kerja terlewatihingga sampai ada 
yang mencoba-coba mengkail ikan di air yang ia sangka keruh... padahal 
godot2lah yang perlu di kail.. agar air tetap terjaga kejernihannya.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.
Best Regards, 
Retno Kintoko 

 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm]
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Mengawal Pansus Century

2009-12-16 Terurut Topik Retno Kintoko
 
perilaku anggota Pansus Century. Seperti Rumah Sakit Omni yang menghentikan 
tuntutan perdata saat publik memperlihatkan perlawanan melalui pengumpulan 
koin, anggota DPR akan berhenti ”bermain-main” saat publik memberi sinyal 
antipati. [Toto Sugiarto Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate, Kompas, 
17/12/09]

Belajar praktis tentang kepastian hukum dari kasus kebijakkan ekonomi yang 
dampaknya  menyedot devisa negara, menguras energi dan waktu para pejabat 
publik negeri ini, bahkan sebelum 100 hari kerja terlewati Hingga sampai 
ada yang mencoba-coba mengail ikan di air yang ia sangka keruh... padahal 
godot2lah yang perlu dikail... agar air tetap terjaga kejernihannya.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm]
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Sri-Boediono-Yudhoyono

2009-12-15 Terurut Topik Retno Kintoko
 Yudhoyono, terus terang saja saya dibuat makin tak mengerti. 
Mengapa, dengan modal politik dan legitimasi yang sebegitu besar, ia semakin 
terlihat tidak presidensial. Saya dibuat makin tak paham, mengapa ia selalu 
terlambat menjejeri perkembangan politik yang berjalan begitu cepat hari-hari 
ini.
Seandainya Yudhoyono pun terlibat, tentu saja ia pun mesti menerima sanksi 
hukum dan politik setimpal. Saya percaya, penegakan hukum dalam rangka 
pemberantasan korupsi harus berlaku adil kepada siapa pun. [EEP SAEFULLOH 
FATAH, CEO Pol Mark Indonesia, Kompas, 15/12/09]
-
Belajar dari kasus kebijakkan ekonomi yang dampaknya menguras energi dan waktu 
para pejabat publik negeri ini, bahkan sebelum 100 hari kerja terlewati.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm]
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Risiko (Politik) Sistemik

2009-12-14 Terurut Topik Retno Kintoko
, termasuk Indonesia. Secara mengejutkan, Abdulrahman 
al-Saleh, Menkeu Dubai, mengatakan, tak ada dana talangan dari pemerintah 
(Financial Times, 1/12/2009).
Praktik penalangan sebenarnya terkait konsep Too Big To Fail. Kini, doktrin ini 
dipertanyakan kesahihannya oleh para akademisi dan lembaga penjamin 
simpanan-nya AS.
Sederhananya, keputusan menalangi Bank Century mengandung banyak kelemahan 
meski bukan berarti pengambil kebijakan bisa dikriminalisasi. Masalahnya, 
respons terhadap kasus Bank Century sudah masuk ranah politik. Maka dari itu, 
terlepas dari benar-tidaknya dampak sistemik secara ekonomi, dampak sistemik 
politiknya sudah sangat nyata. A Prasetyantoko Dosen di Unika Atma Jaya, 
Jakarta,  Kompas, 14/12/09]
-
Belajar dari kasus kebijakkan ekonomi negara yang dampaknya sangat sistemik dan 
politis.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm]
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Soe Hok-Gie.. Kegilaan yang Menginspirasi..

2009-12-11 Terurut Topik Retno Kintoko
=  
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia.  
=  
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Memperingati Hari anti Korupsi 9 Desember 2009 dan Hari HAM 10 Desember 2009 
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
Soe Hok-Gie ...Sekali Lagi, Kegilaan yang Menginspirasi...
Benar-benar gila. Enam tahun musuhan, hanya karena demi Soe Hok-Gie (lahir di 
Jakarta, 17 Desember 1942, wafat di puncak Mahameru, 16 Desember 1969), mereka 
bersatu kembali. Saking tergila-gilanya, dalam tempo dua minggu, seorang Mira 
Lesmana, misalnya, di sela-sela kesibukan yang luar biasa, bisa menyelesaikan 
tulisan dua jam menjelang tenggat.
Ada belasan penulis dalam kategori sama gilanya dengan Soe Hok-Gie — karena 
teman seperjuangan dan tergila-gila dengan sosok Soe Hok-Gie — dalam waktu dua 
bulan bisa menghadirkan buku Soe Hok-Gie …Sekali Lagi, setebal xxxix + 512 
halaman. Ketika mereka dan puluhan pengagum serta teman Soe Hoe-Gie berjumpa, 
Jumat (4/12) siang di Bentara Budaya Jakarta, suasana menjadi begitu hangat. 
Mereka, yang umumnya sudah ubanan, tetapi masih berjiwa muda, saling 
bernostalgia. Silaturahim penuh kehangatan, yang mungkin sudah lama terputus, 
terjalin erat kembali.
Apalagi Rudy Badil, salah seorang editor buku dan teman Soe Hok-Gie, yang sama 
tergila-gila mendaki gunung, dengan lincah dan kocak memperkenalkan satu per 
satu penulis dan membuka cerita yang sangat manusiawi sekali, kenangan semasa 
menjadi aktivis kampus di Universitas Indonesia, menjadi eksponen ’66. Sekitar 
50 pengunjung tak henti-henti dibuat tergelak-gelak, bahkan tersenyum-senyum 
malu.
Dan jika Anda sempat membaca buku ini — yang mungkin sudah beredar dan akan 
diluncurkan pertama kali tanggal 16 Desember mendatang di Universitas 
Indonesia, Depok — bersiap-siaplah menjadi tambah gila. Tergila-gila karena 
tiba-tiba Anda bisa menjadi pengagum baru sosok Soe Hok-Gie. Semangat Anda akan 
menjadi terbakar dan yang pasti, terinspirasi.
Tergila-gila dan kemudian ikut peduli memikirkan masa kini, juga masa esok, 
alam bangsanya, siapa takut?
”Soe Hok-Gie …Sekali Lagi ini, yang katanya small outside with big inside, 
terbagi dalam lima bab dan tersusun unik. Unik karena buku kenangan sekaligus 
bunga rampai 20-an tulisan serta pemanfaatan dokumentasi ini membuat informasi 
kejadian dan peristiwa nyata, yang biarpun berlangsung 40-an tahun lalu masih 
terasa jelas benang merahnya,” kata Rudy Badil, salah seorang dari tiga editor 
buku. Dua editor lainnya adalah Luki Sutrisno Bekti dan Nessy Luntungan R.
Buku dengan judul kecil Buku Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya ini menyajikan 
dengan otentik dan amat eksklusif testimoni survivors Musibah Semeru 16 
Desember 1969.
”Buku ini juga memuat rangkaian dokumentasi bagus tentang Soe Hok-Gie dan Idham 
Lubis, suatu sajian unik yang memberikan dimensi lain mengenai kejadian masa 
lalu dua sekawan itu. Dari situ diketahui bahwa, bahkan selewat 35 tahun sejak 
Soe meninggal tahun 1969, nama Hok-Gie masih dicatut oleh segelintir manusia 
culas untuk menjual proposal penipuan adanya harta karun tipu-tipu senilai 
triliunan rupiah di puncak Mahameru,” papar Rudy Badil.
Jakob Oetama dalam tulisannya, ”Gelisah atas Nama Integritas”, menulis, ”Di 
tengah krisis rasa keadilan, hilangnya rasa, dan gencarnya semangat menggugat 
hukum saat ini, sosok Soe Hok-Gie pantas ditampilkan. Dilakukan tidak dengan 
maksud mengultusindividukan, tidak juga memaksakan, melainkan menawarkan 
nilai-nilai keteladanan, terutama integritas dan kebersihan hati.”
Menurut Jakob, Soe Hok-Gie mungkin tidak sekadar nama, tetapi sebuah nama yang 
telah mengukirkan sosok yang terus gelisah, inspirator yang terus menggugat… 
atas nama integritas dan kehormatan diri. (NAL) Kompas, 05/12/09]
-
Butiran mutiara anak bangsa kan tetap bersinar melampoi zamannya…sebagai bentuk 
persembahan yang terbaik bagi perkembangan masa depan bangsanya. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.
Best Regards, 
Retno Kintoko  
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm]
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Republik Zonder Atap

2009-12-10 Terurut Topik Retno Kintoko
 
dalam menangani krisis ekonominya. 
Rakyat jelata yang ditawan VOC dan bangsawan lokal adalah kisah dua abad silam. 
Kini Minah dan kaumnya Republik ini adalah Republik zonder atap. [Dominggus 
Elcid LiCo-editor Jurnal Academia NTT; Mahasiswa PhD di Departemen Sosiologi, 
University of Birmingham, Kompas, 04/12/09] 
 
Kepada siapa lagi negara ini bisa berharap, kalau bukan kepada rakyat dan para 
pemimpinnya? Gerakan Indonesia Bersih (GIB) bukanlah untuk pamer kekuatan, 
apalagi unjuk kekuasaan mereka hanyalah melanjutkan semangat juang, 
merealisasikan pidato dan janji-janji kepemimpinan dan keteladanan para 
pemegang moral bangsa, menjaganya dan menjunjung tinggi integritas negara – 
unjuk kedamaian di hari bersih dari korupsi, 9 Desember 2009, serta penegakan 
hak azazi manusia yang diperingati hari ini, 10 Desember 2009. Sebagai bentuk 
persembahan yang mendidik, baik dan berkualitas bagi masa depan bangsa. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
  
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Ilmu Tak Tertulis Suatu Abad

2009-12-08 Terurut Topik Retno Kintoko
 rohaniwan yang mungkin suci, tetapi belum tentu becus 
memimpin. Pemimpin itu pasti kotor atau setidaknya pernah kotor. Entah itu 
kotor karena uang, karena lumuran darah dan air mata pihak yang tak sepakat.
Jadi, sekali lagi, masihkah kita bersepakat dengan gerakan pengusutan Bank 
Century jika niat utama, dan mungkin satu-satunya, penggulingan kekuasaan?
Kearifan tradisional
Ilmu tak tertulis begitu banyak. Itu bukan saja ilmu saat Menkominfo Tifatul 
Sembiring membaca bahasa tubuh SBY dan dapat menyimpulkan sikapnya sebelum SBY 
resmi mengumumkan sikapnya atas rekomedasi Tim 8. Tetapi, itu juga ilmu yang 
digunakan masyarakat untuk sampai pada kesimpulan diam-diam, hanya melalui 
bahasa tubuh, tentang siapa sebenarnya Komjen Susno Duadji.
Ilmu tak tertulis adalah semua ilmu yang tidak diajarkan di bangku sekolah dan 
kuliah. Mengingat dunia akademis, bahkan untuk mengajarkan teater saja, memilih 
teater yang ada naskah tertulisnya, maka yang diajarkan kebanyakan teater 
Eropa. Lakon dan kearifan yang terkandung dalam teater tradisional, tak 
tertulis, teronggok, dan nyaris punah.
Padahal, kearifan tak tertulis itu bisa memberi tahu kita mengapa reformasi 
1998 gagal? Karena reformasi itu didorong seluruh atau di antara 
”Pancasila”-nya korupsi: Sirik, rakus, iri, dengki, dendam. Bukan pertama-tama 
didorong membuat perbaikan guna meraih kembali kejayaan Nusantara.
Ilmu tak tertulis mengajarkan kita semua untuk waspada dan hati-hati agar tidak 
terseret gerakan pengusutan kasus Bank Century jika agendanya cuma penggulingan 
penguasa yang belum tentu terbukti bersalah. Ilmu tak tertulis hanya membuat 
kita terpanggil mendukung gerakan itu jika agendanya adalah meraih kembali 
kejayaan Nusantara guna perbaikan nasib kita bersama. Yang lain-lain, jika pun 
terjadi, hanya dampak sampingan. [Sujiwo Tejo, Dalang, Kompas, 05/12/09]

Kepada siapa lagi negara ini bisa berharap, kalau bukan kepada rakyat dan para 
pemimpinnya? Gerakan Indonesia Bersih (GIB) bukanlah untuk pamer kekuatan, 
apalagi unjuk kekuasaan mereka hanyalah melanjutkan semangat juang, 
merealisasikan pidato dan janji-janji kepemimpinan dan keteladanan para 
pemegang moral bangsa, menjaganya dan menjunjung tinggi integritas negara – 
bersih dari korupsi pada hari ini, 9 Desember 2009, serta penegakan hak azazi 
manusia yang akan kita peringati besok, 10 Desember 2009. Sebagai bentuk 
persembahan yang baik dan berkualitas bagi masa depan bangsa. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm]
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Tahun Vivere Pericoloso

2009-12-07 Terurut Topik Retno Kintoko
 nasional. Karena ia 
merupakan kanker ganas yang melemahkan ketahanan dan jati diri bangsa. Segala 
bencana yang menimpa bangsa ini pada akar tunjangnya tertanam budaya korupsi.
Kesadaran inilah yang bergema dalam jiwa jutaan warga. Kesadaran kolektif ini 
mendorong berbagai elemen mempertautkan diri dalam Gerakan Indonesia Bersih 
(GIB), yang akan menjadikan peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, 9 Desember 
2009, sebagai momentum untuk menyelamatkan Indonesia dari bencana demokrasi dan 
bencana rezeki.
Aksi Damai Indonesia Bersih oleh GIB ini, seperti tecermin dari namanya, 
menekankan upaya penyampaian aspirasi dan tekad secara damai dan bersih dari 
fitnah dan kekerasan. Dengan demikian, semua tindakan yang tidak termasuk dalam 
kategori ”damai dan bersih” bukan merupakan bagian dari gerakan ini.
Pesan moral gerakan ini sejalan dengan platform kampanye kepresidenan SBY yang 
menjadikan pemberantasan korupsi sebagai prioritas program pemerintah serta 
agenda 100 hari kabinetnya yang berkehendak memberantas mafia hukum dan 
peradilan.
GIB hadir untuk membantu Presiden SBY merealisasikan janji-janjinya sehingga 
pantas mendapatkan apresiasi yang hangat. Semoga pada 9 Desember nanti Presiden 
bisa meluangkan waktu untuk hadir dan menyatu dalam gelombang tekad massa yang 
mendambakan Indonesia bebas dari korupsi. [Kompas, 08/12/09]

Kepada siapa lagi negara ini bisa berharap, kalau bukan kepada rakyat dan para 
pemimpinnya? Gerakan Indonesia Bersih (GIB) bukanlah untuk pamer kekuatan, 
apalagi unjuk kekuasaan mereka hanyalah melanjutkan semangat juang, 
merealisasi pidato dan janji-janji kepemimpinan dan teladan para pemegang moral 
bangsa, menjaganya dan menjunjung tinggi integritas negara – bersih dari 
korupsi 9 Desember 2009, serta penegak hak azazi manusia yang akan kita 
peringati 10 Desember 2009. Sebagai bentuk persembahan yang baik dan 
berkualitas bagi perkembangan masa depan bangsa Indonesia. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm]
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Menyemai Kebebasan Beragama

2009-11-25 Terurut Topik Retno Kintoko
 apa pun. Walaupun harus diakui tantangannnya juga ada. Namun, tidak 
sampai pada tahap yang membahayakan jiwa.
Apa yang bisa dilakukan untuk meredam radikalisme?
Yang paling penting adalah membuat masyarakat sadar bahwa terorisme itu 
berbahaya untuk perkembangan masyarakat sendiri. Karena radikalisme itu 
cenderung menghancurkan kelompok yang berbeda.
Dalam hal ini, potensi ormas Islam sangat besar karena mereka mewakili sebagian 
besar umat Islam di Indonesia. Apalagi mereka sudah menyatakan diri sebagai 
kelompok yang moderat. Lebih baik lagi jika mereka bisa lebih progresif 
sehingga betul-betul menjadi penyangga dalam meredam radikalisme.
Apa hambatannya untuk mewujudkan kebebasan beragama di Indonesia?
Dari segi legal kita sudah cukup progresif walaupun masih cukup banyak 
kontradiksi. Dari segi teologi, kita masih memerlukan suatu kejernihan berpikir 
dan berargumen sehingga menjadi jelas bahwa hak-hak orang lain, baik sesama 
Muslim maupun non-Muslim, untuk beragama itu dijamin.
Isu pluralisme dimulai puluhan tahun lalu, tetapi isu kebebasan beragama belum 
sampai pada tahap praktis.
Secara normatif memang mulai dibangun, misalnya ada uraian mengenai ayat Al 
Quran laa iqroha fid-dien, yang artinya tak ada pemaksaan dalam beragama. 
Tetapi, sekarang tantangannya lebih berat.
Toleransi pasif mungkin sudah kita lakukan. Saya kira semua tokoh agama dan 
pemerintahan sudah melakukan, tapi toleransi aktif masih belum. Toleransi aktif 
maksudnya kebebasan beragama dalam implementasi nyata. Misalnya, upaya 
menyelesaikan masalah bersama di masyarakat dalam pendirian tempat ibadah.
Apakah Anda optimistis masyarakat Muslim Indonesia bisa menuju fase demokrasi 
aktif?
Optimis karena secara normatif tidak ada pertentangan. Bahkan, akar-akar 
demokrasi sangat kuat di Islam. Itu yang dieksplorasi oleh pemikir Islam yang 
demokratis. Dan, itu yang hidup di masyarakat.
Kita memang sudah memilih demokrasi sebagai cara untuk mengembangkan masyarakat 
Indonesia. Kita tidak memilih sistem politik yang lain. Demokrasi sudah menjadi 
amanah waktu kita membentuk Indonesia. Kita menuju ke sana.
Saya percaya pada proses. Kita ada dalam satu jalan yang benar. Amerika maupun 
negara-negara Eropa juga butuh waktu lama sampai ke pilihan demokrasi itu. Kini 
kita dalam tahap di mana demokrasi bisa ditumbuhkan.
Sayangnya tak ada negara Muslim besar yang bisa jadi acuan. Banglades contoh 
yang menarik. Mereka menyebut sebagai negara sekuler walaupun memiliki jumlah 
penduduk Muslim sangat besar, terbesar kedua di dunia. Tapi, mereka jatuh 
bangun juga. Problemnya sama dengan Indonesia, korupsi dan lain-lain.
Secara prosedural kita contoh yang baik, di mana demokrasi yang elementer sudah 
terjadi, di mana pemimpin dipilih masyarakat secara bebas. Pemilu dan pilkada 
kita damai. Tentu kita belum puas karena itu masih demokrasi yang elementer. 
Belum sampai pada tahap demokrasi yang membawa kesejahteraan. Jika demokrasi 
masih membawa tetap miskin, untuk apa? Ini kita yang masih cukup jauh. Masih 
perlu waktu.
Apa yang harus dikhawatirkan bisa menggagalkan kita menuju ke proses itu?
Yang bisa menggagalkan adalah radikalisme karena hal itu bisa membatalkan semua 
yang telah kita lakukan, terutama sejak reformasi. Kecenderungan mengenai 
radikalisme itu ada sehingga memang harus terus diwaspadai. [Kompas, 
20/11/2009].
-
Kepada seluruh umat Muhammadiyah, selamat memperingati dan merayakan 100 tahun 
berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah di Indonesia semoga semakin terasa 
perannya didalam memajukan bangsa Indonesia. 
Begitupula kami mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali A. A. Yewangoe 
menjadi Ketua Umum PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) periode 
2009-2014 di Mamasa, semoga lembaga-lembaga keagamaan di Indonesia semakin 
menjadi motor pendorong kemajuan berfikir dan pemahaman umat, serta bagaimana 
umat dapat semakin menyadari pentingnya hidup dalam keberagaman dan 
keharmonisan bangsa Indonesia.
Marilah melanjutkan semangat juang, kepemimpinan, keteladanan dan kerja keras 
para pahlawan, khususnya di dalam usaha meletakkan dasar negara Pancasila, 
dasar pemahaman keagamaan, keumatan, kenegaraan dan kebangsaan bagi masa depan 
bangsa Indonesia.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
 
Ikutilah :
Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009] 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm [ Alarm gempa ] 
Sedia Bibit Ikan Patin
 



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Tak Ada yang Kalah dan Menang

2009-11-23 Terurut Topik Retno Kintoko
 dasar negara Pancasila, 
dasar pemahaman politik, kenegaraan dan kebangsaan bagi masa depan bangsa 
Indonesia.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.
 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
 
Ikutilah :
Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009] 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm [ Alarm gempa ] 
Sedia Bibit Ikan Patin



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Menjadi Penguasa Belum Tentu Memimpin

2009-11-19 Terurut Topik Retno Kintoko
 sudah mengusulkan di pimpinan DPR agar kita segera membangun perpustakaan 
besar sejenis dengan perpustakaan kongres di AS, yang merupakan perpustakaan 
terbesar di AS. Basis riset perlu menjadi tulang punggung pembuatan regulasi. 
Metode dengar pendapat dan studi banding yang dipakai selama ini hanya jadi 
sentuhan akhir saja.
Tetapi, makin mudah sekarang menjadi anggota DPR?
Sistem politik memungkinkan untuk itu. Media sosialisasi pun jauh lebih luas, 
tetapi fenomena ini tidak akan bertahan lama. Tidak semua yang masuk ke politik 
akan bertahan sebagai politisi, Menurut saya, yang akan bertahan di dunia 
politik ini adalah mereka yang punya niat baik dan kompetensi untuk memberi. 
Mereka yang mencari hidup di dunia politik tidak akan bertahan.
Bagaimana Anda melihat perpolitikan di Indonesia sekarang?
Perkembangan politik kita sekarang sangat menjanjikan. Kita adalah bangsa besar 
yang diberi kesempatan berkompetisi secara sehat oleh sistem politik kita, 
mulai dari struktur tertinggi hingga tingkat desa, terjadi suatu seleksi 
kepemimpinan secara sistemik. Cepat atau lambat, sistem ini akan memilih 
putra-putra terbaik dari bangsa kita ini untuk memimpin. Yang paling 
diuntungkan oleh sistem ini adalah mereka yang berumur 10-15 tahun pada awal 
reformasi. Mereka hidup dalam era kompetisi dan menyiapkan diri lebih baik 
untuk memimpin. Sekarang masih banyak karut-marut, tetapi sistem ini akan 
memproduksi output yang jauh lebih baik di kemudian hari, bukan sekarang.
Bagaimana Anda melihat kepemimpinan nasional pada 2014 dan setelahnya?
Saya melihat PKS punya dua masalah, soal kapasitas untuk memimpin di tataran 
strategis dan kapasitas untuk menang di tataran taktis. Menurut saya, memenangi 
pemilu itu pekerjaan yang tidak terlalu sulit, memimpin lebih sulit. Kita 
belajar dari kepemimpinan di era Reformasi selama 10 tahun terakhir ini. 
Bagaimana parpol muncul mendadak, menjadi besar, lalu turun terus. Bagaimana 
seorang pemimpin atau figur naik, kemudian turun dan lenyap seketika.
Misalkan Anda seorang presiden, kalau Anda tidak datang dengan sebuah tim yang 
besar, pekerjaan pertama yang harus Anda lakukan adalah distribusi politik, 
membagi-bagikan kekuasaan itu pada orang lain, Tim yang Anda bentuk pada saat 
memimpin itu adalah tim yang dicomot dari sana-sini. Tak akan ada satu ide 
besar yang bisa direalisasikan dengan cara itu.
Karena itu, saya berpikir bahwa ini bukan sekadar persoalan figur, kita perlu 
bicara tentang ide-ide besar dan kapasitas besar untuk memimpin. Tidak semua 
yang menang itu akhirnya berkuasa dan tidak semua yang berkuasa pada akhirnya 
memimpin. Saya malah khawatir negeri kita ini sebenarnya dipimpin oleh the 
ghost leaders (para pemimpin bayangan).
Dulu penguasa adalah sekaligus pemimpin. Soekarno berkuasa dan benar-benar 
memimpin, tidak ada ghost leaders di zamannya, Soeharto berkuasa dan 
benar-benar memimpin. Sekarang ini yang ada adalah the ghost leaders. Mereka 
itulah pemimpin sebenarnya, cuma kita tidak tahu siapa.
Saya kira bukan keharusan PKS mengajukan calon pemimpin sendiri pada 2014. 
Lebih penting mempertahankan posisi yang kokoh dalam arus besar politik sambil 
memberi bukti bahwa kami punya kapasitas dengan kinerja yang baik.
***

ANIS MATTA
• Lahir: Bone, Sulawesi Selatan, 7 Desember 1968
• Jabatan: Wakil Ketua DPR (2009-2014)
• Pendidikan:
• Sarjana Strata 1 bidang Syariat Islam dari LIPIA (1992) 
• KSA IX Lemhannas (2001)
• Karier:
• Direktur Pusat Studi Islam Al-Manar
• Presiden Komisaris PT Manara Inti Tijara
• Komisaris PT Indo Media Green Pages
• Dosen Agama Islam Fakultas Ekonomi UI, Program Extention (1996 -1998)
• Anggota DPR 2004-2009• Anggota DPR 2009-2014  
• Kegiatan Lain:
• Anggota Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
• Anggota Majelis Hikmah PP Muhammadiyah (2000-2005)
• Anggota Ikatan Alumni Lemhannas (2001-2006)
• Sekjen DPP Partai Keadilan Sejahtera (2003-2010)  [Kompas, 19/11/2009]
-
Marilah melanjutkan semangat juang, kepemimpinan, keteladanan dan kerja keras 
para pahlawan khususnya di dalam usaha meletakkan dasar negara Pancasila, dasar 
pemahaman keagamaan, pruralisme, politik dan kebangsaan bagi masa depan bangsa 
Indonesia.

Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 

Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
 
Ikutilah :
Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009] 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm [ Alarm gempa ] 
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Soetanto, Mendidik dan Menggali Kepintaran

2009-11-16 Terurut Topik Retno Kintoko
 Soetanto telah dipublikasikan. Dalam 
menjalani sejumlah aktivitas tersebut, kata Soetanto, ia merasa ada hidden 
power (energi tersembunyi).
Energi tersembunyi itu
terlahir dari perasaan terhina sebagai orang Indonesia yang masih diremehkan di 
Jepang. Di Indonesia, Soetanto juga pernah merasakan terbuang.
Tahun 1965, ketika terjadi pergolakan politik menentang komunisme, hak mendapat 
pendidikan Soetanto terampas. Sekolahnya, Chung-Chung High School di Surabaya, 
ditutup untuk selamanya. Soetanto hanya menyelesaikan pendidikan sampai kelas I 
SMA.
Selama tak lagi bersekolah, dia bekerja mereparasi elektronik di toko abangnya 
di Surabaya. Setelah uang terkumpul, berangkatlah dia ke Jepang tahun 1974 
untuk belajar lebih jauh mengenai elektronika.
Pada 1977 Soetanto mengikuti ujian negara di Jepang dan berhasil menjadi 
mahasiswa Fakultas Teknik dan Pertanian Universitas Tokyo. 
***


KEN KAWAN SOETANTO ATAU CHEN WEN QUAN
• Lahir: Surabaya, 1951 
• Istri: Jennie Hermanto (58) 
• Anak: - Nerrie (32), Jun Adi (29), Ainie (25) 
• Pendidikan: 
- SD Ta Chung Surabaya (kelas I-II), SD Shi Hwa (kelas II-III), SD Ming Jiang  
  (kelas IV-VI) 
- SMP Chung-Chung - SMA Chung-Chung, sampai kelas I pada 1965 
- 1965-1974 tak bersekolah, bekerja mereparasi produk elektronik
- 1974: ke Osaka, Jepang 
- 1977: S-1 Universitas Tokyo, Fakultas Teknik dan Pertanian 
- Meraih doktor di bidang aplikasi rekayasa elektronika dari Tokyo Institute of 
  Technology (1985), doktor dalam ilmu kedokteran dari Universitas Tohoku 
  (1988), doktor ilmu farmasi dari Science University of Tokyo (2000), dan 
doktor 
  ilmu pendidikan dari Universitas Waseda (2003) 
- 1988-1993: menjadi associate professor di Drexel University dan School of 
   Medicine, Universitas Thomas Jefferson, Philadelphia, AS 
- 1993-kini: guru besar di Toin University of Yokohama, Jepang
- 1997-kini: Komite Evaluasi Tokyo Institute of Technology 
- 2003-kini: guru besar School of International Liberal Studies di Universitas  
   Waseda [Kompas, 17/11/09]
-
 
Marilah melanjutkan semangat juang, kepemimpinan, keteladanan dan kerja keras 
para pahlawan khususnya di bidang edukasi, bagi masa depan bangsa Indonesia.
 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
 
 
Ikutilah :
Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009] 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm [ Alarm gempa ] 
Sedia Bibit Ikan Patin
 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Tempat Berguru Petani dan Peternak Sapi

2009-11-12 Terurut Topik Retno Kintoko
 Sukoharjo menerapkan pertanian organik.
Awalnya memang tidak mudah mengajak petani beralih ke pupuk organik. Selama dua 
tahun lebih hanya beberapa petani yang tertarik menggunakan pupuk dan pestisida 
organik, itu pun belum 100 persen. Namun, Danto dan sejumlah pemimpin kelompok 
tani tak menyerah.
Petani terus diyakinkan walau membutuhkan waktu lima hingga enam kali panen 
untuk menghilangkan sisa-sisa kimia dari lahan pertanian. Alhasil, tahun 2008 
petani mulai melirik pupuk organik. Kendati masih mencampur dengan pupuk kimia, 
sejumlah kelompok tani di Sukoharjo secara bertahap menggunakan pupuk dan 
pestisida organik. Pada masa tanam tahun 2009 beberapa petani yang pernah 
magang di tempatnya, memutuskan berhenti menggunakan pupuk dan pestisida kimia.
Lebih dari lima tahun menggeluti peternakan dan pertanian terpadu membuat Danto 
memiliki impian ”mengindonesiakan sapi”. Model peternakan sapi terpadu ini 
kelak bisa mencukupi kebutuhan daging sapi di dalam negeri, dan bahkan bisa 
mengekspor sapi ke luar negeri.

DANTO PRAMONOSIDI
• Lahir: Sukoharjo, 1 November 1952 • Pendidikan: - SD di Sukoharjo - SMP di 
Sukoharjo - SMA di Sukoharjo - S-1 Fakultas Teknik Universitas Indonesia - S-2 
Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta • Istri: 
Endang Dwi Purwaning (54) • Anak: dr Argo Seto (29) • Organisasi: - Ketua 
Bidang Penelitian dan Pengembangan Jaringan Petani Organik Jateng - Ketua 
Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sukoharjo - Ketua Bidang 
Penelitian dan Pengembangan KTNA Provinsi Jateng - Ketua Forum FEDEP (Forum for 
Economic Development and Employment Procurement) Kabupaten Sukoharjo - Wakil 
Ketua Himpunan Magister Lingkungan Surakarta. [Kompas, 12/11/09]
-
 
Marilah melanjutkan semangat juang, kepemimpinan, keteladanan para pahlawan 
khususnya di bidang ketahanan pangan, bagi masa depan bangsa Indonesia.
 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
 
 
Ikutilah :
Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009] 
 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm [ Alarm gempa ] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Benturan Naratif -Pahlawan

2009-11-11 Terurut Topik Retno Kintoko
 untuk menunjukkan ”perasaan 
berharga” di tengah persepsi masyarakat yang negatif.
Dalam beberapa kesempatan, saya berada di kantor polisi dan merasakan adanya 
itikad baik untuk berubah. Di dinding koridor-koridor utama, misalnya, 
terpajang jelas kutipan kata-kata bijak atau imbauan untuk berlaku jujur dalam 
bekerja. Jadi, bila disobek lebih dalam, metafora itu menunjukkan keinginan 
kepolisian untuk mendapatkan penerimaan dan kepercayaan yang sama positifnya 
dengan KPK.
Alih-alih terfokus pada konflik, KPK dan kepolisian perlu melihat diri sebagai 
satu keluarga. Dalam keluarga, konflik bukanlah malapetaka, tetapi sarana untuk 
mengeluarkan racun yang potensial merusak dari dalam. Meminjam istilah medis, 
konflik adalah sarana detoksifikasi. Dengan berpikir seperti ini, ungkapan ”KPK 
lawan kepolisian” menjadi tidak relevan.
Ada baiknya bila proses hukum dibiarkan berjalan. Masyarakat tetap membutuhkan 
KPK dan kepolisian. Perjumpaan hukum antara KPK dan kepolisian perlu dilihat 
sebagai dialektika yang sebentar lagi akan melahirkan kebenaran. Setiap cerita 
punya awal, tengah, dan akhir. Apa pun hasilnya nanti, peristiwa ini akan 
menjadi proses pembelajaran tentang pentingnya kerja sama, harmoni, dan 
pencitraan diri yang positif.
Seperti yang dikatakan Schopenhauer pada awal tulisan ini, kebenaran itu 
menetas dengan sendirinya. Diakali dengan cara apa pun, dia akan tetap lahir. 
Proses persalinannya saja yang mungkin sulit. Seruan bijak itu sebaiknya 
menjadi cermin diri bagi penegak hukum untuk lebih introspektif dalam melihat 
peran dan fungsi utama sebagai sahabat kebenaran.
[YF La Kahija Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Semarang, 
Kompas, 11/11/09]
--
Pahlawan Mahasiswa 
Hari ini, sehari setelah hari pahlawan 10 Nopember 2009, saya datang di salah 
satu universitas ternama pendukung reformasi 1998, beberapa mahasiswa aktifis 
HAM dan kemanusiaan menggelar potret dokumenter peristiwa tragedi bulan Mei 
1998. Saya berhenti sejenak melihat-lihat foto dokumenter tersebut, tiba-tiba 
mata, hati dan jiwa saya tertegun di salah satu foto nisan salah satu mahasiswa 
korban tragedi tersebut. Di atas nisan dan fotonya, biasanya tertulis tulisan 
RIP atau apa... namun ini terbaca dengan dengan jelas tulisan : “Dibunuh oleh 
bangsanya sendiri”. Sedikit terguncang, bergetar dan merinding saya mengulangi 
membaca tulisan tersebut. 
Dalam hati saya bergunam, mungkin merekalah salah satu pejuang yang gugur 
sebagai pahlawan reformasi Indonesia... Beristirahatlah dalam kedamaian abadi 
di sisi-NYA.. 
Saya menjadi ingat tentang KPK yang ingin juga dibuat sama, juga hal2 tragedi 
sejarah yang pernah terjadi atas bangsa ini, atau peristiwa ini, itu, di sana 
di situ, . . . atau kadang ada di sekitar kita, atau malah jangan2 ada di dalam 
alam bawah sadar kita.. ya berarti harus cepat2 diselamatkan, “save our soul” 
dalam segala dimensi kehidupan.  “Save our nation” para pahlawan bangsa, please!
 
Kemudian saya berjalan lagi menuju tempat yang tidak jauh dari tempat itu, ada 
tertulis pesan perjuangan kemanusian yang harus terus kita lakukan, terpatri di 
atas bongkah batu pualam, yang disampaikan oleh Santo Fransiskus dari Asisi, 
melalui doanya sebagai berikut :
 
TUHAN, jadikanlah aku alat pembawa Damai-Mu
    Penabur cinta di tengah kebencian
    Maaf, di tengah kepedihan hati terluka
Iman, di tengah kebimbangan
Harapan, di tengah keputusasaan
Terang, ditengah kegelapan
 
Guru Ilahi, bantulah agar aku lebih banyak
    Menghibur, dari pada minta dihibur
    Mengerti, dari pada minta dimengerti
    Mencintai, dari pada minta dicintai
 
Sebab, dengan memberi, kita akan menerima
    Dengan memaafkan, kita akan diampuni
    Dengan kematian, kita akan dilahirkan ke dalam kehidupan abadi.
    [diterjemahkan oleh Frans Seda]
 
Marilah melanjutkan semangat juang, kepemimpinan dan keteladanan para pahlawan, 
bagi generasi masa depan bangsa Indonesia.
 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
 
Ikutilah :
Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009] 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm [ Alarm gempa ] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Mengelola Keberagaman Indonesia

2009-11-11 Terurut Topik Retno Kintoko
 
intervensi terhadap hal-hal yang bersifat keagamaan. Biarlah urusan keagamaan 
itu diserahkan kepada tiap-tiap organisasi keagamaan. Kalau Islam, ya, serahkan 
saja kepada Muhammadiyah, NU (Nahdlatul Ulama), Nahdlatul Wathon, dan 
sebagainya. Kalau Kristen, ya, diserahkan kepada yang mumpuni, begitu pula 
Katolik diserahkan saja kepada lembaga-lembaga Katolik.
Negara harus memisahkan urusan pemerintahan dengan urusan agama. Sesat atau 
tidak sesat, itu bukan urusan negara. Tugas negara itu mengurus masalah 
pendidikan, kesejahteraan rakyat, dan penegakan hukum.
Lalu, bagaimana mengemas keberagaman agar tidak menjadi sumber konflik?
Keberagaman SARA harus dikelola sebagai kekayaan yang kondusif, dengan 
pemahaman inilah Indonesia yang sangat unik. Baik negara maupun masyarakat 
sendiri harus memahami serta menghormati perbedaan. Negara harus kembali pada 
filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Negara harus menghormati perbedaan suku, agama, 
ras, adat, bahasa, dan perbedaan lainnya. Yang menyatukan adalah bahasa 
nasional, bendera, lagu kebangsaan, dan sebagainya.
Pemerintah jangan menyeragamkan sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan atau 
potensi lokal. Seperti menyamaratakan makanan pokok tiap-tiap daerah. Orang 
Ambon biasa makan sagu, ya biarlah seperti itu.
Kemudian soal kebudayaan yang berkembang, jangan sampai ada klaim budaya yang 
beradab dan tidak beradab. Misalnya, ada orang Dayak, orang Samin, dan Baduy 
yang dianggap tak beradab. Pertanyaannya kemudian, siapa yang dianggap beradab? 
Ternyata yang dianggap beradab adalah mereka yang dekat dengan rezim kekuasaan.
Tidak sepantasanya suku adat tertentu dianggap tidak beradab karena tidak 
mengikuti pola pikir pemerintah. Mereka bukan tidak beradab, tetapi punya 
sistem nilai sendiri. Perbedaan sistem nilai itu harus dihormati agar tidak 
memicu konflik.
Soal agama, pemerintah tidak perlu membuat dikotomi, agama resmi ataupun agama 
tidak resmi. Dikotomi itu akan menimbulkan gesekan di masyarakat.
Bagaimana tidak, sempalan atau aliran dalam internal agama saja dianggap sesat. 
Orang berbeda pandangan dianggap sesat, orang berbeda pemikiran dianggap sesat.
Selama ini negara tidak pernah tegas. Salah satu contohnya pada saat kelompok 
Ahmadiyah mengalami kekerasan karena dianggap sesat, pemerintah malah 
membiarkan. Kalau negara tidak bisa menghentikan sentimen yang terjadi akibat 
adanya perbedaan, keberagaman suku, agama, dan ras sebagai komponen pembangunan 
tidak akan ada lagi. Negara cukup menjamin seluruh warga negara untuk memeluk 
agama dan kepercayaan serta beribadah menurut agama dan kepercayaannya tersebut.

Zuly Qodir
• Lahir: Banjarnegara, 22 Juli 1971
• Jabatan: 
Dosen Pascasarjana UGM dan Ilmu Pemerintahan Fisipol UMY, Yogyakarta
• Pendidikan: 
- Sarjana Strata 1, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 
(1996) 
- Sarjana Strata 2, Magister Studi Islam, Universitas islam Indonesia, 
Yogyakarta (2000) 
- Sarjana Strata 3, Sosiologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2006)
• Karier:
- Peneliti di Institut DIAN/Interfidei Yogyakarta (1995-2001) 
- Editor lepas di Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LkiS) 
- Pengajar di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 
- Peneliti di Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM (2004-sekarang) 
- Litbang Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DIY 
- Peneliti Lembaga Studi Islam dan Politik Yogyakarta (2004-sekarang) 
- Direktur Eksekutif Padepokan Musya Asy’arie 
- Presidium Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah 
- Anggota Majelis Pemberdayaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
• Publikasi:
- Agama dalam Bayang-bayang Kekuasaan; Pustaka Pelajar, 2001 
- Republik Horor; Pustaka Pelajar, 2002 
- Agama dan Etos Berdagang; Pondok Educasia, 2002 
- Islam Liberal; Pustaka Pelajar, 2003  [Kompas, 12/11/09]
-
 
Marilah melanjutkan semangat juang, kepemimpinan, keteladanan para pahlawan dan 
keberagaman potensi, bagi masa depan bangsa Indonesia.
 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
 
 
Ikutilah :
Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009] 
 
 

 Zuly Qodir
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm [ Alarm gempa ] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Bangkitnya Dunia Maya

2009-11-09 Terurut Topik Retno Kintoko
= 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia.  
= 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut semangat Hari Pahlawan 10 Nopember 2009 
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
TAJUK RENCANA
Senin, 9 November 2009 | 02:40 WIB
Bangkitnya Dunia Maya
Lewat unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia hari Minggu kemarin kita saksikan 
bersama efektivitas pengaruh teknologi dunia maya.
Sejuta lebih pendukung (facebookers) ditegakkannya keadilan terhadap Bibit 
Samad Rianto dan Chandra M Hamzah (Wakil Ketua nonaktif KPK) menghadirkan unjuk 
rasa damai. Hingga Minggu (8/11) pukul 17.00 tercatat 1.101.968 pendukung Bibit 
dan Chandra. Lewat peristiwa itu kita menyaksikan pengaruh efektif dari 
informasi dan komunikasi lewat dunia maya. Kita hargai unjuk rasa damai karena 
lebih efektif. Publik dan pemimpin masyarakat serta pemerintah terpanggil untuk 
memahami makna dan pengaruh fenomena baru itu.
Kita cermati berbagai sisi dan dimensi lain dari pengalaman baru itu. Di 
antaranya agar masyarakat dan pemerintah, termasuk pemimpin masyarakat, 
menangkap dan memahami perubahan dan pengaruh kehadiran teknologi informasi. 
Pemerintah dan masyarakat tak bisa bersikap lain kecuali menangkap perubahan 
serta pengaruh hadir dan berperannya aneka macam teknologi dan komunikasi baru 
itu.
Kita berpendapat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono termasuk pemimpin yang 
menangkap perubahan itu. Hal itu kita pahami dari langkahnya segera membentuk 
Tim Delapan yang terdiri dari tokoh muda cerdas, peka, dan bersih dan diketuai 
ahli hukum Adnan Buyung Nasution yang dihargai integritas, kapabilitas, serta 
keberanian morilnya.
Kita hargai langkah Presiden membentuk tim. Kita bisa membayangkan sekiranya 
perkembangan persoalan yang menyangkut KPK, Polri, dan kejaksaan sempat 
berkembang cepat tanpa hadirnya tim yang oleh publik dinilai kejujuran, 
integritas, dan pemahamannya terhadap persoalan yang dihadapi.
Langkah Presiden membentuk Tim Delapan selain cerdas dan tepat juga berdampak 
terhadap terkendalinya keadaan yang membela eksistensi KPK. Meskipun berkembang 
cepat dan efektif, eskalasi itu tertib dan terkendali. Pekerjaan rumah belum 
selesai. Kita saksikan, perkembangan itu tak sederhana dan mengandung potensi 
eskalasi. Tim berkejaran dengan waktu dan tarikan kiri kanan.
Kita saksikan dan kita rasakan hubungan pimpinan Polri, kejaksaan, dan KPK
yang berbeda dan karena itu disertai ketegangan. Untuk mencegah eskalasi 
hubungan lebih jauh, perlu kita ingat, tim yang diketuai Adnan Buyung itu 
dibentuk dan ditugaskan Presiden Yudhoyono. Apalagi jika dilihat dari eskalasi 
masalahnya, bijak dan tepatlah langkah Presiden membentuk tim itu. Tim baru itu 
serentak bersosok kredibel dan berwibawa karena integritas, kemampuan, dan 
karakter anggota dan pimpinannya. Bayangkan betapa heboh ruwet dan rumitnya 
sekiranya Presiden tidak membentuk tim.
Sementara itu, kita ingatkan lagi, publik mengharapkan pula efektivitas serta 
kecepatan tim bekerja dan tindak lanjut Presiden.  [Kompas, 5/11/09]
--
Melanjutkan semangat juang, kepemimpinan dan keteladanan para pahlawan bagi 
masa depan bangsa. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
 
Ikutilah :
Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009]
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm [ Alarm gempa ] 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Penegakan HAM, Tak Mungkin Mundur Lagi

2009-11-05 Terurut Topik Retno Kintoko
 diskriminatif di 
negeri ini...?
Masih banyak sekali. Mungkin juga sedikit yang beritikad untuk menyelesaikannya 
persoalan HAM di masa lalu sehingga ada kehidupan yang tak diskriminatif itu.
Mengapa Anda berani mengambil jalur penegakan HAM, khususnya antidiskriminasi 
ini?
Mungkin karena aku nggak sempat berpikir ke situ, berani atau tidak berani. 
Tetapi, pekerjaan ini banyak. Kalau kita sibuk dengan pikiran yang terkait 
dengan risiko, kapan kita bisa maju? Jalan saja. Soal risiko, banyak hal di 
luar kuasa kita. Kita tidak melakukan apa-apa, bisa seperti tukang becak yang 
tertimpa pesawat juga atau keluar rumah tertabrak bajaj atau terpeleset. Semua 
ada risiko.
Bidang pembelaan HAM kan tak menjanjikan kesejahteraan...
Kalau yang dimaksud kerja terkait masalah SARA, rasialisme, memang tak 
menjanjikan uang. Bahkan, terkadang kita keluar uang. Tentu saja aku harus 
bekerja yang lain untuk menafkahi diriku, selain kerja sosial. Semua dihitung 
baik. Masalahnya bukan uang di sini, namun kita mempunyai keinginan. Ini tak 
mungkin terjadi jika aku tidak bekerja.
Artinya, jika orang hanya bicara tak ingin ada rasialisme di sini, tidak cukup. 
Kita harus bekerja. Ada harga yang harus dibayar, ya dibayar saja. Jika mau 
membuat kegiatan yang menentang rasialisme atau membuat UU, ya kerjakan saja. 
Tidak bisa kita hanya bermimpi. Kita harus mengerjakannya.
Apa yang mendorong Anda terus menggeluti bidang ini?
Kalau hukum dan HAM secara umum memang tak ada hal yang khusus. Pada saat aku 
lulus SMA, papaku dan seorang pendeta memintaku masuk fakultas hukum sehingga 
suatu saat aku bisa membela orang-orang lemah. Buatku sederhana saja, jika 
Tuhan izinkan, aku mau masuk fakultas hukum yang baik dan jaga tanganku tetap 
bersih, tidak menyuap orang. Ya, seperti jalan di karpet merah, Tuhan 
memberikanku jalan. Aku tidak ingin salah. Sesimpel itu. Sampai sekarang pun 
aku tak perlu menyuap untuk memperjuangkan impianku. Organisasi berjalan dengan 
baik.
Tidak ada peristiwa khusus, tetapi dengan banyak mengalami peristiwa membuatku 
tak mungkin mundur lagi. Kadang kala ingin mundur, ingin berhenti. Lelah juga. 
Tetapi, mengingat para korban, ya mau mundur bagaimana caranya? Siapa yang mau 
membantu mereka? Ketika aku lelah, aku ingat wajah korban pelanggaran HAM, 
seperti Ibu Ruminah atau mereka yang menjadi korban 1965. Aku akan berjanji 
sekuatku agar keadilan terungkap. Janji kan gampang, bisa diingkari. Tetapi, 
setelah berjalan dan bertemu ribuan korban, bagaimana mundurnya? Tidak mungkin. 
Kita sudah melihat ribuan korban ketidakadilan. Siapa yang mau menyentuh 
mereka. Jika negara peduli dan masyarakat mendukungnya, mungkin saatnya saya 
mundur. Masalahnya selesai.
Bagaimana Anda melihat sejumlah korban pelanggaran HAM yang berbalik, 
melemahkan upaya penegakan HAM?
Ini memang fenomena yang tidak diharapkan. Tetapi, itulah realita. Orang yang 
semula menjadi korban pelanggaran HAM begitu mudah menukar idealismenya hanya 
karena uang atau kesempatan. Aku tak ingin menghakimi mereka. Tetapi, tindakan 
mereka itu merugikan penegakan HAM secara umum. Pandangan pada HAM atau 
kemanusiaan menjadi demikian rendahnya. Ini tantangan untuk mereka yang terus 
berteriak soal penegakan HAM. Apalagi, tak ada jaminan apa-apa untuk mereka 
yang terus memperjuangkan penegakan HAM. [Kompas, 5/11/09]
--
Melanjutkan semangat kepemimpinan dan keteladanan pemuda Indonesia 1928 bagi 
masa depan bangsa. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
 
Ikutilah :
Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009] 
 


 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm [ Alarm gempa ] 
 
 


 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Jika Buaya Pilek...

2009-11-03 Terurut Topik Retno Kintoko
. Tentu saja KPK tak mungkin lepas dari kekurangan. Namun, lembaga 
yang dibentuk dengan harapan menutup kekurangan lembaga lain, KPK menunjukkan 
hasil. Kehadirannya mengisyaratkan kita masih berhak berharap. Ada tanda-tanda, 
suatu saat, pelan-pelan, koruptor kita ganyang. Semua kita kubur di dalam 
lembaga-lembaga yang mau belajar menjadi bersih. 
Tanda kita masih punya alasan berharap itu tampak pada cara kerja KPK dan 
kelengkapan lembaganya, pengadilan tindak pidana korupsi, yang belum pernah 
membiarkan koruptor lepas begitu saja. Para hakim merupakan warga negara yang 
memiliki kepedulian tulus. Mereka tak terperangah melihat duit. Orang- orang 
ini bekerja dengan kreatif, mengandalkan sikap profesional, jujur, dan memiliki 
seni ”menjerat” koruptor yang diadili, dengan pertanyaan yang tak dimiliki 
pengadilan lain. 
Kemitraan memiliki catatan kinerja mereka, yang kemudian diteliti lagi oleh 
peneliti LIPI, yang memperteguh agar pengadilan tipikor menjadi model bagi 
pengadilan-pengadilan lain. Di sini jelas, KPK memberi kita alternatif 
mengembangkan model pengadilan bersih dari mentalitas dan sikap korup. 
Jika buaya pilek... 
Negeri ini bukan milik pejabat, bukan pula milik pemerintah. Polisi milik kita, 
seluruh rakyat Indonesia. Kejaksaan milik kita. Mahkamah Agung, Mahkamah 
Konstitusi, dan semua komisi negara milik kita. KPK mungkin betul hanya cicak. 
Dan jika diterkam buaya, pasti tak berdaya. 
Namun, cicak ini memberi presiden ”kredit” besar. Di dunia luar, gerak kita 
melawan korupsi dicatat sebagai bagian ”kemuliaan” Presiden SBY dan kabinet 
SBY. Kemitraan yang ikut gigih membentuk KPK. Jika kemitraan boleh mengklaim 
ikut memiliki KPK, otomatis, KPK juga milik SBY. 
Buaya menerkam cicak, apa bukan berarti buaya menerkam SBY? Tahukah 
implikasinya bagi karier dan jabatan bila melawan rakyat, sekaligus melawan 
presiden sendiri? Maka, patut dicatat, cicak dan buaya diciptakan Tuhan bukan 
untuk saling berhadapan sebagai musuh. Mereka saudara serumpun, yang bisa 
saling membantu. Bahkan, kalau buaya pilek, cicak pun bisa menggantikannya. 
[Kompas, 4/11/09] 
-- 
Melanjutkan semangat kepemimpinan dan keteladanan pemuda Indonesia bagi masa 
depan bangsa. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
  
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
  
Ikutilah : 
Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009]  
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm [ Alarm gempa ] 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Demokrasi yang Perlu Dievaluasi

2009-11-02 Terurut Topik Retno Kintoko
 presiden yang jorjoran. Menurut 
saya, kita terlalu banyak buang waktu dan tenaga.
Apa ini berkaitan dengan kepemimpinan? 
Kita perlu demokrasi agak terpimpin. Bukan terpimpin seperti Bung Karno dulu. 
Tetapi, ada keterpemimpinan dari figur. Kalau ada pemimpin yang berani, tegas, 
berani melakukan terobosan, termasuk dalam berinisiatif membuat aturan. 
Pemimpin yang berani untuk mengambil risiko. Sekarang kebanyakan kita ini 
politisi, bukan negarawan.
Politisi hanya memikirkan jangka pendek. Jiwa kenegaraan ini harus dimulai.
Apakah sistem partai politik saat ini tidak berpihak menaikkan kader muda 
potensial?
Saat ini seperti urut kacang. Lebih memerhatikan senioritas. Sekarang ini semua 
diatur dengan kekuatan materi, bukan kesempatan terbuka. Misalnya, mau masuk di 
parpol, mau jadi calon anggota legislatif (caleg) dengan nomor urut satu harus 
ada kontribusi sekian. Itu baru level politik yang paling bawah. Iklim kita 
masih jauh karena orientasinya bukan melayani rakyat, melainkan masih dalam 
taraf memperbaiki tingkat hidup. Politik itu masih menjadi pekerjaan, bukan 
lahan pengabdian.
Selama ini kenapa terlibat di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)?
Sebenarnya saya orang yang muak dengan politik. Tetapi, seperti dikatakan 
Edmund Burke (politisi Irlandia), ”The only thing necessary for the triumph of 
evil is for good men to do nothing.” Sekarang banyak orang baik yang tidak mau 
karena politik kotor dan menjijikkan. Dan, saya merasakan, dari hari-hari ini 
pun terasa intrik politik, fitnah-memfitnah. Tetapi, kalau orang baik itu stay 
away, yang menguasai nantinya preman politik. Padahal, politik yang menentukan 
policy semuanya, pendidikan, ekonomi, kebudayaan.
Saya yang mengusulkan untuk bikin partai politik di HKTI sebagai alat 
perjuangan. Banyak dorongan dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan HKTI. 
Saya lalu ngomong dengan Pak Hasyim (Hasyim Djojohadikusumo). Lahir Partai 
Gerindra (Gerakan Indonesia Raya).
Bagaimana dengan kepemimpinan nasional saat ini?
Pertanyaan bagi siapa pun yang memimpin, dia mau bawa ke mana Indonesia ini. 
Dari sana seharusnya orientasi difokuskan. Misalnya, menyikapi globalisasi. 
Bagaimana strategi kita menghadapi globalisasi yang bermuatan neoliberal yang 
sangat merusak kita. Kita seperti tetap berputar-putar, sementara negara lain, 
seperti Vietnam dan China, mau terus.
Masih adakah harapan?
DPR bisa melakukan fungsi, tak hanya dengan standar. DPR harus bisa mengoreksi 
berbagai undang-udang yang membuat kita terjebak, misalnya UU Migas dan UU 
Penanaman Modal. Kita harus kembalikan pada kekuatan modal dalam negeri. 
[Kompas, 3/11/09]
 
Ikutilah :
Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009] 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm [ Alarm gempa ] 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Orang Bodoh yang Beruntung

2009-10-27 Terurut Topik Retno Kintoko
 teman, yang tidak cocok disebut musuh. 

Padahal, sebagaimana dialami bersama, kehidupan bergerak
tanpa kotak. Seperti melihat Indonesia, bila ukuran yang digunakan adalah
Singapura, apalagi China, Indonesia hanya negara yang tidak diurus.
Bila acuannya adalah negara-negara yang baru mengenal telepon genggam seperti
Afganistan, Kamboja yang ibu kotanya berisi sedikit lampu pengatur lalu lintas,
apalagi sebagian Afrika yang harapan hidupnya 39 tahun, Indonesia memiliki
banyak hal yang layak disyukuri. Keinginan maju selalu menggunakan yang lebih
tinggi sebagai pembanding. Namun, seperti mobil yang dipaksa berlari kencang,
di suatu tanjakan, akan terbakar. Tanda-tanda akan terbakar mulai terlihat. Bom
teroris, pengerdilan Komisi Pemberantasan Korupsi, orang menekuni hukum bukan
untuk diikuti, tetapi untuk dicari celahnya. 

Di tanjakan-tanjakan yang nyaris terbakar, energi panas
kepintaran memerlukan kesejukan air kebijaksanaan. Bekerja, belajar, dan berdoa
tentu terus dilakukan karena ini yang membuat kehidupan berputar. Namun,
menarik udara segar kehidupan melalui pelayanan dan keterbukaan amat membantu
dalam membuat kehidupan agar tidak terbakar. Seorang sahabat bodoh yang
beruntung pernah mengirimkan pesan singkat: ”sebagaimana air yang sejuk dan
lembut senantiasa mengalir ke tempat-tempat rendah, demikian juga dengan
orang-orang yang rendah hati, kesehariannya juga sejuk dan lembut”.   [Gede 
Prama Penulis Buku Sadness, Happiness,
Blissfulness: Transforming Suffering Into The Ultimate Healing - Kompas 
24/10/2009] 

-- 

Menuju
Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.  

Best Regards,
 

Retno Kintoko   
  


Magnificat Choir Competition 2009 [MCC
2009] 
The Flag  

Air minum COLDA - Higienis n Fresh !
 

ERDBEBEN Alarm [Alarm gempa]
 


SONETA INDONESIA www.soneta.org  Retno Kintoko Hp. 0818-942644  Aminta 
Plaza Lt. 10  Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan  Ph. 62 21-7511402-3  
  


  

CiKEAS Bermimpi adalah Hak Segala Bangsa

2009-10-26 Terurut Topik Retno Kintoko
. 
Tobing membayangkan, meski mereka bhinneka secara SARA, tetapi tunggal ika 
secara impian keindonesiaan.
Tobing secara khusus menekankan strategisnya arti impian (dream) sebagai bentuk 
sublim Pancasila. Suatu ketika Soekarno pernah mereduksi Pancasila menjadi 
gotong-royong. Tetapi gotong-royong yang sifatnya kolektif itu menomorduakan 
kontribusi partikular para individu anggotanya. Juga sifatnya lebih statis 
karena kegotongroyongan mengerjakan sesuatu bisa selesai ketika pekerjaan itu 
rampung.
Sebaliknya, impian adalah konsep bersifat terus-menerus sehingga lebih dinamis. 
Karena itu, menurut Tobing, Impian Indonesia yang juga boleh diterjemahkan 
menjadi Cita-cita Indonesia secara kualitatif akan lebih mampu mempersatukan 
manusia-manusia modern Indonesia dibandingkan dengan ungkapan lama yang sudah 
lapuk sehingga kehilangan geregetnya itu.
Beberapa nilai dasar Indonesian Dream juga turut dijelaskan dalam buku ini, 
termasuk kejujuran, kerja keras, respek terhadap satu sama lain, tanggung 
jawab, dan ketangguhan. Pokoknya sehimpunan perilaku unggul yang biasa 
digolongkan sebagai etos profesional.
Untuk memajukan negeri ini di tengah zaman global yang penuh persaingan ketat 
dengan ilmu pengetahuan sebagai dasar untuk bisa sintas bahkan menang, 
Indonesia juga butuh paradigma yang menjadi kerangka berpikir, bersikap, 
merasa, dan bertindak bagi setiap insan Indonesia. Bukankah bangsa yang tangguh 
dibangun oleh individu-individu warga yang tangguh? Kembali di sini Indonesian 
Dream tampil esensial ketika difungsikan sebagai paradigma.
Kehadiran buku ini sungguh tepat waktu tatkala kabinet baru segera bertugas dan 
legislatif di seantero negeri mulai bekerja. Profesor Tobing tampak 
mempersembahkan bukunya bagi para punggawa republik yang semakin dia cintai 
justru ketika ia hanya bisa memandangnya dari seberang Pasifik. Ini mirip 
dengan Bung Hatta dan kawan-kawan dalam Perhimpunan Indonesia ketika menggagas 
Indonesia Merdeka di Belanda hampir seratus tahun lalu.
Hanya satu kekurangan buku ini: ia berbahasa Inggris, jadi jelas elitis. ”Tapi 
jangan khawatir,” kata Tobing, ”Saya akan pulang ke Indonesia untuk meluncurkan 
edisi bahasa Indonesia pada awal 2010.” [Jansen H Sinamo Penulis buku Delapan 
Etos Kerja Profesional, tinggal di Jakarta - Kompas]
 
Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009] 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm [Alarm gempa] 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Loyalitas kepada Bangsa

2009-10-23 Terurut Topik Retno Kintoko




= THE WAHANA DHARMA 
NUSA CENTER [WDN_Center] 

Seri : Membangun spirit, demokrasi,
konservasi sumber daya, 

  
nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia.  

=


[Spiritualism, Nationalism, Resources,
Democration  Pruralism Indonesia Quotient] 

Menyambut Pemerintahan Baru - Kabinet Indonesia Baru II 2009-2014 
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara
untuk kebaikan rakyat Indonesia. 

TAJUK
RENCANA

Jumat, 23
Oktober 2009 | 05:06 WIB

Loyalitas
kepada Bangsa

Sebanyak 34 menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan dua
pejabat setingkat menteri dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam pidatonya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/10), Presiden Yudhoyono
meminta menteri yang berasal dari berbagai latar belakang betul-betul
mengabdikan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara. Presiden juga
mengingatkan, ”Kita menganut sistem presidensial. Presiden adalah nakhoda,
loyalitas dan garis pertanggungjawaban (para menteri) adalah kepada presiden,
bukan kepada pemimpin-pemimpin parpol dalam hubungan tugas pemerintahan.”

Kita menggarisbawahi pernyataan Presiden. Dominasi pemimpin
partai politik dalam formasi Kabinet Indonesia Bersatu memang mengkhawatirkan
sebagian kalangan. Ada kekhawatiran, para menteri yang menjadi pemimpin
parpol akan mengabdi kepada dua tuan dan akibatnya tingkat pengabdiannya pun
menjadi tidak maksimal.

Dalam formasi Kabinet Indonesia Bersatu II, paling tidak
terdapat nama Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring sebagai
Menteri Komunikasi dan Informatika, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa
Muhaimin Iskandar sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Ketua Umum
Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali sebagai Menteri Agama. Masih
terdapat juga sejumlah menteri yang berasal dari partai politik seperti Agung
Laksono, Mohammad S Hidayat, dan Hatta Rajasa.

Kompleksitas persoalan bangsa Indonesia makin meneguhkan kita mengenai
perlunya larangan rangkap jabatan. Kita berharap para menteri yang terpilih
sebagai anggota DPR 2009-2014 untuk segera mengundurkan diri dari DPR. Para 
menteri yang masih menjabat sebagai
pemimpin parpol pun lebih baik melepaskan jabatannya di partai politik.
Terlebih lagi, para menteri telah menandatangani kontrak politik dengan
presiden.

Hal yang sama juga kita sampaikan kepada para menteri yang
masih merangkap jabatan sebagai pengusaha — dalam posisinya sebagai direktur,
komisaris, atau dalam bentuk apa pun — untuk dapat melepaskan segala bentuk
jabatan yang masih dipegangnya.

Selain agar lebih total untuk mengabdikan diri pada tugas
pemerintahan, melepaskan jabatan di parpol juga membuka ruang kaderisasi di
dalam parpol itu sendiri. Diskursus soal rangkap jabatan mengingatkan kita pada
pernyataan yang sering dikutip banyak ilmuwan politik, ”Loyalitas kepada partai
berakhir ketika loyalitas kepada bangsa dimulai.”

Kita berharap tradisi politik baru bisa dimulai. Tradisi
politik tanpa rangkap jabatan di kabinet sekaligus juga menunjukkan komitmen
dari Kabinet Indonesia Bersatu II untuk menciptakan pemerintahan yang bersih
dan baik. Sinyal itu penting justru ketika mulai muncul keraguan akan masa
depan pemberantasan korupsi di Indonesia. [Kompas 23/10]

--

Melajulah bahtera
Kabinet Indonesia Bersatu II menuju pantai harapan rakyat.

Menuju
Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.

Best Regards,


Retno Kintoko   
 

Magnificat Choir Competition 2009 [MCC
2009]

 

The Flag 

Air minum COLDA - Higienis n Fresh !


ERDBEBEN Alarm [Alarm gempa]



SONETA INDONESIA www.soneta.org  Retno Kintoko Hp. 0818-942644  Aminta 
Plaza Lt. 10  Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan  Ph. 62 21-7511402-3  
  


  

CiKEAS Bunga Cinta untuk Teroris

2009-09-06 Terurut Topik Retno Kintoko
 mengingatkan kisah Nabi Nuh. Kendati tempat tinggalnya padang 
pasir tak berair, ia ikuti suara saat diminta membuat perahu.
Diterangi cahaya spiritual seperti ini, mungkin layak dipertimbangkan mengirim 
bunga cinta bagi teroris. Bagi pemimpin dan tokoh, hati-hatilah karena menjadi 
teladan yang ditiru. Bagi para guru (terutama guru agama), ajarkan wajah agama 
yang indah di awal, di tengah, dan di akhir. Bagi orangtua, sayangi putra-putri 
di rumah. Bagi sahabat media, wartakan kelembutan. Pengelola televisi, 
tayangkan gambar-gambar yang bisa membangunkan energi kasih dalam diri manusia. 
Itulah sebagian contoh mengirim rangkaian bunga cinta untuk mereka yang 
berpotensi menjadi teroris pada masa depan.
Mengirim bunga cinta kepada pihak-pihak yang berpotensi menyakiti adalah bukti 
rumah batin sudah bersih sekaligus jernih. Dengan batin seperti inilah kita 
songsong masa depan yang lebih membahagiakan. Mistikus sufi Jalaludin Rumi 
menulis, hidup seperti tinggal di losmen, tiap hari ganti tamu. Siapa pun 
tamunya (senang-sedih, suka-duka), jangan lupa tersenyum.  [Gede Prama Penulis 
Buku Sadness, Happiness, Blissfulness: Transforming Suffering Into The Ultimate 
Healing, Kompas, 5/9/09]
---
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm --à untuk berdamai dengan Gempa Bumi
Ayo mencoba !
 
Mau mencoba?! 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Perlu Kebijakan Berani!

2009-08-31 Terurut Topik Retno Kintoko
 menggelinding kencang, bak 
bola salju, berputar-putar, menabrak apa saja yang ditemuinya, untuk; 
membangkitkan dan mensejahterakan rakyat dan bagi kemajuan negara dengan cepat. 
Tidak percaya? Silahkan dipraktikkan saja, nanti akan segera lihat buktinya!
 
Tari Pended
Kemudian yang menarik lagi, apabila Anda ingat tari pendet, lagu Indonesia raya 
plesetan, batik, lagu rasa sayange, reog, angklung, manohara, pulau linggitan, 
pulau ambalat dsb, maka Anda akan segera ingat negara tetangga kita Malaysia. 
Rasanya nasionalisme Malaysia kini sudah sangat Indonesia, ini sudah terbukti 
dan tidak diragukan lagi. Paling tidak dibandingkan dengan para pejabat yang 
berwenang di Indonesia sendiri, justru belum tentu perhatian seperti mereka. 
Lihat saja spirit dan nasonalisme Malaysia dalam beberapa hal tersebut, sangat 
Indonesia sekali, bukan?! Maka banyak yang setuju bila kemudian ada wacana 
nakal; sebaiknya Malaysia dijadikan propinsi yang ke-34 saja, lihat saja lagu 
kebangsaan Malaysia “Negaraku“, dan bandingkan dengan lagu “Terang Bulan“ yang 
dicipta tahun 1954, satu tahun sebelum Malaysia merdeka, sempat membuat gerah 
Lokananta, pemilik lagu tersebut. Jadi klop sudah. Toh dalam banyak hal di atas 
sudah memenuhi
 syarat, tinggal nanti ditanyakan kepada yang bersangkutan: Apakah memang mau 
dan benar2 sudah mantab?! 
Pendet, kalau dalam bahasa Jawa berarti ‘ambil’. Ya sudah bagaimana kalau 
gantian Malaysia di pendet (diambil) saja. Toh, calon gubernur provinsi ke-34 
nya pun juga sudah siap menjabat. Yang pasti sangat reformis, performis dan 
feminis, siapa lagi kalau bukan Manohara D. Pinot. Dijamin tidak ada lagi 
seorang pun pangeran kerajaan yang akan terlantar, apalagi sampai disakiti atau 
mengalami siksaan. Demikian juga para TKW dan TKI-nya. Nah bagaimana dengan 
Anda, setujukah dengan propinsi ke-34 tersebut?! Toh, untuk hal yang satu ini 
kita harus menjunjung tinggi dan tidak boleh melanggar hak dan martabat bangsa 
lain.
Saya membayangkan seandainya mendiang Mbah Surip masih hidup, pasti akan 
berdendang dan berkomentar : “Ayo tak gendong, enak tho, mantep tho… ayoo mau 
kemana..?! dari pada ribut terus…nanti kepanasan…!  Ha ha ha ha….! “
I LOVE YOU FULL…MALAYSIA! yang telah membuat kami Indonesia bangun 
terus…..tidur lagi! Bangun lagi…tidur lagi! Kemudian bangun….sadar dan segera 
bangkit untuk maju!  
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
Mau mencoba?! 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
Ayo mencoba !




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Dalam Terang Cahaya Keheningan

2009-08-21 Terurut Topik Retno Kintoko
 dan kesempurnaan.
Cermati apa yang ditulis Zenkei Shibayama dalam A Flower does not talk: 
“silently a flower blooms, in silence it falls away….pure and fresh are  the 
flowers with dew….calmly l read the True Word of no letters”. Bunga mekar tanpa 
suara, berguguran juga tanpa suara. Tanpa keluhan tanpa perdebatan. Ada 
kesucian yang menggetarkan dalam bunga yang berhiaskan embun pagi. Dalam 
bimbingan hening, tiba-tiba terbaca makna tanpa kata-kata. Zenkei Shibayama  
menyebutnya Scripture of no letters. Tanpa kata-kata, tanpa keriuhan. Hanya 
sebuah hati yang  berkelimpahan dalam dirinya!
Kembali ke cerita awal tentang peradaban yang riuh, dunia memang sedang 
dibelit  krisis. Namun ketika kata-kata, perseteruan  memperpanas suhu panas 
peradaban yang sudah panas, mungkin ini saatnya membaca  Scripture of no 
letters. Ada yang menyebutnya pengetahuan di dalam yang hanya membuka dirinya 
di puncak keheningan.
Untuk melangkah ke sana, mulailah  hidup sesuai   hukum alam. Ia yang mengalir 
bersama alam, tersenyum  pada setiap putaran alam tahu sebenarnya tidak ada 
hukuman. Apa yang kerap disebut sebagai bencana, sebenarnya hanya undangan laut 
untuk menyelam semakin dalam. Memasuki wilayah-wilayah tanpa gelombang (baca: 
tanpa perdebatan) namun penuh keheningan.
Sebagaimana ditulis rapi oleh kehidupan para Mahasidha (manusia yang menjadi 
agung karena melewati banyak rintangan seperti Jalalludin Rumi, Bunda Theresa, 
Milarepa, Mahatma Gandhi), awalnya bencana terlihat sebagai cobaan. Namun 
begitu  dialami, ia memperkuat otot-otot kehidupan. Persis seperti otot fisik 
yang kuat karena banyak dilatih. Bila begini cara memandangnya,  bencana 
bukannya membawa kegelapan  kemarahan, ia membawa cahaya penerang.
Berbekalkan ketekunan,  bencana membuat batin kebal dengan penderitaan. 
Kekebalan ini kemudian membuat manusia bisa menyambut semua dualitas 
(baik-buruk, sukses-gagal, hidup-mati) dengan senyuman yang menawan. Inilah 
secercah cahaya keheningan. Ia  menyisakan hanya satu hal: compassion is the 
only nourishment. Dualitas memang lenyap, kasih sayang kemudian membuat 
kehidupan berputar. [Gede Prama – berkarya di Jakarta tinggal di Bali] 
--
Maharban ya ramadhan…
Mengucapkan selamat menjalankan Ibadah puasa 1430 H.
Semoga semuanya bisa dijalaninya dengan baik, penuh kejernihan hati dan 
kebeningan jiwa, sehingga mendapat ridho dari Allah Yang Maha Kuasa dan menjadi 
bagian sumber kebahagiaan serta kedamaian hidup seluruh umat-Nya di dunia ini.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
Ayo mencoba..! 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
Mau mencoba ?




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Arah Reformasi Birokrasi

2009-08-05 Terurut Topik Retno Kintoko
 kerja yang bisa dimanfaatkan 
untuk pengembangan teknologi sederhana.
Kedua, program perluasan ekonomi terpilih. Misal, kini biaya transaksi kredit 
UMKM masih terlalu tinggi. Perbaikan bukan hanya dalam birokrasi perbankan. 
Stimulus kredit juga harus diberikan dengan sasaran yang jelas dan metode 
dukungan spesifik, selain oleh bank dan pemerintah daerah. Hal ini membutuhkan 
perbaikan dalam kompetensi birokrasi.
Badan perencana nasional tidak hanya berfungsi koordinatif dan menghasilkan 
standar kompetensi birokrasi. Ia juga harus menghasilkan skema terukur tentang 
peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam program pengembangan sektoral. 
[Meuthia Ganie-Rochman Sosiolog Organisasi di Universitas Indonesia - Kompas]
---
Kepada pemerintah terpilih selamat bekerja, menuntaskan program kerja, dan 
melanjutkan mereformasi diri, mulai dari birokrasi hingga aksi2 di berbagai 
penjuru lini, ‘tuk menggenapi janji.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
Mau mencoba? 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
Ayo mencoba !




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Shanti, shanti, shanti Mbah Surip!

2009-08-04 Terurut Topik Retno Kintoko
== 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme bangsa Indonesia.  
== 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Shanti, shanti, shanti Mbah Surip 
Kepergian penyanyi fenomenal asal Jawa Timur, 
Urip Ariyanto (61), atau lebih dikenal Mbah Surip, 
yang puluhan tahun merintis jalan karier, dengan ciri khas rambut gimbal, 
menenteng guitar kopong. 
kemudian melejit di blantika musik RBT Indonesia, bak meteor,
Khususnya setelah pemilu 2009.
Namun kemudian hari ini, tiba2 meredup, cepat mohon pamit dalam damai.
“Bukan damai yang berlawanan dengan kekacauan, bukan damai yang diikuti rasa 
suka kemudian menderita tatkala ia tiada, namun damai karena semuanya sempurna 
dalam kealamiannya.
Seperti menyimpulkan, ketiadaanlah diri yang sesungguhnya. Ketika hanya 
ketiadaan menghuni batin, hidup berputar hanya untuk memberi, karena pemberian 
itulah pembebasan” (Gede Prama)
Sebagaimana pemberian-NYA kepada Mbah Surip saat ini, yang telah membebaskannya.
Selamat jalan pejuang kehidupan, 
yang berjalan, mengalir tanpa keluhan, 
dalam keikhlasan, dalam diam di tengah keramaian,
seperti pohon, yang telah lama mempraktikkannya, tumbuh tanpa kata dan suara. 
Yang ada hanyalah damai, damai, damai.
Rest In Peace!
Best Regards, 
Retno Kintoko 
Mau mencoba? 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
Ayo mencoba !




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 

--- On Tue, 8/4/09, Wieda Widagdo w1...@yahoo.com wrote:


From: Wieda Widagdo w1...@yahoo.com
Subject: [PROFEC] Turut Duka Cita atas Wafatnya Mbah Surip
To: thepro...@yahoogroups.com thepro...@yahoogroups.com
Date: Tuesday, August 4, 2009, 12:40 PM


  





Assalamualaikum Wr. Wb.
Mengucapkan turut berduka cita atas wafatnya Mbah Surip.
Semoga diampuni dosa-dosanya dan amal ibadahnya diterima disisi Allah SWTserta 
keluarga 
yang ditinggalkan senantiasa diberikan kekuatan iman.
 
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Wieda
















  

CiKEAS Regenerasi Kepemimpinan Politik

2009-07-30 Terurut Topik Retno Kintoko
 perubahan kepemimpinan 2014 dan gapailah masa depan bangsa 
Indonesia.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
ayo mencoba..! 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
ayo mencoba !



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Sengketa Pemilihan Umum

2009-07-28 Terurut Topik Retno Kintoko
 kebutuhan, tetapi juga keharusan! Ada baiknya, kita hanya 
menyelenggarakan dua gelombang pemilihan kepada daerah saja, yakni serentak 
pada satu waktu di 17 provinsi dan dua setengah tahun kemudian serentak pada 
satu waktu di 16 provinsi sisanya.
Bahkan, menurut hemat saya, pemilu legislatif pun perlu dibedakan menjadi dua 
kelompok. Pemilu legislatif nasional dilaksanakan bersamaan dengan pemilu 
presiden. Pemilu legislatif daerah (DPRD provinsi, kota, dan kabupaten) 
dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan kepala daerahnya.
Untuk itu, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat dari presiden untuk mentransisikan 
masa jabatan kepala daerah dan anggota legislatif daerah.
Kelima, penguatan dan pemapanan sistem. Muara dari keempat perbaikan di atas 
adalah terkuatkannya sistem pemilu dalam pengertian luas. Indonesia harus 
segera memiliki sistem yang kuat dan mapan ini.
Akhirnya, keenam, pembentukan dan penguatan warga negara. Kita selayaknya 
mengupayakan sungguh-sungguh terbangunnya kualitas warga negara yang ditandai 
oleh kemampuan setiap orang untuk tahu dan pandai menjaga hak dan kewajiban 
mereka, bertumpu pada diri sendiri, proaktif memperjuangkan penegakan haknya 
sendiri, serta berkemampuan dan berkemauan melawan tanpa kekerasan setiap 
pencederaan atas hak-hak mereka.  [Eep Saefulloh Fatah, Pengajar Ilmu Politik 
Universitas Indonesia - Kompas, 28/7/09]
--- 
Putusan KPU, MA or MK?
Saat ini untuk menjadi anggota DPR tidaklah mudah, bahkan belum2 sudah pusing 
tujuh keliling…… padahal sudah berdarah-darah di lapangan saat kampanye, bahkan 
sudah menang mengantongi suara terbanyak… dan telah diputus masuk dan lolos 
oleh KPU, eh ternyata bisa batal karena ada lagi putusan MAribut toch 
jadinya? Belum lagi nanti ada putusan MK…….wallaah Anda banyangkan saja ada 
100-an personil calon legislatif pilihan rakyat, yang sudah pada gede2 dan 
sedang semangat-semangatnya berdemokrasi - justru diombang-ambingkan statusnya. 
Ini baru benar-benar namanya permainan demokrasi…. Maka silakan amati dan 
cermati saja bangaimanakah endingnya nanti…….. Memang meriah sih untuk 
meramaikan pasar bursa calon legislatif, paling tidak beliau-beliau pernah 
masuk daftar legislatif di Senayan dan pernah keluar daftar pula…..jadi 
statusnya ada dua; keluar masuk, atau masuk keluar…ada-ada saja ini!  
Atau kalo ada yang tiba2 berteriak dan bertanya, “bisa beli nggak 2 saja, atau 
5 saja, atau 10 saja!” mumpung suara sudah ngumpul di tikungan jalan untuk 
saling menyalip… yang begini namanya demokrasi pasar klewer, alias semproooll 
tenan! 
Capres/cawapres
Terus untuk para capres/cawapres yang katanya siap menang dan siap kalah, sudah 
pada menyampikan pidato ucapan selamat kepada yang lain belum? Ingat, dulu 
pernah ada yang janji nggak? Lha kalo nggak siap kalah, namanya bukan ksatia, 
tapi ….[silahkan sebutkan namanya sendiri-sendiri] jadi beliau2 memang bukan 
seorang ksatria! Padahal sekarang beliau2 itu sudah berdiri di atas topangan 
puluhan juta suara rakyat, jadi tidak boleh lagi melihat hanya sebagai 
individu-individu lagi, tetapi kepentingan rakyat dan negaralah yang 
diutamakan. Toh dengan mengucapkan selamat begitu, proses hukum tetap jalan 
terus… memberi contoh yang baik, selanjutnya edukasi dan teladan pemimpin dapat 
dirasakan oleh rakyat. Kalau nggak bisa begitu, ya kapan bisa jadi pemimpin 
yang benar, apalagi dipercaya rakyat? Ya, khan begitu patron pemilu presiden di 
negara maju.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
Ayo mencoba..! 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
Ayo mencoba ,,!




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Kalahkan Terorisme - Sebaiknya..

2009-07-23 Terurut Topik Retno Kintoko
 ini terputus-putus dan belum bisa tuntas. Rasa kebersamaan 
bernegara dan bermasyarakat justru diharapkan menjadi semakin baik, bersatu, 
walau kewaspadaan masyarakat pun terus diuji untuk semakin perhatian, menjadi 
polisi bagi diri, keluarga dan lingkungan masyarakat di sekitarnya.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
Silakan mencoba? 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
Mau mencoba ?




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Kaya Rasa, Kaya Makna

2009-07-23 Terurut Topik Retno Kintoko
 ada pemimpin yang tertarik mencangkul hidupnya secara mendalam. 
Lalu tersentuh untuk meringankan beban mereka yang kerap menangis oleh biaya 
sekolah, biaya berobat, biaya keadilan yang serba mahal.  [GEDE PRAMA Penulis 
buku Simfoni di Dalam Diri Mengolah Kemarahan Menjadi Keteduhan-Kompas, 
21/7/09.]
--- 
Manusia, semua makhluk hidup, alam dan seisinya adalah unsur penting dari 
sebuah ekosistem kehidupan. Harmoni dan keseimbangan kehidupan pun terus 
dijaganya. 
Bila kemudian sebagian menangis oleh karena beban biaya sekolah, biaya 
kesehatan dan biaya keadilan. Maka bukalah lebar2 pintu telinga, cepatkan 
langkah kaki untuk mendaki, masyarakat dan pemerintahpun semakin mengerti dalam 
menentukan wujud solusi, yang tentu sangat berarti.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
Mau mencoba? 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
Mau mencoba ?




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Kebebasan dan Ketakutan

2009-07-21 Terurut Topik Retno Kintoko
, ketidakadilan, dan 
kecurangan politik yang giat kita kembangkan dalam sejarah negeri dan dunia.
Oleh karena itu, betapapun amarah dan kutukan sepantasnya kita lontarkan kepada 
para teroris, sedikit pun tak boleh meredupkan semangat kita untuk mengkritik, 
mengoreksi, dan melawan berbagai bentuk kecurangan dan ketidakadilan dalam 
berdemokrasi. Apalagi jika terdapat indikasi kembalinya terorisme negara untuk 
memberangus kritisisme.
Kemenangan belum bisa dirayakan sebelum pelanggaran dibereskan. Hanya di atas 
jalur yang benar, kemenangan kontestasi menjadi kemenangan demokrasi dan 
kebanggaan negeri. Hanya dengan memuliakan kebenaran, kebebasan, kesucian, dan 
keagamaan bisa membawa kebahagiaan bagi kehidupan bersama.  Yudi Latif, Kepala 
Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK-Indonesia), Kompas, 21/7/09].
 
* * * * *
“Hanya di atas jalur yang benar,
kemenangan kontestasi menjadi kemenangan demokrasi
dan kebanggaan negeri.
Hanya dengan memuliakan kebenaran, kebebasan, kesucian,
dan keagamaan bisa membawa kebahagiaan bagi kehidupan bersama.”
* * * * *
---
Kebebasan
Kebebasan bukanlah sesuatu yang menakutkan, bila diletakkan di atas bingkai 
aturan dan norma masyarakat, negara, bangsa dan etika dunia. Bahkan pencerahan 
dan kreativitas yang akan didapat, produktivitas pun akan berkembang. 
Kebebasan menjadi menakutkan ketika etika, moral dilanggar, mengabaikan hukum 
kehidupan, apalagi sampai bertindak brutal dan biadab. 
Kebanyakan orang akan menghindarinya, namun ada saja pihak yang justru 
‘menyakini’ dan memelihara kebiadaban sebagai jalan untuk kembali ke syuurrga!, 
katanya. 
Inilah tugas masyarakat dan negara untuk kembali berjuang dan menyadari apakah 
kebebasan berbangsa yang kita miliki sekarang sudah benar, sudah pantas, 
bertanggung jawab, memuliakan, menghidupkan dan atau bermanfaat bagi orang 
lain? Ataukah kebebasan kehidupan kita justru hanya berakhir untuk dan bagi 
sejumlah kematian yang sia-sia – seperti halnya peristiwa yang baru saja 
terjadi? Ataukah untuk dipersembahkan bagi generasi Indonesia yang baik dan 
maju di masa depan? Semua itu butuh pengorbanan, keikhlasan dan tindakkan nyata 
semua elemen bangsa Indonesia. 
 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
Mau mencoba? 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
Mau mencoba ?




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Socrates tentang Keadilan - Hakiki

2009-07-17 Terurut Topik Retno Kintoko
 Tuhan tidak buta dan tidak 
tuli. Itu sebabnya Socrates menghadapi eksekusinya dengan hati damai.  [Tjipta 
Lesmana Guru Besar FISIP Universitas Pelita Harapan, Kompas 16/7/09]. 
--- 
Keadilan Hakiki
Keadilan dalam praksis lebih bersifat relatif, tergantung oleh siapa dan kepada 
siapa dipraktikkan, padahal keadilan adalah nilai dan norma yang mutlak, 
hakiki, yang selalu memiliki universalitas nilai bagi kehidupan manusia dalam 
berbangsa. 
Lembaga tinggi Negara seperti KPK, MA, MK, Presiden, DPR, BPK dan sebagainya 
merupakan lembaga2 hulu produsen praktik keadilan bagi masyarakat luas. Begitu 
pentingnya arti praktik keadilan, bagi kehidupan, keadilan dan kemanusiaan 
masyarakat luas. 
Karena keadilan selalu menjadi pandu dalam praktik kehidupan dan kemanusiaanya. 
Maka tidaklah heran bila kita bicara tentang keadilan maka kemudian kita ingat 
kepada tokoh2 keadilan universal seperti; Socrates, Mahatma Gandhi, Mother 
Theresa, Nelson Mandela dan lainnya, yang menempatkan keadilan dalam bingkai 
universalitas keadilan kemanusiaan yang hakiki. 
Seperti halnya terjadi teror ledakan bom hari ini, yang pasti ini dilakukan 
oleh orang-orang biadab, yang sudah lama kehilangan rasa keadilan dan 
kemanusiaannya. Begitu pula bagi yang 'membina dan memeliharanya'. 
Maka, bagi para pemangku amanah rakyat di berbagai lembaga tinggi Negara, 
bergumullah, bergulatlah dan berjuanglah melawan ketidakadilan dalam segala 
aspek kehidupan dan di dalam sistem pemerintahan Indonesia ke depan yang 
semakin baik.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
Mau mencoba? 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
Mau mencoba ?

 


 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Demokrasi yang Membebaskan - Munaslub

2009-07-15 Terurut Topik Retno Kintoko
 
pengawasan. Masyarakat sipil bisa berupa individu, ormas, media massa, dan LSM, 
harus meningkatkan soliditas pengawasan terhadap semua lembaga negara. Tidak 
ada jaminan dari prosedur demokrasi yang baik akan menghasilkan kualitas 
demokrasi yang substantif dan mampu memberi keadilan sosial bagi seluruh 
rakyat.  [Devitri Indriasari Mahasiswa Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana 
Universitas Indonesia; Bekerja di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), 
Kompas 15/7/09]. 
--- 
KLB-Munaslub
Maka ketika pemilu legislatif dan pilpres baru saja usai, kemudian serta-merta 
muncul wacana KLB ataupun Munaslub dari salah satu atau dua partai peraih suara 
di pemilu tersebut, rasanya kita seperti setback, cita rasa kanak-kanak pun 
muncul kepermukaan, malu sich sebenarnya sama rakyat. Padahal setiap partai 
memiliki AD/ART yang harus diikuti dan dipatuhi. Rupanya norma dan etika 
dikalahkan oleh nafsu pribadi yang hanya ingin memperoleh sebuah kekuasaan 
belaka, tanpa mempertimbangkan kelangsungan/kebesaran partai, perasaan sejawat, 
konstituennya serta masyarakat Indonesia secara luas. 
Alih-alih mengikuti elite partai dan capres/cawapres yang sudah menunjukkan 
teladan, kesantunan, kebesaran jiwa, kenegarawannya, dan legowo melihat realita 
pilihan rakyat. Mestinya di saat-saat seperti ini para elite partai yang lain 
menunjukkan teladan yang baik bagi rakyat, menghargai rakyat, bukan malah 
berusaha merebut kursi ketua umum partai, padahal belum waktunya. nggege 
mongso. Sabar sedikit kenapa? Toh nanti juga sampai. 
Kecuali, karena ia ingin segera menyelesaikan kasus lumpur Lapindo…. tentu 
masalahnya menjadi lain . . . dan rakyat pasti setuju dan 
memakluminya...presiden terpilihpun pasti manggut-manggut...! Nah kalo ini 
untuk apa? Silakan jawab sendiri saja! Jawabannya sih tetap sama; untuk 
‘menyelesaiken’ lumpur Lapindo!
God Bless Indonesia... ! 
I Love You Full ….Indonesia! 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
Mau mencoba ? 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
Mau mencoba ?




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Hikmah Pilpres 2009 - Proficiat MK!

2009-07-14 Terurut Topik Retno Kintoko
 ini tidak dapat 
dilepaskan dari kontroversi seleksi KPU beberapa tahun yang lalu, terutama 
disebabkan pengabaian UU No 22/2007 tentang Penyelenggaraan Pemilu, khususnya 
ketentuan mengenai rekam jejak (pengalaman).
Penyebab lain adalah kontaminasi ambisi pribadi oknum pejabat pemerintah serta 
semakin menguatnya politisasi lembaga perwakilan terhadap seleksi anggota 
lembaga independen, termasuk KPU.
Tulisan ini akan diakhiri dengan harapan agar kemenangan SBY-Boediono harus 
dijadikan modal menyusun kabinet yang profesional dan mempunyai komitmen 
terhadap harapan masyarakat yang merindukan hidup yang semakin baik. Andai kata 
sebagian anggota kabinet harus dipilih dari partai koalisi, mereka sebaiknya 
bukan sekadar kader partai, melainkan kader partai yang memenuhi persyaratan di 
atas.
Sementara masyarakat harus terus aktif mendesak dan mengontrol agar presiden 
dan wakil presiden terpilih mewujudkan janji-janji mereka dalam kebijakan yang 
konkret. [Kompas 14/7/09]   
---
Proficiat MK!
Selamat untuk Mahkamah Konstitusi [MK] Indonesia
Saat memburu koruptor, kita berbangga kepada KPK, lembaga baru namun tidak 
pernah ragu. Walau sekarang terpaksa masuk ‘bengkel’ karena sedang diservice, 
memang selama ini mesin dipacu dengan kecepatan tinggi dan luar biasa kencang, 
hingga menjadi kebanggaan rakyat. Namun tiba2 ngadat, harus turun mesin, karena 
‘pengendara’ cedera menyerempet pagar dan seorang warga, maka kendaraan perlu 
di service… akhirnya banyak teknisi ingin ikut memperbaiki dan mengaturnya 
termasuk polisi. 
Lain lagi dengan lembaga tinggi yang baru dibentuk beberapa tahun yang lalu, 
tergolong muda, namun memiliki integritas yang kuat bagi tegaknya Negara 
Indonesia yaitu, Mahkamah Konstitusi [MK]. Disaat genting dan hampir deadlock 
Mahkamah Konstitusi telah mengambil keputusan yang tepat dan cepat, untuk 
mengatasi masalah DPT, dengan bisa memilih menggunakan KTP dan kartu keluarga. 
Keputusan ini sangat melegakan banyak pihak, baik bagi pemilik hak memilih, 
peserta pilpres dan meredakan ketegangan yang mungkin bisa terjadi. – Walau 
kita tahu sebenarnya kegangan itu tidak perlu - karena memang tidak penting! 
Tetapi kalo kandidat pilpres mundur dan pilpres diundur, bisa-bisa benar 
anekdot masa lalu yang mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa tempe 
dan kedele, bisanya cuma mencla-mencle! 
Jadi hasilnya sekarang rakyat merasa lega, dan nggak rugi membayar mahal para 
hakim konstitusi, karena mereka telah menorehkan goresan keputusan pena emas 
bagi landasan demokrasi Indonesia dipenghujung pilpres 2009, 2 (dua) hari 
sebelum pilpres dilaksanakan. Dan Luar biasa hasilnya….melegakan rakyat dan 
bagi semua pihak yang berkepentingan. Dan akhirnya pun bisa membuat KPU dan 
pemerintah siuman kembali – untuk melanjutkan ‘kewajibannya’. 
Jadi jangan heran bila MK bisa disebut sebagai malaikat penyelamat pilpres 
2009, dan layak dapat bintang…. Saya hanya menekankan hal ini, untuk tetap 
dingat dan untuk tidak melupakannya perannya di saat Negara genting, gawat dan 
uring-uringan! 
Kebesaran jiwa dan hati para kandidat pun telah dicermati dan diikuti dari awal 
oleh rakyat, sayang tidak semua rakyat bisa mengetahui lebih dekat dan lebih 
dekat lagi… terutama yang di daerah-daerah terpencil. Di lain pihak tidak lagi 
ada yang bisa membelokkan suara atau menggendongnya kemana-mana…. baik itu oleh 
partai, organisasi, lembaga, apalagi hanya oleh nafsu individu2 yang hanya 
ingin meraup suara…bisa2 akan merasakan seperti malarangeng bersaudara. 
Kecuali Anda bisa menjadi mbah Surip, karena hanya ia yang bisa! Sebab 
beliaulah yang memiliki hak cipta suara [lagu] : “Tak Gendong ke Mana-mana”… 
dengan suaranya yang lantang, dilanjutkan dengan; Where are you going.! ….I 
love you full!... ha…ha…ha….!
Memang lepas sudah kepenatan kita selama pesta demokrasi menjelang dan dalam 
pilpres 2009 ini, apalagi kemudian disusul dan mendengar mbah Surip berdendang 
dan tertawa haha...ha! 
God Bless Indonesia...! 
I Love You Full ….Indonesia!
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
Mau mencoba?
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm
Mau mencoba ?



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Tantangan Yudhoyono ke Depan - Proficiat!

2009-07-13 Terurut Topik Retno Kintoko
 pada konsistensi 
komitmen untuk membentuk kabinet presidensial yang efektif. Pengalaman 2004- 
2009 menunjukkan, kabinet koalisi partai-partai justru menjadi ”penjara” bagi 
Yudhoyono karena sering ditelikung partai-partai pendukungnya di parlemen.
Soal lain yang dihadapi Yudhoyono adalah memaksimalkan peran Boediono sebagai 
pendamping yang lebih efektif dibandingkan dengan Kalla. Problemnya, jika 
Boediono lebih tampil sebagai priayi ketimbang komplementer bagi kekurangan 
Yudhoyono, sulit dibayangkan bahwa pemerintahan hasil Pemilu 2009 bisa lebih 
baik dari sebelumnya.
Namun, tantangan Yudhoyono mungkin lebih ringan jika tiba-tiba Partai Golkar 
berubah haluan dari ”lawan” menjadi ”kawan” seperti watak dasarnya. Itu 
artinya, kita harus bersiap-siap mengelus dada kembali dan merajut harapan akan 
perubahan pada pemilu berikut. [Syamsuddin Haris Profesor Riset Ilmu Politik 
LIPI]
---
Proficiat Pilpres!
Selamat untuk pasangan pilpres 2009; SBY-Boediono 
Setelah dihitung, menurut pendapat rakyat Indonesia ternyata pasangan inilah 
yang dipilih untuk memimpin Indonesia 2009-2014. Saya mengucapkan: “Proficiat, 
Congratulation dan Selamat mengemban amanah Rakyat Indonesia …….!” Dan untuk 
ketiga pasangan kandidat luar biasa yang telah berlaga di pilpres, kita 
mengucapkan banyak terima kasih, banyak dibantu dan disupport dalam 
memajukan demokrasi Indonesia, dengan berjiwa ksatria dan terbuka, sehingga 
seperti masyarakat kebanyakan, sangat mensyukuri pilpres berjalan aman, 
lancar dan damai, sehingga pantas kita ucapkan selamat dan sukses! Atau I love 
you full!, kata mbah Surip!
Selanjutnya kita menunggu hasil KPU untuk mengumumkan dan menetapkannya. Siapa 
tahu nanti KPU berpendapat lain…..tho? Ya enggak mungkinlaaah, emangnya KPU 
Godot?! Nah, kalau untuk soal DPT kemarin memang benar; KPU is Godot!  
Kepada yang kalah tidak menjadi masalah, karena sesungguhnya keberhasilan 
menjaga jalannya demokrasi dengan baik dan benar adalah sebuah kemenangan yang 
besar bagi seorang yang berjiwa besar, dan bagi kebesaran bangsa Indonesia ke 
depan.  
Kini, jalan demokrasi Indonesia telah kita daki dan lewati bersama, 
jalan2 ekonomi, hukum, birokrasi perlu terus diperbaiki, 
dan jalan prestasi selalu menjadi orientasi, 
hingga jalan kehidupan rakyat sejahtera pun jangan hanya 
tinggal dalam mimpi dan ilusi…..
namun hendaknya segera menjadi reality!
Maka teladan dan harapan rakyat pun kiranya menjadi pijakan dan tumpuan.” 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm
Mau mencoba? 



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Era Politik Ketokohan - diaduk DPT

2009-07-06 Terurut Topik Retno Kintoko
 bermartabat!  
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Meretas Budaya Birokrasi

2009-07-02 Terurut Topik Retno Kintoko
 semakin macet, penduduk miskin 
semakin susah akibat perilaku korupnya. Padahal, korupsi pada lembaga publik, 
dengan segala perwujudannya, pada akhirnya pasti merugikan publik. Bagi panelis 
dari Indonesia Corruption Watch, tanpa pemberantasan korupsi apa pun kebijakan 
pemerintah, baik itu kebijakan liberal ataupun ekonomi kerakyatan, akan 
berpotensi untuk diselewengkan, serta tidak akan ada jaminan akan berjalan 
efektif dan tepat sasaran.
Birokrasi dan legitimasi
Perubahan birokrasi tidak semata soal struktur organisasi dan remunerasi. 
Kenaikan gaji tidak menjamin hilangnya korupsi sebab berapa pun nilai gaji akan 
menjadi lebih banyak jika ditambah dengan uang korupsi. Peningkatan remunerasi 
lebih sebagai prasyarat untuk menuntut performa yang lebih tinggi dan ketegaan 
menegakkan disiplin. Titik penting reformasi birokrasi adalah mengubah sistem 
nilai dan keyakinan. Budaya Timur kita yang bersifat patron-klien dan menuntut 
keselarasan sebenarnya dapat menjadi instrumen untuk menerobos birokrasi.
Awalnya harus dimulai dengan figur bersih dengan karakter kepemimpinan yang 
kuat dan kreatif dalam cara. Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, Wali Kota Solo 
Joko Widodo, Wali Kota Blitar Djarot Syaiful Hidayat, Sri Mulyani Indrawati di 
Departemen Keuangan adalah contoh figur yang mampu melakukan terobosan dalam 
perbaikan birokrasi. Selain kreatif dalam cara, modernisasi birokrasi 
pemerintah juga harus menciptakan mekanisme perekrutan meritokrasi, kestabilan 
karier, promosi internal yang terbuka, dan gaji yang kompetitif. Selanjutnya, 
apa yang sudah diubah hendaknya segera diinstitusikan agar menjadi otoritas 
impersonal yang tidak bergantung pada figur pemimpin. Ia harus menjadi sistem 
nilai baru yang hidup dan dihidupi oleh birokrasi.
Reformasi birokrasi adalah sebuah keharusan karena lewat birokrasi negara 
hadir. Birokrasi merupakan representasi negara dalam melayani warganya. 
Pelayanan publik merupakan instrumen yang memfasilitasi kapabilitas warga 
negara untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya. Performa ekonomi suatu negara 
juga sangat dipengaruhi oleh fungsi birokrasi yang baik. Dengan demikian, 
mereformasi birokrasi serta-merta meraih legitimasi dari warga negara. Beberapa 
kepala daerah sudah membuktikannya dengan terpilih dua periode tanpa perlu 
melakukan berbagai rekayasa politik demi kemenangan.
Tidak ada kata terlambat untuk berubah, tak peduli sejauh apa kita salah 
berjalan, balik arah sekarang juga. [Chris Panggabean Asisten Peneliti di 
Universitas Indonesia, Aktif di LMI – Kompas 2/7/09]
---
Pilpres
Kepada ketiga kandidat capres/cawapres silakan berpacu pada putaran terakhir 
kampanye, sebelum minggu depan hari Rabu, 8 April 2009 rakyat menentukan 
pilihannya. Mau berlangsung sekali atau duakali putaran tidak masalah, 
tergantung dari besarnya perolehan suara – kecuali ada yang langsung menembus 
angka 50% + 1 suara… maka selesailah sudah. Akan tetapi seperti halnya 
birokrasi, bahwa demokrasi itu yang penting adalah prosesnya, DPT tuntas dan 
pemilu harus dijamin negara berlangsung jujur, adil. bebas dan rahasia. Tentu 
tertib, aman, damai dan lancar adalah bagian bentuk kesuksesan pemilu yang 
didamba setiap unsur masyarakat di seluruh penjuru tanah air Indonesia. Karena 
inilah wujud pesta demokrasi rakyat dalam memilih pemimpin Indonesia lima untuk 
tahun ke depan. 
“Selamat berjuang menggapai bintang, 
banyak yang terpanggil, 
hanya tiga pasang yang terpilih.
pun hanya sepasang yang akan ditetapkan 
sebagai pengemban amanah rakyat, tuk memimpin Indonesia“
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Nyoman Mimpi Jadi Presiden

2009-06-25 Terurut Topik Retno Kintoko
, satu-satunya kekuatan yang membuat air bisa melewati semua penghalang 
karena sifatnya yang lentur. Berbicara kelenturan, lagi-lagi harus kembali ke 
ladang pelayanan. Karena itulah hakikat kepemimpinan.
Kesehatan, pendidikan, kemiskinan, dan keterbelakangan adalah ruang publik yang 
lapar pelayanan. Kesehatan bermakna lebih luas dari sekadar berobat gratis, 
tetapi juga melibatkan pendidikan. Dulu, sebagian penyakit disebabkan salah 
makan. Kini (sebagaimana dikemukakan banyak peneliti), sebagian besar penyakit 
bersumber pada salah pikiran.
Pikiran inilah yang lebih layak disehatkan. Menambah daftar larangan untuk 
menyehatkan pikiran masyarakat hanya akan memperpanjang guncangan. Namun, 
memulai langkah keteladanan yang lurus, jujur bersih, dan jernih lebih membantu 
dalam hal ini. Lee Kuan Yew adalah seorang guru. Tahun pertama diteriaki, tahun 
kedua di maki, tahun ketiga dilempari api, tetapi karena lurus, jujur, dan 
konsisten, semua teriakan kemudian berhenti.
Maka, ada yang menulis, the inner science of transformation, aspiration, 
habituation, commitment, consistency. Niat itu langkah awal. Membiasakan diri 
agar niat menjadi kenyataan, itu langkah kedua. Membuat komitmen agar tetap 
berjalan lurus tanpa bisa ditawar, itu hal berikut. Namun, konsistensi kemudian 
mengibarkan bendera perubahan.
Ah, maafkanlah mimpi. Meminjam istilah Sigmund Freud dalam The Interpretation 
of Dream, mimpi bagi kebanyakan orang memang bunga tidur. Namun, tidak sedikit 
para Sufi dan Yogi yang menggunakan mimpi sebagai medium penting untuk 
terhubung ke alam lebih tinggi. Maka, di Timur dikenal praktik dream 
yoga. [Gede Prama, Penulis buku Simfoni di Dalam Diri: Mengolah Kemarahan 
Menjadi keteduhan – Kompas 20/6/09]
---
Bila kita cermati dari ketiga calon presiden dan wakil presiden yang saat ini 
sedang gencar berlaga, biarpun sudah pernah menjadi presiden toh tetap saja 
ingin menggapai impian si Nyoman tuk kembali menjadi presiden. Paling tidak 
tinggal dua langkah lagi. Hal itu memang penting bagi mereka, dan kita semua 
pun mungkin tahu alasannya… Namun yang lebih penting setelah impiannya nanti 
tercapai dan sebagian lagi tentu tidak tercapai, maukah mereka semua berfikir 
kembali dan siap untuk menjadi Nyoman sepenuhnya? Bagi kebaikan, kemajuan 
demokrasi, kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia ke depan. Maka siapapun 
nanti yang akan terpilih menjadi presiden Indonesia ke depan, hendaklah langkah 
dan praktiknya senantiasa berhati dan berjiwa Nyoman.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Prasyarat Karakter Kepresidenan

2009-06-09 Terurut Topik Retno Kintoko
 bisa diturunkan dengan prioritas 
yang jelas. Karena presiden tidak bisa mengurus dan menyelesaikan semua urusan 
pemerintahan, agenda pemerintahan harus jelas dan terbatas dengan arahan yang 
jelas. Presiden harus menunjukkan fokus dalam mendefinisikan, dan keefektifan 
dalam mengajar, agenda substantifnya, demi memudahkan mobilisasi sumber daya 
serta menawarkan sense of direction bagi aparat pemerintahan, publik, dan 
media. Ambisi menyelesaikan segala masalah sekaligus beresiko menangguk 
kegagalan di semua ini.
Keberanian menentukan fokus terkait dengan karakter ketiga yang diperlukan 
seorang pemimpin, yakni ketegaran; kemampuan menghadapi kesulitan, 
ketidakenakan, dan kegawatan. Seorang pemimpin harus menjadi jangkar keyakinan 
dalam samudra ketidakpastian dan ketidakpercayaan.
Pemimpin pada masa krisis memerlukan kecepatan dan ketepatan untuk membidik 
jantung krisis. Untuk itu perlu keberanian menentukan pilihan dan menghadapi 
pihak-pihak antiperubahan. Namun, ada resiko besar bagi presiden yang terlalu 
berhati-hati mencari jalan aman; peluang lewat, momentum lenyap, sinisme 
menguat.
Dengan prasyarat karakter yang diperlukan, publik bisa menilai pasangan mana 
yang mendekati tipe ideal yang diidamkan.
Selanjutnya terserah Anda!
---
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Manohara - Prita dan Kartini

2009-06-05 Terurut Topik Retno Kintoko
 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme bangsa Indonesia.  
 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009.  
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
Manohara - Prita - Kartini
Jumat, 5 Juni 2009
Oleh karena keberpihakan nyata, dan sadar sebagai membawa pesan moral dan 
kepastian hukum, minggu ini media massa berlomba memburu berita dengan 
mengekpose dan menyiarkan langsung profile 2 (dua) orang ‘tokoh’ perempuan yang 
sedang berjuang menegakkan keadilan dan kemanusiaan karena mengalami ‘peristiwa 
yang sama’, seputar kekerasan di tempat yang berbeda. Manohara Pinot mengalami 
KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) di dalam kerajaan Kelantan negeri tetangga 
Malaysia, dan Prita Mulyasari mengalami KDRM (kekerasan dalam rumah maya) 
internet dan milis.
Dengan berbagai usaha keras keduanya sedang memperjuangkan dan memberi 
pembelajaran kepada masyarakat dan bangsa Indonesia, untuk semakin 
menyempurnakan dan memperbaiki instrumens pemerintahan dan kenegaraan, 
undang-undang dan teknis pelaksanaanya.
Tanpa kita sadari, kita diajak belajar oleh Manohara, tentang perjuangan 
kemanusiaan, diplomasi damai dan beradab. Kecantikan hatinya memancar keluar, 
hingga kita tidak sadar ia baru berusia 17th, terlalu muda untuk menghadapi 
masalahnya, namun langkah dan tekad hatinya menunjukkan kedewasaan dan 
kematangannya jiwanya – yang sangat memberikan pencerahan dan kesadaran banyak 
orang. Barangkali ada capres/cawapres yang akan meminang menjadi menteri 
peranan wanita? Atau paling tidak dubes? dipersilakan. 
Demikian juga Prita Mulyasari, justru saat ia menyampaikan keluhan via email 
malah menjadi obyek para petualang hukum… untung pas waktunya dengan kampanye 
Pilpres/wapres sehingga semua sadar - akan kekilafan segelintir penegak hukum 
yang justru mencoba-coba memiringkannya...
Dari apa yang kita lihat dan dengar maka Manohara dan Prita Mulyasari, kita 
meyakini adalah bagian dari beberapa kaum wanita Indonesia yang mungkin adalah 
manifestasi dari perjuangan R.A. Kartini masa kini, yang akhirnya sering kita 
panggil dengan sebutan ‘Harum’ namanya.
Nah kepada para kandidat pilpres, Capres/Cawapres, silahkan melanjutkan 
perjuangannya... tidak hanya untuk menegakkan kekuasaan saja, namun jangan lah 
lupa juga untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. 
Karena itulah pilar-pilar sendi kehidupan bangsa Indonesia menuju masa depan. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Pancasila - Dongeng mengharukan

2009-06-02 Terurut Topik Retno Kintoko
 
mengalahkan Amerika. Menguasai hardware mengalahkan Amerika,” ujarnya.
Sementara budayawan Radhar Panca dahana berkisah bagaimana bangsa ini diisi 
keragaman 460 suku dan 750 bahasa. “Bisa bersatu karena kemampuan berbagai,”  
ungkapnya.
Menurut Radhar bangsa ini harus menemukan diri lewat dongeng. Dongeng 
Pancasila. 
Setelah sesi Sukardi dan Radhar, Garin kembali mendongeng. Ketika lagu “40” 
mengalun, Garin mendongeng tentang Mussolini.
“Kita hidup di negeri penuh tapi… Tak memiliki rasa haru. Seperti kata pacar 
Mussolini, jika tak punya rasa haru, kita pergi,” ujar Garin.
-
Proficiat dan terima kasih untuk para founding fathers yang telah menemukan, 
menggali dan menanam Pancasila sebagai dasar negara, serta para pekarya seni 
yang selalu berapi-api, membakar gelora jiwa, raga dan karakternya sebagai 
bangsa Indonesia.
Pancasila adalah dasar negara untuk menuju Indonesia sejahtera, maju dan 
bermartabat! 
 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Apa yang Diperlukan Indonesia?

2009-05-29 Terurut Topik Retno Kintoko
 tentang “jalan membangun” itu menjadi 
sangat penting. Saya sangat percaya bahwa jawaban itu terdapat pada idiologi 
pembangunan yang ditawarkan oleh gagasan-gagasan yang diwakili oleh “jalan 
negara kesejahteraan” alias “Welfare-state approach” bukan “Wall-street 
approach” sebagaimana terkandung dalam neoliberalisme.
Dalam pandangan itu, yang diperlukan tidak hanya pasar yang bebas, tetapi juga 
pasar yang adil, tidak hanya hukum yang tegak, tetapi juga hukum yang adil, 
tidak hanya hak-hak sipil dan politik, tetapi juga hak-hak ekonomi, sosial, dan 
budaya dan akhirnya bukan hanya hak milik pribadi, tetapi juga hak kolektif 
untuk membangun. Ini semua adalah perspektif ekonomi yang semestinya diutamakan 
dalam membangun negeri ini.
Ketiga, memahami bahwa Indonesia adalah sebuah konstruksi rumit yang mewakili 
keragaman ideologi, identitas dan geografis (sering saya sebut dengan 
“keragaman tiga-i”: ideologies, identities, islands). Saya sangat yakin bahwa 
negeri ini membutuhkan sebuah kepemimpinan politik yang sangat istimewa, tidak 
konvensional.
Kepemimpinan politik yang dimaksud adalah sebuah kombinasi antara sains dan 
seni untuk menghasilkan model kepemimpinan politik yang mampu merajut perbedaan 
(crafting diffenrences) untuk sebuah tujuan yang diterima secara kolektif.
Indonesia membutuhkan kepemimpinan politik yang lebih inventif dari pada yang 
tranformasional sekali pun.
Kualitas inventif dari kepemimpinan politik yang saya maksud terdapat dalam 
kapasitasnya untuk menghasilkan persatuan dan stabilitas, dua kualitas yang 
akhir-akhir ini menghilang dari negeri ini.
Saya ingin melihat tiga kualitas itu menjadi elemen konstitutif dari 
kepemimpinan nasional yang akan datang. Saya kira, negeri ini memang 
membutuhkan sebuah supertransformasi yang dituntun oleh hadirnya perspektif dan 
visi masa depan yang kritis, bukan sinis.  [Daniel Sparringa, Departemen 
Sosiologi, Universitas Airlangga – Kompas]
--
Perjalanan panjang dalam proses membangun bangsa Indonesia, kini telah memacu 
semangat dan kesadaran baru elite dan masyarakat luas, baik di bidang sosial, 
ekonomi, hukum dan kemanusiaan serta di bidang lainnya. Selanjutnya dihadapkan 
tantangan dan peluang untuk lebih teliti, cermat, cepat dan terukur, bukan lagi 
dalam tingkat wacana dan regulasi formalisme, namun lebih diutamakan dalam 
langkah, praktik dan tindak keteladanan para pemimpin, elite dan seluruh 
komponen bangsa Indonesia.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Memberi Tanpa Pertimbangan

2009-05-25 Terurut Topik Retno Kintoko
, giving for no reason! Pada 
titik inilah seseorang lebih melihat nyala korek api saat gelap menyelimuti, 
menatap jalan hidup sedang naik saat kakinya terasa berat. 
Maka, pesan moral dari prinsip “memberi tanpa pertimbangan” adalah “Menarilah 
seolah tak seorang pun menonton. Menyanyilah seolah tak seorang pun 
mendengarkan. Bekerjalah seolah tak memerlukan uang gaji, atau jabatan. 
Cintailah seolah tak pernah disakiti. Berbisnislah seolah tak lagi memerlukan 
profit. Mencontrenglah seolah bukan simpatisan atau anggota partai manapun. 
Berpolitiklah seolah tak lagi punya kepentingan. Memimpinlah seolah tak lagi 
memerlukan sebuah kekuasaan.”
Ketika kita memilih itu semua, akan lahir karya-karya terbesar dan agung dalam 
setiap penggalan kehidupan, tak peduli serendah atau setinggi apa pun kedudukan 
kita saat ini, sesedikit atau sebanyak berapa pun uang kita, dan seterusnya.
Itu berarti kita memenangi hidup. [Herry Tjahjono, Motivator Budaya dan 
President The XO Way, Jakarta – Kompas, 23/5]
--
Bagaimana dengan serial ‘drama demokrasi’ menuju legislatif 2009 dan episode 
menuju RI-1/RI-2. Atau bagaimana dengan kehidupan kita yang sering lebih dahulu 
berasumsi bahwa kita terbatas, sedikit, tidak mampu untuk memberi sesuatu pun 
kepada orang lain, atau bahkan yang lebih ekstrim lagi, sampai-sampai tidak 
tahu lagi apa yang harus dilakukan dan diberikan – bagaimana kalau hal itu 
menjadi sindrom elite, pemimpin, legislatif atau bahkan berbagai lapisan 
masyarakat luas. Kembali kita diingatkan akan sebuah panggilan kehidupan, 
kesadaran dan kemanusian kita. Maka para unconditional people pun akan menjadi 
cahaya, sinar, terang dan harapan - asa bagi kehidupan masyarakat dan bangsa 
Indonesia ke depan.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Bukan Sembarang Presiden

2009-05-22 Terurut Topik Retno Kintoko
 dan gambar-gambar 
wajah mereka bisa dijumpai di sepanjang jalan, adalah tokoh-tokoh yang bukan 
hanya sudah sangat dikenal oleh masyarakat infrastrukturnya, lebih dari itu 
mereka sudah di uji moralnya, integritas sosialnya, kesungguhan pengabdiannya, 
ketrampilan kerja dan profesionalismenya, termasuk luasnya wawasan dan 
tingginya keilmuannya.
Bahkan, tatkala seorang presiden memilih menteri-menteri, dan para menteri 
memilih bawahan-bawahannya, itu sama sekali bukan soal selera, bukan 
berdasarkan power share atau pembagian kekuasaan, bukan berlatar belakang 
kepentingan golongan atau penyeimbangan perolehan antar kelompok. Pemilihan 
atasan ke bawahan itu juga diselenggarakan dengan terlebih dulu mempelajari 
data-data dan fakta-fakta dari lapangan paling bawah, yakni siapa yang 
benar-benar sudah lulus dari penyaringan sosial masyarakat.
Kader keterujian pemimpin nasional dan wakil rakyat yang sedemikian ketat dan 
kualitatif oleh system social masyarakat Indonesia membuat mustahil muncul 
pemimpin-pemimpin yang nyasar dan ahistoris. Kepemimpinan nasional dan 
perwakilan rakyat di Indonesia tidak bisa sekedar ditentukan oleh eksistensi 
dan mekanisme partai-partai politik. Parpol hanyalah kendaraan di ujung jalan, 
hanya alat terakhir untuk secara formal meresmikan apa yang sudah diproses 
sangat matang dalam waktu yang juga sangat panjang. Semua aktivis parpol juga 
sangat memahami hal itu sehingga mereka sangat bersikap rendah hati dan tidak 
merasa dirinya penentu utama kepemimpinan nasional. ***
Presiden Indonesia dan wakil-wakil rakyat adalah orang-orang yang memang harus 
mereka yang menjadi presiden dan wakil-wakil rakyat.
Vox populi vox dei. Demikian lah “sabda rakyat” melalui mekanisme system yang 
mereka selenggarakan secara konsisten dan istiqamah dari tahun ke tahun, dari 
era ke era. Bahkan dari zaman ke zaman. Presiden dan wakil-wakil rakyat adalah 
tokoh-tokoh yang muncul ke singgasana berdasarkan ujian sejarah masyarakatnya 
sendiri. Dengan demikian, bisa dipastikan merekalah memang yang paling layak 
kepribadiannya, paling bermutu kepemimpinannnya, paling unggul ilmu dan 
wawasannya, paling kredibel kinerjanya, paling luas wawasannya, paling terampil 
kerjanya, bahkan paling diridhoi Tuhan dan direstui oleh semua makhluk-makhluk 
Allah nonmanusia.
Sistem budaya dan mekanisme sosial bangsa Indonesia yang sudah matang sejak 
puluhan abad yang lalu memastikan bahwa pemimpin-pemimpin nasional mereka yang 
lahir dari demokrasi Indonesia adalah putra-putri terbaik bangsanya. Harus 
mereka yang memimpin. Tak terbantahkan. Bisa jadi, Tuhan sendiri pun tak 
mungkin mengganti meeka karena ia mengikatkan diri ada kegembiraan dan 
kebanggaan menyaksikan tingkat kematangan budaya demokrasi bangsa dan Negara 
Indonesia.  [Emha Ainun Nadjib, Budayawan - Kompas]  
--
Maka ketika proses koalisi berlangsung beberapa minggu terakhir, rakyat semakin 
diajak belajar untuk melihat, memahami dan mengerti bahwa itulah bagian dari 
kebisingan ‘ubyang-ubyung’, ‘iyik’  dan ‘grudag-grudug’ dari proses elit partai 
berambisi dalam proses memproduksi sebuah kekuasaan - kita semua menjadi lebih 
tahu – Padahal kekuasaan sangatlah berbeda dengan kepemimpinan. Maka hanya 
pemimpin yang benar-benar teruji dan dikehendaki rakyat lah [bukan hanya 
dikehendaki elite partai] yang akan menjadi pemimpin nyata bagi Indonesia ke 
depan. Kepada ketiga kadidat presiden/wakil presiden, Anda semua benar-benar 
layak mendapat bintang kepemimpinan Indonesia. Silakan raih, buktikan dan 
baktikan jiwa raga bagi kemajuan Indonesia, rakyat sudah tidak sabar 
menanti...!  
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
Nb. 
Turut berdukacita yang mendalam atas tragedi jatuhnya pesawat Hercules C130
di Magetan Jawa timur. Semoga seluruh keluarga yang ditinggalkan dikuatkan dan 
diberi ketabahan dari Yang Maha Kuasa. Amien!  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 
 
 


  

CiKEAS Pertarungan Tiga Karakter

2009-05-19 Terurut Topik Retno Kintoko
 ini memiliki keunggulan dan kelemahannya 
masing-masing. Karakter manakah yang kita perlukan untuk menyelesaikan problem 
kebangsaan dan kenegaraan hari ini? Tidak ada pemimpin yang cocok untuk semua 
musim. Seperti dikatakan oleh Montesquieu dan Max Weber, kepemimpinan merupakan 
suatu fungsi yang dinamis yang beragam dalam watak, lingkup, dan kepentingan, 
bergantung pada perkembangan masyarakat. Konsekuensinya, kekuasaan dan lokus 
tindakan seorang pemimpin ditentukan oleh watak personal dan kondisi yang 
berkembang di lingkungan politiknya. Pada masa yang “salah”, pemimpin yang baik 
belum tentu pemimpin yang tepat.
Masa krisis memerlukan peran kepemimpinan yang lebih besar dengan misi 
pembebasan dan pemulihan tertib politik. Kandidat presiden yang dapat memenuhi 
tuntutan zaman ini adalah yang mampu memadukan antara kemampuan persuasi (good 
campaigning) dan kemampuan tata kelola (good governing) serta kemampuan 
menentukan prioritas nasional secara konsisten antara janji kuasa dan kinerja 
kuasa. Semoga rakyat punya kearifan untuk memilih karakter yang tepat untuk 
dipilih. [Yudi Latif Direktur Reform Institute]
--
Kita bersyukur para capres dan cawapres memiliki karakter yang kuat dan sangat 
kualitas dalam jabatan yang akan diembannya. Tentu akan menjadi kebanggaan 
bangsa Indonesia ke depan. 
Mengingat hanya ada tiga pasangan, maka rakyat pun tidak menjadi bingung untuk 
memilih mana yang terbaik. Namun rupanya semakin kita cermati justru semakin 
menarik Dan ternyata mereka memang benar-benar menarik, hal ini tentu 
menjadi suatu yang membaggakan pula bagi perkembangan demokrasi kan ketata 
negaraan bangsa Indonesia ke depan. Apalagi setelah tahu apa yang akan 
diperjuangkan dan mereka cita-citakan bagi rakyat Indonesia, apabila terpilih 
dan menjabat presiden/wakil presiden republik Indonesia selama lima tahun 
mendatang 2009-2014. Kita mendoakan semoga mereka semua dikuatkan dan 
dimampukan dalam meniti perjuangan dan pergulatan menuju pilpres 8 Juli 2009. 
Selamat berjuang!
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Pilpres dan Lumpur Lapindo

2009-05-18 Terurut Topik Retno Kintoko
 nominator capres/cawapres, ternyata pemilu 
legislatif yang lalu tidaklah sia-sia, karena telah menelorkan para kesatria 
calon capres/cawapres yang bobot, bibit dan bebet-nya luar biasa, sangat 
seimbang… saya benar-benar bangga menjadi bangsa Indonesia. Membikin rakyat 
Indonesia berbunga-bunga dalam perkembangan demokrasi dan gemes-nya nggak 
ketulungan untuk segera dapat memiliki presiden pilihan rakyat, yang telah 
berkompetisi dengan keras di perjalanan pilpres. Mengingat sektor ekonomi pun 
harus segera bergulir kembali. 
Kalo buya Syafii mengingatkan untuk segera mengatasi lumpur Lapindo, saya 
menambah harapan lagi, apabila presiden terpilih berbeda orangnya, maka 
hendaknya ada serahterima dari presiden yang lama ke presiden terpilih yang 
baru. Tidak seperti halnya yang selama ini berlangsung selama ini – tidak 
adanya acara serah terima jabatan, namun langsung pelantikan presiden… Ini PR 
untuk DPR terpilih untuk merumuskan aturan protokolernya, sekaligus agar 
memberi teladan kepada rakyat. Karena kalau di militer, departemen atau 
instansi mungkin itu hal yang biasa disetiap pergantian pimpinan….Ya tentu yang 
lalu biarlah berlalu, dan yang akan datang tentu lah akan semakin matang..!  
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Pemilu 2009 dan Stabilitas Demokrasi

2009-05-13 Terurut Topik Retno Kintoko
= 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia.  
= 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009.  
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
Pemilu 2009 dan Stabilitas Demokrasi
Kamis, 14 Mei 2009  
Oleh : Dimas Oky Nugroho
Unggulnya Partai Demokrat dalam meraih suara pada pemilu legislatif menjadi 
fenomena sekaligus misteri dalam politik Indonesia kontemporer.
Usianya yang baru tujuh tahun berhasil mengubah konstelasi politik nasional dan 
memunculkannya menjadi partai papan atas yang mampu menarik swing voters, 
membongkar “hukum besi” politik aliran dan berbagai klaim basis sosial 
tradisonal.
Dalam partai yang sukses menyatukan berbagai lintas idiologi, prestasi Partai 
Demokrat (PD) ini mEngingatkan prestasi Golkar pada era Soeharto. Saat itu 
Golkar efektif menjadi partai beridiologi tengah atau, meminjam istilah Green 
Pedersen (2008), sebuah pivotal centrist party guna mendukung agenda pemerintah 
Orde Baru dalam stabilitas politik dan pembangunan. 
Namun, berbeda dengan Golkar yang memiliki idiologi dan sistem organisasi yang 
kokoh, kemenangan PD masih bersandar pada popularitas SBY.
Kemampuan negara menjamin hak-hak dasar dan kesejahteraan sosial bagi seluruh 
rakyat seharusnya menjadi ukuran kemuliaan suatu rezim politik dari kegagalan 
Orde Baru, stabilitas politik dan pembangunan ekonomi yang ditopang sistimatika 
pembungkaman dan penebaran ketakutan hanya akan meremukkan bangsa ini dalam 
jebakan otoritarianisme. Namun, belajar dari kemandekan era transisi, kebebasan 
sipil saja tidak cukup. Dibutuhkan kehadiran negara yang stabil dan kuat, 
khususnya kuat dari tekanan kartel dan modal, sebagai prasyarat agar 
kesejahteraan sosial mampu diupayakan dan manfaatnya bisa dirasakan rakyat. 
Negara yang kuat adalah yang melindungi dan memajukan kepentingan nasional dan 
mampu mengamankan hak-hak dasar warga yang majemuk, baik hak politik, maupun 
hak ekonomi sosial budaya.
Menyadari hal ini, kehadiran model partai tengah ala Golkar yang efektif 
mendukung agenda pemerintah sebenarnya masih dibutuhkan. Namun dalam lanskap 
multipartai, bentuknya diwujudkan dalam kekuatan koalisi parpol. Dari peta 
koalisi, sejauh ini PD berniat memimpin koalisi tengah. Pertanyaannya, tanpa 
dukungan partai “penguasa lama lapangan tengah” itu, mampukan koalisi sentral 
yang didesain SBY ini solid dan bertahan?
Jangkar kestabilan
Kehadiran sebuah koalisi partai beridiologi tengah yang reformis akan amat 
bermanfaat bagi stabilnya demokrasi sekalipun menjamin terwujudnya pemerintahan 
yang kuat. Mengutip Mietzner (2008), koalisi tengah berguna sebagai jangkar 
kestabilan politik sekaligus penghapus tajamnya politik idiologi dengan menarik 
ke tengah partai-partai yang ada di “kiri maupun kanan jalan” melalui koalisi.
Namun, penulis memandang integrasi elite sebenarnya merupakan aspek yang lebih 
signifikan. Apalagi menimbang eksistensi aspek ideologi dalam tradisi politik 
Indonesia merupakan realitas sejarah sekaligus aset politik rakyat yang sulit 
dimusnahkan. Penelitian Higley dan kawan-kawan (1991) menunjukkan, demokrasi 
dapat stabil melalui struktur dan jejaring interaksi antar elite yang 
memungkinkan mereka mengakses sejumlah arena utama perumusan kebijakan.
Dengan demikian, elite meski idiologi berbeda secara ekstrem, akan menjaga 
stabilitas politik dan demokrasi jika merasa system yang berlangsung mampu 
memberikan manfaat bersama.
Pertemuan Amien Rais, tokoh Partai Amanat Nasional yang kritis terhadap 
pemerintahan SBY-JK, beberapa waktu lalu, merupakan contoh bagaimana perspektif 
integrasi elite bekerja. Keputusan Amien mendorong PAN berkoalisi dengan PD, 
the winning side, merupakan pilihan rasional yang memungkinkan PAN dengan 
segala kepentingannya terlibat dalam pemerintahan.
Ketika elite mau mengompromikan perbedaan, lalu berhasil membangun jejaring 
politik dan komunikasi konsensual, sekalipun informal, di sanalah stabilitas 
demokrasi dan pemerintahan dapat dipertahankan.
Menunggu
Selanjutnya, politik menunggu ketulusan SBY dan kearifan Megawati dalam politik 
kontemporer untuk bersilaturahim dan membangun komunikasi. Peran sentral 
keduanya akan berdampak bagi stabilnya demokrasi Indonesia.
Kita berdoa, di tikungan terakhir perjalanan politik mereka, para elite 
generasi transisi ini tulus bekerja keras demi kedaulatan dan kesejahteraan 
rakyat. Budi baik mereka akan dikenang sejarah dan menjadi inspirasi generasi 
politik selanjutnya.  [Dimas Oky Nugroho Peneliti di Democracy an conflict 
Governance Institute Universitas Airlangga.]

Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA

CiKEAS Berkah Tri Suci Waisak - Teladan

2009-05-07 Terurut Topik Retno Kintoko
= 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia.  
= 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009.  
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
Berkah Tri Suci Waisak
Jumat, 8 Mei 2009 | 03:03 WIB 
Oleh Prajnavira Mahasthavira
Bukan guncangan bumi yang mengharukan sebuah kelahiran. Namun ketaatan dan 
perjuangan yang mengabadikan sebuah penerangan. Bukan tetesan air mata yang 
berlinang deras mengantarkan kepergian. Namun pelayanan dan kesetiaan yang 
menjalarkan kasih dan kebijakan. Berkelanalah ke seluruh penjuru bumi. Tanpa 
rintangan terbebaslah hati nurani. Renungkanlah berkah dari 4 pilar bakti yang 
hakiki. Niscaya tenteram hidup jasmani dan rohani
Peringatan Tri Suci Waisak di Tanah Air tahun ini merupakan sumber inspirasi 
sekaligus renungan apa yang telah terjadi dan yang akan diperbuat untuk 
kehidupan lebih baik pada masa datang. 
Renungan Waisak tahun ini bertumpu pada empat pilar bakti yang merupakan salah 
satu ajaran mendasar umat Buddha. Napak tilas tiga peristiwa suci Waisak 
memberi ideologi kuat dalam pelaksanaan empat pilar bakti: kepada orangtua, Tri 
Ratna, tanah air, dan semua makhluk.
Bakti kepada orangtua adalah yang pertama di antara ratusan kebajikan. Napak 
tilas Waisak pertama mengingat kelahiran agung Pangeran Siddharta, pewaris 
takhta Sakya, mengetuk hati kita untuk berterima kasih kepada orangtua yang 
kita sayangi. Dewi Maha Maya, ibunda Pangeran Siddharta, wafat setelah tujuh 
hari kelahiran Beliau dan terlahir di Surga Trayastrimsa.
Setelah mencapai penerangan sempurna menjadi Buddha, Beliau pergi ke Surga 
Trayastrimsa, memberi hadiah tertinggi, darma sempurna menuju pembebasan 
mutlak, bagi Dewi Maya.
Bagai rintik hujan yang menyejukkan hati tiap insan, purnama Waisak kedua 
tentang penerangan sempurna mengingatkan kita akan bakti kepada guru besar, 
Sakyamuni Buddha. Beliau yang telah membabarkan ajaran yang tidak lekang oleh 
waktu dan membentuk persaudaraan suci dengan kasih sayang sehingga kini kita 
semua dapat mengecap indahnya darma. Melalui peristiwa suci kedua, pintu hati 
diketuk untuk membuat pilihan hidup yang membawa manfaat bagi orang banyak, 
seperti dilakukan Buddha dengan bekerja keras membabarkan kebenaran selama 
beberapa dasawarsa.
Perbuatan nyata yang bertumpu pada pelaksanaan paramita, bukan saja membawa 
manfaat bagi diri sendiri, tetapi juga pada kebahagiaan orang banyak, merupakan 
semangat penerangan sempurna Waisak yang terwujud dalam semangat Bodhisattva.
Menjelang wafatnya, dengan tubuh yang lemah, Hyang Buddha masih menunjukkan 
bakti negara dan semua makhluk. Beliau mencegah peperangan yang akan 
memusnahkan negara Kapilavastu, tanah air Beliau.
Saling menyayangi
Pengabdian lebih besar untuk kebahagiaan semua makhluk juga dilaksanakan dengan 
sempurna oleh Hyang Buddha. Tanpa henti, Beliau berpesan kepada para siswanya 
agar sungguh- sungguh berusaha dan berkelana untuk kebahagiaan orang banyak. 
Inilah yang dikatakan bakti kepada semua makhluk.
Mengingat semua makhluk hidup adalah calon Buddha, insan yang memiliki benih 
ke-Buddha-an, hendaknya memperlakukan orang lain dengan penuh hormat, saling 
menyayangi, dan mendukung satu sama lain. Konsep yang amat mendasar ini perlu 
terus dikumandangkan sehingga kita semua disadarkan akan persamaan dan bukan 
mencari perbedaan. Dengan persamaan, rasa hormat, dan menjauhi saling menyakiti 
akan menimbulkan perdamaian, mencegah peperangan, dan memajukan kualitas 
kehidupan secara global.
Semoga ketiga peristiwa suci Waisak yang dilandasi empat pilar bakti dapat 
menyentuh hati kita yang hidup dalam masyarakat majemuk. Bakti kepada orangtua, 
Tri Ratna, bangsa dan negara, serta semua makhluk dapat melimpahkan berkah yang 
mulia untuk kemajuan kehidupan spiritual yang menjadi fondasi kuat bagi 
individu yang akan berkarya membawa perubahan yang baik bagi negeri Indonesia.
Sarva Satva Bhavantu Sukhitatta, semoga semua makhluk hidup dalam damai dan 
berbahagia. Salam Dalam Darma.  [Prajnavira Mahasthavira Sekretaris Jenderal 
World Buddhist Sangha Council; Pimpinan Vihara Mahavira Graha Pusat - Kompas]

Demokrasi dan transformasi
“Tidak berlebihan jika dalam konteks keindonesiaan, spirit perdamaian juga 
merupakan bagian dari solusi berbagai masalah kebangsaan dalam rangka membawa 
bangsa ke arah yang lebih baik. Sebagai bangsa yang terangkai dari mozaik 
kemajemukan, di dalamnya terhimpun beribu-ribu pulau, bahasa, budaya, adat 
kebiasaan, pikiran, dan keinginan, di mana selain merupakan kekayaan keragaman, 
juga dapat menimbulkan perpecahan.
Apalagi pelaksanaan Pemilu 2009 berpotensi memunculkan perbedaan yang kian 
tajam, seperti perbedaan paham dan 

CiKEAS Jangan Galak-galak

2009-05-06 Terurut Topik Retno Kintoko
 telah sah berpihak. Media hanya diwajibkan selalu 
menjelaskan alasan-alasan rasional lalu boleh menyatakan media kami mengusulkan 
pemilih ke calon A atau B. Independensi media mutakhir adalah ketika menyusun 
alasan-alasan itu hanya berdasarkan kepentingan publik.
Sekali lagi, kita harus melawan sikap pihak tertentu yang bukannya berusaha 
winning the heart, tetapi malah menganggap media yang mengurai fakta atau 
konsultan lain sebagai musuh! Mereka sebenarnya menyiratkan teror psikis, jika 
kami menang, (awas) kalian akan mendapat kesusahan! Jangan galak-galak, kita 
tak perlu dikuliahi. Itu semua persis semangat Orde Baru. [Effendi Gazali 
Koordinator Program Master Komunikasi Politik UI- Kompas]

Pasangan capres/cawapres
Kompetisi pemilu capres/cawapres 8 Juli 2009 akan memberikan pembelajaran 
banyak pihak, baik bagi para pelaku, elite dan aktifis politik maupun 
masyarakat Indonesia. Inilah pemilu capres/wawapres ke-2 di Indonesia. Kesiapan 
dan dinamikanya semakin terasa dewasa dan elegan. Kita akan segera disuguhi 
tiga (3) menu paket khusus capres/cawapres istimewa. Mereka berasal dari 
partai-partai pemenang pemilu, yang akan membawa suara rakyat menuju muara 
kekuasaan RI-1/RI-2. Yang mendeklarasikan pertama adalah pasangan ideal, 
disusul pasangan ideal dan potensial lainnya.

Jadi untuk semua paket pasangan capres cawapres; jangan galak-galak, jangan 
kenceng-kenceng, jangan boros-boros… Sejarah akan mencatat bagaimana Anda 
bermain dan memberi contoh yang baik kepada rakyat dan bangsa Indonesia. Karena 
rakyat sekarang sudah pada paham, mengerti dan semakin pinter memilih mana yang 
baik dan yang terbaik untuk pemerintahan RI lima (5) tahun ke depan...maka fair 
play adalah panglima pilpres 2009.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Seratus Hari Penuh Arti

2009-04-30 Terurut Topik Retno Kintoko
= 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia.  
= 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009.  
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
Seratus Hari Penuh Arti
Tajuk Rencana - Kompas, Jumat, 1 Mei 2009
Seratus hari lalu, Barack Obama mengawali masa kepresidenannya dengan mandat 
penuh dari rakyat AS. Kepercayaan dan harapan rakyat dipanggulnya.
Setumpuk harapan ditaruh di atas bahu Obama. Bukan hanya harapan rakyat 
Amerika, tetapi juga harapan rakyat di negara lain. Dibayangkan sekaligus 
diharapkan bahwa Obama akan menjadi presiden yang mampu mengatasi berbagai 
persoalan dunia.
Seperti tidak hendak mengecewakan rakyatnya — dan dunia — Obama, presiden kulit 
hitam pertama di AS, yang meraih 53 persen suara dalam pemilu lalu, segera 
bertindak. Ia berusaha menanamkan impresi, kesan memuaskan, melegakan, kepada 
para pemilihnya bahwa mereka tidak salah memilih dirinya. Obama juga berusaha 
mengatakan kepada para pemilihnya lewat tindakan nyata bahwa ia tidak hanya 
menebar janji, tetapi juga melaksanakan janjinya.
Obama berusaha menyelamatkan perekonomian AS yang berada di ambang jurang 
kehancuran dengan mengeluarkan serangkaian kebijakan ekonomi misalnya, paket 
stimulus, strategi penyelamatan bank-bank dan industri otomotif. Ia juga 
membabat para ”petualang ekonomi” yang hanya mementingkan kantong sendiri.
Di panggung internasional, Obama berusaha membangun kembali reputasi AS yang 
tercabik-cabik karena pendahulunya yang cenderung menerapkan kebijakan luar 
negeri yang ”melukai” negara-negara lain atau menempatkan AS lebih tinggi 
daripada negara lain.
Dengan berjanji akan menutup kamp di Teluk Guantanamo, sebuah kamp bagi mereka 
yang oleh AS dianggap sebagai teroris, wajah garang AS yang semula dianggap 
kurang manusiawi mulai sedikit terhapus.
Obama juga menawarkan untuk membuka dialog dengan Iran dan Suriah yang 
sebelumnya selalu dianggap sebagai musuh AS. Bahkan, Obama dengan tanpa 
sungkan-sungkan berjabatan tangan dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez, tokoh 
terdepan dari Amerika Selatan dalam kampanye menentang dan melawan AS.
Obama juga berjanji akan menarik pulang tentara AS dari Irak, salah satu 
mandala perang terlama dan terkejam dalam sejarah AS. Afganistan pun mendapat 
perhatian, dengan berjanji menuntaskan misi militer di negeri itu.
Memang, masih banyak persoalan yang belum disentuh atau bahkan ia terlihat 
seperti begitu ambisius. Obama mengakui hal itu. Ia menyadari begitu banyak 
persoalan yang menumpuk di depannya yang harus diselesaikan.
Terlepas dari semua itu, apa yang dilakukan itu merupakan pemenuhan janji 
kampanyenya. Ia bertindak, tidak hanya bicara. Seorang pemimpin akan dinilai 
dari tindakannya yang berguna bagi masyarakat banyak ketimbang dari omongannya 
yang muluk-muluk. Omongan tanpa perbuatan adalah sia-sia.
--- 
Beruntunglah Obama kecil sempat belajar di Indonesia, paling tidak kita bisa 
lebih mendekatkan hati, jiwa dan spiritnya untuk menjadi contoh, ikon teladan 
dan panduan bagi praktik para pemimpin dunia, khususnya Indonesia saat ini dan 
ke depan. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS “Aja Dumeh”

2009-04-28 Terurut Topik Retno Kintoko
. Sebaliknya jika mereka diabaikan, bisa dipastikan politik akan 
bergerak linier dan sejarah dengan mudah akan direngkuh kembali oleh kekuatan 
Status Quo
Catatan Penutup
Melihat arus politik yang terjadi tampaknya blok perubahan nanti akan diisi 
oleh PDI-P, Gerindra, Hanura, Golkar, dan PPP. Sedangkan kekuatan kontinuitas 
mencakup PD, PKS, PKB, dan PAN. Suka atau tidak, komposisi tersebut boleh 
disebut ideal. Meski minus pertimbangan idiologis. Siapa pun yang terpilih 
menjadi presiden nanti, aja dumeh kuasa (jangan mentang-mentang bekuasa), Ia 
akan dibayangi mekanisme check and balances karena kekuatan kedua blok relatif 
seimbang.
Meski demikian, tidak seperti keadaan akan membaik secara cepat. Bedanya. Jika 
panji perubahan yang berkibar, ada mimpi baru berupa penerapan paradigma 
pembangunan yang berbasis pada prinsip-prinsip pasar sosial. Sebaliknya, bila 
blok kontinuitas yang menang, kehidupan akan berjalan datar seperti sebelumnya 
meski di permukaan kehidupan mungkin tampak lebih baik.
Banyak orang menyukai kehidupan yang datar tetapi tak berkarakter tersebut. Di 
sisi lain, ada individu-individu yang dalam dirinya, mengutip Albert Einsten, 
mempunyai energi setara dengan delapan bom neutron. Mereka mengganggap 
kehidupan yang datar, pengedepankan citra, adalah tak berjiwa. Anda pilih yang 
mana? Saya pilih penebar gelora! Maka, aja dumeh kuasa…  [SUKARDI RINAKIT 
Peneliti Senior Soegeng Sarjadi Syndicate - Kompas]
---
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Membangun Kolisi -untuk Kemaslahatan Bangsa

2009-04-27 Terurut Topik Retno Kintoko
 Indonesia adalah India, Kamboja, Thailand, dan 
Vietnam. Vietnam yang pernah dicabik-cabik perang saudara dan lebih lambat 
membangun kini lebih berprestasi dalam pemberantasan korupsi. Yang lebih 
penting lagi, kemajuan pemberantasan korupsi di negeri itu memiliki korelasi 
dengan pertumbuhan ekonomi.
Etika berkoalisi
Indonesia memang bukan Vietnam. Jalan demokrasi telah dipilihnya. Namun, 
demokrasinya belum menyejahterakan rakyat. Tujuan akhir pemilu dan juga koalisi 
sebenarnya adalah masa depan bangsa yang lebih baik, terlebih di era persaingan 
ketat antarbangsa. Tetapi, elite politik menjadi parasit demokrasi. Tujuan 
akhir koalisi berhenti di Senayan, tidak berakhir pada kesejahteraan bangsa 
yang lebih baik.
Politik dagang sapi ini mengingkari hak rakyat untuk menjadi lebih sejahtera. 
Seusai pemilu, politisi menjauh dari aspirasi dan kepentingan rakyat. Demokrasi 
kita dibajak elite politik. Hanya segelintir orang di lingkaran kekuasaan yang 
diuntungkan. Tingginya angka golput kali ini juga harus dibaca sebagai 
peringatan bahwa mereka terpilih disertai banyak catatan dan skeptisisme publik.
Pemilu adalah kesempatan untuk mereposisi dan meluruskan tujuan akhir koalisi 
partai. Memang perolehan suara Partai Demokrat meningkat secara fenomenal, 
sementara partai-partai lain terkena degradasi (kecuali PKS). Padahal, calon PD 
relatif tak dikenal. Infrastruktur partainya juga belum mengakar di masyarakat.
Jelas PD amat bergantung pada ketokohan SBY (politik figur), yang dalam hal ini 
banyak diuntungkan karena posisinya sebagai incumbent. Maka, suka atau tidak, 
PD lima tahun yang akan datang secara tak langsung bergantung pada langkah 
politik SBY.
Persoalan besar PD yang mendadak menjadi demikian populer adalah bayang-bayang 
menjadi partai gembos pada tahun 2014, sebab SBY tidak mungkin maju lagi 
sebagai calon presiden. Itu akan terjadi jika PD mengabaikan prinsip-prinsip 
partai modern yang kuat dalam kaderisasi dan infrastruktur.
Dilema cawapres
Meski posisi SBY enteng jodoh, penentuan calon wakil presiden tidak sederhana. 
Selain menentukan suara pemilih dalam pemilihan berikut, juga menentukan 
perjalanan PD pada Pemilu 2014. Tentu tidak elok mengambil jatah cawapres dari 
PD lagi.
Masalahnya, secara tak langsung itu ikut mempersiapkan calon presiden dari 
partai lain untuk 2014. Praksis koalisi seperti itu terbukti melahirkan 
persaingan terbuka antara presiden dan wakilnya, seperti terjadi antara SBY dan 
JK. Sebuah fenomena persaingan yang tidak lazim dan jalannya pemerintahan 
terdistorsi.
Alternatifnya, SBY memilih cawapres yang tidak membuat kalangan partai-partai 
papan tengah iri, yakni dari nonpartai.
Bagaimana dengan JK dan Megawati, yang masing-masing sudah diberi mandat oleh 
partai mereka untuk menjadi capres? Dapatkah mereka berkoalisi? Belum lagi ada 
Prabowo dan Wiranto yang juga ingin menjadi capres atau paling tidak cawapres. 
Idealnya, siapa pun yang terpilih sebagai presiden harus diterima dengan besar 
hati dan pihak-pihak yang kalah dapat mengimbanginya sebagai koalisi oposisi di 
parlemen.
Yang penting adalah koalisi untuk kemaslahatan bangsa karena kekuatan eksekutif 
yang dominan dan didukung mayoritas legislatif akan cenderung koruptif. Bahkan, 
tidak mustahil akan teramat korup! [Yonky Karman Pengajar di Sekolah Tinggi 
Teologi Jakarta]
---
Koalisi untuk Negeri
Berbagai upaya telah dan sedang dilakukan untuk membangun dan mengembangkan 
masyarakat Indonesia seutuhnya. Saat ini pun elite politik Indonesia sedang 
gencar-gencarnya berkoalisi, dengan bekal suara yang sudah dicapai pemilu 
legislatif yang lalu, kemudian berupaya dengan sungguh-sungguh bagaimana dapat 
menggapai kekuasaan Negara. Kita kembali menimbang; apakah semua itu hanya 
puncak dari ambisi, ego, dan harga diri para elite negeri ini? Atau kah niat 
dan semangat dari seluruh Rakyat Indonesia? 
Ketika mandat dan kekuasaan berpadu kasih, maka kemuliaan dan kemaslatahan 
bangsa lah yang dijunjung.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Perihal HIKMAT

2009-04-27 Terurut Topik Retno Kintoko
== 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDNC] 
[ Seri : Membangun Spiritual Keluarga Indonesia ] 
== 
[SQ] 
Renungan Harian
“Air Hidup”
Selasa, 28 April 2009 
Baca: Mazmur 111:1-10
PERIHAL HIKMAT
“Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya 
berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.” Mazmur 
111:10.
Ketika memerintah sebagai raja atas Israel menggantikan ayahnya (Daud), Salomo 
berdoa kepada Tuhan agar diberi hikmat supaya ia dapat memimpin rakyatnya 
dengan baik, serta faham menimbang perkara. Salomo tidak meminta umur panjang 
atau kekayaan, melainkan pengertian untuk membuat keputusan. Tuhan pun 
mengabulkan.
“…sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hal yang penuh hikmat dan pengertian, 
sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah 
engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.” (1 Raja-Raja 3:12b).
Karena hikmatnya Salomo menjadi raja yang terkenal dan disegani bangsa-bangsa 
lain. Begitu pentingkah hikmat itu? Arti kata hikmat menurut kamus bahasa 
Indonesia adalah kebijaksanaan atau kepandaian, dan bisa disimpulkan bahwa 
hikmat adalah kemampuan menimbang segala sesuatu dengan benar,  berakal budi 
dan mulia. Daud berkata, “Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan,” (Mazmur 
111: 10a). “Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi 
kejahatan itulah akal budi.” (Ayub 28:28). Salomo pun menegaskan demikian 
(Amsal 9:10).
Kita berpikir semua bentuk pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan 
formal (bangku sekolah) atau membaca buku sebanyak mungkin. Memang itu sangat 
berguna, namun pengetahuan yang kita dapatkan tersebut hanya mampu meningkatkan 
kecerdasan intelektual kita saja. Hakikat sesungguhnya dari pengetahuan adalah 
takut akan Tuhan dan menjauhi segala jenis kejahatan, di mana kedua hal 
tersebut saling terkait (tidak dapat dipisahkan): Seseorang yang takut akan 
Allah akan menjauhi segala jenis kejahatan. Takut yang dimaksud bukanlah 
seperti saat kita melihat hantu atau binatang buas, namun penghormatan dan 
penghargaan terhadap Pribadi Tuhan karena Dia adalah Allah yang kudus, yang di 
dalamnya terkandung unsur ketaatan dan keengganan kita melakukan dosa. Oleh 
sebab itu Musa berpesan; “Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan 
menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu..” (Ulangan 4:6).
Jadilah umat Allah yang penuh dengan hikmat supaya kehidupan kita semakin 
dikenan oleh Allah! - - [ WDNCenter_RH join ]
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Pecundang dan Demokrasi Kita

2009-04-24 Terurut Topik Retno Kintoko
 atas pihak yang kalah. Ingat, mereka yang menang tidak akan selalu 
menjadi pihak yang menang. Sebaliknya, mereka yang kalah tidak selalu akan 
menjadi pihak yang kalah. Apalagi dalam sistem demokrasi, pertarungan politik 
masih mungkin terjadi di luar jalur politik elektoral. The losers masih 
memiliki kesempatan untuk bermain pada jalur politik non-elektoral, misalnya 
melalui organisasi profesi, LSM, dan civil society.
Atas dasar itu, apresiasi atas the losers adalah hal yang penting bagi 
demokrasi kita. Kita perlu mendukung the losers bahwa kegagalan kali ini bukan 
berarti kegagalan selamanya. Hal ini pula yang disarankan Przeworski, bahwa 
demokrasi akan terus terjaga jika the losers memiliki kesadaran bahwa kekalahan 
pada putaran pemilu bukan akhir segalanya, tetapi peluang untuk menang dalam 
pemilu mendatang. Hal ini lebih baik bagi mereka untuk menunggu putaran pemilu 
berikut daripada menjadi pemberontak. (Przeworski, 1991).
Namun, harus diakui, penanaman kesadaran seperti ini tidak mudah, perlu 
kesabaran terutama dari pihak yang menang dan pemerintah. Dengan kata lain, 
kita memerlukan pemenang yang mampu memberikan toleransi atas yang kalah. Salah 
satu caranya adalah bagaimana meyakinkan the losers dengan argumen, bukan 
dengan kekerasan. Pertanyaannya, mampukah para pemenang dan pemerintah 
menjalankan hal ini?  [Syafiq Hasyim Deputi Direktur International Center for 
Islam and Pluralism, Jakarta - Kompas]
---
 
Menang atau kalah adalah  hasil akhir sebuah  permainan, hasil sebuah 
kompertisi dan kejuaraanmaka ketika para caleg telah belaga semaksimal 
mungkin menjelang pemilu caleg 9 April 2009 yang lalu, tentu hasil 
akhir tinggallah menjadi sebuah pilihan: menang atau kalah - semuanya mesti 
siap. 
Karena kehidupan demokrasi akan tumbuh dan berkembang baik apabila semua unsur 
menyadarinya untuk siap kalah atau menang. 
Dalam kehidupan demokrasi pun, menang atau kalah itu adalah sebuah pilihan. 
Hal yang sudah biasa. Jadi ya tidak masalah..!
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Politik Hampa Dharma - Era Baru Indonesia

2009-03-16 Terurut Topik Retno Kintoko
 
perlu bagi penyehatan perekonomian adalah kedaulatan menentukan pilihan-pilihan 
sendiri, yang akan memperluas kesempatan rakyat mengembangkan aktivitas 
perekonomiannya.
Masalahnya, usaha mewujudkan kedaulatan ekonomi memerlukan pemimpin berkarakter 
kuat yang memiliki kebesaran jiwa melampaui kepentingannya sendiri. Pemimpin 
yang tidak memedulikan bagaimana bisa dipilih ulang, melainkan memedulikan 
bagaimana keterpilihannya dijadikan pintu masuk bagi penataan sistemik.
Dalam pemilu nanti, rakyat harus menemukan pemimpin seperti itu di antara 
tumpukan sampah plastik. Jika tak juga menemukan, kita harus lebih giat 
mengembangkan ekosistem kreativitas yang dapat memasok orang-orang eksentrik 
pada masa depan.  [Kompas]
--
Era Baru Indonesia
Nah, sekarang akhirnya kita sampai pada tahap penting perkembangan demokrasi di 
Indonesia, yaitu memasuki tahap kampanye massa. Jadi tinggal 22 hari lagi hari 
‘H’ penyontrengan tiba. Di saat-saat ini pun kita akan lebih jelas lagi 
melihat-lihat, miling-miling, menimang-nimang calon, menimbang-nimbang lagi 
serta untuk mengetahui apakah pilihan kita selama ini sudah tepat?!
Saat ini dimana pun kita berada, kita dapat mengetahui dengan jelas apa dan 
bagaimana partai, caleg, capres dan program-program serta impiannya bagi rakyat 
dan bangsa Indonesia ke depan. Karena saat ini mereka diberi waktu oleh panitia 
pemilu KPU, untuk menunjukkan diri, mempertontonkan diri, berpromosi di depan 
konstiuennya, di depan forum, di depan mass media dan atau di tengah lapangan. 
Biasanya mereka tidak menyia-nyiakan jadwal waktu yang sudah diberikan, untuk 
saling menunjukkan kemampuan, kapabillitas, visi, misinya dan esistensinya bagi 
masyarakat dan bangsa Indonesia ke depan. Walau kadang saking semangatnya lupa 
mengendalikan emosi, bahwa kampanye yang baik itu, harus tertib dan damai! 
Namun demikian ada saja yang tidak dapat mengendalikan emosinya, mungkin karena 
sudah kebiasaan dalam hidupnya sehari-hari, maka ketika dilepas di khalayak 
umum, maunya menang sendiri, egois dan membuat keributan saja. Media massa pun 
tentu membuka program empat
 mata, empat telinga bahkan ratusan mata dan telinga untuk wahana membantu kita 
mengetahui lebih jauh kegiatan kampanye ini secara instan.
Maka kitapun sekarang bisa belajar dari sikap dan tingkah laku mereka yang akan 
menjadi wakil kita di Senayan 5 (lima) tahun ke depan, tentu dengan sikap dan 
perilaku massanya. Kita pun akan akan disuguhi berbagai tingkah laku aktivis 
partai yang sangat beraneka ragam; diantaranya ada yang menggunakan 
kecerdasannya, ada pula yang menggunakan cadas kepalanya, ada yang menggunakan 
ototnya, ada yang menggunakan pikirannya, ada yang menggunakan dengkulnya, ada 
yang menggunakan hati nuraninya, ada pula yang berkobar-kobar jiwa dan raganya, 
ada yang menggunakan hikmat, keluhuran budi dan dharmanya, ada yang menggunakan 
keteladanan dan pencerahan tindakan dan langkahnya,... ada pula yang 
mengkombinasikan sebagian unsur2 di atas, ada pula yang mempraktikkan semua 
unsur dengan lengkap. Jadi ya memang macam-macamlah kiat dan praktik berpolitik 
dalam menggaet simpatik massa saat ini.
Kadang kita tertawa geli, bahkan ngakak, atau mengangguk-angguk melihat 
tampilan dan kiat mereka. Jadi memang harus disyukuri karena tahap pemahaman 
berdemokrasi kita baru sampai tahap itu, namun harus terus berjalan dan 
berkembang. Maka dengan ini pula kita patut bersyukur kepada semua pihak yang 
terkait langsung, bagaimana proses demokrasi di Indonesia dapat berjalan mulus 
dan lancar. Para pemimpin pun harus sadar untuk berusaha terus memberi contoh 
yang baik, bukan malah memberi contoh dengan saling membenci, saling 
mendiskreditkan dan saling tidak mau ketemu….trus ngapain di situ.. Teman saya 
bilang…”pemimpin macam apa itu..?!” Kalo pemimpin jaman dahulu dan jaman 
bahuela silahkan saja berperang dan bertengkar terus…. Karena maklum 
perkembangan keberadaban dan pemikiran mereka mungkin juga baru sampai pada 
tahap itu…. 
Tetapi Indonesia di era sekarang..adalah era kesadaran kemanusiaan yang 
tinggi, humanity yang baik, martabat yang baik, hukum dan ekonomi menjadi 
penting semua makhluk di bumi pun ingin hidup damai, sejahtera, berkembang, 
dan maju. Jadi ingat! Sekarang adalah era baru bagi Indonesia! Bagi generasi 
Indonesia ke depan!
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
 
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
-


 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Kampanye Damai dan Berbudaya

2009-03-15 Terurut Topik Retno Kintoko
 tidak menipu diri dengan show of force 
yang sebenarnya tidak nyata. Kedua, di tengah makin lunturnya keyakinan atas 
manfaat reformasi yang telah berlangsung selama dasawarsa bagi demokrasi di 
Nusantara ini, menyatakan bahwa mereka memberi kontribusi penting bagi 
kemajuan, kedewasaan, dan kemandirian politik masyarakat. 
Inisiatif peserta pemilu dengan mengambil langkah-langkah itu akan menjadi 
realisasi komitmen mereka untuk pemilu serta kampanye damai dan berbudaya. [ TA 
Legowo Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) ] 
- 
Di saat seperti ini marilah kita sempatkan berjalan-jalan ke tempat-tempat yang 
lebar, lapang dan luas, membuka wawasan, mata, hati dan pikiran lebar-lebar, 
pelesiran, sambil menikmati jamuan para pemimpin partai, caleg maupun capres 
yang sedang berlomba-lomba berbaik hati kepada Rakyat Indonesia tercinta. 
Mereka semua sedang kenceng-kencengnya berjualan, promosi, untuk menarik 
simpati masyarakat, rakyat semua. Bahkan mereka juga berusaha memberi diskon 
besar-besaran, supaya pada hari 'H' nanti, dagangan suaranya dapat laku keras, 
ludes, dipilih dan diborong oleh masyarakat, rakyat Indonesia dengan 
mencontrengnya ramai-ramai. 
Masyarakat pun jangan bosan-bosan dengan sabar, membuka hati dan pikiran untuk 
mendengar apa, bagaimana, seperti apa, para peserta konstenstan menyampaikan 
program-program serta impian-impiannya untuk membangun Indonesia saat ini dan 
di masa depan, dalam berbagai wahana dialog, debat, seminar dan diskusi antar 
caleg. Karena merekalah yang akan menjadi legislator dan wakil rakyat untuk 
masa 5 (lima) tahun ke depan. 
Mari kita sukseskan tahap penting perkembangan demokrasi ini, dan selamat 
memasuki dinamika keramaian massa, bursa, bazaar caleg dalam pesta demokrasi 
rakyat Indonesia yang sedang berlangsung saat ini melalui kampanye pemilu; yang 
tertib, lancar, aman dan damai! 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Mengurai Kontroversi Perjalanan Supersemar

2009-03-10 Terurut Topik Retno Kintoko
, perintah dalam militer harus tegas batas-batasnya, 
termasuk waktu pelaksanaannya. 
Menurut Bung Karno, surat itu bukanlah transfer of authority. Amir Machmud yang 
membawa surat itu dalam perjalanan dari Bogor ke Jakarta langsung berkesimpulan 
bahwa itu adalah pengalihan kekuasaan. 
Dengan surat itu, Soeharto mengambil aksi beruntun pada Maret 1966, membubarkan 
PKI, menangkap 15 menteri pendukung Soekarno, memulangkan Tjakrabirawa (yang 
terdiri dari sekitar 4.000 anggota pasukan yang loyal kepada Presiden), dan 
mengontrol media massa di bawah Pusat Penerangan Angkatan Darat (Puspen AD). 
Tindakan Soeharto ini tidak lain mengakhiri dualisme kekuasaan yang telah 
terjadi pasca-Gerakan 30 September. 
Dualisme kekuasaan itu tampak jelas dalam kasus penghentian rencana 
nasionalisasi perusahaan asing akhir 1965. Tanggal 15 Desember 1965, dengan 
naik helikopter Soeharto menuju Istana Cipanas tempat pertemuan yang dipimpin 
Waperdam Chaerul Saleh dengan agenda pengambilalihan Caltex. Soeharto turun 
dari helikopter dan berseru, ”AD tidak setuju nasionalisasi Caltex”. Lalu, ia 
langsung meninggalkan tempat dan kembali ke Jakarta. Peristiwa dramatis itu 
sungguh menunjukkan adanya dua pimpinan nasional saat itu karena dalam kasus 
ini jelas Soeharto tidak bertindak atas perintah Presiden Soekarno. 
Pelajaran yang dapat diambil dari keluarnya Supersemar ini adalah pada masa 
mendatang hendaknya pergantian kekuasaan presiden berlangsung melalui pemilihan 
umum yang demokratis (dan damai), bukan dengan ”kudeta merangkak” yang 
menyakitkan. [Asvi Warman Adam Ahli Peneliti Utama LIPI] 
--- 
Sejarah adalah prasasti hidup bagi tiap generasi. Cara pandang dan pemahaman 
pelaku serta penulis sejarah sangat mempengaruhi kita untuk dapat belajar dari 
semua peristiwa yang sudah berlalu maupun yang sedang berlangsung saat ini. Pun 
demikian dengan Surat Perintah Sebelas Maret 1966, yang lebih terkenal dengan 
Supersemar itu.  
Kita semua dapat memetik buah dan hikmat dari sebuah perjalanan bangsa dan para 
pemimpinnya, untuk perbaikan dan kebaikan masyarakat Indonesia di masa depan. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
-



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS DPR (Bukan) Ladang Perburuan Kenikmatan

2009-03-09 Terurut Topik Retno Kintoko
 umum. Misalnya, gagasan 
mengenakan pakaian khusus serta pemborgolan mereka dalam proses pengusutan 
perlu dilaksanakan. Seandainya dalam proses peradilan mereka ternyata bebas, 
negara merehabilitasi nama baiknya. Perlakuan itu untuk memberikan simbol bahwa 
perbuatan korup adalah tindakan yang hina. 
Ketiga, parpol harus mendidik dan melakukan seleksi ketat, tetapi demokratis, 
kadernya yang akan dipercaya menjadi pejabat publik atau wakil rakyat. 
Pendidikan terutama menanamkan nilai agar kader partai tahan terhadap godaan 
kekuasaan yang sangat menggiurkan. Tanpa upaya seperti itu, parpol sebagai 
tiang demokrasi akan menghancurkan demokrasi itu sendiri. 
Keempat, gerakan antikorupsi dan politisi busuk harus dilakukan terus-menerus. 
Militansi aktivis gerakan ini tidak boleh kalah kuat dari intensi elite politik 
yang sejak awal berniat korupsi. Rakyat harus tak boleh lelah dan jeli memilih 
wakilnya. 
Singkatnya, perlawanan terhadap korupsi tidak dapat hanya dilakukan dengan 
ikrar antikorupsi dan sumpah jabatan yang semakin tidak bertuah. Perlu dibangun 
sistem kontrol yang efektif serta pendidikan politik bagi kader parpol, serta 
keikutsertaan masyarakat melawan penyakit sosial yang mempunyai daya hancur 
yang sangat dahsyat itu. 
- 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
-



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Demokrasi dan Identitas Naratif

2009-03-03 Terurut Topik Retno Kintoko
, partai politik kian dituntut profesional 
dalam manajemen organisasi, termasuk dalam penunjukan calon anggota legislatif. 
Kedua, menghadapi primordialisme kedaerahan dan agama, pemerintah pusat harus 
mempunyai politik budaya yang tegas. Alasannya, pertama, nilai strategis budaya 
sebagai penyebar standar simbolis dan komunikatif; kedua, dasar identitas 
bangsa; ketiga, politik budaya berdampak positif pada ekonomi dan sosial karena 
mengembangkan kreativitas (L. Bonet, 2007). Dengan demikian, keputusan MK bisa 
membuka dinamika kebangsaan baru asal mengarahkan ke universalitas konkret. 
Universalitas konkret sebagai bentuk komitmen etis merupakan komponen utama 
identitas naratif. 
Universalitas konkret 
Universalitas konkret bisa diilustrasikan dalam karya seni. Kekaguman terhadap 
karya seni merupakan bentuk universalitas. Jarang ada komentar yang mengatakan, 
karya-karya Mozart tidak bermutu. Universalitas konkret ini didefinisikan 
sebagai rekonsiliasi antara yang partikular dan yang universal (L Ferry, 
1998:246). Partikularitas ini berlaku bagi suatu budaya (agama), saat ia 
membuka makna bagi seluruh kemanusiaan. Pemeluk agama-agama dipanggil untuk 
menjadi karya seni, artinya ambil bagian dalam kehidupan bersama dan memberi 
makna bagi semua. Panggilan ini berarti masuk ke pemikiran yang diperluas, 
maksudnya akses ke universal melalui otentifikasi partikularitas. Semakin 
mendalam dan otentik penghayatan agama seseorang, justru kian terbuka bagi 
semua. 
Keterbukaan ini adalah buah kebebasan yang mampu melepaskan diri dari 
partikularisme (agama) untuk membuka diri bagi semua golongan. Orang bisa 
memahami makna karya seni ketika melihat pribadi Mahatma Gandhi, Ibu Teresa 
dari Calcutta, Muhammad Iqbal, Muhammad Hatta, dan Romo Mangun. Para tokoh ini 
adalah ungkapan universalitas konkret. 
Universal karena mereka berjasa dan diterima semua golongan, juga konkret 
karena mengakar pada partikularitas agama masing-masing. Komitmen untuk 
kemanusiaan yang mengatasi sekat agama menandai identitas naratifnya. 
Universalitas konkret mengikis primordialisme karena ukuran penerimaan bukan 
kepemilikan pada kelompok, tetapi jasa, sumbangan, dan prestasi untuk 
masyarakat. [Haryatmoko Dosen Pascasarjana FIB UI dan Universitas Sanata Dharma 
Yogyakarta - Kompas] 
--- 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 

  


 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Sjahrir dan Sosialisme Indonesia

2009-03-02 Terurut Topik Retno Kintoko
 pada pemikirannya 
tentang sosialisme yang sesuai bagi Indonesia, yaitu sosialisme-kerakyatan. 
Bagi Sjahrir, perkataan kerakyatan adalah suatu penghayatan dan penegasan bahwa 
sosialisme seperti yang dipahaminya selamanya menjunjung tinggi dasar persamaan 
derajat manusia. 
Dalam catatan sejarah diketahui, cita-cita sosialisme-kerakyatan Sjahrir tidak 
berhasil diwujudkan. Namun, ketidakberhasilan ini mungkin bukan semata-mata 
karena Sjahrir tergeser dari panggung politik atau karena PSI dibubarkan. 
Sosialisme, apa pun namanya, hanya paham, suatu cita-cita yang masih di tingkat 
konsepsi. Untuk mewujudkan cita-cita itu, ia harus dibuat operasional dan harus 
didukung seperangkat institusi dan mekanisme-mekanisme tertentu. Ini bukan hal 
mudah. Tanpa itu, ia akan berhenti pada imbauan moral atau etis, tetapi tidak 
membawa perubahan apa-apa. [IVAN A HADAR Wakil Pemimpin Redaksi Jurnal SosDem] 
“Dalam membicarakan tatanan sosial politik yang ideal, sering hadir kerinduan 
untuk menemukan jalan tengah antara kapitalisme dan sosialisme. Sjahrir adalah 
salah satu perintis pencarian jalan itu, yang tertuang dalam konsep Sosialisme 
Indonesia. Pertanyaannya, mungkinkah ada ”jalan tengah versi Indonesia”? 
Mungkinkah menyatukan dua isme yang ibarat minyak dan air? 
Pertanyaan lebih konkret ialah, perlukah Sosialisme Indonesia? 
Perlu. Alasannya, agar sisi positif sosialisme sebagai perangkat analisis 
sosial yang tajam dalam menggambarkan tatanan berkeadilan bisa digabungkan 
dengan tatanan politis demokratis yang menjadi persyaratan berfungsinya sebuah 
ekonomi pasar dalam konteks Indonesia. 
- 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
- 


 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Pelangi Politik di Tiga Pulau

2009-02-26 Terurut Topik Retno Kintoko
, berbagai nilai-nilai, 
semuanya bertumbuh semarak menjadi pantulan pancaran hati dan jiwa 
pemiliknya...yaitu rakyat Indonesia. 
Jadi Indonesia adalah negara [nation] kesatuan yang sangat pelangi, majemuk, 
prural, bhinneka... 
Dan semua unsur itu lah bersatu padu dalam Indonesia yang ika, eka, dan yang 
satu! Kemudian tugas para pemegang amanah, yaitu para pemimpin/wakil 
rakyat diantaranya adalah : Bagaimanakah negara yang majemuk ini dengan 
semangat dan dedikasi kebersamaan dalam pruralisme yang ada, dapat melangkah 
padu, menjadi negara yang berkualitas, sejahtera, berkembang, dan maju untuk 
menyongsong masa depan. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
-



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Orang Desa dan Dramaturgi Politik

2009-02-25 Terurut Topik Retno Kintoko
 bahwa politisi ideal adalah mereka yang dekat 
dan peduli dengan rakyat, politisi menciptakan panggung depannya untuk 
menunjukkan kepedulian bahwa mereka siap mengentaskan segala problem itu. 
Tampilan para politisi di poster, spanduk. dan baliho yang bertebaran di 
desa-desa juga bagian dan manajemen kesan itu. 
Bagaimana dengan tampilan iklan dari parpol yang menjadi pemegang kendali 
pemerintah? Panggung yang diciptakan adalah suksesnya pembangunan dengan wajah 
para petani desa yang riang serta anak-anak yang menikmati pendidikan murah. 
Maka, panggung depan yang diciptakan adalah bagaimana kepuasan grang-orang desa 
agar bisa dilanjutkan dan ditingkatkan. 
Bagaimana dengan panggung belakang politisi? Wilayah yang disebut Goffman 
sebagai wilayah dimana aktor membuka topengnya ini tentu tidak banyak diketahui 
orang desa. Ini disebabkan mayoritas politisi adalah orang kota dan orang desa 
akan menikmati saja panggung teater politik 2009 atau mereka acuh saja. Dan, 
ketika pemilu selesai, akankah teater pemilu ini menjadi kenyataan? 
Orang-orang desa menunggu. 
[ANIEK NUEHAYATI, Mahasiswi S-3 Sosiologi Pedesaan Fakultas Pertanian 
Universitas Brawijaya Malang - Kompas] 
--- 
Praktik Kampanye di Pedesaan 
Kelangsungan hidup bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari eksistensi dan 
dinamika kehidupan orang-orang desa. Pun demikian dalam kehidupan sosial, 
politik, ekonomi, hukum, dsb. Lebih-lebih di saat menghadapi perhelatan besar 
pemilu lima tahunan 2009 kali ini….. Semua partai berhias diri, memantas2kan 
diri, agar lebih cocok, pantas dan layak untuk bisa mewakili kontituennya 
diantaranya adalah orang-orang desa yang jumlahnya sangat signifikan. Maka 
jangan heran di pojok2 sawah, pematang sawah, gardu, jembatan, tanah lapang, 
pinggir jalan, pinggir hutan, pinggir balong, di atas kali, diatas gapura, di 
atas pohon, di atas rumah banyak terpasang, bendera, poster, baliho berbagai 
caleg dan parpolnya. 
Orang-orang desa memang sudah terbukti dari sejak dahulu, selalu meyimpan 
lumbung bagi kebutuhan orang-orang kota. Mulai dari hasil pertanian; padi, 
jagung, palawija sebagai 9 bahan pokok, serta hasil sayur-sayuran untuk dijual 
ke kota, juga tenaga kerja murah. Nah, di saat-saat seperti ini, banyak lalu 
lalang, aktifitas dan kesibukkan orang desa di sela-sela masa panen, atau 
bahkan yang gagal panen, kebanjiran, longsor dsb masih juga diharapkan 
lumbungnya oleh orang-orang kota. tidak lain adalah lumbung suara nya. Maka 
dinamika hukum ekonomi antara permintaan dan penawaran kemudian sering muncul 
dan terpaksa dilakukan oleh orang-orang yang berkepentingan langsung. Ada yang 
merasa punya lumbung suara banyak, sehingga berani menjualnya sebagai bandar, 
di lain pihak ada pula yang merasa punya modal, sehingga kalo perlu harus 
membelinya. Ada yang lebih halus, sopan dan praktis, dengan tukar guling, 
misalnya dengan mengaspal 1-2 km  jalan masuk desa,
 pasang listrik penerangan desa, dengan membuat MCK, pengobatan gratis, membagi 
sembako, atau menukar dengan memperbaiki atau membuat bangunan tempat ibadah, 
dsb. Semua itu disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingannya. 
Itulah iklan politik dan dinamika politik menjelang pemilu yang sering terjadi 
di pedesaan, apapun partainya semua bersimpati untuk memajukan masyarakat di 
pedesaan yang sementara menjadi panggung dari sebuah dramaturgi politik lima 
tahun sekali ini. Semakin baik ia bekerja dan bermanfaat bagai masyarakat, maka 
masyarakat pun akan menilainya dan semakin fokus pada pilihannya. 
Jadi silakan majukan infrastruktur jalan, pertanian, perikanan, irigasi dan 
perhatikan pendidikan, kesehatan orang-orang di pedesaan…. Otomatis mendorong 
orang kota pun akan lebih maju. 
Selamat berkampanye di berbagai penjuru kota di Indonesia, 
dan menikmati praktik kampanye simpatik di lumbung suara orang pedesaan. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
-



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS House of Sampoerna Menjadi Ikon

2009-02-23 Terurut Topik Retno Kintoko
 sudah generasi Sampoerna ini berkembang. 
Tapi, kalau benda, kami tidak secara khusus mencari. Malah, ada sebagian 
masyarakat yang peduli pada museum kami dan menyumbangkan koleksi mereka yang 
berkaitan. 
Misalnya, pemutar piringan hitam. Itu milik seorang kolektor yang diserahkan 
kepada kami setelah melihat tulisan Sampoerna Theater di baliknya. Lalu, ada 
pita cukai yang merupakan koleksi pencinta produk Sampoerna. Yang begitu itulah 
yang membantu kami berkembang dan bertahan sampai sekarang. [any rufaidah/dos - 
Jawapos] 
- 
Membangun kualitas jatidiri dan karakter bangsa tidak hanya melalui 
lembaga-lembaga Negara yang ada – baik itu eksekutif, legislatif, yudikatif, 
atau non departemen, namun bisa pula dilaksanakan oleh semua elemen dan 
komponen bangsa dengan segala kemampuan dan dedikasinya bagi perbaikan dan 
kemajuan rakyat dan bangsa Indonesia ke depan. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko   
 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Stop Pemekaran

2009-02-17 Terurut Topik Retno Kintoko
, seperti tingkat kemakmuran 
yang merata dan pelayanan publik yang efisien. Dengan begitu, mereka tidak akan 
mudah dimobilisasi elite politik daerah untuk aneka kepentingan sempit. Inilah 
pendidikan demokrasi yang sesungguhnya.  [Wahyudi Kumorotomo Dosen Jurusan 
Administrasi Negara Fisipol UGM] 
* * * * * 
“Upaya menstop pemekaran akan ditentang elite di daerah atau pihak-pihak yang 
mengedepankan primordialisme. Namun, melihat konflik di Sumut, Sumsel, Sulsel, 
Papua, dan semua daerah yang hendak dimekarkan, 
tidak ada kata lain kecuali menghentikannya. 
Perlu pemikiran jernih para anggota DPR, Departemen Dalam Negeri, 
dan DPOD agar otonomi daerah benar-benar berpihak pada 
 kemakmuran rakyat daerah, bukan segelintir elite politik.” 
  
“Upaya yang harus dilakukan secara berkelanjutan adalah pendidikan politik di 
daerah. Warga harus menahan diri agar tidak mengedepankan primordialisme, 
seperti etnisitas, sejarah, atau sentimen sempit. 
Sebaliknya, warga perlu didorong untuk mementingkan hal-hal substansial, 
seperti tingkat kemakmuran yang merata dan pelayanan publik yang efisien.” 
  
“Dengan begitu, mereka tidak akan mudah dimobilisasi elite politik daerah 
untuk aneka kepentingan sempit. 
 Inilah pendidikan demokrasi yang sesungguhnya.”  
* * * * * 
 
Pemekaran Pemilu 
Sekarang bagaimana dengan pemekaran partai, caleg, dan capres? 
Selama ini partai diberi kesempatan, dimekarkan … sehingga saat ini pun sedang 
mekar-mekarnya…berkembang menjadi lebih dari 38 partai. 
Untuk pemilu 2014 nanti, mungkin cukup 3 s/d 5 partai saja. Sepuluh (10) tahun 
lebih kita sudah belajar multipartai lebih dari 3 partai, namun hasilnya 
sekitar2 itu saja jadi setelah yang lalu dibuka seluas-luasnya, maka yad 
silahkan partai-partai siap-siap merger, toh berkiprah bagi bangsa dan negara 
tidak harus dengan memiliki partai sendiri. Tetapi kalau mental, kemauan dan 
niat para elite partai tetap seperti itu ya kapan bisa berkembang maju dengan 
baik... 
Begitu pula bagi kader partai, menjadi anggota legislatif/DPR pun sebaiknya 
cukup selama 2 periode saja, seperti halnya jabatan eksekutif, karena masa 
tersebut sudah sangat cukup untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan 
negara selebihnya bisa berkarya dan mengabdi di tempat lain yang lebih 
tepat, sekaligus untuk memperlancar proses regenerasi kader partai bagi yang 
lebih muda. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 




 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Indonesia dan Politik Waktu

2009-02-12 Terurut Topik Retno Kintoko
 kekuasaan. Begitulah setiap periode kekuasaan 
menjadikan sejarah sebagai musuhnya untuk mengangkat rezimnya sebagai masa kini 
yang membimbing Indonesia ke masa depan yang cerah. Dan pendidikan diperlakukan 
sebagai mesin pencetak, mereduksi siswa yang akan menulis masa depan sebagai 
sumber daya, obyek — dan bukan manusia. 
Atau mungkinkah terlalu berlebihan untuk berharap agar negara ini tak menjadi 
daun yang hanyut di sungai atau batu yang tenggelam? Agar cukup menjadi manusia 
yang mampu berenang dan menentukan arahnya?  [Geger Riyanto Alumnus Sosiologi 
Universitas Indonesia] 
 
Petani Negeri
Saya melihat kesabaran dan keteladanan para petani di pelosok negeri ini. 
Dengan tekun menggarap, menanam, merawat, menyiangi sawah ladangnya, dan 
menanti dengan sabar waktu masa panen, pun demikian semuanya itu untuk 
dipersembahkan demi melanjutkan periode waktu yang diberikan olehNya di dunia 
ini. Itulah siklus kehidupan para petani.  
Nah sekarang bagiamana dengan para petani penggarap negeri Indonesia tercinta 
ini, khususnya di bidang pemerintah, birokrasi, legislatif, yudikatif yang 
berlomba-lomba menjadikan semua itu sebagai profesi, dan sandaran hidupnya, 
maka diharapkan dapat mengemban amanah dan tanggung jawab yang diberikan 
oleh-Nya [rakyat] dapat dipersembahkan kembali untuk kesejahteraan dan kemajuan 
rakyat. Karena ladang itu bukan ladangmu, bukan milikmu, bukan ladang kita atau 
ladang kami, melainkan itu ladang milik rakyat Indonesia dan generasi Indonesia 
masa depan. Demikian pula periode waktu pun milik rakyat semua. 
Maka di saat ratusan lowongan kerja petani mandat, wakil rakyat di legislatif 
terbuka lebar setiap lima [5] tahun, mengikuti siklus demokrasi indonesia yang 
telah disepakati selama ini. Maka dengan berbagai argumentasi dan latar 
belakang, berduyun-duyun lah, banyak yang merasa terpanggil ingin dapat 
mengabdikan diri dengan prestasi, kinerja, semangat, prestasi, dan teladannya 
bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Memang sangat banyak calon petani penggarap 
yang terpanggil, namun kita tahu hanya sedikit yang akan terpilih. 
Maka di saat-saat ini adalah saatnya mencari, carilah, gapailah mandat rakyat 
dan jadikan mandat rakyat itu jalan hidup bagi kebaikan, kemajuan, 
kesejahteraan rakyat, bangsa dan Negara Indonesia tercinta ini. 
Selamat berkompetisi untuk meraih simpati… 
Berlomba2lah untuk memberikan perhatian, dukungan dengan tindakan terpuji untuk 
berbagai kebaikan di tengah-tengah masyarakat. Maka mungkin nantinya siapa tahu 
diantara kita pun akan menjadi salah satu yang dipilih sekaligus menjadi 
pilihan rakyat. Semoga. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Mitos Kebijakan Afirmatif Pemimpin Alternatif

2009-02-05 Terurut Topik Retno Kintoko
 kelompok masyarakat (perempuan, minoritas) di lembaga publik harus 
merujuk pada standar tertentu untuk menjamin mutu dan kinerja. Dalam konteks 
kontestasi pemilu legislatif, keputusan MK seyogianya menjadi tantangan bagi 
para pembela hak-hak politik perempuan untuk membuktikan, kaum perempuan 
layak-pilih bukan karena gender inequity, tetapi kualitas yang baik. 
Bangsa ini sudah terlalu lama memberi toleransi kepada para medioker untuk 
menempati jabatan publik, baik di parlemen maupun pemerintahan. Sungguh amat 
berisiko bila kita menyerahkan nasib dan masa depan bangsa besar ini kepada 
para demagog, yang tak punya kualifikasi memadai sebagai pejabat publik. Amich 
Alhumami Peneliti Sosial; Department of Anthropology University of Sussex, 
Inggris 
 
Untuk bisa menduduki jabatan publik, kriteria dasar seperti kualitas, 
kompetensi, dan keahlian harus menjadi persyaratan mutlak 
bagi laki-laki maupun perempuan. 
Jadi, kebijakan afirmatif dimaksudkan untuk membuka peluang yang sama 
dan perlakuan setara bagi siapa pun, berprinsip equal opportunity dengan 
menghargai dan mengakui keragaman latar belakang sosial budaya 
untuk berkompetisi secara sehat dan terbuka dalam memperebutkan 
posisi di arena publik. 
--- 
  
Kebijakan afirmatif tidak menoleransi seseorang 
dengan kemampuan minimal dan berkapasitas rendah - 
dengan pertimbangan jender atau keragaman sosial budaya - 
guna menempati jabatan publik. 
---  
-- 
Pemimpin Alternatif 
Bagaimana dengan pemimpin alternatif, para kandidat legislatif, para kandidat 
presiden/wapres Indonesia saat ini? Memang yang berkualitas, cerdas dan 
bijaksanalah yang nantinya diharapkan akan mengemban amanah rakyat. 
Mari tinggalkan tirani demokrasi Indonesia, buka seluas-luasnya kesempatan bagi 
yang mampu mengemban sebagai pemimpin Indonesia. Tidak menjadi presiden 
Indonesia pun itu bukan masalah – karena memang itu bukan hal yang penting bagi 
seseorang. Yang lebih penting bagaimana Indonesia bisa dipimpin dan dibina oleh 
para negarawan yang terbuka pikiran, hati, bekerja penuh dedikasi, komitmen, 
untuk kebaikan dan kemajuan rakyat Indonesia sepenuhnya. 
Sudah saatnya segera meninggalkan cara-cara lama yang sudah sangat usang bagi 
perkembangan demokrasi Indonesia ke depan. Biarlah yang mampu dan yang 
dipercaya rakyat yang akan memimpin kita. Jangan lagi ada kong-kali-kong, atau 
partai-kali-partai dalam mengoalkan kebijakan/kedudukan, karena ini bukan lagi 
tempat panggung hiburan buat para politisi badut. 
Saat inilah rakyat Indonesia sedang berkuasa, untuk menentukan siapa yang 
menjadi wakil legislatif/DPR bagi kita semua, demikian pula yang akan 
menentukan siapa presiden Indonesia saat ini dan di masa depan. Rakyat sudah 
tidak mudah dan tidak bisa lagi dipengaruhi oleh praktik-praktik kotor para 
wakil rakyat terpilih yang lupa tugasnya, karena banyak mbolos, jalan-jalan, 
bahkan sampai tertidur saat bersidang 
Output penting partai politik adalah wakil rakyat di legislatif atau DPR, tugas 
utamanya diantaranya sebagai legislator, merumuskan UU, hearing uji kebijakan 
pemerintah, dsb. bukan sebagai calo, pedagang, atau apa… walau kadang dalam 
praktiknya toh ada saja yang bisa melebihi.   
Memang Indonesia tidak harus memiliki senator atau capres seperti halnya Obama, 
ya paling tidak memiliki hati nurani, pemikiran dan praktik hidupnya mirip dia 
lah, itu sudah cukup membawa Indonesia untuk maju dan berkembang dengan baik di 
masa depan. 
Kredibilitas calon pemimpin Indonesia pun saat ini sedang diuji….oleh 
rakyat,….apakah nanti bisa lulus, lolos, layak dan pantas untuk dipilih atau 
tidak. Rakyat akan membuktikannya dalam pemilu menjelang. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Memperjuangkan Kematangan Demokrasi Indonesia

2009-02-03 Terurut Topik Retno Kintoko
 dislokasi sosial yang ditimbulkan bisa membawa 
instabilitas, yang acap kali mendorong sebagian warga untuk menyerukan 
restorasi dengan mengorbankan manfaat reformasi yang digulirkan. 
Betapapun mengguncangkan, pemimpin reformasi mesti siap dan mampu mengeluarkan 
modal politik demi membawa perubahan. Termasuk dalam kesiapan ini adalah 
komitmen mengurangi ongkos politik dan ketidakpopuleran demi tercapainya 
efektivitas pemerintahan. 
”Tiada yang lebih sulit dilakukan, lebih sangsi menuai hasil, dan lebih gawat 
ditangani, ketimbang memulai suatu perubahan,” ujar Machiavelli. Siapa berani 
jadi pemimpin haruslah berani menanggung risiko: melakukan pengorbanan bagi 
perwujudan tatanan baru. 
 
Mari kita semua belajar menjadi warga negara yang baik, pemilih yang baik, 
untuk dapat memilih caleg, capres/cawapres sebagai pemimpin Indonesia yang 
bijaksana, matang, merakyat, harus menjunjung tinggi moral dan etika yang 
berlaku di Indonesia dengan benar, yang akan membawa perubahan untuk kebaikan 
rakyat Indonesia ke depan – pun tidak harus seperti Obama, ya paling tidak 
sudah harus dimulai dari sekarang, mengarah ke sana... sebagai wujud kebanggaan 
demokrasi Indonesia kita yang nyata, berdasar pancasila, berbhinneka tunggal 
ika, sebagai modal jati diri bangsa menjadi salah satu negara demokratis yang 
mendunia. 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
--



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Rumput Tetangga Tidak S'lalu Lebih Hijau

2009-01-30 Terurut Topik Retno Kintoko
. Jatuhnya produksi berdampak pada kerugian perusahaan. 
Dan kerugian perusahaan berakibat pada sengsaranya karyawan dan pemilik modal. 
Ini urusan klasik, yang tidak enak dipercakapkan. Akan tetapi karena 
urgensinya, maka tetap valid untuk selalu dikedepankan.    
 
Begitu pula, bagaimana dengan kiprah partai kita, apakah sudah bagus program 
dan praktiknya bagi masyarakat, tetapi partai tetangga kok lebih bagus ya 
atau demokrasi negara kita sudah bagus, tetapi kok demokrasi negara tetangga 
lebih bagus lagi yaa... 
..atau kok caleg and capres/cawapresnya, punya partai tetangga lebih bagus ya...
..atau bahkan paket stimulus fiskal Indonesia, kok rasanya di negara tetangga 
lebih baik ya
Kita semua tahu, sekarang pemerintah Indonesia sedang gencar2nya ber-stimulus 
ria, yang sudah di ok pemerintah [stimulus bidang pajak dan bea, infrastuktur, 
dll] maka bagaimana agar pembangunan di bidang infrastruktur jalan “trans 
Indonesia” [Trans Jawa, Trans Sumatera, Trans Sulawesi, Trans Kalimantan, Trans 
Irian, Trans Sumbawa, Trans Timor, perbaikan yang rusak ] dan irigasi di 
berbagai wilayah Indonesia tersebut benar2 dibuat mulus oleh stimulus fiskal 
Indonesia saat ini. Tentu memperlancar jalan Indonesia maju di masa depan. 
 
Selamat berstimulus dengan baik…. 
 
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat!
 
Best Regards,
Retno Kintoko
 
The Flag
Air minum COLDA - Higienis n Fresh !
ERDBEBEN Alarm
--



 
SONETA INDONESIA www.soneta.org
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


  

CiKEAS Demokrasi Permukaan

2009-01-27 Terurut Topik Retno Kintoko

=  
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia.  
= 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009.  
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
  
Demokrasi Permukaan 
Proses perjalanan demokrasi di Indonesia berjalan terus berproses menuju 
perbaikan, kaum intelektual, praktisi, masyarakat dan para politisi berperan 
langsung bagi bergeraknya proses menuju kemajuan demokrasi Indonesia di masa 
depan. 
Pada saat ini demokrasi di Indonesia masih lebih menonjolkan penampilan, corak, 
wajah, demokrasi permukaan – bukan menekankan pada isi, kualitasnya. Kuatnya 
praktik-praktik demokrasi seperti hal nya terjadi selama ini sebagian besar 
karena pengaruh dari sistim yang dipraktikan oleh para pengambil kebijakan 
publik dan pelaku kebijakan di pemerintahan Indonesia selama ini. Untuk 
mencapai sebuah kemajuan demokrasi suatu bangsa yang terus berproses, ternyata 
semua pihak perlu bekerja keras, karena ternyata kita semua memang benar-benar 
masih harus banyak belajar. Pun demikian di bidang ekonomi, perdagangan, hukum, 
social dan HAM.   
Dan 10 tahun terakhir kita semua sangat merasakannya bagaimana progresifnya 
perkembangan demokrasi di Indonesia. 
 “”Demokrasi Permukaan” adalah model demokrasi di negara-negara berkembang di 
mana demokrasi masih berkutat pada pembentukan pranata formal, penyediaan 
prosedur elektoral, dan belum menyentuh ranah pembangunan kesadaran. Hal ini 
terkait masyarakat sipil yang lemah dan absennya kepemimpinan politik yang 
berinisiatif menciptakan kontingensi bagi lahirnya gerakan sipil ke arah 
demokratisasi.” 
Sambil menyadari bahwa kondisi kurang matang ini terkait gagalnya partai 
politik menjadi agen pendidikan politik, kita perlu akui juga institusi lain 
seperti universitas, bahkan media, belum optimal melakukan pencerahan. 
Khusus untuk universitas, konsentrasi berlebihan pada pemenuhan kebutuhan 
finansial guna menggerakkan mesin lembaga adalah awal dari kehancuran demokrasi 
sipil. Setidaknya ini dasar moral dari kecemasan para mahasiswa yang dulu 
menolak pengesahan UU Badan Hukum Pendidikan (BHP). 
Apa yang terjadi di Indonesia, ”demokrasi permukaan” diperburuk oleh penekanan 
berlebihan pada tampilan sehingga demokrasi kita sebetulnya ”demokrasi visual”, 
yakni demokrasi yang mengutamakan aspek tampak. Dalam politik, aspek visual 
tentu penting, tetapi penampilan sekadar bungkusan. Paling mendasar adalah 
substansi, yaitu kinerja in actu, keberpihakan pada rakyat, dan komitmen 
konkret terhadap prinsip pemerintahan demokratik. 
Untuk itu, diperlukan strategi cerdas, etis, dan legal yang intensinya 
mencerahkan khalayak politik. Suatu strategi yang secara mutlak tidak boleh 
bertalian dengan kepentingan parsial dalam pemilu. Tidak mudah memang, tetapi 
harus dikerjakan oleh segenap elemen civil society. Sebab, demokrasi 
sesungguhnya berbicara soal peran rakyat dalam menciptakan pemerintahan 
(Schumpeter, 1950: 269).”  [Boni Hargens] 
  
     
Selamat berkompetisi dengan baik…. 
  
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat! 
  
Best Regards, 
Retno Kintoko 
  
The Flag 
Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! 
ERDBEBEN Alarm 
-- 
Paradoks Demokrasi Permukaan 
Selasa, 27 Januari 2009 | 00:55 WIB 
Oleh : Boni Hargens 
Jika politik itu paradoks, ”rokok” adalah analogi yang akurat. Ia menghadirkan 
nikmat dan laknat dalam keserentakan. 
Merokok dilukiskan sebagai ”selera pemberani” di satu sisi, tetapi ”menyebabkan 
kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin” di lain 
sisi. Meski paradoksal, rokok tetap terjual. 
Elite politik sama paradoksalnya dengan rokok. Meski gagal, korup, hipokrit, 
dan monolitik, tetap saja menang dalam kontestasi elektoral. Dirwan Mahmud, 
Bupati Bengkulu Selatan yang kemenangannya dianulir keputusan Mahkamah 
Konstitusi, adalah contoh kasus. Mahmud pernah membunuh dan dihukum lebih dari 
lima tahun, tetapi menang dalam pemilihan bupati. 
Mungkinkah ini justifikasi atas tesis bahwa masalah kita adalah sulitnya 
mempertanggungjawabkan memoria, ingatan (Eddy Kristianto, Sakramen Politik, 
2008)? Atau jangan-jangan ini pembenaran tesis Demokrasi Permukaan-nya Jeff 
Haynes (1997)? 
Soal ingatan, mungkin kurang bijaksana jika kita mempersalahkan masyarakat. 
Memang kenyataan, kegagalan dan kejahatan politik dengan mudah terlupakan 
sehingga politisi macam apa pun berpeluang memenangi pemilu di Indonesia. 
Namun, ini bukan mutlak salah masyarakat. Kelihaian politisi mengemas diri dan 
tindakan politiknya adalah aspek lain yang mendasar. Terkait juga di sini 
konspirasi jahat

  1   2   3   4   >