[GELORA45] UTANG INDONESIA DALAM KONDISI KRITIS : PONZI GAME

2020-07-08 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.youtube.com/watch?v=vgEcBdNYqFA


[GELORA45] Utang terbesar sepanjang sejarah RI

2020-04-08 Terurut Topik 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
Inilah salah satu kehebatan dan rekord berhutang Jokowi.
JUMLAH HUTANG JOKOWI SELAMA 5 TAHUN = JUMLAH HUTANG SELURUH
PRESIDEN-2 REPUBLIK INDONESIA SEBELUMNYA!
Salam. Lusi.-

#BERITARAKYAT NEWS HARI INI - 

RI Terbitkan Surat Utang Terbesar Dalam
Sejarah, YG DITANGGUNG SAMPAI ANAK CUCU KITA

•08.04.2020
 
https://www.youtube.com/watch?v=9vt0kKFwsRA


[GELORA45] Utang Ugal-ugalan - Krisis Ekonomi

2020-02-18 Terurut Topik 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]

Ramalan Ekonom Senior Rizal Ramli: Kemungkinan Krisis Hantam Indonesia,
Penguasa Harus Hati-Hati dan Waspada

Selasa, 18 Februari 2020 - 10:52 WIB

Jakarta, HanTer - Ekonom senior DR Rizal Ramli (RR) menyebut kondisi
ekonomi Indonesia saat ini tidak ubahnya dengan gelembung (buble) yang
terus menggelembung dan rentan. RR ramalkan kemungkinan krisis hantam
Indonesia, penguasa harus hati-hati dan waspada.

“Penguasa harus hati-hati krisis bisa hantam Indonesia. Namun,
gelembung ekonomi yang muncul saat ini dan bisa meletus tidak mendapat
dukungan fundamental yang kuat, kata RR dalam perbincangannya dengan
Harian Terbit, belum lama ini.

RR menyatakan, sejak 1,5 tahun lalu dirinya sudah mengkhawatirkan lima
bubbles (gelembung) yang semakin membesar dan siap meletus. Pertama,
makro ekonomi, gagal bayar, daya beli, digital bizz, dan nasib petani.
“Gelembung-gelembung ini terjadi pada periode bersamaan. Bisa ber
implikasi sosial, ekonomi dan politik besar. Ironi yang kuasa tak
sadar,” paparnya.

Kenyataannya, lanjut RR, dalam dua tahun terakhir, pejabat-pejabat
Indonesia malah mengulang kebiasaan buruk, ‘self-denial’  (menolak
kenyataan) bahwa kondisi ekonomi semakin memburuk, tanpa kemampuan
melakukan inovasi dan terobosan kebijakan untuk ‘turn-around’.  

“Kita dapat menghindari krisis, tapi tidak dengan cara-cara lama.
Bahkan pemerintah terus berupaya menutup gelembung tersebut dengan
persepsi seolah semua tidak ada masalah. Padahal gelembung seperti itu
akan meletus sebagai bagian dari koreksi alamiah,” kata RR.

Mantan Komisaris Utama Bank BNI ini, supaya gelembung meletus tidak
memerlukan kehadiran kekuatan yang besar, cukup sentuhan kebenaran.
“Untuk meledak, tidak perlu linggis atau kampak, hanya butuh
peniti-peniti kebenaran dan fakta riil,” paparnya.

Utang Ugal-ugalan

Rizal Ramli menyoroti utang Indonesia yang kian ugal-ugalan di bawah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Rasio utang sudah mencapai 29,8
persen dari GDP.  

Tak heran, kata RR, ancaman utang Indonesia, dan akan terus menggunung
jika tak ada solusi nyata dari pemerintah. Pasalnya, pertumbuhan utang
Indonesia jauh lebih cepat dari pertumbuhan PDB. Padahal rasio aman
utang 60 persen PDB adalah berdasarkan dua kali rasio pajak
negara-negara Organisation for Economic Co-operation and Development
(OECD) atau Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi.

“Rasio pajak negara-negara OECD adalah 30 persen, maka ditetapkan rasio
pajak 2 x 30 persen, sama dengan 60 persen. Indonesia bukan negara maju
yang rasio pajaknya tinggi. Rasio pajak Indonesia hanya 10 hingga 11
persen,” paparnya.

Artinya, lanjut RR, rasio aman utang Indonesia seharusnya adalah 2 kali
11 persen, alias 22 persen. “Sedangkan kini rasio utang Indonesia sudah
29,8 persen GDP. Jadi, rasio utang Indonesia, jelas sudah di atas batas
aman. Karena berdasarkan ratio Debt-Service/Export Revenue, batas
amannya hanya 20 persen,” paparnya.

Menurutnya. ancaman utang Indonesia, akan terus menggunung jika tak ada
solusi nyata dari pemerintah. Pasalnya, pertumbuhan utang Indonesia
jauh lebih cepat dari pertumbuhan PDB.

“Utang pemerintah Indonesia setiap tahun bertumbuh rata-rata 20 persen.
Sementara pertumbuhan PDB Indonesia hanya rata-rata 5 persen setiap
tahun. Sedangkan utang pemerintah bertumbuh 4 kali lebih cepat dari
pertumbuhan PDB,” ungkap RR.

Sementara kondisi saat ini, anggaran pembayaran bunga utang tahun 2020
mencapai Rp 295 triliun. Sementara pembayaran pokok utang Rp 351
trilliun. Artinya, total pokok dan bunga utang Indonesia mencapai Rp
646 triliun

Lebih lanjut RR mengemukakan dirinya sejak 1,5 tahun lalu sudah
mengkhawatirkan lima bubbles/gelembung yang akan semkin membessar.
Pertama, makro ekonomi, gagal bayar, daya beli, digital bizz, petani.
gelembung2 itu tjd pd periode bersamaan. implikasi sosial, ekonomi dan
politik besar. ironi ytg kuasa tak sadar

Krisis Ekonomi

Dihubungi terpisah, pengamat kebijakan publik dari Institute for
Strategic and Development (ISDS) Aminudin sependapat dengan ramalan RR
bahwa krisis ekonomi akan menghantam Indonesia. Bahkan, Aminudin
menyatakan, saat ini sudah terjadi krisis ekonomi di negeri ini. Hanya
saja tidak ada media mainstream yang membingkai berita krisis ekonomi
yang dihadapi Indonesia saat ini secara utuh agar diketahui oleh publik.

"Beruntung ada sebagian kecil pengamat ekonomi yang sadar Jokowi sudah
membuat Indonesia diambang krisis ekonomi yang lebih buruk dari tahun
1998. Tapi publik belum aware (sadar) apa yang terjadi," ujar Aminudin
kepada Harian Terbit, Senin (17/2/2020).

Menurutnya, indikasi Indonesia sudah dihantam krisis ekonomi, yakni,
banyak perusahaan mulai dari tekstil, retail, pabrik baja, semen,
pabrik-pabrik gula, perdagangan online, dan lainnya yang goyang dan
tutup serta melakukan PHK besar-besaran. 

Aminudin juga tidak sepakat dengan pernyataan bahwa krisis ekonomi juga
dialami negara lain. Alasannya, Yunani, Italia, Portugal juga sudah
bisa mengatasi atau recovery ekonomi negaranya. Oleh karena

[GELORA45] Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 5.499 Triliun

2020-01-15 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/12206/utang_luar_negeri_ri_tembus_rp_5_499_triliun


Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 5.499 TriliunRabu , 15 Januari 2020 | 13:54

 JAKARTA - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada
November 2019 mencapai 401,4 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 5.499
triliun (berdasarkan asumsi kurs Rp 13.700 per dolar AS).

Jumlah utang tersebut tumbuh 8,3 persen dibanding November 2018, atau
melambat dibanding pertumbuhan Oktober 2019 yang tumbuh terakselerasi
hingga 12 persen.

Berdasarkan data statistik Bank Indonesia yang diumumkan di Jakarta, Rabu
(15/1/2020), utang luar negeri tersebut terdiri dari utang pemerintah dan
bank sentral yang mencapai 201,4 miliar dolar AS dan utang swasta 200,1
miliar dolar AS.

Adapun utang pemerintah tercatat tumbuh 10,1 persen dibanding periode
November 2018 yang menjadi 198,6 miliar dolar AS. Posisi utang tersebut
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan utang pada Oktober 2019
sebesar 13,6 persen.

"Posisi utang luar negeri pemerintah lebih rendah dari bulan sebelumnya
karena pelunasan pinjaman bilateral dan multilateral yang jatuh tempo pada
periode laporan," tulis bank sentral.

Menurut Bank Indonesia, pengelolaan utang luar negeri pemerintah masih
diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada
beberapa sektor produktif, seperti sektor jasa kesehatan dan kegiatan
sosial, konstruksi, jasa pendidikan, administrasi pemerintah, pertahanan,
dan jaminan sosial wajib, serta jasa keuangan dan asuransi.

Sementara itu, utang luar negeri swasta tercatat tumbuh 6,9 persen
dibanding November 2018. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding bulan
sebelumnya yang mencapai 10,7 persen.

"Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh cukup tingginya
pelunasan surat berharga domestik yang jatuh tempo, meskipun pada periode
yang sama terdapat penerbitan surat utang perusahaan bukan lembaga keuangan
dan penarikan pinjaman oleh perbankan," kata Bank Indonesia.

Secara sektoral, utang luar negeri swasta didominasi oleh sektor jasa
keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan
udara, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan
penggalian. Pangsa utang luar negeri di keempat sektor tersebut terhadap
total utang luar negeri swasta mencapai 76,9 persen.

Bank Indonesia memastikan struktur utang luar negeri tetap sehat. Kondisi
ini tercermin dari rasio utang terhadap produk domestik bruto pada November
2019 yang mencapai 35,9 persen, atau membaik dibanding bulan sebelumnya.

"Di samping itu, struktur utang luar negeri Indonesia tetap didominasi oleh
utang berjangka panjang dengan pangsa 88,5 persen dari total utang luar
negeri," kata Bank Indonesia. *(E-3/ant)*


RE: [GELORA45] utang menjelang periode kedua

2019-10-26 Terurut Topik 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Ini sudah bener bahwa Jokowi sedang bermain dalam kapitalisme yaitu diantara 2 
kapitalisme dunia: USA dan RRT.

 

Salah enggak Jokowi begini ini?

Ini dulu dijawab. 

Kalau salah krn alasan ideologi kapitalisme vs komunisme vs sosialisme, 
silahkan ente berdiri seperti Tatiana. Tetapi selanjutnya jangan menjelek2kan 
Jokowi/Indonesia kalau ekonominya babak belur, kemiskinan bertambah, korupsi 
naik, adu domba SARA meningkat dan makan korban dlsbg akibat dihimpit 
kepentingan luar negeri!

Ini sudah dialami oleh bung Karno yg dikalahkan oleh USA dan antek2nya.

 

Kalau ini jalan yg diinginkan ente, sekali lagi ente jangan bawa2 masalah 
korupsi, ekonomi, HAM, SARA krn kesemuanya ini bisa dibuat oleh nekolim utk 
memporakporandakan RI. SADAR ENDAK ENTE?!!!

 

Eh ada persoalan didepan mata ekh!

Jangan hanya bisa bernalar tetapi miskin tindakan dan implementasi!

 

Terusannya: coba kasih tahu maunya gimana menurut ente?

Gak usah kerja sama dgn USA plus begundal2nya dan RRT dgn duitnya?

Gimana caranya mau makmur sejahtera, memberantas korupsi dll?

 

Mau berani2an pahlawan2an seperti Venezuela yg sekarang sudah ambruk?!!!

 

BANGUN DARI MIMPI DIMALAM HARI!

OH YA BANGUN DARI MIMPI DISIANG HARI SAJA SUDAH SUSAH, APALAGI DIMALAM HARI

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com  
Sent: Friday, October 25, 2019 11:24 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] utang menjelang periode kedua

 

  

Dulu, pemerintah Orba punya keran utang bermerk "IGGI". Lalu, awal '90an 
Soeharto menggantinya dengan keran merk "CGI". Saat krisis moneter '96, CGI 
mengajak IMF dan WB untuk bancakan Indonesia. Dan, kita tahu semua keran utang 
itu (IGGI, CGI, IMF, WB) adalah alat nekolim. Sekarang, pemerintah neo-Orba 
menambah keran utang baru, merknya "OBOR". Sebuah program besar dari kubu 
neo-nekolim.





Itu sebabnya old-nekolim berkepentingan  mempertahankan SPG terbaiknya dalam 
kabinet Jokowi jilid 2 untuk menghadang OBOR. Antara lain dengan tambahan utang 
untuk mencicil (bunga) utang yang membengkak akibat banyaknya proyek 
infrastruktur yang ternyata dibangun dengan utang. Jokowi mengakui sendiri 
bahwa selama ini paceklik PMA. Malah dia sempat marah-marah lantaran proyek PMA 
di Danau Toba belum juga dimulai. Kenapa investor RRC lebih memilih Vietnam dan 
Thailand, sudah banyak yang membahas. 





Selain masalah kepastian hukum rupanya betul ada kebingungan di pihak RRC 
tentang siapa sebenarnya penanggungjawab program PMA di Indonesia. Terbukti, di 
periode-2 ini Jokowi akhirnya menambahkan label "menteri urusan investasi" (dan 
OBOR laut) di punggung LBP supaya tidak ada lagi kesimpangsiuran apa sebenarnya 
kerja orang ini.





Cilaka, melalui 2 menterinya (SMI & LBP) Jokowi justru memastikan tempat Rakyat 
di tengah pertarungan nekolim-lama vs nekolim-baru.

 

--- lusi_d@... wrote:

  

Urusan utang menjelang akhir jabatan pertama.

Rizal Ramli Ke Sri Mulyani: 
Sekali Ratu Utang Tetap Ratu Utang

Posted on Oktober 24, 2019

Comments

Kumbanews.com – Tidak banyak yang tahu Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
144/PMK.05.2019.

Aturan itu berisi tentang perkiraan defisit dan tambahan pembiayaan
defisit APBN 2019. PMK itu ditandatangani dua hari sebelum masa tugas
periode pertamanya berakhir, tepatnya 17 Oktober 2019.

Sri Mulyani saat serah terima jabatan Kamis (24/10) menjelaskan,
diterbitkannya aturan itu karena kondisi ekonomi global, sehingga salah
satu dampaknya adalah besarnya defisit APBN.

Kebijakan Si Mulyani ini mendapatkan sorotan dari ekonom senior Dr.
Rizal Ramli.

RR -sapaan akrabnya- menjelaskan bahwa aturan yang diterbitkan Sri
Mulyani itu terkait erat dengan defisit yang melebihi pagu APBN,
sehingga nantinya harus ada tambahan pembiayaan.

“Belum apa-apa sudah tambah utang lagi! Tax Ratio rendah, karena
beraninya hanya uber yang kecil menengah. Akhirnya ngutang lagi. Sekali
ratu utang tetap ratu utang,” demikian komentar RR di akun Twitternya,
Kamis (24/10).

Lebih lanjut, Menteri Perekonomian era Presiden Gus Gur itu menyebut,
hingga saat ini penerimaan pajak negara berada di angka 62,66 persen
dari target. Diprediksi, di akhir Desember nanti target pajak hanya
bisa mencapai 85 persen.

RR meyakini Sri Mulyani akan mengatasi masalah keuangan negara dengan
cara menambah utang.

“Perkiraan kurang/bolong 15 persen. Menkeu terbalik, ayo ngutang lagi
dan tambahin kupon surat utang 0,5-1 persen lagi biar over-subsribed,
sekaligus buat nambah beban rakyat Indonesia. Solusinya kan gampang
bikin jenis-jenis pajak baru dan naikin harga,” sindir RR.(RM)





Re: [GELORA45] utang menjelang periode kedua

2019-10-25 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Dulu, pemerintah Orba punya keran utang bermerk "IGGI". Lalu, awal '90an 
Soeharto menggantinya dengan keran merk "CGI". Saat krisis moneter '96, CGI 
mengajak IMF dan WB untuk bancakan Indonesia. Dan, kita tahu semua keran utang 
itu (IGGI, CGI, IMF, WB) adalah alat nekolim. Sekarang, pemerintah neo-Orba 
menambah keran utang baru, merknya "OBOR". Sebuah program besar dari kubu 
neo-nekolim.
Itu sebabnya old-nekolim berkepentingan  mempertahankan SPG terbaiknya dalam 
kabinet Jokowi jilid 2 untuk menghadang OBOR. Antara lain dengan tambahan utang 
untuk mencicil (bunga) utang yang membengkak akibat banyaknya proyek 
infrastruktur yang ternyata dibangun dengan utang. Jokowi mengakui sendiri 
bahwa selama ini paceklik PMA. Malah dia sempat marah-marah lantaran proyek PMA 
di Danau Toba belum juga dimulai. Kenapa investor RRC lebih memilih Vietnam dan 
Thailand, sudah banyak yang membahas. 
Selain masalah kepastian hukum rupanya betul ada kebingungan di pihak RRC 
tentang siapa sebenarnya penanggungjawab program PMA di Indonesia. Terbukti, di 
periode-2 ini Jokowi akhirnya menambahkan label "menteri urusan investasi" (dan 
OBOR laut) di punggung LBP supaya tidak ada lagi kesimpangsiuran apa sebenarnya 
kerja orang ini.
Cilaka, melalui 2 menterinya (SMI & LBP) Jokowi justru memastikan tempat Rakyat 
di tengah pertarungan nekolim-lama vs nekolim-baru.
--- lusi_d@... wrote:
       
Urusan utang menjelang akhir jabatan pertama.

Rizal Ramli Ke Sri Mulyani: 
Sekali Ratu Utang Tetap Ratu Utang

Posted on Oktober 24, 2019

Comments

Kumbanews.com – Tidak banyak yang tahu Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
144/PMK.05.2019.

Aturan itu berisi tentang perkiraan defisit dan tambahan pembiayaan
defisit APBN 2019. PMK itu ditandatangani dua hari sebelum masa tugas
periode pertamanya berakhir, tepatnya 17 Oktober 2019.

Sri Mulyani saat serah terima jabatan Kamis (24/10) menjelaskan,
diterbitkannya aturan itu karena kondisi ekonomi global, sehingga salah
satu dampaknya adalah besarnya defisit APBN.

Kebijakan Si Mulyani ini mendapatkan sorotan dari ekonom senior Dr.
Rizal Ramli.

RR -sapaan akrabnya- menjelaskan bahwa aturan yang diterbitkan Sri
Mulyani itu terkait erat dengan defisit yang melebihi pagu APBN,
sehingga nantinya harus ada tambahan pembiayaan.

“Belum apa-apa sudah tambah utang lagi! Tax Ratio rendah, karena
beraninya hanya uber yang kecil menengah. Akhirnya ngutang lagi. Sekali
ratu utang tetap ratu utang,” demikian komentar RR di akun Twitternya,
Kamis (24/10).

Lebih lanjut, Menteri Perekonomian era Presiden Gus Gur itu menyebut,
hingga saat ini penerimaan pajak negara berada di angka 62,66 persen
dari target. Diprediksi, di akhir Desember nanti target pajak hanya
bisa mencapai 85 persen.

RR meyakini Sri Mulyani akan mengatasi masalah keuangan negara dengan
cara menambah utang.

“Perkiraan kurang/bolong 15 persen. Menkeu terbalik, ayo ngutang lagi
dan tambahin kupon surat utang 0,5-1 persen lagi biar over-subsribed,
sekaligus buat nambah beban rakyat Indonesia. Solusinya kan gampang
bikin jenis-jenis pajak baru dan naikin harga,” sindir RR.(RM)


#yiv8874527498 -- #yiv8874527498ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv8874527498 
#yiv8874527498ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv8874527498 
#yiv8874527498ygrp-mkp #yiv8874527498hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv8874527498 #yiv8874527498ygrp-mkp #yiv8874527498ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv8874527498 #yiv8874527498ygrp-mkp .yiv8874527498ad 
{padding:0 0;}#yiv8874527498 #yiv8874527498ygrp-mkp .yiv8874527498ad p 
{margin:0;}#yiv8874527498 #yiv8874527498ygrp-mkp .yiv8874527498ad a 
{color:#ff;text-decoration:none;}#yiv8874527498 #yiv8874527498ygrp-sponsor 
#yiv8874527498ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv8874527498 
#yiv8874527498ygrp-sponsor #yiv8874527498ygrp-lc #yiv8874527498hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv8874527498 
#yiv8874527498ygrp-sponsor #yiv8874527498ygrp-lc .yiv8874527498ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv8874527498  #yiv8874527498actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv8874527498 
#yiv8874527498activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv8874527498
 #yiv8874527498activity span {font-weight:700;}#yiv8874527498 
#yiv8874527498activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv8874527498 #yiv8874527498activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv8874527498 #yiv8874527498activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv8874527498 #yiv8874527498activity span 
.yiv8874527498underline {text-decoration:underline;}#yiv8874527498 
.yiv8874527498attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv8874527498 .yiv8874527498attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv8874527498 .yiv8874527498attach img 
{border:none;padd

[GELORA45] utang menjelang periode kedua

2019-10-24 Terurut Topik 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
Urusan utang menjelang akhir jabatan pertama.



Rizal Ramli Ke Sri Mulyani: 
Sekali Ratu Utang Tetap Ratu Utang

Posted on Oktober 24, 2019


Comments

Kumbanews.com – Tidak banyak yang tahu Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
144/PMK.05.2019.

Aturan itu berisi tentang perkiraan defisit dan tambahan pembiayaan
defisit APBN 2019. PMK itu ditandatangani dua hari sebelum masa tugas
periode pertamanya berakhir, tepatnya 17 Oktober 2019.

Sri Mulyani saat serah terima jabatan Kamis (24/10) menjelaskan,
diterbitkannya aturan itu karena kondisi ekonomi global, sehingga salah
satu dampaknya adalah besarnya defisit APBN.

Kebijakan Si Mulyani ini mendapatkan sorotan dari ekonom senior Dr.
Rizal Ramli.

RR -sapaan akrabnya- menjelaskan bahwa aturan yang diterbitkan Sri
Mulyani itu terkait erat dengan defisit yang melebihi pagu APBN,
sehingga nantinya harus ada tambahan pembiayaan.

“Belum apa-apa sudah tambah utang lagi! Tax Ratio rendah, karena
beraninya hanya uber yang kecil menengah. Akhirnya ngutang lagi. Sekali
ratu utang tetap ratu utang,” demikian komentar RR di akun Twitternya,
Kamis (24/10).

Lebih lanjut, Menteri Perekonomian era Presiden Gus Gur itu menyebut,
hingga saat ini penerimaan pajak negara berada di angka 62,66 persen
dari target. Diprediksi, di akhir Desember nanti target pajak hanya
bisa mencapai 85 persen.

RR meyakini Sri Mulyani akan mengatasi masalah keuangan negara dengan
cara menambah utang.

“Perkiraan kurang/bolong 15 persen. Menkeu terbalik, ayo ngutang lagi
dan tambahin kupon surat utang 0,5-1 persen lagi biar over-subsribed,
sekaligus buat nambah beban rakyat Indonesia. Solusinya kan gampang
bikin jenis-jenis pajak baru dan naikin harga,” sindir RR.(RM)




[GELORA45] Utang Negara Kembali Melonjak Hingga Rp 4.680 Triliun

2019-09-25 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Masih bisa berhutang jadi monggo-monggo.hehehehehehe*


http://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/8414/utan



*Utang Negara Kembali Melonjak Hingga Rp 4.680 Triliun*

Rabu , 25 September 2019 | 08:40


JAKARTA - Kementerian Keuangan kembali memaparkan capian target Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 pada bulan Agustus ini. Salah
satu hasilnya ialah memaparkan jumlah utang negara yang semakin melonjak.

Dirangkum dalam data APBN KITA yang dirilis Selasa (24/9/2019), tercatat
utang negara sebesar Rp 4.680,19 triliun. Jika dibandingkan dengan utang
negara dibulan Juli 2019 sebesar Rp 4.603 triliun, maka terjadi lonjakan
sebesar Rp 77,19 triliun.

Kemudian, total utang pemerintah per Agustus 2019 tercatat terdiri dari
pinjaman dengan total Rp 798,28 triliun.

Jumlah tersebut mencakup pinjaman dalam negeri sebesar Rp 7,69
triliun, utang luar negeri Rp 790,59 triliun, yang jika dirinci terdiri
dari bilateral Rp 316,37 triliun, multilateral Rp 435,13 triliun, dan
komersial Rp 39,09 triliun.

Selanjutnya, pada porsi surat berharga negara (SBN) berjumlah Rp 3.881,91
triliun, yang berasal dari denominasi rupiah dan valas. Sementara untuk SBN
denominasi rupiah jumlahnya mencapai Rp 2.833,43 triliun yang terdiri dari
surat utang negara (SUN) Rp 2.343,65 triliun dan SBSN Rp 489,78 triliun.

Kemudian untuk denominasi valas Rp 1.032,6 triliun yang terdiri dari SUN Rp
832,08 triliun dan SBSN Rp 216,4 triliun. Rasio utang terhadap PDB sebesar
29,80%. *(Ryo)*


[GELORA45] Utang Luar Negeri RI Terus Meroket, Kini Tembus Rp5.602 Triliun

2019-08-16 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.eramuslim.com/berita/nasional/utang-luar-negeri-ri-terus-meroket-kini-tembus-rp5-602-triliun.htm


Jum'at, 13 Zulhijjah 1440 H / 16 Agustus 2019
*Utang Luar Negeri RI Terus Meroket, Kini Tembus Rp5.602 Triliun*


Eramuslim.com – Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN)
Indonesia sebesar USD391,8 miliar atau setara Rp5.602,7 triliun pada akhir
kuartal II-2019. ULN Indonesia tersebut tumbuh 10,1% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 8,1% (yoy).

ULN ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD195,5
miliar, serta utang swasta (termasuk BUMN) sebesar USD196,3 miliar.

Peningkatan ini terutama dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto ULN dan
penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sehingga utang dalam Rupiah
tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.

Peningkatan pertumbuhan ULN terutama didorong oleh ULN pemerintah, di
tengah perlambatan ULN swasta. Demikian dikutip dalam keterangan resmi BI,
Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Pertumbuhan ULN pemerintah yang meningkat sejalan dengan persepsi positif
investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Posisi ULN
pemerintah pada akhir triwulan II 2019 tercatat sebesar USD192,5 miliar
atau tumbuh 9,1% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada
triwulan sebelumnya sebesar 3,6% (yoy

Kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia yang semakin
meningkat, seiring dengan kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Standard
& Poor’s pada akhir Mei 2019, mendorong pembelian neto Surat Berharga
Negara (SBN) domestik dan global oleh nonresiden pada triwulan II 2019.

Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan,
dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor
jasa kesehatan dan kegiatan sosial (18,9% dari total ULN Pemerintah),
sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (15,9%), sektor
administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,2%),
serta sektor jasa keuangan dan asuransi (14,0%).

ULN swasta tumbuh melambat. Posisi ULN swasta pada akhir triwulan II 2019
tumbuh 11,4% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar 13,3% (yoy).


Perlambatan ULN swasta terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran
pinjaman oleh korporasi. Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor
jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan
listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan
penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta
mencapai 76,9%.

Struktur ULN Indonesia tetap sehat. Kondisi tersebut tercermin antara lain
dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir
triwulan II 2019 sebesar 36,8%, membaik dibandingkan dengan rasio pada
triwulan sebelumnya.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka
panjang dengan pangsa 87,0% dari total ULN. Dalam rangka menjaga struktur
ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus meningkatkan
koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan
prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan
pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas
perekonomian. [kz

]


Halaman *1*

 *2*


[GELORA45] Utang Swasta Pada Pertamina, Kapal Induk yang Jadi Bancakan?

2019-07-30 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]

BUMN mana yang tidak hancur di era kabinet kerja-kerja-kerja?





Kerja apa dengan siapa untuk pihak mana.




-



 Utang Swasta Pada Pertamina,Kapal Induk yang Jadi Bancakan?

Juli 20, 2019 09:45

Jakarta,Aktual.com – Pertamina ternyata bukan cuma perusahaan migas terbesar 
yangmembawahi seluruh perusahaan migas milik negara, namun Pertamina adalah 
“bank”pemberi pinjaman terbesar di negeri ini.

Berbedadengan bank pinjaman yang diberikan pertamina bukan uang tapi BBM. 
Apakahpertamina membuat studi kelayakan sepeti bank bank dalam 
mendistribusikanutang?

Tidak hanyapemerintah yang memiliki hutang super jumbo kepada Pertamina, namun 
jugaperusahaan perusahaan swasta. Keseluruhan utang terhadap pertamina 
setaradengan keuntungan setahun yang diklaim oleh BUMN terbesar di tanah air 
ini.

Utangberbagai pihak kepada pertamina ini adalah utang Bahan Bakar Minyak 
(BBM).Pemerintah menugaskan Pertamina dalam mendistribusikan BBM dibawah 
hargakeekonomian dengan janji akan diganti dengan subsidi.

Penggantiansubsidi ini inilah yang tidak dibayar. Sementara Perusahaan 
perusahaan membeliBBM dari pertamina dengan cara utang. Seringkali perusahaan. 
Bangkrut ataudengan modus lainnya tidak bisa membayar utang BBM.

Adapun utangpemerintah pada pertamina tercatat dalam laporan keuangan Pertamina 
tahun 2018yang terdiri daei bagaiam piutang Pertamina pada pemerintah bagian 
lancarsenilai USD 1.834.261 ribu.

(Abdul Hamid)



[GELORA45] Utang Luar Negeri Tetap Jadi Bom Waktu

2019-07-22 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Para petinggi rezim neo-Mojopahit memberikan argumen tentang pinjaman
bahwa hutang NKRI hanya 30% dari BNP, jadi yang dimaksudkan bisa berhutang
banyak lagi. Tetapi kalau dilihat ekspor menurun dan yang expor bahan yang
tak banyak mempunyai "nilai lebih", APBN selalu defisit, korupsi tetap
merajalala kedalam sumsum aparutur rezim, jadi untuk melunasi hutang atau
mengurangi hutang negara adalah beban berat untuk dipikul negara jadi
bagaimana jadinya kalau beban ini makin hari makin banyak dan bertambah
berat. Nafsu besar tenaga kurang, bisa jadi ditindas  beban yang dipikul.*

..
http://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/10980/utang_luar_negeri_tetap_jadi_bom_waktu

Utang Luar Negeri Tetap Jadi Bom WaktuSenin , 22 Juli 2019 | 15:45

 MAAF sudah terlalu banyak masalah utang dibahas oleh banyak pihak. Semua
pandangan yang disampaikan cukup konstruktif agar semua pihak pemangku
kepentingan politik dan ekonomi berhati-hati untuk mengelola utang luar
negeri.

Satu diskursus yang menjadi perhatian adalah bahwa utang yang semakin
tinggi dalam valuta asing, akan membuat semakin terpuruk nilai tukar mata
uang lokal. Diskursus yang lain adalah bahwa meminjam uang secara
berlebihan membuka peluang terjadinya krisis. Dan biaya krisis tersebut
tidak saja dibebankan kepada pemberi pinjaman, tetapi juga kepada seluruh
masyarakat atau biasa kita kenal sebagai eksternal negatif,sehingga wajar
jika masyarakat menjadi ikut cerewet.

Pada perspektif yang lebih menggigit disampaikan oleh Joseph E Stiglitz,
peraih Nobel ekonomi dan mantan petinggi World Bank, dan pernah menjadi
penasehat ekonomi Presiden Clinton (kalau tidak salah), sangat menarik
untuk difahami bahwa progam-progam IMF mengakibatkan penyimpanan yang jauh
lebih besar dalam keberpihakannya pada lenders incentive atau insentif
untuk pemberi pinjaman.

Ketika krisis datang, IMF meminjamkan uang yang disebut dana talangan
(bailout). Tetapi jika didalami bahwa ternyata uang itu bukan benar-benar
sebuah penalangan untuk negara yang bersangkutan, melainkan untuk
penalangan bagi bank-bank di Barat sebagai kreditor.

Indonesia dalam kondisi kekurangan likuiditas di dalam negeri yang menurut
BI hanya mampu menyediakan sekitar 30% dari total pendanaan pembangunan dan
investasi yang dibutuhkan. Tidak ada pilihan kecuali harus menarik modal
asing.

Pilihan yang ada pada dasarnya hanya ada 3, yakni menarik pinjaman sebagai
utang luar negeri, meramaikan investasi portofolio, dan mengundang FDI
masuk. Pilihan yang ada hanya itu, kecuali pemerintah mau cetak uang baru
bukan sekedar untuk mengganti uang lama, tapi digunakan untuk membiayai
pembangunan dan investasi yang produktif.

Kalau mau jujur, hidup dengan utang tidak mengenakkan, tetapi bagi
Indonesia, nampaknya tidak ada pilihan kecuali harus melakukannya.

Pasca krisis 1998, pasar keuangan dan pasar modal diliberalisasi agar
menjadi wahana instrumen keuangan yang berperan menyediakan likuiditas
global untuk keperluan pembiayaan pembangunan dan investasi.

Kita percaya dengan kebijakan makro prudential dan menjaga defisit dan
ratio utang yang tetap manageable, agar tidak menimbulkan L bed debt.

Status invesment grade menjadi penting, dan pemerintah berkebutuhan dengan
status tersebut agar banker, kreditor dan investor tidak galau memberikan
pinjaman dan percaya terhadap kondisi perekonomian dalam negeri untuk
tujuan investasi.

Terkait dengan itu, Indonesia butuh ratio utang terhadap PDB yang
terkelola, serta ratio utang terhadap ekspor yang biasa kita kenal dengan
Debt Service Ratio/DSR juga harus terkelola.

Sebab itu, kemampuan ekspor harus maksimal dan harus tumbuh tinggi tiap
tahun, minimal bisa tumbuh 10% atau lebih dan harus lebih tinggi dari
pertumbuhan impor. Hukum besi ini harus kita jadikan patokan agar Indonesia
mempunyai kemampuan bayar melunasi utang yang tinggi.

Ini penting karena sebagian dari devisa hasil ekspor tiap tahun harus
dikorbankan untuk membayar utang, membiayai impor, dan pembiayaan
internasional lain yang harus dibayar dengan valuta asing.

Ekspor komoditas, ekspor produk manufaktur bernilai tambah tinggi harus
diupayakan meningkat, meskipun saat ini menghadapi realita pertumbuhan dan
volume perdagangan global terus melambat.

Saatnya yang tepat berbenah dan membangun export led strategy yang lebih
fondamental yang didukung oleh infrastruktur fisik dan infrastruktur lunak
yang bisa mengurangi ongkos produksi di sawah, kebun, di empang, dan pada
proses produksi di pabrik.

Ekspor ke negara-negara mitra dagang yang masih bagus trend pertumbuhannya
harus dijaga. Yang mengalami stagnasi dan penurunan perlu dilakukan
pendekatan diplomasi secara bilateral door to door. Pembiayaan Ekspor yang
kompetitif disediakan.
Pendek kata kalau ngeteng pun kita lakukan. Dua hal kita perlukan untuk itu
semua, yakni menjaga angka pertumbuhan pada rata-rata 5% agar tidak turun,
dan lumayan ada tambahan income valas untuk memperkuat cadangan devisa.

*Pajak Penghasilan Berlapis*

Mohon perhatian kepada Ibu Menteri Ke

[GELORA45] Utang Luar Negeri RI Bertambah Lagi Jadi Rp 5.528 Triliun

2019-06-17 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
Ada apa dengan ekonomi kreatif yang membuat hutang negara selalu bertambah
dan defisit APBN dari tahun ke tahun tak pernah diatasi?Bagaimana bisa jadi
negara 5 besar ditahun 2030?


http://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/10115/utang_luar_negeri_ri_bertambah_lagi_jadi_rp_5_528_triliun
*Utang Luar Negeri RI Bertambah Lagi Jadi Rp 5.528 Triliun*

Senin , 17 Juni 2019 | 12:48


AKARTA - Bank Indonesia (BI) merilis data utang luar negeri (ULN) Indonesia
periode April 2019. Dari data BI disebutkan ULN tercatat US$ 389,3 miliar
atau setara dengan Rp 5.528,06 triliun (kurs Rp 14.200).

Angka ULN ini tumbuh 8,7 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada
Maret 7,9 persen karena transaksi penarikan neto ULN dan pengaruh
pengurangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga utang dalam
rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.

"Peningkatan pertumbuhan ULN terutama bersumber dari ULN sektor swasta, di
tengah perlambatan ULN pemerintah," tulis keterangan tersebut, dikutip,
Senin (17/6/2019).

Jumlah ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 189,7
miliar atau sekitar Rp 2.693,7 triliun tercatat mengalami perlambatan yakni
tumbuh 3,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya 3,6 persen.

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran pinjaman senilai US$ 0,6
miliar dan penurunan kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) milik
nonresiden senila US$i 0,4 miliar akibat ketidakpastian di pasar keuangan
global yang bersumber dari ketegangan perdagangan.

Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan,
dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor jasa
kesehatan dan kegiatan sosial (18,8 persen dari total ULN pemerintah),
sektor konstruksi (16,3 persen), sektor jasa pendidikan (15,8 persen),
sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1
persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (14,4 persen).

Kemudian utang swasta termasuk BUMN sebesar US$ 199,6 miliar Rp 2.834,2
triliun. Angka ini tumbuh 14,5 persen lebih tinggi dibandingkan periode
sebelumnya 13 persen.

ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor
industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara
(LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian dengan total pangsa 75,2
persen terhadap total ULN swasta.

"Struktur ULN Indonesia tetap sehat. Kondisi tersebut tercermin antara lain
dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir
April 2019 sebesar 36,5 persen, relatif stabil dibandingkan dengan rasio
pada bulan sebelumnya," tulis keterangan tersebut seperti dikutip *detik.com
*.

BI menyebut dengan perkembangan itu, meskipun ULN mengalami peningkatan
namun masih terkendali dengan struktur yang tetap sehat.


Baca juga :


*.Cadangan Devisa Turun 3,92 Miliar Dolar AS
*

   -

   *BI: Bunga Acuan Belum Mengetat*
   

   -

   *Sepanjang Maret Rupiah Melemah 0,27 Persen  *
   


*Tags :*


[GELORA45] Utang dan Trauma Krisis Ekonomi 1998

2019-05-21 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://news.detik.com/kolom/d-4558270/utang-dan-trauma-krisis-ekonomi-1998
Selasa 21 Mei 2019, 12:30 WIB
KolomUtang dan Trauma Krisis Ekonomi 1998
Sintong Arfiyansyah - detikNews


 *Jakarta* -
Di antara berbagai isu ekonomi terkini di Indonesia, tentu utang menjadi
salah satu hal yang sangat disoroti. Utang pemerintah acapkali menjadi
pesakitan karena sering dikritisi. Semakin bertambahnya jumlah utang, maka
kinerja pemerintahan semakin dipertanyakan. Membahas utang Indonesia, pasti
tidak pernah lepas dari sebuah peristiwa sejarah traumatik Krisis Ekonomi
1998. Peristiwa ini adalah asal-muasal utang mendapatkan sorotan yang cukup
tajam.

Krisis moneter yang kemudian berlanjut menjadi krisis ekonomi hingga
terjadinya Reformasi pada 21 Mei 1998 tersebut adalah peristiwa besar yang
masih menyisakan luka mendalam dan traumatik bagi masyarakat Indonesia.
Bank Dunia mengindentifikasi bahwa akumulasi utang swasta luar negeri
Indonesia yang begitu cepat dari 1992 hingga Juli 1997 dengan jatuh tempo
rata-rata hanya 18 bulan adalah salah satu penyebab utama krisis di era
itu. Hal ini memunculkan idiom bahwa utang laksana tokoh antagonis yang
merusak ekonomi sebuah negara.

Saat ini gelombang krisis ekonomi tersebut telah dilalui dengan baik
melalui reformasi birokrasi sistem keuangan dan kebijakan fiskal. Walaupun
demikian jumlah utang masih menghantui masyarakat. Terlebih menurut data
Kementerian Keuangan dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
April 2019, utang luar negeri Indonesia mencapai Rp 4.567 triliun.

Seringkali jumlah utang ini dibagi dengan penduduk untuk memperlihatkan
seberapa besar utang yang ditanggung setiap individu atau sering dinyatakan
sebagai *National Debt Per Citizen*. Hasilnya setiap individu di Indonesia
diperkirakan menanggung utang sebesar Rp 13 Juta. Sebuah angka yang cukup
besar bagi masyarakat Indonesia. Tetapi relevansi perhitungan tersebut
kepada kualitas perekonomian suatu negara sepertinya masih sangat lemah.
Terlebih jika kita melihat utang negara raksasa ekonomi lain yang jauh
lebih besar.

Hingga akhir April 2019, Singapura memiliki utang sebesar 544 miliar dolar
AS atau setara dengan Rp 7.500 triliun (*Comodity.com*). Apabila dibagi
dengan jumlah penduduknya yang hanya 5.5 juta jiwa, maka utang setiap
individu mencapai 97 ribu dolar AS atau lebih dari satu miliar rupiah.
Beralih ke negeri ekonomi besar di dunia yaitu AS. Dengan perhitungan yang
sama, setiap individu di negeri Paman Sam berutang sebesar 65 ribu dolar AS
atau sekitar Rp 900 Juta. Hal yang cukup kontradiktif mengingat negara ini
adalah pemain utama dalam perekonomian dunia.

Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa besarnya utang belum mempunyai
korelasi terhadap kuatnya perkonomian negara. Relevansi yang dibangun
selama ini hanya membangkitkan trauma masyarakat terhadap krisis ekonomi
1998.


*Pengelolaan Utang*
Sebuah kemustahilan apabila negara besar mampu berdiri di era ekonomi
terbuka seperti ini tanpa berutang. Setiap negara berhutang untuk saling
mengakselerasi pertumbuhan ekonomi global. Walaupun demikian perlu adanya
pengelolaan utang yang baik agar tak lagi gagal dalam mengelola utang
laiknya era krisis ekonomi 1998.

Kegagalan tersebut menuntut perubahan besar terhadap kehati-hatian
pengelolaan utang dan ketahanan sistem keuangan. Berbagai reformasi
kebijakan untuk meningkatkan ketahanan dan pertumbuhan ekonomi terus
dilakukan agar Indonesia tidak lagi terjerembab pada krisis yang serupa.

International Monetary Funds (IMF) pun mengingatkan negara-negara
berkembang untuk menjaga rasio utang. Karena ketidakpastian global masih
tinggi pada 2019, negara berkembang harus mempunyai kebijakan fiskal yang
mampu memastikan rasio utang negara berkembang tetap terjaga dan dalam
kondisi aman.

Rasio utang adalah perbandingan antara utang dengan pendapatan negara.
Pendapatan negara diwakili oleh Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Pendapatan
Indonesia saat ini mencapai Rp 14,7 ribu triliun atau Rp 54 juta per
individu. Pendapatan ini tentu lebih besar dibanding utang per individu.
Artinya kondisi utang Indonesia masih dapat dikembalikan oleh pendapatan.

Melihat ambang batas Undang-Undang yang mencapai 60% dari PDB, utang
Indonesia saat ini masih berada jauh di bawah batas tersebut. Pada 2018
Proyeksi Rasio Utang Indonesia sebesar 29.9% dari PDB. Rasio utang yang
masih di bawah mengindikasikan bahwa utang Indonesia masih dalam kondisi
aman. Walaupun demikian, terdapat hal yang perlu diperhatikan yaitu
terjadinya kecenderungan peningkatan rasio dalam 5 tahun terakhir dari 23%
pada 2012 menjadi 29.9%.

Apabila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, Rasio Utang
Indonesia masih berada dalam zona yang aman. Contohnya Brazil yang
mempunyai rasio utang yang sangat tinggi mencapai 88,4% dari total PDB.
Kemudian juga negara Asia Tenggara lain juga mempunyai rasio utang yang
lebih besar seperti Malaysia yang mempunyai rasio 55,1%, Thailand 41.9%,
dan Filipina yang mempunyai rasio 39.8%.

Pemanfaa

[GELORA45] Utang Luar Negeri Indonesia Tembus US$ 387,6 Miliar

2019-05-17 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Apakah tidak perlu diambil pusing jika hutang Luar negeri US$ 387,6 miliar
dan cadangan devisa hanya US$3,9 miliar, neraca perdangan defisit, APBN
juga defisit? Akan sangat menarik komentar penguasa rezim neo-Mojopahit
terhadap situasi tersebut.*



http://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/9202/utang_luar_negeri_indonesia_tembus_us__387_6_miliar



*Utang Luar Negeri Indonesia Tembus US$ 387,6 Miliar*

Jumat , 17 Mei 2019 | 15:00


JAKARTA - Bank Indonesia (BI) baru saja merilis data terbaru terkait jumlah
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan I 2019. Meski disebut
masih terkendali dengan struktur yang sehat, namun BI mencatat ada kenaikan
sebesar 7,9 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2019 tercatat sebesar 387,6 miliar
dolar AS yang terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 190,5
miliar dolar AS, serta utang swasta (termasuk BUMN) sebesar 197,1 miliar
dolar AS.

ULN Indonesia tersebut tumbuh 7,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan sebelumnya karena transaksi penarikan neto ULN
dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sehingga utang
dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS. "Peningkatan
pertumbuhan ULN terutama bersumber dari ULN sektor swasta, di tengah
relatif stabilnya pertumbuhan ULN pemerintah," tulis BI dalam keterangan
resmi yang dirilis, Jumat (17/5/2019).



Bank sentral menilai, pertumbuhan ULN pemerintah relatif stabil pada
triwulan I 2019. Hingga akhir triwulan I 2019, ULN pemerintah tercatat
187,7 miliar dolar AS atau tumbuh 3,6% (yoy), relatif stabil dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,3% (yoy).
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan arus masuk dana investor
asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan penurunan
outstanding SBN dalam valuta asing sejalan dengan pelunasan global bonds
yang jatuh tempo pada bulan Maret 2019.

"Hal ini menunjukkan kepercayaan investor asing yang tinggi terhadap
prospek perekonomian Indonesia. Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan
untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor
yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (18,8% dari total ULN
pemerintah), sektor konstruksi (16,3%), sektor jasa pendidikan (15,7%),
sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib
(15,1%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (14,4%)," papar BI.

BI juga mengungkapkan, ULN swasta pada triwulan I 2019 mengalami
peningkatan. Posisi ULN swasta pada akhir triwulan I 2019 tumbuh 12,8%
(yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya
sebesar 11,3% (yoy).

ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor
industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara
(LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat
sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,2%.

Secara keseluruhan BI menilai, struktur ULN Indonesia tetap sehat. Kondisi
tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan I 2019 yang relatif stabil sebesar
36,9%. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN
berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1% dari total ULN.

"Dengan perkembangan tersebut, meskipun ULN Indonesia mengalami
peningkatan, namun masih terkendali dengan struktur yang tetap sehat. Bank
Indonesia dan Pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan
ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan,
dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas
perekonomian," tulis BI. *(E-3)*


*Berita terkait:*


*Cadangan Devisa Turun 3,92 Miliar Dolar AS
*

   -

   *BI: Bunga Acuan Belum Mengetat*
   

   -

   *Sepanjang Maret Rupiah Melemah 0,27 Persen  *
   



[GELORA45] Utang Garuda Indonesia Menumpuk, Kapan Lunas dan Untung?

2019-04-11 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.harianterbit.com/ekonomi/read/105413/Utang-Garuda-Indonesia-Menumpuk-Kapan-Lunas-dan-Untung


*Utang Garuda Indonesia Menumpuk, Kapan Lunas dan Untung?*

Danial

Rabu, 10 April 2019 - 20:52 WIB

Garuda Indonesia

*Jakarta, HanTer - PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Tbk (GIAA) disebutkan
mencetak laba bersih sebesar US$809.846 atau sekitar Rp11,33 miliar (kurs
dolar Rp14.000) pada tahun 2018 lalu.*

Namun yang menjadi pertanyaan mengapa Garuda Indonesia bisa mencetak laba
tahun lalu? Sementara beban utang terus bertumpuk.

Untuk diketahui pada pendapatan usaha yang menjadi bisnis inti (core
business) perseroan, sebenarnya kinerja operasional Garuda Indonesia pada
tahun 2018 lalu tidak bisa dibilang baik. Tercatat, pendapatan usaha
maskapai pelat merah ini sebesar US$4,37 miliar dan masih di bawah beban
usaha yang sebesar US$4,57 miliar.

Menurut Deny Poerhadiyanto selaku Akuntan RNA 99, mengungkapkan kinerja
operasional Garuda Indonesia masih kurang bagus GIAA dan belum efisien
dalam menjalankan kegiatan usaha.

"Garuda Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang cukup berat pada tahun
lalu karena daya beli masyarakat terhadap tiket pesawat cenderung tetap,
namun tren komponen biaya terus menujukkan kenaikan," ujarnya kepada
wartawan di Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Sebelumnya, anggota Komisi VI DPR Inas Nasrullah Zubir juga menilai Garuda
terancam bangkrut lantaran utang Garuda terus bertambah sekitar Rp 3
triliun per tahun.

Salah satu utang itu ialah tunggakan avtur kepada Pertamina yang sudah
mencapai Rp 3,2 triliun, dimana utang sebesar itu disebabkan pembelian 139
satelit komunikasi, pesawat Airbus, dan Boeing 777-300 ER.

“Jual saja pesawat Airbus dan Boeing untuk mengurangi beban utang
perusahaan,” beber Inas.

Mengenai masalah ini, Komisi VI pun berencana memanggil Direktur Utama
Garuda I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra,

“Kami akan meminta klarifikasi soal utang mereka, termasuk dalam pembelian
pesawat dan juga cicilan pembayaran avtur," ujar Inas.

Sementara itu anggota Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto membenarkan
PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Tbk (GIAA) pada dasarnya memang rugi.
"Betul, Garuda memang merugi," kata Suryo dan menambahkan dalam waktu
dekat, Komisi VI DPR RI akan memanggil manajemen PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk dan menanyakan kinerja maskapai penerbangan pelat merah
tersebut.

Pihaknya juga ingin mendengarkan penjelasan dari pihak Garuda terkait
dengan kelanjutan pembelian pesawat produk Boeing seri 737 Max 8.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana membeli 50 pesawat seri 737 Max
8 dan baru terkirim satu unit sehingga masih tersisa 49 unit yang harus
dikirim oleh Boeing hingga tahun 2030.


*#UTANGGARUDA* 
*#GARUDAINDONESIA* 

   -



   *WHATSAPP*



   *FACEBOOK*
   




   *TWITTER*
   




   *GOOGLE+*
   



--


--


BACA JUGA :

   -

   *EKONOMI* | RABU, 10 APRIL 2019 - 20:52 WIB
   Utang Garuda Indonesia Menumpuk, Kapan Lunas dan Untung?
  

   --

   *NASIONAL* | RABU, 03 APRIL 2019 - 11:04 WIB
   Garuda Indonesia Siapkan 14 Pesawat Berbadan Lebar Untuk Penerbangan Haji
  

   --

   *EKONOMI* | MINGGU, 24 MARET 2019 - 09:50 WIB
   Garuda Indonesia Resmi Layani Rute Jakarta - Nagoya pp
  

   --

   *NASIONAL* | JUMAT, 22 MARET 2019 - 16:49 WIB
   Pengelola Kargo Garuda Dituding Putuskan Keagenan PT SJL Secara Sepihak
  

   --

   *EKONOMI* | JUMAT, 22 MARET 2019 - 15:09 WIB
   Garuda Indonesia Dukung Kualanamu Sebagai Hub Penerbangan Domestik
  Wilayah Barat dan Asia Tenggara
  

   --

[GELORA45] Utang Luar Negeri RI Naik Rp 77 Triliun

2019-03-15 Terurut Topik 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


https://finance.detik.com/moneter/d-4468697/utang-luar-negeri-ri-naik-rp-77-triliun?tag_from=wp_beritautama&_ga=2.168416097.1393028359.1552680490-811826014.1552680490

Jumat, 15 Mar 2019 13:39 WIB


 Utang Luar Negeri RI Naik Rp 77 Triliun

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Share *0* 
 
Tweet *0* 
 
Share *0* 
 
38 komentar 
 


Foto: Grandyos Zafna Foto: Grandyos Zafna
*Jakarta* - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) 
Indonesia pada akhir Januari 2019 mencapai US$ 383,3 miliar atau setara 
dengan Rp 5.366 triliun (kurs Rp 14.000).


Utang ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 
190,2 miliar setara dengan Rp 2.662 triliun, serta utang swasta termasuk 
BUMN sebesar US$ 193,1 miliar setara dengan Rp 2.703 triliun.


"Posisi ULN tersebut meningkat US$ 5,5 miliar atau setara dengan Rp 77 
triliun dibandingkan dengan posisi pada akhir periode sebelumnya karena 
neto transaksi penarikan ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah 
terhadap dolar AS sehingga utang dalam rupiah yang dimiliki oleh 
investor asing tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS," ujar 
keterangan resmi BI dikutip, Jumat (15/3/2019).


Secara tahunan, ULN Indonesia Januari 2019 tumbuh 7,2% (yoy), relatif 
stabil dibandingkan dengan pertumbuhan periode sebelumnya. Pertumbuhan 
ULN yang relatif stabil tersebut sejalan dengan peningkatan pertumbuhan 
ULN pemerintah di tengah perlambatan pertumbuhan ULN swasta.


*Baca juga: *Rating Utang Indonesia Tetap, Gubernur BI Sebut Bukti 
Ekonomi RI Kuat 




ULN pemerintah sedikit meningkat pada Januari 2019. Posisi ULN 
pemerintah pada Januari 2019 sebesar US$ 187,2 miliar atau tumbuh 3,7% 
(yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya 
sebesar 3,1% (yoy).


Pertumbuhan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh arus masuk dana 
investor asing di pasar SBN domestik selama Januari 2019, yang 
menunjukkan peningkatan kepercayaan investor asing terhadap kondisi 
perekonomian Indonesia.


*Baca juga: *Sri Mulyani Ingin Perusahaan di RI Adil Perlakukan Wanita 
dan Pria 




Kenaikan posisi ULN pemerintah memberikan kesempatan lebih besar bagi 
Pemerintah dalam pembiayaan belanja negara dan investasi pemerintah. 
"Sektor-sektor prioritas yang dibiayai melalui ULN pemerintah antara 
lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, sektor konstruksi, 
sektor jasa pendidikan, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan 
jaminan sosial wajib, serta sektor jasa keuangan dan asuransi," tulis 
BI. *(kil/zlf)*








[GELORA45] Utang Inalum Membengkak 5 Kali Lipat Usai Akuisisi Freeport

2019-02-15 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]


Utang Inalum Membengkak 5 Kali Lipat Usai Akuisisi Freeport

Penulis: Fariha Sulmaihati

Editor: Arnold Sirait
 1/2/2019, 22.29 WIB   
   - 
    
   - 
    
   - 
    
   - 
    
   - 
    
   - 
    
   - 

Utang Inalum saat ini tercatat Rp 72,7 triliun


ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA


Utang PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sepanjang tahun 2018 meningkat 
lima kali lipat dari periode sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah pinjaman 
untuk mengakuisisi saham divestasi PT Freeport Indonesia.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan utang perusahaannya 
sebagai holding selama tahun 2018 mencapai Rp 72,7 triliun, padahal tahun lalu 
hanya Rp 14 triliun. Tak hanya itu, jumlah rasio utang terhadap ekuitas (debt 
to equity ratio/DER) juga melonjak empat kali lipat lebih dari 21% menjadi 98%.
Seperti diketahui, November 2018, Inalum menerbitkan obligasi senilai US$ 4 
miliar atau Rp 58,4 triliun guna membayar divestasi saham PTFI. Penerbitan 
obligasi itu dicatatkan di Amerika Serikat (AS).

Obligasi global tersebut dalam empat seri. Seri pertama dengan nilai pokok US$ 
1 miliar memiliki tenor tiga tahun atau jatuh tempo pada 2021 dengan bunga 
5,5%. Seri kedua dengan nilai pokok US$ 1,25 miliar bertenor lima tahun atau 
jatuh tempo 2023 dengan bunga 6%.

Seri ketiga dengan nilai pokok US$ 1 miliar memiliki tenor 10 tahun atau jatuh 
tempo 2028 menawarkan bunga 6,875%. Seri keempat dengan nilai pokok US$ 750 
juta bertenor 30 tahun atau jatuh tempo 2048 dengan bunga 7,375%.

Di sisi lain, kas perusahaan sepanjang tahun 2018 sudah mencapai Rp 23 triliun 
atau meningkat 25% dari periode 2017 sebesar Rp 18,3 triliun. “Kami telah 
berhasil akusisi Freeport jadi meningkat dan sekarang perusahaan yang berada 
dibawah Inalum bertambah," kata dia, di Jakarta, Jumat (1/2).

Penambahan kas ini juga karena peningkatan penjualan anak usahanya. Penyumbang 
terbesar berasal dari anak usahanya yaitu PT Bukit Asam Tbk, dan PT Aneka 
Tambang Tbk (Antam).

(Baca: Inalum Bentuk Lembaga Riset untuk Percepat Hilirisasi Pertambangan)

Selain kas, aset Inalum tahun 2018 melejit hingga RP 162 triliun atau meningkat 
74% dari periode 2017 yaitu Rp 74 triliun. EBITDA mencapai 4,56 kali atau naik 
299% dari sebelumnya 1,1 kali. Adapun, laba tahun 2018, tercatat lebih dari Rp 
8 triliun.



[GELORA45] Utang

2019-01-30 Terurut Topik Awind j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]



http://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1432-utang


 /*Utang*/

Penulis: *Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group* Pada: Rabu, 30 Jan 
2019, 05:30 WIB podium 


Utang 
 



MAHATMA Gandhi sejak lama mengingatkan kita akan tujuh hal yang harus 
diperhatikan. Salah satunya ialah perlunya berpolitik dengan prinsip. 
Apalagi, politik umumnya dijalankan orang-orang yang terdidik. Kita 
harus menyadari, pengetahuan itu harus dijalankan dengan karakter. 
Bahkan, ilmu pengetahuan harus mempertimbangkan nilai kemanusiaan.


Hari-hari ini kita justru melihat hal-hal yang bertentangan dengan 
prinsip-prinsip tersebut. Di tengah upaya perebutan kekuasaan, kita 
melihat yang banyak muncul justru irasionalitas. Demi menonjolkan calon 
yang dijagokan, para cerdik cendekia melontarkan pemikiran yang menyesatkan.


Salah satunya ialah soal utang negara. Seakan-akan pemerintah sekarang 
gemar menarik utang. Bahkan ada yang melontarkan, bunganya mencekik 
leher karena sampai 11,25%. Kenyataannya, imbal hasil utang dolar AS 
untuk tenor 10 tahun hanya 4,24%.


Utang yang digembar-gemborkan lebih Rp4.250 triliun itu sebenarnya 
merupakan akumulasi utang negara. Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla 
selama empat tahun pemerintahannya hanya menambah utang sekitar Rp1.625 
triliun.


Sejak Indonesia merdeka, pemerintah terpaksa menutup kebutuhan belanja 
negara dengan utang karena penerimaan negara yang tidak mencukupi untuk 
kebutuhan biaya rutin dan biaya pembangunan. Pada era Orde Baru dengan 
istilah anggaran berimbang, utang disebut sebagai penerimaan luar negeri.


Pada masa Orde Baru, kita sebenarnya beruntung karena menerima pinjaman 
dari lembaga keuangan internasional dengan bunga rendah dan masa 
tenggang pembayaran cukup panjang. Hanya, karena aturan dari pemberi 
donor yang terlalu ketat serta akuntabilitas yang rendah, kita kemudian 
menolak pinjaman baik yang berasal dari Bank Dunia, apalagi Dana Moneter 
Internasional.


Setelah era reformasi, kita ingin lebih berdaulat untuk menutup defisit 
anggaran. Namun, yang namanya gengsi itu tidak ada yang gratis. Karena 
kita mencari utang dari pasar, bunganya dikaitkan dengan country risk. 
Rating yang dikeluarkan lembaga, seperti Standard & Poor’s atau Moody’s, 
menjadi ukuran tingginya tingkat suku bunga.


Pada saat krisis keuangan global 2008, kita sempat harus membayar bunga 
yang mahal sekitar 11,25%. Masalahnya rating kita saat itu belum masuk 
layak investasi. Dengan perbaikan pengelolaan keuangan negara, rating 
kita sekarang sudah masuk kelompok layak investasi dan otomatis bunga 
yang harus dibayarkan lebih rendah.


Meskipun demikian, utang yang ditarik otomatis menjadi beban kepada 
negara karena utang dari pasar tidak mengenal masa tenggang pembayaran. 
Begitu surat utang negara dikeluarkan, sebulan kemudian negara sudah 
harus membayarkan bunganya.


Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, 
Nufransa Wira Sakti, menjelaskan, pengelolaan utang negara tetap 
dilakukan berhati-hati. Besaran utang selalu dibicarakan bersama Dewan 
Perwakilan Rakyat pada saat pembahasan Undang-Undang APBN. Selama ini 
utang negara terkelola dengan baik terlihat dari jumlah pembayaran utang 
selama empat tahun terakhir yang mencapai Rp1.600 triliun.


Utang negara umumnya dipakai untuk membangun barang kebutuhan publik 
(public goods). Tugas utama pemerintah di mana pun ialah menyediakan 
barang kebutuhan publik, mulai jalan, bendungan, saluran irigasi, air 
bersih, hingga listrik.


Sepanjang tersedia barang kebutuhan publik yang lebih baik dan negara 
mempunyai kemampuan membayar kembali utangnya, sebenarnya tidak ada yang 
salah dengan utang itu. Korea Selatan dan Tiongkok memanfaatkan utang 
dari Bank Dunia, bahkan untuk membangun rel kereta, memperbaiki sistem 
drainase, dan juga pendidikan. Dengan itulah kemudian mereka meraih 
kemajuan.


Kalau kita bangsa yang cerdas, kita seharusnya tidak fobia terhadap 
utang dari lembaga keuangan internasional. Apalagi, kita ialah negara 
anggota yang setiap tahun membayar iuran sehingga berhak untuk 
memanfaatkan dana yang tersedia. Bahwa ada pengalaman buruk masa Orde 
Baru, kita perbaiki saja tata cara penggunaannya. Tidak perlu kita 
membakar rumah untuk menangkap tikus di dalamnya.


Sungguh aneh kalau kita sekarang lebih berkutat kepada pemahaman sempit 
tentang utang. Seakan berutang itu merupakan persoalan yang tabu. 
Apalagi, hanya untuk kepentingan politik yang dipersepsikan bahwa 
pemerintah sekarang gemar berutang, tetapi melepaskan konteks besar 
utang itu sendiri.


Tepatlah kalau kita mencamkan kembali tujuh dosa sosial yang disamp

Re: [GELORA45] Utang Wowo

2019-01-29 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
 Jelas Prabowo utang nyawa!! Apa Jokowi tidak utang nyawa?? Ingat 41 petani 
yang mati dalam konflik tanah tahun 2018!! Ini yang saya bilang pendukung 
Jokowi dengan sengaja menutup matanya akan kejahatan Jokowi
On Tuesday, January 29, 2019, 4:58:33 PM GMT+1, Jonathan Goeij 
jonathango...@yahoo.com [GELORA45]  wrote:  
 
     

Kurang paham ceritanya, dibawah disebutkan asal utang karena "1. Prabowo 
membeli perusahaan bermasalah bernama PT Kiani Kertas dari Bob Hasan" yg 
kemudian bikin terperosok sedemikian dalam. Lha apa waktu beli itu tidak 
diketahui berapa utang dan piutang perusahaan tsb. Juga namanya PT alias 
Perseroan Terbatas yg tanggung jawabnya terbatas pada modal/saham yg dimiliki 
saja.
Juga cerita ini muncul cuman pada saat mendekati pemilu, setelah pemilu lewat 
cerita hilang.

---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

Apa benar : Wowo utang nyowo ??
Pada tanggal Sel, 29 Jan 2019 pukul 15.22 Chalik Hamid chalik.hamid@ 
[GELORA45]  menulis:





Bambang Djalisnetra
Kemarin pukul 01.18 · 
BUKTI UTANG WOWOK

Keputusan Pengadilan Niaga� No. 20/PKPU/2011/PN Niaga, membuat Prabowo menjadi 
satu-satunya calon Presiden dengan beban utang senilai Rp 7,6 triliun.

Begini fakta-faktanya:

1. Prabowo membeli perusahaan bermasalah bernama PT Kiani Kertas dari Bob Hasan

2. PT Kiani Kertaskemudian diubah namanya menjadi PT Kertas Nusantara

3. Praktek penggantian nama ini wajar dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan 
yang bermasalah

4. Tanggal 18 Mei 2011 PT Multi Alphabet Dinamika mengajukan Permohonan 
Pernyataan Pailit atas PT Kiani Kertas di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 
dengan nomor register perkara 31/Pailit/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst.

5. PT Kiani Kertas sendiri memohon PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) 
pada tanggal 1 Juni 2011 dengan nomor register perkara 
20/PKPU/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst.

6. Hal ini merupakan teknik untuk menghindarkan diri dari kepalitian 
berdasarkan ketentuan Pasal 222 ayat (2) jo. Pasal 229 ayat (3) Undang-Undang 
No. 37 Tahun 2004 tentang Kepalitan dan PKPU.

7. Jika PT Kiani pailit, maka Prabowo tidak berwenang untuk mengatur 
kekayaannya di dalam PT Kiani.
Pengadilan Negeri Jakpus mengabulkan PKPU tersebut pada tanggal 9 Juni 2011

8. Sialnya, PT Kiani Kertas diwajibkan untuk mengumumkan kasus kepailitannya 
ini di harian KOMPAS dan Kaltim Pos pada tanggal 20 Juni 2011

9. Pengumuman tersebut memancing munculnya 191 pihak kreditur dengan maksud 
untuk menagih utang kepada PT Kiani Kertas, sehingga perkara berlanjut.

10. Proses rapat dan verifikasi yang panjang menyusutkan jumlah kreditur dari 
191 pihak menjadi 121 pihak.

11. Rapat puncak verifikasi pada tanggal 14 Juli 2011 di mana 121 pihak 
kreditur hadir..

12. Perdamaian telah disepakati bersama dengan mekanisme voting oleh para 
kreditur.

13. Voting terpaksa dilakukan karena Prabowo menolak membayar bunga utang.

14. Rapat verifikasi sebelum rapat final: utang total PT Kiani adalah senilai 
Rp 14.288.684.006.767, 35 (hampir Rp 14,3 triliun).

15. Akhirnya PT Kiani Kertas hanya menanggung hutang pokok saja yakni senilai 
Rp 7.607.107.644.166, 64 (lebih dari Rp 7,6 triliun).

16. Utang disepakati untuk diselesaikan sampai 20 tahun ke depan, yakni sampai 
tahun 2031..

17. Bagaimana jika di tengah jalan PT Kiani Kertas gagal melaksanakan isi 
perjanjian perdamaian dengan 1 kali saja tidak membayar cicilan utang?

Jawaban: UU Kepailitan dan PKPU mengatur bahwa PT Kiani Kertas dapat langsung 
dipailitkan jika ada kreditur yang mengajukan pembatalan perdamaiannya karena 
PT Kiani Kertas melanggar kesepakatan.

18. Jika terpilih, maka Prabowo akan menjadi Presiden RI dengan tanggungan 
hutang senilai lebih dari Rp 7,6 triliun.

19. Perusahaan bermasalah = pemilik bermasalah, perusahaan kaya = pemilik kaya.

20. PT Kiani bermasalah = Prabowo bermasalah, PT Kiani kaya = Prabowo kaya.

21. Ahli hukum bernama Lord Acton menyatakan bahwa “power tends to corrupt, 
absolute power corrupts absolutly.”

22. Berdasarkan pendapat tersebut, Prabowo akan menggunakan kekuasaannya 
sebagai presiden untuk menyelesaikan permasalahan pribadinya.
..
..
..
Erri Subakti



  #yiv7198159293 #yiv7198159293 -- #yiv7198159293ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv7198159293 
#yiv7198159293ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv7198159293 
#yiv7198159293ygrp-mkp #yiv7198159293hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv7198159293 #yiv7198159293ygrp-mkp #yiv7198159293ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv7198159293 #yiv7198159293ygrp-mkp .yiv7198159293ad 
{padding:0 0;}#yiv7198159293 #yiv7198159293ygrp-mkp .yiv7198159293ad p 
{margin:0;}#yiv7198159293 #yiv7198159293ygrp-mkp .yiv7198159293ad a 
{color:#ff;text-decoration:none;}#yiv7198159293 #yiv7198159293ygrp-sponsor 
#yiv7198159293ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv7198159293 
#yiv7198159293ygrp-sponsor #yiv7198159293ygrp-lc #yiv7198159293hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:

Re: [GELORA45] Utang Wowo

2019-01-29 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
Kurang paham ceritanya, dibawah disebutkan asal utang karena "1. Prabowo 
membeli perusahaan bermasalah bernama PT Kiani Kertas dari Bob Hasan" yg 
kemudian bikin terperosok sedemikian dalam. Lha apa waktu beli itu tidak 
diketahui berapa utang dan piutang perusahaan tsb. Juga namanya PT alias 
Perseroan Terbatas yg tanggung jawabnya terbatas pada modal/saham yg dimiliki 
saja.
Juga cerita ini muncul cuman pada saat mendekati pemilu, setelah pemilu lewat 
cerita hilang.

---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

Apa benar : Wowo utang nyowo ??
Pada tanggal Sel, 29 Jan 2019 pukul 15.22 Chalik Hamid chalik.hamid@ 
[GELORA45]  menulis:





Bambang Djalisnetra
Kemarin pukul 01.18 · 
BUKTI UTANG WOWOK

Keputusan Pengadilan Niaga� No. 20/PKPU/2011/PN Niaga, membuat Prabowo menjadi 
satu-satunya calon Presiden dengan beban utang senilai Rp 7,6 triliun.

Begini fakta-faktanya:

1. Prabowo membeli perusahaan bermasalah bernama PT Kiani Kertas dari Bob Hasan

2. PT Kiani Kertaskemudian diubah namanya menjadi PT Kertas Nusantara

3. Praktek penggantian nama ini wajar dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan 
yang bermasalah

4. Tanggal 18 Mei 2011 PT Multi Alphabet Dinamika mengajukan Permohonan 
Pernyataan Pailit atas PT Kiani Kertas di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 
dengan nomor register perkara 31/Pailit/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst.

5. PT Kiani Kertas sendiri memohon PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) 
pada tanggal 1 Juni 2011 dengan nomor register perkara 
20/PKPU/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst.

6. Hal ini merupakan teknik untuk menghindarkan diri dari kepalitian 
berdasarkan ketentuan Pasal 222 ayat (2) jo. Pasal 229 ayat (3) Undang-Undang 
No. 37 Tahun 2004 tentang Kepalitan dan PKPU.

7. Jika PT Kiani pailit, maka Prabowo tidak berwenang untuk mengatur 
kekayaannya di dalam PT Kiani.
Pengadilan Negeri Jakpus mengabulkan PKPU tersebut pada tanggal 9 Juni 2011

8. Sialnya, PT Kiani Kertas diwajibkan untuk mengumumkan kasus kepailitannya 
ini di harian KOMPAS dan Kaltim Pos pada tanggal 20 Juni 2011

9. Pengumuman tersebut memancing munculnya 191 pihak kreditur dengan maksud 
untuk menagih utang kepada PT Kiani Kertas, sehingga perkara berlanjut.

10. Proses rapat dan verifikasi yang panjang menyusutkan jumlah kreditur dari 
191 pihak menjadi 121 pihak.

11. Rapat puncak verifikasi pada tanggal 14 Juli 2011 di mana 121 pihak 
kreditur hadir..

12. Perdamaian telah disepakati bersama dengan mekanisme voting oleh para 
kreditur.

13. Voting terpaksa dilakukan karena Prabowo menolak membayar bunga utang.

14. Rapat verifikasi sebelum rapat final: utang total PT Kiani adalah senilai 
Rp 14.288.684.006.767, 35 (hampir Rp 14,3 triliun).

15. Akhirnya PT Kiani Kertas hanya menanggung hutang pokok saja yakni senilai 
Rp 7.607.107.644.166, 64 (lebih dari Rp 7,6 triliun).

16. Utang disepakati untuk diselesaikan sampai 20 tahun ke depan, yakni sampai 
tahun 2031.

17. Bagaimana jika di tengah jalan PT Kiani Kertas gagal melaksanakan isi 
perjanjian perdamaian dengan 1 kali saja tidak membayar cicilan utang?

Jawaban: UU Kepailitan dan PKPU mengatur bahwa PT Kiani Kertas dapat langsung 
dipailitkan jika ada kreditur yang mengajukan pembatalan perdamaiannya karena 
PT Kiani Kertas melanggar kesepakatan.

18. Jika terpilih, maka Prabowo akan menjadi Presiden RI dengan tanggungan 
hutang senilai lebih dari Rp 7,6 triliun.

19. Perusahaan bermasalah = pemilik bermasalah, perusahaan kaya = pemilik kaya.

20. PT Kiani bermasalah = Prabowo bermasalah, PT Kiani kaya = Prabowo kaya.

21. Ahli hukum bernama Lord Acton menyatakan bahwa “power tends to corrupt, 
absolute power corrupts absolutly.”

22. Berdasarkan pendapat tersebut, Prabowo akan menggunakan kekuasaannya 
sebagai presiden untuk menyelesaikan permasalahan pribadinya.
..
..
..
Erri Subakti





Re: [GELORA45] Utang Wowo

2019-01-29 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Apa benar : Wowo utang nyowo ??

Pada tanggal Sel, 29 Jan 2019 pukul 15.22 Chalik Hamid
chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]  menulis:

>
>
> Bambang Djalisnetra
> 
> 
> Kemarin pukul 01.18
> 
>  ·
>
> BUKTI UTANG WOWOK
>
> Keputusan Pengadilan Niaga� No. 20/PKPU/2011/PN Niaga, membuat Prabowo
> menjadi satu-satunya calon Presiden dengan beban utang senilai Rp 7,6
> triliun.
>
> Begini fakta-faktanya:
>
> 1. Prabowo membeli perusahaan bermasalah bernama PT Kiani Kertas dari Bob
> Hasan
>
> 2. PT Kiani Kertaskemudian diubah namanya menjadi PT Kertas Nusantara
>
> 3. Praktek penggantian nama ini wajar dilakukan terhadap
> perusahaan-perusahaan yang bermasalah
>
> 4. Tanggal 18 Mei 2011 PT Multi Alphabet Dinamika mengajukan Permohonan
> Pernyataan Pailit atas PT Kiani Kertas di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
> dengan nomor register perkara 31/Pailit/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst.
>
> 5. PT Kiani Kertas sendiri memohon PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran
> Utang) pada tanggal 1 Juni 2011 dengan nomor register perkara
> 20/PKPU/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst.
>
> 6. Hal ini merupakan teknik untuk menghindarkan diri dari kepalitian
> berdasarkan ketentuan Pasal 222 ayat (2) jo. Pasal 229 ayat (3)
> Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepalitan dan PKPU.
>
> 7. Jika PT Kiani pailit, maka Prabowo tidak berwenang untuk mengatur
> kekayaannya di dalam PT Kiani.
> Pengadilan Negeri Jakpus mengabulkan PKPU tersebut pada tanggal 9 Juni 2011
>
> 8. Sialnya, PT Kiani Kertas diwajibkan untuk mengumumkan kasus
> kepailitannya ini di harian KOMPAS dan Kaltim Pos pada tanggal 20 Juni 2011
>
> 9. Pengumuman tersebut memancing munculnya 191 pihak kreditur dengan
> maksud untuk menagih utang kepada PT Kiani Kertas, sehingga perkara
> berlanjut.
>
> 10. Proses rapat dan verifikasi yang panjang menyusutkan jumlah kreditur
> dari 191 pihak menjadi 121 pihak.
>
> 11. Rapat puncak verifikasi pada tanggal 14 Juli 2011 di mana 121 pihak
> kreditur hadir..
>
> 12. Perdamaian telah disepakati bersama dengan mekanisme voting oleh para
> kreditur.
>
> 13. Voting terpaksa dilakukan karena Prabowo menolak membayar bunga utang..
>
> 14. Rapat verifikasi sebelum rapat final: utang total PT Kiani adalah
> senilai Rp 14.288.684.006.767, 35 (hampir Rp 14,3 triliun).
>
> 15. Akhirnya PT Kiani Kertas hanya menanggung hutang pokok saja yakni
> senilai Rp 7.607.107.644.166, 64 (lebih dari Rp 7,6 triliun).
>
> 16. Utang disepakati untuk diselesaikan sampai 20 tahun ke depan, yakni
> sampai tahun 2031.
>
> 17. Bagaimana jika di tengah jalan PT Kiani Kertas gagal melaksanakan isi
> perjanjian perdamaian dengan 1 kali saja tidak membayar cicilan utang?
>
> Jawaban: UU Kepailitan dan PKPU mengatur bahwa PT Kiani Kertas dapat
> langsung dipailitkan jika ada kreditur yang mengajukan pembatalan
> perdamaiannya karena PT Kiani Kertas melanggar kesepakatan.
>
> 18. Jika terpilih, maka Prabowo akan menjadi Presiden RI dengan tanggungan
> hutang senilai lebih dari Rp 7,6 triliun.
>
> 19. Perusahaan bermasalah = pemilik bermasalah, perusahaan kaya = pemilik
> kaya.
>
> 20. PT Kiani bermasalah = Prabowo bermasalah, PT Kiani kaya = Prabowo kaya.
>
> 21. Ahli hukum bernama Lord Acton menyatakan bahwa “power tends to
> corrupt, absolute power corrupts absolutly.”
>
> 22. Berdasarkan pendapat tersebut, Prabowo akan menggunakan kekuasaannya
> sebagai presiden untuk menyelesaikan permasalahan pribadinya.
> .
> .
> .
> Erri Subakti
>
> 
>


[GELORA45] Utang Wowo

2019-01-29 Terurut Topik Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]

Bambang Djalisnetra
Kemarin pukul 01.18 · 
BUKTI UTANG WOWOK

Keputusan Pengadilan Niaga� No. 20/PKPU/2011/PN Niaga, membuat Prabowo menjadi 
satu-satunya calon Presiden dengan beban utang senilai Rp 7,6 triliun.

Begini fakta-faktanya:

1. Prabowo membeli perusahaan bermasalah bernama PT Kiani Kertas dari Bob Hasan

2. PT Kiani Kertaskemudian diubah namanya menjadi PT Kertas Nusantara

3. Praktek penggantian nama ini wajar dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan 
yang bermasalah

4. Tanggal 18 Mei 2011 PT Multi Alphabet Dinamika mengajukan Permohonan 
Pernyataan Pailit atas PT Kiani Kertas di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 
dengan nomor register perkara 31/Pailit/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst.

5. PT Kiani Kertas sendiri memohon PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) 
pada tanggal 1 Juni 2011 dengan nomor register perkara 
20/PKPU/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst.

6. Hal ini merupakan teknik untuk menghindarkan diri dari kepalitian 
berdasarkan ketentuan Pasal 222 ayat (2) jo. Pasal 229 ayat (3) Undang-Undang 
No. 37 Tahun 2004 tentang Kepalitan dan PKPU.

7. Jika PT Kiani pailit, maka Prabowo tidak berwenang untuk mengatur 
kekayaannya di dalam PT Kiani.
Pengadilan Negeri Jakpus mengabulkan PKPU tersebut pada tanggal 9 Juni 2011

8. Sialnya, PT Kiani Kertas diwajibkan untuk mengumumkan kasus kepailitannya 
ini di harian KOMPAS dan Kaltim Pos pada tanggal 20 Juni 2011

9. Pengumuman tersebut memancing munculnya 191 pihak kreditur dengan maksud 
untuk menagih utang kepada PT Kiani Kertas, sehingga perkara berlanjut.

10. Proses rapat dan verifikasi yang panjang menyusutkan jumlah kreditur dari 
191 pihak menjadi 121 pihak.

11. Rapat puncak verifikasi pada tanggal 14 Juli 2011 di mana 121 pihak 
kreditur hadir.

12. Perdamaian telah disepakati bersama dengan mekanisme voting oleh para 
kreditur.

13. Voting terpaksa dilakukan karena Prabowo menolak membayar bunga utang.

14. Rapat verifikasi sebelum rapat final: utang total PT Kiani adalah senilai 
Rp 14.288.684.006.767, 35 (hampir Rp 14,3 triliun).

15. Akhirnya PT Kiani Kertas hanya menanggung hutang pokok saja yakni senilai 
Rp 7.607.107.644.166, 64 (lebih dari Rp 7,6 triliun).

16. Utang disepakati untuk diselesaikan sampai 20 tahun ke depan, yakni sampai 
tahun 2031.

17. Bagaimana jika di tengah jalan PT Kiani Kertas gagal melaksanakan isi 
perjanjian perdamaian dengan 1 kali saja tidak membayar cicilan utang?

Jawaban: UU Kepailitan dan PKPU mengatur bahwa PT Kiani Kertas dapat langsung 
dipailitkan jika ada kreditur yang mengajukan pembatalan perdamaiannya karena 
PT Kiani Kertas melanggar kesepakatan.

18. Jika terpilih, maka Prabowo akan menjadi Presiden RI dengan tanggungan 
hutang senilai lebih dari Rp 7,6 triliun.

19. Perusahaan bermasalah = pemilik bermasalah, perusahaan kaya = pemilik kaya.

20. PT Kiani bermasalah = Prabowo bermasalah, PT Kiani kaya = Prabowo kaya.

21. Ahli hukum bernama Lord Acton menyatakan bahwa “power tends to corrupt, 
absolute power corrupts absolutly.”

22. Berdasarkan pendapat tersebut, Prabowo akan menggunakan kekuasaannya 
sebagai presiden untuk menyelesaikan permasalahan pribadinya.
..
..
..
Erri Subakti


[GELORA45] Utang Terus Terbang

2019-01-11 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]


 

 

 Utang Terus Terbang - Oleh : Edy Mulyadi, Direktur Program Centre for Economic 
and Democracy Studies (CEDeS) 
http://www.neraca.co.id/article/111381/utang-terus-terbang-oleh-edy-mulyadi-direktur-program-centre-for-economic-and-democracy-studies-cedes
 
 Oleh: agus mansur Sabtu, 12/01/2019
 

 

 Dari sini, saya coba paparkan kegagalan Jokowi dalam membangun kesejahteraan 
rakyat Indonesia. Indikatornya, antara lain jebloknya prestasi di bidang 
pengentasan kemiskinan (rakyat makin miskin), ketimpangan yang ekstrim, dan 
pembangunan indeks manusia (IPM) yang justru merosot.
 Dari sisi makro, kegagalan Jokowi juga ditandai dengan meroketnya utang luar 
negeri. Pada Oktober 2014 utang Pemerintah berjumlah Rp2.608 triliun. Lalu 
membengkak jadi Rp4.253 triliun pada Juli 2018. Artinya, ada kenaikan Rp1.645 
triliun atau 63%. Sebaliknya, pertumbuhan PDB pada periode yang sama hanya naik 
sekitar 32%. Dengan kata lain, utang pemerintah melonjak hampir2 kali lipat 
ketimbang peningkatan PDB. Angka ini juga jauh melampaui kenaikan pendapatan 
pajak dan pertumbuhan PDB. Yang membuat miris, para menteri ekonomi bagai tidak 
peduli, bahwa utang ribuan triliun tadi menjadi beban rakyat hari ini dan anak 
cucunya di masa depan.
 Bukti lain kegagalan Jokowi adalah, dalam empat tahun kekuasaannya, Jokowi 
‘sukses’ membawa Indonesia menjadi salah satu negara paling oligarkis. Jeffrey 
Winters (2017) dan Arif Budimanta (2018) menyebut, setiap 1 dari 40 orang 
terkaya memiliki aset 584.478 kali lipat dari rata-rata pendapatan per orang. 
Mereka bukan cuma memonopoli penguasaan aset ekonomi, tapi juga merambah 
struktur politik di pelbagai tingkat, baik di eksekutif maupun legislatif. 
Akibiatnya, korupsi merajalela dan ketimpangan semakin parah.
 Pada seri ke-2 kali ini, pembahasan akan ditekankan pada utang yang jumlahnya 
sudah amat mengkhawatirkan. Para ekonom yang masih punya nurani sudah lama 
berteriak utang Indonesia sudah memasuki fase berbahaya. Rizal Ramli, ekonom 
senior yang juga Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, setidaknya 
sejak setahun silam menyatakan utang Indonesia sudah lampu kuning.
 Kendati demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani selalu abai dengan berbagai 
peringatan itu. Dia bahkan berkali-kali mengklaim utang Indonesia masih aman 
karena rasionya masih jauh dari 60% PDB. Dengan enteng, dia juga menyatakan 
mampu mengelola APBN denganprudent.
 Padahal sepanjang periode 2014-2017, rasio utang luar negeri terhadap PDB 
mengalami tren naik. Pada 2014, rasionya 32,95% dan menjadi 34,79% pada 2017. 
Bahkan pada 2015, angkanya melonjak jadi 36,09%.
 Pemerintah selalu saja menjadikan rasio utang dengan PDB sebagai dalih bahwa 
negeri ini baik-baik saja. UU Keuangan Negara no 17/2003 memang memberi batas 
maksimal rasio utang dan PDB sebesar 60%. Jadi, kalau hari ini rasionya masih 
di kisaran 30%, wajar jika Pemerintah merasa masih aman.
 Batasan rasio utang terhadap PDB yang 60% itu benar-benar menjadi area 
superlega bagi Pemerintah untuk bermanuver menangguk utang, lagi dan lagi. 
Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) yang dirilis Bank Indonesia (BI) 
pada Desemnber 2018, menyebut jumlah utang luar negeri (ULN) kita sampai akhir 
Oktober 2018 tercatat US$360,5. Dengan kurs BI hari ini (Rabu, 2/1) yang 
Rp14.465, total utang itu setara dengan Rp5.215 triliun.
 
 Rp5.215 triliun tentu bukan angka yang kecil. Ini adalah jumlah yang teramat 
besar. Dengan populasi penduduk yang sekitar 260 jiwa, maka tiap WNI menanggung 
utang tidak kurang dari 20 juta.


Fwd: [GELORA45] Utang luar negeri Indonesia naik 5,3 persen jadi Rp5.227 triliun

2018-12-17 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]




 轉寄郵件 
主旨: 	[GELORA45] Utang luar negeri Indonesia naik 5,3 persen jadi Rp5.227 
triliun

日期: Mon, 17 Dec 2018 16:41:57 +0100
從:  Awind j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45] 








https://www.antaranews.com/berita/778837/utang-luar-negeri-indonesia-naik-

53-persen-jadi-rp5227-triliun


 Utang luar negeri Indonesia naik 5,3 persen jadi Rp5.227 triliun

Senin, 17 Desember 2018 19:33 WIB

Utang luar negeri Indonesia naik 5,3 persen jadi Rp5.227 triliun

Illustrasi: Petugas menata tumpukan uang rupiah dan dolar Amerika di 
cash center Bank Mandiri, Jakarta (ANTARA /Sigid Kurniawan)


Utang luar negeri Indonesia akhir Oktober 2018 terdiri dari utang 
pemerintah dan bank sentral sebesar 178,3 miliar dolar AS, serta utang 
swasta termasuk BUMN sebesar 182,2 miliar dolar AS


Jakarta (ANTARA News) - Utang luar negeri Indonesia meningkat 5,3 persen 
pada akhir Oktober 2018 menjadi sekitar Rp5.227 triliun atau 360,5 
miliar dolar AS (asumsi kurs Rp 14.500), berdasarkan pernyataan Bank 
Indonesia, di Jakarta, Senin.


Jika dibandingkan dengan September 2018 yang sebesar 359,7 miliar dolar 
AS, utang luar negeri (ULN) Indonesia juga naik 0,19 persen.


"Utang luar negeri Indonesia akhir Oktober 2018 terdiri dari utang 
pemerintah dan bank sentral sebesar 178,3 miliar dolar AS, serta utang 
swasta termasuk BUMN sebesar 182,2 miliar dolar AS," tulis Bank Sentral 
dalam Statistik Utang Luar Negeri Indonesia.


Secara rinci, ULN pemerintah mencapai 175,4 miliar dolar AS, naik 3,3 
persen (yoy), sedangkan ULN bank sentral mencapai 2,9 miliar dolar AS.


Untuk ULN swasta termasuk BUMN mencapai 182,2 miliar dolar AS atau naik 
7,7 persen (yoy).


Hingga akhir Oktober 2018, ULN swasta tersebut terdiri dari lembaga 
keuangan bank sebesar 32,5 miliar dolar AS dan lembaga keuangan bukan 
bank sebesar 10 miliar dolar AS. Sementara debitur bukan lembaga 
keuangan sebesar 139,6 miliar dolar AS.


Posisi ULN swasta pada akhir Oktober 2018 tumbuh 7,7 persen (yoy), 
meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,7 persen 
(yoy), terutama didorong oleh pertumbuhan ULN pada sektor pengadaan 
listrik, gas, uap/air panas (LGA).


ULN swasta tersebut sebagian besar dimiliki oleh sektor jasa keuangan 
dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor LGA, serta sektor 
pertambangan dan penggalian.


Meski meningkat, BI memandang perkembangan ULN Indonesia tetap 
terkendali dengan struktur yang sehat,  di antaranya karena rasio ULN 
Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di kisaran 34 persen per 
akhir September 2018.


Angka itu masih di bawah batas maksimal menurut Undang-Undang (UU) Nomor 
17 Tahun 2003 sebesar 60 persen terhadap PDB. Bahkan rasio tersebut 
masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara dengan kapasitas 
ekonomi serupa (peers).


Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN berjangka 
panjang yang memiliki pangsa 86,9 persen dari total ULN.


*Baca juga:BI perkirakan 2019 suku bunga AS tidak akan agresif 
<https://www.antaranews.com/berita/778814/bi-perkirakan-2019-suku-bunga-as-tidak-akan-agresif>


Baca juga:Defisit perdagangan membesar, BI sebut perlu insentif genjot 
ekspor 
<https://www.antaranews.com/berita/778801/defisit-perdagangan-membesar-bi-sebut-perlu-insentif-genjot-ekspor>*


*Baca juga:Defisit November, Menkeu sebut ekspor masih terdampak tekanan 
eksternal 
<https://www.antaranews.com/berita/778676/defisit-november-menkeu-sebut-ekspor-masih-terdampak-tekanan-eksternal>* 



Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah








---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com


[GELORA45] Utang luar negeri Indonesia naik 5,3 persen jadi Rp5.227 triliun

2018-12-17 Terurut Topik Awind j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


https://www.antaranews.com/berita/778837/utang-luar-negeri-indonesia-naik-

53-persen-jadi-rp5227-triliun


 Utang luar negeri Indonesia naik


 5,3 persen jadi Rp5.227 triliun

Senin, 17 Desember 2018 19:33 WIB

Illustrasi: Petugas menata tumpukan uang rupiah dan dolar Amerika di 
cash center Bank Mandiri, Jakarta (ANTARA /Sigid Kurniawan)


Utang luar negeri Indonesia akhir Oktober 2018 terdiri dari utang 
pemerintah dan bank sentral sebesar 178,3 miliar dolar AS, serta utang 
swasta termasuk BUMN sebesar 182,2 miliar dolar AS


Jakarta (ANTARA News) -  Utang luar negeri Indonesia meningkat 5,3 
persen pada akhir Oktober 2018 menjadi sekitar Rp5.227 triliun atau 
360,5 miliar dolar AS (asumsi kurs Rp 14.500), berdasarkan pernyataan 
Bank Indonesia, di Jakarta, Senin.


Jika dibandingkan dengan September 2018 yang sebesar 359,7 miliar dolar 
AS, utang luar negeri (ULN) Indonesia juga naik 0,19 persen.


"Utang luar negeri Indonesia akhir Oktober 2018 terdiri dari utang 
pemerintah dan bank sentral sebesar 178,3 miliar dolar AS, serta utang 
swasta termasuk BUMN sebesar 182,2 miliar dolar AS," tulis Bank Sentral 
dalam Statistik Utang Luar Negeri Indonesia.


Secara rinci, ULN pemerintah mencapai 175,4 miliar dolar AS, naik 3,3 
persen (yoy), sedangkan ULN bank sentral mencapai 2,9 miliar dolar AS.


Untuk ULN swasta termasuk BUMN mencapai 182,2 miliar dolar AS atau naik 
7,7 persen (yoy).


Hingga akhir Oktober 2018, ULN swasta tersebut terdiri dari lembaga 
keuangan bank sebesar 32,5 miliar dolar AS dan lembaga keuangan bukan 
bank sebesar 10 miliar dolar AS. Sementara debitur bukan lembaga 
keuangan sebesar 139,6 miliar dolar AS.


Posisi ULN swasta pada akhir Oktober 2018 tumbuh 7,7 persen (yoy), 
meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,7 persen 
(yoy), terutama didorong oleh pertumbuhan ULN pada sektor pengadaan 
listrik, gas, uap/air panas (LGA).


ULN swasta tersebut sebagian besar dimiliki oleh sektor jasa keuangan 
dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor LGA, serta sektor 
pertambangan dan penggalian.


Meski meningkat, BI memandang perkembangan ULN Indonesia tetap 
terkendali dengan struktur yang sehat,  di antaranya karena rasio ULN 
Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di kisaran 34 persen per 
akhir September 2018.


Angka itu masih di bawah batas maksimal menurut Undang-Undang (UU) Nomor 
17 Tahun 2003 sebesar 60 persen terhadap PDB. Bahkan rasio tersebut 
masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara dengan kapasitas 
ekonomi serupa (peers).


Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN berjangka 
panjang yang memiliki pangsa 86,9 persen dari total ULN.


*Baca juga: BI perkirakan 2019 suku bunga AS tidak akan agresif 



Baca juga: Defisit perdagangan membesar, BI sebut perlu insentif genjot 
ekspor 
*


*Baca juga: Defisit November, Menkeu sebut ekspor masih terdampak 
tekanan eksternal 
* 



Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018

 * TAGS:
 * utang luar negeri 
 * bank indonesia 







[GELORA45] Utang PLN Tembus Rp 543 Triliun

2018-12-03 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]



Utangsubsidi pemerintah ke Pertamina dan PLN Rp 18,2 triliun



Ke Pertamina Rp 15,91 triliun dan ke PLN Rp2,29 triliun.
-


PLNSoal Utang Tembus Rp 543 Triliun: Bukan Karena Subsidi Listrik




Senin, 3Desember 2018 20:52


Reporter : Anggun P. Situmorang




Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)tercatat memiliki utang Rp 543 
triliun hingga September 2018. PLN bahkan masukdalam daftar 10 Badan Usaha 
Milik Negara (BUMN) menjadi pemilik utang tertinggike empat di bawah BRI, BNI 
dan Mandiri.




DirekturKeuangan PLN, Sarwono Sudarto mengatakan, pembengkakan utang ini bukan 
karenaPLN ditugaskan menyediakan subsidi listrik. Sebab, PLN mendapat alokasi 
subsidisendiri terkait tarif dari pemerintah.




"Subsidiitu kan PSO (Public Service Obligation). Sebagai perusahaan PSO kita 
kan tidakmemberikan tarif komersial. Tarifnya kan tarif subsidi. Tarif itu 
sejak 2004tidak naik loh," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/12).




Sarwonomenjelaskan, utang PLN lebih kepada investasi PLN dalam dua tahun 
terakhirsampai kini masih terus berjalan. Sehingga pelunasan utang hanya 
dilakukanuntuk jumlah yang tergolong kecil.




"Duatahun ini kita masih investasi dan memang berat untuk kami (pelunasan 
utang).Artinya kami tidak akan melunasi utang utang itu, kecuali ya kecil 
kecil,"jelasnya.




Sarwonomenambahkan, meski ada utang bisnis PLN juga terus membaik terbukti dari 
asetyang dimiliki oleh perusahaan tersebut sebanyak Rp 1.386 triliun. 
Dengandemikian, ekuitas PLN sebesar Rp 843 triliun. [idr]





Re: [GELORA45] Utang RI yang Amat (Sangat) Memanjakan Asing

2018-10-17 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

yg  dimaksud Basri "pertumbuhan pengeluaran"

---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

 Entah yang NGACO siapa, atau terjadi kesalahan ngetik angka??? 
 
 Kalau saja dikatakan : "Sangat menyesatkan kalau produktif. Saya baca data ya, 
Januari 2018 pertumbuhan pengeluaran tertinggi itu untuk bayar utang 63%. Kedua 
terbesar belanja barang yakni 58% dan ketiga adalah belanja modal yang di mana 
di dalamnya terdapat infrastruktur yang mencapai 36%," Jadi, berapa % kenaikan 
utang tahun 2018?
 
 
 Jonathan Goeij jonathangoeij@... mailto:jonathangoeij@... [GELORA45] 於 
18/10/2018 3:20 寫道:
 
   "Winter is Coming!"
 ---
 Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$181,3 
miliar atau R p 2.719,5 triliun dan utang swasta termasuk BUMN sebesar US$179,4 
miliar atau Rp 2.691,6 triliun. 
 
 ...
 "Sangat menyesatkan kalau produktif. Saya baca data ya, Januari 2018 
pertumbuhan pengeluaran tertinggi itu untuk bayar utang 63%. Kedua terbesar 
belanja barang yakni 58% dan ketiga adalah belanja modal yang di mana di 
dalamnya terdapat infrastruktur yang mencapai 36%," ungkap Faisal.
 
 
 
 Kemudian, Faisal mengatakan belanja infrastrukur pun tak sepenuhnya 
menggunakan utang pemerintah. Karena sebagian besar tidak dari APBN. 
"Infrastruktur itu BUMN yang banyak mengerjakan, BUMN yang berutang lagi. Ini 
berbahayanya, tidak sehat," jelas Faisal.
 
 
 
 ...
 Utang RI yang Amat (Sangat) Memanjakan Asing MARKET - Herdaru Purnomo, CNBC 
Indonesia
   17 October 2018 08:57
 
 
 Foto: Faisal Basri (Doc detikcom)
 Jakarta, CNBC Indonesia - Walaupun rasio utang 
https://www.cnbcindonesia.com/tag/utang"; 
style="background:transparent;color:rgb(41, 93, 151);font-family:gotham; 
terhadap PDB Indonesia masih cukup terjaga di level 28-30% namun ternyata di 
balik itu semua ada hal yang harus dikritisi. 
 
 Ekonom Faisal Basri bercerita soal utang Indonesia yang sering 
digembar-gemborkan cukup terjaga. Menurutnya tidak seperti itu membaca datanya.
 
 Ketika hadir sebagai n arasumber CNBC Indonesia TV, Selasa (16/10/2018), 
Faisal Basri mengungkapkan skema utang Indonesia yang telah berubah.
 
 
 
 Foto: Ilustrasi demo (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
 
 
 "Jika bicara utang pemerintah itu sebenarnya dibagi menjadi dua yakni utang 
bilateral maupun multilateral dengan Bank Dunia, ADB," ungkapnya.
 
 "Kem udian ada juga dalam bentuk securities seperti surat utang atau SBN 
(Surat Berharga Negara) hingga global bond. SBN dalam denominasi mata uang 
asing dan ada juga yang lokal," imbuh Faisal lebih jauh.
 
 Dikatakan Faisal, yang harus diperhatikan adalah yang kedua. Yakni surat utang 
dalam denominasi rupiah namun diserap oleh asing.
 
 "Zaman dahulu tidak ada ini yang kedua (SBN). Hanya bilateral dan multilateral 
nah ketika terjadi masalah kita bisa renegosiasi utang," tuturnya.
 
 
 
 Foto: Doc detikcom
 
 
 "Saat ini berbeda, sejak 2018 per Agustus sudah 68,9% itu bentuknya 
securities. Implikasinya kalau ada apa-apa dengan kita maka kita tak bisa 
renegosiasi, yang ada pasar langsung hukum dengan melepas surat utang tersebut."
 
 J ika dibandingkan dengan Jepang, Faisal mengatakan rasio utang terhadap pajak 
mencapai 250% lebih. Namun perbedaannya, surat utang jepang itu 90% dikuasai 
oleh masyarakatnya. 
 
 "Utang Jepang urusannya dengan warganya sendiri. Ketika pemerintah Jepang 
membayar utang maka perputaran uangnya ya kembali ke warganya sendiri. Mutarnya 
di dalam. Kalau di sini berbeda, asing ada gejolak mereka pergi," tuturnya.
 
 "Di Indonesia 37,8% surat utang dipegang asing. Itu tertinggi di antara negara 
emerging market. Malaysia itu cuma 24,8%," kata Faisal.
 
 Utang ini cukup membuat asing selalu nyaman untuk masuk. Dengan bunga tinggi, 
mereka kapanpun bisa masuk dan menikmati hasil, namun jika bergejolak mereka 
pun bisa cabut kapan saja.
 
 
 
 Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia kembali bertambah pada Agustus 2018. ULN 
Indonesia pada akhir Agustus 2018 tercatat sebesar US$360,7 miliar atau Rp 
5.410 triliun (US$1 = Rp 15.000). Angka ini mengalami peningkatan dibanding 
laporan bulan Juli 2018 yang hanya sebesar US$358 miliar.
 
 Kenaikan ULN dalam sebulan mencapai US$2,7 miliar atau Rp 40,5 triliun.
 
 Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$181,3 
miliar atau Rp 2.719,5 triliun dan utang swasta termasuk BUMN sebesar US$179,4 
miliar atau Rp 2.691,6 triliun. 
 
 Benarkah Utang Dipakai Kegiatan Produktif?
 
 
 
 Foto: Aristya Rahadian Krisabella
 
 
 
 Faisal Basri mengklaim utang yang selama ini diungkapkan demi kegiatan 
produktif sampai infrastruktur tidak benar. Berdasarkan data yang dimiliki 
Faisal, utang baru lebih besar porsinya digunakan untuk membayar utang yang 
jatuh tempo.
 
 "Sangat menyesatkan kalau produktif. Saya baca data ya, Januari 2018 
pertumbuhan pengeluaran tertinggi itu untuk bayar utang 63%. Kedua terbesar 
belanja barang yakni 58% dan ketiga adalah belanja modal yang di mana di 
dalamnya terdapat infrastruktur yang mencapai 36%,

Re: [GELORA45] Utang RI yang Amat (Sangat) Memanjakan Asing

2018-10-17 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]

Entah yang NGACO siapa, atau terjadi kesalahan ngetik angka???

Kalau saja dikatakan : "Sangat menyesatkan kalau produktif. Saya baca 
data ya, Januari 2018 pertumbuhan pengeluaran tertinggi itu untuk bayar 
utang *63%*. Kedua terbesar belanja barang yakni *58%* dan ketiga adalah 
belanja modal yang di mana di dalamnya terdapat infrastruktur yang 
mencapai *36%*," Jadi, berapa % kenaikan utang tahun 2018?



Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 於 18/10/2018 3:20 寫道:

"Winter is Coming!"
---
Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 
US$181,3 miliar atau R p 2.719,5 triliun dan utang swasta termasuk 
BUMN sebesar US$179,4 miliar atau Rp 2.691,6 triliun.

...
"Sangat menyesatkan kalau produktif. Saya baca data ya, Januari 2018 
pertumbuhan pengeluaran tertinggi itu untuk bayar utang 63%. Kedua 
terbesar belanja barang yakni 58% dan ketiga adalah belanja modal yang 
di mana di dalamnya terdapat infrastruktur yang mencapai 36%," ungkap 
Faisal.


Kemudian, Faisal mengatakan belanja infrastrukur pun tak sepenuhnya 
menggunakan utang pemerintah. Karena sebagian besar tidak dari APBN. 
"Infrastruktur itu BUMN yang banyak mengerjakan, BUMN yang berutang 
lagi. Ini berbahayanya, tidak sehat," jelas Faisal.


...


  Utang RI yang Amat (Sangat) Memanjakan Asing
  


MARKET - Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
17 October 2018 08:57

Foto: Faisal Basri (Doc detikcom)
*Jakarta, CNBC Indonesia -* Walaupun rasio utang 
 terhadap PDB Indonesia masih 
cukup terjaga di level 28-30% namun ternyata di balik itu semua ada 
hal yang harus dikritisi.


Ekonom Faisal Basri bercerita soal utang Indonesia yang sering 
digembar-gemborkan cukup terjaga. Menurutnya tidak seperti itu membaca 
datanya.


Ketika hadir sebagai n arasumber CNBC Indonesia TV 
, Selasa (16/10/2018), Faisal Basri 
mengungkapkan skema utang Indonesia yang telah berubah.


Utang RI yang Amat (Sangat) Memanjakan AsingFoto: Ilustrasi demo (CNBC 
Indonesia/Muhammad Sabki)


"Jika bicara utang pemerintah itu sebenarnya dibagi menjadi dua yakni 
utang bilateral maupun multilateral dengan Bank Dunia, ADB," ungkapnya.


"Kem udian ada juga dalam bentuk securities seperti surat utang atau 
SBN (Surat Berharga Negara) hingga global bond. SBN dalam denominasi 
mata uang asing dan ada juga yang lokal," imbuh Faisal lebih jauh.


Dikatakan Faisal, yang harus diperhatikan adalah yang kedua. Yakni 
surat utang dalam denominasi rupiah namun diserap oleh asing.


"Zaman dahulu tidak ada ini yang kedua (SBN). Hanya bilateral dan 
multilateral nah ketika terjadi masalah kita bisa renegosiasi utang," 
tuturnya.


Utang RI yang Amat (Sangat) Memanjakan AsingFoto: Doc detikcom

"Saat ini berbeda, sejak 2018 per Agustus sudah 68,9% itu bentuknya 
securities. Implikasinya kalau ada apa-apa dengan kita maka kita tak 
bisa renegosiasi, yang ada pasar langsung hukum dengan melepas surat 
utang tersebut."


J ika dibandingkan dengan Jepang, Faisal mengatakan rasio utang 
terhadap pajak mencapai 250% lebih. Namun perbedaannya, surat utang 
jepang itu 90% dikuasai oleh masyarakatnya.


"Utang Jepang urusannya dengan warganya sendiri. Ketika pemerintah 
Jepang membayar utang maka perputaran uangnya ya kembali ke warganya 
sendiri. Mutarnya di dalam. Kalau di sini berbeda, asing ada gejolak 
mereka pergi," tuturnya.


"Di Indonesia 37,8% surat utang dipegang asing. Itu tertinggi di 
antara negara emerging market. Malaysia itu cuma 24,8%," kata Faisal.


Utang ini cukup membuat asing selalu nyaman untuk masuk. Dengan bunga 
tinggi, mereka kapanpun bisa masuk dan menikmati hasil, namun jika 
bergejolak mereka pun bisa cabut kapan saja.


Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia kembali bertambah pada Agustus 2018. 
ULN Indonesia pada akhir Agustus 2018 tercatat sebesar US$360,7 miliar 
atau Rp 5.410 triliun (US$1 = Rp 15.000). Angka ini mengalami 
peningkatan dibanding laporan bulan Juli 2018 yang hanya sebesar 
US$358 miliar.


Kenaikan ULN dalam sebulan mencapai US$2,7 miliar atau Rp 40,5 triliun.

Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 
US$181,3 miliar atau Rp 2.719,5 triliun dan utang swasta termasuk BUMN 
sebesar US$179,4 miliar atau Rp 2.691,6 triliun.


*Benarkah Utang Dipakai Kegiatan Produktif?*

Benarkah Utang Dipakai Ke giatan Produktif?
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Faisal Basri mengklaim utang yang selama ini diungkapkan demi kegiatan 
produktif sampai infrastruktur tidak benar. Berdasarkan data yang 
dimiliki Faisal, utang baru lebih besar porsinya digunakan untuk 
membayar utang yang jatuh tempo.


"Sangat menyesatkan kalau produktif. Saya baca data ya, Januari 2018 
pertumbuhan pengeluaran tertinggi itu untuk bayar utang 63%. Kedua 
terbesar belanja barang yakni 58% dan ketiga adalah belanja modal yang 
di mana di dalamnya terdapat 

[GELORA45] Utang Orde Lama - Infografis

2018-07-07 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]


 

 



[GELORA45] UTANG YANG DIBERKAN OLEH KAUM NEOLIBERAL ADALAH PINTU MASUK BAGI NEOKOLONIALISME DI NKRI

2018-07-05 Terurut Topik Roeslan roesla...@googlemail.com [GELORA45]
RENUNGAN :  Sebuah masyarakat yang mampu mempertahankan kehidupan ialah
masyarakat yang mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhannya tanpa mengurangi
prospek generasi-generasi masa depan. 

 
(Lester Brown dari Worldwach Institute)

 

 


UTANG YANG DIBERIKAN OLEH KAUM NEOLIBERAL ADALAH PINTU MASUK BAGI
NEOKOLONIALISME DI NKRI.

 

Jutaan orang telah mulai meraih impian janji-janji palsu Jokowi dalam
pilpres 2014, sekarang mereka ini sudah bersiap untuk membuang mimpi yang
tidak akan pernah menjadi kenyataan itu. Kita perlu mengatasi mimpi palsu
tersebut;  Untuk maksuud itu kita memerlukan proyek yang meyakinkan, yang
berdasarkan pada analisa yang andal,bukti,dan draf yang dapat membenarkan
suatu sejarah Ekonomi Pancasila berdasarkan Pasal 33 UUD 45, suatu ekonomi
yang akan memungkinkan kehidupan yang berumur panjang dalam kehidupan di
NKRI.Tentu saja kita dapat memperkirakan sejauh mana skenario dari kalimat
ini sesuai dengan realitas, oleh karena itu kita harus menganalisis empat
elemen yang memungkinkan kemajuan 

neo-liberalisme-, dan pada saat yang sama menghancurkannya. Empat elemen itu
adalah :

 

 

1.``Fiatgelt``, adalah yang memungkinkan untuk menjawab setiap negara yang
sedang berkembang, seperti NKRI, dimana pertumbuhan ekonominya lemah, dengan
pertolongan kridit  yang sifatnya ``longgar``,  tergantung dari pada jangka
waktu pengembaliannya dan pada tingkat bunga yang telah ditetapkan.
Kebijakan semacam ini telah ditetapkan oleh negara-negara Neoliberal, dengan
menggunakan model yang disebut ``pemompaan`` terhadap negara berkembang,
agar supaya bisa hidup dan terus  mendukung  kehidupan yang berkelanjutan
dari negara-negara Neoliberal. Dalam konteks ini negara-negara Neoliberal
telah mempunyai projek untuk mempertahankan kehidupannya.   Projek itu
dinamaman ``Pemompaan`` (kridit – memberian utang) , untuk menjamin
kehidupan negara-negara yang sedang berkembang yang pertumbuhan ekonominya
lemah, seperti Indonesia, yang akan  terus dipompa (diberi Utang) , yaitu
utang luar negeri dalam bebtuk kridit ``longgar`` agar supaya bisa hidup.
Karena kehidupan negara-negara yang dipompa itu (yang diberi utang itu),
katakanlah Indonesia,  ia akan dapat terus merupakan pemasok surplus ekonomi
yang setia kepada pihak investor asing, yaitu negara-negara neoliberal, atau
secara singkat dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan sandaran kehidupan
bagi negara-negara neoliberalisme, seperti misalnya: AS. Jerman, Tiongkok,
Jepang dll.

 

Dalam konteks utang luar negeri  ada sedikit pelajaran yang perlu kita
renungkan, yang berkaitan dengan apa yang disebut  FIATGELD, yang telah
mengantar kematian negara Texas. Dalam waktu dekat menjelang tahun
1837didirikanlah suatu negara Republik Texas, yang mempunyai simpanan awal
Uang di  Bank. Dalam mosium di Texsas masih terdapat beberapa lembar uang
kertas Texas itu. Pada saat itu Negara baru itu belum mempunyai cadangan
Emas sebagai jaminan bagi uwangnya yang di Bank, namun demikian dijamin
bahwa negara baru itu bisa mendapatkan bunga setiap tahunnya 10%. Dalam
waktu 2 tahun berjalan, nilai tukar 1 dolar Texas sama dengan 4 cend dolar
AS. Lima tahun setelah berdirinya negara Texas, simpanan uang di Bank menjdi
tidak nyaman, negara Texas melarang warganya untuk membayar pajak. Tidak
lama kemudian mulailah  warganya dianjurkan untuk mengabungkan diri pada
Amerika Serikat. Tidak lama kemudian pada tahun 1845, sebagian dari nilai
dolar Texas bisa kembali nilainya.  Tapi setelah 5 tahun berlalu yaitu pada
tahun 1850 pemerintah AS mendeklarasikan atau mengumumkan bahwa utang Texas
sudah pada posisi sangat tinggi yaitu 10 Million Dolar AS(10 juta Dollar
AS). Penomena Dolar Texas inilah yang kemuduian dijadikan sebagai suatu
pelajaran yang perlu kita cermati, yaitu problim tentang ``Fiatgeld`` , yang
dimaksud disini adalah valuta yang tidak didasari oleh cadangan Emas.
Perkataan Fiat berasal dari bahasa Latin, yang dalam konteks ini diartikan
sebagai Sinar terang >>Fiat Lux<< yaitu Uang sebagai sinar terang, yang
disamakan dengan Tuhan (uang ada diatas segala-galanya).  Uang Texas itu
tidak mempunyai kekuatan, karena Texas hanya mempunyai lahan tanah, sapi dan
perusahaan; semuanya itu tidak diakui sebagai tanggungan utang yang
jumlahnya berjuta-juta Dolar AS. Jadi Uang kertas Texas kehilangan nilainya,
dampaknya adalah  Negara Texas lenyap ditelan AS.Pada bulan Agustus 1971
pemerintah AS memutuskan untuk mengulangi kembali penomena  dolar Texas,
tapi   saat sekarang ini seluruh dunia akan dijadikan sebagai
laboratoriumnya. Presiden Richard Nixon secara sepihak membuat suatu
peraturan bahwa sememua mata uang harus di dasarkan pada Dollar AS, yang
didukung oleh cadangan  emas. Pada saat itulah semua nilai mata unang secara
global telah mengikuti nilai uang yang bersandar pada Fiatgeld.

 

2.Finansialisasi.


 

Bila terjadi stagnasi pendapatan (APBN), maka kaum buruh di negara-negara
yang sedang berkembang dibayar dengan utang luarnegeri. Bisa dipercaya bahwa
Penomena ini juga ter

[GELORA45] Utang luar negeri Indonesia naik 7,6 persen

2018-06-22 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.antaranews.com/berita/720287/utang-luar-negeri-indonesia-naik-76-persen


Utang luar negeri Indonesia naik 7,6 persen

Kamis, 21 Juni 2018 21:14 WIB

Dokumentasi petugas menata tumpukan uang dolar AS di Pusat Uang Tunai Bank
Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018). Saat itu, Bank Indonesia mencatat total
utang luar negeri Indonesia per Februari 2018 berada pada posisi 356,23
miliar dolar Amerika Serikat atau naik 9,5 persen dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya, yang terdiri atas utang pemerintah dan bank sentral
sebesar 181,4 miliar dolar Amerika Serikat dan utang swasta sebesar 174,8
miliar dolar Amerika Serikat. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

 menjadi 356,9 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 5.028
triliun...

Jakarta (ANTARA News) - Utang luar negeri Indonesia hingga akhir April 2018
naik 7,6 persen secara tahunan (*year on year*/yoy) menjadi 356,9 miliar
dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 5.028 triliun (perhitungan kurs acuan
Jisdor Rp 14.090).

Utang itu terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 183,8
miliar dolar Amerika Serikat, atau naik 9,5 persen (yoy), dan utang swasta
termasuk BUMN sebesar 173,1 miliar dolar Amerika Serikat atau naik 5,6
persen (yoy), berdasarkan Statistik ULN Bank Indonesia yang diumumkan di
Jakarta, Kamis.

"Dengan posisi utang Indonesia itu, rasio ULN terhadap PDB masih cenderung
tetap di 34 persen," tulis Bank Indonesia, dalam laporannya.

Bank Indonesia berdalih rasio itu masih lebih baik dibandingkan dengan
rata-rata negara lain.

Menilik statistik utang itu, utang pemerintah itu terbagi dalam Surat
Berharga Nergara (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) yang dimiliki bukan penduduk
hingga mencapai 125,1 miliar dolar Amerika Serikat. Kemudian, pemerintah
juga menarik utang dari kreditur asing sebesar 55,4 miliar dolar Amerika
Serikat.

"Pengelolaan ULN secara profesional dan bertanggung jawab dilakukan
Pemerintah secara konsisten untuk menjaga sustainabilitas fiskal," ujar
Bank Indonesia.

Sedangkan untuk utang swasta termasuk BUMN, pinjaman di sektor pengadaan
listrik, gas, dan uap/air panas (LGA) meningkat dibandingkan Maret 2018.
Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,4
persen.

Secara tenor pengambilan utang, ULN keseluruhan didominasi pinjaman
berjangka panjang mendominasi keseluruhan utang hingga 86,7 persen.

Bank Sentral menilai utang luar negeri Indonesia masih dalam keadaan sehat.
Bank Indonesia berjanji akan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah
untuk mengawasi ULN dan mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan
pembangunan, tanpa menimbulkan risiko gangguan stabilitas perekonomian.

Pewarta: Indra Pribadi
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018


[GELORA45] Utang Jadi Komoditas Politik

2018-06-05 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
Scroll kebawah untuk lihat video:---
Utang Jadi Komoditas Politik


| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
Utang Jadi Komoditas Politik - Sri Mulyani Indrawati - Katadata News

APBN didesain posturnya makin sehat, jadi artinya cara membayar utang. 
Defisitnya makin kecil, primary balance-n...
 |

 |

 |




APBN didesain posturnya makin sehat, jadi artinya cara membayar utang. 
Defisitnya makin kecil, primary balance-nya positif, itu berarti kita bayar 
utang.

Yura Syahrul
 4 Juni 2018
Pemerintah menghadapi sejumlah tantangan untuk mendorong perekonomian tahun 
ini, mulai dari kenaikan harga minyak dunia, penguatan mata uang dolar Amerika 
Serikat (AS) hingga momen pemilihan kepala daerah dan persiapan pemilu 2019. 
Padahal, masih ada beberapa pekerjaan rumah di sisa masa 1,5 tahun ke depan 
pemerintahan ini, yaitu mengejar target pertumbuhan ekonomi, penyelesaian 
proyek-proyek infrastruktur dan menurunkan tingkat ketimpangan serta kemiskinan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, masih ada target pemerintahan 
Presiden Joko Widodo yang belum tercapai saat ini, seperti pertumbuhan ekonomi. 
Namun, itu lebih disebabkan faktor eksternal. “Sektor-sektor ekonomi itu 
dipengaruhi oleh kondisi global, regional maupun dalam negeri. Yang tidak bisa 
kita kontrol itu yang di luar,” katanya dalam wawancara khusus dengan Tim 
Katadata.co.id di Jakarta, Selasa (8/5) malam.

Dalam wawancara sekitar 30 menit di dalam mobil EV Shuttle dari kantor 
Kementerian Keuangan di kawasan Lapangan Banteng menuju lokasi acara ulang 
tahun ke-6 Katadata di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sri Mulyani menjelaskan 
kondisi ekonomi yang ‘menghangat’ memasuki Tahun Politik ini  sekaligus 
mengklarifikasi dan menepis berbagai isu negatif soal utang luar negeri 
Indonesia.

Di bawah ini wawancara lengkapnya, termasuk video wawancaranya.

Bagaimana kondisi ekonomi sekarang, antara target pertumbuhan 
denganrealisasinya?   

Kalau kinerja pertumbuhan ekonomi itu disebabkan —baik dari sisi produksi, 
yaitu sektor-sektor aktivitas ekonomi di dalam suatu negara, dengan sektor 
permintaannya. Karena orang kalau produksi tetapi tidak ada yang memakai, itu 
juga tidak menimbulkan pertumbuhan ekonomi. Jadi kalau melihat kinerja 
(ekonomi) dari kedua sisi ini.

Di dalam konteks (target ekonomi) yang disampaikan oleh Presiden Jokowi saat 
kampanye, suasana hari ini kalau dilihat dari komponen produksi --dampak 
jatuhnya harga minyak dan komoditas seperti batu bara dan CPO-- luar biasa 
dramatis. Harga minyak mendekati US$ 100 per barel, dan tiba-tiba jatuh ke US$ 
35 atau US$ 40, berarti hilang 60%. Hal itu membuat seluruh perhitungan dan 
(janji) kampanye Pak Jokowi yang ingin mengubah biaya subsidi mencapai Rp 350 
triliun untuk menjadi infrastruktur, sebetulnya uangnya itu sudah tidak ada 
karena harga (minyak) jatuh lebih dari 50%.

Ini yang saya ingin tekankan karena orang memang saat kampanye pasti 
menyampaikan (target) berdasarkan track record ke belakang. Artinya, waktu itu 
kalau harga minyak tetap segini (tinggi) maka ekonomi tetap tumbuh seperti ini, 
Indonesia bisa tumbuh 7%.

Ini yang menyebabkan realisasi ekonomi tak sesuai targetnya?

Di dalam realitasnya, sektor-sektor ekonomi itu dipengaruhi oleh kondisi global 
regional maupun dalam negeri sendiri. Yang kita tidak bisa kontrol itu 
(kondisi) yang di luar. Waktu Bapak Jokowi dan Pak Prabowo berkampanye 
(pemilihan presiden tahun 2014), saat itu harga minyak US$ 90 per barel. Yang 
terjadi sekarang atau tiga tahun pertama (pemerintahan Jokowi), pertumbuhan 
kita sekitar 5% (karena) harga minyak kurang dari 60% (dari harga saat tahun 
2014). Hal itu  langsung mengurangi drastis, baik sektor produksi, yaitu 
produksi perusahaan yang berhubungan dengan minyak dan gas, serta batu bara dan 
CPO, semuanya jatuh. Semuanya itu pemain-pemain besar. Jadi, kalau dia 
(perusahaan komoditas) jatuh, ya pasti akan jatuh ekonomi kita.

Makanya, hal yang harus kita pelajari dari (kejadian) ini adalah diversifikasi 
ekonomi itu penting. Indonesia sebenarnya sudah termasuk yang diversify. 
Berbeda dengan negara seperti Rusia, Venezuela, Nigeria, Afrika Selatan, 
Angola, atau bahkan Brasil, pengaruh dari jatuhnya harga minyak dan komoditas 
sangat besar terhadap perekonomian mereka. Itu satu (masalah ekonomi).

Apa lagi faktor lainnya?

Yang kedua, (masalah) di dalam negeri yang bisa kita control. Seharusnya 
judgement-nya, apakah pemerintah dapat mengontrol dalam negeri dan menggunakan 
kebijakan dan instrumennya agar dapat mengurangi dampak shock ini (harga minyak 
anjlok), dan kemudian menyebabkan targetnya tidak tercapai atau meleset? Kalau 
dilihat dari situ, kita lihat instrumen makronya seperti neraca pembayaran, 
kebijakan moneter, dan instrumen fiskalnya APBN. Defisit APBN kita hampir 
mentok tiga (3% dari PDB). Karenanya, sempat ada wacana mengubah undang-undang 
keuangan negara supaya target maksimum defisit (3%) itu bisa dilepaskan.

Nah itu suasana tahun 2015 dan 2016. Ban

[GELORA45] Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 5.000 T, Ini Kata BI

2018-05-17 Terurut Topik 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


https://finance.detik.com/moneter/d-4025940/utang-luar-negeri-ri-tembus-rp-5000-t-ini-kata-bi?_ga=2.28309052.1610660689.1526584570-1043579868.1526584570

Kamis, 17 Mei 2018 21:35 WIB


 Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 5.000 T, Ini


 Kata BI

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Share *0* 
 
Tweet *0* 
 
Share *0* 
 
0 Komentar 
 


Foto: Mindra Purnomo Foto: Mindra Purnomo
 

*Jakarta* - Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) yang 
diterbitkan Bank Indonesia (BI) menyebutkan jumlah utang luar negeri 
(ULN) secara total tercatat US$ 358,7 miliar atau setara dengan Rp 5.021 
triliun (kurs Rp 14.000). Tumbuh 8,7% melambat dibandingkan kuartal 
sebelumnya 10,4%.


Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjelaskan angka utang tersebut 
sebagian besar memiliki tenor atau jangka waktu menengah panjang.


"Utang ini juga sudah memenuhi aturan hedging atau lindung nilai. Jadi 
risiko nilai tukarnya sudah minim karena sudah dihedging," kata Dody 
dalam konferensi pers, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (17/5/2018).


Dia menambahkan, ada beberapa korporasi yang menarik utang itu memiliki 
hubungan dengan induk perusahaannya di luar negeri untuk membayar 
korporasi untuk kewajiban ULN valasnya.


*Baca juga: *Utang Luar Negeri Rp 5.000 T, Sri Mulyani: Bedakan Swasta 
dan Pemerintah 





Jumlah utang luar negeri Indonesia tercatat US$ 358,7 miliar. 
Komposisinya terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 
184,7 miliar atau sekitar Rp 2.585 triliun. Kemudian untuk utang swasta 
tercatat US$ 174 miliar atau sebesar Rp 2.436 triliun.


Hingga akhir kuartal I 2018, ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 181,1 
miliar yang terdiri dari SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) yang dimiliki 
oleh non-residen sebesar US$ 124,8 miliar dan pinjaman kreditur asing 
sebesar US$ 56,3 miliar.


ULN Pemerintah pada akhir triwulan I 2018 meningkat US$ 3,8 miliar dari 
kuartal sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama bersumber dari 
penerbitan Global Sukuk sebesar US$ 3 miliar, yang di dalamnya termasuk 
dalam bentuk Green Bond atau Green Sukuk Framework senilai US$ 1,25 
miliar sejalan dengan komitmen pendanaan hijau yang ramah lingkungan.


Sementara di sisi SBN, investor asing masih mencatat net buy SBN pada 
kuartal I 2018. Perkembangan ini tidak terlepas dari kepercayaan 
investor asing atas SBN domestik yang masih tinggi antara lain ditopang 
peningkatan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Rating 
and Investment (R&I) pada tanggal 7 Maret 2018.


*Baca juga: *Ini Penyebab Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi Rp 5.000 
T 



*(eds/eds)*











[GELORA45] Utang Luar Negeri RI Tumbuh Lagi Jadi,Rp 5.021 T

2018-05-15 Terurut Topik 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4022007/utang-luar-negeri-ri-tumbuh-lagi-jadi-rp-

5021-t?_ga=2.111709508.1723531543.1526407449-1471162352.1526407449

Selasa, 15 Mei 2018 19:08 WIB


 Utang Luar Negeri RI Tumbuh Lagi Jadi Rp


 5.021 T

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Share *0* 
 
Tweet *0* 
 
Share *0* 
 
0 Komentar 
 

Foto: Tim Infografis: Andhika Akbarayansyah Foto: Tim Infografis: 
Andhika Akbarayansyah
 

*Jakarta* - Bank Indonesia (BI) hari ini merilis data utang luar negeri 
(ULN) kuartal I 2018. ULN akhir kuartal I tercatat US$ 358,7 miliar atau 
setara dengan Rp 5.021 triliun (kurs Rp 14.000) yang terdiri dari 
gabungan utang pemerintah dan swasta.


Jumlah utang ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 
US$ 184,7 miliar atau sekitar Rp 2.585 triliun. Kemudian untuk utang 
swasta tercatat US$ 174 miliar atau sebesar Rp 2.436 triliun.


BI menyebut jumlah ULN ini tumbuh 8,7% melambat dibandingkan dengan 
pertumbuhan kuartal sebelumnya 10,4%. "Perlambatan ini disebabkan oleh 
ULN pemerintah dan swasta yang lebih rendah dibanding kuartal 
sebelumnya," tulis keterangan resmi BI dikutip, Selasa, (15/5/2018).


*Baca juga: *Utang Luar Negeri RI US$ 181 M, dengan Kurs Sekarang Jadi 
Berapa Rupiah? 




Bank sentral menyebutkan perkembangan ULN ini tetap terkendali dengan 
struktur yang sehat. Ini terlihat dari rasio ULN terhadap produk 
domestik bruto (PDB) pada kuartal I 2018 yang tercatat di kisaran 34%.


Sementara itu berdasarkan jangka waktu, ULN Indonesia akhir kuartal I 
2018 tetap didominasi ULN jangka panjang yang memiliki pangsa 86,1% dari 
total ULN.


"BI bersama pemerintah terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke 
waktu untuk mengoptimalkan peran ULN untuk mendukung pembiayaan 
pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas 
perekonomian," jelas dia.


Melambatnya pertumbuhan ULN swasta terjadi akibat sektor industri 
penglolahan dan sektor pengadaan listrik, gas dan uap air panas. 
Pertumbuhan ULN sektor industri penglolahan pada kuartal I 2018 tercatat 
4,4% dan 19,3% lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya.


Sementara itu untuk pertumbuhan ULN sektor pertambangan meningkat dan 
pertumbuhan ULN sektor keuangan relatif stabil dibandingkan dengan 
pertumbuhan kuartal sebelumnya.


Hingga akhir kuartal I 2018, ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 181,1 
miliar yang terdiri dari SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) yang dimiliki 
oleh non-residen sebesar US$ 124,8 miliar dan pinjaman kreditur asing 
sebesar US$ 56,3 miliar.


*Baca juga: *BI: Pemerintah Harus Tingkatkan Ekspor 




ULN Pemerintah pada akhir triwulan I 2018 meningkat US$ 3,8 miliar dari 
kuartal sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama bersumber dari 
penerbitan Global Sukuk sebesar US$ 3 miliar, yang di dalamnya termasuk 
dalam bentuk Green Bond atau Green Sukuk Framework senilai US$ 1,25 
miliar sejalan dengan komitmen pendanaan hijau yang ramah lingkungan.


Sementara di sisi SBN, investor asing masih mencatat net buy SBN pada 
kuartal I 2018. Perkembangan ini tidak terlepas dari kepercayaan 
investor asing atas SBN domestik yang masih tinggi antara lain ditopang 
peningkatan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Rating 
and Investment (R&I) pada tanggal 7 Maret 2018. *(dna/dna)* utang luar 
negeri 










Fw: [GELORA45] Utang RI 4.928 T, Bank Dunia: Utang Indonesia Masih Rendah

2018-03-30 Terurut Topik Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
 

   - Pesan yang Diteruskan - Dari: Jonathan Goeij 
jonathango...@yahoo.com [GELORA45] Kepada: 
Yahoogroups Terkirim: Jumat, 30 Maret 2018 21.16.14 
GMT+2Judul: [GELORA45] Utang RI 4.928 T, Bank Dunia: Utang Indonesia Masih 
Rendah
     

Utang masih rendah, masih bisa tambah utang ribuan trilliun kok tenang saja.. 
Khawatirnya nanti saja kalau utang sudah 60% GDP, atau UUnya diganti jadi 
100% GDP bereslah.---

Utang RI 4.928 T, Bank Dunia: Utang Indonesia Masih Rendah

Rabu 28 March 2018 05:02 WIB

Red: Teguh Firmansya

Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room 
Treasury (ilustrasi).

Utang Indonesia tak rentan dengan risiko fiskal.


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia menilai rasio utang pemerintah Indonesia 
saat ini masih rendah dibandingkan dengan negara-negara dengan tingkat ekonomi 
maju maupun berpendapatan menengah. "Utang Indonesia masih yang terendah di 
antara negara-negara emerging maupun advanced secara ekonomi," kata Ekonom 
Utama untuk Bank Dunia di Indonesia Frederico Gil Sander dalam pemaparan di 
Jakarta, Selasa (27/3).

Gil Sander mengatakan rasio utang pemerintah Indonesia yang berada pada kisaran 
29 persen terhadap PDB ini juga didukung oleh pengelolaan yang baik sehingga 
tidak rentan dengan risiko fiskal. "Indonesia telah memiliki kebijakan fiskal 
yang 'prudent' dan berhati-hati, sehingga pengelolaan utang masih terjaga dalam 
tingkat yang rendah," katanya.





Baca juga, Kenaikan Jumlah Utang Indonesia ke Cina dari Tahun ke Tahun..





Untuk itu, menurut dia, tidak ada kekhawatiran yang berlebihan mengenai kondisi 
utang pemerintah Indonesia yang bisa mengganggu kinerja perekonomian dalam 
jangka menengah panjang. Seperti diketahui jumlah utang luar negeri Indonesia 
saat ini sekitar Rp 4.928,916 triliun. Dalam berbasai kesempatan, Menteri 
Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan penggunaan utang pemerintah sudah 
dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan pengelolaan APBN yang selama ini 
berlaku.





"Bagi mereka yang menganjurkan agar pemerintah berhati-hati dalam menggunakan 
instrumen utang, maka anjuran itu sudah sangat sejalan dengan yang dilakukan 
pemerintah," kata Sri Mulyani dalam pernyataan tertulis. Sri Mulyani mengatakan 
penggunaan utang merupakan bagian dari pengelolaan APBN yang dilakukan secara 
bertahap dan hati-hati, agar perekonomian tidak mengalami kejutan dan mesin 
ekonomi menjadi melambat.





Untuk itu, ia menegaskan pengelolaan utang saat ini belum terlalu 
mengkhawatirkan karena masih dikendalikan jauh di bawah ketentuan Undang-Undang 
Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003. "Oleh karena itu, hanya menyoroti 
instrumen utang tanpa melihat konteks besar dan upaya arah kebijakan 
pemerintahan jelas memberikan kualitas analisis dan masukan tidak lengkap dan 
bahkan dapat menyesatkan," jelas Sri Mulyani.


Sumber : Antara








[GELORA45] Utang RI 4.928 T, Bank Dunia: Utang Indonesia Masih Rendah

2018-03-30 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
Utang masih rendah, masih bisa tambah utang ribuan trilliun kok tenang saja.. 
Khawatirnya nanti saja kalau utang sudah 60% GDP, atau UUnya diganti jadi 
100% GDP bereslah.---

Utang RI 4.928 T, Bank Dunia: Utang Indonesia Masih Rendah

Rabu 28 March 2018 05:02 WIB

Red: Teguh Firmansya

Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room 
Treasury (ilustrasi).

Utang Indonesia tak rentan dengan risiko fiskal.


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia menilai rasio utang pemerintah Indonesia 
saat ini masih rendah dibandingkan dengan negara-negara dengan tingkat ekonomi 
maju maupun berpendapatan menengah. "Utang Indonesia masih yang terendah di 
antara negara-negara emerging maupun advanced secara ekonomi," kata Ekonom 
Utama untuk Bank Dunia di Indonesia Frederico Gil Sander dalam pemaparan di 
Jakarta, Selasa (27/3).

Gil Sander mengatakan rasio utang pemerintah Indonesia yang berada pada kisaran 
29 persen terhadap PDB ini juga didukung oleh pengelolaan yang baik sehingga 
tidak rentan dengan risiko fiskal. "Indonesia telah memiliki kebijakan fiskal 
yang 'prudent' dan berhati-hati, sehingga pengelolaan utang masih terjaga dalam 
tingkat yang rendah," katanya.





Baca juga, Kenaikan Jumlah Utang Indonesia ke Cina dari Tahun ke Tahun..





Untuk itu, menurut dia, tidak ada kekhawatiran yang berlebihan mengenai kondisi 
utang pemerintah Indonesia yang bisa mengganggu kinerja perekonomian dalam 
jangka menengah panjang. Seperti diketahui jumlah utang luar negeri Indonesia 
saat ini sekitar Rp 4.928,916 triliun. Dalam berbasai kesempatan, Menteri 
Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan penggunaan utang pemerintah sudah 
dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan pengelolaan APBN yang selama ini 
berlaku.





"Bagi mereka yang menganjurkan agar pemerintah berhati-hati dalam menggunakan 
instrumen utang, maka anjuran itu sudah sangat sejalan dengan yang dilakukan 
pemerintah," kata Sri Mulyani dalam pernyataan tertulis. Sri Mulyani mengatakan 
penggunaan utang merupakan bagian dari pengelolaan APBN yang dilakukan secara 
bertahap dan hati-hati, agar perekonomian tidak mengalami kejutan dan mesin 
ekonomi menjadi melambat.





Untuk itu, ia menegaskan pengelolaan utang saat ini belum terlalu 
mengkhawatirkan karena masih dikendalikan jauh di bawah ketentuan Undang-Undang 
Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003. "Oleh karena itu, hanya menyoroti 
instrumen utang tanpa melihat konteks besar dan upaya arah kebijakan 
pemerintahan jelas memberikan kualitas analisis dan masukan tidak lengkap dan 
bahkan dapat menyesatkan," jelas Sri Mulyani.


Sumber : Antara








Fw: [GELORA45] Utang luar negeri Indonesia Rp4.800 triliun: Lima hal yang perlu Anda ketahui

2018-03-15 Terurut Topik 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]


From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 
Sent: Friday, March 16, 2018 4:03 AM
  

Aman2, seandainya utang sekarang juga bayarnya masih lama 8-10 th lagi. Sudah 
nggak ikut2 lagi  ha ha ha ha.
Utang yang jatuh tempo pada term ke 2 juga tinggal dibayar pakai utang baru 
lagi. toh masih belum 60% PDB. Hore..
 
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, tidak sejalan dengan Enny.

Menurutnya ULN Indonesia masih dalam batas aman, karena 80% nya adalah dalam 
bentuk Surat Utang Negara "dengan tenor jatuh tempo jangka panjang, yaitu 
rata-rata delapan sampai 10 tahun".

Utang luar negeri Indonesia Rp4.800 triliun: Lima hal yang perlu Anda ketahui


 
   
 Utang luar negeri Indonesia Rp4.800 triliun: Lima hal yang 
perlu Anda ke...
  Pemerintah Indonesia menyebut utang luar negeri digunakan 
untuk biayai proyek infrastruktur, sementara ekonom be...
 
   
 



Rafki HidayatBBC Indonesia
  a.. 13 Maret 2018a.. Bagikan artikel ini dengan Facebook  
  b.. Bagikan artikel ini dengan Twitter  
  c.. Bagikan artikel ini dengan Messenger  
  d.. Bagikan artikel ini dengan Email  
  e.. Kirim
Hak atas fotoAFPImage captionData Bank Indonesia pada Februari lalu 
memperlihatkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia 2017 naik 10,1% dibanding 
tahun sebelumnya. 
Berbagai silang pendapat bermunculan setelah Bank Indonesia mengumumkan Utang 
Luar Negeri (ULN) Indonesia, tahun 2017, mencapai lebih Rp4.000 triliun.

Ada yang menyebut jumlah tersebut masih dalam batas aman, tetapi ada pula yang 
berkata tidak.

Berikut lima hal yang perlu Anda ketahui terkait Utang Luar Negeri Indonesia.

Mengapa jumlahnya sangat banyak?
Pada data yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) Februari lalu, Utang Luar Negeri 
(ULN) Indonesia 2017 silam mencapai US$352,2 miliar atau sekitar Rp4.849 
triliun (kurs Rp13.769).

Jumlah itu naik 10,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai gambaran, pada 
2016, ULN Indonesia 'hanya' naik sebesar 3%.

  a.. Ekonomi digital mulai moncer, ini dia daftar unicorn dari Indonesia 
  b.. Banyak toserba terkenal tutup: Apa yang terjadi sebetulnya? 
  c.. Pemerintah Indonesia targetkan 1.000 bisnis perintis pada 2020
Peningkatan ULN ini cukup drastis karena "sejalan dengan kebutuhan pembiayaan 
untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan produktif pemerintah lain", ungkap 
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, dalam keterangan resminya.


Hak atas fotoAFPImage captionMayoritas Utang Luar Negeri Indonesia tahun 2017 
adalah dalam bentuk Surat Utang. 
Pemerintahan Presiden Joko Widodo pernah mengungkapkan bahwa untuk membangun 
infrastruktur di berbagai penjuru negeri pada 2015-2019, Indonesia membutuhkan 
anggaran sekitar Rp5.000 triliun.

"Biaya itu tidak bisa semuanya dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 
(APBN), atau APBD, sehingga pemerintah mencari jalan lain, yaitu menarik 
investasi dari luar negeri dengan menerbitkan surat utang," ungkap Ekonom Bank 
Permata, Josua Pardede.

Hak atas fotoAFPImage captionPresiden Joko Widodo menargetkan berb agai 
pembangunan infrastruktur seperti jalan, bandara, jembatan, pelabuhan dan lain 
sebagainya. 
Dalam lebih tiga tahun memimpin, pemerintahan Jokowi menyebut telah membangun 
di antaranya 2.623 km jalan aspal, sebagian besar di "Papua, perbatasan 
Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur"; lebih dari 560 km jalan tol; lebih 25.000 
meter jembatan; sejumlah bandar udara; proyek Light Rail Transit (LRT) 
Jabodebek dan Palembang, serta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.

Hak atas fotoAFPImage captionPembangunan infrastruktur dikebut di berbagai 
daerah di tanah air. 
Direktur Institute for Development of Economics and Finance, INDEF, Enny Sri 
Hartati, kepada BBC Indonesia mengungkapkan besarnya kenaikan ULN 2017 
dibandingkan 2016, karena dua tahun jelang akhir pemerintahan Jokowi-JK: 
"Pemerintah ingin mempercepat pembangunan. Selain itu, yang berutang (ke luar 
negeri) itu tidak hanya pemerintah, tetapi juga BUMN."

"Misalnya (lewat) pencatatan obligasi global, Komodo Bond di London oleh Wijaya 
Karya, yang juga bertujuan mengeluarkan surat utang untuk percepatan pembiayaan 
infrastruktur," kata Enny.

Aman atau tidak?
Ekonom INDEF, Enny Sri Hartati, menyebut jumlah utang tersebut "pasti tidak 
aman" karena bunga dan cicilannya dibayar dengan "gali lubang, tutup lubang". 
Utang baru dianggap aman kalau pelunasannya "tidak mengganggu likuiditas".

Hak atas fotoAFPImage captionPakar ekonomi silang pendapat soal masih aman atau 
tidaknya jumlah utang luar negeri Indonesia. 
Kondisi gali lubang tutup lubang ini muncul akibat rasi o penerimaan pajak, 
yang merupakan salah satu sumber dana untuk membayar ULN, "juga turun". 
Realisasi penerimaan pajak Indonesia pada 2017 mencapai Rp1.151 triliun atau 
'hanya' 89,7% dari target pada APBN-P 2017.

Enny mengungkapkan kondisi tersebut "akan dilihat pasar sebagai risiko fiskal, 
yang membuat pa

[GELORA45] Utang luar negeri Indonesia Rp4.800 triliun: Lima hal yang perlu Anda ketahui

2018-03-15 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
Aman2, seandainya utang sekarang juga bayarnya masih lama 8-10 th lagi. Sudah 
nggak ikut2 lagi  ha ha ha ha.Utang yang jatuh tempo pada term ke 2 juga 
tinggal dibayar pakai utang baru lagi. toh masih belum 60% PDB. Hore.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, tidak sejalan dengan Enny.
Menurutnya ULN Indonesia masih dalam batas aman, karena 80% nya adalah dalam 
bentuk Surat Utang Negara "dengan tenor jatuh tempo jangka panjang, yaitu 
rata-rata delapan sampai 10 tahun"
Utang luar negeri Indonesia Rp4.800 triliun: Lima hal yang perlu Anda ketahui


| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
Utang luar negeri Indonesia Rp4.800 triliun: Lima hal yang perlu Anda ke...

Pemerintah Indonesia menyebut utang luar negeri digunakan untuk biayai proyek 
infrastruktur, sementara ekonom be...
 |

 |

 |



Rafki HidayatBBC Indonesia   
   - 13 Maret 2018
   
   - Bagikan artikel ini dengan Facebook
    
   - Bagikan artikel ini dengan Twitter
    
   - Bagikan artikel ini dengan Messenger
    
   - Bagikan artikel ini dengan Email
    
   - Kirim
Hak atas fotoAFPImage captionData Bank Indonesia pada Februari lalu 
memperlihatkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia 2017 naik 10,1% dibanding 
tahun sebelumnya.
Berbagai silang pendapat bermunculan setelah Bank Indonesia mengumumkan Utang 
Luar Negeri (ULN) Indonesia, tahun 2017, mencapai lebih Rp4.000 triliun.

Ada yang menyebut jumlah tersebut masih dalam batas aman, tetapi ada pula yang 
berkata tidak.

Berikut lima hal yang perlu Anda ketahui terkait Utang Luar Negeri Indonesia.

Mengapa jumlahnya sangat banyak?

Pada data yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) Februari lalu, Utang Luar Negeri 
(ULN) Indonesia 2017 silam mencapai US$352,2 miliar atau sekitar Rp4.849 
triliun (kurs Rp13.769).

Jumlah itu naik 10,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai gambaran, pada 
2016, ULN Indonesia 'hanya' naik sebesar 3%.
   
   - Ekonomi digital mulai moncer, ini dia daftar unicorn dari Indonesia
   - Banyak toserba terkenal tutup: Apa yang terjadi sebetulnya?
   - Pemerintah Indonesia targetkan 1.000 bisnis perintis pada 2020

Peningkatan ULN ini cukup drastis karena "sejalan dengan kebutuhan pembiayaan 
untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan produktif pemerintah lain", ungkap 
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, dalam keterangan resminya.
Hak atas fotoAFPImage captionMayoritas Utang Luar Negeri Indonesia tahun 2017 
adalah dalam bentuk Surat Utang.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo pernah mengungkapkan bahwa untuk membangun 
infrastruktur di berbagai penjuru negeri pada 2015-2019, Indonesia membutuhkan 
anggaran sekitar Rp5.000 triliun.

"Biaya itu tidak bisa semuanya dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 
(APBN), atau APBD, sehingga pemerintah mencari jalan lain, yaitu menarik 
investasi dari luar negeri dengan menerbitkan surat utang," ungkap Ekonom Bank 
Permata, Josua Pardede.
Hak atas fotoAFPImage captionPresiden Joko Widodo menargetkan berbagai 
pembangunan infrastruktur seperti jalan, bandara, jembatan, pelabuhan dan lain 
sebagainya.
Dalam lebih tiga tahun memimpin, pemerintahan Jokowi menyebut telah membangun 
di antaranya 2.623 km jalan aspal, sebagian besar di "Papua, perbatasan 
Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur"; lebih dari 560 km jalan tol; lebih 25.000 
meter jembatan; sejumlah bandar udara; proyek Light Rail Transit (LRT) 
Jabodebek dan Palembang, serta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.
Hak atas fotoAFPImage captionPembangunan infrastruktur dikebut di berbagai 
daerah di tanah air.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance, INDEF, Enny Sri 
Hartati, kepada BBC Indonesia mengungkapkan besarnya kenaikan ULN 2017 
dibandingkan 2016, karena dua tahun jelang akhir pemerintahan Jokowi-JK: 
"Pemerintah ingin mempercepat pembangunan. Selain itu, yang berutang (ke luar 
negeri) itu tidak hanya pemerintah, tetapi juga BUMN."

"Misalnya (lewat) pencatatan obligasi global, Komodo Bond di London oleh Wijaya 
Karya, yang juga bertujuan mengeluarkan surat utang untuk percepatan pembiayaan 
infrastruktur," kata Enny.

Aman atau tidak?

Ekonom INDEF, Enny Sri Hartati, menyebut jumlah utang tersebut "pasti tidak 
aman" karena bunga dan cicilannya dibayar dengan "gali lubang, tutup lubang". 
Utang baru dianggap aman kalau pelunasannya "tidak mengganggu likuiditas".
Hak atas fotoAFPImage captionPakar ekonomi silang pendapat soal masih aman atau 
tidaknya jumlah utang luar negeri Indonesia.
Kondisi gali lubang tutup lubang ini muncul akibat rasio penerimaan pajak, yang 
merupakan salah satu sumber dana untuk membayar ULN, "juga turun". Realisasi 
penerimaan pajak Indonesia pada 2017 mencapai Rp1.151 triliun atau 'hanya' 
89,7% dari target pada APBN-P 2017.

Enny mengungkapkan kondisi tersebut "akan dilihat pasar sebagai risiko fiskal, 
yang membuat pasar keuangan Indonesia jadi rapuh dan mudah sekali timbul 
kekhawatiran. Kalau dollar menguat, orang akan cepat khawatir akan terjadi 
aliran dana keluar."
Hak atas fotoAFPImage capt

Fw: #sastra-pembebasan# Fw: [GELORA45] Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB

2018-03-13 Terurut Topik Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
 

   - Pesan yang Diteruskan - Dari: 'Chan CT' sa...@netvigator.com 
[sastra-pembebasan] Kepada: GELORA_In 
Terkirim: Rabu, 14 Maret 2018 01.26.05 GMT+1Judul: 
#sastra-pembebasan# Fw: [GELORA45] Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB
     

  From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Wednesday, 
March 14, 2018 6:19 AM  

Apakah maksudnya masih akan tambah utang lagi sehingga mencapai 60% GDP?Masih 
bisa tambah utang sekitar 25% GDP atau US$250 billion (2017 GDP US1 trilliun) 
lumayanlah.--- Menurut Sri Mulyani, orang yang menganggap utang Indonesia 
semakin besar hanya menakut-nakuti masyarakat. Dia anggap ketika utang 
meningkat Indonesia sampai Rp4.000 triliun bisa menghancurkan negara dan 
sebagainya. 


“Padahal kalau lihat dibandingkan nominal utang kita dengan negara utang paling 
tinggi Jepang atau AS yang disebut adidaya. Utang kita itu masih aman dengan 
pengelolaan yang benar,” tuturnya. 

Jadi, utang Indonesia dikelola dengan target tidak boleh melebihi 60% terhadap 
GDP dan defisit tetap dijaga.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, Utang Luar Negeri 
(ULN) Indonesia masih berada dalam batas aman di kisaran 35% dari produk 
domestik bruto. Meski membengkak, dia tidak merisaukan perekonomian Indonesia.. 
Pasalnya, perekonomian Indo - nesia masih tetap tumbuh dan mampu bersaing 
dengan negara lain yang juga memiliki ULN tinggi.

Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB
 
|  
|  
|  
|  |   |

 |

 |
|  
|  |  
Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB : Okezone Economy
 
Okezone
 
Pemerintah meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir terhadap utang Indonesia 
meski semakin besar - Fiskal & Mo...
 |

 |

 |

  Koran SINDO, Jurnalis · Senin 12 Maret 2018 11:13 WIBIlustrasi: Shutterstock

YOGYAKARTA – Pemerintah meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir terhadap 
utang Indonesia, meski semakin besar. Pasalnya, utang tersebut dikelola dengan 
transparan dan tidak boleh melebihi 60% produk domestik bruto (PDB). 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, jangan melihat utang hanya dari satu 
sisi, tapi lihat utang di dalam APBN secara keseluruhan. 


“Dalam mengelola utang negara, kita menggunakannya dengan hati-hati sesuai 
amanat undang-undang. Seperti kesehatan, kita juga melihat kesehatan keuangan 
negara seperti apa,” ujar Sri Mulyani dalam dialog nasional “Sukseskan 
Indonesia ku” di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). 

Baca Juga: Pemerintah Lelang SUN 13 Maret, Targetkan Rp25,5 Triliun

Menurut Sri Mulyani, orang yang menganggap utang Indonesia semakin besar hanya 
menakut-nakuti masyarakat. Dia anggap ketika utang meningkat Indonesia sampai 
Rp4.000 triliun bisa menghancurkan negara dan sebagainya. 

“Padahal kalau lihat dibandingkan nominal utang kita dengan negara utang paling 
tinggi Jepang atau AS yang disebut adidaya. Utang kita itu masih aman dengan 
pengelolaan yang benar,” tuturnya. 

Jadi, utang Indonesia dikelola dengan target tidak boleh melebihi 60% terhadap 
GDP dan defisit tetap dijaga.

“Lihat apakah keuangan kita sehat apa tidak, kalau rasio utang terhadap PDB dan 
kemampuan bayar. Jadi, jangan menakut-nakuti dan provokasi masyarakat,” 
tandasnya. 

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Masih Batas Aman

Sri Mulyani mengajak masyarakat untuk lebih percaya kepada pemerintah. Dengan 
begitu, Indonesia bisa menjadi negara yang kuat. 

“Saya tidak senang kalau tidak percaya diri, jangan jadi orang yang hanya 
menakut-nakuti. Jadi, kita harus menjadi negara yang percaya diri,” tandasnya. 

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai 
dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap utang luar negeri tidak ada 
masalah. Menurut dia, beban utang Indonesia jika dibandingkan negara lain di 
dunia tidak terlalu tinggi.

“Utang kita gak ada masalah, bahwa utang kita kenaikannya mungkin sedikit lebih 
cepat dibandingkan masa lalu, iya. Tapi, tetap saja beban utang kita tidak 
tinggi di antara negara mana pun,” katanya. 

Baca Juga: Ketua OJK: Tak Perlu Khawatir dengan Utang Luar Negeri Indonesia

Darmin melanjutkan, kenaikan utang Indonesia memang terjadi lebih cepat karena 
pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur.. Penambahan nilai utang ini, 
menurut Darmin, justru akan membawa dampak positif. “Kita tidak menggunakan 
utang untuk konsumsi. Kita gunakan utang untuk investasi infrastruktur. Jadi, 
jangan menakut-nakuti diri,” tuturnya. 

Darmin menuturkan, penambahan nilai utang Indonesia tetap diiringi indikator 
fiskal yang baik. “Indikator fiskalnya mulai menunjukkan defisit primer kita 
sudah mulai habis. Artinya, kita tidak meminjam untuk bayar utang lagi. Dulu 
sempat begitu karena warisan krisis tahun 1998. Tapi, sekarang mulai mengarah 
ke positif,” ujarnya. 

Menurut Darmin, dampak dari upaya pemerintah mendongkrak pembangunan 
infrastruktur akan mulai terasa pada tahun depan. Hal ini akan berdampak 
positif pada perekonomian.

“Kita bangun infrastruktur di mana

Fw: [GELORA45] Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB

2018-03-13 Terurut Topik 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]


From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 
Sent: Wednesday, March 14, 2018 6:19 AM
  

Apakah maksudnya masih akan tambah utang lagi sehingga mencapai 60% GDP?
Masih bisa tambah utang sekitar 25% GDP atau US$250 billion (2017 GDP US1 
trilliun) lumayanlah.
---

Menurut Sri Mulyani, orang yang menganggap utang Indonesia semakin besar hanya 
menakut-nakuti masyarakat. Dia anggap ketika utang meningkat Indonesia sampai 
Rp4.000 triliun bisa menghancurkan negara dan sebagainya. 



“Padahal kalau lihat dibandingkan nominal utang kita dengan negara utang paling 
tinggi Jepang atau AS yang disebut adidaya. Utang kita itu masih aman dengan 
pengelolaan yang benar,” tuturnya. 

Jadi, utang Indonesia dikelola dengan target tidak boleh melebihi 60% terhadap 
GDP dan defisit tetap dijaga.


Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, Utang Luar Negeri (ULN) 
Indonesia masih berada dalam batas aman di kisaran 35% dari produk domestik 
bruto. Meski membengkak, dia tidak merisaukan perekonomian Indonesia. Pasalnya, 
perekonomian Indo - nesia masih tetap tumbuh dan mampu bersaing dengan negara 
lain yang juga memiliki ULN tinggi.


Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB


 
   
 Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB : Okezone Economy
  Okezone

  Pemerintah meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir 
terhadap utang Indonesia meski semakin besar - Fiskal & Mo...
 
   
 



Koran SINDO, Jurnalis · Senin 12 Maret 2018 11:13 WIB
Ilustrasi: Shutterstock

YOGYAKARTA – Pemerintah meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir terhadap 
utang Indonesia, meski semakin besar. Pasalnya, utang tersebut dikelola dengan 
transparan dan tidak boleh melebihi 60% produk domestik bruto (PDB). 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, jangan melihat utang hanya dari satu 
sisi, tapi lihat utang di dalam APBN secara keseluruhan. 



“Dalam mengelola utang negara, kita menggunakannya dengan hati-hati sesuai 
amanat undang-undang. Seperti kesehatan, kita juga melihat kesehatan keuangan 
negara seperti apa,” ujar Sri Mulyani dalam dialog nasional “Sukseskan 
Indonesia ku” di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). 

Baca Juga: Pemerintah Lelang SUN 13 Maret, Targetkan Rp25,5 Triliun

Menurut Sri Mulyani, orang yang menganggap utang Indonesia semakin besar hanya 
menakut-nakuti masyarakat. Dia anggap ketika utang meningkat Indonesia sampai 
Rp4.000 triliun bisa menghancurkan negara dan sebagainya. 

“Padahal kalau lihat dibandingkan nominal utang kita dengan negara utang paling 
tinggi Jepang atau AS yang disebut adidaya. Utang kita itu masih aman dengan 
pengelolaan yang benar,” tuturnya. 

Jadi, utang Indonesia dikelola dengan target tidak boleh melebihi 60% terhadap 
GDP dan defisit tetap dijaga.

“Lihat apakah keuangan kita sehat apa tidak, kalau rasio utang terhadap PDB dan 
kemampuan bayar. Jadi, jangan menakut-nakuti dan provokasi masyarakat,” 
tandasnya. 

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Masih Batas Aman

Sri Mulyani mengajak masyarakat untuk lebih percaya kepada pemerintah. Dengan 
begitu, Indonesia bisa menjadi negara yang kuat. 

“Saya tidak senang kalau tidak percaya diri, jangan jadi orang yang hanya 
menakut-nakuti. Jadi, kita harus menjadi negara yang percaya diri,” tandasnya. 

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai 
dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap utang luar negeri tidak ada 
masalah. Menurut dia, beban utang Indonesia jika dibandingkan negara lain di 
dunia tidak terlalu tinggi.

“Utang kita gak ada masalah, bahwa utang kita kenaikannya mungkin sedikit lebih 
cepat dibandingkan masa lalu, iya. Tapi, tetap saja beban utang kita tidak 
tinggi di antara negara mana pun,” katanya. 

Baca Juga: Ketua OJK: Tak Perlu Khawatir dengan Utang Luar Negeri Indonesia

Darmin melanjutkan, kenaikan utang Indonesia memang terjadi lebih cepat karena 
pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur.. Penambahan nilai utang ini, 
menurut Darmin, justru akan membawa dampak positif. “Kita tidak menggunakan 
utang untuk konsumsi. Kita gunakan utang untuk investasi infrastruktur. Jadi, 
jangan menakut-nakuti diri,” tuturnya. 

Darmin menuturkan, penambahan nilai utang Indonesia tetap diiringi indikator 
fiskal yang baik. “Indikator fiskalnya mulai menunjukkan defisit primer kita 
sudah mulai habis. Artinya, kita tidak meminjam untuk bayar utang lagi. Dulu 
sempat begitu karena warisan krisis tahun 1998. Tapi, sekarang mulai mengarah 
ke positif,” ujarnya. 

Menurut Darmin, dampak dari upaya pemerintah mendongkrak pembangunan 
infrastruktur akan mulai terasa pada tahun depan. Hal ini akan berdampak 
positif pada perekonomian.

“Kita bangun infrastruktur di mana-mana, mungkin sebagian besar belum selesai 
tapi sebagian kecil sudah. Tahun depan semakin banyak yang selesai dan tentunya 
ekonomi akan menjadi lebih baik. Hasilnya akan le

[GELORA45] Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB

2018-03-13 Terurut Topik 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
Kalau tidak salah pemerintah sudah mencicil uang negara sebesar 250 T setiap 
tahun , tapi hutang negara kok tambah tinggi terus
Kalau Pak Jokowi sudah membayar sebesar 750 T selama tiga tahun mesti uang 
negara sudah menurun tapi kenyataan kok meningkat

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
Sent: Wednesday, March 14, 2018 6:19 AM
To: Yahoogroups 
Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB


Apakah maksudnya masih akan tambah utang lagi sehingga mencapai 60% GDP?
Masih bisa tambah utang sekitar 25% GDP atau US$250 billion (2017 GDP US1 
trilliun) lumayanlah.
---

Menurut Sri Mulyani, orang yang menganggap utang Indonesia semakin besar hanya 
menakut-nakuti masyarakat. Dia anggap ketika utang meningkat Indonesia sampai 
Rp4.000 triliun bisa menghancurkan negara dan sebagainya.


“Padahal kalau lihat dibandingkan nominal utang kita dengan negara utang paling 
tinggi Jepang atau AS yang disebut adidaya. Utang kita itu masih aman dengan 
pengelolaan yang benar,” tuturnya.

Jadi, utang Indonesia dikelola dengan target tidak boleh melebihi 60% terhadap 
GDP dan defisit tetap dijaga.
...
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, Utang Luar Negeri (ULN) 
Indonesia masih berada dalam batas aman di kisaran 35% dari produk domestik 
bruto. Meski membengkak, dia tidak merisaukan perekonomian Indonesia. Pasalnya, 
perekonomian Indo - nesia masih tetap tumbuh dan mampu bersaing dengan negara 
lain yang juga memiliki ULN tinggi.
...
Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% 
PDB<https://economy.okezone.com/read/2018/03/12/20/1871287/utang-ri-dijaga-tak-lebih-dari-60-pdb>





Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB : Okezone Economy

Okezone

Pemerintah meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir terhadap utang Indonesia 
meski semakin besar - Fiskal & Mo...





Koran SINDO, Jurnalis · Senin 12 Maret 2018 11:13 WIB
[https: img.okeinfo.net content 2018 03 12 20 1871287 
utang-ri-dijaga-tak-lebih-dari-60-pdb-hLXl9A48jT.jpg]Ilustrasi: Shutterstock

YOGYAKARTA – Pemerintah meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir terhadap 
utang<https://economy.okezone.com/topic/923/utang-ri> Indonesia, meski semakin 
besar. Pasalnya, utang tersebut dikelola dengan transparan dan tidak boleh 
melebihi 60% produk domestik bruto (PDB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, jangan melihat utang hanya dari satu 
sisi, tapi lihat utang di dalam APBN secara keseluruhan.


“Dalam mengelola utang negara, kita menggunakannya dengan hati-hati sesuai 
amanat undang-undang. Seperti kesehatan, kita juga melihat kesehatan keuangan 
negara seperti apa,” ujar Sri Mulyani dalam dialog nasional “Sukseskan 
Indonesia ku” di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Baca Juga: Pemerintah Lelang SUN 13 Maret, Targetkan Rp25,5 
Triliun<https://economy.okezone.com/read/2018/03/08/20/1869723/pemerintah-lelang-sun-13-maret-targetkan-rp25-5-triliun>

Menurut Sri Mulyani, orang yang menganggap utang Indonesia semakin besar hanya 
menakut-nakuti masyarakat. Dia anggap ketika utang meningkat Indonesia sampai 
Rp4.000 triliun bisa menghancurkan negara dan sebagainya.

“Padahal kalau lihat dibandingkan nominal utang kita dengan negara utang paling 
tinggi Jepang atau AS yang disebut adidaya. Utang kita itu masih aman dengan 
pengelolaan yang benar,” tuturnya.

Jadi, utang Indonesia dikelola dengan target tidak boleh melebihi 60% terhadap 
GDP dan defisit tetap dijaga.

“Lihat apakah keuangan kita sehat apa tidak, kalau rasio utang terhadap PDB dan 
kemampuan bayar. Jadi, jangan menakut-nakuti dan provokasi masyarakat,” 
tandasnya.

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Masih Batas 
Aman<https://economy.okezone.com/read/2018/03/05/20/1868287/utang-luar-negeri-indonesia-masih-batas-aman>

Sri Mulyani mengajak masyarakat untuk lebih percaya kepada pemerintah. Dengan 
begitu, Indonesia bisa menjadi negara yang kuat.

“Saya tidak senang kalau tidak percaya diri, jangan jadi orang yang hanya 
menakut-nakuti. Jadi, kita harus menjadi negara yang percaya diri,” tandasnya.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai 
dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap utang luar negeri tidak ada 
masalah. Menurut dia, beban utang Indonesia jika dibandingkan negara lain di 
dunia tidak terlalu tinggi.

“Utang kita gak ada masalah, bahwa utang kita kenaikannya mungkin sedikit lebih 
cepat dibandingkan masa lalu, iya. Tapi, tetap saja beban utang kita tidak 
tinggi di antara negara mana pun,” katanya.

Baca Juga: Ketua OJK: Tak Perlu Khawatir dengan Utang Luar Negeri 
Indonesia<https://economy.okezone.com/read/2018/03/05/20/1867973/ketua-ojk-tak-perlu-khawatir-dengan-utang-luar-negeri-indonesia>

Darmin melanjutkan, kenaikan utang Indonesia memang terjadi lebih cepat karena 
pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur.. Penambahan nilai utang ini, 
menurut Darmin, justru akan membawa dampak positif. “Kita tidak menggunakan 
utang untuk 

[GELORA45] Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB

2018-03-13 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
Apakah maksudnya masih akan tambah utang lagi sehingga mencapai 60% GDP?Masih 
bisa tambah utang sekitar 25% GDP atau US$250 billion (2017 GDP US1 trilliun) 
lumayanlah.---
Menurut Sri Mulyani, orang yang menganggap utang Indonesia semakin besar hanya 
menakut-nakuti masyarakat. Dia anggap ketika utang meningkat Indonesia sampai 
Rp4.000 triliun bisa menghancurkan negara dan sebagainya. 


“Padahal kalau lihat dibandingkan nominal utang kita dengan negara utang paling 
tinggi Jepang atau AS yang disebut adidaya. Utang kita itu masih aman dengan 
pengelolaan yang benar,” tuturnya. 

Jadi, utang Indonesia dikelola dengan target tidak boleh melebihi 60% terhadap 
GDP dan defisit tetap dijaga.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, Utang Luar Negeri 
(ULN) Indonesia masih berada dalam batas aman di kisaran 35% dari produk 
domestik bruto. Meski membengkak, dia tidak merisaukan perekonomian Indonesia.. 
Pasalnya, perekonomian Indo - nesia masih tetap tumbuh dan mampu bersaing 
dengan negara lain yang juga memiliki ULN tinggi.

Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB


| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
Utang RI Dijaga Tak Lebih dari 60% PDB : Okezone Economy

Okezone

Pemerintah meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir terhadap utang Indonesia 
meski semakin besar - Fiskal & Mo...
 |

 |

 |



Koran SINDO, Jurnalis · Senin 12 Maret 2018 11:13 WIBIlustrasi: Shutterstock

YOGYAKARTA – Pemerintah meyakinkan masyarakat untuk tidak khawatir terhadap 
utang Indonesia, meski semakin besar. Pasalnya, utang tersebut dikelola dengan 
transparan dan tidak boleh melebihi 60% produk domestik bruto (PDB). 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, jangan melihat utang hanya dari satu 
sisi, tapi lihat utang di dalam APBN secara keseluruhan. 


“Dalam mengelola utang negara, kita menggunakannya dengan hati-hati sesuai 
amanat undang-undang. Seperti kesehatan, kita juga melihat kesehatan keuangan 
negara seperti apa,” ujar Sri Mulyani dalam dialog nasional “Sukseskan 
Indonesia ku” di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). 

Baca Juga: Pemerintah Lelang SUN 13 Maret, Targetkan Rp25,5 Triliun

Menurut Sri Mulyani, orang yang menganggap utang Indonesia semakin besar hanya 
menakut-nakuti masyarakat. Dia anggap ketika utang meningkat Indonesia sampai 
Rp4.000 triliun bisa menghancurkan negara dan sebagainya. 

“Padahal kalau lihat dibandingkan nominal utang kita dengan negara utang paling 
tinggi Jepang atau AS yang disebut adidaya. Utang kita itu masih aman dengan 
pengelolaan yang benar,” tuturnya. 

Jadi, utang Indonesia dikelola dengan target tidak boleh melebihi 60% terhadap 
GDP dan defisit tetap dijaga.

“Lihat apakah keuangan kita sehat apa tidak, kalau rasio utang terhadap PDB dan 
kemampuan bayar. Jadi, jangan menakut-nakuti dan provokasi masyarakat,” 
tandasnya. 

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Masih Batas Aman

Sri Mulyani mengajak masyarakat untuk lebih percaya kepada pemerintah. Dengan 
begitu, Indonesia bisa menjadi negara yang kuat. 

“Saya tidak senang kalau tidak percaya diri, jangan jadi orang yang hanya 
menakut-nakuti. Jadi, kita harus menjadi negara yang percaya diri,” tandasnya. 

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai 
dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap utang luar negeri tidak ada 
masalah. Menurut dia, beban utang Indonesia jika dibandingkan negara lain di 
dunia tidak terlalu tinggi.

“Utang kita gak ada masalah, bahwa utang kita kenaikannya mungkin sedikit lebih 
cepat dibandingkan masa lalu, iya. Tapi, tetap saja beban utang kita tidak 
tinggi di antara negara mana pun,” katanya. 

Baca Juga: Ketua OJK: Tak Perlu Khawatir dengan Utang Luar Negeri Indonesia

Darmin melanjutkan, kenaikan utang Indonesia memang terjadi lebih cepat karena 
pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur. Penambahan nilai utang ini, 
menurut Darmin, justru akan membawa dampak positif. “Kita tidak menggunakan 
utang untuk konsumsi. Kita gunakan utang untuk investasi infrastruktur. Jadi, 
jangan menakut-nakuti diri,” tuturnya. 

Darmin menuturkan, penambahan nilai utang Indonesia tetap diiringi indikator 
fiskal yang baik. “Indikator fiskalnya mulai menunjukkan defisit primer kita 
sudah mulai habis. Artinya, kita tidak meminjam untuk bayar utang lagi. Dulu 
sempat begitu karena warisan krisis tahun 1998. Tapi, sekarang mulai mengarah 
ke positif,” ujarnya. 

Menurut Darmin, dampak dari upaya pemerintah mendongkrak pembangunan 
infrastruktur akan mulai terasa pada tahun depan. Hal ini akan berdampak 
positif pada perekonomian.

“Kita bangun infrastruktur di mana-mana, mungkin sebagian besar belum selesai 
tapi sebagian kecil sudah. Tahun depan semakin banyak yang selesai dan tentunya 
ekonomi akan menjadi lebih baik. Hasilnya akan lebih banyak dari utangnya,” 
ungkapnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, Utang Luar Negeri (ULN) 
Indonesia masih berada dalam batas aman di kisaran 35% dari produk domestik 
bruto. Meski

[GELORA45] Utang Kita Hampir Tembus Rp5.000 Triliun, Masih Amankah?

2018-03-13 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Selalu akan aman dijaga oleh pemberi hutang, sebab mereka akan bisa
bangkrut karena yang berhutang tidak mampu melunasi hutangnya.*


http://koransulindo.com/utang-kita-hampir-tembus-rp5-000-triliun-masih-amankah/


Utang Kita Hampir Tembus Rp5.000 Triliun, Masih Amankah?

2 jam lalu

BERBAGI

Facebook


Twitter




*Koran Sulindo* – Bank Indonesia (BI) menyatakan utang luar negeri (ULN)
Indonesia 2017 silam mencapai US$352,2 miliar (Rp4.849 triliun, dengan kurs
Rp13.769). Nilai ini naik sebanyak 10 persen dibandingkan tahun lalu.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Agusman, mengatakan berdasarkan jangka
waktu struktur ULN Indonesia itu masih aman.

Naiknya besaran utang ini terjadi baik di sektor publik maupun swasta,
terutama untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur.

ULN jangka panjang sebesar 86,1% dari total ULN, tumbuh 8,5%  dibanding
tahun lalu. Sementara ULN jangka pendek tumbuh 20,7% (yoy).

Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di kisaran
34%.Utang tidak boleh melebihi 60% dari PDB negara.

*Masih Amankah?*

Pemerintah berulangkali menegaskan ULN yang hampir tembus Rp5.000 trilun
itu masih aman.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo sering menyatakan untuk membangun
infrastruktur di tanah air antara 2015-2019, Indonesia membutuhkan anggaran
sekitar Rp5.000 triliun. Jumlah yang sama dengan jumlah utang kita kini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan isu utang memang paling sering
dipolitisasi.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan
peningkatan ULN tak harus dikhawatirkan.

“Utang kita enggak ada masalah itu, bahwa utang kita kenaikannya mungkin
lebih cepat dibanding masa lalu, iya. Tetap saja beban utang enggak tinggi
di antara negara manapun, itu seluruh dunia tahu,” kata Darmin, 7 Maret
2018 lalu, seperti dikutip Antaranews.com.

Menurut Darmin utang naik dengan cepat karena pembangunan infrastruktur.

“Kalau kenaikan utang lebih cepat karena kita mau bangun infrastruktur
banyak. Pilihannya bisa saja enggak usah naik utangnya lebih cepat,
infrastruktur jangan banyak bangun, pilih mana? Enggak ada apa-apa kok.
Kalian merasa sakit kalau utang naik sedikit lebih cepat?” kata Darmin.

*Persentase Naik*

Setahun terakhir, ULN Indonesia naik 10 persen dibandingkan 2016. Sementara
dari 2015 hingga 2016, ULN hanya naik 3 persen.

Setelah lebih 3,5 tahun memerintah, pemerintah menyatakan telah membangun,
antara lain, 2.623 km jalan aspal, sebagian besar di Papua, perbatasan
Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur; lebih dari 560 km jalan tol; lebih
25.000 meter jembatan; sejumlah bandar udara; proyek Light Rail Transit
(LRT) Jabodebek dan Palembang, dan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.

Besarnya kenaikan ULN 2017 dibandingkan 2016, karena dua tahun jelang akhir
pemerintahan Jokowi mempercepat pembangunan.

“Selain itu, yang itu tidak hanya pemerintah, tetapi juga BUMN, misalnya
lewat pencatatan obligasi global, Komodo Bond di London oleh Wijaya Karya,
yang juga bertujuan mengeluarkan surat utang untuk percepatan pembiayaan
infrastruktur,” kata Direktur Institute for Development of Economics and
Finance, INDEF, Enny Sri Hartati, seperti dikutip *bbc.com
.*

Menurut Enny, jumlah utang tersebut pasti tidak aman, karena bunga dan
cicilannya dibayar dengan gali lubang, tutup lubang. Utang baru dianggap
aman kalau pelunasannya tidak mengganggu likuiditas.

Kondisi gali lubang tutup lubang ini muncul akibat rasio penerimaan pajak,
yang merupakan salah satu sumber dana untuk membayar ULN, “juga turun”.
Realisasi penerimaan pajak Indonesia pada 2017 mencapai Rp1.151 triliun
atau ‘hanya’ 89,7% dari target pada APBN-P 2017.

“Kondisi tersebut akan dilihat pasar sebagai risiko fiskal, yang membuat
pasar keuangan Indonesia jadi rapuh dan mudah sekali timbul kekhawatiran.
Kalau dollar menguat, orang akan cepat khawatir akan terjadi aliran dana
keluar,” kata Enny.

Enny juga mengatakan utang itu akan membebani anak-cucu, karena pembayaran
utang dengan menggunakan pajak sehingga beban pajak nantinya tentu akan
ditanggung oleh anak cucu.

*Utang Swasta*

Yang lebih mengkhawatirkan adalah, dari total utang itu, separuh dimiliki
swasta.

“ULN swasta berpotensi menciptakan krisis ekonomi, seperti yang terjadi
pada 1997,” kata ekonom Bank Permata, Josua Pardede.

Pemerintah tak bisa mengontrol utang swasta ini. Pengelolaan dan pembayaran
utang pokok dan bunganya, hanya bergantung pada perusahaan peminjamnya.
*[DAS]*


[GELORA45] Utang Luar Negeri Alami Kenaikan 10,1 Persen, Masih Wajar?

2018-02-20 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
http://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/20/170019226/utang-luar-negeri-alami-kenaikan-101-persen-masih-wajar


*Utang Luar Negeri Alami Kenaikan 10,1 Persen, Masih Wajar? *

Pramdia Arhando Julianto


Kompas.com - 20/02/2018, 17:00 WIB

[image: Diskusi Kajian Institute for Development of Economics and Finance
(INDEF) terkait penciptaan lapangan kerja di Kantor INDEF, Jakarta, Selasa
(20/2/2018).]Diskusi Kajian Institute for Development of Economics and
Finance (INDEF) terkait penciptaan lapangan kerja di Kantor INDEF, Jakarta,
Selasa (20/2/2018).(KOMPAS.com/ PRAMDIA ARHANDO JULIANTO)



*JAKARTA, KOMPAS.com* - Bank Indonesia (BI) melaporkan, utang luar negeri
 (ULN) Indonesia pada
kuartal IV 2017 mencapai 352,2 miliar dollar AS atau Rp 4.773 triliun.
Angka tersebut tumbuh sebesar 10,1 persen secara tahunan (yoy).

Masih wajarkah jumlah utang luar negeri Indonesia tersebut?

Anggota Komisi XI DPR  Mukhamad Misbakhun
memberikan pandangannya. Dia mengatakan, kenaikan ULN sebesar 10,1 masih
dalam batas kewajaran, terlebih karena ULN tersebut digunakan pada sektor
produktif.

"Itu sah kita melakukan utang itu,"  ujar Misbakhun saat ditemui di Kantor
Institute for Development of Economics and Finance ( INDEF
), Jakarta, Selasa (20/2/2018).

"Untuk bangun infrastruktur, begitu bangun infrastuktur diharapkan nanti
akan ada manfaat bagi masyarakat, pergi ke pelabuhan lebih mudah, sektor
ekspor akan mencapai target, ruang tunggu mereka untuk mencapai kapal
menjadi lebih cepat," lanjut dia.

Baca juga : Bangun Infrastruktur, Utang Luar Negeri Indonesia Naik 10,1
Persen di Akhir 2017


Menurutnya, penggunaan utang untuk sektor produktif akan menopang laju
pertumbuhan perekonomian nasional, dan juga dibuktikan dengan upaya
pemerintah dalam membayar utang tersebut tepat waktu.

"Pemerintah tidak sekalipun menunda bayar utang, baik itu utang
swasta dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) atau bentuk bantuan
bilateral, pemerintah sebesar apapun utangnya, pemerintah bisa membayarkan
kewajibannya, pemerintah tetap akan menjaga kepercayaan," tambah Misbakhun.

Dia menilai, saat ini ULN bukan lagi diukur dari sisi jumlah utangnya
tetapi untuk apa dan mampu tidak pemerintah membayar utangnya.


[GELORA45] Utang RI Naik 10,1 Persen di 2017, Tembus Rp 4.684 Triliun

2018-02-19 Terurut Topik 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
Utang RI Naik 10,1 Persen di 2017, Tembus Rp 4.684 Triliun
SELASA, 20 FEB 2018 05:00 | EDITOR : SAUGI RIYANDI
 
Rupiah (Dok. JawaPos.com)


Berita Terkait
  a.. Wali Kota Batam Larang Kegiatan Seremonial
   
  b.. Hutang 1 Tahun Jokowi = 30 Tahun SoehartoJawaPos.com - Bank Indonesia 
(BI) mencatat perkembangan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV 
2017 relatif terkendali. ULN Indonesia pada akhir triwulan IV 2017 tercatat 
352,2 miliar dolar AS atau tumbuh 10,1 persen (yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI, Agusman mengatakan, perkembangan ULN ini 
terjadi baik di sektor publik maupun swasta, sejalan dengan kebutuhan 
pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan produktif lainnya.

"Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir triwulan IV 2017 
terbilang aman. ULN tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 
86,1 persen dari total ULN dan pada akhir triwulan IV 2017 tumbuh 8,5 persen 
(yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 20,7 persen (yoy)," ujarnya 
dalam keterangan tertulis, Selasa (20/1).

 
Bank Indonesia (Dok. Jawapos.com)



Menurut sektor ekonomi, lanjut Agusman, posisi ULN swasta pada akhir triwulan 
IV 2017 terutama dimiliki oleh sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, 
gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan. Pangsa ULN keempat sektor 
tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,9 persen sedikit lebih rendah 
dibandingkan dengan pangsa pada triwulan sebelumnya sebesar 77 persen 
Pertumbuhan ULN pada sektor keuangan, sektor industri pengolahan, dan sektor 
LGA meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2017.

"Di sisi lain, ULN sektor pertambangan mengalami kontraksi pertumbuhan," 
tuturnya.

Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada Triwulan IV-2017 masih 
terkendali. Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir 
triwulan IV 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen.

Selain itu, rasio utang jangka pendek terhadap total ULN juga relatif stabil di 
kisaran 13 persen. Kedua rasio ULN tersebut masih lebih baik dibandingkan 
dengan beberapa negara peers.

"Bank Indonesia terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk 
meyakinkan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan 
pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas 
makroekonomi," pungkasnya.

(hap/JPC)


[GELORA45] Utang luar negeri Indonesia 347,3 miliar dolar

2018-01-15 Terurut Topik 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
Utang luar negeri Indonesia 347,3 miliar dolar
 Selasa, 16 Januari 2018 07:35 WIB
 
ILUSTRASI (ANTARA /Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta (ANTARA News) - Utang Luar Negeri Indonesia naik 9,1 persen tahun ke 
tahun (year on year) atau menjadi 347,3 miliar dolar AS per akhir November 
2017, dipicu penarikan utang swasta dan publik yang menggeliat.

Berdasarkan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia di Jakarta, Selasa, jumlah 
utang luar negeri (ULN) swasta naik 4,2 persen (yoy) pada November 2017 atau 
sebesar 170,6 miliar dolar AS. Pertumbuhan penarikan itu lebih tinggi 
dibandingkan Oktober 2017 yang 1,3 persen (yoy).

Sedangkan jumlah ULN publik, atau pemerintah dan Bank Sentral, sebesar 176,6 
miliar dolar AS yang tumbuh 14,3 persen (yoy), meningkat dibanding Oktober 2017 
yang sebesar 8,4 persen (yoy).

Menurut sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir November 2017 
terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas, dan air 
bersih (LGA), serta pertambangan. 

Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77,6 
persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan Oktober 2017 yang sekira 76,9 
persen. 

"Sedangkan jika berdasarkan jangka waktu asal, struktur ULN Indonesia pada 
akhir November 2017 masih aman," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi 
BI Agusman.

ULN tetap didominasi ULN jangka panjang yang memiliki pangsa 85,7 persen dari 
total ULN dan pada November 2017 tumbuh 7,5 persen (yoy), meningkat 
dibandingkan bulan sebelumnya sekira 3,9 persen (yoy). Sementara itu, ULN 
berjangka pendek dengan pangsa 14,3 persen dari total ULN tumbuh 19,8 persen 
(yoy), atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Oktober 2017 yang 
sebesar 10,8 persen (yoy).

Bank Sentral memandang perkembangan ULN pada November 2017 tetap terkendali.. 
Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik 
Bruto (PDB) yang pada akhir November 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen.

"Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara kapasitas 
ekonomi yang sama (peers)," ujar dia. 
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Fitri Supratiwi


[GELORA45] Utang Terus Menumpuk, Pendapatan Tak Optimal

2017-12-28 Terurut Topik 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
Mengingat pembayaran bunga kurang lebih sama dengan jumlah pembayaran cicilan, 
maka alternatif supaya tidak berhutang kembali yaitu penghematan dan membuka 
sumber devisa negara yang baru.
Diantaranya membuka tambang-tambang baru serta sumber pendapat negara lainnya.
Katanya indonesia mempunyai sumber minyak gas yang melebihi Arab Saudi, kenapa 
itu tidak dimanfaatkan begitu juga halnya di papua ada 4 PT. (perusahaan) 
menemukan tambang mas baru kenapa juga itu tidak ditambang segera.
Kemudian perlu promosi lebih lanjut pariwisata Indonesia, dimana indonesia saat 
kini mendapat nomor wahid dibidang pariwisata didunia, dimana papua terutama 
raja empat menjadi tujuan wisata selain bali.
Daerah daerah indonesia timur perlu dijadikan batam kedua hingga batam ke 100, 
lewat perdagangan bebas. Kita bisa memanfatkan tol laut dengan mengambil rute 
Australia-papua dan NTT serta maluku. Mungkin biayanya perlu dibebaskan dengan 
syarat yang berkunujung ke Indonesia timur lebih dari 1 bulan.
Bayangkan kalau ada tamu berkunjung sampai 1 bulan, berapa dolar uang masuk, 
belum lagi ekonomi daerah bersangkutag bisa maju



From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
Sent: Friday, December 29, 2017 7:13 AM
Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Utang Terus Menumpuk, Pendapatan Tak Optimal



Utang menumpuk koruptor gembuk kantong?



http://www.koran-jakarta.com/utang-terus-menumpuk--pendapatan-tak-optimal/



No Comments 
<http://www.koran-jakarta.com/utang-terus-menumpuk--pendapatan-tak-optimal/#comments>

Kamis 28/12/2017 | 00:01

“Outlook” 2018 - Nafsu Berutang Pemerintah Mesti Direm

Utang Terus Menumpuk, Pendapatan Tak Optimal

[Utang Terus Menumpuk, Pendapatan Tak Optimal]

Foto : koran jakarta/ones

A   A   A   Pengaturan Font

Kenaikan peringkat utang negara tidak bermanfaat jika sektor riil tidak 
bergerak.

Dengan rasio utang 27 persen saja, pemerintah sudah gali lubang tutup lubang.



JAKARTA - Sejumlah kalangan mengemukakan utang Indonesia pada tahun depan bakal 
terus mencatat rekor tertinggi menuju level 4.500 triliun rupiah. Untuk itu, 
pemerintah diharapkan mampu memperbaiki pengelolaan utang, terutama 
produktivitas utang dan kemampuan bayar agar timbunan utang tidak membebani 
generasi mendatang.

Pemanfaatan utang secara produktif masih akan menjadi tantangan. Sebab, laju 
kenaikan utang masih jauh lebih tinggi dibandingkan laju kenaikan produk 
domestik bruto (PDB). Berutang sah-sah saja, asalkan memiliki proyeksi yang 
jelas untuk membayar kembali.

Oleh karena itu, manajemen utang mesti secara tegas mensyaratkan, misalnya, 
setiap satu dollar AS utang yang ditarik mampu menghasilkan pendapatan 2–3 
dollar AS. Ekonom UGM, Wihana Kirana Jaya, mengatakan pemerintah memang mesti 
lebih ketat mengevaluasi utang.

Sebab, meningkatnya utang ternyata tidak paralel dengan kenaikan pendapatan 
negara. Akibatnya, beban utang makin membengkak, namun keuangan negara makin 
sulit membiayai pembangunan, apalagi untuk membayar kewajiban utang yang 
melambung.

“Kalau utang tidak segera direm maka penerimaan negara hanya tersedot untuk 
bayar bunga utang saja. Peningkatan kepercayaan global melalui kenaikan 
peringkat surat utang negara tidak akan banyak bermanfaat jika sektor riil 
tidak bergerak, sebab ini hanya akan meningkatkan nafsu berutang, tapi 
produktivitas tidak meningkat,” papar dia, ketika dihubungi, Rabu (27/12).

Wihana pun mengingatkan pemerintah untuk terus mempertahankan prinsip 
kehatihatian dalam mengelola utang. Meskipun dengan perbaikan peringkat utang 
Indonesia dipandang kuat dari tekanan global, kemampuan bayar utang dan 
likuiditas tetap mesti diperkuat.

Beban utang pemerintah meningkat cukup signifikan. Pada APBN 2017, anggaran 
pembayaran bunga, pokok, dan cicilan utang mencapai 486 triliun rupiah. Di APBN 
2018, pembayaran bunga utang mencapai 238,6 triliun rupiah, sedangkan alokasi 
untuk cicilan pokok utang sebesar 399,2 triliun rupiah. Dengan demikian, total 
anggaran pembayaran utang tahun depan mencapai 637,8 triliun rupiah.

Sementara itu, total utang pemerintah tahun depan diproyeksi menyentuh angka 
4.300 triliun rupiah, atau menuju level 4.500 triliun rupiah. Menurut ekonom 
Indef, Achmad Heri Firdaus, kenaikan pembayaran bunga dan pokok utang jatuh 
tempo menyebabkan ruang stimulus fiskal menjadi terbatas.

Akibatnya, defisit anggaran terancam membengkak di tengah tren seretnya 
penerimaan negara. Dia menambahkan, menumpuknya utang tersebut akibat pemaksaan 
anggaran, tetapi tidak dibarengi dengan optimalisasi penerimaan. “ 
Implikasinya, kita terus mencari sumber pembiayaan baru selain utang. Ada 
skema- skema kerja sama dengan swasta. Ini yang bisa diharapkan,” kata Heri.

Jalan Pintas

Dia menambahkan, jalan pintas yang biasa ditempuh memang menerbitkan surat 
utang selama tidak melewati ambang batas rasio utang terhadap produk domestik 
bruto (PDB), seperti yang ditetapkan dalam UU Keuangan Negara, yakni sebesar 60 
persen.

Tetapi, hal ini

[GELORA45] Utang Terus Menumpuk, Pendapatan Tak Optimal

2017-12-28 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
Utang menumpuk koruptor gembuk kantong?


http://www.koran-jakarta.com/utang-terus-menumpuk--pendapatan-tak-optimal/


No Comments


Kamis 28/12/2017 | 00:01

“*Outlook” 2018 - Nafsu Berutang Pemerintah Mesti Direm*
Utang Terus Menumpuk, Pendapatan Tak Optimal

[image: Utang Terus Menumpuk, Pendapatan Tak Optimal]


Foto : koran jakarta/ones

A   A   A   *Pengaturan Font*

*Kenaikan peringkat utang negara tidak bermanfaat jika sektor riil tidak
bergerak. *

*Dengan rasio utang 27 persen saja, pemerintah sudah gali lubang tutup
lubang.*



JAKARTA - Sejumlah kalangan mengemukakan utang Indonesia pada tahun depan
bakal terus mencatat rekor tertinggi menuju level 4.500 triliun rupiah.
Untuk itu, pemerintah diharapkan mampu memperbaiki pengelolaan utang,
terutama produktivitas utang dan kemampuan bayar agar timbunan utang tidak
membebani generasi mendatang.

Pemanfaatan utang secara produktif masih akan menjadi tantangan. Sebab,
laju kenaikan utang masih jauh lebih tinggi dibandingkan laju kenaikan
produk domestik bruto (PDB). Berutang sah-sah saja, asalkan memiliki
proyeksi yang jelas untuk membayar kembali.

Oleh karena itu, manajemen utang mesti secara tegas mensyaratkan, misalnya,
setiap satu dollar AS utang yang ditarik mampu menghasilkan pendapatan 2–3
dollar AS. Ekonom UGM, Wihana Kirana Jaya, mengatakan pemerintah memang
mesti lebih ketat mengevaluasi utang.

Sebab, meningkatnya utang ternyata tidak paralel dengan kenaikan pendapatan
negara. Akibatnya, beban utang makin membengkak, namun keuangan negara
makin sulit membiayai pembangunan, apalagi untuk membayar kewajiban utang
yang melambung.

“Kalau utang tidak segera direm maka penerimaan negara hanya tersedot untuk
bayar bunga utang saja. Peningkatan kepercayaan global melalui kenaikan
peringkat surat utang negara tidak akan banyak bermanfaat jika sektor riil
tidak bergerak, sebab ini hanya akan meningkatkan nafsu berutang, tapi
produktivitas tidak meningkat,” papar dia, ketika dihubungi, Rabu (27/12).

Wihana pun mengingatkan pemerintah untuk terus mempertahankan prinsip
kehatihatian dalam mengelola utang. Meskipun dengan perbaikan peringkat
utang Indonesia dipandang kuat dari tekanan global, kemampuan bayar utang
dan likuiditas tetap mesti diperkuat.

Beban utang pemerintah meningkat cukup signifikan. Pada APBN 2017, anggaran
pembayaran bunga, pokok, dan cicilan utang mencapai 486 triliun rupiah. Di
APBN 2018, pembayaran bunga utang mencapai 238,6 triliun rupiah, sedangkan
alokasi untuk cicilan pokok utang sebesar 399,2 triliun rupiah. Dengan
demikian, total anggaran pembayaran utang tahun depan mencapai 637,8
triliun rupiah.

Sementara itu, total utang pemerintah tahun depan diproyeksi menyentuh
angka 4.300 triliun rupiah, atau menuju level 4.500 triliun rupiah. Menurut
ekonom Indef, Achmad Heri Firdaus, kenaikan pembayaran bunga dan pokok
utang jatuh tempo menyebabkan ruang stimulus fiskal menjadi terbatas.

Akibatnya, defisit anggaran terancam membengkak di tengah tren seretnya
penerimaan negara. Dia menambahkan, menumpuknya utang tersebut akibat
pemaksaan anggaran, tetapi tidak dibarengi dengan optimalisasi penerimaan.
“ Implikasinya, kita terus mencari sumber pembiayaan baru selain utang. Ada
skema- skema kerja sama dengan swasta. Ini yang bisa diharapkan,” kata Heri.

*Jalan Pintas*

Dia menambahkan, jalan pintas yang biasa ditempuh memang menerbitkan surat
utang selama tidak melewati ambang batas rasio utang terhadap produk
domestik bruto (PDB), seperti yang ditetapkan dalam UU Keuangan Negara,
yakni sebesar 60 persen.

Tetapi, hal ini tetap menjadi warning terkait dengan kemampuan bayar utang
Indonesia. Sebab, dengan rasio utang sekitar 27–29 persen saat ini saja
negara mesti menarik utang baru hanya untuk membayar bunga utang lama, atau
gali lubang tutup lubang.

“Siklus ini akan terus berputar- putar dan kita makin terperosok dalam
jebakan utang selama tidak ada terobosan optimalisasi penerimaan negara
untuk mengurangi stok utang,” tukas Heri. *ahm/YK/SB/WP*


Fw: [GELORA45] Utang uang dibayar ginjal

2017-12-22 Terurut Topik 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]


From: Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] 
Sent: Saturday, December 23, 2017 1:41 PM
  





https://www.merdeka.com/peristiwa/utang-uang-dibayar-ginjal.html

Utang uang dibayar ginjal
Sabtu, 23 Desember 2017 09:17 Reporter : Ya'cob Billiocta 



 Perempuan di Batu yang rela jual ginjal demi bayar utang. ©2017 
merdeka.com/darmadi sasongko 

Merdeka.com - Ita Diana (47) warga Batu, Jawa Timur nekat melakukan 
transplantasi ginjalnya kepada seorang pasien bernama Erwin di Rumah Sakit 
Saiful Anwar (RSSA) Malang, dengan harapan utangnya sebesar Rp 350 juta 
terselesaikan.

"Karena perubahan kehidupan saya, karena sesuatu hal, bisnis saya bangkrut, 
usaha saya jatuh. Saya terlilit utang," kata Ita dengan sesenggukan saat 
ditemui di Kota Malang, Kamis kemarin.

Namun setelah ginjalnya diambil, utang Ita hingga kini tidak kunjung terlunasi. 
Dia hanya menerima tidak sampai separuh dari yang dijanjikan, cuma Rp 70 juta.

Kisah transplantasi ginjal Ita berawal saat dia takut pulang karena banyak 
orang menagih utang ke rumah. Ia memilih luntang-lantung dan tidur di musala 
rumah sakit.

Karena kesedihannya, dia bercerita kepada banyak orang hingga mendapat saran 
untuk masuk ke ruang HD (ruangan terkait transplantasi). Ia kemudian oleh 
seorang dokter dipertemukan dengan pasien gagal ginjal.

"Bu (istri pasien) di sini saya tidak jual, saya di sini punya kebutuhan. Saya 
pingin bantu bapak (pasien), agar masalah (utang) saya diselesaikan sama 
bapak," kata Ita yang terus menangis.

"Bu Nina (istri pasien) tanya, berapa kebutuhan ibu? Saya bilang Rp 350 juta. 
Beliau bilang, 'Ya bu kami tidak akan menutup mata. Kami akan menyelesaikan 
masalah ibu. Sebesar yang ibu butuhkan Rp 350 juta. Intinya, beliau tidak akan 
menutup mata dengan kebutuhan saya. Masalah saya diselesaikan," jelasnya.

Sebelum masuk ruang operasi pun, Ita sempat berpesan kepada istri pasien 
tentang kesepakatan itu. Ia mewanti-wanti agar kebutuhannya untuk membayar 
utang nantinya diselesaikan.

"Bu, di Islam itu luka sedikit saja dosa. Bu, ini saya menawarkan tubuh saya. 
Kalau Allah meridoi, umur saya dipanjangkan. Kalau Allah tidak meridoi, waktu 
saya operasi nyawa saya dicabut saya rela, yang penting janji ibu jangan 
diingkari. Dia bilang tetap, tidak akan menutup mata. Siap menyelesaikan 
masalah saya sebesar Rp 350 juta," kisahnya.

Ita kini tetap dikejar-kejar utang, sementara orang yang dibantunya ternyata 
tidak memenuhi janji yang disepakati di awal. Ita sendiri mengaku telah menemui 
Erwin dan dokter R yang disebut menjadi penghubung. Tetapi tidak juga bersedia 
membayar kekurangannya.

Erwin sendiri saat ditemui di Jalan Metro Kota Malang, memilih memberikan 
pernyataan sepotong sepotong. Sambil berjalan dan mengenakan masker, meminta 
para wartawan bertanya langsung kepada pihak rumah sakit. "Silakan saja tanya 
ke sana. Saya hanya dihubungkan," katanya sambil terus berjalan.

Ita yang merasa dirugikan karena hanya menerima Rp 74 juta dari Rp 350 juta 
yang dijanjikan, berencana menempuh jalur hukum.

"Sudah 1, 2, 3 bulan saya ke situ, katanya bapak masih pengobatan, masih 
pengobatan. Saya waktu itu ke situ dikasih uang Rp 2,5 juta. Setelah itu saya 
pulang. Katanya bulan itu belum bisa," tuturmya.

"Katanya, 'meskipun bapak (pasien) sakit, saya kan kerja. Saya yang akan 
membantu ibu. Saya tetap menyelesaikan masalah ibu'. Tapi sampai kapan?" 
sambung Ita, sambil menirukan Nina, istri Erwin.

Padahal, sejak awal organ tubuh Ita telah 'diagunkan' agar dapat membayar 
utang. Besaran nilai imbalan itupun disepakati berdasarkan nilai utang ibu tiga 
anak tersebut.

Yassiro Ardhana Rahman, pengacara Ita Diana mengatakan, kliennya sangat 
dirugikan karena perjanjian awal telah diingkari. Ada kekurangan sebesar Rp 280 
juta dan itu pun sudah ditagihkan kepada pihak yang bersangkutan. Namun tidak 
ada itikad baik untuk menyelesaikan.

"Kita akan usut semuanya, karena bagaimana juga memperjualbelikan organ tubuh 
atau ginjal di Indonesia merupakan perbuatan ilegal. Hal tersebut merupakan 
sebuah tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 64 ayat 3 juncto pasal 162 
UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan," kata Yassiro.

Dugaan tersebut didasarkan pengakuan Ita yang tidak dimintai persetujuan dalam 
proses transplantasi tersebut. Ita hanya diminta tanda tangan satu kali 
menjelang dilakukan operasi transplantasi.

"Tidak ada (tanda tangan), tidak ada sama sekali. Suami saya tidak ada, 
keluarga lainnya juga tidak dimintai. Tanpa persetujuan keluarga, tidak ada 
surat buat keluarga," kata Ita.

Dasar lain adalah adanya kesepakatan sebesar Rp 350 Juta, tetapi dibayarkan 
oleh Erwin Rp 74 juta menunjukkan bahwa transplantasi tersebut bermotif 
ekonomi. Bukan lagi dilandasi kemanusiaan sebagaimana ketentuan yang berlaku.

"Hal ini terlihat kalau dilandasi ekonomi, dikomersilkan. Maka sudah jelas ini 
bentuk tindak pidana. Maka kita menyerahkan kepada aparat hukum," tegasnya.

RSSA Malang membantah adanya praktik jual beli ginjal.

Fw: [GELORA45] Utang uang dibayar ginjal

2017-12-22 Terurut Topik Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
 

   - Pesan yang Diteruskan - Dari: Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com 
[GELORA45] Terkirim: Sabtu, 23 Desember 2017 
06..41.37 GMT+1Judul: [GELORA45] Utang uang dibayar ginjal
     








https://www.merdeka.com/peristiwa/utang-uang-dibayar-ginjal.html

Utang uang dibayar ginjal

Sabtu, 23 Desember 2017 09:17 Reporter: Ya'cobBilliocta 

   
   -


Perempuan di Batu yang rela jual ginjal demi bayar utang. 
©2017merdeka..com/darmadi sasongko 

Merdeka.com - Ita Diana (47) warga Batu, Jawa Timur nekatmelakukan 
transplantasi ginjalnya kepada seorang pasien bernama Erwindi Rumah Sakit 
Saiful Anwar (RSSA) Malang,dengan harapan utangnya sebesar Rp 350 juta 
terselesaikan..

"Karena perubahan kehidupan saya, karena sesuatu hal, bisnissaya bangkrut, 
usaha saya jatuh. Saya terlilit utang," kata Itadengan sesenggukan saat ditemui 
di Kota Malang, Kamis kemarin.

Namun setelah ginjalnya diambil, utang Ita hingga kini tidakkunjung terlunasi. 
Dia hanya menerima tidak sampai separuh dari yangdijanjikan, cuma Rp 70 juta.

Kisah transplantasi ginjal Ita berawal saat dia takut pulangkarena banyak orang 
menagih utang ke rumah. Ia memilihluntang-lantung dan tidur di musala rumah 
sakit.

Karena kesedihannya, dia bercerita kepada banyak orang hinggamendapat saran 
untuk masuk ke ruang HD (ruangan terkaittransplantasi). Ia kemudian oleh 
seorang dokter dipertemukan denganpasien gagal ginjal.

"Bu (istri pasien) di sini saya tidak jual, saya di sinipunya kebutuhan. Saya 
pingin bantu bapak (pasien), agar masalah(utang) saya diselesaikan sama bapak," 
kata Ita yang terusmenangis.

"Bu Nina (istri pasien) tanya, berapa kebutuhan ibu? Sayabilang Rp 350 juta.. 
Beliau bilang, 'Ya bu kami tidak akan menutupmata. Kami akan menyelesaikan 
masalah ibu. Sebesar yang ibu butuhkanRp 350 juta. Intinya, beliau tidak akan 
menutup mata dengan kebutuhansaya. Masalah saya diselesaikan," jelasnya.

Sebelum masuk ruang operasi pun, Ita sempat berpesan kepada istripasien tentang 
kesepakatan itu. Ia mewanti-wanti agar kebutuhannyauntuk membayar utang 
nantinya diselesaikan.

"Bu, di Islam itu luka sedikit saja dosa. Bu, ini sayamenawarkan tubuh saya.. 
Kalau Allah meridoi, umur saya dipanjangkan.Kalau Allah tidak meridoi, waktu 
saya operasi nyawa saya dicabut sayarela, yang penting janji ibu jangan 
diingkari. Dia bilang tetap,tidak akan menutup mata. Siap menyelesaikan masalah 
saya sebesar Rp350 juta," kisahnya.

Ita kini tetap dikejar-kejar utang, sementara orang yangdibantunya ternyata 
tidak memenuhi janji yang disepakati di awal. Itasendiri mengaku telah menemui 
Erwin dan dokter R yang disebut menjadipenghubung. Tetapi tidak juga bersedia 
membayar kekurangannya.

Erwin sendiri saat ditemui di Jalan Metro Kota Malang, memilihmemberikan 
pernyataan sepotong sepotong. Sambil berjalan danmengenakan masker, meminta 
para wartawan bertanya langsung kepadapihak rumah sakit. "Silakan saja tanya ke 
sana. Saya hanyadihubungkan," katanya sambil terus berjalan.

Ita yang merasa dirugikan karena hanya menerima Rp 74 juta dari Rp350 juta yang 
dijanjikan, berencana menempuh jalur hukum.

"Sudah 1, 2, 3 bulan saya ke situ, katanya bapak masihpengobatan, masih 
pengobatan. Saya waktu itu ke situ dikasih uang Rp2,5 juta. Setelah itu saya 
pulang. Katanya bulan itu belum bisa,"tuturmya.

"Katanya, 'meskipun bapak (pasien) sakit, saya kan kerja.Saya yang akan 
membantu ibu. Saya tetap menyelesaikan masalah ibu'.Tapi sampai kapan?" sambung 
Ita, sambil menirukan Nina, istriErwin.

Padahal, sejak awal organ tubuh Ita telah 'diagunkan' agar dapatmembayar utang. 
Besaran nilai imbalan itupun disepakati berdasarkannilai utang ibu tiga anak 
tersebut.

Yassiro Ardhana Rahman, pengacara Ita Diana mengatakan, kliennyasangat 
dirugikan karena perjanjian awal telah diingkari. Adakekurangan sebesar Rp 280 
juta dan itu pun sudah ditagihkan kepadapihak yang bersangkutan. Namun tidak 
ada itikad baik untukmenyelesaikan.

"Kita akan usut semuanya, karena bagaimana jugamemperjualbelikan organ tubuh 
atau ginjal di Indonesia merupakanperbuatan ilegal. Hal tersebut merupakan 
sebuah tindak pidanasebagaimana diatur dalam Pasal 64 ayat 3 juncto pasal 162 
UU No 36Tahun 2009 tentang kesehatan," kata Yassiro.

Dugaan tersebut didasarkan pengakuan Ita yang tidak dimintaipersetujuan dalam 
proses transplantasi tersebut. Ita hanya dimintatanda tangan satu kali 
menjelang dilakukan operasi transplantasi.

"Tidak ada (tanda tangan), tidak ada sama sekali. Suami sayatidak ada, keluarga 
lainnya juga tidak dimintai. Tanpa persetujuankeluarga, tidak ada surat buat 
keluarga," kata Ita.

Dasar lain adalah adanya kesepakatan sebesar Rp 350 Juta, tetapidibayarkan oleh 
Erwin Rp 74 juta menunjukkan bahwa transplantasitersebut bermotif ekonomi. 
Bukan lagi dilandasi kemanusiaansebagaimana ketentuan yang berlaku.

"Hal ini terlihat kalau dil

[GELORA45] Utang uang dibayar ginjal

2017-12-22 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.merdeka.com/peristiwa/utang-uang-dibayar-ginjal.html
Utang uang dibayar ginjal

Sabtu, 23 Desember 2017 09:17 Reporter : Ya'cob Billiocta




Perempuan di Batu yang rela jual ginjal demi bayar utang. ©2017
merdeka.com/darmadi sasongko

*Merdeka.com - *Ita Diana (47) warga Batu, Jawa Timur nekat melakukan
transplantasi ginjalnya kepada seorang pasien bernama Erwin di Rumah Sakit
Saiful Anwar (RSSA) *Malang* , dengan harapan
utangnya sebesar Rp 350 juta terselesaikan.

"Karena perubahan kehidupan saya, karena sesuatu hal, bisnis saya bangkrut,
usaha saya jatuh. Saya terlilit utang," kata Ita dengan sesenggukan saat
ditemui di Kota Malang, Kamis kemarin.

Namun setelah ginjalnya diambil, utang Ita hingga kini tidak kunjung
terlunasi. Dia hanya menerima tidak sampai separuh dari yang dijanjikan,
cuma Rp 70 juta.

Kisah transplantasi ginjal Ita berawal saat dia takut pulang karena banyak
orang menagih utang ke rumah. Ia memilih luntang-lantung dan tidur di
musala rumah sakit.

Karena kesedihannya, dia bercerita kepada banyak orang hingga mendapat
saran untuk masuk ke ruang HD (ruangan terkait transplantasi). Ia kemudian
oleh seorang dokter dipertemukan dengan pasien gagal ginjal.

"Bu (istri pasien) di sini saya tidak jual, saya di sini punya kebutuhan.
Saya pingin bantu bapak (pasien), agar masalah (utang) saya diselesaikan
sama bapak," kata Ita yang terus menangis.

"Bu Nina (istri pasien) tanya, berapa kebutuhan ibu? Saya bilang Rp 350
juta. Beliau bilang, 'Ya bu kami tidak akan menutup mata. Kami akan
menyelesaikan masalah ibu. Sebesar yang ibu butuhkan Rp 350 juta. Intinya,
beliau tidak akan menutup mata dengan kebutuhan saya. Masalah saya
diselesaikan," jelasnya.

Sebelum masuk ruang operasi pun, Ita sempat berpesan kepada istri pasien
tentang kesepakatan itu. Ia mewanti-wanti agar kebutuhannya untuk membayar
utang nantinya diselesaikan.

"Bu, di Islam itu luka sedikit saja dosa. Bu, ini saya menawarkan tubuh
saya. Kalau Allah meridoi, umur saya dipanjangkan. Kalau Allah tidak
meridoi, waktu saya operasi nyawa saya dicabut saya rela, yang penting
janji ibu jangan diingkari. Dia bilang tetap, tidak akan menutup mata. Siap
menyelesaikan masalah saya sebesar Rp 350 juta," kisahnya.

Ita kini tetap dikejar-kejar utang, sementara orang yang dibantunya
ternyata tidak memenuhi janji yang disepakati di awal. Ita sendiri mengaku
telah menemui Erwin dan dokter R yang disebut menjadi penghubung. Tetapi
tidak juga bersedia membayar kekurangannya.

Erwin sendiri saat ditemui di Jalan Metro Kota Malang, memilih memberikan
pernyataan sepotong sepotong. Sambil berjalan dan mengenakan masker,
meminta para wartawan bertanya langsung kepada pihak rumah sakit. "Silakan
saja tanya ke sana. Saya hanya dihubungkan," katanya sambil terus berjalan.

Ita yang merasa dirugikan karena hanya menerima Rp 74 juta dari Rp 350 juta
yang dijanjikan, berencana menempuh jalur hukum.

"Sudah 1, 2, 3 bulan saya ke situ, katanya bapak masih pengobatan, masih
pengobatan. Saya waktu itu ke situ dikasih uang Rp 2,5 juta. Setelah itu
saya pulang. Katanya bulan itu belum bisa," tuturmya.

"Katanya, 'meskipun bapak (pasien) sakit, saya kan kerja. Saya yang akan
membantu ibu. Saya tetap menyelesaikan masalah ibu'. Tapi sampai kapan?"
sambung Ita, sambil menirukan Nina, istri Erwin.

Padahal, sejak awal organ tubuh Ita telah 'diagunkan' agar dapat membayar
utang. Besaran nilai imbalan itupun disepakati berdasarkan nilai utang ibu
tiga anak tersebut.

Yassiro Ardhana Rahman, pengacara Ita Diana mengatakan, kliennya sangat
dirugikan karena perjanjian awal telah diingkari. Ada kekurangan sebesar Rp
280 juta dan itu pun sudah ditagihkan kepada pihak yang bersangkutan. Namun
tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan.

"Kita akan usut semuanya, karena bagaimana juga memperjualbelikan organ
tubuh atau ginjal di Indonesia merupakan perbuatan ilegal. Hal tersebut
merupakan sebuah tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 64 ayat 3
juncto pasal 162 UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan," kata Yassiro.

Dugaan tersebut didasarkan pengakuan Ita yang tidak dimintai persetujuan
dalam proses transplantasi tersebut. Ita hanya diminta tanda tangan satu
kali menjelang dilakukan operasi transplantasi.

"Tidak ada (tanda tangan), tidak ada sama sekali. Suami saya tidak ada,
keluarga lainnya juga tidak dimintai. Tanpa persetujuan keluarga, tidak ada
surat buat keluarga," kata Ita.

Dasar lain adalah adanya kesepakatan sebesar Rp 350 Juta, tetapi dibayarkan
oleh Erwin Rp 74 juta menunjukkan bahwa transplantasi tersebut bermotif
ekonomi. Bukan lagi dilandasi kemanusiaan sebagaimana ketentuan yang
berlaku.

"Hal ini terlihat kalau dilandasi ekonomi, dikomersilkan. Maka sudah jelas
ini bentuk tindak pidana. Maka kita menyerahkan kepada aparat hukum,"
tegasnya.

RSSA Malang membantah adanya praktik jual beli ginjal. Pihak menegaskan
bahwa telah menjalankan kegiatan proses transplantas

[GELORA45] Utang Indonesia Terus Meroket, Sekarang Tembus USD 341, 5 Miliar

2017-12-17 Terurut Topik 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
Utang asal jangan dikorupsikan, amerika juga banyak punya utang

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
Sent: Monday, December 18, 2017 9:02 AM
Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Utang Indonesia Terus Meroket, Sekarang 
Tembus USD 341, 5 Miliar



https://www.eramuslim.com/berita/nasional/utang-indonesia-terus-meroket-sekarang-tembus-usd-3415-miliar.htm



Utang Indonesia Terus Meroket, Sekarang Tembus USD 341,5 Miliar



Redaksi – Minggu, 17 Desember 2017 10:00 WIB

Eramuslim.com – Utang luar negeri Indonesia meningkat secara tahunan sebesar 
4,8 persen pada akhir Oktober 2017 menjadi 341,5 miliar dolar AS, didorong 
terus bertumbuhnya utang swasta maupun publik.

Utang luar negeri swasta naik 1,3 persen (yoy) pada akhir Oktober 2017 menjad 
168,3 miliar dolar AS. Peningkatan tersebut masih sama dengan laju pada 
September 2017, menurut Statistik Utang Luar Negeri yang diumumkan Bank 
Indonesia, di Jakarta, Sabtu.

ULN swasta pada akhir Oktober 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri 
pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan.

“Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77 
persen, relatif sama dengan pangsa bulan sebelumnya maupun periode yang sama 
pada 2016,” tulis BI dalam statistiknya.

Sementara ULN sektor publik naik 8,4 persen (yoy) menjadi 173,2 miliar dolar 
AS. Peningkatan itu lebih rendah dari September 2017 yang sebesar 8,5 persen 
(yoy).



Sedangkan berdasarkan jangka waktu asal, struktur ULN Indonesia didomiasi ULN 
jangka panjang dengan pangsa 86,3 persen dari total ULN dan pada akhir Oktober 
2017 atau naik 3,9 persen (yoy) menadi 294,8 miliar dolar AS.

Sedangkan, ULN berjangka pendek naik 10,6 persen (yoy) menjadi 46,6 miliar 
dolar AS.(yl/akt)



[GELORA45] Utang Indonesia Terus Meroket, Sekarang Tembus USD 341,5 Miliar

2017-12-17 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
https://www.eramuslim.com/berita/nasional/utang-indonesia-terus-meroket-sekarang-tembus-usd-3415-miliar.htm


Utang Indonesia Terus Meroket, Sekarang Tembus USD 341,5 Miliar



Redaksi – Minggu, 17 Desember 2017 10:00 WIB

Eramuslim.com – Utang luar negeri Indonesia meningkat secara tahunan
sebesar 4,8 persen pada akhir Oktober 2017 menjadi 341,5 miliar dolar AS,
didorong terus bertumbuhnya utang swasta maupun publik.

Utang luar negeri swasta naik 1,3 persen (yoy) pada akhir Oktober 2017
menjad 168,3 miliar dolar AS. Peningkatan tersebut masih sama dengan laju
pada September 2017, menurut Statistik Utang Luar Negeri yang diumumkan
Bank Indonesia, di Jakarta, Sabtu.

ULN swasta pada akhir Oktober 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan,
industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan..

“Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77
persen, relatif sama dengan pangsa bulan sebelumnya maupun periode yang
sama pada 2016,” tulis BI dalam statistiknya.

Sementara ULN sektor publik naik 8,4 persen (yoy) menjadi 173,2 miliar
dolar AS. Peningkatan itu lebih rendah dari September 2017 yang sebesar 8,5
persen (yoy).



Sedangkan berdasarkan jangka waktu asal, struktur ULN Indonesia didomiasi
ULN jangka panjang dengan pangsa 86,3 persen dari total ULN dan pada akhir
Oktober 2017 atau naik 3,9 persen (yoy) menadi 294,8 miliar dolar AS.

Sedangkan, ULN berjangka pendek naik 10,6 persen (yoy) menjadi 46,6 miliar
dolar AS.(yl/akt)


RE: [GELORA45] Utang luar negeri naik 4,8 persen

2017-12-16 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Kalau tidak menambah hutang dan tambah tidak ada rejeki/miskin, lebih baek mana 
dibandingkan berutang lebih banyak rejeki?

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Saturday, December 16, 2017 7:52 AM
To: undisclosed-recipients:
Subject: [GELORA45] Utang luar negeri naik 4,8 persen

 

  

Monggo-Monggo, banyak berutang banyak rejeki. hehehehehe

 

https://www.antaranews.com/berita/671489/utang-luar-negeri-naik-48-persen

 


Utang luar negeri naik 4,8 persen


Sabtu, 16 Desember 2017 10:19 WIB 

 

Jakarta (ANTARA News) - Utang luar negeri Indonesia meningkat secara tahunan 
sebesar 4,8 persen pada akhir Oktober 2017 menjadi 341,5 miliar dolar AS, 
didorong terus bertumbuhnya utang swasta maupun publik.

Utang luar negeri (ULN) swasta naik 1,3 persen (yoy) pada akhir Oktober 2017 
menjad 168,3 miliar dolar AS. Peningkatan tersebut masih sama dengan laju pada 
September 2017, menurut Statistik Utang Luar Negeri yang dirilis Bank 
Indonesia, di Jakarta, Sabtu.

ULN swasta pada akhir Oktober 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri 
pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan. 

"Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77 
persen, relatif sama dengan pangsa bulan sebelumnya maupun periode yang sama 
pada 2016," tulis BI dalam statistiknya.

Sementara ULN sektor publik naik 8,4 persen (yoy) menjadi 173,2 miliar dolar 
AS. Peningkatan itu lebih rendah dari September 2017 yang sebesar 8,5 persen 
(yoy).

Sedangkan berdasarkan jangka waktu asal, struktur ULN Indonesia didominasi ULN 
jangka panjang dengan pangsa 86,3 persen dari total ULN dan pada akhir Oktober 
2017 atau naik 3,9 persen (yoy) menjadi 294,8 miliar dolar AS.

Sedangkan, ULN berjangka pendek naik 10,6 persen (yoy) menjadi 46,6 miliar 
dolar AS.

"BI memandang perkembangan ULN pada Oktober 2017 tetap terkendali. Hal ini 
tecermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto 
(PDB) pada akhir Oktober 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen," menurut 
pernyataan Bank Sentral.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2017

 





[GELORA45] Utang luar negeri naik 4,8 persen

2017-12-16 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Monggo-Monggo, banyak berutang banyak rejeki. hehehehehe*


https://www.antaranews.com/berita/671489/utang-luar-negeri-naik-48-persen


Utang luar negeri naik 4,8 persen

Sabtu, 16 Desember 2017 10:19 WIB



Jakarta (ANTARA News) - Utang luar negeri Indonesia meningkat secara
tahunan sebesar 4,8 persen pada akhir Oktober 2017 menjadi 341,5 miliar
dolar AS, didorong terus bertumbuhnya utang swasta maupun publik.

Utang luar negeri (ULN) swasta naik 1,3 persen (yoy) pada akhir Oktober
2017 menjad 168,3 miliar dolar AS. Peningkatan tersebut masih sama dengan
laju pada September 2017, menurut Statistik Utang Luar Negeri yang dirilis
Bank Indonesia, di Jakarta, Sabtu.

ULN swasta pada akhir Oktober 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan,
industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta
pertambangan.

"Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77
persen, relatif sama dengan pangsa bulan sebelumnya maupun periode yang
sama pada 2016," tulis BI dalam statistiknya.

Sementara ULN sektor publik naik 8,4 persen (yoy) menjadi 173,2 miliar
dolar AS. Peningkatan itu lebih rendah dari September 2017 yang sebesar 8,5
persen (yoy).

Sedangkan berdasarkan jangka waktu asal, struktur ULN Indonesia didominasi
ULN jangka panjang dengan pangsa 86,3 persen dari total ULN dan pada akhir
Oktober 2017 atau naik 3,9 persen (yoy) menjadi 294,8 miliar dolar AS.

Sedangkan, ULN berjangka pendek naik 10,6 persen (yoy) menjadi 46,6 miliar
dolar AS.

"BI memandang perkembangan ULN pada Oktober 2017 tetap terkendali. Hal ini
tecermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik
bruto (PDB) pada akhir Oktober 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen,"
menurut pernyataan Bank Sentral.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2017


Re: [GELORA45] Utang kemenga pada guru agama islam

2017-12-10 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Bagaimana kalau kementerian agama dinyatakan bangkrut ?

2017-12-11 1:10 GMT+01:00 Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com>:

>
>
> *Apakah kalau Kemenag berhutang sama dengan negara berhutang kepada guru
> agama dan apakah negara juga berhutang pada yang tidak mengajarkan agama*?
>
> *http://www.republika.co.id/berita/infografis/nasional-infografis/17/12/10/p0qvcs318-daftar-utang-kemenag-pada-guru-agama-islam
> *
>
> [image: Inline image 1]
>
> 
>


[GELORA45] UTANG LUAR NEGERI TUMBUH 4,7% PADA AGUSTUS

2017-10-16 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
http://www.sinarharapan.co/news/read/1710168839/utang-luar-negeri-tumbuh-47-pada-agustus


*UTANG LUAR NEGERI TUMBUH 4,7% PADA AGUSTUS*

*JUMLAHNYA US$340.5 MILYAR, 51,4% MERUPAKAN UTANG PEMERINTAH*

16 Oktober 2017 21:48 BC 
Finansial  dibaca: 54

/

JAKARTA--Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Agustus 2017 tercatat
USD340,5 miliar atau tumbuh 4,7% (yoy. Berdasarkan kelompok peminjam, ULN
sektor swasta tercatat USD165,6 miliar (48,6% dari total ULN) atau tumbuh
0,1% (yoy), setelah pada Juli 2017 mengalami penurunan sebesar 1,1% (yoy).
Sementara itu, posisi ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) pada
Agustus 2017 tercatat USD174,9 miliar (51,4% dari total ULN) atau tumbuh
9,5% (yoy), sedikit meningkat dari 9,2% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Data Bank Indonesia terbaru menyatakan pertumbuhan ULN jangka panjang dan
jangka pendek tetap terkendali. ULN berjangka panjang tumbuh 3,3% (yoy)
pada Agustus 2017, sedikit mengalami peningkatan dibandingkan bulan
sebelumnya yang sebesar 2,6% (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek
tumbuh 14,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar
13,1% (yoy). Posisi ULN berjangka panjang tercatat USD294,7 miliar (86,5%
dari total ULN), terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank
sentral) sebesar USD172,6 miliar (58,6% dari total ULN jangka panjang) dan
ULN sektor swasta sebesar USD122,1 miliar (41,4% dari total ULN jangka
panjang). Sementara itu, posisi ULN berjangka pendek tercatat USD45,8
miliar (13,5% dari total ULN), terdiri dari ULN sektor swasta sebesar
USD43,5 miliar (94,9% dari total ULN jangka pendek) dan ULN sektor publik
(pemerintah dan bank sentral sebesar USD2,3 miliar (5,1% dari total ULN
jangka pendek).

Menurut sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir Agustus 2017 masih
terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta
listrik, gas dan air bersih (LGA). Pangsa ULN keempat sektor tersebut
terhadap total ULN swasta mencapai 76,8% atau meningkat dibandingkan bulan
sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya
pertumbuhan ULN pada sektor industri pengolahan dan sektor LGA, sementara
ULN pada sektor keuangan dan sektor pertambangan masih mengalami kontraksi
pertumbuhan.

Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada Agustus 2017 tetap sehat dan
terkendali. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap
produk domestik bruto (PDB) yang pada akhir Agustus 2017 tercatat stabil di
kisaran 34%. Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata
negara peers. Bank Indonesia terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke
waktu untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal
dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat
memengaruhi stabilitas makroekonomi.


Sumber : BANK INDONESIA


[GELORA45] Utang VS infrastruktur

2017-07-20 Terurut Topik 'Karma, I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
Kemarin lusa saya sempat ngobrol sama pengawas sekolah saat antre di Dokter.
Mereka bilang jala-jalan di kalimatan hampir semua sudah nyambung, jembatan 
yang menghubungkan Penajam dengan Balikpapan
yang di bangun dari tahun 1997 katanya sekarang sudah selesai.
Tol laut saat ini katanya sudah sampai ke sebatik selain ke indonesia timur.
Utang yang digunakan untuk membangun infrastruktur semua bisa dipertanggung 
jawabkan dan bisa di lihat hasilnya.
Jalan, jembatan serta pembangunan yang selama 10 tahun mangkrak sudah hampir 
kelir semua.
Apalagi, tingkat pertumbuhan ekonomi kita saat ini sudah bisa sampai 5 yang 
ditopang oleh infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah.
Saat lebaran kemarin kita tidak sampai kekurangn stok sembako dan lain- lain.
Istilah balinya Rwa bineda (ada putih ada hitam), ibarat bunga kalau semua 
putih kurang menarik ketimang ditaman banyak bunga yang berwarna warni
Mari hilangkan rasa kekawatiran kita terhadap utang negara, mengingat bukan 
negara kita saja yang berutang, negara negara maju pun tetap punya utang


[GELORA45] Utang Bayar Bunga Utang

2017-07-07 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]



Utang Bayar Bunga Utang

Koran SindoKamis, 15 Juni 2017 - 07:01 WIB
Ilustrasi. Foto/Istimewa

TARIK utang untuk bayar bunga utang masih sulit dihindari pemerintah untuk 
tahun depan. Dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 
2018, praktik ”gali lubang tutup lubang” ini tecermin dalam posisi defisit 
keseimbangan primer (selisih antara pendapatan negara dikurangi belanja negara 
tanpa memperhitungkan pembayaran bunga utang) yang diprediksi pada kisaran Rp50 
triliun hingga Rp99 triliun. 

Memang dalam postur APBN tahun depan defisit anggaran dibuat cukup lebar. 
Defisit anggaran diasumsikan 1,9% hingga 2,3% terhadap produk domestik bruto 
(PDB) dengan belanja anggaran sebesar Rp2.204 triliun sampai dengan Rp2.349 
triliun.  

Sejak kapan terjadi defisit keseimbangan primer? Mengutip data Kementerian 
Keuangan (Kemenkeu), negeri ini sudah mengalami defisit keseimbangan primer 
sejak 2012 sebesar Rp52,7 triliun, setahun kemudian atau 2013 membengkak 
menjadi sekitar Rp98,6 triliun, lalu 2014 mengalami penurunan tipis menjadi 
Rp93,2 triliun. 

Namun tahun berikutnya atau 2015 meroket lagi hingga sebesar Rp142,4 triliun 
dan kembali melemah pada 2016 yang terekam sekitar Rp105,5 triliun serta untuk 
tahun ini diprediksi sebesar Rp109 triliun. Apa boleh buat, kemampuan 
pemerintah membayar bunga utang dari penerimaan negara tak sampai. Salah satu 
solusinya adalah menarik utang baru untuk melunasi bunga utang. 

Seberapa besar utang pemerintah saat ini? Berdasarkan data yang dirilis 
Kemenkeu, total utang pemerintah mencapai Rp3.667,41 triliun pada posisi akhir 
April 2017. Yang menarik dicermati adalah penarikan utang pemerintahan Presiden 
Joko Widodo (Jokowi) tercatat cukup besar. 

Tengok saja utang pemerintah pada akhir 2014 terlampir sebesar Rp2.604,93 
triliun. Jadi kalau dihitung kenaikan utang pemerintah selama 2,5 tahun di masa 
pemerintahan Presiden Jokowi mencapai Rp1.062,48 triliun. 

Masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga tak luput dari 
penambahan utang, tetapi tidak sederas zaman sekarang. Dalam periode kedua 
pemerintahan Presiden SBY, yakni 2010 sampai dengan 2014, total penarikan utang 
sebesar Rp1.019 triliun. Hanya saja pada era Presiden SBY, keuangan negara 
terbebani oleh subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik. 

Dalam dua tahun terakhir ini, diakui Menteri Koordinator (Menko) Bidang 
Perekonomian Darmin Nasution, pemerintah memang banyak menarik utang untuk 
membiayai sarana infrastruktur yang menjadi fokus pembangunan. 

Terlepas dari penjelasan formal soal penambahan utang pemerintah yang cukup 
besar, memang ada beberapa situasi dalam dua tahun terakhir ini ”memaksa” 
pemerintah untuk berutang lebih besar lagi. 

Pada 2015, tercatat kenaikan utang sangat signifikan disebabkan target pajak 
yang dipatok jauh lebih besar daripada tahun sebelumnya. Celakanya situasi 
perekonomian nasional tidak mendukung alias melambat, sedangkan anggaran 
belanja yang dikucurkan sangat besar. 

Akibatnya penarikan utang pun jadi solusi efektif yang ditempuh pemerintah. 
Tahun lalu pemerintah kembali dihantui penarikan utang yang besar. Namun 
”pedang” Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berhasil memangkas belanja 
pemerintah pusat dan transfer ke daerah pada pertengahan tahun.  

Dari total utang pemerintah pusat sebagian besar berbentuk surat utang atau 
surat berharga negara (SBN). Tercatat nilai penerbitan SBN mencapai Rp2.932,69 
triliun hingga periode April 2017. 

Adapun pinjaman dalam bentuk bilateral maupun multilateral tercatat sebesar 
Rp734,71 triliun. Data jenis utang pemerintah tersebut hasil publikasi dari 
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu.

Secara bilateral, negara pemberi utang terbesar adalah Jepang di urutan 
teratas, lalu Prancis dan Jerman. Adapun secara multilateral berasal dari Bank 
Dunia, lalu Bank Pembangunan Asia, dan Bank Pembangunan Islam.   

Meski total utang sudah menembus Rp3.667,41 triliun, pemerintah menyatakan 
masih dalam kondisi terkontrol, dengan alasan bahwa rasio utang terhadap PDB 
masih dalam batas aman, yakni di bawah 30%. 

Pemerintah pun mengklaim bahwa utang yang ada sekarang masih dalam kategori 
produktif untuk pembangunan sarana infrastruktur. Kita percaya bahwa utang 
masih produktif. Namun bagaimana dengan fakta menarik utang untuk bayar bunga 
utang? 



(dam)


[GELORA45] Utang Lebih Tinggi Dari Aset

2017-06-25 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]


 Kenaikan PII karena kewajiban finansial luar negeri (KFLN) mencapai US$ 643,9 
miliar dan lebih tinggi dibanding aset finansial luar negeri (AFLN) yang 
sebesar US$ 308,6 miliar. Dengan kata lain, kewajiban atau utang luar negeri 
(ULN) Indonesia lebih tinggi dibandingkan tagihan.

 ...
 Jum'at 23/6/2017, 20.47 WIB

 Utang Bertambah, Kewajiban Investasi Indonesia Naik US$ 17 Miliar 
http://katadata.co.id/berita/2017/06/23/utang-bertambah-kewajiban-investasi-indonesia-naik-us-17-miliar
 
 Meski utang lebih tinggi dibanding aset, BI memandang perkembangan posisi 
investasi internasional Indonesia pada kuartal I tahun ini masih cukup sehat.
 

 

 
 ARIEF KAMALUDIN (KATADATA)
 

 



 

 

 

 

 Bank Indonesia (BI) mencatat, per kuartal I tahun ini Posisi Investasi 
Internasional (PII) Indonesia membukukan net kewajiban sebesar US$ 335,2 miliar 
atau 35 persen dari produk domestik bruto (PDB), Jumlahnya bertambah sebesar 
US$ 17 miliar dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu US$ 318,3 miliar.
 
 Kenaikan PII karena kewajiban finansial luar negeri (KFLN) mencapai US$ 643,9 
miliar dan lebih tinggi dibanding aset finansial luar negeri (AFLN) yang 
sebesar US$ 308,6 miliar. Dengan kata lain, kewajiban atau utang luar negeri 
(ULN) Indonesia lebih tinggi dibandingkan tagihan.
 Sekadar informasi, PII menunjukkan nilai aset dan kewajiban finansial 
Indonesia terhadap bukan penduduk dalam suatu titik waktu tertentu. Kewajiban 
finansial luar negeri ini merupakan ULN, baik rupiah ataupun valuta asing 
(valas). Sedangkan aset finansial luar negeri merupakan aktiva perusahaan 
berupa tagihan, baik rupiah ataupun valas.
 Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menuturkan, besaran 
kewajiban finansial luar negeri per kuartal I tahun ini meningkat 4,3 persen 
dibanding kuartal IV-2016. Hal ini disebabkan meningkatnya aliran modal asing 
masuk (capital inflow) di investasi portofolio, yaitu penerbitan instrumen 
seperti Surat Utang Negara (SUN). Selain itu, Surat Perbendaharaan Negara 
(SPN), surat utang korporasi, maupun dana asing di saham.
 “Juga termasuk hasil penerbitan sukuk global pemerintah pada Maret 2017 lalu,” 
kata Tirta dalam siaran pers BI, Kamis (22/6). Kenaikan nilai instrumen 
investasi berdenominasi rupiah juga bisa dilihat dari meningkatnya Indeks Harga 
Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
 Menurut dia, peningkatan aliran modal masuk ini seiring dengan perbaikan 
ekonomi domestik dan sentimen positif investor terhadap prospek perekonomian 
Indonesia. Selain itu, kenaikan posisi kewajiban finansial luar negeri ini juga 
dipengaruhi oleh melemahnya dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah.
 Di sisi lain, posisi aset finansial luar negeri hanya meningkat 3,3 persen 
dibanding kuartal sebelumnya. Kenaikan ini didukung oleh meningkatnya jumlah 
cadangan devisa (cadev), investasi langsung, investasi portofolio, dan 
investasi lainnya. Investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) 
naik karena aset di beberapa negara tujuan investasi juga mengalami peningkatan.
 Dari sisi sektor swasta, peningkatan pembelian surat berharga di luar negeri 
turut mengerek investasi portofolio. Aset dari sisi investasi lainnya juga 
meningkat, karena swasta banyak menempatkan aset keuangannya di luar negeri.
 Meski utang lebih tinggi dibanding aset, BI memandang perkembangan posisi 
investasi internasional Indonesia pada kuartal I tahun ini masih cukup sehat. 
“Tapi kami akan terus mewaspadai risiko net kewajiban ini terhadap 
perekonomian,” kata Tirta.
 
 Ke depan, BI yakin kinerja posisi investasi internasional Indonesia semakin 
sehat sejalan dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh 
BI.
 



RE: [nasional-list] Trs: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY

2017-06-20 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
jahan yang bebas hutang?
Nesare: bebas hutang maksudnya 0? Ya enggak ada. Jangankan negara jajahan, 
semua negara didunia ini semuanya ada hutang termasuk negara yang kaya seperti 
singapura, USA, jepang, jerman, inggris, kanada, RRT, brunei dll.

Jelas sekali kan penekanan bung adalah negara jajahan. Ini biasnya disini. Bung 
tidak mengerti masalah/artinya government debt itu. Jangankan government debt, 
private debt saja bung tidak mengerti. Saya sudah cukup menulis dasarr2nya 
artinya debt itu. Debt itu adalah leverage. Debt itu bukan setan atau hantu 
yang harus ditakuti. Berbeda sekali dengan jalan pikiran bung dan si ajeg dan 
jonathan yg jelas2 bashing Jokowi.

Buktikan kalau bung bukan bashing Jokowi dan anti hutang dengan tulisan. Jangan 
pake’ retorik bahwa saya congkak dan tidak mengerti tulisan bung.

Lusi:
Dari pada umuk-umukan bung diatas saya kok merasa lebih tambah
pengetahuan ekonomi politik yang sekiranya berguna bagi Nasion
Indonesia dengan membaca tulisan Lenin sbb.:

<< Supaya monopol menjadi monopoli sepenuhnya, konkurensi harus
dilancarkan tidak hanya dari pasar dalamnegeri (dari pasar negara
bersangkutan), tetapi juga pasar dari luar, harus juga dipaksakan dari
luar. Apakah »dalam era kapital-finans« ada suatu kemungkinan secara
ekonomi untuk memaksakan konkurensi ke suatu negara asing? Tentu ada:
Alat ini adalah ketergantungan finansial dan pemborongan sumber bahan
mentah dan selanjutnya juga semua perusahaan dari para pesaingnya.

Trust Amerika adalah perwujudan tertinggi kegiatan perekonomian
imperialisme atau kapitalisme monopoli. Untuk melenyapkan pesaingnya
trust tidak membatasi kegiatannya hanya dengan usaha perekonomian
saja, tetapi selalu melakukan tindakan politik dan bahkan cara-cara
kriminal. (…) Trust meruntuhkan kredit konkurennya dengan bantuan
bank-bank (tuan-tuan trust sekaligus penguasa bank-bank: jual beli
saham), trust mencegah penyediaan material konkuren mereka (tuan-tuan
trust sekaligus menjadi tuan-tuan keretaapi: jual-beli saham), dalam
waktu tertentu trust menurunkan harga kredit dibawah harga ongkos
produksi dan untuk itu mengeluarkan jutaan biaya demi membangkrutkan
para konkurennya dan memborong perusahaan dan sumber bahan mentahnya
(tambang, tanah dsb). Ini adalah analisa hakekat perekonomian kekuasaan
trust dan ekspansinya. Ini adalah hakekat jurus ekspansi: memborong
perusahaan, pabrik dan sumber bahan mentah.>>

(Diterjemahkan dari: W.I.Lenin: Werke, Band 23. Dietz Verlag, Berlin
1968, halaman 34–38)

Dengan membaca uraian ini orang menjadi maklum mengapa di Indonesia
berkeliaran banyak sekali kaum komprador yang giat sekali cari-cari
investor dengan menawar-nawarkan kekayaan alam dan tenaga kerja
sangat-sangat murah.



Nesare: ide lenin ini mau bung pake’ buat mengatasi hutang Indonesia? Caranya 
gimana tulisan lenin ini bisa bung jabarkan? Mari kita simak Bersama dan 
diskusikan Bersama.

Yg saya lihat bukan ini tujuan bung: bantu Indonesia utk bayar hutang. bung 
hanya mengkritik dan mentertawakan saja. salah tidak saya kalau mengatakan bung 
juga termasuk bashing Jokowi?

Keinginan bung itu kan hanya dari sudut pandang politik ekonominya. Ini jelas 
penting. Saya mengerti. Yang saya yakin bung tidak mengerti adalah: 
realitasnya. Realitas bahwa Indonesia sudah punya hutang dan segitu banyak 
problem. Gimana bung bisa bantuk kasih ide?

Jangan disuruh NKRI jadi negara komunislah. Ini terlalu jauh. Jadi negara 
sosialis saja sudah setengah mati dengan fakta dilapangan bahwa 3 kekuatan di 
Indonesia itu adalah: NAS, A dan KOM. Kalau bung maunya KOM nya yg berdiri, 
bung akan berhadapan dengan NAS dan A nya. Ngomong2 bung ngerti tidak hal ini?

Focus saya bagaimana Indonesia bisa keluar dari hutang ini. menurut pendapat 
saja, Jokowi sudah benar. Harus pinjam duit lagi. Gunakan hutang itu sebagai 
leverage utk menghasilkan sesuatu. Ini produkfitas yang harus dimonitor. Saya 
menaruh harapan besar dengan Jokowi krn sebelum2nya belum ada presiden 
Indonesia yang punya niat baik ini. begitu juga saya menaruh harapan kepada 
Ahok dalam menjalankan clean government buat Indonesia. Tantangan selalu ada. 
Ini yg saya lihat. Walaupun saya tidak setuju dengan hukuman mati seperti yg 
pernah didiskusikan tempo hari. Saya harus dan terpaksa utk mengorbankan 
pendapat anti hukuman mati ini demi melihat bangsa Indonesia dapat lebih 
menapak lebih cepat dalam mewujudkan sila kesejahteraan dalam Pancasila. Gitu 
saja dulu.

Nesare

 



From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Thursday, June 15, 2017 11:53 AM To: GELORA45@yahoogroups.com 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
Subject: Re: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara
5 Tahun SBY

--- ajegilelu@... wrote :
Rapopo, yang penting para pendukung bisa bangga dengan hiburan
berita-berita sampah kayak gini.

> http://nasional.kompas.com/read/2017/06/15/18324311/jokowi.batalkan.puasa.di.dalam.mobil
>

Fw: [nasional-list] Trs: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY

2017-06-18 Terurut Topik 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]


Beginn der weitergeleiteten Nachricht:

Datum: Sun, 18 Jun 2017 13:45:47 +0200
Von: "Lusi D." 
An: "Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [nasional-list]"
 
Betreff: Re: [nasional-list] Trs:
[GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY


Am Sat, 17 Jun 2017 17:48:02 + (UTC)
schrieb "Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [nasional-list]"
:


 
> Pada Sabtu, 17 Juni 2017 14:14, "nesa...@yahoo.com [GELORA45]">  
 menulis: 
 
Nesare:
     
> Ketiga orang ini saling bersahutan mendendangkan pentingnya
> hutang.Lucunya hutang ini dimaki2.Kenapa bisa begini? Karena yg
> dilihat hanyalah sisi hutang nya saja karena dipakai utk bashing
> Jokowi.    


Lusi:

Ciriwanti bung rupanya bersikap congkak dalam membaca pandangan
seseorang ya. Saya tidak "mendendangkan pentingnya hutang" spt yg bung
tafsirkan, tapi membaca laporan angka pembandingan peningkatan hutang
dng perioda yang sebanding antara pemerintahan Jokowi dan SBY yg
dikemukakan oleh Maikel Jefriando - detikFinance pada Rabu 14 Jun 2017,
11:59 WIB. Jadi tidak spt bung katakan "utk bashing Jokowi".


Nesare:

> Kalau dilihat sisi lain dari hutangnya yaitu bagaimana leverage hutang
> itu digunakan, matanya akan terbuka utk melihat produktifitas dari
> hutang itu.
> Sayangnya karena sibuk mau bashing Jokowi, jadi buta mengklaim: hutang
> itu setan, hutang itu jahat, hutang itu jelek. Rabu 14 Jun 2017,
> 11:59 WIB
> Coba mulailah berdiskusi hutang itu buat apa? Gimana alokasi hutang
> itu? Apakah hutang itu produktif?   


Lusi: 

Saya tidak hanya melihat hutangnya, tapi untuk apa dan siapa yang
diuntungkan oleh "produktivitas" hutang itu. Tidak hanya itu. Tapi juga
siapa yang menanggung akibat kelanjutannya setelah pemerintahan Jokowi
ini selesai peranannya di kemudian hari. Itulah yang terkandung dlm
kalimat saya: Itu kan urusan atau tanggungan para pemuda perkasa
masa kini dan si jabang-jabang bayi di kemudian hari.

Pengalaman sejarah Indonesia melalui hutang tidak ada yang menguntungkan
kesejahteraan negeri dan meningkatkan kehidupan rakyat biasa. Sementara
itu yang sudah jelas dimata orang hanya lapisan penguasa dan
"pengembang"nya sajalah yang menjadi makmur kehidupannya sebagai hasil
penghisapan dari "produktivitas" hutang itu.


Nesare:

> Dalam ilmu bisnis ada ilmunya namanya: debt management.Banyak
> perusahaan yang gulung tikar karena tidak mampu mengelola
> hutangnya.Walaupun perusahaannya profitable/menguntungkan, kalau
> tidak mampu mengelola hutangnya bisa bangkrut perusahaan itu.Apalagi
> kalau ekonomi lagi lesuh sehingga penjualan turun dan atau persaingan
> tinggi yg makan tingkat keuntungan/margin/profit, ya beban hutang
> akan bikin perusahaan kelimpungan.Ada contoh perusahaan gede
> Cemex/cement mexico yg profitable. Profitable itu dalam arti
> operational.Tetapi profit dari operational ini tidak cukup untuk
> bayar hutang, makanya ujung2nya perusahaannya rugi.Kalau hutangnya
> jatuh tempo, mereka sibuk rescheduling dan negosiasi kalau perlu
> ambil bridging loan utk menutupi kebutuhan sehari2.  Sama saja dengan
> negara, kalau tidak bisa mengelola hutangnya akan setengah mati
> ekonominya.
> Jadi masalah hutang itu adalah masalah management, tepatnya disebut:
> debt management.Jadi masalah hutang bukan masalah ideologi!Jadi
> masalahMaikel Jefriando - detikFinance hutang bukan masalah hutangnya
> naik! Nesare   



Lusi:

Ada bekas negara jajahan yang bebas hutang?
 
Dari pada umuk-umukan bung diatas saya kok merasa lebih tambah
pengetahuan ekonomi politik yang sekiranya berguna bagi Nasion
Indonesia dengan membaca tulisan Lenin sbb.:

<< Supaya monopol menjadi monopoli sepenuhnya, konkurensi harus
dilancarkan tidak hanya dari pasar dalamnegeri (dari pasar negara
bersangkutan), tetapi juga pasar dari luar, harus juga dipaksakan dari
luar.  Apakah »dalam era kapital-finans« ada suatu kemungkinan secara
ekonomi untuk memaksakan konkurensi ke suatu negara asing? Tentu ada:
Alat ini adalah ketergantungan finansial dan pemborongan sumber bahan
mentah dan selanjutnya juga semua perusahaan dari para pesaingnya.

Trust Amerika adalah perwujudan tertinggi kegiatan perekonomian
imperialisme atau kapitalisme monopoli. Untuk melenyapkan pesaingnya
trust tidak membatasi kegiatannya hanya dengan usaha  perekonomian
saja, tetapi selalu melakukan tindakan politik dan bahkan cara-cara
kriminal. (…) Trust meruntuhkan kredit konkurennya dengan bantuan
bank-bank (tuan-tuan trust sekaligus penguasa bank-bank: jual beli
saham), trust mencegah penyediaan material konkuren mereka (tuan-tuan
trust sekaligus menjadi tuan-tuan keretaapi: jual-beli saham), dalam
waktu tertentu trust menurunkan harga kredit dibawah harga ongkos
produksi dan untuk itu mengeluarkan jutaan biaya demi membangkrutkan
para konkurennya dan memborong perusahaan dan sumber

Trs: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY

2017-06-17 Terurut Topik Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]


 Pada Sabtu, 17 Juni 2017 14:14, "nesa...@yahoo.com [GELORA45]" 
 menulis:
 

     Ketiga orang ini saling bersahutan mendendangkan pentingnya hutang.Lucunya 
hutang ini dimaki2.Kenapa bisa begini? Karena yg dilihat hanyalah sisi hutang 
nya saja karena dipakai utk bashing Jokowi.  Kalau dilihat sisi lain dari 
hutangnya yaitu bagaimana leverage hutang itu digunakan, matanya akan terbuka 
utk melihat produktifitas dari hutang itu.  Sayangnya karena sibuk mau bashing 
Jokowi, jadi buta mengklaim: hutang itu setan, hutang itu jahat, hutang itu 
jelek.  Coba mulailah berdiskusi hutang itu buat apa? Gimana alokasi hutang 
itu? Apakah hutang itu produktif?  Dalam ilmu bisnis ada ilmunya namanya: debt 
management.Banyak perusahaan yang gulung tikar karena tidak mampu mengelola 
hutangnya.Walaupun perusahaannya profitable/menguntungkan, kalau tidak mampu 
mengelola hutangnya bisa bangkrut perusahaan itu.Apalagi kalau ekonomi lagi 
lesuh sehingga penjualan turun dan atau persaingan tinggi yg makan tingkat 
keuntungan/margin/profit, ya beban hutang akan bikin perusahaan kelimpungan.Ada 
contoh perusahaan gede Cemex/cement mexico yg profitable. Profitable itu dalam 
arti operational.Tetapi profit dari operational ini tidak cukup untuk bayar 
hutang, makanya ujung2nya perusahaannya rugi.Kalau hutangnya jatuh tempo, 
mereka sibuk rescheduling dan negosiasi kalau perlu ambil bridging loan utk 
menutupi kebutuhan sehari2.  Sama saja dengan negara, kalau tidak bisa 
mengelola hutangnya akan setengah mati ekonominya.  Jadi masalah hutang itu 
adalah masalah management, tepatnya disebut: debt management.Jadi masalah 
hutang bukan masalah ideologi!Jadi masalah hutang bukan masalah hutangnya naik! 
 Nesare    From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Thursday, June 15, 2017 11:53 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun 
SBY    Rapopo, yang penting para pendukung bisa bangga dengan hiburan 
berita-berita sampah kayak gini.   
http://nasional.kompas.com/read/2017/06/15/18324311/jokowi.batalkan.puasa.di.dalam.mobil



--- jonathangoeij@... wrote:  Omong kosong! lha wong utk bunganya saja bikin 
utang baru.  
Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang?
    --- ajegilelu@... wrote :

Seberapa pun besar utang + bunga ya rapopo selama semua itudiselesaikan sebelum 
jabatan 5 tahun berakhir. Belajarlah disiplinuntuk menyelesaikan apa yang 
dimulai.

Jangan gagah perkasa makan nangka getahnya buat orang lain.

--- lusi_d@... wrote: Kan investor menetapkan angka bunga pinjaman memang sudah 
dirancang
supaya si peminjam "mampu" utang lebih besar dengan jalan utang lagi.
Jokowi ngerti banget urusan ini. Kalau ada yang menyangsikan
kemampuannya tanya saja ke Sri Mul itu. Rapopo. Itu kan urusan para
pemuda perkasa dan si jabang-jabang bayi sekarang ini.

Am Wed, 14 Jun 2017 18:30:46 + (UTC)
schrieb Jonathan Goeij:


> Melihat grafik dibawah, 2,5 th utang Jokowi setara 5 th utang SBY,
> apakah artinya 5 th utang Jokowi akan setara dgn utang keseluruhan
> presiden2 sebelumnya?--- ...Rabu 14 Jun 2017, 11:59 WIB
> 
> 
> Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY
> 
> Maikel Jefriando - detikFinance
> 
> Foto: Rachman Haryanto
> 
> Jakarta - Sampai dengan akhir April 2017, utang pemerintah Indonesia
> sudah mencapai Rp 3.667,41 triliun. Nominal angka yang tidak sedikit.
> 
> Utang sebenarnya bukan barang baru, artinya tidak hanya terjadi pada
> masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Utang sudah ada sejak masa
> pemerintahan sebelum-sebelumnya, meski tak banyak orang yang
> menyadari. 
> 
> Demikian dikutip detikFinance, Rabu (14/7/2017) berdasarkan data dari
> Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
> 
> Bagaimana perbandingan tambahan utang era Jokowi dengan pemerintahan
> Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?
> 
> Dalam kurang lebih 2,5 tahun pemerintahan Jokowi, jumlah utang
> pemerintah Indonesia bertambah Rp 1.062 triliun. Rinciannya yaitu
> pada 2015 bertambah Rp 556,3 triliun dan 2016 bertambah Rp 320,3
> triliun, lalu pada 2017 dimungkinkan utang bertambah Rp 379,5 triliun
> menjadi Rp 3.864,9 triliun.
> 
> Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang aman, yaitu
> pada kisaran 27-28%.
> 
> Tambahan utang pada 2015 memang sangat besar. Penyebabnya adalah
> target pajak yang dipasang terlalu tinggi dibandingkan 2014,
> sementara satu sisi ekonomi melambat. Belanja yang sudah dikucurkan
> sangat besar harus ditutup dengan penerbitan utang.
> 
> Pada periode 2016, hal yang sama hampir saja terulang. Untung saja
> pada pertengahan tahun, pemerintah memangkas belanja pemerintah pusat
> dan transfer ke daerah. Sehingga utang tidak bertambah terlalu banyak.
> 
> 
> | Baca juga: 2,5 Tahun Jokowi Utang Pemerintah RI Tambah Rp 1.062 T,
> K

RE: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY

2017-06-17 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Ketiga orang ini saling bersahutan mendendangkan pentingnya hutang.

Lucunya hutang ini dimaki2.

Kenapa bisa begini? Karena yg dilihat hanyalah sisi hutang nya saja karena 
dipakai utk bashing Jokowi.

 

Kalau dilihat sisi lain dari hutangnya yaitu bagaimana leverage hutang itu 
digunakan, matanya akan terbuka utk melihat produktifitas dari hutang itu.

 

Sayangnya karena sibuk mau bashing Jokowi, jadi buta mengklaim: hutang itu 
setan, hutang itu jahat, hutang itu jelek.

 

Coba mulailah berdiskusi hutang itu buat apa? Gimana alokasi hutang itu? Apakah 
hutang itu produktif?

 

Dalam ilmu bisnis ada ilmunya namanya: debt management.

Banyak perusahaan yang gulung tikar karena tidak mampu mengelola hutangnya.

Walaupun perusahaannya profitable/menguntungkan, kalau tidak mampu mengelola 
hutangnya bisa bangkrut perusahaan itu.

Apalagi kalau ekonomi lagi lesuh sehingga penjualan turun dan atau persaingan 
tinggi yg makan tingkat keuntungan/margin/profit, ya beban hutang akan bikin 
perusahaan kelimpungan.

Ada contoh perusahaan gede Cemex/cement mexico yg profitable. Profitable itu 
dalam arti operational.

Tetapi profit dari operational ini tidak cukup untuk bayar hutang, makanya 
ujung2nya perusahaannya rugi.

Kalau hutangnya jatuh tempo, mereka sibuk rescheduling dan negosiasi kalau 
perlu ambil bridging loan utk menutupi kebutuhan sehari2.

 

Sama saja dengan negara, kalau tidak bisa mengelola hutangnya akan setengah 
mati ekonominya.

 

Jadi masalah hutang itu adalah masalah management, tepatnya disebut: debt 
management.

Jadi masalah hutang bukan masalah ideologi!

Jadi masalah hutang bukan masalah hutangnya naik!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Thursday, June 15, 2017 11:53 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun 
SBY

 

  

Rapopo, yang penting para pendukung bisa bangga 

dengan hiburan berita-berita sampah kayak gini. 

 

 
<http://http:/nasional.kompas.com/read/2017/06/15/18324311/jokowi.batalkan.puasa.di.dalam.mobil>
 
http://nasional.kompas.com/read/2017/06/15/18324311/jokowi.batalkan.puasa.di.dalam.mobil









--- jonathangoeij@... wrote:

 

Omong kosong! 

lha wong utk bunganya saja bikin utang baru.

 


 
<https://groups.yahoo.com/neo/groups/GELORA45/conversations/messages/209135?soc_src=mail&soc_trk=ma>
 Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang?


 

 

--- ajegilelu@... wrote :



Seberapa pun besar utang + bunga ya rapopo selama semua itu

diselesaikan sebelum jabatan 5 tahun berakhir. Belajarlah disiplin

untuk menyelesaikan apa yang dimulai.





Jangan gagah perkasa makan nangka getahnya buat orang lain.





--- lusi_d@... wrote:

 

Kan investor menetapkan angka bunga pinjaman memang sudah dirancang
supaya si peminjam "mampu" utang lebih besar dengan jalan utang lagi.
Jokowi ngerti banget urusan ini. Kalau ada yang menyangsikan
kemampuannya tanya saja ke Sri Mul itu. Rapopo. Itu kan urusan para
pemuda perkasa dan si jabang-jabang bayi sekarang ini.

Am Wed, 14 Jun 2017 18:30:46 + (UTC)
schrieb Jonathan Goeij:



> Melihat grafik dibawah, 2,5 th utang Jokowi setara 5 th utang SBY,
> apakah artinya 5 th utang Jokowi akan setara dgn utang keseluruhan
> presiden2 sebelumnya?--- ...Rabu 14 Jun 2017, 11:59 WIB
> 
> 
> Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY
> 
> Maikel Jefriando - detikFinance
> 
> Foto: Rachman Haryanto
> 
> Jakarta - Sampai dengan akhir April 2017, utang pemerintah Indonesia
> sudah mencapai Rp 3.667,41 triliun. Nominal angka yang tidak sedikit.
> 
> Utang sebenarnya bukan barang baru, artinya tidak hanya terjadi pada
> masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Utang sudah ada sejak masa
> pemerintahan sebelum-sebelumnya, meski tak banyak orang yang
> menyadari. 
> 
> Demikian dikutip detikFinance, Rabu (14/7/2017) berdasarkan data dari
> Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
> 
> Bagaimana perbandingan tambahan utang era Jokowi dengan pemerintahan
> Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?
> 
> Dalam kurang lebih 2,5 tahun pemerintahan Jokowi, jumlah utang
> pemerintah Indonesia bertambah Rp 1.062 triliun. Rinciannya yaitu
> pada 2015 bertambah Rp 556,3 triliun dan 2016 bertambah Rp 320,3
> triliun, lalu pada 2017 dimungkinkan utang bertambah Rp 379,5 triliun
> menjadi Rp 3.864,9 triliun.
> 
> Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang aman, yaitu
> pada kisaran 27-28%.
> 
> Tambahan utang pada 2015 memang sangat besar. Penyebabnya adalah
> target pajak yang dipasang terlalu tinggi dibandingkan 2014,
> sementara satu sisi ekonomi melambat. Belanja yang sudah dikucurkan
> sangat besar harus ditutup dengan penerbitan utang.
> 
> Pada periode 2016, hal yang sama hampir saja terulang. Untung saja
> pada pertengahan tahun, pemerintah me

Re: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY

2017-06-15 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Rapopo, yang penting para pendukung bisa bangga dengan hiburan berita-berita 
sampah kayak gini. 
http://nasional.kompas.com/read/2017/06/15/18324311/jokowi.batalkan.puasa.di.dalam.mobil

--- jonathangoeij@... wrote:
Omong kosong! lha wong utk bunganya saja bikin utang baru.

Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang?


--- ajegilelu@... wrote :

Seberapa pun besar utang + bunga ya rapopo selama semua itudiselesaikan sebelum 
jabatan 5 tahun berakhir. Belajarlah disiplinuntuk menyelesaikan apa yang 
dimulai.
Jangan gagah perkasa makan nangka getahnya buat orang lain.
--- lusi_d@... wrote: Kan investor menetapkan angka bunga pinjaman memang sudah 
dirancang
supaya si peminjam "mampu" utang lebih besar dengan jalan utang lagi.
Jokowi ngerti banget urusan ini. Kalau ada yang menyangsikan
kemampuannya tanya saja ke Sri Mul itu. Rapopo. Itu kan urusan para
pemuda perkasa dan si jabang-jabang bayi sekarang ini.

Am Wed, 14 Jun 2017 18:30:46 + (UTC)
schrieb Jonathan Goeij:


> Melihat grafik dibawah, 2,5 th utang Jokowi setara 5 th utang SBY,
> apakah artinya 5 th utang Jokowi akan setara dgn utang keseluruhan
> presiden2 sebelumnya?--- ...Rabu 14 Jun 2017, 11:59 WIB
> 
> 
> Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY
> 
> Maikel Jefriando - detikFinance
> 
> Foto: Rachman Haryanto
> 
> Jakarta - Sampai dengan akhir April 2017, utang pemerintah Indonesia
> sudah mencapai Rp 3.667,41 triliun. Nominal angka yang tidak sedikit.
> 
> Utang sebenarnya bukan barang baru, artinya tidak hanya terjadi pada
> masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Utang sudah ada sejak masa
> pemerintahan sebelum-sebelumnya, meski tak banyak orang yang
> menyadari. 
> 
> Demikian dikutip detikFinance, Rabu (14/7/2017) berdasarkan data dari
> Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
> 
> Bagaimana perbandingan tambahan utang era Jokowi dengan pemerintahan
> Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?
> 
> Dalam kurang lebih 2,5 tahun pemerintahan Jokowi, jumlah utang
> pemerintah Indonesia bertambah Rp 1.062 triliun. Rinciannya yaitu
> pada 2015 bertambah Rp 556,3 triliun dan 2016 bertambah Rp 320,3
> triliun, lalu pada 2017 dimungkinkan utang bertambah Rp 379,5 triliun
> menjadi Rp 3.864,9 triliun.
> 
> Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang aman, yaitu
> pada kisaran 27-28%.
> 
> Tambahan utang pada 2015 memang sangat besar. Penyebabnya adalah
> target pajak yang dipasang terlalu tinggi dibandingkan 2014,
> sementara satu sisi ekonomi melambat. Belanja yang sudah dikucurkan
> sangat besar harus ditutup dengan penerbitan utang.
> 
> Pada periode 2016, hal yang sama hampir saja terulang. Untung saja
> pada pertengahan tahun, pemerintah memangkas belanja pemerintah pusat
> dan transfer ke daerah. Sehingga utang tidak bertambah terlalu banyak.
> 
> 
> | Baca juga: 2,5 Tahun Jokowi Utang Pemerintah RI Tambah Rp 1.062 T,
> Kenapa? |
> 
> 
> Sementara itu, pemerintahan SBY juga melakukan penarikan utang
> sepanjang 10 tahun lamanya. Walapun tambahan setiap tahunnya tidak
> terlalu besar.
> 
> Bila melihat data lima tahun terakhir pemerintahan SBY, yaitu 2010
> hingga 2014, maka tambahan utangnya hampir sama dengan yang sudah
> ditarik oleh pemerintahan sekarang.
> 
> Totalnya adalah 1.019 triliun. Rinciannya adalah pada 2010 sebesar Rp
> 91 triliun, pada 2011 sebesar Rp 127,29, pada 2012 sebesar Rp 169,7
> triliun, pada 2013 tambah Rp 379,8 T dan 2014 tambah lagi sebesar Rp
> 233,3 triliun.
> 
> Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang lebih rendah,
> yaitu pada kisaran 22-24%.
> 
> Kondisi fiskal pada pemerintahan SBY dibebani oleh subsidi Bahan
> Bakar Minyak (BBM) dan listrik. Ketika pemerintah menahan harga agar
> tidak naik, maka risikonya adalah subsidi BBM membengkak. Kondisi
> tersebut harus ditutupi oleh penarikan utang.
> 
> 
> | Foto: Tim Infografis, Andhika Akbarayansyah |
> 
> 
> 
> (mkj/dnl)




Re: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY

2017-06-15 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
Omong kosong! lha wong utk bunganya saja bikin utang baru.

Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang?


---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

Seberapa pun besar utang + bunga ya rapopo selama semua itudiselesaikan sebelum 
jabatan 5 tahun berakhir. Belajarlah disiplinuntuk menyelesaikan apa yang 
dimulai.
Jangan gagah perkasa makan nangka getahnya buat orang lain.
--- lusi_d@... wrote: Kan investor menetapkan angka bunga pinjaman memang sudah 
dirancang
supaya si peminjam "mampu" utang lebih besar dengan jalan utang lagi.
Jokowi ngerti banget urusan ini. Kalau ada yang menyangsikan
kemampuannya tanya saja ke Sri Mul itu. Rapopo. Itu kan urusan para
pemuda perkasa dan si jabang-jabang bayi sekarang ini.

Am Wed, 14 Jun 2017 18:30:46 + (UTC)
schrieb Jonathan Goeij:


> Melihat grafik dibawah, 2,5 th utang Jokowi setara 5 th utang SBY,
> apakah artinya 5 th utang Jokowi akan setara dgn utang keseluruhan
> presiden2 sebelumnya?--- ...Rabu 14 Jun 2017, 11:59 WIB
> 
> 
> Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY
> 
> Maikel Jefriando - detikFinance
> 
> Foto: Rachman Haryanto
> 
> Jakarta - Sampai dengan akhir April 2017, utang pemerintah Indonesia
> sudah mencapai Rp 3.667,41 triliun. Nominal angka yang tidak sedikit.
> 
> Utang sebenarnya bukan barang baru, artinya tidak hanya terjadi pada
> masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Utang sudah ada sejak masa
> pemerintahan sebelum-sebelumnya, meski tak banyak orang yang
> menyadari. 
> 
> Demikian dikutip detikFinance, Rabu (14/7/2017) berdasarkan data dari
> Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
> 
> Bagaimana perbandingan tambahan utang era Jokowi dengan pemerintahan
> Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?
> 
> Dalam kurang lebih 2,5 tahun pemerintahan Jokowi, jumlah utang
> pemerintah Indonesia bertambah Rp 1.062 triliun. Rinciannya yaitu
> pada 2015 bertambah Rp 556,3 triliun dan 2016 bertambah Rp 320,3
> triliun, lalu pada 2017 dimungkinkan utang bertambah Rp 379,5 triliun
> menjadi Rp 3.864,9 triliun.
> 
> Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang aman, yaitu
> pada kisaran 27-28%.
> 
> Tambahan utang pada 2015 memang sangat besar. Penyebabnya adalah
> target pajak yang dipasang terlalu tinggi dibandingkan 2014,
> sementara satu sisi ekonomi melambat. Belanja yang sudah dikucurkan
> sangat besar harus ditutup dengan penerbitan utang.
> 
> Pada periode 2016, hal yang sama hampir saja terulang. Untung saja
> pada pertengahan tahun, pemerintah memangkas belanja pemerintah pusat
> dan transfer ke daerah. Sehingga utang tidak bertambah terlalu banyak.
> 
> 
> | Baca juga: 2,5 Tahun Jokowi Utang Pemerintah RI Tambah Rp 1.062 T,
> Kenapa? |
> 
> 
> Sementara itu, pemerintahan SBY juga melakukan penarikan utang
> sepanjang 10 tahun lamanya. Walapun tambahan setiap tahunnya tidak
> terlalu besar.
> 
> Bila melihat data lima tahun terakhir pemerintahan SBY, yaitu 2010
> hingga 2014, maka tambahan utangnya hampir sama dengan yang sudah
> ditarik oleh pemerintahan sekarang.
> 
> Totalnya adalah 1.019 triliun. Rinciannya adalah pada 2010 sebesar Rp
> 91 triliun, pada 2011 sebesar Rp 127,29, pada 2012 sebesar Rp 169,7
> triliun, pada 2013 tambah Rp 379,8 T dan 2014 tambah lagi sebesar Rp
> 233,3 triliun.
> 
> Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang lebih rendah,
> yaitu pada kisaran 22-24%.
> 
> Kondisi fiskal pada pemerintahan SBY dibebani oleh subsidi Bahan
> Bakar Minyak (BBM) dan listrik. Ketika pemerintah menahan harga agar
> tidak naik, maka risikonya adalah subsidi BBM membengkak. Kondisi
> tersebut harus ditutupi oleh penarikan utang.
> 
> 
> | Foto: Tim Infografis, Andhika Akbarayansyah |
> 
> 
> 
> (mkj/dnl)






Re: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY

2017-06-15 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Seberapa pun besar utang + bunga ya rapopo selama semua itu diselesaikan 
sebelum jabatan 5 tahun berakhir. Belajarlah disiplin untuk menyelesaikan apa 
yang dimulai.
Jangan gagah perkasa makan nangka getahnya buat orang lain.
--- lusi_d@... wrote:    
Kan investor menetapkan angka bunga pinjaman memang sudah dirancang
supaya si peminjam "mampu" utang lebih besar dengan jalan utang lagi.
Jokowi ngerti banget urusan ini. Kalau ada yang menyangsikan
kemampuannya tanya saja ke Sri Mul itu. Rapopo. Itu kan urusan para
pemuda perkasa dan si jabang-jabang bayi sekarang ini.

Am Wed, 14 Jun 2017 18:30:46 + (UTC)
schrieb Jonathan Goeij:

> Melihat grafik dibawah, 2,5 th utang Jokowi setara 5 th utang SBY,
> apakah artinya 5 th utang Jokowi akan setara dgn utang keseluruhan
> presiden2 sebelumnya?--- ...Rabu 14 Jun 2017, 11:59 WIB
> 
> 
> Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY
> 
> Maikel Jefriando - detikFinance
> 
> Foto: Rachman Haryanto
> 
> Jakarta - Sampai dengan akhir April 2017, utang pemerintah Indonesia
> sudah mencapai Rp 3.667,41 triliun. Nominal angka yang tidak sedikit.
> 
> Utang sebenarnya bukan barang baru, artinya tidak hanya terjadi pada
> masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Utang sudah ada sejak masa
> pemerintahan sebelum-sebelumnya, meski tak banyak orang yang
> menyadari. 
> 
> Demikian dikutip detikFinance, Rabu (14/7/2017) berdasarkan data dari
> Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
> 
> Bagaimana perbandingan tambahan utang era Jokowi dengan pemerintahan
> Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?
> 
> Dalam kurang lebih 2,5 tahun pemerintahan Jokowi, jumlah utang
> pemerintah Indonesia bertambah Rp 1.062 triliun. Rinciannya yaitu
> pada 2015 bertambah Rp 556,3 triliun dan 2016 bertambah Rp 320,3
> triliun, lalu pada 2017 dimungkinkan utang bertambah Rp 379,5 triliun
> menjadi Rp 3.864,9 triliun.
> 
> Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang aman, yaitu
> pada kisaran 27-28%.
> 
> Tambahan utang pada 2015 memang sangat besar. Penyebabnya adalah
> target pajak yang dipasang terlalu tinggi dibandingkan 2014,
> sementara satu sisi ekonomi melambat. Belanja yang sudah dikucurkan
> sangat besar harus ditutup dengan penerbitan utang.
> 
> Pada periode 2016, hal yang sama hampir saja terulang. Untung saja
> pada pertengahan tahun, pemerintah memangkas belanja pemerintah pusat
> dan transfer ke daerah. Sehingga utang tidak bertambah terlalu banyak.
> 
> 
> | Baca juga: 2,5 Tahun Jokowi Utang Pemerintah RI Tambah Rp 1.062 T,
> Kenapa? |
> 
> 
> Sementara itu, pemerintahan SBY juga melakukan penarikan utang
> sepanjang 10 tahun lamanya. Walapun tambahan setiap tahunnya tidak
> terlalu besar.
> 
> Bila melihat data lima tahun terakhir pemerintahan SBY, yaitu 2010
> hingga 2014, maka tambahan utangnya hampir sama dengan yang sudah
> ditarik oleh pemerintahan sekarang.
> 
> Totalnya adalah 1.019 triliun. Rinciannya adalah pada 2010 sebesar Rp
> 91 triliun, pada 2011 sebesar Rp 127,29, pada 2012 sebesar Rp 169,7
> triliun, pada 2013 tambah Rp 379,8 T dan 2014 tambah lagi sebesar Rp
> 233,3 triliun.
> 
> Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang lebih rendah,
> yaitu pada kisaran 22-24%.
> 
> Kondisi fiskal pada pemerintahan SBY dibebani oleh subsidi Bahan
> Bakar Minyak (BBM) dan listrik. Ketika pemerintah menahan harga agar
> tidak naik, maka risikonya adalah subsidi BBM membengkak. Kondisi
> tersebut harus ditutupi oleh penarikan utang.
> 
> 
> | Foto: Tim Infografis, Andhika Akbarayansyah |
> 
> 
> 
> (mkj/dnl)



Fw: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY

2017-06-15 Terurut Topik 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]


Beginn der weitergeleiteten Nachricht:

Datum: Thu, 15 Jun 2017 00:31:23 +0200
Von: "Lusi D." 
An: "Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]"
 Betreff: Re: [GELORA45] Utang Pemerintah
Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY


Kan investor menetapkan angka bunga pinjaman memang sudah dirancang
supaya si peminjam "mampu" utang lebih besar dengan jalan utang lagi.
Jokowi ngerti banget urusan ini. Kalau ada yang menyangsikan
kemampuannya tanya saja ke Sri Mul itu. Rapopo. Itu kan urusan para
pemuda perkasa dan si jabang-jabang bayi sekarang ini.



Am Wed, 14 Jun 2017 18:30:46 + (UTC)
schrieb "Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]"
:

> Melihat grafik dibawah, 2,5 th utang Jokowi setara 5 th utang SBY,
> apakah artinya 5 th utang Jokowi akan setara dgn utang keseluruhan
> presiden2 sebelumnya?--- ...Rabu 14 Jun 2017, 11:59 WIB
> 
> 
> Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY
> 
> Maikel Jefriando - detikFinance
> 
> Foto: Rachman Haryanto
> 
> Jakarta - Sampai dengan akhir April 2017, utang pemerintah Indonesia
> sudah mencapai Rp 3.667,41 triliun. Nominal angka yang tidak sedikit.
> 
> Utang sebenarnya bukan barang baru, artinya tidak hanya terjadi pada
> masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Utang sudah ada sejak masa
> pemerintahan sebelum-sebelumnya, meski tak banyak orang yang
> menyadari. 
> 
> Demikian dikutip detikFinance, Rabu (14/7/2017) berdasarkan data dari
> Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
> 
> Bagaimana perbandingan tambahan utang era Jokowi dengan pemerintahan
> Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?
> 
> Dalam kurang lebih 2,5 tahun pemerintahan Jokowi, jumlah utang
> pemerintah Indonesia bertambah Rp 1.062 triliun. Rinciannya yaitu
> pada 2015 bertambah Rp 556,3 triliun dan 2016 bertambah Rp 320,3
> triliun, lalu pada 2017 dimungkinkan utang bertambah Rp 379,5 triliun
> menjadi Rp 3.864,9 triliun.
> 
> Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang aman, yaitu
> pada kisaran 27-28%.
> 
> Tambahan utang pada 2015 memang sangat besar. Penyebabnya adalah
> target pajak yang dipasang terlalu tinggi dibandingkan 2014,
> sementara satu sisi ekonomi melambat. Belanja yang sudah dikucurkan
> sangat besar harus ditutup dengan penerbitan utang.
> 
> Pada periode 2016, hal yang sama hampir saja terulang. Untung saja
> pada pertengahan tahun, pemerintah memangkas belanja pemerintah pusat
> dan transfer ke daerah. Sehingga utang tidak bertambah terlalu banyak.
> 
> 
> | Baca juga: 2,5 Tahun Jokowi Utang Pemerintah RI Tambah Rp 1.062 T,
> Kenapa? |
> 
> 
> Sementara itu, pemerintahan SBY juga melakukan penarikan utang
> sepanjang 10 tahun lamanya. Walapun tambahan setiap tahunnya tidak
> terlalu besar.
> 
> Bila melihat data lima tahun terakhir pemerintahan SBY, yaitu 2010
> hingga 2014, maka tambahan utangnya hampir sama dengan yang sudah
> ditarik oleh pemerintahan sekarang.
> 
> Totalnya adalah 1.019 triliun. Rinciannya adalah pada 2010 sebesar Rp
> 91 triliun, pada 2011 sebesar Rp 127,29, pada 2012 sebesar Rp 169,7
> triliun, pada 2013 tambah Rp 379,8 T dan 2014 tambah lagi sebesar Rp
> 233,3 triliun.
> 
> Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang lebih rendah,
> yaitu pada kisaran 22-24%.
> 
> Kondisi fiskal pada pemerintahan SBY dibebani oleh subsidi Bahan
> Bakar Minyak (BBM) dan listrik. Ketika pemerintah menahan harga agar
> tidak naik, maka risikonya adalah subsidi BBM membengkak. Kondisi
> tersebut harus ditutupi oleh penarikan utang.
> 
> 
> | Foto: Tim Infografis, Andhika Akbarayansyah |
> 
> 
> 
> (mkj/dnl)  



Re: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY

2017-06-15 Terurut Topik 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
Kan investor menetapkan angka bunga pinjaman memang sudah dirancang
supaya si peminjam "mampu" utang lebih besar dengan jalan utang lagi.
Jokowi ngerti banget urusan ini. Kalau ada yang menyangsikan
kemampuannya tanya saja ke Sri Mul itu. Rapopo. Itu kan urusan para
pemuda perkasa dan si jabang-jabang bayi sekarang ini.



Am Wed, 14 Jun 2017 18:30:46 + (UTC)
schrieb "Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]"
:

> Melihat grafik dibawah, 2,5 th utang Jokowi setara 5 th utang SBY,
> apakah artinya 5 th utang Jokowi akan setara dgn utang keseluruhan
> presiden2 sebelumnya?--- ...Rabu 14 Jun 2017, 11:59 WIB
> 
> 
> Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY
> 
> Maikel Jefriando - detikFinance
> 
> Foto: Rachman Haryanto
> 
> Jakarta - Sampai dengan akhir April 2017, utang pemerintah Indonesia
> sudah mencapai Rp 3.667,41 triliun. Nominal angka yang tidak sedikit.
> 
> Utang sebenarnya bukan barang baru, artinya tidak hanya terjadi pada
> masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Utang sudah ada sejak masa
> pemerintahan sebelum-sebelumnya, meski tak banyak orang yang
> menyadari. 
> 
> Demikian dikutip detikFinance, Rabu (14/7/2017) berdasarkan data dari
> Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
> 
> Bagaimana perbandingan tambahan utang era Jokowi dengan pemerintahan
> Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?
> 
> Dalam kurang lebih 2,5 tahun pemerintahan Jokowi, jumlah utang
> pemerintah Indonesia bertambah Rp 1.062 triliun. Rinciannya yaitu
> pada 2015 bertambah Rp 556,3 triliun dan 2016 bertambah Rp 320,3
> triliun, lalu pada 2017 dimungkinkan utang bertambah Rp 379,5 triliun
> menjadi Rp 3.864,9 triliun.
> 
> Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang aman, yaitu
> pada kisaran 27-28%.
> 
> Tambahan utang pada 2015 memang sangat besar. Penyebabnya adalah
> target pajak yang dipasang terlalu tinggi dibandingkan 2014,
> sementara satu sisi ekonomi melambat. Belanja yang sudah dikucurkan
> sangat besar harus ditutup dengan penerbitan utang.
> 
> Pada periode 2016, hal yang sama hampir saja terulang. Untung saja
> pada pertengahan tahun, pemerintah memangkas belanja pemerintah pusat
> dan transfer ke daerah. Sehingga utang tidak bertambah terlalu banyak.
> 
> 
> | Baca juga: 2,5 Tahun Jokowi Utang Pemerintah RI Tambah Rp 1.062 T,
> Kenapa? |
> 
> 
> Sementara itu, pemerintahan SBY juga melakukan penarikan utang
> sepanjang 10 tahun lamanya. Walapun tambahan setiap tahunnya tidak
> terlalu besar.
> 
> Bila melihat data lima tahun terakhir pemerintahan SBY, yaitu 2010
> hingga 2014, maka tambahan utangnya hampir sama dengan yang sudah
> ditarik oleh pemerintahan sekarang.
> 
> Totalnya adalah 1.019 triliun. Rinciannya adalah pada 2010 sebesar Rp
> 91 triliun, pada 2011 sebesar Rp 127,29, pada 2012 sebesar Rp 169,7
> triliun, pada 2013 tambah Rp 379,8 T dan 2014 tambah lagi sebesar Rp
> 233,3 triliun.
> 
> Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang lebih rendah,
> yaitu pada kisaran 22-24%.
> 
> Kondisi fiskal pada pemerintahan SBY dibebani oleh subsidi Bahan
> Bakar Minyak (BBM) dan listrik. Ketika pemerintah menahan harga agar
> tidak naik, maka risikonya adalah subsidi BBM membengkak. Kondisi
> tersebut harus ditutupi oleh penarikan utang.
> 
> 
> | Foto: Tim Infografis, Andhika Akbarayansyah |
> 
> 
> 
> (mkj/dnl)



[GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY

2017-06-14 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
Melihat grafik dibawah, 2,5 th utang Jokowi setara 5 th utang SBY, apakah 
artinya 5 th utang Jokowi akan setara dgn utang keseluruhan presiden2 
sebelumnya?---
...Rabu 14 Jun 2017, 11:59 WIB


Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY

Maikel Jefriando - detikFinance

Foto: Rachman Haryanto

Jakarta - Sampai dengan akhir April 2017, utang pemerintah Indonesia sudah 
mencapai Rp 3.667,41 triliun. Nominal angka yang tidak sedikit.

Utang sebenarnya bukan barang baru, artinya tidak hanya terjadi pada masa 
pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Utang sudah ada sejak masa pemerintahan 
sebelum-sebelumnya, meski tak banyak orang yang menyadari. 

Demikian dikutip detikFinance, Rabu (14/7/2017) berdasarkan data dari 
Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Bagaimana perbandingan tambahan utang era Jokowi dengan pemerintahan Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?

Dalam kurang lebih 2,5 tahun pemerintahan Jokowi, jumlah utang pemerintah 
Indonesia bertambah Rp 1.062 triliun. Rinciannya yaitu pada 2015 bertambah Rp 
556,3 triliun dan 2016 bertambah Rp 320,3 triliun, lalu pada 2017 dimungkinkan 
utang bertambah Rp 379,5 triliun menjadi Rp 3.864,9 triliun.

Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang aman, yaitu pada 
kisaran 27-28%.

Tambahan utang pada 2015 memang sangat besar. Penyebabnya adalah target pajak 
yang dipasang terlalu tinggi dibandingkan 2014, sementara satu sisi ekonomi 
melambat. Belanja yang sudah dikucurkan sangat besar harus ditutup dengan 
penerbitan utang.

Pada periode 2016, hal yang sama hampir saja terulang. Untung saja pada 
pertengahan tahun, pemerintah memangkas belanja pemerintah pusat dan transfer 
ke daerah. Sehingga utang tidak bertambah terlalu banyak.


| Baca juga: 2,5 Tahun Jokowi Utang Pemerintah RI Tambah Rp 1.062 T, Kenapa? |


Sementara itu, pemerintahan SBY juga melakukan penarikan utang sepanjang 10 
tahun lamanya. Walapun tambahan setiap tahunnya tidak terlalu besar.

Bila melihat data lima tahun terakhir pemerintahan SBY, yaitu 2010 hingga 2014, 
maka tambahan utangnya hampir sama dengan yang sudah ditarik oleh pemerintahan 
sekarang.

Totalnya adalah 1.019 triliun. Rinciannya adalah pada 2010 sebesar Rp 91 
triliun, pada 2011 sebesar Rp 127,29, pada 2012 sebesar Rp 169,7 triliun, pada 
2013 tambah Rp 379,8 T dan 2014 tambah lagi sebesar Rp 233,3 triliun.

Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang lebih rendah, yaitu 
pada kisaran 22-24%.

Kondisi fiskal pada pemerintahan SBY dibebani oleh subsidi Bahan Bakar Minyak 
(BBM) dan listrik. Ketika pemerintah menahan harga agar tidak naik, maka 
risikonya adalah subsidi BBM membengkak. Kondisi tersebut harus ditutupi oleh 
penarikan utang.


| Foto: Tim Infografis, Andhika Akbarayansyah |



(mkj/dnl)


[GELORA45] Utang Negara Membengkak Dinilai tak Selalu Berdampak Buruk

2016-10-28 Terurut Topik 'Sunny' am...@tele2.se [GELORA45]
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/10/28/ofr8zn382-utang-negara-membengkak-dinilai-tak-selalu-berdampak-buruk

Jumat, 28 Oktober 2016, 18:23 WIB
Utang Negara Membengkak Dinilai tak Selalu Berdampak Buruk
Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
johndillon.ie 
Utang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasio utang pemerintah yang cukup besar dalam 
anggaran negara dinilai tak selalu buruk. Hal itu jika pemanfaatannya 
disalurkan ke sektor produktif.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla merincikan, sekitar 20 persen dari 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 ditujukan untuk membayar 
utang pemerintah. Nominalnya hampir mencapai Rp 500 triliun.

Selain itu, berdasarkan penjelasan APBN 2017, pembiayaan utang ditujukan untuk 
menutupi defisit anggaran Rp 330,2 triliun. JK bahkan mengatakan bahwa belanja 
subsidi pada masa pemerintahan sebelumnya, yaitu Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono, dalam dua tahun saja sudah mencapai Rp 390 triliun atau sekitar 30 
persen dari APBN.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance Eko Listianto 
menilai, penjelasan perkara utang yang dilakukan untuk membayar utang di masa 
lalu adalah konskuensi dari kebijakan pemerintah yang mau tak mau harus 
dilakukan demi menjaga pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, persoalan utang ini bukan perkara rezim dan pemerintahan. Bahkan ia 
menyebutkan bahwa utang di era kepemimpinan Presiden Jokowi justru menunjukkan 
tren meningkat, dengan tujuan pembangunan infrastruktur. Artinya, menurutnya, 
utang bukan suatu hal yang selalu buruk ketika pemanfaatannya bisa disalurkan 
ke sektor produktif.

"Ini bukan masalah rezim ya. Kebijakan defisit APBN itu kan memang dari tahun 
ke tahun memang begitu. Jadi kalau dilihat dari sisi kebijakan, ini konsekuensi 
dari kebijakan fiskal yang defisit," kata Eko, Jumat (28/10).

Terlebih lagi, di pemerintahan Jokowi ini justru pemerintah harus mengalami 
shortfall (realisasi lebih rendah dari target) penerimaan pajak yang cukup 
tinggi. Penerimaan pajak yang seret pun membuat pemerintah tetal menerbitkan 
surat utang negara untuk menutup defisit. Kebijakan utang, kata dia, juga 
menjadi konsekuensi ketika anggaran pemerintah selalu defisit.

Hal itu, kata dia, sebetulnya bisa diperbaiki namun dalam waktu yang cukup lama 
dengan cara menekan utang secara perlahan dan di satu sisi menggenjot 
penerimaan negara khususnya dari pajak. Hanya saja, menekan utang memiliki 
implikasi politis yakni berkurangnya pembangunan infrastruktur. Terlebih, 
pemerintah sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur.

"Nah dari periode ke periode kan meningkat utang kita. Apalagi peningkatan 
utang terbesar justru di dua tahun di Jokowi ini, karena ada shortfall yang 
cukup besar sehingga meningkat. Walaupun belum jatuh tempo," ujarnya.

Pembiayaan utang untuk tahun ini disalurkan sebanyak Rp 384,690 triliun, 
pembiayaan investasi negatif Rp 47,488 triliun, pemberian pinjaman negatif Rp 
6,409 triliun, kewajiban penjaminan negatif Rp 924,1 miliar, dan pembiayaan 
lainnya sebesar Rp 300,0 miliar. 


RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-19 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Apa yang salah?

Dari dulu juga ane sudah tulis itu repayment!

Itu kan cepet2 nulisnya saja! ane ngaku salah deh……salah nulis. Hehehehehe. Ane 
gak malu ngaku salah loh….hehehehehehe.

 

Gimana argument ente ini? kan ente yg nantangin?

 

Jonathan: Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang 
Tier 2 sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi 
berjalan dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak 
mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin menggelembung terus.

Nesare: oh ente mau main angka nih yeah. Okay mari kita lihat. Oh ente mau 
pake’ angka tier 2 yg lebih gede 67.7% yg ente prihatin kan? Ini kwartal 2 loh! 
Hehehehehe. Gak apa2!

Artinya apa DSR tier 2 = 67.7%?

Kenapa prihatin?

Gimana ceritanya 67.7% itu menjelaskan gali lubang tutup lubang?

 

Nesare

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Wednesday, October 19, 2016 2:11 PM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

anda salah lagi, definisi (atau mungkin lebih tepat formula) yang dipakai BI 
bukan "total debt : current account" seperti yang anda katakan tetapi: DSR=Debt 
Payment : Current Account Receipts

 

karena angka DSR Indonesia itu yg mengeluarkan BI sudah tentu sesuai dengan 
definisi yg digunakan BI, angka itu akan berbeda seandainya formula yang 
dipakai berbeda.

 

---

Jonathan: Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg 
diberikan BI.

Nesare: oh jadi yang DSR itu harga mati dan definisinya adalah: total debt : 
current account? Definisi yang biasa dipakai oleh orang banyak total debt/total 
export salah? Begitu maksud ente? Ngaco aja! BI atau siapa saja menggunakan 
definisi itu boleh saja. mereka mengerti. Makanya ada mereka juga bikin debt to 
export ratio krn export Indonesia masih gede pengaruhnya. Indonesia menggunakan 
current account itu ada sebabnya. Karena komponen lain selain export import 
yaitu capital investment dan bantuan luar negeri masih signifikan. Ilmu ekonomi 
itu berdasarkan asumsi. Ini asumsi DSR yang dipakai oleh BI. Ini bukan berarti 
inilah definisinya. Definisi yang umum dipakai dalam mengukur DSR = total debt 
: total export.

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , mailto:nesare1@...> > wrote :



Jonathan: Menurut definisi Bank Indonesia

DSR= rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan 
transaksi berjalan.

Debt to Export Ratio= Rasio total utang luar negeri terhadap penerimaan hasil 
ekspor suatu negara.

Nesare: benar ane tidak tahu BI pake’ current account. Biasanya definisi yg 
dipakai umumnya di ekonomi adalah total hutang : total export. Istilah debt to 
export ratio kadang kala dipakai tetapi tidak lazim. Yang biasa menggunakannya 
adalah negara miskin atau berkembang. Kenapa? Karena income negara terbesar 
dari eksport. Sumber pendapatan negara yang lain tidak berjalan seperti pajak 
dan FDI makanya eksport yang menjadi focus.

Banyak ratio yg mengukur hutang ini. indikatornya banyak. Framenya biasanya 
mengukur tingkat solvency misalnya interest service ratio dll; liquidity 
seperti ratio of short term debt to total outstanding debt dll. Juga sektor2nya 
bisa diukur. Public sector misalnya Public sector debt service over exports 
dll. Financial sector misalnya open foreign exchange position dll. Corporate 
sector misalnya interest over cash flow dll.

 

Jonathan: Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg 
diberikan BI.

Nesare: oh jadi yang DSR itu harga mati dan definisinya adalah: total debt : 
current account? Definisi yang biasa dipakai oleh orang banyak total debt/total 
export salah? Begitu maksud ente? Ngaco aja! BI atau siapa saja menggunakan 
definisi itu boleh saja. mereka mengerti. Makanya ada mereka juga bikin debt to 
export ratio krn export Indonesia masih gede pengaruhnya. Indonesia menggunakan 
current account itu ada sebabnya. Karena komponen lain selain export import 
yaitu capital investment dan bantuan luar negeri masih signifikan. Ilmu ekonomi 
itu berdasarkan asumsi. Ini asumsi DSR yang dipakai oleh BI. Ini bukan berarti 
inilah definisinya. Definisi yang umum dipakai dalam mengukur DSR = total debt 
: total export.

 

Jonathan: Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang 
Tier 2 sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi 
berjalan dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak 
mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin menggelembung terus.

Nesare: oh ente mau main angka nih yeah. Okay mari kita lihat. Oh ente mau 
pake’ angka tier 2 yg lebih gede 67.7% yg ente prihatin kan? Ini kwartal 2 loh! 
Hehehehehe. Gak apa2!

Artinya apa DSR tier 2 = 67.7%?

Kenapa prihatin?

Gimana ceritanya 67.7% itu menjelaskan gali lubang tutup lubang?

 

Nesare

 

 

From:

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-19 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
anda salah lagi, definisi (atau mungkin lebih tepat formula) yang dipakai BI 
bukan "total debt : current account" seperti yang anda katakan tetapi: DSR=Debt 
Payment : Current Account Receipts
karena angka DSR Indonesia itu yg mengeluarkan BI sudah tentu sesuai dengan 
definisi yg digunakan BI, angka itu akan berbeda seandainya formula yang 
dipakai berbeda.
---Jonathan: Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg 
diberikan BI.Nesare: oh jadi yang DSR itu harga mati dan definisinya adalah: 
total debt : current account? Definisi yang biasa dipakai oleh orang banyak 
total debt/total export salah? Begitu maksud ente? Ngaco aja! BI atau siapa 
saja menggunakan definisi itu boleh saja. mereka mengerti. Makanya ada mereka 
juga bikin debt to export ratio krn export Indonesia masih gede pengaruhnya. 
Indonesia menggunakan current account itu ada sebabnya. Karena komponen lain 
selain export import yaitu capital investment dan bantuan luar negeri masih 
signifikan. Ilmu ekonomi itu berdasarkan asumsi. Ini asumsi DSR yang dipakai 
oleh BI. Ini bukan berarti inilah definisinya. Definisi yang umum dipakai dalam 
mengukur DSR = total debt : total export.
---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

Jonathan: Menurut definisi Bank IndonesiaDSR= rasio pembayaran pokok dan bunga 
utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan.Debt to Export Ratio= 
Rasio total utang luar negeri terhadap penerimaan hasil ekspor suatu 
negara.Nesare: benar ane tidak tahu BI pake’ current account. Biasanya definisi 
yg dipakai umumnya di ekonomi adalah total hutang : total export. Istilah debt 
to export ratio kadang kala dipakai tetapi tidak lazim. Yang biasa 
menggunakannya adalah negara miskin atau berkembang. Kenapa? Karena income 
negara terbesar dari eksport. Sumber pendapatan negara yang lain tidak berjalan 
seperti pajak dan FDI makanya eksport yang menjadi focus.Banyak ratio yg 
mengukur hutang ini. indikatornya banyak. Framenya biasanya mengukur tingkat 
solvency misalnya interest service ratio dll; liquidity seperti ratio of short 
term debt to total outstanding debt dll. Juga sektor2nya bisa diukur. Public 
sector misalnya Public sector debt service over exports dll. Financial sector 
misalnya open foreign exchange position dll. Corporate sector misalnya interest 
over cash flow dll. Jonathan: Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya 
definisi yg diberikan BI.Nesare: oh jadi yang DSR itu harga mati dan 
definisinya adalah: total debt : current account? Definisi yang biasa dipakai 
oleh orang banyak total debt/total export salah? Begitu maksud ente? Ngaco aja! 
BI atau siapa saja menggunakan definisi itu boleh saja. mereka mengerti. 
Makanya ada mereka juga bikin debt to export ratio krn export Indonesia masih 
gede pengaruhnya. Indonesia menggunakan current account itu ada sebabnya. 
Karena komponen lain selain export import yaitu capital investment dan bantuan 
luar negeri masih signifikan. Ilmu ekonomi itu berdasarkan asumsi. Ini asumsi 
DSR yang dipakai oleh BI. Ini bukan berarti inilah definisinya. Definisi yang 
umum dipakai dalam mengukur DSR = total debt : total export. Jonathan: Kembali 
pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 
persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi berjalan dipakai buat 
bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak mengherankan gali lubang 
tutup lubang utang akan makin menggelembung terus.Nesare: oh ente mau main 
angka nih yeah. Okay mari kita lihat. Oh ente mau pake’ angka tier 2 yg lebih 
gede 67.7% yg ente prihatin kan? Ini kwartal 2 loh! Hehehehehe. Gak 
apa2!Artinya apa DSR tier 2 = 67.7%?Kenapa prihatin?Gimana ceritanya 67.7% itu 
menjelaskan gali lubang tutup lubang? Nesare  From: GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Wednesday, October 19, 2016 11:03 AM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya  Menurut definisi Bank IndonesiaDSR= rasio pembayaran pokok dan 
bunga utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan.Debt to Export 
Ratio= Rasio total utang luar negeri terhadap penerimaan hasil ekspor suatu 
negara. Anda bisa lihat di SULNI Oktober 2016 
http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOBER-2016.pdf
 halaman xvi. Kelihatannya anda tidak baca document yang anda berikan sendiri, 
anda kasih link itu apa cuman buat gaya2an? Menurut BI, definisi anda dibawah 
itu Debt to Export Ratio. Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya 
definisi yg diberikan BI. Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 
persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan 
transaksi berjalan dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 
persen, tidak mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin 
menggelembung terus.  ---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

DSR = total debt payment : total in

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-19 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Jonathan: Menurut definisi Bank Indonesia

DSR= rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan 
transaksi berjalan. 

Debt to Export Ratio= Rasio total utang luar negeri terhadap penerimaan hasil 
ekspor suatu negara.

Nesare: benar ane tidak tahu BI pake’ current account. Biasanya definisi yg 
dipakai umumnya di ekonomi adalah total hutang : total export. Istilah debt to 
export ratio kadang kala dipakai tetapi tidak lazim. Yang biasa menggunakannya 
adalah negara miskin atau berkembang. Kenapa? Karena income negara terbesar 
dari eksport. Sumber pendapatan negara yang lain tidak berjalan seperti pajak 
dan FDI makanya eksport yang menjadi focus.

Banyak ratio yg mengukur hutang ini. indikatornya banyak. Framenya biasanya 
mengukur tingkat solvency misalnya interest service ratio dll; liquidity 
seperti ratio of short term debt to total outstanding debt dll. Juga sektor2nya 
bisa diukur. Public sector misalnya Public sector debt service over exports 
dll. Financial sector misalnya open foreign exchange position dll. Corporate 
sector misalnya interest over cash flow dll.

 

Jonathan: Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg 
diberikan BI.

Nesare: oh jadi yang DSR itu harga mati dan definisinya adalah: total debt : 
current account? Definisi yang biasa dipakai oleh orang banyak total debt/total 
export salah? Begitu maksud ente? Ngaco aja! BI atau siapa saja menggunakan 
definisi itu boleh saja. mereka mengerti. Makanya ada mereka juga bikin debt to 
export ratio krn export Indonesia masih gede pengaruhnya. Indonesia menggunakan 
current account itu ada sebabnya. Karena komponen lain selain export import 
yaitu capital investment dan bantuan luar negeri masih signifikan. Ilmu ekonomi 
itu berdasarkan asumsi. Ini asumsi DSR yang dipakai oleh BI. Ini bukan berarti 
inilah definisinya. Definisi yang umum dipakai dalam mengukur DSR = total debt 
: total export.

 

Jonathan: Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang 
Tier 2 sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi 
berjalan dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak 
mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin menggelembung terus.

Nesare: oh ente mau main angka nih yeah. Okay mari kita lihat. Oh ente mau 
pake’ angka tier 2 yg lebih gede 67.7% yg ente prihatin kan? Ini kwartal 2 loh! 
Hehehehehe. Gak apa2! 

Artinya apa DSR tier 2 = 67.7%?

Kenapa prihatin?

Gimana ceritanya 67.7% itu menjelaskan gali lubang tutup lubang?

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Wednesday, October 19, 2016 11:03 AM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

Menurut definisi Bank Indonesia

DSR= rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan 
transaksi berjalan. 

Debt to Export Ratio= Rasio total utang luar negeri terhadap penerimaan hasil 
ekspor suatu negara.

 

Anda bisa lihat di SULNI Oktober 2016 
http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOBER-2016.pdf
 halaman xvi. Kelihatannya anda tidak baca document yang anda berikan sendiri, 
anda kasih link itu apa cuman buat gaya2an?

 

Menurut BI, definisi anda dibawah itu Debt to Export Ratio.

 

Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg diberikan BI.

 

Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi berjalan 
dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak 
mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin menggelembung terus.

 

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , mailto:nesare1@...> > wrote :



DSR = total debt payment : total income from export.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 7:05 PM
To: Yahoogroups mailto:gelora45@yahoogroups.com> >
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

 

Kelihatannya ada perbedaan pengertian tentang DSR disini ha ha ha, anda itu 
memang suka punya pemahaman yang njeleneh. Biar tidak ber-larut2 nggak habis2 
pengertian saya tentang DSR adalah "rasio antara pembayaran angsuran dan bunga 
utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan (current account)"

 

Kalau anda punya pengertian yang berbeda sebutkan saja.

 

---

Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu 
zaklek, gogle saja gak mau. Defini

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-19 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
Menurut definisi Bank IndonesiaDSR= rasio pembayaran pokok dan bunga utang 
luarnegeri terhadap penerimaan transaksi berjalan. Debt to Export Ratio= Rasio 
total utang luar negeri terhadap penerimaanhasil ekspor suatu negara.
Anda bisa lihat di SULNI Oktober 2016 
http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOBER-2016.pdf
 halaman xvi. Kelihatannya anda tidak baca document yang anda berikan sendiri, 
anda kasih link itu apa cuman buat gaya2an?
Menurut BI, definisi anda dibawah itu Debt to Export Ratio.
Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg diberikan BI.
Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi berjalan 
dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak 
mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin menggelembung terus. 
---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

DSR = total debt payment : total income from export. Nesare  From: 
GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 7:05 PM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya   Kelihatannya ada perbedaan pengertian tentang DSR disini ha ha 
ha, anda itu memang suka punya pemahaman yang njeleneh. Biar tidak ber-larut2 
nggak habis2 pengertian saya tentang DSR adalah "rasio antara pembayaran 
angsuran dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan 
(current account)" Kalau anda punya pengertian yang berbeda sebutkan saja. 
---Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 
goblok! Sudah ane tanya begitu zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja 
ente gak tahu, koq bisa2nya berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. 
Ane bener kan dari pertamanya ente itu gak ngerti!!Koq DSR dihubung2kan dengan 
transaksi berjalan/current account? ---In GELORA45@yahoogroups.com, 
 wrote :

Jonathan: Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR 
yg sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih 
rendah.Nesare: opini siapa yang ane giring? Dari mana ente bisa simpulkan ane 
menggiring opini kalau DSR sekian % akan bermasalah atau tidak? ane nggak 
bilang apa2! Malahan ane tanya ente artinya apa? ente gak jawab. Jawab 
“setinggi” itu artinya apa? yang menyesatkan orang itu adalah ENTE! Ente yang 
mau bilang kalau DSR dan debt to GDP kalau tinggi itu berbahaya!!! Ini yang 
ente pertanyakan! Kenapa ente ngomong begitu? Ayo jawab!!!Ane sudah kasih 
perbandingan datanya Indonesia dengan negara2 maju USA, jepang s/d ASEAN. 
Indonesia jauh rendah sekali. Emangnya negara ente roboh ekonominya? Ente kan 
bilang prihatin. Ane tanya siapa yang mesti prihatin ini? rakyat Indonesia, 
asing yg kasih pinjaman, negara ente yang selalu ngutak ngatik Indonesia atau 
siapa? Jonathan: Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR 
atau Debt to GDP?Nesare: loh koq nanya? Dari dulu ente selalu mempermasalahkan 
DSR. Ane jelas sekali ente itu ngak ngerti ekonomi. Sama sekali! Gak ada orang 
mempersoalkan kedua kriteria baik DSR maupun debt to GDP menjadi standard yang 
harus dipakai oleh suatu negara supaya tidak bangkrut misalnya. Ini ‘kan 
keprihatinan ente! Bagi ane itu bukan keprihatinan sama sekali. Banyak cara 
mengelola hutang. banyak cara minta hutang. urusan hutang itu urusan 
management. Bukan masalah prihatin atau tidak. suatu perusahaan dan negara gak 
akan jalan tanpa hutang! Jonathan: Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat 
disini Debt to GDP yg relatif lebih rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya 
tinggi hal ini menunjukkan tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat 
tinggi.Nesare: ngaco aja! “Tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat 
tinggi”??!! tingkat bunga itu dalam persentase dan consensus antara kreditur 
dan debitur. Gimana bisa tinggi atau rendah dalam DSR dan Debt to GDP? Gak 
keruan2!!!Maksudnya “bunga” dalam total, itu namanya “jumlah atau total”. Pake’ 
istilah seenaknya udelnya: tingkat. Mana ada tingkat dalam bunga kalau bukan 
persentase tingkat suku bunga?Kalau DSR tinggi itu artinya numeratornya naik 
atau denuminatornya turun. Faktor2 apa saja yg mempengaruhi kedua variable ini? 
coba jawab. Dasar begini saja ente gak ngerti, gimana mau masuk ke analisanya. 
Apalagi mau sok sokan bashing Indonesia?!! Sudah ane tanya kalau DSR 5, 11,22, 
33, 50% itu artinya apa? Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 
persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini 
menunjukkan besarnya penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar 
angsuran hutang dan bunga? Lha berapa yang te

Re: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-19 Terurut Topik 'Sunny' am...@tele2.se [GELORA45]
Agaknya selama ini NKRI hanya mampu membayar bunga hutang, apakah fulus cukup 
untuk membayar bunga hutang ataukah harus pinjam untuk itu, walahualam! Dan 
karena deficit APBN maka untuk tahun depan pun hal yang sama.

From: mailto:GELORA45@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, October 19, 2016 12:59 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

  

DSR = total debt payment : total income from export.


Nesare



From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 7:05 PM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya


  


Kelihatannya ada perbedaan pengertian tentang DSR disini ha ha ha, anda itu 
memang suka punya pemahaman yang njeleneh. Biar tidak ber-larut2 nggak habis2 
pengertian saya tentang DSR adalah "rasio antara pembayaran angsuran dan bunga 
utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan (current account)"


Kalau anda punya pengertian yang berbeda sebutkan saja.


---

Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu 
zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya 
berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya 
ente itu gak ngerti!!

Koq DSR dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account?


---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :



Jonathan: Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR 
yg sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih 
rendah.

Nesare: opini siapa yang ane giring? Dari mana ente bisa simpulkan ane 
menggiring opini kalau DSR sekian % akan bermasalah atau tidak? ane nggak 
bilang apa2! Malahan ane tanya ente artinya apa? ente gak jawab. Jawab 
“setinggi” itu artinya apa? yang menyesatkan orang itu adalah ENTE! Ente yang 
mau bilang kalau DSR dan debt to GDP kalau tinggi itu berbahaya!!! Ini yang 
ente pertanyakan! Kenapa ente ngomong begitu? Ayo jawab!!!

Ane sudah kasih perbandingan datanya Indonesia dengan negara2 maju USA, jepang 
s/d ASEAN. Indonesia jauh rendah sekali. Emangnya negara ente roboh ekonominya? 
Ente kan bilang prihatin. Ane tanya siapa yang mesti prihatin ini? rakyat 
Indonesia, asing yg kasih pinjaman, negara ente yang selalu ngutak ngatik 
Indonesia atau siapa?


Jonathan: Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt 
to GDP?

Nesare: loh koq nanya? Dari dulu ente selalu mempermasalahkan DSR. Ane jelas 
sekali ente itu ngak ngerti ekonomi. Sama sekali! Gak ada orang mempersoalkan 
kedua kriteria baik DSR maupun debt to GDP menjadi standard yang harus dipakai 
oleh suatu negara supaya tidak bangkrut misalnya. Ini ‘kan keprihatinan ente! 
Bagi ane itu bukan keprihatinan sama sekali. Banyak cara mengelola hutang. 
banyak cara minta hutang. urusan hutang itu urusan management. Bukan masalah 
prihatin atau tidak. suatu perusahaan dan negara gak akan jalan tanpa hutang!


Jonathan: Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg 
relatif lebih rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini 
menunjukkan tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.

Nesare: ngaco aja! “Tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi”??!! 
tingkat bunga itu dalam persentase dan consensus antara kreditur dan debitur. 
Gimana bisa tinggi atau rendah dalam DSR dan Debt to GDP? Gak keruan2!!!

Maksudnya “bunga” dalam total, itu namanya “jumlah atau total”. Pake’ istilah 
seenaknya udelnya: tingkat. Mana ada tingkat dalam bunga kalau bukan persentase 
tingkat suku bunga?

Kalau DSR tinggi itu artinya numeratornya naik atau denuminatornya turun. 
Faktor2 apa saja yg mempengaruhi kedua variable ini? coba jawab. Dasar begini 
saja ente gak ngerti, gimana mau masuk ke analisanya. Apalagi mau sok sokan 
bashing Indonesia?!! Sudah ane tanya kalau DSR 5, 11,22, 33, 50% itu artinya 
apa?


Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu 
zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya 
berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya 
ente itu gak ngerti!!

Koq DSR dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account?


Jadi males ngasih tahu apa arti DSR itu!!!
googling dulu. Terus nulis lagi. Kalau salah ane bilang goblok. Kalau bener ane 
terusin.


Nesare




From: GELORA45@yahoo

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-19 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
DSR = total debt payment : total income from export.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 7:05 PM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

 

Kelihatannya ada perbedaan pengertian tentang DSR disini ha ha ha, anda itu 
memang suka punya pemahaman yang njeleneh. Biar tidak ber-larut2 nggak habis2 
pengertian saya tentang DSR adalah "rasio antara pembayaran angsuran dan bunga 
utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan (current account)"

 

Kalau anda punya pengertian yang berbeda sebutkan saja.

 

---

Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu 
zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya 
berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya 
ente itu gak ngerti!!

Koq DSR dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account?

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , mailto:nesare1@...> > wrote :



Jonathan: Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR 
yg sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih 
rendah.

Nesare: opini siapa yang ane giring? Dari mana ente bisa simpulkan ane 
menggiring opini kalau DSR sekian % akan bermasalah atau tidak? ane nggak 
bilang apa2! Malahan ane tanya ente artinya apa? ente gak jawab. Jawab 
“setinggi” itu artinya apa? yang menyesatkan orang itu adalah ENTE! Ente yang 
mau bilang kalau DSR dan debt to GDP kalau tinggi itu berbahaya!!! Ini yang 
ente pertanyakan! Kenapa ente ngomong begitu? Ayo jawab!!!

Ane sudah kasih perbandingan datanya Indonesia dengan negara2 maju USA, jepang 
s/d ASEAN. Indonesia jauh rendah sekali. Emangnya negara ente roboh ekonominya? 
Ente kan bilang prihatin. Ane tanya siapa yang mesti prihatin ini? rakyat 
Indonesia, asing yg kasih pinjaman, negara ente yang selalu ngutak ngatik 
Indonesia atau siapa?

 

Jonathan: Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt 
to GDP?

Nesare: loh koq nanya? Dari dulu ente selalu mempermasalahkan DSR. Ane jelas 
sekali ente itu ngak ngerti ekonomi. Sama sekali! Gak ada orang mempersoalkan 
kedua kriteria baik DSR maupun debt to GDP menjadi standard yang harus dipakai 
oleh suatu negara supaya tidak bangkrut misalnya. Ini ‘kan keprihatinan ente! 
Bagi ane itu bukan keprihatinan sama sekali. Banyak cara mengelola hutang. 
banyak cara minta hutang. urusan hutang itu urusan management. Bukan masalah 
prihatin atau tidak. suatu perusahaan dan negara gak akan jalan tanpa hutang!

 

Jonathan: Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg 
relatif lebih rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini 
menunjukkan tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.

Nesare: ngaco aja! “Tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi”??!! 
tingkat bunga itu dalam persentase dan consensus antara kreditur dan debitur. 
Gimana bisa tinggi atau rendah dalam DSR dan Debt to GDP? Gak keruan2!!!

Maksudnya “bunga” dalam total, itu namanya “jumlah atau total”. Pake’ istilah 
seenaknya udelnya: tingkat. Mana ada tingkat dalam bunga kalau bukan persentase 
tingkat suku bunga?

Kalau DSR tinggi itu artinya numeratornya naik atau denuminatornya turun. 
Faktor2 apa saja yg mempengaruhi kedua variable ini? coba jawab. Dasar begini 
saja ente gak ngerti, gimana mau masuk ke analisanya. Apalagi mau sok sokan 
bashing Indonesia?!! Sudah ane tanya kalau DSR 5, 11,22, 33, 50% itu artinya 
apa?

 

Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu 
zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya 
berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya 
ente itu gak ngerti!!

Koq DSR dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account?

 

Jadi males ngasih tahu apa arti DSR itu!!!
googling dulu. Terus nulis lagi. Kalau salah ane bilang goblok. Kalau bener ane 
terusin.

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:47 PM
To: Yahoogroups mailto:gelora45@yahoogroups.com> >
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

 

Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiri

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Kelihatannya ada perbedaan pengertian tentang DSR disini ha ha ha, anda itu 
memang suka punya pemahaman yang njeleneh. Biar tidak ber-larut2 nggak habis2 
pengertian saya tentang DSR adalah "rasio antara pembayaran angsuran dan bunga 
utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan (current account)"
Kalau anda punya pengertian yang berbeda sebutkan saja.
---Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 
goblok! Sudah ane tanya begitu zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja 
ente gak tahu, koq bisa2nya berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. 
Ane bener kan dari pertamanya ente itu gak ngerti!!Koq DSR dihubung2kan dengan 
transaksi berjalan/current account?
---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

Jonathan: Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR 
yg sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih 
rendah.Nesare: opini siapa yang ane giring? Dari mana ente bisa simpulkan ane 
menggiring opini kalau DSR sekian % akan bermasalah atau tidak? ane nggak 
bilang apa2! Malahan ane tanya ente artinya apa? ente gak jawab. Jawab 
“setinggi” itu artinya apa? yang menyesatkan orang itu adalah ENTE! Ente yang 
mau bilang kalau DSR dan debt to GDP kalau tinggi itu berbahaya!!! Ini yang 
ente pertanyakan! Kenapa ente ngomong begitu? Ayo jawab!!!Ane sudah kasih 
perbandingan datanya Indonesia dengan negara2 maju USA, jepang s/d ASEAN. 
Indonesia jauh rendah sekali. Emangnya negara ente roboh ekonominya? Ente kan 
bilang prihatin. Ane tanya siapa yang mesti prihatin ini? rakyat Indonesia, 
asing yg kasih pinjaman, negara ente yang selalu ngutak ngatik Indonesia atau 
siapa? Jonathan: Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR 
atau Debt to GDP?Nesare: loh koq nanya? Dari dulu ente selalu mempermasalahkan 
DSR. Ane jelas sekali ente itu ngak ngerti ekonomi. Sama sekali! Gak ada orang 
mempersoalkan kedua kriteria baik DSR maupun debt to GDP menjadi standard yang 
harus dipakai oleh suatu negara supaya tidak bangkrut misalnya. Ini ‘kan 
keprihatinan ente! Bagi ane itu bukan keprihatinan sama sekali. Banyak cara 
mengelola hutang. banyak cara minta hutang. urusan hutang itu urusan 
management. Bukan masalah prihatin atau tidak. suatu perusahaan dan negara gak 
akan jalan tanpa hutang! Jonathan: Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat 
disini Debt to GDP yg relatif lebih rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya 
tinggi hal ini menunjukkan tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat 
tinggi.Nesare: ngaco aja! “Tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat 
tinggi”??!! tingkat bunga itu dalam persentase dan consensus antara kreditur 
dan debitur. Gimana bisa tinggi atau rendah dalam DSR dan Debt to GDP? Gak 
keruan2!!!Maksudnya “bunga” dalam total, itu namanya “jumlah atau total”. Pake’ 
istilah seenaknya udelnya: tingkat. Mana ada tingkat dalam bunga kalau bukan 
persentase tingkat suku bunga?Kalau DSR tinggi itu artinya numeratornya naik 
atau denuminatornya turun. Faktor2 apa saja yg mempengaruhi kedua variable ini? 
coba jawab. Dasar begini saja ente gak ngerti, gimana mau masuk ke analisanya. 
Apalagi mau sok sokan bashing Indonesia?!! Sudah ane tanya kalau DSR 5, 11,22, 
33, 50% itu artinya apa? Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 
persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini 
menunjukkan besarnya penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar 
angsuran hutang dan bunga? Lha berapa yang tersisa?Nesare: begini jawabannya?!! 
Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu zaklek, gogle saja gak mau. 
Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya berani bilang DSR 37.28% itu 
prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya ente itu gak ngerti!!Koq DSR 
dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account? Jadi males ngasih tahu 
apa arti DSR itu!!!
googling dulu. Terus nulis lagi. Kalau salah ane bilang goblok. Kalau bener ane 
terusin. Nesare   From: GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:47 PM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya   Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan 
DSR yg sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih 
rendah. Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt to 
GDP? Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg relatif 
lebih rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini menunjukkan 
tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi. Kita lihat disini DSR Tier 
1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? 
Bukankah ini m

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Jonathan: Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR 
yg sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih 
rendah. 

Nesare: opini siapa yang ane giring? Dari mana ente bisa simpulkan ane 
menggiring opini kalau DSR sekian % akan bermasalah atau tidak? ane nggak 
bilang apa2! Malahan ane tanya ente artinya apa? ente gak jawab. Jawab 
“setinggi” itu artinya apa? yang menyesatkan orang itu adalah ENTE! Ente yang 
mau bilang kalau DSR dan debt to GDP kalau tinggi itu berbahaya!!! Ini yang 
ente pertanyakan! Kenapa ente ngomong begitu? Ayo jawab!!!

Ane sudah kasih perbandingan datanya Indonesia dengan negara2 maju USA, jepang 
s/d ASEAN. Indonesia jauh rendah sekali. Emangnya negara ente roboh ekonominya? 
Ente kan bilang prihatin. Ane tanya siapa yang mesti prihatin ini? rakyat 
Indonesia, asing yg kasih pinjaman, negara ente yang selalu ngutak ngatik 
Indonesia atau siapa?

 

Jonathan: Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt 
to GDP? 

Nesare: loh koq nanya? Dari dulu ente selalu mempermasalahkan DSR. Ane jelas 
sekali ente itu ngak ngerti ekonomi. Sama sekali! Gak ada orang mempersoalkan 
kedua kriteria baik DSR maupun debt to GDP menjadi standard yang harus dipakai 
oleh suatu negara supaya tidak bangkrut misalnya. Ini ‘kan keprihatinan ente! 
Bagi ane itu bukan keprihatinan sama sekali. Banyak cara mengelola hutang. 
banyak cara minta hutang. urusan hutang itu urusan management. Bukan masalah 
prihatin atau tidak. suatu perusahaan dan negara gak akan jalan tanpa hutang!

 

Jonathan: Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg 
relatif lebih rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini 
menunjukkan tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.

Nesare: ngaco aja! “Tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi”??!! 
tingkat bunga itu dalam persentase dan consensus antara kreditur dan debitur. 
Gimana bisa tinggi atau rendah dalam DSR dan Debt to GDP? Gak keruan2!!!

Maksudnya “bunga” dalam total, itu namanya “jumlah atau total”. Pake’ istilah 
seenaknya udelnya: tingkat. Mana ada tingkat dalam bunga kalau bukan persentase 
tingkat suku bunga?

Kalau DSR tinggi itu artinya numeratornya naik atau denuminatornya turun. 
Faktor2 apa saja yg mempengaruhi kedua variable ini? coba jawab. Dasar begini 
saja ente gak ngerti, gimana mau masuk ke analisanya. Apalagi mau sok sokan 
bashing Indonesia?!! Sudah ane tanya kalau DSR 5, 11,22, 33, 50% itu artinya 
apa?

 

Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu 
zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya 
berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya 
ente itu gak ngerti!!

Koq DSR dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account?

 

Jadi males ngasih tahu apa arti DSR itu!!!
googling dulu. Terus nulis lagi. Kalau salah ane bilang goblok. Kalau bener ane 
terusin.

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:47 PM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

 

Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR yg 
sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih rendah. 
Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt to GDP? 
Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg relatif lebih 
rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini menunjukkan tingkat 
bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.

 

Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 
persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya penerimaan 
transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan bunga? Lha 
berapa yang tersisa?

 

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , mailto:nesare1@...> > wrote :



Apa artinya ini "Indonesia's public debt to gross domestic product (GDP) ratio 
stood at 33.05 percent at the end of 2015, according to the World Bank."?

 

Debt to GDP Indonesia 33.05. negara2 lain gimana? Singapore 129.75, Malaysia 
125.19, Thailand 117.23 percent, Vietnam 111.92. Indonesia malahan lebih rendah 
drpd Cambodia 62.95 dan Philippines 41.88. 

Wah kalau USA mah jauh diatas 100 dan jepang apalagi diatas 300.

Emangnya ente gak prihatin dgn negara ente?

 

Hehehehe

 

Ngeyel?

Kaya’ gini mau bashing Jokowi dan Indonesia???!!!

Kecil dink!

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com]

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR yg 
sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih rendah. 
Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt to GDP? 
Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg relatif lebih 
rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini menunjukkan tingkat 
bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.
Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 
persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya penerimaan 
transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan bunga? Lha 
berapa yang tersisa?

---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

Apa artinya ini "Indonesia's public debt to gross domestic product (GDP) ratio 
stood at 33.05 percent at the end of 2015, according to the World Bank."? Debt 
to GDP Indonesia 33.05. negara2 lain gimana? Singapore 129.75, Malaysia 125.19, 
Thailand 117.23 percent, Vietnam 111.92. Indonesia malahan lebih rendah drpd 
Cambodia 62.95 dan Philippines 41.88. Wah kalau USA mah jauh diatas 100 dan 
jepang apalagi diatas 300.Emangnya ente gak prihatin dgn negara ente? Hehehehe 
Ngeyel?Kaya’ gini mau bashing Jokowi dan Indonesia???!!!Kecil dink! Nesare  
 From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:02 PM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya   Menurut berita Tempo 12 Oktober 2016 yg mengutip World Bank 
"Indonesia's public debt to gross domestic product (GDP) ratio stood at 33.05 
percent at the end of 2015, according to the World Bank." Saya males nulis 
panjang2 dan eyel2an gak karuan. ---In GELORA45@yahoogroups.com,  
wrote :

Pertama gak menjawab pertanyaan2 ane itu menunjukkan ente itu gak  ngerti arti 
DSR, Debt to GDP!Kedua DSR tier 1 dan tier itu memprihatinkan. Kenapa? Ini 
persis sudah ane tanyakan yang ente gak jawab.Gimana tanpa argument langsung 
bilang memprihatinkan.Mentang2 baca artikel koran Indonesia terus tulis2 disini 
ya??!!!Ngerti juga enggak artinya koq bisa ambil 
kesimpulan….memprihatinkan?Kalau memprihatinkan? Siapa yang prihatin itu? 
Rakyat, ente, asing atau siapa? Terus mengkaitkan keprihatinan dengan kemampuan 
bayar utang sangat rendah? Ceriteranya gimana nih? Ane pengin tahu emangnya ada 
novel yg ceritera dongeng ini? Debt to GDP ratio out of date? Data trading 
economy itu s/d 2015 annually. Tahun 2016 belum selesai.Ini orang ngomong 
apa?Lah kalau sudah naik 33.1 plus s/d bulan oktober 2016 naik debt to GDP nya, 
artinya apa? Apa jeleknya? Nesare   From: GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 2:18 PM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya   Ya anda telah memberikan DSR, lebih lengkapnya selain Tier 1 
seperti dibawah juga Tier 2 naik banyak sekali "Sementara DSR Tier 2, pada 
kuartal II sebesar 67,7 persen, atau naik dari Kuartal I yang sebesar 60,9 
persen" dan itu jelas memprihatinkan sekali menunjukkan kemampuan bayar utang 
yang sangat rendah. Anda memberikan Debt to GDP ratio yg out of date itu buat 
apa selain menggiring opini masih ok masih kecil dibandingkan negara2 lain, btw 
Debt to GDP ratio akhir 2015 sudah meningkat jadi 33.1  bukan lagi 27 seperti 
data anda, sudah naik pesat sekali. ---In GELORA45@yahoogroups.com, 
 wrote :


Sudah. Dan malahan sudah ane tulis begini: “Yang harus dilihat itu DSR/debt 
service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada penghitungan DSR bank 
dunia. DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus 
krn DSR naik dan ekspor turun.” Ente buta? Apa yang menyesatkan data dari Debt 
to GDP itu? Ente mau pake’ DSR utk bashing Jokowi ya??? Nih ane tanya: DSR 
sekarang memang tinggi. Tinggi itu consensus. Biasanya 0 – 20%. Tapi ada yg 
kasih standard 30%.Artinya apa?Kalau 1 negara DSR nya 5% apakah ekonominya 
bagus?Gimana kalau 10%, 20%, 30%, 34% dst? Ente ngerti ndak arti DSR itu 
sendiri. jangan kasih referensi lagi akh. Males bacanya. Kalau ente bisa jawab 
pertanyaan2 itu sudah bisa dimulai diskusinya. Kalau pertanyaan2 mendasar ini 
saja ente gak bisa jawab ya ane sebut lagi ente itu “cupat” dan “goblok”. Ayo 
mari kita rame2 lihat jawabannya jonathan yang ahli ekonomi. Nesare  From: 
GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 11:34 AM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya  Anda hanya melihat Debt to GDP, tetapi apakah anda sudah lihat 
DSR?Opini anda menyesatkan, seakan ok saja terus tambah utang karena Debt to 
GDP masih rendah (ini juga yg dikatakan Jokowi tempo hari dan ini menyesatkan) 
tetapi tidak melihat kemampuan bayar utang atawa DSR. ---In 
GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :



Sunny:Selagi kuasa 

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Apa artinya ini "Indonesia's public debt to gross domestic product (GDP) ratio 
stood at 33.05 percent at the end of 2015, according to the World Bank."?

 

Debt to GDP Indonesia 33.05. negara2 lain gimana? Singapore 129.75, Malaysia 
125.19, Thailand 117.23 percent, Vietnam 111.92. Indonesia malahan lebih rendah 
drpd Cambodia 62.95 dan Philippines 41.88. 

Wah kalau USA mah jauh diatas 100 dan jepang apalagi diatas 300.

Emangnya ente gak prihatin dgn negara ente?

 

Hehehehe

 

Ngeyel?

Kaya’ gini mau bashing Jokowi dan Indonesia???!!!

Kecil dink!

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:02 PM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

 

Menurut berita Tempo 12 Oktober 2016 yg mengutip World Bank "Indonesia's public 
debt to gross domestic product (GDP) ratio stood at 33.05 percent at the end of 
2015, according to the World Bank."

 

Saya males nulis panjang2 dan eyel2an gak karuan.

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , mailto:nesare1@...> > wrote :



Pertama gak menjawab pertanyaan2 ane itu menunjukkan ente itu gak  ngerti arti 
DSR, Debt to GDP!

Kedua DSR tier 1 dan tier itu memprihatinkan. Kenapa? Ini persis sudah ane 
tanyakan yang ente gak jawab.

Gimana tanpa argument langsung bilang memprihatinkan.

Mentang2 baca artikel koran Indonesia terus tulis2 disini ya??!!!

Ngerti juga enggak artinya koq bisa ambil kesimpulan….memprihatinkan?

Kalau memprihatinkan? Siapa yang prihatin itu? Rakyat, ente, asing atau siapa?

 

Terus mengkaitkan keprihatinan dengan kemampuan bayar utang sangat rendah? 
Ceriteranya gimana nih? Ane pengin tahu emangnya ada novel yg ceritera dongeng 
ini?

 

Debt to GDP ratio out of date? Data trading economy itu s/d 2015 annually. 
Tahun 2016 belum selesai.

Ini orang ngomong apa?

Lah kalau sudah naik 33.1 plus s/d bulan oktober 2016 naik debt to GDP nya, 
artinya apa? Apa jeleknya?

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 2:18 PM
To: Yahoogroups mailto:gelora45@yahoogroups.com> >
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

 

Ya anda telah memberikan DSR, lebih lengkapnya selain Tier 1 seperti dibawah 
juga Tier 2 naik banyak sekali "Sementara DSR Tier 2, pada kuartal II sebesar 
67,7 persen, atau naik dari Kuartal I yang sebesar 60,9 persen" dan itu jelas 
memprihatinkan sekali menunjukkan kemampuan bayar utang yang sangat rendah. 
Anda memberikan Debt to GDP ratio yg out of date itu buat apa selain menggiring 
opini masih ok masih kecil dibandingkan negara2 lain, btw Debt to GDP ratio 
akhir 2015 sudah meningkat jadi 33.1  bukan lagi 27 seperti data anda, sudah 
naik pesat sekali.

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :




Sudah. Dan malahan sudah ane tulis begini: “Yang harus dilihat itu DSR/debt 
service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada penghitungan DSR bank 
dunia. DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus 
krn DSR naik dan ekspor turun.”

 

Ente buta?

 

Apa yang menyesatkan data dari Debt to GDP itu?

 

Ente mau pake’ DSR utk bashing Jokowi ya???

 

Nih ane tanya:

 

DSR sekarang memang tinggi. Tinggi itu consensus. Biasanya 0 – 20%. Tapi ada yg 
kasih standard 30%.

Artinya apa?

Kalau 1 negara DSR nya 5% apakah ekonominya bagus?

Gimana kalau 10%, 20%, 30%, 34% dst?

 

Ente ngerti ndak arti DSR itu sendiri. jangan kasih referensi lagi akh. Males 
bacanya. Kalau ente bisa jawab pertanyaan2 itu sudah bisa dimulai diskusinya. 
Kalau pertanyaan2 mendasar ini saja ente gak bisa jawab ya ane sebut lagi ente 
itu “cupat” dan “goblok”.

 

Ayo mari kita rame2 lihat jawabannya jonathan yang ahli ekonomi.

 

Nesare

 

 

From:  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com [ 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 11:34 AM
To: Yahoogroups < <mailto:gelora45@yahoogroups.com> gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

Anda hanya melihat Debt to GDP, tetapi apakah anda sudah lihat DSR?

Opini anda menyesatkan, seakan ok saja terus tambah utang karena Debt to GDP 
masih rendah (ini juga yg dikatakan Jokowi tempo hari dan ini menyesatkan) 
tetapi tidak melihat kemampuan bayar utang atawa DSR.

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :





Sunny:Selagi kuasa Ayo utang untuk bayar utang  Gali lubang tutup lubang 
Bebankan generasi mendatang Sepanjang usia penangg

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Menurut berita Tempo 12 Oktober 2016 yg mengutip World Bank "Indonesia's public 
debt to gross domestic product (GDP) ratio stood at 33.05 percent at the end of 
2015, according to the World Bank."
Saya males nulis panjang2 dan eyel2an gak karuan.
---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

Pertama gak menjawab pertanyaan2 ane itu menunjukkan ente itu gak  ngerti arti 
DSR, Debt to GDP!Kedua DSR tier 1 dan tier itu memprihatinkan. Kenapa? Ini 
persis sudah ane tanyakan yang ente gak jawab.Gimana tanpa argument langsung 
bilang memprihatinkan.Mentang2 baca artikel koran Indonesia terus tulis2 disini 
ya??!!!Ngerti juga enggak artinya koq bisa ambil 
kesimpulan….memprihatinkan?Kalau memprihatinkan? Siapa yang prihatin itu? 
Rakyat, ente, asing atau siapa? Terus mengkaitkan keprihatinan dengan kemampuan 
bayar utang sangat rendah? Ceriteranya gimana nih? Ane pengin tahu emangnya ada 
novel yg ceritera dongeng ini? Debt to GDP ratio out of date? Data trading 
economy itu s/d 2015 annually. Tahun 2016 belum selesai.Ini orang ngomong 
apa?Lah kalau sudah naik 33.1 plus s/d bulan oktober 2016 naik debt to GDP nya, 
artinya apa? Apa jeleknya? Nesare   From: GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 2:18 PM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya   Ya anda telah memberikan DSR, lebih lengkapnya selain Tier 1 
seperti dibawah juga Tier 2 naik banyak sekali "Sementara DSR Tier 2, pada 
kuartal II sebesar 67,7 persen, atau naik dari Kuartal I yang sebesar 60,9 
persen" dan itu jelas memprihatinkan sekali menunjukkan kemampuan bayar utang 
yang sangat rendah. Anda memberikan Debt to GDP ratio yg out of date itu buat 
apa selain menggiring opini masih ok masih kecil dibandingkan negara2 lain, btw 
Debt to GDP ratio akhir 2015 sudah meningkat jadi 33.1  bukan lagi 27 seperti 
data anda, sudah naik pesat sekali. ---In GELORA45@yahoogroups.com, 
 wrote :

Sudah. Dan malahan sudah ane tulis begini: “Yang harus dilihat itu DSR/debt 
service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada penghitungan DSR bank 
dunia. DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus 
krn DSR naik dan ekspor turun.” Ente buta? Apa yang menyesatkan data dari Debt 
to GDP itu? Ente mau pake’ DSR utk bashing Jokowi ya??? Nih ane tanya: DSR 
sekarang memang tinggi. Tinggi itu consensus. Biasanya 0 – 20%. Tapi ada yg 
kasih standard 30%.Artinya apa?Kalau 1 negara DSR nya 5% apakah ekonominya 
bagus?Gimana kalau 10%, 20%, 30%, 34% dst? Ente ngerti ndak arti DSR itu 
sendiri. jangan kasih referensi lagi akh. Males bacanya. Kalau ente bisa jawab 
pertanyaan2 itu sudah bisa dimulai diskusinya. Kalau pertanyaan2 mendasar ini 
saja ente gak bisa jawab ya ane sebut lagi ente itu “cupat” dan “goblok”. Ayo 
mari kita rame2 lihat jawabannya jonathan yang ahli ekonomi. Nesare  From: 
GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 11:34 AM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya  Anda hanya melihat Debt to GDP, tetapi apakah anda sudah lihat 
DSR?Opini anda menyesatkan, seakan ok saja terus tambah utang karena Debt to 
GDP masih rendah (ini juga yg dikatakan Jokowi tempo hari dan ini menyesatkan) 
tetapi tidak melihat kemampuan bayar utang atawa DSR. ---In 
GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :


Sunny:Selagi kuasa Ayo utang untuk bayar utang  Gali lubang tutup lubang 
Bebankan generasi mendatang Sepanjang usia penanggung utangNesare: bung ada ide 
gimana bayar utang yang sudah terjadi? Juga gimana cara utk membangun ekonomi? 
Jonathan: Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?Nesare: maksud 
ente ini apa? Pemerintah ambil hutang terus dikorupsi atau dipakai utk pesta? 
Apa maksud ente “foya2” ini?Ente sudah baca belum datanya? Statistiknya gimana? 
Baca dulu sebelum sesumbar! Mbo iyem pinjem duit sejuta untuk beli grobak baru 
krn grobak lama sudah rusak, ente bilang foya2 ya??!!!. Mestinya gimana ya 
ngelola hutang ini? gak usah bayar ya, gak usah ambil hutang ya atau apa? Ente 
ini kan jagonya ngeritik dan bashing. Ini pendapat ane: hutang pemerintah 
memang naik. Ini karena samurai bond dan euro bond utk pendanaan APBN. Hutang 
swasta turun itu malah jelek. Bukan bagus. Artinya tidak ada pergerakan ekonomi 
atau ekonomi melesuh, pelaku takut dll. Ini sama pengertiannya dengan inflasi. 
Orang takut inflasi naik tetapi banyak yg gak ngerti bahwa ada inflasi itu 
artinya pergerakan ekonomi naik. Deflasi itu yg gak bagus krn ekonomi mandek. 
Kalau terlalu ekstrim keduanya jelek. Jadi naik turunnya inflasi dan deflasi 
itu ukuran bagus tidak bagus. Inflasi dan deflasi selalu terjadi dalam ekonomi. 
Bagaimana mengelola nya, itu yg lebih penting. Utang luar negeri ULN jangka 
pendek melambat kwartal II 2016 dibandingkan pada kuartal sebelumnya. Yang naik 
pemerintah. BI

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Pertama gak menjawab pertanyaan2 ane itu menunjukkan ente itu gak  ngerti arti 
DSR, Debt to GDP!

Kedua DSR tier 1 dan tier itu memprihatinkan. Kenapa? Ini persis sudah ane 
tanyakan yang ente gak jawab.

Gimana tanpa argument langsung bilang memprihatinkan.

Mentang2 baca artikel koran Indonesia terus tulis2 disini ya??!!!

Ngerti juga enggak artinya koq bisa ambil kesimpulan….memprihatinkan?

Kalau memprihatinkan? Siapa yang prihatin itu? Rakyat, ente, asing atau siapa?

 

Terus mengkaitkan keprihatinan dengan kemampuan bayar utang sangat rendah? 
Ceriteranya gimana nih? Ane pengin tahu emangnya ada novel yg ceritera dongeng 
ini?

 

Debt to GDP ratio out of date? Data trading economy itu s/d 2015 annually. 
Tahun 2016 belum selesai.

Ini orang ngomong apa?

Lah kalau sudah naik 33.1 plus s/d bulan oktober 2016 naik debt to GDP nya, 
artinya apa? Apa jeleknya?

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 2:18 PM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

 

Ya anda telah memberikan DSR, lebih lengkapnya selain Tier 1 seperti dibawah 
juga Tier 2 naik banyak sekali "Sementara DSR Tier 2, pada kuartal II sebesar 
67,7 persen, atau naik dari Kuartal I yang sebesar 60,9 persen" dan itu jelas 
memprihatinkan sekali menunjukkan kemampuan bayar utang yang sangat rendah. 
Anda memberikan Debt to GDP ratio yg out of date itu buat apa selain menggiring 
opini masih ok masih kecil dibandingkan negara2 lain, btw Debt to GDP ratio 
akhir 2015 sudah meningkat jadi 33.1  bukan lagi 27 seperti data anda, sudah 
naik pesat sekali.

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , mailto:nesare1@...> > wrote :



Sudah. Dan malahan sudah ane tulis begini: “Yang harus dilihat itu DSR/debt 
service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada penghitungan DSR bank 
dunia. DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus 
krn DSR naik dan ekspor turun.”

 

Ente buta?

 

Apa yang menyesatkan data dari Debt to GDP itu?

 

Ente mau pake’ DSR utk bashing Jokowi ya???

 

Nih ane tanya:

 

DSR sekarang memang tinggi. Tinggi itu consensus. Biasanya 0 – 20%. Tapi ada yg 
kasih standard 30%.

Artinya apa?

Kalau 1 negara DSR nya 5% apakah ekonominya bagus?

Gimana kalau 10%, 20%, 30%, 34% dst?

 

Ente ngerti ndak arti DSR itu sendiri. jangan kasih referensi lagi akh. Males 
bacanya. Kalau ente bisa jawab pertanyaan2 itu sudah bisa dimulai diskusinya. 
Kalau pertanyaan2 mendasar ini saja ente gak bisa jawab ya ane sebut lagi ente 
itu “cupat” dan “goblok”.

 

Ayo mari kita rame2 lihat jawabannya jonathan yang ahli ekonomi.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 11:34 AM
To: Yahoogroups mailto:gelora45@yahoogroups.com> >
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

Anda hanya melihat Debt to GDP, tetapi apakah anda sudah lihat DSR?

Opini anda menyesatkan, seakan ok saja terus tambah utang karena Debt to GDP 
masih rendah (ini juga yg dikatakan Jokowi tempo hari dan ini menyesatkan) 
tetapi tidak melihat kemampuan bayar utang atawa DSR.

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :




Sunny:Selagi kuasa Ayo utang untuk bayar utang  Gali lubang tutup lubang 
Bebankan generasi mendatang Sepanjang usia penanggung utang

Nesare: bung ada ide gimana bayar utang yang sudah terjadi? Juga gimana cara 
utk membangun ekonomi?

 

Jonathan: Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?

Nesare: maksud ente ini apa? Pemerintah ambil hutang terus dikorupsi atau 
dipakai utk pesta? Apa maksud ente “foya2” ini?

Ente sudah baca belum datanya? Statistiknya gimana? Baca dulu sebelum sesumbar! 
Mbo iyem pinjem duit sejuta untuk beli grobak baru krn grobak lama sudah rusak, 
ente bilang foya2 ya??!!!. Mestinya gimana ya ngelola hutang ini? gak usah 
bayar ya, gak usah ambil hutang ya atau apa? Ente ini kan jagonya ngeritik dan 
bashing.

 

Ini pendapat ane: hutang pemerintah memang naik. Ini karena samurai bond dan 
euro bond utk pendanaan APBN. Hutang swasta turun itu malah jelek. Bukan bagus. 
Artinya tidak ada pergerakan ekonomi atau ekonomi melesuh, pelaku takut dll. 
Ini sama pengertiannya dengan inflasi. Orang takut inflasi naik tetapi banyak 
yg gak ngerti bahwa ada inflasi itu artinya pergerakan ekonomi naik. Deflasi 
itu yg gak bagus krn ekonomi mandek. Kalau terlalu ekstrim keduanya jelek. Jadi 
naik turunnya inflasi dan deflasi itu ukuran bagus tidak bagus. Inflasi dan 
deflasi selalu terjadi dalam ekonomi. Bagaimana mengelola nya, itu yg lebih 
penting.

 

Utang luar negeri ULN jangka pendek melambat kwartal II 2016 dibandingkan pada 
kuartal sebel

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Ya anda telah memberikan DSR, lebih lengkapnya selain Tier 1 seperti dibawah 
juga Tier 2 naik banyak sekali "Sementara DSR Tier 2, pada kuartal II sebesar 
67,7 persen, atau naik dari Kuartal I yang sebesar 60,9 persen" dan itu jelas 
memprihatinkan sekali menunjukkan kemampuan bayar utang yang sangat rendah. 
Anda memberikan Debt to GDP ratio yg out of date itu buat apa selain menggiring 
opini masih ok masih kecil dibandingkan negara2 lain, btw Debt to GDP ratio 
akhir 2015 sudah meningkat jadi 33.1  bukan lagi 27 seperti data anda, sudah 
naik pesat sekali.
---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

Sudah. Dan malahan sudah ane tulis begini: “Yang harus dilihat itu DSR/debt 
service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada penghitungan DSR bank 
dunia. DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus 
krn DSR naik dan ekspor turun.” Ente buta? Apa yang menyesatkan data dari Debt 
to GDP itu? Ente mau pake’ DSR utk bashing Jokowi ya??? Nih ane tanya: DSR 
sekarang memang tinggi. Tinggi itu consensus. Biasanya 0 – 20%. Tapi ada yg 
kasih standard 30%.Artinya apa?Kalau 1 negara DSR nya 5% apakah ekonominya 
bagus?Gimana kalau 10%, 20%, 30%, 34% dst? Ente ngerti ndak arti DSR itu 
sendiri. jangan kasih referensi lagi akh. Males bacanya. Kalau ente bisa jawab 
pertanyaan2 itu sudah bisa dimulai diskusinya. Kalau pertanyaan2 mendasar ini 
saja ente gak bisa jawab ya ane sebut lagi ente itu “cupat” dan “goblok”. Ayo 
mari kita rame2 lihat jawabannya jonathan yang ahli ekonomi. Nesare  From: 
GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 11:34 AM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya  Anda hanya melihat Debt to GDP, tetapi apakah anda sudah lihat 
DSR?Opini anda menyesatkan, seakan ok saja terus tambah utang karena Debt to 
GDP masih rendah (ini juga yg dikatakan Jokowi tempo hari dan ini menyesatkan) 
tetapi tidak melihat kemampuan bayar utang atawa DSR. ---In 
GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

Sunny:Selagi kuasa Ayo utang untuk bayar utang  Gali lubang tutup lubang 
Bebankan generasi mendatang Sepanjang usia penanggung utangNesare: bung ada ide 
gimana bayar utang yang sudah terjadi? Juga gimana cara utk membangun ekonomi? 
Jonathan: Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?Nesare: maksud 
ente ini apa? Pemerintah ambil hutang terus dikorupsi atau dipakai utk pesta? 
Apa maksud ente “foya2” ini?Ente sudah baca belum datanya? Statistiknya gimana? 
Baca dulu sebelum sesumbar! Mbo iyem pinjem duit sejuta untuk beli grobak baru 
krn grobak lama sudah rusak, ente bilang foya2 ya??!!!. Mestinya gimana ya 
ngelola hutang ini? gak usah bayar ya, gak usah ambil hutang ya atau apa? Ente 
ini kan jagonya ngeritik dan bashing. Ini pendapat ane: hutang pemerintah 
memang naik. Ini karena samurai bond dan euro bond utk pendanaan APBN. Hutang 
swasta turun itu malah jelek. Bukan bagus. Artinya tidak ada pergerakan ekonomi 
atau ekonomi melesuh, pelaku takut dll. Ini sama pengertiannya dengan inflasi. 
Orang takut inflasi naik tetapi banyak yg gak ngerti bahwa ada inflasi itu 
artinya pergerakan ekonomi naik. Deflasi itu yg gak bagus krn ekonomi mandek. 
Kalau terlalu ekstrim keduanya jelek. Jadi naik turunnya inflasi dan deflasi 
itu ukuran bagus tidak bagus. Inflasi dan deflasi selalu terjadi dalam ekonomi. 
Bagaimana mengelola nya, itu yg lebih penting. Utang luar negeri ULN jangka 
pendek melambat kwartal II 2016 dibandingkan pada kuartal sebelumnya. Yang naik 
pemerintah. BI dan swasta turun. Ini kondusif dan menunjukkan kestabilan.Yang 
harus dilihat itu DSR/debt service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada 
penghitungan DSR bank dunia.DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 
37,28. Ini gak bagus krn DSR naik dan ekspor turun. Pemerintah harus mengelola 
hutang ini. bukan hanya ngurus hutang pemerintah saja. juga harus mikirin 
swasta. Seharusnya control hutang swasta lewat perusahaan yang export oriented. 
Eksport ini penting. Kawasan ekonomi yg berorientasi ekspor digalakkan. Pra 
sarana ditingkatkan. Jangan mati terus listriknya. Birokrasi dibenahi. Terutama 
korupsi diberantas.Dengan perlambatan ekonomi dunia seperti sekarang dan 
terutama eksport ke RRT turun parah, pemerintah harus mikirin gimana produk 
eksport lebih bisa dijual diluar negeri. Artinya industrialisasi diperlukan. 
Value added dipikirkan. Jangan eksport komoditas saja. lada jangan dieksport 
dalam bentuk raw. Masukin kebotol dan dijual dengan harga lebih mahal. Ini 
penambahan value added. Bantu eksportir. Buka jalur distribusi. Kedubes dan 
konsulat terutama bagian ekonomi dikasih kerjaan cari pelakunya siapa utk 
setiap produk disemua negara. Bikin list kasih ke asosiasi dagang lempar ke 
swasta. Ini bisa dipakai sbg sales lead. Kalau data ini ada, perusahaan akan 
bisa kerja. Ini kelemahan perusahaan Indonesia. Makanya mereka selalu 
eksportnya ke singapu

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Sudah. Dan malahan sudah ane tulis begini: “Yang harus dilihat itu DSR/debt 
service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada penghitungan DSR bank 
dunia. DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus 
krn DSR naik dan ekspor turun.”

 

Ente buta?

 

Apa yang menyesatkan data dari Debt to GDP itu?

 

Ente mau pake’ DSR utk bashing Jokowi ya???

 

Nih ane tanya:

 

DSR sekarang memang tinggi. Tinggi itu consensus. Biasanya 0 – 20%. Tapi ada yg 
kasih standard 30%.

Artinya apa?

Kalau 1 negara DSR nya 5% apakah ekonominya bagus?

Gimana kalau 10%, 20%, 30%, 34% dst?

 

Ente ngerti ndak arti DSR itu sendiri. jangan kasih referensi lagi akh. Males 
bacanya. Kalau ente bisa jawab pertanyaan2 itu sudah bisa dimulai diskusinya. 
Kalau pertanyaan2 mendasar ini saja ente gak bisa jawab ya ane sebut lagi ente 
itu “cupat” dan “goblok”.

 

Ayo mari kita rame2 lihat jawabannya jonathan yang ahli ekonomi.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 11:34 AM
To: Yahoogroups 
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

Anda hanya melihat Debt to GDP, tetapi apakah anda sudah lihat DSR?

Opini anda menyesatkan, seakan ok saja terus tambah utang karena Debt to GDP 
masih rendah (ini juga yg dikatakan Jokowi tempo hari dan ini menyesatkan) 
tetapi tidak melihat kemampuan bayar utang atawa DSR.

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , mailto:nesare1@...> > wrote :



Sunny:Selagi kuasa Ayo utang untuk bayar utang  Gali lubang tutup lubang 
Bebankan generasi mendatang Sepanjang usia penanggung utang

Nesare: bung ada ide gimana bayar utang yang sudah terjadi? Juga gimana cara 
utk membangun ekonomi?

 

Jonathan: Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?

Nesare: maksud ente ini apa? Pemerintah ambil hutang terus dikorupsi atau 
dipakai utk pesta? Apa maksud ente “foya2” ini?

Ente sudah baca belum datanya? Statistiknya gimana? Baca dulu sebelum sesumbar! 
Mbo iyem pinjem duit sejuta untuk beli grobak baru krn grobak lama sudah rusak, 
ente bilang foya2 ya??!!!. Mestinya gimana ya ngelola hutang ini? gak usah 
bayar ya, gak usah ambil hutang ya atau apa? Ente ini kan jagonya ngeritik dan 
bashing.

 

Ini pendapat ane: hutang pemerintah memang naik. Ini karena samurai bond dan 
euro bond utk pendanaan APBN. Hutang swasta turun itu malah jelek. Bukan bagus. 
Artinya tidak ada pergerakan ekonomi atau ekonomi melesuh, pelaku takut dll. 
Ini sama pengertiannya dengan inflasi. Orang takut inflasi naik tetapi banyak 
yg gak ngerti bahwa ada inflasi itu artinya pergerakan ekonomi naik. Deflasi 
itu yg gak bagus krn ekonomi mandek. Kalau terlalu ekstrim keduanya jelek. Jadi 
naik turunnya inflasi dan deflasi itu ukuran bagus tidak bagus. Inflasi dan 
deflasi selalu terjadi dalam ekonomi. Bagaimana mengelola nya, itu yg lebih 
penting.

 

Utang luar negeri ULN jangka pendek melambat kwartal II 2016 dibandingkan pada 
kuartal sebelumnya. Yang naik pemerintah. BI dan swasta turun. Ini kondusif dan 
menunjukkan kestabilan.

Yang harus dilihat itu DSR/debt service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu 
pada penghitungan DSR bank dunia.

DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus krn DSR 
naik dan ekspor turun.

 

Pemerintah harus mengelola hutang ini. bukan hanya ngurus hutang pemerintah 
saja. juga harus mikirin swasta. Seharusnya control hutang swasta lewat 
perusahaan yang export oriented. Eksport ini penting. Kawasan ekonomi yg 
berorientasi ekspor digalakkan. Pra sarana ditingkatkan. Jangan mati terus 
listriknya. Birokrasi dibenahi. Terutama korupsi diberantas.

Dengan perlambatan ekonomi dunia seperti sekarang dan terutama eksport ke RRT 
turun parah, pemerintah harus mikirin gimana produk eksport lebih bisa dijual 
diluar negeri. Artinya industrialisasi diperlukan. Value added dipikirkan. 
Jangan eksport komoditas saja. lada jangan dieksport dalam bentuk raw. Masukin 
kebotol dan dijual dengan harga lebih mahal. Ini penambahan value added. Bantu 
eksportir. Buka jalur distribusi. Kedubes dan konsulat terutama bagian ekonomi 
dikasih kerjaan cari pelakunya siapa utk setiap produk disemua negara. Bikin 
list kasih ke asosiasi dagang lempar ke swasta. Ini bisa dipakai sbg sales 
lead. Kalau data ini ada, perusahaan akan bisa kerja. Ini kelemahan perusahaan 
Indonesia. Makanya mereka selalu eksportnya ke singapura dan hongkong yang 
eksport lagi kenegara2 maju lainnya di USA, eropa dll.

Kalau DSR naik, ujung2nya kurs rupiah akan melemah terus dan balance sheet 
perdagangan luar negeri akan anjlok.

 

 
<http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOBER-2016.pdf>
 
http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOBER-2016.pdf

 

Posisi Utang Luar Negeri Menurut Kelompok Peminjam

External Debt Position by Group of Bor

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
3.906TOTAL (1+2) 202.413 225.375 252.364 266.109 293.328 301.961 303.094 
304.334 310.264 309.784 313.218 316.967 320.199 315.198 324.779 324.676 323.050 
Coba lihat data ini debt to GDP setiap 
negara:http://www.tradingeconomics.com/country-list/government-debt-to-gdpIndonesia
 27. Bandingkan dengan jepang 229, belgia 106, USA 104, perancis 96, kanada 91, 
inggris 89, RRT 44. Di asean: singapura 104, Malaysia 54, Vietnam 51,Filipina 
45, Thailand 44, laos 44. Ngerti enggak baca data ini? Itu sedikit dulu,Nesare  
From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 5:05 AM
To: jonathangoeij@... [GELORA45] ; 
GELORA45@yahoogroups.com; nasional-l...@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya  Selagi kuasa
Ayo utang untuk bayar utang 
Gali lubang tutup lubang
Bebankan generasi mendatang
Sepanjang usia penanggung utang

Am 17 Oct 2016 18:27:24 -0700
schrieb "jonathangoeij@... [GELORA45]" :


> Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
> 
> ---
> "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk
> mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke luar negeri,"
> tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya
> kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli
> masyarakat yang lemah. ...
> 
>http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
>http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
> 
> Home http://www.republika.co.id/ > Ekonomi
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan Tuesday, 18 October
> 2016, 06:28 WIB Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
> Penyebabnya Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
> 
> 
> 
> 
> 
> REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi
> Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar
> 323,0 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor
> publik atau pemerintah tumbuh 19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor
> swasta melambat 3,9 persen (yoy). Ekonom Indef Eko Listiyanto
> menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat ini merupakan hal
> yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau pelemahan
> ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena
> pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar
> Eko pada Republika, Selasa (18/10). Apalagi saat ini penerimaan pajak
> di luar pengampunan pajak turun, sehingga terjadi shortfall yang
> besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah diharuskan menjaga
> defisit di bawah tiga persen. "Mau nggak mau, karena pendanaan yang
> paling gampang untuk mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke
> luar negeri," tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak
> adanya kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya
> beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, justru pemerintah yang lebih
> ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih banyak ke pasar uang,
> swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi. "Karena kalau mau
> jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. Akhirnya
> kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya
> lebih menarik,"tuturnya. Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya
> kebutuhan impor. Sehingga impor tercatat turun. "Jadi memang artinya
> wajar, di ekonomi kita yang lemah saat ini, ditandai dengan adanya
> masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita mungkin
> tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya. 
> 
> 
>


Re: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Joko Widodo itu manusia jujur. Tidak ada yang terlewatkan, 
seluruh janji sudah dipenuhinya dengan pasti.
JOKOWI MUJUR

--- lusi_d@... wrote:
Selagi kuasa
Ayo utang untuk bayar utang 
Gali lubang tutup lubang
Bebankan generasi mendatang
Sepanjang usia penanggung utang

Am 17 Oct 2016 18:27:24 -0700
schrieb jonathangoeij@...:

> Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
> 
> ---
> "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk
> mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke luar negeri,"
> tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya
> kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli
> masyarakat yang lemah. ...
> http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
> 
> Home http://www.republika.co.id/ > Ekonomi
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan Tuesday, 18 October
> 2016, 06:28 WIB Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
> Penyebabnya Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
> 
> 
> REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi
> Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar
> 323,0 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor
> publik atau pemerintah tumbuh 19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor
> swasta melambat 3,9 persen (yoy). Ekonom Indef Eko Listiyanto
> menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat ini merupakan hal
> yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau pelemahan
> ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena
> pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar
> Eko pada Republika, Selasa (18/10). Apalagi saat ini penerimaan pajak
> di luar pengampunan pajak turun, sehingga terjadi shortfall yang
> besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah diharuskan menjaga
> defisit di bawah tiga persen. "Mau nggak mau, karena pendanaan yang
> paling gampang untuk mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke
> luar negeri," tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak
> adanya kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya
> beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, justru pemerintah yang lebih
> ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih banyak ke pasar uang,
> swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi. "Karena kalau mau
> jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. Akhirnya
> kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya
> lebih menarik,"tuturnya. Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya
> kebutuhan impor. Sehingga impor tercatat turun. "Jadi memang artinya
> wajar, di ekonomi kita yang lemah saat ini, ditandai dengan adanya
> masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita mungkin
> tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya. 
> 
> 
> 



   

Re: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Seharusnya setiap Utang LN pemerintah yg dimasukkan ke ekonomi dalam negeri 
akan meningkatkan perekonomian, akan meningkatkan daya beli, setidaknya itu 
menurut theory multiplier setiap tambahan duit pemerintah ke ekonomi akan 
meningkatkan perekonomian berlipat kali sesuai dengan angka multiplier yang 
ada. Tetapi anehnya hal ini tidak terjadi justru ekonomi tambah lemah daya beli 
berkurang. Dus ini artinya utang pemerintah itu tidak dimasukkan ke ekonomi 
dalam negeri, mungkin duit itu keluar lagi buat bayar utang yg jatuh tempo 
seperti yang anda katakan gali lubang tutup lubang, atau mungkin juga buat 
proyek2 yg harus import dari luar negeri baik material ataupun tenaga kerja 
sedang yg dari dalam negeri terlalu kecil utk menambah perekonomian. Apakah 
kurang lebih begitu?

---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

Selagi kuasa
Ayo utang untuk bayar utang 
Gali lubang tutup lubang
Bebankan generasi mendatang
Sepanjang usia penanggung utang



Am 17 Oct 2016 18:27:24 -0700
schrieb "jonathangoeij@... [GELORA45]" :


> Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
> 
> ---
> "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk
> mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke luar negeri,"
> tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya
> kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli
> masyarakat yang lemah. ...
> 
>http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
>http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
> 
> Home http://www.republika.co.id/ > Ekonomi
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan Tuesday, 18 October
> 2016, 06:28 WIB Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
> Penyebabnya Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
> 
> 
> 
> 
> 
> REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi
> Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar
> 323,0 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor
> publik atau pemerintah tumbuh 19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor
> swasta melambat 3,9 persen (yoy). Ekonom Indef Eko Listiyanto
> menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat ini merupakan hal
> yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau pelemahan
> ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena
> pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar
> Eko pada Republika, Selasa (18/10). Apalagi saat ini penerimaan pajak
> di luar pengampunan pajak turun, sehingga terjadi shortfall yang
> besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah diharuskan menjaga
> defisit di bawah tiga persen. "Mau nggak mau, karena pendanaan yang
> paling gampang untuk mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke
> luar negeri," tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak
> adanya kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya
> beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, justru pemerintah yang lebih
> ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih banyak ke pasar uang,
> swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi. "Karena kalau mau
> jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. Akhirnya
> kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya
> lebih menarik,"tuturnya. Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya
> kebutuhan impor. Sehingga impor tercatat turun. "Jadi memang artinya
> wajar, di ekonomi kita yang lemah saat ini, ditandai dengan adanya
> masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita mungkin
> tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya. 
> 
> 
>


RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
pang 229, belgia 106, USA 104, perancis
96, kanada 91, inggris 89, RRT 44. Di asean: singapura 104, Malaysia 54,
Vietnam 51,

Filipina 45, Thailand 44, laos 44.

 

Ngerti enggak baca data ini?

 

Itu sedikit dulu,

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 5:05 AM
To: jonathango...@yahoo.com [GELORA45] ;
GELORA45@yahoogroups.com; nasional-l...@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
Penyebabnya

 

  

Selagi kuasa
Ayo utang untuk bayar utang 
Gali lubang tutup lubang
Bebankan generasi mendatang
Sepanjang usia penanggung utang

Am 17 Oct 2016 18:27:24 -0700
schrieb "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
<mailto:jonathango...@yahoo.com%20[GELORA45]> " mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >:

> Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
> 
> ---
> "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk
> mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke luar negeri,"
> tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya
> kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli
> masyarakat yang lemah. ...
>
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-
luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
>
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-
luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
> 
> Home http://www.republika.co.id/ > Ekonomi
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan Tuesday, 18 October
> 2016, 06:28 WIB Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
> Penyebabnya Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
> 
> 
> 
> 
> 
> REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi
> Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar
> 323,0 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor
> publik atau pemerintah tumbuh 19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor
> swasta melambat 3,9 persen (yoy). Ekonom Indef Eko Listiyanto
> menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat ini merupakan hal
> yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau pelemahan
> ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena
> pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar
> Eko pada Republika, Selasa (18/10). Apalagi saat ini penerimaan pajak
> di luar pengampunan pajak turun, sehingga terjadi shortfall yang
> besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah diharuskan menjaga
> defisit di bawah tiga persen. "Mau nggak mau, karena pendanaan yang
> paling gampang untuk mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke
> luar negeri," tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak
> adanya kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya
> beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, justru pemerintah yang lebih
> ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih banyak ke pasar uang,
> swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi. "Karena kalau mau
> jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. Akhirnya
> kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya
> lebih menarik,"tuturnya. Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya
> kebutuhan impor. Sehingga impor tercatat turun. "Jadi memang artinya
> wajar, di ekonomi kita yang lemah saat ini, ditandai dengan adanya
> masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita mungkin
> tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya. 
> 
> 
> 





Re: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
Selagi kuasa
Ayo utang untuk bayar utang 
Gali lubang tutup lubang
Bebankan generasi mendatang
Sepanjang usia penanggung utang



Am 17 Oct 2016 18:27:24 -0700
schrieb "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" :

> Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
>   
>  ---
>  "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk
> mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke luar negeri,"
> tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya
> kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli
> masyarakat yang lemah. ...
> http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
>   
>  Home http://www.republika.co.id/ > Ekonomi
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan Tuesday, 18 October
> 2016, 06:28 WIB Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
> Penyebabnya Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
> 
>  
> 
>  
> 
>  REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi
> Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar
> 323,0 miliar dolar AS,  tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor
> publik atau pemerintah tumbuh 19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor
> swasta melambat 3,9 persen (yoy). Ekonom Indef Eko Listiyanto
> menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat ini merupakan hal
> yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau pelemahan
> ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena
> pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar
> Eko pada Republika, Selasa (18/10). Apalagi saat ini penerimaan pajak
> di luar pengampunan pajak turun, sehingga terjadi shortfall yang
> besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah diharuskan menjaga
> defisit di bawah tiga persen. "Mau nggak mau, karena pendanaan yang
> paling gampang untuk mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke
> luar negeri," tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak
> adanya kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya
> beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, justru pemerintah yang lebih
> ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih banyak ke pasar uang,
> swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi. "Karena kalau mau
> jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. Akhirnya
> kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya
> lebih menarik,"tuturnya. Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya
> kebutuhan impor. Sehingga impor tercatat turun. "Jadi memang artinya
> wajar, di ekonomi kita yang lemah saat ini, ditandai dengan adanya
> masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita mungkin
> tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya. 
> 
>  
> 



[GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-17 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
  
 ---
 "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk mengurangi defisit, 
dengan meningkatkan utang ke luar negeri," tuturnya.
 
 Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya kebutuhan industri untuk 
ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli masyarakat yang lemah. 
 ...
 
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
 
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya

  
 Home http://www.republika.co.id/ > Ekonomi 
http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan 
http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan
 Tuesday, 18 October 2016, 06:28 WIB
 Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya
 Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya

 

 

 REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar 
Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar 323,0 miliar dolar 
AS,  tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor publik atau pemerintah tumbuh 
19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor swasta melambat 3,9 persen (yoy).
 Ekonom Indef Eko Listiyanto menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat 
ini merupakan hal yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau 
pelemahan ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena 
pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar Eko pada 
Republika, Selasa (18/10).
 Apalagi saat ini penerimaan pajak di luar pengampunan pajak turun, sehingga 
terjadi shortfall yang besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah 
diharuskan menjaga defisit di bawah tiga persen.
 "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk mengurangi defisit, 
dengan meningkatkan utang ke luar negeri," tuturnya.
 Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya kebutuhan industri untuk 
ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, 
justru pemerintah yang lebih ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih 
banyak ke pasar uang, swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi.
 "Karena kalau mau jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. 
Akhirnya kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya 
lebih menarik,"tuturnya.
 
 Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya kebutuhan impor. Sehingga impor 
tercatat turun. "Jadi memang artinya wajar, di ekonomi kita yang lemah saat 
ini, ditandai dengan adanya masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan 
ekonomi kita mungkin tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya.
 

 



[GELORA45] Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp4.215 Triliun per Agustus

2016-10-17 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
Dalam setahun utang LN pemerintah melonjak 19.2 persen BUKAN MAIN!
 

 ---
 Utang luar negeri (ULN) Indonesia itu tumbuh 6,3 persen dibandingkan dengan 
posisinya pada Agustus tahun lalu. ...

 

 Dalam keterangan resminya, Senin (17/10), BI melaporkan ULN swasta kembali 
mengalami penurunan sebesar 3,9 persen jika dibandingkan dengan posisinya pada 
Agustus tahun lalu. 

Sebaliknya, utang luar negeri pemerintah justru melonjak 19,2 persen dalam 
setahun. 

 ...
 
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161018050756-78-166155/utang-luar-negeri-indonesia-capai-rp4215-triliun-per-agustus/
 
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161018050756-78-166155/utang-luar-negeri-indonesia-capai-rp4215-triliun-per-agustus/

  
 Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp4.215 Triliun per Agustus Agust Supriadi, 
CNN Indonesia
 Selasa, 18/10/2016 07:00 WIB
 
 Sebarkan:  
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161018050756-78-166155/utang-luar-negeri-indonesia-capai-rp4215-triliun-per-agustus/#
  
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161018050756-78-166155/utang-luar-negeri-indonesia-capai-rp4215-triliun-per-agustus/#
  
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161018050756-78-166155/utang-luar-negeri-indonesia-capai-rp4215-triliun-per-agustus/#
 
 Utang luar negeri Indonesia per Agustus 2016 mencapai US$323 miliar atau 
setara dengan Rp4.21,6 triliun, meningkat 6,3 persen dalam setahun. 
(REUTERS/Rick Wilking)
 
 Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan posisi utang luar 
negeri Indonesia, yang nilainya per Agustus 2016 mencapai US$323 miliar atau 
setara dengan Rp4.215,6 triliun (kurs Rp13.051 per dolar AS). 
 

 Utang luar negeri (ULN) Indonesia itu tumbuh 6,3 persen dibandingkan dengan 
posisinya pada Agustus tahun lalu. 

Swasta menjadi pengutang terbesar di mancanegara, dengan nilai sebesar US$163,3 
miliar atau sekitar Rp2.131 triliun. Utang swasta tersebut menyumbang 50,6 
persen terhadap total ULN. 

Sementara 49,4 persen sisanya merupakan utang publik yang ditarik oleh 
pemerintah, dengan nilai mencapai US$159,7 miliar atau sekitar Rp2.084 triliun.

Dalam keterangan resminya, Senin (17/10), BI melaporkan ULN swasta kembali 
mengalami penurunan sebesar 3,9 persen jika dibandingkan dengan posisinya pada 
Agustus tahun lalu. 

Sebaliknya, utang luar negeri pemerintah justru melonjak 19,2 persen dalam 
setahun. 

Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Agustus 2016 terkonsentrasi di 
sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air 
bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 
75,5 persen. 

Berdasarkan jangka waktu jatuh tempo, ULN jangka panjang cenderung mendominasi 
dan cenderung meningkat, yakni nilainya sebesar US$282,5 miliar atau 87,5 
persen dari total ULN. Pertumbuhan ULN jangka panjang pada Agustus sebesar 8,1 
persen dalam setahun. 

Sementara itu, posisi ULN jangka pendek pada akhir Agustus 2016 tercatat 
sebesar US$40,5 miliar atau 12,5 persen dari total ULN. Angkanya turun 4,8 
persen dibandingkan dengan posisi Agustus 2015. 

"Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada Agustus 2016 masih cukup sehat, 
namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional," tulis BI 
dalam keterangan resminya. 

Guna memitigasi risiko, bank sentral akan terus memantau perkembangan ULN, 
khususnya yang ditarik oleh swasta. Tujuannya adalah menjaga agar pembiayaan 
yang ditarik berperan secara optimal dalam mendukung pendanaan pembangunan 
tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.

(ags)

 



AW: [GELORA45] Utang Pemerintah Bengkak Akibat Pendapatan Negara Seret

2016-09-22 Terurut Topik roeslan roesla...@googlemail.com [GELORA45]
Refleksi : Tulisan ini akan mencoba mengungkap mengapa utang luarnrgri NKRI 
semakin membengkak.

Ya, sebagai orang awam tidak heran jika utang pemerintah rezim neoliberal 
Jokowi terus membengkak, ini semua adalah sebagai dampak sistemik dari 
kebijakan investasi Mega-infrastruktur  yang mengejar pertumbuhan secara 
membabi buta (mabuk pertumbuhan). Mungkin dikiranya dengan mabuk investasi itu 
tidak beresiko, dan bisa mengangkat kesejahteraan rakyat, itu adalah pikiran 
yang keblinger; sejak dimulainya Jokowi berkuasa saya sudah pernah menulis 
bahwa Investasi itu biyayanya sangat mahal. Baiklah sekarang akan saya uraikan 
mengapa investasi itu berdampak sistemik yang menyentuh  APBN. Adalah cukup 
beralasan dalam kondesi keuangan negara kita yang sekarang ini lemah, dan 
kondesi sosial kita yang secara signifikan masih diwarnai oleh kemiskinan dan 
pengangguran (terbuka dan teselubung); kita melangkah pada investasi 
Mega-infrastruktur, yang mengejar pertumbuhan  secara membabi buta, yang 
sungguh relevan jika disebut mabuk pertumbuhan. Kereta super cepat Jakarta – 
Bandung, Gamor-glamor teknologi canggih dll.

 

Kegiatan pembangunan Mega-Infrastruktur dalam bentuk program dan proyek itu, 
dapat diartikan sebagai, tindakan penanaman modal atau investasi dalam arti 
yang luas, yang ditujukan untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Harus 
disadari bahwa kegiatan  penanaman modal itu, memerlukan sumber dana untuk 
membiyayai pelaksanaannya, baik yang berasal dari dalam negeri, yaitu tabungan 
masyarakat dan pemerintah (APBN), maupun sumber dana luarnegeri yang berasal 
dari penanaman modal asing secara langsung, dan utang luarnegeri.

Kegiatan pembangunan biasaya menyangkut kebutuhan untuk memasukkan barang dan 
jasa, terutama yang tidak atau belum dapat diprodusi sendiri, seperti kapital 
dan teknologi dari negara lain. Ini merupakan kegiatan impor, yang harus 
dibiyayai dengan devisa, yang pada dasarnya dihasilkan oleh kegiatan ekspor. 

Masalah yang dihadapi dalam hubungan ini adalah adanya kesenjangan antara 
kebutuhan impor dengan kemampuan membiyayainya, yang ditunjukkan  dalam jumlah 
devisa hasil expor yang diperoleh perekonomian nasional. Dalam konteks ini 
berarti terdapt´´impor-expor gap``. Sebagai negara berkembang Indonesia 
menghadapi dua macam kesejangan , seperti juga  negara-negara berkembang yang 
lain pada umumnya. Kasenjangan yang dihadapinya  yaitu kesejngan antara 
investasi dibanding dengan tabungan dan antara impor yang diperlukan dengan 
ekspor yang bisa dilaksanakan. Semua itu harus dibiyyai, biasanya dengan 
bantuan dan utang luar negeri.

Karena industri-industri ekspor itu tidak jalan tanpa dukungan kuat dari impor, 
sedangkan impornya harus dibiyayai dari ekspor. Maka terjadilah lingkaran setan.

 

Jadi tidak heran jika utang luarnegeri Indonesia semakin membengkak, karena 
rezim Jokowi secara emosional dan membabi-buta melakukan pembangunan 
Megainfrastruktur sebanyak mungkin  untuk mengejar pertumbuhan. Tanpa menyadari 
bahwa menggunakan utang luarnegri sebagai sarana untuk membiyayai investasi 
atau sarana untuk membiyayai impor itu ada implikasinya, yaitu bahwa pada 
saatnya pimjaman tersebut harus dibayar kembali dengan kemampuan sendiri , 
yaitu dengan devisa hasil ekspor. Kalau ini tidak bisa dilakukan, maka 
pembayaran kembali itu ``terpaksa`` dengan menggunakan utang baru dari negara 
lain, yang dalam istilah populer disebut``gali lubang tutuplubang´´. Seperti 
sudah diketahi bahwa dalam konteks utang luarnegeri Indonesia  saat ini sudah 
mengalami suatu situasai yang menurut istilahnya seorang konsultan ekonomi 
Sritua Arief disebut ``Fisher Paradok`` dalam hubungannya dengan utang luar 
negerinya, yaitu situasi semakin banyak cicilan utang luar negeri dilakukan, 
maka semakin besar akumulasi utang luarnegerinya. Ini disebabkan oleh karena 
cicilan plus bunga utang luar negeri lebih besar dari nilai utang baru, maka 
terjadilah apa yang disebut ``net transfer`` sumber-sumber keuangan dari 
Indonesia mengalir kepihak-pihak investor asing.  

Kutipan : Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan 
dan  Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat per akhir Agustus 
2016, total utang pemerintah pusat mencapai Rp 3.438,29 triliun atau naik 
Rp78,47 triliun dibandingkan posisi akhir Juli 2016, Rp 3.359,82 triliun. 
(kutipan selesai)



Roeslan.

 

 

 

Von: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Gesendet: Mittwoch, 21. September 2016 11:41
An: GELORA45@yahoogroups.com
Betreff: [GELORA45] Utang Pemerintah Bengkak Akibat Pendapatan Negara Seret

 

  

Utang Pemerintah Bengkak Akibat Pendapatan Negara Seret
Safyra Primadhyta, CNN Indonesia
Rabu, 21/09/2016 09:43 WIB
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160921094351-78-159880/utang-pemerintah-bengkak-akibat-pendapatan-negara-seret/

Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan 
Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat

[GELORA45] Utang Pemerintah Bengkak Akibat Pendapatan Negara Seret

2016-09-21 Terurut Topik Mia m...@larisia.com [GELORA45]
Utang Pemerintah Bengkak Akibat Pendapatan Negara Seret
Safyra Primadhyta, CNN Indonesia
Rabu, 21/09/2016 09:43 WIB
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160921094351-78-159880/utang-pemerintah-bengkak-akibat-pendapatan-negara-seret/

Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan 
Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat per akhir 
Agustus 2016, total utang pemerintah pusat mencapai Rp 3.438,29 triliun 
atau naik Rp78,47 triliun dibandingkan posisi akhir Juli 2016, Rp 
3.359,82 triliun.

Realisasi itu setara dengan US$258,52 miliar (kurs Rp13.300 per dolar 
AS) , naik dari posisi bulan sebelumnya yaitu US$256,59 (kurs Rp13.094 
per dolar AS).

"Utang terutama merupakan konsekuensi dari postur APBN (yang mengalami 
defisit), di mana pendapatan Negara lebih kecil daripada Belanja Negara, 
" dikutip dari paparan DJPPR, Rabu (21/9).

Paparan tersebut juga menjelaskan bahwa selain merupakan instrumen utama 
pembiayaan untuk menutup defisit APBN, utang pemerintah juga untuk 
membayar kembali utang yang jatuh tempo (debt refinancing).

Kenaikan jumlah nominal utang pemerintah berasal dari akumulasi utang 
masa lalu (legacy debts) yang memerlukan refinancing yang cukup besar, 
pembiayaan defisit APBN, dan juga dampak krisis ekonomi pada kurun waktu 
1997-1998.

Jika dirinci, sebagian besar utang pemerintah didominasi oleh Surat 
Berharga Negara (SBN). Di mana akumulasi nilai penerbitan SBN per akhir 
bulan kedelapan mencapai Rp2.684,28 triliun (78,1 persen dari total 
utang pemerintah) atau naik dari posisi akhir Juli 2016 sebesar Rp 
2.628,34 triliun.

Sebagian besar penerbitan SBN dilakukan dalam denominasi rupiah yaitu 
sebesar Rp1.962,18 triliun. Sementara SBN dalam denominasi valuta asing 
tercatat sebesar Rp722,10 triliun atau US$54,29 miliar (kurs Rp13.300 
per dolar Amerika Serikat).

Berikutnya, utang pemerintah juga berasal dari pinjaman yang 
berkontribusi sebesar 21,9 persen dari total utang per akhir Agustus 
2016 atau sebesar Rp754,01 triliun, naik dari posisi akhir Juli 2016 
sebesar Rp731,48 triliun.

Mayoritas pinjaman berasal dari pinjaman luar negeri sebesar Rp749,33 
triliun sedangkan sisanya berasal dari pinjaman dalam negeri sebesar 
Rp4,68 triliun.

Secara bilateral, mayoritas pinjaman pemerintah Indonesia berasal dari 
Jepang sebesar Rp228,57 triliun, kemudian disusul oleh Perancis sebesar 
Rp24,56 triliun.

Secara multilateral, Bank Dunia masih merupakan kreditur terbesar bagi 
Indonesia dengan total pinjaman pemerintah sebesar Rp224,13 triliun. 
Sementara, posisi kedua ditempati oleh Bank Pembangunan Asia sebesar 
Rp122,12 triliun.

Sebagai informasi, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 
Perubahan (APBNP) 2016, nilai utang hingga akhir tahun diproyeksikan 
mencapai Rp3.501 triliun atau 27,7 persen dari total Produk Domestik 
Bruto (PDB) 2016 yang jumlahnya mencapai Rp12.627 triliun. Jika 
dibandingkan realisasi posisi utang tahun lalu, posisi utang ini 
meningkat dari Rp3.156 triliun atau 27,4 persen dari PDB 2015.

Kendati demikian, rasio utang Indonesia terhadap PDB masih relatif 
terjaga dibandingkan negara maju seperti AS yang rasio utang terhadap 
PDB negaranya di atas 100 persen dan Jepang yang mencapai lebih dari 200 
persen. (gen)


-- 
-
LARISIA
Katalog: http://www.larisia.com
Blog: http://blog.larisia.com
-